DI KB NATURA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019...
Transcript of DI KB NATURA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019...
A
PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL EMOSIONAL
MELALUI MEDIA “KOTAK AKU BISA PINTERR”
DI KB NATURA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN
2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
SITI ASYIYAH
NIM 11614010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
MOTTO
العلم بتعلم البنسب
ILMU ITU DIDAPAT DENGAN BELAJAR, TIDAK DENGAN
NASAB(KETURUNAN)
(Mauidhoh)
K.H Ihsanudin Abdan
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
1. Keluarga besar Bapak Sumono dan Bapak Hisom (Almarhum) yang
senantiasa mendo'akan, yang telah memberikan dukungan spiritual dan kasih
sayang.
2. Mbah Uti sama Mbah Kakungku (Almarhum/almarhumah) dan Pakde
Margono yang dari kecil mengasuh saya, dan mendidik saya
3. Emak Mertua Ibu Hj Sutirah yang senantiasa mendukung dan mendoakanku.
4. Suamiku tercinta Nasikun S.Pd yang telah memberi dukungan spiritual,
material dan kasih sayang yang tak henti-hentinya menyemangatiku dan selalu
mendoakanku.
5. Buah hatiku tercinta Ratna cahyaning Tyas yang senantiasa menjadi sumber
penyemangatku.
6. Kakak dan adik-adik semua yang selalu mendukung
7. Temanku mbak Niswa dan Deddi yang selalu hadir didalam kehidupanku
didalam suka maupun duka
8. Teman-teman seperjuangan, satu kelas PIAUD IAIN Salatiga Angkatan 2014
yang selalu memberikan motivasi.
9. Bapak dan ibu Dosen yang selalu membimbing dengan sabar.
10. Keluarga besar KB Natura Salatiga
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya skripsi
dengan judul Pengembangan Sikap Sosial Emosional melalui Media “Kotak Aku
Bisa Pinterr” di KB Natura Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 telah selesai.
Shalawat salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi Muhammad SAW
semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.
Penulisan ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Program Studi di Pendidikan
Islam Anak Usia Dini
4. Bapak M.Agung Hidayatulloh, S.S.,M.Pd.I. selaku Dosen Pembimbing
yang selalu sabar membimbing, serta mengorbankan waktu, tenaga seta
fikiran untuk membimbing penulisan Skripsi hingga akhir.
5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
6. Dewan Guru KB Natura yang telah membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian dari awal hingga selesai.
7. Teman-teman PIAUD angkatan 2014 yang telah berjuang bersama-sama.
viii
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih.
Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik
dalam isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis harapkan
bagi kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman Amin.
Salatiga, 29 Agustus 2018
Penulis
Siti Asyiyah
NIM. 11614010
ix
ABSTRAK
Asyiyah, Siti. 2018 “Pengembangan Sikap Sosial Emosional melalui Media Kotak
Aku Bisa Pinterr di KB Natura Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Fakultas Tarbiyah dan ILmu keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia
Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: M. Agung
Hidayatulloh, S.S. M.Pd.I.
Kata kunci: Sikap Sosial Emosional, Media Pembelajaran, Strategi yang menarik
Banyak realita yang terjadi di KB Natura antara lainbanyak terjadinya
kesulitan kesulitan yang di alami para pendidik dalam pembentukan sikap
pada anak usia 4-5 tahun. Perkembangan anak yang kurang optimal, masih
banyaknya anak yang membawa makanan yang kurang sehat dan pembuangan
sampah sembarangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan sikap sosial
emosional melalui media “Kotak Aku Bisa Pinterr” pada anak usia dini di KB
Natura Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.Penelitian yang dilakukan
menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini
adalah anak usia 4-5 tahun. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi yang terdiri dari lembar observasi guru dan lembar observasi anak,
dokumentasi, serta tes.
Hasil dari pengembangan sikap sosial emosional melalui media “Kotak
Aku Bisa Pinterr” pada anak kelompok usia 4-5 tahun di KB Natura Salatiga
tahun pelajaran 2018/2019. Sikap sosial emosisal anak mengalami
pengembangan di beberapa hal antara lain: sikap tanggung jawab, sikap
sopan, mandiri dan pembawaan makanan yang sehat hal ini dapat dilihat dari
peningkatan perkembangan dalam setiap siklusnya, yaitu pra siklus sebesar
0% belum muncul (BM), sedangkan hasil dari pelaksanaan pembelajaran
siklus I sebesar 41% mulai muncul (MM), hasil masih dibawah standar yang
diharapkan, kemudian dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
pada siklus II meningkat menjadi 95% berkembang sangat baik (BSB).
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... vi
MOTTO…………………………………………………………………… . v
PERSEMBAHAN………………………………………… .......................... vi
KATA PENGANTAR………………………………………… ................... vii
ABSTRAK………………………………………… ..................................... ix
DAFTAR ISI………………………………………… .................................. x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 7
E. Kegunaan Penelitian..................................................................... 8
F. Definisi Operasional..................................................................... 9
G. Metode Penelitian......................................................................... 12
H. Sistematika Penulisan................................................................... 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ................................................................................. 19
B. Kajian Materi Penelitian .............................................................. 41
C. Kajian Pustaka .............................................................................. 53
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian……………...................................... 59
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ....................................................... 72
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I................................................. 72
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II................................................ 80
xi
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus .................................................................... 87
1. Ketentuan Penelitian ............................................................... 87
2. Deskripsi Siklus I ................................................................... 89
3. Deskripsi Siklus II .................................................................. 93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………….. 100
B. Saran ............................................................................................ 100
DaftarPustaka
Lampiran-Lampiran
Riwayat Hidup Penulis
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 5 Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran 6 Catatan Lapangan
Lampiran 7 SKK
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa usia dini adalah usia emas dalam pembentukan sikap anak.
Ibarat lahan potensial pada masa inilah orang tua dan pendidik menabur
benih pembiasaan sikap yang baik, Agar kelak berbuah karakter yang kuat
ketika mereka tumbuh besar nanti. Sebaliknya apabila lahan potensi
dibiarkan tandus tanpa stimulasi, pembiasaan dan yang seperti yang
dikatakan olh Soetarno (1989 : 3.13). Secara umum ada tiga faktor
penentu dalam pembentukan pola sikap anak, yaitu pola asuh keluarga,
pendidikan di sekolah dan pengaruh lingkungan. Realitas yang sering
terjadi kebiasaan yang terbentuk dari rumah berbeda dengan pola
pembiasaan di sekolah. Perbedaan pola asuh dan pembiasaan membuat
anak sulit memahami aturan dan bersikap tidak konsisten.
Pasal 1 ayat 14 Undang-Undang SISDINAS tahun 2003
mencantumkan anak usia din sebagai anak yang berusia 0 bulan (sejak
lahir) hingga usia 6 tahun. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
kemajuan tehnologi tidak selalu membawa kebaikan bagi kehidupan
manusia terutama untuk anak usia dini, kehidupan yang semakin kompleks
dengan tingkat stresor yang semakin tinggi mengakibatkan individu
semakin rentan mengalami berbagai gangguan baik fisik maupun
psikologis. Gangguan psikologis seperti kecemasan, stress, frustasi,
2
agresifitas, perilaku anarkis, dan gangguan emosi lain yang semakin
meningkat.
Anak sebagai generasi penerus perlu di bekali kemampuan untuk
mengoptimalkan seluruh potensi yang di miliki dan meminimalkan
kelemahan-kelemahan yang ada.
Guru dan orang tua sebagai orang dewasa di sekitar anak, memegang
peranan penting dalam mengoptimalkan potensi anak, baik fisik, kognitif,
spiritual maupun emosional. Periode anak merupakan tahap awal
kehidupan individu yang akan menentukan sikap, nilai, perilaku, dan
kepribadian individu di masa depan. Ironisnya, perhatian terhadap
pentingnya periode usia dini sebagai masa kritis bagi tumbuh kembang
anak khususnya sebagai masa kritis perkembangan emosi di Indonesia
belum optimal. Hal ini dapat diamati dari rendahnya stimulasi emosi yang
di berikan pada anak usia dini, keterbatasan kemampuan pendidik anak
usia dini dan orang tua dalam memberi rangsangan emosi bagi anak, dan
keterbatasan sumber referensi tentang stimulasi emosi, merupakan salah
satu kendala kurang optimalnya pemberian rangsangan emosi pada anak.
Di sisi lain, aspek emosional dalam kehidupan individu terkait erat
dengan aspek psikologis lainnya. Emosi dapat diibaratkan sebagai poros
kehidupan manusia, yang terganggu aspek emosinya maka terganggu pula
aspek kehidupan yang lain.Emosi merupakan sentral guna memahami
respons adaptif terhadap lingkungan.
3
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali, mengolh,
dan mengontrol emosi agar anak mampu merespons secara positif setip
kondisi yang merangsang munculny emosi-ini. (Riana Mashar, 2011 : 60).
Emosi memainkan peranan kritis dalam munculnya psikopatologi
atau gangguan psikis pada individu.Berbagai gangguan psikis memiliki
akar utama terkait dengan ekspresi atau regulasi emosi.Diminished
affectivity, perasaan yang tidak tepat (inappropriate affect),dan emosi yang
tidak terkontrol merupakan tanda-tanda emosi yang terganggu. (Riana
Mashar, 2011 : 16).
Apabila anak usia dini tidak menerima stimulus emosi yang baik
maka akan terbawa sampai dewasa, karena emosi poros dari aspek
semuanya, dalam perkembangan emosi, proses modeling terhadap
lingkungan mikro dapat terbentuk ketika anak mendapat stimulus berupa
pengalaman-pengalaman emosi dari orang-orang yang ada di sekitarnya.
Terutama di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, di keluarga
sangat berperan untuk mengoptimalkan stimulus emosi pada anak usia
dini, untukitulah program pembisaan yang di terapkan untuk anak usia dini
perlu diiringi dengan keteladanan. Antara keluarga, lingkungan, sekolah,
harus sinkron karena ketiganya ini saling mempengaruhi dalam tumbuh
kembang emosi anak usia dini, anak yang biasanya disiplin tentunya akan
terbiasa melakukan hal yang sama ketika berada di sekolah. Realitas yang
sering terjadi kebiasaan yang terbentuk dari rumah berbeda dengan pola
4
pembiasaan di sekolah.Perbedaan pola asuh dan pembiasaan membuat
anak sulit memahami emosinya dan bersikap tidak konsisten.
Kesulitan dalam pembentukan sikap seperti pemaparan diatas,
adalah realitas yang di temukan di lembaga KB Natura, yaitu di kelompok
usia 4-5 tahun, melihat perkembangan anak yang kurang optimal kami
berusaha mencari program pembiasaan yang efektif. Ada kebiasaan umum
yang hampir terjadi pada anak KB Natura, yaitu seperti membawa
makanan yang tidak sehat/menaruh sepatu tidak pada rak sepatu,
membuang sampah tidak pada tempatnya, hal ini di sebabkan oleh
program pembiasaan di lembaga KB Natura selama ini cenderung
monoton dan tidak memiliki strategi yang tepat. Anak sering di ingatkan
dengan kata-kata, ceramah, dan nasehat.Sementara anak usia dini masih
sulit memahami konsep benar atau salah. Kelemahan lain yang membuat
program pembiasaan yang kurang efektif adalah tidak ada perencanaan
yang terstruktur. Program dilaksanakan sambil lalu dan tidak ada
kesinambungan. Hasil yang diharapkan menjadi bias karena anak-anak
terpola dalam pembiasaan kadang-kadang. Kadang dilarang, kadang
diijinkan, kadang diingatkan, kadang dibiarkan.Selain itu belum ada media
yang bisa di gunakan anak untuk membentuk sikap kebiasaan. Disisi lain
anak masih berada dalam tahapan operasional konkret. Anak butuh benda
nyata untuk memahami sesuatu melalui proses melihat, meraba,
mengasosiasi dan melakukan dan memainkannya. Media yang
memungkinkan anak memahami sebab akibat dari sikap atau perilaku
5
yang di biasakan. Selain strategi dan penggunaan media yang belum
efektif, pendidik dan orang tua sering mengabaikan faktor keteladanan.
Lembaga Pendidikan anak usia dini diharapkan menjadi fondasi
yang kuat untuk membentuk sikap dan karakter anak usia dini. Kurikulum
PAUD 2013 menempatkan pengembangan sikap sebagai komponen yang
harus direncanakan secara lebih matang dan mendalam, bukan sekedar
dampak ikutan dari pengembangan pengetauan dan ketrampilan. Dalam
implementasinya pembentukan sikap dikembangkan dalam kegiatan yang
bersifat rutin (pembiasaan) dan kegiatan yang bersifat terstuktur.
Pembiasaan dalam kegiatan rutin di buat dalam standar Operasional
Prosedur atau SOP. Sementara dalam kegiatan terstuktur pembentukan
sikap harus dimasukkan dalam rencana pembelajaran baik Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) maupun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
Dari paparan diatas sehingga dipilihlah judul, “PENGEMBANGAN
SIKAP SOSIAL EMOSIONAL MELALUI MEDIA KOTAK AKU BISA
PINTERR USIA 4-5 DI KB NATURA KOTA SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka
dapat dirumuskan pokok permasalahan pada penelitian ini, yaitu:Apakah
media “Kotak Aku Bisa Pinterr” bisa mengembangkan sikap sosial
6
emosional pada anak usia4-5 tahun di KB Natura Salatiga tahun pelajaran
2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian
ini, yaitu: Untuk mengetahui media “Kotak Aku Bisa Pinterr” dapat
meningkatkan sikap sosial emosional pada anak usia 4-5 Tahun di KB
Natura Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.
D. Hipotesis Tindakan
Menurut Bambang Dwiloka (2012:29) menyatakan bahwa hipotesis
penelitian merupakan anggapan sementara yang masih harus dibuktikan
kebenarannya melalui penelitian. Adapun hipotesis yang peneliti ajukan
dalam penelitian ini yaitu:“ ADA PERKEMBANGAN SIKAP SOSIAL
EMOSIONAL MELALUI MEDIA “KOTAK AKU BISA PINTERR”
USIA 4-5 TAHUN DI KB NATURA TAHUN PELAJARAN 2018/2019”
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis yaitu:
a. Memberi masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran yang
kreatif dan inovatif, dan sebagai sarana pengembangan dan
peningkatan profesional guru.
7
b. Sebagai bahan informasi kepada lembaga lain tentang
pentingnya upaya mengembangkan sikap sosial emosional
melalui media kotak aku bisa pinterr pada anak usia dini.
c. Bagi guru PAUD, guru dapat menambah wawasan betapa
pentingnya memahami karakteristik anak sehingga dapat
menentukan media pembelajaran yang tepat yaitu dengan media
kotak aku bisa pinterr.
d. Proses belajar dan hasil kegiatan membentuk guru yang lebih
kreatif dalam merancang dan mengelola kegiatan yang
menyenangkan untuk anak didik.
2. Manfaat praktis yang dapat disampaikan oleh penulis yaitu:
a. Bagi guru
Guru adalah teladan dan orang tua anak di sekolah,
hendaknya guru dapat mengembangkan sosial emosional
(disiplin) pada anak dengan baik dan menjadi teladan sehari-
hari bagi anak didik.
b. Bagi sekolah
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan atau pengetahuan baru tentang upaya
pengembangan sikap sosial emosional (disiplin) melalui
media kotak aku bisa pinterr, agar dapat diwujudkan dalam
suatu lembaga pendidikan yang berhasil membentuk anak
yang aktif, mandiri, di siplin, peduli lingkungan, ceria dan
suka menolong.
8
F. Definisi Operasioal
1. Pengertian Sikap Sosial Emosional
Perkembangan emosi anak behubungan dengan seluruh
aspek perkembangan anak. Pada tahap ini emosi anak usia pra
sekolah lebih rinci. Anak cenderung mengekspresikan emosi
dengan bebas dan terbuka.
Emosi merupakan suatu gejolak penyesuaian diri yang
berasal dari dalam dan melibatkan hamper keseluruhan diri
individu. Emosi juga berfungsi untuk mencapai pemuasan atau
perlindungan diri atau bahkan kesejahteraan pribadi pada saat
berhadapan dengan lingkungan atau objek tertentu.
Tidak setiap anak berhasil melewati tugas perkembangan
social emosional pada usia dini, sehingga berbagai kendala dapat
saja terjadi. Sebagai pendidik sepatutnyalah untuk memahami
perkembangan social emosional anak sebagai bekal dalam
memberikan bimbingan terhadap anak agar mereka dapat
mengembangkan kemampuan sosial dan emosinya dengan baik.
Beberapa jenis emosi yang berkembang pada anak usia dini :
a. Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang
dianggap membahayakan.
b. Cemas, perasaan takut yang bersifat khayalan tanpa ada
objek.
9
c. Marah, yaitu perasaan tidak senang baik terhadap orang
lain, diri sendiri, maupun objek tertentu.
d. Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain
yang dipandang telah merebut kasih sayang orang yang
disayanginya.
e. Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan
yang positif, nyaman karena terpenuhi keinginannya.
f. Kasih sayang, yaitu perasaan senang memberikan
perhatian dan perlindungan kepada orang lain.
g. Phobia, yaitu rasa takut terhadap objek yang tidak perlu
ditakutinya.
h. Ingin tahu, yaitu perasaan ingin mengenal tentang objek
yang ada disekitarnya.
Perkembangan sosial anak merupakan hasil belajar, bukan
hanya hasil dari kematangan.Perkembangan sosial anak diperoleh
anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai
respon terhadap dirinya.
Pengembangan sosial emosional merupakan suatu proses
yang panjang dan kompleks karena suatu keadaan yang kompleks
serta menyeluruh yang dapat berupa perasaan atau pikiran yang di
tandai oleh perubahan biologis yang muncul dari perilaku
seseorang dalam jangka waktu yang lama.
10
2. Pengertian Media Kotak “Aku Bisa Pinterr”
Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses
belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada
umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab,
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi
yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran yang bernama “Kotak
Aku Bisa Pinterr” pemilihan akronim ini mengandung beberapa
nilai filosofi yaitu :
1. Kotak adalah benda yang digunakan anak untuk menyimpan
sesuatu seperti : makanan, minuman, peralatan sekolah. Kotak
yang digunakan dalam karya ini menggunakan loker untuk
menyimpan kartu reward dan punishment. Adapun warna yang
di gunakan adalah warna hijau dan merah. Pemilihan warna
mengambil filosofi lampu lalu lintas.Warna hijau digunakan
untuk menyiman Reward (di simbolkan dengan emoticon
tersenyum atau bintang berwarna hijau) bahwa kebiasaan positif
harus terus dilanjutkan dan dikuatkan agar menjadi karakter
11
yang kuat. Sementara simbol warna merah artinya berhenti,
(punishment) untuk sikap negative harus di stop, di hentikan
tentunya dengan sikap kasih sayang.
2. AKU BISA mengandung arti anak bisa melakukan sesuatu
dengan segala potensi yang dimiliki serta sumber belajar yang
mendukung. Aku bisa juga mengandung arti aku terbiasa
bersikap baik.
3. PINTERR dalam bahasa jawa artinya pandai. Dengan media ini
anak dapat memperoleh Pengetahuan, dapat memainkan,
Terbiasa bersikap baik, Reward mendapat penghargaan
terhadap sikap baik yang dimiliki anak.
Strategi dan media ini dipilih agar program pembiasaan ini
menarik minat anak, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
anak, bahwa anak belajar melalui bermain dan memiliki tahapan
perkembangan kecakapan hidup dan pembentukan karakter yaitu
pembiasaan sikap positif, pembiasaan menaruh barang pada
tempatnya, pembiasaan pengenalan emosi atau perasaan. Melalui
strategi dan media kotak aku bisa pinterr ini anak juga diajarkan
untuk memecahkan masalah dan belajar mengambil keputusan.
Jadi judul skripsi ini adalah pengembangan sikap sosial
emosional melalui media yang dimaksud “Kotak Aku Bisa Pinterr”
adalah inovasi pembelajaran yang menggabungkan media kotak
pembiasaan dan strategi Pinterr (Pengetahuan, Mainkan, Terbiasa,
12
Reward). Melalui “Kotak Aku Bisa Pinterr” anak-anak terpola
dalam kebiasaan dan keteladanan dalam suasana menyenangkan.
Anak terbiasa memecahkan masalah sehari-hari dan anak mampu
mangambil keputusan.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas. Acep Yoni (2012:7) Penelitian Tindakan Kelas
merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru
sendiri. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang
langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Jadi
penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang
dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik
pembelajaran yang ada, meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar guru sehingga mampu menghasilkan anak didik yang
berprestasi.
Alasan penemuan ini menggunakan penelitian tindakan
kelas adalah karena bisa ikut terlibat langsung dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, kelas yang berisi anak didik dijadikan objek
penelitian, maka siswa yang berada di kelas tersebut adalah sebagai
populasi yang diteliti
13
Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian
tindakan kelas menurut Yonny, (2012:42168) menjabarkan
sebagai berikut:
Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart
(Yonny, 2012:168)
Model Penelitian yang digunakan adalah model Kemmes
dan Mc. Taggart, yaitu model spiral (Wardani 2012 : 2.4). Dimana
dalam model spiral ini terdiri dari 2 Siklus dan dari setiap siklus
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi serta
refleksi.
Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan
(planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi
(reflecting).
14
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok usia 4-5
Tahun KB Natura yang berlokasi di wiroyudan Rt02/06
Kelurahan Tingkir Tengah, kecamatan Tingkir, kota Salatiga tahun
pelajaran 2018/2019yang berjumlah 32 anak yang terdiri dari 19
laki-laki dan 13 perempuan.
Kami memilih kelompok usia 4-5 tahun, karena usia
perkembangan sosial emosional sangat penting untuk lebih
diprioritaskan semenjak dini, dengan penguasaan sosial emosional
anak kelompok usia 4-5 tahun akan mudah mempelajari aspek
perkembangan lainnya (nilai agama moral, kognitif, fisik motorik,
spiritual,bahasa dan seni), semakin banyak anak didik kelompok
usia 4-5 tahun dalam menguasai sosial emosional maka akan
semakin cepat mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang baru.
Adapun model pembelajaran yang digunakan di KB Natura
menggunakan BCCT (Sentra).
Untuk itu kami mencoba mencari suatu solusi yang dapat
memecahkan masalah tersebut dengan media kotak aku bisa
pinterr untuk pengembangan sosial emosional yang lebih baik dan
berkembang sesuai dengan tahapannya.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Menurut Yanto (2013:40) tahap-tahap dalam penelitian
tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan penting, yaitu:
15
a. Tahap Rencana
1) Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan
media kotak aku bisa pinterr yaitu membuat (RPPH)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian.
2) Membuat daftar kreasi gambar emoticon seperti
marah, sedih, senang, dll untuk diajarkan kepada
anak didik.
3) Menyiapkan lembar tes buatan peneliti atau lembar
penugasan, yang mana hasil penugasan dari anak
didik tersebut akan diberi nilai dan dijadikan data
untuk dianalisis lebih lanjut.
4) Membuat simulasi perbaikan
b. Tahap Tindakan
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang
berupa pembiasaan dengan menggunakan media kotak
aku bisa pinterr sesuai dengan konsep pembelajaran yang
tertulis pada (RPPH) Rencana Pelaksaan Pembelajaran
Harian pada tahap perencanaan.
c. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam
proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai,
kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik.
16
Pengamatan tersebut meliputi beberapa indikator yang
telah ditentukan penulis secara terlampir.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan
tujuan penelitian, tahap refleksi meliputi:
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan
pembelajaran.
2) Evaluasi hasil observasi.
3) Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki
kelemahan siklus I untuk dilakukan perbaikan pada
siklus II.
4. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian
tindakan kelas adalah:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), yaitu
seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman
guru dalam mengajar dan menyusun untuk tiap putaran.
Masing-masing RPPH berisi tentang tingkat pencapaian
perkembangan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan
sumber belajar serta hasil penilaian
b. Tes Buatan Peneliti, yaitu berupa lembar penugasan yang
dikerjakan oleh anak didik yang berupa hasil gambar
bebas ungkapan diri anak, tes buatan peneliti tersebut
17
digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai
yang akan dianalisis dan diolah menjadi data kualitatif
nantinya.
c. Lembar Observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk
mengamati anak didik selama proses pembelajaran
berlangsung secara bersamaan, yaitu anak didik tidak
diperintahkan maju satu per satu dalam melaksanakan
tugas, melainkan semua secara bersama-sama mengikuti
perintah guru dalam mengkreasikan gambar bebas perasaan
hari itu .
d. Tes
Menurut Depdiknas tahun 2006 tentang Pedoman
Penilaian di Taman Kanak-Kanak bahwa:Tes adalah suatu
cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu
tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak
sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau
prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan
dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar
yang telah ditetapkan.
Peneliti merancang lembar penugasan untuk anak didik
sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk
mendapatkan data kuantitatif berupa nilai hasil pembiasaan
dengan media kotak aku bisa pinterr, kemudian akan
18
dianalisa dan diambil kesimpulannya. Tes (lisan, tulisan,
aksi).
H. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti
uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika
skripsi secara garis besar menjadi beberapa bagian:
Bagian awal yang terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul,
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
BAB I : Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Kegunaan
Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, Sistematika
Penulisan.
BAB II : Landasan Teori, berisi tentang Pengertian Perkembangan,
karakteristik, keterkaitan sosial emosional, prinsip
pengembangan sosial emosional untuk Anak Usia Dini, Hakikat
Media kotak aku bisa pinterr
BAB III : Pelaksanaan Penelitian, berisi Gambaran Umum Lokasi dan
Subyek Penelitian, Deskripsi Pra Siklus, Deskripsi Penelitian
Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan.
BAB V : Penutup, berisi tentang Kesimpulan dan Saran,
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
a. Pengertian Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial adalah proses dimana anak
mengembangkan ketrampilan interpersonalnya, belajar menjalin
persahabatan, meningkatkan pemahamannya tentang orang di luar
dirinya, dan juga belajar penalaran moral dan perilaku.
Menurut Plato secara potensial (fitrah) manusia dilahirkan
sebagai makhluk sosial (zoon politicon) Syamsuddin (1995:105)
mengungkpkan bahwa “sosialisasi adalah proses belajar untuk
menjadi makhluk social”, sedangkan menurut Lorce (1970:86)
“sosialisasi merupakan suatu proses dimana individu (terutama)
anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan
sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan
(kelompoknya) serta belajar bergaul dengan bertingkah laku,
seperti orang lain didalam lingkungan sosialnya”.
Ali Nugraha (2008: 1.18) mengatakan bahwa
perkembangan sosial merupakan proses pembentukan Social self
(Pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya,
bangsa, dan seterusnya. Menurut Hurlock (1978: 250) “Sosialisasi
adalah kemampuan bertingkah laku sesuai norma, nilai atau
harapan sosial.
Menurut Hurlock (2000: 251) untuk mencapai
perkembangan sosial dan mampu bermasyarakat, seorang individu
memerlukan tiga proses. Proses tersebut saling berkaitan, jadi
20
apabila terjadi kegagalan dalam salah satu proses akan menurunkan
kadar sosialisasi individu. Ketiga proses ini yaitu:
1) Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial. Setiap
kelompok sosial mempunyai standar masing-masing bagi
para anggotanya mengenai perilaku yang dapat diterima.
Agar dapat diterima dalam suatu kelompok sosial, seorang
anak harus mengetahui perilaku seperti apa yang dapat
diterima. Sehingga mereka dapat berperilaku sesuai dengan
patokan yang dapat diterima.
2) Belajar memainkan peran sosial yang dapat diterima. Setiap
kelompok sosial memiliki pola kebiasaan yang telah
ditentukan oleh para anggotanya. Pola kebiasaan tersebut
tentu saja harus dipatuhi oleh setiap anggota kelompok.
Misalnya kesepakatan bersama untuk kebiasaan di kelas
antara guru dan murid.
3) Perkembangan proses sosial, untuk bersosialisasi dengan
baik, anak harus menyukai orang dan kegiatan sosial dalam
kelompok. jika mereka dapat melakukannya, maka mereka
akan dengan mudah menyesuaikan diri dan dapat diterima
sebagai anggota kelompok sosial tempat mereka bergabung
4) Dalam perkembangan sosial anak terdapat beberapa ciri
dalam setiap periodenya. Ciri- ciri tersebut adalah sebagai
berikut :
21
a) Periode Bayi
1-2
Bulan
Belum mampu membedakan objek dan benda
3 bulan 1. Otak mata sudah kuat dan mampu melihat pada
orang atau objek dan mengikuti gerakan
2. Telinga sudah mampu membedakan suara. Mulai
mampu membedakan objek dan orang, siap
belajar untuk menjadi manusia sosial.
3. Senyum sosial (social smiles) apabila orang yang
dikenalnya datang dan menangis apabila
ditinggal.
4 bulan Memperlihatkan tingkah laku, memperhatikan
apabila ada orang yang bicara, membuat penyesuaian
dengan tertawa padanya.
4-6
bulan
Tersenyum dengan bayi lain.
5-6
bulan
Bereaksi berbeda terhadap suara yang ramah dan
tidak.
7 bulan Kadang- kadang agresif, menjambak, menyakar, dan
sebagainnya.
6-8
bulan
Memegang, melihat, merebut benda dari bayi lain.
7-9
bulan
Mengikuti suara- suara, tingkah laku yang sederhana.
9-13
bulan
Meniru suara, mengeksplorasi bayi lain menjambak
dan sebagainya. Bisa bermain dengan peermainan
tanpa komunikasi.
12
bulan/1
tahun
Mengenal larangan.
13-18
bulan
Mulai minat terhadap bayi lain.
15
bulan
Memperlihatkan minatyang tinggi terhadap orang
dewasa dan selalu ingin dekat serta mutasi dengan
mereka.
24
bulan
(2
tahun)
Dapat membantu melakukan aktivitas sederhana.
Menggunakan permainan sebagai alat untuk
hubungan sosial. Di sini mereka bermain bersama,
tetapi tidak ada interaksi – salutary a paralel play.
22
b) Periode Prasekolah
Piaget dalam Suwardi, dkk (2017: 219) menyatakan
bahwa prkembangan kognitif manusia melalui empat
tahapan sesuai dengan usianya. Adapun ciri sosialisasi
periode prasekolah adalah sebagai berikut
(1) Membuat kontak sosial dengan orang diluar
rumahnya.
(2) Dikenal dengan istilah pregang age. Dikatakan
pregang karena anak prasekolah berkelompok belum
mengikuti arti sosialisasi yang sebenarnya. Mereka
mulai belajar menyesuaikan diri dengan harapan
lingkungan sosial.
(3) Hubungan dengan orang dewasa melanjutkan
hubungan dan selalu ingin dekat dengan orang dewasa
baik dengan orang tua maupun guru. Mereka selalu
berusaha untuk berkomunikasi dan menarik perhatian
orang dewasa.
(4) Hubungan dengan orang dewasa.
(5) 3-4 tahun mulai bermain bersama (cooperative play).
Mereka tampak mulai mengobrol selama bermain.
Memilih teman untuk bermain,mengurangi tingkah
laku bermusuhan.
(6) Usia prasekolah adalah dari usi 0-6 Tahun
23
c) Periode usia sekolah
Minat terhadap kelompok makin besar, mulai
mengurangi keikutsertaannya pada aktivitas keluarga.
Mereka membentuk kelompok (gang) sehingga periode
ini disebut periode gang age. Peranan teman sebaya pada
tahap ini sangat penting dan berpengaruh terhadap
perkembangan sosial anak.
Diantara pengaruh yang ditimbulkannya pada
keterampilan sosialisasi anak diantaranya berikut ini.
(1) Membantu anak untuk belajar bersama dengan orang
lain danbertingkah laku yang dapat diterima oleh
kelompok.
(2) Membantu anak mengembangkan nilai- nilai sosial
lain di luar nilaiorang tua.
(3) Membantu mengembangkan kepribadian yang
mandiri dengan mendapatkan kepuasan emosional
dari rasa berkawan.
Snowman dalam Patmonodewo (1995: 29)
mengemukakan beberapa karakteristik perilaku sosial pada
anak usia prasekolah, diantaranya sebagai berikut:
(1) Pada umumnya anak pada usia dini memiliki satu atau
dua sahabat. Akan tetapi sahabat ini cepat berganti.
Mereka pada umumnya dapat dengan cepat
24
menyesuaikan diri secara sosial. Sahabat yang dipilih
biasanya dari jenis kelamin yang sama.
(2) Kelompok bermainnya cenderung kelompok kecil,
tidak terlalu terorganisasisecara baku sehingga
kelompok tersebut cepat berganti- ganti.
(3) Anak yang lebih kecil sering kali mengamati anak
yang lebihbesar.
(4) Pola bermain anak prasekolah lebih bervariasi
fungsinya sesuai dengan kelas sosial dan gender.
Anak dari kelas menengah lebih banyak bermain
asosiatif, kooperatif, dan konstruktif, sedangkan anak
perempuan lebih banyak bermain soliter, konstruktif,
paralel, dan dramatic. Anak laki- laki, lebih banyak
bermain fungsional solitaire dan asosiatif dramatis.
(5) Perselisihan sering terjadi. Akan tetapi, sebentar
kemudian mereka berbaikan kembali. Anak laki-laki
banyak melakukan tindakan agresif dan menantang.
(6) Setelah masuk TK, pada umumnya kesadaran mereka
terhadap peran jenis kelamin telah berkembang. Anak
laki- laki lebih senang bermain di luar, bermain kasar
dan bertingngkah laku agresif, sedangkan anak
perempuan lebih suka bermain yang bersifat kesenian,
bermain boneka atau menari.
25
Sementara itu Hurlock (1978)mengemukakan beberapa
pola perilaku dalam situasi sosial pada awal masa kanak-
kanak, yaitu sebagai berikut :
(1) Kerja sama
Anak belajar bermain atau bekerjasama hingga usia
mereka empat tahun. Semakin banyak kesempatan
yang mereka miliki untuk melatih keterampilan ini,
semakin cepat mereka belajar dan menerapkannya
secara nyata dalam kehidupannya.
(2) Persaingan
Persaingan ini dapat mengakibatkan perilaku baik
atau burukpada anak. Jika anak melakukannya karena
merasa terdorong untuk melakukan sesuatu sebaik
mungkin, maka hal ini dapat berakibat baik pada
prestasi dan pengolahan motivasinya, namun jika
persaingan dianggap sebagai pertengkaran dan
kesombongan maka hal ini dapat mengakibatkan
timbulnya sosialisasi yang buruk.
(3) Kemurahan hati
Kemurahan hati merupakan perilaku kesediaan untuk
berbagi dengan anak lain. Jika hal ini meningkat pada
perilaku mementingkan diri sendiri akan berkurang.
Perilaku kemurahan hati sangat disukai oleh
26
lingkungan sehingga menghasilkan penerimaan sosial
yang baik
(4) Hasrat Akan Penerimaan Sosial
Jika anak memiliki hasrat yang kuat akan penerimaan
sosial, hal ini akan mendorong anak untuk melakukan
penyesuaian sosial secara baik.
(5) Simpati
Seorang anak belum mampu melakukan simpati
sehingga mereka pernah mengalami situasi yang mirip
dengan duka cita. Mereka mengekspresikan simpati
dengan berusaha menolong atau menghibur seseorang
yang sedang bersedih.
(6) Empati
Merupakan kemampuan meletakkan diri sendiri
dalam posisi orang lain serta menghayati pengalaman
orang tersebut. Hal ini hanya akan berkembang jika
anak telah dapat memahami ekspresi wajah orang lain
atau maksud pembicaraan orang lain.
(7) Ketergantungan
Kebutuhan anak akan bantuan, perhatian, dan
dukungan orang lain membuat anak memperhatikan
cara- cara berperilaku yang dapat diterima
lingkungannya. Namun, berbeda dengan anak yang
27
bebas, ia cenderung mengabaikan ini.
(8) Sikap ramah
Seorang anak memperlihatkan sikap ramah dengan
cara melakukan sesuiatu bersama orang lain,
membantu teman, dan menunjukan kaish saying.
(9) Meniru
Anak- anak melakukan peniruan terhadap orang-
orang yang diterima baik oleh lingkungannya. Dengan
meniru anak- anak mendapatkan respons penerimaan
kelompok terhadap diri mereka.
(10) Perilaku kelekatan
Berdasarkan pengalamannya pada masa bayi, tatkala
anak merasakan kelekatan yang hangat dan penuh
cinta kasih bersama ibunya, anak mengembangkan
sikap ini untuk membina persahabatan dengan anak
lain.
d) Tahapan Penerimaan Sosial
Salah satu perkembangan sosial yang dialami anak
adalah proses penerimaan sosial. Pengalaman ini akan
membekali anak dalam melakukan penyesuaian diri di
lingkungan sosialnya. Fungsi teman sangat penting dalam
mengembangkan keterampilan ini. Menurut Hetherington
(1987) fungsi teman ini diantaranya adalah membantu anak
28
belajar mematuhi aturan-aturan melalui bermain, menjadi
sumber informasi, teman berfungsi sebagai pendorong
perilaku positif atau negatif bagi anak.
Berkenaan dengan penerimaan sosial ini, Hurlock
(1991) mengemukakan beberapa tahapan (stage) dalam
penerimaaan oleh kelompok teman sebaya, adalah sebagai
berikut :
(1) A Reward – Cost Stage
Pada saat ini ditandai dengan adanya harapan yang
sama, aktivitas yang sama dan kedekatan. Biasanya
pada anak kelas 2 dan 3, tetapi belum mendalam.
(2) A Normative Stage
Pada stage ini ditandai oleh dimilikinya nilai yang
sama, sikap terhadap aturan, dan sanksi yang
diberikan. Biasanya terjadi pada anak kelas 4 dan 5.
(3) An Emphatic Stage
Pada stage ini dimilikinya pengertian, pembagian
minat, self disclosure adanya kedekatan yang mulai
mendalam. Biasanya di atas kelas 6.
Jadi, Perkembangan sosial adalah proses dimana anak
mampu mengembangkan ketrampilan interpersonal
menjalin hubungan dengan orang lain individu mauun
kelompok. Dan mampu berperilaku baik dalam bersikap
29
yang digunakan dalam situasi kelompok dan individu, dan
kesediaan berbagi, membantu, bekerjasama, merasa
nyaman, aman, dan mendukung orang lain.
Penguasaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan
moralitas bisa menentukan antara baik dan buruk. Karena
Manusia sudah Fitrahnya harus bisa hidup bersosial, tidak
bisa hidup sendiri.
b. Pengertian emosi
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa
perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Dalam
World Book Dictionary (1994: 690) emosi didefinisikan sebagai
“berbagai perasaan yang kuat”, seperti perasaan benci, takut, marah,
cinta, senang, dan kesedihan. Macam-macam perasaan tersebut
adalah gambaran dari emosi.
Syamsudin (1990 : 69) mengemukakan bahwa “emosi
merupakan suatu suasana yang kompleks (a complex feeling state)
dan getaran jiwa (stid up state) yang menyertai atau muncul sebelum
atau sesudah terjadinya suatu perilaku”.
Goleman (1995:411) menyatakan bahwa “emosi merujuk pada
suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis
dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak”.
Riana Mashar (2011:16) Emosi sebagai seperangkat komponen
dengan suatu struktur yang diterministik atau probabiistik, yang
30
melihat emosi sebagai suatu peristiwa. Emosi dapat dirtikan sebagai
kondisi intrapersonal, seperti perasaan, keadaan tertentu, atau pola
aktifitas motor.
Menurut Lazarus (1991), emosi adalah suatu keadaan yang
kompleks pada diri organisme, yang meliputi perubahan secara
badaniah dalam bernafas, detak jantung, perubahan kelenjar, dan
kondisi mental, seperti keadaan yang menggembirakan yang ditandai
dengan perasan yang kuat dan biasanya disertai dengan dorongan
yang mengacu pada suatu bentuk perilaku.
Ali&Yeni (2004) mengutarakan proses terjadinya emosi melalui
lima tahap, yaitu :
1) Elicitors, yaitu adanya dorongan berupa situasi atau peristiwa.
Misalnya, peristiwa didekati ekor ular
2) Reseptors, yaitu aktifitas dipusat system syaraf
3) State, yaitu perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek
fisiologis.
4) Expression, yaitu terjadinya perubahan pada daerah yang dapat
diamati, seperti pada wajah, tubuh, suara, atau tindakan yang
terdorong oleh perubahan fisiologis
5) Experience, yaitu persepsi dan interpretasi individu pada
kondisi emosionalnya.
Sedangakan emosi memiliki beberapa jenis antara lain sebagai
berikut :
31
1) Jenis Emosi
Stewart at all (1985) mengutarkan perasaan senang, marah,
takut, dan sedih sebagai bacic emotions.
a) Amarah
(1) Marah yang impulsive biasanya disebut juga agresif
(2) Marah yang terhambat adalah marah yang tidak
dicetuskan karena dikendalikan atau ditahan
b) Takut
(1) Shyness atau malu adalah reaksi takut yang ditandai
dengan “rasa segan” berjumpa dengan orang yang
dinggap asing
(2) Embarassment (merasa sulit, tidak mampu atau malu
melakukan sesuatu) merupakan reaksi takut akan
penilaian orang lain pada dirinya.
(3) Khawatir timbul disebabkan oleh rasa takut yang
dibentuk oleh pikiran anak sendiri, biasanya mengenai
hal-hal khusus, misalnya takut dihukum orang tua,
takut sekolah takut terlambat, takut teman sebaya, takut
dimusuhi, takut tidak popular, dan lain sebaginya.
(4) Anxiety atau cemas, merupakan perasaan takut sesuatu
yang tidak jelasdan dirasakan oleh anak sendiri karena
sifatnya subjektif
32
c) Cemburu
Cemburu adalah reaksi normal terhadap hilangnya kasih
sayang, baik kehilangan secara nyata terjadi maupun yang
hanya sekedar dugaan. Perasaan cemburu muncul karena
anak takut kehilangan atau merasa tersaingi dalam
memperoleh perhatian dan kasih sayang dari orang yang
dicintainya. Rasa cemburu biasanya bercampur dengan
marah dan takut. Reaksi cemburu dapat langsung ataupun
ditekan.
d) Ingin Tahu
Rasaingin tahu yang besar merupakan perilaku khas anak
prasekolah
e) Iri Hati
Iri hati pada saat anak merasa tidak memperoleh perhatian
yang di harapkan.
f) Senang/gembira
Setiap orang pada berbagai usia mengenal perasaan yang
menyenangkan. Pada umumnya perasaan gembira dan
senang diekspresikan dengan tersenyum, atau tertawa.
g) Sedih
Perasaan sedih adalah emosi yang sangat menyedihkan.
33
h) Kasih sayang
Adalah emosi positif yang sangat penting
keberadaannya menjadi dari berbagai macam perilaku
emosi dan kepribadian yang sehat
Jadi, emosi adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang
berupa perasaan senang, tidak senang, perasaan baik tidak
baik, benci, takut, marah, cinta, senang, sedih. Emosi
merupakan perasaan atau pikiran suatu keadaan biologis dan
psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak,
dan emosi meliputi perubahan secara badaniah dalam bernafas,
detak jantung, kondisi mental.
Emosi anak sering muncul dan mudah berubah dari satu
kondisi ke kondisi lainnya. Emosi bersifat individual dan bisa
dikenali melalui gejala tingkah laku. Dalam keseharian anak
kadang juga memilih dalam mengekspresikan emosi agar tidak
menyakiti orang lain. Selain itu, tradisi dan sikap sosial juga
mengajari nak untuk memilih jenis emosi mna yang dapat
ditunjukkan dan dibicarakan dn emosi mana yang tidak.
c. Aspek Perkembangan Sosial Emosional Anak usia dini.
Aspek perkembangan sosial pada anak usia dini diharapkan
memiliki kemampuan dan hasil belajar yang dicapai meliputi:
1) Kemampuan mengenal lingkungan sekitar
2) Mengenal alam, mengenal lingkungan sosial
34
3) Peranan masyarakat
4) Menghargai keragaman sosial budaya yang ada di sekitar
anak
5) Mampu mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap
belajar
6) Memiliki kontrol diri yang baik, serta memiliki rasa empati
pada orang lain.
Erikson mengidentifikasi Aspek perkembangan sosial anak
sebagai berikut:
Tahap 1 : Basic trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2
tahun pada tahap ini, apabila anak mendapatkan pengalaman yang
menyenangkan akan tumbuh rasa percaya diri dan apabila
mendapatkan pengalaman yang kurang menyenangkan akan timbul
rasa curiga.
Tahap 2: Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), anak
usia 2-3 tahun apabila sudah merasa mampu menguasai anggota
tubuhnya dapat menimbulkan otonomi, sebaliknya apabila
lingkungan terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan
rasa malu dan ragu-ragu.
Tahap 3: Initiative vs Guilt (iniiatif vs bersalah), anak usia 4-5
tahun, anak dapat menunjukkan mulai lepas dari orang tua anak
berinteraksi denagn lingkungannya.
35
Tahap 4: percaya diri vs rasa rendah diri, usia 6 tahu sampai
pubertas, anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan
untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa sehingga perlu
memiliki keterampilan tertentu. Apabila anak menguasai
keterampilan tertentu dapat menumbuhkan rasa percaya diri, dan
apabila tidak akan menumbuhkan rasa rendah diri.
Perilaku prososial anak usia dini sebagaimana dalam
Permendikbud nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Pendidikan
Anak Usia Dini mencakup :
1) Kemampuan bermain dengan teman sebaya
2) Memahami perasaan
3) Merespon,
4) Berbagi
5) Menghargai hak dan pendapat orang lain
6) Kooperatif
7) Toleran
8) Berperilaku sopan.
d. Faktor yang Mempengaruhi perkembangan Sosial Emosional
Anak Usia Dini
1) Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
Soetarno (1989 : 4.15) berpendapat bahwa ada dua faktor
utama yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu
faktor lingkungan keluarga dan faktor dari luar rumah atau luar
36
keluarga. Kedua faktor tersebut dilengkapi oleh Hurlock (1978)
dengan faktor ketiga, yaitu faktor pengalaman awal yang
diterima anak. Kedua faktor tersebut sebagai berikut :
a) Faktor lingkungan keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama
dalam kehidupan sosial anak. Diantara faktor yang terkait
dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap
perkembangan sosial anak adalah hal-hal yang berkaitan
dengan :
(1) Status Sosial ekonomi keluarga
Keadaan sosial ekonomi keluarga ternyata
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan
anak. Apabila perekonomian keluarga cukup maka
lingkungan material anak didalam keluarga
tersebut menjadi lebih kuat.
(2) Keutuhan keluarga
Keluarga adalah hadirnya ayah, ibu, dan anak-anak
dalam satu keluarga. Apabila ayah dan ibu atau
kedua-duanya tidak ada maka struktur keluarga
dianggap sudah tidak utuh lagi.
(3) Sikap dan Kebisaan Orang tua
Orang tua yang otoriter dapat mengakibatkan anak
tidak taat, takut, pasif, tidak memiliki inisiatif,
37
tidak dapat merencanakan sesuatu, serta mudah
menyerah.
b) Faktor dari luar rumah
Jika anak senang berhubungan dengan orang luar, ia
akan terdorong untuk berperilaku dengan cara yang dapat
diterima orang luar terssebut. Karena hasrat terhadap
pengakuan dan penerimaan sosial sangat kuat pada akhir
masa kanak-kanak, pengaruh teman sebaya lebih kuat
dibandingkan waktu masa prasekolah, yaitu ketika anak
masih kecil dan kurang berminat bermain dengan teman
sebaya.
c) Faktor pengaruh pengalaman sosial awal
Pengalaman awal sosial juga menentukan dan
berpengaruh terhadap partisipasi sosial anak. Jika pilihan
dan Variasi kegiatan sosial yang diikuti anak sebagaimana
yang disajikan menyenangkan maka selanjutnya anak akan
menjadi lebih aktif untuk mengikuti aktifitas sosial karena
dianggap memenuhi kepuasaannya.
Faktor yng dianggap dapat menghambat
perkembangan sosial anak prasekolah, menurut Sri Maryni
Deliana (2000), yaitu sebagai berikut :
(1) Tingkah laku agresif
(2) Daya suai kurang
38
(3) Pemalu
(4) Anak manja
(5) Perilaku berkusa
(6) Perilaku merusak
2) Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak
Setiawan (1995), terdapat sejumlah faktor yang
mempengaruhi perkembangan emosi anak prasekolah atau TK,
bahkan hingga mampu menimbulkan gangguan yang
mencemaskan para pendidik dan orang tua. Faktor-faktor
tersebut, yaitu meliputi :
a) Pengaruh keadaan individu sendiri
Keadaan diri individu, seperti usia, keadaan fisik,
inteligensi, peran seks (Hurlock, 1980) dapat
mempengaruhi perkembangan individu. Hal yang cukup
menonjol terutama berupa cacat tubuh atau apapun yang
dianggap oleh diri anak sebagai sesuatu kekuranagn pada
dirinya dan akan sangat mempengaruhi perkembangan
emosinya.
b) Konflik-konflik dalam proses perkembangan
Didalam menjalani fase-fase perkembangan, tiap
anak harus melalui beberapa macam konflik yang pada
menghadapinya dapat dilalui dengan sukses, tetapi ada
39
juga anak yang mengalami gangguan atau hambatan
dalam menghadapi konflik-konflik ini.
c) Sebab-sebab lingkungan
Anak-anak hidup dalam 3 macam lingkungan yang
mempengaruhi perkembangan emosi dan kepribadiannya.
Ketiga faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan
tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan
utama bagi perkembangan emosi anak-anak usia
prasekolah
(2) Lingkungan sekitarnya
Kondisi lingkungan disekitar anak akan snagat
berpengaruh terhadap tingkah laku serta
perkembangan emosi dan pribadi anak. Kondisi
lingkungan yang dapat mempengaruhi emosi pada
anak bahkan mungkin mengganggunya, adalah
sebagai berikut :
Daerah yang terlalu padat
Daerah yang memiliki angka kejahatan tinggi
Kurangnya fasilitas rekreasi
Tidak adanya aktifitas-aktifitas yang
diorganisasi dengan baik untuk anak
40
(3) Lingkungan sekolah
Sekolah mempunyai tugas membantu anka-anak
dalam perkembangan emosi dan kepribadiannya
dalam suatu kesatuan, tetapi sekolah serimg juga
menjadi penyebab timbulnya gangguan emosi pada
anak. Lingkungan sekolah yang dapat menimbulkan
gangguan emosi yang menyebabkan terjadinya
gangguan tingkah laku pada anak, yaitu seperti
berikut ini :
Hubungan yang kurang harmonis antara guru
dan anak
Hubungan yang kurang harmonis dengan
teman-temannnnya
41
B. Kajian Materi Penelitian
1. Media Kotak Aku Bisa Pinterr
a. Pengertian Media
Mengajar jangan diartikan sebagai proses menyampaikan materi
pembelajaran, atau memberikan stimulus sebanyak-banyaknya kepada
siswa, akan tetapi lebih dipandang sebagai proses pengatur lingkungan
agar siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang
dimiliki.
Menurut Suyono dan Hariyanto (2012) mengajar adalah suatu
proses kegiatan untuk membantu orang lain mencapai kemajuan
seoptimal mungkin sesuai dengan tingkat perkembangan potensi
kognitif, afektif maupun pisikomotornya. Hal ini dipertegas dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Dewey (dalam Santrock, 2007)
bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif,
kemudian pendidikan seharusnya difokuskan pada anak secara
keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk dapat
beradaptasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, James (dalam
Santrock, 2007) menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar
dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan.
Dengan demikian, mengajar adalah suatu yang kompleks dimana
terjadinya interaksi antara guru, siswa dan alat (media) sebagai
pelantara dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik
42
harus menguasai berbagai perspektif dan strategi dan dapat
mengaplikasikannya secara fleksibel. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Lisa dan Burnaford (dalam Santrock, 2007) bahwa guru yang
baik ialah guru yang punya barang-barang yang bisa menarik
perhatiannmu. Terutama anak yang masih dalam tingkatan Pra
sekolah yang fikirannya mudah terangsang oleh berbagai bentuk-
bentuk, warna-warna, dan gambar-gambar yang disajikan, yang mana
media ini bisa memberikan pengaruh positif maupun negatif.
b. Deskripsi Kotak aku bisa pinterr
Dengan menggabungkan metode dan penggunaan media
pembelajaran yang bernama “Kotak Aku Bisa Pinterr” pemilihan
akronim di atas mengandung beberapa nilai filosofi yaitu :
1) Kotak adaalah benda yang di gunaan anak untuk menyimpan
sesuatu seperti : makanan, minuman, peralatan sekolah. Kotak
yang digunakan dalam karya ini menggunakan loker untuk
menyimpan kartu reward dan punishment. Adapun warna yang
di gunakan adalah warna hijau dan merah. Pemilihan warna
mengambil filosofi lampu lalu lintas.Warna hijau digunakan
untuk menyiman Reward (di simbolkan dengan emoticon
tersenyum atau bintang berwarna hijau) bahwa kebiasaan positif
harus terus dilanjutkan dan dikuatkan agar menjadi karakter
yang kuat. Sementara simbol warna merah artinya berhenti,
43
(punishment) untuk sikap negative harus di stop, di hentikan
tentunya deengan sikap kasih sayang
2) AKU BISA mengandung arti anak bisa melakukan sesuatu
dengan segala potensi yang dimiliki serta sumber belajar yang
mendukung. Aku bisa juga mengandung arti aku terbiasa
bersikap baik.
3) PINTERR dalam bahasa jawa artinya pandai. Dengan media ini
anak dapat memperoleh Pengetahuan, dapat memainkan,
Terbiasa bersikap baik, Reward mendapat penghargaan
terhadap sikap baik yang dimiliki anak.
Strategi dan media ini dipilih agar program pembiasaan ini menarik
minat anak, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak, bahwa
anak belajar melalui bermain dan memiliki tahapan perkembangan
kecakapan hidup dan pembentukan karakter yaitu pembiasaan sikap
positif, pembiasaan menaruh barang pada tempatnya, pembiasaan
pengenalan emosi atau perasaan .Melalui strategi dan media kotak aku
bisa pinterr ini anak juga diajarkan untuk memecakan masalah dan
belajar mengambil keputusan.
Awal mulai terciptanya media “kotak aku bisa pinterr”, yaitu
terinspirasi dari banyaknya barang bekas yang tidak terpakai di sekitar
sekolah, terutama ketika melihat kotak bekas tempat buah, pendidik
berfikir dengan memanfaatkan kotak buah bisa menjadi media
pembelajaran yang menyenangkan bagi anak didik untuk mencapai
44
perkembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. peneliti
mencoba mengembangkan sebuah gagasan menarik dengan
memunculkan sebuah media baru yang peneliti beri nama kotak aku
bisa pinterr, yaitu media kotak aku bisa pinterr ( Aku bisa
memperoleh pengetahuan, Aku bisa memainkan, aku terbiasa dan
mendapat Reward) yang akan digunakan oleh guru dan anak didik
dengan cara praktik langsung mengkreasikan suatu karya sesuatu
benda yang baru.
Kemudian diberi penamaan pada benda tersebut sehingga berguna
untuk menambah pengembangan sosial emosional.
1) Manfaat media kotak aku bisa pinterr
a) Anak akan berusaha mengatakan apa yang ada dalam
pikirannya dengan kalimat-kalimat pendek. Anak akan
menjadi terbiasa mengungkapkan perihal kepada orang tua
dan guru
b) Dengan pembiasaan yang terapkan di sekolah dan dirumah
oleh anak, maka anak akan mampu memahami maksud apa
perbedaan baik dan buruk
c) Dengan memiliki karakter dan sikap sosial emosional yang
baik maka anak didik mampu bersikap dengan baik di
lingkungannya.
45
d) Sosial emosional merupakan bekal utama dalam kehidupan
Selanjutnya, bahkan mempengaruhi perkembangan yang
lain dan perkembangan selanjutnya.
Media kotak aku bisa pinterr ini digunakan untuk
melaksanakan suatu pembelajaran agar tercapai sesuai dengan
yang dikehendaki guna mencapai tujuan yang ditentukan.
2) Pembuatan Kotak Aku Bisa Pinterr
Adapun Bahan-Bahan Dasar yang diperlukan untuk
pembuatan Kotak Aku bisa Pinterr antara lain sebagai berikut:
a) Kardus
b) Triplek
c) Kotak Buah Bekas
d) Jerigen Plastik
e) Cup bekas uding
f) Kertas
g) Cat warna (hitam, putih, merah, hijau)
h) Lem
i) Gunting
j) Spidol
k) Gunting
l) Cutter
46
3) Langkah Pembuatan Kotak Aku Bisa Pinterr
Potong triplek sesuai ukuran kardus tanggung, kardus dilem
ditaruh diatas triplek yang sudah dicat warna hitam dan putih,
kardus fungsinya untuk pembiasaan menyimpan makanan sehat
dan tidak sehat, triplek sebagai kerangkanya.
Kotakbberubah warna menjadi merah hijau, Potong kotak
buah sesuai ukuran dan dicat merah, hijau. Didalam kotak warna
merah untuk menyimpan kartu punisment, untuk sikap tidak
baik dan kotak hijau untuk menyimpan Reward untuk perbuatan
yang baik.
4) Manfaat media Kotak aku Bisa Pinterr
Dengan penerapan media Kotak Aku Bisa Pinterr ini
diharapkan ada perubahan perilaku yang tidak baik menjadi
baik, sikap bekerjasama dengan teman, sabar menunggu giliran,
dan beberapa aspek lainnya sebagai berikut :
a) Kompetensi Inti Sikap Sosial
Dengan menggunakan Media Kotak aku Bisa
Pinterr ini program pembelajaran pembiasaan anak lebih
teratur dalam pembiasaan dalam berdoa, hafalan, toilet
training, makan bersama. Penerapan media ini juga
mengurangi verbalisme, guru tidak harus sering
mengingatkan anak dengan kata-kata.
47
Anak bisa membedakan makanan sehat dan tidak
sehat, baik dan buruk, mengerti etika dalam makan
(duduk) cuci tangan sebelum makan, membuang sampah
bungkus makanan kedalam tempat sampah. Anak bisa
berdoa dengan kusyu, membereskan mainan atau alat
setelah digunakan. Anak juga mampu menilai sikap, jujur
dan bertanggung jawab terhadap sikap atau perilaku yang
dilakukan. Anak mampu bersikap demokratis terlihat
ketika anak disuruh mengambil nilai untuk dirinya sendiri.
Berkurangnya Konflik dengan teman sekelas
maupun satu sekolah laki-laki maupun perempuan,
mampu menunggu giliran dan bersikap santun dalam
berinteraksi denagn pendidik dan wali murid.
b) Kompetensi Inti Sikap Spiritual
Dalam diri anak tumbuh sikap spiritual bahjwa
sesuatu yang dilakukan senantiasa disaksikan Tuhan
sebagai Sang Pencipta. Anak juga berkembang rasa syukur
menghargai dan menjaga lingkungan sekitar sekolah.
c) Kompetensi Inti Pengetahuan dan Ketrampilan
Dari sisi kompetensi pengetahuan, anak dapat
,mengetahui dalam perbuatan baik dan buruk. Anak
memahami cara hidup dengan sehat, dari sisi ketrampilan
anak mampu menyelesaikan masalah sehari-hari, berbicara
48
sopan. Mampu mengucap maaf dan bilang terimnakasih.
Ketrampilanmotorik anak dapat memainkan alat atau
media pembelajaran dengan secara langsung. Ketrampilan
anak mengolah perasaan dengan media Kotak aku Bisa
Pinterr ini anak lebih bisa mengendalikan persaannya
seperti marah, sedih, senang. Dan anak bisa lebih tepat
untuk mengungkapkan perasaannya.
5) Usia yang bisa tercakup dalam Media Kotak Aku Bisa Pinterr
Masa Usia Dini adalah disebut masa emas Golden age
dimana anak bealajar melalui bermain dan konkrit, dalam media
Kotak Aku Bisa Pinterr ini sesuai dengan perkembangan anak.
Dalam media ini anak bisa mengamati dan memainkan
langsung, yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak
pada usianya. Media ini dibuat untuk anak usia dari 3 sampai
dengan 6 tahun.
6) Langkah – Langkah penerapan media “Kotak aku bisa pinterr”
Cara Memainkan media “Kotak aku Bisa Pinterr”
a) Guru memberikan informasi tentang aturan main dan tema
hari ini melalui cerita, diskusi, dongeng, lagu atau tepuk
b) Guru memberikan informasi tentang kegunan dan fungsi
kotak dan semua bagiannya.
c) Guru menanamkan kesadaran, memotivasi anak untuk
mengumpulkan kartu bintang hijau.
49
d) Pada saat kegiatan pembukaan, guru mengamati perilaku
anak, memberikan keteladanan atau contoh sikap berdoa.
e) Sebelum transisi kegiatan inti, anak dipersilahkan menilai
sikap diri, menganalisa, dan dipersilahkan mengambil
kartu sesuai penilaian yang dilakukan anak sendiri. Peran
guru memotivasi anak untuk jujur menilai diri sendiri dan
bertanggung jawab menerima konsekuensi sikap atau
perilaku yang ditampilkan. Guru memberi apresiasi untuk
anak yang mendapat bintang hijau. Guru juga
mengapresiasi kejujuran anak menilai diri sendiri. Untuk
anak yang mengambil kartu merah, guru memberikan
penjelasan singkat tentang akibat sikap tidak baik. Setelah
anak-anak mengambil kartu sikap, guru mempersilahkan
anak untuk menyimpan diloker yang telah ditandai dengan
nama anak sesuai kartu yang didapatkan. Guru juga
mengambil kartu sikap untuk menilai diri sendiri. Sebelum
membuka loker anak-anak melakukan tepuk “Aku Bisa”
Aku..Bisa...Aku Bisa Mengetahui prok...prok..
Aku..Bisa...Memainkan prok...prok..
Aku..Bisa...Bersikap baik, Aku Jadi terbiasa
Aku..Bisa..Mendapat penghargaan prok...prok...
f) Kegiatan inti diawali dengan tepuk aku bisa. Guru
menggunakan kotak aku bisa pinterr sebagai media untuk
50
menyimpan sumber belajar, menanya kegunaan,,
mengumpulkan informasi, kemudian memainkan. Setelah
kegiatan selesai anak menyimpan alat yang digunakan.
Tugas guru mengamati, memperluas gagasan dan memberi
penguatan.Sebelum masuk transisi istirahat, anak kembali
mengambil kartu (bintang hijau atau kartu merah) dan
menyimpan sesuai warna.
Kegiatan istirahat diisi dengan makan bersama yang
dibawa dari rumah. Anak cuci tangan, membuka bekal,
mengamati bekal yang dibawa lalu memasukkan kedalam
kotak makanan sehat dan tidak sehat. Guru mengapresiasi
anak yang membawa bekal makanan yang sehat dan
mengucap doa sebelum makan. Anak-anak yang
membawa bekal sehat dipersilahkan untuk makan,
sementara anak yang membawa bekal makanan yang tidak
sehat menunggu smapai pulang sekolah. Ketika waktu
pulang tiba bekal makna anak yang tidak sehat diberikan
tetapi disertai tulisan jika besok membawa bekal makanan
yang sehat.
g) Kegiatan penutup diisi dengan recalling kegiatan hari ini,
guru menanyakan perasaan anak selama bermain. Anak
mengungkapkan persaan dengan mengambil kartu
perasaan kemudian disimpan diloker anak. Kegiatan
51
selanjutnya adalah doa penutup.Guru dan anak berdoa
bersama mengucap dan menjawab salam. Setelah berdoa
anak-anak diajak menilai sikap berdoa dan mengambil
kartu seperti saat kegiatan pembuka. Guru mengapresiasi
sikap anak baik anak dan kejujuran anak dalam menilai
diri sendiri.
7) Kelebihan kotak aku bisa pinterr
Adapun kelebihan kotak aku bisa pinterr yaitu:
a) Merupakan kolaborasi antara empat tipe gaya belajar
yaitu: visual, auditori, kinestetik, intrapersonal. Anak
yang menyukai gaya belajar dengan cara melihat,
mendengar ataupun sambil melakukan aktivitas lainnya,
maka dengan kotak aku bisa pinterr ini akan teratasi
semua masalah yang berhubungan dengan gaya belajar
anak.
b) Bahan dan alat tidak membutuhkan biaya yang mahal,
cukup dengan barang bekas yang ada disekitar sekolah
atau dirumah
c) Memperkaya atau menambah sumber belajar bagi guru
dan anak usia dini.
d) Memotivasi guru untuk lebih peka dalam mengoptimalkan
lingkungan sekitar untuk dijadikan sebagai media
pembelajaran.
52
e) Meningkatkan kreativitas guru dalam menciptakan media
dan mnetode pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan untuk anak usia dini.
f) Materi pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan
konkret.
g) Untuk anak didik, diharapkan dapat merangsang
kemampuan penalarannya, penciptaan, perkembangan
daya pikir, perkembangan bahasa, berimajinasi dan
kreativitas dan perkembangan social emosionalnya, dan
intrapersonalnya.
h) Membantu anak untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan baru yang didasarkan pada hal–hal yang
telah anak ketahui dan yang ingin diketahui anak.
i) Kreasi media kotak aku bisa pinterr menyediakan konsep
yang dapat diselidiki oleh setiap anak melalui pengalaman
praktik langsung tentang objek-objek yang nyata bagi
anak untuk menilai dan memanipulasinya.
j) Media kotak aku bisa pinterr dapat disesuaikan dengan
tema, materi dan kegiatan yang berlangsung
k) Anak menjadi aktif terlibat di dalam kegiatan, sehingga
anak akan menggunakan semua pemikirannya
l) Guru dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk
merefleksikan apa yang telah anak ketahui.
53
m) Meningkatkan kemandirian, harga diri yang positif
(percaya diri), menghargai hasil karyanya sendiri.
8) Kekurangan media” Kotak aku Bisa Pinterr”
a) Jika yang terbuat dari kardus akan cepat rusak
b) Memerlukan waktu yang lama dalam proses
memainkannya karena menggali pemikiran serta perasaan
anak satu persatu.
c) Kompetensi pendidik dalam menerapkan program secara
konsisten dan berkesinambungan
d) Perbedaan pola pikir orang tua dalam memahami urgensi
program serta pola pembiasaan berbeda disetiap keluarga.
e) Butuh waktu lama untuk membuat media “Kotak aku Bisa
Pinterr”
C. Kajian Pustaka
Setelah peneliti melakukan telaah terhadap beberapa penelitian, ada
beberapa yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan.
Penelitian yang pertama yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian dari
jurnal yang dilakukan oleh Rizki Ayudia (2017) yang berjudul
“Mengembangkan Sosial Emosional Anak Melalui Metode Bercerita di Ra
Ulya Bandar Lampung”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan Sosial Emosional anak melalui Metode bercerita di RA Al-
Ulya Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode
Bercerita. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang
54
difokuskan pada situasi kelas atau lazim disebut Classroom Action
Risearch.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi
atau pedoman observasi. teknik wawancara, dan tehnik dokumentasi.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan
beberapa siklus, dimana dalam satu siklus terdiri dari empat tahapan yaitu
perencanaan, pengamatan, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa metode bercerita dapat mengembangkan sosial
emosional anak pada kelompok B.1 di RA Al-Ulya Bandar Lampung. Hal ini
terlihat dari adanya peningkatan kemampuan sosial emosional anak, anak
didik yang berkembang sangat baik/BSB pada siklus 1 pertemuan ke-1
mencapai 0% sedangkan pada peremuan ke-2 mencapaia 5% pertemuan ke-3
mencapai 5% sedangkan pertemuan ke-4 mencapai 5% kemudian pada siklus
II pertemuan ke-5 mencapai 19% pada pertemuan ke-6 mencapai 23%,
pertemuan ke-7 48% dan pada pertemuan ke-8 mencapai 86%.
Ada perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti ialah penelitian ini difokuskan pada pengembangan sosial emosional
anak melalui metode bercerita sedangkan penelitian yang akan diteliti oleh
peneliti ialah upaya pengembangan sikap sosial emosional melalui media
kotak aku bisa pinterr
Sedangan persamaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama-sama membahas tentang sosial
emosional.
55
Penelitian yang kedua yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian
dari Ariyanti (2014) yang berjudul “Meningkatkan Kegiatan Sosial
Emosional Melalui Permainan Gobag Sodor Pada Anak”. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana kegiatan sosial emosional anak
sebelum melalui permainan gobag sodor, untuk mengetahui bagaimana
proses penggunaan permainan gobag sodor dalam meningkatkan kegiatan
sosial emosional anak, dan untuk mengetahui bagaimana hasil pembelajaran
melalui permainan gobag sodor dapat meningkatkan kegiatan sosial
emosional anak.
Penelitian yang digunakan adalah penilaian tindakan kelas. Lokasi
penelitian di TK Mutiara Sleman pada anak kelompok A yang berjumlah 16
terdiri dari 7 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Sumber data penilaian ini
dari hasil observasi, dan dokumentasi serta wawancara dengan
narasumber.Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Semua data divalidasi dengan menggunakan tringulasi yaitu
penapaian validasi menggunakan berbagai jenis alat atau instrumen ,untuk
mengecek kebenaran dengan menggunakan dari sumber yang berbeda dengan
menggunakan teknik yang sama.
Teknik analisis data yang digunakan di sini adalah Deskriptif kualitatif
dianalisis secara kualitatif yaitu menganalisis hasil observasi yang melibatkan
semua aspek yang kemudian diprosentasikan untuk memperoleh data yang
valid.Diskriptif komporatif dilakukan untuk membandingkan hasil belajar
tiap siklus, yaitu siklus I dan siklus II dengan memperhatikan indikator kerja.
56
Penelitian dilakukan selama 2 siklus dengan prosedur umum meliputi tahapan
(1) Perencanaan yaitu merumuskan masalah, menentukan tujuan, metode
penelitian dan rencana tindakan; (2) Tindakan yaitu dilakukan sebagai upaya
perubahan yang dilakukan, (3) Observasi dilakukan secara sistematis untuk
mengamati hasil atau dampak tindakan terhadap proses belajar mengajar, (4)
Refleksi yaitu mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau daftar dari
tindakan yang dilakukan.
Hasil penelitian menunjukkan melalui permainan gobag sodor dapat
meningkatkan kegiatan sosial emosional pada anak. Hal ini dibuktikan
dengan adanya peningkatan sosial emosional pada anak dari Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II, yaitu pra siklus 31%, siklus I meningkat menjadi 56%,
siklus II meningkat menjadi 81% sehingga penulis dapat menyimpulkan
bahwa pembelajaran melalui permainan gobag sodor salah satunya dapat
melatih kemampuan anak dalam mengendalikan perasaan sehingga kegiatan
sosial emosional anak dapat berkembang dengan baik
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa dengan metode bercerita dapat mengembangkan
kecerdasan sosial emosional pada anak kelompok B.1 di RA Al-Ulya Bandar
Lampung.
Hal ini dapat dilihat pada kenaikan frekuensi dan persentase yang terjadi
pada kondisi awal pada siklus 1 pertemuan ke-1 mencapai 0% sedangkan
pada peremuan ke-2 mencapaia 5% pertemuan ke-3 mencapai 5% sedangkan
pertemuan ke-4 mencapai 5% kemudian pada siklus II pertemuan ke-5
57
mencapai 19% pada pertemuan ke-6 mencapai 23%, pertemuan ke-7 48% dan
pada pertemuan ke-8 mencapai 86%.
Ada perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti ialah penelitian ini difokuskan pada Pengembangan sosial emosional
melalui media Kotak Aku Bisa Pinterr buatan sendiri.
Sedangan persamaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama-sama membahas tentang sosial
emosional.
Penelitian yang ketiga yang berhasil peneliti temukan adalah penelitian
dari Mita Nugrahani (2014) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan sosial
emosional melalui media Power Point pada Anak Usia Dini 5-6 Tahun di TK
SD model Sleman.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sosial
emosional melalui media power point padaanak usia dini 5-6 tahun di TK SD
Model Sleman. Penelitian ini menggunakan jenis Pendekatan Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research).Subjek dalam penelitian ini
anak usia dini 5-6 tahun yang tergabung dalam kelompok B3 dan berjumlah
20 anak.
Metode pengumpulan data yang digunakanobservasi dan dokumentasi.
Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kemampuan sosial emosional anak meningkat
melalui media power point, sebelum diadakan tindakan terdapat 35% dalam
setiap indikator dengan kriteria skor3. Hal tersebut dibuktikan dengan
58
peningkatan kemampuan sosial emosional yang didapat pada Siklus I
terdapat 51,6%, dan pada Siklus II peningkatan kemampuan sosial emosional
menjadi91,6%.Adapun langkah-langkah dalam penerapan media power point
saat pembelajaran yaitu (1) guru melakukan appersepsi, (2) guru
menggunakan media power point pada anak untuk menjelaskan materi, (3)
anak mempraktikkan kegiatan sesuai yang dicontohkan.
Ada perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti ialah penelitian ini difokuskan pada “Peningkatan Kemampuan sosial
emosional melalui media Power Point pada Anak Usia Dini 5-6 Tahun di TK
SD model Sleman”.
1. Sedangkan persamaan yang terdapat pada penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sama-sama
membahas tentang pengembangan sosial emosional.
59
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. GambaranUmum KB Natura
a. Letak Geografis
KB Natura terletak di kawasan perkampungan dekat Akbid Arrum.
Berjarak sekitar 5 km dari arah selatan kota Salatiga, dusun
Wiroyudan Tingkir Tengah berbatasan dengan wilayah :
Sebelah timur : Perumahan Idaman
Sebelah selatan : Perkampungan Wiroyudan
Sebelah barat : Desa Ngerkesan Cinderejo
Sebelah utara : Perumahan Pepabri
Lokasinya mudah terjangkau dan sangat mendukung proses belajar
mengajar karena berada dalam satu komplek lingkungan perumahan
dan dekat dengan SDN Tingkkir tengah 2 dan Madrasah Diniyah
Mi’rojul wildan.
Selain berada dalam pertenghan perkampungan, dekat dengan
wilayah cengek yang termasuk home industri, sehingga mudah untuk
anak-anak bisa belajar tentang budaya lokal.
b. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya
Kelompok Belajar Natura merupakan lembaga pendidikan non
formal di bawah pengelola Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
yang menyediakan layanan pendidikan anak usia dini dan mempunyai
60
peranan penting dalam membentuk karakter anak yang berakhlak
mulia dan siap untuk memasuki ke jenjang pendidikan selanjutnya,
yang berbasik sekolah alam.
Awal berdiri lembaga ini adalah atas inisiatif dari Ibu Dra Saodah
yang merupakan sebagai seorang guru ngaji, tentunya beliau sangat
dekat dengan dunia anak-anak. Beliau sangat prihatin dengan
perkembangan pendidikan bagi anak-anak dilingkungan tempat
tinggalnya, dimana saat itu Wiroyudan merupakan desa yang
termasuk maju dalam hal menuntut ilmu.
Disamping sudah ada lembaga pendidikan formal tetapi belum ada
lembaga yang non formal, belum ada lembaga pendidikan anak usia
dini yang marak seperti sekarang ini. lingkungan yang terdiri dari
sawah, dan lingkungan kebun pekarangan, dan banyak tanah yang
tidak berpotensi untuk digunakan pertanian, maka untuk
memperdayakan tanah tersebut didirikan sekolah alam, dimana untuk
memperdayakan lingkungan sekitar.
Tahun 2007 merupakan tonggak sejarah berdirinya lembaga
pendidikan bagi anak usia dini di desa Wiroyudan yaitu KB Natura.
Swadaya pribadi, karena mau menciptakan sekolah yang berbeda dari
lingkungannya. Karena dilokasi sudah ada pohon bambu maka
dipergunakanlah untuk material untuk membuat gazibo 5 buah untuk
tempat pembelajaran di tengah sawah, kira-kira bertahan sampai 5
tahun. Karena lahannya kondisinya lembab dan basah maka gazibo-
61
gazibo tersebut tidak bisa bertahan lama sering kali memperbaiki, dan
itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, akhirnya diputuskan untuk
membuat sekolahan yang permanen tetapi dengan pintu terbuka(tidak
bersekat) sampai sekarang.
Antusiasme masyarakatpun sangat besar, terbukti di awal
didirikannya sekolah ini ada sekitar 40 siswa yang diasuh 4 orang
guru yaitu Ibu Dra Saodah, Bapak Sajianto, dan Ibu Dra Siti
Muhayatun, Ibu Sri Utami AMd. Meskipun dengan gedung sekolah
yang belum layak dari anyaman bambu (Gazibo) dan fasilitas yang
minim, namun tidak membuat mereka patah semangat untuk terus
mendidik dan mengasuh para siswa serta mengembangkan lembaga
pendidikan ini sampai hasil yang maksimal.
Dari tahun ke tahun sekolah ini senantiasa mengalami
perkembangan dan kemajuan, baik ditinjau dari segi kualitas maupun
kuantitas yang meliputi bertambahnya jumlah siswa dan kelengkapan
sarana dan prasarana maupun tenaga pendidik. Semakin banyak orang
tua yang mempercayakan anaknya untuk dididik di sekolah ini dengan
harapan anaknya memperoleh pendidikan yang berkualitas. Terutama
karena dari mulut kemulut banyak yang dari luar Dusun Wiroyudan
banyak yang percaya menitipkan anaknya, dari luar daerah banyak
yang tahu bahwa KB Natura sanggub dan mendidik anak yang
berprestasi, mandiri, dibuktikan dengan selama ini banyak prestasi
yang diraih oleh anak didik dari lembaga ini lebih dari 50 prestasi.
62
Baik yang dari tingkat propinsi, kecamatan, dan Kota salatiga, KB
Natura juga pernah meraih juara 3 PAUD berprestasi tingkat Kota
Salatiga tahun 2015
c. Profil Sekolah
Berikut identitias sekolah berdasarkan EMIS Dinas Pendidikan
semester ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 sebagai berikut:
Nama Satuan PAUD : KB Natura
Status Satuan PAUD : Swasta
Nama Yayasan Penyelenggara : Yayasan Natura Salatiga
Alamat Satuan PAUD : Dusun Wiroyudan, RT 02/06
Kelurahan : Tingkir Tengah
Kecamatan : Tingkir
Kota : Salatiga
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 50721
Nomer Ijin Operasional : 421.9/0274/101
NPWP : 31.420.064.3-505.000
NPSN : 69818882
Nama Kepala KB : Dra. Saodah
Nomer HP/Telp : 085601665629
Tahun Berdiri : 1 April 2007
SK Ijin Operasional : 4219/0274/101
Tanggal Ijin Operasional : 22 September 2015
63
d. Visi dan Misi KB Natura
1) Visi KB Natura
“ KB Natura menciptakan generasi Agamis, Cinta Alam, Mandiri
dan Berprestasi”
Jabaran visi KB Natura
Dari visi tersebut diatas diharapkan anak usia dini yang
belajar di KB Natura akan menjadi anak yang cerdas spiritual
dengan patuh terhadap perintah Allah dan menjauhi segala
LaranganNya, serta menjadi anak yang Cinta lingkungan alam
bisa memelihara, memanfaatkan dan menikmati alam sebagai
ciptaan Allah. Mampu memecahkan masalah sehari-hari secara
mandiri, serta cerdasbaik fisiknya maupun sosial dan
emosionalnya, dimana kecerdasan tersebut berlandaskan moral
etika serta budaya Indonesia.
2) Misi KB Natura
a) KB Natura menciptakan generasi agamis, cinta alam,mandiri,
berprestasi
b) Membimbing siswa agar menjadi generasiyang bertaqwa,
berbudi pekerti, dan berkarakter.
c) Membimbing anak cinta akan lingkungan
d) Mengembangkan kemandirian baik dirumah, maupun
disekolah.
64
e) Menyiapkan dan mengembangkan bakat minat serta
kreatifitas, sehingga menjadi anak yang berprestasi.
f) Menghantarkan kepribadian anak yang sholeh dan sholehah
e. Tujuan KB Natura
Merujuk pada tujuan pendidikan anak usia dini yang berbasis alam
dan agama tersebut, tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah
sebagai berikut :
1) Setelah lulus dari KB Natura anak menjadi berkembang
kecerdasannya secara maksimal.
2) Setelah lulus dari KB Natura agar anak memiliki sikap yang
mandiri dalam mengurus kebutuhan diri sendiri.
3) Setelah lulus dari KB Natura agar anak berkembang kreatifitasnya
secara maksimal
4) Setelah lulus dari KB Natura agar anak memiliki akhlak
mulia/berbudi pekerti yang luhur
5) Setelah Lulus dari KB Natura anak lebih bisa mencintai alam,
memelihara, memanfaatkan, menikmati dan melestarikan alam
f. Profil Guru KB Natura
Guru KB Natura keseluruhan berjumlah 8 pengajar dengan
mayoritas berpendidikan Strata Satu (SI) dan AM.d, guru tersebut
berfungsi sebagai mediator dalam proses transfer of knowledge (
proses pengajaran) sehingga menjadi sosok terdekat bagi anak didik.
Dan diharapkan dengan pendekatan yang baik,perhatian yang
65
besar,serta keikhlasan dan keteladanan dalam mendidik sebagaimana
seorang ibu kepada anaknya. Insya Allah tujuan pendidikan yang
ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik.
Tabel 1.1
Daftar Guru KB Natura berdasarkan buku daftar gurutahun
2018/2019
NO NAMA JABATAN TANGGAL
LAHIR
1
2
3
4
5
6
7
8
Dra Saodah
Nasikhah AM.d
Caesar Wahyu
Romadhon S.Pd
Muslihatun Am.d
Erikawati S.Pd
Shahnaz Isnaeni
Khundasa AM.d
Joko Nursito
Siti asyiyah
KepalaSekolah (KB)
Guru kelompok
Pepaya
Guru Kelompok
Mangga
Guru Kelompok
strawberri
Guru Kelompok
Apel (TPA)
Kepala Sekolah
(TPA)
Guru Kelompok
Jeruk(TPA)
Guru Kelompok
Pisang
01 Maret 1968
30 Juni 1971
16 Maret 1993
08 Februari
1984
08 Juni 1889
14 Desember
1992
01 Agustus
1971
13 februari
1984
66
Tabel 1.2
Data Pendidik danTenaga Kependidikan
g. Data anak
Kepercayaan dan antusias orang tua untuk menyekolahkan putra
putrinya di KB Natura sangat tinggi, dapat dilihat jumlah anak didik
yang aktif belajar di KB Natura berjumlah 33 Plus 19 (TPA) dengan
rincian sebagai berikut :
Tabel 1.3
Data Siswa KB Natura dalam lima Tahun Terakhir
Tahun
pelajaran
Kelompok
usia 2-3
tahun
Kelompok
usia 3-4
tahun
Kelompok
usia 4-5
tahun
Kelompok
usia 5-6
tahun
Jumlah
seluruh
siswa
Jumlah
Siswa
Jumlah
Siswa
Jumlah
Siswa
Jumlah
Siswa
Jumlah
siswa
2013/2014 16 13 13 11 53
2014/2015 14 10 6 10 40
No Keterangan Jumlah Pendidik
1 Guru PNS
2 Guru TetapYayasan 8
3 Guru Honorer -
4 Guru TidakTetap
67
2015/2016 8 15 13 13 49
2016/2017 9 9 13 15 46
2017/2018 7 4 19 8 38
2018/2019 4 5 18 6 33
Tabel 1.4
Data Siswa TPA Natura dalam Tiga Tahun Terakhir
No Tahun Pelajaran Laki-laki Perempuan Jumlah
Siswa
1 2016/2017 10 12 22
2 2017/2018 9 11 20
3 2018/2019 10 9 19
Tabel 1.5
Daftar Keadaan Anak KB Natura
No Uraian Siswa & Rombel
KB TPA
Lk. Pr. Lk. Pr.
1. Siswa Baru di Awal TP 4 4 10 9
2. Naik dari Kelompok Sebelumnya 10 8 - -
3. Siswa Pengulang 4 3 - -
4. Siswa Pindah Masuk - - - -
68
5. Siswa Pindah Keluar - - - -
6. Siswa Drop-out Keluar - - - -
7. Siswa Drop-out Kembali - - - -
8. Total Siswa pada Semester Ganjil 18 15 10 9
9. Jumlah Rombel 3 2
Tabel 1.6
Daftar Siswa KB Natura berdasarkan daftar buku indukdan buku absen
kelas tahun ajaran 2018/2019
No Nama Anak Jenis Kelamin
L P
1 Alvaro Narendra L
2 Afiqa Nayla Rameyza
P
3 Azka Zaidan Arif L
4 Ahmad Alfian Rizkq Mutha L
5 Belva Rafa Putra L
6 Elvina Prasita Afani P
7 Earlyta Arsyfa Salsabila P
8 Faisal Hanif Mufida L
9 Faisal Imamul Hakim L
69
10 Gibran ArifPratama L
11 Hasna Aulia Putri Nabila P
`12 Imamuizal L
13 Muhammad Fajar Hidayat L
14 Muhammad Farrel Irsyat Arif L
15 Nayla Sakhila P
16 Rendra Putra Gatra L
17 Ziydan Yusril Mahardika L
18 Vanesa Putri Balangga Yudha P
h. Sarana Prasarana Pendukung
Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi infra struktur
dan sarana prasarana yang memadai, untuk itu KB Natura berusaha
setiap tahun memenuhi kekurangan-kekurangan yang dibutuhkan
dalam memenuhi kebutuhan Guru dan Anak didik. Berikut keadaan
Sarana Prasarana Pendukung KB Natura. Keadaan Sarana Prasarana
Pendukung dapat dilihat pada tabel.
70
Tabel 1.7
Data Sarana Prasarana Pendukung
No Jenis
Kondisi Jumlah
Total Baik
Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
1 RuangKelas 7 - - - 7
2 RuangBermain - - - -
3 Ruang Guru - - - - -
4 Ruang TU - - - - -
5 TempatIbadah/a
ula
1 - - - 1
6 KamarMandi/W
C
2
pa/pi
- - - 2
7 Gudang - 1 - - 1
8 SaranaBermain - 4 1 1 6
9 Kantin 1 - - - 1
10 Alatperaga - - 6 - 6
11 AlatPermainan - 3 2 1 6
12 Komputer 1 - - - 1
13 LCD/In Focus - - - - -
71
14 Alatpenunjangla
innya
- - - - -
Tabel 1.8
Keadaan Sarana Prasarana Pendukung
No Objek Keterangan Deskripsi
Ada Tidak
1. Ruang Kelas V Terdapat 7 ruang yang sesuai
dengan sentra yang dibuka
oleh KB Natura yaitu kelas
sentra Persiapan, sentra Seni,
sentra Kreatifitas, sentra
balok, sentra Peran dan sentra
Bahan alam.
2. Kamar Mandi V Terdapat 2 kamar mandi
untuk siswa siswi dan guru.
3. Mushola V Aula digunakan sebagai
Mushola
4. APE Outdoor V Terdapat 6 jenis permainan
yang ada di halaman KB
Natura yaitu 1
ayunan,1buahprosotan, 1
buah kereta-keretaan, 1 buah
72
bola dunia, 1 buah jarring
laba-laba, 1 buah terowongan,
1 buah jungkat -jungkit.
5. APE Indoor V Terdapat macam-macam alat
permainan yang disesuaikan
dengan sentra yang ada
seperti lego, balok.
6. UKS V Setiap kelas mempunyai
kotak obat.
7. Ruang
Kantor
V Mempunyai 1 ruang kantor
untuk kepala Sekolah dan
para Guru
8. Lapangan
dan tempat
bermain
V Terdapat area bermain
outdoor dalam keadaan baik.
9. Papan
pengumuman
V Papan pengumuman
berfungsi untuk informasi
berkaitan tentang KB Natura
10 Tempat cuci
tangan
V Terdapat keran air yang
digunakan untuk kegiatan
sebelum makan
11 Tempat
parkir
V Tempat parkir berada
dihalaman
73
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1
Penelitian ini menggunakan bentuk kolaborasi dimana peneliti
dibantu guru yang lain. Pada penelitian tindakan kelas ini pengamatan
dilakukan terhadap pengembangan sikap sosial emosional peserta didik
kelompok uisa 4-5 tahun KB Natura Salatiga. Penelitian ini terdari dari II
siklus yaitu siklus 1 dan siklus II.
a) Tahap perencanaan
Perencanaan tindakan di laksanakan pada hari Rabu tanggal 15
Agustus 2018 di KB Natura, khususnya kelompok usia 4-5 tahun.
Pada kesempatan tersebut, peneliti berdiskusi dengan teman
sejawat terutama kegiatan yang akan di lakukan pada Siklus I.Hal-
hal yang disiapkan pada Siklus I antara lain:
1) Menetapkan urutan materi pembelajaran dan cakupannya.
2) Menetapkan bahwa dalam pembelajaran ini menggunakan
permainan“Kotak Aku Bisa Pinterr”
3) Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan alat atau
perlengkapan yang akan digunakan untuk permainan “Kotak
Aku Bisa Pinterr”yaitu Kotak yang sudah dibuat oleh
peneliti, kertas kosong, gambar emoticon seperti marah,
sedih, senang, dll. Adapun tema yang digunakan yaitu
‘Kebutuhanku’ dan sub tema ‘Makanan sehat bergizi’.
74
4) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas anak
didik, dan aktivitas guru.
b) Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini, guru melakasanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan yang telah direncanakan. Peneliti melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
yang telah ditetapkan bersama teman sejawat.Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH) dilaksanakan pada hari Sennin
tanggal 20Agustus 2018 dengan tema kebutuhanku sub tema
makanan sehat bergizi.
Sebelum kegiatan awal dimulai para pendidik menyambut
anak didepan pukul 07.00-07.30, setelah itu ada kegiatan mengaji
iqro’ dilanjutkan dengan sholat dhuha bersama di aula kemudian
masuk kelas pada pukul 07.30-08.00.
1) Kegiatan awal (08.00-08.30)
(a) Diawali mengkondisikan anak duduk di tikar dan berdoa
bersama untuk memulai kegiatan.
(b) Selanjutnya guru mengucap salam dan dijawab anak-
anak kemudian dilanjutkan dengan asmauul khusna.
(c) Melakukan gerakan fisik motorik dengan berjalan kaki di
alam sekitar sekolah.
(d) transisi (Minum, toilet training)
75
2) Pukul 08.30-08.45 dilanjutkan caracter building atau
pembentukan karakter melalui kegitan bercerita tentang
makanan sehat dan tidak sehat.
3) Kegiatan pembukaan (08.45-09.15)
(a) Peneliti mengkondisikan anak sebelum kegiatan
pembelajaran
(b) Peneliti melakukan apersepsi penyampaian sarana belajar
(c) Peneliti berdiskusi tentang tema hari ini yaitu
kebutuhanku sub tema makanan sehat bergizi dan
menunjukkan seperti apa makanan sehat sehat bergizi
(d) Guru memberi contoh makanan sehat bergizi
(e) Guru menyuruh anak untuk maju ke depan satu per satu
untuk melihat, meraba, merasakan makanan sehat
bergizi.
(f) Peneliti mengamati perilaku anak, memberikan
keteladanan atau contoh sikap berdoa.
(g) Sebelum Transisi kegiatan inti, anak dipersiklahkan
menilai sikap diri, menganalisa, dan dipersilahkan
mengambil kartu sesuai penilaian yang dilakukan anak
sendiri.
(h) Peran Peneliti memotivasi anak untuk jujur.
76
4) Kegiatan inti (09.15-10.15) penggunaan pembiasaan media
“Kotak aku Bisa Pinterr”
Memberi kesempatan anak bentuk bereksplorasi
membangun pengalaman bermain yang bermakna dengan
menerapkan pendekatan saintifik, yakni anak mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengomunikasikan melalui kegitan main
(a) Peneliti mengkondisikan anak terlebih dahulu
membentuk lingkaran
(b) Peneliti menunjukkan kepada anak makanan sehat
bergizi dan gambar emoticon marah, sedih, senang, dan
cara memainkan media “Kotak Aku Bisa Pinterr’.
(c) Peneliti memberikan inormasi tentang aturan main dan
tema hari ini melalui cerita, diskusi, dongeng, lagu atau
tepuk.
(d) Peneliti memberikan informasi tentang kegunaan dan
fungsi Kotak dan semua bagiannya.
(e) Peneliti menanamkan kesdaran, memotivasi anak untuk
mengumpulkan kartu bintang hijau.
(f) Peneliti menaruh gambar emoticon di tengah dan kertas
kosong anak mengambil gambar emoticon sesuai nilai
dirinya ketika melakukan kegiatan berdoa/awal.
77
(g) Guru memberikan motivasi supaya anak bersemangat
dalam melakukan kegiatan.
(h) Peran Guru dan peneliti memotivasi anak untuk jujur
menilai diri sendiri dan bertanggung jawab menerima
konsekuensi sikap atau perilaku yang ditampilkan
(i) Peneliti memberi apresiasi untuk anak yang mendapat
bintang hijau.
(j) Peneliti juga mengapresiasi terhadap kejujuran anak
menilai diri sendiri. Untuk anak yang mengambil kartu
merah, peneliti memberikan penjelasan singkat tentang
akibat sikap tidak baik.
(k) Setelah anak mengambil kartu sikap peneliti
mempersilahkan anak untuk menyimpan diloker yang
telah ditandai dengan nama anak sessuai kartu yang
didapatkan
(l) Peneliti juga mengambil kartu sikap untuk menilai diri
sendiri
(m) Selama kegiatan guru dan peneliti mengamati dan
mendokumentasikan kegiatan.
(n) Setelah anak-anak mengambil kartu sikap anak-anak
diberi kebebasan untuk berkreasi menggambar bebas
perasaannya hari ini sesuai dengan imajinasinaya. Anak-
78
anak diminta untuk menjelaskan/mengkomunikasikan
tentang apa yang digambarnya.
(o) Peneliti dan guru memberikan penghargaan berupa
pujian bagi anak-anak supaya lebih bersemangat
mengikuti kegitan yang akan datang. Pujian yang
diberikan berupa ucapan hebat dan acungan jempol.
5) Istirahat (10.15-10.40) (Snack time) Cuci tangan bersama,
makan bersama, bagi anak yang sudah selesai makan, anak
dapat memilih mainan yang disukai, baik di luar ataupun di
dalam kelas
6) Kegiatan penutup (10.40-11.00)
(a) Peneliti menanyakan perasaan selama hari ini
(b) Berdiskusi tentang kegiatan yang sudah dimainkan
(c) Hafalan surat pendek dan doa keseharian
(d) Menginformasikan kegiatan esok hari
(e) Berdoa setelah belajar dan pulang
(f) Peneliti mengevaluasi anak didik dari kegiatan sehari
c) Tahap observasi/pengamatan
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran. Observasi
digunakan untuk mengetahui kemampuan anak dalam penguasaan
perasaan, tanggung jawab, kemandirian, keaktifan, kreatifitas,
semangat, minat dan motivasi anak didik dalam mengikuti
pembelajaran melalui media “Kotak Aku Bisa Pinterr” untuk
79
mengembangkan sikap sosial emosional. Dalam kegiatan ini,
peneliti dibantu teman sejawat sebagai kolabolator di KB Natura.
Observasi ini berpedoman pada indikator yang terdapat pada
lembar observasi yaitu: Menunjukkan sikap tanggung jawab,
Mengkonsumsi makanan sehat, bersikap sopan teerhadap teman
dan guru, dan kemandirian anak dalam mengerjakan tugas guru.
d) Tahap refleksi
Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan teman sejawat
melakukan analisis terhadap proses pengembangan sikap sosial
emosional melalui media” Kotak aku Bisa Pinterr” pada anak.
Setelah data observasi dianalisis, peneliti melakukan refleksi diri
terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah terlaksanakan. Pada
tahap ini, peneliti dan teman sejawat berusaha untuk dapat
mengetahui kemampuan anak didik dalam pembelajaran yang telah
dilakukan. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan tindakan
pada siklus berikutnya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa :
1) Guru belum bisa membagi perhatiannya kepada semua
anak, karena ada anak yang terus meminta perhatian.
2) Sudah ada peningkatan sikap sosial emosional anak,
tanggung jawab, mengkonsumsi makanan sehat, bersikap
sopan terhadap teman dan guru, mandiri dalam
mengerjakan tugas.
80
3) Sudah ada peningkatan anak melalui media “Kotak aku
Bisa Pinterr”, jika dibandingkan sebelum menggunakan
media “Kotak Aku Bisa Pinterr”, akan tetapi hasil tersebut
belum maksimal, ini berarti bahwa peneliti perlu
memperbaiki proses pembelajaran.
4) Peningkatan sikap sosial emosional anak melalui media
”Kotak Aku Bisa Pinterr”satu kelas kurang merata,
dikarenakan ada anak yang mempunyai kemampuan lebih
dan ada anak yang mempunyai kemampuan rendah.
Dari hasil analisis tersebut, peneliti dan teman sejawat merasa
bahwa hasil penelitian tersebut belum maksimal. Oleh sebeb itu
peneliti dan teman sejawat membuat perencanaan untuk tindakan
pada Siklus selanjutnya.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a) Tahap perencanaan
Peneliti berdiskusi dengan guru tentang permasalahan baru yang
timbul pada siklus I, hasil refleksi pada siklus I dijadikan dasar untuk
menyusun rencana perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Proses pembelajaran pengembangan sikap soaial emosional
melalui media “Kotak Aku Bisa Pinterr” pada Siklus I pada umumnya
sudah cukup baik. Namun belum memenuhi indikator keberhasilan
yaitu 85%, masih ada anak yang kurang memuaskan dalam
pengembangan sosial emosional melalui media “Kotak aku Bisa
81
Pinterr”. Untuk mengatasi kekurangan pada Siklus I, maka pada hari
Kamis, 23 Agustus 2018 peneliti dan teman sejawat merencanakan
tindakan pada Siklus II. Siklus II ini direncanakan satu kali
pertemuan. Peneliti dan teman sejawat setelah melakukan
diskusi,bersepakat melakukan beberapa hal yang sebaiknya dilakukan
dalam pembelajaran. Hal- hal yang disiapkan pada Siklus IIantara
lain:
1) Menetapkan urutan materi pembelajaran dan cakupannya.
2) Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan alat atau
perlengkapan yang akan digunakan untuk media “Kotak Aku
Bisa Pinterr”yaitu Gambar emoticon (marah, sedih, senang,
dll), gambar bintang hijau, nama anak di dalam gelas cup yang
di masukkan didalam loker kotak.
3) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas anak
didik, dan aktivitas guru.
4) Peneliti memaksimalkan tindakan yang lebih intensif dan
interaktif dengan anak didik, peneliti memberi motivasi,
balikan dan penguatan.
5) Tema dipakai pada Siklus II adalah kebutuhanku dan sub tema
Jajanan Sehat.
6) Peneliti mencoba memberi bantuan variasi gambar dan
makanna langsung jenis-jenis makanan sehat.
82
b) Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
yang telah direncanakan. Media yang digunakan masih sama,
yaitu“Kotak Aku Bisa Pinterr”, bedanya dengan siklus I adalah
Kotaknya diganti berwarna hijau dan merah mengambil filosofi
rambu-rambu lalu lintas jika hijau jalan terus anak mengambil bintang
hijau jika merah berhenti anak mengambil bintang merah, sedangkan
pada siklus II kegiatan mengambil nilai sikap langsung dimasukkan
kedalam loker anak sendiri setelah selesai anak diajak menghitung
bersama berapa nilai hari itu.
Pelaksanaan kegiatan pada siklus II selengkapnya sebagai berikut:
1) Menyambut anak (07.0-07.30) kegiatan mengaji iqro’
dilanjutkan dengan sholat dhuha bersama di aula kemudian
masuk kelas.
2) Kegiatan awal (07.30-08.00)
(a) Diawali dengan gerak motorik kasar kegiatan baris berbaris,
jalan-jalan disekitar lingkungan sekolah (kebun toga)
(b) Selanjutnya guru mengucap salam dan dijawab anak-anak
kemudian dilanjutkan dengan asmauul khusna.
(c) Transisi (minum, toilet training)
3) Caracter building atau pembentukan karakter (08.00-08.45)
83
Diisi dengan pembentukan karakter melalui kegiatan
menonton vidio syamil dan dodo tentang kejujuran dengan
menggunakan laptop.
4) Kegiatan pembukaan (08.45-09.00)
(a) Peneliti menerangkan tentang tema hari ini yaitu
kebutuhanku dengan sub tema jenis-jenis jajanan sehat.
(b) Peneliti menerangkan jajanan sehat, donat, ketela godok.
(c) Peneliti menunjukkan donat dan ketela godok, dan
menjelaskan gambar-gamba tersebut.
(d) Peneliti menyuruh anak untuk merasakan dan mengucapkan
kata donat, ketela godok. (Donat makanan kesukaanku,
ketela godok enak rasanya).
5) Kegitan inti (09.00-10.00)
(a) Peneliti mengkondisikan anak terlebih dahulu membentuk
lingkaran
(b) Peneliti menunjukkan kepada anak Kotak, gambar
emoticon, gambar bintang hijau, gambar bintang merah,
donat, ketela godok.
(c) Peneliti mengajak anak mengamati jajanan sehat dan tidak
sehat.
(d) Peneliti mengajak anak melakukan percobaan “mengetahui
kandungan jajanan tidak sehat” mencampur makanan dalam
larutan air betadin
84
(e) Peneliti mengajak anak mengamati dan mendiskusikan hasil
percobaan
(f) Peneliti mengajak anak makan bersama donat dan ketela
godok
(g) Peneliti mengajak dan mengenalkan anak kedalam
penerapan Media “Kotak Aku Bisa Pinterr”
(h) Anak diminta untuk menjelaskan, mengkomunikasikan
tentang apa yang dambil nilai sikap, rasa makanan yang
sudah dimakan, dan bentuk makanan di gambar bebas diatas
kertas kosong menuru fersi anak.
(i) Guru memberikan motivasi supaya anak bersemangat dalam
melakukan kegiatan.
(j) Selama kegiatan guru dan peneliti mengamati dan
mendokumentasikan kegiatan.
(k) Peneliti dan guru memberikan penghargaan berupa pujian
bagi anak-anak supaya lebih bersemangat mengikuti kegitan
yang akan datang. Pujian yang diberikan berupa ucapan
hebat dan acungan jempol dan diberi bintang berwarna
hijau.
6) Istirahat (10.00-10.30)Snack time (penggunaan pembiasaan
media “Kotak aku Bisa Pinterr”.
85
Cuci tangan bersama, makan bersama, bagi anak yang
sudah selesai makan, anak dapat memilih mainan yang disukai,
baik di luar ataupun di dalam kelas
7) Kegiatan penutup (10.30-11.00)
(a) Peneliti menanyakan perasaan selama hari ini
(b) Berdiskusi tentang kegiatan yang sudah dimainkan
(c) Hafalan surat pendek dan doa keseharian
(d) Menginformasikan kegiatan esok hari
(e) Tepuk “makanan sehat”
(f) Berdoa setelah belajar dan pulang
(g) Penerapan media “Kotak Aku Bisa Pinterr”
c) Tahap observasi/pengamatan
Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran. Observasi
diigunakan untuk mengetahui pengembangan sikap sosial emosional
melalui media “Kotak Aku Bisa Pinterr”.
Hasil pengamatan dilapangan dijadikan pedoman penelitian untuk
melakukan refleksi pada permasalahan yang muncul, sehingga dapat
mencari solusi masalah tersebut.
Dalam kegiatan ini, peneliti dibantu teman sejawat sebagai
kolabolator di KB Natura Salatiga. Observasi ini berpedoman pada
empat indikator, yang tertuang dalam lembar observasi yang dibuat
peneliti. yaitu : Menunjukkan sikap tanggung jawab, Mengkonsumsi
86
makanan sehat, bersikap sopan terhadap teman dan guru, kemandirian
anak dalam mengerjakan tugas guru.
Pada penilaian ini, dilihat perubahan yang terjadi pada anak saat
siklus I dan siklus II dikarenakan hal sebagai berikut:
1) Pembelajaran dengan menggunakan media “Kotak Aku Bisa
Pinterr” yang berlangsung sangat menarik.
2) Warna kotak dari siklus satu dan dua berbeda.
3) Variasi gambar emoticon dan bintang lebih banyak.
4) Anak mengamati, memegang, merasakan, dan memainkan
media menjadi bisa, mnegetahui, mengerti, dan mendapat
reward.
5) Pengenalan ketela godok sangat menarik anak bisa mengerti
makanan sehat
6) Pada percobaan melalui makanan yang dicampur betadin anak
jadi mengerti.
7) Waktu pembelajaran berlangung secara efektif.
8) Dalam proses belajar menggunakan media “Kotak aku Bisa
Pinterr”, anak sudah banyak termotivasi dan berkembang sikap
sosial emosionalnya.
Dapat disimpulkan bahwa penerapan Media “Kotak Aku Bisa
Pinterr” dalam pembelajaran dapat mengembangkan sikap sosial
emosional anak pada siswa kelompok usia 4-5 tahun di KB Natura
salatiga.
87
d) Tahap refleksi
Hasil pengamatan dilapangan dijadikan pedoman penelitian untuk
melakukan refleksi pada permasalahan yang muncul, sehingga dapat
mencari solusi masalah tersebut. Pada siklus ini sudah banyak
pengembangan untuk hasil belajar ada perkembangansikap sosial
emosional.
Dapat disimpulkan bahwa dengan media “Kotak aku Bisa Pinterr’
dalam pembelajaran ada perkembangan sikap sosial emosional anak
pada siswa kelompok usia 4-5 tahun di KB Natura Salatiga.
88
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Ketentuan Penilaian
Sebagaimana sudah dibahas di awal untuk penilaian penelitian ini
menggunakan simbol gambar bintang, (BM, MM, BSH, BSB).Adapun
penilaian yang diberikan pada anak didik, berupa simbol gambar bintang,
yang mana simbol tersebut akan diubah ke data yang bersifat angka atau
kuantitatif untuk sementara, kemudian akan diolah ke dalam bahasa
kualitatif, dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Ketentuan Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol Bintang Skor /
Nilai
Kategori Kriteria /
Ketentuan
1 Belum Muncul
(BM)
Jika anak
mencoba,kurang
tepat atau anak
tidak mau mencoba
2
Mulai Muncul
(MM)
Jika anak bisa
dengan bantuan
meniru teman
3
Berkembang
Sesuai Harapan
Jika anak bisa
dengan bantuan
89
(BSH) awalan
4
Berkembang
Sangat Baik (BSB)
Jika anak bisa
tanpa bantuan
Adapun indikator yang digunakan tiap Siklus adalah sama. Dengan
tema yang sama yang beda sub tema dan sub-sub tema. Seperti terlihat
pada tabel indikator yang akan diamati tiap Siklus dibawah ini:
Tabel 4.2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus
No Tingkat Pencapaian
Perkembangan
Indikator (Butir
Amatan)
Yang
Diamati
Siklus
I
Siklus
II
1 KD. 1.2 menghargai diri
sendiri, lingkungan
sekitar sebagai rasa
syukur kepada Tuhan
Bersikap sopan
terhadap teman dan
guru
V V
2 KD 2.1 memiliki
perilaku yang
mencerminkan hidup
sehat
Mengkonsumsi
makanan sehat
V V
3 KD 2.6 memiliki
perilaku yang
mencerminkan
Mandiri
mengerjakan tugas
dari guru
V V
90
kemandirian
4 KD 3.4-4.5 Membuat
keputusan/memahami
cara hidup sehat
Menunjukkan sikap
tanggung jawab
V V
Peneliti berdiskusi bersama teman sejawat dan kepala sekolah, bahwa
penentuan indikator keberhasilan dalam pengembangaan sikap sosial
emosional melalui media “kotak aku bisa pinterr” juga penting dibuat,
berdasarkan kesepakatan bersama dengan pihak sekolah, maka diputuskan
indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran yaitu sebesar 85%.
Bila anak mampu mencapai nilai/hasil pencapaian lebih dari 85%
pada Siklus II, anak dapat dikatakan sudah berkembang sikap sosial
emosionalnya dengan baik, dan sebaliknya jika hasil pencapaian kurang
dari 85% pada Siklus II, maka anak dikatakan belum beerkembang dengan
baik.
2. Siklus I
a) Data Hasil Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan
data pada Siklus I, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:
91
Tabel 4.3
Hasil pada Siklus I
No Nama
Anak
Nilai Pada Tiap Siklus I Jumlah
Skor
Rata-rata
Ke
Terang
an
Menunjuk
kan
tanggung
jawab
Meng
konsumsi
makanan
sehat
Bersikap
sopan
terhadap
teman dan
guru
Ke
mandiria
n
1 Sw1 4 4 3 3 3,5 BSH
2 Sw2 4 4 3 3 3,5 BSH
3 Sw3 4 4 3 3 3,5 BSH
4 Sw4 4 4 3 3 3,5 BSH
5 Sw5 4 4 3 3 3,5 BSH
6 Sw6 2 3 2 2 2,25 MM
7 Sw7 4 4 3 3 3,5 BSH
8 Sw8 3 3 3 3 3 BSH
9 Sw9 3 2 3 3 2,75 MM
10 Sw10 4 4 3 3 3,5 BSH
11 Sw11 3 2 3 3 2,75 MM
12 Sw12 2 2 2 3 2,25 MM
13 Sw13 3 3 2 2 2,5 MM
14 Sw14 3 3 2 2 2,5 MM
15 Sw15 3 2 2 3 2,5 MM
16 Sw16 2 2 3 2 2,25 MM
17 Sw17 3 2 2 2 2,25 MM
18 Sw18 2 2 2 2 2 MM
92
Keterangan :
BM : Belum muncul
MM : Mulai Muncul
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik
Grafik 4.1
Gambar 4.1
Dari tabel dan grafik tersebut diatas, maka diketahui prosentase
pencapaian tiap anak, 8 anak nilai sudah mencukupi nilai indikator
keberhasilan yaitu berkembang sesuai haraan (BSH), dan ada 10 anak
0%
60%
40%
0%
BM MM BSH BSB
93
yang masih mencapai muli muncul (MM), sedangkan belum ada yang
mencapai berkembang sangat baik (BSB), sehingga dapat dikatakan
bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih memerlukan
perbaikan. Peningkatan dari rata-rata prosentase pencapaian kelas pada
Pra Siklus sebesar 0% belum muncul (BM) dan pada Siklus I sebesar
41% berkembang sesuai harapan (BSH).
b) Pengamatan Guru
Pengamatan dilakukan terhadap guru kelompok Strawberri usia 4-5
tahun yaitu selama pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat
diketahui melalui table berikut :
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1 Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPPH
V
b. Menyiapkan Presensi V
c. Menyipkan Lembar Observasi V
d. Menyiapkan perlengkapan mengajar V
2 Kemampuan guru dalam membuka
pelajaran dan melakukan apersepsi
salam pembuka
V
Mengkondisikan kleas V
94
Menyampaikan tujuan pembelajaran V
Memberikan motivasi untuk belajar V
3 Ketepatan guru menggunakan media
“Kotak Aku Bisa Pinterr”
a. Guru paham tentang media “Kotak
Aku Bisa Pinterr”
V
b. Guru menguasai permainan daam
media “Kotak Aku Bisa Pinterr”
V
4 Kemampuan guru dalam menguasai
kelas
a. Mampu membuat siswa lebih aktif
dan kreatif
V
b. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
V
5 Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran
a. Kesimpulan V
b. Melakukan evaluasi V
c. Salam penutup V
95
c) Hasil Pengamatan Terhadap siswa
Tabel 4.5 hasil Pengamatan Siswa Siklus I
No Aspek pengamatan Skor
1 2 3
1 Siswa menjawab salam dengan
semangat
V
2 Siswa merespon panggilan presensi dari
guru
V
3 Siswa memperhatikan penjelasan dari
guru
V
4 Siswasemangat mengikuti pembelajaran
melalui media “Kotak Aku Bisa
Pinterr”
V
Keterangan :
1 : tidak baik
2 : baik
3 : sangat baik
3. Deskripsi Siklus II
a. Data Hasil Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan
data pada Siklus II, maka dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
96
Tabel 4.6
Hasil Penilaian pada Siklus II
No Nama
Anak
Nilai Pada Tiap Siklus II Jumlah
Skor
Rata-
rata
Ke
teranga
n
Menunjukk
an sikap
tanggung
jawab
Meng
konsumsi
makanan
sehat
Bersikap
sopan
terhadap
guru dan
teman
Ke
mandiria
n
1 Sw1 4 4 4 4 4 BSB
2 Sw2 4 4 4 4 4 BSB
3 Sw3 4 4 4 4 4 BSB
4 Sw4 4 4 3 4 3,75 BSH
5 Sw5 3 4 4 4 3,75 BSH
6 Sw6 4 4 4 4 4 BSB
7 Sw7 4 4 4 4 4 BSB
8 Sw8 4 4 3 4 3,75 BSH
9 Sw9 4 4 4 4 4 BSB
10 Sw10 3 4 3 4 3,5 BSH
11 Sw11 3 4 3 4 3,5 BSH
12 Sw12 4 4 3 4 3,75 BSH
13 Sw13 4 4 3 3 3,5 BSH
14 Sw14 4 4 3 3 3,5 BSH
15 Sw15 4 4 4 4 4 BSB
16 Sw16 2 2 2 3 2,25 MM
17 Sw17 3 4 3 4 3,5 BSH
18 Sw18 3 4 3 4 3,5 BSH
97
Keterangan :
BM : Belum muncul
MM : Mulai Muncul
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik
Grafik 4.2
0% 1%
58%
41%
BM MM BSH BSB
98
Gambar 4.2
Dari data nilai Siklus II perkembangan sikap sosial emosional anak
melalui media “kotak aku bisa pinterr”dapat disimpulkan bahwa yang
mencapai BM tidak ada, yang mencapai MM ada 1 anak, ada 9 anak
yang mencapai BSH sedangkan yang mencapai BSB ada 7 anak.
Dapat disimpulkan pula, ada 17 anak yang nilai pencapaiannya sama
atau lebih besar dengan indikator keberhasilan, sehingga dapat
dikatakan bahwa hasil belajar anak dalam kelas sudah maksimal, dan
tidak memerlukan perbaikan. Ada 1 anak yang belum berkembang,
dikarenakan kurang konsentrasi, sukanya rewel dan jail sama
temannya, sehingga mempengaruhi pembelajaran. Peningkatan dari
rata-rata prosentase kelas pencapaian kelas pada saat Pra Siklus
sebesar 0% belum muncul, pada Siklus I sebesar 41% berkembang
sesuai harapan, dan pada Siklus II hari Kamis tanggal 23 Agustus
99
2018 sebesar 95% berkebang sangat baik. Artinya bahwa ada
peningkatan yang baik dari tiap Siklus
b. Pengamatan guru
Pengamatan dilakukan terhadap guru kelompok Strawberri usia 4-5
tahun yaitu selama pembelajaran berlangsung pada Siklus II dapat
diketahui melalui tabel berikut :
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1 Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPPH
V
b. Menyiapkan Presensi V
c. Menyipkan Lembar Observasi V
d. Menyiapkan perlengkapan
mengajar
V
2 Kemampuan guru dalam membuka
pelajaran dan melakukan apersepsi
salam pembuka
V
Mengkondisikan kleas V
Menyampaikan tujuan pembelajaran V
Memberikan motivasi untuk belajar V
3 Ketepatan guru menggunakan media V
100
“Kotak Aku Bisa Pinterr”
a. Guru paham tentang media “Kotak
Aku Bisa Pinterr”
b. Guru menguasai permainan daam
media “Kotak Aku Bisa Pinterr”
V
4 Kemampuan guru dalam menguasai
kelas
a. Mampu membuat siswa lebih aktif
dan kreatif
V
b. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
V
5 Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran
a. Kesimpulan V
b. Melakukan evaluasi V
c. Salam penutup V
c. Hasil Pengamatan Terhadap siswa
Tabel 4.8 hasil Pengamatan Siswa Siklus I
No Aspek pengamatan Skor
1 2 3
1 Siswa menjawab salam dengan V
101
semangat
2 Siswa merespon panggilan presensi dari
guru
V
3 Siswa memperhatikan penjelasan dari
guru
V
4 Siswa semangat mengikuti
pembelajaran melalui media “Kotak
Aku Bisa Pinterr”
V
Keterangan :
1 : tidak baik
2 : baik
3 : sangat baik
B. Pembahasan
Adapun pengolahan data dari penelitian Pra Siklus sampai Siklus II didapatkan
hasil prosentase pencapaian perkembangan sikap sosial emosional anak sebagai
berikut:
Tabel 4.8
Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai Prosentase Keberhasilan
Rata-rata Kelas Per Siklus
Kegiatan Status Pencapaian Peningkatan Nilai
Berkembang Tidak
Berkembang
Pra Siklus 0 Siswa 18 Siswa 0% (BM)
102
Siklus I 8 Siswa 10 Siswa 41% (BSH)
Siklus II 17 Siswa 1 Siswa 54% (BSB)
Adapun data peningkatan dari Pra Siklus sampai Siklus II, dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Grafik 4.3
Dapat disimpulkan dari data yang telah disajikan, bahwa media kotak aku bisa
pinterr pada anak kelompok strawberri usia 4-5 tahun di KB Natura Salatiga
mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengembangan dari
Pra Siklus yang rata-rata pencapaian kelas bernilai 0% belum muncul (BM),
meningkat pada Siklus I yang rata-rata pencapaian kelas bernilai 41%
berkembang sesuai haraan (BSH), ditambah lagi dengan adanya pengembangan
pada Siklus II dimana rata-rata anak pencapaian kelas bernilai 95% berkembang
sangat baik (BSB).
0
20
40
60
80
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Diagram Pengembangan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
PENCAPAIN
103
Jadi media “kotak aku bisa pinterr” terbukti dapat mengembangkan sikap
sosial emosional pada anak kelompok strawberri usia 4-5 tahun di KB Natura
Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa dengan media “Kotak Aku Bisa Pinterr”dapat mengembangkan sikap
sosial emosional pada anak kelompok usia 4-5 tahun di KB Natura Salatiga.
Perkembangansikap sosial emosional anak meliputi: Perkembangan sikap
tanggung jawab, bersikap sopan, mandiri, makan makanan sehat. Hal ini dapat
dibuktikan dari hasil prosentase keberhasilan kelas pada Pra Siklus adalah 0%
belum muncul (BM), Siklus I 41% berkembang sesuai harapan (BSH), dan Siklus
II 95% berkembang sangat baik (BSB). Selisih peningkatan nilai pada Pra Siklus
ke Siklus I adalah 41% pada siklus I anak berkembang sesuai harapan, selisih
Siklus I ke Siklus II adalah 54% pada siklus II anak berkembang sangat baik,
dengan meningkatnya prosentase nilai ketuntasan, perkembangan sikap sosial
emosional melalui media “Kotak aku Bisa Pinterr’dinyatakan berhasil.
B. Saran
1. Bagi lembaga
Selalu mengembangkan kualitas sekolah. Terutama kualias guru dalam
mengajar, dibutuhkan inovasi dan kreativitas. Perlu adanya keseriusan dan
kesungguhan para pendidik sebagai usaha untuk pendewasaan diri yang
optimal. Hendaknya lembaga PIAUD menyadari akan tugas dan tanggung
jawabnya dalam usaha turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
105
2. Bagi guru
Dapat menggunakan media “Kotak Aku Bisa Pinterr” dalam
pembelajaran karena dapat merangsang perkembangan sikap sosial
emosional mereka dengan lebih baik dan anak dapat secara aktif bermain
sehingga secara tidak langsung tidak hanya perkembangan sikap sosial
emosional anak saja yang mendapatkan stimulasi dengan baik, namun juga
kemampuan bersikap sopan, menunjukkaan tanggung jawab, kemandirian,
dan terbiasa mengkonsumsi makanan sehat mereka.
3. Bagi Siswa
Siswa hendaknya berperan akif dalam mengikuti proses pembelajaran
melalui media “Kotak aku Bisa Pinterr”, sehingga hasil yang diharapkan
dapat tercapai secara maksimal.
Agar anak didik dapat berperan aktif dalam pembelajaran, perlu
diberikan motivasi baik berupa nasihat, keteladanan maupun penyediaan
sumber belajar yang dapat membangkitkan minat dan semangat belajar
anak. Karena melalui sumber belajar yang menarik akan memudahkan
bagi anak didik untuk memahami materi yang akan disampaikan
106
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti,dkk. 2013. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak
Usia Dini. Tangerang Selatan:Universitas Terbuka.
Ardy, Novan Wiyani. 2014. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini
Panduanbagi Orang Tua dan Pendidik PAud dalam memahami serta
Mendidik Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava Media.
Mashar, Riana. 2011. Emosi anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media Grop.
Suwardi, Anitah W.S., Akhyar M., & Asrowi, (2017). Gender Bias In Islamic
Textbooks For Muslim Children In Indonesi. Attarbiyah Journal of
Islamic Culture and Education. 2 (2). 214-235
Lindner, Ken. 2013. 7 Langkah Menguasai Emosi Negatif. Tangerang Selatan:
Gemilang
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Ardy, Novan Wiyani. 2013. Bina Karakter Anak Usia Dini. Yogykarta: Ar-uzz
Media.
Santoso, Soegeng. 2009. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yonny, Acep.2012. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogykarta: Group
relasi Inti Media
Dimyati, Johni. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. 2002. Acuan Menu Pembelajaran Pada
Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD). Jakarta: Depatemen Pendidikan
Nasional.
Fadlillah, Muhammad, Lilif Mualifatu Khorida. 2014. Pendidikan Karakter Anak
Usia Dini. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.
Santoso, Soegeng, dkk. 2011. Dasar-Dasar Pendidikan TK. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
107
Wardhani, IGAK. Kuswaya Wihardit. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Wiyani, Novan Ardy. 2014. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Gava Media.
Yusuf, Syamsu. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Nugrha, Ali. Dkk. 2008. Metode Pengembngan Sosial Emosional. Jakarta:
Univrsitas Terbuka.
Hurlock, B. Elizabeth. 1978. Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga.
Fadilah, Muhmmad, Lilif Mualifatu Khorida. 2014. Pendidikan Karakter Anak
Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Wardhani, IGAK. Kuswaya Wihardit. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.
Tangerang selatan: Universitas Terbuka.
Ayudia, Rizki, 2017. Mengembangkan Sosial Emosional pada Anak melalui
Metode Bercerita di RA Al-Ulya Bandar Lampung, (Online). Universitas
Lampung. (jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PAUD/article/view/9707,
diakses tanggal 7 Agustus 2018 pukul 23:47 WIB).
Ariyanti, 2014. Meningkatkan Kegiatan Sosial Emosional melalui Permainan
Gobag Sodor pada Anak, (Online). PG-PAUD IKIP Vetern Semarang.
(jurnal.fkip.PG-PAUD.ac.id/index.php/PAUD/article/view/0202, dikses
tanggal 7 Agustus 2018 pukul 23:53 WIB).
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PT.
Bintang Pustaka Abadi.
Nugrahani, Mita, 2014. Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional melalui
Media Power Point pada Anak Usia Dini Usia 5-6 Tahun d Tk SD Model
Sleman. (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Yogyakarta.
Moeslichatoen. 1998. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
CATATAN LAPANGAN I
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/Tanggal : Senin, 13 Agustus 2018
Jam : 07.00-11.00
Lokasi : Ruang Kelas
Sumber Data : Muslihatun AM d
Deskripsi Data
Informasi dari guru kelas dan kepala sekolah KB Natura Salatiga.
Pertanyaan yang diajukan yaitu mengenai bagaimana kondisi siswa pada saat
pembelajaran pengembangan sikap sosial emosional sebelum menggunakan
media “Kotak aku Bisa Pinterr” pada anak kelompok usia 4-5 Tahun? Selama
pembelajaran pengembangan sikap sosial emosional apakah ada media lain yang
digunakan pada saat pembelajaran pada anak kelompok usia 4-5 tahun?
Wawancara yang dilakukan dapat menarik kesimpulan bahwa pada saat
pembelajaran anak-anak kurang memperhatikan pada materi dan anak sering lari-
lari dan meninggalkan tempat duduknya saat pembelajaran berlangsung. Dengan
keadaan tersebut materi pembelajaran yang diberikan guru kurang dipahami oleh
anak. Karena pembelajaran masih sangat terpusat pada guru dan media yang
digunakan untuk pembelajaran pengembangan sikap sosial emosional dengan
metode ceramah dan media gambar cerita. Dengan itu hasil belajar pada anak
kurang memuaskan dan hasil yang diperoleh masih sangat jauh dan membuat
anak menjadi bosan untuk belajar.
Pembelajaran pengembangan sikap sosial emosional akan lebih
menyenangkan apabila belajar dengan menggunakan suasana yang menyenangkan
apalagi dengan permainan. Karena dunia anak adalah dunia bermain. Jadi anak
belajar melalui bermain. Sehingga anak lebih fokus terhadap apa yang diajarkan
oleh guru, dan anak mudah dikondisikan di dalam kelas saat waktu pembelajaran
berlangsung.
Guru Kelompok Strawberri
Muslihatun AM d
Mengetahui
Peneliti
Siti Asyiyah
CATATAN LAPANGAN 2
Metode Pengumpulan Data: Observasi Kelas Pra Siklus
Hari/Tanggal : Rabu, 15 Agustus 2018
Jam : 07.30-11.00
Lokasi : Ruang Kelas
Sumber Data : Dra Saodah dan Muslihatun AM.d
Deskripsi Data
Observasi ini adalah observasi yang pertama kali dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui efektivitas metode yang digunakan serta kondisi kelas
pada saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
yang digunakan guru adalah metode ceramah interaktif. Dimana guru menjelaskan
materi berulang-ulang, anak didik tampak kurang bersemangat, sedangkan siswa
yang tidak ditunjuk akan asyik berbincang dengan temannya yang lain, suasana
kelas agak ramai dengan suara-suara siswa yang sulit dikondisikan.
Interpretasi:
Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat,
karena siswa kurang berminat terhadap materi pembelajaran, sehingga anak didik
tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran, serta kurang bersemangat mendengar
intruksi guru.
Guru Kelompok Strawberri
Muslihatun AM d
Mengetahui
Peneliti
Siti Asyiyah
CATATAN LAPANGAN 3
Metode Pengumpulan Data: Observasi Kelas Siklus I
Hari/Tanggal : Senin, 20 Agustus 2018
Jam : 07.30-11.00
Lokasi : Ruang Kelas
Sumber Data : Muslihatun AM.d
Deskripsi Data
Observasi ini merupakan observasi kedua yang dilakukan. Observasi
bertujuan untuk melihat keterlaksanaan dari Siklus I, dari proses awal hingga
akhir pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa Siklus I sudah ada
peningkatan baik proses maupun hasil, namun belum maksimal. Ada beberapa hal
yang belum tercapai, yaitu belum semua siswa mau makan makanan yang sehat,
bertanggung jawab atas pilihannya, bersikap sopan, dan mandiri dalam
pembelajaran.
Ada anak yang bernama Rendra pada mulanya kurang berminat mengikuti
kegitan pembelajaran dengan menggunakan media ‘Kotak aku Bisa pinterr” dan
tidak mau menilai sikpanya sendiri, tidak mau makan makanan yang sehat
sukanya makan sosis dan tempura. Namun guru memberikan motivasi supaya
Rendra mau makan makanan yang sehat dan mau memilih gambar emoticon
untuk menilai sikapnya mengikuti kegiatan sehingga pendekatan itu berhasil,
walaupun hasilnya kurang maksimal.
Interpretasi:
Siklus I belum terlaksana dengan baik dari segi proses maupun hasil
belajar. Jadi perlu beberapa perbaikan-perbaikan untuk Siklus II dalam hal
pengembangan sikap sosial emosional akhirnya di siklus II dibuat media “Kotak
Aku Bisa Pinterr” dengan warna yang beda dan lebih menarik serta perlu adanya
apresiasi supaya anak lebih semangat.
Guru Kelompok Strawberri
Muslihatun AM d
Mengetahui
Peneliti
Siti Asyiyah
CATATAN LAPANGAN 4
Metode Pengumpulan Data: Observasi Kelas Siklus II
Hari/Tanggal : Kamis, 23 Agustus 2018
Jam : 07.30-11.00
Lokasi : Ruang Kelas
Sumber Data : Muslihatun AM. d
Deskripsi Data
Observasi Siklus II bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan observasi
Siklus II dan untuk mengetahui seberapa banyak perkembangan pengembangan
sikap sosial emosional dibanding Siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Siklus II berjalan dengan baik. Suasana
kelas sangat kondusif. Anak didik sangat antusias dan aktif mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Interpretasi:
Situasi pembelajaran pengembangan sikap sosial emosional melalui media
“Kotak Aku Bisa Pinterr” pada Siklus II lebih kondusif dibanding pada Siklus I,
sehingga perkembangan sikap sosial emosional mengalami peningkatan yang
optimal sesuai dengan harapan.
Guru Kelompok Strawberri
Muslihatun AM d
Mengetahui
Peneliti
Siti Asyiyah
INDIKATOR TIAP SIKLUS YANG DIAMATI
No Tingkat Pencapaian
Perkembangan
Indikator (Butir
Amatan)
Yang di amati
Siklus I Siklus II
1 KD. 1.2 menghargai diri
sendiri, lingkungan sekitar
sebagai rasa syukur kepada
Tuhan
Beersikap sopan
terhadap teman dan
guru
V V
2 KD 2.1 memiliki perilaku
yang mencerminkan hidup
sehat
Mengkonsumsi
makanan sehat
V V
3 KD 2.6 memiliki perilaku
yang mencerminkan
kemandirian
Mandiri
mengerjakan tugas
dari guru
V V
4 KD 3.4-4.5 Membuat
keputusan/memahami cara
hidup sehat
Menunjukkan sikap
tanggung jawab
V V
LEMBAR OBSERVASI KELOMPOK USIA 4-5 TAHUN SIKLUS I
PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL EMOSIONAL MELALUI MEDIA
“KOTAK AKU BISA PINTERR”
No Nama
Anak
Nilai Pada Tiap Siklus I Jumlah
Skor
Rata-
rata
Keterangan
Men
tunjukkan
tanggung
jawab
Meng
konsumsi
makanan
sehat
Bersikap
sopan
terhadap
teman dan
guru
Ke
mandiri
an
1 Sw1 4 4 3 3 3,5 BSH
2 Sw2 4 4 3 3 3,5 BSH
3 Sw3 4 4 3 3 3,5 BSH
4 Sw4 4 4 3 3 3,5 BSH
5 Sw5 4 4 3 3 3,5 BSH
6 Sw6 2 3 2 2 2,25 MM
7 Sw7 4 4 3 3 3,5 BSH
8 Sw8 3 3 3 3 3 BSH
9 Sw9 3 2 3 3 2,75 MM
10 Sw10 4 4 3 3 3,5 BSH
11 Sw11 3 2 3 3 2,75 MM
12 Sw12 2 2 2 3 2,25 MM
13 Sw13 3 3 2 2 2,5 MM
14 Sw14 3 3 2 2 2,5 MM
15 Sw15 3 2 2 3 2,5 MM
16 Sw16 2 2 3 2 2,25 MM
17 Sw17 3 2 2 2 2,25 MM
18 Sw18 2 2 2 2 2 MM
Kepala Sekolah KB Natura
Dra Saodah
Mengetahui
Peneliti
Siti Asyiyah
Guru Kelompok Strawberri
Muslihatun AM d
LEMBAR OBSERVASI KELOMPOK USIA 4-5 TAHUN SIKLUS II
PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL EMOSIONAL MELALUI MEDIA
KOTAK AKU BISA PINTERR
No Nama
Anak
Nilai Pada Tiap Siklus II Jumlah
Skor
Rata-
rata
Keterangan
Men
unjukkan
sikap
tanggung
jawab
Meng
konsumsi
makanan
sehat
Bersikap
sopan
terhadap
guru dan
teman
Ke
mandiri
an
1 Sw1 4 4 4 4 4 BSB
2 Sw2 4 4 4 4 4 BSB
3 Sw3 4 4 4 4 4 BSB
4 Sw4 4 4 3 4 3,75 BSH
5 Sw5 3 4 4 4 3,75 BSH
6 Sw6 4 4 4 4 4 BSB
7 Sw7 4 4 4 4 4 BSB
8 Sw8 4 4 3 4 3,75 BSH
9 Sw9 4 4 4 4 4 BSB
10 Sw10 3 4 3 4 3,5 BSH
11 Sw11 3 4 3 4 3,5 BSH
12 Sw12 4 4 3 4 3,75 BSH
13 Sw13 4 4 3 3 3,5 BSH
14 Sw14 4 4 3 3 3,5 BSH
15 Sw15 4 4 4 4 4 BSB
16 Sw16 2 2 2 3 2,25 MM
17 Sw17 3 4 3 4 3,5 BSH
18 Sw18 3 4 3 4 3,5 BSH
Kepala Sekolah KB Natura
Dra Saodah
Mengetahui
Peneliti
Siti Asyiyah
Guru Kelompok Strawberri
Muslihatun AM d
WAWANCARA DENGAN SISWA
Nama Siswa: Nayla
Peneliti : Mbak Nayla suka main kotak aku bisa pinterr?
Nayla : Suka banget
Peneliti : Kenapa suka maen kotak aku bisa pinterr ini?
Nayla : Sebab aku bisa mengamati bekal yang aku bawa yang aku taruh
didalam kotak, dan aku bisa makan ketika bekalku menu
makanan sehat kalau tidak sehat dikembalikan lagi sama bu guru
WAWANCARA DENGAN SISWA
Nama Siswa: Erlita
Peneliti : Mbak Eerlita suka main kotak aku bisa pinterr ini?
Erlita : Suka
Peneliti : Kenapa suka dengan mainan ini?
Erlita : Sebab asyik, bisa mendapatkan bintang hijau dan gambar emoticondan
aku bisa memasukkan kedalam lokerku sendiri.
Peneliti : Dibawa pulang apa disimpan saja bintang hijaunya
Erlita : Kalau sudah waktunya pulang boleh dibawa pulang sama bu guru
Peneliti : Bosan tidak jika main terus bersama Kotak aku Bisa Pinterr ini?
Erlita : Tidak, aku suka banget
WAWANCARA DENGAN SISWA
Nama Siswa: Izal
Peneliti : Mas Izal suka mainan Kotak aku Bisa Pinterr?
Izal : Suka
Peneliti : Kenapa suka mainan kotak aku bisa pinterr?
Izal : Sebab aku bisa mengerti makanan sehat dan tidak sehat
Peneliti : Dengan apa mengetahuinya?
Izal : Bu guru mengajak kita eksperimen dengan dikasih betadin,
mulaisekarang aku suka bawa bekal jajanan sehat
Peneliti : Sukanya makan apa mas izal sebelum main dengan media kotak aku
bisa pinterr ini?
Izal : Aku suka dengan taro sama cilot, sekarang aku jadi suka makan donat
dan ketelo godok enak rasanya ternyata.
WAWANCARA DENGAN SISWA
Nama Siswa: Azka
Peneliti : Mas Azka suka mainan Kotak aku Bisa Pinterr?
Azka : Suka
Peneliti : Kenapa suka mainan kotak aku bisa pinterr?
Azka : Sebab aku bisa mengambil kartu dan bisa menarik lokerku untuk aku
menyimpan kartu
Peneliti : Kenapa suka mengambil kartu dan menaruh ke loker didalam kotak
aku bisa pinterr?
Azka : Dari aku mengamati, mengerti, dan aku mengambil kartuku sendiri,
itu yang aku suka banget bisa menaruh makananku diatas loker
berwarna hijau
Peneliti : Sukanya ambil kartu apa mas izal sebelum dengan media kotak aku
bisa pinterr ini?
Azka : Sebenarnya aku suka mengambil kartu senyum sama bintang hijau,
cuman kata bu guru kita harus jujur dalam menilai sikap kita sendiri
jika kita tidak berdoa bagus maka kita ambil kartu yang sedih
Foto Kegiatan Anak Pada Siklus I
Gambar 1. Kegiatan awal berdoa
Gambar 2. Peneliti menjelaskan gambar
Emoticon (untuk menilai sikap anak)
Gambar 3. Anak mengambil nilai
Sikapemoticon marah (Tangggung jawab)
Gambar 4. Anak mengambil nilai emoticon
senyum (Tanggung jawab)
Gambar 5. anak mengekspresikan
perasan lewat karya (Kemandirian)
Gambar 6. anak mengekspresikan perasan
lewat karya (Kemandirian)
Gambar 7. Peneliti menjelaskan
cara memainkan kotak
(mengkonsumsi makanan sehat)
Gambar 8. Mengkonsumsi makanan sehat dan
tidak sehat
Gambar 9. Peneliti mengamati anak
Yang sedang menilai sikapnya
Bersikap sopan
Gambar 10. Anak menunjukkan penilaian sikap
yang diambilnya
Gambar 11. Anak mengkonsumsi makanan
sehat
Gambar 12. Anak mendapat bintang hijau
karena bersikap sopan terhadap teman dan guru
Gambar 13. Peneliti mengajak menunjukkan
gambar emoticon yang telah diambil
Gambar 14. Peneliti mendamaikan anak ketika
baru bertengkar dengan teman dan anak
meminta maaf pada temannya (bersikap sopan)
Foto Kegiatan Anak Pada Siklus II
Gambar 15. Pendidik mengkondisikan anak untuk
mengajak berdoa bersama
Gambar 16. Kegiatan mendengarkan
cerita
Gambar 17. Kegiatan di sawah depan KB Natura
Gambar 18. Di kebun depan KB Natura
Gambar 19. peneliti menjelaskan beberapa aturan
main dalam media Kotak aku bisa pinterr
Gambar 20. Isi kotak yang kedua
berwarna merah dan hijau
Gambar 21. Kotak yang kedua berwarna merah dan
hijau didalamnya untuk menyimpan penilaian anak
Gambar 22. Anak menunjukkan
penilaian diri dan menceritakannya pada
teman-temannya (tanggung jawab)
Gambar 23. Anak menunjukkan karyanya
(kemandirian)
Gambar 24. Anak mneunjukkan
karyanya (kemandirian)
Gambar 25. Anak menunjukkan penilaiannya sendiri
(tanggung jawab)
Gambar 26. Peneliti dan anak
mengelompokkan makanan sehat
dantidak sehat
Gambar 27. Anak menunjukkan gambar makanan
sehat
Gambar 28. Anak mengkonsumsi
makanan sehat
RPPH dan BAHAN AJAR
RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Kelompok Bermain KB Natuta Salatiga
Semester/Bulan/Minggu : 1/8/5
Kelompok Usia : 4-5 Tahun
Hari : Kamis, 20 Agustus 2018
Tujuan Pembelajaran:
1. Mengenal jenis dan kandungan gizi jajanan sehat
2. Mengamati kandungan berbahaya dalam makanan kemasan
3. Mengetahui cara membuat jajanan sehat
4. Mengelompokkan jenis jajanan sehat dan tidak sehat
Alat dan bahan:
Panggung boneka, boneka, sterofom buah dan sayur, jajanan kemasan, betadine,
Mentega, telur, tepung terigu “KOTAK AKU BISA PINTERR”
Pembukaan:
a. Penerapan SOP Pembukaan
b. Pentas Sandiwara
c. Diskusi pesan/isi cerita sandiwara boneka
d. Diskusi sikap (penerapan “KOTAK AKU BISA PINTERR”)
Kegiatan Inti:
a. Mengamati jajanan sehat dan tidak sehat
b. Melakukan percobaan “mengetahui kandungan jajanan tidak sehat”
mencampur makanan dalam larutan air betadine
c. Mengamati dan mendiskusikan hasil percobaan
d. Membentuk Donat
e. Penerapan “KOTAK AKU BISA PINTERR”
Recalling:
a. Merapikan alat
b. Diskusi tentang pengalaman dan perasaan selama bermain
c. Menceritakan hasil pengamatan percobaan jajanan sehat
d. Menunjukkan hasil karya
e. Memberi penguatan tentang pengetahuan makanan sehat
f. Penerapan “KOTAK AKU BISA PINTERR”
Penutu:
a. Refleksi kegiatan satu hari
b. Tepuk “makanan sehat”
c. Doa pulang
d. Penerapan “KOTAK AKU BISA PINTERR”
Alat Penilaian:
- Catatan Harian, Cek List Catatan harian, observasi, dan hasil karya anak
Peneliti
Siti Asyiyah
Mengetahui
Kepala Sekolah KB Natura
Dra Saodah
Guru Kelompok
Strawberri
Muslihatun AM d
RPPH dan BAHAN AJAR
RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Kelompok Bermain KB Natuta Salatiga
Semester/Bulan/Minggu : 1/8/5
Kelompok Usia : 4-5 Tahun
Hari : Kamis, 23 Agustus 2018
Tujuan Pembelajaran:
1. Mengenal jenis dan kandungan gizi jajanan sehat
2. Mengamati kandungan berbahaya dalam makanan kemasan dan makanan
sehat yang dibuat sendiri (ketela godok)
3. Mengetahui cara membuat jajanan sehat dan mengatahui cara membuat
jajanan tidak sehat
4. Mengelompokkan jenis jajanan sehat dan tidak sehat
Alat dan bahan:
Panggung boneka, boneka, sterofom buah dan sayur, jajanan kemasan, betadine,
Mentega, telur, tepung terigu, ketela, panci dan air “KOTAK AKU BISA
PINTERR”
Pembukaan:
a. Penerapan SOP Pembukaaan
b. Pentas Sandiwara
c. Diskusi pesan/isi cerita sandiwara boneka
d. Diskusi sikap (penerapan “KOTAK AKU BISA PINTERR”)
Kegiatan Inti:
a. Mengamati jajanan sehat dan tidak sehat
b. Melakukan percobaan “mengetahui kandungan jajanan tidak sehat”
mencampur makanan dalam larutan air betadine
c. Mengamati dan mendiskusikan hasil percobaan
d. Merebus ketela
e. Makan bersama ketela godok
f. Penerapan “KOTAK AKU BISA PINTERR”
Recalling:
a. Merapikan alat
b. Diskusi tentang pengalaman dan perasaan selama bermain
c. Menceritakan hasil pengamatan percobaan jajanan sehat
d. Menunjukkan hasil karya anak (rebusan ketela)
e. Memberi penguatan tentang pengetahuan makanan sehat
f. Penerapan “KOTAK AKU BISA PINTERR”
Penutup:
a. Refleksi kegiatan satu hari
b. Tepuk “makanan sehat”
c. Doa pulang
d. Penerapan “KOTAK AKU BISA PINTERR”
Alat Penilaian:
Catatan Harian, Cek List Catatan harian, observasi, dan hasil karya anak
Peneliti
Siti Asyiyah
Mengetahui
Kepala Sekolah KB Natura
Dra Saodah
Guru Kelompok
Strawberri
Muslihatun AM d
RENCANA PROGRAM PEMBELAJRAN MINGGUAN (RPPM)
KB NATURA SALATIGA TAHUN AJARAN 2018/2019
SEMESTER/MINGGU : 1/5
KELOMPOK : 4-5 TAHUN
TEMA/SUB TEMA : Kebutuhanku/Makanan Sehat Bergizi
KD : 1.2, 2.1, 2.3, 3.2, 4.2, 3.4, 4.4, 3.5, 4.5, 3.11, 4.11,3.14,
4.14
NO TEMA/SUB TEMA MUATAN/MATERI
PEMBELAJARAN
RENCANA
KEGIATAN
1 Makanan Sehat
- Makanan
Pokok
- Lauk pauk
- Jajanan
Sehar
- Buah dan
Sayur
- Adab Makan
1.Jenis-jneis makanan
pokok
2. Kandungan gizi
makanan pokok
3. Fungsi makanan
pokok
4.Jenis-jenis lauk
pauk
5.Kandungan gizi
Sentra main Peran :
1.Dongeng nasi dan
ketela
2.Memilih biji-bijian
sumber maknan pokok
(beras,jagung,sagu)
3. Bermain peran
berjualan
beras,jagung,sagu
Sentra Seni :
4.Mengenal aneka lauk
pauk
5. Menggambar lauk pauk
lauk pauk
6.Fungsi lauk pauk
7. Karya seni
8.Jenis-jenis jajanan
sehat
9.Kandungan gizi
jajanan sehat
10.Bentuk
11.Ukuran
12.Sikap percaya diri
13.Kandungan
vitamin dalam buah
dan sayur
14.Keaksaran
15.Ukuran
16.Cerita
6. Menata lauk pauk
menggunakan pirinhg
hias
Sentra Bahan Alam :
7.Sandiwara boneka,
“jajanan sehat”
8. Percobaan mengetahui
kandungan kimia dalam
jajanan kemasan
9. Membentuk Donat
Sentra Persiapan :
10.Dongeng “Pisang dan
brokoli”
11. Membuat garis
lengkung pada gambar
buah salak
12. Mengurutkan buah
tomat dari besar-kecil
13. Menceritakan gambar
seri
17. Adab makan
18.Doa sebelum dan
sesudah makan
19.Perilaku baik-
buruk
Sentra Ibadah/Imtaq
14.Mengenal Adab
makan melalui kegiatan
bermain peran
15. Menghafah belajar
doa sebelum dan sesudah
belajar
16. Membedakan perilaku
baik-buruk saat makan
bersama menggunakan
media gambar
Kepala Sekolah KB Natura
Dra Saodah
Mengetahui
Guru Kelompok Strawberri
Muslihatun AM d
WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
KB NATURA SALATIGA
Peneliti : Bagaimana metode pembelajaran selama ini di KB
Natura ini?
Kepala Sekolah : Kami memakai berbagai macam metode pembelajaran
yaitu: metode bermain, metode demonstrasi, metode
ceramah, metode karya wisata, metode bercerita, metode
tanya jawab, metode eksperimen, metode proyek, metode
pemberian tugas
Peneliti : Model pembelajaran apa yang digunakan di KB
Natura?
Kepala Sekolah : Model pembelajaran sentra/BCCT
Peneliti : Media apa saja yang digunakan untuk meningkatkan
sikap sosial emosional anak?
Kepala Sekolah : Ada banyak, diantaranya: pembiasaan menaruh tas pada
loker masing-masingng, mengembalikan mainan sehabis
main, memakai sepatu sendiri, bermain kelompok,
seperti bermain kereta-keretanan, ular-ularan, tikus dan
kucing.
Peneliti : Apakah selama ini pernah menggunakan pembelajaran
dengan media “KOTAK AKU BISA PINTERR?
Kepala Sekolah : Sudah, tapi menggunakan kotak biasa dan tidak
menggunakan loker yang ada didalam kotak, tidak ada
gambar emoticon, bintang hijau, dan kotak hanya kotak
biasa dari kardus bekas sarimi.
Peneliti : Bagaimana setelah menerapkan media “Kotak Aku Bisa
Pinterr” dalam mengembangkan sikap sosial emosional
pada anak?
Kepala Sekolah : Meningkat dengan baik
Daftar pertanyaan Kepada Guru Kelas atau Guru Pendamping Sebagai
Berikut:
Peneliti : Bagaimana Cara Mengembangkan sosial emosional pada Sekolah
Alam KB Natura sebelum menggunakan media Kotak Aku Bisa
Pinterr?
Guru kelas : Banyak diantaranya lewat permainan seperti permainan cublak-
cublak suweng, bekerja sama menanam tanaman toga.
Peneliti : Bagaimana pendapat Ibu mengenai media kotak aku bisa pinterr
ini?
Guru Kelas : Menurut saya media Kotak aku bisa pinterr ini bagus sekali, karena
anak-anak jadi lebih tertib dan sangat menyukai media kotak aku
bisa pinterr ini
Peneliti : Apakah dengan media kotak aku bisa pinterr ini perkembangan
sosial emosional anak bisa tercapai secara optimal?
Guru Kelas : Ya, karena media yang digunakan berfungsi sebagai tempat
mengelompokkan makanan sehat dan tidak sehat, kartu sikap dan
kartu perasaan dan anak menggunakan kotak aku bisa pinterr dalam
kegiatan sehari-hari
Peneliti : Bagaimana dampak dari media kotak aku bisa pinterr ini terhadap
perkembangan sosial emosional anak?
Guru Kelas : Penerapan kotak aku bisa pinterr ini telah memberikan dampak
yang positif pada anak didik di KB Natura, anak-anak menjadi lebih
teratur dalam kegiatan pembiasaan seperti do’a hafalan, toilet
training, makan bersama. Penerapan strategi dan media ini juga
mengurangi verbalisme, guru tidak harus sering mengingatkan anak
dengan kata-kata. Perubahan ini berdampak pada proses pembelajran
secara keseluruhan.
Peneliti : Apakah dengan menggunakan media kotak aku bisa pinterr sudah
efektif untuk mengembangkan Sosial Emosional anak di KB Natura?
Guru Kelas : Proses pembelajaran menjadi menyenangkan, anak-anak menyerap
nilai-nilai melalui permainan jadi, lebih efektif untuk
mengembangkan sikap sosial emosional
Peneliti : Apakah dengan menggunakan metode dan media kotak aku bisa
pinterr, program pmbiasaan menjadi lebih terstruktur dan terukur
keefektifannya?
Guru Kelas : Dengan menggunakan metode dan media kotak aku bisa pinterr,
program pembiasaan menjadi lebih terstruktur dan terukur
keefektifannya.
Peneliti : Apakah dengan media kotak aku bisa pinterr anak mulai memiliki
ketrampilan menyelesaikan masalah?
Guru Kelas : Dari sisi kompetensi pengetahuan, terlihat peningkatan
pengetahuan anak dalam membedakan sikap baik dan buruk.
Peneliti : Sebelum menggunakan media kotak aku bisa pinterr, bagaimana
lembaga atau pendidik menerapkan aturan, sehingga anak dapat
memahami konsep baik-buruk?
Guru Kelas : Dengan gambar cerita
Peneliti : Dengan cara apa lembaga atau pendidik menumbuhkan sikap
Percaya diri anak? Sebelum menggunakan media kotak aku bisa
pinterr?
Guru Kelas : Dengan motivasi dan dongeng
Peneliti : Bagaimana lembaga atau pendidik menumbuhkan rasa tanggung
jawab, kemandirian, seperti menaruh sepatu dalam rak, membawa
makanan sehat dan tidak sehat, merawat barangnya sendiri,
membedakan baik-buruk? Sebelum menggunkan media kotak aku
bisa pinterr?
Guru kelas : Dengan contoh pendidik menaruh tas/sepatu di rak, dan dengan
bercerita, melalui gambar
Peneliti : Apakah dengan media kotak aku bisapinterr bisa membuat anak
lebih senang dalam pembelajaran?
Guru Kelas : Ya, karena anak bisa dapat pengetahuan, memahami, mengerti dan
memainkan, dan mendapatkan reward
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Siti Asyiyah
Tempat Tanggal Lahir : Grobogan, 13 februari 1984
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Desa Dayaan RT 02/RW 05
Sidorejo Kidul Kecamatan Tingkir
Salatiga
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
Sekolah Tahun
SDN MOJOAGUNG 02 1990-1996
MTS YASEMI KARANG- RAYUNG 1996-1999
PKBM SUNAN GIRI SALATIGA 2010-2013
IAIN SALATIGA 2014-2018