DMP
-
Upload
fandy-coma-palopo -
Category
Documents
-
view
115 -
download
5
Transcript of DMP
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK
ACARA : DIAMETER MEDAN PANDANG NAMA : FANDY NUARI
HARI : SENIN / 23 APRIL 2013 STB : D61111275
Pengamatan DMP ( Diameter Medan Pandang )
Pembesaran lensa objektif : 5x
Pembesaran lensa okuler : 10x
Pembesaran total : 50x
Bukaan diafragma :0,2
Bilangan skala :1mm/50 = 0,02
Ukuran medan pandang
-nilai skala nampak : 100
-nilai pinggir : 2.40 = 80 cm
Diameter medan pandang
DMP 1 = 100 x BS = 100 x 0,02 = 2
DMP 2 = NP x BS = 80 X 0,02 = 1,6
Dmp total: 2 + 1,6 = 3,6
a b c a’ b’ c’
sebelum digeser sesudah digeser
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK
ACARA : DIAMETER MEDAN PANDANG NAMA : FANDY NUARI
HARI : SENIN/ 23 APRIL 2013 STB : D61111275
Pengamatan Anapol ( Analisator dan Polarisator )
Pembesaran lensa objektif : 5 x
Pembesaran lensa okuler : 10 x
Pembesaran total : 50 x
Bukaan diafragma : 0,2
Bilangan skala : 1 mm/50 = 0,02
Posisi mineral : 52,7 x 14,3
Ukuran mineral : 150 mm x BS
Posisi : Sejajar analisator
Daya absorbsi : Minimum
Warna : Hitam
Belahan : -
Nama mineral : Turmalin
Ukuran mineral : 140 mm x BS
Posisi mineral : 52,7 x 14,3
Daya absorbsi : Maksimum
Warna : Hitam
Posisi : Sejajar polarisator
Belahan : -
Nama mineral : Turmalin
Sejajar Analisator Sejajar Polarisator
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK
ACARA : DIAMETER MEDAN PANDANG NAMA :FANDY NUARI
HARI : SENIN/ 23 APRIL 2013 STB : D61111275
I. Maksud dan Tujuan
Adapun Maksud Dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui nilai skala
yang tertera pada benang silang dengan terlebih dahulu mengetahui DMP dengan
tujuan adalah untuk mengetahui Diameter Medan Pandang masing-masing perbesaran
objektif yang nantinya memudahkan dalam mengetahui ukuran mineral yang akan
diamati dibawah mikroskop.sehingga diameter medan pandang suatu mineral dapat
diketahui.
II. Tinjauan Pustaka
II.1 Diameter Medan Pandang
Dalam mempelajari sifat mineral optik, salah satu yang diidentifikasi adalah
ukuran mineral. Penentuan ukuran mineral mempunyai cara yang berbeda
untuk setiap lensa obyekti. Untuk mempermudah pengukuran, maka harus di
tentukan diameter medan pandang ( DMP ) setiap lensa obyektif.
Cara Penentuan Diameter Medan Pandang :
1. Memfokuskan medan pandang
Ditandai dengan letak perpotongan benang silang tepat pada pusat medan
pandang, dimana cahaya yang masuk merata pada daerah medan pandang.
2. Mengatur bukaan diafragma
Disesuaikan dengan perbesaran lensa obyektif yang digunakan. Nilai dari
bukaan diafragma tersebut terdapat pada tubuh lensa obyektif.
3. Menentukaan nilai skala dengan kertas kalkir
Kertas grafik kalkir diletakkan diatas meja preparat, untuk menentukan
nilai skala pada benang silang atau diameter medan pandang. Buat
perbandingan skala pada lensa dengan skala pada kertas grafik kalkir.
4. Menghitung nilai setiap skala
Kertas kalkir di geser hingga pada posisis yang tepat. Untuk memudahkan
perhitungan, maka salah satu garis tebal pada kertas grafik dihimpitkan
pada angka 0 ( perpotongan benang silang ). Karena panjang kertas
grafiksudah diketahui, maka yang dihitung adalah jumlah skala lensa yang
termuat dalam setiap mm kertas grafik.
5. Menghitung medan pandang
Pada benang silang horiontal, ada bagianyang tidak mempunyai skala,
sehingga dalam perhitungan diameter medan pandang harus dilakukan
dalam 2 bagian.
a. Tentukan panjang benang horiontal yang berskala dengan cara :
- Letakkan salah satu garis tebal dari kertas grafik pada angka 0
- Hitung diameter medan pandangnya.
b. Tentukan panjang horisontal yang tidak berskala dengan cara :
- Letakkan garis tebal kertas kalkir grafik di tepi medan pandang.
- Bandingkan panjang benang horisontal yang tidak mempunyai skala
dengan panjang kertas kalkir grafik.
- Tentukan skala yang ada pada tepi kiri dan kanan.
- Hitung dengan rumus
DMP = BS x Y
DMP = diamter medan pandang
BS = bilangan skala
Y = jumlah skala yang tersisa pada tepi kiri dan kanan
Maka Diameter Medan Pandang seluruhnya adalah :
DMP = DMP1 + DMP2
II.2 Analisator dan Polarisator
1. Sinar yang masuk ke medan pandang harus merata
Jika menggunakan mikroskop dengan sumber cahaya yang sudah tersedia
pada mikroskop, maka kita hanya menghidupkan lampu.
2. Mikroskop harus dalam keadaan terpusat
Pada pengamatan mineral, seringkali pada waktu meja obyek di putar,
mineral keluar dari medan pandang. Keadaan tersebut menunjukkan
bahwa mikroskop belum dalam keadaan terpusat. Hal ini disebabkan oleh
jari – jari yang besar terhadap titik fokus pengamatan.
Untuk memusatkan dilakukan dengan cara :
a. Letakkan sayatan tipis pada meja obyek, fokuskan dengan sekrup
pengatur kasar dan halus.
b. Pilih salah satu titik kecil, misalnya mineral bijih ataumineral biotit,
letakkkan tepat pada perpotongan benang silang.
c. Putar meja obyek hingga kedudukan yang terjauh.
d. Kembalikan setengah jarak ke arah pusat dengan kedua sekrup
penyentring ( b ).
e. Ulangi hingga titik tidak bergerak dari pusat
f. Langkah tersebut setiap pergantian lensa obyektif.
3. Arah getar polarisator harus sejajar dengan salah satu benang silang.
Untuk menguji apakah posisi polarisator dan analisator tegak lurus
terhadap salah satu benang silang, digunakan mineral biotit dan turmalin.
Dengan Menggunakan Mineral Biotit
Mineral biotit, jika sumbu indikatrik sinar ( berimpit dengan sumbu
panjang kristalografi ), sejajar arah getar polarisator, akan memperlihatkan
warna absorbsi maksimum.
a. Lensa polarisator dipasang, lensa analisator di lepas.
b. Pastikan bahwa lrnsa okuler tepat pada kedudukannya yaitu kedua
benang silang terletak pada N-S ( vertikal ) dan E-W ( horisontal ).
c. Putar meja obyek hingga biotit memperlihatkan warna absorbsi
maksimum.
d. Apabila pada saat memperlihatkan absorbsi maksimum kedudukan
biotit miring, berarti arah getar polrisator tidak sejajar salah satu
benang silang.
e. Jika arah getar miring, maka letakkan biotit agar sejajar salah satu
benang silang ( berarti biotit tidak memperlihatkan absorbsi
maksimum )
f. Gerakkan tangkai pengatur polarisator, sampai biotit memperlihatkan
warna absorbsi maksimum. Pada keadaan ini bererti arah getar
polarisator sudah sejajar dengan salah satu benang silang.
Dengan Menggunakan Turmalin
Mineral turmalin akan memperlihatkan warna absorbsi maksimum jika sinar
ordiner sejajar arah getar polarisator. Sedangkan sinar ekstraordiner akan
memperlihatkan warna absorbsi minimum jika sejajar arah getar polarisator.
Pada mineral sumbu satu ( unaxial ), sinar ekstraordiner yang sesungguhnya
selalu berimpit dengan sumbuc kristalografi ( pada turmalin merupakan sumbu
panjang kristalografi ). Oleh karena itu, pada mineral turmalin akan
memperlihatkan kenampakan warna absorbsi maksimum jika sumbu panjang
kristalografi tegak lurus arah getar polarisator.
4. Arah getar polarisator harus tegak lurus arah getar analisator
- Polarisator sejajar salah satu benang silang
- Polarisator dan analisator dipasang dengan tanpa sayatan tipis
-Bila medan pandang tampak gelap berarti polarisator sudah tegak lurus
maka, analisator harus diputar ambil mengamati medan pandang
hingga didapat kenampakan gelap maksimum.