Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23...

110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN YOGA CENTRE Sebagai Sarana Kesehatan Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Oleh: Hajju Putrie Annurina NIM. I 0205074 Dosen Pembimbing: Ir. Hardiyati, MT Purwanto Setyo N, ST, MT JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2012

Transcript of Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23...

Page 1: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

YOGA CENTRE

Sebagai Sarana Kesehatan

Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai

Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Universitas Sebelas Maret

Oleh:

Hajju Putrie Annurina

NIM. I 0205074

Dosen Pembimbing:

Ir. Hardiyati, MT

Purwanto Setyo N, ST, MT

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2012

Page 2: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

YOGA CENTRE

Sebagai Sarana Kesehatan

Dengan Pendekatan Konsep Arsitektur Vaastu Vidya

PENYUSUN : HAJJU PUTRIE ANNURINA

NIM : I 0205074

JURUSAN : ARSITEKTUR

TAHUN : 2012

Surakarta, Oktober 2012

Menyetujui,

Pembimbing I

Tugas Akhir

Ir. Hardiyati, M.T.

NIP. 19561209198601 2 001

Pembimbing II

Tugas Akhir

Purwanto Setyo N, ST, MT

NIP. 19720324200003 1 001

Mengesahkan,

KetuaJurusanArsitektur

FakultasTeknik UNS

Dr. Ir. MohamadMuqoffa, MT.

NIP. 19620610 199103 1 001

Ketua Program StudiArsitektur

FakultasTeknik UNS

KaharSunoko, ST, MT.

NIP. 19690320 199503 1 002

Page 3: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir yang merupakan salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tugas Akhir

disusun Penulis setelah melaksanakan Studio Tugas Akhir selama kurang lebih 3 bulan

dan di sidangkan pada 17 September 2012.

Penulis menyadari bahwa selesainya Tugas Akhir Arsitektur ini tidak lepas dari

pihak-pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, saya

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, atas rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya.

2. Rasulullah Muhammad SAW, yang mengajarkan suri tauladan serta akhlak yang

baik.

3. Dr. Ir. Mohammad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

UNS.

4. Ir. Hardiyati, MT, selaku pembimbing I selama menjalani mata kuliah Seminar

hingga Tugas Akhir dan sekaligus sebagai selaku Pembimbing Akademik.

5. Purwanto Setyo N, ST, MT, selaku pembimbing II selama menjalani mata kuliah

Seminar hingga Tugas Akhir.

6. Ir. Ana Hardiana, MT dan Ir. Avi Marlina, MT selaku penguji Tugas Akhir

7. Seluruh Dosen Jurusan Arsitektur, yang telah membimbing hingga Tugas Akhir

8. Seluruh staff dan karyawan Jurusan Arsitektur

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan

serta dukungannya dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran tentang Tugas Akhir ini akan

Penulis terima dengan terbuka. Akhir kata, semoga Tugas Akhir Yoga Centre ini dapat

memberikan manfaat bagi Penulis pribadi dan kita semua, Amin.

Surakarta, Oktober 2012

Penulis

Page 4: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam yang telah memberikan segala rahmat

dan kemudahan dalam segala kehidupan dan melancarkan dalam mengerjakan semua

tugas. Sholawat serta salam kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW,

beserta para keluarga & sahabat. Terimakasih ya Allah... atas segala jalan yang diberikan

meski tak selalu mulus namun pasti terbaik bagi saya.

[Papah&Mamah] yang selalu menanyakan keadaan saya... yang selalu mendukung dan

memfasilitasi segalanya.. Thanks mom... Thanks dad... Luv u..

[Kakak&Adik] yang juga selalu mendukung dan menyemangati agar cepat

menyelesaikan Tugas Akhir dan cepat kerja...

[Ir. Hardiyati, MT & Purwanto SN, ST, MT] yang selalu meluangkan waktu untuk

memberi bimbingan dengan sabar, saran dan kritik yang membangun. terima kasih atas

bimbingannya hingga selesainya tugas akhir ini…

[Ir. Ana Hardiana, ST, MT & Avi Marlina, ST, MT] yang telah menjadi penguji dan

memberikan masukan yang berarti demi sempurnanya tugas akhir ini…

Dr.Ir. Mohammad Muqoffa, MT selaku ketua jurusan Arsitektur, Kahar Sunoko, ST,

MT selaku ketua prodi Arsitektur, Ir. Hardiyati, MT. Selaku pembimbing akademik dan

seluruh dosen, staff, dan karyawan Arsitektur UNS.

Teman-Teman

[Edy Susanto] MCSE.CSSA.CISSP.CIEH.APP.RHCE.VCP.RHCSA.CISA.CISM...

Maaf.. banyak banget sampe ga bisa saya sebut semua gelar sertifikat IT nya.. Hehe..

Terimakasih telah menyarankan untuk berpindah ke konsep Vaastu... dan terimakasih atas

sharing wawasan dan pengetahuan tentang Vaastu demi kelancaran Tugas Akhir..

Terimakasih..

[Gerald Ginting] yang selalu mendengarkan keluh kesah selama studio Tugas Akhir...

yang selalu memberikan masukan Tugas Akhir.. yang mau berdikusi tentang 5 Elemen

Alam dan lain2.. Semoga Tugas Akhir saya bisa dijadikan project nya Harmonisasi

Universal.. (uhuy! hihihi )

[Nadya&Nurul] Teman seperjuangan Tugas Akhir dan Studio... Dan juga Sahabat...

Yang selalu bersama-sama... Sukses buat kalian berdua...

[Studio 127] akhirnya kita lulus teman…sukses selalu buat kalian…

[ALL Sahabat] Setapak demi setapak.. Kita lalui bersama-sama.. Ada sedih.. Ada suka..

Ada senang... Kita rasakan bersama... Dan pada akhirnya, kita semua berjalan sendiri-

sendiri demi masa depan... Sukses selalu untuk kalian semua...

Page 5: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

[Teman-teman Harmonisasi Universal Group] Terimakasih atas sharing Vaastu dan

Energi 5 Elemen Alam.. Akhirnya Arc Reactor nya selesai jugaaa... hahaha

[ALL Arsitek UNS] terima kasih atas bantuan, dukungan, dan semua kenangan indahnya,

semoga kita menjadi orang-orang yang sukses… Amin, Amin, Amin ya robbal alamin…..

dan Semua Pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu...Terimakasiiiih..

Page 6: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

LEMBAR UCAPAN TERIMAKASIH iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR SKEMA xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian Judul I-1

A.1. Judul I-1

A.2. Pengertian Judul I-1

B. Latar Belakang I-1

B.1. Yoga dalam Kesehatan I-2

B.2. Yoga dalam 5 Element Vaastu I-4

B.3. Yoga dalam Lifestyle I-4

C. Permasalahan dan Persoalan I-5

C.1. Permasalahan I-5

C.2. Persoalan I-5

D. Tujuan dan Sasaran I-6

D.1. Tujuan I-6

D.2. Sasaran I-6

E. Lingkup dan Batasan Pembahasan I-6

E.1. Lingkup I-6

E.2. Batasan Pemahaman I-6

F. Metodologi dan Strategi desain I-7

F.1. Tahap I (Pengungkapan Main Idea) I-7

F.2. Tahap II (Perumusan Judul Dan Penyusunan Konsep) I-8

F.3. Tahap III (Strategi Desain) I-9

Page 7: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

F.4. Tahap IV (Preliminary And Final Product) I-10

G. Sistematika Penulisan Konsep I-10

H. Pola Pikir I-11

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Yoga II-1

A.1. Sistem Yoga II-1

A.2. Hatha Yoga II-3

A.3. Sudut Pandang Yoga Terhadap Kesehatan II-5

A.3.1. Kesehatan dan Kebahagiaan II-5

A.3.2. Peningkatan Kesadaran Tubuh II-6

A.3.3. Pelepasan dan Pencegahan Stress II-6

A.4. Manfaat dari Yoga II-7

A.5. Unsur Dasar Yoga II-8

A.5.1. Sikap tubuh (Fisik) II-8

A.5.2. Pernapasan II-10

A.5.3. Sikap Relaksasi II-11

A.5.4. Menenangkan Pikiran II-12

B. Tinjauan Vaastu II-13

B.1. Pengertian Vaastu-shastra II-13

B.2. Dasar-dasar Vaastu II-14

B.2.1. Lima Elemen Vaastu II-15

B.2.2. Arah Vaastu (Orientasi) II-17

B.2.3. Bentuk Dasar II-18

B.2.4. Vaastu Purusha Mandala II-19

B.2.5. Warna II-23

B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25

C. Preseden Design II-27

C.1. Iyengar Yoga Center Indonesia II-27

C.2. Pusat Meditasi Vipassana "Dhamma Java" II-31

BAB III ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN

A. Analisa Mikro III-1

Page 8: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

A. 1. Skala Pelayanan Kota Surakarta dan Sekitarnya III-1

A. 2. Dasar Pemilihan Lokasi dan Potensi Site III-1

A.2.1. Dasar Pemilihan Lokasi III-1

A.2.2. Dasar potensi Site III-2

A. 3. Lokasi Site, Existing Site, Potensi Site III-2

A.3.1. Lokasi Site Yang Dipilih III-3

A.3.2. Existing Site III-3

A.3.3. Tinjauan Potensi III-3

A. 4. Penataan Site III-3

A.4.1. Analisis Klimatologis III-4

A.4.2. Analisis Noise III-5

A.4.3. Analisis View Site III-5

A.4.4. Analisis Zoning III-6

A.4.5. Analisis Gubahan Massa III-7

A. 5. Program Ruang III-8

A. 6. Penerapan Vaastu Pada Tampilan Bangunan III-8

A. 7. Sistem Bangunan III-9

B. Analisis Mikro III-9

B.1. Analisis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang III-9

B.1.1 Analisis Pelaku Kegiatan III-9

B.1.2 Analisis Frekuensi dan Pelaksanaan Kegiaan III-11

B.1.3 Analisis Aktifitas Kegiatan Yoga Centre III-11

B.1.4 Analisis Kebutuhan Ruang III-13

B.2. Analisis Besaran Peruangan III-15

B.3. Analisis Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang III-20

B.4. Pendekatan Desain Bangunan III-21

B.4.1. Ungkapan Fisik Bangunan III-21

B.5. Pendekatan Struktur III-24

B.6. Pendekatan Sistem Utilitas Bangunan III-25

B.6.1 Analisa Pencahayaan III-25

B.6.2 Analisa Penghawaan III-27

B.6.3 Analisa Mekanikal Elektrikal III-27

Page 9: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

B.6.4 Analisa Sistem Komunikasi III-32

B.6.5 Analisa Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah III-33

B.6.6 Analisa Pengamanan Kebakaran dan Petir III-35

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN YOGA CENTRE

A. Konsep Makro IV-1

A. 1. Pemilihan Lokasi IV-1

A. 2. Existing Site IV-1

A. 3. Pengolahan Site IV-2

A.3.1. Klimatologi IV-2

A.3.2. View dan Orientasi IV-2

A.3.3. Pencapaian IV-2

A.3.4. Sirkulasi dalam Site IV-2

A.3.5. Kebisingan IV-3

A.3.6. Penzoningan IV-3

B. Konsep Mikro IV-3

B.1. Kegiatan Yang Diwadahi IV-3

B.2. Besaran Ruang IV-4

B.3. Konsep Bangunan IV-8

B.3.1. Konsep Masa Bangunan IV-8

B.3.2. Konsep Struktur Bangunan IV-8

B.3.3. Konsep Sistem Utilitas Bangunan IV-8

B.3.4. Konsep Mekanikal Elektrikal IV-9

B.3.5. Konsep Sitem Komunikasi IV-10

B.3.6. Konsep Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah IV-10

B.3.7. Konsep Pengamanan Kebakaran dan Petir IV-10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar. II. 1 Paanchbhootas II-14

Gambar. II. 2 Lima Elemen Vaastu Menurut 8 Arah II-15

Gambar. II. 3 Delapan Arah Vaastu II-17

Gambar. II. 4 Bentuk Sejati Vaastu II-19

Gambar. II. 5. Vaastu Purusha II-19

Gambar. II. 6. Layout Vaastu Purusha Mandala II-20

Gambar. II. 7. Layout Vaastu Grade A II-20

Gambar. II. 8. Layout Vaastu Grade B II-21

Gambar. II. 9. Layout Vaastu Grade C II-21

Gambar. II. 10. Layout Vaastu Grade D II-22

Gambar. II. 11. Taman & Lansekap II-22

Gambar. II. 12. Diagram Warna II-23

Gambar. II. 13 Ruang Studio Yoga, Iyengar Yoga II-27

Gambar. II. 14. Ruang Studio Yoga yang dilengkapi fasilitas Yoga II-28

Gambar. II. 15. Pusat Meditasi Vipassana “Dhamma Java” II-31

Gambar. II. 16. Ruang Tidur Asrama II-31

Gambar. II. 17. Ruang Meditasi Bersama II-32

Gambar. II. 18. Tempat Tinggal Guru II-32

Gambar. II. 19. Asrama Siswa/Siswi II-32

Gambar. II. 20. Ruang Makan II-32

Gambar. II. 21. Kanopi II-33

Gambar. III. 1. Peta Karanganyar III-1

Gambar. III. 2. Peta Surakarta III-1

Gambar. III. 3. Peta Sukoharjo II-1

Gambar. III. 4. Lahan Site Terpilih III-2

Gambar. III. 5. Existing Site III-3

Gambar. III. 6. Analisis Klimatologis III-4

Gambar. III. 7. Solusi Analisis Klimatologis III-4

Gambar. III. 8. Analisis Noise III-5

Gambar. III. 9. Analisis View dan Orientasi III-5

Page 11: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Gambar. III. 10. Analisis Zonning II-6

Gambar. III. 11. Analisis Gubahan Massa III-7

Gambar. III. 12. Struktur Rangka dan Struktur Atap Baja III-24

Gambar. III. 13. Struktur space frame, struktur kabel III-25

Gambar. III. 14. Panel Photovoltaic III-30

Page 12: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 . Analisis Kegiatan dan Peruangan III-15

Tabel III. 2 . Analisis Besaran Ruang Kelompok Penerimaan III-16

Tabel III. 3 . Analisis Besaran Ruang Penunjang Kel. Penerimaan III-16

Tabel III. 4 . Analisis Besaran Ruang Kegiatan Yoga III-17

Tabel III. 5 . Analisis Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Yoga III-17

Tabel III. 6. Analisis Besaran Ruang R. Tinggal Instruktur Yoga III-18

Tabel III. 7. Analisis Besaran Ruang Bangunan Wisma III-18

Tabel III. 8. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Olahraga Penunjang III-18

Tabel III. 9. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Pengelola III-19

Tabel III. 10. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Service III-19

Tabel III. 11. Macam-macam sistem air conditioning dalam bangunanIII-29

Tabel III. 12. Alternatif Pemilihan Sistem Pengamanan Bahaya Petir III-38

Tabel IV. 1. Besaran Ruang Kelompok Penerimaan IV-4

Tabel IV. 2. Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Penerimaan IV-4

Tabel IV. 3. Besaran Ruang Kegiatan Yoga IV-5

Tabel IV. 4. Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Yoga IV-5

Tabel IV. 5. Besaran Ruang R. Tinggal Instruktur Yoga IV-5

Tabel IV. 6. Besaran Ruang Kegiatan Wisma IV-5

Tabel IV. 7. Besaran Ruang Kegiatan Olahraga Penunjang IV-5

Tabel IV. 8. Besaran Ruang Kelompok Pengelola IV-7

Tabel IV. 9. Besaran Ruang Kelompok Service IV-7

Page 13: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR SKEMA

Skema III. 1 . Program Ruang III-8

Skema III. 2. Analisis Kegiatan Penerima III-11

Skema III. 3. Analisis Kegiatan Utama III-12

Skema III. 4. Analisis Kegiatan Instruktur Yoga III-12

Skema III. 5. Analisis Kegiatan Pengelola III-12

Skema III. 6. Analisis Kegiatan Penunjang III-12

Skema III. 7. Alur Pergerakan Hub. Antar Kel. Kegiatan Peruangan III-20

Skema III. 8. Macam Pencahayaan III-25

Skema III. 9. Macam Sistem Penghawaan III-27

Skema III. 10. Pengkondisian udara dengan AC III-29

Skema III. 11. Proses Kerja Photovoltaic III-30

Skema III. 12. Analisa Penyediaan Listrik PLN III-31

Skema III. 13. Analisa Aplikasi Aliran Listrik Bangunan III-32

Skema III. 14. Analisa Jaringan Komunikasi III-32

Skema III. 15. Sistem down feed distribution III-33

Skema III. 16. Sistem Sanitasi Bangunan III-34

Skema III. 17. Sistem Sanitasi Air Hujan II-34

Skema III. 18. Analisa Pengelolaan Sampah III-35

Page 14: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Judul

A.1. Judul : “Yoga Centre Sebagai Sarana Kesehatan Dengan Pendekatan

Arsitektur Konsep Vaastu Vidya”

A.2. Pengertian Judul :

Suatu pusat pelatihan kesehatan dan kebugaran melalui program

senam Yoga, yaitu olah tubuh (penguasaan diri melalui gerakan badan)

yang disertai olah nafas yang bermanfaat untuk menyeimbangkan fungsi

tubuh, pikiran dan jiwa agar terjadi keselaran hidup secara lahir maupun

batin. Penekanan Arsitektur pada Konsep Vaastu, yang merupakan suatu

ilmu konsep dari Ajaran Hindu yang merupakan suatu ilmu bangunan

yang disebut Vaastusastra, dalam desain bangunan tersebut.

B. Latar Belakang

Kesehatan yang dapat diartikan pula sebagai keadaan sejahtera dari

badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

secara sosial dan ekonomis (UU no.23/1992 tentang Kesehatan ). Kesehatan

adalah kebutuhan dasar dan modal utama untuk hidup, sehingga kesehatan

merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak untuk hidup dan memiliki

kesehatan.

Kesehatan tubuh merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan

manusia dan juga bagi semua makhluk hidup. Bila manusia hidup tanpa

kesehatan yang baik adalah sangat menjemukan dan menggelisahkan diri kita.

Penyakit yang datang terlalu sering akan membuat kita kehilangan gairah

hidup dan juga mental akan terganggu karena kepercayaan diri akan

berkurang. Demikian juga akan berpengaruh terhadap emosional dan

perkembangan spiritual.

Page 15: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user I - 2

B.1. Yoga dalam Kesehatan

Masalah kesehatan dan kematian akibat satu penyakit tetap berada

dalam tingkatan yang tinggi walaupun kini sudah menggunakan obat-

obatan yang efektif disertai terapi untuk mengatasi kondisi tersebut.

Dengan fakta yang ada, lebih dari lima juta warga Negara Amerika

mengidap penyakit jantung kronis satu kondisi dimana dalam jangka

panjang akan sampai kepada jantung tak mampu memompa darah secara

efisien ke bagian tubuh lainnya. Para peneliti di Sekolah Tinggi

Kedokteran di Universitas Emory di Atlanta yang menilai efektifitas dari

latihan yoga selama enam pekan yang dilakukan oleh 19 penderita

jantung yang pernah mengalami serangan, mendapatkan latihan fisik

yoga mengurangi tanda-tanda inflamasi yang berkaitan dengan gagal

jantung sementara itu juga telah meningkatkan toleransi terhadap latihan

fisik dan kualitas hidup.

Melakukan latihan yoga selama delapan pekan terbukti

memberikan manfaat bagi pasien pengidap penyakit jantung yang pernah

terkena serangan jantung dan mengurangi tanda-tanda resiko terjadi

inflamasi yang seringkali dikaitkan dengan kematian, demikian hasil satu

penelitian terkini yang dipublikasikan belum lama ini.1

Dikatakan oleh Jung (dalam Krisna,1999) bahwa latihan yoga juga

menyentuh fisik sehingga menimbulkan keselarasan antara fisik dan

mental manusia. Dinyatakan bahwa yoga dapat mengolah rasa, dapat

dibuktikan dari beberapa penelitian yang dilakukan di Amerika yang

menyebutkan bahwa yoga tidak hanya menenangkan pikiran saja, tetapi

manfaat yoga sangat banyak sekali seperti menyembuhkan penyakit

hipertensi, kanker, jantung. Bahkan yoga dapat juga mengurangi stres

dan menambah percaya diri, yang dapat dilihat dari banyak orang yang

telah mengikuti yoga, tampak tenang dalam menyelesaikan masalahnya,

Shindu (2006). Hal tersebut dikarenakan gerakan yang terdapat di dalam

1 Http://www.resep.web.id/kesehatan/yoga-tingkatkan-kesehatan-jantung.htm/

Page 16: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user I - 3

Senam Yoga cukup banyak memberikan manfaat bagi tubuh dan pikiran.

Dan kondisi fisik yang sehat pun juga akan membawa lebih banyak

kesehatan dalam aspek mental dan emosional manusia. Kondisi mental

dan emosi yang sehat turut ambil bagian dalam menciptakan kesehatan

tubuh fisik seseorang. Sehingga Yoga merupakan suatu pendekatan

terhadap kesehatan yang bertujuan untuk membantu semua komponen

tubuh agar bekerja sama dalam harmoni.

Menurut Weller (2001), yoga berasal dari kata sanskerta ”yuj” yang

berarti “menghubungkan”, yaitu menghubungkan manusia dengan Sang

Pencipta. Dalam yoga yang paling berperan adalah olah nafas

(pranayama), dimana nafas menjadi bagian terpenting dalam yoga

meskipun tidak mengesampingkan gerakan (asana), meditasi, dan

relaksasi. Hubungan antara pikiran dan nafas dapat dibuktikan, apabila

dalam keadaan tenang nafas kita menjadi lebih pelan dan panjang.

Sedangkan dalam keadaan marah dan takut maka nafas kita menjadi

pendek dan cepat. Selain olah nafas (pranayama), gerakan dalam yoga

(asana) juga sangat diperlukan sebagai koordinasi antara otot dan nafas,

sehingga bahwa yoga dapat juga menguatkan tulang. Gerakan – gerakan

dalam yoga banyak sekali diambil dari nama binatang, karena

beranggapan bahwa binatang itu selalu sehat. Dalam yoga juga terdapat

sesi relaksasi. Relaksasi dilakukan dalam yoga setelah melakukan

gerakan tubuh (asana). Relaksasi sangat diperlukan dalam yoga karena

dengan relaksasi akan mengembalikan keadaan tubuh secara stabil,

apabila ada yang kelebihan oksigen di tempat-tempat tertentu. Dengan

melakukan relaksasi maka tubuh akan menjadi rileks dan pikiran menjadi

tenang karena oksigen yang berada dalam tubuh seimbang sehingga

dapat memperlancar peredaran darah. Dr. Borysenko (dalam Benson,

2000) menyatakan bahwa terapi perilaku berdasarkan pembangkitan

respon relaksasi merupakan upaya mempermudah mengatasi masalah.

Dalam yoga dikenal juga bagian meditasi. Menurut Widagdo

(dalam Ety, 2002) mengatakan bahwa meditasi adalah suatu perjalanan

Page 17: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user I - 4

yang bertitik pada keyakinan akan hidup ilahi dalam diri kita. Dalam

meditasi kita mengadakan kontak dengan sang sumber kehidupan, dan

secara sederhana meditasi berarti hening.

B.2. Yoga dalam 5 Elemen Vaastu

Dalam filsafat Yoga, Energi 5 Elemen dikenal dengan nama Prana.

Istilah pran atau prana berasal dari bahasa Sanskerta, yang artinya daya

hidup, tenaga vital, atau esensi. Prana ada pada sinar matahari, terdapat

pada tumbuh-tumbuhan yang menyerap sinar matahari, dan ada di dalam

udara. Praktisi Yoga memanfaatkan prana untuk kesehatan dengan

mengonsumsi makanan sehat yang mengandung makanan yang sehat

yang mengandung energi prana, melakukan pernapasan sehat yang

disebut Pranayama, dan melakukan gerakan atau olahraga sehat Yoga

Asana untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kosentrasi dalam

latihan meditasi.2

B.3. Yoga dalam Lifestyle

Dewasa ini Yoga menjadi salah satu alternative latihan kesehatan

harian dan bahkan gaya hidup yang semakin popular. Orang-orang

semakin melirik senam Yoga (yang disebut asanas) disamping latihan

kebugaran yang lain seperti Aerobik, BL, Pilates dan lain sebagainya. Ini

disebabkan Yoga adalah senam latihan yang bermanfaat untuk kesehatan

tubuh dan keseimbangan mental ini memiliki beberapa kelebihan karena

Yoga dapat menjaga keseimbangan alarm tubuh dengan mempraktikkan

prinsip-prinsip yoga, antara lain berlatih dengan teratur, bernafas dalam,

pola makan yang seimbang, beristirahat cukup, berpikir positif, dan

meditasi. Intinya, dengan berlatih yoga seseorang dapat mengenal lebih

baik tubuhnya, sekaligus Tuhannya, seperti berlatih meditasi dan

melaksanakan apa yang disebut dalam filosofi dalam kehidupan sehari-

hari. Suatu latihan untuk meningkatkan kesadaran bahwa kita juga adalah

2 Gondosari, Aleysius H. , (2010), The Secret of 5 Elements, PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Page 18: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user I - 5

bagian dari alam semesta. Kesadaran bahwa segala tindakan kita secara

pribadi tentunya akan berdampak pada masyarakat di sekeliling kita, dan

juga alam yang lebih luas.

Banyaknya sanggar yoga yang berada di kota-kota besar menjadi

salah satu alternatif sebagai daya tahan terhadap stres. Bahkan di Jakarta

bahwa yoga menjadi trend gaya hidup, dimana orang yang mengikuti

yoga di sanggar-sanggar dapat menaikkan strata sosial.

Bahkan sekarang yoga sudah mulai ada di kota-kota besar seperti

Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Bahkan

sekarang banyak penginapan yang menggunakan yoga sebagai salah satu

fasilitasnya. Sedangkan di kota Surakarta, Olahraga Yoga itu sendiri

masih sedikit, jumlahnya masih dalam skala kecil untuk pembimbingan

olahraga yoga. Melihat kondisi tersebut di butuhkan sebuah wadah yang

dapat memfasilitasi kegiatan olahraga Yoga yang di harapkan sebagai

wadah atau sarana kesehatan masyarakat kota Surakarta.

Permasalahan yang ada adalah bagaimana menciptakan suatu

wadah kegiatan Yoga dan olahraga yang lain yang saling menunjang dan

yang sesuai dengan aktivitas dan fungsi kegiatan Yoga yang sudah

menjadi lifestyle, ke dalam sebuah karya arsitektur yang berkembang di

kota Surakarta.

C. Permasalahan dan Persoalan

C.1. Permasalahan

Bagaimana merencanakan dan merancang suatu bangunan Yoga Centre

dengan penerapan Konsep Vaastu yang desainnya mencakup prinsip

Vaastu.

C.2. Persoalan

Untuk memenuhi tuntutan sebuah Yoga Centre maka perlu dipecahkan

beberapa permasalah khusus yaitu:

a. Menentukan site untuk mendukung kegiatan Yoga.

Page 19: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user I - 6

b. Menentukan pelaku dan jenis kegiatan didalam bangunan pusat

pelatihan.

c. Pembagian zona kegiatan, hubungan ruang, organisasi ruang dan

besaran ruang kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembinaan yang

diwadahi dalam pusat kegiatan Yoga.

d. Bagaimana rumusan konsep bentuk dan penampilan bangunan dalam

konsep vaastu vidya.

e. Bagaimana menentukan struktur konstruksi dan utilitas bangunan.

D. Tujuan dan Sasaran

D.1. Tujuan

Dengan melihat fenomena dan permasalahan yang berkembang maka

kegiatan ini bertujuan untuk membangun konsep perencanaan dan

perancangan Yoga Centre dengan pendekatan Arsitektur yang berkonsep

Vaastu di Surakarta.

D.2. Sasaran

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang diambil adalah

pengkajian tentang Yoga Centre dengan pendekatan pada:

a. Konsep lokasi dan site yang tepat.

b. Konsep peruangan dan penzoningan dalam site yang sesuai dengan

kelompok kegiatan yang diwadahi.

c. Konsep ekspresi bangunan yang sesuai dengan Konsep Vaastu.

E. Lingkup dan Batasan Pembahasan

E.1. Lingkup

Pembahasan pada aspek disiplin ilmu arsitektur, dengan penekanan pada

Prinsip Vaastu sedang ilmu di luarnya dibahas seperlunya.

E.2. Batasan

Pembahasan mengacu pada sasaran yang berupa tinjauan serta analisa

yang akhirnya akan menghasilkan konsep yang berupa penyelesaian

masalah.

Page 20: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user I - 7

F. Metodologi dan Strategi Desain

Di dalam strategi dan metodologi rancang bangun, pembahasan

dilakukan dalam beberapa tahapan. Masing-masing tahapan terdiri atas

metode yang hampir sama, yakni analisa dan sintesa. Menganalisa

permasalahan yang ada kemudian menyimpulkannya sehingga nantinya dapat

dijadikan sebagai titik tolak penyusunan konsep perencanaan dan

perancangan.

Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan:

F.1. Tahap I (Pengungkapan Main Idea)

Main idea merupakan gagasan awal yang didapat dari suatu topik

atau fenomena yang ingin disampaikan. Pengungkapan main idea

berkembang dengan adanya studi pustaka dan eksplorasi.

a. Penjabaran Main idea

Pada tahap ini, main idea yang di peroleh dari suatu topik

disusun menjadi beberapa pustaka (kutub-kutub). Kutub-kutub yang

telah ditentukan tersebut kemudian dijadikan sebagai materi

eksplorasi, yang meliputi teori dan data terkait.

Dalam hal ini kutub-kutub yang menjadi materi eksplorasi

adalah mengenai Yoga dan Meditasi, Vaastusastra dan berbagai

Pusat Yoga dan Pusat Meditasi

b. Eksplorasi Main Idea

Eksplorasi dilakukan dengan menguraikan kutub-kutub yang

telah ditentukan pada tahap penjabaran main idea. Masing-masing

kutub dijabarkan dan diinteraksikan antara satu sama lain untuk

mencari hubungan antar kutub yang meliputi permasalahan yang

menjadi esensi pemicu yang nantinya dapat dijadikan sebagai

strategi rancang bangun. Esensi-esensi pemicu menjadi penyelaras

antara persepsi yang ada dengan kondisi yang terjadi di lapangan.

Proses eksplorasi ini juga menjadi dasar pemahaman-pemahaman

Page 21: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user I - 8

yang diperlukan dalam proses selanjutnya, seperti pada penentuan

judul dan proses pendekatan konsep rancang bangun, dsb.

c. Pengumpulan Data

Dalam mengekslorasi main idea diperlukan adanya data-data

riil sebagai pendukung maupun penguat argumen yang disampaikan.

Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yakni:

Obervasi lapangan, merupakan kegiatan pengamatan langsung

terhadap kondisi wadah aktivitas yoga yang sudah berfungsi

sebagai wadah aktivitas kegiatan, ataupun tempat dengan

fungsi lain namun digunakan sebagai wadah aktivitas yoga dan

kesehatan.

Mencari data-data terkait dengan aktivitas Yoga yang ada di

Surakarta dan kota-kota lain.

Mencari data spesifik dan referensi pustaka untuk

mendapatkan masukan dalam bentuk landasan teori maupun

preseden baik dari internet, media cetak/ elektronik, maupun

buku acuan.

F.2. Tahap II (Perumusan Judul Dan Penyusunan Konsep)

a. Studi Pustaka dan Eksplorasi Lanjut

Studi pustaka dan eksplorasi lanjut merupakan proses yang

terus dilakukan hingga proses akhir untuk mengatasi permasalahan-

permasalahan yang mengalami perkembangan. Studi pustaka dan

proses eksplorasi dibutuhkan untuk menyelaraskan persepsi yang

ditangkap dengan permasalahan yang berkembang.

b. Pengumpulan Data Tambahan

Perkembangan permasalahan diikuti dengan diperlukannya

data-data tambahan untuk mengeliminasi asumsi dengan data-data

yang relevan.

c. Reduksi dan Analisa Data

Selama proses pematangan dan penyusunan konsep

berlangsung pemenggalan dan penyederhanaan sebagian data atau

Page 22: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user I - 9

informasi akan sangat membantu terutama agar proses analisa lebih

efisien. Beberapa aspek yang digunakan sebagai dasar dan proses

analisa, yakni:

Kualitatif, dengan menentukan kriteria karakteristik yang sesuai

dengan tuntutan yang memperhatikan hasil evaluasi yang telah

dilakukan pada lingkungan objek observasi. Analisis ini

digunakan pada:

• Penentuan tapak berdasarkan potensi dan masterplan.

• Penentuan ungkapan fisik desain bangunan yang sesuai

dengan prinsip Vaastu.

Kuantitatif, yang merupakan asumsi proyeksi untuk

menghasilkan variabel-variabel pasti dari objek. Analisis ini

digunakan pada:

• Penentuan program kegiatan berdasarkan kelompok

kegiatan dan kebutuhan ruang

• Penentuan besaran ruang dan organisasi ruang yang

relevan dengan konfigurasi kegiatan.

F.3. Tahap III (Strategi Desain)

Pendekatan desain (design approach) merupakan tahapan

manifestasi konsep ke dalam desain. Konsep makro dan mikro yang

diinventarisir dari konsep, diberikan beberapa alternatif desain dengan

menggunakan pembobotan. Pembobotan dibuat berdasarkan kriteria-

kriteria yang telah ditentukan yang dijadikan acuan dalam menilai

alternatif-alternatif yang ada. Alternatif desain dengan nilai pembobotan

yang paling mendekati kriteria merupakan produk awal desain

(preliminary product).

Dalam perumusan konsep rancang bangun Yoga Centre, strategi

desain menekankan pada Arsitektur yang menerapkan dari prinsip

Vaastu. Strategi disain yang dibahas meliputi:

Strategi Bentuk Massa, meliputi:

Page 23: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user I - 10

Menerapkan bentuk dasar massa yang sesuai dengan bentuk

dasar massa bangunan, yaitu persegi empat dan

pengembangannya.

Menerapkan bentuk dasar „open space’ yang sesuai dengan

bentuk dasar ruang, yaitu lingkaran.

Strategi Komposisi Massa, meliputi:

Menerapkan susunan massa yang sesuai dengan pola kegiatan

Yoga, yaitu terpusat.

Strategi Ekspresi Massa, meliputi:

Menerapkan bentuk tampilan bangunan yang sesuai dengan

bentuk tampilan, terutama untuk bentuk, pengadaan elemen pilar

bangunan

Tanpa menggunakan ornament sehingga terkesan minimalis.

F.4. Tahap IV (Preliminary And Final Product)

Tahap ini merupakan presentasi akhir dari perencanaan dan

perancangan Yoga Centre. Preliminary product yang didapat dari

design approach disatukan sehingga didapat final product. Final product

yang disajikan meliputi design approach dan gambar main design

maupun complementary design.

G. Sistematika Penulisan Konsep

BAB I. : PENDAHULUAN

Mengemukakan abstraksi mengenai uraian singkat

permasalahan yang dihadapi, tindakan yang perlu dilakukan dan

hal-hal yang ingin dicapai berdasarkan pembahasan secara

keseluruhan. Kemudian garis besar uraian ini diterjemahkan ke

dalam judul, pemahaman judul, latar belakang masalah,

permasalahan, tujuan dan sasaran, kerangka teoritikal pustaka,

strategi dan metodologi rancang bangun, dan pelaporan.

Page 24: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user I - 11

BAB II. : TINJAUAN TEORI

Membahas dan menguraikan tinjauan Yoga Centre (pemahaman

yoga, sejarah yoga, manfaat yoga, tugas dan fungsi, jenis

kegiatan yang diwadahi, pelaku kegiatan yang diwadahi, dan

tinjauan Pusat Yoga yang telah ada sebelumnya), tinjauan

Vaastu Sastra (pemahaman, dan prinsip-prinsip di dalamnya).

BAB III : ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN

DAN PERANCANGAN

Proses menetapkan dasar-dasar solusi atau pemecahan masalah

dan persoalan yang dijawab dengan sebuah rancangan desain,

baik desain bangunan dan juga pendukungnya.

BAB IV : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN YOGA

CENTER

Merencanakan konsep Yoga Centre berdasarkan analisa

pendekatan konsep perancangan.

H. Pola Pikir

Page 25: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I - 12

Kesehatan

Yoga

Vaastu-

Sastra

Wadah

Kesehatan

YOGA CENTRE

Sebagai Sarana

Kesehatan

Dengan

Pendekatan

Arsitektur

Konsep Vaastu

Vidya

Kesehatan itu

penting

Yoga Dalam

Kesehatan

Yoga dalam 5

Elemen

Vaastu

Yoga Dalam

Lifestyle

Bagaimana merencanakan dan

merancang suatu bangunan Yoga

Centre dengan penerapan Konsep

Vaastu yang desainnya mencakup

prinsip Vaastu

Makro

Analisa lokasi site Kondisi existing site Orientasi Bangunan Pencapaian Kebisingan Klimatologis Zonifikasi

Menentukan site untuk

mendukung kegiatan Yoga

dengan penggunaan penerapan

konsep Vaastu.

Menentukan pelaku dan jenis

kegiatan didalam bangunan

pusat pelatihan.

Pembagian zona kegiatan,

hubungan ruang, organisasi

ruang dan besaran ruang

kegiatan pendidikan, pelatihan

dan pembinaan yang diwadahi

dalam pusat kegiatan Yoga.

Bagaimana rumusan konsep

bentuk dan penampilan

bangunan dalam konsep vaastu.

Bagaimana menentukan

struktur konstruksi dan utilitas

bangunan.

Mikro

Peruangan

Sirkulasi

Pendenahan

Sistem Akustik

Fungsi Kegiatan

Pola Tata Letak

Massa Bangunan

Tampilan Bangunan

Landscape

Sistem Support

Kota Surakarta

dan Sekitarnya

Potensi Surakarta

dan sekitarnya

terhadap skala

pelayanan

perkembangan

Yoga.

Eksplorasi JUDUL Latar Belakang Permasalahan

Final

Design

Design

Approach

ANALISA

Page 26: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 1

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Yoga

Kata “Yoga” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “untuk

mempersatukan” atau “untuk menyelaraskan”. Yoga merupakan suatu sarana

dalam upaya untuk mencapai suatu tingkat dimana aktifitas tubuh, pikiran,

dan jiwa berfungsi bersama secara harmonis.

Yoga juga mengacu pada persatuan antara individu dengan sesuatu

yang lebih besar, baik yang disebut Tuhan, yang illahi, atau lain sebagainya.

Meskipun demikian, Yoga tidak menghadirkan atau mengembangkan suatu

agama tertentu. Yoga merupakan suatu sistem yang tujuannya adalah untuk

membantu orang mencapai potensi mereka yang sepenuhnya melalui

peningkatan kesadaran. Dengan menggunakan teknik yang telah ada sejak

zaman permulaan dan yang dapat dilakukan oleh siapa saja yang tertarik,

berbagai sikap bekerja ke arah pengembangan setiap indra manusia baik fisik,

mental, emosional, dan spiritual.

A.1. Sistem Yoga1

Yoga sering dianggap sebagai ilmu pengetahuan. Yoga adalah suatu

sistem yang mempunyai banyak cabang, masing-masing dengan fokus,

seperangkat aturan, dan etikanya sendiri (prinsip etika universal dan peraturan

mengenai perilaku). Yoga telah menjadi sebuah sistem sejak 3000 tahun yang

lalu oleh seseorang ahli filsafat Hindu bernama Patanjali. Berbagai unsur

yang disebut di dalam tulisan ini dan muncul dalam wujud 185 ungkapan

pada hasil karya Patanjali yang sangat men-detail dan dikenal sebagai Yoga

Sutra, dipercaya telah ditulis antara tahun 400 dan 200 Sebelum Masehi.

Tulisan ini dianggap sebagai suatu hasil karya yang menentukan Yoga.

1 Belling, Noa, (2006), Yoga, Arrangement with New Holland, UK.

Page 27: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 2

Suatu disiplin psikologis, spiritual dan fisiologis telah menjadi suatu

bagian yang melengkapi kebudayaan India selama beribu-ribu tahun. Para

ahli Yoga masa lampau mengembangkan sistem Yoga karena mereka percaya

bahwa dengan melatih tubuh dan pernapasan, mereka bisa menguasai sifat

alami pikiran, emosi, dan kesejahteraan mereka secara umum.

Asal mula Yoga tetap menjadi suatu misteri karena filosofi Yoga

diturunkan secara lisanditerima oleh para guru melalui meditasi. Penjelasan

pertama secara tertulis mengenai Yoga muncul dalam kumpulan kitab Hindu

yang disebut Vedas, kira-kira sekitar tahun 1500 Sebelum Masehi.

Bagaimanapun berbagai penemuan arkeologis berupa keramik yang masih

utuh di Lembah Indus yang melukiskan figur dalam berbagai posisi meditasi

yoga telah dilatih setidaknya sejak 5000 tahun yang lalu.

Yoga diperkenalkan ke dunia Barat oleh seorang bijak dari India

bernama Swami Vivekananda, yang telah mempertunjukkan berbagai posisi

Yoga dalam sebuah World Fair di Chicago pada tahun 1890-an. Ini menarik

minat banyak orang dan menjadi landasan munculnya banyak ahli Yoga dan

Swami (guru agama Hindu) dan India di tahun-tahun berikutnya. Sekarang ini,

Yoga tumbuh dengan subur di seluruh dunia. Berbagai posisi atau sikap Yoga

telah menerobos ke dalam kebudayaan fisik masa kini melalui berbagai cara :

Yoga dapat dikenali dalam aerobik, rutinitas peregangan, dan muncul atau

diadaptasi dalam tarian, olahraga senam dan pemanasan olahraga yang

dilakukan secara rutin.

Setiap cabang yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan Yoga

berkonsentrasi pada cara-cara yang berbeda untuk mencapai perpaduan antara

jiwa individu dengan jiwa universal atau dengan sifat keillahian dalam diri

individuyaitu kehebatan potensi manusia. Setiap cabang dimaksudkan

untuk menampung kebutuhan dari semua jenis orang.

Page 28: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 3

A.2. Hatha Yoga2

Sistem Yoga ini bekerja melalui penguasaan tubuh. Hal ini dicapai

dengan cara mewujudkan pengalaman pada panca indra, pengalaman fisik

bersama dengan kesadaran pernapasan. Hatha Yoga merupakan suatu cabang

Yoga yang praktis, suatu sistem pelatihan yang menggunakan berbagai teknik

membentuk sikap tubuh, pernapasan, dan relaksasi. Hatha Yoga merupakan

cabang Yoga yang paling terkenal di dunia Barat. Berbagai teknik ini

bermanfaat bagi otot, kerangka tubuh, sistem saraf, berbagai kelenjar dan

organ-organ penting. Tujuan Hatha Yoga adalah untuk meningkatkan

kesehatan dengan cara memanfaatkan sumber cadangan energi tubuh.

Istilah “hatha” adalah gabungan dari kata “ha” yang berarti “matahari”

dan “tha” yang berarti “bulan”, sehingga gabungan keduanya memiliki arti

kebersamaan atau penyeimbangan dari sebuah dualitas yang diwujudkan

dalam sangat banyak cara : pria dan wanita, siang dan malam, terang dan

gelap, stabilitas dan mobilitas, panas dan dingin, yin dan yangatau banyak

pasangan lain yang walaupun berlawanan tetapi saling menyeimbangkan.

Sebagai konsep terapan, Hatha Yoga adalah mengenai membawa dua

sisi tubuh ke dalam keadaan seimbang yang dinamis, keseimbangan antara

stabilitas dan mobilitas. Keseimbangan ini dapat dicapai melalui

pengembangan kekuatan dan kelenturan secara merata pada dua sisi tubuh,

dan dari bagian dalam tubuh akan bekerja secara lebih efisien dan dengan

ketenangan yang lebih besar. Pada saat yang sama, Hatha Yoga

mempengaruhi otak kiri dan kanan untuk bekerja secara seimbang, sehingga

sisi logika, matematika dan sisi kreatif, serta sisi intuitif terdorong untuk

bekerja secara harmonis.

Sebagian orang percaya bahwa tujuan dari sistem Yoga ini juga untuk

mempersiapkan tubuh dan pikiran bagi Raja Yoga, yang bekerja pada

peningkatan kesadaranwalaupun apabila berdiri sendiri Hatha Yoga juga

mendesak pengaruh yang akan melengkapi pikiran dan tubuh.

2 Belling, Noa, (2006), Yoga, Arrangement with New Holland, UK.

Page 29: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 4

Banyak sikap atau posisi Yoga yang telah disesuaikan dan

disederhanakan bagi tubuh orang-orang barat yang barangkali tidak terbiasa

dengan latihan ini. Sebagai contoh, di dunia Barat, orang-orang terbiasa

duduk di atas kursi, sedangkan orang India terbiasa untuk duduk bersila

ataupun berjongkok di lantai. Dalam budaya India, anak-anak seringkali

diperkenalkan pada Yoga sejak usia yang sangat muda, sehingga mereka

dapat mulai melatih kelenturan lebih awal.

Karena beberapa alasan inilah maka diperlukan waktu bertahun-tahun

penuh dengan latihan yang berdedikasi tinggi agar dapat melakukan beberapa

sikap Yoga yang lebih kompleks, sehingga hal ini juga mengharuskan adanya

peningkatan selama mempelajari Yoga. Tegangan dan tekanan dalam

kehidupan modern juga dapat menurunkan kelenturan dan dapat menghalangi

kemampuan seseorang untuk mengambil dan mempercayai kekuatan dari

berbagai sumber di dalam diri.

Sebagian besar aliran dan berbagai bentuk Hatha Yoga melekat pada

unsur-unsur dasar Yoga yang sama dengan sedikit perbedaan penekanan pada

cara pengajaran dan latihan. Empat aliran yang umum adalah Iyengar,

Sivananda, Astanga, dan Kundalini. Raja Yoga, sebaliknya, bekerja untuk

mencapai perpaduan antara pikiran dan jiwa melalui penguasaan pikiran. Raja

Yoga yang dianggap jalur ningrat dari Yoga (“raja” dalam bahasa Sanskerta

berarti yang tertinggi), melibatkan disiplin mental yang bekerja untuk

menenangkan berbagai proses berpikir yang tidak pernah berhenti dan

menguasai kesadaran. Lebih tepat lagi, hal ini mengacu pada keahlian untuk

mengembangkan kesadaran.

Terdapat beberapa cabang lain dari Yoga selain Hatha dan Rajahasil

dari interpretasi yang variatif terhadap berbagai tipe Yoga yang berbeda yang

didiskusikan dalam naskah-naskah Hindu Kuno yaitu Upanishad dan

Bhagavad Gita., dimana para individu memberikan penekanan pada aspek-

aspek tertentu dan mendirikan aliran-aliran yang didasarkan pada interpretasi

mereka tersebut. Hal ini meliputi Jnana Yoga (mencapai pengetahuan dengan

mempelajari kitab-kitab dan dengan bermeditasi), Bhakti Yoga (bekerja

melalui rasa cinta dan pengabdian kepada dewa, guru, ataupun nabi yang

Page 30: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 5

bersifat ritual), Karma Yoga (bekerja pada tindakan yang tidak

mementingkan diri sendiri dan pelayanan), Laya atau Kundalini Yoga

(membangun dan mengangkat energi saraf fisik yang tersembunyi, yang

berada di bawah daerah pusar) melalui pusat-pusat energi chakra.

A.3. Sudut Pandang Yoga Terhadap Kesehatan3

Kesehatan yang baik, menurut filosofi Yoga, dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi olahraga yang teratur dalam bentuk

melakukan berbagai sikap fisik, pernapasan yang baik, istirahat yang cukup

dan relaksasi, meditasi untuk mempertajam fokus dan ketenangan mental,

berpikir positif, serta pola makan yang sehat dan seimbang. Yoga adalah satu

dari beberapa sistem yang mencakup seluruh komponen tersebut.

A.3.1. Kesehatan dan Kebahagiaan

Yoga adalah sebuah sistem untuk mempertahankan kesehatan dan

menanamkan kebahagiaan serta rasa tercukupi, dan juga merupakan

sistem yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan pribadi.

Yoga mencapai hal ini dengan mengajarkan kepada kita bagaimana

mendengarkan sumber-sumber tenaga dalam kita dan menumbuhkan

kesehatan serta kesejahteraan dari dalam. Kebahagiaan sejati tidak

bisa dibeliini merupakan hasil dari investari seumur hidup pada diri

kita sendiri. Menurut filosofi Yoga, kondisi urat-urat saraf, kelenjar-

kelenjar, dan organ-organ vital menentukan sesehat apa penampilan

dan perasaan seseorang. Latihan Yoga yang teratur akan membantu

untuk mengatasi penumpukan ketegangan yang berlebihan dan

penurunan keadaan fisik secara umum akibat dari kelalaian seseorang

dalam menangani tubuhnya atau sebagai akibat dari penuaan dini.

Karena itu Yoga dapat meningkatkan keremajaan tubuh dan

kejernihan pikiran.

3 Belling, Noa, (2006), Yoga, Arrangement with New Holland, UK.

Page 31: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 6

A.3.2. Peningkatan Kesadaran Tubuh

Yoga adalah sarana untuk lebih mengenal tubuh (baik di bagian dalam

maupun luar). Sistem latihan peregangan akan memperkuat,

menentukan suasana, dan membantu agar seluruh tubuh mencapai

sikap yang tepat. Berbagai sikap Yoga yang berbeda-beda dirancang

untuk memberikan manfaat pada setiap struktur anatomi, sistem, dan

organ tubuh. Proses pembelajaran mengenai cara menolong tubuh

agar berfungsi secara sehat dapat meningkatkan kemampuan, dan

dalam rangka meningkatkan ketenangan pikiran dan kestabilan emosi,

Yoga menawarkan panduan untuk menyempurnakan berbagai

perubahan pada kondisi fisik, emosi, mental, dan rohani, serta untuk

membawa seluruh tubuh ke dalam keseimbangan dan kesehatan.

A.3.3. Pelepasan dan Pencegahan Stress

Ritme hidup sekarang ini berjalan sangat cepat, penuh kompetisi dan

penuh dengan stresmeskipun manfaat dari tingkat stres yang rendah

juga tidak dapat diabaikan karena justru dapat memotivasi,

memberikan kegembiraan dan menyegarkan. Meskipun demikian,

ketika tuntutan yang dibebankan kepada kita melebihi tingkat

kebiasaan dan kemampuan kita (baik secara fisik, emosi, ataupun

mental), kita akan merasakan ketidaknyamanan dan ketegangan serta

pertahanan tubuh bekerja secara berlebihan dan akhirnya menjadi

kelelahan. Efek sampingnya antara lain adalah rasa fustasi,

ketegangan otot (yang dapat menimbulkan masalah pada punggung),

depresi, kecemasan, gangguan pernapasan, dan masalah konsentrasi.

Yoga pertama-tama akan melepaskan, kemudian mencegah pengaruh

gejala stres tersebut pada tubuh. Latihan kelenturan sangat membantu

dalam mencegah ataupun mengurangi tegangan pada otot dengan

seketika. Kemudian yang kedua yang akan dilakukan oleh Yoga

adalah mengatasi gangguan pernapasan yang tidak teratur sebagai

akibat dari stres melalui pernapasan yang mendalam dan terkontrol

sambil melakukan setiap sikap Yoga. Hal ini akan membawa pada

Page 32: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 7

keadaan tenang dan stabil secara emosi, karena pernapasan

berhubungan erat dengan emosi dan keadaan pikiran. Hal ketiga yang

dilakukan oleh Yoga adalah memberikan keterampilan untuk

mengatasi stres secara efektif melalui pengendalian suara-suara dalam

pikiran dan mencapai ketenangan dan kejernihan mental. Hal ini dapat

diperoleh melalui latihan relaksasi secara mendalam.

A.4. Manfaat Dari Yoga

Yoga cocok dan bermanfaat bagi semua orang dari seluruh kelompok

usia dan dari seluruh tingkat kebugaran. Yoga dapat diadaptasi mulai dari

bentuk latihan yang sangat lembut dan ringan sampai latihan yang sangat

bersemangat, tergantung pada kondisi orang yang melakukan latihan. Latihan

Yoga yang teratur juga dapat digabungkan dengan kegiatan lain seperti senam,

program latihan untuk jantung, olahraga, ataupun menari.

Manfaat yang diperoleh dari berlatih Yoga antara lain4 :

Mengatasi permasalahan kesehtan tubuh, baik organ tubuh luar maupun

organ tubuh dalam.

Membantu mengontrol reaksi emosional, pikiran pada situasi tertentu.

Meningkatkan fleksibilitas diri yang akan membantu mencegah terjadinya

cedera.

Meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen ke seluruh sel otak dan sel

tubuh sehingga melancarkan aliran darah yang tersumbat.

Menurunkan tekanan darah dan stress sehingga mengurangi tegangan

saraf-saraf otot.

Mengeluarkan racun (CO2) dan meningkatkan kapasitas O2 lebih banyak

sehingga membuat tubuh bugar dan meremajakan kembali jaringan tubuh

yang rusak.

Memperbaiki postur tubuh agar lebih proporsional dan menumbuhkan rasa

percaya diri.

4 Rohimawati, Rima, (2008), Sehat dan Bahagia dengan Yoga, Kawan Pustaka, Jakarta.

Page 33: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 8

Membangun stamina dan memperkuat otot serta meningkatkan

keseimbangan tubuh.

Meningkatkan ketenangan bathin dengan fokus pikiran lebih damai dan

tenang.

Memperpanjang daya ingat.

A.5. Unsur Dasar Yoga5

Unsur-unsur dasar tertentu yang umum pada sebagian besar aliran Yoga

menjadi dasar bagi perkembangan Yoga secara keseluruhan. Berbagai unsur

tersebut adalah : Sikap Tubuh, Pernapasan, Relaksasi, dan Meditasi. Unsur-

unsur ini berperan utuh dalam latihan Hatha Yoga. Sebagai contoh dalam

melakukan sebuah sikap Yoga, kesadaran pernapasan membantu untuk

meminimalisasi tegangan yang tidak perlu akan membantu memusatkan

perhatian (fokus). Dalam setiap sikap, penting untuk menemukan

keseimbangan antara relaksasi atau menyerahkan diri ke dalam sebuah sikap

sambil tetap menjaga kesadaran dan tetap terikat secara aktif dalam

melakukan posisi tersebut. Keseimbangan ini dapat dicapai dengan

menjadikan sikap relaksasi sebagai bagian yang melengkapi latihan Yoga.

Sangatlah penting untuk memasukkan latihan meditasi yang teratur

sebagai bagian dari latihan Yoga, Meditasi akan melatih untuk memiliki

kesadaran yang melampaui kemampuan memusatkan perhatian sepenuhnya

pada masa sekarangpada setiap detail dan sensasi fisik dari sikap Yoga

yang sedang dilakukan. Latihan Hatha Yoga yang teratur akan membantu

meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan posisi duduk yang

nyaman selama periode waktu tertentu, karena hal ini dibutuhkan dalam

meditasi.

A.5.1. Sikap Tubuh (Fisik)

5 Belling, Noa, (2006), Yoga, Arrangement with New Holland, UK.

Page 34: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 9

Titik awal dari seluruh gerakan sikap-sikap adalah bagaimana tubuh

bertindak dalam ruang. Sikap yang sehat adalah sikap dimana hanya terdapat

sejumlah tegangan yang diperlukan oleh otot untuk menopang tubuh agar

tetap tegak. Keseimbangan yang dinamis antara keadaan rileks dan keadaan

aktif yang bugar.

Sikap yang sehat melibatkan keseimbangan pada dua sisi tubuh.

Keseimbangan ini didapat ditunjang oleh posisi rangka tubuh yang benar dan

otot yang seimbang. Hal ini meliputi memberikan tarikan pada tubuh mulai

dari pinggang ke atas, sehingga kepala dan tubuh bagian atas merasa santai

dan ringan, disertai dengan kaki yang berjejak dengan baik sehingga sehingga

memberikan dasar yang stabil bagi tubuh. Pernapasan seharusny menjadi

teratur, ringan dan mengalir secara alamiah.

Pada saat seseorang mengalami ketidakseimbangan anatomi seperti

skoliosis atau kaki yang tidak sama panjang, maka usaha yang dilakukan

adalah untuk sebanyak mungkin meningkatkan rasa keseimbangan pada

tubuh dan juga rasa santai.

Terdapat sangat banyak manfaat dari keseimbangan sikap tubuh.

Tubuh menjadi dapat digunakan dengan meningkatnya kesadaran, kelenturan,

dan tenaga. Selain itu, kerja tubuh bagian dalam menjadi lebih optimal.

Gairah hidup mengalir dengan lebih bebas di seluruh tubuh, meningkatkan

rasa vitalitas diri. Pernapasan yang rileks membantu agar aliran gerakan

menjadi lebih mudah dan bebas. Karena struktur kerangka berjejak di lantai

memiliki sikap yang lebih baik, maka sistem saraf akan merasakan kestabilan

ini dan akhirnya membuat otot-otot melepaskan ketegangan yang tidak perlu.

Ketenangan yang seimbang ini ditingkatkan melalui latihan Yoga.

Dengan membiasakan berbagai posisi fisik yang berbeda (dianggap sebagai

sikap Yogaatau dalam Sanskerta yaitu asana), tubuh menjadi lebih terbuka,

segar, dan kuat. Sikap yang sehat dan alami juga membantu untuk melakukan

berbagai asana Yoga dengan benar, dan dapat mempercepat tingkat

perkembangan, sehingga meningkatkan manfaat yang diperoleh melalui

latihan yang teratur. Kecenderungan untuk cedera juga semakin berkurang.

Page 35: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 10

A.5.2. Pernapasan

Pernapasan adalah gerakan yang terus beganti-ganti antara penarikan

dan penghembusan, yang dilakukan agar seseorang dapat tetap hidup. Namun,

pernapasan juga berhubungan langsung dengan vitalitas kita. Kebiasaan dan

pola pernapasana dapat meningkatkan ataupun menurunkan persediaan tenaga.

Pola pernapasan pada hakikatnya terhubung dengan emosi dan

keadaan pikiran. Efek dari pergolakan emosi dapat dikurangi dengan

mengendalikan pernapasan secara sadar. Pada titik mana pun dapat

mempengaruhi pikiran agar dapat bernapas secara lebih seimbang, tenang,

dan mendalam.

Yoga adalah sebuah sistem latihan yang menyatukan pernapasan

sebagai bagian besar yang mendasar di dalamnya. Pernapasan dengan

kesadaran dan pengendalian dikoordinasikan dengan gerakan untuk menahan

sebuah sikap fisik tertentu. Namun, pernapasan juga dapat berdiri sendiri

sebagai salah satu bentuk latihan. Melakukan latihan pernapasan dalam

tingkat kesadaran seperti ini akan membantu aliran gerakan dan membantu

untuk memusatkan perhatian pada masa sekarang dan pada gerakan fisik yang

harus dilakukan.

Latihan Yoga secara utuh memusatkan perhatian pada teknik-teknik

pernapasan yang dikenal sebagai Pranayama. ”Prana” berati tenaga, energi

atau dorongan hidup, mengacu pada dorongan hidup yang menggerakan

seluruh bentuk kehidupan di alam semesta ini. Prana yang diserap melalui

napas akan menyebar ke seluruh bagian sel tubuh manusia dan menjadi

pendorong bagi pembaruan da revitalisasi sel-sel. Kesehatan dan vitalitas

sangat tergantung pada jumlah prana yang masuk ke dalam tubuh. “Yama”

berarti memperpanjang. Karena itu Pranayama mengacu pada seni

memperpanjang pernapasan sehingga melaluinya dapat memperkuat

dorongan hidup dan tenaga dalam.

Pranayama memiliki efek yang menenangkan sistem saraf,

membantu seseorang untuk fokus, menenangkan pikiran dan menanamkan

perasaan damai dalam diri. Latihan Pranayama membantu dan meningkatkan

latihan sikap Yoga dan meditasi. Tanamkan dalam pikiran bahwa meskipun

Page 36: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 11

pernapasan dilakukan secara lebih penuh dan efisien benar-benar

meningkatkan jumlah prana di dalam tubuh, tetapi hal ini tidak berarti bahwa

pernapasan yang lebih dalam adalah selalu lebih baik. Terdapat suatu keadaan

ketika pernapasan dilakukan terlalu cepat. Tujuan dari Pranayama dan

pernapasan Yoga lainnya secara umum adalah untuk meningkatkan kesadaran

dalam pengendalian pernapasan.

A.5.3. Sikap Relaksasi

Latihan relaksasi dapat dipandang sebagai sebuah cara untuk

mengendalikan berbagai potensi otot dan saraf, karena kekuatan terbesar

dalam gerakan yang efisien dan efektif adalah ketika memiliki kemampuan

untuk menjadi rileks. Relaksasi yang dipasangkan dengan latihan meditasi

(yang melatih pikiran untuk menjadi tenang dan memiliki fokus yang tidak

berubah-ubah), dan dengan program peregangan seperti Hatha Yoga (yang

memberikan kesehatan pada tubuh fisik) dapat membebaskan kekuatan

potensi manusia.

Tegangan dalam jumlah tertentu diperlukan untuk mempertahankan

agar tubuh tetap tegak. Namun, relaksasi dalam jumlah tertentu juga penting

untuk menciptakan aliran dalam gerakan dan fungsi tubuh. Kebanyakan orang

telah mengalami penumpukan ketegangan pada otot sebagai tanggapan

terhadap strs di mana otot-otot tidak dapat kembali ke keadaan seimbang.

Sebagai hasilnya adalah menjadi terlalu banyaknya usaha yang dilakukan

untuk melakukan sebuah aksi tertentu, sesederhana apa pun itu. Ketegangan-

ketegangan ini sayangnya diterima oleh tubuh dan secara tidak sadar kita

membawa keadaan ini setiap hari. Efek keseluruhan dari ketegangan seperti

ini antara lain penurunan tingkat energi, penurunan kelenturan, aliran

pernapasan menjadi terhambat, dan menurunnya efisiensi dalam melakukan

berbagai aktivitas. Ketegangan juga dapat membuat menjadi rentan terhadap

cedera, penyakit, kelelahan, ataupun masalah tidur. Proses melepaskan

ketegangan otot yang berlebihan sering kali harus dilakukan secara bertahap,

khususnya apabila hal ini telah terakumulasi selama beberapa tahun.

Page 37: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 12

Yoga mempertimbangkan hal ini dan memasukkan sikap relaksasi

atau istirahat mengizinkan tubuh menyerap dan melengkapi energi yang

dilepaskan melalui berbagai variasi sikap. Tubuh diizinkan untuk melakukan

peredaran darah ke seluruh tubuh, karena ketika melakukan berbagai posisi

Yoga maka aliran darah akan terkonsentrasi pada daerah-daerah tubuh

tertentu saja. Hal ini akan memperoleh manfaat penuh dari setiap sikap. Sikap

relaksasi dapat dilakukan seselum, selam, dan setelah sesi Yoga. Semua sikap

istirahat yang dijabarkan bersifat simetris, sehingga akan membantu

mengembalikan keseimbangan tubuh. Setiap sikap seharusnya ditahan selama

tiga sampai delapan kali pernapasan atau bahkan lebih lama lagi.

A.5.4. Menenangkan Pikiran

Sebuah pendapat mendasar dari Yoga adalah kesadaran yang sehat

diraih melalui kemampuan berkonsentrasi dan melalui mempertahankan pusat

perhatian pada saat terkini dengan tenang dan jernih. Meditasi adalah sebuah

metode untuk mencapai konsentrasi melalui penerapan teknik-teknik tertentu.

Hal ini melibatkan kotemplasi yang tenang atau refleksi di dalam diri

seseorang mengenai sifat alami pikiran ataupun mengenai seseuatu yang lebih

besar, baik hal itu dipandang sebagai Tuhan, kesadaran universal, atau apa

saja yang menjadi keilahian. Meskipun meditasi sering dikaitkan dengan

agama tertentu, istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan sebuah

praktik kuno yang dilakukan untuk menenangkan pikiran dan memperoleh

pengetahuan diri yang lebih baik, pengendalian diri, serta peningkatan

kesadaran. Teknik-teknik ini tidak mempromosikan agama tertentu.

Untuk mencapai manfaat maksimal dari Yoga, sangat penting untuk

melatih baik sikap fisik maupun meditasi. Secara tradisional Hatha Yoga

dipandang sebagai suatu persiapan bagi meditasi karena berbagai sikapnya,

pernapasannya, dan relaksasinya akan melepaskan tubuh dari ketegangan

yang berlebihan dan menenangkan sistem saraf, sehingga mengurangi

kegelisahan ketika seseorang duduk diam untuk bermeditasi. Sikap dan

pernapasan juga akan mebantu pemusatan pikiran dan untuk mempertahankan

perhatian pada masa sekarang. Hal ini adalah tujuan utama dari meditasi.

Page 38: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 13

Melakukan meditasi secara teratur sebaliknya akan membantu latihan Hatha

Yoga karena sistem saraf telah menjadi tenang, dan hasil dari rasa tenang

tersebut akan menolong dalam melatih berbagai sikap. Daerah yang

mengalami ketegangan dan dapat merintangi latihan akan terindentifikasi dan

dilepaskan sehingga dapat belajar untuk menjadi lebih baik dalam

mngendalikan suara-suara dalam pikiran yang dapat mengacaukan latihan

Yoga dan kemampuan rileks.

B. Tinjauan Vaastu

B.1. Pengertian Vaastu-shastra6

Vastushastra adalah ilmu bangunan kuno yang meliputi filsafat dan

teori karya arsitektural untuk membangun bangunan apapun dan juga gaya

tempat tinggal hidup orang. Vaastu shastra didasarkan pada energi alami yang

tersedia dengan bebas di atmosfer seperti:

Energi Solar langsung dari Matahari, Imlek energi dari Bulan

Energi Bumi

Energi Langit

Energi Listrik

Energi Magnetik

Energi Thermal

Energi Angin

Energi Cahaya

Energi Cosmic

Pemanfaatan energi seperti memberikan kesenangan, perdamaian,

kemakmuran dan uang dalam kehidupan. Vastu Shastra adalah penjelasan

luhur dari lingkungan sekitar dan pengaruhnya terhadap hidup. Vastu secara

harfiah berarti "rumah" atau Daerah Tempat Tinggal dan prinsip-prinsipnya

6 www.vaastu-shastra.com

Page 39: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 14

menetapkan untuk menciptakan keselarasan antara yaitu elemen baik Bumi,

Langit, Api, Air dan Udara di lingkungan.

Vastu dapat digunakan untuk setiap ruangan, setiap rumah, kuil, setiap

industri toko, perencanaan kota, wisata, kota dan bahkan bagi bumi. Vastu

dapat digunakan untuk mikro maupun untuk tingkat makro.

Vaastu adalah ilmu arsitektur bangunan India kuno yang membantu

dalam membuat suasana menyenangkan atau tempat untuk hidup dan bekerja

dengan cara yang paling ilmiah mengambil keuntungan dari manfaat yang

diberikan oleh alam, unsur-unsurnya dan bidang energi untuk meningkatkan

kekayaan, kesehatan, kemakmuran dan kebahagiaan.

Vastu Shastra menyatukan ilmu pengetahuan, seni, astronomi dan

astrologi, juga dapat dikatakan sebagai ilmu mistik kuno untuk merancang

dan membangun. Vastu Shastra membantu membuat hidup lebih baik dan

akan mengamankan dari hal-hal yang salah.

B.2. Dasar-dasar Vaastu7

Vaastu adalah ilmu arah yang

menggabungkan semua lima unsur alam dan

menyeimbangkan mereka dengan manusia dan

materi. Vaastu Shastra adalah menciptakan

pengaturan menyenangkan atau tempat untuk

tinggal atau bekerja, dengan cara paling ilmiah,

mengambil keuntungan dari manfaat yang

diberikan oleh lima unsur yang disebut

"Paanchbhootas" dari alam sehingga membuka

jalan bagi peningkatan kesehatan, kekayaan, kemakmuran dan kebahagiaan di

lingkungan yang tercerahkan.

7 www.vaastu-shastra.com

Gb. II. 1 Paanchbhootas

sumber : www.vaastu-

shastra.com

Page 40: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 15

Vaastu dianggap interaksi berbagai kekuatan alam yang

melibatkan lima elemen bumi, air, angin, api dan eter dan berusaha untuk

menjaga keseimbangan sebagai elemen-elemen ini mempengaruhi,

membimbing dan mengubah gaya hidup tidak hanya manusia tetapi setiap

makhluk hidup di bumi. Dengan demikian, itu semua mempengaruhi

perbuatan, keberuntungan, perilaku dan dasar-dasar kehidupan lainnya.

Ada tiga kekuatan dalam tindakan untuk menciptakan harmoni. Angin,

air dan api atau, vaayu, jal dan Agni. Jika kekuatan-kekuatan ini disimpan di

tempat yang tepat, maka tidak akan ada gangguan. Tapi jika air dimasukkan

ke dalam tempat api dan angin di tempat air atau kombinasi lainnya, akan

tidak sesuai dan menciptakan ketidakharmonisan dan ketidakdamaian.

B.2.1. Lima Elemen Vaastu

Vastu adalah ilmu tentang arah yang menggabungkan lima unsur

alam dan kosmos, akhirnya menyeimbangkan dengan manusia dan materi. Ini

ilmu misterius pemersatu lima elemen yang disebut 'Panchbhootas'-bumi, api,

air, langit dan ruang dan membuka jalan bagi pencerahan, kebahagiaan dan

kemakmuran.

Menurut Vastu, kosmos penuh

dengan energi bermanfaat yang harus

mempelajari taktik serta menjaga

keseimbangan jika ingin mengalami

keadaan kesejahteraan. Energi pada

dasarnya dipancarkan oleh dua kekuatan-

lima elemen dan energi elektro-magnetik

yang dihasilkan oleh rotasi bumi. Bumi

adalah planet ketiga di antara sembilan

planet dan satu-satunya tempat di mana kehidupan ada karena adanya

panchbhootas. Matahari, udara dan ruang secara universal tersedia dan dapat

dibentuk sesuai dengan kebutuhan manusia oleh tindakan desain.

a) Elemen Bumi/Tanah

Gb. II. 2 Lima Elemen Vaastu

Menurut 8 Arah

sumber : www.vaastu-shastra.com

Page 41: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 16

Elemen pertama dan utama dari alam yang diberikannya energi

maksimum. Hal ini diperlukan untuk berkonsultasi tanah yang ingin

dibeli, karena tanah petak itu mempunyai masalah daerah semuanya

dalam Vaastu. Pemilihan situs dianggap sangat penting dalam elemen

Vaastu. Sebuah pemeriksaan rinci dari tanah, plot, situs, bentuk dan

ukuran harus dilakukan sebelum memulai konstruksi. Bumi (Prithvi)

adalah unsur yang paling penting dalam Vastu dan mempengaruhi

kehidupan manusia dalam segala hal.

b) Elemen Air

Air (jal) hadir di bumi dalam bentuk hujan, laut, laut dan sungai. Ini

adalah elemen terpenting kedua dipertimbangkan dalam Vaastu. Vaastu

memberikan arah yang tepat untuk penempatan sumber air. Air adalah

elemen dari arah utara-timur. Sejauh aliran air rumah tangga yang

bersangkutan, itu harus dikeringkan dari utara-timur saja. Badan air

seperti kolam renang dan akuarium perlu dibuat di utara-timur, arah ini

adalah menguntungkan dan cocok untuk air

c) Elemen Api

Api (Agni) dianggap sebagai unsur arah selatan-timur. Dalam

kebakaran dapur rumah atau gadget listrik harus menjadi tempat di

selatan-timur. Cahaya adalah inti dari kehidupan, dan matahari adalah

pemberi cahaya alami. Api adalah dasar dari semua sumber energi

termasuk tenaga panas dan tenaga atom. Harus ada ventilasi yang baik

untuk sinar matahari menjadi sumber yang diperlukan dan alami cahaya

bagi manusia.

d) Elemen Udara

Udara (vaayu) adalah hal yang diperlukan bagi semua makhluk hidup di

bumi ini. Dalam Vaastu udara adalah unsur penting lainnya yang

dianggap sebelum mengaplikasikannya. Air adalah elemen dari utara-

timur. Udara terdiri dari berbagai gas di bumi seperti oksigen, nitrogen,

helium, karbon dioksida dan lain lain, persentase seimbang gas yang

berbeda, tekanan atmosfer dan tingkat kelembaban yang penting untuk

Page 42: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 17

makhluk hidup di bumi ini. Ada petunjuk penting untuk jendela dan

pintu di Vaastu sehingga untuk menerima baik jumlah udara.

e) Elemen Ether (Space-Sky)

Tidak pernah berakhir dan ruang penuh dengan rasi bintang, galaksi,

bintang, matahari, bulan dan semua sembilan planet. Hal ini juga

disebut alam semesta yang dikenal sebagai 'Brahamand'-tempat dewa.

Ruang memiliki tempat yang sangat penting dalam hidup dan Vaastu

memberikan arah yang berbeda untuk ruang yang lebih baik. Rumah di

India memiliki ruang terbuka di tengah rumah. Akash adalah

brahmasthan yang seharusnya menjadi tempat yang terbuka, setiap

gangguan yang berkaitan dengan ruang di rumah akan menyebabkan

hasil yang merugikan.

B.2.2. Arah Vaastu (Orientasi)8

Orientasi bangunan penting untuk

menghemat energi dan membangun desain

rumah lebih baik, yang akan nyaman untuk

hidup secara bersamaan memberikan energi

positif, kesehatan, kemakmuran dan

kekayaan bagi penghuninya. Sebuah tempat

hidup dan arah memiliki korelasi antara

skenario rotasi planet-planet dengan hormat

dari utara.

Ada delapan total arah mata angin menurut Vaastu. Utara, Selatan,

Timur, dan Barat disebut arah mata angin dan titik di mana salah satu dari

dua arah bertemu disebut titik intercardinal atau ordinal seperti North-East,

South-East, South-West, North-West. Arah ini diberi banyak penting di Vastu

Shastra karena mereka menggabungkan manfaat dari dua arah dalam totalitas.

8 www.vaastu-shastra.com

Gb. II. 3 Delapan Arah Vaastu

sumber : www.vaastu-

shastra.com

Page 43: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 18

Shastra mengatakan jika menyembah, memuja dan menghormati

“Lords” dari delapan arah, orang menghasilkan berkat-berkat kekal dalam

bentuk kesuksesan, kesehatan dan kemakmuran.

Timur : Arah ini diatur oleh tuan Indra dan dia dikenal sebagai raja para dewa

yang menganugerahkan kekayaan dan kenikmatan hidup.

Tenggara : Arah ini diatur oleh penguasa api Agni yang memberi kepribadian

yang baik dan segala sesuatu hidup yang baik. Api adalah sumber kesehatan

karena berhubungan dengan api, memasak dan makanan.

Selatan : Arah Ini adalah Yama, dewa kematian. Dewa Yama adalah

manifestasi dari dharma, dan eradicates kekuatan jahat dan melimpahkan hal-

hal baik. Ini adalah sumber kekayaan, tanaman dan kesenangan.

Barat Daya : Arah ini disutradarai oleh Niruti, dewa yang melindungi kita

dari musuh jahat. Ini adalah sumber dari karakter, kasus sikap, umur panjang

dan kematian.

Barat : Arah ini disutradarai oleh Tuhan Varun, dewa hujan yang

menganugerahkan berkat-berkat dalam bentuk air hujan alami, membawa

kemakmuran dan kesenangan hidup.

Barat Laut : Tempat ini disutradarai oleh tuan Vayu yang membawa kita pada

kesehatan yang baik, kekuatan dan umur panjang. Ini adalah sumber dari

perubahan dalam proses bisnis, persahabatan dan permusuhan.

Utara : Arah ini diatur oleh Kuber, dewa kekayaan.

Timur Laut : Tempat ini merupakan diawasi oleh tuan Eeshaan, dan

merupakan sumber kekayaan, kesehatan dan kesuksesan. Dia membawa kita

kebijaksanaan, pengetahuan dan meringankan kita dari segala penderitaan dan

kecelakaan.

B.2.3. Bentuk Dasar9

Seluruh Vaastu di India pada hakikatnya merupakan perlambungan

dan visualisasi dari mereka yang yakini itu : Mikro-kosmos segala yang

9 Mangunwijaya, Y.B. , (2009), Wastu Citra, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Page 44: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 19

dibentuk selaku citra makro-kosmos, pembebasan dari belenggu maya

menuju ke penyatuan atman (diri relatif) dengan brahman (ke-esa-an mutlak).

Bentuk lingkaran oleh kebudayaan

India dijadikan lambang “kefanaan” zaman

yang tanpa awal tanpa akhir atau lebih tepat :

berasal Esa mutlak, tetapi terbentuk oleh Maya

menjadi sesuatu yang konkret, namun tipuan.

Seperti bentuk kubah angkasa, atau cakrawala

yang bulat juga dan yang menampakkan diri

tetapi tipuan (cakrawala mustahil dipegang).

Maka bentuk lingkaran kemudian dihayati sebagai perlambangan segala maya.

Simbol dari prinsip yang lebih sejati adalah bujursangakar (persegi),

bentuk yang mengingatkannya kepada bentuk kiblat-angin yang lebih abstrak,

karena lebih tidak tampak juga; dan yang mengendap dalam bentuk mandala.

B.2.4. Vaastu Purusha Mandala10

Vaastu purusha mandala adalah desain

diagram metafisik kosmos di mana seluruh

konsep didasarkan oleh Vastu Shastra. Hal ini

diyakini bahwa Vaastu purusha adalah

didasarkan atas kosmos yang merupakan energi

dengan cara yang kepalanya sedang beristirahat

di arah Utara-timur yang mewakili pemikiran

seimbang, tubuh bagian bawah

menghadap Selatan-barat yang merupakan

kekuatan dan keteguhan; pusarnya berada di

pusat bumi menandakan kesadaran kosmik dan kekudusan; wajah

tangannya Utara-barat dan Tenggara yang berarti energi.

10

www.vaastu-shastra.com

Gb. II. 4 Bentuk Sejati Vaastu

sumber : www.vaastu-

shastra.com

Gb. II. 5. Vaastu Purusha

sumber : www.vaastu-

shastra.com

Page 45: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 20

Vaastu purusha adalah dewa ketua sementara lainnya delapan arah

memiliki Allah/Tuhan mereka sendiri yang mengatur arah mereka. Mandala

pada dasarnya tempat tertutup di mana Vaastu purusha adalah menandakan

kelahirannya dari alam. Atas dasar struktur dan konstruksi yang ditentukan

arah dianjurkan dan semua fitur fisik yang memutuskan dalam hal ventilasi,

pintu, jendela, lokasi dan lain lain

Mandala Vaastu memerintahkan kita

untuk mencari fitur yang berbeda ke tempat

Allah/Tuhan untuk mendapatkan manfaat

maksimal dalam hal yang baik, kekayaan,

kesehatan, kemajuan perdamaian, dan

kemakmuran. Para ahli dari Vaastu membingkai

sebuah modul untuk membagi daerah yang

menurutnya setiap penempatan dan arah untuk fitur

fisik dipastikan. Namun tempat yang paling

penting di Vastu purusha mandala adalah 'Brahamasthana', itu adalah tempat

suci (tengah) yang dianggap sesuai untuk keilahian dan ibadah.

Vaastu purusha mandala diikuti oleh semua ahli vaastu dengan

struktur desain yang berbeda, termasuk kuil, rumah sakit, rumah, kantor,

pabrik, dan lain-lain. Alur Prinsip Desain Vaastu itu sendiri adalah :

1 Perencanaan DenahVaastu (Floorplan)

Perencanaan plot denah memiliki beberapa nilai.

Grade „A‟

Grade „A‟ memiliki perencanaan denah atau siteplan yang dimana :

- Entrance berada di Timur

Gb. II. 6 Layout Vaastu

Purusha Mandala

sumber : www.vaastu-

shastra.com

Gb. II. 7 Layout Vaastu Grade A

sumber : www.vaastu-shastra.com

Page 46: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 21

- Ruang Ibadah berada di Timur Laut

- Ruang Tamu berada di Barat Laut

- Dapur / Ruang Makan berada di Tenggara

- Ruang Kamar berada di Barat Daya

Semua sesuai dengan arah Vaastu.

Grade „B‟

Grade „B‟ memiliki perencanaan denah atau siteplan yang beberapa

memiliki kekurangan tetapi lebih dengan Vastu norma-norma dan

cacatnya dapat diabaikan, sedangkan yang lain dapat diralat dimana :

- Entrance berada di arah Utara

- Ruang Ibadah berada di arah Timur

- Dapur / Ruang Makan berada di Selatan

Grade „C‟

Gb. II.9. Layout Vaastu Grade C

sumber : www.vaastu-shastra.com

Gb. II. 8 Layout Vaastu Grade B

sumber : www.vaastu-shastra.com

Page 47: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 22

Merupakan Grade rata-rata dari semua jenis alur floorplan dengan

perbedaan lokasi dan penempatan bagian pada sebuah bangunan yang

berada di arah yang salah.

Grade „D‟

Grade D sebagai alur paling buruk menurut Vaastu. Banyak kecacatan yang

harus diralat karena tidak baik menurut arah Vaastu.

2 Taman dan Lansekap

Seni taman tidak hanya penting bagi

penghuni untuk mendapatkan sehat dan

membersihkan suasana tetapi pohon dan

tumbuhan yang hijau dan rimbun dapat

menghidupkan suasana area tersebut.

Gb. II.10. Layout Vaastu Grade D

sumber : www.vaastu-shastra.com

Gb. II. 11 Taman & Lansekap

sumber : www.vaastu-

shastra.com

Page 48: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 23

B.2.5. Warna

Dinding dianggap sebagai kekuatan bangunan yang juga

membutuhkan perhatian yang layak. Warna dipilih untuk dinding harus

estetis afektif yang mencerminkan diri batin kita sendiri. Warna dinding

mempengaruhi suasana hati dan gaya dan

penampilan rumah.

Para psikolog percaya bahwa warna

mempengaruhi rasa dan suasana hati menjadi

yang sangat kuat dan berapa banyak waktu yang

kita gunakan di dalam ruang kita. Kuning, biru,

dan warna hijau sedang menenangkan dan

alami yang juga membuat ruang terlihat lebih

besar. Kelabu dan hitam adalah halus dan rapi.

Ada kecenderungan menggunakan kontras dalam satu ruangan, tiga

sisi dinding memiliki warna yang berbeda dan dinding keempat akan

memiliki kontras warna yang sesuai.

a) Merah

Warna merah adalah warna gairah, agresivitas, energi kehangatan, dan

semangat. Ini adalah warna merangsang dan aktif, dan karenanya

tampak hebat di ruang tamu dan dinning room. Warna yang berbeda

dari merah juga akan tampak bagus di kamar karena sehidup lainnya.

Warna merah menunjukkan kehangatan dan keberanian dengan

memberikan rasa kepercayaan diri. Hal ini lebih berarti dalam wilayah

di mana membutuhkan energi dan sering dihindari dalam kamar tidur.

b) Biru

Warna biru adalah yang paling universal disamakan dengan keindahan.

Ini adalah warna yang paling menenangkan yang berarti ketenangan

dan kepuasan. Warna ini adalah serbaguna dalam mengekspresikan

nilai-nilai. Warna biru umumnya lebih disukai untuk wilayah yang

lebih luas di mana versi lembut dan ringan diperlukan. Kamar kecil

tidak cocok untuk warna biru sesuai dengan desain interior.

c) Hijau

Gb. II. 12 Diagram Warna

sumber : www.vaastu-

shastra.com

Page 49: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 24

Hijau mewakili pertumbuhan, alam dan relaksasi. Warna ini segar dan

keceriaan yang membuat Anda merasa rileks dan menenangkan suasana

hati Anda. Ini melengkapi dengan warna banding universalnya. Bagus

di dapur yang di mana perlu berkonsentrasi dengan baik dan

memberikan tampilan dapur Anda rapi dan bersih.

d) Kuning

Kuning mewakili keberanian, kebahagiaan dan optimisme. Tints kuning

yang ideal untuk semua ruangan dan membuat ruangan terlihat lebih

besar. Ini adalah warna paling alami dan kuat baik dalam nilai dan

intens dalam bentuk paling murni. Ini adalah abadi dalam desain

interior yang melengkapi dengan hijau dan merah dengan memberikan

kesegaran dan keceriaan.

e) Coklat

Coklat adalah warna kepuasan dan kenyamanan. Ini adalah otot dan

halus dan membuat pilihan yang baik untuk ruang belajar atau

perpustakaan.

f) Ungu

Ungu menunjukkan mewah, martabat dan kemuliaan dan membuat

pilihan yang sempurna untuk ruangan tamu atau ruang keluarga yang

dapat membuat tamu merasa perlakuan kerajaan.

g) Oranye/Jingga

Jingga menandakan kehangatan, tindakan, kenyamanan dan energi.

Oranye akan terlihat bagus di ruang tamu dan ruang tamu, tapi terlalu

banyak dari jeruk tidak akan menjadi ide yang baik di rumah. Warna

terang oranye dapat digunakan dalam beberapa ruang.

h) Putih

Putih berarti kebersihan, kebaikan, kemurnian, kelapangan dan tak

bersalah. Warna putih di kamar yang elegan dan menciptakan rasa

mewah. Ini berjalan dengan baik di kamar tidur utama yang akan

menenangkan saat lelah.

i) Pastel

Page 50: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 25

Pastel adalah tints lebih ringan sederhana dari setiap warna seperti

cahaya matt pink, telepon warna dan nada kulit lainnya. Ketika warna

menjadi begitu ringan dan tampaknya memberikan sentuhan putih

mereka menjadi pastel. Jenis warna menjadi lebih dan lebih umum

karena mereka memberikan tampilan yang elegan dan tenang ke kamar.

j) Netral

Menggunakan warna netral tidak berarti menggunakan lebih sedikit

warna atau warna. Warna intensitas rendah yang digunakan untuk latar

belakang untuk warna aksen lainnya, fitur, furnitur dan benda-benda di

ruang angkasa dapat diklasifikasikan sebagai netral. Warna terang

seperti warna dari krem, off white dan krim, warna-warna ini umumnya

disebut warna netral.

B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu

Bukti terbesar vaastushastra dapat ditemukan pada zaman Ramayana

dan Mahabharata. Bahkan di kota-kota Harappa dan Mohanjodaro penerapan

vaastushastra dapat dilihat. Karena ilmu pengetahuan berjalan jauh ke

belakang ke zaman Tuhan Rama dan Krishna ada banyak cerita mitologi

menarik tentang asal usul Vaastupurush (dewa). Jika menganggap itu sebuah

fakta mitologi maka di sini adalah contoh yang paling dipercaya bahwa

Vaastu adalah ilmu dan harus diikuti dengan sepenuh hati.

Keadaan geografis suatu daerah mempengaruhi alam sehingga

vaastu untuk setiap perubahan tempat, dapat dilihat bahwa beberapa negara

jauh lebih maju, maju dan sejahtera sementara yang lain jauh ke

belakang. Untuk misalnya :

Jepang, keberadaan air jauh di Utara dan Timur dianggap paling

menguntungkan menurut vastu-shastra. Sisi timur Jepang tersebar luas

dan terbuka. Dengan demikian Jepang mendapat manfaat penuh dari

sinar matahari. Inilah sebabnya mengapa Jepang yang kaya dan

makmur. Ada laut di Tenggara dan selatan Jepang, yang merupakan

Page 51: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 26

tempat untuk Api, ini adalah mengapa menderita serangan bom atom

ledakan dan gempa bumi.

Afrika sebagai sebuah benua, sudut timur laut benua ini menyela. Bagian

baratdaya diproyeksikan, tenggara dan selatan memiliki air terbatas, ini

semua kondisi tidak menguntungkan menurut vastu, itu sebabnya negara-

negara Afrika terbelakang, tidak berpendidikan, miskin. Namun

sebaliknya, di bagian utara benua ini, terdapat Laut Mediterania, yang

menguntungkan menurut vastu. Di bagian timur, sungai Nil mengalir dan

itulah mengapa peradaban dikembangkan di Mesir dan sekarang nama

Mesir punya dan kehormatan bagi piramida dunia yang terkenal.

Air di Timur Laut dianggap paling menguntungkan dan Jepang

memiliki badan air terbesar ke arah ini, alasan yang menjadi salah satu negara

paling makmur di dunia. Mumbai memiliki air di Timur Utara dan

Pembangkit Listrik Tenaga Atom (Agni) di Timur Selatan demikian menurut

prinsip-prinsip Vaasthu dan tempat, paling kuat makmur di India.

Lokasi dan pembangunan Kuil Balaji terkenal, yang paling makmur

di India, semuanya menurut Vaastu: Tangki air di Dapur, Timur Laut di

Southeast, dan Tuhan di Barat Daya menghadap Timur dan sebagainya. Studi

dilakukan terhadap kota-kota seperti New York, London, Singapura, Hong

Kong, dan lain lain, telah menunjukkan mereka menurut prinsip Vaastu.

Rumah-rumah yang paling terkenal makmur industri juga telah

dipelajari; ini kantor pusat Tata di Mumbai, Akbarallys toko ritel paling

sukses di India, pabrik industri FACOR yang sangat sukses di AP dan banyak

lainnya telah ditemukan menurut Vaastu.

Page 52: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 27

C. Preseden Design

C.1. Iyengar Yoga Center Indonesia11

Metoda Iyengar Yoga adalah

dengan secara inisiasi menyeluruh dan

mempelajari postur asana yoga dan

pranayama (kontrol pernafasan) secara

mendalam. Iyengar mempunyai sistem lebih

dari 200 asana klasik dan 14 tipe Pranayama

yg berbeda (dengan banyak variasinya) dari

yang sederhana sampai ke yang sangat sulit.

Ini telah terstruktur dan dikategorikan

sebagaimana dari pemula sampai progres

yang yakin dan aman dari posture awal sampai paling dikedepankan yaitu

kelenturan, kekuatan dan sensitif pada pikiran, tubuh dan jiwa. Metoda

Iyengar banyak menekankan pada pelurusan yang benar dan tepat. Pelurusan

tubuh yang benar mengikuti tubuh menuju perkembangan secara harmonis

didalamnya dengan jalan yang benar sehingga murid tidak mengalami luka

atau sakit ketika berlatih dengan benar. Sebagaimana semua tubuh berbeda

dan semua orang mempunyai kelemahan dan kekuatan yang berbeda. Iyengar

juga mengembangkan menggunakan penyangga yang diperlukan untuk

membantu badan ke dalam posisi yang benar. Penyangganya objek yang

sederhana seperti blok kayu, kursi, sabuk dan selimut yang membantu

melakukan penyesuaian atau mendukung di postur yang berbeda sedemikian

hingga seseorang dapat bekerja pada gerakan yang aman dan efektif. Metoda

Iyengar penekanan tanpa kenal henti pada pelurusan tubuh yang benar dan

metoda yang bekerja telah menyuling aspek terapi yoga. Dengan begitu

praktek Iyengar yoga akan sering mengakibatkan menghapuskan rasa sakit,

meningkatkan postur , dan lain lain tetapi Iyengar Yoga juga dapat digunakan

untuk perlakuan banyak penyakit, termasuk kondisi medis yang sangat serius,

11

http://iyengaryogacenterindonesia.com

Gb II. 13. Ruang Studio Yoga, Iyengar Yoga Sumber : http://iyengaryogacenterindonesia.com

Page 53: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 28

dengan di bawah pengawasan dari suatu guru yang sesuai dan berpengalaman.

"Suatu Asana adalah bukan suatu postur yang mana asumsimu secara mesin.

Itu melibatkan pikiran, pada ujung yang suatu pertimbangan yang dicapai

diantara perlawanan dan pergerakan" BKS Iyengar. Ada tiga aspek Iyengar

yoga yang unik yakni, alasan-alasan teknis, pemilihan waktu dan peruntunan.

Satu-satunya yoga centre yang berdedikasi untuk Iyengar Yoga di

Indonesia dengan jadwal yang lengkap dan cocok bagi semua orang. Dengan

fasilitas :

Tiga unit studio yang baik

dan bersih

Kamar ganti yang dilengkapi

fasilitas, shower, wc, lemari

penyimpanan barang dan

pengering rambut

Alat bantu (props) yang

lengkap

Tali dinding (rope wall)

Alas (mat) yang dibersihkan

setiap hari

Senam yoga pada Iyengar ini dibagi beberapa kelas. Dan tiap kelas

berbeda kurikulum. Kelas dibagi menjadi :

Pemula (beginning)

Bagi siswa yang baru mengenal yoga atau baru mempelajari

metode Iyengar yoga. Mempelajari persiapan yoga.

Namaskar

Bagi siswa yang pernah mempelajari Iyengar yoga dan ingin

melanjutkan latihan. Persiapan dalam “inversion” dan “backbend”

akan diperkenalkan. Untuk megikuti kelas ini, siswa harus

memiliki pengetahuan yang progresif tentang pose yoga dan

mampu untuk mempertahankan mereka. Kelas ini masih dibagi

Gb II. 14. Ruang Studio Yoga yang

dilengkapi fasilitas Yoga

Sumber :

http://iyengaryogacenterindonesia.com

Page 54: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 29

menjadi beberapa kelas seperti namaskar 1, namaskar 2, dan

namaskar 3.

Gentle

Kelas yang lebih sederhana dan tidak begitu enerjik. Menekankan

peremajaan dan pose pendukung yang dapat mengembalikan sistem

saraf dan melepaskan tekanan yang kronis.

Pre Natal

Kelas yang ringan yang dirancang untuk mengurangi rasa sakit dan

nyeri yang sering mengganggu sewaktu hamil. Menekankan pada

postur-postur yang dapat memperkuat otot pinggul dan sistem

reproduksi, serta mempertahankan fisik dan mental yang baik

selama proses kehamilan.

Kids Yoga

Bagi anak-anak berusia 5 tahun ke atas. Kelas ini dirancang dan

dikembangkan sesuai kebutuhan anak-anak agar tetap menarik dan

menyenangkan bagi mereka. Kelas ini juga akan mengajar anak-

anak tentang kekuatan, fleksibilitas, keyakinan dan konsentrasi

agar mereka dapat membangun karakter yang lebih baik untuk

dunia.

Teen Yoga

Bagi anak-anak berusia 10 tahun ke atas. Kelas ini masih berfokus

pada kesenangan, tetapi mereka sudah mulai belajar meluruskan

tubuh dengan cara yang benar benar dan mempelajari pose-pose

yoga dengan lebih teliti.

Lunch Yoga

Bagi mereka yang sering kekurangan waktu. Untuk menambah dan

mengembalikan semangat dengan kombinasi pose-pose yoga.

Scoliosis Yoga

Bagi orang yang mempunyai penyakit scoliosis. Harus dengan

perjanjian terlebih dahulu.

Ladies Class

Page 55: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 30

Kelas khusus untuk wanita yang ditujukuan spesial untuk

kebutuhan khusus wanita.

Selain beberapa kelas diatas, terdapat juga Teacher Training (Pelatihan

Guru). Kurikulum Teacher Training yang diajarkan Iyengar adalah sebagai berikut :

Latihan yoga terus-menerus secara pribadi

Dasar dari Asanas dan Pranayamas (postur tubuh & pernafasan)

Latihan dan prinsip-prinsip dalam mengajarkan Asanas dan

Pranayamas

Sejarah, filosofi dan etika yoga

Dasar penyesuaian dan penggunaan alat bantu (prop)

Mempelajari anatomi dan fisiologi manusia

Yang secara objektif :

Menyampaikan apa yang Anda ketahui secara efektif

Memberikan instruksi dengan jelas dan efektif

Memberikan petunjuk sesuai urutan

Mempertajam persepsi melalui pengamatan

Memahami tahapan yoga

Praktek mengajar

Mempelajari bagaimana cara penyesuaian

Meneliti hubungan dan tanggung jawab antar guru dan siswa

Mempertegas komitmen untuk selalu mempraktekkan Yamas dan

Niyamas dalam latihan yoga dan juga dalam kehidupan sehari-hari.

Selain Kegiatan diatas Iyengar juga mempunyai kegiatan yang lain, yaitu:

Showroom Kesehatan Holistik melalui Yoga

Showroom/Pertunjukkan

Page 56: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 31

C.2. Pusat Meditasi Vipassana "Dhamma Java" 12

Dengan lahan seluas 2,5 Hektar, Pusat

Meditasi ini terletak di Desa Gunung Geulis,

Kabupaten Bogor pada sebuah Resor

Pegunungan, dengan jarak perjalanan kurang

lebih satu jam dari Jakarta. Dengan

pemandangannya yang Indah, suhu udara yang

sejuk dan fasilitas-fasilitas yang cukup nyaman,

membuatnya menjadi sebuah tempat ideal untuk

bermeditasi secara serius.

Pusat meditasi ini diselenggarakan di

pusat-pusat Vipassana maupun tempat-tempat non-center lainnya memperkenalkan

meditasi Anapana pada anak-anak muda usia 8 tahun keatas, yakni suatu praktek

pengamatan nafas alamiah untuk mengonsentrasikan pikiran. Metode ini dapat

dipraktekkan dengan bebas oleh semua orang, di mana pun, dan kapan pun juga. Itu

dipraktekan oleh orang dari berbagai ras, komunitas, dan agama dan terbukti sama

bermanfaatnya bagi semua.

Anak-anak muda yang telah mulai berlatih Anapana menyadari banyaknya

manfaat. Kemampuan konsentrasi mereka semakin tinggi, ingatan mereka semakin

tajam, dan kemampuan mereka memahami subyek menjadi lebih baik, dan mereka

menjadi lebih tenang. Umumnya, mereka memiliki alat praktis untuk dipergunakan

dalam menghadapi persoalan atau tantangan macam apapun.

Meditasi Vipassana diajarkan

dalam kursus retreat selama 10 hari

(yang dilengkapi dengan penginapan dan

makanan sehari-hari) dimana para siswa

menjalankan "berdiam diri yang mulia"

(tidak bicara) sementara mereka

mempelajari teknik meditasi ini. Intruksi

dan pengarahan diberikan secara teratur

selama kursus berlangsung.

Vipassana bukanlah :

12

http://www.java.dhamma.org/

Gb. II. 15. Pusat Meditasi

Vipassana “Dhamma Java”

Sumber :

http://www.java.dhamma.org/

Gb II. 16. Ruang Tidur Asrama

Sumber :

http://www.java.dhamma.org/

Page 57: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 32

Upacara atau ritual yang berdasarkan kepercayaan buta

Hiburan intelektual atau fisik.

Istirahat, penyembuhan atau hiburan

Pelarian dari kewajiban sehari-hari

Meditasi untuk kehidupan sehari-hari

Vipassana adalah meditasi yang sederhana dan praktis yang memungkinkan

seseorang mampu menghadapi ketegangan dan masalah-masalah dalam

kehidupan sehari-hari dengan tenang dan seimbang.Ini adalah cara yang

sistematis untuk mengembangkan kebijaksanaan, penguasaan diri dan

kedamaian pikiran yang sejati.

Pusat Meditasi Dhamma Java ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, yaitu :

Gb II. 17. Ruang Meditasi Bersama

Sumber :

http://www.java.dhamma.org/

Gb II. 18. Tempat Tinggal Guru

Sumber :

http://www.java.dhamma.org/

Gb II. 20. Ruang Makan Sumber :

http://www.java.dhamma.org/

Gb II. 19. Asrama Siswa/Siswi Sumber :

http://www.java.dhamma.org/

Page 58: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II - 33

Telah selesai pembangunan awalnya dan

mulai menyelenggarakan Kursus

Vipassana pertama sejak April 2003.

Daya tampung Dhamma Java saat ini

hanya sekitar 60 (lima puluh) siswa dan

siswi. Dan menurut rencana akan

diperluas hingga dapat menampung 120

siswa/siswi di waktu mendatang.

Gb II. 21. Kanopi

Sumber :

http://www.java.dhamma.org/

Page 59: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 1

BAB III

ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN

A. Analisa Makro

A.1. Skala Pelayanan Kota Surakarta dan Sekitarnya

A.2. Dasar Pemilihan Lokasi dan Potensi Site

A.2.1. Dasar pemilihan lokasi

Pemilihan lokasi direncanakan agar didapatkan lokasi yang terpilih

yang tepat guna dan tepat sasaran dalam hal penggunaan penerapan konsep

Vaastu. Selain itu lokasi juga tepat sasaran oleh dan bagi para pengguna

(user). Berdasarkan data-data yang telah diperoleh berdasarkan karakteristik

Skala Pelayanan Yoga Centre yang

direncanakan diharapkan dapat

berpotensi dengan kabupaten yang lain

yang masih berbatasan dengan Kota

Surakarta. Seperti Kabupaten

Karanganyar yang memiliki potensi

Pariwisata, Kotamadya Surakarta yang

memiliki potensi komersial yang tinggi,

dan Kabupaten Sukoharjo yang dalam

tahap pembangunan komersial di

wilayah Solo Baru, Sukoharjo.

Gb. III.1 Peta Karanganyar Sumber : http://www.karanganyarkab.go.id

Gb. III.3. Peta Sukoharjo

Sumber : http://vizata.viuzza.net

Gb. III.2. Peta SurakartaSumber :

http://wikipedia.com

Page 60: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 2

kegiatan olahraga yoga dengan penerapan konsep Vaastu yang menggunakan

5 elemen yaitu Bumi, Air, Udara, Api, Ether, maka diambillah dasar

pertimbangan dalam pemilihan site sebagai berikut:

a) Udara masih segar, asri dan sejuk

b) Penggunaan cahaya matahari pagi, siang dan sore hari.

c) Lokasi site menghadap ke Utara.

A.2.2. Dasar Potensi Site

Mudah dicapai (jalan dua arah)

Lokasi mudah diingat

Berada di pinggir jalan raya

Berada di dekat area rekreasi yang sejuk

Luasan site masih cukup luas sehingga memungkinkan untuk

menghindari terjadinya penggusuran rumah-rumah penduduk

A.3. Lokasi Site, Existing Site, Potensi Site

A.3.1. Lokasi Site Yang Dipilih

Dengan berbagai pertimbangan tersebut diatas, didapat lokasi site

yang terletak di Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karangnyar, yang

Gb. III.4 Lahan Site Terpilih

Sumber : dok. pribadi

Page 61: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 3

merupakan daerah yang masih sejuk dan asri. Hal tersebut dikarenakan

Lokasi Site berada di dekat kaki Gunung Lawu yang sebagian besar masih

tertutup hutan dan juga terdapat objek wisata dipegunungan Lawu yaitu

Taman Semar dan Air Terjun Grojogan Sewu yang berada di Kecamatan

Tawangmangu, Gunung Lawu.

A.3.2. Existing Site

Terletak di Jalan Lawu.

Sebelah Utara, Barat dan Timur merupakan daerah pemukiman. Dan

Sebelah selatn masih daerah hutan yang masih banyak pepohonan

yang asri.

A.3.3. Tinjauan Potensi

Mudah dicapai (jalan dua arah)

Lokasi mudah diingat

Berada di pinggir jalan raya

Berada di dekat area rekreasi yang sejuk

Gb. III. 5 Existing Site

Utara Site

Site

171 m2

245,72 m2

172,96 m2

256 m2

Page 62: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 4

A.4. Penataan Site

Penataan site yang dimaksud lebih kearah pengumpulan data serta

analisa site dan lingkungan sekitar yang memberikan pengaruh nantinya

terhadap direncanakannya Yoga Centre. Tujuan yang akan dicapai dari hasil

penganalisaan terhadap site terpilih meliputi beberapa faktor yang meliputi;

klimatologis, view/orientasi bangunan, noise, serta sirkulasi/pencapaiannya.

Dari beberapa analisa yang dilakukan tersebut, akan didapat alternatif hasil

analisa yang dapat menjadi pertimbangan selanjutnya yang menjadi sebuah

problem perancangan Yoga Centre dan juga menuju proses tahapan desain

massa bangunan yang sesuai dengan Yoga Centre itu sendiri.

Dengan demikian, bagaimana upaya menganalisa mewujudkan

penataan site yang sesuai untuk direncanakannya Yoga Centre, sehingga

didapatkan hasil analisa tata site yang nyaman bagi Yoga Centre itu sendiri

nantinya maupun bagi lingkungan sekitarnya.

A.4.1. Analisis Klimatologis

Angin berasal dari Pegunungan Lawu dan Matahari terbit

dari timur.

Angin gunung bersifat dingin dan Matahari bersifat panas.

Solusi : pemberian barier dapat meredam panas matahari.

Pemberian barier

Gb. III. 6 Analisis Klimatologis

Gb. III. 7 Solusi Analisis Klimatologis

Page 63: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 5

A.4.2. Analisis Noise

Pemberian barier juga dapat meredam noise yang berasal dari

jalan

A.4.3. Analisis View Site

View bangunan menuju ke dalam.

Vaastu memiliki Main Entrance (ME) “Gate” pada arah utara

Noise berasal dari arah jalan raya

Gb. III. 8 Analisis Noise

ME

SE

Gb. III. 9. Analisis View dan

Orientasi

Page 64: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 6

publik

Semi Publik Semi Privat

Privat

Mengacu pada penggunaaan arah

vaastu dan penggunaan 5 elemen

vaastu : Api (fire), Air (water),

Tanah (earth), Angin (udara), Ether

(Langit)

A.4.4. Analisis Zoning

Berdasarkan kelompok, zoning dibedakan

menjadi 4 yaitu publik, semi publik, semi

privat dan privat.

Sehingga di dapat :

Zona Publik : Kelompok Plaza Penerimaan

Zona Semi Publik : Kelompok Penunjang Kegiatan Yoga, Kelompok

Service

Zona Semi Privat : Pengelola, R. Tinggal Instruktur, dan Wisma

pengunjung

Zona Privat : Kelompok Kegiatan Yoga

Bentuk penataan site

memusat Gb. III. 10. Analisis Zonning

Page 65: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 7

A.4.5. Analisis Gubahan Massa

Utk bentuk

atap

Bentuk asal dari

Vaastu Purusha

Mandala

Arah alur

sirkulasi

Mempunyai kelebihan

pada bukaan tiap ruang

dan penggunaan

sirkulasi udara dari arah

luar

Bentuk Vaastu Purusha Mandala

Gb. III. 11. Analisis Gubahan Massa

Page 66: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 8

A.5. Program Ruang

Tata ruang dan bangunan yang direncanakan didasarkan atas penggolongan

berdasarkan zoning kegiatan sehingga didapatkan program ruang yang sesuai dengan

kebutuhan dan kenyamanan penggunanya, serta mampu menampung kegiatan publik

(meliputi kegiatan informasi, promosi, dan penunjang), kegiatan semi publik

(kegiatan pelayanan), kegiatan privat (kegiatan intern pengelola), dan kegiatan servis

(kegiatan operasional bangunan).

Dengan demikian, bagaimana mewujudkan tata ruang dengan

memperhatikan organisasi ruangnya agar aktivitas di dalam bangunan dapat

terwadahi dengan baik dan tidak saling tumpang tindih antara kegiatan yang satu

dengan yang lain.

A.6. Penerapan Vaastu Pada Tampilan Bangunan

Sebagai bangunan yang diharapkan dapat mewujudkan Yoga Centre

yang menjadi life style bagi masyarakat, secara khusus, maka bangunan

tersebut harus mempunyai daya tarik dalam segi perwadahannya. Hal ini

diwujudkan melalui tampilan fisik yang menarik bagi karakter bangunan

komersil dalam usaha untuk menarik pengunjung dengan pendekatan konsep

Vaastu, yang dilatar belakangi dari pola berpikir masyarakat yang spiritual

khususnya akan kebutuhan dan minat terhadap spiritual dan kebugaran tubuh.

Sehingga yang harus diperhatikan pada permasalahan desain pada

tampilan bangunan adalah bagaimana mengolah gubahan massa pada

bangunan Yoga Centre yang direncanakan sehingga tercipta suatu bentuk

bangunan dengan pendekatan konsep Vaastu dan sesuai dengan fungsinya

sebagai wadah pusat yoga.

Skema III. 1. Program Ruang

Sumber : Analisa Pribadi

Kegiatan publik

Kegiatan semi publik Kegiatan privat

Kegiatan servis Langsung

Tidak Langsung

Page 67: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 9

A.7. Sistem Bangunan

Sistem bangunan yang dimaksud meliputi sistem struktur dan

utilitas. Sistem struktur bangunan yang direncanakan meliputi tiga bagian

utama yaitu sub struktur, super struktur dan upper struktur. Ketiganya harus

diperhatikan karena mempengaruhi kuat/tidaknya bangunan tersebut dapat

berdiri kokoh dan memberikan kenyamanan aktivitas di dalamnya.

Sedangkan sistem utilitas yang direncanakan meliputi mekanikal

elektrikal (jaringan listrik, jaringan komunikasi), sistem sanitasi (jaringan air

bersih, air kotor, air hujan), sistem pengangkutan sampah, pengamanan

terhadap kebakaran dan penangkal petir. Dalam penempatan masing-masing

sistem utilitas tersebut harus benar-benar diperhatikan, ditata secara teratur

dan jelas perletakannya sehingga mempermudah dalam pemeliharaan dan

pengecekan, serta efektif dan efisien dalam pembiayaan operasionalnya.

Dengan demikian, bagaimana merencanakan sistem struktur yang

akan digunakan pada bangunan Yoga Centre serta tata utilitas yang

memberikan kenyamanan dan keamanan bagi usernya dalam mendukung

mobilitas secara vertikal maupun horizontal.

B. Analisis Mikro

B.1. Analisis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang

B.1.1. Analisis Pelaku Kegiatan

Dari Kegiatan Yoga ini meliputi :

Yoga For Kids

Yoga For Teenage

Yoga For Beginning

Yoga For Intermediet

Yoga Pre Natal (Ibu Hamil)

Yoga For Woman

Yoga For Scoliosis

Teacher Training

Kegiatan Inventarisasi/dokumentasi

Page 68: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 10

yaitu mencatat dan mengidentifikasi semua jenis kegiatan yoga

serta pengadaan buku-buku yoga dan bentuk karya audio visual

Kegiatan Pengembangan

Kegiatan informasi

merupakan kegiatan workshop ataupun seminar terhadap

semua jenis kegiatan termasuk promosi dan pemasaran.

Kegiatan Penunjang

Merupakan kegiatan pelayanan dan service sebagai kegiatan

penunjang.

Kegiatan Pengelolaan

Merupakan kegiatan administrasi yang meliputi kegiatan

koordinasi, keuangan, pemeliharaan, serta keamanan.

Dari penjelasan diatas, didapatkan jenis-jenis pelaku kegiatan

berdasarkan aktifitas macam kegiatan yang dilakukan, yaitu:

1. Murid/Siswa/Pengunjung

Sebagai pelaku kegiatan Yoga

Kelompok ini dibedakan menurut umur, yaitu :

Kelompok anak-anak/kids (5-12th)

Karakter sifatnya serba ingin tahu, menyukai sesuatu yang

bersifat permainan dan penuh dengan gerak dalam ruang

yang berskala kecil.

Kelompok umur remaja/teenage (13-23th)

Karakter sifatnya cenderung rasional, suka bersaing,

menyukai petualangan, olahraga, dan bersifat romantis.

Kelompok umur Dewasa, Ladies, Man (24-45th)

Karakter sifatnya menyukai kegiatan yang lebih tenang

seperti melakukan yoga sebagai wujud relaksasi dan

olahraga.

Kelompok umur Orangtua/Lansia (diatas 45th)

Page 69: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 11

Karakter sifatnya menyukai kegiatan santai seperti kegiatan

senam yoga, menikmati pemandangan alam, duduk santai

dan kegiatan yang bersifat rileks.

2. Pembina/Instruktur/Yogi

Yang melakukan pembinaan, bimbingan, pengarahan, dan

sebagainya, baik instruktur maupun para yogi atau orang yang

dianggap mampu.

3. Pengelola

Yang melakukan pengelolaan dan pemeliharaan agar supaya

kegiatan yang ada di dalamnya berlangsung secara baik dan

lancar.

B.1.2. Analisis Frekuensi Dan Pelaksanaan Kegiatan

1. Frekuensi Kegiatan

Frekuensi kegiatan tergantung pada jenis kegiatan yang

dilaksanakan.

2. Pelaksanaan Kegiatan

Berdasarkan frekuensi kegiatan

- kegiatan tetap

adalah kegiatan yang diselenggarakan pengelola setiap saat

sesuai dengan jadwal yang diatur.

- kegiatan temporer

adalah kegiatan yang diselenggarakan secara temporer yang

biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dianggap

aktual atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak luar.

Berdasarkan penyelenggaranya

- Kegiatan intern

adalah kegiatan yang dilakukan pihak pengelola Yoga

Centre.

- Kegiatan ekstern

Page 70: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 12

adalah kegiatan yang diselenggarakan pihak luar yang

masih berkenaan dengan program pembinaan dan

pengembangan dengan persetujuan pengelola.

B.1.3. Analisis Aktifitas Kegiatan Yoga Centre

Kegiatan Aktifitas Penerima

Kegiatan Aktifitas Utama (Yoga, Meditasi, dan Olahraga)

Kegiatan Aktifitas Instruktur Yoga

Datang Pulang Parkir Mencari Informasi

(Receptionist)

Menunggu Melihat

Pendaftaran

Metabolism

Ibadah

Perpustakaan, dll

Datang Parkir

Olahraga Yoga,

Meditasi,

Relaksasi, dll

Perpustakaan

Absen Metabolisme

Ibadah

Makan/Minum

Pulang

Datang Parkir Olahraga Yoga dan

Meditasi Absen

R. Tinggal

Instruktur

Metabolisme

Ibadah

Makan/Minum

Pulang

Skema. III. 2. Analisis Kegiatan

Penerima

Skema. III. 3. Analisis Kegiatan Utama

Skema. III. 4. Analisis Kegiatan Instruktur Yoga

Page 71: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 13

Kegiatan Aktifitas Pengelola

Kegiatan Aktifitas Penunjang

B.1.4. Analisis Kebutuhan Peruangan

Dasar pertimbangan :

Kriteria kegiatan yang ada

Jenis kegiatan yang terjadi

Pelaku kegiatan

Tabel III.1. Analisis Kegiatan dan Peruangan

MACAM KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG

A. Kegiatan Penerimaan

Pelaku : Seluruh Pengguna

1. Penerimaan/Menunggu

2. Informasi/Pendaftaran

Area Parkir (Pos Keamanan,

Car Call)

Hall/Lobby

Ruang Tunggu

R. Receptionist

Penunjang Kegiatan Penerimaan

Datang Parkir Absen

Menuju R. Staff,

Pertemuan, dll Metabolisme

Ibadah

Makan/Minum

Pulang

Service, Pelayan, dll

Datang Parkir Menuju Wisma,

Perpustakaan

Menuju Plaza

Menuju Visual

Pertunjukkan Yoga

Metabolisme

Ibadah

Makan/Minum

Pulang

Skema. III. 5. Analisis Kegiatan Pengelola

Skema. III. 6. Analisis Kegiatan Penunjang

Page 72: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 14

1. Promosi

2. Pustaka

3. Gallery

4. Workshop

5. Ibadah

6. Metabolisme

7. Makan/Minum

R. Promosi

R. Perpustakaan

R. Gallery

R. Visual Pertunjukkan Yoga

R. Mushola

R. Lavatory

Restaurant (Vegetarian)

B. Kegiatan Utama (Yoga Dan Meditasi)

Pelaku : Anak-anak (Kids)

1. Senam Yoga

2. Meditasi

R. Latihan Senam

Latihan Bersama

R. Latihan Meditasi

Latihan Meditasi Bersama

Pelaku : Teenage

1. Senam Yoga

2. Meditasi

R. Latihan Senam

Latihan Bersama (indoor)

R. Latihan Meditasi

Latihan Bersama(indoor)

Pelaku : Dewasa

1. Senam Yoga

2. Meditasi

R. Latihan Senam

Latihan Bersama (indoor)

R. Latihan Meditasi

Latihan Bersama (indoor)

Penunjang Kegiatan Yoga

1. Theraphy Scoliosis

2. Bimbingan Training Teacher

3. Visualisasi gerakan Yoga

4. Membaca/Mendalami Yoga

5. Diskusi

6. Konsultasi

7. Berkumpul

R. Theraphy

R. Bimbingan Teacher Training

R. Visual/Pertunjukkan

R. Perpustakaan

R. Diskusi

R. Konsultasi

Hall

Page 73: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 15

8. Ganti baju

9. Menyimpan Peralatan

10. Metabolisme

R. Ganti/Kamar Mandi

Gudang

R. Lavatory

C. Kegiatan Instruktur Yoga

Pelaku : Instruktur

a) Kerja

b) Ibadah

c) Metabolisme

d) Makan/Minum

R. Instruktur

Masjid

R. Lavatory

R. Makan

D. Kegiatan Olahraga

Pelaku : Pengunjung

a) Fitness

b) Aerobic

c) Ganti baju

d) Metabolisme

R. Fitness

R. Aerobic

R. Loker dan R. Ganti/Kamar

Mandi

R. Lavatory/Kamar Mandi

E. Kegiatan Pengelola

Ruang Pimpinan (pelaku : pengelola)

1. Pimpinan (Memimpin)

2. Sekretaris

3. Staff

4. Administrasi (Keuangan)

5. Arsip

6. Rapat

7. Public Relation (Humas)

8. Ruang Tamu

9. Makan/minum

10. Metabolisme

11. Ibadah

R. Pimpinan

R. Sekretaris

R. Staff

R. Administrasi (Tata Usaha)

R. Arsip

R. Rapat

R. Public Relation (Humas)

Hall (Lobby)

R. Makan (Pantry)

R. Lavatory

R. Mushola

Pengelola Restaurant (pelaku : karyawan)

1. Memasak

2. Metabolisme

R. Dapur

R. Lavatory

Page 74: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 16

F. Kegiatan Service

Pelaku : Staff Karyawan

1. Ibadah

2. Metabolisme

3. Mekanikal elektrikal

4. Ground Reservoir

5. Perawatan air

6. Perawatan alat

7. Mengontrol

Masjid

R. Lavatory

R. MEE

R. Ground Reservoir

Water Treatment

R. Maintenance

R. Kontrol

B.2. Analisis Besaran Peruangan

Dasar Pertimbangan:

Jenis/Karakter kegiatan yang diwadahi

Perkiraan besaran dan jumlah perabot

Perkiraan jumlah staf

Flow/Sirkulasi:

10% : untuk flow minimum

20% : untuk flow gerak

30% : untuk flow kenyamanan fisik

40% : untuk flow kenyamanan psikis

50% : untuk flow kegiatan yang spesifik

60% : untuk flow kegiatan servis

70-100% : untuk flow terhadap keterkaitan dengan banyak kegiatan

Perhitungan besaran ruang berdasarkan standard dan studi literature

sebagai berikut:

Ernst Neufert, Architect Data (AD)

Time Server Standard For Building Types (TSS)

Studi Ruang

Asumsi

Page 75: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 17

Tabel III.2. Analisis Besaran Ruang Kelompok Penerimaan

Tabel III.3. Analisis Besaran Ruang Penunjang Kelompok Penerimaan

No. Ruang Standart Kapasitas Flow Luas (m

2)

1 R. Perpustakaan R. Koleksi buku : 1

m2/org

R. Baca : 2 m2/org

Loker : 1 m2/org

50

50

50

50%

50%

20%

200

2 Rumah Makan 1,2 m2/org 100 40% 168

3 Lavatory 1,5 m2/KM/WC

1,5 m2/wastafel

6 bilik(pa-pi)

4 buah

11

TOTAL 379

Tabel III.4. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Yoga

No Ruang Standart Kapasitas Flow Jmlh Luas (m2)

1. R. Senam Yoga

R. Latihan fisik

4 m2/org

20 org

40%

5

432

2. R. Meditasi

R. Meditasi Bersama

4 m2/org

20 org

40%

5

432

3. R. Diskusi 1,5 m2/org 20 org 40% 1 42

4. R. Konsultasi 1,5 m2/org 4 org 4 36

5. Hall 1,5 m2/org 30 org 40% 1 63

6. R. Peralatan Asumsi 6

No Ruang Standart Kapasitas Flow Luas (m

2)

1 Area Parkir

Mobil

7,5 m

25 mobil

40%

262,5

2 Hall Penerimaan 1,5 m2/org 200 orang 100% 600

3 Receptionist 1,2 m2/org 3 org penerima 3,6

TOTAL 866,1

Page 76: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 18

7. R. Lavatory 1,5 m2/KM/WC

1,5 m2/wastafel

6 bilik(pa-pi)

4 buah

11

TOTAL 1022

Tabel III.5. Analisis Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Yoga

No Ruang Standart Kapasitas Flow Jmlh Luas

(m2)

1. R. Theraphy 4 m2/org 4 50% 4 96

2. R. Bimbingan Teacher

Training

- Class For Kids

- Class For Teenage

- Class For Adult

- Class For Theraphy

4 m2/org

4 m2/org

4 m2/org

4 m2/org

10

10

10

10

40%

40%

40%

40%

56

56

56

56

3. R. Visual/Pertunjukkan 4 m2/org 100 40% 560

4. R. Hall 1,5 m2/org 30 40% 45

5. R. Lavatory 1,5 m2/KM/WC

1,5 m2/wastafel

6 bilik(pa-pi)

4 buah

11

TOTAL 376

Tabel III.6. Analisis Besaran R. Tinggal Instruktur Yoga

No Ruang Standart Kapasitas Luas (m2)

1 R. Tinggal Instruktur Yoga 16 m2/org 10 160

TOTAL 160

Tabel III.7. Analisis Besaran Ruang Bangunan Wisma

No Ruang Standart Kapasitas Luas (m2)

1 R. Penginapan 16 m2/org 24 384

TOTAL 384

Page 77: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 19

Tabel III.8. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Olahraga Penunjang

No Ruang Standart Kapasitas Flow Jmlh Luas (m

2)

1. Fitness 4 m2/org 20 org 40% 2 224

2. Aerobic 4 m2/org 20 org 40% 2 224

3. R. Loker 1.5 m2/org 60 org 20% 1 90

4. R. Ganti/Kamar

Mandi

3 m2/org 1 org/bilik 20% 20 48,96

5. R. Lavatory 1,5 m2/KM/WC

1,5 m2/wastafel

6 bilik(pa-pi)

4 buah

11

TOTAL 597,96

Tabel III.9. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Pengelola

No Ruang Standart Kapasitas Flow Luas (m2)

Ruang Pimpinan dan Manajerial

1. R. Pimpinan 16 m2 1 16

2. R. Sekretaris 8 m2 1 8

3. R. Staff 8 m2 20 160

4. R. Administrasi 8 m2 20 8

5. R. Public Relation 8 m2 20 8

6. R. Arsip 9 m2 9

7. R. Rapat 1,6 m2/org 20 32

8. Hall (Lobby) 1,5 m2/org 30 45

9. R. Lavatory 1,5 m2/KM/WC

1,5 m2/wastafel

6 bilik(pa-pi)

4 buah

11

TOTAL 297

Page 78: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 20

Tabel III.9. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Pengelola

Rekapitulasi Total Besaran Ruang

1. Plaza Penerimaan : 866,1 m2

2. R. Penunjang Penerimaan : 379 m2

3. R. Kegiatan Yoga : 1022 m2

4. R. Penunjang Kegiatan Yoga : 432 m2

5. R. Wisma : 160 m2

6. R. Olahraga Penunjang : 597,96 m2

7. R. Tinggal Instruktur Yoga : 384 m2

8. R. Pimpinan Manajerial : 297 m2

9. R. Service : 277 m2 +

Total Luas Ruang 4415,06 m2

NO Ruang Standart Kapasitas Luas (m2)

1 R. Mushola Tempat sholat: 1,3x0,75 m2/org

Tempat Wudhu: 0,8 m2/org

20 org

10 orang

156

2 R. Lavatory 1,5 m2/KM/WC

1,5 m2/wastafel

6 bilik(pa-pi)

2 buah

11

3 R. MEE

R. Genset

R. Panel

Asumsi

Asumsi

27

6

4 Ground Reservoir Asumsi 27

5 Water Treatment Asumsi 32

6 R. Maintenance Asumsi 12

7 R. Kontrol Asumsi 6

TOTAL 277

Page 79: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 21

B.3. Analisis Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang

Alur pengelola

Alur service

Alur pengunjung

Alur Instruktur Yoga

Skema. III. 7. Alur Pergerakan Hubungan Antar Kelompok Kegiatan Peruangan

Kelompok Penerimaan Kelompok Kegiatan Yoga

Kelompok Penunjang Penerimaan Kelompok Penunjang

Kegiatan Yoga

Wisma

Tempat Tinggal

Instruktur Yoga

Pimpinan Manajerial

Kelompok Service

Page 80: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 22

B.4. Pendekatan Desain Bangunan

Suatu bentuk yang menampilkan desain memiliki unsur pembentuk

garis yang :

a. Menampilkan suatu alur gerak dinamis seperti gejolak, luncuran,

lonjakan, lenturan, pusaran, pantulan, dan sebagainya.

b. Menunjukkan suatu irama hidup, seperti langkah naik-turun, maju-

mundur dan sebagainya.

c. Menampilkan perubahan secara perubahan secara kualitas dan

kuantitas seperti menjadi banyak, berkurang, bertambah besar,

semakin tinggi, mengecil dan sebagainya.

B.4.1. Ungkapan Fisik Bangunan

Ungkapan-ungkapan fisik bangunan yang dirasa dapat

mendukung suasana tersebut diantaranya adalah:

1. Memberikan kesan mengundang dan menerima

» Plaza sebagai penangkap arus pola pergerakan

pengunjung

» Melalui kanopi sebagai ruang transisi dan penerima

» Pemberian bidang transparan pada fasade sebagai

refleksi penampilan terbuka.

2. Kejelasan fungsi bangunan dan peruangan

» Perbedaan ketinggian lantai atau perbedaan pola lantai

untuk membedakan fungsi atau peran antar ruang.

» Melalui pemberian pintu dan jendela serta penyempitan

lorong pada selasar untuk memperjelas perbedaan fungsi

ruang. Ruang sirkulasi/koridor diusahakan berbeda

antara sirkulasi pengunjung dengan staff serta tidak

menimbulkan kesan yang menyeramkan.

» Memasukkan sinar matahari dengan penggunaan bahan

transparan seperti kaca atau polycarbonate untuk

memberikan kesan lapang dan terbuka.

3. Selaras dengan unsur 5 elemen Vaastu

Page 81: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 23

Vastu hanya mengajarkan kita untuk mengikuti aturan alam

dan menyeimbangkan lima elemen dari mana kita semua,

alam semesta ini terdiri dari Api, Udara, Bumi/Tanah, Air,

Ether (Space).

» Penempatan vegetasi pada bangunan, baik pada interior

maupun eksterior bangunan.

» Pemberian elemen arsitektural pada pengolahan

landscape, misal sculpture, air mancur dan kolam.

» Pemilihan warna dan material yang selaras dengan

nuansa alami.

4. Memberikan suatu pengalaman yang baru.

» Penampilan bangunan yang sesuai keadaan iklim

Indonesia yaitu iklim tropis namun bentuk bangunan

berbeda dengan bentuk bangunan di lingkungan sekitar

dan menimbulkan kesan bangunan mendominasi

sehingga bangunan mempunyai daya tarik tersendiri.

» Bentuk simetris memberi kesan dinamis dan seimbang.

5. Penataan interior bangunan di usahakan menampilkan

suasana yang akrab, nyaman dan tidak membosankan/tidak

menimbulkan tekanan mental.

» Pada ruang latihan Yoga di usahakan untuk memberikan

kesan cozy layaknya di rumah sendiri. Sehingga di

harapkan penataan ruang dalam yang nyaman, dapat

mendukung proses penyembuhan.

» Pada ruang terapi atau ruang dengan peralatan dipilih

elemen-elemen desain yang dapat mengalihkan perhatian

pengguna sehingga beban psikologis dapat direduksi

dengan tampilan yang dinamis dan menarik dan sesuai

dengan karakter anak dan karakter orang dewasa.

» Sedangkan pada ruang tunggu selain memasukkan unsur

taman kedalam ruang untuk mengatasi kebosanan di

perlukan juga fasilitas tambahan yang dapat mendukung

Page 82: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 24

aktifitas menunggu seperti ruang bermain anak serta

unsur kolam mendukung aktifitas para remaja dan

orangtua.

6. Konsep warna pada interior bangunan

Para psikolog percaya bahwa warna mempengaruhi

suasana hati menjadi yang sangat kuat dan berapa banyak

waktu yang kita gunakan di dalam ruang kita. Sehingga

warna sangat berperan serta mempengaruhi psikologi usia.

Konsep Warna Pada Psikologi Pengunjung (Anak, Remaja,

Dewasa dan Lansia

Kesukaan anak terhadap warna tergantung pada selera

pribadi dan sikap budaya, anak kecil menyukai warna yang

cerah dan menyala serta kurang menyukai warna pastel.

Dengan bertambahnya usia, sikap mereka berubah.

Kebanyakan anak menyukai warna merah, biru, kuning,

hijau dan kurang menyukai warna hitam, putih dan coklat.

Konsep keindahan warna pada gambar lebih dipengaruhi

warna daripada bentuk dan mereka mengartikan

berdasarkan pengalaman, contoh warna kuning (warna

matahari) yang memberi rasa kebahagiaan dan kehangatan.

Kombinasi warna sangat tidak menentu pada anak kecil,

merah- hijau dan merah-biru merupakan warna yang sangat

disukai sedangkan coklat-hijau yang paling tidak disukai.

Warna-warna tersebut disukai oleh para orang dewasa dan

juga disukai oleh para lansia.

7. Desain Rekreatif Pada Bangunan

a) Desain Rekreatif Bagi Anak dan Remaja

» Irama bangunan mengolah bentuk-bentuk non formil

(tidak monoton)

» Terdapat pengulangan/repetisi bentuk agar

menimbulkan tidak jenuh

Page 83: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 25

» Adanya kesatuan/unity antara bentuk satu dengan

bentuk-bentuk lainnya.

» Pemakaian warna yang menarik dan dinamis.

b) Desain Rekreatif Bagi Orang Dewasa dan Lansia

» Irama bangunan sedikit formil dan sedikit tidak

monoton.

» Terdapat pengulangan/repetisi bentuk agar

menimbulkan tidak jenuh

» Pemakaian warna dinamis.

B.5. Pendekatan Struktur

Dasar pertimbangan:

Beban yang harus didukung.

Kondisi tanah.

Bentuk dan dimensi vertikal bangunan.

Karakter bangunan.

Pengaruh terhadap lingkungan sekitar.

Analisa:

Beberapa pendekatan sistem struktur yang biasa digunakan sebagai

bangunan komersial yaitu:

Sistem struktur konvensional

Sistem struktur ini pada umumnya menggunakan struktur rangka

maupun core wall sebagai struktur badannya, struktur rangka baja

sebagai struktur penutup atapnya.

Gb. III. 12. Struktur rangka

dan struktur atap rangka baja.

sumber: dokumen pribadi.

Page 84: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 26

advanced structure system

Sistem struktur ini menggunakan bahan, teknologi dan bentuk yang

mutakhir seperti penggunaan struktur kabel, cangkang, spaceframe,

truss, dan membran.

zHasil analisa:

Bangunan Pusat Yoga yang direncanakan menggunakan

penggabungan antara sistem struktur konvensional dan advanced

structure. Pada bangunan konvensi akan direncanakan

menggunakan sistem struktur spaceframe, penggunaan dak pada

bangunan utama sebagai roof garden dan roof photovoltaic,

penggunaan baja ringan pada pada struktur rangka, zincalume dan

aluminium pada bahan penutup atap dan bahan- bahan aman

terhadap lingkungan lainnya.

B.6. Pendekatan Sistem Utilitas Bangunan

B.6.1 Analisa pencahayaan

1) Pencahayaan alami

Dasar pertimbangan :

Sistem pencahayaan yang hemat energi.

Pemanfaatan matahari untuk pencahyaan alami pada

ruang-ruang publik seperti atrium/ hall dan ruang

pameran.

Gb. III.13. Struktur space frame,

struktur kabel.

Sumber: dokumen pribadi

Page 85: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 27

Penggunaan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan tanpa

pemborosan.

Analisa:

Sistem pencahayaan yang digunakan adalah sistem

pencahayaan alami dengan memanfaatkan sinar matahari.

Cahaya alami akan memberikan kesan transparan pada

bangunan sehingga interior dapat terekspose dengan baik

pada siang hari.

Hasil analisa

Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan

utama pada siang hari.

Penggunaan sunshading pada bagian luar jendela sebagai

pengatur banyaknya cahaya matahari yang masuk.

2) Pencahayaan buatan

Dasar pertimbangan

Kebutuhan kuat penerangan.

Jenis penerangan.

Jenis ruang.

Analisa

Pencahayaan digunakan selain untuk memberikan

penerangan saat kondisi cuaca buruk atau malam, juga

digunakan untuk memberikan penerangan ruang-ruang yang

Skema III. 8. Macam pencahayaan.

sumber: analisa penulis.

Sinar matahari

Pencahayaan alami,

menggunakan cahaya

matahari

Pencahayaan artifisial

Page 86: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 28

membutuhkan pencahayaan khusus sesuai dengan fungsi

ruang tersebut. Terdapat beberapa alternatif pencahayaan

buatan, diantaranya:

Fluorescence

Digunakan untuk ruang-ruang yang menuntut kuat

penerangan tinggi, seperti: koridor, ruang pameran dan

sebagainya.

Lampu pijar

Digunakan untuk ruang-ruang yang menuntut kuat

penerangan sedang, seperti: lift, shaft, dan sebagainya.

Special lighting (spot light)

Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat

penerangan khusus dalam upaya menciptakan suasana

khusus, seperti; hall, ruang pameran, ruang pertunjukan

dan sebagainya.

Hasil analisa

Pencahayaan buatan di dalam ruang-ruang pada

bangunan yang direncanakan menggunakan perpaduan

antara fluorescence, lampu pijar dan special lighting

yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing

fungsi ruang. Agar pemanfaatan cahaya benar-benar

optimal, penggunaan kisi-kisi lampu untuk

memfokuskan cahaya merupakan salah satu alternatif

tindakan yang perlu diterapkan.

Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi cuaca

buruk diantisipasi dengan penggunaan pencahayaan

buatan. Untuk menghemat energi, penerangan dikontrol

dengan pemasangan saklar dan dimmer control berupa

alat peredup photo elektrik untuk mengendalikan

pengoperasian.

Page 87: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 29

Skema III.9. Macam sistem penghawaan.

sumber: analisa penulis.

Penghawaan

AC

Penghawaan

artifisial

Penghawaan alami

Fan

Cross Ventilation

B.6.2 Analisa Penghawaan

1) Sistem Penghawaan Alami

Dasar Pertimbangan

Pemanfaatan angin sebagai penghawaan alami.

Penggunaan sistem penghawaan buatan yang ramah

terhadap lingkungan.

Analisa

Angin barat laut banyak mengandung butir air hujan sangat

baik untuk penghawaan alami. Cross ventilation melalui

bukaan-bukaan bangunan dapat menjaga kesegaran udara

dalam ruangan. Untuk membantu penghawaan di dalam

ruangan yang berukuran besar dan ruang-ruang khusus

dibantu dengan menggunakan penghawaan buatan.

Hasil analisa

Pemanfaatan angin untuk penghawaan alami melalui cross

ventilation pada bukan-bukan bangunan.

2) Sistem Penghawaan Buatan

Dasar Pertimbangan

Luasan bangunan yang membutuhkan pelayanan sistem

AC.

Page 88: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 30

Efisiensi pemakaiannya sesuai dengan volume ruang.

Analisa

Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan konstan, maka

bisa digunakan penghawaan buatan, seperti:

Tabel III.11 Macam-macam sistem air conditioning dalam bangunan

sumber : Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch

Jenis

Penghawaan

Kelebihan Kekurangan

AC sentral - scope pelayanannya

besar.

- udara segar

terdistribusi secara

merata ke dalam

beberapa zone yang

terkontrol oleh

sebuah induk/pusat.

- Apabila beban

kalor besar, AHU

harus berkapasitas

besar pula.

- Jika pusat mati,

keseluruhan area

penghawaan

terkena.

AC split Kondisi penghawaan

antar tiap ruang tidak

akan saling tergantung.

scope pelayanannya

kecil.

Exhaust Fan membantu pembuangan

dan pergantian udara

kotor.

Biasa digunakan pada

area servis, beban

kalor besar

Skema III.10. pengkondisian udara dengan AC

sumber: analisa penulis

Chiller

AHU Distribusi ke

ruangan

Kompresor

Page 89: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 31

Hasil Analisa

Pada ruang-ruang tertentu di Pusat Yoga akan digunakan

bantuan AC sebagai penghawaan buatan namun

dimaksimalkan AC yang digunakan adalah AC yang ramah

lingkungan.

Penggunaan pengkondisian udara pada ruang-ruang:

Sistem sentral AC, digunakan pada ruang-ruang

tertentu seperti ruang-ruang pemasaran, ruang

informasi dan promosi, serta ruang-ruang yang terdapat

perangkat elektronik. Namun diperkirakan perangkat

elektronik tersebut dapat menimbulkan panas.

Sistem Split AC, digunakan pada ruang-ruang privat

yang membutuhkan pengaturan penghawaan tersendiri

dan skope yang kecil, seperti: ruang pengelola.

Exhaust Fan, digunakan pada ruang servis, seperti

dapur, fasilitas parkir basement dll.

B.6.3 Analisa Mekanikal Elektrikal

1) Analisa Penyediaan Energi Listrik

a) Panel Photovoltaic.

Panel ini berfungsi sebagai pengubah energi matahari

menjadi energi listrik. Pada aplikasi bangunan Pusat

Yoga di Surakarta ini yang direncanakan, panel ini

berfungsi sebagai penyedia sumber energi terutama

pada siang hari dengan pemanfaatan sinar matahari.

Page 90: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 32

Gbr. III. 14. Panel Photovoltaic

sumber: Dimensi vol.4 No.1 Juni 2001 :13

b) PLN

Sumber listrik utama sebuah bangunan umumnya

berasal dari PLN yang didukung oleh genset. Apabila

terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik dari PLN,

maka akan diganti dengan menggunakan sistem

standby emergency power (SEB) dari genset. Instalasi

listrik di dalam bangunan secara umum dibagi 2 jenis,

yaitu:

Instalasi untuk penerang

Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk

seluruh jaringan peralatan penerangan baik di dalam

maupun di luar bangunan.

Instalasi untuk power

Panel

Photovoltaic

Menangkap dan

mengumpulkan sinar

matahari

Baterai

Disimpan untuk

digunakan pada malam

hari atau saat cuaca

dalam kondisi buruk

Konverter

Mengubah arus DC

menjadi arus AC

Titik penggunaan

lampu

arus

DC

Skema III.11. Proses kerja Photovoltaic

sumber: Dimensi vol.4 No.1 Juni 2001 :13

MATAHARI

Page 91: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 33

Skema III.12. Analisa penyediaan listrik PLN

sumber: analisa penulis

Meteran Panel utama

Panel skunder

Panel skunder

Distribusi

Distribusi Genset

PLN

Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat

elektronik lainnya seperti lift, AC, pompa dan

sebagainya.

c) Hasil

Sumber energi pada Pusat Yoga menggunakan

perpaduan yaitu dengan panel photovoltaic dan PLN.

Hal ini diterapkan dalam rangka untuk penghematan

energi mengingat kebutuhan listrik untuk bangunan

publik sangat tinggi.

Sistem jaringan listrik yang dipakai utamanya

dipasok dari Panel Photovoltaic (PV) yang disalurkan

ke konverter sebagai pengubah arus DC menjadi arus

AC. Sedangkan listrik dari PLN setempat merupakan

sumber listrik cadangan apabila cuaca buruk dan

persediaan listrik pada baterai penyimpan sudah habis.

Sumber listrik cadangan lain adalah generator set yang

dilengkapi ATS (Automatic Transfer Switch). Genset

ini merupakan alternatif terakhir yang dipakai setelah

listrik dari PV dan listrik dari PLN.

Instalasi ini secara umum dapat dibedakan menjadi 2:

Instalasi listrik untuk penerangan

Instalasi listrik untuk power (pompa, dll).

Page 92: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 34

Skema III. 13. Analisa aplikasi aliran listrik bangunan

sumber: analisa penulis

Panel Sekunder

(penerangan)

Panel Photovoltaic

Menangkap dan

mengumpulkan

sinar matahari

Konverter

Mengubah arus

DC menjadi arus

AC

Baterai

Disimpan untuk

digunakan pada malam

hari atau saat cuaca

dalam kondisi buruk

ATS

PLN Meteran PLN

Panel Distribusi Utama

Panel Sekunder

(power)

Genset

Distribusi

Distribusi

B.6.4 Analisa Sistem Komunikasi

- Intern

Menggunakan telepon interkom, PABX (Private Automatic

Branch Exchange), melayani komunikasi eksternal dan

menghubungkan komunikasi dengan internet melalui operator.

- Ekstern

Komunikasi pegawai di dalam bangunan dengan pihak luar,

menggunakan telepon dan fax.

Skema III.14. Analisa jaringan komunikasi

sumber: analisa penulis

PT. Telkom Panel Kontrol Telepon Lokal

Faks

Internet

Operator

SLJJ/SLI

Page 93: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 35

B.6.5 Analisa Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah

1) Analisa Penyediaan Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur

yang ditampung pada bak penampungan dan

didistribusikan melalui pipa-pipa saluran. Pendistribusian

air bersih di dalam bangunan menggunakan sistem down

feed distribution, air dari PDAM dan sumur disalurkan

menuju tangki yang berada di atas (roof tank) melewati

water treatment dengan menggunakan pompa, kemudian

disalurkan menuju ruang-ruang yang memerlukan dengan

memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Penyalaan pompa air

menggunakan saklar otomatis yang menyala apabila air

pada roof tank mencapai batas minimal dan mati apabila

air mencapai batas maksimal.

2) Analisa Sistem Sanitasi

Sistem sanitasi harus memiliki kemampuan tidak

merusak lingkungan pada saat pengoperasian maupun

pembuangan. Sistem Sanitasi di dalam bangunan

mencakup pembuangan atau penyaluran air kotor dan air

hujan.

Air kotor

Skema III. 15 Sistem down feed distribution

sumber: analisa penulis

PDAM

Pompa Top Reservoir Distribusi

Sumur

Fasilitas

Hydrant Pompa Hydrant

Ground tank

Page 94: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 36

Air hujan dari atap

Pipa Vertikal

Top

Reservoir

Air hujan sekitar site

Bak kontrol Groun tank Khusus

Skema III.17. Sistem sanitasi air hujan

sumber: analisa penulis

Distribusi Fasilitas Toilet&

Taman

Air kotor merupakan air yang berasal dari area servis,

cafetaria atau pantry dan lavatory.

Air hujan

Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka

maupun tertutup.

Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan

kemiringan tanah dan daerah yang terkena jatuhan air

hujan. Untuk membantu penyerapan ke dalam tanah

selain menggunakan lapangan rumput di sekitar

bangunan, jalan-jalan yang ada dibuat dengan

menggunakan bahan grass block. Namun pada komplek

bangunan yang di rencanakan, air hujan dapat diproses

kembali menjadi air untuk pembersihan toilet ataupun

untuk meyiram taman.

Dapur Penangkap lemak

Air kotor Bak penampung

Toilet Sumur

Resapan Tinja STP

Skema III.16. Sistem sanitasi bangunan

sumber: analisa penulis

WWTP dimanfaatkan

kembali

Page 95: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 37

Skema III.18. Analisa pengelolaan sampah

sumber: analisa penulis

Sampah yang dapat

didaur ulang

Sampah yang tidak

dapat didaur ulang

Bak penampung

sampah daur ulang

Shaft sampah

Bak penampung

sampah non daur

ulang

Pupuk

Taman

Pengolahan

sampah

plastik&

kerajinan

tangan

3) Analisa Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan

sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang

tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk

menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak

lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan

secara terpisah dari sampah-sampah lain yang

memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum

dibuang.

Sistem pembuangan sampah dengan cara

mengumpulkan sampah melalui shaft sampah yang

dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap suara dan

pintu berpegas yang mampu menutup sendiri.

Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya

grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara.

Setelah pemisahan barulah di olah kembali menjadi pupuk

maupun kerajinan daur ulang lainnya.

B.6.6 Analisa Pengamanan Kebakaran dan Petir

1) Analisa Pengamanan Kebakaran

a) Dasar Pertimbangan

Page 96: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 38

Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap

bahaya kebakaran, faktor yang menentukan adalah:

Fungsi bangunan.

Luasan bangunan.

Peralatan yang ada di dalam bangunan yang dapat

memicu terjadinya kebakaran.

b) Analisa

Sistem yang biasa digunakan yaitu:

Sistem Fire Alarm

Berfungsi untuk mengetahui dan

memperingatkan terjadinya bahaya kebakaran.

Jenis alarm ini menggunakan dua sistem, yaitu

sistem otomatis yang menggunakan smoke and

heat detector dan one push button system. Di setiap

detector dan button dilengkapi sensor untuk

mengetahui lokasi terjadinya kebakaran.

Di setiap lantai jaringan detector, button dan

sensor dipusatkan pada sebuah junction box yang

kemudian diteruskan ke kontrol panel. Kontrol

panel ini akan memberikan isyarat dalam bentuk

indikasi yang dapat dilihat (lampu) dan didengar

(alarm) serta mengaktifkan sprinkler.

Sistem Sprinkler Air

Berfungsi mencegah terjadinya kebakaran

pada radius tertentu untuk melokalisir kebakaran.

Sprinkler air berfungsi apabila dipicu oleh heat and

smoke detector yang memberikan pesan ke

junction box. Setiap sprinkler juga dilengkapi

dengan sensor untuk mengetahui lokasi kebakaran.

Fire Estinguisher

Page 97: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 39

Berupa tabung karbondioksida portable

untuk memadamkan api secara manual oleh

manusia. Tempatkan di tempat-tempat strategis

yang mudah dan dikenali serta di tempat yang

memiliki resiko kebakaran yang tinggi.

Indoor Hydrant

Berupa gulungan selang dan hydrant sebagai

sumber airnya, digunakan untuk memadamkan api

yang cukup besar. Diletakan di tempat-tempat

strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat

yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi.

Sumber air hydrant diambil dari ground tank yang

dipompa dengan pompa hydrant.

Outdoor Hydrant

Dihubungkan pada pipa ground tank dan

pompa hydrant untuk mendapatkan kepastian

sumber air dan tekanan air yang memadai.

Tangga Darurat

Lebar tangga direncanakan mampu

digunakan untuk 2-3 orang yang berjalan

bersampingan.

c) Hasil

Dari analisa di atas, maka dapat diketahui kebutuhan

pengamanan terhadap bahaya kebakaran:

Dalam ruangan

Menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire

estinguisher, indoor hydrant dan tangga darurat.

Luar Ruangan

Menggunakan outdoor hydrant.

Page 98: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 40

2) Analisa Pengamanan Bahaya Petir

a) Dasar Pertimbangan

Kemampuan untuk melindungi gedung dari

sambaran petir.

Tidak menyebabkan efek elektrifikasi atau

flashover pada saat penangkal petir mengalirkan

arus listrik ke grounding.

Pemasangannya tidak mengganggu penampilan

bangunan.

b) Analisa

Macam sistem penangkal petir yang sering digunakan:

Tabel III.12. alternatif pemilihan sistem pengamanan bahaya petir.

sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch.

Sistem Franklin Sistem Faradday

Prinsip

kerja

Bila terjadi petir akan

terjadi ionisasi di awan.

Loncatan ion-ion dapat

ditahan oleh preventor

sehingga tidak mengenai

bangunan. Radius

perlindungan sama

dengan tinggi preventor.

Tiang-tiang faraday

yang berjarak kurang

lebih 20 m (antar tiang)

terletak di sekeliling

bangunan untuk

melindungi bangunan

dari sambaran petir.

Keuntungan Harganya lebih murah

dibandingkan sistem

Faradday.

Sifat perlindungan

lebih baik karena aliran

listrik langsung

dialirkan ke ground di

tanah.

Kerugian Bila suatu saat ion-ion Lebih mahal

Page 99: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III - 41

pada preventor tersebut

habis atau berkurang,

maka daya

perlindungannya jadi

menurun.

dibandingkan sistem

Franklin.

c) Hasil

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem yang

digunakan adalah sistem Faradday. Sistem Faradday

berupa tiang setinggi 50 cm. Tiang-tiang ini dipasang

di puncak bangunan atau atap, kemudian dihubungkan

dengan kawat yang dimasukkan ke dalam pipa yang

tidak memiliki kemampuan menghantarkan listrik

(pipa paralon), dan kemudian dihubungkan dengan

ground. Pada ujung ground diberi kolam air untuk

memperbesar penghantaran listrik ke tanah.

Page 100: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 1

BAB IV

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

YOGA CENTRE

A. Konsep Makro

A.1. Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi direncanakan dengan penggunaan penerapan konsep

Vaastu. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh berdasarkan karakteristik

kegiatan olahraga yoga dengan penerapan konsep Vaastu yang menggunakan 5

elemen yaitu Bumi, Air, Udara, Api, Ether, maka diambillah dasar

pertimbangan dalam pemilihan site sebagai berikut:

a) Udara masih segar, asri dan sejuk

b) Penggunaan cahaya matahari pagi, siang dan sore hari.

c) Lokasi site menghadap ke Utara.

A.2. Existing Site

Terletak di Jalan Lawu.

Sebelah Utara, Barat dan Timur merupakan daerah pemukiman. Dan Sebelah

selatan masih daerah hutan yang masih banyak pepohonan yang asri.

Luasan Site : ±43.776 m2

Building Coverage (BCR) : (40%) 26.265,6 m2

Utara Site

Site

171 m2

245,72 m2

172,96 m2

256 m2

Page 101: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 2

A.3. Pengolahan Site

A.3.1. Klimatologi

Indonesia memiliki iklim tropis yang menyebabkan intensitas penyinaran

matahari lebih besar. Oleh sebab itu, digunakan banyak naungan (efek

pembayangan) agar suhu dalam bangunan tidak terlalu tinggi. Digunakan pula

banyak bukaan di bagian area-area komunal agar sirkuasi angin menjadi lancar

dan menurunkan suhu di dalam bangunan yang panas. Penyinaran matahari yang

melimpah ini digunakan pula sebagai suplai sumber energy listrik yang diubah

dari penggunaan panel sel surya sehingga diharapkan dapat mengurangi suplai

kebutuhan energi listrik dari luar (prinsip hemat energy, hemat biaya) dan dapat

membantu suplai energi listrik ke luar site.

A.3.2. View dan Orientasi

Untuk view ke dalam, paling banyak menuju ke arah utara dan selatan site. Maka

desain tampilan yang paling menarik ditempatkan pada sisi utara. Namun, tidak

menutup kemungkinan keunikan desain ditempatkan pula ditengah-tengah site

agar akses view bagi user dalam bangunan selain ke luar site juga ke dalam site,

yakni menuju ke arah tengah site (view bangunan itu sendiri).

A.3.3. Pencapaian

Pencapaian paling mudah berasal dari sebelah utara site yang notabene

menghadap langsung ke arah jalan akses utama (Jl. Lawu).

Berdasarkan fakta lapangan tersebut, jalur akses menuju site didesain semudah

mungkin dicapai dari arah bukaan pembatas jalan tersebut untuk mempermudah

pengguna jalan dari arah berlawanan untuk mengakses sirkulasi menuju site.

A.3.4. Sirkulasi dalam Site

Berdasarkan konsep lay out tata masa yang berupa frame to frame berbentuk

persegi dan persegi panjang, maka sirkulasi dalam site pun menyesuaikan tatanan

masa tersebut. Oleh sebab itu, didesain sebuah alur sirkulasi yang memudahkan

pengguna untuk mengakses keseluruhan site dan tiap masa yang diletakkan

dengan mudah tetapi juga tanpa menyebabkan cross circulation antar pengakses

site tersebut.

Page 102: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 3

A.3.5. Kebisingan

Kebisingan (noise) berasal dari arah jalan raya yang berada di sebelah utara site

yakni berasal dari Jalan Lawu sebagai jalan arteri lingkungan. Noise ini dapat

diredam dengan cara:

1. Penggunaan barrier vegetasi maupun masa bangunan

2. Penaikan dan penurunan lantai bangunan (site tidak berkontur)

3. Penggunaan material akustika bangunan

A.3.6. Penzoningan

Penzoningan didasarkan pada pengelompokan fungsi peruangan di dalam

bangunan, yang dikategorikan pada tiap blok lantai bangunan;

1.Sebelah Utara pada site ; area publik (pameran/pertunjukkan, gallery, dsb)

2. Sebelah Selatan pada site; area privat (kegiatan yoga, bimbingan training, dll)

3. Sebelah Barat pada site; area semi publik (kegiatan penunjang yoga, r.makan,

masjid, dll)

4. Sebelah Timur; area semi privat (kegiatan pengelola, wisma dan r.tinggal

instruktur yoga)

B. Konsep Mikro

B.1. Kegiatan Yang diwadahi

Jenis kegiatan yang diwadahi pada bangunan Yoga Center ini ialah :

a) Kegiatan Penerimaan

b) Kegiatan Senam Olahraga Yoga

Kegiatan Yoga ini meliputi :

Yoga For Kids

Yoga For Teenage

Yoga For Beginning/Dewasa

Yoga For Intermediet

Yoga For Woman

Yoga For Scoliosis

c) Kegiatan Meditasi Relaksasi

d) Kegiatan Bimbingan Teacher Treaning

Page 103: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 4

e) Kegiatan Showroom/Pertunjukkan Yoga

f) Kegiatan Olahraga (Penunjang Olahraga Yoga)

g) Kegiatan Pengelola

h) Kegiatan Wisma dan R. Tinggal Instruktur

i) Kegiatan Service

B.2. Besaran Ruangan

Tabel IV.1 Besaran Ruang Kelompok Penerimaan

Tabel IV.2. Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Penerimaan

No. Ruang Luas (m2)

1 R. Perpustakaan 200

2 Rumah Makan 168

3 Lavatory 11

TOTAL 379

Tabel IV. 3. Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Yoga

No Ruang Luas (m2)

1. R. Senam Yoga

R. Latihan fisik

432

2. R. Meditasi

R. Meditasi Bersama

432

3. R. Diskusi 42

4. R. Konsultasi 36

No Ruang Luas (m2)

1 Area Parkir

Mobil

262,5

2 Hall Penerimaan 600

3 Receptionist 3,6

TOTAL 866,1

Page 104: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 5

5. Hall 63

6. R. Peralatan 6

7. R. Lavatory 11

TOTAL 1022

Tabel IV. 4. Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Yoga

No Ruang Luas (m2)

1. R. Theraphy 96

2. R. Bimbingan Teacher

Training

- Class For Kids

- Class For Teenage

- Class For Adult

- Class For Theraphy

56

56

56

56

3. R. Visual/Pertunjukkan 56

4. R. Hall 45

5. R. Lavatory 11

TOTAL 432

Tabel IV. 5. Besaran Ruang Kegiatan Instruktur Yoga

No Ruang Luas (m2)

1 R. Tinggal Instruktur Yoga 160

TOTAL 160

Tabel IV. 6. Besaran Ruang Kegiatan Wisma

No Ruang Luas (m2)

1 R. Penginapan 384

TOTAL 384

Tabel IV.7. Besaran Ruang Kegiatan Olahraga Penunjang

No Ruang Luas (m2)

1. Fitness 224

Page 105: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 6

Tabel IV.8. Besaran Ruang Kelompok Pengelelola

Tabel IV. 9. Besaran Ruang Kelompok Service

NO Ruang Luas (m2)

1 Masjid 156

2 R. Lavatory 11

3 R. MEE

R. Genset

R. Panel

27

6

4 Ground Reservoir 27

2. Aerobic 224

3. R. Loker 90

4. R. Ganti/Kamar Mandi 48,96

5. R. Lavatory 11

TOTAL 597,96

No Ruang Luas (m2)

Ruang Pimpinan dan Manajerial

1. R. Pimpinan 16

2. R. Sekretaris 8

3. R. Staff 160

4. R. Administrasi 8

5. R. Public Relation 8

6. R. Arsip 9

7. R. Rapat 32

8. Hall (Lobby) 45

9. R. Lavatory 11

TOTAL 297

Page 106: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 7

5 Water Treatment 32

6 R. Maintenance 12

7 R. Kontrol 6

TOTAL 277

Rekapitulasi Total Besaran Ruang

1. Plaza Penerimaan : 866,1 m2

2. R. Penunjang Penerimaan : 379 m2

3. R. Kegiatan Yoga : 1022 m2

4. R. Penunjang Kegiatan Yoga : 432 m2

5. R. Wisma : 160 m2

6. R. Olahraga Penunjang : 597,96 m2

7. R. Tinggal Instruktur Yoga : 384 m2

8. R. Pimpinan Manajerial : 297 m2

9. R. Service : 277 m2 +

Total Luas Ruang 4415,06 m2

B.3. Konsep Bangunan

B.3.1. Konsep Masa Bangunan

Bentukan masa bangunan tunggal variatif dengan alur memusat yang

diharapkan dapat:

Memungkinkan desain bangunan dengan fleksibilitas tinggi

Bentukan sangat menyesuaikan konsep vaastu vidya

Dapat mendominasi lusasan site tanpa mempergunakannya secara

besar-besaran.

Dapat dipergunakan bentuk modifikasi rectangle dan lingkaran sebagai

penyempurna konsep lay out tata masa bangunan.

Page 107: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 8

B.3.2. Konsep Struktur Bangunan

Menggunakan struktur sistem konvensional. Sistem struktur ini

menggunakan struktur rangka sebagai struktur badannya, struktur

rangka baja sebagai struktur penutup atapnya.

B.3.3. Konsep Sistem Utilitas Bangunan

a) Pencahayaan Alami

Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan utama

pada siang hari.

Penggunaan sunshading pada bagian luar jendela sebagai pengatur

banyaknya cahaya matahari yang masuk.

b) Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan di dalam ruang-ruang pada bangunan yang

direncanakan menggunakan perpaduan antara fluorescence, lampu

pijar dan special lighting yang disesuaikan dengan kebutuhan

masing-masing fungsi ruang. Agar pemanfaatan cahaya benar-benar

optimal, penggunaan kisi-kisi lampu untuk memfokuskan cahaya

merupakan salah satu alternatif tindakan yang perlu diterapkan.

Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi cuaca buruk

diantisipasi dengan penggunaan pencahayaan buatan. Untuk

menghemat energi, penerangan dikontrol dengan pemasangan saklar

dan dimmer control berupa alat peredup photo elektrik untuk

mengendalikan pengoperasian.

c) Penghawaan

Penghawaan Alami

Pemanfaatan angin untuk penghawaan alami melalui cross ventilation

pada bukan-bukan bangunan.

Penghawaan Buatan

Pada ruang-ruang tertentu di Pusat Yoga akan digunakan bantuan AC

sebagai penghawaan buatan namun dimaksimalkan AC yang digunakan

adalah AC yang ramah lingkungan.

Penggunaan pengkondisian udara pada ruang-ruang:

Page 108: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 9

Sistem sentral AC, digunakan pada ruang-ruang tertentu seperti

ruang-ruang pemasaran, ruang informasi dan promosi, serta

ruang-ruang yang terdapat perangkat elektronik. Namun

diperkirakan perangkat elektronik tersebut dapat menimbulkan

panas.

Sistem Split AC, digunakan pada ruang-ruang privat yang

membutuhkan pengaturan penghawaan tersendiri dan skope

yang kecil, seperti: ruang pengelola.

Exhaust Fan, digunakan pada ruang servis, seperti dapur,

fasilitas parkir basement dll.

B.3.4. Konsep Mekanikal Elektrikal

Sumber energi pada Pusat Yoga menggunakan perpaduan yaitu dengan

panel photovoltaic dan PLN. Hal ini diterapkan dalam rangka untuk

penghematan energi mengingat kebutuhan listrik untuk bangunan publik

sangat tinggi.

Sistem jaringan listrik yang dipakai utamanya dipasok dari Panel

Photovoltaic (PV) yang disalurkan ke konverter sebagai pengubah arus DC

menjadi arus AC. Sedangkan listrik dari PLN setempat merupakan sumber

listrik cadangan apabila cuaca buruk dan persediaan listrik pada baterai

penyimpan sudah habis. Sumber listrik cadangan lain adalah generator set

yang dilengkapi ATS (Automatic Transfer Switch). Genset ini merupakan

alternatif terakhir yang dipakai setelah listrik dari PV dan listrik dari PLN.

Instalasi ini secara umum dapat dibedakan menjadi 2:

Instalasi listrik untuk penerangan

Instalasi listrik untuk power (pompa, dll).

B.3.5. Konsep Sistem Komunikasi

- Intern

Menggunakan telepon interkom, PABX (Private Automatic Branch

Exchange), melayani komunikasi eksternal dan menghubungkan

komunikasi dengan internet melalui operator.

- Ekstern

Page 109: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 10

Komunikasi pegawai di dalam bangunan dengan pihak luar, menggunakan

telepon dan fax.

B.3.6. Konsep Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah

a) Penyediaan Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur yang ditampung pada

bak penampungan dan didistribusikan melalui pipa-pipa saluran.

Pendistribusian air bersih di dalam bangunan menggunakan sistem

down feed distribution, air dari PDAM dan sumur disalurkan menuju

tangki yang berada di atas (roof tank) melewati water treatment dengan

menggunakan pompa, kemudian disalurkan menuju ruang-ruang yang

memerlukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Penyalaan

pompa air menggunakan saklar otomatis yang menyala apabila air pada

roof tank mencapai batas minimal dan mati apabila air mencapai batas

maksimal.

b) Sistem Sanitasi

Sistem sanitasi harus memiliki kemampuan tidak merusak

lingkungan pada saat pengoperasian maupun pembuangan. Sistem

Sanitasi di dalam bangunan mencakup pembuangan atau penyaluran

air kotor dan air hujan.

Air kotor

Air kotor merupakan air yang berasal dari area servis, cafetaria

atau pantry dan lavatory.

Air hujan

Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun

tertutup.

Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan

tanah dan daerah yang terkena jatuhan air hujan. Untuk membantu

penyerapan ke dalam tanah selain menggunakan lapangan rumput

di sekitar bangunan, jalan-jalan yang ada dibuat dengan

menggunakan bahan grass block. Namun pada komplek bangunan

yang di rencanakan, air hujan dapat diproses kembali menjadi air

untuk pembersihan toilet ataupun untuk meyiram taman.

Page 110: Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya...Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu II-25 C. Preseden Design II-27 C.1. Iyengar Yoga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV - 11

c) Sampah

Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang

masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal

ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat

merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan

secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa

ditangani lebih lanjut sebelum dibuang.

Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah

melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan

kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri.

Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya grafitasi

menuju bak penampungan sampah sementara. Setelah pemisahan

barulah di olah kembali menjadi pupuk maupun kerajinan daur ulang

lainnya.

B.3.7. Konsep Pengamanan Kebakaran dan Petir

1. Pengamanan Kebakaran

Dari analisa di atas, maka dapat diketahui kebutuhan

pengamanan terhadap bahaya kebakaran:

Dalam ruangan

Menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire estinguisher,

indoor hydrant.

Luar Ruangan

Menggunakan outdoor hydrant.

2. Bahaya Petir

Sistem yang digunakan adalah sistem Faradday. Sistem Faradday

berupa tiang setinggi 50 cm. Tiang-tiang ini dipasang di puncak

bangunan atau atap, kemudian dihubungkan dengan kawat yang

dimasukkan ke dalam pipa yang tidak memiliki kemampuan

menghantarkan listrik (pipa paralon), dan kemudian dihubungkan

dengan ground. Pada ujung ground diberi kolam air untuk

memperbesar penghantaran listrik ke tanah.