perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN METODE ......BELAJAR SISWA KELAS IV SD ......
-
Upload
nguyenquynh -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN METODE ......BELAJAR SISWA KELAS IV SD ......
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN
KETRAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA ANAK BERKESULITAN
BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI WONOKERSO 1 SRAGEN
TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh:
DIAN ASHARI RAHMAD AJI
K5107013
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Biasa
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN
KETRAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA ANAK BERKESULITAN
BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI WONOKERSO 1 SRAGEN
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
DIAN ASHARI RAHMAD AJI
K5107013
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 19 Desember 2011
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Gunarhadi, MA,Ph.D Drs. Hermawan, M.Si NIP: 195502120 198203 1 004 NIP: 19590818 198603 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Senin
Tanggal : 13 Februari 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang tanda tangan
Ketua : Drs. R Indianto ,M.Pd 1. __________
Sekretaris : Priyono, S.Pd, M. Si 2. __________
Anggota : Drs. Gunarhadi, MA, Ph.D 3. __________
Anggota : Drs. Hermawan, M.Si 4. __________
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Dian Ashari Rahmad Aji. PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA ANAK BERKESULITAN BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI WONOKERSO 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan membaca aksara jawa menggunakan metode drill pada siswa kelas IV SD Negeri Wonokerso 1 Sragen Tahun Ajaran 2010/2011.
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan yang terjadi dalam sebuah kelas bersama. Penelitian ini berupa kolaborasi atau kerjasama antar peneliti, guru dan peserta didik. Penelitian ini menggunakan Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, test, dan dokumentasi. Untuk menguji validitas data, penulis menggunakan trianggulasi penyidik. Penulis memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis secara deskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan dilakukan dalam bentuk interaktif dengan pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.
Peningkatan ketrampilan membaca peserta didik dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil pretest, test siklus I, dan test siklus II yang dapat digambarkan bahwa prosentase keberhasilan adalah 86,2 % dari total 29 murid yang ikut serta 25 murid mengalami peningkatan yang signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Metode Drill dapat Meningkatkan Ketrampilan Membaca Aksara Jawa Pada Anak Berkesulitan Belajar Siswa Kelas IV Semester II SD NEGERI WONOKERSO 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Dian Ashari Rahmad Aji. THE APPLICATION OF DRILL METHOD TO INCREASE SKILL READING OF JAVA SCRIPT FOR DYSLEXIA FOR THE IV GRADERS OF SEMESTER II ON THE COUNTRY ELEMENTERY SCHOOL WONOKERSO 1 SRAGEN IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/ 2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, October 2011.
The objective of research is to improve the skill reading of java script wear drill method for the iv graders of semester II on the country elementery school Wonokerso 1 Sragen in the school year of 2010/ 2011.
This research shaped Classroom Action Research is an examination of learning activities in the form of an action that deliberately raised that occurs in a collective class. The research was a collaboration or cooperation among researchers, teachers and student. This research have data collection techniques used were interviews, observation, testing, and documentation. To test the validity of the data, the authors use investigator triangulation. The authors make use of researchers or other observers for the purposes of re-checking the degree of confidence in the data. Analysis technique used was a descriptive qualitative analysis with interactive analysis of data reduction, data presentation and conclusions made in an interactive form with data collection as a cyclic process.
Improved reading skills of learners in this study can be seen from the results of pretest, test cycles I and II test cycle that can be drawn that the percentage of success was 86.2% of the total 29 students who participated 25 students experienced a significant increase
Based on the results of research that has been done, it can be concluded
that the Application of Drill Methods Can To Increase Skill Reading Java Script For Dyslexia For The Iv Graders Of Semester II on The Country Elementery School Wonokerso 1 Sragen In The School Year Of 2010/ 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
(QS. Al Insyirah: 7)
Dan tolong-menolonglah engkau semua atas kebajikan dan ketaqwaan."
(al-Maidah: 2)
Pelajarilah ilmu dan mengajarlah kamu, rendahkanlah dirimu terhadap guru-
gurumu dan berlakulah lemah lembut terhadap murid-muridmu.
(HR. Tabrani)
Apapun yang akan terjadi pada dunia ini pastikanlah langkah anda untuk selalu
mengikuti kebenaran meskipun kebenaran itu pahit bagi anda
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk:
Bapak Ibu tercinta dan yang menjadi semangat dalam menopang langkahku
dengan kasih sayang, doa, dan pengorbanan yang tak pernah bertepi.
Istriku tercinta dan si buah hatiku yang masih ada di dialam kandungan yang
senantiasa terus memotivasi saya untuk terus menyeleaikan tugas – tugas saya.
Kakakku yang jauh dinegeri seberang serta adik – adikku yang sabar membantuku
menyelesaikan skripsi ini.
Sahabat-sahabat terbaikku, Aji, Fredy, Bacrul, Yoga semoga persahabatan ini tak
kan lekang oleh waktu.
Teman-teman seperjuangan PLB 2007, yang memberikan motivasi dan bantuan
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Innalhamdalillah nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfiruhu
wana’udzubillahi min surruri ‘anfusina mayyahdillahu falamudillalah. Ama ba’du.
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN
KETRAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA ANAK BERKESULITAN
BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI WONOKERSO 1 SRAGEN
TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Peneliti menerima banyak bantuan dalam penyusunan skripsi ini dari
berbagai pihak. Untuk itu peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada
yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan UNS yang telah memberikan ijin menyusun skripsi
ini.
2. Drs. R. Indianto, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS
Surakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Gunarhadi, MA,Ph.D Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa
FKIP UNS yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini
serta Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Priyono, S. Pd, M. Si, Sekertaris Program Studi Pendidikan Luar Biasa
FKIP UNS yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Hermawan, M. Si, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Semua dosen Program Studi Pendidikan Luar Biasa FKIP UNS atas ilmu
yang telah diberikan selama ini.
7. Suranto, S. Pd, Kepala Sekolah SD Negeri Wonokerso 1 Sragen yang telah
memberikan ijin penelitian di SD Negeri Wonokerso 1 Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
8. Sulasmi, A. Ma, Guru kelas I SLB-B YRTRW Surakarta yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini.
9. Bapak, Ibu dan Kakak-kakak tercinta yang telah memotivasi dan
mendoakan setiap saat.
10. Istriku dan Buah hatiku Yang selalu bersabar dan mendoakanku.
11. Sahabat-sahabatku Aji, Bacrul, Fredy, Yoga.
12. Teman-teman PLB 2007 yang selalu memberi motivasi dan dukungan
13. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.
Surakarta, Desember 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................... i
PENGAJUAN SKRIPSI ....................................................................................... ii
PERSETUJUAN ................................................................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ v
MOTTO .............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………....... 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian....................................................................... 5 BAB II LANDASAN TEORI .............................................................. 6 A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 6
1. Anak Berkesulitan Belajar…………………………………… 6 a. Pengertian Kesulitan Belajar………...…………………..... 6 b. Klasifikasi Anak Berkesulitan Belajar……………………. 9 c. Penyebab Kesulitan Belajar………………………………. 10 d. Gejala – gejala Kesulitan Belajar…………………………. 11 e. Penanganan Kesulitan Belajar…………………………….. 12 2. Metode Drill ............................................................................ 12 a. Pengertian Metode Drill………………………………….. 12 b. Kelebihan dan Kekurangan……………………………..... 14 3. Membaca ................................................................................ 15 a. Pengertian Membaca……………………………………… 15 b. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca…….. 15 c. Kesulitan Belajar Membaca Aksara Jawa………………... 16 4. Aksara Jawa ........................................................................... 18
B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 22 C. Hipotesa ....................................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 24 A. Setting Penelitian ........................................................................ 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
1. Lokasi Penelitian ..................................................................... 24 2. Waktu Penelitian .................................................................... 24 B. Subjek Penelitian ......................................................................... 25 C. Sumber Data Penelitian ............................................................... 25 D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 25 1. Observasi…………………………………………………….. 26 2. Tes…………………………………………………………… 26 3. Dokumentasi………………………………………………… 26 4. Wawancara……………………………….. ............................ 26 E. Validitas Data .............................................................................. 26 F. Teknik Analisis Data.................................................................... 27 G. Indikator Kerja ............................................................................ 27 H. Prosedur Penelitian ...................................................................... 28 1. Rancangan Siklus I.. ............................................................... 28 a. Tahap Perencanaan ........................................................... 28 b. Tahap Pelaksanaan …………………………… ............... 28 c. Tahap Observasi ............................................................... 29 d. Tahap Refleksi .................................................................. 29 2. Rancangan Siklus II ............................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 31 A. Hasil Penelitian ........................................................................... 31
1. Deskripsi Kondisi Awal ........................................................ 31 2. Deskripsi Data Tindakan ........................................................ 33
B. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ................................. 43 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .............................. 47 A. Simpulan ..................................................................................... 47 B. Implikasi ..................................................................................... 47 C. Saran ........................................................................................... 48 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
1. Kegiatan Penelitian Tahun Ajaran 2010/2011 ................................................ 24
2. Data nilai pra siklus ......................................................................................... 32
3. Penilaian Ketrampilan Membaca Pada Siklus 1 ............................................. 36
4. Penilaian ketrampilan membaca pada siklus II ............................................... 40
5. Perbandingan Nilai Membaca Aksara Jawa Siswa Pada Siklus I Dan Siklus II
......................................................................................................................... 42
6. Perbandingan hasil peningkatan ketrampilan membaca aksara jawa pra siklus,
siklus I, siklus II .............................................................................................. 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Aksara Ngelena ............................................................................................ 18
2. Aksara Murda dan pasangan murda ............................................................ 19
3. Simbol pasangan aksara jawa ...................................................................... 19
4. Simbol aksara swara .................................................................................... 19
5. Simbol sandangan aksara jawa .................................................................... 20
6. Simbol aksara rekan ..................................................................................... 21
7. Simbol tanda baca ........................................................................................ 21
8. kerangka pemikiran ..................................................................................... 23
9. Skema prosedur penelitian ........................................................................... 30
10. Sandangan aksara jawa ................................................................................ 53
11. Documentasi penelitian ............................................................................... 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. RPP Siklus 1 ................................................................................................ 52
2. Lembar Soal ................................................................................................. 57
3. Kunci Jawaban Soal ..................................................................................... 58
4. Lembar Observasi Kelas .............................................................................. 59
5. Lembar Observasi Guru ............................................................................... 61
6. RPP Siklus II ................................................................................................ 65
7. Lembar Soal ................................................................................................. 69
8. Kunci Jawaban Soal ..................................................................................... 70
9. Lembar Observasi Kelas .............................................................................. 71
10. Lembar Observasi Guru ............................................................................... 73
11. Foto-Foto Penelitian .................................................................................... 77
12. Surat – surat penelitian ................................................................................. 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik
1. Nilai sebelum tindakan ................................................................................ 32
2. Nilai Siklus I ............................................................................................... 36
3. Nilai Siklus II ............................................................................................... 40
4. Perbandingan Nilai Siklus I dan Siklus II .................................................... 43
5. Perbandingan Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II ........................................... 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sanjaya,
2008:2).
Anak-anak merupakan pewaris bangsa yang memerlukan pendidikan.
Pendidikan membuat wawasan anak-anak menjadi luas. Tidak terkecuali bagi
anak berkesulitan belajar, merekapun juga membutuhkan pendidikan yang layak
meskipun dengan segala keterbatasan yang mereka miliki. Kesulitan membacapun
juga membutuhkan penanganan tersendiri, karena dengan mengalami kesulitan
membaca tersebut secara otomatis salah satu jalan untuk dapat masuknya ilmu ke
anak tertutup. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus
dipelajari dan diajarkan. Melalui Bahasa kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk,
dibina, dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi
mendatang. Bahasa memungkinkan manusia dapat memikirkan suatu masalah
secara teratur, terus-menerus, dan berkelanjutan. Sebaliknya, tanpa Bahasa
peradaban manusia tidak mungkin dapat berkembang baik. Pengajaran Bahasa
Jawa pada hakikatnya merupakan salah satu sarana mengupayakan pembinaan dan
pengembangan Bahasa Jawa secara terarah. Maka dari itu melalui proses
pengajaran Bahasa Jawa diharapkan siswa mempunyai kemampuan yang
memadai untuk dapat menggunakan Bahasa Jawa secara baik dan benar.
Proses belajar-mengajar guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus
aktor. Artinya, guru memegang tugas dan tanggung jawab merencanakan dan
melaksanakan pengajaran di sekolah. Guru sebagai tenaga profesional harus
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
memiliki sejumlah kemampuan mengaplikasikan berbagai teori belajar dalam
berbagai pengajaran, kemampuan memilih dan menerapkan metode pengajaran
yang efektif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi aktif, dan
kemampuan membuat suasana belajar yang menunjang tercapainya tujuan
pendidikan.
Hal tersebut tidak menjadi pengecualian bagi guru Bahasa Jawa karena
tidak dapat dipungkiri bahwa Bahasa Jawa merupakan salah satu pelajaran yang
mempunyai peran yang penting dalam dunia pendidikan khususnya di jawa tengah
dan jawa timur. Secara umum fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Jawa adalah
sebagai sarana: (1) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berBahasa
Jawa dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya; (2) sarana peningkatan
pengetahuan dan keterampilan berBahasa Jawa dalam rangka meraih dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (3) sarana
penyebarluasan pemakaian Bahasa Jawa yang baik untuk berbagai keperluan
menyangkut berbagai masalah; dan (4) sarana pengembangan penalaran
(Depdiknas, 2004: 10).
Pada hakikatnya Bahasa adalah alat yang berfungsi untuk berkomunikasi,
dengan Bahasa manusia dapat menyampaikan pesan, pikiran, perasaan, dan
pengalamannya kepada orang lain. Keterampilan berBahasa mencakup empat
aspek, yaitu: menyimak (mendengarkan), berbicara, membaca, dan menulis,
(Sarwiji Suwandi, 2004:1). Pembelajaran Bahasa Jawa yang ada baik itu di SD,
SMP maupun SMA pada dasarnya mempunyai maksud dan tujuan yang sama
yaitu mengembangkan keempat aspek keterampilan berBahasa tersebut. Pada
setiap keterampilan berBahasa mempunyai keterkaitan yang sangat erat antara
satu dengan yang lain. Dalam memperoleh keterampilan berBahasa biasanya
melalui suatu hubungan yang berurutan dan teratur, mula-mula dengan belajar
menyimak atau mendengarkan Bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu belajar
membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara biasanya dipelajari sebelum
memasuki bangku sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari setelah
memasuki bangku sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
merupakan satu kesatuan atau merupakan catur tunggal (Dawson, dkk dalam
Henry Guntur Tarigan, 1993:1).
Kaitannya dengan pembelajaran di sekolah dasar, pelajaran Bahasa dan
Sastra Jawa meliputi aspek kemampuan berBahasa dan kemampuan bersastra.
Aspek kemampuan berBahasa meliputi keterampilan mendengarkan (menyimak),
berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan dengan ragam Bahasa non
sastra. Sedangkan aspek kemampuan bersastra meliputi keterampilan
mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan
dengan ragam sastra.
Membicarakan pembelajaran Bahasa jawa tidak dapat kita lepaskan dari
unsur kegiatan membaca sebagaimana pada kegiatan pembelajaran Bahasa
Indonesia ataupun kegiatan pemebelajaran pada mata pembelajaran lainnya.
Membaca merupakan sesuatu kegiatan pembelajaran yang produktif dan efektif
bagi pembelajaran anak. Kemampuan membaca sebagaimana halnya dengan
kemampuan berBahasa yang lainnya yaitu tidak mungkin datang dengan
sendirinya melainkan harus melalui proses latihan dan praktek yang teratur.
Membaca merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh anak siswa
kelas dasar.
Menurut Mercer dalam Mulyono Abdurrahman (2003:204) Kesulitan
belajar membaca merupakan sindroma kesulitan dalam mempelajari komponen-
komponen kata dan kalimat, mengintegrasikan komponen-komponen kata dan
kalimat, dan dalam belajar segala sesuatu yang berkaitan dengan waktu, arah dan
masa. Kesulitan belajar membaca aksara jawa merupakan bagian tersendiri dari
kesulitan membaca yang lebih spesifik ke arah kesulitan yang lebih khusus lagi.
Kesulitan tersebut lebih mengarah kepermasalahan membaca aksara jawa atau
huruf jawa.
Pembelajaran Bahasa jawa khususnya membaca aksara jawa yang
dilakukan oleh guru hanya sebatas demonstrasi ceramah saja. Kurangnya
pengulangan yang dilakukan oleh guru menyebabkan ketrampilan membaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
aksara jawa anak rendah. Untuk itu, peneliti bersama guru memberikan alternative
penerapan metode drill untuk meningkatkan ketrampilan membaca aksara jawa
anak.
Menurut Syaiful Sagala (2006: 217) metode drill merupakan suatu cara
mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga
sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan
ketrampilan. Metode drill diberikan dalam penelitian kali ini diharapkan agar
kedepannya materi yang telah diterima oleh anak dapat melekat pada anak dan
tidak mudah dilupakan oleh anak. Kaitannya dengan pembelajaran Bahasa jawa
khususnya dalam materi aksara jawa, penerapan metode drill diharapkan dapat
meningkatkan ketrampilan atau skill membaca ataupun juga untuk meningkatkan
kemampuan menulis aksara jawa bagi para siswa. Sehingga nantinya ilmu yang
didapat oleh anak – anak dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari
seperti yang sudah digalakkan pemerintahan kota Solo yang memiliki kebijakan
penulisan kantor dinas atau juga tempat umum menggunakan aksara jawa.
Berdasarkan uraian di atas dan kaitannya dengan penelitian ini adalah
bahwa metode Drill perlu diterapkan untuk meingkatkan ketrampilan membaca
Aksara Jawa pada anak berkesulitan membaca siswa kelas IV SD Negeri
Wonokerso 1 berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di depan, maka
peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah penerapan metode drill dapat meningkatkan ketrampilan membaca
aksara jawa bagi anak berkesulitan membaca pada siswa kelas IV SD Negeri
Wonokerso 1 tahun ajaran 2010 / 2011?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah peneliti paparkan di atas, maka
tujuan dalam penelitian ini adalah
Untuk meningkatkan penerapan metode drill dapat meningkatkan
ketrampilan membaca Aksara Jawa bagi anak berkesulitan membaca
pada siswa kelas IV SD Negeri Wonokerso.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti :
Untuk memecahkan masalah yang diteliti.
2. Bagi Guru
Memberikan pengalaman dan wawasan baru dalam proses pembelajaran
aksara jawa melalui metode eja dan penelitian tindakan kelas.
3. Bagi Siswa
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan
membaca aksara jawa siswa yang terlibat dalam kegiatan penelitian.
4. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang positif bagi
pengembangan sekolah, utamanya untuk peningkatan kualitas proses
pembelajaran di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Anak Berkesulitan Belajar
a. Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar merupakan terjemah dari istilah Bahasa Inggris
learning disability. Meskipun sesungguhnya kurang tepat karena learning
artinya belajar dan disability artinya ketidakmampuan sehingga terjemah
yang benar seharusnya adalah ketidakmampuan belajar. Tetapi di Indonesia
lebih dikenal dengan berkesulitan belajar. Selain itu kata berkesulitan juga
lebih dipandang lebih baik dan mempunyai harapan dari pada
ketidakmampuan.
Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat
berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak
lancar, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-
kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya tinggi,
tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi.
Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual
ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan
anak didik. Dengan demikian kesulitan belajar dapat didefinisikan sebagai
“suatu keadaan di mana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya” (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004: 77).
Menurut pendapat The United States Office of Education (USOE)
dalam (Mulyono Abdurrahman:6-7:2003) menyebutkan bahwa :
Kesulitan Belajar Khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologi dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan Bahasa ujaran yang mencakup pemahaman dan penggunaan Bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan perceptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Bahkan batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema belajar
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
yang penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya, atau ekonomi. Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa kesulitan belajar mencakup
permasalahan pemahaman anak dalam memahami materi yang diterima serta
dalam permasalahan penggunaan Bahasa ujaran atau penggunaan tulisan.
Gangguan mendengar muncul dalam bentuk anak tidak mendengar
atau anak anak mengalami kekurangan pendengaran. Gangguan berpikir
muncul dalam bentuk kurangnya kemampuan anak dalam hal kognitif.
Sedangkan gangguan berbicara terlihat dari sulitnya anak memanfaatkan
organ bicaranya untuk berkomunikasi atau kurangnya perbendaharaan suku
kata yang dipunyai anak. Lalu kesulitan terlihat dari kemampuan anak
membaca yang masih sangat lambat sekali atau bahkan mungkin anak masih
belum terlalu faham dengan huruf – huruf tersebut. Kesulitan menulis terlihat
dari tulisan anak yang tidak teratur dan jelek. Selain itu kesulitan menulis
juga bisa disebabkan karena koordinasi tangan yangh kurang baik. Sedangkan
untuk kesulitan mengeja muncul karena sedikitnya kosa kata ank atau masih
sulitnya anak membedakan huruf. Kemudian untuk kesulitan berhitung terjadi
karena anak yang yang masih lemah tentang konsep berhitung atau juga
karena anak yang rendah kognitifnya.
Learning Disabilities Association of America yang dikutip oleh Sylvia
Untario (www.kesulitanbelajar.org.2011) menyebutkan bahwa :
Kesulitan belajar atau “Learing Disabilities, LD”, adalah habatan / gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai. Hal ini disebabkan oleh gangguan di dalam sistem saraf pusat otak (gangguan neurobiologis) yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara, membaca, menulis, pemahaman dan berhitung. Kesulitan belajar menunjukan pada sekelompok kesulitan yang
dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan
penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap – cakap, membaca
menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang studi matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Pengertian anak berkesulitan belajar juga dikemukakan oleh
Krochack, A. Linda and Thomas G Ryan dalam jurnal Special of Education
Vol 22 No 3 2007 yang dikutip dari (http : //www. google. co.id.
International Journal of Special Education Children With Learning
Disability. International Journal of Special Education Vol 22 No 3 2007)
Definition of a learning disability is “refer to a number of disorders which may affect the acquisition, organization, retention, understanding or use of verbal or nonverbal information. These disorders affect learning in individuals who otherwise demonstrate at least average abilities essential for thinking and/or reasoning. As such, learning disabilities are distinct from global intellectual deficiency. Learning disabilities result from impairments in one or more processes related to perceiving, thinking, remembering or learning. These disorders are not due primarily to hearing and/or vision problems, socio-economic faktors, cultural or linguistic differences, lack of motivation or ineffective teaching”.
Yang berarti “ Kesulitan belajar mengacu pada sejumlah gangguan
yang dapat mempengaruhi perolehan, organisasi, retensi, pemahaman atau
penggunaan informasi verbal atau nonverbal. Gangguan ini mempengaruhi
belajar pada individu yang dinyatakan dalam mendemonstrasikan
kemampuan rata-rata minimal penting untuk berpikir dan / atau penalaran.
Dengan demikian, ketidakmampuan belajar yang berbeda dari defisiensi
intelektual global. Kesulitan belajar merupakan hasil dari gangguan dari satu
atau lebih proses yang terkait dengan mengamati, berpikir, mengingat atau
belajar. Gangguan ini bukan karena terutama untuk mendengar dan perbedaan
/ atau visi masalah, faktor-faktor sosial-ekonomi, budaya atau Bahasa,
kurangnya motivasi atau mengajar tidak efektif.
Specific learning disabilities means a disorder of one or more of the basic psychological processes involved in understanding or in using language, spoken or written, wich may manifest itself in an imperfect ability to listen, think, speak, read, write, spel, or do arithmaetic calculations. The term includes such conditions as perceptual handicaps, brain injury, minimal brain damage, dyslexia, and developmental aphasia. The term does not include children who have learning problems which are primarily the result of visual, hearing, or motor handicaps, of mental
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
retardation, or environmental, cultural, or economic disadvantage. (Johnson et al, 1980 : 37).
Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan satu atau lebih dari
proses psikologis dasar yang terlibat dalam pemahaman atau dalam
menggunakan Bahasa, lisan atau tertulis, yang dapat memanifestasikan
dirinya dalam kemampuan sempurna untuk mendengarkan, berpikir,
berbicara, membaca, menulis, spel, atau melakukan perhitungan dalam
aritmatika. Istilah ini mencakup kondisi seperti cacat persepsi, cedera otak,
kerusakan otak minimal, disleksia, dan afasia perkembangan. Istilah ini tidak
mencakup anak-anak yang memiliki masalah belajar yang terutama hasil
visual, pendengaran, atau cacat motor, keterbelakangan mental, atau
merugikan lingkungan, budaya, atau ekonomi.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan kesulitan belajar adalah salah suatu gangguan yang terjadi
pada peserta didik yang menyebabkan peserta didik memperoleh hasil
prestasi belajar yang rendah.
b. Klasifikasi Anak Berkesulitan Belajar
membuat klasifikasi anak berkesulitan belajar tidaklah mudah karena
pada dasarnya kelompok anak berkesulitan belajar merupakan kelompok
yang heterogen. Mulyono Abdurrahman (2003:11) menyebutkan bahwa :
secara garis besar anak berkesulitan belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, (1) kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disabilities) dan (2) kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities). Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan motorik, kesulitan belajar Bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku social. Sedangkan kesulitan belajr akademik menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan.kegagalan-kegagalan tersebut mencakup penguasaan ketrampilan dalam membaca, menulis, dan atau matematika.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 78), kesulitan
belajar dapat dikelompokkan menjadi empat macam, antara lain :
1) Dilihat dari jenis kesulitan belajar, yaitu ada yang berat dan ada yang sedang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2) Dilihat dari bidang studi yang dipelajari, yaitu ada yang sebagian bidang studi dan ada yang keseluruhan bidang studi.
3) Dilihat dari sifat kesulitannya, yaitu ada yang sifatnya permanen/ menetap, dan ada yang sifatnya hanya sementara.
4) Dilihat dari segi faktor penyebabnya, yaitu faktor inteligensi dan faktor non-inteligensi.
c. Penyebab Kesulitan Belajar
Faktor penyebab kesulitan belajar belum diketahui secara pasti,
Menurut Sunardi (2000 : 13) faktor penyebab kesulitan belajar
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu : faktor organik dan biologis,
faktor genetik, dan faktor lingkungan.
1) Faktor Organik dan Biologis Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa kesulitan belajar disebabkan oleh adanya disfungsi minimal otak (DMO) meskipun pada beberapa anak, gejala tersebut tidak ditemui. Selain adanya disfungsi minimal otak, kesulitan belajar ada bukti tentang adanya faktor biologis yang menjadi penyebab kesulitan belajar
2) Faktor Genetik Semakin disadari sekarang bahwa anak berkesulitan belajar cenderung terjadi dalam satu keluarga. Apakah ini merupakan faktor keturunan atau lingkungan, masih memerlukan penelitian yang lebih lamjut.
3) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan yang kurang mendukung menjadi salah satu penyebab anak berkesultan belajar.
Selain itu faktor kesulitan belajar juga muncul akibat faktor yang
terdapat di dalam diri siswa, dan faktor yang ada di luar diri siswa, baik di
lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Adapun faktor penyebab hambatan dan masalah belajar yang terdapat di
dalam diri siswa, antara lain :
1) Kelembahan secara fisik, seperti suatu susunan pusat syaraf yang
tidak berkembang secara sempurna, luka, cacat, atau sakit, sehingga
membawa gangguan emosional, penyakit menahun, asma yang
menghambat usaha-usaha belajar secara optimal.
2) Kelemahan-kelemahan secara mental, baik yang dibawa sejak lahir
maupun karena pengalaman yang sukar diatasi oleh individu yang
bersangkutan dan kurang, seperti kelemahan mental.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3) Kelemahan-kelemahan emosional, antara lain : rasa tidak aman
4) Kelemahan yang disebabkan karena kebiasaan dan sikap-sikap yang
salah, antara lain : banyak melakukan aktivitas yang bertentangan dan
tidak menunjang pekerjaan sekolah, menolak atau malas belajar,
kurang berani dan gagal untuk berusaha memusatkan perhatian,
kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab, sering
membolos atau tidak mengikuti pelajaran, dan gugup.
Sedangkan faktor-faktor kesulitan belajar yang terletak di luar diri
siswa, antara lain :
1) Kurikulum yang seragam, bahan dan buku sumber yang tidak sesuai
dengan tingkat kematangan dan perbedaan individu atau tidak
tersedia.
2) Ketidaksesuaian standart administratif sistem pengajaran, penilaian,
pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar.
3) Terlalu berat beban belajar siswa dan mengajar guru, terlampau besar
populasi siswa di dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di
luar.
4) Terlalu sering pindah sekolah, atau program, tinggal kelas.
5) Kelemahan sistem belajar mengajar pada tingkat pendidikan asal
sebelumnya.
6) Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga, pendidikan,
sosial ekonomi, keutuhan keluarga, ketentraman dan keamanan sosial
psikologis.
7) Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu
banyak terlibat dalam kegiatan ekstra kurikuler.
8) Kekurangan makan atau gizi, nutrisi yang jelek
9) Pandangan masyarakat yang salah terhadap pendidikan
10) Tradisi hidup sosial ekonomi yang terbelakang
d. Gejala – gejala Kesulitan Belajar.
Menurut pendapat Titik Sumiyati (2009:6) gejala – gejala kesulitan
belajar antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1) Menunjukkan hasil belajar rendah.
2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan
3) Lambat dalam melakukan tugas – tugas kegiatan belajar.
4) Menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh atau menentang
dan sebagainya.
5) Menunjukkan tingkah laku yang berlainan, seperti membolos, datang
terlambat, dan sebagainya.
6) Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti pemurung,
pemarah, dan sebagainya.
e. Penanganan Kesulitan Belajar
Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan
belajar anak didiknya. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu diambil, guru
sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting
yang meliputi :
1) Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah
dan hubungan antar bagian tersebut untuk memperoleh pengertian
yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi anak didik.
2) Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang
memerlukan perbaikan.
3) Menyusun program perbaikan, khususnya program pengajaran
perbaikan (Muhibbin Syah, 2003: 187).
2. Metode Drill
a. Pengertian Metode Drill
Metode drill disebut metode latihan ialah suatu teknik yang dapat
diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-
kegiatan latihan agar siswa memiliki ketangkasan dan ketrampilan,
kemampuan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari (Roestiyah, 2001:
125).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Berdasarkan pendapat tersebut menyebutkan bahwa metode drill ini
digunakan dengan cara memberikan latihan – latihan secara terus menerus
kepada anak agar anak dalam menguasai materi yang disampaikan anak tidak
sekedar tahu tentang materi tersebut. Tetapi anak juga faham dan juga
terampil dalam menghadapi materi yang disampaikan. Missal, ketika
mempunyai anak yang masih kecil, kita mengajarinya berbicara sedikit demi
sedikit dan terus kita ulang sehingga pada akhirnya anak bisa menguasai kata
– kata yang sering kita ucapkan.
Syaiful Bakhri Djamaroh dan Aswan Zainal dalam Istiqomah (2009:4)
yang berpendapat methode drill dapat juga disebut dengan methode training
yaitu merupakan suatu cara mengajar yang baik, untuk menanamkan
kebiasaan yang baik juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan,
kesempatan dan ketrampilan.
Menurut Sukarman (2008:6) Drill atau latihan merupakan metode
mengajar yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa pada saat proses
belajar mengajar berlangsung, karena metode drill menuntut siswa untuk
selalu belajar dan mengevaluasi latihan-latihan yang diberikan oleh guru.
Menurut Suwarna, dkk dalam Siti Nurhayati (2009:3) drill yaitu cara
mengajar dengan memberikan latihan secara berulang-ulang mengenai apa
yang telah diajarkan guru sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan
keterampilan tertentu.
Menurut Syaiful Sagala (2006:217) metode drill merupakan suatu cara
mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga
sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan
dan ketrampilan.
Menurut Sriyono (1992 : 112) metode drill adalah latihan dengan
praktek yang dilakukan berulang kali atau kontinyu / untuk mendapatkan
ketrampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari.
Dari semua pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan metode drill adalah suatu tekhnik mengajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dilaksanakan dengan memberikan latihan – latihan dan dilakukan secara
berulang kali.
b. Kelebihan dan Kekurangan
Diantara keuntungan metode drill adalah :
1) Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step by
step akan lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadiu
miliknya.
2) Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh
guru memungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan terhadap
kesalahan-kesalahanya. Dengan demikian juga akan menghemat waktu
belajarnya.
3) Pengetahuan atau ketrampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu
dapat dipergunakan dalam keperluan sehari-hari baik untuk keperluan
studi maupun untuk bekal hidup di masyarakat kelak.
Adapun kerugian atau kelebihan metode drill :
1) Dapat membentuk kebiasaan yang kaku.
2) Menimbulkan adaptasi mekanis terhadap lingkungannya. Didalam
menghadapi masalah, siswa menghadapi secara statis.
3) Menimbulkan verbalisme. Respons terhadap stimulus yang telah
terbentuk dengan latihan itu akan berakibat kurang digunakannya rasio
sehingga, inisiatifpun terhambat.
4) Latihan yang terlampau berat akan menimbulkan perasaan benci, baik
kepada mata pelajaran maupun kepada gurunya.
5) Latihan dilakukan dalam pengawasan yang ketat dan dalam suasana
yang serius mudah sekali menimbulkan kebosanan dan kejengkelan.
Akhirnya anak enggan berlatih dan malas atau mogok belajar.
(Sriyono : 1991 : 113-114)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3. Membaca
a. Pengertian Membaca
Berdasakan pendapat Faridha Rahim (2008 : 3) bahwa membaca sebagai
proses visual merupakan proses menerjemahkan simbol tulis ke dalam bunyi.
Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup pengenalan kata, pemahaman
literal, interpretasi, membaca kritis (critical reading), dan membaca kreatif
(creative reading).
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berBahasa tulis, yang
reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seorang akan mendapat
memperoleh informasi, memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman-
pengalaman baru ( darmiyati zuhdi dan budiasih : 2001 : 56-57 )
Soedarso dalam Abdurrohman Mulyono (1999 : 200-201)
mengemukakan bahwa membaca merupakan aktivitas kompleks yang
memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan
pengertian, khayalan, pengamatan, dan ingatan.
Sedangkan Abdurrohman Mulyono (1999 : 200) menyebutkan bahwa
membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan mental.
Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman
penglihatan. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat
melihat dengan baik jika mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu
menggerakkan mata secara lincah, mengingat symbol-simbol Bahasa dengan
tepat, dan memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan.
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu
yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah
Bahasa (http://id.wikipedia.org/wiki).
Menurut peneliti pengertian membaca adalah proses pengubahan simbol-
simbol huruf menjadi bunyi untuk mendapatkan informasi dari bacaan tersebut.
b. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca.
Kemampuan membaca seseorang tidak dapat diperoleh secara langsung.
Menurut Sabarsih Akhadiah (1991:26) ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan membaca seseorang yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
1) Motivasi
Motivasi adalah faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap
kemampuan membaca. Sering kegagalan membaca terjadi karena
rendahnya motivasi. Motivasi meliputi motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik
2) Lingkungan Keluarga
Orang tua memiliki kesadaran akan pentingnya kemampuan membaca
akan berusaha agar anak – anaknya memiliki kesempatan untuk belajar
membaca. Untuk itu orang tua memegang peranan penting untuk
mengembangkan kemampuan membaca anak.
3) Bahan Bacaan
Bahan bacaan akan mempengaruhi seseorang dalam minat maupun
kemampuan memahaminya. Bahan bacaan harus disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan anak, jangan terlalu sulit dan terlalu mudah.
Faktor yang diperhatikan dalam penentuan bahan adalah topik dan taraf
kesulitan Bahasa.
c. Kesulitan Belajar Membaca Aksara Jawa
Rustinah (2009:web) Dyslexia adalah suatu masalah kesulitan belajar
khusus. Dyslexia mempengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar, mengolah,
dan mengerti suatu informasi dengan baik. Secara khusus, hal ini menyebabkan
masalah dalam membaca dan menulis karena seseorang dengan problem dyslexia
mempunyai kesulitan mengenali dan mengartikan suatu kata, mengerti isi suatu
bacaan, dan mengenali bunyi. Tentunya ini menghambat kemampuan seorang
anak untuk belajar membaca.
Disleksia sebagai syndroma kesulitan dalam mempelajari komponen –
komponen kata dan kalimat, mengintegrasikan komponen – komponen kata dan
kalimat dan dalam belajar segala sesuatu yang berkenaan denganwaktu, arah,
dan masa (Mercer dalam Mulyono Abdurrohman, 2003 : 204).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Sedangkan menurut lerner dalam (Mulyono Abdurrahaman 2003 : 204)
kesulitan belajar membaca atau disleksia sangat bervariasi, tetapi semuanya
menunjuk pada adanya gangguan pada fungsi otak.
Sedangkan menurut Cece Wijaya, (1996: 65), timbulnya kesulitan
belajar membaca, dikarenakan :
1) Siswa lamban belajar memiliki rentang perhatian yang rendah,
bertingkah laku dan kacau.
2) Derajat aktivitas siswa lamban belajar rendah
3) Siswa lamban belajar kurang mampu menyiapkan huruf dan kata pada
ingatannya dalam waktu lama.
4) Siswa lamban belajar kurang mampu menyimpan pengetahuan hasil
pendengaran.
5) Siswa lamban belajar kurang mampu membedakan huruf, angka dan
suara.
6) Siswa lamban belajar tidak suka menulis dan membaca
7) Siswa lamban belajar tidak sanggup mengikuti penjelasan yang bersifat
ganda.
8) Tingkah laku siswa lamban belajar berubah-ubah dari hari ke hari.
9) Siswa suka terdorong oleh perasaan emosional dalams pergaulan, mudah
tersinggung dan sering marah.
10) Siswa kurang mampu melakukan koordinasi dengan lingkungannya.
11) Penampilannya kasar
12) Siswa lambat dalam perkembangan berbicara
13) Anak susah dalam memahami kata dan konsep
14) Anak sulit akrab dengan orang dan benda
15) Kemampuan berbicaranya terbatas pada satu pokok pesoalan
16) Mereaksi tidak cermat terhadap aksi yang datang dari luar
17) Sulit menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
dalam lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Dari beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa disleksia
adalah adanya gangguan pada disfungsi otak atau adanya suatu gangguan lainnya
yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam membaca.
Dari pernyataan tersebut berarti yang dimaksud kesulitan belajar
membaca aksara jawa adalah adanya gangguan disfungsi otak atau gangguan
yang lainnya yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam membaca
atau mengenali simbol aksara jawa.
4. Aksara Jawa
Menurut Abdurrahman (2007:1) Aksara Jawa, merupakan salah satu
peninggalan budaya yang tak ternilai harganya. Bentuk aksara dan seni
pembuatannya-pun menjadi suatu peninggalan yang patut untuk dilestarikan. Tak
hanya di Jawa, aksara Jawa ini juga digunakan di daerah Sunda dan Bali,
meskipun ada sedikit perbedaan dalam penulisannya. Namun sebenarnya aksara
yang digunakan sama
Pada aksara Jawa hanacaraka baku terdapat 20 huruf dasar (aksara
nglegena), yang biasa diurutkan menjadi suatu "cerita pendek":
Gambar 1. Aksara Ngelena
Selain aksara jawa baku di atas juga terdapat beberapa akasara pelengkap atau
pasangan dari aksara baku tersebut, anatara lain aksara murda, pasangan, aksara
rekan. Berikut contoh aksara murda beserta pasangannya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Gambar 2. Aksara Murda dan pasangan murda
Gambar 3. Simbol pasangan aksara jawa
Gambar 4. Simbol aksara swara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Gambar 5. Simbol sandangan aksara jawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Gambar 6. Simbol aksara rekan
Gambar 7. Simbol tanda baca
(http://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Jawa)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
B. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan arahan penalaran untuk
bisa sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Kerangka pemikiran berguna untuk mewadahi teori-teori yang kadang-kadang
terlepas satu sama lain menjadi rangkaian yang utuh mengarah pada penemuan
jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal khusus
di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal-hal yang dipelajari dalam pelajaran
Bahasa jawa ada banyak, dari menulis aksara jawa, sopan santun, geguritan dan
masih banyak lagi.
Adanya masalah kesulitan belajar mebaca pada anak merupakan salah
satu faktor penyebab terhambatnya ketrampilan anak dalam membaca. Salah satu
faktor yang dapat meningkatkan ketrampilan membaca aksara jawa adalah
penggunaan metode drill. Metode drill digunakan dalam peningkatan ketrampilan
membaca karena dengan metode ini anak akan lebih mudah mempelajari pelajaran
yang dimaksud. Pelajaran menjadi lebih mudah karena anak diberikan pelajaran
tersebut secara berulang-ulang sehingga akan membuat anak memiliki daya ingat
yang lebih kuat tentang Bahasan yang dimaksud. Sehingga pada akhirnya anak
dapat meningkatkan ketrampilan membaca dengan menggunakan metode tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Gambar 8. kerangka pemikiran
C. Hipotesis
Setelah penulis uraikan kajian teori dan kerangka pemikiran, maka
penulis ingin merumuskan hipotesisnya. Sedangkan hipotesis yang penulis
rumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut bahwa penerapan metode
drill dapat meningkatkan ketrampilan membaca aksara jawa untuk anak kelas IV
SD Negeri Wonokerso 1.
ketrampilan membaca aksara jawa
rendah Faktor penyebab :
1) Bukan pelajaran pokok
2) Jarang digunakan
3) Sulit
4) …..
Metode drill
Ketrampilan membaca meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian adalah SD Negeri Wonokerso 1 Tahun ajaran 2011,
kelas IV Semester II. Alasan peneliti mengambil tempat penelitian disini adalah
SD Negeri Wonokerso 1 Sragen karena diharapkan dengan adanya penelitian ini
menjadikan siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca dapat meningkat
ketrampilan membaca aksara jawanya, letaknya strategis serta dekat dengan
tempat tinggal peneliti, sehingga peneliti tidak mengalami kesulitan untuk datang
ke lokasi penelitian serta agar SD Negeri Wonokerso 1 yang terletak di tempat
yang dari kota juga bisa dikenal.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan melalui beberapa tahapan dengan
rincian sebagai berikut dalam tabel 2.3 :
Tabel Kegiatan Penelitian Tahun Ajaran 2010/2011
No Kegiatan Bulan
Desember Januari – april April Mei Juni - Desember
1. Pengajuan judul √
2. Penyusunan Proposal √
3. Perijinan √
4. Pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data
√
6. Analisis Data √
7 Perumusan Hasil Peelitian
√
Tabel 1. Tabel Kegiatan Penelitian Tahun Ajaran 2010/2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
B. Subjek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 102) Subyek Penelitian adalah
keadaan atau orang variabel melekat yang dipermasalahakan.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV Semester II SD Negeri
Wonokerso 1 Sragen sebanyak 29 siswa, 16 siswa diantaranya adalah seorang
perempuan dan 13 murid yang lainnya adalah seorang laki – laki. Dalam
penelitian ini, guru kelas bertindak sebagai subjek yang nantinya akan membantu
dalam perencanaan, sedangkan yang melakukan tindakan kelas adalah peneliti.
Subjek yang menerima tindakan adalah siswa kelas IV SD Negeri Wonokerso 1
Sragen.
C. Sumber Data Penelitian
“Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek
darimana data dapat diperoleh” Suharsimi Arikunto (2002: 107). Dalam penelitian
ini ada tiga sumber data yang dapat digali untuk mendapatkan berbagai informasi
guna memperlancar penelitian, yaitu:
1. Informan atau nara sumber, yaitu guru dan siswa kelas IV SD Negeri
Wonokerso 1 Sragen
2. Hasil pengamatan pelaksanaan proses belajar bahasa jawa.
3. Dokumen yang berupa nilai rata-rata bahasa jawa sub bab aksara jawa pada
saat pre test, post test dan nilai ulangan bahasa jawa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan bersifat deskriptif kualitatif.
Sumber data yang utama adalah peneliti yang melakukan tindakan dan siswa yang
menerima tindakan, serta sumber data berupa dokumentasi. Pengambilan data
dilakukan dengan observasi, test, dokumentasi, catatan lapangan dan review.
1. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang
berupa aktivitas atau kegiatan belajar mengajar di kelas. Observasi atau
pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan secara pasif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Observasi awal (pra siklus) berupa pengamatan terhadap siswa ketika proses
belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan peneliti dengan mengambil
posisi tempat duduk paling belakang. Pengamatan terhadap siswa diarahkan pada
perhatian, kesungguhan dalam mengikuti PBM, keaktifan siswa, dan tingkat
partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan
dari guru
2. Tes
Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah
pertanyaan kepada subjek peneliti. Tes dilakukan secara tertulis dengan langkah-
langkah sebagai berikut: a) menentukan pokok materi sesuai kurikulum; b)
menentukan kisi-kisi tes; c) membuat perangkat tes sejumlah 10 soal; d)
melakukan analisis item soal; e) melakukan revisi soal-soal tes.
Cara penilaian tes ini menggunakan penskoran nilai dengan setiap satu
soal bernilai 10 poin. Sehingga jika benar semua maka skor total adalah 100.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda
dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2002: 206).
Dalam menggunakan metode dokumentasi penelitian mencari data
mengenai hal-hal variabel berupa buku daftar nilai siswa.
4. Wawancara
Wawancara dilakukan antara peneliti dengan guru tentang kemampuan
membaca aksara jawa. Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh informasi
tentang proses belajar mengajar kemampuan dan membaca aksara jawa yang
telah berlangsung meliputi keadaan siswa, pendekatan dan metode mengajar yang
selama ini dilakukan, media pembelajaran yang digunakan, hasil belajar siswa,
dan permasalahan yang dialami guru selama mengajar.
E. Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang
digunakan untuk memeriksa validitasnya dalam penelitian ini adalah triangulasi.
Menurut Lexy J. Moloeng (2000 : 178) trianggulasi adalah tekhnik
pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu, untuk
keperluan pengecekan / sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian
ini menggunakan teknik triangulasi penyidik, yaitu dengan jalan memanfaatkan
peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data. Dalam penelitian ini, pengamat atau peneliti lain adalah guru
kelas IV SD Negeri Wonokerso 1.
F. Teknik Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini, data analisis sejak tindakan
pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses
penyusunan laporan. Untuk kesinambungan dan kedalaman dalam pengajaran data
dalam penelitian ini dapat digunakan analisis interaktif. Data yang dianalisis
secara deskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data,
penyajian data dan pengambilan kesimpulan dilakukan dalam bentuk interaktif
dengan pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.
Reduksi adalah proses pemilihan pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan.
Kegiatan ini mulai dilakukan dalam setiap pasca tindakan dilakukan. Hasil dari
reduksi data berupa uraian singkat yang telah digolongkan dalam suatu kegiatan
tertentu.
Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan
informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Sedangkan
penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat
kepercayaan yang tinggi.
G. Indikator Kerja
Indikator kerja merupakan suatu rumusan kinerja yang akan dijadikan
acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
penelitian ini yang menjadi indikator kinerja adalah adanya peningkatan
ketrampilan membaca anak. Anak yang memperoleh nilai 60 lebih dari 75 %, nilai
rata-rata prestasi belajar meningkat dari kurang dari 60 menjadi lebih dari 60.
H. Prosedur Penelitian
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap perencanaan
Kegiatan pada tahap ini, meliputi hal-hal berikut :
1) Merancang rencana pembelajaran siklus I pokok bahasan aksara
jawa
2) Menyiapkan bahan materi aksara jawa yang akan disampaikan
3) Menyusun tes yang akan diberikan kepada siswa saat siklus I
b. Tahap pelaksanaan
Rangkaian kegiatan yang digunakan dalam meningkatkan ketrampilan
membaca pada siswa kelas IV SD Negeri Wokokerso I meliputi dua kegiatan
pokok yaitu pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat dan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
tersebut.
Adapun tindakan yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah
menerapkan metode drill dalam pembelajaran membaca aksara jawa. Langkah-
langkah pembelajaran aksara jawa denga metode drill dapat dideskripsikan
sebagai berikut :
1) Guru menyiapkan materi aksara jawa guna kegiatan pembelajaran
2) Guru menyiapkan alat dan bahan untuk proses pembelajaran
3) Guru menjelaskan cara membaca aksara jawa melalui metode drill
dengan cara menyuruh anak untuk menulis berulang kali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
4) Guru memantau aktivitas anak
c. Tahap observasi
Kegiatan observasi dan monitoring di lakukan ketika tindakan dilakukan
yaitu ketika tatap muka pembelajaran bahasa jawa dan penerapan metode drill itu
terjadi, maka saat itu pula dilakukan kegiatan observasi dan monitoring.
Pengamatan pada proses pembelajaran berlangsung peneliti mencatat hal-
hal yang terjadi, yaitu :
1) Keterlibatan siswa dalam kegiatan demonstrasi
2) Keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan soal yang diberikan
3) Hasil evaluasi
d. Tahap refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan
tindakan yang diperoleh melalui observasi. Pada tahap ini data dikumpulakn
kemudian di analisis oleh peneliti. Refleksi dilakukan dengan cara kuantitatif.
Data yang diperoleh kemudian disimpulkan bagaimana hasil belajar murid dan
bagaimana hasil pembelajaran guru. Tahap ini akan diketahui berbagai hal yang
perlu dipertahankan dan mendapat perbaikan pada pelaksanaan siklus II
berikutnya bila pembelajaran belum memenuhi indikator pencapaian yang
ditetapkan yaitu anak bisa membaca teks tulisan aksara jawa dengan benar dan
lancar.
2. Rancangan siklus II
Siklus II dilakukan dengan tahapan-tahapan yang sama seperti pada siklus
I tetapi didahului perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang telah diperoleh
pada siklus I (tahap analisis dan refleksi) sehingga kelemahan atau kekurangan
yang terjadi di siklus I tidak terulang di siklus II yakni penerapan metode drill
sesempurna mungkin untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Analisis dan Refleksi I
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Observasi II
Analisis dan Refleksi II
Belum terselesaikan
Selesai
SIKLUS I
SIKLUS II
Observasi I
Gambar 9. Skema prosedur penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kondisi Awal
Observasi awal di kelas IV diamati pada tanggal 18 april 2011 , kondisi
saat observasi awal terlihat siswa-siswa bandel, sulit diarahkan dan keaktifan
siswa belum tampak justru mereka lebih suka ramai sendiri. Siswa merasa malu
untuk bertanya kepada guru walaupun sebenarnya mereka masih belum paham
dengan materi yang disampaikan, siswa tidak mau maju ke depan kelas untuk
mengerjakan soal latihan dan mereka harus dipaksa, siswa tidak mau
memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung.
Kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru, guru masih
menggunakan metode ceramah, guru kurang memberi perhatian dan bimbingan
pada siswa, guru jarang memberikan kesempatan pada siswa untuk mencari,
menemukan atau menarik kesimpulan atas materi yang diajarkan dan untuk materi
aksara jawa tersebut guru hanya menyuruh siswa untuk langsung mengerjakan
soal yang ada di lembar kerja siswa. Untuk itu perlu dilakukan tindakan agar
dapat meningkatkan keaktifan siswa.
Tindakan yang diambil untuk meningkatkan ketrampilan membaca
aksara jawa adalah dengan melakukan pembelajaran dengan melalui metode drill.
Berikut ini adalah diskripsi data penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa
kelas IV SD Negeri Wonokerso 1.
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 2.Data nilai pra siklus
No Nilai Frekwensi Prosentase (%) 1 11 – 20 2 6.90% 2 21 – 30 4 13.79% 3 31 – 40 8 27.59% 4 41 – 50 - - 4 51 – 60 6 20.69% 5 61 – 70 4 13.79% 6 71 – 80 2 6.90% 7 81 – 90 1 3.45% 8 91 – 100 2 6.90%
Berdasarkan tabel 1 siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) membaca aksara jawa adalah 25 anak atau jika dibuat dalam
prosentase mencapai 68,97 % sedangkan siswa yang sudah mencapai ketuntasan
mencapai 31,03 %.
Berdasarkan hasil evaluasi pra tindakan secara lebih jelas dapat dilihat
dalam grafik 1.
Grafik 1. nilai sebelum tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Berdasarkan hasil evaluasi pra siklus yang dilakukan oleh peneliti
terhadap kondisi ketrampilan membaca kelas IV SD Negeri Wonokerso 1 Sragen
diketahui bahwa nilai rata – rata membaca anak adalah 49,64. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa nilai ketrampilan membaca aksara jawa anak tahun
pelajaran 2010/2011 masih berada di bawah batas minimal ketuntasan yang telah
ditetapkan yaitu 60. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kelas IV SD Negeri
Wonokerso 1 Kedawung Sragen memiliki tingkat ketrampilan membaca aksara
jawa yang rendah.
Dengan mengetahui kondisi ketrampilan membaca siswa, maka
dibutuhkan upaya peningkatan yang peneliti lakukan adalah dengan memberikan
metode drill saat pembelajaran aksara jawa. Adapun proses dan hasil pelaksanaan
tindakan perbaikan dapat dilihat dari hasil pelaksanaan tiap siklus dalam
penelitian ini.
2. Deskripsi Data Tindakan
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan menggunakan strategi siklus
berkelanjutan yang direncanakan dibagi menjadi dua siklus. Adapun hasil
penelitian ini sebagai berikut :
a. Diskripsi Tindakan Siklus 1.
Diskripsi data tindakan siklus I terdiri dari paparan data perencanaan,
data tindakan, data observasi dan data refleksi.
1) Perencanaan
Sebelum guru melakukan penelitian tindakan kelas terlebih dahulu
guru mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan dalam pembelajaran
aksara jawa yang menerapkan metode drill. Untuk memperoleh hasil yang
maksimal, perlu adanya perencanaan yang matang. Maka peneliti
mengadakan diskusi dengan guru kelas tentang tindakan yang akan
dilaksanaan. Adapun persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Menyusun Rencana Program Pembelajaran Perbaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Penyusunan RPP Perbaikan merupakan strategi belajar mengajar yang
akan diterapkan pada setiap kali pertemuan dengan bahasan materi
sesuai dengan yang telah ditunjukkan oleh guru kelas. Rencana
Program pembelajaran Terlampir.
b) Menyiapkan bahan materi aksara jawa yang akan disampaikan
Kegiatan yang utama dari penelitian ini yaitu menyiapkan buku materi
bahasa jawa sebagai pendukung pelaksanaan pembelajaran.
c) Menyusun tes yang akan diberikan kepada siswa saat siklus I
Pada langkah ini peneliti menyusun soal tes yang akan digunakan
untuk evaluasi.
2) Pelaksanaan
Setelah persiapan yang dilakukan dipandang cukup maka
dilanjutkan dengan penerapan dikelas. Kegiatan untuk siklus I
dilaksanakan 1 pertemuan dengan durasi waktu 2 x 35 menit yang dimulai
tanggal 20 april 2011. Setelah peneliti melakukan perencanaan dalam
penelitian langkah pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini diantaranya
adalah sebagai berikut :
a) Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan guru mengkondisikan kelas
sedemikian rupa sehingga kegiatan belajar mengajar dapat dimulai.
Setelah kondisi kelas cukup tenang maka guru mulai membuka
pelajaran diawali dengan berdo’a.
b) Guru melakukan kegiatan apersepsi yaitu bertanya tentang alat tulis
yang dibawa siswa.
c) Kemudian guru mengajukan soal kepada siswa untuk menulis tulisan
buku dalam aksara jawa. karena para murid sangat pasif guru
menunjuk salah seorang siswa untuk maju.
d) Setelah murid maju guru dan tidak bisa mengerjkan perintah guru lalu
guru menunjuk siswa yang mendapat peringkat 1 di kelas untuk maju
dan siswa bisa menulis buku dalam aksara jawa dengan baik. Lalu guru
memulai kegiatan inti pembelajaran dengan menunjukkan 5 pasang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
huruf jawa yang paling familier dengan siswa antara lain ra, ga, pa, ya
( , , )lalu anak disuru menulis masing
masing huruf dengan empat huruf dan sambil mengucapkan bunyinya.
e) Setelah itu guru menunjuk satu murid untuk maju menulis tulisan jawa
sesuai yang guru dikte kan.
f) Setelah huruf tersebut guru menunjukkan huruf lainnya yaitu ha dan la
( ). Kegiatan yang dilakukan sama dengan yang
dilakukan pada kegiatan sebelumnya.
g) Lalu guru menjelaskan aksara selanjutnya na, ka, wa, da, ca,
sa. . Dilanjutkan
huruf ma, dha, ta, ja, . kemudian
Huruf terakir nga, ba, tho, nya,
dan setiap sesi aksara yang disampaikan guru menulis sebuah kata di
papan tulis untuk dibaca secara bersama – sama atau guru menunjuk
seorang murid.
h) Lalu guru menjelaskan tentang sandangan i, u, o, e, r, h (o, υ , O
, η, ̷
,Ԇ)
i) Guru memberi contoh kata sederhana buku, bibi, sate, lapar untuk
ditulis.
j) Guru melakukan evaluasi terhadap siswa dengan memberi contoh
kaliamt sederhana untuk kemudian ditranslatekan.
k) Guru melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
membuat catatan mengenai kondisi ketrmpilan membaca masing –
masing siswa dan memberikan tugas penilaiann ketrampilan membaca
kepada masing – masing siswa. Kemudian guru memberikan penilaian
secara menyeluruh terhadap hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Dalam pelaksanaan evaluasi terhadap ketrampilan membaca siswa
dilakukan oleh guru dengan menggunakan penilaian dengan skala 0 – 100.
Adapun hasil evaluasi dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Penilaian Ketrampilan Membaca Pada Siklus 1
No Nilai Frekwensi Prosentase (%)
1 31- 40 4 13,79
2 41 – 50 6 20,70
3 51 – 60 6 20,70
4 61 – 70 3 10,34
5 71 – 80 3 10,34
6 81 – 90 4 13,79
7 91 – 100 3 10,34
Berdasarkan tabel di atas siswa yang belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) membaca adalah 15 anak sedangkan siswa
yang mengalami peningkatan 14 anak.
Berdasarkan hasil evaluasi siklus I secara lebih jelas dapat dilihat
dalam gambar 2.
Grafik 2. nilai Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Berdasarkan hasil evaluasi siklus I yang dilakukan oleh peneliti
terhadap kondisi ketrampilan membaca siswa kelas IV SDN Wonokerso 1
Kedawung Sragen dapat diketahui bahwa kondisi ketrampilan membaca
secara rata – rata yaitu 62,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan sementara
bahwa ketrampilan membaca aksara jawa kelas IV SD Negeri Wonokerso
Kedawung Sragen pada tahun pelajaran 2010/2011 pada siklus 1
mengalami peningkatan tetapi masih berada di bawah batas minimal
ketuntasan yang telah ditentukan yaitu 60 dan jumlah anak yang
memperoleh nilai kurang dari 60 masih ada 55,19%.
3) Observasi
Observasi dilakukan oleh guru kelas. Observasi dilakukan untuk
mengetahui kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru
dan juga mengetahui aktivitas siswa serta kemampuan dalam memahami
materi yang disampaikan oleh guru. Observasi dilakukan selama
pelaksanaan tindakan pada pertemuan yang pertama.
Meskipun siswa sebagian sudah mengalami kemajuan yang cukup
berarti, tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang berminat dalam
memperhatikan guru mereka masih suka berbicara dengan teman
sebangku.
4) Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dari pelaksanaan tindakan pada siklus
1 dalam penelitian ini diketahui bahwa dalam pelaksanaan tindakan dalam
penelitian ini dapat diperoleh temuan diantaranya yaitu sebagai berikut :
a) Siswa kelas IV SDN Wonokerso 1 Kedawung Sragen pada awalnya masih
menunjukkan ketrampilan membaca aksara jawa yang masih rendah atau
masih berada dibawah batas ketuntasan yang telah ditetapkan, karena
sebelum adanya tindakan dalam penelitian ini diketahui berdasarkan
Berdasarkan hasil pengamatan setelah pelaksanaan tindakaan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
penelitian diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran aksara jawa
penggunaan metode pembelajaran yang digunakan tepat. Sehingga
sebagian siswa dapat menerima siswa proses pembelajaran dengan baik.
Dalam hal ini penggunakan metode pembelajaran dapat lebih menarik.
b) Adanya tindakan proses pembelajaran ini diketahui sebanyak Berdasarkan
hasil pengamatan setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I dalam
penelitian ini diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran
membaca aksara jawa siswa belum maksimal dalam menerima proses
pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari minat belajar anak yang
masih kurang sehingga guru harus terus memberi motivasi kepada siswa
serta memperbaiki lagi cara penyampain materi kepada anak.
c) Dengan adanya tindakan ini diketahui sebanyak 13 anak sekarang
memiliki nilai diatas batas minimal sedangkan sebelum siklus sebanyak 9
anak yang berhasil memiliki niliai diatas batas tuntas yang ditetapkan
sedangkan anak – anak yang lain juga mengalami peningkatan tetapi
masih rendah sekali peningkatannya.
d) Dengan adanya peningkatan ketrampilan diupayakan oleh guru dengan
penerapan metode drill hasil evaluasi rata – rata meningkat menjadi
62,05. Dengan demikian dapat diketahui penerapan metode drill dapat
meningkatkan ketrampilan membaca aksara jawa siswa kelas IV SDN
Wonokerso 1 Kedawung Sragen.
b. Diskripsi Tindakan Siklus II.
Diskripsi data tindakan siklus I terdiri dari paparan data perencanaan,
data tindakan, data observasi dan data refleksi.
1) Perencanaan
Dalam pelaksanaan siklus II pada dasarnya merupakan proses
refleksi terhadap hasil tindakan yang telah dilakukan dalam proses siklus
I. perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II ini selain untuk
meningkatkan ketrampilan membaca aksara jawa anak juga untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
mengurangi kendala pada siklus I yaitu berupa keaktifan anak yang kurang
dan akomodasi waktu yang kurang.
Perencanaan pada pelaksanaan siklus II dalam penelitian ini pada
dasarnya sesuai dengan yang ada pada siklus I, hanya saja pada siklus II
ini ada beberapa perubahan materi yang disampaikan lebih diarahkan pada
membaca secara berulang dan sedikit menulis saat penyampaian materi.
Berbeda dengan saat siklus I yang lebih fokus pada menulis. Selain itu
peneliti juga memberikan tambahan solusi dengan pemberian reward
kepada siswa yang berhasil mengerjakan soal serta dalam pembelajaran
lebih fokus pada aksara nga, ba, da, ca, sa (
)
2) Pelaksanaan
Setelah persiapan yang dilakukan dipandang cukup maka
dilanjutkan dengan penerapan dikelas. Pelaksanaan siklus II dalam upaya
meningkatakan ketrampilan membaca aksara jawa yang dilaksanakan pada
hari Sabtu 24 April 2011, dengan waktu 2 x 35 menit. Setelah peneliti
melakukan perencanaan dalam penelitian langkah pelaksanaan tindakan
dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Guru melakukan kegiatan apersepsi yaitu dengan bertanya kepada para
siswa apakah ada siswa yang berani maju untuk mentranslate soal
guru.
b) Setelah itu guru menuliskan aksara jawa lalu guru menunjuk huruf
sambil melafatkan diikuti semua anak – anak lalu guru menunjuk huruf
secara acak dan anak – anak membacanya.
c) Lalu guru menulis contoh kata – kata dalam aksara dan anak – anak
membacanya.
d) Guru memberikan quis soal untuk dikerjakan di depan dan bagi anak
yang berhasil guru memberi reward.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
e) Guru melakukan evaluasi terhadap siswa dengan memberi contoh
kalimat sederhana untuk kemudian ditranslatekan.
f) Guru melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
membuat catatan mengenai kondisi ketrmpilan membaca masing –
masing siswa dan memberikan tugas penilaian ketrampilan membaca
kepada masing – masing siswa. Kemudian guru memberikan penilaian
secara menyeluruh terhadap hasil belajar siswa dan bagi siswa yang
mendapat nilai tertinggi guru memberikan reward.
Dalam pelaksanaan evaluasi terhadap ketrampilan membaca siswa
dilakukan oleh guru dengan menggunakan penilaian dengan skala 0 – 100.
Adapun hasil evaluasi dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Penilaian ketrampilan membaca pada siklus II
No Nilai Frekwensi Prosentase (%) 1 41 – 50 2 6,90 2 51 – 60 2 6,90 3 61 – 70 11 37,93 4 71 – 80 3 10,34 5 81 – 90 6 20,69 6 91 – 100 5 17,24
Berdasarkan tabel di atas siswa yang belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) ketrampilan membaca adalah 4 anak
sedangkan siswa yang mengalami ketuntasan ada 25 anak.
Berdasarkan hasil evaluasi siklus II secara lebih jelas dapat dilihat
dalam gambar 3.
0
5
10
15
41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 - 80 81 - 90
2 2
11
36
frequensi
Grafik 3. Nilai Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Berdasarkan hasil evaluasi siklus II yang dilakukan oleh peneliti
terhadap kondisi ketrampilan membaca siswa kelas IV SDN Wonokerso 1
Kedawung Sragen dapat diketahui bahwa kondisi ketrampilan membaca
secara rata – rata yaitu 73,78 sehingga dapat ditarik kesimpulan sementara
bahwa ketrampilan membaca aksara jawa kelas IV SD Negeri Wonokerso
Kedawung Sragen pada tahun pelajaran 2010/2011 pada siklus II diperoleh
nilai yang cukup signifikan untuk menyatakan terjadinya peningkatan
ketrampilan membaca aksara jawa siswa.
Dari hasil penelitian siklus I sampai dengan siklus II didapat
peningkatan ketrampilan peningkatan ketrampilan membaca aksara jawa
pada mata pelajaran bahasa jawa.
3) Observasi
Pada tahap ini sebagian besar siswa telah terkondisi dengan baik.
Siswa tidak lagi sering bercanda sendiri. Karena saat pembelajaran guru
juga memberikan sedikit nasihat dan motivasi.
Dari ke 29 siswa yang menjadi subyek penelitian terlihat 4 siswa
yang masih belum dapat mengikuti secara baik. Dibanding dengan teman –
teman siswa tersebut memerlukan penanganan yang lebih khusus lagi.
Berdasarkan lampiran tentang aktivitas guru dalam pembelajaran
dapat dilaporkan 1) memotivasi siswa dalam pembelajaran, 2) memberi
imbalan bagi siswa yang aktif, 3) Memberi pujian kepada siswa yang aktif
dalam kegiatan pembelajaran, 4) Materi yang disampaikan benar tidak ada
yang menyimpang, 5) Penyampaian materi lancar tidak tersendat – sendat,
6) Menampilkan sikap ramah dan bersahabat, 7) Menghindari perbuatan
yang dapat mengganggu perasaan siswa, 8) Menunjukkan sikap adil
kepada semua siswa, 9) Membantu siswa yang mendapat kesulitan, 10)
Memberikan penguat bagi siswa yang belum berhasil, 11) Mengevaluasi
kemampuan siswa, 12) Mengingatkan siswa agar materi yang dipelajari
kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Sedangkan keaktifan siswa dapat dilihat pada lampiran sebagai
berikut : 1) kesiapan siswa dalam menerima pelajaran dengan nilai baik, 2)
keaktifan siswa saat mengikuti pelajaran sangat baik, 3) komunikasi murid
dengan guru baik, 4) minat anak terhadap pelajaran cukup, 5) kemampuan
menjawab tes baik, 6) nilai rata – rata siklus II adalah 73,78.
4) Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dari pelaksanaan tindakan pada siklus II
dalam penelitian ini diketahui bahwa dalam pelaksanaan tindakan dalam
penelitian ini dapat diperoleh temuan diantaranya sebagai berikut :
a) Siswa kelas IV SDN Wonokerso 1 Kedawung Sragen pada hasil evaluasi
menunjukkan peningkatan ketrampilan membaca aksara jawa. Rata – rata
ketrampilan membaca pada siklus II 73,78.
b) Adanya tindakan proses pembelajaran pada siklus II ini diketahui bahwa
siswa dapat mentranslatekan aksara jawa serhana ke latin atau
sebaliknya.
c) Pada hasil evaluasi pada siklus II telah diketahui siswa yang telah
mencapai KKM adalah sebanyak 25 anak.
Dari data yang diperoleh pada siklus I dan siklus II dapat diambil
kesimpulan sementera yang disajikan dalam tabel.
Tabel 5. Perbandingan Nilai Membaca Aksara Jawa Siswa Pada
Siklus I Dan Siklus II.
No. Siklus Nilai rata – rata
membaca Peningkatan nilai
1 Siklus I 62,05 -
2 Siklus II 73,78 11,73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Dari data tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk grafik dalam
gambar 4.
Grafik 4. Perbandingan Nilai Siklus I dan Siklus II
Dari hasil yang didapat pada siklus I dan siklus II terdapat
peningkatan yang cukup berarti. Nilai rata – rata ketrampilan membaca yang
semula pada siklus I sebesar 62,05 meningkat menjadi 73,78 pada siklus II
dengan prosentase pada siklus I sebesar 44.81% kemudian meningkat
menjadi 86.2%.
Dengan didapatnya nilai rata – rata yang sudah mencapai target KKM
berarti indikator kinerja yang telah direncanakan pada bab II telah terpenuhi
sehingga tindakan pada siklus berikutnya tidak dilakukan. Siklus diakhir pada
siklus II dengan pencapaian target yang telah disebutkan.
B. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat
diketahui bahwa terjadi peningkatan ketrampilan membaca aksara jawa pada mata
pelajaran aksara jawa dengan metode drill. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi
tiap siklus yang mengalami peningkatan. Meskipun ada empat siswa yang tidak
tuntas dalam pembelajaran. Nilai – nilai yang diperoleh adalah berkat kerjasama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
antara guru dengan siswa. Siswa bukan lagi sebagai obyek tetapi adalah subyek
yang setiap individunya mempunyai perbedaan karakteristik tertentu.
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dilaksanakan
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : 1.
Perencanaan tindakan, 2. Pelaksanaan tindakan, 3. Observasi, 4. Analisis dan
refleksi. Adapun diskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat
diperjelas sebagai berikut :
Sebelum peneliti melaksanakan tindakan, peneliti melakukan observasi
awal untuk mengetahui kondisi yang ada di SDN Wonokerso 1 Kedawung. Dari
hasil observasi ini, peneliti dapat menyatakan bahwa kualitas ketrampilan
membaca aksara jawa mata pelajaran Bahasa Jawa sebanyak 25 anak belum
mencapai ketuntasan. Oleh karena itu guru / peneliti mencari solusi guna
mengatasi permasalahan tersebut. Peneliti menggunakan metode drill. Alasan
peneliti menggunakan metode drill karena dengan pembelajaran ini siswa akan
lebih faham dan mudah dalam menerima materi yang disampaikan.
Selanjutnya guru atau peneliti menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus I. materi siklus I
membaca akasara jawa diambil dari materi aksara jawa/huruf jawa dan materi
sandangan sederhana.
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I masih terdapat kekurangan dan
kelemahan, diantaranya siswa masih ada yang membuat gaduh. Untuk mengatasi
masalah tersebut dalam Siklus II guru memberikan materi aksara jawa dan lebih
fokus kepada beberapa aksara dan sandangan yang masih banyak belum dipahami
oleh anak dan member sedikit variasi dalam mengajar.
Hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa
terjadi peningkatan ketrampilan membaca aksara jawa . hal ini bias dilihat pada
table.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Table 6. Perbandingan hasil peningkatan ketrampilan membaca aksara
jawa pra siklus, siklus I, siklus II :
Keterangan Pra Tindakan Siklus I Siklus II
Nilai terendah 20 35 45 Nilai tertinggi 95 100 100 Rata – rata nilai 49,64 62,05 73,78
Siswa belajar tuntas 31,03 %. 44.81% 86.2%.
Dari hasil peningkatan ketrampilan membaca aksara jawa diatas dapat
digambarkan pada grafik 5.
Grafik 5. Perbandingan Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II
Dari hasil analisa data perbandingan ketrampilan membaca aksara jawa
pada tabel 6 dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai ketrampilan
membaca aksara jawa. Pada tahap pra tindakan nilai terendah untuk ketrampilan
membaca aksara jawa adalah 20 meningkat menjadi 35 pada siklus I dan 50 pada
siklus II. Nilai tertinggi untuk pra tindakan 95 meningkat menjadi 100 pada siklus
I dan siklus II. Nilai rata – rata yang diperoleh juga mengalami peningkatan dari
tahap pra tindakan 49,64 menjadi 62,05 pada siklus I dan 73,78 pada siklus II.
Ketuntasan siswa yang semula pada kondisi pra tindakan 31,03 %. Meningkat
menjadi 44.81% pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 86.2%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Hal ini menunjukkan bahwa dari 29 siswa yang melakukan pembelajaran
menggunakan metode drill hanya 4 siswa yang tidak dapat mencapai ketuntasan.
Peneliti mengamati bahwa siswa yang tidak tuntas adalah siswa yang seharusnya
mendapat bimbingan secara khusus untuk pembelajaran aksara jawa. Dari data
tersebut terbukti bahwa metode drill dapat meningkatkan ketrampilan membaca
aksara jawa. Hal ini sesuai dengan pendapat Syaiful Sagala (2006 : 217) bahwa
metode drill merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan
kebiasaan - kebiasaan tertentu, juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu
kebiasaan - kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu
ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus dapat ditarik simpulan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode drill terbukti dapat meningkatkan ketrampilan membaca
aksara jawa pada siswa kelas IV SD Negeri Wonokerso I Kedawung Sragen.
Peningkatan ketrampilan membaca aksara Jawa tersebut dapat dibuktikan dengan
meningkatnya nilai ketrampilan membaca aksara Jawa pada setiap siklusnya yaitu
: siklus I nilai rata – ratanya 62,05 dan 73,78 pada siklus II. Sedangkan tingkat
ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebanyak 15 anak atau 55,19%. Sedangkan
pada siklus II sebanyak 4 siswa atau 13,80 %. Hal ini menunjukkan peningkatan
ketuntasan dari siklus I ke siklus II sebesar 41,39 %. Dengan demikian secara
klasikal, pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan peneliti yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat diketahui bahwa penggunaan metode drill efektif untuk meningkatkan
ketrampilan membaca aksara Jawa ngelena dan beserta sandangannya pada siswa
kelas IV sekolah dasar.
Dengan demikian implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Pemanfaatan dan penerapan metode drill diteruskan dan dibiasakan pada
setiap guru yang mengajarkan materi membaca aksara jawa ngelena dan
sandangan pada siswa kelas IV sekolah dasar.
2. Adanya pembelajaran dengan metode drill harus dilaksanakan dengan
sebaik – baiknya supaya siswa merasa senang dalam mengikuti
pembelajaran sehingga ketrampilan membaca aksara jawa terus
meningkat.
3. Guru harus terampil menghadapi kendala yang ada.
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
C. Saran Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam rangka
ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan kemampuan
membaca huruf jawa pada mata pelajaran bahasa jawa, maka dapat disampaikan
saran – saran sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran bahasa jawa untuk menerapkan metode drill sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan belajar menjadi lebih baik.
2. Bagi Guru Guru dalam mengajar hendaknya harus melibatkan siswa secara aktif dengan menggunakan metode drill agar peran siswa dalam proses pembelajaran lebih banyak lagi dan juga agar ketrampilan membaca anak juga lebih baik lagi. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya siswa juga dimotivasi agar siswa lebih bersemangat lagi dalam belajar. Selain itu guru dalam mengajar hendaknya berperan sebagai fasilisator dan motivator yang mampu menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggungjawab dalam melakukan proses belajar.
3. Bagi Siswa Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu mengerjakan tugas – tugas yang diberikan oleh guru dan meningkatkan usaha belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.
4. Bagi Orang Tua Peran serta dan perhatian orang tua sangat menentukan keberhasilan pendidikan anak, sebab bersama orang tualah anak lebih lama tinggal dari pada di sekolah. Tanpa bantuan orang tua, apapun usaha guru tidak akan berhasil secara maksimal. Oleh karena itu, bimbingan orang tua di rumah, masukan, informasi tentang kemajuan dan kekurangan anak tersebut, sangatlah diperlukan guru guna menunjang keberhasilan pendidikan anak. Untuk itu kerjasama dan jalinan kekeluargaan antara orang tua dan sekolah harus selalu dibina.