Diktat Menper

download Diktat Menper

of 42

Transcript of Diktat Menper

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    1/42

    1

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    2/42

    2

    MES407

    PERAWATAN TEKNIK

    2 SKS

    Tujuan Pembelajaran:

    Mata kuliah ini memberikan pemahaman dan kemampuan untuk menelaah sebuah

    sistem serta merencanakan sebuah sistem pemeliharaan beserta prosedurnya untuk

    meningkatkan effisiensi dan kehandalan pada sistem tersebut di Industri. Selain itu

    memberikan pemahaman dan kompetensi dalam mengembangkan dan menerapkan

    pemantauan getaran dan kondisi mesin agar sistem mekanikal mencapai performance

    yang optimal dan penerapannya dalam sistem pemeliharaan.

    Silabus:

    Quality, Reliability and Maintainability; Strategi Sistem Pemeliharaan; Failure Analysis;

    Perencanaan Sistem Pemeliharaan dan Scheduling; Organisasi Sistem Pemeliharaan;

    Condition Monitoring and Condition Based Maintenance; Sistem Pemeliharaan berbasis

    komputer; Total Productive Maintenance (TPM) dan Implementasinya; Pengukuran

    effektifitas Total Productive Maintenance; Sistem Pemeliharaan berbasis Reliability dan

    pengembangannya; Perencanaan, Pengukuran, dan Standarisasi Pekerjaan

    Pemeliharaan; Kualitas Sebuah Sistem Pemeliharaan; Dasar Teori Getaran dan Kondisi

    Mesin; Dasar-Dasar Pemantauan Kondisi Mesin; Penggunaan Alat Pemantauan

    Getaran dengan Berbagai Kondisi Sistem Mekanikal dan Analisis Kondisi Mesin.

    Prasyarat: Tidak Ada

    Kepustakaan:1. Niebel, B.W., Engineering Maintenance Management, Marcel Dekker, Inc. 1994

    2. Higgin, L.R., Maintenance Planning and control, Mc Graw Hill Book Company,

    1998

    3. Mishra, R.C., and K. Pathak, Maintenance Engineering and Management, PHI,

    2002

    4. Bruel & Kjaer. Handbook of Vibration & Condition Monitoring

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    3/42

    3

    SASARAN :

    1.Memahami Reliability Maintenance

    2.Memahami Analisis dan Langkah Menemukan Kerusakan

    PENDAHULUAN

    Diagnosa kerusakan merupakan suatu kegiatan yang mencoba mendapatkan informasi

    dari semua pihak yang bertanggungjawab atas kinerja dan pengoperasian peralatan

    produksi tentang permasalahan peralatan produksi maupun solusinya, dan mencoba

    menghimpun seluruh keterangan tersebut menjadi suatu gambaran yang komprehensif

    mengenai kondisi peralatan produksi.

    Pelaksanaan diagnosis perlu memiliki pengetahuan teoritis yang lengkap mengenai

    sistem dalam peralatan produksi dan juga mempunyai pengalaman praktek yang

    memadai. Pelaksanaan diagnosis memerlukan adanya komitmen dari pimpinan, karenadiagnosis melakukan analisis secara keseluruhan. Pelaksanaan kegiatan diagnosa

    kerusakan merupakan bagian aktivitas dari Bidang Perawatan.

    PERAN MAINTENANCE

    Untuk dapat bersaing, industri harus dapat beroperasi dengan biaya minimal, agar

    beroperasi dengan biaya minimal dan memiliki kualitas produk yang tetap baik, maka

    selain biaya operasi, biaya karena breakdown, loss of production dan maintenance cost

    juga harus diminimalkan. Untuk keperluan tersebut, maka kondisi peralatan produksi

    harus dijaga agar tetap prima, hal ini dapat dicapai dengan menerapkan seluruh metode

    maintenance secara tepat.

    Perkembangan dalam optimalisasi kemampuan maintenance terus berkembang yang

    dalam perkembangannya telah memberikan dampak saling memperkuat.

    Titik sentral keberhasilan dalam peningkatan kemampuan maintenance adalah

    ketajaman dalam melakukan diagnosa kerusakan yang diharapkan dapat secara dini

    dapat mengetahui kelainan-kelainan dalam peralatan, sehingga akan meningkatkan

    reliability maintenance yang pada akhirnya dapat meminimalkan maintenance cost.

    Perkembangan Reliability Maintenance

    Seiring dengan perkembangan pengetahuan telah memberikan dampak terhadap

    perkembangan reliability maintenance, sebagai berikut :

    a.Reactive Maintenance, merupakan kegiatan maintenance tidak terencana, tindakan

    maintenance dilakukan apabila telah terjadi kerusakan yang fatal.

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    4/42

    4

    b.Preventive Maintenance, merupakan kegiatan maintenance pencegahan untuk

    menghindari kerusakan yang fatal, sudah dilakukan perencanaan maintenance

    berdasarkan Time Base Maintenance (TBM).

    c.Predictive Maintenance, merupakan kegiatan maintenance pencegahan untuk

    menghindari kerusakan yang fatal serta mempertahankan umur peralatan yang

    optimal, perencanaan maintenance berdasarkan hasil monitoring kondisi peralatan,

    diagnosa dan analisis kerusakan.

    Biaya penerapan predictive maintenance jauh lebih kecil dibandingkan biaya reactive

    maintenance maupun preventive maintenance.

    Agar penerapan predictive maintenance berhasil, diperlukan tenaga ahli yang memiliki

    kemampuan dan keterampilan yang mencukupi. Walaupun saat ini telah tersedia

    software predictive maintenance dengan kemampuan sistem pakar (expert system),

    peran operator dengan kemampuan analisis tidaklah dapat digantikan. Mengingat

    teknologi akan terus berubah, maka agar dapat menjadi operator yang handal dalam

    predictive maintenance, harus memiliki :

    ilmu dasar yang cukup

    menguasai teknologi predictive maintenance

    memiliki soft skill yang baik.

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    5/42

    5

    d.Proactive Maintenance, merupakan kegiatan maintenance yang langsung

    memberikan tindakan-tindakan corective atas kelainan atau penyimpangan kinerja

    peralatan dengan tidak mengganggu operasi atau production loss karena

    breakdowntime oleh kegiatan proactive maintenance. Untuk mendukung keberhasilan

    proactive maintenance biasanya didukung dengan ketersediaan peralatan substitusi

    yang telah memenuhi standar operasi, kemampuan skill operator yang memadai dan

    teknologi peralatan yang digunakan dalam kegiatan proactive maintenance.

    Berikut adalah grafik yang menggambarkan proporsi dari ke-empat kegiatan

    maintenance :

    2.2 Maintenance Tasks

    Agar kegiatan ke-empat kegiatan maintenance seperti yang telah dijelaskan dapat

    memberikan dukungan yang optimal, diperlukan pengelompokkan kegiatan-kegiatan

    maintenance kedalam 4 kategorikegiatan maintenance tersebut, beberapa perusahaan

    mengelompokannya sebagai berikut :

    A.Reactive Maintenance, secanggih apapun teknologi yang digunakan, tidak menjamin

    akan memberikan kinerja sesuai yang telah diperkirakan. Dalam kenyataannya sangat

    mungkin terjadi kerusakan yang tiba-tiba, tetapi dengan berkembangnya teknologi

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    6/42

    6

    maintenance, maka porsi kegiatan reactive maintenance ini terus menurun dan terus

    diturunkan.

    B.Preventive Maintenance:

    Cleaning

    Lube oil replacement

    Lubrication / Greasing

    HEARTHS (HEAR ToucH See Smell)

    Daily Routine Inspections

    Weekly maintenance

    Overhaul

    Dll

    C.Predictive Maintenance:

    Oil analysis

    Vibration Monitoring

    Wearing rate measurement

    Elongation Check

    NDT

    Power Quality

    Motor Condition

    Insulation Resistance Test

    Electrical cable splicing

    dll

    D.Proactive Maintenance :

    Alignment

    Balancing dll

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    7/42

    7

    Secara lebih luas lagi maka kegiatan maintenance dapat digambarkan sebagai berikut :

    LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSA KERUSAKANPada umumnya peralatan tidak rusak secara tiba-tiba, tetapi secara perlahan-lahan.

    Sebelum mencapai kondisi benar-benar rusak, peralatan akan memberikan sinyal

    mengenai tahapan kerusakan tersebut. Seorang operator yang berpengalaman akan

    memiliki kepekaan terhadap tanda-tanda kerusakan sebagai berikut :

    Sistem berhenti

    Getaran yang berlebihan

    Terdengar suara asing

    Meningkatnya suhu

    Tercium bau asing

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    8/42

    8

    Berikut adalah diagram tahapan kerusakan fungsi :

    Dengan memperhatikan tahapan kerusakan seperti di atas, maka secara umum dapat

    menentukan langkah-langkah dalam diagnosa kerusakan meliputi kegiatan sebagai

    berikut

    1.Identifikasi

    2.Analisa data

    3.Membuat kesimpulan

    4.Rekomendasi

    Untuk mendukung akurasi hasil diagnosa, metoda yang digunakan antara lain :

    A.Condition Monitoring

    B.Run to Fail

    C.Root Causes / Failur Analysis

    A.Condit ion Monitoring

    Condition monitoring merupakan metoda yang paling efektif dalam menemukan

    kerusakan fungsi, tetapi memerlukan peralatan Analyzer yang cukup mahal yang

    mampu mengidentifikas, menganalisa dan membuat kesimpulan sekaligus secara

    komputerisasi. Adapun perkembangan kegiatan metoda condition monitoring ini

    ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini :

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    9/42

    9

    Berikut sebuah studi kasus penerapan condition monitoring di sebuah perusahaan

    kilang LNG, pada unit pompa pendingin air laut (cooling water pump) :

    1. Identifikasi

    Grafik hasil monitoring Vibrasi

    Case 20-08-04 :Overall vibrasi naik dari 0.04 ips ke 0.202 ips

    Predominant frekwensi 1X running speed

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    10/42

    10

    2. Analisis

    -Perubahan level vibrasi terjadi tidak secara gradual dan terjadi pada hampir semua titik

    pengukuran, baik pada posisi motor maupun pompa

    -Dari profile plot, alarm vibrasi terjadi baik pada motor maupun pompa

    - Dari spektrum data perubahan amplitudo secara signifikan terjadi pada frekwensi 598

    rpm (1X running speed) dan 2990 rpm (5X running speed), dan frekwensi dominan

    pada 1X running speed.

    Dari data-data yang ada kemungkinan problem adalah pada daerah sekitar kopling,

    dimana efek vibrasinya secara signifikan mempengaruhi tingkat vibrasi baik pada motor

    maupun pompa.3. Kesimpulan ( Probability Problem)

    Kopling Unbalance

    Kopling Misalignment, Rubber Kopling Keras/fatigue

    Impeller Unbalance

    4. Rekomendasi

    Reposisi insert rubber kopling

    Reposisi hub kopling 1800

    Monitor vibrasi lebih rapat (frequently monitoring)

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    11/42

    11

    B.Run to Fail

    Metoda run to fail merupakan kegiatan diagnosa setelah terjadi penyimpangan pada

    hasil produksi, kemudian dilakukan identifikasi dan analisis terhadap unit peralatan yang

    menyebabkan penyimpangan produk tersebut, mulai dari peralatan yang paling dekat

    dengan proses untuk menghasilkan produk.

    C.Root Causes / Failur Analyisis

    Merupakan metoda menemukan kerusakan yang paling lengkap, dengan cara

    mengurutkan sumber-sumber penyebab kerusakan. Tahapan pokok untuk menemukan

    kerusakan atau gangguan antara lain :

    1.Menguasai Sistem, kita harus mempelajari :

    Buku petunjuk pengoperasian Buku petunjuk perawatan (Maintenance Manual)

    Kartu Mesin (Maintenance Record)

    Prosedur Perawatan

    Pengalaman

    2.Mencari Informasi dari Operator :

    Apakah peralatan rusak pada waktu bekerja ?

    Bagaimana dan dimana peralatan dioperasikan ?

    Apakah gangguan ini pernah/sering terjadi sebelumnya ? Apakah Operator telah memperbaiki atau telah mengubah fungsi-fungsi tombol

    pengendalian ?

    3.Mengoperasikan Mesin (bila mesin dapat dioperasikan) :

    Operasikan mesin sesuai SOP

    Buktikan informasi dari Operator tadi, perhatikan gerakan, lihat, dengar, cium dan

    rasakan tanda-tanda kerusakan muncuk dan dibagian mana

    Periksa instrument (alat ukur) apakah baik/rusak

    4.Menginspeksi atau Memeriksa Peralatan / Sistem :

    Dari hasil pengamatan selama mengoperasikan mesin, tentu telah mencurigai bagian-

    bagian yang memberikan tanda-tanda gangguan. Periksalah bagian tersebut dengan

    cermat

    5.Membuat Daftar Kemungkinan Penyebab Gangguan :

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    12/42

    12

    Dari hasil catatan sewaktu inspeksi, dibuat daftar kemungkinan penyebab

    gangguan/kerusakan

    Ingat ! satu kerusakan dapat menyebabkan kerusakan yang lain lagi

    6.Membuat Kesimpulan atas Dasar Analisis :

    Dari daftar penyebab gangguan/kerusakan tadi, lakukn analisis untuk menyimpulkan

    bagian mana yang mengalami kerusakan

    7.Uji Kesimpulan Untuk Mengambil Keputusan :

    Tes kesimpulan untuk memastikan/meyakinkan kebenarannya

    Pengujian dapat langsung membongkar komponen kemudian diperiksa seksama atau

    dengan alat tes (tester) yang sesuai dengan masalah yang akan diuji

    Perubahan Teknik - teknik Perawatan

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    13/42

    13

    PATTERN A

    Biasa dikenal dengan bathtup curve, dimulai dengan tingkat insiden kegagalan

    yang tinggi (dikenal infant mortality)

    Diteruskan dengan tingkat kegagalan yang konstan, kemudian WEAR OUT

    Alat mekanik yang kompleks yang mengalami kerusakan premature, seperti

    gearbox, transmisi dll

    PATTERN B

    Konstan atau sedikit meningkat tingkat kemungkinan kegagalannya, kemudian

    WEAR OUT

    Cocok dengan peralatan mekanik seperti pompa, Valve dan perpipaan (erosi)

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    14/42

    14

    PATTERN C

    Kemungkinan terjadinya kegagalan meningkat secara pelan, tetapi tidak

    teridentifikasi adanya WEAR OUT

    Kelelahan pada struktur

    PATTERN D

    Terjadi peningkatan kemungknan kegagalan ketika peralatan masih baru atau

    baru keluar dari shop, kemudian meningkat cepat sampai pada level yang

    konstan

    Kelelahan atau creep pada struktur

    PATTERN E

    Tingkat kemungkinan kegagalan relatif konstan selama beroperasi

    Peralatan elektro-mekanikal yang kompleks tanpa adanya mode kegagalan yang

    dominan

    Atau peralatan yang mengalami pembebanan sangat besar

    PATTERN F

    Mulai dengan tingkat kemungkinan kagagalan insiden yang cukup tinggi (infant

    mortality), kemudian turun sampai pada kondisi konstan atau peningkatan yang

    sangat rendah

    Komponen elektronik dan PLC

    BAB :Overall Equipment Effectiveness-Overall Plant Effectiveness

    Pengantar

    Definis i Efektif itas Alat/Mesin

    Ukuran nilai tambah yang diberikan oleh alat/mesin pada bagian produksi

    Sasaran TPM adalah meningkatkan efektifitas alat/mesin sehingga dapat dioperasikan

    sepenuh potensinya dan mempertahankannya

    Pada industri pemrosesan, efektifitas mesin diperluas menjadi efektifitas pabrik

    Efektifitas mesin/alat

    2 pendekatan untuk memaksimalkan efektifitas mesin

    Kuantitatif : meningkatkan ketersediaan alat (availability) dan memperbaiki

    produktifitas

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    15/42

    15

    Kualitatif : mengurangi jumlah produk cacat, menjaga dan meningkatkan

    mutu

    Dalam TPM, meningkatkan efektifitas mesin/alat ditempuh dengan cara mengurangi

    atau menghilangkan kerugian-kerugian yang terjadi

    Kerugian-kerugian/losses

    Breakdown losses (Kerugian akibat breakdown)

    kerugian waktu (produktivitas menurun), kerugian jumlah karena produk cacat

    Setup and adjustment losses (kerugian karena penyetelan dan penyesuaian)

    Idling and minor stoppage losses (kerugian karena idle dan penghentian

    mesin) Reduced speed losses (kerugian karena berkurangnya kecepatan operasi)

    Quality defect and rework losses (kerugian karena cacat mutu dan pengerjaan

    ulang)

    Startup losses (kerugian yang terjadi saat startup)

    Goal peningkatan efektifitas alat

    Jenis Kerugian Goal Keterangan

    Breakdown 0 Kurangi sampai nol u/ semua alat

    Setup & Adjusment Minimalisasi Kurangi setup menjadi kurang dari 10 menit

    Reduced speed 0 Kecepatan operasi = kecepatan design

    Idling minor stoppages 0 Kurangi sampai nol u/ semua alat

    Cacat mutu dan kerja ulang 0 100 30 ppm masih dapat diterima

    Start-up Minimalisasi

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    16/42

    Meng

    Termi

    ukur efekt

    Availabi li

    dan adjus

    Performa

    menurun

    Quality R

    start-up

    nologi efek

    Waktu petertentu

    Waktu op

    Waktu op

    pada kec

    Waktu op

    ifitas mes

    ty ditingka

    tment

    nce Rat

    ya kecepa

    ate ditingk

    tifitas mesi

    mbebana

    erasi (Op

    erasi bers

    patan teta

    erasi bers

    in/alat

    tkan deng

    ditingk

    tan, idling

    atkan den

    n/alat

    (Loading

    rating Ti

    ih (Net Op

    p atau sta

    ih = waktu

    n mengur

    tkan den

    an minor

    an mengu

    Time): ke

    e):waktu

    erating Ti

    il

    operasi

    ngi kerugi

    gan me

    toppage

    angi cacat

    ersediaan

    dimana m

    e): waktu

    minor stop

    an karena

    gurangi

    produk da

    alat/mesin

    sin benar-

    dimana m

    age

    breakdown

    kerugian

    n kerugian

    selama pe

    enar bero

    esin diope

    16

    , setup

    karena

    karena

    riode

    perasi

    asikan

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    17/42

    17

    Waktu Operasi Bersih Bernilai (Valuable Net Operating Time): waktu dimana

    mesin memproduksi barang dengan mutu baik

    Waktu operasi bersih bernilai = waktu operasi bersih waktu untuk rework

    Contoh kasus

    A: Working hours/day 60 mnt x 8 jam = 480 menit/hari

    B: Planned Down Time/day = 20 mnt/hari

    C: Loading Time/day = A B = 460 menit/hari

    D: Stoppage losses/day = 60 menit/hari

    setup = 20 mnt

    breakdown = 20 mnt

    adjustment = 20 mnt

    E: Operating time/day = C D = 400 mnt

    G: Output/day = 400 unit/hari

    O : Defect = 2%

    I : Ideal cycle time = 0.5 mnt/unit

    J: Actual cycle time = 0.8 mnt/unit

    Jawaban

    F: Actual processing time = 0.8x400 = 320

    T : Availability = E/C x 100% = 400/460x100% = 87%

    M: Operating speed rate = I/Jx100% = 0.5/0.8 x 100% = 62.5%

    N: Net operating rate = F/Ex100% = (0.8x400)/400x 100% = 80%

    L: Performance efficiency = MxNx100% = 0.625x0.8x100% = 50%

    H: Quality Rate = 100-2 = 98%

    OEE = TxLxHx100%= 0.87x0.50x0.98x100%= 42,6 %

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    18/42

    18

    Standard Nilai OEE/OPE

    < 65% Unacceptable. Hidden dollars are slipping away. Get help now.

    65-75% Passable, only if quarterly trends are improving.

    75-85% Pretty Good. However, do not stand still; continue to drive to a world-class level. (>85%for batch type processes and > 90% for continuous discrete processes. Continuous on stream

    process industries should have OEE values of 95% or better.)

    Menghitung Availability Peralatan

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    19/42

    19

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    20/42

    20

    BAB TPM

    PILAR TPM

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    21/42

    21

    PILAR ke 1 : 5S (TPM dimulai dengan 5S. Permasalahan tidak bisa dilihat dengan jelas

    apabila tempat kerja tidak terorganisasi. Melakukan bersih-bersih dan mengatur tempat

    kerja membantu team untuk mampu menguak permasalahan. Membuat permasalahan

    terlihat adalah langkah pertama improvement.

    PILLAR 2 - JISHU HOZEN

    ( Autonomous Maintenance )

    Pillar ini dimaksudkan untuk bisa meningkatkan operator untuk mampu menangani

    kegiatan-kegiatan perawatan sederhana, sehingga membebaskannya dari para perawat

    trampil untuk menggunakan waktunya pada kegiatan-kegiatan yang lebih bernilai

    tambah dan reparasi teknik. Operator bertanggung jawab untuk menjaga peralatan

    mereka terhadap deteriorasi.

    Policy :

    1. Operasi mesin yang tak terganggu (uninterrupted).

    2. Operator yang fleksibel untuk mengoperasikan dan merawat mesin lain.

    3. Eliminasi cacat di sumbernya melalui partisipasi karyawan secara aktif.

    4. Implementasi bertahap kegiatan-kegiatan Jishu Hozen.

    Target JISHU HOZEN (Prwt Mandiri):

    1. Menurunkan pemakaian oli sampai 50%

    2. Meningkatkan kegiatan JH 50%

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    22/42

    22

    Langkah-langkah dalam JISHU HOZEN (Prwt Mandir i):

    1. Mempersiapkan karyawan.

    2. Pembersihan awal mesin.

    3. Menangani kejanggalan (counter measure).

    4. Fix tentative JH standards

    5. Inspeksi umum

    6. Inspeksi autonomous

    7. Standarisasi dan

    8. Autonomous management.

    Masing-masing langkah tersebut dijelaskan seperti di bawah ini:

    1. Latih karyawan:

    Didik karyawan tentang TPM, keunggulannnya, keunggulan JH dan langkah-langkah JH. Didik karyawan untuk memahami tentang ketidak normalan mesin.

    2. Pembersihan awal mesin :

    Supervisor dan teknisi harus mendiskusikan dan menetapkan tanggal

    untuk mengimplementasikan Langkah 1.

    Rapihkan / siapkan seluruh item untuk pembersihan.

    Pada tanggal yang telah ditentukan, karyawan harus membersihkan

    mesin secara menyeluruh dengan bantuan departemen perawatan. Debu, karat, sisa minyak dan grease harus dihilangkan

    Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan selagi membersihkan:

    kebocoran oli, kabel yang lepas, baut mur yang tidak dikencangkan, dan

    bagian-bagian mesin yang aus.

    Setelah membersihkan permasalahan dikelompokkan dan dibuat

    taggingnya. Tag putih diletakkan di mana permasalahan dapat

    diselesaikan oleh operator, tag pink bila dibutuhkan bantuan dari

    maintenance.

    Isitaggingditransfer ke suatu register

    Buat catatan dari area yang tidak bisa diakses.

    Akhirnya tutup bagian yang terbuka dari mesin dan jalankan mesin.

    3. Penanganan kejanggalan (Counter Measures):

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    23/42

    23

    Bagian-bagian yang tidak bisa diakses harus bisa dicapai dengan mudah.

    Misal apabila ada banyak baut untuk membuka suatu pintu flywheelmaka

    pintu berengsel bisa digunakan. Daripada membuka pintu untuk inspeksi,

    lebih baik dipasang kaca acrylic.

    Untuk mencegah bergesernya bagian-babgain mesin perlu tindakan-

    tindakan yang tepat.

    Bagian-bagian mesin harus dilakukan modifikasi untuk mencegah

    akumulasi kotoran dan debu.

    4. Tentative Standard :

    Jadual JH harus dibuat dan diikuti secara ketat.

    Jadual harus dibuat terhadap pembersihan, inspeksi dan pelumasan dan

    harus juga mengikutkan detail seperti when, whatdan how.5. Inspeksi umum :

    Karyawan harus dilatih dalam pengetahuan tentang pneumatic, electrical,

    hydraulics,pelumas dan pendingin, drives,baut, mur dan Safety.

    Ini diperlukan untuk meningkatkan ketrampilan teknis dai karyawan untuk

    menggunakan manual inspeksi secara benar.

    Setelah memahami pengetahuan baru ini haruslah di share dengan yang

    lain.

    Dengan didapatnya pengetahuan teknis baru ini, operator sekarang

    sangat memahami dakn bagian-bagian dari mesin.

    6. Autonomous Inspection :

    Digunakan metoda baru untuk pembersihan dan pelumasan.

    Masing-masing karyawan menyiapkan autonomous chart / jadualnya

    sendiri dengan berkonsultasi dengan supervisornya.

    Bagian-bagian yang tidak pernah memberikan masalah apapun atau part

    yang tidak membutuhkan sebarang inspeksi dihapus dari list secara

    permanen didasarkan pada pengalaman. Ini termasuk bagian-bagian

    mesin yang memiliki kualitas prima. Ini akan mengurangi cacat karena

    masih kurangnya kesempurnaan JH

    Inspeksi yang dilakukan dalam perawatan pencegahan dimasukkan dalam

    JH

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    24/42

    24

    Frekuensi pembersihan dan inspeksi bisa dikurangi berdasarkan

    pengalaman.

    7. Standarisasi :

    Selain mesin dan peralatan lain dalam tahap ini lingkungan mesin harus

    diorganisasikan. Item-item yang dibutuhkan harus diatur sedemikian rupa

    sehingga tidak perlu mencari ataupun waktu pencariannya menjadi

    pendek.

    Lingkungan kerja dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tidak ada

    kesulitan untuk mendapatkan sebarang item yang dibutuhkan.

    Setiap orang harus mengikuti perintah pekerjaan secara ketat.

    Kebutuhan suku cadang untuk equipment harus direncanakan dan

    diadakan.8. Autonomous Management :

    OEE dan OPE dan target-target TPM lainnya harus dicapai dengan

    melakukan peningkatan berkesinambungan melalui Kaizen.

    Siklus PDCA ( Plan, Do, Check,danAct ) harus diimplementasikan untuk

    Kaizen.

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    25/42

    25

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    26/42

    26

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    27/42

    27

    BAB : Reliabili ty Centered Maintenace

    Reliability Centered Maintenance (RCM) adalah sebuah proses sistematis yang

    harus dilakukan untuk menjamin seluruh fasilitas fisik dapat beroperasi dengan baik

    sesuai dengan desain dan fungsinya.

    RCM akan membawa kepada sebuah program maintenance yang fokus pada

    pencegahan terjadinya jenis kegagalan yang sering terjadi.

    Tujuan dari RCM:

    1. Untuk mengembangkan desain yang sifat mampu dipeliharanya(maintain

    ability) baik.

    2. Untuk memperoleh informasi yang penting untuk melakukan improvement pada

    desain awal yang kurang baik.

    3. Untuk mengembangkan sistem maintenance yang dapat mengembalikan

    kepada reliability dan safety sepert awal mula equiment dari deteriorasi yang

    terjadi setelah sekian lama dioperasikan.

    4. Untuk mewujudkan semua tujuan di atas dengan beaya minimum.

    Step Proses RCM

    1. Identifikasi equipment yang penting untuk di-maintain, biasanya digunakan

    metode failure; mode; effect; critacality analysis(FMECA) dan fault tree

    analysis (FTA).

    2. Menentukan penyebab terjadinya kegagalan, tujuannya untuk memperoleh

    probabilitas kegagalan dan menentukan komponen kritis

    yang rawan terhadap kegagalan. Untuk melakukan hal ini maka diperlukan data

    yang histori yang lengkap.

    3. Mengembangkan kegiatan analisis FTA, seperti : menentukan prioritas

    equipment yang perlu di maintain.4. Mengklasifikasikan kebutuhan tingkatan maintenance.

    5. Mengimplementasikan keputusan berdasar RCM.

    6. Melakukan evaluasi, ketika sebuah equipment dioperasikan maka data secara

    real-life mulai direcord, tindakan dari RCM perlu direevaluasi setiap saat agar

    terjadi proses penyempurnaan.

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    28/42

    28

    Pandangan berbeda terhadap kerusakan

    Performance standard digunakan untuk mendefinisikan functional failure

    Banyak waktu dan energi dapat dihemat jika performance standard ditetapkan

    secara jelas sebelum terjadinya failure/kegagalan

    Performance standard digunakan untuk mendefinisikan failure/kegagalan harus

    di-set oleh personil operasi dan personil perawatan bekerja sama dengan

    orang-orang yang mempunyai legitimasi untuk mengatakan bagaimana aset/alat

    tersebut seharusnya bekerja.

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    29/42

    29

    Apa yang d isebut Fai lure Mode (What is a Fai lure Mode)

    Failure mode (cause of failure) adalah suatu kejadian (event) yang

    menyebabkan functional failure.

    Cara terbaik untuk menunjukkan hubungan dan perbedaan antara failed

    states dan failure mode adalah membuat list functional failures terlebih dulu,kemudian menuliskan failure mode yang dapat menyebabkan setiap

    functional failure.

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    30/42

    30

    Failure Effects (dampak)

    Tahap ke-4 dalam RCM adalah :

    What happens when each failure mode occurs? Known as failure

    effects

    Failure effects describe what happens when a failure mode occurs.

    Failure effect menjelaskan akibat/dampak yang terjadi akibat failure mode. Failure effect adalah menjawab pertanyaan What happens?

    Pernyataan dari failure effect akan digunakan sebagai taksiran dalam

    menentukan tingkat dampak baik lokal, sistem maupun plant

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    31/42

    31

    BAB PERENCANAAN KERJA DENGAN WBS(WORK BREAKDOWN

    STRUCTURE)

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    32/42

    32

    Analisa Vibrasi

    Sebuah gear box diputar oleh motor listrik dengan putaran motor 1800 rpmDidalam gear box terdapat 3 bearing, masing2 :

    A = Journal bearingB = ball bearingC = bal bearing

    Ball bearing B dan C memiliki ukuran OD = 120 mm, Diameter pitch (DP) = 100 mm,diameter ball = 20 mm, sudut beta = 0,jumlah bola = 10 buah

    Telah dilakukan pengukuran vibrasi beberapa kali dan didapatkan hasil sebagaiberikut :

    1. Pengukuran vibrasi di dudukan bearing A.diketemukan spectrum arah radialsebagai berikut :

    Interpretasi apa yang bisa diambil ?2. Pengukuran pada dudukan bearing A didapatkan spectrum radial sbb :

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    33/42

    I3.

    t4.

    d

    5. Jc

    6.

    terpretasi

    erapa frekrjadi keru

    ada penguan radial s

    ika pengukukup pesat

    apan seba

    apa yang

    ensi yangakan pada

    kuran yanb :

    uran spectbatasan-b

    iknya perb

    isa diambi

    unik yangouter, inn

    lain di du

    rum menuatasan ap

    ikan dilak

    l ?

    ditimbulkar dan ball

    ukan bear

    jukkan peyang seb

    kan ?

    oleh beaearing.

    ing B dida

    ingkatan aiknya dila

    ing B dan

    atkan spe

    mplitudo vukan ?

    , jika

    trum axial

    ibrasi yang

    3

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    34/42

    34

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    35/42

    35

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    36/42

    36

    Root Cause Failure Analysis(RCFA)

    RCFA secara berkonsentrasi secara proaktif mencari penyebab terjadinya

    kegagalan. Bedanya dengan Failed Item Analysis adalah RCFA melakukan

    kegiatan proactive sebelum dan juga bisa sesudah terjadinya kegagalan,

    sedangkan Failed Item Analysis mutlak setelah terjadi kegagalan. Tujuan utamadari RCFA adalah mencari penyebab terjadinya ketidakefisienan dan

    ketidakekonomisan, mengkoreksi penyebab kegagalan (tidak hanya

    berkonsentrasi pada efeknya saja), membangkitkan semangat untuk melakukan

    improvement secara kontinu, dan menyediakan data untuk mencegah terjadinya

    kegagalan.

    APAKAH ITU RFCA

    Failure Analysis, memeriksa karakteristik dan penyebab terjadinya kerusakan

    pada peralatan maupun komponen

    RCFA dimaksudkan untuk mengidentifikasi secara mendasar akar penyebab

    kerusakan sistem, sehingga dapat dilakukan perawatan dan perbaikan

    Tingkat Akar Penyebab

    Physical root,

    akar permasalahan dari terhentinya suatu system/equipment, identifikasi

    kerusakan bisa didapat dari pemeriksaan lab. atau hasil analisis engineering

    Human root,melibatkan faktor-faktor manusia yang menyebabkan terjadinya kerusakan

    Latent root,

    Akibat kesalahan alami, prosedural, manusia ataupun lingkungan.

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    37/42

    37

    Contoh :

    RCFA of pressure vessel and bolt

    Root Type Pressure Vessel Failure Bolt Failure

    Physical Roots

    Human Roots

    Latent Roots

    Corrosion damage, wall thinning

    Inadequate inspection

    performance

    Inadequate inspection training

    Fatigue crack ; equipment vibration,

    lack of vibration, isolation

    Improper equipment installed

    Inadequate specification verification

    process

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    38/42

    38

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    39/42

    39

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    40/42

    40

    TUGAS-TUGASSOAL-AUraikan secara jelas soal-soal berikiut :

    1. Untuk mencapai sasaran zero breakdown,dapat dilalui dengan beberapa tahapan,sepertiyang dikemukakan oleh Campbel.Jelaskan !

    2. Dalam perhitungan availability suatu system,perlu dilihat rangkaian prosesnya,apakahseri,parallel atau redundant,atau gabungan .Untuk itu anda hitung availability dari prosesdibawah ini :

    3. Perkembangan dari perawatan pabrik (Plant maintenance)sejalan dengan perkembanganperalatan.Jelaskan perbedaan metoda perawatan kuno (Old Equipment) dengan modernequipment.Penekanan aktivitas dibagian apa saja !

    4. Ada beberapa metoda,antara lain Breakdown mtc.Preventive Mtc,Corrective Mtc danPrevention Mtc.Bagaimana memilih/menetapkan metoda yang sesuai.Jelaskan untungruginya !

    5. Tingkatan kerusakan suatu equipment digambarkan seperti kurva bath tub.Dimana dalamkurva tsb ada 3 type trend yaitu DFR,CFR dan IFR.Jelaskan ketiga type trend tsb padatahapan apa Maintenance Engineering berperan ?

    6. Dalam pelaksanaan perawatan,factor reliability,maintainability,skill,organisasi,tool,documentsangat menunjang keberhasilan pelaksanaan perawatan.Jelaskan dan uraikan factor-faktor

    tsb diatas terhadap keberhasilan dari pelaksanaan perawatan ?

    7. Didalam suatu organisasi perawatan kita kenal beberapa type antara lainCentralized,Devision dan Departement.Jelaskan untung rugi dari pemilihan salah satu darisb diatas!

    8. Gambarkan dan jelaskan siklus PDCA didalam suatu siklus aktivitas inspeksi perawatan !

    9. Didalam pelaksanaan TPM untuk mendapatkan IDEAL CONDITION pada tahapanPreventive Mtc terdiri dari 4 phase (reduce varity of span,lengthen life span,occasionalrepair,predict life span).Tindakan apa saja yang harus dilakukan pada setiap phasetsb.Jelaskan !

    10. Effektivitas suatau peralatan sangat dipengaruhi adanya SIX BIG LOSSES,Jelaskan !

    SOAL BUnit Pompa terdiri dari MOTOR 3KW di koupel dengan Kopling Kaku dihubungkandengan POMPA Sentrifugal.Buatkan EQUIPMENT TREE dan Failure Mode darimasing2x komponennya

    A1 A2

    A3

    A4

    Dimana EA masing-masing sbb:A1= 0,85A2= 0,90A3 = 0,70A4 = 0,80

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    41/42

    41

    SOAL CPanjang waktu kerja 1 shift = 8 jam (=480 menit),pada shift tsb terjadi : set uppenggantian dies yaitu ke1=20 menit,ke.2=25 menit,ke3= 30 menit.Saat operasi terjadi break Down = 50 menitIdeal cycle rate = 80 ppm(piece per menit),Jumlah produksi yang dihasilkan =20.000 pcs dan Riject = 500 pcs

    Hitung OEE periode tsb

    SOAL D

    Untuk mencapai Over Haul (OH) yang berhasil ,maka , semua aktifitas dilakukanWork Breakdown Structure (WBS/ pekerjaan OH dibagi menjadi beberapaaktivitas),satu sama lain saling ketergantungan (dependence)Rangkaian aktifitas OH meliputi aktivitas A s/d M,dimana Aktivitas awal terdiri dariaktivitas A,B dan CAktivitas akhir adalah K,L dan M dengan rincian durasi sbb:

    No Aktivitas Pendahulu Aktivitas Pengikut Durasi (hari)

    1 START A,B,C 02 A D 5

    3 B E 7

    4 C F 9

    5 D H,I 3

    6 E J 6

    7 F G,M 2

    8 G J 4

    9 H J 4

    10 I K 3

    11 J L 3

    12 K FINISH 5

    13 L FINISH 2

    14 M FINISH 7

    15 FINISH - 0

    PERTANYAAN ;a..Gambarkan alur kerja (NETWORK PLANNING) dari aktivitas OH tsbb.Aktivitas mana saja yang menjadi Lintasan kritis?

    SOAL EPT.XYZ merupakan produsen suku cadang,dimana dalam memproses suatu sukucadang,melalui suatu urutan proses sebagai berikut :

    Pada unit A3 mempunyai karakter Increasing Failure Rate (IFR) yang cukupsignificant dibanding dengan unit yang lain.PERTANYAAN :a.Hitung Availability Sistem A1 s/d A4

    A1

    Dimana EA masing-masing sbb:A1= 0,85A2= 0,90A3 = 0,70A4 = 0,80

    A4

  • 7/26/2019 Diktat Menper

    42/42

    42

    Dari Total waktu operasi = 650 jam tsb,Jumlah produksi actual yang dihasilkan =35.000 unit,sedangkan Cycle Time untuk menghasilkan 1 unit perlu waktu 1 menit.Jumlah produk yang rusak (reject) = 12.000 unitPERTANYAAN :c.Hitung PE (Performance Efficiency) nyad.Hitung QR (Quality rate)

    e.Hitung OEE system tsb

    SOAL FSetelah melihat performance diatas maka diambil keputusan untuk dilakukan OverHaul (OH),pada unit A3,tsb diatas.Dengan Work Breakdown Structure (WBS/pekerjaan OH dibagi menjadi beberapa aktivitas),antara lain aktivitas A s/dM,dimana Aktivitas awal terdiri dari aktivitas A,B dan CAktivitas akhir adalah H dan O,dengan rincian durasi sbb:

    No Aktivitas Pendahulu Aktivitas Pengikut Durasi (hari)

    1 START A,B,C 0

    2 A D 2

    3 B E 3

    4 C I 3

    5 D F 3

    6 E F 4

    7 F G 3

    8 G H 3

    9 H FINISH 6

    10 I J 2

    11 J K,L 3

    12 K M 3

    13 L N 3

    14 M O 4

    15 N O 3

    16 O FINISH 3

    17 FINISH - 0

    PERTANYAAN ;f.Gambarkan alur kerja (NETWORK PLANNING) dari aktivitas OH tsbg.Aktivitas mana saja yang menjadi Lintasan kritis?