perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 201...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 201...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI
PERMUKAAN BUMI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VI
TUNAGRAHITA RINGAN SEMESTER II SDLB NEGERI SLAWI
TAHUN AJARAN 2010/2011
Skripsi
Oleh :
Rumatono
NIM. X5209012
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI
PERMUKAAN BUMI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VI
TUNAGRAHITA RINGAN SEMESTER II SDLB NEGERI SLAWI
TAHUN AJARAN 2010/2011
Skripsi
Ditulis dan diajukan guna memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Biasa
Jurusan Ilmu Pendidikan
Oleh :
Rumatono
NIM. X5209012
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Rumatono. NIM X5209012. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
PADA MATERI PERMUKAAN BUMI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL
PADA SISWA KELAS VI TUNAGRAHITA RINGAN SEMESTER II SDLB
NEGERI SLAWI TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas VI Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Slawi
Tahun Ajaran 2010/2011 melalui media audio visual. Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu penelitian yang melibatkan kerjasama
antara peneliti (guru kelas) dengan kolaborator (teman sejawat), siswa, dan Kepala
Sekolah yang dilakukan di SDLB Negeri Slawi. Subjek penelitian adalah siswa Kelas
VI Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Slawi Tahun Ajaran 2010/2011 sejumlah tujuh
anak, yang terdiri dari tiga siswa putra dan empat siswa putri.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, wawancara
dan analisis dokumen. Validitas data diuji dengan teknik triangulasi, yaitu triangulasi
data dan triangulasi metode. Validitas tes tertulis pada penelitian ini diuji melalui
validitas isi dengan menyusun kisi-kisi soal. Analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif komparatif, yakni dengan membandingkan nilai tes antar siklus.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Hasil tes awal (pre tes) nilai rata-rata kelas
diperoleh 49,29. 2) Hasil tindakan siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi
62,86. 3) Hasil tindakan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 70.
Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai
rata-rata hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada kelas VI
Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Slawi Tahun Ajaran 2010/2011 dan telah
memenuhi tindakan kinerja yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam materi permukaan bumi pada Siswa Kelas VI Tunagrahita Ringan
Semester II SDLB Negeri Slawi Tahun Ajaran 2010/2011.
Kata kunci : Media audio visual, hasil belajar IPA, tunagrahita ringan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Rumatono. EFFORTS TO IMPROVE LEARNING OF NATURAL SCIENCES IN
THE MATTER OF THE EARTH’S SURFACE THROUGH AUDIO VISUAL
MEDIA TO SIXTH GRADE OF SECOND SEMESTER LIGHT MENTAL
RETARDATION IN SDLB NEGERI SLAWI ON 2010/2011 ACADEMIC YEAR.
Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education University of Sebelas
Maret Surakarta.
The purpose of this study is to improve learning outcomes of subjects of
Natural Sciences in Sixth Grade Student Light Mental Retardation SDLB Negeri
Slawi 2010/2011 School Year through audio visual media. This research is the
Classroom Action Research (CAR), namely a study involving collaboration between
researchers (classroom teachers) with collaborators (peers), students, and principals
conducted in SDLB Negeri Slawi. Research subjects is a sixth grade student Light
Mental Retardation SDLB Negeri Slawi 2010/2011 School Year from a number of
seven children, consist of three boys and four female student.
Data collection techniques were used: observation, tests, interviews and
document analysis. The validity of the data was tested with the triangulation
technique, namely data triangulation and triangulation methods. Validity of written
tests in this research tested the validity of the content by arranging the lattice
problem. Analysis of the data using a comparative descriptive analysis, means
comparing test scores between cycles. The results showed: 1) The average grade
results of initial tests (pre test) obtained 49.29. 2) The results of the actions from first
cycle shows average value of the class to be 62.86. 3) The average value from act of
second cycle obtained grade 70. The results of this class action indicates that there is
an increase in the average value of the study subjects of Natural Sciences in Sixth
Grade of Light Mental Retardation SDLB Negeri Slawi 2010/2011 School Year and
meets the performance measures that have been done.
Based on these results we can conclude that the use of audio visual media can
enhance the learning outcomes of Natural Sciences of the earth surface materials
study on Sixth Grade of Light Mental Retardation Student Second Semester SDLB
Slawi Negeri 2010/2011 School Year.
Key Word : Audio visual media, learning of natural sciences, light mental
retardation.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Tetapkanlah pikiranmu pada cita-citamu, maka sanubarimu tidak akan salah
menunjukkan jalan padamu untuk mencapainya. (Penulis)
Kecacatan bukanlah hambatan untuk mandiri. (Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur ke hadirat Tuhan,
skripsi ini kupersembahkan kepada:
Bapak dan Ibu tersayang atas dorongan,
kerja keras dan doa-doanya.
Isteri tercinta atas kasih sayang dan
kesetiaannya.
Ananda Martaria Listanti BR dan Arum
Kurnia S. atas dukungan dan harapannya.
Murid-murid yang kusayangi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk
memenuhi tugas dan melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Luar Biasa, Jurusan Ilmu Pendidikan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Banyak hambatan dan kesulitan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan
skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, hambatan dan kesulitan-
kesulitan yang penulis hadapi dapat diatasi. Berkenaan dengan hal tersebut, maka
sudah selayaknya penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi
ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
2. Bapak Drs. R. Indiarto, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Gunarhadi, M.A, Ph.D, Ketua Program Studi Pendidikan Luar
Biasa, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Subagya, M.Si. dan Ibu Dewi Sri Rejeki, S.Pd, M.Pd. selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
petunjuk dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Luar Biasa yang telah
memberikan ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Eri Mulyani, S.Pd, Kepala Sekolah SDLB Negeri Slawi yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian guna
memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak-bapak dan ibu-ibu guru di SDLB Negeri Slawi yang telah membantu
selama penelitian berlangsung.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian
dan penulisan skripsi ini.
Semoga semua kebaikan, pengarahan, bimbingan, petunjuk dan bantuan yang
telah diberikan kepada penulis, mendapat imbalan yang berlimpah dari Tuhan
Yang Maha Pemurah.
Penulis menyampaikan bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun sangatlah penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Amin.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5
A. Landasan Teori .................................................................................. 5
1. Anak Tunagrahita Ringan ........................................................ 5
a. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan ................................ 5
b. Karakteristik Anak Tuna Grahita Ringan .......................... 6
c. Faktor Penyebab Anak Tuna Grahita Ringan .................... 8
d. Klasifikasi Anak Tuna Grahita .......................................... 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
e. Perkembangan Kognitif Anak Tuna Grahita Ringan ......... 14
f. Kesulitan Belajar Anak Tuna Grahita Ringan.................... 15
2. Tinjauan Prestasi Belajar IPA .................................................. 16
a. Konsep Pembelajaran ........................................................ 16
b. Pengertian tentang IPA ...................................................... 17
c. Tujuan Pembelajaran IPA .................................................. 18
d. Ruang Lingkup .................................................................. 19
e. Hasil Belajar ..................................................................... 19
f. Materi Pelajaran IPA ......................................................... 22
3. Tinjauan Media Audio Visual .................................................. 22
a. Pengertian Media Pembelajaran ........................................ 22
b. Manfaat Media Pembelajaran ........................................... 23
c. Media Audio Visual ........................................................... 25
1) Pengertian Media Audio Visual ................................... 25
2) Jenis Media Audio Visual ............................................ 26
3) Audio Visual dalam Kegiatan Belajar Mengajar IPA .. 27
B. Kerangka Berpikir ........................................................................ 27
C. Hipotesis ...................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 31
A. Setting Penelitian ......................................................................... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 31
C. Subjek Penelitian .......................................................................... 32
D. Sumber Data ................................................................................. 33
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 33
F. Validitas dan Reliabilitas Data ...................................................... 37
G. Analisis Data ................................................................................. 38
H. Prosedur Penelitian ....................................................................... 39
I. Indikator Kinerja .......................................................................... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 43
A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 43
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 51
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 64
A. Kesimpulan .................................................................................. 64
B. Saran ............................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 66
LAMPIRAN-LAMPIRA N............................................................................ 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir ................................................................... 29
Gambar 2. Model Dasar Penelitian Tindakan Kelas ......................................... 39
Gambar 3. Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas ................................................ 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................................. 32
Tabel 2. Prosedur penelitian ............................................................................... 40
Tabel 3. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ................................. 42
Tabel 4. Nilai Pre Tes IPA Kelas VI Tunagrahita Ringan ................................. 53
Tabel 5. Nilai Tes Siklus I IPA Kelas VI Tunagrahita Ringan .......................... 54
Tabel 6. Perbandingan Nilai Pre Tes dan Nilai Tes Siklus I IPA ...................... 55
Tabel 7. Nilai Tes Siklus II IPA Kelas VI Tunagrahita Ringan ......................... 58
Tabel 8. Perbandingan Nilai Tes Siklus I dengan Nilai Tes
Siklus II IPA Kelas VI Tunagrahita Ringan ........................................ 59
Tabel 9. Perbandingan Nilai Pre Tes, Nilai Tes Siklus I dan
Nilai Tes Siklus II ................................................................................. 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Nilai Pre Tes IPA Kelas VI Tunagrahita Ringan ................................ 54
Grafik 2. Nilai Tes Siklus I IPA Kelas VI Tunagrahita Ringan ......................... 55
Grafik 3. Perbandingan Nilai Pre Tes dan Nilai Tes Siklus I IPA ..................... 56
Grafik 4. Nilai Tes Siklus II IPA Kelas VI Tunagrahita Ringan ........................ 59
Grafik 5. Perbandingan Nilai Tes Siklus I dengan Nilai Tes
Siklus II IPA Kelas VI Tunagrahita Ringan ....................................... 60
Grafik 6. Perbandingan Nilai Rata-rata Pre Tes, Tes Siklus I dan
Tes Siklus II ......................................................................................... 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hak atas pendidikan bagi penyandang kelainan atau ketunaan ditetapkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat 1 dan 2 yang menyatakan (1)” Bahwa setiap
warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu, (2)” Warga negara yang memiliki kelainan fisik,emosional, mental,
intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.”
Hal ini juga dipertegas dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 tentang Pendidikan
Khusus yang menyatakahn bahwa “Pendidikan khusus merupakan pendidikan
bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat lainnya.”
Salah satu penyandang kelainan atau ketunaan adalah anak tunagrahita.
Secara garis besar, anak tunagrahita diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu anak
tunagrahita ringan, anak tunagrahita sedang, dan anak tunagrahita berat. Anak
tunagrahita ringan adalah anak yang mempunyai kondisi keterbelakangan baik
kecerdasan, mental, emosional, serta kepribadiannya, dan terjadi sejak masa
perkembangannya, yang ditandai oleh fungsi-fungsi intelektual yang berada di
bawah rata-rata.
Ketidakmampuan dalam bidang intelektual menyebabkan kemampuan
untuk berpikir, memikirkan hal-hal yang abstrak, bernalar, kemauan, rasa,
penyesuaian dengan lingkungan sangatlah terbatas. Adanya keterbatasan –
keterbatasan tersebut, maka anak tunagrahita mengalami hambatan dalam
mengikuti program pembelajaran yang diberikan kepadanya.
Mereka kurang mampu menyelesaikan tugas yang diberikan, pelupa,
kurang perhatian, pembosan dan mudah menyerah. Temuan di lapangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menunjukkan bahwa terdapat kendala bagi siswa tunagrahita ringan dalam
mengikuti pembelajaran IPA. Hal ini terlihat pada perolehan-perolehan hasil
belajar IPA materi-materi sebelumnya yang mayoritas kurang memuaskan.
Berdasarkan hasil tes IPA siswa kelas VI Tunagrahita Ringan SDLB
Negeri Slawi Kabupaten Tegal pada semester I, lebih banyak siswa yang
mendapatkan nilai rata-rata kurang dari lima, yaitu dari tujuh siswa yang
mendapat nilai rata-rata kurang dari lima terdapat lima anak, jika dipersentase
sebanyak 71.42%.
Beberapa metode telah digunakan, antara lain metode ceramah, tanya
jawab, demonstrasi,diskusi dan pemberian tugas, tetapi hasil belajar siswa masih
kurang memuaskan. Upaya untuk meningkatkan kemampuan anak tunagrahita
ringan, khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam memerlukan
strategi belajar mengajar dan media pembelajaran yang sesuai, agar proses belajar
mengajar dapat berjalan lebih efektif, efisien dan memperoleh hasil yang optimal.
Media audio visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar, yang berisi materi pelajaran yang direkam pada pita magnetik kaset audio
atau Compact Disk (CD), yang dapat didengar dan dilihat kembali dengan
menggunakan alat penampil CD player. Media audio visual ini dapat dipakai
untuk belajar secara perorangan, kelompok maupun klasikal.
Media audio visual digunakan sebagai media pembelajaran, karena
memiliki manfaat, antara lain :
1. Dapat membangkitkan motivasi belajar.
2. Dapat menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil.
3. Dapat menampilkan objek yang berbahaya, misalnya binatang buas.
4. Dapat mengamati gerakan yang terlalu cepat, misalnya dengan slow motion.
5. Dapat membuat konsep yang abstrak menjadi konkrit, misalnya untuk
menjelaskan sistem peredaran darah.
6. Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya.
7. Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi.
8. Dapat menyajikan pesan/informasi belajar secara konsisten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Media audio visual juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan
dengan media yang lain, yaitu :
1. Dapat diputar berulang-ulang.
2. Mudah digunakan
3. Praktis, mudah dibawa ke mana-mana
4. Mudah diperbanyak.
Media Audio visual adalah media yang dirancang untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran IPA dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Media
ini menghasilkan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan (PAKEM).
Melalui media audio visual, penulis berharap pembelajaran IPA semakin
menarik dan menyenangkan, sehingga memudahkan siswa tunagrahita ringan
untuk dapat menerima, memahami dan menerapkan hasil belajar dalam kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan asumsi di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian
tindakan kelas :
Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Materi Permukaan Bumi Melalui
Media Audio Visual pada Siswa Kelas VI Tunagrahita Ringan Semester II SDLB
Negeri Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2010/2011.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :”Apakah melalui media audio
visual dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi permukaan bumi pada
Siswa Kelas VI Tunagrahita Ringan Semester II SDLB Negeri Slawi Kabupaten
Tegal Tahun Ajaran 2010/2011?”.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah” Untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi permukaan bumi pada
siswa kelas VI Tunagrahita Ringan Semester II SDLB Negeri Slawi Kabupaten
Tegal Tahun Ajaran 2010/2011 melalui Media Audio Visual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik bagi siswa,
guru maupun sekolah. Adapun manfaat yng dapat diperoleh melalui penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Dapat menumbuhkan suasana belajar yang menarik, menyenangkan dan tidak
membosankan, sehingga hasil belajar pada materi permukaan bumi
meningkat.
2. Bagi Guru
Dapat memberikan inspirasi untuk menemukan dan menggunakan alat bantu
mengajar serta metode yang sesuai dengan karakteristik siswa dalam proses
belajar mengajar.
3. Bagi Sekolah
Kemampuan dan keberhasilan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa
dapat meningkatkan reputasi sekolah di mata masyarakat. Media audio visual
yang digunakan dalam penelitian ini dapat menambah perbendaharaan alat
peraga di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Anak Tunagrahita Ringan
a. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan
Anak tunagrahita ringan adalah salah satu golongan anak yang
tarafnya masih ringan, masih mempunyai kemampuan untuk di didik
secara sederhana. Hal ini juga sependapat dengan Munzayanah (2000:35)
yang menyatakan bahwa “Anak tunagrahita ringan mempunyai
kemampuan untuk dididik dalam membaca,menulis, berhitung sederhana,
dan mereka juga dapat dilatih kebiasaan sehari-hari. Anak cacat grahita
ringan ini biasanya dapat belajar menyesuaikan diri dengan masyarakat di
luar lingkungannya”. Tjutju Sutjihati Somantri (2006:106) berpendapat
bahwa: Anak tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil, yaitu
mereka yang memiliki IQ menurut skala Weschler (WISC) memiliki IQ
69-55. Mereka masih dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung
sederhana. Dengan bimbingan dan pendidikan yang baik, anak terbelakang
mental ringan pada saatnya akan dapat memperoleh penghasilan untuk
dirinya sendiri. Selain itu mereka juga dapat dididik menjadi tenaga semi
skilled dan dapat bekerja dengan sedikit pengawasan, namun demikian
mereka tidak mampu melakukan penyesuaian sosial secara independent.
Sejalan dengan pendapat di atas, Mohammad Efendi (2006:90)
mengemukakan bahwa :
Anak tunagrahita mampu didik (debil) adalah anak yang tidak
mampu mengikuti pada program sekolah biasa, tetapi ia masih memiliki
kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan walaupun
hasilnya tidak maksimal, dengan kata lain mereka dapat dididik secara
minimal dalam bidang-bidang akademis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Wikipedia dalam (http://en.wikipedia.org/wiki/Mental_retardation)
menyatakan bahwa :
“Mental Retardasi (MR) adalah gangguan umum muncul sebelum
dewasa, ditandai dengan gangguan fungsi kognitif secara signifikan dan
defisit dalam dua atau lebih perilaku adaptif. Hal ini secara historis telah
didefinisikan sebagai Intelligence Quotient skor DI bawah 70. Setelah
hampir seluruhnya berfokus pada kognisi, definisi sekarang mencakup
komponen yang berkaitan dengan fungsi mental dan salah satu yang
berkaitan dengan keterampilan fungsional individu dalam lingkungan
mereka. Akibatnya, orang dengan rata-rata Intelligence Quotient-bawah
tidak dapat dianggap cacat mental. Keterbelakangan mental sindromik
adalah defisit intelektual berhubungan dengan perilaku lain medis dan
tanda-tanda dan gejala. Keterbelakangan mental Non-sindromik mengacu
pada defisit intelektual yang muncul tanpa kelainan lain. Keterbelakangan
mental adalah sebuah subtipe dari cacat intelektual, meskipun istilah yang
kini paling disukai oleh para pendukung di negara-negara berbahasa
Inggris yang paling sebagai eufemisme untuk MR.
Namun, cacat intelektual adalah konsep yang lebih luas dan
mencakup defisit intelektual yang terlalu ringan untuk benar memenuhi
syarat sebagai keterbelakangan mental, terlalu spesifik (seperti dalam
ketidakmampuan belajar tertentu), atau diperoleh di kemudian hari,
melalui cedera otak yang diakuisisi atau penyakit neurodegenerative
seperti demensia. Cacat Intelektual dapat muncul pada umur berapapun.
Perkembangan cacat adalah setiap cacat yang disebabkan oleh
masalah dengan pertumbuhan dan perkembangan. Istilah ini mencakup
banyak kondisi medis bawaan yang tidak memiliki komponen mental atau
intelektual, walaupun juga, kadang-kadang digunakan sebagai eufemisme
untuk MR”.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat penulis simpulkan
bahwa anak tunagrahita ringan adalah anak yang memiliki IQ sekitar 55-
70, dapat belajar membaca, menulis dan berhitung sederhana, dapat
dididik untuk memiliki kecakapan hidup sebagai bekal untuk mandiri.
b. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan
Jika dilihat secara fisik, karakteristik anak tunagrahita ringan tidak
jauh berbeda dengan anak normal pada umumnya, namun secara psikis
anak tunagrahita ringan berbeda dengan anak normal. Hal ini seperti yang
dinyatakan Tjutju Sutjihati Somantri (1996:86) bahwa pada umumnya
anak tunagrahita ringan tidak mengalami gangguan fisik. Mereka secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
fisik tampak seperti anak normal pada umumnya. Oleh karena itu agak
sukar membedakan secara fisik antara anak tunagrahita ringan dengan
anak normal.
Menurut Heri Purwanto (1998:22-25), karakteristik anak
tunagrahita ringan adalah sebagai berikut :
1) Karakteristik Mental
Anak tunagrahita memiliki daya asosiasi yang sangat terbatas,
menunjukkan adanya gangguan respon atau reaksi yang sama
terhadap pertanyaan yang berbeda (perseverasi). Daya ingatnya sangat
terbatas sehingga cenderung sering lupa, kemampuan berpikirnya
cenderung konkrit, daya konsentrasinya kurang, penalaran dan
persepsinya juga rendah.
2) Karakteristik Fisik
Tunagrahita yang tergolong ringan, sebagian besar tidak
memiliki kelainan fisik. Sedangkan tunagrahita yang sedang sampai
berat sebagian besar disertai dengan kelainan fisik dengan tipe-tipe
klinis tertentu.
3) Karakteristik Sosial-Emosi
Minat bermain dan permainannya cenderung sesuai dengan
kemampuan usia mentalnya daripada usia kalender. Anak tuna grahita
cenderung berperilaku impulsif, hiperaktif, agresif, dan hipoaktif,
serta terkesan suka melanggar norma bila dibandingkan dengan anak
normal.
Sedangkan Mohammad Efendi (2006:90) mengemukakan bahwa
karakteristik kemampuan anak tunagrahita ringan yang dapat
dikembangkan adalah:
1) Membaca, menulis, mengeja dan berhitung
2) Menyesuaikan diri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain
3) Keterampilan yang sederhana untuk kepentingan kerja di kemudian
hari.
Wikipedia dalam (http://en.wikipedia.org/wiki/Mental_retardation)
menyatakan :
Kebanyakan orang dengan keterbelakangan mental tidak terlihat
seperti mereka memiliki jenis cacat intelektual, terutama jika cacat yang
disebabkan oleh factor lingkungan seperti gizi buruk atau keracunan timah.
Tampilan khas untuk orang dengan keterbelakangan mental hanya hadir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dalam minoritas kasus, yang semuanya melibatkan keterbelakangan mental
sindromik.
Anak-anak dengan keterbelakangan mental dapat belajar untuk
duduk, merangkak atau berjalan lebih lambat dari anak-anak lain, atau
mereka dapat berjalan,tetapi lambat untuk berbicara. Orang dewasa dan
anak-anak dengan keterbelakangan mental mungkin juga menunjukkan
beberapa atau semua karakteristik sebagai berikut :
Keterlambatan dalam perkembangan bahasa lisan
1) Defisit di memori keterampilan
2) Kesulitan belajar aturan social
3) Kesulitan dengan pemecahan masalah keterampilan
4) Penundaan dalam pengembangan perilaku adaptif seperti self-help atau
keterampilan perawatan diri
5) Kewenangan inhibitorsosial
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa anak
tunagrahita ringan secara fisik sama dengan anak normal, tetapi
kemampuan berpikirnya terbatas dan daya konsentrasinya kurang, serta
memiliki penalaran dan persepsi yang rendah.
c. Faktor Penyebab Anak Tunagrahita Ringan
Faktor penyebab anak tunagrahita diklasifikasikan oleh para ahli
sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing, namun secara garis besar
pada prinsipnya semua sama.
Menurut Geniofam (2010:26,27) tunagrahita disebabkan beberapa
faktor, antara lain :
1) Genetis
a) Kerusakan / kelainan biokimiawi
b) Abnormalitas kromosom
Anak tunagrahita yang lahir disebabkan oleh faktor ini pada
umumnya memiliki IQ antara 20-60 dan rata-rata memiliki IQ 30-
50.
2) Prenatal
a) Infeksi Rubella (cacar)
b) Faktor Rhesus
3) Pada saat kelahiran
Tunagrahita yang disebabkan oleh kejadian yang terjadi pada saat
kelahiran adalah luka- luka pada saat kelahiran, sesak nafas
(aspbyxia), dan lahir prematur.
4) Setelah Lahir
Penyakit-penyakit akibat infeksi misalnya meningitis (peradangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
pada selaput otak) dan problem nutrisi yaitu kekurangan gizi,
misalnya kekurangan protein yang didderita bayi dan awal masa
kanak-kanak dapat menyebabkan tunagrahita.
5) Faktor Sosio-Kultural
Sosio kultural atau sosial budaya lingkungan dapat mempengaruhi
perkembangan intelektual manusia.
6) Gangguan Metabolisme / Nutrisi
a) Phenylketonuria. Gangguan pada metabolisme asam amino, yaitu
gangguan pada enzym phenylketonuria.
b) Gargolisme. Gangguan metabolisme saccharide dalam hati,
limpakecil dan otak
c) Cretinisme. Gangguan pada hormon tiroid yang dikenal karena
definisi iodium.
Sejalan dengan pendapat diatas, Rusli Ibrahim (2005:39,40)
menyatakan bahwa sebab-sebab seseorang menjadi terbelakang mental
adalah sebagai berikut:
1) Faktor Hereditas ; atau faktor genetika/keturunan yang menjadi
penyebab keterbelakangan mental
2) Faktor sebelum lahir ; yaitu kemungkinan-kemungkinan sebagai
berikut:
a) Karena kekurangan nutrisia, infeksi dan luka-luka serta keracunan
sewaktu bayi dalam kandungan. Janin tersebut mengalami
keracunan atau infeksi.
b) Sewaktu ibu mengandung, mungkin menderita penyakit kolera,
typus, malaria, syphilis dan gonorhea.
c) Terjadi intoxication/keracunan pada janin, ketika ibu hamil muda,
mungkin ia minum obat-obatan seperti thalidomide, obat
kontraseptif anti hamil.
d) Waktu hamil/sebelum kelahiran; mungkin ibu mengalami
psikosis, shoks atau dalam keadaaan takut yang berlebihan. Selain
itu, mungkin ketika hamil, sang ibu terkena pululan, terjatuh yang
mengenai bagian perut.
3) Faktor ketika kelahiran ; Resiko sewaktu melahirkan anaknya dapat
mengancam si ibu sendiri maupun anaknya. Terutama pada kelahiran
pertama yang berlangsung lama dan sulit sekali. Oleh karena saat
kelahiran itu kepala bayi sering terganggu oleh tekanan-tekanan
karena mampat dari dinding rahim ibu. Tekanan-tekanan tersebut bisa
menyebabkan intracranial haemorrage, yaitu pendarahan pada bagian
dalam kepala si bayi. Tekanan tersebut bisa disebabkan oleh :
kelahiran dengan bantuan tang, asphixia (lahir tanpa napas, prematur
dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
4) Faktor sesudah kelahiran ; Adapun sebab-sebabnya antara lain:
traumatic (luka pada kepala), kejang step, infeksi pada otak,
kekurangan nutrisi, dan sebagainya.
Menurut Yanet dalam Munzayanah ( 2000:14), bahwa penyebab
retardasi mental digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu:
1) Kelompok biomedik yang meliputi :
a) Prenetal, dapat terjadi karena :
(1) Infeksi pada ibu sewaktu mengandung
(2) Gangguan metabolisme
(3) Irradasi sewaktu umur kehamilan antara 2-6 minggu
(4) Kelainan kromosom
(5) Malnutrisi
b) Natal, antara lain berupa :
(1) Anaxia
(2) Asphysia
(3) Prematurias dan posmaterias
(4) Kerusakan otak
c) Post natal, dapat terjadi karena :
(1) Malnutrisi
(2) Infeksi
(3) Trauma
2) Kelompok sosio kultural, psikologik atau lingkungan.
Wikipedia dalam (http://en.wikipedia.org/wiki/Mental_retardation)
menyatakan :
Di antara anak-anak, penyebabnya tidak diketahui untuk sepertiga
sampai setengah dari kasus. Down syndrome, sindrom velocariofacial dan
sindrom alkohol janin, ini adalah tiga bawaan penyebab paling umum.
Namun dokter telah menemukan penyebab lain. Yang paling
umum adalah :
Kondisi genetik
Kadang-kadang cacat disebabkan oleh gen abnormal warisan dari orang
tua, kesalahan ketika penggabungan gen, atau alasan lain.
1) Masalah selama kehamilan
Cacat mental dapat terjadi ketika janin tidak berkembang dengan baik.
Misalnya mungkin ada masalah dengan cara sel-sel janin membelah
sebagai pertumbuhannya. Seorang wanita yang minum alkohol (lihat
sindrom alkohol janin) atau mendapat infeksi seperti rubella selama
kehamilan juga dapat memiliki bayi dengan cacat mental.
2) Masalah saat lahir
Jika bayi memiliki masalah selama persalinan dan kelahiran, seperti
tidak mendapatkan cukup oksigen, ia mungkin telah cacat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
perkembangan akibat kerusakan otak.
3) Paparan terhadap beberapa jenis penyakit atau racun
Penyakit seperti batuk rejan, campak, atau meningitis dapat
menyebabkan cacat mental jika perawatan medis tertunda atau tidak
memadai. Paparan racun seperti timbal atau merkuri juga dapat
mempengaruhi kemampuan mental.
4) Kekurangan yodium, mempengaruhi sekitar 2 miliar orang di seluruh
dunia, adalah penyebab utama cacat mental di wilayah negara
berkembang dimana kekurangan yodium merupakan endermik.
Kekurangan yodium juga menyebabkan gondok, pembesaran kelenjar
tiroid.
5) Malnutrisi adalah penyebab umum dari kurangnya intelegensi di
belahan
dunia yang terkena dampak kelaparan, seperti Ethiopia.
6) Tidak adanya fasciculus arkuata.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tunagrahita
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu :
1) Faktor genetik/keturunan
2) Penyakit pada saat ibu mengandung
3) Kondisi psikis pada saat ibu mengandung
4) Keracunan pada janin
5) Lahir prematur
6) Kerusakan otak akibat tekanan pada saat lahir
7) Infeksi otak
8) Gangguan metabolisme/ kekurangan nutrisi
9) Sosiokultural lingkungan
d. Klasifikasi Anak Tunagrahita
Para ahli telah mengklasifikasikan anak tunagrahita dari berbagai
sudut pandang yang berbeda, namun pada prinsipnya semua sama.
Tjutju Sutjiharti Somantri (1996:86,87) menyatakan bahwa:
Pengelompokan pada umumnya berdasarkan pada taraf intelegensinya,
yang terdiri dari terbelakang ringan, sedang dan berat. Pengelompokan
seperti ini sebenarnya bersifat artificial karena ketiga kelompok di atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
tidak dibatasi oleh garis demarkasi yang tajam. Gradasi dari satu level ke
level berikutnya bersifat kontinum. Kemampuan intelegensi anak
tunagrahita kebanyakan diukur dengan tes Stanford Binet dan Skala
Weschler (WISC).
Level Keterbelakangan
IQ
Stanford Binet Skala Weschler
Ringan
Sedang
Berat
Sangat berat
68- 52
51- 36
32- 20
19
69- 55
54- 40
39- 25
24
Heri Purwanto (1998:20-22) menyatakan bahwa klasifikasi anak
tunagrahita dapat dibedakan menjadi tiga sudut pandang, diantaranya
yaitu:
1) Klasifikasi berdasarkan sudut pandang disiplin ilmu
a) Dunia Pendidikan
(1) Mampu didik ( Educable)
(2) Mampu latih (Trainable)
(3) Mampu rawat ( totally Dependen)
b) Psikologi
(1) Ringan (Mild)
(2) Sedang (Moderate)
(3) Berat (Severe)
(4) Sangat berat (Profound)
c) Medis
(1) Debil
(2) Embisil
(3) Idiot
2) Klasifikasi berdasarkan sudut pandang dari angka kecerdasan
a) Binnet Simon
(1) Ringan (Mild) IQ 68-52, usia mental dewasa = 8,3–10,2 tahun
(2) Sedang (Moderate) IQ 51-36, usia mental dewasa = 5,7–8,2
tahun
(3) Berat (Severe) IQ 36-20, usia mental dewasa = 3,2–5,6 tahun
(4) Sangat berat (Profound) IQ< 19, usia mental dewasa = <3,1
tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b) Weschler
(1) Ringan (Mild) IQ 69-55, usia mental dewasa = 8,3 – 10,2 tahun
(2) Sedang (Moderate) IQ 54-40, usia mental dewasa = 5,7– 8,2
tahun
(3) Berat (Severe) IQ 39-25, usia mental dewasa = 3,2 – 5,6 tahun
(4) Sangat berat (Profound) IQ< 24, usia mental dewasa = <3,1 tahun
c) Penggolongan tunagrahita untuk keperluan pembelajaran menurut
B3PTKSM (P.26) sebagai berikut :
(1) Taraf perbatasan (border line) dalam pendidikan disebut
sebagai lamban belajar (low learner) dengan IQ 70-85.
(2) Tunagrahita mampu didik (educable mentally retarde) ddengan
IQ 50-75
(3) Tunagrahita mampu latih (trainable mentally retarded) dengan
IQ 30-50 atau IQ 35-55
(4) Tunagrahita buruh rawat (dependent or profoundly mentally
retarded) dengan IQ di bawah 25 atau 30
d) Penggolongan Tunagrahita Secara Medis-Biologis menurut Roan,
1979, dalam B3PTKSM (P.25) sebagai berikut :
(1) Retardasi mental taraf perbatasan (IQ 68-85)
(2) Retardasi mental ringan (IQ 52-67)
(3) Retardasi mental sedang(IQ 36-51)
(4) Retardasi mental berat (IQ 20-35)
(5) Retardasi mental sangat berat (IQ < 20)
(6) Retardasi mental tak tergolongkan
e) Adapun penggolongan tunagrahita secara sosial psikologis terbagi
dua kriteria yaitu psikometrik dan perilaku adaptif.
f) Adapun penggolongan tunagrahita berdasarkan kriteria psikometrik
menurut skala intelegensi Weschler (Kirk dan Gallagher, 1979
dalam B3PTKM (P.26) yaitu :
(1) Retardasi mental ringan (mild mental retardation ) dengan IQ
55- 69
(2) Retardasi mental sedang (moderate mental retardation )
dengan IQ 40- 54
(3) Retardasi mental berat (savere mental retardation ) dengan IQ
20- 39
(4) Retardasi mental sangat berat (profound mental retardation )
dengan IQ 20 kebawah.
g) Penggolongan tunagrahita menurut kriteria perilaku adaptif tidak
berdasarkan intelegensi, tetapi berdasarkan kematangan sosial. Hal
ini juga mempunyai empat taraf, yaitu:
(1) Ringan
(2) Sedang
(3) Berat
(4) sangat berat
h) Sedangkan secara klinis, tunagrahita dapat digolongkan atas dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
tipe atau ciri-ciri jasmaniah sebagai berikut:
(1) Sindroma Down/Mongoloid, dengan ciri-ciri wajah khas
mongol,, mata sipit dan miring, lidah dan bibir tebal dan suka
menjulur, jari kaki melebar, kaki dan tangan pendek, kulit
kering, tebal, kasar dan keriput, dan susunan geligi kurang
baik.
(2) Hydrocephalus (kepala besar berisi cairan), dengan ciri kepala
besar, raut muka kecil, tengkorak sering menjadi besar
(3) Microcephalus dan makrocephalus, dengan ciri-ciri ukuran
kepala tidak proporsional (terlalu kecil atau terlalu besar)
Wikipedia dalam (http://en.wikipedia.org/wiki/Mental_retardation)
menyatakan :
Rentang berikut, berdasarkan Standar Skor dari tes kecerdasan,
mencerminkan kategori American Association of Mental Retardation,
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV-TR, dan
Klasifikasi Internasional Penyakit-10.
Kelas IQ
Keterbelakangan mental yang mendalam Di bawah 20
Keterbelakangan mental yang parah 20 – 34
Keterbelakangan mental sedang 35 – 49
Keterbelakangan mental ringan 50 – 69
Borderline intelektual berfungsi 70 – 84
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan anak tunagrahita
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Tunagrahita ringan (Debil)
2) Tunagrahita sedang ( Embisil)
3) Tunagrahita berat ( Idiot)
e. Perkembangan Kognitif Anak Tunagrahita Ringan
Secara fisik anak tunagrahita ringan tampak seperti anak normal
pada umumnya, namun bila ditinjau dari perkembangan kognitifnya, anak
tunagrahita ringan jauh berbeda dengan anak normal.
Menurut Suppes dalam Sutjihati Somantri (1996:90) menjelaskan,
bahwa kognisi merupakan bidang yang luas, meliputi semua aspek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
keterampilan akademik yang berhubungan dengan wilayah persepsi.
Mussen, Conger, dan Kagan dalam Sutjihati Somatri (1996:90)
menjelaskan bahwa kognisi paling sedikit terdiri dari lima proses, yaitu
persepsi, memory, pemunculan ide-ide, evaluasi, penalaran dan proses-
proses itu meliputi sejumlah unit, yaitu skema, gambaran, simbol, konsep
dan kaidah-kaidah.
Ternyata bahwa kognisi adalah bidang yang luas dan beragam.
Anak tunagrahita memiliki taraf intelegensi yang rendah, maka tunagrahita
pada umumnya perkembangan kognitifnya juga terhambat.
Anak tunagrahita yang memiliki MA yang sama dengan anak
normal, tidak memiliki keterampilan kognitif yang sama. Anak normal
tetap memiliki keterampilan kognitif yang lebih unggul daripada anak
tunagrahita. Anak normal memiliki kaidah dan strategi dalam memecahkan
masalah, sedangkan anak tunagrahita bersifat trial dan error. Dalam hal
kecepatan belajar (learning rate), anak tunagrahita jauh tertinggal dengan
anak normal.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
perkembangan kognitif anak tunagrahita jelas mengalami hambatan
terutama dalam persepsi, memori, pemunculan ide-ide, evaluasi dan
penalaran.
f. Kesulitan Belajar Anak Tunagrahita Ringan
Anak tunagrahita memiliki tingkat intelegensi di bawah anak
normal. Hal tersebut menyebabkan anak tunagrahita banyak mengalami
hambatan dan kesulitan dalam belajarnya.
Tjutju Sutjihati Somantri (1996:85) menyatakan bahwa:
Intelegensi merupakan fungsi yang kompleks yang dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk mempelajari informasi dan keterampilan-keterampilan
menyesuaikan diri dengan masalah-masalah dan situasi-situasi kehidupan
baru, belajar dari pengalaman masa lalu, berpikir abstrak, kreatif dapat
menilai secara kritis, menghindari kesalahan-kesalahan, mengatasi
kesulitan-kesulitan, dan kemampuan untuk merencanakan masa depan.
Anak tunagrahita memiliki kekurangan dalam semua hal tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Kapasitas belajar anak tunagrahita terutama yang bersifat abstrak seperti
belajar berhitung, menulis dan membaca juga terbatas, kemampuan
belajarnya cenderung tanpa pengertian atau cenderung belajar dengan
membeo.
A. Setiawan dalam Rusli Ibrahim (2005 : 40-43) juga menyatakan
bahwa anak tunagrahita memiliki masalah dalam :
1) Persepsi, motorik dan masalah koordinasi
2) Gangguan perhatian dan hiperaktif
3) Kelemahan dalam mengingat dan berpikir
4) Ketidakmampuan dalam belajar dan prestasi akademis
Children development institute menyatakan dalam
(http://www.childdevelopmentinfo.com/learning_disabilities.shtm) sebagai
berikut :
Kesulitan belajar biasanya mempengaruhi lima wilayah umum :
1) Bahasa lisan : lambat, terganggu dan penyimpangan dalam
mendengarkan dan berbicara.
2) Bahasa tertulis : kesulitan dengan membaca, menulis dan ejaan.
3) Aritmatika : kesulitan dalam melakukan operasi aritmatika
atau dalam pemahaman konsep dasar.
4) Penalaran : kesulitan dalam mengatur dan mengintegrasikan
pikiran.
5) Memori : kesulitan dalam mengingat informasi dan
instruksi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa anak
tunagrahita ringan mengalami gangguan persepsi, gangguan perhatian,
lemah dalam mengingat dan berpikir, serta terbatas dalam belajar
membaca, menulis dan berhitung.
2. Tinjauan Prestasi Belajar IPA
a. Konsep Pembelajaran
UUSPN No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran
adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
5) Penyesuaian diri dengan lingkungan
6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurut Tian Belawati (2003:1.1) pembelajaran diartikan sebagai
proses penyusunan informasi dan penataan lingkungan untuk menunjang
proses penemuan ilmu pengetahuan. Pengertian lingkungan di sini tidak
hanya berarti tempat belajar, tetapi termasuk di dalamnya adalah metode,
media dan peralatan yang dibutuhkan untuk menyampaikan informasi dan
membimbing siswa belajar. Informasi dan lingkungan yang disampaikan
dapat berubah-ubah, tergantung pada tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Proses pembelajaran mencakup di dalamnya adalah proses
pemilihan, penataan, dan penyampaian informasi dalam lingkungan yang
sesuai serta cara siswa berinteraksi dengan sumber informasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pendidik agar peserta didik dapat
melakukan kegiatan belajar dengan maksimal.
b. Pengertian tentang IPA
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) berasal dari kata sains yang berarti
alam. Sains menurut Suyoso (dikutip oleh Izzatin, 2008) merupakan
“pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis
tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yang teratur,
sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal”.
Menurut Abdullah (dikutip oleh Izzatin, 2008) IPA merupakan
“pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas
atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait
antara antara cara yang satu dengan cara yang lain”
Permendiknas 24(2006:81) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
IPA merupakan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan manusia
dengan menggunakan metode ilmiah berupa eksperimen, observasi, dan
penemuan sehingga didapatkan suatu kesimpulan dan penyusunan teori.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan di sekolah, yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasi. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak
berdampak buruk terhadap lingkungan.
Pembelajarn IPA sebaiknya dilakukan secara inkuiri ilmiah
(scientific inquery) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting
kecakapan hidup. Pembelajaran IPA di SDLB menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
c. Tujuan Pembelajaran IPA
Mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdaarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
memecahkan masalah dan membuat keputusan
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
d. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran IPA meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia,hewan, tumbuhan
dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan
2) Benda/materi; sifat-sifat dan kegunaannya, meliputi : cair, padat dan
gas
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana
4) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya dan benda-
benda langit lainnya.
e. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap.
Menurut Benyamin S. Bloom dalam Mulyono Abdurrahman
(2003:38) ada tiga ranah (domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Menurut A.J Romoszowski dalam Mulyono Abdurrahman
(2003:38) hasil belajar merupakan keluaran (output) dari suatu sistem
pemrosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut berupa
bermacam-macam informasi, sedangkan keluarannya adalah perbuatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
atau kinerja (performance). Hasil belajar dikelompokkan menjadi dua
yaitu pengetahuan dan keterampilan.
John M.Keller dalam Mulyono Abdurrahman (2003:38) juga
menyatakan bahwa hasil belajar sebagai keluaran dari suatu sistem
pemrosesan berbagai masukan yang berupa informasi. Berbagai masukan
tersebut dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu kelompok
masukan pribadi (personal input) dan kelompok masukan yang berasal
dari lingkungan (enviromental inputs).
Menurut Keller, hasil belajar adalah prestasi aktual yang
ditampilkan oleh anak, sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah
pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Hasil belajar dipengaruhi oleh
besarnya usaha yang dilakukan oleh anak.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu hasil yang diperoleh individu melalui belajar untuk
mengaktualisasikan diri, sehingga ada perubahan tingkah laku yang
mencaku segi kognitif, afektif dan psikomotor.
Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut
Ngalim Purwanto (1990 : 102) faktor-faktor itu dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu :
1) Faktor Individual
(a) Kematangan / Pertumbuhan
Mengajarkan sesuatu yang baru dapat berhasil jika taraf
pertumbuhan pribadi telah memungkinkan, potensi jasmani dan
rohaninya telah matang.
(b) Kecerdasan / Intelegens
Di samping kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari
sesuatu dengan berhasil baik ditentukan/dipengaruhi pula oleh
taraf kecerdasan yang dimiliki.
(c) Latihan dan ulangan.
Melatih diri dan sering melakukan sesuatu, maka kecakapan dan
pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan
makin mendalam.
(d) Motivasi
Merupakan pendorong bagi organisme untuk melakukan sesuatu.
(e) Sifat-sifat pribadi seseorang
Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-
masing yang berbeda antar seorang dengan yang lainnya, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
sedikit banyak mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya
dapat dicapai.
2) Faktor Sosial
(a) Keadaan keluarga
Suasana dan keadaan yang bermacam-macam turut menentukan
bagaimana dan sampai di mana prestasi belajarnya dialami dan
dicapai oleh individu.
(b) Guru dan cara mengajar
Bagaimana skap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya
pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru
mengajarkan turut menentukan prestasi belajar.
(c) Alat-alat pelajaran
(d) Motivasi sosial.
Berkaitan dengan dorongan dan dukungan orang lain (guru, orang
tua, teman)
(f) Lingkungan dan kesempatan
Sumadi Suryabrata (1993:249), mengklasifikasikan faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut :
1) Faktor yang berasal dari luar
(a) Non sosial
Yang dimaksud adalah keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu,
tempat, alat dan lain-lain.
(b) Sosial
Faktor manusia (sesama manusia) baik manusia itu ada (hadir)
maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, yang tidak langsung
hadir.
2) Faktor yang berasal dari dalam
(a) Fisiologi
(1) Tonus jasmani pada umumnya
(2) Keadaan fungsi-fungsi fisiologi tertentu
(b) Psikologis
(1) Adanya kebutuhan
(2) Akan adanya kebutuhan rasa aman, bebas dari rasa
kekhawatiran.
(3) Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam
hubungan dengan orang lain.
(4) Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari
masyarakat
(5) Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan dan
mengaktualisasikan diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
f. Materi Pelajaran IPA
Sesuai dengan judul dalam penelitian ini, materi diambil dari
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SDLB-C Tuna Grahita Ringan
(2006:88) sebagai berikut :
3. Tinjauan Media Audio Visual
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin “medius” yang secara harfiah
berarti tengah, perantara, atau pengantar.
Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad (2010:3) mengatakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Menurut pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah
merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis,
atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
No. Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
1 Bumi dan alam
semesta
Memahami
kenampakan
permukaan bumi
dan langit, cuaca
dan pengaruhnya
pada manusia
1.1 Mendeskripsi-
kan
Kenampakan
permukaan
bumi (daratan
dan sebaran
air)
1.1.1 Menyebutkan lima
macam
kenampakan
permukaan bumi
1.1.2 Menyebutkan
lima penyebab
kerusakan
permukaan bumi
1.1.3 Menyebutkan
lima cara mencegah
perubahan/
kerusakan
permukaan bumi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
informasi visual atau verbal.
AECT (Association of Education and Communication Technology,
1977) dalam Azhar Arsyad (2010:3) memberi batasan tentang media
sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
pesan atau informasi.
Menurut Gagne dan Briggs dalam Azhar Arsyad (2010:4)
menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari
antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film,
slide (gambar berbingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen yang
digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran, sehingga siswa mampu
memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara maksimal, serta sikap
yang proporsional.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Hamalik dalam Azhar Arsyad (2010:15,16) mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-
pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran
akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian
pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media
pembelajaran juga dapat membantu menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data, memadatkan informasi dan
membantu meningkatkan pemahaman siswa.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005:2) mengemukakan ma
media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
menumbuhkan motivasi belajar
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar
pada setiap jam pelajaran.
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-
lain.
Encyclopedia of Educational Research dalam Azhar Arsyad
(2010:25) merincikan manfaat media pembelajaran sebagai berikut :
1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir, oleh karena itu
mengurangi verbalisme
2) Memperbesar perhatian siswa
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri di kalangan siswa
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui
gambar hidup
6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu
perkembangan kemampuan berbahasa
7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara
lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam
belajar.
Azhar Arsyad (2010 : 26,27) mengemukakan manfaat praktis dari
penggunaan media pembelajaran didalam proses belajar mengajar sebagai
berikut :
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk
belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan
waktu.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,
dan lingkungannya. Misalnya, melalui karyawisata, kunjungan-
kunjungan ke museum atau kebun binatang.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat media
pembelajaran adalah dapat menarik perhatian siswa, meningkatkan motivasi
siswa, meningkatkan pemahaman siswa dan secara keseluruhan pembelajaran
menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
c. Media Audio Visual
1) Pengertian Media Audio Visual
Abdul Majid (2008:180) menyatakan bahwa program video/film
biasanya disebut sebagai alat bantu pandang dengar (audio visual
aids/audio visual media).
Feri dalam (http://www.total.or.id/info.php?kk=Audiovisual)
menyebutkan bahwa arti istilah audio visual dianggap berkaitan erat
dengan pengertian berikut ini, yaitu perangkat soundsistem yang
dilengkapi dengan penampilan suara (audio) dan gambar (visual), biasanya
digunakan untuk presentasi, home theater, dan sebagainya.
Getskripsi dalam (http://getskripsi.com/tag/pengertian-audio-
visual/) menyebutkan bahwa media audio visual adalah media yang dapat
didengar dan dapat dilihat, sehingga dapat menyampaikan pengertian atau
informasi dengan cara yang lebih konkrit daripada yang disampaikan
secara lisan atau ditulis.
Edu dalam (http://nikiblogku.blogspot.com/2009/02/pengertian-
komunikasi-audio-visual-dan-html) juga menyebutkan bahwa:
komunikasi audio visual adalah proses penyampaian pesan atau informasi
dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan cara
memvisualisasikan sekaligus memperdengarkan isi pesan atau informasi
kepada penerima dengan melalui media yang menunjangnya. Media yang
menunjangnya itu adalah media elektronik, seperti televisi, VCD player,
DVD player, komputer dan lain-lainnya yang bisa digunakan untuk
memvisualisasikan sekaligus memperdengarkan isi pesan dan informasi
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media audio
visual adalah suatu perangkat yang dapat didengar dan dilihat untuk
menyampaikan pesan atau informasi secara konkrit.
2) Jenis Media Audio Visual
Anwar dalam (http://media-grafika.com/multimedia-pembelajaran)
menyebutkan bahwa jenis media audio visual, yaitu :
(a) Media Video
Merupakan salah satu jenis media audio visual selain film, yang
banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas
dalam bentuk VCD.
(b) Media Komputer
Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain.
Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar,
komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya
searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat
memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta
menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas.
Djamarah SB,dkk dalam Ketut Juliantara
(http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11media-audio-visual-slide-
bersuara/) menyatakan bahwa:
secara lebih spesifik, slide bersuara termasuk ke dalam media audiovisual
diam. Media audio visual diam adalah media yang penyampaian pesannya
dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan, akan tetapi
gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau sedikit memiliki
unsur gerak. Jenis media ini antara lain media sound slide (slide suara),
film strip bersuara dan halaman bersuara.
Menurut Rohani, Ahmad dalam Ketut Juliantara
(http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/media-audio-visual-slide-
bersuara/), slide bersuara memiliki beberapa kelebihan, antara lain :
a) Gambar yang diproyeksikan secara jelas akan lebih menarik perhatian.
b) Dapat digunakan secara klasikal maupun individu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
c) Isi gambar berurutan, dapat dilihat berulang-ulang serta dapat diputar
kembali sesuai dengan gambar yang diinginkan.
d) Pemakaian tidak terikat oleh waktu
e) Gambar dapat didiskusikan tanpa terikat waktu, serta dapat
dibandingkan satu dengan yang lain tanpa melepas film dari
proyektor.
f) Dapat dipergunakan bagi orang yang memerlukan sesuai dengan isi
dan tujuan pemakai
g) Sangat praktis dan menyenangkan
h) Relatif tidak mahal, karena dapat dipakai berulang kali.
i) Pertunjukan gambar dapat dipercepat atau diperlambat
3) Audio Visual dalam Kegiatan Belajar Mengajar IPA
Dalam kegiatan Belajar Mengajar IPA pada materi permukaan
bumi, audio visual yang digunakan berupa :
a) Media Video yang dikemas dalam VCD berisi tentang :
(1) Enam macam gambar kenampakan permukaan daratan
Yang terdiri dari gambar gunung, pegunungan, dataran tinggi,
dataran rendah, lembah dan pantai beserta penjelasan yang dapat
didengar.
(2) Lima macam gambar kenampakan permukaan air yang terdiri dari
sungai, danau, selat, laut dan samudera beserta penjelasan yang
dapat didengar.
b) Media Komputer : berisi rekaman peristiwa penyebab perubahan/
kerusakan permukaan bumi, terdiri dari : air pasang, air surut, banjir,
erosi, abrasi, badai, letusan gunung berapi dan tsunami serta gambar-
gambar cara mencegah terjadinya perubahan/ kerusakan permukaan
bumi, antara lain : gambar reboisasi, terasering, hutan lindung, hutan
bakau dan pemasangan beton untuk memecah gelombang laut.
B. Kerangka Berpikir
Anak tunagrahita ringan mempunyai banyak keterlambatan dan hambatan.
Hal itu dikarenakan anak tunagrahita ringan mengalami gangguan persepsi,
gangguan perhatian, lemah dalam mengingat dan berpikir, juga terbatas dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
membaca, menulis dan berhitung. Mereka kurang mampu untuk menangkap
informasi-informasi terutama yang berkaitan dengan pengetahuan yang diberikan
di sekolah. Untuk mengatasi masalah anak tunagrahita dalam menangkap
pengetahuan di sekolah, diperlukan model pembelajaran yang tepat.
Model pembelajaran tersebut harus dapat membantu mempermudah proses
pembelajaran, sehingga upaya untuk meningkatkan kemampuan anak tersebut
dalam menangkap pengetahuan di sekolah dapat tercapai dan hasil belajar anak
meningkat. Pembelajaran yang dilakukan harus dibawa dalam suasana belajar
yang menyenangkan dan tidak membosankan, sehingga anakpun akan termotivasi
dalam belajar.
Salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam kegiatan pembelajaran
anak tunagrahita ringan adalah pemilihan media pembelajaran yang tepat, yang
dapat menarik perhatian siswa, dapat mengarahkan perhatian siswa, dapat
memperjelas informasi yang disajikan, sehingga hasil belajar akan lebih
meningkat.
Media pembelajaran yang perlu dipertimbangkan pengguaannya dalam
kegiatan pembelajaran anak tunagrahita ringan adalah media audio visual. Melalui
media audio visual, anak tunagrahita ringan akan lebih tertarik dan terarah
perhatiannya, lebih mudah memahami informasi yang disajikan, tidak bosan dan
suasana belajar lebih menyenangkan. Hal tersebut dapat membawa dampak hasil
belajar anak tunagrahita ringan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 1 .Alur kerangka berpikir
C. Hipotesis
Menurut Margono (1996:80), hipotesis berasal dari kata hipo (hypo) dan
tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedangkan tesis berarti pendapat. Jadi
hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya sementara, belum
benar-benar berstatus sebagai suatu pendapat, masih harus dibuktikan
kebenarannya. Berdasarkan teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis
Kegiatan pembelajaran dengan media audio visual
edia audio visual
Hasil belajar IPA anak tuna grahita
ringan materi permukaan bumi
meningkat
Hasil belajar IPA anak tuna grahita
ringan materi permukaan bumi
rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Penggunaan Media Audio Visual
dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi Permukaan Bumi pada Kelas
VI Tunagrahita Ringan Semester II SDLB Negeri Slawi Kabupaten Tegal Tahun
Ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat
yang bersangkutan mengajar, dengan penekanan pada peningkatan atau
penyempurnaan proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di kelas VI
Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Slawi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam, semester II Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan lokasi pelaksanaan pengumpulan data yang
diperlukan. Penelitian ini dilaksanakan di SDLB Negeri Slawi Kabupaten
Tegal.
Alasan memilih sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah :
a. Peneliti dapat melaksanakan kegiatan pengumpulan data yang
diperlukan sesuai dengan variabel-variabel yang di teliti
b. Efisiensi dalam waktu, tenaga dan biaya karena tempat penelitian
merupakan tempat mengajar peneliti
c. Sekolah tersebut mendukung diadakannya penelitian untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
d. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek
penelitian sejenis, sehingga terhindar dari penelitian ulang
2. Waktu Penelitian
Dalam melaksanakan kegiatan ini, peneliti melaksanakan penelitian
secara bertahap, mulai bulan Februari sampai bulan Juni 2011. Tahap kegiatan
mulai dari persiapan awal, pembuatan proposal hingga penyusunan laporan
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No KEGIATAN
Februari
2011
Maret 2011
April
2011
Mei
2011
Juni
2011
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1.
Penyusunan
proposal
2.
Pendesainan
dan persiapan
media yang
digunakan
3. Pelaksanaan
Siklus I
4. Pelaksanaan
Siklus II
5.
Evaluasi Proses
Pembelajaran
6. Analisis Hasil
Evaluasi
7. Seminar hasil
penelitian
8. Penyusunan
laporan
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI Tunagrahita Ringan SDLB
Negeri Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2010/2011 sejumlah tujuh anak,
yang terdiri dari empat siswa perempuan dan tiga siswa laki-laki. Subjek dalam
penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
No Nama Jenis Kelamin Umur ( Tahun )
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
AS
DN
EL
EH
GR
LR
NF
L
P
P
L
L
P
P
15
14
12
13
12
12
13
D. Sumber Data
Sumber data yang dijadikan sebagai sasaran penggalian dan pengumpulan
data dalam penelitian ini meliputi :
1. Siswa kelas VI Tunagrahita Ringan : untuk mengetahui kegiatan belajar siswa
selama berada di lingkungan sekolah
2. Orang tua/ wali murid : untuk mendapatkan informasi tentang siswa selama
berada di lingkungan keluarga
3. Dokumen : berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, hasil penilaian afektif
siswa, hasil tes siswa berupa nilai pre tes, nlai pos tes siklus I dan nilai pos tes
siklus II untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Wawancara
Menurut Anas Sudijono (2005:82), Wawancara adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab
lisan secara sepihak, berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang
telah ditentukan. Suharsini Arikunto (2006:155) menyatakan bahwa
wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Menurut Winarno Surakhmad (1994:174) interview (wawancara)
menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan subjek atau
sampel.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa wawancara
adalah pengambilan informasi yang dilakukan melalui suatu kegiatan
percakapan antara peneliti dengan pihak yang berkompeten (subjek penelitian)
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian yang
dilakukan.
Informasi yang dapat diperoleh melalui kegiatan wawancara antara
lain:
a. Gambaran kemampuan anak dalam belajar
b. Gambaran kegiatan anak di rumah dan di luar rumah
c. Gambaran kebiasaan-kebiasaan anak dalam belajar di rumah
d. Kebiasaan-kebiasaan lain yang sering muncul dan sering dilakukan oleh
anak
e. Tingkah laku anak di dalam dan di luar kelas
f. Kondisi keluarga anak
g. Sarana dan prasarana belajar anak
2. Observasi
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2007:70) menyatakan
bahwa”observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki”.
Menurut Anas Sudijono (2005:76) “Pengertian observasi adalah cara
menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan”.
Menurut Gulo (2005:10) menyatakan bahwa :
pengertian observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau
kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana mereka saksikan selama
pengamatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Ada tiga tipe observasi, yaitu:
a. Observasi partisipatif, yaitu observasi yang dilakukan oleh observator
(pengamat) dengan turut mengambil bagian dalam kegiatan yang
dilakukan oleh obyek yang diobservasi (observe)
b. Observasi sistematis, yaitu observasi yang direncanakan lebih dahulu
aspek yang akan diobservasi sesuai dengan tujuan, waktu, dan alat yang
dipakai
c. Observasi eksperimental, yaitu observasi yang dilakukan untuk
mengetahui perubahan atau gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang
sengaja diadakan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
observasi adalah tindakan dalam proses pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang terjadi pada objek penelitian.
Tipe observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe
observatif partisipatif, yaitu observer (pengamat) berada dalam situasi yang
sedang diamati. Guru mengamati perilaku siswa pada saat proses belajar
mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan cara
berkeliling mendekati masing-masing subjek penelitian, sehingga peneliti
dapat melakukan pengamatan secara dekat terhadap aktivitas belajar mereka
dengan segala permasalahannya.
Pengamatan difokuskan pada kegiatan belajar mengajar IPA pada
materi Permukaan Bumi, melalui media audio visual. Data yang dikumpulkan
melalui observasi ini adalah suasana kelas, keaktifan siswa, perhatian siswa,
daya serap siswa dan hasil belajar siswa.
3. Tes
Anas Sudijono (2005 : 66) menyatakan bahwa tes adalah alat atau
prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Menurut
Suharsini Arikunto (2002 : 53), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Saifuddin Azwar (2002 : 3) mengemukakan bahwa tes adalah prosedur
yang sistaknatis, maksudnya item-item dalam tes disusun menurut cara dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
aturan tertentu, prosedur administrasi tes dan pemberian angka (scoring)
terhadap hasilnya harus jelas dan dispesifikasikan secara terperinci, dan setiap
orang yang mengambil tes itu harus mendapatkan item-item yang sama dalam
kondisi sebanding.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tes
adalah suatu teknik pengukuran atau penilaian yang di dalamnya terdapat
sejumlah pertanyaan/latihan yang diberikan kepada tester untuk mengetahui
atau mengukur pengetahuan, keterampilan, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu atau kelompok dengan menggunakan aturan yang sudah
ditentukan.
Anas Sudjono (2005 : 75), menyatakan tentang penggolongan tes
berdasarkan cara mengajukan dan memberikan jawaban adalah sebagai
berikut :
a. Tes tertulis yaitu tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir
pertanyaan atau soal dilakukan secara tertulis dan tester memberikan
jawaban secara tertulis.
b. Tes lisan yaitu tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan atau soal
dilakukan secara lisan dan tester memberikan jawaban secara lisan pula.
c. Tes perbuatan yaitu tes yang digunakan untuk mengukur taraf kompetensi
yang bersifat keterampilan (psikomotorik), dimana penilaiannya dilakukan
terhadap proses penyelesaian tugas dan hasil akhir yang dicapai oleh tester
setelah melaksanakan tugas tersebut.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis, yang
digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan
tindakan. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
dalam menangkap materi pembelajaran. Siswa diharapkan dapat menjawab
soal-soal tes dengan baik dan benar.
4. Kajian Dokumen
Teknik ini digunakan untuk menganalisis dokumen yang telah
didapatkan, baik dari hasil wawancara, hasil observasi dan nilai hasil belajar
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
F. Validitas dan Reliabilitas Data
Data dalam penelitian ini diuji validitasnya dengan beberapa teknik
triangulasi, yaitu : trianggulasi data, triangulasi peneliti, triangulasi teori, dan
triangulasi metodologi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan
data yang berfungsi untuk mengecek kembali kebenaran data tertentu dengan cara
membandingkan data yang diperoleh melalui sumber lain pada berbagai fase
penelitian lapangan dalam waktu yang berlainan.
Informasi yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti dan dijadikan data
dalam penelitian ini perlu diperiksa validitasnya , sehingga data validitas tersebut
dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam
menarik kesimpulan. Tehnik yang digunakan untuk memeriksa validitas dalam
penelitian ini adalah triangulasi dan review informan.
Moeleong (2004:330) mengemukakan bahwa "Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu". Teknik
triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adaah triangulasi data dan
triangulasi metode. Triangulasi data (sumber) dilakukan dengan mengumpulkan
data tentang permasalahan dalam penelitian dari beberapa sumber data yang
berbeda. Triangulasi metode dilakukan dengan menggali data yang sama dengan
metode yang berbeda, seperti disinkronkan dengan hasil observasi atau dokumen
yang ada.
Untuk menjaga validitas, secara kolaboratif data dalam penelitian ini
didiskusikan / dikonsultasikan dengan teman sejawat atau tim ahli, serta
diupayakan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) observer mengamati
keseluruhan peristiwa yang terjadi di kelas; 2) tujuan, batas waktu dan rambu-
rambu observasi jelas; 3) hasil observasi dicatat lengkap dan hati-hati; dan 4)
observasi harus dilakukan secara obyektif.
Agar tes dapat digunakan sebagai alat pengukur hasil belajar siswa, maka tes
tersebut harus memenuhi syarat sebagai tes yang baik. Tes itu valid, artinya tes
yang dibuat hendaknya dapat mengukur apa yang hendak diukur. Tes yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
disusun harus sesuai dengan materi yang pernah diajarkan dan mempunai taraf
kesukaran yang sama dengan kemampuan siswa. Jenis-jenis validitas tes menurut
Sutrisno Hadi (2000: 111) antara lain : face validity, logical validity, factorial
validity, content validity, external validity, internal validity dan empirical validity.
Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas content validity, yaitu instrumen
dari beberapa butir tes yang mencerminkan sesuatu faktor yang tidak
menyimpang dari fungsi instrumen berupa kisi-kisi buatan guru berdasarkan
KTSP.
Tes harus reliabel, tes cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik
tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden untuk memilih jawaban-
jawaban tertentu (Suharsini Arikunto, 2006: 142). Instrumen yang sudah dapat
dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Teknik reliabilitas menggunakan standar isi berdasarkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sesuai dengan
KTSP.
G. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data secara deskriptif komparatif, yakni
dengan membandingkan nilai tes antar siklus. Data yang dianalisis adalah nilai tes
siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan media audio visual dan nilai tes
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan media audio visual sebanyak dua
kali siklus.
Data yang berupa nilai pre tes, nilai pos tes siklus I dan nilai pos tes siklus
II dibandingkan antara satu dengan yang lainnya. Dari hasil perbandingan
tersebut, dilihat seberapa peningkatan antara nilai pre tes dan nilai post test pada
siklus I dan nilai pos tes pada siklus II. Melalui hasil perbandingan tersebut dapat
diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang peneliti gunakan adalah berdasarkan Suharsini
Arikunto (2007 : 16). Model yang didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian
tindakan terdiri dari 4 komponen pokok,yaitu :
1. Perencanaan (planning)
2. Tindakan (acting)
3. Pengamatan (observing)
4. Refleksi (reflection)
Langkah-langkah di atas dapat diilustrasikan pada gambar berikut :
TINDAKAN
PERENCANAAN PENGAMATAN
REFLEKSI
Gambar 2. Model Dasar Penelitian Tindakan Kelas Kurk Lewin dalam Suharsini
Arikunto (2007:84)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Prosedur penelitian ini dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2. Prosedur Penelitian
Pre Tes
Perencanaan
Merencanakan membuat soal
Pelaksanaan
Melaksanakan pre test
Evaluasi
Mengevaluasi hasil pre test
Siklus I
Perencanaan
tindakan I
* Merencanakan strategi pembelajaran IPA pada
materi
perubahan kenampakan permukaan bumi
* Menyediakan media audio visual yang akan
digunakan
Tindakan I
Pembelajaran dengan menggunakan media
audio visual
Observasi I
* Melaksanakan pengamatan dengan memakai format
observasi
* Menilai hasil belajar siswa
Refleksi I
Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang
telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran
Siklus II
Perencanaan
Tindakan II
* Mengidentifikasi masalah dan menetapkan
alternatif pemecahan masalah
* Pengembangan program II
Tindakan II
Melaksanakan tindakan II
Observasi II
Pengumpulan data hasil tindakan II
Refleksi II
Melakukan evaluasi tindakan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Skema Pelaksanaan Tindakan
SIKLUS II
Gambar 3. Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Mohammad Asrori
(2007:103)
I. Indikator Kinerja
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan
Hasil Belajar IPA pada Materi Permukaan Bumi Melalui Media Audio Visual pada
siswa kelas VI Tunagrahita Ringan Semester II SDLB Negeri Slawi Kabupaten
Tegal Tahun Ajaran 2010/2011.
Untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian ini dapat dilihat dari
hasil belajar IPA siswa sebagai berikut :
SIKLUS I
SIKLUS II
Permasalahan
Perencanaan tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
Refleksi I
Observasi I
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II
Observasi II
Refleksi II
Permasalahan baru
Hasil refleksi I
Penyimpulan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
1. Siswa dinyatakan berhasil jika telah mendapat nilai sama atau di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) 60.
2. Tindakan dalam penelitian ini dinyatakan berhasil, bila tingkat ketuntasan
belajar siswa secara klasikal telah mencapai 80% atau lebih dari jumlah siwa.
Tabel 3. Penentuan KKM Mata Pelajaran IPA Kelas VI Tunagrahita Ringan
Tahun Ajaran 2010/2011
Kompe-
tensi
Dasar
Indikator
Kriteria Penetapan
Kriteria
Ketuntasan
Minimal
Kom-
pleksi-
tas
Daya
Dukung
Intake
Siswa
Indika-
tor
Kompe-
tensi
Dasar
Mendes-
kripsikan
kenam-
pakan
permukaan
bumi
(daratan
dan
sebaran
air)
Menyebutkan
lima
kenampakan
permukaan
bumi
81 65 65 70 60
Menyebutkan
lima
penyebab
perubahan
permukaan
bumi
55 60 55 57
Menyebutkan
lima cara
mencegah
kerusakan
permukaan
bumi
50 60 50 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan meliputi dua siklus, dan dalam tiap siklus
ada beberapa tahapan, yaitu Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting),
Pengamatan (Observing) dan Refleksi (Reflecting).
Melalui penelitian dalam dua siklus tersebut diharapkan dapat
mencapai tujuan penelitian, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada
materi Permukaan Bumi melalui media audio visual pada siswa Kelas VI
Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Slawi Kabupaten Tegal.
Pelaksanaan penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Siklus I
Pembelajaran mata pelajaran IPA dengan standar kompetensi
memahami kenampakan permukaan bumi dan langit, cuaca dan
pengaruhnya pada manusia, serta kompetensi dasar mendeskripsikan
kenampakan permukaan bumi (daratan dan sebaran air) dilaksanakan
pada hari Senin tanggal 18 April 2011, meliputi tahapan-tahapan :
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil pre tes yang peneliti berikan kepada siswa pada
hari Sabtu tanggal 16 April 2011 yang hasilnya masih sangat
rendah, peneliti melakukan perencanaan tindakan, yaitu :
1) Menyusun silabus berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas VI SDLB Tuna Grahita Ringan.
2) Mengembangkan silabus menjadi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
3) Menyiapkan sumber-sumber belajar.
4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk mengetahui
daya serap siswa terhadap materi ajar.
5) Menyiapkan lembar kinerja yang akan diberikan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
diskusi kelompok, untuk mengetahui pemahaman konsep
siswa terhadap materi ajar.
6) Menyiapkan media dan alat pembelajaran.
7) Menyiapkan lembar observasi untuk mencatat hal-hal yang
terjadi selama proses pembelajaran baik untuk siswa maupun
guru.
8) Menyiapkan sarana dokumentasi untuk merekam kegiatan
siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Tindakan
Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tahap tindakan adalah
sebagai berikut :
1) Peneliti menyiapkan ruangan yang secara khusus dikondisikan
agar cukup cahaya dan terhindar dari kebisingan, dan
disiapkan pula media dan alat pembelajaran yang diperlukan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Secara garis besar, tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan
yang tersusun dalam RPP, yaitu :
a). Pendahuluan
(1) Memotivasi siswa dengan menunjukkan tayangan
salah satu peristiswa bencana alam.
(2) Tanya jawab tentang tayangan peristiwa bencana alam
yang baru disaksikan siswa.
(3) Menginformasikan cakupan materi dan tujuan
pembelajaran kepada siswa.
b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi
(a) Menunjukkan tayangan animasi permukaan bumi.
(b) Tanya jawab tentang macam-macam permukaan
bumi.
(c) Menunjukkan tayangan beberapa peristiwa
penyebab perubahan permukaan bumi, antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
lain : air pasang-air surut, erosi, abrasi, kebakaran
hutan, dan badai.
(d) Tanya jawab tentang macam-macam penyebab
perubahan permukaan bumi.
(e) Menunjukkan tayangan akibat perubahan
permukaan bumi.
(f) Tanya jawab tentang akibat perubahan permukaan
bumi.
(g) Menunjukkan tayangan cara mencegah kerusakan
permukaan bumi.
(h) Tanya jawab tentang bermacam-macam cara
mencegah kerusakan permukaan bumi.
(2) Elaborasi
(a) Memberikan Lembar Kinerja Siswa (LKS)
kepada siswa.
(b) Membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal
dalam Lembar Kinerja Siswa (LKS).
(3) Konfirmasi
(a) Menanyakan kepada siswa tentang kesulitan-
kesulitan dalam mengerjakan soal-soal dalam
LKS.
(b) Menjawab bersama pertanyaan-pertanyaan dalam
LKS.
c) Penutup
(1) Bersama-sama dengan siswa menyebutkan kembali
kenampakan permukaan bumi, penyebab perubahan
permukaan bumi dan akibatnya, serta cara mencegah
kerusakan permukaan bumi.
(2) Siswa mengerjakan Pos Tes I.
c. Pengamatan
Pengamatan terhadap situasi yang terjadi selama kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
pembelajaran dilakukan oleh seorang kolaborator.
Hal-hal yang diamati dan dicatat dalam lembar observasi, terdiri
dari :
1) Aktivitas belajar siswa, meliputi :
(a) Pra Pembelajaran.
(b) Kegiatan Membuka Pelajaran.
(c) Kegiatan Inti Pembelajaran.
(1) Penjelasan Materi Pembelajaran.
(2) Pendekatan/Strategi Belajar.
(3) Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar.
(4) Penilaian proses dan hasil belajar.
(5) Penggunaan bahasa.
(d) Penutup.
2) Kegiatan Belajar Siswa, meliputi :
(a) Kapan siswa mulai berkonsentrasi untuk belajar.
(b) Kapan siswa berhenti berkonsentrasi dalam belajar.
(c) Pelajaran berharga apa yang dapat dipetik dari
pengamatan.
3) Penilaian RPP, meliputi :
(a) Perumusan masalah.
(b) Rumusan kompetensi dan indikator.
(c) Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar.
(d) Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran.
(e) Strategi pembelajaran.
(f) Penilaian hasil belajar.
4) Implementasi RPP, meliputi :
(a) Pra pembelajaran.
(b) Membuka pembelajaran.
(c) Kegiatan Inti Pembelajaran :
(1) Penguasaan materi pelajaran.
(2) Pendekatan/strategi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
(3) Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar.
(4) Pembelajaran yang menantang dan memacu
keterlibatan siswa.
(5) Penilaian proses dan hasil belajar.
(6) Penggunaan bahasa.
(d) Penutup.
d. Refleksi
Peneliti menganalisa data yang diperoleh berdasarkan hasil pre tes
dan pos tes yang dikerjakankan siswa sebelum dan sesudah proses
pembelajaran.
Hasil analisa data menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada
Siklus I belum berhasil, maka perlu dilakukan proses pembelajaran
Siklus II.
2. Siklus II
Siklus II merupakan pembelajaran pengulangan dari materi yang
terdapat dalam Siklus I, dengan perubahan metode yang digunakan,
yaitu metode diskusi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
konsep siswa terhadap materi ajar yang disajikan. Pengulangan materi
dan perubahan metode pada Siklus II ini dilakukan karena berdasarkan
nilai pos tes yang diberikan kepada siswa pada Siklus I, dari tujuh orang
siswa, masih terdapat dua orang siswa yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) 60, atau dengan kata lain tingkat
ketuntasan belajar siswa belum mencapai 80% dari jumlah siswa. Siklus
II ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 30 April 2011, dengan
tahap-tahap sebagai berikut :
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dalam Siklus II ini meliputi :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Menyiapkan Lembar Kinerja yang akan dikerjakan siswa
secara diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
b. Tindakan
Langkah-langkah dalam tindakan ini adalah sebagai berikut :
1) Peneliti menyiapkan ruangan yang dikondisikan agar
mendapatkan cahaya yang cukup dan terhindar dari
kebisingan.
2) Pelaksanaan tindakan, meliputi :
a) Pendahuluan.
(1) Memotivasi siswa dengan menunjukkan tayangan
salah satu peristiwa bencana alam.
(2) Tanya jawab tentang tayangan peristiwa bencana alam
yang baru disaksikan siswa.
(3) Menginformasikanm cakupan materi dan tujuan
pembelajaran kepada siswa.
b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi
(a) Menayangkan dan menjelaskan animasi
permukaan bumi.
(b) Menayangkan dan menjelaskan peristiswa air
pasang dan air surut.
(c) Menayangkan dan menjelaskan peristiwa abrasi.
(d) Menayangkan dan menjelaskan peristiwa erosi.
(e) Menayangkan dan menjelaskan peristiwa
kebakaran hutan.
(f) Menayangkan dan menjelaskan peristiwa angin
topan/badai.
(g) Menayangkan gambar-gambar dan menjelaskan
cara mencegah erosi, abrasi, banjir, longsor dan
kerusakan hutan.
(2) Elaborasi
(a) Memfasilitasi siswa untuk membentuk kelompok
diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
(b) Memberikan lembar kinerja kepada siswa untuk
dikerjakan secara diskusi.
(c) Membimbing siswa dalam melakukan diskusi
kelompok.
(3) Konfirmasi
(a) Memberikan tanggapan atas hasil diskusi siswa.
(b) Menanyakan kepada siswa tentang kesulitan
siswa dalam diskusi.
(c) Menjawab bersama, pertanyaan-pertanyaan
dalam lembar kinerja secara lisan.
c) Penutup
(1) Bersama-sama dengan siswa menyebutkan kembali
kenampakan permukaan bumi, penyebab perubahan-
perubahan permukaan bumi dan akibatnya, serta cara
mencegah kerusakan permukaan bumi.
(2) Siswa mengerjakan soal Pos Tes II.
c. Pengamatan
Hal-hal yang diamati oleh kolaborator dalam Siklus II sama dengan
hal-hal yang diamati dalam Siklus I, yaitu :
1) Aktivitas belajar siswa, meliputi :
(a) Pra Pembelajaran.
(b) Kegiatan Membuka Pelajaran.
(c) Kegiatan Inti Pembelajaran.
(1) Penjelasan Materi Pembelajaran.
(2) Pendekatan/Strategi Belajar.
(3) Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar.
(4) Penilaian proses dan hasil belajar.
(5) Penggunaan bahasa.
(d) Penutup.
2) Kegiatan Belajar Siswa, meliputi :
(a) Kapan siswa mulai berkonsentrasi untuk belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
(b) Kapan siswa berhenti berkonsentrasi dalam belajar.
(c) Pelajaran berharga apa yang dapat dipetik dari
pengamatan.
3) Penilaian RPP, meliputi :
(a) Perumusan masalah.
(b) Rumusan kompetensi dan indikator.
(c) Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar.
(d) Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran.
(e) Strategi pembelajaran.
(f) Penilaian hasil belajar.
4) Implementasi RPP, meliputi :
(a) Pra pembelajaran.
(b) Membuka pembelajaran.
(c) Kegiatan Inti Pembelajaran :
(1) Penguasaan materi pelajaran.
(2) Pendekatan/strategi pembelajaran.
(3) Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar.
(4) Pembelajaran yang menantang dan memacu
keterlibatan siswa.
(5) Penilaian proses dan hasil belajar.
(6) Penggunaan bahasa.
(d) Penutup.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh kolaborator,
menunjukkan bahwa pada Siklus II telah terjadi peningkatan dalam
hal aktivitas belajar siswa, kegiatan belajar siswa, penilaian RPP
maupun implementasi RPP. Begitu pula hasil pos tes pada Siklus II
telah menunjukkan adanya peningkatan yang cukup baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh selama pelaksanaan
Siklus I dan Siklus II baik dalam implementasi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) maupun pelaksanaan pos tes, telah menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar pada siswa Kelas VI Tunagrahita Ringan
SDLB Negeri Slawi. Hal tersebut dapat dilihat dari uraian berikut ini :
1. Hasil Penelitian Siklus I
a. Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh kolaborator, peneliti
sebagai guru dalam proses pembelajaran mendapat penilaian dari
hasil pengamatan yang meliputi :
1) Pra pembelajaran : menunjukkan bahwa peneliti telah
menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran serta
memeriksa kesiapan siswa dengan cukup baik.
2) Membuka pembelajaran : menunjukkan bahwa kegiatan
apersepsi telah sesuai dengan materi ajar.
3) Kegiatan Inti Pembelajaran
(a) Penguasaan materi pembelajaran, menunjukkan peneliti
cukup menguasai materi pembelajaran, mengkaitkan
materi dengan pengetahuan lain yang relevan,
menyampaikan materi ajar sesuai dengan hierarki belajar
dan mengkaitkan materi ajar dengan realitas kehidupan.
(b) Pendekatan/strategi pembelajaran, menunjukkan bahwa :
pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai, pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa, pembelajaran
dilaksanakan secara runtut, dapat menguasai kelas,
pelaksanaan pembelajaran bersifat kontekstual,
pembelajaran memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
serta pembelajaran sesuai dengan waktu yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dialokasikan.
(c) Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar,
menunjukkan bahwa peneliti cukup terampil dalam
penggunaan media, menghasilkan pesan yang menarik dan
menggunakan media secara efektif dan efisien.
(d) Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan
siswa, menunjukkan bahwa peneliti dapat menumbuhkan
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, merespon
positif partisipasi siswa, memfasilitasi terjadinya interaksi
guru, siswa dan sumber belajar, menunjukkan sikap
terbuka terhadap respon siswa, menunjukkan hubungan
antar pribadi yang kondusif serta menumbuhkan keceriaan
dan antusiasme siswa dalam belajar.
(e) Penilaian proses dan hasil belajar, menunjukkan bahwa
untuk memantau kemajuan belajar, peneliti telah
melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi.
(f) Penggunaan bahasa, menunjukkan bahwa peneliti
menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar,
menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar serta
menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.
4) Penutup, menunjukkan bahwa peneliti telah melaksanakan
tindak lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
b. Kemampuan Siswa
Berdasarkan hasil pre tes dan pos tes dalam Siklus I dapat disajikan
dalam tabel dan grafik sebagai berikut :
Tabel 4. Nilai Pre Tes IPA materi Permukaan Bumi Kelas VI
Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Slawi
No. Nama Nilai Pre Tes Keterangan
1.
AS
35
20 = 1 siswa
2.
DN
45
35 = 1 siswa
3.
EH
60
45 = 1 siswa
4.
EL
50
50 = 1 siswa
5.
GR
65
60 = 1 siswa
6.
LR
70
65 = 1 siswa
7. NF 20 70 = 1 siswa
Jumlah 345
Rata-rata 49,29
Nilai Terendah 20
Nilai Tertinggi 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Grafik 1. Nilai Pre Tes IPA materi Permukaan Bumi
Kelas VI Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Slawi
Tabel 5. Nilai Tes Siklus I IPA materi Permukaan Bumi
Kelas VI Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Slawi
No. Nama Nilai Tes
Siklus I Keterangan
1. AS 40 40 = 1 siswa
2. DN 65 55 = 1 siswa
3. EH 65 65 = 2 siswa
4. EL 70 70 = 2 siswa
5. GR 70 75 = 1 siswa
6. LR 75
7. NF 55
Jumlah 440
Rata-rata 62,86
Nilai Terendah 40
Nilai Tertinggi 75
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
AS DN EH EL GR LR NF
Nil
ai
Nama Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Grafik 2. Nilai Tes Siklus I IPA materi Permukaan Bumi
Kelas VI Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Slawi
Tabel 6. Perbandingan Nilai Pre Tes dan Nilai Tes Siklus I IPA
materi Permukaan Bumi Kelas VI Tunagrahita Ringan
SDLB Negeri Slawi
No. Nama Pre Tes Tes
Siklus I Keterangan
1. AS 35 40 Naik (Belum tuntas)
2. DN 45 65 Naik (Tuntas)
3. EH 60 65 Naik (Tuntas)
4. EL 50 70 Naik (Tuntas)
5. GR 65 70 Naik (Tuntas)
6. LR 70 75 Naik (Tuntas)
7. NF 20 55 Naik (Belum tuntas)
Jumlah 345 440 Meningkat
Rata-rata 49,29 62,86 Meningkat
Nilai Terendah 20 40 Meningkat
Nilai Tertinggi 70 75 Meningkat
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
AS DN EH EL GR LR NF
Nil
ai
Nama Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Grafik 3. Perbandingan Nilai Pre Tes dan Nilai Tes Siklus I IPA
materi Permukaan Bumi Kelas VI Tunagrahita Ringan
SDLB Negeri Slawi
2. Hasil Penelitian Siklus II
a. Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus II merupakan usaha perbaikan dari pelaksanaan
Siklus I yang belum berhasil menanamkan konsep materi ajar
kepada siswa. Pelaksanaan siklus ini lebih menekankan pada
metode diskusi daripada metode ceramah dan tanya jawab. Hal-hal
yang diamati dan mendapatkan penilaian dari kolaborator adalah
sebagai berikut :
1) Pra pembelajaran : menunjukkan bahwa peneliti telah
menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran serta
memeriksa kesiapan siswa.
2) Membuka pembelajaran, menunjukkan kesesuaian kegiatan
apersepsi dengan materi ajar dan telah menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
AS DN EH EL GR LR NF
Nil
ai
Nama Siswa
Pre Tes
Tes Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
3) Kegiatan Inti Pembelajaran :
(a) Penguasaan materi pembelajaran, menunjukkan peneliti
menguasai materi pembelajaran, mengkaitkan materi
dengan pengetahuan lain yang relevan, menyampaikan
materi ajar sesuai dengan hierarki belajar, dan
mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan.
(b) Pendekatan/strategi pembelajaran menunjukkan bahwa
peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai, melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan siswa, melaksanakan pembelajaran secara
runtut, menguasai kelas, melaksanakan pembelajaran
bersifat kontekstual, melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif, dan
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang
dialokasikan.
(c) Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar,
menunjukkan keterampilan peneliti dalam penggunaan
media, menghasilkan pesan yang menarik dan
menggunakan media secara efektif dan efisien.
(d) Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan
siswa, menunjukkan bahwa peneliti dapat menumbuhkan
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, merespon
partisipasi siswa, menunjukkan sikap terbuka terhadap
respon siswa, menunjukkan hubungan antar pribadi yang
kondusif, dan menunjukkan keceriaan siswa dalam belajar.
(e) Penilaian proses dan hasil belajar, menunjukkan bahwa
untuk memantau kemajuan belajar, peneliti melakukan
penilaian akhir sesuai dengan kompetensi.
(f) Penggunaan bahasa, menunjukkan bahwa peneliti
menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar dan
menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.
4) Penutup, menunjukkan bahwa peneliti melakukan refleksi
pembelajaran dengan melibatkan siswa.
b. Kemampuan Siswa
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil pos tes dalam
Siklus II dapat dilihat data pada tabel sebagai berikut :
Tabel 7. Nilai Tes Siklus II IPA materi Permukaan Bumi Kelas
VI Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Slawi
No. Nama Nilai Tes
Siklus II Keterangan
1. AS 40 40 = 1 siswa
2. DN 70 60 = 1 siswa
3. EH 75 70 = 1 siswa
4. EL 80 75 = 1 siswa
5. GR 85 80 = 2 siswa
6. LR 80 85 = 1 siswa
7. NF 60
Jumlah 490
Rata-rata 70
Nilai Terendah 40
Nilai Tertinggi 85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Grafik 4. Nilai Tes Siklus II IPA materi Permukaan Bumi
pada Siswa Kelas VI Tunagrahita Ringan
SDLB Negeri Slawi
Tabel 8. Perbandingan Nilai Tes Siklus I dengan Nilai Tes
Siklus II IPA materi Permukaan Bumi Kelas VI
Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Slawi
No. Nama Tes
Siklus I
Tes
Siklus II Keterangan
1. AS 40 40 Tetap (Belum tuntas)
2. DN 65 70 Naik (Tuntas)
3. EH 65 75 Naik (Tuntas)
4. EL 70 80 Naik (Tuntas)
5. GR 70 85 Naik (Tuntas)
6. LR 75 80 Naik (Tuntas)
7. NF 55 60 Naik (Tuntas)
Jumlah 440 490 Meningkat
Rata-rata 62,86 70 Meningkat
Nilai Terendah 40 40 Tetap
Nilai Tertinggi 75 85 Meningkat
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
AS DN EH EL GR LR NF
Nil
ai
Nama Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Grafik 5. Perbandingan Nilai Tes Siklus I dengan Nilai Tes Siklus
II IPA materi Permukaan Bumi Kelas VI Tunagrahita
Ringan SDLB Negeri Slawi
Tabel 8 dan grafik 5 menunjukkan bahwa pada Siklus II ini
hasil belajar siswa meningkat cukup signifikan. Hal tersebut dapat
terlihat dari perbandingan Siklus I dengan nilai rata-rata 62,86 dan
Siklus II dengan nilai rata-rata 70. Berdasarkan hasil tersebut telah
membuktikan bahwa media audio visual dapat meningkatkan hasil
belajar IPA pada materi permukaan bumi pada Siswa Kelas VI
Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Slawi
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Jika melihat tabel 4, nilai rata-rata Pre Tes yang dilakukan sebelum
penelitian adalah 49,29. Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas, pada
Siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 62,86. Kondisi
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
AS DN EH EL GR LR NF
Nil
ai
Nama Siswa
Tes Siklus I
Tes Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
ini belum menunjukkan ketuntasan belajar siswa, dikarenakan dari tujuh
siswa yang menjadi subjek penelitian, masih ada dua siswa yang nilai pos
tesnya masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 60,
atau dengan kata lain ketuntasan belajar siswa secara klasikal baru mencapai
71,43%. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan, yaitu dengan
pembelajaran Siklus II. Setelah mengikuti pembelajaran pada Siklus II ini,
pencapaian nilai siswa mengalami peningkatan, baik secara individu
maupun rata-rata klasikal. Nilai rata-rata Tes siswa meningkat dari 62,86
menjadi 70. Meskipun satu siswa belum dapat mencapai KKM, namun
secara klasikal ketuntasan belajar siswa sudah mencapai 85,71%.
Perbandingan nilai Pre Tes, nilai Tes Siklus I dan nilai Tes Siklus II
dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 9. Perbandingan Nilai Pre Tes, Nilai Tes Siklus I dan Nilai Tes
Siklus II IPA materi Permukaan Bumi Kelas VI Tunagrahita
Ringan SDLB Negeri Slawi
No. Subjek Pre Tes Tes
Siklus I
Tes
Siklus II Keterangan
1. AS 35 40 40 Tetap
2. DN 45 65 70 Meningkat
3. EH 60 65 75 Meningkat
4. EL 50 70 80 Meningkat
5. GR 65 70 85 Meningkat
6. LR 70 75 80 Meningkat
7. NF 20 55 60 Meningkat
Jumlah 345 440 490 Meningkat
Rata-rata 49,29 62,86 70 Meningkat
Nilai Terendah 20 40 40 Meningkat
Nilai Tertinggi 70 75 85 Meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Grafik 6. Perbandingan Nilai Rata-rata Pre Tes, Tes Siklus I dan
Tes Siklus II
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Tunagrahita Ringan yang mempunyai karakteristik mudah lupa, lamban
dalam mempelajari hal-hal yang baru dan mempunyai kesulitan dalam
mempelajari pengetahuan yang bersifat abstrak.
Peningkatan hasil belajar siswa Tunagrahita Ringan dari rata-rata
49,29 menjadi 62,86 dan meningkat lagi menjadi 70, membuktikan bahwa
penggunaan media audio visual sangat baik untuk meningkatkan hasil
belajar siswa tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Rohani dan Ahmad
dalam Ketut Juliantara (http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11media-
audio-visual-slide-bersuara/) yang antara lain menyatakan bahwa media
audio visual lebih menarik perhatian, dapat digunakan secara klasikal
maupun individu, dapat diputar dan dilihat berulang-ulang, dapat dipercepat
atau diperlambat, sangat praktis dan menyenangkan. Oleh karena itu untuk
lebih meningkatkan hasil belajar yang signifikan, perlu adanya
pengembangan dan pengayaan dalam penggunaan media audio visual
tersebut.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pre Tes Tes Siklus I Tes Siklus II
Nil
ai
Tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Satu siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) 60, melalui wawancara dan pengamatan terungkap bahwa siswa
tersebut tergolong tunagrahita ringan yang mempunyai kecenderungan
lebih lambat bila dibandingkan dengan siswa lain, mengalami kesulitan
dalam memahami konsep dan lambat dalam membaca. Hal ini sesuai
pendapat Tjutju Sutjihati Somantri (1996 :85) yang menyatakan bahwa
kapasitas belajar anak tunagrahita, terutama yang bersifat abstrak seperti
belajar berhitung, menulis dan membaca juga terbatas, kemampuan
belajarnya cenderung tanpa pengertian.
Meskipun begitu, siswa tersebut memiliki sikap yang positif
terhadap pembelajaran. Hal tersebut terlihat dari perhatiannya pada saat
pembelajaran dan kesungguhannya dalam mengerjakan pos tes, baik pada
Siklus I maupun Siklus II. Perhatian dan kesungguhan siswa tersebut harus
terus dirangsang oleh guru dengan pemberian reward, sehingga semangat
belajarnya dapat tumbuh dan berkembang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas VI Tunagrahita
Ringan SDLB Negeri Slawi Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2010/2011
dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi : 1) tahap
perencanaan; 2) tahap tindakan; 3) tahap pengamatan dan 4) tahap refleksi.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah media audio visual dapat
meningkatkan hasil belajar IPA pada materi permukaan bumi pada siswa
Kelas VI Tunagrahita Ringan Semester II SDLB Negeri Slawi, Kabupaten
Tegal, Tahun Ajaran 2010/2011.
B. Saran
Berdasarkan pelaksanaan proses penelitian tindakan kelas di Kelas
VI Siswa Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Slawi, Kabupaten Tegal dapat
disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Kepala Sekolah
Penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu diharapkan agar
kepala sekolah menganjurkan kepada para guru agar menggunakan
media audio visual sebagai media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar, karena dengan menggunakan media audio visual,
pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan, tidak
membosankan, dapat meningkatkan pemahaman siswa, dan dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa.
2. Bagi Guru
Perkembangan teknologi informasi memberi kesempatan kepada guru
agar lebih kreatif dan inovatif dalam menentukan media pembelajaran
serta metode yang sesuai dengan karakteristik siswa dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
belajar mengajar. Oleh karena itu diharapkan agar para guru
menggunakan media audio visual, karena media audio visual
merupakan media yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran di
berbagai tingkatan kelas, sangat praktis dan menyenangkan, mudah
digunakan, relatif tidak mahal, dapat dipakai untuk belajar secara
perorangan, kelompok maupun klasikal dan dapat dipakai berulang kali.
Media audio visual dapat menarik perhatian siswa, tidak membosankan,
dapat menampilkan berbagai objek, dapat menampilkan konsep yang
abstrak menjadi konkrit, sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar
dan hasil belajar siswa dapat menjadi lebih baik.