dermatitis kontak iritan
Transcript of dermatitis kontak iritan
LAPORAN KASUS
DERMATITIS KONTAK IRITAN KRONIS
A.A DIAH HASWANI0802005011
DEFINISI Dermatitis kontak adalah dermatitis
yang disebabkan oleh bahan/ substansi yang menempel pada kulit.
Dikenal dua macam dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi.
Keduanya dapat bersifat akut dan kronis.
EPIDEMIOLOGI Penelitian di Sweden 25% memiliki
perkembangan gejala selama tahun sebelumnya.
Orang yang bekerja pada industri berat, mereka yang bekerja bersentuhan dengan bahan kimia keras yang memiliki potensial merusak kulit dan beresiko tinggi mengalami dermatitis kontak iritan.
ETIOLOGIFAKTOR EKSOGEN FAKTOR ENDOGEN
Sifat kimia bahan iritan: pH, kondisi fisik, konsentrasi, ukuran molekul, jumlah, bahan dasar, dan kelarutannya
Faktor genetik
Sifat dari pajanan: jumlah, konsentrasi, dan lamanya pajanan
Jenis kelamin
Faktor lingkungan: lokalisasi tubuh yang terpajan, suhu, dan faktor mekanik seperti tekanan, gesekan, atau goresan
Umur
Kelembaban lingkungan yang rendah dan suhu dingin menurunkan kadar air
Suku
Lokasi kulit yang terkena dan Riwayat atopi
PATOGENESIS
Gambar 1 : (a-d) mekanisme imunologis terjadinya dermatitis kontak iritan (DKI). (a) bahan iritan fisik dan kimia memicu pelepasan sitokin dan mediator inflamasi lainnya yang disebut sinyal bahaya. (b) sel epidermis dan dermis merespon sinyal bahaya tersebut. (c) setelah itu, sitokin inflamasi dikeluarkan dari sel residen dan sel inflamasi yang sudah terinfiltrasi. Sitokin utama pada proses ini adalah CXCL 8 (bentuk yang dikelan adalah IL-8) (d) sebagai akibatnya, dari produksi sitokin inflamasi, banyak sel inflamasi termasuk neutrofil diserang dan dibawa pengaruh picuan inflamasi mengeluarkan mediator inflamasi. Hasilnya dapat dilihat secara klinis pada DKI.
GAMBARAN KLINIS Dermatitis kontak iritan akut
kulit terasa pedih atau panas, eritema, vesikel atau bula
GAMBARAN KLINISDermatitis Kontak Iritan Lambat (delayed) gejala obyektif tidak muncul hingga 8 – 24 jam
atau lebih setelah pajanan. gambaran klinisnya mirip dengan dermatitis
kontak iritan akut. Contohnya adalah dermatitis yang disebabkan
oleh serangga yang terbang pada malam hari, dimana gejalanya muncul keesokan harinya berupa eritema yang kemudian dapat menjadi vesikel atau bahkan nekrosis.
GAMBARAN KLINIS DKI Kronis
kulit kering, eritema, skuama, dan lambat laun akan menjadi hiperkeratosis dan dapat berbentuk fisura
REAKSI IRITAN Reaksi akut monomorfik yang dapat
berupa skuama, eritema, vesikel, pustul, serta erosi, dan biasanya terlokalisasi di dorsum dari tangan dan jari.
Biasanya hal ini terjadi pada orang yang terpajan dengan pekerjaan basah.
Reaksi iritasi dapat sembuh, menimbulkan penebalan kulit atau dapat menjadi DKI kumulatif.
REAKSI TRAUMATIK ( DKI TRAUMATIK) Reaksi traumatik dapat terbentuk
setelah trauma akut pada kulit seperti panas atau laserasi.
Biasanya terjadi pada tangan dan penyembuhan sekitar 6 minggu atau lebih.
Proses penyembuhan, akan terjadi eritema, skuama, papul, dan vesikel.
DERMATITIS KONTAK IRITAN NONERITEMATOUS
Dermatitis kontak iritan non eritematous disebut juga reaksi sub eritematous.
Pada tingkat awal dari iritasi kulit, kerusakan kulit terjadi tanpa adanya inflamasi, namun perubahan kulit terlihat secara histologi.
Gejala umum yang dirasakan penderita adalah rasa terbakar, gatal, atau rasa tersengat.
DERMATITIS KONTAK IRITAN SUBYEKTIF
Kelainan kulit tidak terlihat pada tipe ini namun penderita mengeluh rasa gatal, rasa tersengat , terbakar, beberapa menit setelah terpajan dengan iritan.
Biasanya terjadi di daerah wajah, kepala, dan leher, asam laktat biasanya menjadi iritan yang paling sering menyebabkan penyakit ini
DIAGNOSISANAMNESIS ( S7B4) PEMERIKSAAN FISIK
adanya pajanan yang menyebabkan iritasi.
makula eritema, hiperkeratosis, atau fisura predominan setelah terbentuk vesikel
onset dari gejala terjadi dalam beberapa menit sampai jam
tampak kulit berlapis, kering, atau melepuh
DKI kumulatif terjadi akibat pajanan berulang dari suatu bahan iritan yang merusak kulit.
bentuk sirkumskrip tajam pada kulit
Penderita merasakan sakit, rasa terbakar, rasa tersengat, dan rasa tidak nyaman akibat pruritus yang terjadi
rasa tebal di kulit yang terkena pajanan
PEMERIKSAAN PENUNJANGPATCH TEST menentukan substansi yang menyebabkan
dermatitis kontak iritan dan digunakan untuk mendiagnosis DKA
KULTUR BAKTERI Curiga komplikasi infeksi sekunder bakteri.
PEMERIKSAAN KOH untuk mengetahui adanya mikologi pada infeksi jamur superficial seperti infeksi candida
PEMERIKSAAN Ig E Peningkatan immunoglobulin E dapat menyoking adanya riwayat atopi pada pasien
PENATALAKSANAAN Prinsip pengobatan dermatitis kontak iritan adalah
dengan menghindari bahan iritan, melakukan proteksi ( seperti penggunaan sarung tangan)
Terapi medikamentosa:Pengobatan topikal:
Untuk lesi basah diberikan kompres larutan salin atau kalium permanganas 1/10000. Sedangkan untuk lesi kering diberikan krim hidrokortison 1- 2.5%, fluosinolon 0.25% atau triamsolon 0.025% atau desoksimetason 0.025% sesuai dengan indikasi.
PENATALAKSANAAN Pengobatan sistemik:
Diberikan antihistamin CTM 3 x 5 mg/hari atau mebidrolin napadisilat 2 x 50 mg/ hari atau loratadin 10 mg/ hari untuk mengatasi gejala simtomatisnya seperti pruritus.Bila berat dapat diberikan kortikosteroid ( prednisone atau metil prednisolon) per oral 20- 30 mg/ hari.
jika terjadi infeksi sekunder diberikan amoksisilin atau eritromisin. bila sudah ada perbaikan dapat dilakukan tes tempel
LAPORAN KASUSIdentitas Pasien Nama : Ni Wayan Ruminti Jenis Kelamin: Perempuan Umur : 48 tahun Pekerjaan : Pegawai swasta Suku : Bali Bangsa : Indonesia Agama : Hindu Status Perkawinan : menikah Alamat : Palak, sukawati Tanggal pemeriksaan : 12 September 2013
ANAMNESIS Keluhan Utama :
Gatal dan nyeri pada jari- jari tangan Perjalanan Penyakit :
Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin dengan keluhan gatal- gatal dan nyeri pada jari- jari tangannya sejak kurang lebih 3 minggu yang lalu. Keluhan ini muncul pertama kali saat pasien sedang mengepel lantai dengan obat pembersih lantai baru yang dibelikan oleh majikannya. Dan pasien terus kontak langsung dengan pembersih lantai selama 3minggu. Awalnya tidak terlalu gatal namun lama kelamaan keluhan semakin memburuk. Selain itu, pasien juga mengeluh setelah terasa gatal, jari- jari tangannya juga terasa seperti terbakar dan muncul kemerahan. Kulit jari- jari tangan pasien lama kelamaan menghitam, terasa tebal lalu mengelupas dan kering. Sejak 1 minggu yang lalu keluhan diperparah dengan tidak mampunya pasien untuk menggerakkan jari- jari tangannya dan terasa kaku.
ANAMNESIS Riwayat Pengobatan :
Pasien sempat berobat ke dokter umum untuk keluhannya dan diberikan obat penghilang nyeri namu tidak membaik.
Riwayat AlergiPasien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat, maupun bahan-bahan alergen lainnya.
Riwayat Penyakit Terdahulu :Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Riwayat menderita penyakit kronis disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit dalam Keluarga :Di dalam keluarga pasien tidak ada yang pernah memiliki keluhan yang sama.
Riwayat Sosial :Pasien merupakan seorang cleaning service di sebuah art shop.
PEMERIKSAAN FISIKStatus Present : Keadaan Umum : Baik Nadi : 88 kali permenit Respirasi : 20 kali permenit Temperatur aksila: 36,8 °C BB : 50 KgStatus General : Kepala : dalam batas normal Mata : anemia -/-, ikt-/- THT : dalam batas normal Thorax: Cor : S1S2 normal, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/- Abdomen : distensi (-),bising usus normal,hepar dan lien tidak teraba Ekstremitas : dalam batas normal.
PEMERIKSAAN FISIKStatus Dermatologis : Lokasi : digiti I – digiti V manus sinistra Efloresensi : tampak makula hiperpigmentasi
dengan batas tidak tegas, geografika, dengan ukuran 1,5cm x 2cm, diatasnya terdapat ekskoriasi, soliter.
PEMERIKSAAN FISIK Lokasi : digiti IV manus dextra Efloresensi : tampak makula hiperpigmentasi
dengan batas tidak tegas, geografika, dengan ukuran 1cm x 2cm, diatasnya terdapat ekskoriasi, soliter
DIAGNOSIS BANDINGDiagnosis Banding 1. Dermatitis kontak iritan kronis
(kumulatif) 2. Dermatitis kontak alergi 3. Dermatitis atopi
RESUMEResume Pasien perempuan, 48 tahun, Bali, Hindu, mengeluh gatal dan nyeri pada jari- jari
tangan sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini muncul pertama kali saat pasien sedang mengepel lantai dengan obat pembersih lantai baru yang dibelikan oleh majikannya. Dan pasien terus kontak langsung dengan pembersih lantai selama 3minggu. Keluhan dirasakan semakin memburuk. Selain itu, pasien juga mengeluh jari- jari tangannya juga terasa seperti terbakar dan muncul kemerahan. Kulit jari- jari tangan pasien lama kelamaan menghitam, terasa tebal, mengelupas, dan kering. Sejak 1 minggu yang lalu keluhan diperparah dengan tidak mampunya pasien untuk menggerakkan jari- jari tangannya dan terasa kaku
Diagnosis KerjaDermatitis kontak iritan kronis (kumulatif)
PenatalaksanaanPengobatan medikamentosa1. desoksimetason cream ( inerson)2. Sistemik : Metyl prednisolon 4mg 3 x1
CTM 3 x 1
KIE DAN PROGNOSIS KIE Memberikan penjelasan bahwa penyebab iritasi kulit
kemungkinan karena pembersih lantai. Hindari kontak langsung dengan bahan yang dicurigai
sebagai iritan, pada kasus ini dicurigai pembersih lantai. Disarankan memakai sarung tangan jika terpaksa harus
bekerja dengan pembersih lantai yang dicurigai sebagai iritan.
Pasien disarankan teratur menggunakan obat topikal yang diberikan.
Prognosis Dubius ad bonam (baik)
PEMBAHASANTINJAUAN PUSTAKA KASUS
DKI sering terjadi di pekerjaan yang melibatkan kegiatan mencuci tangan atau paparan berulang kulit terhadap air, bahan makanan, atau iritan lainnya.
Pasien bekerja sebagai cleaning service dan sering kontak langsung dengan pembersih lantai tanpa sarung tangan.
DKI secara signifikan lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki- laki.
Pasien seorang wanita
Iritan yang menginduksi dermatitis pada setiap orang jika terpapar pada kulit: dalam konsentrasi yang cukup, pada waktu yang adekuat ( minggu/bulan/tahun)
Pasien mengeluhkan keluhannya timbul sejak 3 minggu yang lalu setelah mengepel lantai dengan pembersih lantai yang baru.
PEMBAHASANTINJAUAN PUSTAKA KASUS
Gejala berupa kulit terasa gatal, kering, kemerahan lambat laun akan menjadi hiperkeratosis (menggelap) dan dapat berbentuk fisura jika kontak terus berlangsung.
Keluhan yang dikeluhkan pasien: gatal, perih, lama- kelamaan kulit menghitam, mengelupas, tebal, dan jari- jari sulit digerakkan
Dari pemeriksaan fisik:kulit tampak hiperpigmentasi, ekskoriasi, difus, bila terus- terusan dapat retak,(fisura)
Dari pemeriksaan fisik pasien: tampak makula hiperpigmentasi, batas tidak tegas, geografika, dengan ukuran 1,5cm x 2cm, diatasnya terdapat ekskoriasi, fisura
Terapi: KIE hindari kontak dengan bahan iritan ( gunakan sarung tangan), kortikosteroid topikal, sistemik ( anti inflamasi dan antihistamin)
Pada pasien diberikan KIE untuk menghindari kontak dengan bahan iritan. Untuk medikamentosa diberikan desoksimetason, metil prednisolon, dan CTM)
DIAGNOSIS BANDING DERMATITIS KONTAK ALERGI
berbeda dengan DKI, pada DKA terdapat proses sensitisasi dari pajanan/ iritan. Dan keluhan utama gatal pada daerah yang terpajan iritan. Pada patch tes didapatkan hasil positif untuk alergen yang diujikan
DERMATITIS ATOPImerupakan keadaan radanag kulit kronis dan residif disertai gatal, umumnya pada bayi dan anak-anak. Sering berhubungan dengan peningkatan Ig E dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga.
SIMPULAN DKI merupakan reaksi peradangan kulit
nonimunologik, dimana kerusakan kulit terjadi tanpa didahului dengan proses sensitisasi.
Pekerjaan yang beresiko: kegiatan mencuci tangan atau paparan berulang kulit terhadap air, bahan makanan, atau iritan lainnya.
Kelainan kulit yang muncul tergantung dari beberapa faktor, meliputi faktor dari bahan iritan itu sendiri, faktor lingkungan, dan faktor individu.
Anamnesis yang cermat dan pemeriksaan fisik yang baik sangat diperlukan dalam menegakkan diagnosis
Upaya pengobatan yang utama adalah KIE untuk menghindari kontak dengan bahan iritan.
TERIMA KASIH