Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali
Transcript of Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali
Dinas Perindustrian danPerdagangan Provinsi BaliDinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi BaliDinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Bali
i |Peta Jalan Pengembangan Industry Agro Unggulan Mete Provinsi Bali
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 11.1 PENDAHULUAN.............................................................................. 11.2 MAKSUD ROADMAP ...................................................................... 21.3 TUJUAN ROADMAP ........................................................................ 21.3 GAMBARAN KOMODITI SALAK BALI ............................................. 31.4 POHON INDUSTRI JAMBU SALAK.................................................. 71.5 IDENTIFIKASI MASALAH .............................................................. 8
1.5.1 Kelembagaan............................................................................. 61.5.2 Teknologi .................................................................................. 81.5.4 Jejaring Pemasaran dan Pasokan ............................................. 81.5.5 Bahan Baku ............................................................................. 9
1.6 ANALISIS SWOT ........................................................................... 11KEKUATAN (STRENGHT)KELEMAHAN (WEAKSNESS)ANCAMAN (THREAT)PELUANG (OPPORTUNITY)
BAB II. SASARAN DAN STRATEGI ......................................................... 132.1 SASARAN JANGKA MENENGAH (2016-2020) ................................ 132.2 SASARAN JANGKA PANJANG (2016-2030) ................................... 132.3 STRATEGI .............................................................................. 132.4 INDUSTRI INTI, PENDUKUNG DAN TERKAIT ................................. 14BAB III. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARANPEMBANGUNAN INDUSTRI AGRO SALAK ............................................. 153.1 VISI ........................................................................................... 153.2 MISI ........................................................................................... 153.3. Tujuan dan Sasaran ..................................................................... 16
3.3.1 Tujuan ...................................................................................... 163.3.2 Sasaran..................................................................................... 16
BAB IV. PROGRAM/RENCANA AKSI ..................................................... 174.1 Program /rencana aksi jangka menengah ...................................... 174.1 Program /rencana aksi jangka menengah ...................................... 17Kerangka Pengembanganan Industri Agro salak Provinsi Bali ............... 18Matrik Pengembangan Industry Agro Unggulan Salak Provinsi Bali ....... 20
1 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
BAB I PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN
Secara nasional, kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional masih rendah. Di tingkat Provinsi pun, kontribusi sektor pertanian masih sangat kecil yaitu hanya sekitar 1% jauh dibawah sektor lain yaitu sektor pariwisata dan industri barang dan jasa. Kendala yang dihapi oleh sektor ini adalah produktivitas dan efesiensi dari biaya produksi masih rendah serta kualitas sumber daya manusia yang masih rendah pula. Kendala yang dihadapi oleh sektor pertanian menjadikan pertanian bukan sektor primadona di beberapa daerah termasuk di Bali.
Program pembangunan pertanian yang sampai saat ini berjalan masih menggunakan sudut pandangan pembangunan daya saing komparatif dimana ketersediaan bahan baku menjadi tujuan utama. Proses hilirisasi sektor pertanian masih belum dijadikan kebijakan utama sehingga mengakibatkan nilai tambah komoditi pertanian justru dinikmati oleh daerah atau negara lain yang mengimpor komoditi pertanian negara kita.
Dengan diterbitkannya Undang-undang nomor 3 tahun 2014 tentang perindustrian, mulai nampak titik cerah. Hilirisasi sektor pertanian seakan gayung bersambut. Visi misi perindustrian nasional yang menjadikan Indonesia sebagai negara industri yang tangguh di tahun 2035, menjadi angin segar bagi pembangunan sektor perindustrian termasuk industri berbasis komoditi pertanian (agroindustri) secara nasional termasuk pembangunan industri agro di Provinsi Bali.
Kebijakan pembangunan pertanian Provinsi Bali menurut Perda Nomor 1 Tahun 2014 tentang RPJMD Provinsi Bali menyebutkan sasaran pembangunan sektor pertanian adalah meningkatnya kerjasama kemitraan pembangunan pertanian dengan sektor pariwisata hanya saja dalam indiktor kinerja belum tertuang pembangunan pertanian di bagian hilir. Namun kebijakan pembangunan UMKM yang menargetkan terbangunnya 2500 UMKM selama periode 5 tahun memberi peluang pula pembangunan hilir pertanian dengan menumbuhkembangkan UMKM.
Buah salak menjadi salah satu komoditi andalan pertanian Provinsi Bali yang sampai saat ini pengembangannya masih didominasi di hulu (On Farm). Untuk meningkatkan nilai tambah yang mampu diambil oleh Bali melalui komoditi buah salak ini, maka mulai tahun 2015 sudah disusun rencana pengembangan industri agro unggulan yang salah satunya adalah pengembangan industri agro unggulan salak. Seiring dengan rencana inilah, perlu sekiranya disusun langkah-langkah nyata untuk mewujudkan industri agro unggulan salak Provinsi Bali yang dituangkan dalam bentuk
2 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
Peta Jalan (Roadmap) Pengembangan Industri Agro Unggulan Provinsi Bali yang di dalamnya menyangkut sasaran pembangunan jangka menengah dan jangka panjang serta rencana aksi yang ditempuh untuk mewujudkan Visi Misi pembangunan Industri Agro Unggulan Provinsi Bali.
1.2 MAKSUD ROADMAP
Penyusunan peta jalan pengembangan industri agro unggulan salak
Provinsi Bali ini dimaksudkan sebagai pedoman dan acuan bagi semua pemangku kepentingan dalam upaya pembangunan industri agro unggulan salak di Provinsi Bali secara terarah dan terencana. Peta jalan ini juga dimaksudkan untuk memadukan kebijakan nasional dan daerah serta acuan bagi evaluasi program pembangunan industri di tingkat daerah.
1.3 TUJUAN ROADMAP Tujuan peta jalan pengembangan industri agro unggulan salak
Provinsi Bali ini adalah:
1. Memberikan gambaran secara singkat kondisi terkini salak di Provinsi Bali
2. Menentukan sasaran dan strategi pembangunan industri agro unggulan salak
3. Memberikan gambaran rencana aksi yang diperlukan untuk mencapai visi misi pembangunan industri agro unggulan Provinsi Bali.
3 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
1.4 GAMBARAN UMUM KOMODITI SALAK Peran sektor pertanian terhadap perekonomian nasional dapat dilihat dari
besarnya kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian terhadap nilai PDB nasional dan besarnya volume ekspor, serta impor dimana rata-rata nilai neraca ekspor-impor produk pertanian yang meningkat pada setiap tahunnya. Komoditas buah-buahan merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia serta memiliki prospek yang cukup bagus untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi PBD komoditas buah-buahan yang cukup besar terhadap PDB hortikultura, dan pada setiap tahunnya rata-rata volume produksinya menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dengan rata-rata peningkatan sebesar 14,9 persen per tahun. Komoditi salak merupakan salah satu jenis buah tropis asli Indonesia yang menjadi komoditas unggulan dan salah satu tanaman yang cocok untuk dikembangkan. Produksi salak nasional menunjukkan angka yang cukup besar, salak memberikan sumbangan produksi terbesar keempat terhadap total produksi buah nasional setelah pisang, jeruk siam/keprok dan mangga, yaitu sebesar 6,57 persen.Tanaman salak merupakan salah satu jenis buah-buahan tropis asli Indonesia yang banyak dikembangkan di Kabupaten Karangasem Bali. Salak merupakan komoditas unggulan daerah Bali dan Kabupaten Karangasem adalah sentra tanaman salak Bali, salak Gula Pasir, dan telah banyak dikembangkan diluar daerah Bali seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan daerah lainnya. Produksi buah-buahan sepanjang tahun di provinsi Bali disajikan pada Gambar 1.
Produsi buah-buahan lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan, walaupun ada penurunan yang signifikan dari tahun 2009 ketahun 2010 yaitu sebesar 112.511 ton (21,99 %). Tetapi di tahun 2010-2014 ada peningkatan produksi buah-buahan sebesar 164.391 (41.18 %). Beragamnya buah-buahan di Bali mengindikasikan ketersediaan buah sepanjang musim terus ada. Sementara permintaan buah-buahan di Bali cukup tinggi. Konsumsi buah segar dikarenakan Bali sebagai destinasi pariwisata dengan kunjungan wisata manca Negara dan nusantara yang terus mengalami peningkatan sehingga permintaan akan buah sangat tinggi, disamping Bali yang terkenal sebagai pariwisata budaya dimana secara turun temurun adat istiadat dengan upacara keagamaan yang sangat memerlukan buah-buahan sebagai sarana upacara. Buah pisang salah satu buah yang dipakai sebagai sarana upacara, selain buah-buahan lokal lainnya. Buah pisang menduduki produksi tertinggi (234.234 ton) diikuti buah jeruk (98.524 ton) dan Buah salak di urutan ketiga (3) yaitu sebesar 69.271 ton.
4 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali Buah salak merupakan buah yang khas di Bali dan sudah dikenal di
Indonesia maupun di Manca Negara. Terjadi penurunan produksi buah salak pada tahun 2009 dan 2010 ke tahun 2011 dikarenakan fluktuasi musim dan serangan busuk akar pada tanaman salak. Tetapi dari tahun 2011-2014 terjadi lojakan produksi mencapai 69.271 ton. Salak Bali memiliki rasa yang khas, produksi buah salak sepanjang tahun utamanya disaat musim puncak produksinya sangat berlimpah, sementara petani belum memiliki ketrampilan yang memadai untuk melakukan penanganan pascapanen dan pengolahan buah salak, disamping permodalan yang dimiliki masih sangat terbatas. Hal tersebut mendorong petani untuk menjual buahnya dengan harga yang relative murah dan kurang menguntungkan dari pembiayaan yang dikeluarkan saat berproduksi.
Pada dasarnya kegiatan penanganan lepas panen buah salak harus dapat menjamin agar setibanya buah tersebut ditangan konsumen tetap memiliki mutu yang tinggi, baik tingkat keseragaman maupun kandungan vitamin dan mineralnya. Pengumpulan setelah buah dipanen, buah langsung dikumpulkan dalam bakul atau keranjang. Buah yang masih dalam tandannya dimasukkan dalam bakul yang telah dilapisi dengan daun pisang yang kering, untuk menghindari benturan dengan bakul, sehingga buah terhindar dari memar. Selanjutnya keranjang yang berisi buah salak diangkut ke satu tempat tertentu
2009 2010 2011 2012 2013 20141 2 3 4 5 6 7 8
1. ALPUKAT 2,076 1,625 1,911 1,997 2,239 2,186 2. ANGGUR 9,221 11,111 11,471 9,621 9,118 10,060 3. APEL - - - - - - 4. BELIMBING 637 572 459 410 320 363 5. DUKU/LANGSAT/KOKOSAN 955 673 444 897 678 743 6. DURIAN 15,650 5,811 17,059 14,133 8,341 12,994 7. JAMBU AIR 1,033 970 730 880 665 590 8. JAMBU BIJI 1,827 1,401 1,670 1,380 1,512 1,779 9. JENGKOL - - 15 5 15 30
10. JERUK BESAR 1,428 655 413 404 433 548 11. JERUK SIAM/KEPROK 161,488 96,868 98,742 129,265 140,582 98,524 12. MANGGA 59,868 28,924 39,551 40,372 36,643 45,258 13. MANGGIS 5,029 2,236 5,758 4,128 4,218 5,736 14. MARKISA/KONYAL 174 193 175 104 138 185 15. MELINJO 317 268 247 239 309 213 16. NANGKA/CEMPEDAK 21,012 20,483 29,385 33,005 33,020 55,057 17. NENAS 1,089 863 646 545 463 524 18. PEPAYA 9,808 10,068 9,233 7,864 7,869 8,392 19. PETAI - 8 5 4 5 5 20. PISANG 153,540 148,845 163,685 164,699 215,252 234,214 21. RAMBUTAN 15,859 12,421 16,699 13,219 7,397 15,802 22. SALAK 46,213 40,676 31,897 34,061 32,195 69,271 23. SAWO 3,992 4,137 3,516 5,063 4,399 4,577 24. SIRSAK 223 172 161 120 161 180 25. SUKUN 197 145 161 275 221 256
BALI 511,636 389,125 434,031 462,690 506,189 567,486
Provinsi Bali
NO. K O M O D I T I
Produksi Buah-Buahan Menurut Jenisnya Tahun 2009 - 2014
T A H U N
5 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
dalam kebun untuk dikumpulkan. Penganngkutan dilakukan dengan cara keranjang dipikul. Bagi petani yang menjual buah salaknya langsung di pasar lokal di desa tempat asal petani, buah tersebut langsung diangkut dari kebun ke pasar, sedangkan petani yang tidak menjual langsung di pasar lokal buah salak diangkut ke tempat pedagang pengepul.
Gudang pengumpulan berfungsi sebagai tempat menerima buah salak yang berasal dari petani atau kebun. Dalam gudang pengumpulan ini dilakukan sortasi, grading dan pengemasan. Tujuan sortasi atau pemilihan adalah untuk memilih buah yang baik atau tidak cacat, serta membersihkan buah dari berbagai bahan yang tidak berguna seperti tangkai, ranting-ranting kecil, dan kotoran lainnya. Grading atau penggolongan bertujuan untuk mendapatkan buah yang seragam, baik ukuran maupun kualitasnya, mempermudah penyusunan dalam wadah, mendapatkan harga yang lebih baik, menarik konsumen untuk membeli, agar penghitungannya lebih mudah dan untuk menaksir pendapatan sementara. Pengemasan untuk melindungi buah salak dari kerusakan, mempermudah dalam penyusunan, baik dalam alat pengangkutan maupun digudang penyimpanan. Pengemasan buah salak yang baik dapat mencegah terjadinya dehidrasi sehingga kelembaban bisa tetap terjaga, sehingga pengurangan berat bisa dicegah dan pengemasan dapat memperpanjang umur ketahanan buah salak
Salak merupakan salah satu komoditas hortikultura spesifik daerah, yang memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan dimasa mendatang. Komoditas ini menjanjikan suatu harapan yang cerah dalam meningkatkan pendapatan, juga sekaligus diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani salak khususnya. Bahkan diperkirakan komoditas ini merupakan salah satu komoditas non migas yang memiliki peluang yang sangat baik untuk diekspor ke manca negara. Hal tersebut sangat beralasan karena permintaan ekspor dari waktu ke waktu ternyata semakin meningkat. Selain hal itu, di dalam negeri juga semakin banyak bermunculan industri pengolahan buah salak seperti industri minuman salak, buah salak dalam kaleng, manisan salak dan lain sebagainya.
Lonjakan produksi buah salak tahun 2014 sangat menggembirakan. Serapan buah salak oleh pelaku industri buahsalak yang ada di Bali cukup tinggi. Di kabupaten Karangasem sudah berdiri usaha pengolahan berbagai produk olahan buahsalak seperti manisan, asinan, dodol, sele, sirup, piasalak sebagai oleh-oleh khas Bali. Upaya pemerintah daerah untuk menggenjot pendapatan asli daerah salah satunya juga adalah mendorong petani maupun masyarakat untuk mengembangkan usaha pengolahan buah salak dan sudah berdiri pengolahan buah salak menjadi produk wine salak. Disamping itu permintaan buahsalak di luar Bali sangattinggi termasuk permintaan konsumen salak dari luar Bali salah satunya dari Malyasia dan Negara tetangga lainya. Diantara beberapa komoditi pertanian yang melekat dengan nama Bali, salak merupakan salah satunya. Komoditi lain yang sama adalah kopi bali dan jeruk bali. Nilai ini merupakan kekuatan yang sangat potensi untuk penetrasi pasar meskipun kemudian dapat pula muncul kemungkinan pencatutan nama sehingga merugikan keberadaan komoditi khas bali. Diantara 8 kabupaten penghasil salak, karang asem masih merupakan sentra produksi salak dengan berbagai jenisnya. Dalam tabel dibawah, sangat tampak
6 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
dominasi kabupaten karangasem sebagai sentra produksi buah salak. Lebih dari 93% produksi salak di Provinsi Bali diproduksi oleh Kabupaten Karangasem. Tabel 2. Produksi salak per Kabupaten/Kota tahun 2010-2014 No Kabupaten Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jembrana 29 27 26 16 16 2 Tabanan 82 332 148 140 237 3 Badung 148 25 71 62 55 4 Gianyar 197 154 87 92 140 5 Klungkung 75 41 16 26 27 6 Bangli 1,469 5,169 3,547 5,256 2,138 7 Karangasem 38,180 25,947 29,908 26,484 66,389 8 Buleleng 496 202 257 118 269 9 Denpasar - - - - - PROVINSI BALI 40,676 32,897 34,061 32,196 69,271 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali
Data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Karangasem tahun 2014, menunjukan jumlah tanaman salak di kabupaten Karangasem lebih dari 8,3 juta pohon. Daerah pengembangan salak terdapat di enam kecamatan, termasuk Kecamatan Bebandem. Dalam musim panen, setiap pohon salak mampu menghasilkan sekitar 4 kilogram (kg) buah salak. Tanaman salak di Karangasem terdiri dari beberapa jenis kultivar. Varietas salak itu antara lain Salak Gondok, Salak Nangka, Salak Nenas, Salak Gula Pasir, dan Salak Penyalin. Namun dari segi rasa, salak di Karangasem dibedakan dua jenis, yakni Salak Bali dan Salak Gula Pasir. Salak gula pasir mempunyai rasa manis tanpa rasa asam dan sepat, sedangkan salak bali, yang memiliki beberapa jenis varietas, mempunyai rasa manis, asam, dan sedikit rasa sepat.
Meskipun karangasem sebagai sentra salak di Bali, keberadaan IKM pengolah buah salak masih sangat jarang. Sampai saat ini terdapat 3 unit IKM pengolah buah salak yang menjadi binaan. Beberapa data penting dari kedua IKM tresebut disajikan dalam tabel berikut: Tabel 3. Profil IKM pengolah buah Salak No IKM Tenaga Kerja Jenis Olahan 1 Werdhi Guna Food 10 Kripik, dodol, Manisan, Sele, Madu
Salak 2 Dukuh Sari 34 Wine Salak 3 Adi Guna Harapan 20 Kripik, dodol, Manisan, Sele, Madu
Salak, Pia Salak, Kurma Salak
7 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
1.5 POHON INDUSTRI JAMBU SALAK
PUREE
BIJI ARANG AKTIF
BUBUK/SERBUK
MANISAN
DODOL BUAH
BUMBU SALAD BUAH
MADU SALAK
FRUIT LEATHER
KRIPIK BUAH
ASINAN
ANGGUR/WINE
SELAI
BUAH DALAM KALENG
DAGING BUAH
SALAK
PELEPAH
KULIT
KEMASAN TRADISIONAL
OBAT ALTERNATIF
8 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
1.6 IDENTIFIKASI MASALAH 1. KELEMBAGAAN
1. Industri pengolah buah salak masih minim dan tidak terkait dengan
kelompok tani produsen salak. Selama ini buah salak lebih banyak
dipasarkan sebagai buah segar untuk dikonsumsi langsung. Selain
kebutuhan konsumen yang mengkonsumsi dalam keadaan segar,
kebutuhan upacara yang sangat tinggi di Bali membuat produksi
berorientasi pada pemenuhan segmen pasar ini. Beberapa jenis salak
memang cocok untuk segmen pasar ini. Salak madu, salak gula pasir
dan juga salak sibetan yang mempunyai karakteristik cocok untuk
dikonsumsi segar lebih baik jika diutamakan untuk pemenuhan
segmen pasar ini. Namun masih banyak jenis salak lain yang
mempunyai karakter manis lebih rendah dan sepat, mempunyai
potensi untuk diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan industri
pengolahan buah salak. musim panen raya juga seringkali membuat
harga salak sangat murah sehingga keadaan ini dapat dikurangi
dengan penyerapan oleh industri pengolahan buah salak. Namun
sayangnya masih sangat jarang IKM yang melakukan pengolahan
buah salak. dari beberapa hasil studi dan juga kegiatan yang
melibatkan kelompok petani pengolah buah salak, hanya diperoleh
sedikit sekali IKM pengolah buah salak.
2. Belum terbentuknya internal control sistem pada industri pengolah
buah salak. pasar produk olahan salak lebih diarahkan ke
pemenuhan pesanan pasar oleh-oleh, sehingga mutu produk yang
dipesanharus memenuhi standar yang telah disepakati. Namun
secara kelembagaan, unit penjamin mutu ini belum terbentuk
sehingga ada peluang terjadi penyimpangan mutu selama proses
produksi. Kesalahan dalam penjaminan mutu ini akan berakibat
langsung pada pasar, karena itu keberadaan unit penjamin mutu ini
sangat diperlukan untuk pengembangan industri secara terus
menerus.
9 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
3. Akses permodalan masih rendah. Salah satu cirri IKM yang
berkembang saat ini adalah kecilnya permodalan. Hal ini dapat
dilihat dari kapasitas produksi lebih berorientasi pada kemampuan
IKM daripada permintaan yang harus dipenuhi. Akses pasar perlu
didukung oleh kemampuan produksi untuk memenuhi pesanan yang
datang. Untuk menjawab kemungkinan pengembangan ke dapan,
kemudahan akses permodalan sangat diperlukan oleh IKM untuk
menjawab tantangan pasar yang terus berkembang.
4. Belum tersedianya unit pemasaran pada IKM pengolah buah salak.
Penetrasi pasar oleh IKM dalam pemasaran produk olahan salak
masih dirasa sangat rendah. Tidak mudah memperoleh produk
olahan salak produksi IKM di provinsi Bali. Hal ini dikarenakan,
dalam IKM tidak mempunyai unit khusus yang menangani
pemasaran. Ekpansi pasar jarang dilakukan karena tidak ada upaya
khusus yang dilakukan oleh IKM untuk menggarap pangsa pasar
baru.
2. TEKNOLOGI
1. Produktivitas rendah. Produktivitas rendah sangat terkait dengan
permodalan dan juga akses teknologi yang rendah oleh IKM maupun
oleh petani.
2. Teknologi pengolahan sudah diadopsi oleh IKM namun belum berupa
production line yang efesien dan utuh. Proses produksi produk
olahan salak saat ini umumnya melalui tahapan produksi yang
terpisah-pisah meskipun berada pada satu lokasi. Setiap tahapan
tidak dirancang sedemikian rupa sehingga merupakan kesatuan
proses yang utuh dari awal sampai akhir dan efesien.
3. SUMBER DAYA MANUSIA
1. Pengasaan inovasi masih rendah dalam pemanfaatan produk salak
untuk olahan. Meskipun buah salak mempunyai potensi yang tinggi
10 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
untuk diolah, namun inovasi yang dikembangkan oleh masyarakat
masih rendah. Varian produk olahan masih sedikit dan belum mudah
ditemukan di pasaran. Hal ini disebabkan oleh orientasi pemasaran
petani salak sangat terbatas dan juga jarangnya bersentuhan dengan
produk inovatif lainnya. Hal ini perlu dibangkitkan dengan dorongan
yang inovatif sehingga varian produk yang muncul dimasyarakat bisa
lebih beragam dan memberi kemungkinan lebih banyak produsen
salak untuk melakukan kreasi dan inovasi pengolahan buah salak.
3. JEJARING PEMASARAN
1. IKM masih belum mempunyai jaringan produksi dan pemasaran
dengan IKM lain dalam satu kawasan. IKM pengolah buah salak
dipasok oleh petani disekitarnya. Meskipun demikian, jalinan
kemitraan antara petani pemasok bahan baku dan IKM belum
didasarkan oleh suatu proyeksi target volume produksi sehingga
rawan kekurangan pasokan oleh petani. Saat ini kekurangan bahan
baku dapat dipenuhi dari petani salak di luar daerah yang penghasil
salak juga, namun bersifat tidak terencana. Disamping hal ini, antar
IKM juga belum mempunyai kerjasama yang baik. Kesuksesan satu
IKM tidak bisa membantu IKM lain yang sejenis karena belum terjalin
kemitraan yang baik. Kehilangan pasar atau kekurangan pasokan
sering dialami oleh IKM. Namun permasalahan mereka jarang
dikomunikasikan dengan IKM lain yang lebih mapan. Jalinan
kerjasama yang sangat kurang ini rawan melemahkan keberadaan
IKM sebagai salah satu pelaku dalam pengolahan buah salak.
5. BAHAN BAKU
1. Bahan baku yang mempunyai sertifikat organic masih sangat
terbatas. Salak Bali sudah terkenal karena kekhasan rasa dan
teksturnya. Meskipun tuntunan terhadap produk salak organic
rendah, namun perluasan pasar dan juga keberlanjutan dan
kelestarian salak dapat dikawal melalui sertifikasi organic produk
salak. Persyaratan sertifikasi organic memberikan perubahan yang
11 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
positif bagi petani, sehingga kalau ini dapat dilaksanakan, maka
produk buah salak baiksegar maupun olahannya akan memiliki daya
saing yang lebih tinggi.
2. Pasokan buah salak masih bersaing dengan pemanfaatan segar.
Tidak dapat dipungkiri bahwa petani lebih cenderung menempuh
jalur pemasaran yang pendek untuk mendapatkan penghasilan.
Namun nilai tambah produk terutama untuk produk yang
mempubuah salak bermutu rendah, produksi melimpah, memerlukan
jalur pemasaran lain. Pasokan ke IKM menjadi alternative yang baik
bagi produsen salak, karena selain dekat juga menurunkan biaya
distribusi yang harus ditanggung.
12 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
1.7 ANALISIS
Dalam penyusunan roadmap ini digunakan metode analisis SWOT. Adapun
uraian dari kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan disajikan sebagai
berikut:
Kekuatan (Strenght)
1. Tersedianya bahan baku buah salak yang cukup besar.
2. Salak Bali mempunyai segmen khusus di pasaran.
3. Mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi berbagai produk
turunan
4. Kawasan sangat potensi untuk dijadikan sebagai kawasan ekonomi
berbasis salak.
Kelemahan (Weakness)
1. Salak mempunyai umur simpan pendek
2. Kemitraan antara produsen dan industri belum terjalin dengan baik
sehingga rentan terjadi overproduksi yang tidak tersalurkan.
3. Masih rendahnya penguasaan dan penerapan teknologi dalam
penanganan pascapanen maupun pengolahan hasil.
4. Perluasan areal tanam sulit dilakukan karena salak Bali citarasanya
akan berubah jika di tanam dilokasi yang tidak sesuai.
5. Beum berkembangnya industri pengolahan buah salak.
Peluang (Opportunity)
1. Semakin berkembangnya Agrowisata yang menawarkan paket tropical
fruit sehingga memberikan edukasi kepada konsumen untuk mengenal
komoditi buah-buahan lokal.
2. Berkembangnya pasar oleh-oleh di Bali yang terbuka dengan pasokan
buah salak dan olahannya.
13 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
3. Masyarakat masih sangat terbuka dengan produk olahan komoditi buah
yang diusahakan oleh IKM, sehingga produk olahan IKM mempunyai
segmen pasar tertentu dan khas.
4. Kunjungan wisatawan mancanegara konsisten besar setiap tahun.
Tantangan (Threat)
1. Memasuki era pasar bebas tahun 2016 utamanya pasar bebas
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
2. Adanya pesaing dari produk buah salak impor.
3. Edukasi terhadap konsumen nonlokal tidak dilakukan secara massive
sehingga mengakibatkan tingkat serapan produk oleh konsumen non lkal
rendah.
14 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
BAB II. SASARAN DAN STRATEGI
2.1 Sasaran Jangka Menengah (2016-2020)
1. Berkembangnya industri pengolahan buah salak dengan kualitas
tinggi dan berdaya saing
2. Meningkatnya jumlah dan kapasitas IKM pengolahan buah salak.
3. Terbentuknya Internal control sistem pada industri pengolah buah
salak
4. Terjaminnya kemudahan akses permodalan bagi petani salak
5. Menginisiasi pembentukan unit pemasaran di tingkat IKM
6. Terwujudnya production line industri pengolahan buah salak yang
efesien dan utuh
7. Meningkatnya inovasi produk olahan buah salak hasil kreasi
maupun adopsi oleh kelompok tani produsen salak
8. Terjalinnya kemitraan yang kuat antar IKM dengan petani pemasok
salak, maupun antar IKM.
9. Meningkatnya kepemilikan sertifikat organik oleh petani salak
10. Terpenuhinya pasokan bahan baku
2.2 Sasaran Jangka Panjang (2016-2035)
1. Terwujudnya industri turunan salak yang bernilai tambah tinggi dan
berwawasan lingkungan
2. Tercapainya sertifikasi organic bagi semua subak abian produsen
Salak di Provinsi Bali
3. Meningkatnya volume dan jenis produksi turunan salak yang masuk
pasar modern..
4. Meningkatnya kapasitas kelembagaan petani salak
5. Meningkatnya kontribusi subsector industri produk olahan salak
bagi perekonomian Provinsi Bali.
15 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
2.3 Strategi
1. Penguatan kapasitas IKM pengolah buah salak yang telah
berkembang
2. Penguatan kawasan sentra produksi aneka salak
3. Meningkatkan kompetensi pelaksana unit Penjamin Mutu Internal
4. Pengembangan kemitraan antara petani dengan mitra usaha
5. Meningkatkan kemampuan manajerial pengelola IKM.
6. Meningkatkan volume produksi dalam musim salak
7. Mendesain layout industri pengolahan buah salak yang efesien
8. Meningkatkan kompetensi produsen dalam pengolahan buah salak.
9. Menginisiasi branding produk berbasis kawasan salak.
10. Mendorong petani untuk melakukan konversi ke salak organic 11. Meningkatkan kapasitas, inovasi dan kreasi produk olahan buah
salak
2.4 INDUSTRI INTI, PENDUKUNG DAN TERKAIT
INDUSTRI INTI
Industry kripik buah salak
Industry leather fruit buah salak
Industry dodol salak
Industry pengolah buah salak lain hasil inovasi
INDUSTRI PENDUKUNG
Industry pengemasan
Industry alat prosesing dan perlengkapannya
Industry bahan tambahan makanan
Industri pemasok bahan baku pendukung
INDUSTRI TERKAIT
Industry lain yang menggunakan bahan baku yang sama seperti:
Industry wine salak, industri bumbu rujak buah salak.
16 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
BAB III. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
PEMBANGUNAN INDUSTRI AGRO SALAK
3.1 VISI
Visi pembangunan industri agro unggulan Salak Provinsi Bali adalah:
Mewujudkan Agro Industri Salak yang berdaya saing tinggi dan
berkelanjutan
Selama ini pertanian lebih ditekankan pada produktivitas dibagian
hulu. Secara alami produksi hasil pertanian beragam sehingga tidak semua
produksi mampu diserap pasar dengan harga yang pantas. Produk yang
dibawah mutu seringkali mengalami kesulitan dalam pemasaran bahkan
tidak jarang terbuang percuma karena masa simpan produk yang pendek
dan juga biaya distribusi yang tinggi. Kendala lain yang dihadapi adalah
terjadinya over produksi pada masa panen raya, membuat pasokan
melimpah dan harga turun bahkan pada produk tertentu tidak terpanen
karena biaya tenaga kerja yang tinggi untuk panen. Kendala ini
mengakibatkan sector pertanian mengalami kerentanan disegala musim
akibat sebagian besar produksi pertanian tidak dilakukan pengolahan
ataupun dijual dalam bentuk segar. Oleh karena itu, adanya saluran
alternative-ataupun mungkin menjadi saluran utama- membuat sektor
pertanian mampu diandalkan bagi perekonomian petani khususnya. Jadi
terbentuknya sector pertanian di hulu dan di hilir menjadikan sector
pertanian mempunyai ketangguhan dalam menghadapi perubahan-
perubahan pasar. Industry agro sebagai bagian dari sistem pertanian di
hilir akan memberikan dukungan yang besar kepada ketangguhan
pertanian di bagian hulu.
Berdaya saing mengandung arti mempunyai kemampuan dalam
menghadapi tekanan-tekanan yang melemahkan posisinya di antara
daerah-daerah lain dari sisi industri.
17 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
3.2 MISI
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, maka dinas Perindustrian
Provinsi Bali mengemban misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai subjek
dalam pembangunan industri agro Provinsi Bali
2. Mengembangkan kebijakan pendukung terbentuknya industri
agro unggulan Provinsi Bali
3. Mendorong pengembangan pasar produk industri agro unggulan
regional dan internasional
3.3. Tujuan dan Sasaran
3.3.1 Tujuan
1. Meningkatkan daya saing sector pertanian melalui
penggembangan di bagian hulu dan hilir
2. Meningkatkan kontribusi sector pertanian terhadap ekonomi
daerah
3. Menciptakan lapangan kerja di sector pertanian
4. Percepatan adopsi teknologi guna meningkan efesiensi sector
pertanian
3.3.2 Sasaran
Sasaran dari pembangunan industri agro unggulan Provinsi Bali adalah:
1. Peningkatan daya serap bahan baku produksi petani
2. Pendalaman industri untuk menghasilkan produk turunan yang
lebih variatif dan bernilai tinggi
3. Tersedianya sumber daya industri yang terlatih untuk menunjang
pembangunan industri agro
4. Tersedianya unit pendampingan bagi pengembangan industri
5. Tersedianya regulasi pendukung pengembangan industri agro
6. Terbentuknya sentra industri agro unggulan
18 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
7. Terjalinnya kemitraan pemasaran di tingkat lokal dan regional dan
juga kemungkinan mitra di tingkat internasional untuk perluasan
jangkauan pemasaran produk industri agro.
8. Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang diserap IKM pengolah
komoditi agro.
19 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
BAB IV. PROGRAM/RENCANA AKSI
4.1 Program/Rencana Aksi Jangka Menengah (2016-2020)
1. Product improvement pada aspek standar, kemasan dan keamanan
pangan
2. Pelatihan Good Agriculture Practices (GAP), Good Handling Practices
(GHP), Good Manufacture Practices (GMP), Good Distribution Practices
(GDP), HACCP, ISO.
3. Pencanangan sentra produksi aneka salak
4. Inisiasi pembentukan sentra pemasaran aneka salak
5. Mengembangkan kemitraan pemasaran dengan retailer modern
6. Sosialisasi dan inisiasi unit internal control sistem (unit penjamin
mutu internal)
7. Melakukan evaluasi unit penjaminan mutu internal di ikm potensial
secara periodik
8. Fasilitasi kemudahan akses permodalan
9. Melakukan pembinaan dan pelatihan pemasaran konvensional dan
non konvensional
10. Temu usaha dan promosi produk salak di tingkat nasional dan
internasional
11. Pengadaan alat penyimpan buah salak untuk meningkatkan stok
buah salak
12. Pengadaan alat pengolahan dan pengemasan dengan kapasitas yang
lebih besar
13. Perencanaan layout industri pengolahan buah salak yang efesien
14. Adopsi rancangan layout industri pengolahan buah salak yang efesien
15. Menjalin kerjasama dengan pelaku inovasi untuk meningkatkan
inovasi produk buah salak
16. Memprakarsai kompetisi kreasi produk salak yang bernilai tambah
tinggi
17. Evaluasi pencapaian kinerja
18. Membuat spesifikasi produk berbasis kawasan menyangkut kualitas
dan kemasan dan aspek lainnya.
20 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
19. Running production produk berbasis kawasan
20. Menjalin mitra pemasaran produk berbasis kawasan dengan retailer
modern
21. Fasilitasi proses konversi pengembangan salak organik
22. Fasilitasi kemitraan pemasok bahan baku dan pemasaran yang lebih
baik.
4.1 Program /Rencana Aksi Jangka Panjang (2020-2035)
1. Membangun sistem kelembagaan petani salak yang kuat untuk
mendukung terbangunnya industri agro unggulan salak yang
berwawasan lingkungan
2. Membangun jaringan pasok dan pemasaran yang terintegrasi dengan
industri agro unggulan salak provinsi dan memberikan kontribusi
yang nyata terhadap kesejahteraan pelaku di bidang salak
3. Mempercepat adopsi teknologi di semua aspek industri agro salak
guna meningkatkan nilai tambah
4. Meningkatkan kontribusi sector industri agro terhadap perekonomian
daerah Provinsi Bali.
5. Membangun industri agro unggulan salak skala menengah yang
tangguh.
21 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
Kerangka Pengembanganan Industri Agro Salak Provinsi Bali INDUSTRI INTI INDUSTRI PENDUKUNG INDUSTRI TERKAIT Industry kripik buah salak Industry leather fruit buah salak Industry dodol salak Industry pengolah buah salak lain hasil inovasi
Industry pengemasan Industry alat prosesing dan perlengkapannya Industry bahan tambahan makanan Industri pemasok bahan baku pendukung
Industry lain yang menggunakan bahan baku yang sama seperti: industri wine salak, industri bumbu rujak buah salak,
SASARAN JANGKA MENENGAH SASARAN JANGKAP PANJANG 1. Berkembangnya industri pengolahan buah salak dengan
kualitas tinggi dan berdaya saing 2. Meningkatnya jumlah dan kapasitas IKM pengolahan buah
salak. 3. Terbentuknya Internal control sistem pada industri pengolah
buah salak 4. Terjaminnya kemudahan akses permodalan bagi petani salak 5. Menginisiasi pembentukan unit pemasaran di tingkat IKM 6. Terwujudnya production line industri pengolahan buah salak
yang efesien dan utuh 7. Meningkatnya inovasi produk olahan buah salak hasil kreasi
maupun adopsi oleh kelompok tani produsen salak 8. Terjalinnya kemitraan yang kuat antar IKM dengan petani
pemasok salak, maupun antar IKM. 9. Meningkatnya kepemilikan sertifikat organik oleh petani salak 10. Terpenuhinya pasokan bahan baku
1. Terwujudnya industri turunan salak yang bernilai tambah tinggi dan berwawasan lingkungan
2. Tercapainya sertifikasi organic bagi semua subak abian produsen Salak di Provinsi Bali
3. Meningkatnya volume dan jenis produksi turunan salak yang masuk pasar modern..
4. Meningkatnya kapasitas kelembagaan petani salak 5. Meningkatnya kontribusi subsector industri produk olahan salak bagi
perekonomian Provinsi Bali STRATEGI
1. Penguatan kapasitas IKM pengolah buah salak yang telah berkembang 2. Penguatan kawasan sentra produksi aneka salak 3. Meningkatkan kompetensi pelaksana unit Penjamin Mutu Internal 4. Pengembangan kemitraan antara petani dengan mitra usaha 5. Meningkatkan kemampuan manajerial pengelola IKM. 6. Meningkatkan volume produksi dalam musim salak 7. Mendesain layout industri pengolahan buah salak yang efesien 8. Meningkatkan kompetensi produsen dalam pengolahan buah salak. 9. Menginisiasi branding produk berbasis kawasan salak. 10. Mendorong petani untuk melakukan konversi ke salak organic 11. Meningkatkan kapasitas, inovasi dan kreasi produk olahan buah salak
22 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
Lanjutan… POKOK-POKOK RENCANA AKSI JANGKA MENENGAH POKOK-POKOK RENCANA AKSI JANGKA PANJANG
1. Product improvement pada aspek standar, kemasan dan keamanan pangan 2. Pelatihan Good Agriculture Practices (GAP), Good Handling Practices (GHP), Good
Manufacture Practices (GMP), Good Distribution Practices (GDP), HACCP, ISO. 3. Mengembangkan kemitraan pemasaran dengan retailer modern 4. Sosialisasi dan inisiasi unit internal control sistem (unit penjamin mutu internal) 5. Melakukan evaluasi unit penjaminan mutu internal di ikm potensial secara
periodik 6. Fasilitasi kemudahan akses permodalan 7. Melakukan pembinaan dan pelatihan pemasaran konvensional dan non
konvensional 8. Temu usaha dan promosi produk salak di tingkat nasional dan internasional 9. Pengadaan alat penyimpan buah salak untuk meningkatkan stok buah salak 10. Pengadaan alat pengolahan dan pengemasan dengan kapasitas yang lebih besar 11. Perencanaan layout industri pengolahan buah salak yang efesien 12. Adopsi rancangan layout industri pengolahan buah salak yang efesien 13. Menjalin kerjasama dengan pelaku inovasi untuk meningkatkan inovasi produk
buah salak 14. Memprakarsai kompetisi kreasi produk salak yang bernilai tambah tinggi 15. Evaluasi pencapaian kinerja 16. Membuat spesifikasi produk berbasis kawasan menyangkut kualitas, kemasan 17. Running production produk berbasis kawasan 18. Menjalin mitra pemasaran produk berbasis kawasan dengan retailer modern 19. Fasilitasi proses konversi pengembangan salak organic 20. Fasilitasi kemitraan pemasok bahan baku dan pemasaran yang lebih baik. 21. Pencanangan sentra produksi aneka salak 22. Inisiasi pembentukan sentra pemasaran aneka salak.
1. Membangun sistem kelembagaan petani salak yang kuat untuk mendukung terbangunnya industri agro unggulan salak yang berwawasan lingkungan
2. Membangun jaringan pasok dan pemasaran yang terintegrasi dengan industri agro unggulan salak provinsi dan memberikan kontribusi yang nyata terhadap kesejahteraan pelaku di bidang salak
3. Mempercepat adopsi teknologi di semua aspek industri agro salak guna meningkatkan nilai tambah
4. Meningkatkan kontribusi sector industri agro terhadap perekonomian daerah Provinsi Bali.
2. Membangun industri agro unggulan salak skala menengah yang tangguh
UNSUR PENUNJANG
KELEMBAGAAN TEKNOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA JEJARING
1. System kelembagaan IKM pengolah buah Salak yang tangguh
2. Penjaminan mutu internal yang kompeten
3. Lembaga yang inovastif
Teknologi pengolahan yang tepat guna dan ramah lingkungan
1. Sumber daya manusia yang terampil dan berwawasan usaha
2. Sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan manajerial baik
3. Sumber daya manusia yang inovatif
1. Jalinan komunikasi antar stakeholder 2. Jejaring pasar yang jelas dan adil 3. Jejaring pasok dan pemasar yang
terintegrasi.
23 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
Matrik Program Kerja Pengembangan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
Kegiatan Indikasi Kegiatan
Pemangku Kepentingan Sasaran Target Lokus
Tahun Pelaksanaan 2016 2017 2018 2019 2020
Produk kripik salak, fruit leather, dodol buah salak (1) Product improvement pada
aspek standar, kemasan dan keamanan pangan
produk yang telah ada
4 produk/tahun
Karang-asem √ √ √ √ √
Disperindag
(2) Pelatihan Good Agriculture Practices (GAP), Good Handling Practices (GHP), Good Manufacture Practices (GMP), Good Distribution Practices (GDP), HACCP, ISO.
Petani , IKM
1 kawasan dan 3 IKM/tahun
√ √ √ √ √
Disperindag
(3) Mengembangkan kemitraan pemasaran dengan retailer modern
retailer modern, pasar oleh-oleh
20 gerai/tahun Karang-asem
√
Disperindag
(4) Sosialisasi dan inisiasi unit internal control sistem (unit penjamin mutu internal) IKM 3 IKM/tahun Karangasem
√
Disperindag
(5) Melakukan evaluasi unit penjaminan mutu internal di ikm potensial secara periodik IKM 3 IKM/tahun Karangasem
√ √ √ √
Disperindag
(6) Fasilitasi kemudahan akses permodalan
Lembaga kuangan 1 lembaga Bali
√ √ √ √ √ Disperindag
(7) Melakukan pembinaan dan pelatihan pemasaran konvensional dan non konvensional
IKM 3 IKM Karangasem
√ √ √ √ √ Dinas Perkebunan, Disperindag,
24 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
(8) Temu usaha dan promosi produk salak di tingkat nasional dan internasional
IKM 3 IKM Karangasem √ √ √ √ √
Disperindag
(9) Pengadaan alat penyimpan buah salak untuk meningkatkan stok buah salak IKM 1 IKM/tahun Karangasem
√ √ √ √ √
Disperindag
(10) Pengadaan alat pengolahan dan pengemasan dengan kapasitas yang lebih besar IKM 1 IKM/tahun Karangasem
√ √
Disperindag
(11) Perencanaan layout industri pengolahan buah salak yang efesien
desain optimal
tersedia layout industri
√ √
Disperindag
(12) Adopsi rancangan layout industri pengolahan buah salak yang efesien IKM 1 IKM/tahun Karangasem
√ √ √ √ Disperindag
(13) Menjalin kerjasama dengan pelaku inovasi untuk meningkatkan inovasi produk buah salak
PT, Lembaga penelitian lain, masyarakat
2 produk baru/tahun Bali
√ √ √ √ √
Disperindag, PT, Lembaga Penelitian, Praktisi
(14) Memprakarsai kompetisi kreasi produk salak yang bernilai tambah tinggi
PT, Lembaga penelitian lain, masyarakat 1x setahun Bali
√ √
PT, Disperindag, Dinas Pariwisata
(15) Evaluasi pencapaian kinerja stakeholder 1x setahun Bali √ √ √ √ Disperindag (16) Membuat spesifikasi produk
berbasis kawasan menyangkut kualitas, kemasan
produk berbasis kawasan 4 produk Karangasem
√ √
Disperindag
(17) Running production produk berbasis kawasan
produk berbasis kawasan
4 produk /tahun Karangasem
√ √ √ Disperindag
25 | Peta Jalan Pembangunan Industri Agro Unggulan Salak Provinsi Bali
(18) Menjalin mitra pemasaran produk berbasis kawasan dengan retailer modern
retailer modern, pasar oleh-oleh
50 gerai /tahun Bali
√ √ √
Disperindag (19) Fasilitasi proses konversi
pengembangan salak organic kawasan 1 kawasan karangasem √ √ √ √ √
Disperindag (20) Fasilitasi kemitraan pemasok
bahan baku dan pemasaran yang lebih baik. kawasan 1 kawasan karangasem
√ √ √ √ √ Disperindag
(21) Pencanangan sentra produksi aneka salak kawasan 1 kawasan karangasem √ √ √ √ √ Disperindag
(22) Inisiasi pembentukan sentra pemasaran aneka salak kawasan 1 kawasan karangasem √ √ √ √ √ Disperindag