DIPLOMASI PUBLIK INGGRIS UNTUK MENDUKUNG …digilib.unila.ac.id/54408/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of DIPLOMASI PUBLIK INGGRIS UNTUK MENDUKUNG …digilib.unila.ac.id/54408/3/SKRIPSI TANPA BAB...
DIPLOMASI PUBLIK INGGRIS UNTUK MENDUKUNG
KEPENTINGAN NASIONAL MELALUI PENYELENGGARAAN
OLYMPIC GAMES LONDON 2012
(Skripsi)
Oleh
Rima Rachmatika Kusuma Marjani
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
DIPLOMASI PUBLIK INGGRIS UNTUK MENDUKUNG
KEPENTINGAN NASIONAL MELALUI PENYELENGGARAAN
OLYMPIC GAMES LONDON 2012
Oleh
Rima Rachmatika Kusuma Marjani
1416071067
Olympic Games seharusnya hanyalah sebuah olimpiade atau pertandingan
olahraga biasa. Seiring berjalannya waktu olimpiade ini kemudian menjadi sebuah
media untuk mencapai kepentingan negaranya. Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan dan menganalisis diplomasi publik beserta kepentingan nasional
yang dimiliki oleh Inggris pada penyelenggaraan Olympic Games London 2012.
Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini akan fokus
kepada Olympic Games yang diselenggarakan di Inggris pada tahun 2012.
Pengumpulan data dilakukan dari data skunder yang didapat melalui situs resmi
pemerintahan Inggris, situs resmi olimpiade dan juga dokumen-dokumen dari
International Olympic Association. Hasil dari penelitian ini berkaitan kepentingan
Inggris dalam hubungan internasional dalam bidang politik, ekonomi dan juga
budaya. Inggris berhasil menaikkan GDP dan FDI negara melalui
penyelenggaraan olimpiade di Inggris. Penyelenggaraan Olympic Games London
2012 merupakan kesempatan untuk Inggris meningkatkan dan memperbaiki nama
baik negaranya. Melalui Olympic Games London 2012 Inggris berhasil
membangun hubungan dengan negara lain seperti Kosovo.
Kata Kunci : Diplomasi Publik, Kepentingan Nasional, Olympic Games,
Olympic Games London 2012.
ABSTRACT
BRITISH PUBLIC DIPLOMACY TO SUPPORT NATIONAL INTEREST THROUGH
THE ORGANIZATION OF THE LONDON 2012 OLYMPIC GAMES
By
Rima Rachmatika Kusuma Marjani
1416071067
The Olympic Games is supposed to be just an Olympic or a regular sporting event. But
along with the change of time, the implementation of the Olympic has change. The
Olympic became a media for country to achieve their nation interests. This study aims to
explain also to analyze the public diplomacy and the national interest by the British at the
2012 London Olympic Games.This research will use qualitative methods. The focus in
this research is the Olympic Games held in the UK in 2012. Data collection will use
secondary data that obtained through the official website of the British government, the
official Olympics site and also documents from the International Olympic
Association.The result of this study related to British national interest in international
relations and the public diplomacy conducted by UK. National interest on this study
includes the fields of politics, economics and culture. Britain managed to raise their GDP
and FDI through the organization of the Olympics in the UK. Also, the 2012 London
Olympic Games is an opportunity for UK to improve their country reputation. UK
succeed to build and improve their relationship with other country like Kosovo
throughout the 2012 London Olympic Games.
Keywords : National Interest, Public Diplomacy, Olympic Games, 2012 London Olympic
Games.
DIPLOMASI PUBLIK INGGRIS UNTUK MENDUKUNG
KEPENTINGAN NASIONAL MELALUI PENYELENGGARAAN
OLYMPIC GAMES LONDON 2012
Oleh
RIMA RACHMATIKA KUSUMA MARJANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA HUBUNGAN INTERNASIONAL
pada
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis Rima Rachmatika Kusuma Marjani. Lahir
di Kota Bandar Lampung pada tanggal 17 Oktober 1996 sebagai
anak keempat dari empat bersaudara, buah hati perempuan satu-
satunya dari pasangan Bapak Conny Mardjani dan Ibu Liana
Julaeha.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis dimulai dari Taman Kana-
kanak Al-Amin di Rawalaut, Bandar Lampung, kemudian ke jenjang Sekolah Dasar
di SD Negeri 2 Rawa Laut lulus ditahun 2008. Penulis menempus Pendidikan
Sekolah Menengan Pertama di SMP Kartika II-2 Bandar Lampung dan melanjutkan
Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Bandar Lampung, penulis lulus ditahun
2014.
Penulis melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiwa
Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung pada tahun 2014 dan aktif dalam kepengurusan HMJ HI periode 2015-2016
sebagai Ketua HRD. Penulis juga hingga saat ini aktif dalam olahraga softball
Lampung dan terpilih sebagai Pengurus Provinsi Perserikatan Baseball-Softball
Indonesia sebagai Chief Scorer Periode 2018-2022.
MOTTO
Have the courage to follow your heart and intuition. They somehow know what
you truly want to become.
-Steve Jobs.
You can’t run and hide from your past or you can’t just go back and
change things.
The only way you can survive is to accept the fact that your past is part of
yourself, no matter how hard or how hurt it is.
-Rima Rachmatika.
Knowing is better than wondering. Waking is better than sleeping, and even the
biggest failure, even the worst, beats the hell out of never trying.
- Meredith Grey
Grey’s Anatomy.
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya sederhana ini untuk
Kedua orang tuaku tercinta
Papa Conny Mardjani dan Mama Liana Julaeha
sebagai tanda bakti dan cinta kasihku,
serta Almamater tercinta
Universitas Lampung
SANWACANA
Assalamualaikum Wr Wb,
Puji Syukur Penulis kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, yang telah melimpahkan nikmat, anugerah serta kekuatan lahir dan
batin kepada Penulis. Dengan berbekal keyakinan, ketabahan dan kemauan yang
keras, bimbingan dan ridho dari ALLAH S.W.T, serta bantuan dari berbagai pihak
jualah, maka Penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Diplomasi
Publik Inggris Untuk Mendukung Kepentingan Nasional Melalui
Penyelenggaraan Olympic Games London 2012”. Penulis menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi ini karena keterbatasan
dan pengetahuan yang peneliti miliki. Melalui kesempatan ini, Penulis hendak
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan moril, maupun spiritual.
Dengan teriring salam dan doa serta ucapan terimakasih yang tak terhingga Penulis
sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Aman Toto Dwijono, M.H., selaku Ketua Jurusan Ilmu Hubungan
Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
3. Ibu Dr. Nina Yudha Aryanti, M.Si selaku Dosen Pembahas/Penguji yang telah
memberikan kritik, saran, dan telah membimbing saya agar menjadi lebih baik
yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Dwi Wahyu Handayani, S.IP., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama
yang selalu memberikan motivasi, kritik dan saran, serta dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Abang Hasbi Sidik, S.IP,M.A selaku Dosen Pembimbing Kedua Skripsi yang
selalu meluangkan waktu untuk membantu, membimbing, mengarahkan dan
memberikan semangat dan saram serta motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
6. Mas Fahmi Tarumanegara S.IP, M.Si, M.B.A selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang selalu menjadi tempat penulis untuk konsultasi, berbagi cerita
dan selalu memberikan motivasi terhadap penulis untuk menjadi pribadi yang
lebih baik. Terimakasih banyak mas atas motivasi untuk selalu berpikir
“Think outside the box” , selalu memberikan semangat, menegur penulis jika
melakukan kesalahan dan selalu meluangkan waktu dan menerima penulis.
7. Seluruh jajaran dosen Jurusan Hubungan Internasional Universitas Lampung
dan staff Mba Febri dan Mba Ata atas dukungan, bantuan, dan pembelajaran
selama menempuh perkuliahan, serta membantu dalam proses administrasi
selama perkuliahan.
8. Keluarga besar di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Thailand. Bapak
Ahmad Rusdi selaku Duta Besar Indonesia untuk Thailand, Bapak Abdullah
Zulkifli selaku Kepala Fungsi Politik, dan Bu Yuni selaku Sekertaris Fungsi
Politik yang mengajarkan saya seni dari berpolitik. Kak Hanan dan Pak
Sulaiman staff sekaligus teman di atase politik, Mba Anet diplomat wanita
muda yang super keren dan menjadi panutan, dan seluruh jajaran staff fungsi
maupun atase di KBRI Bangkok. Berkat mereka penulis mendapatkan banyak
pelajaran dan pengalaman hidup baru yang sangat berharga terutama dalam
dunia Internasional. Tidak lupa Mas Lutvy dan Mas Ari staff atase Riset yang
mengajarkan saya lebih dalam tentang dunia hubungan internasional.
9. Kedua orangtuaku, Conny Mardjani dan Liana Julaeha. Papa, Mama mungkin
rasa terima kasih tidak cukup untuk membalas semua kasih sayang, doa,
ridho, dukungan dan materi yang telah diberikan ke Rima selama ini. Terima
kasih Rima ucapkan untuk papa dan mama yang sudah bekerja keras untuk
selalu menghidupi dan membahagiakan Rima, Insyaallah Rima akan menjadi
anak yang selalu papa mama mau dan idamkan. Rima mohon maaf kepada
Papa dan Mama kalau selama ini Rima masih bandel dan terkadang suka
melawan. Terima kasih untuk selalu ada disisi Rima dan selalu mendukugn
apapun yang Rima pilih. Semoga Papa dan Mama selalu diberkahi kesehatan,
rezeki dan rahmat serta senantiasa selalu dilindungi oleh Allah SWT. Aku
sayang kalian.
10. Ketiga kakak lelaki ku Donny Lincon, Ricky Kusuma dan Grana Marjani dan
kedua kakak iparku Yuli Arsianty dan Astrid Fatima. Terimakasih sudah
menjadi kakak yang selalu supportive terhadap adik bungsunya ini. Karena
kadua kakak ipar penulis dapat merasakan seperti memiliki saudara
perempuan. Selalu memberikan nasihat yang berguna dan selalu memberikan
pelajaran tentang hidup. Semoga kita semua selalu dipermudahkan jalannya
untuk menggapai keinginan masing-masing. Terima kasih sudah menjadi
kakak yang baik untuk adik bungsunya ini.
11. Kepada YOLO MONKEY, team magang penulis di KBRI Bangkok,
Thailand. M. Adam Malik, Hediati Natalie, Biyes Nurul, Binanda Firsty,
Mariah Ramandisyah dan Claudy Yudika. Terima kasih sudah memberikan
kepercayaan kalian kepada saya untuk mau bersama-sama melakukan praktik
magang di Thailand. Terima kasih juga untuk selalu ada, membantu,
memberikan saran, mendengarkan keluh kesah saya dan selalu menghibur.
Kepada staff Happy Monkey Bangkok dan P’Frame yang sudah mau
menerima kami mahasiswa yang membutuhkan tempat tinggal selama di
Bangkok.
12. Sahabat kampus yang selalu menemani selama perkuliahan, Wilma, Hayja,
Luky, Sheila, Nurika, Vinka, Puspa, Ceki, Zaim, Wira, Saka, Amel, Hani,
Azka, Oni, Mitha, Rani, Ichsan, Alvino, Ooy, Lidya dan seluruh teman-teman
Jurusan Hubungan Internasional angkatan 2014. Semoga kita semua bisa
mewujudkan mimpi kita masing-masing dan sukses dengan jalannya masing-
masing.
13. Teman-teman seperjuangan KKN selama 30 Hari di Desa Rukti Basuki,
Kecamatan Rumbia, Lampung Tengah. Nca, Arlen, Efri, Vikar, Dira,dan
Nando. Semoga tali silahturahmi antara kita tidak pernah terputus.
14. Teman “Hari Rabu”, Adinda Salsabila, Hani Regina Sari dan Marsha Atma
yang selalu mengisi hari Rabu dengan canda dan tawa. Bersama-sama
berjuang untuk mendapatkan gelar sarjana dan saling mendukung satu sama
lain untuk mengejar oppa-oppa.
15. Sahabat karib SMA ku GH10 (911) Feriska Angrelita, Intan Crusita, Shafira
Thidya, Nabella Junita, Ananda Prameswari, Adhian Hazazie, Nur Oktaviano,
dan Arsy Faiqa. Teruntuk Amoy Super, yaitu Adinda Salsabila, Yola Widya,
Intan Nayasilana, dan Elina. Semoga kita selalu meluangkan waktu untuk satu
sama lain dan selalu memperkuat tali kekeluargaan diantara kita. Merekalah
yang selalu mau mendengarkan keluh kesah perdramaan kehidupan penulis.
Sampai kadang hafal ceritanya dan sampai bosen. Terima kasih atas segalanya
dan selalu ada untukku disaat keadaan baik maupun buruk teman!.
16. Team Softball Lampung, terutama Tita Maulidya, Calista Jhonata, dan Gesha
Octora, Mega Cempaka, Visi Gita, Novia Anessa dan Risty Puri. Semangat
untuk kalian menghadapi PON 2020! Semoga goals kita tercapai semua dan
selalu kompak. GO GET GOLD LAMPUNG FOR PON 2020.
17. Pengurus Provinsi Perserikatan Baseball-Softball Indonesia (PERBASASI)
Lampung yang selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan perkuliahan,
percaya kepada penulis untuk menjadi bagian dari kepengurusan provinsi dan
membantu memajukan baseball-softball Lampung.
18. Semua pihak yang telah mendoakan dan mendukung penulis dalam bentuk
apapun. Terima kasih.Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua
kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak yang membantu dalam proses
yang dijalani oleh penulis dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Bandar Lampung, 2018
Penulis
Rima Rachmatika Kusuma Marjani
ii
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………
ABSTRAK………………………………………………………………….………..
ABSTRACT………………………………………………………………………….
Daftar Isi……………………………………………………………………….…….ii
Daftar Gambar……………………………………………………………….………iv
Daftar Singkatan……………………………………………………………….……..v
Daftar Tabel………………………………………………………………………….vi
I. PENDAHULUAN...…………………………………..……………………...1
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………10
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………….10
1.4 Kegunaan Penelitian…………………………………………………10
II. TINJAUAN PUSTAKA..………………………………........……………..12
2.1 Penelitian Terdahulu…………………………………………………12
2.2 Penyelenggaraan Olympic Games…………………………………...19
2.2.1 Olimpiad…………………………………………………19
2.2.2 Olympic Games Moderen………………………………..20
2.3 Olympic Games dan Kepentingan Nasional………………………....23
2.4 Olympic Games Sebagai Media Diplomasi Publik…………………..25
2.5 Kerangka Pemikiran…………………………………………………28
III. METODE PENELITIAN……………….………...……………..…………29
3.1 Tipe Penelitian……………………………………………………….29
3.2 Definisi Konsep……………………………………………………...30
3.2.1 Diplomasi Publik…………………………………….......30
3.2.2 Kepentingan Nasional……………………………………31
3.3 Fokus Penelitian……………………………………………………..33
iii
3.4 Jenis Sumber Data…………………………………………………...33
3.5 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………..34
3.6 Teknik Analisis Data………………………………………………...35
IV. GAMBARAN UMUM……………………………..…….…………….......36
4.1 Penggunaan Olympic Games Sebagai media Politik………………………...36
4.2 Olympic Games London……………………………………………………..38
4.2.1 Olympic Games London 1948……………………………….38
4.2.2 Olympic Games London 2012……………………….......41
4.3 Persiapan Acara……………………………………………………...............43
4.4 Lokasi Acara……………………………………………………....................44
4.5 Hambatan Politik…………………………………………………….............45
V. HASIL DAN PEMBAHASAN.…………………………………………………49
5.1 Olympic Games London 2012 Sebagai Media Diplomasi Publik…..............49
5.2 Kepentingan Politik Inggris Sebagai Tuan Rumah Olympic Games London
2012……………………………………………………………………………..60
5.3 Kepentingan Eknomi Inggris dalam Peningkatan Investasi Asing (FDI)
Melalui Olympic Games London 2012………………………………………….64
5.4 Kepentingan Inggris Budaya dan Peninggalan Yang Diberikan Olympic
Games London 2012……..……………………………………………………...65
VI. PENUTUP...……………………………………………………………………68
6.1 Kesimpulan……………………………………………………................68
6.2 Saran……………………………………………………………………..69
DAFTAR PUSTAKA……..………………………………………………………..71
iv
DAFTAR GAMBAR
Grafik 1.1 Peningkatan Jumlah Partisipan Olympic
Games…………………………………………………...……………………………5
Gambar 4.1 Dana Penyelenggaraan Olympic Games 1968-2016………………...…22
Gambar 4.2 Perbandingan Kota London Sebelum dan Sesudah dibangunnya Lokasi
Acara Olympic Games London 2012…………………………………………..……45
Gambar 5.1 Latar belakang panggung yang bertema Britain’s
“green and pleasant land”…………………………………..………………………..…….51
Gambar 5.2 Panggung yang merepresentasikan revolusi industri negara Inggris dan
Olympic Rings……………………………………………………………………………......52
Gambar 5.3 Olympic Cauldron London 2012…………………………………....….53
Gambar 5.4 Peningkatan FDI Inggris 2005-2012……………………………………64
v
DAFTAR SINGKATAN
DCMS : Department for Culture, Media and Sport
EU : European Union
FDI : Foreign Direct Investment
GDP : Gross Domestic Product
GEO : The Government Olympic Executive
IOC : International Olympic Committee
KNOC : Kosovar National Olympic Committee
LOGOC : The London Organizing Committee od The Olympic Games
NOC : National Olympic Committees
ODA : Olympic Delivery Authority
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Negara Penyelenggara dan Tahun Diselenggarakannya Olympic
Games……………………………………………………………………………………………3
Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian Terdahulu…………………………………...17-18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Olahraga merupakan salah satu kasus globalisasi yang paling maju.
Banyaknya hambatan budaya dan poltik menyebabkan pengembangan
olahraga menjadi sebagai salah satu kekuatan politik di dunia Internasional.1
Pada awalnya olahraga adalah sebuah aktivitas manusia yang membutuhkan
skill dan prowess (keberanian), kemudian olahraga berkembang dan manusia
membuat ajang kompetisi atletik sebagai tempat untuk berunjuk keterampilan
yang dimiliki.2 Olahraga juga sering digunakan sebagai salah satu alat politik
diplomasi terutama dalam diplomasi publik sering yang disebut sebagai Sport
Diplomacy.3 Salah satu pertandingan olahraga Internasional yang sudah
dilaksanakan dari tahun 1896 adalah Olympic Games.
Seiring bergantinya tahun, 1896 merupakan tahun dimana Olympic
Games pertama kali diselenggarakan kembali. Dr. William Penny Brookes
adalah pelopor sekaligus pencipta dari olimpiade internasional ini, ia
1Allison Lincoln. 2005. The Global Politics of Sport : The Role of Global Institutions in Sport.
Halaman 5. 2 Ibid
3Richard Epsy. 1980. The Politics of The Olympic Games
2
mengusung perubahan dalam olimpiade ini dan menyebutnya sebagai
olimpiade modern yang diberi nama “Olympic Games”. Olympic Games
merupakan sebuah ajang kompetisi olahraga bertaraf internasional yang
memiliki partisipan negara terbanyak. Lebih dari 200 negara yang ada di
dunia ini mengikuti ajang kompetisi olahraga tersebut.4 Penyelenggaraan
Olympic Games dilakukan oleh salah satu organisasi internasional yaitu
International Olympic Committee (IOC). IOC bertanggung jawab dalam
pemilihan negara penyelenggara olimpiade, mengatur rencana
penyelenggaraan Olympic Games, memperbarui dan menyetujui program
olahraga apa saja yang akan diselenggarakan dan kemudian melakukan
negosiasi sponsorship, lalu mengatur penyiaran selama olimpiade
berlangsung.
Sampai saat ini 42 kota dari 23 negara sudah menjadi tuan rumah
penyelenggaraan. Olympic Games sudah diselenggarakan sebanyak 51 kali.
Tetapi 5 kali acara penyelenggaraan olimpiade ini sempat dibatalkan karena
adanya Perang Dunia I dan II. Berikut tabel total dari penyelenggaraan
Olympic Games di berbagai negara hingga 2016 :
4Ibid
3
(Tabel 1.1) Daftar Negara Penyelenggara dan Tahun Diselenggarakan Olympic Games5
NEGARA PENYELENGGARA TAHUN DISELENGGARAKAN
Amerika Serikat 1904 , 1932 , 1960 , 1984 , 1996 , 2002
Australia 1956 , 2000
Austria 1964 , 1976
Belanda 1928
Belgia 1920
Bosnia 1984
Brazil 2016
China 2008
Finlandia 1952
Inggris
1908 , 1948, 2012
Italia
1956 , 1960 , 2006
/ (Nazi) Jerman
(1936) , 1972
Jepang
1964 , 1972 , 1998
Kanada 1976 , 1988 , 2010
KoreaSelatan
1988
Meksiko
1968
Norwegia
1964 , 1994
Prancis
1900 , 1924 , 1968 , 1992
/ (UniSoviet) Rusia (1980) , 2014
Spanyol 1992
Swedia
1912
Swiss
1928 , 1948
Yunani
1896 , 2004
5https://www.olympic.org/ancient-olympic-games diakses pada 23 Agustus 2017
4
Penyelenggaraan Olympic Games telah dimanfaatkan oleh negara tuan
rumah tidak hanya untuk memenuhi kepentingan nasional negara, tetapi juga
sebagai alat diplomasi. Salah satu bentuk diplomasi yang dilakukan adalah
diplomasi publik. Seiring perkembangan zaman dan teknologi,
penyelenggaraan olimpiade tidak sesederhana seperti di tahun 1800. Beberapa
tahun terakhir Olympic Games telah menjadi salah satu acara yang dapat
meningkatkan potensi ekonomi sebuah negara, dan dapat meningkatkan
komersialisasi olahraga itu sendiri. Sejak Olimpiade di Los Angeles 1984
investasi finansial Amerika melonjak naik sebanyak 40%.6 Negara-negara
yang sudah pernah menjadi tuan rumah olimpiade rata-rata mendapatkan
peningkatan sebesar 30% dalam bidang perdagangan.7
Partisipan jumlah negara maupun atlet yang mengikuti Olimpiade
setiap tahun semakin meningkat terhitung sejak pertama kali diselenggarakan.
Berikut adalah grafik 1 peningkatan partisipan negara, atlet dan juga jumlah
acara yang diselenggarakan selama Olimpiade berlangsung:
6 https://www.nytimes.com/1981/12/06/us/1984-olympics-to-rely-on-private-enterprise.html . 1984
Olympics To Rely On private Enterprise. Diakses pada 24 Mei 2018 7Andrew K. Rose, Mark M. Spiegel. 2009 The Olympic Effect. Halaman 10
5
TAHUN NEGARA ATLET ACARA
1984 140 6.797 221
1988 159 8.465 237
1992 169 9.367 257
1996 197 10.320 271
2000 199 10.651 300
2012 204 10.768 302 (Grafik 1.1) Peningkatan Jumlah Partisipan Olympic Games
Sumber : International Olympic Commitee. IOC Annual Report. IOC, Lausanne,1984-2012
Dalam grafik di atas setiap tahun jumlah negara, atlet, maupun acara
Olympic Games terlihat selalu meningkat. Dari grafik diatas Salah satu
keuntungan yang didapat jika menjadi negara tuan rumah adalah peningkatan
jumlah investasi asing. Peningkatan tersebut juga memicu meningkatnya
jumlah negara yang mengajukan diri untuk menjadi negara tuan rumah.
Seperti pada Olympic Games Barcelona 1992 yang diselenggarakan oleh
Spanyol, menerima sebanyak $643 Miliyar. Sebesar 67% dana pengeluaran
Negara Atlet Acara
1984
1988
1992
1996
2000
2012
6
merupakan investasi asing yang kemudian dimanfaatkan oleh Spanyol untuk
membangun infrastruktur negaranya, seperti membangun toll, hotel, dan
perumahan.8 Sebelumnya sempat sebuah negara menolak menjadi tuan rumah
penyelenggara karena kondisi politik dan ekonomi contohnya Hamburg yang
tidak mendapat persetujuan warganya untuk menjadi tuan rumah. Seiring
meningkatnya kekuatan dari penyelenggaraan Olympic Games ini, IOC
memperketat pengawasan terhadap penyelenggaraan Olimpiade terutama
dalam bidang ekonomi. Dimulai dari kesuksessan Olympic Games Los
Angeles 1984 IOC mencoba memaksimalkan pendapatan dari berbagai bidang
seperti hak tayang televisi, sponsorsip, perdagangan dan dapat membuat
surplus finansial yang melebihi anggaran.9
Anggaran biaya yang dikeluarkan tiap negara tuan rumah memiliki
level pengeluaran yang berbeda, membuat masing-masing negara memiliki
tujuan dan kepentingan. Banyak negara maju yang mampu mengeluarkan
anggaran biaya besar, contohnya Inggris. Salah satu anggaran dana yang
dikeluarkan sepanjang sejarah Olympic Games, tahun 2012 Olympic Games
London mengeluarkan dana menacapai $ 15 Miliyar.10
Pengeluaran dana yang
banyak tidak luput dari kepentingan yang dimiliki oleh negara tuan rumah.
Keberhasilan sebuah negara dalam menyeleggarakan Olimpiade dapat dilihat
8Holsa. 1992.Los juegos Olimpicos como geradores de inversion “Barcelona Holding Olympics”
9Lenskyj J. H. 2000 Inside the Olympic Industry: Power, Politics and Activism. State of New York
University Press, Albany.
10
Owen Gibson. “London 2012 Olympics Will Cost a Total of £8.921bn, Says Minister.” The
Guardian, 23 Oktober 2012, bag. Sport. http://www.theguardian.com/sport/2012/oct/23/london-2012-
olympics-cost-total
7
dari berbagai aspek. Seperti penyelenggaraan acara yang megah, memliki
peninggalan untuk generasi masa depan dan juga menigkatkan indeks
ekonomi negara penyelenggara. Keberhasilan delegasi atlet dapat dilihat dari
skuad atlet yang elit dan sukses meraih mendali emas terbanyak. Hal-hal yang
disebutkan diatas dapat menjadi strategi sebuah negara memberikan sinyal
eksistensi dan potensi yang dimiliki.11
Inggris pertama kali menjadi tuan rumah olimpiade di tahun 1948
paska Perang Dunia II. Pada saat itu ketika Olympic Games diumumkan akan
tetap berlanjut, perdebatan muncul karena apakah bijak mengadakan acara
olahraga mega di saat banyaknya negara-negara di Eropa yang hancur dan
tingginya tingkat kelaparan paska perang. Tetapi Inggris berhasil meyakinkan
negara-negara di Eropa untuk tetap menyelenggarakan acara tersebut dengan
tujuan perayaan usai berakhirnya Perang Dunia II. Walaupun pada tahun
tersebut Inggris mengalami masa perekonomian yang sulit, dengan GDP
kurang dari 0,1% Inggris berhasil mensiasati penghematan pengeluaran biaya
acara.
Inggris tidak mendistribusikan makanan untuk para atlet yang
bertanding, tempat-tempat diselenggarakannya acara hanya memakai Stadion
Wembley yang pada saat itu selamat dari serangan musuh. Inggris tidak
membangun wisma untuk para atlet dari negara luar melainkan menjadikan
basecamp militer yang sudah ada sebagai tempat menginap atlet-atlet.
11
A. Strenk. 1979. „What price victory? The world of international sports and politics‟, The Annals of
the American Academy of Political and Social Science, 445. halaman 128–140
8
Penghematan tersebut menjadikan Inggris negara satu-satunya yang hanya $
9000.12
Inggris yang pada saat itu tidak begitu memperdulikan tentang citra
negaranya. Menjadikan negara Inggris ditahun 1948 dipandang negara yang
suka berhemat.
Setelah 62 tahun paska Olympic Games 1948 diselenggarakan, Inggris
kembali tertarik untuk menjadi tuan rumah Olimpiade dan mengajukan diri
sebagai calon negara tuan rumah Olympic Games 2012. Pemilihan yang
dilakukan oleh IOC sendiri tidak langsung menjadikan Inggris sebagai tuan
rumah Olympic Games 2012. Tahun 2010 bersamaan dengan Olympic Games
2010 Vancouver, IOC mengadakan rapat terbuka dalam rangka pemilihan
tuan rumah Olympic Games 2012. Daftar negara yang mencalonkan diri
sebagai tuan rumah sebanyak 8 kota dari 3 kontingen yang berbeda, negara-
negara tersebut adalah New York, London, Paris, Roma, Madrid, Havana,
Istanbul, Leipzig dan Jerman.13
Proses pemilihan dilakukan dalam beberapa tahap dan diakhiri dengan
pemungutan suara para dewan IOC. Diawali dengan penggelaran workshops
di negara-negara yang berpotensi menjadi tuan rumah oleh IOC. Kemudian
masuk ke tahap 1, dimana setiap negara yang mengajukan diri diharuskan
untuk mengumpulkan Candidature File yang berisi visi, konsep acara dan
strategi apa yang akan disuguhkan. Paris, New York, Qatar, Turkey serta kota
12 “BBC NEWS | UK | Keep it simple say 1948 Olympians.” Diakses 4 Desember 2017.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/7570970.stm. 13
Olympic run is extended to 2012 http://www.nytimes.com/2003/06/07/sports/olympics-nbc-s-
olympic-run-is-extended-to-2012-with-2-billion-bid.html?mcubz=3 , Diakses pada 19 September 2017
9
kandidat lain kalah suara voting dengan Inggris. Hal tersebut disebabkan oleh
Candidature File yang diajukan dinilai lemah dan tidak begitu memiliki
Legacy atau peninggalan yang berkesan menurut anggota dewan IOC.
Inggris dapat memenangkan voting karena menyuguhkan konsep 90%
perspiration dan 10% inspiration.14
Salah satu senjata utama yang dimiliki
London sebagai kota pemenang dari pemilihan tersebut adalah sebuah video
yang emosional berjudul “Inspiration”. Fokus video terhadap generasi muda
yang ikut serta dalam mensukseskan acara. Berlokasi di kota global bertujuan
untuk menginspirasi generasi muda agar selalu berpartisipasi dan melakukan
aktivitas olahraga.15
Inggris berhasil memenangkan 54 poling di ronde ke 4,
Paris di posisi kedua dengan 50 poling, dan Madrid di posisi ketiga dengan 31
poling.16
Berbeda sejak terakhir kali Inggris menjadi tuan rumah Olympic
Games 1948, ditahun 2012 Inggris berhasil memanfaatkan acara olahraga
mega. Olympic Games London 2012 menjadi tempat untuk Inggris
menunjukkan perekonomian yang kuat. Inggris tidak berencana untuk
melakukan penghematan dana dan mencoba memperbaiki citra ekonominya
yang dinilai suka berhemat. Inggris menunjukkan eksistensi perekonomian
negaranya dengan kenaikan GDP sebesar 1,5% .17
14
https://www.rgs.org/NR/rdonlyres/1E506FE2-3179-439C-81F2-
B43D0B97D058/0/CGT_NetRaising_8Olympicpresentation.pdf , diakses pada 19 September 2017 15
Ibid 16
Ibid 17
GDP World Bank http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.DEFL.KD.ZG?locations=GB diakses
pada 23 Agustus 2017
10
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini akan
memiliki rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana diplomasi publik
Inggris untuk mendukung kepentingan nasional melalui penyelenggaraan
Olympic Games London 2012?”
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini akan menjelaskan dan menganalisis diplomasi publik
Inggris untuk mendukung kepentingan nasional melalui penyelenggaraan
Olympic Games London 2012.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
a) Dari hasil penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat sebagai
referensi untuk penelitian selanjutnya dan sebagai bahan masukan
dalam mengembangkan kajian Ekonomi Politik Global, dan
menambah pengetahuan masyarakat luas.
2. Secara Praktis
a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kegunaan
Olympic Games sebagai media untuk melakukan diplomasi publik untuk
mendukung kepentingan nasional oleh sebuah negara.
b) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
penyelenggaraan Olympic Games.
11
c) Diharapkan dapat memberikan informasi tentang kepentingan politik,
ekonomi dan budaya sebuah negara dalam menyelenggarakan acara
olahraga mega internasional.
d) Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian-penelitian
sebelumnya tentang kegunaan Olympic Games sebagai strategi politik
diplomasi publik dan pendukung kepentingan nasional oleh negara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki tema yang sama
tentang tujuan, kepentingan serta politik dari diselenggarakannya acara olahraga
mega bertaraf internasional Olympic Games.
Judul Jurnal : Impacts of The Olympic Games as Mega-Events
Penulis :M. Malfas PhD, E. Theodoraki PhD dan B. Houlihan PhD
Dalam jurnal ini para peneliti berfokus terhadap dampak menjadi tuan rumah
penyelenggara Olympic Games, baik secara politik maupun secara ekonomi.
Beberapa tahun belakangan ini Olympic Games telah berkembang menjadi salah satu
acara olahraga mega internasional yang sangat memiliki pengaruh. Peningkatan
jumlah negara-negara besar yang mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpiade dan
peningkatan dana yang diinvestasikan dalam tawaran olimpiade menunjukkan bahwa
acara tersebut merupakan kesempatan untuk sebuah negara memperbaiki aspek
ekonomi dan sosialnya melalui akumulasi investasi yang diperoleh.
Oleh karena itu peneliti dalam jurnal ini meneliti dampak yang diberikan oleh
acara olahraga mega terhadap politik dan ekonomi sebuah negara. Para peneliti juga
beranggapan, sebuah negara menyelenggarakan Olympic Games akan mendapatkan
beberapa keuntungan. Salah satunya mereka dapat mempromosikan aktivitas
ekonomi seperti pembangunan sektor infrastruktur.
13
Judul Jurnal : Resident Perceptions of Mega-Sporting Events: A Non-Host City
Perspective of the 2012 London Olympic Games.
Penulis : Brent W. Ritchie, Richard Shipway & Bethany Cleeve
Dalam jurnal ini memiliki fokus penelitian yang berbeda dari jurnal
sebelumnya. Jurnal ini berisikan dampak untuk kota-kota di Inggris yang tidak
menjadi tempat kelangsungan acara. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk
mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang dimensi sosial dari
Olimpiade yang diselenggarakan. Jurnal ini menyoroti pandangan umum dalam
menyelenggarakan acara olahraga mega yang dapat memberikan manfaat ekonomi,
sosial dan lingkungan yang positif terhadap negara tuan rumah dan masyarakatnya,
tetapi juga memiliki dampak negatif yang tidak selalu diperhatikan oleh pemerintah
negara tuan rumah.
Dibutuhkannya kebijakan dan strategi yang selalu dikembangkan untuk
menghadapi masalah penduduk dikedepannya, seperti harus adanya strategi untuk
antisipasi kemacetan yang akan terjadi selama acara berlangsung dan pra acara.
Peneliti menjelaskan tahapan-tahapan apa saja yang dihadapi sebuah negara selama
menjadi tuan rumah acara olahraga mega Olympic Games.
Judul Jurnal : The Politics Of Sport Diplomacy and Reunification in Divided Korea.
Penulis : Udo Merkel
Titik fokus yang diteliti oleh Udo Merkel ini adalah olahraga sebagai salah
satu sarana diplomasi antar negara. Seperti yang ditulis oleh Merkel dalam jurnal ini,
Merkel meneliti tentang kegunaan olahraga sebagai kebijakan luar negeri dan alat
diplomasi didalam area politik semenanjung Korea. Selama acara olahraga
internasional berlangsung saat perang dingin terjadinya perlawanan ideologi yang
14
berlangsung di semenanjung Korea, kedua Korea di Semenanjung tersebut sama-
sama mengklaim sebagai masyarakat Korea yang sebenarnya. Keduanya saling
menolak jika bertemu sebagai lawan, tetapi jika keduanya berhasil dipertemukan
maka pertandingan tersebut akan menjadi sangat sengit.
Kebijakan “Sunshine Policy” oleh Korea Selatan yang bertujuan untuk
perdamaian, rekonsiliasi dan kemakmuran untuk Semenanjung Korea membuat
konflik kedua negara sempat meredam. Merkel memberikan hal-hal pendukung yaitu
seperti meningkatnya jumlah pertemuan olahraga antar kedua Korea, diresmikannya
program dan rencana kerja sama di masa yang akan datang.
Pada tahun 1962 kedua Negara Korea mengikuti resolusi yang diberikan oleh
IOC dan dipertemukan kembali ditahun 1963 untuk mendiskusikan pengiriman atlet
kedua negara untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo mendatang. Tidak hanya
sekali mereka mengadakan rapat tersebut, tercatat sebanyak 3 pertemuan dikatakan
gagal untuk mencapai konsensus. Kejadian tersebut terulang kembali ketika Korea
Selatan dan Utara tidak dapat bersatu dalam Olimpiade 1984 dan 1988 dikarenakan
tuntutan yang tidak realistis dan provokatif oleh Korea Utara.
Tetapi sejak boikot terhadap Korea Utara pada saat Olimpiade Seoul 1988
hubungan kedua negara terlihat lebih harmonis dan memiliki peningkatan, terutama
pada saat opening dan closing ceremony, bahkan Korea Utara dan Selatan dapat
berkompetisi sebagai satu tim. Dari Olimpiade 1988 Merkel berpendapat bahwa
ajang olahraga mega yang bertaraf internasional dapat memberikan peningkatan
hubungan kedua negara terhadap proses reunifikasi Semenanjung Korea.
15
Korea Selatan sebagai tuan rumah Olimpiade Seoul 1988 pada saat itu,
mendapat dampak positif untuk negaranya yaitu membantu pembangunan
infrastruktur dan meningkatkan penjualan produk dari negara mereka. Menurut
Merkel, sebagian besar diplomasi olahraga yang terjadi paska perang dunia II
didominasi oleh dua pola utama yaitu : Sebagai sarana untuk menyuarakan secara
terbuka ketidak setujuan sebuah negara terhadap aksi negara lain melalui boikot, dan
yang kedua adalah sebagai alat untuk membangun identitas nasional yang kemudian
akan mendapatkan pengakuan dari dunia internasional.
Jurnal ini dapat membantu peneliti tentang penggunaan olahraga sebagai alat
diplomasi publik yang dikenal Sport Diplomacy. Berbeda fokus penelitian dengan
jurnal ini, peneliti akan berfokus terhadap Inggris dan Olympic Games London 2012
yang mencoba membangun hubungan diplomasi dengan Negara lain dan
menggunakan olahraga sebagai alat dari diplomasi tersebut.
Judul Jurnal : Economic Aspects and The Summer Olympics.
Penulis : Evangelia Kasimati
Meningkatnya liputan media tentang Olimpiade memberikan ketertarikan
sejumlah sponsor kepada negara tuan rumah. Peningkatan yang dapat dirasakan salah
satunya dalam sektor pariwisata yang kemudian meningkatkan perekonomian.
Dampak ekonomi yang didapat dari berhasil atau gagalnya acara tersebut menurut
Eva muncul dikarenakan adanya arus dana. Dana yang berjumlah besar berasal dari
investasi, sponsorship, broadcasting atau penyiaran, dan pariwisata. Dalam jurnal ini
Eva membagi kedalam 3 bagian efek yang disebutnya sebagai “New Money”.
16
Pertama adalah efek langsung di ekonomi adalah uang dari sektor pariwisata. Kedua
adalah efek tidak langsung, yaitu efek yang disuntikan kedalam ekonomi sendiri.
Ketiga adalah efek yang diinduksi adalah efek yang memiliki proposi dari pendapatan
masyarakat yang kemudian dialokasikan untuk dijadikan usaha.
Jurnal ini akan menjadi salah satu bahan tinjauan pustaka oleh peneliti yang akan
mempermudah penelitian tentang dampak dari penyelenggaraan Olympic Games
2012 oleh Inggris terhadap perekonomian Negara tersebut
17
Dari keempat penelitian terdahulu yang sudah dijelaskan sebelumnya, kemudian peneliti memetakannya
kedalam tabel berikut :
Table 1.2 Perbandingan Penelitian Terdahulu
Penelitian Terdahulu
M. Malfas PhD, E.
Theodoraki PhD,
B.Houlihan PhD.
Brent W.Ritchie,
Richard Shipway,
Bethany Cleeve
Udo Merkel
Evangelia Kasimati
Topik Penelitian
Impacts of The Olympic
Games as Mega Events.
Resident Perceptions of
Mega-Sporting Events : A
Non-Host City Perspective
of the 2012 London
Olympic Games.
The Politics Of Sport
Diplomacy and
Reunification in Devided
Korea.
Economic Aspects and
The Summer
Olympics.
Objek Penelitian
Dampak yang diberikan
oleh acara mega olahraga
Olympic Games terhadap
politik dan pertumbuhan
ekonomi negara
penyelenggara.
Dinamika pandangan non
host cities dalam
menyelenggarakan acara
olahraga mega
internasional dan
keuntungan yang
diperoleh dalam bidang
ekonomi, dan sosial.
Penggunaan acara
olahraga mega sebagai
salah satu sarana
diplomasi antar negara.
Dengan objek penelitian
politik reunifikasi yang
sedang terjadi di
Semenanjung Korea
Penelitian lebih rinci
dalam aspek ekonomi
tentang dampak yang
diberikan dari
penyelenggaraan
Olympic Games
terutama dalam sektor
pariwisata, investasi,
sponsorship dan
penyiaran.
Pendekatan
Pendekatan kualitatif
Pendekatan kualitatif
Pendekatan kualitatif
Pendekatan kualitatif
Hasil
Olympic Games
berkembang menjadi salah
satu acara olah raga mega
yang dapat berpengaruh
terhadap kestabilan politik
dan juga ekonomi negara
penyelenggara. Olimpiade
juga dimanfaatkan negara
penyelenggara untuk
memperbaiki aspek
ekonomi melalui investasi
yang diraih.
Dalam menyelenggarakan
Olympic Games London
mendapatkan banyak
dampak positif untuk
kemajuan negaranya,
tetapi London juga
mendapatkan dampak
negatif saat dan paska
Olympic Games
diselenggarakan.
Memiliki fokus terhadap
penggunaan Olympic
Games sebagai salah satu
alat diplomasi publik
Korea Selatan, Olimpiade
Seoul dikatakan berhasil
meredam ketegangan
politik di Semenanjung
Korea ketika Korea Utara
berhasil diboikot dan
menyetujui untuk
berkompetisi dan
mengirimkan delegasi
atletnya atas nama Korea.
Penyelenggaraan
Olympic Games
London 2012
memberikan
peningkatan terhadap
jumlah investasi
Inggris dan juga
meningkatkan biaya
penyiaran acara itu
sendiri. Dalam jurnal
ini Kasimati membagi
efek Olympic Games
kedalam 3 bagian
yaitu, efek langsung
dalam bidang
ekonomi, efek tidak
langsung dan juga
efek induksi dalam
bidang ekonomi.
18
M. Malfas PhD, E.
Theodoraki PhD,
B.Houlihan PhD.
Brent W.Ritchie,
Richard Shipway,
Bethany Cleeve
Udo Merkel Evangelia Kasimati
Kontribusi
Jurnal ini akan bermanfaat
sebagai salah satu
pendukung penelitian
dalam bidang pengaruh
penyelenggaran olimpiade
terhadap kestabilan
ekonomi, kepentingan dan
politik sebuah negara.
Kontribusi yang akan
diberikan dari jurnal ini
adalah point of view dari
kota-kota non host
olimpiade yang menilai
kelangsungan olimpiade
London 2012
Penelitian dari jurnal ini
akan memiliki manfaat
berupa memudahkan
penelit idalam meneliti
bidang diplomasi yang
dilakukan negara dalam
penyelenggaraan
olimpiade.
Hasil penelitian dari
jurnal ini yang berupa
peningkatan jumlah
investasi asing Inggris
selama
penyelenggaraan
olimpiade akan
menjadi bahan
kontribusi, membantu
dan memudahkan
peneliti.
Perbedaan
Dari tinjauan jurna-jurnal diatas perbedaan dengan penelitian ini
terdapat pada titik fokus penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
akan terfokus kepada bentuk diplomasi publik yang dilakukan oleh
Inggris sebelum dan selama Olympic Games London 2012
dilangsungkan.
19
2.2 Penyelenggaraan Olympic Games
2.2.1 Olympiad
Olympic Games pada sejarah awalnya memiliki nama asli yaitu
Olympiad. Olympiad atau yang sering disebut Olimpiade kuno ini merupakan
sebuah festival keagamaan untuk menghormati Zeus, Ayah dari dewa dan
dewi Yunani Kuno. Olimpiade kuno ini pertama kali diselenggarakan di
Olympia, sebuah desa di wilayah barat Peloponnesos.18
Pada sejarahnya
seorang juru masak bernama Coroibus Elis merupakan pemenang pertama
dalam Olimpiad. Pada saat tersebut juga Olimpiad hanya memiliki satu
cabang olahraga atletik. Olimpiad pada sejarah pertamanya hanya dapat
diikuti oleh kaum pria, kaum wanita dilarang untuk mengikuti kegiatan
tersebut. Seiring berjalannya waktu, peningkatan minat Spartan19
mempengaruhi acara penyelenggaraan Olimpiad ke 18 yang membuat
ditambahkannya agenda cabang olahraga atletik seperti gulat, lempar lembing
dan melompat. Dengan peningkatan jumlah minat dan juga peserta membuat
penyelenggaraan Olimpiad yang bermula hanya satu hari diperpanjang
menjadi lima hari.
Perkembangan Olimpiad ternyata mendorong tingkat profesionalisme
diantara para peserta yang membuat pergeseran dalam tujuan acara ini.
18 “Olympic Games | Winter Summer Past and Future Olympics.” International Olympic Committee,
https://www.olympic.org/ancient-olympic-games, diakses 19 Januari 2018.
19 Spartan merupakan sebuah sebutan untuk prajurit perang yang dipimpin oleh Raja Leonidas I.
20
Berawal diselenggarakan untuk menghormati Dewa, Olimpiad kemudian
berubah menjadi sebuah ajang tempat bersaing untuk mendapatkan
keuntungan pribadi. Para pemenang Olimpiad bahkan mendirikan patungnya
mereka sendiri yang bertujuan untuk mendewakan diri mereka sendiri. Oleh
sebab itu Olimpiade Kuno di tahun 394 secara resmi diakhiri.
2.2.2 Olympic Games Modern
Tahun 1896 merupakan tahun dimana Olimpiade kembali
diselenggarakan. Tetapi tidak sama seperti Olimpyad yang asli, Olimpiade ini
memiliki sejarah yang jelas. Seorang bangsawan Prancis muda bernama Pierre
de Coubertin (1863-1937) merasa dapat melambangkan gagasan dari Yunani
kuno itu. Masyarakat Yunani sendiri sudah mencoba berkali-kali
menghidupkan kembali Olimpiade dengan cara mengadakan pertandingan
atletik lokal di Athena tahun 1800, tetapi sayang upaya tersebut masih gagal
dalam mempertahankan keberlangsungan Olimpiade. Perjuangan Pierre de
Coubertin untuk menyelenggarakan kembali Olimpiade ini mulai
membuahkan ketertarikan dan mendapatkan respon pada saat ia berbicara
dalam pertemuan Union des Sports Athlatiques pada tahun 1892 di Paris.
Setelah pertemuan tersebut sebuah kongres olahraga Internasional
kembali menyelenggarakan pertemuan pada tanggal 16 Juni 1984, dengan
delegasi dari 9 negara, yaitu : Belgia, Inggris, Prancis, Italia, Yunani, Rusia,
Spanyol, Swedia dan juga Amerika Serikat. Mereka kemudian menyetujui
untuk diselenggarakannya kembali ajang olahraga Olimpiade. Ajang tersebut
21
kemudian diberi nama Olympic Games dan ada juga yang menyebutnya
Olympic Games Modern. Pada awalnya Olympic Games Modern I
direncanakan di Prancis, namun para dewan lebih tertarik untuk
menyelenggarakannya di Yunani dimana tempat lahirnya Olimpiade tersebut.
Kemudian para dewan juga menyetujui untuk selalu melanjutkan ajang
olahraga tersebut setiap empat tahun dari satu kota ke kota-kota besar lainnya
yang ada di dunia. Penyelenggaraan Olympic Games pertama di Athena tahun
1896 memiliki Sembilan cabang olahraga dang diikuti oleh 14 negara dan
sebanyak 241 delegasi atlet yang dikirimkan.20
Sampai saat ini Olympic
Games sudah 51 kali diselenggarakan di 23 negara berbeda.
Dibalik dari kesuksesan penyelenggaraan Olympic Games, mereka
memiliki sebuah organisasi olimpiade internasional yang dapat terus
mempertahankan keberlangsungan acara sampai saat ini. Organinsasi tersebut
dikenal dengan nama International Olympic Committee (IOC). IOC adalah
sebuah organisasi internasional yang menyelenggarakan Olympic Games di
berbagai negara. Bermula di Lausanne, Swiss, IOC merupakan organisasi
internasional non-profit yang bersifat independen dan berkomitmen untuk
membangun hubungan antar negara lebih baik melalui ajang atau kontes
olahraga. IOC mendistribusikan 90% pendapatannya ke pergerakan olahraga
agar lebih memperluas penjangkauannya.21
Dalam pelaksanaannya IOC
20
Athens 1896 https://www.olympic.org/athens-1896, diakses pada 19 Januari 2018 21
“The IOC” https://www.olympic.org/the-ioc , diakses pada 19 Januari 2018
22
memiliki tanggung jawab penuh dalam mengambil keputusan pemilihan
negara tuan rumah Olimpiade.
Sejauh ini penyelenggaraan Olympic Games sendiri memiliki jumlah
dana anggaran pengeluaran yang berbeda. Mulai dari Olympic Games Athena
1896 dimana pertama kali diadakan, acara tersebut hanya memakan dana
sebesar $ 4 Juta saja dan penyelenggaraan terakhir di Rio sebesar $ 4 Miliyar.
Dari perbedaan-perbedaan tersebut, berikut saya lampirkan grafik peningkatan
dana penyelenggaraan Olympic Games dari tahun 1968-2016:
3
4
5
6
7
Gambar 4.1 Dana Penyelenggaraan Olympic Games 1968-2016
Sumber : https://www.olympic.org/
23
2.3 Olympic Games dan Kepentingan Nasional
Kepentingan Nasional memiliki dimensi yang mencakup hal yang luas
dan juga kompleks.22
Dimensi pertama adalah dimensi kontekstual seperti
diplomasi dan ekonomi. Dimensi kedua adalah Salience, menjelaskan tentang
kualitas yang mewakili kepentingan, keunggilan, urgensi dan juga intensitas
kepentingan nasional. Dimensi ketiga adalah Scope, dalam dimensi ini
Frankel menyampaikan perbedaan dari kepentingan yang dimiliki setiap
negara. Dalam sistem internasional kontemporari kepentingan negara yang
paling vital adalah menjaga integritas territorial dan kemandirian politik
negaranya.23
Negara ketika menjaga integritas territorialnya membutuhkan
biaya yang besar, dimana biaya besar tersebut memerlukan intervensi berupa
bantuan dari negara lain.
Kemudian dengan adanya kepentingan nasional akan dapat
memberikan gambaran terhadap aspek-aspek yang menjadi identitas dari
negara tersebut. Hal tersebut dapat kita lihat dari sejauh mana fokus negara
dalam memenuhi target pencapaian demi kelangsungan bangsanya. Dari
identitas yang dibangun tersebut dapat kita rumuskan target waktu yang
dimiliki negara tersebut, apakah dalam jangka pendek ataupun demi
kelangsungan identitas jangka panjangnya.
22
Joseph Frankel. 1970.National Interest. Macmillan Student Editions 5504. London: Macmillan.
Halaman 42-50 23
Ibid, Halaman 52-59
24
Seluruh cangkupan yang dibutuhkan oleh sebuah negara dapat
terangkum di dalam sebuah kebijakan yang didalamnya memiliki kepentingan
nasional (Lamy dalam Baylis dan Smith, 2005). Hal tersebut berkaitan dengan
eksistensi negara dan bagaimana negara itu dapat melangsungkan
kehidupannya agar tercukupi. Oleh karena itu bidang-bidang yang diambil
dari segara aspek tersebut harus tercapai bahkan harus ditingkatkan untuk
mendapatkan pengakuan atas keberadaan negaranya yang diakui di ranah
Internasional, hal tersebut juga dapat mempermudah sebuah negara untuk
mendapatkan kerjasama-kerjasama Internasional lainnya yang merupakan
sebuah kebutuhan primer sebuah negara.Dalam hubungan internasional
olahraga masih jarang untuk peminatnya untuk menjadi bahan penelitian,
tetapi dengan jangkauan global hubungan internasional dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang soft power yang digunakan sebuah
negara. Dalam penelitian ini soft power yang dimaksud adalah kepentingan
nasional dan diplomasi publik. Sudah sejak lama olimpiade modern dan
negara tuan rumah memiliki hubunan politik yang cukup kental. Ketika
berbicara tentang peran olimpiade itu sendiri akan langsung muncul dibenak
kita yaitu kepentingan apa yang dimiliki oleh sebuah negara sehingga mau
dan bersedia menjadi tuan rumah. Menjadi tuan rumah olimpiade bukan hal
mudah dan harus mengeluarkan banyak anggaran dana negara. Olimpiade
sebagai alat untuk mencapai kepentingan negaranya sudah menjadi rahasia
umum dalam hubungan internasional.
25
Olimpiade sendiri merupakan salah satu simbol pertemuan terbesar.
Dihadiri oleh masyarakat internasional, sebagai ajang pertandingan olah raga
bertaraf internasional, sebagai festival untuk merayakan kemenangan dan
tontonan dunia internasional yang dibalut dengan intensitas yang tinggi antar
negara, budaya dan terkadang sering terjadinya kontrovesial. Dengan
banyaknya potensi menguntungkan internasional tersebut, sebuah negara
menjadikan olimpiade sebagai alat untuk mencapai kepentingan negaranya.
Dalam penelitian ini akan mencoba untuk menjawab apakah negara dapat
menggunakan olimpiade untuk mencapai kepentingan sebuah negara dan
memperkuat identitas nasional mereka di dunia global.
2.4 Olympic Games Sebagai Media Diplomasi Publik
Diplomasi publik merupakan salah satu bentuk dari diplomasi.
Diplomasi publik adalah proses komunikasi pemerintah terhadap publik
mancanegara yang bertujuan untuk memberikan pemahaman atas negara,
intstitusi, sikap, budaya, kepentingan nasional dan juga kebijakan yang
diambil oleh negaranya dan memiliki partisipasi dari masyarakat negaranya.24
Diplomasi publik dapat digunakan oleh sebuah negara untuk meningkatkan
mutu dari negaranya sendiri dan meningkatkan komunikasi yang lebih luas
dengan masyarakat negaranya maupun dengan masyarakat dunia. Diplomasi
publik juga sering digunakan untuk mempengaruhi orang atau organisasi lain
dengan cara yang positif sehingga dapat mengubah cara pandangnya terhadap
24
J. Wang. 2006 “Public Diplomacy and Global Business”.
26
sebuah negara. Dalam penelitian ini salah satu cara pemerinntah
menggunakan soft power adalah melalui diplomasi olahraga yang sebagian
besar diwujudkan dalam diplomasi publik yang secara tidak langsung.
Diplomasi publik dikembangkan untuk berkomunikasi dengan publik dari
negara lain yang juga memiliki tujuan untuk mempengaruhi pemerintah
negara lain.
Salah satu fungsi dari diplomasi publik adalah memberikan sinyal
melalui pemahaman, informasi dan mempengaruhi publik tentang
kepentingan nasional yang dimiliki oleh negara tersebut. Dilakukannya publik
diplomasi oleh pemerintah dikarenakan usaha pertama dianggap telah gagal
mengatasi konflik-konflik antar negara. Kegagalan diplomasi jalur pertama
telah mengembangkan pemikiran untuk meningkatkan diplomasi publik
sebagai cara alternatif untuk menyelesaikan konflik -konflik antar negara.25
Kelebihan dan kekurangan dari diplomasi ini terletak pada aktor yang
menggunakannya. Diplomasi publik akan memberikan banyak keuntungan
dan sukses jika aktor yang melaksanakannya memiliki soft power yang kuat.
negara yang dapat menggunakan diplomasi ini telah terbukti memiliki soft
power yang kuat dalam aspek politik dan non politik seperti budaya dan
ekonomi.
Dengan menjadi tuan rumah olimpiade dan berpartisipasi dalam
olimpiade akan lebih mempermudah negara dalam melakukan diplomasi
25
J. McDonald. 1991. “Further Exploration of Track Two Diplomacy”.
27
publik. Dunia olahraga juga dapat mencerminkan kondisi politik dunia.
Melalui olimpiade negara dapat menutarakan ketidaksukaan atas negara lain
dan dapat melakukan boikot jika negara tersebut dianggap menghambat.
Melalui acara olahraga mega internasional sebuah negara dapat menunjukkan
budaya, ekonomi, dan politik sebagai kontribusi utama dari fenomena
globalisasi.
Olahraga tidak pernah lepas dari konsep sebuah bangsa. Menggunakan
olimpiade sebagai media untuk berdiplomasi berarti memiliki kepentingan
secara global dan bertujuan untuk memperkuat nasionalis, ide dan identitas
sebuah negara. Dunia semakin multipolar yang mencerminkan dengan
menjadi tuan rumah sebuah acara olahraga mega internasional bertujuan
untuk memperlihatkan eksistensi negaranya dalam kancah internasional.
Menggunakan olimpiade untuk berdiplomasi dan memenangkan proses
penawaran tuan rumah juga mencerminkan negara tersebut mengirimkan
sinyal kekuatan dan eksistensi negaranya.
28
2.5 Kerangka Pemikiran
Dari latar belakang masalah dan landasan konseptual yang dipakai oleh
peneliti, maka peneliti memiliki kerangka pemikiran sebagai berikut:
Olympic Games
Olympic Games
London 2012 Oleh
Inggris
Penggunaan
Sebagai Diplomasi
Publik
Pencapaian
Kepentingan
Nasional Inggris
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Peneliti akan menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif merupakan salah satu strategi dalam penelitian yang lebih
memntingkan pernyataan-pernyataan ketimbang angka-angka secara
pengumpulan maupun pengamatan data.26
Kualitatif berupa pendekatan yang
berupaya menjelaskan fakta atau realitas sosial. Penelitian kualitatif akan
bertujuan dalam meningkatkan pemahaman tentang sebuah fenomena sosial.
Selain itu dalam penelitian kualitatif ini juga bertujuan untuk memahami
obyek yang diteliti secara lebih dalam. Lincoln dan Guba menjelaskan tentang
penelitian kualitatif ini sendiri menjelaskan tentang dilakukannya peneltian
kualitatif bertujuan untuk membangun body of knowledge yang memiliki
artian untuk melakukan penjelasan mendalam atau ekstrapolasi atas obyek
tersebut. Metode kualitatif akan berguna untuk peneliti memahami tentang
fenomena yang terjadi di dalam hubungan internasional.
26 Bryman, Alan. Social Research Methods 4th Edition. Hal 266
30
3.2 Definisi Konsep
Untuk mendukung penelitian ini, peneliti akan memakai dua konsep dalam hubungan
internasional yaitu :
3.2.1 Diplomasi Publik
Diplomasi publik dalam penelitian ini akan terfokus terhadap salah
satu bagian dari diplomasi tersebut yaitu Diplomasi Publik Modern dan Sport
Diplomacy. Diplomasi modern memiliki fokus yang bergerak di arah low
politic dan melihat dari beberapa aspek termasuk ekonomi. Inti dari diplomasi
modern adalah citra suatu negara di hadapan negara lain, sehingga dapat
menciptakan sebuah mindset publik yang dapat memudahkan kerjasama antar
negara. Efektivitas diplomasi ini terletak pada soft power dan kepentingan
nasional sebuah negara, semakin besar soft power yang dimiliki negara pelaku
maka akan semakin besar keberhasilan diplomasi publik yang digunakan
untuk mencapai kepentingan tersebut.
Sport Diplomacy memiliki ciri sebagai kelompok bukan pemerintah,
bentuknya yang informal dan efektif dalam menurunkan tensi ketegangan
antar negara, menghilangkan ketakutan, dan meningkatkan saling
ketergantungan di antara para pihak, contohnya terdapat di jurnal penelitian
dalam literature review sebelumnya yaitu kasus di Semenanjung Korea. Sport
Diplomacy didefinisikan sebagai tindkan formal dan informal yang berfokus
31
pada penerapan kebijakan luar negeri melalui olahraga.27
Sport Diplomacy
yang sudah banyak dikenal salah satunya adalah Diplomasi Ping Pong.
Dimana diplomasi tersebut dilaksanakan untuk meredam ketenganan yang
terjadi antara Amerika Serikat dan juga Cina di tahun 1971. Sport Diplomacy
memang tidak memiliki sebuah definisi yang universal tetapi beberapa ahli
menganggap Sport diplomacy sebagai subkultur dari diplomasi publik yang
mempengaruhi audiens massa dan mebentuk sebuah citra negara.
3.2.2 Kepentingan Nasional
Sebuah negara dalam melaksanakan kepentingan nasional memiliki
peran sebagai aktor yang mengambil keputusan dan memiliki peranan penting
di dalam kerjasama internasional yang kemudian akan berpengaruh terhadap
masyarakat dalam negerinya. Kepentingan nasional ada dikarenakan
kebutuhan dari sebuah negara. Kepentingan yang dimaksud dapat kita lihat
dari kondisi internalnya, seperti kondisi ekonomi-politiknya, militer ataupun
sosial-budaya. Kepentingan juga dapat berupa sebuah “power” yang ingin
diciptakan atau dimiliki sebuah negara sehingga negara tersebut mendapat
pengakuan dari dunia. Kepentingan nasional secara konseptual dapat
digunakan untuk menjelaskan perilaku politik luar negeri dari sebuah
negara28
.
27
Dana Lusa. 2017. Olympic Diplomacy and the Emergin States: Striving for Influence in the
Multipolar Wolrd. Halaman 78
28P.Anthonius Sitepu. 2011. Studi Hubungan Internasional
32
Dalam penelitian ini, peneliti akan fokus terhadap identifikasi Kepentingan
Nasional menurut KJ. Holsti yang dibagi kedalam 3 klasifikasi.
Identifikasi Kepentingan Nasional menurut K.J Holsti29
:
1. Core Values
Dalam jenis ini, kepentingan nasional dianggap paling vital bagi negara dan
menyangkut prestige atau nama baik sebuah negara. Dalam penelitian ini akan
digunakan sebagai landasan peneliti untuk menganalisis Core Values Inggris.
2. Middle-range Objectives
Jenis kedua ini diidentifikasikan kepentingan nasional sebagai kebutuhan
yang dapat memperbaiki dan meningkatkan derajat negaranya dalam bidang
perekonomian. Dalam penelitian ini akan digunakan untuk membantu peneliti
menganalisis kepentingan Inggris di bidang perekonomian.
3. Long-range Goals
Jenis terakhir dari identifikasi kepentingan nasional menurut KJ. Holsti ini
adalah sesuatu yang bersifat ideal dan memiliki dampak yang berjangka
panjang. Long range Goals akan membantu peneliti dalam menganilisis
kepentingan jangka panjang apa saja yang dimiliki oleh Inggris.
29
J. Kalevi Holsti. The State, War, and the Stateof War. Cambridge University Press. 1996
33
3.3 Fokus Penelitian
Pemusatan fokus kepada intisari penelitian yang akan dilakukan
merupakan salah satu pengertian dari Fokus Penelitian. Hal tersebut perlu
dilakukan oleh sang peneliti agar dapat meringankan peneliti selama
melakukan pengamatan atau observasi dalam penelitiannya. Fokus penelitian
merupakan salah satu hal yang sangat krusial dan penting sehingga observasi
yang dilakukan oleh peneliti menjadi lebih terarah dan tidak keluar dari topik
penelitian. Dalam hal tersebut, fokus dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menjelaskan penyelenggaraan acara olahraga mega bertaraf internasional
Olympic Games oleh Inggris di tahun 2012.
2. Menjelaskan dan menganalisis diplomasi publik dari Inggris dalam
menyelenggarakan Olympic Games London 2012.
3. Menganalisis kepentingan Inggris dalam menyelenggarakan acara
olahraga mega internasional Olympic Games 2012 oleh Negara Inggris.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Peneliti dalam melakukan penelitiannya ini akan menjadikan data
primer dan data sekunder sebagai jenis data. Data primer yang dimaksud akan
diperoleh langsung dari situs resmi Olympic Games
(https://www.olympic.org/london-2012), dan situs resmi pemerintahan Inggris
(https://data.london.gov.uk). Data sekunder yang dimaksud adalah data yang
34
sudah tersedia sebelumnya dan melalui media massa Inggris seperti BBC
(https://www.bbc.co.uk) dan The Telegraph (https://www.telegraph.co.uk/).
Peneliti akan memperoleh data skunder tersebut secara tidak langsung tetapi
peneliti akan menggunakan data yang sudah ada sebelumnya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data library research
atau studi literatur serta dokumentasi. Studi Literatur adalah sebuah teknik
untuk menyelesaikan suatu masalah dengan cara memperdalam sumber-
sumber tulisan yang sudah ada atau sudah pernah dibuat sebelumnya. Sumber
tulisan tersebut dapat berupa buku-buku akademisi, jurnal-jurnal penelitian
ilmiah, artikel ataupun dari surat kabar. Sedangkan untuk studi dokumentasi
adalah sebuah teknik pengumpulan data yang tidak secara langsung ditujukan
kepada subjek penelitian dalam rangka memperoleh informasi terkait objek
penelitian yang sedang kita teliti. Peneliti juga akan memanfaatkan data-data
yang dapat diperoleh lewat website resmi berita Internasional yang dimiliki
oleh Inggris seperti BBC United Kingdom ,The Telegraph United Kingdom ,
kemudian website resmi Olympic Games.
35
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik analisis
secondary analysis. Miles dan Huberman berpendapat bahwa terdapat tiga
teknik analisis data dalam penelitian kualitatif. Ketiga hal tersebut adalah30
:
1. Reduksi Data
Merupakan salah satu teknik analisis data kualitatif yang menajamkan
dan membuang yang tidak diperlukan dan mengorganisir data sampai
kesimpulan akhir dapat dibuat.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah salah satu teknik analisis data kualitatif yang
memiliki kegiatan ketika informasi yang sudah dikumpulkan lalu disusun dan
menarik kesimpulan dari pengumpulan data tersebut. Bentuk penyajian data
kualitatif dapat berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan juga bagan.
3. Penarikan Kesimpulan
Tahap terakhir dari penelitian yang menjelaskan dan menarik sebuah
kesimpulan didukung oleh data pendukung yang sudah dipaparkan peneliti dan
bersifat kredibel.
30
Miles & Huberman, 1994. Qualitative Data Analysis. (California: Sage Publication). Halaman 10-12
BAB IV
GAMBARAN UMUM
Bab ini akan dibagi kedalam tiga sub bab. Sub bab pertama akan
menjelaskan penggunaan Olympic Games sebagai media politik sebuah
negara. Sub bab kedua akan menjelaskan penyelenggaraan dari Olympic
Games London 1948 dan 2012. Sub bab ketiga akan menjelaskan persiapan
acara Olympic Games London 2012 oleh Inggris, dan hambatan politik yang
dihadapi oleh Inggris dalam menyelenggarakan olimpiade.
4.1 Penggunaan Olympic Games sebagai media politik.
Ideologi nasionalisme31
mulai meluas pada abad ke-20 dimana
ideologi tersebut mulai mempengaruhi terselenggaranya Olympic Games.
Ironisnya dengan kemunculan Nazi Jerman pada saat tersebut ikut
meningkatkan ideologi Nasionalis atlet-atlet Jerman. Nazi Jerman berhasil
menyelenggarakan Olimpiade 1936 di Berlin dan menggunakan Olimpiade
tersebut untuk propaganda, propaganda yang dilakukan salah satunya adalah
melarang atlet yang beragama yahudi untuk berpartisipasi. Seperti apa yang
31
Menurur Anthony D. Smith, nasionalisme adalah sebuah gerakan ideologis untuk mencapai dan
mempertahankan otonomi, kesatuan dan identitas untuk sebuah populasi yang bertekad untuk
membuat sebuah “bangsa”.
37
kita ketahui Nazi Jerman sangat tidak menerima keberadaan orang-orang
yahudi. Nazi Jerman membentuk tim atlet yang tidak terkalahkan untuk
mendominasi kemenangan dalam Olimpiade tersebut guna menunjukkan
kekuatan orang-orang yang dimiliki oleh Jerman pada saat itu.
Setelah Olimpiade Berlin 1936, pada tahun 1956 Negara Mesir,
Lebanon dan Irak memboikot Olimpiade Melbourne sebagai bentuk protes
atas penyitaan Suez Teritori Anglo-Prancis. Aksi boikot juga dilakukan oleh
Belanda, Swiss dan Spanyol dalam hal memprotes invasi Uni Soviet ke
Hungaria. Kemudian pada tahun 1968 di Meksiko, dua atlet lari dari Afrika
memprotes Amerika Serikat atas perlakuan yang rasis. Dan pada tahun 1976
di Montreal, 33 negara Afrika dengan 400 delegasi atlet memboikot
Olimpiade karena keberatan dengan adanya kebijakan apartheid Afrika
Selatan.
Penggunaan olimpiade sebagai media politik oleh negara kembali
terjadi pada Olympic Games tahun 1980 dan 1984. Tahun 1980 komite
olimpiade Amerika Serikat memboikot Olimpiade Moskow dalam rangka
memprotes invasi yang dilakukan oleh Uni Soviet ke Afghanistan tahun 1970.
Kemudian keadaan hubungan antara Amerika dan Soviet semakin memburuk
karena adanya demonstrasi anti-Soviet dalam sebuah acara televisi dunia yang
dilakukan oleh atlet-atlet yang membelot dari blok Timur32
. Pada tahun 1988
Olimpiade Seoul pada saat itu memboikot Korea Utara akibat permasalahan
32
Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet.
38
yang dimiliki oleh Korea Selatan dan Utara yaitu penolakan reunifikasi
Semenanjung Korea oleh pihak Korea Utara. Korea Selatan melarang Korea
Utara untuk menurunkan delegasi atletnya terkecuali apabila mereka mau
bergabung dalam satu team dan atas nama Korea. Olimpiade Sydney tahun
2000 tidak begitu menunjukkan pergerakan politik walaupun pada saat itu
Korea Selatan dan Korea Utara kembali dipertemukan dan disatukan atas
nama satu negara yaitu Korea pada saat acara pembukaan. Potensi kontroversi
politik juga sempat terlihat ketika terpilihnya negara komunis China sebagai
tuan rumah Olympic Games Beijing 2008.
4.2 Olympic Gamess London 1948 & 2012
4.2.1 Olympic Games London 1948
Dengan persiapan waktu yang terbatas dan banyaknya perdebatan
yang terjadi dalam melaksanakan ajang olahraga internasional paska Perang
Dunia II. Olimpiade 1948 akhirnya berhasil diselenggarakan dan memberikan
pengaruh positif. Olimpiade 1948 disebut sebagai perayaan usai ketegangan
perang yang disebabkan oleh Jepang. Jerman dan Jepang merupakan dua
negara yang diboikot dari acara tersebut. Kemudian Olympic Games London
1948 merupakan ajang kompetisi pertama yan dihadiri oleh negara-negara
komunis seperti Hungaria, Polandia dan Yugoslavia. Olimpiade London 1948
tidak mendirikan fasilitas olahraga yang baru, melainkan memakai fasilitas
olahraga di Inggris yang selamat dari perang dan dalam kondisi yang masih
baik yaitu Stadion Wembley. Dengan keterbatasan dana, Inggris tidak
39
membangun asrama untuk para atlet melainkan menngunakan kamp militer di
Uxbridge dan atlet wanita ditempatkan di asrama Southlands College. 33
Lebih dari 4.000 atlet dari 59 negara berpartisipasi dalam Olympic
Games London 1948.34
Olimpiade 1948 juga kembali meningkatkan isu-isu
politik dan komersial. Acara tersebut tidak luput dari propaganda yang terjadi
antara pemerintahan dan kementrian luar negeri Inggris, bahkan termasuk isu
propaganda dalam peluncuran perangko yang bergambar Olympic Games
London 1948. Pada bulan Maret 1947 Inggris mengalokasikan dana sebesar $
9000.35
Dana tersebut merupakan pengeluaran Inggris untuk
menyelenggarakan Olimpiade yang mencerminkan kepentingan dari negara
tersebut. Dalam persiapannya, Sekertasis Negara untuk Perdagangan
Internasional Inggris yaitu Noel Baker dan Harold Wilson mengarahkan
kabinetnya untuk fokus terhadap propaganda dalam bidang budaya, pariwisata
dan mata uang asing. Noel Baker mengatakan jika Olympic Games akan
diselenggarakan di Inggirs, maka acara tersebut harus sukses karena
menyangkut prestise nasional negaranya, dan ketika Inggris berkomitmen
untuk menyelenggarakan acara tersebut maka pemerintah harus memberikan
bantuan dan dukungan untuk kesuksesan acara. Karena ketika terjadinya
pembatalan acara, akan sangat berdampak buruk terhadap reputasi Inggris
33
http://www.history.co.uk/history-of-london/1948-london-olympics, History of 1948 London Olympic
diakses pada 19 Januari 2018 34
ibid 35
BBC NEWS | UK | Keep it simple say 1948 Olympians.” Diakses 4 Desember 2017.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/7570970.stm.
40
dimata dunia dan kemungkinan besar tidak mendapatkankan keuntungan
substansial dalam sektor pariwisata yang diperkirakan sampai satu juta
poundsterling.
Upacara pembukaan Olympic Games London 1948 merupakan salah
satu agenda penting untuk menunjukkan keberhasilan Inggris. Kementrian
Inggris mendapatkan respon yang baik dan upacara pembukaan tersebut
dikatakan mengesankan baik dalam domestik maupun secara internasional.
Olympic Games London 1948 kemudian digambarkan sebagai acara yang
sederhana, bermartabat dan terorganisir. Menurut Noel Baker acara
pembukaan tersebut menjadi propaganda terbaik yang pernah dilakukan oleh
Inggris. Upacara pembukaan tersebut menjadi sampul utama dalam New York
Times dengan judul “One World at Wembley”. Dalam berita Sunday Times
yang berisi tentang kekagumannya kepada Inggris yang fokus terhadap
“hope” atau harapan untuk dunia yang lebih baik. Upacara pembukaan
tersebut juga merupakan perayaan dari usainya Perang Dunia II yang
memberikan pelajaran kepada dunia tentang masa yang akan datang dan
kehancuran paska perang merupakan sebuah titik kebalikan untuk menjadikan
sebuah negara memperoleh prestasi dan kembali membangun negaranya agar
lebih baik.
Olympic Games London 1948 secara historis memiliki peranan penting
untuk Inggris dalam mengembangkan negaranya agar lebih maju paska
terjatuh ketika perang dan juga mengembangkan pergerakan Olimpiade atau
41
Olympic Movement yang bertujuan untuk membangun hubungan antar negara
agar lebih baik. Walaupun gerakan Olimpiade sempat terputus selama 12
tahun akibat adanya perang dunia, Inggris berhasil menyambungkan kembali
gerakan tersebut dan tidak terputus sampai saat ini. Setelah acara tersebut
selesai, ditahun 1950 kembali muncul tantangan yang menganggap Olympic
Games hanyalah sekedar permainan.
4.2.2 Olympic Games London 2012
Olimpiade Musim Panas 2012 memiliki nama resmi Games Of The
XXX Olympiad dan dikenal dengan nama lain Olympic Games London 2012
atau London 2012, merupakan acara olahraga internasional nomor satu
terkemuka di dunia, dilaksanakan dalam rangka perayaan tradisi Olimpiade
yang diatur oleh IOC. Di tahun 2012 ajang kompetisi olahraga internasional
ini dilaksanakan di kota London, Inggris pada tanggal 25 Juli sampai 12
Agustus 2012. Upacara pembukaan dari acara tersebut jatuh pada tanggal 27
Juli 2012 yang diikuti oleh 10.568 atlet dari 204 National Olympic
Committees (NOC).36
Inggris teripilih menjadi negara tuan rumah pada
tanggal 6 Juli 2005 dalam sidang IOC ke 117 di Singapura. Inggris berhasil
mengalahkan negara dengan kota besar lainnya seperti Moskow, Madrid, dan
New York. London terhitung sebagai kota pertama yang menjadi tuan rumah
sebanyak tiga kali terhitung sejak 1908 dan tahun 1948. Perdana Menteri pada
36
London 2012 https://www.olympic.org/london-2012 , diakses pada 19 Januari 2018
42
saat itu adalah David Cameron dan Menteri penanggung jawab atas acara
Olimpiade London adalah Jeremy Hunt.37
Dalam persiapan melaksanakan kembali Olimpiade di kota London,
berbeda dari terakhir kali dilaksakannya pada tahun 1948, ketika pemerintah
memiliki keterbatasan dana paska perang dunia II. Tahun 2012 pemerintah
London memaksimalkan seluruh pengeluaran dengan meningkatkan anggaran
dana, membangun venue tempat keberlangsungan acara dan juga menata kota-
kota lain tempat berlangsungnya acara. Dalam pembangunannya, Olimpiade
London memiliki fokus utamanya terhadap Olympic Park yang di desain
khusus dan membutuhkan tanah seluas 200 hektar yang dibangun di bekas
lokasi industri Statford, London Timur. 38
Dengan perkembangan yang
semakin modern dan dibutuhkan banyak pekerja, Inggris kemudian merekrut
sebanyak 200.000 orang. Dari total tersebut kemudian terbagi kedalam 6.000
staf, 70.000 volunteers dan 100.000 kontraktor yang terlibat dalam
keberlangsungan Olimpiade London 2012.39
Selama Olimpiade London 2012
berlangsung, sebanyak 20 juta perjalanan terjadi di London dan termasuk tiga
juta perjalanan di setiap harinya terutama hari Olimpiade berlangsung.
37
Barden, Mark (26 April 2008). "London's first Olympics". BBC Sport. Retrieved 3 August 2008 38
"Newham London: The Olympic Park". London Borough of Newham. Archived from the original on
24 April 2012. 39
https://www.olympic.org/london-2012
43
4.3 Persiapan Acara
Jika IOC bertanggung jawab atas terselenggarakannya Olympic Games
diberbagai negara, lain halnya dengan The London Organizing Committee of
the Olympic Games (LOGOC) yang memiliki tugas untuk merancang dan juga
mengawasi keberlangsungan acara khusus selama Olimpiade London 2012.
Untuk setiap negara terpilih memiliki nama komite yang berbeda-beda, seperti
London yang memiliki LOGOC. Dalam persiapan untuk Olimpiade, LOGOC
kemudian mengadakan pertemuan dewan untuk pertama kalinya pada tanggal
25 Oktober 2005.40
Dari pertemuan tersebut kemudian terbentuk Olympic
Delivery Authority (ODA) yang diketuai oleh Lord Coe dan memiliki
tanggung jawab atas pembangunan venue acara serta permbangunan
infrastruktur.
The Government Olympic Executive (GEO) merupakan salah satu unit
yang dibangun oleh Department for Culture, Media and Sport (DCMS) salah
satu badan departemen yang dimiliki oleh pemerintahan Inggris untuk
membantu pembangunan dan mengkoordinasi Olimpiade London 2012.41
GEO memiliki fokus terhadap pengelolaan program-program sebelum dan
sesudah acara Olimpiade dan Legacy Olimpiade London 2012 yang akan
40
“Locog Formally Established at First Meeting of London 2012” www.lda.gov.uk/news-and-
events/media-centre/press-releases/2005/locog-formally-established-at-first-meeting-of-london-2012-
transition-board, diakses pada 20 Januari 2018 41
Ibid
44
menjadi pemasukan keuntungan bagi Inggris. GEO juga memiliki tanggung
jawab dalam pengawasan dana selama acara sebesar $15Miliyar.42
4.4 Lokasi Acara
Lokasi acara untuk Olimpiade 2012 memiliki perbedaan jauh dari
olimpiade London 1948. Pada tahun tersebut Inggris terpaksa tidak dapat
membangun lokasi-lokasi acara yang megah dikarenakan faktor keadaan
paska perang dimasa tersebut. Dengan perbedaan 64 tahun, Inggris berhasil
kembali menjadi tuan rumah ajang olahraga mega internasional yang semakin
berkembang besar dan memiliki keminatan yang luar biasa dari berbagai
negara. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Inggris memiliki anggaran
dana sebesar $ 15 Miliyar yang kemudian akan digunakan juga dalam
pembangunan infrastruktur dan lokasi acara tempat olimpiade berlangsung.
Olimpiade London 2012 direncanakan akan berlangsung dibeberapa lokasi
terkenal London seperti Hyde Park, Olympic Park, dan Horse Guards
Parade. Tidak terlupakan stadion bersejarah London yang juga tempat
keberlangsungan acara Olimpiade London 1948 juga termasuk kedalam fokus
utama pembangunan lokasi acara oleh LOGOC. Lokasi acara dibagi kedalam
tiga zona utama yaitu The Olympic Zone, the River Zone, and the Central
Zone. Inggris juga membangun desa atltet dimana desa tersebut kemudian
akan menjadi tempat tinggal para delegasi atltet dari berbagai negara. Desa
42
Ibid
45
atltet tersebut dibangun di daerah Portland dengan desain yang elegan dan
juga moderen.
Gambar 4.2 Perbandingan Kota London Sebelum dan Sesudah dibangunnya Lokasi Acara Olympic
Games London 2012
Sumber : https://data.london.gov.uk/dataset/london-2012-opinion-research, diunduh pada tgl
30 Januari 2018
4.5 Hambatan Politik Saat Olympic Games 2012
Seperti yang sudah dibahas dalam bab sebelumnya, Olimpiade modern
merupakan sebuah media untuk berpolitik yang dilakukan oleh negara tuan
rumah maupun negara partisipan. Inggris juga menjadikan Olympic Games
2012 sebagai media berpolitik untuk mencapai kepentingan negaranya. Empat
tahun sebelum terselenggarakannya acara tepatnya pada tahun 2008
merupakan salah satu tahun yang memiliki dampak tidak baik terhadap
perekonomian Inggris. Hal tersebut dikarenakan adanya krisis ekonomi
SEBELUM SESUDAH
46
200843
dan ikut melanda perekonomian Inggris. Inggris dinyatakan terkena
dampak dari krisis pada tahun 2009 karena pertumbuhan PDB yang negatif.
Krisis tersebut membuat Inggris harus mengeluarkan dana untuk
menyelamatkan perbankan sebesar €50 Miliyar.44
Kedua adalah suasana politik dunia yang memanas. Isu politik yang
sempat menjadi hambatan dalam penyelenggaraan Olympic Games Lonon
2012 salah satunya adalah kebijakan One China Policy45
yang diterapkan oleh
Republik Rakyat Tiongkok terhadap Taiwan. Ketika seluruh bendera negara
partisipan dikibarkan sepanjang jalan West End of London dan terdapat
bendera Taiwan bukan Republik Rakyat Tiongkok, sedangkan dengan adanya
kebijakan tersebut China melarang negara-negara yang bekerja sama
dengannya untuk tidak menganggap Taiwan sebagai sebuah negara
independen. Dalam perdebatannya China juga melarang Taiwan untuk tidak
menurunkan delegasi atletnya kecuali membawa nama Republik Rakyat
Tiongkok. Akhirnya pemerintah China melayangkan protes kepada
kementrian luar negeri Inggris.
Situasi politik lainnya ketika paska kemerdekaan Kosovo sebagai
negara independen yang ingin menjadi partisipan dan mengirim delegasi
atltetnya ke Olympic Games 2012 tetapi masih memunculkan keraguan.
43
Krisis Ekonomi 2008 pertama kali diawali oleh Amerika Serikat yang pada saat itu salah satu bank
investasi Bear Stearns mengalami kerugian akibat spekulasi hipotek rumah yang kemudian berdampak
terhadap perekonomian Amerika bahkan dunia. 44
Outlook Ekonomi Edisi 2014. 45
One China Policy adalah sebuah kebijakan reunifikasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik
Rakyat Tiongkok pada tahun 1979 terhapad dunia.
47
Keraguan timbul dikarenakan Kosovo pada saat itu belum dapat pengakuan
secara internasional. Selanjutnya adalah Isu yang tidak pernah absen dari
Olympic Games yaitu reunifikasi semenanjung Korea, dimana Korea Selatan
menginginkan untuk membawa nama Korea dengan Korea Utara tetapi selalu
tidak diterima oleh pihak Korea Utara, bahkan pada saat berlangsungnya
acara tepatnya saat pertandingan football perempuan, dimana pada saat itu tim
yang bertanding adalah Korea Utara melawan Kolombia tetapi bendera yang
ditampilkan oleh panitia adalah bendera dari Korea Selatan. Akibat dari
kesalahan tersebut atlet Korea Utara memprotes hingga membuat
pertandingan tertunda beberapa jam dan mengancam untuk memboykot acara
jika kesalahan tersebut terulang kembali. Hambatan kemudian datang lagi saat
kesalahan penulisan tempat lahir atlet dari negara Ukraine, dimana atlet
tersebut dituliskan lahir di Russia bukan di Ukraine, mengingat adanya
ketegangan yang terjadi antara kedua negara karena isu geopolitik antara
Russia dan Ukraine. Lalu konflik Suriah dan terorisme yang menjadi
perhatian dan salah satu fokus pemerintah Inggris untuk lebih meningkatkan
keamanan negara selama acara berlangsung.
Selain dari faktor eksternal yang disebutkan diatas, Inggris juga
mengalami hambatan internal dari politik yang ada didalam negaranya sendiri.
Pertama adalah ketika memanasnya isu referendum yang akan diambil oleh
Inggris. Refenrendum dalam melepaskan diri dari Europian Union (EU).
Inggris mengalami pasang surut hubungannya dengan EU dan memilih untuk
keluar dari anggota EU. Hambatan lain datang dari isu keamanan Inggris.
48
G4S sebuah kontraktor keamanan, menjanjikan sebanyak 10.000 personel
keamanan akan siap mengamankan London selama Olympic Games
berlangsung. Perusahaan tersebut menerima pelamar sebanyak 100.000 tetapi
hanya dapat menerima sebanyak 7.000 dikarenakan mereka yang sudah
terlatih. Akibat hal tersebut pemerintah Inggris membutuhkan kurang lebih
3.000 personel keamanan, berakhir menugaskan anggota militer Inggris yang
baru menyelesaikan tugas di Afghanistan.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Inggris melakukan komunikasi terhadap publik internasional melalui
Opening Ceremony atau upacara pembukaan Olympic Games London 2012
untuk memberikan pemahaman yang lebih lanjut tentang perubahan yang
dialami oleh negaranya dan juga menaikkan nama baik. Dengan dilakukannya
diplomasi publik oleh Inggris melalui Opening Ceremony Olympic Games
London 2012 bertajuk Isles of Wonders mendukung negaranya dalam
mencapai kepentingan nasional Inggris. Kepentingan Nasional yang dimiliki
oleh Inggris mencakup tiga bidang yaitu politik, ekonomi dan juga budaya.
Kepentingan politik yang dimilki Inggris salah satunya adalah untuk
meningkakan mutu negaranya terhadap dunia internasional dan meluaskan
serta membangun lebih banyak hubungan dengan negara-negara internasional.
Kemudian dalam bidang ekonomi Inggris berhasik menaikkan GDP
negaranya sebesar 1,5% melalui penyelenggaraan acara olaharaga mega
internasional tersebut, dan Inggris berhasil meningkatkan FDI negaranya
sebesar £960 Juta. Sedangkan dalam bidang budaya, Inggris berhasil
mencapai kepentingannya dalam meningkatkan minat masyarakatnya untuk
hidup lebih sehat melalui olahraga dan berhasil membangun peninnggalan
69
berupa pembangunan Olympic Park dan sarana olahraga lainnya. Inggris juga
berhasil menyampaikan pentingnya menjaga hubungan perdamaian antar
negara dan pentingnya memelihara generasi penerus bangsa melalui Olympic
Games London 2012.
Inggris mendapatkan banyak hal yang positif dan olimpiade terlihat
mendukung terhadap pembangunan negaranya. Peningkatan nama baik
Inggris menjadikan negaranya lebih terbuka dengan dunia Internasional. Jika
negara memiliki nama baik dimata dunia maka negara tersebut akan lebih
mudah untuk menarik perhatian negara lain dan saling membangun hubungan.
Seperti Inggris yang membangun hubungan baru dengan Kosovo dan
memperdalam hubungannya dengan Brazil melalui penanaman investasi
asing.
6.2 Saran
Berdasarkan dari hasil analisis dan pemaparan kesimpulan di atas,
sebagai kelanjutan dari hasil analisis penelitian maka peneliti akan
memberikan rekomendasi yang mungkin dapat dijadikan bahan pertimbangan,
masukan dan juga saran kepada peneliti selanjutnya. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan rujukan pembelajaran terkait analisis diplomasi publik
dan kepentingan nasional negara dalam menyelenggarakan sebuah acara
olahraga mega internasional. Pembelajaran ini penting untuk diketahui karena
untuk mengetahui kepentingan dan tujuan yang dimiliki oleh sebuah negara
dalam menyelenggarakan acara internasional.
70
Penelitian ini sudah memberikan informasi yang cukup berguna untuk
para pembaca atas pemahaman terhadap penggunaan Olympic Games sebagai
media berdiplomasi dan strategi politik sebuah negara, terutama dalam
melakukan diplomasi publik untuk mencapai kepentingan sebuah negara.
Dalam penelitian ini juga sudah memberikan informasi yang cukup tentang
penyelenggaraan Olympic Games.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Codevilla, Angela. 2007 .Political Warfare: A Set of Means for Achieving
Political Ends. Strategic Influence: Public Diplomacy, Counter-propaganda and
Political Warfare.
Vuving, Alexander L 2009. How Soft Power Works. Associate Professor, Asia-
Pacific Center for Security Studies. HI: Honolulu.
Bryman, Alan. 2012. Social Research Methods 4th Edition. UK: Oxford.
Frankel, Joseph. 1970. National Interest. Macmillan Student Editions 5504.
London: Macmillan.
Waltz, Kenneth. 1993. The Emerging Structure of the International System.
International Security.
Leng, Russel. 2002. Quantitative International Politics and Its Critics: Then and
Now.
Levy, Jack. 2003. Qualitative Methods in International Relations.
Lincoln, Allisson. 2005. The Global Politics of Sport:The Role of Global
Institutions in Sport.
Miles, M.B. & Huberman, A.M.1994. Qualitative Data Analysis.California: Sage
Publication
P. Anthonius Sitepu. 2011. Studi Hubungan Internasional. Graha Ilmu. Indonesia.
Strenk, A. 1979. „What price victory? The world of international sports and
politics’, The Annals of the American Academy of Political and Social Science.
Beacom, Aaron. 2012. International Diplomacy and The Olympic Movement. UK
Wang, J. 2006. Public Diplomacy and Global Business. Washington, DC: Center
For Stategic and International Studies.
72
JURNAL
Brent W. Ritchie, Richard Shipway & Bethany Cleeve. 2012. Resident
Perceptions of Mega-Sporting Events: A Non-Host City Perspective of the 2012
London Olympic Games. UK
International Olympic Commitee. 2001. IOC Annual Report. IOC. Lausanne.
Lensky. J H. 2000. Inside the Olympic Industry: Power, Politics and Activism.
State of New York University Press, Albany/
M. Malfas PhD, E. Theodoraki PhD dan B. Houlihan PhD. Impacts of The
Olympic Games as Mega-Events
Nash r. And Johnstone S. The case of Euro96: where did the party go?
Proceedings of „Sport in the City‟ Conference, Sheffield, 2–4 July 1998
Preuss H. 2000. Economics of the Olympic Games: Hosting the Games 1972–
2000. Walla Walla Press, Sydney.
Kasimati, Evangelia. “Economic Aspects and the Summer Olympics: a Review of
Related Research,” t.t. Games of the XXX OLYMPIAD - London 2012 - Rights-holding Broadcasters.
WEBSITE
ATHENS 2004 CORPORATE SPONSORS. Annual Report of the Athens 2004
Olympic Games Organising Committee. ATHOC, Athens, 2003. Available at:
http://www.athens2004.com/
OLYMPIC GAMES. https://www.britannica.com/sports/Olympic-Games.
Diakses 10 April 2018
FDI INGGRIS 2012
http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.DEFL.KD.ZG?locations=GB .
Diakses 10 April 2018
ANCIENT OLYMPIC GAMES . https://www.olympic.org/ancient-olympic-
games . Diakses Agustus 2017
Sandomir, Richard. Olympics: NBC’s Olympic Run Is Extended to 2012 With $2
Billion Bid. http://www.nytimes.com/2003/06/07/sports/olympics-nbc-s-olympic-
run-is-extended-to-2012-with-2-billion-bid.html?mcubz=3, Diakses pada Agustus
2017.
https://www.rgs.org/NR/rdonlyres/1E506FE2-3179-439C-81F2-
B43D0B97D058/0/CGT_NetRaising_8Olympicpresentat. ion.pdf. Diakses
Agustus 2017
73
Gibson, Owen. London 2012 Olympics Will Cost a Total of £8.921bn, Says
Minister. The Guardian, bag. Sport. 2012.
http://www.theguardian.com/sport/2012/oct/23/london-2012-olympics-cost-total.
Diakses Agustus 2017
Thordardottir, Ingibjorg. 2008 Keep it simple say 1948 Olympians.BBC NEWS.
UK. http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/7570970.stm. Diakses Agustus 2017
Hampton, Janie. The Austerity Olympics: When the Games Came to London in
1948. London Evening Standard. https://www.standard.co.uk/standard-home/the-
austerity-olympics-when-the-games-came-to-london-in-1948-by-janie-hampton-
6622608.html. Diakses Agustus 2017
London 1948 Summer Olympics - results & video highlights. International
Olympic Committee. https://www.olympic.org/london-1948. Diakses Agustus
2017
London 2012 Summer Olympics - results & video highlights. International
Olympic Committee. https://www.olympic.org/london-2012. Diakses Agustus
2017
London 2012 Opening and Closing Ceremony - Olympic News. 2012.
https://www.olympic.org/news/london-2012-opening-and-closing-ceremony.
Diakses Januari 2018.
Media reaction to London 2012 Olympic opening ceremony - BBC News. 2012.
http://www.bbc.com/news/uk-19025686. Diakses Januari 2018.
Lyall, Sarah. A 5-Ring Circus: Olympic Opening Is Oddly, Confidently British.
The New York Times, 27 Juli 2012, bag. Olympics.
https://www.nytimes.com/2012/07/28/sports/olympics/in-olympic-opening-
ceremony-britain-asserts-its-eccentric-identity.html. Diakses Januari 2018
Media Reaction to Opening Ceremony.BBC News, 28 Juli 2012, bag. UK.
http://www.bbc.com/news/uk-19025686. Diakses Januari 2018.
Olympic Games | Winter Summer Past and Future Olympics. International
Olympic Committee, https://www.olympic.org/ancient-olympic-games. Diakses
Januari 2018
Olympic Games – Athens. https://www.olympic.org/athens-1896. Diakses
September 2017
The IOC. https://www.olympic.org/the-ioc. Diakses Agustus 2017
74
History of London 1948. http://www.history.co.uk/history-of-london/1948-
london-olympics. Diakses September 2017.
BBC NEWS .UK . Keep it simple say 1948 Olympians.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/7570970.stm. Diakses September 2017.
London 2012. https://www.olympic.org/london-2012. Diakses Januari 2018.
Barden, Mark .26 April 2008. London's first Olympics. BBC Sport. Retrieved 3
August 2008. Diakses Januari 2018
Newham London: The Olympic Park. London Borough of Newham. Archived
from the original on 24 April 2012. Diakses Februari 2018
Locog Formally Established at first meeting of London 2012. 2012.
www.lda.gov.uk/news-and-events/media-centre/press-releases/2005/locog-
formally-established-at-first-meeting-of-london-2012-transition-board. Diakses
Februari 2018
London 2012 Legacy. 2012. https://data.london.gov.uk/dataset/london-2012-
legacy-research. Diakses Februari 2018.