DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI ...
Transcript of DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI ...
TUGAS AKHIR
(ISI 128)
DESAIN INTERIOR
THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI-RENON, DENPASAR
I PUTU UDIYANA WASISTA
NIM : 2004020320011
JURUSAN SENI RUPA DAN DESAIN
PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
2011
i
TUGAS AKHIR
(ISI 128)
DESAIN INTERIOR
THE WICKED PARROT RESTAURANT JL. DRUPADI-RENON, DENPASAR
Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
(S1)
I PUTU UDIYANA WASISTA
NIM : 2004020320011
JURUSAN SENI RUPA DAN DESAIN
PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
2011
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pengantar karya tugas akhir yang disusun oleh :
Nama : I Putu Udiyana Wasista
NIM : 2004020320011
Jurusan / Program Studi : Interior / Desain
Judul : DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT
RESTAURANT JL.DRUPADI-RENON,DENPASAR
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Seni (S.Sn) pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar,
pada tanggal 10 Juni 2011.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. I Wayan Balika Ika, M.Si I.A.Kade Sri Sukmadewi, S.Sn, M.Erg
NIP.196301091990031001 NIP.197207191997032001
iii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN UJIAN
Pengantar karya tugas akhir ini disusun oleh :
Nama : I Putu Udiyana Wasista
NIM : 2004020320011
Jurusan : Desain
Program Studi : Desain Interior
Judul : DESAIN INTERIOR THE WICKED PARROT RESTAURANT JL.
DRUPADI-RENON, DENPASAR
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Sarjana Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar pada tanggal 10 Juni 2011, sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni (S1) dan dinyatakan sah.
Dewan Penguji
Nama Tanda Tangan
Ketua : Drs. I Wayan Balika Ika, M.Si NIP : 196301091990031001 Sekretaris : I.A. Kd. Sri Sukmadewi, S.Sn, M.Erg
NIP : 197207191997032001
Penguji Utama : Drs. Cok. Gde Rai Padmanaba, M.Erg NIP : 195912161988031002
Anggota : Drs. Mugi Raharja, M.Sn NIP : 196307051990101001
Anggota : Drs. Nyoman Parnama Ricor NIP : 194801101987021001
Mengetahui
Ketua Jurusan Desain
Prof. Dr.Drs. I Nyoman Artayasa, M. Kes
NIP. 196403241990031002
Disahkan, Denpasar, …………………..
Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Dra. Ni Made Rinu, M. Si
NIP. 195702241986012002
iv
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa sebagai
rasa terimakasih, karena berkat-Nya pengantar karya tugas akhir yang berjudul
“Desain Interior The Wicked Parrot Restaurant Jl. Drupadi-Renon, Denpasar”
bisa selesai tepat pada waktunya. Penulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah studio, yang juga diperlukan untuk melengkapi salah satu syarat dalam
menyelesaikan tingkat sarjana pada bidang studi interior di Fakultas Seni Rupa dan
Desain Institut Seni Indonesia Denpasar.
Segala Kemampuan yang penulis punya telah dikerahkan dalam
menyelesaikan tugas akhir ini, tetapi keterbatasan diri menyebabkan masih banyaknya
kekurangan dalam menyelsaikannya secara maksimal. Untuk itu segala masukan yang
akan menambah wawasan penulis sangat diharapkan guna menambah kesempurnaan
tugas akhir ini.
Rampungnya skripsi ini tak lepas dari berkah dan bimbingan berbagai pihak, baik
yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Untuk itu melalui kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Wayan Rai, S.Ma selaku rektor ISI Denpasar
2. Dra. Ni Made Rinu, M. Si selaku dekan Program Studi Seni Rupa dan Desain ISI
Denpasar
3. Prof. Dr.Drs. I Nyoman Artayasa, M. Kes selaku kepala Jurusan Desain ISI
Denpasar
4. Drs. Cok. Gde Rai Padmanaba, M.Erg selaku Ketua Program Studi Desain
Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar.
5. Bapak Drs. I Wayan Balika Ika, M.Si selaku pembimbing I yang telah memberi
pengarahan dan bimbingan guna kesempurnaan tulisan ini.
6. Ibu I.A.Kade Sri Sukmadewi, S.Sn, M.Erg selaku pembimbing II yang telah
memberi pengarahan dan bimbingan guna kesempurnaan tulisan ini.
7. Bapak/Ibu dosen penguji yang telah menyempatkan untuk menguji kelayakan
Tugas Akhir studio ini,
8. Pemilik dan semua karyawan “The Wicked Parrot Restaurant” yang telah
mengijinkan penulis mengadakan penelitian.
v
9. Bapak, Ibu, dan adik (keluarga tercinta) terimakasih atas dukungannya.
10. Teman-teman, Dian, Budi Hartanto, Fajar Puput, Fajar Pipit, Franky, Agus
Suhartawan, Gina, Maya, Zaelani, menjadi pendukung yang telah banyak
membantu dalam bentuk nyata maupun doa, serta semua pihak yang penulis tidak
dapat sebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis berharap agar hasil penulisan ini dapat menjadi cambuk kecil
bagi penelitian lainnya dan juga bagi penulis sendiri.
Denpasar, Juni 2011
Penulis
vi
ABSTRAK
Restoran adalah sebuah layanan jasa makan dan minum yang dikomersialkan. Daya tarik restoran pada masa sekarang tidak hanya melalui masakan semata namun
juga melalui desain interiornya. Masalah yang dibahas dalam tulisan ini adalah pemrograman ruang sehingga tercipta ruang yang mampu menampung seluruh
aktivitas dan menampilkan nilai-nilai keindahan melalui aplikasi konsep Modern Tropis. Untuk menjawab rumusan masalah diatas diperlukan tolok ukur mengenai cirri-ciri konsep dan aplikasinya dalam desain interior restoran.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa jawaban permasalahan diatas adalah mewujudkan desain dengan mengetahui besaran ruang dan aktivitas, meminimalkan
kompleksitas dan meningkatkan keberaturan demi tujuan estetika, serta penggunaan material dengan acuan konsep yang digunakan.
Kata kunci : Restoran, Modern, Tropis, Konsep Modern Tropis, Estetika.
vii
ABSTRACT
Restaurant is a dining and drinking services are commercialized. The appeal of the restaurant at the present time not only through food alone, but also through the
interior design. The problems discussed in this paper is programming space so as to space able to accommodate all activities and display the values of beauty through the
application of Tropical Modern Concept. To answer the above formulation of the problem is required benchmarks of characteristic concept and its application in the design of the restaurant interior.
Finally it can be concluded that the answer to the above problems is to realize the design by knowing the amount of space and activity, minimize complexity and
increase the regularities for aesthetic purposes, as well as the use of reference materials with the concepts used.
Key Word : Restaurant, Modern, Tropical, Tropical Modern Concept, Aesthetic.
viii
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN UJIAN iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Pengertian Judul 2
1.3 Rumusan Masalah 3
1.4 Tujuan 3
1.5 Manfaat 3
1.6 Metode 3
1.7 Skematika Penulisan 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Tinjauan Data Literatur 6
2.1.1 Restoran 6
2.2 Tinjauan Elemen Interior 11
2.2.1 Berdasarkan Elemen Ruang 11
2.2.2 Berdasarkan Elemen Pembentuk Ruang 14
2.2.3 Berdasarkan Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang 16
2.2.4 Fasilitas Ruang 17
2.3 Dasar-dasar Estetika 23
2.4 Tinjauan Data Parameter 23
BAB III TINJAUAN DAN ANALISIS DATA 26
3.1 Data Fisik 26
3.1.1 Denah Lokasi 26
3.1.2 Denah Eksisting 27
3.1.3 Potensi Site 27
3.2 Data Non Fisik 28
ix
3.3 Program Ruang Secara Umum 29
BAB IV KONSEP DAN ANALISIS DESAIN 31
4.1 Konsep Interior 31
4.1.1 Gambaran Konsep “Modern Tropis” Secara Umum 31
4.2 Penjabaran Konsep 32
4.2.1 Konsep Modern 32
4.2.3 Konsep Tropis 33
4.3 Kriteria Desain 36
4.4 Analisis Desain 38
4.4.1 Kebutuhan Ruang 38
4.4.2 Hubungan Antar Ruang 41
4.4.3 Sonasi dan Sirkulasi 41
4.4.4 Denah 42
4.4.5 Analisa Elemen Pembentuk Ruang 42
4.4.6 Analisa Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang 44
4.4.7 Analisa Utilitas 45
4.4.8 Analisa Unsur Dekorasi 51
BAB V PENUTUP 52
5.1 Kesimpulan 52
5.2 Saran 52
DAFTAR PUSTAKA 53
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Program Ruang Secara Umum 30
Tabel 2. Kebutuhan Ruang 38
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Metode Berpikir Sistematis Desainer 3
Gambar 2.1 Bagan Urutan Makanan Sistem Table Service 9
Gambar 2.2 Bagan Urutan Makanan Sistem Counter Service 9
Gambar 2.3 Bagan Urutan Makanan Sistem Carry Out Service 10
Gambar 2.4 Bagan Urutan Makanan Sistem Self Service 10
Gambar 2.5 Organisasi Ruang Linear 11
Gambar 2.6 Organisasi Ruang Grid 12
Gambar 2.7 Organisasi Ruang Radial 12
Gambar 2.8 Organisasi Ruang Terpusat 12
Gambar 2.9 Organisasi Ruang Mengelompok 13
Gambar 2.10 Dimensi Kursi Meja Makan 18
Gambar 2.11 Dimensi Standar Meja Makan 19
Gambar 2.12 Dimensi Standar Meja Makan 19
Gambar 2.13 Dimensi Standar Coffee Table 20
Gambar 2.14 Foto Parameter Restoran 24
Gambar 2.15 Foto Parameter Restoran 25
Gambar 2.16 Foto Parameter Restoran 25
Gambar 3.1 Peta Pulau Bali 26
Gambar 3.2 Peta Lokasi The Wicked Parrot Restaurant 26
Gambar 3.3 Lokasi The Wicked Parrot Restaurant 26
Gambar 3.4 Denah Eksisting The Wicked Parrot Restaurant 27
Gambar 4.1 Proses Pembentukan Konsep 31
Gambar 4.2 Pola Ruang Modern Tropis 34
Gambar 4.3 Kepulauan Seribu 34
Gambar 4.4 Warna-Warna Tropis 35
Gambar 4.5 Pola Riak Hujan 35
Gambar 4.6 Material Batok Kelapa dan Batu Candi 36
Gambar 4.7 Wallpaper Daun Pisang dan Kopi 36
Gambar 4.8 Hubungan Antar Ruang 41
Gambar 4.9 Sonasi dan Sirkulasi 41
Gambar 4.10 Denah The Wicked Parrot Restaurant 42
xii
Gambar 4.11 Denah Lantai The Wicked Parrot Restaurant 42
Gambar 4.12 Material Lantai The Wicked Parrot Restaurant 43
Gambar 4.13 Material Dinding The Wicked Parrot Restaurant 43
Gambar 4.14 Material Plafond dan Atap The Wicked Parrot Restaurant 44
Gambar 4.15 Pencahayaan Buatan Pada The Wicked Parrot Restaurant 45
Gambar 4.16 Penghawaan Buatan Pada The Wicked Parrot Restaurant 45
Gambar 4.17 Sprinkles dan Smoke Detector Alarm 46
Gambar 4.18 Meja Kasir 46
Gambar 4.19 Rak Simpan 47
Gambar 4.20 Meja Bar 47
Gambar 4.21 Kursi Bar 48
Gambar 4.22 Rak Minuman 48
Gambar 4.23 Meja Makan Kapasitas 4 dan 6 Orang 49
Gambar 4.24 Meja Makan Kapasitas 2 Orang 49
Gambar 4.25Kursi Makan 49
Gambar 4.26 Sofa Lounge 50
Gambar 4.27 Meja Lounge 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bali sebagai daerah tujuan wisata domestik dan internasional menjadi lahan yang
subur bagi berkembangnya usaha akomodasi. Dilatarbelakangi potensi utama daerah Bali
sebagai pariwisata budaya, pariwisata alam, pariwisata bahari, dan convention. Usaha ini
makin subur dan banyak bermunculan salah satu jenisnya adalah restoran. Menurut Marsum
(1993:8-11), ada lima jenis restoran, yang salah satunya adalah jenis A La Carte Restaurant,
yang memiliki arti restoran yang telah mendapat izin penuh untuk menjual makanan lengkap
dengan banyak variasi dimana tamu bebas memilih sendiri makanan yang mereka inginkan.
Tiap-tiap makanan di restoran jenis ini mempunyai harga masing-masing.
The Wicked Parrot Restaurant merupakan salah satu jenis A La Carte Restaurant,
yang menghidangkan berbagai macam masakan nusantara. Saat ini The Wicked Parrot
Restaurant telah memiliki banyak pelanggan domestik, internasional, dan dari tamu travel
agent sebagai salah satu rekan bisnis The Wicked Parrot Restaurant. Selain sebagai tempat
makan dan minum, The Wicked Parrot Restaurant juga kerap kali digunakan sebagai tempat
untuk menyelenggarakan pertemuan.
Lokasi awal restoran memiliki berbagai permasalahan ruang yang tidak menampung
pengembangan aktivitas civitas yang terjadi, seperti tidak tersedianya ruang tunggu, luas area
bar yang kurang mencukupi bagi tamu-tamu asing pada khsusnya, rest room yang
besarannya tidak memenuhi standard, serta area lounge yang besarannya juga belum
mencukupi bagi kegiatan civitas. Besarnya permasalahan ruang yang belum dapat
menampung berbagai aktivitas baru menyebabkan pemilik mencari lokasi baru untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut. Dengan mengkaji berbagai pola aktivitas,
hubungan ruang dan organisasi ruang maka Desain Interior The Wicked Parrot Restaurant
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan aktivitas yang belum terselesa ikan pemecahannya
serta mampu memberi nilai estetika pada interior restoran sebagai daya tarik terhadap
pengunjung.
2
1.2 Pengertian Judul
Judul tugas akhir ini adalah “ Desain Interior The Wicked Parrot Restaurant Jl.
Drupadi-Renon , Denpasar”, berikut uraian judul dan pengertiannya dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Desain Interior
Desain interior adalah karya desainer interior yang khusus mencakup bagian dari dalam
bangunan apapun. (Suptandar, 1982:11)
b. The Wicked Parrot
Merupakan nama restoran yang didesain sebagai studi kasus dalam penyelesaian tugas
akhir ini.
c. Restaurant
Restoran adalah usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan makan dan minum
bagi umum dan dikelola secara profesional. (Soekroesno, 2001:16)
d. Jl. Drupadi-Renon, Denpasar
Lokasi restoran di dalam kasus tugas akhir ini dan juga merupakan kawasan pemukiman
yang dekat dengan perkantoran pemerintahan kota Denpasar.
Berdasarakn uraian di atas dapat disimpulkan bahwa judul “Desain Interior The
Wicked Parrot Restaurant Jl. Drupadi-Renon, Denpasar” berarti perancangan atau proses
perwujudan ruang dalam tempat yang melayani jasa makanan atau minumam untuk umum
yang dikelola secara professional dan bersifat komersial yang bertempat di Jl.Drupadi-Renon,
Denpasar.
1.3 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka ada beberapa
permasalahan desain interior yang akan dibahas yaitu :
a. Bagaimana mendesain interior The Wicked Parrot Restaurant yang mampu menunjang
kebutuhan aktivitas makan, minum, dan pertemuan ?
b. Bagaimana menampilkan desain interior restoran yang nyaman dan memenuhi dasar-dasar
estetika?
1.4 Tujuan
a. Mampu mendesain interior The Wicked Parrot Restaurant agar memenuhi kebutuhan
aktivitas makan, minum, dan pertemuan.
3
b. Mampu mendesain interior ruang yang menerapkan unsur-unsur estetika agar dapat
menampilkan ciri khas tersendiri dan dapat memvisualkan keindahan.
1.5 Manfaat
a. Bagi mahasiswa dapat menambah wawasan tentang pengetahuan desain interior khususnya
yang berhubungan dengan restoran.
b. Bagi lembaga dapat menambah pustaka untuk melengkapi data literatur perpustakaan.
c. Bagi pemilik restoran dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai desain interior
restoran.
1.6 Metode
a. Metode Desain
Metode desain yang digunakan dalam pembahasan pengantar karya ini adalah metode
glass-box. Metode model ini berkeyakinan bahwa proses desain dapat dilakukan secara
rasional dan sistematis. Seperti halnya sebuah komputer, otak menerima umpan
permasalahan, kemudian mengkaji secara terencana, analitis, sintetis, dan evaluatif sehingga
kita akan mendapatkan optimasi pemecahan yang mungkin dilakukan yang dalam hal ini
berkaitan dengan segala sesuatu permasalahan yang muncul dalam desain interior The
Wicked Parrot Restaurant.
Gambar 1.1. Metode Berpikir Sistematis
Desainer
TRAINING
PROGRAMMING
DATA COLLECTIO N
ANALYSIS
SYNTHESIS
DEVELOPMENT
COMMUNICATION SOLUTION
BRIEF EXPERIENCE
4
b. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ini menggunakan beberapa metode untuk menunjang
Desain The Wicked Parrot Restaurant adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Menurut Nadzir (1988:47), studi literatur berfungsi untuk menelusuri sumber-sumber
kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan dalam hal ini
teori-teori tentang restoran pada umumnya. Sehingga dapat disimpulkan sebagai tolak ukur
mengenai unsur-unsur perancangan sebuah restoran.
2. Survey Lapangan
Menurut Nadzir (1988:44) metode survey adalah melihat objek kajian secara langsung
akan berguna dalam pengumpulan data dan perumusan masalah. O leh karena itu dilakukan
observasi langsung terhadap lokasi kasus restoran yang akan didesain.
3. Wawancara
pengumpulan data dengan teknik wawancara secara terbuka dengan pengelola
restoran yang bersangkutan. Dengan demikian, wawancaratersebut akan berguna untuk
memperoleh data yang akan mendukung latar belakang perancangannya sebagai data non
fisik. (Nadzir, 1988:48)
c. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah
disajikan dan diinterpretasikan. Dalam penelitian dapat menggunakan beberapa metode untuk
menganalisa permasalahan secara cepat dan tepat.
Metode yang digunakan dalam menganalisa kasus ini adalah metode komparatif, yaitu
metode yang mengkomperasikan fakta, parameter dan literatur yang menjadi landasan dalam
berpikir untuk proses desain dan metode ini bersifat membandingkan.
1.7 Skematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan pengantar karya ini adalah sebagai berikut :
a. BAB I PENDAHULUAN
5
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah sehingga ditemukan batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, menguraikan tentang sistematika
penulisan sebagai pijakan untuk mengetahui bab-bab berikutnya.
b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan kajian pustaka mengenai restoran serta dasar-dasar petimbangan
perwujudan desain interior restoran.
c. BAB III TINJAUAN DAN ANALISIS DATA
Berisi data fisik dan non fisik restoran. Data fisik meliputi lokasi dan potensi site
sedangkan data non fisik meliputi identitas bangunan, identitas kepemilikan dan
pengelola, pengunjung, jumlah pengunjung, jenis menu, jumlah karyawan, waktu
operasional, dan sistem pelayanan.
d. BAB IV KONSEP DAN ANALISIS DESAIN
Berisi pemaparan konsep dan ide- ide dalam bentuk sketsa serta bentuk jadi seperti denah,
denah potongan, denah bahan, mechanical elektrikal, dan gambar tiga dimensi.
e. BAB V PENUTUP
Berisikan kesimpulan dari hasil analisis sebagai jawaban masalah yang dirumuskan,
selain itu akan diuraikan tentang beberapa saran yang dijadikan sebgai masukan dalam
perancangan restoran, dan kepada pihak terkait.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Data Literatur
2.1.1 Restoran
a. Pengertian Restoran
Menurut Marsum (1994:7) restoran adalah suatu tempat / bangunan yang
diorganisasikan secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada
semua tamunya baik berupa makanan maupun minuman. Sedangkan Soekresno (2000:17)
menerangkan restoran sebagai usaha komersial yang melayani jasa makanan maupun
minuman untuk umum yang dikelola secara profesional. Kedua pendapat diatas menjadi
dasar bahwa restoran merupakan tempat umum yang dikomersialkan dengan menawarkan
jasa makan dan minum yang dikelola secara profesional.
Restoran merupakan suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara
komersial dengan menyenlenggarakan pelayanan yang baik kepada semua tamunya baik
berupa makan maupun minum, maka arti restoran berkembang selain adanya pengelolaan
yang profesional, sebagai ruang komersial menitikberatkan pada pelayanan dengan baik
dalam proses jasa makan minum. Sugiarto dan Sulastriningrum (2003:8) menambahkan
bahwa restoran adalah suatu tempat yang identik dengan jajaran meja-meja yang tersusun
rapi, dengan kehadiran orang, timbulnya aroma semerbak dari dapur dan pelayanan para
pramusaji, berdentingnya bunyi-bunyian kecil karena persentuhan gelas-gelas kaca, porselen,
menyebabkan suasana hidup di dalamnya.
b. Sejarah Restoran
Dalam sejarah kemanusiaan industry penyajian makanan dan minuman (Food &
Beverage Service Industry) termasuk suatu industry yang tertua di dunia, yaitu dikenal
manusia sejak timbulnya peradaban manusia mengumpulkan berbagai jenis makanan untuk
dihidangkan kepada orang lain (Arif, 2005:29)
Dahulu orang-orang bepergian, dilakukan dengan berkendaraan kuda, jalan kaki, atau
menaiki gerobak yang ditarik beberapa ekor hewan. Akibatnya timbul beberapa restoran dan
penginapan di sepanjang jalan yang dilalui orang-orang yang bepergian tersebut. Pada
7
mulanya restoran (rumah makan) tersebut terletak dalam lingkungan penginapan yang
kemudian restoran ini sering dipergunakan sebagai tempat pertemuan. Dengan perkembangan
peradaban manusia, maka timbul ide untuk mendirikan restoran yang bagus dan megah (Arif,
2005:30)
Coffee house yang pertama didirikan pada tahun 1763 oleh Boulanger. Ia adalah
seorang supplier yang mempromosikan soupnya di coffee house-nya dengan nama
Restoratives. Ide ini begitu popular dan tersebar kemana-mana sehingga kemudian banyak
orang yang menirunya dan mulailah timbul restoran-restoran.
Di Indonesia, restoran berkembang setelah G30S/PKI, yaitu pada tahun 1965.
Sedangkan sebelum tahun 1945, hanya terdapat warung yang hanya melayani orang pribumi.
Setelah tahun 1945 warung tersebut berubah menjadi rumah makan, kemudian pada tahun
1965 berkembang menjadi restoran, dikarenakan kondisi perekonomian yang makin
membaik. Pada masa sekarang dimana adanya tuntutan pelayanan cepat saji, maka telah
berkembang restoran dengan sistem pelayanan Fast Food.
c. Macam-Macam / Tipe Restoran
Marsum (1993:8-11) menjelaskan dilihat dari pengelolaan dan sistem penyajian,
restoran dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :
1. A’la Carte Restaurant
A’la carte restaurant adalah restoran yang telah mendapat izin penuh untuk menjual
makanan lengkap dengan banyak variasi dimana tamu bebas memilih sendiri makanan yang
mereka inginkan. Tiap-tiap makanan di restoran jenis ini mempunyai harga masing-masing.
2. Table D’hote Restaurant
Table d’hote restaurant adalah restoran yang khusus menjual menu table d’hote yaitu
susunan menu yang lengkap (dari hidangan pembuka sampai hidangan penutup) dan tertentu,
dengan harga yang ditentukan pula.
3. Coffee Shop atau Brasserie
Coffee shop atau brasserie adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan
cake (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi, dan the. Pilihan makanan terbatas dan tidak menjual
minuman yang beralkohol.
8
4. Snack Bar / Café / Milk bar
Snack Bar / Café / Milk bar adalah semacam restoran cukupan yang sifatnya tidak resmi
dengan pelayanan cepat, dimana para tamu mengumpulkan makanannya diatas baki yang
diambil diatas counter dan kemudian membawanya ke meja makan. Para tamu bebas
memilih makanan apa yang disukainya. Makanan yang disediakan umumnya hamburger,
sausages, dan sandwich.
5. Speciality Restaurant
Speciality restaurant merupakan restoran yang menjual makanan khusus dari negara atau
daerah tertentu yang menggunakan cara memasak tertentu seperti Japanese restaurant,
Chinese restaurant, French restaurant, dan Grill Room. (Arif, 2005:17)
The Wicked Parrot Restauran tergolong A’la Carte Restaurant dimana adalah restoran
tersebut makanan lengkap dengan banyak variasi dimana tamu bebas memilih sendiri
makanan yang mereka inginkan. Tiap-tiap makanan di restoran jenis ini mempunyai harga
masing-masing.
d. Sistem Pelayanan Restoran
Terdapat beberapa jenis pelayanan restoran untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
pengunjung yang berbeda-beda. Jenis tersebut terdiri dari empat tipe dasar pelayanan
makanan di restoran seperti yang dikemukakan Marsum (1999:275). Berikut ini keempat tipe
dasar pelayanan tersebut :
1. Table Service
Table Service adalah system pelayanan restoran, dimana para tamu duduk di kursi
menghadap meja makan dan kemudian makanan maupun minuman diantarkan, disajikan
kepada para tamu tadi. Dalam hal ini yang menyajikan makanan dan minuman adalah
waiter/waitress.
9
Sistem pelayanan table service dapat dirinci pola urutan kegiatan pelayanannya
sebagai berikut :
2. Counter Service
Counter Service adalah sistem pelayanan restoran bagi para tamu yang datang
langsung menuju ke counter. Apabila makanan dan minuman yang dipesannya sudah siap,
maka akan disajikan kepada tamu tadi di atas counter. Pelayan yang menyajikan makanan
dan minuman bisa waiter/waitress atau langsung oleh juru masaknya. Pelayanan ini praktis,
hemat tenaga dan waktu.
3. Carry Out Service
Carry Out Service kadang-kadang juga disebut Take Out Service yaitu pelayanan
restoran kepada para tamu yang datang untuk membeli makanan yang telah siap atau yang
disiapkan terlebih dahulu, dibungkus dalam boks atau kotak untuk dibawa pergi, jadi
makanan dan minuman tidak dinikmati di tempat itu.
Dapur Makanan dibawa ke
ruang makan
Makanan disajikan Sisa makanan
dirapikan
Sisa makanan
dibawa ke ruang
pembersihan
Gambar 2.1 Bagan urutan makanan sistem table service
Dapur Makanan dinikmati
di ruang makan
Peralatan dirapikan Sisa makanan
dibawa ke ruang
pembersih
Makanan disajikan
di counter
Makanan
dibungkus
Makanan dibawa
pulang
Gambar 2.2 Bagan urutan makanan sistem counter service
10
4. Self Service
Self Service atau kadangkala disebut juga Buffet Service adalah sistem pelayanan
restoran yang menghidangkan semua makanan secara lengkap (dari hidangan pembuka,
hidangan utama, hidangan penutup dan sebagainya) telah ditata dan diatur dengan rapi diatas
meja hiding atau meja prasmanan. Para tamu secara bebas mengambil sendiri hidangannya
sesuai dengan selera. Untuk minuman panas seperti teh atau kopi, pada umumnya disajikan
kepada tamu oleh petugas.
Berdasar bagan diatas, perbedaan sistem pelayanan didasari atas perbedaan jenis
makanan dan akan berpengaruh pada kebutuhan fasilitas yang berbeda pula sesuai dengan
sistem pelayanan yang dipakai pada restoran.
Sistem pelayanan yang digunakan pada The Wicked Parrot Restaurant adalah sistem Table
Service, pengunjung datang, masuk, mencari tempat duduk, dilayani waiter/waitress,
makanan diantar, dihidangkan, menikmati makanan, pembayaran langsung di meja dilayani
waiter/waitress, menuju kasir, setelah itu pengunjung meninggalkan restoran.
Makanan dimasak
pada dapur atau
meja konter
Makanan
dibungkus pada
konter
Makanan dibawa
pergi
Gambar 2.3 Bagan urutan makanan sistem carry out service
Masuk Mengambil baki Memilih makanan
dan minuman
Membayar pada
kasir
Membawa baki ke
meja makan
Makan di meja
makan
Mengambil baki
Keluar
Gambar 2.4 Bagan urutan makanan sistem self service
11
2.2 Tinjauan Elemen Interior
2.2.1 Berdasarkan Elemen Ruang
a. Organisasi Ruang
Penataan sebuah restoran tidak akan terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan
elemen yang terdapat didalamnya sebagai pencapaian desain yang optimal.
Terbentukya suatu ruang antara ruang luar dengan ruang dalam hendaknya
mempunyai batasan ataupun identitas dengan jelas, oleh karena itu hal ini sangat erat
berhubungan dengan sistem organisasi ruang yang bisa disimpulkan sebagai berikut :
Aktivitas manusia terjadi sebagian besar di dalam ruangan, oleh sebab itu factor sirkulasi
di dalamnya sangatlah penting.
Jenis serta fungsi ruang yang terjadi didalamnya ditentukan oleh jenis aktivitas yang
terjadi serta akan mempengaruhi dimensi ruang, besaran sirkulasi, dan tata letak
penghawaan.
Besaran ruang ditentukan oleh jumlah civitas serta dipengaruhi oleh skala serta
proporsinya.
Dalam perancangan suatu ruang, hendaknya memiliki identitas atau batasan-batasan yang
jelas antara ruang luar dengan ruang dalam (Suptandar, 1982:38)
Berikut beberapa macam organisasi ruang (Ching,1985:205)
1. Organisasi ruang linear
Gambar 2.5 Organisasi Ruang Linear
a. Merupakan deretan ruang-ruang
b. Masing-masing dihubungkan oleh ruang lain yang memanjang.
c. Masing-masing berhubungan langsung.
d. Ruang yang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dengan fungsi penting,
dapat diletakkan pada deretan ruang-ruang tersebut.
12
2. Organisasi Ruang Grid
Gambar 2.6 Organisasi Ruang Grid
a. Terdiri dari ruang-ruang yang diorganisir dalam kawasan grid structural atau dengan
pola grid tiga dimensi.
3. Organisasi Ruang Radial
Gambar 2.7. Organisasi Ruang Radial
a. Merupakan kombinasi dari organisasi terpusat dan linier.
b. Organisasi terpusat mengarah kedalam, sedangkan radial mengarah keluar.
c. Lengan radial dapat berbeda satu sama lain, tergantung dari kebutuhan dan fungsi.
4. Organisasi Ruang Terpusat
Gambar 2.8 Organisasi Ruang Terpusat
a. Sebuah ruang yang besar dan dominan sebagai pusat dari ruang-ruang lainnya.
b. Ruang disekelilingnya memiliki bentuk, ukuran & fungsi yang sama dengan ruang
lainnya.
c. Ruang disekelilingnya berbeda satu sama lainnya baik bentuk, ukuran maupun
fungsinya
13
5. Organisasi Ruang Mengelompok
Gambar 2. 9 Organisasi Ruang Mengelompok
a. Ruang-ruang dikelompokkan berdasarkan adanya hubungan atau bersama-sama
memanfaatkan ciri atau hubungan visual.
b. Sumbu dapat membantu organisasi ini.
Dalam proses perancangan ini mahasiswa menggunakan pola organisasi ruang radial
dengan titik pusat pada area terbuka di tengah ruangan dan bentuk ruangan sekitar yang
dirancang dengan keseimbangan asimetris.
b. Sonasi
Sonasi atau pendaerahan diartikan sebagai penetapan suatu daerah berdasarkan
kelompok utama yaitu public area, privat area, service area, dan sirculation area.
(Suptandar, 1999:99)
Dua hal utama dalam penataan dan pendaerahan suatu ruang yaitu : Penataan dari tiap
unir dengan menyatukan tugas sejenis dan berurutan sesuai dengan alur kerja, guna
pencapaian efisiensi kerja dan pemanfaatan ruang. (Suptandar, 1982:28)
c. Sirkulasi
Sirkulasi merupakan ruang gerak atau jalur yang diatur untuk menghubungkan,
menuntun dan melintasi bagian-bagian tertentu di dalam ruangan untuk kelancaran bagian itu
sendiri, yangberhubungan dengan obyek di dalam ruang. Dengan demikian pengertian dari
sirkulasi, kaitannya aktivitas ruang adalah pengarahandan pembimbingan jalan atau tapak
yang terjadi di dalam suatu ruang yang direncanakan. (Suptandar, 1982:57)
Pengarahan sirkulasi hendaknya jelas dan terarah, sehingga jalan menuju ruang-ruang
dapat dicapai dengan mudah dan tidak terjadi sirkulasi silang (cross circulation).
Pengaruh sirkulasi memberikan kesan langsung terhadap ruang, mengenai factor
penggunaan terutama pada ruang-ruang resepsi, representative memiliki arah jalan dalam
ruang yang tersendiri (Suptandar, 1982:57)
14
2.2.2 Berdasarkan Elemen Pembentuk Ruang
Elemen pembentuk ruang adalah struktur wadah ruang kegiatan diidentifikasikan
sebagai lantai, dinding, dan langit- langit/plafon yang menjadi satu kesatuan strukturnya.
Mewujudkan unsur elemen pembentuk ruang hendaknya mendukung keindahan dalam ruang
sehingga diharapkan memenuhi criteria standarisasi. Elemen pembentuk ruang terdiri dari :
a. Lantai
Lantai berfungsi sebagai penutup ruang bagian bawah dan juga memikul beban
diatasnya, baik beban yang dating dari benda benda fasilitas, manusia yang ada atau lalu
lintas di dalam ruang. Lantai dituntut agar selalu kuat memikul beban mati atau hidup/lalu
lintas manusia atau hal-hal lain yang ditumpangkan kepadanya (Suptandar, 1982:329).
Suptandar (1982:29) mengatakan bahwa, “masalah lantai memberikan jawaban
langsung pada bagaimana kesan ruang tersebut, bagaimana sirkulasinya, dan gerakan yang
mungkin terjadi di dalam ruang dimana desainer kadang melupakan kebutuhan luas minimum
yang justru memberikan kenyamanan dan keindahan interior”.
Dalam kelangsungan aktivitas, pemilihan jenis lantai akan ditinjau dari macam atau
jenis kegiatannya, dan pada umumnya dikenal beberapa klasifikasi dari penyelesaian lantai
berikut:
- Kuat, lantai harus mampu menahan beban.
- Mudah dibersihkan.
- Fungsi utama lantai adalah sebagai penutup ruang bagian bawah.
Fungsi lainnya adalah untuk mendukung beban-beban perabot, manusia yang ada
dalam ruang. (Ching, 1996:162)
Pada proses desain interior The Wicked Parrot Restaurant, bahan lantai yang
digunakan adalah bahan yang berasal dari alam negara tropis seperti batok kelapa, batu-
batuan, dan kayu-kayuan seperti kayu manis dan bambu.
b. Dinding
Dalam perancangan ruang, dinding memiliki fungsi sangat menentukan karna dari
pembatas ini terbentuk suasana bagi pemakai. Pengaruh yang sangat dominan dari pembatas
ruang dapat menimbulkan suasana sejuk atau sebaliknya, memberikan rasa lapang atau
sempit, nyaman dan sebagainya.
15
Dinding adalah elemen arsitektur yang penting pada setiap bangunan, secara
tradisional dinding berfungsi sebagai struktur pemikul lantai di atas permukaan tanah, serta
atap (Ching, 1996:176)
Dinding juga berfungsi sebagai media pemantul suara, pengarah dan penyerap suara,
dengan cara pemilihan bahan tertentu untuk dinding sesuai dengan fungsi ruang serta
aktivitas yang terjadi.
Warna dinding sangat mempengaruhi kesan ruang, warna-warna yang mengkilat lebih
banyak memantulkan sinar, dan sebaliknya warna buram kurang memantulkan sinar. Warna-
warna yang terang memberikan kesan ringan dan luas pada ruang, sedangkan warna gelap
memberikan kesan berat dan sempit. (Suptandar, 1982:46)
Pada proses desain interior The Wicked Parrot Restaurant, bahan dinding yang
digunakan adalah bahan-bahan variasi batu-batuan dan sedikit variasi elemen kayu dengan
warna natural yang disesuaikan dengan konsep yang diusung.
c. Plafon
Plafon merupakan salah satu elemen pembentuk ruang, yaitu sebagai pembentuk
ruang langit- langit, merupakan bidang atau permukaan yang terletak diatas garis pandang
normal manusia, berfungsi sebagaai pembentuk ruang dengan bidang didalamnya. Plafon
memiliki fungsi guna yang jauh lebih besar dibandingkan unsur pembentuk ruang lainnya
(dinding, dan lantai) yaitu :
Berikut adalah fungsi plafon :
- Pelindung kegiatan manusia dengan bentuk sederhana sekaligus sebagai atapnya.
- Pembentuk ruang, bersama lantai dan dinding.
- Peredam atau akustik.
- Rongga pelindung instalasi listrik, AC, dan penempelan titik lampu.
- Penunjang dekorasi ruang dalam dengan pengolahan langit- langit tersebut.
Menurut Suptandar (1982:62), pemilihan bahan plafon sebagai penutup ruang ruang
bagian atas harus dipilih secara hati-hati. Aktivitas yang terjadi di dalam ruang akan
menentukan bentuk plafon serta material-material tersebut yang sesuai (Suptandar, 1982: 58).
Pada proses desain interior The Wicked Parrot Restaurant, bahan plafon yang
digunakan adalah variasi bahan parkit dan gypsum yang disesuaikan dengan konsep yang
diusung.
16
2.2.3 Berdasarkan Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang
a. Pintu
Pintu dan jalan masuk memungkinkan akses fisik penunjang aktivitas, perabot, dan
barang-barang untuk masuk dan keluar bangunan dan dari satu ruang ke ruang lain dalam
bangunan (Ching, 1996:220)
Penempatan pintu berpengaruh pada sistem sirkulasi yang dipergunakan, pengarahan
atau pembimbingan jalan. Bukaan pintu yang terletak pada atau berdekatan dengan sudut-
sudut, dapat membuat jalur-jalur melintas di sisi ruangan. Menempatkan bukaan pintu kaki
dari sudut memungkinkan perabot seperti unit penyimpanan ditempatkan menempel
sepanjang dinding. Keberadaan pintu juga dapat mengendalikan jalan keluar masuk caha ya,
suara, udara, panas, dan dingin. (Ching, 1996:112)
b. Jendela
Jendela dapat dilihat sebagai bagian yang terang pada dinding, jendela dapat
dikembangkan sampai ke taraf di mana jendela menjadi bidang dinding fisik. Jendela yang
transparan secara visual dapat menyatukan sebuah ruang interior dengan ruang luar atau
dengan ruang interior di sebelahnya. (Ching, 1996:224)
Jendela adalah salah satu bukaan yang berfungsi sebagai penghubung antara ruang
dalam dengan ruang luarnya, baik secara visual maupun tempat-tempat keluar masuknya
udara dan cahaya. Ada beberapa bukaan jendela yaitu :
- Jendela kaca mati
- Jendela bukaan samping dan menggunakan engsel.
- Jendela dengan kisi-kisi kayu atau kaca.
c. Tangga
Penentuan dari bentuk tangga saling berhubungan dengan fungsi yang telah ada
dengan tujuan dari bentuk yang mempunyai arti perlindungan. Tidak saja karena lilitan
tangga saja yang penting. Tangga dibuat memungkinkan untuk bergerak leluasa dalam
keadaan sekalipun (Neufert, 1980:59)
Menurut Ching (1980:116) desain tangga adaalah keamanan dan kenyamanan untuk
naik turun. Adanya bordes memberi kesempatan untuk beristirahat sejenak.
17
2.2.4 Fasilitas Ruang
Fasilitas atau perabot dapat digunakan sebagai media untuk pemersatu antara
arsitektur dan interior. Fasilitas merupakan perlengkapan untuk bangunan tempat, bisnis
maupun umum, yaitu perabot yang dapat dipindahkan ditempatkan di dalam ruang misalnya
berbagai bentuk kursi, meja, dan lain- lain. (Ching, 1980: 146)
Fasilitas meliputi segala macam benda pendukung kegiatan dalam kegiatan restoran
yang mampu memberikan kemudahan dalam beraktivitas. Fasilitas yang dimaksudkan
perabot yang mempunyai arti sebagai alat yang digunakan dalam aktivitas manusia dengan
perwujudannya yang mempunyai fungsi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan manusia.
Fasilitas tersebut harus praktis, nyaman dipakai, serta sedap dipandang. Untuk tiap
bagian dari ruang makan sengaja dibuat berbeda, sesekali perlu juga diubah susunannya
untuk mengubah suasana agar tidak membosankan, selalu menarik dan menawan.
Dengan pengaturan fasilitas yang sedemikian rupa, penggunaan bahan yang aman
serta hal penting adalah dimensi atau standard-standard perancangan agar mampu
memberikan kenyamanan bagi civitas. Tujuan utama dari restoran adalah dapat menikmati
suasana makan yang nyaman, maka fasilitas harus cukup dapat mendukung untuk dapat
memberikan kenyamanan.
a. Kursi
Kursi-kursi dalam ruang makan disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga selalu
nampak rapi dalam jajarannya model dan warnanya manis serta menarik setiap saat. Karena
kursi-kursi itu bervariasi, bentuk dan ukuran, tinggi dan lebarnya, agar ruang makan itu bisa
menampung sesuai dengan kebutuhan, ruangan itu perlu diatur dengan standard tertentu.
Dibawah ini ada satu cara atau standard ukuran yang baik:
- Tempat duduknya setinggi 45 cm, atau 18 inchi dari lantai.
- Tinggi bagian sandarannya dari lantai adalah 1 m atau 3 feet.
- Dalamnya tempat sandaran dari ujung depan kursi adalah 46 cm atau 18 inchi.
Berikut beberapa tampilan gambar yang sesuai dengan antropometri manusia:
18
b. Meja Makan
Ada beberapa macam bentuk meja makan. Bahan meja makan yang harus dipilih
tergantung pada pemakaian penyesuaian bentuk ruang serta di bagian mana meja itu akan
diletakan. Bentuk-bentuk yang paling umum adalah:
- Bentuk bulat dengan berbagai macam ukuran sesuai kebutuhan.
- Bentuk elips atau lonjong telor.
- Bentuk bujur sangkar.
- Bentuk persegi panjang.
Pada restoran juga dapat dipergunakan bentuk campuran dengan beberapa jenis yang
telah dijelaskan di atas. Ada berbagai pilihan untuk memberikan variasi asalkan bentuk ruang
makan tersebut mampu menunjang. Penyusunan meja juga terkadang disesuaikan dengan
bentuk ruang, pelayanan, ataupun gaya yang ingin ditampilkan.
Selain bentuk yang bervariasi, dimensinya pun bermacam-macam sesuai dengan
civitas, ada meja untuk 2 orang, 3 orang, 4 orang, 6 orang, ataupun 8 orang. Berikut beberapa
contoh ukuran meja makan restoran:
1. Meja makan berbentuk persegi untuk 2 orang.
- Ukuran : Minimal 76 x 76 cm.
2. Meja makan berbentuk lingkaran untuk 4 orang.
- Ukuran : Berdiameter minimal 91,4 cm.
Berikut beberapa tampilan gambar sesuai dengan antropometri manusia:
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
193-223,5 cm
167-198,1 cm
101 cm
76,2 cm
40,6-43,2 cm
73,7-76,2 cm
45,7-61 cm
78,7 cm
76,2 cm
73,7 cm
Gambar 2.10 Dimensi kursi meja makan
(Sumber : Human dimension and interior space, 2003:226)
19
c. Coffee Table
Dalam sebuah restoran tidak hanya menikmati makanan namun juga terjadi aktivitas
minum seiring dengan kebutuhan manusia seperti halnya dengan meja dalam menikmati
coffee ini biasanya cenderung berbentuk lingkaran dimensinya tidak terlalu besar hampir
sama dengan meja cocktail. Kegiatan ini cenderung dilakukan oleh dua orang yang tidak
membutuhkan peralatan penunjang yang terlalu banyak.
Berikut beberapa contoh dimensi dengan pemakaian minimal.
- Ukuran : Diameter 45-61 cm.
A
B
C
D
E
167-198 cm
45,7-61 cm
76,2 cm
35,6 cm
51 cm
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
76,2 cm
15,2 cm
61,2 cm
45,7-61 cm
30,5 cm
121,9-137,2 cm
91,4 cm
76,2-91,4 cm
289,6-320 cm
213-243,8 cm
121,9 cm
Gambar 2.11 Dimensi standar meja makan
(Sumber : Human dimension and interior space, 2003:226)
Gambar 2.12 Dimensi standar meja makan
(Sumber : Human dimension and interior space, 2003:143)
20
Berikut beberapa tampilan gambar sesuai dengan antropometri manusia:
d. Sideboard (Meja Samping)
Sideboard atau meja samping ini merupakan seperti almari yang di tempatkan pada
area makan yang berfungsi sebagai penyimpanan alat-alat makan serta sebagai tempat
persediaan bahan penunjang makanan seperti sauce, bumbu dan sebagainya yang diperlukan
untuk pelayanan..
Besaran sideboard atau meja samping hendaknya disesuaikan dengan keluasan ruang,
sideboard hendaknya dilengkapi dengan rak serta laci untuk kebutuhan penyimpanan alat-alat
makan, sehingga dalam keadaan sibuk pelayan tidak bingung mencari alat-alat yang
diperlukan. Hal ini akan membantu kelancaran pelayanan restoran.
2.2.5 Utilitas Ruang
a.Pencahayaan
Unsur pencahayaan dalam desain interior merupakan aspek yang sangat penting yang
dapat memberikan pengaruh luas terhadap optimalisasi kerja dan dapat menimbulkan efek-
efek tertentu. Pencahayaan terbagi atas dua bagian yaitu:
1. Pencahayaan alami, yaitu cahaya alam yang umum dimanfaatkan dalam desain
interior adalah sinar matahari. Pencahayaan alami didapat dari bukaan pintu dan
jendela. Jendela tinggi dapat memberi cahaya baik hingga ke bagian dalam ruangan.
Jendela memanjang horizontal memberikan penyebaran cahaya dengan baik ke arah
samping terutama dekat jendela itu sendiri.
2. Pencahayaan buatan, yaitu pencahayaan yang dibuat sendiri oleh manusia, seperti
cahaya lilin dan cahaya lampu listrik. Cahaya buatan mempunyai dua fungsi yakni
D
L
45,7 cm
61 cm
Gambar 2.13 Dimensi standar coffe table
(Sumber : Human dimension and interior space, 2003:219)
21
sebagai sumber penerangan dan sebagai aksen yang dapat memberikan keindahan
pada ruang.
Terdapat beberapa macam metode pencahayaan yang mampu memberikan efek-efek
tertentu, yaitu sebagai berikut :
1. General Lighting ( pencahayaan umum )
Pencahayaan yang dapat dicapai oleh lampu-lampu portable, lampu langit- langit,
atau lampu yang memanjang di dinding.
2. Special Lighting ( pencahayaan khusus)
Pencahayaan ini bertugas untuk menciptakan pengamatan atau efek-efek khusus dari
cahaya langsung pada area yang diinginkan.
3. Decorative Lighting (pencahayaan dekoratif)
Pencahayaan yang dipakai untuk suasana dan perhatian khusus apabila aktivitas
dalam ruang tidak membutuhkan banyak persyaratan cahaya. Dalam perancangan ruang,
lighting didesain sedemikian rupa sehingga dapat memeberikan efek-efek nyaman, dan
menarik. Berbagai perasaan dalam keadaan yang berbeda yang ditimbulkan oleh factor.
Pencahayaan dengan menyesuaikan warna, dan suasana ruang dalam.
Lampu dengan warna yang lembut dan sinar yang lembut memberi perasaan santai
dan nyaman bagi yang menikmati (Suptandar, 1982:9)
b. Penghawaan
Penghawaan adalah suatu usha pengkondisian udara dalam ruang melalui
penghawaan alami yaitu dapat memanfaatkan ventilasi, maupun penghawaan buatan yaitu
dapat dicapai dari kipas maupun AC dengan pengaturan sebaik-baiknya dengan harapan
untuk mencapai tujuan kesehatan dan kenyamanan dalam ruang. Jumlah udara segar yang
dimaksudkan berguna untuk menurunkan kandungan uap air di dalam udara, menghilangkan
bau keringat, dan gas karbon dioksida. Jumlah/ kapasitas udara segar tersebut tergantung dari
aktivitas penghuni, setiap tambahan jumlah civitas, maka udara yang dimasukkan akan lebih
besar (Suptandar, 1982:150)
c. Akustik
Akustik bangunan lebih membicarakan soal-soal fisikalis dan teknis mengenai
penanganan, pemberantasan atau pengurungan gangguan bunyi yang bersifat sehari-hari
dalam bangunan-bangunan yang relative sederhana. Sedangkan akustik ruang mengolah soal-
22
soal yang lebih sulit dalam gedung-gedung besar seperti teater, ruang-ruang kuliah, ruang
pementasan seni budaya dan lain sebagainya. Akustik ruang tidak hanya membicarakan
perlindungan terhadap gangguan bunyi, tetapi mengatur kualitas bunyi, keindahan hasil
suara, dan musik dalam ruangan. (Mangunwijaya, 1988:162).
2.2.6 Dekorasi dan Aksesori Ruang
Unsur dekorasi disebut juga sebagai pelengkap ruang, dibedakan menjadi 2 yaitu :
benda pelengkap fungsional dan dekoratif. Benda-benda pelengkap fungsional yaitu benda-
benda yang selalu digunakan untuk maksud-maksud tertentu, misalnya : lampu-lampu,
cermin/kaca, bantalan, dan vas bunga. Benda-benda yang dekoratif antara lain : lukisan,
patung, tanaman hias, dan lain- lain (Suptandar, 1985:119)
Ada beberapa unsur dekorasi dalam desain interior yang satu dengan lainnya saling
berhubungan, unsur-unsur tersebut yaitu :
1. Kesatuan dapat dicapai dengan harmoni dan kontras dalam bentuk warna dan bahan,
juga ada unsur-unsur pemersatu.
2. Keseimbangan adalah nilai dari setiap obyek dari visual yang seimbang terhadap
suatu pusat keseimbangan. Keseimbangan dapat dicapai dengan komposisi bentuk,
warna, dan bahan.
3. Proporsi adalah perbandingan antara ukuran antara unsur-unsur dalam komposisi.
Dalam desain tata ruang, proporsi mempunyai peranan yang sangat penting, kesan
suatu ruang akan dipengaruhi oleh perbandingan ketinggian besar dan panjang
fasilitas yang ada di dalamnya.
4. Skala adalah suatu nilai perbandingan beberapa unsur terhadap beberapa unsur.
Perbandingan skala yang baik dapat menampilkan suatu struktur pada ukuran yang
sebenarnya.
5. Irama membawa langsung kepada pusat perbandingan dari ruang, lalu perlahan-lahan
menjelajah ke benda yang lain yang ada disekitarnya.
6. Garis untuk garis horizontal dalam ruangan akan memberikan kesan luas dan lebar,
garis vertikal akan memberikan kesan sempit/tinggi, garis lengkung akan bersifat
romantis, garis tidak beraturan akan menjadikan tidak formil atau kesan garis akan
menguasai ruang.
7. Tekstur tipis dan halus akam memberikan kesan ruang yang menjadi luas. Tekstur
berat, tebal akan memberikan kesan ruang menjadi sempit. (Suptandar, 1982:55)
23
2.3 Dasar-dasar Estetika
Estetika merupakan bagian aksiologi yang membicarakan permasalahan (Russel),
pertanyaan (Langer), atau issues (Farber) mengenai keindahan, menyangkut ruang lingkup,
nilai, pengalaman, perilaku, dan pemikiran seniman, seni, serta persoalan estetika dan seni
dalam kehidupan manusia. (Wiramihardja, 2006:162)
Konsep Estetika merupakan konsep-konsep yang berasosiasi dengan istilah-istilah
yang mengangkat kelengkapan estetik yang mengacu pada deskripsi dan evaluasi mengenai
pengalaman-pengalaman yang melibatkan objek, serta kejadian artistik dan estetik.
(Wiramihardja, 2006:166)
Pada kasus kali ini, dasar estetika disesuaikan dengan konsep yang diangkat yang
berhubungan dengan nilai estetika modern khususnya arsitektur dan desain interior.
Keindahan dalam desain modern lebih menitikberatkan pada fungsi dan kemurnian, Violet le
Duc menyebutkan “Semua bentuk yang tidak dapat mengungkap alasan kenapa dibuat, tidak
dapat dikatakan bagus”. (Sumalyo, 1997:67)
Le Corbusier menyatakan pandangannya tentang keindahan arsitektur modern sebagai
berikut, “Bila kita menghilangkan bentuk di hati dan pikiran kita, dan hanya memandang
pada fungsi, produksi massal, cepat dan sehat maka pikiran kita akan sampai pada “rumah
mesin”, dan keindahan akan muncul dengan sendirinya”. (Sumalyo, 1997:139)
2.4 Tinjauan Data Paramater
Data parameter yang digunakan sebagai literatur dan pembanding pada desain interior
restoran ini, adalah dari dokumentasi serta majalah berupa foto atau gambar yang mendukung
konsep desain serta membantu pencarian ide- ide. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
24
Layout pada restoran menggunakan kombinasi bentuk dasar garis lurus dan gari
lengkung. Bentuk tersebut digunakan untuk memberi keseimbangan yang asimetris pada
ruang.
Gambar 2.14 Foto Parameter Restaurant
25
Penataan fasilitas yang memanfaatkan garis lengkung memberi kesan luwes dan
bebas. Alasan yang lain adalah ide dari mahasiswa untuk menciptakan bentuk lengkungan
yang memiliki keseimbangan asimetris pada ruang restoran.
Penataan zoning yang memberikan sirkulasi yang luas serta penggunaan tanaman
memberi kesan tenang dan spiritual pada foto sebelah kiri. Pemanfaatan tembok dan kolom
sebagai pembagi pada ruang merupakan salah satu cara menyiasati penggunaan bentuk ruang
tanpa melalui banyak perubahan.
Gambar 2.15 Foto Parameter Restaurant
Gambar 2.16 Foto Parameter Restaurant
26
BAB III
TINJAUAN DAN ANALISIS DATA
3.1 Data Fisik
3.1.1 Denah Lokasi
JL.D
RU
PAD
I
JL.DEWI MADRI
JL.KAPTEN COKORDA AGUNG TRESNA
JL.PUPUTAN NITI MANDALA RAYA
JL.K
USU
MA A
TM
AJA
LAPANGAN RENON
THE WICKED PARROTRESTAURANT
Gambar 3.2 Peta Lokasi The Wicked Parrot Restaurant
Gambar 3.3 Lokasi The Wicked Parrot Restaurant
Gambar 3.1 Peta Pulau Bali
27
3.1.2 Denah Eksisting
3.1.3 Potensi Site
a. Sinar Matahari
The Wicked Parrot Restaurant terletak didaerah yang cukup padat dengan bangunan
dan juga di sekitarnya ada lahan kosong. Karena denah bangunan memiliki ruang terbuka di
dalam, maka sinar matahari yang masuk cukup untuk memberikan pencahayaan alami pada
seluruh bangunan.
Dengan adanya kecukupan dalam pencahayaan alami, maka dalam desain restoran
tidak menggunakan partisi yang bersifat tidak massif pada ruang.
b. Suara
Letak The Wicked Parrot berada di kawasan yang tidak terlalu padat dengan jalur
transportasi sehingga tidak menyebabkan suara bising, disamping itu letak restoran juga
berada lebih kedalam jauh dari jalan utama.
DENAHSKALA 1:200
U
4015
Gambar 3.4 Denah Eksisting The Wicked Parrot Restaurant
28
c. Kelembaban
Limpahan sinar matahari yang masuk secara maksimal kedalam bangunan melalui bukaan
pintu, jendela, dan atap, memungkinkan kapasitas uap air atau kelembaban pada ruang
terletak pada titik normal (kelembaban 90%).
3.2 Data Non Fisik
a. Identitas Bangunan
Nama : The Wicked Parrot Restaurant
Alamat : Jl. Drupadi No. 52, Renon, Denpasar Timur.
b. Identitas Kepemilikan dan Pengelola
Restoran merupakan usaha pribadi dari bapak Ketut Adnyana.
c. Pengunjung
Pengunjung restoran tamu-tamu domestik dan wisatawan asing.
d. Jumlah Pengunjung
Jumlah pengunjung rata-rata 30-60 orang tiap hari.
e. Jenis Menu
Menu yang tersedia antara lain variasi masakan Indonesia dan Eropa.
f. Jumlah Karyawan
Jumlah karyawan restoran 14 orang.
g. Waktu Operasional
Hari Kerja : Senin-Minggu
Pergantian Shift (4orang) : Pagi 07.00- Sore 15.00
Sore 15.00-Malam 22.00
i. Sistem Pelayanan
Sistem pelayanan pada restoran adalah sistem Table Service, pengunjung datang, masuk,
mencari tempat duduk, dilayani waiter/waitress, makanan diantar, dihidangkan, menikmati
makanan, pembayaran langsung di meja dilayani waiter/waitress, menuju kasir, setelah itu
pengunjung meninggalkan restoran.
29
3.3 Program Ruang Secara Umum
Ruang restoran didesain dan dibangun dengan pertimbangan siklus kegiatan
operasional yang dimulai dari ruang penyimpanan sebagai tempat melakukan kegiatan awal
yakni penerimaan bahan mentah kemudian diolah sampai dengan penyajiannya. Semua
tahapan tersebut memerlukan ruangan yang memadai, dan dengan mempertimbangkan hal
tersebut dibuatlah persyaratan ruang restoran menjadi tiga yaitu :
a. Area depan bangunan terdapat sebagian ruang-ruang yang memiliki fungsi dan kegunaan
diperuntukkan bagi pengeloa seperti ruang-ruang yang memiliki fungsi dan kegunaan
sebagai area penyimpanan, persiapan, pengolahan produk makanan dan minuman sebagai
tempat aktivitas kerja bagi karyawan restoran dan area servis yang bersifat privat. Hal ini
disebabkan tiadanya jalur atau ruang untuk membuat jalan samping sebagai jalur
penerimaan bahan mentah pada bangunan. Sedangkan bagi pengunjung pada area depan
bangunan terdapat area makan dan bar.
b. Area tengah bangunan merupakan area terbuka yang diperuntukkan sebagai stage
sekaligus lounge.
c. Area belakang bangunan merupakan area makan dan area service dengan kapasitas yang
jauh lebih besar pada area depan bangunan.
Berikut program ruang secara umum pada bangunan The Wicked Parrot Restaurant dapat
dilihat pada tabel berikut
No Area Perencanaan ruang
1
2
3
Entrance
Pintu Barang
Area bar
Area ini ditempatkan pada bagian depan dari bangunan sebagai
pintu masuk atau sirkulasi utama, penghubung antara ruang luar
dan dalam, serta mudah menjangkau ke area restoran lainnya.
Pintu barang ditempatkan terpisah dari entrance utama dengan
pertimbangan tidak ingin mengganggu sirkulasi pengunjung dan
juga memberikan kesan nyaman bagi pengunjung.
Area bar ditempatkan berdekatan dengan dapur agar lebih dekat
saat melakukan proses sirkulasi barang serta area lounge karena
sistem pelayanannya menjadi satu kesatuan.
30
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Lounge
Area makan
Rest room
Dapur
Area Penyimpanan
Kasir
Ruang Karyawan
Service Area
Stage
Area lounge ini berada dekat dengan area bar agar
mempermudah akses pelayanan.
Area makan ditempatkan mengitari area lounge dengan
pembagian area makan sesuai dengan jumlah pengunjung yang
berpasangan, empat orang, atau lebih.
Area rest room ini ditempatkan pada area depan dan bagian
belakang, namun akses masih terjangkau.
Area dapur ini diletakkan di bagian depan, fungsinya untuk
mempermudah proses pelayanan yang harus dekat dengan area
makan dan area bar agar tidak mengganggu pengunjung saat
terjadi proses barang masuk.
Diletakkan dekat kitchen dan ruang karyawan untuk
mempermudah jalur kluar amsuk barang dan tidak mengganggu
pengunjung restoran.
Area kasir ditempatkan di dekat entrance serta dekat dengan bar
dan lounge untuk mempermudah pengawasan serta jangkauan
pelayanan optimal dan efisien.
Ruang karyawan ditempatkan berdekatan dengan area kerja
yaitu seperti area kitchen agar mudah dijangkau oleh karyawan.
Servie area digunakan untuk keperluan cuci tangan sebelum dan
sesudah makan bagi pengunjung. Letak area tersebut berdekatan
dengan area makan.
Diletakkan di tengah ruangan sebagai center point sehingga aera
disekelilingnya dapat dengan mudah melihat pementasan yang
sedang dilangsungkan.
Tabel 1. Program Ruang Secara Umum
31
BAB IV
KONSEP DAN ANALISIS DESAIN
4.1 Konsep Interior
4.1.1 Gambaran Konsep “Modern Tropis” Secara Umum
Konsep sebuah desain adalah suatu jalan yang harus dilalui di dalam urutan
perencanaan. Konsep juga berfungsi untuk menghasilkan ekspresi dalam wujud. Oleh karena
itu perencanaan interior The Wicked Parrot Restaurant memperkenalkan sebuah konsep
interior bernama Modern Tropis.
Modern Tropis berasal dari kata Modern yang berasal dari kata Modern berasal dari
bahasa Latin yaitu “Modo” yang berarti terbaru atau terkini yang kemudian berkembang
dalam bahasa Inggris menjadi Modern yang memiliki pengertian sesuatu yang baru atau
sesuatu yang berkenaan dengan kekinian. Modern yang dalam kaitannya dengan ilmu
arsitektur dan desain interior berarti meninggalkan bentuk stilasi dan mengarah pada “form
follow function” serta menggunakan material baru seperti baja dan besi tuang. Sedangkan
Konsumen
Marketing Income
Konsumen
Aktivitas : Makan Minum Hiburan (Live Music)
Penyedia layanan jasa
makanan dan minuman
PERMASALAHAN Alih Fungsi Area :
-Zoning&Sirkulasi
-Pembentuk Ruang
-Fasilitas
-Utilitas
KONSEP
KONSEP DESAIN
“Modern Tropis”
Desain menarik dengan gaya modern
Tempat Tempat Layanan
Jasa Makan dan Minum
yang Mampu Memberi
Suasana Baru
NEED KEBERADAAN
restaurant
Refreshing Kepuasan konsumen
Gambar 4.1 Proses Pembentukan Konsep
32
tropis memiliki pengertian secara umum sebagai daerah yang berada dekat dengan garis
khatulistiwa yang memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Daerah
tropis memiliki iklim yang hangat hampir sepanjang tahun.
Konsep Modern Tropis diterapkan pada kasus dengan menggunakan bentuk-bentuk
lengkung dan bentuk geometris dengan pemahaman “form follow function”. Bahan
yang digunakan akan disesuaikan dengan ide dari bahan modern seperti baja dan
bahan yang mencerminkan suasana tropis seperti batok kelapa, dan cinnamon.
Jadi diambil sebuah kesimpulan tentang konsep Modern Tropis yaitu : sebuah konsep
bergaya modern yang menerapkan unsur-unsur modern yang berkaitan dengan
teknologi dan material dengan sentuhan desain yang lebih bersifat tropis.
4.2 Penjabaran Konsep
4.2.1 Konsep Modern
Dalam perkembangan arsitektur, konsep bangunan modern berkembang dari akhir
abad 19 hingga awal abad 20. Perkembangan bangunan modern yang paling pesat adalah
setelah ditemukannya mesin uap, sehingga muncul stasiun-stasiun kereta serta pabrik-pabrik
yang mulai dirancang berdasarkan nilai bentuk mengikuti fungsi. Antara tahun 1880-1890
terjadi semacam revolusi industri kedua dalam bentuk rasionalisasi dan penggunaan mesin
secara besar-besaran. Hal yang perlu dikemukakan berkaitan dengan hal tersebut yaitu
timbulnya sistem pabrikasi di mana sebagian elemen bangunan dibuat di pabrik,
menggunakan mesin-mesin, teknologi baja tulang dan sebagainya, memungkinkan
pembangunan hanya dalam waktu yang relatif singkat.
Pada masa arsitektur modern awal, Julien Guadet (1834-1908) menentang kaidah-
kaidah lama pada bangunan klasik khususnya pola simetris. Baginya simetris adalah
pemaksaan terhadap tujuan yang tidak mengacu pada fungsi dan bersifat tidak jujur. Pada
perkembangan selanjutnya, Antonio Gaudi (1852-1926) mulai mencetuskan sebuah pendapat
menyederhanakan sebuah bentuk dari hal-hal yang tidak berfungsi dan berlebihan pada
sebuah bangunan. Dari pendaat tersebut akhirnya Gaudi mengembangkan sebuah bentuk
yang dinamakan Art Nouveau. Pada tahun 1900-1940 perkembangan arsitektur sejalan
dengan pola piker dan budaya khususnya seni. Munculnya lukisan kubisme memunculkan
sebuah pemikiran baru akan kemurnian dari sebuah bentuk yang melahirkan aliran
“purisme”.Bentuk yang ditonjolkan adalah bentuk-bentuk dasar seperti garis lengkung dan
33
garis lurus yang murni bebas dari ornamen-ornamen pada masa sebelumnya. Melalui
pemaparan diatas, maka konsep modern pada desain interior restoran memiliki poin-poin
sebagai berikut :
a. Menggunakan bahan pabrikasi seperti stainless steel dan tempered coating glass.
b. Menggunakan pola ruang asimetris.
c. Menggunakan kombinasi bentuk dasar garis lengkung dan garis lurus.
d. Memiliki fungsi dan tujuan yang jelas dalam penggunaan bentuk dan material.
4.2.2 Konsep Tropis
Tropis mengandung pengertian daerah sekitar khatulistiwa yang terletak di antara
23,5o LU - 23,5oLS. Daerah tropis beriklim panas lembab dengan suhu udara 20oC-30oC dan
curah hujan rata-rata 2.000 ml-3.000 ml per tahun.
Secara geografis wilayah kepulauan Indonesia termasuk kawasan tropis diapit oleh
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Lingkungan tropis di Indonesia mengalami saat-saat
iklim menjadi sejuk, iklim tropis memiliki keseimbangan karena adanya musim kemarau dan
musim hujan. Keseimbangan musim kemarau (kering) dan musim hujan (basah) ini menjadi
salah satu elemen dalam desain yang menerapkan bentuk-bentuk yang melambangkan kedua
musim tersebut. Selain image dua musim diatas, daerah tropis identik dengan adanya hutan
hujan tropis yang merupakan sumber ragam hayati dan terbesar di dunia seperti Amazon dan
Kalimantan. Hutan hujan memberikan kesan karakter yang natural dalam desain restoran kali
ini melalui penggunaan warna dan bahan seperti kayu, batok kelapa, dan cinnamon. Melalui
pemaparan diatas, maka konsep tropis pada desain interior restoran memiliki poin-poin
sebagai berikut :
a. Adanya unsur tanaman.
b. Penggunaan unsur air.
c. Penggunaan bahan natural.
d. Penggunaan unsur dengan tekstur kasar seperti batu-batuan.
Dalam penggunaan konsep Modern Tropis untuk kasus ini, penulis menggunakan konsep
tropis dari daerah Indonesia.
Dari penjabaran diatas maka ciri khas dalam desain yang berkonsep Modern Tropis yaitu
seperti :
34
a. Bentuk/pola
Bentuk/pola desain modern lebih mengutamakan fungsi sehingga timbul istilah ”form
follows function” . Pola geometris juga banyak berpengaruh dalam perkembangan desain
modern. Pola dalam Modern Tropis lebih kepada bentuk geometris dan garis lengkung
yang dinamis serta bentuk-bentuk asimetris .
Pada layout pola yang digunakan berasal dari ide akan pulau-pulau tropis dan jajaran pulau-
pulau atoll seperti pada daerah Indonesia, dan Oceania.
b. Warna dan Motif
Desain Interior kasus menggunakan beberapa warna yang berasal dari warna simbol
burung nuri pada restoran seperti merah dan hijau. Untuk nuansa tropis menggunakan
warna seperti coklat dan kombinasi warna hijau yang berasal dari warna alam.
Gambar 4.2 Pola Ruang Modern Tropis
Gambar 4.3 Kepulauan Seribu
35
Motif yang digunakan dalam desain salah satunya berasal berasal dari bentuk riak hujan
yang diambil dari salah satu musim di daerah tropis.
c. Material/bahan baku
Konsep Modern Tropis menampilkan nuansa basah dan kering dengan adanya kolam dan
bahan-bahan bertekstur kasar seperti paras. Disamping itu, penggunaan bahan pada ruang
juga menggunakan material seperti : metal, kayu, batok kelapa, dan cinnamon.
Gambar 4.4 Warna-Warna Tropis
Gambar 4.5 Pola Riak Hujan
36
Wallpaper bermotif kopi dan daun pisang digunakan untuk memperkuat nuansa ruang
tropis. Penggunaan motif wallpaper tersebut dipilih karena rata-rata negara tropis
merupakan penghasil pisang dan kopi terbesar di dunia.
4.3 Kriteria Desain
Untuk mewujudkan desain The Wicked Parrot Restaurant agar sesuai dengan konsep desain,
maka dalam kriteria perancangan dibagi menjadi dua yaitu kriteria khusus dan kriteria umum.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti dibawah ini:
Gambar 4.7 Wallpaper daun pisang dan kopi
Gambar 4.6 Material Batok Kelapa dan Batu Candi
37
a. Kriteria Khusus
1. Memiliki daya tarik
Kualitas dan daya tarik pada desain dibutuhkan untuk mampu bersaing dengan
restoran lainnya yang terdapat di daerah yang sama (Jl. Drupadi). Daya tarik
didapat melalui pencapaian konsep Modern Tropis sehingga mampu menyentuh
pasar dan meningkatkan nilai jual.
b. Kriteria Umum
1. Aman
Setiap desain atau perwujudan tidak menggangu aktivitas satu dengan yang
lainnya dan setiap perwujudan mampu memberikan keamanan pada pemakai.
Sehingga orang yang melakukan aktivitas baik itu pengunjung ataupun pegawai
merasa aman.
2. Nyaman
Dimulai dari unsur pembentuk ruang, elemen penunjang pembentuk ruang,
fasilitas sampai yang lainnya mampu memberikan kenyamanan kepada tamu
ataupun karyawan untuk melakukan aktivitas di dalam restoran.
3. Lancar
Mudah dalam pencapaian sirkulasi serta dapat memenuhi keleluasaan gerak dan
tidak mengganggu aktivitas pada areal lain (fungsi ruang yang lain)
4. Unit
Setiap perwujudan desain harus berfungsi sesuai dengan fungsinya serta maksimal
dan tidak hanya sekedar dekorasi atau hiasan.
5. Komunikatif
Hubungan antar ruang saling berkaitan, mudah dikenali dan mudah dalam
pencapaian sehingga terwujud suatu hubungan yang lancar dan cepat antara
civitas dan aktivitas.
6. Ergonomis
Perwujudan ruang, utilitas, dekorasi, dan lain–lain dapat memberikan rasa aman
dan nyaman, sesuai dengan antopometri manusia sehingga pengunjung dan
karyawan merasa nyaman berada dalam ruang.
38
7. Estetika
Semua perwujudan interior, eksterior dan arsitektur mengandung unsur keindahan
di dalam menunjang suasana/nuansa ruang yang ingin dicapai, sehingga dapat
memberikan kesan tersendiri dan dapat menarik banyak pengunjung.
8. Fungsional
Sebuah desain harus memiliki tujuan dan fungsi yang jelas sebagai bentuk suatu
pemecahan masalah dalam perwujudannya.
Tolak ukur sebuah desain selalu terkait dengan nilai-nilai fungsional. Artinya
langsung bertujuan sebagai jawaban yang sesuai dengan aktifitasnya. Untuk
membantu memahami nilai fungsional dari suatu tujuan keberadaan ruang adalah,
secara cermat hendaknya dapat menganalisa kebutuhan-kebutuhan si pemakai/ civitas
secara phisik maupun psikis. (Subarniati, 2002: 25).
4.4 Analisis Desain
4.4.1 Kebutuhan Ruang
JENIS &
SIFAT
RUANG
CIVITAS
FASILITAS
AKTIVITAS PERKIRAAN KEBUTUHAN
RUANG (M2)
Enterance
(publik)
- Pengunjung
- Karyawan
Kapasitas
2 orang
_ Pengunjung:
Melakukan akses
masuk untuk
menuju ruang
dalam ataupun
sebaliknya
melakukan akses
keluar menuju
ruang luar
Melihat situasi
Karyawan:
Melakukan akses
masuk untuk
menuju ruang
dalam ataupun
sebaliknya
melakukan akses
keluar menuju
ruang luar
Spasial akt ivitas (SA) =
6,29 m x 1,38 m = 8,68 m²
Sirku lasi : besaran spasial x 20 % =
10 m² x 0.2 = 2 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi =
8,68 m² + 1,72 m² = 10,4 m²
Pintu Barang
(Privat)
-Karyawan
Kapasitas
2 orang
_ Karyawan
Mengangkut
barang ke dalam
storage dan dapur.
Karyawan b isa
mengakses ruang
luar, ruang
karyawan, storage,
Spasial akt ivitas (SA) =
2,45 m x 1,25 m = 3,06 m²
Sirku lasi : besaran spasial x 20 % =
10 m² x 0.2 =0,61 m²
Total spasial : SA + Sirkulasi =
3,06 m² + 0,61 m² = 3,67 m²
39
dan ruang dapur.
Area Makan
(publik)
- Pengunjung
- Karyawan
Kapasitas 124
orang
Meja Makan
Kursi Makan
Pengunjung :
Memesan makanan
Makan
Minum
Ngrobrol
Karyawan :
Memperhatikan
dan melayani
pengunjung.
Meja makan 2 sitter 13 buah
Spasial akt ivitas (SA) =
2,02 x 0,96=1,93 m2 x 13 = 25,09 m
2
Sirku lasi = 25,09 x 20%= 5,01m2
Besaran ruang = 25,09+5,01= 30,1 m2
Meja makan 4 sitter 11 buah
Spasial akt ivitas (SA) =
2,29 x 2,29 = 5,24 x 11= 57,64 m2
Sirku lasi 57,64 x 20%=11,5m2
Besaran ruang = 57,64 + 11,5 =
69,14m2
Meja makan 6 sitter 9 buah
Spasial akt ivitas (SA) =
1,99 x 1,7 = 3,4 m2 x 9 = 30,6m
2
Sirku lasi 30,6 x 20% = 6,12m2
Besaran ruang = 30,6 + 6,12 =
36,72m2
Area Stage &
Lounge
(publik)
- Pengunjung
- Karyawan
Panggung
Lampu
spotlight
Sofa
Meja
Magma lamp
Pengunjung :
Menikmat i musik
Ngobrol
Makan
Minum
Bernyanyi
Karyawan :
Melayani
pengunjung
Menyiapkan
panggung
Stage
Spasial akt ivitas (SA) =
6,68 x 9,03 = 60,32 m2
Sirku lasi 60,32 x 20% = 12,06m2
Besaran ruang = 60,32 +12,06 =
72,38m2
Lounge
Spasial akt ivitas (SA) =
4,64 x 85 = 394 m²
Sirku lasi 394 x 30 %= 118,2 m²
Besaran ruang = 394 + 118,2 =
512,2m2
Area Bar
(publik)
-Pengunjung
-Karyawan
Meja Bar
Kursi Bar
Rak Minuman
Pengunjung :
Minum
Makan
Ngobrol
Karyawan :
Menyiapkan
minuman
Melayani
pengunjung
Spasial akt ivitas (SA) =
8,13 x 4,2 = 34,2m2
Sirku lasi 34,2 x 20%=6,84m2
Besaran ruang = 34,2 x 6,84 =41,04m2
Kasir dan
Resepsionis
- Pengunjung
- Karyawan
Meja kasir
Komputer
Telepon
Pengunjung :
Memesan tempat
Membayar
makanan
Karyawan :
Melayani transaksi
Spasial akt ivitas (SA) =
5,27 x 3,31 = 17,44m2
Sirku lasi 17,44 x 15% = 2,6 m2
Besaran ruang 17,44 + 2,6 = 20m22
40
Tabel 2. Kebutuhan Ruang
jual beli terhadap
pengunjung
Mengantar
pengunjung
mencari tempat
Service Area - Pengunjung
- Karyawan
Washtafel
Cermin
Tempat tissue
Pengunjung :
Mencuci tangan
Merapikan diri
Karyawan :
Mencuci tangan
Merapikan diri
Spasial akt ivitas (SA) =
1,1 x 0,76 = 0,83m2 x 13 = 10,87 m
2
Sirku lasi 9,96 x 15% = 1,63m2
Besaran ruang 9,96 + 1,63 = 12,5m2
Area
Penyimpanan
- Karyawan
Rak
penyimpanan
Karyawan:
Menyortir stok
Menyusun stok
Menyimpan stok
Spasial akt ivitas (SA) =
4,58 x 5,51 = 25,23 m2
Sirku lasi 25,23 x 20% = 5,05m2
Besaran ruang 25,23 x 5,05 = 30,28m2
Rest Room
- Pengunjung
- Karyawan
Washtafel
Cermin
Tempat tissue
Toilet duduk
Pengunjung :
Sanitasi
Mencuci tangan
Merapikan diri
Karyawan:
Sanitasi
Mencuci tangan
Berh ias
Area buang air besar
Spasial akt ivitas (SA) =
1,5 x 1,5 = 2,25m2 x 11 = 24,8m
2
Sirku lasi 24,8 x 15% = 3,72 m2
Besaran ruang 24,8 + 3,72 = 28,52 m2
Area urinal
Spasial akt ivitas (SA) =
0,9 x 0,6 = 0,54m2 x 4 = 2,16 m
2
Sirku lasi 2,16 x 15%= 0,32 m2
Besaran ruang 2,16 + 0,32 =2,48m2
Area washtafel
Spasial akt ivitas (SA) =
1,1 x 0,76 = 0,83m2 x 12 = 9,96 m
2
Sirku lasi 9,96 x 15% = 1,5m2
Besaran ruang 9,96 + 1,5 = 11,5m2
Ruang
Karyawan -Karyawan
Meja
Kursi
Cabinet
Loker
Karyawan :
Menyimpan barang
bawaan
Beristirahat
Spasial akt ivitas (SA)
1,06 x 9,14 = 9,6 m²
Sirku lasi : 9,6 x 30 %= 2,88 m²
Besaran ruang 9,6 + 2,88 = 12,48 m²
Dapur
-Karyawan
Meja racik
Basin
Kompor
Oven
Grilled
machine
Lemari
pendingin
Rak simpan
Karyawan :
Memasak
Meracik
Menyiapkan
hidangan
Mencuci piring
Spasial akt ivitas (SA) =
11,2 x 8,1 = 90,88m2
Sirku lasi 90,88 x 15% = 13,6m2
Besaran ruang 90,88 + 13,6 =
104,5 m2
41
4.4.2 Hubungan Antar Ruang
4.4.3 Sonasi dan Sirkulasi
Gambar 4.8 Hubungan Antar Ruang
Gambar 4.9 Sonasi dan Sirkulasi
Sirkulasi Pengunjung
Sirkulasi Pengelola
42
4.4.4 Denah
4.4.5 Analisa Elemen Pembentuk Ruang
a. Lantai
Gambar 4.10 Denah The Wicked Parrot Restaurant
Gambar 4.11 Denah Lantai The Wicked Parrot Restaurant
43
Material lantai yang diaplikasikan pada The Wicked Parrot Restaurant adalah
material batok kelapa, cinnamon, dan keramik. Batok kelapa sendiri memiliki motif alami
sehingga tidak menimbulkan kesan monoton. Penggunaan batok kelapa dan cinnamon itu
sendiri bertujuan memperkuat suasana tropis pada restoran.
Material keramik digunakan agar mudah dibersihkan pada daerah seperti kitchen dan
rest room yang sering terkena air, lantai juga menggunakan finishing anti slip agar tidak licin.
b. Dinding
Dinding pada The Wicked Parrot Restaurant menggunakan lapisan wallpaper
bermotif kopi dan daun pisang. Penggunaan wallpaper dimaksudkan untuk menonjolkan
kesan tropis melalui tanaman khas tropis seperti kopi dan pisang.
Pada sisi dinding fasade menggunakan acian yang berbentuk motif riak air. Acian
digunakan dengan tujuan tidak ingin memberi kesan yang terlalu berat dikarenakan adanya
motif-motif nyiur pada fasade.
c.Plafond
Bahan plafond dan atap yang digunakan adalah bahan gypsum dan temperred
laminated glass pada daerah void. Temperred laminated glass digunakan sebagai bahan atap
Gambar 4.12 Material Lantai The Wicked Parrot Restaurant
Gambar 4.13 Material Dinding The Wicked Parrot Restaurant
44
void karena mampu menyerap 60-76% cahaya matahari sehingga tidak menimbulkan efek
rumah kaca. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah, suhu ruang tidak menjadi panas
dengan menggunakan bahan tersebut diatas, sehingga para civitas menjadi nyaman
beraktivitas. Bahan plafond tidak terlalu banyak terdapat pola, hal ini untuk menghindari
kesan ramai terhadap dinding dan pola lantai pada ruang.
4.4.6 Analisa Elemen Pelengkap Pembentuk Ruang
a. Pintu
Material pintu utama (entrance) menggunakan material tempered coating glass agar
sinar matahari yang dipantulkan lebih sedikit dan tidak menimbulkan efek rumah kaca. Jenis
material ini juga memiliki kelebihan lain yaitu membuat ruang tidak terlalu panas sehingga
aktivitas bisa berjalan dengan nyaman. Pada pintu toilet menggunakan pintu kayu agar
nampak selaras dengan suasana ruang.
b. Jendela
Material jendela sama dengan material pintu pada entrance, menggunakan material
tempered coating glass.
c. Tangga
Material tangga menggunakan batok kelapa pada pijakan tangga agar memberi
kesatuan pada suasana ruang. Pada railing digunakan material stainless steel untuk memberi
kesan modern pada ruang.
Gambar 4.14 Material Plafond dan Atap The Wicked Parrot
Restaurant
45
4.4.7 Analisa Utilitas
a.Pencahayaan
Pencahayaan pada The Wicked Parrot Restaurant sebagian besar menggunakan
pencahayaan alami melalui void. Pada malam hari pencahayaan menggunakan pencahayaan
buatan dengan lampu halogen . Sistem pencahayaan pada area makan menggunakan lampu
downlight yang sebagian menggunakan sistem pencahayaan washing light yang memberi
pencahayaan tidak langsung melalui biasan cahaya di dinding area tersebut. Daerah lounge
sendiri menggunakan cahaya yang berasal dari magma lamp dan biasan cahaya dari area
makan disekitarnya. Area stage menggunakan pencahayaan dari spotlight jenis P6162-74
Urban Bronze Directional.
b. Penghawaan
Penghawaan menggunakanpenghawaan buatan karena kondisi ruang yang seluruhnya
tertutup. Penghawaan buatan yang dipilih adalah AC central agar mudah dilakukan
pengontrolan pada seluruh ruangan. Pada rest room menggunakan exhaust fan agar tidak
berbau.
Gambar 4.15 Pencahayaan Buatan Pada The Wicked Parrot
Restaurant
Gambar 4.16 Penghawaan Buatan Pada The Wicked Parrot
Restaurant
46
c. Instalasi Keamanan
Instalasi keamanan pada The Wicked Parrot Restaurant menggunakan smoke
detector, fire alarm dan sprinkles. Instalasi keamanan ini ditempatkan terutama pada bagian
kitchen.
a. Kasir dan Resepsionis
Pada area kasir dan respsionis terdapat sebuah meja dengan bahan blockboard yang
dilapisi fiber cetak motif nyiur. Selain meja kasir, pada area tersebut juga terdapat sebuah
lemari sebagai penyimpanan berkas-berkas tamu dan nota dengan bahan blockboard finishing
salak brown.
Gambar 4.17 Sprinkles dan Smoke Detector Alarm
Gambar 4.18 Meja Kasir
47
b. Bar
Pada area bar terdapat sebuah meja bar, kursi bar, dan sebuah rak minuman. Meja bar
menggunakan bahan blockboard dengan top granit dan lapisan fiber cetak motif riak hujan.
Kursi bar dibuat lebih simpel untuk menghindari kontras dengan motif pada meja bar. Rak
minuman dibuat dengan bahan blockboard dengan finishing salak brown.
Gambar 4.19 Rak Simpan
Gambar 4.20 Meja Bar
48
c. Area Makan
Pada area makan terdapat meja makan dengan kapasitas 6 orang, 4 orang, dan 2
orang. Meja makan terbuat dari kayu deca lumber dan top bagian tengah dilapisi batok kelapa
dengan finishing politur warna coffee brown. Kursi makan dibuat simpel agar tidak nampak
rumit dengan pola lantai pada area makan yang terbuat dari cinnamon. Bentuk sederhana
pada meja makan dan kursi didasari pemikiran aliran purisme dan rasionalisme dalam
perkembangan desain modern.
Gambar 4.21 Kursi Bar
Gambar 4.22 Rak Minuman
49
Gambar 4.23 Meja Makan Kapasitas 4 dan 6 Orang
Gambar 4.24 Meja Makan Kapasitas 2 Orang
Gambar 4.25Kursi Makan
50
d. Area Lounge
Pada area lounge terdapat 5 buah sofa panjang berbentuk melengkung dengan
furnishing bahan pabrik yaitu oskar. Selain sofa, pada area tersebut juga terdapat meja
berbahan stainless steel dengan top dari tempered glass. Material pabrik digunakan
mengingat salah satu unsur modern adalah menggunakan bahan pabrikasi dalam elemennya.
Bentuk melengkung didasari pemikiran akan kemurnian bentuk dalam pemikiran aliran
purisme.
Gambar 4.26 Sofa Lounge
Gambar 4.27 Meja Lounge
51
4.4.8 Analisa Unsur Dekorasi
Mengingat Konsep yang digunakan adalah Modern Tropis, maka penggunaan
dekorasi itu sendiri harus memiliki nilai fungsi dalam penggunaannya. Maka dari itu,
dekorasi pada desain interior restoran digabung dengan elemen pembentuk ruang dan
fasilitas, sehingga tidak ada dekorasi yang keluar dari fungsionalitas dalam ruang dan berdiri
sendiri.
52
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis menunjukkan bahwa dalam menjawab rumusan masalah maka ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. Mendesain interior The Wicked Parrot Restaurant agar mampu menunjang kebutuhan
aktivitas adalah dengan menganalisis kebutuhan aktivitas, kebutuhan ruang, civitas,
dan besaran ruang dengan lay outnya yang disesuaikan dengan standar-standar
minimum ruang sehingga dapat mewujudkan besaran ruang, hubungan ruang yang
mendasari gubahan ruang agar tetap dapat menjawab tuntutan aktivitas dengan
nyaman dan aman.
b. Mendesain interior The Wicked Parrot Restaurant dengan menerapkan nilai-nilai
estetika salah satunya adalah penerapan konsep dengan meminimalkan kompleksitas
ruang dan meningkatkan keberaturan desain baik dari segi elemen pembentuk ruang,
fasilitas, utilitas, dan dekorasi penunjangnya, sehingga mampu menciptakan sebuah
desain yang memiliki nilai keindahan. Dalam mendesain The Wicked Parrot
Restaurant dengan konsep Modern Tropis dilakukan dengan menerapkan perpaduan
antara karakter modern dengan unsur-unsur basah kering sesuai dengan pengertian
tropis seperti penerapan bahan pabrikasi seperti metal dan bahan a lam tropis seperti
batok kelapa.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan desain
interior The Wicked Parrot Restaurant oleh pihak-pihak terkait adalah :
a. Mendesain interior hendaknya berpedoman pada konsep yang dipilih dan criteria dari
konsep tersebut, sehingga desain memiliki karakter sesuai konsep.
b. Dalam pencapaian hasil desain yang maksimal diharapkan adanya teori yang
menunjang dalam proses pencapaian desain, mengetahui kondisi lapangan,
perkembangan desain baik dari segi bahan, serta parameter untuk membantu dalam
mencapai hasil desain yang maksimal.
53
DAFTAR PUSTAKA
Arif A.R., 2005. Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran.Graha Ilmu, Bandung.
Ching, Francis D.K., 1980. Bentuk Ruang dan Susunannya. Jakarta, Erlangga. Ching, Francis D.K., 1996. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta, Erlangga.
Echols, John., 1998. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama Godsmark, C., 2007. How To Start and Run Your Own Restaurant. How To Books.United
Kingdom.
Francis J, Geck., 1997. Interior Design & Decoration. Boque Lowa M.W.C. Brown Co. Publisher
Honore, Carl., 2006. In Praise of Slow. B-First, Yogyakarta. Mangunwijaya, Y.B., 1980. Pasal-Pasal Penghantar Fisika Bangunan.Jakarta.
PT.Gramedia Pustaka Utama.
Marsum W.A., 1994.Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta. Andi Offset Nadzir, Mohamad., Metode Penelitian. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama.
Neufert, Ernst., 1994. Data Arsitek jilid 1 & 2. Jakarta, Erlangga. Panero, Julius., 2003. Dimensi Manusia Dan Ruang Interior. Jakarta, Erlangga. Poerwadarminta., 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Sachari, Agus.,1989. Estetika Terapan. Nova, Bandung. Sedarmayanti., 2002. Metodologi Penelitian. Bandung, Mandar Maju.
Soekrosno., 2001. Manajement Food & Beverage Service Hotel. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama
Sumalyo, Yulianto.,1997. Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan abad XX. Yogyakarta.
Gajah Mada University Press. Sugiarto, Endar & Sulastriningrum., 2001. Pengantar Akomodasi dan Restoran. Jakarta.
PT.Gramedia Pustaka Utama Suptandar, Pamudji., 1982. Interior Design II, Jakarta. Suptandar, Pamudji., 1995. Perancangan Tata Ruang Dalam. Jakarta, Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan Universitas Trisakti. Subarniati., 2001. Disain Interior. Denpasar, Program Studi Disain Interior PSSRD
Universitas Udayana. Wiramihardja, A. Sutardjo., 2006. Pengantar Filsafat. Bandung. PT. Refika Aditama. Wungu, Fransiska., 2006.Lantai.Jakarta: PT. Samindra Utama, Gramedia.