DISTORSI PESAN DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI UNIT...
Transcript of DISTORSI PESAN DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI UNIT...
DISTORSI PESAN DALAM KOMUNIKASI
ORGANISASI UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM)
LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
OLEH:
MUJI HASTUTI
NIM: 109051000002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/ 2013 M
DISTORSI PESAN DALAM KOMUNIKASIORGANISASI UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM)
LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK)UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
SkripsiDiajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Muii HastutiNIM: 109051000002
Dosen Pembimbing
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAMFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARTF HIDAYATULLAH
JAKARTA1434 H/ 2013 M
NIP: 19710816
LEMBAR PENGESAI{AN. i-
skripsi be{udul Distorsi pesan Dalam Komunikasi organisasi unitKegiatan Nrahasis*'a_ (uKM) Lembaga Dakrvah Kampus (LDKj universirasIslam Negeri (UIN) S5'arif Hida-vatullah Jakarta telah diujikan dalam SidanjMunaqasyah Fakultas llmu Dak*'ah dan llmu Komunikasi Universitas IslamNegeri {UIN) S1'arif Hidal'atullah Jakarta pada28 Oktober 2013. Skripsi ini telahditerilna sebagai salah satu syarat rremeroleh gelar Sarjana Kornunikasi Islam(S. Korn. I) pada Program Studi Komunikasi dan penyiarun lrlu''.
I akarta, 28 Oktober 20 1 3
Sidang Munaqasyah
Sidang
: 19700903 199603 I 001
Sekretaris Sidang
1971081
uji II
70906 199403 t 002
Dosen Pembimbing
NIP: 19710816
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memeroleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Apabila dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 04 Oktober 2013
Muji Hastuti
i
ABSTRAK
Muji Hastuti
Distorsi Pesan Dalam Komunikasi Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Komunikasi merupakan suatu proses menciptakan dan saling menukar
pesan dalam satu jaringan. Sama halnya dengan komunikasi organisasi. Namun,
dalam suatu proses komunikasi, seringkali dijumpai distorsi pesan, sehingga
terjadi perubahan pesan.
Hal tersebut ditemui penulis saat melakukan penelitian kepada organisasi
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam hal ini, penulis memberikan perumusan masalah seperti, Faktor apa
saja yang mempengaruhi terjadinya distorsi komunikasi organisasi pengurus putra
dan putri UKM LDK Syahid periode 2013-2014? Dan Bagaimana cara pengurus
putra dan putri UKM LDK Syahid mengatasi terjadinya distorsi komunikasi
organisasi?
Teori yang digunakan adalah teori fungsional. Teori ini memandang
proses sebagai sebuah instrument di mana organisasi membuat keputusan,
menekankan hubungan antara kualitas komunikasi dan hasil dari organisasi.
Faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi meliputi: Pertama, karena
batasan-batasan saat berkomunikasi, seperti waktu pengurus putri yang terbatas
saat mengadakan rapat dengan pengurus putra dan hijab untuk membatasi wilayah
pengurus putra dan putri. Kedua, pemahaman yang berbeda, dan ketiga karena
kurangnya konfirmasi.
Dalam menanggulangi masalah tersebut, pengurus putra dan putri UKM
LDK Syahid biasanya dengan sering melakukan konfirmasi. Sedangkan pada
batasan waktu dan hijab, pengurus mengatasinya dengan memberitahukan
beberapa kali akan hasil rapat tersebut
Sedangkan lokasi penelitian dilakukan di Gedung Student Center (SC)
lantai 3, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan tujuan mendeskripsikan
masalah distorsi komunikasi pengurus UKM LDK Syahid. Pada penelitian ini,
penulis menggunakan pendekatan kualitatif,dengan metode deskriptif.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan beragam
macam kenikmatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
“Distorsi Pesan Dalam Komunikasi Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.” Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah
kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Dalam proses penulisan skripsi ini, tentu dan pastinya tanpa adanya
dorongan, dukungan, dan bantuan dari orang-orang yang sangat luar biasa ini,
mungkin penulisan skripsi ini belum dapat terselesaikan. Oleh sebab itu ungkapan
terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Drs. Arief Subhan, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, serta jajarannya, Wakil Dekan I, II, dan III.
2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si., selaku Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran
Islam (KPI). Terimakasih penulis ucapkan karena telah memberikan nasehat
yang berharga.
3. Ibu Umi Musyarrofah, M.A., selaku Sekretaris Prodi Komunikasi dan
Penyiaran Islam dan sekaligus bersedia menjadi pembimbing dalam
pembuatan skripsi penulis. Terimakasih penulis ucapkan, karena telah
memberikan banyak meluangkan waktu, membantu, membimbing,
menasehati, mendukung, dan mencurahkan pemikirannya untuk memberikan
masukan dalam menyelesaikan skripsi penulis.
iii
4. Ibu Armawati Arbi, selaku Dosen Penasehat Akademik Prodi KPI A periode
2009. Terimakasih banyak kepada Ibu yang telah menasehati dalam
penyelesaian studi, kemudian memberikan arahan sebelum skripsi ini dibuat,
serta terimakasih karena telah berbagi ilmu selama dalam mengajarkan ilmu
yang telah diberikan.
5. Para dosen yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu, para
dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan dan
pengalaman kepada penulis.
6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan
bahan-bahan referensi dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Ayahanda tercinta dan tersayang, kemudian Ibunda yang selalu
membimbing dengan penuh kesabaran dalam perjalanan studi ananda.
Terima kasih ananda ucapkan atas semua dukungan berupa moril dan
materil. Semua rasa terima kasih ananda hanturkan kepada kalian, serta
adik-adik yang selalu mendukung dan membantu ananda dalam proses
penelitian dan pembuatan skripsi.
8. Pengurus Lembaga Dakwah Kampus (LDK Syahid) periode 2013-2014,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah bersedia menjadi objek dalam
penelitian penulis, khususnya untuk para narasumber yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu.
iv
9. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi,
tak dapat saya sebutkan satu persatu, serta seluruh teman seperjuangan KPI
angkatan 2009, khususnya KPI A dan KPI F.
10. Seluruh kawan-kawan angkatan 2008, 2009, dan 2010 pada Organisasi
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) INSTITUT. Terimakasih atas dukungan,
pengalaman, keceriaan, serta kebersamaan.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuannya sampai terselesaikannya skripsi ini.
Dengan menengadah tangan dan mengucap syukur Alhamdulillah kepada
Ilahi Robbi yang telah memberikan seluruh nikmat dan karunia-Nya. Akhirnya
tiada kata lain yang lebih berarti selain sebuah harapan semoga penelitian ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi pembaca pada umumnya, Amin.
Jakarta, 04 Oktober 2013
Penulis,
Muji Hastuti
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 7
F. Metodologi Penelitian ....................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan ....................................................................... 12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Komunikasi ....................................................................................... 14
1. Pengertian Komunikasi.............................................................. 14
2. Karakteristik Komunikasi .......................................................... 17
3. Model Komunikasi .................................................................... 19
B. Komunikasi Organisasi ..................................................................... 21
1. Pengertian Komunikasi Organisasi ........................................... 21
2. Arus Komunikasi dalam Organisasi .......................................... 22
C. Distorsi Pesan Dalam Komunikasi Organisasi ................................. 25
1. Pengertian Distorsi Pesan .......................................................... 25
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Distorsi Pesan ................... 26
3. Cara Meminimalisir Distorsi Pesan ........................................... 35
D. Teori Komunikasi Organisasi ........................................................... 37
1. Teori Fungsional ........................................................................ 37
BAB III PROFIL UMUM UKM LDK SYAHID
A. Filosofi Lambang LDK Syahid UIN Jakarta ................................... 40
B. Sejarah LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .................... 42
C. Visi LDK Syahid ............................................................................... 43
D. Misi LDK Syahid .............................................................................. 43
E. Struktur Kepengurusan UKM LDK Syahid Periode 2013-2014 ...... 44
BAB IV ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN
TERJADINYA DISTORSI PESAN SERTA CARA PENGURUS LDK
SYAHID MEMINIMALISIR DISTORSI PESAN
A. Distorsi Pesan Dalam Komunikasi Organisasi Pengurus UKM LDK
Syahid ................................................................................................ 48
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Distorsi Pesan .......... 54
C. Cara Pengurus UKM LDK Syahid Periode 2013-2014 Mengatasi Distorsi
Pesan .................................................................................................. 68
vi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 72
B. Saran ................................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan
berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan antara satu sama lain, baik
dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaaan, di pasar,
serta dalam masyarakat atau di mana saja manusia berada. karena tidak ada
manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu
pun bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, maka suatu
organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil. Begitu pula sebaliknya,
kurangnya komunikasi organisasi akan berantakan.1
Selain itu, komunikasi dalam sebuah organisasi sangatlah penting,
karena komunikasi di dalam organisasi berfungsi untuk mengurangi
ketidakpastian informasi. Menurut Weick, dalam buku teori komunikasi:
theoris of human communication, bahwa semua informasi dari lingkungan
sekitar bersifat samar-samar atau ambigu pada beberapa tingkatan, dan
kegiatan berorganisasi serta berkomunikasi di dalam organisasi dirancang
untuk memngurangi ketidakpastian.2
Menurut Arni Muhammad dalam buku yang berjudul Komunikasi
Organisasi, komunikasi adalah “Pertukaran pesan verbal ataupun
nonverbal antara komunikator dengan komunikan untuk mengubah
tingkah laku”.3
Adapun pengertian komunikasi organisasi sendiri adalah bahwa
komunikasi organisasi merupakan suatu proses menciptakan dan saling
1Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 1
2Stephen W. Littlejohn & Karen A. Foss, Teori Komunikasi: Theoris of Human
Communication, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), h. 365. 3 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 4-5.
2
menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu
sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-
ubah.4
Dalam sebuah organisasi biasanya seringkali dijumpai terjadinya salah
pengertian antara sesama tingkatan dan atasan-bawahan mengenai pesan yang
mereka sampaikan saat berkomunikasi. Hal ini biasanya disebabkan oleh
berbagai hal, di antaranya berasal dari perbedaan arti pesan yang diterima
komunikan setelah komunikator mengirimkan pesan tersebut.
Kekurangan, ketepatan, atau perbedaan arti di antara yang
dimaksudkan oleh si pengirim dengan interpretasi si penerima, dinamakan
distorsi. Perbedaan arti atau distorsi pesan dapat merupakan hal yang sangat
kritis dalam suatu organisasi.5
Biasanya, pesan yang didistribusikan dengan cara yang simultan,
mudah terkena perubahan dan distorsi bila dibandingkan dengan komunikasi
interpersonal. Sedangkan menurut kodratnya, organisasi itu bersifat
konservatif. Secara aktif sesungguhnya mereka menolak perubahan.
Adapun salah satu faktor yang memberikan kontribusi pada distorsi
pesan dalam proses komunikasi adalah persepsi kita mengenai pemberian
komunikasi tersebut. Hal itu disebabkan karena faktor persepsi memegang
peranan penting dalam proses komunikasi.6
Dalam setiap hari, organisasi seringkali menerima banyak informasi
(stimuli) yang berasal dari lingkungan atau anggotanya. Namun mengenai
kondisi tersebut, tidak semua informasi dapat diproses lebih lanjut.7
4 Ibid., h. 67.
5 Ibid., h. 206.
6Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto, Yenny Ratna Suminar, Komunikasi Organisasional,
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2000), h. 6.19. 7Morrison, Teori Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. 35.
3
Tak hanya itu, dalam proses komunikasi seringkali ditemukan banyak
masalah, berupa hambatan dalam proses komunikasi organisasi. Inti masalah
sebenarnya adalah adanya perbedaan tentang pesan yang dikirim dan diterima.
Biasanya, pesan yang dimaksudkan oleh pengirim seringkali bukan seperti
yang diinginkan oleh penerima.
Padahal, dalam praktek normal seperti komunikasi sehari-hari, setiap
orang selalu menginginkan lawan bicaranya memahami maksud
pembicaranya. Karena jika seseorang memahami masalah kesalahpahaman,
maka seseorang tersebut akan mengetahui bahwa setiap orang harus berusaha
membuat agar setiap orang memahami apa yang disampaikannya.8
Komunikasi yang efektif akan terjadi apabila makna pesan yang
dipersepsikan penerimanya sama dengan yang dimaksud atau dibayangkan
pengirim. Meski menurut Berlo (1960:175), dalam buku yang berjudul Ilmu
Komunikasi: Sekarang Dan Tantangan Masa Depan, makna suatu pesan berada
pada diri para pelaku komunikasi yang dipengaruhi oleh latar belakang
masing-masing, bukan pada kata-kata yang terkandung di dalam pesan
tersebut.9
Usaha memahami makna merupakan masalah falsafah yang tertua
dalam umur manusia. Penelitian yang dilakukan terhadap keadaan lahiriah
komunikasi dan hasil usaha para ahli teknik sistem komunikasi telah
memberikan sedikit pengertian kepada masalah ini, tetapi hanya sampai pada
ukuran yang terbatas sekali.
8Jean E. Esposito, Seni Komunikasi: Membangun Pengertian di Tempat Kerja, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2005), h. 167. 9Hamid, Farid, & Budianto, Ilmu Komunikasi: Sekarang Dan Tantangan Masa Depan,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h. 205.
4
Bahasa yang didengar, berwujud gelombang-gelombang bunyi
yang dengan lembut mengetuk pintu ruang telinga. Adapun yang
menjadi persoalan adalah untuk menggambarkan peranan “makna”
dalam hubungan ini, dan itulah yang sulit. Karena makna tidak
mempunyai bandingan yang dapat diterima dengan alam benda.10
Dalam buku yang berjudul Asas-asas Komunikasi Antar Manusia,
Lawrence Kincaid & Wilbur Schramm menjelaskan bahwa untuk memahami
makna itu tidaklah mudah. Meskipun tidak berarti mustahil. Kegiatan yang
telah dilakukan selama 50 tahun belakangan ini sudah sangat menerangi
sesuatu yang untuk tujuan praktis pada hakekatnya tidak dapat dilihat.11
Patut diingat, bahwa makna tergantung faktor-faktor di bawah ini:
kata-kata yang disekitarnya, susunan dan pola kaitan hubungan antar-kata,
pencipta sumber, sifat-sifat sumber, waktu, tempat. Serta lingkungan sosial
dan politik di mana kata yang bersangkutan dipakai12
Di Indonesia, organisasi keagamaan yang bergerak dibidang dakwah
cukup banyak. Dalam hal ini, lembaga atau institusi keagamaan cukup punya
andil yang besar bagi pengembangan dakwah Islam di Indonesia. Salah
satunya seperti Lembaga Dakwah Kampus Syahid (LDK Syahid) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta merupakan sebuah organisasi dalam lingkup Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
LDK Syahid didirikan pada hari selasa 10 Muharram 1417 H,
bertepatan dengan tanggal 28 Mei 1996 M. lembaga yang merupakan salah
satu institusi yang bergerak di bidang dakwah serta penyiaran pernah
mengalami distorsi komunikasi.
10
Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto, Yenny Ratna Suminar, Komunikasi Organisasional,
h. 6.19. 11
Kincaid, D. Lawrence & Wilbur Schramm, Asas-asas Komunikasi Antar Manusia,
(Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, 1987), h. 56. 12
Ibid., h. 70.
5
Menurut ketua pengurus pusat LDK Syahid periode 2013-2014, Saeful
Manan, dalam berkomunikasi pengurus LDK Syahid baik antara ikhwan
ataupun akhwat tidaklah selalu lancar. Dalam hal ini mereka sering mengalami
distorsi pesan saat berkomunikasi dengan pengurus ikhwan dan akhwat.
Adapun salah satu contohnya adalah ketika ada Kabag Umum dari
Fakultas Adab dan Humaniora memprotes kepada pengurus LDK. Kabag
Umum tersebut menanyakan apakah nomor telepon yang tercantum di kop
surat masih aktif, setelah kami jelaskan bahwa nomor tersebut sudah tidak
aktif, ibu dari Kabag Umum tersebut memarahi Arief dan memerintahkan agar
secepatnya menghapus nomor telepon yang tercantum. Hal tersebut dijelaskan
oleh M. Arief Wicaksono, Sekretaris LDK Syahid periode 2013-2014.
Padahal dalam masalah ini, Arief sudah menyosialisasikan kepada
pengurus komda agar nomor telepon tidak dicantumkan di kop surat. Namun,
masih terdapat beberapa fakultas yang tidak mendengar atau tidak paham
kemudian tidak bertanya lagi kepada Arif, sehingga hal tersebut pun terjadi.
Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi, adalah karena
pemahaman yang berbeda dan tidak ada saling konfirmasi, sehingga masalah
distorsi pun terjadi
Selain itu, Perbedaan tingkatan, waktu serta hijab yang membatasi saat
diadakan kegiatan rapat antara pengurus ikhwan dan pengurus akhwatpun
turut memengaruhi terjadinya distorsi komunikasi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis pada penelian kali ini
ingin mengambil judul “DISTORSI PESAN DALAM KOMUNIKASI
ORGANISASI UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) LEMBAGA
6
DAKWAH KAMPUS (LDK) SYAHID UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
(UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis membatasi pembahasannya
hanya pada komunikasi pengurus UKM LDK Syahid baik ikhwan ataupun
akhwat periode 2013-2014, sebagai komunikator dan komunikan. Penelitian
ini fokus pada proses komunikasi organisasi yang mengakibatkan terjadinya
distorsi komunikasi organisasi pengurus UKM LDK Syahid, baik ikhwan
maupun akhwat. Adapun perumusan masalah dalam penulisan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya distorsi pesan dalam
komunikasi organisasi pengurus ikhwan dan akhwat UKM LDK Syahid
periode 2013-2014?
2. Bagaimana cara pengurus ikhwan dan akhwat UKM LDK Syahid periode
2013-2014 mengatasi terjadinya distorsi pesan dalam komunikasi
organisasi?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan latar belakang masalah, pembatasan, dan perumusan
masalah, maka penelitian skripsi ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi
pesan dalam komunikasi organisasi antara pengurus ikhwan ataupun
akhwat UKM LDK Syahid periode 2013-2014.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pengurus UKM LDK Syahid periode
2013-2014 mengatasi terjadinya distorsi pesan dalam komunikasi
organisasi.
7
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Manfaat akademis
Dalam penelitian ini, agar dapat mengetahui sejauh mana
perkembangan komunikasi organisasi antara pengurus ikhwan dan
akhwat UKM LDK syahid UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.
2. Manfaat praktis
Sebagai bahan acuan mahasiswa yang mengikuti organisasi, agar
bisa menghindari terjadinya distorsi pesan dalam komunikasi organisasi
antara sesama pengurus, serta agar bisa berkomunikasi lebih baik lagi
antara satu pengurus dengan pengurus lain.
E. Tinjauan Pustaka
Dari pengamatan penulis dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta khususnya Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM),
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), serta di luar wilayah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, penulis belum menemukan penelitian mengenai distorsi
komunikasi organisasi UKM LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Namun, dalam hal ini peneliti hanya menemukan beberapa bentuk
penelitian yang hampir sama dilingkungan UIN Syarif Hidyatullah di
FIDIKOM, yaitu:
1. Komunikasi Organisasi Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PII)
Dalam Kaderisasi. Skripsi yang dibuat Siti Latifah pada tahun 2011,
8
menjelaskan tentang bentuk dan metode komunikasi organisasi pengurus
besar PII.
Sedangkan persamaannya dengan skripsi ini adalah sama-sama membahas
tentang komunikasi organisasi, hanya saja perbedaannya terletak pada
objek dan subjek yang diteliti. Dalam skripsinya ia membahas bagaimana
bentuk dan metode kaderisasi, sedangkan skripsi penulis membahas
tentang distorsi pesan dalam komunikasi organisasi UKM LDK Syahid
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Purnomo tahun 2011, dalam skripsinya yang berjudul Komunikasi
Organisasi Supporter Aremania Dalam Pembinaan Akhlak Kader
Anggota.” Penelitian yang dibuat Purnomo menjelaskan bahwa secara
garis besar skripsi ini membahas tentang pola komunikasi oranisasi yang
terjadi antar supporter Aremania, serta iklim organisasi dan iklim
komunikasi.
Adapun persamaan dengan skripsi yang penulis buat adalah sama-sama
membahas mengenai komunikasi organisasi. Hanya saja perbedaannya
terletak pada objek dan subjek yang diteliti. Dalam skripsi Purnomo, ia
mengupas masalah bagaimana iklim komunikasi yang dibangun komunitas
supporter Aremania.
3. Januar Azhari dalam skripsinya yang berjudul “Pola Komunikasi
Organisasi Mahmudi Sebagai Walikota Depok Dalam Implementasi
Kebijakan Publik.” Penelitian ini dilakukan pada tahun 2008.
Adapun persamaan skripsi Januar dengan penulis sendiri adalah sama-
sama membahas mengenai komunikasi organisasi. Sedangkan
9
perbedaannya terletak pada objek serta subjek yang diteliti. Dalam skripsi
Azhari membahas masalah bagaimana pola komunikasi Mahmudi sebagai
walikota Depok.
F. Metodologi Penelitian
1. Metode dan Pendekatan Penelitian
Metodologi dalam penelitian skripsi ini menggunakan pendekatan
kualitatif, dengan metode deskriptif analisis. Pendekatan kulitatif
didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang teliti dan
rinci, dibentuk dengan kata-kata, serta gambaran-gambaran mengenai cara,
proses, dan penyebab terjadinya distorsi.
Menurut Bogdan dan Tylor, dalam buku yang berjudul Metodologi
Penelitian Kualitatif yang dikarang Lexi J. Moleong, metodologi kualitatid
digunakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.
Sedangkan dalam skripsi yang penulis buat melalui pendekatan
kualitatif dengan metode deskriptif analisis adalah dengan memanfaatkan
wawancara dan pengamatan langsung ke objek yang dituju.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah pengurus UKM LDK
Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2013-2014.
10
b. Objek Penelitian
Adapun objek penelitian ini adalah distorsi dalam proses pesan
yang terjadi antara pengurus putra dan putri UKM LDK Syahid.
3. Tahapan Penelitian.
Agar penulisan dapat berjalan sesuai dengan kaidah yang akan
dibahas, maka langkaj awal penulis adalah mengumpulkan data. Data-data
awal yang akan dikumpulkan berasal dari sejumlah sumber referensi
tertulis, baik berupa buku, artikel, atau sumber-sumber tulisan ilmiah
lainnya yang bersangkutan dengan judul penelitian yang akan diteliti, serta
didapatkan dari beberapa narasumber yang memiliki kredibilitas dalam
masalah yang ingin diteliti.
Kemudian, data yang telah berhasil disimpulkan akan melalui proses
analisis yang kemudian digabungkan hingga menjadi tulisan yang tersusun
dan siap dikaji secara lebih mendalam.
Sesuai dengan metodologi yang akan digunakan, yakni penelitian
pendekatan kualitatif metode dekriptif analisis, maka data akan
dikumpulkan melalui:
a. Observasi
Penulis berusaha mengumpulkan data dengan melakukan
pengamatan langsung ke tempat sekretariat UKM LDK Syahid UIN
Jakarta, seperti mengamati dengan seksama seperti bagaimana
komunikasi antara penggurus putra dan putri UKM LDK Syahid UIN
Syarif Hidayattullah Jakarta secara langsung. Sehingga akan
mendapatkan data-data yang akurat serta dapat disajikan bahan materi
penelitian.
11
b. Wawancara
Wawancara merupakan proses dalam pengumpulan data dengan
cara tanya jawab antara peneliti dengan narasumber. Dalam hal ini,
penulis berusaha mengumpulkan data dengan melakukan wawancara
kepada Saeful Manan, Ketua Umum LDK Syahid, Istiqomatunnisa,
ketua keputrian LDK Syahid, dan Dyah Sukowati sebagai kordinator
keputrian LDK Syahid. Jawaban dari wawancara tersebut akan direkam
dengan menggunakan alat perekam seperti hand phone.
c. Dokumentasi
Sumber datanya adalah mengenai hal-hal yang terkait dengan
penelitian. Adapun dokumentasi di sini, terdiri dari buku dan artikel
yang terkait dengan penelitian, serta tulisan-tulisan berbentuk catatan
dari hasil wawancara dan dokumen-dokumen berupa sejarah UKM
LDK Syahid, struktur organisasi UKM LDK Syahid yang diberikan
secara langsung maupun via e-mail.
4. Teknik Analisa data
Menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip dalam buku yang dikarang
oleh Moleong mengatakan, bahwa analisis data kualitatif adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mengsintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.13
13
Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), cet. Ke-22, h. 248.
12
Setelah data didapatkan, peneliti mulai menganalisis, karena peneliti
menggunakan metode kualitatif, maka sebuah analisis yang berdasarkan
pernyataan keadaan dan ukuran kualitas (bersifat non-statistik), yaitu cara
melaporkan data dengan menguraikan, menerangkan, memberi gambaran,
serta menjelaskan semua data yang terkumpul secara apa adanya dan
kemudian data tersebut disimpulkan.
Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku panduan
skripsi yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Cuality Development
and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Pendahuluan memberikan uraian mengenai latar belakang
masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metodologi penelitian, waktu dan tempat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Landasan teori memberikan uraian mengenai pengertian
komunikasi, karakteristik komunikasi, pengertian komunikasi
organisasi, arus komunikasi dalam organisasi, pengertian distorsi
pesan, faktor-faktor yang mempengaruhi distorsi pesan, dan cara
meminimalisir distorsi pesan.
13
BAB III Gambaran Umum LDK Syahid
Bab ini berisi tentang filosofi lambang LDK SYAHID UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, kemudian sejarah UKM LDK
Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, visi dan misi UKM
LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan struktur
organisasi UKM LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB IV Temuan dan Analisis
Bab ini berisi tentang proses komunikasi antara pengurus ikhwan
dan akhwat UKM LDK Syahid periode 2013-2014. Kemudian
menjelaskan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya
distorsi pesan, serta menjelaskan bagaimana pengurus UKM
LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta meminimalisir
masalah distorsi pesan.
BAB V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan
dan juga berisi saran-saran perbaikan yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas untuk pengembangan lebih lanjut.
14
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah “komunikasi” merupakan terjemahan dari bahasa
Inggris Communication yang dikembangkan di Amerika Serikat dan
komunikasi berasal dari unsur persurat kabaran, yakni journalism. Adapun
definisi komunikasi dapat dilihat dari dua sudut, yaitu: dari sudut bahasa
(etimologi) dan dari sudut istilah (termininologi).
Komunikasi menurut etimologi dalam “Perhubungan”, sedangkan
yang terdapat dalam buku komunikasi berasal dari perkataan lain, yaitu:
a. Communicare, yakni yang berarti berpartisipasi ataupun memberi
tahukan.
b. Communis, yang berarti milik bersama ataupun berlaku di mana-mana.
c. Communis Opinion, yang berarti pendapat umum ataupun pendapat
mayoritas.1
d. Communico, yang berarti membuat sama.
e. Demikian juga Communication berasal dari kata latin Communicatio
yang juga bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama
dalam hal ini bermaksud sama makna.
Pengertian komunikasi secara etimologi ini memberi pengertian
bahwa komunikasi yang dilakukan hendaknya dengan lambang-lambang
atau bahasa yang mempunyai kesamaan arti antara orang yang memberi
1 Phil Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Rindang
Mukti), h. 1.
15
pesan dengan orang yang menerima pesan.2 Karena Communis di sini bisa
saja diberi arti dengan sama makna atau sama arti, sehingga lambang-
lambang yang diberikan itu, merupakan milik bersama antara orang yang
memberi lambang dengan orang yang menerima lambang.
Adapun pengertian komunikasi menurut istilah atau terminologi
yang dipaparkan Roudhonah dalam buku ilmu komunikasi, komunikasi
banyak dikemukakan oleh para sarjana-sarjana yang menekuni ilmu
komunikasi, antara lain:
a. Everett M. Rogers mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses di
mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau
lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.3
b. Laswell, 1960, mengatakan bahwa komunikasi pada dasarnya
merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”, “mengatakan apa”,
“dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan akibat atau hasil
apa”.4
c. Berelson dan Steiner, 1964, menjelaskan bahwa kounikasi dalah proses
penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain.
Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, dan
angka-angka.
Bila kita pahami dari semua pendapat yang mewakili di atas, maka
komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang menyampaikan
pesannya, baik dengan lambing bahasa maupun dengan isyarat, gambar,
2 Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Pree, 2007), h. 19.
3 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Rajawali Pers, 1998), h. 18.
4 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 20.
16
gaya, yang antara keduanya sudah terdapat kesamaan makna, sehingga
keduanya dapat mengerti apa yang sedang dikomunikasikan.
Dalam hal ini, komunikasi merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia, baik secara individu
maupun bermasyarakat. Hal ini bisa dibuktikan dengan kebutuhan manusia
untuk berhubungan dengan Tuhan dan sesamanya diakui hampir semua
agama telah ada sejak Adam dan Hawa.5 Hal ini digambarkan dalam Al-
Quran dari dialog yang dilakukan Allah Swt., Adam, dan Malaikat. QS Al-
Baqarah ayat 31-33:
“Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama benda seluruhnya, kekmudian mengemukakannya kepada malaikat lalu berfiman”Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu jika kamu orang-orang yang benar! Mereka menjawab “Mahasuci Engkau, tidak ada yang Engkau ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkakn kepada kami: “Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Allah befirman: “Hai Adam, beritahukanlah nama-nama benda itu.” Allah berfirman: “Bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan yang kamu sembunyikan.” (QS Al-Baqarah [2]:31-33).
Dari ayat-ayat di atas, tergambar sifat manusia untuk
menyampaikan keinginannya dan untuk mengetahui hasrat orang lain,
merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis
melalui lambang-lambang isyarat, kemudian disusul dengan kemampuan
untuk memberi arti disetiap lambang itu dalam bentuk bahasa verbal.
5Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 43.
17
Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan
dengan menggunakan lambang-lambang, baik berupa kata-kata, angka-
angka, dan tanda-tanda, yang semuanya tentu harus ada kesamaan makna
dan pengertian.
Komunikasi juga pada hakekatnya akan berhasil jika orang yang
diajak bicara dapat memberi makna sesuai dengan yang diharapkan
komunikator. Dengan demikian dalam komunikasi akan timbul empat
tindakan bagi setiap pelakunya, yaitu:6
a. Membentuk pesan, artinya menciptakan sesuatu idea tau gagasan yang
terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja sistem
syaraf.
b. Menyampaikan, artinya pesan yang telah dibentuk kemudian
disampaikan kepada orang lain, baik secara langsung ataupun tidak
langsung.
c. Menerima, artinya disamping membentuk dan menyampaikan pesan,
seseorang akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain.
d. Mengolah, artinya pesan yang telah diterima, kemudian akan diolah
melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan
pesan dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut.
2. Karakteristik Komunikasi
Dari beberapa pengertian komunikasi di atas, diperoleh gambaran
bahwa pengertian komunikasi memiliki beberapa karakteristik, yaitu
sebagai berikut:
6Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 21.
18
a. Komunikasi adalah suatu proses.
Yakni bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atatu
peristiwa yang terjadi secara berurutan, serta berkaitan satu sama
lainnya dalam kurun waktu tertentu.
b. Komunikasi melibatkan beberapa unsur.
Seperti yang diungkapkan Lasswell, secara eksplisit dan kronologis
menjelaskan lima unsur yang terlibat dalam komunikasi, yakni: Who,
Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect.
c. Komunikasi bersifat transaksional.
Pada dasarnya komunikasi menuntut tindakan memberi dan menerima.
Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang oleh
masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Pengertian
“transaksional” juga menunjuk pada suatu kondisi bahwa keberhasilan
komunikasi tidak hanya ditentukan oleh komunikasi.
d. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan.
Maksudnya ialah bahwa komunikasi yang dilakukan seseorang
sepenuhnya berada dalam kondisi mental psikologis yang terkendali
atau terkontrol bukan dalam keadaan “mimpi”.
e. Komunikasi menentukan adanya partisipasi dan kerja sama dari para
pelakunya.
Yakni komunikasi akan berlangsung, apabila pihak-pihak yang terlibat
komunikasi sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap
pesan yang disampaikan.
f. Komunikasi bersifat simbolis.
Komunikasi yang dilakukan pada dasarnya menggunakan lambang-
lambang. Lambang paling umum yang digunakan dalam komunikasi
19
antar manusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat-
kalimat, dan angka-angka. Dan juga lambang-lambang yang bersifat
non verbal, seperti: gerakan tubuh, tangan, dan kaki.
Sesungguhnya, dalam hal ini lambang pada dasarnya tidak mempunyai
makna, namun kitalah (orang) yang memberi makna. Maka untuk
komunikasi antara komunikator dan komunikan sudah adanya
kesepakaatan tentang makna dari yang dikomunikasikan.
g. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu.
Yakni bahwa para peserta yang terlibat dalam komunikasi tidak harus
hadir pada waktu serta tempat yang sama, karena adanya berbagai
produk teknologi komunikasi, seperti telepon, faksimili, dan lainnya.
3. Model Komunikasi
Para ahli komunikasi telah banyak menjelaskan dan menciptakan
model-model atau refresentatif sederhana dari hubungan-hubungan
kompleks di antara elemen-elemen dalam proses komunikasi, yang
tentunya akan mempermudah seseorang untuk memahami proses
komunikasi.
a. Model Komunikasi Linear
Claude Shannon, seorang ilmuan, dan Bell Laboratories yang
juga professor di Massachusetts Institut of Technology dan Warren
Weaver, seorang konsultan pada sebuah proyek di Sloan Fondation,
mendeskripsikan komunikasi sebagai proses yang linear atau searah.
Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: yaitu sumber
(source), pesan (message), dan penerima (receiver).
20
Mengenai hal ini terdapat empat jenis gangguan, pertama
gangguan semantik yang berhubungan dengan bahasa. Kedua
gangguan eksternal atau fisik adalah gangguan yang berada di luar
penerima. Ketiga gangguan psikologis merujuk pada prasangka yang
dimiliki oleh komunikator. Empat gangguan fisiologis adalah
gangguan yang besifat biologis terhadap proses komunikasi.7
b. Model Interaksional
Model ini dikembangkan oleh Wilbur Schramm (1954) yang
menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para
komunikator. Proses pelingkaran pada model interaksional
menunjukan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Pandangan model
interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi
pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak
menjadi keduanya sekaligus.
Elemen yang terpenting dalam model ini adalah feedback atau
tanggapan terhadap suatu pesan. Umpan balik dapat berupa verbal dan
nonverbal, sengaja maupun tidak sengaja. Feedback tersebut dapat
berupa amat membantu komunikator untuk mengetahui apakah pesan
mereka telah sampai atau tidak dan sejauh mana pencapaian makna
terjadi. Dalam model interaksional umpan balik terjadi setelah pesan
diterima komunikan, tidak saat pesan sedang di kirim.
c. Model Transaksional
Pada model komunikasi transaksional, lebih menekankan pada
7Syaiful Rohim, Teori Komunikasi: Perspektif, ragam, & Aplikasi, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2009), h. 15.
21
proses pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara
terus-menerus dalam suatu sistem komunikasi.
Dalam mekanisme pengiriman dan penerimaan pesan, proses
komunikasi berlangsung secara kooperatif, di mana pengirim dan
penerima secara bersama-sama bertanggung jawab terhadap akses
ataupun akibat dari proses komunikasi yang berlangsung, apakah
efektif atau tidak, karena dalam model ini makna dibangun oleh umpan
balik dari peserta komunikasi.
Model traksaksional berasumsi bahwa komunikator melakukan
proses negosiasi. Maksudnya ialah bahwa saat seseorang terus-
menerus mengirimkan dan menerima pesan, seseorang berurusan baik
dengan elemen verbal maupun nonverbal.8
Menurut West & Turner, dalam model ini juga terdapat bidang
pengalaman, tetapi terjadi perpotongan. Dengan demikian pada proses
komunikasi yang belangsung masing-masing menunjukkan proses
pemahaman yang terjalin secara aktif, sehingga timbul suatu peahaman
baru sebagai hasil dari proses interaksi, integrasi, dan komunikasi.
B. Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan di dalam kelompok formal maupun informal organisasi.
Jika organisasi semakin besar dan semakin kompleks, maka demikian juga
komunikasinya. Biasanya, pada organisasi yang beranggotakan tiga orang,
8Ibid., h. 16-17
22
komunikasi relatif sederhana, tapi organisasi yang beranggotakan seribu
orang, maka komunikasi akan menjaadi sangat kompleks.9
Komunikasi organisasi dapat bersifat formal maupun informal.
Sedangkan yang termasuk dalam komunikasi formal adalah komunikasi
yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada
organisasi. Sedangkan yang termasuk di dalam komunikasi informal
adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Dan dalam komunikasi
informal, orientasinya tidak pada organisasinya sendiri, tetapi lebih pada
para anggotanya secara individual.
Di dalam buku komunikasi organisasi yang dikarang R. Wayne
Pace dan Don F. Faules, bahwa komunikasi organisai dipandang dari suatu
perspektif interpretif (subjektif) adalah proses penciptaan makna atas
interaksi yang yang merupakan organisasi.
Selain itu, menurut mereka bahwa komunikasi organisasi adalah
“perilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang
terlibat dalam proses berrtransaksi dan memberi makna atas apa yang
sedang terjadi. Namun dalam hal ini Goldhaber (1986) memberikan
definisi bahwa:
“Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling
menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung
satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau
yang selalu berubah-ubah.”10
2. Arus Komunikasi Dalam Organisasi
Pembahasan mengenai komunikasi organisasi dalam bentuk arah
arus informasinya sangat penting. Seperti pada komunikasi ke atas,
9Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, (Tangerang Selatan: Karisma Publishing
Group, 2011), hal. 377 10
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 67.
23
komunikasi ke bawah, dan komunikasi horizontal. Di samping itu, kita
akan melihat pada informasi samar dan juga pada sebab dan akibat adanya
kepadatan informasi.
Salah satu yang menjadi pertimbangan dalam efisiensi komunikasi,
dapat bergantung pada arus komunikasi. Selain itu, arus komunikasi dapat
membantu menentukan iklim dan moral organisasi, yang pada gilirannya
berpengaruh pada arus komunikasi.
Adapun yang dinamakan arus komunikasi dalam suatu organisasi,
sebenarnya adalah suatu proses dinamik, yaitu dalam proses inilah pesan-
pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan, dan
diinterpretasikan.11
a. Komunikasi ke Atas
Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat
hierarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Jenis
komunikasi ini biasanya mencangkup kegiatan yang berkaitan dengan
pekerjaan, masalah yang berkaitan dengan pekerjaan, berbagai gagasan
untuk perubahan dan saran-saran perbaikan, serta perasaan yang
berrkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi.
Adapun masalah yang biasa dihadapi komunikasi ke atas salah
satunya adalah pesan yang mengalir ke atas seringkali merupakan
pesan yang perlu didengar oleh hierarki yang lebih tinggi.
Seperti dalam hal ini, seringkali pesan yang dikirim ke atas
oleh karyawan tidak didengar atau ditanggapi oleh manajemen, karena
11
R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002), h. 170.
24
bisa mengganggu produktivitas. Kadang-kadang, pesan itu pun tidak
sampai.
Apabila masalahnya menyangkut kejelasan penugasan
pekerjaan, kebanyakan karyawan lebih menyukai untuk menghubungi
rekan lainnya daripada menghubungi manajemen, karena mereka
khawatir dianggap tidak mampu. Sama seperti mahasiswa, terkadang
mereka lebih baik bertanya kepada rekan mahasiswa lain daripada
bertanya kepada dosen.
b. Komunikasi ke Bawah
Komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim dari
tingkat hierarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Seperti
contoh, pesan yang dikirim pemimpin kepada bawahan atau anggota
organisasi.
Adapun masalah dalam komunikasi ke bawah, pemimpin dan
bawahan atau anggota seringkali berbicara dengan bahasa yang
bebeda. Terkadang banyak pemimpin yang tidak mengetahui
bagaimana agar pesan dapat dipahami oleh bawahan atau anggota.
c. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi antara atasan dengan
atasan, bawahan dengan bawahan. Pesan semacam ini bergerak di
bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian.
Adapun masalah komunikasi horizontal salah satunya terlihat
dari bahasa. Bahasa khusus yang dikembangkan oleh divisi tertentu di
dalam organisasi terkadang sulit dipahami oleh penerima pesan.
25
C. Distorsi Pesan Dalam Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Distorsi Pesan
Distorsi pesan acapkali ditemui tidak hanya dalam kehidupan
organisasi, dalam masyarakat luaspun terjadi, sehingga distorsi ini pun
seringkali mengaburkan fakta dan data sebenarnya. Dalam distorsi pesan
itu sendiri terjadi penambahan dan pengurangan pesan.
Ketepatan komunikasi menunjukkan kepada kemampuan orang
untuk memproduksi atau menciptakan suatu pesan dengan tepat. Dalam
komunikasi, istilah ketepatan digunakan untuk menguraikan tingkat
persesuaian arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim pesan dengan
arti yang diinterpretasikan si penerima.
Kekurangan ketepatan atau perbedaan arti di antara yang
dimaksudkan oleh si pengirim dengan interpretasi di penerima dinamakan
distorsi. Perbedaan arti atau distorsi pesan dapat merupakan hal yang kritis
dalam organisasi.12
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi dan arti pesan
berubah dari apa yang dimaksudkan, ketika pesan itu melewati individu-
individu dalam jaringan komunikasi. Peoses komunikasi ke bawah, ke
atas, horizontal, dan berbagai arah ada yang terjadi dengan cara yang
simultan, secara seri, atau berantai. Pesan yang didistribusikan dengan cara
yang simultan mudah terkena perubahan dan distorsi bila dibandingkan
dengan komunikasi interpersonal.13
12
Soleh Soemirat, Elvinro Ardianto, dan Yenny Ratna Suminar, Komunikasi
Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2000), h. 6.18. 13
Ibid., h. 6.18.
26
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Distorsi Pesan
Pada bagian berikut ini akan dilihat faktor-faktor yang
menimbulkan terjadinya distorsi. Faktor tersebut dapat diklasifikasikan
atas dua bagian, yaitu faktor personal yang terdapat dalam diri si penerima
pesan dan si pengirim, dan faktor yang di luar diri mereka dinamakan
faktor organisasi. Masing-masing dari faktor tersebut akan dijelaskan
berikut ini.
a. Faktor Personal
Ada sejumlah prinsip yang merefleksikan faktor-faktor personal
yang ikut memberikan kontribusi pada distorsi pesan. Faktor-faktor ini
biasanya berasal dari konsep kita mengenai komunikasi sebagai
tingkah laku proses untuk memperlihatkan arti yang dientukan
Pada suatu saat kita dibombardir oleh bermacam-macam
keterbatasan kita dalam proses komunikasi, baik yang datang dari luar
maupun yang datang dari dalam diri kita sendiri. Adapun faktor utama
yang memberikan kontribusi pada distorsi pesan dalam proses
komunikasi adalah persepsi kita mengenai pemberian komunikasi
tersebut.
Karena faktor persepsi memegang peranan penting dalam proses
komunikasi maka perlu diketahuhi apa yang dimaksudkan dengan
persepsi. Lewis (1987), dalam Muhammad (1995), mengatakan
persepsi adalah proses pengamatan, pemilihan, pengorganisasian
stimulus yang sedang diamati dan membuat interpretasi mengenai
pengamatan hal tersebut. Karena persepsi berkenaan dengan
27
penerimaan dan penginterpretasian informasi.14
Menurut Arni Muhammad, hal-hal yang berkenaan dengan
persepsi yang ikut mempengaruhi proses komunikasi adalah sebagai
berikut:15
1) Orang Mengamati Sesuatu Secara Selektif
Pancaindera penerima seperti mata, telinga, hidung, kulit, dan
lidah secara fisik sangat terbatas sehingga hanya dapat berespon
terhadap penderitaan yang demikian dapat melalui halangan-halangan
yang biasa, atau melalui keterbatasan yang kelihatan sangat
berhubungan dengan situasi kita dan yang konsisten dengan pilihan
dan perspektif personal. Ketepatan dan ketelitian dari informasi
dibatasi oleh persepsi pilihan yang dibuat.16
Adapun yang dimaksud
dengan pemilihan adalah memusatkan perhatian pada beberapa
stimulus dan mengabaikan stimulus yang lain.
Kecenderungan manusia untuk menyeleksi pesan, menjadikan
pesan yang seharusnya sampai kepada seseorang tidak diterimanya.
Dan hal tersebut pernah terjadi dalam suatu organisasi.
2) Orang Melihat Sesuatu Konsisten Dengan Apa yang Mereka
Percayai
Persepsi seseorang mengenai sesuatu, dipengaruhi oleh cara
kita bicara tentang orang, benda-benda dan kejadian-kejadian. Apa
yang kita percaya dapat mengubah persepsi kita. misalnya, jika kita
14
Ibid., h. 6.19. 15
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 208-213 16
Ibid., h. 208.
28
percaya bahwa orang sangat pintar dan cerdas, seseorang akan
cenderung melihat tingkah lakunya konsisten dengan kepercayaan
seseorang.
Pendapat atau penilaian terhadap seseorang mungkin
merupakan fungsi dari konsep pendahuluan atau kepercayaan yang
telah dipercaya, yang mungkin mendorong kita dalam mengamati hal-
hal tertentu secara selektif.
3) Bahasa Itu Sendiri Kadang-kadang Kurang Tepat
Dalam komunikasi, bahasa digunakan untuk menyatakan
persepsi. Melalui bahasa kita membuat persepsi yang agak umum
sehingga orang lain mungkin mendapatkan beberapa ide tentang apa
yang dimaksudkan.
Sesungguhnya bahasa yang tepat dapat menunjukan orang, atau
benda sebagaimana keadaan yang sesungguhnya. Dengan banyaknya
gradasi perasaan, reaksi dan eksistensi, ada sedikit keraguan bahwa
bahasa kita terbatas kemampuannya menyatakan tentang dunia, benda-
benda, dan kejadian yang terjadi.
4) Arti Suatu Pesan Terjadi Pada level Isi dan Hubungan
Isi atau tanda adalah level arti yang berkenaan dengan ide-ide,
hal-hal, orang-orang, kejadian terhadap mana pesan menunjuk secara
harfiah. Kita berfungsi pada level isi, bila kita berespon teerhadap
informasi pesan.
Sedangkan pengertian relasi atatu interpretasi adalah level arti
yang berkenan bagaimana pesan itu diambil, apakah misalnya dalam
29
keadaan serius, santai, tersenyum, menangis dan sebaginya. Apa yang
kita katakan adalah menunjuk pada arti pesan sedangkan senyuman
yang menyertainya masuk pada relasi pesan.
Sehingga dalam hal ini, kekurangtepatan, gangguan dan salah
mengartikan pesan sering merupakan kegagalan mengenal informasi
dan relasi serta membedakannya dari isi dan interpretasi.
5) Distorsi Diperkuat oleh Tidak Adanya Konsistensi Bahasa Verbal
dan Nonverbal.
Dalam kenyataan sehari-hari seringkali dijumpai tidak adanya
konsistensi antara pesan verbal dan nonverbal. Misalnya pesan verbal
mengatakan ya tetapi dari pesan nonverbal dapat disimpulkan tidak.
Bila hal yang demikian terjadi, maka orang cenderung akan percaya
pada pesan nonverbal.
Dalam hal ini, pesan mungkin salah dimengerti, terganggu, atau
kurang tepat jika tingkah laku nonverbal gagal mendukung apa yang
dikatakan pesan verbal.
6) Pesan yang Meragukan Sering Mengarah pada Gangguan
Jika suatu pernyataan seseorang meragukan itu berarti bahwa
kita tidak pasti apa yang dikatakan orang tersebut. Ada bermacam-
macam tipe dari keraguan, diantaranya adalah keraguan arti pesan,
maksud pesan, dan keraguan efek pesan.
Keraguan arti pesan berkenaan dengan ketidakpastian perkiraan
arti pesan sebenarnya. Sedangkan keraguan maksud, berkenaan dengan
30
ketidakpastian dalam menentukan mengapa pengirim pesan
menyatakan atau menulis pesan tertentu. Dan kemudian keraguan efek,
berkenaan dengan ketidakpastian memprediksi atau memperkirakan
konsekuensi yang mungkin dari suatu pesan. Maksudnya ialah kita
mungkin menginterpretasikan arti dan pesan dengan tepat, akan tetapi
kita tahu apa efek yang timbul dari pemahaman pesan tersebut.
Sehingga dalam hal ini, seseorang mungkin gagal dalam
memahami suatu pesan atau mendapatkan gangguan dalam
mengartikannya karena tidak sanggup menentukan apa arti yang
dimaksud pengirim.
7) Kecenderungan Memori ke Arah Penajaman dan Penyamarataan
Detail
Beberapa bukti menyatakan bahwa orang mempunyai beberapa
pola sistem memori yang mengarah kepada gangguan komunikasi
verbal. Halzman dan Gardner (1960) menemukan bahwa individu yang
mempunyai pola memori penyamarataan, biasanya mempunyai lebih
sedikit memori kejadian atau cerita. Selain itu, orang yang suka
menyamaratakan, kebanyakan kehilangan tema, kehilangan cerita
secara menyeluruh, dan memperhatikan penambahan pesan yang
bersifat bagian-bagian daripada orang yang tajam memorinya.
8) Motivasi Mungkin Membangkitkan Distorsi Pesan
Ada tiga faktor dasar dari komunikasi yang cenderung
memproduksi perubahan pesan yang menghasilkan kurang ketepatan
31
sikap ke arah pesan, isi pesan, keinginan, minat sendiri, dan motivasi
dari komunikasi, serta sikap dari penerima yang dimaksud.
b. Faktor Organisasi
Menurut Arni Muhammad di dalam buku Komunikasi
Organisasi, ada beberapa hal dari lingkungan organisasi yang ikut
memberikan kontribusi terhadap distorsi pesan dalam komunikasi, di
antaranya karena:
1) Kedudukan atau Posisi dalam Organisasi
Kedudukan atau posisi dalam suatu organisasi biasanya
mempengaruhi cara orang berkomunikasi. Dalam kenyataan dapat
dilihat, bahwa orang yang bekerja dalam organisasi melihat pekerjaan
mereka dengan cara berbeda dengan orang yang berada di luar
organisasi.
Tiap-tiap posisi dalam organisasi menuntut bahwa orang yang
menduduki posisi itu harus mempersepsi dan berkomunikasi dari
pandangan posisinya.
2) Hierarki dalam Organisasi
Susunan posisi dalam bentuk hierarki menggambarkan bahwa
ada orang yang menduduki posisi yang suverior dan yang lainnya
adalah bawahan. Hierarki seperti inilah yang terkadang mempengaruhi
cara seseorang berkomunikasi.
Orang yang menduduki tempat lebih tinggi dalam hierarki,
mempunyai kontrol yang lebih banyak daripada orang yang
ditempatkan pada bagian bawah. Dalam hal ini, biasanya bawahan
32
harus lebih hati-hati dalam mennyampaikan pesan kepada atasan agar
informasi tidak terganggu.
Sebaliknya, atasan hanya ingin mendengarkan atau mendiskusikan
hal-hal yang tidak mengurangi posisi mereka dalam organisasi, dengan
refleksi negatif dari kemampuan mereka dalam pembentukan keputusan
dan kompetensi mereka.
3) Keterbatasan Berkomunikasi
Keterbatasan yang ditentukan oleh organisasi dimana seseorang
boleh berkomunikasi dengan yang lain dan ketentuan siapa yang boleh
membuat keputusan, mempengaruhi cara anggota organisasi
berkomunikasi. Bila pembuatan keputusan secara sentral maka akan
sangat banyak informasi dan sangat banyak keputusan yang harus
dibuat dengan cepat. Keadaan informasi yang terlampau banyak serta
keterbatasan itu maka akan menimbulkan distorsi dalam komunikasi.
Adapun cara penyesuaian untuk menghindari pesan bila terlalu
banyak dan untuk menjaga agar tidak terputusnya urutan dalam proses
informasi, individu boleh melakukan beberapa hal berikut:17
a) Mengabaikan beberapa pesan.
b) Menunda respon bagi pesan yang penting.
c) Menjawab atau berespon hanya terhadap bagian dari beberapa
pesan.
d) Berespon secara tidak tepat terhadap pesan tertentu.
e) Menggunakan waktu yang sedikit untuk tiap-tiap pesan.
17
Ibid., h. 216.
33
f) Bereaksi tehadap pesan hanya pada level permukaannya saja.
g) Memblok pesan sebelum masuk sistem.
h) Menukar beban respon terhadap beberapa pesan lain.
i) Menciptakan satu posisi atatu unit untuk menangani macam-
macam pesan tertentu.
j) Mengurangi standar untuk membiarkan beberapa kesalahan dalam
respon terhadap pesan.
4) Hubungan yang Tidak Personal
Hubungan yang tidak personal dalam suatu organisasi
mempengaruhi cara orang berkomunikasi. Hubungan yang tidak
bersifat personal ini mengarahkan kepada tekanan yang bersifat
emosional. Sehingga hubungan ini mengakibatkan distorsi.
5) Sistem Aturan dan Kebijaksanaan
Sebuah sistem aturan, kebijaksanaan, serta aturan-aturan yang
berkenaan dengan pemikiran, dan perbuatan akan mempengaruhi cara
orang dalam berkomunikasi.
Pada pemakaian aturan dan kebijaksanaan yang kaku selalu
mengarah kepada hubungan yang formal. Sehingga komunikasi kurang
bersifat emosional dan mengakibatkan distorsi dalam komunikasi
karena informasi yang didapat bersifat formal.
6) Spesialisasi
Spesialisasi tugas mempersempit persepsi seseorang dan
mempengaruhi cara orang berkomunikasi. Meskipun spesialisasi telah
34
memberikan sumbangan terhadap produktivitas nasional dan
peningkatan efisiensi, tetapi di balik semua itu juga merupakan sumber
masalah bagi komunikasi.
Spesialisasi juga mendorong terjadinya kompetisi dan konflik
di antara sumber-sumber untuk melengkapi tujuan yang baru.
Spesialisasi mungkin merupakan sumber distorsi pesan yang terjadi
dalam organisasi.
7) Ketidakpedulian Pimpinan
Sikap tidak peduli dari pimpinan organisasi juga merupakan
penghalang dalam proses komunikasi. Ada empat hal yang
memberikan sumbangan terhadap sikap tidak peduli, yaitu:18
a) Pimpinan sering gagal mengirim pesan yang dibutuhkan karyawan,
karena mereka mengira bahwa orang telah mengetahui dan
menahan informasi.
b) Kebanyakan organisasi pada dasarnya tidak menginginkan
komunikasi dua arah.
c) Kondisi menghalangi komunikasi yang efektif dan dihubungkan
dengan malas memperdulikan orang lain.
d) Keragu-raguan dan daya tahan perhatian yang sebentar merupakan
hambatan bagi komunikasi yang efektif.
8) Prestise
Salah satu halangan yang mendasar dalam organisasi adalah
berkenaan dengan prestise. Pretise datang dari bermacam-macam
18
Ibid., h. 218.
35
bentuk, seperti besarnya kantor, kemewahan perabotan kantor, dan
sekretaris pribadi. Pretise menjadikan hubungan komunikasi antara
orang yang mempunyai pretise tinggi dengan orang yang rendah
menjadi kurang lancar, sehingga mengakibatkan gangguan.
9) Jaringan Komunikasi
Hambatan yang lain juga dapat disebabkan karena banyaknya
tingkatan atau mata rantai yang harus dilalui oleh suatu pesan dalam
komunikasi. Pesan yang dikirim secara seri atau berantai banyak
cenderung diubah oleh komunikan sebelum dilanjutkan
pengirimannya. Menurut Lewis (1987) kira-kira 30% pesan yang
dikirim secara berantai ini yang sesuai aslinya.19
Makin banyak mata
rantai yang dilalui oleh pesan makin memungkinkan pesan tersebut
akan salah diartikan.
3. Cara Meminimalisir Distorsi Pesan
Timbulnya gangguan dalam suatu organisasi tidak dapat dielakkan.
Namun demikian organisasi formal telah berusaha untuk mengurangi
terjadinya gangguan tersebut seminimal mungkin. Usaha ini memang tidak
dapat menghilangkan sama sekali distorsi pesan tersebut, tapi hanya
mengurangi tingkatnya saja.
Down (Pace, 1989) mengemukakan empat cara yang dapat
dilakukan anggota orgnisasi untuk menambah ketepatan
mengkomunikasikan informasi dalam organisasi. Cara tersebut adalah
sebagai berikut:
19
Soleh Soemirat, Elvinro Ardianto, dan Yenny Ratna Suminar, Komunikasi
Organisasional, h. 6.27.
36
a. Menetapkan Lebih dari Satu Saluran Komunikasi
Bila seorang karyawan atau pimpinan merasa bahwa informasi
yang diterima mungkin mendapat gangguan maka salah satu cara
untuk menemukan gangguan tersebut adalah dengan mengkonfirmasi
pesan ke berbagai sumber.
b. Menciptakan Prosedur untuk Mengimbangi Distorsi
Jika orang yang bekerja dalam organisasi mengira bahwa faktor
personal dan faktor organisasi akan menghasilkan gangguan dalam
komunikasi maka jika mereka menerima informasi dapat
menyesuaikan laporan itu secara rutin untuk menetralkan gangguan
yang ada di dalamnya.
Selain itu, jika seseorang tidak dapat mengetahui macam
distorsi yang ada dalam suatu laporan dia akan mendapat kesulitan
dalam membuat penyesuaian. Salah satu alternatif yang dapat
dilakukan adalah tidak menggunakan informasi itu untuk pembuatan
keputusan.
c. Menghilangkan Pengantara Antara Pembuat Keputusan dengan
Pemberi Informasi
Dengan mengurangi jumlah mata rantai jaringan
komunikasi maka jumlah penyaringan dan distorsi komunikasi akan
berkurang. Kecenderungan dalam struktur organisasi yang datar adalah
kurangnya distorsi dalam komunikasi vertikal, karena kurangnya
jumlah tingkat yang dilalui oleh suatu pesan.
d. Mengembangkan Pembuktian Gangguan Pesan
Satu cara untuk mengurangi gangguan aadalah menciptakan
sistem pesan yang tidak boleh mengubah arti pesan selama dalam
37
pengiriman. Untuk membuktikan tidak adanya distorsi, suatu pesan
harus dapat dikirimkan tanpa penyingkatan atau perluasan di antara
sumber dan tujuan si penerima.
Biasanya yang mempengaruhi kebanyakan pesan adalah,
pemilihan, pengurangan, pengkualifikasian, penukaran, penekanan,
dan istilah yang meragukan. Dan hal ini biasanya yang menimbulkan
distorsi pesan.
D. Teori Komunikasi Organisasi
1. Teori Fungsional
Teori fungsional dalam komunikasi kelompok memandang proses
sebagai sebuah instrument di mana kelompok atau organisasi membuat
keputusan, menekankan hubungan antara kualitas komunikasi dan hasil
dari organisasi.20
Pendekatan fungsional telah sangat berpengaruh dengan pengajaran
pragmatik dalam kelompok diskusi. Hal ini berdasarkan dari penelitian
kinerja oleh filsuf John Dewey, sejak memublikasikan How The Think
pada tahun 1910, yang sangat berpengaruh terhadap pemikiran pragmatik
abad ke-20. Vesri Dewey dalam proses pemecahan masalah memiliki
enam langkah:
a. Mengungkapkan kesulitan
b. Menjelaskan permasalahan
c. Menganalisis masalah
d. Menyarankan solusi
20
Lise Vander Voort, Functional and Causal Explanations in Group Communication
Research, Communicasion Theori 12 (2002), h. 486.
38
e. Membandingkan alternatif dan menguji mereka dengan tujuan dan
kriteria yang berlawanan
f. Mengamalkan solusi yang terbaik
Secara normal, menurut Randy Hirokawa dan kolagenya dalam
karyanya mereka lebih melihat pada variasi kesalahan yang dibuat
kelompok atau organisasi menjelaskan, kelompok mulai dengan
mengidentifikasi dan menilai sebuah masalah.
Faktor-faktor yang berkontribusi dengan keputusan yang salah dapat
diduga dengan mudah dari proses pembuatan keputusan. Pertama, seperti
pada penilaian yang salah (improrer assasement) terhadap masalah.
Kelompok mungkin gagal untuk melihat permasalahan ataupun tidak
akurat dalam mengidentifikasi penyebab masalah.
Kesalahan kedua terlihat saat sasaran dan tujuan yang tidak tepat
(inappropriate goals and objective). Kelompok mungkin mengabaikan
kepentingan sasaran yang harus dicapai.
Sedangkan permasalahan yang ketiga adalah penilaian yang salah
terhadap kualitas positif dan negatif (improper assessment of positive and
negative qualities), mengabaikan beberapa keuntungan, kerugian, atau
kedua usulan yang berbeda tersebut.
Keempat, kelompok mengembangkan sebuah informasi dasar yang
tidak cukup (inadequate information base) yang terjadi dalam beberapa
cara. Informasi valid mungkin akan ditolak, atau informasi tidak valid
mungkin diterima. Terlalu sedikit informasi yang tidak valid mungkin
akan diterima. Terlalu sedikit informasi yang terkumpul atau terlalu
39
banyak informasi mungkin menyebabkan kelebihan beban dan
kebingungan, yang mengakibatkan kelompok mungkin bersalah dengan
berpendapat salah yang berasal dari informasi dasar yang salah.21
21
Stephen W. Littlejohn & Karen A. Foss, Teori Komunikasi: Theoris of Human
Communication, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), h. 344-345.
40
BAB III
PROFIL UMUM UKM LDK SYAHID
A. Filosofi Lambang LDK SYAHID UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lembaga Dakwah Kampus Syahid (LDK Syahid) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta merupakan sebuah organisasi dalam lingkup Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang didirikan pada hari Selasa 10 Muharram 1417 H bertepatan dengan
tanggal 28 Mei 1996 M. Memiliki lambang organisasi dengan bentuk elips
yang tertulis diatasnya kata LEMBAGA DAKWAH KAMPUS. 1
Gambar 1
Lambang LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Elips adalah bentuk gambar yang tidak putus, ini merepresentasikan
bahwa organisasi LDK Syahid dijalankan dengan semangat ukhuwah
islamiyah yang tidak putus dan menyambung satu sama lain. Dan didalam
elips tertulis singkatan l.d.k dengan menggunakan huruf kecil, yang memberi
kesan sejarah klasik yang melingkupi perjalanannya. Dan simbol bahwa
organisasi l.d.k adalah sesuatu yang kecil dimata Allah Azza wa Jalla,
sehingga ketundukan hanya pada-Nya semata. Namun disana dihiasi titik
1 Sumber didapatkan melalui email dari Istiqomatunnisa, Ketua Keputrian LDK Syahid
periode 2013-2014.
41
dengan warna merah, menandakan sikap tegas. Tidak mudah gentar, goyah,
lemah, dan putus asa.
Dibawah singkatan tersebut tertulis kata SYAHID ditulis dengan huruf
besar semua, seraya bercerita kepada kita tentang sebuah keberanian. Karena
kalimat SYAHID sangat terasosiasikan dengan patriotisme dalam Islam.
Sehingga itu pula yang menjadi cita tertinggi, bahwa hidup menjadi mulia dan
memuliakan Allah di dunia dan bercita menemuinya dengan SYAHID. Itu
semua dibingkai dalam elips tadi, yang menyimbolkan sebuah ikatan yang
kuat, saling menyambung.2
Dibawah elips tersebut tertulis kata UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Yang merepresentasikan identitas LDK SYAHID yang berkedudukan di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebuah kampus yang menjadi acuan model
generasi muda Islam. Karena begitu kental dan identik dengan pendidikan
islam yang modern dan moderat.
Lalu dihiasi dengan gambar bulan sabit yang didalamnya tertulis kata
dalam bahasa arab Munazhomah Ad-Da’wah lil Jamiah. Artinya adalah
Lembaga Dakwah Kampus. Menggambarkan budaya intelektual yang menjadi
keseharian dari LDK Syahid. Tidak hanya berorganisasi semata namun
mengembangkan kapasitas diri.
Sedangkan lambang bulan sabit hitam menjelaskan kepada kita tentang
ideologi yang dibawa oleh LDK Syahid adalah Islam. Bulan sabit yang identik
dengan simbol Islam terpampang tegas hingga ia menjadi landasan atas semua
aktivitas yang dilakukan oleh organisasi LDK Syahid.
2 Ibid.
42
B. Sejarah LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada hari Selasa 10 Muharram 1417 H bertepatan dengan tanggal 28
Mei 1996 M, dua puluh mahasiswa IAIN Jakarta dari lima fakultas dilantik
sebagai pengurus LDK Syahid periode pertama 1996-1997. Pelantikan
tersebut langsung dipimpin oleh Senat Mahasiswa Institut (SMI), Thobib El-
Hasyr, sekaligus menandai kelahiran LDK Syahid dilingkungan IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang sekarang telah menjadi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Sangat sederhana, namun memendam kenangan dan usaha keras yang
sebelumnya dilakukan. Ketua SMI saat itu, Muhammad Ali, adalah salah
seorang yang memberikan jalan bagi berdirinya LDK Syahid di kampus
peradaban ini dalam forum Majelis Perwakilan Mahasiswa Institut (MPMI)
saat itu.
Usaha beliau dalam mensolidkan LDK dimulai dengan mengajak
mahasiswa IAIN seperti Misbah (Ushuludin) yang saat itu aktif dilembaga
ekstra kampus Fikratussalam yang bergerak di bidang dakwah. Selanjutnya
dibentuk tim kecil yang bertugas mempersiapkan berdirinya LDK Syahid,
baik persiapan konstitusi maupun persiapan teknis. Tim yang terdiri dari Deka
Kurniawan (Ushuludin-Aqidah Filsafat-1993), Muhammad Mustofa (Syariah-
MU-1994), dan Rinaldi Syafiq (Tarbiyah-Bahasa Arab-1994) itu dihasilkan
dalam musyawarah yang dihadiri oleh sejumlah perwakilan fakultas.3
3 Ibid.
43
C. Visi LDK Syahid
“Terciptanya insan-insan dakwah yang memiliki kekokohan
spiritualitas, intelektualitas dan solidaritas dengan etos kerja profesionalisme
menuju kampus yang Islami dalam rangka mewujudkan khairu ummah.”
D. Misi LDK Syahid
1. Tarbiyah Madal Hayah
Dakwah adalah upaya manusia untuk mengubah diri dan
lingkungannya melalui berbagai sarana yang ada. Dakwah tidak
mengandalkan kekuatan di luar upaya manusia sebagai dasar kerjanya.
Hanya saja seseorang yang beriman meyakini bahwa ada kekuatan-
kekuatan di luar kemanusiaannya yang mampu mempengaruhi kekuatan
dirinya.
Dalam hal ini segala sesuatu harus diupayakan atau dikerahkan
oleh orang-orang beriman dalam perjuangan dakwahnya agar kemudahan-
kemudahan dakwah datang. Pertolongan Allah SWT tidak boleh diartikan
sebagai sebuah "keajaiban dari langit" yang datang dengan tiba tiba dan
begitu saja, meskipun hal itu bisa saja terjadi menurut kehendak Allah swt
jua. Tetapi pertolongan Allah swt harus diartikan sebagai respon-Nya
terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh para hamba-Nya
2. Amal Soleh
Amal saleh adalah menjalankan suatu perbuatan yang baik, dengan
niat karena Allah dan hanya mengaharapkan rido nya. amal saleh termasuk
perintah Allah karena dengan beramal saleh maka akan akan tercipta
kehidupan yang tentram dan bahagia. amal saleh adalah perbuatan atau
sikap yang harus di miliki setiap muslim.
44
3. Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Sebuah frasa dalam bahasa Arab yang maksudnya sebuah perintah
untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-
hal yang buruk bagi masyarakat. Frasa ini dalam syariat Islam hukumnya
adalah wajib.
4. Pengabdian Masyarakat
Yaitu bahwa LDK Syahid memiliki misi dengan mengabdikan diri
kepada masyarakat sekitar. Jadi dalam pengabdian kepada masyarakat,
LDK tidak hanya mengabdi kepada mahasiswa saja, tetapi masyarakat
sekitar kampus seperti masyarakat umum yang berada di luar UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Persatuan Ummat dan Ukhuwah Islamiyah.
Persatuan dalam ajaran Islam secara umum disebut ikhwan yaitu
persaudaraan, secara umum disebut ukhuwah Islamiyah yaitu persaudaraan
dalam Islam.
Dalam kehidupan berbangsa, persatuan merupakan sendi kekuatan
yang paling ampuh. Bagi umat Islam, persatuan harus digalang melalui
jalur intern terlebih dahulu, dengan tujuan untuk memperkuat Islam.
E. Struktur Kepengurusan LDK Syahid Periode 2013-2014
BPH
Ketua Umum : Saeful Manan (FSH)
Wakil Ketua : Khoiri (FIDIKOM/MD)
Ketua Keputrian : Istiqomatunnisa (FKIK)
Sekretaris Umum : M. Arief Wicaksono (FAH)
45
Bendahara Umum 1 : Alen Sudiary (FITK)
Bendahara Umum 2 : Sri Wahyuni Lestari (FKIK)
KADERISASI
Koordinator : Ardi Wahyudi (FITK)
PJ Akhwat : Siti Aminah (FITK)
Staff : Imam Hamidi (FST)
Panji (FAH)
Zadda (FSH)
Hajiah Mardhiyani (FDK)
Acelya Kencana. P (FITK)
Zahida Farhati (FITK)
SYIAR
Koordinator : Syaiful Arif (FDI)
PJ Akhwat : Upik Yanwaria (FITK)
Staff : Adi Sunarya (Ushuludin)
Faisal (FEB)
Ridho (FEB)
Azhari (FSH)
Ahmad Fahrudin (FITK)
Chintya (FPsi)
Aan Hanfiah (FITK)
Rustini (FITK)
Nurul (FDK)
Wilda (FITK)
Shifalita (FSH)
46
BAKAT DAN KEILMUAN
Koordinator : Aji (FSH)
PJ Akhwat : Peza Batamarlia .R (FST)
Staff : Alfiyah Nurul .A (FITK)
Fitri (FEB)
Hidayatul Husna (FITK)
Siti Rahmawati (FITK)
Thalita Sacharisa (FDK)
HUMAS DAN MEDIA
Koordinator : Abdul Muslim (FSH)
PJ Akhwat : Fauziah (FAH)
Staff : Andri Apriantoro (FITK)
Didik Eko .W (FPsi)
Nisaul Mutmainah (FPsi)
Ratu (FAH)
Siska (FSH)
PENGEMBANGAN EKONOMI
Koordinator : Anas (FKIK)
PJ Akhwat : Yeyen Fitriyani (FITK)
Staff : Ikhwan (FSH)
Siti Atiqoh (FPsi)
Vini (FPsi)
Desy (FITK)
Putri (FKIK)
47
KESEKRETARIATAN
Koordinator : Danang Adiktriawan (FEB)
PJ Akhwat : Dita Purnamasari (FITK)
Staff : Siti Fatimah (FAH)
Nissa (FAH)
Okta (FPsi)
Rahmita Eljanati (FITK)
KEPUTRIAN
Koordinator : Dyah Sukowati (FITK)
Staff : Ayun (FST)
Aisyah (FISIP)
Luthfi (FKIK)
POS SOLIDARITAS UMAT (Lembaga Semi Otonom)
Koordinator : Fitra (FEB)
PJ Akhwat : Rimanita Khairunisa (FITK)
Staff : Nurul Huda .M (FITK)
Shifa Fauziah (FITK)
Indah Yunitasari (FITK)
Sutinah (FITK)
Qotrun Nada (FITK)
48
BAB IV
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA
DISTORSI PESAN SERTA CARA PENGURUS LDK SYAHID
MEMINIMALISIR DISTORSI PESAN
A. Distorsi Pesan Dalam Komunikasi Organisasi Pengurus UKM LDK
Syahid
Distorsi pesan seringkali ditemui dalam sebuah interaksi. Salah
satunya interaksi dalam suatu organisasi. Selain itu, distorsi sering
mengaburkan fakta dan data sebenarnya, karena di dalam distorsi pesan terjadi
penambahan dan pengurangan pesan.
Berdasarkan wawancara penulis dengan narasumber, yaitu Saeful
Manan selaku ketua umum UKM LDK Syahid periode 2013-2014
menjelaskan, organisasi yang sedang ia pimpin sering mengalami distorsi saat
berkomunikasi. Terutama antara pengurus putra dan putri, serta antara atasan
dan bawahan.1
Namun, menurut salah satu pengurus Biro Keputrian LDK Syahid,
Dyah Sukowati, distorsi komunikasi kerap kali terjadi antara atasan dan
bawahan, baik pengurus ikhwan dan akhwat, bukan pengurus yang memiliki
tingkatan sama, seperti pada divisi yang sama.2
Hal itu terjadi lantaran terdapat batasan-batasan saat berkomunikasi
antara pengurus putra maupun putri UKM LDK Syahid. Seperti pada batasan
hijab saat mengadakan rapat, dengan menggunakan banner yang sudah tidak
lagi terpakai, pengurus UKM LDK Syahid memanfaatkan banner untuk
1Wawancara pribadi dengan Saeful Manan, Ketua Umum LDK Syahid periode 2013-
2014, pada 12 Juli 2013, pukul 17.00 wib. 2Wawancara pribadi dengan Dyah Sukowati, Biro Keputrian LDK Syahid periode 2013-
2014, pada 23 Agustus 2013, pukul 13.00 wib.
49
menjadi pembatas agar mereka tidak tergabung atau tercampur dalam satu
ruangan.
Namun menurut Istiqomatunnisa selaku Ketua Keputrian LDK Syahid
2013-2014 menjelaskan, terjadinya distorsi bisa disebabkan lantaran
penyampaian yang kurang jelas dari komunikator dan komunikan yang tidak
bertanya karena merasa lebih tahu, serta kurang kondusifnya lingkungan
ketika komunikator dan komunikan berkomunikasi.3
Dalam hal ini, Saeful Manan menambahkan, waktu yang terbatas juga
menimbulkan distorsi pada organisasi LDK Syahid. ia memaparkan, waktu
yang dimiliki untuk rapat mengenai konsep dan kearsipan, antara pengurus
ikhwan dan akhwat membutuhkan waktu yang panjang, namun karena
pengurus akhwat tidak bisa mengikuti rapat dengan waktu yang lama,
sehingga pengurus putra dan putri LDK Syahid menjalankan rapat dengan
waktu yang sangat terbatas.
Salah satu yang menjadi pertimbangan agar komunikasi menjadi lebih
efektif dan efisien, dapat bergantung pada arus komunikasi. Mengutip dari R.
Wayne Pace & Don F. Faules, dengan karangannya yang berjudul Komunikasi
Organisasi, bahwa arus komunikasi organisasi adalah suatu proses dinamik.
Adapun yang dimaksud dengan arus komunikasi organisasi merupakan
suatu proses dinamik adalah suatu proses di mana dalam proses inilah pesan-
pesan secara tetap dan berkesinambungan saat diciptakan, ditampilkan, dan
diinterpretasikan.4
3Wawancara pribadi dengan Istiqomatunnisa, Ketua Keputrian LDK Syahid periode
2013-2014, pada 18 Juli 2013. 4R. Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002), h. 170.
50
Mengutip dari Pace & Faules (2002), “Arus komunikasi meliputi
komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah, dan komunikasi horizontal.”5
Sehingga mengenai hal ini, arus komunikasi organisasi LDK Syahid periode
2013-2014 bisa dijelaskan sebagai berikut:
1. Komunikasi ke Atas
Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat
hierarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Jenis komunikasi
ini biasanya mencangkup kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan,
masalah yang berkaitan dengan pekerjaan, berbagai gagasan untuk
perubahan dan saran-saran perbaikan, serta perasaan yang berkaitan
dengan pekerjaan mengenai organisasi. Pada komunikasi ke atas, UKM
LDK Syahid pernah mengalami masalah tersebut.
“Kami pernah mengalami masalah pada komunikasi ke atas.
Masalah itu terjadi ketika berkomunikasi tidak dengan antar individu.
Seperti saat ada diskusi atau kajian antara akhwat dan ikhwan serta
saat mengadakan rapat.”6
Dalam masalah ini Saeful mencontohkan. Seperti ketika UKM
LDK Syahid mengadakan kajian mingguan antara akhwat dan ikhwan.
Saat seorang ketua umum atau komunikator menyampaikan informasi
mengenai pembahasan kajian mingguan, terdapat beberapa anggota
akhwat yang tidak memahami pesan yang disampaikan komunikator.
Selain itu, terdapat pula beberapa akhwat yang tidak berani
bertanya secara langsung kepada komunikator atau ketua. Menurut Saeful
Manan, dalam hal ini mereka lebih memilih bertanya kepada teman yang
5 Ibid.
6 Wawancara pribadi dengan Saeful Manan, Ketua Umum LDK Syahid periode 2013-
2014.
51
berada di sampingnya atau teman yang tingkatannya sama. Hal tersebut
disebabkan karena mereka takut pertanyaan atau pesan yang mereka
sampaikan tidak dipahami dan bisa mengganggu anggota lain.
Penjelasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa kekhawatiran
dan keengganan akhwat yang berada di tingkat bawah terhambat dan tidak
disampaikan oleh bawahan karena rasa takut terhadap kedudukannya
berada di bawah serta bahasa yang akan disampaikan ditakutkan tidak
dipahami. Sehingga mereka tidak bertanya kepada komunikator dan
mereka lebih leluasa jika bertanya kepada teman yang kedudukan dan
tingkatannya sama.
2. Komunikasi ke Bawah
Komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat
hierarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah, komunikasi ini
adalah pesan yang disampaikan oleh atasan kepada bawahan.
Pada buku yang berjudul Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif
Teori dan Praktek memaparkan bahwa ada lima jenis informasi yang biasa
dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan, di antaranya:7
a. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
b. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan.
c. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi.
d. informasi mengenai kinerja pegawai.
e. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas.
Dalam komunikasi ke bawah, memiliki beberapa masalah seperti
ketika atasan menyampaikan pesan kepada bawahan dengan menggunakan
7Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek,
(Malang: UMM Press, 2010), h. 64.
52
bahasa yang berbeda. Pada masalah ini, banyak pemimpin yang tidak
mengetahui bagaimana agar pesan atasan dapat dipahami oleh bawahan
atau anggota.
Masalah ini juga terjadi pada UKM LDK Syahid. Berdasarkan
informasi yang didapat penulis melalui wawancara tatap muka dengan
ketua umum LDK Syahid periode 2013-2014, bahwa masalah komunikasi
ke bawah terjadi saat public speaking.
Menurut Saeful Manan, hal itu terjadi ketika ia menyampaikan
pesan kepada bawahan atau anggota, namun anggotanya menangkap pesan
yang berbeda lantaran pemahaman yang berbeda antara ketua umum LDK
Syahid dengan anggota yang berada di bawahnya, serta wawasan yang
dimiliki bawahan pun kurang, sehingga terjadilah distorsi.
Arief Wicaksono, sekretaris LDK Syahid periode 2013-
2014 mengatakan, “Saya pernah mengalami distorsi saat
menyampaikan pesan kepada pengurus komda, yaitu pengurus
yang berada ditingkat fakultas, bukan pusat. Distorsi itu terjadi
ketika saya mengatakan kepada pengurus komda untuk penulisan
surat jangan mencantumkan tanggal, namun, saat mereka membuat
surat untuk peminjaman tempat di teater fakultas Adab dan
Humaniora, mereka tetap mencantumkan tanggal, sehingga pihak
fakultas yang menerima surat melayangkan protes kepada kami,
bahwa tanggal yang berada di pojok jangan dicantumkan karena
itu tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)
penulisan surat.”8
3. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi antara atasan dengan
atasan dan bawahan dengan bawahan. Pesan sesama ini bergerak di bagian
yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian.
8Wawancara pribadi dengan M. Arief Wicaksono, Sekretaris LDK Syahid periode 2013-
2014, pada 1 Oktober 2013, pukul 15:00 wib.
53
Bahasa khusus yang dikembangkan oleh divisi tertentu di dalam
organisasi terkadang sulit dipahami oleh penerima pesan. Sedangkan hal
tersebut menjadi salah satu masalah yang terjadi dalam komunikasi
horizontal.
Namun hambatan pada bahasa yang terjadi di dalam komunikasi
horizontal bukanlah masalah satu-satunya, akan tetapi bahasa hanya salah
satu faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi pada komunikasi
horizontal. Dalam masalah ini Manan menuturkan,
“Dalam komunikasi organisasi, distorsi sering terjadi pada
komunikasi horizontal, yaitu pada sesama pengurus ikhwan dan
akhwat UKM LDK Syahid periode 2013-2014. Apalagi distorsi ini
sering tejadi ketika kami para pengurus ikhwan dan akhwat
mengadakan rapat.”9
Hal tersebut terjadi lantaran batasan-batasan yang terdapat dalam
berkomuikasi antara pengurus ikhwan dan akhwat UKM LDK Syahid.
Batasan-batasan tersebut, seperti hijab yang membatasi area ikhwan dan
akhwat saat berkomunikasi, yaitu dalam mengadakan rapat. Kemudian
waktu. Waktu yang terbatas menghambat proses komunikasi.
Dalam sebuah rapat, dituntut untuk menghasilkan keputusan.
Keterbatasan waktu membuat pesan yang disampaikan tidak tersampaikan
dengan baik dan keputusan yang didapatkan menjadi tidak maksimal.
Padahal, untuk mendapatkan ide ataupun keputusan yang maksimal juga
dibutukan waktu yang panjang. Mengenai masalah waktu terbatas, Saeful
Manan menambahkan,
“Untuk masalah waktu, waktu dalam rapat antara pengurus putri itu
tidak seluas waktu pengurus putra, misalnya ada rapat yang sangat
9Wawancara pribadi dengan Saeful Manan, Ketua Umum LDK Syahid periode 2013-
2014.
54
penting dan harus dirapatkan sore itu juga, nah perempuan biasanya
hanya bisa rapat sampai magrib dan laki-laki bisa melanjutkan sampai
tengah malam. Dan hal ini sering-kali terjadi”10
Pendapat di atas dapat penulis jelaskan bahwa batasan waktu
sangat menghambat proses komunikasi antara pengurus putra dan putri
UKM LDK Syahid. Namun meski demikian, pengurus ikhwan
memaklumi masalah tersebut, sehingga pengurus ikhwan tetap
melanjutkan rapat pengurus agar bisa menghasilkan keputusan yang baik.
Adapun batasan-batasan selanjutnya adalah terletak pada tingkat
pemahaman. Pemahaman yang berbeda tidak hanya terjadi pada atasan
dan bawahan, tapi juga terjadi pada antartingkat kedudukan atau
antarsesama pengurus.
Pemahaman yang berbeda terjadi lantaran karena dalam rapat
antara pengurus putra dan putri UKM LDK Syahid, komunikator hanya
bisa menyampaikan pesan secara garis besar. Meski demikian, dalam hal
ini ketua menghimbau, agar tidak terjadi distorsi atau perbedaan persepsi,
maka masing-masing dari pengurus ikhwan dan akhwat merapatkannya
masing-masing, dan masing-masing ketua ikhwan dan akhwat
menyampaikan pesan yang tidak tersampaikan dengan baik, guna
menghindari terjadinya distorsi.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Distorsi Pesan
Distorsi pesan merupakan masalah yang tidak dapat dihindari dari
suatu organisasi yang memiliki banyak anggota. UKM LDK Syahid periode
2013-2014 merupakan salah satu organisasi yang sering mengalami masalah
10
Ibid.
55
tersebut. Berbagai macam faktor turut mendukung masalah distorsi pesan
dalam komunikasi organisasi. Berdasarkan wawancara penulis dengan
beberapa narasumber, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya distorsi di
UKM LDK Syahid sebagai berikut:
1. Penyampaian yang kurang jelas dari komunikator
Rapat merupakan kegiatan rutin yang dilakukan dalam setiap
organisasi. Termasuk di organisasi UKM LDK Syahid. Terkadang dalam
rapat seringkali ditemui anggota yang tidak hadir disebabkan beberapa
alasan.
Sebelum rapat, sosialisasi adalah hal yang harus dilakukan terlebih
dahulu, agar anggota yang berkepentingan bisa datang dan hadir. Namun,
jika sosialisasi kurang maksimal dan tidak jelas, pastinya akan berdampak
saat rapat, yaitu yang menghadiri tidak sesuai yang diinginkan.
Istiqomatunnisa hampir mengalami distorsi pada sosialisasi sebelum
diadakannya agenda rapat. Hal tersebut disebabkan karena komunikator
atau Manan yang menyampaikan pesan kurang jelas.
“Sehari sebelum rapat dengan pengurus akhwat, Manan menanyakan
kepada saya apakah bisa kalau hari ini rapat. Saya bilang ke dia tidak bisa
rapat hari ini. Namun, untungnya Manan menegaskan bahwa pertanyaan
itu bukan untuk saya sendiri tapi untuk akhwat yang lain. Jika saja Manan
menanyakan dengan jelas mungkin bisa langsung saya jawab dengan jelas.
Tapi untungnya Manan menegaskan lagi, jadi distorsi itu tidak terjadi dan
rapat dilakukan sehari setelah sosialisasi ke saya.”11
Dapat penulis simpulkan bahwa saat mempertanyakan masalah
kegiatan rapat, di awal komunikator tidak menyampaikan pesan dengan
jelas, sehingga komunikan menangkap pesan yang dikirim komunikator
berbeda. Namun meski Manan diawal tidak menanyakannya dengan jelas,
11
Wawancara pribadi dengan Istiqomatunnisa, Ketua Keputrian LDK Syahid periode
2013-2014, pada 29 November 2013, pukul 16:00 wib.
56
namun ia mengulang dan memperjelas pertanyaannya, sehingga distorsi
pun bisa dihindari.
Selain Isty, Mananpun memaparkan masalah di atas, ia sendiri
pernah mengalami terkait masalah tersebut. Dalam hal ini ia mengatakan,
“Jadi kita pernah mengajukan acara di luar yaitu acara Latihan
Kader Dakwah Istimewa (LKDI) sekitar bulan april lalu. Kita
mengajukan surat jalan ke bagian kemahasiswaan. Lalu salah satu
pengurus LDK pusat Imam Hamidi ketua pelaksana mengurus surat
jalan perijinan. Ngurusnya lumayan panjang dan berkala. Pada H-3,
saya menyuruh salah satu pengurus LDK pusat, Imam untuk mengikuti
acara tersebut. Namun dia tidak bisa, sehingga saya mengutus salah
satu pengurus komda. Kemudian saya menyuruh dia dengan
mengatakan “Kamu urus surat yang ada di kemahasiswaan.
Namun dalam hal ini terdapat masalah, yaitu ketika dia mengurus
surat jalan ke bagian kemahasiswaan, seharusnya dia langsung wakil
rektor bidang kemahasiswaan yaitu ke pak Sudarnoto, karena
sebelumnya surat sudah dimasukan ke kebagian kemahasiswaan dan
sudah sampai ke yang meng-acc surat, yaitu ke pak Sudarnoto, Wakil
Rektor Bidang Kemahasiswaan. Namun, karena dia tidak paham
birokrasi, akhirnya dia nanyanya ke bawah lagi, padahal surat sudah
sampai ke bagian kemahasiswaan, tapi malah ke pegawai yang di
bawah, sehingga disampaikan pegawainya bahwa harus mengurus, tapi
mengurus dari awal. padahal tinnggal deal-dealan sama pak
Sudarnoto. Acc, tanda tangan, surat ijin jalan keluar. Dan pegawai
yang ditanya lupa kalau suratnya sudah masuk. jadi kalau mau dapet
acc, prosedurnya harus dari sini atau bawah. Sehingga surat tidak
berhasil diambil karena acara tinggal 2 hari lagi dan hal itu tidak
diijinkan karena menurut pegawai kemahasiswaan itu mendadak. Jadi
distorsinya pertama ketika menyampaikan pesan saya tidak
menjelaskan secara detail dan jelas, kemudian salah satu pengurus
Komda yang saya utus dari pihak keduapun tidak paham.”12
Sehingga dapat penulis simpulkan distorsi pesan yang terjadi pada
masalah surat jalan terjadi lantara penjelasan yang kurang jelas dari
komunikator. Selain pesan yang kurang jelas dari komunikator,
komunikan dalam masalah ini tidak paham dan dia tidak menanyakan dan
mengkonfirmasi kepada komunikator. Sehingga terjadilah distorsi.
12
Wawancara pribadi dengan Saeful Manan, Ketua Umum LDK Syahid periode 2013-
2014. Pada 17 Desember, pukul 18.30 wib.
57
2. Forum dalam forum
Forum dalm forum seringkali terjadi dalam rapat. Arief tidak
memungkiri bahwa dalam rapat yang dilakukan pengurus LDK Syahid
sering melakukan forum dalam forum. Siapapun bisa melakukannya, bisa
dari akhwat ataupun ikhwan.
Biasanya forum dalam forum terjadi ketika akan mengadakan
kegiatan yaitu ketika rapat antara pengurus ikhwan dan akhwat. Dalam hal
ini Istiqomatunnisa memaparkan masalah tersebut.
“Dalam rapat ini biasanya sering kali terjadi forum dalam forum.
Seperti ketika salah satu akhwat Diah Sukowati, menyampaikan bahwa
acara keputrian akhwat akan dilaksanakan 21 Desember 2013 dan saat ini
sedang dikonsepkan acaranya. Namun saat Dyah menyampaikan pesan itu,
ikhwannya tidak mendengarkan, sehingga Manan pemimpin rapat
menanyakannya kembali, bagaimana dengan acara keputrian. Padahal,
sebelumnya akhwat sudah bilang bahwa acaranya sudah dikonsepkan.”13
Sehingga dapat disimpulkan bahwa masalah forum dalam forum
sering terjadi ketika diadakan rapat antara pengurus putra dan putri LDK
Syahid. Padahal forum dalam forum merupakan masalah kritis dalam
sebuah rapat, karena jika rapat terjadi hal demikian, maka rapat tidak akan
menghasilkan hasil yang maksimal dan rapat akan kurang efektif.
Sehingga pengulangan pertanyaan akan sering terjadi jika forum dalam
forum tidak diselesaikan.
3. Perbedaan Persepsi
Tidak dapat dihindari, setiap individu pasti memiliki pendapat dan
pemikiran masing-masing. Dalam hal ini perbedaan persepsi bisa memicu
timbulnya distorsi.
13
Ibid.
58
Menurut Dyah, pemikiran setiap anggota tidak sama yang pastinya
menginginkan yang terbaik, tapi terkadang perbedaan tersebut
mengundang distorsi dalam berkomunikasi. Sehingga perbedaan persepsi
membuat seseorang menangkap arti yang berbeda.
Menanggapi perbedaan persepsi yang dijelaskan Dyah, Manan pun
sependapat dengannya. Ia menambahkan bahwa pemahaman atau persepsi
yang berbeda sering menimbulkan terjadinya distorsi.
Dalam hal ini ia mencontohkan, seperti persepsi antara pengurus
pusat dan pengurus komda. Ketika diadakan rapat umum yang dihadiri
oleh pengurus pusat dan pengurus komda, distorsi datang tanpa disengaja.
Hal ini terjadi ketika salah satu dari pengurus pusat menyampaikan
pesan bahwa pengurus komda harus ikut serta dalam beberapa kegiatan
yang sudah dikonsepkan. Namun, terdapat beberapa pengurus komda tidak
memahaminya. Masalah ini disebabkan karena pemahaman pengurus
pusat dan komda tidak sama.
Selain itu ia pun memberi contoh lainnya. Seperti pada agenda salam
muharrom. Di mana agenda ini merupakan agenda yang diadakan oleh
pengurus pusat dan bekerja sama dengan pengurus komda.
“Kasusnya kayak kemaren acara salam muharrom kegiatan di
bulan November sebenernya nggak wajib kalau anak komda bikin
acara di salam muharrom. Wajibnya adalah ketika acara mereka itu
berbenturan sama tanggal yang masuk dalam salam muharrom itu.
Misalnya salam muharrom rangkaian dari pusat itu seminggu. Mulai
dari tanggal 16-23 November, itu kan seminggu jedanya. Ternyata
ketika diturunkan, mereka (komda) ditanggal tersebut punya acara
sendiri. Insiatif dari syiar itu bahwa acara komda dimasukkan dalam
acara salam muharrom, bukan acara komda lagi. Boleh dan tetep
acara komda, tapi atas nama salam muharrom.
Tapi disini ada beberapa komda yang berfikir, bahwa komda harus
punya acara dan wajib harus mengadakan agenda untuk salam
59
muharrom, kemudian acara tersebut atas nama fakultas. Padahal itu
tidak mesti. Karena kan nggak semua fakultas dalam prokernya ada
tentang proker salam muharromnya di setiap divisi syiar. Ada yang iya
ada dan ada yang nggak.
Ketika salam muharrom sekarang diadakan, cuman dalam
menghemat dari segi apapun. Jadi dalam tanggal segitu kalau komda
mengadakan acara ya nggak apa-apa, tapi sebaiknya acara salam
muharrom yang diadakan komda, harus atas nama seluruh LDK,
jangan komda sendiri. Jadi acara LDK bisa satu tema dan nggak beda.
Biasanya itu yang ngadain komda seperti FEB, FST. kalau kemaren
kampus 2 dan 3 gabungan acaranya, kemudian FSH, FAH. Memang
nggak semua komda yang ngadain, tapi biasanya yang suka ngadain
fakultas yang saya sebutkan tadi.”14
Dapat penulis disimpulkan bahwa distorsi tersebut disebabkan
karena perbedaan pesepsi. Dalam acara yang diadakan oleh pengurus pusat
yaitu acara salam muharrom pengurus LDK pusat tidak mewajibkan
bahwa pengurus LDK fakultas atau komda mengadakan acara. Namun
dalam agenda ini, komda menangkap bahwa harus mengadakan acara,
sehingga merekapun mengadakan acara yang tidak sama temanya dengan
pengurus pusat, yaitu salam muharrom.
Dyah menambahkan, perbedaan persepsi tidak hanya terjadi pada
agenda salam muharrom, tapi juga terjadi pada apel pengurus LDK
Syahid. Dalam masalah ini ia mengatakan,
“Kemaren, pada tanggal 28 November di Madrasah Pembangunan
(MP) akan mengadakan apas jaga, yaitu kayak upacara. Persiapan apel
upacara itu kan pagi-pagi jam 6. Apel itu ditunjukan untuk seluruh
pengurus dan jatuhmya wajib hadir. Nah karena ada angkatan baru
yaitu angkatan 2013, Mereka juga boleh datang walaupun mereka
belum pengurus. Tapi dalam jarkoman angkatan 2013, salah satu dari
angkatan 2013 yang menjarkom bahwa angkatan 2013 wajib datang.
Itu dikarenakan menurut mereka bahwa karena mereka sudah dilantik
dan sah menjadi anggota, mereka berpikir itu wajib, sehingga
merekapun pada datang, walaupun tidak semuanya datang”15
14
Wawancara pribadi dengan Dyah Sukowati, Biro Keputrian LDK Syahid periode 2013-
2014, pada 6 Desember 2013, pukul 16.00 wib 15
Ibid.
60
Sehingga kesimpulan penulis dalam contoh dan masalah apel yang
diadakan pengurus LDK telah mengalami distorsi lantaran perbedaan
persepsi. Hal itu disebabkan karena anggota LDK yang berpikir bahwa
mereka sudah dilantik dan mereka harus ikut. Tak hanya itu, perbedaan
persepsi itu pun disebabkan karena mereka tidak mengkonfirmasi kembali
kepada Divisi Humas Center.
Adapun kasus lain mengenai beda persepsi dipaparkan pula oleh
Manan.
“Ketika Ada informasi untuk umum. Temen-temen keputrian
seperti ketua keputrian yaitu Isti dalam kegiatan keputrian, mereka
menyampaikan ke pengurus ikhwan supaya dibuat jarkom untuk
khalayak umum bahwa pengurus keputrian akan mengadakan acara
kajian kemuslimahan. Mereka minta tolong kepengurus ikhwan agar
acara tersebut dijarkom untuk mahasiswa UIN. Namun, ketika
pengurus putri menyampaikan bahwa mereka bilang tolong
disampaikan ketemannya atau khalayak umum, saya dan ikhwan yang
lain menangkap bahwa acara tersebut untuk putra dan putri. Sehingga
dalam penyebaran informasi kita mengatakan bahwa keputrian sedang
ada acara dan acara tersebut untuk semuanya, padahal sebenarnya
acara tersebut hanya untuk kaum hawa. Kejadian tersebut terjadi ketika
diawal kepengurusan, yaitu bulan pada bulan Mei lalu.”16
Dapat disimpulkan bahwa pengurus akhwat meminta tolong kepada
pengurus ikhwan, pengurus ikhwan salah dalam menangkap pesan yang
disampaikan pengurus akhwat. Ketika Isti, ketua keputrian LDK,
mengatakan “Tolong sampaikan kekhalayak umum UIN agar mengikuti
acara kami.” Namun ketika Isti mengatakan khalayak umum UIN,
Manan, selaku ketua LDK pusat menangkap bahwa acara tersebut harus
disampaikan untuk semuanya, baik putra maupun putri. Padahal, maksud
pesan Isti bahwa khalayak umum itu adalah semua mahasiswi UIN dari
berbagai fakultas, kecuali mahasiswa. sehingga dalam hal ini, Manan dan
16
Wawancara pribadi dengan Saeful Manan, Ketua Umum LDK Syahid periode 2013-
2014, pada 17 Desember 2013, pukul 18.30 wib
61
seluruh pengurus ikhwan menyampaikan kekhalayak umum bahwa
pengurus akhwat akan mengadakan acara untuk khalayak umum dan
siapapun boleh mengikuti acara tersebut, baik dari putra ataupun putri.
Menurut Manan, dalam masalah perbedaan persepsi pada kasus
distorsi pesan itu lebih banyak dibanding masalah lain. Sehingga dalam
masalah perbedaan persepsi ia menambahkan.
“Bulan Desember ini kita sedang mengadakan Islamic fire, acara
untuk LDK putra dan putri pada bulan Desember minggu kedua.
Ketika itu temen-temen keputrian mengadakan rapat dan rapat itu
khusus untuk pengurus putri. Lalu kejadiannya adalah ketika panitia
ikhwan yaitu saya mengajak rapat keseluruh panitia putri, yaitu
berbicara dengan kordinator keputrian, Dyah, ternyata dia jawab, tidak
bisa karena mereka sedang rapat Islamic Fire. Sehingga saya berfikir
bahwa mereka akan merapatkan apa yang akan saya dan teman lainnya
rapatkan. Padahal ajakan saya rapat adalah untuk membahas seluruh
acara Islamic Fire sedangkan mereka rapatnya hanya untuk satu
rangkaian, yaitu rapat Islamic fire yang kontennya kemuslimahan. Dan
ketika saya bertanya kepada kordinator acara Islamic, mereka belum
menentukan jadwal rapat untuk seluruh acara Islamic Fire.
Jadi dalam hal ini saya nangkepnya mereka sedang rapat Islamic
fire untuk acara keseluruhan, bukan untuk putri saja. Soalnya acara
tersebut memiliki banyak rangkaian, salah satunya kemuslimahan.
padahal kita sedang mau mengadakan rapat akbar. Dikira kita rapat
jadwalnya sudah ada, padahal itu rapatnya beda.”
Dapat disimpulkan, bahwa dalam kasus ini antara komunikator dan
komunikan memiliki persepsi yang berbeda. Manan sebagai komunikator
menangkap bahwa pengurus akhwat akan rapat membahas seluruh acara
Islamic Fire dan Dyah sebagai komunikan menangkap bahwa
komunikator sudah paham bahwa mereka akan rapat membahas acara
Islamic Fire pada agenda kemuslimahan, yaitu salah satu rangkaian
agenda pada acara Islamic Fire.
4. Bahasa yang Sulit Dimengerti
Bahasa menjadi hal penting. Karena dengan menggunakan bahasa
manusia bisa berkomunikasi. Namun, pada organisasi LDK Syahid sering
62
ditemukan beberapa anggota yang menggunakan bahasa yang berbelit-
belit dan susah dimengerti. Hal tersebut lantaran mereka memiliki
beberapa tujuan. Salah satunya adalah agar agenda yang sedang
dikonsepkan pengurus tidak diketahui anggota selain pengurus.
Dalam hal ini Arief mencontohkan. Seperti terdapat beberapa dari
anggota LDK Syahid memakai bahasa yang menggunakan kode atau
amiah atau bisa disebut rahasia. yang menurut kakak tingkatnya tidak
boleh diketahui oleh orang banyak.
“Ketika kami, para ikhwan sedang ngumpul duduk-duduk
santai dan yang berkumpul tidak hanya dari angkatan kita, tapi ada
yang di bawah kita. Nah, saya dan satu teman saya mau ngobrol
khusus berdua mengenai program kerja, karena kami tidak ingin adik
kelas atau angggota bawah kami tahu kalau kami mau keluar untuk
membahas mengenai program, saya dan teman saya saat duduk
diantara anggota yang berada di bawah saya, mulai menggunakan
bahasa kode. Jadi kayak temen saya ngomong ke saya, “Jadi kita
ketemunya di masjid itu aja ya.” Dia sengaja pakai bahasa berbelit-
belit supaya tidak dimengerti anggota lainnya. Dan itu sudah menjadi
tradisi di organisasi kami.”17
Selain itu Arif juga menambahkan contoh lain.
“Seperti ketika saya sedang membuat agenda. Adapun yang
menghendel adalah angkatan 2010-2011. Sedangkan 2012-2013
adalah sebagai peserta. Ketika kita rapat, ada salah satu dari angkatan
2012 menghampiri kita yang sedang rapat. Pangggil saja dia Ahmad.
Saya bertanya, “Ahmad napain kamu di sini?. Dia Cuma jawab,
“Saya cuma mau nongkrong dengan kakak-kakak di sini.” Kemudian
saya bilang lagi kedia “Maaf Mad, kita lagi nggak bisa buat
tongkrongan, mendingan kamu ke tempat ngaji yag di bawah. Jadi
kamu ke bawah saja.” Tapi setelah dibilang seperti itu, ia tidak
menjawab dan juga tidak beranjak pergi. Berarti dia belum paham
kan. Karena dia tidak mengerti akhirnya saya pun menggiring sendiri
dia ke bawah setelah itu baru saya ke atas lagi.”18
17
Wawancara pribadi dengan M. Arief Wicaksono, Sekretaris LDK Syahid periode
2013-2014, pada 29 November 2013, pukul 16:30 wib. 18
Ibid.
63
Dapat penulis simpulkan bahwa distorsi terjadi karena terdapat beberapa
anggota LDK Syahid memakai bahasa amiah dan bahasa yang
menggunakan kode. Hal ini disebabkan karena Arif sebagai salah satu
pengurus tidak ingin agenda yang sedang ia konsepkan bersama temannya
diketahui oleh adik tingkat atau anggota lain selain pengurus periode
2013-2014. Sehingga mereka berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
yang sulit dimengerti oleh orang lain.
Memakai bahasa yang menggunakan kode merupakan salah satu faktor
sehingga terjadinya distorsi. Namun tidak dapat dipungkiri dan dihindari
penggunaan bahasa tersebut, karena hal tersebut sudah menjadi tradisi di
lingkungan organisasi LDK Syahid.
Namun, dalam buku berjudul Komunikasi Organisasional yang
dikarang Soleh Soemirat, Elvinro Ardianto, dan Yenny Ratna
Suminar.bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi
disebabkan karena dua faktor. Faktor pertama adalah personal dan kedua
faktor organisasi.
Manan, menuturkan bahwa faktor yang dijelaskan dalam buku
yang berjudul Komunikasi Organisasional juga terjadi pada organisasi
yang sedang ia pimpin. Menurutnya faktor personal sangat berkenaan
dengan persepsi, karena faktor persepsi memegang peranan penting dalam
proses komunikasi.
Kemudian kedua adalah faktor organisasi. Organisasi sangat besar
mempengaruhi terjadinya komunikasi organisasi sehingga menimbulkan
terjadinya distorsi. Sehingga dalam masalah ini penulis akan memaparkan
64
masalah distorsi yang dijelaskan Arni Muhammad dalam buku
Komunikasi Organisasi bahwa ada beberapa hal dari lingkungan
organisasi yang ikut memberikan kontribusi terhadap distorsi pesan dalam
komunikasi, di antaranya karena:
a. Hierarki dalam Organisasi
Dalam hal ini susunan posisi dalam bentuk hierarki
menggambarkan bahwa ada orang yang menduduki posisi yang lebih
tinggi dan yang lainnya adalah bawahan. Hierarki seperti inilah yang
terkadang mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi.
Biasanya, orang yang menduduki tempat lebih tinggi dalam
hierarki, mempunyai kontrol lebih banyak dari orang yang ditempatkan
dibagian bawah.
Sama halnya seperti Saeful Manan ketua umum LDK Syahid
yang memiliki hierarki lebih tinggi dari pengurus lain. Dalam masalah
ini, menurut pengamatan penulis berdasarkan yang didapatkan melalui
wawancara bahwa terdapat beberapa pengurus yang posisinya di
bawah ketua umum, enggan berkomunikasi dengan orang yang
hierarkinya lebih tingggi.
“Hal itu pernah kita alami, Masih ada sebagian pengurus
yang gak mau ngasih infomasinya kepengurus yang
hierarkinya lebih tinggi. Ketika ada suatu kegiatan dari divisi
tertentu, lalu bentrok dengan kegiatan pada divisi lain, jadi
yang diperhatikan kan tidak hanya satu kegiatan, jadi terkadang
dari bawah kurang memberi informasi ke atas, dan atas juga
tidak bertanya ke kepada bawahan.”19
Dalam hal ini penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam
organisasi ini terdapat kesenjangan hierarki sehingga menimbulkan
19
Wawancara pribadi dengan Dyah Sukowati, Biro Keputrian LDK Syahid periode 2013-
2014.
65
distorsi. Kesenjangan tersebut dikarenakan bawahan yang merasa takut
menginformasikan kepada atasan serta atasan dalam masalah ini pun
tidak berperan aktif seperti tidak bertanya kepada bawahan, sehingga
antara atasan dan bawahan, hanya saling diam dan pasif.
Kesenjangan tersebut merupakan masalah yang lumrah terjadi
dalam setiap organisasi. Namun masalah yang biasa terjadi akan
mengakibatkan dampak buruk jika terus didiamkan.
b. Keterbatasan Berkomunikasi
Manusia hidup selalu dipenuhi dengan komunikasi dan saling
berkomunikasi guna untuk mengetahui keadaan sekitar. Sehingga dalam
kehidupan, manusia membutuhkan banyak informasi. Termasuk dalam
sebuah organisasi yang di dalamnya dilakukan oleh para manusia.
Dalam hal ini organisasi sangat membutuhkan informasi, sehingga
sebuah organisasi mewajibkan setiap anggota yang mengikuti
organisasi harus saling berkomunikasi, guna meningkatkan capaian
serta tujuan.
Namun, seringkali terdapat batasan-batasan yang membuat
organisasi UKM LDK Syahid harus menyortir pesan yang akan
dikirimkan atau pesan yang akan diterima. Hal tersebut dikarenakan
keterbatasan saat berkomunikasi.
Seperti halnya pada keterbatasan waktu rapat antara pengurus putra
dan putri UKM LDK Syahid. Waktu yang dimiliki pengurus putri jika
diadakan rapat pada sore hari, mereka tidak bisa mengikuti rapat dalam
waktu yang lama. Berbeda dengan pengurus putra UKM LDK Syahid,
66
mereka bisa meluangkan waktu mereka untuk melanjutkan rapat sampai
waktu tengah malam.
Sehingga dalam hal ini keterbatasan berkomunikasi merupakan hal
biasa yang dialami oleh organisasi UKM LDK Syahid. Namun meski
keterbatasan berkomunikasi selalu datang, mereka berusaha
menghindari agar distorsi tidak muncul.
c. Hubungan yang Tidak Personal
Hubungan tidak personal biasanya sangat besar sekali
mempengaruhi cara komunikasi antar sesama individu. Karena
hubungan tidak personal sangat besar manfaatnya saat berkomunikasi.
Seperti pada organisasi UKM LDK Syahid. UKM ini pernah
mengalami distorsi lantaran terdapat dari beberapa anggota yang tidak
memiliki hubungan personal.
Hal itu terjadi ketika pengurus yang baru menduduki jabatannya.
Biasanya organisasi ini dalam satu divisi memiliki lebih dari dua
anggota. Sehingga untuk meningkatkan capaian perdivisi mereka harus
memiliki dan meningkatkan hubungan personal. Namun, untuk
pengurus yang baru, mereka belum memiliki hubungan tersebut,
sehingga distorsi pun terjadi.
Hubungan personal, biasanya membantu seseorang dalam
berkomunikasi, karena dengan memiliki hubungan tersebut dan tanpa
memikirkan kesenjangan, biasanya komunikasi akan berjalan dengan
baik.
67
d. Jaringan Komunikasi
Jaringan komunikasi merupakan suatu mata rantai yang harus
dilalui dalam berkomunikasi. Pesan yang dikirim secara seri atau
berantai banyak, cenderung diubah oleh komunikan sebelum
dilanjutkan pengirimannya. Dalam jaringan komunikasi, semakin
banyak mata rantai yang dilalui, maka semakin besar kemungkinan
distorsi terjadi.
Seperti dalam organisasi UKM LDK Syahid. Mereka pernah
mengalami distorsi lantaran banyak mata rantai yang harus dilalui saat
berkomunikasi. Terkadang pesan yang disampaikan ketua umum
kepada divisi yang berada di bawahnya tidak sampai.
Hal tersebut disebabkan ketika ketua umum menyampaikan
pesan kepada divisi syiar, namun menyampaikan pesannya melalui
orang yang jabatannya tidak berada di divisi syiar, sehingga pesan
yang disampaikan tidak sama seperti yang disampaikan komunikator
atau ketua umum kepada komunikan.
Menurut pengamatan penulis, hal itu merupakan sebuah masalah
yang biasa terjadi. Ketika seorang ketua menyampaikan pesan yang
berkaitan dengan divisi syiar namun meyampaikan pesan tersebut
melalui orang yang tidak memiliki kaitannya dengan divisi tersebut,
maka distorsi akan mudah timbul.
Hal tersebut lantaran, komunikan yang diamanahkan ketua,
kurang memahami pesan yang disampaikan ketua atau pesan yang
dimaksud ketua berbeda dengan pesan yang dimaksud komunikan,
68
namun dalam hal ini komunikan hanya diam meski pesan yang
diterima kurang dipahami, kemudian pesan tersebut disampaikan
sesuai yang dia mengerti, maka terjadilah distorsi.
Kendati demikian, dalam masalah ini bukanlah hanya
komunikan yang dipersalahkan. Seharusnya dalam hal ini, ketika ketua
selesai menyampaikan pesan yang dimaksud, ia menanyakannya
kembali kepada komunikan tersebut, apakah dia mengerti dengan
pesan yang dimaksud komunikator atau ketua. Dalam hal ini disebut
dengan konfirmasi. Sehingga dengan demikian, maka distorsi tidak
akan terjadi.
Meski demikian, berdasarkan pengamatan penulis melalui
wawancara dengan beberapa pengurus LDK Syahid dapat disimpulkan,
bahwa distorsi terjadi disebabkan karena faktor personal, baik dari
komunikator maupun komunikan.
C. Cara Pengurus UKM LDK Syahid Periode 2013-2014 Mengatasi Distorsi
Pesan
Dalam mengatasi masalah-masalah komunikasi seperti distorsi pesan,
perlu beberapa cara agar komunikasi bisa lebih efektif dan bisa menjauhkan
pesan dari masalah distorsi.
Dalam hal ini pengurus UKM LDK Syahid memiliki beberapa cara
agar distorsi tidak terjadi atau cara mengurangi distorsi. Dari berbagai macam
penyebab yang menimbulkan distorsi, mulai dari batasan-batasan seperti
waktu, hijab, cara berkomunikasi antara pengurus putra dan putri, kemudian
perbedaan persepsi sampai dengan konfirmasi.
69
Dalam masalah ini penulis memaparkan bahwa beberaa diantaranya
adalah:
1. Membuat tor terlebih dahulu
Maksudnya ialah agar komunikator yang kurang menguasai pesan yang
ingin disampaikan, maka harus terlebih dahulu membuat tor. Hal tersebut
dilakukan agar pesan yang disampaikan bisa sesuai yang diinginkan
komunikator.
2. Control/Memverifikasi
Maksudnya ialah bahwa setiap komunikator yang telah selesai
menyampaikan informasinya kepada komunikan, maka harus di kontrol
dengan cara memverifikasi ulang kepada komunikan, apakah informasi
yang disampaikan komunikator sudah dipahami. Jika belum, komunikan
dipersilahkan untuk bertanya kembali atas informasi yang belum
dipahaminya. Hal tersebut dilakukan guna menghindari terjadinya distorsi.
“Jadi cara meminimalisir distorsi, apalagi saat rapat, itu di buat dulu
tornya, kemudian di sampaikan, agar tersampaikan dengan baik.
Kemudian control, seperti ditanyakan kembali, apakah sudah paham
semua, jika belum nanti akan dijelaskan kembali agar bisa menjadi satu
persepsi. Dan itu ditanyakan pada saat rapat dan setelah rapat.”20
3. Konfirmasi
Dalam berkomunikasi tidak selalu komunikator yang disalahkan ketika
terjadi sebuah distorsi. Komunikan pun bisa membuat distorsi terjadi, jika
komunikan tidak bertanya kepada komunikator akan informasi yang belum
dipahami. Dalam hal ini komunikan yang tidak paham, hanya bisa diam
dikarenakan malu. Sehingga hal ini akhirnya memnyebabkan terjadinya
distorsi.
20
Wawancara pribadi dengan Saeful Manan, Ketua Umum LDK Syahid periode 2013-
2014.
70
Sehingga dalam menanggapi masalah ini pengurus sudah mengetahui
hal-hal apa saja yang akan menimbulkan distorsi, sehingga pengurus UKM
LDK Syahid memiliki dan sudah menyiapkan cara agar masalah distorsi
dalam komunikasi organisasi dapat dikurangi dan dihilangkan.
Seperti pada batasan waktu. Meskipun pada batasan waktu yang tidak
memadai tatkala diadakan rapat antara semua pengurus, baik pengurus ikhwan
maupun putri, mereka mempersilahkan pengurus akhwat supaya tidak
mengikuti rapat sampai tengah malam, kemudian rapat tetap dijalankan oleh
pengurus putra.
Namun, meski rapat dilanjutkan hanya pada pengurus ikhwan, agar
tidak timbul distorsi karena pengurus akhwat tidak ikut, maka perwakilan
pengurus putra ataupun ketua umum LDK Syahid mengkonfirmasikan akan
hasil rapat yang tidak diikuti pengurus akhwat.
Kemudian batasan hijab. Batasan hijab dilakukan ketika diadakan
pertemuan baik dalam kegiatan rapat dan diskusi, wilayah pengurus ikhwan
dan pengurus akhwat dibatasi dengan banner atupun alat yang bisa digunakan
untuk membatasi wilayah mereka agar tidak berbaur.
Menurut Saeful Manan, Hal ini terkadang menimbulkan distorsi.
Namun, dalam masalah ini pihak pengurus sudah mengetahui bagaimana cara
agar mengurangi distorsi. Yaitu dengan merapatkan hasil rapat antara
pengurus ikhwan dan akhwat.
Mereka merapatkannya masing-masing. Pengurus ikhwan rapat dengan
pengurus ikhwan, pengurus akhwat pun sama, yaitu mereka merapatkannya
hanya antara pengurus akhwat. Masing-masing baik ketua umum yangm
71
memimpin rapat pengurus ikhwan, dan ketua keputrian yang memimpin
berjalannya rapat antara sesama pengurus akhwat.
Cara tersebut menurut ketua umum LDK Syahid saat ditemui di
Fatullah, sudah cukup berhasil, meski masih ada sedikit masalah, namun, hal
itu bisa mengurangi tingkat distorsi yang tinggi.
Lalu konfirmasi. Konfirmasi menurut Dyah Sukowati salah satu
pengurus LDK Syahid biro Keputrian terkadang menimbulkan distorsi.
Masalah tersebut terjadi ketika ada suatu kegiatan yang berbarengan antara
satu divisi dengan divisi lain, ini membuat masing-masing divisi sibuk pada
kegiatan yang diadakan divisi tersebut, sehingga pengurus yang berasal dari
divisi lain pun memiliki kesibukan yang sama. Karena yang diperhatikan tidak
hanya satu, terkadang dari bawah atau divisi lain kurang memberi informasi
ke atas atau ketua, dan atas juga tidak bertanya ke kepada bawahan, karena
masalah itulah distorsi timbul.
Namun, bagi Dyah masalah tersebut bisa ditanggulangi agar tidak
terjadi, yaitu dengan saling mengkonfirmasi. Baik dari atasan kepada
bawahan, kemudian dari bawahan kepada atasan, atau dari satu divisi kepada
divisi lain.
Selain saling mengkonfirmasi agar mengurangi distorsi, berperan aktif
merupakan cara yang baik. Maksudnya ialah bahwa meski atasan tidak
memberikan informasi kepada bawahan, bawahan tidak boleh diam menunggu
ketua memberikan informasi. Karena menurutnya hal itu bisa menimbulkan
distorsi pesan dalam komunikasi organisasi. Sehingga dalam masalah ini,
bawahan harus aktif bertanya kepada atasan meskipun atasan belum
memberikan informasi.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan selama dua bulan, penulis
menyimpulkan bahwa organisasi pada UKM LDK Syahid UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sering mengalami distorsi saat berkomunikasi.
Hal tersebut terjadi lantaran terdapat beberapa batasan saat
berkomunikasi sehingga menimbulkan terjadinya distorsi. Adapun batas-
batasan tersebut seperti:
1. Batasan waktu
Pada kegiatan rapat antara pengurus putra dan putri, terkadang pengurus
putri tidak memiliki waktu yang lama untuk melanjutkan, sehingga rapat
dilanjutkan hanya sesama pengurus putra.
2. Hijab
Hijab merupakan pembatas wilayah. Hijab tersebut berupa banner dan alat
lainnya yang bisa digunakan untuk membatasi wilayah ketika pengurus
putra dan puti mengadakn kegiatan dalam satu ruangan.
3. Persepsi
Perbedaan persepsi juga turut mempengaruhi terjadinya masalah distorsi
pesan. Hal tersebut biasanya diebabkan karena tingkatan yang berbeda.
4. Penyampaian yang kurang jelas dari komunikator
5. Forum dalam forum
6. Bahasa yang sulit dimengerti,
Namun, kendati demikian, distorsi yang dialami oleh pengurus UKM
LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bisa diatasi dengan beberapa
73
cara. Seperti lebih sering mengkonfirmasi saat dan sesudah diadakan sebuah
kegiatan, baik rapat, diskusi, dan kegiatan lainnya. Sehingga hal ini bisa
mengurangi masalah distorsi dalam komunikasi organisasi.
B. Saran
Dalam masalah yang terjadi dalam organisasi UKM LDK Syahid UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, meskipun distorsi pasti terjadi dalam komunikasi,
seperti komunikasi organisasi, penulis menyarankan:
1. Bagi semua pengurus UKM LDK Syahid, hendaknya agar lebih
meningkatkan komunikasi baik antara pengurus putra dan putri. Karena
dengan sering berkomunikasi, maka setiap masalah seperti distorsi akan
sedikit berkurang.
2. Ketua umum LDK Syahid, agar lebih sering memberikan informasi
kepada bawahan ataupun divisi lain, baik bagi pengurus putra maupun
putri, karena peran ketua sangat penting dalam menjalankan organisasi.
3. Bawahan ataupun semua pengurus yang menjabat di bawah ketua, agar
tidak selalu diam dan lebih aktif dalam mendapatkan informasi. Karena
jika hanya selalu menunggu informasi dari atasan ataupun divisi lain,
maka akan lama dalam mendapatkan informasi, dan hal itu akan
menimbulkan sebuah distorsi.
74
DAFTAR PUSTAKA
Burgoon, Michael. Approaching Spech: Communication Process. New York:
Holt, Rinehart & Winston, 1974.
Colin, Cherry. World Communication: Treat or Promis. New York: Jhon Wiley &
Sons, 1978.
Hafied, Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 1998.
Hamid, Farid, & Budianto. Ilmu Komunikasi: Sekarang Dan Tantangan Masa
Depan. Jakarta: Prenada Media Group, 2011. Cet. Pertama.
Ilaihi, Wahyu, Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Cet.
Pertama.
Jean, E. Esposito. Seni Komunikasi: Membangun Pengertian di Tempat Kerja,
.Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005. Cet. Pertama.
Joseph, A. Devito, Komunikasi Antarmanusia. Tangerang Selatan: Karisma
Publishing Group, 2011. Cet. Ke-5.
Kincaid, D. Lawrence & Wilbur Schramm. Asas-asas Komunikasi Antar Manusia,
(Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan
Sosial, 1987. Cet. Ke-7.
Littlejohn, Stephen W., & Karen A. Foss. Teori Komunikasi: Theoris of Human
Communication. Jakarta: Salemba Humanika, 2009. Cet. Ke-9.
Muhammad, Arni., Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2005, cet.
Ke- 7.
Morrison. Teori Komunikasi Organisasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009. Cet,
Pertama.
Osgood, Charles E. George J. Suci, and Percy H. Tannenbaum, The Measurement
of Meaning. Urbana: University of Illinois Press, 1957.
Phil Astrid S. Susanto. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Rindang Mukti. Cet. Ke-2.
Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi: Perspektif, ragam, & Aplikasi. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2009.
Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007. Cet. Pertama.
75
R. Wayne Pace & Don F. Faules. Komunikasi Organisasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002. Cet. Ke-4.
Soemirat, Soleh., Ardianto, Elvinro., dan Suminar, Yenny Ratna, Komunikasi
Organisasional. Jakarta: Universitas Terbuka, 2000. Cet. Kedua.
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH IAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/ Fax : (021) 7 432728 / 74703580
Website : m.fdkuinjakarta.ac.id, E-mail : [email protected]. Ir. H. ]uanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
Nomor : Un.01lF5lKM.01 .3/"l|0f 12013
Lamp :1(satu)bundelHal : Bimbingan Skripsi
','
Kepada Yth.Umi Musyarofah, M.Ag.Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
As salamu' alaikum Wr. Wb.
Bersama ini kamrFakultas Ilmu Dakwahberikut,
NamaNIVIJurusan/SemesterJudul Skripsi
Tembusan:l. Dekan2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPDFakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Iakarta,]fl Maret 2013
sampaikan sebuah out line skripsi yang diajukan oleh mahasiswadan Ilmu Komunikasi UIN Syarif l{idayatullah Jakarta sebagai
Muji Hastuti10905 I 000002Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPD / VIIIDistorsi Komunikasi Organisasi pada Unit KegiatanMahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK)Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasi-swa tersebut dalampenyusunan dan penyelesaian skripsinya pada waktu yang tidak terlalu lama.
Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.
Was s al amu' al aikum- Wr. Wb.
Saputra,3 199603 1 0011
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UII9SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/Fax : (021) 743272t I 74703580
Jl. Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat 15412 Indonesia E-mail : dakwah(Dfdk.uinjakarta.ao.id
NomorLampiranHal
: un.0l/F5 lPP.O}.e/fJq( t2ot3
: Izin Penelitian (Skripsi)
Kepada Yth,Pengurus UKM Lembaga Dakwah Kampus(LDK Syahid) UIN Jakartadi
Tempat
As s al amu' al ai kum Wr. Wb.
Jakarta, Juli 2013
Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif HidayatullahJakarta menerangkan bahwa :
JrI
NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemesterJurusan/KonsentrasiAlamatTelp.
Muji Hastuti109051000002Jakarta,09 Juni 1990IX (Sembilan)Komunikasi dan Penyiarari Islam (KPI).Tangerarrg, Banten089635723276
adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari d,atadalam rangkapenulisan skripsi berjudul Distorsi Komuniktsi Organisasi UKM LDK Syahid UINEyr f Hi dal,atull ah Jakart a.
Untuk melengkapi bahan penulisan tersebut, dimohon kiranya Bapak dapatmenerima./mengizinkan yang lersangkutan untuk wawancara./observasi sertamemperoleh da(a yang terkait dengan penelitiari dimaksud.
Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih.
Ws s al amu' al aikum Wr. Wb.
1004VTembusan :
1. Wakil Dekan Bidang Akademik2. Ka/Sekprodi Komunikasi dan penyiaran Islam (KpI)
Dekan,
Subhan, MA110 199303
Ew#SURAT KETERANGAN
NO:089/S. Ket/ LDK SYAHID I W zALg
Lernbaga Dalrwah Kampus Syahid UIf{ Syarif Hidayatullah Jakafta dengan ini, t menerangkan bahwa:
Nama
Universitas
Fakultas
NIM
Tahun Akademik
I lYtqii Hastuti
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
: Dakwah dan Komunikasi
Semester/Jurusan : 9 / Komunikasi dan penyiaran Islam: 1O9O51(XX!OO2
= 2fr1.3l20l*
i
FelFau adalah benar pernah melakukan penelitian terhadap Lembaga Da]<wah
Kampus (tDlO Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikianlah Surat Keterangan ini dibuat, agar dapat digunakan sebagaimanamestinya. Atas perhatiannya kami ucapkan terirna kasih.
Ketua LDK Syahid UIN Jakafta
Sekreariat :
Gedung Student Center {SC} Lt.3ll lr u hranzla iln Ot lainrrlat'ttr,, 1t
.d.
Nama : Saeful Manan
Jabatan : Ketua Umum LDK Syahid periode 2013-2014
Waktu : 17 Desember 2013
1. Pertanyaan : Apakah pengurus UKM LDK Syahid pernah mengalami distorsi dalam
komunikasi organisasi?
Jawaban :
Pernah dan sering
Pertanyaan : Mengapa distorsi itu bisa terjadi?
Jawaban :
Hal tersebut bisa terjadi karena terdapat batasan-batasan saat berkomunikasi. Seperti pada
batasan waktu. Untuk masalah waktu, waktu perempuan dalam rapat itu tidak seluas waktu
pengurus putra. Misalnya, jika ada rapat yang sangat penting dan harus di rapatkan sore itu juga,
nah perempuan biasanya hanya bisa rapat sampai magrib dan pengurus putra bisa melanjutkan
sampai tengah malam.
Kemudian jarak. Jarak dalam berkomunikasi pada acara rapat ataupun diskusi, pengurus putra
dan pengurus putri membatasi interaksi mereka dengan menggunakan hijab seperti banner dan
pembatas lainnya yang bisa digunakan. Dengan tujuan agar jarak pengurus putra dan putri tidak
terlalu dekat.
Selain itu, pemahaman ataupun persepsi yang berbeda juga sering menimbulkan terjadinya
distorsi. Seperti pemahaman antara pengurus pusat dan pengurus Komda. Misalnya, ketika
diadakannya rapat antara pengurus putra dan pengurus komda (yaitu pengurus yang di fakultas),
rata-rata semester 4 atau 2. Sedangkan di pusat semester 6 dan ke atasnya. Ketika mengadakan
rapat bersama, terjadi distorsi tanpa disengaja, yaitu karena pemahaman pengurus komda dengan
pengurus pusat tidak sama.
Tak hanya itu. Pada kegiatan di rapat-rapat besar, terkadang yang disampaikan hanya garis
besarnya saja. Hal tersebut dikarenakan waktu yang terbatas. Sehingga dalam hal ini biasanya
pengurus putra mencerna dengan sendirinya dan pengurus putri mencerna dengan sendirinya,
jadi saling berbeda.
Tingkatan dalam hal ini juga mempengaruhi terjadinya distorsi. Tingkatan mempengaruhi akan
wawasan seseorang. Menurut saya, semakin tinggi tingkatan dalam suatu organisasi, maka
semakin luas juga wawasannya.
2. Pertanyaan : Dalam hal/kegiatan apa distorsi itu terjadi?
Jawaban :
Sering mengalami saat kita mengadakan rapat antara pengurus putra dan putri ketika membahas
masalah konsep ataupun kearsipan. Karena waktu yang terbatas sehingga terjadilah distorsi.
Tapi, jika waktunya panjang dan memadai, distorsi itu berkurang atau tidak terjadi.
Apalagi kalau rapat kan dituntut untuk menghasilkan keputusan, itu kalau waktunya tidak
memadai. Karena terkadang tidak tersampaikan dengan baik. Cuma kalau waktunya lama, bisa
mencerna kembali.
1. Seperti beda persepsi. Ketika Ada informasi untuk umum. Temen-temen keputrian seperti
ketua keputrian yaitu Isti dalam kegiatan keputrian, mereka menyampaikan ke pengurus ikhwan
supaya dibuat jarkom untuk khalayak umum bahwa pengurus keputrian akan mengadakan acara
kajian kemuslimahan. Mereka minta tolong kepengurus ikhwan agar acara tersebut dijarkom
untuk mahasiswa UIN. Namun, ketika pengurus putri menyampaikan bahwa mereka bilang
tolong disampaikan ketemannya atau khalayak umum, saya dan ikhwan yang lain menangkap
bahwa acara tersebut untuk putra dan putri. Sehingga dalam penyebaran informasi kita
mengatakan bahwa keputrian sedang ada acara dan acara tersebut untuk semuanya, padahal
sebenarnya acara tersebut hanya untuk kaum hawa. Kejadian tersebut terjadi ketika diawal
kepengurusan, yaitu bulan pada bulan Mei lalu.
2. Kemudian masih pada kasus salah tafsir atau beda persepsi, bulan Desember ini kita sedang
mengadakan Islamic fire, acara untuk LDK putra dan putri pada bulan Desember minggu kedua.
Ketika itu temen-temen keputrian mengadakan rapat dan rapat itu khusus untuk pengurus putri.
Lalu kejadiannya adalah ketika panitia ikhwan yaitu saya mengajak rapat keseluruh panitia putri,
yaitu berbicara dengan kordinator keputrian, Dyah, ternyata dia jawab, bahwa mereka sedang
rapat Islamic Fire. Sehingga saya berfikir bahwa mereka akan merapatkan apa yang akan saya
dan teman lainnya rapatkan. Padahal ajakan saya rapat adalah untuk membahas seluruh acara
Islamic Fire sedangkan mereka rapatnya hanya untuk satu rangkaian, yaitu rapat Islamic fire
yang kontennya kemuslimahan. Dan ketika saya bertanya kepada kordiinator acara Islamic,
mereka belum menentukan jadwal rapat untuk seluruh acara Islamic Fire. Dan ketika saya
bertanya kepada kordinator acara Islamic, mereka belum menentukan jadwal rapat untuk seluruh
acara Islamic Fire.
Jadi dalam hal ini saya nangkepnya mereka sedang rapat Islamic fire untuk acara keseluruhan,
bukan untuk putri saja. Soalnya acara Islamic fire memiliki banyak rangkaian, salah satunya
kemuslimahan. padahal kita sedang mau mengadakan rapat akbar. Dikira kita rapat jadwalnya
sudah ada, padahal itu rapatnya beda.
3. Kurang jelasnya penyampaian dari komunikator dan ketidak pahaman komunikan. Jadi kita
pernah mengajukan acara di luar dan kita mengajukan surat jalan ke bagian kemahasiswaan. lalu
Pengurus LDK pusat mengurus acara latihan kader dakwah istimewa (LKDI). Sekitar bulan
april, kita mengurus surat jalan perijinan. Waktu itu yang ngurus ketua pelaksana dari pengurus
pusat, namanya Imam Hamidi. Ngurusnya lumayan panjang dan berkala. Pada H-3,saya
menyuruh salah satu pengurus LDK pusat, Imam untuk mengikuti acara tersebut. Namun dia
tidak bisa, sehingga saya mengutus salah satu pengurus komda. Kemudian saya menyuruh dia
dengan mengatakan “kamu urus surat yang ada di kemahasiswaan.”
Namun dalam hal ini terdapat masalah, yaitu ketika dia mengurus surat jalan ke bagian
kemahasiswaan, seharusnya dia langsung wakil rektor bidang kemahasiswaan yaitu ke pak
Sudarnoto, karena sebelumnya surat sudah dimasukan ke kebagian kemahasiswaan dan sudah
sampai ke yang meng-acc surat, yaitu ke pak Sudarnoto, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.
Namun, karena dia tidak paham birokrasi, akhirnya dia nanyanya ke bawah lagi, padahal surat
sudah sampai ke bagian kemahasiswaan, tapi malah ke pegawai yang di bawah, sehingga
disampaikan pegawainya bahwa harus mengurus, tapi mengurus dari awal. padahal tinnggal
deal-dealan sama pak Sudarnoto. Acc, tanda tangan, surat ijin jalan keluar. Dan pegawai yang
ditanya lupa kalau suratnya sudah masuk. jadi kalau mau dapet acc, prosedurnya harus dari sini
atau bawah. Sehingga surat tidak berhasil diambil karena acara tinggal 2 hari lagi dan hal itu
tidak diijinkan karena menurut pegawai kemahasiswaan itu mendadak. Jadi distorsinya pertama
ketika menyampaikan pesan saya tidak menjelaskan secara detail dan jelas, kemudian salah satu
pengurus Komda yang saya utus dari pihak keduapun tidak paham.
3. Pertanyaan : Distorsi antara siapa yang lebih sering terjadi, antara atasan bawahan,
atau antara pengurus putra dan putri?
Jawaban :
Biasanya distorsi lebih sering terjadi antara pengurus putra dan putri.
4. Pertanyaan : Mengapa?
Jawaban :
Karena alasan yang sudah saya jelaskan tadi, yaitu batasan-batasan antara pengurus putra dan
pengurus putri.
5. Pertanyaan : Bagaimana pengurus putra dan putri UKM LDK Syahid menanggulangi
masalah distorsi?
Jawaban :
Jadi cara meminimalisir distorsi, apalagi saat rapat, itu di buat dulu tornya. Kemudian
disampaikan, agar tersampaikan dengan baik. lalu kontrol, yaitu seperti ditanya kembali, apakah
sudah paham semua, jika belum nanti akan dijelaskan kembali agar bisa menjadi satu persepsi.
Hal itu dilakukan pada saat rapat dan setelah rapat. Kontrol dalam hal ini sama halnya dengan
konfirmasi dan sering mengadakan rapat evaluasi.
6. Pertanyaan : Apakah cara menanggulangi distorsi yang dilakukan pengurus putri atau
putra berhasil meminimalisir masalah distorsi?
Jawaban :
Meskipun masih sedikit terjadi, namun setidaknya hal yang sudah saya sebutkan bisa
mengurangi, agar distorsi saat berkomunikasi tidak terlalu parah.
Pewawancara, Narasumber,
Muji Hastuti Saeful Manan
Nama : Dyah Sukowati
Jabatan : Biro Keputrian LDK Syahid 2013-2014
Waktu : 15 Agustus dan 6 Desember 2013
1. Pertanyaan : Apakah pengurus LDK Syahid 2013-2014 pernah mengalami
distorsi?
Jawaban :
iya kami pernah mengalami distorsi.
2. Pertanyaan : Apa yang menyebabkan terjadinya distorsi?
Jawaban :
Hal itu disebabkan karena memang kita memiliki batasan-batasan tertentu
dalam kagiatan yang kita lakukan, sehingga kita akhirnya mengalami hal itu.
Selain itu setiap pemikiran kan beda-beda, sama-sama menginginkan hal yang
terbaik, baik pengurus putra maupun putri.
3. Pertanyaan : Distorsi antara siapa yang lebih sering terjadi, antara atasan
bawahan atau antara pengurus putra dan putri?
Jawaban :
Atasan dan bawahan sih, itu juga disebabkan karena kesenjangan antara atasan
dan bawahan.
4. Pertanyaan : Pada hal/kegiatan apa distorsi itu sering terjadi?
Jawaban :
Kegiatan mingguan. Kita kan banyak divisi, dan banyak time linenya sendiri-
sendiri, dan sudah ada penyatuan dikalender. Kadang yang dibawah, divisi
lain sibuk sama kegiatan divisinya sendiri. Dan terkadang suka bentrok sama
kegiatan atau agenda pada divisi lain. Karena yang diperhatikan kan nggak
hanya satu, tapi banyak. Terkadang dari bawah kurang memberikan informasi
ke atas, dan atas juga tidak bertanya kepada bawahan.
Lalu seperti acara Salam Muharrom. Acara yang diadakan pihak LDK pusat
dan bekerja sama dengan pengurus komda tiap fakultas. Kasusnya kayak
kemaren acara Salam Muharrom kegiatan di bulan November sebenernya
nggak wajib kalau anak komda bikin acara di Salam Muharrom. Wajibnya
adalah ketika acara mereka itu berbenturan sama tanggal yang masuk dalam
Salam Muharrom itu. Misalnya Salam Muharrom rangkaian dari pusat itu
seminggu. Mulai dari tanggal 16-23 November, itu kan seminggu jedanya.
Ternyata ketika diturunkan, mereka (komda) ditanggal tersebut punya acara
sendiri. Insiatif dari syiar itu bahwa acara komda dimasukkan dalam acara
Salam Muharrom, bukan acara komda lagi. Boleh dan tetep acara komda, tapi
atas nama salam muharrom.
Tapi disini ada beberapa komda yang berfikir, bahwa komda harus punya
acara dan wajib harus mengadakan agenda untuk salam muharrom, kemudian
acara tersebut atas nama fakultas. Padahal itu tidak mesti. Karena kan nggak
semua fakultas dalam prokernya ada tentang proker salam muharromnya di
setiap divisi syiar. Ada yang iya ada dan ada yang nggak.
Ketika salam muharrom sekarang diadakan, cuman dalam menghemat dari
segi apapun. Jadi dalam tanggal segitu kalau komda mengadakan acara ya
nggak apa-apa, tapi sebaiknya acara salam muharrom yang diadakan komda,
harus atas nama seluruh LDK, jangan komda sendiri. Jadi acara LDK bisa satu
tema dan nggak beda. Biasanya itu yang ngadain komda seperti FEB, FST.
kalau kemaren kampus 2 dan 3 gabungan acaranya, kemudian FSH, FAH.
Memang nggak semua komda yang ngadain, tapi biasanya yang suka ngadain
fakultas yang saya sebutkan tadi.
Kemudian kemaren pada tanggal 28 November di Madrasah Pembangunan
(MP) akan mengadakan apas jaga, yaitu kayak upacara. Persiapan Apel
upacara itu kan pagi-pagi jam 6. Apel itu ditunjukan untuk seluruh pengurus
dan jatuhmya wajib hadir. Nah karena ada angkatan baru yaitu angkatan 2013,
Mereka juga boleh datang walaupun mereka belum pengurus. Tapi dalam
jarkoman angkatan 2013, salah satu dari angkatan 2013 yang menjarkom
bahwa angkatan 2013 wajib datang. Itu dikarenakan menurut mereka bahwa
karena mereka sudah dilantik dan sah menjadi anggota, mereka berpikir itu
wajib, sehingga merekapun pada datang, walaupun tidak semuanya datang.
Awalnya Itu jarkoman dari humas center. Karena mereka punya data base
semua nomor anggota dan itu tugasnya divisi tersebut, makannya Divisi
Humas Center, menjarkom anggota 2013.
5. Pertanyaan : Bagaimana menanggulangi masalah distorsi?
Jawaban :
Jadi dari bawahan jangan hanya menunggu informasi dari atasan. Kalau itu
memang penting, ya kita harus aktif dengan bawahan yang bertanya duluan ke
atasan. Karena kita semua sama. Intinya kita sama-sama menjalin komunikasi
dengan baik. Atasan juga harus sering bertanya pada bawahan, jadi jangan
hanya saling menunggu.
Kemudian Butuh syuro (rapat) lanjutan. Harus ada insiatif dan gerak cepat dari
kordinators syiar LDK pusat. Kita kan namanya tim, nggak bisa bekerja
sendiri-sendiri. Apalagi ini acara dari turunan pusat, salam muharrom kan
agenda pusat cuma bekerja sama dengan syiar-syiar komda, jadi karena kita
selayaknya sebuah organisasi dengan visi yang sama, bergerak dibidang yang
sama, jadi perlu dibincangkan yang baiknya seperti apa. Dan kita yang bekerja
kan bukan dari syiar pusatnya aja. Jadi sama temen-temen yang di komdanya
juga. Mereka enaknya gimana, mau digabung, dipisah atau diundur.
Pewawancara Narasumber
Muji Hastuti Dyah Sukowati
Nama : Istiqomatunnisa
Jabatan : Ketua Keputrian LDK Syahid 2013-2014
Waktu : 18 Agustus dan 29 November 2013
1. Petanyaan : Apakah pengurus LDK Syahid 2013-2014 pernah mengalami
distorsi? Baik pengurus putra dan putri?
Jawaban :
ya pernah. Baik ketika rapat maupun saat berlangsungnya acara/kegiatan.
Seringkali distorsi terjadi antara pengurus putra dan putri.
2. Pertanyaan: Apa yang menyebabkan terjadinya distorsi?
Jawaban :
- Persepsi masing-masing individu yang berbeda
- Penyampaian yang kurang jelas oleh komunikator
- Sulitnya komunikator untuk menyampaikan pesan, hingga terjadi distorsi
- Komunikan yang merasa lebih tahu dan menangkap pesan secara terburu-buru
- Kurang kondusifnya lingkungan ketika komunikator dan komunikan
berkomunikasi
3. Pertanyaan : Distorsi antara siapa yang lebih sering terjadi, antara atasan
bawahan atau antara pengurus putra dan putri?
Jawaban :
Antara pengurus putra dan putri.
4. Pernyataan: Pada hal/kegiatan apa distorsi itu sering terjadi?
Jawaban :
Saat berlangsungnya rapat dan saat kegiatan sedang berlangsung.
Seperti pada rapat lkd. Itu acara LDK tapi yang acara rekrutmen yang baru saja
akan dilaksanakan pada bulan Desember.
Karena akan diadakan rapat, beberapa pekan lalu saya dihubungi oleh Saeful
Manan, ketua LDK pusat. Dia bertanya kepada saya apakah bisa rapat hari ini?.
Lalu saya bilang kalau saya tidak bisa ikut. Kemudian dia menegaskan lagi
pertanyaannya, bahwa pertanyaan ini bukan untuk saya saja, tetapi utuk akhwat
yang lain. Dan di situ hampir terjadi distorsi. Kalau saja Manan tidak menanyakan
kembali mungkin akhwat tidak ada yang datang untuk rapat.
Kemudian pada rapat juga. Dalam rapat LDK, berkumpullah seluruh pengurus
LDK pusat yang didatangi oleh 20-30 orang pengurus. Dalam rapat ini biasanya
sering kali terjadi forum dalam forum. Seperti ketika salah satu akhwat Diah
Sukowati, menyampaikan bahwa acara keputrian akhwat akan dilaksanakan 21
Desember 2013 dan saat ini sedang dikonsepkan acaranya. Namun saat Dyah
menyampaikan pesan itu, ikhwannya tidak mendengarkan, sehingga Manan
pemimpin rapat menanyakannya kembali, bagaimana dengan acara keputrian.
Padahal akhwat sudah bilang bahwa acaranya sudah dikonsepkan.
5. Pertanyaan :Bagaimana menanggulangi masalah distorsi?
Jawaban :
- Komunikator harus bisa menjelaskan dengan penjelasan yang baik dan
memberikan pemahaman bila ada komunikan yang salah persepsi sehingga
mengalami distorsi
- Bila berkomunikasi, hendaklah dalam lingkungan yang kondusif, tidak ribut.
Sehingga tidak ada percakapan yang miss dan mudah terdengar.
- Komunikan hendaknya mendengarkan terlebih dahulu apa yang disampaikan
oleh komunikator.
6. Pertanyaan : Apakah cara menanggulangi distorsi yang dilakukan pengurus
putri atau putra berhasil meminimalisir masalah distorsi?
Jawaban :
Tentunya bisa. Caranya dengan menyamakan ‘suhu’ antara pengurus putra dan
putri. Kurangi kebiasaan lebih tahu, saling mengerti dan berikan penjelasan serta
pemahaman bila terjadi distorsi.
Pewawancara, Narasumber,
Muji Hastuti Istiqomatunnisa
Nama : M. Arief Wicaksono
Jabatan : Sekretaris LDK Syahid periode 2013-2014
Waktu : 1 Oktober dan 29 November 2013
1. Pertanyaan : Apakah pengurus LDK Syahid 2013-2014 pernah mengalami
distorsi? Baik pengurus putra dan putri?
Jawaban :
Iya pernah, apalagi saat rapat.
2. Pertanyaan : Apa yang menyebabkan terjadinya distorsi?
Jawab :
Perbedaan persepsi, forum dalam forum ketika rapat, hijab.
3. Pertanyaan : Bisakah anda mencontohkan distorsi yang tejadi di LDK Syahid?
1.) Misalnya pada isi acara, hari ini ada rapat kesekretariatan dari LDK pusat
keseluruh pengurus Komda. Dari pusat biasanya mengumumkan surat-
surat harus sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur). Namun,
dalam hal ini Komda menangkapya berbeda. Mereka malah
menangkapnya yang tidak sesuai dengan SOP. Dan yang sesuai dengan
standar prosedur tidak mereka gunakan.
Seperti untuk pembuatan surat khususnya. Dari pusat, saya sudah
memberitahukan kepada keskretarian komda, agar saat membuat surat ijin
meminjam tempat jangan mencantumkan nomor telepon di kop surat dan
nomor telepon sebaiknya dihilangkan saja. Namun, mereka tidak
menggubris perkataan saya, dan tetap mencantumkan apa yang saya
larang. Mungkin karena mereka kurang jelas ketika saya sampaikan dan
mereka tidak menanyakan kembali kepada saya. Akhirnya saat mereka
membuat surat peminjaman teater Adab dan Humaniora di lantai 4, pihak
fakultas melayangkan protes bahwa nomor telepon jangan dicantumkan.
Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya komunikasi dari komda.
Padahal saya dalam masalah ini sudah memberikan softcopy kop surat
yang baru.
Namun 2 minggu setelah itu saya mengajak semua sekretaris komda
agar datang dirapat kostari. Di rapat itu saya menegaskan kembali bahwa
nomor telepon harus dihapus.
2.) Selain itu distorsi juga terjadi ketika rapat. Dalam rapat komunikator
menyampaikan pesan dengan gaya bahasa yang berbelit-belit.
Seperti ada beberapa dari anggota kita memakai bahasa yang
menggunakan kode atau amiah yang menurut kakak tingkat saya artinya
rahasia dan tidak boleh diketahui orang banyak. Contohnya, ketika kami
ikhwan sedang ngumpul duduk-duduk santai dan yang berkumpul tidak
hanya dari angkatan kita, tapi ada yang di bawah kita. Nah, saya dan satu
teman saya mau ngobrol khusus berdua mengenai program kerja, karena
kami tidak ingin adik kelas atau angggota bawah kami tahu kalau kami
mau keluar untuk membahas mengenai program, saya dan teman saya saat
duduk diantara anggota yang berada di bawah saya, mulai menggunakan
bahasa kode.
Jadi kayak temen saya ngomong ke saya, “Jadi kita ketemunya di
masjid itu aja ya.” Dia sengaja pakai bahasa berbelit-belit supaya tidak
dimengerti anggota lainnya. Dan itu sudah menjadi tradisi di organisasi
kami.
Contoh lainnya, seperti ketika saya sedang membuat agenda. Yang
menghendel angkatan 2010-2011. Sdangkan 2012-2013 adalah sebagai
peserta.
Ketika kita rapat, ada salah satu dari angkatan 2012 menghampiri kita
yang sedang rapat. Pangggil saja dia Ahmad. Saya bertanya, “Ahmad
napain kamu di sini?. Dia Cuma jawab, “Sayacuma mau nongkrong
dengan kakak-kakak di sini.” Kemudian saya bilang lagi kedia “Maaf
Mad, kita lagi nggak bisa buat tongkrongan, mendingan kamu ke tempat
ngaji yag di bawah. Jadi kamu ke bawah saja.” Tapi setelah dibilang
seperti itu, ia tidak menjawab dan juga tidak beranjak pergi. Berarti dia
belum paham kan. Karena dia tidak mengerti akhirnya saya pun
menggiring sendiri dia ke bawah setelah itu baru saya ke atas lagi.
Biasanya kami menggunakan bahasa tersebut, karena memiliki beberapa
tujuan. Seperti agar program yang sedang kami rencanakan tidak bocor
dan diketahui diketahui anggota yang seharusnya tidak tahu.
3.) Kemudian hasil rapat yang sudah ditentukan kadang tidak dijalankan
sesuai hasil rapat. Seperti seharusnya melaksanakan acara tidak berbeda,
namun acara dilaksanakan berbeda dan tidak sesuai dengan hasil rapat,
itulah kelemahan jika ada forum dalam forum. Dan itu seringkali terjadi.
Jadi kadang kita diberi pendapat dan sering sekali kita dijadikan
pendapat. Seperti saat rapat semua benar-benar belum ada yang diremukan
sama sekali. Seperti saat pemimpin memberikan pertanyaan bagaimana
enaknya forum, namun forum juga melemparkannya kepada pemimpin
rapat, dan akhirnya saling melemparkan, dan di sinilah yang membuat
lama waktu rapat, dan hasil pun tidak efektif.
Untuk lebih mencoba mengatur masalah tersebut, itu sudah
dimasukkan ke dalam kode etik dan sudah dibuatkan bukunya, yang
kemudian bukunya saya berikan kepada ketua komda pada satu fakultas.
Namun, meski buku tersebut sudah diberikan kepada fakultas dan karena
perfakultas hanya mendapat satu, terkadang ada ketua komda yang
menyosialisasikan kepada bawahannya dan ada juga yang tidak
menyosialisasikan kepada bawahan, sehingga forum dalam forum pun tak
dapat dielakkan.
Melanjutkan masalah pada rapat. Dalam rapat ketika forum ingin
menentukan bagusnya acara dilaksanakan dan dengan tema apa bagusnya,
di sini pemimpin rapat benar-benar menanyakan dan tidak memegang
jawaban sama sekali, jadi pemimpin rapat benar-benar melemparkan
kepada peserta ataupun forum. Karena pemimpin rapat tidak memegang
jawaban dan peserta rapat yang cukup banyak, akhirnya mereka membuat
forum dalam forum.
Hal tersebut salah dilakukan. Seharusnya saat pemimpin rapat
melemparkan pertanyaan, rapat harus sudah memiliki plen agar ketika
forum tidak memiliki jawaban, pemimpin bisa mengambil alih keadaan
agar tidak terjadi forum dalam forum.
Selain itu distorsi juga terjadi pada acara kemarin. Jadi kemarin itu kita
menilai dari ketua itu menginginkan bahwa konsumsi itu sekitar sepuluh
ribuan. Konsumsi dalam rapat itu seharusnya sepuluh ribu dan isinya
makanan ringan untuk jatah satu orang, namun ketika rapat dan membahas
konsumsi dan bagian yang mengurus konsumsi tidak mendengar, akhirnya
mereka menagkap bahwa konsumsi yang harus dibeli adalah makanan
berat, bukan makanan ringan. Karena kita hanya mengalokasikan
konsumsi tersebut untuk 10 orang. Dan pengisi acara pun lumayan banyak,
sehingga badget Rp10.000 kita kurangi menjadi Rp5.000
4.) Karena faktor komunikan. Dalam hal ini komunikan malu bertanya apa
yang ia tidak pahami.
5.) Faktor komunikan yang tidak mendengarkan komunikator saat
menyampaikan pesan.
6.) Kemudian hijab juga terkadang mempengaruhi dan membatasi. Namun
ketika saya mengetahui manfaat dalam menggunakan hijab saat rapat lebih
banyak manfaatnya, maka saya pun memakluminya.
4. Bagaimana menanggulangi masalah distorsi yang terjadi di LDK Syahaid?
Sering-sering mengkonfirmasi akan hasil rapat. Karena distorsi selalu terjadi
pada kegiatan rapat.
Pewawancara Narasumber
Muji Hastuti M. Arief Wicaksono
I n.rr, : seminar rurti""riJrur l
I
raneta rvrirao ror svarria rz I
I
svahiu oenean romoa-tomaa
I