DESKRIPSI MINAT JABATAN MAHASISWA PRODI … · E. Devinisi Operasional ... Tipe Minat Mahasiswa...
Transcript of DESKRIPSI MINAT JABATAN MAHASISWA PRODI … · E. Devinisi Operasional ... Tipe Minat Mahasiswa...
i
DESKRIPSI MINAT JABATAN MAHASISWA PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA ANGKATAN 2006 DENGAN MENGGUNAKAN TES MINAT JABATAN LEE-THORPE
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Petrus Fajar Yuniantoro Widodo
NIM : 021114030
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
iv
MOTTO Kita adalah pelukis dari potret diri kita masing-masing. Kita akan menjadi
apa nantinya ditentukan oleh sikap kita, perbuatan kita dan segala sesuatu
yang kita pelajari.
(Mary-Ellen Drummond)
Ku Persembahkan Karya ini Untuk :
Tuhan Yesus Kristus
Keluargaku yang terkasih
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 September 2008
Penulis
Petrus Fajar Yuniantoro Widodo
vi
ABSTRAK
DESKRIPSI MINAT JABATAN MAHASISWA PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ANGKATAN 2006 DENGAN MENGGUNAKAN TES MINAT JABATAN LEE-THORPE
Petrus Fajar Yuniantoro Widodo Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui minat mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling Yogyakarta angkatan 2006 menggunakan alat tes Minat Jabatan Lee-Thorpe. Pengumpulan data dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling Yogyakarta angkatan 2006 pada tanggal 28 November 2007. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dan menggunakan instrument Tes Minat Jabatan Lee-Thorpe sebagai alat pengumpul data. Populasi penelitian ini adalah 37 mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Teknik analisis data penelitian ini adalah statistik deskriptif dengan persentil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) sebagian besar responden penelitian ini mempunyai bidang minat pribadi-sosial tinggi; (2) sebagian besar responden penelitian ini mempunyai bidang minat seni tinggi; (3) sebagian besar responden penelitian ini mempunyai bidang minat sains rendah; (4) sebagian besar responden penelitian ini mempunyai tipe minat verbal tinggi; (5) sebagaian besar responden penelitian ini tidak mempunyai tingkat minat professional.
Penelitian ini merekomendasikan; (1) penambahan latihan menghadapi konseli (simulasi dalam kelas dan di dalam laboratorium Bimbingan dan Konseling). (2) penambahan jam latihan mata kuliah yang melatih mahasiswa dalam proses pengolahan data penelitian; (3) penambahan waktu PPL dari satu bulan menjadi dua atau tiga bulan; (4) mahasiswa berusaha menumbuhkan bidang minat (pribadi sosial, seni, sains), tipe minat (verbal, komputatif), dan tingkat minat (profesional) yang menjadi syarat penting menjadi seorang konselor.
vii
ABSTRACT
DESCRIPTION ON CAREER INTEREST OF GUIDANCE AND COUNSELING STUDENTS OF SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA STUDENTS IN THE YEAR OF 2006 USING LEE-THORPE CAREER INTEREST INVENTORY
Petrus Fajar Yuniantoro Widodo Sanata Dharma University
2008
The objectives of this research were to understand the interest of Guidance and Counseling Sanata Dharma University students in the year of 2006 using Career Interest Inventory. The data gathering was carried out in Sanata Dharma University at 28 November 2007. This research was a descriptive research using Lee-Thorpe career interest inventory as a data collecting instrument. The population of the research was 37 Guidance and Counseling Sanata Dharma University students in the year of 2006. Technique of data analysis of the research was descriptive statistic using percentile.
Result of the research indicated that : (1) most of the respondents in this research had high social-personal interest; (2) most of the respondents had high interest in art; (3) most of the respondents had low interest in science; (4) most of the respondents had high verbal interest; (5) most of the respondents did not have interest in professional works.
The research recommended; (1) additional practices in facing counselee both in classical simulation and laboratory practices for Guidance and Counseling Sanata Dharma University students; (2) additional practices in data processing and research; (3) additional field practices from one month to two or three months for Guidance and Counseling Sanata Dharma University students; (4) students must do independent study improve their social-personal interest, artistic interest, science interest, verbal interest, computational interest, and interest in professional works.
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Petrus Fajar Yuniantoro Widodo
Nomor Mahasiswa : 021114030
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : DESKRIPSI MINAT JABATAN MAHASISWA PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2006 DENGAN MENGGUNAKAN TES MINAT JABATAN LEE-THORPE beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 14 November 2008
Yang menyatakan
(Petrus Fajar Yuniantoro Widodo)
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena skripsi ini telah selesai tepat
pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling.
Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai
masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
4. Bapak Fajar Santoadi, S.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Kedua orang tuaku (Bpk. TH. Suwarno dan Ibu M. Martini) yang dengan sabar
memberikan dorongan, nasehat, dana dan selalu berdoa untuk penulis.
6. Kekasihku Lusia Kurniawati yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
7. Teman-temanku satu perjuangan di bulan Oktober, Ina (Inoel), Nadia, Sarie,
Enny, Eka, Paula akhirnya perjuangan kita selesai juga.
x
8. Buat teman-temanku, Uning (Mbokde), Sr. Vero, Fr. Paul, Br. Edy, Riris,
Anton,Gerald, Slamet (Gasruk), Aris (XTR), John TB dan semua pihak yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas doa kalian dan
bantuannya dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak
langsung.
9. Buat adikku Bulan, Ana, Mita yang selalu memberikan semangat dan selalu
membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Semoga semua kebaikan dan bantuannya mendapat imbalan yang sepantasnya dari
Tuhan Yang Maha Kuasa.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN MOTO .............................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT............................................................................................................ vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..............................viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. .Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4
E. Devinisi Operasional................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 6
A. Minat Jabatan ............................................................................................. 6
1. Pengertian Minat ................................................................................ 6
2. Pengertian Jabatan.............................................................................. 7
3. Minat Sebagai Salah Satu Faktor Penentu Arah Pilihan Jabatan....... 9
xii
B. Tes Minat Jabatan Lee-Thorpe ................................................................. 11
1. Bidang Minat Pribadi Sosial ............................................................ 12
2. Bidang Minat Natural....................................................................... 12
3. Bidang Minat Mekanik .................................................................... 12
4. Bidang Minat Bisnis......................................................................... 13
5. Bidang Minat Seni ........................................................................... 13
6. Bidang Minat Sains .......................................................................... 13
7. Tipe Minat Verbal ............................................................................ 14
8. Tipe Minat Manipulatif .................................................................... 14
9. Tipe Minat Komputatif .................................................................... 14
10. Tingkat Minat Rutin......................................................................... 14
11. Tingkat Minat Keterampilan ............................................................ 14
12. Tingkat Minat Profesional................................................................ 15
C. Teori Anne Roe tentang Pemilihan Jabatan ............................................. 15
D. Minat Terhadap Tugas-Tugas Konselor ................................................... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................20
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 20
B. Populasi Penelitian ................................................................................... 20
C. Alat Pengumpul Data ............................................................................... 21
D. Validitas dan Reliabilitas ......................................................................... 23
E. Teknik Analisis Data ................................................................................ 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................26
A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 26
1. Bidang Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling ........................ 26
2. Tipe Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling............................. 30
3. Tingkat Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling........................ 33
xiii
B. Pembahasan .............................................................................................. 36
1. Bidang Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling ........................ 36
a. Bidang Minat Pribadi Sosial ......................................................... 36
b. Bidang Minat Natural.................................................................... 38
c. Bidang Minat Mekanik ................................................................. 40
d. Bidang Minat Bisnis ..................................................................... 41
e. Bidang Minat Seni ........................................................................ 42
f. Bidang Minat Sains ....................................................................... 45
2. Tipe Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling ............................ 47
a. Tipe Minat Verbal ......................................................................... 47
b. Tipe Minat Manipulatif ................................................................. 50
c. Tipe Minat Komputatif ................................................................. 52
3. Tingkat Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling........................ 54
a. Tingkat Minat Rutin...................................................................... 54
b. Tingkat Minat Keterampilan ......................................................... 56
c. Tingkat Minat Profesional............................................................. 57
C. Kebutuhan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling ................................... 59
a. Bidang Minat Pribadi Sosial ......................................................... 60
b. Bidang Minat Seni ........................................................................ 61
c. Bidang Minat Sains ....................................................................... 62
d. Tipe Minat Verbal ......................................................................... 63
e. Tipe Minat Komputatif ................................................................. 64
f. Tingkat Minat Profesional............................................................. 65
BAB V RINGKASAN, KESIMPULAN, SARAN,
DAN KETERBATASAN .........................................................................67
A. Ringkasan.................................................................................................. 67
B. Kesimpulan .............................................................................................. 68
xiv
C. Saran ......................................................................................................... 73
1. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling .............................. 74
2. Bagi Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling .......................... 75
D. Keterbatasan ............................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 77
LAMPIRAN ......................................................................................................... 79
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 2.1 POPULASI PENELITIAN ...................................................................21
TABEL 2.2 DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN
BIDANG MINAT ................................................................................27
TABEL 2.3 MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN
2006 BERDASARKAN BIDANG MINAT ........................................28
TABEL 2.4 DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN
TIPE MINAT .......................................................................................31
TABEL 2.5 MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN
2006 BERDASARKAN TIPE MINAT ...............................................32
TABEL 2.6 DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN
TINGKAT MINAT ..............................................................................34
TABEL 2.7 MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN
2006 BERDASARKAN TINGKAT MINAT ......................................35
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Pengambilan keputusan tentang jenis pekerjaan yang dicita-citakan oleh
seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan pendidikan yang harus
diselesaikan dalam rangka mempersiapkan diri seseorang tersebut memasuki dunia
kerja serta untuk menyambut masa depan yang lebih baik. Keputusan tentang
pendidikan yang diambil juga mempunyai hubungan langsung dengan bidang
pekerjaan seseorang yang dicita-citakan setelah menamatkan studinya dalam jenjang
pendidikan tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa pengambilan keputusan pendidikan
lanjutan yang akan seseorang jalani mempunyai pengaruh yang besar terhadap arah
pilih pekerjaan setelah menamatkan studi.
Bingung menentukan jurusan (prodi) manakah yang harus ia tempuh,
kurangnya pengetahuan tentang prospek jurusan (prodi) dan pekerjaan setelah ia
menamatkan pendidikannya tersebut merupakan beberapa masalah yang seringkali
dialami oleh para mahasiswa baru. Banyak dari mereka yang melakukan kesalahan
dalam memilih jurusan (prodi). Masalah-masalah tersebut di atas apabila tidak segera
diatasi akan berdampak buruk di masa depan. Kesalahan tersebut di atas mungkin
memang bukan sepenuhnya merupakan kesalahan dari mahasiswa tersebut, dapat
2
juga disebabkan karena mereka tidak diterima di jurusan (prodi) yang menjadi
pilihan pertamanya sehingga mereka harus menerima pilihan jurusan (prodi) yang
kedua atau pilihan yang ketiga. Contoh dari kenyataan di atas adalah sebagai berikut,
seorang lulusan SMA menginginkan melanjutkan kuliah di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta jurusan Psikologi merupakan pilihan pertama, pilihan yang
kedua jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, dan pilihan yang
ketiga adalah Bimbingan dan Konseling, setelah mengikuti tes ternyata ia tidak dapat
masuk dalam pilihan yang pertama dan yang kedua, sehingga ia harus menerima
pilihannya yang terakhir yaitu jurusan Bimbingan dan Konseling. Keadaan tersebut
akan menyebabkan munculnya perilaku yang kurang baik dalam proses studi, seperti
malas kuliah, tidak mempunyai motivasi belajar dan akhirnya akan dikeluarkan.
Peran orang tua dalam keadaan seperti ini sangat besar sumbangannya, namun selain
itu pihak Program Studi Bimbingan dan Konseling juga mempunyai peran yang
sangat besar dalam membantu mahasiswa tersebut. Bantuan yang diberikan dapat
dalam bentuk konseling individu maupun kelompok agar mahasiswa kembali
mempunyai motivasi untuk mengembangkan diri, untuk belajar dan mencintai
jurusan (prodi) Bimbingan dan Konseling, namun jika pilihan tersebut tidak tepat
dan tidak mungkin dijalani maka prodi Bimbingan dan Konseling harus dapat
membantu mahasiswa tersebut menemukan jalan keluarnya.
Pentingnya ketepatan pilihan karir seseorang mendorong penulis mengadakan
penelitian mengenai minat mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan
2006 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti akan menggunakan alat tes
minat jabatan Lee-Thorpe untuk menemukan minat terhadap kegiatan-kegiatan yang
3
seharusnya dilakukan oleh seorang konselor. Alasan peneliti memilih mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
angkatan 2006 sebagai subjek penelitian ini adalah :
a. Para mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta angkatan 2006 merupakan calon tenaga produktif yang
dipersiapkan untuk menjadi seorang konselor, baik di lingkup sekolah
maupun di luar sekolah.
b. Peneliti ingin membandingkan minat jabatan mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan
2006 dengan minat jabatan yang seharusnya dimiliki oleh seorang konselor.
B. Perumusan Masalah
Masalah penelitian yang muncul dan ingin dicari tahu jawabannya melalui
penelitian ini adalah bagaimanakah minat jabatan mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat jabatan mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling Yogyakarta angkatan 2006
berdasarkan alat tes Minat Jabatan Lee-Thorpe.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan tentang minat terhadap tugas-
tugas yang seharusnya dimiliki oleh seorang konselor.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Memperoleh pengalaman melakukan penelitian dalam bidang karir dan
memperoleh gambaran tentang minat yang dimiliki oleh mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta prodi Bimbingan dan Konseling
angkatan 2006.
b. Bagi Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan
informasi yang berguna bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta demi pengembangan dan
pemberian bantuan terhadap mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
c. Bagi mahasiswa
Jika data hasil tes minat disampaikan kepada mahasiswa, peneliti berharap
mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang diteliti akan semakin
mengetahui dan menyadari minat yang seharusnya dimiliki oleh seorang
konselor.
5
E. Definisi Operasional
Minat Jabatan Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma angkatan 2006 adalah perasaan tertarik yang dimiliki oleh mahasiswa
BK Universitas Sanata Dharma angkatan 2006 terhadap berbagai macam tugas
yang dilakukan oleh seorang konselor. Minat jabatatan tersebut diukur dengan
Tes Minat Jabatan Lee-Thorpe yang terdiri dari 6 bidang minat jabatan (pribadi
sosial, natural, mekanik, bisnis, seni, sains), 3 tipe minat jabatan (verbal,
manipulatif, komputatif), dan 3 tingkat minat jabatan (rutin, keterampilan,
profesional).
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini disajikan hasil kajian pustaka mengenai beberapa hal yang dapat
memperjelas topik penelitian dan kiranya berguna pula untuk memahami
keseluruhan isi penelitian tentang minat jabatan.
A. Minat Jabatan
1. Pengertian minat
Menurut Winkel (1991:533) minat adalah suatu kecenderungan subyek
yang bersifat menetap untuk merasa tertarik terhadap suatu obyek, keadaan,
peristiwa tertentu dan merasa senang berada dalam kegiatan yang berkaitan
dengan obyek tertentu tersebut.
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.(Sukardi 1987:46) Menurut Walgito (Gani, 1991) minat adalah suatu keadaan individu
menaruh perhatian pada sesuatu disertai keinginan untuk mengetahui,
mempelajari atau membuktikan lebih lanjut. Individu mempunyai
kecenderungan untuk berhubungan dengan suatu obyek yang ada di
lingkungannya. Apabila obyek tersebut dapat memberikan kesenangan dan
harapan pada dirinya, maka hal tersebut akan menimbulkan minat dan apabila
tidak, maka ia tidak mempunyai minat terhadap obyek tersebut. Jadi minat
sangat berperan dalam pencapaian tujuan yang menyebabkan seseorang
7
melakukan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan obyek tertentu yang
ditekuninya.
Berdasarkan pengertian minat di atas, peneliti mendapatkan suatu
rangkuman singkat mengenai minat, yaitu kecenderungan perasaan tertarik
yang ada dalam individu yang mengarahkan individu tersebut untuk
menentukan suatu pilihan tertentu. Minat mempunyai paranan yang sangat
penting bagi individu dalam mengarahkan, menentukan suatu pilihan dan
keputusan, dalam hal ini pilihan dan keputusan dalam hal jabatan.
2. Pengertian Jabatan
Dalam bahasa Inggris terdapat kata-kata tertentu yang yang menunjuk
pada pengertian pekerjaan, seperti employment, job, occupation, dan career.
Kata employment dan job lebih menekankan aspek seseorang mengerjakan
suatu pekerjaan dan mendapatkan imbalan ekonomi atas usaha dan waktu
yang dicurahkan, tanpa memperhatikan apakah orang itu sungguh-sungguh
merasa terlibat dalam pekerjaannya tersebut atau tidak. Kata occupation lebih
menekankan aspek bahwa seseorang merasa terlibat di dalam pekerjaannya
karena telah mempersiapkan diri untuk memegang pekerjaan tersebut dan
memperoleh kepuasan pribadi, tetapi keterlibatannya masih dapat dibatasi
oleh jam-jam saja. Kata vocation dan career lebih menekankan aspek bahwa
seseorang memandang pekerjaannya sebagai panggilan hidup yang meresapi
seluruh pikiraan dan perasaan serta mampu mewarnai seluruh gaya hidupnya
(life style), maksudnya bahwa dalam melakukan pekerjaan tertentu individu
menjalankan semuanya itu tanpa ada paksaan, tanpa memperhitungkan upah
8
yang akan diperoleh, dan bukan karena takut terhadap peraturan yang
berlaku. Bekerja merupakan panggilan hidup apabila dilakukan atas dasar
rasa cinta terhadap pekerjaan yang ia lakukan, berdasar pada kerelaan,
ketertarikan, kesungguhan dari dalam diri individu dan dapat menimbulkan
kebahagiaan bagi individu itu sendiri. Apabila dilihat menggunakan bahasa
Indonesia, kata bidang pekerjaan lebih mendekati arti arti kata employment
dan job, sedangkan kata jabatan lebih mendekati arti kata occupation,
vocation dan career (Winkel, 1991:511).
Berdasarkan pengertian di atas yang akan penulis gunakan sebagai
acuan adalah istilah occupation, vocation, jabtan dan karir dalam penulisan
skripsi dengan judul Deskripsi Minat Jabatan Mahasiswa Prodi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma Angkatan 2006 dengan
Menggunakan Tes Minat Jabatan Lee-Thrope. Menurut Hani (1987:123)
karier adalah seluruh pekerjaan yang dimiliki atau dipegang selama
kehidupan kerja seseorang. Sedangkan menurut Shertzer (Sukardi, 1984:17)
karir adalah suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan, dan
kedudukan yang dipegang oleh seseorang seumur hidupnya. Jadi karir lebih
mempunyai arti yang lebih dalam dibandingkan dengan pekerjaan, karena
karir tidak hanya memandang pekerjaan dari segi materi, tuntutan hidup
ataupun upah yang akan diterima melainkan sampai taraf dapat
mempengaruhi gaya hidup seseorang (life style).
9
3. Minat Sebagai Salah Satu Faktor Penentu Arah Pilihan Jabatan
Menurut Sukardi (1984:46) minat adalah suatu perangkat mental yang
terdiri dari perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas, takut
dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu
kepada suatu pilihan tertentu. Seseorang melakukan pilihan berdasarkan
minat atas sesuatu yang akan ia pilih, dalam hal ini pekerjaan. Apabila
seseorang memiliki minat terhadap suatu pekerjaan kemungkinan besar orang
tersebut akan mencoba untuk memilih dan melakukan tugas atau tanggung
jawab dari pekerjaan tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi arah pilih jabatan. Sukardi
(1984:44) mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
arah pilih jabatan yaitu kemampuan intelegensi, bakat, minat, sikap, hobi,
prestasi, keterampilan, penggunaan waktu luang, pendidikan lanjutan,
pengalaman kerja, pengetahuan dunia kerja, kemampuan dan keterbatasan
fisik dan penampilan lahiriah, dan yang terakhir adalah masalah dan
keterbatasan pribadi. Perilaku memilih dapat dilakukan secara efektif apabila
individu mempunyai minat-minat yang jelas, informasi kemampuan informasi
tentang diri dan jenis pekerjaan yang akurat. Sebaliknya, jika individu
mempunyai pemahaman tentang diri dan jenis pekerjaan yang sesuai tidak
jelas, mereka akan merasa bimbang dan ragu tentang pilihan pekerjaan bagi
dirinya. Selain hal tersebut di atas kesesuaian antara minat jabatan,
lingkungan seseorang dengan pekerjaan juga merupakan hal yang penting
dalam proses pemilihan jabatan seseorang.
10
Holland (Fajar, 2007:151) mengatakan bahwa kongruensi (kesesuaian)
sebagai salah satu determinan agar karir seseorang dapat sukses. Kongruensi
atau kesesuaian antara karakter diri berhubungan dengan kualitas keterlibatan
individu dalam karir dan studi, prestasi kerja/studi, stabilitas individu dalam
menjalani studi dan karirnya serta kepuasan karir. Sedangkan Holland
(Manhiru, 1988:63) mengatakan bahwa, beberapa tipe memerlukan berbagai
lingkungan, misalnya, tipe-tipe realistik tumbuh dengan subur dalam
lingkungan-lingkungan realistik karena lingkungan tersebut memberikan
kesempatan-kesempatan dan menghargai kebutuhan-kebutuhan tipe realistik.
Ketidakharmonisan terjadi bila suatu tipe hidup dalam suatu lingkungan
yang tidak menyediakan kesempatan-kesempatan dan penghargaan-
penghargaan yang sesuai bagi kemampuan-kemampuan orang tersebut.
Sebagai contoh, individu dengan tipe realistik hidup atau tinggal di
lingkungan individu-individu dengan tipe sosial. Tipe realistik adalah tipe
individu yang menyukai aktivitas-aktivitas yang teratur atau sistematik
terhadap obyek-obyek, alat-alat, mesin-mesin, binatang-binatang dan tidak
menyukai aktivitas-aktivitas pemberian bantuan atau pendidikan sedangkan
tipe sosial adalah, tipe individu yang menyukai aktivitas-aktivitas yang
melibatkan diri pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan orang-
orang untuk memberikan bantuan, bimbingan, maupun penyuluan dan tidak
menyukai aktivitas-aktivitas rutin dan sistematik yang melibatkan obyek-
obyek, materi-materi (Manhiru, 1988:57). Apabila individu dengan tipe
realistik hidup atau tinggal di lingkungan orang-orang dengan tipe sosial
11
maka tidak akan ada kecocokan atau keharmonisan, karena apa yang
dibutuhkan oleh individu dengan tipe realistik tidak diperoleh di lingkungan
orang dengan tipe sosial, demikian pula sebaliknya.
B. Tes Minat Jabatan Lee-Thrope
Minat adalah merupakan kesukaan, kegemaran, atau kesenangan akan sesuatu.
Minat sangat penting dalam pengambilan pilihan jabatan tertentu, dalam suatu hal
kita akan merasa lebih puas dengan suatu pekerjaan jika aktivitas kerja kita menarik
bagi hati kita (Sukardi, 1986). Kita menyadari, apabila kita tidak mempunyai rasa
senang, suka, tertarik terhadap suatu pekerjaan kita tentunya akan melakukan
pekerjaan tersebut dengan tidak sepenuh hati atau hanya sekedar memenuhi tuntutan
pekerjaan saja. Hal tersebut disadari namun sering tetap dilakukan sehingga hasil
dari pekerjaan tersebut tidak maksimal. Untuk itu para ahli psikologi mencoba
mengembangkan seperangkat alat berupa tes atau inventori yang diharapkan dapat
memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai minat seseorang, khususnya minat
dalam hal pekerjaan. Salah satu ahli psikologi yang mengembangkan seperangkat
instrumen inventori minat jabatan tersebut adalah Lee dan Thorpe. Inventori minat
jabatan tersebut digunakan sebagai alat untuk mengukur atau mengetahui minat
jabatan individu. Tujuan utama dari inventori minat ini adalah untuk membantu
menemukan minat jabatan dasar pada diri inividu.
Pada tahun 1997/1998, T. Raka Joni dkk (Program Pascasarjana Universitas
Negeri Malang, 2006) mengadaptasi tes jabatan Lee-Thrope. Tes yang diadaptasi
meliputi 6 bidang minat, tipe-tipe minat dan tingkat minat yang meliputi :
12
1. Bidang Minat Pribadi Sosial (Personal – Social)
Bidang minat pribadi sosial mencakup pekerjaan-pekerjaan yang
menuntut hubungan pribadi dan bidang pelayanan. Hasil pengukuran yang
tinggi di bidang ini menggambarkan keinginan yang tinggi dari orang
tersebut untuk membantu orang lain, seperti bidang pelayanan pribadi,
pelayanan sosial, pengajaran, pelayanan kesehatan, dan penyuluhan
merupakan contoh bidang kerja yang mementingkan peran hubungan pribadi.
Selain bidang tersebut di atas seorang konselor juga harus mempunyai bidang
minat pribadi sosial, karena pekerjaan yang akan ia lakukan berkaitan atau
berhubungan dengan orang.
2. Bidang Minat Natural (Natural)
Bidang minat natural mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di
alam terbuka dan yang memberi banyak kesempatan untuk bergaul dengan
hewan dan tumbuh-tumbuhan. Skor yang tinggi di bidang natural diharapkan
berminat di bidang pertanian dan dalam pelestarian sumber-sumber alam.
Pekerjaan yang tercakup pada bidang minat ini seperti pertanian, peternakan,
pemeliharaan hewan, perkebunan dan tempat wisata alam, perikanan,
penyediaan makanan hewan, dan petenakan pantai.
3. Bidang Minat Mekanik (Mechanical)
Bidang minat mekanik meliputi bidang kegiatan yang mempersyaratkan
pemahaman mekanik dan permesinan. Pekerjaan seperti penyediaan dan
perbaikan alat mesin, operator mesin, kerja konstruksi, perancang, operator
13
pengeboran merupakan sebagian dari pekerjaan yang membutuhkan minat di
bidang permesinan dan mekanik.
4. Bidang Minat Bisnis (Business)
Bidang minat bisnis ditandai dengan kegiatan-kegiatan perniagaan
dalam arti luas. Tekanan terletak pada kontak bisnis yang berbeda dengan
kontak pribadi-sosial pada umumnya. Kontak dilandasi dengan perhitungan
keuntungan memainkan peranan penting disini. Skor yang tinggi di bidang
penjualan, manajemen, perdagangan, aktivitas distributif, kerja kantor dan
kesekertariatan, dan perbankan menggambarkan minat di bidang bisnis.
5. Bidang Minat Seni (The art)
Bidang minat seni diperlihatkan dengan adanya skor yang tinggi di
dalam hal musik, drama, novel, dan seni lainnya. Keinginan untuk
meningkatkan kualitas estetika melalui kehidupannya sehari-hari seperti
mengatur bunga dan kursi, tata ruang dan halaman digambarkan dari minat di
bidang ini.
6. Bidang Minat Sains (The sciences)
Bidang minat sains ditandai dengan adanya keinginan untuk memahami
dan memanipulasi lingkungan fisik disekitarnya dan lingkungan tempat kita
hidup. Pekerjaan yang tercakup di dalamnya meliputi pekerjaan di
laboratorium, produksi minyak, kimia terapan, peneliti kimia, penelitian
biologi, dan rekayasa ilmiah.
14
7. Tipe Minat Verbal
Tipe minat ini ditandai dengan mengutamakan penggunaan kata-kata
dalam dunia kerja. Kata yang dimaksud di atas bisa dalam bentuk tulisan
maupun lisan yang akan digunakan sebagai alat mengungkapkan ide-ide atau
saran-saran.
8. Tipe Minat Manipulatif
Tipe manipulatif ini ditandai apabila dalam pekerjaan tertentu
mempunyai persyaratan penggunaan tangan. Kegiatan pekerjaan ini meliputi
perbuatan kreatif atau rutin di bawah pengawasan supervisor.
9. Tipe Minat Komputasional
Tipe minat ini merupakan penggabungan dari penggunaaan kata dan
benda yang berisi item-item yang berhubungan dengan simbol atau konsep
angka.
10. Tingkat MInat Rutin
Tingkat minat rutin merupakan kecenderungan keinginan yang
mengarahkan seseorang kepada pekerjaan yang dilakukan secara monoton
atau hampir dalam setiap harinya sama, seperti tukang becak, karyawan
bengkel, sopir angkutan umum dan lain-lain.
11. Tingkat Minat Ketrampilan
Tingkat minat menengah/keterampilan tersebut di atas lebih
mengarahkan kepada pekerjaan yang sebagian besar menggunakan
kemampuan tangan, seperti tukang sulap, pengerajin, pemahat, penata rias
pekerja salon dan lain sebagainya.
15
12. Tingkat Minat Profesional
Menurut Anne Roe (Brown dan Brooks, 1989:36) level pekerjaan
profesional ini mencakup tanggung jawab sebagai pencipta, pembaharu,
pemimpin, dan bertanggung jawab.
C. Teori Anne Roe Tentang Perilaku Pemilihan Jabatan
Anne Roe (Winkel, 1990:576) berpendapat, bahwa perkembangan dalam
pemilihan karir individu dipengaruhi oleh pola pergaulan dan pengalaman hidup
individu tersebut bersama dengan keluarga inti yaitu orang tua pada masa kecilnya.
Teori tentang pemilihan jabatan Anne Roe ini menerapkan klasifikasi hirarki tentang
tahap-tahap kebutuhan yang diciptakan oleh Maslow. Tahap-tahap kebutuhan
tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan merasa aman dan terlindungi dari
bahaya, kebutuhan merasa diterima dan disayangi, kebutuhan akan rasa dihargai,
kebutuhan akan informasi, kebutuhan mengerti dan memahami, kebutuhan
menghayati keindahan, dan kebutuhan mengembangkan diri semaksimal dan
seoptimal mungkin. Maslow (Winkel, 1990:576) berpendapat bahwa, kebutuhan
pada tahap yang lebih tinggi tidak akan disadari dan dirasakan jika kebutuhan pada
tahap di bawahnya tidak terpenuhi secara memuaskan. Kebutuhan-kebutuhan bagi
setiap individu mempunyai prioritas yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut
ditentukan oleh keseluruhan pengalaman frustasi dan kepuasan yang dialami pada
saat masa kecil. Roe (Manhiru, 1988:69) mengatakan bahwa, pengalaman-
pengalaman yang dialami oleh individu dimasa kecilnya misalnya, kualitas interaksi
orang tua dengan anak akan menghasilkan perkembangan berbagai minat-minat yang
16
ada hubungannya dengan berbagai pilihan jabatan anak di masa yang akan datang.
Kualitas-kualitas interaksi yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut :
1. Dingin (menjauhi anak)
a. Perilaku orang tua yang menjauhi anak seperti, menolak, bermusuhan dan
tidak menghargai anak.
b. Perilaku orang tua yang mengabaikan anak seperti, memberikan
perawatan fisik yang kurang, tidak memberikan penghargaan/penerimaan.
2. Hangat atau Dingin (tingkat emosional pada anak)
a. Memberikan perlindungan yang berlebihan, terlalu baik, penuh kasih
sayang, memperbolehkan sedikit kebebasan pribadi, melindungi dari hal-
hal yang menyakitkan.
b. Terlalu menuntut, menentukan standar-standar tinggi, mendesak untuk
memperoleh prestasi akademik yang tinggi.
3. Hangat (penerimaan terhadap anak)
a. Acuh tak acuh (casual) : sedikit kasih sayang, tidak ambil pusing
memikirkan anak, membuat beberapa peraturan dan tidak melaksakannya.
b. Penuh kasih (loving) : memberikan perhatian hangat dan penuh kasih
sayang, membantu dengan rancangan-rancangan, menggunakan penalaran
bukan hukuman, demokrasi.
Di bawah ini merupakan hipotesis-hipotesis yang mempunyai hubungan dengan
kualitas interaksi di atas, yaitu :
1. Rumah tangga yang mempunyai sifat mengasihi, melindungi, dan yang
menuntut akan mengarahkan anak kepada orientasi orang (person
17
orientatiaon), dan kemudiaa akan mengarahkan anak kepada orientasi orang
dalam jabatan-jabatannya kelak.
2. Rumah tangga yang bersifat menolak, mengabaikan, dan sambil lalu (casual)
akan membawa anak kepada orientasi bukan orang (non-person orientation)
dalam jabatan-jabatannya kelak.
3. Kondisi rumah tangga yang memberikan perlindungan berlebihan dan
memberikan tuntutan yang berlebihan akan membawa anak kepada orientasi
bukan orang.
4. Anak yang berasal dari rumah tangga yang mempunyai sifat menolak akan
membawa anak kepada orientasi orang dalam memilih jabatan-jabatannya
kelak.
5. Rumah tangga yang bersifat mengasihi dan sambil lalu dalam menyediakan
tingkat hubungan yang cukup antara orang tua dengan anak akan
menentukan tujuan-tujuan interpersonal anak lebih dari kebutuhan-
kebutuhan pribadinya.
Contoh jabatan yang berorientasi pada orang adalah jasa, bisnis menejemen,
pelayanan sosial, konselor dan aktivitas di bidang kultural. Sedangkan contoh jabatan
yang berorientasi tidak pada orang adalah teknologi, bekerja di bidang pertanian,
pertambangangan, serta penelitian ilmiah. Jabatan yang dipilih oleh individu tidak
semata-mata hanya dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman masa lalu individu
saja melainkan terdapat banyak faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jabatan
seseorang.
18
D. Minat Terhadap Tugas-Tugas Konselor
Minat merupakan perasaan tertarik terhadap sesuatu yang dimiliki oleh
seseorang. Seseorang akan melakukan pilihan terhadap sesuatu apabila seseorang
tersebut memiliki minat terhadap sesuatu tersebut, demikian pula terhadap pilihan
jabatan. Seseorang akan memilih suatu jabatan tertentu apabila ia memiliki minat
terrhadap jabatan dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam jabatan tersebut.
Sebagai contoh, seorang yang ingin menjadi konselor seharusnya memiliki minat
terhadap jabatan konselor dan harus memiliki minat juga terhadap tugas-tugas yang
dilakukan oleh seorang konselor. Sukardi (1984:19) mengatakan, secara khusus
tugas-tugas konselor dirumuskan sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan layanan konseling.
2. Mengumpulkan, menyusun, mengolah, serata menafsirkan data yang
kemudian dapat digunakan oleh semua staf bimbingan.
3. Memilih dan menggunakan berbagai instrument tes psikologi untuk
memperoleh berbagai informasi mengenai bakat khusus, minat, kepribadian,
dan intelegensinya untuk masing-masing konseli.
4. Melaksanakan bimbingan kelompok maupun bimbingan individual.
5. Membantu petugas bimbingan untuk mengumpulkan, menyususn, dan
mempergunakan informasi tentang berbagai permasalahan pendidikan,
pekerjaan, jabatan yang dibutuhkan oleh guru bidang studi dalam proses
belajar-mengajar.
6. Melayani orang yang berhubungan dengan konseli apabila ingin konsultasi.
19
Raymonth N. Hatch dan Buford Stefflr (Sukardi, 1984:25) seorang koselor harus
mempunyai beberapa syarat yaitu :
1. Memiliki Bakat Skolastik harus dimiliki dengan baik sehingga dapat
menyelesaikan studinya di perguruan tinggi.
2. Memiliki minat untuk bekerjasama dengan orang lain.
3. Kemampuan untuk bekerja bersama orang lain.
4. Mempunyai kematangan kepribadian dalam bekerjasama, kepekaan terhadap
orang lain, bijaksana, tenang, berselera humor, berwibaawa, dan mandiri.
5. Memiliki pemahaman terhadap orang lain secara objektif dan simpatik
6. Memiliki pemahaman terhadap batas-batas kemampuan yang ada dalam
dirinya.
7. Mempunyai keinginan untuk memberikan bantuan kepada konseli.
Berdasarkan uraian mengenai tugas-tugas seorang konselor tersebut dapat dilihat
bahwa seorang konselor harus memiliki dan meminati tugas-tugas konselor tersebut
di atas, karena tugas-tugas konselor tersebut pasti akan dijumpai dalam proses kerja
seorang konselor. Diharapkan dengan adanya minat terhadap tugas-tugas konselor
tersebut seorang konselor dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas jenis penelitian, populasi penelitian, alat pengumpul
data, validitas dan reliabilitas, dan tehnik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Menurut Furchan (1982:415)
penelitian deskriptif adalah penelitian untuk memperoleh informasi tentang status
gejala pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan minat
jabatan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta angkatan 2006. Metode yang digunakan adalah metode survei,
yaitu metode pengumpulan data dengan mengeksplorasi populasi yang representatif.
Menurut Furchan (1982:418), metode survei adalah pengumpulan data yang relatif
terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya dan salah satu instrumen
penggali data dalam studi survey adalah tes. Instrument penggali data penelitian ini
adalah menggunakn alat tes minat jabatan Lee-Thorpe.
B. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes/peristiwa, sebagai sumber data
yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penulisan (Nawawi 1998:141).
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
21
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006. Jumlah populasi
seluruhnya adalah 37 mahasiswa, yang terbagi menjadi 2 (dua) kelas yaitu kelas A
dan kelas B. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Populasi Peneliatian
Kelas Jumlah Mahasiswa
Kelas A 19
Kelas B 18
Jumlah 37
C. Alat Pengumpul Data
Peneliti menggunakan tes minat jabatan “Lee-Thorpe” sebagai alat pengumpul
data. Alat tes tersebut digunakan sebagai alat untuk mendapatkan gambaran yang
sebenarnya mengenai minat seseorang khususnya minat terhadap pekerjaan. Tujuaan
utama dari alat tes ini adalah untuk membantu menemukan minat jabatan dasar pada
individu (Program Pasca Sarjana Universitas Negri Malang, 2006:1).
Pada tahun 1997/1978, T. Raka Joni dkk (Program Pasca Sarjana Universitas
Negeri Malang 2006:1) mengadaptasi tes minat jabatan Lee-Thorpe yang meliputi 6
bidang minat, tipe-tipe minat dan tingkat minat yaitu :
a. Bidang Minat
1. Bidang pribadi-sosial (personal-social)
2. Bidang naturul (natural)
3. Bidang mekanik (mechanical)
22
4. Bidang bisnis (business)
5. Bidang seni (the art)
6. Bidang sains (the sciences)
b. Tipe Minat
1. Tipe minat verbal
2. Tipe minat manipulatif
3. Tipe minat komputasional
c. Tingkat Minat
1. Tingkat rutin (tugas rutin)
2. Tingkat menengah (tugas yang mempersyaratkan keterampilan)
3. Tingkat profesional (tugas yang mempersyaratkan pengetahuan,
keterampilan, dan pertimbangan keahlian).
Terdapat kaitan yang nampak antara bidang minat, tipe minat, dan tingkat minat.
Kaitan antara bidang minat dan tipe minat adalah adanya peran tipe minat tertentu
terhadap bidang minat. Jadi di dalam bidang minat diperlukan adanya tipe minat yang
akan mendukung bidang minat tersebut. Sedangkan kaitan yang ada pada bidang
minat dan tingkat minat adalah adanya perbedaan tingkat atau besar kecilnya
tanggung jawab yang harus di miliki pada bidang minat.
Tes minat jabatan Lee-Thorpe terdiri atas dua bagian yaitu bagian I dan bagian
II. Bagian yang I berisi 120 pasangan pekerjaan (= 240 pekerjaan), bagian II tersiri
atas 30 nomor dengan 3 uraian pekerjaan dalam setiap nomornya (= 90 pekerjaan),
dan terdapat 40 item untuk setiap bidang minat yang menggambarkan tinggkat minat.
Keempat puluh item tersebut terdiri dari 10 item yang menggambarkan tingkat minat
23
rutin, 20 item yang menggambarkan tingkat minat menengah, dan 10 item yang
menggambarkan tingkat minat profesional. Sebaran pilihan pekerjaan dibagi menjadi
12 kelompok jenis pekerjaan (A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L).
D. Validitas dan Reliabilitas.
Validitas menunjuk sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur (Furchan, 1982:281). Sedangkan Azwar (2003:5) mengartikan
validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya.
Menurut Furchan (1982: 295), reliabilitas adalah derajat keajegan alat ukur
dalam mengukur apa saja yang akan diukurnya. Sedangkan menurut Masidjo,
(1995:209) reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu
menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf
ketepatan dan ketelitian hasil.
Untuk mengembangkan validitas dan realibilitas alat tes minat jabatan Lee-
Thorpe, peneliti tidak melakukan uji coba validitas dan reliabilitas di dalam maupun
luar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti tidak melakukan uji coba
validitas dan reliabilitas terhadap alat tes minat jabatan Lee-Thorpe karena alat tes
tersebut merupakan alat tes yang telah terstandarisasi dan telah diakui oleh
Universitas Negeri Malang sebagai alat tes yang layak digunakan. Universitas Negeri
Malang merupakan salah satu universitas yang mempunyai ijin dan wewenang untuk
menerbitkan, mencetak dan memperbanyak suatu alat tes.
24
E. Teknik Analisis Data
Menurut buku panduan Manual Tes Minat Jabatan Lee-Thorpe (Program
Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 2006:8) terdapat 5 (lima) langkah/tahap
penskoran yang harus diikuti, yaitu :
1. Skor-skor bidang minat diperoleh melalui menggabungkan/menjumlahkan 2
(dua) kolom sebagai berikut :
A + C = skor bidang minat pribadi-sosial,
B + D = skor bidang minat natural,
E + G = skor bidang minat mekanik,
F + H = skor bidang minat bisnis,
I + K = skor bidang minat seni,
J + K = skor bidang minat sains.
Metode skor yang paling cepat dimulai dari kolom paling atas (A) dan mulai
menghitung ke samping, catat skor tunggal pada tempat yang disediakan pada
bagian bawah lembar jawaban. Setelah itu lanjutkan ke kolom-kolom
berikutnya sampai kolom paling bawah (L). Untuk menghindari adanya
kesalahan yang berupa loncatan dari satu kolom ke kolom berikutnya dapat
disiapkan lembar skoring yang sudah diberi lubang untuk bagian yang akan
dihitung.
2. Tipe minat diskor melalui menghitung item-item terpilih yang mempunyai
kode atau simbol +, o, dan -. Kode-kode tersebut menggambarkan :
25
+ = skor tipe minat verbal
o = skor tipe minat manipulatif, dan
- = skor bidang minat sains.
3. Skor mentah untuk tingkat minat diperoleh dengan cara menghitung jawaban
pada bagian II dengan kombinasi sebagai berikut :
a + d merupakan hasil untuk tugas rutin.
b + e merupakan hasil untuk tugas keterampilan.
c + f merupakan hasil untuk tugas profesional.
4. Transfer skor mentah menjadi skor matang diperlukan untuk menentukan
tingkat minat. Skor matang diperoleh melalui mentransfer skor tingkat 1
dikalikan 1, skor tingkat 2 dikalikan 2, dan skor tingkat 3 dikalikan 3,
kemudian hasilnya dijumlahkan.
{(a + d) x 1} + {(b + e) x 2} + {(c + f) x 3} =
5. Tentukan persentil dengan cara memadankan skor dengan tabel norma. Hasil
transformasi (konversi) dibuat profil dan lakukan penafsiran, artinya
menverbalkan arti arah atau kecenderungan bidang minat, tipe minat, dan
tingkat minat dengan memperhatikan syarat-syarat penafsiran dan hal-hal
khusus yang harus dihindari.
Tingkat Minat
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Proses penelitian berjalan dengan lancar, sebagian besar butir pernyataan
dalam penelitian ini telah diisi secara lengkap oleh ke 36 responden, namun dari ke
36 responden tersebut terdapat 4 responden yang melakukan kesalahan yang cukup
berarti sehingga hasil penelitian dari responden yang bersangkutan tidak dapat
dihitung. Kesalahan yang dilakukan oleh keempat responden tersebut terletak pada
pengerjaan untuk setiap itemnya, baik dikerjakan satu kali, dua kali atau mungkin
tidak dikerjakan samasekali. Hal tersebut di atas diduga disebabkan oleh faktor
ketidaktelitian responden dalam mengerjakan soal dalam setiap itemnya. Hasil
penelitian ini mencakup bidang minat, tipe minat, tingkat minat mahasiswa Program
Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan
2006.
1. Bidang Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2006.
Berikut ini adalah gambaran bidang minat mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan
2006 perindividu :
27
Tabel 2.2
Deskripsi Responden Berdasarkan Bidang Minat
NO NAMA PS KET NAT KET MEK KET BIS KET SN KET SNS KET
1 A 99 TINGGI 20 RENDAH 10 RENDAH 90 TINGGI 80 TINGGI 3 RENDAH
2 B 50 SEDANG 50 SEDANG 20 RENDAH 60 SEDANG 95 TINGGI 30 RENDAH
3 C 70 SEDANG 90 TINGGI 40 RENDAH 40 RENDAH 60 SEDANG 20 RENDAH
4 D 30 RENDAH 80 TINGGI 60 SEDANG 60 SEDANG 40 RENDAH 30 RENDAH
5 E 95 TINGGI 10 RENDAH 10 RENDAH 70 SEDANG 90 TINGGI 40 RENDAH
6 F 98 TINGGI 60 SEDANG 30 RENDAH 40 RENDAH 80 TINGGI 20 RENDAH
7 G 98 TINGGI 80 TINGGI 80 TINGGI 5 RENDAH 70 SEDANG 10 RENDAH
8 H 80 TINGGI 30 RENDAH 20 RENDAH 70 SEDANG 95 TINGGI 20 RENDAH
9 I 70 SEDANG 3 RENDAH 50 SEDANG 80 TINGGI 98 TINGGI 10 RENDAH
10 J 98 TINGGI 95 TINGGI 20 RENDAH 5 RENDAH 80 TINGGI 20 RENDAH
11 K 99 TINGGI 20 RENDAH 30 RENDAH 90 TINGGI 30 RENDAH 30 RENDAH
12 L 40 RENDAH 50 SEDANG 60 SEDANG 30 RENDAH 20 RENDAH 95 TINGGI
13 M 80 TINGGI 70 SEDANG 30 RENDAH 70 SEDANG 70 SEDANG 10 RENDAH
14 N 60 SEDANG 95 TINGGI 40 RENDAH 30 RENDAH 70 SEDANG 10 RENDAH
15 O 70 SEDANG 70 SEDANG 30 RENDAH 30 RENDAH 95 TINGGI 20 RENDAH
16 P 40 RENDAH 90 TINGGI 30 RENDAH 60 SEDANG 99 TINGGI 3 RENDAH
17 Q 99 TINGGI 40 RENDAH 80 TINGGI 50 SEDANG 10 RENDAH 10 RENDAH
18 R 80 TINGGI 95 TINGGI 10 RENDAH 20 RENDAH 70 SEDANG 50 SEDANG
19 S 99 TINGGI 60 SEDANG 20 RENDAH 60 SEDANG 70 SEDANG 10 RENDAH
20 T 95 TINGGI 30 RENDAH 10 RENDAH 60 SEDANG 90 TINGGI 30 RENDAH
21 U 80 TINGGI 70 SEDANG 20 RENDAH 70 SEDANG 90 TINGGI 5 RENDAH
22 V 80 TINGGI 70 SEDANG 30 RENDAH 20 RENDAH 95 TINGGI 20 RENDAH
23 W 80 TINGGI 50 SEDANG 40 RENDAH 90 TINGGI 50 SEDANG 20 RENDAH
24 X 70 SEDANG 95 TINGGI 5 RENDAH 60 SEDANG 95 TINGGI 10 RENDAH
25 Y 98 TINGGI 50 SEDANG 3 RENDAH 90 TINGGI 40 RENDAH 40 RENDAH
26 Z 99 TINGGI 60 SEDANG 40 RENDAH 70 SEDANG 30 RENDAH 3 RENDAH
27 AA 99 TINGGI 70 SEDANG 30 RENDAH 40 RENDAH 30 RENDAH 40 RENDAH
28 BB 99 TINGGI 50 SEDANG 10 RENDAH 90 TINGGI 80 TINGGI 3 RENDAH
28 CC 80 TINGGI 10 RENDAH 30 RENDAH 70 SEDANG 99 TINGGI 5 RENDAH
30 DD 98 TINGGI 30 RENDAH 10 RENDAH 70 SEDANG 98 TINGGI 10 RENDAH
31 EE 80 TINGGI 80 TINGGI 70 SEDANG 30 RENDAH 80 TINGGI 3 RENDAH
32 FF 90 TINGGI 20 RENDAH 10 RENDAH 70 SEDANG 98 TINGGI 10 RENDAH
Apabila dilihat sebagai kelompok, bidang minat jabatan mahasiswa BK
angkatan 2006 dapat dijabarkan pada tabel 2.3 di bawah ini :
28
Tabel 2.3
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2006
Berdasarkan Bidang Minat Jabatan
Tingkat Bidang Minat PS NAT MEK BIS SN SNS Rendah 9.40% 31.20% 81.20% 34.40% 21.90% 93.80%Sedang 18.70% 40.60% 12.60% 46.90% 21.90% 3.10%Tinggi 71.90% 28.20% 6.20% 18.70% 56.20% 3.10%
Diagram Bidang Minat
9.40%
31.20%
81.20%
34.40%21.90%
93.80%
18.70%
40.60%
12.60%
46.90%
21.90%
3.10%
71.90%
28.20%
6.20%18.70%
56.20%
3.10%0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
PS NAT MEK BIS SN SNS
Bidang Minat
Pros
enta
se J
umla
h M
ahas
isw
a
RendahSedangTinggi
Tabel 2.3 di atas menunjukkan bahwa :
a. Mahasiswa yang mempunyai bidang minat pribadi-sosial rendah atau
yang mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 3 mahasiswa (9.4%),
mahasiswa yang mempunyai bidang minat pribadi-sosial sedang atau
yang mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 6
mahasiswa (18.7%), dan mahasiswa yang mempunyai bidang minat
pribadi-sosial tinggi atau yang mempunyai persentil poin di atas 76
ada 23 mahasiswa (71.9%). Data di atas menunjukkan bahwa sebagian
besar responden penelitian ini mempunyai bidang minat pribadi-sosial
tinggi.
29
b. Mahasiswa yang mempunyai bidang minat natural rendah atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 10 mahasiswa (31.2%),
mahasiswa yang mempunyai bidang minat natural sedang atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 13 mahasiswa
(40.6%), dan mahasiswa yang mempunyai bidang minat natural tinggi
atau yang mempunyai persentil poin di atas 76 ada 9 mahasiswa
(28.2%). Dengan demikian sebagian besar responden dalam penelitian
ini mempunyai bidang minat natural sedang.
c. Mahasiswa yang mempunyai bidang minat mekanik rendah atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 26 mahasiswa (81.2%),
mahasiswa yang mempunyai bidang minat mekanik sedang atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 4 mahasiswa
(12.6%), dan mahasiswa yang mempunyai bidang minat mekanik
tinggi atau yang mempunyai persentil poin di atas 76 ada 2 mahasiswa
(6.2%). Dengan demikian sebagian besar responden dalam penelitian
ini mempunyai bidang minat mekanik rendah.
d. Mahasiswa yang mempunyai bidang minat bisnis rendah atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 11 mahasiswa (34.4%),
mahasiswa yang mempunyai bidang minat bisnis sedang atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 15 mahasiswa
(46.9%), dan mahasiswa yang mempunyai bidang minat bisnis tinggi
atau yang mempunyai persentil poin di atas 76 ada 6 mahasiswa
(18.7%). Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar
30
responden dalam penelitian ini mempunyai bidang minat bisnis
sedang.
e. Mahasiswa yang mempunyai bidang minat seni rendah atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 7 mahasiswa (21.9%),
mahasiswa yang mempunyai bidang minat seni sedang atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 7 mahasiswa
(21. 9%), dan mahasiswa yang mempunyai bidang minat seni tinggi
atau yang mempunyai persentil poin di atas 76 ada 18 mahasiswa
(56,2%). Data di atas menunjukkan sebagian besar responden dalam
penelitian ini mempunyai bidang minat seni tinggi.
f. Mahasiswa yang mempunyai bidang minat sains rendah atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 30 mahasiswa (93.8%),
mahasiswa yang mempunyai bidang minat sains sedang atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 1 mahasiswa
(3.1%), dan mahasiswa yang mempunyai bidang minat sains tinggi
atau yang mempunyai persentil poin di atas 76 ada 1 mahasiswa
(3.1%). Dengan demikian sebagian besar responden dalam penelitian
ini mempunyai bidang minat sains rendah.
2. Tipe Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2006.
Alat tes Lee-Thorpe menggolongkan tipe minat yang ada dalam diri
seseorang menjadi tiga yaitu, tipe minat verbal, tipe minat manipulatif, dan tipe
minat komputatif. Berikut ini adalah gambaran tipe minat mahasiswa BK
angkatan 2006 perindividu :
31
Tabel 2.4
Deskripsi Responden Berdasarkan Tipe Minat
NO NAMA VBF KET MNF KET KPT KET
1 A 98 TINGGI 50 SEDANG 95 TINGGI
2 B 90 TINGGI 70 SEDANG 95 TINGGI
3 C 50 SEDANG 30 RENDAH 40 RENDAH
4 D 30 RENDAH 20 RENDAH 50 SEDANG
5 E 90 TINGGI 70 SEDANG 98 TINGGI
6 F 95 TINGGI 10 RENDAH 50 SEDANG
7 G 40 RENDAH 3 RENDAH 30 RENDAH
8 H 80 TINGGI 50 SEDANG 60 SEDANG
9 I 95 TINGGI 60 SEDANG 80 TINGGI
10 J 80 TINGGI 3 RENDAH 60 SEDANG
11 K 90 TINGGI 80 TINGGI 60 SEDANG
12 L 20 RENDAH 50 SEDANG 10 RENDAH
13 M 90 TINGGI 80 TINGGI 80 TINGGI
14 N 50 SEDANG 30 RENDAH 70 SEDANG
15 O 60 SEDANG 50 SEDANG 80 TINGGI
16 P 80 TINGGI 30 RENDAH 70 SEDANG
17 Q 60 SEDANG 40 RENDAH 40 RENDAH
18 R 80 TINGGI 40 RENDAH 40 RENDAH
19 S 98 TINGGI 70 SEDANG 80 TINGGI
20 T 80 TINGGI 70 SEDANG 90 TINGGI
21 U 80 TINGGI 70 SEDANG 80 TINGGI
22 V 90 TINGGI 20 RENDAH 80 TINGGI
23 W 90 TINGGI 70 SEDANG 70 SEDANG
24 X 98 TINGGI 70 SEDANG 90 TINGGI
25 Y 90 TINGGI 80 TINGGI 60 SEDANG
26 Z 99 TINGGI 30 RENDAH 20 RENDAH
27 AA 90 TINGGI 5 RENDAH 20 RENDAH
28 BB 99 TINGGI 60 SEDANG 80 TINGGI
28 CC 99 TINGGI 70 SEDANG 90 TINGGI
30 DD 98 TINGGI 50 SEDANG 80 TINGGI
31 EE 60 SEDANG 30 RENDAH 40 RENDAH
32 FF 98 TINGGI 60 SEDANG 80 TINGGI
Apabila dilihat sebagai kelompok, tipe minat jabatan mahasiswa BK angkatan
2006 dapat dijabarkan pada tabel 2.5 di bawah ini :
32
Tabel 2.5
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2006
Berdasarkan Tipe Minat
Tingkat Tipe Minat Verbal Manipulatif Komputatif
Rendah 9.40% 40.60% 25% Sedang 15.60% 50% 28.10% Tinggi 75% 9.40% 46.90%
Tabel 2.5 di atas menunjukkan bahwa :
a. Mahasiswa yang mempunyai tipe minat verbal rendah atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 3 mahasiswa (9.4%),
mahasiswa yang mempunyai tipe minat verbal sedang atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 5 mahasiswa
(15.6%), dan mahasiswa yang mempunyai tipe minat verbal tinggi
atau yang mempunyai persentil poin di atas 76 ada 24 mahasiswa
(75%). Data tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
responden penelitian ini mempunyai tipe minat verbal tinggi.
Diagram Tipe Minat
9.40%
40.60%
25%15.60%
50%
28.10%
75%
9.40%
46.90%
0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00%
Verbal Manipulatif Komputatif
Tipe Minat
Prosentase Jumlah Mahasiswa
Rendah Sedang Tinggi
33
b. Mahasiswa yang mempunyai tipe minat manipulatif rendah atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 13 mahasiswa (40.6%),
mahasiswa yang mempunyai tipe minat manipulatif sedang atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 16 mahasiswa
(50%), dan mahasiswa yang mempunyai tipe minat manipulatif tinggi
atau yang mempunyai persentil poin di atas 76 ada 3 mahasiswa
(9.4%). Data tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
responden dalam penelitian ini mempunyai tipe minat manipulatif
sedang.
c. Mahasiswa yang mempunyai tipe minat komputatif rendah atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 8 mahasiswa (25%),
mahasiswa yang mempunyai tipe minat komputatif sedang atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 9 mahasiswa
(28.1%), dan mahasiswa yang mempunyai tipe minat komputatif
tinggi atau yang mempunyai persentil poin di atas 76 ada 15
mahasiswa (46.9%). Data tersebut di atas menunjukkan bahwa
sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai tipe minat
komputatif tinggi.
3. Tingkat Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2006.
Penelitian menggunakan alat tes minat jabatan Lee-Thorpe ini
menggolongkan tingkat minat menjadi tiga yaitu, tingkat minat rutin, tingkat
minat keterampilan, dan tingkat minat professional. Berikut ini adalah gambaran
tingkat minat mahasiswa BK angkatan 2006 perindividu :
34
Tabel 2.6
Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Minat
NO NAMA PP T M KET
1 A 5 RUTIN,
2 B 30 RUTIN,
3 C 50 RUTIN,
4 D 20 RUTIN,
5 E 80 PROFESIONAL
6 F 50 RUTIN,
7 G 10 RUTIN,
8 H 50 RUTIN,
9 I 80 PROFESIONAL
10 J 10 RUTIN,
11 K 30 RUTIN,
12 L 70 KETERAMPILAN
13 M 5 RUTIN,
14 N 20 RUTIN,
15 O 50 RUTIN,
16 P 10 RUTIN,
17 Q 10 RUTIN,
18 R 70 KETERAMPILAN
19 S 5 RUTIN,
20 T 50 RUTIN,
21 U 50 RUTIN,
22 V 20 RUTIN,
23 W 10 RUTIN,
24 X 40 RUTIN,
25 Y 40 RUTIN,
26 Z 3 RUTIN,
27 AA 70 KETERAMPILAN
28 BB 5 RUTIN,
28 CC 5 RUTIN,
30 DD 70 KETERAMPILAN
31 EE 5 RUTIN,
32 FF 30 RUTIN,
Apabila dilihat sebagai kelompok, tingkat minat jabatan mahasiswa BK
angkatan 2006 dapat dijabarkan pada tabel 2.7 di bawah ini :
35
Tabel 2.7
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 Berdasarkan Tingkat Minat
Tingkat Minat Mahasiswa Prosentase
Rutin 26 81.20%
Keterampilan 4 12.50%
Profesional 2 6.30%
Diagram Tingkat Minat
81.20%
12.50%6.30%
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
Rutin Keterampilan Profesional
Tingkat Minat
Pros
enta
se J
umla
h M
ahas
isw
a
Prosentase
Tabel 2.7 menunjukkan bahwa :
a. Mahasiswa yang mempunyai tingkat minat rutin atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 50 ada 26 mahasiswa (81.2%).
b. Mahasiswa yang mempunyai tingkat minat keterampilan atau yang
mempunyai persentil poin di bawah 76 di atas 49 ada 4 mahasiswa
(12.5%).
c. Mahasiswa yang mempunyai tingkat minat profesional atau yang
mempunyai persentil poin di atas 76 ada 2 mahasiswa (6.3%).
Dengan demikian sebagian besar responden dalam penelitian ini
mempunyai tingkat minat rutin.
36
B. PEMBAHASAN
1. Bidang Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2006.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan alat tes
minat jabatan Lee-Thorpe diperoleh hasil sebagai berikut ;
a. Bidang Minat Pribadi Sosial
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006
yang mempunyai bidang minat pribadi sosial tinggi sebanyak 71.9 % atau
23 mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat pribadi sosial sedang
sebanyak 18.7% atau 6 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan bidang bidang
minat pribadi sosial rendah sebanyak 9.4% atau 3 mahasiswa dari 32
mahasiswa. Mengacu pada ringkasan hasil penelitian menggunakan alat
tes Minat Jabatan Lee-Thorpe di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar
dari Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2006 Yogyakarta mempunyai bidang minat
pribadi sosial tinggi.
Bidang minat pribadi sosial sangat diperlukan oleh seorang
konselor dalam berinteraksi dengan lingkungan tempat ia bekerja, baik
dengan masyarakat maupun dengan guru-guru/karyawan yang berada
dalam satu ruang lingkup ia bekerja. Selain hal tersebut, bidang minat
pribadi sosial juga diperlukan oleh seorang konselor untuk membantu
konselinya. Apabila seorang tenaga konselor mempunyai bidang minat
pribadi sosial maka seseorang tersebut diharapkan lebih berminat
menjalin hubungan yang baik dengan konseli. Minat untuk menjalin
37
hubungan antar pribadi nampak dalam sikap ramah, hangat, dan
menerima orang lain. Hal tersebut di atas menjadi salah satu sikap
pendukung kerja seorang konselor dalam menjalin hubungan dengan
konseli. Terbinanya hubungan yang baik antara konselor dan konseli akan
memunculkan perasaan yang baik pada diri konseli, seperti aman,
nyaman, tenang, dimengerti dan sebagainya. Apabila perasaan di atas
tercipta maka proses konseling akan berjalan dengan lancar, dan oleh
sebab itulah bidang minat pribadi sosial perlu ada di dalam diri seorang
konselor. Tidak dapat dibayangkan apabila seorang konselor tidak
mempunyai bidang minat pribadi sosial. Bagaimana mungkin seorang
konselor akan membantu konseli jika seorang konselor tidak berminat
berkomunikasi dan berminat menjalin hubungan yang baik dengan
konseli tersebut. Konseli tentunya akan merasa tidak aman dan nyaman
berada di dekat seorang konselor tersebut sehingga banyak hal yang akan
disembunyikan oleh konseli terhadap seorang konselor tersebut. Padahal
segala sesuatu yang berkaitan dengan konseli dan masalah konseli harus
sepenuhnya diketahui oleh seorang konselor yang bersangkutan. Jadi
sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi
Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 Yogyakarta telah mempunyai
salah satu syarat penting untuk menjadi seorang konselor yaitu bidang
minat pribadi sosial.
Penelitian ini menemukan adanya kelompok yang mempunyai
bidang minat pribadi sosial tinggi dan kelompok yang mempunyai bidang
38
minat pribadi sosial rendah sebanyak 3 mahasiswa atau jika dituliskan
dalam persen sebesar 9.4%. Bagi kelompok pertama atau kelompok yang
mempunyai bidang minat pribadi sosial tinggi hal yang dibutuhkan adalah
penggembangan bidang minat pribadi sosial agar tetap ada atau bahkan
semakin tinggi, sehingga bidang minat tersebut tidak melemah.
Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan berbagai macam cara yang
mempunyai tujuan bekerja sama dengan orang lain. Misalnya, menambah
waktu PPL di panti asuhan dan komunitas sehingga mahasiswa semakin
berminat untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Sedangkan bagi
kelompok yang kedua atau kelompok yang mempunyai bidang minat
rendah hal-hal yang dibutuhkan adalah penumbuhan bidang minat pribadi
sosial yang belum ada menjadi ada dan yang sudah ada namun kecil
menjadi lebih besar. Penumbuhan minat pribadi sosial dapat dilakukan
dengan cara memberikan waktu lebih kepada mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006
Yogyakarta untuk mengadakan, menyelesaikan pekerjaan atau tugas-
tugas di kelas maupun di luar kelas secara berkelompok. Diharapkan
dengan memberikan waktu yang lebih, minat pribadi sosial para
mahasiswa semakin nampak.
b. Bidang Minat Natural
Mahasiswa Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006
yang mempunyai bidang minat natural tinggi sebanyak 28.2% atau 9
mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat natural sedang sebanyak
39
40.6% atau 13 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan bidang minat natural
rendah sebanyak 31.2% atau 10 mahasiswa dari 32 mahasiswa. Bidang
minat natural tersebut dalam proses kerja seorang konselor tidak terlalu
dibutuhkan, karena bidang minat natural tersebut lebih menekankan pada
pekerjaan yang mempunyai hubungan dengan alam terbuka, hewan, dan
tumbuhan. Apabila seorang konselor mempunyai bidang minat tersebut,
bukan berarti merupakan suatu kekurangan atau penghambat, namun
merupakan suatu kelebihan, karena minat natural tersebut akan berguna
juga bagi seorang konselor pada saat menghadapi konseli yang kebetulan
memiliki minat natural.
Jadi sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 mempunyai
kesesuaian bidang minat sebagai seorang konselor, karena sebagian besar
mahasiswa Bimbingan dan Konseling mempunyai bidang minat natural
rendah. Bagi mahasiswa yang mempunyai maupun tidak mempunyai
bidang minat natural ini disarankan agar tetap berusaha untuk
menumbuhkan minat ini, karena idealnya seorang konselor memiliki
minat natural sebagai kelebihan dalam diri seorang konselor apabila
menghadapi konseli yang mempunyai minat natural. Selain sebagai
kelebihan dalam diri konselor, bidang minat ini dapat juga disalurkan
melalui kegiatan-kegiatan atau hoby yang berada diluar ruang lingkup
kerja seorang konselor seperti, dengan mengikuti atau mendampingi
40
kegiatan ekstrakurikuler siswa yang ada disekolah seperti kegiatas Pecinta
Alam (PA), Palang Merah Remaja (PMR), dan lain sebagainya.
c. Bidang Minat Mekanik
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006
yang mempunyai bidang minat mekanik tinggi sebanyak 6.2% atau 2
mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat mekanik sedang sebanyak
12.6% atau 4 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan bidang minat mekanik
rendah sebanyak 81.2% atau 26 mahasiswa. Hasil tersebut di atas
menunjukkan adanya kesesuaian antara bidang minat yang seharusnya
dimiliki oleh seorang konselor dengan bidang minat yang saat ini dimiliki
sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Prodi
Bimbingan dan Konseling angkatan 2006. Hal tersebut dikarenakan
bidang minat mekanik tidak mempunyai peran penting bagi proses kerja
seorang konselor melainkan lebih cocok digunakan oleh seorang montir
kendaraan bermotor dan seorang montir alat-alat elektronik. Namun
apabila seorang konselor mempunyai bidang minat mekanik tersebut
bukan merupakan suatu hal yang merugikan melainkan merupakan suatu
kelebihan yang patut disyukuri karena idealnya seorang konselor
memiliki minat mekanik sebagai kelebihan dalam diri seorang konselor
apabila menghadapi konseli yang mempunyai minat mekanik.
Bagi mahasiswa yang mempunyai bidang minat mekanik hal yang
perlu mereka kembangkan adalah adanya kesadaran dalam diri mereka,
bahwa yang akan mereka hadapi kelak sebagai seorang konselor bukanlah
41
benda-benda mati melainkan manusia sebagai makluk hidup dan minat
yang konselor miliki akan tetap sebagai kelebihan yang dapat digunakan
pada saat menghadapi koseli yanbg memiliki minat mekanik. Tujuannya
adalah agar mahasiswa sebagai calon konselor mampu memahami
keadaan konseli yang memiliki minat mekanik. Sedangkan bagi
mahasiswa yang tidak mempunyai bidang minat mekanik ini dianjurkan
untuk menumbuhkan minat tersebut agar seorang koselor menjadi
semakin ideal.
d. Bidang Minat Bisnis
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006
yang mempunyai bidang minat bisnis tinggi sebanyak 18.7% atau 6
mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat bisnis sedang sebanyak
46.9% atau 15 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan bidang minat bisnis
rendah sebanyak 34.4% atau 11 mahasiswa dari 32 mahasiswa. Data
tersebut di atas menunjukkan sebagian besar mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan
2006 mempunyai bidang minat bisnis sedang. Hal tersebut di atas
menunjukkan masih besarnya keinginan sebagian besar mahasiswa
Bimbingan dan Konseling untuk mencari atau menilai keuntungan dan
kerugian (uang) dalam melakukan sesuatu. Hal tersebut apabila tidak
diarahkan akan menjadi masalah dan suatu hal yang bertolak belakang
dengan tugas seorang konselor yang membantu orang yang bermasalah
berdasarkan azas kesukarelaan (tanpa pamrih). Namun jika bidang minat
42
tersebut di atas mampu diterapkan di luar proses kerja sebagai seorang
konselor misalnya dengan membuka usaha penjualan posel, pulsa,
perbengkelan, toko kebutuhan sehari-hari dan sebagainya tentunya akan
lebih sesuai dan tepat sasaran.
Jadi apabila seorang konselor mempunyai bidang minat bisnis
bukan merupakan suatu hal yang harus dihilangkan sama sekali, namun
hal yang mereka perlukan adalah bagaimana seorang konselor tersebut
dapat mengatur bidang minat manakah yang harus diterapkan dan
digunakan. Jadi hal yang dibutuhkan oleh sebagian besar mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling
angkatan 2006 adalah penyadaran bahwa bantuan yang diberikan kepada
konseli merupakan tindakan yang dilakukan atas dasar azas kesukarelaan
untuk membantu dan bukan merupakan tindakan untuk mencari
kentungan (uang). Sedangkan bagi mahasiswa yang tidak mempunyai
bidang minat bisnis tersebut tidak memerlukan kegiatan atau penyadaran
terhadap pengembangan bidang minat bisnis itu, namun akan lebih
berguna apabila lebih mengembangkan bidang minat utama yang perlu
dimiliki oleh seorang konselor.
e. Bidang Minat Seni
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006
yang mempunyai bidang minat seni tinggi sebanyak 56.2% atau 18
mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat seni sedang sebanyak 21.9%
atau 7 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan bidang minat seni rendah
43
sebanyak 21.9% atau 7 mahasiswa. Bidang minat seni mempunyai
hubungan dengan adanya keindahan, kenyamanan dalam setiap
kegiatannya. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar
dari mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Prodi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2006 mempunyai bidang minat seni tinggi.
Bagi seorang konselor, mempunyai bidang minat seni ini
merupakan suatu kelebihan yang mendukung proses kerjanya sebagai
seorang konselor. Minat seni ini berkaiatan dengan minat terhadap proses
penciptaan, imajinasi, dan kreatif yang semuanya itu ada dalam proses
kerja seorang konselor. Berikut ini contoh fungsi minat bidang seni
sebagai seorang konselor, membuat permainan sebagai pembuka dalam
menyampaikan topik di dalam kelas maupun di luar kelas, menyusun
kliping yang menarik untuk dikonsumsi oleh para siswa, dan menyiapkan
topik yang hangat dan menarik untuk disampaikan pada para siswa
merupakan salah satu contoh kegiatan yang dilakukan oleh seorang
konselor (konselor sekolah) yang melibatkan bidang minat seni.
Selain hal di atas bidang minat seni juga sangat berperan dalam
seni menjalin hubungan dengan orang lain, bagaimana agar orang lain
merasa nyaman ada di dekat kita dan bagaimana orang lain bisa terbuka
kepada kita sebagai seorang seorang konselor dan bagaiamana kita
menghadapi beragam jenis konseli. Minat seni juga membantu seorang
konselor dalam menempatkan diri dalam menjalin relasi dengan orang
44
lain. Hal tersebut di atas merupakan sebagaian kecil kewajiban seorang
konselor yang membutuhkan peran bidang minat seni.
Jadi dapat disimpulkan sebagian besar mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan
2006 mempunyai kesesuaian antara bidang minat yang saat ini mereka
miliki dengan bidang minat yang seharusnya dimiliki oleh seorang
konselor. Sedangkan kebutuhan yang diperlukan oleh mahasiswa yang
mempunyai bidang minat seni tinggi adalah mempertahankan dan terus
mengembangkan bidang minat seni tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan menambah waktu PPL di sekolah sehingga para mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling
angkatan 2006 semakin dikembangkan imajinasinya untuk selalu
memberikan sesuatu yang baru, menarik dan berbeda kepada siswa yang
mereka hadapi. Sedangkan bagi mereka yang belum memiliki bidang
minat seni, hal yang mereka butuhkan adalah adanya penyadarkan
terhadap diri mereka bahwa bidang minat seni diperlukan untuk
membantu dirinya dalam proses kerja sebagai seorang konselor kelak.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan banyak
latihan menyusun topik topik bimbingan, alat-alat atau permainan yang
berkaitan dengan topik, dan sekaligus simulasinya di dalam kelas maupun
di luar kelas.
45
f. Bidang Minat Sains
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006
yang mempunyai bidang minat sains tinggi sebanyak 3.1% atau 1
mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat sains sedang sebanyak 3.1%
atau 1 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan bidang minat sains rendah
sebanyak 93.8% atau 30 mahasiswa dari 32 mahasiswa. Bidang minat
sains merupakan bidang minat yang mengarah kepada kegiatan atau
tindakan yang berhubungan dengan angka, penelitian, dan penganalisisan
terhadap suatu objek. Apabila melihat kenyataan yang diperoleh
menggunakan alat tes minat jabatan Lee-Thorpe di atas, hanya sebagian
kecil mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2006 yang mempunyai bidang minat sains.
Bidang minat sains sangat diperlukan oleh seorang konselor untuk
mendukung kerjanya dalam mencari dan mengolah data yang berkaitan
dengan informasi tentang keadaan konseli. Apabila seorang konselor
tidak mempunyai bidang minat sains dapat dimungkinkan proses kerjanya
sebagai seorang konselor akan terhambat, terutama dalam
menggali/mencari dan mengolah data yang berkaitan dengan keadaan
konseli. Terhambat atau kurangnya minat dalam penggalian/pencarian
dan pengolahan data akan menyebabkan kurang maksimal atau tidak
akuratnya data yang diperoleh, selain itu akan menimbulkan
ketidakpuasan konselor dalam melakukan kegiatan penggalian dan
pengolahan data. Jika hal tersebut di atas terjadi maka seorang konselor
46
dalam memberikan bantuan dan menerapkan tindakan terhadap konseli
hanya asal-asalan saja, dan hanya berdasar pada prasangka saja sehingga
masalah dasar/utama tidak dapat ditemukan dan akhirnya tidak dapat
terselesaikan. Namun jika seorang konselor memiliki bidang minat sains
maka proses penggalian/pencarian dan pengolahan data akan berjalan
dengan lancar dan data yang diperolehpun akan lebih akurat dibandingkan
mereka yang tidak mempunyai bidang minat sains. Selain hal di atas cara
dan metode yang diterapkan atau yang digunakan terhadap permasalahan
konseli akan tepat pula. Tidak terbiasanya mahasiswa dalam melakukan
kegiatan-kegiatan yang mengarah pada kegiatan penelitian, dan
penganalisisan terhadap sesuatu juga merupakan salah satu penyebab
rendahnya bidang minat sains pada mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006
Yogyakarta. Penyebab rendahnya bidang minat sains juga dapat
disebabkan karena tidak adanya minat dalam diri mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006
Yogyakarta sehingga mengakibatkan mereka jarang atau tidak pernah
melakukan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada kegiatan penelitian
dan penganalisisan.
Rendahnya bidang minat sains yang dimiliki oleh sebagian besar
mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan
Konseling angkatan 2006 tentunya akan menghambat mereka pada saat
mereka kelak menjadi seorang konselor yang sudah terjun langsung di
47
lapangan. Menurut penulis, hal pertama yang diperlukan adalah adanya
penumbuhan kesadaran terhadap mereka bahwa bidang minat sains sangat
penting dimiliki oleh seorang konselor. Hal berikutnya yang dibutuhkan
adalah adanya penambahan jam latihan dalam mata kuliah tertentu yang
banyak melakukan pengolahan data. Dengan adanya penambahan jam
praktik pengolahan data terhadap mahasiswa Prodi Bimbingan dan
Konseling diharapkan dapat menumbuhkan bidang minat sains yang
belum dimiliki oleh sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 saat ini.
Sedangkan bagi mahasiswa yang telah memiliki bidang minat sains
tinggi, hal yang mereka butuhkan adalah tetap terus berlatih melakukan
kegiatan pengolahan data di kelas maupun melakukan penelitian sendiri
terhadap keadaan di luar kelas. Diharapkan dengan tetap melakukan
kegiatan-kegiatan tersebut mahasiswa semakin berminat terhadap bidang
minat sains.
2. Tipe Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2006.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan alat tes
minat jabatan Lee-Thorpe diperoleh data sebagai berikut :
a. Tipe Minat Verbal
Mahasiswa Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006
yang mempunyai tipe minat verbal tinggi sebanyak 75% atau 24
mahasiswa dari 32 mahasiswa, tipe minat verbal sedang sebanyak 15.6%
48
atau 5 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan tipe minat verbal rendah
sebanyak 9.4% atau 3 mahasiswa dari 32 mahasiswa. Tipe minat verbal
ini ditandai dengan adanya penekanan pada penggunaan kata-kata, dan
kata-kata tersebut dapat dalam bentuk tertulis maupun lisan yang
digunakan untuk mengungkapkan ide-ide agar bisa diterima. Proses kerja
seorang konselor tidak mungkin bisa lepas dari tipe minat verbal ini, hal
tersebut dikarenakan obyek yang dihadapi oleh seorang konselor adalah
manusia bukan benda mati. Alasan di atas menunjukkan tipe minat
tersebut sangat penting dan seharusnya dimiliki oleh seorang konselor.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar
mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan
Konseling angkatan 2006 mempunyai tipe minat verbal tinggi. Hal
tersebut menunjukkan adanya kesesuaian antara tipe minat yang dimiliki
mahasiswa saat ini dengan tipe minat yang seharusnya dimiliki oleh
seorang konselor. Apabila seorang konselor memiliki tipe minat verbal
dalam dirinya, ia akan lebih mudah berkomunikasi dengan konseli.
Kemampuan berkomunikasi yang baik seorang konselor sangat
menentukan berhasil atau tidaknya seorang konselor tersebut dalam
menggali data konseli, berkomunikasi dengan konseli dan menumbuhkan
hubungan yang hangat dengan konseli. Jika seorang konselor mampu
menggali data tentang konseli secara lengkap, berkomunikasi dengan
baik, dan menumbuhkan hubungan yang hangat dengan konseli maka
proses kerja seorang konselor dalam membantu menyelesaikan masalah
49
akan jauh lebih mudah dan tepat sasaran. Selain penggalian data, hal lain
yang mempunyai hubungan erat dengan kegunaan tipe minat verbal
adalah seorang konselor akan mampu menciptakan suasana nyaman,
aman, diterima dan dimengerti dalam diri konseli. Hal tersebut di atas
disebabkan karena konselor mampu berkomunikasi dengan baik sehingga
tidak menyinggung perasaan konseli, tidak memunculkan perasaan
diinterogasi, dan tidak ada perasaan dipersalahkan atas masalah yang
sedang dialami oleh konseli. Namun apabila seorang konselor tidak
mempunyai tipe minat verbal maka proses kerjanya sebagai seorang
konselor pasti tidak akan berjalan dengan baik. Hal tersebut disebabkan
karena tidak berhasilnya seorang konselor menjalin hubugan yang baik
dengan konseli pada saat proses konseling berlangsung.
Ketidakberhasilan dalam menjalin hubungan dengan konseli di awal
pertemuan akan sangat mempengaruhi proses konseling selanjutnya.
Untuk itulah tipe minat verbal ini sangat penting dan harus dimiliki oleh
seorang konselor.
Bagi sebagian besar mahasiswa yang telah memiliki tipe minat
verbal tinggi hal yang dibutuhkan adalah bagaimana mengembangkan dan
menjaga tipe minat tersebut agar semakin baik dan tetap ada (tidak
pudar). Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain
dengan menambah waktu PPL di sekolah maupun PLBK di panti asuhan,
mengadakan studi banding dengan universitas lain yang mempunyai
Program Studi Bimbingan dan Konseling dan lain-lain. Diharapkan
50
dengan kegiatan-kegiatan tersebut di atas tipe minat verbal yang telah
dimiliki oleh mahasiswa akan semakin mantap.Sedangkan bagi
mahasiswa yang mempunyai tipe minat rendah hal yang mereka butuhkan
adalah memunculkan kesadaran dalam diri mereka bahwa tipe minat
verbal sangat penting bagi seorang konselor. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara lebih mengaktifkan mahasiswa di dalam kelas dalam semua
mata kuliah (melibatkan dengan bertanya jawab jika perlu ditunjuk untuk
mengemukakan pendapatnya), berdiskusi kemudian mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas dan lain sebagainya.
b. Tipe Minat Manipulatif
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006
yang mempunyai tipe minat manipulatif tinggi sebanyak 9.4% atau 3
mahasiswa dari 32 mahasiswa, tipe minat manipulatif sedang sebanyak
50% atau 16 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan tipe minat manipulatif
rendah sebanyak 40.6% atau 13 mahasiswa dari 32 mahasiswa. Seseorang
dikatakan mempunyai tipe miant manipulatif apabila seseorang tersebut
menyukai pekerjaan yang mempersyaratkan penggunaan tangan, biasanya
pakerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan yang berhubungan dengan
benda. Jadi seseorang akan lebih menyukai pekerjaan yang berkaitan atau
berhubungan dengan benda mati dibandingkan dengan berhubungan
dengan manusia seperti, reparasi kendaraaan bermotor, reparasi alat-alat
elektronik, memasak, dan lain-lain. Apabila dikaitkan dengan ruang
lingkup kerja dan tugas seorang konselor, tipe minat manipulatif ini
51
bertolak belakang dengan hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang
konselor.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data, bahwa sebagian besar
mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan
Konseling angkatan 2006 mempunyai tipe minat manipulatif sedang.
Melihat kenyataan di atas sebagian besar mahasiswa masih membutuhkan
adanya penyadaran bahwa pekerjaan yang akan mereka lakukan kelak
sebagai seorang konselor adalah pekerjaan yang sebagian besar waktunya
berhubungan dengan manusia bukan dengan benda mati. Apa yang akan
terjadi jika seorang konselor menganggap konseli sebagai benda mati,
dipastikan perlakuan yang akan diberikan kepada konseli tanpa
menggunakan perasaan, sebab konseli dianggap sebagai benda yang tidak
mempunyai perasaan.
Apabila seorang konselor mempunyai tipe minat manipulatif
namun ia mampu membedakan antara menghadapi benda mati dengan
menghadapi konseli sebagai manusia, hal tersebut akan sangat
menguntungkan bagi diri koselor tersebut. Penulis mengatakan
merupakan keuntungan karena sebagai seorang konselor ia mampu
menganggap konseli sebagai makluk yang mempunyai perasaan dan
pikiran sedangkan dilain pihak ia juga mampu menggunakan tipe minat
manipulatif yang ia miliki dengan menyalurkan tipe minatnya ke
pekerjaan yang berhubungan dengan benda mati.
52
c. Tipe Minat Komputatif
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006
yang mempunyai tipe minat komputatif tinggi sebanyak 46.9% atau 15
mahasiswa dari 32 mahasiswa, tipe minat komputatif sedang sebanyak
28.1% atau 9 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan tipe minat komputatif
rendah sebanyak 25% atau 8 mahasiswa dari 32 mahasiswa. Tipe minat
komputatif merupakan gabungan dari tipe minat verbal yang menekankan
penggunaan kata-kata dan penghitungan (Manual Tes Minat Jabatan Lee-
Thorpe, 2008:4). Maksud dari gabungan dari tipe minat verbal yang
menekankan penggunaan kata-kata dan penghitungan adalah kegiatan
yang dilakukan adalah berhubungan dengan proses menghitung angka-
angka yang berasal dari data-data untuk menemukan/mendapatkan hasil
yang diinginkan, kemudian dilanjutkan dengan proses penaganalisisan
data atau merumuskan hasil penghitungan menggunakan kata-kata
sehingga hasil penghitungan yang berupa angka dapat dimengerti dengan
mudah.
Tipe minat komputatif tersebut merupakan tipe minat yang
mempunyai peranan penting dalam proses kerja seorang konselor. Proses
kerja seorang konselor tidak bisa lepas dari proses penghitungan,
beberapa data akan didapat harus melalui proses penghitungan terlebih
dulu baru kemudian harus merumuskan hasil penghitungan menggunakan
kata-kata. Sebagai contoh, untuk mengetahui minat apa yang ada dalam
diri klien seorang konselor harus mengadakan atau memberikan tes
53
kepada klien tersebut. Setelah tes diberikan hal berikut yang harus
dilakukan adalah melakukan penghitungan untuk mendapatkan hasil yaitu
minat, kemudian setelah itu menyusun kalimat untuk menyampaikan hasil
penelitian kepada klien. Hal tersebut di atas menunjukkan bahawa tipe
minat komputatif mempunyai peran penting dalam proses kerja seorang
konselor, namun jika seorang konselor tidak mempunyai tipe minat
komputatif maka dalam proses kerjanya ia akan terhambat. Hal itu
dikarenakan adanya ketidaktertarikan konselor dalam melakukan
penghitungan dan penggunaan kata-kata atau menyusun kalimat yang
baik sehingga ia kurang mampu melakukan kegiatan tersebut.
Ketidaktertarikan tersebut akan menghambat tugas-tugas yang seharusnya
ia lakukan sebagai seorang konselor, antara lain dalam assesment dan
analisis data. Melihat kenyataan tersebut di atas yang menunjukkan
bahwa sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program
Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 mempunyai tipe minat
komputatif tinggi, menunjukkan adanya kesesuaian antara tipe minat yang
mahasiswa miliki saat ini dengan tipe minat yang seharusnya dimiliki
oleh seorang konselor.
Bagi sebagian besar mahasiswa yang telah memiliki tipe minat
komputatif ini hal yang dibutuhkan adalah semakin banyaknya latihan
yang dilakukan terutama latiahan yang mengutamakan penghitungan dan
penggunaan atau penyususnan kata-kata, diharapkan dengan kegiatan
tersebut mahasiswa semakin berminat dan mampu dalam kegiatan yang
54
berhubungan dengan penghitungan dan penyusunan kata-kata. Sedangkan
bagi mereka yang belum memiliki tipe minat komputatif, hal yang mereka
butuhkan adalah adanya penyadaran tentang pentingnya tipe minat
komputatif ini bagi proses kerja seorang konselor. Penyadaran dapat
dilakukan dengan cara memberikan banyak latihan pengolahan hasil tes
dan menyampaikan hasil tes di depan kelas dengan menggunakan kalimat
yang baik. Setelah kegiatan tersebut, mahasiswa diberikan pertanyaan
yang mengarah kepada seberapa penting kegiatan penghitungan dan
penggunaan kaliamat yang baik ini bagi proses kerja seorang konselor.
3. Tingkat Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2006.
Terdapat tiga tingkat minat yang dikelompokkan dalam alat tes Lee-
Thorpe ini yaitu tingkat minat rutin, tingkat minat menengah/keterampilan
dan tingkat minat profesional. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan menggunakan alat tes minat jabatan Lee-Thorpe diperoleh data
sebagai berikut :
a. Tingkat Minat Rutin
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006
yang mempunyai tingkat minat rutin sebanyak 81.2%% atau 26
mahasiswa dari 32 mahasiswa. Tingkat minat rutin merupakan
kecenderungan keinginan yang mengarahkan seseorang kepada pekerjaan
yang dilakukan secara monoton atau hampir dalam setiap harinya sama,
55
seperti tukang becak, karyawan bengkel, sopir angkutan umum dan lain-
lain.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa sebagian
besar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi
Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 mempunyai tingkat minat rutin
tinggi. Keadaan tersebut sangat tidak sesuai dengan tingkat minat yang
seharusnya dimiliki oleh seorang konselor. Pekerjaan yang dilakukan oleh
seorang konselor lebih beragam dan tidak hanya melakukan pekerjaan
yang hampir setiap harinya sama, seperti menghadapi konseli, menyusun
program bimbingan, menyusun program semesteran, menyususn rencana
pembelajaran, menyusun program tahunan, menyusun alat-alat bimbingan
dan lain-lain. Jadi minat untuk melakukan pekerjaan yang tersebut di atas
seharusnya dimiliki oleh seorang konselor, apabila minat tersebut tidak
ada dalam diri seorang konselor maka pekerjaan seorang tidak akan
berkembang dan membosankan. Jadi berdasarkan hal tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan
2006 belum memiliki tingkat minat yang sesuai dengan tingkat minat
yang diperlukan oleh seorang konselor.
Hal yang diperlukan oleh sebagian besar mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan dan Konseling
angkatan 2006 adalah adanya penyadaran, bahwa pekerjaan yang
dilakukan oleh seorang konselor tidak hanya meliputi hal-hal yang sama
56
dalam setiap harinya. Penyadaran tersebut dapat dilakukan dengan cara
lebih mengenalkan pada mereka berbagai macam pekerjaan yang
seharusnya atau dapat dilakukan oleh seorang konselor. Cara tersebut di
atas diharapkan dapat membantu mereka menyadari dan mengetahui
bahwa pekerjaan seorang konselor tidak monoton. Hal-hal yang
dibutuhkan bagi mereka yang telah memiliki tingkat minat rutin rendah
adalah adanya pengembangan dan latihan terhadap berbagai macam
pekerjaan yang dapat dilakukan oleh seorang konselor.
b. Tingkat Minat Menengah/Keterampilan
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006
yang mempunyai tingkat minat menengah/keterampilan sebanyak 12.5%
atau 4 mahasiswa dari 32 mahasiswa. Hal tersebut di atas menunjukkan
bahwa, hanya sebagian kecil mahasiswa yang mempunyai kemampuan
menggunakan keterampilan tangannya. Tingkat minat
menengah/keterampilan tersebut di atas lebih mengarahkan kepada
pekerjaan yang sebagian besar menggunakan kemampuan tangan, seperti
tukang sulap, pengerajin, pemahat, penata rias, pekerja salon dan lain
sebagainya. Dalam kenyataannya profesi seorang konselor tidak terlalu
membutuhkan tingkat minat ini.
Jadi apabila seorang konselor tidak mempunyai tingkat minat
menengah/keterampilan tersebut bukan merupakan hambatan dalam
menjalankan tugas-tugasnya, namun apabila seorang konselor mempunyai
tingkat minat menengah/keterampilan tersebut bukan merupakan
57
kesalahan melainkan merupakan salah satu kelebihan yang pantas untuk
disyukuri. Penulis menuliskan demikian, karena apabila seorang konselor
mempunyai tingkat minat menengah/keterampilan dapat memberikan,
dapat mengajarkan hal yang baru dan positif bagi konseli. Selain berguna
bagi konseli tingkat minat tersebut dapat juga dikembangkan bagi diri
konselor itu sendiri. Jadi bagi sebagian mahasiswa yang tidak mempunyai
tipe minat menengah/keterampilan ini tidak perlu memaksakan diri untuk
memunculkan tingkat minat tersebut, namun hal di atas bukan berarti
konselor tidak diperbolehkan untuk menumbuhkan tingkat minat ini.
Sedangkan bagi mahasiswa yang telah memilki tingkat minat
menengah/keterampilan ini, tidak perlu merasa bahwa mereka
mempunyai tingkat minat yang tidak sesuai dengan tingkat minat yang
seharusnya dimiliki oleh seorang konselor. Hal tersebut dikarenakan
tingkat minat menengah/keterampilan ini bukan merupakan tingkat minat
penghalang bagi profesi seorang konselor, melainkan tingkat minat yang
perlu disyukuri.
c. Tingkat Minat Profesional
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006
yang mempunyai tingkat minat profesional sebanyak 6.3% atau 2
mahasiswa dari 32 mahasiswa. Menurut Anne Roe (Brown dan Brooks,
1989:36) level pekerjaan profesional ini mencakup tanggung jawab
sebagai pencipta, pembaharu, pemimpin, dan bertanggung jawab.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dilihat bahwa beberapa tanggung
58
jawab level pekerjaan profesional mempunyai kesamaan dengan tanggung
jawab yang seharusnya dimiliki oleh seorang konselor. Seorang konselor
seharusnya mempunyai minat untuk mencipta/berkreasi, minat untuk
mencari hal-hal yang baru seperti materi bimbingan, informasi, dan lain-
lain. Selain hal tersebut di atas seorang konselor seharusnya memiliki
minat untuk bekerjasama dengan orang lain, menjadi pemimpin dan
bertanggung jawab.
Rendahnya tingkat minat profesional yang dimiliki mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan dan
Konseling angkatan 2006 menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara
tingkat minat yang seharusnya dimiliki oleh seorang konselor dengan
tingkat minat mereka. Ketidaksesuaian tersebut diduga disebabkan oleh
belum tumbuhnya kesadaran mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling,
bahwa konselor merupakan profesi yang sangat membutuhkan adanya
minat untuk mencipta/berkreasi, minat untuk mencari hal-hal yang baru,
minat untuk menjadi pemimpin dan menjadi pribadi yang bertanggung
jawab
Jadi sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 Yogyakarta
yang belum memiliki minat profesional membutuhkan penyadaran
pentingnya minat profesional ini bagi seorang konselor. Tanpa minat
terhadap tanggung jawab pekerjaan profesional seorang konselor diduga
tidak akan mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. Penyadaran
59
dapat dilakukan dengan menekankan pada mereka bahwa seorang
konselor harus kompeten di bidangnya, mampu berinovasi, kreatif,
berinisiatif, mempunyai sikap menghargai, bertanggung jawab atas setiap
perkataan dan perbuatannya, mampu memimpin, dan mampu bekerja
sama dengan baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
cara memberikan tugas-tugas perkuliahan yang harus di kerjakan secara
berkelompok dan di dalam kelompok tersebut ada satu atau dua orang
sebagai penanggung jawab kelompok. Pembagian kelompok selalu
diperbaharui setiap ada tugas baru demikian pula dengan penanggung
jawabnya.
C. KEBUTUHAN MAHASISWA PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
ANGKATAN 2006.
Dari ke enam bidang minat, tiga tipe minat dan tiga tingkat minat tidak semua
menjadi syarat pokok menjadi seorang konselor. Bidang minat yang menjadi syarat
pokok adalah bidang minat pribadi sosial, bidang minat seni, dan bidang minat sains.
Tipe minat yang menjadi syarat pokok adalah tipe minat verbal dan tipe minat
komputatif, sedangkan tingkat minat yang menjadi syarat pokok adalah tingkat minat
profesional. Berdasarkan penyataan di atas kebutuhan-kebutuhan mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006
yang akan dicantumkan hanyalah kebutuhan yang mempunyai kaitan atau hubungan
dengan syarat minat pokok menjadi seorang konselor.
60
1. Bidang Minat Pribadi Sosial
Kebutuhan mahasiswa yang mempunyai bidang minat pribadi sosial
tinggi adalah pengembangan bidang minat pribadi sosial tersebut, dengan
tujuan supaya bidang minat tersebut tetap ada atau bahkan semakin tinggi.
Kebutuhan tersebut di atas dapat dipenuhi dengan berbagai macam cara yang
mempunyai tujuan bekerja sama dengan orang lain misalnya, dengan
menambah waktu PPL baik di sekolah, di panti asuhan maupun di komunitas
sehingga mahasiswa semakin berminat untuk menjalin hubungan dengan
orang lain.
Sedangkan bagi mereka yang tidak mempunyai bidang minat pribadi-
sosial tinggi kebutuhan yang mereka butuhkan adalah adanya penumbuhan
bidang minat pribadi-sosial yang belum ada menjadi ada dan yang sudah ada
namun kecil menjadi lebih besar. Penumbuhan minat pribadi-sosial dapat
dilakukan dengan cara memberikan waktu lebih kepada mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling
angkatan 2006 Yogyakarta untuk mengadakan, menyelesaikan pekerjaan atau
tugas-tugas di kelas maupun di luar kelas secara berkelompok. Diharapkan
dengan memberikan waktu yang lebih, minat pribadi-sosial para mahasiswa
semakin nampak dan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi
Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 Yogyakarta semakin berminat
untuk menjalin hubungan atau kerjasama dengan orang lain.
61
2. Tingkat Minat Seni
Beberapa hal yang berkaitan dengan bidang minat seni adalah proses
penciptaan, imajinasi, kreatif, bagaimana menjalin hubungan yang baik
dengan orang lain dan pembuatan program bimbingan dan konseling. Setelah
melakukan penelitian, mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi
Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 Yogyakarta ada yang mempunyai
bidang minat seni tinggi dan bidang minat rendah, jadi terdapat perbedaan
kebutuhan antara mahasiswa yang mempunyai bidang minat seni tinggi dan
mahasiswa yang mempunyai bidang minat seni rendah.
Kebutuhan mahasiswa yang mempunyai bidang minat seni tinggi
adalah mempertahankan dan terus mengembangkan bidang minat seni
tersebut. Hal tersebut di atas dapat dilakukan dengan cara menambah jam
PPL di sekolah sehingga para mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 semakin
dikembangkan imajinasinya untuk selalu memberikan dan membuat sesuatu
yang baru, menarik dan berbeda kepada siswa yang mereka hadapi.
Bagi mahasiswa yang memiliki bidang minat seni rendah hal yang
mereka butuhkan adalah adanya penyadarkan terhadap diri mereka bahwa
bidang minat seni diperlukan untuk membantu dirinya dalam proses kerja
sebagai seorang konselor kelak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
dengan memberikan banyak latihan menyusun topik topik bimbingan, alat-
alat atau permainan yang berkaitan dengan topik, dan sekaligus simulasinya
di dalam kelas maupun di luar kelas, dengan demikian diharapkan mahasiswa
62
yang mempunyai bidang minat seni rendah akan semakin menyadari bahwa
bidang minat seni tersebut perlu bagi kerja seorang konselor, baik dalam
menyusun progaram bimbingan maupun dalam menyampaikannya di depan
kelas.
3. Tingkat Minat Sains
Kebutuhan bidang minat yang terakhir adalah kebutuhan terhadap
bidang minat sains. Bidang minat sains ini sangat diperlukan oleh seorang
konselor untuk mendukung proses kerjanya dalam mencari dan mengolah
data yang berkaitan dengan informasi tentang keadaan konseli. Namun dalam
kenyataannya, hanya sebagian kecil saja mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 Yogyakarta
yang mempunyai bidang minat sains tersebut. Hal tersebut di atas dapat juga
disebabkan karena tidak terbiasanya mahasiswa dalam melakukan kegiatan-
kegiatan yang mengarah pada kegiatan penelitian, penganalisisan terhadap
sesuatu.
Melihat hal tersebut di atas kebutuhan bagi mereka yang mempunyai
bidang minat sains tinggi adalah tetap terus berlatih melakukan kegiatan
pengolahan data di kelas maupun melakukan penelitian sendiri terhadap
keadaan di luar kelas, dengan tetap melakukan kegiatan-kegiatan yang
mempunyai hubungan dengan pengolahan data diharapkan mereka yang telah
memiliki bidang minat sains tinggi akan semakin berminat terhadap kegiatan
pengolahan data.
63
Bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2006 Yogyakarta yang mempunyai bidang minat
sains rendah kebutuhan pertama yang mereka butuhkan adalah adanya
penumbuhan kesadaran dalam diri mereka bahwa bidang minat sains sangat
penting dimiliki oleh seorang konselor. Kebutuhan kedua yang dibutuhkan
adalah adanya penambahan porsi latihan dalam mata kuliah tertentu yang
banyak melakukan pengolahan data. Dengan adanya penambahan jam praktik
pengolahan data terhadap mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling
diharapkan dapat menumbuhkan bidang minat sains yang belum dimiliki oleh
sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi
Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 saat ini.
4. Tipe Minat Verbal
Ditandai dengan adanya penekanan pada penggunaan kata-kata, dan
kata-kata tersebut dapat dalam bentuk tertulis maupun lisan yang digunakan
untuk mengungkapkan ide-ide agar bisa diterima merupakan tipe minat
verbal. Sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi
Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 mempunyai tipe minat verbal
tinggi. Hal tersebut menunjukkan adanya kesesuaian antara tipe minat yang
dimiliki mahasiswa saat ini dengan tipe minat yang seharusnya dimiliki oleh
seorang konselor.
Kebutuhan yang dibutuhkan bagi mereka yang telah memiliki tipe
minat verbal tinggi adalah bagaimana mengembangkan dan menjaga tipe
minat tersebut agar semakin baik dan tetap ada (tidak pudar). Hal tersebut
64
dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menambah waktu
PPL di sekolah maupun PLBK di panti asuhan, mengadakan studi banding
dengan universitas lain yang mempunyai Program Studi Bimbingan dan
Konseling dan lain-lain. Diharapkan dengan kegiatan-kegiatan tersebut di
atas tipe minat verbal yang telah dimiliki oleh mahasiswa akan semakin
mantap.
Bagi mahasiswa yang mempunyai tipe minat verbal rendah hal yang
dibutuhkan adalah memunculkan kesadaran dalam diri mereka bahwa tipe
minat verbal sangat penting bagi seorang konselor. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara lebih mengaktifkan mahasiswa di dalam kelas untuk
semua mata kuliah (melibatkan dengan bertanya jawab jika perlu ditunjuk
untuk mengemukakan pendapatnya), berdiskusi kemudian mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas dan lain sebagainya.
5. Tipe Minat Komputatif
Tipe minat berikutnya setelah tipe minat verbal adalah tipe minat
komputatif. Tipe minat komputatif ini merupakan gabungan dari tipe minat
verbal dan tipe minat komputatif yang menekankan penghitungan dan
penggunaan kata-kata, maksudnya adalah kegiatan yang dilakukan adalah
berhubungan dengan proses menghitung angka-angka yang berasal dari data-
data untuk menemukan/mendapatkan hasil yang diinginkan, kemudian
dilanjutkan dengan proses penaganalisisan data atau merumuskan hasil
penghitungan menggunakan kata-kata sehingga hasil penghitungan yang
berupa angka dapat dimengerti dengan mudah. Sebagian besar mahasiswa
65
Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling
angkatan 2006 mempunyai tipe minat komputatif tinggi. Hal tersebut
menunjukkan adanya kesesuaian antara tipe minat yang dimiliki mahasiswa
saat ini dengan tipe minat yang seharusnya dimiliki oleh seorang konselor.
Kebutuhan yang dibutuhkan bagi mereka yang telah memiliki tipe
minat komputatif tinggi adalah semakin banyaknya latihan yang dilakukan
terutama latiahan yang mengutamakan penghitungan dan penggunaan atau
penyususnan kata-kata, diharapkan dengan kegiatan tersebut mahasiswa
semakin berminat terhadap kegiatan yang berhubungan dengan penghitungan
dan penyusunan kata-kata yang baik dan benar.
Kebutuhan bagi mereka yang belum memiliki tipe minat komputatif
adalah adanya penyadaran tentang pentingnya tipe minat komputatif ini bagi
proses kerja seorang konselor. Penyadaran dapat dilakukan dengan cara
memberikan banyak latihan pengolahan hasil tes dan menyampaikan hasil tes
di depan kelas dengan menggunakan kalimat yang baik. Setelah kegiatan
tersebut, mahasiswa diberikan pertanyaan yang mengarah kepada seberapa
penting kegiatan penghitungan dan penggunaan kaliamat yang baik ini bagi
proses kerja seorang konselor.
6. Tingkat Minat Profesional
Tingkat minat yang terakhir adalah tingkat minat profesional. Tingkat
minat pekerjaan profesional ini mencakup tanggung jawab sebagai pencipta,
pembaharu, pemimpin, penanggung jawab dan bekerjasama. Berdasarkan
data tersebut di bagian atas dapat dilihat bahwa ada ketidaksesuaian antara
66
tanggung jawab yang saat ini dimiliki oleh sebagian besar mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Yogyakrta Program Studi Bimbingan dan
Konseling angkatan 2006 dengan tanggung jawab yang seharusnya dimiliki
oleh mahasiswa tersebut. Melihat kenyataan tersebut di atas, bagi mereka
yang belum memiliki tingkat minat profesional membutuhkan adanya
penyadaran bahwa tingkat minat profesional ini sangat penting bagi seorang
konselor dan menyadarkan mereka bahwa tanpa tingkat minat profesional
seorang konselor diduga tidak akan mampu menjalankan tugas-tugasnya
dengan baik. Penyadaran dapat dilakukan dengan menekankan pada mereka
bahwa seorang konselor harus kompeten di bidangnya, mempunyai
ketrampilan inovatif, kreatif, inisiatif, mempunyai sikap menghargai,
bertanggung jawab atas setiap perkataan dan perbuatannya, mampu
memimpin, dan mampu bekerjasama dengan baik. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan cara memberikan tugas-tugas perkuliahan yang
harus di kerjakan secara berkelompok dan di dalam kelompok tersebut ada
satu atau dua orang sebagai penanggung jawab kelompok. Pembagian
kelompok selalu diperbaharui setiap ada tugas baru demikian pula dengan
penanggung jawabnya.
67
BAB V
RINGKASAN, KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Ringkasan
Latar belakang penulisan skripsi ini adalah ketepatan dalam menentukan pilihan
karir sangat penting. Pemilihan karir berhubungan erat dengan minat, cita-cita, dan
pendidikan yang akan ditempuh untuk mencapai cita-cita tersebut. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui minat mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program
Studi Bimbingan dan Konseling Yogyakarta angkatan 2006 berdasarkan alat tes
Minat Jabatan Lee-Thorpe.
Pengumpulan data dilaksanakan di Kampus Universitas Sanata Dharma
Program Studi Bimbingan dan Konseling Yogyakarta angkatan 2006 pada tanggal 28
November 2007. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, dan menggunakan
instrument Tes Minat Jabatan Lee-Thorpe sebagai alat pengumpul data. Populasi
dalam penelitian ini sebanyak 37 mahasiswa, sehingga peneliti tidak mengambil
sampel karena populasi di bawah 100. Teknik analisis data menggunakan statistik
deskriptif dengan persentil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) sebagian besar responden penelitian
ini mempunyai bidang minat pribadi-sosial tinggi; (2) sebagian besar responden
penelitian ini mempunyai bidang minat seni tinggi; (3) sebagian besar responden
penelitian ini mempunyai bidang minat sains rendah; (4) sebagian besar responden
penelitian ini mempunyai tipe minat verbal tinggi; (5) sebagaian besar responden
penelitian ini tidak mempunyai tingkat minat professional.
68
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dalam bab IV, maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2006 mempunyai bidang minat pribadi sosial tinggi
sebanyak 71.9 % atau 23 mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat pribadi
sosial sedang sebanyak 18.7% atau 6 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan
bidang bidang minat pribadi sosial rendah sebanyak 9.4% atau 3 mahasiswa
dari 32 mahasiswa. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa, sebagian
besar mahasiswa mempunyai bidang minat pribadi sosial tinggi, keadaan
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa telah memiliki
bidang minat yang menjadi syarat penting menjadi seorang konselor.
2. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2006 yang mempunyai bidang minat natural tinggi
sebanyak 28.2% atau 9 mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat natural
sedang sebanyak 40.6% atau 13 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan bidang
minat rendah sebanyak 31.2% atau 10 mahasiswa dari 32 mahasiswa. Data
tersebut di atas menunjukkan adanya kesesuaian antara bidang minat yang
seharusnya dimiliki oleh seorang konselor dengan bidang minat yang saat ini
dimiliki sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006. Hal tersebut dikarenakan
69
bidang minat natural bukan merupakan syarat penting menjadi seorang
konselor
3. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2006 yang mempunyai bidang minat mekanik tinggi
sebanyak 6.2% atau 2 mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat mekanik
sedang sebanyak 12.6% atau 4 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan bidang
minat mekanik rendah sebanyak 81.2% atau 26 mahasiswa. Data tersebut di
atas menunjukkan adanya kesesuaian antara bidang minat yang seharusnya
dimiliki oleh seorang konselor dengan bidang minat yang saat ini dimiliki
sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Prodi
Bimbingan dan Konseling angkatan 2006. Hal tersebut dikarenakan bidang
minat mekanik bukan merupakan syarat penting menjadi seorang konselor.
4. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2006 yang mempunyai bidang minat bisnis tinggi
sebanyak 18.7% atau 6 mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat bisnis
sedang sebanyak 46.9% atau 15 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan bidang
minat bisnis rendah sebanyak 34.4% atau 11 mahasiswa dari 32 mahasiswa.
Data tersebut di atas menunjukkan adanya kesesuaian antara bidang minat
yang seharusnya dimiliki oleh seorang konselor dengan bidang minat yang
saat ini dimiliki sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006. Hal tersebut
dikarenakan bidang minat bisnis bukan merupakan syarat penting menjadi
seorang konselor.
70
5. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2006 yang mempunyai bidang minat seni tinggi
sebanyak 56.2% atau 18 mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat seni
sedang sebanyak 21.9% atau 7 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan bidang
minat seni rendah sebanyak 21.9% atau 7 mahasiswa. Berdasarkan data di atas
dapat dilihat bahwa, sebagian besar mahasiswa mempunyai bidang minat seni
tinggi, keadaan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa telah
memiliki bidang minat yang menjadi syarat penting menjadi seorang konselor.
6. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2006 yang mempunyai bidang minat sains tinggi
sebanyak 3.1% atau 1 mahasiswa dari 32 mahasiswa, bidang minat sains
sedang sebanyak 3.1% atau 1 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan bidang
minat sains rendah sebanyak 93.8% atau 30 mahasiswa dari 32 mahasiswa.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa, sebagian besar mahasiswa
mempunyai bidang minat sains rendah, keadaan tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar mahasiswa belum memiliki bidang minat yang menjadi syarat
penting menjadi seorang konselor.
7. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2006 yang mempunyai tipe minat verbal tinggi
sebanyak 75% atau 24 mahasiswa dari 32 mahasiswa, tipe minat verbal
sedang sebanyak 15.6% atau 5 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan tipe minat
verbal rendah sebanyak 9.4% atau 3 mahasiswa dari 32 mahasiswa.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa, sebagian besar mahasiswa
71
mempunyai tipe minat verbal tinggi, keadaan tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar mahasiswa telah memiliki tipe minat yang menjadi syarat
penting menjadi seorang konselor.
8. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2006 yang mempunyai tipe minat manipulatif tinggi
sebanyak 9.4% atau 3 mahasiswa dari 32 mahasiswa, tipe minat manipulatif
sedang sebanyak 50% atau 16 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan tipe minat
manipulatif rendah sebanyak 40.6% atau 13 mahasiswa dari 32 mahasiswa.
Data tersebut di atas menunjukkan adanya kesesuaian antara tipe minat yang
seharusnya dimiliki oleh seorang konselor dengan tipe minat yang saat ini
dimiliki sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006. Hal tersebut dikarenakan tipe
minat manipulatif bukan merupakan syarat penting menjadi seorang konselor.
9. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2006 yang mempunyai tipe minat komputatif tinggi
sebanyak 46.9% atau 15 mahasiswa dari 32 mahasiswa, tipe minat komputatif
sedang sebanyak 28.1% atau 9 mahasiswa dari 32 mahasiswa, dan tipe minat
komputatif rendah sebanyak 25% atau 8 mahasiswa dari 32 mahasiswa.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa, sebagian besar mahasiswa
mempunyai tipe minat komputatif tinggi, keadaan tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar mahasiswa telah memiliki tipe minat yang menjadi
syarat penting menjadi seorang konselor.
72
10. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2006 yang mempunyai tingkat minat rutin sebanyak
81.2%% atau 26 mahasiswa dari 32 mahasiswa. Data tersebut di atas
menunjukkan adanya kesesuaian antara tingkat minat yang seharusnya
dimiliki oleh seorang konselor dengan tingkat minat yang saat ini dimiliki
sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Prodi
Bimbingan dan Konseling angkatan 2006. Hal tersebut dikarenakan tingkat
minat rutin bukan merupakan syarat penting menjadi seorang konselor.
11. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2006 yang mempunyai tingkat minat
menengah/keterampilan sebanyak 12.5% atau 4 mahasiswa dari 32
mahasiswa. Data tersebut di atas menunjukkan adanya kesesuaian antara
tingkat minat yang seharusnya dimiliki oleh seorang konselor dengan tingkat
minat yang saat ini dimiliki sebagian besar mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006. Hal
tersebut dikarenakan tingkat minat menengah/keterampilan bukan merupakan
syarat penting menjadi seorang konselor.
12. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi Bimbingan
dan Konseling angkatan 2006 yang mempunyai tingkat minat profesional
sebanyak 6.3% atau 2 mahasiswa dari 32 mahasiswa. Berdasarkan data di atas
dapat dilihat bahwa, sebagian kecil mahasiswa mempunyai tingkat minat
profesional, keadaan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa
73
belum memiliki tingkat minat yang menjadi syarat penting menjadi seorang
konselor.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan alat tes minat jabatan Lee-Thorpe
diperoleh data, bahwa dari tiga bidang minat (bidang minat pribadi sosial, bidang
minat seni, bidang minat sains); dua tipe minat (tipe minat verbal, tipe minat
komputatif); dan satu tingkat minat (tingkat minat profesional) sebagian besar
mahasiswa mempunyai kesesuaian antara bidang minat, tipe minat, dan tingkat minat
yang saat ini dimiliki oleh mahasiswa dengan bidang minat, tipe minat, dan tingkat
minat yang seharusnya dimiliki oleh seorang konselor. Terdapat satu tipe minat (tipe
minat sains) dan satu tingkat minat (tingkat minat profesional) yang tidak sesuai
dengan syarat penting menjadi seorang konselor.
Hal tersebut menunjukkan ada kekurangan pemahaman dan kekurangan
kesadaran mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Program Studi
Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 akan hal-hal penting yang seharusnya
dimiliki oleh seorang konselor. Keadaan tersebut menurut penulis merupakan hal
penting yang harus diperhatikan oleh Program Studi Bimbingan dan Konseling agar
lulusan yang dihasilkan mempunyai kemampuan menjadi seorang konselor yang
profesional. Berikut ini penulis mencoba memberikan saran bagi Program Studi
Bimbingan dan Konseling, bagi mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006 untuk pengembangan
74
mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling. Adapun saran yang akan
penulis usulkan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling
a. Adanya penambahan latihan menghadapi konseli baik itu secara simulasi
dalam kelas maupun dalam laboratorium Bimbingan dan Konseling pada
saat mata kuliah Teknik Laboratorium Konseling (TLK). Penambahan
latihan tersebut di atas diharapkan dapat semakin menumbuhkan minat
mahasiswa Bimbingan dan Konseling terhadap pekerjaan-pekerjaan yang
seharusnya dilakukan oleh seorang konselor, karena semakin sering
mahasiswa Bimbingan dan Konseling melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang seharusanya dilakukan oleh seorang konselor akan semakin baik.
b. Adanya penambahan jam latihan pada mata kuliah yang berkaitan dengan
penghitungan dan pengolahan data hasil penelitian baik menggunakan alat
tes yang sudah terstandarisasi maupun menggunakan kuesioner, atau
dengan cara memperbanyak dan mengintensifkan latihan penghitungan
dan pengolahan data. Hal tersebut digunakan agar mahasiswa Program
Studi Bimbingan dan Konseling tidak menganggap penghitungan
(berkaitan dengan angka) tidak penting bagi seorang konselor.
c. Adanya penambahan waktu PPL yang semula hanya satu bulan menjadi
dua atau bahkan tiga bulan. Hal tersebut bertujuan agar mahasiswa
Program Studi Bimbimngan dan Konseling lebih mampu melakukan
pendekatan, pengumpulan data, pengolahan data, penganalisisan data, dan
penggalian masalah konseli (siswa). Alasan penulis memberikan saran
75
tersebut karena, seorang konselor dapat melakukan tugasnya dengan baik
apabila ia terlebih dahulu dikenal dengan baik oleh siswa di sekolah
tersebut.
2. Bagi Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling
a. Berdasarkan hasil tes minat jabatan Lee-Thorpe dapat dilihat bahwa masih
terdapat beberapa mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 yang tidak
mempunyai bidang minat, tipe minat, dan tingkat minat yang seharusnya
dimiliki oleh seorang konselor. Melihat keadaan tersebut sebaiknya
mahasiswa berusaha untuk menumbuhkan bidang minat (bidang minat
pribadi sosial, bidang minat seni, bidang minat sains), tipe minat (tipe
minat verbal, tipe minat komputatif), dan tingkat minat (tingkat minat
profesional) yang menjadi syarat penting menjadi seorang konselor.
Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyelesaikan
pekerjaan atau tugas-tugas di kelas maupun di luar kelas secara
berkelompok, menambah waktu PPL di sekolah maupun PLBK di panti
asuhan, kegiatan latihan pengolahan data di kelas maupun melakukan
penelitian sendiri terhadap keadaan di luar kelas, mengadakan studi
banding dengan universitas lain yang mempunyai Program Studi
Bimbingan dan Konseling dan lain-lain.
b. Mahasiswa perlu menumbuhkan minat terhadap minat yang berhubungan
dengan penghitungan dan pengolahan data, hal tersebut dikarenakan minat
76
tersebut sangat mendukung dalam proses kerja seorang konselor
khususnya dalam hal assesment dan analisis data.
D. Keterbatasan
1. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan alat
tes yang sudah terstandarisasi. Kelemahan dari pengumpulan data ini adalah
adanya kemungkinan responden kurang serius dan tidak jujur dalam
menjawab item-item alat tes pernyataan tersebut, meskipun peneliti telah
mengantisipasi dengan memberikan pengarahan agar responden mengisi item-
item pernyataan sesuai dengan keadaan dirinya, tidak perlu memikirkan ada
benar atau salah dalam menjawab pernyataan, dan hasil tes bersifat rahasia.
77
DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto, Suharsimi. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
2. Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
3. Azwar, Saifudin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
4. Brown, B & Brooks, L. 1989. Career Choice and Development. London: Jossey-Bass Publisher.
5. Departemen P&K. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
6. Djuwita, Efriyani. 2003. Memilih dan Mencari Kerja Sesuai dengan Bakat dan
Kepribadian. Jakarta: Kawan Pustaka. 7. Furchan, Arief. 1982. Pengantar Pendidikan dalam Pendidikan. Surabaya;
Usaha Nasional. 8. Gani, Ruslasn. A. 1985. Bimbingan Karir. Bandung: Angkasa.
9. Handoko, Hani, T. 1987. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
10. Hurlock, E. B. 1990. Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga.
11. Kartono, Kartini. 1985. Menyiapkan Dan Memandu Karier. Jakarta: Rajawali.
12. Manhiru, M. T. 1988. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta: Departemen P&K.
13. Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius. 14. Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. 15. Sukardi, D. K. 1984. Bimbingan Karier di Sekolah-Sekolah. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
16. Sukardi, D. K. 1984. Pengantar Teori Konseling. Jakarta: Ghalia Indonesia. 17. Sukardi, D. K. 1988. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Bina Angkasa.
78
18. Winkel, W. S. 1991. Bimbingan dan Konmseling di Instititusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
19. Winkel, W. S. 1990. Bimbingan dan Konmseling di Instititusi Pendidikan.
Jakarta: Gramedia Widiasarana. 20. Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. 2006. Tes Minat Jabatan
Lee-Thrope. Malang: Universitas Negeri Malang.
LAMPIRAN
DATA KESELURUHAN BIDANG MINAT, TIPE MINAT DAN TINGKAT MINAT PERMAHASISWA
A B C D E F G H I J K L TOT PS PP NAT PP MEK PP BIS PP SENI PP SAIN PP KET VBL PP MNP PP KPT PP KET a b c d e f TOT a+dx1 b+ex2 c+fx3 TOT PP KET
1 A P 13 9 16 7 7 16 2 15 14 5 12 4 120 29 99 16 20 9 10 31 90 26 80 9 3 24 98 16 50 23 95 8 6 6 5 3 2 30 13 18 24 55 5 RUTIN
2 B P 9 11 8 9 5 10 5 14 16 8 14 11 120 17 50 20 50 10 20 24 60 30 95 19 30 21 90 20 70 23 95 4 6 8 4 5 3 30 8 22 33 63 30 RUTIN
3 C P 10 14 9 14 9 10 7 9 13 10 8 7 120 19 70 28 90 16 40 19 40 21 60 17 20 14 50 13 30 15 40 3 4 7 4 4 8 30 7 16 45 68 50 RUTIN
4 D L 9 13 5 13 11 11 9 13 12 10 6 8 120 14 30 26 80 20 60 24 60 18 40 18 30 11 30 12 20 16 50 3 7 5 6 5 4 30 9 24 27 60 20 RUTIN
5 E P 11 7 12 6 4 14 4 12 16 10 13 11 120 23 95 13 10 8 10 26 70 29 90 21 40 20 90 19 70 24 98 0 2 11 3 3 11 30 3 10 66 79 80 PROFESIONAL
6 F P 12 11 13 11 7 8 5 11 14 5 12 11 120 25 98 22 60 12 30 19 40 26 80 16 20 22 95 11 10 17 50 3 5 7 3 4 8 30 6 18 45 69 50 RUTIN
7 G L 11 9 13 16 15 6 11 4 12 6 11 6 120 24 98 25 80 26 80 10 5 23 70 12 10 12 40 7 3 14 30 5 7 4 6 4 4 30 11 22 24 57 10 RUTIN
8 H L 11 9 9 9 6 16 4 9 16 7 15 9 120 20 80 18 30 10 20 25 70 31 95 16 20 19 80 17 50 18 60 2 4 7 5 2 10 30 7 12 51 70 50 RUTIN
9 I L 8 4 11 5 10 15 7 13 17 4 16 10 120 19 70 9 3 17 50 28 80 33 98 14 10 22 95 18 60 21 80 2 2 12 2 4 8 30 4 12 60 76 80 PROFESIONAL
10 J P 11 17 14 15 4 5 6 5 13 8 13 9 120 25 98 32 95 10 20 10 5 26 80 17 20 18 80 7 3 18 60 6 6 5 3 7 3 30 9 26 24 59 10 RUTIN
11 K P 14 7 14 8 9 16 3 14 8 8 9 10 120 28 99 15 20 12 30 30 90 17 30 18 30 21 90 22 80 18 60 2 5 7 5 6 5 30 7 22 36 65 30 RUTIN
12 L L 7 9 8 12 8 11 12 6 8 17 6 16 120 15 40 21 50 20 60 17 30 14 20 33 95 9 20 16 50 11 10 1 4 8 2 5 10 30 3 18 54 75 70 KETERAMPILAN
13 M P 8 13 13 11 8 14 4 13 9 5 15 7 120 21 80 24 70 12 30 27 70 24 70 12 10 21 90 21 80 20 80 7 6 6 7 1 3 30 14 14 27 55 5 RUTIN
14 N P 6 18 12 14 10 8 5 10 12 5 12 8 120 18 60 32 95 15 40 18 30 24 70 13 10 14 50 13 30 19 70 3 5 7 7 5 3 30 10 20 30 60 20 RUTIN
15 O P 7 12 12 11 7 10 6 8 16 9 15 7 120 19 70 23 70 13 30 18 30 31 95 16 20 16 60 16 50 21 80 3 4 10 4 4 5 30 7 16 45 68 50 RUTIN
16 P P 3 15 12 13 8 11 4 12 14 3 20 5 120 15 40 28 90 12 30 23 60 34 99 8 3 18 80 13 30 19 70 8 4 5 3 5 5 30 11 18 30 59 10 RUTIN
17 Q L 15 9 14 10 14 14 10 8 5 8 7 6 120 29 99 19 40 24 80 22 50 12 10 14 10 15 60 15 40 15 40 6 7 7 6 1 3 30 12 16 30 58 10 RUTIN
18 R P 11 15 10 15 5 7 3 9 11 12 12 10 120 21 80 30 95 8 10 16 20 23 70 22 50 19 80 15 40 15 40 3 6 8 1 3 9 30 4 18 51 73 70 KETERAMPILAN
19 S P 14 12 15 10 8 11 2 13 12 6 11 6 120 29 99 22 60 10 20 24 60 23 70 12 10 24 98 20 70 20 80 10 4 5 4 2 5 30 14 12 30 56 5 RUTIN
20 T P 9 11 14 6 6 13 3 11 13 7 16 11 120 23 95 17 30 9 10 24 60 29 90 18 30 18 80 20 70 22 90 2 5 10 4 3 6 30 6 16 48 70 50 RUTIN
21 U P 9 12 11 12 8 12 3 14 13 5 15 6 120 20 80 24 70 11 20 26 70 28 90 11 5 18 80 19 70 21 80 1 4 10 5 4 6 30 6 16 48 70 50 RUTIN
22 V P 10 11 11 12 9 7 4 9 16 8 14 9 120 21 80 23 70 13 30 16 20 30 95 17 20 21 90 12 20 20 80 5 5 4 5 4 7 30 10 18 33 61 20 RUTIN
23 W P 11 10 10 10 7 16 7 14 10 8 9 8 120 21 80 20 50 14 40 30 90 19 50 16 20 20 90 19 70 19 70 5 5 8 8 0 4 30 13 10 36 59 10 RUTIN
24 X P 8 15 11 14 5 10 1 14 14 6 16 6 120 19 70 29 95 6 5 24 60 30 95 12 10 23 98 20 70 22 90 7 2 10 3 2 6 30 10 8 48 66 40 RUTIN
25 Y P 10 11 14 9 4 16 1 16 9 11 9 10 120 24 98 20 50 5 3 32 90 18 40 21 40 21 90 22 80 18 60 3 6 7 3 5 6 30 6 22 39 67 40 RUTIN
26 Z L 14 10 18 12 12 13 4 14 7 6 9 1 120 32 99 22 60 16 40 27 70 16 30 7 3 27 99 13 30 13 20 7 3 2 8 7 3 30 15 20 15 50 3 RUTIN
27 AA P 12 10 17 13 8 10 5 9 7 9 9 11 120 29 99 23 70 13 30 19 40 16 30 20 40 20 90 9 5 12 20 1 4 8 3 5 9 30 4 18 51 73 70 KETERAMPILAN
28 BB P 12 12 15 8 6 14 3 17 12 3 13 5 120 27 99 20 50 9 10 31 90 25 80 8 3 25 99 18 60 20 80 7 3 6 6 5 3 30 13 16 27 56 5 RUTIN
28 CC P 9 7 12 6 7 13 5 13 18 6 19 5 120 21 80 13 10 12 30 26 70 37 99 11 5 25 99 19 70 22 90 6 6 2 6 6 4 30 12 24 18 54 5 RUTIN
30 DD P 10 7 14 10 6 13 2 13 17 5 16 7 120 24 98 17 30 8 10 26 70 33 98 12 10 24 98 16 50 21 80 1 6 11 2 3 7 30 3 18 54 75 70 KETERAMPILAN
31 EE P 13 15 8 11 15 11 7 6 14 5 13 2 120 21 80 26 80 22 70 17 30 27 80 7 3 16 60 14 30 15 40 9 2 2 6 5 6 30 15 14 24 53 5 RUTIN
32 FF P 11 9 11 7 5 13 4 13 15 7 18 7 120 22 90 16 20 9 10 26 70 33 98 14 10 23 98 18 60 21 80 3 4 6 6 5 6 30 9 18 36 63 30 RUTIN
No Nama L/P TIPE MINATBIDANG MINAT TIPE MINAT TINGKAT MINAT