Di Posting untuk Materi Penyuluhan Pertanian Oleh ...
Transcript of Di Posting untuk Materi Penyuluhan Pertanian Oleh ...
Di Posting untuk Materi Penyuluhan Pertanian Oleh :
Maryana, SP
Penyuluh Pertanian Wilayah Binaan Desa Badakarya, Kec. Punggelan
➢ Konsumsi beras rakyat Indonesia mencapai ± 134 kg
Perkapita/tahun, tertinggi diantara bangsa2 konsumen
beras dunia
➢ Perkiraan BPS jumlah Penduduk Indonesia tahun 2025
akan mencapai 273 juta jiwa, atau meningkat 42 juta
jiwa dari tahun 2009 sejumlah 231 juta jiwa ( bertambah
2,8 juta /tahun)
➢ Diperlukan tambahan beras sebesar 392.000 ton per
tahun (653.333 ton GKG)
➢ Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu usaha
peningkatan produksi padi yang dapat ditempuh dengan
intensifikasi maupun ekstensifikasi
KOMPONEN TEKNOLOGI PTT PADI SAWAH
KOMPONEN DASAR :
1. Varietas
Varietas unggul modern :
- Kesesuaian agro ekosistem
- Kesesuaian selera/citarasa masyarakat dan pasar
- Daya hasil tinggi
- Toleran terhadap hama penyakit
- Tahan rebah
2. Bibit Bermutu dan Sehat dengan perlakuan Benih
- Bibit bermutu akan sangat menentukan pertumbuhan dan
produktivitas tanaman
- Seleksi benih bermutu dengan larutan garam 3 % benih
bernas tenggelam
Lanjutan KOMPONEN DASAR :
3. Pemupukan efisien Secifik lokasi
- Berdasarkan kondisi spesifik lahan setempat
- Pemumpukan Urea berdasarkan bagan warna
- Berdasarkan analisa tanah
4. PHT sesuai OPT Sasaran
- Pengendalian HPT dengan memperhitungkan
faktor ekologi
- Beberapa HPT yang perlu diwaspadai antara lain :
Penggerek batang, Wereng coklat, Tikus, Keong
mas, penyakit Hawar daun bakteri dan Tungro
PHT Penggerek Batang Pengamatan intensif sejak pesemaian sampi panen
Pemotongan jerami sampai tunggak mematikan pupa
Pengumpulan kelompok telur di pesemaian
Pemanfaatan musuh alami (Trichograma)
Pemakaian pestisida (butiran maupun cair)
PHT Wereng Coklat Pengamatan intensif
Penggunaan varietas tahan
Pergiliran tanaman
Pergiliran varietas
Pemakaian Agensia Hayati
Pemakaian insektisida kimia selektif
PHT Tikus Diprioritaskan pada pengendalian dini dilaksanakan
secara berkelompok, bersama-sama dan terkoordinasi dalam hamparan
Menerapkan pola tanam teratur dan serempak
Pada fase Bero dan Pengolahan tanah dengan pemasangan umpan dan gropyokan
Pada fase pesemaian dengan pemasangan umpan dan penggunaan pagar plastik yang dikombinasikan dengan perangkap bubu
Pada fase vegetatif Sanitasi gulma, mekanis, pemasangan umpan
Pada fase generatif Sanitasi gulma, fumigasi
PHT Keong mas
Pra tanam memungut dan memusnahkan
Pesemaian memungut dan memusnahkan, menyebar benih lebih untuk sulaman
Stadia vegetatif :
- Memasang saringan pada pintu pemasukan air
- Memasang ajir perangkap telur untuk dimusnahkan
- Tanam bibit agak tua (21 HSS)
- Umpan daun talas dan pepaya
- Pemakaian pestisida
Stadia generatif :
- Mengambil dan memusnahkan
- Menggembala itik setelah panen
PHT Tungro Penggunaan varietas tahan
Pergiliran tanaman
Tanam serempak
Pengendalian vektor
PHT Hawar daun bakteri Pupuk N tidak berlebihan
Varietas tahan
Rotasi tanam
Pemakian Agensia Hayati “Corine bacterium”
KOMPONEN TEKNOLOGI PTT PADI SAWAH
KOMPONEN PENDUKUNG
1. Pengelolaan Tanaman Populasi dan cara
tanam (Legowo, larikan dll)
Keuntungan Sistem Jajar Legowo
- Peningkatan pop. per Ha. Peningkatan hasil
- Pemanfaatan border effect
- Intersepsi cahaya meningkat fotosintesa
meningkat
- Mempermudah perawatan dan pengamatan hama
Lanjutan KOMPONEN PENDUKUNG
2. Bibit muda umur : 14 – 21 HSS, manfaat :
- Cepat beradaptasi
- Memperdalam perakaran
- Tanaman relatif tahan rebah
- Umur panen lebih pendek
- Pertumbuhan tanaman lebih sehat
- Hasil meningkat
3. Bahan organik / Pupuk kandang
- Peningkatan kandungan C organik tanah
- Perbaikan sifat fisika, kimia dan biologi tanah
Lanjutan KOMPONEN PENDUKUNG
4. Irigasi berselang
- Menghemat air
- Meningkatkan efisiensi N
- Memperbaiki aerasi tanah
- Meningkatkan gabah isi per malai
5. Pupuk cair dan ZPT
- Diberikan untuk mengatasi kekurangan beberapa
unsur hara mikro
- Dikombinasikan dengan ZPT
Lanjutan KOMPONEN PENDUKUNG
6. Penanganan Panen dan Pasca panen
- Pemotongan dengan sabit bergerigi / alat yang tajam
- Penggunaan Mesin Perontok Power Tresher
- Perontokan dilakukan segera setelah pemotongan, untuk
memperoleh kualitas gabah dan beras giling tinggi
- Menggunakan alas perontok yang memadai (plastik terpal) untuk
mengurangi kehilangan hasil
- Penjemuran lantai jemur dengan ketebalan 5 – 7 cm, pembalikan
setiap 2 jam sekali
- Penyimpanan gabah dengan kadar air 14 % untuk konsumsi dan max
13 % untuk benih
- Gabah yang akan digiling setelah disimpan dikeringkan kembali s/d
kadar air 13 – 14 % dan diangin-anginkan untuk menghindari beras
pecah
BUDIDAYA TANAMAN PADI UNTUK
PRODUKSI BENIH
ALUR KELAS BENIH
NS
BS
BD
BP
BR
- Penyelenggaa Pemuliaan (Balai Komoditas)
-Balai Penelitian Komoditas (UPBS)
BBI (Balai Benih Induk), Penangkar benih yang mendapat rekomendasi dari BPSB, Produsen benih swasta/BUMN.
BBU (Balai Benih Utama , Penangkar benih yang mendapat rekomendasi dari BPSB, Produsen benih swasta/BUMN.
BBU, Penangkar/ Produsen benih swasta/BUMN.
Label Putih
Label Biru
Label Ungu
Label Kuning
STANDAR SERTIFIKASI LAPANGAN BENIH PADI
TEKNOLOGI PRODUKSI A. PEMILIHAN LOKASI
a. Kondisi fisik
- Lahan subur, air irigasi dan saluran drainage yang baik
- Bekas varietas yang sama atau
varietas lain yang karakteristik pertumbuhan Berbeda
- Bersih dari sisa tanaman /penyakit
b. Isolasi
- Isolasi jarak ( antar varietas 3 m)
- Isolasi waktu ( waktu sebar selisih 30 hari)
- Isolasi alam (Topografi alam, penggunaan
penghalang )
- Isolasi buatan ( memasang plastik tinggi 3m)
B. PENYIAPAN LAHAN
Pilih lahan yang pada musim sebelumnya tidak ditanami padi (bera).
Apabila produksi Benih dilakukan pada lahan bekas pertanaman padi, pilihlah dengan varietas yang sama
Teknik Pengolahan Lahan :
➢ Pengolahan tanah I , dilakukan 20 – 30 hari sebelum tanam dengan cara dibajak dengan kedalaman 25 – 30 Cm
➢ Pengolahan tanah II, dilakukan beberapa hari sebelum tanam dengan cara dibajak dan digaru untuk melumpurkan dan meratakan tanah
C.PESEMAIAN
Buat bedengan persemaian tinggi 10 cmlebar 100 - 150 cmpanjang sesuai kebutuhanjarak antar bedengan 30 cm
Luas pesemaian 4 - 5 % dari areal pertanaman ( 400 - 500 m2
per Ha pertanaman) Rendam benih selama 24 jam kemudian diperam selama 24
jam Kebutuhan benih
10 Kg untuk tanam 1 bibit / lubang25 Kg untuk tanam 2 – 3 bibit / lubang
D. PENANAMAN
Umur bibit 15 - 21 hari setelah semai
Penanaman 2 - 3 bibit per- lubang
Jarak tanam 20x20 cm atau25 x 25 cm
Sistem tanam jajar Legowo 2 : 1 atau 5 : 1
(20 x 40 x 10 cm )
E.PEMELIHARAAN
1. Pengairan
Pengairan dilakukan dengan sistem berselang,
Saat-saat tanaman membutuhkan pengairan :
- Setelah tanam
- Menjelang fase pembentukan anakan
- Menjelang pemupukan susulan I dan
dilakukan penyiangan.
- Pada fase primordia s/d fase bunting
- Pada saat pengisian biji secara periodik
diari dan dikeringkan scr bergantian
Menjelang 7 hr sblm panen lhan mulai
dikeringkan.
2.Pemupukan
Jenis, Waktu dan Dosis pemupukan
No. Waktu Pemupukan Jenis Pupuk Dosis (Kg/Ha)
1.
2.
3.
Pupuk dasar ( 0 – 7 HST)
3 MST
7 MST
UreaPhonska
UreaPhonska
UreaPhonska
50100
100150
100100
Jumlah UreaPhonska
250350
3. Pengendalian OPT
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) terdiri dari :
Gulma, Ha ma dan Penyakit Tanaman
Untuk pengendaliannya :
Gulma dikendalikan dengan cara penyiangan baik pakai alat maupun dengan tangan, juga dapat dikendalikan dengan herbisida
Hama penyakit dikendalikan dengan konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
G. SELEKSI TANAMAN / ROGUING
Seleksi tanaman /Roguing yaitu membuang campuran
Varietas Lain (CVL), type simpang dan gulma yang tidak
dikehendaki
Roguing dilakukan pada waktu :
Vegetatif awal
Vegetatif akhir /anakan maksimum
Generatif awal / berbunga
Generatif Akhir / menjelang panen
H.PANEN
1. Ciri-ciri tanaman siap panen ➢ 90 – 95 persen gabah berwarna keemasan➢ 2/3 malai bagian ujung sudah masak penuh,
sedang 1/3 bagian pangkal malai sudah mengeras
2.Panen➢ Panen dilakukan pada saat cuaca baik➢ Setelah panen segera dilakukan perontokan
( dengan treser atau sejenisnya)➢Yang perlu diperhatikan adalah peralatan
panen/wadah harus bersih
III. PROSESING BENIH1. Penjemuran
- Lantai jemur harus bersih dari kotoran dan gabah
dari varietas lain
- Dilakukan pembalikan gabah secara berkala agar
keringnya merata
- Biasanya dilakukan 2 – 3 hari sampai kadar air
kurang dari 13 % ( 10 – 13 % )
2. Pembersihan / Pemilahan / grading
- CalonBenih yang telah kering perlu dibersihkan agar bersih dari kotoran ( jerami, daun padi, rumput, gabah hampa dll.)
- Pembersihan dapat dilakukan dengan tampi (skala kecil) dan untuk skala besar dengan Seed Cleaner)
3. Penyimpanan
- Kondisi ruang / gudang penyimpanan sangat
berpengaruh terhadap daya simpan benih
- Benih disimpan secara teratur dan terpisah untuk
masing-masing varietas
- Tempat / wadah benih dapat menggunakan silo atau
karung plastik
- Bila menggunakan wadah karung, di bagian bawah
tumpukan harus diberi balok kayu agar benih tidak
bersentuhan dengan lantai gudang
4. Syarat Ruang Penyimpanan
- Tidak bocor
- Lantai harus padat (terbuat dari semen / beton)
- Ventilasi yang cukup (tidak lembab)
5. Packing
Packing / Pengemasan benih bertujuan untuk :
- Mempermudah dalam penyaluran / transportasi benih
- Melindungi benih selama penyimpanan terutama
dalam mepertahankan mutu benih
- Mengurangi serangan hama/insekta
- Setelah dikemas ditata diatas rak kayu
6. Pemasaran
- Benih yang boleh dipasarkan yaitu benih yang telah
dipacking dengan kemasan plastik berlogo dan
didalamnya telah diberi label
- Bobot kemasan biasanya 5 Kg.
Sekian, Matur Nuwun
SUMBER :
Kebun Benih Padi Tegalgondo
B2TPH WILAYAH SURAKARTA