Denaturasi Protein
-
Upload
nurul-nasir -
Category
Documents
-
view
57 -
download
1
description
Transcript of Denaturasi Protein
Laporan Tetap
Praktikum Biokimia I
I . Percobaan Ke : 2 (dua)
II. Tanggal Praktikum :11 September 2015
III. Judul : Denaturasi Protein
IV. Tujuan : Dapat memahami metode identifikasi protein secara kualitatif
V. Dasar Teori
Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung komposisi rata-rata unsur kimia yaitu
karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 26%, dan kadang kala sulfur 0-3% serta
fosfor 0-3%. Protein merupakan komponen utama sel hewan dan manusia. Proses kimia
dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang
berfungsi sebagai biokatalisator. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah atau
eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh,
adalah salah satu jenis protein. Terdapat ikatan kimia lain dalam protein yaitu ikatan
hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan Van Der Waals. Protein
dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik,
dan detergen.
Penggolongan protein dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
A. Berdasarkan struktur molekulnya. Struktur protein terdiri dari empat macam:
1. Struktur primer (struktur utama)
Struktur ini terdiri dari asam-asam amino yang dihubungkan satu sama lain secara
kovalen melalui ikatan peptida.
2. Struktur sekunder
Protein sudah mengalami interaksi intermolekul, melalui rantai samping asamamino. Ikatan
yang membentuk struktur ini, didominasi oleh ikatan hidrogenantar rantai samping yang
membentuk pola tertentu bergantung pada orientasiikatan hidrogennya.
1
3. Struktur tersier
Terbentuknya karena adanya pelipatan membentuk struktur yang kompleks. Pelipatan
distabilkan oleh ikatan hidrogen, ikatan disulfida, interaksi ionik, ikatan hidrofobik,
ikatan hidrofilik.
4. Struktur Kuartener
Terbentuk dari beberapa bentuk tersier, dengan kata lain multi sub unit. Interaksi
intermolekul antar sub unit protein ini membentuk struktur keempat/kuartener.
B. Berdasarkan Bentuk dan Sifat Fisik
1. Protein Globular
Terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat rapat) membentuk bulat
padat. Misalnya enzim, albumin, globulin, protamin, protein ini larut dalam air, asam, basa
dan etanol.
2. Protein serabut (fibrous protein)
Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang tersusun memanjang dan
memberikan peran struktural atau pelindung. Protein ini tidak larut dalam air, asam, basa
maupun etanol.
C. Berdasarkan Fungsi Biologi
Pembagian protein didasarkan pada fungsinya di dalam tubuh, antara lain:
1. Enzim (ribonukease, tripsin)
2. Protein transport (hemoglobin, mioglobin, serum, albumin)
3. Protein nutrien dan penyimpan (gliadin/gandum, ovalbumin/telur, kasein/ susu, feritin/
jaringan hewan)
4. Protein kontraktil (aktin dan tubulin)
5. Protein struktural (kolagen, keratin, fibrion)
6. Protein pertahanan (antibodi, fibrinogen dan trombin, bisa ular)
7. Protein pengatur (hormon insulin dan hormon paratiroid)
D. Berdasarkan Daya Larutnya
1. Albumin
Larut air, mengendap dengan garam konsentrasi tinggi.
2. Globulin Glutelin
Tidak larut dalam larutan netral, larut asam dan basa encer.
3. Gliadin (prolamin)
Larut etanol 70-80%, tidak larut air dan etanol 100
2
4. Histon
Bersifat basa, cenderung berikatan dengan asam nukleat di dalam sel. Globin bereaksi dengan
heme (senyawa asam menjadi hemoglobin). Tidak larut air, garam encer dan pekat (jenuh 30-
50%)
5. Protamin
Larut dalam air dan berdifat basa, dapat berikatan dengan asam nukleat menjadi
nukleoprotamin (sperma ikan).
Sifat-sifat penting protein :
1. Ionisasi : apabila larut dalam air akan membentuk ion positif dan negatif
2. Denaturasi : perubahan konformasi serta posisi protein sehingga aktivitasnya berkurang atau
kemampuan menunjang aktivitas organ tertentu dalam tubuh hilang.
3. Viskositas : tahanan yang timbul adanya gesekan antara molekul didalam zat cair yang
mengalir.
4. Kritalisasi : proses yang sering dilakukan dengan jalam penambahan garam amonium sulfat
atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya.
5. Sistem Koloid : sisten yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil yang
terdispersi dari medium atau pelarutnya (Poedjiadi, 1994)
Fungsi Protein:
1. Sebagai katalis reaksi enzimatis
2. Sebagai sarana transportasi, sejumlah protein spesifik berperan sebagai proses transport ion
dan molekul-molekul kecil.
3. Sebagai koordinasi dalam pergerakan, yaitu sebagai pembantu sel dalam berkontraksi
4. Sebagai pendukung mekanik/kerangka
5. Sebagai pertahanan kekuatan kulit dan tulang
6. Sebagai sistem kekebalan atau perlidungan yaitu pertahanan sel dalam serangan benda asing.
7. Penghasil dan penerus rangsangan sistem saraf.
Uji protein dengan metode identifikasi protein secara kualitatif dapat menggunakan prinsip :
- Denaturasi protein : perubahan pada suatu protein akibat dari kondisi lingkungan yang
sangat ekstrim
3
VI. Alat dan Bahan
Tabung reaksi
Pipet tetes
Rak tabung
Waterbath
Gelas ukur
Beaker gelas
Larutan albumin
Buffer asetat pH 4,7 ( 1M)
HCl 0,1 M
NaOH 0,1 M
VII. Prosedur
1. Siapkan alat dan bahan
2. Tiga tabung reaksi masing masing diberi larutan albumin sebanyak 9 ml
3. Kemudian tambahkan 1 ml larutan buffer didalam tabung 1 , 1 ml larutan hcl
didalam tabung 2 , dan 1 ml larutan naoh didalam tabung 3 .
4. Panaskan tiga tabung tersebut didalam waterbath selama 15 menit
5. Setelah itu dinginkan hingga mencapai suhu kamar
6. Setelah dingin lalu tambahkan larutan buffer sebanyak 10 ml ke dalam tabung 2
dan 3 .
7. Amati perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatan anda.
8. Ulangi percobaan tersebut menurut langkah 2-7 untuk larutan putih telur 1%
hingga 5% .
VIII. Hasil Pengamatan
4
No Larutan yang diuji Hasil pengamatan
Sebelum dipanaskan
Setelah dipanaskan Setelah dipanaskan + buffer
1. Larutan albumin +buffer bening Endapan putih -2. Larutan albumin + hcl bening Keruh Keruh 3 Larutan albumin + naoh bening Bening Lar. Bening +endapan
4 Lar. Putih telur 1% + buffer bening Keruh + endapan putih -5 Lar. Putih telur 1% + hcl bening Bening Bening6 Lar. Putih telur 1% + naoh bening Bening Keruh + endapan putih7 Lar. Putih telur 2% + buffer bening Keruh + endapan putih -8 Lar. Putih telur 2% + hcl bening Bening Bening 9 Lar. Putih telur 2% + naoh bening Bening Keruh + endapan putih 10 Lar. Putih telur 3% + buffer bening Keruh + endapan putih -11 Lar. Putih telur 3% + hcl bening Bening Keruh 12 Lar. Putih telur 3% + naoh bening Bening Keruh + endapan putih13 Lar. Putih telur 4% + buffer bening Keruh + endapan putih -14 Lar. Putih telur 4% + hcl bening Bening Keruh15 Lar. Putih telur 4% + naoh bening Bening Keruh + endapan putih 16 Lar. Putih telur 5% + buffer bening Keruh + endapan putih -17 Lar. Putih telur 5% + hcl bening Bening Keruh 18 Lar. Putih telur 5% + naoh bening Bening Keruh + endapan putih
IX. Persamaan Reaksi
X. Pembahasan
5
Pada percobaan ini praktikan melakukan suatu uji protein yang bertujuan untuk dapat
memahami metode identifikasi protein secara kualitatif dan mempelajari beberapa reaksi uji
denaturasi protein terhadap asam amino dan protein . pada percobaan ini praktikan
membutuhkan beberapa larutan seperti albumin , putih telur 1% hingga 5% , larutan buffer
asetat , HCl , dan NaOH . Denaturasi protein ini diartikan sebagai suatu perubahan terhadap
struktur sekunder, tersier, dan kuarterner molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-
ikatan kovalen. Denaturasi terjadi karena terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik,
ikatan garam, dan terbentuknya lipatan molekul protein.
Pada percobaan ini digunakan 3 tabung reaksi yangmasing-masing tabung telah berisi
larutan albumin 9 ml . Pada tabung pertama ditambahkan buffer asetat 1 M , tabung kedua
HCl 0.1 M, dan tabung ketiga ditambahkan NaOH 0,1 M. Setelah masing-masing tabung
ditambahkan reagen diatas, ketiga larutan tersebut menjadi berwarna keruh dan pada bagian
atas tabung terdapat pemisahan antara reagen dengan larutan albumin tersebut, sehingga
dinyatakan larutan tersebut tidak larut atau memisah.
Kemudian dilakukan pemanasan pada tiap larutan selama 15 menit, dan telah terjadi
pengendapan pada masing-masing tabung. Tabung dengan penambahan buffer asetat yang
larut dan mengendap lebih dahulu dibandingkan dengan penambahan HCl 0,1 M, dan NaOH
0.1 M. Pada tabung dengan penambahan HCl0.1 M mengendap sedikit tetapi termasuk
pengendapan sebagian karena masih terdapat pemisahan lapisan antara larutan yang
mengendap dengan larutan berwarna bening pada bagian atas tabung, begitu juga dengan
penambahan NaOH 0.1 M mengendap sebagian dan pada bagian atas masih terdapat larutan
berwarnabening. Setelah larutan tersebut didinginkan lalu pada tabung kedua dan
ketigaditambahkan dengan Buffer asetat pH 4,7 (1 M), dan reaksi yang terjadi yaitu terdapat
2 lapisan pada larutan, tabung kedua dengan lapisan atas berwarna bening dan lapisan bawah
tidak terdapat endapan, tidak terbentuk endapan dikarenakan protein telah dulu rusak oleh
pemanasan, sedangkan pada tabung ketiga bagian atas berwarna bening dan lapisan bawah
terdapat endapan ;lllllllutih tetapi pada bagian tengah terdapat juga endapan berwarna putih
itu berarti protein mampu membentuk endapan kembali. Pada hal ini terjadi proses denaturasi
karena terjadinya endapan. Jadi Endapan yang paling banyak dihasilkan adalah oleh larutan
buffer dan NaOH, dan yang paling sedikit pada HCl. Buffer asetat menghasilkan endapan
karena memiliki pH 4,7. demikian itulah hasil dari pengamatan yang praktikan lakukan.
XI. Kesimpulan
6
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu :
1. Dari percobaan yang dilakukan larutan yang paling banyak endapan yaitu larutan buffer dan NaOH .
2. Putih telur mengalami denaturasi selama pemasakan atau pemanasan.
3. Denaturasi protein dapat terjadi karena adanya pengaruh dari logam-logam berat. Jika terjadi denaturasi protein, akan terjadi pula penurunan kelarutan protein dalam air, sehingga terbentuklah gumpalan-gumpalan putih.
Daftar pustaka
Anonym .2015 . denaturasi protein . (online).https://id.wikipedia.org/wiki/Denaturasi.
Diakses tanggal 15 september 2015
Firma, yova . 2013 . denaturasi protein .( online ) .http://firma-yova-perdanawati.blogspot.co.id/2013/06/denaturasi-protein.html. diakses tanggal 15 september 2015 .
Lampiran
7