Demokrasi Datangdan Pembangunan

18
Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik*> Andre Gunder Frank Demokrasi Datangdan Pembangunan Keluar" merupakan jargon dunia ketlga. Ide pembangunan dan kon- sep itusendiri tampak mengalami tahap krisis. Ide baru yang menggantikan- nya adalah 'demokrasi'. Ketika Gandhi ditanya pendapatnya tentang 'Peradaban Baraf, Gandhi menjawab 'Itu Ide yang cemerlang'. Kita dapat mengatakan pem bangunan dan demokrasi satu adanya. Bahkan, untuk dunia ketiga, demokrasi mungkin tidak lebih nyata di masa depan ketimbang pembangunan, atau peradaban barat yang menggejala di masa silam. De mokrasi mungkin hanya menjadi bendera atau lembar daun ara bagi eksplotasi dan opresi yang bersinambung terhadap Selatan oleh pihak Utara. Dalam kata-kata Abraham Lincoln, Hanya sedikit pemerintahan yang mampu menjadi demokratis sejati dan bermakna, — bagi rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat —di beberapa bagian negara dunia ketiga di Selatan, selama kelogisan ekonomi me- reka dan pilihan-pilihan kebijakan nya dikon- trol dalam keterlibatannya dengan ekono mi dunia sebagai keseluruhan, yang di lak- sanakan oleh pihak Utara. Tentu saja, tidak ada jaminan prinsip-prinsip demokrasi menata seluruh kebijakan ekonomi dunia. 56 Namun selama demokrasi tetap langka dalam ekonomi dunia, demokrasi politik tetap pilihan yang terbaik. Memperkenalkan "Pembangunan" sebagai pengantar menuju 'Demo^ krasi' Ideologi Pembangunan telah berkibar sebagai realitas dan kebijakan ekonomi- politik dunia ketiga sejak akhir Perang Du nia Kedua.Namun, keterbelakangan eko nomi terus-menerus terjadi dan bahkan telah merongrong hampir seluruh dunia ketiga di Selatan di hadapan beragam perangkat solusi ideologis dan usaha politik untuk mengatasi nya. Kisah ini bukan hal baru dan mengandaikan sedikit pemerluas- an di sini. Namun, di sana muncul beberapa tesis-tesis ironis baru , yang penting dicatat dalam konteks kekinian. Dalam hal ini, saya mungkin mengulangi beberapa refleksi dalam sebagian otobiografi saya bela- kangan juga esai-esai otokritik 'The under- development ofdevelopmeri {Frank, 1991). da. •^Tulisan ini diterjemahkan oleh: Y.F. Anan- UNISIA NO. 36/XXI/IV/1998

Transcript of Demokrasi Datangdan Pembangunan

Memasarkan Demokrasi di TengahPasar yang Tidak Demokratik*>

Andre Gunder Frank

Demokrasi Datangdan PembangunanKeluar" merupakan jargon duniaketlga. Ide pembangunan dan kon-sep itusendiri tampak mengalami

tahap krisis. Ide baru yang menggantikan-nya adalah 'demokrasi'. Ketika Gandhiditanya pendapatnya tentang 'PeradabanBaraf, Gandhi menjawab 'Itu Ide yangcemerlang'. Kita dapat mengatakan pembangunan dan demokrasi satu adanya.Bahkan, untuk dunia ketiga, demokrasimungkin tidak lebih nyata di masa depanketimbang pembangunan, atau peradabanbarat yang menggejala di masa silam. Demokrasi mungkin hanya menjadi benderaatau lembar daun ara bagi eksplotasi danopresi yang bersinambung terhadap Selatanoleh pihak Utara.

Dalam kata-kata Abraham Lincoln,Hanya sedikit pemerintahan yang mampumenjadi demokratis sejati dan bermakna,— bagi rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat—di beberapa bagian negara dunia ketigadi Selatan, selama kelogisan ekonomi me-reka dan pilihan-pilihan kebijakan nya dikon-trol dalam keterlibatannya dengan ekonomi dunia sebagai keseluruhan, yang di lak-sanakan oleh pihak Utara. Tentu saja, tidakada jaminan prinsip-prinsip demokrasimenata seluruh kebijakan ekonomi dunia.

56

Namun selama demokrasi tetap langkadalam ekonomi dunia, demokrasi politiktetap pilihan yang terbaik.

Memperkenalkan "Pembangunan"sebagai pengantar menuju 'Demo^krasi'

Ideologi Pembangunan telah berkibarsebagai realitas dan kebijakan ekonomi-politik dunia ketiga sejak akhir Perang Dunia Kedua.Namun, keterbelakangan ekonomi terus-menerus terjadi dan bahkantelah merongrong hampir seluruh duniaketiga di Selatan di hadapan beragamperangkat solusi ideologis dan usaha politikuntuk mengatasi nya. Kisah ini bukan halbaru dan mengandaikan sedikit pemerluas-an di sini. Namun, di sana muncul beberapatesis-tesis ironis baru , yang penting dicatatdalam konteks kekinian. Dalam hal ini, sayamungkin mengulangi beberapa refleksidalam sebagian otobiografi saya bela-kangan juga esai-esai otokritik 'The under-development of developmeri {Frank, 1991).

da.

•^Tulisan ini diterjemahkan oleh: Y.F. Anan-

UNISIA NO. 36/XXI/IV/1998

Topik: Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

Pembangunan sistem dunia yang sejatitidak pemah dipandu dengan, atau ditang-gap) oleh, berbagal pemikiran dan kebijakanpembangunan global atau pun lokai. Didaiam bagian, daerah dan rakyat ekonomidunia ini, secara temporer dan siklikalmengasumslkan posisi kepemimpinan danhegemoni pusat (inti) pembangunan sosialdan teknologi. Mereka kemudian memilihmenyerahkan tempat kebanggaannya padasiapa yang datang mengatur. Hal ini biasa-nya menggejala sesudah masa translsi-panjang suatu krisis dalam sistem. Sebe-lumnya, terjadi persaingan yang kerasuntuk kepemimpinan dan hegemoni. Pusatinti telah bergerak mengeiilingi lingkarandunia dengan supremasi arahan barat.

Pada level negeri-negeri subsistem,daerah-daerah atau sektor-sektor, seluruh'pembangunan' terjadi melatui, dan padaposisi, yang lebih istimewa di arena ke-kuasaan dan pembagian- kerja internasio-nai. Gagasan pembangunan nasional dewa-sa ini merupakan hasil ilusi optik yangmiopis. Gagasan-gagasan dan iiusi-ilusi iniditurunkan dari kepentingan- pihak tertentuyang dikelola secara visioner. Hal inimerupakan keiangkaan tanggapan obyektifglobal dengan pembangunan dunia nyata.Namun ideologi pembangunan yang telahditancapkan pada persepsi illusif itu, kinibergulir menjemput ajalnya. Konsepsi ter-sebut sangat tidak memadai untuk dilanjut-kan menghadapi realita yang keras. Saatini diperlukan pengolahan kembali teoripembangunan, seperti teori ekonomi micro-supply dan macro-demand, dengan teoriyang lebih dinamik dan dipandu ekonomisupply-and-demand yang di analisa dandibimbing perkembangan ekonomi danteknologi dunia.

Ideologi politikdan teori pembangunanyang meluas belakangan ini atau selamadua dekade terakhir itu adalah'Pemba

ngunan Nasional', yang melalui 'daya ma-

UNISIA NO. 36/XXI/IV/1998

gis pasar" mempersilahkan perusahaan be-bas mempromosikan pertumbuhan yangdibimbing ekspor. Model yang cemerlanguntuk ini adalah Korea Selatan dan Tai

wan. Keduanya dianggap suksesdi pasardunia saat ini. Sayangnya, dari kacamataideologis sukses mereka tidak banyak dikelola oleh perusahaan yang bebas dariintervensi negara. Bahkan, kemampuanmereka untuk melaksanakan dengan baikbanyak didukung faktor-faktor politiksepertikolonialisme Jepang sebelum perang, de-sakan AS untuk reformasi tanah di masa

paska-perang, dan subsidi besar-besaranpada era perang dingin.

Melebihi keunikan kasus-kasus ini, te-sis bahwa beberapa negeri lain dapat meng-copi kesuksesan mereka adalah suatuKekeliruan. Pasar dunia tidak akan mampumenyerap ekspor Hong kong sebesar-Clna.Kemungkinan untuk analisis ekonomi yanglebih baik, tidak berarti terdapat suatu model dari,oleh, atau untukpembangunan yangdapat diterapkan di seluruh dunia.

Keprihatinan para broker ideologi model politik ini,di berbagal negeri di AmerikaLatin, Afrika dan Asia Tenggara, yang padadasarnya jugaturut menggunakan strategipertumbuhan yang dibimbing ekspor (jugasebagian dari negara-negara seperti kotaHong kong dan Singapora), semuanya ga-gal. Bahkan, kemungkinan mengulangi sukses Korea dan Taiwan kini semakin diperta-nyakan (sebagai misal, Bello dan Rosefeld,1990), karena di kedua negara itu tidakdipaparkan biaya politik dan sosial akibatkediktatoran yang terjadi. Argumentasipembelaan bagi interevensi negara itu lazimdihubungkan dengan keterasingan (exigen-cies/isolasi) akibat persaingan di tengahdunia yang sedang berubah, khususnyasebelum resesi ekonomi dunia menggejalatahun 1990.

Dalam kompetisi teknologi di pasar dunia, masih belum jelas siapa yang sukses

57

Topik: Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

dan menciptakan ukuran untuk bertahan.Secara berbeda bisa dikatakan, di tengahalunan nada-nada musikal ekonomi dunia

Ini, beium jelas siapa yang masih akanbertahan ketika irama musik berhentl.Mungkin Korea dan Taiwan, tap! lebihmungkin ketidak-suksesan mereka di pasardunia saat ini sementara menjadi yangterbaik.

Tapi jelas di luar Jepang, sisa-sisanegeri Asia, Afrika, dan Amerika Latin se-perti kebanyakan di Eropa Timur dan Re-pubiik bekas Uni Soviet tidak memiliki kua-litas untuk bertahan. Industrialisasi di ne-

geri-negeri tersebut merupakan hasll daripasar dunia tradisional berupa bahan-ba-han mentah yang nilai kompetltifnya rendahplus upah buruh murah. Pada saat yangsama, pengembangan dan peningkatanteknologi agar tetap kompetitif di pasardunia telah gagal di kebanyakan di duniaketiga dan kedua, di berbagai sektor danpenduduk, meski ha! itu juga menggejaladi beberapa negara industri dunia pertamakhususnya di AS.

Apa yang tampak nyata terjadi me-numbuhkan tantangan di berbagai negeri,daerah dan rakyat yang akan dimarginali-sasikan. Mereka tidak rela melepaskandiri dari proses evoiusi atau pembangunandunia. Namun mereka akan terpentaldengan cara yang tidak mereka kehendaki.Kasus yang paling jelas adalah banyaknegara sub Sahara Afrika. Di sana terjadikemerosotan pembagian kerja internasiona!pasar dunia bagi alam dan SDM Afrika.Setelah kering terperas seperti buah jerukmengikuti irama pembangunan kapitalisdunia, banyak negara di Afrika kini tinggal'menanti nasib. Lebih jauh, keyakinan yangsama juga meningkat di daerah dan rakyatiainnya di mana saja; di Selatan (misalnyaBangladesh, Brazilianbarat daya, AmerikaTengah), di bekas-industri besi-tua, BronxSelatan dan daerah lain, juga rakyat di

S8

Barat dan seluruh daerah pedalaman bekasSosialis timur, sebagai contoh, dua sis!perbatasan Cina-Rusia.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi di ta-hun 1989-92 mengakselerasi dan memper-parah marginalisasi jutaan manusia diEropa timur dan bekas Uni soviet. DiwakiliBoris Yeltsin, mereka merasa diperlakukan"habis manis sepah dibuang". Setelah penduduk bagian Selatan mengalami demikianpanjang eksplotasi di masa silam, keingin-an agar hal itu tidak berulang di masa de-pan menjadi mudah dipahami. Kecende-rungan pada (atau kebangkltan dari) etniktradisional dan identitas nasional atau per-selisihan antar-etnik merupakan salah satutanggapan atas kemerosotan deprivasi ekonomi itu, seperti merajalelanya pengang-guran sebesar 30 persen bagian AsiaTengah bekas Uni Soviet. Kemerdekaanpolitik dan perselisihan inter-etnik di AsiaTengah atau Afrika Tengah kini mampumemberikan rakyat di daerah tersebut sedi-kit keuntungan ekonomi di masa depan.

Sebaliknya, ketegangan politik yang di-motivasi etnik dan muatan perubahan ekonomi lain, dan bahkan eksploitasi menan-tang untuk menukar hal-hal itu, secara ter-pisah dan bersama-sama, dalam keterku-cilan sejarah. (Bahkan, pemusatan Asiatengah adalah fakta historis untuk milleniasebelum pengaturan dunia Utara-Selatansaat ini mulai jelas pada abad 16 sepertisaya kemukakan dalam Frank 1992).Berbagai daerah ini lebih mungkin ter-Ame-rika-Latin-kan dan beberapa lagi afrika-nisasi dan lebanonisasi, daripada eropani-sasi- barat yang mereka idamkan.

Rakyat di berbagai tempat dan tem-pat-tempat lain kini mungkin dikorbankandemi pembangunan berorientasi pertum-buhan. Mereka menjadi korban persainganefisiensi pembagian kerja internasional dipasar kapitalis dunia, juga dalam evoiusimasyarakat kontemporer. Akibatnya, Barat

UNISfA NO. 36/XXI/IV/1998

Topik: Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

mungkin menerima lebih banyak aliranemigrasi dari beberapa yang mampu, diantara banyak yang ingin, untuk melolos-kan diri dari marginalisasi di Amerika Tengah dan Afrika. Amerika utara, Eropa Ba-rat dan Jepang akan menjadi sentra-sentramagnet penariknya. Banyak orang cender-ung bertahan hidup meski harus dieksplo-tasi pembagian kerja di Utara, ketimbangtewas menderita akibat perang dan kela-paran, atau hidup marginal tanpa harapandi Selatan.

Inkorporasi berbagai daerah bagianDunia ketiga dan bekas dunia kedua kedalam blok ekonomi Amerika, Eropa baratdan Jepang mungkin tampak kontradiktifdengan proses-proses marginalisasi ini.Tapi bagi mayoritas rakyat yang terlibatinkorporasi, justru menganggapnya sema-kin mempertegas marginalisasi mereka.Bergabungnya daerah dan sumber dayaserta kekuatan buruh atau daya bell mereka dalam blok-blok formasi ekonomi-po-litik regional tidak lain sekedar untuk me-nyangga kekuatan-kekuatan ekonomi dankapasitas persaingan puncak- blok-blok ter-sebut.

Bahkan, penggabungan pada blok-blokini dapat terjadi, jika segala sesuatu diperas dari bawah. Di tempat dan saat ma-na buruh- rakyat atau kemampuan penge-luaran tidak dapat membantu tujuan Ini,mereka tetap atau masih diplnggirkan halyang sama. Dan, tekanan kompetitif balkdi dalam mau pun di antara blok-blok ekonomi itu hanya memperburuk proses-proses marginalisasi di antara blok-blok itu,dari atas ke bawah. Itu sebabnya, pendu-duk Kanada memprotes Pakta perdaganganbebas Amerika-Kanada.

Juru bicara untuk buruh di Kanada,US, dan Meksiko memperingatkan bahwaperluasan zone Ini ke Mexico akan me-nlngkatkan blok ekonomi-politik, sekallgusmemperkuat dominasi garis politik kekuat

UNISIA NO. 36/XXI/IV/1998

an blok dominan. Selanjutnya hal itu akanmendeprivasi negeri yang bebas untukmenjadi jinak secara politik sehinggga tun-duk untuk, meminjam Doktrin Sinatra, "Doit my way, hingga mengaiami marginalisasi ekonomi yang lebih parah.

Dengan kata lain, ekonomi dan masya-rakat terbelah (dual economy and society)kini barangkaii juga telah menjelma dalamevolusi proses formasi di skala global.Perbedaan Dualisme baru dengan dualls-me lama sudah saya paparkan di bagianawal tulisan saya (Frank, 1967 dan lain) .Keserupaan antara kedua dualisme hanyatampaknya. Pada dualisme lama, sektoratau daerah-daerah dianggap terpisah.Mereka diandaikan telah hadir tanpa eks-plotasi di masa siiam atau masa kini sebe-lum'modemisasi', keduanya bekerja sailingberdampingan dan saling mendukung. Pe-misahan eksistensi ganda ini menggejaladi dalam berbagai negeri. Saya telah mem-bantah seluruh proposisi-proposisi ini.

Dalam dualisme baru, pemisahan terjadisesudah kontakdan seringkali sesudaheksplotasi. Ibarat buah jeruk yang ditekanlagi sesudah kering-terperas. Jadi, dualisme baru ini merupakan hasil prosesevolusi sosial dan teknologi, yang seringdisebut 'pembangunan'. Dualisme baru inijuga menggejala di antara mereka yangbekerja dan yang tidak dapat berparllsipasidalam pembagian kerja di seantero dunia.Dalam kontek yang lebih melebar, ke dalam dan ke luar pembagian kerja dunia,ditentukan secara teknologis. Bahkan,Dualisme baru ini mungkin sudah terakitdengan dualisme teknologi lama.

Ironisnya, perubahan politik dan ideo-logi yang sama dewasa ini terjadi di EropaTimur, melalui aspirasi rakyatuntukbekerjasama dengan dunia pertama di Eropa Barat, yang mengancam Eropa timur menjadidunia ketiga secara ekonomis, -mengu-langi hal yang telah terjadi sebelumnya.

59

Topik: Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

Polandia sedang dalam proses di-Amerika-latin-kan, Ketergantungan Rumania padaeksporekonomi agrikultura! Rumania (danhanyatemporerminyak) cukup beruntungjika dapat membantu posisi (kini ditantangBulgaria) mereka untuk bangkit dan ber-tahan.

Problem yang sama mengandung afortiori di republik bekas Uni Soviet, be-berapa bagian Rusia dan Ukrania dl-Barat-kan Peter Agung dan diindustrialisasikanoiehnya, juga Witte dan juga Stalin. Tapihampir seluruh bagian bekas Uni Soviet,sekaii pun yang terbaik, serupa denganekonomi dunia ketiga seperti Brazil, Indiadan China yang juga memiliki kapasltasindustrial khususnya perangkat keras mi-liter. Transkaukasian dan daerah Asia te

ngah, tetap dalam persemakmuran NegaraIndependen atau tidak teramerika- Latinkan,tapi cenderung secara ekonomis sepertiAfrika atau, seperti dllarang Tuhan {Godforbid), Lebanon secara politik. Keyakinansuram yang serupa adalah apa yang terjadidi Yugoslavia.

Pengalaman pahit dl negeri-negeri ter-sebut tidak dapat dilepaskan dari usahamereka untuk meloloskan diri dari kurungankompetisi persaingan ekonomi dunia. Negeri-negeri dunia kedua ini terhalangi dengan posisi mereka dalam pembagian kerjaintemasional, dan sangat tidak relevan dilin-dungi dengan demokrasi poiitikatau diku-tuk akibat ketidakhadiran atau kegagaian-nya. Mereka tertekan karena kekuranganaiat tukar internasionai, atau dengan katalain kelangkaan dollar. Peristiwa 1989 atau90 menghiiangkan seluruh legitimasi dankredibilitas ideologis negeri-negeri Sosialisdunia ini.

Betapa pun, ketika beberapa pengamatmembatasi perhatian mereka pada kebang-krutan komponen sosialis beberapa ideologidi Eropa dan Asia atau Afrika, kenyataan-nya yang terjadi sesungguhnya adalah me-

60

rosotnya sentimen nasionalisme di mana-mana. Kita mengamati rekaman perban-dingan di bawah kebijakan ekonomi PartaiKomunis, Diktator militer dan pemerintahandemokratik pengganti mereka.

Tapi ironi ekonomi jangka panjangadalah prospek untuk pembangunannasional yang lain dengan tujuan politikyang berbeda, sendiri-sendiri atau bersama-sama adalah buruk. Dan, prospeknya kinisangat buruk, bagi wilayah dunia ketigayang terbelakang di Eropa timur dan republikawal Uni soviet, juga kebebasan ideologi nasionai atau kebijakan negara merekadi negara dunia ketiga yang terbeiakang.

Irrelevansi ekonomi- akhir IdeologiPolitik

Dekade 80-an ditandai masa transisi

dari banyak negara Timur dan Selatan dariideologi 'pembangunan' menuju 'Demokrasi'. Tapi dekade yang sama juga menun-jukkan ir-reievansi ideoiogi nasionalismedalam ekonomi dunia internasionai. Ke

bijakan -ekonomi-politik Internasionai dannasional yang sangat penting diadopsi dandiimplementasikan di seluruh dunia sebe-lum 1980, jarang ada yang bertentangandengan ideologi dominan. Tahap inimenan-dai irrelevansi yang kuat dengan tanggapanekonomi-politik yang diperlukan pada kon-disi-kondisi ekonomi dunia melampaui kon-trol siapa pun.

Dalam tirijauan saya mengenai revolusidi Eropa Timur 1989 (Frank 199ba) dan ja-waban saya untuk Frahcis Fukuyama (Frank1990b). Saya menunjukkan bahwa tesisideologis Fukuyama yang menyebutkan'untuk jangka yang panjang ideologi telahmemenangkan pertarungan dunia materialterhadap dunia material' bertentangan dengan realital. Hal itu bertolak-belakangakhir-akhir ini —dan akan semakin gam-blang di masa depan.

UNISIA NO. 36/XXl/IV/im

Topik: Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

Pada dekade 70-an, strategi pertum-buhah yang dibimbing ekspor/impor yangserupa diadopsi pemerintah yang dipimpinPartai Komunis di Timur (Polandia, Romania, Hungaria) dan kediktatoran Militer diSelatan (Argentina, Brazil, Chili). Pada dekade 80-an, kebijakan pengelolaan hu-tang yang sama model IMF diadopsi dandiimplementasikan pemerintahan yang dipimpin Partai Komunis di Timur (Polandia,Hungaria, Romania, Yugoslavia) dan de-ngan kediktatoran militer, pemerintahanotoriter yang lain dan pemerintahan demokratik pengganti mereka di Selatan (Argentina, Brazil, Mexico, Pilipina).

Terdapat berbagai variasi dalam temapembayaran hutang, tapi sukar untuk meng-korelasikan, apalagi menjelaskan, serhua-nya dengan referensi warna politik ataurejim-rejim ideologis atau berbagai pemerintahan. Murid paling cemerlang IMF adalahNicoiae Ceaucescue di Romania, yangmemotong bantuan hingga harapah lenyap,pertama bagi rakyatnya, kemudian bagidirinya sendiri. Di Peru, Presiden yang baruterpilih Alan Gardia mendewakan IMF danmengumumkan akan membatasi pembayaran hutang tak lebih dari 10% penda-patan ekspor. Sebetulnya lebih kecil dariitu sebelum ia kemukakan secara resmi.

Tapi kenyataanya pembayaran hutangmeningkat lebih dari 10% di bawah ke-presidenannya. Pendapatan nyata'tinggalhanya setengahnya, dan novelis VargasLlosa berhasil menjadi presiden sesudahbergerak dari politik kiri-tengah menuju keekstrem kanan. Tapi apa artinya kemudian?

Rakyat Peru bersuara menentang Vor-gas llosa, memilih Fujimori dan mendapat'Fuji shock'. Kebijakan ekonomi PresidenFujimori nyatanya serupa dengan rivalnya—yang ditolak pemilihnya dalam pemilu.Sesudah itu datanglah kholera dan coupde e'tat o\eh presiden yang sama.

UNISIA NO. 36/XXI/IV/1998

Jendral Komunis Jaruselski di Polan

dia dan Populis Sandinista di Nicaraguajuga mendesakkan "penyesuaian" {adjust-menf) dan persyaratan gaya IMF bagi rakyat mereka. Kedua negara tersebut dapatmelaksanakannya tahpa tekanan dari IMF,sejak Polandia tidak menjadi anggota danNicaragua tidak punya akses di dalamnya.Di Nicaragua, hadir Condicionalidadsin fan-do yang berdiri tanpa dukungan penyan-dang Dana (Fund) dan tanpa kebijakan Si-sipian dari bawah atau di ujungnya. Hungaria telah menjalankan kebijakan ekonomiyang sangat reformis dan politik yang amatliberal kendati dikendalikan Partai Komunis

dalam Pakta Warsawa. Padahal Hungariatelah melunasi hutangnya di 1980-an seba-nyak tiga kali lebih -dan tetap berhutang.Itu melebihi hutang Polandia atau Brazil atauMexico, yang rata-rata melunasi hutanghanya sekali atau dua kali. Tak ada per-ubahan nyata baik dari pemerintahan Solidar-nosc yang mengganti Jenderal Jaruselskidan Partai Komunis di Polandia yang diun-tungkan sebagai keanggotaan IMF dan te-kanannya bahkan lebih berat daripada pe-ngorbanan ekonomi daripada pendahulunya.

Jadi apakah perbedaan kebijakan ekonomi di Sosialis Timur sebelum diterapkan-nya demokrasi-dan ketika demokrasi saatini tampil di Eropa Timur? Mengapa rezim-rezim komunis Gomulka dan Gierek, Jenderal Komunis Jaruselski dan Perdana Men-

teri Solidarnosc's Mazowiescki semuanyamelaksanakan kebijakan yang sama-samatidak populer? Bahkan, Soiidarnosc danKomunis mengajukan reformasi ekonomiyang pada intinya sama rapuhnya di tahun1981 sebelum Jenderal Jaruselski mem-

berlakukan Hukum darurat pada 13 Desem-ber. Pada saat ia kekurangan kekuatanpolitik untuk mendorong reformasi yangdisponsori Soiidarnosc, dia memberlakukanhukum darurat menggantikan keinginan rakyat yang diwakili Soiidarnosc.

61

Topik: Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

Tapi di mana dan apa ekspresi demokratik itu ketika Solidarnosc berkuasa,(atau lebih di pemerintahan) dan mengguna-kan kehendak-balk {goodwilf) populernyauntuk memperkencang pengetatan ikat-pinggang ekonomi yang lebih tidak- popularterhadap penduduk ketimbang pemerintahpendahulunya? Pertanyaan yang samaharus diajukan kepada setiap rejim, terpilihsecara demokratis atau tidak, di Hungariaatau di mana saja. Dalam pemilu bebas per-tama Hungaria, seluruh partal sepakatmengikuti preskripsi IMF sesudah pemi-lihan.

Ada pelajaran ideologis yang dapatdipetik dari perbandingan dan pola-pola ke-bijakan ekonomi— entah itu sukses ataugaga!

Dalam kasus-kasus Amerika Latin dan

Asia Tenggara, masih mungkin untuk me-nyerukan 'nasionalisme,' apti imperialisme'dan terkadang juga 'sosialisme' demi me-mobilisasi oposisi rakyat terhadap kebi-jakan perampingan ekonomi-politik ini. Tapipasti tak ada satu tempat pun di EropaTimur —sejak sosialisme mengalami ke-bangkrutan— dan partai-partai komunis di-diskreditkan. Merekapadaawalnya mereka-yasa krisis ekonomi domestik dan kemu-dian mengimplementasikanjasa hutang dankebljakan perampingan. Dan tentu saja,mereka adalah instrumen yang tunduk padaimperialisme Rusia.

Di sis! lain barat adalah masa depan.Lebih dari itu, kebijakan Barat IMF merupa-kan 'senjata rahasia' dan kawan-aliansikelompok oposisi. Mereka kini dalam poslsimenawarkan alternatif untuk mengatasi per-tama-tama krisis ekonomi dan kemudian

krisis politik, dengan implementasi kebijakanperampingan penyesuaian yang didukungIMF dan nasihat serta syarat-syarat Baratlainnya.

Krisis ekonomi terus meluas dan men-

dalam di Eropa Timur dan Republik bekas

62

Uni Soviet. Krisis ekonomi dan faktor-faktor

yang berkaitan dengan ekonomi secaramaterial itu turut membantu ambisi dan

kecakapan gerakan-gerakan sosial untukmemobilisasi banyak orang untuk tujuan-tujuan politik. Dekade 80-an, juga permu-iaan medio 70-an, kini sering disebut perio-de stagnasi dalam sejarah soviet; meng-akselerasikan krisis ekonomi dan deteriori-

sasi standar kehidupan di sebagian besarnegara Eropa Timur (juga termasuk diAmerika latin, Afrika dan beberapa bagiandunia lainnya, vide, Frank 1988) yang me-miliki profil yang serupa. Yang paling sig-nifikan, khususnya di Eropa Timur, periodeini juga ditandai deteriorisasi penting danretrogresi dalam keberlangsungan kom-petisi dan standar kehidupan jika diperban-dingkari dengan Eropa barat, atau bahkannegara industriaiisasi baru di Asia Timur.

Lebih jauh, keberlangsungan dan (mis)managemen krisis ekonomi itu telah meng-hasilkan pergeseran dalam posisi dominasiatau keistimewaan dan ketergantungan ataueksploitasi di antara negeri-negeri, sektor-sektor dan perbedaan sosial (termasuk gender) dan kelompok etnik di antara bekasUni Soviet^dan Eropa Timur. Seluruh per-ubahan ekonomi dan tekanan-tekanan di-

hasilkan atau dipenuhi muatan sosial, per-mintaan dan mobilisasi, yang mengeks-presikan dirinya melalui pembangkitan gerakan-gerakan sosial (etnik/nationaiis) dengan suatu variasi keserupaan dan pembe-daan di antara mereka. Hal itu dlketahui

secara ekonomi berdasarkan dendam aki-

bat kehilangan standar kehidupan absolutyang lazim, seluruhnya atau terbatas untukhal-hal tertentu, dengan pergeseran relatifkemakmuran" ekonomi di antara sejumlahpenduduk. Sebagian besar krisis ekonomimempolarisasikan, bahkan memperkaya,secara relatif kalau justru bukan absolut,yang telah mapan {the better off}\ dan lebihmempermiskin, secara relatif dan absolut.

UNISIA NO. 36/XXI/1V/1998

Topik: Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

mereka yang rentan khususnya kaum per-empuan.

Jadi, momen perubahan ekonomi danpolitik Perestroika dan Glasnost di bekasUni Soviet dan EropaTimur, simultan de-ngan itu, akhir parang dingin tidak munculbegitu saja, seperti Palias Athena (istanaAthene) dari Zeus, dari kepaia Mikhaii Gorbachev. Tapi Gorbachev meiihatnya seba-gai suatu keniscayaan. Sebagai keharusan(ekonomi) dari induk penemuan (poiitik),suatu hai yang ada dengan sendirinya ber-sama Gorbachev, tapi digaii dan ditemu-kan. Praksis pragmatisnya melebihi danmengguiingkan prakonsepsi ideoiogis, ter-masuk idenya dan prakonsepsi iawan-Ia-wannya di daiam dan iuar negeri. Keter-asingan ekonomi dunia meiahirkan banyakperilaku praksis pragmatik dan ironi poiitikdekade 1980-an.

iron! poiitiknya adalah 'penampiian-ak-tual sosiaiisme' yang gagai total karenaimpiementasi yang tidak sukses dari modeipertumbuhan yang dibimbing impor/ekspordan kebijakan perampingan gaya IMF diTimur. 'Penampilan aktuai kapitaiisme', yangmenerapkan modei-modei dan kebijakan-kebijakan yang sama di Seiatan juga men-derita kegagaian. Bahkan, tak seorang pundi Barat atau di Timur berkomentar, danjuga di Seiatan masuk-akai tidaknya alter-natif-sosiaiis itu ditawarkan. Tapi mengapaterdapat suatu 'perubahan sistem' di (bagiandari) Timur mensikapi kegagaian itu, tap!tak ada sama sekali di seiatan yang meng-aiami kegagaian serupa? Jeanne Kirkpatrickkeliru ketika mengatakan bahwa negeri-negeri totalitarian di timur tidak berubah,ketika koiega-otoritarian baratnya justru berubah. Akhirnya, adalah bertanggung jawabbila kasus yang sama lainnya juga meng-aiami 'perubahan sistem' atau 'akhir se-jarah'. Regim-rejim demokratik baru yangakan mampu menahan dan mengimbangiisoiasi ekonomi dunia setidaknya kurang

UNISIA NO. 36/XXI/IV/1998

mampu dari pendahuiu totalitarian mereka.

Kegandrungan Privatisasi

Contoh kebingungan idelogis lain adalah apa yang sekarang popular (fashionable) disebut 'privatisasi', yang kerap di-identikkan dengan "Demokrasi". Namundemikian, ideoiogi yang mempromosikanprivatisasi ini bukaniah penawaryang iebihbalk bagi penyakit-penyakit Eropa Tengah/timur, dibandingkan stabilisasi dan kebijakan privatisasi yang sebeiumnya diguna-kan untuk penyakit Amerika Latin atau dimanasaja. Bahkan, sebelum menggejaia-nya resesi di seantero jagat, kebijakan privatisasi ini hanya mendorong kemiskinansemakin merajaieia.

Kegandrungan privatisasi sekarang ini,sama hainya seperti kegandrungan nasio-nalisasi dahuiu, irrasiona! secara ekonomis,dan ideoiogis secara poiitik. itu hanya meng-hasiikan perbedaan kecil di antara per-usahaan yang dikuasai swasta atau publik;keduanya harus saiing bersaing daiam ka-dar yang serupa di pasar dunia. Hanya,pengecuaiian dari aturan ini adalah perusa-haan-perusahaan publik yang disubsidianggaran beianja negara, dan perusahaanswasta yang juga disubsidi anggaran pe-merintah dan/atau sebaiiknya teriibat "daiam kepentingan publik". Contoh yang ter-kenal diAS adalah KoiporasiChrysler Detroit's:Bank Kontinental Chicago dan perusahanTrust (pada saat itu merupakan 8 Bankterbesar AS); Ohio Maryland, Califomia danTexas savings & Loans; dan bahkan NewYork City.

Kenyataannya. di pasar, perusahaanpublik dan swasta dapat sekailgus meiaku-kan investasi dan keputusan-keputusanmanajemen iainnya sama benar atau keiiru-nya. Dekade 70-an., Pabrik Baja (publik)British keliru meiakukan investasi berie-

bihan (over-estimated), dan Pabrik Baja

63

Topik: Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

(privat) AS keliru dengan kurangya investasi(underestimated). Padatahun 1980, keduafirma menutup pabrik penempaan besi-bajauntuk tujuan buruh publik buruh. Balk In-dustri swasta Jerman dl bawah rejim KristenDemokratik dan Industri Baja Publik dibawah rejim Sosialis Perancis.

Swastanisasi perusahaan publik diTimur dan Selatan yang kini menawarkanharga saham dasar yang meningkat diminggu pertama di bursa saham, merupa-kan suatu praktek yang sama curangnyadengan nasionalisasi perusahaan yangdiciptakan dengan harga-harga di atas niiaipasar dahulu, atau nasionalisasi perusaha-an-perusahaan yang menguntungkan dengan sedikit atau tanpa ganti rugi sama-sekali. Permainan 'sekarang anda lihat,sekarang anda tidak' ini, seluruhnya lebihdaiam kasus perusahaan di Timur dan Selatan yang kini diswastanisasikan dan dibelimelalui devaluasi nilai tukardomestik (atauuntuk mengganti pembayaran hutang) dengan perusahaan asing atau kerja-samadengan alat tukar asing dari luar negeri.Akhirnya, debat privatisasi adalah suatuhal yang percuma. Tidak lebih dari debattentang efisiensi produktif ketimbang dis-tribusi keadilan.

Apakah Kebebasan Pasar Samadengan Kebebasan Demokratik?

Dengan pengamatan selintas, adalahaneh memahami pasar bebas 'kapitalismedan pemilihan politik demokrasi' sering di-identlkkan, meski pun mereka tidak dapatdipisahkan atau bahkan dibedakan dengansuatu pertimbangan yang lebih jauh, modelbaru ini mungkin sedikit lebih menjanjikanketimbang membela ketidaksetaraan pasaryang lebih kapitalistis atau pemerlemahandeterminasi- diri (self-determination) demokrasi.

64

Seperli uang, demokrasi elektorai tam-pak sangat menggairahkan, khususnyabagi mereka yang jarang menikmatinya.Akibatnya, mudah menerima berbagai halseperti Pemilu multipartai dan pers yangbebas dengan berbagai debat dan pilihanpolitik lainnya. Ini khususnya menggejaladalam kasus di bekas 'Sosialis' Timur, dimana Birokrasi Partai Komunis yang opre-sif dan Dominasi asing telah melumpuhkanpembangunan ekonomi dan ekspresi politik. Kembalinya pemilu demokratik jugadisambut di beberapa negara di Selatan,di Amerika dan Asia Tenggara, di manamiliter atau rejim-rejim otoritarian lainnyayang telah menyeret mereka ke dalam je-bakan hutang. Biaya sosialnya adalah, pertama, puluhan atau ribuan pembunuhan,penculikan, penyiksaan, baru kemudianmeningkatnya kelaparan, penyakit-pe-nyakit, kematian dini dan kriminalitas.

Seluruh generasi menderita kemero-sotan kesempatan hidup secara tragis.Itu seharusnya tidak perlu terjadi jika dica-tat bahwa seluruh hal ini secara kuantltatifdan kualitatif lebih memburuk di (kapitalis)Selatan ketimbang dalam Sosialis timur.Betapapun, demokrasi-demokrasi baru menawarkan sedikit harapan untuk membaliktragedi kemanusiaan.

Di hadapan sejarah dunia material ini,sebagian orang kini mungkin berharap untuk menggabungkan demokrasi dengan pasar bebas dan/atau kapitalisme. Di timur,kebanyakan orang mengasosiasikan dengan janji-janji masa depan yang cemerlang.Di selatan, betapapun, kapitalisme diga-bungkan dengan pengalaman pahit di masasilam dan masa kini. Di beberapa negeri,suramnya ekonomi negara juga menantangnegara demokratik. Yang tidak menguntungkan, di ujung-ujungnya, sebagai misal, tengah sibuk merasakan kepahitan yang samadari demokrasi pasar (jumiah hutang) seperli Argentina, Brazilia dan Filipina di ta-

UNISIA NO. 36/XXI/IV/1998

Topik: Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

hun-tahun belakangan.Di sis! lain, sukses-sukses NIB Asia

Timur dan Jepang jarang dikaltkan dengandemokrasi elektbrai. Jepang menyeleng-garakan pemilu.'tapi Partai Demokratik Liberal (LDP) telah menjadi dominan hampirsama lamanya dengan Partai revolusionerInstituslonal (PRI) di Mexico. Bahkan, LDPdan fraksi PRI tidak mencerminkan alter-natif pilihan politik seperti kepemimpinanpersonal. Korea selatan, Taiwan, dan Si-ngapura memiliki kemakmuran di bawahrejim otoritarian yang sempurna, dan kinibaru permulaan hasil dalam respon suksesekonomi. Di Hongkong, tentu saja, masihterdapat gugatan terhadap berbagai demokrasi politik yang tengah dihibahkan CInadaratan. CIna Hongkong, sebaliknya, meng-hendaki penentuan nasib sendiri secarademokratik.

Tentu saja kontroversial untuk me-rekam hal itu tanpa suatu rejim Barat atauSelatan yang berhubungan dengan 'impe-rialisme' dan 'Koloniaiisme' di masa silamdan 'Pertukaran Tak seimbang' saat ini,Barat tidak akan dapat mempertahankankepentlngan dan kebutuhan pokok ekonomi, pendapatan, sosial-demokrasi, juga demokrasi politik mereka. Di sayangkan untuk itusemua, negeri-negeri Sosialis diTimurhanya sedang-sedang saja menarik keun-tungan aliran pendapatan dari Selatan.

Aiasan-alasan kegagalan ini setldaknyaterjadi tidak memadainya perencanaansosialis di negerinya sendlrl ketimbang ke-gagalannya dipasar dunia luar. PosTsi keter-gantungan Selatan membuatnya meng-alami penderitaan panjang balk secara ekonomi, sosial dan politikdari dukungan bah-wa pembangunan ekonomi dan demokrasipolitik di Barat;,

Duriia ketiga merupakan kasus yangpaling jelas bagi jatuhnya'pemilu demo-kratis untuk membangun dunia material ataumengimplementasikan kebijakan ekonomi-

UNISIA NO. 36/XXI/IV/1998

nya. Di mana pemerintahan demokratikmelampaui dunia material atau bahkan kebijakan ekonomi jenderal-jenderalJunta dariVideia Ke Galtieri, dan presiden-presldenterpilih seperti Alfqnsin dan juga Menem?Semuanya melaksanakan suatu kebijakanperampingah yang tidak populer dan selu-ruhnya gagal untuk memuaskan baik hasratkonsumen rakyat dan produsen pembangunan bangsa/negeri/negara. Sesudahkrisis mencapai satu setengah dekade, pa-da 1989pendapatannasional menurunhingga10 persen dari pendapatan rakyat merosothingga 50 persen. Pada 1980, pembaglanupah dan gaji menurun hingga 50 persenmenjadi 20 persen pendapatan nasional.Kini Presiden Perancis yang populer, Pre-siden Menem, mendesakkan kebijakan per-ampingan ekonomi seperti pemah dilakukanAlfonsin pendahulunya.

Di Peru dl bawah pemilihan secara de-mokratis Presiden Alan Garcia pendapatannasional jatuh 20 persen di 1989 dan rakyat Sosialisme Demokrasi Afrika mungkinlebih daripada 50 persen. Pertanyaanyaapakah pemerintahan demokratik melampaui duriia material dengan, oleh, dan untukrakyat?

Seperti di rekam dl atas, suara rakyatPeru menentang kebijakan stabilisasi IMFyang menawarkan kandidat Vargas Llosadan kemudian memillh 'kuda hltam' AlbertoFujimori. Namun Presiden baru ternyata ju-ga'melaksanakan kebijakan ekonomi yangserupa dengan rivalnya yang ia tantangdan ditolak dalam pemilu.

DlAmerika tengah, krisis ekonomi me-rusak ekonomi di seluruh negeri denganmerata, merontokkan demokrasi di CostaRica, kurang-lebihnya penunggangan ke-kuatan militerdibelakang presiden terpilihdi el Salvador dan Guatemala, atau bekasSosialisme Marxis di Sandinista yang di-perintah Nicaragua, yang diimplementasi-kan condicionalidadsin fonc/o kesepakatan-

65

Topik: Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

nya sendiri, sepert diobservasi di atas. Ten-tunya, perang Contra dukungan AS mem-baritu menggejajanya tingkat inflasi me-lampaui 30,000 per sen selama setahun.

Nicaragua hadir dengan suatu pilihanantara kesinambungan konskripsi dan perang (diajukan Bush menentang, Sandi-'nista) dan uang (ditawarkan Bush padaCharnoro). Rakyat Nicaragua memilih uangdan perdamaian. Tap!, pihak yang menanghanya mampu menciptakan sltuasi damaitanpa sedikit pun uang yang dijanjikan." Pe-milu Panama dan Presiden Endara sampaimogok makan dalam usahanya mendapat-kan uang yang iajanjikan untuk rakyatnya.Namun akibat embargo dan kemudian.in-vasi, rakyat Panama kin!sekitar 50 persenpengangguran.

Bahwa jerman Timur seperti Nicaragua dan berbagai pemilihan normal, jugadisuarakan dengan buku panduan mereka.Tapiberapajauhfungsinya? mereka men-jadi koloni ekonomi yang tergantung baratdan mendapatkan 2 juta, bahkan menjadi3 juta pengangguran yang tidak la tawarkan.

Mengapa seluruh suara pemilu diiaku-kan dengan panduan mereka?, jawabnyaadalah karena mereka tidak punya pilihan.Pilihan Hqbson dan pemerintahan terpilihmereka telah saling mendukung menjatuh-kan seluruh perhilu ini dan lainnya. Mengapa terjadi dan terus diiakukan seluruhpemerintah untuk mengikuti kebijakan ekonomi yang pada intinya sama menghadapilingkungan ekonomi material yang sama.Mereka semua melakukannya karena ha-rus melakukannya dengan kemungkinanpengecualiah rejim Kohl di Jerman (Barat),

•yang mungkin masih punya sedikit pilihanpehting tapi kian merosot peranannya. Pemerintahan Kohl memilih mengabaikan ke-hendak 'rakyat', dan memenuhi tuntutan

• struktural.

Hal itu telah, dan kini seringkali pada,ekonomi dunia yang menyusun margin de-

66

kat pilihan dan kebijakan demokrasi. Apa-kah pemilu hanya memilih pemimpin politikdi setiap kedaulatan nasional, rumah pera-hu di tengah gelombang^arus perubahanekonomi dan serbuan badai krisis, melam-

paui pemerintah yang tidak mengontrol apapun?

Andaikata para pelayan dan atau pe-numpang dapat di atur kembali di dek kursiTitanic, menjadi strukturyang memiliki ke-kuatan lebih derfiokratik yang ditentukandengan, oleh, dan untuk rakyat, hal yangterjadi tetap sama. Pada Titanic 80 persenpenumpang kelas empattewas, 60 persenkelas tiga, 40 persen kelas kedua dan 20persen.kelas perlama. Orang Kaya dansangat Kuat setidaknya memiliki pilihandemokratis pertama, baik-.pada Titanicmaupun di mana saja, Uang berbicara lebihkeras ketimbang gagasan-gagasan (ideal-ideal).

Jadi ketika Fukuyarria mengatakan 'ki-ta telah menjelaskan bahwa suatu revolusipenting sedang berlangsung di dunia, dandalam revolusi itu, ide-ide menjadi penting(Fukuyama, 1989), kita seharusnya me-nguji suatu kasus yang lebih mengkhawa-tirkan daripada. pernyataannya mengenaiide-ide yang mungkin menjelma dan mengapa semua itu begitu penting. Adalahkiaim-klaim ideologis yang mengatakanbahwa yang terjadi di Jerman atau di manasaja karena demokrasi atau hasionalisme.Keduanya hanyalah menutupi desakan material.

Di sana terdapat sedikit basis material,untuk mengharapkan peningkatan yang me-nehtukan dalam hubungan ekonomi-politikdalam ekonomi dunia di masa depan. Se-baliknya, pembangunan material dalamekonomi dunia mungkin membuat haj-halburuk dalam jangka pendek dan menengah/panjang. Sepanjang beban hutang tetap adadan bahkan meningkat di masa depan, ekonomi yang di selatan akan terus menderita

UNISIA NO. 36/XXI/IV/1998

Topik; Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

dan hutang akan bertambah menantangdemokrasi mereka. Hal itu masih sesuatuyang teriampau muiuk jika tetap ditung-gangi hutang, baik demokrasi-demokrasi diPolandia, Hungaria atau pundi mana saja diEropaTimur.

Berbagai pengaturan finansial IMF atauterm-term komersia! Bank Eropa untuk re-konstruksi dan Pembangunan, sukardihin-dari hanya melanggengkan dan memper-berat beban dan bahaya ini.Kebijakan yangsama juga akan melanggengkan hal yangsama dibagian lain eropa timur dan tengah,tetapl mungkin juga Republik Baltik.

Pembangunan jangka panjang material ekonomi dunia dan pemecatan buruhsemakin meminggirkan berbagai bagian dunia ketigadi sepanjang pantaiAfrika. Bah-kan, kemajuan industri dan budidaya-perta-nian dan penurunandibaratjuga memargi-nalisasikan pertumbuhanpopulasinya padamasalah rasial, etnik dan obat-keras danperkampungan kriminai.

Saat ini, pengangguran massif, pening-katan diferensiasi regional dan polarisasisosial juga bergulir di Timur, juga mendo-rong marginalisasi ekonomi, sosialdan poli-tik serupa. Bahkan, di bagian selatan Balkan dan mantan Uni Soviet, juga dapatdimasukkan bagian barat dan daerah CInalainnya, marginalisasi ini masihmenunjuk-kan bekas-bekasnya

Merupakan fenomena yang sulitdijum-pai, Pasar dan Demokrasi, atau Kebebas-an ekonomi dan politik, berjalan seiring.Kenyataannya, Dalam demokrasi pemilihan,satu orang satu suara. Di Pasar, Satu Dollar satu suara. Karena itu, kaya dollar, ka-ya suara; tak punyadollar, tak punyasuara.Tapi cenderunguntuk menjadi terpinggirkantidak hanya dari voting ekonomi, tapi jugacenderung disingkirkan dari voting politik.Adalah bukan kebetulan bahwa banyakorang miskin suaranya terpinggirkan seti-daknya dalam pemilu. Di AS, 50 persen

UNISIA NO. 36/XXI/1V/1998

suara orang miskin, yang menggelandangdan tak punya alamat tidak punya haksuara.

Serupa dengan itu, mereka yang tidakpunyaatau mencari beberapa atau sedikitdollar di luar tapi hanya pesos atau ziotysdi dalam juga terpinggirkan baik secaraekonomi maupun politik, dalam sistem dunia, kecuali mereka kini punya marks atauyen. Pertemuan Ekonomi tahunan (sesung-guhnyapolitik) (G-7) menawarkan illustrasinyataprinsip ini, memaparkan hanya Kana-da dan Italia pada lingkaran mereka yangmemiliki noblesse obligedXra6\s\ona.\. Peng-ambiian keputusan yang nyata hanya ter-batas pada G-3 Yakni Bank Sentral AS,Jerman dan Jepang, dengan Inggris danPrancis di luamya. Demikian pula dalam forum 24 OECD atau Dewan pertemuan Ma-jelis Umum PBB, yang hidup di dunia ke-dua dan ketiga di Selatan dan Timur, tidakpunya hak bicara dan Suara yang nyata.

Yang paling mengerikan, pasar tidakhanya mengeluarkan mereka yang tanpadollar dari pengaruh politik di dalam ataudi luar. Tapi bekerjanya pasar di sektordomestik rnaupun internasional juga hanyamemperkaya yang sudah kaya dan mem-permiskin yang sudah miskin dan bahkanlebih menyingkirkannya. Bibel menunjuk-kan pada kita bahwa hal ini bukan sesuatuyang baru dalam kenyataan hIdup bahwa"darimereka yang memiliki akan diberikan;dan dari mereka yang tidak memiliki, akandiambit'.

Tentu saja, Pasar seperti suatu lottere,menawarkan kesempatan yang sama, danilusiuntuk beberapa yang beruntung, untukmendapatkan posisi yang lebih baik daripermainan itu, legal atau tidak legal, moralatau immoral. Kesempatan itu adalah apayang membuat pasar-dan lotere-nampakdemikian atraktif termasuk mereka yangmenjadipecundang. Pasar kemudlan jugaakan berupaya untuk memobllisasi diri

67

Topik: Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

mereka melalui gerakan sosial untuk me-nguji bentuk demokrasi yang lain.

Kedaulatan Demokrasi dalam SuatuEkonomi Global: Kontradiksl dalam

Termin

Dapat dikatakan, bahwa bekerjanyaekonomi global menghalangi -upaya kedaulatan nasional dan pelaksanaan kepu-tusan demokratik sejati —yang berasa! darirakyat, untuk rakyat, dan untuk rakyat—,khususnya di negera dunia ketiga. Alasan-alasan untuk ketidakmuhgkinan demokrasiliberal representatif ini sudah cukup jelas,dan kita di sini hanya menyebut beberapayang secara internal dan eksternal menjadiperhatian berbagai negeri.

Kelebihan demokrasi liberal yangmenghasilkan parlemenyang baruterpilihsecara demokratis, dapat dikatakan tidakleblh dari omong-kdsong seiarria kekuasa-annya dibatasi UU Kehakiman seperti diChili. Jenderal Pinochet mengangkat dirinyasebagai Pimpinan Komando Angkatan Ber-senjata dan secara meluas mengumum-kan bahwa tentara bebas dan tidak di kon-

trol secara demokratis oleh presjden terpi-lih, juga tidak bertanggung jawab kepadaparlemen. Bahkan sebelum meninggaikankantor kepresidenan Jenderal Pinochetmemperkenalkan perubahan administrasiekonomi secara umum, dan Bank Sentralpada khususnya, yang secara mendalamdan efektif mempengaruhi parlemen ataupresiden mengatasi seluruh serial kepu-tusan ekonomi yang vital.

Ini baru lapis permukaan; bag! pemerin-tahan demokratis baru di Chili,juga di manasaja, ini merupakan kasus yang mengha-ruskan pengejaran kebijakan-kebijakan ekonomi yang sama yang didorong penguasamlliter yang tidak demokratik. • '

Bahkan, pengaturan Chilipada khususnya hanya sebagian contoh pembatasan

68

umum yang tersebar-luas untuk melatih demokrasi dengan- bersama-dan- untuk- rakyat. Kendala struktural yang sangat jelasitu adalah bahwa. di seluruh dunia ketigadari Filiplna hingga Asia Selatan dan. Barat,Afrika dan dalam Amerika Latin, kekuatahAngkatan bersenjata tetap berdiri di be-lakang rejimdemokratik,yang baru berdiri.Pemerintahan yang terpilih secara demokratis di Pakistan, Thailand, Haiti, dan Peruakhirnya ditaklukkan tentara mereka, demi-kianpula Aquino di Filipina atau PresidenAlfonsin dan Menem di Argentina, dikepungberbagai usaha kup militeryang beragam.

Presiden sipil, juga parlemen, di El-Salvador dan Guatemala tidak berdayarhenghadapi kekuatan efektif militer mereka. Di Brazil dan di mana saja di AmerikaLatin, senasib dengan Afrika, pilihan-pilihanmereka ditentukan dan di batasi ancamanpedang Democles militer. Pedang tersebutmungkin melayang kembali di mana saja,seperti di Thailand, Pakistan, Haiti dan Peru.

Kekuatan-kekuatan militer in! dan per-wira-perwira yang memimpin mereka seringdilatihdengan, dan tetap di bawah penga-ruh dari, kekuatan barat. Bahkan, jlka tidakberkuasa, mereka masih memiliki tanganatas banyak hal melalui elite ekonomi demokratik negeri mereka masing-masing.Mereka tetap mengupayakan dan melanjut-kan mengejar kebijakan ekonomi yangmenguntungkan mereka dan konco-koncoluarnegerinya. Kebijakan-kebijakan itupas-ti tidak didesain atau diimplementasikandalam kepentingan mayoritas rakyat ataudalam kesepakatan dengan gairah yangmereka ekspresikan melalui suara demokrasi, Parlemen dan sebagian besar presiden yang terpilih secara demokratis berikutmenteri-menteri mereka tidak dalam posisiyang dimaksudkan untuk mengejar berbagai kebijakan ekonomi alternatlf.

Namun kendala struktural yang terbe-sar untuk membina kebijakan demokrasi

VNISIA NO. 36/XX1/IV/J998

Topik; Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

dengan, oleh dan untuk rakyatjustru padapartisipasi dan posisi mereka dalam eko-nomi dunia, yang tidak dapat mereka kon-trol. Untuk mengatakannya dengan jalanmemutar, efektifitas demokrasi untuk mem-batasi diri dari rumusan dan implementasikebijakan politik domestik yang relatif tidakpenting dibendung intervensi efektif olehkeputusan kebijakan ekonomi yang dibuatdi luar rangka demokrasi dengan, oleh,dan untuk rakyat. Karena yang terburukbagi kebijakan ekonomi di manasajajustrubukan terietak pada kondisi-kondisi kebijakan ekonomi domestik, tapi kebijakanekonomi asing yang mungkin mengin-tervensi proses-proses politikdan pemerin-tahan di dalam berbagai negeri.

Kita mungkin dengan ringkas hanyamenghubungkan dua contoh kaitan keputusan kebijakan ekonomi Amerika, yangmemiliki konsekuensi ekonomi dan politikdi seluruh dunia. Pada Oktober 1974 dipu-tuskan Pinipinan Federal Reserve AS, PaulVocker, untuk meningkatkan suku bungadan nilaidollar, sehingga menjadi faktor ter-penting satu-satunya dari krisis hutang,depresi serta 'lenyapnya dekade* 1980 dibanyak dunia ketiga.

Keputusan yang sama juga di dorongresesi, yang dimuiai pada 1979 dan dito-pang oleh terpilihnya Ronald Reagan di kur-si kepresidenan. Secara hukum, pemllihandan Kongres Amerika dan bahkan presidenAmerika, tidak punya hak untuk mencam-puri keputusan Federal Resen/e. KedaulatanHukum dan politik; seperti seluruh" realitaekonomi, mencegah berbagai demokrasiatau pengaruh'lain dengan, oleh dan untukrakyat di berbagai bagiah dunia ketiga me-lalui keputusan yang secara vital menen-tukan kesejahteraan ekonomi dan pilihanpolitik untuk rakyatnya. •

Tanggapan Reaganorhikterhadap Resesi 1979-82 pada kepresidenan Amerikadan Kongres kemudian-mempaket tahap

UNISIA NO. 36/XXI/1V/1998

untuk peristiwa besar di dunia 1980 dan1990. Bertentangan dengan ideologi untuk'menempatkan pemerintah di belakangpunggung kita' dan menghapus defisit danhutang AS. Keynesianisme Militer Reaga-nomik meningkatkan defisit belahja, mem-promosikan defisit perdagangan, melipat-tigakan hutang luar negeri AS menjadi 3triiyun dollar, dan akhirnya padatahun 1986teiah mengubah AS sebagai negara denganhutang terbesar di dunia. Namun, permin-taan dana kegiatan yang terjadi akibatditingkatkannya pengeluaran militer danpinjaman domestik dan luar negeri padasaat yang sama oleh AS telah memperta-hankan ketidakjelasan tidak hanya ekono-minya sendiri pada 1980, tapi juga seluruhnegeri barat dan Asia Timur.

Harga-harga yang lahirtanpa diketahuidan disadari di Uni Soviet, Eropa Timur,Asia Tengah, Afrika dan Amerika latin, jugalainnya. Resesi dunia sejak 1979, bersamadengan kebijakan ekonomi Amerika, telahmengakibatkan menurunnya sumber per-tukaran asing Uni Soviet melalui eksporminyak dan emas.

Hal itu disusul pengeluaran militer Presiden Reagan untuk Perang-Bintang danmendukungpemberontakah bersehjata regional menentang pemerintahan Afganis-tan, Ethiopia, Mozambik, Angola, Nicaragua dan negara pecahan Uni Soviet lainnyamenuju kebangkrutan dan Inflasi mata uang.Perestroika dan kegagalanhya, merupakanakhir perang dingin dan sekaligus Uni Soviet sendiri, baik secara ekonomi maupLinpolitik.

Jadi akibat Revolusi 1989 di Eropa Timur. Ekonomi Sosialis terperangkap krisishutang yang sama seperti Amerika Latindan Afrika, seperti kita amati di atas.'EropaTimur dikelilingi resesi berat, dan baik Afrika dan Amerika Latin mengalami depresiberat di tahun 1980 dan kemefosotan tajamdalam kemampuan mereka untuk bertarung

69

Topik: Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

dalam ekonomi dunia, jika hanya investasiteknologi baru dan modal sumber daya se-perti jasa-jasa sosial yang dikorbankan un-tukmelayani peningkatan hutang iuarnegeri.

Di tiga wilayah itu, pemerintahan danrejim-rejim otoritarlan yang gaga! mengelolaekonomi dan kemudian juga krisis politiksangat didiskreditkan. Mereka kemudian,atau kini menjadi, ditempatkan dengan'de-mokratis' -yang memiiiki kesinambungan,untuk mengelola krisis ekonomi yang sama.Pada tahun 1990-an, depresi berat ekonomitelah mengambrukkan Republik bekas UniSoviet dan: Eropa Timur, yang melebar keAfrika dan Amerika Latin. Cina dan India

mencoba bertahan menerima berbagaikonsekuensi-konsekuensi krisis di tahun

1980, tapi, ekonomi keduanya tidak semen-derita seperti ketika membuka diri padaekonomi dunia. Karenanya, Cina dan Indiakinidalam posisi yang lebih kritisdan mung-.kin masih tetap mengalami resesi dan depresi serius di tahun 1990-an. Bahkan, ke-langsungan resesi dunia yang diperbaharuisejak awal 1990 dapat berbalik menjadidepresi yang sama di Barat.

JadI, Reaganomics dan Thatcherismetidak hanya diandaikan akan, tetapi jugatelah, memukul kaum miskin dengan keras,seperti banyak kelas menengah telah se-ring melakukannya. Bahkan polarisasi aki-bat Reaganomik, Thatcherisme dan kopi-'karbon mereka di mana pun yang mem-buat orang kaya semakin kaya-dan kaumrniskln lebih miskin tidak dibatasi aneka

ekonomi domestik atau nasionai. Konse-

kuensinya adalah sangat meluas. Dalamekonpmi tunggal dunia ada beaya yangdllahirkan pihak yang terlemah untuk men-dukung keuntungan dan kebijakan merekayang terkuat.

Jadi bukan saja nasionai, bahkan dunia, pemilu atau pemilihan demokratis nasionai atau parlemen dunia yang terpilihsecara demokratis pernah rnendapatkan

70

suatu kesempatan, untuk memilih di antarapolarisasi ekonomi dan kebijakan duniaatau alternatif lain yang mungkin.

Demokrasi liberal parlementer denganpemilu atau secara derhokratis menerimakesempatan untuk memilih di antara polarisasi ekonomi dan politik dunia atau berbagai keputusan yang mungkin lainnya. Demokrasi Parlementer liberal di sejumlah,negara dan demokrasi di 100 negeri bahkan hanya mampu sedikit!

Untuk melatih pemerintahan demokratis sejati dengan, oleh dan untuk rakyat diberbagai tempat di dunia, mereka minimummemiiiki suara untuk Kongres dan PresidenAmerika, yang menentukan keputusan-ke-putusan ekonomi dan politik dengan pe-ngaruh vital bagi kepentingan, rakyat didunia. Bahkan, hak suara asing dalam pe-.milu Amerika akan mencukupi untuk turutmembantu kontrol demokrasi. Dan tidak-

setiap pemilik- suara di Amerika. mampumengkontrol kebijakan ekonomi FederalReserve; yang kini juga dipengaruhi persya-ratan-persyaratan yang dipaket Bank ofJapan dan Bundesbank Jerman yang jugatidak bisa dipengaruhi bahkan oleh pemilih-nyasendiri.

Betapa pun, bahkan kebijakan ekonomiG-7, G-3 , atau G-1 tidak otonom, apalagisecara demokratik terkontrol. Jika mereka

otonom atau mampu menjadi seperti itu,kebijakan-kebijakan mereka akan mampumencegah kembaiinya resesi dan inflasi-inflasi yang mereka 'andaikan' dapat dFcegah setidaknya secara bertahap. Dalamkenyataannya, ekonomi dunia menembuskontrol seluruh pembuat kebijakan, yangsebagian besar menganggapi terialu sedikitdan terialu lambat kalau bukan justru hanyamembuat segalanya semakin buruk (Man-tan Koresponden finansial Washington PostBernard Nossiter menunjukkan ini dalamFat Years and Lean: The American Econo

my Since Roosevelt, direviu Frank 1992a).

VmSlA NO. 36/XXI/IV/1998

Topik: Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

Jika catatan suram melanda pembuat ke-putusan ekonomi di pusat ekonomi dunia,kebijakan ekonomi di periferi dunia ketiga—termasuk bekas negeri-negeri SosialisDunia Kedua—a fortiori juga tersingkir jlkakeputusan itu melanda pembuatan dan pe-laksanaan kebijakan ekonomi.

Jadi, rakyat atau juga pemerintahandemokratik mereka di berbagai negeri duniaketiga (dan bekas dunia kedua, kini sedangmenjelma menjadi dunia ketiga) kekuranganpengaruh mengatasi ekonomi atau kebijakan dalam negeri, apalagi luar negeri, atauekonomi dunia secara keseluruhan. Jadi,apa jenis demokrasi itu jika, tidak memban-tu kontroi rakyat atau berdampak untukmengatasi berbagai peristiwa dan keputusan yang sangat penting mempengaruhikehidupan mereka? Demokrasi pemilihanliberal ini dalam berbagai negeri yang'berdaulat' masih iebih balk ketimbang yanglain, tapi itu bukan demokrasi sejati sepertidalam cita rasa Lincoln yakni Dari, Oieh,dan Untuk Rakyat. Tak satu pun yang mam-pu menjadi seperti itu. Demokrasi jenis inimenarik ketika baru diperkenaikan terutamapaska masa-masa diktator yang panjang,menyajikan iiusi pada rakyat tentang ke-kuatan dan determinasi diri, hingga reaiitasmembuka mata mereka seperti terjadi diArgentina, Poiandia, dan di mana saja.

Demokrasi - Sipil Partislpatoris

Jadi, demokrasi pemiiitian liberal bukandemokrasi semua untuk semua-bahkanbukan demokrasi, apalagi sejarah atau ide-idenya. Peningkatan lain bagian pentingdemokrasi adalah gerakan sosiai non-par-tai, khususnya dalam masyarakat sipil,atau yang lazim disebut Demokrasi sipilpartisipatori (Fuentesdan Frank1989; Frankdan Fuentes, 1990).

Absennya demokrasi politik diTimur danjuga kurang suksesnya di Selatan, telah

UNISIA NO. 36/XX1/IV/1998

mendorong rakyat untuk mengkaji ulanggerakan sosiai demokrasi sipil untuk me-letakkan dasar bagi partal demokrasi terpilihdi tempat tertinggi. Segala yang baru, gerakan rakyat dan Forum lainnya di bekasJerman timur, Cekoslowakia dan Hungariauntuk mempertahankan identitas dan kebe-basan mereka dari partai-partai politikbaru.Tap! seluruh gerakan inisegera diliputi proses-proses pemilihan dan tekanan-tekanannegara.

Mungkin perllndungan berbagai partai-partai politik (Hungaria dengan cepat me-miiiki 50 buah partai), pemilu-pemilu danparlemen-parlemen tampak demikian penting sesudah beberapa tahun tanpa mereka, dan masyarakat cenderung meng-abaikan proses-proses yang sama pentingdan institusi-institusi demokrasi sipil lainnya. DI Amerika Latin, gerakan sosiai se-tidaknya punya daya-dorong untuk menam-pilkan kembali demokrasi pemilihan. Mereka juga Iebih bertahan dan Iebih baikketika bermunculan pemerintahan demokratik, sejak mereka Iebih perhatian dengansurvival ekonomik rakyat, tantangan yangtetap hadir dan makin menguat.

Hal itu-tetap menggejala, betapa pun,meski pemllu dan demokrasi pariementerkini digembar-gemborkan Fukuyama (Fuku-yama 1992), dan lainnya menawarkankesempatan untuk penentuan nasib rakyatsendiri dari pada demokrasi sipil partisipatori ini. Hal Itu tampaknya, secara de jure,merupakan pemilihan dan institusi-institusinegara pariementer yang baru, namun infact serlrigkali justru mencabut hak pilihrakyat di Eropa timur dan bagian duniaketiga seperti Filipina dan Korea Selatan,juga sesudah percobaan mendalam mereka dengan demokrasi partisipatori. Be-rapa jauh hak demokfatis untuk menentu-kan nasib sendiri, berbeda dengan Fukuyama, mampu menjamin institusi-institusi inidan berguna bagi rakyat, khususnya jika

71

Topik: Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

ekonomi mereka terbelakang (didunia-ketigakan)?

Adalah tragis jika saat ini pemberang-usan demokrasi sipil dilakukan dengan me-nerapkan demokrasi politik melalui parlal-parlai poiitik, yang konteks pemilihan untukpemerintahan adalah untuk menguasai ne-gara (yang terbaik dapat di bawah teganganekonomi eksternal dan domestik). Bag!Barat dan Selatan, itu semakin melengkapidemokrasi politik di mana saja, tepatnyakarena pembatasan proses-proses pemiludiorganisasi melalui partai-partai politik.Namun gerakan-gerakan sosial dapat mem-bantu memobilisasi rakyat untuk berbagaitujuan ekonomi, sosial, kultural, dan politikdan permlntaan penduduk, yang pemiludan pemerintah tidak dapat mengkondi-sikannya tanpa tekanan rakyat yang diiatihmelalui demokrasi sipil ini. Khsis ekonomiyang samadi Selatan juga mendorong oranguntuk mengorganisasikan dan memobilisirdiri mereka dalam gerakan sosial akarrumput. -

Gerakan-gerakan ini memajukan demokrasi partisipan dan produksi serta distri-busi altematif untuk mempertahankan matapencaharian dan identitas menentang peng-rusakan ekonomi, serta menolak didomi-nasi oleh negara. Tentunya, seperti diamatidi atas, krisis ekonomi di EropaTimurdanbekas Uni Soviet lama dipenuhi gerakansosial untuk meminta dan memajukan pe-restroika ekonomi yang sama dan glasnostpolitik di Sana. Kebutuhan untuk gerakansosial yang sama dan berbeda dalam danmelalui masyarakat sipil akan tetap adasesudah penegakan pemilihan terpilihberdasarkan partai-partai politik.

Pada saat yang sama, gerakan sosialdalam masyarakat sipil, tidak sedlkit danseringkali lebih daripada partaiyparlai politikdalam pemerintahan, merepresentasikan ke-pentingan regional dan etnik atau kepen-tingan dan permintaan nasionalis. Idealnya,

72

"masingrmasing (pemerintah dan ornop)mengakui kesamaan hak keberadaan ins-titusi-institusi politik negara, juga komunitasmasyarakat internasional. Kekhawatiranyang terburuk dapat diamati di bekas negara Yugoslavia dan Uni Soviet, di manaetnik dan kelompok nasionalis telah dipa-dukan dalam pertarungan bersenjata yangdiperbaharul dengan proses-proses balkani-sasi yang berbeda.

Bahkan, kebangkitan nasionalis danetnik otoritarian ini adalah hasil rongrongankrisis yang sama dalam ekonomi dunia, khu-susnya di daerah Selatan dan Timur, dimana privatisasi ekonomi dan demokrasipolitik secara ideologis diperjualbelikan se-bagai keyakinan-mantap yang final ketikarealitas di luar- sana tak punya akhir se-jarah.

Ringkasan

Seperti uang, demokrasi sangat meng-gairahkan. Khususnya bagi mereka yangjarang menikmatinya. Tap!, seperti juga uang,keputusan-keputusan yang dikendalikan'mereka' dan bukan 'kita' mungkin digu-nakan sebagai instrumen-instrumen untukopresi dan eksplotasi. Hal Itu lazim terjadiketika kontrol efektif demokrasi, sepertiuang, dimonopoli segelintir orang yang di-tentang mayoritas. Hal itu juga berlaku dipasar, khususnya Pasar dunia. Pasar (Dunia)mengkonsentrasikan uang dan keputusan,demokrasi atau semacamnya, di tanganorang-orang tertentu dengan mengorbankanmayoritas.

Meluasnya demokrasi politik di Selatandan Timur,yang terjadi dengan alasan-alas-an yang berbeda, bukan merupakan ke-kuatan yang memadai untuk menghalangi,membatalkan, menandingi apalagi mele-nyapkan kekuatan ekonomi yang bekerjadi dunia. Kekuatan ekonomi lebih menentu-

kan kesejahteraan banyak orang daripada

UNISIA NO. 36/XXI/IV/1998

Topik: Memasarkan Demokrasi di Tengah Pasar yang Tidak Demokratik, Andre Gunder Frank

keputusan-keputusan mereka sendiri ataupemerintah yang mereka pilih secara demo-kratis. Dan juga, berbagai kekuatan ekono-ml dunia ini pada umumnya melampauikendali siapa pun. Tidak jarang himbauandemokrasi politik hanya merupakan ikhtiar

untuk menutupi ketidakmampuan menge-lola peristiwa-peristiwa mereka, yang rak-yat dalam demokrasi-demokrasi ini dieks-pos. Demokrasi Partisipasi sipil dalam Ma-syarakat Sipil merupakan jawaban Rakyatdan Media alternatif perjuangan mereka. •

• • •

UNISIA NO. 36/XXI/IV/1998 73