Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Transcript of Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
i
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
ii
TIM PENYUSUN
PENGARAH :
dr. Winarny Abdullah, SP.A
Ketua :
Anwar, S.Si, Apt
Editor :
dr. Winarny Abdullah, SpA
Abdul Haris Sibadu, SKM,M.Kes
Anwar, S.Si, Apt
Nimrod Hambuako,SKM,MPH
Irnayati Tabalandi, SKM
Kontributor :
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banggai,
Badan Rumah Sakit Umum Daerah (BRSUD) Luwuk,
Unit Transfusi Darah (UTD) Banggai, Rumah Sakit Bersalin Irene,
Pengelola Program Dinas Kesehatan Kab. Banggai,
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes/Poskesdes
Se-Kabupaten Banggai
Alamat Kantor :
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
Jalan Ahmad Yani No.2D Luwuk, Sulawesi Tengah
No. Telp : 0461-23096,23677, Fax : (0461)-23677
Email : [email protected]
Weblog : dinkesbanggai.wordpress.com
Sampul
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
iii
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN BANGGAI 2 0 1 3
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI L U W U K
2 0 1 3
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
iv
K A T A P E N G A N T A R
KASIE INFORMASI,LITBANG DAN DIKLAT KESEHATAN
DINAS KESEHATAN KAB. BANGGAI
Profil Kesehatan Kabupaten Banggai 2013 yang terbit untuk merespon
tingginya kebutuhan akan data dan informasi. Di tengah banyaknya
tantangan yang dihadapi terkait pemenuhan data dan informasi sebagai
landasan pengambilan keputusan yang evidence-based, Seksi Informasi,
Litbang dan Diklat Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai pada
akhirnya berhasil menyusun produk publikasi “Profil Kesehatan Kabupaten
Banggai Tahun 2013”. Buku Profil Kesehatan ini disajikan dalam bentuk hard copy (publikasi
cetakan buku), dan dapat diakses dalam Weblog Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai lewat internet
: http://www.dinkesbanggai.wordpress.com. .
Bukan hal mudah untuk dapat menyajikan data yang berkualitas, sesuai kebutuhan dan tepat
waktu. Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan data dan informasi baik di tingkat layanan
kesehatan masyarakat, lintas sektor terkait dan lintas program berperan terhadap penyusunan Profil
Kesehatan Kabupaten Banggai. Pemenuhan kelengkapan data baik dari segi cakupan wilayah
maupun indikator merupakan masalah utama yang ditemui dalam rangka penyusunan profil yang
tepat waktu. Selain itu, dalam menyusun Profil Kesehatan Kabupaten Banggai diperlukan komitmen
bersama di tingkat layanan kesehatan masyarakat, lintas sektor terkait dan lintas program dalam
mewujudkan penyediaan data yang lengkap, akurat dan tepat waktu. Pengelola data dan informasi
kesehatan juga harus menjadikan pengelolaan data dan informasi sebagai komponen prioritas dalam
pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Seksi Informasi, Litbang dan Diklat Kesehatan telah melakukan banyak upaya agar data dan
informasi yang disajikan pada Profil Kesehatan Kabupaten Banggai dapat hadir lebih cepat
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kami sangat berharap dengan hadirnya “Profil Kesehatan
Kabupaten Banggai 2013” ini, kebutuhan terhadap data dan informasi kesehatan di semua lini, baik
institusi pemerintah, institusi swasta, organisasi profesi, mahasiswa, dan kelompok masyarakat
lainnya dapat terpenuhi dengan baik. Profil Kesehatan ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai
bahan dalam mengukur kinerja program pembangunan kesehatan di Kabupaten Banggai yang
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
v
berguna bagi perencanaan program pembangunan kesehatan berikutnya.
Melalui kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak, dalam hal ini pengelola data dan informasi di tingkat layanan
kesehatan masyarakat, lintas sektor terkait dan lintas program yang telah berkontribusi dalam
penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Banggai 2013. Semoga, Profil Kesehatan Kabupaten
Banggai di masa mendatang dapat menyajikan data yang lebih berkualitas dan dapat terbit lebih
cepat.
Luwuk, Juli 2014
Kasie Informasi, Litbang & Diklat Kesehatan
Dinas Kesehatan Kab.Banggai
Anwar, S.Si, Apt Nip. 19651231 200212 1 033
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
vi
S A M B U T A N SAMBUTAN
KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. BANGGAI
Data dan informasi yang berkualitas adalah landasan pengambilan
keputusan dalam Pembangunan Kesehatan. Di samping itu, sesuai
amanat Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009, setiap
orang berhak mendapatkan informasi dan edukasi tentang
kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. Oleh karena
itu, ketersediaan data dan informasi sangat diper lukan dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi -tingginya.
Penyediaan data dan informasi dilaksanakan melalui serangkaian proses panjang
mulai dari hulu sampai hilir. Proses ini dimulai dari pengumpulan data dan informasi dari
tingkat layanan kesehatan masyarakat, lintas sektor terkait, lintas program dilanjutkan
dengan pengelolaan data dan informasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai. Langkah
perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan proses ini perlu dilakukan dari waktu ke
waktu. Sebab, tuntutan terhadap pemenuhan data dan informasi yang lengkap dan tepat
waktu dari hari ke hari semakin meningkat.
Saya menyambut baik terbitnya Profil Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013
ini dan menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang te lah berkontribusi dalam
penyusunan dan penerbitan buku ini. Semoga buku ini dapat memenuhi tuntutan
ketersediaan data dan informasi untuk dijadikan landasan pengambilan keputusan yang
evidence-based dalam Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Banggai.
Luwuk, Juli 2013
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
dr. Winarny Abdullah, SpA Nip. 19630305 199010 2 001
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
vii
DAFTAR ISI
K A T A P E N G A N T A R ............................................................................................ iv
SAMBUTAN ....................................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................... xix
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
BAB II GAMBARAN UMUM.......................................................................................... 5
A. KEADAAN GEOGRAFIS ...................................................................................... 5
B. I K L I M ............................................................................................................ 5
C. KEADAAN PENDUDUK ...................................................................................... 6
D. KEADAAN PENDIDIKAN .................................................................................. 10
E. KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI .............................................................. 11
F. KEADAAN LINGKUNGAN ............................................................................... 13
G. PERILAKU MASYARAKAT .............................................................................. 19
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN................................................................. 24
A. MORTALITAS ......................................................................................................... 24
1. Angka Kematian Neonatal (AKN) ........................................................................ 24
2. Angka Kematian Bayi (AKB) ............................................................................... 25
3. Angka Kematian Balita (AKABA) ........................................................................ 29
4. Angka Kematian Ibu (AKI) ................................................................................... 30
B. MORBIDITAS ........................................................................................................... 33
1. PENYAKIT BERSUMBER PADA BINATANG ................................................ 34
2. PENYAKIT MENULAR....................................................................................... 43
3. PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
(PD3I) .................................................................................................................... 50
C. STATUS GIZI ........................................................................................................... 53
BAB IV SITUASI UPAYAKESEHATAN ............................................................................ 56
A. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK .............................................................. 56
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
viii
1. Kesehatan Anak ..................................................................................................... 57
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil ............................................................................ 58
3. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin ......................................................................... 61
4. Deteksi Resiko dan Penanganan Komplikasi ........................................................ 63
5. Kunjungan Neonatal .............................................................................................. 63
6. Pelayanan kesehatan pada bayi .............................................................................. 66
7. Pemberian ASI Eksklusif ....................................................................................... 67
8. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) .................................................................... 69
B. PELAYANAN IMUNISASI ..................................................................................... 72
C. PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT (USILA) ....................................... 73
D. PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT ................................. 74
E. PELAYANAN KESEHATAN DAERAH TERPENCIL DAN KEPULAUAN ...... 75
F. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG ............................ 76
1. Pemanfaatan Rumah Sakit ...................................................................................... 76
2. Pemanfaatan Puskesmas ......................................................................................... 79
G. UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT ................................................................ 80
1. Pengendalian penyakit malaria ............................................................................... 80
2. Pengendalian Penyakit TB Paru ............................................................................ 82
3. Pengendalian penyakit HIV/AIDS ........................................................................ 83
4. Pengendalian penyakit ISPA ................................................................................. 84
5. Pengendalian penyakit KUSTA ............................................................................. 86
6. Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) .................................................... 86
7. Pengendalian Penyakit Polio .................................................................................. 87
H. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR .......... 88
I. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN ............................... 89
J. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT ....................................................................... 90
1. Pemantauan pertumbuhan balita ............................................................................. 90
2. Pemberian Kapsul Vitamin A ................................................................................. 91
3. Pemberian Tablet Besi ............................................................................................ 94
BAB V ................................................................................................................................. 98
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN .......................................................................... 98
A. SARANA KESEHATAN .......................................................................................... 98
1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) ............................................................. 98
2. Rumah sakit .......................................................................................................... 101
3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat .................................................. 102
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
ix
B. PEMBIAYAAN KESEHATAN .............................................................................. 104
C. SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN ........................................................ 105
1. Tenaga Kesehatan di Pelayanan Kesehatan Masyarakat ...................................... 106
2. Jumlah Rasio dan Tenaga Kesehatan .................................................................. 107
BAB VI .............................................................................................................................. 109
P E N U T U P ................................................................................................................... 109
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kompisisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kab. Banggai.......................... 9
Tabel 2. Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah
Tangga, Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Banggai
Tahun 2013 .............................................................................................................................. 9
Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kab. Banggai ..................... 34
Tabel 4. Hasil Survey Darah Jari P2. Filariasis Di Beberapa Desa Tahun 2013 ........... 42
Tabel 5. Data Nakes Dilatih MTBS Dan SDIDTK Tahun 2013 ............................................. 58
Tabel 6. Data Nakes Dilatih Manajemen Afiksia & Manajemen BBLR Tahun 2013 .... 58
Tabel 7. Persentase Penolong Persalinan Tahun 2013 ........................................................ 62
Tabel 8. Data NAKES dilatih APN Tahun 2013. ........................................................................ 65
Tabel 9. Jumlah Dukun dan Dukun yang Bermitra Di Kab.Banggai Tahun 2013 ....... 66
Tabel 10. Wilayah Pelayanan Kesehatan Daerah Terpencil Kabupaten Banggai ........ 75
Tabel 11. Indikator Program P2DBD dan Pencapaian Target 2010 - 2013 .................. 87
Tabel 12. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kab. Banggai 2013 ........... 90
Tabel 13. Jumlah, Persentase & Rasio Per 100.000 Penduduk Tenaga Kesehatan .. 108
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kabupaten Banggai ......................................... 7
Gambar 2. Piramida Penduduk Kab.Banggai Tahun 2013 ........................................................ 8
Gambar 3. Persentase Pencapaian Rumah Sehat di Kab.Banggai Tahun 2013 ............. 16
Gambar 4. Jumlah Rumah Tangga Ber-PHBS Di Kab. Banggai .................................... 20
Gambar 5. Proporsi Posyandu Menurut Strata Kab.Banggai Tahun 2013 .................... 22
Gambar 6. Jumlah Kematian Neonatal Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai
Tahun 2013 ...................................................................................................................... 25
Gambar 7. Angka Kematian Bayi (per 1.000 kelahiran hidup) Kabupaten Banggai
Tahun 2008 S/D 2013 .............................................................................................. 26
Gambar 8. Jumlah Kematian Bayi Menurut Puskesmas ........................................................ 27
Gambar 9. Angka Kematian Balita (Per 1.000 Kelahiran Hidup) Kabupaten Banggai
Tahun 2008 S/D 2013 ............................................................................................. 29
Gambar 10. Angka Kematian Ibu (Per 100.000 Kelahiran Hidup) Kabupaten Banggai
Tahun 2008 - 2013 ................................................................................................... 30
Gambar 11. Penyebab Kematian Terbesar Pada Ibu Di Kab. Banggai Tahun 2013 .... 31
Gambar 12. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir Di Kab.Banggai Tahun ....................... 33
Gambar 13. Sepuluh Besar Penyakit Berdasarkan SST Kabupaten Banggai ................ 34
Gambar 14. Peta Stratifikasi Malaria Berdasarkan Annual Parasit Incidence (API)
Tahun 2013 ................................................................................................................... 35
Gambar 15. Angka Kesakitan Malaria (Per 1.000 Penduduk / Permil ) Kabupaten
Banggai Tahun 2008 s/d 2013 .......................................................................... 36
Gambar 16. Distribusi Penderita DBD Di Kecamatan Luwuk Di Kabupaten Banggai
Tahun 2013 ................................................................................................................... 39
Gambar 17. Jumlah Kasus DBD Per Bulan Di Kab.Banggai Tahun 2010 - 2013 ......... 40
Gambar 18. Angka Kesakitan DBD ( Per 100.000 Penduduk ) Kabupaten Banggai
Tahun 2008 - 2013 ..................................................................................................... 40
Gambar 19. Jumlah Penderita Suspect Dan Bta(+) Tb Paru Kabupaten Banggai Tahun
2008 S/D 2013 ............................................................................................................... 44
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
xii
Gambar 20. Penderita Tb Paru BTA (+) Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai
Tahun 2013 ..................................................................................................................... 45
Gambar 21. Distribusi Penderita Pneumonia Balita Menurut Puskesmas Di
Kabupaten Banggai Tahun 2013 ............................................................................ 48
Gambar 22. Prevalensi Penyakit Kusta Kab. Banggai Tahun 2008 S/D 2013 ........... 49
Gambar 23. Distribusi Kasus Campak Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai
Tahun 2013 ..................................................................................................................... 51
Gambar 24. Jumlah Kasus Bblr Kabupaten Banggai Tahun 2009 - 2013..................... 54
Gambar 25. Jumlah Kasus Bblr Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
............................................................................................................................................. 54
Gambar 26. Keadaan Status Gizi Kabupaten Banggai Tahun 2013 ................................ 55
Gambar 27. Persentase Cakupan Pelayanan K1 & K4 Ibu Hamil Kabupaten Banggai
Tahun 2005 s/d 2010 .............................................................................................. 60
Gambar 28. Persentase Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Puskesmas Di Kab.
Banggai Tahun 2014 ................................................................................................... 60
Gambar 29. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Kab. Banggai Tahun 2008
- 2013 ............................................................................................................................... 62
Gambar 30. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas Di
Kabupaten Banggai Tahun 2013 ............................................................................ 63
Gambar 31. Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) Kabupaten
Banggai Tahun 2008 - 2013 ..................................................................................... 64
Gambar 32. Persentase Cakupan Neonatus (KN Lengkap) Menurut Puskesmas Di
Kabupaten Banggai Tahun 2013 ............................................................................ 65
Gambar 33. Persentase Jumlah Kunjungan Bayi Menurut Puskesmas ....................... 67
Gambar 34. Persentase Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif ................................................ 68
Gambar 35. Persentase Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif Menurut Puskesmas....... 69
Gambar 36. Persentase Cakupan Peserta KB Baru Terhadap Pasangan ......................... 70
Gambar 37. Persentase Penggunaan Kontrasepsi Akseptor Kb Baru ............................ 71
Gambar 38. Persentase Cakupan Peserta KB Aktif Terhadap Pasangan Usia ............... 71
Gambar 39. Persentase Penggunaan Kontrasepsi Akseptor KB Aktif ............................ 72
Gambar 40. Persentase Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Kabupaten Banggai Tahun 2009 - 2013 .............................................................. 73
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
xiii
Gambar 41. Persentase Kelompok Usila Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Tahun
Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013 ........................................................... 74
Gambar 42. Jumlah Tempat Tidur Di BRSUD Luwuk Di Kabupaten Banggai Tahun
2008 - 2013 ..................................................................................................................... 77
Gambar 43. Persentase Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Dan Rawat Nginap Di Sarana
Pelayanan Kesehatan (Rs,Puskesmas,Klinik Kesehatan) Di Kab.Banggai
Tahun 2009 S/D 2013 ................................................................................................ 79
Gambar 44. Target Dan Persentase Pengobatan Malaria ..................................................... 81
Gambar 45. Pencapaian Konfirmasi Laboratorium/Mikroskop Malaria (Cakupan PCD)
Di Kab.Banggai Tahun 2008 - 2013 ....................................................................... 81
Gambar 46. Cakupan Penemuan Kasus TB BTA Positif (CDR) Dan Sucsess Rate (SR)
Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013 .......................................................... 83
Gambar 47. Distribusi Jumlah Baduta/Balita Ditimbang Dan BGM ................................. 91
Gambar 48. Distribusi Jumlah Balita Mendapat Kapsul Vitamin A .................................. 93
Gambar 49. Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe-1 & Fe-3) Pada Ibu Hamil
Kabupaten Banggai Tahun 2009-2013 ............................................................. 95
Gambar 50. Jumlah Puskesmas Dan Rasio Terhadap 100.000 Penduduk ...................... 99
Gambar 51. Jumlah Tempat Tidur di BRSUD Luwuk Tahun 2008 - 2013 .................... 101
Gambar 52. Perkembangan Jumlah Posyandu Kabupaten Banggai ................................ 103
Gambar 53. Alokasi Anggaran Kesehatan Terhadap APBD Kab.Banggai ...................... 104
Gambar 54. Proporsi Anggaran Kesehatan Kab. Banggai Tahun 2013 .......................... 105
Gambar 55. Jumlah Tenaga Kesehatan Kab.Banggai Tahun 2008 - 2013 ................... 106
Gambar 56. Persebaran Nakes Berdasarkan Unit Kerja Kab. Banggai Tahun 2013 . 107
Gambar 57. Persebaran Nakes Berdasarkan Profesi Kab. Banggai Tahun 2013 ....... 108
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 3 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Dan Ijazah Tertinggi Yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, Dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 7 Kasus Baru Tb Bta+, Seluruh Kasus Tb, Kasus Pada TB Pada Anak, Dan Case Notification Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 8 Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 9 Angka Kesembuhan Dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS, Dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 13 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 14 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 16 Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 18 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
xv
Kabupaten Banggai Tahun 2013 LAMPIRAN 19 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 21 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 22 Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 24 Cakupan Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 25 Cakupan Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupeten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 26 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode Iva Dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 27 Jumlah Penderita Dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 30 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 31 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3 Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 33 Jumlah Dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 35 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 36 Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai tahun 2013
LAMPIRAN 38 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
xvi
LAMPIRAN 39 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai 2013
LAMPIRAN 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 41 Cakupan Desa/Kelurahan UCIi Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 42 Cakupan Imunisasi DPT, HB, Dan Campak Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 43 Cakupan Imunisasi BCG Dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 44 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, Dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 47 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 50 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Kecamatan Dan Puskesmas kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 51 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 53 Jumlah Kegiatan Promosi Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 54 Cakupan Jaminan Kesehatan Menurut Jenis Jaminan Dan Jenis Kelamin Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 55 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, Dan Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 56 Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 57 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 58 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Ber-PHBS) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
xvii
LAMPIRAN 59 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 60 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 61 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 62 Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan, Dan Puskesmas kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 63 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 64 Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 65 Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 66 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina Dan Diuji Petik Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 67 Persentase Ketersediaan Obat Dan Vaksin Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 68 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 69 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (GADAR ) Level I Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 70 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 71 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 72 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 73 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 74 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 75 Jumlah Tenaga Kefarmasian Fasilitas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 76 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 77 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 78 Jumlah Tenaga Teknisi Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 79 Jumlah Tenaga Teknisi Medis Dan Fisioterapis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013
LAMPIRAN 80 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
xviii
Banggai Tahun 2013 LAMPIRAN 81 Jumlah Tenaga Non Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten
Banggai Tahun 2013 LAMPIRAN 82 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Kabupaten Banggai Tahun
2013
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
xix
DAFTAR SINGKATAN
AKN : Angka Kematian Neonatal AKI : Angka Kematian Ibu AKB : Angka Kematian Bayi AKABA : Angka Kematian Balita API : Annual Parasite Incidence AMI : Annual Malaria Incidence ARI : Acute Respiratory Infection AMP : Audit Maternal Perinatal ASI : Air Susu Ibu ALOS : Average Length Of Stay AFP : Acute Flaccid Paralysis APK : Angka Partisipasi Kasar BBLR : Berat Badan Lahir Rendah BOR : Bed Occupancy Rate AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome ABJ : Angka Bebas Jentik CDR : Case Detection Rate CFR : Case Fatality Rate DBD : Demam Berdarah Dengue DOTS : Directory Observe Treatment Shortcourse DO : Drop Out DAK : Dana Alokasi Khusus GHPR : Gigitan Hewan Penular Rabies GDR : Gross Death Rate HIV : IMR : Infant mortality rate IPM : Indeks Pembangunan Manusia ISPA : Infeksi Saluran Pernafasan Akut IMD : Inisiasi Menyusui Dini JKN : Jaminan Kesehatan Nasional KLB : Kejadian Luar Biasa KK : Kepala Keluarga KIA : Kesehatan Ibu dan Anak KP-ASI : Kelompok Pendukung ASI KB : Keluarga Berencana KVA : Kekurangan Vitamin A KIE : Komunikasi Informasi Edukasi KtA : Kekerasan terhadap Anak KTR : Kawasan Tanpa Rokok KN : Kunjungan Neonatal LAPAS : Lembaga Pemasyarakatan LOS : Length of stay
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
xx
MDGs : Millenium Development Goals MB : Multi Basiler/Kusta Basah MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBM : Manajemen Terpadu Balita Muda NAPZA : Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya NDR : Neth Death Rate POSKESDES : Pos Kesehatan Desa PD3I : Penyakit menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi PB : Pausi Basiler/Kusta Kering PP-ASI : Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PTT : Pegawai Tidak Tetap PUS : Pasangan Usia Subur PCD : Passive Case Detection PONED : Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar PONEK : Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif PMO : Pengawas Menelan Obat PSN : Pemberantasan Sarang Nyamuk PMS : Penyakit Menular Seksual PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat PUSTU : Puskesmas Pembantu PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja POSYANDU : Pos Pelayanan Terpadu RS : Rumah Sakit SDKI : Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia STBP : Survei Terpadu Biologis dan Perilaku SLLO : Strategy Leadership Learning Organization SDIDTK : Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang SPM : Standar Pelayanan Minimal SR : Sucsess Rate TT : Tetanus Toksoid TPA : Tempat Penampungan Air TOI : Turn Over Interval TTU : Tempat-Tempat Umum UCI : Universal Child Immunization UPT : Unit Pelaksana Teknis UKBM : Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat VAR : Vaksin Anti Rabies VCT : Voluntary, Counseling, and Testing WPS : Wanita Penjaja Seks WHA : Word Health Assembly
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
1
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk mencapai
komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millenium Development Goals
(MDGs) dengan tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitun
menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, menurunkan kasus
HIV-AIDS, TB dan Malaria serta penyakit lainnya serta tujuan yang tidak terkait
langsung dengan kesehatan yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan serta
mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Sejak terbitnya instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang
pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional , perjalanan sosialisasi dan
advokasi yang mendorong pelaksanan pengarusutamaan gender dalam pembangunan
yang diterjemahkan dalam kebijakan , program dan kegiatan pembangunan sangat
dinamis. Mulai dari upaya pengintegrasian pengarusutamaan gender dalam dokumen
perencanaan sampai gender budget statement (pernyataan anggaran responsive
gender). Upaya-upaya tersebut utamanya dalam rangka mewujudkan keadilan dan
kesetaraan gender melalui pengintegrasian permasalahan, aspirasi, kebutuhan dan
permasalahan perempuan dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program, proyek dan
kegiatan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan.
Kita sadari bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih jauh dari
kondisi ideal, yaitu belum mampu menyediakan data dan informasi kesehatan yang
evidence based sehingga belum mampu menjadi alat manajemen kesehatan yang
efektif. Berbagai masalah klasik masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem
informasi kesehatan, diantaranya kegiatan pengelolaan data dan informasi belum
terintegrasi dan terkoordinasi dalam satu mekanisme kerjasama yang baik. Adanya
“overlapping” kegiatan dalam pengumpulan dan pengolahan data, di setiap unit kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
2
mengumpulkan datanya sendiri-sendiri dengan berbagai instrumennya baik di tingkat
pusat maupun daerah. Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan itu sendiri masih
belum dilakukan secara efisien, masih terjadi redundant data, duplikasi kegiatan, dan
tidak efisiennya penggunaan sumber daya. Hal ini sebagai akibat dari sistem informasi
kesehatan yang masih terfragmentasi.
Situasi demikian menimbulkan tersendatnya pendistribusian informasi
terutama dari sumber data di unit pelayanan kesehatan atau kabupaten/kota ke
provinsi dan pusat yang mengakibatkan terjadinya krisis informasi di berbagai unit
teknis di pusat.Selain itu terhambatnya aliran komunikasi data baik dari sumber data
di daerah ke pengguna di pusat atau sebaliknya, serta terhambatnya aliran komunikasi
data antar pengguna atau bahkan tertutupnya sumber informasi untuk diakses oleh
pengguna lain, sehingga menyebabkan sulitnya memperoleh informasi yang memadai
(lack of informations). Situasi yang demikian pada akhirnya menyulitkan dalam
pengambilan keputusan berdasarkan evidence based. Satu-satunya alat yang dimiliki
Dinas Kesehatan adalah adanya Profil Pembangunan Kesehatan, yang berisi data
tahunan dari hasil pembangunan kesehatan.Pembangunan kesehatan merupakan
upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Derajat
kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang meliputi indikator
angka harapan hidup, AKI-AKB, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat.
Penyajian Profil Kesehatan Indonesia 2013, sebagai alat ukur pencapaian
indikator pembangunan kesehatan dibanding target nasional bahkan target MDG’s
(Millenium Development Goals), disajikan dalam bentuk peringkat dari tiap indikator,
sehingga dapat mengetahui pencapaian setiap indikator pembangunan kesehatan.
Dalam penyajiannya, diusahakan untuk ditampilkan berbagai data dan informasi yang
menjawab Visi dan Misi pembangunan kesehatan di Kabupaten Banggai dengan
menggunakan indikator yang sesuai.
Untuk kelancaran proses Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten yang
merupakan salah satu produk dari berhasilnya sistem informasi kesehatan yang
terintegrasi, maka strategi pertama yang perlu dilakukan adalah penguatan kebijakan
dan perencanaan di bidang sistem informasi kesehatan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
3
Profil Kesehatan Kabupaten Banggai 2013 ini terdiri atas 6 (enam) bab, yaitu:
Bab I - Pendahuluan.
Bab ini menyajikan tentang latar belakang diterbitkannya Profil Kesehatan
Kabupaten Banggai 2013 ini serta sistimatika penyajiannya.
Bab II - Situasi Umum dan Perilaku Penduduk.
Dengan telah selesai dan dipublikasikannya profil Kabupaten Banggai dalam
Angka 2013 yang diterbitkan oleh BPS, maka juga kami masukkan data jumlah
penduduk tahun 2013 yang merupakan hasil estimasi. Bab ini juga menyajikan tentang
gambaran umum, yang meliputi: kependudukan, perekonomian, pendidikan, dan
lingkungan fisik; serta perilaku penduduk yang terkait dengan kesehatan.
Bab III - Situasi Derajat Kesehatan.
Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan sampai
dengan tahun 2013 yang mencakup tentang umur harapan hidup, angka kesakitan,
dan status gizi masyarakat. Angka kematian pada bayi, balita dan Maternal (ibu)
selama beberapa tahun ini menggunakan angka/nilai absolut.
Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan.
Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan
oleh bidang kesehatan sampai tahun 2013, untuk tercapainya dan berhasilnya
program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya
kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi pencapaian pelayanan kesehatan dasar,
pencapaian pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit, dan upaya perbaikan gizi masyarakat. Upaya pelayanan
kesehatan yang di uraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja standar
pelayanan bidang kesehatan dan upaya pelayanan kesehatan lainnya.
Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan.
Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan
sampai tahun 2013. Gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup tentang
keadaan tenaga, sarana kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. Salah satu yang
dibahas dalam bab ini adalah ketersediaan Puskesmas dan Rumah Sakit beserta
rasionya.
Bab VI – Kesimpulan.
Menguraikan tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
4
lanjut dari Profil kesehatan Kabupaten Banggai serta mengemukakan hal-hal yang
dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
Kabupaten Banggai.
Lampiran.
Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian dan 81 tabel data
kesehatan dan yang terkait kesehatan responsif gender.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
5
A. KEADAAN GEOGRAFIS
Kabupaten Banggai dengan ibukota kabupaten yaitu Kota Luwuk,
merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 84 meter di atas
permukaan laut, terletak pada posisi astronomi 0030’- 2020’ Lintang Selatan, dan
122023’-124020’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 9.672,70 km2 yang terdiri dari
23 kecamatan dengan 46 Kelurahan, dan 291 desa dan 2 unit Pemukiman
Transmigrasi (UPT). Luas Wilayah Kabupaten Banggai sebesar 14,22 persen dari
total luas daratan Propinsi Sulawesi Tengah. Kabupaten Banggai sebagai salah
satu kabupaten di bagian timur dari propinsi Sulawesi Tengah memiliki
batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara : Teluk Tomini
b. Sebelah Timur : Laut Maluku
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Banggai Kepulauan/Teluk Tolo
d. Sebelah Barat : Kabupaten Tojo Una-una dan Kab. Morowali
Jarak antara Ibukota Kabupaten ke Ibukota Propinsi Sulawesi Tengah dan
Kabupaten lain di Sulawesi Tengah :
a. Luwuk – Palu : 610 Km
b. Luwuk – Parigi : 535 Km
b. Luwuk – Poso : 388 Km
c. Luwuk – Ampana : 248 Km
d. Luwuk – Banggai : 100 Km/66 Mil Laut
c. Luwuk – Salakan : 61 Km/38 Mil Laut
d. Luwuk – Bungku : 42 Mil Laut
B. I K L I M
a. M u s i m
Di Kabupaten Banggai hanya dikenal dua musim yaitu musim kemarau dan
penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin bertiup dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
6
Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan
musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai Maret arus angin
yang banyak mengandung uap air berhembus dari asia dan samudera pasifik
sehingga terjadi musim hujan. Musim hujan ini dapat digolongkan menjadi tiga
jenis berdasarkan frekuensi curah hujan yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Keadaan ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan
pada bulan April – Mei dan Oktober – November.
b. S u h u d a n K e l e m b a b a n U d a r a
Suhu udara rata - rata di Kab.Banggai ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat
tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Sepanjang tahun
2013, suhu udara terendah yaitu 23,30C terjadi pada bulan Agustus dan
tertinggi sebesar 32,10C pada bulan November. Kabupaten Banggai
mempunyai kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 82%
dan terendah 73% pada bulan Oktober.
c . Curah Hujan dan Keadaan Angin
Curah hujan di Kabupaten Banggai antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim
dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan
beragam menurut bulan. Rata-rata curah hujan berkisar antara 82 sampai 466
mm. Hari hujan perbulan antara 10 - 23 hari. Curah hujan tertinggi antara Juli
sampai Agustus. Arah angin terbanyak selama tahun 2013 yaitu dari posisi
Barat dengan kecepatan rata-rata 7 knot. Kecepatan angin tertinggi pada bulan
Maret dan terendah bulan Desember.
C. KEADAAN PENDUDUK
1 . P e r t u m b u h a n P e n d u d u k
Jumlah penduduk Kabupaten Banggai meningkat setiap tahunnya,
pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Banggai tahun 2001 penduduk
sebesar 272.078 jiwa, tahun 2002 sebesar 275.223 jiwa, tahun 2003 sebesar
284,275 jiwa, tahun 2004 sebesar 291.592 jiwa, tahun 2005 meningkat menjadi
294.624 jiwa , tahun 2006 sebesar 300.105 jiwa , dan tahun 2007 sebesar 305.798
jiwa, tahun 2008 sebesar 311.669 jiwa, tahun 2009 sebesar 317.653 jiwa, tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
7
2010 sebesar 323.872 jiwa, tahun 2011 sebesar 329.769 jiwa, tahun 2012 sebesar
335.999 jiwa, dan tahun 2013 sebesar 342.669 jiwa.
Gambar 1 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kabupaten Banggai
Tahun 2004 - 2013
Selama sepuluh tahun terakhir, jumlah penduduk Kabupaten Banggai
mengalami laju pertumbuhan penduduk (LPP) sebesar 1,76 persen per tahun.
Laju pertumbuhan penduduk mengalami penurunan, yaitu dari 2,62 persen per
tahun periode 1980-1990 menjadi 1,76 persen per tahun selama periode 2000-
2010.
2. K o m p o s i s i P e n d u d u k
Struktur atau komposisi umur penduduk menurut jenis kelamin dapat
digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Berdasarkan estimasi jumlah
penduduk yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten Banggai tahun 2013, maka
disusun sebuah piramida penduduk tahun 2013. Dasar piramida menunjukkan
jumlah penduduk, badan piramida bagian kiri menunjukkan banyaknya penduduk
laki-laki dan badan piramida bagian kanan menunjukkan jumlah penduduk
perempuan. Piramida tersebut merupakan gambaran struktur penduduk yang
terdiri dari struktur penduduk muda, dewasa, dan tua. Struktur penduduk ini
menjadi dasar bagi kebijakan kependudukan, sosial, budaya, dan ekonomi. Pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
8
Gambar 2 struktur penduduk tahun 2013 berdasarkan kelompok umur termasuk
struktur penduduk muda. Hal ini disebabkan jumlah penduduk usia muda (0-14
tahun) yang masih tinggi. Hal ini menunjukan bahwa angka kelahiran merupakan
faktor yang mempengaruhi struktur penduduk. Badan piramida membesar, ini
menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur
25-29 tahun dan 30-34 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Jumlah golongan
penduduk usia tua juga cukup besar.
Gambar 2. Piramida Penduduk Kab.Banggai Tahun 2013
Struktur penduduk tersebut (gambar 2) bahwa dapat dimaknai dengan
semakin tingginya usia harapan hidup, kondisi ini mengharuskan adanya
kebijakan terhadap penduduk usia tua, karena golongan penduduk ini relatif tidak
produktif. Hasil estimasi jumlah penduduk pada tahun 2013 sebesar 342.669
jiwa, yang terdiri dari jumlah penduduk laki-laki sebesar 174.604 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan 168.094 jiwa dengan rasio jenis kelamin 103. Angka ini
berarti bahwa terdapat 103 laki-laki di antara 100 perempuan. Komposisi
penduduk berdasarkan jenis kelamin seperti tercantum dalam tabel 1.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
9
Tabel 1. Kompisisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kab. Banggai Tahun 2007 s/d 2013
3. Persebaran Penduduk
Dengan luas wilayah 9.672,70 Km2 , Kabupaten Banggai di tahun 2013 mempunyai
penduduk sebesar 342.669 jiwa. Jumlah penduduk terbesar berada diwilayah
Kecamatan Luwuk yaitu 35.823 jiwa, terkecil Kecamatan Lobu yaitu 3.541 jiwa.
Kepadatan Penduduk di Kabupaten Banggai Tahun 2013 sebesar 35 jiwa/km2.
Penduduk terpadat berada diwilayah Kecamatan Luwuk sebesar 491,94
jiwa/km2 dengan luas wilayah 72,82 km2 dan Kecamatan paling jarang
penduduknya berada diwilayah Kecamatan Batui sebesar 14,67 jiwa/km2
dengan luas wilayah 1.062,36 km2.
Tabel 2. Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga,
Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Banggai Tahun 2013
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Nuhon 1,107.00 20 20 18,933 2,682 7.06 17.10
2 Simpang Raya 243.69 12 12 14,391 2,680 5.37 59.05
3 Bunta 579.00 18 4 22 19,345 2,674 7.23 33.41
4 Lobu 138.44 10 10 3,541 2,672 1.33 25.58
5 Pagimana 957.34 30 3 33 23,515 2,695 8.73 24.56
6 Bualemo 862.00 20 20 17,963 2,682 6.70 20.84
7 Balantak Utara 143.60 10 10 4,238 3713 1.14 29.51
8 Balantak 196.46 10 3 13 5,649 3,735 1.51 28.75
9 Balantak Selatan 146.50 11 11 4,737 2,673 1.77 32.33
10 Mantoh 226.00 10 10 6,891 4325 1.59 30.49
11 Lamala 220.66 12 12 6,389 4210 1.52 28.95
12 Masama 231.64 14 14 11,144 2,676 4.16 48.11
13 Luwuk Timur 216.30 13 13 11,185 2,675 4.18 51.71
14 Luwuk Utara 246.08 9 2 11 16,301 6619 2.46 66.24
15 Luwuk 72.82 2 8 10 35,823 11362 3.15 491.94
16 Luwuk selatan 119.80 1 9 10 21,792 7879 2.77 181.90
17 Nambo 169.70 5 6 11 8,081 4736 1.71 47.62
18 Kintom 428.72 11 3 14 10,024 5,030 1.99 23.38
19 Batui 1,062.36 7 7 14 15,590 2,669 5.84 14.67
20 Batui Selatan 327.97 10 10 13,608 2,672 5.09 41.49
21 Moilong 221.64 17 17 19,155 2,679 7.15 86.42
22 Toili 761.31 24 1 25 32,490 2,686 12.10 42.68
23 Toili Barat 993.67 17 17 21,914 2,679 8.18 22.05
JUMLAH (KAB/KOTA) 9,672.7 293 46 339 342,699 89,103 3.85 35
Sumber: - Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai
NO KECAMATAN
JUMLAH JUMLAH
PENDUDU
KDESA KELURAHAN
DESA +
KELURAHAN
NO TAHUNJUMLAH
PENDUDUKLAKI-LAKI PEREMPUAN SEX RATIO
1 2007 305,798 154,645 151,153 102.3
2 2008 311,669 157,614 154,055 102.3
3 2009 317,653 160,640 157,013 102.3
4 2010 323,872 165,266 158,606 104.2
5 2011 329,769 168,445 161,324 104.4
6 2012 335,999 171,566 164,433 104.3
7 2013 342,669 174,605 168,094 103.9
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
10
D. KEADAAN PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang
terus berkembang. Hal ini sejalan dengan karakter manusia yang memiliki potensi
kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupan. Kondisi pendidikan
merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat
pembangunan manusia suatu negara. Melalui pengetahuan, pendidikan
berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang berperan
dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.
Pendidikan memiliki peran penting dalam proses pembangunan. Laju
perubahan sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
harus disejajarkan dengan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan kemudian menjadi pelopor utama dalam rangka penyiapan sumber
daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan yang
merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
Dalam upaya peningkatan peran pendidikan dalam pembangunan, maka kualitas
pendidikan harus ditingkatkan. Beberapa program pemerintah telah diupayakan
sebagai sebuah alternatif dalam rangka menyiapkan dan meningkatkan mutu
pendidikan, sebagai contoh adalah dari program wajib belajar 9 tahun.
Tingkat partisipasi penduduk Kabupaten Banggai di bidang pendidikan
relatif sudah cukup baik.
Hal ini terlihat dari Angka
Partisipasi Kasar (APK)
penduduk usia 7-12 tahun
(usia ideal di bangku SD)
sudah mencapai 108,87
dan APK penduduk usia 13-
15 tahun (usia ideal di
bangku SLTP) sebesar
72,03 persen. Sedangkan
APK penduduk usia 16-18
tahun (usia ideal di bangku SLTA) sebesar 69,85 persen. Kualitas di bidang
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
11
pendidikan dapat dilihat dari angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.
Selama periode 2010-2012 terjadi penurunan angka melek huruf yaitu dari
sebesar 95,94 persen menjadi 95,01 persen. Namun rata-rata lama sekolah
menurun dari 8,87 tahun (tahun 2010) menjadi 7,90 tahun pada tahun 2012.
Angka ini menunjukkan bahwa program wajib belajar 9 tahun belum sepenuhnya
tercapai. Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Banggai terlihat masih rendah yaitu
hampir 8 tahun. Artinya secara rata-rata penduduk Kabupaten Banggai hampir
menyelesaikan pendidikan kelas 8 pada jenjang pendidikan SMP. Belum
tercapainya target program wajib belajar 9 tahun di Kabupaten Banggai dapat
dikarenakan masih terdapat 0,65 persen penduduk usia 7-12 tahun dan 13,01
persen penduduk usia 13-15 tahun yang putus sekolah. Sebanyak 32,17 persen
penduduk usia 10 tahun ke atas di Kabupaten Banggai tamat SD/MI; 19,76 persen
tamat SLTP/MTs; 19,98 persen tamat SMU/SMK/MA; dan hanya 6,90 yang tamat
sarjana.
E. KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI
Perkembangan ekonomi Kabupaten Banggai secara umum cukup membaik
dimana pertumbuhannya meningkat dengan cukup meyakinkan pada lima tahun
terakhir ini. PDRB tahun 2012 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp 6.482.465
juta sedangkan berdasarkan harga konstan (2000) mencapai Rp 2.737.508 juta.
Berdasarkan perkembangan distribusi PDRB atas dasar harga berlaku
menunjukan terdapat tiga sektor ekonomi yang mempunyai peran terbesar dalam
pembentukan PDRB
Kabupaten Banggai.
Berdasarkan peranan
masing-masing menunjukan
sektor pertanian
merupakan sektor dominan
dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Banggai dengan
peranan sebesar 44,61
persen, sedangkan sektor bangunan berada diurutan kedua dengan peranan
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
12
sebesar 12,66 persen, untuk sektor jasa-jasa berada diurutan ketiga dengan
peranan sebesar 11,43 persen. Sektor lainnya yang cukup dominan seperti sektor
perdagangan, hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; industri; dan
keuangan masing-masing mempunyai peranan 8,78 persen;,7,15 persen; 6,53
persen dan 6,07 persen terhadap total PDRB Kabupaten Banggai. Sektor lainnya
memberikan peranan dibawah lima persen.
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banggai tahun 2012 mencapai
16,59 persen lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Sektor
yang mengalami pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan tahun sebelumnya
adalah sektor bangunan yang mencapai pertumbuhan 49,36 persen dan sektor
pertambangan dan penggalian yang mencapai pertumbuhan 35,54 persen,
kenaikannya lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Tingginya
pertumbuhan pada sektor pertambangan dan penggalian disebabkan tingginya
NTB pertambangan khususnya pertambangan non-migas sehingga nilai tambah
bruto pada sektor pertambangan dan penggalian meningkat.
Adapun sektor lainnya seperti sektor pertanian mencapai pertumbuhan
9,43 persen. Sektor industri pengolahan mencapai pertumbuhan 8,06 persen,
sedangkan sektor listrik dan air bersih 15,82 persen. Sektor perdagangan, hotel
dan restoran mencapai pertumbuhan 11,04 persen. Sektor angkutan dan
komunikasi mencapai pertumbuhan 30,65 persen. Sektor keuangan 25,46 persen
dan sektor jasa-jasa pertumbuhannya meningkat sebesar 15,59 persen.
Perkembangan PDRB Perkapita tahun 2012 atas dasar harga berlaku
mencapai 19.376.032 rupiah, sedangkan berdasarkan harga konstan (2000)
mencapai 8.182.389 rupiah. Dilihat dari sisi penggunaan PDRB atas dasar harga
berlaku, sebagian besar PDRB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah
tangga. Pada tahun 2012 pengeluaran konsumsi rumah tangga mencapai
4.012.677 juta rupiah atau menyerap sekitar 61,90 persen dari total PDRB
Kabupaten Banggai. Selain itu, kegiatan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
juga mempunyai kontribusi cukup besar yaitu senilai juta rupiah atau sekitar
17,41.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
13
F. KEADAAN LINGKUNGAN
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian
khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor
perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik
buruknya status derajat kesehatan masyarakat. Menurut Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) bahwa kesehatan lingkungan adalah
suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang
dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang harus
diatasi bersama. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan
indikator-indikator seperti: akses air minum berkualitas, akses terhadap sanitasi
layak, rumah tangga kumuh dan rumah sehat.
1. Sarana dan Akses Air Minum Berkualitas
Salah satu tujuan pembangunan prasarana penyediaan air baku untuk
memastikan komitmen pemerintah terhadap Millenium Development Goals (MDGs)
yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup dengan menurunkan target hingga
setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum
layak dan sanitasi dasar hingga 2015.
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Penyelenggara air minum dapat berasal dari badan usaha milik negara/badan usaha
milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat,
dan/atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum. Syarat-
syarat kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010, diantaranya adalah sebagai berikut :
Parameter mikrobiologi E Coli dan total Bakteri Kolifrom, kadar maksimum
yang di perbolehkan 0 jumlah per 100 ml sampel,
Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna,
Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,
Kesadahan (maks 500 mg/l), pH 6,5-8,5.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
14
Dalam rangka pencapaian target Renstra tentang persentase kualitas air
minum berkualitas dengan salah satu target prioritas adalah persentase kualitas air
minum yang memenuhi syarat kesehatan, dalam hal ini adalah air minum yang
didistribusikan oleh PDAM dengan target tahun 2013 sebesar 95%. Hal tersebut
merupakan salah satu upaya pencegahan terjadinya kemungkinan munculnya
penyakit berbasis air (waterborne disease) karena air merupakan salah satu media
lingkungan yang berperan dalam penyebaran penyakit melalui media pertumbuhan
mikrobiologi serta adanya kemungkinan terlarutnya unsur kimia yang dapat
mengganggu kesehatan manusia.
Sebagai salah satu pengawasan kualitas air minum PDAM, dilakukan uji petik
terhadap kualitas air minum PDAM secara eksternal. Penghitungan dilakukan dengan
membandingkan jumlah sampel air minum yang memenuhi syarat dibanding dengan
jumlah seluruh sampel air minum yang diambil pada jaringan distribusi PDAM.
Persentase hasil pemeriksaan kualitas air minum PDAM yang memenuhi
syarat mikrobiologi di Kabupaten banggai sebesar 95,15%, lebih tinggi dibandingkan
target Renstra tahun 2012. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa di Kabupaten
banggai mempunyai kualitas air minum PDAM yang baik, karena dari jumlah sampel
yang diuji nilainya 100% memenuhi syarat mikrobiologi.
Amanat Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yang
selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum pada Pasal 6 disebutkan bahwa :
1. Air minum yang dihasilkan dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang
digunakan oleh masyarakat pengguna/pelanggan harus memenuhi syarat kualitas
berdasarkan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan,
2. Air minum yang tidak memenuhi syarat kualitas sebagaimana dimaksud pada
Ayat 1 dilarang didistribusikan kepada masyarakat.
Upaya pengawasan kualitas air sebagaimana yang diatur di dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana
Pengawasan Kualitas Air Minum, dilaksanakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
sebagai pengawasan eksternal dan penyelenggara air minum sebagai pengawasan
internal. Selain itu diatur pula mengenai adanya upaya penyampaian informasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
15
tentang data kualitas air minum oleh penyelenggara air minum ke dinas kesehatan
kabupaten/kota serta upaya penyampaian kondisi kualitas air oleh pemerintah
daerah di wilayahnya.
Seiring dengan kemajuan teknologi serta semakin tinggi tingkat kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan terutama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih
untuk minum, sementara itu persediaan air tanah yang selama ini menjadi sumber
utama air minum telah mengalami pencemaran, rumah tangga kini mulai beralih
kepada produk air minum dalam kemasan/isi ulang. Produk ini merupakan salah satu
solusi untuk konsumsi air minum karena produk dapat langsung diminum dan telah
melalui proses produksi. Sementara menurut definisi MDGs air minum kemasan dan
isi ulang tidak termasuk dalam sumber air minum layak. Hal ini dikarenakan air
kemasan tidak dapat dipastikan keberlanjutannya dan sumbernya berasal dari
wilayah lain.
2. Rumah Sehat
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 162 dan 163
mengamanatkan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untu mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pada pasal 163 ayat 2 mengamanatkan bahwa lingkungan sehat antara lain mencakup
lingkungan permukiman.
Untuk menjalankan amanat dari pasal tersebut, maka untuk penyelenggaraan
penyehatan permukiman difokuskan pada peningkatan rumah sehat. Rumah sehat
adalah rumah yang memenuhi kriteria minimal : akses air minum, akses jamban sehat,
lantai, ventilasi, dan pencahayaan (Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999
tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Permenkes Nomor :
1077/PER/V/MENKES/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang
Rumah).
Pencapaian rumah sehat di Kabupaten Banggai sebesar 65,26%, lebih tinggi
jika dibandingkan dengan target nasional yang ditetapkan sebesar 60%. Pada Gambar
2.29, pencapaian tertinggi rumah sehat terdapat di Puskesmas Bonebakal sebesar
97,7%, Puskesmas Teku sebesar 94,9% dan Puskesmas Kampung Baru sebesar 89,3%.
Capaian terendah rumah sehat terdapat di Puskesmas Balantak sebesar 39,6%,
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
16
Puskesmas Saiti sebesar 46,5% dan Puskesmas Nuhon sebesar 50,2%.
Gambar 3. Persentase Pencapaian Rumah Sehat di Kabupaten Banggai Tahun 2013
Salah satu strategi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan rumah sehat
adalah memperkuat jejaring penyehatan permukiman hingga tingkat daerah (provinsi
dan kabupaten/kota) bekerja sama dengan tim penggerak Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga (PKK). Kader PKK tersebut dapat diberdayakan sebagai kader
kesehatan lingkungan yang menilai rumah dengan instrument kartu rumah.
3. Tempat – Tempat Umum Sehat
Tempat-tempat umum (TTU) merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh
orang banyak ,dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. TTU
meliputi hotel, restoran, bioskop, pasar, terminal dan lain-lain. TTU sehat adalah
tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas
lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung, dan memiliki
pencahayaan ruang yang sesuai.
Selama tahun 2013 dari 42 fasilitas TTU yang dilaporkan sebanyak 100 %
telah dilakukan pemeriksaan dan 100 % yang memenuhi syarat (sehat). Jenis TTU
yang dimaksud adalah Hotel, dan sarana kesehatan. Serta untuk tempat pengelolaan
makanan (TPM) yang diperiksa berupa usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasa
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
17
boga atau katering, rumah makan/restoran , depot air minum, kantin dan makanan
jajanan sebanyak 316 TPM yang telah diperiksa yang memenuhi syarat adalah 261
TPM (82,59 %) sedangkan yang tidak memenuhi syarat higiene sanitasi 55 TPM (17,41
%). (Persentase TTU dan TPM yang memenuhi syarat kesehatan dan higiene
sanitasi dapat dilihat pada lampiran tabel 64 dan 65).
4. Akses Terhadap Air Bersih
Sumber air bersih yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air
ledeng, sumur pompa tangan (SPT), sumur gali, penampungan air hujan, air kemasan,
dan lainnya. Hasil pemeriksaan di beberapa Puskesmas pada tahun 2013 terhadap
91.772 keluarga, persentase keluarga yang memiliki air bersih jenis kemasan sebesar
0.1 %, ledeng sebesar 37,6 %, SPT sebesar 0,2 %, SGL sebesar 5,2 %, (PAH, Kemasan
dan Lainnya masing-masing 104,2 %). tahun 2012 terhadap 91.772 keluarga,
persentase keluarga yang memiliki air bersih jenis kemasan sebesar 0.1 %, ledeng
sebesar 37,6 %, SPT sebesar 0,2 %, SGL sebesar 5,2 %, (PAH, Kemasan dan Lainnya
masing-masing 104,2 %). Tahun 2011 sebanyak 90.104 Keluarga, persentase keluarga
yang memiliki air bersih jenis kemasan sebesar 2.7 %, ledeng sebesar 25,7 %, SPT
sebesar 0,5 %, SGL sebesar 7,4%, (PAH, Kemasan dan Lainnya masing-masing 4,8 %).
Data tahun 2010 dengan jumlah keluarga sebesar 90.474 Keluarga, yang diperiksa
Sarana Air Bersih (SAB) sebanyak 56.108 Keluarga (62 %), persentase keluarga yang
memiliki air bersih jenis ledeng sebesar 39 %, SPT sebesar 12,8 %, SGL sebesar 48,2%,
(PAH, Kemasan dan Lainnya masing-masing 0,2 %). Pada tahun 2009 dengan jumlah
keluarga sebesar 56.505 Keluarga, yang diperiksa Sarana Air Bersih (SAB) sebanyak
56.505 Keluarga (100 %), persentase keluarga yang memiliki sarana air bersih jenis
ledeng sebesar 41,6 %, SPT sebesar 14,8 %, SGL sebesar 43,5%, (PAH, Kemasan dan
Lainnya masing-masing 0,2 %).(Persentase keluarga yang memiliki akses air bersih
dapat dilihat pada lampiran tabel 64).
Berdasarkan Data Riskesdas tahun 2007 (community based), Penggunaan
air kemasan di rumah tangga mengalami peningkatan hampir 3 kali lipat
dibanding tahun 2004, yaitu dari 2,6% menjadi 7,0%, terutama di perkotaan dan
kelompok masyarakat kaya. Penggunaan air perpipaan mengalami penurunan,
dari 17,8% pada tahun 2004 menjadi hanya 16,8%. Dengan demikian pencapaian
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
18
target MDG’s tahun 2015 sebesar 57,4%, akan mengalami kesulitan.
4. Rumah Tangga Menurut Sarana Jamban Keluarga
Sistem pembuangan kotoran manusia sangat erat kaitannya dengan kondisi
lingkungan dan resiko penularan penyakit, khususnya penyakit saluran
pencernaan.Klasifikasi sarana pembuangan kotoran dilakukan berdasarkan atas
tingkat resiko pencemaran yang ditimbulkan.Dalam hal ini system pembuangan
kotoran manusia dibedakan dalam 4 (empat) jenis sarana yaitu leher angsa,
plengsengan, cemplung/cubluk, dan lain-lain.
Di Kabupaten Banggai tahun 2013 dengan jumlah Keluarga sebesar 88.484
KK, yang diperiksa Sarana Jamban Keluarga sebanyak 82.601 Kepala Keluarga, dan
yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 39.908 KK (88,3%). Tahun 2012 dengan
jumlah Keluarga sebesar 88.484 KK, yang diperiksa Sarana Jamban Keluarga sebanyak
82.601 Kepala Keluarga, dan yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 39.908 KK
(88,3%). Tahun 2011 dari 90.104 Kepala Keluarga (KK) sebanyak 55.190 Kepala
Keluarga yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 39.908 KK (72,3%). Tahun 2010
dengan jumlah Keluarga sebesar 90.474 KK, yang diperiksa Sarana Jamban Keluarga
sebanyak 55.880 Kepala Keluarga.69 % Kepala Keluarga memiliki Jamban, dan yang
memenuhi syarat kesehatan sebesar 26.691 KK (69,3%). Tahun 2009 dengan jumlah
Keluarga sebesar 80.877 KK, yang diperiksa Sarana Jamban Keluarga sebanyak 50.046
Kepala Keluarga. 100 % Kepala Keluarga memiliki Jamban, dan yang memenuhi syarat
kesehatan sebesar 28.241 KK (56,43%). Tahun 2008 dari 49.146 Kepala Keluarga (KK)
diperiksa 100 % memiliki jamban yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 26.691
KK (54,31%). (Persentase keluarga yang memiliki Sarana Sanitasi Dasar
(Jamban,Tempat Sampah,SPAL) dapat dilihat pada lampiran tabel 66)
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007 (community based), Data Sarana
Jamban Keluarga meliputi pemanfaatan dan jenis Sarana Jamban Keluarga. Secara
nasional penggunaan jamban sendiri tidak mengalami peningkatan, yaitu tahun 2004
sebesar 60,4% dan 60,6% tahun 2007, tetapi di Propinsi Sulawesi Tengah
persentase penggunaan jamban sendiri masih relatif rendah, hanya 45,4%. Jumlah
rumah tangga di Kabupaten Banggai yang tidak menggunakan jamban untuk BAB 41.6
% masih di atas angka nasional (21,9%).
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
19
G. PERILAKU MASYARAKAT
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh
terhadap derajat kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yaitu persentase
Rumah tangga ber perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Kawasan Tanpa Rokok,
persentase Posyandu Purnama dan Mandiri serta Poskesdes.
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Keluarga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat, karena dalam keluarga terjadi komunikasi dan interaksi antara anggota
keluarga yang menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan perilaku.
Pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini dalam keluarga dapat
menciptakan keluarga yang sehat dan aktif dalam setiap upaya kesehatan di
masyarakat. Dalam upaya meningkatkan kesehatan anggota keluarga, Pusat Promosi
Kesehatan Kemenkes berupaya meningkatkan persentase rumah tangga ber-PHBS.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Untuk mencapai rumah
tangga ber-PHBS, terdapat 10 perilaku hidup bersih dan sehat yang dipantau, yaitu:
(1) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberi ASI ekslusif, (3)
menimbang balita setiap bulan, (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberantas jentik
di rumah sekali seminggu, (8) makan buah dan sayur setiap hari, (9) melakukan
aktivitas fisik setiap hari, dan (10) tidak merokok di dalam rumah.
Klasifikasi PHBS ditentukan berdasarkan nilai prilaku dan lingkungan sehat
tiap keluarga dengan ketentuan sebagai berikut : (1). Sehat 1 yaitu bila keluarga
berperilaku positif kurang dari 25 % dari jumlah seluruh indikator PHBS, (2). Sehat 2
yaitu bila keluarga berperilaku positif 25 % - 49 % dari jumlah seluruh indikator PHBS,
(3). Sehat 3 yaitu bila keluarga berperilaku positif 50 % - 74 % dari jumlah seluruh
indikator PHBS, (4). Sehat 4 yaitu bila keluarga berperilaku positif lebih dari 75% dari
jumlah seluruh indikator PHBS.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
20
Gambar 4. Jumlah Rumah Tangga Ber-PHBS Di Kab. Banggai Tahun 2009-2013
Tahun 2013 di Kabupaten Banggai, rumah tangga ber-PHBS sebesar 421
Rumah tangga (45,5%) dari 1.245 Rumah tangga yang dipantau. Tahun 2012 di
Kabupaten Banggai, rumah tangga ber-PHBS sebesar 421 Rumah tangga (40,33%) dari
1.044 Rumah tangga yang dipantau . Tahun 2011,rumah tangga ber-PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) sebesar 11.339 Rumah tangga (44,2%) dari 25.679 Rumah
tangga yang dipantau. Tahun 2010 di Kabupaten Banggai, rumah tangga ber-PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sebesar 17.689 Rumah tangga (57%) dari 31.015
rumah tangga dipantau. Sedangkan pada tahun 2009 di Kabupaten Banggai, rumah
tangga ber-PHBS (Perilaku H idup Bersih dan Sehat) sebesar 15.680 Rumah tangga
(52,9%) dari 29.650 rumah tangga dipantau , tahun 2008 rumah tangga berPHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sebesar 52,7 % dari 27.149 rumah tangga dipantau.
(Gambaran secara rinci selama tahun 2013 dapat dilihat pada lampiran tabel
58)
2. Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area yang dinyatakan
dilarang untuk melakukan kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi dan atau
penggunaan rokok. Penetapan KTR merupakan upaya perlindungan untuk masyarakat
terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap
rokok. KTR merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa baik individu,
masyarakat, parlemen, maupun pemerintah, untuk melindungi generasi sekarang
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
21
maupun yang akan datang. Komitmen bersama dari lintas sektor dan berbagai elemen
akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan KTR. Ruang lingkup KTR meliputi,
tempat-tempat umum, tempat kerja tertutup, sarana kesehatan, tempat proses belajar
mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah, dan angkutan umum.
Pemerintah telah menetapkan/mengupayakan kebijakan Kawasan Tanpa
Rokok untuk melindungi seluruh masyarakat dari bahaya asap rokok melalui Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 115 ayat 1 dan Pemerintah
Daerah wajib menetapkan dan menerapkan KTR di wilayahnya sesuai Pasal 115 ayat
2, serta Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor
188/Menkes/PB/I/2011 dan Nomor 7 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kawasan Tanpa Rokok, dikuatkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun
2012 tentang Pengamanan Bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan. Pada tahun 2011 sudah ada 21 provinsi di wilayah
kerjanya yang memiliki peraturan perundang-undangan tentang pencegahan dan
penanggulangan dampak merokok terhadap kesehatan (Surat
Edaran/Instruksi/SK/Peraturan Gubernur/ Perda/ Perwali/Perbub). Sedangkan
pada tahun 2012 bertambah menjadi 27 provinsi di wilayah kerjanya yang memiliki
peraturan perundang-undangan tentang pencegahan dan penanggulangan dampak
merokok terhadap kesehatan. Selain itu jumlah kabupaten/kota yang memiliki
peraturan perundang-undangan tentang pencegahan dan penanggulangan dampak
merokok terhadap kesehatan (surat Edaran/Instruksi/ SK/ Peraturan
Gubernur/Perda/Perwali/Perbub) pada tahun 2011, sebanyak 50 kab/kota, dan
bertambah pada tahun 2012 menjadi 85 kab/kota. Termasuk Kabupaten banggai
sesuai dengan keputusan nomor : 440 / 875 / Dinkes / 2012 tentang Kawasan Tanpa
Rokok (KTR) di Kabupaten Banggai.
3. Posyandu Purnama dan Mandiri
Peran serta masyarakat akan sangat menentukan keberhasilan,kemandirian
dan kesinambungan pembangunan kesehatan. Dalam bidang kesehatan, bentuk peran
serta masyarakat adalah dikembangkannya UKBM (Usaha Kesehatan Berbasis
Masyarakat). Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal.
Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri merupakan indikator prilaku hidup
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
22
masyarakat dalam pencapaian Indonesia Sehat , dimana targetnya adalah 40 %.
Kabupaten Banggai persentase posyandu menurut stratanya tahun 2013
jumlah posyandu yang ada sebanyak 297 posyandu dengan stratifikasi yaitu Posyandu
Pratama (44,1%), Posyandu Madya (43,1 %), Posyandu Purnama (11,45 %), dan
1,35% Posyandu Mandiri. Empat (4) posyandu dengan tingkat strata mandiri yaitu di
Puskesmas Batui dan Sinorang. Jumlah Posyandu terbanyak terdapat di wilayah kerja
Puskesmas Pagimana yaitu 36 posyandu. Serta posyandu aktif tahun 2013 sebesar
12,79 % dan untuk menentukan posyandu dikatakan aktif apabila Posyandu sudah
dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata kader
sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatannya lebih dari 50%, mampu
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan
dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang kepesertaannya kurang atau lebih
dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu (Posyandu Purnama dan Mandiri) .
Tahun 2012 jumlah posyandu yang ada sebanyak 381 posyandu dengan
stratifikasi yaitu 36,22 % Posyandu Pratama, 42,26 % Madya, 20,21 % Purnama, dan
1,31 Posyandu Mandiri. Tahun 2011 Jumlah posyandu yang ada adalah 392 posyandu
dengan stratifikasi yaitu 34,69 % Posyandu Pratama, 55.87 % Madya, 9.44 % Purnama.
Tahun 2010 Jumlah posyandu yang ada sebanyak 355 posyandu dengan stratifikasi
yaitu 51,4 % Posyandu Pratama, 26,7 % Madya, 20,5 % Purnama, dan 1,1 % Mandiri
(Persentase Posyandu menurut Strata di Kabupaten Banggai tahun 2013 dapat
dilihat pada lampiran tabel 70).
Gambar 5. Proporsi Posyandu Menurut Strata Kab.Banggai Tahun 2013
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
23
4. Pos Kesehatan Desa (POSKESDES)
Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) adalah upaya kesehatan bersumber
masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan terutama untuk (1).Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap
penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
KLB, dan faktor-faktor resikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang
beresiko, (2). Penanggulangan penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB, serta faktor-faktor resiko (termasuk kurang gizi),
(3).Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan,
(4). Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.
Poskesdes adalah salah satu bentuk UKM yang dimiliki oleh desa siaga yaitu
desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan serta
kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kegawat-daruratan kesehatan secara mandiri. Data yang dilaporkan oleh Seksi
promosi Kesehatan, Jumlah desa siaga di Kabupaten Banggai adalah sebanyak 305
desa, dari 339 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Banggai. Selama kurun waktu
2007 – 2013 Desa siaga yang sudah terlatih sebanyak 305 ini berarti bahwa pada
tahun 2013 sebagian besar desa di Kabupaten Banggai sudah menjadi desa siaga,
dengan jumlah kader yang terlatih 610 orang, 2 (dua) orang kader disetiap desa siaga.
Jumlah tokoh masyarakat yang dilatih 305 orang (disetiap desa 1 orang TOMA), Untuk
pengurus forum desa siaga yang telah dilatih sebanyak 305 orang disetiap desa.
(Rincian jumlah desa siaga menurut kecamatan disajikan secara rinci pada
lampiran tabel 72)
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
24
Derajat kesehatan masyarakat dinilai dengan menggunakan beberapa
indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status gizi dan
morbiditas (kesakitan). Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Indonesia
digambarkan melalui Angka Mortalitas; terdiri atas angka kematian neonatal, Angka
Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA), Indeks Pembangunan
Manusia termasuk angka harapan hidup, Angka Morbiditas; angka kesakitan beberapa
penyakit balita dan dewasa.
Selain dipengaruhi oleh faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan
ketersediaan sumber daya kesehatan, derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi
oleh faktor lain seperti faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, serta faktor lain
yang kondisinya telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
A. MORTALITAS
Mortalitas adalah kejadian kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat
tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun
sebab lainnya. Mortalitas yang disajikan pada bab ini yaitu angka kematian neonatal,
angka kematian bayi, dan angka kematian balita serta kematian yang disebabkan oleh
penyakit dan bencana.
1. Angka Kematian Neonatal (AKN)
Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah penduduk yang meninggal satu
bulan pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran
hidup pada tahun yang sama. Kematian neonatal menyumbang lebih dari setengahnya
kematian bayi (59,4%), jika dibandingkan dengan angka kematian balita, kematian
neonatal menyumbangkan 47,5%. Hal ini dapat terlihat dari jumlah kematian neonatal
di Kabupaten Banggai sebesar 39 Kematian neonatal dan menyumbang lebih dari
setengah kematian bayi (79,6%).
Puskesmas dengan Jumlah AKN tertinggi yaitu Puskesmas Pagimana sebesar 9
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
25
kematian Neonatal, Puskesmas Sinorang sebesar 6 kematian neonatal, Puskesmas
Toili II sebesar 5 kematian neonatal, Puskesmas Kampung Baru sebesar 4 Kematian
neonatal, Puskesmas Bunta dan Bualemo masing-masing sebesar 3 kematian neonatal,
Puskesmas Nuhon sebesar 2 kematian neonatal , Puskesmas Saiti, Simpang Raya,
Toima, Balantak, Batui, dan Toili I masing-masing sebesar 1 kematian neonatal. Grafik
6 berikut ini menggambarkan Jumlah Kematian Neonatal Tahun 2013 di Kabupaten
Banggai menurut Puskesmas.
Gambar 6. Jumlah Kematian Neonatal Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai
Tahun 2013
2. Angka Kematian Bayi (AKB)
Infant mortality rate (IMR) atau angka kematian bayi (AKB) adalah banyaknya bayi
yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran
hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap
kesakitan maupun kematian. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi
tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang
dominan. Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui
survei, karena sebagaian besar kematian terjadi dirumah, namun data kematian pada
fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
26
Gambar 7. Angka Kematian Bayi (per 1.000 kelahiran hidup) Kabupaten Banggai Tahun 2008 S/D 2013
Angka kematian bayi Kabupaten Banggai berdasarkan laporan Seksi Kesehatan
Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Kab.Banggai, selang waktu enam
tahun terakhir: tahun 2008 ; 15, tahun 2009 ; 13, tahun 2010 ; 7, tahun 2011 ;8, tahun
2012 ; 7, dan tahun 2013 ; 8, per 1000 kelahiran hidup. AKB cenderung
memperlihatkan trend yg menurun, sebagai dampak dari hasil pelaksanaan
pembangunan di segala bidang termasuk pemerataaan pelayanan kesehatan sampai
ke daerah-daerah terpencil, pemukiman baru dan daerah perbatasan serta ditunjang
dengan program penempatan bidan di desa yang dimulai sejak tahun 1990, penurunan
AKI Kabupaten Banggai tahun 2013 dimungkinkan juga masih ada data yang belum
terlaporkan (under reported) baik itu dari bidan desa atau petugas kesehatan yang ada
di Puskesmas Pustu dan Polindes, serta belum adanya pelaporan kematian bayi dari
Rumah Sakit, dan Klinik bersalin.
Angka Kematian bayi Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2010 berdasarkan data
dari program KIA (Bidang Pelayanan Kesehatan) dilaporkan sebesar 8,5 per 1000 KH
(Facility Based) dengan jumlah kematian 403 bayi, angka ini jauh lebih rendah dari
survey SDKI (community based) tahun 2007 untuk Sulawesi Tengah dengan angka
estimasi sebesar 60 per 1000 kelahiran hidup dan diperkirakan bahwa tahun 2010
AKB di Sulawesi Tengah akan turun menjadi 41 per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah
kematian bayi dapat dilihat penyebarannya per Puskesmas pada gambar 8 berikut
:
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
27
Gambar 8. Jumlah Kematian Bayi Menurut Puskesmas
Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
Gambar 8 diatas menunjukkan bahwa dari 5.939 kelahiran hidup, jumlah
kematian bayi sebanyak 49 bayi. Jumlah tertinggi berada diwilayah kerja Puskesmas
Pagimana (11 bayi) dan diwilayah kerja Puskesmas Bunta dan Puskesmas Kampung
Baru (4 Bayi), Puskesmas Saiti dan Puskesmas Bualemo (3 Bayi) , Puskesmas Nuhon,
Puskesmas Simpang Raya dan Puskesmas Balantak (2 Bayi), sedangkan Puskesmas
Lobu, Tikupon, Teku, Tongke, Mantok, Tangeban, Hunduhon dan Luwuk tidak ada
kasus kematian bayi yang dilaporkan. Jumlah kematian bayi tahun 2013 sebesar 49
bayi (5.939 kelahiran hidup), tahun 2012 sebesar 46 bayi (6.080 kelahiran hidup),
tahun 2011 sebesar 47 bayi (5.796 kelahiran hidup), tahun 2010 sebesar 41 bayi
(6.223 kelahiran hidup), tahun 2009 sebesar 82 bayi (6.540 kelahiran hidup), dan
tahun 2008 sebesar 86 bayi (5.682 kelahiran hidup).
AKB mengalami penurunan namun dari tahun sebelumnya ,karena banyak
faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi, tidak mudah untuk menemukan faktor
yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan
pelayanan kesehatan dan tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat
untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang
kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB.
Menurunnya AKB dalam beberapa kurun waktu terakhir memberi gambaran adanya
peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
28
Beberapa faktor berpengaruh terhadap peningkatan angka kematian bayi
termasuk seperti di dalamnya status sosial, ekonomi, lingkungan dan faktor biologis.
Faktor sosial ekonomi misalnya tempat tinggal, pendidikan ibu dan indeks
kesejahteraan ibu. Faktor biologis yaitu jenis kelamin anak, usia ibu, paritas dan
interval kelahiran. Beberapa variabel lain seperti berat waktu lahir, pemeriksaan
antenatal dan penolong persalinan juga dipertimbangkan pengaruhnya, yang untuk
tahap lanjutan perlu dilakukan studi lebih dalam. Sebagai contoh, anak-anak yang
dilahirkan ibu yang tinggal di kota mempunyai angka kematian yang lebih rendah
dibandingkan dengan anak yang dilahirkan ibu yang tinggal di daerah rural, hal ini
mungkin berhubungan dengan ketersediaan fasilitas dan praktek “ health seeking ”
masyarakat yang tinggal di perkotaan.
Komitmen untuk terus melakukan upaya percepatan penurunan AKB secara
nasional tetap diperlukan. Bayi sangat rentan terhadap keadaan kesehatan dan
kesejahteraan yang buruk; karena itu AKB merefleksikan derajat kesehatan
masyarakat yang sekaligus juga mencerminkan umur harapan hidup pada saat lahir.
Upaya percepatan penurunan AKB memperhatikan kondisi yang mempengaruhi AKB,
antara lain lokasi geografis, taraf sosio ekonomi masyarakat serta perilaku hidup
sehat. Berdasarkan Riskesdas 2007, secara nasional proporsi kematian bayi pada
kelompok umur di bawah 1 tahun di daerah pedesaan lebih besar dari perkotaan, yaitu
11% di pedesaan dan 6,3% di perkotaan.
Strategi percepatan penurunan AKB mencakup:
1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pe-layanan kesehatan yang
berkualitas baik diting-kat dasar maupun rujukan, terutama bagi bayi dan
balita dengan menggunakan intervensi yang telah terbukti menurunkan AKB:
a. Tatalaksana penanganan asfiksia (bayi lahir tidak bisa menangis spontan)
dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
b. Kunjungan neonatal secara berkala.
c. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
d. Pelayanan Emergensi.
2. Menggerakkan dan mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan
masyarakat luas untuk hidup sehat.
3. Menggerakkan penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
29
4. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan anak.
3. Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka kematian balita adalah (AKABA) jumlah anak yang meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Gambar
9 memperlihatkan kecenderungan penurunan AKABA cukup tajam antara tahun 2008
sampai 2013 yaitu dari 98 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 49 per 1.000 kelahiran
hidup. Berbagai faktor dapat menyebabkan adanya penurunan AKABA diantaranya
dukungan peningkatan akses pelayanan kesehatan meliputi peningkatan akses balita
terhadap pelayanan kesehatan dan peningkatan cakupan imunisasi dasar
(sehubungan proporsi kematian balita sebagian besar merupakan kematian neonatal
dan kematian bayi).
Gambar 9. Angka Kematian Balita (Per 1.000 Kelahiran Hidup) Kabupaten
Banggai Tahun 2008 S/D 2013
Untuk akses percepatan penurunan diperlukan peningkatan akses balita
terhadap sanitasi, air bersih, dan penanganan segera terhadap gejala penyakit.
Sementara berdasarkan Riskesdas 2010 menujukan cakupan balita diare mendapat
oralit hanya 35%, cakupan balita demam ke fasilitas kesehatan sebesar 56%, dan
cakupan balita mendapat pengobatan malaria hanya 22%. Millenium Development
Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKABA, sangat tinggi dengan nilai > 140 per
1.000 kelahiran hidup, tinggi dengan nilai 71-140 per 1.000 kelahiran hidup, sedang
dengan nilai 20-70 per 1.000 kelahiran hidup, dan rendah dengan nilai < 20 per 1.000
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
30
kelahiran hidup. Berdasarkan kategori tersebut, maka secara nasional Kabupaten
Banggai masuk dalam kategori AKABA sedang.
4. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dari
derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal
dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan
kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan
pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan
pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor
kesehatan.
Angka kematian ibu (AKI) dengan angka kematian bayi (AKB) senantiasa
menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. Untuk
mengantisipasi masalah ini maka diperlukan terobosan-terobosan dengan
mengurangi peran dukun dan meningkatkan peran Bidan. Harapan kita agar Bidan di
Desa benar-benar sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI
(MMR).
Gambar 10. Angka Kematian Ibu (Per 100.000 Kelahiran Hidup) Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
31
Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana melaporkan di Kabupaten
Banggai tahun 2013, jumlah kematian Maternal (jumlah kematian ibu hamil, jumlah
kematian ibu bersalin, dan jumlah kematian ibu nifas) adalah 13 kematian dari 5.939
kelahiran hidup. Berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
2007 Angka Kematian Ibu Maternal atau Maternal Mortality Ratio (MMR) di Indonesia
sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun penyebab terbesar kematian ibu di
Kabupaten Banggai tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 11 berikut ini :
Gambar 11. Penyebab Kematian Terbesar Pada Ibu Di Kab. Banggai Tahun 2013
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai memprioritaskan upaya kesehatan ibu
dan penurunan AKI searah dengan kebijakan Kementrian Kesehatan menurunkan AKI
dan mendekatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas kepada
masyarakat untuk mewujudkan 3 pesan kunci untuk persalinan yang sehat (Making
Pregnancy Safer):
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secara memadai
3. Setiap perempuan usia subur memiliki akses terhadap pencegahan kehamilan
yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi abortus yang tidak aman.
5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks yang mengukur
pencapaian keseluruhan suatu negara yang direpresentasikan tiga dimensi
pembangunan manusia yaitu indeks kesehatan; panjang umur dan menjalani hidup
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
32
sehat yang diukur dari angka harapan hidup waktu lahir, indeks pendidikan; diukur
dari tingkat kemampuan baca tulis seseorang dan rata-rata lama sekolah, serta indeks
daya beli; memiliki standar hidup yang layak diukur dengan pengeluaran riil per
kapita.
Dengan melihat perkembangan angka IPM tiap tahun, tampaknya kemajuan
yang dicapai Kabupaten
Banggai dalam
pembangunan manusia tidak
terlalu signifikan. Angka IPM
Kabupaten Banggai hanya
mengalami sedikit
peningkatan dari 71,84 pada
tahun 2011 menjadi 72,37
pada tahun 2012. Lambatnya
kenaikan IPM ini dapat
dipahami, mengingat
dampak dari investasi di
sektor kesehatan dan
pendidikan khususnya terhadap peningkatan indikator penyusun IPM tidak terlihat
secara nyata dalam jangka pendek. IPM dikategorikan menjadi 3, yaitu IPM tinggi (IPM
≥ 80), IPM sedang (IPM 50-79,99), dan IPM rendah (IPM <50). Berdasarkan kategori
tersebut keadaan IPM di Kabupaten Banggai tahun 2012 yaitu berada pada kategori
IPM sedang.
6. Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan
meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Selain itu, AHH juga menjadi salah
satu indikator yang digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan Manusia
(IPM). AHH yaitu rata-rata jumlah tahun yang akan dijalani seseorang sejak orang
tersebut lahir.
Umur harapan hidup di Kabupaten Banggai cenderung meningkat dari tahun
ke tahun, hal ini seiring dengan asumsi kecenderungan angka kematian bayi yang
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
33
menurun serta perubahan komposisi penduduk ( penurunan kelompok umur usia
muda dan peningkatan kelompok umur usia tua ) pada tahun 1999 umur harapan
hidup rata-rata 61,6 tahun tdan meningkat pada tahun 2000 menjadi 63,2 tahun dan
meningkat lagi pada tahun 2007 berdasarkan data BPS menjadi 66,7 dan tahun 2010
menjadi 68,3 tahun . Gambar 12 menunjukkan perubahan AHH tahun 2006 sampai
tahun 2010.
Gambar 12. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir Di Kab.Banggai Tahun
1999-2010
B. MORBIDITAS
Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden maupun angka
prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam
suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian
terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Angka Kesakitan penduduk diperoleh dari data yang berasal dari masyarakat
(community based data) yang dapat diperoleh dengan melalui studi morbiditas dan
hasil pengumpulan data baik di Dinas Kesehatan Kabupaten, Puskesmas, Rumah Sakit
maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya (Facility based data) yang diperoleh
melalui sistem pencatatan dan pelaporan.
Sepuluh Jenis Penyakit terbesar di Kabupaten Banggai tahun 2013 berdasarkan
laporan SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas) dapat dilihat
pada tabel 3 berikut :
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
34
Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kab. Banggai Tahun 2002 S/D 2013
Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa penyakit terbesar di Kabupaten Banggai
Tahun 2013 adalah ISPA sebesar 34.595 kasus (38,9 %) . Sama seperti tahun-tahun
sebelumnya Penyakit ISPA menempati urutan pertama yaitu pada tahun 2008: 39 %,
tahun 2009: 43 %, tahun 2010: 46 %, tahun 2011: 35,3 %, dan tahun 2012 : 35,6 %.
Sepuluh besar penyakit di Kabupaten Banggai tahun 2013 berdasarkan Sistem
Surveilans Terpadu (SST) beberapa penyakit terpilih (10 jenis penyakit) dapat dilihat
pada gambar 13 berikut :
Gambar 13. Sepuluh Besar Penyakit Berdasarkan SST Kabupaten Banggai
Tahun 2013
1. PENYAKIT BERSUMBER PADA BINATANG
Beberapa penyakit dapat menular melalui binatang yang biasa disebut penyakit
bersumber binatang. Penyakit bersumber binatang di antaranya adalah Malaria,
NO JENIS PENYAKIT KASUS BARU %
1 ISPA 34,595 38.9
2 GASTRITIS (Maag) 16,345 18.4
3 HIPERTENSI 9,549 10.8
4 PENYAIT TULANG SENDI 6,786 7.6
5 DIARE 5,535 6.2
6 PENYAKIT KULIT ALERGI 4,890 5.5
7 PENYAKIT KULIT INFEKSI 3,613 4.1
8 MALARIA KLINIS 3,298 3.7
9 KECELAKAAN (RUDAPAKSA) 2,434 2.7
10 ASMA 1,780 2.0
88,825 100.0SUM BER : SEKSI INFORM ASI,LITBANG DAN DIKLAT KESEHATAN
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
35
Demam Berdarah Dengue (DBD), Filariasis, Chikungunya, dan Rabies. Penyakit
tersebut dapat mengakibatkan kerugian secara ekonomi bahkan beberapa
menyebabkan kematian.
a. Penyakit Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya
pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Millenium Development Goals
(MDGs). Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk
malaria (Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang baik laki-laki
ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak dan orang
dewasa.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan stratifikasi endemisitas
malaria suatu wilayah di Indonesia menjadi 4 strata yaitu :
a. Endemis Tinggi bila API >5 per 1.000 penduduk.
b. Endemis Sedang bila API berkisar antara 1 - 5 per 1.000 penduduk.
c. Endemis Rendah bila API 0 - 1 per 1.000 penduduki.
d. Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan malaria (Daerah
pembebasan malaria) atau API = 0.
Dari data yang dilaporkan diperoleh gambaran peta endemisitas malaria
sebagai berikut ini :
Gambar 14. Peta Stratifikasi Malaria Berdasarkan Annual Parasit Incidence (API) Tahun 2013
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
36
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2013,
menunjukkan kasus malaria positif sejumlah 2.277 kasus (API = 6,8o/oo) dengan
angka kesakitan (AMI) sampai desember 2013, adalah 40,1 kasus per 1000
penduduk, terjadi peningkatan bila dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 40,1
per 1000 penduduk. Angka Kesakitan Malaria tahun 2006 – 2013 dapat dilihat
pada gambar 15.
Gambar 15. Angka Kesakitan Malaria (Per 1.000 Penduduk / Permil )
Kabupaten Banggai Tahun 2008 s/d 2013
Tahun 2013 penderita Malaria Klinis di Kabupaten Banggai sebesar
13.802 penderita dan positif malaria sebesar 16,5 % dan diobati sebesar 100 %.
Jumlah penderita Malaria Klinis tertinggi berada diwilayah kerja Puskesmas Toili
II sebesar 3.226 penderita dan positif malaria sebesar 146 penderita.
(Persentase Penderita Malaria Yang Diobati menurut Puskesmas disajikan
secara rinci pada lampiran tabel 11).
b. Demam Berdarah Dengue ( DBD )
Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus
dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari
genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah
vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat
membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi
virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari,
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
37
nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke
manusia sehat yang digigitnya. Penyakit Demam berdarah dengue mulai
menjangkiti Indonesia sejak tahun 1968, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk
aedes aegypti dan aedes albopictus ini kerap menimbulkan kepanikan
dimasyarakat karena penyebarannya yang cepat dan potensinya yang
menyebabkan kematian.
Penyakit Demam Berdarah pada umumnya menyerang anak di bawah
umur 15 tahun, akan tetapi juga dapat menyerang orang dewasa. Selain faktor
nyamuk penular serta keganasan virus yang terus berevolusi seiring dengan
perubahan iklim (pemanasan global), serta keterlambatan mencari pengobatan
dan kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan, menyebabkan kasus
(Incidence Rate) penyakit DBD ini masih muncul dari tahun ke tahun.
Target atau sasaran pengendalian DBD adalah menjaga Case Fatality Rate
di bawah 1% dengan menurunkan Incidence Rate dan Case Fatality Rate.
Upaya pemberantasan penyakit DBD mencakup langkah-langkah pencegahan
dan penemuan kasus yang dapat secara efektif mengendalikan penyakit ini, yang
meliputi:
a) Upaya pencegahan yang memiliki peran penting dalam pemberantasan DBD :
1. Gerakan 3M Plus : Menguras, dan Menutup tempat penampungan air serta
Mengubur barang-barang bekas, ditambah dengan menghindari gigitan
nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk dan kelambu dan
menaburkan bubuk abate.
2. Memberantas sarang nyamuk.
3. Melakukan pemeriksaan jentik secara ber-kala, baik secara mandiri
maupun oleh Ju-mantik.
4. Memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan (fogging) secara
periodik.
5. Menghilangkan genangan air
6. Menggalakkan perilaku hidup sehat dan bersih.
b) Upaya penemuan kasus DBD dan pemberian pengobatan bagi penderita DBD
yang dirawat di RS rujukan, dan disarana pelayanan kesehatan lain untuk
menerima kartu Jamkesmas.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
38
c) Meningkatkan ketatalaksana kasus dan pelayanan kesehatan melaui
pembentukan tim penanggulangan saat wabah KLB, penerapan sistem
monitoring dan pengembangan Rapid Diagonostic Test untuk deteksi dini
kasus DBD
d) Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dan pemerintah
daerah untuk melakukan upaya pencegahan dan pember-antasan DBD
e) Penerapan COMBI (communication for behavioral impact) atau komunikasi
perubahan perilaku)sebuah metode baru, dalam pro-gram PSN DBD baik di
pusat maupun daerah, suatu metode pendekatan PSN yang bersifat spesifik
di suatu wilayah dan dengan cara PSN yang tepat (local area spesific), lebih
mengoptimalkan kerjasama lintas sektor dan didukung data (evidence base)
terutama data sosial budaya. Pelaksanaan COMBI telah di-laksanakan di
Jakarta Timur(2005), Mojokerto (2006), Padang (2007), dan Yogyakarta
(2007). Sedang dalam pelaksanaan diSurabaya, Semarang, Bandung,
KabupatenTangerang dan Jakarta Selatan (2008).
Keberhasilan pengendalian penyakit DBD ditujukan keberhasilan oleh
persentase jumlah kasus yang ditangani. Berdasarkan laporan program tahun
2013, kasus DBD di Kab. Banggai 51 orang/kasus dengan persebaran sebagai
berikut :
a. Karakteristik Orang
Distribusi menurut golongan umur penderita :
1) < 1 tahun : 6 penderita
2) 1 – 4 tahun : 13 penderita
3) 5 – 9 tahun : 18 penderita
4) 10 – 14 tahun : 9 penderita
5) > 15 tahun : 6 penderita
Berdasarkan golongan umur menunjukkan kelompok umur tertinggi adalah
golongan umur 5 - 9 tahun.
b. Karakteristik tempat
Penyebaran penderita berdasarkan wilayah kerja puskesmas adalah sebagai
berikut: Puskesmas Kampung baru : 27 kasus , Puskesmas Luwuk : 13 kasus,
Puskesmas Balantak 2 kasus, Puskesmas Bonebobakal 3 kasus, Puskesmas
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
39
Tangeban 1 kasus, Puskesmas Kintom 5 kasus. Kecamatan Luwuk (Puskesmas
Simpong dan Puskesmas Kampung Baru) tetap menempati urutan jumlah
kasus terbanyak sama dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu, tahun 2012
sebesar 61 kasus, tahun 2011 sebesar 12 kasus, tahun 2010 sebesar 60 kasus,
tahun 2009 sebesar 41 kasus ,tahun 2008 sebesar 80 kasus, distribusi
penderita DBD di Kecamatan Luwuk dapat dilihat pada gambar 16 berikut :
Gambar 16. Distribusi Penderita DBD Di Kecamatan Luwuk Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
Dari 51 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi selama tahun 2013,
1 kasus ditemukan meninggal dunia.
c. Karakteristik Waktu
Distribusi kasus DBD berdasarkan waktu terjadinya, ditemukan terbanyak
kasus DBD pada selang waktu Bulan Februari sampai dengan Juli tahun 2013.
Persebarannya per bulan selama tahun 2013 dapat dilihat pada gambar
berikut :
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
40
Gambar 17. Jumlah Kasus DBD Per Bulan Di Kab.Banggai Tahun 2010 - 2013
Angka kesakitan DBD pada tahun 2013 sebesar 14,9 per 100.000
penduduk. Angka kesakitan DBD pada tahun 2012 sebesar 30 per 100.000
penduduk. Angka tersebut mengalami penurunan yang signifikan jika
dibandingkan tahun 2012 sebesar 30 per 100.000 penduduk. Di Kabupaten
Banggai berbagai upaya untuk memberantas penyakit ini telah dilakukan,
namun koordinasi dan upaya terpadu dari semua pihak terkait dan masyarakat
juga sangat menentukan keberhasilan pemberantasan penyakit DBD , Angka
Kesakitan DBD selang 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 18. (Jumlah
Penderita dan Angka Kesakitan DBD menurut Puskesmas disajikan secara
rinci pada lampiran tabel 21).
Gambar 18. Angka Kesakitan DBD ( Per 100.000 Penduduk ) Kab. Banggai Tahun 2008 - 2013
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
41
c. Penyakit Filariasis
Limpatic Filariasis adalah penyakit parasit dimana cacing filaria
(Wuchereria Bancrofti, Brugia Malayi dan B. Timori) menginfeksi jaringan limfe
(getah bening). Parasit ini ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk yang
telah terinfeksi, dan kemudian menjadi cacing dewasa dan hidup di jaringan
limfa. Penyakit ini juga sering menyebabkan pembengkakan di lengan dan organ
genital, sebagai tanda tingkat lanjut dari penyakit.
Penyakit ini juga sering disebut elephentiasis, karena penderitanya sering
mengalami bengkak di kaki yang sangat besar menyerupai kaki gajah.Orang yang
terkena penyakit ini sering tidak dapat melakukan pekerjaan karena kecacatan
mereka atau karena sebagian orang enggan berdekatan dengan mereka.
Kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu “The Global Goal of Elimination
of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020 “ yang
merupakan realisasi dari resolusi WHO pada tahun 1997 menjadi dasar program
eliminasi penyakit ini di Indonesia. Program eliminasi filariasis di Indonesia
didasari pada 2 pilar kegiatan yaitu :
1. Pengobatan massal pengobatan kepada semua penduduk di Kabupaten
endemis penyakit filariasis dengan menggunakan DEC 6 mg/kg BB
dikombinasikan dengan Albendazol 400 mg sekali setahun selama 5 tahun
guna memutuskan rantai penularan.
2. Tatalaksana kasusklinis penyakit filariasis guna mencegah dan mengurangi
kecacatan.
Implementation unit (UI) yang digunakan dalam program eliminasi
filariasis sejak tahun 2005 adalah Kabupaten/kota, artinya satuan wilayah
terkecil dalam program ini adalah Kabupaten/kota, baik untuk penentuan
endemisitas maupun pengobatan massal. Bila sebuah Kabupaten/kota sudah
endemis filariasis, maka kegiatan pengobatan massal filariasis harus segera
dilaksanakan untuk memutuskan rantai penularan dengan sasaran pengobatan
massal adalah semua penduduk di Kabupaten/kotatersebut kecuali anak
berumur < 2 tahun, ibu hamil, orang yang sedang sakit berat, penderita kronis
filariasis yang dalam serangan akut dan balita dengan marasmus/kwasiorkor
dapat ditunda pengobatannya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
42
Pada tahun 2013 telah dilakukan Survei Darah Jari untuk pengambilan
darah penduduk yang dicurigai menderita filariasis (penyakit kaki gajah).
Kegiatan survey ini dilakukan di 2 (dua) Puskesmas yaitu : Puskesmas Teku
(Desa Toweer dan Desa Teku), dan Puskesmas Bunta ( Desa Tombongan Ulos ),
jumlah slide diperiksa 843 slide (semuanya negatif) dengan MF Rate 0 %, jumlah
penemuan kasus penderita filariasis pada tahun 2013 di Kabupaten Banggai
terdapat sebanyak 5 orang dan ditangani 100 %. Penderita Filariasis tersebut
ditemukan diwilayah kerja Puskesmas Bunta 2 kasus, Puskesmas Teku 1 kasus,
Puskesmas Balantak I kasus dan Puskesmas Kintom 1 kasus dengan jumlah
penderita perempuan 3 penderita dan jumlah laki laki 2 penderita. Hasil Survei
darah jari yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4. Hasil Survey Darah Jari P2. Filariasis Di Beberapa Desa Tahun 2013
d. Rabies
Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rabies
yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera,
musang dan serigala yang di dalam tubuhnya mengandung virus rabies.
Terdapat beberapa indikator yang digunakan dalam memantau upaya
pengendalian rabies, yaitu: GHPR (kasus Gigitan Hewan Penular Rabies), kasus
yang divaksinasi dengan Vaksin Anti Rabies (VAR), dan kasus yang positif rabies
dan mati berdasarkan uji Lyssa.
Penentuan suatu daerah dikatakan tertular rabies berdasarkan
ditemukannya positif hasil pemeriksaan laboratorium terhadap hewannya,
kewenangan ini ditentukan oleh Kementerian Pertanian. Tahun 2013 terjadi
JUMLAH PENDERITA MF.RATE
PDDK KRONIS (%)
Toweer 443 1 263 0 0.00 LPengobatan
Selektif
Teku 440 0 302 0 0.00 -
2 Bunta Tombongan Ulos 357 0 278 0 0.00
1240 1 843 0 0.00
1 Teku
Kabupaten
NO PUSKESMAS DESA SD.DIP POS. JENKEL KET
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
43
Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa Pondan Kecamatan Mantok di wilayah kerja
Puskesmas Mantok pada tanggal 9 Januari 2013 Dengan jumlah penderita 5 orang
dan meninggal 1 orang , attack rate 3,1 0/00 dan CFR 20 %. Status KLB rabies sudah
dinyatakan sejak tahun 2012 karena jumlah kasus GHPR mencapai 82 kasus dengan
kematian 1 kasus (CFR 1,2 %).
2. PENYAKIT MENULAR
a. Penyakit Tuberkulosis (TB Paru)
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang
yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS,
tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen
global dalam MDGs.
Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan
insiden (didefinisikan sebagai jumlah kasus baru dan kasus kambuh tuberkulosis
yang muncul dalam periode waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam satu
tahun), prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis pada suatu titik
waktu tertentu) dan mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian
akibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu).
- Kasus Baru dan Prevalensi BTA Positif
Jumlah kasus baru BTA+ yang ditemukan pada tahun 2013 sebanyak 305
kasus. Jumlah tersebut sedikit lebih rendah bila dibandingkan kasus baru BTA+
yang ditemukan tahun 2012 yang sebesar 497 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang
dilaporkan terdapat di Puskesmas Kampung Baru 52 penderita.
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular kronis yang menjadi
isu global.Di Indonesia penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional untuk
program pengendalian penyakit karena berdampak luas terhadap kualitas hidup
dan ekonomi, serta sering mengakibatkan kematian. Milenium Development Goals
(MDGs) menjadikan penyakit TB Paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi
target untuk diturunkan, selain malaria dan HIV/AIDS. Keberhasilan program
pengendalian TB Paru dapat dengan melihat indikator program pengendalian TB
yang antara lain angka penemuan kasus ( Case Detection Rate ). Data jumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
44
penderita suspect dan BTA (+) TB PAru tahun 2008 – 2013 dapat dilihat pada
gambar 19.
Gambar 19. Jumlah Penderita Suspect Dan Bta(+) Tb Paru Kabupaten Banggai Tahun 2008 S/D 2013
TB Paru dapat sembuh bila pengobatan dilakukan dengan tekun dan
teratur, oleh karena semua fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Banggai
telah menggunakan DOTS (Directory Observe Treatment Shortcourse). DOTS atau
pengawasan langsung menelan obat jangka pendek adalah suatu cara pengawasan
TB Paru dimana setiap pasien TB Paru yang ditemukan harus diawasi menelan
obatnya agar menelan obat secara teratur selama 6 bulan.Kegiatan ini meliputi
upaya penemuan penderita dengan pemeriksaaan dahak di sarana pelayanan
kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan.Dalam penanganan
program, semua penderita TB yang ditemukan ditindak lanjuti dengan paket-paket
pengobatan intensif. Melalui paket pengobatan yang diminum secara teratur dan
lengkap, diharapkan penderita akan dapat disembuhkan dari penyakit TB yang
dideritanya. Namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup
kemungkinan terjadi kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang
tidak terselesaikan atau drop out (DO), terjadi resistensi obat atau kegagalan dalam
penegakan diagnosis di akhir pengobatan.
Tahun 2013 di Kabupaten Banggai, penderita TB Paru Klinis sebanyak
2.992 orang, Jumlah kasus BTA positif yang ditemukan sebesar 305 orang,
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
45
sedangkan yang di obati sebanyak 305 orang. Jumlah penderita tertinggi dilaporkan
di Puskesmas Kampung Baru : 481 orang Suspect TB Paru dan BTA (+) 52 orang.
Gambaran penderita TB Paru BTA positif yang terdeteksi disarana pelayanan
kesehatan menurut Puskesmas pada tahun 2013 disajikan pada gambar berikut ini
:
Gambar 20. Penderita Tb Paru BTA (+) Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
b. Penyakit HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan
tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan
sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui
melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing (VCT),
sero survey, dan Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).
HIV dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak
dengan cairan tubuh orang yang teinfeksi HIV, misalnya melalui hubungan
seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi , dan
penularan dari ibu ke anak yang dilahirkan atau di susui. AIDS ( Acquired
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
46
Immune Deficiency Syndrome ) adalah kondisi kesehatan seseorang ketika HIV
telah merusak sistem kekebalan terhadap penyakit.
Penyakit HIV/AIDS yang merupakan new emerging diseases, dan
merupakan pandemi pada semua kawasan, telah menunjukkan peningkatan
yang sangat mengkhawatirkan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan
penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar
wilayah, semakin mudahnya komunikasi antar wilayah, semakin menyebarnya
sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku
seksual yang tidak aman, dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) melalui suntikan ternyata
secara simultan telah memperbesar tingkat risiko dalam penyebaran terhadap
HIV/AIDS.Tingkat epidemi ini menunjukkan tingkat perilaku beresiko yang cukup
aktif menularkan didalam suatu sub populasi tententu. Selanjutnya perjalanan
epidemi akan ditentukan oleh jumlah dan sifat hubungan antara kelompok beresiko
tinggi dengan populasi umum. Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan
sebagai fenomena gunung es (iceberg phenomena), yaitu jumlah penderita yang
dilaporkan jauh lebih kecil dan pada jumlah yang sebenarnya.
Berdasarkan laporan Unit Transfusi Darah Kabupaten Banggai tahun 2013,
dari 2.841 sampel darah/pendonor yang diperiksa terdapat pendonor yang positif
HIV/AIDS sebanyak 1 orang. Hasil Zerro survey yang dilakukan Dinas Kesehatan
Kab.banggai pada tahun 2013 ditemukan 8 sampel yang positif HIV dan 7 penderita
AIDS, tahun 2012 ditemukan 8 sampel yang positif HIV dan 7 penderita AIDS,
sedangkan tahun 2011 ditemukan 2 sampel yang positif HIV dan 1 penderita AIDS.
Kasus Penyakit Menular Seksual tahun 2012 telah ditemukan sebanyak 40 kasus
dan ditangani 100 %, paling banyak ditemukan di Puskesmas Toili III sebanyak 10
kasus (Lihat Lampiran Tabel 11).
c. Pneumonia
Pnemonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi
dapat disebabkan bakteri, virus, jamur. Pnemonia juga dapat terjadi akibat
kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan
terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
47
dari 65 tahun , atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan
Imunologi).
ISPA, khususnya pneumonia masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia terutama pada balita. Menurut hasil Riskesdas 2007,
pneumonia merupakan penyebab kematian nomor dua pada balita (13,2%) setelah
diare (17,2%). Data cakupan penemuan pneumonia balita pada kurun waktu enam
tahun terakhir disajikan pada gambar berikut ini.
Penyakit ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut ) merupakan padanan
istilah bahasa inggris Acute Respiratory Infection (ARI) adalah penyakit infeksi akut
yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari
hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan
adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (selaput paru).
Penyakit ISPA yang menjadi fokus program kesehatan adalah pneumonia, karena
pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian anak.
Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang
ditemukan harus mendapat tata laksana sesuai standar, dengan demikian angka
penemuan kasus ISPA juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA. Jumlah
kasus ISPA dimasyarakat diperkirakan sebanyak 10% dari populasi. Gambar III.14
menunjukan Jumlah penderita Pneumonia balita yang ditemukan di Kabupaten
Banggai tahun 2013 sebanyak 1.313 balita dengan jumlah perkiraan penderita
3.423 penderita, ditangani 100 %. Persentase penemuan penderita sebanyak
pneumonia balita terhadap perkiraan penderita pneumonia di Kabupaten Banggai
tahun 2013 sebesar 38,4 %. Jumlah penderita tertinggi terdapat di Puskesmas
Kampung Baru (163 penderita) dan terendah pada Tikupon (2 penderita ).
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
48
Gambar 21. Distribusi Penderita Pneumonia Balita Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
d. Kusta
Penyakit Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium leprae. Bila tidak ditangani dengan baik, kusta dapat
menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota
gerak, dan mata.
Pada tahun 2000, dunia (termasuk Indonesia) telah berhasil mencapai
status eliminasi. Eliminasi didefinisikan sebagai pencapaian jumlah penderita
terdaftar kurang dari 1 kasus per 10.000 penduduk. Dengan demikian, sejak tahun
tersebut di tingkat dunia maupun nasional, kusta bukan lagi menjadi masalah
kesehatan bagi masyarakat.
Sejak tercapainya status eliminasi kusta, situasi kusta di Indonesia
menunjukkan kondisi yang relatif statis. Hal ini dapat terlihat dari angka penemuan
kasus baru kusta yang berkisar antara 7 hingga 8 per 100.000 penduduk per
tahunnya. Begitu pula halnya dengan angka prevalensi kusta yang berkisar antara
8 hingga 10 per 100.000 penduduk dan telah mencapai target < 10. Situasi angka
prevalensi dan angka penemuan kasus baru di Kabupaten Banggai selang waktu
2008 – 2013 tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
49
Gambar 22. Prevalensi Penyakit Kusta Kab. Banggai Tahun 2008 S/D 2013
Indonesia telah mencapai eliminasi penyakit kusta sejak bulan juni tahun
2000. Namun demikian penyakit infeksi ini masih saja menjadi permasalahan
kesehatan masyarakat yang berarti, terbukti dengan adanya kecenderungan
peningkatan angka prevalensi kusta selama periode tahun 2000 – 2007. Bahkan
pada tataran global, Indonesia menjadi Negara penyumbang kusta terbesar ketiga
setelah India dan Brasil.
Di Kabupaten Banggai berdasarkan laporan Seksi Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai melaporkan jumlah
penderita kusta di Kabupaten Banggai tahun 2013 sebanyak 4 penderita Pausi
Basiler/Kusta Kering (PB) sebanyak 4 Penderita RFT PB, untuk penderita kusta
Multi Basiler/Kusta Basah (MB) sebanyak 16 penderita dan 7 Penderita RFT MB.
Gambaran Penderita Kusta Disarana Pelayanan Kesehatan Menurut
Puskesmas Tahun 2013 Disajikan Pada Lampiran Tabel 14,15,16, dan 17.
e. Diare
Diare dapat di definisikan sebagai perubahan konsistensi feses selain dari
frekuensi buang air besar, dikatakan diare bila feses lebih berair dari biasanya.
Diare dapat juga di definisikan bila buang air besar yang berair tapi tidak berdarah
dalam waktu 24 jam. Sementara diare yang berdarah didefinisikan sebagai disentri.
Penyakit Diare merupakan penyakit yang sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa
(KLB).
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
50
Jumlah perkiraan penderita Diare Kabupaten Banggai tahun 2013
sebanyak 7.334 kasus, dari jumlah kasus tersebut telah mendapat penanganan 824
penderita (11,2%). Jumlah penderita tertinggi pada Puskesmas Pagimana (107
kasus), sedangkan kasus terendah ditemukan pada Puskesmas Balantak dan
Puskesmas Teku sebanyak 5 kasus.
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga
merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Laporan
Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa penyakit Diare merupakan penyebab
kematian nomor satu pada bayi (31,4%),balita (25,2%), dan pada golongan semua
umur merupakan penyebab kematian yang ke empat (13,2%). Diare/Disentry
terjadi di Desa Bima Karya wilayah Puskesmas Bualemo terjadi mulai tanggal 11
Mei 2013 dan berakhir 5 Mei 2013, jumlah kasus 71 tanpa kematian, terdiri atas 35
laki-laki dan 36 perempuan, attack rate 7.9 %.
Diare merupakan penyakit yang harus diwaspadai, penanganan yang tepat
di Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya seperti Puskesmas sangat
penting peranannya dalam mencegah kematian akibat diare. Tahun 2013 tidak
terjadi kejadian luar biasa. (Jumlah Penderita dan Angka Kesakitan Diare
menurut Puskesmas di Kabupaten Banggai disajikan secara rinci pada
lampiran tabel 13).
3. PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
Difteri, Pertusis, Tetanus, campak, polio dan hepatitis B merupakan penyakit
menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Penyakit-panyakit ini timbul
karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi. Penyakit
menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang terjadi di Kabupaten
Banggai selama tahun 2013 yaitu penyakit Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, dan
AFP.
a. Tetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk
ke tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya
disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus Tetanus
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
51
Neonatorum banyak ditemukan di negara berkembang khususnya dengan cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah.
Pada Tahun 2013, dilaporkan terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayah
kerja Puskesmas Bonebobakal Desa Nipa dengan jumlah kasus 1 penderita dan
meninggal. Dengan demikian, case fatality rate (CFR) Tetanus Neonatorum pada tahun
2013 sebesar 100 %.
b. Campak
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak, golongan Paramyxovirus.
Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah)
orang yang telah terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia
pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan
mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya.
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian
luar biasa (KLB), Berdasarkan laporan Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, tahun 2013 jumlah kasus Campak sebanyak 100
kasus (laki-laki = 39 penderita, perempuan = 61 penderita) tersebar pada Wilayah
Kerja Puskesmas Nuhon, Simpang Raya, Bunta, Pagimana, Kampung Baru, Luwuk,
Kintom, Batui, Sinorang, dan Toili 1 . Distribusi kasus campak tahun 2013 dapat dilihat
pada gambar 23 berikut ini :
Gambar 23. Distribusi Kasus Campak Menurut Puskesmas Di Kab. Banggai Tahun 2013
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
52
Berdasarkan laporan dari pengelola surveilans pada tahun 2013 terjadi 1
kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di Puskesmas Kintom dan Toili III.
(Gambaran jumlah kasus yang dapat dicegah dengan imunisasi disarana
pelayanan kesehatan menurut Puskesmas di Kabupaten Banggai tahun 2013
disajikan pada lampiran tabel 19 dan 20).
c. Difteri
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang
menyerang sistem pernapasan bagian atas. Penyakit difteri pada umumnya
menyerang anak-anak usia 1-10 tahun Kasus Diftery terjadi di Desa Cendana Pura
wilayah Puskesmas Toili II, kasus diketahui setelah didiagnosa dokter spesialis anak
di RSUD Luwuk pada tanggal 24 Juni 2013, dari hasil laboratorium rujukan diperoleh
hasil positif diftery varian gravis yang banyak ditemukan di Madura, pada 2 kontak
erat. Sehingga diduga kasus ini kasus impor dari Jawa Timur dengan karier para
pedagang baju/kain. AR 5.8 0/0000, CFR 0 %. Penanggulangan dilakukan dengan
pemberian profilaksis erytromicyn 3 x 1 selama 7 hari pada kontak erat dan kontak
dari kontak erat dari kasus maupun pada kontak erat suspek dan juga paramedis di
RSUD Luwuk di UP Anak dan UP Khusus. Pencegahan dilakukan dengan imunisasi DPT,
DT dan dT sebanyak dua putaran di Puskesmas Kintom, Batui, Sinorang, Toili I, Toili II
dan Toili III. Tanggal 27 September 2013 status KLB dinyatakan berakhir setelah tidak
ditemukan kasus lainnya.
d. Polio dan AFP (acute flaccid Paralysis/Lumpuh layu akut)
Polio adalah salah satu penyakit menular yang termasuk PD3I. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita
mengalami kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak berusia 0-3
tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher,
serta sakit di tungkai dan lengan.
AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat lunglai,
lemas atau layuh (bukan kaku), atau terjadi penurunan kekuatan otot, dan terjadi
secara akut (mendadak). Sedangkan Non Polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut
yang diduga kasus Polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
53
kasus Polio. Kementerian Kesehatan menetapkan Non Polio AFP Rate minimal
2/100.000 populasi anak usia < 15 tahun. Pada tahun 2012, secara nasional Non Polio
AFP Rate sebesar 2.77/100.000 populasi anak < 15 tahun yang berarti telah mencapai
standar minimal penemuan. Jumlah kasus AFP non polio di Kabupaten Banggai tahun
2013 sebanyak 1 kasus di wilayah kerja puskesmas Luwuk Kelurahan Kompo.
C. STATUS GIZI
Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan
individu, karena selain merupakan faktor predisposisi yang dapat memperberat
penyakit infeksi, juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan, bahkan
status gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang masih menyusui
sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan ibu menyusui. Kelompok umur bayi
dan balita adalah kelompok umur yang rentan terhadap penyakit-penyakit
kekurangan gizi.Oleh karena itu, status gizi pada kelompok umur tersebut dijadikan
indikator untuk mengukur status gizi masyarakat.
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Tahun 2013 di Kabupaten Banggai, bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) sebanyak 78 bayi (1,3 %) dari 5.939 bayi lahir hidup. Tahun 2012 di
Kabupaten Banggai, bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) sebanyak 71 bayi
(1,2%) dari 6.080 bayi yang lahir hidup, Tahun 2011 di Kabupaten Banggai, bayi
dengan berat lahir rendah (BBLR) sebanyak 61 bayi (1,1%) dari 5.796 bayi yang
lahir hidup, Tahun 2010 di Kabupaten Banggai, bayi dengan berat lahir rendah
(BBLR) sebanyak 40 bayi (0,49%) dari 6.223 bayi yang lahir hidup. Tahun 2009 bayi
dengan berat lahir rendah (BBLR) sebanyak 32 bayi (1,13%) dari 6.540 bayi yang
lahir hidup, dan BBLR ditangani sebanyak 44 bayi (69 %).
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
54
Gambar 24. Jumlah Kasus Bblr Kabupaten Banggai Tahun 2009 - 2013
Berikut grafik BBLR yang terlaporkan dalam 5 tahun terakhir. Gambar 24
menunjukkan bahwa jumlah kasus BBLR dari tahun ke tahun berfluktuasi, namun
sejak tahun 2007 menunjukan penurunan yang signifikan. Gambaran kasus BBLR
di Sarana pelayanan kesehatan menurut Puskesmas tahun 2013 disajikan pada
gambar berikut ini:
Gambar 25. Jumlah Kasus Bblr Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
b. Gizi Balita
Dari hasil pemantauan pertumbuhan balita (growth trajectory) Kabupaten
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
55
Banggai Selama tahun 2013 dengan melakukan pengukuran tinggi badan dan berat
badan secara serentak pada anak balita pada bulan Maret dan September yang
dilaksanakan pada 297 posyandu, dari 8.855 balita ditimbang, 87,01% balita yang
mengalami gizi baik 9,81 % balita gizi kurang, 1,40% balita mengalami gizi buruk,
dan 1,78 % balita gizi lebih. Pada tahun 2013 prevalensi gizi buruk mengalami
penurunan yang cukup tajam dari 5,96% (tahun 2008) menjadi 2,3%, dan
dibandingkan dengan hasil riskesdas 2007 juga telah berada dibawah angka
nasional (5,4%). Prevalensi gizi kurang mengalami kenaikan 2,5 % dari tahun 2009
(14,4%) .
Gambar 26. Keadaan Status Gizi Kabupaten Banggai Tahun 2013
Terjadinya penurunan prevalensi gizi buruk merupakan suatu bukti telah
dilaksanakannya upaya-upaya dalam penanggulangan masalah gizi di Kabupaten
Banggai dan juga telah dilaksanakan komitmen bersama dari semua pihak terkait
melalui pelaksanaan kegiatan pelatihan Strategy Leadership Learning Organization
(SLLO) dalam penanggulangan masalah gizi di kabupaten banggai yang
dilaksanakan pada awal tahun 2009. (Gambaran Status Gizi balita di sarana
Pelayanan kesehatan menurut Puskesmas tahun 2013 disajikan pada
lampiran tabel 27).
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
56
Untuk dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya perlu
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi yang
ada.Jika upaya kesehatan tersebut tidak dapat terselenggara dengan baik dan
pelayanan kesehatan belum terjangkau secaramerata oleh masyarakat, maka sulit
diharapkan derajat kesehatan masyarakat dapat meningkat. Secara umum upaya
kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta , untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian
penyakit tidak menular,penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar,
perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa,pengamanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan.Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat nginap, pembatasan
dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Berikut ini di uraikan
gambaran situasi upaya kesehatan lima tahun terakhir khususnya tahun 2013.
A. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK
Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat
adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan secara
tepat dan cepat diharapkan dapat mengatasi sebagian besar masalah kesehatan
masyarakat. Pada uraian berikut dijelaskan jenis pelayanan kesehatan dasar yang
diselenggarakan di Indonesia.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
57
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa upaya
kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan
generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu. Upaya
kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada Undang-Undang tersebut meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk
mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta
untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Upaya pemeliharaan kesehatan
anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan
sampai berusia 18 (delapan belas) tahun.
Upaya kesehatan ibu dan anak diharapkan mampu menurunkan angka
kematian. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan ibu dan anak adalah
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi
(AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA).
Komitmen global dalam MDGs menetapkan target terkait kematian ibu dan
kematian anak yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam
kurun waktu 1990-2015 dan menurunkan angka kematian anak hingga dua per tiga
dalam kurun waktu 1990-2015.
1. Kesehatan Anak
Berdasarkan laporan data dari Seksi Kesehatan keluarga dan KB tahun 2013
menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi 8/1000 kelahiran hidup (49 Bayi), jumlah
angka kematian Neonatal di Kabupaten Banggai 7/1000 kelahiran hidup (39 bayi),
Angka Kematian Anak Balita selang tahun 2013 tidak ada kasus kematian, sedangkan
angka kematian balita yang terjadi pada bayi/anak usia 0 – 59 bulan (bayi + anak
balita) yaitu sebesar 8/1000 kelahiran hidup (49 bayi). Cakupan kunjungan neonatal
(KN lengkap) sebesar 103,1%, cakupan kunjungan bayi minimal 4 kali sebesar 84,2%
(target nasional 83%), Cakupan penanganan komplikasi neonatal 55,7% (target
nasional 70%), dan cakupan imunisasi lengkap 97,8%.
Selain itu faktor-faktor seperti persalinan yang terjadi di rumah dan masih
ditolong oleh biang kampung/dukun bayi, status gizi ibu hamil masih kurang, sarana
dan prasarana masih terba-tas, adanya disparitas pendidikan, sosial ekonomi dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
58
pelayanan kesehatan, kendala geografis, sumber daya manusia dan kompetensi yang
masih belum memadai menjadi pernyebab masih tingginya angka kematian bayi.
Dari gambaran tersebut di atas menunjukkan bahwa kesehatan anak masih
merupakan masalah yang harus dilakukan langkah-langkah strategis untuk
penanggulangannya. Jika ditinjau dari kesiapan petugas dalam hal kapasitasnya untuk
penangulangan masalah kesehatan anak, maka hingga tahun 2013 telah dilakukan
beberapa pelatihan dengan data sebagaimana terlihat dalam tabel 5 dan 6.
Tabel 5. Data Nakes Dilatih MTBS Dan SDIDTK Tahun 2013
Tabel 6. Data Nakes Dilatih Manajemen Afiksia Dan Manajemen BBLR Tahun 2013
Dari data tersebut di atas terlihat bahwa cukup banyak tenaga kesehatan dan
Puskesmas yang telah mengikuti pelatihan MTBS, SDIDTK, manajemen asfiksia dan
BBLR tapi hasil yang dicapai belum optimal. Masih banyak petugas pengelolah
program kesehatan anak yang merangkap tugas lain sehingga pencapaian program
mengalami kendala.
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
1. Pelayanan Antenatal ( K1 dan K4)
Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu
yang mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan
perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur. Hal ini dilakukan guna menghindari
gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu yang membahayakan terhadap
PKM DILATIH NAKES DILATIH
MTBS SDIDTK MTBS SDIDTK
20 20 180 62
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan KB, 2013
DOKTER BIDAN PERAWAT
JML PKM YG
TENAGANYA
TLH
DILATIH
DR BIDAN PERAWAT
JML PKM YG
TENAGANYA
TLH
DILATIH
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan KB, 2013
MANAJEMEN AFIKSIA MANAJEMEN BBLR
200 57 5 20 0 57 5
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
59
kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
professional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan
perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai pedoman pelayanan
antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif.Hasil
pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan kunjungan ibu hamil K1 dan
K4.
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran
besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Cakupan kunjungan ibu hamil K4
adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar
paling sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada
triwulan dua dan dua kali pada triwulan ketiga (K4). Angka ini dapat dimanfaatkan
untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.
Tahun 2013 di Kabupaten Banggai menunjukkan bahwa cakupan K1 sebesar
92,6 %, cakupan tertinggi berada diwilayah kerja Puskesmas Batui sebesar 114 % dan
terendah di wilayah kerja Puskesmas Simpang Raya 22,6%, sedangkan cakupan K4
sebesar 82,5 %, cakupan tertinggi berada diwilayah kerja Puskesmas Batui sebesar
110,7 % dan terendah diwilayah kerja Puskesmas Simpang Raya sebesar 21,9 %.
Gambaran Cakupan Ibu Hamil K4 dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar
IV.1. Dari gambar tersebut dapat dilihat selisih yang terjadi antara cakupan K1 dan K4.
Kesenjangan yang terjadi antara cakupan K1 dan K4 berfluktuasi. Jika pada tahun 2008
dan 2009 mengalami kenaikan selisih antara cakupan K1 dan K4 menjadi 10,2%
kemudian pada tahun 2010 selisih menjadi tinggi (9,6 %) dan tahun 2012 sampai
dengan 2013 mengalami kenaikan selisih antara cakupan K1 dan K4 menjadi 10,2 %.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
60
Gambar 27. Persentase Cakupan Pelayanan K1 & K4 Ibu Hamil Kabupaten
Banggai Tahun 2005 s/d 2010
Hal itu berarti sebenarnya sejak tahun 2006 dan 2007 angka drop-out K1-K4
menunjukan semakin rendah dengan kata lain semakin banyak ibu hamil yang
melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal diteruskan hingga kunjungan
keempat pada trimester 3 sehingga kehamilannya dapat terus dipantau oleh petugas
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, dan pada tahun 2007 naik secara
signifikan akan tetapi pada tahun 2009 mulai menunjukan pergerakan menurun,
namun pada tahun 2011-2013 mengalami kenaikan yang tidak signifikan, sehingga
diharapkan angka drop-out K1 dan K4 ke depan mulai menunjukan selisih kunjungan
ke arah yang lebih baik. Persentase cakupan pelayanan antenatal menurut Puskesmas
di Kabupaten Banggai tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 28 berikut :
Gambar 28. Persentase Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Puskesmas Di Kab. Banggai Tahun 2014
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
61
Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup
minimal : (1). Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2). Pengukuran tekanan darah,
(3). Skrining status imunisasi tetanus (Pemberian tetanus toksoid), (4). Pengukuran
tinggi fundus uteri, (5). Pemberian tablet besi ( 90 tablet selama kehamilan), (6). Temu
wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), (7). Tes laboratorium
sederhana (Hb, protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV,
Malaria, TBC).
Selain mengupayakan peningkatan cakupan K4, harus di upayakan pula
peningkatan kualitas K4 yang sesuai standar. Salah satu pelayanan yang diberikan
saat pelayanan antenatal yang menjadi standar kualitas adalah pemberian zat besi (Fe)
90 tablet dan imunisasi TT (Tetanus Toksoid). Dengan demikian seharusnya ibu –ibu
hamil yang tercatat sebagai cakupan K4 juga tercatat dalam laporan pemberian Fe3
dan TT2. Pada Gambar IV.1 cakupan K4 pada tahun 2013 sebesar 90 %, namun
pemberian 90 tablet besi sebesar 48,51 %. Ada kemungkinan sistem pelaporan ketiga
variabel tersebut yang belum padu. Begitu pula dengan status imunisasi TT2 pada ibu
hamil juga merupakan syarat kualitas pelayanan K4, akan tetapi seperti halnya Fe3,
imunisasi cakupan TT2 masih lebih rendah dibandingkan dengan cakupan K4.
3. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan
adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten. Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi/kemampuan klinis
kebidanan sesuai standar adalah dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan.
Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan beberapa hal,
yaitu ; 1). Pencegahan infeksi, 2). Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar,
3). Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi, dan 4).
Melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD).
Di Kabupaten Banggai tahun 2013 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
sebesar 88,9 %. Gambaran cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Kabupaten
Banggai tahun 2008 s/d 2013 dapat dilihat pada gambar 29 berikut :
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
62
Gambar 29. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Kab. Banggai Tahun 2008 - 2013
Dari gambar tersebut diatas menunjukan cakupan persalinan yang ditolong
tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan sejak tahun 2006 cenderung
mengalami peningkatan dan semakin mendekati target Standar Pelayanan Minimal
(SPM) 90%. Data persentase distribusi penolong persalinan di fasilitas kesehatan
adalah seperti pada tabel 7 dibawah ini :
Tabel 7. Persentase Penolong Persalinan Tahun 2013
Dari gambaran di atas terlihat bahwa persentase terbanyak penolong persalinan
adalah Bidan/ perawat/bidan desa, yang memperlihatkan bahwa peranan mereka
sangat besar dalam menekan angka kematian ibu maternal, sedangkan data penolong
persalinan oleh dokter dan spesialis obsgyn belum ada data akurat yang bisa
ditampilkan.
Komplikasi dan kematian Ibu Maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi
pada masa sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan persalinan
tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan
(Profesional). Persentase cakupan persalinan tertinggi oleh tenaga kesehatan yaitu
Puskesmas Sinorang (98 %) dan terendah adalah Puskesmas Teku sebesar 58 %.
SP.OBGYN DOKTER LAINNYATANPA
PENOLONG
PENOLONG PERSALINAN
3.80%6544 89% 288
BIDAN/PERAWAT/BIDESTRADISIONAL/BIANG
/DUKUN
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan KB, 2013
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
63
Gambar 30. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
4. Deteksi Resiko dan Penanganan Komplikasi
Kegiatan deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko/komplikasi kebidanan
perlu lebih ditingkatkan baik di fasilitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
maupun di masyarakat. DeteksiRisiko tinggi/komplikasi oleh tenaga kesehatan untuk
tahun 2013 Kabupaten Banggai dari 7.347 ibu hamil, yang terdeteksi/perkiraan resiko
tinggi/komplikasi kebidanan 1.469 ibu hamil dan yang ditangani sebesar 74 % (1.088
ibu hamil). Risiko/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara
langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risti/ komplikasi
kebidanan meliputi Hb< 8 g%, Tekanan darah tinggi (sistolik >140 mmHg, diastolik >
90 mmHg). Edema nyata, eklamsia, perdarahan per-vaginam, ketuban pecah dini, letak
lintang pada usia kehamilan >32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi
berat/sepsis, persalinan prematur.
5. Kunjungan Neonatal
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang
memiliki resiko gangguan kesehatan yang tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan
untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0 – 28
hari) minimal 3 kali, Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6
– 48 Jam setelah lahir, Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
64
hari ke 3 sampai dengan hari ke 7 setelah lahir, Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3)
dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke 28 setelah lahir. Dalam
melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan
pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.
Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar ( tindakan resusitasi,
pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan Eksklusif , pencegahan infeksi berupa
perawatan mata, tali pusat, kulit, dan pemberian imunisasi), pemberian vitamin K,
manajemen terpadu balita muda (MTBM), dan penyuluhan perawatan neonatus di
rumah dengan menggunakan buku KIA.
Gambar 31. Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013
Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana menggambarkan
menyebutkan Persentase kunjungan neonatal di Kabupaten Banggai tahun 2013
sebesar 88,3 %. Cakupan kunjungan neonatal (KN lengkap) selama periode tahun
2008 – 2013 dapat dilihat pada gambar IV.5. Hasil pemutakhiran data Profil
Kesehatan/ pengumpulan data dari Puskesmas tahun 2013 menunjukkan bahwa
persentase cakupan kunjungan neonatus tertinggi sebesar 100 % di Puskesmas
Balantak dan Pagimana, dan terendah di Puskesmas Simpang Raya 36 %. (Cakupan
Kunjungan Neonatus Menurut Puskesmas Tahun 2013 Dapat Dilihat Pada
Gambar 32 Dan Lampiran Tabel 38).
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
65
Gambar 32. Persentase Cakupan Neonatus (KN Lengkap) Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
Jika dilihat dari sumberdaya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan
ibu, maka di sektor pemerintah telah ada bidan desa / bidan PTT yang ditempatkan di
Polindes/Poskesdes, namun penyebarannya belum merata. Melalui program desa
siaga telah dilatih bidan desa dan bidan koordinator serta dokter Puskesmas di
beberapa Puskesmas. Sampai dengan tahun 2013 telah ada 319 desa siaga. Data Seksi
Kesehatan Keluarga dan KB tahun 2013 menunjukkan ada 242 orang bidan desa di
Kabupaten Banggai, 223 (90,2 %) bidan tinggal di desa dan 285 orang bidan yang
memiliki bidan kit, data menunjukkan belum semua desa memiliki bidan desa.
Tabel 8. Data NAKES dilatih APN Tahun 2013.
Di tingkat Puskesmas yang mempunyai dokter umum dan bidan, khususnya
Puskesmas dengan tempat tidur, belum semua mampu memberikan Pelayanan
Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar. Di Kabupaten Banggai dari 12 Puskesmas
Rawat Inap hanya 3 Puskesmas yang sudah mampu PONED yaitu Puskesmas Bunta,
Pagimana, dan Tangeban. Untuk Rumah Sakit Kabupaten yang mampu memberikan
Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif( PONEK) adalah Rumah
TOTAL
DESA
TOTAL
BIDANBIDAN DESA
BIDAN TINGGAL
DI DESA
TELAH
APN
MAMPU
GDON
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan KB, 2013
PELATIHAN APN
PUNYA BIDAN
KIT
212304 220 195 176 62 74
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
66
Sakit Umum Daerah Luwuk. Di Kabupaten Banggai terdapat 1 Rumah Sakit Pemerintah
dan 1 Rumah Sakit Khusus Bersalin.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan pelayanan kesehatan ibu dan anak di
Kabupaten Banggai masih belum adekuat. Pelayanan Kesehatan Ibu di Rumah Sakit
belum dapat didata secara tepat, karena data dari Rumah Sakit dan Klinik bersalin
yang didapatkan dari pengelola program tidak bisa menyertakan data dari rumah sakit
dan klinik. Demikian juga tidak dilaksanakan lagi Audit Maternal Perinatal (AMP) di
Puskesmas.
Posyandu yang dikelola oleh Kader Kesehatan memberi pelayanan antenatal
dengan bantuan Bidan di desa. Dukun bayi diharapkan berperan membantu bidan
dalam memberikan pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas. Di Kabupaten Banggai
terdapat 295 orang dukun bayi namun data 2013 menunjukkan yang bermitra hanya
288 orang dukun bayi. Fasilitas bidan praktek swasta terdapat di desa dan kota yang
juga memberikan pertolongan persalinan. Namun sistem pencatatan data dan
penyampaian laporan ke Puskesmas tidak ada.
Tabel 9. Jumlah Dukun dan Dukun yang Bermitra Di Kab.Banggai Tahun 2013
Sesuai data Riskesdas 2007 pemanfaatan pelayanan polindes / bidan di desa
masih sangat rendah yaitu 37,1 %. Lebih dari 22 % responden memberikan alasan
yang tidak jelas mengapa tidak memanfaatkan polindes / bidan di desa. Jenis
pelayanan polindes / bidan yang paling banyak dimanfaatkan dalam 3 bulan terakhir
adalah pengobatan (89,7%). Selain dalam pengobatan polindes/bidan desa
dimanfaatkan dalam pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan bayi/balita.
6. Pelayanan kesehatan pada bayi
Pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29
hari - 2 bulan, 1 kali pada umur 3 - 5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan, dan 1 kali
pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi
dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak), pemantauan pertumbuhan, Stimulasi
Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan KB, 2013
DUKUN TRADISIONAL/BIANG/DUKUN
6544 288
PENOLONG PERSALINAN
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
67
Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), pemberian vitamin A pada bayi
umur 6-11 bulan, penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI
(MP ASI). Hasil pemutakhiran data Profil Kesehatan/ pengumpulan data dari
Puskesmas tahun 2013 menunjukkan bahwa cakupan jumlah Pelayanan kesehatan
pada bayi di Kabupaten Banggai sebesar 4.739 pelayanan kesehatan pada bayi
(84,2%) dari 5.627 jumlah bayi, hal ini tentunya belum memenuhi target SPM (90%).
Puskesmas dengan jumlah kesehatan pada bayi tertinggi adalah Puskesmas Sinorang
sebesar 138 cakupan pelayanan (97,9%) dan terendah adalah Puskesmas Hunduhon
122 cakupan pelayanan kesehatan pada bayi (64,6%). (Rincian cakupan kunjungan
bayi menurut Puskesmas dapat dilihat pada lampiran tabel 40).
Gambar 33. Persentase Jumlah Kunjungan Bayi Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
7. Pemberian ASI Eksklusif
ASI ( Air Susu Ibu ) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung
zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, karena itu untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal ASI perlu diberikan
secara eksklusif sampai umur 6 ( enam ) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak
berumur 2 (dua) tahun. Tahun 2013 di kabupaten Banggai, bayi yang di beri ASI
Eksklusif sebesar 39,1 %.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
68
Gambar 34. Persentase Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif KabupatenBanggai Tahun 2008 - 2013
Bayi yang diberi ASI eksklusif mengalami kenaikan dibanding tahun tahun
2012 yaitu 39,3%, tahun 2011 yaitu 20 %, tahun 2010 yaitu 32,3 %, tahun 2009 46,8
%, dan tahun 2008 yaitu 69,9 %, , hal ini dikarenakan klasifikasi umur bayi yang
mendapat ASI Eksklusif semakin diperketat dan kemungkinan pencatatan yang under
reported. Tahun 2013 pemberian ASI Eksklusif yang tertinggi diwilayah kerja
Puskesmas Kampung Baru sebanyak 96,2 % dan terendah diwilayah kerja Puskesmas
Kintom sebanyak 2 %, namun ada beberapa Puskesmas yang belum melaporkan.
Tindakan nyata yang sudah dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam upaya
untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif berupa penyampaian
informasi kepada semua ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI Eksklusif
termasuk didalamnya memberikan informasi tentang sepuluh Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui tersebut
adalah :
1. Sarana Pelayanan Kesehatan mempunyai kebijakan Peningkatan Pemberian Air
Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua
petugas.
2. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan ketrampilan untuk
menerapkan kebijakan tersebut
3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan
penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
69
2 tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui.
4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang
dilakukan di ruang/tempat bersalin. Apabila ibu mendapat operasi, bayi disusui
setelah 30 menit ibu sadar.
5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan
menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru
lahir.
7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam
sehari.
8. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama
dan frekuensi menyusui
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.
10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan rujuk ibu
kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumah sakit/Rumah
bersalin/sarana pelayanan Kesehatan.
Gambar 35. Persentase Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif Menurut Puskesmas Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
8. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan
sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Oleh karena itu untuk
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
70
mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih
diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB.Gerakan Keluarga Berencana (KB) di
lakukan melalui pelayanan diunit–unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta.Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) dapat diketahui dari beberapa
indikator seperti pencapaian peserta KB baru dan cakupan KB aktif metode
kontrasepsi efektif terpilih (MKET).
a. Pencapaian Target Peserta KB Baru
Cakupan peserta KB Baru pada tahun 2013 sebesar 16,3 %. Cakupan peserta
Keluarga berencana (KB) Baru tertinggi berada di Kecamatan Luwuk Timur 31,6 %
dan terendah di Kecamatan Lobu 9,3 %. Cakupan peserta KB Baru pada tahun 2012
sebesar 18,3 %, tahun 2011 cakupan peserta KB Baru sebesar 26,1 %. Tahun 2010
cakupan peserta KB Baru sebesar 7,9 %. Tahun 2009 cakupan peserta KB Baru sebesar
12,3 % dan Tahun 2008 sebesar 12,46 %. Untuk mengetahui pola penggunaan alat
kontrasepsi peserta KB baru di Kabupaten Banggai tahun 2013 dapat dilihat pada
gambar 36 berikut ini :
Gambar 36. Persentase Cakupan Peserta KB Baru Terhadap Pasangan Usia Subur Tahun 2008 - 2013
Dari gambar 37 tampak persentase pola penggunaan alat kontrasepsi akseptor
KB Baru di Kabupaten Banggai lebih dominan Suntik (39,7%) dan Pil (32,9%).
Cakupan persentase penggunaan kontrasepsi akseptor/peserta KB Baru terhadap
Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
71
Gambar 37. Persentase Penggunaan Kontrasepsi Akseptor Kb Baru Di Kab. Banggai Tahun 2013
b. Pencapaian Peserta KB Aktif
Persentase Cakupan peserta KB aktif terhadap PUS tahun 2008 -2013 dapat
dilihat pada gambar 38 berikut ini :
Gambar 38. Persentase Cakupan Peserta KB Aktif Terhadap Pasangan Usia Subur Tahun 2008 - 2013
Dari gambar 38 diatas tampak persentase cakupan peserta KB Aktif terhadap
PUS terlihat mengalami kenaikan dari 82,6 % tahun 2009 menjadi 85,3 % tahun 2010,
namun mengalami penurunan menjadi 48.5 % pada tahun 2011. Tahun 2012
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
72
mengalami peningkatan menjadi 78.3 %. Namun tahun 2013 mengalami penurunan
menjadi 74.6 %. Untuk mengetahui pola penggunaan alat kontrasepsi peserta KB Aktif
tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 39 berikut :
Gambar 39. Persentase Penggunaan Kontrasepsi Akseptor KB Aktif
Di Kabupaten Banggai Tahun 2013
B. PELAYANAN IMUNISASI
Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0 – 1
tahun (BCG, DPT,Polio, Campak, HB), Imunisasi untuk wanita usia subur/ibu hamil
(TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas 1 : DT dan kelas 2 – 3 : TT) , sedangkan
kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti
Desa non-UCI , potensial Risti KLB , ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau
kegiatannya lainnya berdasarkan kebijakan teknis.
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan
proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi.Bila
cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah
tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd
immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I).Dalam hal ini pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada wilayah
administrasi desa/kelurahan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
73
Gambar 40. Persentase Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Kabupaten Banggai Tahun 2009 - 2013
Desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization) adalah desa/kelurahan
dengan cakupan imunisasi dasar lengkap meliputi BCG, DPT , Polio dan Campak pada
bayi > 80 %. Di Kabupaten Banggai pada tahun 2013, persentase cakupan
desa/kelurahan Universal Child Imunization (UCI) adalah 80,5 % sama dengan
cakupan tahun 2012. Tahun 2011 persentase cakupan desa/kelurahan Universal Child
Imunization (UCI) adalah 60,5 %. Tahun 2010 persentase cakupan desa/kelurahan
Universal Child Imunization (UCI) sebesar 50%, tahun 2009 sebesar 83,2 % , dan
tahun 2008 sebesar 90 %.
C. PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT (USILA)
Kebijakan dan program yang dijalankan pemerintah dalam menunjang mutu
kehidupan para lansia tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004
Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia, yang antara lain
meliputi : Pelayanan kesehatan, melalui peningkatan upaya penyembuhan (kuratif),
diperluas pada bidang pelayanan geriatrik/gerontologik. Kelompok Usila adalah
kelompok umur ≥ 60 tahun. Berdasarkan laporan Seksi Kesehatan Keluarga dan
Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai tahun 2013 menunjukkan
persentase kelompok Usila yang mendapat pelayanan kesehatan sebesar 66,3 % .
(Gambaran pencapaian pelayanan kesehatan kelompok Usila dalam lima tahun
terakhir dapat dilihat pada Gambar 41).
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
74
Gambar 41. Persentase Kelompok Usila Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan Tahun Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013
D. PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT
Tujuan penyelenggaraan Jamkesmas adalah untuk meningkatkan akses dan
mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh pelayanan masyarakat miskin dan tidak
mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan
efisien.Melalui jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat diharapkan dapat
menurunkan angka kematian ibu melahirkan, menurunkan angka kematian bayi dan
balita serta penurunan angka kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus
kesehatan bagi masyarakat miskin umumnya. Program ini telah berjalan 4 tahun , dan
telah memberikan banyak manfaat bagi peningkatan akses pelayanan kesehatan
masyarakat miskin di Puskesmas dan jaringannya yang disalurkan langsung ke
Puskesmas. Pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin adalah pelayanan yang
diberikan pada keluarga miskin dalam bidang kesehatan, dengan menggunakan kartu
Jamkesmas / SKTM. Terdiri dari pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kebidanan,
dan pelayanan perbaikan gizi.
Berdasarkan Laporan Seksi Pelayanan Medik dan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai tahun 2013, jumlah masyarakat yang
terlayani JAMKESDA sebesar 46.000 jiwa, JAMKESMAS sebesar 130.175 jiwa, dan JKN
(ASKES PNS, JAMSOSTEK, TNI/POLRI/PNS/KEMHAN/PNS POLRI) sebesar 165.087
jiwa yang mendapat pelayanan kesehatan. Cakupan Pelayanan Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
75
Masyarakat Miskin Beserta Rawat Jalan Dan Rawat Inap Dapat Dilihat Pada
Lampiran Tabel 54 dan 55b.
E. PELAYANAN KESEHATAN DAERAH TERPENCIL DAN KEPULAUAN
Upaya pelayanan kesehatan di daerah terpencil, dan kepulauan di Kabupaten
Banggai dilaksanakan dalam rangka upaya kesehatan komunitas di daerah terpencil,
dan kepulauan. Pada tahun 2013 pelayanan kesehatan terpencil, dan kepulauan
dilaksanakan di beberapa wilayah kerja Puskesmas diantaranya di Desa Uwemea,
Desa Balaigondi, Desa Bajopoat, Desa Lambuli, Desa Boloak, Desa Talima A, Desa
Talima B, dan Desa Tintingon.
Kegiatan yang dilakukan berupa pemeriksaan kesehatan gratis, kegiatan
pelayanan kesehatan seperti promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu
dan anak, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, kegiatan Kordinasi
pelaksanaan serta monitoring evaluasi.
Pengembangan sarana kesehatan di Daerah terpencil dan kepulauan di
Kabupaten Banggai dibiayai dari Dana APBD dan DAK KEMENKES RI. Gambaran
wilayah pelayanan daerah terpencil di kabupaten Banggai dapat di lihat di tabel 10
berikut :
Tabel 10. Wilayah Pelayanan Kesehatan Daerah Terpencil Kabupaten Banggai
1 2 3 4 5 7
1 Nuhon Saiti Kabua-bua Roda 2 + Jalan Kaki 18 Km Terpencil/Pegunungan
Nuhon Kohoas Roda 2 + Jalan Kaki 41 Km Terpencil/Pegunungan
Tompalia Roda 2 + Jalan Kaki 67 Km Terpencil/Pegunungan
2 Bunta Bunta Lokait Roda 2 + Jalan Kaki 25 Km Terpencil/Pegunungan
Mumpe Jalan Kaki 25 Km Terpencil/Pegunungan
Lanang Jalan Kaki 24 Km Terpencil/Pegunungan
3 Pagimana Pagimana Balai Gondi Motor Laut 6 Jam Kepulauan
Bajo Poat Motor Laut 5 Jam Kepulauan
Tampe Motor Laut 6 Jam Kepulauan
Gomuo Motor Laut 5 Jam Kepulauan
Tg. Jepara Motor Laut 4 Jam Kepulauan
Pulau Tembang Motor Laut 6 Jam Kepulauan
Baloak Doda Jalan Kaki 60 Km Terpencil/Pegunungan
Dongkalan Jalan Kaki 15 Km Terpencil/Pegunungan
Lobu Dolom Jalan Kaki 10 Km Terpencil/Pegunungan
Lambuli Jalan Kaki 7 Km Terpencil/Pegunungan
5 Balantak Balantak Boloak Roda 4 20 Km Terpencil/Pegunungan
Talima A Roda 4 9 Km Terpencil/Pegunungan
Talima A Roda 4 10 Km Terpencil/Pegunungan
Booy Roda 2 + Jalan Kaki 10 Km Terpencil/Pegunungan
Tintingon Roda 2 + Jalan Kaki 20 Km Terpencil/Pegunungan
6 Lamala Mantok Garuga Roda 2 + Jalan Kaki 20 Km Terpencil/Pegunungan
11 Batui Sinorang Tumpu Jaya Jalan Kaki 16 Km Terpencil/Pegunungan
Tombeombong Roda 2 + Jalan Kaki 20 Km Terpencil/Pegunungan
12 Toili Toili II Uwemea Jalan Kaki 20 Km Terpencil/Pegunungan
Sumber: : Seksi Pelayanan Medik dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
DESAPUSKESMASKECAMATANNO KATEGORITRANSPORTASI
JARAK
TEMPUH
(DESA KE
KEC./PKM
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
76
F. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG
Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat
jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan ringan dan pelayanan rawat inap baik
secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapat
gangguan kesehatan sedang dan berat.Sebagian besar sarana pelayanan
Puskesmasdan rumah sakit dipersiapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan
dasar yang dilengkapi berbagai fasilitas, disamping memberikan pelayanan pada
kasus rujukan untuk rawat inap juga melayani kunjungan rawat jalan.
1. Pemanfaatan Rumah Sakit
Upaya kesehatan perorangan dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat
serta swasta untuk memelihara , meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menyembuhkan /memulihkan kesehatan perorangan Upaya pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat
gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung
maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapat gangguan
kesehatan sedang hingga berat.
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan rujukan. Di Kabupaten
Banggai terdapat satu rumah sakit tipe C yang dikelola pemerintah kabupaten yang
berada di wilayah Kecamatan Luwuk yaitu BRSUD Luwuk. Tahun 2013 jumlah
kunjungan BRSUD Luwuk sebesar 31.868 kunjungan terdiri dari 19.395 kunjungan
rawat jalan dan 12.473 kunjungan rawat inap. Jadi persentase penduduk kabupaten
Banggai yang memanfaatkan pelayanan kesehatan RSUD sebesar 60,8 % rawat
jalan dan 39,1 % rawat inap.
Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan Rumah sakit biasanya dilihat dari
berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi
pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di
Rumah sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy
Rate / BOR), rata-rata lama hari perawatan (Length of stay/LOS), rata-rata selang
waktu pemakaian tempat tidur (Turn Over Interval / TOI), persentase pasien keluar
yang meninggal (Gross Death Rate / GDR), dan persentase pasien keluar yang
meninggal < 24 jam perawatan (Neth Death Rate / NDR).
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
77
a. Angka Penggunaan Tempat Tidur (BOR / Bed Occupancy Rate )
Angka penggunaan tempat tidur atau BOR di RSUD Luwuk dapat digunakan
untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur. Angka Bed Occupancy Rate
yang ideal yang diharapkan adalah antara 60% sampai dengan 85%. Berdasarkan
data Rekam Medik RSUD Luwuk tahun 2013 penggunaan tempat tidur di RSUD
Luwuk 88,7 % dengan jumlah tempat tidur sebanyak 242 buah, tentunya ini
menggambarkan bahwa pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit mengalami
peningkatan dan telah mencapai angka yang ideal. BOR RSUD Luwuk selama enam
tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 42.
Gambar 42. Jumlah Tempat Tidur Di BRSUD Luwuk Di Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013
b. Rata – Rata Lama Hari Perawatan( ALOS / Length of stay)
Rata – rata lama perawatan di Rumah Sakit seorang pasien (ALOS = Average
Length Of Stay) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur efisiensi
pelayanan rumah sakit. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6 – 9 hari. Rata-
rata lama perawatan pada BRSUD Luwuk pada tahun 2013 sebesar 3,7 hari, ini
berarti bahwa angka LOS BRSUD Luwuk lebih rendah dari angka standar LOS
nasional. Data tahun 2012 sebesar 3,9 hari. Data tahun 2011 sebesar 4,0 hari, tahun
2010 sebesar 4,4 hari, tahun 2009 sebesar 4,2 hari, dan tahun 2008 sebesar 4,4 hari.
c. Angka Kematian Umum / (GDR/Gross Death Rate)
GDR atau angka kematian Umum adalah angka kematian total pasien rawat
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
78
inap yang keluar Rumah sakit per 1000 penderita yang keluar hidup dan mati.
Indikator ini menggambarkan kualitas pelayanan rumah sakit secara umum. Angka
ideal GDR adalah < 45 /1.000 pasien. Angka kematian umum (GDR) RSUD Luwuk
pada tahun 2013 sebesar 42,8 %0, Ini berarti angka GDR RSUD Luwuk masih dalam
batasan ideal. tahun 2012 sebesar 30,6 %0 , Tahun 2011 sebesar 40,0%0, Tahun 2010
sebesar 16,6%0, tahun 2009 sebesar 33,6 %0, Tahun 2008 sebesar 44,4 %0, Tahun
2007 sebesar 37,6 %0, tahun 2006 adalah 15 %0, dan tahun 2005 sebesar 10 %0.
d. Angka Kematian Netto (NDR/Neth Death Rate)
NDR atau angka kematian >48 jam setelah dirawat/masuk rumah sakit
untuk tiap-tiap 1000 pasien keluar. Indikator ini berguna untuk menggambarkan
kualitas pelayanan rumah sakit, asumsinya jika pasien meninggal setelah
mendapatkan perawatan selama 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit
yang terlibat dengan kondisi meninggalnya pasien. Namun jika pasien meninggal
kurang dari 48 jam masa perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien datang
ke rumah sakit yang menjadi penyebab utama pasien meninggal. Nilai NDR yang
ideal adalah < 25 / 1.000 pasien. NDR (Neth Death Rate) RSUD Luwuk pada tahun
2013 sebesar 22,5%0 , ini berarti nilai NDR RSUD menunjukan nilai lebih baik jika
dibandingkan dengan standar ideal nasional. Data tahun 2012 sebesar 11 %0 , tahun
2011 sebesar 15,2 %0 , tahun 2010 sebesar 7,3 %0, tahun 2009 sebesar 33,62 %0,
tahun 2008 sebesar 31,3 %0, tahun 2007 sebesar 10,9 %0, menurun dari tahun 2006
sebesar 14 %0.
e. Rata-rata Selang Waktu Penggunaan Tempat Tidur (TOI/Turn Over Interval)
TOI adalah rata-rata jumlah hari dimana tempat tidur tidak terpakai dari
saat terisi sampai saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat menggambarkan
tingkat efesiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak
terisi pada kisaran 1 – 3 hari. TOI (Turn Over Interval) RSUD Luwuk pada tahun
2012 adalah 0,8 hari, angka ini menunjukkan bhwa RSUD Luwuk telah mencapai
angka ideal, yaitu terdapat selang waktu 0,8 hari tempat tidur tidak terisi. Dengan
demikian, data dikatakan bahwa penggunaan tempat tidur di rumah sakit
memenuhi standard dan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun-
tahun sebelumnya. Data tahun 2012 sampai dengan tahun 2008 tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur adalah 2-3 hari.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
79
2. Pemanfaatan Puskesmas
Puskesmas merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang
juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok.
Kegiatan tersebut antara lain Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan,
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk Keluarga Berencana, Perbaikan
Gizi, Pemberantasan Penyakit Menular, dan Pengobatan. Puskesmas Perawatan
disamping menyelenggarakan pelayanan kesehatan juga menyediakan fasilitas
pelayanan rawat inap dan berfungsi sebagai “Pusat Rujukan Antara” yang melayani
penderita gawat darurat sebelum dirujuk ke rumah sakit.
Gambar 43. Persentase Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Dan Rawat Nginap Di Sarana Pelayanan Kesehatan (Rs,Puskesmas,Klinik Kesehatan) Di Kab.Banggai Tahun 2009 S/D 2013
Tahun 2013 di Kabupaten Banggai terdapat 24 Puskesmas yang tersebar di
23 Kecamatan terdiri dari 12 Puskesmas perawatan dan 12 Puskesmas non
perawatan. Hasil pemutakhiran data Profil kesehatan / pengumpulan data dari
Puskesmas tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah kunjungan rawat jalan dan
rawat inap Puskesmas sebesar 104.171 kunjungan, dimana rawat jalan sebesar
100.701 kunjungan dan rawat inap sebesar 3.470 kunjungan (belum semua
melaporkan). Persentase cakupan penduduk di Kabupaten Banggai Tahun 2013
yang memanfaatkan pelayanan kesehatan baik di Puskesmas maupun di pusat
pelayanan kesehatan lainnya (RS, Klinik, Balai pengobatan) sebesar 35 % dan rawat
inap sebesar 4,7 %. (Rincian jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
80
dipusat-pusat pelayanan kesehatan selama tahun 2013 dapat dilihat pada
pada gambar IV.17 dan lampiran tabel 55).
G. UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT
1. Pengendalian penyakit malaria
Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, meningkatnya
jumlah penderita malaria dan terjadinya kejadian luar biasa sangat berkaitan erat
dengan beberapa hal sebagai berikut : 1). Adanya perubahan lingkungan yang
berakibat meluasnya tempat perindukan nyamuk penular malaria, 2). Mobilitas
penduduk yang cukup tinggi, 3). Perubahan iklim yang menyebabkan musim hujan
lebih panjang dari musim kemarau, 4). Krisis ekonomi yang berkepanjangan
memberikan dampak pada wilayah-wilayah tertentu dengan adanya masyarakat
yang mengalami gizi buruk sehingga lebih rentan untuk terserang malaria, 5). Tidak
efektifnya pengobatan karena terjadi plasmodium falciparum resisten kloroquin
dan meluasnya daerah resisten, 6). menurunnya perhatian dan kepedulian
masyarakat terhadap upaya penanggulangan malaria secara terpadu.
Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan selama tahun 2013 di Kabupaten
Banggai untuk menekan angka kesakitan malaria antara lain penemuan dan
pengobatan penderita / Passive Case Detection ( PCD ) di Unit Pelayanan Kesehatan
yang secara rutin dilakukan setiap tahunnya dan kegiatan peningkatan SDM melalui
pelatihan petugas MikroskopisPuskesmas dan daerah terpencil serta kegiatan yang
dananya bersumber dari Proyek IMC KS IND Round 8 GF ATM Komponen Malaria
Kabupaten Banggai Tahun 2013 yaitu pelaksanaan Mass Blood Survey (MBS) di
daerah peningkatan kasus dan daerah terpencil yang tidak ada sarana dan petugas
kesehatan. Selain itu telah dilaksanakan pelatihan bagi petugas Puskesmas
pembantu dan petugas bidan dalam hal pengambilan dan pewarnaan sediaan darah
malaria, dimana kedepan mereka diharapkan dapat membantu agar semua
penderita malaria klinis harus diambil sediaan darahnya untuk diperiksa di
laboratorium sehingga pemberian pengobatan bagi penderita akan tepat sesuai
jenis plasmodium yang ada dalam tubuh penderita.
Penderita malaria yang diobati merupakan persentase penderita tersangka
malaria dan/atau positif malaria yang datang ke sarana kesehatan, diobati sesuai
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
81
pengobatan standar dalam kurun waktu 1 tahun. Persentase penderita malaria
yang diobati sejak tahun 2009 hingga 2013 sebesar 100 %, berarti semua penderita
tersangka malaria dan/atau positif malaria yang datang ke sarana kesehatan
diobati sesuai pengobatan standar. Realisasi pengobatan penderita tersangka
malaria dan/atau positif malaria yang datang ke sarana kesehatan sudah mencapai
target seperti yang diperlihatkan gambar 44 berikut ini :
Gambar 44. Target Dan Persentase Pengobatan Malaria Di Kab.Banggai Tahun 2009-2013
Sesuai dengan tujuan khusus pengendalian malaria yaitu diharapkan tahun
2013 semua kabupaten/kota mampu melakukan pemeriksaan sediaan darah
malaria dan memberikan pengobatan tepat dan terjangkau. Berdasarkan cakupan
konfirmasi laboratorium belum semua penderita malaria klinis dilakukan
pemeriksaan sediaan darahnya.
Gambar 45. Pencapaian Konfirmasi Laboratorium/Mikroskop Malaria (Cakupan PCD) Di Kab.Banggai Tahun 2008 - 2013
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
82
2. Pengendalian Penyakit TB Paru
Tujuan utama pengendalian TB Paru adalah : 1). Menurunkan insidens TB
Paru pada tahun 2015, 2). Menurunkan prevalensi TB Paru dan angka kematian
akibat TB Paru menjadi setengahnya pada tahun 2015, 3). Sedikitnya 70% kasus TB
Paru BTA + terdeteksi dan di obati melalui program DOTS (Directly Observed
Treatment Shortcourse Chemotherapy) atau pengobatan TB Paru dengan
pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat (PMO) dan 4). Sedikitnya 85 %
tercapai succes rate.
Upaya Pencegahandan Pemberantasan penyakit TB paru dilakukan dengan
pendekatan DOTS yaitu strategi penyembuhan TB Paru jangka pendek dengan
pengawasan secara langsung. Dengan menggunakan strategi DOTS maka proses
penyembuhan TB Paru dapat berlangsung secara cepat. DOTS menekankan
pentingnyapengawasan terhadap penderita TB Paru agar menelan obatnya secara
teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh. Strategi DOTS memberikan
angka kesembuhan yang tinggi, dapat mencapai 95 %. Strategi DOTS
direkomendasikanoleh WHO secara global untuk menanggulangi TB Paru.
Strategi DOTS terdiri atas 5 komponen , yaitu :
1. Adanya komitmen politis dari pemerintah untuk bersungguh-sungguh
menanggulangi TBC.
2. Diagnosis penyakit TBC melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis
3. Pengobatan TBC dengan panduan obat anti TBC jangka pendek, diawasi secara
langsung oleh PMO ( Pengawas menelan obat )
4. Tersedianya panduan obat anti TBC jangka pendek secara konsisten
5. Pencatatan dan pelaporan mengenai penderita TBC sesuai standar.
Gambar III.21 memperlihatkan kecenderungan angka penemuan kasus baru
( Case Detection Rate/CDR ). Salah satu indikator yang digunakan dalam
pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien
baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA
positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Selama tahun 2008 – 2013,
angka CDR berfluktuasi dari tahun 2006 CDR tertinggi (82.%) dan terus mengalami
penurunan, akan tetapi dalam 2 tahun terakhir menunjukan peningkatan
mendekati target nasional (70 %). Keberhasilan pengobatan TB Paru ditentukan
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
83
oleh kepatuhan dan keteraturan dalam berobat, pemeriksaan fisik dan
laboratorium. Angka keberhasilan pengobatan semenjak 2008 – 2013 terlihat
fluktuatif dimana empat tahun belakangan mengalami penurunan dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2013 , namun angka tersebut masih menunjukan bahwa
kabupaten banggai telah mencapai target keberhasilan pengobatan (SR=85%).
Gambar 46. Cakupan Penemuan Kasus TB BTA Positif (CDR) Dan Sucsess Rate (SR) Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013
3. Pengendalian penyakit HIV/AIDS
Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit
HIV/AIDS, disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga
diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang
dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Upaya penemuan penderita dilakukan
melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor, Zero Survey, pemantauan pada
kelompok berisiko penderita penyakit menular seksual (PMS), seperti Wanita
Penjaja Seks (WPS), penyalahgunaan obat dengan suntikan (IDU), penghuni Lapas
(Lembaga Pemasyarakatan). Untuk di Kabupaten Banggai, kegiatan utama
pemberantasan penyakit kelamin dan HIV/AIDS adalah Zero survei terhadap
kelompok resiko tinggi dan rendah yang disertai dengan penyuluhan langsung
kepada kelompok sasaran tersebut.
Dalam perjalanan penyakit dari HIV positif menjadi AIDS dikenal istilah
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
84
“window periods“ yang tidak diketahui dengan pasti periodisasinya sehingga
kelompok ini menjadi sangat potensial dalam menularkan potensial. Pada
kelompok ini disamping dilakukan pengobatan, yang lebih utama adalah dilakukan
konseling untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam ikut aktif mencegah
terjadinya penularan lebih lanjut.
Dalam rangka mengendalikan penyebaran dan menurunkan jumlah kasus
baru HIV dan AIDS, diperlukan upaya khusus yang difokuskan pada kelompok
remaja. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait
HIV dan AIDS adalah melalui kampanye "Aku Bangga Aku Tahu" (ABAT). Kampanye
ABAT merupakan sosialisasi mengenai perilaku seksual yang harus dihindari
sebelum ada komitmen melalui pernikahan dan penyadaran tentang cara penularan
penyakit HIV dan AIDS. Upaya lain yang dilakukan dalam rangka pengendalian HIV
dan AIDS yaitu peningkatan akses masyarakat terhadap pengobatan dan
penyediaan layanan terpadu/komprehensif HIV dan AIDS. Dengan upaya
penyediaan layanan terpadu tersebut, upaya pencegahan, perawatan, dan
pelayanan kasus HIV dan AIDS termasuk layanan konseling dan tes, layanan
perawatan, dukungan dan pengobatan, serta pengurangan dampak buruk dapat
dilakukan di satu titik layanan.
Dalam mendukung upaya pelayanan kesehatan untuk penanggulangan HIV
dan AIDS, perlu disediakan sumber daya yang mendukung upaya tersebut,
diantaranya adalah Layanan Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Anak (PPIA)
dan Pelayanan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP) HIV dan AIDS.Upaya
lain yang dilakukan dalam rangka pengendalian HIV dan AIDS adalah pelayanan
Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) HIV/AIDS. Pelayanan PDP
merupakan layanan terpadu yang meliputi konseling dan tes, layanan perawatan,
dukungan dan pengobatan. Di Indonesia terdapat 248 rumah sakit yang
memberikan layanan PDP melakukan pengobatan ARV.
4. Pengendalian penyakit ISPA
ISPA masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena
menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4
kematian yang terjadi.Setiap anak diperkirakan mengalami 3 – 6 episode ISPA
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
85
setiap tahunnya. Antara 40% - 60% dari kunjungan Puskesmas adalah karena
penyakit ISPA. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan
pada bayi berumur kurang dari 2 bulan.
Program pemberantasan ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan
yaitu pneumonia dan bukan pneumonia. Pnemonia dibagi atas derajat beratnya
penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek
seperti rhinitis, faringitis, tonsilitis, dan penyakit jalan nafas bagian atas lainnya di
golongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan
napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis
oleh kuman streptococcus jarang ditemukan pada bayi. Bila ditemukan harus di
obati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat
antibiotik.
Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang
ditemukan harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka
penemuan kasus ISPA juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA.
Hambatan yang ditemui dalam meningkatkan cakupan pneumonia balita
Puskesmas :
1. Tenaga terlatih tidak melaksanakan MTBS//tata laksana standar ISPA di
Puskesmas
2. Pembiayaan (logistik dan operasional) terbatas
3. Pembinaan (bimbingan teknis,monitoring dan evaluasi) secara berjenjang
masih sangat kurang
4. ISPA merupakan pandemik yang dilupakan /tidak prioritas sedangkan masalah
ISPA merupakan masalah multisektoral
5. Gejala pneumonia sukar dikenali oleh orang awam maupun tenaga kesehatan
yang tidak terlatih.
Upaya untuk meningkatkan cakupan penemuan kasus dan kualitas tata
laksana penderita Pnemonia Balita dilakukan di Kabupaten Banggai dengan
menerapkan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Unit
Pelayanan Kesehatan Dasar, sampai tahun 2013 tenaga kesehatan yang telah dilatih
berjumlah 147 orang (BBLR) dan 106 orang (Afiksia) yang tersebar di 24
Puskesmas.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
86
5. Pengendalian penyakit KUSTA
Penyakit Kusta adalah penyakit yang harus mendapat perhatian lebih serius,
sebab keterlambatan mendiagnosis dan keteraturan dalam berobat akan berakibat
resiko penderita pada kecacatan. Selain pengobatan penderita, diperlukan survei
aktif ke lokasi penderita, dalam upaya penemuan kasus dan pengobatan lebih awal.
Survei aktif diharapkan akan mencegah meluasnya penyakit ini. Semua penderita
yang ditemukan langsung diberikan pengobatan paket MDT yang terdiri atas
Rifampicin, Lampren, dan DDS selama kurun waktu tertentu. Sedangkan untuk
penderita yang ditemukan sudah dalam kondisi parah akan dilakukan rehabilitasi
melalui institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas pelayanan lebih
lengkap.
Dalam upaya penanggulangan penyakit kusta digunakan angka proporsi
cacat tingkat II (kecacatan yang dapat dilihat dengan mata) dan proporsi anak yang
diantara kasus baru. Angka proporsi cacat tingkat II yang tinggi mengindikasikan
adanya keterlambatan dalam penemuan penderita yang dapat diakibatkan
rendahnya kinerja petugas dan rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai
tanda-tanda dini penyakit kusta. Sedangkan indikator proporsi anak di antara kasus
baru mampu merepresentasikan penularan kusta yang masih terjadi pada
masyarakat. Berdasarkan laporan dari pengelola program P2 Kusta pada tahun
2013 angka kecacatan tingkat II tidak ditemukan, dan masih adanya penularan
kusta pada masyarakat di Kabupaten Banggai yang tercermin oleh proporsi
penderita berumur 0 – 14 tahun menunjukan angka 2,2 % ( 1 penderita ), indikator
program 5 %.
6. Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit DBD di kabupaten Banggai merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat, ditandai dengan tingginya angka kesakitan selama 2 tahun
terakhir. Hal ini karena masih tersebarnya vector nyamuk aedes aegepty yang
merupakan penular penyakit.
Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal yaitu : 1).
Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vector, 2). Diagnosis dini
dan pengobatan dini, dan 3). Peningkatan upaya pemberantasan vector penular
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
87
penyakit DBD. Upaya pemberantasan vector ini yaitu dengan pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala. Keberhasilan kegiatan PSN
antara lain dapat diukur dengan angka bebas jentik (ABJ). Apabila ABJ lebih atau
sama dengan 95% diharapkan penular DBD dapat dicegah atau dikurangi. Kegiatan
PSN dilakukan dengan cara3M yaitu: Menguras tempat penampungan air (TPA),
menutup TPA dan mengubur / menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan.
Selama tahun 2013 telah dilaksanakan abatisasi dan survey jentik serta
fogging focus di daerah kasus terbanyak di Kecamatan Luwuk yaitu di daerah
Kelurahan Baru, Hanga-hanga, Desa Tontouan, Kelurahan Luwuk, Kelurahan
Maahas, Kelurahan Kilongan, Kelurahan Baru, Kelurahan Bungin, Kelurahan Soho,
Kelurahan Karaton, Kelurahan Simpong, Kelurahan Kilongan Permai, Kelurahan
Tanjung Tuis, Desa Lumpoknyo , Desa Awu, Desa Boyou, Desa Salodik Desa Biak dan
Kecamatan Kintom. Untuk survey jentik berkala jumlah rumah diperiksa sebanyak
7.600 rumah dengan Angka bebas jentik/ABJ 92,54 %.
Tabel 11. Indikator Program P2DBD dan Pencapaian Target 2010 - 2013 Di Kabupaten Banggai
7. Pengendalian Penyakit Polio
Pada tahun 1988, sidang ke-41 WHA (Word Health Assembly) yang dihadiri
para menteri kesehatan dari Negara-negara WHO, telah menetapkan program
eradikasi polio secara global (global polio eradication initiative) yang ditujukan
untuk mengeradikasi penyakit polio pada tahun 2000. Kesepakatan ini diperkuat
oleh sidang World summit for children pada tahun 1989, dimana Indonesia turut
menandatangani kesepakatan tersebut.Eradikasi dalam hal ini bukan sekedar
TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI
Persentase rumah / bangunan
bebas jentik (%)> 95 % 89.5 > 95 % 89.5 > 95 % 89.5 > 95 % 89.5
Persentase Kejadian DBD ditangani sesuai
standar (%)80 100 80 100 80 100 80 100
Angka kesakitan
DBD (per 100.000 penduduk)< 20 18 < 20 3.7 < 20 29 < 20 15
Angka kematian DBD (%) < 1 0 < 1 8.3 < 1 4 < 1 2
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai,2013
2013201220112010INDIKATOR
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
88
mencegah terjadinya polio, melainkan mempunyai arti yang lebih luas lagi, yaitu
menghentikan terjadinya transmisi virus polio liar diseluruh dunia.
Pengertian eradikasi polio adalah apabila tidak ditemukan virus polio liar
indegenous selama 3 tahun berturut-turut di suatu region yang dibuktikan dengan
surveilans AFP yang sesuai standar sertifikasi. Dasar pemikiran eradikasi polio
adalah :
1. Manusia satu-satunya reservoir dan tidak ada longterm carrier pada
manusia
2. Sifat virus polio yang tidak tahan lama hidup dilingkungan
3. Tersedianya vaksin yang mempunyai efektivitas >90% dan mudah dalam
pemberian
4. Layak dilaksanakan secara operasional
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio di Kabupaten Banggai
telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan
kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid
Paralysis (AFP) kelompok umur <15 tahun dalam kurun waktu tertentu, untuk
mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di masyarakat dengan
pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai, Tahun 2013 berdasarkan
kegiatan surveilans AFP pada penduduk <15 tahun ditemukan 1 kasus AFP di Wilayah
kerja Puskesmas Kampung Baru Kelurahan Kompo.
Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans,
akan dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus
polio liar yang menyerang masyarakat. WHO menetapkan target untuk non polio AFP
Rate sebesar ≥ 2,5 per 100.000 anak umur < 15 tahun. Sedangkan untuk standar
spesimen adekuat adalah >80% artinya minimal 80% specimen tinja penderita harus
sesuai dengan persyaratan yaitu diambil ≤ 14 hari setelah kelumpuhan dan suhu
specimen 0 - 8 oC sampai di laboratorium.
H. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR
Faktor lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam proses
timbulnya gangguan kesehatan baik secara individu maupun masyarakat umum.
Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar dimaksudkan untuk
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
89
memperkecil atau meniadakan faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguan
kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang sehat. Bentuk Upaya yang dilakukan
yaitu Pembinaan kesehatan lingkungan dan Pengawasan Tempat-Tempat Umum.
Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan
institusi yang memiliki potensi mengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan
secara berkala. Kegiatan pembinaan dimaksud mencakup upaya pemantauan,
penyuluhan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi
dasar (air bersih dan jamban), pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan
lain-lain. Tempat-tempat umum adalah Tempat atau sarana yang diselenggarakan
pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat
yang meliputi: sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah (SD/MI,
SLTP/MTs, SLTA/MA), dan hotel (bintang dan non bintang). Hasil pemutakhiran
data/pengumpulan data Profil kesehatan dari Puskesmas dalam kaitan pembinaan
kesehatan lingkungan pada Tempat-Tempat Umum (TTU) terdapat 638 TTU yang ada
di Kabupaten Banggai pada tahun 2013, dan 589 yang memenuhi syarat kesehatan
( 92,3 %).
I. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut
dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat
generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat, mempromosikan
penggunaan obat yang rasional dan obat generik, meningkatkan kualitas pelayanan
kefarmasian serta pelayanan kesehatan dasar, serta melindungi masyarakat dari
penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu dan keamanan.
Pemenuhan kebutuhan obat generik baik obat sangat-sangat esenial, sangat esensial
dan esensial mencapai 100 %, termasuk kebutuhan alat-alat kesehatan dan bahan
habis pakai. Data Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Kebutuhan Pelayanan
Kesehatan Dasar Kabupaten Banggai Dapat Dilihat Pada Lampiran Tabel 69.
Jumlah sarana pelayanan kesehatan, distribusi obat dan perbekalan
kesehatan di kabupaten banggai tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 berikut :
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
90
Tabel 12. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kab. Banggai Tahun 2013
J. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk
menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Permasalahan gizi yang
masih merupakan prioritas masalah di Indonesia antara lain Kurang Energi Protein,
Kurang vitamin A, Gangguan akibat kekurangan yodium dan anemia gizi , adapun
upaya yang dilakukan dalam menanggulangi dan mencegah masalah tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Pemantauan pertumbuhan balita
Upaya pemantauan status gizi pada kelompok balita difokuskan melalui
pemantauan terhadap pertumbuhan balita yang dilakukan melalui kegiatan
penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan. Kegiatan penimbangan balita
di Posyandu (D/S) menjadi salah satu indikator yang ditetapkan. Indikator ini
berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan
kesehatan dasar khususnya imunisasi serta penanganan prevalensi gizi kurang
pada balita. Dengan cakupan cakupan D/S yang tinggi, diharapkan semakin tinggi
pula cakupan vitamin A, cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1
2 RUMAH SAKIT KHUSUS -
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 12 12
- JUMLAH TEMPAT TIDUR -
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 12 12
3 PUSKESMAS KELILING 24 24
4 PUSKESMAS PEMBANTU 105 105
1 RUMAH BERSALIN 1 1
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3 3
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 4 4
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 30 30
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL -
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 1 1
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL -
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI -
6 APOTEK 29 29
7 TOKO OBAT 37 37
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN -
Sumber: Seksi Informasi, Litbang dan Diklat Kesehatan
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
91
kurang. Berdasarkan hasil pengumpulan data profil kesehatan pemantauan balita
tahun 2013 dari seksi gizi masyarakat Dinas kesehatan Kabupaten Banggai, dapat
dilihat pada gambar 47 berikut :
Gambar 47. Distribusi Jumlah Baduta/Balita Ditimbang Dan BGM Kabupaten Banggai Tahun 2013
Cakupan penimbangan baduta dan balita di posyandu (D/S) di Kabupaten
Banggai pada tahun 2013 sebesar 67,6 dan 49,6 %. Cakupan penimbangan balita
tertinggi di Puskesmas Sinorang (70,2 %). Sedangkan cakupan penimbangan balita
terendah di Puskesmas Toili I (19,4%).
Kunjungan balita ke posyandu sangat berkaitan dengan indikator D/S. Namun
demikian terdapat beberapa kendala yang dihadapi terkait dengan kunjungan
balita ke posyandu. Permasalahan tersebut antara lain : dana operasional dan
sarana prasarana untuk menggerakkan kegiatan Posyandu, tingkat pengetahuan
kader dan kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling,
tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat terhadap manfaat Posyandu, serta
pelaksanaan pembinaan kader. (Data dan informasi tentang penimbangan
baduta dan balita di posyandu menurut puskesmas pada tahun 2013 dapat
dilihat terdapat pada lampiran tabel 44 dan 47).
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Selain anemia gizi besi, kekurangan vitamin A juga menjadi perhatian
dalam upaya perbaikan gizi masyarakat. Oleh karena itu dilakukan pemberian
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
92
kapsul Vitamin A dalam rangka mencegah dan menurunkan prevalensi kekurangan
vitamin A (KVA) pada balita. Cakupan yang tinggi dari pemberian kapsul vitamin A
dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah KVA pada masyarakat.
Vitamin A berperan terhadap penurunan angka kematian, pencegahan kebutaan,
serta pertumbuhan dan kelangsungan hidup anak.
Masalah vitamin A pada balita secara klinis bukan lagi masalah kesehatan
masyarakat (prevalensi xeropthalmia < 0,5%). Hasil studi masalah gizi mikro di 10
kota pada 10 provinsi tahun 2006, diperoleh prevalensi xeropthalmia pada balita
0,13%, sedangkan hasil survey vitamin A pada tahun 1992 menunjukkan prevalensi
xeropthalmia sebesar 0,33%.
Namun demikian KVA subklinis, yaitu tingkat yang belum menampakkan
gejala nyata, masih ada pada kelompok balita. KVA tingkat subklinis ini hanya dapat
diketahui dengan memeriksa kadar vitamin A dalam darah di laboratorium. Selain
itu, sebaran cakupan pemberian vitamin A pada balita menurut provinsi masih ada
yang dibawah 75%. Dengan demikian kegiatan pemberian vitamin A pada balita
masih perlu dilanjutkan, karena bukan hanya untuk kesehatan mata dan mencegah
kebutaan, namun lebih penting lagi, vitamin A meningkatkan kelangsungan hidup,
kesehatan dan pertumbuhan anak.
Pemberian kapsul vitamin A dilakukan terhadap bayi (6-11 bulan) dengan
dosis 100.000 SI, anak balita (12-59 bulan) dengan dosis 200.000 SI, dan ibu nifas
diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin
A yang cukup melalui ASI. Pemberian Kapsul Vitamin A diberikan secara serentak
setiap bulan Februari dan Agustus pada balita usia 6-59 bulan.
Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita usia 6-59 bulan di
Kabupaten Banggai tahun 2013 mencapai 60,3 %. Capaian ini sedikit menurun
dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 88,3 %. Dengan mengalami penurunan,
maka masih diperlukan upaya untuk meningkatkan cakupan pemberian kapsul
vitamin A. Upaya tersebut antara lain melalui peningkatan integrasi pelayanan
kesehatan anak, sweeping pada daerah yang cakupannya masih rendah dan
kampanye pemberian kapsul vitamin A.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
93
Gambar 48. Distribusi Jumlah Balita Mendapat Kapsul Vitamin A
Kabupaten Banggai Tahun 2009- 2013
Gambaran pemberian kapsul vitamin A dua kali selama lima tahun terakhir
dapat dilihat pada gambar 48. Berdasarkan gambar tersebut, terlihat bahwa jumlah
balita pada tahun 2013 mengalami kenaikan yaitu 41.502 balita jika dibandingkan
dengan tahun 2012, namun dari persentase balita yang mendapatkan vitamin A
mengalami penurunan (60,3%). Vitamin A merupakan zat gizi yang penting
(esensial) bagi manusia, karena zat gizi ini tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga
harus dipenuhi dari luar. (Gambaran Secara Rinci Hasil Cakupan Balita Yang
Diberi Vitamin A Dua Kali Menurut Puskesmas Selama Tahun 2013 Dapat
Dilihat Pada Lampiran Tabel 44).
Upaya meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber vitamin A melalui
proses komunikasi-informasi-edukasi (KIE) meupakan upaya yang paling aman
dan berkelanjutan. Namun seringkali penyuluhan tidak akan segera memberikan
dampak nyata. Selain itu kegiatan fortifikasi vitamin A masih bersifat rintisan. Oleh
sebab itu penanggulangan kekurangan vitamin A masih bertumpu pada pemberian
kapsul vitamin A dosis tinggi.Kelompok sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis
tinggi yaitu bayi,anak balita , dan ibu nifas.
1. Bayi
Kapsul vitamin A 100.000 SI diberikan kepada semua anak bayi (umur 6 – 11
bulan) baik sehat maupun sakit.Di berikan setiap 6 bulan secara serempak pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
94
bulan Februari dan Agustus.
2. Anak Balita
Kapsul vitamin A 200.000 SI diberikan kepada semua anak balita (umur 1 – 4
tahun) baik sehat maupun sakit. Di berikan setiap 6 bulan secara serempak
pada bulan Februari dan Agustus.
3. Ibu Nifas
Kapsul vitamin A 200.000 SI diberikan kepada ibu yang baru melahirkan (nifas)
sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Di
berikan paling lambat 30 hari setelah melahirkan.
Selain 3 kelompok diatas, ada kejadian tertentu yang harus segera diberikan kapsul
vitamin A , yaitu :
a. Xeroftalmia, dengan tanda-tanda buta senja, bercak putih (bercak bitot) , mata
keruh tau kering. Pemberian vitamin A dilakukan dengan ketentuan sebaga
berikut :
- Saat ditemukan : segera diberi 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI
- Hari berikutnya : 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI
- 4 (empat) minggu berikutnya : 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI
b. Campak
Anak yang menderita campak, segera diberi kapsul vitamin A 200.000 SI. Untuk
bayi diberi satu kapsul vitamin A 100.000 SI
3. Pemberian Tablet Besi
Salah satu permasalahan gizi masyarakat adalah anemia gizi, yaitu suatu
kondisi ketika kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah tergolong rendah. Rendahnya
kadar Hb ini terjadi karena kekurangan asupan zat gizi yang diperlukan untuk
pembentukan komponen Hb terutama zat besi (Fe). Sebagian besar anemia yang
ditemukan di Indonesia adalah anemia gizi besi yaitu anemia yang disebabkan
karena kekurangan zat besi (Fe). Dalam rangka penanggulangan permasalahan
anemia gizi besi, telah dilakukan program pemberian tablet Fe. Pemberian tablet
besi ini diintegrasikan dengan pelayanan kunjungan ibu hamil (antenatal care).
Anemia gizi merupakan masalah kesehatan yang ikut berperan sebagai
penyebab tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi, produktivitas kerja,
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
95
prestasi olahraga dan kemampuan belajar. Oleh Karena itu, penanggulangan
anemia gizi menjadi salah satu program potensial untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan
masalah gizi terutama anemia akibat kekurangan zat besi (Fe). Pelayanan
pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus anemia serta
meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu
hamil. Tablet Fe1 (30 tablet) dan Fe3 (90 tablet) diberikan selama periode
kehamilan yang diberikan didalam maupun diluar gedung Puskesmas atau oleh
kader. Tujuan pemberian Tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu
hamil, karena pada masa kehamilan kebutuhan Fe meningkat.
Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil (Fe-1 dan Fe-
3) pada tahun 2009 – 2013 dapat dlihat pada gambar 49 berikut : Tahun 2013 di
Kabupaten Banggai jumlah ibu hamil adalah 7.347 ibu hamil, yang mendapatkankan
tablet Fe1 sebesar 61,81 % dan Fe3 sebesar 48,4%. Hal ini menunjukkan
penurunan jika dibandingkan cakupan tahun 2012 mendapat tablet Fe1 sebesar
64,40 % dan Fe3 sebesar 56,8 % dari 7.774 ibu hamil. Efektivitas upaya pemberian
tablet besi juga sangat bergantung pada seberapa besar kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi yang diberikan. Cakupan pemberian tablet besi yang
tinggi bisa tidak berdampak pada penurunan anemia besi jika kepatuhan ibu hamil
dalam menelan tablet besi masih rendah.
Gambar 49. Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe-1 & Fe-3) Pada Ibu Hamil Kabupaten Banggai Tahun 2009-2013
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
96
Program pemberian tablet besi sangat terkait dengan pelayanan kesehatan
pada ibu hamil (K1-K4) karena diberikan pada saat ibu hamil melakukan kunjungan
ke pelayanan kesehatan. Pemberian tablet besi juga menjadi salah satu syarat
terpenuhinya kunjungan ibu hamil K4. Namun demikian, capaian kunjungan K4 ibu
hamil pada tahun 2013 sebesar 82,5%, yaitu lebih besar dibandingkan dengan
capaian pemberian tablet besi pada ibu hamil sebesar 48,5%. Secara ideal,
seharusnya capaian dua indikator tersebut sama atau tidak jauh berbeda. Oleh
karena itu diperlukan perbaikan pada sistem pencatatan dan pelaporan serta
koordinasi antar pengelola program terkait. (Data dan informasi lebih rinci
menurut puskesmas mengenai pemberian tablet besi pada ibu hamil di tahun
2013 terdapat pada Lampiran Tabel 32).
Untuk menentukan apakah seseorang menderita anemia atau tidak,
umumnya digunakan nilai-nilai batas normal yang tercantum dalam keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 736a/Menkes/XI/1989,yaitu :
- Hb laki-laki dewasa : > 13 g/dl
- Hb perempuan dewasa : > 12 g/dl
- Hb anak-anak : > 11 g/dl
- Hb ibu hamil : > 11 g/dpl
Seseorang dikatakan anemia bila kadar Hb-nya kurang dari nilai baku
tersebut diatas. Kurangnya asupan zat besi (Fe) yang adekuat mengakibatkan
timbulnya penyakit anemia gizi. Gejala tampak jika kadar Hb di bawah 11 g/dl
adalah pucat, lesu, letih, lemah, dan terjadinya pendarahan.
Masih tingginya prevalensi anemia ibu hamil dan sebagian besar
penyebabnya adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan
hemoglobin, sehingga anemia yang ditimbulkan disebut anemia kekurangan besi.
Keadaan kekurangan besi pada ibu hamil dapat menimbulkan gangguan atau
hambatan pertumbuhan baik pada sel tubuh maupun sel otak pada janin. Pada ibu
hamil dapat mengalami keguguran, lahir sebelum waktunya, bayi berat lahir rendah
(BBLR), perdarahan sebelum serta pada waktu melahirkan, dan pada anemia berat
dapat menimbulkan kematian ibu dan bayi. Pada anak dapat mengalami gangguan
pertumbuhan, tidak dapat mencapai tinggi yang optimal dan anak menjadi kurang
cerdas.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
97
Mengingat dampak anemia tersebut diatas yang dapat menurunkan
kualitas sumberdaya manusia,maka perlu penanggulangan kekurangan zat besi
pada ibu hamil dengan segera, melalui program pemberian tablet zat besi pada ibu
hamil. Program ini dilaksanakan dengan harapan setiap ibu hamil secara teratur
memeriksakan diri ke Puskesmas atau posyandu selama masa kehamilannya.
Tablet besi dibagikan oleh petugas kesehatan kepada ibu hamil secara gratis.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
98
Salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang
berkualitas yaitu sumber daya kesehatan, yang diharapkan dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Pada bab sumber daya kesehatan menyajikan
gambaran keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.
A. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi: Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit (RS), sarana produksi dan distribusi
kefarmasian dan alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM), serta institusi pendidikan tenaga kesehatan.
1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Puskesmas, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 Tahun
2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, merupakan unit pelaksana teknis (UPT)
dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas memiliki fungsi sebagai: 1)
pusat pembangunan berwawasan kesehatan; 2) pusat pemberdayaan masyarakat; 3)
pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer; dan 4) pusat pelayanan kesehatan
perorangan primer. Wilayah kerja Puskesmas meliputi wilayah kerja administratif,
yaitu satu wilayah kecamatan, atau beberapa desa/kelurahan di satu wilayah
kecamatan dan disetiap kecamatan harus ada minimal satu unit Puskesmas. Dasar
pertimbangan untuk membangun dan menentukan wilayah kerja Puskesmas antara
lain faktor luas wilayah, kondisi geografis, dan kepadatan penduduk.
Sampai dengan akhir tahun 2013, jumlah Puskesmas di Kabupaten Banggai
yang tercatat sebanyak 24 unit, dengan rincian Puskesmas perawatan sejumlah 12
unit dan Puskesmas non perawatan sejumlah 12 unit. Jumlah ini tidak mengalami
peningkatan dari tahun 2012. Puskesmas dibantu satu atau beberapa Puskesmas
pembantu, jumlah Puskesmas Pembantu (PUSTU) sebesar 105 Pustu (Gambar 50
memperlihatkan jumlah Puskesmas tahun 2008 sampai dengan 2013).
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
99
Untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap Puskesmas, salah satu
indikator yang digunakan yaitu rasio Puskesmas per 100.000 penduduk. Dalam kurun
waktu 2008 hingga 2013, rasio Puskesmas menunjukkan ratio yang berfluktuasi dari
tahun ke tahun hal ini dimungkinkan karena dalam beberapa tahun jumlah penduduk
bertambah tapi jumlah puskesmas tetap. Akan tetapi pada umumnya sejak tahun2008
rasio Puskesmas per 100.000 penduduk mengalami peningkatan. Pada tahun 2008
sebesar 6,5 dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 7,0 Puskesmas. Distribusi
Puskemas dan Puskesmas pembantu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan
dasar telah lebih merata, peningkatan ini merupakan salah satu upaya pemerataan
Puskesmas dalam menjangkau penduduk sasaran di wilayah kerjanya, seperti terlihat
pada Gambar 50 berikut :
Gambar 50. Jumlah Puskesmas Dan Rasio Terhadap 100.000 Penduduk
Di Kabupaten Banggai Tahun 2008-2013
Dengan rata-rata ratio Puskesmas tehadap 100.000 penduduk 7,0 per 100.000
tahun 2013. Ini berarti pada periode tahun 2013 setiap 100.000 penduduk rata-rata
dilayani oleh 7 unit Puskesmas. Sedangkan rasio pustu terhadap Puskesmas adalah
5 : 1 artinya bahwa setiap Puskesmas rata-rata didukung oleh 5 pustu dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat di
Puskesmas, beberapa Puskesmas non perawatan telah ditingkatkan statusnya menjadi
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
100
Puskesmas perawatan. Puskesmas perawatan ini berlokasi jauh dari rumah sakit, di
jalur-jalur jalan raya yang rawan kecelakaan, serta diwilayah yang terpencil. Tahun
2012 di Kabupaten Banggai jumlah Puskesmas perawatan sebanyak 12 unit yaitu
Puskesmas Kampung Baru, Puskesmas Kintom, Puskesmas Bunta, Puskesmas
Pagimana, Puskesmas Bualemo, Puskesmas Balantak, Puskesmas Tangeban,
Puskesmas Hunduhon, Puskesmas Batui, Puskesmas Toili I, Puskesmas Toili II dan
Puskesmas Toili III.
Kementerian Kesehatan RI memberikan dukungan melalui Dana Alokasi
Khusus (DAK) kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk pembangunan
Puskesmas perawatan, termasuk penyediaan peralatan kesehatan dan rumah dinas
tenaga medis, bidan dan perawat. Peningkatan jumlah Puskesmas perawatan yang
menyelenggarakan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif telah terbukti
mempunyai daya ungkit yang lebih besar terhadap peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, bila diselenggarakan secara baik, melibatkan secara aktif masyarakat,
konsisten, dan berkesinambungan.
Bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja Puskesmas, dimana sasaran
penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk, maka
jumlah Puskesmas per 30.000 penduduk pada tahun 2013 rata-rata adalah 2 unit. Ini
berarti bahwa Puskesmas diharapkan sudah dapat menjangkau penduduk sasaran di
wilayah kerjanya. Sementara itu, di tahun 2013 jika dilihat rasio Puskesmas Pembantu
per 100.000 penduduk maka Kabupaten Banggai berada diatas rata-rata nasional
yakni 34,7 per 100.000 penduduk (Nasional = 10,5 per 100.000 penduduk).
Sedangkan untuk Puskesmas Keliling berjumlah 24 dengan rasio Puskesmas Keliling
terhadap Puskesmas berada pada rata-rata rasio secara nasional yakni sebesar 1,04
(Nasional 0,8).
Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan pertama dan terdepan dalam
sistem pelayanan kesehatan melaksanakan upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas dan upaya kesehatan pengembangan diselenggarakan sesuai dengan
masalah, kondisi, kebutuhan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah
daerah setempat. Upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas antara lain
Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED), Pelayanan Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
101
Peduli Remaja (PKPR), upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan olahraga, dan
tatalaksana kasus Kekerasan terhadap Anak (KtA).
2. Rumah sakit
Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain upaya promotif dan preventif,
di dalamnya juga terdapat pembangunan kesehatan bersifat kuratif dan rehabilitatif.
Rumah Sakit (RS) merupakan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang utamanya
menyelenggarakan upaya kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit juga berfungsi sebagai
sarana pelayanan kesehatan rujukan.
Sejak tahun 2011, berdasarkan kepemilikan, rumah sakit dikelompokkan
menjadi rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Pengelompokan ini berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentang Perizinan
Rumah Sakit. Rumah sakit publik adalah rumah sakit yang dikelola Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan Badan Hukum yang bersifat nirlaba. Sedangkan rumah sakit
privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh bahan hukum dengan tujuan profit yang
berbentuk perseroan terbatas atau persero. Indikator yang digunakan untuk menilai
perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas
perawatan yang diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasio
terhadap jumlah penduduk.
Gambar 51. Jumlah Tempat Tidur di BRSUD Luwuk Tahun 2008 - 2013
Tahun 2013 jumlah Rumah sakit (Pemerintah dan Swasta) di kabupaten
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
102
Banggai sebanyak 2 unit terdiri dari Rumah sakit umum ( tipe C ) dan Rumah sakit
bersalin. Selain rumah sakit, untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan
kesehatan disajikan pula jumlah tempat tidur rumah sakit. Jumlah dan rasio tempat
tidur rumah sakit terhadap penduduk dapat digunakan untuk menggambarkan
kemampuan rumah sakit tersebut dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, khususnya dalam hal daya tampung pasien rawat inap yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan rujukan. Jumlah tempat tidur pada rumah sakit umum
Luwuk dalam 5 tahun terakhir menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan.
Gambaran peningkatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 51.
3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Dalam mewujudkan masyarakat sehat, diperlukan kesadaran setiap anggota
masyarakat akan pentingnya perilaku sehat, berkeinginan, serta berdaya untuk hidup
sehat. Masyarakat bersinergi membangun kondisi lingkungan yang kondusif untuk
hidup sehat. Langkah tersebut tercermin dalam pengembangan sarana Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di desa dan kelurahan, seperti adanya
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). UKBM yang
ada di desa dan kelurahan menjadi ciri khas bahwa desa dan kelurahan tersebut telah
menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Dinyatakan demikian karena penduduk di
desa dan kelurahan tersebut dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan
dasar dan mengembangkan UKBM serta melaksanakan survailans berbasis
masyarakat (pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan
perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan
lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan
dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat terutama ibu, bayi dan anak balita. Dalam
menjalankan fungsinya, Posyandu diharapkan dapat melaksanakan 5 program
prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi serta
pencegahan dan penanggulangan diare.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
103
Untuk memantau perkembangannya Posyandu dikelompokkan kedalam 4
strata yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama dan Posyandu
Mandiri. Pada tahun 2013 terdapat 297 Posyandu di Kabupaten Banggai yang terdiri
dari 44,1% Posyandu Pratama, 43,1% Posyandu Madya, 11,4% Posyandu Purnama
dan 1,35% Posyandu Mandiri. Perkembangan jumlah Posyandu selama tahun 2008 –
2013 dapat dilihat pada gambar 52 .
Gambar 52. Perkembangan Jumlah Posyandu Kabupaten Banggai
Tahun 2008-2013
Tahun 2013 rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 1,2 atau rata –
rata pada tiap desa/kelurahan terdapat 1 Posyandu. Untuk melakukan pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan, diperlukan peran serta kader dan tokoh masyarakat
sebagai penggerak masyarakat. Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta
masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan
tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk
Keluarga Berencana. Tahun 2013 jumlah Polindes/Poskesdes di Kabupaten Banggai
sebanyak 234buah yang tersebar di 24 Kecamatan. (Gambaran Secara Rinci Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Menurut Kecamatan Selama Tahun
2013 Dapat Dilihat Pada Lampiran Tabel 70).
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
104
B. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Dalam melaksanakan upaya pembangunan kesehatan diperlukan pembiayaan,
baik yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat termasuk swasta.
Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari pemerintah terdiri atas : (1). APBD
Kesehatan , dan (2). APBN yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK),
JAMKESMAS, dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Pada tahun 2013 total
anggaran Kesehatan sebesar Rp. 133,573,949,031 dengan rincian APBD Kesehatan
Kabupaten, sebesar Rp. 99,441,549,031, APBN Kesehatan sebesar Rp. 34,132,400,000
(Dana Tugas Pembantuan/TP DINKES Rp. 3.074.000.000, Jamkesmas
Rp.3.207.043.000, BOK Rp. 2.574.000.000, TP BRSUD Luwuk Rp. 29,500,000,000, DAK
BRSUD Luwuk Rp. 1,558,400,000 , dan APBD BRSUD Luwuk Rp. 42,770,795,635),
Rincian Anggaran Kesehatan Kabupaten Banggai Tahun 2013 Dapat Dilihat Pada
Lampiran Tabel 81.
Gambar 53. Alokasi Anggaran Kesehatan Terhadap APBD Kab.Banggai Tahun 2008-2013
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dihitung anggaran kesehatan perkapita
pada tahun 2013 dengan membandingkan jumlah penduduk Kabupaten Banggai
dengan total anggaran. Maka total anggaran kesehatan perkapita tahun 2013 sebesar
Rp. 389,770.47 sedangkan persentase total anggaran terhadap APBD adalah 9,2 %.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
105
Proporsi anggaran kesehatan menurut sumbernya pada tahun 2013 dapat
digambarkan seperti pada gambar 54 berikut ini :
Gambar 54. Proporsi Anggaran Kesehatan Kab. Banggai Tahun 2013
C. SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai jenis tenaga kesehatan
yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat,
yang mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit.Pengadaan tenaga kesehatan dilaksanakan melalui pendidikan dan
pengembangan tenaga kesehatan melalui pelatihan tenaga oleh pemerintah maupun
masyarakat. Penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah,
tetapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi
ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun yang
bekerja di sektor swasta perlu diketahui. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan formal di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.
Amanat Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada
pasal 21 menyebutkan bahwa Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dalam Peraturan Presiden nomor 72 Tahun
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
106
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional dijelaskan bahwa untuk melaksanakan
upaya kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya
manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya serta
terdistribusi secara adil dan merata. Sumber daya manusia kesehatan termasuk
diantaranya kelompok tenaga kesehatan, yang terdiri dari tenaga medis, tenaga
kefarmasian, tenaga keperawatan dan kebidanan, tenaga kesehatan masyarakat,
tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian
medis, dan tenaga kesehatan lainnya.
1. Tenaga Kesehatan di Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pada tahun 2013 di Kabupaten Banggai, jumlah tenaga kesehatan (medis,
perawat dan bidan, farmasi, gizi, teknisi medis, sanitasi serta kesehatan masyarakat)
adalah 1.360 tenaga, tersebar di unit-unit pelayanan kesehatan yakni Puskesmas
(termasuk pustu dan polindes), rumah sakit, institusi Akper/Dinas Kesehatan dan
Sarana Kesehatan Lain. Jumlah tenaga kesehatan di kabupaten Banggai tahun 2008 –
2013 dapat dilihat pada gambar 55 Gambar tersebut menunjukkan bahwa terjadi
kecenderungan peningkatan jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Banggai dari
1.063 tenaga kesehatan tahun 2012 menjadi 1360 tenaga kesehatan pada tahun 2013.
Gambar 55. Jumlah Tenaga Kesehatan Kab.Banggai Tahun 2008 - 2013
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
107
2. Jumlah Rasio dan Tenaga Kesehatan
Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan
adalah tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan di masyarakat.
Menurut pendataan Seksi PSDMK, pada tahun 2013 jumlah SDM Kesehatan yang
tercatat sebanyak 1.360 orang yang terdiri atas 1.231 tenaga kesehatan dan 129
tenaga non kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri atas 82 tenaga medis, 498 perawat,
364 bidan, 48 tenaga farmasi, dan 239 tenaga kesehatan lainnya.
Gambar 56. Persebaran Nakes Berdasarkan Unit Kerja Kab. Banggai Tahun 2013
Persebaran tenaga kesehatan menurut profesi dan unit kerja dapat dilihat
pada gambar 56 dan 57, sedangkan untuk Rasio tenaga kesehatan per 100.000 tahun
2013 penduduk untuk masing-masing profesi kesehatan dapat dilihat pada tabel 13.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di Kabupaten Banggai, hingga
saat ini telah terdistribusi sejumlah tenaga pada berbagai institusi kesehatan. Tenaga
kesehatan yang terdistribusi tersebut terserap paling banyak pada Puskesmas
(termasuk Pustu dan Polindes) 70 %, kemudian Dinkes sebesar 22%, lalu RS, Klinik
sebesar 7 %, dan AKPER 1 %, (Rincian persebaran tenaga kesehatan berdasarkan
unit kerja dapat dilihat pada Lampiran Tabel 73,74,75,76,77, 78,79,80 dan 81).
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
108
Gambar 57. Persebaran Nakes Berdasarkan Profesi Kab. Banggai Tahun 2013
Rasio masing-masing jenis tenaga kesehatan per 100.000 penduduk tahun
2013 dapat dilihat pada tabel 13 berikut :
Tabel 13. Jumlah, Persentase dan Rasio Per 100.000 Penduduk Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Profesinya Tahun 2013
No. JENIS TENAGA JUMLAH PERSENTASERASIO NAKES
PER 100.OOO PENDUDUKSTANDART
1 Dokter Umum 59 4.1 18.6 40
2 Dokter Gigi 15 1.0 4.7 11
3 Dokter Spesialis 25 1.7 7.9 6
4 Perawat 652 45.3 205.3 117
5 Bidan 384 26.7 120.9 100
6 Apoteker 17 1.2 5.4 10
7 Tenaga Teknis Farmasi 34 2.4 10.7 30
8 Kesmas 131 9.1 41.2 40
9 Sanitarian 55 3.8 17.3 40
10 Nutrisionis/Ahli Gizi 34 2.4 10.7 22
11 Teknisi Medis 34 2.4 10.7
1440 100.0Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinkes Banggai,2013
Jumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
109
Berbagai upaya kesehatan telah dilakukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Pengembangan dan peningkatan upaya kesehatan tetap
dilakukan malalui berbagai program-program pembangunan di bidang kesehatan
sejalan dengan pelaksanaan desentralisasi di bidang kesehatan.
Dari pemaparan menurut bab demi bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan
bahwa secara umum terdapat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten
Banggai di tahun 2013 yang sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi
serta kondisi umum masyarakat Kabupaten Banggai. Hasil ini tentu saja perlu
disosialisasikan/dikomunikasikan baik ke pimpinan maupun secara horizontal ke
lintas sektor terkait dan masyarakat.
Seperti diketahui bersama bahwa Informasi yang disiapkan dengan baik di unit
-unit kesehatan akan membantu pembuatan keputusan dalam unit kesehatan tersebut
karena dapat berfungsi sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Hasil
-hasil yang disajikan dalam Profil kesehatan Kabupaten Banggai ini tentu saja akan
menjadi informasi yang sangat penting dan sangat dibutuhkan baik oleh jajaran
kesehatan maupun oleh lintas sektor dan masyarakat.
Disadari bahwa perkembangan sistem informasi kesehatan sangatlah cepat,
tidak hanya disebabkan karena perubahan teknologi informasi yang sedemikian
pesatnya, akan tetapi juga metode-metode pemanfaatan data untuk pengelolaan
pelayanan kesehatan dan sumber daya ke-sehatan selalu mengalami perkembangan.
Efisiensi dalam pengelolaan informasi kesehatan menjadi sangat penting karena
menyangkut pengendalian biaya pelayanan kesehatan dan efisiensi waktu. Dalam hal
ini, pemanfaatan data dalam pengelolaan kasus klinis untuk level individu maupun
dalam tingkat kesehatan masyarakat menjadi mutlak diperlukan.
Seiring dengan perkembangan sistem informasi, kebutuhan data/informasi
yang akurat makin meningkat, namun ternyata sistem informasi yang ada saat ini
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
110
masih belum dapat menghasilkan data yang akurat, lengkap dan tepat waktu
Berbagai permasalahan yang masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem
informasi kesehatan saat ini. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab bersama untuk
memperbaiki /melengkapi bahkan menyempurnakan sistem yang ada saat ini menjadi
sesuatu yang optimal yang dapat dimanfaatkan oleh semua pihak.
Data dan informasi yang terdapat dalam Profil Kesehatan Kabupaten Banggai
ini adalah berdasarkan pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan (PERMENKES 741 tahun 2008) sebagai penilaian kinerja
pembangunan kesehatan Kabupaten Banggai.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
111
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Nuhon 1,107.00 20 20 18,933 2,682 7.06 17.10
2 Simpang Raya 243.69 12 12 14,391 2,680 5.37 59.05
3 Bunta 579.00 18 4 22 19,345 2,674 7.23 33.41
4 Lobu 138.44 10 10 3,541 2,672 1.33 25.58
5 Pagimana 957.34 30 3 33 23,515 2,695 8.73 24.56
6 Bualemo 862.00 20 20 17,963 2,682 6.70 20.84
7 Balantak Utara 143.60 10 10 4,238 3713 1.14 29.51
8 Balantak 196.46 10 3 13 5,649 3,735 1.51 28.75
9 Balantak Selatan 146.50 11 11 4,737 2,673 1.77 32.33
10 Mantoh 226.00 10 10 6,891 4325 1.59 30.49
11 Lamala 220.66 12 12 6,389 4210 1.52 28.95
12 Masama 231.64 14 14 11,144 2,676 4.16 48.11
13 Luwuk Timur 216.30 13 13 11,185 2,675 4.18 51.71
14 Luwuk Utara 246.08 9 2 11 16,301 6619 2.46 66.24
15 Luwuk 72.82 2 8 10 35,823 11362 3.15 491.94
16 Luwuk selatan 119.80 1 9 10 21,792 7879 2.77 181.90
17 Nambo 169.70 5 6 11 8,081 4736 1.71 47.62
18 Kintom 428.72 11 3 14 10,024 5,030 1.99 23.38
19 Batui 1,062.36 7 7 14 15,590 2,669 5.84 14.67
20 Batui Selatan 327.97 10 10 13,608 2,672 5.09 41.49
21 Moilong 221.64 17 17 19,155 2,679 7.15 86.42
22 Toili 761.31 24 1 25 32,490 2,686 12.10 42.68
23 Toili Barat 993.67 17 17 21,914 2,679 8.18 22.05
JUMLAH (KAB/KOTA) 9,672.7 293 46 339 342,699 89,103 3.85 35
Sumber: - Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai
JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
NO KECAMATANDESA KELURAHAN
DESA +
KELURAHAN
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
112
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
1 0 - 4 18,371 17,094 35,465 107.47
2 5 - 9 20,018 18,996 39,014 105.38
3 10 - 14 17,536 16,538 34,074 106.03
4 15 - 19 14,508 13,945 28,453 104.04
5 20 - 24 13,972 13,800 27,772 101.25
6 25 - 29 15,591 15,859 31,450 98.31
7 30 - 34 14,886 14,670 29,556 101.47
8 35 - 39 14,082 13,512 27,594 104.22
9 40 - 44 11,516 11,145 22,661 103.33
10 45 - 49 9,539 8,902 18,441 107.16
11 50 - 54 7,853 7,325 15,178 107.21
12 55 - 59 5,493 5,279 10,772 104.05
13 60 - 64 4,216 4,178 8,394 100.91
14 65 - 69 2,997 2,866 5,863 104.57
15 70 - 74 2,041 2,020 4,061 101.04
16 75+ 1,986 1,965 3,951 101.07
JUMLAH 174,605 168,094 342,699 103.87
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 56
Sumber: - Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
113
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 139,144 134,359 273,503
2PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
YANG MELEK HURUF0 0.00 0.00 0.00
3PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 0.00 0.00 0.00
b. SD/MI 0 0.00 0.00 0.00
c. SMP/ MTs 0 0.00 0.00 0.00
d. SMA/ MA 0 0.00 0.00 0.00
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 0.00 0.00 0.00
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 0.00 0.00 0.00
g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 0.00 0.00 0.00
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 0 0.00 0.00 0.00
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0.00 0.00 0.00
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai
TABEL 3
JUMLAH PERSENTASE
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
NO VARIABEL
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
114
TABEL 4
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Nuhon Nuhon 74 1 75 77 3 80 151 4 155
Saiti 92 0 92 78 2 80 170 2 172
2 Simpang Raya Simpang Raya 40 0 40 38 0 38 78 0 78
3 Bunta Bunta 161 0 161 171 2 173 332 2 334
Toima 42 2 44 40 1 41 82 3 85
4 Lobu Lobu 21 2 23 33 0 33 54 2 56
5 Pagimana Pagimana 213 5 218 188 3 191 401 8 409
6 Bualemo Bualemo 124 2 126 127 2 129 251 4 255
Tikupon 31 0 31 43 0 43 74 0 74
7 Balantak Utara Teku 21 1 22 30 0 30 51 1 52
8 Balantak Balantak 40 5 45 44 0 44 84 5 89
9 Balantak Selatan Tongke 42 3 45 40 7 47 82 10 92
10 Mantok Mantok 44 1 45 53 0 53 97 1 98
11 Lamala Bonebobakal 52 2 54 63 1 64 115 3 118
12 Masama Tangeban 81 0 81 103 0 103 184 0 184
13 Luwuk Timur Hunduhon 126 0 126 135 0 135 261 0 261
14 Luwuk Utara 0 0 0 0 0
15 Luwuk Kampung Baru 315 2 317 311 2 313 626 4 630
16 Luwuk selatan Luwuk 363 8 371 358 5 363 721 13 734
17 Nambo 0 0 0 0 0
18 Kintom Kintom 118 3 121 111 0 111 229 3 232
19 Batui Batui 138 2 140 170 0 170 308 2 310
20 Batui Selatan Sinorang 128 0 128 184 3 187 312 3 315
21 Moilong Toili I 171 7 178 148 1 149 319 8 327
22 Toili Toili II 289 3 292 271 8 279 560 11 571
23 Toili Barat Toili III 198 1 199 199 4 203 397 5 402
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,924 50 2,974 3,015 44 3,059 5,939 94 6,033
16.8 14.4 15.6
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
NO KECAMATANNAMA
PUSKESMASHIDUP
PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
MATI HIDUP + MATI
LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI
JUMLAH KELAHIRAN
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
115
TABEL 5
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Nuhon Nuhon 1 1 0 1 1 1 0 1 2 2 0 2
Saiti 0 2 0 2 1 1 0 1 1 3 0 3
2 Simpang Raya Simpang Raya 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2 0 2
3 Bunta Bunta 1 1 0 1 2 3 0 3 3 4 0 4
Toima 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
4 Lobu Lobu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Pagimana Pagimana 4 5 0 5 5 6 0 6 9 11 0 11
6 Bualemo Bualemo 3 3 0 3 0 0 0 0 3 3 0 3
Tikupon 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Balantak Utara Teku 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Balantak Balantak 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2 0 2
9 Balantak Selatan Tongke 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Mantok Mantok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Lamala Bonebobakal 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
12 Masama Tangeban 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Luwuk Timur Hunduhon 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Luwuk Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Luwuk Kampung Baru 1 1 0 1 3 3 0 3 4 4 0 4
16 Luwuk selatan Luwuk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Kintom Kintom 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Batui Batui 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
20 Batui Selatan Sinorang 3 3 0 3 3 3 0 3 6 6 0 6
21 Moilong Toili I 1 2 0 2 0 2 0 2 1 4 0 4
22 Toili Toili II 3 3 0 3 2 2 0 2 5 5 0 5
23 Toili Barat Toili III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 22 26 0 26 17 23 0 23 39 49 0 49
8 9 0 9 6 8 0 8 7 8 0 8
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NEONATAL BAYI ANAK
BALITABAYI
ANAK
BALITABALITA
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
BALITA NEONATA
LBAYI
ANAK
BALITABALITA
NEONATA
L
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
116
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Nuhon Nuhon 151 1 1 2 0 0 0 1 1 2
Saiti 170 0 0 0 0 0 0 0
2 Simpang Raya Simpang Raya 78 0 0 1 1 0 1 0 1
3 Bunta Bunta 332 0 0 0 0 0 0 0
Toima 82 0 2 2 0 0 2 0 2
4 Lobu Lobu 54 0 0 0 0 0 0 0
5 Pagimana Pagimana 401 0 0 0 0 0 0 0
6 Bualemo Bualemo 251 0 0 0 0 0 0 0
Tikupon 74 0 0 0 0 0 0 0
7 Balantak Utara Teku 51 0 0 0 0 0 0 0
8 Balantak Balantak 84 0 0 1 1 0 0 1 1
9 Balantak Selatan Tongke 82 0 0 0 0 0 0 0
10 Mantok Mantok 97 0 0 0 0 0 0 0
11 Lamala Bonebobakal 115 0 0 0 0 0 0 0
12 Masama Tangeban 184 0 0 0 0 0 0 0
13 Luwuk Timur Hunduhon 261 0 1 1 0 0 1 0 1
14 Luwuk Utara 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Luwuk Kampung Baru 626 2 2 0 0 0 2 0 2
16 Luwuk selatan Luwuk 721 0 1 1 2 0 0 1 1 2
17 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Kintom Kintom 229 0 0 0 0 0 0 0
19 Batui Batui 308 0 0 1 1 0 0 1 1
20 Batui Selatan Sinorang 312 0 0 0 0 0 0 0
21 Moilong Toili I 319 0 0 0 0 0 0 0
22 Toili Toili II 560 0 0 1 1 0 1 0 1
23 Toili Barat Toili III 397 0 0 0 0 0 0 0
5,939 0 3 1 4 0 4 1 5 0 2 2 4 0 9 4 13
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 219
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
KEMATIAN IBU
JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
LAHIR HIDUPJUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
117
TABEL 7
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Nuhon Nuhon 6,826 6,427 13,253 9 75.00 3 25.00 12 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
Saiti 2,926 2,754 5,680 5 83 1 16.67 6 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
2 Simpang Raya Simpang Raya 7,432 6,959 14,391 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
3 Bunta Bunta 8,887 8,524 17,411 27 79 7 20.59 34 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
Toima 987 947 1,934 4 67 2 33.33 6 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
4 Lobu Lobu 1,770 1,771 3,541 2 50 2 50.00 4 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
5 Pagimana Pagimana 11,939 11,576 23,515 16 73 6 27.27 22 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
6 Bualemo Bualemo 8,267 7,899 16,166 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
Tikupon 919 878 1,797 3 75 1 25.00 4 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
7 Balantak Utara Teku 2,105 2,133 4,238 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
8 Balantak Balantak 2,866 2,783 5,649 13 68 6 31.58 19 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
9 Balantak Selatan Tongke 2,463 2,274 4,737 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
10 Mantok Mantok 3,553 3,338 6,891 6 75 2 25.00 8 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
11 Lamala Bonebobakal 3,241 3,148 6,389 7 64 4 36.36 11 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
12 Masama Tangeban 5,681 5,463 11,144 3 60 2 40.00 5 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
13 Luwuk Timur Hunduhon 5,813 5,372 11,185 6 60 4 40.00 10 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 29,889 30,316 60,205 35 67 17 32.69 52 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
16 Luwuk selatan Luwuk 11,008 10,784 21,792 12 52 11 47.83 23 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
17 Nambo
18 Kintom Kintom 4,954 5,070 10,024 4 36 7 63.64 11 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
19 Batui Batui 7,894 7,696 15,590 2 100 0 0.00 2 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
20 Batui Selatan Sinorang 7,018 6,590 13,608 11 73 4 26.67 15 #DIV/0! #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
21 Moilong Toili I 9,893 9,262 19,155 18 69 8 30.77 26 #DIV/0! #DIV/0! 0 1 #DIV/0!
22 Toili Toili II 16,828 15,662 32,490 19 66 10 34.48 29 #DIV/0! #DIV/0! 0 1 #DIV/0!
23 Toili Barat Toili III 11,446 10,468 21,914 4 67 2 33.33 6 #DIV/0! #DIV/0! 0 1 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 174,605 168,094 342,699 206 68 99 32 305 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 3 #DIV/0!
CNR KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 60.11 28.89 89.00
CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 0.00 0.00 0.00
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 342699
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KASUS TB ANAK
0-14 TAHUNNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
JUMLAH KASUS BARU BTA+
L PL+P
JUMLAH SELURUH
KASUS TB
L PL+P
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
118
TABEL 8
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
TB PARU
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Nuhon Nuhon 90 9 3 12 #DIV/0! #DIV/0! 13.33
Saiti 10 5 1 6 #DIV/0! #DIV/0! 60.00
2 Simpang Raya Simpang Raya 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 Bunta Bunta 231 27 7 34 #DIV/0! #DIV/0! 14.72
Toima 70 4 2 6 #DIV/0! #DIV/0! 8.57
4 Lobu Lobu 80 2 2 4 #DIV/0! #DIV/0! 5.00
5 Pagimana Pagimana 251 16 6 22 #DIV/0! #DIV/0! 8.76
6 Bualemo Bualemo 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Tikupon 40 3 1 4 #DIV/0! #DIV/0! 10.00
7 Balantak Utara Teku 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
8 Balantak Balantak 219 13 6 19 #DIV/0! #DIV/0! 8.68
9 Balantak Selatan Tongke 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 Mantok Mantok 120 6 2 8 #DIV/0! #DIV/0! 6.67
11 Lamala Bonebobakal 80 7 4 11 #DIV/0! #DIV/0! 13.75
12 Masama Tangeban 101 3 2 5 #DIV/0! #DIV/0! 4.95
13 Luwuk Timur Hunduhon 81 6 4 10 #DIV/0! #DIV/0! 12.35
14 Luwuk Utara 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 481 35 17 52 #DIV/0! #DIV/0! 10.81
16 Luwuk selatan Luwuk 200 12 11 23 #DIV/0! #DIV/0! 11.50
17 Nambo 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
18 Kintom Kintom 138 4 7 11 #DIV/0! #DIV/0! 7.97
19 Batui Batui 39 2 0 2 #DIV/0! #DIV/0! 5.13
20 Batui Selatan Sinorang 170 11 4 15 #DIV/0! #DIV/0! 8.82
21 Moilong Toili I 250 18 8 26 #DIV/0! #DIV/0! 10.40
22 Toili Toili II 260 19 10 29 #DIV/0! #DIV/0! 11.15
23 Toili Barat Toili III 81 4 2 6 #DIV/0! #DIV/0! 7.41
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 2,992 206 99 305 #DIV/0! #DIV/0! 10.19
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
% BTA (+)
TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KECAMATAN PUSKESMAS
SUSPEK
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
119
TABEL 9
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Nuhon Nuhon 9 3 12 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
Saiti 5 1 6 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
2 Simpang Raya Simpang Raya 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
3 Bunta Bunta 27 7 34 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
Toima 4 2 6 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
4 Lobu Lobu 2 2 4 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
5 Pagimana Pagimana 16 6 22 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
6 Bualemo Bualemo 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
Tikupon 3 1 4 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
7 Balantak Utara Teku 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
8 Balantak Balantak 13 6 19 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
9 Balantak Selatan Tongke 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
10 Mantok Mantok 6 2 8 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
11 Lamala Bonebobakal 7 4 11 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
12 Masama Tangeban 3 2 5 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
13 Luwuk Timur Hunduhon 6 4 10 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
14 Luwuk Utara 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
15 Luwuk Kampung Baru 35 17 52 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
16 Luwuk selatan Luwuk 12 11 23 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
17 Nambo 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
18 Kintom Kintom 4 7 11 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
19 Batui Batui 2 0 2 0.00 #DIV/0! 0 0.00 0.00 #DIV/0! 0 0.00 0.00 #DIV/0! 0.00 0
20 Batui Selatan Sinorang 11 4 15 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
21 Moilong Toili I 18 8 26 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
22 Toili Toili II 19 10 29 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
23 Toili Barat Toili III 4 2 6 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 206 99 305 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 0
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 0.0 0.0 0.0
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
JUMLAH KEMATIAN
SELAMA
PENGOBATAN
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L L + P
ANGKA PENGOBATAN LENGKAP
(COMPLETE RATE)
L P
BTA (+) DIOBATI
ANGKA
KEBERHASILAN
PENGOBATAN
(SUCCESS RATE/SR)P L + P
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
120
TABEL 10
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Nuhon Nuhon 998 - - 100 18 #DIV/0! 5 #DIV/0! 23 23.0
Saiti 887 - - 89 17 #DIV/0! 12 #DIV/0! 29 32.7
2 Simpang Raya Simpang Raya 1,435 - - 144 1 #DIV/0! 1 #DIV/0! 2 1.4
3 Bunta Bunta 1,493 - - 149 58 #DIV/0! 32 #DIV/0! 90 60.3
Toima 455 - - 46 20 #DIV/0! 23 #DIV/0! 43 94.5
4 Lobu Lobu 352 - - 35 8 #DIV/0! 9 #DIV/0! 17 48.3
5 Pagimana Pagimana 2,302 - - 230 54 #DIV/0! 37 #DIV/0! 91 39.5
6 Bualemo Bualemo 1,397 - - 140 29 #DIV/0! 29 #DIV/0! 58 41.5
Tikupon 465 - - 47 2 #DIV/0! 1 #DIV/0! 3 6.5
7 Balantak Utara Teku 422 - - 42 11 #DIV/0! 5 #DIV/0! 16 37.9
8 Balantak Balantak 562 - - 56 43 #DIV/0! 46 #DIV/0! 89 158.4
9 Balantak Selatan Tongke 465 - - 47 9 #DIV/0! 6 #DIV/0! 15 32.3
10 Mantok Mantok 690 - - 69 7 #DIV/0! 4 #DIV/0! 11 15.9
11 Lamala Bonebobakal 629 - - 63 8 #DIV/0! 6 #DIV/0! 14 22.3
12 Masama Tangeban 1,125 - - 113 28 #DIV/0! 22 #DIV/0! 50 44.4
13 Luwuk Timur Hunduhon 1,115 - - 112 23 #DIV/0! 17 #DIV/0! 40 35.9
14 Luwuk Utara - - - - 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 3,644 - - 364 99 #DIV/0! 64 #DIV/0! 163 44.7
16 Luwuk selatan Luwuk 4,139 - - 414 84 #DIV/0! 58 #DIV/0! 142 34.3
17 Nambo - - - - 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
18 Kintom Kintom 1,376 - - 138 24 #DIV/0! 14 #DIV/0! 38 27.6
19 Batui Batui 1,559 - - 156 39 #DIV/0! 28 #DIV/0! 67 43.0
20 Batui Selatan Sinorang 1,354 - - 135 31 #DIV/0! 44 #DIV/0! 75 55.4
21 Moilong Toili I 1,915 - - 192 27 #DIV/0! 37 #DIV/0! 64 33.4
22 Toili Toili II 3,248 - - 325 63 #DIV/0! 47 #DIV/0! 110 33.9
23 Toili Barat Toili III 2,204 - - 220 36 #DIV/0! 27 #DIV/0! 63 28.6
JUMLAH (KAB/KOTA) - - 34,231 - - 3,423 739 #DIV/0! 574 #DIV/0! 1,313 38.4
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITANO KECAMATAN PUSKESMAS
PNEUMONIA PADA BALITA
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
L P L + P
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
121
TABEL 11
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P
PROPORSI
KELOMPO
K UMUR
L P L+P
PROPORSI
KELOMPO
K UMUR
L P L+P
PROPORSI
KELOMPO
K UMUR
L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 < 1 TAHUN 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0
2 1 - 4 TAHUN 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0
3 5 - 14 TAHUN 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0
4 15 - 19 TAHUN 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0
5 20 - 29 TAHUN 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0
6 30 - 39 TAHUN 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0
7 40 - 49 TAHUN 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0
8 50 - 59 TAHUN 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0
9 ≥ 60 TAHUN 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PROPORSI JENIS KELAMIN #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
AIDS SYPHILIS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN
H I V
NO KELOMPOK UMUR
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
122
TABEL 12
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Januari 273 6 279 273 100.00 6 100.00 279 100.00 1 0.37 0 0.00 1 0.36
2 Februari 128 10 138 128 100.00 10 100.00 138 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
3 Maret 262 14 276 262 100.00 14 100.00 276 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
4 April 174 10 184 174 100.00 10 100.00 184 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
5 Mei 265 10 275 265 100.00 10 100.00 275 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
6 Juni 296 3 299 296 100.00 3 100.00 299 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
7 Juli 241 18 259 241 100.00 18 100.00 259 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
8 Agustus 226 9 235 226 100.00 9 100.00 235 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
9 September 223 23 246 223 100.00 23 100.00 246 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
10 Oktober 204 10 214 204 100.00 10 100.00 214 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
11 November 274 17 291 274 100.00 17 100.00 291 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
12 Desember 275 14 289 275 100.00 14 100.00 289 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
JUMLAH 2,841 144 2,985 2,841 100.00 144 100.00 2,985 100.00 1 0.04 0 - 1 0.03
Sumber: Unit Transfusi Darah Kabupaten Banggai
P L + P
JUMLAH PENDONOR
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN
NO UNIT TRANSFUSI DARAH
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP
HIV
L P
POSITIF HIV
L + P L
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
123
TABEL 13
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Nuhon Nuhon 6,826 6,427 13,253 6 6 284 6 100 6 100 12 4
Saiti 2,926 2,754 5,680 13 19 122 13 100 19 100 32 26
2 Simpang Raya Simpang Raya 7,432 6,959 14,391 19 5 308 19 100 5 100 24 8
3 Bunta Bunta 8,887 8,524 17,411 18 20 373 18 100 20 100 38 10
Toima 987 947 1,934 4 10 41 4 100 10 100 14 34
4 Lobu Lobu 1,770 1,771 3,541 18 17 76 18 100 17 100 35 46
5 Pagimana Pagimana 11,939 11,576 23,515 65 42 503 65 100 42 100 107 21
6 Bualemo Bualemo 8,267 7,899 16,166 7 17 346 7 100 17 100 24 7
Tikupon 919 878 1,797 6 6 38 6 100 6 100 12 31
7 Balantak Utara Teku 2,105 2,133 4,238 3 46 91 3 100 2 4 5 5
8 Balantak Balantak 2,866 2,783 5,649 2 3 121 2 100 3 100 5 4
9 Balantak Selatan Tongke 2,463 2,274 4,737 5 1 101 5 100 1 100 6 6
10 Mantok Mantok 3,553 3,338 6,891 13 6 147 13 100 6 100 19 13
11 Lamala Bonebobakal 3,241 3,148 6,389 15 3 137 15 100 3 100 18 13
12 Masama Tangeban 5,681 5,463 11,144 34 9 238 34 100 9 100 43 18
13 Luwuk Timur Hunduhon 5,813 5,372 11,185 20 3 239 20 100 3 100 23 10
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 29,889 30,316 60,205 76 22 1,288 76 100 22 100 98 8
16 Luwuk selatan Luwuk 11,008 10,784 21,792 24 16 466 24 100 16 100 40 9
17 Nambo
18 Kintom Kintom 4,954 5,070 10,024 31 12 215 31 100 12 100 43 20
19 Batui Batui 7,894 7,696 15,590 34 17 334 34 100 17 100 51 15
20 Batui Selatan Sinorang 7,018 6,590 13,608 9 10 291 9 100 10 100 19 7
21 Moilong Toili I 9,893 9,262 19,155 9 8 410 9 100 8 100 17 4
22 Toili Toili II 16,828 15,662 32,490 51 14 695 51 100 14 100 65 9
23 Toili Barat Toili III 11,446 10,468 21,914 60 14 469 60 100 14 100 74 16
JUMLAH (KAB/KOTA) 174,605 168,094 342,699 542 326 7,334 542 100.0 282 86.6 824 11.2
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
DIARE
JUMLAH PERKIRAAAN
KASUS
DIARE DITANGANI
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
124
TABEL 14
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Nuhon Nuhon 0 0 0 0 1 1 0 1 1
Saiti 0 0 0 1 0 1 1 0 1
2 Simpang Raya Simpang Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Bunta Bunta 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Toima 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Lobu Lobu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Pagimana Pagimana 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Bualemo Bualemo 0 0 0 2 0 2 2 0 2
Tikupon 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Balantak Utara Teku 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Balantak Balantak 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Balantak Selatan Tongke 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Mantok Mantok 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Lamala Bonebobakal 0 0 0 1 0 1 1 0 1
12 Masama Tangeban 0 0 0 1 0 1 1 0 1
13 Luwuk Timur Hunduhon 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Luwuk Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Luwuk Kampung Baru 0 0 0 2 0 2 2 0 2
16 Luwuk selatan Luwuk 0 2 2 2 0 2 2 2 4
17 Nambo 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Kintom Kintom 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Batui Batui 0 0 0 1 0 1 1 0 1
20 Batui Selatan Sinorang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 Moilong Toili I 0 0 0 1 0 1 1 0 1
22 Toili Toili II 2 0 2 1 1 2 3 1 4
23 Toili Barat Toili III 0 0 0 2 0 2 2 0 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 2 4 14 2 16 16 4 20
PROPORSI JENIS KELAMIN 50.00 50.00 87.50 12.50 80.00 20.00
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 4.67 1.17 5.84
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahNO KECAMATAN PUSKESMAS
KASUS BARU
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
125
TABEL 15
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Nuhon Nuhon - 1 1 1 100.00 1 100
Saiti 1 - 1 - 0.00 - 0
2 Simpang Raya Simpang Raya - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
3 Bunta Bunta - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
Toima - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
4 Lobu Lobu - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
5 Pagimana Pagimana - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
6 Bualemo Bualemo 2 - 2 - 0.00 - 0
Tikupon - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
7 Balantak Utara Teku - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
8 Balantak Balantak - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
9 Balantak Selatan Tongke - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
10 Mantok Mantok - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
11 Lamala Bonebobakal 1 - 1 - 0.00 - 0
12 Masama Tangeban 1 - 1 - 0.00 - 0
13 Luwuk Timur Hunduhon - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
14 Luwuk Utara - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 2 - 2 - 0.00 - 0
16 Luwuk selatan Luwuk 2 2 4 1 25.00 - 0
17 Nambo - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
18 Kintom Kintom - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
19 Batui Batui 1 - 1 - 0.00 - 0
20 Batui Selatan Sinorang - - - - #DIV/0! - #DIV/0!
21 Moilong Toili I 1 - 1 - 0.00 - 0
22 Toili Toili II 3 1 4 - 0.00 - 0
23 Toili Barat Toili III 2 - 2 - 0.00 - 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 16 4 20 2 10.00 1 5
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 0
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PENDERITA KUSTAPENDERITA KUSTA
0-14 TAHUN
KASUS BARU
CACAT TINGKAT 2NO KECAMATAN PUSKESMAS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
126
TABEL 16
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Nuhon Nuhon 0 0 0 0 0
Saiti 0 0 0 0 0
2 Simpang Raya Simpang Raya 0 0 0 0 0
3 Bunta Bunta 0 0 0 0 0
Toima 0 0 0 0 0
4 Lobu Lobu 0 0 0 0 0
5 Pagimana Pagimana 0 0 0 0 0
6 Bualemo Bualemo 0 0 0 0 0
Tikupon 0 0 0 0 0
7 Balantak Utara Teku 0 0 0 0 0
8 Balantak Balantak 0 0 0 0 0
9 Balantak Selatan Tongke 0 0 0 0 0
10 Mantok Mantok 0 0 0 0 0
11 Lamala Bonebobakal 0 0 0 0 0
12 Masama Tangeban 0 0 0 0 0
13 Luwuk Timur Hunduhon 0 0 0 0 0
14 Luwuk Utara 0 0 0 0 0
15 Luwuk Kampung Baru 0 0 0 0 0
16 Luwuk selatan Luwuk 0 2 2 2 0 2
17 Nambo 0 0 0 0 0
18 Kintom Kintom 0 0 0 0 0
19 Batui Batui 0 0 0 0 0
20 Batui Selatan Sinorang 0 0 0 0 0
21 Moilong Toili I 0 0 0 0 0
22 Toili Toili II 0 0 0 0 0
23 Toili Barat Toili III 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 2 0 2 2 0 2
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0.1 0.0 0.1
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KASUS TERCATAT
Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
127
TABEL 17
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
KUSTA (PB) KUSTA (MB)
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Nuhon Nuhon 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 1 1 #DIV/0! 0 0 0
Saiti 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0 1 0 #DIV/0! 0 0
2 Simpang Raya Simpang Raya 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 Bunta Bunta 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
Toima 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 Lobu Lobu 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 Pagimana Pagimana 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 Bualemo Bualemo 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 0 2 1 50 #DIV/0! 1 50
Tikupon 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 Balantak Utara Teku 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
8 Balantak Balantak 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
9 Balantak Selatan Tongke 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
10 Mantok Mantok 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
11 Lamala Bonebobakal 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0 1 0 #DIV/0! 0 0
12 Masama Tangeban 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0 1 1 100 #DIV/0! 1 100
13 Luwuk Timur Hunduhon 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
14 Luwuk Utara 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 0 2 0 #DIV/0! 0 0
16 Luwuk selatan Luwuk 0 2 2 0 #DIV/0! 2 100 2 100 2 0 2 2 100 #DIV/0! 2 100
17 Nambo 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
18 Kintom Kintom 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
19 Batui Batui 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0 1 1 100 #DIV/0! 1 100
20 Batui Selatan Sinorang 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
21 Moilong Toili I 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0 1 0 #DIV/0! 0 0
22 Toili Toili II 2 0 2 2 100 0 #DIV/0! 2 100 1 1 2 1 100 1 100 2 100
23 Toili Barat Toili III 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 0 2 0 #DIV/0! 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 2 4 2 100.0 2 100.0 4 100.0 14 2 16 6 43 1 50 7 44
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
Keterangan : Penderita kusta PB/MB merupakan penderita pada kohort yang sama
X = tahun data.
PENDERITA MBL + P
RFT MB
L PL PNO KECAMATAN PUSKESMAS
RFT PB
L + PPENDERITA PB
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
128
TABEL 18
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
<15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP
(NON POLIO)
1 2 3 4 5
1 Nuhon Nuhon
Saiti
2 Simpang Raya Simpang Raya
3 Bunta Bunta
Toima
4 Lobu Lobu
5 Pagimana Pagimana
6 Bualemo Bualemo
Tikupon
7 Balantak Utara Teku
8 Balantak Balantak
9 Balantak Selatan Tongke
10 Mantok Mantok
11 Lamala Bonebobakal
12 Masama Tangeban
13 Luwuk Timur Hunduhon
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru
16 Luwuk selatan Luwuk 1
17 Nambo
18 Kintom Kintom
19 Batui Batui
20 Batui Selatan Sinorang
21 Moilong Toili I
22 Toili Toili II
23 Toili Barat Toili III
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 1
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN #DIV/0!
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar:108,553
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
129
TABEL 19
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Nuhon Nuhon 0 0 0 0
Saiti 0 0 0 0
2 Simpang Raya Simpang Raya 0 0 0 0
3 Bunta Bunta 0 0 0 0
Toima 0 0 0 0
4 Lobu Lobu 0 0 0 0
5 Pagimana Pagimana 0 0 0 0
6 Bualemo Bualemo 0 0 0 0
Tikupon 0 0 0 0
7 Balantak Utara Teku 0 0 0 0
8 Balantak Balantak 0 0 0 0
9 Balantak Selatan Tongke 0 1 1 0 0
10 Mantok Mantok 0 0 0 0
11 Lamala Bonebobakal 0 0 0 1 1 1
12 Masama Tangeban 0 0 0 0
13 Luwuk Timur Hunduhon 0 0 0 0
14 Luwuk Utara 0 0 0 0
15 Luwuk Kampung Baru 0 0 0 0
16 Luwuk selatan Luwuk 0 0 0 0
17 Nambo 0 0 0 0
18 Kintom Kintom 0 0 0 0
19 Batui Batui 0 0 0 0
20 Batui Selatan Sinorang 0 0 0 0
21 Moilong Toili I 0 0 0 0
22 Toili Toili II 1 1 0 0 0
23 Toili Barat Toili III 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1
CASE FATALITY RATE (%) 0.00 #DIV/0! 100.00
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
JUMLAH KASUSMENINGGAL
TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
JUMLAH KASUSMENINGGAL
PERTUSISNO KECAMATAN PUSKESMASDIFTERI
JUMLAH KASUSMENINGGAL
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
130
TABEL 20
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Nuhon Nuhon 11 8 19 0 0
Saiti 0 0 0
2 Simpang Raya Simpang Raya 1 0 1 0 0
3 Bunta Bunta 2 4 6 0 11 22 33
Toima 0 0 0
4 Lobu Lobu 0 0 2 1 3
5 Pagimana Pagimana 3 1 4 0 0
6 Bualemo Bualemo 0 0 0
Tikupon 0 0 0
7 Balantak Utara Teku 0 0 0
8 Balantak Balantak 0 0 1 1
9 Balantak Selatan Tongke 0 0 0
10 Mantok Mantok 0 0 0
11 Lamala Bonebobakal 0 0 0
12 Masama Tangeban 0 0 2 2
13 Luwuk Timur Hunduhon 0 0 0
14 Luwuk Utara 0 0 0
15 Luwuk Kampung Baru 4 7 11 0 8 3 11
16 Luwuk selatan Luwuk 11 18 29 0 1 1
17 Nambo 0 0 0
18 Kintom Kintom 1 4 5 0 0
19 Batui Batui 5 17 22 0 0
20 Batui Selatan Sinorang 1 1 0 3 3
21 Moilong Toili I 2 2 0 0
22 Toili Toili II 0 0 3 1 4
23 Toili Barat Toili III 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 39 61 100 0 0 0 0 29 29 58
CASE FATALITY RATE (%) 0.0
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
JUMLAH KASUS PD3I
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAMPAK
JUMLAH KASUSMENINGGAL
POLIO HEPATITIS BNO KECAMATAN PUSKESMAS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
131
TABEL 21
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Nuhon Nuhon 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Saiti 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 Simpang Raya Simpang Raya 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 Bunta Bunta 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Toima 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 Lobu Lobu 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 Pagimana Pagimana 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
6 Bualemo Bualemo 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Tikupon 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 Balantak Utara Teku 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
8 Balantak Balantak 1 1 2 0 0 0 0.0 0.0 0.0
9 Balantak Selatan Tongke 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 Mantok Mantok 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
11 Lamala Bonebobakal 1 2 3 0 1 1 0.0 50.0 33.3
12 Masama Tangeban 0 1 1 0 #DIV/0! 0.0 0.0
13 Luwuk Timur Hunduhon 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
14 Luwuk Utara 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 16 11 27 0 0 0 0.0 0.0 0.0
16 Luwuk selatan Luwuk 7 6 13 0 0 0 0.0 0.0 0.0
17 Nambo 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
18 Kintom Kintom 1 4 5 0 0 0 0.0 0.0 0.0
19 Batui Batui 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
20 Batui Selatan Sinorang 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
21 Moilong Toili I 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
22 Toili Toili II 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
23 Toili Barat Toili III 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 26 25 51 0 1 1 #DIV/0! 4.0 2.0
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 7.6 7.3 14.9
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
NO KECAMATAN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMAS
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
132
TABEL 22
KABUPATEN/KOTA
TAHUN
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Nuhon Nuhon 0 - 86 #DIV/0! 61 #DIV/0! 147 #DIV/0! 0 0 0 0
Saiti 0 - 35 #DIV/0! 25 #DIV/0! 60 #DIV/0! 0 0.00 0.00 0.00
2 Simpang Raya Simpang Raya 0 - 67 #DIV/0! 38 #DIV/0! 105 #DIV/0! 0 0.00 0.00 0.00
3 Bunta Bunta 0 - 92 #DIV/0! 71 #DIV/0! 163 #DIV/0! 0 0.00 0.00 0.00
Toima 0 - 13 #DIV/0! 9 #DIV/0! 22 #DIV/0! 0 0.00 0.00 0.00
4 Lobu Lobu 0 - 1 #DIV/0! - #DIV/0! 1 #DIV/0! 0 0.00 #DIV/0! 0.00
5 Pagimana Pagimana 0 - 2 #DIV/0! 5 #DIV/0! 7 #DIV/0! 0 0.00 0.00 0.00
6 Bualemo Bualemo 0 - 11 #DIV/0! 1 #DIV/0! 12 #DIV/0! 0 0.00 0.00 0.00
Tikupon 0 - 1 #DIV/0! - #DIV/0! 1 #DIV/0! 0 0.00 #DIV/0! 0.00
7 Balantak Utara Teku 0 - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
8 Balantak Balantak 0 - - #DIV/0! 1 #DIV/0! 1 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0.00 0.00
9 Balantak Selatan Tongke 0 - 12 #DIV/0! 7 #DIV/0! 19 #DIV/0! 0 0.00 0.00 0.00
10 Mantok Mantok 0 - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
11 Lamala Bonebobakal 0 - 1 #DIV/0! - #DIV/0! 1 #DIV/0! 0 0.00 #DIV/0! 0.00
12 Masama Tangeban 0 - 4 #DIV/0! - #DIV/0! 4 #DIV/0! 0 0.00 #DIV/0! 0.00
13 Luwuk Timur Hunduhon 0 - 30 #DIV/0! 31 #DIV/0! 61 #DIV/0! 0 0.00 0.00 0.00
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 0 - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
16 Luwuk selatan Luwuk 0 - 2 #DIV/0! - #DIV/0! 2 #DIV/0! 0 0.00 #DIV/0! 0.00
17 Nambo
18 Kintom Kintom 0 - 11 #DIV/0! 4 #DIV/0! 15 #DIV/0! 0 0.00 0.00 0.00
19 Batui Batui 0 - 14 #DIV/0! 14 #DIV/0! 28 #DIV/0! 0 0.00 0.00 0.00
20 Batui Selatan 0 - 20 #DIV/0! 10 #DIV/0! 30 #DIV/0! 0 0.00 0.00 0.00
21 Moilong Toili I 0 - 26 #DIV/0! 9 #DIV/0! 35 #DIV/0! 0 0.00 0.00 0.00
22 Toili Toili II 0 - 30 #DIV/0! 14 #DIV/0! 44 #DIV/0! 0 0.00 0.00 0.00
23 Toili Barat Toili III 0 - 174 #DIV/0! 116 #DIV/0! 290 #DIV/0! 0 0.00 0.00 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 - - - 632 #DIV/0! 416 #DIV/0! 1,048 #DIV/0! 0 0 0 0.00 0.00 0.00
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CFRMENINGGAL SUSPEK
MALARIA
NO KECAMATAN PUSKESMAS POSITIFL P L+P
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
133
TABEL 23
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Nuhon Nuhon 0 0
Saiti 0 0
2 Simpang Raya Simpang Raya 0 0
3 Bunta Bunta 1 1 2 1 1 2
Toima 0 0
4 Lobu Lobu 0 0
5 Pagimana Pagimana 0 0
6 Bualemo Bualemo 0 0
Tikupon 0 0
7 Balantak Utara Teku 0 1 1
8 Balantak Balantak 0 1 1
9 Balantak Selatan Tongke 0 0
10 Mantok Mantok 0 0
11 Lamala Bonebobakal 0 0
12 Masama Tangeban 0 0
13 Luwuk Timur Hunduhon 0 0
14 Luwuk Utara 0 0
15 Luwuk Kampung Baru 0 0
16 Luwuk selatan Luwuk 0 0
17 Nambo 0 0
18 Kintom Kintom 0 1 1
19 Batui Batui 0 0
20 Batui Selatan 0 0
21 Moilong Toili I 0 0
22 Toili Toili II 0 0
23 Toili Barat Toili III 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 2 2 3 5
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 1 1 1
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDERITA FILARIASIS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
134
TABEL 24
CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI +
PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Nuhon Nuhon 0 140 #DIV/0! 189 #DIV/0! 329 #DIV/0!
Saiti 0 164 #DIV/0! 203 #DIV/0! 367 #DIV/0!
2 Simpang Raya Simpang Raya 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 Bunta Bunta 0 76 #DIV/0! 101 #DIV/0! 177 #DIV/0!
Toima 0 279 #DIV/0! 463 #DIV/0! 742 #DIV/0!
4 Lobu Lobu 0 257 #DIV/0! 373 #DIV/0! 630 #DIV/0!
5 Pagimana Pagimana 0 302 #DIV/0! 485 #DIV/0! 787 #DIV/0!
6 Bualemo Bualemo 0 59 #DIV/0! 98 #DIV/0! 157 #DIV/0!
Tikupon 0 62 #DIV/0! 54 #DIV/0! 116 #DIV/0!
7 Balantak Utara Teku 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
8 Balantak Balantak 0 192 #DIV/0! 160 #DIV/0! 352 #DIV/0!
9 Balantak Selatan Tongke 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
10 Mantok Mantok 0 230 #DIV/0! 423 #DIV/0! 653 #DIV/0!
11 Lamala Bonebobakal 0 136 #DIV/0! 333 #DIV/0! 469 #DIV/0!
12 Masama Tangeban 0 35 #DIV/0! 24 #DIV/0! 59 #DIV/0!
13 Luwuk Timur Hunduhon 0 132 #DIV/0! 184 #DIV/0! 316 #DIV/0!
14 Luwuk Utara 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 0 716 #DIV/0! 834 #DIV/0! 1,550 #DIV/0!
16 Luwuk selatan Luwuk 0 655 #DIV/0! 733 #DIV/0! 1,388 #DIV/0!
17 Nambo 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
18 Kintom Kintom 0 147 #DIV/0! 176 #DIV/0! 323 #DIV/0!
19 Batui Batui 0 153 #DIV/0! 122 #DIV/0! 275 #DIV/0!
20 Batui Selatan Sinorang 0 44 #DIV/0! 45 #DIV/0! 89 #DIV/0!
21 Moilong Toili I 0 300 #DIV/0! 6,037 #DIV/0! 6,337 #DIV/0!
22 Toili Toili II 0 1,014 #DIV/0! 566 #DIV/0! 1,580 #DIV/0!
23 Toili Barat Toili III 0 162 #DIV/0! 238 #DIV/0! 400 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 5,255 #DIV/0! 11,841 #DIV/0! 17,096 #DIV/0!
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK ≥ 15 TAHUN
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
135
TABEL 25
CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI +
PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Nuhon Nuhon 0 92 #DIV/0! 160 #DIV/0! 252 #DIV/0!
Saiti 0 124 #DIV/0! 163 #DIV/0! 287 #DIV/0!
2 Simpang Raya Simpang Raya 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 Bunta Bunta 0 76 #DIV/0! 58 #DIV/0! 134 #DIV/0!
Toima 0 218 #DIV/0! 250 #DIV/0! 468 #DIV/0!
4 Lobu Lobu 0 185 #DIV/0! 250 #DIV/0! 435 #DIV/0!
5 Pagimana Pagimana 0 205 #DIV/0! 352 #DIV/0! 557 #DIV/0!
6 Bualemo Bualemo 0 59 #DIV/0! 68 #DIV/0! 127 #DIV/0!
Tikupon 0 62 #DIV/0! 54 #DIV/0! 116 #DIV/0!
7 Balantak Utara Teku 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
8 Balantak Balantak 0 152 #DIV/0! 140 #DIV/0! 292 #DIV/0!
9 Balantak Selatan Tongke 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
10 Mantok Mantok 0 182 #DIV/0! 320 #DIV/0! 502 #DIV/0!
11 Lamala Bonebobakal 0 98 #DIV/0! 183 #DIV/0! 281 #DIV/0!
12 Masama Tangeban 0 35 #DIV/0! 24 #DIV/0! 59 #DIV/0!
13 Luwuk Timur Hunduhon 0 102 #DIV/0! 132 #DIV/0! 234 #DIV/0!
14 Luwuk Utara 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 0 555 #DIV/0! 584 #DIV/0! 1,139 #DIV/0!
16 Luwuk selatan Luwuk 0 425 #DIV/0! 513 #DIV/0! 938 #DIV/0!
17 Nambo 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
18 Kintom Kintom 0 127 #DIV/0! 117 #DIV/0! 244 #DIV/0!
19 Batui Batui 0 113 #DIV/0! 97 #DIV/0! 210 #DIV/0!
20 Batui Selatan Sinorang 0 44 #DIV/0! 45 #DIV/0! 89 #DIV/0!
21 Moilong Toili I 0 250 #DIV/0! 408 #DIV/0! 658 #DIV/0!
22 Toili Toili II 0 814 #DIV/0! 460 #DIV/0! 1,274 #DIV/0!
23 Toili Barat Toili III 0 152 #DIV/0! 208 #DIV/0! 360 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 4,070 #DIV/0! 4,586 #DIV/0! 8,656 #DIV/0!
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN
JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
136
TABEL 26
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Nuhon Nuhon #DIV/0! #DIV/0!
Saiti #DIV/0! #DIV/0!
2 Simpang Raya Simpang Raya #DIV/0! #DIV/0!
3 Bunta Bunta #DIV/0! #DIV/0!
Toima #DIV/0! #DIV/0!
4 Lobu Lobu #DIV/0! #DIV/0!
5 Pagimana Pagimana #DIV/0! #DIV/0!
6 Bualemo Bualemo #DIV/0! #DIV/0!
Tikupon #DIV/0! #DIV/0!
7 Balantak Utara Teku #DIV/0! #DIV/0!
8 Balantak Balantak #DIV/0! #DIV/0!
9 Balantak Selatan Tongke #DIV/0! #DIV/0!
10 Mantok Mantok #DIV/0! #DIV/0!
11 Lamala Bonebobakal #DIV/0! #DIV/0!
12 Masama Tangeban #DIV/0! #DIV/0!
13 Luwuk Timur Hunduhon #DIV/0! #DIV/0!
14 Luwuk Utara #DIV/0! #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 87 #DIV/0! 87 #DIV/0!
16 Luwuk selatan Luwuk 20 #DIV/0! 20 #DIV/0!
17 Nambo #DIV/0! #DIV/0!
18 Kintom Kintom 32 #DIV/0! 32 #DIV/0!
19 Batui Batui #DIV/0! #DIV/0!
20 Batui Selatan Sinorang 88 #DIV/0! 88 #DIV/0!
21 Moilong Toili I #DIV/0! #DIV/0!
22 Toili Toili II #DIV/0! #DIV/0!
23 Toili Barat Toili III #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 227 #DIV/0! 227 #DIV/0!
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
CBE: Clinical Breast Examination
PEMERIKSAAN IVAPEMERIKSAAN KLINIS PAYUDARA
(CBE)NO KECAMATAN PUSKESMASPEREMPUAN
USIA 30-49 TAHUN
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
137
TABEL 27
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN
DIKETAHUIDITANGGU-
LANGIAKHIR L P L+P
0-7
HARI
8-28
HARI
1-11
BLN
1-4
THN
5-9
THN
10-14
THN
15-19
THN
20-44
THN
45-54
THN
55-59
THN
60-69
THN
70+
THNL P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 RABIES 1 1 4/1/2013 14/1/2013 3 2 5 1 2 1 1 1 1 824 767 1,591 0.36 0.26 0.31 33.33 - 20.00
2 SCABIES 1 1 25/1/2013 31/1/2013 19 11 30 1 4 3 5 2 6 3 3 3 0 303 353 656 6.27 3.12 4.57 - - -
3 TETANUS NEONATUM 1 1 6/3/2013 6/3/2013 6/3/2013 1 1 1 1 1 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100.00 100.00
4 DIARE 1 1 11/5/2013 16/5/2013 5/6/2013 35 36 71 1 16 8 3 6 26 2 1 4 4 0 443 445 888 7.90 8.09 8.00 - - -
5 DIFTERI 1 1 24//2013 28/6/2013 27/9/2013 1 1 1 0 843 830 1,673 - 0.12 0.06 #DIV/0! - -
6 SCABIES 1 4 20/8/2013 21/8/2013 60 28 88 7 15 23 9 18 8 2 4 2 0 2,164 2,191 4,355 2.77 1.28 2.02 - - -
7 AFP 1 1 30/9/2013 1/10/2013 5/10/2013 1 0 1 1 1 1 344 296 640 0.29 - 0.16 100.00 #DIV/0! 100.00
8 CAMPAK 1 1 25/11/2013 26/11/2013 15/12/2013 11 8 19 1 9 5 4 0 205 214 419 5.37 3.74 4.53 - - -
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
JUMLAH
KEC
YANG TERSERANGWAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA
JUMLAH
DESA/KE
L
CFR (%)
2013
NOJENIS KEJADIAN LUAR
BIASA
ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK
TERANCAM
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
138
TABEL 28
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5 6
1 Nuhon Nuhon 1 1 100.00
Saiti #DIV/0!
2 Simpang Raya Simpang Raya #DIV/0!
3 Bunta Bunta #DIV/0!
Toima #DIV/0!
4 Lobu Lobu #DIV/0!
5 Pagimana Pagimana #DIV/0!
6 Bualemo Bualemo 1 1 100.00
Tikupon #DIV/0!
7 Balantak Utara Teku #DIV/0!
8 Balantak Balantak #DIV/0!
9 Balantak Selatan Tongke #DIV/0!
10 Mantok Mantok 1 1 100.00
11 Lamala Bonebobakal 1 1 100.00
12 Masama Tangeban #DIV/0!
13 Luwuk Timur Hunduhon #DIV/0!
14 Luwuk Utara #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru #DIV/0!
16 Luwuk selatan Luwuk 1 1 100.00
17 Nambo #DIV/0!
18 Kintom Kintom 1 1 100.00
19 Batui Batui 4 4 100.00
20 Batui Selatan Sinorang #DIV/0!
21 Moilong Toili I #DIV/0!
22 Toili Toili II 1 1 100.00
23 Toili Barat Toili III #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 11 100.00
Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kab.Banggai
KLB DI DESA/KELURAHANNO PUSKESMASKECAMATAN
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
139
TABEL 29
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Nuhon Nuhon 214 180 84.1 140 65.4 178 143 80.3 143 80.3 148 83.1
Saiti 190 205 107.9 192 101.1 173 155 89.6 159 91.9 166 96.0
2 Simpang Raya Simpang Raya 301 68 22.6 66 21.9 80 78 97.5 75 93.8 78 97.5
3 Bunta Bunta 328 286 87.2 345 105.2 350 333 95.1 313 89.4 327 93.4
Toima 98 103 105.1 89 90.8 97 83 85.6 76 78.4 82 84.5
4 Lobu Lobu 76 65 85.5 48 63.2 63 56 88.9 53 84.1 55 87.3
5 Pagimana Pagimana 494 427 86.4 323 65.4 423 400 94.6 376 88.9 405 95.7
6 Bualemo Bualemo 300 269 89.7 249 83.0 277 249 89.9 232 83.8 254 91.7
Tikupon 100 84 84.0 101 101.0 98 72 73.5 64 65.3 72 73.5
7 Balantak Utara Teku 91 63 69.2 44 48.4 89 52 58.4 47 52.8 45 50.6
8 Balantak Balantak 120 78 65.0 69 57.5 97 87 89.7 83 85.6 88 90.7
9 Balantak Selatan Tongke 100 117 117.0 87 87.0 110 89 80.9 84 76.4 90 81.8
10 Mantok Mantok 148 126 85.1 102 68.9 133 97 72.9 92 69.2 96 72.2
11 Lamala Bonebobakal 135 144 106.7 120 88.9 143 117 81.8 97 67.8 112 78.3
12 Masama Tangeban 241 201 83.4 192 79.7 201 184 91.5 184 91.5 184 91.5
13 Luwuk Timur Hunduhon 239 262 109.6 245 102.5 298 261 87.6 242 81.2 258 86.6
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 782 769 98.3 659 84.3 677 627 92.6 569 84.0 768 113.4
16 Luwuk selatan Luwuk 888 909 102.4 664 74.8 744 712 95.7 577 77.6 795 106.9
17 Nambo
18 Kintom Kintom 295 281 95.3 261 88.5 256 216 84.4 215 84.0 227 88.7
19 Batui Batui 335 382 114.0 371 110.7 345 305 88.4 285 82.6 304 88.1
20 Batui Selatan Sinorang 291 317 108.9 315 108.2 389 315 81.0 296 76.1 311 79.9
21 Moilong Toili I 411 366 89.1 359 87.3 389 324 83.3 308 79.2 323 83.0
22 Toili Toili II 697 631 90.5 611 87.7 598 554 92.6 528 88.3 558 93.3
23 Toili Barat Toili III 473 472 99.8 409 86.5 423 389 92.0 344 81.3 399 94.3
JUMLAH (KAB/KOTA) 7,347 6,805 92.6 6,061 82.5 6,631 5,898 88.9 5,442 82.1 6,145 92.6708
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
IBU BERSALIN/NIFASIBU HAMIL
PERSALINAN
DITOLONG NAKES
MENDAPAT
YANKES NIFAS
IBU NIFAS
MENDAPAT VIT A JUMLAHK1 K4NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
140
TABEL 30
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Nuhon Nuhon 214 - - - - - 0 -
Saiti 190 - - - - - 0 -
2 Simpang Raya Simpang Raya 301 - - - - - 0 -
3 Bunta Bunta 328 - - - - - 0 -
Toima 98 - - - - - 0 -
4 Lobu Lobu 76 - - - - - 0 -
5 Pagimana Pagimana 494 - - - - - 0 -
6 Bualemo Bualemo 300 - - - - - 0 -
Tikupon 100 - - - - - 0 -
7 Balantak Utara Teku 91 - - - - - 0 -
8 Balantak Balantak 120 - - - - - 0 -
9 Balantak Selatan Tongke 100 - - - - - 0 -
10 Mantok Mantok 148 - - - - - 0 -
11 Lamala Bonebobakal 135 - - - - - 0 -
12 Masama Tangeban 241 - - - - - 0 -
13 Luwuk Timur Hunduhon 239 - - - - - 0 -
14 Luwuk Utara 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 782 - - - - - 0 -
16 Luwuk selatan Luwuk 888 - - - - - 0 -
17 Nambo 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
18 Kintom Kintom 295 - - - - - 0 -
19 Batui Batui 335 - - - - - 0 -
20 Batui Selatan Sinorang 291 - - - - - 0 -
21 Moilong Toili I 411 - - - - - 0 -
22 Toili Toili II 697 - - - - - 0 -
23 Toili Barat Toili III 473 - - - - - 0 -
JUMLAH (KAB/KOTA) 7,347 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU
HAMILNO KECAMATAN PUSKESMAS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
141
TABEL 31
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Nuhon Nuhon #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
Saiti #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 Simpang Raya Simpang Raya #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 Bunta Bunta #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
Toima #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 Lobu Lobu #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 Pagimana Pagimana #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 Bualemo Bualemo #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
Tikupon #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 Balantak Utara Teku #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
8 Balantak Balantak #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
9 Balantak Selatan Tongke #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
10 Mantok Mantok #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
11 Lamala Bonebobakal #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
12 Masama Tangeban #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
13 Luwuk Timur Hunduhon #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
14 Luwuk Utara #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
16 Luwuk selatan Luwuk #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
17 Nambo #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
18 Kintom Kintom #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
19 Batui Batui #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
20 Batui Selatan Sinorang #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
21 Moilong Toili I #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
22 Toili Toili II #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
23 Toili Barat Toili III #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH WUS
(15-39 TAHUN)
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
142
TABEL 32
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Nuhon Nuhon 214 146 68.22 109 50.93
Saiti 190 182 95.79 158 83.16
2 Simpang Raya Simpang Raya 301 20 6.64 19 6.31
3 Bunta Bunta 328 244 74.39 199 60.67
Toima 98 58 59.18 45 45.92
4 Lobu Lobu 76 81 106.58 15 19.74
5 Pagimana Pagimana 494 668 135.22 501 101.42
6 Bualemo Bualemo 300 106 35.33 88 29.33
Tikupon 100 90 90.00 68 68.00
7 Balantak Utara Teku 91 20 21.98 11 12.09
8 Balantak Balantak 120 29 24.17 26 21.67
9 Balantak Selatan Tongke 100 75 75.00 43 43.00
10 Mantok Mantok 148 21 14.19 62 41.89
11 Lamala Bonebobakal 135 31 22.96 31 22.96
12 Masama Tangeban 241 129 53.53 182 75.52
13 Luwuk Timur Hunduhon 239 227 94.98 93 38.91
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 782 324 41.43 370 47.31
16 Luwuk selatan Luwuk 888 530 59.68 312 35.14
17 Nambo
18 Kintom Kintom 295 201 68.14 115 38.98
19 Batui Batui 335 334 99.70 314 93.73
20 Batui Selatan Sinorang 291 86 29.55 77 26.46
21 Moilong Toili I 411 237 57.66 226 54.99
22 Toili Toili II 697 604 86.66 379 54.38
23 Toili Barat Toili III 473 98 20.72 121 25.58
JUMLAH (KAB/KOTA) 7347 4,541 61.81 3,564 48.51
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
KECAMATANJUMLAH
IBU HAMILNO PUSKESMAS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
143
TABEL 33
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
S % L P L + P L P L + P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Nuhon Nuhon 214 43 32 74.8 74 77 151 11 12 23 8 72.1 9 77.9 17 75.1
Saiti 190 38 40 105.3 92 78 170 14 12 26 4 29.0 8 68.4 12 47.1
2 Simpang Raya Simpang Raya 301 60 10 16.6 40 38 78 6 6 12 2 33.3 4 70.2 6 51.3
3 Bunta Bunta 328 66 99 150.9 161 171 332 24 26 50 17 70.4 13 50.7 30 60.2
Toima 98 20 16 81.6 42 40 82 6 6 12 - 0.0 2 33.3 2 16.3
4 Lobu Lobu 76 15 14 92.1 21 33 54 3 5 8 2 63.5 3 60.6 5 61.7
5 Pagimana Pagimana 494 99 84 85.0 213 188 401 32 28 60 28 87.6 27 95.7 55 91.4
6 Bualemo Bualemo 300 60 102 170.0 124 127 251 19 19 38 16 86.0 15 78.7 31 82.3
Tikupon 100 20 4 20.0 31 43 74 5 6 11 - 0.0 0.0 - 0.0
7 Balantak Utara Teku 91 18 10 54.9 21 30 51 3 5 8 1 31.7 0.0 1 13.1
8 Balantak Balantak 120 24 28 116.7 40 44 84 6 7 13 7 116.7 4 60.6 11 87.3
9 Balantak Selatan Tongke 100 20 20 100.0 42 40 82 6 6 12 2 31.7 4 66.7 6 48.8
10 Mantok Mantok 148 30 20 67.6 44 53 97 7 8 15 5 75.8 7 88.1 12 82.5
11 Lamala Bonebobakal 135 27 29 107.4 52 63 115 8 9 17 2 25.6 2 21.2 4 23.2
12 Masama Tangeban 241 48 52 107.9 81 103 184 12 15 28 12 98.8 9 58.3 21 76.1
13 Luwuk Timur Hunduhon 239 48 46 96.2 126 135 261 19 20 39 11 58.2 7 34.6 18 46.0
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 782 156 51 32.6 315 311 626 47 47 94 30 63.5 29 62.2 59 62.8
16 Luwuk selatan Luwuk 888 178 26 14.6 363 358 721 54 54 108 21 38.6 24 44.7 45 41.6
17 Nambo
18 Kintom Kintom 295 59 75 127.1 118 111 229 18 17 34 2 11.3 4 24.0 6 17.5
19 Batui Batui 335 67 45 67.2 138 170 308 21 26 46 6 29.0 4 15.7 10 21.6
20 Batui Selatan Sinorang 291 58 31 53.3 128 184 312 19 28 47 2 10.4 2 7.2 4 8.5
21 Moilong Toili I 411 82 64 77.9 171 148 319 26 22 48 20 78.0 14 63.1 34 71.1
22 Toili Toili II 697 139 154 110.5 289 271 560 43 41 84 37 85.4 39 95.9 76 90.5
23 Toili Barat Toili III 473 95 36 38.1 198 199 397 30 30 60 19 64.0 12 40.2 31 52.1
JUMLAH (KAB/KOTA) 7,347 1,469 1088 74.0 2,924 3,015 5,939 439 452 891 254 57.9 242 53.5 496 55.7
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
L + PL P
PENANGANAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATANJUMLAH
IBU HAMIL
JUMLAH LAHIR HIDUP
PERKIRAAN
BUMIL
DENGAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PERKIRAAN NEONATAL
KOMPLIKASI
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
144
TABEL 34
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
PESERTA KB AKTIF
MKJP
IUD % MOP % MOW %IM
PLAN% JUMLAH %
KON
DOM % SUNTIK % PIL %
OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Nuhon Nuhon 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
Saiti 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 Simpang Raya Simpang Raya 89 4.1 3 0.1 17 0.8 229 10.4 338 15.4 12 0.5 1,035 47.1 811 36.9 0.0 0.0 1,858 84.6 2,196 100.0
3 Bunta Bunta 193 10.8 5 0.3 13 0.7 200 11.2 411 23.1 52 2.9 696 39.1 623 35.0 0.0 0.0 1,371 76.9 1,782 100.0
Toima 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 Lobu Lobu 7 2.8 0 0.0 0 0.0 10 4.0 17 6.9 2 0.8 131 53.0 97 39.3 0.0 0.0 230 93.1 247 100.0
5 Pagimana Pagimana 399 10.6 2 0.1 18 0.5 638 17.0 1,057 28.1 18 0.5 1,495 39.8 1,190 31.6 0.0 0.0 2,703 71.9 3,760 100.0
6 Bualemo Bualemo 452 14.0 0 0.0 44 1.4 609 18.9 1,105 34.3 56 1.7 1,046 32.4 1,017 31.5 0.0 0.0 2,119 65.7 3,224 100.0
Tikupon 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 Balantak Utara Teku 16 2.6 0 0.0 1 0.2 16 2.6 33 5.4 0 0.0 309 50.5 270 44.1 0.0 0.0 579 94.6 612 100.0
8 Balantak Balantak 18 2.4 0 0.0 3 0.4 56 7.4 77 10.2 37 4.9 393 52.1 247 32.8 0.0 0.0 677 89.8 754 100.0
9 Balantak Selatan Tongke 6 0.9 0 0.0 0 0.0 49 7.2 55 8.1 29 4.3 302 44.3 295 43.3 0.0 0.0 626 91.9 681 100.0
10 Mantok Mantok 16 1.7 0 0.0 2 0.2 64 6.7 82 8.6 1 0.1 380 39.8 491 51.5 0.0 0.0 872 91.4 954 100.0
11 Lamala Bonebobakal 24 3.5 0 0.0 3 0.4 59 8.6 86 12.5 25 3.6 202 29.4 374 54.4 0.0 0.0 601 87.5 687 100.0
12 Masama Tangeban 94 5.3 1 0.1 10 0.6 475 26.9 580 32.8 10 0.6 744 42.1 435 24.6 0.0 0.0 1,189 67.2 1,769 100.0
13 Luwuk Timur Hunduhon 172 9.4 1 0.1 25 1.4 300 16.5 498 27.3 14 0.8 796 43.7 515 28.3 0.0 0.0 1,325 72.7 1,823 100.0
14 Luwuk Utara 165 6.8 2 0.1 28 1.1 275 11.3 470 19.3 15 0.6 1,043 42.8 909 37.3 0.0 0.0 1,967 80.7 2,437 100.0
15 Luwuk Kampung Baru 554 9.2 1 0.0 211 3.5 680 11.3 1,446 23.9 230 3.8 2,118 35.0 2,250 37.2 0.0 0.0 4,598 76.1 6,044 100.0
16 Luwuk selatan Luwuk 98 4.3 0 0.0 16 0.7 118 5.2 232 10.2 7 0.3 1,185 52.3 843 37.2 0.0 0.0 2,035 89.8 2,267 100.0
17 Nambo 205 21.2 0 0.0 1 0.1 324 33.5 530 54.8 25 2.6 173 17.9 240 24.8 0.0 0.0 438 45.2 968 100.0
18 Kintom Kintom 123 9.8 0 0.0 5 0.4 164 13.0 292 23.2 4 0.3 510 40.5 453 36.0 0.0 0.0 967 76.8 1,259 100.0
19 Batui Batui 7 0.3 0 0.0 4 0.2 31 1.5 42 2.0 9 0.4 1,047 49.3 1,027 48.3 0.0 0.0 2,083 98.0 2,125 100.0
20 Batui Selatan Sinorang 0 0.0 0 0.0 0 0.0 4 0.3 4 0.3 10 0.7 691 47.0 766 52.1 0.0 0.0 1,467 99.7 1,471 100.0
21 Moilong Toili I 21 0.6 2 0.1 66 1.9 302 8.9 391 11.5 40 1.2 1,605 47.1 1,375 40.3 0.0 0.0 3,020 88.5 3,411 100.0
22 Toili Toili II 243 4.6 36 0.7 109 2.1 483 9.2 871 16.6 47 0.9 2,445 46.5 1,891 36.0 0.0 0.0 4,383 83.4 5,254 100.0
23 Toili Barat Toili III 859 20.9 6 0.1 142 3.5 478 11.6 1,485 36.2 41 1.0 1,346 32.8 1,235 30.1 0.0 0.0 2,622 63.8 4,107 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,761 7.9 59 0.1 718 1.5 5,564 11.6 10,102 21.1 684 1.4 19,692 41.2 17,354 36.3 0 0.0 0 0.0 37,730 78.9 47,832 100.0
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. Banggai
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MKJP +
NON
MKJP
% MKJP +
NON MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMASNON MKJP
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
145
TABEL 35
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
PESERTA KB BARU
MKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL %OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Nuhon Nuhon 24 4.8 0.0 0.0 74 14.7 98 19.4 8 1.6 209 41.4 190 37.6 0.0 0.0 407 80.6 505 100.0
Saiti 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 Simpang Raya Simpang Raya 27 5.4 0.0 0.0 89 17.7 116 23.1 9 1.8 200 39.8 178 35.4 0.0 0.0 387 76.9 503 100.0
3 Bunta Bunta 57 9.5 0.0 0.0 108 17.9 165 27.4 0 0.0 208 34.6 229 38.0 0.0 0.0 437 72.6 602 100.0
Toima 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 Lobu Lobu 0 0.0 0.0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 22 55.0 18 45.0 0.0 0.0 40 100.0 40 100.0
5 Pagimana Pagimana 152 18.6 0.0 2 0.2 271 33.1 425 51.9 18 2.2 223 27.2 153 18.7 0.0 0.0 394 48.1 819 100.0
6 Bualemo Bualemo 92 11.9 0.0 0.0 139 18.1 231 30.0 16 2.1 282 36.6 241 31.3 0.0 0.0 539 70.0 770 100.0
Tikupon 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 Balantak Utara Teku 0 0.0 0.0 1 0.7 1 0.7 2 1.5 0 0.0 70 51.1 65 47.4 0.0 0.0 135 98.5 137 100.0
8 Balantak Balantak 0 0.0 0.0 0.0 2 0.8 2 0.8 20 7.5 132 49.6 112 42.1 0.0 0.0 264 99.2 266 100.0
9 Balantak Selatan Tongke 3 1.5 0.0 0.0 0 0.0 3 1.5 5 2.5 123 60.9 71 35.1 0.0 0.0 199 98.5 202 100.0
10 Mantok Mantok 3 1.1 0.0 0.0 93 35.5 96 36.6 4 1.5 91 34.7 71 27.1 0.0 0.0 166 63.4 262 100.0
11 Lamala Bonebobakal 18 8.7 0.0 0.0 18 8.7 36 17.5 11 5.3 89 43.2 70 34.0 0.0 0.0 170 82.5 206 100.0
12 Masama Tangeban 18 5.3 0.0 1 0.3 86 25.4 105 31.0 29 8.6 102 30.1 103 30.4 0.0 0.0 234 69.0 339 100.0
13 Luwuk Timur Hunduhon 19 2.8 0.0 0.0 104 15.2 123 17.9 14 2.0 302 44.0 247 36.0 0.0 0.0 563 82.1 686 100.0
14 Luwuk Utara 24 4.4 0.0 0.0 62 11.4 86 15.8 9 1.7 254 46.7 195 35.8 0.0 0.0 458 84.2 544 100.0
15 Luwuk Kampung Baru 84 7.9 0.0 52 4.9 110 10.3 246 23.0 179 16.8 268 25.1 375 35.1 0.0 0.0 822 77.0 1,068 100.0
16 Luwuk selatan Luwuk 18 6.6 0.0 0.0 34 12.4 52 19.0 6 2.2 138 50.4 78 28.5 0.0 0.0 222 81.0 274 100.0
17 Nambo 31 18.9 0.0 0.0 20 12.2 51 31.1 5 3.0 34 20.7 74 45.1 0.0 0.0 113 68.9 164 100.0
18 Kintom Kintom 12 5.4 0.0 0.0 28 12.6 40 18.0 28 12.6 78 35.1 76 34.2 0.0 0.0 182 82.0 222 100.0
19 Batui Batui 8 2.0 0.0 0.0 18 4.4 26 6.4 34 8.4 201 49.6 144 35.6 0.0 0.0 379 93.6 405 100.0
20 Batui Selatan Sinorang 0 0.0 0.0 0.0 7 2.6 7 2.6 17 6.3 115 42.6 131 48.5 0.0 0.0 263 97.4 270 100.0
21 Moilong Toili I 14 1.9 0.0 0.0 72 9.7 86 11.5 36 4.8 433 58.1 190 25.5 0.0 0.0 659 88.5 745 100.0
22 Toili Toili II 22 2.7 0.0 0.0 116 14.3 138 17.0 25 3.1 358 44.0 292 35.9 0.0 0.0 675 83.0 813 100.0
23 Toili Barat Toili III 18 2.9 0.0 0.0 210 34.0 228 37.0 29 4.7 218 35.3 142 23.0 0.0 0.0 389 63.0 617 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 644 6.2 0 0.0 56 0.5 1,662 15.9 2,362 22.6 502 4.8 4,150 39.7 3,445 32.9 0 0.0 0 0.0 8,097 77.4 10,459 100.0
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. Banggai
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NON MKJP MKJP +
NON
MKJP
% MKJP
+ NON
MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMAS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
146
TABEL 36
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
PESERTA KB BARU
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Nuhon Nuhon 2,540 505 19.9 0 0.0
Saiti 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 Simpang Raya Simpang Raya 2,759 503 18.2 2,196 79.6
3 Bunta Bunta 2,136 602 28.2 1,782 83.4
Toima 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 Lobu Lobu 429 40 9.3 247 57.6
5 Pagimana Pagimana 4,485 819 18.3 3,760 83.8
6 Bualemo Bualemo 4,215 770 18.3 3,224 76.5
Tikupon 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 Balantak Utara Teku 870 137 15.7 612 70.3
8 Balantak Balantak 934 266 28.5 754 80.7
9 Balantak Selatan Tongke 903 202 22.4 681 75.4
10 Mantok Mantok 1,214 262 21.6 954 78.6
11 Lamala Bonebobakal 1,137 206 18.1 687 60.4
12 Masama Tangeban 2,170 339 15.6 1,769 81.5
13 Luwuk Timur Hunduhon 2,173 686 31.6 1,823 83.9
14 Luwuk Utara 2,884 544 18.9 2,437 84.5
15 Luwuk Kampung Baru 7,607 1,068 14.0 6,044 79.5
16 Luwuk selatan Luwuk 2,777 274 9.9 2,267 81.6
17 Nambo 1,505 164 10.9 968 64.3
18 Kintom Kintom 1,720 222 12.9 1,259 73.2
19 Batui Batui 3,021 405 13.4 2,125 70.3
20 Batui Selatan Sinorang 2,615 270 10.3 1,471 56.3
21 Moilong Toili I 3,843 745 19.4 3,411 88.8
22 Toili Toili II 6,748 813 12.0 5,254 77.9
23 Toili Barat Toili III 5,431 617 11.4 4,107 75.6
JUMLAH (KAB/KOTA) 64,116 10,459 16.3 47,832 74.6
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. Banggai
PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KECAMATAN PUSKESMAS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
147
TABEL 37
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Nuhon Nuhon 74 77 151 74 100.0 77 100.0 151 100.0 2 2.7 1 1.3 3 2.0
Saiti 92 78 170 92 100.0 78 100.0 170 100.0 1 1.1 1 1.3 2 1.2
2 Simpang Raya Simpang Raya 40 38 78 40 100.0 38 100.0 78 100.0 1 2.5 0 0.0 1 1.3
3 Bunta Bunta 161 171 332 161 100.0 171 100.0 332 100.0 4 2.5 3 1.8 7 2.1
Toima 42 40 82 42 100.0 40 100.0 82 100.0 0 0.0 1 2.5 1 1.2
4 Lobu Lobu 21 33 54 21 100.0 33 100.0 54 100.0 2 9.5 1 3.0 3 5.6
5 Pagimana Pagimana 213 188 401 213 100.0 188 100.0 401 100.0 5 2.3 4 2.1 9 2.2
6 Bualemo Bualemo 124 127 251 124 100.0 127 100.0 251 100.0 4 3.2 2 1.6 6 2.4
Tikupon 31 43 74 31 100.0 43 100.0 74 100.0 1 3.2 2 4.7 3 4.1
7 Balantak Utara Teku 21 30 51 21 100.0 30 100.0 51 100.0 1 4.8 1 3.3 2 3.9
8 Balantak Balantak 40 44 84 40 100.0 44 100.0 84 100.0 0 0.0 2 4.5 2 2.4
9 Balantak Selatan Tongke 42 40 82 42 100.0 40 100.0 82 100.0 1 2.4 0 0.0 1 1.2
10 Mantok Mantok 44 53 97 44 100.0 53 100.0 97 100.0 2 4.5 0 0.0 2 2.1
11 Lamala Bonebobakal 52 63 115 52 100.0 63 100.0 115 100.0 2 3.8 1 1.6 3 2.6
12 Masama Tangeban 81 103 184 81 100.0 103 100.0 184 100.0 1 1.2 3 2.9 4 2.2
13 Luwuk Timur Hunduhon 126 135 261 126 100.0 135 100.0 261 100.0 2 1.6 1 0.7 3 1.1
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 315 311 626 315 100.0 311 100.0 626 100.0 2 0.6 3 1.0 5 0.8
16 Luwuk selatan Luwuk 363 358 721 363 100.0 358 100.0 721 100.0 2 0.6 3 0.8 5 0.7
17 Nambo
18 Kintom Kintom 118 111 229 118 100.0 111 100.0 229 100.0 2 1.7 1 0.9 3 1.3
19 Batui Batui 138 170 308 138 100.0 170 100.0 308 100.0 1 0.7 2 1.2 3 1.0
20 Batui Selatan Sinorang 128 184 312 128 100.0 184 100.0 312 100.0 2 1.6 0 0.0 2 0.6
21 Moilong Toili I 171 148 319 171 100.0 148 100.0 319 100.0 1 0.6 0 0.0 1 0.3
22 Toili Toili II 289 271 560 289 100.0 271 100.0 560 100.0 1 0.3 2 0.7 3 0.5
23 Toili Barat Toili III 198 199 397 198 100.0 199 100.0 397 100.0 1 0.5 3 1.5 4 1.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,924 3,015 5,939 2,924 100.0 3,015 100.0 5,939 100.0 41 1.4 37 1.2 78 1.3
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
PNO KECAMATAN PUSKESMAS
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P LL + P L + P
BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
148
TABEL 38
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Nuhon Nuhon 92 83 175 74 80.4 77 92.8 151 86.3 74 80.4 77 92.8 151 86.3
Saiti 69 63 132 92 133.3 78 123.8 170 128.8 65 94.2 59 93.7 124 93.9
2 Simpang Raya Simpang Raya 108 107 215 40 37.0 38 35.5 78 36.3 40 37.0 38 35.5 78 36.3
3 Bunta Bunta 277 394 671 154 55.6 156 39.6 310 46.2 154 55.6 156 39.6 310 46.2
Toima 33 28 61 42 127.3 40 142.9 82 134.4 30 90.9 25 89.3 55 90.2
4 Lobu Lobu 30 37 67 21 70.0 33 89.2 54 80.6 21 70.0 33 89.2 54 80.6
5 Pagimana Pagimana 214 187 401 213 99.5 188 100.5 401 100.0 213 99.5 188 100.5 401 100.0
6 Bualemo Bualemo 132 150 282 124 93.9 127 84.7 251 89.0 124 93.9 127 84.7 251 89.0
Tikupon 34 53 87 31 91.2 43 81.1 74 85.1 31 91.2 43 81.1 74 85.1
7 Balantak Utara Teku 30 29 59 21 70.0 30 103.4 51 86.4 21 70.0 30 103.4 51 86.4
8 Balantak Balantak 44 39 83 40 90.9 44 112.8 84 101.2 44 100.0 39 100.0 83 100.0
9 Balantak Selatan Tongke 35 38 73 42 120.0 40 105.3 82 112.3 34 97.1 38 100.0 72 98.6
10 Mantok Mantok 52 58 110 44 84.6 53 91.4 97 88.2 44 84.6 53 91.4 97 88.2
11 Lamala Bonebobakal 50 53 103 52 104.0 63 118.9 115 111.7 50 100.0 53 100.0 103 100.0
12 Masama Tangeban 84 93 177 81 96.4 103 110.8 184 104.0 81 96.4 92 98.9 173 97.7
13 Luwuk Timur Hunduhon 88 101 189 98 111.4 108 106.9 206 109.0 88 100.0 100 99.0 188 99.5
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 209 209 418 315 150.7 311 148.8 626 149.8 204 97.6 208 99.5 412 98.6
16 Luwuk selatan Luwuk 246 258 504 363 147.6 358 138.8 721 143.1 243 98.8 258 100.0 501 99.4
17 Nambo
18 Kintom Kintom 99 101 200 118 119.2 111 109.9 229 114.5 98 99.0 101 100.0 199 99.5
19 Batui Batui 154 138 292 138 89.6 170 123.2 308 105.5 138 89.6 135 97.8 273 93.5
20 Batui Selatan Sinorang 67 74 141 118 176.1 143 193.2 261 185.1 65 97.0 73 98.6 138 97.9
21 Moilong Toili I 126 115 241 171 135.7 148 128.7 319 132.4 126 100.0 115 100.0 241 100.0
22 Toili Toili II 279 286 565 289 103.6 271 94.8 560 99.1 279 100.0 271 94.8 550 97.3
23 Toili Barat Toili III 197 184 381 198 100.5 199 108.2 397 104.2 196 99.5 184 100.0 380 99.7
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,749 2,878 5,627 2,879 104.7 2,932 101.9 5,811 103.3 2,463 89.6 2,496 86.7 4,959 88.1
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)
P L + PL
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)
LJUMLAH BAYI
NO KECAMATAN PUSKESMAS P L + P
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
149
TABEL 39
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Nuhon Nuhon 92 83 175 0.0 0.0 77 44.0
Saiti 69 63 132 0.0 0.0 55 41.7
2 Simpang Raya Simpang Raya 108 107 215 0.0 0.0 61 28.4
3 Bunta Bunta 277 394 671 0.0 0.0 84 12.5
Toima 33 28 61 0.0 0.0 - 0.0
4 Lobu Lobu 30 37 67 0.0 0.0 25 37.3
5 Pagimana Pagimana 214 187 401 0.0 0.0 38 9.5
6 Bualemo Bualemo 132 150 282 0.0 0.0 22 7.8
Tikupon 34 53 87 0.0 0.0 19 21.8
7 Balantak Utara Teku 30 29 59 0.0 0.0 54 91.5
8 Balantak Balantak 44 39 83 0.0 0.0 13 15.7
9 Balantak Selatan Tongke 35 38 73 0.0 0.0 - 0.0
10 Mantok Mantok 52 58 110 0.0 0.0 54 49.1
11 Lamala Bonebobakal 50 53 103 0.0 0.0 94 91.3
12 Masama Tangeban 84 93 177 0.0 0.0 98 55.4
13 Luwuk Timur Hunduhon 88 101 189 0.0 0.0 177 93.7
14 Luwuk Utara - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 209 209 418 0.0 0.0 402 96.2
16 Luwuk selatan Luwuk 246 258 504 0.0 0.0 334 66.3
17 Nambo - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
18 Kintom Kintom 99 101 200 0.0 0.0 4 2.0
19 Batui Batui 154 138 292 0.0 0.0 93 31.8
20 Batui Selatan Sinorang 67 74 141 0.0 0.0 136 96.5
21 Moilong Toili I 126 115 241 0.0 0.0 33 13.7
22 Toili Toili II 279 286 565 0.0 0.0 129 22.8
23 Toili Barat Toili III 197 184 381 0.0 0.0 200 52.5
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,749 2,878 5,627 - 0.0 - 0.0 2,202 39.1
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
USIA 0-6 BULAN
L + P
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATANJUMLAH BAYI
PUSKESMASL P
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
150
TABEL 40
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Nuhon Nuhon 92 83 175 60 65.2 57 68.7 117 66.9
Saiti 69 63 132 56 81.2 50 79.4 106 80.3
2 Simpang Raya Simpang Raya 108 107 215 101 93.5 100 93.5 201 93.5
3 Bunta Bunta 277 394 671 270 97.5 372 94.4 642 95.7
Toima 33 28 61 24 72.7 19 67.9 43 70.5
4 Lobu Lobu 30 37 67 24 80.0 28 75.7 52 77.6
5 Pagimana Pagimana 214 187 401 180 84.1 153 81.8 333 83.0
6 Bualemo Bualemo 132 150 282 89 67.4 100 66.7 189 67.0
Tikupon 34 53 87 30 88.2 37 69.8 67 77.0
7 Balantak Utara Teku 30 29 59 20 66.7 22 75.9 42 71.2
8 Balantak Balantak 44 39 83 26 59.1 23 59.0 49 59.0
9 Balantak Selatan Tongke 35 38 73 26 74.3 34 89.5 60 82.2
10 Mantok Mantok 52 58 110 48 92.3 55 94.8 103 93.6
11 Lamala Bonebobakal 50 53 103 45 90.0 45 84.9 90 87.4
12 Masama Tangeban 84 93 177 85 101.2 88 94.6 173 97.7
13 Luwuk Timur Hunduhon 88 101 189 60 68.2 62 61.4 122 64.6
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 209 209 418 207 99.0 208 99.5 415 99.3
16 Luwuk selatan Luwuk 246 258 504 147 59.8 153 59.3 300 59.5
17 Nambo
18 Kintom Kintom 99 101 200 91 91.9 97 96.0 188 94.0
19 Batui Batui 154 138 292 135 87.7 124 89.9 259 88.7
20 Batui Selatan Sinorang 67 74 141 68 101.5 70 94.6 138 97.9
21 Moilong Toili I 126 115 241 113 89.7 102 88.7 215 89.2
22 Toili Toili II 279 286 565 227 81.4 237 82.9 464 82.1
23 Toili Barat Toili III 197 184 381 158 80.2 158 85.9 316 82.9
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,749 2,878 5,627 2,290 83.3 2,394 83 4,684 83.2
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
151
TABEL 41
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
1 2 3 4 5 6
1 Nuhon Nuhon 11 10 90.9
Saiti 9 8 88.9
2 Simpang Raya Simpang Raya - #DIV/0!
3 Bunta Bunta 25 16 64.0
Toima 9 7 77.8
4 Lobu Lobu 10 8 80.0
5 Pagimana Pagimana 33 25 75.8
6 Bualemo Bualemo 15 10 66.7
Tikupon 5 5 100.0
7 Balantak Utara Teku 10 - -
8 Balantak Balantak 13 13 100.0
9 Balantak Selatan Tongke 11 3 27.3
10 Mantok Mantok 10 9 90.0
11 Lamala Bonebobakal 12 12 100.0
12 Masama Tangeban 14 11 78.6
13 Luwuk Timur Hunduhon 13 11 84.6
14 Luwuk Utara - - #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 18 17 94.4
16 Luwuk selatan Luwuk 19 18 94.7
17 Nambo - - #DIV/0!
18 Kintom Kintom 19 19 100.0
19 Batui Batui 14 11 78.6
20 Batui Selatan Sinorang 10 8 80.0
21 Moilong Toili I 17 16 94.1
22 Toili Toili II 25 19 76.0
23 Toili Barat Toili III 17 17 100.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 339 273 80.5
Sumber: Program Imunisasi Seksi Pemberantasan dan Penyakit Menular
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
% DESA/KEL UCINO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
DESA/KELURAHA
N
DESA/KEL UCI
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
152
TABEL 42
CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
BAYI DIIMUNISASI
DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16.0 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Nuhon Nuhon 92 83 175 124 134.8 75 90.4 199 113.7 119 129.3 73 88.0 192 109.7 105 114.1 83 100.0 188 107.4 15.32 -10.67 5.53
Saiti 69 63 132 89 129.0 79 125.4 168 127.3 96 139.1 79 125.4 175 132.6 100 144.9 76 120.6 176 133.3 -12.36 3.80 -4.76
2 Simpang Raya Simpang Raya 108 107 215 0.0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 0 0.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 Bunta Bunta 277 394 671 218 78.7 187 47.5 405 60.4 231 83.4 201 51.0 432 64.4 241 87.0 213 54.1 454 67.7 -10.55 -13.90 -12.10
Toima 33 28 61 52 157.6 51 182.1 103 168.9 40 121.2 43 153.6 83 136.1 45 136.4 35 125.0 80 131.1 13.46 31.37 22.33
4 Lobu Lobu 30 37 67 23 76.7 20 54.1 43 64.2 30 100.0 24 64.9 54 80.6 35 116.7 21 56.8 56 83.6 -52.17 -5.00 -30.23
5 Pagimana Pagimana 214 187 401 213 99.5 224 119.8 437 109.0 176 82.2 175 93.6 351 87.5 212 99.1 229 122.5 441 110.0 0.47 -2.23 -0.92
6 Bualemo Bualemo 132 150 282 87 65.9 105 70.0 192 68.1 90 68.2 101 67.3 191 67.7 96 72.7 121 80.7 217 77.0 -10.34 -15.24 -13.02
Tikupon 34 53 87 51 150.0 35 66.0 86 98.9 48 141.2 35 66.0 83 95.4 46 135.3 34 64.2 80 92.0 9.80 2.86 6.98
7 Balantak Utara Teku 30 29 59 0.0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 0 0.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
8 Balantak Balantak 44 39 83 81 184.1 86 220.5 167 201.2 80 181.8 73 187.2 153 184.3 53 120.5 44 112.8 97 116.9 34.57 48.84 41.92
9 Balantak Selatan Tongke 35 38 73 48 137.1 37 97.4 85 116.4 43 122.9 33 86.8 76 104.1 33 94.3 33 86.8 66 90.4 31.25 10.81 22.35
10 Mantok Mantok 52 58 110 54 103.8 45 77.6 99 90.0 48 92.3 34 58.6 82 74.5 68 130.8 39 67.2 107 97.3 -25.93 13.33 -8.08
11 Lamala Bonebobakal 50 53 103 80 160.0 75 141.5 155 150.5 79 158.0 65 122.6 144 139.8 74 148.0 75 141.5 149 144.7 7.50 0.00 3.87
12 Masama Tangeban 84 93 177 95 113.1 113 121.5 208 117.5 95 113.1 119 128.0 214 120.9 62 73.8 91 97.8 153 86.4 34.74 19.47 26.44
13 Luwuk Timur Hunduhon 88 101 189 73 83.0 94 93.1 167 88.4 80 90.9 101 100.0 181 95.8 82 93.2 74 73.3 156 82.5 -12.33 21.28 6.59
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 209 209 418 338 161.7 286 136.8 624 149.3 287 137.3 299 143.1 586 140.2 265 126.8 260 124.4 525 125.6 21.60 9.09 15.87
16 Luwuk selatan Luwuk 246 258 504 255 103.7 241 93.4 496 98.4 237 96.3 241 93.4 478 94.8 235 95.5 220 85.3 455 90.3 7.84 8.71 8.27
17 Nambo
18 Kintom Kintom 99 101 200 153 154.5 129 127.7 282 141.0 156 157.6 133 131.7 289 144.5 156 157.6 153 151.5 309 154.5 -1.96 -18.60 -9.57
19 Batui Batui 154 138 292 181 117.5 122 88.4 303 103.8 169 109.7 110 79.7 279 95.5 166 107.8 100 72.5 266 91.1 8.29 18.03 12.21
20 Batui Selatan Sinorang 67 74 141 134 200.0 125 168.9 259 183.7 111 165.7 138 186.5 249 176.6 110 164.2 97 131.1 207 146.8 17.91 22.40 20.08
21 Moilong Toili I 126 115 241 170 134.9 198 172.2 368 152.7 189 150.0 189 164.3 378 156.8 202 160.3 193 167.8 395 163.9 -18.82 2.53 -7.34
22 Toili Toili II 279 286 565 278 99.6 274 95.8 552 97.7 261 93.5 163 57.0 424 75.0 255 91.4 255 89.2 510 90.3 8.27 6.93 7.61
23 Toili Barat Toili III 197 184 381 200 101.5 185 100.5 385 101.0 208 105.6 171 92.9 379 99.5 241 122.3 181 98.4 422 110.8 -20.50 2.16 -9.61
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,749 2,878 5,627 2,997 109.0 2,786 96.8 5,783 102.8 2,873 104.5 2,600 90.3 5,473 97.3 2,882 104.8 2,627 91.3 5,509 97.9 3.84 5.71 4.74
Sumber: Program Imunisasi Seksi Pemberantasan dan Penyakit Menular
L + P L P L + PNO KECAMATAN
L PPUSKESMAS
JUMLAH BAYI
L P L + P
DO RATE (%)
L P L + P
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
153
TABEL 43
CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
BAYI DIIMUNISASI
BCG POLIO4 IMUNISASI DASAR LENGKAP
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Nuhon Nuhon 92 83 175 69 75 152 183 221 126 119 129.3 73 88.0 192 109.7 105 114.1 83 100.0 188 107.4
Saiti 69 63 132 83 120 146 232 229 173 96 139.1 87 138.1 183 138.6 100 144.9 76 120.6 176 133.3
2 Simpang Raya Simpang Raya 108 107 215 - 107 100 107 50 0.0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 0 0.0
3 Bunta Bunta 277 394 671 209 75 603 153 812 121 208 75.1 191 48.5 399 59.5 241 87.0 213 54.1 454 67.7
Toima 33 28 61 46 139 74 264 120 197 42 127.3 39 139.3 81 132.8 45 136.4 35 125.0 80 131.1
4 Lobu Lobu 30 37 67 26 87 63 170 89 133 31 103.3 16 43.2 47 70.1 35 116.7 21 56.8 56 83.6
5 Pagimana Pagimana 214 187 401 216 101 403 216 619 154 173 80.8 173 92.5 346 86.3 212 99.1 229 122.5 441 110.0
6 Bualemo Bualemo 132 150 282 117 89 267 178 384 136 68 51.5 103 68.7 171 60.6 96 72.7 121 80.7 217 77.0
Tikupon 34 53 87 35 103 88 166 123 141 52 152.9 34 64.2 86 98.9 46 135.3 34 64.2 80 92.0
7 Balantak Utara Teku 30 29 59 - 29 100 29 49 0.0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 0 0.0
8 Balantak Balantak 44 39 83 74 168 113 290 187 225 80 181.8 73 187.2 153 184.3 53 120.5 44 112.8 97 116.9
9 Balantak Selatan Tongke 35 38 73 38 109 76 200 114 156 43 122.9 33 86.8 76 104.1 33 94.3 33 86.8 66 90.4
10 Mantok Mantok 52 58 110 47 90 105 181 152 138 45 86.5 33 56.9 78 70.9 68 130.8 39 67.2 107 97.3
11 Lamala Bonebobakal 50 53 103 72 144 125 236 197 191 79 158.0 67 126.4 146 141.7 76 152.0 72 135.8 148 143.7
12 Masama Tangeban 84 93 177 110 131 203 218 313 177 60 71.4 93 100.0 153 86.4 62 73.8 91 97.8 153 86.4
13 Luwuk Timur Hunduhon 88 101 189 83 94 184 182 267 141 82 93.2 98 97.0 180 95.2 82 93.2 74 73.3 156 82.5
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 209 209 418 306 146 515 246 821 196 287 137.3 299 143.1 586 140.2 265 126.8 255 122.0 520 124.4
16 Luwuk selatan Luwuk 246 258 504 239 97 497 193 736 146 275 111.8 273 105.8 548 108.7 235 95.5 219 84.9 454 90.1
17 Nambo
18 Kintom Kintom 99 101 200 131 132 232 230 363 182 156 157.6 133 131.7 289 144.5 156 157.6 153 151.5 309 154.5
19 Batui Batui 154 138 292 130 84 268 194 398 136 171 111.0 115 83.3 286 97.9 166 107.8 100 72.5 266 91.1
20 Batui Selatan Sinorang 67 74 141 125 187 199 269 324 230 110 164.2 97 131.1 207 146.8 110 164.2 97 131.1 207 146.8
21 Moilong Toili I 126 115 241 192 152 307 267 499 207 187 148.4 176 153.0 363 150.6 202 160.3 193 167.8 395 163.9
22 Toili Toili II 279 286 565 275 99 561 196 836 148 259 92.8 260 90.9 519 91.9 255 91.4 255 89.2 510 90.3
23 Toili Barat Toili III 197 184 381 201 102 385 209 586 154 195 99.0 169 91.8 364 95.5 241 122.3 181 98.4 422 110.8
JUMLAH (KAB/KOTA) 2,749 2,878 5,627 2,824 103 5,702 198 8,526 152 2,818 102.5 2,635 91.6 5,453 96.9 2,884 104.9 2,618 91.0 5,502 97.8
Sumber: Program Imunisasi Seksi Pemberantasan dan Penyakit Menular
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI
P L + PL P L + P L L P L + P
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
154
TABEL 44
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Nuhon Nuhon 216 ##### ##### 216 100.00 1,023 ##### ##### 966 94.43 - - 1,210 ##### ##### 1,182 97.69
Saiti 197 ##### ##### 197 100.00 909 ##### ##### 542 59.63 - - 1,075 ##### ##### 739 68.74
2 Simpang Raya Simpang Raya 80 ##### ##### 80 100.00 - ##### ##### - ##### - - 262 ##### ##### 80 30.53
3 Bunta Bunta 264 ##### ##### 264 100.00 3,001 ##### ##### 1,251 41.69 - - 3,290 ##### ##### 1,515 46.05
Toima 92 ##### ##### 92 100.00 467 ##### ##### 258 55.25 - - 552 ##### ##### 350 63.41
4 Lobu Lobu 81 ##### ##### 81 100.00 361 ##### ##### 192 53.19 - - 427 ##### ##### 273 63.93
5 Pagimana Pagimana 467 ##### ##### 467 100.00 2,359 ##### ##### 1,167 49.47 - - 2,790 ##### ##### 1,634 58.57
6 Bualemo Bualemo 226 ##### ##### 226 100.00 1,432 ##### ##### 578 40.36 - - 1,694 ##### ##### 804 47.46
Tikupon 83 ##### ##### 83 100.00 477 ##### ##### 276 57.86 - - 564 ##### ##### 359 63.65
7 Balantak Utara Teku 28 ##### ##### 28 100.00 432 ##### ##### 173 40.05 - - 511 ##### ##### 201 39.33
8 Balantak Balantak 90 ##### ##### 90 100.00 575 ##### ##### 346 60.17 - - 680 ##### ##### 436 64.12
9 Balantak Selatan Tongke 47 ##### ##### 47 100.00 477 ##### ##### 278 58.28 - - 564 ##### ##### 325 57.62
10 Mantok Mantok 109 ##### ##### 109 100.00 707 ##### ##### 321 45.40 - - 836 ##### ##### 430 51.44
11 Lamala Bonebobakal 120 ##### ##### 120 100.00 645 ##### ##### 434 67.29 - - 763 ##### ##### 554 72.61
12 Masama Tangeban 282 ##### ##### 282 100.00 1,154 ##### ##### 319 27.64 - - 1,365 ##### ##### 601 44.03
13 Luwuk Timur Hunduhon 198 ##### ##### 198 100.00 1,143 ##### ##### 679 59.41 - - 1,352 ##### ##### 877 64.87
14 Luwuk Utara - ##### ##### - ##### - ##### ##### - ##### - - - ##### ##### - #####
15 Luwuk Kampung Baru 782 ##### ##### 782 100.00 3,735 ##### ##### 2,643 70.75 - - 4,418 ##### ##### 3,425 77.51
16 Luwuk selatan Luwuk 413 ##### ##### 413 100.00 4,242 ##### ##### 1,775 41.84 - - 5,017 ##### ##### 2,188 43.61
17 Nambo - ##### ##### - ##### - ##### ##### - ##### - - - ##### ##### - #####
18 Kintom Kintom 229 ##### ##### 229 100.00 1,411 ##### ##### 722 51.17 - - 1,669 ##### ##### 951 56.98
19 Batui Batui 212 ##### ##### 212 100.00 1,598 ##### ##### 716 44.81 - - 1,890 ##### ##### 928 49.10
20 Batui Selatan Sinorang 110 ##### ##### 110 100.00 1,388 ##### ##### 1,048 75.50 - - 1,642 ##### ##### 1,158 70.52
21 Moilong Toili I 376 ##### ##### 376 100.00 1,963 ##### ##### 1,321 67.29 - - 2,322 ##### ##### 1,697 73.08
22 Toili Toili II 475 ##### ##### 475 100.00 3,329 ##### ##### 2,120 63.67 - - 3,937 ##### ##### 2,595 65.90
23 Toili Barat Toili III 432 ##### ##### 432 100.00 2,259 ##### ##### 1,306 57.81 - - 2,672 ##### ##### 1,738 65.04
JUMLAH (KAB/KOTA) - - 5,609 - ##### - ##### 5,609 100.00 - - 35,087 - ##### - ##### 19,430 55.38 - - 41,502 - ##### - ##### ##### 60.33
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
MENDAPAT VIT AJUMLAH
MENDAPAT VIT ANO KECAMATAN PUSKESMAS
L + PJUMLAH BAYI JUMLAH
L + PP
MENDAPAT VIT A
LL PL + P PL
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
155
TABEL 45
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Nuhon Nuhon 205 188 393 123 114 237 60.0 60.6 60.3 18 14.6 17 14.9 35 14.8
Saiti 143 118 261 97 78 175 67.8 66 67.0 6 6.2 6 7.7 12 6.9
2 Simpang Raya Simpang Raya 209 210 419 184 185 369 88.0 88 88.1 48 26.1 52 28.1 100 27.1
3 Bunta Bunta 709 859 1,568 514 629 1,143 72.5 73 72.9 7 1.4 9 1.4 16 1.4
Toima 67 54 121 48 34 82 71.6 63 67.8 4 8.3 0 0.0 4 4.9
4 Lobu Lobu 84 71 155 64 46 110 76.2 65 71.0 5 7.8 9 19.6 14 12.7
5 Pagimana Pagimana 451 389 840 377 310 687 83.6 80 81.8 15 4.0 15 4.8 30 4.4
6 Bualemo Bualemo 291 336 627 224 207 431 77.0 62 68.7 10 4.5 17 8.2 27 6.3
Tikupon 88 136 224 65 73 138 73.9 54 61.6 1 1.5 5 6.8 6 4.3
7 Balantak Utara Teku 82 87 169 62 55 117 75.6 63 69.2 0 0.0 0 0.0 0 0.0
8 Balantak Balantak 92 84 176 72 47 119 78.3 56 67.6 3 4.2 1 2.1 4 3.4
9 Balantak Selatan Tongke 86 80 166 69 65 134 80.2 81 80.7 2 2.9 5 7.7 7 5.2
10 Mantok Mantok 97 102 199 86 92 178 88.7 90 89.4 30 34.9 24 26.1 54 30.3
11 Lamala Bonebobakal 128 124 252 83 92 175 64.8 74 69.4 18 21.7 22 23.9 40 22.9
12 Masama Tangeban 208 232 440 152 160 312 73.1 69 70.9 7 4.6 6 3.8 13 4.2
13 Luwuk Timur Hunduhon 195 225 420 122 126 248 62.6 56 59.0 11 9.0 2 1.6 13 5.2
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 407 406 813 419 405 824 102.9 100 101.4 0 0.0 0 0.0 0 0.0
16 Luwuk selatan Luwuk 594 580 1,174 199 212 411 33.5 37 35.0 1 0.5 11 5.2 12 2.9
17 Nambo
18 Kintom Kintom 266 261 527 204 203 407 76.7 78 77.2 10 4.9 16 7.9 26 6.4
19 Batui Batui 294 274 568 249 232 481 84.7 85 84.7 13 5.2 17 7.3 30 6.2
20 Batui Selatan Sinorang 155 157 312 135 137 272 87.1 87 87.2 2 1.5 5 3.6 7 2.6
21 Moilong Toili I 263 245 508 229 210 439 87.1 86 86.4 5 2.2 4 1.9 9 2.1
22 Toili Toili II 726 790 1,516 315 324 639 43.4 41 42.2 0 0.0 0 0.0 0 0.0
23 Toili Barat Toili III 525 516 1,041 290 297 587 55.2 58 56.4 7 2.4 7 2.4 14 2.4
JUMLAH (KAB/KOTA) 6,365 6,524 12,889 4,382 4,333 8,715 68.8 66 67.6 223 5.1 250 5.8 473 5.4
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
NO KECAMATAN PUSKESMAS
ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)
JUMLAH BADUTA
DILAPORKAN (S)
DITIMBANG BGM
JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
156
TABEL 46
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Nuhon Nuhon 141 148 289 79 56.0 84 56.8 163 56.4
Saiti 138 108 246 43 31.2 40 37.0 83 33.7
2 Simpang Raya Simpang Raya 176 176 352 94 53.4 95 54.0 189 53.7
3 Bunta Bunta 387 360 747 173 44.7 139 38.6 312 41.8
Toima 60 65 125 23 38.3 22 33.8 45 36.0
4 Lobu Lobu 102 121 223 60 58.8 63 52.1 123 55.2
5 Pagimana Pagimana 553 554 1,107 336 60.8 337 60.8 673 60.8
6 Bualemo Bualemo 207 259 466 73 35.3 92 35.5 165 35.4
Tikupon 120 114 234 49 40.8 51 44.7 100 42.7
7 Balantak Utara Teku 94 112 206 35 37.2 46 41.1 81 39.3
8 Balantak Balantak 146 135 281 49 33.6 39 28.9 88 31.3
9 Balantak Selatan Tongke 74 73 147 27 36.5 29 39.7 56 38.1
10 Mantok Mantok 158 145 303 109 69.0 110 75.9 219 72.3
11 Lamala Bonebobakal 85 100 185 32 37.6 39 39.0 71 38.4
12 Masama Tangeban 180 185 365 76 42.2 84 45.4 160 43.8
13 Luwuk Timur Hunduhon 255 251 506 63 24.7 74 29.5 137 27.1
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 264 265 529 163 61.7 161 60.8 324 61.2
16 Luwuk selatan Luwuk 613 580 1,193 334 54.5 304 52.4 638 53.5
17 Nambo
18 Kintom Kintom 319 296 615 118 37.0 108 36.5 226 36.7
19 Batui Batui 248 210 458 146 58.9 129 61.4 275 60.0
20 Batui Selatan Sinorang 82 92 174 63 76.8 69 75.0 132 75.9
21 Moilong Toili I 339 352 691 6 1.8 5 1.4 11 1.6
22 Toili Toili II 507 532 1,039 73 14.4 82 15.4 155 14.9
23 Toili Barat Toili III 552 515 1,067 125 22.6 125 24.3 250 23.4
JUMLAH (KAB/KOTA) 5,800 5,748 11,548 2,349 40.5 2,327 40.5 4,676 40.5
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P L + P
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
LNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
157
TABEL 47
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Nuhon Nuhon 284 266 550 176 161 337 62 61 61.3 65 36.9 72 44.7 137 40.7
Saiti 281 227 508 140 117 257 50 52 50.6 57 40.7 52 44.4 109 42.4
2 Simpang Raya Simpang Raya 319 294 613 191 172 363 60 59 59.2 53 27.7 54 31.4 107 29.5
3 Bunta Bunta 530 478 1,008 269 216 485 51 45 48.1 51 19.0 52 24.1 103 21.2
Toima 203 184 387 119 100 219 59 54 56.6 56 47.1 55 55.0 111 50.7
4 Lobu Lobu 245 239 484 156 141 297 64 59 61.4 59 37.8 65 46.1 124 41.8
5 Pagimana Pagimana 695 672 1,367 433 414 847 62 62 62.0 62 14.3 68 16.4 130 15.3
6 Bualemo Bualemo 350 378 728 169 169 338 48 45 46.4 54 32.0 58 34.3 112 33.1
Tikupon 263 232 495 146 128 274 56 55 55.4 52 35.6 54 42.2 106 38.7
7 Balantak Utara Teku 237 230 467 132 123 255 56 53 54.6 51 38.6 51 41.5 102 40.0
8 Balantak Balantak 289 253 542 146 117 263 51 46 48.5 52 35.6 51 43.6 103 39.2
9 Balantak Selatan Tongke 217 191 408 124 107 231 57 56 56.6 54 43.5 58 54.2 112 48.5
10 Mantok Mantok 301 263 564 206 188 394 68 71 69.9 106 51.5 120 63.8 226 57.4
11 Lamala Bonebobakal 228 218 446 129 117 246 57 54 55.2 86 66.7 82 70.1 168 68.3
12 Masama Tangeban 322 304 626 172 162 334 53 53 53.4 54 31.4 52 32.1 106 31.7
13 Luwuk Timur Hunduhon 398 369 767 159 152 311 40 41 40.5 54 34.0 52 34.2 106 34.1
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 407 384 791 259 238 497 64 62 62.8 51 19.7 51 21.4 102 20.5
16 Luwuk selatan Luwuk 756 699 1,455 430 382 812 57 55 55.8 51 11.9 56 14.7 107 13.2
17 Nambo
18 Kintom Kintom 462 414 876 215 185 400 47 45 45.7 53 24.7 59 31.9 112 28.0
19 Batui Batui 391 328 719 242 207 449 62 63 62.4 54 22.3 51 24.6 105 23.4
20 Batui Selatan Sinorang 225 211 436 160 146 306 71 69 70.2 51 31.9 51 34.9 102 33.3
21 Moilong Toili I 482 470 952 103 82 185 21 17 19.4 51 49.5 51 62.2 102 55.1
22 Toili Toili II 650 650 1,300 170 160 330 26 25 25.4 51 30.0 51 31.9 102 30.9
23 Toili Barat Toili III 694 685 1,379 222 203 425 32 30 30.8 59 26.6 56 27.6 115 27.1
JUMLAH (KAB/KOTA) 9,229 8,639 17,868 4,668 4,187 8,855 50.6 48 49.6 1,387 29.7 1,422 34.0 2,809 31.7
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BALITA
DILAPORKAN (S)
BALITA
L+P
BGM
L P
DITIMBANG
JUMLAH (D) % (D/S)
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
158
TABEL 48
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
KASUS BALITA GIZI BURUK
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Nuhon Nuhon - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
Saiti - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
2 Simpang Raya Simpang Raya - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
3 Bunta Bunta - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
Toima - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
4 Lobu Lobu - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
5 Pagimana Pagimana 4 4 4 100.0 #DIV/0! 4 100.0
6 Bualemo Bualemo - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
Tikupon - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
7 Balantak Utara Teku - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
8 Balantak Balantak - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
9 Balantak Selatan Tongke - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
10 Mantok Mantok 1 2 3 1 100.0 2 100.0 3 100.0
11 Lamala Bonebobakal - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
12 Masama Tangeban - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
13 Luwuk Timur Hunduhon - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
14 Luwuk Utara - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
16 Luwuk selatan Luwuk - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
17 Nambo - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
18 Kintom Kintom - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
19 Batui Batui 1 1 1 100.0 #DIV/0! 1 100.0
20 Batui Selatan Sinorang - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
21 Moilong Toili I - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
22 Toili Toili II - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
23 Toili Barat Toili III - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 6 2 8 6 100.0 2 100.0 8 100.0
Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai
P L + P
MENDAPAT PERAWATANNO KECAMATAN PUSKESMAS
LJUMLAH DITEMUKAN
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
159
TABEL 49
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Nuhon Nuhon 759 774 1,533 121 15.9 138 17.8 259 16.9 12 12 24
Saiti 763 771 1,534 94 12.3 79 10.2 173 11.3 12 12 24
2 Simpang Raya Simpang Raya 994 998 1,992 200 20.1 158 15.8 358 18.0 19 19 38
3 Bunta Bunta 1,029 1,032 2,061 0 0.0 0 0.0 0 0.0 14 7 21
Toima 305 302 607 52 17.0 56 18.5 108 17.8 8 8 16
4 Lobu Lobu 253 261 514 0 0.0 0 0.0 0 0.0 8 8 16
5 Pagimana Pagimana 1,659 1,695 3,354 17 1.0 21 1.2 38 1.1 34 4 38
6 Bualemo Bualemo 985 996 1,981 190 19.3 153 15.4 343 17.3 21 21 42
Tikupon 342 351 693 58 17.0 56 16.0 114 16.5 8 8 16
7 Balantak Utara Teku 295 301 596 0 0.0 0 0.0 0 0.0 5 5 10
8 Balantak Balantak 691 673 1,364 148 21.4 135 20.1 283 20.7 21 21 42
9 Balantak Selatan Tongke 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0
10 Mantok Mantok 332 342 674 0 0.0 0 0.0 0 0.0 6 6 12
11 Lamala Bonebobakal 427 413 840 75 17.6 85 20.6 160 19.0 13 13 26
12 Masama Tangeban 785 689 1,474 109 13.9 159 23.1 268 18.2 15 15 30
13 Luwuk Timur Hunduhon 857 864 1,721 0 0.0 0 0.0 0 0.0 14 14 28
14 Luwuk Utara 0 0 0 0 0.0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0
15 Luwuk Kampung Baru 2,362 2,375 4,737 332 13.5 343 14.4 675 14.2 24 24 48
16 Luwuk selatan Luwuk 2,458 2,467 4,925 0 0.0 0.0 0 0.0 22 0 22
17 Nambo 0 0 0 0 0.0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0
18 Kintom Kintom 974 994 1,968 0 0.0 0.0 0 0.0 18 18
19 Batui Batui 1,172 1,185 2,357 0 0.0 0.0 0 0.0 14 14
20 Batui Selatan Sinorang 1,047 1,054 2,101 0 0.0 0.0 0 0.0 16 16
21 Moilong Toili I 1,092 1,103 2,195 0 0.0 0.0 0 0.0 16 16
22 Toili Toili II 2,319 2,331 4,650 0 #REF! 0.0 0 0.0 29 29
23 Toili Barat Toili III 1,610 1,694 3,304 246 #REF! 229 13.5 475 14.4 22 22 44
JUMLAH (KAB/KOTA) 23,510 23,665 47,175 1,642 7.0 1,612 6.8 3,254 6.9 371 219 590
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 7.0 6.8 6.9
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Banggai
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
L P L + P
SD DAN SETINGKAT
JUMLAH
MENDAPAT
PELAYANAN
KESEHATAN
(PENJARINGAN)
%
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
160
TABEL 50
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TUMPATAN GIGI
TETAP
PENCABUTAN GIGI
TETAP
RASIO TUMPATAN/
PENCABUTAN1 2 3 4 5 6
1 Nuhon Nuhon 259 #DIV/0!
Saiti 173 #DIV/0!
2 Simpang Raya Simpang Raya 358 #DIV/0!
3 Bunta Bunta - #DIV/0!
Toima 108 #DIV/0!
4 Lobu Lobu - #DIV/0!
5 Pagimana Pagimana 38 #DIV/0!
6 Bualemo Bualemo 343 #DIV/0!
Tikupon 114 #DIV/0!
7 Balantak Utara Teku - #DIV/0!
8 Balantak Balantak 283 #DIV/0!
9 Balantak Selatan Tongke - #DIV/0!
10 Mantok Mantok - #DIV/0!
11 Lamala Bonebobakal 160 #DIV/0!
12 Masama Tangeban 268 #DIV/0!
13 Luwuk Timur Hunduhon - #DIV/0!
14 Luwuk Utara - #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 675 #DIV/0!
16 Luwuk selatan Luwuk - #DIV/0!
17 Nambo - #DIV/0!
18 Kintom Kintom - #DIV/0!
19 Batui Batui - #DIV/0!
20 Batui Selatan Sinorang - #DIV/0!
21 Moilong Toili I - #DIV/0!
22 Toili Toili II - #DIV/0!
23 Toili Barat Toili III 475 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/ KOTA) 3,254 - #DIV/0!
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Banggai
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATAN
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
161
TABEL 51
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Nuhon Nuhon 12 0.0 12 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
Saiti 12 0.0 12 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
2 Simpang Raya Simpang Raya 19 0.0 19 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
3 Bunta Bunta 14 0.0 14 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
Toima 8 0.0 8 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
4 Lobu Lobu 8 0.0 8 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
5 Pagimana Pagimana 34 0.0 34 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
6 Bualemo Bualemo 21 0.0 21 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
Tikupon 8 0.0 8 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
7 Balantak Utara Teku 5 0.0 5 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
8 Balantak Balantak 21 0.0 21 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
9 Balantak Selatan Tongke 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
10 Mantok Mantok 6 0.0 6 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
11 Lamala Bonebobakal 13 0.0 13 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
12 Masama Tangeban 15 0.0 15 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
13 Luwuk Timur Hunduhon 14 0.0 14 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
14 Luwuk Utara 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
15 Luwuk Kampung Baru 24 0.0 24 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
16 Luwuk selatan Luwuk 22 0.0 0 0.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
17 Nambo 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
18 Kintom Kintom 18 0.0 18 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
19 Batui Batui 14 0.0 14 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
20 Batui Selatan Sinorang 16 0.0 16 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
21 Moilong Toili I 16 0.0 16 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
22 Toili Toili II 29 0.0 29 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
23 Toili Barat Toili III 22 0.0 22 100.0 - ##### ##### - ##### - ##### ##### - #####
JUMLAH (KAB/ KOTA) 371 - 0.0 349 94.1 - - - - ##### - ##### - ##### - - - - ##### - ##### - #####
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Banggai
%
MURID SD/MI DIPERIKSAPERLU
PERAWATANMENDAPAT PERAWATAN
NO PUSKESMASKECAMATAN
JUMLAH MURID
SD/MI
UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH
JUMLAH
SD/MI
JUMLAH
SD/MI DGN
SIKAT GIGI
MASSAL
JUMLAH
SD/MI
MENDAPAT
YAN. GIGI
%
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
162
TABEL 52
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Nuhon Nuhon 525 130 #DIV/0! 230 #DIV/0! 360 68.57
Saiti 591 98 #DIV/0! 149 #DIV/0! 247 41.79
2 Simpang Raya Simpang Raya 734 125 #DIV/0! 152 #DIV/0! 277 37.74
3 Bunta Bunta 945 164 #DIV/0! 358 #DIV/0! 522 55.24
Toima 270 80 #DIV/0! 123 #DIV/0! 203 75.19
4 Lobu Lobu 296 120 #DIV/0! 86 #DIV/0! 206 69.59
5 Pagimana Pagimana 1,363 556 #DIV/0! 415 #DIV/0! 971 71.24
6 Bualemo Bualemo 833 105 #DIV/0! 366 #DIV/0! 471 56.54
Tikupon 270 65 #DIV/0! 156 #DIV/0! 221 81.85
7 Balantak Utara Teku 235 #DIV/0! 157 #DIV/0! 157 66.81
8 Balantak Balantak 657 206 #DIV/0! 354 #DIV/0! 560 85.24
9 Balantak Selatan Tongke 245 45 #DIV/0! 180 #DIV/0! 225 91.84
10 Mantok Mantok 664 270 #DIV/0! 263 #DIV/0! 533 80.27
11 Lamala Bonebobakal 373 90 #DIV/0! 150 #DIV/0! 240 64.34
12 Masama Tangeban 667 197 #DIV/0! 288 #DIV/0! 485 72.71
13 Luwuk Timur Hunduhon 660 98 #DIV/0! 163 #DIV/0! 261 39.55
14 Luwuk Utara #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 1,896 522 #DIV/0! 477 #DIV/0! 999 52.69
16 Luwuk selatan Luwuk 1,451 450 #DIV/0! 410 #DIV/0! 860 59.27
17 Nambo 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
18 Kintom Kintom 815 310 #DIV/0! 352 #DIV/0! 662 81.23
19 Batui Batui 924 240 #DIV/0! 415 #DIV/0! 655 70.89
20 Batui Selatan Sinorang 802 155 #DIV/0! 489 #DIV/0! 644 80.30
21 Moilong Toili I 1,134 320 #DIV/0! 659 #DIV/0! 979 86.33
22 Toili Toili II 1,924 731 #DIV/0! 520 #DIV/0! 1,251 65.02
23 Toili Barat Toili III 1,305 389 #DIV/0! 621 #DIV/0! 1,010 77.39
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 19,579 5,466 #DIV/0! 7,533 #DIV/0! 12,999 66.39
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Banggai
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
USILA (60TAHUN+)
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
163
TABEL 53
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
2013
KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN
JUMLAH KEGIATAN
PENYULUHAN
KESEHATAN
JUMLAH
KUNJUNGAN
RUMAH
PENYEBARAN
INFORMASI
1 2 3 4 5 6
1 Nuhon Nuhon 11
Saiti 38
2 Simpang Raya Simpang Raya 1
3 Bunta Bunta 3
Toima 32
4 Lobu Lobu 252
5 Pagimana Pagimana 110
6 Bualemo Bualemo 98
Tikupon 9
7 Balantak Utara Teku 0
8 Balantak Balantak 27
9 Balantak Selatan Tongke 27
10 Mantok Mantok 80
11 Lamala Bonebobakal 37
12 Masama Tangeban 29
13 Luwuk Timur Hunduhon 54
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 30
16 Luwuk selatan Luwuk 246
17 Nambo
18 Kintom Kintom 243
19 Batui Batui 35
20 Batui Selatan Sinorang 48
21 Moilong Toili I 325
22 Toili Toili II 210
23 Toili Barat Toili III 228
SUB JUMLAH I 2173 0 0
1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2 Rumah Sakit
JUMLAH (KAB/KOTA) 2173 0 0
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Banggai
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TAHUN
JUMLAH KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
164
TABEL 54
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
%
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8
1 JAMKESMAS 130,175 0.00 0.00 37.99
2
JKN (ASKES
PNS,JAMSOSTEK,
TNI/POLRI/PNS/
KEMHAN/PNS POLRI)
165,087 0.00 0.00 48.17
3 JAMKESDA 46,000 0.00 0.00 13.42
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 341,262 0.00 0.00 99.58
Sumber: Seksi Pelayanan Medik dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
NO JENIS JAMINAN KESEHATAN
PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
JUMLAH
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
165
TABEL 55
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Nuhon Nuhon 1,052 1,368 2,420 0 0 0 0
Saiti 1,767 1,810 3,577 0 0 0 0
2 Simpang Raya Simpang Raya 516 627 1,143 0 0 0 0
3 Bunta Bunta 1,063 1,561 2,624 339 355 694 0
Toima 2,280 3,561 5,841 0 0 0 0
4 Lobu Lobu 2,028 3,287 5,315 0 0 0 0
5 Pagimana Pagimana 4,210 6,269 10,479 119 83 202 0
6 Bualemo Bualemo 3,701 3,698 7,399 138 136 274 0
Tikupon 787 800 1,587 0 0 0 0
7 Balantak Utara Teku 1,048 1,253 2,301 0 0 0 0
8 Balantak Balantak 2,792 2,622 5,414 41 53 94 0
9 Balantak Selatan Tongke 0 0 0 0 0 0 0
10 Mantok Mantok 1,133 1,157 2,290 0 0 0 0
11 Lamala Bonebobakal 1,680 2,581 4,261 2 4 6 0
12 Masama Tangeban 2,804 3,415 6,219 176 170 346 0
13 Luwuk Timur Hunduhon 4,337 5,725 10,062 72 82 154 0
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 2,567 3,684 6,251 20 32 52 0
16 Luwuk selatan Luwuk 2,225 2,162 4,387 0 0 0 0
17 Nambo
18 Kintom Kintom 413 486 899 113 123 236 0
19 Batui Batui 1,165 1,642 2,807 141 112 253 0
20 Batui Selatan Sinorang 1,695 1,623 3,318 29 32 61 0
21 Moilong Toili I 2,478 3,704 6,182 187 331 518 0
22 Toili Toili II 1,331 1,721 3,052 256 166 422
23 Toili Barat Toili III 1,340 1,533 2,873 91 67 158
0 0 0
SUB JUMLAH I 44,412 56,289 100,701 1,724 1,746 3,470 0 0 0
1 8,817 10,578 19,395 5,417 7,056 12,473 0
0 0 0
SUB JUMLAH II 8,817 10,578 19,395 5,417 7,056 12,473 0 0 0
1 0 0 0
0 0 0
SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 53,229 66,867 120,096 7,141 8,802 15,943 0 0 0
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 174,605 168,094 342,699 174,605 168,094 342,699
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 30.5 39.8 35.0 4.1 5.2 4.7
Sumber: Seksi Pelayanan Medik dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
NO PUSKESMAS
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAHKECAMATAN
RSUD Luwuk
Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
166
TABEL 55A
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JUMLAH KUNJUNGAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Nuhon Nuhon 117 162 279 0 0
Saiti 118 86 204 0 0
2 Simpang Raya Simpang Raya 149 165 314 0 0
3 Bunta Bunta 361 491 852 153 140 293 0
Toima 554 772 1,326 0 0
4 Lobu Lobu 0 0 0 0 0
5 Pagimana Pagimana 708 1,091 1,799 45 3 48 0
6 Bualemo Bualemo 313 261 574 45 23 68 0
Tikupon 355 375 730 0 0
7 Balantak Utara Teku 434 467 901 0 0
8 Balantak Balantak 0 0 0 0 0
9 Balantak Selatan Tongke 0 0 0 0 0
10 Mantok Mantok 0 0 0 0 0
11 Lamala Bonebobakal 260 293 553 2 4 6 0
12 Masama Tangeban 1,682 1,702 3,384 69 66 135 0
13 Luwuk Timur Hunduhon 1,690 2,184 3,874 19 16 35 0
14 Luwuk Utara 0 0 0 0 0
15 Luwuk Kampung Baru 616 867 1,483 20 32 52 0
16 Luwuk selatan Luwuk 1,245 492 1,737 0 0
17 Nambo 0 0 0 0 0
18 Kintom Kintom 0 0 0 0 0
19 Batui Batui 183 266 449 46 44 90 0
20 Batui Selatan Sinorang 100 146 246 29 32 61 0
21 Moilong Toili I 635 849 1,484 41 196 237 0
22 Toili Toili II 174 227 401 91 49 140 0
23 Toili Barat Toili III 215 178 393 27 20 47 0
0 0 0
SUB JUMLAH I 9,909 11,074 20,983 587 625 1,212 0 0 0
1 0 0 0
SUB JUMLAH II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 Sarana Yankes lainnya 0 0 0
0 0 0
0 0 0
SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 9,909 11,074 20,983 587 625 1,212 0 0 0
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 174,605 168,094 342,699 174,605 168,094 342,699
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 5.7 6.6 6.1 0.3 0.4 0.4
Sumber: Seksi Pelayanan Medik dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
RSUD Luwuk
RUJUKAN
KECAMATAN
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN RUJUKAN PASIEN JAMKESDA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
NO PUSKESMAS RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
167
TABEL 55
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JUMLAH KUNJUNGAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Nuhon Nuhon 935 1,206 2,141 0 0
Saiti 1,649 1,724 3,373 0 0
2 Simpang Raya Simpang Raya 367 462 829 0 0
3 Bunta Bunta 702 1,070 1,772 186 215 401 0
Toima 1,726 2,789 4,515 0 0
4 Lobu Lobu 2,028 3,287 5,315 0 0
5 Pagimana Pagimana 3,502 5,178 8,680 74 80 154 0
6 Bualemo Bualemo 3,388 3,437 6,825 93 113 206 0
Tikupon 432 425 857 0 0
7 Balantak Utara Teku 614 786 1,400 0 0
8 Balantak Balantak 2,792 2,622 5,414 41 53 94 0
9 Balantak Selatan Tongke 0 0 0
10 Mantok Mantok 1,133 1,157 2,290 0 0
11 Lamala Bonebobakal 1,420 2,288 3,708 0 0
12 Masama Tangeban 1,122 1,713 2,835 107 104 211 0
13 Luwuk Timur Hunduhon 2,647 3,541 6,188 53 66 119 0
14 Luwuk Utara 0 0 0
15 Luwuk Kampung Baru 1,951 2,817 4,768 0 0
16 Luwuk selatan Luwuk 980 1,670 2,650 0 0
17 Nambo 0 0 0
18 Kintom Kintom 413 486 899 113 123 236 0
19 Batui Batui 982 1,376 2,358 95 68 163 0
20 Batui Selatan Sinorang 1,595 1,477 3,072 0 0
21 Moilong Toili I 1,843 2,855 4,698 146 135 281 0
22 Toili Toili II 1,157 1,494 2,651 165 117 282 0
23 Toili Barat Toili III 1,125 1,355 2,480 64 47 111 0
0 0 0
SUB JUMLAH I 34,503 45,215 79,718 1,137 1,121 2,258 0 0 0
1 0 0 0
SUB JUMLAH II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 Sarana Yankes lainnya 0 0 0
0 0 0
0 0 0
SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 34,503 45,215 79,718 1,137 1,121 2,258 0 0 0
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 174,605 168,094 342,699 174,605 168,094 342,699
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 19.8 26.9 23.3 0.7 0.7 0.7
Sumber: Seksi Pelayanan Medik dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
RSUD Luwuk
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN RUJUKAN PASIEN JAMKESMAS DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
RUJUKAN
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
168
TABEL 56
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BRSUD Luwuk 242 5,405 7,053 12,458 298 235 533 154 126 280 55.1 33.3 42.8 28.5 17.9 22.5
( Tipe C )
242 5,405 7,053 12,458 298 235 533 154 126 280 5.5 3.3 4.3 2.8 1.8 2.2
Sumber: Badan Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
JUMLAH
TEMPAT TIDUR
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
KABUPATEN/KOTA
GDR NDRPASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI
≥ 48 JAM DIRAWATNONAMA RUMAH
SAKITa
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
169
TABEL 57
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
NONAMA RUMAH
SAKITa
JUMLAH
TEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
JUMLAH HARI
PERAWATAN
JUMLAH LAMA
DIRAWATBOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 BRSUD Luwuk 242 12,458 78,367 46,440 88.7 51.5 0.8 3.7
( Tipe C )
242 12458 78,367 46,440 88.7 51.5 0.8 3.7
Sumber: Badan Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
KABUPATEN/KOTA
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
170
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JUMLAHJUMLAH
DIPANTAU% DIPANTAU
JUMLAH
BER- PHBS % BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Nuhon Nuhon 10 10 100.0 - -
Saiti - - #DIV/0! - #DIV/0!
2 Simpang Raya Simpang Raya 30 30 100.0 - -
3 Bunta Bunta 7 7 100.0 1 14.3
Toima - - #DIV/0! - #DIV/0!
4 Lobu Lobu - - #DIV/0! - #DIV/0!
5 Pagimana Pagimana 30 30 100.0 6 20.0
6 Bualemo Bualemo 10 10 100.0 - -
Tikupon - - #DIV/0! - #DIV/0!
7 Balantak Utara Teku - - #DIV/0! - #DIV/0!
8 Balantak Balantak - - #DIV/0! - #DIV/0!
9 Balantak Selatan Tongke 10 10 100.0 1 10.0
10 Mantok Mantok - - #DIV/0! - #DIV/0!
11 Lamala Bonebobakal - - #DIV/0! - #DIV/0!
12 Masama Tangeban 20 20 100.0 5 25.0
13 Luwuk Timur Hunduhon - - #DIV/0! - #DIV/0!
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 30 30 100.0 - -
16 Luwuk selatan Luwuk 50 50 100.0 8 16.0
17 Nambo
18 Kintom Kintom 10 10 100.0 2 20.0
19 Batui Batui 7 7 100.0 1 14.3
20 Batui Selatan Sinorang 10 10 100.0 2 20.0
21 Moilong Toili I 30 30 100.0 9 30.0
22 Toili Toili II 20 20 100.0 12 60.0
23 Toili Barat Toili III 20 20 100.0 2 10.0
JUMLAH (KAB/KOTA) 294 294 100.0 49 16.7
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Banggai
RUMAH TANGGA
TABEL 58
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
171
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Nuhon Nuhon 2,251 1,131 50.24 1120 1335 119 0 1,131 50.2
Saiti 2,036 947 46.51 1089 1862 171 0 947 46.5
2 Simpang Raya Simpang Raya 3,211 - 0.00 3211 3021 94 0 - 0.0
3 Bunta Bunta 4,539 3,716 81.87 823 2482 302 0 3,716 81.9
Toima 1,012 538 53.16 474 128 27 0 538 53.2
4 Lobu Lobu 829 646 77.93 183 423 231 0 646 77.9
5 Pagimana Pagimana 4,884 3,771 77.21 1113 2410 217 0 3,771 77.2
6 Bualemo Bualemo 3,430 1,763 51.40 1667 2349 141 0 1,763 51.4
Tikupon 1,075 631 58.70 444 1051 237 0 631 58.7
7 Balantak Utara Teku 1,026 974 94.93 52 32 62 0 974 94.9
8 Balantak Balantak 1,534 608 39.63 926 784 85 0 608 39.6
9 Balantak Selatan Tongke 1,357 - 0.00 0 607 #DIV/0! 0 - 0.0
10 Mantok Mantok 1,621 974 60.09 647 769 119 0 974 60.1
11 Lamala Bonebobakal 1,575 1,539 97.71 36 733 2036 0 1,539 97.7
12 Masama Tangeban 2,798 1,961 70.09 837 944 113 0 1,961 70.1
13 Luwuk Timur Hunduhon 3,574 2,326 65.08 1248 1904 153 0 2,326 65.1
14 Luwuk Utara #DIV/0! 0 0 #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 8,201 7,326 89.33 875 2081 238 0 7,326 89.3
16 Luwuk selatan Luwuk 10,214 7,363 72.09 2851 2762 97 0 7,363 72.1
17 Nambo #DIV/0! 0 0 #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!
18 Kintom Kintom 3,471 2,353 67.79 1118 1363 122 0 2,353 67.8
19 Batui Batui 3,522 2,191 62.21 1331 1170 88 0 2,191 62.2
20 Batui Selatan Sinorang 3,128 2,039 65.19 1089 698 64 0 2,039 65.2
21 Moilong Toili I 4,744 2,971 62.63 1773 1163 66 0 2,971 62.6
22 Toili Toili II 8,250 5,384 65.26 2866 2866 100 0 5,384 65.3
23 Toili Barat Toili III 5,546 3,558 64.15 1988 2147 108 0 3,558 64.2
JUMLAH (KAB/KOTA) 83,828 54,710 65.26 27,761 35,084 126.38 0 0.00 54,710 65.26
TABEL 59
RUMAH MEMENUHI SYARAT
(RUMAH SEHAT)
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
RUMAH MEMENUHI SYARAT
(RUMAH SEHAT)
2012
JUMLAH
RUMAH
YANG BELUM
MEMENUHI
SYARAT
RUMAH DIBINARUMAH DIBINA MEMENUHI
SYARAT
2013
NO KECAMATAN
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatn Matra Dinas Kesehatan Kab. Banggai
PUSKESMAS
JUMLAH
SELURUH
RUMAH
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
172
TABEL 60
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
SA
RA
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Nuhon Nuhon 13,253 256 6,487 256 6,487 4,447 4,455 4,447 4,455 10942 83
Saiti 5,680 237 5,130 237 5,130 1,004 5,020 1,004 5,020 10150 178.70
2 Simpang Raya Simpang Raya 14,391 - - 0 - 804 4,020 804 4,020 4020 27.93
3 Bunta Bunta 17,411 311 11,372 311 11,372 1,264 6,322 1,264 6,322 17694 101.63
Toima 1,934 21 123 21 123 19 95 1 189 1 189 803 4,015 803 4,015 4422 228.65
4 Lobu Lobu 3,541 230 2,236 230 2,236 3 384 3 384 2620 73.99
5 Pagimana Pagimana 23,515 321 5,156 321 5,156 68 340 2 459 2 459 4,291 21,455 4,291 21,455 27410 116.56
6 Bualemo Bualemo 16,166 98 346 98 346 2 167 2 167 68 340 68 340 853 5.28
Tikupon 1,797 142 2,148 142 2,148 2148 119.53
7 Balantak Utara Teku 4,238 584 2,062 584 2,062 102 510 2572 60.69
8 Balantak Balantak 5,649 152 3,058 152 3,058 8 40 654 3,270 654 3,270 6368 112.73
9 Balantak Selatan Tongke 4,737 - - 0 - 20 100 100 2.11
10 Mantok Mantok 6,891 122 3,791 122 3,791 448 2,240 448 2,240 6031 87.52
11 Lamala Bonebobakal 6,389 147 3,572 147 3,572 1,058 5,290 1,058 5,290 8862 138.71
12 Masama Tangeban 11,144 211 5,676 211 5,676 1,311 1,307 1,311 1,307 6983 62.66
13 Luwuk Timur Hunduhon 11,185 214 6,364 214 6,364 7 35 987 9,870 987 9,870 16269 145.45
14 Luwuk Utara - 3 15 31255 #####
15 Luwuk Kampung Baru 60,205 106 2,135 106 2,135 5 25 6,248 31,240 6,248 31,240 37445 62.20
16 Luwuk selatan Luwuk 21,792 172 3,445 172 3,445 7,057 35,285 7,057 35,285 13140 60.30
17 Nambo - 189 945 4310 #####
18 Kintom Kintom 10,024 212 6,716 212 6,716 4 479 4 479 1,939 9,695 1,939 9,695 #REF! #REF!
19 Batui Batui 15,590 242 6,786 242 6,786 673 3,365 673 3,365 #REF! #REF!
20 Batui Selatan Sinorang 13,608 217 6,794 217 6,794 6794 49.93
21 Moilong Toili I 19,155 229 9,483 229 9,483 127 635 127 635 10118 52.82
22 Toili Toili II 32,490 312 10,738 312 10,738 194 970 1,106 5,530 1,106 5,530 17238 53.06
23 Toili Barat Toili III 21,914 341 341 238 1190 - - 1531 6.99
JUMLAH (KAB/KOTA) 342,699 4,536 103,959 4,536 103,959 0 0 853 4265 0 0 0 0 0 0 0 0 12 1678 12 1678 0 0 0 0 34,289 153,354 34,289 153,354 #REF! #REF!
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatn Matra Dinas Kesehatan Kab. Banggai
PENDUDUK
YANG MEMILIKI
AKSES AIR
MINUM
JU
MLA
H
%
BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI
SYARAT
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI
SYARAT
MEMENUHI
SYARATKECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK
TERMINAL AIR
JU
MLA
H S
AR
AN
A
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI
SYARAT
MATA AIR TERLINDUNG
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA
NOMEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
JU
MLA
H S
AR
AN
A MEMENUHI
SYARAT
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
MLA
H S
AR
AN
A
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
173
TABEL 61
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Nuhon Nuhon #DIV/0! #DIV/0!
Saiti #DIV/0! #DIV/0!
2 Simpang Raya Simpang Raya #DIV/0! #DIV/0!
3 Bunta Bunta #DIV/0! #DIV/0!
Toima #DIV/0! #DIV/0!
4 Lobu Lobu 1 1 100.00 1 100
5 Pagimana Pagimana 4 4 100.00 4 100
6 Bualemo Bualemo 2 2 100.00 2 100
Tikupon #DIV/0! #DIV/0!
7 Balantak Utara Teku #DIV/0! #DIV/0!
8 Balantak Balantak 3 3 100.00 3 100
9 Balantak Selatan Tongke #DIV/0! #DIV/0!
10 Mantok Mantok #DIV/0! #DIV/0!
11 Lamala Bonebobakal #DIV/0! #DIV/0!
12 Masama Tangeban 3 3 100.00 3 100
13 Luwuk Timur Hunduhon #DIV/0! #DIV/0!
14 Luwuk Utara #DIV/0! #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 9 9 100.00 9 100
16 Luwuk selatan Luwuk 25 25 100.00 25 100
17 Nambo #DIV/0! #DIV/0!
18 Kintom Kintom 5 5 100.00 5 100
19 Batui Batui 8 8 100.00 8 100
20 Batui Selatan Sinorang 4 4 100.00 4 100
21 Moilong Toili I 9 9 100.00 9 100
22 Toili Toili II 11 11 100.00 11 100
23 Toili Barat Toili III #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 84 84 100.00 84 100
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatn Matra Dinas Kesehatan Kab. Banggai
MEMENUHI SYARAT
(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)NO KECAMATAN
JUMLAH
PENYELENGGAR
A AIR MINUM
PUSKESMAS
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
174
TABEL 62
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Nuhon Nuhon 13,253 12 581 12 581 100 840 4,031 840 4,031 100 ##### 33 176 33 176 100 4788 36.1
Saiti 5,680 7 30 7 30 100 713 3,907 713 3,907 100 ##### 1,029 3,451 1,029 3,451 100 7388 130.1
2 Simpang Raya Simpang Raya 14,391 27 112 27 112 100 1,895 9,024 1,895 9,024 100 36 171 36 171 100 397 2,620 397 2,620 100 11927 82.9
3 Bunta Bunta 17,411 34 397 34 397 100 2,473 9,676 2,473 9,676 100 27 74 27 74 100 19 68 19 68 100 10215 58.7
Toima 1,934 8 87 8 87 100 775 3,258 775 3,258 100 122 185 122 185 100 1 2 1 2 100 3532 182.6
4 Lobu Lobu 3,541 5 95 5 95 100 395 703 395 703 100 38 193 38 193 100 #DIV/0! 991 28.0
5 Pagimana Pagimana 23,515 59 604 59 604 100 2,453 11,354 2,453 11,354 100 113 904 113 904 100 141 1,064 141 1,064 100 13926 59.2
6 Bualemo Bualemo 16,166 15 776 15 776 100 56 448 56 448 100 93 343 93 343 100 52 416 52 416 100 1983 12.3
Tikupon 1,797 17 272 17 272 100 1,033 3,416 1,033 3,416 100 ##### 814 2,169 814 2,169 100 5857 325.9
7 Balantak Utara Teku 4,238 11 94 11 94 100 807 2,026 807 2,026 100 ##### #DIV/0! 2120 50.0
8 Balantak Balantak 5,649 9 110 9 110 100 946 3,418 946 3,418 100 ##### #DIV/0! 3528 62.5
9 Balantak Selatan Tongke 4,737 7 37 7 37 100 591 2,967 591 2,967 100 ##### #DIV/0! 3004 63.4
10 Mantok Mantok 6,891 5 1,495 5 1,495 100 797 4,341 797 4,341 100 ##### #DIV/0! 5836 84.7
11 Lamala Bonebobakal 6,389 41 287 41 287 100 1,024 3,837 989 3,545 92.39 ##### #DIV/0! 3832 60.0
12 Masama Tangeban 11,144 18 104 18 104 100 1,760 7,468 1,760 7,468 100 ##### 21 56 21 56 100 7628 68.4
13 Luwuk Timur Hunduhon 11,185 55 724 55 724 100 1,670 11,218 1,670 11,218 100 22 94 22 94 100 4 18 4 18 100 12054 107.8
14 Luwuk Utara - #DIV/0! ##### 6 20 6 20 100 20 232 20 232 100 252 #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 60,205 15 210 15 210 100 5,594 20,987 5,594 20,987 100 ##### 419 1,696 419 1,696 100 22893 38.0
16 Luwuk selatan Luwuk 21,792 19 350 19 350 100 5,893 29,420 5,893 29,420 100 ##### #DIV/0! 29770 136.6
17 Nambo - #DIV/0! ##### 74 388 74 388 100 #DIV/0! 388 #DIV/0!
18 Kintom Kintom 10,024 115 1,140 115 1,140 100 2,181 10,518 2,181 10,518 100 533 2,404 533 2,404 100 #DIV/0! 14062 140.3
19 Batui Batui 15,590 44 1,435 44 1,435 100 1,994 9,213 1,994 9,213 100 ##### 45 244 45 244 100 10892 69.9
20 Batui Selatan Sinorang 13,608 74 814 74 814 100 1,476 3,805 1,476 3,805 100 2,365 8,832 2,365 8,832 100 553 3,174 553 3,174 100 16625 122.2
21 Moilong Toili I 19,155 24 108 24 108 100 2,270 8,976 2,270 8,976 100 ##### 1,927 7,448 1,927 7,448 100 16532 86.3
22 Toili Toili II 32,490 35 1,075 35 1,075 100 3,277 12,744 3,277 12,744 100 ##### 2,387 8,529 2,387 8,529 100 22348 68.8
23 Toili Barat Toili III 21,914 34 123 34 123 100 2,414 9,745 2,414 9,745 100 ##### 1,071 4,288 1,071 4,288 100 14156 64.6
JUMLAH (KAB/KOTA) 342,699 690 11,060 690 11,060 100 43,327 186,500 43,292 186,208 99.84 3,429 13,608 3,429 13,608 100 8,933 35,651 8,933 35,651 100 246,527 71.9
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatn Matra Dinas Kesehatan Kab. Banggai
PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA MEMENUHI SYARAT
PENDUDUK DENGAN
AKSES SANITASI
LAYAK
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JENIS SARANA JAMBAN
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
MEMENUHI SYARAT
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
JUM
LAH
SA
RA
NA
KOMUNAL LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
175
TABEL 63
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Nuhon Nuhon 11 0 0 0
Saiti 9 0.0 0 0
2 Simpang Raya Simpang Raya 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 Bunta Bunta 25 0.0 0 0
Toima 9 0.0 0 0
4 Lobu Lobu 10 0.0 0 0
5 Pagimana Pagimana 33 0.0 0 0
6 Bualemo Bualemo 15 0.0 0 0
Tikupon 5 0.0 0 0
7 Balantak Utara Teku 10 0.0 0 0
8 Balantak Balantak 13 0.0 0 0
9 Balantak Selatan Tongke 11 0.0 0 0
10 Mantok Mantok 10 0.0 0 0
11 Lamala Bonebobakal 12 0.0 0 0
12 Masama Tangeban 14 0.0 0 0
13 Luwuk Timur Hunduhon 13 0.0 0 0
14 Luwuk Utara 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 18 0.0 0 0
16 Luwuk selatan Luwuk 19 0.0 0 0
17 Nambo 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
18 Kintom Kintom 19 0.0 0 0
19 Batui Batui 14 0.0 0 0
20 Batui Selatan Sinorang 10 0.0 0 0
21 Moilong Toili I 17 0.0 0 0
22 Toili Toili II 25 0.0 0 0
23 Toili Barat Toili III 17 0.0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 339 0 0.0 0 0 0
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatn Matra Dinas Kesehatan Kab. Banggai
PUSKESMAS
JUMLAH
DESA/
KELURAHAN
DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
KECAMATAN DESA STBMNO DESA MELAKSANAKAN
STBM
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
DESA STOP BABS
(SBS)
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
176
TABEL 64
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
SD
SLT
P
SLT
A
PU
SK
ES
MA
S
RU
MA
H
SA
KIT
UM
UM
BIN
TA
NG
NO
N
BIN
TA
NG
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Nuhon Nuhon 24 5 2 1 32 22 91.7 4 80.0 2 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 29 90.6
Saiti 35 6 3 1 45 33 94.3 5 83.3 3 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 42 93.3
2 Simpang Raya Simpang Raya 17 5 1 1 24 15 88.2 4 80.0 1 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 21 87.5
3 Bunta Bunta 25 6 2 1 2 36 24 96.0 5 83.3 2 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! 2 100.0 34 94.4
Toima 1 1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1 100.0
4 Lobu Lobu 9 3 2 1 15 7 77.8 2 66.7 2 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 12 80.0
5 Pagimana Pagimana 35 6 3 1 45 32 91.4 6 100.0 3 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 42 93.3
6 Bualemo Bualemo 29 6 3 1 39 28 96.6 5 83.3 3 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 37 94.9
Tikupon 1 1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1 100.0
7 Balantak Utara Teku 5 2 - 1 8 4 80.0 2 100.0 - #DIV/0! 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 7 87.5
8 Balantak Balantak 11 4 2 1 18 10 90.9 3 75.0 2 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 16 88.9
9 Balantak Selatan Tongke 10 2 - 1 13 8 80.0 1 50.0 - #DIV/0! 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 10 76.9
10 Mantok Mantok 9 2 1 1 13 7 77.8 2 100.0 1 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 11 84.6
11 Lamala Bonebobakal 10 5 1 1 17 9 90.0 4 80.0 1 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 15 88.2
12 Masama Tangeban 14 5 2 1 22 13 92.9 4 80.0 2 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 20 90.9
13 Luwuk Timur Hunduhon 14 6 1 1 22 12 85.7 5 83.3 1 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 19 86.4
14 Luwuk Utara 16 4 2 0 22 15 93.8 4 100.0 2 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 21 95.5
15 Luwuk Kampung Baru 23 11 11 1 2 48 22 95.7 10 90.9 11 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! 2 100.0 46 95.8
16 Luwuk selatan Luwuk 6 1 4 1 1 12 25 5 83.3 1 100.0 4 100.0 1 100.0 1 100.0 #DIV/0! 12 100.0 24 96.0
17 Nambo 9 2 1 0 12 8 88.9 2 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 11 91.7
18 Kintom Kintom 13 4 4 1 1 23 12 92.3 4 100.0 4 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! 1 100.0 22 95.7
19 Batui Batui 14 6 4 1 25 13 92.9 5 83.3 4 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 23 92.0
20 Batui Selatan Sinorang 18 3 2 1 24 17 94.4 3 100.0 2 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 23 95.8
21 Moilong Toili I 16 4 1 1 22 15 93.8 3 75.0 1 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 20 90.9
22 Toili Toili II 29 16 9 1 55 28 96.6 15 93.8 9 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 53 96.4
23 Toili Barat Toili III 20 8 2 1 31 19 95.0 7 87.5 2 100.0 1 100.0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 29 93.5
JUMLAH (KAB/KOTA) 411 122 63 24 1 0 17 638 378 92.0 106 86.9 63 100.0 24 100.0 1 100.0 0 #DIV/0! 17 100.0 589 92.3
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatn Matra Dinas Kesehatan Kab. Banggai
RUMAH SAKIT
UMUM
HOTELSARANA PENDIDIKAN
SD BINTANG NON BINTANG
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TEMPAT-TEMPAT UMUM
NO KECAMATAN PUSKESMAS
SARANA PENDIDIKANTEMPAT-
TEMPAT UMUM
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
SARANA KESEHATAN
PUSKESMAS
YANG ADA
JUM
LAH
TT
U
SARANA
KESEHATANHOTEL
SLTP SLTA
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
177
TABEL 65
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JASA BOGA
RUMAH
MAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIR
MINUM
(DAM)
MAKANAN
JAJANANTOTAL % JASA BOGA
RUMAH
MAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIR
MINUM
(DAM)
MAKANAN
JAJANANTOTAL %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Nuhon Nuhon 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
Saiti 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 Simpang Raya Simpang Raya 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 Bunta Bunta 6 5 5 83.33 1 1 16.67
Toima 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 Lobu Lobu 1 1 1 100.00 0 0.00
5 Pagimana Pagimana 33 1 20 4 25 75.76 8 8 24.24
6 Bualemo Bualemo 10 6 2 8 80.00 2 2 20.00
Tikupon 1 1 1 100.00 0 0.00
7 Balantak Utara Teku 1 1 1 100.00 0 0.00
8 Balantak Balantak 6 3 3 6 100.00 0 0.00
9 Balantak Selatan Tongke 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
10 Mantok Mantok 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
11 Lamala Bonebobakal 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
12 Masama Tangeban 3 3 3 100.00 0 0.00
13 Luwuk Timur Hunduhon 7 3 4 7 100.00 0 0.00
14 Luwuk Utara 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 53 4 30 9 43 81.13 10 10 18.87
16 Luwuk selatan Luwuk 125 73 25 98 78.40 27 27 21.60
17 Nambo 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
18 Kintom Kintom 8 3 5 8 100.00 0 0.00
19 Batui Batui 18 5 8 13 72.22 5 5 27.78
20 Batui Selatan Sinorang 4 4 4 100.00 0 0.00
21 Moilong Toili I 21 10 9 19 90.48 2 2 9.52
22 Toili Toili II 11 11 11 100.00 0 0.00
23 Toili Barat Toili III 8 8 8 100.00 0 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 316 8 169 84 0 261 82.59 0 55 0 0 55 17.41
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatn Matra Dinas Kesehatan Kab. Banggai
KECAMATAN
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI
NO PUSKESMAS JUMLAH TPM
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
178
TABEL 66
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JAS
A B
OG
A
RU
MA
H M
AK
AN
/
RE
ST
OR
AN
DE
PO
T A
IR
MIN
UM
(D
AM
)
MA
KA
NA
N
JAJA
NA
N
TO
TA
L
JAS
A B
OG
A
RU
MA
H M
AK
AN
/
RE
ST
OR
AN
DE
PO
T A
IR
MIN
UM
(D
AM
)
MA
KA
NA
N
JAJA
NA
N
TO
TA
L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Nuhon Nuhon 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
Saiti 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
2 Simpang Raya Simpang Raya 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
3 Bunta Bunta 1 0 0.00 5 0 0.00
Toima 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
4 Lobu Lobu 0 0 #DIV/0! 1 0 0.00
5 Pagimana Pagimana 8 0 0.00 25 0 0.00
6 Bualemo Bualemo 2 0 0.00 8 0 0.00
Tikupon 0 0 #DIV/0! 1 0 0.00
7 Balantak Utara Teku 0 0 #DIV/0! 1 0 0.00
8 Balantak Balantak 0 0 #DIV/0! 6 0 0.00
9 Balantak Selatan Tongke 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
10 Mantok Mantok 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
11 Lamala Bonebobakal 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
12 Masama Tangeban 0 0 #DIV/0! 3 0 0.00
13 Luwuk Timur Hunduhon 0 0 #DIV/0! 7 0 0.00
14 Luwuk Utara 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 10 0 0.00 43 0 0.00
16 Luwuk selatan Luwuk 27 0 0.00 98 0 0.00
17 Nambo 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
18 Kintom Kintom 0 0 #DIV/0! 8 0 0.00
19 Batui Batui 5 0 0.00 13 0 0.00
20 Batui Selatan Sinorang 0 0 #DIV/0! 4 0 0.00
21 Moilong Toili I 2 0 0.00 19 0 0.00
22 Toili Toili II 0 0 #DIV/0! 11 0 0.00
23 Toili Barat Toili III 0 0 #DIV/0! 8 0 0.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 55 0 0 0 0 0 0.00 261 0 0 0 0 0 0.00
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatn Matra Dinas Kesehatan Kab. BanggaiP
ER
SE
NT
AS
E T
PM
DIB
INA
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK
JUM
LAH
TP
M
ME
ME
NU
HI
SY
AR
AT
HIG
IEN
E S
AN
ITA
SI
NO KECAMATAN
JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK
JUM
LAH
TP
M T
IDA
K
ME
ME
NU
HI
SY
AR
AT
PUSKESMAS
PE
RS
EN
TA
SE
TP
M
DIU
JI P
ET
IK
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
179
TABEL 68
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1
2 RUMAH SAKIT KHUSUS -
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 12 12
- JUMLAH TEMPAT TIDUR -
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 12 12
3 PUSKESMAS KELILING 24 24
4 PUSKESMAS PEMBANTU 105 105
1 RUMAH BERSALIN 1 1
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3 3
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 4 4
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 30 30
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL -
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 1 1
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL -
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI -
6 APOTEK 29 29
7 TOKO OBAT 37 37
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN -
Sumber: Seksi Informasi, Litbang dan Diklat Kesehatan
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
180
TABEL 69
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH %
1 2 3 4 5
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100.00
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 100.00
Sumber: Seksi Informasi, Litbang dan Diklat Kesehatan
PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
181
TABEL 70
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15
1 Nuhon Nuhon 9 81.82 2 18.18 0 0.00 0 0.00 11 0 0.00
Saiti 3 27.27 5 45.45 3 27.27 0 0.00 11 3 27.27
2 Simpang Raya Simpang Raya 12 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 12 0 0.00
3 Bunta Bunta 15 93.75 1 6.25 0 0.00 0 0.00 16 0 0.00
Toima 9 75.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 9 0 0.00
4 Lobu Lobu 10 62.50 0 0.00 0 0.00 0 0.00 10 0 0.00
5 Pagimana Pagimana 11 91.67 21 175.00 4 33.33 0 0.00 36 4 11.11
6 Bualemo Bualemo 5 31.25 6 37.50 10 62.50 0 0.00 21 10 47.62
Tikupon 8 66.67 0 0.00 0 0.00 0 0.00 8 0 0.00
7 Balantak Utara Teku 10 62.50 0 0.00 0 0.00 0 0.00 10 0 0.00
8 Balantak Balantak 13 108.33 0 0.00 0 0.00 0 0.00 13 0 0.00
9 Balantak Selatan Tongke 11 68.75 0 0.00 0 0.00 0 0.00 11 0 0.00
10 Mantok Mantok 9 75.00 1 8.33 0 0.00 0 0.00 10 0 0.00
11 Lamala Bonebobakal 0 0.00 10 62.50 3 18.75 0 0.00 13 3 23.08
12 Masama Tangeban 2 16.67 12 100.00 0 0.00 0 0.00 14 0 0.00
13 Luwuk Timur Hunduhon 10 62.50 6 37.50 0 0.00 0 0.00 16 0 0.00
14 Luwuk Utara
15 Luwuk Kampung Baru 8 50.00 5 31.25 8 50.00 0 0.00 21 8 38.10
16 Luwuk selatan Luwuk 20 166.67 2 16.67 0 0.00 0 0.00 22 0 0.00
17 Nambo
18 Kintom Kintom 8 66.67 9 75.00 2 16.67 0 0.00 19 2 10.53
19 Batui Batui 8 50.00 8 50.00 2 12.50 2 12.50 20 4 20.00
20 Batui Selatan Sinorang 5 41.67 3 25.00 2 16.67 2 16.67 12 4 33.33
21 Moilong Toili I 3 18.75 9 56.25 8 50.00 0 0.00 20 8 40.00
22 Toili Toili II 0 0.00 24 200.00 2 16.67 0 0.00 26 2 7.69
23 Toili Barat Toili III 11 68.75 9 56.25 0 0.00 0 0.00 20 0 0.00
200 52.49 133 34.91 44 11.55 4 1.05 381 48 12.60
1
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Banggai
NO KECAMATAN PUSKESMAS
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
JUMLAH
JUMLAH (KAB/KOTA)
STRATA POSYANDU
PRATAMA
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
182
TABEL 71
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
POSKESDES POLINDES POSBINDU POSMALDES POS TB DESA
1 2 3 6 7 8 9 10 11
1 Nuhon Nuhon 11 10 0 3
Saiti 9 3 3 2
2 Simpang Raya Simpang Raya 0 5 6 -
3 Bunta Bunta 25 6 3 4
Toima 9 4 4 3
4 Lobu Lobu 10 6 1 10
5 Pagimana Pagimana 33 22 5 6
6 Bualemo Bualemo 15 8 2 10
Tikupon 5 2 1 -
7 Balantak Utara Teku 10 1 2 -
8 Balantak Balantak 13 5 1 3
9 Balantak Selatan Tongke 11 4 5 -
10 Mantok Mantok 10 6 1 4
11 Lamala Bonebobakal 12 6 4 2
12 Masama Tangeban 14 9 2 5
13 Luwuk Timur Hunduhon 13 5 2 3
14 Luwuk Utara 0 3 4 -
15 Luwuk Kampung Baru 18 1 2 3
16 Luwuk selatan Luwuk 19 4 0 11
17 Nambo 0 1 2 -
18 Kintom Kintom 19 7 4 5
19 Batui Batui 14 5 3 10
20 Batui Selatan Sinorang 10 4 5 8
21 Moilong Toili I 17 9 1 14
22 Toili Toili II 25 9 3 21
23 Toili Barat Toili III 17 8 5 5
JUMLAH (KAB/KOTA) 339 153 71 132 0
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Banggai
DESA/
KELURAHAN
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
183
TABEL 72
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Nuhon Nuhon 11 0 0 0 - 0
Saiti 9 9 0 0 9 100
2 Simpang Raya Simpang Raya 0 0 0 0 - #DIV/0!
3 Bunta Bunta 25 10 1 0 0 11 44
Toima 9 0 0 0 - 0
4 Lobu Lobu 10 10 0 0 10 100
5 Pagimana Pagimana 33 33 0 0 33 100
6 Bualemo Bualemo 15 0 0 0 - 0
Tikupon 5 0 0 0 - 0
7 Balantak Utara Teku 10 0 0 0 - 0
8 Balantak Balantak 13 13 0 0 13 100
9 Balantak Selatan Tongke 11 4 7 0 0 11 100
10 Mantok Mantok 10 0 0 0 - 0
11 Lamala Bonebobakal 12 12 0 0 12 100
12 Masama Tangeban 14 0 0 0 - 0
13 Luwuk Timur Hunduhon 13 13 0 0 13 100
14 Luwuk Utara 0 0 0 0 - #DIV/0!
15 Luwuk Kampung Baru 18 13 0 0 13 72
16 Luwuk selatan Luwuk 19 11 0 0 11 58
17 Nambo 0 0 0 0 - #DIV/0!
18 Kintom Kintom 19 17 2 0 0 19 100
19 Batui Batui 14 12 2 0 0 14 100
20 Batui Selatan Sinorang 10 4 3 3 0 10 100
21 Moilong Toili I 17 16 1 0 0 17 100
22 Toili Toili II 25 13 6 2 0 21 84
23 Toili Barat Toili III 17 13 4 0 0 17 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 339 203 26 5 0 234 69
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Banggai
DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
DESA/
KELURAHAN
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
184
TABEL 73
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Nuhon - 1 1 1 - 1 - - - - -
2 Saiti - 1 1 1 - 1 - - - - -
3 Simpang Raya - 1 1 1 - 1 - - - - -
4 Bunta - 1 2 3 1 2 3 2 2 - - 2 2
5 Toima - 1 1 - 1 1 - - - - -
6 Lobu - 1 1 - 1 1 - - - - -
7 Pagimana - 1 1 1 - 1 1 1 - - 1 1
8 Bualemo - 1 1 - 1 1 - - - - -
9 Tikupon - - - - - - - - - -
10 Teku - 1 1 1 - 1 - - - - -
11 Balantak - 1 1 - 1 1 1 1 - - 1 1
12 Tongke - - - - - - - - - -
13 Mantok - 1 1 - 1 1 - - - - -
14 Bonebobakal - 1 1 - 1 1 - - - - -
15 Tangeban - 1 1 2 1 1 2 1 1 - - 1 1
16 Hunduhon - 1 1 - 1 1 - - - - -
17 0 - 7 7 - 7 7 1 3 4 - 1 3 4
18 Kampung Baru - - - - - - - - - -
19 Luwuk - 2 2 - 2 2 - - - - -
20 0 - 2 2 - 2 2 1 1 - - 1 1
21 Kintom - 1 1 2 1 1 2 - - - - -
22 Batui - 2 1 3 2 1 3 - - - - -
23 Sinorang - 1 1 1 - 1 1 1 - - 1 1
24 Toili I - 1 1 - 1 1 - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 11 24 35 11 24 35 1 10 11 - - - 1 10 11
1 BRSD Luwuk 7 18 25 9 15 24 16 33 49 3 1 4 - 3 1 4
dst. (mencakup RS Pemerintah
dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 7 18 25 9 15 24 16 33 49 3 1 4 - - - 3 1 4
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI 1 1
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 7 19 25 21 39 59 27 57 84 4 11 15 - - - 4 11 15
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 7.3 17.2 24.5 4.4 0 4.4
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk
Keterangan : a termasuk S3
DOKTER
SPESIALIS GIGI TOTAL
JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
TOTAL DOKTER GIGI NO PUSKESMAS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
185
TABEL 74
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Nuhon 14 5 5 10 0
2 Saiti 8 4 6 10 0
3 Simpang Raya 13 9 4 13 0
4 Bunta 16 8 12 20 1 1
5 Toima 6 5 2 7 0
6 Lobu 7 3 3 6 0
7 Pagimana 32 15 10 25 1 1
8 Bualemo 15 7 3 10 0
9 Tikupon 6 1 3 4 0
10 Teku 5 2 4 6 0
11 Balantak 7 5 2 7 0
12 Tongke 7 1 1 2 0
13 Mantok 9 5 6 11 0
14 Bonebobakal 13 4 3 7 0
15 Tangeban 17 2 8 10 1 1
16 Hunduhon 16 1 9 10 0
17 0.00 32 3 31 34 1 2 3
18 Kampung Baru 0 0
19 Luwuk 17 4 13 17 0
20 0.00 16 6 11 17 0
21 Kintom 11 7 7 14 1 1
22 Batui 19 8 13 21 0
23 Sinorang 23 9 19 28 1 1
24 Toili I 17 15 12 27 1 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 326 129 187 316 2 7 9
1 BRSD Luwuk 58 74 262 336 3 3
dst. (mencakup RS Pemerintah
dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 58 74 262 336 0 3 3
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 384 203 449 652 2 10 12
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 228.44 190.25 3.50
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk
Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
BIDANPERAWAT
a
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO PUSKESMASPERAWAT GIGI
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
186
TABEL 75
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
TENAGA TEKNIS KEFARMASIANa APOTEKER
L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14
1 Nuhon 0 0 0 0 0
2 Saiti 1 1 0 0 1 1
3 Simpang Raya 0 0 0 0 0
4 Bunta 0 0 0 0 0
5 Toima 1 1 0 0 1 1
6 Lobu 0 0 0 0 0
7 Pagimana 0 1 1 0 1 1
8 Bualemo 1 1 0 0 1 1
9 Tikupon 0 0 0 0 0
10 Teku 0 0 0 0 0
11 Balantak 1 1 0 0 1 1
12 Tongke 0 0 0 0 0
13 Mantok 1 1 0 0 1 1
14 Bonebobakal 0 1 1 0 1 1
15 Tangeban 1 1 0 1 0 1
16 Hunduhon 1 1 0 0 1 1
17 0 4 4 1 1 0 5 5
18 Kampung Baru 0 0 0 0 0
19 Luwuk 0 0 0 0 0
20 0 2 2 0 0 2 2
21 Kintom 0 0 0 0 0
22 Batui 3 3 0 0 3 3
23 Sinorang 2 2 1 1 0 3 3
24 Toili I 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 17 18 - 4 4 1 21 22
1 BRSD Luwuk 1 15 16 13 13 1 28 29
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 15 16 - 13 13 1 28 29
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 32 34 - 17 17 2 49 51
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 14.9
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk
Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN
NO PUSKESMAS TOTAL
TENAGA KEFARMASIAN
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
187
TABEL 76
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Nuhon 1 2 3 1 1
2 Saiti 1 1 1 1
3 Simpang Raya 2 2 1 1
4 Bunta - -
5 Toima 3 3 1 1
6 Lobu 1 1 2 1 1
7 Pagimana 1 1 1 2 3
8 Bualemo 4 4 2 2
9 Tikupon - 1 1
10 Teku 1 1 -
11 Balantak 1 1 1 1
12 Tongke 1 1 -
13 Mantok 1 1 1 1
14 Bonebobakal 3 3 1 1
15 Tangeban - 2 2
16 Hunduhon 1 1 2 2 2
17 0 9 9 2 5 7
18 Kampung Baru - -
19 Luwuk 1 1 1 1 2
20 0 2 3 5 1 1
21 Kintom 1 1 2 -
22 Batui 1 2 3 2 2
23 Sinorang 1 3 4 2 2 4
24 Toili I 3 1 4 1 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 15 38 53 17 18 35
1 BRSD Luwuk 4 26 30 1 1
dst. (mencakup RS Pemerintah
dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 4 26 30 1 - 1
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI 18 30 48 7 12 19
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 37 94 131 25 30 55
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 38.2 16.0
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO PUSKESMAS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
188
TABEL 77
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
NUTRISIONIS DIETISIEN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Nuhon - - - - -
2 Saiti - - - -
3 Simpang Raya - - - -
4 Bunta 1 1 - 1 1
5 Toima - - - -
6 Lobu - - - -
7 Pagimana 2 2 - 2 2
8 Bualemo 1 1 1 - 1
9 Tikupon - - - -
10 Teku - - - -
11 Balantak 1 1 - 1 1
12 Tongke - - - -
13 Mantok 1 1 - 1 1
14 Bonebobakal - - - -
15 Tangeban - - - -
16 Hunduhon 2 2 - 2 2
17 0 4 4 - 4 4
18 Kampung Baru - - - -
19 Luwuk - - - -
20 0 - - - - -
21 Kintom - - - - -
22 Batui 1 1 - 1 - 1
23 Sinorang 1 1 - 1 - 1
24 Toili I - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 3 11 14 - - - 3 11 14
1 BRSD Luwuk 13 13 - - 13 13
dst. (mencakup RS Pemerintah
dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - 13 13 - - - - 13 13
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI 2 5 7 - 2 5 7
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 29 34 - - - 5 29 34
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 9.92 0 9.92
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk
TOTAL
JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
NO PUSKESMAS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
189
TABEL 78
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
FISIOTERAPI TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA AKUPUNKTUR
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Nuhon - - - - - - -
2 Saiti - - - - - - -
3 Simpang Raya - - - - - - -
4 Bunta - - - - - - -
5 Toima - - - - - - -
6 Lobu - - - - - - -
7 Pagimana - - - - - - -
8 Bualemo - - - - - - -
9 Tikupon - - - - - - -
10 Teku - - - - - - -
11 Balantak - - - - - - -
12 Tongke - - - - - - -
13 Mantok - - - - - - -
14 Bonebobakal - - - - - - -
15 Tangeban - - - - - - -
16 Hunduhon - - - - - - -
17 0 - - - - - - -
18 Kampung Baru - - - - - - -
19 Luwuk - - - - - - -
20 0 - - - - - - -
21 Kintom - - - - - - -
22 Batui - - - - - - -
23 Sinorang 1 1 - - - 1 - 1
24 Toili I - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 - 1 - - - - - - - - - 1 - 1
1 BRSD Luwuk 2 5 7 - - - 2 5 7
dst. (mencakup RS Pemerintah
dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 2 5 7 - - - - - - - - - 2 5 7
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 5 8 - - - - - - - - - 3 5 8
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 2.3 0 0 0 2.3
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
NOTENAGA TEKNISI MEDIS
TOTALPUSKESMAS
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
190
TABEL 79
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 Nuhon - - - - - - - - - - - - -
2 Saiti - - - - - - - - - - - - -
3 Simpang Raya - - - - - - - - - - - - -
4 Bunta - - - - - - - - - - - - -
5 Toima - - - - - - - - - - - - -
6 Lobu - - - - - - - - - - - - -
7 Pagimana - - - - 1 1 - - - - - 1 - 1
8 Bualemo - - - - - - - - - - - - -
9 Tikupon - - - - - - - - - - - - -
10 Teku - - - - - - - - - - - - -
11 Balantak - - - - - - - - - - - - -
12 Tongke - - - - - - - - - - - - -
13 Mantok - - - - - - - - - - - - -
14 Bonebobakal - - - - - - - - - - - - -
15 Tangeban - - - - - - - - - - - - -
16 Hunduhon - - - - 1 1 - - 1 1 2 - - 2 1 3
17 0 - - - - 1 1 2 - - - - - 1 1 2
18 Kampung Baru - - - - - - - - - - - - -
19 Luwuk - - - - - - - - - - - - -
20 0 - - - - - - - - - - - - -
21 Kintom - - - - - - - - - - - - -
22 Batui - - - - 1 1 - - - - - - 1 1
23 Sinorang - - - - - - - - - - - - -
24 Toili I - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - 3 2 5 - - - - - - 1 1 2 - - - - - - 4 3 7
1 BRSD Luwuk 2 4 6 - - - 4 4 - - 2 2 4 - - 4 10 14
dst. (mencakup RS Pemerintah
dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 2 4 6 - - - - - - - - - - 4 4 - - - - - - 2 2 4 - - - - - - 4 10 14
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI - - - - 1 1 2 - - 1 1 - - 1 2 3
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 4 6 - - - - - - - - - 4 7 11 - - - - - - 3 4 7 - - - - - - 9 15 24
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 7.0
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk
Keterangan:
*yang memiliki klinik/pelayanan kesehatan
REKAM MEDIS DAN
INFORMASI
KESEHATAN
TEKNISI TRANSFUSI
DARAH
TEKNISI
KARDIOVASKULERJUMLAH
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KESEHATAN
NO PUSKESMAS
TENAGA TEKNISI MEDIS
RADIOGRAFER RADIOTERAPISTEKNISI
ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI
ANALISIS
KESEHATAN
REFRAKSIONIS
OPTISIEN
ORTETIK
PROSTETIK
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
191
TABEL 80
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Nuhon - - - - -
2 Saiti - - - - -
3 Simpang Raya - - - - -
4 Bunta - - - - -
5 Toima - - - - -
6 Lobu - - - - -
7 Pagimana - - - - -
8 Bualemo - - - - -
9 Tikupon - - - - -
10 Teku - - - - -
11 Balantak - - - - -
12 Tongke - - - - -
13 Mantok - - - - -
14 Bonebobakal - - - - -
15 Tangeban - - - - -
16 Hunduhon - - - - -
17 0 - - - - -
18 Kampung Baru - - - - -
19 Luwuk - - - - -
20 0 - - - - -
21 Kintom - - - - -
22 Batui - - - - -
23 Sinorang - - - - -
24 Toili I - - - - -
- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - -
1 BRSD Luwuk - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah
dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - -
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk
JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN
NO PUSKESMAS
TENAGA KESEHATAN LAINNYA
TOTALPENGELOLA PROGRAM KESEHATAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
192
TABEL 81
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Nuhon - 1 1 - - - - - - 1 1
2 Saiti - 1 1 - - - - - 1 - 1
3 Simpang Raya - - - - - - - - - -
4 Bunta - 2 2 - - - - - 2 - 2
5 Toima - - - - - - - - - -
6 Lobu - - - - - - - - - -
7 Pagimana - 2 2 - - - - - 2 - 2
8 Bualemo - 1 1 - - - - - 1 - 1
9 Tikupon - - - - - - - - - -
10 Teku - - - - - - - - - -
11 Balantak - - - - - - - - - -
12 Tongke - - - - - - - - - -
13 Mantok - 1 1 - - - - - 1 - 1
14 Bonebobakal - 1 1 - - - - - 1 - 1
15 Tangeban - 2 2 - - - - - 2 - 2
16 Hunduhon - - - - - - - - - -
17 0 - - - - - - - - - -
18 Kampung Baru - - - - - - - - - -
19 Luwuk - 2 2 - - - - - 2 - 2
20 0 - 1 1 - - - - - 1 - 1
21 Kintom - - - - - - - - - -
22 Batui - 2 2 - - - - - 2 - 2
23 Sinorang - 2 2 - - - - - 2 - 2
24 Toili I - 1 1 - - - - - 1 - 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 18 1 19 - - - - - - - - - - - - - - - 18 1 19
1 RS ………… - - - - - - - - - -
dst. (mencakup RS Pemerintah - - - - - - - - - -
dan swasta dan termasuk - - - - - - - - - -
pula Rumah Bersalin) - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB.BANGGAI - - - - - - - - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - 18 1 19 - - - - - - - - - - - - - - - 18 1 19
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DINKES Kab. Banggai, RSUD Luwuk, Rumah Bersalin Irene dan Klinik Bersalin Kartini Luwuk
JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO PUSKESMAS
TENAGA NON KESEHATAN
TOTALPEJABAT
STRUKTURAL
STAF PENUNJANG
ADMINISTRASI
STAF PENUNJANG
TEKNOLOGI
STAF PENUNJANG
PERENCANAANTENAGA PENDIDIK
TENAGA
KEPENDIDIKANJURU
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
193
TABEL 82
KABUPATEN/KOTA BANGGAI
TAHUN 2013
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 99,441,549,031 71.36
a. Belanja Langsung 37,460,254,831
b. Belanja Tidak Langsung 61,981,294,200
2 APBD PROVINSI 0.00
3 APBN : 39,913,443,000 28.64
- BOK 2,574,000,000 1.85
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 1,558,400,000 1.12
- JAMKESMAS 3,207,043,000 2.30
- Dana Tugas Pembantuan 32,574,000,000 23.37
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0.00
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0.00
139,354,992,031 100.0
1,079,659,430,785
9.21
406,639.62
Sumber: Perencanaan Dinas Kesehatan kab.Banggai
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
NO SUMBER BIAYA
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
194