Denaturasi Protein

12
Laporan Tetap Praktikum Biokimia I I . Percobaan Ke : 2 (dua) II. Tanggal Praktikum :11 September 2015 III. Judul : Denaturasi Protein IV. Tujuan : Dapat memahami metode identifikasi protein secara kualitatif V. Dasar Teori Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung komposisi rata-rata unsur kimia yaitu karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 26%, dan kadang kala sulfur 0-3% serta fosfor 0-3%. Protein merupakan komponen utama sel hewan dan manusia. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Terdapat ikatan kimia lain dalam protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan Van Der Waals. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan detergen. Penggolongan protein dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: 1

description

LAporan Biokimia

Transcript of Denaturasi Protein

Laporan Tetap

Praktikum Biokimia I

I . Percobaan Ke : 2 (dua)

II. Tanggal Praktikum :11 September 2015

III. Judul : Denaturasi Protein

IV. Tujuan : Dapat memahami metode identifikasi protein secara kualitatif

V. Dasar Teori

Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang

merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain

dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung komposisi rata-rata unsur kimia yaitu

karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 26%, dan kadang kala sulfur 0-3% serta

fosfor 0-3%. Protein merupakan komponen utama sel hewan dan manusia. Proses kimia

dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang

berfungsi sebagai biokatalisator. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah atau

eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh,

adalah salah satu jenis protein. Terdapat ikatan kimia lain dalam protein yaitu ikatan

hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan Van Der Waals. Protein

dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik,

dan detergen.

Penggolongan protein dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

A. Berdasarkan struktur molekulnya. Struktur protein terdiri dari empat macam:

1. Struktur primer (struktur utama)

Struktur ini terdiri dari asam-asam amino yang dihubungkan satu sama lain secara

kovalen melalui ikatan peptida.

2. Struktur sekunder 

Protein sudah mengalami interaksi intermolekul, melalui rantai samping asamamino. Ikatan

yang membentuk struktur ini, didominasi oleh ikatan hidrogenantar rantai samping yang

membentuk pola tertentu bergantung pada orientasiikatan hidrogennya.

1

3. Struktur tersier

Terbentuknya karena adanya pelipatan membentuk struktur yang kompleks. Pelipatan

distabilkan oleh ikatan hidrogen, ikatan disulfida, interaksi ionik, ikatan hidrofobik,

ikatan hidrofilik.

4. Struktur Kuartener

Terbentuk dari beberapa bentuk tersier, dengan kata lain multi sub unit. Interaksi

intermolekul antar sub unit protein ini membentuk struktur keempat/kuartener.

B. Berdasarkan Bentuk dan Sifat Fisik 

1. Protein Globular 

Terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat rapat) membentuk bulat

padat. Misalnya enzim, albumin, globulin, protamin, protein ini larut dalam air, asam, basa

dan etanol.

2. Protein serabut (fibrous protein)

Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang tersusun memanjang dan

memberikan peran struktural atau pelindung. Protein ini tidak larut dalam air, asam, basa

maupun etanol.

C. Berdasarkan Fungsi Biologi

Pembagian protein didasarkan pada fungsinya di dalam tubuh, antara lain:

1.    Enzim (ribonukease, tripsin)

2.    Protein transport (hemoglobin, mioglobin, serum, albumin)

3.    Protein nutrien dan penyimpan (gliadin/gandum, ovalbumin/telur, kasein/ susu, feritin/

jaringan hewan)

4.    Protein kontraktil (aktin dan tubulin)

5.    Protein struktural (kolagen, keratin, fibrion)

6.    Protein pertahanan (antibodi, fibrinogen dan trombin, bisa ular)

7.    Protein pengatur (hormon insulin dan hormon paratiroid)

D.    Berdasarkan Daya Larutnya

1.      Albumin

Larut air, mengendap dengan garam konsentrasi tinggi.

2.      Globulin Glutelin

Tidak larut dalam larutan netral, larut asam dan basa encer.

3.      Gliadin (prolamin)

Larut etanol 70-80%, tidak larut air dan etanol 100

2

4.      Histon

Bersifat basa, cenderung berikatan dengan asam nukleat di dalam sel. Globin bereaksi dengan

heme (senyawa asam menjadi hemoglobin). Tidak larut air, garam encer dan pekat (jenuh 30-

50%)

5.      Protamin

Larut dalam air dan berdifat basa, dapat berikatan dengan asam nukleat menjadi

nukleoprotamin (sperma ikan).

Sifat-sifat penting protein :

1.      Ionisasi : apabila larut dalam air akan membentuk ion positif dan negatif

2.      Denaturasi : perubahan konformasi serta posisi protein sehingga aktivitasnya berkurang atau

kemampuan menunjang aktivitas organ tertentu dalam tubuh hilang.

3.      Viskositas : tahanan yang timbul adanya gesekan antara molekul didalam zat cair yang

mengalir.

4.      Kritalisasi : proses yang sering dilakukan dengan jalam penambahan garam amonium sulfat

atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya.

5.      Sistem Koloid : sisten yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil yang

terdispersi dari medium atau pelarutnya (Poedjiadi, 1994)

Fungsi Protein:

1.      Sebagai katalis reaksi enzimatis

2.      Sebagai sarana transportasi, sejumlah protein spesifik berperan sebagai proses transport ion

dan molekul-molekul kecil.

3.      Sebagai koordinasi dalam pergerakan, yaitu sebagai pembantu sel dalam berkontraksi

4.      Sebagai pendukung mekanik/kerangka

5.      Sebagai pertahanan kekuatan kulit dan tulang

6.      Sebagai sistem kekebalan atau perlidungan yaitu pertahanan sel dalam serangan benda asing.

7.      Penghasil dan penerus rangsangan sistem saraf.

Uji protein dengan metode identifikasi protein secara kualitatif dapat menggunakan prinsip :

-          Denaturasi protein : perubahan pada suatu protein akibat dari kondisi lingkungan yang

sangat ekstrim

3

VI. Alat dan Bahan

Tabung reaksi

Pipet tetes

Rak tabung

Waterbath

Gelas ukur

Beaker gelas

Larutan albumin

Buffer asetat pH 4,7 ( 1M)

HCl 0,1 M

NaOH 0,1 M

VII. Prosedur

1. Siapkan alat dan bahan

2. Tiga tabung reaksi masing masing diberi larutan albumin sebanyak 9 ml

3. Kemudian tambahkan 1 ml larutan buffer didalam tabung 1 , 1 ml larutan hcl

didalam tabung 2 , dan 1 ml larutan naoh didalam tabung 3 .

4. Panaskan tiga tabung tersebut didalam waterbath selama 15 menit

5. Setelah itu dinginkan hingga mencapai suhu kamar

6. Setelah dingin lalu tambahkan larutan buffer sebanyak 10 ml ke dalam tabung 2

dan 3 .

7. Amati perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatan anda.

8. Ulangi percobaan tersebut menurut langkah 2-7 untuk larutan putih telur 1%

hingga 5% .

VIII. Hasil Pengamatan

4

No Larutan yang diuji Hasil pengamatan

Sebelum dipanaskan

Setelah dipanaskan Setelah dipanaskan + buffer

1. Larutan albumin +buffer bening Endapan putih -2. Larutan albumin + hcl bening Keruh Keruh 3 Larutan albumin + naoh bening Bening Lar. Bening +endapan

4 Lar. Putih telur 1% + buffer bening Keruh + endapan putih -5 Lar. Putih telur 1% + hcl bening Bening Bening6 Lar. Putih telur 1% + naoh bening Bening Keruh + endapan putih7 Lar. Putih telur 2% + buffer bening Keruh + endapan putih -8 Lar. Putih telur 2% + hcl bening Bening Bening 9 Lar. Putih telur 2% + naoh bening Bening Keruh + endapan putih 10 Lar. Putih telur 3% + buffer bening Keruh + endapan putih -11 Lar. Putih telur 3% + hcl bening Bening Keruh 12 Lar. Putih telur 3% + naoh bening Bening Keruh + endapan putih13 Lar. Putih telur 4% + buffer bening Keruh + endapan putih -14 Lar. Putih telur 4% + hcl bening Bening Keruh15 Lar. Putih telur 4% + naoh bening Bening Keruh + endapan putih 16 Lar. Putih telur 5% + buffer bening Keruh + endapan putih -17 Lar. Putih telur 5% + hcl bening Bening Keruh 18 Lar. Putih telur 5% + naoh bening Bening Keruh + endapan putih

IX. Persamaan Reaksi

X. Pembahasan

5

Pada percobaan ini praktikan melakukan suatu uji protein yang bertujuan untuk dapat

memahami metode identifikasi protein secara kualitatif dan mempelajari beberapa reaksi uji

denaturasi protein terhadap asam amino dan protein . pada percobaan ini praktikan

membutuhkan beberapa larutan seperti albumin , putih telur 1% hingga 5% , larutan buffer

asetat , HCl , dan NaOH . Denaturasi protein ini diartikan sebagai suatu perubahan terhadap

struktur sekunder, tersier, dan kuarterner molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-

ikatan kovalen. Denaturasi terjadi karena terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik,

ikatan garam, dan terbentuknya lipatan molekul protein.

Pada percobaan ini digunakan 3 tabung reaksi yangmasing-masing tabung telah berisi

larutan albumin 9 ml . Pada tabung pertama ditambahkan buffer asetat 1 M , tabung kedua

HCl 0.1 M, dan tabung ketiga ditambahkan NaOH 0,1 M. Setelah masing-masing tabung

ditambahkan reagen diatas, ketiga larutan tersebut menjadi berwarna keruh dan pada bagian

atas tabung terdapat pemisahan antara reagen dengan larutan albumin tersebut, sehingga

dinyatakan larutan tersebut tidak larut atau memisah.

Kemudian dilakukan pemanasan pada tiap larutan selama 15 menit, dan telah terjadi

pengendapan pada masing-masing tabung. Tabung dengan penambahan buffer asetat yang

larut dan mengendap lebih dahulu dibandingkan dengan penambahan HCl 0,1 M, dan NaOH

0.1 M. Pada tabung dengan penambahan HCl0.1 M mengendap sedikit tetapi termasuk

pengendapan sebagian karena masih terdapat pemisahan lapisan antara larutan yang

mengendap dengan larutan berwarna bening pada bagian atas tabung, begitu juga dengan

penambahan NaOH 0.1 M mengendap sebagian dan pada bagian atas masih terdapat larutan

berwarnabening. Setelah larutan tersebut didinginkan lalu pada tabung kedua dan

ketigaditambahkan dengan Buffer asetat pH 4,7 (1 M), dan reaksi yang terjadi yaitu terdapat

2 lapisan pada larutan, tabung kedua dengan lapisan atas berwarna bening dan lapisan bawah

tidak terdapat endapan, tidak terbentuk endapan dikarenakan protein telah dulu rusak oleh

pemanasan, sedangkan pada tabung ketiga bagian atas berwarna bening dan lapisan bawah

terdapat endapan ;lllllllutih tetapi pada bagian tengah terdapat juga endapan berwarna putih

itu berarti protein mampu membentuk endapan kembali. Pada hal ini terjadi proses denaturasi

karena terjadinya endapan. Jadi Endapan yang paling banyak dihasilkan adalah oleh larutan

buffer dan NaOH, dan yang paling sedikit pada HCl. Buffer asetat menghasilkan endapan

karena memiliki pH 4,7. demikian itulah hasil dari pengamatan yang praktikan lakukan.

XI. Kesimpulan

6

Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu :

1. Dari percobaan yang dilakukan larutan yang paling banyak endapan yaitu larutan buffer dan NaOH .

2. Putih telur mengalami denaturasi selama pemasakan atau pemanasan.

3. Denaturasi protein dapat terjadi karena adanya pengaruh dari logam-logam  berat. Jika terjadi denaturasi protein, akan terjadi pula penurunan kelarutan  protein dalam air, sehingga terbentuklah gumpalan-gumpalan putih.

Daftar pustaka

Anonym .2015 . denaturasi protein . (online).https://id.wikipedia.org/wiki/Denaturasi.

Diakses tanggal 15 september 2015

Firma, yova . 2013 . denaturasi protein .( online ) .http://firma-yova-perdanawati.blogspot.co.id/2013/06/denaturasi-protein.html. diakses tanggal 15 september 2015 .

Lampiran

7

8

1 2

3 4

5 6

7 8

9

9 10

11 12