Dengue Hemmoraghic Fever tinjauan pustaka

4
BAB I PENDAHULUAN Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemmoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue tipe 1-4, dengan manifestasi demam mendadak 2-7 hari disertai gejala perdarahan dengan atau tanpa syok disertai pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombositopenia (trombosit kurang dari 1!" dan peningkatan hematokrit 2# atau lebih d normal 1 $ejak 2 tahun terakhir, terjadi peningkatan frekuensi infeksi virus deng global! $ebanyak 2,& ' , triliyun penduduk di seluruh dunia memiliki ris menderita penyakit ini! Di seluruh dunia & ' 1 milyar kasus telah dila $etiap tahunnya sekitar &! kasus DBD perlu pera)atan di rumah sakit, diantaranya adalah anak ' anak usia kurang dari 1& tahun! +ngka kematian diperkirakan sekitar &# dan sekitar 2&! kasus kematian dilapor harinya! 2 Demam Berdarah Dengue diketahui disebabkan oleh virus dengue! irus dengu mempunyai 4 serotipe, yaitu D . 1, D . 2, D . , D . 4! /enularan infeksi virus dengue selain dipengaruhi oleh virus dengue itu sendiri, terdapat 2 faktor lain yang berperan yaitu faktor host dan vektor perantara! ektor utama d 0ndonesia adalah Aedes aegypti betina! ika seseorang terinfeksi v digigit oleh nyamuk +edes aegypti, maka virus dengue akan masuk bersama d yang diisap olehnya! Didalam tubuh nyamuk itu virus dengue akan berkemban biak dengan %ara membelah diri dan menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamu $ebagian besar virus akan berada dalam kelenjar air liur nyamuk! Dalam sa minggu jumlahnya dapat men%apai puluhan bahkan sampai ratusan ribu sehing siap untuk ditularkan kepada orang lain! alaupun demam dengue (DD" dan demam berdarah dengue(DBD" disebabkan oleh virus yang sama, tapi mekanisme patofisiologisnya yang berbe

description

BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangDHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering disebut sebagai demam berdarah.Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai penyakit (terutama sering dijumpai .) yang disebabkan oleh virus Dengue dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala pendarahan spontan seperti; bintik merah pada kulit,mimisan, bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau BAB berdarah.Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae, dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negara-negara Tropis dan Subtropis. Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda.

Transcript of Dengue Hemmoraghic Fever tinjauan pustaka

BAB IPENDAHULUANDemam Berdarah Dengue atau Dengue Hemmoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue tipe 1-4, dengan manifestasi klinis demam mendadak 2-7 hari disertai gejala perdarahan dengan atau tanpa syok, disertai pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombositopenia (trombosit kurang dari 100.000) dan peningkatan hematokrit 20% atau lebih dari harga normal1Sejak 20 tahun terakhir, terjadi peningkatan frekuensi infeksi virus dengue secara global. Sebanyak 2,5 3,0 triliyun penduduk di seluruh dunia memiliki risiko menderita penyakit ini. Di seluruh dunia 50 100 milyar kasus telah dilaporkan. Setiap tahunnya sekitar 500.000 kasus DBD perlu perawatan di rumah sakit, 90% diantaranya adalah anak anak usia kurang dari 15 tahun. Angka kematian DBD diperkirakan sekitar 5% dan sekitar 25.000 kasus kematian dilaporkan setiap harinya. 2

Demam Berdarah Dengue diketahui disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue mempunyai 4 serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4. Penularan infeksi virus dengue selain dipengaruhi oleh virus dengue itu sendiri, terdapat 2 faktor lain yang berperan yaitu faktor host dan vektor perantara. Vektor utama dengue di Indonesia adalah Aedes aegypti betina. Jika seseorang terinfeksi virus dengue digigit oleh nyamuk Aedes aegypti, maka virus dengue akan masuk bersama darah yang diisap olehnya. Didalam tubuh nyamuk itu virus dengue akan berkembang biak dengan cara membelah diri dan menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk. Sebagian besar virus akan berada dalam kelenjar air liur nyamuk. Dalam satu minggu jumlahnya dapat mencapai puluhan bahkan sampai ratusan ribu sehingga siap untuk ditularkan kepada orang lain. Walaupun demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue(DBD) disebabkan oleh virus yang sama, tapi mekanisme patofisiologisnya yang berbeda yang menyebabkan perbedaan klinis. Perbedaan yang utama adalah pada peristiwa renjatan yang khas pada DBD. Renjatan itu disebabkan karena kebocoran plasma yang diduga karena proses imunologi. Pada demam dengue hal ini tidak terjadi. Manifestasi klinis demam dengue timbul akibat reaksi tubuh terhadap masuknya virus. Virus akan berkembang di dalam peredaran darah dan akan ditangkap oleh makrofag. Segera terjadi viremia selama 2 hari sebelum timbul gejala dan berakhir setelah lima hari gejala panas mulai. Makrofag akan segera bereaksi dengan menangkap virus dan memprosesnya sehingga makrofag menjadi APC (Antigen Presenting Cell). Antigen yang menempel di makrofag ini akan mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag lain untuk memfagosit lebih banyak virus. T-helper akan mengaktifasi sel T-sitotoksik yang akan melisis makrofag yang sudah memfagosit virus. Juga mengaktifkan sel B yang akan melepas antibodi. Ada 3 jenis antibodi yang telah dikenali yaitu antibodi netralisasi, antibodi hemagglutinasi, antibodi fiksasi komplemen. Proses diatas menyebabkan terlepasnya mediator-mediator yang merangsang terjadinya gejala sistemik seperti demam, nyeri sendi, otot, malaise dan gejala lainnya. Dapat terjadi manifetasi perdarahan karena terjadi agregasi trombosit yang menyebabkan trombositopenia, tetapi trombositopenia ini bersifat ringan.Pada awal perjalanan penyakit, DBD dapat menyerupai kasus Demam dengue dengan kecenderungan perdarahan dengan satu manifestasi klinis atau lebih yaitu a) uji torniquet positif, b) petekie, ekimosis atau purpura c) perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi) d) hematemesis dan melena e) trombositopenia (< 100000/mm3). Hemokonsentrasi sebagai akibat dari peningkatan permeabilitas kapiler dengan manifestasi satu atau lebih yaitu : (a) Peningkatan hematokrit lebih dari 20% dibandingkan standar umur dan jenis kelamin, (b) Penurunan hematokrit lebih atau sama dengan 20% setelah mendapat pengobatan cairan, (c) Tanda perembesan plasma, yaitu efusi pleura, asites atau proteinemiaAda 4 derajat penyakit DD/DBD sesuai kriteria WHO (1997) yaitu a) Derajat I dimana terjadi deman tinggi disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji tourniquet (uji rumple leed positif), b) Derajat II dimana seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit atau perdarahan nyata lain (petekie, perdarahan gusi, perdarahan hidung, hematemesis, melena), c) Derajat III dimana didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab dan anak tampak gelisah, d) Derajat IV terjadi syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.Diagnosis DBD ditegakan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun 1986 terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris. Kriteria klinis meliputi a) Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas berlangsung terus menerus selama 2 7 hari b) terdapat manifestasi perdarahan, termasuk uji torniquet positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis / melena c) pembesaran hati, d) syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah. Kriteria laboratoris meliputi trombositopenia (100.000 / mm3 atau kurang) dan hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20 % atau lebih. Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit cukup untuk menegakan diagnosis klinis DBD. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis DBD adalah pemeriksaan darah lengkap, serologi dan isolasi virus. Pemeriksaan darah rutin dilakukan untuk memeriksa kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit. Diantara uji serologis, uji HI (Haemagglutination Inhibition Test = HI test) adalah uji serologis yang paling sering dipakai dan digunakan sebagai baku emas pada pemeriksaan serologis. Selain itu, uji IgM dan IgG Elisa akhir-akhir ini sering juga digunakan.Pada dasarnya pengobatan DBD bersifat suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan. Pada kasus DBD derajat I dan II penderita harus menjalanitirah baring, assupan cairan, elektrolit, dan nutrisi harus dijaga, diberikan pengobatan yang bersifat simtomatis, seperti pemberian antipiretik untuk menurunkan demam penderita, selain itu monitoring vital sign, dan keseimbangan cairan juga harus dilakukan.

Pasien dapat dipulangkan apabila tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik, nafsu makan membaik, secara klinis tampak perbaikan, hematokrit stabil, tiga hari setelah syok teratasi, jumlah trombosit > 50.000/l, tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis). Prognosis DHF ditentukan oleh derajat penyakit, cepat tidaknya penanganan diberikan, umur, dan keadaan nutrisi. Prognosis DBD derajat I dan II umumnya baik. DBD derajat III dan IV bila dapat dideteksi secara cepat maka pasien dapat ditolong.