perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA PENINGKATAN...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA PENINGKATAN...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEBELAJARAN AKUNTANSI
DENGAN MODEL STUDENT FASILITATOR AND EXPLAINING
PADA SISWA KELAS XII SMK KRISTEN 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh:
RISAL ARIYANTO
K7406135
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEBELAJARAN AKUNTANSI
DENGAN MODEL STUDENT FASILITATOR AND EXPLAINING
PADA SISWA KELAS XII SMK KRISTEN 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
RISAL ARIYANTO
K7406135
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRAK
RISAL ARIYANTO. K7406135. UPAYA PENINGKATAN KUALITAS
PEBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MODEL STUDENT FASILITATOR
AND EXPLAINING PADA SISWA KELAS XII SMK KRISTEN 1
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2010.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran
dengan metode Student Fasilitator And Explainig dalam rangka meningkatkan
kualitas pembelajaran akuntansi di kelas XII Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta
Tahun Pelajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Obyek
penelitian ini adalah siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta yang
berjumlah 25 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti,
guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini
dilakukan dengan pemberian simulasi terlebih dahulu oleh peneliti kepada guru kelas.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tidak terstruktur, observasi,
dokumentasi, dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2)
persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5)
pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan
tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan
refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, masing-masing
pertemuan selama 3 x 45 menit.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode Student Fasilitator And Explainig dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran akuntansi (baik proses maupun hasil). Hal tersebut terefleksi dari
beberapa indikator sebagai berikut: (1) Pemahaman materi oleh siswa meningkat dari
72% atau 18 siswa pada silkus I menjadi 80% atau 20 siswa pada siklus II, (2)
Ketuntasan hasil belajar siswa meningkat yang semula 84% atau 25 siswa pada siklus
I menjadi 96% atau sebanyak 24 siswa, (3) Selama proses pembelajaran berlangsung,
siswa yang berkelakuan baik dalam mengikuti pembelajaran meningkat dari 80% atau
20 siswa pada siklus I menjadi 92% atau 23 siswa pada siklus II, (4) Peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
jumlah siswa yang rajin dan disiplin dari 20 siswa pada siklus I menjadi 24 siswa pada
siklus II, (5) Pada siklus I kerapian siswa dalam proses pembelajaran sebanyak 80%
atau 20 siswa menjadi 92% atau 23 siswa pada siklus II, (6) Keaktifan siswa
meningkat ditunjukkan dengan keterampilan bertanya dari 68% atau 17 siswa pada
siklus I menjadi 84% atau 21 siswa pada siklus II dan keterampilan menjawab siswa
pada siklus I sebanyak 80% atau 20 siswa menjadi 84% atau 21 siswa pada siklus II,
(7) Motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar pada siklus I sebanyak 68% atau
17 siswa dan pada siklus II menjadi 76% atau 19 siswa, (8) Adanya peningkatan
pencapaian hasil belajar siswa dari 84% atau 21 siswa dengan KKM 75 pada siklus I
menjadi 96% atau 24 siswa dengan KKM 80 pada siklus II.
Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara
lain: (1) Penerapan metode student fasilitator and expliaing dalam pembelajaran, (2)
Guru membuat inovasi baru dalam menyampaikan pelajaran akuntansi, yaitu dengan
membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, (3) Guru terus memotivasi
siswa dalam belajar melalui pelaksanaan diskusi dan presentasi sehingga siswa lebih
menguasai materi dan tidak malu atau ragu untuk maju ke depan kelas. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran Student
Fasilitator And Expliaing dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi baik
dari segi proses maupun hasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
MOTTO
Ibu, tanpamu tiada mungkin aku ada
Karena kaulah aku lahir kedunia
Masa kecilku yang begitu ceria
Tanpa kusadari darimana asalnya
Kasih sayangmu menghidupkan aku
Cucuran keringatmu membesarkan aku
Belai lembutmu memanjakanku
Kata-kata nasihatmu menuntun jalanku
Kapankah saatnya tiba dirimu kembali bahagia
Besar harapan kupersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Kulantunkan doa yang tiada batasnya, untuk kepulihanmu disana
Karena aku rindu hadirmu didalam keluarga
Senyummu, candamu, semangatmu, raut wajahmu
Selalu menghiasi jiwa dan hatiku
Jam telah berganti hari, haripun berganti bulan
Ingin rasanya aku segera pulang dan menangis dalam pelukan
Kuingin merawatmu, menjagamu, membahagiakanmu
Menemanimu dalam menyusuri sisa hidupmu
Bertahanlah oh ibu, aku akan slalu disampingmu
Karena Tuhan selalu menyertaimu
”Ada tangis ada tawa, ada suka ada duka, ada susah ada bahagia”
”Segala sesuatu sudah disediakan oleh-Nya tinggal bagaimana kita menghadapinya”
”Orang yang sering menatap kebelakang susah untuk maju, maka tataplah kedepan
tapi jangan lupa dengan yang dibelakang.”
”Janganlah malu untuk maju, tetapi malulah kau karena tidak maju”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
- Ibu dan Bapak tersayang yang telah memberikan doa restu,
kasih sayang, dan nasehatnya. (cepat sembuh ibu...)
- Saudara-saudaraku yang mendukung dan memfasilitasi
penelitianku.
- Ibu Sri Witurachmi, Pak Ngadiman, terima kasih atas
bimbingan, kesabaran, dan semangatnya.
- Sahabat-sahabatku Burhan, Bayu, Ian, Murry, Dodo, Putri,
Hafid, Tonang, Wawan, Rosyid thanks for all.
- Teman-teman Pendidikan Ekonomi kelas C 2006
- Teman-teman Akuntansi 2006 yang tidak bisa tertulis
semua terima kasih.
- Almamater UNS.
- Kakak-kakak dan teman-teman kost mandiri.
- Adik tersayang ( Wika ) yang selalu mensuport penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan kehendak-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis
untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala
bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan bijaksana.
4. Dra. Sri Witurachmi. M.M, selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak
sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
5. Drs. Ngadiman, M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan,
semangat dan bimbingan dengan baik dan sabar.
6. Dra. Sri Haryanti, M.M, selaku Kepala SMK Kristen 1 Surakarta, yang telah
banyak memberikan ijin kepada penulis untuk menyusunan skripsi ini.
7. Dra. Dwi Ruswantini, selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang
memberikan informasi dan ilmu serta senantiasa memotivasi penulis dengan
penuh kesabaran.
8. Dra. Nunik Heriyanti, selaku guru pamong yang telah memberikan dorongan,
semangat dan bimbingan dengan baik.
9. Guru, karyawan, dan siswa-siswa XII Akuntansi 1 yang telah banyak memberikan
bantuan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
10. Bapak, Ibu, dan adik tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moral
maupun spiritual, dan kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi
penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
11. Teman-teman satu perjuangan Burhan, Bayu, Ian, Murry, Dodo, Putri, Hafid,
Wawan, Tonang, Hasan, Rosyid dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan
Yang Maha Esa. Amin.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
untuk itu masukan berupa kritik dan saran yang membangun untuk kedepan akan
penulis terima dengan penuh rasa terima kasih. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan
pada khususnya.
Surakarta, November 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8
1. Hakikat Belajar ...................................................................... 8
a. Pengertian Belajar ............................................................ 8
b. Pengertian Kualitas Pembelajaran ................................... 9
2. Hakikat Pembelajaran Akuntansi ......................................... 18
a. Pengertian Pembelajaran .................................................. 18
b. Pengertian Akuntansi ....................................................... 18
3. Metode Student Fasilitator And Explaining ......................... 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
a. Model Pembelajaran ........................................................ 20
b. Model Pembelajaran Student Fasilitator And Explaining. 21
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Student
Fasilitator And Explaining .............................................. 22
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................ 24
C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 25
D. Hipotesis Tindakan .................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 28
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 28
B. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................... 29
C. Pendekatan Penelitian ................................................................. 30
D. Tehnik Pengumpulan Data .......................................................... 33
E. Prosedur Penelitian ..................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 37
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................................... 37
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi SMK Kristen 1
Surakarta ...................................................................................... 42
C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 46
1. Siklus I ................................................................................... 46
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ........................................ 46
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ........................................ 50
c. Observasi dan Interpretasi ................................................. 53
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I .......................... 57
2. Siklus II .................................................................................. 59
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ....................................... 59
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ....................................... 62
c. Observasi dan Interpretasi ................................................. 66
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ......................... 70
D. Pembahasan .................................................................................. 71
BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
A. Simpulan ...................................................................................... 78
B. Implikasi ...................................................................................... 79
C. Saran ............................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 83
LAMPIRAN ....................................................................................... 85
PERIJINAN ....................................................................................... 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pembelajaran 11
Bagan 1. Tugas-Tugas Guru 12
Gambar 2. Pola Interaksi Guru Dan Anak Didik 21
Gambar 3. Alur Kerangka Berpikir 27
Gambar 4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas 31
Gambar 5. Grafik Aspek Kognitif 74
Gambar 6. Grafik Aspek Afektif 75
Gambar 7. Grafik Aspek Psikomotor 75
Gambar 8. Grafik Gabungan 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian 29
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa 35
Tabel 3. Hasil Ulangan Akhir Siswa 46
Tabel 4. Persentase capaian siswa pada Siklus I 56
Tabel 5. Hasil Ulangan Harian Akhir Siklus I 56
Tabel 6. Persentase capaian siswa pada Siklus II 69
Tabel 7. Hasil Ulangan Harian Akhir Siklus II 69
Tabel 8. Profil Hasil Penelitian 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Survei Awal 86
Catatan Lapangan 1 87
Daftar Nama Siswa 89
Daftar Nilai Survei Awal Siswa 90
Siklus I 91
Catatan Lapangan 2 92
RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 96
Soal Latihan Siklus I 100
Kunci Jawaban Soal Latihan Siklus I 101
Soal Evaluasi Siklus I 105
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I 106
Daftar Nilai Siswa Evaluasi Siklus I 110
Daftar Nilai Pemahaman Siswa 111
Daftar Nilai Kognitif Siswa 112
Daftar Nilai Afektif Siswa 113
Daftar Nilai Psikomotor Siswa 114
Gambar 1. Guru menjelaskan materi 115
Gambar 2. Siswa mendiskusikan materi 115
Gambar 3. Siswa mempresentasikan materi 116
Gambar 4. Evaluasi siklus I 116
Siklus II 117
Catatan Lapangan 3 118
RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 122
Soal Latihan Siklus II 126
Kunci Jawaban Soal Latihan Siklus II 128
Soal Evaluasi Siklus II 130
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II 133
Daftar Nilai Siswa Evaluasi Siklus II 137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
Daftar Nilai Pemahaman Materi 138
Daftar Nilai Kognitif Siswa 139
Daftar Nilai Afektif Siswa 140
Daftar Nilai Psikomotor Siswa 141
Gambar 1. Guru menjelaskan materi Siklus II 142
Gambar 2. Siswa mendiskusikan materi Siklus II 142
Gambar 3. Siswa mempresentasikan materi Siklus II 143
Gambar 4. Evaluasi siklus II 143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu
semakin cepat dan canggih yang didorong oleh arus gobalisasi yang semakin
meluas. Seiring dengan perubahan paradigma pendidikan, guru diharapkan
mampu mengambil keputusan baik ketika merencanakan maupun melaksanakan
kegiatan pembelajaran, termasuk pemecahan masalah yang ditemukan dalam
kegiatan pembelajaran dan secara kreatif memunculkan gagasan dan motivasi
baru untuk meningkatkan mutu / kualitas pembelajaran.
Pendidikan di Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk manusia yang utuh dan mandiri sesuai dengan
tujuan nasional sebagaimana yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4.
Wujud perhatian Pemerintah Indonesia terhadap pendidikan tersusun dalam
Undang-Undang Republik Indonesia, nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang dalam Bab II pasal 3 menyatakan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Dalam proses belajar mengajar banyak faktor yang dapat mempengaruhi
pencapaian prestasi dan kompetensi belajar siswa. Menurut Muhibbin Syah (2005:
144), faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi tiga macam. Pertama faktor
internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani
siswa. Kedua faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) Ketiga Faktor
pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan
metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-
materi pelajaran.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti ketika
Kegiatan Belajar Pembelajaran (KBM) berlangsung di kelas XII Akuntansi SMK
Kristen 1 Surakarta dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih belum nampak,
2. Para siswa jarang mengajukan pertanyaan, walaupun guru sering
meminta agar siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum atau kurang
paham,
3. Keaktifan siswa ketika mengerjakan soal-soal latihan pada proses
pembelajaran juga masih kurang,
4. Kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas,
5. Gaya bahasa yang digunakan guru dalam menyampaikan materi susah
untuk dipahami.
6. Kurangnya minat dan motivasi belajar siswa.
Kurangnya minat belajar dan motivasi siswa dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan semangat belajar siswa
berasal dari dalam maupun dari luar siswa. Dalam diri siswa terdapat hal-hal yang
menyebabkan siswa malas dan kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran seperti
jenuh dan merasa bosan terhadap proses pembelajaran. Siswa malas dan bosan
disebabkan karena proses pembelajaran yang monoton dan kurang menantang
kreatifitas siswa. Permasalahan siswa yang dibawa hingga ke sekolah juga
mempengaruhi semangat dan motivasi belajar siswa.
Faktor dari luar siswa adalah cara dan metode pembelajaran yang diberikan
guru bersifat monoton dan kurang menantang. Proses pembelajaran yang bersifat
monoton dapat menghambat dan mematikan kreatifitas peserta didik. Pada
umumnya guru enggan menggunakan metode pembelajaran yang bervarasi.
Padahal penggunaan metode yang bervariasi sangat penting agar siswa tidak
merasa bosan, jenuh, kurang termotivasi dan kurang antusias dalam mengikuti
proses pembelajaran. Hal inilah yang dapat mengakibatkan ketidak berhasilan
proses pembelajaran dan hasil yang dicapai siswa kurang maksimal.
Permasalahan yang dihadapi oleh siswa menuntut profesioalitas guru untuk
memecahkan permasalahan tersebut dalam proses pembelajaran. Menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Depdikbud dan Johson dalam Martinis Yamin (2006:21), unjuk kerja guru
mencakup tiga aspek yaitu : kemampuan profesional, kemampuan sosial dan
kemampuan personal. Pembelajaran merupakan suatu proses memberi rangsangan
kepada siswa supaya belajar. Pembelajaran berbeda dari pengajaran yang
merupakan terjemahan dari teaching. ( Puji Santosa, dkk 2005. 5, 18 ).
Akuntansi merupakan salah satu bidang studi yang memiliki peran penting
dalam pendidikan dan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi sebagian siswa materi
akuntansi dianggap sebagai materi yang cukup sulit. Belajar akuntansi pada
dasarnya merupakan belajar konsep, sedangkan konsep-konsep dasar akuntansi
merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Pembelajaran akuntansi harus dimulai
dari hal-hal yang sifatnya umum ke hal-hal yang lebih khusus dan harus
memperhatikan urutan dari beberapa konsep. Suatu konsep harus diajarkan dan
dikuasai lebih dulu jika konsep itu diperlukan pada pembelajaran konsep
berikutnya. Untuk meningkatkan pemahaman konsep itu diperlukan latihan
memecahkan persoalan yang berkaitan dengan konsep tesebut. Ini berarti guru
dituntut untuk menerapkan suatu metode pengajaran yang tepat agar mampu
menumbuhkan minat siswa dalam belajar, sehingga hasil yang diharapkan dapat
dicapai secara maksimal.
Pada proses pembelajaran Akuntansi kelas XII SMK Kristen 1 Surakarta,
banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran.
Terlihat pula siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketika
ditanya guru, tidak ada siswa yang berani mencoba untuk menjawab kalau belum
ditunjuk. Banyak siswa yang pasif dan hanya beberapa siswa saja yang aktif.
Berdasarkan analisis butir soal MID semester materi mengelola dana kas kecil
ketika siswa berada di kelas XI Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta, secara
klasikal tingkat ketuntasan yang dicapai siswa XI Akuntansi SMK Kristen 1
Surakarta dalam mata pelajaran akuntansi sebesar 53,8 % dengan KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) 72. Hal ini dapat dilihat dalam lampiran analisis butir soal
materi memproses dokumen dana kas kecil dimana dari 26 siswa hanya terdapat
14 siswa yang mendapat nilai diatas 72 dan terdapat 12 siswa dengan nilai
dibawah 72.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Hasil belajar siswa dalam pelajaran akuntansi secara garis besar dapat
dibedakan menjadi tiga macam sesuai dengan tujuna pembelajaran akuntansi,
yaitu kecakapan akademic (academic skill), kecakapan sosial (social skill), dan
kecakapan personal (personal skill). Berdasarkan hasil survey yang dilakukan
penulis di SMK Kristen 1 Surakarta dengan responden 3 guru akuntansi
menunjukkan bahwa keberhasilan program pembelajaran akuntansi hanya
didasarkan pada penilaian hasil belajar siswa, sedangkan evaluasi tehadap kualitas
pembelajaran akuntansi kurang mendapat perhatian. Penilaian hasil belajar
akuntansi lebih terfokus pada aspek kecakapan akademik, kurang memperhatikan
kecakapan sosial.
Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
menyebabkan ketidakberhasilan proses pembelajaran tersebut dengan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas maka
peneliti melakukan refleksi dan bekerja sama dengan guru mata pelajaran serta
berkonsultasi dengan dosen pembimbing didalam mengidentifikasi penyebab
terjadinya masalah tersebut, maka hasil diskusi dapat diidentifikasi bahwa faktor
penyebab terjadinya beberapa masalah pembelajaran diatas adalah sebagai
berikut:
1. Rata-rata prestasi belajar siswa materi memproses dokumen dana kas kecil
pada mata pelajaran akuntansi ketika di kelas XI Akuntansi 1 masih rendah.
2. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru didominasi dengan model
pembelajaran konvensional yang kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam
proses pembelajaran
3. Siswa kurang antusias dan kurang percaya diri serta kurang berminat
terhadap mata pelajaran akuntansi karena mata pelajaran akuntansi dirasa
kurang menarik, sehingga mereka mudah bosan dan sering berbicara sendiri
ketika guru sedang mengajar.
4. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil
yang maksimal, dengan ditandai nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran
akuntansi masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari analisis butir soal mid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
semeter mata perlajaran akuntansi materi memproses dokumen dana kas kecil
kelas XI akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta.
5. Model pembelajaran Student Fasilitator And Explaining diharapkan mampu
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengn tolok ukur motivasi
bealajar sisawa ,keaktifan siswa dan prestasi siswa pada mata pelajaran
akuntansi.
Untuk mengantisipasi permasalahan yang tersebut diatas, perlu dicarikan
formula pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam pembelajaran akuntansi. Para guru terus berusaha menyusun dan
menerapkan berbagai model yang bervariasi agar siswa tertarik dan bersemangat
dalam belajar akuntansi. Salah satunya adalah dengan menerapkan model
pembelajaran Student Fasilitator and Explaining.
Metode student facilitator and explaining merupakan suatu metode dimana
siswa mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya. Langkah-langkah
pembelajaran dengan metode student facilitator and explaining yaitu guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan materi,
memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya baik
melalui bagan atau peta konsep maupun yang lainnya, guru menyimpulkan ide
atau pendapat dari siswa, guru menjelaskan semua materi yang disajikan pada saat
itu dan penutup.
Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian
tentang peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi melalui metode student
facilitator and explaining pada siswa kelas XII Akuntansi SMK Kristen 1
Surakarta. Dalam pelaksanaannya diperlukan guru pamong dan konsultasi dengan
pembimbing agar proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam rangka
memperbaiki proses pembelajaran dapat berjalan dan berhasil dengan baik. Proses
PTK ini memberikan kesempatan kepada peneliti dan guru akuntansi untuk
mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran di sekolah sehingga dapat dikaji,
ditingkatkan dan dituntaskan. Dengan demikian proses pembelajaran akutansi
yang menerapkan metode student facilitator and explaining diharapkan dapat
meningkatkan keaktifan dan prestasi siswa dalam rangka meningkatkan kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pembelajaran. Agar pelaksanaan metode ini berjalan sesuai yang diharapkan,
maka keterlibatan guru dalam membimbing dan mengarahkan sangat diperlukan
untuk mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai direncanakan
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis
bermaksud mengadakan penelitian dengan judu “Upaya Peningkatkan Kualitas
Pembelajaran Akuntansi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Student
Fasilitator And Explaining Pada Siswa Kelas XII SMK Kristen 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi yaitu:
Apakah penerapan metode Student Fasilitaor And Explaining dapat
meningkatkan kualitas pembelajaranan akuntansi Kelas XII Akuntansi SMK
Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 dilihat dari motivasi, interaksi,
keaktifan dan prestasi siswa ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran Student Fasilitaor
And Explaining terhadap peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi siswa
Kelas XII Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan
kontribusi positif bagi dunia pendidikan, baik manfaat secara praktis maupun
teoritis, yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis :
a. Secara teoritis untuk mendapatkan teori baru tentang upaya
meningkatkan mutu pembelajaran akuntansi pada jenjang Sekolah
Menengah Atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Sebagai acuan bagi peneliti yang akan datang.
2. Manfaat Praktis :
a. Bagi Siswa :
Siswa dapat secara mudah memahami dan menguasai konsep serta
mampu menyerap dan memecahkan soal pada pelajaran akuntansi.
Memberikan suasana baru dalam pembelajaran akuntansi sehingga
siswa lebih tertarik dalam belajar akuntansi.
Meningkatkan hasil belajar siswa.
Memotivasi siswa untuk senang belajar mandiri baik secara
individual maupun kelompok serta lebih giat belajar.
b. Bagi Guru :
Membantu para guru dalam mengajar mata pelajaran akuntansi
dengan penerapan berbagai metode sehingga membuat suasana
tidak jenuh dan membosankan.
Memotivasi guru untuk meningkatkan kualitas pengelolaan
pembelajaran dengan menggunakan metode student fasilitator and
explaining.
Mendororng para guru agar dapat mengadakan modifikasi
pembelajaran yang menciptakan suasana aktif, efektif dan
menyenangkan.
c. Bagi Sekolah :
Sebagai masukan atau informasi penggunaan metode alternatif
yang sesuai dengan bidang mata pelajaran dan kondisi siswa.
Mewujudkan tercapainya visi, misi, dan tujuan sekolah.
Meningkatkan mutu dan prestasi sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan
materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju kepribadian
seutuhnya. Belajar adalah proses untuk mendapatkan pengetahuan. Menurut
Harold Spears dalam Agus Suprijono (2009:2) belajar adalah mengamati,
membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu.
Sedangkan menurut Morgan, ”learning is any relatively permanent change in
behaviour that is result of past experience”. Belajar adalah perubahan perilaku
yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.
Tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantoro (Dinn Wahyudin. 2007:37)
mengemukakan tiga prinsip pembelajaran yaitu ing ngarso sung tulodo (jadi
pemimpin-guru jadilah teladan bagi siswanya), ing madyo mangun karso (dalam
pembelajaran membangun ide siswa dengan aktivitas sehingga kompetensi siswa
terbentuk), tut wuri handayani (jadilah fasilitator kegiatan siswa dalam
mengembangkan life skill sehingga mereka menjadi pribadi mandiri). Sedangkan
Gagne dalam Udin.S. Winataputra (2008:30) mendiskripsikan belajar secara
formal yaitu seperangkat proses kognitif yang mengubah stimulus dari lingkungan
menjadi beberapa tahap pengolahan informasi yang diperlukan untuk
memperolaeh kapasitas yang baru.
Seperti dikutip dalam Udin.S. Winataputra (2008:5), Bell-Gredler
menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan manusia untuk
mendapatkan aneka ragam competencies (kompetensi), skill (keterampilan), and
attitudes (sikap). Kemampuan, keterampilan dan sikap tersebut diperoleh secara
bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui
serangkaian proses belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar tersebut
dilakukan dalam bentuk pendidikan formal maupun informal / nonformal.
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa
(Muhibbin Syah, 2008: 150). Vernon A Madnesen (1983) san Peter Sheal (1989)
dalam jurnal Drs. H. Erman Suherman, M.Pd mengemukakan bahwa
kebermaknaan belajar tergantung bagaimana cara belajar. Jika belajar hanya
dengan membaca kebermaknaan bisa mencapai 10%, dari mendengar 20%, dari
melihat 30%, mendengar dan melihat 50%, mengatakan / mengkomunikasikan
mencapai 70%, dan belajar dengan melakukan dan mengkomunikasikan bisa
mencapai 90%. Dari uraian di atas implikasi terhadap pembelajaran adalah bahwa
kegiatan pembelajaran identik dengan aktivitas siswa secara optimal, tidak cukup
dengan mendengar dan melihat, tepai harus dengan hands-on, minds-on,
konstruksivis, dan daily life (kontekstual).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
untuk mendapatkan pengetahuan melalui segenap rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara sadar yang mengakibatkan perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman.
b. Pengertian Kualitas Pembelajran
Undang-undang system pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 11
ayat (1) mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk
menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu (berkualitas) bagi setiap
warga negara. Terwujudnya pendidikan yang bermutu menumbuhkan upaya yang
terus menerus untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya peningkatan
kualitas pendidikan memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran
(instructional quality) karena muara dari berbagai program pendidikan adalah
terlaksananya program pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu, usaha
meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya peningkatan
kualitas pembelajaran.
Peningkatan kualitas pembelajaran memerlukan upaya peningkatan kualitas
program pembelajaran secara keseluruhan karena hakikat kualitas pembalajaran
adalah merupakan kualitas implementasi dari program pembelajaran yang telah
dirancang sebelumnya. Upaya peningkatan kualitas pembelajaran memerlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
informasi hasil evaluasi terhadap kualitas program pembelajaran sebelumnya.
Dengan demikian, untuk dapat melakukan pembaharuan program pendidikan,
termasuk didalamnya adalah program pembelajaran kegiatan evaluasi terhadap
program yang sedang berjalan maupun telah berjalan sebelumnya perlu dilakukan
dengan baik. Untuk dapat menyususn program yang lebih baik, hasil evaluasi
program sebelumnya merupakan acuan yang tidak dapat ditinggalkan.
Pembelajaran merupakan suatu upaya untuk mengubah tingkah laku siswa
ke arah yang lebih baik. Pembelajaran dikatakan berkualitas apabila siswa
berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar serta menguasai kompetensi
yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar (Mulyasa,2002)
Partisipasi aktif siswa diantaranya: aktif mengajukan pertanyaan, menjawab
pertanyaan, mengemukakan pendapat (Semiawan,1986) dalam Laela Nurfitria:55
dengan judul MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PADA
KONSEP LINGKUNGAN MELALUI PENDEKATAN SETS DENGAN
MODEL PBI DI SMA MASEHI 1 PSAK SEMARANG.
Dalam konsep manajemen mutu, menurut Sudarwan Danim (Eko Puto
Widyoko :8) mutu pendidikan dilihat dari empat aspek perspektif, yaitu masukan,
proses, luaran atau prestasi belajar, dan dampak atau utilitas lulusan. Dengan
demikan, kebiasaan menilai mutu proses pembelajaran hanya dengan melihat dari
prestasi belajar siswa semata tidaklah tepat. Dilihat dari pendekatan sistem
pemecahan masalah, prestasi belajar siswa yang buruk bukanlah suatu masalah,
melainkan gejala atau indikator adanaya masalah. Disebut bukan masalah karena
prestasi belajar siswa yang buruk adalah sebuah realitas. Rahasia mengenai faktor-
faktor apa yang mempengaruhi buruknya hasil belajar siswa, stategi manajemen
sekolah macam apa yang harus diterapkan, strategi pembelajaran apa ang harus
dikemas agar siswa tahu bagaimana memecahkan masalahnya sendiri. ( jurnal Dr.
S. Eko Putro Widoyoko).
Menurut Cox (2006 : 8) dalam jurnal Dr. S. Eko Putro Widoyoko
mengemukakan bahwa kualitas program pembelajaran tergantung pada sarana dan
prasarana pembelajaran, aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran
dan personal yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran baik itu guru dan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Kualitas pembelajaran merupakan ukuran yang menunjukkan seberapa tinggi
kualitas interaksi antar guru dengan siswa yang terjadi dalam tempat pembelajaran
(ruang kelas) untuk mencapai tujuan pembelajaran. Interaksi tersebut melibatkan
guru dan siswa yang dilakukan dalam lingkungan tertntu dengan dukungan sarana
dan prasarana tertentu.
Pendidik dan peserta didik merupakan dua jenis status yang dimiliki oleh
manusia-manusia yang memainkan peran fungsional dalam wilayah aktivitas yang
terbingkai sebagai dunia pendidikan. Antara pendidik dan peserta didik terikat
oleh suatu tata nilai terpola yang menopang terjadinya proses belajar mengajar
sesuai dengan posisi yang diperankan. Semenjak penyusunan perencanaan
pengajaran sampai kepada evaluasi pengajaran telah melibatkan proses hubungan
timbal balik antara guru dan murid baik secara langsung maupun tidak langsung
demi mencapai tujuan kegiatan. Ciri khas tujuan tersebut mengindikasikan bahwa
iklim dan orientasi tugas belajar-mengajar selalu mengupayakan terjalinnya
transformasi nilai substansi pendidikan agar sampai pada level pemahaman para
murid dengan indikasi terpenuhinya kriteria peningkatan kemampuan pribadi baik
pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Kualitas pembelajaran akan tergantung dan dipengaruhi oleh : guru, siswa,
kurikulum, sarana dan prasarana, fasilitas pembelajaran, lingkungan kelas dan
iklim kelas, konteks dan lain-lain. Hal tersebut dapat terlihat dalam gambar
berikut :
Gambar 1. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pembelajaran
Guru Fasilitas
Lingkungan Kurikulum
Lain-lain Konteks Sarana
Siswa
Kualitas Metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Guru dan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran
Sejak lahirnya pekerjaan mengajar, orang selalu berusaha untuk
meningkatkan prestasi belajar subjek didik. Di dalam proses pembelajaran, guru
memegang peranan yang sangat penting. Untuk dapat diharapkannya hasil
maksimal dari perannya, perlu mencermati perilaku guru, konteks, siswa,
kurikulum, metode, dan sarana. Keenam unsur ini berpengaruh terhadap kualitas
pembelajaran. Guru merupakan satu-satunya unsur yang mampu mengubah unsur-
unsur lain menjadi bervariasi. Sebaliknya unsur-unsur yang lain tidak dapat
mengubah guru menjadi bervariasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
guru merupakan unsur yang mempunyai peran amat penting bagi terwujudnya
pembelajaran, menurut kualitas yang dikehendaki.
Bagan 1 : Tugas-tugas Guru Menurut Uzer Usman, 2000 ( jurnal hubungan guru dan murid )
Tugas Guru
Profesi
Melatih
Mendidik
Mengajar
Meneruskan & mengembangkan
nilai-niai hidup
Meneruskan & mengembangkan
ilmu pengetahuan & teknilogi
Mengembangkan keterampilan
dan pengembangannya
Kemanusiaan
Menjadi orang tua
Autoidentifikasi
Auto pengertian :
Homoludens
Homopuber
homosapiens
Transformasi diri
Kemasyarakatan
Mendidik dan mengajar masyarakat
untuk menjadi warga Negara yang
bermoral pancasila
Mencerdaskan bangsa Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Guru adalah manusia. Manusia adalah unik. Setiap manusia memiliki
spesifikasi sendiri-sendiri. Dengan adanya keunikan itulah terlahir situasi
pembelajaran yang unik. Selain itu kualitas pembelajaran akan bervariasi sesuai
dengan waktu seorang guru bekerja. Situasi pembelajaran yang tercipta oleh
seorang guru akan berbeda dari waktu ke waktu. Oleh karena itu unsur “waktu”
dalam bagian ini akan lebih tepat jika diperluas menjadi unsur “konteks”
Proses pembelajaran yang ideal tentunya memiliki keseimbangan antara
materi pembelajaran dari sisi keluasan dan kedalamannya dibandingkan dengan
waktu yang tersedia, dan kompetensi yang harus dicapai. Begitu juga, waktu yang
tersedia seyogyanya mampu mengakomodasikan penyajian materi pembelajaran
yang sistematis dan kontekstual, serta mengakomodasi partisipasi aktif siswa
secara maksimal. Di samping itu, proses pembelajaran yang ideal tentu akan dapat
menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan kemajuan bidang ilmu,
teknologi, dan seni, misalnya melalui pengintegrasian informasi-informasi terkini
sebagai bagian dari materi pembelajaran.
Kelompok siswa yang menjadi subyek didik juga memberi pengaruh
optimalnya pembelajaran. Dengan kondisi siswa yang berbeda, akan tercipta
suasana kelas yang berbeda pula. Respon yang berbeda antar kelompok siswa di
kelas tertentu dibanding dengan kelompok siswa di kelas lain akan mempengaruhi
pendekatan pembelajaran yang berbeda. Kualitas pembelajaran bervariasi sesuai
dengan kurikulum yang disajikan. Sebenarnya yang dimaksud dengan kurikulum
bukan sekadar materi pelajaran saja tetapi juga metode, strategi, pengelolaan
siswa, dan lain-lain aspek kurikulum. Disisi lain jenis dan variasi metode yang
digunakan juga ikut mempengaruhi keberhasilan pengajaran
Dalam pengertian sederhana, guru adalah orang yang memberikan
pengetahuan kepada anak didik. Sementara anak didik adalah setiap orang yang
menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan
kegiatan pendidikan. Keduanya merupakan unsur paling vital di dalam proses
belajar-mengajar. Sebab seluruh proses, aktivitas orientasi serta relasi-relasi lain
yang terjalin untuk menyelenggarakan pendidikan selalu melibatkan keberadaan
pendidik dan peserta didik sebagai aktor pelaksana. Hal itu sudah menjadi syarat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
mutlak atas terselenggaranya suatu kegiatan pendidikan. Dengan mendasarkan
pada pengertian bahwa pendidikan berarti usaha sadar dari pendidik yang
bertujuan untuk mengembangkan kualitas peserta didik, terkandung suatu makna
bahwa proses yang dinamakan pendidikan itu tidak akan pernah berlangsung
apabila tidak hadir pendidik dan peserta didik dalam rangkaian kegiatan belajar
mengajar. Sehingga bisa dikatakan bahwa pendidik dan peserta didik merupakan
pilar utama terselenggaranya aktivitas pendidikan. Dengan demikian terdapat
interaksi edukatif atau hubungan antara penidik dan peserta didik yang tidak dapat
dipisahkan. Interaksi edukatif yaitu interaksi yang dengan sadar meletakkan
tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang. Interaksi optimal
yang terjalin antara pendidik dan peserta didik dapat digabarkan sebagai berikut :
Interaksi optimal antara guru
dan anak didik dan antara
anak didik dengan anak didik
(komunikasi multi arah)
.
Gambar 2. Pola interaksi guru dan anak didik menurut Usman 2000
(sumber : Jurnal hubungan guru dan murid)
Pengertian Prestasi Belajar
Tujuan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah untuk
memperoleh hasil pembelajaran baik yang dapat dilihat dalam prestasi belajar.
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan
hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha
belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa
prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut W.J.S Purwadarminto
(1987:767) menyatakan bahwa “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-
G
A
A A
A
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal - hal yang
dikerjakan atau dilakukan.“ Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto
(1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Menurut Sutratitah Tirto Nagoro (2001: 41), Prestasi belajar adalah
penilaian hasil usaha kegiatan belajar dalam bentuk simbol, angka, huruf, atau
kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam
periode tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 700), “Prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang
diberikan oleh guru”.
Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai dan diakui oleh
orang lain menurut kemampuan siswa melalui usaha-usaha belajar secara
maksimum ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri
seseorang yang diwujudkan dalam bentuk angka, simbol, huruf maupun kalimat
yang diberikan. Prestasi belajar merupakan hasil dari penilaian siswa melalui
pengukuran hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan alat penilaian yang relevan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2008 : 132), faktor-faktor yang mempengaruhi
proses belajar adalah sebagai berikut :
1). Faktor dalam adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar:
a). Kondisi Fisiologis
Berupa kondisi fisik secara umum yang mempengaruhi belajar seseorang,
seperti keadaan jasmani dan kebutuhan gizi dan kondisi pancaindera.
b). Kondisi Psikologis, terdiri dari :
(1). Kecerdasan merupakan salah satu faktor yang besar peranannya dalam
keberhasilan seseorang dalam mempelajari suatu program pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
(2). Bakat, merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan
hasil belajar seseorang. Dengan adanya bakat yang tinggi dalam suatu
bidang tertentu maka kemungkinan besar akan berhasil dalam
menekuni bidang tersebut.
(3). Minat, salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang.
Apabila seseorang mempelajari sesuatu dengan penuh minat, maka
dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik daripada seseorang
yang tidak mempunyai minat dalam mempelajari sesuatu.
(4). Motivasi, merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu atau untuk belajar. Maka bila anak mempunyai
motivasi belajar pasti ia akan berusaha dengan sungguh-sungguh dan
mengerti akan pentingnya belajar.
(5). Kemampuan kognitif merupakan kemampuan menalar atau penalaran
yang dimiliki oleh para siswa. Kemampuan penalaran yang tinggi akan
memungkinkan seorang siswa dapat belajar lebih baik daripada siswa
yang memiliki kemampuan penalaran sedang.
(6). Emosi, dalam perkembangan kehidupan seseorang akan terbentuk tipe
atau kepribadian tertentu, antara lain menjadi seorang yang emosional
atau mudah marah. Keadaan emosional yang tinggi (labil), mudah
tersinggung, merasa tertekan, merasa tidak aman dapat mengganggu
keberhasilan anak dalam belajar.
2). Faktor luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar meliputi :
a). Faktor lingkungan, terdiri dari :
(1). Lingkungan alami, seperti : suhu, udara, kelembaban udara, cuaca,
musim yang sedang berlangsung, termasuk di dalamnya kejadian-
kejadian alam yang ada.
(2). Lingkungan sosial, misalnya hubungan antara anak dan orang tua yang
harmonis, penuh perhatian, kasih sayang, akrab, saling pengertian,
memungkinkan anak belajar dengan baik karena di samping
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
memberikan dorongan untuk belajar orang tua akan membantu
menciptakan situasi belajar yang baik.
b). Faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan penggunaannya
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini meliputi:
(1). Kurikulum
Kurikulum sekolah yang belum mantap, sering adanya perubahan-
perubahan dapat mengganggu proses belajar siswa. Kurikulum yang
baik, jelas, dan mantap dapat mengarahkan proses belajar siswa
menjadi lebih baik.
(2). Program
Program-program yang jelas tujuannya, sasarannya, waktunya,
kegiatannya, maka dapat dilaksanakan dengan mudah sehingga akan
membantu siswa dalam proses belajar dan sebaliknya, atau dapat
mempermudah siswa dalam merencanakan dan mempersiapkan untuk
mengikuti program tersebut.
(3). Sarana dan Fasilitas
Keadaan gedung/tempat belajar siswa, termasuk di dalam penerangan,
ventilasi, tempat duduk dapat mempengaruhi keberhasilan dalam
belajar. Sarana dan fasilitas lain seperti asrama, kantin, koperasi, bursa
buku yang dimiliki sekolah juga dapat memberikan kemudahan bagi
para siswa.
(4). Guru / Tenaga Pengajar
Dalam proses belajar mengajar guru merupakan komponen penting
terhadap keberhasilan belajar murid, terutama dalam sistem pengajaran
klasikal. Maka dari itu kelengkapan jumlah guru, kemampuan,
kedisiplinan dan cara mengajar yang baik, akan memungkinkan murid
dapat belajar secara baik. Guru membiasakan diri mengumpulkan
informasi mengenai tingkat pemahaman siswa melalui pertanyaan,
observasi, pemberian tugas dan tes sehingga bermanfaat bagi siswa
terhadap penguasaan materi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas
pembelajaran merupakan mutu (nilai baik/guna) suatu proses kegiatan belajar
mengajar yang dipengaruhi oleh unsur-unsur belajar yang saling berkaitan erat
satu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2. Hakekat Pembelajaran Akuntansi
a. Pengertian pembelajaran
Menurut Undang-undang RI No 20 tahun 2003 pasal 1 butir 20 dalam
Udin.S. Winata Putra (2008:1.20) pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran sebagai suatu konsep paedagogik secara teknis dapat diartikan
sebagai upaya sistematik dan sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar yang
potensial menghasilkan proses belajar yang bermuara pada pekembengan potensi
individu sebagai peserta didik. Menurut Gagne, Briggs dan Wanger dalam Udin.S.
Winata Putra (2008:1.18), ”Instruction is a set of events that affect learners in
such a way that learning is facilited” yang artinya serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupaan serangkaian kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada
anak-anak kita (anak didik) karena ia merupakan kunci sukses untuk menggapai
masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan imu
pengetahuan yang tinggi.
b. Pengertian akuntansi
Definisi Akuntansi menurut American Accounting Association dalam
Alam.S (2004:2) mendefinisikan pengertian akuntansi sebagai “suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi, yang
memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas
oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut”.
Dalam buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT),
Akuntansi diartikan sebagai “Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para
pemakainya.” (Syafri, 2003: 4). Akuntansi merupakan mata pelajaran yang
mengkaji tentang suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan
transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka
pengambilan keputusan dan tanggung jawab dibidang keuangan, baik oleh pelaku
ekonomi swasta (Akuntansi Perusahaan), pemerintah (Akuntansi Pemerintah),
ataupun organisasi masyarakat lainnya (Akuntansi Publik).
Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas. Demikian juga
halnya dengan mata pelajaran Akuntansi. Mata pelajaran Akuntansi memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan informasi
yang bermanfaat.
b. Materi Akuntansi berupa pokok-pokok bahasan dari pengertian secara umum
pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan baik perusahaan
jasa, dagang, maupun koperasi sampai pada analisis laporan keuangan tersebut
c. Pokok-pokok bahasan tersebut diurutkan sesuai dengan sekuensial proses
akuntansi dari bukti transaksi sampai menjadi laporan keuangan.
(Depdiknas, 2002: 3)
Adapun fungsi mata pelajaran akuntansi di SMK salah satunya adalah
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan
bertanggungjawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran
transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK). Selain mempunyai fungsi, pelajaran akuntansi di SMK juga
mempunyai tujuan yaitu membekali tamatan SMK dalam berbagai kompetensi
dasar. Hal itu dimaksudkan agar mereka menguasai dan mampu menerapkan
konsep-konsep dasar, prinsip, dan prosedur akuntansi dengan benar sehingga
dapat menerjunkan para siswa ke masyarakat dan juga memberikan manfaat bagi
siswa.
Untuk mempelajari Akuntansi dibutuhkan logika berpikir kreatif dan
keterampilan berhitung yang baik. Oleh karena itu dalam mempelajari Akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
tidak bisa dilakukan hanya pada saat menjelang ulangan harian atau ujian saja.
Apalagi materi Akuntansi saling berurutan dan berkaitan antara satu dengan yang
lainnya. Peserta didik harus berpikir secara komprehensif dan menyeluruh dalam
mempelajari mata pelajaran ini.
Pada mata pelajaran Akuntansi, aspek yang dinilai dari siswa adalah aspek
kognitif dan aspek afektif. Penilaian dapat dilakukan selama proses belajar
mengajar mata pelajaran Akuntansi berlangsung dengan menggunakan berbagai
macam teknik penilaian yang telah dipersiapkan dan secara berkelannjutan oleh
guru. Untuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan kemajuan belajar
siswa maka pelaksanaan penilaian harus dilakukan secara berkelanjutan, akurat
dan konsisten dari pokok bahasan satu ke pokok bahasan selanjutnya baik dalam
bentuk angka, simbol maupun huruf yang diperoleh melalui berbagai instrumen
penilaian.
3. Motode Student Fasilitator And Explaining
a. Model Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu model tertentu yang dapat
memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga
tujuan dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat tercapai secara optimal.
Briggs dalam Martinis Yamin (2006: 153) menyatakan bahwa “Model adalah
seperangkat prosedur yang berurutan mewujudkan suatu proses, seperti: penilaian
suatu kegiatan, pembuatan media, dan evaluasi”. Jadi, Istilah model dapat
diartikan sebagai seperangkat prosedur yang digunakan sebagai acuan dalam
melakukan suatu kegiatan.
Istilah model pembelajaran memilki makna lebih luas dari pada suatu
strategi atau metode mengajar. Model pembelajaran memiliki empat ciri khas
yang tidak dimiliki oleh strategi atau metode mengajar tertentu, yaitu:
1) Landasan berpikir teoritis yang jelas dan masuk akal (coherent theoretical
rationale).
2) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai (intended learning outcome).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilakasanakan secara berhasil (required teacher behavior).
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai
(required classroom structures).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang dapat digunakan oleh guru untuk
merancang bahan-bahan pelajaran dan membimbing pembelajar (siswa) guna
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajaran disusun
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu dan dapat dijadikan pilihan, artinya
guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan.
b. Model Pembelajaran Student Fasilitator And Explaining
Dalam mengungkapkan model pembelajaran Student Facilitator And
Explaining banyak tokoh yang menyebut metode tersebut dengan sebutan yang
beraneka macam. Menurut Agus Suprijono (2009:110) diperlukan metode-metode
pendukung untuk mengembangkan pembelajaran kooperatif. Everyone is teacher
here merupakan salah satu model pendukung pengembangan pembelajaran
kooperatif. Metode ini merupakan cara tepat untuk mendapatkan partisipasi siswa
secara keseluruhan maupun individu. Metode ini memberi kesempatan kepada
setiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya. Langkah-
langkah pembelajaran dalam menggunakan metode Pembelajaran Student
Fasilitator And Explaining sebagai berikut :
1). Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2). Guru menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran.
3). Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lain,
misalnya melalui bagan / peta konsep. Hal ini bisa dilakukan secara
bergiliran.
4). Guru menyimpulkan ide / pendapat dari siswa.
5). Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
6). Penutup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Sedangkan menurut Martinis Yamin (2006:163) mengatakan bahwa
profesionalitas guru dapat dilihat dari pemilihan metode pembelajaran. Metode
Latihan Bersama Teman merupakan salah satu metode yang dikemukakan oleh
beliau. Metode Latihan Bersama Teman merupakan suatu metode pembelajaran
yang meanfaatkan siswa yang telah lulus atau berhasil untuk melatih temannya
dan ia bertindak sebagai pelatih dan pembimbing seorng siswa lain. Ia dapat
memilih metode penyampaian materi yang sesuai dan disukai temannya. Setelah
teman yang dilatih lulus, kemudian ia bertindak sebagai pelatih bagi teman yang
lain.
Menurut Rahmad Widodo, (Web Blog) Model Pembelajaran Student
Facilitator and Explaining merupakan model pembelajaran dimana siswa/peserta
didik belajar mempresentasikan ide / pendapat pada rekan peserta didik lainnya.
Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk
menyampaikan ide / gagasan atau pendapatnya sendiri.
Kelebihan:
1). Siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, mengeluarkan
ide-ide yang ada di pikirannya sehingga lebih memahami materi.
2). Siswa lain dapat lebih mudah menerima materi karena fasilitator
menggunakan gaya bahasa sendiri sesuai dengan umur siswa.
Kekurangan:
1). Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil.
2). Banyak siswa yang kurang aktif.
3). Kegiatan harus senantiasa dikontrol secara langsung untuk menjaga
kualitas.
Sepeti dikutip dalam jurnal international dengan judul “Student facilitators:
Maximising the outcomes from tutorial casework, literature analysis and problem
solving” yang dibuat oleh Rob Sims and Peter Demediuk dikatakan bahwa :
“Students as presenters/discussion leaders”
In an effort to ensure students prepared effectively for discussion of cases,
various tutors have experimented with nominating an individual or two or
more individuals at random, with notice or without notice, to present or lead
discussion amongst the entire group or within smaller groups. Some tutors
have nominated students at random and without notice, in the belief that if
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
all students know that in any class they could be called upon to lead the
discussion, then all students will be motivated to do the necessary pre-
reading.
However history has shown that it is a tall order to expect students to have
the depth of understanding of one (sometimes more) case(s) to be able to
lead a discussion at a moment's notice, when they have limited experience of
leading discussion in a participatory learning environment, and are more
used to simply presenting prepared answers. For many of our students, such
an approach arguably creates unnecessary and unfair trauma, and in the
past has even led to absenteeism. Evaluations at VUT have shown that AMA
students have a clear preference for being given at least a week's notice of
which journal article, case or problem they are expected to present.
Given notice, nominated students generally prepared for their allocated task
but, perhaps as a consequence of their previous experiences in presenting
'answers', most seemed to perceive their role as simply to provide an answer
and found it extremely frustrating if they could not quickly perceive an
obvious path to 'the answer'.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa guru menyiapkan calon
fasilitator yang diambil secara acak untuk dipersiapkan secara efektif sebelum
memimpin diskusi. Pengambilan sacara acak dapat diberitahukan atau tidak
siapakah yang akan membawakan diskusi atau menjadi presenter (discussion
leaders ) dengan siswa lain aktif dan partisipatif. Dengan demikian siswa mereka
akan termotivasi dan mempersiapkan diri dengan membaca dan memahami materi
terlebih dahulu.
Selain hal diatas, penulis mengutip dari Rob Sims and Peter Demediuk
dimana siswa dijadikan sebagai fasilitator yaitu:
“Students as facilitators” Nominating students as facilitators instead of presenters may seem a
semantic change, but it is part of a strategy to try to increase the quality of
preparation and participation by all students.
We were trying to change the way students prepared for discussion of cases
and problems. Despite repeated efforts by staff, students still tended to think
that the role of the presenter was to provide 'the answer' to the other
students so that non-presenters felt little obligation to do any serious
preparation for tutorials.
At the start of the semester there is a long discussion on the role of the
facilitator(s) nominated for each journal article, case or problem, and on
the roles expected of the other students. Facilitators are given some
guidelines and hints on suggested approaches and constantly reminded that
their role is not to just provide an answer. They are to manage a discussion,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
selecting the important issues and preparing key questions around which to
structure a discussion.
In each session teaching staff need to focus not just on the content and
whether key points are being adequately covered, but also on making sure
students reflect on the way the process is being managed by the facilitator,
highlighting and reinforcing good approaches and tactfully pointing out
where approaches are not working as well and why.
Dengan mencalonkan siswa sebagai fasilitator akan membuat siswa lebih
percaya diri dan mempersiapkan materi serta mendalaminya dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Fasilitator diberi petunjuk, isyarat dan
pendekatan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan disampaikan
temanya. Fasilitator bukan hanya bertugas sebagai penjawab pertanyaan saja,
namun peran fasilitator disini lebih kepada proses penyampaian materi dan
mengatur jalannya diskusi atau proses pembelajaran. Disini tugas guru
meyakinkan siswa lain tentang yang disampaikan fasilitator denga memberikan
penguatan terhadap pendekatan yang disampaikan fasilitator dan mengamati
sekaligus sebagai pengarah proses pembelajaran agar tidak melenceng dari tujuan
pembelajaran itu sendiri.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Yeni Saraswati (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Model Student Facilitator and Explaining (SFAE)
untuk Meningkatkan Minat Belajar Fisika dan Prestasi Belajar Siswa Kelas
VIII B SMP Negeri 1 Singosari” yang menyimpulkan bahwa minat belajar
fisika siswa kelas VIII B mengalami peningkatan nilai rata-rata yang cukup
baik yaitu pada siklus I sebesar 74, pada siklus II meningkat menjadi 89.
Peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar siswa sebelum diberi tindakan
sebesar 66, pada siklus I meningkat sebesar 76, pada siklus II meningkat
sebesar 87. Keterlaksanaan pembelajaran model student facilitator and
explaining (SFAE) pada siklus I mencapai prosentase sebesar 73% dan pada
siklus II meningkat sebesar 91%..
2. Musriah (2009) dalam penelitiannya yang berjudul ”PENINGKATAN
KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
(PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII di SMP Negeri 2 Grobogan)”
yang menyimpulkan bahwa keaktifan siswa meningkat dengan penerapan
metode pembelajaran student fasilitator and explaining dibandingkan dengan
siswa yang metode konvensional.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema
dan masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Siswa belajar adalah
untuk mendapatkan pengetahuan melalui segenap rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara sadar yang mengakibatkan perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman. Pembelajaran Akuntansi di kelas XII SMK Kristen 1 Surakarta
berlangsung monoton dimana dalam proses belajar mengajar didominasi oleh
ceramah sehingga siswa merasa jenuh dan kurang termotivasi. Pembelajaran yang
demikian membuat siswa kurang aktif dan kreatif, serta kurang menguasai
kompetensi yang diharapkan.
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran akuntansi di
SMK Kristen 1 Surakarta adalah kurangnya perhatian dan minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Banyak siswa yang menghindar mengerjakan tugas dan
tidak fokus mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman mereka sangat kurang.
Hal ini menjadi permasalahan bagi guru dalam membangkitkan minat, motivasi
belajar, keaktifan, dan prestasi siswa serta upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran akuntansi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan pemilihan model
pebelajaran yang tepat. Model pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang
dapat digunakan oleh guru untuk merancang bahan-bahan pelajaran dan
membimbing pembelajar (siswa) guna mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Model pembelajaran disusun untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu dan dapat dijadikan pilihan, artinya guru boleh memilih model
pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Peneliti menawarkan metode pembelajaran Student Fasilitator And
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Explaining agar suasana belajar yang lebih hidup (kondusif) dan dapat
memberikan motivasi baru bagi siswa dalam pembelajaran akuntansi keuangan.
Dengan menerapkan metode pembelajaran Student Fasilitator And
Explaining diharapkan kualitas pembelajaran dapat meningkat. Peningkatan
kualitas pembelajaran dapat diukur dengan berbagai macam indikator. Namun
peneliti membatasi beberapa indikator yang dapat menunjukkan peningkatan
kualitas pembelajaran. Yang pertama adalah suasana kelas hidup yaitu proses
pembelajaran tidak didominasi oleh guru dengan ceramah namun ada hubungan
timbal-balik antar guru dengan murid. Kedua adalah siswa lebih aktif dalam
proses belajar mengajar yaitu lebih aktif bertanya apabila kurang paham dan lebih
aktif menjawab pertanyaan yang diberikan guru maupun teman yang kurang tahu.
Ketiga adalah motivasi siswa dalam belajar meningkat, hal ini dapat
dilihat dari kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran dimana mereka dapat
belajar terlebih dahulu sebelum pembelajaran dilaksanakan. Siswa dapat
mempelajari materi yang akan disampaikan dirumah atau ditempat lain yang
mendukung untuk belajar. Keempat adalah pemahaman materi lebih dikuasai oleh
siswa, karena siswa telah belajar terlebih dahulu sehingga ketika pembelajaran
berlangsung tinggal memperdalam hal-hal yang kurang mereka pahami. Dan yang
kelima adalah prestasi belajar meningkat karena siswa telah siap dan menguasai
materi yang diberikan, kelima indikator tersebut saling berkaitan erat dan saling
mempengaruhi dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Dengan meningkatnya
kualitas pembelajaran, siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam belajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Kerangka berpikir ini digambarkan dengan skema secara holistik dan
sistematik. Selaras dengan judul penelitian yang diambil, yaitu “Upaya
Peningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Dengan Model Student
Fasilitator And Explaining Pada Siswa Kelas XII SMK Kristen 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2010/2011”, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
( indikator )
Gambar 3. Alur Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan serta
kerangka berfikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
”Penerapan Metode Student Fasilitator And Explaining dapat
Meningkatkan Kualitas Belajar Akuntansi Kelas XII SMK Kristen 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2010/2011”.
Siswa pasif, kurang aktif,
kurang mememahami materi,
jenuh, dan kurang termotivasi
Student
Fasilitator And
Explaining
Proses
pembelajaran yang
monoton dan
kurang menantang
kreativitas dan
motivasi siswa
Siswa
Kualitas pembelajaran
meningkat
Pemahan materi
meningkat
Keaktifan siswa
meningkat
Prestasi belajar
miningkat
Suasana kelas hidup
Lebih termotivasi
dalam belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada siswa kelas XII Akuntansi SMK
Kristen 1 Surakarta, alasan pemilihan tempat tersebut karena peneliti berasumsi
bahwa SMK Kristen 1 Surakarta memenuhi persyaratan untuk dijadikan obyek
penelitian terkait dengan permasalahan yang akan diteliti antara lain :
a. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SMK Kristen 1 Surakarta
secara umum masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu
didominasi oleh ceramah dan praktek.
b. Pencapaian prestasi belajar siswa belum optimal, hal ini disebabkan karena
guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga siswa
masih kesulitan di dalam memahami materi yang diberikan.
c. Model Pembelajaran Student Fasilitator And Explaining belum pernah
dijadikan obyek penelitian disekolah tersebut. `.
2. Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Juli 2010
sampai dengan bulan November 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan
sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
Jenis Juli Agustus Sept Okt Nov
Kegiatan 2010 2010 2010 2010 2010
1. Persiapan Penelitian
a. Penyusunan Judul
b. Penyusunan
Proposal
c. Perijinan
2. Perencanaan
Tindakan
3. Implementasi
Tindakan
a. Siklus I
b. Siklus II
4. Review
5. Penyusunan Laporan
B. Sasaran Tindakan
Sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah kesulitan guru dalam
menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk memberikan motivasi dan
meningkatkan pemahaman siswa guna meningkatkan kualitas pembelajaran
akuntansi, yaitu :
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian untuk diambil
datanya. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas XII
Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Obyek Penelitian
Objek penelitian merupakan berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas
selama berlangsungnya proses belajar mengajar, objek penelitian tindakan kelas
ini terdiri dari:
1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode student facilitator and explaining. Langkah-langkah
pembelajaran dengan metode student facilitator and explaining yaitu
guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan
materi, memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa
lainnya baik melalui bagan atau peta konsep maupun yang lainnya, guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa, guru menjelaskan semua
materi yang disajikan pada saat itu dan penutup.
2. Penggunaan metode student facilitator and explaining dengan
menekankan pada kualitas pembelajaran siswa.
Penilaian dilakukan dengan menilai proses dan hasil dari pembelajaran. Proses
pembelajaran yang dimaksudkan adalah proses kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan di dalam kelas. Sedangkan hasil yang ditingkatkan adalah prestasi
belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dalam satu siklus.
C. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada suatu obyek dan mengkondisikannya seperti
apa adanya. Rochiati Wiriaatmadja (2008: 13) mengungkapkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan
kondisi praktek pembelajaran mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu
gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh
nyata dari upaya itu.. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan di
lapangan yang dihadapi oleh guru dalam menyelenggarakan proses belajar
mengajar, untuk selanjutnya dicarikan alternatif pemecahaan masalahnya dan
ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terstruktur.
Hal penting dalam pelaksanaan PTK adalah tindakan nyata (action) yang
dilakukan oleh guru (dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang
akan dihadapi dalam proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan
dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah
tersebut. Jika ternyata program tersebut belum dapat memecahkan masalah yang
ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus berikutnya (siklus kedua) untuk
mencoba tindakan lain (alternatif pemecahan lain sampai permasalahan dapat
teratasi).
Siklus pelaksanaan PTK dilakukan melaui empat tahap, yakni: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
dan (4) analisis dan refleksi tindakan yang dapat digambarkan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Siklus I
Siklus II
Keterangan:
1) Rencana Tindakan
Berdasarkan hasil identifikasi dan perumusan masalah, peneliti
kemudian mengajukan suatu solusi alternatif yang berupa penerapan model
pembelajaran Student Fasilitator And Explaining.
2) Pelaksanaan Tindakan
Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, baik
kompetensi kognitif, afektif, maupun psikomotorik mata pelajaran akuntansi
yang sebelumnya dirasakan belum optimal. Tindakan dalam penelitian ini
berupa pembelajaran berdasarkan masalah dengan model Student Fasilitator
And Explaining agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus
mengajarkan para siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir,
pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran
Permasalahan
Permasalahan baru
hasil refleksi
Perencanaan
Tindakan I
Perencanaan
Tindakan II
Refleksi I
Pelaksanaan
Tindakan I
Pengamatan/
Pengumpulan Data I
Pelaksanaan
Tindakan II
Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan Data II
Apabila permasalahan
belum terselesaikan Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Gambar 4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, 2007:74)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau
simulasi, dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri.
Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi untuk mengetahui
apakah tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana dan telah dapat
mengatasi permasalahan yang ada. Selain itu, peneliti juga melakukan
observasi untuk mengumpulkan data yang akan diolah untuk mengetahui
pencapaian hasil tindakan. Data yang telah terkumpul kemudian diolah guna
menetukan tindakan pada penelitian berikutnya.
3) Pemantauan dan Evaluasi Tindakan
Kegiatan pemantauan dilakukan untuk mengawasi tindakan yang
terjadi di dalam kelas. Dalam tahap ini, peneliti mengadakan observasi tentang
proses belajar mengajar dengan model pembelajaran Student Fasilitator And
Explaining. Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran yang terjadi di
dalam kelas sekaligus memberikan pendampingan secara langsung kepada
para siswa sebagai fasilitator manakala siswa mengalami kesulitan dalam
proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian siswa akan lebih memahami
tujuan dari pelaksanaan model pembelajaran tersebut.
4) Analisis dan Refleksi Tindakan
Hasil evaluasi kemudian dianalisis untuk menentukan langkah-
langkah perbaikan apa yang bisa dilaksanakan, sehingga didapatkan suatu
alternatif pemecahan untuk semua permasalahan yang dialami oleh guru dan
siswa dalam proses pembelajaran akuntansi.
Pada tahap ini, peneliti menganalisis atau mengolah data yang telah
dikumpulkan, kemudian diambil suatu kesimpulan. Dari kesimpulan tersebut
dapat diketahui apakah penelitian ini berhasil atau tidak, sehingga dapat
ditentukan langkah selanjutnya.
Hasil dari evaluasi digunakan untuk menentukan langkah-langkah lebih
lanjut atau tindak lanjut. Pelaksanaan tindakan kelas yang dihadapi tidak
langsung dapat diselesaikan dalam satu tindakan atau satu siklus, sehingga
perlu adanya satu tindakan perbaikan lanjutan terhadap masalah yang belum
terselesaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan:
1 Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk menggali informasi
guna memperoleh data terkait dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan
tindakan dan respon yang diberikan sebagai akibat dari tindakan yang
dilakukan. Jenis wawancara yang akan dilakukan bebas terpimpin, peneliti
membawa kerangka pertanyaan untuk disajikan, tetapi cara bagaimana
pertanyaan itu diajukan sesuai dengan kebijaksanaan interviewer.
2 Observasi
Observasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengamati pelaksanaan dan
perkembangan pembelajaran akuntansi yang dilakukan oleh siswa dan guru.
Pengamatan akan dilaksanakan sebelum, ketika, dan sesudah siklus penelitian
berlangsung. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipan
artinya peneliti ikut terlibat dalam proses pembelajaran (tindakan).
3 Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan atau keberhasilan
pelaksanaan tindakan pembelajaran. Tes yang digunakan dalam bentuk tertulis
dengan asumsi ada pembagian jenis soal sesuai tingkat kompetensi yang ingin
dicapai meliputi: kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa
tahap kegiatan yaitu:
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori
yang relevan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama
d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi
2. Tahap Persiapan tindakan
a. Penyusunan jadwal penelitian
b. Penyusunan rencana pembelajaran
c. Penyusunan soal evaluasi
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I, siklus II, dan
siklus III. Setiap silkus terdiri empat tahap, yaitu perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan interpretasi, serta tahap analisis dan
refleksi.
a. Rancangan Siklus I
1) Tahap Perencanaan,
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun:
a) skenario pembelajaran sebagai berikut :
(1). Kegiatan awal :
Guru menggali dan mengembangkan pengetahuan siswa
terhadap materi pelajaran yang akan di bahas serta memberikan
motivasi kepada siswa tentang materi pelajaran.
(2). Kegiatan inti :
Guru memberikan suatu permasalahan yang berkaitan
dengan konteks kehidupan nyata. Guru menciptakan kelas yang
terbuka serta mengarahkan siswa untuk melakukan pertukaran
gagasan. Siswa mendiskusikan tugas yang telah diberikan oleh
guru secara berkelompok.
(3). Kegiatan akhir :
Menarik kesimpulan pembelajaran dan Guru memberikan
pekerjaan rumah kepada siswa.
b) Instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis
c) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam
proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa
Aspek yang diukur
Persentase
Target Capaian Cara mengukur
Siklus I Siklus II
Aspek Kognitif
Pemahaman
Materi
Ketuntasan Hasil
Belajar (Evaluasi)
60%
60%
70%
70%
Dihitung dari jumlah siswa yang
memperoleh nilai sesuai KKM
yaitu 75 (75% dari keseluruhan)
ke atas, untuk siswa yang
mendapat nilai 75 dianggap
mencapai KKM.
Aspek Afektif Dari
Penilaian :
Kelakuan
Kerajinan
/Kedisiplinan
Kerapian
65%
60%
60%
75%
70%
75%
Diamati saat pembelajaran
dengan menggunakan lembar
observasi dan dihitung dari
jumlah nilai rata-rata siswa yang
menunjukkan perhatian dan
kesungguhan di dalam proses
KBM dengan kriteria penilaian 1
: Cukup Baik; 2 : Baik; 3 : Amat
Baik
Aspek Psikomotorik
Keterampilan
bertanya (gerak
refleks)
Keterampilan
menjawab (gerak
expresif &
interpretatif)
Motivasi
60%
60%
60%
70%
70%
70%
Diamati saat pembelajaran
dengan menggunakan lembar
observasi oleh peneliti dan
dihitung dari jumlah siswa yang
diteliti dan benar (tepat) dalam
proses KBM dengan kriteria
penilaian 1 : Cukup Baik; 2 :
Baik; 3 : Amat Baik
Sumber : Benyamin Bloom ( Nana Sudjana :22-31)
2) Tahap pelaksanaan, dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran yang
telah direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi
terhadap dampak tindakan.
3) Tahap observasi dan interpretasi, dilakukan dengan mengamati dan
menginterpretasikan aktivitas penerapan model pembelajaran Student
Fasilitator And Explaining pada proses pembelajaran akuntansi tentang
kekurangan dan kemajuan aplikasi tindakan pertama untuk
mendapatkan data.
4) Tahap analisis dan refleksi, dilakukan dengan menganalisis hasil
observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
yang perlu diperbaiki / disempurnakan dan bagian mana yang telah
memenuhi target.
b. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran
akuntansi, termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan
interpretasi, serta analisis dan refleksi yang juga mengacu pada siklus
sebelumnya.
c. Rancangan Siklus III
Pada siklus III perencanaan tindakan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus II sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pemebelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran
akuntansi, termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan
interpretasi, serta menganalisis dan refleksi yang juga mengacu pada
tindakan sebelumnya.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk
meningkatkan prestasi siswa dan hasil pembelajaran akuntansi melalui
penerapan model pembelajaran Student Fasilitator And Explaining dalam
proses pembelajaran akuntansi. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk
menguji kebenarannya melaui tindakan yang telah direncanakan.
5. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang
melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.
6. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyususn laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Riwayat Singkat
Bermula dari inisiatif beberapa orang Kristen di Surakarta untuk
mendirikan sekolah lanjutan atas dan kejuruan, maka dalam musyawarah telah
diputuskan memilih sekolah lanjutan atas ekonomi. Mengingat jika
pertimbangan keadaan ekonomi/perekonomian masyarakat perlu ada
peningkatan, maka beberapa orang Kristen tersebut dan masyarakat Surakarta
pada umumnya merasa wajib membantu pemerintah dalam meningkatkan
perekonomian. Disamping itu yang paling penting adalah untuk mendirikan
sekolah persetujuan pengurus. Perhimpunan Pendidikan Kristen Surakarta
(PPKS) dan dari Kepala Inspeksi Daerah Pendidikan Ekonomi Jawa Tengah,
yang ada di Semarang. Akhirnya pada tanggal 1 Agustus 1958, berdiri
Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Kristen Surakarta yang bercorak
Kristen.
Pengelolaan SMEA Kristen Surakarta, di bawah bimbingan Panitia
yang diketuai oleh Bp. O. Rekso Darmojo dan staf, sedangkan jalannya
pelajaran diserahkan kepada Bp. Hartoyo, selaku Kepala Sekolah yang
dibantu oleh Bp. Sucipto, B.A, untuk mencari tenaga pengajar sekolah yang
beralamat di Jalan Bali No 142 Solo atau di SD Kristen Patihan. Tahun 1961
Drs. Hartoyo selaku Kepala Sekolah mendapat tugas yang baru yaitu menjadi
dosen UNDIP Semarang. Jabatan Kepala Sekolah selanjutnya diserahkan
kepada Bp. Sucipto, B.A yang waktu itu menjabat di SMEA Negeri 1
Surakarta.
Pada tahun 1964 karena adanya peraturan bahwa Kepala Sekolah
Negeri tidak diperkenankan merangkap jabatan Kepala Sekolah yang lain,
maka jabatan Kepala Sekolah diserahkan kepada Bp. Subarjo, B.A. Pada
tahun 1965 berdasarkan SK P dan K tertanggal 11 Februari 1965 No.
1757/BS/RI SMEA Kristen Surakarta mendapat bantuan pemerintah terhitung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
1 Agustus 1984. Pada tahun 1968, diadakan pembaharuan permohonan
bantuan. Melalui Surat Keputusan Menteri P dan K Republik Indonesia
tanggal 30 Agustus 1969 No 7160/Baum/Keu/OTSAB/1969; maka bantuan
pemerintah kepada SMEA Kristen Surakarta diperbaharui. Mulai tahun 1968,
tanggungjawab panitia diserahkan sepenuhnya kepada pengurus PPKS dalam
menangani kelangsungan hidup SMEA Kristen Surakarta. Pengurus
mengangkat seorang guru tetap dan 2 orang pegawai Tata Usaha yang digaji
langsung oleh PPKS, selain itu pengurus juga diberi subsidi sebagai
honorarium guru tidak tetap dan kelebihan jam mengajar.
Nama SMEA Kristen Surakarta berubah menjadi SMK Kristen
Surakarta berdasar Surat Kepeutusn Depatermen Pendidikan dan Kebudayaan
No 41007/AA/07/1997 tanggal 3 April 1997 dengan 3 jurusan yaitu
Akuntansi, Sekretaris dan Penjualan. Pada tanggal tersebut juga
mendatangkan perubahan nomor status. Nama SMEA Kristen Surakarta
berubah menjadi SMK Kristen 1 Surakarta dan sebagai catatan pada tanggal
10 Mei 1996 PPKS telah mengangkat Bp. Kledi Sunyoto, S.Pd menjadi
pelaksana harian kepala SMK Kristen 1 Surakarta, selama Ibu Dra. Kuminah
selaku Kepala Sekolah SMK Kristen 1 Surakarta berhalangan hadir. Sampai
saat ini yaitu pada tahun pelajaran 2010/2011 SMK Kristen Surakarta telah
memiliki 4 jurusan yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Penjualan dan
Multimedia sebagai program/jurusan baru di SMK Kristen 1 Surakarta di
bawah pimpinan/ Kepala Sekolah Ibu Dra. Sri Haryanti M.M.
Dari awal berdiri sampai sekarang SMK Kristen 1 Surakarta telah
mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak 6 kali. Nama-Nama kepala
sekolah yang pernah dan sampai sekarang menjabat adalah:
1. Tahun 1958 sampai dengan tahun 1964, Bapak S. Sucipto, BA.
2. Tahun 1965 sampai dengan tahun 1969, Bapak Suparjo, BA.
3. Tahun 1970 sampai tahun 1974 Bapak Drs. Santosa Adi Kusumo.
4. Tahun 1975 sampai dengan tahun 1978 Bapak Bob Hadianto.
5. Tahun 1979 sampai dengan tahun 1991 dipegang oleh Dra. Kusminah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
6. Tahun 1999 sampai sekarang oleh Ibu Dra. Sri Haryanti, M.M.
Salah satu ciri yang membedakan antara sekolah Kristen dengan
lembaga pendidikan/sekolah yang lain adalah di Sekolah/Lembaga Kristen
setiap hari diadakan pembukaan diawal jam pelajaran yang pertama.
Pembukaan itu dilakukan dengan diadakan kebaktian singkat yang di dalam
meliputi pujian, pembacaan Ayat Alkitab, Renungan, Doa. Selain itu, pada
jam pelajaran yang terakhir diadakan doa penutupan secara bersama-sama.
Kegiatan tersebut dipusatkan dari ruang guru, dan siswa bisa mengikutinya
melalui speaker-speaker yang telah dipasang pada setiap sudut kelas. Semua
kegiatan di atas dilakukan oleh siswa secara bergiliran dibawah pengawasan
dan koordinasi guru piket.
2. Keadaan Lingkungan SMK Kristen 1 Surakarta
SMK Kristen 1 Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan
kejuruan formal yang secara teknis memenuhi syarat sebagai lembaga
pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari letak lokasi yang strategis, sehingga
mudah dijangkau kendaraan umum. Selain itu, fasilitas dan kontruksi gedung
yang memiliki sirkulasi udara dan penerangan yang cukup, sarana dan
prasrana yang memadai. Formasi gedung SMK Kristen 1 Surakarta berbentuk
“U” sehingga tengahnya dapat dipakai sebagai tempat upacara, olahraga,
bermain siswa. Di sisi lain, SMK Kristen 1 Surakarta juga mengalami sedikit
hambatan. Hambatan itu yaitu, suara bising kendaraan karena letak SMK
Kristen yang berada di samping jalan besar.
SMK Kristen 1 Surakarta terletak satu lokasi dengan SMP Kristen 4
Surakarta, tepatnya berada di Jalan A. Yani No. 2 Tegalharjo, Jebres,
Surakarta.
Ruang-ruang yang ada di SMK Kristen 1 Surakarta adalah:
1. Ruang Kelas
Jumlah ruang kelas ada 19 terdiri dari 7 ruang di lantai bawah dan 12
ruang di lantai atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2. Ruang Kepala Sekolah
Ruang kepala Sekolah ada 1 ruang berada di lantai atas menghadap ke
utara. Letak ruang kepala sekolah berada di sebelah barat ruang kelas
XI TKI 2 dengan luas 30,56 m2.
3. Ruang Guru
Ruang guru berjumlah 1 buah berada di lantai bawah di sudut
menghadap ke timur dengan luas 146 m2.
4. Ruang Penerimaan SPP
Berada di lantai bawah, sebelah barat pintu gerbang dan berbatasan
dengan Bank Mini.
5. Ruang Toko
Berada di lantai bawah, tepatnya di sebelah barat gerbang yang paling
luar. Ruang toko ini menghadap ke selatan berhadapan dengan Hotel
Asia.
6. Ruang Bank Mini
Terletak di lantai atas, di sebelah barat Ruang pembayaran SPP dan di
sebelah selatan Ruang kelas XII Tata Niaga. Luas ruang Bank Mini
adalah 55 m2.
7. Ruang Tata Usaha
Berada di lantai bawah di sebalh barat gerbang bagian tengah, ruang
tata usaha menghadap ke timur, dengan luas ruangan 32 m2.
8. Ruangn Kantin.
Kantin ada 1 ruang yang letaknya di sebelah selatan Smart, menghadap
ke timur dengan total luas ruangan 18 m2.
9. Ruang BK
Ruang BK ada 1 ruangan di sebelah barat ruang kelas Keuangan 1,
mengahadap ke utara dengan total luas ruangan 22,5 m2.
10. Ruang UKS
11. Ruang Laboratorium Mengetik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Ruang Laboratorium mengetik memiliki 1 ruang dengan luas ruangan
72 m2 dan total Luas ruangan 56 m
2.
12. Ruang Laboratorium Komputer
Ruang Laboratorium Komputer memiliki 1 ruang dengan luas ruangan
84 m2 dan total Luas ruangan 56 m
2
13. Ruang Sepeda
14. Ruang Perpustakaan
Memiliki 1 buah ruang perpustakaan yang berada di depan kelas X
administrasi 2. Ruang perpustakaan menghadap ke utara.
15. WC dan Kamar Mandi
Jumlah Toilet yang ada di SMK Kristen ada 13 buah, dengan luas 26,1
m2.
Untuk kepentingan koordinasi, maka ruangan-ruangan yang dianggap
penting di pasang airphone, ruangan itu meliputi:
1. Ruang Kepala Sekolah
2. Ruang Guru
3. Ruang Tata Usaha
4. Ruang BP
5. Ruang Toko
6. Ruang Perpustakaan
3. Visi dan Misi
Visi
Mewujudkan Lembaga pendidikan dan pelatihan berstandar Nasional yang
menghasilkan tenaga kerja yang kompeten, mandiri serta memiliki iman,
pengharapan dan kasih.
Misi
a) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berstandar dan berorientasi
pada mutu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
b) Melaksanakan kegiatan yang berorientasi pada pusat produksi dan
pemasaran.
c) Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang kompeten, mandiri dan
beriman.
Tujuan Dan Sasaran Program SMK Kristen 1 Surakarta
Tujuan :
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja serta mengembangkan
setiap potensinya.
2. Menyiapkan siswa mampu memilih karier maupun berpotensi untuk
mengembangkan dirinya di era globalisasi.
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan
dunia usaha/industri pada saat ini maupun di masa mendatang.
4. Menyiapkan tamatan menjadi warga negara yang normatif, adaptif,
produkrif dan kreatif serta inovatif
Sasaran program SMK Kristen 1 Surakarta
1. Meningkatkan hasil PMB menjadi lebih mantap dari tahun sebelumnya.
2. Meningkatkan administrasi sekolah tenaga pendidikan serta PMB
3. Meningkatkan hubungan sekolah dengan dunia usaha/ industri dan
masyarakat untuk peningkatan pelaksanaan sistem ganda (PSG).
4. Meningkatkan Unit Produksi dalam rangka menggali Sumber dana dan
menjadi sasaran peningkatan ketrampilan.
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi
Kelas XII Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk
mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada
tanggal 12 Oktober 2010 diSMK Kristen 1 Surakarta. Hasil dari identifikasi
masalah tersebut adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1. Ditinjau dari Segi Siswa :
a. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai.
Dalam pembelajaran akuntansi di SMK Kristen 1 Surakarta ini
didukung dengan buku paket yang mana masing-masing siswa berhak
meminjam buku yang tersedia di perpustakaan sekolah. Dalam
realisasinya, sarana penunjang belajar siswa seperti buku akuntansi yang
terdapat dalam perpustakaan belum mampu memenuhi kebutuhan
informasi yang diperlukan oleh siswa (buku paket untuk mata pelajaran ini
kurang bervariasi dan buku lama). Keterbatasan literatur tersebut
berdampak pada terhambatnya proses belajar siswa. Terlebih lagi siswa
kurang antusias untuk memanfaatkan buku yang telah tersedia guna
meningkatkan pemahaman materi.
b. Siswa mudah jenuh terhadap pelajaran akuntansi.
Kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi disebabkan
karena materi yang kompleks dan metode pembelajaran yang diterapkan
oleh guru kurang bervariasi dan memotivasi siswa. Siswa dapat
berkonsentrasi pada awal pelajaran dimulai tapi setelah setengah jam
kemudian siswa sudah mulai bosan dan kehilangan konsentrasi belajar.
Hal tersebut dapat diatasi jika melibatkan siswa untuk aktif dan kreatif
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Di samping itu, guru memberikan
latihan terbimbing untuk siswa baik disekolah maupun dirumah, sehingga
siswa akan memahami dengan jelas konsep materi yang diberikan dan
aktif mengungkapkan pendapatnya tentang materi yang sedang dibahas
serta bertanya di saat mereka mengalami kesulitan.
c. Pembagian jadwal yang kurang mendukung (dalam arti terlalu siang)
untuk mata pelajaran akuntansi.
Salah satu faktor penyebab kurangnya antusias siswa terhadap
mata pelajaran akuntansi adalah pengaturan jadwal untuk mata pelajaran
akuntansi di kelas XII Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta yang
kurang mendukung. Jadwal yang terlalu siang untuk jenis mata pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
yang membutuhkan pemahaman lebih daripada mata pelajaran lainnya.
Dari hasil wawancara yang diperoleh sebagian besar siswa merasa penat
dan capek setelah menempuh beberapa mata pelajaran sebelumnya
(terlebih setelah pelajaran olah raga) sehingga pada waktu proses
pembelajaran untuk mata pelajaran akuntansi, konsentrasi siswa sudah
mulai berkurang.
d. Siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya
tentang kesulitan yang mereka hadapi.
Siswa cenderung malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika
diadakan tanya jawab. Mereka memilih diam tidak bertanya meskipun
sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang dibahas.
Sebagian siswa juga masih malu untuk maju ke depan jika diminta guru
untuk menjelaskan kembali apa yang mereka terima setelah mendengarkan
penjelasan guru. Siswa cenderung bermasalah dalam menuangkan ide,
gagasan dan kreatifitas. Mereka lebih senang bertanya kepada teman yang
telah menguasai materi tersebut. Selan itu, dari hasil beberapa wawancara,
dominasi siswa tertentu (siswa yang pandai di kelas) menyebabkan siswa
yang lainnya kurang bisa menyatakan pendapatnya.
e. Siswa lebih tertarik pada kebebasan dan keleluasaan.
Hal ini didasarkan pada hasil pengamatan peneliti pada saat survei
awal, bahwa mayoritas siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Kristen 1
Surakarta didominasi oleh perempuan,. mereka lebih senang belajar
dengan serius tetapi santai, dalam artian mereka belajar dengan serius,
namun dalam pembelajaran mereka menghendaki keleluasaan dan
fleksibel (tidak ada paksaan/rileks). Menurut pendapat beberapa siswa,
mereka akan mudah dalam belajar apabila selama proses pembelajaran
guru tidak mengkekang siswa untuk serius tetapi tetap harus
mengedepankan konsep atau isi materi atau dapat dikatakan mewujudkan
iklim ”sersan” (serius tapi santai). Selain itu, akan lebih mudah jika ada
penjelasan materi kemudian mereka langsung diminta untuk praktek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Misalnya, memperbanyak latihan soal, pembahasan, diskusi yang terkait
dengan materi pembelajaran siswa SMK.
2. Ditinjau dari Segi Guru
a. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi dan tepat untuk meningkatkan kualitas mata pelajaran akuntansi
Pada saat pembelajaran akuntansi guru sudah mencoba
membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara
langsung dan dengan memotivasi serta menegur langsung siswa yang tidak
mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu
membangkitkan semangat dan minat belajar siswa. Guru belum dapat
menemukan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan
antusiasme siswa terhadap pelajaran akuntansi.
b. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil
yang maksimal.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan
bahwa kualitas pembelajaran akuntansi di SMK Kristen 1 Surakarta dapat
dikatakan masih di bawah standar kelulusan minimal, karena dalam
pengamatan yang dilakukan peneliti pada siswa kelas XII Akuntansi 1
SMK Kristen 1 Surakarta, dari hasil pekerjaan siswa menunjukkan rata-
rata nilai yang mereka peroleh adalah 76,4. Rata-rata tersebut sedikit
diatas standar normal yaitu 75, serta siswa yang mendapatkan nilai 75 ke
atas hanya 17 dari 25 siswa dan hal itu mengindikasikan bahwa
pembelajaran akuntansi yang selama ini dilakukan belum berhasil. Hasil
belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang
maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Sebagai data awal peneliti mengambil nilai akhir ulangan harian siswa
yang terbaru yang untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum masuk pada
siklus I
Tabel 3. Hasil ulangan harian akhir siswa
Nilai Jumlah siswa Persentase
> 95
90-94
85-89
80-84
75-79
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
-
-
3
3
11
6
2
-
-
-
-
-
12 %
12 %
44 %
24 %
8 %
-
-
-
Jumlah 25 100 %
Sumber : Hasil pengolahan data nilai ulangan harian siswa
(lampiran prasiklus)
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
1. Siklus I
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui metode
Student Fasilitator And Explaining adalah :
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan perencanaan Tindakan I dilaksanakan pada hari Selasa 12
Oktober 2010 di ruang Guru dan dikelas XII Akuntansi 1 SMK Kristen 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Surakarta. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang
akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa
menemui permasalahan dalam memahami materi dan masih rendahnya
tingkat keaktifan siswa serta kurangnya minat mengikuti pelajaran
akuntansi. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I
akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari sabtu, 16
Oktober 2010 dan hari selasa, 19 Oktober 2010.
Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
menggunakan metode Student Fasilitator And Explaining, dengan
skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3) Guru memberikan pengarahan tentang metode Student
Fasilitator And Explaining yang akan diterapkan.
(4) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada
kaitannya dengan materi yang akan diajarkan dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar guru
tahu seberapa jauh pemahaman siswa.
(5) Guru menjelaskan meteri jurnal penyesuaian dan penyusunan
neraca lajur. Siswa memperhatikan dengan seksama.
(6) Siswa diberi kesempatan untuk memahami materi yang telah
disampaikan dan diberikan kesempatan untuk bertanya
maupun berpendapat.
(7) Guru memberikan lembar kegiatan penyusunan kertas kerja
dengan data penyesuaian kepada setiap siswa untuk bahan
yang akan dipelajari siswa. Kemudian mengarahkan masing-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
masing siswa untuk memulai diskusi dengan cara saling
bertukar pikiran dengan temannya dalam menyelesaikan
penyusunan kertas kerja.
(8) Guru memonitoring berlangsungnya kegiatan diskusi oleh
siswa, dan membantu atau memberikan masukan-masukan
guna melengkapi materi-materi yang didiskusikan tersebut.
(9) Guru memberitahukan bahwa akan dilaksanakan presentasi,
oleh sebab itu guru menunjuk siswa secara acak untuk
presentasi kedepan kelas proses penyusunan kertas kerja guna
mengetahui tingkat pemahaman materi.
(10) Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid
(teman) yang lain untuk bertanya dan memberikan masukan
atau pendapat baik kepada presenter maupun kepada teman
yang lainya.
(11) Guru memonitoring jalannya presentasi dan meluruskan
pendapat serta materi yang didiskusikan. Karena waktu sudah
habis, guru menyuruh seluruh siswa untuk menyiapkan dan
memahami materi penyusunan laporan biaya produksi untuk
dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.
(12) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang
dan menutup dari meteri yang telah dipelajari (menyampaikan
kesimpulan).
(13) Salam penutup
b) Pertemuan Kedua
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam pembelajaran.
(3) Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab
kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada
pada diri siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
(4) Guru membahas materi penyusunan laporan biaya produksi.
(5) Siswa diminta untuk melanjutkan diskusi materi penyusunan
laporan biaya produksi dengan teman.
(6) Guru mengacak siswa yang terpilih untuk mempresentasikan
hasil penyusunan laporan biaya produksi.
(7) Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid
(teman) yang lain untuk bertanya dan memberikan masukan
atau pendapat baik kepada presenter maupun kepada teman
yang lainya.
(8) Guru memonitoring jalannya presentasi dan meluruskan
pendapat serta materi yang didiskusikan. Kemudian guru
memberikan evaluasi dengan membagikan lembar kegiatan
evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
(9) Guru mengawasi dengan seksama agar siswa tidak
bekerjasama dengan siswa lain. Karena hasil nilai yang dicapai
siswa secara individu mencerminkan peningkatan atau
penurunan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa, tuntas atau
belum tuntas.
(10) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawab.
(11) Guru menyampaikan apresiasi yang sangat besar kepada siswa
karena telah menyelesaikan soal evaluasi dengan baik.
(12) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
atas materi-materi yang belum dimengerti
(13) Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan pada
siklus I ini dan menutup pembelajaran dengan salam penutup
2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk materi menyusun laporan harga pokok produksi dengan
metode Student Fasilitator And Explaining.
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap
siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari sabtu, 16 Oktober 2010
dan hari selasa, 19 Oktober 2010 di ruang kelas XII Akuntansi 1.
Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario
pembelajaran dan RPP.
Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan konsep materi dan
memberikan topik diskusi kepada siswa kemudian dipresentasikan secara
acak. Pertemuan kedua mirip dengan pertemuan pertama namun diakhir
pertemuan dilaksanakan evaluasi siklus I.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Sabtu, 16 Oktober 2010)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam, kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran, siswa hadir
semua. Guru mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa
sudah siap untuk mengikuti proses pembelajaran.
b) Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pelajaran agar
siswa fokus terhadap materi yang akan dipelajari.
c) Siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi pelajaran pada
pertemuan sebelumnya yaitu mengenai Buku Besar. Hanya
beberapa siswa yang terlihat aktif menjawab pertanyaan dari guru
masih terlihat siswa yang belum aktif. Siswa yang aktif tersebut
adalah siswa yang sudah terbiasa mendominasi jalannya
pembelajaran.
d) Guru melanjutkan materi dengan mendeskripsikan materi jurnal
penyesuaian dan penyusunan kertas kerja. Kemudian guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
mendemonstrasikan penyusunan jurnal penyesuaian dan kertas
kerja.
e) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka
rasa belum jelas. Pada awalnya tidak ada siswa yang mau bertanya,
namun akhirnya guru memberikan beberapa pertanyaan secara
bergilir dan apabila siswa tidak dapat menjawab maka akan
dilemparkan ke siswa yang lain.
f) Guru memberikan Lembar Kegiatan kepada setiap siswa untuk
bahan yang akan dipelajari siswa. Kemudian mengarahkan masing-
masing siswa untuk memulai diskusi dengan saling bertukar
pikiran dengan siswa lainya.
g) Guru memonitoring berlangsungnya kegiatan diskusi oleh masing
masing siswa, dan membantu atau memberikan masukan-masukan
guna melengkapi materi-materi yang didiskusikan tersebut.
h) Guru memberitahukan bahwa akan dilaksanakan presentasi, oleh
sebab itu guru menunjuk siswa secara acak untuk presentasi
kedepan kelas proses penyusunan kertas kerja guna mengetahui
tingkat pemahaman materi. Dalam kesempatan ini yang ditunjuk
untuk presentasi adalah Fransiska Tri Agustin.
i) Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid (teman)
yang lain untuk bertanya dan memberikan masukan atau pendapat
baik kepada presenter maupun kepada teman yang lainya. Ada 4
siswa yang mau mengutarakan pendapat, pertanyaan dan masukan-
masukan dalam penyusunan kertas kerja.
j) Guru memonitoring jalannya presentasi dan meluruskan pendapat
serta materi yang didiskusikan. Karena waktu sudah habis, guru
menyuruh seluruh siswa untuk menyiapkan dan memahami materi
penyusunan laporan biaya produksi untuk dipresentasikan pada
pertemuan berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
k) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang dan
menutup dari meteri yang telah dipelajari (menyampaikan
kesimpulan).
l) Salam penutup.
2) Pertemuan Kedua (selasa,19 Oktober 2010)
d) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
e) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
f) Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab
kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada
diri siswa.
g) Guru membahas materi penyusunan laporan biaya produksi.
h) Siswa diminta untuk melanjutkan diskusi materi penyusunan
laporan biaya produksi dengan teman.
i) Guru mengacak siswa yang terpilih untuk mempresentasikan hasil
penyusunan laporan biaya produksi. Guru menunjuk Katarina SJ
untuk mempresentasikan laporan biaya produksi.
j) Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid (teman)
yang lain untuk bertanya dan memberikan masukan atau pendapat
baik kepada presenter maupun kepada teman yang lainya. Ada 6
anak yang bertanya dan memberikan masukan dalam penyusunan
laporan biaya produksi. Dalam menjawab pertanyaan presenter
(Katarina) dibantu oleh siswa lain dan diluruskan oleh guru.
k) Guru memberikan evaluasi dengan membagikan lembar kegiatan
evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
l) Guru mengawasi dengan seksama agar siswa tidak bekerjasama
dengan siswa lain. Karena hasil nilai yang dicapai siswa secara
individu mencerminkan peningkatan atau penurunan tingkat
ketuntasan hasil belajar siswa, tuntas atau belum tuntas. Namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
masih ada siswa yang bekerjasama dalam mengerjakan evaluasi
sehingga ditegur dan diperingatkan oleh guru.
m) Setelah waktu habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan
lembar jawab dimeja guru.
n) Guru menyampaikan apresiasi yang sangat besar kepada siswa
karena telah menyelesaikan soal evaluasi dengan baik.
o) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atas
materi-materi yang belum dimengerti
p) Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan pada siklus I
ini dan menutup pembelajaran dengan salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi perusahaan
manufaktur dengan menggunakan metode pembelajaran Student
Fasilitator And Explaining di kelas XII Akuntansi 1. Peneliti mengambil
posisi di dalam kelas, dengan tujuan agar peneliti dapat secara jelas
melihat (mengamati) proses belajar mengajar akuntansi pada hari itu. Pada
pertemuan pertama yaitu hari sabtu, 16 Oktober 2010, guru menyampaikan
materi akuntansi jurnal penyesuaian dan penyusunan neraca lajur dengan
metode Student Fasilitator And Explaining secara jelas dan mengadakan
presentasi hasil latihan soal (latihan secara terbimbing) yang diberikan
kepada siswa. Sedangkan pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
selasa tanggal 19 Oktober 2010, guru melanjutkan materi penyusunan
biaya produksi kemudian siswa disuruh latihan dan presentasi didepan
kelas. Pada pertemuan kedua ini, guru dan peneliti juga melakukan
evaluasi akhir dari siklus I agar hasil belajar dari siklus I dapat segera
diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses
pembelajaran akuntansi dikelas XII Akuntansi I dengan menggunakan
metode Student Fasilitator And Explaining sudah dijelaskan secara rinci
dalam pelaksanaan tindakan I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi dengan menerapkan metode Student Fasilitator And
Explaining, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Nilai kognitif siswa yang tuntas KKM (kriteria ketuntasan minimal).
Nilai kognitif ini merupakan hasil olah nilai dengan indikator
pemahaman materi dan ketuntasan hasil belajar (eavaluasi). Yaitu :
a). Hasil olah nilai siswa dengan indikator pemahaman materi
menunjukkan hal positif. Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah
siswa yang tuntas KKM (yang ditetapkan 75% dari presentasi)
indikator ini sebanyak 72% yaitu 18 siswa dari jumlah keseluruhan
siswa (25 siswa) dan nilai rata-rata kelas adalah 76,6%.
b). Sedangkan hasil olah nilai siswa dengan indikator ketuntasan hasil
belajar (eavaluasi) juga menunjukkan hal positif. Jumlah siswa
yang lolos indikator ini sebanyak 84% (21 siswa) sedangkan 16%
sisanya belum lolos dari jumlah keseluruhan siswa (25 siswa).
2) Secara global, nilai afektif siswa selama siklus I menunjukkan nilai
yang baik. 92% siswa memperoleh nilai ”b” dan ”a” dan hanya 8%
siswa yang memperoleh nilai ”c”. Penilaian ini didasari oleh 3
indikator penilaian yaitu :
a). Kerajinan
Kerajinan dinilai dari aspek dalam diri masing-masing siswa
mengenai tingkat ketelitian siswa dalam mengerjakan tugas, format
penyusunan laporan dan tulisan yang jelas, serta intensitas
mengumpulkan tugas. Hasil olah nilai aspek kerajinan
menunjukkan bahwa 80% siswa dikelas XII Akuntansi I rajin
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat
dibuktikan dengan melihat jumlah siswa yang mendapat nilai ”c”
hanya 5 orang dari 25 siswa, sedangkan yang lain telah mendapat
nilai ”b” dan ”a”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
b). Kerapian
Hasil olah nilai aspek kerapian dilihat dari cara penyusunan
laporan dan cara mengerjakan tugas yang diberikan menunjukkan
bahwa 80% siswa mendapat nilai yang baik dan hanya 5 orang dari
25 siswa yang mendapatkan niai ”c”.
c). Kelakuan
Nilai kelakuan siswa dalam kegiatan belajar mengajar selama
siklus I menunjukkan bahwa 80% (20 siswa) berkelakuan baik
dalam proses KBM. Mereka mengikuti KBM dengan tertip dan
kondusif.
3) Nilai psikomotor siswa yang diukur dengan kriteria aspek ketrampilan
bertanya, ketrampilan menjawab dan motivasi. Secara global, nilai
psikomotor siswa kelas XII Akuntansi I adalah baik. 80% siswa
mendapat nilai ”b” dan ”a” sedangkan yang mendapat nilai ”c” hanya
20% saja (5 siswa) dari jumlah keseluruhan yaitu 25 siswa.
a). Keterampilan bertanya (gerak refleks)
Jumlah siswa yang tuntas indikator ini sebesar 68% yaitu sebanyak
17 siswa sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 32% dari jumlah
keseluruhan siswa (25 siswa).
b). Keterampilan menjawab (gerak expresif & interpretatif)
Keterampilan menjawab yang terjadi selama proses pembelajaran
siklus I sebesar 72% yaitu 18 siswa dan 7 sisanya (sebesar 28%)
kurang aktif.
c). Motivasi
Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang
terlihat dalam siklus I sebesar 68% dari 25 orang siswa yaitu
sebanyak 17 siswa telah termotivasi mengikuti pembelajaran dan
sisanya 8 orang kurang termotivasi mengikuti kegiatan
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 4. Persentase capaian siswa pada Siklus I
No Aspek tuntas tidak
total jml % jml %
1 Kognitif
1.1 Pemahaman materi 18 72% 7 28% 25
1.2 Ketuntasan hasil belajar (Evaluasi) 21 84% 4 16% 25
2 Afektif 23 92% 2 8% 25
2.1 Kelakuan 20 80% 5 20% 25
2.2 Kerajianan / kedisiplinan 20 80% 5 20% 25
2.3 Kerapian 20 80% 5 20% 25
3 Psikomotor 20 80% 5 20% 25
3.1 Keterampilan bertanya 17 68% 8 32% 25
3.2 Keterampilan menjawab 20 80% 5 20% 25
3.3 Motivasi 17 68% 8 32% 25
Sumber : Hasil pengolahan data nilai ulangan harian siswa (lampiran)
Prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan tabel dibawah ini.
Tabel 5. Nilai Evaluasi Hasil Belajar Siklus I
Nilai Jumlah siswa Persentase
> 95
90-94
85-89
80-84
75-79
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
17
-
-
3
1
3
-
-
-
1
68%
-
-
12 %
4 %
12 %
-
-
-
4
Jumlah 25 100 %
Sumber : Hasil pengolahan data nilai ulangan harian siswa (lampiran)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah:
a) Guru lebih banyak memberikan teguran daripada motivasi kepada
siswa. Sehingga siswa merasa tertekan dan takut untuk
mengutarakan pertanyaan ataupun pendapat mereka.
b) Guru dalam menjelaskan materi dan memberikan contoh atau
mendemonstrasikan pengerjaan soal terlalu cepat sehingga sulit
untuk diikuti. Waktu yang disediakan guru untuk tanya jawab juga
sangat terbatas, sehingga siswa merasa tidak ada kesempatan siswa
untuk mengungkapkan permasalahannya tentang materi yang
belum dipahami kepada guru.
c) Guru belum dapat menjangkau semua siswa untuk dimonitoring
hasil pekerjaannya.
d) Guru belum memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu
menyelesaikan tugas dengan benar, teliti, dan lebih cepat daripada
siswa yang lain.
2) Beberapa kekurangan yang ditemukan dari segi siswa adalah sebagai
berikut:
a) Masih banyak siswa enggan bertanya langsung pada guru pada saat
pembelajaran, mereka bertanya atau mengemukakan pendapat
setelah ditunjuk langsung oleh guru.. Mereka merasa lebih nyaman
bertanya kepada guru apabila guru mendekati mereka (seperti pada
saat monitoring) atau kepada teman yang lain.
b) Siswa masih belum berani untuk mengungkapkan pendapatnya di
depan kelas (sebagai presenter/fasilitator). Siswa masih cenderung
berani jika berhadapan dengan teman sebayanya.
c) Siswa kurang percaya diri dan malu pada saat berperan sebagai
fasilitator/presenter.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
d) Ketrampilan berkomunikasi di depan kelas seperti pada saat
presentasi masih kurang. Guru sebaiknya memberikan masukan
bagaimana berkomunikasi dengan baik dalam hal ini waktu
presentasi, memberikan pendapat dan bertanya.
e) Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai evaluasi hasil belajar
tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50 serta nilai rata-
rata kelas yaitu 91. Siswa yang sudah mencapai standar nilai < 75
sebanyak 21 siswa (84% dari 25 siswa) dan siswa tersebut dapat
dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar Sisanya 4
siswa (16%) belum mencapai KKM (belum tuntas). Walaupun
demikian bila dibandingkan dengan nilai awal siswa sudah terdapat
peningkatan, sebelumnya siswa yang tuntas hanya 17 siswa (68%)
kini meningkat menjadi 21 siswa (84%) dari total 25 siswa. (Dapat
dilihat pada lampiran).
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan antara lain :
1) Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan monitoring yang merata
kepada semua siswa, selain sebagai pengawasan juga agar tidak ada
siswa yang merasa kurang diperhatikan.
2) Sebaiknya guru lebih banyak lagi memberikan motivasi kepada siswa
agar siswa tidak merasa tertekan tetapi siswa dapat lebih bersemangat
dan ikut aktif terlibat dalam mengikuti pembelajaran.
3) Guru harus memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa
bekerjasama dan menyelesaikan tugas dengan baik. Penghargaan ini
bertujuan untuk memacu semangat setiap siswa dalam menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik dan rapi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
2. Siklus II
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui metode
Student Fasilitator And Explaining adalah :
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan perencanaan Tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 20 Oktober 2010 di ruang guru SMK Kristen 1 Surakarta. Guru
bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil
analisis dan refleksi dari siklus I terdapat beberapa kekurangan, kemudian
disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan
selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Sabtu tanggal 23 Oktober 2010
dan Selasa 26 Oktober 2010 dengan rancangan sebagi berikut :
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan metode Student Fasilitator And Explaining,
skenario pembelajaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3) Guru memberikan pengarahan tentang metode Student
Fasilitator And Explaining yang akan diterapkan.
(4) Mengulangi dan mengulas sedikit evaluasi materi kertas kerja
dan laporan biaya produksi yang masih ada kaitannya dengan
materi yang akan diajarkan yaitu menyajikan laporan keuangan
perusahaan manufaktur dengan cara memberikan pertanyaan
kepada siswa (tanya jawab) agar guru tahu seberapa jauh
pemahaman siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
(5) Guru menjelaskan meteri laporan laba/rugi dan laporan
perubahan ekuitas. Siswa memperhatikan dengan seksama dan
mempersiapkan diri untuk presentasi.
(6) Siswa diberi kesempatan untuk memahami materi yang telah
disampaikan dan diberikan kesempatan untuk bertanya maupun
berpendapat.
(7) Guru memberikan Lembar Kegiatan penyusunan laporan
laba/rugi dan laporan perubahan ekuitas kepada setiap siswa
untuk bahan yang akan dipelajari siswa. Kemudian
mengarahkan masing-masing siswa untuk memulai diskusi dan
saling bertukar pikiran dengan temannya dalam menyelesaikan
laporan laba/rugi dan laporan perubahan ekuitas.
(8) Guru memonitoring berlangsungnya kegiatan diskusi oleh
siswa, dan membantu atau memberikan masukan-masukan
guna melengkapi materi-materi yang didiskusikan tersebut.
(9) Guru memberitahukan bahwa akan dilaksanakan presentasi,
oleh sebab itu guru menunjuk siswa secara acak untuk
presentasi kedepan kelas proses penyusunan laporan laba/rugi
dan laporan perubahan ekuitas guna mengetahui tingkat
pemahaman materi.
(10) Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid
(teman) yang lain untuk bertanya dan memberikan masukan
atau pendapat baik kepada presenter maupun kepada teman
yang lainya.
(11) Guru memonitoring jalannya presentasi dan meluruskan
pendapat atau jawaban serta materi yang didiskusikan.
(12) Guru membagikan lembar latihan soal kepada setiap siswa.
(13) Karena waktu sudah habis, guru menyuruh seluruh siswa untuk
menyiapkan dan memahami materi penyusunan neraca untuk
dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
(14) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang
dan menutup dari meteri yang telah dipelajari (menyampaikan
kesimpulan).
(15) Salam penutup
b) Pertemuan Kedua
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam pembelajaran.
(3) Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab
kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada
pada diri siswa.
(4) Guru membahas materi penyusunan neraca.
(5) Siswa diminta untuk melanjutkan diskusi materi penyusunan
neraca dengan teman.
(6) Guru mengacak siswa yang terpilih untuk mempresentasikan
hasil penyusunan neraca.
(7) Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid
(teman) yang lain untuk bertanya dan memberikan masukan
atau pendapat baik kepada presenter maupun kepada teman
yang lainya.
(8) Guru memonitoring jalannya presentasi dan meluruskan
pendapat serta materi yang didiskusikan. Kemudian guru
memberikan evaluasi dengan membagikan lembar kegiatan
evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
(9) Guru mengawasi dengan seksama agar siswa tidak bekerjasama
dengan siswa lain. Karena hasil nilai yang dicapai siswa secara
individu mencerminkan peningkatan atau penurunan tingkat
ketuntasan hasil belajar siswa, tuntas atau belum tuntas.
(10) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
(11) Guru menyampaikan apresiasi yang sangat besar kepada siswa
karena telah menyelesaikan soal evaluasi dengan baik.
(12) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
atas materi-materi yang belum dimengerti
(13) Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan pada siklus
II ini dan menutup pembelajaran dengan salam penutup
2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk materi menyusun laporan keuangan perusahaan
manufaktur dengan metode Student Fasilitator And Explaining.
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).
Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap
siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Kegiatan pelaksanaan Tindakan II dilaksanakan selama 2 kali
pertemuan seperti yang telah direncanakan, yakni pada hari Sabtu tanggal
23 Oktober 2010 dan Selasa 26 Oktober 2010 di ruang XII Akuntansi 1.
Pertemuan dilaksanakan selama 6x45 menit sesuai dengan skenario
pembelajaran dan RPP.
Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan
tindakan I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat
perbaikan/penguatan yang masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang
disampaikan pada pelaksanaan tindakan II yaitu Laporan Rugi/Laba,
Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca.
Pada pertemuan pertama Siklus II guru menjelaskan dan
mendemonstrasikan cara menyusun Laporan Rugi/Laba dan Laporan
Perubahan Ekuitas kemudian dilaksanakan presentasi secara acak dan
dibuka kesempatan tanya jawab, kemudian siswa mengerjakan soal secara
individu maupun kelompok dengan metode yang diterapkan di siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Dilaksanakan kegiatan diskusi dan presentasi, kegiatan ini ditambah
dengan tanya jawab yang lebih efektif untuk membangun pemahaman
siswa, ditutup dengan evaluasi akhir siklus II.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Sabtu tanggal 23 Oktober 2010)
(a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam, kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran, siswa hadir
semua. Guru mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa
sudah siap untuk mengikuti proses pembelajaran.
(b) Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pelajaran agar
siswa fokus terhadap materi yang akan dipelajari.
(c) Siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi pelajaran pada
pertemuan sebelumnya yaitu mengenai laporan biaya produksi.
Sebagian siswa mulai terlihat aktif menjawab pertanyaan dari guru
sehingga dapat dilihat peningkatan jumlah siswa yang mulai aktif.
(d) Guru melanjutkan materi dengan mendeskripsikan materi laporan
rugi/laba dan laporan perubahan ekuitas. Kemudian guru
mendemonstrasikan penyusunan laporan rugi/laba dan laporan
perubahan ekuitas
(e) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka
rasa belum jelas. Sebagian siswa langsung menunjukkan jari untuk
bertanya kepada guru. Kemudian guru memberikan beberapa
pertanyaan secara bergilir dan apabila siswa tidak dapat menjawab
maka akan dilemparkan ke siswa yang lain.
(f) Guru memberikan Lembar Kegiatan kepada setiap siswa untuk
bahan yang akan dipelajari siswa. Kemudian mengarahkan masing-
masing siswa untuk memulai diskusi dengan saling bertukar
pikiran dengan siswa lainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
(g) Guru memonitoring berlangsungnya kegiatan diskusi oleh masing
masing siswa, dan membantu atau memberikan masukan-masukan
guna melengkapi materi-materi yang didiskusikan tersebut.
(h) Guru memberitahukan bahwa akan dilaksanakan presentasi, oleh
sebab itu guru menawarkan kepada siswa yang secara sukarela
ingin mempresentasikan ide, gagasan dan pendapatnya tentang
materi laporan rugi/laba dan laporan perubahan ekuitas. Karena
siswa masih malu dan minder,maka guru menunjuk siswa secara
acak untuk presentasi kedepan kelas. Dalam kesempatan ini yang
ditunjuk untuk presentasi adalah Ana Chairul Norma.
(i) Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid (teman)
yang lain untuk bertanya dan memberikan masukan atau pendapat
baik kepada presenter maupun kepada teman yang lainya. Ada 6
siswa yang mau mengutarakan pendapat, pertanyaan dan masukan-
masukan dalam penyusunan kertas kerja.
(j) Guru memonitoring jalannya presentasi dan meluruskan pendapat
serta materi yang didiskusikan. Karena waktu sudah habis, guru
menyuruh seluruh siswa untuk menyiapkan dan memahami materi
penyusunan neraca untuk dipresentasikan pada pertemuan
berikutnya.
(k) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang dan
menutup dari materi yang telah dipelajari (menyampaikan
kesimpulan).
(l) Salam penutup.
2) Pertemuan Kedua (Selasa 26 Oktober 2010)
(a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
(b) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
(c) Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab
kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada
diri siswa.
(d) Guru membahas materi penyusunan neraca.
(e) Siswa diminta untuk melanjutkan diskusi materi penyusunan
neraca dengan teman.
(f) Guru mengacak siswa yang terpilih untuk mempresentasikan hasil
penyusunan neraca. Guru menunjuk Diana Natalia untuk
mempresentasikan proses penyusunan neraca.
(g) Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid (teman)
yang lain untuk bertanya dan memberikan masukan atau pendapat
baik kepada presenter maupun kepada teman yang lainya. Ada 5
anak yang bertanya dan memberikan masukan dalam penyusunan
neraca. Dalam menjawab pertanyaan presenter (Diana Natalia)
dibantu oleh siswa lain dan diluruskan oleh guru.
(h) Guru memberikan evaluasi dengan membagikan lembar kegiatan
evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
(i) Guru mengawasi dengan seksama agar siswa tidak bekerjasama
dengan siswa lain. Karena hasil nilai yang dicapai siswa secara
individu mencerminkan peningkatan atau penurunan tingkat
ketuntasan hasil belajar siswa, tuntas atau belum tuntas. Namun
masih ada siswa yang bekerjasama dalam mengerjakan evaluasi
sehingga ditegur dan diperingatkan oleh guru.
(j) Setelah waktu habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan
lembar jawab dimeja guru.
(k) Guru menyampaikan apresiasi yang sangat besar kepada siswa
karena telah menyelesaikan soal evaluasi dengan baik.
(l) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atas
materi-materi yang belum dimengerti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
(m) Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan pada siklus II
ini dan menutup pembelajaran dengan salam penutup
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan metode Student Fasilitator And Explaining di kelas XII
Akuntansi 1. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas, sebab guru
menginginkan agar peneliti dapat mengamati langsung proses belajar
mengajar akuntansi. Pada pertemuan pertama yaitu hari sabtu, 23 oktober
2010, guru menyampaikan materi akuntansi laporan rugi/laba dan laporan
perubahan ekuitas dengan metode Student Fasilitator And Explaining
secara jelas dan mengadakan presentasi hasil latihan soal (latihan secara
terbimbing) yang diberikan kepada siswa. Sedangkan pada pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari selasa, 26 Oktober 2010, guru melanjutkan
materi penyusunan neraca kemudian siswa disuruh latihan dan presentasi
didepan kelas. Pada pertemuan kedua ini, guru dan peneliti juga
melakukan evaluasi akhir dari siklus II agar hasil belajar dari siklus II
dapat segera diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya
proses pembelajaran akuntansi dikelas XII Akuntansi I dengan
menggunakan metode Student Fasilitator And Explaining sudah dijelaskan
secara rinci dalam pelaksanaan tindakan II.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi, diperoleh informasi tentang aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Nilai kognitif siswa yang tuntas dari KKM (kriteria ketuntasan
minimal naik dari 75 menjadi 80). Nilai kognitif ini merupakan hasil
olah nilai dengan indikator pemahaman materi dan ketuntasan hasil
belajar (eavaluasi). Yaitu :
a). Hasil olah nilai siswa dengan indikator pemahaman materi
menunjukkan hal positif. Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah
siswa yang tuntas KKM (80% dari presentasi) indikator ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
sebanyak 80% yaitu 20 siswa dari jumlah keseluruhan siswa (25
siswa) dan nilai rata-rata kelas adalah 82%.
b). Sedangkan hasil olah nilai siswa dengan indikator ketuntasan hasil
belajar (eavaluasi) juga menunjukkan hal positif. Jumlah siswa
yang tuntas indikator ini sebanyak 96% (24 siswa) sedangkan 4%
sisanya tidak tuntas dari jumlah keseluruhan siswa (25 siswa).
2) Secara global, nilai afektif siswa selama siklus II menunjukkan nilai
yang baik. 12% siswa memperoleh nilai ”a” dan 88% sisanya
memperoleh nilai ”b”. Penilaian ini didasari oleh 3 indikator penilaian
yaitu :
a). Kerajinan
Kerajinan dinilai dari aspek dalam diri masing-masing siswa
mengenai tingkat ketelitian siswa dalam mengerjakan tugas, format
penyusunan laporan dan tulisan yang jelas, serta intensitas
mengumpulkan tugas. Hasil olah nilai aspek kerajinan
menunjukkan bahwa 96% dari 25 siswa dikelas XII Akuntansi I
rajin dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat
dibuktikan dengan melihat jumlah siswa yang mendapat nilai ”c”
hanya 1 orang, sedangkan yang lain telah mendapat nilai ”b” dan
”a”.
b). Kerapian
Hasil olah nilai aspek kerapian dilihat dari cara penyusunan
laporan dan cara mengerjakan tugas yang diberikan menunjukkan
bahwa 92% (23 siswa) mendapat nilai yang baik dan hanya 8%
dari keseluruhan siswa yang mendapatkan niai ”c”.
c). Kelakuan
Nilai kelakuan siswa dalam kegiatan belajar mengajar selama
siklus I menunjukkan bahwa 92% dari 25 siswa berkelakuan baik
dalam proses KBM. Mereka mengikuti KBM dengan tertip dan
kondusif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
3) Nilai psikomotor siswa yang dengan kriteria aspek ketrampilan
bertanya, ketrampilan menjawab dan motivasi. Secara global, nilai
psikomotor siswa kelas XII Akuntansi I adalah baik. 92% (23 siswa)
mendapat nilai ”b” dan ”a” sedangkan yang mendapat nilai ”c” hanya
8% (2 siswa). jumlah keseluruhan yaitu 25 siswa.
a). Keterampilan bertanya (gerak refleks)
Jumlah siswa yang tuntas indikator ini sebesar 84% yaitu sebanyak
21 siswa sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 16% dari jumlah
keseluruhan siswa (25 siswa).
b). Keterampilan menjawab (gerak expresif & interpretatif)
Keterampilan menjawab yang terjadi selama proses pembelajaran
siklus II sebesar 84% yaitu 21 siswa dan 4 sisanya (sebesar 16%)
kurang aktif.
c). Motivasi
Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang
terlihat dalam siklus II sebesar 76% dari 25 orang siswa yaitu
sebanyak 19 siswa telah termotivasi mengikuti pembelajaran dan
sisanya 6 orang kurang termotivasi mengikuti kegiatan
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 6. Persentase capaian siswa pada Siklus II
No Aspek tuntas tidak
total jml % jml %
1 Kognitif
1.1 Pemahaman materi 20 80% 5 20% 25
1.2 Ketuntasan hasil belajar (Evaluasi) 24 96% 1 4% 25
2 Afektif 23 92% 2 8% 25
2.1 Kelakuan 23 92% 2 8% 25
2.2 Kerajianan / kedisiplinan 24 96% 1 4% 25
2.3 Kerapian 23 92% 2 8% 25
3 Psikomotor 20 80% 5 20% 25
3.1 Keterampilan bertanya 21 84% 4 16% 25
3.2 Keterampilan menjawab 21 84% 4 16% 25
3.3 Motivasi 19 76% 6 24% 25
Sumber : Hasil pengolahan data nilai evaluasi akhir siswa (lampiran)
Dari segi prestasi dapat ditunjukkan dengan tabel dibawah ini.
Tabel 7. Nilai Evaluasi Hasil Belajar Siklus II
Nilai Jumlah siswa Persentase
> 95
90-94
85-89
80-84
75-79
70-74
65-69
60-64
55-59
< 55
14
9
1
-
-
-
-
-
-
1
56%
36%
4%
-
-
-
-
-
-
4%
Jumlah 25 100%
Sumber : Hasil pengolahan data nilai evaluasi akhir siswa (lampiran)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus
II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Kelemahan guru dalam siklus II ini adalah:
Guru sudah dapat memahami kondisi konsentrasi siswa meskipun
masih dirasa kurang bagi siswa guru terkesan mengabaikan beberapa
siswa yang belum berkonsentrasi pada saat diadakan apersepsi.
Sebaiknya guru memberikan perhatian menyeluruh pada siswa dari
awal sampai jam pelajaran akuntansi berakhir.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu
sebagai berikut:
a). Siswa kurang percaya diri dan malu pada saat berperan sebagai
fasilitator/presenter.
b). Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai evaluasi hasil belajar
tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 25,63 serta nilai rata-
rata kelas yaitu 93,5. Siswa yang sudah mencapai standar nilai < 80
sebanyak 24 siswa (96% dari 25 siswa) dan siswa tersebut dapat
dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar Sisanya 1
siswa (4%) belum mencapai KKM (belum tuntas). Walaupun
demikian bila dibandingkan dengan nilai awal siswa sudah terdapat
peningkatan, sebelumnya siswa yang tuntas hanya 21 siswa (84%)
kini meningkat menjadi 24 siswa (96%) dari total 25 siswa. (Dapat
dilihat pada lampiran)
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan
analisis yang telah dilakukan adalah :
1) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
2) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan
langsung terhadap anak yang mengalami kesulitan bekerjasama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
dengan anggota kelompoknya, sehingga setiap siswa memiliki
motivasi dan kesadaran bekerjasama dengan orang lain.
3) Guru harus memberikan motivasi, stimulus atau umpan yang lebih
intens daripada sebelumnya untuk meningkatkan kemampuan
setiap siswa dalam hal mengungkapkan pendapat dan presentasi.
D. Pembahasan
Penerapan metode Student Fasilitator And Explainig berdampak terhadap
proses dan hasil kegiatan pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut antara
lain siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru, siswa menjadi
lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa dapat
bekerjasama dalam kelompok dengan siswa yang lain dan mendiskusikan hasil
pekerjaannya kemudian dipresentasikan didepan kelas agar teman yang lain
semakin paham. Selain itu, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus
dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi
tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk
mengetahui kondisi/ keadaan yang ada di kelas XII Akuntansi 1 SMK Kristen 1
Surakarta dengan cara observasi dan wawancara baik dengan guru kelas maupun
dengan siswa. Dari hasil survei ini, peneliti menemukan permasalahan kualitas
pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Kristen 1
Surakarta. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan
mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan
metode Student Fasilitator And Explainig. Setelah mengadakan diskusi dengan
guru, selanjutnya peneliti dibantu guru menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam siklus I tindakan kelas. Sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
dengan kesepakatan antara peneliti dan guru mata pelajaran akuntansi, maka
materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah jurnal penyesuaian, kertas
kerja atau neraca lajur dan laporan biaya produksi. Setelah guru menjelaskan
materi dan mendemonstrasikan materi, siswa diberi latihan terbimbing dan
diminta untuk dapat mempresentasikan hasil pekerjaannya, sehingga pengetahuan
yang diperoleh siswa tidak hanya dari melihat guru, melainkan juga dari
menyaksikan secara langsung proses yang dicontohkan maupun dijelaskan oleh
teman sekelas.
Dalam pengerjaan soal, guru memberi kelonggaran kepada siswa untuk
mengerjakan secara kelompok maupun individu. Hal ini dilakukan agar siswa
dapat belajar bekerjasama dengan siswa yang lain. Namun, dari hasil pengamatan
terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat
kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa pada saat diminta
untuk presentasi yang didominasi oleh beberapa siswa. Selama proses
pembelajran berlangsung banyak siswa yang kurang percaya diri dalam
mengemukakan pendapat dan bertanya. Selain itu, kesempatan tanya jawab yang
diberikan guru juga cukup terbatas. Karena itu, peneliti mencari solusi dan
menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan
kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus II adalah laporan rugi/laba, laporan
perubahan ekuitas dan neraca. Selain itu, pelaksanakan siklus II didasarkan atas
perbaikan dari kelemahan siklus I. Pada saat peneliti melakukan wawancara
dengan siswa, siswa merasa cukup tertarik dengan pembelajaran menggunakan
metode Student Fasilitator And Explainig, selain siswa menjadi aktif, siswa juga
merasa lebih bisa memahami materi karena selain guru memberikan penjelasan
materi secara bertahap, guru juga memberikan latihan secara terbimbing kepada
siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk presentasi. Selain itu,
siswa juga diajarkan untuk bekerja secara kelompok dalam menyelesaikan latihan
soal. Dengan cara ini, siswa menjadi lebih aktif karena selain dapat bertanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
langsung kepada guru, siswa juga dapat bertanya dengan teman atau presenter
mereka dalam kelompok.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi
pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil maupun proses sudah
menunjukkan peningkatan. Dari aspek kognitif, pemahaman materi dan
ketuntasan hasil belajar (evaluasi) meningkat dari silkus I dan siklus II. Sama
halnya dengan aspek afektif dimana siswa semakin rajin dan rapi dalam proses
maupun kegiatan pembelajaran. Sedangkan aspek psikomotor juga mengalami
perkembangan yang baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan keterampilan siswa
dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan serta motivasi belajar yang
mengalami peningkatan. Begitupula pada prestasi siswa, seiring dengan
peningkatan kualitas pembelajaran maka secara otomatis prestasi mereka juga
meningkat.
Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi
lebih antusias dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa yang sebelumnya tidak
bisa bekerjasama dalam kelompok dan kurang percaya diri dalam menjawab
maupun bertanya, pada siklus II ini sudah dapat bekerjasama dengan siswa lain
dengan baik dan dapat mengungkapkan pendapat (presentasi) didepan kelas.
Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dan pendekatan dari guru untuk
mendukung berhasilnya proses belajar mengajar akuntansi. Oleh sebab itu
masalah yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi sudah dapat teratasi dengan
cara penerapan metode Student Fasilitator And Explaining yang secara langsung
dapat meningkatkan pemahaman siswa, mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat
dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi
menggunakan metode Student Fasilitator And Explaining dari siklus satu ke
siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Tabel 8. Profil Hasil Penelitian
No Aspek
Siklus I Siklus II
total tuntas tidak tuntas tidak
jml % jml % jml % jml %
1 Kognitif
1.1 Pemahaman materi 18 72% 7 28% 20 80% 5 20% 25
1.2 Evaluasi hasil belajar 21 84% 4 16% 24 96% 1 4% 25
2 Afektif 23 92% 2 8% 23 92% 2 8% 25
2.1 Kelakuan 20 80% 5 20% 23 92% 2 8% 25
2.2 Kerajianan / kedisiplinan 20 80% 5 20% 24 96% 1 4% 25
2.3 Kerapian 20 80% 5 20% 23 92% 2 8% 25
3 Psikomotor 20 80% 5 20% 20 80% 5 20% 25
3.1 Keterampilan bertanya 17 68% 8 32% 21 84% 4 16% 25
3.2 Keterampilan menjawab 20 80% 5 20% 21 84% 4 16% 25
3.3 Motivasi 17 68% 8 32% 19 76% 6 24% 25
Sumber : Hasil pengolahan data
Peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi tersebut juga dapat dilihat
pada grafik berikut ini :
1. Aspek Kognitif :
18
2120
24
0
5
10
15
20
25
Siklus I Siklus II
PenguasaanMateri
Ketuntasan
Hasil Belajar
Gambar 5. Grafik aspek kognitif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
2. Aspek Afektif :
20 20 20
23
24
23
18
19
20
21
22
23
24
Siklus I Siklus II
Kelakuan
Kerajinan
Kerapian
Gambar 6. Grafik aspek afektif
3. Aspek Psikomotor :
17
20
17
21 2119
0
5
10
15
20
25
Siklus I Siklus II
KeterampilanBertanya
KeterampilanMenjawab
Motivasi
Gambar 7. Grafik aspek psikomotor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
4. Grafik Gabungan :
18
2123
20 20
2423
20
0
5
10
15
20
25
Siklus I Siklus II
KognitifPenguasaan
KognitifKetuntasan
Afektif
Psikomotor
Gambar 8. Grafik gabungan
Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran
akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga kualitas proses dan hasil
pembelajaran akuntansi dapat meningkat. Selain itu, peneliti juga dapat
meningkatkan motivasi dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang
efektif, menarik, dan menyenangkan. Keberhasilan pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan metode Student Fasilitator And Explaining dapat dilihat
dari indikator-indikator sebagai berikut:
1. Siswa terlihat antusias dan bersemangat selama kegiatan apersepsi
berlangsung.
2. Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok untuk
menyelesaikan suatu tugas bersama. Mereka terlihat aktif dalam mengikuti
diskusi kelompok maupun diskusi pada saat presentasi.
3. Siswa menjadi lebih mandiri dalam mengerjakan setiap soal yang diberikan.
4. Siswa sudah tidak malu dan berani untuk maju ke depan kelas
mempresentasikan tugas yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah
paham tentang materi yang akan dipresentasikan, karena sebelumnya sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
melihat secara langsung guru menjelaskan dan memberikan contoh secara
langsung mengenai materi yang sedang dipelajrari.
5. Nilai-nilai siswa baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor telah
mencapai target yang ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah penulis lakukan
pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa ”penerapan metode Student
Fasilitator And Explainig dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa
kelas XII Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta”. Hal ini di diskripsikan sebagai
berikut :
1. Proses Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran, peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilihat
dari berbagai aspek yaitu :
a. Aspek Kognitif :
(1) Pemahaman materi oleh siswa meningkat dari 72% (18 siswa) pada
silkus I menjadi 80% (20 siswa) pada siklus II.
(2) Ketuntasan hasil belajar (evaluasi) siswa juga meningkat yang semula
84% (25 siswa) pada siklus I menjadi 96% atau sebanyak 24 siswa.
b. Aspek Afektif :
(1) Kelakuan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar menjadi
lebih baik dimana pada siklus I 80% (20 siswa) dikatakan lolos dari
standar dan pada siklus II meningkat menjadi 92% (23 siswa dari
jumlah keseluruhan 25 siswa).
(2) Siswa lebih rajin dan disiplin dalam mengikuti pembelajaran, hal ini
dapat ditunjukkan selama proses pembelajaran berlangsung jumlah
siswa yang dikategorikan rajin dan disiplin pada siklus I sebanyak 20
siswa (80%) dan pada siklus II meningkat menjadi 24 siswa (96%).
(3) Kerapian siswa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan juga
mengalami peningkatan dari 80% (20 siswa) pada siklus I menjadi
92% (23 siswa) pada sikus II dari 25 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
c. Aspek psikomotor :
(1) Keaktifan siswa selama proses pembelajaran meningkat. Keterampilan
bertanya meningkat dari 68% pada siklus I menjadi 84% pada siklus II
atau meningkat dari 17 siswa menjadi 21 siswa dari jumlah siswa
sebanyak 25 orang. Sedangkan keaktifan menjawab siswa pada siklus
I sebanyak 80% (20 siswa), pada siklus II naik menjadi 84% (21
siswa).
(2) Motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar juga
meningkat sebesar 8% dimana pada siklus I sebanyak 68% dan pada
siklus II menjadi 76%. Dari 17 siswa pada siklus I menjadi 19 siswa
pada siklus II.
Namun selama proses pembelajaran berlangsung, penerapan model
pembelajaran student fasilitator and explaining menemukan beberapa
hambatan yaitu sarana dan prsarana seperti buku referensi untuk belajar siswa
masih kurang dan siswa jarang memanfaatkan perpustakan untuk menggali
ilmu lebih dalam, kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan presentasi
didepan kelas yang masih rendah, serta kurang maksimalnya peran guru
dalam mengelola kelas.
2. Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran dapat ditunjukkan oleh nilai evauasi siswa yang
menunjukkan peningkatan dari 84% siswa yang lolos KKM 75 yaitu 21 siswa
pada siklus I menjadi 24 siswa dimana KKM dinaikan menjadi 80 dengan
jumlah siswa yang lolos 96%.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik
implikasi teoritis maupun implikasi praktis sebagai berikut :
1. Implikasi Teoritis
Penggunakan metode Student Fasilitator And Explainig dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi bagi siswa kelas XII Akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
SMK Kristen 1 Surakarta. Kesimpulan hasil penelitian ini mendukung pendapat
Rob Sims and Peter Demediuk, yang menyatakan bahwa memanfaatkan siswa
untuk dijadikan fasilitator pada setiap pertemuan akan mempengaruhi proses dan
hasil belajar siswa. Dengan menjadikan siswa sebagai fasilitator, siswa lebih
termotivasi dan aktif untuk belajar dalam rangka mempersiapkan diri menjadi
presenter. Mereka akan lebih aktif dalam kegiatan tanya jawab tanpa didasari rasa
takut dan malu. Dengan memanfaatkan siswa sebagai fasilitator, materi yang
disampaikan akan lebih mudah diterima dan dipahami karena fasilitator
menggunakan gaya bahasa yang sejajar dengan siswa lain.
Dengan membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran maka hasil
pembelajaran akan dapat dicapai secara optimal. Dalam menentukan hasil belajar
yang dicapai siswa diperkuat oleh teori Benyamin Bloom yang
mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Dalam penilaian tiap ranah terdiri dari berbagai aspek dimana aspek
satu dengan yang lain dapat saling berkaitan. Peningkatan kualitas pembelajaran
dapat dilihat dari segi proses maupun hasil. Dari segi proses dilihat dari aspek
kognitif (pemahaman materi dan ketuntasan hasil belajar dalam evaluasi), aspek
afektif (keterampilan bertanya, keterampilan menjawab dan motivasi dalam
mengikuti pembelajaran), serta aspek psikomotor (kelakuan dan kedisiplinan serta
kerapian dalam proses belajar mengajar). Sedangkan dari hasil dapat diketahui
dari nilai evaluasi akhir siswa.
2. Implikasi Praktis
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan metode Student
Fasilitator And Explainig dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa yang
dapat dilihat dari proses dan hasil belajar siswa yang meningkat. Siswa menjadi
aktif dalam proses pembelajaran baik dalam bertanya maupun menjawab serta
dalam presentasi didepan kelas. Karena metode Student Fasilitator And Explainig
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dari sisi proses dan hasil, seharusnya
guru XII Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta menerapkan metode Student
Fasilitator And Explainig dalam pembelajaran akuntansi. Namun demikian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
kenyataanya dalam pembelajaran akuntansi guru belum menggunakan metode
Student Fasilitator And Explainig atau sejenisnya. Namun upaya untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XII Akuntansi
SMK Kristen 1 Surakarta dengan menerapkan metode Student Fasilitator And
Explainig menemui beberapa hambatan antara lain sebagai berikut:
1. Sarana dan prasarana sekolah yang kurang mendukung proses pembelajaran.
Fasilitas pembelajaran seperti buku dan referensi yang dibutuhkan siswa
kurang. Hal ini menyebabkan kelancaran proses pembelajaran menjadi
terganggu.
2. Kemampuan siswa dalam bekerjasama dan berkomunikasi dengan siswa lain
yang masih belum maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa untuk
bekerjasama dengan siswa lain menjadi agak sulit, khususnya dengan anggota
kelompok yang bukan dari siswa yang sudah dikenal akrab sebelumnya.
Terlebih kemampuan komunikasi siswa ketika presentasi didepan kelas.
3. Siswa malas untuk membaca dan menggali ilmu diperpustakaan, mereka
cenderung menunggu perintah dari guru maupun cenderung untuk menanti
penjelasan dari guru.
4. Kemampuan guru dalam mengelola kelas, khususnya dalam merangsang
siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran masih belum maksimal.
Selama proses pembelajaran dapat dilihat siswa yang aktif biasanya
didominasi oleh siswa tertentu.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah :
a. Lebih mengusahakan fasilitas berupa buku-buku dan sumber referensi lain
yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
b. Hendaknya mendorong dan memotivasi guru untuk selalu berusaha
mengembangkan model dan metode pembelajaran yeng merangsang siswa
untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.
2. Bagi Guru:
a. Hendaknya guru selalu meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas,
sehingga kualitas pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan
peningkatan kemampuan yang dimilikinya.
b. Kepada guru yang belum menerapkan metode Student Fasilitator And
Explainig dapat menerapkan metode tersebut dalam pembelajaran
akuntansi agar pemahaman siswa menjadi lebih meningkat yang tentunya
disesuaikan dengan materi dan kondisi siswa.
c. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan
sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kodusif dan siswa dapat
lebih mudah memahami materi pembelajaran.
d. Guru terus memotivasi siswa untuk aktif dalam belajar, diskusi dan
presentasi agar siswa lebih menguasai materi yang diberikan.
3. Bagi Siswa :
a. Hendaknya dapat bekerjasama dalam arti yang positif, baik dengan guru
maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar.
b. Siswa hendaknya mampu memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik
terlebih ketika presentai didepan kelas dimana hal ini pada akhirnya akan
sangat bermanfaat bagi siswa.
c. Siswa hendaknya mempersiapkan diri dengan membaca materi sebelum
dijelaskan oleh guru ketika dikelas sehingga mereka akan semakin
menguasai materi.
d. Hilangkan perasaan malu dan takut untuk presentasi didepan kelas serta
memiliki motivasi internal untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik
dari sebelumnya.