JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan...

89

Transcript of JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan...

Page 1: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut
Page 2: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

JAWAWUT (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

ISBN: 978-602-5483-74-5

Page 3: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut
Page 4: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

JAWAWUT (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

Penyunting : Darkam Musaddad

Rudi Hartono

Penyusun : Miswarti

Wawan Eka Putra Siti Rosmanah

Lina Ivanti

Yahumri

Biaya cetak buku ini bersumber dari kegiatan Sumber Daya Genetik (SDG) DIPA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Tahun 2017

Page 5: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

JAWAWUT (Setaria italica (L.) P. Beauv.) Penyusun : Miswarti, Wawan Eka Putra, Siti

Rosmanah, Lina Ivanti, Yahumri

ISBN : 978-602-5483-74-5

Penyunting : Darkam Musaddad, Rudi Hartono

Layout / Sampul: Suhendra

Hak Cipta © 2019, pada penulis Hak publikasi pada Penerbit Yayasan Sahabat Alam Rafflesia. Dilarang memperbanyak, memperbanyak sebagian atau seluruh isi dari buku ini dalam bentuk apapun, tanpa izin tertulis dari penerbit.

Cetakan ke- 01 Tahun 2019

Penerbit: Yayasan Sahabat Alam Rafflesia Anggota IKAPI No. 035/Anggota Luar Biasa/BENGKULU/2019

Jl Raya Lempuing Kota Bengkulu Kontak: +62 852 7378 9888 (WA)

: +62 852 33833 290 (Telp) Email: [email protected]

Page 6: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

v

PENGANTAR

Puji dan syukur dipersembahkan kepada Allah Subhanahu

Wata’ala atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan penyusunan buku Jawawut

(Setaria italic L Beauv). Buku ini disusun sebagai bagian

dari kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Genetik Provinsi

Bengkulu di BPTP Bengkulu Balitbangtan Bengkulu.

Penyusunan buku ini bertujuan untuk memberikan

pemahaman kepada masyarakat bahwa jawawut yang

selama ini terabaikan dan hanya digunakan sebagai pakan

burung ternyata mempunyai nilai gizi yang baik dan dapat

dibudidayakan serta dikembangkan sebagai pangan

alternatif.

Buku ini dikelompokkan kedalam 7 Bab yaitu (1)

Pendahuluan, (2) Penyebaran jawawut, (3) Klasifikasi dan

morfologi jawawut, (4) Budidaya jawawut, (5) Potensi

jawawut sebagai pangan alternatif, (6) Produk olahan

jawawut, dan (7) Penutup.

Page 7: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

vi

Kepada semua pihak yang telah berpatisipasi dan

membantu penyusunan buku ini kami haturkan terima

kasih dan penghargaan yang tinggi. Kami menyadari

bahwa baik penyajian maupun isidari buku ini belum

sempurna, oleh karena itu kami mohon saran dan

masukan yang konstruktif untuk perbaikannya.Akhirnya

kami berharap semoga buku ini dapat memberikan

manfaat bagi penulis khususnya dan seluruh pembaca

serta masyarakat tani khususnya dan masyarakat serta

pada umumnya.

Agustus 2019

Penulis

Page 8: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

vii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................... v

DAFTAR TABEL .................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................. vii

I. PENDAHULUAN .............................................. 1

II. PENYEBARAN JAWAWUT ................................. 4

III. KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI TANAMAN ........ 8

IV. BUDIDAYA JAWAWUT ..................................... 21

V. POTENSI JAWAWUT SEBAGAI PANGAN

ALTERNATIF .................................................. 46

VI. PRODUK OLAHAN ........................................... 51

VII. PENUTUP ....................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ................................................. 66

TENTANG PENULIS .............................................. 72

Page 9: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Pemanfaatan Jawawut sebagai bahan makanan pada beberapa wilayah ................................... 7

2. Umur berbunga tanaman jawawut pada berbagai negara di dunia .............................................. 15

3. Kandungan nutrisi beberapa jenis serealia ........ 49

Page 10: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Akar tanaman jawawut ................................... 11

2. Batang tanaman jawawut ................................ 12

3. Bunga tanaman jawawut ................................. 14

4. Tipe malai jawawut ......................................... 16

5. Warna biji jawawut ......................................... 17

6. Struktur biji jawawut ....................................... 18

7. Kondisi lahan yang siap ditanam ...................... 31

8. Cara penanaman ........................................... 34

9. Cara pengendalian hama burung ...................... 39

10. Alat tradisional prosesing jawawut ................... 42

11. Bubur jawawut ............................................... 55

12. Cookies jawawut cappucino ....................... 56

13. Cake jawawut ........................................... 58

14. Flakes ...................................................... 59

15. Diagram pembuatan flake jawawut .................. 60

16. Rotu Franc ..................................................... 61

17. Pembuatan makaroni jawawut, ubi jalar ungu, dan terigu ............................................. 63

Page 11: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut
Page 12: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |1

PENDAHULUAN

Sumber Daya Genetik (SDG) adalah landasan hayati

secara langsung atau tidak langsung yang dapat

menopang kesejahteraan manusia sehingga perlu

dikembangkan dan dilestarikan untuk mendukung program

diversifikasi pangan menuju ketahanan pangan

masyarakat.Jawawut sebagai SDG lokal Indonesia

mempunyai potensi sebagai sumber karbohidrat namun

potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya

karena berbagai hambatan baik dari segi pemahaman

akan manfaat jawawut maupun dari segi pemahaman

teknik budidaya dan pasca panen yang masih rendah.

Jawawut(Setaria italica (L) P. Beauv) merupakan

salah satu jenis tanaman semusim seperti rumput-

rumputan, memiliki buah berupa biji-bijian yang biasa

1

Page 13: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

2 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

digunakan untuk pakan burung,namun di beberapa daerah

seperti di Provinsi Bengkulu jawawut dimanfaatkan

sebagai makanan lokal yang disajikan pada acara

syukuran saat panen atau hajatan. Tanaman ini

merupakan salah satu SDG lokal potensial yang

keberadaannya kurang mendapat perhatian.

Penyebaran tanaman jawawut sudah cukup luas

hingga ke beberapa negara, termasuk Indonesia.Jawawut

ditemukan tersebar di seluruh kabupaten se Provinsi

Bengkulu kecuali Kota Bengkulu.Jawawutumumnya

ditanam di lahan kering bersama-sama dengan padi gogo

atau padi ladang dan belum dibudidayakan secara luas

hanya sekedar tanaman sampingan saja.Pada beberapa

negara maju seperti Cina, Rusia dan Myanmar, jawawut

dimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur

dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi.

Jawawut selain mempunyai daya adaptasi yang

luas juga mempunyai kandungan nutrisi yang baik untuk

kesehatan manusia sehingga memungkinkan untuk

dijadikan sebagai pangan pokok harapan selain beras dan

jagung.Pangan yang beragam menjadi penting untuk

saling melengkapi karena tidak ada satu pangan yang

Page 14: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |3

mempunyai kandungan gizi yang lengkap (Khomsan, 2006

dalam Widowati dan Darmadjati, 2001).

Jawawut sebagai sumber karbohidrat mempunyai

keunggulan dibandingkan dengan tanaman serealia

lainnya karena dapat tumbuh pada hampir semua jenis

tanah termasuk tanah kurang subur, tahan kekeringan

tetapi tidak menyukai lahan yang tergenang air, mudah

dibudidayakan, kegunaan yang beragam dalam

pembuatan pangan tradisional (seperti untuk membuat

bubur, dodol, kue, dan wajik) dan di luar negeri Jawawut

telah dimanfaatkan untuk industri minuman kaya energi

(Miswarti dkk., 2015).

Page 15: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

4 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

PENYEBARAN JAWAWUT

2.1 Perkembangan Tanaman Jawawut di Dunia

Jawawut merupakan tanaman yang memiliki biji

berukuran kecil dan dapat beradaptasi pada iklim panas.

Jawawut merupakan hasil domestikasi dari P. violaceum

yang tumbuh pada bagian Sahel Afrika dan dari sinilah

jawawut kemudian menyebar ke daerah iklim kering India.

Sebelum mengenal jenis padi dan jagung, jawawut

merupakan bahan makanan pokok pertama di Afrika Utara

dan India selama ribuan tahun. Tanaman jawawut cukup

terkenal di Afrika Utara dan India, karena kemampuannya

dalam beradaptasi pada iklim kering lebih baik

dibandingkan tanaman pangan lain seperti gandum, padi

dan barley.

2

Page 16: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |5

Tanaman jawawut di Amerika Serikat, lebih dikenal

sebagai tanaman bahan pakan ternak dibandingkan

manusia. Hingga saat ini, jawawut lebih dikenal sebagai

pakan burung dan pakan ternak, akan tetapi jawawut

populer dikonsumsi oleh orang Amerika yang sedang

melakukan diet sehat.

2.2 Perkembangan Jawawut di Indonesia

Tanaman jawawutdi Indonesia lebih dikenal sebagai

pakan burung peliharaan. Pemanfaatan jawawut sebagai

bahan makanan masih terbatas pada pangan tradisional di

beberapa daerah di Indonesia. Tanaman jawawut banyak

ditemukan di Jawa, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa

Tenggara Barat (NTB). Sampai tahun 2006, Balai

Penelitian Tanaman Serealia telah memiliki koleksi plasma

nutfah jawawut sebanyak 57 aksesi (Balai Penelitian

Tanaman Serealia, 2009).

Pulau Lombok merupakan salah satu sentra tanaman

jawawut di Indonesia yang mempunyai nama Jawe atau

Betem. Keragaman jenis tanaman jawawut di Pulau

Lombok ditemukan di Kecamatan Bayan, Pringgaban, dan

Kayangan. Keragaman jenis jawawut di Pulau lombok

dilihat dari penampakan biji, bobot malai, bobot biji 1.000

Page 17: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

6 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

butir serta jumlah cabang yang bervariasi. Keragaman biji

jawawut terdiri dari warna hitam, coklat muda, coklat tua,

merah kecoklatan, krem, dan putih, keragaman bobot

malai bervariasi antara 11,8-18,8 gram, keragaman 1.000

butir antara 7,3-13,5 gram serta keragaman jumlah

cabang antara 104-143 cabang. (Suherman, dkk, 2009).

Penjualan biji jawawut di Pulau Lombok dilakukan

dalam bentuk foxtail milet dan pearl milet. Penjualan

dilakukan di Pasar Narmada dan Pasar Milantika dengan

harga jual Rp6.000/kg. Pemanfaatan jawawut di Pulau

Lombok digunakan sebagai bahan makanan tradisional

antara lain bubur, dodol dan bajet.

Di Provinsi Bengkulu jawawut banyak ditemukan di

lahan kering ditanam bersama-sama padi ladang di

temukan 7 kabupaten (Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur,

Bengkulu Tengah, Kepahiang, Rejang Lebong, Bengkulu

Utara).Pemanfaatannya selain digunakan sebagai tanaman

trap, jawawut diolah menjadi bubur jawawut, bajik. Beras

jawawut dan malai banyak di jual di pasar taradisional.

Page 18: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |7

2.3 Pemanfaatan Jawawut Sebagai Bahan

Makanan

Pemanfaatan jawawut sebagai bahan makanan pada

era modern telah berkembang cukup pesat. Di beberapa

negara tidak saja digunakan sebagai nasi dan roti, akan

tetapi telah digunakan sebagai bahan pembuat makanan

lain. pemanfaatan jawawut sebagai bahan makanan di

beberapa negara disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pemanfaatan jawawut sebagai bahan makanan di beberapa wilayah

Wilayah Nama produk

Asia, Eropa bagian Tenggara dan Afrika Utara

• Nasi, bubur, roti tidak beragi dan puding

Cina bagian Utara • Bahan pokok makanan yang dicampur dengan polong-polongan dan dimasak

• Adonan roti dan mie

Cina • Keripik mini, jawawut gulung kering, tepung makanan bayi

Rusia dan Burma (Myanmar)

• Kecambah jawawut digunakan sebagai kecambah

• Bahan pembuatan bir, alkohol, cuka dan wine

Sumber : Suherman dkk., 2009

Page 19: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

8 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI

3.1. Klasifikasi Tanaman

Jawawut merupakan salah satu tanaman serealia,

yaitu tanaman yang dapat dimanfaatkan bijinya. Klasifikasi

tanaman jawawut (United States Deparement of

Agriculture, 2006) sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta

Super Divisio : Spermatatophyta

Divisio : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Sub Class : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Familia : Poaceae

Genus : Setaria

Species : Setaria italica (L.) P. Beauv

3

Page 20: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |9

3.2. Penamaan Tanaman

Tanaman Jawawut di Indonesia mempunyai

penyebaran yang cukup luas dan merupakan tanaman

yang populer terutama sebagai pakan burung peliharaan.

Luasnya penyebaran tanaman ini menyebabkan penamaan

yang berbeda pada masing-masing wilayah (Heyne, 1988).

Tanaman jawawut di wilayah bagian Sumatera, dikenal

dengan nama sekoi (Bengkulu), jawe (Palembang); jaba

ikur (Batak); jaba uré (Toba); jĕlui (Riau); sĕkui (Melayu);

sĕkuai, sakui, sakuih (Minang); dan randau (Lampung). Di

pulau Jawa, Madura dan Bali, tanaman Jawawut dikenal

dengan nama jawawut, kunyit, sekul (Sunda); jawawut,

otèk (Jawa); jhaba, jhajhung jhaba, jhabalèk (Madura);

jawa sĕmi,danjawawut (Bali). Penamaan untuk Pulau

Sulawesi juga mempunyai keragaman yaitu botai, boté,

wotei, batung, wetung, gětung (aneka dialek di Sulawesi

Utara); batang, bětěng, wětěng, bané, bailo, wailo

(Sulawesi Selatan); botoh, sain (Timor); hotong, atong,

hetene, hetenu (Ambon); hétan (Wetar); wetan (Solor);

botan (Kai, Tanimbar); bètèn, fètèn (Buru); bobootĕné,

botĕmé (Halmahera); futu (Ternate dan Tidore) (Ishak,

2017).

Page 21: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

10 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

3.3. Morfologi Tanaman

a. Habit

Tanaman jawawut merupakan tanaman rumput,

dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran

tinggi (2000 m dpl) (Protabase, Tanpa Tahun). Tanaman

jawawut memiliki daya adaptasi yang luas karena toleran

terhadap kekeringan namun tidak toleran terhadap

genangan air serta dapat tumbuh pada semua jenis tanah

Rahayu dan Jansen (1996).

Jawawut tidak memiliki musim dan bisa di tanam

sepanjang tahun, tidak membutuhkan jenis tanah khusus

sehingga bisa ditanam dimana saja dengan cara ditabur

atau ditugal. Jawawut tidak membutuhkan biaya produksi

yang tinggi karena pemeliharannya sederhana.

b. Akar

Akar memiliki peranan yang sangat penting yaitu

sebagai alat untuk menyerap air dan unsur hara dari

dalam tanah untuk kemudian diangkut ke bagian atasnya.

Jawawut memiliki akar khas graminae. Biji menghasilkan

akar seminal atau radikula yang berkembang menjadi akar

primer. Akar sekunder atau akar buku muncul pada buku

pertama ketika tanaman Jawawut telah menghasilkan dua

Page 22: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |11

atau tiga helai daun. Akar-akar buku menebal dan

dianggap menyediakan sebagian besar saluran untuk

pengembilan air, ion dan sebagai pendukung pertumbuhan

tanaman (Goldsworty dan Fisher, 1984).

Gambar 1. Akar tanaman jawawut (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

c. Batang

Batang jawawut berumpun, bulat, berongga, dibatasi

oleh buku (node). Jawawut bentuk tumbuh yang

ditemukan ada dua yaitutipe semi tegak dan tegak. Semi

tegak ditemukan di Bengkulu, Jawa Barat dan tipe tegak

berasal dari aksesi dari Papua dan semi tegak berasal dari

Sumatera Selatan.

Page 23: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

12 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

Gambar 2. Batang tanaman jawawut (Sumber : Dokumen Pribadi)

Tinggi tanaman berkisar 96,93-171,67 cm dengan

jumlah ruas 8-20. Jarak node yang terpendek terdapat

pada bagian pangkal. Node merupakan tempat pelepah

daun melekat. Diameter batang ukurannya 0,8-1,0 cm.

Batang berwarna kuning. Selanjutnya juga ditemukan

Page 24: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |13

antosianin pada pangkal seludang daun dan dudukan daun

pada aksesi asal papua.

d. Daun

Daun merupakan organ tanaman tempat

berlangsungnya fotosintesis dimana terjadi perubahan

energi cahaya menjadi energi kimia serta

mengakumulasikannya dalam bentuk bahan kering

tanaman. Daun jawawut berwarna hijau merupakan daun

yang tidak lengkap yang terdiri dari helaian daun dan

pelepah daun. Daun jawawut tumbuh secara berurutan

satu per satu. Helaian daun berbentuk pita dengan ujung

daun berbentuk pointed atau meruncing. Pelepah daun

biasanya menyelubungi batang yang berfungsi untuk

mendukung helaian daun.

Jawawut memiliki daun bendera. Daun bendera

merupakan daun yang terpendek dan terbesar yang

terletak sebelum malai. Panjang daun bendera berkisar

antara 24,00-61,33 cm dan lebar 1,63-3,83 cm. Ada

beberapa aksesi memiliki antosianin pada dudukan daun,

menjelang panen helaian daun juga muncul anthosianin.

Jumlah daun per tanaman tergantung varietas.

Page 25: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

14 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

e. Bunga

Jawawut termasuk tanaman menyerbuk sendiri dan

hanya 4% terjadi penyerbukan silang (Protabase, tanpa

tahun). Umur berbunga jawawut tergantung varietas yang

di tanam. Jumlah hari yang dibutuhkan sampai bunga

muncul sempurna adalah 5-7 hari. Bunga jawawut muncul

setelah daun bendera berwarna hijau.

Gambar 3. Bunga tanaman jawawut (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Miswarti (2014) melaporkan tanaman Jawawut 50%

berbunga pada umur 64-138 hari. Selanjutnya Reddy, dkk

(2006) melaporkan bahwa tanaman jawawut 50%

berbunga dengan umur terpendek 34-58 hari di China dan

Page 26: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |15

umur terlama 55-155 hari di USA. Umur berbunga pada

berbagai negara lain disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Umur berbunga tanaman jawawutpada berbagai negara di dunia

Negara No. aksesi hari 50% berbunga

Afganistan 17 35-50

Camerun 8 90 China 60 34-58

Ethiopia 1 62 Hongatia 9 33-45

India 973 36-93

Iran 3 36-44 Kenya 8 50-64

Korea 52 34-55 Libanon 33 36-50

Malawi 1 52

Mexico 2 40-42 Myanmar 6 49-62

Nepal 21 45-67 Pakistan 29 35-58

Rusia & CIS 67 32-50 Afrika Selatan 3 55-60

Spanyol 1 36

Sri Langka 14 55-135 Switzerland 1 59

Syria 119 33-68 Taiwan 28 43-49

Turki 22 35-48

Inggrris 4 50-69 USA 48 55-155

Sumber : Reddy, dkk (2006)

Page 27: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

16 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

f. Malai

Malai jawawut bentuknya dikelompokkan atas 7 jenis

yaitu kerucut, poros, selinder, club, mulut bebek, kaki

kucing dan percabangan (Gambar 3) Malai jawawut

tersusun dari malai dan tangkai malai. Malai jawawut

merupakan kumpulan dari rachis dengan jumlah rachis

mencapai dalam satu malai berkisar antara 78-223.

Panjang malai berkisar antara 13,67-38,33 cm Sedangkan

panjang tangkai malai berkisar antara 18,50-40,33 cm.

Miswarti (2014) melaporkan di Bengkulu ditemukan tiga

jenis Jawawut yaitu spindle, conical, dan cat foot.

Sedangkan aksesi asal Papua memiliki bentuk conical.

Selain itu pada malai Jawawut kadang dijumpai bulu halus

yang menempel pada gabah malai yang ukurannya

mencapai 1 cm.

Gambar 4. Tipe malai jawawut (UPOV, 2012)

Page 28: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |17

g. Biji

Biji jawawut memiliki ukuran yang kecil umumnya

berwarna kuning, namun di beberapa lokasi ditemukan

juga berwarna hitam, merah. Zang et al. (2011)

melaporkan biji jawawut tersusun dari tiga bagian yaitu 1)

kulit buah luar, 2) kulit buah dalam, dan 3) kulit biji luar.

Kulit biji luar dibagi lagi menjadi kulit aridan kulit biji

dalam. Kulit ari merupakan membran yang tipis dan

kadang menjadi hilang bersama gabah.

Gambar 5. Warna biji jawawut (Sumber: Dokumen Pribadi)

Page 29: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

18 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

Struktur biji jawawut terdiri dari beberapa bagian

diantaranya adalah endosperma. Jawawut mempunyai

suatu aleuron yaitu lapisan tunggal yang melingkari

endosperma. Sel aleuron mempunyai bentuk segi empat

dengan sel yang tebal. Tipe endosperm murni hanya

terapat pada lapisan aleuron dan semua jenis millet

memiliki sedikitnya satu lapisan peripheral endosperm,

yang mana secara khas memiliki kandungan protein yang

lebih tinggi dibandingkan bagian lain dari endosperm. Sel-

sel endosperm terdiri dari granula-granula tepung/kanji

yang menempel pada matriks protein. Bagian granula-

granula tepung berbentuk bola dan berubah bentuk

menjadi poligonal pada saat berada dalam area corneus

dan endosperm (Prabowo, 2010). Biji jawawut

berkecambah pada umur 3-5 hari.

Gambar 6. Struktur biji jawawut (Sumber : a. Dokumenpribadi ; b. Zhang et al, 2011)

a b

Page 30: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |19

3.4. Jawawut di Indonesia

Keberadaan jawawut di Indonesia cukup popular dan

dikenal sebagai pakan burung pemeliharaan. Pemanfaatan

jawawut masih terbatas untuk pangan tradisional.

Tanaman jawawut di Bengkulu ditemukan hampir di

seluruh kabupaten. Penyebaran Jawawut mulai dari

ketinggian tampat 20 m sampai 1200 m di atas

permukaan laut (Miswarti dkk, 2013).

Jawawut ditanam satu kali dalam setahun yaitu awal

musim penghujan pada lahan kering bersama-sama padi

ladang (padi gogo). Jawawut ditanam sebagai tanaman

trap karena jawawut lebih disukai hama burung

dibandingkan padi ladang karena bulirnya dan

tanamannya lebih tinggi sehingga lebih mudah dicapai

burung. Tanaman ini tidak disukai tupai dan kera karena

bulirnya kecil dan malainya berbulu. Oleh karena itu,

keberadaan jawawut akan mencegah atau mengurangi

serangan hama padi dibandingkan dengan padi secara

monokultur, sehingga petani lokal di Bengkulu selalu

menanam padi ladang secara tumpangsari dengan

jawawut (Ishak dkk, 2017).

Page 31: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

20 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

Menurut Amirawati (2003), produktivitas jawawut

yang ditanam secara transplanting mencapai 907 kg/ha

sedangkan ditanam langsung dengan cara larikan

mencapai 707 kg/ha. Miswarti (2014) jawawut asal papua

memiliki umur yang lebih pendek (panen umur 104 HST)

dibanding jawawut asal Sumatera (dipanen umur 170

HST).

Page 32: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |21

BUDIDAYA JAWAWUT

Jawawut merupakan salah satu pangan alternatif yang

memiliki kandungan nutrisi tidak kalah dibanding serealia

lainnya. Tanaman jawawut di lapangan umumnya di

tanam pada areal ladang atau perbukitan. Jawawut tidak

membutuhkan air yang banyak dalam budidayanya.

4.1. Genotip Jawawut

Genotipe adalah istilah yang dipakai untuk

menyatakan keadaan genetik dari suatu individu atau

sekumpulan individu populasi yang ditandai oleh bentuk

tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji.

4

Page 33: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

22 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

Deskripsi beberapa genotip Jawawut disajikan

sebagai berikut :

1). Genotip 18

Asal

Desa : Harga Indah

Kecamatan : Merigi Sakti

Kabupaten : Bengkulu Tengah

Provinsi : Bengkulu

Bentuk ujung daun : Runcing

Antosianin pangkal

seludang : Tidak ada

Warna daun : Hijau

Bentuk tumbuh : Semi tegak

Antosianin dudukan

daun : Tidak ada

Bentuk sudut daun : Semi tegak

Panjang bulu malai : Pendek

Antosianin bulu malai : Tidak ada

Warna bunga : Putih

Panjang & lebar daun

bendera : + 43,17 cm dan 3,30 cm

Antosianin dudukan : Tidak ada

Page 34: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |23

daun

Diameter batang : 0,97 cm

Tinggi tanaman : + 156 cm

Jumlah ruas : 18,33

Bentuk arah malai : Terkulai

Bentuk malai : Cat foot

Panjang malai : + 31 cm

Jumlah racis : + 144,33 dompolan

Bobot 1000 butir : + 1,23g

Bentuk biji : agak bulat

Warna biji : Kuning

Umur berbunga : 123 HST

Umur panen : 170 HST

2). Genotip 21

Asal

Desa : Pasar Ujung

Kecamatan : Kepahiang

Kabupaten : Kepahiang

Provinsi : Bengkulu

Bentuk ujung daun : Runcing

Antosianin pangkal seludang

: Tidak ada

Page 35: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

24 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

Warna daun : Hijau

Bentuk tumbuh : Semi tegak

Antosianin dudukan daun

: Tidak ada

Bentuk sudut daun : Semi tegak

Panjang bulu malai : Pendek

Antosianin bulu malai : Tidak ada

Warna bunga : Putih

Panjang & lebar daun bendera

: + 44 cm dan 2,93 cm

Antosianin dudukan daun

: Tidak ada

Diameter batang : 0,83 cm

Tinggi tanaman : + 135 cm

Jumlah ruas : 13

Bentuk arah malai : Terkulai

Panjang malai : + 31 cm

Bentuk malai : Conical

Jumlah racis : + 117,67 dompolan

Bobot 1000 butir : + 1,17 g

Bentuk biji : Bulat

Warna biji : Kuning

Umur berbunga : 98 HST

Umur panen : 137 HST

Page 36: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |25

3). Genotip 40

Asal

Desa : Number

Kecamatan : Numfor Timur

Kabupaten : Biak Numfor

Provinsi : Papua

Bentuk ujung daun : Runcing

Antosian pangkal seludang

: Ada

Warna daun : Hijau

Bentuk tumbuh : Tegak

Antosianin dudukan daun

: Ada

Bentuk sudut daun : Semi tegak

Panjang bulu malai : Pendek

Antosianin bulu malai : Ada

Warna bunga : Putih

Panjang & lebar daun bendera

: + 27,6 dan 1,90 cm

Antosianin dudukan daun

: Ada

Diameter batang : 0,63 cm

Tinggi tanaman : + 137,73 cm

Jumlah ruas : 9

Page 37: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

26 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

Tipe malai : Conical/kerucut

Bentuk arah malai : Terkulai

Panjang malai : + 18,76 cm

Jumlah racis : + 127,40 dompolan

Bobot 1000 butir : + 1,40 g

Bentuk biji : Bulat

Warna biji : Kuning

Umur berbunga : 64 HST

Umur panen : 105 HST

4). Genotip 41

Asal :

Desa : Number

Kecamatan : Numfor Timur

Kabupaten : Biak Numfor

Provinsi : Papua

Bentuk ujung daun : Runcing

Antosian pangkal seludang

: Tidak ada

Warna daun : Hijau tua

Bentuk tumbuh : Tegak

Antosianin dudukan daun

: Kuat

Bentuk sudut daun : Tegak

Page 38: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |27

Panjang bulu malai : Pendek

Antosianin bulu malai : Ada

Warna bunga : Putih

Panjang & lebar daun bendera

: +26,00dan 2,23 cm

Antosianin dudukan daun

: Kuat

Diameter batang : 0,67 cm

Tinggi tanaman : + 104,43 cm

Jumlah ruas : 7,33

Bentuk arah malai : Terkulai

Bentuk malai : Conical

Panjang malai : +13,67 cm

Jumlah racis : +77,67 dompolan

Bobot 1000 butir : + 1,40 g

Bentuk biji : Agak bulat

Warna biji : Hitam

Umur berbunga : 69 HST

Umur panen : 105 HST

Page 39: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

28 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

5). Genotip Cek 2

Asal :

Desa : Sukanegara-Kampung Girmukti

Kecamatan : Cisompet

Kabupaten : Garut

Provinsi : Jawa Barat

Bentuk ujung daun : Runcing

Antosian pangkal seludang

: Tidak ada

Warna daun : Hijau tua

Bentuk tumbuh : Semi tegak

Antosianin dudukan daun

: Tidak ada

Bentuk sudut daun : Semi tegak

Panjang bulu malai : Pendek

Antosianin bulu malai : Tidak ada

Warna bunga Putih

Panjang & lebar daun bendera

: + 32,27dan 2,75 cm

Antosianin dudukan daun

: Tidak ada

Diameter batang : 0,73 cm

Tinggi tanaman : + 120 cm

Jumlah ruas : 13

Page 40: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |29

Bentuk arah malai : Terkulai

Bentuk malai : Cat foot

Panjang malai : + 21,5 cm

Jumlah racis : + 120 dompolan

Bobot 1000 butir : + 1,33 g

Bentuk biji : Bulat

Warna biji : Kuning

Umur berbunga : 99 HST

Umur panen : 114 HST

4.2. Penyiapan Lahan

Budidaya jawawut diawali dengan melakukan

pengolahan lahan. Pengolahan lahan dilakukan pada akhir

musim kemarau atau awal musim penghujan. Sebelum

pengolahan lahan dilakukan, terlebih dahulu lahan

dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan gulma. Keberadaan

gulma pada lahan dapat dikendalikan dengan

menggunakan herbisida berbahan aktif paraquat atau

Glyphosat tergantung jenis gulma dominan yang berada

pada lahan dengan dosis 1-2 liter/ha. Penyemprotan

gulma sebaiknya dilakukan minimal satu minggu sebelum

tanam. Pengolahan tanah dilakukan dengan garpu untuk

membalikan tanah sehingga tanah akar-akar rizhoma

Page 41: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

30 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

seperti alang-alang dapat diangkat. Menurut BPTP Sulbar

(2016) pengolahan tanah pada budidaya jawawut dapat

dilakukan secara konvensional dengan menggunakan

guludan atau bedengan, olah tanah minimum ataupun

tanpa olah tanah.

Pengolahan tanah konvensional dengan

menggunakan guludan atau bedengan adalah pengolahan

lahan secara keseluruhan dengan secara manual dengan

menggunakan cangkul atau linggis kemudian membongkar

dan membalik tanah lalu diratakan. Tanah yang telah

dibersihkan kemudian dibentuk guludan atau bedengan

dengan tinggi sekitar 25-40 cm dengan lebar 30-40 cm.

Sedangkan pengolahan tanah minimum dan tanpa olah

tanah hanya dapat dilakukan pada tanah yang gembur

atau subur. Pengolahan tanah pada olah tanah minimum

hanya dilakukan penyemprotan gulma, setelah gulma mati

dan kering kemudian dibenamkan ke dalam tanah. Agar

pertumbuhan jawawut dapat optimal, dapat diberikan

pupuk kandang dengan dosis 0,5 kg/lubang tanam dengan

waktu pemberian 1 minggu sebelum penanaman

dilakukan.

Page 42: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |31

Gambar 7. Kondisi lahan yang telah siap untuk ditanami (Dokumen: Pribadi)

4.3. Jarak Tanam Jawawut

Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman

jawawut ditentukan oleh beberapa faktor antara lain jenis

tanah dan jenis jawawut. Pada lahan yang subur,

penanaman jawawut dapat dilakukan dengan jarak tanam

yang jarang dibandingkan dengan tanah yang tandus.

Selain itu, jenis jawawut yang mempunyai ukuran yang

lebih tinggi ditanam dengan menggunakan jarak tanam

yang lebar.

Penanaman jawawut dapat dilakukan dengan tegel

ataupun dengan jajar legowo. Penanaman secara tegel

Page 43: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

32 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

dapat dilakukan dengan menggunakan jarak tanam 75 x

20 cm atau 75 x 25 cm, sedangkan untuk penanaman

jajar legowo dapat dilakukan dengan menggunakan jarak

tanam 25 x 25 x 50 cm.

4.4. Penyiapan Benih

Benih bermutu didefinisikan sebagai benih yang

mempunyai kemurnian genetik, kemurnian fisik, dan

kemurnian fisiologis yang cukup tinggi sehingga menjamin

pertumbuhan tanaman yang lebih baik dan akhirnya

memperoleh hasil yang tinggi.

Benih yang digunakan harus menggunakan benih

yang bermutu karena benih yang bermutu akan

menghasilkan bibit yang sehat dan mempunyai perakaran

yang kuat. Benih bermutu dicirikan antara lain: (a) benih

yang bersih dan tidak tercampur dengan varietas lain, (b)

sehat dan bebas dari serangan hama dan penyakit, (3)

memiliki daya kecambah tinggi yaitu >90%. Kebutuhan

benih jawawut yang diperlukan tergantung cara

penanamannya, jika penanaman dilakukan secara

monokultur (hanya jawawut) maka benih yang dibutuhkan

adalah 400-500 g/ha dan jumlah ini berkurang apabila

Page 44: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |33

penanaman dilakukan secara tumpangsari dengan jenis

tanaman lain.

4.5. Penanaman

Penanaman jawawut sebaiknya dilakukan pada akhir

musim kemarau atau pada awal musim penghujan dengan

tujuan untuk mengurangi kematian tanaman. Penanaman

jawawut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu tanam

benih langsung dan disemaikan terlebih dahulu.

Seminggu sebelum tanam dilakukan pemberian

pupuk kandang ke dalam lubang tanam Penanaman benih

secara langsung dapat dilakukan dengan memasukkan

benih sebanyak 3-5 biji/lubang tanam.Untuk menghindari

serangan hama di sekitar lubang tanam diberi karbofuran

dengan dosis 10 gram/lubang tanam, kemudian lubang

ditutup kembali dengan tanah secara tipis.

Sedangkan jika penanaman dilakukan setelah benih

disemaikan, maka langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1) Siapkan tempat persemaian (tray atau menggunakan

glas mineral bekas), 2) masukkan tanah dan pupuk

kandang dengan perbandingan 3:1, 3) Masukkan benih

kedalam tempat persemaian dengan kedalaman 0,5-1 cm.

4) siram secara perlahan media persemaian. Setelah umur

Page 45: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

34 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

15-20 hari setelah semai atau bibit telah memiliki daun 3-4

helai dapat dipindahkan ke lapangan.

(a) (b)

Gambar 8. (a) Cara penanaman dengan penanaman benih

langsung dan (b) penanaman dengan disemaikan terlebih dahulu (Sumber: a dan b Dokumen Pribadi)

Selain hama burung yang menyerang tanaman

jawawut adalah hama ulat tanah atau kuuk (bahasa

Sunda). Hama ini memakan perakaran sehingga akar

terpotong. Gejala tanaman yang terserang adalah daun

yang berwarna hijau segar berubah menjadi layu.

4.6. Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman

yang tumbuh tidak normal, rusak atau terkena serangan

hama penyakit. Penyulaman dilakukan dengan cara

mencabut seluruh bagian tanaman hingga ke

akarnya.Pada bekas tanaman yang dibuang ditanam

Page 46: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |35

kembali dengan menggunakan jenis yang sama. Waktu

penyulaman sebaiknya tidak lebih dari 2 minggu setelah

tanam.

4.7. Penjarangan

Penjarangan dilakukan dengan tujuan untuk

membuang tanaman yang mempunyai pertumbuhan yang

tidak optimal dan membiarkan tanaman yang tumbuh

optimal. Tanaman yang dibiarkan tumbuh hanya satu

batang/lubang tanam.

4.8. Pengendalian Gulma dan Pembumbunan

Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman jawawut

antara lain alang-alang (Imperata cylindrica L Beauv),

rumput teki (Cyperus rotundus), rumput minyak (Cinodon

dactylon), bayam liar (Amarantus sp), putri malu

(Mimosapudica), krokot (Portulaca oleraceae), babadotan

(Ageratum conyzodes), Borreria alata, meniran

(Phylanthus urinaria).

Pengendalian gulma dilakukan dengan tujuan untuk

membuang tanaman pengganggu yang tumbuh di sekitar

tanaman jawawut. Tujuan pengendalian gulma adalah

agar tidak terjadi persaingan antara tanaman jawawut

Page 47: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

36 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

dengan gulma terutama dalam hal nutrisi, cahaya, air dan

lain-lain. Selain itu jenis gulma-gulma tertentu juga

merupakan inang hama dan penyakit. Penyiangan dapat

dilakukan secara manual atau secara mekanis dengan

menggunakan sabit ataupun cangkul. Penyiangan

dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum pemupukan

pertama dan kedua.

Pada saat pelaksanaan pengendalian gulma, juga

dilakukan pembumbunan tanaman. Tujuan pembumbunan

adalah untuk memperkuat berdirinya batang dan

perakaran tanaman.

4.9. Pemupukan

Pemupukan dilakukan berdasarkan kebutuhan dan

ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Pemupukan harus

dilakukan berdasarkan lima tepat yaitu 1) tepat jenis,

dimaksudkan pada saat pemupukan harus tepat dalam

menentukan jenis pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman;

2) tepat dosis, dosis yang diberikan ke tanaman sesuai

dengan yang dibutuhkan (tidak kurang ataupun berlebih).

Tanaman yang kekurangan atapun kelebihan akan

menyebabkan pertumbuhan terganggu; 3) tepat waktu,

pada saat pemberian pupuk yang baik pada tanaman

Page 48: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |37

hendaknya disesuaikan kapan tanaman tersebut

membutuhkan asupan lebih unsur hara atau pada waktu

yang tepat; 4) tepat tempat, pemberian pupuk harus

dilakukan pada tempat yang tepat di sekitar tanaman; dan

5) tepat cara, dimaksudkan agar pemberian pupuk yang

diberikan tidak terbuang sia-sia atau tercuci akibat

pemberian yang salah.

Pupuk yang digunakan untuk adalah pupuk organik

dan pupuk an organik. Dosis pupuk kandang sebanyak 20

ton/ha, sedangkan dosis pupuk an organik terdiri dari Urea

200 kg/ha, SP-36 100 kg/ha dan KCl 100 kg/ha.

Pemupukan tanaman jawawut dilakukan sebanyak empat

kali. Waktu pemupukan tanaman jawawut dilakukan sesuai

dengan umur tanaman.

4.10. Pengendalian Hama dan Penyakit

Tanaman jawawut merupakan salah satu jenis

tanaman yang tahan terhadap serangan hama dan

penyakit. Hama utama pada tanaman jawawut adalah

burung. Serangan hama burung mulai menyerang

pertanaman jawawut pada fase generatif. Serangan

burung menyebabkan banyak biji yang hilang sehingga

malai menjadi rusak. Pengendalian hama burung masih

Page 49: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

38 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

dilakukan secara tradisional sejak awal fase generatif.

Pengendalian hama burung dapat dilakukan dengan cara

membungkus malai, membuat bunyi-bunyian pada sekitar

lahan tanaman atau menutup areal pertanaman dengan

menggunakan jaring.

Hama kuuk (bahasa Sunda) menyerang pada saat

pra dewasa berupa uret atau lundi yang berkembang di

dalam tanah pada lapisan olah. Modus aksi kuuk adalah

memakan akar tanaman jawawut sehingga akar tanaman

putus dan menyebabkan daun dan batang layu, kuning

dan akhirnya mati. Pengendalian hama ini dapat dilakukan

dengan cara yaitu memusnahkan langsung kuuk yaitu

dengan mencabut tanaman yang terserang kemudian

lundinya dimusnahkan. Selain itu juga dapat dilakukan

dengan menggunakan insektisida berbahan aktif

karbofuran dan Profenofos. Karbofuran yang diberikan

disekitar perakaran, sedangkan untuk Profenofos

dilakukan dengan cara disemprotkan pada tanaman dan

disiram pada permukaan tanah di sekitar pertanaman.

Page 50: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |39

(a) (b)

Gambar 9. (a) Cara pengendalian hama burung dengan

membungkus malai dan (b) memasang jaring pada areal

pertanaman (Sumber: a dan b Dokumen Pribadi)

4.11. Panen dan Prosesing

Umur panen dapat digunakan sebagai salah satu

cara untuk memperkirakan panen, namun saat panen

harus benar-benar tepat karena kuantitas dan kualitas

hasil panen banyak ditentukan oleh ketepatan saat panen.

Panen jawawut yang terlalu awal atau muda akan banyak

mengandung butir hijau dan hasil panen pun relatif lebih

sedikit. Kadar butir hijau yang tinggi sangat menurunkan

mutunya. Jawawut yang dipanen muda juga tidak banyak

menghasilkan beras sehingga produksi berasnya menjadi

rendah. Sebaliknya, jika panen terlambat mengakibatkan

Page 51: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

40 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

butiran gabah mudah atau telah rontok dan jatuh ke tanah

sehingga juga berakibat kehilangan hasil.

Tiap tanaman memiliki tanda-tanda tertentu dan

khusus jika saat panen tiba. Tanaman jawawut siap

dipanen bila telah matang fisiologis dengan dicirikan

sebagai berikut: 1) daun bendera mulai menguning dan

butir-butir gabah pada racis telah rata menguning, 2)

menjelang panen, ada beberapa genotip daun dan batang

berubah menjadi ungu (antosianin) dan akhirnya

mengering.Selain diatas dapat juga digunakan sebagai

acuan adalah deskripsi masing-masing genotip atau

varietas.Jawawut berumur panjang di panen pada umur

170 HST, sedangkan yang berumur pendek dipanen umur

105 HST.

Saat panen dapat dilakukan pagi, siang ataupun

sore, tergantung kesiapan si pemanen.Jawawut dipanen

dengan cara memotong secara manual satu per satu

malainya ataupun secara mekanis (mesin pemanen).

Pengeringan adalah proses pindah panas dengan

cara menguapkan air yang terdapat di dalam bahan atau

biji jawawut. Pengeringan mengurangi kadar air bahan

sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan

Page 52: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |41

kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan

terhambat atau terhenti sehingga produk memiliki masa

simpan yang lama. Pengeringan dapat dilakukan melalui

dua cara yaitu dengan cara alami ataupun secara buatan.

Pengeringan secara alami dapat dilakukan dengan jalan

menjemur atau mengangin-anginkan jawawut dengan

bantuan angin atau cahaya matahari. Sedangkan

pengeringan buatan dapat dilakukan dengan

menggunakan alat mekanis, bahan penyerap air atau yang

umum adalah dengan menggunakan mesin pengering

(dryer).

Penggabahan jawawut bertujuan untuk memisahkan

gabah jawawut dari tangkainya. Cara yang dilakukan

petani masih sangat sederhana dengan memasukkan

jawawut ke dalam karung lalu di injak-injak.

Penyosohan jawawut adalah proses pemisahan biji

dari sekam. Penyosohan jawawut pada waktu yang

singkat/secara tidak berlebihan merupakan proses yang

penting. Hal ini disebabkan lama waktu atau tinggi

rendahnya tingkat penyosohan menentukan tingkat

kehilangan zat gizi dan non gizi. Di Bengkulu, alat yang

digunakanmasih secara tradisional dengan menggunakan

alat penumbuk (lesung dengan kincir air) (Gambar 10).

Page 53: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

42 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

Hasil diskusi dengan petani bahwa dalam penggilingan

jawawut biji di campur dengan daun bambu agar saat

penggilingan biji Jawawut tidak berserakan atau

beterbangan.

Gambar 10. Alat tradisional prosesing jawawut (Sumber: Dokumen Pribadi)

Penyosohan pada biji Jawawut mempengaruhi

jumlah fenolik total. Komponen fenolik serealia sering

ditemukan pada bagian kulit ari serealia yaitu pada lapisan

percarp dan testa (Dykes dan Rooney, 2006). Menurut

Mambrasar, dkk (2010), kandungan fenolik total Jawawut

Page 54: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |43

non sosoh sebesar 5,12 mg TAE/g biji sedangkan setelah

diberi perlakuan penyosohan kisaran fenolit total menjadi

3,51-1,56 mg TAE/g biji. Penurunan kandunga fenolik total

terjadi pada proses penyosohan.

4.12. Penyimpanan Benih

Penyimpanan benih merupakan periode menunggu

sejak benih mencapai matang fisiologis sampai benih

tersebut ditanam kembali oleh petani. Menurut Delouche

(1973) dan Andrews (1978) membagi total periode simpan

benih kedalam 5 tahap, yaitu:

• Penyimpanan di lapang, merupakan penyimpanan

yang dialami benih setelah benih mencapai matang

fisiologis sampai sesaat sebelum panen. Kondisi

lingkungan pada periode ini yang menyimpang dari

persyaratan penyimpanan benih, missal fluktuasi

kelembaban dan suhu yang tinggi akan merusak mutu

benih.

• Penyimpanan setelah panen sampai sesaat sebelum

pengolahan benih. Kadar air benih yang tinggi selama

periode menunggu pengolahan, karena keterlambatan

pengeringan dapat mempercepat laju penurunan mutu

benih.

Page 55: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

44 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

• Penyimpanan sejak benih mulai dikeringkan dan

dibersihkan sampai selesai dikemas dan menunggu

penyaluran. Proses pengeringan dan pembersihan

umumnya tidak berlangsung lama, sedangkan periode

penyimpanan menunggu penyaluran umumnya telah

disadari oleh produsen benih sebagai periode

penyimpanan benih yang penting, sehingga masalah

yang muncul pada fase ini biasanya sudah diantisipasi.

• Penyimpanan selama penyaluran dari produsen ke

pengecer sampai benih dibeli oleh konsumen. Kondisi

selama pengangkutan dan penyimpanan benih di kios-

kios pengecer sangat menentukan daya simpan benih.

• Penyimpanan benih dari konsumen. Periode ini dimulai

sejak petani membeli benih sampai benih tersebut

ditanam di lapang. Tahap penyimpanan yang terakhir

ini umumnya tidak berlangsung lama, sehingga tidak

merupakan periode penyimpanan yang kritis.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penyimpanan

• Suhu ruangan berperan dalam mempertahankan

viabilitas benih selama penyimpanan. Benih mengalami

respirasi selama penyimpanan. Kadar air benih, suhu,

dan kelembaban perpengaruh terhadap penyimpanan.

Page 56: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |45

• Semakin tinggi vigor awal maka makin tinggi daya

simpan. Penurunan Vigor awal dapat terjadi karena

proses deteriorasi selama fase sebelum penyimpanan

(pada tahap pra dan pasca penyimpanan).

• Makin tinggi kadar air benih maka makin tinggi pula

deteriorasi. Kadar air yang aman untuk penyimpanan

11% (wahyuni dan Nugraha, 1993).

• Penyimpanan benih dalam kantong yang porous

(kantong kertas, karung goni, atau plastik dalam

gudang yang lembab dapat mempercepat penurunan

viabilitas benih. Laju penurunan ini akan semakin

meningkat lagi bila suhu tinggi.

• Kerusakan oleh hama, penyakit dapat menurunkan

mutu fisik dan mutu fisiologis benih (Harrington,

1973).

Page 57: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

46 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

POTENSI JAWAWUT SEBAGAI PANGAN

ALTERNATIF

Pangan merupakan kebutuhan mendasar yang harus

dipenuhi oleh manusia untuk dapat mempertahankan

hidup. Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah

penduduk besar,menghadapi tantangan yang sangat

kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi

penduduknya. Oleh karena itu, isu ketahanan pangan

merupakan fokus utama dalam kebijakan pembangunan

pertanian.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa peningkatan

jumlah penduduk, peningkatan ekonomi dan daya beli

masyarakat tidak diiringi dengan peningkatan produksi

pangan nasional terutama beras. Hal ini disebabkan alih

fungsi lahan, produktivitas lahan, adanya serangan

5

Page 58: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |47

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), pasca panen.

Ketidakseimbangan antara permintaan dan kapasitas

produksi nasional tersebut mengakibatkanadanya

kecenderungan terhadap meningkatnya pangan impor.

Hal ini menjadikan Indonesia memiliki ketergantungan

terhadap pangan impor yang sangat besar.

Pemanfaatan Sumber Pangan Alternatif selain beras

harus dilakukan dalam upaya penganekaragaman sumber

pangan. Diversifikasi pangan bertujuan 1) mengurangi

ketergantungan terhadap beras dan pangan impor dengan

meningkatkan produksi pangan lokal dan produk

olahannya, dan (2) mendorong masyarakat untuk

memvariasikan makanan pokok yang dikonsumsinya

sehingga tidak terfokus pada satu jenis makanan saja.

Selain beras, sebetulnya masih banyak sumber

pangan lain yang dapat dimanfaatkan sebagai pangan

alternatif yang bersumber dari pangan lokal, misalnya

tanaman Setaria italica L. Beauv, atau yang dikenal

dengan sebutan juwawut/jawawut/ jawawut (Jawa), Sekoi

(Bengkulu)., jawe/belem (Lombok), juwawut (Sulawesi),

buru hotong (Maluku), dan pokem (Papua).

Page 59: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

48 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

Jawawut sebagai sumber pangan alternatif yang

memiliki nilai gizi yang tidak kalah dibandingkan dengan

jenis-jenis tanaman serealia lainnya dan memiliki prospek

untuk dikembangkan karena memiliki nilai gizi yang tinggi,

kemampuan tumbuhnya yang sangat baik dan dapat

mentoleransi kondisi iklim yang kering menjadikan

tanaman ini memiliki peluang besar untuk dikembangkan

menjadi komoditas pangan nasional. Sebagaian besar

masyarakat belum mengenal jawawut sebagai sumber

pangan sehingga selama ini tanaman jawawut hanya

dijadikan sebagai pakan burung. Padahal tanaman ini

dapat diolah menjadi sumber makanan oleh masyarakat

guna mendukung ketahanan pangan dan mengantisipasi

masalah kelaparan (Marlin, 2009)

Potensi suatu bahan yang akan dijadikan sebagai

sumber pangan tergantung pada kandungan nutrisi yang

dimiliki oleh bahan tersebut. Semakin banyak kandungan

nutrisi maka semakin baik untuk dijadikan sebagai sumber

pangan. Menurut FAO, 1995, jawawut memiliki kandungan

nutrisi seperti Tabel 5.

Page 60: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |49

Tabel 3. Kandungan nutrisi beberapa jenis serealia (per 100 g)

Kandungan Jenis serealia

Beras Gandum Jagung Sorgum Jawawut

Protein (g) 7,9 11,6 9,2 10,4 11,2 Lemak (g) 2,7 2,0 4,6 3,1 4,0 Abu (g) 1,3 1,3 1,2 1,6 3,3 Serat (g) 1,0 1,0 2,8 2,0 6,7 Karbohidrat (g) 76,0 71,0 73,0 70,7 63,2 Ca (mg) 33 30 26 25 31 Fe (mg) 1,8 3,5 2,7 5,4 2,8 Tanin (mg) 0,41 0,41 0,38 0,38 0,60 Riboflavin (mg) 0,04 0,10 0,20 0,15 0,10

Sumber : FAO, 1995

Menurut Puspawati (2009) jawawut mengandung

karbohidrat sekitar 75%, protein 11% juga kaya akan

vitamin dan mineral seperti niacin, piridoxin dan folacin.

Selain itu, jawawut juga mengandung antioksidan,

senyawa bioaktif dan serat yang tinggi sehingga memiliki

potensi untuk menjadi pangan fungsional (Rooney, 2009

dalam Pakhri, dkk, 2017)

Menurut Rukmi, dkk (2015), kandungan serat

pangan di dalam jawawut seperti hemiselulosa, selulosa,

ester-ester fenolik, dan glikoprotein tinggi. Selain itu, juga

mengandung serat pangan mudah larut (soluble dietary)

seperti glukan dan pektin. Tepung jawawut banyak

mengadung serat yang bermanfaat untuk memperlancar

Page 61: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

50 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

proses metabolisme tubuh sehingga tepung ini cocok

untuk dikonsumsi orang yang sedang menjalani program

diet. Menurut Salimi, dkk (2011), serat pangan β-glukan

merupakan komponen penting yang terdapat pada

sorghum dan jawawut yang memberi pengaruh positif

terhadap kesehatan seperti antihiperkolesterol, antiradiasi,

antiinflamasi dan antidiabetes. Selain itu, kandungan

fenolik pada jawawut bermanfaat untuk anti tumerogenik,

antioksidan dan antimikroba (Sugito, 2012 dan Chandra,

dkk, 2016).

Page 62: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |51

PRODUK OLAHAN

Jawawut berpotensi untuk dikembangkan sebagai

pengganti terigu karena selain memiliki kandungan

karbohidrat yang tinggi juga mengandung protein gluten

(BPTP Sulbar, 2016). Gluten merupakan protein yang

bersifat elastis dan lengket yang dapat membuat adonan

mejadi kenyal serta kedap udara sehingga dapat

mengembang.

Pengolahan jawawut untuk bahan pangan dalam

bentuk beras atau biji dan tepung relatif mudah dan lebih

murah. Biji jawawut disosoh, kemudian di-‘sangrai’ untuk

dijadikan bahan kue-kue dan digiling halus untuk dijadikan

tepung.

Menurut Sulistyaningrum, dkk (2017) Kadar amilosa

sangat menentukan tekstur dari suatu bahan pangan.

6

Page 63: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

52 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

Kandungan amilosa dari tepung jawawut tergolong sangat

rendah yaitu <10% dengan kisaran nilai 6,96-9,29%.

Kadar amilosa antara 5-12% tergolong sangat rendah,

sehingga bertekstur lengket, lunak, pulen dan enak.

Kandungan amilosa yang sangat rendah pada jawawut

menunjukkan bahwa tepung jawawut memiliki

karakteristik pulen dan lengket. Selain itu, rendahnya

kadar amilosa pada suatu bahan menyebabkan produk

yang dihasilkan memiliki tesktur kenyal, lengket dan tidang

mengembang (Aliawati, 2003).

Menurut Pakhri, dkk (2017) jawawut memiliki nilai

gizi mirip dengan serealia lain yaitu padi dan gandum,

sehingga Jawawut layak untuk dikembangkan karena

tanaman ini mampu beradaptasi baik pada daerah hujan

rendah atau kering. Jawawut mengandung karbohidrat

sekitar 75% dan protein 11% (Puspawati, 2009), juga

kaya vitamin dan mineral seperti niacin, piridoxin dan

folacin.

Jawawut mengandung antioksidan, senyawa bioaktif

dan serat yang tinggi (Rooney, 2000), sehingga berpotensi

untuk menjadi pangan fungsional. Menurut Ushakumari

(2004) dalam Pakhri, dkk (2017) dalam penelitianya

menunjukkan bahwa kandungan serat pangan total yang

Page 64: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |53

terpat pada jawawut sebesar 8,8% (db) untuk jawawut

yang sudah dikupas, 10,8% (db) untuk jawawut yang

diolah menjadi flakes, 8,2% (db) dalam popped jawawut

dan 8,3% (db) kandungan serat pangan total pada

jawawut yang telah ditepungkan dan dikeringkan dengan

mesin roller dryner.

1. Tepung Jawawut

Bahan : 2 kg Jawawut

Alat : Baskom, peniris, plat aluminium/ tampah,

mesin penepung, pengayak 80 mesh

Cara Membuat:

• Cuci bersih biji jawawut hingga air cucian jernih

• Rendam jawawut selama 18 jam

• Tiriskan biji jawawut hingga kadar air berkurang

• Giling biji jawawut dengan mesin penepung

• Jemur tepung jawawut di bawah sinar matahari

atau pada suhu 50oC bila menggunakan oven

• Untuk mendapatkan hasil tepung yang halus,

setelah kering tepung bisa diayak menggunakan

ayakan 80 mesh

• Kemas dalam wadah tertutup dan simpan di

tempat kering

Page 65: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

54 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

2. Bubur Jawawut

Bahan : Jawawut 250 g

Gula merah iris halus 150 g

Air 3 liter

Daun Pandan 2 lembar

Santan kelapa secukupnya

Garam secukupnya

Alat : Panci dan Sendok pengaduk

Cara membuatnya :

Bubur

➢ Cuci beras jawawut dengan air

➢ Masak beras jawawut bersama air dan daun

pandan dengan api kecil sambil sesekali diaduk

hingga lunak dan kental.

➢ Masukkan gula dan garam, aduk hingga gula larut

dan matang.

Santan

➢ Santan kelapa (tidak encer) kemudian tambahkan

garam secukupnya lalu dimasak sambil di aduk.

Penyajian:

➢ Hidangkan bubur yang telah masak dan diatasnya

disiram kuah santan

➢ Siap dinikmati

Page 66: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |55

Gambar 11. Bubur Jawawut (Sumber: Dokumen Pribadi)

3. Cookies Jawawut Cappucino

Cookies adalah produk pangan yang umumnya

berbentuk bulat. Akan tetapi seiring berkembangnya

zaman masyarakat banyak mengembangkan berbagai

bentuk unik dan lucu dari cookies tersebut. Cookies

banyak beredar di pasaran akan tetapi harganya cukup

mahal karena masih berupa produk impor. Hal ini tidak

sesuai dengan kebutuhan konsumen akan pangan sehat

yang harganya terjangkau (Pakhri, 2017).

Page 67: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

56 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

Gambar 12. Cookies Jawawut Cappucino

Sumber: (https://cookpad.com/id/resep/6625593-good-day cappuccino-cookies)

Bahan: 300 gram tepung jawawut

100 gram tepung terigu

150 gram gula halus

200 gram margarin

2 butir kuning telur

¼ sendok teh baking powder

1 bungkus cappucino

Cara Membuat:

➢ Kocok margarin dengan gula halus, dan baking

powder sampai tercampur rata lalu masukkan

kuning telur.

Page 68: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |57

➢ Masukkan campuran tepung dan cappucino ke

dalam adonan margarin, lalu diaduk sampai kalis.

➢ Cetak adonan menggunakan cetakan cookies

➢ Taburi cookies dengan choco chips

4. Cake Jawawut

Bahan: 180 gram tepung jawawut

7 butir telur

170 gram gula halus

250 gram margarin

¼ sendok teh TBM

¼ sendok teh baking powder

Keju

Cara Membuat :

➢ Pisahkan putih dan kuning telur kemudian

sisihkan

➢ Kocok putih telur sampai mengembang

kemudian sisihkan

➢ Kocok margarin dengan gula halus, TBM, dan

baking powder sampai tercampur rata lalu

masukkan kuning telur satu per satu

Page 69: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

58 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

➢ Masukkan kocokan putih telur dan tepung ke

dalam adonan margarin secara bergantian

sambil diaduk dengan mixer kecepatan rendah.

➢ Tuangkan adonan ke dalam loyang yang telah

diolesi margarin dan ditaburi tepung, lalu oven

adonan cake sampai matang.

➢ Taburi cake dengan keju yang telah diparut.

Gambar 13. Cake jawawut Sumber: (https://raingrande.com/hashtag/gbdi)

Page 70: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |59

5. FLakes

Flakes merupakan bentuk pertama dari produk siap

santap (Hildayanti, 2012). Menurut Tribelhorn (1991),

pembuatan flakes secara tradisional dapat dilakukan

dengan cara mengukus biji serealia yang sudah

dihancurkan (kurang lebih sepertiga dari ukuran awal biji)

pada kondisi bertekanan selama dua jam atau lebih lalu

dipipihkan diatara dua rol baja. Setelah itu dikeringkan dan

dipanggang pada suhu tinggi.

Menurut Ushakumari (2004) dalam Pakhri, dkk

(2017) dalam penelitianya menunjukkan bahwa

kandungan serat pangan total yang terdapat pada

jawawut sebesar 8,8% (db) untuk jawawut yang sudah

dikupas, 10,8% (db) untuk jawawut yang diolah menjadi

flakes, 8,2%. Pengolahan jawawut menjadi flakes

disajikan pada Gambar 15.

Gambar 14. Flakes (Sumber: Hildayanti, 2012)

Page 71: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

60 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

Gambar 15. Diagram pembuatan flakes jawawut

(Hildayanti, 2012)

Bahan tambahan • Gula : 10% • Garam : 2% • Vanili : 2%

200 g

Pencucian

Perendaman dan pengukusan

Pencampuran adonan

Pemipihan dan Pencetakan

Oven (140C) selama 25 menit

FLAKES JAWAWUT

Pembentukan lembaran

Jawawut Sosoh

Page 72: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |61

6. Roti Franc (Cookpad, Tanpa Tahun)

Bahan:

2 sdm ragi

2 sdm gula

1 cup air hangat (+ 2 sdm lagi)

3 butir putih telur

1,5 cup maizena

0,5 cup tapioka

0,5 cup jawawut

0,5 cup mocaf

2 sdt santan kental

1 sdt garam

0,25 cup butter

2 sdt cider vinegar

Putih telur untuk poles terakhir

2 sdt wijen

Gambar 16. Rotu Franc

Page 73: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

62 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

Cara membuatnya :

➢ Campur ragi dan air hangat, diamkan selama 5

menit

➢ Olesi loyang dengan minyak dan lapisi dengan

kertas roti

➢ Campurkan semua bahan dan aduk, masukkan

campuran ragi nanti adonannya seperti adonan

bolu tapi lebih berat

➢ Bagi dua adonan, masukkan ke dalam loyang.

Rapihkan bagian atas dengan sendok basah.

Buat sobekan kecil pakai pisau

➢ Taburi dengan wijen

➢ Masukkan ke daam oven yang masih dingin,

nyalakan dengan 200oC

➢ Panggang 30 menit, olesi dengan putih telur,

panggang lagi 10 menit

Page 74: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |63

7. Makaroni campuran jawawut, Ubi Jalar,

terigu

Gambar 17. Pembuatan makaroni jawawut, ubi jalar ungu, dan terigu

(Firiani dkk., 2013)

Page 75: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

64 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

PENUTUP

Jawawut merupakan salah satu SDG lokal yang dimiliki

Indonesia dan merupakan jenis tanaman rumput semusim.

Selama ini tanaman jawawut termasuk tanaman yang

terabaikan karena dikenal sebagai pakan burung dan

belum banyak dimanfaatkan sebagai sumber bahan

pangan. Padahal jawawut memiliki gizi yang tidak kalah

dibanding dengan serealia lainnya.

Budidaya tanaman jawawut sama dengan tanaman

serealia lainnya dapat tumbuh mulai dari ketinggian 0-

2000 m dari permukaan laut. Jawawut memiliki

keunggulan yaitu memiliki adaptasi pada lahan yang semi

kering atau kering tetapi tidak tahan pada genangan air.

Mudah dalam budidaya namun sangat disukai oleh burung

sehingga merupakan hama utamanya.

Jawawut sebagai komoditas pangan lokal dapat

dikembangkan sebagai pengganti pangan alternatif untuk

7

Page 76: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |65

mendukung ketahanan pangan karena memiliki nilai gizi

yang tidak kalah dibandingkan dengan serealia lainnya.

Selama ini di beberapa daerah jawawut telah

dimanfaatkan sebagai pangan tradisional. Di beberapa

negara jawawut telah diolah sebagai minuman yang kaya

energi.

Jawawut selayaknya perlu disosialisasikan dan

dikembangkan kepada masyarakat karena dapat tumbuh

pada lahan marginal serta memiliki gizi yang tidak kalah

dengan serealia lainnya serta mudah dibudidayakan.

Page 77: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

66 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

DAFTAR PUSTAKA

Aliawati, G. 2003. Teknik analisis kadar amilosa dalam beras. Buletin Teknik Pertanian 8 (2) : 82-84.

Amirawati. 2013. Teknologi Budidaya Tanaman Pokem. Jayapura (Indonesia) : BPTP Papua.

Andrews, C.H. 1978. Production and maintenance of high quality soybean seed. Mafes Journal No. (blank). Seed Tech. Lab. Miss. State. Univ.

Balit Serealia. 2009. Laporan Akhir: Penelitian koleksi, karakterisasi, dan konservasi plasma nutfah serealia. Litbang Pertanian, 49 hal (Tidak dipublikasikan).

BPTP Sulawesi Barat. 2016. Potensi dan Teknologi Budidaya Tanaman Jawawut (Setaria italica) di Sulawesi Barat. http://sulbar.litbang. pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/365-potensi-dan-teknologi-budidaya-tanaman-Jawawut-setaria-italica-di-sulawesi-barat (Diakses 25 Oktober 2018).

Chandra D., Chandra, S., and Sharma PAK. 1973. Review of finger millet (Eleusine coracana (I.) gaertn): a

Page 78: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |67

power house of health benefiting. J. Food Science and Human Wellnes 5 : 149-155.

Cookpad. Tanpa Tahun. Resep Jawawut. https://cookpad.com/ id/cari/ jewawut

Delauche, J.E. 1973. Precepts of seed storage.Proc. Shortcourse for seedsmen. Miss. State Univ.P.97-123

Dykes L., and Rooney, L.W. 2006. Sorghum and millet phenol and antioxidants. J Cereal Science 44 (3) : 236-251.

Fitriani, Sugiyono, E.H. Purnomo. 2013. Pengembangan Produk Makaroni dari Campuran Jawawut (Setaria italica L), Ubi jalar Ungu (Ipomea batatas var. Ayumurasaki) dan Terigu (Triticum aestivum L.)

Food Agricultural Organization (FAO). 1995. Sorgum and Millets in Human Nutrition. David Lubin Memorial Library Cataloguing in Publication Data FAO, Rome (Italy).Food and Nutrition Series No. 27. Diakses melalui: http://www.fao.org/docrep/t0818e/t0818e00.htm#ontents (13 Mei 2014).

Harrington, J.F. 1973. Problems of Seed Storage. In:W. Heydecker (ed). Seed Ecology. The Penn. State. Univ. Press.pp 251-263.

Heyne, K. 1988. Tumbuhan berguna Indonesia.Yayasan sarana wana Jaya. Departemen Kehutunan. Jakarta

Hildayanti. 2012. Studi Pembuatan Flakes Jawawut (Setaria italic L Beauv). Skripsi. Jurusan Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Hasanudin.

Page 79: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

68 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

Goldsworty, P.R. dan N.M. Fisher. 1984. The Physiology of Tropical Field Crop (Fisiologi tanaman Budidaya Tropik, Alih bahasa Tohari) Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Ishak, A., Miswarti, WE. Putra, Jhon Firison. 2017. Pemanfaatan Tanaman Jawawut (Setaria italica L. Beauv) dalam Tradisi Petani Lokal di Bengkulu: Dulu dan Sekarang (Utilization of Foxtail Millet (Setaria italica L. Beauv) on the Peasant Tradition in Bengkulu). Bunga Rampai Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP).

Mambrasar, R. H., B. Prasetyo dan M. Martosupono. 2010. Antioksidan dan imunomodulator pada serealia. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS tahun 2010. Halaman : 154-163.

Marlin.2009. Sumber Pangan Tanaman Minor. http://daengnawan.blogspot. com/2009/07/sumber-pangantanaman-minor.html. Diakses pada tanggal Sabtu 26 Januari 2013.

Miswarti, L. Ivanti dan D. Sugandi. 2015. Potensi Pengembangan Jawawut (Setaria italica L Beauv) Sebagai sumberdaya Genetik Lokal Untuk Pengembangan Pangan Alternatif di Provinsi Bengkulu. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Sumber Daya Genetik Pertanian. Bogor 27 Mei 2015. BBP2TP .

Miswarti, T. Nurmala, dan Anas. 2014. Karakterisasi dan Kekerabatan 42 Aksesi Tanaman Jawawut (Setaria italica L Beauv). PANGAN 23(2) : 166-177.

Miswarti, M.D. Tatuhey, dan Y. Oktavia. 2013. Eksplorasi dan Karakterisasi Plasma Nutfah Jawawut (Setaria italica L Beauv) di Provinsi

Page 80: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |69

Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat. Prosiding Seminar Inovasi Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan Spesifik Lokasi Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan di Provinsi Bengkulu. BPTP Bengkulu, Desember 2013

Pakhri, A., N. Yani, H. Mas’ud dan Sirajuddin. 2017. Cookies dengan subtitusi tepung Jawawut. Media Gizi Pangan XXIV (2) : 21-27.

Prabowo Bimo. 2010. Kajian Sifat Fisikokimia Tepung Millet Kuning Dan Tepung Millet Merah. Karya Ilmiah Skripsi Hal: 1, 3-4. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Protabase. Tanpa Tahun. Setaria italica L. Beauv. http://www.database.prota.org/Protahtml/setaria.italica. Diakses Januari 2013.

Puspawati dan G.A. Kadek Diah. 2009. Kajian aktivasi proliferasi limfosit dan kapasitas antioksidan Sorgym (Sorghum bicolor L. Moench) dan Jewawut (Pennisetum sp) pada tikus Sparague Dawley. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. http://repository.ipb.ac.id/handle/ 123456789.

Rahayu, M dan Jansen, P.C.M. 1996. Setaria italica (L) P. Beauvois cv Group Foxtail

Reddy, V.G., H.D. Upadhyaya, and C.L.L. Gowda.2006. Characterization of World’s Foxtail Millet Germplash Collections for Morphological Traits. SATe Jurnal. ejurnal.icrisat.org. Agustus 2006/Vol.2/issue

Rukmi, D.L., Anang M., Legowo dan Dwiloka B. Total bakteri asam laktat, pH, dan kadar laktosa yoghurt dengan penambahan Jawawut. Jurnal Agromedia 33 (2) : 46-54.

Page 81: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

70 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

Ronney L. W, Serna S. 2009. Handbook of cereal science and technology. Marcel Dekker. New York. P 149-175.

Salimi, Y.K., Zakaria, F. R., Bambang, P. P., dan Widowati, S. 2011. Pengaruh penyosohan serealia sorghum dan Jawawut terhadap kandungan gizi, ekstrak serat β-glukan dan aktivasi proliferasi sel limfosit. Jurnal Sainstek 6 (3) : 230-237.

Sugito. Aktivitas antioksidan biologis sorgum dan Jawawut serta aplikasinya pada pencegahan penyakit degeneratif. Jurnal Pembangunan Manusia (6).

Suherman, O., Zairin, M. dan Awaluddin, 2009. Keberadaan dan Pemanfaatan Plasma Nutfah Jawawut di Kawasan Lahan Kering Pulau Lombok. http://ntb.litbang.deptan.go.id. [26 Januari 2013].

Sulistyaningrum, A., Rahmawati dan M. Aqil. 2017. Karakteristik Tepung Jewawut (Foxtail Millet) Varietas Lokal Majene Dengan Perlakuan Perendaman. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Volume 14 (1) : 11-21.

Tribelhorn, R. E., 1991. Breakfast Cereals. Di dalam : Lorenz, K. J. dan K. Kulp(Eds.). Handbook of Cereal Science and Technology. Marcel Dekker, Inc.,New York. pp : 741-762

United States Departement of Agricultural. 2006. Plant Database Setaria italica. National Resources Conservation Service. Plant.usda.gov/ profile?symbol=SET. Diakses 30 September 2012

UPOV. 2012. Foxtail Millet. Guidelines For The Conduct of Test for Distinctness, Uniformity and Stability.

Page 82: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |71

International Union for The Protection of New Varieties of Plant.

Wahyuni, S., U.S. Nugraha. 1993. Penelitian Pengeringan dan Penyimpanan Benih Kedelai. Seminar Hasil Penelitian Balittan Sukamandi, 22-28 Juni

Widowati, S dan Darmadjati, D.S 2001.Menggali Sumber Daya Pangan Lokal dan Peran Teknologi Pangan Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional. Majalah Pangan. Vol.X (36): 3-10

Zhang J, Lu H, Wu N, Yang X, Diao X. 2011. Phytolith analysis for differentiating between foxtail millet (Setaria italica) and green foxtail (Setaria viridis). PLoS One. 6:1-11.

g

VII. PENUTUP ..............................................................................

D

Page 83: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

72 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

Tentang Penulis

MISWARTI Menyelesaikan pendidikan sarjana di Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu pada tahun 1992, Magister Pertanian tahun 2014 di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung. Memulai karir sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN)

pada tahun 2000 dan saat ini penulis sebagai Ahli Peneliti Muda dengan Bidang Keahlian Budidaya Tanaman Pangan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Badan penelitian Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian. Hingga saat ini aktif melakukan penelitian, menulis, dan publikasi ilmiah, diantaranya: Eksplorasi dan Karakterisasi Plasma Nutfah Jawawut (Setaria italica L Beauv) di Propinsi Bengkulu, Sumatera Selatan dan Jawa Barat; Karakter dan Kekerabatan 42 Aksesi Tanaman Jawawut (Setaria italicaL. Beauv); Keragaan dan Komponen Pertumbuhan dan Hasil 3 Aksesi Tanaman Jawawut (Setaria italica L. Beauv) melalui Pemberian Empat Dosis Pemupukan; Potensi Pengembangan Jawawut (Setaria itlica L Beauv) Sebagai SDG Lokal Untuk Pengembangan Pangan Alternatif di Provinsi Bengkulu; Pemanfaatan Tanaman Jawawut Dalam Tradisi Petani Lokal di Bengkulu.

Page 84: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |73

WAWAN EKA PUTRA Menyelesaikan pendidikan sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Bengkulu pada tahun 2011. Memulai karir sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun 2001 dan saat ini

penulis sebagai Ahli Peneliti Pertama dengan Bidang Keahlian Farming System di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Badan penelitian Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian. Hingga saat ini aktif melakukan penelitian dan pengkajian sesuai dengan bidang keahliannya.

SITI ROSMANAH Menyelesaikan pendidikan sarjana di Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya pada tahun 2006. Memulai karir sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun 2009 dan saat ini penulis sebagai Ahli Peneliti Pertama dengan Bidang

Keahlian Budidaya Tanaman Pangan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Badan penelitian Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian. Hingga saat ini aktif melakukan penelitian dan pengkajian sesuai dengan bidang keahliannya terutama komoditas perkebunan.

Page 85: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

74 | (Setaria italica (L.) P. Beauv.)

LINA IVANTI Menyelesaikan pendidikan sarjana di Program Studi Ilmu Teknologi Pangan (ITP), Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Memulai karir sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun 2009 dan saat ini penulis sebagai Ahli Peneliti Pertama dengan

Bidang Keahlian Teknologi Pascapanen di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Badan penelitian Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian. Hingga saat ini aktif melakukan penelitian dan pengkajian sesuai dengan bidang keahliannya.

YAHUMRI Menyelesaikan pendidikan sarjana di Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu pada tahun 2007. Pada saat ini, tercatat sebagai peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu dengan jenjang fungsional Ahli Peneliti

Pertama dari tahun 2013 hingga saat ini dengan Bidang Keahlian Budidaya Tanaman Pangan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Memulai karir sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun 2005 di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Badan penelitian Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian. Hasil-hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah antara lain: Keragaan Produktivitas Benih Sumber Varietas Unggul Baru (VUB) Padi Pada Sawah Irigasi di Kabupaten Seluma; Kajian Adaptasi Cabai Merah

Page 86: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

Jawawut |75

Kencana Pada Agroekosistem Dataran Tinggi Musim Kemarau di Kabupaten Rejang Lebong; Analisis Penerapan Teknologi Penanggulangan Hama Penyakit Pada Usaha Tani Cabai Merah Dataran Tinggi di Provinsi Bengkulu; Effect Mulching and Fertilizer ZA On The Growth and Production Of Red Chili In Seluma Lowlands; Growth Response and Results Of Onion By Granting Of Organic Fertilizer From Industrial Waste and Animal Waste; dan Agronomic Performance Of Three Lowland Onion Varieties At Bengkulu City. FTAR PUSTAKA .......................................................................

Page 87: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut
Page 88: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut

SURAT PERNYATAAN

Pada hari ini tanggal Empat Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan Belas, Kami yang

beftanda tangan dibawah in menyatakan bahwa Buku Jawawut (Setaria italica (1.) P. Beauv.)

dengan Nomor Tanda ISBN 978-602-5483-74-5 kami susun bersama tim yang ada dengankontribusi sebagai berikut :

Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk data diprgunakan sebagaimana mestinya

1. Miswarti l.

2. Siti Rosmanah 2.

3. Wawan Eka putra 3.

4. Lina lvanti 4.

5, Yahumri 5.

No Nama Instansi Kontributor dalampendeskripsian

■■ Miswarti BPTP Bengkulu Kontributor Utama

2 Siti Rosmanah BPTP Bengkulu Kontributor Utama

3 Wawan Eka Putra BPTP Bengkulu Kontributor anggota

4 Lina lvanti BPTP Bengkulu Kontributor anggota

5 Yahumri BPTP Bengkulu Kontributor anggota

Page 89: JAWAWUTbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buku-Jawawut.pdfdimanfaatkan sebagai bahan makanan mie, cuka, anggur dan roti serta suplemen bagi wanita hamil dan bayi. Jawawut