Diagnosis Penyakit Pulpa

3
Diagnosis Penyakit Pulpa Proses dalam membuat suatu diagnosis dapat dibagi ke dalam 5 tahap: 1. Pasien mengungkapkan mengapa ia butuh nasihan pengobatan 2. Klinisi (dokter gigi) menanyakan kepada pasien bagaimana gejala dan kapan terjadinya keluhan pasien 3. Klinisi melakukan beberapa pemeriksaan objektif 4. Klinisi mengkorelasi hasil pemeriksaan objektif dengan pemeriksaan subjektif dan membentuk diagnosa pembanding 5. Klinisi menyimpulkan diagnosis Hal-hal yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis yaitu dengan pemeriksaan subjektif (anamnesa), pemeriksaan objektif, pemeriksaan ekstraoral & intraoral, tes vitalitas pulpa, dan pemeriksaan penunjang (radiografi). Pada pemeriksaan subjektif dilakukan anamnesa untuk mengecek riwayat penyakit pasien (mencakup lokasi, waktu munculnya, intensitas, factor yng memicu dan menurunkannya, durasi terjadinya). Namun, anamnesa sejatinya tidak akurat karena bersifat subjektif, tetapi hal ini perlu dilakukan untuk menentukan tes klinis apa yang harus dilakukan untuk memperkuat diagnosa. Pemeriksaan objektif pada pasien dapat berupa pemeriksaan ekstraoral, pemeriksaan intraoral, dan tes vitalitas pulpa. Pemeriksaan ekstraoral dapat dilihat dari tampilan simetris wajah, pemeriksaan visual dan palpasi pada wajah dan leher. Palpasi ini dapat membantu klinisi untuk menentukan dimana pembengkakan terjadi atau menyebar. Hasil palpasi dapat memperkuat diagnosis awal dan sebagai pertimbangan saat akan dilakukan perawatan. Pemeriksaan intraoral mencakup pemeriksaan jaringan lunak, pembengkakan intraoral, intraoral sinus tract, palpasi-perkusi, dan mobilitas gigi, serta pemeriksaan jaringan periodontal. Pemeriksaan vitalitas pulpadilakukan untuk mengidentifikasi respon dan neuron sensori pulpa. Tes vitalitas pulpa dapat dilakukan dengan panas (gutta percha), dingin

description

cara mendiagnosis penyakit pulpa

Transcript of Diagnosis Penyakit Pulpa

Page 1: Diagnosis Penyakit Pulpa

Diagnosis Penyakit PulpaProses dalam membuat suatu diagnosis dapat dibagi ke dalam 5 tahap:

1. Pasien mengungkapkan mengapa ia butuh nasihan pengobatan2. Klinisi (dokter gigi) menanyakan kepada pasien bagaimana gejala

dan kapan terjadinya keluhan pasien3. Klinisi melakukan beberapa pemeriksaan objektif4. Klinisi mengkorelasi hasil pemeriksaan objektif dengan

pemeriksaan subjektif dan membentuk diagnosa pembanding5. Klinisi menyimpulkan diagnosis

Hal-hal yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis yaitu dengan pemeriksaan subjektif (anamnesa), pemeriksaan objektif, pemeriksaan ekstraoral & intraoral, tes vitalitas pulpa, dan pemeriksaan penunjang (radiografi). Pada pemeriksaan subjektif dilakukan anamnesa untuk mengecek riwayat penyakit pasien (mencakup lokasi, waktu munculnya, intensitas, factor yng memicu dan menurunkannya, durasi terjadinya). Namun, anamnesa sejatinya tidak akurat karena bersifat subjektif, tetapi hal ini perlu dilakukan untuk menentukan tes klinis apa yang harus dilakukan untuk memperkuat diagnosa.Pemeriksaan objektif pada pasien dapat berupa pemeriksaan ekstraoral, pemeriksaan intraoral, dan tes vitalitas pulpa. Pemeriksaan ekstraoral dapat dilihat dari tampilan simetris wajah, pemeriksaan visual dan palpasi pada wajah dan leher. Palpasi ini dapat membantu klinisi untuk menentukan dimana pembengkakan terjadi atau menyebar. Hasil palpasi dapat memperkuat diagnosis awal dan sebagai pertimbangan saat akan dilakukan perawatan.Pemeriksaan intraoral mencakup pemeriksaan jaringan lunak, pembengkakan intraoral, intraoral sinus tract, palpasi-perkusi, dan mobilitas gigi, serta pemeriksaan jaringan periodontal. Pemeriksaan vitalitas pulpadilakukan untuk mengidentifikasi respon dan neuron sensori pulpa. Tes vitalitas pulpa dapat dilakukan dengan panas (gutta percha), dingin (ethyl chloride, frozen CO2, refrigerant spray, dan batu es), serta secara elektrik. Pemeriksaan radiografi merupakan pemeriksaan penunjang untuk memperkuat diagnosis. Secara umum, ketika penyakit pulpa tampak pada pemeriksaan radiografis, hal tersebut akan muncul seperti area yang kehilangan tulang pada daerah periapikal. Infeksi pada pulpa melampaui batas saluran pulpa hingga ke tulang alveolar sekitarnya. Kelainan ini akan tampak seperti meluas atau merusak lamina dura atau tampak radiolusen pada apeks akar atau pada tulang alveolar berdekatan dengan pintu keluar saluran akar lateral atau percabangan.

Diagnosis Penyakit Periapikal Chief complaint: Pasien biasanya mengeluh terhadap rasa sakit, nyeri saat

menggigit, nyeri disertai pembengkakan, pus discharge, dll. Dental history: Rasa nyeri yang berkelanjutan, pembengkakan,

pembengkakan yang reda dengan sendirinya.

Pemeriksaan Objektif

Page 2: Diagnosis Penyakit Pulpa

- Pemeriksaan ekstraoral: Penampakan secara umum, warna kulit, facial asymmetry, pembengkakan, extraoral sinus, sinus tract, lymph node cervical yang lembun dan/atau lebih melebar atau membesar.

- Pemeriksaan intraoral: Pemeriksaan jaringan lunak dan gigi yang mengalami diskolorisasi, abrasi, karies, restorasi, dll.

Clinical Periapical Test Perkusi: Mengindikasikan inflamasi dari jaringan periodontal. Palpasi: Mengetahui sejauh mana proses inflamasi telah berkembang

secara periapikal. Pulp vitality: tes termal dengan panas atau dingin atau electrical pulp

testing. Pemeriksaan periodontal:

o Probing: Mengetahui level jaringan connective.o Mobility: Mengetahui status ligament periodontal.

Pemeriksaan radiografiLesi periapikal yang disebabkan oleh pulpa memiliki empat ciri:

1. Kehilangan lamina dura pada bagian apikal2. Radiolusensi pada akar3. Radiolusensi berbentuk seperti tetesan air yang menggantung4. Penyebab nekrosis pulpa biasanya terlihat

Diagnosis Nekrosis Pulpa- Pain: Biasanya tidak ada- History of patient: Past trauma atau past history severe pain- Radiographic change: Radiografi memperlihatkan kavitas yang besar atau

restorasi atau penampakan normal namun terdapat apical periodontitis atau condensing osteoitis.

- Vitality test: Gigi tidak merespon terhadap tes vitalitas pulpa. Tapi pada gigi dengan multi canal akan merespon karena hanya satu saluran yang mungkin nekrosis.

- Visual examination: Gigi berubah warna atau penampakan opak karena kehilangan translusensi.

Diagnosis Apikal Abses KronisChronic apical abscess (CAA) dapat berupa asymptomatic ataupun sedikit

symptomatic. Pasien memberi keluhan berupa nyeri yang tajam secara tiba-tiba lalu mereda dan tidak terjadi lagi. Pemeriksaan klinis memperlihatkan karies yang besar, restorasi ataupun diskolorisasi mahkota gigi. Tes vitalitas memperlihatkan respon negative karena pulpa telah mati (nekrotik). Pemeriksaan radiografi menunjukkan area yang menyebar dari rarefaction (penghalusan)