DETOKSIFIKASI HATI.docx
-
Upload
sunita-tria -
Category
Documents
-
view
23 -
download
0
Transcript of DETOKSIFIKASI HATI.docx
DETOKSIFIKASI HATI
Detoksifikasi adalah proses alami tubuh untuk menetralkan dan mengubah bentuk racun (toksin) dalam tubuh agar racun tersebut dapat dibuang ke luar tubuh. Organ tubuh yang berfungsi untuk membuang racun adalah: hati (lever), ginjal, usus besar, paru-paru, dan kelenjar keringat di kulit. Detoksifikasi adalah proses penyaringan toksin dari sel-sel tubuh, organ, dan aliran darah; yang dilanjutkan dengan proses pembuangan (pembersihan) toksin dari dalam tubuh. Jika kedua proses itu berlansung dengan baik, maka kesehatan yang baik akan tercapai. Namun jika toksin terus bertambah dan menumpuk di dalam tubuh, dan organ-organ tersebut kewalahan membuangnya, maka penyakit kronis akan muncul.
Hati adalah organ utama detoksifikasi yang memiliki 2 fungsi:
Menyaring racun dari aliran darah Mengubah racun agar dapat dengan mudah dibuang dari tubuh, fungsi ini disebut
konjugasi. Hati akan menggunakan enzim tertentu untuk menetralkan racun menjadi suatu bentuk yang dapat dikeluarkan tubuh, misalnya banyak racun yang bisa dihancurkan dengan lemak, artinya dapat dengan mudah larut dalam lemak. Makanan diproses dalam lambung dan usus kecil, produk-produk yang berguna akan diserap, dimetabolisme, dan sampahnya dibuang melalui sistem detoksifikasi: 75% melalui hati. Toksin berbahaya yang tidak larut dalam air akan dipecahkan dengan enzim tertentu, sehingga dapat larut dalam air lalu disalurkan ke ginjal dan usus besar.
Pada dasarnya sel-sel hati memiliki 2 cara utama didalam melakukan detoksifikasi yang dikenal dengan jalur detoksifikasi Phase 1 dan 2.
Phase 1 – Jalur detoksifikasi
Disini zat kimia berbahaya dirubah menjadi tidak berbahaya dengan bantuan enzim Cytochrome P-450. Selama proses ini, dihasilkan radikal bebas, yang bila berlebih akan merusak sel-sel hati. Kecukupan antioksidan (vitamin C, E , beta karotin, dll) sangat diperlukan untuk mengurangi kerusakan akibat radikal bebas. Vitamin seperti riboflavin, niacin, dan mineral seperti magnesium, besi dan seng dapat mendukung aktifitas sistem enzim pada phase ini. Sistem enzim P-450 dapat rusak karena banyaknya racun yang masuk kedalam tubuh.
Phase 2 – Jalur detoksifikasi Disini kimia beracun ditambahkan substansi lain seperti (cysteine, glycine atau molekul sulfur) untuk dirubah menjadi molekul yang tidak berbahaya sehingga larut air dan dengan mudah dikeluarkan dari dalam tubuh melalui cairan seperti cairan empedu atau urin. Asam amino seperti taurine dan cysteine, glycine, glutamine, dan vitamin seperti choline dan inositol dibutuhkan bagi efisiensi detoksifikasi. Glutation sebagi antioksidan dan pelindung hati juga dibutuhkan untuk mendukung sistem enzim yang diperlukan dalam phase ini.
Produk detoksifikasi hati sering meninggalkan tubuh dengan cara disekresi ke dalam usus dalam empedu, tetapi kadang-kadang dapat diangkut ke dalam aliran darah untuk diproses oleh ginjal.
Jika jalur detoksifikasi phase 1 dan phase 2 menjadi terbebani, maka toksin akan menumpuk di dalam tubuh. Kebanyakan dari toksin ini adalah larut dalam lemak dan menggabungkan diri mereka dengan bagian lemak tubuh dimana disana mereka dapat tersimpan selama bertahun-tahun atau bahkan selamanya. Otak kita dan kelenjar endokrin (hormon) adalah organ yang mengandung lemak dan menjadi lokasi favorit bagi akumulasi toksin larut dalam lemak. Hal ini dapat menimbulkan gejala disfungsi otak dan ketidakseimbangan hormonal seperti kemandulan, nyeri payudara, gangguan menstruasi, kelelahan kelenjar adrenal dan menopause dini. Banyak
dari kimia ini (seperti pestisida, petrokimia) bersifat karsinogenik dan mengakibatkan meningkatnya insiden kanker.
Kie Eng Tjun.2014.Detoksifikasi untuk Memperbaki Fungsi Hati.Tersedia (oline): http://tipscarahidupsehat.com/detoksifikasi-untuk-memperbaiki-fungsi-hati/ Diakses tanggal26 Maret 2015 pukul 07.00 WITA
Anonim. Metabolic Detoxification.Tersedia (online): file:///C:/Users/dwik/Documents/awas/Metabolic%20Detoxification%20-%202%20-%20Enzymes,%20Toxins,%20Liver%20-%20Life%20Extension%20Health%20Concern.html . Diakses tanggal 26 Maret 2015 pukul 21.00 WITA