Diet Energi Tinggi Protein Tinggi..........
description
Transcript of Diet Energi Tinggi Protein Tinggi..........
DIET ENERGI TINGGI PROTEIN TINGGI
Gambaran Umum
Diet Energi Tinggi Protein (ETPT) adalah diet yang mengandung energi dan protein di atas
kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa ditambah bahan makanan sumber
protein tinggi seperti susu, telur, dan daging, atau dalam bentuk miniman Enteral Energi Tinggi
Protein Tinggi. Diet ini diberikan bila pasien telah mempunyai cukup nafsu makan dan dapat
menerima makanan lengkap.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Energi Tinggi Protein Tinggi adalah untuk :
1. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi
kerusakan jaringan tubuh
2. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal
Syarat Diet
syarat-syarat Diet Energi Tinggi Protein Tinggi adalah :
1. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB
2. Protein tinggi, yait 2,0-2,5 g/kg BB
3. Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4. karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
5. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
6. Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna
Macam Diet dan Indikasi Pemberian
Diet Energi Tinggi Protein Tinggi diberikan kepada pasien :
1. Kurang Energi Protein (KEP)
2. Sebelum dan setelah operasi tertentu, multi trauma, serta selama radioterapi dan kemoterapi
3. Luka bakar berat dan baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi
4. Hipertiroid, hamil, dan post partum di mana kebutuhan energi dan protein meningkat.
Menurut keadaan, pasien dapat diberikan salah satu dari dua macam Diet Energi Tinggi Protein
Tinggi (ETPT) seperti dibawah:
Diet Energi Tinggi Protein Tinggi 1 (ETPT I)
Energi 2600 kkal, Protein : 100 g (2 g/kg BB)
Diet Energi Tinggi Protein Tinggi II (ETPT II)
Energi 3000 kkal, Protein : 125 g (2,5 g/kg BB)
Bahan Makanan yang diitambahkan Pada makanan Biasa
Bahan Makanan ETPT I ETPT II
Berat (g) Urt Berat (g) Urt
Susu
Telur Ayam
Daging
Formula Komersial
Gula Pasir
200
50
50
200
30
1 gls
1 btr
1 ptg sdg
1 gls
3 sdm
400
100
100
200
30
2 gls
2 btr
2 ptg sdg
1 gls
3 sdm
Nilai Gizi
ETPT I ETPT II
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Besi (mg)
Vitamin A (RE)
Tiamin (mg)
Vitamin C (mg)
2690
103
73
420
700
30,2
2746
1,5
114
3040
120
98
420
1400
36
2965
1,7
116
Pembagian Bahan Makanan Sehari (sebagai tambahan pada Makanan Biasa)
Waktu Pemberian ETPT I ETPT II
Pagi
Pukul 10.00
Siang
Pukul 16.00
Malam
Pukul 21.00
1 btr telur ayam
-
1 ptg daging
1 gls susu
-
1 gls formula komersial
1 btr telur ayam
1 gls susu
1 ptg daging
1 gls susu
1 ptg daging
1 btr telur ayam
1 gls formula komersial
Bahan Makanan Yang Dianjurkan dan Yang Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Karbohidrat Nasi, roti, mie, makaroni dan hasil
olah tepung-tepungan lain, seperti
cake, tarcis, puding, dan pastri,
dodol, ubi, karbohidrat sederhana
seperti gula pasir
Sumber Protein Daging sapi, ayam, ikan, telur,
susu, dan hasil olah seperti keju
dan yogburt custard dan es cream
Dimasak dengan banyak
minyak atau kelapa/santan
kental
Sayuran Semua jenis sayuran, terutama
jenis B, seperti bayam, buncis,
daun singkong, kacang panjang,
labu siam, dan wortel direbus,
dikukus dan ditumis
Dimasak dengan banyak
minyak atau kelapa/santan
kental
Buah-buahan Semua jenis buah segar, buah
kaleng, buah kering dan jus buah
Lemak dan minyak Minyak goreng, mentega
margarin, santan encer, salad
dresing
Santan kental
Minuman Soft drink, madu, sirup, teh dan
kopi encer
Minuman rendah energi
Bumbu Bumbu tidak tajam, seperti
bawang merah, bawang putih,
laos, salam, dan kecap
Bumbu yang tajam, seperti
cabe dan merica
Contoh Menu Sehari ETPT II
Pagi Siang Malam
Nasi
Telur dadar
Daging semur
Ketimun + tomat iri
Susu
Pukul 10.00
Bubur kacang hijau
Susu
Nasi
Ikan bb acar
Ayam goreng
Tempe bacam
Sayur asam
Pepaya
Pukul 16.00
Susu
Nasi
Daging empal
Telur balado
Sup sayuran
Pisang
Pukul 21.00
Telur ½ masak
Formula komersial
Cara Memesan Diet
Diet Energi Tinggi Protein Tinggi I (ETPT I)
Diet Energi Tinggi Protein Tinggi II (ETPT II)
DIET SERAT TINGGI
Gambaran Umum
Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabati.
Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri
atas dua golongan, yaitu serat larut air dan tidak larut air. Serat tidak larut air adalah selulosa,
hemiselulosa, dan lignin yang banyak terdapat dalam dedak beras, gandum, sayuran dan buah-
buahan. Serat golongan ini dapat melancarkan defekasi sehingga mencegah obstipasi, hemoroid,
dan divertikulosis. Serat larut air yaitu pektin, gum, dan mukilase yang banyak terdapat dalam
havermout, kacang-kacangan, sayur, dan buah-buahan. Serat golongan ini dapat mengikat asam
empedu sehingga dapat menurunkan absorbsi lemak dan kolesterol darah, sehingga menurunkan
risiko, mencegah atau meringankan penyakit jantung koroner dan dislipidemia. Serat dapat
mencegah kanker kolon dengan mengikat dan mengeluarkan bahan-bahan karsinogen dalanm
usus.
Pada umumnya, makanan serat tnggi mengandung energi rendah, dengan demikian dapat
membantu menurunkan berat badan. Diet serat tinggi menimbulkan rasa kenyang sehingga
menunda rasa lapar. Saat ini di pasaran terdapat produk serat dalam bentuk minuman, tetapi
penggunaannya tidak dianjurkan. Asupan serat berlebihan dapat menimbulkan gas yang
berlebihan dan diare, serta mengganggu penyerapan mineral seperti mafgnesuim, zat besi, dan
kalsium. Makanan tinggi serat alamai lebih aman dan mengandung zat tinggi serta lebih murah.
WHO menganjurkan asupan serat 25-30 g/hari.
Tujuan Diet
Tujuan diet serat tinggi adalah untuk memberi makaan sesuai kebutuhan gizi yang tinggi serat
sehingga dapat meransang peristaltik usus agar defekasi berjalan normal.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet serat tinggi adalah :
1. Energi cukup sesuai dengan umur, gender, dan aktivitas
2. Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
3. Lemak cukup, yaitu 10-25 % dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
5. Vitamin dan mineral tinggi, terutama vitamin B untuk memelihara kekuatan otot saluran
cerna
6. Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter untuk membantu memperlancar defekasi. Pemberian minum
sebelum makan akan membantu meransang peristaltik usus.
7. serat tinggi, yaitu 30-50 g/hari terutama serat tidak larut air yang berasal dari beras tumbuk,
beras merah, roti whole wheat, sayuran, dan buah.
Indikasi Pemberian
Diet Serat Tinggi diberikan kepada pasien konstipasi kronis dan penyakit divertikulosis. Lama
pemberian diet disesuaikan dengan perkembangan penyakit.
Bahan Makanan Sehari
Bahan Makanan Berat (g) Urt
Beras merah
Daging
Telur ayam
Tempe
Kacang hijau
Sayuran
Buah
Minyak
Gula pasir
275
100
50
100
25
300
300
25
25
4 gls nasi
2 ptg sdg
1 btr
4 ptg sdg
2 ½ sdm
3 gls
3 ptg sdg pepaya
2 ½ sdm
2 ½ sdm
Nilai Gizi
Energi
Protein
Karbohidrat
Kalsium
Besi
2100 kkal
79 g
329 g
700 mg
23 mg
Vitamin A
Tiamin
Vitamin C
Serat
34404 RE
1,5 mg
186 mg
41 g
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00
Beras merah 75 g = 1 gls nasi
Telur ayam 50 g – 1 btr
Sayuran 100 g = 1 gls
Minyak 5 g = ½ sdm
Kacang hijau 25 g = 2 ½ sdm
Gula pasir 15 g = 1 ½ sdm
Siang/Malam Pukul 16.00
Beras merah 100 g = 1 ½ gls nasi
Daging 50 g = 1 ptg sdg
Tempe 50 g = 2 ptg sdg
Sayuran 100 g = 1 gls
Jeruk / Apel 100 g = 1 bh
Minyak 10 g = 1 sdm
Nenas 100 g = 1 ptg sdg
Gula pasir 10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan
Sumber karbohidrat : Beras tumbuk/merah, havermout, roti whole wheat.
Sumber protein nabati : Kacang-kacangan yang dikomsumsi dengan kulitnya seperti
kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan hasil oleh
kacang-kacangan, seperti tempe.
Sayuran : Sayuran yang serat tinggi, seperti daun singkong, daun kacang
panjang, daun pepaya, brokoli, jagung muda, oyong, pare, kacang
panjang, buncis, dan ketimun.
Buah-buahan : Buah-buahan yang berserat tinggi, seperti jeruk (dimakan dengan
selaputnya), nenas, mangga, salak, pisang, pepaya, sirsak serta
buah yang dimakan dengan kulitnya, seperti apel, anggur,
belimbing, pir, dan jambu biji.
Contoh Menu
Pagi Siang Malam
Nasi
Telur mata sapi
Setup wortel + buncis
Nasi
Semur daging
Opor tempe
Sayur asam
Lalapan (slada da ketimun)
Sambal
Jeruk
Nasi
Ikan bb, acar
Tahu goreng
Setup brokoli
Sayuur lodeh
Sambal
Apel
Pukul 10.00
Bubur kacang hijau
Pukul 16.00
Setup nenas
Disamping itu minum air putih 8-10 gelas sehari.
Cara Memesan Diet
Diet Serat Tinggi (DST)
11
DIET SISA RENDAH
Gambaran Umum
Diet Sisa Rendah adalah makanan yang terdiri dari bahan makann rendah serat dan hanya
sedikit meninggalkan sisa. Yang dimadsud dengan sisa adalah bagian-bagian makanan yang tidak
diserap seperti yang terdapat didalam susu dan produk susu serta serat daging yang berserat kasar
(liat). Disamping itu, makanan lain yang meransang saluran cerna harus dibatasi.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Sisa Rendah adalah untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang
sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak
meransang saluran cerna.
Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Sisa Rendah adalah:
1. Energi cukup sesuai dengan umur, gender, dan aktivitas
2. Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
3. Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total
5. Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat maksimal 8 g/hari.
Pembatasan ini disesuaikan dengan toleransi perorangan
6. Mennghindari susu, produk susu, dan daging berserat kasar (liat) sesuai dengan toleransi
perorangan.
7. Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam, dan berbumbu
tajam
8. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas dan dingin
9. Makanan sering diberikan dalam porsi kecil
10. Bila diberikan untuk jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus, diet perlu disertai
suplemen vitamin dan mineral, makanan formula atau makanan parenteral.
Macam Diet dan Indikasi Pemberian
Diet Sisa Rendah diberikan kepada pasien dengan diare berat, peradangan saluran cerna akut,
divertikulitis akut, obstipasi spastik, penyumbatan sebagian saluran cerna, hemoroid berat, serta
pada pra dan panca bedah saluran cerna. Diet biasanya rendah dalam beberapa jenis zat gizi,
sehingga hanya diberikan untuk jangka waktu pendek. Bila diperlukan, disamping diet diberikan
suplemen vitamin dan mineral dan atau makanan parenteral.
Menurut beratnya penyakit diberikan Diet Sisa Rendah I atau II.
Diet Sisa Rendah I
Diet Sisa Rendah I adalah makanan yang diberikan dalam bentuk disaring atau diblender.
Makanan ini enghindari makanan berserat tinggi dan sedang, bumbu yang tajam, susu, daging
berseat kasar (liat), dan membatasi penggunaan gula dan lemak. Kandungan serat maksimal 4
gram. Diet ini rendah energi dan sebagian bear zat gizi.
Bahan Makanan Sehari
Bahan Makanan Berat (g) Urt
Beras
Roti
Biskuit
Telur Ayam
Ayam
Tahu
Sari Tomat
Sari Jeruk
Margarin
Gula Pasir
90
40
40
50
100
100
200
200
25
40
3 gls bubur saring
2 iris
4 bh
1 btr
2 ptg sdg
1 bh bsr
1 gls
1 gls
2 ½ sdm
4 sdm
Catatan: Pada diare akut selama 24 jam hanya diberi the encer dan air biasa ditambah 1 sendoh
teh garam dapur dan 2 sendok makan gula pasir dalam 1 liter air atau makanan
parenteral. Sesudah itu secara berangsur diberi roti bakar, kemudian Diet Sisa Rendah
I dan II.
Nilai Gizi
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
1441 kkal
40 g
58 g
188 g
100 mg
Besi
Vitamin A
Tiamin
Vitamin C
Serat
6,5 mg
3352 RE
1,5 mg
118 mg
1,5 g
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Siang / Malam
Beras 30 g = 1 gls bubur saring
Telur ayam 50 g = 1 btr
Sari Tomat 100 g = ½ gls
Gula pasir 10 g = 1 sdm
Beras 30 g = 1 gls bubur saring
Ayam 50 g = 1 ptg sdg
Tahu 50 g = ½ bh bsr
Sari jeruk 100 g = ½ gls
Margarin 10 g = 1 sdm
Pukul 10.00 dan 20.00 Pukul 16.00
Biskuit 20 g = 2 bh
Gula pasir 10 g =1 sdm
Roti 40 g = 2 iris
Margarin 5 g = ½ sdm
Gula pasir 10 g = 1 sdm
Sari tomat 100 g = ½ gls
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjukan
Sumber Karbohidrat
Sumber protein hewani
Sumber protein nabati
Sayuran
Buah-buahan
Minuman
Bumbu
Bubur disaring, roti dibakar,
kentang dipure, makaroni,
mie, bihun direbus, biskuit,
krakers, tepung-tepungan ,
dipuding atau dibubur
Daging empuk, hati, ayam, il\
kan digiling halus, telur
direbus, ditim, diceplok air
atau sebagai campura dalam
makanan dan minuman
Tahu ditim dan direbus, susu
kedelai
Sari sayuran
Sari buah
Teh, sirup, kopi encer
Garam, vetsin, gula
Beras tumbuk, beras ketan,
roti whole wheat, jagung, ubi,
singkong, talas, cake, tarcis,
dodol, tepung-tepungan yang
dibuat kue manis
Daging berserat kasar, ayam,
dan ikan yang diawet,
digoreng kering, telur
diceplok, udang dan kerang,
susu dan produk susu
Kacang-kacangan seperti
kacang tanah, kacang merah,
kacang tolo, kacang hijau,
kacang kedelai, tempe, dan
oncom
Sayuran dalam keadaan utuh
Buah dalam keadaan utuh
Teh dan kopi kental, minuman
beralkohol dan mengandung
soda
Bawang, cabe, jahe, merica,
ketumabr, cuka, dan bumbu
lain yang tajam
Contoh Menu Sehari
Pagi Siang Malam
Bubur saring
Telur ½ masak
Kecap
Sari Tomat
Bubur saring
Semur daging (diblender)
Tim tahu
Sari jeruk
Bubur saring
Ayam ungkep
Sup tahu
Sari jeruk
Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 20.00
Biskuit
Sirup
Roti panggang
Sari tomat
Biskuit
Teh
Diet Sisa Rendah II
Diet Sisa Rendah II merupakan makanan peralihan dari Det Sisa Rendah I ke makanan biasa.
Diet ini diberikan bila penyakit mulai membaik atau bila penyakit bersifat kronis. Makanan
diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Makanan berserat sedang diperbolehkan dalam
jumlah terbatas, sedangkan makanan berserat tinggi tidak diperbolehkan. Susu dierikan maksimal
2 gelas sehari. Lemak dan gula diberikan dalam bentuk mudah dicerna. Bumbu kecuali cabe,
merica, dan cuka, boleh diberikan dalam jumlah terbatas. Kandungan serat diet ini adalah 4-8
gram.
Bahan Makanan Sehari
Bahan Makanan Berat (g) Urt
Beras
Roti
Maizena
Daging giling
Telur ayam
Tahu
Sayuran
Buah
Margarin
Gula pasir
Susu
150
40
15
100
50
100
100
200
25
50
400
3 gls tim
2 iris
3 sdm
½ gls
1 btr
1 bh bsr
1 gls
2 ptg sdg pepaya
2 ½ sdm
5 sdm
2 gls
Nilai Gizi
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
1750 kkal
61 g
60 g
281 g
800 mg
Besi
Vitamin A
Tiamin
Vitamin C
Serat
16 mg
3234 RE
0,7 g
117 mg
6,3 g
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00
Roti
Telur Ayam
Margarin
Susu
Gula Pasir
40 g = 2 iris
50 g = 1 btr
5 g = ½ sdm
200 g = 1 gls
10 g = 1 sdm
Maizena 15 g = 3 sdm
Susu 200 g = 1 gls
Gula Pasir 30 g = 3 sdm
Siang Pukul 16.00
Beras
Daging gling
Tahu
Sayuran
Pepaya
Margarin
75 g = 1 ½ gls tim
50 g = ½ gls
50 g = ½ bh bsr
50 g = ½ gls
100 g = 1 ptg sdg
10 g = 1 sdm
Gula pasir 10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber karbohidrat
Sumber protein hewani
Beras dibubur/ditim, roti
bakar, kentang rebus, krakers,
tepung-tepungan dibubur atau
dibuat puding
Daging empuk, hati, ayam,
ikan direbus, ditumis, dikukus,
diungkep, dipanggang, telur
direbus, ditim, diceplok ar,
didadar, dicampurkan dalam
makana dan minuman, susu
maksimal 2 gls perhari
Baras ketan, beras
tumbuk/merah, roti whole
wheat, jagung, ubi, singkong,
talas, tarcis, dodol, dan kue-
kue lai yang manis dan gurih
Daging berserat kasar (liat)
serta daging, ikan, ayam
diawet, daging babi, telur mata
sapi, telur dadar
Sumber protein nabati Tahu, tempe ditim, direbus,
ditumis, pindakas, susu
kedelai
Kacang merah serah kacang-
kacangan kering seperti
kacang tanah, kacang hijau,
kacang kedelai, dan kacang
tolo.
Bahan Makanan Yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sayuran
Buah-buahan
Lemak
Minuman
Bumbu
Sayuran yang berserat rendah
dan sedang seperti : kacang
panjang, buncis muda, bayam,
labu siam, tomat masak,
wortel direbus, dikukus,
ditumis
Semua sari buah, buah segar
yang matang (tanpa kulit dan
biji) dan tidak banyak
menimbulkan gas seperti :
pepaya, pisang, jeruk, avokad,
nenas
Margarin, mentega, dan
minyak dalam jumlah terbatas
untuk menumis, mengoles dan
setup
Kopi, teh encer dan sirup
Garam, vetsin, gula, cuka,
salam, laos, kunyit, kunci
dalam jumlah terbatas
Sayuran yang berserat tinggi
seperti daun singkong, daun
katuk, daun pepaya, daun dan
buah melinjo, oyong, pare
serta semua sayuran yang
dimakan mentah
Buah-buahan yang dimakan
dengan kulit, seperti apel,
jambu biji dan pir, serta jeruk
yang dimakan dengan kulit ari,
buah yang menimbulkan gas
seperti durian dan nangka
Minyak untuk menggoreng,
lemak hewani, kelapa da
santan
Kopi dan teh kental, minuman
yang mengandung soda dan
alkohol
Cabe dan merica
Contoh Menu Sehari
Pagi Siang Malam
Roti bakar
Orak arik
Susu
Nasi tim
Semur daging giling & tahu
Tumis labu siam
Pepaya
Nasi tim
Sup bola-bola ayam
Tim tahu
Setup wortel
Semangka
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Puding maizena + saos susu Teh
Cara Memesan Diet
Diet Sisa Rendah I/II (DSR I/II)
13
DIET LUKA BAKAR
Gambaran Umum
Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh panas pada suhu
tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metabolisme. Luka bakar dapat disebabkan
oleh ledakan, aliran linstrik, api, zat kimia, uap panas, minyak panas matahari, dan sebagainya.
Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan :
1. Kedalam pengaruh panas terhadap tubuh, dikenal dengan ”Derajat Luka Bakar” Is/dd III
a. Derajat I adalah derajat luka bakar dimana terjadi kematian pada lapisan atas epidermis
kulit yang disertai pelebaran pembuluh darah sehingga kulit tampak kemerah-merahan
b. Derajat II adalah derajat luka bakar di mana terjadi kerusakan epidermis dam dermis,
sedangkan pembuluh darah di bawah kulit menumpuk dan mengeras. Selain timbul
warna kemerah-merahan pada kulit juga timbul gelembung-gelembung
c. Derajat III adalah derajat luka bakar di mana terjadi kerusakan seluruh sel epitel kulit
(epidermis, dermis, dan sub kutis) dan otot. Pembuluh darah mengalami trombosis.
2. Luasnya permukaan tubuh yang terkena pengaruh panas
Luka bakar dinyatakan dalam persen luas tubuh. Untuk dewasa, perkiraan luas tubuh yang
terkena didasarkan pada bagian tubuh yang terkena menurut ”Rumus 9” (Rule of Nine) yang
dikembangkan oleh Wallace (1940) yaitu:
1. Kepala 9%
2. Tubuh bagian depan 18%
3. Tubuh Bagian Belakang 18%
4. Ekstremitas Atas 18%
5. Ekstremitas Bawah Kanan 18%
6. Ekstremitas Bawah Kiri 18%
7. Organ Genital 1%
Penilalaian luka bakar yang memerlukan perawatan dan pengobatan adalah sebagai berikut:
1. Luka bakar derajat II dengan luas luka bakar > 15%
2. Luka bakar derajat III dengan luas BAKAR > 20%
3. Luka bakar pada daerah genital dan anus
4. Luka bakar yang disertai trauma berat terutama pada jalan napas, tulang, dan alat tubuuh
dalam rongga perut
Tujuan Diet
Tujuan Diet Luka Bakar adalah untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah terjadinya
gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi secara optimal selama proses
penyembuhan, dengan cara:
1. Mengusahakan dan mempercepat penyembuhan jaringan yang rusak
2. Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negatif
3. Memperkecil terjadinya hiperglikemia dan hipergliseridemia
4. Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro
Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Luka Bakar adalah :
1. Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin atau Nutrisi Enteral Dini (NED)
2. Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar, yaitu :
a.Menurut Curreri : 25 kkal/kg BB aktual + 40 kkal x % luka bakar
b. Menurut Asosiasi Dietetik Australia berdasarkan % luka bakar (Tabel 13.1)
Tabel 13.1 Kebutuhan energi sehari berdasarkan persen luka bakar
Luka bakar (%) Kebutuhan Energi (kkal)
< 10 1,2 x AMB
11-20 1,3 x AMB
21-30 1,5 x AMB
31-50 1,8 x AMB
> 50 2,0 x AMB
Sumber:Handbook No. 6 Principles of Nutrional Management of Disorders JADA, 1990
3. Protein tinggi, yaitu 20-25% dari kkebutuhan energi total
4. Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total. Pemberian lemak yang tinggi
menyebabkan penundaan respons kekebalan, sehinggga pasien lebih mudah terkena infeksi
5. Karbohidrat sedang yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total. Bila pasien mengalami trauma
jalan napas (trauma inhalasi), karbohidrat diberikan 45-55% dari kebutuhan energi total
6. Vitamin diberikan di ata Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan, untuk membantu
mempercepat penyembuhan. Vitamin umumnya ditambahkan dalam bentuk suplemen.
Kebutuhan beberapa jenis vitamin adalah sebagai berikut:
a.Vitamin A minimal 2 x AKG
b. Vitamin B minimal 2 x AKG
c.Vitamin C minimal 2 x AKG
d. Vitamin E 200 SI
7. Mineral tinggi, terutama zat besi, seng, natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium.
Sebagian mineral diberikan dalam bentuk suplemen
8. Cairan tinggi akibat luka bakar terjadi kehilangan cairan dan elektrolit secara intensif. Pada
48 jam pertama, pemberian cairan ditujukan untuk mengganti cairan yang hilang agar tidak
shock.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet Luka Bakar I
Diet luka bakar I diberikan pada pasien luka bakar berupa cairan air gula garam soda (AGGS)
dan makanan cair penuh dengan pengaturan sebagai berikut :
a. 0-8 jam pertama sampai residu lambung kosong, diberi AGGS dan makanan cair penuh ½
kkal/ml, dengan cara drip dengan kecepatan 50 ml/jam
b. 8-16 jam kemudian, jumlah energi per militer ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan
kecepatan yang sama
c. 16-24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah, energi ditingkatkan menjadi 1
kkal/ml dengan kecepatan 50-75ml/menit. Di atas 24 jam bila tidak ada keluhan, kecepatan
pemberian makanan dinaikkan sampai dengan 100 ml/menit
d. Apabila ada keluhan kembung dan mual, AGGS dan makanan cair penuh diberikan dalam
keadaan dingin. Apabila muntah, pemberian makanan diberhentikan selama 2 jam.
Komposisi cairan AGGS adalah:
Air 200 ml
Gula/sirup 25 g/30 ml
Garam dapur 2 g/2 bks
Soda kue 1 g/1 bks
Diet Luka Bakar II
Diet Luka Bakar II merupakan perpindahan Diet Luka Bakar I, yaitu diberikan segera setelah
pasien mampu menerima cairan AGGS dan makanan cair penuh dengan nilai energi 1kkal/ml,
serta sirkulasi cairan tubuh normal.
Cara pemberiannya sebagai berikut:
1. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dapat berbentuk cair, saring,
lumat, lunak atau biasa
2. Cairan AGGS diberikan tidak terbatas
3. Bila diberikan dalam bentuk cair, frekuensi pemberian 8 kali sehari, volume setiap kali
pemberian disesuaikan dengan kemampuan pasien, maksimal 350 ml
4. Bila diberikan dalam bentuk saring, frekuensi pemberian 3-4 kali sehari dan dapat
dikombinasikan dengan makanan cair penuh untuk memenuhi kebutuhan gizi
5. Bila diberikan dalam bentuk lunak atau biasa, frekuensi pemberian disesuaikan dengan
kemampuan pasien sehingga asupan zat gizi terpenuhi.
Bahan Makanan Sehari dan Nilai Gizi
1. Bentuk Cair
Dapat dilihat pada Makanan Cair Penuh
2. Bentuk Saring
Dapat dilihat pada Makanan saring
Makanan ini ditambah Makanan Cair sebagai berikut:
Pukul 10.00 : Makanan Cair Penuh 200 ml
Pukul 16.00 : Makanan Cair Penuh 200 ml
Pukul 21.00 : Makanan Cair Penuh 200 ml
Pukul 05.00 : Makanan Cair Penuh 200 ml
Nilai gizi tambahan :
Energi 800 kkal Lemak 30 g
Protein 35 g Karbohidrat 99 g
3. Bentuk lunak
Dapat dilihat pada diet makanan lunak
Makanan ini ditambah dengan makanan sebagai berikut :
Pukul 10.00 : 1 butir telur ayam rebus
Pukul 16.00 : 1 butir telur ayam rebus
Pukul 22.00 : 1 porsi roti, mie instan, biskuit
Nilai gizi tambahan :
Energi 539 kkal Lemak 31 g
Protein 25 g Karbohidrat 39 g
4. Bentuk Biasa
Dapat dilihat pada diet energi tinggi protein tinggi (Diet ETPT)
Bila pasien tidak dapat menghabiskan porsi makanan biasa, maka frekuensi makan dapat
ditambah menjadi 4 x makanan utama. Jadwal makanan adalah sebagai berikut :
Pukul 08.00 Makanan pagi Pukul 18.00 Makan malam I
Pukul 10.00 Selingan Pukul 21.00 Makan malam II
Pukul 13.00 Makan siang Pukul 05.00 Selingan
Pukul 16.00 Selingan
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan makanan yang dianjurkan Bahan makanan yang tidak dianjurkan
Semua bahan makanan sumber energi dan
protein seperti susu, telur, daging ayam, dan
keju, serta gula pasir, dan sirup
Bahan makanan hiperalergik seperti udang
Contoh Menu Sehari
Contoh menu sehari untuk diet luka bakar dapat dilihat pada makanan cair penuh, makanan
saring, makanan lunak, makanan biasa, dan diet ETPT.
Cara Memesan Makanan
Diet Luka Bakar I / II (DLB I/II)
16
DIET PENYAKIT HATI DAN KANDUNG EMPEDU
Diet Penyakit Paru
Gambaran Umum
Hati merupakan salah satu alat tubuh penting yang berperan dalam metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein. Sebagian besar hasil pencernaan setelah diabsorbsi, langsung
dibawa ke hati untuk disimpan atau diubah menjadi bentuk lain dan diangkut kebagian tubuh
yang membutuhkan. Hati merupakan tempat penyimpanan mineral berupa zat besi dan tembaga
yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta vitamin-vitamin larut lemak A, D, E,
dan K. Hati mengatur volume dan sirkulasi darah serta berperan dalam detoksifikasi obat-obatan
dan racun-racun. Dengan deminian, kelainan atau kerusakan pada hati berpengaruh terhadap
fungsi saluran cerna dan penggunaan makanan dalam tubuh sehingga sering menyebabkan
gangguan gizi.
Dua jenis penyakit hati yang sering ditemukan adalah Hepatitis dan Sirosis Hati. Hepatitis
adalah peradangan hati yang disebabkan oleh keracunan toksin tertentu atau karena infeksi virus.
Penyakit ini disertai anoreksia, demam, rasa mual dan muntah, serta jaundice (kuning). Hepatitis
dapat bersifat akut dan kronis.
Sirosis hati adalah kerusakan hati yang menetap, disebabkan oleh Hepatitis Kronis, alkohol,
penyumbatan saluran empedu, dan berbagai kelainan metabolisme. Jaringan hati secara merata
rusak akibat pengerutan dan pengerasan (fibrotik) sehingga fungsinya terganggu. Gejalanya yaitu
kelelahan, kehilangan berat badann, penurunan daya tahan tubuh, gangguan pencernaa, dan
jaundice. Dalam keadaan berat disertai asites, hipertensi portal, dan hematemesis melena yang
dapat berakhir dengan koma hepatik.
Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit hati dan kandung empedu adalah untuk mencapai dan mempertahankan
status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati, dengan cara:
1. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan atau
meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa
2. Mencegah katabolisme protein
3. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang
4. Mencegah atau mengurangi asites, varises esogagus, hipertensi portal
5. Mencegah koma hepatik.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit hati dan kandung empedu adalah:
1. Energi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai dengan
kemampuan pasien, yaitu 40-45 kkal/kg BB
2. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah dicerna
atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea, gunakan lemak dengan asam
lemakrantai sedang (Medium Cbain Triglyceridel MTC). Jenis lemak ini tidak
membutuhkan aktivitas lipase dan asam empedu dalam proses absorbsinya. Pemberian
lemak sebanyak 45 gram dapat mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak
3. Protein agak tinggi, yaitu 1,25-1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein. Pada kasus
Hepatitis Fulminan dengan nekrosis dan gejala ensefalopati yang disertai peningkatan
amoniak dalam darah, pemberian protein harus dibatasi untuk mencegah koma, yaitu
sebanyak 30-40 g/hari. Pada sirosis hati terkompensasi, protein diberikan sebanyak 1,25
g/kg BB. Asupan minimal protein hendaknya 0,8-1g/kg BB. Protein nabati memberikan
keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui
feces. Namin, sering timbul keluhan berupa rasa kembung dan penuh. Diet ini
dapatmengurangi status ensefalopati, tetapi tida dapat memperbaiki keseimbangan nitrogen
4. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi bila perlu, diberikan
suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral seng dan zat besi bila anemia.
5. Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien mencapat
diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa
6. Cairan diberikan lebh dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi
7. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa sesuai
kemampuan saluran cerna.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet Hati I
Diet Hati I di berika bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat diatasi
dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. Melihat keadaan pasien, makanan diberikan
dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi (30 g/hari) dan lemak diberikan
dalam bentuk mudah dicerna. Formula enteral dengan asam amino rantai cabang (Branched
Chain Amino Acid/ BCAA) yaitu leusin, isoleusin, dan valin dapat digunakan. Bila ada asites dan
dan asites dan diuresis belum sempurna, pemberian cairan maksimal 1 liter/hari.
Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin, karena itu sebaiknya
diberikan selama beberapa hari saja. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan
sebagai Diet Hati I Garam Rendah. Bila ada asites hebat dan tanda-tanda diuresis belum
membaik, diberikan diet garam rendah I. Untuk menambah kandungan energi, selain makanan
per oral juga diberikan makanan panrenteral berupa cairan glukosa.
Bahan Makanan Sehari
1. Makanan Padat
Bahan Makanan Berat (g) Urt
Beras
Telur ayam
Maizena
Daging
Sayuran
Buah
Margarin
Gula pasir
120
50
20
50
200
300
20
100
4 gls bubur
1 btr
4 sdm
1 ptg sdg
2 gls
3 ptg sdg pepaya
2 sdm
10 sdm
Nilai Gizi
Energi 1394 kkal
Protein 28 g
Lemak 37 g
Karbohidrat 244 g
Kalsium 271 g
Besi 11,3
Vitamin A 12018 RE
Tiamin 0,5 mg
Vitamin C 271 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00
Beras 30 g = 1 gls bubur Maizena 20 g = 4 sdm
Telur Ayam 50 g = 1 btr Gula Pasir 40 g = 4 sdm
Sayuran 50 g = ½ gls Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Gula Pasir 10 g = 1 sdm
Siang dan Malam Pukul 16.00
Beras 45 g = 1 ½ gls bubur Gula Pasir 30 g + 3 sdm
Daging 25 g = 1 ptg kcl
Sayuran 75 g = ¾ gls
Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Gula pasir 10 g = 1 sdm
Margarin 10 g = 1 sdm
Contoh Menu
Pagi Siang Malam
Bubur ayam
Telur ½ masak
Jus Tomat
Bubur nasi/tim
Gadon Daging
Setup ayam
Pepaya
Bubur nasi/tim
Perkedel daging
Sup woter + labu siam
Pisang
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Puding maizena + sirup Sirup
Air jeruk
2. Makanan Padat + Formula Enteral BCAA ( Branched Chain Amino Acid)
Bahan Makanan Berat (g) urt
Beras
Maizena
Daging
Sayuran
Buah
Margarin
Formula BCAA
Gula Pasir
100
20
50
200
300
20
750 ml
25
4 gls bubur
4 sdm
1 ptg sdg
2 gls
3 ptg sdg pepaya
2 sdm
3 ¼ gls
2 ½ sdm
Nilai Gizi
Energi 1264 kkal
Protein 54 g
Lemak 40 g
Karbohidrat 202 g
Kalsium 395 mg
Besi 12,3 mg
Vitamin A 11468 RE
Tiamin 0,4 mg
Vitamin C 320 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00
Formula BCAA 25 ml = 1 ½ gls Maizena 20 g = 4 sdm
Gula Pasir 10 g = 1 sdm Gula Pasir 15 g = 1 ½ sdm
Sayuran 50 g = ½ gls Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Gula Pasir 10 g = 1 sdm
Siang dan Malam Pukul 16.00
Beras 50 g = 2 gls bubur Formula BCAA 250 ml = 1 ¼ gls
Daging 25 g = 1 ptg kcl
Sayuran 100 g = 1 gls
Margarin 10 g = 1 sdm
Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Contoh Menu Sehari
Pagi Siang Malam
Formula BCAA
Teh Manis
Bubur nasi/tim
Gadon daging
Setup wotel + buncis
Jeruk
Bubur nasi/tim
Perkedel daging bakar
Sup sayuran
Jeruk
Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 21.00
Puding Maizena Formula BCAA Formula BCAA
Pepaya
Diet Hati II
Diet Hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati I kepada pasien yang nafsu
makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa.
Protein diberikan 1 g/kg BB dan lemak sedang (2-25% dari kebutuhan energi total) dalam bentuk
yang udah dicerna.
Makanan ini cukup mengandung energi, zat besi, vitamin A dan C, tetapi kurang kalsium dan
tiamin. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati II Garam
Rendah. Bila asistes hebat dan diuresis belum baik, diet mengikuti pola Diet Garam Rendah I.
Bahan Makanan Sehari
Bahan Makanan Berat (g) Urt
Beras
Maizena
Daging
Telur Ayam
Tempe
Sayuran
Buah
Minyak
Gula Pasir
200
40
100
50
50
200
300
25
70
4 gls tim
8 sdm
2 ptg sdg
1 btr
2 ptg sdg
2 gls
3 ptg sdg pepaya
2 ½ sdm
7 sdm
Nilai Gizi
Energi 1973 kkal
Protein 53 g
Lemak 55 g
Karbohidrat 318 g
Kalsium 295 mg
Besi 18,8 mg
Vitamin A 26671 RE
Tiamin 0,7 mg
Vitamin C 271 mg
Natrium 194 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00
Beras 50 g = 1 gls tim Maizena 2 g = 4 sdm
Telur Ayam 50 g = 1 btr Gula Pasir 30 g = 3 sdm
Sayuran 50 g = ½ gls Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Minyak 5 g = ½ sdm
Gula Pasir 10 g = 1 sdm
Siang Pukul 16.00
Beras 75 g = 1 ½ gls tim Maizena 20 g = 4 sdm
Daging 50 g = 1 ptg sdg Gula Pasir 30 g = 3 sdm
Tempe 25 g = 1 ptg sdg
Sayuran 75 g = ½ gls
Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Minyak 10 g = 1 sdm
Malam
Beras 75 g = 1 ½ gls tim
Daging 50 g = 1 ptg sdg
Tempe 25 g = 1 ptg sdg
Sayuran 75 g = ½ gls
Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Minyak 10 g = 1 sdm
Contoh Menu Sehari
Pagi Siang Malam
Bubur Manado
Telur ½ masak
Teh manis
Nasi/tim
Semur bola-bola daging
Souffle tahu sao tomat
Tumis bayam
Selada buah
Nasi/tim
Lele bakar kecap
Pepes tempe
Sayur lodeh
Pepaya
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Ongol-ongol + Kelapa muda Puding karamel
Jus apel Sirup
Diet Hati III
Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau kepada pasien
hepatitis akut ( Hepatitis Infeksiosa/Adan Hepatitis Serum/B) dan sirosis hati yang nafsu
makannya telah baik, telah dapat menerima protein, dan tidak menunjukkan gejala sirosis hati
aktif.
Menurut kesanggupan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. makanan
ini mengandung cukup energi, protein, lemak, mineral, dan vitamin tapi tinggi karbohidrat.
Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberian sebagai Diet Hati III Garam Rendah
I.
Bahan Makanan Sehari
Bahan Makanan Berat (g) Urt
Beras
Maizena
Daging
Telur Ayam
Tempe
Kacang Hijau
Sayuran
Buah
Minyak
Gula Pasir
Susu
250
20
100
100
100
25
200
300
25
70
200
5 gls tim
4 sdm
2 ptg sdg
2 btr
4 ptg sdg
2 ½ sdm
2 gls
3 ptg sdg pepaya
2 ½ sdm
7 sdm
1 gls
Nilai Gizi
Energi 2367 kkal
Protein 78 g
Lemak 65 g
Karbohidrat 371 g
Kalsium 676 mg
Besi 28,9 mg
Vitamin A 27002 RE
Tiamin 1,1 mg
Vitamin C 274 mg
Natrium 298 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00
Beras 50 g = 1 gls tim Kacang Hijau 25 g = 2 ½ sdm
Telur Ayam 50 g = 1 btr Gula Pasir 30 g = 3 sdm
Sayuran 50 g = ½ gls Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Minyak 5 g = ½ sdm
Gula Pasir 10 g = 1 sdm
Susu 200 g = 1 gls
Siang Pukul 16.00
Beras 100 g = 1 ¼ gls tim Maizena 20 g = 4 sdm
Daging 50 g = 1 ptg sdg Gula Pasir 30 g = 3 sdm
Telur Ayam 25 g = ½ btr
Tempe 50 g = 2 ptg sdg
Sayuran 75 g = ½ gls
Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Minyak 10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dibatasi
Bahan makanan yang dibatasi untuk Diet Hati I, II, dan III adalah dari sumber lemak, yaitu semua
makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan santan serta bahan makanan yang
menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, dan nangka.
Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan
Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Hati I, II, dan III adalah makanan yang
mengandung alkohol, teh, atau kopi kental.
Contoh Menu Sehari
Pagi Siang Malam
Nasi/ tim
Telur ceplok air
Setup buncis
Susu
Nasi/tim
Ikan bakar + saos tomat
Tumis tahu
Sup ayam
Apel
Nasi/tim
Empal daging
Oseng-oseng tempe
Sup kacang polong + wortel
Pepaya
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Bubur kacang hijau Kelepon
Teh Teh
Cara Memesan Diet
Diet Hati I/II/III (DH I/II/II)
Diet Penyakit Kandung Empedu
Gambaran Umum
Fungsi utama kandung empedu adalah untuk mengkonsentrasikan dan menyimpan empedu
yang diproduksi oleh hati. Cairan empedu mengandung garam empedu dan kolesterol. Empedu
membantu pencernaan serta absorpsi lemak dan vitamin larut lemak A, D, E, K, mineral besi, dan
kalsium.
Penyakit kandung empedu yang membutuhkan diet khusus adalah Kolelitiasis dan
Kolesistitis.
Kolelitiasis
Kolelitiasis adalah terbentuknya batu empedu yang bila masuk ke dalam saluran empedu
menimbulkan penyumbatan dan kram. Penyaluran empedu ke duodenum terganggu sehingga
mengganggu absopsi lemak. Ada dua jenis batu empedu, yaitu batu kolesterol dan batu pigmen
yang terdiri dar polimer bilirubin dan garam kalsium.
Faktor risiko terjadinya batu kolesterol antara lain adalah gender perempuan, kegemukan,
faktor etnik, obat-obatan, dan penyakit saluran cerna, sedangkan faktor risiko batu pigmen antara
lain adalah berat badan kurang, asupan lemak dan protein kurang, serta sirosis hati.
Kolesistitis
Kolesistitis adalah peradangan kandung empedu. Penyebab utamanya adalah batu empedu
yang menyumbat saluran empedu. Penyakit ini dapat disertai jaundice (ikterus, karena cairan
empedu yang tidak masuk ke saluran cera berubah warna menjadi bilirubin yang berwarna kuning
dan masuk ke peredaran darah.
Tindakan medik biasanya dilakukan berupa operasi pengeluaran batu atau kandung
empedu.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Penyakit Kandung Empedu adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal dan memberi istirahat pada kandungan empedu, dengan cara:
1. Menurunkan berat badan bila kegemukan yang dilakukan secara bertahap
2. Memberikan makanan yang menyebabkan kembung dan nyeri abdomen
3. Mengatasi malabsorbsi lemak.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit kandung empedu adalah :
1. Energi sesuai kebutuhan. Bila kegemukan diberikan Diet Rendah Energi. Hindari
penurunan berat badan yang terlalu cepat
2. Protein agak tinggi, yaitu 1-1,25g/kg BB
3. Pada keadaan akut, lemak tidak diperbolehkan sampai keadaan akutnya mereda, sedangkan
pada keadaan kronis dapat diberikan 20-25% dari kebutuhan energi total. Bila ada steatorea
di mana lemak feces > 25 g/24 jam, lemak dapat diberikan dalam bentuk asam lemak rantai
sedang (MCT), yang mungkin dapat mengurangi lemak feces dan mencegah kehilangan
vitamin dan mineral
4. Bila perlu diberikan suplemen vitamin A,D,E, dan K
5. Serat tinggi terutama dalam bentuk pektin yang dapat mengikat kelebihan asam empedu
dalam saluran cerna
6. Hindari bahan makanan yang dapat menimbulkan rasa kembung dan tidak nyaman
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet Lemak Rendah I
Diet Lemak Rendah I diberikan kepada pasien kolesistitis dan kolelitiasis dengan kolik akut.
Makanan yang diberikan berupa buah-buahan dan minuman manis. Makaan ni rendah energi dan
semua zat gizi kecuali vitamin A dan C. Sebaiknya diberikan selama 1-2 hari saja.
Bahan Makanan Sehari
Bahan Makanan Berat (g) Urt
Buah
Sirup
Gula Pasir
1000
400
100
1 ptg sdg pepaya
2 gls
10 sdm
Nilai Gizi
Energi 996 kkal
Protein 5 g
Lemak 0 g
Karbohidrat 244 g
Kalsium 200 mg
Besi 17 mg
Vitamin A 1100 RE
Tiamin 0,4 mg
Vitamin C 780 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pukul 07.00 Teh 1 gls Pukul 15.00 Pepaya 2 ptg sdg
Pukul 08.00 Pisang 1 bh sdg Pukul 18.00 Pisang 2 bh sdg
Pukul 10.00 Pepaya 2 ptg sdg Sirup 1 gls
Pukul 12.00 Pisang 2 bh sdg Pukul 20.0 Pisang 1 bh sdg
Sirup 1 gls Teh manis 1 gls
Diet Lemak Rendah II
Diet Lemak Rendah II diberikan secara berangsung bila keadaan akut sudah dapat diatasi dan
perasaan mual sudah berkurang atau kepada pasien penyakit saluran empedu kronis yang terlalu
gemuk. Menurut keadaan pasien, makanan diberkan dalam bentuk cincang, lunak, atau biasa.
Makanan ini rendah alergi, kalsium, dan tiamin.
Bahan Makanan Sehari
Bahan Makanan Berat (g) Urt
Beras
Telur ayam
Daging
Tempe
Sayuran
Buah
Margarin
Gula pasir
100
50
100
100
200
400
10
30
4 gls bubur
1 btr
2 ptg sdg
4 ptg sdg
2 gls
4 ptg sdg pepaya
1 sdm
3 sdm
Nilai Gizi
Energi 1250 kkal
Protein 56,2 g
Lemak 34 g
Karbohidrat 187 g
Kalsium 335 mg
Besi 21 mg
Vitamin A 12248 RE
Tiamin 0,7 mg
Vitamin C 184 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00 dan 16.00
Beras 30 g = 1 gls bubur Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Telur Ayam 50 g = 1 btr Gula Pasir 10 g = 1 sdm
Sayuran 50 g = ½ gls
Gula Pasir 10 g = 1 sdm
Siang dan Malam
Beras 35 g = 1 gls bubur
Daging 50 g = 1 ptg sdg
Tempe 50 g = 2 ptg sdg
Sayuran 75 g = ¾ gls
Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Margarin 5 g = ½ sdm
Contoh Menu Sehari
Pagi Siang Malam
Bubur Nasi/ tim
Telur ceplok air + Saos Tomat
Rebusan Kacang Panjang
Teh
Bubur Nasi/tim
Pekedel daging panggang
Tempe bacem
Sayur bening bayam
Apel
Bubur Nasi/tim
Ayam presto
Tahu bakso kukus saos tomat
Sup sayuran
Pisang
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Jus jeruk Selada pepaya
Diet Lemak Rendah III
Diet Lemak Rendah III diberikan kepada pasien penyakit kandung empedu yang tidak gemuk dan
cukup mempunyai nafsu makan. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak
atau biasa. Makanan ini cukup energi dan semua zat gizi.
Bahan Makanan Berat (g) Urt
Beras
Maizena
Telur ayam
Daging
Tempe
Sayuran
Buah
Margarin
Gula pasir
Susu skim bubuk
250
20
50
100
100
250
200
10
80
20
5 gls bubur
4 sdm
1 btr
2 ptg sdg
4 ptg sdg
2 ½ gls
2 ptg sdg pepaya
1 sdm
8 sdm
4 sdm
Nilai Gizi
Energi 2073 kkal
Protein 74 g
Lemak 34 g
Karbohidrat 369 g
Kalsium 700 mg
Besi 21,8 mg
Vitamin A 14049 RE
Tiamin 0,9 mg
Vitamin C 143 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00
Beras 50 g = 1 gls tim Susu skim bubuk 20 g = 4 sdm
Telur Ayam 50 g = 1 btr Maizena 20 g = 4 sdm
Sayuran 50 g = ¾ gls Gula pasir 40 g = 4 sdm
Gula Pasir 20 g = 2 sdm
Siang dan Malam Pukul 16.00
Beras 100 g = 2 gls tim Gula pasir 20 g = 2 sdm
Daging 50 g = 1 ptg sdg
Tempe 50 g = 2 ptg sdg
Sayuran 100 g = 1 gls
Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Margarin 5 g = ½ sdm
Contoh Menu Sehari
Pagi Siang Malam
Roti bakar isi madu
Telur ceplok
Susu krim
Nasi/Tim
Soto ayam
Perkedel tempe bakar
Tumis taoge + kacang panjang
Semangka
Nasi/Tim
Fu Yung Hay
Sup Tau
Capcay
Pepaya
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Puding maizena + Saos Sirup
Bahan Makanan Yang Tidak Dianjurkan
Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Penyakit Kandung Empedu adalah semua
makanan dan daging yang mengandung lemak, gorengan, dan makanan yang menimbulkan gas
seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian, dan nangka.
Cara Memesan Diet
Diet Lemak Rendah I/II/III (DLR I/II/III)
19
DIET PENYAKIT GINJAL DAN SALURAN KEMIH
Gambaran Umum
Fungsi utama ginjal adalah memelihara keseimbangan homeostatik cairan, elektrolit, dan
bahan-bahan organikdalam tubuh. Hal ini terjadi melalui proses filtrasi, reabsorpsi dan sekresi.
Disamping itu, ginjal mempunyai fungsi endokrin penting, seperti sintesis hormon eritropoietin
serta sekresi renin dan aldosteron, mengubah vitamin D menjadi bentuk aktif, dan degradasi
berbagai hormon.
Diet khusus diperlukan bila fungsi ginjal terganggu, yaitu pada penyakit-penyakit Sindroma
Nefrotik, Gagal ginjal Akut, Penyakit Ginjal Kronik dengan penurunan fungsi ginjal ringan
sampai dengan berat, penyakit ginjal tahap akhir yang memerlukan transpalansi ginjal atau
dialisis, dan batu ginjal. Diet pada penyakit ginjal ditekankan pada pengkontrolan asupan energi,
protein, cairan, elektrolit natrium, kalium, kalsium dan fosfor.
Diet Sindroma Nefrotik
Gambaran Umum
Sindroma Nefrotik atau nefrosis adalah kumpulan manifestasi penyakit yang ditanddai oleh
ketidakmampuan ginjal untuk memelihara keseimbangan nitrogen sebagai akibat meningkatnya
permeabilitas membran kapiler glomerulus. Kehilangan protein melalui urin yang ditandai oleh
proteinuria masif >3,5 g protein/24 jam) menyebabkan hipoalbuminemia yang diikuti oleh edema
retensi air), hipertensi, hiperlipidemia, anoreksia, dan rasa lemah.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Sindroma Nefrotik adalah untuk:
1. Mengganti kehilangan protein terutama albumin
2. Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh
3. Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida
4. Mengkontrol hipertensi
5. Mengatasi anoreksia
Syarat Diet
Syarat-syarat diet sindroma nefrotik adalah :
1. Energi untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif, yait 35 kkal/kg BB per hari
2. Protein sedang, yaitu 1,0 g/kg BB, atau 0,8 g/kg BB ditambahkan jumlah protein yang
dikeluarkan melalui urin. Utamakan penggunaan protein bernilai biologik tinggi
3. Lemak sedang, yaitu 15-0% dari kebutuhan energi total. Perbandingan lemak jenuh, lenak
jenuh tunggal, da lemak jenuh ganda adalah 1:1:1
4. Karbohidrat sebagai sisa kebutuhan energi. Utamakan penggunaan karbohidrat kompleks
5. Natrium dibatasi, yaitu 1-4 g sehari, tergantung berat ringannya edema
6. Kolesterol dibatasi < 300 mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan triliserida darah
7. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urin ditambahkan
500 ml pengganti yang dikeluarkan melalui kulit dan pernapasan.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Karena gejala penyakit sangat individual, diet disusun secara individual pula, dengan menyatakan
banyak protein dan natrium yang dibutuhkan didalam diet. Contoh: Diet Sindroma Nefrotik,
Energi: 1750 kkal, P : 50 g, Na : 2 g.
Diet Gagal Ginjal Akut
Gambaran Umum
Gagal ginjal akut terjadi karena menurunnya fungs ginjal secara mendadak yang terlihat pada
penurunan Glomerulo Filtration Rate (GDR) atau Tes Kliren Kreatinin TKK) dan terganggunya
kemampuan ginjal untuk mengeluarkan produk-produk sisa metabolisme. Penyakit ini disertai
oliguria urin < 500 ml/24) sampai anuria. Penyebabnya bermacam-macam, seperti kekurangan
caran tubuh secara berlebihan akibat diare dan atau muntah, perdarahan hebat atau trauma pada
ginjal akibat kecelakaan, keacunan obat, dan luka bakar. Pada gagal ginjal akut terjadi
katabolisme protein berlebihan hiperkatabolisme) yang dipengaruhi oleh : berat ringannya
penyakit, ganguan fungs ginjal, statuus gizi pasien, dan jenis terapi yang diberikan. Pemberian
diet disesuaikan dengan keempat hal tersebut. Gejala penyakit dapat disertai anoreksia, nausea,
rasa lelah, gatal, mengantuk, pusing, dan sesak nafas. Dalam keadaan katabolik sedang dan berat,
pasien memerlukan dialisis. Apabila faktor penyebab dapat diatasi, penyakit dapat disembuhkan
yang berarti fungsi ginjal kembali normal.
Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit gagal ginjal akut adalah untuk :
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal
2. Menurunkan kadar ureum darah
3. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan mempercepat penyembuhan
Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit gagal ginjal akut adalah:
1. Energi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25-35 kkal/kg BB
2. Protein dissuaikan dengan katabolisme protein, yait 0,6-1,5 g/kg BB. Pada katabolik ringan
kebutuhan protein 0,6-1 g/kg BB, katabolik sedang 0,8-1,2 g/kg BB, dan katabolik berat 1-
1,5 g/kg BB
3. Lemak sedang, yaitu 20-30 % dari kebutuhan energi total, atau antara 0,5 1,5 g/kg BB.
Untuk katabolisme berat dianjurkan 0,8-1,5 g/kg BB.
4. Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi setelah dikurangi jumlah energi yang diperoleh
dari protein dan lemak. Apabila terdapat hipertrigliseridemia, batasi penggunaan
karbohidrat sederhana atau gula murni
5. Natrium dan kalium dibatasi bila ada anuria
6. Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare, dan urin + 500 ml
7. Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam bentuk formula enteral
atau parenteral. Bila diperlukan, tambahkan suplemen asam folat, vitamin B 6, vitamin C,
vitamin A, dan vitamin K.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Jenis diet yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien da berat ringannya katabolisme
protein. Pada katabolik ringan (keracunan obat) dapat diberikan makanan per oral dalam bentuk
lunak. Pada katabolik sedang (infeksi, peritonitis) serta katabolik berat (luka bakar, sepsis)
diberikan makanan formula enteral dan atau parenteral.
Jenis diet yang diberikan adalah:
1. Diet gagal ginjal akut lunak
2. Diet gagal ginjal akut cair
Makanan Yang Dianjurkan
Apabila pasien makan per oral, semua bahan makanan boleh diberikan, batasi pemnambahan
garam apabila ada hipertensi, edema, dan asites (lihat diet rendah garam), serta batasi makan
sayur dan buah tinggi kalium bila ada hiperkalemia (lihat lampiran 9.1).
Bahan Makanan Sehari
Untuk Gagal Ginjal Akut dengan Katabolik Ringan, Berat Badan Ideal 60 kg
Bahan Makanan Berat (g) Urt
Beras
Telur Ayam
Ayam
Ikan
Tempe
Tahu
Sayuran
150
50
50
50
25
50
150
3 gls tim
1 btr
1 ptg sdg
1 ptg sdg
1 ptg sdg
½ bh bsr
1 ½ gls
Buah
Minyak
Gula Pasir
Madu
Susu
Kue RP
300
25
40
30
200
100
3 ptg sdg pepaya
2 ½ sdm
4 sdm
3 sdm
1 gls
2 porsi
Rendah Protein
Kue RP dapat diberikan dalam bentuk kue pepe, kue cantik manis, kue klepon ubi, dan kue lain
dengan nilai protein rendah (lihat lampiiran 19.2)
Nilai Gizi
Energi 1801 kkal
Protein 51 g (11% energi total)
Lemak 58 g (28% energi total)
Karbohidrat 286 g (61% energi total)
Kalsium 623 mg
Besi 17,1 mg
Vitamin A 26449 RE
Tiamin 1 mg
Vitamin C 245 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Siang/Malam
Beras 50 g = 1 gls tim Nasi 50 g = 1 gls
Telur Ayam 50 g = 1 btr Ikan/Ayam 50 g = 1 ptg sdg
Sayuran 50 g = ½ gls Tempe/Tahu 25/50 g =1 ptg sdg
Minyak 5 g = ½ sdm Sayuran 50 g = ½ gls
Susu 200 g = 1 gls Sayuran 150 g = 1 ½ ptg sdg pepaya
Gula Pasir 10 g = 1 sdm Minyak 150 g = 1 sdm
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Kue RP 50 g =1 porsi Kue RP 100 g = 1 porsi
Gula Pasir 10 g = 1 sdm Gula Pasir 10 g = 1 sdm
Pukul 21.00
Gula Pasir 10 g = 1 sdm
Contoh Menu Sehari
Pada dilihat pada menu diet makanan lunak. Bila membutuhkan diet gagal ginjal akut cair atau
enteral, lihat pada menu makanan cair.
Cara Memesan Diet
Diet Gagal Ginjal Akut Lunak / Cair (DGGA Lunak/Cair)
Diet Penyakit Ginjal Kronik
Gambaran Umum
Penyakit Ginjal Kronik (Chronic Kidney Disease) adalah keadaan dimana terjadi penurunan fungsi
ginjal yang cukup berat secara perlahan-lahan (menahun) disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal.
Penyakit ini bersifat progresif dan umumnya tidak dapat pulih kembali (irreversibble). Gejala
penyakit ini umumnya adalah tidak ada nafsu makan, mual, muntah, pusing, sesak nafas, rasa lelah,
edema pada kaki dan tangan, serta uremia. Apabila nilai Glomerulo Filtration Rate (GFR) atau Tes
Kliren Kreatinin (TKK) < 25 ml/menit, diberikan Diet Protein Rendah.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Penyakit Ginjal Kronik adalah untuk :
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal,
agar tidak memberatkan kerja ginjal
2. Mencgah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia)
3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Mencegah dan mengurangi progresivitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunya laju
filtrasi glomerulus
Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit ginjal kronik adalah :
1. Energi cukup, 35 kkal/kg BB
2. Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 BB. Sebagian harus bernilai biologik tinggi
3. Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total. Diutamakan lemak tidak jenuh ganda
4. Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi yang berasal dari protein dan
lemak
5. Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites, aliguria, atay anuria, banyaknya natrium
yang diberikan antara 1-3 g
6. kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkaliemia (kalium darah > 5,5 mEq), oliguria,
atau anuria
7. Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran cairan melalui
keringat dan perbapasan (± 500 ml)
8. Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin, asam folat, vitamin C dan Vitamin D.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien yaitu:
1. Diet Protein Rendah I : 30 g protein, diberikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg
2. Diet Protein Rendah II : 35 g, diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg
3. Diet Protein Rendah III : 40 g, diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg
Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat bergantung pada keadaan dan berat
badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah
daripada standar. Mutu protein dapat ditingkatkan dengan memberikan asam amino esensial murni.
Bahan makanan 30 g protein 35 g protein 40 g protein
Berat (g) urt Berat (g) urt Berat (g) Urt
Beras
Telur ayam
Daging
Sayuran
Pepaya
Minyak
Gula Pasir
Susu Bubuk
Kue RP
Madu
Agar-agar
100
50
50
100
200
35
60
10
150
20
-
1 ½
1
1
1
2
3 ½
6
2
2
2
1
Gls nasi
Btr
Ptg sdg
Gls
Ptg sdg
Sdm
Sdm
Sdm
Sdm
Sdm
Porsi
150
50
50
150
200
40
80
150
150
20
-
2
1
1
1 ½
2
4
8
3
3
2
1
Gls nasi
Btr
Ptg sdg
Gls
Ptg sdg
Sdm
Sdm
Sdm
Porsi
Sdm
porsi
150
50
75
150
200
40
100
20
150
30
-
2
1
1
1 ½
2
4
10
4
3
3
1
Gls
Btr
Ptg bsr
Gls
Ptg sdg
Sdm
Sdm
Sdm
Porsi
Sdm
porsi
Rendah Protein
Kue RP dapat diiberikan dalam bentuk kue pepe, kue cantik manis, kue klepon ubi, dan kue lain
dengan nilai protein rendah (lihat lampiran 19.2)
Nilai Gizi
30 g Protein 35 g Protein 40 g Protein
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Besi (mg)
Vitamin A (RE)
TiaminC (mg)
Vitamin C (g)
Fosfor (mg)
Nattrium (mg)
Kalium (mg)
1729
30
57
263
262
10
27403
0,4
182
497
195
1277
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Diet Rendah Protein 40
Pagi Siang/Malam
Beras 50 g = ¾ gls nasi Beras 50 g = ¾ gls nasi
Telur Ayam 50 g = 1 btr Daging 50 g = 1ptg sdg
Sayuran 50 g = ½ gls Sayuran 50 g = ½ gls
Minyak 10 g = 1 sdm Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Gula Pasir 10 g = 1 sdm Minyak 15 g = 1 ½ sdm
Madu 30 g = 3 gls Gula Pasir 20 g = 1 ½ sdm
Susu bubuk 20 g = 4 sdm Sdm
Pukul 10.00 / 21.00 Malam
Kue RP 50 g = 1 porsi Beras 50 g = ¾ gls nasi
Gula Pasir 20 g = 2 sdm Ayam 25 g = 1 ptg kecil
Sayuran 50 g = ½ gls
Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Minyak 15 g = 1 ½ sdm
Gula pasir 20 g = 2 sdm
Pukul 16.00
Kue RP 50 g = 1 porsi
Gula Pasir 10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan/dbatasi
Sumber karbohidrat
Sumber protein
Sumber lemak
Nasi, bihun, jagung, kentang,
makaroni, mie, tepung-
tepungan, sngkong, ubi, selai,
madu, permen
Telur, daging, ikan, ayam,
susu
Minyak jagung, minyak
kacangtanah, minyak kelapa
sawit, minyak kedelai,
margarin, dan mentega rendah
garam
Kacang-kacangan dan hasil
olahannya, seperti tempe dan
tahu
Kelapa, santan, minyak
kelapa, margarin, mentega
basa dan lemak hewan
Sumber vitamin dan mineral Semua sayuran dan buah,
kecuali pasien dengan
hiperkalemia dianjurkan yang
mengandung kalium
rendah/sedang
Sayuran dan buah tinggi
kalium pada pasien dengan
hiperkalemia
Keterangan :
Pada pasien yang tidak mengalami dialisis, protein yang diberkan adalah 50% protein nabati dan
sisanya protein hewani. Kacang-kacangan tidak dianjurkan pada diet rendah < 40 g.
Pagi Siang Malam
Nasi goreng
Telur ceplok
Ketimun
Susu
Madu
Nasi
Capcay goreng
Daging bistik
Pepaya
Puding saos karamel
Nasi
Ayam goreng
Setup buncis
Setup nenas
Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 21.00
Kue klepon ubi Kue cantik manis Kue pepe/lapis
Sirup Teh Sirup
Cara Memesan Diet
Diet RP 30, Diet RP 35, Diet RP 40
Diet Transpalantasi Ginjal
Gambaran Umum
Transplantasi ginjal adalah terapi pengganti dengan cara mengganti ginjal yang sakit dengan ginjal
donor. Setelah transplansi sering terjadi hiperkatabolisme protein, kegemukan, dan hiperlipidemia.
Diet pada bulan pertama setelah transplantasi adalah energi cukup dengan protein tinggi, settelah
itu berubah menjadi energi dan protein cukup. Karena diet sangat tergantung pada keadaan pasien,
penyusunan diet dilakukan secara individual.
Tujuan Diet
Tujuam diet transplantasi ginjal adalah untuk:
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal
2. Mencegah hiperlipidemia
3. Mencegah ketidaktahanan terhadap glukosa
4. Mempercepat penyembuhan
Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Transplantasi Ginjal adalah :
1. Energi cukup, yaitu 30-35 kkal/kg BB hari
2. Protein tinggipada bulan pertana setelah transplantasi, yaitu 1,3 -1,5 g/kg BB/ hari, setelah satu
bulan menjadi 1 g/kg BB/hari
3. Lemak sedang, yaitu < 30% dari kebutuhan energi total. Batasi pemakaian lemak jenuh
4. Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi yang berasal dari protein dan
lemak. Untuk mencegah ketidaktahanan terhadap glukosa, batasi pemakaian gula sederhana dan
usahakan makanan berserat tinggi
5. Kolesterol < 300 mg/hari, untuk mencegah hiperlipidemia
6. kalsium tinggi, yaitu 800-1200 mg/hari
7. Fosfor sama dengan kebituhan kalsium untuk mengatasi absorpsi rendah
8. Natrium, kalium, dan cairan tidak perlu dibatasi, kecuali bila ada indikasi gangguan fungsi
ginjal
9. Bila perlu beri suplemen, kalsium, magnesuim, tiamin, dan vitamin D
10. Apabila setelah transplantasi, kemudian ginjal gagal, berfungsi, maka anjuran diet disesuaikan
dengan kondisi pasien (kembali ke diet penyakit ginjal kronik atau diet hemodialisis)
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Ada 2 jenis diet yang diberikan setelah transplantasi ginjal, yaitu :
1. Diare Transplantasi I/DT I (setelah transplantasi sampai dengan sebulan)
2. Diet Transplantasi II/DT II (setelah sebulan transplantasi.
Bahan Makanan Sehari
Untuk Transplantasi dengan berat badan ideal 60 kg, pada bulan pertama
Bahan Makanan Berat (g) Urt
Beras
Maizena
Ikan
Daging
Ayam
Tempe
Tahu
Sayuran
Buah
Minyak
Gula Pasir
Susu Bubuk
Susu
250
15
50
50
50
100
50
150
300
25
40
15
100
3 ¾ gls nasi
3 sdm
1 ptg sdg
1 ptg sdg
1 ptg sdg
4 ptg sdg
½ bh bsr
1 ½ gls
3 ptg sdg pepaya
2 ½ sdm
4 sdm
3 sdm
½ gls
Nilai Gizi
Energi 2151 kkal
Protein 77 g (14% energi total)
Lemak 63 g (27% energi total)
Karbohidrat 320 g (59% energi total)
Kalsium 653 mg
Besi 23,6 mg
Vitamin A 29353 RE
Tiamin 0,9 mg
Vitamin C 251 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Siang/Malam
Beras 75 g = 1 gls nasi Susu bubuk 15 g = 3 sdm
Ayam 50 g = 1 ptg sdg Gula pasir 10 g = 1 sdm
Tempe 50 g = 2 ptg sdg
Sayuran 5 g = ½ gls
Minyak 5 g = ½ sdm
Gula Pasir 10 g = 1 sdm
Siang Pukul 16.00
Beras 100 g = 1 ½ gls nasi Maizena 5 g = 3 sdm
Ayam 50 g = 1 ptg sdg Susu 100 g = ½ gls
Sayuran 50 g = 2 ptg sdg Gula Pasir 20 g = 2 sdm
Pepaya 50 g = ½ gls
Minyak 150 g = 1 ½ ptg
Gula pasir 10 g = 1 sdm
Malam
Beras 75 g = 1 gls nasi
Ikan 50 g = 1 ptg sdg
Tahu 50 g = ½ bh bsr
Sayuran 50 g = ½ gls
Buah 150 g = 1 ½ sdg pepaya
Gula pasir 10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan Yang Dianjurkan
Sumber lemak tidak jenuh ganda, sayur-sayuran, dan buah-buahan
Bahan Makanan Yang Tidak Dianjurkan
Sumber lemakjenuh, sumber kolesterol, sumber gula sederhana seperti gula pasir, gula merah,
madu dan makanan manis yang berlebihan (lihat lampiran 18.1) bila terjadi hiperkolesterolemia
atau hipertrigliseridemia.
Contoh Menu Sehari
Pagi Siang Malam
Nasi
Ayam goreng
Tempe bacem
Tumis buncis
Teh
Nasi
Empal daging
Tumis tempe cabe ijo
Sup sayuran
Buah
Nasi
Ikan bumbu acar kuning
Pepes tahu
Sayur asam
Buah
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Susu Puding maizena
Teh
Cara Memesan Diet
Diet Transplantasi I/II (DT I/II), diet disusun secara individual.
Diet Gagal Ginjal dengan Dialisis
Gambaran Umum
Dialisis dilakukan terhadap pasien dengan penurunan fungsi ginjal berat, dimana ginjal
tidak mampu lagi mengeluarkan produk-produk sisa metabolisme, mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit, serta memproduksi hormon-hormon. Ketidakmampuan ginjal mengeluarkan
produk-produk sisa metabolisme menimbulkan gejala uremia. Dialisis dilakukan bila hasil tes
kliren kreatinin < 15 ml/menit.
Dialisis dapat dilakukan dengan cara hemodialisis atau dialisis peritoneal. Cara yang paling
banyak digunakan adalah hemodialisis. Pada proses hemodialisis, aliran darah ke ginjal dialihkan
mellaui membran semipermeabel dari ginjal tiruan (mesin cuci ginjal) sehinggga produk-produk
sisa metabolisme dapat dikeluarkan dari tubuh. Pada proses dialisis peritoneal, aliran darah
dialihkan melalui dinding semipermeabel dan peritoneum.
Anjuran diet didasarkan pada frekuensi dialisis, sisa fungsi ginjal, dan ukuran tubuh.
Karena nafsu makan pasien umumnya rendah, perlu perhatian makanan kesukaan pasien dalam
batas-batas diet yang ditetapkan.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Gagal Ginjal dengan Dialisis adalah untuk :
1. Memcegah defisiensi gizi serta mempertahankan dan memmperbaiki status gizi, agar pasien
dapat melakukan aktivitas normal
2. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Menjaga agar akumulasi produk sisa metabolisme tidak berlebihan.
Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Gagal Ginjal dengan Dialisis adalah :
1. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB ideal/hari pada pasien Hemodialisis (HD) maupun
Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD). Pada CAPD diperhitungkan jumlah
energi yang berasal dari cairan dialisis (lihat lampiran 19.3). Bila diperlukan penurunan berat
badan, harus dilakukan secara berangsur-angsur (250-500 g/minggu) untuk mengirangi risiko
katabolisme massa tubuh tanpa lemak (Lean Body Mass)
2. Protei tinggi, untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen dan mengganti asam amino yang
hilang selama dialisis, yaitu 1-1,2 g/kg BB ideal/hari pada HD dan 1,3 g/kg BB ideal/hari pada
CAPD. 50% protein hendaknya bernilai biologi tinggi
3. Karbohidrat cukup, yaitu 55-75 % dari kebutuhan energi total
4. Lemak total, yaitu 15-30% dari kebutuhan energi total
5. Natrium diberikan sesuai dengan jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap ½ liter urin (HD)
1 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap ½ liter urin (HD)
1-4 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap ½ liter urin (CAPD)
6. Kalium sesuai dengan urin yang keluar 24 jam, yaitu:
2 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap 1 liter urin (HD)
3 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap 1 liter urin (CAPD)
7. Kalsium tinggi, yaitu 1000 mg/hari. Bila perlu, diberikan suplemen kalsium
8. Fosfor dibatasi, yaitu < 17 mg/kg BB ideal/hari
9. Cairan dibatasi, yaitu jumlah urin/24 ditambah 500-750 ml
10. Suplemen vitamin bila diperlukan, terutama viatamin larut air seperti B6, asam folat, dan vitamin C
11. Bila nafsu makan kurang, berikan suplemen enteral yang mengandung energi dan protein
tinggi.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet pada dialisis bergantung pada frekuensi dialisis, sisa fungsi ginjal, dan ukuran badan pasien.
Diet untuk pasien dengan dialisis biasanya harus direncanakan perorangan.
Berdasarkan berat badan dibedakan 3 jenis Diet Dialisis :
1. Diet Dialisis I, 0 g protein, diberikan kepada pasien dengan berat badan ± 50 kg
2. Diet Dialisis II, 5 g proten. Diberikan kepada pasien dengan berat badan ± 60 kg
3. Diet Dialisis III, 70 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan ± 5 kg.
Bahan Makanan Sehari
Bahan makanan 60 g protein 65 g protein 70 g protein
Berat (g) urt Berat (g) urt Berat (g) Urt
Beras
Maizena
Telur ayam
Daging
Ayam
Tempe
Sayuran
Pepaya
Minyak
Gula Pasir
Susu Bubuk
Susu
200
15
50
50
50
75
200
300
30
50
10
100
3
3
1
1
1
3
1
3
3
5
2
½
Gls nasi
Sdm
btr
Ptg sdg
Ptg sdg
Ptg sdg
Gls
Ptg sdg
Sdm
Sdm
Sdm
gls
500
15
50
50
50
100
200
300
30
50
10
100
3
3
1
1
1
4
2
2
3
5
2
½
Gls nasi
Sdm
btr
Ptg sdg
Ptg sdg
Ptg sdg
Gls
Ptg sdg
Sdm
Sdm
Sdm
½ gls
220
15
50
75
50
100
200
300
30
50
10
100
3 ¼
3
1
1
1
4
2
3
3
5
2
½
Gls nasi
Sdm
btr
Ptg bsr
Ptg sdg
Ptg sdg
Gls
Ptg sdg
Sdm
Sdm
Sdm
Gls
Nilai Gizi
Bahan makanan 60 g protein 65 g protein 70 g protein
Energi (Kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (g)
Besi (mg)
Fosfor (mg)
Vitamin A (RE)
Tiamin (mg)
Vitamin C (mg)
Natrium (mg)
Kalium (mg)
2002
62
67
290
547
21,5
917
38630
0,8
254
400
2156
12% energi total
30% energi total
58% energi total
2039
67
68
293
579
24
957
38643
0,8
254
400
2156
13% energi total
30% energi total
57% energi total
2127
72
72
301
583
24,8
1013
38652
0,8
254
423
2288
13% energi total
30% energi total
57% energi total
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Bahan makanan 60 g protein 65 g protein 70 g protein
Waktu dan bahan
makanan
Berat
(g)
urt Berat
(g)
urt Berat
(g)
Urt
Beras
Telur Ayam
Sayuran
Gula Pasir
Minyak
50
50
50
10
10
¾ gls nasi
1 btr
½ gls
1 sdm
1 sdm
50
50
50
10
10
¾ gls nasi
1 btr
½ gls
1 sdm
1 sdm
60
50
50
10
10
¾ gls nasi
1 btr
½ gls
1 sdm
1 sdm
Pukul
10.00 Susu bubuk 10 2 sdm 10 2 sdm 10 2 sdm
Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm 10 1 sdm
Pepaya 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg
Siang Beras 75 1 gls nasi 75 1 gls nasi 75 1 gls nasi
Daging 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg 75 1 ptg bsr
Tempe 25 1 ptg sdg 50 2 ptg sdg 50 2 ptg sdg
Sayuran 75 ¾ gls 75 ¾ gls 75 ¾ gls
Pepaya 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg
Minyak 10 1 sdm 10 1 sdm 10 1 sdm
Pukul
16.00 Maizena 15 3 sdm 15 3 sdm 15 3 sdm
Susu 100 ½ gls50 100 ½ gls 100 ½ gls
Gula Pasir 30 3 sdm 30 3 sdm 30 3 sdm
Malam Beras 75 1 gls nasi 75 1 gls nasi 75 1 gls nasi
Ayam 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg
Tempe 50 2 ptg sdg 50 2 ptg sdg 50 2 ptg sdg
Sayuran 75 ¾ gls 75 ¾ gls 75 ¾ gls
Pepaya 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg
Minyak 10 1 sdm 10 1 sdm 10 1 sdm
Contoh Menu Sehari
Makan Pagi Makan Siang/Malam
Nasi
Telur dadar
Tumis sayuran
Teh
Nasi
Daging/ayam goreng
Tumis tahu/tempe
Cah sayuran
Buah
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Susu Puding maizena + saos sirup
Apel
Cara Memesan Diet
Diet Dialisis (DD) 60 g protein
Diet Dialisis (DD) 65 g protein
Diet Dialisis (DD) 70 g protein
Atau secara spesifik menyatakan kebutuhan gizi perorangan (termasuk kebutuhan natrium dan
cairan)
Diet Nefrolitiasis (Batu Ginjal)
Gambaran Umum
Batu ginjal terbentuk bila konsentarsi mineral atau garam dalam urin mencapai nilai yang
memungkinkan terbentuknya kristal, yang akan mengendap pada tubulus ginjal atau ureter.
Meningkatnya konsentrasi garam-garam ini disebabkan adanya kelainann metabolisme atau
pengaruh lingkungan. Sebagian besar batu ginjal merupakan garam kalsium, fosfat, oksalat, serta
asam urat. Batu ginjal lainnya adalah batu sistin tetapi jarang terjadi.
Batu ginjal lebih banyak ditemukan pada orang dewasa laki-laki daripada orang dewasa
perempuan.Hiperkalsiuria, hiperurikosuria, hiperoksalouria, rendahnya volume pH urin
merupakan faktor risiko terjadinya batu ginjal. Asupan cairan yang tinggi (2,5-3 liter/hari) dapat
menghasilkan paling kurang 2 liter urin/hari, dapat mencegah terbentuknya berbagai jenis batu
ginjal. Kebutuhan cairan bertambah dengan adanya kenaikan suhu pada lingkungan dan
peningkatan aktivitas. Separo cairan hendaknya adalah air putih.
Gejala batu ginjal adalah rasa nyeri pada abdomen, mual, muntah, infeksi pada saluran
kemih, dan sering buang air kecil. Penyakit ini sering kambuh kembali. Agar bisa dilakukan
upaya penyembuhan yang tepat, hendaknya dilakukan analisis terhadap jenis batu dan penyakit
yang menjadi penyebabnya.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah untuk :
1. Mencegah dan memperlambat terbentuknya kembali batu ginjal
2. Meningkatkan ekskresi garam dalam urin dengan cara mengencerkan urin melalui
peningkatan asupan cairan
3. Memberikan diet sesuai dengan komponen utama batu ginjal
Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah:
1. Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan
2. Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
3. Lemak sedang, yaitu 15-25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat, sisa dari kebutuhan energi total
5. Cairan tinggi, yaitu 2,5-3 liter/hari, separonya berasal dari minuman
6. Pembatasan makanan sesuai dengan jenis batu.
Diet Batu Kalsium Oksalat dan Kalsium Fosfat
Gambaran Umum
Sebagian besar batu ginjal terdiri dari batu oksalat (80%), tunggal atau bergabung dengan
kalsium fosfat. Umumnya hiperkalsiuria (> 200 mg dalam urin sehari) terjadi karena tingginya
absorpsi kalsium. Penyebabnya bermacam-macam, yaitu hiperparatiroidisme, hiperurikosuria,
hiperkalsiuria idiopatik, hiperoksaluria, dan sitrat dalam urin rendah. Pengobatan utamanya
adalah dengan memperbaiki penyebab secara khusus.
Hiperkalsiuria di bagi dalam 2 kelompok, yaitu tipe I, yang tidak tergantung pada diet
(kalsium dalam urin tidak bergantung pada asupan kalsium) dan tipe II, yang tergantung pada diet
(kalsium urin tinggi, jika asupan kalsium tinggi). Hiperkalsuria tipe I dianjurkan mengkomsumsi
kalsium adekuat tetapi tidak berlebihan. Hiperkalsuria tipe II dianjurkan mengkontrol asupan
kalsium dalam batas-batas normal, yaitu 500-800 mg untuk laki=laki 500-00 mg untuk
perempuan. Pembatasan kalsium tidak dianjurkan, karena dapat menyebabkan keseimbangan
kalsium negatif dan meningkatkan ansorbsi oksalar, sehingga risiko pembentukan batu. Asupan
asam oksalar dalam makanan hendaknya dibatasi.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Kalsium Oksalat dan Kalsium Fosfat adalah untuk mencegah atau memperlambat
terbentuknya batu kalsium oksalat atau batu kalsium fosfat.
Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Batu Kalsium Oksalat dan Kalsium Fosfat adalah:
1. Energi sesuai dengan kebutuhan
2. Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total atau 0,8 g/kg BB hari
3. Lemak normal, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4. Krbohidrat, sisa dari kebutuhan energi total
5. Cairan tinggi, yaitu 2,5-3 liter/hari, separo berasal dari minuman
6. Natrium sedang, yaitu 2300 mg (setara dengan 5 gram garam dapur), karena natrium dapat
memicu hiperkalsiuria
7. Kalsium normal, yaitu 500-800 mg/hari. Pembatasan kalsium tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan keseimbangan kalsium negatif
8. Serat tidak larut air tinggi, karena serat dapat mengikat kalsium, sehingga membatasi
penyerapannya
9. Oksalat rendah dengan membatasi makanan tinggi oksalat
10. Fosfar normal. Diet rendah fosfat teryata tidak dapat mencegah pembentukan batu fosfat.
Bahan Makanan Yang Dibatasi
Sumber kalsium :
Susu dan keju serta makanan yang dibuat dari susu
Teri dan ikan yang dimakan dengan tulang
Sumber Oksalat:
Makanan yang dapat meningkatkan ekskresi oksalat melalui ginjal yaitu kentang, ubi, bayam,
stroberi, anggur, kacang-kacangan, teh dan coklat.
Diet Batu Asam Urat
Gambaran Umum
Batu asam urat berkaitan dengan gout, yaitu penyakit yang bersifat malignant dan penyakit
gastrointestinal yang disertai dengan diare. Penyakit ini berpengaruh terhadap metabolisme purin.
Batu asam urat terbentuk karena hiperurikemia, dehidrasi, aytau nilai pH urin yang rendah
(bersifat asam). Makanan yang mengandung purin tinggi, umumnya menghasilkan urin yang
bersifat asam dan meningkatkan ekskresi asam urat melalui urin. Oleh sebab itu, di samping
meningkatkan asupan cairan dan menghindari makanan yang mengandung purin tinggi, perlu
diusahakan untuk meningkatkan pH urin.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Batu Asam Urat adalah untuk :
1. Membantu menurunkan kadar asam urat dalam plasma darah
2. Meningkatkan pH urin menjadi ,0-,5
Syarat Diet
Syarat-syarat diet batu asam urat adalah:
1. Energi sesuai kebutuhan
2. Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
3. Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat, sisa dari kebutuhan energi total
5. Hindari bahan makanan sumber protein yang mengandung purin> 100 mg/100 g bahan
makanan
6. Makanan yang menghasilkan sisa basa tinggi diutamakan, dan yang menghasilkan sisa
asam tinggi dibatasi
7. Cairan tinggi, yaitu 2,5-3 liter/hari, separonya berasal dari air putih
8. Mineral dan vitamin cukup
Dalam menyusun diet, perhatikan daftar kadar purin dalam bahan makanan dan daftar makanan
yang menghasilkan sisa basa tinggi, sisa asam tinggi, dan yang bersifat netral.
Bahan Makanan Yang Cenderung Menghasilkan Sisa Basa Tinggi
Susu : Susu, susu asam, dan krim
Lemak : Minyak kelapa, kelapa, santan
Sayuran : Semua jenis sayuran terutama bayam dan bit
Buah : Semua jenis buah
Bahan Makanan Yang Cenderung Menghasilkan Sisa Asam Tinggi
Sumber karbohidrat : Nasi, roti, dan hasil terigu lainya, makaroni, spageti, cereal, mie,
cake, dan kue kering
Sumber protein : Daging, ikan, kerang, telur, keju, kacang-kacangan, dan hasil
olahannya
Sumber lemak : Lemak hewan
Bahan Makanan Yang Bersifat Netral
Sumber Karbohidrat : Jagung, tapioka, gula, sirup, dan madu
Sumber lemak : Minyak goreng selain minyak kelapa, margarin dan mentega
Minuman : Kopi dan teh
Cara Memesan Diet
Diet Rendah Oksalat Tinggi Sisa Asam (Batu Kalsium)
Diet Rendah Purin Tinggi Sisa Basa (Batu Asam Urat)