disfonia

26
Disfonia

description

thththt

Transcript of disfonia

Page 1: disfonia

Disfonia

Page 2: disfonia

Definisi

Suatu kelainan yang dihasilkan dari

ketidakmampuan kontraksi pita suara saat fonasi

Page 3: disfonia
Page 4: disfonia

FISIOLOGI LARING

Sfingter pada aditus berfungsi saat

menelan.

• Ketika bolus makanan diantara palatum durum dan lidah, laring tertarik ke atas. Epiglotis didorong kebelakang oleh lidah dan berfungsi sebagai sungkup diatas aditus. Bolus akan masuk esofagus dg menggelincir diatas epiglotis atau turun pada sisi-sisi aditus laringis.

Sfingter pada rima glotidis berfungsi saat

batuk atau bersin.

• Sesudah inspirasi plica vocalis adduksi dan otot ekspirasi kontraksi dengan kuat. Akibatnya tekanan intrathoraks meningkat dan plika vokalis abduksi

Page 5: disfonia

Mekanisme Fonasi

Fonasi merupakan hasil interaksi siklik antara udara yang dikeluarkan dengan bentuk biofisik plica vokalis

Page 6: disfonia
Page 7: disfonia
Page 8: disfonia

DISFONIA

>> dewasa

Penyanyi, guru, dan profesi lain yang harus bersuara di depan publik untuk waktu yang lama seringkali mengalami disfonia. Pasien trauma leher, operasi daerah leher, pasien kelainan paru, kelainan jantung dan penyakit sistemik

Page 9: disfonia

KLASIFIKASIDisfonia organik

Disfonia fungsional

Disfonia spasmodik

Disfonia akibat kelainan endokrin

Disfonia akibat kelainan sentral

Disfonia akibat kelainan muskular

Paralisis laring

Page 10: disfonia

Disfonia organik

gangguan suara yg disebabkan oleh kelainan struktural pada laring

Page 11: disfonia

Disfonia organik

•Laringomalacia (paling sering), paralisis laring kongenital , kista laring kongenital, laryngeal web, sulcus plica vocalis

Malformasi (disfonia

displastik)

•papiloma laring, nodul plica vocalis, polip plica vocalis, granuloma plica vocalis, amiloidosis laring (lesi jinak pada laring), karsinoma laring

Neoplasma

•laringitis akut: virus/ bakteri, kronik: merokok/ GERD; epiglotitisInfeksi

Page 12: disfonia

Disfonia organik

• trauma eksterna (tumpul, penetrasi, termal), iatrogenik (operasi daerah leher/ intubasi)

Trauma laring

• atrofi plica vocalis dan hilangnya tegangan pada otot laring

Degeneratif

Page 13: disfonia
Page 14: disfonia

Disfonia fungsional

gangguan suara akibat penggunaan yang tidak tepat pada pita suara

Page 15: disfonia

Disfonia fungsional• Hiperkinetik (kontraksi berlebihan otot

suara) ditandai dengan suara tercekik, tegang dan kasar, nada suara rendah dan waktu fonasi pendek

• Hipokinetik (hipotonia otot suara) ditandai dengan suara terengah-engah, parau, tertahan dan lemah, serta nada lebih tinggi

a)Disfonia Habitualis

• Sering terjadi pada penderita dengan emosi labil dan profesional yang banyak berbicara. Ditandai dengan suara parau, terengah-engah, nada tinggi dan leher tegang dengan laring hiperelevasi.

b)Vocal fatigue dan fonasthenia

Page 16: disfonia

Disfonia fungsional continue

•Disebabkan oleh posisi abnormal plika ventrikular saat fonasi, yang ditandai dengan suara kasar, nada rendah, berat, tertahan dan sangat parau.

c)Disfonia ventrikular

•Suara parau timbul tiba-tiba, sembuh spontan dan kambuh kembali. Biasa terjadi pada kelainan kepribadian dan emosi yang tidak stabil.

d)Disfonia psikogenik

•Disebabkan relaksasi yang tidak adekwat dari m. Krikoaritenoid posterior. Sering terjadi pada wanita dan seseorang yang tegang

e)Disfonia tension muskular

Page 17: disfonia

Disfonia spasmodik

gangguan suara yang mendadak dan sementara akibat penutupan spasmodik glotis secara singkatditandai dengan suara stakato (pendek- pendek), kejang, ngotot, menekan atau mengerang

Page 18: disfonia

Disfonia akibat kelainan endokrin

disebabkan oleh perubahan hormonal, yakni perubahan kadar estrogen dan progesterone selama kehamilan, menopause, hipogonadisme, pubertas prematur, dan gangguan tiroid.

Page 19: disfonia

Disfonia akibat kelainan sentral

disebabkan oleh lesi/ gangguan pada korteks serebri, jalur supranuclear laring, atau nukleus motorik pada medulla (bulbar palsy).

Page 20: disfonia

Disfonia akibat kelainan muskular,

misalnya miastenia gravis

Page 21: disfonia

Paralisis laring

2 tipe: Abduktor dan Adduktor. Paralisis laring disebabkan oleh

kelainan kongenital atau didapat (trauma bedah, trauma non-bedah, keganasan, inflamasi, neurologik, penyakit lain dan idiopatik)

Page 22: disfonia

DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Page 23: disfonia

Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Pemeriksaan umum (status generalis)

Pemeriksaan fisik: telinga, hidung dan tenggorok, daerah leher dan dada

Pemeriksaan laringoskopi tak langsung

Page 24: disfonia

Analisis suara dapat dilakukan secara subjektif dengan metode GRBAS yaitu dengan mendengarkan suara dan menilai derajat penyimpangan (grade of deviance), kekasaran (roughness), keterengahan/desahan (breathiness), kelemahan (astenitas), dan kekakuan (strain)

Pemeriksaan laringoskopi langsung

Pemeriksaan penunjang lain, meliputi pemeriksaan laboratorium, radiologi (foto leher jaringan lunak), elektromiografi, mikrobiologi, dan patologi anatomi.

Page 25: disfonia

PENATALAKSANAAN• Tujuan terapi ini adalah untuk

eradikasi infeksi dan inflamasi, yakni dengan pemberian antibiotik, anti-inflamasi, anti TB pada TB laring, atau antasida pada penyakit refluks gastroesofagitis

Terapi medikasi

•Mikrolaringoskopi pada tumor jinak laring, thyroplasty, arytenoids adduction, aritenoidektomi•Laringektomi pada karsinoma laring

Koreksi bedah (phonosurger

y)• Yakni terapi wicara/suara yang

dilakukan oleh unit rehabilitasi medik. Terapi ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas suara (pada parese pita suara) dan dapat berkomunikasi secara verbal (pada pasien pasca laringektomi)

Rehabilitasi

Page 26: disfonia

TERIMA KASIH