Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar...
Transcript of Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar...
44
TINJAUAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR TENDANGAN
PADA ATLET TARUNG DERAJAT DI SATLAT UMMY
KAB. SOLOK
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan
di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Oleh:
Agus Heriawan
2007/85701
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
ABSTRAK
Agus Heriawan, 2012 : ”Tinjauan Keterampilan Teknik Dasar Tendangan
Pada Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab.
Solok”.
Masalah dalam peneltian ini adalah rendahnya kemampuan teknik dasar
tendangan atlet tarung derajat di Satlat UMMY Kab. Solok. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana bertujuan untuk mengetahui tingkat
keterampilan teknik dasar tendangan atlet tarung derajat di Satlat UMMY Kab.
Solok yang berkenaan dengan tendangan samping, tendangan lingkar dalam, dan
tendangan belakang.
Populasi penelitian berasal dari atlet tarung derajat di Satlat UMMY Kab.
Solok Padang di tahun 2012 dengan jumlah 28 orang yang terdiri dari kurata dua
putera 9 orang, puteri 2 orang, kurata tiga putera 6 orang, puteri 4 orang dan
kurata empat putera 5 orang, puteri 2 orang. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan cara porposive sampling, khusus atlet putera dengan jumlah 20
orang yang dijadikan sampel. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan
tes keterampilan tendangan samping, lingkar dalam, dan belakang dengan
menggunakan lembar observasi.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif
(tabulasi frekuensi). Dari analisis data sesuai dengan jawaban dari pertanyaan
penelitian diperoleh hasil :
1. Keterampilan Teknik Dasar Tendangan samping Atlet Tarung Derajat di
Satlat UMMY Kab. Solok, dengan rata-rata perolehan point sebesar 72,9
tergolong kategori cukup.
2. Keterampilan Teknik Dasar Tendangan Lingkar Dalam Atlet Tarung
Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok, dengan rata-rata perolehan point
sebesar 73,6 tergolong kategori baik
3. Keterampilan Teknik Dasar Tendangan Belakang Atlet Tarung Derajat di
Satlat UMMY Kab. Solok, dengan perolehan point sebesar 68,4 tergolong
kategori cukup
4. Keterampilan Keseluruhan Teknik Dasar Tendangan (tendangan samping,
Tendangan Lingkar Dalam, dan Tendangan Belakang) Atlet Tarung
Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok, dengan rata-rata perolehan point
sebesar 71,7 tergolong kategori cukup
Kata Kunci: Keterampilan teknik dasar tendangan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan Kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penulisan Skripsi ini dengan judul “ Tinjauan Keterampilan Teknik Dasar
Tendangan pada Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok”. Penulisan
Skripsi ini dibuat untuk melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
pada Jurusan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri
Padang (UNP).
Dalam penyusunan penulisan Skripsi ini peneliti menyadari masih
banyak kekurangan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan. Dalam pelaksanaan
penyusunan Skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan dan bimbingan baik
moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu melalui ini peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Arsil, M. Pd Sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang.
2. Bapak Drs. Maidarman, M. Pd selaku Ketua Jurusan Kepelatihan
Olahraga.
3. Bapak Drs. Yendrizal, M. Pd sebagai Pembimbing I sekaligus
Penasehat Akademik. dan Bapak Drs. H. Alnedral, M. Pd Pembimbing
II.
ii
4. Kepada Bapak Drs. Maidarman.M.Pd, bapak Drs.Hendri Irawadi.M,Pd
dan bapak Padli, S.Si, M.Pd selaku tim penguji Jurusan Kepelatihan
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
5. Pengurus, Pelatih dan Atlet Tarung Derajat Kab.Solok.
6. Rekan- rekan seperjuangan yang turut memberikan dukungan moril
dalam penulisan skripsi ini.
Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dan penulisan
Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Padang, Juni 2012
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
ABSTRAK ...................................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 7
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
F. Asumsi. ......................................................................................... 8
G. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ....................................................................................... 10
a. Hakekat Tarung Derajat .............................................................. 10
1. Teknik dasar Tarung derajat .................................................. 15
b. Hakekat Teknik dasar Tendangan .............................................. 19
1. Tendangan Samping ............................................................. 25
2. Tendangan Lingkar Dalam.................................................... 28
3. Tendangan Belakang ............................................................ 31
B. Kerangka Konseptual ......................................................................... 34
C. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 35
iv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis, Waktu dan Tempat Penelitian ................................... 36
B. Populasi dan Sampel .......................................................... 37
C. Jenis Data dan Sumber Data .............................................. 38
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 39
E. Instrumen Penelitian ........................................................... 39
F. Teknik Analisis Data .......................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskriptif Data .............................................................................. 44
B. Analisis Data ................................................................................. 44
1. Tendangan samping ........................................................... 44
2. Tendangan Lingkar Dalam ................................................ 47
3. Tendangan Belakang ......................................................... 50
4. Keterampilan Teknik dasar Tendangan beladiri tarung derajat
(tendangan Samping, Lingkar Dalam, dan Belakang) .............. 52
C. Pembahasan .................................................................................. 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 61
B. Saran-saran ......................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1. Bobot Penilaian .................................................................... 11
2. Tabel 2. Populasi Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY ..................... 37
3. Tabel 3. Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Tendangan Tarung Derajat . 41
4. Tabel 4. Distribusi frekuensi Teknik Tendangan samping ................... 45
5. Tabel 5. Distribusi frekuensi Teknik Tendangan Lingkar Dalam ......... 47
6. Tabel 6. Distribusi frekuensi Teknik Tendangan Belakang .................. 50
7. Tabel 7. Distribusi frekuensi Keterampilan Tendangan tarung derajat
(tendangan Samping, Dalam, dan Belakang) .............................................. 53
vi
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. Tendangan Samping........................................................... 25
2. Gambar 2. Tendangan Lingkar Dalam ................................................. 28
3. Gmbar 3. Tendangan Belakang ........................................................... 31
4. Gambar 4. Kerangka Konseptual ......................................................... 33
5. Gambar 5. Histogram Teknik Tendangan samping .............................. 45
6. Gambar 6. Histogram Teknik Tendangan Lingkar Dalam .................... 48
7. Gambar 7. Histogram Teknik Tendangan Belakang ............................. 50
8. Gambar 8. Histogram Keterampilan Tendangan samping, Lingkar Dalam,
dan Belakang ............................................................................................... 55
vii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Nama-nama Sampel dan Skor Penilaian Keterampilan Tendangan Samping
Dari 3 Orang Judgement ............................................................................. 65
2. Nama-nama Sampel dan Skor PenilaianKeterampilan Tendangan Lingkar
Dalam Dari 3 Orang Judgement .................................................................. 67
3. Nama-nama Sampel dan Skor Penilaian Keterampilan Tendangan
Belakang Dari 3 Orang Judgement ............................................................. 69
4. Skor Penilaian Keterampilan teknik dasar tendangan beladiri tarung derajat
(Tendangan Samping, Lingkar Dalam, dan Belakang) ............................... 71
5. Dokumentasi................................................................................................ 73
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
F. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan proses latihan sangat penting dalam mencapai
sebuah prestasi olahraga yang maksimal. Untuk itu proses latihan harus
berjalan secara intensif sistematis dan terarah. Semua itu harus didasari
oleh ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dibidang pelatihan.
Pembinaan dan bimbingan dalam proses latihan sangat berperan
sekali terhadap maju mundurnya prestasi olahraga. Disamping hal
tersebut prestasi, bakat, dan potensi yang dimiliki seorang atlet sangat
menentukan prestasi olahraga. Pembinaan dan pengembangan bakat atlet
secara nasional yang dituang dalam Undang-Undang No. 3 Tentang
Keolahragaan Nasional Tahun 2005, Pasal 20 ayat 2 dan 3 menyatakan:
“Olahraga prestasi dilakukan oleh setiap orang yang memiliki
bakat, kemampuan dan potensi untuk mencapai prestasi,
olahraga prestasi dilaksanakan melalui pembinaan, dan
pengembangan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan
dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi
keolahragaan”
Dari kutipan diatas menyatakan bahwa setiap atlet harus memiliki
bakat, kemampuan, dan potensi untuk mencapai prestasi. Maka semua atlet
harus membutuhkan kondisi fisik yang baik untuk mencapai prestasi
olahraga. Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan
mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan
1
2
berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan
ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang keolahragaan.
Dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga diperlukan usaha
yang sangat kuat khususnya kemampuan fisik dan teknik, karena
kemampuan fisik dan teknik merupakan faktor yang sangat menunjang
dalam mencapai prestasi yang maksimal. Seperti yang dijelaskan Suharno
(1990:2)
“Pada umumnya faktor-faktor yang menentukan pencapaian
prestasi maksimal adalah. Faktor endogen terdiri dari daya
ledak fisik dan mental, penguasaan teknik yang sempurna,
kondisi fisik dan kemampuan fisik, penguasaan masalah
teknik, aspek kejiwaan dan kepribadian yang baik, dan
memiliki kematangan jiwa yang mantap. Sedangakan faktor
eksogen terdiri dari pelatih, keuangan, alat, tempat, organisasi,
lingkungan, partisipasi pemerintah.”
Berdasarkan kutipan bahwa pencapaian maksimal pada prestasi
atlet yakni, meliputi 2 faktor antara lain endogen terdiri dari daya ledak
fisik dan mental, penguasaan teknik yang sempurna, kondisi fisik dan
kemampuan fisik, penguasan masalah teknik, aspek kejiwaan serta
kepribadian yang baik. Sedangkan faktor eksogen terdiri dari pelatih,
keuangan, alat, tempat, organisasi, lingkungan, dan partisipasi
pemerintah.
Olahraga Tarung Derajat merupakan salah satu cabang
olahraga prestasi, olahraga ini menuntut stamina, kekuatan, daya tahan
tubuh yang kuat dengan gerakan yang cepat. Oleh sebab itu atlet
Tarung Derajat yang akan mengikuti suatu kejuaran harus melakukan
3
latihan yang teratur dan berkesinambungan sehingga prestasi yang
diharapkan dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pengembangan olahraga Tarung Derajat
membentuk Satuan Latihan (SATLAT) yang didirikan diberbagai
tempat dari mulai tingkat Propinsi, Kota/Kabupaten, kemudian
dilingkungan ABRI maupun Sipil, Universitas, Sekolah dan lingkungan
masyarakat lainnya, SATLAT merupakan pelaksana organisasi yang
melaksanakan latihan-latihan olahraga Tarung Derajat oleh anggota
organisasi yang dalam pelaksanaan latihan dan pengembangan ilmu
dibina oleh Sang Guru Olahraga Tarung Derajat melalui ”Kawah
Derajat Bandung” Sebagai Pusat Olahraga Tarung Derajat.
Setiap SATLAT dipimpin oleh anggota dewan pelatih yang
ditunjuk oleh perguruan Pusat Olahraga Tarung Derajat. Selain pusat
perguruan, olahraga Tarung Derajat mempunyai induk organisasi yang berada
dibawah naungan KONI PUSAT sebagai salah satu top Organisasi atau
Cabang Olahraga. Organisasi ini bernama: ”Keluarga Olahraga Tarung
Derajat” disingkat dengan KODRAT.
Dalam pertandingan olahraga Tarung Derajat penguasaan teknik
dasar yang benar merupakan modal utama untuk belajar teknik
bertanding, teknik dasar tersebut harus dimiliki oleh setiap atlet baik
pemula maupun lanjutan melalui latihan-latihan intensif. Adapun teknik
yang mendominasikan dalam penguasaan teknik penyerangan, ialah teknik
tendangan dan pukulan, diantaranya teknik tendangan samping, tendangan
4
lingkar dalam dan tendangan belakang, Untuk dapat melakukan gerakan
tendangan yang keras dan akurat ada beberapa komponen kemampuan
fisik yang harus diperhatikan antara lain: mental, penguasaan teknik,
kecepatan, akurasi, keseimbangan dan kekuatan.
Seseorang yang mempunyai kekuatan, kecepatan, akurasi,
penguasaan teknik yang bagus maka akan dengan mudah melakukan
tendangan dengan benar, untuk melakukan tendangan secara baik dan benar
dibutuhkan daya ledak dan akurasi yang baik pula, dengan memiliki
kekuatan, kecepatan, akurasi serta keseimbangan maka seorang atlet dapat
mengarahkan tendangan kepada lawan sesuai dengan apa yang
diinginkannya, pemain juga dengan mudah mencari peluang-peluang ke
daerah lawan yang kosong.
Menurut Hamdani (2003:15) Pengertian serangan adalah usaha
penyerangan yang menggunakan (lengan) atau tungkai (kaki), untuk
mengenai sasaran tertentu pada tubuh lawan. Adapun serangan dapat dibagi
jenisnya berdasarkan alat yang digunakan untuk melakukan serangan lengan
atau tangan yang lazim disebut pukulan, dan serangan tungkai atau kaki
yang lazim disebut tendangan.
Penguasaan teknik dalam olahraga tarung derajat merupakan salah
satu modal untuk memenangkan suatu pertandingan atau kejuaraan. Dengan
kata lain tanpa menguasai teknik terutama teknik dasar tak mungkin
seseorang mencapai prestasi dengan baik. Berdasarkan hal di atas jelas teknik
sangat dibutuhkan dalam suatu pertandingan olahraga tarung derajat, maka
5
dari itu teknik harus dilatih agar dapat mencapai prestasi yang tinggi. Untuk
menciptakan prestasi olahraga harus memiliki komponen- komponen
kemampuan teknik dasar yang baik mendasari dalam mempelajari berbagai
teknik dalam olahraga tarung derajat, seperti power, kecpatan, kelincahan.
Hal tersebut di dapat melalui latihan yang sistematis, terencana, terus-
menerus dan meningkat. Sesuai dengan pendapat Arsil (1999 : 17)
mengatakan bahwa : Untuk meningkatkan dan menyempurnakan strategi
serta cara belajar teknik perlu mempersiapkan fisik pada umumnya. Untuk
menjadi seorang petarung yang berprestasi disamping membutuhkan faktor
kondisi fisik, teknik dan taktik juga perlu memperhatikan faktor mental,
seperti kesiapan mental petarung sebelum bertanding maupun dalam keadaan
bertanding, hal ini dapat mempengaruhi penampilan petarung secara
keseluruhan.
Berdasarkan kenyataan yang peneliti lakukan pada atlet Tarung
Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok banyak sekali kegagalan yang diduga
berupa kesalahan- kesalahan teknik yang mendasar seperti dalam melakukan
tendangan sering tidak tepatnya tendangan dari target dan tidak mempunyai
kecepatan yang bagus pada saat menendang serta lemahnya tendangan
tersebut, semua itu diduga di akibatkan tingkat kemampuan kondisi fisik
teknik yang kurang bagus.
Berdasarkan masalah yang dikemukakan, bahwasanya terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi prestasi olahraga tarung derajat, di
6
antaranya teknik dasar tendangan samping, tendangan belakang, tendangan
lingkar dalam. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk
membuktikannya secara ilmiah melalui sebuah penelitian yang menyangkut
dengan” Tinjauan KeterampilanTeknik Dasar Tendangan Pada Atlet Tarung
Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok.
G. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas ternyata cukup banyak
permasalahan –permasalahan yang berhubungan dengan Keterampila Teknik
Dasar Tendangan pada Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok,
antara lain:
2. Bagaimana pelaksanaan teknik dasar tendangan pada Atlet Tarung
Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok ?
3. Apakah tingkat kemampuan teknik dasar berperan terhadap tendangan
pada Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok ?
4. Apakah prestasi berperan terhadap teknik dasar tendangan pada Atlet
Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok ?
5. Bagaimana tingkat kemampuan teknik dasar tendangan pada Atlet
Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok ?
6. Apakah kondisi fisik berperan terhadap teknik dasar tendangan pada
Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok ?
7. Apakah penguasaan teknik berperan terhadap teknik dasar tendangan
pada Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok ?
7
H. Pembatasan Masalah
Melihat banyaknya faktor yang mempengaruhi dan karena
keterbatasan waktu, biaya, kemampuan, dan keahlian yang penulis miliki,
maka penulis membatasi pada: Tinjauan Keterampilan Teknik Dasar
Tendangan pada Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok yang
berkenaan dengan Tendangan samping, Tendangan lingkar dalam, Tendangan
belakang.
I. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan teknik dasar tendangan Samping pada
atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok
2. Bagaimana kemampuan teknik dasar tendangan Lingkar dalam
pada atlet Tarung derajat di Satlat UMMY Kab. Solok
3. Bagaimana kemampuan teknik dasar tendangan Belakang pada
atlet Tarung derajat di Satlat UMMY Kab. Solok
4. Bagaimana kemampuan pelaksanaan teknik dasar tendangan pada
atlet Tarung derajat di Satlat UMMY Kab. Solok
8
J. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan teknik dasar
tendangan Samping pada Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY
Kab. Solok
2. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan teknik dasar
tendangan Lingkar Dalam pada atlet Tarung derajat di Satlat
UMMY Kab. Solok
3. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan teknik dasar
tendangan Belakang pada atlet Tarung derajat di Satlat UMMY
Kab. Solok
4. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan kemampuan
teknik dasar tendangan pada atlet Tarung derajat di Satlat UMMY
Kab. Solok
F. Asumsi.
Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas maka dapat
diajukan asumsi dalam penelitian ini yaitu : Semakin baik pelaksanaan
kemampuan teknik dasar tendangan di Satlat UMMMY Kab.Solok yang
berkenaan dengan tendangan Samping, tendangan Lingkar dalam, tendangan
Belakang.
9
G. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan bagi peneliti untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Padang.
2. Bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti.
3. Bahan referensi bagi perpustakaan serta menambah bahan bacaan dan
wawasan mahasiswa FIK UNP yang akan menjadi guru pendidikan
jasmani.
4. Kepustakaan, sebagai bahan bacaan dalam menambah ilmu pengetahuan.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
a. Hakekat Tarung Derajat
Olahraga Tarung Derajat merupakan cabang olahraga beladiri
sebagaimana dalam buku Kawah Derajat Bandung (2003:5 ) sebagai
berikut:
“Tarung Derajat adalah suatu seni keperkasaandiri reaksi cepat
yang mempelajari dan melatih teknik, taktik, dan strategi
pergerakan, tangan kepala serta anggota tubuh lainnya secara
praktis dan efektif dalam pola dan bentuk latihan bertahan
menyerang, dengan kemampuan otot tungkai,otot,otak dan
nurani dalam rangka menguasai suatu ilmu pertahanan diri yang
mengandung 5(lima) unsur daya gerak yang khas yaitu :
Kekuatan, Kecepatan, Ketepatan, Keberanian dan Keuletan”.
Seni ilmu olahraga beladiri Tarung Derajat adalah logika dan
tindakan moral yang memanfaatkan senyawa daya gerak otot, otak serta
nurani dalam pelajaran dan pelatihan gerak anggota badan beserta
bagian-bagiannya, didalam lingkup proses penempaan fisik dan mental
secara realistis dan rasional dalam rangka menguasai dan menerapkan
lima unsur daya gerak moral, yaitu: Kekuatan, Kecepatan, Ketepatan,
Keberanian dan Keuletan. Pada sistem tendangan, hindaran, kibasan,
bantingan, kuncian, serta teknik, taktik dan strategi bertahan menyerang
lainnya yang praktis dan efektif bagi suatu pembelaan diri
(http://www.tarungderajat-aaboxer.com,diakses 19 Desember 2011).
9
11
Tarung Derajat itu adalah seni ilmu olahraga beladiri yang
memiliki ciri khas dan kemandirian tersendiri, seperti sistem pembelaan
diri reaksi cepat yang praktis dan efektif dengan gerak anggota tubuh
yang realistis dan rasional, hal itu adalah logika dan tindakan moral yang
memanfaatkan upaya pemeliharaan keselamatan dan kesehatan hidup,
seperti menghindari dan mempertahankan diri dari segala bentuk tindak
kekerasan yang merusak derajat moral kemanusiaan dan menghormati
persamaan hak serta kewajiban dalam pergaulan umum dimanapun
berada (http://id.wikipedia.org/wiki/tarungderajat,diakses 19 Desember
2011), Dalam pertandingan olahraga Tarung Derajat memiliki beberapa
aspek penilaian. Adapun bobot penilaian pada saat pertandingan yaitu:
Tabel 1. Bobot Penilaian
Objek Penilaian
Point/Bobot perkenaan
1. Pukulan kena muka 2
2. Pukulan kena badan 1
3. Pukulan goyang/ roboh 3
4. Tendangan kena muka 3
5. Tendangan kena badan 2
6. Tendangan goyang/ roboh 4
7. Keagresivfitas 1
8. Pelangaran ringan -1
9. Pelangaran berat Ditentukan wasit
Sumber: Buku Pedoman dan Panduan Pelatihan Tarung Derajat
Olahraga Tarung Derajat merupakan seni ilmu beladiri yang
merupakan suatu karya cipta seorang putra bangsa Indonesia yaitu Guru
Haji Achmad Dradjat atau yang lebih dikenal Aa Boxer. Daya cipta
Olahraga Tarung Derajat adalah merupakan reaksi dan refleksi berbagai
12
tekanan yang menyentuh pada otot, otak dan nurani seperti tindakan
kekerasan fisik, penganiayaan, perkelahian, pemerasan, penghinaan, dan
penguasaan hidup oleh manusia yang tidak bermoral, serta tidak
bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
(http:www.tarungderajat-aaboxer.com, diakses 19 Desember 2011).
Seni olahraga Tarung Derajat dideklarasikan kelahirannya
dibumi persada Indonesia tercinta di Bandung pada tanggal 18 Juli 1972
oleh penciptanya seorang putra bangsa yaitu Guru Haji Achmad Dradjat
yang memiliki nama julukan dengan Aa Boxer. Olahraga ini dilahirkan
sebagai suatu seni ilmu beladiri yang berdiri sendiri secara mandiri
dengan memiliki aliran dan wadah tersendiri, tidak beralifasi kepada
aliran lain dan organisasi beladiri lainnya,baik yang telah ada di
Indonesia maupun yang berada diluar negara Indonesia.
Olahraga Tarung Derajat tidak mengadopsi dan bukan gabungan
dari beladiri-beladiri lainnya. Dan tidak juga muncul dengan sendirinya
akan tetapi memiliki asal usul riwayat dan sumber hidup pribadi yang
bersumber kepada kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa
sebagai satu-satunya unsur pokok yang sangat berpengaruh dalam
membentuk “Jati diri manusia serta jati diri sesuatu lainnya sesuai
dengan kehendaknya” (Kawah Derajat Bandung 2003:5)
Sejalan dan seiring dengan nilai-nilai riwayat perjalanan dan
perjuangan hidup yang dilakukan oleh Sang Guru Achmad Dradjat dalam
menciptakan dan melahirkan ilmu beladiri secara alami, mandiri, dan
13
tersendiri serta kejadian-kejadian hidup yang terjadi selalu dinikmati
secara totalitas berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
tindakan –tindakan rasional dan realistis. Dari hasil hidup perjuangan
PRIBADI seperti itu, mencuat sebuah nama untuk diterapkan pada seni
ilmu olahraga beladiri karya ciptanya, yaitu: “TARUNG DERAJAT”
(Tarung, Bertarung adalah berjuang dan Derajat adalah Harkat Martabat
kemanusiaan) (http://id.wikipedia.org/wiki/tarungderajat diakses 21
Desember 2011).
Pada usia balita Achmad Dradjat pindah ke Bandung mengikuti
perjalanan dinas orang tuanya,tinggal dikawasan Tegallega suatu daerah
yang keras dan berpenduduk sangat heterogen dengan segala prilaku
hidupnya yang sangat dinamis. Situasi dan kondisi seperti itu sangat
ditunjang dengan keberadaan sebuah lapangan yang sangat luas yang
beraktivitas hampir 24 jam,berbagai macam bentuk kegiatan hidup terjadi
dilapangan tersebut, seperti: berbagai kegiatan olahraga, perkelahian
massal antar kelompok remaja, pemerasan, perampokan, perjudian,
pelacuran yang berbau kriminalitas dan kemaksiatan serta dalam waktu –
waktu tertentu bisa dan biasa juga dipakai untuk kegiatan
kemasyarakatan lainnya oleh seluruh kalangan masyarakat Bandung
khususnya dan apabila suatu tindak kekerasan terjadi tidak jarang
masyarakat setempat yang berprilaku hidup baik-baik kerap menjadi
korban tindak kekerasan, kejadian tindak kekerasan tersebut tidak
14
terkecuali sering juga dialami oleh sosok remaja Achmad Dradjat.
(http://id.wikipedia.org/wiki/tarungderajat,diakses 21 Desember 2011).
Semenjak peristiwa itu ia mulai mengasah kemampuannya
sehingga menciptakan teknik beladiri yaitu mengemas lima unsur
gerakan beladiri, yaitu: memukul, menendang, menangkis, membanting,
dan mengelak. Setiap hari kelima unsur ini dipelajari sehingga
bermanfaat dalam pembelaan diri. Berkat kemampuan yang dimilikinya
maka banyak para kerabatnya yang ingin belajar beladiri dengannya
karena kemampuan beladiri yang bertenaga, kuat, cepat, tepat, berani dan
ulet, sehingga dia sering menyebutnya keberasilan pergerakan Tarung
Derajat sebagai dasar fisiologi gerak tubuh ditentukan oleh lima kunci
kemampuan disamping itu mensinergiskan unsur fisiologis, pedagogis,
cultural, kesehatan olahraga, sosiologis, dan menerapkan ilmiah
olahraga.
Gelar “Sang Guru” menjadi sebuah panggilan kehormatan dan
penghargaan sekaligus saripati jati dirinya dari apa yang diperjuangkan
dalam menciptakan olahraga seni pembelaan diri Tarung Derajat bagi
murid-murid dan perguruan pusat Tarung Derajat. Tarung Derajat
berkembang dan menyebar dengan pesat di Indonesia
(http:id.wikipedia.org/wiki/Tarung Derajat, diakses 23 Desember 2011).
Satuan Latihan (SATLAT) Adalah pelaksana organisasi yang
melaksanakan latihan Olahraga Tarung Derajat oleh anggota organisasi
15
yang dalam pelaksanaan latihan dan pengembangan ilmu dibina oleh sang
Guru Olahrag Tarung Derajat melalui “ Kawah Derajat Bandung” sebagai
pusat olahraga tarung derajat. Dalam olahraga Tarung Derajat tingkat
kurata( kuat, berani dan tangkas) tertinggi adalah kurata VII. Kenaikan
tingkat kurata dapat dilakukan setiap 30 jam latihan. Jadi anggota kurata I
dapat mengikuti ujian kenaikan tingkat kurata II setelah melalui 30 jam
latihan dan harus menguasai teknik-teknik/ jurus berdasarkan
tingkatanya,begitu juga untuk tingkat kurata II naik menjadi kurata III dan
kurata IV. Lain halnya untuk kurata V,VI,VII dan Zat (isi atau kosong),
disini tidak lagi menghitung berdasarkan jam latihan akan tetapi banyak
hal yang harus dimiliki selain penguasaan teknik gerak/jurus serta juga
harus memiliki kemampuan fisik/psikis yang matang serta tekun, mau
mengabdi serta dapat di kaderkan untuk menjadi seorang yang dipercaya
sehingga juga mampu mengembangkan teknik yang ada.
1. Teknik dasar Tarung derajat
Teknik adalah cara menendang, memukul, menangkis, dan
merubah posisi lawan pada saat proses suatu kegiatan penyerangan yang
bertujuan untuk menampilkan gerakan untuk mencari kemenangan secara
sportif, suatu kondisi fisik khusus dan umum sangat mendukung pada saat
melakukan gerakan menendang dan memukul menurut kaidah tarung
derajat, dimana pada saat memukul dan menendang untuk mencapai
keterampilan yang baik sehingga gerakan yang dilakukan mempunyai
power yang baik.
16
Tarung derajat itu pada dasarnya pembelaan diri dari Indonesia
untuk menghindarkan diri dari segala malapetaka. Istilah Tarung derajat
mempunyai arti khusus, Tarung atau bertarung adalah berjuang yang
terkait pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan
pertunjukan. Derajat mempunyai artian yaitu sebagai harkat dan martabat
manusia yang bersumber pada nurani, kerohanian. Defenisi Tarung derajat
selengkapnya yang disusun oleh PB KODRAT bersama alnedral pada
tahun 2003 adalah sebagai berikut: Olahraga Tarung derajat tidak
mengadopsi dan bukan gabungan dari beladiri- beladiri lainnya. Dan tidak
juga muncul dengan sendirinya akan tetapi memiliki asal usul riwayat dan
sumber hidup pribadi yang bersumber kepada kebesaran dan keagungan
Tuhan Yang Maha Esa sebagai satu - satunya unsur pokok yang sangat
berpengaruh dalam membentuk: Jati diri manusia serta jati diri sesuatu
lainnya sesuai dengan kehendaknya”.
Depdikbud (1990 ; 35) menjelaskan “keterampilan adalah
kecakapan untuk menyelesaikan tugas”. Sedangkan Lutan (1988 : 95)
mengartikan “Terampil di artikan sebagai tingkatan kemahiran seseorang
dalam melaksanakan suatu tugas”. Kemudian Husen (1985) memandang
‘’Tidak membedakan keterampilan dengan kecakapan pada tingkat
keberhasilan dalam mencapai tujuan dengan cara efektif dan efisien.
Sesuai dengan hal di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
adalah kecakapan dalam menjalankan suatu tugas untuk mencapai tujuan
17
dan efektif dan efisien yang memerlukan aktifitas gerak dan dipelajari agar
mendapat bentuk yang benar. Di dalam dunia pendidikan olahraga gerak
manusia perlu dibentuk melalui latihan-latihan yang berguna untuk
mencapai sasaran dan tujuan dari pembinaan olahraga Tarung derajat
tersebut. Disamping itu untuk menguasai keterampilan Tarung derajat
yang baik harus memilki penguasaan yang penuh dari teknik gerakan
Tarung derajat yang singkat dan tepat. Petarung yang mahir dapat
melakukan teknik serangan yang keras dan terarah secara berulang- ulang
kesuatu sasaran dalam posisi tubuh baik dalam keadaan mengelak atau
sedang mendrop, berbeda dengan gerakan pemula yang pada umumnya
ditandai dengan gerakan yang lambat, kaku, ragu- ragu, selain dari kualitas
gerakan perbedaan yang terampil dengan yang tidak terampil dapat
dibedakan atas dasar hasil kerja keterampilan memang harus dengan teknik
yang bagus.
Teknik yang bagus harus di dukung oleh kemampuan kondisi
yang bagus, kondisi yang baik meliputi komponen- komponen kekuatan,
kecepatan, daya tahan, kelenturan, keseimbangan, kelincahan, stamina,
maka dari itu agar dapat menjadi seorang petarung yang berhasil. Dalam
mempelajari gerakan- gerakan teknik ataupun keterampilan lainnya perlu
di latih dan di kembangkan otot- otot yang sesuai dengan olahraga itu
sendiri.
Dalam olahraga tarung derajat banyak sekali macam- macam
teknik yang harus dikuasai oleh seorang petarung, diantaranya adalah:
18
teknik kibasan, bantingan, hindaran, kuncian, pukulan, tendangan, serta
teknik, taktik dan strategi bertahan menyerang lainnya yang praktis dan
efektif bagi suatu pembelaan diri. Keseluruhan proses itu membentuk
tarung derajat menjadi seni ilmu olahraga yang memiliki ciri khas dan
kemandirian tersendiri yang realistis dan rasional, yaitu sistem pertahanan
dan ketahanan diri reaksi cepat dengan gerakan praktis dan efektif.
Keutuhan dari pada teknik, taktik dan strategi pembelaan diri karya cipta
Achmad Dradjat ini mengkristal sebagai suatu” Seni keperkasaan Moral
dan Mental manusia yang berhakekat manusia.” Tarung derajat
memanfaatkan senyawa daya gerak yaitu: Otot (alat untuk menggerakan
anggota tubuh dan bagian- bagiannya), Otak ( alat untuk berfikir), serta
Nurani (alat untuk berperasaan), yang digunakan terutama pada upaya
pemeliharaan keselamatan dan kesehatan hidup, seperti menghindari
tindak kekerasan yang tidak bermoral.
Dalam pertandingan olahraga Tarung derajat penguasaan teknik
dasar yang benar merupakan modal utama untuk belajar teknik bertanding,
teknik dasar tersebut harus dimiliki oleh setiap atlet baik pemula maupun
lanjutan melalui latihan- latihan secara intensif. Adapun teknik yang
mendominasikan dalam penguasaan teknik penyerangan, ialah teknik
tendangan dan pukulan. Teknik pukulan atau tangan kesemua pukulan
yang dipelajari di dalam olahraga tarung derajat boleh dipergunakan
(kecuali pukulan lurus) diantaranya pukulan cepat, pukulan double cepat,
pukulan lingkar dalam dan pukulan sentak atas, teknik tangan lain yang di
19
perkenankan adalah teknik drop tangan. Kemudian teknik kaki atau
tendangan dalam olahraga tarung derajat mempunyai dua fungsi, yaitu
tendangan dan drop ( menahan serangan lawan). Tendangan yang di
perbolehkan dalam olahraga tarung derajat yaitu, tendangan samping,
tendangan lingkar dalam, tendangan belakang, tendangan kait depan,
tendangan kait belakang, dan tendangan lingkar belakang, keseluruhan
tendangan itu bisa digunakan dengan teknik loncatan. Jadi dari sekian
banyak macam teknik tendangan dalam olahraga tarung derajat,
tendangan samping, tendangan lingkar dalam, tendangan belakang adalah
tendangan yang sering dipergunakan atau dilakukan oleh para petarung
dalam suatu pertandingan atau kejuaraan. Karena ketiga tendangan
tersebut sangat efektif dan susah untuk membaca pergerakannya, karena
arah serangannya kebagian depan arah lawan, seperti perut, dada, leher dan
kepala bagian muka. Bagian yang dilarang di serang adalah sekitar
selangkangan, belakang kepala dan belakang badan, pengenaan sasaran
diluar ketentuan di atas akan mendapat pengurangan nilai bahkan
dikeluarkan dari arena pertarungan dan dinyatakan kalah.
b. Hakekat Teknik dasar Tendangan
Tendangan merupakan salah satu bentuk serangan pada
pertandingan olahraga Tarung Derajat dengan menggunakan kaki yang
dilaksanakan dengan cepat, tepat dan kuat serta menghasilkan point nilai.
20
Teknik tendangan di gunakan dalam dua fungsi yaitu tendangan
dan drop ( menahan serangan lawan) Tendangan dalam olahraga tarung
derajat itu sendiri dapat dibedakan dari segi bentuk dan cara
pelaksanaanya, diantaranya tendangan lurus, tendangan lingkar dalam,
tendangan lingkar belakang, tendangan kait depan, tendangan kait
belakang, tendangan samping, tendangan belakang, tendangan lingkar
belakang.
Dari sekian banyak macam tendangan-tendangan dalam
olahraga tarung derajat, tendangan samping, tendangan lingkar dalam dan
tendangan belakang adalah tendangan yang sering dilakukan atau
dipergunakan oleh para petarung dalam suatu pertandingan atau kejuaraan.
Karena ketiga tendangan tersebut sangat efektif dan susah untuk membaca
pergerakannya, karena arah serangannya kebagian depan arah lawan,
seperti perut, dada, leher dan kepala bagian muka, bagian yang di larang
diserang adalah sekitar selangkangan, belakang kepala dan belakang
badan, pengenaan sasaran di luar ketentuan di atas akan mendapat
pengurangan nilai bahkan di keluarkan dari arena pertarungan dan
dinyatakan kalah. Tendangan merupakan serangan yang mempunyai nilai
lebih tinggi dibanding serangan pukulan, sebagaimana yang dikemukakan
oleh sang Guru Olahraga Tarung Derajat serangan dengan pukulan
memperoleh nilai 1 (satu) sedangkan serangan tendangan memperoleh
nilai 2 (dua). Disamping itu tendangan juga merupakan salah satu serangan
yang biasa merobohkan/ menjatuhkan lawan, dapat membuat lawan tidak
21
dapat melanjutkan pertandingan. Hal ini dapat terjadi apabila dilakukan
dengan baik, benar dan masuk pada sasaran tanpa terhalang.
Suharno (1993:2) menjelaskan: “ teknik ialah proses gerak yang
efektif dan rasional untuk menyelasaikan suatu tugas sebaik- baiknya
dalam pertandingan. Pendapat ini mengemukakan proses gerak sebagai
pondasi dengan tuntutan kondisi gerak sederhana dengan mudah. Lebih
lanjutnya Suharno (1993: 20) menjelaskan “ syarat- syarat teknik yang
baik itu adalah: a) memenuhi anatomi dan fisiologis, b) memenuhi hukum-
hukum gerak, c) memenuhi peraturan pertandingan, d) sesuai dengan
perkembangan iptek,e) dapat menimbulkan kepuasaan biologis. Pendapat
ini mengemukakan dengan kondisi fisik yang bagus dapat membantu
meningkatkan kualitas teknik yang dimiliki. Untuk memantapkan dan
menstabilkan suatu teknik diperlukan latihan yang berulang- ulang dari
teknik tersebut (Syafruddin,1993: 25)
DEPDIKNAS dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009)
mengemukan “teknik artinya metode atau cara untuk melakukan sesuatu”.
Sedangkan menurut Weineck dalam Syafruddin (2005:125)
mengungkapkan “teknik sebagai cara yang dikembangkan dalam praktek
untuk memecahkan suatu tugas gerakan tertentu secara efektif dan
seefisien mungkin”. Jadi dari pendapat para ahli dapat dikemukakan
bahwa teknik berarti tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu
tugas atau suatu bentuk gerakan. Teknik juga merupakan suatu cara untuk
melakukan atau melaksanakan suatu aktivitas gerakan guna mencapai
22
tujuan tertentu secara efektif dan efisien, dengan adanya teknik dapat
memberikan kemudahan bagi tubuh untuk menyelesaikan suatu tugas
motorik dalam waktu tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Dalam tendangan teknik diartikan sebagai cara menendang dengan efektif
dan efisien sesuai dengan aturan yang berlaku dalam mencapai suatu hasil
yang optimal. Keseluruhan komponen- komponen keterampilan teknik
dasar tendangan perlu diajarkan dan ditingkatkan kemampuannya sehingga
kematangan teknik dapat dijalankan dengan baik.
Untuk dapat bertarung dengan baik dan benar, ia harus memiliki
seluruh keterampilan teknik dasar tendangan dengan baik. Teknik meliputi
elemen- elemen yang menyatu dalam gerakan yang tepat dan efisien,
teknik dapat dilihat sebagai cara latihan fisik yang spesifik,agar hasil
terbaik atlet dapat bertarung diharuskan memiliki teknik yang sempurna
yaitu penampilan yang efisien dan rasional. Dalam belajar, makin
sempurna teknik makin berkurang pengerahan tenaga untuk mencapai
hasil tertentu sehingga tingkat kesalahan dalam bertarung dapat dihindari.
Dalam melakukan teknik tendangan seorang petarung harus
memiliki kondisi fisik yang bagus,bila seorang petarung melakukan
tendangan dalam artian menyalurkan tenaga kita dengan tendangan ke arah
tubuh (bagian badan) lawan dengan proses mengangkat salah satu kaki di
awali dengan sikap siaga tarung, paha terangkat dilanjutkan dengan
tendangan sesuai dengan bentuk lintasan yang dikehendaki pada waktu
23
bersamaan salah satu kaki menjadi tumpuan sehingga memerlukan
keseimbangan tubuh yang baik.
Tendangan dan pukulan yang dilakukan pada pertandingan tanpa
menggunakan daya ledak dan tidak masuk pada sasaran pada saat
bertanding tidak ada nilainya, sasaran yang ada nilainya adalah bagian
kepala, leher, perut, rusuk bagian kanan dan bagian kiri. Tendangan dapat
dikatakan bagus yaitu sesuai dengan teknik yang ada dalam tendangan
yakni mempunyai tenaga, arah sesuai dengan sasaran yang hendak dituju
(badan lawan). Teknik tendangan menjadi sangat penting karena
kekuatannya jauh lebih besar daripada tangan, walaupun teknik tendangan
secara umum sulit dilakukan ketimbang teknik tangan, namun dengan
latihan-latihan yang benar, baik dan terarah, teknik tendangan akan
menjadi senjata yang dahsyat untuk melumpuhkan lawan. Teknik dalam
olahraga tarung derajat terdiri dari beberapa bagian- bagian garakan, yaitu
sikap awal atau sikap siaga, cara melakukan tendangan itu sendiri atau
yang disebut fase pelaksanaanya, dan selanjutnya kembali kesiaga tarung
atau yang disebut fase akhir. Untuk lebih jelasnya mengenai bagian –
bagian dari gerakan teknik tendangan, maka dapat diuraikan teknik
bertarung ( sikap siaga, cara melakukan tendangan itu sendiri, dan kembali
kesiaga tarung) sebagai berikut:
24
a. Sikap siaga tarung
Menurut (Dradjat, 2011) menerangkan bahwa sikap siaga tarung
adalah posisi tangan yang satu di samping rahang dan satu lagi di samping
rusuk dengan membentuk kepalan kemudian posisi badan serong kearah
kiri pandangan lurus kedepan dan posisi kaki satu lurus dibelakang dan
satu lagi di tekuk kedepan dan jaraknya selebar bahu.
b. fase pelaksanaan
Menurut (Dradjat,2011) setelah melakukan siaga tarung kemudian
angkat kaki belakang dengan membentuk siku- siku kearah depan serangan
dan kaki tumpuan lurus, kemudian kaki yang di angkat tadi lecutkan
kearah depan sasaran yang mana posisi tangan di kepal untuk melindungi
badan dan rahang jika ada serangan balik, dengan posisi badan
menyamping.
c. fase akhir
Menurut (Dradjat,2011) setelah melakukan tendangan, lalu kaki
yang dilecutkan tadi ditarik dengan cepat dan kembali ke siaga tarung.
Yang mana posisi tangan tetap di kepal dengan arah pandangan tetap
kedepan,yang mana posisi badan tetap seimbang dengan arah
menyamping.
25
1. Tendangan Samping
Gambar 1 : Tendangan Samping
Sumber : www.Tarung Derajat.com
Tendangan samping merupakan tendangan yang
pelaksanaanya dilakukan dengan arah menyamping dengan
mengangkat tungkai kaki dan menurunkan posisi badan dan kepala
menyerupai huruf T dengan sasaran dari atas sabuk hingga sampai
ke kepala. Sedangakan menurut Lubis (2004:28) tendangan samping
adalah “ Serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai,
lintasanya lurus kedepan dan kenaannya pada tumit, telapak kaki dan
sisi luar telapak kaki,posisi lurus biasanya digunakan untuk posisi
serangan samping dengan sasaran seluruh bagian tubuh.
Sesuai uraian diatas bahwa tendangan samping dilakukan
sebelah kaki sebagian tumpuan untuk menahan berat badan dalam
melakukan tendangan. Maka tanggapan sementara pada saat
melakukan tendangan samping tersebut dibutuhkan power otot
tungkai agar tercipta tendangan samping yang efektif dan akurat,
26
sehingga petarung mempunyai keyakinan dan kepercayaan diri
bahwa seranganya akan masuk kesasaran dan akan mendapatkan
nilai. Adapun nilai yang didapatkan oleh atlet setelah melakukan
tendangan samping adalah: point 4 pada tendangan roboh dan point
3 pada perkenaan yang telak. Tendangan lebih dominan dilakukan
karena kaki lebih panjang dan kuat sehingga memudahkan untuk
menggumpulkan nilai. Menurut (Dradjat,2011) tendangan samping
adalah tendangan yang berawal dari siaga tarung yang mana satu
kaki di depan dan satu lagi di belakang, pada saat melakukan
tendangan samping arah lintasannya lurus ke depan yang mana
perkenaannya pada tumit dengan cara melecutkan atau
menyentakkan ke arah sasaran keseluruh bagian tubuh kecuali
bawah sabuk atau selangkangan dan kembali ke siaga tarung,
tendangan ini dapat dilakukan dengan kaki yang bergantian.
Jadi menurut berapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan
tendangan samping merupakan serangan yang dilakukan oleh kaki
dengan arah menyamping yang menyerupai huruf T dengan arah
serangan dari atas sabuk hingga kepala,dengan lintasan lurus
kedepan dengan perkenaan pada tumit kaki.
Untuk mencapai tendangan samping yang akurat, kuat, serta
mempunyai kecepatan yang bagus tidak terlepas dari kondisi fisik
yang baik pula, seperti mempunyai kecepatan reaksi yang bagus dan
daya ledak otot yang bagus, mental juga sangat mempengaruhi
27
penampilan atlet saat bertanding,atlet yang mempunyai mental yang
bagus akan bisa memanfaatkan teknik-teknik tendangan pada saat
pertandingan, sewaktu melakukan tendangan samping atlet tidak
ragu dan mempunyai keberanian menghadapi lawan,serta tidak
terpengaruh oleh sorak sorai para penonton, Selain itu taktik yang
dipergunakan atlet saat bertanding juga sangat menentukan untuk itu
pelatih juga dituntut untuk mempersiapkan taktik dalam
pertandingan,taktik yang bagus serta tepat dalam penerapannya akan
sangat menentukan hasil dari pertandingan,terlepas dari peran pelatih
didalam memberi masukan tinggal bagaimana seorang atlet
mengaplikasikan didalam sebuah pertandingan. Jadi kondisi fisik
yang bagus mempunyai kecepatan reaksi dan daya ledak otot tungkai
yang bagus serta teknik yang mumpuni, mempunyai mental yang
bagus serta taktik yang tepat akan memberikan keyakinan dan
kepercayaan diri kepada atlet dalam suatu iven kejuaraan.
28
2. Tendangan Lingkar Dalam
Gambar 2 : Tendangan Lingkar Dalam
Sumber : www.Tarung Derajat.com
Dalam beladiri Tarung Derajat ada beberapa teknik yang
harus di kuasai oleh atlet di antaranya teknik pukulan, teknik
tangkisan, teknik tendangan. Teknik tendangan sangat penting
karena kekuatannya yang jauh lebih besar dari pada tangan,
walaupun teknik tendangan secara umum sukar untuk dilakukan
ketimbang teknik tangan atau pukulan. Namun dengan latihan yang
benar,baik dan terarah, teknik tendangan akan menjadi senjata yang
dahsyat untuk melumpuhkan lawan.
Adapun teknik tendangan yang harus di kuasai dalam Tarung
Derajat adalah, tendangan samping, tendangan lingkar dalam,
tendangan belakang, tendangan kait belakang, tendangan kait depan.
Teknik tendangan lingkar dalam (melingkar) sangat dominan sekali
29
digunakan oleh atlet pada saat latihan dan bertanding karena teknik
ini mudah digabungkan dengan teknik tendangan lainnya dan saat
bertanding lebih mudah mendapatkan point jika tepat pada
sasaranya, sasaran dalam melakukan tendangan ini adalah kepala dan
rusuk.
Menurut (Dradjat, 2011) tendangan lingkar dalam adalah
tendangan yang berawal dari siaga tarung yang mana satu kaki di
depan dan satu lagi di belakang, pada saat melakukan tendangan
lingkar dalam angkat paha sambil menutar pinggul yang mana
perkenaanya pada punggung kaki dengan cara melecutkan atau
menyentakkan ke arah sasaran keseluruh tubuh terutama pada kepala
dan rusuk, tendangan ini dapat dilakukan dengan kaki yang
bergantian.
Jadi dalam melepaskan tendangan lingkar dalam (melingkar)
atlet tersebut harus mampu menguasai dan terampil dalam
menempatkan teknik ini kesasaran yang diinginkan. Atlet yang
memiliki kelentukan pinggang yang baik akan dapat mengeluarkan
power yang bagus dalam melaksanakan tendangan lingkar dalam
(melingkar) karena pusat tenaga tendangan lingkar dalam
(melingkar) berasal dari putaran pinggang, sehingga secara otomatis
atlet yang memiliki kelentukan pinggang yang baik akan dapat
dengan mudah memutar pinggangnya pada saat melaksanakan
tendangan lingkar dalam (melingkar).
30
Untuk mampu menguasai keterampilan teknik tendangan
lingkar dalam (melingkar) diperlukan sekali atlet menjalankan
latihan dengan serius dan disiplin, kondisi fisik serta ditunjang
dengan program latihan yang dapat meningkatkan otot-otot tungkai
sehingga teknik tendangan yang kuat cepat dapat dicapai dengan
maksimal. Menurut Lubis (2004: 14) tendangan melingkar adalah
tendangan yang lintasanya setengah lingkaran kedalam dengan
sasaran seluruh bahagian tubuh dengan menggunakan punggung
kaki. Tendangan melingkar dalam pencak silat sama pelaksanaanya
dengan teknik tendangan melingkar dalam tarung derajat, tetapi
didalam beladiri tarung derajat tendangan melingkar dinamakan
dengan tendangan lingkar dalam.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa tendangan lingkar dalam (melingkar) adalah tendangan yang
menggunakan punggung kaki dan salah satu kaki menjadi tumpuan
dengan serangan keseluruh tubuh terutama pada bagian kepala dan
rusuk. Seseorang yang kemampuan tendanganya baik menandakan
keterampilannya juga baik dan ini menandakan teknik tendangan
lingkar dalam (melingkar) yang ia pelajari dapat dipahaminya,
sehingga pola gerakan tidak kaku dan teknik gerakan yang ia
lakukan dan lepaskan mudah terlaksana.
31
3. Tendangan Belakang
Gambar 3 : Tendangan Belakang
Sumber : www.Tarung Derajat.com
Dalam beladiri Tarung Derajat ada beberapa teknik yang
harus di kuasai oleh atlet di antaranya teknik pukulan, teknik
tangkisan, teknik tendangan. Teknik tendangan sangat penting
karena kekuatannya yang jauh lebih besar dari pada tangan,
walaupun teknik tendangan secara umum sukar untuk dilakukan
ketimbang teknik tangan atau pukulan. Namun dengan latihan
yang benar,baik dan terarah, teknik tendangan akan menjadi senjata
yang dahsyat untuk melumpuhkan lawan.
Adapun teknik tendangan yang harus di kuasai dalam Tarung
Derajat adalah, tendangan samping, tendangan lingkar dalam,
tendangan belakang, tendangan kait belakang, tendangan kait depan.
Teknik tendangan belakang sangat dominan sekali digunakan oleh
atlet pada saat latihan dan bertanding karena teknik ini mudah
digabungkan dengan teknik pukulan, gerakan tendangan belakang
32
selain bertujuan untuk menyerang ke daerah pertahanan lawan untuk
mencari point dan juga dapat bertujuan menjatuhkan lawan apabila
dapat dilakukan dengan baik di ikuti dengan power (daya ledak)
yang kuat jika tepat pada sasaranya, sasaran dalam melakukan
tendangan belakang ini adalah seluruh bagian tubuh kecuali di
bawah sabuk tidak diperbolehkan.
Jadi dalam melepaskan tendangan belakang atlet harus
mampu menguasai dan terampil dalam menempatkan teknik ini
kesasaran yang diinginkan. Atlet yang memiliki kelentukan
pinggang yang baik akan dapat mengeluarkan power yang bagus
dalam melaksanakan tendangan belakang karena pusat tenaga
tendangan belakang berasal dari putaran pinggang, sehingga secara
otomatis atlet yang memiliki kelentukan pinggang yang baik akan
dapat dengan mudah memutar pinggangnya pada saat melaksanakan
tendangan belakang, sebaliknya atlet yang memiliki kelentukan
pinggang yang kurang bagus maka akan cukup sulit untuk memutar
pinggangnya pada saat melaksanakan tendangan belakang sehingga
power yang dikeluarkan lemah.
Untuk mampu menguasai keterampilan teknik tendangan
belakang diperlukan sekali atlet mejalankan latihan dengan serius
dan disiplin, kondisi fisik serta ditunjang dengan program latihan
yang dapat meningkatkan otot-otot tungkai sehingga teknik
tendangan yang kuat dan cepat dapat dicapai dengan maksimal.
33
Menurut (Dradjat,2011) tendangan belakang adalah tendangan
yang berawal dari siaga tarung yang mana satu kaki di depan
dan satu lagi di belakang, pada saat melakukan tendangan
belakang putar pinggang sambil mengangkat paha yang akan
melakukan tendangan belakang yang mana perkenaanya pada tumit
dengan cara melecutkan atau menyentakkan ke arah depan
dengan sasaran keseluruh bagian tubuh kecuali bawah sabuk atau
selangkangan dan kembali ke siaga tarung, tendangan ini dapat
dilakukan dengan kaki yang bergantian.
Seseorang yang mempunyai kemampuan tendangan yang
baik menandakan keterampilanya juga baik dan ini menandakan
teknik tendangan belakang yang ia pelajari dapat dipahaminya,
sehingga pola gerakan tidak kaku dan teknik gerakan yang ia
lakukan dan lepaskan mudah terlaksana.
B. Kerangka Konseptual
Usaha untuk meningkatkan kemampuan petarung akan
berhasil apabila setiap petarung menguasai teknik dasar dalam
olahraga tarung derajat terlebih dahulu, berdasarkan pembatasan
masalah dan kajian teori maka dapat di jelaskan secara konseptual
mengenai variable dan kedudukan dalam penelitian. Dimana variable
34
tersebut terdiri dari teknik dasar tendangan dalam tarung derajat,
untuk lebih jelasnya maka dapat di lihat pada diagram di bawah ini
Gambar 4. Kerangka Konseptual
Berdasarkan hal di atas jelas teknik dasar sangat dibutuhkan
dalam suatu olahraga tarung derajat, maka dari itu harus di latih agar
dapat mencapai prestasi tinggi. Salah satu faktor penting dalam
olahraga tarung derajat yang di butuhkan dan akan tetap di butuhkan
serta diperlukan sepanjang masa adalah teknik dasar olahraga bela diri
tarung derajat. Tanpa mengetahui dan memahami teknik dasar
olahraga bela diri tarung derajat, belum tentu, taktik dan sistem
pertarungan tidak akan bisa berjalan dengan baik. Penguasaan teknik
dalam olahraga tarung derajat merupakan salah satu modal untuk
memenangkan suatu pertandingan atau kejuaraan. Dengan kata lain
Tendangan Lingkar
Dalam
Tendangan
Samping Teknik Dasar Tendangan Tendangan Belakang
35
tanpa menguasai teknik terutama teknik dasar tak mungkin seseorang
mencapai prestasi yang baik.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah tingkat penguasaan teknik dasar tendangan samping pada
Atlet tarung derajat di Satlat UMMY Kab. Solok.
2. Bagaimanakah tingkat penguasaan teknik dasar tendangan lingkar dalam
pada Atlet tarung derajat di Satlat UMMY Kab. Solok.
3. Bagaimanakah tingkat penguasaan teknik dasar tendangan belakang pada
Atlet tarung derajat di Satlat UMMY Kab. Solok.
4. Bagaimanakah tingkat keseluruhan penguasaan teknik dasar tendangan
(samping, tendangan dalam, dan tendangan belakang) pada Atlet tarung
derajat di Satlat UMMY Kab. Solok.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yaitu jenis
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau
menginterfikasi data sebagaimana mestinya, seperti yang dikemukakan
oleh Suharsimi (1990: 310) bahwa : ”Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang tidak bermaksud untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi
hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala, atau
keadaan saat ini dan melihat kaitan antara variabel- variabel yang ada”.
2. Tempat dan Waktu penelitian
a. Tempat penelitian ini dilakukan di Satuan Latihan (Satlat) UMMY
(Universitas Mahaputra Muhammad Yamin).
b. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2012.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,
2002:108). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anggota Tarung
Derajat yang ada di satlat UMMY yang berjumlah 28 orang atlet. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada table berikut:
36
37
Tabel 2.
Tabel Populasi Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY
Populasi Jenis kelamin Jumlah
Putra Putri
Kurata 2 9 orang 2 orang 11 orang
Kurata 3 6 orang 4 orang 10 orang
Kurata 4 5 orang 2 orang 7 orang
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto 2002: 109). Berdasarkan populasi diatas maka peneliti
menetapkan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Penentuan sampel secara purposive dilandasi tujuan
atau pertimbangan- pertimbangan tertentu terlebih dahulu, dengan
demikian pengambilan sampel ditentukan pada maksud yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pertimbangan peneliti adalah berkaitan dengan
kemudahan dari segi waktu, tenaga dan biaya selama observasi. Maka
sampel dalam penelitian ini ditetapakan hanya pada atlet putra saja
sebanyak 20 orang.
C. Definisi operasional
1. Teknik
Suharno (1993:2) menjelaskan “Teknik ialah proses gerak yang
efektif dan rasional untuk menyelesaikan suatu tugas sebaik-
baiknya dalam pertandingan.
2. Tarung Derajat adalah suatu seni keperkasaandiri reaksi cepat yang
mempelajari dan melatih teknik, taktik, dan strategi pergerakan,
tangan kepala serta anggota tubuh lainnya secara praktis dan efektif
38
dalam pola dan bentuk latihan bertahan menyerang, dengan
kemampuan otot tungkai,otot,otak dan nurani dalam rangka
menguasai suatu ilmu pertahanan diri yang mengandung 5(lima)
unsur daya gerak yang khas yaitu : Kekuatan, Kecepatan,
Ketepatan, Keberanian dan Keuletan.
3. Kurata, dalam tarung derajat ada istilahnya kurata yaitu kuat, berani
dan tangkas.
D. Jenis dan Sumber data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang di peroleh peneliti
secara langsung pada saat melakukan tes tentang kemampuan teknik
dasar tendangan pada atlet tarung derajat di satlat UMMY Kab. Solok.
Sedangkan data sekunder adalah data yang di peroleh dari dokumen-
dokumen yang diberikan oleh pelatih dan pengurus di satlat UMMY Kab.
Solok seperti: biodata atlet dan lain- lainnya.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari administrasi
pengurus tarung derajat satlat UMMY Kab. Solok.
39
E. Teknik Pengumpulan Data
Kemampuan teknik dasar tendangan diukur dengan point, agar
pelaksanaan pengumpulan data secara teratur, sistematis dan tertib, maka
perlu adanya langkah-langkah yang harus dipersiapkan dengan jelas yakni:
1. Menyiapkan alat-alat instrumen secara lengkap sesuai dengan yang
diperlukan (dibutuhkan).
2. Menyiapkan atlet atau sampel yang akan melakukan tes.
3. Memberikan penjelasan dan mendemonstrasikan tentang instrumen.
4. Menyiapkan blangko dan alat tulis yang diperlukan dalam pengumpulan
data.
5. Menetapkan operator/pelaksana pengumpul data dan bekerja sesuai
dengan masing-masing tugas yang telah diberikan penjelasan dan arahan.
F. Instrument Penelitian
a. Tujuan Tes
Untuk mengetahui penampilan keterampilan dasar tendangan
atlet Tarung Derajat (untuk teknik tendangan lingkar dalam,
samping, dan belakang)
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah sabuk/ tali, meteran/samzak
dan tiang setinggi 2 meter (2 buah)/ diganti orang untuk memegang
target.
40
c. Petugas,
Tiga orang judgement dari pelatih satlat UMMY Kab. Solok
yakninya Akang Yeffi Ardi, Akang Raddi, Akang Firhartain masing-
masingnya memiliki lisensi kepelatihan beladiri tarung derajat
dibawah naungan PB KODRAT (Pengurus besar keluarga olahraga
tarung derajat). Petugas yang bekerja adalah pengukur ketinggian,
pencatat, dan penjaga tiang
d. Pelaksanaan
Atlet bersiap-siap berdiri dibelakang sabuk dengan jarak 60 cm
(putri) dan 90 cm (putra) secara horizontal dan dengan ketinggian
sasaran tendangan pada samzak yaitu 75 cm (putri) dan 100 (putra).
Pada saat aba- aba ‘ya’, atlet melakukan tendangan dimana teknik
tendangan harus melewati sabuk/tali tanpa menyentuh. Setiap
tendangan yang menyentuh sabuk/ tali akan dikurangi 1.
Pelaksanaan tendangan secara berturut- turut sebanyak sepuluh
tendangan untuk kaki kanan dan sepuluh tendangan untuk kaki kiri.
Atlet yang di ukur dapat melakukan tiga kali percobaan dan diambil
nilai tertinggi dari juage yang menilai.
e. Penilaian
Skor berdasarkan jumlah penampilan atlet berdasarkan kisi- kisi
instrument dan dikurangi nilai kesalahan dalam menendang bila
menyentuh tali atau pembatas sabuk. Indikator dalam tes ini adalah
41
1) posisi siaga dasar tarung, 2) mengangkat lutut, 3) saat melepas
tendangan/ lintasan, 4) kembali ke siaga tarung.
G. Kisi- kisi Penilaian Tendangan
Penilaian ketiga jenis tendangan indikator dan kriteria penilaian
sama, para penilai (judge) sebanyak tiga orang, tinggal mengceklist
dimana posisi kemampuan dari atlet yang diukur.
Tabel 3
Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Tendangan Tarung Derajat
No Indikator tendangan lingkar
dalam/Samping/Belakang
Penilaian
5 6 7 8 9 10
1 Posisi sikap siaga tarung(awal)
2 Lutut diangakat terlebih dahulu(±
100 derajat)
3 Posisi badan saat angkatan kaki
dalam keadaan seimbang
4 Melepaskan kaki bagian bawah
dengan keadaan lurus
5 Posisi badan saat lepasan kaki
dalam keadaan seimbang
6 Posisi kedua tangan merapat
dengan badan (siaga tarung)
7 Menarik kaki dengan lutut
merapat(± 100 derajat)
8 Posisi badan saat lutut merapat
seimbang
9 Posisi kedua tangan di depan
Dada sesuai dengan teknik
10 Kembali kesikap siaga tarung
42
Format penilaian keterampilan dasar pukulan dan tendangan
Nama
:…………………………………………………………………………………………………………..
Kurata / Tahun Masuk
:………………………../………………………………………………………………………………
Umur
:…………………………………………………………………………………………………………
Jenis Kelamin
:…………………………………………………………………………………………………………
Satlat
:………………………………………………………………………………………………………….
Aspek
penilain
Ketermpilan teknik
Pukulan
cepat
Pukulan
lingkar
dalam
Pukulan
lingkar luar
Tendangan
samping
Tendangan
belakang
Tendangan
lingkar
dalam Nilai
Pengurangan
Jumlah
Total
Nilai rata-rata
Penilaian I Penilaian II Penilaian III
(………………………) (………………..……....) (…………………………)
43
Norma Penilaian Keterampilan Dasar Tendangan
Kategori Putra Putri
Baik sekali 85 – 100 80 – 100
Baik 74 – 84 71 – 79
Cukup 68 – 73 66 – 70
Kurang 61 – 67 56 – 65
Kurang Sekali < 60 < 55
Sumber: Alnedral, 2011
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan statistik deskriptif (tabulasi frekuensi) dengan cara hanya
dengan mendiskripsikan hasil temuan yang diperoleh dari pengukuran (tes).
Adapun rumus statistic deskriptif yang digunakan sebagai berikut:
x 100 (Sudjana, 1989: 129)
Keterangan:
P = Jumlah persentase jawaban
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
D. Deskriptif Data
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan.
Data yang dianalisis sesuai dengan hasil temuan faktual di lapangan seperti
apa adanya. Hasil analisis ini merupakan gambaran tentang keterampilan
teknik dasar tendangan samping, tendangan lingkar dalam, dan tendangan
belakang pada Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok.
E. Analisis Data
Pada analisis data berikut akan dianalisis teknik dasar tendangan
tarung derajat antara lain tendangan samping, tendangan lingkar dalam dan
tendangan belakang. Tendangan tersebut merupakan teknik dasar tendangan
yang dominan dipakai pada saat seorang petarung didalam laganya untuk
menumbangkan lawan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, semua data
dianalisis secara statistik deskriptif dengan tabulasi frekuensi, untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada penjelasan dibawah ini:
5. Tendangan samping
Berdasarkan hasil keterampilan teknik tendangan samping, diperoleh skor
maksimum = 86 dan skor minimum = 64, disamping itu diperoleh nilai mean
(rata-rata) = 72,9 median = 73,5 modus = 70,00 dan Standar Deviasi = 4,53. Agar
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
44
45
Tabel 4. Distribusi frekuensi Teknik Tendangan samping
No Kelas Interval
(cm)
Frekuensi Kategori
Absolut (Fa) Relatif
(%)
1 85 – 100 1 5 Baik sekali
2 74 – 84 9 45 Baik
3 68 – 73 8 40 Cukup
4 61 – 67 2 10 Kurang
5 < 60 0 0 Kurang sekali
Jumlah 20 100%
Gambar 5 : Histogram Teknik Tendangan samping
Berdasarkan histogram di atas dari 20 orang sampel, 1 orang (5%)
memiliki keterampilan teknik tendangan samping berkisar antara 85 – 100
tergolong kategori baik sekali, 9 orang (45%) memiliki 74 – 84 tergolong baik, 8
orang (40%) memiliki 68 – 73 tergolong kategori cukup, 2 orang (10%) memiliki
61 – 67 tergolong kategori kurang dan kategori kurang sekali tidak ada. Dari
keterampilan teknik tendangan samping yang diperoleh dari 20 orang sampel rata-
rata memiliki keterampilan teknik tendangan samping 72,9 yang termasuk
5%
45%
40%
10%
0% 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
85 – 100 74 – 84 68 – 73 61 – 67 < 60
Ab
solu
t (Fa
)
Kelas Interval
46
kedalam katagori cukup. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan teknik
tendangan samping dari Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok adalah
cukup.
Penilaian keterampilan tendangan samping menurut Ebel, R.L, dan
Fersbie, D.A, (1972), Essencials Of Edocation Measurement. New York: Prentice
Hall. Adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Distribusi frekuensi Teknik Tendangan samping
No Kelas
Interval
Frekuensi
Kategori Absolut
(orang)
Relatif
(%)
1 81 – 100 1 5 Sangat baik
2 61 – 80 19 95 Baik
3 41 – 60 0 0 Cukup
4 21 – 40 0 0 Kurang
5 00 -20 0 0 Kurang Sekali
Jumlah 20 100
Gambar 6 : Histogram Teknik Tendangan samping
5%
95%
0% 0% 0% 0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
81 – 100 61 – 80 41 – 60 21 – 40 00 -20
Ab
solu
t (Fa
)
Kelas Interval
47
Berdasarkan histogram di atas dari 20 orang sampel, 1 orang (5%)
memiliki keterampilan teknik tendangan samping berkisar antara 85 – 100
tergolong kategori baik sekali, 19 orang (45%) memiliki 61 – 80 tergolong baik,
kategori,cukup, kurang dan kurang sekali tidak ada. Dari keterampilan teknik
tendangan samping yang diperoleh dari 20 orang sampel rata-rata memiliki
keterampilan teknik tendangan samping 72,9 yang termasuk kedalam katagori
baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan teknik tendangan samping dari
Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok adalah cukup.
6. Tendangan Lingkar Dalam
Berdasarkan hasil keterampilan teknik tendangan lingkar dalam,
diperoleh skor maksimum = 79 dan skor minimum = 63, disamping itu
diperoleh nilai mean (rata-rata) = 73,6 median = 74,5 modus = 76,00 dan
Standar Deviasi = 4,32. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 7.
Distribusi frekuensi Teknik Tendangan Lingkar Dalam
No Kelas Interval
(cm)
Frekuensi Kategori
Absolut (Fa) Relatif
(%)
1 85 – 100 0 0 Baik sekali
2 74 – 84 14 70 Baik
3 68 – 73 3 15 Cukup
4 61 – 67 3 15 Kurang
5 < 60 0 0 Kurang sekali
Jumlah 20 100%
48
Gambar 8 : Histogram Teknik Tendangan Lingkar Dalam
Berdasarkan histogram di atas dari 20 orang sampel, 14 orang (70%)
memiliki keterampilan teknik tendangan lingkar dalam berkisar antara 74 – 84
tergolong kategori baik, 3 orang (15%) memiliki 68 – 73 tergolong cukup, 3 orang
(15%) memiliki 61 – 67 tergolong kategori kurang, kategori baik sekali dan
kurang sekali tidak ada. Dari keterampilan teknik tendangan lingkar dalam
yang diperoleh dari 20 orang sampel rata-rata memiliki keterampilan teknik
tendangan lingkar dalam 73,6 yang termasuk kedalam katagori baik. Jadi dapat
disimpulkan bahwa keterampilan teknik tendangan lingkar dalam dari Atlet
Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok adalah baik.
Penilaian keterampilan tendangan lingkar dalam menurut Ebel, R.L, dan
Fersbie, D.A, (1972), Essencials Of Edocation Measurement. New York: Prentice
Hall. Adalah sebagai berikut :
0%
70%
15% 15%
0% 0
2
4
6
8
10
12
14
16
85 – 100 74 – 84 68 – 73 61 – 67 < 60
Ab
solu
t (Fa
)
Kelas Interval
49
Tabel 9.
Distribusi frekuensi Teknik Tendangan Lingkar Dalam
No Kelas
Interval
Frekuensi
Kategori Absolut
(orang)
Relatif
(%)
1 81 – 100 0 0 Sangat baik
2 61 – 80 20 100 Baik
3 41 – 60 0 0 Cukup
4 21 – 40 0 0 Kurang
5 00 -20 0 0 Kurang Sekali
Jumlah 20 100
Gambar 10 : Histogram Teknik Tendangan Lingkar Dalam
Berdasarkan histogram di atas dari 20 orang sampel, 20 orang (100%)
memiliki 61 – 80 tergolong baik, kategori baik sekali,cukup, kurang dan kurang
sekali tidak ada. Dari keterampilan teknik tendangan lingkar dalam yang
diperoleh dari 20 orang sampel rata-rata memiliki keterampilan teknik
tendangan lingkar dalam 73,6 yang termasuk ke dalam katagori baik. Jadi
0%
100%
0% 0% 0% 0
5
10
15
20
25
81 – 100 61 – 80 41 – 60 21 – 40 00 -20
Ab
solu
t (Fa
)
Kelas Interval
50
dapat disimpulkan bahwa keterampilan teknik tendangan lingkar dalam dari
Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok adalah cukup.
7. Tendangan Belakang
Berdasarkan hasil keterampilan teknik tendangan belakang, diperoleh
skor maksimum = 76 dan skor minimum = 62, disamping itu diperoleh nilai
mean (rata-rata) = 68,4 median = 68,5 modus = 65,00 dan Standar Deviasi =
3,20. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 11.
Distribusi frekuensi Teknik Tendangan Belakang
No Kelas Interval
(cm)
Frekuensi Kategori
Absolut (Fa) Relatif
(%)
1 85 – 100 0 0 Baik sekali
2 74 – 84 1 5 Baik
3 68 – 73 11 55 Cukup
4 61 – 67 8 40 Kurang
5 < 60 0 0 Kurang sekali
Jumlah 20 100%
Gambar 12 : Histogram Teknik Tendangan Belakang
0%
5%
55%
40%
0% 0
2
4
6
8
10
12
85 – 100 74 – 84 68 – 73 61 – 67 < 60
Ab
solu
t (Fa
)
Kelas Interval
51
Berdasarkan histogram di atas dari 20 orang sampel, 1 orang (5%)
memiliki keterampilan teknik tendangan belakang berkisar antara 74 – 84
tergolong kategori baik, 11 orang (55%) memiliki 68 – 73 tergolong cukup, 8
orang (40%) memiliki 61 – 67 tergolong kategori kurang, kategori baik sekali
dan kurang sekali tidak ada. Dari keterampilan teknik tendangan lingkar
dalam yang diperoleh dari 20 orang sampel rata-rata memiliki keterampilan
teknik tendangan lingkar dalam 68,4 yang termasuk kedalam kategori baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan teknik tendangan belakang dari
Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok adalah cukup.
Penilaian keterampilan tendangan belakang menurut Ebel, R.L, dan
Fersbie, D.A, (1972), Essencials Of Edocation Measurement. New York: Prentice
Hall. Adalah sebagai berikut :
Tabel 13.
Distribusi frekuensi Teknik Tendangan Belakang
No Kelas
Interval
Frekuensi
Kategori Absolut
(orang)
Relatif
(%)
1 81 – 100 0 0 Sangat baik
2 61 – 80 20 100 Baik
3 41 – 60 0 0 Cukup
4 21 – 40 0 0 Kurang
5 00 -20 0 0 Kurang Sekali
Jumlah 20 100
52
Gambar 14 : Histogram Teknik Tendangan samping
Berdasarkan histogram di atas dari 20 orang sampel, 20 orang (100%)
memiliki 61 – 80 tergolong baik, kategori baik sekali cukup, kurang dan
kurang sekali tidak ada. Dari keterampilan teknik tendangan belakang yang
diperoleh dari 20 orang sampel rata-rata memiliki keterampilan teknik
tendangan belakang 68,4 yang termasuk kedalam kategori baik. Jadi dapat
disimpulkan bahwa keterampilan teknik tendangan belakang dari Atlet
Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok adalah cukup.
8. Keterampilan Teknik dasar Tendangan beladiri tarung derajat
(tendangan Samping, Lingkar Dalam, dan Belakang)
Berdasarkan hasil keterampilan teknik tendangan samping, lingkar dalam,
dan belakang, diperoleh skor maksimum = 78 dan skor minimum = 63,
0%
100%
0% 0% 0% 0
5
10
15
20
25
81 – 100 61 – 80 41 – 60 21 – 40 00 -20
Ab
solu
t (Fa
)
Kelas Interval
53
disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 71,7 median = 73,00 modus =
73,00 dan Standar Deviasi = 3,29. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 15
Distribusi frekuensi Keterampilan
Tendangan tarung derajat (tendangan Samping, Dalam, dan Belakang)
No Kelas Interval
(cm)
Frekuensi Kategori
Absolut (Fa) Relatif
(%)
1 85 – 100 0 0 Baik sekali
2 74 – 84 6 30 Baik
3 68 – 73 12 60 Cukup
4 61 – 67 2 10 Kurang
5 < 60 0 0 Kurang sekali
Jumlah 20 100%
Gambar 16 : Histogram Keterampilan
Tendangan samping, Lingkar Dalam, dan Belakang
0%
30%
60%
10%
0% 0
2
4
6
8
10
12
14
85 – 100 74 – 84 68 – 73 61 – 67 < 60
Ab
solu
t (F
a)
Kelas Interval
54
Berdasarkan histogram di atas dari 20 orang sampel, 6 orang (30%)
memiliki keterampilan teknik tendangan samping, lingkar dalam, dan belakang
berkisar antara 74 – 84 tergolong kategori baik, 12 orang (60%) memiliki 68 –
73 tergolong cukup, 2 orang (10%) memiliki 61 – 67 tergolong kategori kurang,
kategori baik sekali dan kurang sekali tidak ada. Dari keterampilan teknik
tendangan lingkar dalam yang diperoleh dari 20 orang sampel rata-rata
memiliki keterampilan teknik tendangan samping, lingkar dalam, dan
belakang 71,7 yang termasuk kedalam kategori cukup. Jadi dapat disimpulkan
bahwa keterampilan teknik tendangan samping, lingkar dalam, dan belakang
dari Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok adalah cukup.
Penilaian keterampilan teknik tendangan samping, lingkar dalam, dan
belakang menurut Ebel, R.L, dan Fersbie, D.A, (1972), Essencials Of Edocation
Measurement. New York: Prentice Hall. Adalah sebagai berikut :
Tabel 17.
Distribusi frekuensi Keterampilan
Tendangan tarung derajat (tendangan Samping, Dalam, dan Belakang)
No Kelas
Interval
Frekuensi
Kategori Absolut
(orang)
Relatif
(%)
1 81 – 100 0 0 Sangat baik
2 61 – 80 20 100 Baik
3 41 – 60 0 0 Cukup
4 21 – 40 0 0 Kurang
5 00 -20 0 0 Kurang Sekali
Jumlah 20 100
55
Gambar 18 : Histogram keterampilan
Teknik Tendangan samping, Lingkar Dalam, dan Belakang
Berdasarkan histogram di atas dari 20 orang sampel, 20 orang (100%)
memiliki 61 – 80 tergolong baik, kategori baik sekali,cukup, kurang dan
kurang sekali tidak ada. Dari keterampilan teknik tendangan samping, lingkar
dalam, dan belakang yang diperoleh dari 20 orang sampel rata-rata memiliki
keterampilan teknik tendangan samping, lingkar dalam, dan belakang 71,7 yang
termasuk kedalam kategori baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan
teknik tendangan tendangan samping, lingkar dalam, dan belakang dari Atlet
Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok adalah baik.
F. Pembahasan
Berdasarkan analisis dan olahan data mengenai “Tinjauan
Keterampilan Teknik Dasar Tendangan Pada Atlet Tarung Derajat di Satlat
UMMY Kab. Solok”, maka pada bab ini akan dijawab pertanyaan penelitian
sesuai dengan rumusan- rumusan masalah yang telah diajukan
0%
100%
0% 0% 0% 0
5
10
15
20
25
81 – 100 61 – 80 41 – 60 21 – 40 00 -20
Ab
solu
t (Fa
)
Kelas Interval
56
sebelumnya. Agar lebih jelasnya jawaban dari pertanyaan dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat penguasaan teknik dasar tendangan samping pada
Atlet tarung derajat di Satlat UMMY Kab. Solok
Rata – rata tingkat Kemampuan Teknik Dasar Tendangan samping Atlet
Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok 72,9 tergolong kategori
cukup. Artinya kemampuan Teknik Dasar Tendangan samping Atlet
Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok. Apabila kemampuan
teknik tendangan samping yang dimiliki belum maksimal akan dapat
mempengaruhi penampilan pada saat melakukan serangan pada
pertandingan. Dilihat dari pelaksanaanya tendangan samping yaitu
dilakukan dengan arah menyamping dengan mengangkat tungkai kaki
dan menurunkan posisi badan dan kepala menyerupai huruf T dengan
sasaran dari atas sabuk hingga sampai ke kepala. Sedangakan menurut
Lubis (2004:28) tendangan samping adalah “ Serangan yang
menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasanya lurus ke depan dan
kenaannya pada tumit, telapak kaki dan sisi luar telapak kaki, posisi
lurus biasanya digunakan untuk posisi serangan samping dengan sasaran
seluruh bagian tubuh. Jadi tendangan samping dilakukan sebelah kaki
sebagian tumpuan untuk menahan berat badan dalam melakukan tendangan
saat melakukan serangan. Untuk mendapatkan tendangan samping yang
cepat, tepat dan kuat sangat dibutuhkan unsur kondisi fisik seperti
power otot tungkai dan kecepatan reaksi. Power otot tungkai sangat
57
diperlukan saat melakukan tendangan dan untuk menahan tumpuan
berat badan serta kecepatan reaksi untuk menjawab rangsangan yang
datang dari lawan dengan cepat saat melakukan tendangan dan
menghindari serangan lawan. Oleh sebab itu power otot tungkai yang
dimiliki Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok harus
ditingkatkan melalui program latihan dan bentuk-bentuk latihan
peningkatan terhadap power otot tungkai. Suharno (1993:14) “latihan
untuk meningkatkan power otot tungkai dapat dilakukan dengan
menggunakan metode weight training, latihan interval, latihan ulangan dan
plyometric”.
2. Bagaimana tingkat penguasaan teknik dasar tendangan lingkar dalam
pada Atlet tarung derajat di Satlat UMMY Kab. Solok
Rata – rata tingkat Kemampuan Teknik Dasar Tendangan Lingkar
dalam Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok 73,6 tergolong
kategori baik. Kemampuan tendangan lingkar dalam yang dimiliki oleh
Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok sudah bisa dikatakan
baik karena dari rata-rata yang didapat sudah mendapatkan hasil yang
maksimal. Pada pertandingan tarung derajat Teknik tendangan lingkar
dalam (melingkar) sangat dominan sekali digunakan oleh atlet pada saat
latihan dan bertanding karena teknik ini mudah digabungkan dengan
teknik tendangan lainnya dan saat bertanding lebih mudah mendapatkan
point jika tepat pada sasaranya, sasaran dalam melakukan tendangan ini
adalah kepala dan rusuk. Menurut (Dradjat, 2011) tendangan lingkar dalam
58
adalah tendangan yang berawal dari siaga tarung yang mana satu kaki di
depan dan satu lagi di belakang, pada saat melakukan tendangan lingkar
dalam angkat paha sambil menutar pinggul yang mana perkenaanya pada
punggung kaki dengan cara melecutkan atau menyentakkan ke arah sasaran
keseluruh tubuh terutama pada kepala dan rusuk, tendangan ini dapat
dilakukan dengan kaki yang bergantian. Jadi dapat disimpulkan pada saat
melakukan tendangan lingkar dalam atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY
Kab. Solok harus menguasai dan terampil dalam menempatkan teknik
kesasaran yang dituju, dalam hal ini untuk menghasilkan tendangan lingkar
dalam yang baik atlet harus memiliki kelentukan pinggang yang baik
sehingga menghasilkan tendangan yang kuat, karena pusat tenaga
tendangan berasal dari putran pinggang. Oleh sebab itu untuk mendapatkan
tendangan lingkar dalam harus mampu menguasai keterampilan teknik
tendangan lingkar dalam (melingkar) dan diperlukan atlet harus
menjalankan latihan dengan serius dan disiplin, kondisi fisik serta
ditunjang dengan program latihan yang dapat meningkatkan otot-otot
tungkai sehingga teknik tendangan yang kuat cepat dapat dicapai
dengan maksimal.
3. Bagaimana tingkat penguasaan teknik dasar tendangan Belakang
pada Atlet tarung derajat di Satlat UMMY Kab. Solok
Rata – rata tingkat Kemampuan Teknik Dasar Tendangan Lingkar dalam
Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok 68,4 tergolong kategori
cukup, hal ini belum maksimal atlet untuk melakukan tendangan belakang
59
yang bisa mematahkan lawan saat pertandingan. Padahal, tendangan
belakang salah satu teknik yang sangat penting dalam melakukan
serangan karena sasaran yang dilakukan adalah seluruh bagian tubuh
kecuali di bawah sabuk. Oleh karena itu tendangan belakang harus dikuasai
oleh atlet, untuk mendapatkan tendangan belakang yang kuat serta tepat
haruslah menguasai teknik tendangan belakang dan juga melakukan latihan
dengan meningkatkan otot-otot yang dominan saat melakukan tendangan.
Menurut (Dradjat,2011) tendangan belakang adalah tendangan yang
berawal dari siaga tarung yang mana satu kaki di depan dan satu lagi
di belakang, pada saat melakukan tendangan belakang putar pinggang
sambil mengangkat paha yang akan melakukan tendangan belakang yang
mana perkenaanya pada tumit dengan cara melecutkan atau
menyentakkan ke arah depan dengan sasaran keseluruh bagian tubuh
kecuali bawah sabuk atau selangkangan dan kembali ke siaga tarung,
tendangan ini dapat dilakukan dengan kaki yang bergantian. Jadi dapat
disimpulkan atlet tarung derajat harus menguasai teknik tendangan supaya
tendangan yang dihasilkan baik, hal ini harus melakukan latihan yang
kontinue dan latihan yang mempunya pengaruh dalam melakukan
tendangan.
4. Bagaimana tingkat keseluruhan penguasaan teknik dasar tendangan
(samping, tendangan dalam, dan tendangan belakang) pada Atlet
tarung derajat di Satlat UMMY Kab. Solok.
60
Rata – rata tingkat keseluruhan Kemampuan Teknik Dasar
tendangan samping, tendangan lingkar dalam dan tendangan belakang
Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok 71,7 tergolong kategori
cukup, artinya dari keseluruhan teknik tendangan yang dilakukan atlet
tarung derajat di Satlat UMMY Kab. Solok belum mendapatkan hasil yang
maksimal saat melakukan serangan di pertandingan. Oleh karena itu
tendangan ini haruslah dikuasai dengan melakukan latihan teknik dan juga
unsur kondisi fisik yang dominan dalam melakukan tendangan tersebut.
menuru Suharno (1993:2) menjelaskan: “ teknik ialah proses gerak yang
efektif dan rasional untuk menyelesaikan suatu tugas sebaik- baiknya
dalam pertandingan. Pendapat ini mengemukakan proses gerak sebagai
pondasi dengan tuntutan kondisi gerak sederhana dengan mudah. Jadi
dapat disimpulkan dengan kondisi fisik yang bagus dapat membantu
meningkatkan kualitas teknik yang dimiliki. Untuk memantapkan dan
menstabilkan suatu teknik diperlukan latihan yang berulang- ulang
dari teknik tersebut (Syafruddin,1993: 25)
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Tinjauan
Kemampuan Teknik Dasar Tendangan Pada Atlet Tarung Derajat di Satlat
UMMY Kab. Solok dapat dikemukakan kesimpulan yaitu :
1. Kemampuan Teknik Dasar Tendangan samping Atlet Tarung Derajat di
Satlat UMMY Kab. Solok, dengan rata-rata perolehan point sebesar 72,9
tergolong kategori cukup.
2. Kemampuan Teknik Dasar Tendangan Lingkar Dalam Atlet Tarung Derajat di
Satlat UMMY Kab. Solok, dengan rata-rata perolehan point sebesar 73,6
tergolong kategori baik
3. Kemampuan Teknik Dasar Tendangan belakang Atlet Tarung Derajat di
Satlat UMMY Kab. Solok, dengan perolehan point sebesar 68,4 tergolong
kategori cukup
4. Kemampuan Keseluruhan Teknik Dasar Tendangan (tendangan samping,
Tendangan Lingkar Dalam, dan Tendangan Belakang) Atlet Tarung Derajat di
Satlat UMMY Kab. Solok, dengan rata-rata perolehan point sebesar 71,7
tergolong kategori cukup
B. Saran-saran
Berdasarkan pada kesimpulan, maka penulis dapat memberikan saran-
saran yang diharapkan mampu mengatasi masalah yang ditemui dalam Tinjauan
61
62
Kemampuan Teknik Dasar Tendangan Pada Atlet Tarung Derajat di Satlat
UMMY Kab. Solok sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada pelatih untuk dapat memperhatikan kemampuan teknik
dasar tendangan atlet yang ada saat sekarang agar ditingkatkan menjadi lebih
baik.
2. Diharapkan kepada Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab. Solok untuk
dapat meningkatkan unsur kondisi fisik yang dominan dalam melakukan
tendangan terutama kondisi fisik power otot tungkai, kecepatan reaksi,
kelentukan pinggang karena unsur tersebut sangat penting dalam melakukan
tendangan
3. Penelitian ini hanya terbatas pada Atlet Tarung Derajat di Satlat UMMY Kab.
Solok, untuk itu perlu dilakukan penelitian pada atlet tarung derajat di tempat
atau daerah yang berbeda dengan jumlah smpel yang lebih banyak lagi.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.(2002). Prosedur Penelitian. (Edisi Revisi V), Jakarta: Rineka
Cipta
Arsil (1999). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang: FIK
Drajat, Achmad. Puasat Pembinaan Moral dan Mental. Bandung: Kawah Drajat.
Harsono (1996) Prinsip-Prinsip Pelatihan. Jakarta: PIO-KONI Pusat
Harsono, dkk.(1991). Manusia dan olahraga. Bandung: FPOK IKIP Bandung
http://Wikipedia.org/wiki/Tarung derajat.com
http://tarungdrajata-boxersatlaci-saat.blogspot.com/
http://tarungderajatsurabaya.blogspot.com/2009_12_01_archive.html
http://www.redgage.com/photos/fighter/tarung-derajat.html
http://imamwahyudin.blogspot.com/2008/06/sistema-respiratorius.html
http://olahfisik.blogspot.com/2009_04_01_archive.html
http://martialartarnab.blogspot.com/2010_08_01_archive.html
Perguruan Pusat Tarung Derajat. 2004, Pelatihan Dasar Tarung Derajat Tingkat
Nasional. Palembang: Tarung Derajat Pribadi Mandiri.
Perguruan Pusat Tarung Derajat. 2008. Petunjuk Pelaksana & Peraturan
Pertandingan Piala Presiden 2009.
Sajoto. M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif R & D. Bandung
Suharno, HP. (1993) Metodelogi Kepelatihan. Jakarta : KONI PUSAT. Pusat
pendidikan & Penataran.
Syafruddin. 1992. Pengantar Ilmu Melatih. Jilid 1. FPOK IKIP Padang
Syafruddin. 1996. Pengantar Ilmu Melatih. Padang: FPOK IKIP
Syafruddin. 1993. Dasar- Dasar Kepelatihan Olahraga. Padang: FIK. UNP
64
Undang-Undang Republik Indonesia No 3 Tahun 2005. Tentang sistem
Keolahragaan Nasional.
65
Lampiran 1
Nama-nama Sampel dan Skor Penilaian
Keterampilan Tendangan Samping Dari 3 Orang Judgement
No Nama Atlet Nilai
Judgement 1
Nilai
Judgement 2
Nilai
Judgement 3
Nilai rata-rata
1 Dio yudha pratama
71 72 80 74
2 Distal dendi
58 72 62 64
3 Mora kurnia
76 73 75 75
4 Ferdian yunanda
74 84 63 74
5 Two listya rori
75 64 71 70
6 Hendri
79 66 76 74
7 Randa alrizky
65 75 63 68
8 Yogi mandala P
96 86 76 86
9 Trio jaka perkasa
74 76 75 75
10 Dio arifky
76 75 74 75
11 Rahid Nidikam A
77 75 78 73
12 Yogi Faurandha
75 67 74 72
13 Fega karisma
72 73 71 72
14 Angga Astudion P
76 66 77 73
15 Muhammad romi
77 77 76 75
16 Tommi Gustaveri
76 75 77 76
17 Tri Oktaviandi R
75 77 74 73
18 Indra setiawan
79 78 76 75
19 Rio ferizan M
71 69 70 70
20 Raflis kurnia
59 67 68 65
Mean 74,0 73,3 72,8 72,9
Median 75 74 74,5 73,5
Modus 76 75 76 75
Standar Deviasi 7,79 5,79 5,21 4,53
Minimum 58 64 62 64
Maximum 96 86 80 86
66
Lampiran 2
Tabel Tally Distribusi Frekuensi Keterampilan
Tendangan Samping
No Kelas Interval
Tally
Frekuensi
Kategori Absolut
(Fa)
Relatif
(%)
1 85 – 100 I 1 5 Baik sekali
2 74 – 84 IIII IIII 9 45 Baik
3 68 – 73 IIII III 8 40 Cukup
4 61 – 67 II 2 10 Kurang
5 < 60 0 0 0 Kurang sekali
Jumlah 20 20 100%
No
Kelas
Interval
Tally
Frekuensi
Kategori Absolut
(Fa)
Relatif
(%)
1 81 – 100 I 1 5 Sangat baik
2 61 – 80 IIII IIII IIII IIII 19 95 Baik
3 41 – 60 0 0 0 Cukup
4 21 – 40 0 0 0 Kurang
5 00 -20 0 0 0 Kurang Sekali
Jumlah 20 20 100%
67
Lampiran 3
Nama-nama Sampel dan Skor Penilaian
Keterampilan Tendangan Lingkar Dalam Dari 3 Orang Judgement
No Nama Atlet Nilai
Judgement 1
Nilai
Judgement 2
Nilai
Judgement 3
Nilai rata-rata
1 Dio yudha pratama
78 71 81 77
2 Distal dendi
58 71 61 63
3 Mora kurnia 79 73 64 72
4 Ferdian yunanda 63 77 56 65
5 Two listya rori 79 70 73 74
6 Hendri 78 70 75 74
7 Randa alrizky 66 72 61 66
8 Yogi mandala P 66 75 75 72
9 Trio jaka perkasa 77 76 76 76
10 Dio arifky 80 76 76 77
11 Rahid Nidikam A 74 76 71 74
12 Yogi Faurandha 79 77 72 76
13 Fega karisma 75 75 75 75
14 Angga Astudion P 75 77 77 76
15 Muhammad romi 78 78 80 79
16 Tommi Gustaveri 77 77 80 78
17 Tri Oktaviandi R 77 78 74 76
18 Indra setiawan 77 78 74 76
19 Rio ferizan M 70 70 75 72
20 Raflis kurnia 79 72 70 74
Mean 74,3 74,5 72,3 73,6
Median 77 75,5 74,5 74,5
Modus 77 77 75 76
Standar Deviasi 6,25 2,98 6,79 4,32
Minimum 58 70 56 63
Maximum 80 78 81 79
68
Lampiran 4
Tabel Tally Distribusi Frekuensi Keterampilan
Tendangan Lingkar Dalam
No Kelas Interval
Tally
Frekuensi
Kategori Absolut
(Fa)
Relatif
(%)
1 85 – 100 0 0 0 Baik sekali
2 74 – 84 IIII IIII IIII 14 70 Baik
3 68 – 73 III 3 15 Cukup
4 61 – 67 III 3 15 Kurang
5 < 60 0 0 0 Kurang sekali
Jumlah 20 20 100%
No
Kelas
Interval
Tally
Frekuensi
Kategori Absolut
(Fa)
Relatif
(%)
1 81 – 100 0 0 0 Sangat baik
2 61 – 80 IIII IIII IIII IIII 20 100 Baik
3 41 – 60 0 0 0 Cukup
4 21 – 40 0 0 0 Kurang
5 00 -20 0 0 0 Kurang Sekali
Jumlah 20 20 100%
69
Lampiran 5
Nama-nama Sampel dan Skor Penilaian
Keterampilan Tendangan Belakang Dari 3 Orang Judgement
No Nama Atlet Nilai
Judgement 1
Nilai
Judgement 2
Nilai
Judgement 3 Nilai rata-rata
1 Dio yudha pratama
70 70 69 70
2 Distal dendi
57 69 59 62
3 Mora kurnia
81 57 76 71
4 Ferdian yunanda
68 76 52 65
5 Two listya rori
77 61 62 67
6 Hendri
78 63 74 72
7 Randa alrizky
53 76 67 65
8 Yogi mandala P
87 77 64 76
9 Trio jaka perkasa
67 76 65 69
10 Dio arifky
67 65 68 67
11 Rahid Nidikam A
72 66 66 68
12 Yogi Faurandha
66 66 67 66
13 Fega karisma
65 64 67 65
14 Angga Astudion P
76 75 68 73
15 Muhammad romi
66 68 67 67
16 Tommi Gustaveri
66 68 70 68
17 Tri Oktaviandi R
67 69 71 69
18 Indra setiawan
71 69 71 70
19 Rio ferizan M
68 69 69 69
20 Raflis kurnia
69 70 70 70
Mean 69,5 68,7 67,1 68,4
Median 68 69 67,5 68,5
Modus 66 69 67 65
Standar Deviasi 7,70 5,39 5,22 3,20
Minimum 53 57 52 62
Maximum 87 77 76 76
70
Lampiran 6
Tabel Tally Distribusi Frekuensi Keterampilan
Tendangan Tendangan Belakang
No Kelas Interval
Tally
Frekuensi
Kategori Absolut
(Fa)
Relatif
(%)
1 85 – 100 0 0 0 Baik sekali
2 74 – 84 I 1 5 Baik
3 68 – 73 IIII IIII I 11 55 Cukup
4 61 – 67 IIII III 8 40 Kurang
5 < 60 0 0 0 Kurang sekali
Jumlah 20 20 100%
No
Kelas
Interval
Tally
Frekuensi
Kategori Absolut
(Fa)
Relatif
(%)
1 81 – 100 0 0 0 Sangat baik
2 61 – 80 IIII IIII IIII IIII 20 100 Baik
3 41 – 60 0 0 0 Cukup
4 21 – 40 0 0 0 Kurang
5 00 -20 0 0 0 Kurang Sekali
Jumlah 20 20 100%
71
Lampiran 7
Skor Penilaian Keterampilan teknik dasar tendangan beladiri tarung derajat
(Tendangan Samping, Lingkar Dalam, dan Belakang)
No Nama Atlet
Keterampilan Teknik
Tendangan Samping Tendangan Lingkar
Dalam Tendangan Belakang
Total Rata-rata
Jumlah
1 Dio yudha pratama 74 77 70 221 74
2 Distal dendi 64 63 62 189 63
3 Mora kurnia 75 72 71 218 73
4 Ferdian yunanda 74 65 65 204 68
5 Two listya rori 70 74 67 211 70
6 Hendri 74 74 72 220 73
7 Randa alrizky 68 66 65 199 66
8 Yogi mandala P 86 72 76 234 78
9 Trio jaka perkasa 75 76 69 220 73
10 Dio arifky 75 77 67 219 73
11 Rahid Nidikam A 73 74 68 215 72
12 Yogi Faurandha 72 76 66 214 71
13 Fega karisma 72 75 65 212 71
14 Angga Astudion P 73 76 73 222 74
15 Muhammad romi 75 79 67 221 74
16 Tommi Gustaveri 76 78 68 222 74
17 Tri Oktaviandi R 73 76 69 218 73
18 Indra setiawan 75 76 70 221 74
19 Rio ferizan M 70 72 69 211 70
20 Raflis kurnia 65 74 70 209 70
Mean 72,9 73,6 68,4 71,7
Median 73,5 74,5 68,5 73
Modus 75 76 65 73
Standar Deviasi 4,53 4,32 3,20 3,29
Minimum 64 63 62 63
Maximum 86 79 76 78
72
Lampiran 8
Tabel Tally Distribusi Frekuensi Keterampilan
(tendangan Samping, Lingkar Dalam, dan Belakang)
No Kelas Interval
Tally
Frekuensi
Kategori Absolut
(Fa)
Relatif
(%)
1 85 – 100 0 0 0 Baik sekali
2 74 – 84 IIII I 6 30 Baik
3 68 – 73 IIII IIII II 12 60 Cukup
4 61 – 67 II 2 10 Kurang
5 < 60 0 0 0 Kurang sekali
Jumlah 20 20 100%
No
Kelas
Interval
Tally
Frekuensi
Kategori Absolut
(Fa)
Relatif
(%)
1 81 – 100 0 0 0 Sangat baik
2 61 – 80 IIII IIII IIII IIII 20 100 Baik
3 41 – 60 0 0 0 Cukup
4 21 – 40 0 0 0 Kurang
5 00 -20 0 0 0 Kurang Sekali
Jumlah 20 20 100%
73
Lampiran 9
Dokumentasi
Gambar. Populasi penelitian
Gambar. Pelatih Satlat UMMMY Kab.Solok dan Judgement
74
Gambar. Pelaksanaan teknik tendangan lingkaran dalam
Gambar. Pelaksanaan teknik tendangan samping
75
Gambar. Pelaksanaan teknik tendangan belakang
76
77