DIRECTING - FILM LANGUAGE
-
Upload
pere-sumbada -
Category
Education
-
view
1.475 -
download
3
Transcript of DIRECTING - FILM LANGUAGE
education purpose only
MATERI KREATIFITAS
FILM LANGUAGE2
Memproduksi sebuah karya audio visual seperti halnya ingin membuat sebuah bangunan yang kokoh dan indah. Tentunya musti
mempertemukan antara kebutuhan tujuan dan kriteria selera. Bangunan itu haruslah mengikuti tiga 3 syarat atau aturan pokok
mengenai :
PONDASI dan KONSTRUKSI FISIK dan BENTUK BANGUNAN NILAI ARTISTIKA
KANTOR
TOKO
RUMAH
FILM LANGUAGE3
PONDASI dan KONSTRUKSI
FISIK dan BENTUK BANGUNAN
NILAI ARTISTIKA
Aturan dasar dalam bahasa visual haruslah fasih diterapkan dalam merangkai naratif visual pada keseluruhan cerita.
Dalam SHOT PLAN haruslah dipikirkan, bahwa di setiap shot ada dua pilahan pekerjaan besar, yaitu :
MISE-EN-SCENE. Elemen apapun yang terlihat dan terdengar dalam setiap frame. SINEMATOGRAFI. Cara dan perangkat apa saja yang perlu digunakan untuk merekam mise-en-scene itu.
FRAME SHOT SCENE SEQUENCE
Bagaimana framing dan komposisinya? Angle, fokus, eksposure, dan depth of field? Filter kamera dan lensa manakah yang sesuai? Ada dimanakah posisi kamera? Bagaimana pergerakan kamera? Jenis dan komposisi lightingnya? Bagaimana hubungan antara aktor, kamera, dan elemen set? Bagaimana dialog dan sound? Apa yang dipadukan untuk mengarah pada look, style dan mood?
FILM LANGUAGE4
PONDASI DAN KONSTRUKSI
Pekerjaan awal adalah membangun pondasi dan konstruksi yang harus sesuai dengan peruntukannya. Ada 3 elemen atau komponen yang dikelompokkan sebagai pondasi dan konstruksi dalam bahasa visual yang harus dilibatkan secara simultan dan bersinergi.
• memunculkan ilusi kedalaman• memandu mata audiens• komposisi dalam frame
DEPTHVISUAL ORGANIZATIONCOMPOSITION
DEPTH VISUAL ORGANIZATION COMPOSITION
FILM LANGUAGE5
Persepsi ruang 3D harus hadir dalam film, karena ruang 3D adalah realita kehidupan
yang bisa diterima oleh audiensoverlap
size change
horizontal location vertical location linear perspectiveforeshortening
atmospheric perspective
chiaroscuro
texture
FILM LANGUAGE6
Elemen atau komponen yang digunakan dalam beragam kombinasi untuk menciptakan hirarki
persepsi audiens. Perpaduannya akan membentuk sebuah penataan visual yang tampak
saling memperkuat, sekaligus memandu mata dan benak audiens selaras dengan informasi yang
tertangkap. Kesemua elemen ini berpengaruh pada pembentukan unity dan harmonisasi
garis lurus
kurva sinus imajiner
kurva sinus aktual segitiga aktual segitiga imajiner
frame within frame
symetric ballance
asymetric ballance
7FILM LANGUAGE
COMPOSITION
Komposisi merujuk pada pengelolaan obyek gambar
dalam frame. Bagaimana semua elemen mise-en-scene
itu bisa terlihat dinamis dan saling berhubungan.
rule of thirds
static composition dynamic composition
headroom
leadspace
diagonal rules
minimalism foreground - middle - background
8FILM LANGUAGE
FISIK DAN BENTUK BANGUNAN
Tahapan ini adalah proses membuat bangunan yang kokoh sesuai peruntukan. Dalam audio visual disebut sebagai FILM SPACE, yaitu
mengorganisasi shot, scene dan sequence secara struktural sesuai dengan cara, pola, dan model yang diinginkan. SHOT seperti bongkahan batu bata yang dibutuhkan sebagai bahan membentuk bangunan. SCENE adalah dinding dan SEQUENCE akan menjadi ruangan sesuai peruntukannya.
FRAME SHOT SCENE SEQUENCEMembuat film itu tujuan utamanya bukan membuat gambar bagus. Namun, merancang naratif visual agar dramatisasinya menarik. SCENE adalah unit terkecil dari dramatisasi film, yang terangkai dari shot dan cut. Maka, SHOT dan CUT merupakan bagian mendasar dari building block sebuah film.
MONTAGE
FUNDAMENTALBuilding BlocksCharacter Shot
COVERAGEMaster Shot
Covering ShotAnswering Shot
Climax Shot
9FILM LANGUAGE
establish shot two shot
tight two shot dirty single shotestablish shot
10FILM LANGUAGE
Shot-shot yang berfungsi mendeskripsikan seorang karakter secara tunggal. Jadi, cenderung lebih mengeksplorasi profil seorang karakter, seperti bentuk wajah, warna
mata, cara berbicara, bahkan cara dia berekspresi. Tujuannya agar audiens tertarik lebih dalam. Bila perlu upayakan audiens juga terlibat pada aspek pemikiran karakter.
Ini penting, agar audiens memahami berbagai aspek karakter utama.
close up
head and shoulder
extreme close up
choker big head
close upextreme close up
11FILM LANGUAGE
Shot ini merupakan keragaman dari close up juga, namun shot ini efektif digunakan sebagai connecting shot beberapa adegan dalam scene. Kamera
ditempatkan dari belakang bahu seorang karakter untuk mendapatkan wajah close up karakter di hadapannya. Ini digunakan untuk scene dengan adegan
perbincangan, terutama adegan interview.
12FILM LANGUAGE
CUTAWAY. Interupsi terhadap rangkaian adegan dalam sebuah scene, biasanya kembali lagi ke shot sebelumnya. Tujuannya memberikan penekanan tambahan informasi mengenai situasi sekitarnya. Misalnya, karakter menoleh ke arah jam dinding atau ke arah kucing yang tengah tertidur. Ini juga bisa memberi manfaat yang signifikan, bila ditemukan masalah pada editing, terutama dalam hal cutting untuk menambah durasi scene.
REACTION SHOT. Tipe yang lebih spesifik dari cutaway, hanya saja shot
ini menunjukkan sebuah reaksi pada bagian lain terhadap shot sebelumnya.
Memang seperti interupsi, karena shotnya bisa dibuat terpisah dari shot
dalam scenenya. Lagi pula dalam frame hanya ada karakter tertentu saja dan tidak melibatkan karakter lainnya.
INSERT. Banyak yang menyebutnya sebagai cut-in. Shot yang merupakan
bagian dari scene yang diambil dengan angle kamera dan atau focal
length yang berbeda dari master shot.
Hampir serupa dengan cutaway yang mendukung adegan, namun perlu diingat,
bahwa cutaway itu tidak mendukung
master shot.
13FILM LANGUAGE
COVERAGE. Adalah semua kemungkinan angle kamera dan jenis shot yang sudah direncanakan untuk setiap scenenya.
Sudah pasti ada jenis shot yang wajib dilakukan, seperti shot LS, MS, CU dan OTS untuk mendapatkan jenis establish, adegan dan
dialog dalam scene. Ini dikelompokkan sebagai MASTER SHOT dan dirangkaikan dengan shot lainnya, yaitu COVERING, ANSWERING,
dan CLIMAX untuk membuat scene menjadi lengkap.
COVERAGE ini bisa jadi kerangka kerja untuk merakit shot, seperti ide membangkitkan cutaway, insert, dan reaction shot yang
nantinya juga akan bagus dan bermanfat dalam proses editing film. Namun, perlu dipahami bahwa cutaway, insert, dan reaction shot
itu untuk menambah informasi pada scene, dan bukanlah pendukung bagi master shot.
MASTER SHOTCOVERING SHOT
ANSWERING SHOTCLIMAXX SHOT
14FILM LANGUAGE
SHOT
MASTER SHOT. Biasanya shot ini yang paling pertama dilakukan pada setiap scene. Tujuannya memberikan informasi mengenai scene yang akan dilakukan. Tipe shotnya dimulai dengan wide shot terhadap 2S, 3S atau 4S, termasuk juga establish shot. Pengelompokkan terhadap MASTER SHOT tidaklah sulit, karena biasanya memang paling kuat untuk diingat.
15FILM LANGUAGE
SHOT
COVERING SHOT. Berfungsi sebagai pendukung master shot. Gunakan medium shot atau 2S untuk melengkapi bagian penting dari master shot. Termasuk pula OTS bagi semua shot karakter utama ketika melakukan dialog.
16FILM LANGUAGE
SHOT
ANSWERING SHOT. Bila scene berisi adegan dialog yang melibatkan dua atau lebih karakter, maka perlu dipisahkan shot CU dan OTS setiap karakter. Shot CU dan OTS dari orang kedua disebut juga answering shot. Nah, musti sesuai shot, lens focal length, focus distance , tinggi lensa dan horizontal anglenya terhadap master shot dan covering shot. Bila tidak, karakter bakal kelihatan janggal, aneh, canggung dan sejenisnya.
17FILM LANGUAGE
SHOT
CLIMAX SHOT. Setiap scene ada yang bisa dikategorikan bagian klimaks dan resolusinya. Biasanya banyak menggunakan jenis close up atau establish shot.
18FILM LANGUAGE
MONTAGE. Serangkaian shot yang tidak berkaitan dengan screen direction, continuity, karakter, lighting atau lainnya, namun berbagi dukungan terhadap tema, mood atau narasi yang puitis pada scene
bersangkutan. Montage bermanfaat pada sequence yang pendek untuk menekankan informasi tambahan atau mengarahkan audiens pada mood
tertentu. Manfaat utamanya adalah mengkondensasi waktu, ruang dan informasi. Sekarang lebih diarahkan untuk menggabungkan dua shot tak
berkaitan utnuk menghasilkan makna yang berbeda.
modern healthy lifestyle street lifestyle section luxury private jet travel
sequence analysis an accident horror
NILAI ARTISTIKA
19FILM LANGUAGE
Film yang bagus itu adalah kesatuan dari cara pendekatan cerita ini disampaikan, perpaduan berbagai elemen, dan nilai artistika. Script begitu mengikat dan menyatu dengan akting, sinematografi, editing, sound, special effect, visual signs, dan visual syntax, sehingga cerita secara utuh dapat diterima oleh audiens dengan nyaman dan indah.
LOOK, STYLE, dan MOOD adalah pendekatan untuk memadukan berbagai komponen film yang akan dibuat produksinya, terutama yang berkaitan dengan artistika film. Ini juga merupakan visi dan imajinasi yang ditetapkan di awal sebagai sebuah konsep film.
Seperti halnya membuat sebuah bangunan yang kokoh dan indah, nilai artistika mustinya dipadukan terhadap fisik dan bentuk bangunan, serta fungsi dan peran setiap ruangan. Musti saling bersinergi agar nyaman dirasakan dan indah dilihatnya. Bila tidak, maka akan terasa janggal dan aneh.
20FILM LANGUAGE
Audiens akan memberikan penilaian dari segala macam elemen dan obyek gambar yang terlihat, yaitu aspek visual yang muncul pada film. Disini lebih ditekankan pada penggunaan komponen
visual seperti komposisi, proporsi, kontras, ritme, dan afinitas. Termasuk komponen visual dasar
seperti warna, garis, shape, form, dan ballance.
Audiens menilai dengan perasaannya. Jadi, perpaduan semua elemen atau komponen
haruslah bersinergi sesuai dengan peruntukan setiap scenenya. Bisa nyaman, indah, selaras,
keraguan, kesedihan, mengancam, dan lainnya.
komposisi proporsi
kontras afinitas
kontras
21FILM LANGUAGE
Film style lebih merujuk pada pertimbangan personal terhadap preferensi teknik pengambilan gambar. Berupa perlakuan pada kamera, pencahayaan dan editing. Ada dua hal mendasar yang menjadi acuan untuk menerapkan film style, yaitu SHOT dan CUT.
Adalah unit terkecil dari visual film dan menggambarkan jarak antara kamera dan obyek gambar. Setiap shot merefleksikan keputusan : Apakah menerapkan LS, WS, CU atau POV pada karakter tertentu? Apakah menggunakan low angle, birds’ eye atau lainnya? Pergerakan kamera seperti apa yang cenderung disukai untuk film ini? Apakah durasi setiap shot akan pendek atau panjang?
Adalah unit terkecil dari editing film, berupa sambungan antara dua shot. Sementara sambungan antar scene atau sequence menggunakan transisi. Cut dan transisi itu banyak sekali ragamnya. Perbedaan jenis dari cut dan transisi akan memberi efek yang berbeda.
22FILM LANGUAGE
Arti harfiahnya adalah kondisi emosional atau suasana hati yang muncul dalam waktu yang panjang. Dalam film, sangat dibutuhkan perancangan desain yang bisa menghantarkan mood tertentu pada audiens. Set, props, make-up, sound, special effect, sinematografi, pencahayaan dan editing bisa
diarahkan pada konsep desain sesuai dengan kebutuhan mood yang diinginkan.
amused cheerful harmonious warm
anxious gloomy hopeless
23
BELAJAR BERLATIH BERMAIN BEKERJA
FILM LANGUAGE