Data

27
Propaganda Acara YKS ( Yuk Keep Smile ) OPINI | 25 December 2013 | 00:09 Dibaca: 435 Komentar: 2 2 Yah, akhir - akhir ini banyak tayangan baru datang dari beberapa stasiun televisi baik nasional maupun swasta walaupun lebih banyak didominasi oleh pihak swasta, namun dari beberapa acara tersebut tentunya akan baik jika diimbangi dengan pesan yang baik pula dari isi acara tayangan tadi yang tentunya kreatif dan inovatif. Namun anehnya alih - alih harusnya lebih mengembangkan tayangan yang bermutu dan berbeda tentunya inovatif dan kreatif tapi malah acara yang kesannya yah bisa dibilang sama atau nyontek atau maksudnya nyindir acara lain tapi isi konten gak jauh beda acara - acara biasanya yang jadinya malah menurunkan kesan inovatif atau bahkan kreatif itu sendiri, eit tapi kali ini bukan itu yang dibahas, namun kali ini lebih pada propaganda dari konten acara itu sendiri salah satunya adalah acara baru - baru ini yang lagi ngetrend dan heboh yaitu acara YKS yang ada di salah satu tayangan televisi swasta. Yah YKS dengan konten acaranya berhasil memikat banyak audiens yang berasal dari berbagai latar belakang atau kalangan, hal ini tentunya bisa dilihat dari beberapa aspek misal dari aspek dangdut yang didalamnya ada goyangan, musik, lirik dan busananya, selain itu juga beberapa konten terselubung yang bisa jadi nilai jual atau pendobrak rating itu sendiri misalnya saja sensasi terutama gosip yang diangkat entah ini memang dirancang atau diluar rancangan selain itu tentang fenomena artis paketan yang dimaksud disini adalah artis yang sering mengisi tayangan tersebut dan punya jam terbang tinggi tapi gara punya keunikan sendiri dan khas akhirnya banyak televisi menggunakan jasa mereka ketimbang artis atau talent baru, misalnya saja saking terkenal nya artis ini di acara ini dia yang ngisi, diacara itu dia yang ngisi dan diacara lain lagi lagi - lagi dia yang ngisi, bukan berarti buruk walau ada beberapa yang attitudenya sangat buruk untuk dicontoh namun ini seperti homogenisasi di beberapa acara media seakan - akan acara terkenal maka akan ada artis itu juga padahal gak semua nya seperti itu, dan juga ini seperti strategi pemasaran media juga, apabila banyak orang mengenali artis itu maka yang ada dibenak pikirannya adalah acara ini atau itu karena saking seringnya tampil diberbagai

description

dgfrs ggds hgjuyudtr fdgfdg

Transcript of Data

Propaganda Acara YKS ( Yuk Keep Smile )OPINI| 25 December 2013 | 00:09Dibaca:435Komentar:22Yah, akhir - akhir ini banyak tayangan baru datang dari beberapa stasiun televisi baik nasional maupun swasta walaupun lebih banyak didominasi oleh pihak swasta, namun dari beberapa acara tersebut tentunya akan baik jika diimbangi dengan pesan yang baik pula dari isi acara tayangan tadi yang tentunya kreatif dan inovatif. Namun anehnya alih - alih harusnya lebih mengembangkan tayangan yang bermutu dan berbeda tentunya inovatif dan kreatif tapi malah acara yang kesannya yah bisa dibilang sama atau nyontek atau maksudnya nyindir acara lain tapi isi konten gak jauh beda acara - acara biasanya yang jadinya malah menurunkan kesan inovatif atau bahkan kreatif itu sendiri, eit tapi kali ini bukan itu yang dibahas, namun kali ini lebih pada propaganda dari konten acara itu sendiri salah satunya adalah acara baru - baru ini yang lagi ngetrend dan heboh yaitu acara YKS yang ada di salah satu tayangan televisi swasta. Yah YKS dengan konten acaranya berhasil memikat banyak audiens yang berasal dari berbagai latar belakang atau kalangan, hal ini tentunya bisa dilihat dari beberapa aspek misal dari aspek dangdut yang didalamnya ada goyangan, musik, lirik dan busananya, selain itu juga beberapa konten terselubung yang bisa jadi nilai jual atau pendobrak rating itu sendiri misalnya saja sensasi terutama gosip yang diangkat entah ini memang dirancang atau diluar rancangan selain itu tentang fenomena artis paketan yang dimaksud disini adalah artis yang sering mengisi tayangan tersebut dan punya jam terbang tinggi tapi gara punya keunikan sendiri dan khas akhirnya banyak televisi menggunakan jasa mereka ketimbang artis atau talent baru, misalnya saja saking terkenal nya artis ini di acara ini dia yang ngisi, diacara itu dia yang ngisi dan diacara lain lagi lagi - lagi dia yang ngisi, bukan berarti buruk walau ada beberapa yang attitudenya sangat buruk untuk dicontoh namun ini seperti homogenisasi di beberapa acara media seakan - akan acara terkenal maka akan ada artis itu juga padahal gak semua nyaseperti itu, dan juga ini seperti strategi pemasaran media juga, apabila banyak orang mengenali artis itu maka yang ada dibenak pikirannya adalah acara ini atau itu karena saking seringnya tampil diberbagai acara tertentu. Yah disini tentunya propaganda gak semua nya buruk namun juga ada yang bermaksud baik.1. Aspek dangdut dari tayangan YKSDisini saya akan membahas dengan sisi positifnya dulu, acara ini mempropaganda kan bahwa dangdut itu mungkin merupakan budaya populer yang sudah merakyat di kalangan masyrakat indonesia namun dikemas dengan cara yang unik lagi, karena kita tahu sebelum ada YKS dangdut mungkin ada tapi kepopuleran sebelum luntur karena sedikitnya tayangan yang menampilkan dangdut ini, kalaupun ada itu paling hanya seminggu sekali berbeda dengan aliran musik lain seperti pop, atau rock misalnya yang selalu ditampilkan di beberapa media, yah kita juga tidak menampik ini karena orang indonesia sendiri bisa saja banyak yang suka musik aliran yang disebutkan tadi ketimbang dangdut itu sendiri. Nah disini yang saya salut mereka bisa mengemas dengan cara yang baik misalnya saja goyangan yang kreatif dan inovatif yang selalu dibawakan oleh salah satu pembawanya, yang tentunya ini berbeda dengan goyangan lainnya yang lebih mengedepankan aspek sensualitas dalam menarik audiensnya. Mereka mampu membuat seluruh elemen masyarakat tertarik untuk menari ala goyangan dangdut tadi dan juga dengan musik yang tentunya lebih keren , unik dan asyik tanpa harus menggunakan lirik lagunya dan gampang diingat dibenak pikiran masyarakat. Tentunya dengan adanya hal ini masyarakat secara langsung atau tidak langsung bisa kembali mencintai musik khas tanah air dan bangga akan jenis musik seperti ini. Istilahnya ya menanmkan cinta produk tanah air salah satunya musik dangdut ya lewat acara ini. Belum lagi frekuensi tayangan acara ini yang tayang pada tiap hari dengan jam tayang yang lama amat ya tentunya semakin menguatkan pengaruh goyangan ini bersama musiknya kebenak audiens. Selain goyangan dan musiknya tadi busananya pun disini lebih elegant dan sopan lah istilahnya ketimbang dangdut yang biasanya dibawakan oleh sebagian para penyanyi dangdut biasanya karena kebnyakan para penyanyi selalu menggunakan busana yang ketat, sexy dan sensual , disini acara ini menampilkan keapada khalayak si pemimpin goyangan dangdut itu menggunakan busana unik tapi bisa diterimalah istilahnya walaupun pemimpin goyangan ini laki - laki, misalnya baju romawi, bahkan ada salah satu pengisi acaranya, seorang wanita,yang selalu menggunakan kebaya atau busana lainnya yang tentunya masih dalam batas wajar atau sopan, dan beberapa lainnya menggunakan baju casual lainnya baik cewek atau cowok. Selain itu propaganda disini adalah ingin memberikan pesan kepada masyarakat bahwa dangdut itu gak seperti yang sudah - sudah dengan goyangan erotis dan sensual atau busana sensual tapi bisa dibawa dengan goyangan yang kreatif dan inovatif dan busana yang baik dan keren tentunya.

Selain itu sisi positifnya adalah mungkin mempropagandakan bahwa goyang dangdut dimalam hari bukanlah suatu hal buruk yang nggak bermakna sama sekali karena image goyang dangdut kalau diluar sana apalagi malam hari terkesan hanya dikunjungi oleh orang - orang atau pria dewasa saja, tapi disini ada mungkin bisa saja ada manfaat positif lainnya, misalnya saja goyangan diacara ini yang sering ditampilkan entah dibeberapa segmen dan apakah audiensnya yang nonton di layar televisi di rumahnya mengikuti goyangannya yang jelas, goyangan ini juga bisa dijadikan ajang olahraga malam seperti senam atau aerobik yang tentunya punya manfaat sendiri, gerakan - gerakan yang selalu membuat tangan, kaki dan kepala bekerja ini biarpun tidak ada unsur senamnya setidaknya bisa menghabiskan kalori dalam tubuh dan tentunya ini juga bermanfaat , belum lagi dikemas dengan cara yang menyenangkan ini juga menjadi pelepas stress dimalam hari.Setelah dari sisi positif ada juga sisi negatifnya, misalnya beberapa lirik lagu yang dimainkan biarpun goyangan dangdut itu biasanya sering dimainkan tanpa lirik lagu, namun sering juga dibawakan oleh salah satu pengisi acaranya misalnya saja lagu buka dikit joss, lirik - lirik lagu tersebut berisi beberapa konten yang berbau sensualitas dan pornografi, tentunya akan berpengaruh buruk apabila yang ini dilihat dan didengar apalagi dinyanyikan oleh anak - anak dibawah umur, yang tentunya tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat atau etika dan moral dimasyarakat. Misalnya saja salah satu lirik dari lagu buka sitik joss, sukanya abang ini lihat-lihat bodiku yang seksi senangnya abang ini intip-intip ku pakai rok mini hei kenapa kamu kalau nonton dangdut sukanya bilang buka dikit joss apa karena pakai rok mini jadi alesan . Nih disini seakan akan acara ini mempropagandakan kehebohan goyangan ini dengan lagu ini jadi ketika mendengar lagu ini maka yang teringat dibenak audiens adalah acara YKS padahal lagu ini berisi konten yang buruk bagi audiens dibawah umur.Selain itu ini masih berhubungan dengan goyangan namun bukan goyangan yang disebutkan diatas tapi goyangan yang baru - baru ini heboh juga yaitu goyangan oplosan dengan cara berbaris setelah itu mendorongkan pinggul kedepan dan kebelakang, yah mungkin saya yang paranoid tapi apabila ini disaksikan penonton dibawah umur apa gak berpengaruh buruk nantinya, apalagi jika anak - anak tersebut menyanyikannya dan bergoyang oplosan dan dilakukan secara bersamaan disekolah atau ditempat umum tentunya ini melanggar etika dimasyarakat, dimana goyangan itu sendiri seperti menunjukan sensualitas atau erotisme yang berlebihan. Walaupun disini lagunya punya pesan dan syair yang sangat bagus yaitu tentang bahaya minuman oplosan.

2. Konten gosipDisini saya tidak mencium adanya dampak positif karena disini acara YKS ini seolah ingin mempropagandakan konten gosip yang seakan - akan itu hal yang wajar dan seolah - olah kebutuhan sehari - hari masyarakat, padahal gosip merupakan hal yang tabu dan bukan konsumsi yang baik apalagi ketika isinya hanya membahas masalah orang lain dalam ranah yang lebih privat. Hal ini tentunya juga punya dampak yang buruk, dan bisa saja gosip itu nantinya menjadi bahan perbincangan dimasyarakat, disemua elemen masyarakat tentunya dan ini juga bertentangan dengan etika dimasyarakat, karena selalu membicarakan orang lain tanpa sepengetahuannya dan selalu ingin tahu urusan orang. Dalam acara ini misalnya saja ketika ada artis ini digosipkan suka sama aktris itu, disalah satu segmen terkesan disetting agar gosip itu terasa hangat dan penting dan perlu diketahui masyarakat padahal itu itungannya sudah masuk urusan orang, dengan pembawaan ala talkshow misalnya, dan lain sebagainya.

3. Propaganda artis paketanDisini sebenarnya bukan hanya acara ini namun juga ada acara yang lain yang memakai artis yang sama dalam membawakan acaranya, sama seperti yang diungkapkan diatas tadi yaitu acara yang memakai artis yang sama dengan televisi lainnya yang sering nongol di layarkaca karena jam terbangnya atau keunikannya namun yang perlu ditekankan disini adalah ini seperti homogenisasi di beberapa acara media seakan - akan acara terkenal maka akan ada artis itu itu juga padahal gak semua nyaseperti itu, dan juga ini seperti strategi pemasaran media juga, banyak orang mengenali artis itu maka yang ada dibenak pikirannya adalah acara ini atau itu karena saking seringnya tampil diberbagai acara tertentu, misalnya artis a,b,c,d yang jago ngelawak membawa diacara x, karena unik dan lucu mereka juga dikontrak oleh beberapa acara lainnya, mungkin bagus apabila mereka melawak tanpa harus menghina manusia lain walaupun hal ini juga sering ditemukan kalau bisa buatlah lawakan cerdas, tapi kalau sebaliknya dan ditambah attitudenya yang buruk maka akan berpengaruh buruk juga kepada audiensnya. Dalam hal ini yang perlu ditekankan sekali lagi adalah bagaimana propaganda mengarahkan kepada masyarakat bahwa artis yang bagus dan baik bisa saja artis yang sering tampil entah penampilannya sesuai etika atau nggak yang jelas masyarakat akan ingat artisnya sekaligus acara yang dibintanginya.Selain itu disini metode dari penyampaian propaganda itu sendiri menggunakan metode persuasice dimana terdapat penyampaian pesan - pesan yang menimbulkan rasa tertarik sehingga target propaganda nyaman dan senang dan rela melakukan sesuatu misalnya saja disini seperti goyang dangdut tadi dimana goyangan itu terlihat asyik dan unik dan membuat masyarakat senang dan akhirnya tertarik untuk mengikutinya. Sekaligus juga sistemnya yaitu symbolic interaction propaganda yaitu propaganda yang menggunakan simbol - simbol. Propaganda jenis ini menggunakan lambang - lambang yang penuh arti, yaitu bahasa lisan atau tulisan, serta gambar dan isyarat lainnya yang telah dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat merangsang jiwa target propaganda misalnya dengan kata - kata kok sepi sih atau wooi penonton Keep Smilee disitu terdapat kata - kata yang membuat penonton dapat melakukan apa yang diinginkan atau merespon yaitu dengan berjoget dangdut dengan goyangan khasnya.Untuk tekniknya sendiri ada 3 yaitu glittering generality dengan teknik yang menggunakan kata khas yang baik tentunya agar membuat target propaganda merasa senang sehingga bersedia membuat target merasa senang hingga menerima dan menyetujui apa yang ditawarkan misalnya dengan kata - kata tadi seperti wooi penonton keep smile atau kok sepi sih, selain itu ada teknik transfer dimana acaranya ini menggunakan artis - artis ternama yang khas dan punya keunikan sendiri, teknik ini sendiri merupakan teknik yang membawa otoritas, dukungan, gengsi, dari sesuatu yang dihargai dan disanjung kepada sesuatu yang lain agar lebih dapat diterima. Selain itu ini juga teknik untuk menjadikan orang, produk, atau organisasi diasosiasikan dengan sesuatu yang mempunyai kredibilitas baik atau buruk. Misalnya saja si pembawa atau pemimpin goyangan dangdut mr.X yang selalu berpenampilan unik ala jaman dulu sehingga menanamkan dibenak audiens bahwa mr.x adalah seseorang yang memimpin goyangan dangdut dengan pakaian khasnya dan tentunya apabila melihat ini orang maka yang ada dibenak adalah acara dari tayangan tadi dan begitu pula sebaliknya atau bisa dikatakan sebagao ikon yang membawa pesan tertentu. Yang terakhir adalah taknik Plainfolk dimana ini dilakukan dengan pendekatan untuk menunjukan sang propagandis itu peduli atau rendah hati atau baik lah, disini propagandis berupaya untuk meyakinkan khalayak bahwa gagasan mereka berkaitan dengan keseharian atau kebiasaan atau kebudayaan masyrakat setempat dalam hal ini tentunya segmen dimana audiens bergoyang dangdut dimana dangdut sendiri merupakan musik khas indonesia dan sudah merakyat namun disini dikemas dengan kemasan yang inovatif dan kreatif tentunya sehingga masyarakat bisa melihat perbedaan goyangan ini dengan goyangan lainnya misalnya.Mungkin sekian saja apa bisa saya lihat dari kacamata komunikasi propaganda, mohon maaf apabila salah kata atau salah ketik.

Fahira Idris : Hentikan Segera Acara Yuk Keep Smile dan Pesbukers!Rabu, 23/10/2013 17:26:37 |syaiful falah| Dibaca : 20067Pembina Masyarakat TV Sehat Indonesia, Fahira Idris, saat mempertanyakan kinerja Lembaga Sensor Film (LSF) beberapa waktu lalu13446Jakarta (SI Online)- Acara-acara hiburan seperti Yuk Keep Smile (YKS) dan Pesbukers harus segera dihentikan penayangannya karena dinilai tidak mendidik serta membuat dampak negatif bagi masyarakat. Demikian dikatakan pembina Masyarakat TV Sehat Indonesia, Fahira Fahmi Idris kepadaSuara Islam Online, Rabu (23/10/2013).

"Kami sudah melakukan survei dan hasilnya kedua program tersebut paling bermasalah. Dalam survei TV sehat, YKS dan Fesbukers menempati posisi paling atas sebagai program siaran televisi yang tidak mendidik, kedua program ini harus segera dihentikan," ujar Fahira.

Dampak negatif kedua siaran tersebut, menurut Fahira sudah diikuti masyarakat khususnya bagi anak-anak yang lebih gampang meniru dari siaran televisi. "Anak-anak sudah susah payah dididik orang tuanya, tapi malah dirusak oleh siaran TV. Jangan hanya karena mengejar rating, tapi malah membuat dampak negatif," ungkap Fahira.

"Contoh Pesbukers, pemirsa diajarkan untuk bersikap intoleran dengan melecehkan orang lain, bahkan ada kejadian seorang anak yang melakukan aksi lempar tepung hingga membuat nyaris buta karena mencontoh tayangan tersebut. Lalu YKS, tayangan ini baru mulai di bulan puasa, seharusnya di bulan puasa itu mengajak orang beribadah ini malah berjoged," tambahnya.

Sebelumnya Fahira bersama komunitas TV sehat telah menyurati Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk memprotes kedua acara tersebut dengan harapan bisa dievaluasi. "Kita berharap nantinya ada perubahan, jika tidak akan kita datangi KPI, kita akan demo," tegasnya.

red: syaiful

Latah sukses Goyang Cesar, Keep Smileby: http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2013/09/01/latah-sukses-goyang-cesar-keep-smile-d-585614.htmlLuar bisa memang Goyang yang satu ini, Goyang Cesar namanya sepertinya kita semua sudah tau goyangan satu ini, saban hari saat umat muslim sedang sahur ia selalu menghibur dengan goyangan khasnya. Bulan ramadhan boleh saja telah usai, namun aksi nya tetap ditonton bahkan ditunggu seluruh pemirsa Indonesia, lewat best moment Yks hampir semua orang kembali menonton nya, tidak percaya? Bahkan tanggal 24 Agustus lalu saat dua stasiun tv swasta tertua di Indonesia merayakan ulang tahun nya, acara ini mengungguli Rating dan Share kedua acara tersebut! Acara Rerun Goyang Cesar lebih ditonton, daripada acara yang mendatangkan Juara X Factor dari seluruh dunia dan acara andalan tiap stasiun tv saat ulang tahun drama musikal yang sebetulnya sudah kadaluwarsa dan kadang dipaksakan. Bahkan Sabtu 31 Agustus ini menjadi hari paling bersejarah buat Cesar, ia pun dibuatkan acara serupa mengulangi jejak kesuksesan Yuk Kita Sahur yaitu acara Yuk Keep Smile.

Saya pribadi lebih suka Goyang Cesar untuk sukses daripada lawakan slapstick Olga dkk untuk menjelek-jelekan serta membuat malu Adul, bayangkan Tara Budiman yang dulu pernah anggota Boyband mau menjadi banci atau peran aneh lainnya. Apakah untuk sukses di dunia hiburan harus berperan seaneh itu? bahkan acara tersebut sudah berkali-kali diperingati oleh KPI dari tahun lalu untuk mengakalinya dengan merubah nama. Ah sudahlah yang penting Keep Smile hahahaMungkin sebagian orang menganggap kesuksesan acara goyang cesar adalah hal yang aneh, tidak mendidik dan sebagainya. Akan tetapi kesuksesan pria yang dulu pernah menjadi tukang ojek ini memang perlu diapresiasi, layaknya sebuah acara yang ngetop di Indonesia belum sah apabila disebut ngetop dan sukses, kalau belum ditiru dan dibuat acara tandingan serupa di stasiun tv lain nya.Baru baru ini Rcti dengan acara (seumur hidup) andalan nya Dahsyat, entah sampai kapan acara ini akan selesai. Merubah nama nya dan formatnya menjadi New Dahsyat dan dengan studio yang lebih luas dan tentu saja kaum alay yang lebih banyak. Acara ini pula menggandeng seorang Dj wanita bernama Dj Una dan menciptakan goyang tandingan bernama Joget Gaspol.Menarik untuk dibahas disini adalah entah apa yang ada di pikiran team creative dahsyat, bukan nya mereka membuat formula baru yang orisinil dan beda untuk menggaet pemirsa malah membuat goyang tandingan yang bisa dibilang aneh. Lebih aneh lagi di kedua acara tersebut ada tiga host yang sama sama memandu acara tersebut yakni Olga Syahputra, Raffi Ahmad, dan Denny Cagur. Entah apa yang ada di benak ketiga host tersebut pagi pagi mereka goyang di Rcti, malam nya goyang cesar hahaha.

Belum selesai keanehan tersebut Dahsyat benar benar bisa dibilang meniru segala macam nya, dari crew crew dahsyat lah dan Produser nya Opa yang ikut-ikutan joget seperti Crew Trans Tv, menggunakan kaum alay sebagai massa goyangan, sampe membagikan hadiah untuk para penonton dan pemirsa di rumah (ide ini pun ditiru dahsyat dari Inbox Sctv).Kita sebagai pemirsa di rumah dan pemilik Frekuensi sah menurut Undang Undang di negeri ini, tentu menunggu dan berharap para orang orang di belakang layar menampilkan acara yang berkualitas, menghibur dan mengedukasi kita semua.

Ribuan Orang Dukung Petisi Hentikan Program "Yuk Keep Smile"Andhina WulandariJum'at, 03/01/2014 10:02 WIBShare:Twitter|Facebook|Follow Us

Change.orgAcara Yuk Keep SmileKabar24.com,JAKARTA- Sebuah petisi di laman Change.org mendapat dukungan lebih dari 18.000 orang untuk menghentikan program televisi Yuk Keep Smile (YKS).Berdasarkan pantauan hari ini, Jumat (3/1/2014), petisi tersebut telah mengumpulkan 18.270 tanda tangan. Petisi ini dimulai oleh Rifqi Alfian dari Gresik yang meminta Trans TV untuk menghentikan acara YKS yang dianggapnya tidak mendidik.Mungkin awalnya kita kesal dengan sinetron-sinetron yang tidak mendidik, lalu muncul acara baru yang lebih merusak seperti acara musik pagi di beberapa stasiun tv yang membodohkan dengan host yang mengeluarkan kata-kata kasar, vulgar, bahkan sumpah serapah, tulis Rifqi dalam petisinya.Rifqi juga mengatakan bahwa stasiun televisi saat ini malah dibanjiri oleh acara komedi yang melontarkan kata kasar, menyiksa orang, sampai dengan goyangan yang tidak jelas.Apalagi goyangannya memakai latar musik yang liriknya vulgar serta mengarah ke gerakan vulgar pula, ujarnya.Tidak hanya itu, menurut Rifqi, acara tersebut justru ditayangkan di waktu primetime di mana anak-anak masih bisa menontonnya.Rifqi melalui petisinya meminta dukungan untuk mengentikan acara YKS Trans TV dan mengajak orang-orang untuk menyampaikan keluhan ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).Sejumlah dukungan pun mengalir di dalam petisi yang dibuat Rifqi tersebut.Jujur saat ini saya benar-benar merindukan tayangan televisi di tahun 1990-an, di mana tayangannya benar-benar mendidik. Apalagi tayangan ini dan sejenisnya semakin diteruskan, maka dapat diprediksi mental dan sikap generasi muda saat ini akan semakin bobrok, tulis Sasmar Aurivan Harya, salah seorang pendukung.Kami butuh tontonan layak, yang tidak mengajarkan anak-anak untuk menertawakan ketakutan seseorang, kekurangan orang lain, dan bagaimana cara mem-bully orang lain. Kami butuh lawakan yang lebih smart, bukan pembodohan publik, ujar Shelly Asmauliyah, dalam laman Change.org. (Kabar24.com)

Komedi Asalan yang Tak Berarti

Yuk Kita Sahur (Foto: Tribun)Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini mengakibatkan mudahnya pesan atau informasi dapat diperoleh oleh setiap orang. Siaran televisi adalah salah satu dari perkembangan teknologi yang sangat mudah dan sering diakses oleh setiap orang, mulai dari kalangan usia seperti: anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua, profesi seperti: karyawan, guru, dokter, kuli bangunan, teknisi, buruh sampai ibu rumah tangga dan latar belakang sosial seperti: golongan pra sejahtera, sejahtera maupun borjuis. Tentunya setiap tayangan yang ditayangkan untuk konsumsi publik tersebut haruslah dapat memberikan tontonan yang menghibur, mendidik dan yang terpenting tidak melanggar peraturan perundang-undangan, nilai-nilai agama, norma yang ada dalam masyarakat, kode etik dan standar profesi penyiaran.Dengan kondisi diatas, tentunya agar tontonan yang menjadi konsumsi publik ini dapatlah menjadi tontonan yang layak untuk dikonsumsi oleh setiap kalangan. Maka setiap komponen negara mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, LSM, tokoh masyarakat maupun masyarakat itu sendiri sebagai konsumen dari produk yang dibelinya berupa tontonan siaran yang notabenenya berhak untuk merasa keberatan dengan produk dari hasil suatu barang dan jasa sebagaimana yang tertuang dalam undang-undang perlindungan konsumen (No. 8 Tahun 1999) berhak dan berwenang untuk mengkritisi siaran-siaran bahkan sampai kepada pelaporan stop tayang bagi stasiun televisi yang melanggar hal-hal yang tidak patut untuk ditayangkan.Stasiun televisi harus punya peraturan khusus yang mengatur etika bergurau ujar AA Gym (Waspada, 31 Juli 2012) mengekspresikan kegerahannya pada sebuah tayangan komedi yang disiarkan sebuah stasiun televisi pada bulan Ramadhan lalu. Komentar Dai Kondang itu muncul ketika sebuah komedi spesial bulan Ramadhan berjudul WKS yang menampilkan lawakan yang sama sekali tidak mencerminkan sisi-sisi positif dari bulan suci tersebut.Adegan komedi yang vulgar, diikuti tingkah para pemain yang saling mengejek dan melecehkan membuat tontonan ini sangat tidak sehat dan tentu sangat mengganggu bagi umat yang yang sedang menjalankan ibadah puasa. Acara komedi seperti ini juga sangat tidak baik ditonton anak-anak yang memang sangat rentan untuk meniru apa saja yang dilihatnya. Tidaklah berlebihan kalau AA Gym kemudian mengusulkan adanya aturan khusus tentang etika melawak di televisi.Meskipun KPI sudah beberapa kali memberikan teguran terhadap beberapa acara komedi, namun stasiun televisi terkesan tidak menampik teguran, kalau ada respon paling sekedar mengubah judul acara komedi, tetapi isinya tetap sama. Saat ini, beberapa acara komedi yang sedang tayang di televisi malah konsisten dengan materi lawakan yang melecehkan kaum cacat (bias kaum difable) dan melecehkan orang yang berorietasi seks berbeda (bias gender) dan penuh dengan kekerasan simbolik (umpatan, makian, dan ejekan melecehkan)Anehnya, materi lawakan seperti ini seakan menjadi kurikulum bagi para komedian yang tampil di berbagai stasiun televisi yang ada. Walaupun beberapa acara komedi seperti OVJ, dan Pesbukers yang beberapa waktu lalu mendapat teguran dari KPI namun tema-tema lawakan masih belum beranjak dari pelecehan dan penghinaan terhadap sesama.YKS metamorfosa WKS Komedi Tidak LucuBaru-baru ini siaran televisi di bulan Ramadhan kembali ternodai dengan tayangan acara YKS yang merupakan penjelmaan dari tayangan WKS beberapa tahun yang lalu. Nah segampang inilah suatu tayangan menanggapi teguran dari KPI dimana siarannya sarat akan adegan pelecehan kepada orang. Hal ini terlihat dalam tayangan YKS edisi 06 Agustus 2013 dimana Wendy Cagur melecehkan seorang cewek yang memiliki susunn gigi tidak sempurna dengan ucapan boneng, Luna mangap dan anakonda (untuk menunjukkan kepada gigi seorang wanita)Berbarengan dengan adegan tersebut dimunculkan adegan yang menunjukkan wanita yang memiliki kekurangan fisik pada bagian mulutnya dan seketika pula Soimah datang dan menaburkan tepung kebagian wajah wanita yang memiliki kekurangan fisik tersebut hingga masuk kedalam mulutnya Diikuti dengan sebutan seorang bintang :Kalau kita ditaburi tepung, pasti langsung bisa menutup mulut sehingga tidak kena, kalau Dia, kena deh katanya mengejek. Betapa adegan tersebut tidak pantas untuk ditayangkan karena penuh akan pelecehan terhadap kaum difable dan yang menunjukkan kaum difable itu hanya dijadikan bumbu-bumbu sebagai bahan lawakan.Satu lagi adegan yang sarat akan kekerasan fisik dimana Soimah kembali melemparkan tepung ke wajah Rafi Ahmad yang sedang disidang dengan posisi duduk di atas kursi. Bagi anak-anak yang menonton tayangan ini dimana mereka menonton siaran ini saat santap sahur mereka dapat menirukan hal ini kepada teman mereka sebagai bentuk penawanan atau penyiksaan oleh suatu kelompok kepada orang lain atau kelompok lain yang lebih sedikit.Pelanggaran demi pelanggaran yang ditampilkan pada tayangan tersebut pada dasarnya telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) terutama pada Bab XI tentang perlindungankepada orang dan kelompok masyarakat tertentu pasal 15 ayat 2. Lembaga penyiaran tidak boleh menyajikan program yang mentertawakan, merendahkan, dan/atau menghina orang dan/atau kelompok masyarakat sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)Apa yang telah dianalisis tadi adalah satu episode dari beberapa episode yang telah disiarkan secara langsung pada acara YKS oleh Lembaga Penyiaran Trans TV yang banyak mempertunjukkan tontonan yang tidak positif. Harapan semua pihak tentunya siaran-siaran di televisi dapatlah memberikan tontonan yang lebih mendidik dan bermanfaat bagi para penonton.

Televisi Jerat Moral Generasi

Oleh Heri Faisal

Dewasa ini, gelombang pemakaian televisi makin marak di kalangan masyarakat. Televisi bukan lagi kebutuhan tertier (tambahan) melainkan sudah menjadi kebutuhan primer (pokok) yang mau tidak mau harus ada. Hampir di tiap rumah dapat dijumpai baik di desa maupun di kota televisi bukanlah barang baru lagi. Memang positif, karena manusia butuh informasi, dan kemajuan teknologi mesti harus diikuti. Tapi sudahkah informasi yang kita peroleh bermanfaat untuk kita, anak kita, ataupun generasi kita?

Seorang anak menonton tayangan yang tak sesuai dengan usianya. Perlu pengkajian ulang program TV (repro)

Menjadi tugas menarik buat kita mencermati dan memfilterisasi tayangan televisi yang awalnya hanya sebagai media informasi untuk bisa dinikmati menjadi tontonan yang bermanfaat, mendidik, dan menarik. Karena sejalan dengan perkembangan waktu, televisi sudah menjadi ladang bisnis tanpa menghiraukan dampaknya bagi masyarakat. Christovita Wiloto, dalam bukunya The Power of Public Relations menulis, pemilik dan pengelola bisnis televisi hingga kini memang masih amat mendewakan rating sebagai indikator sukses tidaknya sebuah program. Hal ini terjadi karena pemasang iklan berpatokan pada rating yang menuntun kemana anggaran iklannya diarahkan. Nah, yang terjadi di lapangan justru tayangan-tayangan yang tidak mendidik seperti sinetron dan infotainmenlah yang mendapat rating tertinggi. Sehingga pengelola pun tidak perlu memikirkan dampak programnya. Bagi mereka yang penting laku, dinikmati penonton dan menguntungkan kantong pribadi. Bagi masyarakat kita yang masih awam dengan hal-hal semacam itu, tentulah dengan senang hati menerima saja suguhan sinetron dan tayangan lainnya tanpa tahu apa dampaknya. Memang bagi orang dewasa tidak terlalu berpengaruh, tetapi lain halnya dengan anak-anak yang hampir setengah harinya dihabiskan di depan televisi. Apa yang ada dan ditampilkan di layar kaca akan membekas dan tertanam di hati mereka. Survei yang dilakukan Dr. Brandon Centerwall dari Universitas Washington terhadap anak usia 2 17 tahun menunjukkan, 56 % tayangan televisi sangat mempengaruhi pola pikir anak-anak. Selebihnya 26 % berpengaruh, 5 % cukup berpengaruh, dan 11 % tidak berpengaruh. Dari penelitian Centerwall tersebut bisa kita simpulkan bahwa anak-anak amat rentan terhadap pengaruh tayangan televisi. Mereka adalah korban pertama yang akan terus dipengeruhi pola pikirnya oleh tontonan yang sedikitpun tidak memberikan ilmu tersebut. Seperti perilaku kekerasan yang marak terjadi di negeri ini, sedikit banyak merupakan dampak dari tayangan televisi. Televisi memang tidak langsung berdampak pada orang dewasa pelaku kekerasan, tetapi pengaruhnya sedikit demi sedikit sudah tertanam sejak mereka kecil. Ada tiga tahapan kekerasan yang terekam dalam penelitian. Pertama kekerasan meningkat di kalangan anak-anak. Beberapa tahun kemudian meningkat di kalangan remaja dan akhirnya mencapai puncaknya di kalangan orang dewasa yang menunjukkan klimaks kehancuran moral. Perlu keseriusan pemerintah dan partisipasi aktif dari masyarakat untuk menghentikan pengaruh buruk tayangan-tayangan televisi. Jangan sampai generasi-generasi kita nanti, hanyalah penerus yang dimotori oleh pola pikir kerdil dari tayangan televisi. Mereka haruslah generasi bersih, kreatif dan inovatif tanpa terkontaminasi budaya bodoh membodohi. Bukan bermaksud menggurui, sebaiknya perlu dicoba alternatif-alternatif berikut untuk mengurangi dampak televisi terhadap anak-anak dan remaja yang jika tidak ditanggulangi akan mengakar dalam diri anak-anak dan berujung pada rusaknya moral generasi. Pertama, pengawasan dimulai dari rumah. Orangtua harus memiliki kemampuan membatasi jam menonton anak-anak dan memberikan pengawasan yang ketat terhadap tontonan anak. Sedapat mungkin carikan alternatif agar anak jauh dari televisi , tetapi tidak dengan cara paksaan. Alihkan perhatian mereka pada kegiatan lain seperti membaca, atau kegiatan-kegiatan yang bermanfaat lainnya. Kedua, pengawasan pemerintah. Ada baiknya pemerintah membuat undang-undang mengenai tayangan televisi atau dengan membentuk tim yang bertugas mengawasi program-program yang ditayangkan televisi. Kemudian memberi kewenangan kepada tim tersebut untuk mengeksekusi jika terjadi pelanggaran. Karena selama ini kita sudah punya tim pengawas penyiaran tetapi belum mempunyai hak untuk menjatuhkan ponis. Sehingga kinerjanya tidak tampak. Terakhir perlu kesadaran dalam diri pemilik dan pengelola bisnis TV. Bahwa setiap program yang mereka buat haruslah berpijak pada pemikiran untuk membangun bangsa bukan sekedar mencari untung belaka. Perlu dipikirkan bagaimana menayangkan program yang pasti mendidik namun tetap menghibur. Karena orientasi pertelevisian adalah memberikan informasi dan hiburan. Memang tidak mudah karena untuk mewujudkannya butuh waktu dan tenaga. Justru disitulah kita dituntut untuk ikut serta membangun negeri, memperbaiki moral generasi.

Tayangan Televisi Harus MendidikMedan (Antara Maluku) - Sosiolog dari Universitas Sumatera Utara Prof Dr Badaruddin menyatakan tayangan yang ditampilkan televisi harus mendidik serta bermanfaat untuk kepentingan anak-anak dan pelajar.

"Tontonan televisi jangan lebih banyak menayangkan kekerasan, sadis dan perkelahian, itu dapat mempengaruhi mental serta kepribadian anak-anak yang masih sekolah," katanya di Medan, Minggu.

Sebab, menurut dia, segala bentuk tayangan yang disiarkan televisi itu, tentu saja sedikit banyaknya akan ditiru anak-anak. Hal ini sangat membahayakan bagi pertumbuhan anak-anak.

Karena itu, katanya, di sinilah peranan orang tua untuk mengawasi ekstra ketat setiap tontonan yang disaksikan anak-anak.

"Tayangan film kekerasan harus dilarang dan jangan sampai ditonton anak-anak kita yang umumnya masih pelajar Sekolah Dasar (SD) dan Sekoloh Menengah Pertama (SMP)," kata Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) itu.

Badaruddin mengatakan, film yang menampilkan kekerasan, umumnya sangat rentan ditiru atau "dipraktikkan" para pelajar SD maupun SMP di sekolah, ketika mereka berkelahi dengan sesama rekannya, bila terjadi perselisihan.

Karena, kata dia, umumnya para pelajar tersebut sudah terbiasa menonton film asing (perkelahian) yang ditayangkan di televisi milik swasta. "Kegiatan seperti ini, kalau terus dibiarkan para orang tua, tanpa adanya pengawasan yang melekat, dikhawatirkan para pelajar itu akan meniru budaya yang tidak baik,dan tidak sesuai dengan adat ketimuran," kata dia.

Dia menjelaskan, orang tua adalah penentu masa depan anak-anak, baik mengenai pendidikan moral, disiplin, budaya maupun sikap prilaku sehari-hari di rumah, sekolah dan di tengah-tengah masyarakat.

"Kita tentunya tidak ingin anak-anak yang merupakan harapan bangsa dan negara akan mengikuti gaya hidup, budaya, seperti yang ditampilkan di televisi itu dan umumnya gaya hidup di negara eropa.Hal seperti ini jangan dipedomani dan harus dihindari," ujarnya.

Karena itu, katanya, solusi yang terbaik untuk dapat menyelamatkan anak-anak, adalah dengan membatasi tontonan di televisi. Siaran di televisi itu harus dipilih yang tepat untuk pelajar dan orang tua juga harus membatasi waktu menonton televisi.

Selama ini, rata-rata para pelajar menonton televisi selama empat hingga enam jam dalam satu hari. "Mana lagi waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru," katanya.

Jadi, kata dia, disiplin waktu juga perlu diterapkan dengan tegas kepada anak-anak, sehingga mereka tidak larut hanya dengan menonton televisi di rumah.

Selain itu, dia meminta kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) benar-benar menegakkan peraturan dengan tegas serta menegur perusahaan televisi swasta yang melanggar aturan. Misalnya masih menayangkan film asing berbau porno. "Ini tidak sesuai dengan Undang-Undang Penyiaran," katanya.

KPI harus ikut bertanggung jawab secara moral dalam menyelamatkan anak-anak bangsa sehingga tidak terjerumus ke prilaku kurang baik akibat menonton film-film di televisi

KPI juga perlu memberikan saran agar tayangan yang ditampilkan di televisi lebih banyak bersifat pendidikan dan jangan terlalu banyak film maupun lagu-lagu. "Mari kita ciptakan siaran televisi yang berbobot, sehingga anak-anak kita semakin cerdas, bermartabat dan berbudaya," kata Badaruddin. (M034/S023)

Semakin sulit menemui tayangan berkualitas: jadilah PenontoncerdasPosted on15 November 2013by sholiatalhaninRate This

Bismillah

Semakin sulit menemui tayangan berkualitas: jadilah Penonton cerdasSetiap rumah sudah memiliki televise, setiap manusia hampir menghabiskan waktu didepan TV menimal dua jam, TV menjadi sahabat yang sangat dekat siapapun, TV membuat tak bosan tinggal dirumah, TV setiap hari selalu disuguhi tontonan jauh dari pendidikan moral yang ada tayangan membuat penonton semakin menjadi pribadi suka menghina, pribadi yang hidup dengan kemewahan, pribadi tak kreatif karena tayangan kekonyolan, dan pribadi tak bersahabat lagi dengan buku.Jika kita boleh jujur sangat jarang kita temui tayangan yang berkualitas baik diwaktuprimer timemaupun dijam-jam lainnya. Jika diprimer timetayangan banyak disuguhi adalahinfotaiment,music, sinetron danreality showbermotif canda maupun politik. Apalagi saat ini adalah tahun politik hampir setiap waktu dibanjiri dengan iklan politik dan kegiatan politik sehingga yang seksi untuk ditayangkan adalah politik.Baik ditahun politik atau tidak sepertinyateleviseselalu menanyangkan hal berbau politik atau bisa jadi media sudah bisa membaca pola pikiran masyarakat Indonesia yang cinta dengan politik, senitron, infotaiment, reality show dan acara-acara tak berbobot lainnya. Jadi tayangan disiarakan hanya sekitar itu saja!!!Sangat jarang kita menemui tayangan bisa membuat penonton kreatif, bisa membuka imajinatif, bisa masyarakat mencintai hidup kesederhanaan, dan bisa menjadi manusia luar biasa seperti diluar negeri. Jika diluar negeri selalu disuguhi tayangan sangat inspirasi misalnya ada acara Oprah, kemudian ada pula acaradiscoverymembuka mata tentang kehidupan penuh keindahan, dan adapula acara yang mengajak menjadi manusia kreatif.Pada dasarnya kita sudah menyadari bahwa rata-rata stasiuntelevisemenanyangkan acara tak berkualitas tapi kenapa masih betah berada didepan Televisi atau bisa jadi penonton yang tidak cerdas!!!Coba bayangan tontonan tak berkualitas tak ditonton dipastikan acara tersebut tak ditayangkan lagi. Bukan keberlangsungan acara atau program ditelevisi tergantung dari rantingnya. Sedangkan semakin menaiknya ranting suatu acara maka semakin banyak yang akan iklan dan sponsor. Rata-rata ranting acara yang dahsyat adalah program yang tidak mendidik misalnya acara lawakan diberbagai stasiun televise.Atau bisa jadi kita lebih menyukai tontonan tak berkualitas dibanding tayangan membuka imajinasi. Atau bisa karena tak ada pilihan lagi untuk ditonton mau tak mau, suka tak suka harus menonton juga tayangan tak berkualitas.Jadi siapa yang harus disalahkan ketika susah menemui tayangan tak berkualitas. Apakah media, apakah pemerintah tak ketat memberi regulasi atau masyarakat yang tak cerdas!!!Kalau secara pribadi yang salah tetap penontonnya, sudah jelas tayangan dipertontonkan tidak masuk akal, ilustrasi sinetron begitu saja dan lawakan sering menghina masih ditontonkan juga. Media tidak bisa disalahkan karena meraka menanyangkan sesuatu tergantung pasar, tergantung pemilik modal dan tergantung ranting maka wajar tayangan seperti itu. Sedangkan pemerintah hanya sebatas mematau dan menetapkan aturan.Mari jadilah penonton cerdas jangan menghabiskan waktu didepan televise rata-rata tayangan tidak mendidik dan tak masuk akal. Mari biasa menjadi pembaca setia dan penulis bermanfaatAdeemmm bangeeetttt nasehat moralnya hihiiii.