Data dan Informasi Manfaat Dana Desa
Transcript of Data dan Informasi Manfaat Dana Desa
Data dan Informasi Manfaat Dana Desa di Provinsi Bali
Data dan Informasi Manfaat Dana Desa
di Provinsi Bali
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Bekerja Sama dengan
Universitas Udayana
Jakarta 2018
iv
Data dan Informasi Manfaat Dana Desa di Provinsi Bali/Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan informasi. Jakarta, 2018.
+ hlm 14,5 x 21 cmISBN 978-623-7129-52-3
Judul:Data dan Informasi Manfaat Dana Desa di Provinsi Bali/
Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan informasi
Penyusun:
Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, MP, Prof. Dr. I Ketut Rai, Setiabudhi, SH., MS, Dr. Piers Andreas Noak, SH., M.Si,
I Putu Dharmanu Yudharta, S.Sos., MPA, Dr. Ir. Putu Ari Astawa., MS.i, Dr. Ir. Ni Nyoman Ari Mayadewi., MP
D.M Priyantha Wedagama, ST., MT., MSc., Ph.D,I Made Adi Bhaskara, S.Kom
Copyright @ 2018
Ha Cipta dilindungi oleh Undang-undang
All rights reserved
Penerbitan ini dimungkinkan atas kerja sama Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia dengan
Universitas Udayana
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunianya, dokumen executive summary Penyusunan Data dan Informasi tentang Manfaat Dana Desa di Provinsi Bali ini dapat diselesaikan. Dokumen ini disusun agar penggunaan dan pemanfaatan Dana Desa di Provinsi Bali dan Kabupaten Jembrana khususnya menjadi lebih terencana terarah terpadu dan berkesinambungan. Proses penyusunan dokumen Penyusunan Data dan Informasi tentang Manfaat Dana Desa di Provinsi Bali Tahun 2018 melibatkan peran aktif Kementerian Desa, Universitas Udayana, Pemerintah Desa dan masyarakat di lima (5) Desa di Kabupaten Jembrana. Dalam implementasinya senantiasa didukung dan dijadikan pedoman sekaligus arahan bagi semua pihak dalam membuat program dan kegiatan penggunaan dan pemanfaatan Dana Desa untuk mewujudkan Visi Misi Kabupaten Jembrana.
Kami berharap semoga dokumen Penyusunan Data dan Informasi tentang Manfaat Dana Desa di Provinsi Bali Tahun 2018 implentatif dan secara optimal mampu dijadikan dasar untuk mendorong desa agar lebih efektif dalam penggunaannya sebagai investasi dalam peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat desa. Segala upaya telah dilakukan demi kesempurnaan penyusunan dokumen Dana Desa Kabupaten Jembrana Tahun 2018, karena itu kami mengharapkan saran
vi
dan kritik dari berbagai pihak yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai masukan. Semoga dokumen ini dapat dimanfaatkan sebagai mestinya.
Denpasar, Desember 2018
Tim Peneliti Universitas Udayana
vii
KATA SAMBUTAN
Pembangunan Desa sesuai Undangundang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal dan pemanfaatan SDA-Lingkungan secara keberlanjutan. Berbagai jenis intervensi pembangunan desa telah dilakukan, namun belum tersedia data dan informasi tentang pemanfaatan Dana Desa, terkait dengan status perkembangan desa berdasarkan kategori Indeks Desa Membangun. Selain itu, desa juga diharapkan dapat melakukan inovasi dalam pemanfaatan Dana Desa, untuk mendorong desa agar lebih efektif dalam penggunaannya sebagai investasi dalam peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat desa. Terjadinya Inovasi Desa dapat dilatarbelakangi oleh adanya potensi maupun permasalahan desa. Oleh karena itu, diperlukan informasi Inovasi Desa dalam meningkatkan pemanfaatan Dana Desa.
Saya berharap dokumen ini bermanfaat bagi para pengambil keputusan dan pembuat kebijakan di sektor pemerintah khususnya Pemerintahan Desa, serta masyarakat luas. Fakta yang dimuat dalam dokumen ini dapat digunakan untuk merumuskan kebijakan yang tepat agar berpihak kepada rakyat. Fakta yang tertuang dalam dokumen ini juga dapat
viii
menjadi bahan untuk meningkatkan kesadaran semua pihak akan pentingnya mengutamakan kesejahteraan masyarakat desa.
Kepada semua pihak yang telah dengan tekun menyusun dokumen Penyusunan Data dan Informasi tentang Manfaat Dana Desa di Provinsi Bali tahun 2018 ini, saya sampaikan terima kasih dan penghargaan. Jerih payah, kerja keras, dan kerja cerdas Saudara-saudara adalah bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Denpasar, Desember 2018
Ketua Pusat Studi Desa
Universitas Udayana
Prof. Dr. I Ketut Rai Setiabudhi
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL iii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xv
I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Kerangka Fikir 6
1.3 Maksud, Tujuan dan Hasil 6
1.4 Peneriman Manfaat 8
II. LANDASAN KONSEPTUAL 9
2.1 Kosep Good Local Governance di Desa 9
2.2 Pengelolaam Keuangan Desa 12
III. PERKEMBANGAN STATUS DESA 17
3.1 Perubahan Status Desa Tahun 2015-2018 17
3.2 Dinamika Perubahan Status Desa 21
IV. PENGGUNAANDAN PEMANFAATAN DANA DESA 23
4.1 Penggunaan Dana Desa Menurut Bidang Pembangunan Desa 23
4.2 Penggunaan Dana Desa Untuk Pengembangan Lembaga Ekonomi Desa 30
4.3 Pemanfaatan Dana Desa Untuk Keluarga 40
4.4 Kontribusi Dana Desa Terhadap Perubahan Status Desa Menurut Dimensi IDM 42
x
4.5 Faktor Pendorong Dan Penghambat Dalam Penggunaan Dana Desa Terkait Perkembangan Status Desa Menurut Dimensi IDM 94
V. INOVASI DESA 101
5.1 Kebutuhan Inovasi Desa Pada Desa Tidak Mengalami 101
5.2 Inovasi Desa pada Desa dengan Kenaikan Status 103
VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 107
LAMPIRAN 109
DAFTARPUSTAKA 113
xi
DAFTAR TABEL
1.1 Jumlah Desa di Indonesia Berdasarkan Status Perkembangan Desa menurut IDM Tahun 2015 dan 2018 2
1.2 Perkembangan Desa menurut IDM di Provinsi Bali Tahun 2014 4
1.3 Perkembangan Desa menurut IDM di Provinsi Bali Tahun 2018 4
2.1 Peta Governance di Level Desa 11
3.1 Status Desa di Bali Berdasrkan IDM tahun 2015 17
3.2 Status Desa di Bali Berdasrkan IDM tahun 2015 18
3.3 Perubahan status di Desa pada Provinsi Bali 20
3.4 Dinamika Perubahan Status Desa 21
4.1 Penggunaan Dana Desa Menurut Bidang Pemban-gunan Desa Ekasari 24
4.2 Penggunaan Dana desa Menurut Bidang Pemban-gunan Desa Candi Kusuma 25
4.3 Penggunaan Dana Desa menurut Bidang Pemban-gunan Desa Dangintukadaya 26
4.4 Penggunaan Dana Desa menurut Bidang Pemban-gunan Desa Medewi 28
4.5 Penggunaan Dana Desa Menurut Bidang Pemban-gunan Desa Pekutatan 29
4.6 Pemanfaatan Dana Desa untuk Lembaga Ekonomi Desa di Desa Pekutatan 33
4.7 Pemanfaatan Dana Desa untuk Lembaga Ekonomi Desa di Desa Candikusuma 35
xii
4.8 Pemanfaatan Dana Desa untuk Lembaga Ekonomi Desa di Desa Medewi 38
4.9 Kontribusi Dana Desa Terhadap Perubahan Status Desa Menurut Dimensi IDM di Desa Candikusu-ma 43
4.10 Kontribusi Dana Desa Terhadap Perubahan Status Desa Menurut Dimensi IDM di Desa Ekasari 53
4.11 Kontribusi Dana Desa Terhadap Perubahan Status Desa Menurut Dimensi IDM di Desa Medewi 75
4.12 Kontribusi Dana Desa Terhadap Perubahan Status Desa Menurut Dimensi IDM di Desa Pekutatan 84
xiii
DAFTAR GAMBAR
1.1 Perkembangan status Desa di Bali berdasarkan IDM 2015-2018 19
1.2 Pengawasan proyek pengerasan jalan di Desa Ekasari 41
1.3 Faktor pendorong perkembangan status Desa Ekasari 94
1.4 Faktor pendorong perkembangan status Desa Pekutatan 95
1.5 Faktor penghambat perkembangan status Desa Medewi 97
1.6 Beras lokal BUMDes Medewi 97
1.7 Faktor penghambat perkembangan status Desa Candikusuma 98
1.8 Faktor penghambat perkembangan status Desa Dangintukadaya 99
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1.1 Foto dan dokumentasi FGD, pendampingan dari Kemendes dan evaluasi kekegiatan Pusat Studi Desa. 109
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan Desa, sesuai yang diamanatkan Undang- undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa serta penanggulangan kemiskinan melalui: (1) penyediaan kebutuhan dasar; (2) pembangunan sarana dan prasarana; (3) pengembangan potensi ekonomi lokal; dan (4) pemanfaatan SDA-Lingkungan secara keberlanjutan.
Berdasarkan Permendesa PDTT No. 2 Tahun 2016 tentang Indeks Desa Membangun tingkat perkembangan desa dikelompokkan ke dalam 5 kategori, yaitu (1) Sangat Tertinggal, (2) Tertinggal, (3) Berkembang, (4) Maju dan (5) Mandiri. Pada tahun 2018, telah dilakukan survei mengenai Indeks Desa Membangun. Berdasarkan SK Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa No. 52 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa No. 030 Tahun 2016 Tentang Status Kemajuan dan Kemandirian Desa, terlihat adanya perubahan status desa, sebagaimana tercantum pada Tabel 1. Dalam konteks ini, sangat penting untuk mengetahui secara spesifik perubahan status desa tersebut serta dinamika perubahan yang terjadi berdasarkan dimensi pada Indeks Desa Membangun (IDM).
2
Tabel 1.1 Jumlah Desa di Indonesia Berdasarkan Status Perkembangan Desa menurut IDM Tahun 2015 dan 2018
Tahun
Jumlah
Desa
Teriden
tifikasi
Sangat
TertinggalTertinggal Berkembang Maju Mandiri
% % % % %
20151 72.383 13.504 18.66 32.636 45.09 22.506 31.09 3.530 4.88 207 0.29
20182 66.504 5.790 8.71 27.101 40.75 28.791 43.29 4.568 6.87 254 0.38
Sumber: 1 Permendesa PDTT No. 2 Tahun 2016 tentang Indeks Desa Membangun2 SK Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
No. 52 Tahun 2018
Sejak tahun 2015, Kementerian Desa telah memfasilitasi pembangunan desa di setiap Provinsi melalui stimulasi Dana Desa. Berbagai jenis intervensi pembangunan desa telah dilakukan, namun belum tersedia data dan informasi tentang pemanfaatan Dana Desa, terkait dengan status perkembangan desa berdasarkan kategori IDM.
Selain itu, desa juga diharapkan dapat melakukan inovasi dalam pemanfaatan Dana Desa, untuk mendorong desa agar lebih efektif dalam penggunaannya sebagai investasi dalam peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat desa. Terjadinya Inovasi Desa dapat dilatarbelakangi oleh adanya potensi maupun permasalahan desa. Oleh karena itu, diperlukan informasi Inovasi Desa dalam meningkatkan pemanfaatan Dana Desa. Data ini diperlukan untuk menyusun
3
rekomendasi kebijakan/program inovasi pembangunan desa dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan Dana Desa.
Provinsi Bali menjadi salah satu daerah yang memiliki keunikan terkait implementasi otonomi desa. Bali memilik 2 dua desa, yaitu Desa Dinas dan Desa Adat atau ‘ Desa Pakraman’. Desa Dinas adalah desa yang mempunyai tugas melaksanakan berbagai kegiatan organisasi pemerintahan atau kedinasan, sehingga dikenal dengan sebutan Desa Dinas atau Desa Administratif . Sedangkan desa yang satu lagi yang jumlahnya jauh melebihi Desa Dinas yaitu Desa Adat di mana sejak disahkannya Perda Provinsi Bali No. 3 Tahun 2001 dikenal dengan sebutan ‘Desa Pakraman (sebelum itu disebut dengan Desa Adat sesuai Perda No. 6 Tahun 1986). Pakraman, adalah kesatuan masyarakat hukum adat di Provinsi Bali yang mempunyai satu kesatuan tradisi dan tatakrama pergaulan hidup masyarakat secara turun-temurun dalam ikatan ‘Khayangan Tiga’ mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri serta berhak mengurus rumah tangganya sendiri.
Provinsi Bali, merupakan Provinsi yang memiliki 636 Desa. Adapun kategori status perkembangan desa menurut IDM tahun 2014 adalah:
4
Tabel 1.2 Perkembangan Desa menurut IDM di Provinsi Bali Tahun 2014
NONAMA KABUPATEN
SANGAT
TER TINGGAL
TER TINGGAL
BER KEMBANG
MAJU MANDIRI
1 BADUNG 0 1 8 31 6
2 BANGLI 3 25 29 11 0
3 BULELENG 1 41 67 17 3
4 DENPASAR 0 0 13 12 2
5 GIANYAR 0 0 19 37 8
6 JEMBRANA 0 8 24 9 0
7
KARANG
ASEM 0 1 29 42 3
8 KLUNGKUNG 0 2 23 28 0
9 TABANAN 0 0 67 61 5
Tabel 1.3 Perkembangan Desa menurut IDM di Provinsi Bali Tahun 2018
NONAMA
KABUPATENSANGAT
TERTINGGALTER
TINGGALBER
KEMBANGMAJU MANDIRI
1 BADUNG 0 0 0 31 15
2 BANGLI 0 0 48 18 2
3 BULELENG 0 0 89 36 4
4 DENPASAR 0 0 8 15 4
5 GIANYAR 0 0 26 31 7
6 JEMBRANA 0 0 20 21 0
7 KARANGASEM 0 0 20 52 3
8 KLUNGKUNG 0 0 31 19 3
9 TABANAN 0 0 70 60 3
5
Sejak tahun 2015, Kementerian Desa telah memfasilitasi pembangunan desa di setiap Provinsi melalui stimulasi Dana Desa. Berbagai jenis intervensi pembangunan desa telah dilakukan, namun masih memerlukan penyusunan data dan informasi tentang manfaat Dana Desa. Peningkatan Dana Desa tentunya harus diimbangi oleh penyerapan anggaran yang tepat kemudian melihat efektivitas program atau kebijakan agar sesuai dengan kebutuhan sehingga memberikan dampak signifikan terhadap desa. Penelitian ini dalam menilai efektivitas Dana Desa memilih obyek penelitian di Kabupaten Jembrana. Pemilihan desa di Kabupaten Jembrana sebagai obyek penelitian dilandaskan oleh permasalahan atau ketidakmampuan desa-desa di Kabupaten Jembrana menjadi Desa Mandiri. Hal tersebut berdasarkan data tahun 2018, ternyata belum ada satupun desa di Kabupaten Jembrana sebagai Desa Mandiri dibandingkan desa di Kabupaten lainnya di Bali. Setiap kabupaten dan kota di Bali sudah memiliki Desa Mandiri, sedangkan Jembrana secara langsung tertinggal. Kondisi tersebut perlu dianalisa terkait pemanfaatan anggaran Dana Desa dan implementasi Dana Desa selama ini di beberapa desa di Kabupaten Jembrana.
6
1.2 Kerangka Fikir
1.3 Maksud, Tujuan dan Hasil
1.3.1 Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis data dan informasi dinamika perkembangan status desa berdasarkan dimensi Indeks Desa Membangun (IDM);
7
2. Menganalisis data dan informasi pemanfaatan Dana Desa terkait dengan status perkembangan desa, peningkatan kesejahteraan, dan Lembaga Ekonomi Desa.
3. Menganalisis data Inovasi Desa dalam meningkatkan pemanfaatan Dana Desa;
4. Menyusun rekomendasi penggunaan inovasi pembangunan desa dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan Dana Desa.
1.3.2 Hasil
a. T ersedianya Data dan Informasi yang telah teranalisis, yang terkait dengan perkembangan status desa berdasarkan kategori IDM, sekaligus bermanfaat sebagai evidence based kebijakan Inovasi Desa;
b. Tersedianya data dan informasi berdasarkan analisis tentang proses dan alasan pemanfaatan Dana Desa terkait dengan status perkembangan desa, peningkatan kesejahteraan, dan lembaga ekonomi desa;
c. Tersedianya data dan informasi berdasarkan analisis terkait Inovasi Desa pada desa terpilih dalam meningkatkan pemanfaatan Dana Desa;
d. Menghasilkan rekomendasi penggunaan inovasi pembangunan desa dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan Dana Desa.
8
1.4 Peneriman Manfaat
a. Perangkat desa, tokoh masyarakat desa, masyarakat desa dan lembaga adat di lingkup desa yang terpilih sebagai obyek penelitian memahami dan mampu mengaktualisasi pembangunan desa melalui prinsip-prinsip dalam Otonomi Desa.
b. Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana dan Provinsi Bali sebagai pihak atau lembaga yang mengevaluasi kinerja Pemerintah Desa di Bali;
c. Pemerintah Pusat melalui Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal dalam memperoleh gambaran secara umum kinerja kebijakan Otonomi Desa.
9
II. LANDASAN KONSEPTUAL
2.1. Konsep Good Governance di Desa
Membahas tentang good governance sangatlah kompleks karena pandangan-pandangan, kriteria dan makna mengenai good governance. Karena itu membangun sebuah good governance dan dibawa dalam Otonomi Daerah dan Otonomi Desa menjadi tantangan tersendiri. Perbedaan persepsi dalam membangun komitmen dan membuka partisipasi semua elemen di daerah menjadi hambatan begitu juga masalah kultur atau budaya masyarakat kita. Sebab, good governance berkembang di negara maju yang belum tentu sesuai atau dapat diciptakan di sini. Terlepas dari berbagai polemik yang ada mari kita melihat pandangan Garry Stocker (Fadillah,2004:74) yang disebut sebagai penggagas pertama good governance. Dengan lima konsepnya tentang good governance yaitu:
1. Pemanfaatan seperangkat institusi dan aktor baik dalam maupun luar pemerintahan;
2. Menyatu padunya kekuatan pemerintah, sektor swasta dan masyarakat;
3. Saling ketergantungan antara ketiga kekuatan tersebut;
10
4. Terbentuknya jaringan tersendiri antara ketiga kekuatan tersebut;
5. Pemerintah cukup sebagai catalalic agent yang memberikan arahan, tidak perlu menjalankan sendiri.
Kelima konsep coba untuk merefleksikan pelaksanaan Otonomi Daerah guna menciptaan good governance. Peran aktor-aktor pun coba disinergikan secara positif yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Hubungan ketiganya harus seimbang, jangan sampai menimbulkan ketimpangan di satu sisi saja. Pemerintah Daerah berperan membuka lingkungan politik yang kondusif, meningkatkan kepercayaan terhadap swasta dan masyarakat, karena swasta nantinya melakukan investasi di bidang tertentu untuk meningkatkan pendapatan daerah dan membuka lapangan kerja. Jelas Pemerintah Daerah tidak mampu membuka lapangan kerja karena kuota pegawai negeri yang terbatas. Swasta juga membantu meningkatkan perekonomian daerah sebagai bentuk investasi. Dan peran masyarakat membangun interaksi sosial politik, berpartisipasi membangun di daerah serta sebagai kontrol melalui wakil-wakil rakyat di legislatif.
Menerapkan good governance di tingkat desa bukan sesuatu yang mustahil. Menjadi sesuatu yang menarik dalam mendukung desa menjadi sentral pembangunan. Pemerintah Desa menjadi governance desa yang mempunyai relasi dengan BPD, elemen-elemen masyarakat sipil, dan masyarakat ekonomi (Tabel2.1).
11
Tabel 2.1 Peta Governance di Level Desa
Elemen
GovernanceAktor Arena IsuRelasional
Negara Kepala desa dan perangkat desa
Regulasi, kontrol pada masyarakat, pengelolaan kebijakan, keuangan, pelayanan.
Akuntabilitas, transparansi, responsivitas, dan kapasitas
Masyarakat politik
BadanPerwakilan
desa
Representasi, artikulasi, agregasi, formulasi, legislasi, sosialisasi, kontrol
Kapasitas, akuntabilitas, dan responsivitas
Masyarakat sipil Institusi sosial, organisasi sosial, wargamasyarkat
Keswadayaan, kerja sama, gotong-royong, jaringan social.
Partisipasi (voice, access, dan control)
Masyarakat ekonomi
Pelaku dan organisasi ekonomi
Produksi dan distribusi
Akses kebijakan akuntabilitas social
Sumber: Dwipayanadaneko (dalam Sidik, 2015)
Konsep governance di level desa banyak melibatkan komponen masyarakat terutama tokoh adat dan agama. Mewujudkan goodgovernance di tingkat desa seperti di tingkat negara dan Pemerintah Daerah memerlukan sinergitas yang ideal dengan memposisikan Pemerintah Daerah sebagai sentral pembangunan multisektoral di desa.
12
2.2 Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan keuangan desa pastinya akan berbeda jika dibandingkan pemerintahan lainnya seperti Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat. Desa merupakan entitas komunal yang mengedepankan kearifan lokal, atau norma-norma yang melekat dalam desa tersebut. Maka pengelolaan keuangan desa harus mampu menerapkan atau mengakomodir nilai-nilai yang melekat pada desa tersebut, misalnya musyawarah mufakat. Hal tersebut juga perlu diperkuat dengan penerapan asas-asas atau prinsip dalam pengelolaan keuangan desa (Soleh dan rochmansjah, 2015:7) yaitu sebagai berikut :
1. Asas kesatuan, yaitu asas atau prinsip-prinsip yang menghendaki agar semua pendapatan dan belanja desa disajikan dalam kesatuan dokumen anggaran desa;
UU no 6 tahun 2014
2.2 Pengelolaan Keuangan Desa
Good local Governance Pemerintah Desa Swasta Warga Desa ( BPD/ Desa Adat
Otonomi Desa
(Kewenangan & Dana Desa
Kebijakan Pelaksanaan (RPJMDES, APBDES
Output
OUTCOME
13
2. Asas universalitas, yaitu asas atau prinsip yang mengharuskan agar setiap transaksi keuangan desa ditampilkan secara utuh dalam dokumen anggaran desa;
3. Asas Tahunan, yaitu asas atau prinsip yang membatasi masa berlakunya anggaran untuk suatu tahun anggaran.
4. Asas spesialitas, yaitu asas atau prinsip yang mewajibkan agar setiap kredit anggaran yang disediakan terinci secara jelas peruntukannya;
5. Asas akuntabilitas yang berorientasi pada hasil yaitu asas atau prinsip yang menentukan bahwa setiap kegiatan pengelolaan keuangan desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
6. Asas proporsionalitas, yaitu asas atau prinsip yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam pengelolaan keuangan desa;
7. Asas profesionalitas yaitu asas atau prinsip yang mengutamakan keahlian berdasarkan kode etik dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
8. Asas keterbukaan, yaitu asas atau prinsip yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang pengelolaan keuangan desa dengan tetap memperhatikan perlindungan terhadap hak pribadi dan golongan.
14
9. Asas Pemeriksaaan keuangan oleh BPK yang bebas dan mandiri, yaitu asas atau prinsip yang memberikan kebebasan bagi BPK untuk melakukan pemeriksaan keuangan desa dengan tidak boleh dipengaruhi oleh siapapun;
10. Asas value of money, yaitu asas yang menekankan bahwa dalam pengelolaan keuangan desa harus dilakukan secara ekonomis, efisien dan efektif;
11. Asas kejujuran yaitu asas atau prinsip yang menekankan bahwa dalam pengelolaan dana publik (termasuk APBDes) harus dipercayakan kepada apparat yang memiliki integritas dan kejujuran yang tinggi, sehingga potensi munculnya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dapat diminimalkan;
12. Asas pengendalian, yaitu asas atau prinsip yang menghendaki dilakukan monitoring terhadap penerimaan maupun pengeluaran APBDes;
13. Asas ketertiban dan ketaatan adalah asas yang mengharuskan bahwa dalam pengelolaan keuangan desa wajib berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku;
14. Asas bertanggungjawab, yaitu asas yang mewajibkan kepada penerima amanah atau penerima mandat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumberdaya dan pelaksanaan kebijakan;
15
15. Asas keadilan, yaitu asas yang menekankan perlunya keseimbangan distribusi kewenangan dan pendanaanya serta keseimbangan distribusi hak dan kewajiban;
16. Asas kepatutan yaitu asas atau prinsip yang menekankan adanya suatu sikap dan tindakan yang wajar dan proporsional;
17. Asas manfaat untuk masyarakat, yaitu asas atau prinsip yang mengharuskan bahwa keuangan desa wajib digunakan atau diutamakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2014, menyebutkan bahwa asas pengelolaan keuangan desa menerapkan 4 (empat) asas yaitu :
1. Transparan yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapat akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan desa. Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Akuntabel yaitu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Asas akuntabel yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
16
3. Partisipatif yaitu penyelenggaraan Pemerintah Desa yang mengikutsertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa;
4. Tertib dan disiplin anggaran yaitu pengelolaan keuangan desa harus mengacu pada aturan atau pedoman yang melandasinya.
17
III. PERKEMBANGAN STATUS DESA
3.1 Perubahan Status Desa Tahun 2015-2018
Adanya Dana Desa merupakan upaya Pemerintah Pusat dalam menyeimbangkan peran desa dan memaksimalkan pembangunan desa berbasis potensi yang ada. Hal tersebut akan berdampak signifkan terhadap desa-desa di Bali Utara untuk mengubah status mereka dengan meningkatkan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang bersumber Dana Desa. Kurun waktu hampir empat tahun ini akan menjadi menarik melihat perkembangan desa khususnya di Bali dalam status desanya (lihat tabel 3.1 dan tabel 3.2)
Tabel 3.1 Status desa di Bali berdasarkan IDM tahun 2015
NOKOTA /
KAB
TOTAL
JUM
LAH
DESA
STATUS DESA
SANGAT
TER
TINGGAL
TERTINGGALBER
KEMBANGMAJU MANDIRI
Jum
lah (%)
Jum
lah(%)
Jum
lah(%)
Jum
lah(%)
Jum
lah(%)
1 BADUNG 46 0 0.00% 1 2.17% 8 17.39% 31 67.39% 6 13.04%
2 BANGLI 68 3 4.41% 25 36.76% 29 42.65% 11 16.18% 0 0.00%
3 BULELENG 129 1 0.78% 41 31.78% 67 51.94% 17 13.18% 3 2.33%
4 DENPASAR 27 0 0.00% 0 0.00% 13 48.15% 12 44.44% 2 7.41%
5 GIANYAR 64 0 0.00% 0 0.00% 19 29.69% 37 57.81% 8 12.50%
6 JEMBRANA 41 0 0.00% 8 19.51% 24 58.54% 9 21.95% 0 0.00%
7KARANG
ASEM 75 0 0.00% 1 1.33% 29 38.67% 42 56.00% 3 4.00%
8KLUNG
KUNG 53 0 0.00% 2 3.77% 23 43.40% 28 52.83% 0 0.00%
9 TABANAN 133 0 0.00% 0 0.00% 67 50.38% 61 45.86% 5 3.76%
TOTAL 636 4 0.58% 78 10.59% 279 42.31% 248 41.74% 27 4.78%
18
Tabel 3.2 Status desa di Bali berdasarkan IDM tahun 2018
NOKOTA / KAB
TOTAL JUM LAH DESA
STATUS DESA
SANGAT TER TINGGAL
TER TINGGAL
BER KEMBANG
MAJU MANDIRI
Jum lah
(%)Jum lah
(%)Jum lah
(%)Jum lah
(%)Jum lah
(%)
1 BADUNG 46 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 31 67.39% 15 32.61%
2 BANGLI 68 0 0.00% 0 0.00% 48 70.59% 18 26.47% 2 2.94%
3 BULELENG 129 0 0.00% 0 0.00% 89 68.99% 36 27.91% 4 3.10%
4 DENPASAR 27 0 0.00% 0 0.00% 8 29.63% 15 55.56% 4 14.81%
5 GIANYAR 64 0 0.00% 0 0.00% 26 40.63% 31 48.44% 7 10.94%
6 JEMBRANA 41 0 0.00% 0 0.00% 20 48.78% 21 51.22% 0 0.00%
7KARANG ASEM
75 0 0.00% 0 0.00% 20 26.67% 52 69.33% 3 4.00%
8KLUNG KUNG
53 0 0.00% 0 0.00% 31 58.49% 19 35.85% 3 5.66%
9 TABANAN 133 0 0.00% 0 0.00% 70 52.63% 60 45.11% 3 2.26%
TOTAL 636 0 0 0 0 312 44.04% 283 47.48% 41 8.48%
Data di atas menunjukkan perkembangan yang cukup signifkan dari status Indeks Desa Membangun di Provinsi Bali, karena terlihat perkembangan atau perubahan status yang cukup besar terutama pada desa kategori Desa Mandiri. Kemudian juga yang signifikan adalah tidak ada lagi desa dengan kategori Desa Sangat Tertinggal dan Desa Tertinggal di Provinsi Bali. Akan tetapi, kondisi tersebut menjadi tantangan dalam mempertahankan dan meningkatkan status desa menuju Desa Mandiri . Secara prosentase terkait perkembangan desa dapat dilihat pada grafik berikut ini :
19
Gambar 1.1 Perkembangan Status Desa di Bali berdasarkan IDM 2015-2018
Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa terjadi perununan menjadi tidak ada sama sekali desa dengan kategori Sangat Tertinggal dan Tertinggal. Sedangkan Desa Berkembang mengalami peningkatan, begitu halnya prosentase Desa Maju mengalami meningkatan. Kondisi tersebut juga terjadi pada peningkatan signifikan terhadap desa dengan kategori Desa Maju dalam Indeks Desa Membangun.
0.58%
10.59%
42.31% 41.74%
4.78%
0 0
44.04% 47.48%
8.48%
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
45.00%
50.00%
SANGAT TERTINGGAL
TERTINGAL BERKEMBANG MAJU MANDIRI
2015 2018
20
Tabel 3.3 Perubahan status di Desa pada Provinsi Bali
NO KOTA / KABPERUBAHAN STATUS DESA (Jumlah/Persentase)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BADUNG 0 0 1 0 8 0 9 23
2 BANGLI 3 0 23 2 11 18 2 7
3 BULELENG 0 0 28 2 16 47 2 11
4 GIANYAR 0 0 0 0 7 12 2 22
5 JEMBRANA 0 0 7 0 11 13 0 7
6 KARANGASEM 0 0 0 1 13 16 1 35
7 KLUNGKUNG 0 0 1 1 2 14 3 13
8 KOTA DENPASAR 0 0 0 0 9 4 2 6
9 TABANAN 0 0 0 0 13 54 0 43
TOTAL 3 0 60 6 90 178 21 167
Keterangan:
1. Desa Sangat Tertinggal (2015) dengan status telah meningkat menjadi Desa Tertinggal/Berkembang (2018).
2. Desa Sangat Tertinggal (2015) dengan status tetap (2018).
3. Desa Tertinggal (2015) dengan status telah meningkat menjadi Desa Berkembang/Maju (2018).
4. Desa Tertinggal (2015)dengan status tetap (2018).
5. Desa Berkembang (2015) dengan status telah meningkat menjadi Desa Maju/Mandiri i(2018).
6. Desa Berkembang (2015) dengan status tetap (2018).
7. Desa Maju (2015) dengan status telah meningkat menjadi Desa Mandiri i(2018).
8. Desa Maju (2015) dengan status tetap (2018).
21
3.2 Dinamika Perubahan Status Desa
Tabel 3.4 Dinamika Perubahan Status Desa
No. DimensiRata-Rata Skor Indikator IDM Provinsi
Tahun 2015 Tahun 2018
1. Ketahanan Sosial 0.57 0.7588
Sarana Kesehatan 3.34 4.9390
Sarana Pendidikan 3.14 1.6725
Modal Sosial 3.51 3.9721
Permukiman 3.81 4.6635
2. Ketahanan Ekonomi 0.77 0.4550
Keragaman Produksi 3.82 3.9591
Pusat layanan
perdagangan2.52 3.4890
Akses distribusi logistik 0.4 0.0000
Akses ke lembaga
keuangan dan
perkreditan
1.7 1.4127
Lembaga ekonomi 2.97 4.2799
Keterbukaan wilayah 3.94 4.1494
3. Ketahanan Ekologi 0.77 0.6293
Kualitas Lingkungan 0.76 4.7516
Potensi Rawan Bencana
dan Tanggap Bencana 0.82 3.0857
23
IV. PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN DANA DESA
4.1 Penggunaan Dana Desa Menurut Bidang Pembangunan Desa
A. Desa Ekasari
Desa Ekasari adalah desa yang tergolong Desa Maju berdasarkan Indeks Desa Membangun. Desa Ekasari berada di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Desa Ekasari merupakan salah satu desa di Kabupaten Jembrana yang tidak berbatasan langsung dengan laut. Selain itu Desa Ekasari memiliki peruntukan lahan yang beragam yaitu mulai dari sawah, tegal, perkebunan dan Hutan. Tentunya, hal tersebut menjadi salah satu potensi yang dapat dikembangkan melalui Inovasi Desa di Desa Ekasari. Inovasi pada Desa Ekasari tentunya memperoleh anggaran melalui Dana Desa dan pelaksanaanya melibatkan masyarakat desa. Adapun penggunaan Dana Desa menurut bidang berdasarkan perkembangan status desa adalah sebagai berikut :
24
Tabel4.1 Penggunaan Dana Desa Menurut Bidang Pembangunan Desa Ekasari
NoKriteria Desa / Penggunaan
REALISASI TAHUN
2015 2016 2017 2018*
Rp % Rp % Rp % Rp %
A. Desa MAJU
DESA:EKASARI /KAB:JEMBRANA
1. Pemerintahan Desa
-
2. Pembangunan Desa
299.185.000,00 99.9
649.308.478 97.27 837.323.500 96.05 861.775.000 96.37
3. Pembinaan Masyarakat
-
-
4. Pemberdayaan Masyarakat
-
12.500.000 1.87 36.814.000 4.22 21.045.000 2.35
JUMLAH 299.483.690,27 99.98 667.547.978 99.14 871.757.202 (100.27) 894.261.000 98.72
Keterangan: *Realisasi Termin I
B. Desa Candikusuma
Desa Candikusuma merupakan desa yang termasuk dalam kategori Desa Maju pada Kabupaten Jembrana. Akan tetapi
25
memiliki potensi yang cukup besar untuk meningkat menjadi Desa Mandiri. Potensi-potensi yang ada harus mampu dioptimalkan tentunya dengan inovasi-inovasi yang tepat guna. Adapun penggunaan Dana Desa menurut bidang pembangunan desa yang dilakukan di Desa Candikusuma adalah sebagai berikut :
Tabel4.2 Penggunaan Dana Desa Menurut Bidang Pembangunan Desa Candikusuma
No
REALISASI TAHUN
Kriteria Desa
/ Penggunaan 2015 2016 2017 2018*
Rp % Rp % Rp % Rp %
B. Desa MAju
DESA:
Desa Candi
Kusuma/KAB:
Jembrana
1Pemerintahan
Desa
2Pembangunan
Desa 164.872.000,0054.02 379.348.000 55.05 876.429.136 96.99 781.377.700 75.02
3Pembinaan
Masyarakat 119.380.195 17.33
4Pemberdayaan
masyarakat 140.314.712,14 45.98 190.291.000 27.62 26.315.000 2.91 136.625.500 13.13
JUMLAH 305.186.712,14 100 689.019.195,00 100 903.638.136,00 9.99
1.040.838.00088.15
Keterangan: *Realisasi Termin I
26
C. Desa Dangin Tukadaya
Desa Dangin Tukadaya adalah desa yang berada di Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana. Desa ini bisa dikatakan berada pada Wilayah Tengah Kabupaten Jembrana. Walaupun berada di wilayah perkotaan, Desa Dangin Tukadaya memiliki lahan yang cukup luas terkait area persawahan. Selain itu ada juga, warga desa yang menjadi peternak sapi, ayam, kerbau dan lainnya. Adapun terkait penggunaan Dana Desa di Desa Dangin Tukadaya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Penggunaan Dana Desa Menurut Bidang Pembangunan Desa Dangin Tukadaya
No
Kriteria
Desa /
Penggunaan
REALISASI TAHUN
2015 2016 2017 2018*
Rp % Rp % Rp % Rp %
B.Desa
Berkembang
DESA: Desa
Dangin
Tukadaya/
Kabupaten
Jembrana
1Pemerintahan
Desa- -
2Pembangunan
Desa 282.786.595,00 94.95 627.584.444,00 94.9 862.530.710,00 99.99 423.383.600,00 45.19
27
3Pembinaan
Masyarakat 33.750.000,00 5.1
4Pemberdayaan
masyarakat44,813,300,00 4.78
JUMLAH 297.,813.837,00 99,94 661.334.444,00 100 862.531.210,00 99.99 936.865.000,00 49.97
D. Desa Medewi
Luas wilayah Desa Medewi 2.561 ha dengan jumlah penduduk 3.860 jiwa, dengan sistem pemerintahan yang terdiri dari beberapa perangkat desa seperti Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kelian Dinas ( Banjar) dan Kelian Dusun, dan terbagi menjadi lima dusun yaitu Dusun Persinggahan, Dusun Loloan, Dusun Delod Setra, Dusun Baler Setre, dan Dusun Dauh Pangkung Selepo. Desa Medewi adalah desa yang berada di Kecamatan Pekutatan, dari segi letak geografisnya menunjukkan bahwa Desa Medewi berada di pesisir pantai. Dana Desa nantinya harus mampu dikelola untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Ada pun penggunaan Dana Desa munurut bidang pembangunan desa di Desa Medewi adalah sebagai berikut :
28
Tabel 4.4Penggunaan Dana Desa Menurut Bidang Pembangunan Desa Medewi
No
Kriteria Desa /
Penggunaan
REALISASI TAHUN
2015 2016 2017 2018*
Rp % Rp % Rp % %
C. Desa
Berkembang
DESA:Medewi/
KAB: Jembrana
1. Pemerintahan
Desa
2.Pembangunan
Desa191.897.000,00 65,37 517.715.076,00 80.24 789.527.150,00 94.15 359.664.700,00 41.34
3.Pembinaan
Masyarakat53.809.000,00 18,33 120.500.000,00 18,68
4.Pemberdayaan
masyarakat- - 6.987.959,00 1.08 48.734.000,00 5.81 40.293.500,00 4.63
JUMLAH 293.548.596,03 100,00 645.203.035,00 100 838.578.940,00 99,96 870.097.000,00 45.97
Keterangan: *Realisasi Termin I
E. Desa Pekutatan
Desa Pekutatan memiliki luas wilayah 16,62 km2², dengan jumlah penduduk sampai dengan tahun 2017 berjumlah 5.611 jiwa terdiri dari 2.767 laki-laki dan 2.844 perempuan. Desa Pekutatan memiliki komoditas utama dalam sektor perkebunan yaitu kakao. Kabupaten Jembrana merupakan penghasil terbesar kakao di Bali dengan tingkat produksi rata-rata sebesar 47,00 % dari total produksi kakao Bali. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kakao merupakan salah satu hasil bumi Jembrana khususnya Desa Pekutatan yang berpotensi.
29
Oleh karena itu, perlu untuk melihat sejauh mana penggunaan Dana Desa di Desa Pekutatan, adapun penggunaan Dana Desa di Desa Pekutatan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Penggunaan Dana Desa Menurut Bidang Pembangunan Desa Pekutatan
NoKriteria Desa /
Penggunaan
REALISASI TAHUN
2015 2016 2017 2018*
Rp % Rp % Rp % Rp %
D. Desa Maju
DESA: Pekutatan/
KAB: Jembrana
1. Pemerintahan
Desa
2. Pembangunan
Desa 163.246.000,00 54.14 166.806.809,00 24.70 884.482.729,00 100.14 281.396.600,00
47.87
3. Pembinaan
Masyarakat 15.000.000,00 4.97 355.865.000,00 52.70
4. Pemberdayaan
masyarakat 152.617.500,00 22.60 66.121.000,00 11.25
JUMLAH 301.539.884,08,00100.00 675.289.309,00 100
883.251.701,00(100.14) 587.890.200,00
63.23
Keterangan: *Realisasi Termin I
30
4.2 Penggunaan Dana Desa Untuk Pengembangan Lembaga Ekonomi Desa
Ekonomi desa merupakan salah satu indikator dalam pelaksanaan Otonomi Desa melalui Dana Desa dari APBN. Peningkatan perekonomian desa akan memberikan dampak yang sangat signifikan, tidak hanya terhadap seluruh komponen di desa akan tetapi berdampak kepada perekonomian di Kabupaten/ Kota hingga Pemerintah Pusat. Hal tersebut merupakan harapan akan dampak Otonomi Desa terutama di sektor ekonomi. Harapan bahwa desa menjadi daerah yang maju dari sisi ekonomi tentu akan menghadapi tantangan dan ancaman dalam mencapainya. Tantangan dan ancaman utama adalah memperkuat peran lembaga ekonomi desa sebagai mesin penggerak perekonomian di level desa.
Lembaga ekonomi desa tentunya banyak jenisnya, salah satu lembaga yang diharapkan muncul, berkembang dan maju adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Amanah undang-undang tentang Otonomi Desa pada Pasal 87 UU menyatakan bahwa BUM Desa dapat dibentuk oleh Pemerintah Desa yang dikelola dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan untuk mendayagunakan segala potensi ekonomi, kelembagaan perekonomian, serta potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Selain BUMDes, tentunya ada banyak lembaga ekonomi desa yang perlu ditingkatkan kinerjanya dalam pelaksanaan Otonomi Desa. Provinsi Bali juga memilik lembaga perekonomian
31
yang berbasis pada adat yaitu Lembaga Perkreditan Desa(LPD). Hal tersebut menjadi sesuatu yang menarik seperti yang kami jelaskan pada latar belakang. Dualisme desa di Bali secara khusus akan menjadi kekuatan dalam pelaksanaan Otonomi Desa. Membanguan sinergitas antar Desa Dinas dengan Desa Adat tentunya akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan desa.
Dana Desa menjadi sebuah trigger untuk mendukung atau mendorong lembaga ekonomi desa yang dimiliki Pemerintah Desa. Apabila lembaga ekonomi desa maju maka desa akan memperoleh tambahan pendapatan desa dan memberdayakan masyarakat dari segi lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, untuk melihat sejauh mana penggunaan dan pemanfaatan Dana Desa adalah sebagai berikut :
A. Pemanfaatan Dana Desa untuk Lembaga Ekonomi Desa di Desa Maju.
1. Desa Ekasari
Desa Ekasari sebagai desa yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu dari Desa Tertinggall menjadi Desa Maju. Peningkatan tersebut memberikan motivasi tersendiri kepada masing-masing desa menjadi Desa Maju. Jika melihat dari penggunaan dan pemanfaatan Dana Desa dalam lembaga ekonomi desa maka untuk Desa Ekasari memang belum mengalokasikan Dana Desa yang diperoleh secara langsung untuk lembaga ekonomi desa. Penggunaan dan pemanfaatan
32
Dana Desa di Desa Ekasari lebih memperkuat infrastruktur desa seperti jalan desa. Selain itu Dana Desa juga untuk pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa dalam pengelolaan potensi yang ada seperti pembibitan sayuran dan pemberdayaan dalam penanaman sayuran.
2. Desa Pekutatan
Desa Pekutatan merupakan salah satu desa dengan status Maju pada IDM tahun 2018 yang mampu mempertahankan status desanya. Selain itu, Desa Pekutatan juga memiliki nilai IDM yang besar jika dibandingkan Desa Maju lainnya di Kabupaten Jembrana. Oleh karena itu menjadi menarik untuk menganalisis sejauh mana pengaruh Dana Desa terhadap peningkatkan nilai dalam Indeks Desa Membangun pada Desa Pekutatan. Salah satu aspek yang penting dalam peningkatkan Indeks Desa Membangun adalah aspek penguatan lembaga ekonomi desa. Pembangunan desa melalui sektor ekonomi tentunya akan memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan status desa hingga menjadi Desa Mandiri. Lembaga ekonomi desa di Desa Pekutatan hanya terdiri dari Badan Usaha Milik Desa yang orientasinya simpan pinjam. Adapun bentuk penggunaan dan pemanfaatan Dana Desa pada lembaga ekonomi desa di Desa Pekutatan adalah sebagai berikut :
33
Tabel4.6 Pemanfaatan Dana Desa untuk Lembaga Ekonomi Desa di Desa Pekutatan
NoKriteria Desa / Penggunaan
TAHUN
2015 2016 2017 2018*
Rp %** Rp %** Rp %** Rp. %**
D. Desa Maju
DESA:Pekutatan KAB:Jembrana
1. Pemerintahan Desa
-
2. Pembangunan Desa
-
3. Pembinaan Masyarakat
-
4. Pemberdayaan masyarakat
- Pelatihan Manjemen Pengelolaan Bum Desa
24.335.000,00 4.14
-
- Pelatihan Usaha Ekonomi Produktif
20.000.000,00 2.96
Keterangan:
* Realisasi Termin I
** Persentase realisasi dihitung dari nilai alokasi Dana Desa untuk masing-masing kegiatan dibagi jumlah Dana Desa yang diterima per desa per tahun
34
3. Desa Candikusuma
Desa Candikusuma merupakan salah satu Desa Maju di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Desa Candikusuma memiliki potensi yang beragam terutama di sektor perkebunan dan kelautan. Hasil-hasil perkebunan terutama kelapa menjadi potensi unggulan di Desa Candikusuma. Perkebunan kelapa menjadi komoditas utama dan menjadi kebutuhan mendasar masyarakat Bali. Hal ini didasari oleh setiap upacara adat, upacara keagamaan dan bahan pokok masakan. Perkebunan kelapa tentunya akan memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian masyarakat Desa Candikusuma dari segi kebermanfaatan dalam segi pendapatan masyarakat.
Sektor lainnya yang menjadi potensi unggulan di Desa Candikusuma adalah sektor kelautan karena berada di daerah pesisir pantai. Hasil-hasil laut menjadi produk yang memberikan output yang besar bagi masyarakat desa. Hasil-hasil laut berupa berbagai jenis ikan menjadi produk yang dibutuhkan di Kabupaten Jembrana hingga kebutuhan pariwisata di luar Kabupaten Jembrana. Selain itu hasil laut berupa ikan nanti juga diolah menjadi produk-produk olahan seperti ikan asin dan abon ikan. Kegiatan tersebut dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat di Desa Candikusuma, hasil tersebut dijual kembali dan memberikan manfaat dalam memberikan pendapatan tambahan.
Adapun bentuk penggunaan dan pemanfaatan Dana Desa di Desa Candikusuma dalam Lembaga Ekonomi Desa adalah sebagai berikut :
35
Tabel 4.7 Pemanfaatan Dana Desa untuk Lembaga Ekonomi Desa di Desa Candikusuma
No
Kriteria Desa / Penggunaan
TAHUN
2015 2016 2017 2018*
Rp %** Rp %** Rp %** RP %**
D. Desa Maju
DESA: Candikusuma KAB:Jembrana
1. Pemerintahan Desa
-
-
-
2. Pembangunan Desa
-
-
-
-
-
3. Pembinaan Masyarakat
-
-
-
- Bantuan kepada BPD
58.100.000,00 8,43
4. Pemberdayaan masyarakat
- Kegiatan Peningkatan Ekonomi Produktif Subak
14.000.000,00 1.55
36
No
Kriteria Desa / Penggunaan
TAHUN
2015 2016 2017 2018*
Rp %** Rp %** Rp %** RP %**
- Peningkatan Usaha Ekonomi dan Perdagangan (BUMDES)
28.333.000,00 4.11
- Peningkatan Kapasitas BPD/ Lembaga Masyarakat
5.350.000,00 0.78
Keterangan:
* Realisasi Termin I
** Persentase realisasi dihitung dari nilai alokasi Dana Desa untuk masing- masing kegiatan dibagi jumlah Dana Desa yang diterima per desa per
tahun
4. Desa Medewi
Desa Medewi merupakan desa yang berada pada kecamatan Pekutatan Kabupaten Jembrana. Desa ini berbatasan langsung dengan samudera Indonesia di sebelah selatan, sehingga terkenal akan pariwisata pantai khusus bagi wisatawan yang ingin surfing dan menikmati sunset. Desa Medewi letaknya adalah membujur dari arah selatan ke utara dimana di tengah-tengah Desa Medewi membentang areal persawahan .
Batas wilayah Desa Medewi:
• Utara : dibatasi oleh hutan Negara.
• Timur : dibatasi oleh Desa Pulukan
37
• Selatan : dibatasi oleh Samudera Indonesia
• Barat : dibatasi oleh Desa Yeh Sumbul
Luas wilayah Desa Medewi 2.561 ha dengan jumlah penduduk 3.860 jiwa, dengan sistem pemerintahan yang terdiri dari beberapa perangkat desa seperti Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kelian Dinas ( Banjar) dan Kelian Dusun, dan terbagi menjadi lima dusun yaitu Dusun Persinggahan, Dusun Loloan, Dusun Delod Setra, Dusun Baler Setre, dan Dusun Dauh Pangkung Selepo.
Budaya yang ada di Desa Medewi ada berbagai macam kesenian budaya seperti Purdah ( dzikir), Hadrah, dan Sambroh. Kesenian purdah dan hadrah personilnya kaum laki-laki, dan sambroh bagi kaum perempuan, kemudian peninggalan-peninggalan yang ada berupa prasasti-prasasti seperti tombak, patung, dan lencana-lencana(surat berharga).
Pariwisata yang ada di Desa Medewi adalah pantai Medewi (Medewi Beach) dimana ada sebuah Tanjung Pulau yang menyebabkan adanya ombak yang besar dan kemudian dimamfaatkan sebagai tempat olahraga selancar( surfing), yang ditemukan oleh orang Australia yaitu John Davied, pada tahun 1972. Pantai Medewi terkenal dengan ombaknya yang bagus dan besar sehingga banyak turis yang datang untuk liburan. Masyarakat Medewi mempunyai sebuah inisiatif untuk mulai membangun penginapan-penginapan bagi turis yang sedang berlibur dan seiring perkembangan zaman penginapan-penginapan tersebut direnovasi menjadi hotel-hotel mewah dan berkelas yang sesuai standar Internasional.
38
Potensi–potensi yang dimiliki Desa Medewi perlu dukungan yang optimal dari lembaga ekonomi desa, misalnya BUMDes. Adapun penggunaan dan pemanfaatan Dana Desa di Desa Medewi adalah sebagai berikut :
Tabel4.8 Pemanfaatan Dana Desa untuk Lembaga Ekonomi Desa di Desa Medewi
NoKriteria Desa / Penggunaan
TAHUN
2015 2016 2017 2018*
Rp %** Rp %** Rp %** Rp %**
D. Desa Berkembang
DESA: Medewi KAB:Jembrana
1.
-
2. Pembangunan Desa
-
3. Pembinaan Masyarakat
-
- Kegiatan Ekonomi produktif Subak
30.000.000,00 4.65
4. Pemberdayaan masyarakat
- Pelatihan Manajemen Pengelolaan Bum Desa
2.666.500,00 0.31
39
5. Desa Dangin Tukadaya
Desa Dangin Tukadaya adalah desa yang berada di Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana. Desa ini berapa di Wilayah Tengah Kabupaten Jembrana. Walaupun berada di perkotaan, Desa Dangin Tukadaya memiliki lahan persawahan yang cukup luas. Selain bertani, ada juga, warga desa yang menjadi peternak sapi, ayam, kerbau dan lainnya. Potensi alam berupa perkebunan yaitu 338,86 hektar lahan kelapa dengan produksi 279,75 ton pada tahun 2017. Kemudian 197,15 hektar lahan coklat dengan produksi 83,03. Sedangkan Industri kecil sejumlah 6 dan kerajinan rumah tangga 156. Selain itu terdapat Kelompok ternak Tunas Mekar Banjar Yeh Mekecir, Desa Dangin Tukadaya Kecamatan Jembrana dan BUMDes.
Desa Dangin Tukadaya ingin memperkuat kapasitas dan kualitas masyarkat desanya dalam menghadapi persaingan nasional dan global. Tantangan tersebut coba diimplementasikan menjadi sebuah kesempatan bagi masyarakat melalui perhatian besar esa Dangin Tukadaya, salah satunya dengan memberikan pelatihan kepada warganya. Masyarakat desa menjadi pilar penting dalam pembangunan desa karena kemajuan dan kemunduran pembangunan desa tergantung dari partisipasi masyarkat desanya. Desa di Bali, memiliki budaya yang kuat dalam hal kebersamaan antar masyarakat atau menjaga toleransi dengan umat agama lainnya. Hal tersebut menjadi modal utama dalam memperkuat pembangunan desa berbasis masyarakat dengan melakukan pemberdayaan masyarakat.
40
Otonomi desa melalui Dana Desa menjadi sebuah kesempatan bagi Pemerintah Desa dalam mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Potensi-potensi tersebut menjadi perhatian untuk dikembangkan melalui lembaga-lembaga ekonomi berbasis desa, agar manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh Pemerintah Desa dan masyarakat desa. Dalam pelaksanaan Otonomi Desa melalui desa pada Desa Dangin Tukadaya terlihat sejak tahun 2015 hingga tahun 2018, masih belum terdapat anggaran yang fokus kepada Lembaga Ekonomi Desa seperti BUMDes.
4.3 Pemanfaatan Dana Desa Untuk Keluarga Pra Sejahtera Dan Sejahtera I
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara secara mendalam pada lima desa yang terpilih menunjukkan bahwa masyarakat desa yang tergolong Pra sejahtera dan sejahtera I merasakan manfaat dari Dana Desa tersebut. Desa Ekasari kegiatan yang bersumber Dana Desa lebih kepada pembangunan infrastruktur desa, seperti jalan desa (Gambar 1)
41
Gambar 1.2 Pengawasan proyek pengerasan jalan desa di Desa Ekasari
Sumber : Polda Bali
Pembangunan jalan desa tentunya akan memperlancar aksesibilitas masyarakat desa, terutama bagi masyarakat Pra sejahtera dan sejahtera I. Kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Desa Ekasari, tetapi juga terjadi di empat desa lainnya. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan tidak hanya berupa jalan desa akan tetapi jembatan serta irigasi dan drainase. Sehingga menjadikan jalan-jalan desa lebih bagus dari sebelumnya. Hal tersebut menjadikan Kabupaten Jembrana, dinobatkan sebagai peringkat kedua terbaik nasional dalam pemanfaatan Dana Desa. Seluruh desa telah mampu membangun jalan desa sepanjang 129 km, 8 jembatan, dan 4 unit pasar.
42
Keluarga Pra sejahtera dan sejatera I di lima desa terpilih, dijadikan sasaran dan dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan tersebut yang bersumber Dana Desa. Kegiatan tersebut secara langsung memperlancar perekonomian warga atau masyarakat sejahteran dan pra sejahtera I. Mereka mendapatkan perkerjaan tambahan serta penghasilan tambahan dalam mengerjakan proyek pembangunan infrastruktur desa tersebut. Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara di Desa Medewi dan Desa Dangin Tukadaya, keluarga sejahtera dan pra sejahtera I membutuhkan program atau kegiatan yang bersifat suistanable atau berkelanjutan yang berumber dari desa. Harapannya agar mereka lebih merasakan manfaat Dana Desa secara langsung.
4.4 Kontribusi Dana Desa Terhadap Perubahan Status Desa Menurut Dimensi IDM
43
NO
2015
2018
1D
IME
NSI
KE
TA
HA
NA
N
SOSI
AL
aSa
rana
K
eseh
atan
Pelayanan
Kesehatan
Waktu tempuh ke
prasarana kesehatan < 30
menit
55
Tidak terjadi perubahan (pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jarak ke Puskesmas
1 km dengan waktu tempuh hanya 2
menit)
Tersedia tenaga
kesehatan bidan
55Tidak terjadi perubahan dengan 2 orang
tenaga kesehatan bidan
Tersedia tenaga
kesehatan dokter
0Terjadi perubahan karena ada
penam
bahan 1 tenaga kesehatan dokter
Kerjasama dengan
dinas kesehatan
kabupaten Jembrana
dalam
menyediakan
tenaga dokter
Tersedia tenaga
kesehatan lainnya
4Terjadi perubahan karena ada
penam
bahan tenaga kesehatan selain
dokter dan bidan
Tenaga peraw
at
yang bertambah,
pada poskesdes.
Mem
percepat dan
mem
permudah
layanan kesehatan
di desa
Keberdayaan
Masyarakat
untuk
Kesehatan
Akses ke Poskesdes dan
Polindes
5
Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jarak ke Poskesdes
dan Polindes 3.5 km dan dapat ditem
puh
dalam
10 menit)
Masih terdapat
perbaikan jalan di
desa Candikusuma
KE
N
DA
LA
KO
N
TR
IBU
SI
DA
NA
D
ESA
**
PEN
D
OR
ON
G
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
R
SKO
R I
DM
*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
A. PR
OVIN
SI: Bal
i /K
AB: Je
mbr
ana
DESA
: C
andik
usu
ma
Tab
el 4
.9 K
ontr
ibusi
Dan
a D
esa
Ter
had
ap P
eruba
han
Sta
tus
Des
a M
enuru
t D
imen
si I
DM
di
Des
a C
andik
usu
ma
44
NO
2015
2018
KE
N
DA
LA
KO
N
TR
IBU
SI
DA
NA
D
ESA
**
PEN
D
OR
ON
G
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
R
SKO
R I
DM
*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
Akses ke Posyandu
12
Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 sudah terdapat 3
unit Posyandu
Berupa kegiatan
pelatihan dan
pem
binaan yang
bersumber dari
dana desa,
Tingkat aktivitas
Posyandu
5Tidak terjadi perubahan karena aktifitas
Posyandu sudah aktif dengan peserta 280
orang
Jaminan
Kesehatan
Tingkat kepesertaan
BPJS
55
Tidak terjadi perubahan karena sebagian
besar warga ikut BPJS dengan Peserta
BPJS 4900 orang)
bSa
rana
Pe
ndid
ikan
Akses
Pendidikan
Dasar dan
Menengah
Akses ke pendidikan
SD/M
I <3Km
55
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jumlah SD 4 unit
dengan tenaga pengajar 32 orang dan
akses berjarak 300 m dengan waktu
tempuh 2 menit ke SD/M
I terdekat
Akses ke SM
P/M
TS < 6
km
51
Terjadi perubahan, pada kurun waktu
2015 dan 2018 jumlah SM
P hanya 1 unit
dengan tenaga pengajar 3 orang dan
akses berjarak 1 km ke SM
P/M
TS
terdekat
Akses ke SM
U/SMK < 6
Km
5Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 tidak ada SM
A
45
NO
2015
2018
KE
N
DA
LA
KO
N
TR
IBU
SI
DA
NA
D
ESA
**
PEN
D
OR
ON
G
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
R
SKO
R I
DM
*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
Kegiatan pem
berantasan
buta aksara
0Tingkat pendidikan sebagian besar warga
adalah tamatan SM
A/sederajat
Kegiatan PAUD
50
Terjadi perubahan, pada kurun waktu
2015 dan 2018 jumlah PAUD hanya 5
unit dengan tenaga pengajar 11 orang
dan akses berjarak 250 m ke PAUD
terdekat
Belum ada
kontribusi
Kegiatan PKBM/Paket
ABC
00
Akses ke pusat
keteram
pilan/ kursus
00
Akses ke
pengetahuan
Tam
an Bacaan
Masyarakat
00
cM
odal
Sos
ial
Mem
iliki
Solidaritas
Sosial
Kebiasaan gotong
royong
58
Terjadi perubahan, kegiatan gotong
royong sangat sering dilakukan dengan
frekuensi setiap bulan
Pem
binaan dan
pem
berdayaan
masyarakat
mendapatkan
dukungan yang
signifikan dari dana
desa
Keberadaan ruang
publik terbuka bagi
warga yang tidak
berbayar
51
Terjadi perubahan, karena tahun 2018
tidak ada ruang publik terbuka bagi
warga
Pem
bangunan ruang
publik sudah ada
berupa taman akan
tetapi tidak
bersumber dari
dana desa
Ketersediaan fasilitas
atau lapangan olah raga
2Terdapat 3 unit fasilitas/lap olahraga
46
NO
2015
2018
KE
N
DA
LA
KO
N
TR
IBU
SI
DA
NA
D
ESA
**
PEN
D
OR
ON
G
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
R
SKO
R I
DM
*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
Terdapat kelompok
kegiatan olahraga
22
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 terdapat 1
kelompok olah raga
Warga desa terdiri dari
beberapa suku atau
etnis
51
Tidak ada keragam
an etnis (suku Bali
dengan agam
a yang berbeda-beda)
Pem
binaan
keagam
aan
Warga desa
berkomunikasi sehari-
hari menggunakan
bahasa yang berbeda
51
Terjadi perubahan, warga menggunakan
bahasa Indonesia
Pem
binaan
keagam
aan
Terdapat keragam
an
agam
a di desa
55
Tidak terjadi perubahan, keragam
an
agam
a tetap terjaga (agam
a Islam, Katolik,
Kristen dan Hindu)
Pem
binaan
keagam
aan
Warga desa mem
bangun
pem
eliharaan poskam
ling
lingkungan
55
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 terdapat 1 unit
poskam
ling
Pem
binaan
masyarakat
Partisipasi warga
mengadakan siskam
ling
55
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 warga berpartisipasi
mengadakan siskam
ling
Pem
binaan
masyarakat
Tingkat kriminalitas yang
terjadi di desa
5
Tidak ada kriminalitas (pencurian,
penipuan, penganiayaan, pem
bakaran,
perkosaan, perjudian, dan narkoba) di
desa
Tingkat konflik yang
terjadi di desa
5Tidak ada konflik di desa
Upaya penyelesaian
konflik yang terjadi di
desa
5Belum pernah ada konflik antar
masyarakat
47
NO
2015
2018
KE
N
DA
LA
KO
N
TR
IBU
SI
DA
NA
D
ESA
**
PEN
D
OR
ON
G
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
R
SKO
R I
DM
*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
Kesejahteraan
Sosial
Terdapat akses ke
Sekolah Luar Biasa
15
Terjadi perubahan karena sudah ada 1
unit SLB
Belum ada
kontribusi dana
desa
Terdapat Penyandang
Kesejahteraan Sosial
(anak jalanan, pekerja
seks komersial dan
pengem
is)
55
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 tidak ada
penyandang kesejahteraan sosial
Belum ada
kontribusi dana
desa
Terdapat penduduk
yang bunuh diri
dPe
muk
iman
Akses air
bersih dan air
minum layak
Mayoritas penduduk
desa mem
iliki sumber
air minum yang layak
45
Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 warga desa mem
iliki
sumber air minum yang layak (kem
asan,
PAM, ledeng tanpa meteran, sumur bor,
sumur, mata air)
Perbaikan drainase,
serta lingkungan
desa sehingga
sumber mata air
tetap terjaga
Akses penduduk desa
mem
iliki air untuk
mandi dan mencuci
54
Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 warga desa mem
iliki
sumber air untuk mandi dan mencuci
layak hanya dari sumur bor dan sumur
Perbaikan drainase,
serta lingkungan
desa sehingga
sumber mata air
tetap terjaga
Akses ke
sanitasi
Mayoritas penduduk
desa mem
iliki jamban
55
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 warga desa sudah
menggunakan jamban sendiri
Terdapat tempat
pem
buangan sampah
34
Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 warga desa sudah ada
unit tempat pem
buangan sampah dan
diangkut
48
NO
2015
2018
KE
N
DA
LA
KO
N
TR
IBU
SI
DA
NA
D
ESA
**
PEN
D
OR
ON
G
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
R
SKO
R I
DM
*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
Akses ke
listrik
Jumlah keluarga yang
telah mem
iliki aliran
listrik
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 sebanyak
1661 KK sudah menggunakan sumber
listrik dari PLN
Akses Inform
asi
dan
Komunikasi
Penduduk desa mem
iliki
telepon selular dan
sinyal yang kuat
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 warga desa
sudah dapat mem
peroleh sinyal yang
kuat dari berbagai opeator telepon seluler
Terdapat siaran televisi
lokal, nasional, dan
asing
2
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 karena
warga desa dapat menerima siaran telivisi
lokal, nasional dan asing
Terdapat akses internet
05
Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 karena warga desa dapat
mengakses internet
2D
IME
NSI
K
ET
AH
AN
AN
E
KO
NO
MI
aE
kono
mi
Keragam
an
Produksi
Terdapat lebih dari satu
jenis kegiatan ekonomi
penduduk
35
Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 karena sudah ada produk
unggulan desa, sudah ada perubahan
produk komoditi pertanian, terdapat
produksi tangkapan laut, terdapat industri
mikro dan industri menengah
Pusat layanan
perdagangan
Akses penduduk ke
pusat perdagangan
(pertokoan)
51
Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 karena hanya terdapat 1
unit kelompok toko dengan jarak tempuh
100 m
49
NO
2015
2018
KE
N
DA
LA
KO
N
TR
IBU
SI
DA
NA
D
ESA
**
PEN
D
OR
ON
G
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
R
SKO
R I
DM
*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
Akses penduduk ke
pusat perdagangan
(pasar permanen dan
semi permanen)
3
Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 karena hanya terdapat 1
unit pasar permanen dan 1 unit pasar
tanpa bangunan
Terdapat sektor
perdagangan di
permukiman (warung)
55Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 sudah
terdapat 1 unit warung
Terdapat sektor
perdagangan di
permukiman (minimarket)0
Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 sudah mulai
terdapat minimarket
Terdapat usaha kedai
makanan
35Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 sudah terdapat 1 unit
kedai makanan
Terdapat usaha restoran
3Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 sudah terdapat unit
restoran
Terdapat usaha hotel
3
Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 sudah terdapat 1 unit
hotel dengan jarak tempuh 600 m dan
dapat diakses hanya dalam
waktu 4
menit ke hotel terdekat
Terdapat usaha
penginapan
3
Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 sudah terdapat 1 unit
hotel dengan jarak tempuh 600 m dan
dapat diakses hanya dalam
waktu 4
menit ke hotel terdekat
Akses distribusi
logistik
Terdapat kantor pos
30terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 sudah ada 1 kantor pos
50
NO
2015
2018
KE
N
DA
LA
KO
N
TR
IBU
SI
DA
NA
D
ESA
**
PEN
D
OR
ON
G
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
R
SKO
R I
DM
*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
Terdapat jasa logistik
0Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 belum ada jasa
logistik
Akses ke
lembaga
keuangan dan
perkreditan
Tersedia lembaga
perbankan umum
(pem
erintah dan sw
asta)0
0Tidak terjadi perubahan, tidak ada
lembaga perbankan umum
Tersedia BPR
Terdapat Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
Akses penduduk ke
kredit
03
Terjadi perubahan, karena akses
penduduk hanya Kredit Usaha Rakyat
(KUR) dan kredit dari LPD
Lembaga
ekonomi
Tersedianya lembaga
ekonomi rakyat (
koperasi)
45
Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 sudah ada 1 unit
koperasi (BUMDes)
Keterbukaan
wilayah
Terdapat moda
transportasi umum
53
Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 sudah terdapat
moda transportasi umum tetapi tanpa
trayek tetap
Terdapat trayek regular
moda transportasi umum
5Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 terdapat moda
transportasi umum tanpa trayek tetap
Terdapat jam operasi
moda transportasi umum
5
Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 sudah terdapat
moda transportasi umum dengan jam
operasi siang dan malam
hari tetapi
tanpa trayek tetap
51
NO
2015
2018
KE
N
DA
LA
KO
N
TR
IBU
SI
DA
NA
D
ESA
**
PEN
D
OR
ON
G
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
R
SKO
R I
DM
*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
Jalan yang dapat dilalui
oleh kendaraan
bermotor roda em
pat
atau lebih (sepanjang
tahun kecuali musim
hujan, saat tertentu)
(Keterbukaan wilayah)
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 jalan sudah
dapat dilalui kendaraan roda em
pat
sepanjang tahun
Kualitas jalan desa (jalan
terluas di desa dengan
aspal, kerikil, dan tanah)5
5Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 permukaan
jalan sudah berupa aspal/beton
3
DIM
EN
SI
KE
TA
HA
NA
N
EK
OLO
GI/
LIN
GK
UN
GA
N
aE
kolo
gi
Kualitas
lingkungan
Ada atau tidak adanya
pencemaran air
05Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada pencemaran
air
Ada atau tidak adanya
pencemaran tanah
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada pencemaran
tanah
Ada atau tidak adanya
pencemaran udara
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada pencemaran
udara
Terdapat sungai yang
terkena limbah
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada sungai yang
terkena limbah
52
NO
2015
2018
KE
N
DA
LA
KO
N
TR
IBU
SI
DA
NA
D
ESA
**
PEN
D
OR
ON
G
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
R
SKO
R I
DM
*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
Potensi rawan
bencana dan
tanggap
bencana
Kejadian bencana alam
(longsor)
05Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kejadian
bencana alam
(longsor)
Kejadian bencana alam
(banjir)
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kejadian
bencana alam
(banjir)
Kejadian bencana alam
(banjir bandang)
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kejadian
bencana alam
(banjir bandang)
Kejadian bencana alam
(kebakaran hutan)
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kejadian
bencana alam
(kebakaran hutan)
Upaya/tindakan terhadap
potensi bencana alam
(tanggap bencana)
35Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 sudah ada kegiatan
tanggap bencana
Upaya/tindakan terhadap
potensi bencana alam
(jalur evakuasi)
1Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 sudah ada jalur evakuasi
jika terjadi bencana
Upaya/tindakan terhadap
potensi bencana alam
(peringatan dini)
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 sudah ada upaya
terhadap peringatan dini bencana
Upaya/tindakan terhadap
potensi bencana alam
(ketersediaan peralatan
penanganan bencana)
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 sudah ada ketersediaan
peralatan penanganan bencana
Nil
ai I
DM
0.759
0.81
53
B. PR
OVIN
SI: Bal
i /K
AB: Je
mbr
ana
DESA
: E
kasa
ri
Tab
el 4
.10
Kontr
ibusi
Dan
a D
esa
Ter
had
ap P
eruba
han
Sta
tus
Des
a M
enuru
t D
imen
si
IDM
di
Des
a Eka
sari
N
OPA
RA
ME
TE
RIN
DIK
AT
OR
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
USI
DA
NA
D
ESA
**
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI
DA
NA
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
2015
2018
1D
IME
NSI
KE
TA
HA
NA
N
SOSI
AL
aSa
rana
K
eseh
atan
Pelayanan
Kesehatan
Waktu tempuh ke
prasarana kesehatan
< 30 menit
35Terjadi perubahan (pada
kurun waktu 2015 dan 2018
jarak ke Puskesmas 100 m
dengan waktu tempuh hanya
5 menit)
Tersedia tenaga
kesehatan bidan
5
15
Terjadi perubahan dengan
penam
bahan bidan menjadi 2
orang tenaga kesehatan bidan
Tersedia tenaga
kesehatan dokter
1Terjadi perubahan karena ada
penam
bahan 1 tenaga
kesehatan dokter
Tersedia tenaga
kesehatan lainnya
5Terjadi perubahan karena ada
penam
bahan 10 tenaga
kesehatan selain dokter dan
bidan
Keberdayaan
Masyarakat
untuk
Kesehatan
Akses ke Poskesdes
dan Polindes
5
4
Terjadi perubahan karena
pada kurun waktu 2015 dan
2018 jarak ke Poskesdes dan
Polindes 1 km dan dapat
ditem
puh dalam
10 menit)
Akses ke Posyandu
1Terjadi perubahan karena
pada kurun waktu 2015 dan
2018 sudah terdapat 10 unit
Posyandu
SKO
R I
DM
*
54
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RM
EN
GA
PA T
ER
JAD
I
PER
UB
AH
AN
**K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI
DA
NA
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
2015
2018
SKO
R I
DM
*
Tingkat aktivitas
Posyandu
55Tidak terjadi perubahan
karena aktifitas Posyandu
sudah aktif
Jaminan
Kesehatan
Tingkat kepesertaan
BPJS
13Terjadi perubahan karena
sebagian besar warga ikut
BPJS dengan Peserta BPJS
2500 orang
bSa
rana
Pe
ndid
ikan
Akses
Pendidikan
Dasar dan
Menengah
Akses ke pendidikan
SD/M
I <3Km
53Terjadi perubahan, pada
kurun waktu 2015 dan 2018
jumlah SD 3 unit dengan
tenaga pengajarberkurang 4
orang menjadi 27 orang dan
akses berjarak 200 m dengan
waktu tempuh 5 menit ke
SD/M
I terdekat
Akses ke SM
P/M
TS <
6 km
55Tidak terjadi perubahan,
pada kurun waktu 2015 dan
2018 jumlah SM
P hanya 2
unit dengan tenaga pengajar
27 orang dan akses berjarak
250 m ke SM
P/M
TS terdekat
Akses ke SM
U < 6
Km
5
1
Terjadi perubahan, karena
pada kurun waktu 2015 dan
2018 tidak ada SM
A
Akses ke SM
K < 6
Km
5Terjadi perubahan, karena
pada kurun waktu 2015 dan
2018 tidak ada SM
K
55
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RM
EN
GA
PA T
ER
JAD
I
PER
UB
AH
AN
**K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI
DA
NA
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
2015
2018
SKO
R I
DM
*
Kegiatan
pem
berantasan buta
aksara
0Tingkat pendidikan sebagian
besar warga adalah tamatan
SMA/sederajat
Kegiatan PAUD
50Terjadi perubahan, pada
kurun waktu 2015 dan 2018
jumlah PAUD hanya 3 unit
dengan tenaga pengajar 9
orang dan akses berjarak
200 m ke PAUD terdekat
Kegiatan PKBM/Paket
ABC
00
Akses ke pusat
keteram
pilan/ kursus
00
Akses ke
pengetahuan
Tam
an Bacaan
Masyarakat
00Terdapat 1 TBM
cM
odal
Sos
ial
Mem
iliki
Solidaritas
Sosial
Kebiasaan gotong
royong
510
Terjadi perubahan, kegiatan
gotong royong sangat sering
dilakukan dengan frekuensi
setiap bulan
Keberadaan ruang
publik terbuka bagi
warga yang tidak
berbayar
15Terjadi perubahan, karena
tahun 2018 terdapat ruang
publik terbuka bagi warga
Ketersediaan fasilitas
atau lapangan olah
raga
3Terdapat 12 unit fasilitas/lap
olahraga
56
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RM
EN
GA
PA T
ER
JAD
I
PER
UB
AH
AN
**K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI
DA
NA
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
2015
2018
SKO
R I
DM
*
Terdapat kelompok
kegiatan olahraga
35Terjadi perubahan, pada
kurun waktu 2015 dan 2018
terdapat 13 kelompok olah
raga
Warga desa terdiri
dari beberapa suku
atau etnis
11Tidak ada keragam
an etnis
(suku Bali dengan agam
a yang berbeda-beda)
Warga desa
berkomunikasi sehari-
hari menggunakan
bahasa yang berbeda
11Tidak terjadi perubahan,
warga menggunakan bahasa
Indonesia
Terdapat keragam
an
agam
a di desa
55Tidak terjadi perubahan,
keragam
an agam
a tetap
terjaga (agam
a Islam, Katolik,
Kristen dan Hindu)
Warga desa
mem
bangun
pem
eliharaan
poskam
ling
lingkungan
15Terjadi perubahan, pada
kurun waktu 2015 dan 2018
terdapat 1 unit poskam
ling
Partisipasi warga
mengadakan
siskam
ling
55Tidak terjadi perubahan, pada
kurun waktu 2015 dan 2018
warga berpartisipasi
mengadakan siskam
ling
Tingkat kriminalitas
yang terjadi di desa
5Tidak ada kriminalitas
(pencurian, penipuan,
penganiayaan, pem
bakaran,
perkosaan, perjudian, dan
narkoba) di desa
57
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RM
EN
GA
PA T
ER
JAD
I
PER
UB
AH
AN
**K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI
DA
NA
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
2015
2018
SKO
R I
DM
*
Tingkat konflik yang
terjadi di desa
5Tidak ada konflik di desa
Upaya penyelesaian
konflik yang terjadi
di desa
5Belum pernah ada konflik
antar masyarakat
Kesejahteraan
Sosial
Terdapat akses ke
Sekolah Luar Biasa
15Terjadi perubahan karena
sudah ada 1 unit SLB
Terdapat Penyandang
Kesejahteraan Sosial
(anak jalanan,
pekerja seks
komersial dan
pengem
is)
55Tidak terjadi perubahan pada
kurun waktu 2015 dan 2018
tidak ada penyandang
kesejahteraan sosial
Terdapat penduduk
yang bunuh diri
5Tidak ada peduduk yang
bunuh diri
dPe
muk
iman
Akses air
bersih dan air
minum layak
Mayoritas penduduk
desa mem
iliki
sumber air minum
yang layak
55Tidak terjadi perubahan pada
kurun waktu 2015 dan 2018
warga desa mem
iliki sumber
air minum yang layak
(kem
asan, PAM, ledeng tanpa
meteran, sumur, mata air)
58
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RM
EN
GA
PA T
ER
JAD
I
PER
UB
AH
AN
**K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI
DA
NA
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
2015
2018
SKO
R I
DM
*
Akses penduduk
desa mem
iliki air
untuk mandi dan
mencuci
55Tidak terjadi perubahan pada
kurun waktu 2015 dan 2018
warga desa mem
iliki sumber
air untuk mandi dan mencuci
layak dari PAM, ledeng tanpa
meteran, dan sumur
Akses ke
sanitasi
Mayoritas penduduk
desa mem
iliki
jamban
55Tidak terjadi perubahan pada
kurun waktu 2015 dan 2018
warga desa sudah
menggunakan jamban sendiri
Terdapat tempat
pem
buangan sampah
34Terjadi perubahan pada
kurun waktu 2015 dan 2018
warga desa mem
buang
sampah dalam
lubang dan
dibakar
Akses ke
listrik
Jumlah keluarga
yang telah mem
iliki
aliran listrik
55Tidak terjadi perubahan,
karena pada kurun waktu
2015 dan 2018 sebanyak 1218
KK sudah menggunakan
sumber listrik dari PLN
Akses
Inform
asi dan
Komunikasi
Penduduk desa
mem
iliki telepon
selular dan sinyal
yang kuat
55Tidak terjadi perubahan,
karena pada kurun waktu
2015 dan 2018 warga desa
sudah dapat mem
peroleh
sinyal yang kuat dari
berbagai opeator telepon
seluler
59
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RM
EN
GA
PA T
ER
JAD
I
PER
UB
AH
AN
**K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI
DA
NA
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
2015
2018
SKO
R I
DM
*
Terdapat siaran
televisi lokal,
nasional, dan asing
4 warga desa dapat menerima
siaran telivisi lokal, nasional
dan asing
Terdapat akses
internet
01Terjadi perubahan pada
kurun waktu 2015 dan 2018
karena warga desa dapat
mengakses internet
2
DIM
EN
SI
KE
TA
HA
NA
N
EK
ON
OM
I
aE
kono
mi
Keragam
an
Produksi
Terdapat lebih dari
satu jenis kegiatan
ekonomi penduduk
35Terjadi perubahan pada
kurun waktu 2015 dan 2018
karena sudah ada perubahan
produk komoditi pertanian
dan terdapat 112 industri
mikro kecil
Pusat layanan
perdagangan
Akses penduduk ke
pusat perdagangan
(pertokoan)
3
1
Terjadi perubahan pada
kurun waktu 2015 dan 2018
karena hanya terdapat 1 unit
kelompok toko dengan jarak
tempuh 100 m
60
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RM
EN
GA
PA T
ER
JAD
I
PER
UB
AH
AN
**K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI
DA
NA
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
2015
2018
SKO
R I
DM
*
Akses penduduk ke
pusat perdagangan
(pasar permanen dan
semi permanen)
3Terjadi perubahan pada
kurun waktu 2015 dan 2018
karena hanya terdapat 1 unit
pasar permanen
Terdapat sector
perdagangan di
permukiman
(warung)
1
5
Terjadi perubahan, karena
pada kurun waktu 2015 dan
2018 sudah terdapat 50 unit
warung
Terdapat sector
perdagangan di
permukiman
(minimarket)
0Terjadi perubahan, karena
pada kurun waktu 2015 dan
2018 sudah mulai terdapat
minimarket
Terdapat usaha
kedai makanan
3
5
Terjadi perubahan pada
kurun waktu 2015 dan 2018
sudah terdapat 1 unit kedai
makanan
Terdapat usaha
restoran
1Terjadi perubahan pada
kurun waktu 2015 dan 2018
sudah terdapat unit restoran
Terdapat usaha hotel
3Terjadi perubahan pada
kurun waktu 2015 dan 2018
sudah terdapat 1 unit hotel
dengan jarak tempuh 1,5 km
dan dapat diakses hanya
dalam
waktu 5 menit ke
hotel terdekat
61
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RM
EN
GA
PA T
ER
JAD
I
PER
UB
AH
AN
**K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI
DA
NA
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
2015
2018
SKO
R I
DM
*
Terdapat usaha
penginapan
1Terjadi perubahan pada
kurun waktu 2015 dan 2018
sudah terdapat 1 unit hotel
dengan jarak tempuh 1,5 km
dan dapat diakses hanya
dalam
waktu 5 menit ke
hotel terdekat
Akses
distribusi
logistik
Terdapat kantor pos
3
0
Terjadi perubahan pada
kurun waktu 2015 dan 2018
karena tidak ada kantor pos
Terdapat jasa logistik
0Terjadi perubahan pada
kurun waktu 2015 dan 2018
karena tidak ada jasa logistik
Akses ke
lembaga
keuangan dan
perkreditan
Tersedia lembaga
perbankan umum
(pem
erintah dan
swasta)
1
0
Terjadi perubahan, karena
hanya ada 1 bank pem
erintah
Tersedia BPR
Tidak ada BPR tetapi ada
BUMDes dan Lembaga
Perkreditan Desa (LPD)
Akses penduduk ke
kredit
03Terjadi perubahan, penduduk
mem
punyai akses ke Kredit
Usaha Rakyat (KUR) dan
kredit lainnya dari LPD,
BUMDes dan koperasi
62
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RM
EN
GA
PA T
ER
JAD
I
PER
UB
AH
AN
**K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI
DA
NA
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
2015
2018
SKO
R I
DM
*
Lembaga
ekonomi
Tersedianya lembaga
ekonomi rakyat (
koperasi)
55Tidak terjadi perubahan,
karena pada kurun waktu
2015 dan 2018 sudah ada 1
unit koperasi (BUMDes)
Keterbukaan
wilayah
Terdapat moda
transportasi umum
0
3
Terjadi perubahan, karena
pada kurun waktu 2015 dan
2018 sudah terdapat moda
transportasi umum tetapi
tanpa trayek tetap
Terdapat trayek
regular moda
transportasi umum
0Terjadi perubahan, karena
pada kurun waktu 2015 dan
2018 terdapat moda
transportasi umum tanpa
trayek tetap
Terdapat jam
operasi moda
transportasi umum
0Terjadi perubahan, karena
pada kurun waktu 2015 dan
2018 sudah terdapat moda
transportasi umum dengan
jam operasi siang dan malam
hari tetapi tanpa trayek tetap
Jalan yang dapat
dilalui oleh
kendaraan bermotor
roda em
pat atau
lebih (sepanjang
tahun kecuali musim
hujan, saat tertentu)
(Keterbukaan
wilayah)
55Tidak terjadi perubahan,
karena pada kurun waktu
2015 dan 2018 jalan sudah
dapat dilalui kendaraan roda
empat sepanjang tahun
63
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RM
EN
GA
PA T
ER
JAD
I
PER
UB
AH
AN
**K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI
DA
NA
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
2015
2018
SKO
R I
DM
*
Kualitas jalan desa
(jalan terluas di desa
dengan aspal, kerikil,
dan tanah)
55Tidak terjadi perubahan,
karena pada kurun waktu
2015 dan 2018 permukaan
jalan sudah berupa
aspal/beton
3
DIM
EN
SI
KE
TA
HA
NA
N
EK
OLO
GI/
LIN
GK
UN
GA
N
aE
kolo
giKualitas
lingkungan
Ada atau tidak
adanya pencemaran
air
0
5
Terjadi perubahan karena
pada kurun waktu 2015-2018
tidak ada pencemaran air
Ada atau tidak
adanya pencemaran
tanah
0Terjadi perubahan karena
pada kurun waktu 2015-2018
tidak ada pencemaran tanah
Ada atau tidak
adanya pencemaran
udara
0Terjadi perubahan karena
pada kurun waktu 2015-2018
tidak ada pencemaran udara
Terdapat sungai
yang terkena limbah
0Terjadi perubahan karena
pada kurun waktu 2015-2018
tidak ada sungai yang terkena
limbah
Potensi rawan
bencana dan
tanggap
bencana
Kejadian bencana
alam
(longsor)
0
4
Terjadi perubahan karena
pada kurun waktu 2015-2018
hanya ada 1 kejadian bencana
alam
(longsor)
64
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RM
EN
GA
PA T
ER
JAD
I
PER
UB
AH
AN
**K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI
DA
NA
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
2015
2018
SKO
R I
DM
*
Kejadian bencana
alam
(banjir)
0Terjadi perubahan karena
pada kurun waktu 2015-2018
tidak ada kejadian bencana
alam
(banjir)
Kejadian bencana
alam
(banjir
bandang)
0Terjadi perubahan karena
pada kurun waktu 2015-2018
tidak ada kejadian bencana
alam
(banjir bandang)
Kejadian bencana
alam
(kebakaran
hutan)
0Terjadi perubahan karena
pada kurun waktu 2015-2018
tidak ada kejadian bencana
alam
(kebakaran hutan)
Upaya/tindakan
terhadap potensi
bencana alam
(tanggap bencana)
0
0
Tidak terjadi perubahan
karena pada kurun waktu
2015-2018 tidak ada kegiatan
tanggap bencana
Upaya/tindakan
terhadap potensi
bencana alam
(jalur
evakuasi)
0Tidak terjadi perubahan
karena pada kurun waktu
2015-2018 tidak ada jalur
evakuasi jika terjadi bencana
Upaya/tindakan
terhadap potensi
bencana alam
(peringatan dini)
0Tidak terjadi perubahan
karena pada kurun waktu
2015-2018 tidak ada upaya
terhadap peringatan dini
bencana
65
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RM
EN
GA
PA T
ER
JAD
I
PER
UB
AH
AN
**K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI
DA
NA
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
2015
2018
SKO
R I
DM
*
Upaya/tindakan
terhadap potensi
bencana alam
(ketersediaan
peralatan
penanganan bencana)
0Tidak terjadi perubahan
karena pada kurun waktu
2015-2018 tidak ada
ketersediaan peralatan
penanganan bencana
Nil
ai I
DM
0.591
0.73
sektor
sektor
66
C. PR
OVIN
SI: Bal
i /K
AB: Je
mbr
ana
DESA
: D
angi
n T
uka
day
a
N
OPA
RA
ME
TE
RIN
DIK
AT
OR
SKO
R
IDM
*M
EN
GA
PA T
ER
JAD
I P
ER
UB
AH
AN
**K
ON
TR
IBU
SI
DA
NA
PE
ND
OR
ON
G
KE
ND
AL
2015
2018
1D
IME
NSI
KE
TA
HA
NA
N S
OSI
AL
aSa
rana
Kes
ehat
anPelayanan Kesehatan
Waktu tempuh ke
prasarana
kesehatan < 30
menit
55
Tidak terjadi perubahan (pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jarak ke Puskesmas
50 m dengan waktu tempuh hanya 5
menit)
Tersedia tenaga
kesehatan bidan
5
15
Terjadi perubahan karena ada penam
bahan
tenaga kesehatan bidan
Tersedia tenaga
kesehatan dokter
5Terjadi perubahan karena ada penam
bahan
tenaga kesehatan dokter
Tersedia tenaga
kesehatan lainnya
3Terjadi perubahan karena ada penam
bahan
tenaga kesehatan sebanyak 8 orang selain
dokter dan bidan
Keberdayaan
Masyarakat untuk
Kesehatan
Akses ke
Poskesdes dan
Polindes
2
1
Terjadi perubahan (pada kurun waktu 2015
dan 2018 jarak ke Poskesdes dan Polindes
terdekat 500 m sudah dapat ditem
puh
dalam
3 menit)
Akses ke
Posyandu
1Tidak terjadi perubahan (pada kurun
waktu 2015 dan 2018, 7 unit posyandu
akses nya hanya dalam
beberapa menit)
Tingkat aktivitas
Posyandu
15
Terjadi perubahan karena aktifitas
Posyandu terjadi peningkatan dan sangat
aktif dengan dukungan dana dari APBDes
Jaminan Kesehatan
Tingkat
kepesertaan BPJS
02
Terjadi perubahan karena terjadi
peningkatan warga yang ikut BPJS
(sebagian besar warga ikut BPJS dengan
Peserta BPJS 528 orang)
67
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
18b
Sara
na P
endi
dika
nAkses Pendidikan
Dasar dan Menengah
Akses ke
pendidikan SD/M
I <3Km
55
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jumlah SD 3 unit
dengan tenaga pengajar 15 orang dan
akses berjarak 500 m dengan waktu
tempuh 15 menit ke SD/M
I terdekat
Akses ke SM
P/M
TS
< 6 km
51
Terjadi perubahan, pada kurun waktu
2015 dan 2018 karena tidak ada SM
P/M
TS
Akses ke SM
U < 6
Km
5
5
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jumlah SM
A 1 unit
dengan akses berjarak 800 m dengan
waktu tempuh 15 menit ke SM
A terdekat
Akses ke SM
K < 6
Km
5Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jumlah SM
A 1 unit
dengan akses berjarak 800 m dengan
waktu tempuh 15 menit ke SM
A terdekat
Kegiatan
pem
berantasan
buta aksara
0Tingkat pendidikan sebagian besar warga
adalah tamatan SM
A/sederajat
Kegiatan PAUD
00
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jumlah PAUD 2 unit,
kegiatan aktif dengan tenaga pengajar 6
orang dan akses berjarak 1km
Kegiatan
PKBM/Paket ABC
00
Akses ke pusat
keteram
pilan/
kursus
00
68
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
18Akses ke pengetahuan
Tam
an Bacaan
Masyarakat
50
Terjadi perubahan karena hanya terdapat 1
unit TBM dan dimanfaatkan oleh warga
cM
odal
Sos
ial
Mem
iliki Solidaritas
Sosial
Kebiasaan gotong
royong
510
Terjadi perubahan, kegiatan gotong royong
sangat sering dilakukan dengan frekuensi
12 kali setahun
Keberadaan ruang
publik terbuka
bagi warga yang
tidak berbayar
15
Terjadi perubahan, karena terjadi
peningkatan jumlah ruang publik terbuka
Ketersediaan
fasilitas atau
lapangan olah raga
2
Terdapat
kelompok kegiatan
olahraga
20
Terjadi perubahan, pada kurun waktu 2015
dan 2018 tidak terdapat kelompok olah
raga
Warga desa terdiri
dari beberapa
suku atau etnis
51
Tidak ada keragam
an etnis (suku Bali
dengan agam
a yang berbeda-beda)
Warga desa
berkomunikasi
sehari-hari
menggunakan
bahasa yang
berbeda
51
Terjadi perubahan, warga menggunakan
bahasa Indonesia
Terdapat
keragam
an agam
a di desa
55
Tidak terjadi perubahan, keragam
an agam
a tetap terjaga (agam
a Islam, Katolik dan
Hindu)
69
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
18Warga desa
mem
bangun
pem
eliharaan
poskam
ling
lingkungan
55
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 tidak ada
poskam
ling
Partisipasi warga
mengadakan
siskam
ling
55
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 warga berpartisipasi
mengadakan siskam
ling
Tingkat
kriminalitas yang
terjadi di desa
5Tidak ada kriminalitas (pencurian,
penipuan, penganiayaan, pem
bakaran,
perkosaan, perjudian, dan narkoba) di
desa
Tingkat konflik
yang terjadi di
desa
5Tidak ada konflik di desa
Upaya
penyelesaian
konflik yang
terjadi di desa
5Belum pernah ada konflik antar
masyarakat
Kesejahteraan Sosial
Terdapat akses ke
Sekolah Luar Biasa
35
Terjadi perubahan karena sudah ada 1
unit SLB
Terdapat
Penyandang
Kesejahteraan
Sosial (anak
jalanan, pekerja
seks komersial
dan pengem
is)
55
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 tidak ada
penyandang kesejahteraan sosial
Terdapat
penduduk yang
bunuh diri
70
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
18d
Pem
ukim
anAkses air bersih dan
air minum layak
Mayoritas
penduduk desa
mem
iliki sumber
air minum yang
layak
55
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 warga desa mem
iliki
sumber air minum yang layak (PAM,
sumur bor, sumur)
Akses penduduk
desa mem
iliki air
untuk mandi dan
mencuci
55
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 warga desa mem
iliki
sumber air untuk mandi dan mencuci
layak (PAM, sumur bor, sumur, sungai)
Akses ke sanitasi
Mayoritas
penduduk desa
mem
iliki jamban
55
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 warga desa sudah
menggunakan jamban sendiri
Terdapat tempat
pem
buangan
sampah
35
Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 warga desa sudah mem
iliki
tempat pem
buangan sampah dan diangkut
Akses ke listrik
Jumlah keluarga
yang telah
mem
iliki aliran
listrik
45
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 sebanyak 1553
KK sudah menggunakan sumber listrik
dari PLN
Akses Inform
asi dan
Komunikasi
Penduduk desa
mem
iliki telepon
selular dan sinyal
yang kuat
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 warga desa
sudah dapat mem
peroleh sinyal yang kuat
dari berbagai opeator telepon seluler
Terdapat siaran
televisi lokal,
nasional, dan asing
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 karena warga
desa dapat menerima siaran telivisi lokal,
nasional dan asing
Terdapat akses
internet
05
Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 karena warga desa dapat
mengakses internet
71
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
182
DIM
EN
SI
KE
TA
HA
NA
N
aE
kono
mi
Keragam
an Produksi
Terdapat lebih
dari satu jenis
kegiatan ekonomi
penduduk
51
Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 karena sebagian besar warga
desa hidup dari pertanian (termasuk
perkebunan, perikanan dan peternakan)
Pusat layanan
perdagangan
Akses penduduk
ke pusat
perdagangan
(pertokoan)
51
Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 karena hanya ada 1 unit dengan
jarak tempuh 300 m
Akses penduduk
ke pusat
perdagangan (pasar
permanen dan
semi permanen)
5
Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 karena tidak terdapat pasar
permanen dan semi permanen, hanya
terdapat 1 unit pasar tanpa bangunan
Terdapat sektor
perdagangan di
permukiman
(warung)
05
Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 sudah terdapat 133
unit warung
Terdapat sektor
perdagangan di
permukiman
(minimarket)
0
Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 sudah mulai terdapat
minimarket
Terdapat usaha
kedai makanan
4
5
Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 sudah terdapat 1 unit kedai
makanan
Terdapat usaha
restoran
3Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 sudah terdapat unit restoran
72
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
18Terdapat usaha
hotel
3Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 sudah terdapat 1 unit hotel
dengan jarak tempuh 1 km dan dapat
diakses hanya dalam
waktu 30 menit ke
hotel terdekat
Terdapat usaha
penginapan
1Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 sudah terdapat 1 unit hotel
dengan jarak tempuh 1 km dan dapat
diakses hanya dalam
waktu 30 menit ke
usaha penginapan terdekat
Akses distribusi logistikTerdapat kantor
pos
00
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 belum ada kantor
pos hanya ada jasa ekpedisi dengan jarak
akses 1,5 km
Terdapat jasa
logistik
0Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 belum ada jasa
logistik hanya ada jasa ekpedisi dengan
jarak akses 1,5 km
Akses ke lembaga
keuangan dan
perkreditan
Tersedia lembaga
perbankan umum
(pem
erintah dan
swasta)
0
0
Tidak terjadi perubahan, tidak terdapat
bank pem
erintah dan bank sw
asta
Tersedia BPR
Tidak ada BPR
Akses penduduk
ke kredit
32
Terjadi perubahan, karena tidak ada akses
penduduk untuk Kredit
Lembaga ekonomi
Tersedianya
lembaga ekonomi
rakyat ( koperasi)
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 sudah ada 1
unit koperasi (BUMDes)
Keterbukaan wilayah
Terdapat moda
transportasi umum
5
1
Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 tidak ada moda
transportasi umum
73
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
18Terdapat trayek
regular moda
transportasi umum
5Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 tidak ada trayek
regular moda transportasi umum
Terdapat jam
operasi moda
transportasi umum
3Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 tidak ada moda
transportasi umum dengan jam operasi
siang dan malam
hari
Jalan yang dapat
dilalui oleh
kendaraan
bermotor roda
empat atau lebih
(sepanjang tahun
kecuali musim
hujan, saat
tertentu)
(Keterbukaan
wilayah)
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 jalan sudah
dapat dilalui kendaraan roda em
pat
sepanjang tahun
3D
IME
NSI
K
ET
AH
AN
AN
aE
kolo
giKualitas lingkungan
Ada atau tidak
adanya
pencemaran air
0
5
Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada pencemaran air
Ada atau tidak
adanya
pencemaran tanah
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada pencemaran
tanah
Ada atau tidak
adanya
pencemaran udara
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada pencemaran
udara
Terdapat sungai
yang terkena
limbah
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada sungai yang
terkena limbah
74
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
18Potensi rawan bencana
dan tanggap bencana
Kejadian bencana
alam
(longsor)
0
5
Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kejadian
bencana alam
(longsor)
Kejadian bencana
alam
(banjir)
1Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kejadian
bencana alam
(banjir)
Kejadian bencana
alam
(banjir
bandang)
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kejadian
bencana alam
(banjir bandang)
Kejadian bencana
alam
(kebakaran
hutan)
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kejadian
bencana alam
(kebakaran hutan)
Upaya/tindakan
terhadap potensi
bencana alam
(tanggap bencana)
3
0
Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kegiatan
tanggap bencana
Upaya/tindakan
terhadap potensi
bencana alam
(jalur evakuasi)
0Tidak terjadi perubahan karena pada
kurun waktu 2015-2018 belum ada jalur
evakuasi jika terjadi bencana
Upaya/tindakan
terhadap potensi
bencana alam
(peringatan dini)
1Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada upaya terhadap
peringatan dini bencana
Upaya/tindakan
terhadap potensi
bencana alam
(ketersediaan
peralatan
penanganan
bencana)
0Tidak terjadi perubahan karena pada
kurun waktu 2015-2018 belum ada
ketersediaan peralatan penanganan bencana
Nil
ai I
DM
0.731
0.676
75
D. PR
OVIN
SI: Bal
i /K
AB: Je
mbr
ana
DESA
: M
edew
i
4.11
Kontr
ibusi
Dan
a D
esa
Ter
had
ap P
eruba
han
Sta
tus
Des
a M
enuru
t D
imen
si I
DM
di
Des
a M
edew
i
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
181
DIM
EN
SI
K
ET
AH
AN
AN
SO
SIA
L
aSa
rana
Kes
ehat
anPelayanan Kesehatan
Waktu tempuh ke
prasarana
kesehatan < 30
menit
55
Tidak terjadi perubahan (pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jarak ke Puskesmas
50 m dengan waktu tempuh hanya 5
menit)
Tersedia tenaga
kesehatan bidan
5
15
Terjadi perubahan karena ada penam
bahan
tenaga kesehatan bidan
Tersedia tenaga
kesehatan dokter
5Terjadi perubahan karena ada penam
bahan
tenaga kesehatan dokter
Tersedia tenaga
kesehatan lainnya
3Terjadi perubahan karena ada penam
bahan
tenaga kesehatan sebanyak 8 orang selain
dokter dan bidan
Keberdayaan
Masyarakat untuk
Kesehatan
Akses ke
Poskesdes dan
Polindes
2
1
Terjadi perubahan (pada kurun waktu 2015
dan 2018 jarak ke Poskesdes dan Polindes
terdekat 500 m sudah dapat ditem
puh
dalam
3 menit)
Akses ke
Posyandu
1Tidak terjadi perubahan (pada kurun
waktu 2015 dan 2018, 7 unit posyandu
akses nya hanya dalam
beberapa menit)
Tingkat aktivitas
Posyandu
15
Terjadi perubahan karena aktifitas
Posyandu terjadi peningkatan dan sangat
aktif dengan dukungan dana dari APBDes
Jaminan Kesehatan
Tingkat
kepesertaan BPJS
02
Terjadi perubahan karena terjadi
peningkatan warga yang ikut BPJS
(sebagian besar warga ikut BPJS dengan
Peserta BPJS 528 orang)
76
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
18b
Sara
na P
endi
dika
nAkses Pendidikan
Dasar dan Menengah
Akses ke
pendidikan SD/M
I <3Km
55
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jumlah SD 3 unit
dengan tenaga pengajar 15 orang dan
akses berjarak 500 m dengan waktu
tempuh 15 menit ke SD/M
I terdekat
Akses ke SM
P/M
TS
< 6 km
51
Terjadi perubahan, pada kurun waktu
2015 dan 2018 karena tidak ada SM
P/M
TS
Akses ke SM
U < 6
Km
5
5
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jumlah SM
A 1 unit
dengan akses berjarak 800 m dengan
waktu tempuh 15 menit ke SM
A terdekat
Akses ke SM
K < 6
Km
5Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jumlah SM
A 1 unit
dengan akses berjarak 800 m dengan
waktu tempuh 15 menit ke SM
A terdekat
Kegiatan
pem
berantasan
buta aksara
0Tingkat pendidikan sebagian besar warga
adalah tamatan SM
A/sederajat
Kegiatan PAUD
00
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jumlah PAUD 2 unit,
kegiatan aktif dengan tenaga pengajar 6
orang dan akses berjarak 1km
Kegiatan
PKBM/Paket ABC
00
Akses ke pusat
keteram
pilan/
kursus
00
77
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
18Akses ke pengetahuan
Tam
an Bacaan
Masyarakat
50
Terjadi perubahan karena hanya terdapat 1
unit TBM dan dimanfaatkan oleh warga
cM
odal
Sos
ial
Mem
iliki Solidaritas
Sosial
Kebiasaan gotong
royong
510
Terjadi perubahan, kegiatan gotong royong
sangat sering dilakukan dengan frekuensi
12 kali setahun
Keberadaan ruang
publik terbuka
bagi warga yang
tidak berbayar
15
Terjadi perubahan, karena terjadi
peningkatan jumlah ruang publik terbuka
Ketersediaan
fasilitas atau
lapangan olah raga
2
Terdapat
kelompok kegiatan
olahraga
20
Terjadi perubahan, pada kurun waktu 2015
dan 2018 tidak terdapat kelompok olah
raga
Warga desa terdiri
dari beberapa
suku atau etnis
51
Tidak ada keragam
an etnis (suku Bali
dengan agam
a yang berbeda-beda)
Warga desa
berkomunikasi
sehari-hari
menggunakan
bahasa yang
berbeda
51
Terjadi perubahan, warga menggunakan
bahasa Indonesia
Terdapat
keragam
an agam
a di desa
55
Tidak terjadi perubahan, keragam
an agam
a tetap terjaga (agam
a Islam, Katolik dan
Hindu)
78
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
18Warga desa
mem
bangun
pem
eliharaan
poskam
ling
lingkungan
55
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 tidak ada
poskam
ling
Partisipasi warga
mengadakan
siskam
ling
55
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 warga berpartisipasi
mengadakan siskam
ling
Tingkat
kriminalitas yang
terjadi di desa
5Tidak ada kriminalitas (pencurian,
penipuan, penganiayaan, pem
bakaran,
perkosaan, perjudian, dan narkoba) di
desa
Tingkat konflik
yang terjadi di
desa
5Tidak ada konflik di desa
Upaya
penyelesaian
konflik yang
terjadi di desa
5Belum pernah ada konflik antar
masyarakat
Kesejahteraan Sosial
Terdapat akses ke
Sekolah Luar Biasa
35
Terjadi perubahan karena sudah ada 1
unit SLB
Terdapat
Penyandang
Kesejahteraan
Sosial (anak
jalanan, pekerja
seks komersial
dan pengem
is)
55
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 tidak ada
penyandang kesejahteraan sosial
Terdapat
penduduk yang
bunuh diri
79
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
18d
Pem
ukim
anAkses air bersih dan
air minum layak
Mayoritas
penduduk desa
mem
iliki sumber
air minum yang
layak
55
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 warga desa mem
iliki
sumber air minum yang layak (PAM,
sumur bor, sumur)
Akses penduduk
desa mem
iliki air
untuk mandi dan
mencuci
55
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 warga desa mem
iliki
sumber air untuk mandi dan mencuci
layak (PAM, sumur bor, sumur, sungai)
Akses ke sanitasi
Mayoritas
penduduk desa
mem
iliki jamban
55
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 warga desa sudah
menggunakan jamban sendiri
Terdapat tempat
pem
buangan
sampah
35
Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 warga desa sudah mem
iliki
tempat pem
buangan sampah dan diangkut
Akses ke listrik
Jumlah keluarga
yang telah
mem
iliki aliran
listrik
45
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 sebanyak 1553
KK sudah menggunakan sumber listrik
dari PLN
Akses Inform
asi dan
Komunikasi
Penduduk desa
mem
iliki telepon
selular dan sinyal
yang kuat
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 warga desa
sudah dapat mem
peroleh sinyal yang kuat
dari berbagai opeator telepon seluler
Terdapat siaran
televisi lokal,
nasional, dan asing
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 karena warga
desa dapat menerima siaran telivisi lokal,
nasional dan asing
Terdapat akses
internet
05
Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 karena warga desa dapat
mengakses internet
80
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
182
DIM
EN
SI
KE
TA
HA
NA
N
aE
kono
mi
Keragam
an Produksi
Terdapat lebih
dari satu jenis
kegiatan ekonomi
penduduk
51
Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 karena sebagian besar warga
desa hidup dari pertanian (termasuk
perkebunan, perikanan dan peternakan)
Pusat layanan
perdagangan
Akses penduduk
ke pusat
perdagangan
(pertokoan)
51
Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 karena hanya ada 1 unit dengan
jarak tempuh 300 m
Akses penduduk
ke pusat
perdagangan (pasar
permanen dan
semi permanen)
5
Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 karena tidak terdapat pasar
permanen dan semi permanen, hanya
terdapat 1 unit pasar tanpa bangunan
Terdapat sektor
perdagangan di
permukiman
(warung)
05
Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 sudah terdapat 133
unit warung
Terdapat sektor
perdagangan di
permukiman
(minimarket)
0
Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 sudah mulai terdapat
minimarket
Terdapat usaha
kedai makanan
4
5
Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 sudah terdapat 1 unit kedai
makanan
Terdapat usaha
restoran
3Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 sudah terdapat unit restoran
81
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
18Terdapat usaha
hotel
3Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 sudah terdapat 1 unit hotel
dengan jarak tempuh 1 km dan dapat
diakses hanya dalam
waktu 30 menit ke
hotel terdekat
Terdapat usaha
penginapan
1Terjadi perubahan pada kurun waktu 2015
dan 2018 sudah terdapat 1 unit hotel
dengan jarak tempuh 1 km dan dapat
diakses hanya dalam
waktu 30 menit ke
usaha penginapan terdekat
Akses distribusi logistikTerdapat kantor
pos
00
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 belum ada kantor
pos hanya ada jasa ekpedisi dengan jarak
akses 1,5 km
Terdapat jasa
logistik
0Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 belum ada jasa
logistik hanya ada jasa ekpedisi dengan
jarak akses 1,5 km
Akses ke lembaga
keuangan dan
perkreditan
Tersedia lembaga
perbankan umum
(pem
erintah dan
swasta)
0
0
Tidak terjadi perubahan, tidak terdapat
bank pem
erintah dan bank sw
asta
Tersedia BPR
Tidak ada BPR
Akses penduduk
ke kredit
32
Terjadi perubahan, karena tidak ada akses
penduduk untuk Kredit
Lembaga ekonomi
Tersedianya
lembaga ekonomi
rakyat ( koperasi)
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 sudah ada 1
unit koperasi (BUMDes)
Keterbukaan wilayah
Terdapat moda
transportasi umum
5
1
Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 tidak ada moda
transportasi umum
82
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
18Terdapat trayek
regular moda
transportasi umum
5Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 tidak ada trayek
regular moda transportasi umum
Terdapat jam
operasi moda
transportasi umum
3Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 tidak ada moda
transportasi umum dengan jam operasi
siang dan malam
hari
Jalan yang dapat
dilalui oleh
kendaraan
bermotor roda
empat atau lebih
(sepanjang tahun
kecuali musim
hujan, saat
tertentu)
(Keterbukaan
wilayah)
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 jalan sudah
dapat dilalui kendaraan roda em
pat
sepanjang tahun
3D
IME
NSI
K
ET
AH
AN
AN
aE
kolo
giKualitas lingkungan
Ada atau tidak
adanya
pencemaran air
0
5
Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada pencemaran air
Ada atau tidak
adanya
pencemaran tanah
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada pencemaran
tanah
Ada atau tidak
adanya
pencemaran udara
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada pencemaran
udara
Terdapat sungai
yang terkena
limbah
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada sungai yang
terkena limbah
83
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
PEN
DO
RO
NG
K
EN
DA
L20
1520
18Potensi rawan bencana
dan tanggap bencana
Kejadian bencana
alam
(longsor)
0
5
Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kejadian
bencana alam
(longsor)
Kejadian bencana
alam
(banjir)
1Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kejadian
bencana alam
(banjir)
Kejadian bencana
alam
(banjir
bandang)
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kejadian
bencana alam
(banjir bandang)
Kejadian bencana
alam
(kebakaran
hutan)
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kejadian
bencana alam
(kebakaran hutan)
Upaya/tindakan
terhadap potensi
bencana alam
(tanggap bencana)
3
0
Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kegiatan
tanggap bencana
Upaya/tindakan
terhadap potensi
bencana alam
(jalur evakuasi)
0Tidak terjadi perubahan karena pada
kurun waktu 2015-2018 belum ada jalur
evakuasi jika terjadi bencana
Upaya/tindakan
terhadap potensi
bencana alam
(peringatan dini)
1Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada upaya terhadap
peringatan dini bencana
Upaya/tindakan
terhadap potensi
bencana alam
(ketersediaan
peralatan
penanganan
bencana)
0Tidak terjadi perubahan karena pada
kurun waktu 2015-2018 belum ada
ketersediaan peralatan penanganan bencana
Nil
ai I
DM
0.731
0.676
84
E.P
RO
VIN
SI: Bal
i /K
AB: Je
mbr
ana
DESA
: Pek
uta
tan
Tab
el 4
.12
Kontr
ibusi
Dan
a D
esa
Ter
had
ap P
eruba
han
Sta
tus
Des
a M
enuru
t D
imen
si
IDM
di
Des
a Pe
kuta
tan
2015
2018
1D
IME
NSI
KE
TA
HA
NA
N
SOSI
AL
aSa
rana
K
eseh
atan
Pelayanan
Kesehatan
Waktu tempuh ke
prasarana kesehatan < 30
menit
55
Tidak terjadi perubahan (pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jarak ke Puskesmas
1,5 km dengan waktu tempuh hanya 5
menit)
Tersedia tenaga kesehatan
bidan
58Terjadi perubahan karena ada
penam
bahan tenaga kesehatan bidan
Tersedia tenaga kesehatan
dokter
5Terjadi perubahan karena
adaPenam
bahan tenaga kesehatan dokter
Tersedia tenaga kesehatan
lainnya
0Terjadi perubahan karena ada
penam
bahan tenaga kesehatan sebanyak
2 orang selain dokter dan bidan
Keberdayaan
Masyarakat
untuk
Kesehatan
Akses ke Poskesdes dan
Polindes
55
Tidak terjadi perubahan (pada kurun
waktu 2015 dan 2018 Jarak ke Poskesdes
dan Polindes sudah dapat ditem
puh
dalam
beberapa menit)
Akses ke Posyandu
Tingkat aktivitas
Posyandu
15
Terjadi perubahan karena aktifitas
Posyandu terjadi peningkatan dan sangat
aktif
APBDes
Jaminan
Kesehatan
Tingkat kepesertaan BPJS
03
Terjadi perubahan karena terjadi
peningkatan warga yang ikut BPJS
(sebagian besar warga ikut BPJS dengan
Peserta BPJS 1554 orang)
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
DE
SA**
85
2015
2018
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
DE
SA**
bSa
rana
Pe
ndid
ikan
Akses
Pendidikan
Dasar dan
Menengah
Akses ke pendidikan
SD/M
I <3Km
55
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jumlah SD 5 unit
dengan tenaga pengajar 37 orang dan
akses berjarak 15 m dengan waktu
tempuh 2 menit ke SD/M
I terdekat
Akses ke SM
P/M
TS < 6
km
55
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jumlah SM
P 1 unit
dengan tenaga pengajar 24 orang dan
akses berjarak 2 km dengan waktu
tempuh 5 menit ke SM
P/M
TS terdekat
Akses ke SM
U < 6 Km
55
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jumlah SM
A 2 unit
dengan tenaga pengajar 68 orang dan
akses berjarak 2 km dengan waktu
tempuh 5 menit ke SM
A terdekat
Akses ke SM
K < 6 Km
5
Kegiatan pem
berantasan
buta aksara
0Tingkat pendidikan sebagian besar warga
adalah tamatan SM
A/sederajat
Kegiatan PAUD
00
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 jumlah PAUD 2
unit dengan tenaga pengajar 6 orang
dan akses berjarak 20 m dengan
waktu tempuh 5 menit ke PAUD
terdekat
Kegiatan PKBM/Paket
ABC
00
86
2015
2018
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
DE
SA**
Akses ke pusat
keteram
pilan/ kursus
00
Akses ke
pengetahuan
Tam
an Bacaan Masyarakat
00
Terdapat TBM dan dimanfaatkan oleh
warga
cM
odal
Sos
ial
Mem
iliki
Solidaritas
Sosial
Kebiasaan gotong royong
510
Terjadi perubahan, kegiatan gotong
royong sangat sering dilakukan dengan
frekuensi 48 kali setahun
Keberadaan ruang publik
terbuka bagi warga yang
tidak berbayar
15
Terjadi perubahan, karena terjadi
peningkatan jumlah ruang publik terbuka
Ketersediaan fasilitas atau
lapangan olah raga
3Terdapat 5 unit fasilitas/lap olahraga
Terdapat kelompok
kegiatan olahraga
33
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 terdapat 7
kelompok olah raga
Warga desa terdiri dari
beberapa suku atau etnis
51
Tidak ada keragam
an etnis (suku Bali
dengan agam
a yang berbeda-beda)
Warga desa
berkomunikasi sehari-hari
menggunakan bahasa
yang berbeda
51
Terjadi perubahan, warga menggunakan
bahasa Indonesia
Terdapat keragam
an
agam
a di desa
55
Tidak terjadi perubahan, keragam
an
agam
a tetap terjaga (agam
a Islam, Kristen
dan Hindu)
87
2015
2018
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
DE
SA**
Warga desa mem
bangun
pem
eliharaan poskam
ling
lingkungan
55
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 terdapat 1 unit
poskam
ling
Partisipasi warga
mengadakan siskam
ling
55
Tidak terjadi perubahan, pada kurun
waktu 2015 dan 2018 warga
berpartisipasi mengadakan siskam
ling
Tingkat kriminalitas yang
terjadi di desa
5
Tidak ada kriminalitas (pencurian,
penipuan, penganiayaan, pem
bakaran,
perkosaan, perjudian, dan narkoba) di
desa
Tingkat konflik yang
terjadi di desa
5Tidak ada konflik di desa
Upaya penyelesaian
konflik yang terjadi di
desa
5Belum pernah ada konflik antar
masyarakat
Kesejahteraan
Sosial
Terdapat akses ke
Sekolah Luar Biasa
15
Terjadi perubahan karena sudah ada 1
unit SLB
Terdapat Penyandang
Kesejahteraan Sosial (anak
jalanan, pekerja seks
komersial dan pengem
is)
55
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 tidak ada
penyandang kesejahteraan sosial
Terdapat penduduk yang
bunuh diri
dPe
muk
iman
Akses air
bersih dan air
minum layak
Mayoritas penduduk desa
mem
iliki sumber air
minum yang layak
55
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 warga desa
mem
iliki sumber air minum yang layak
(kem
asan, PAM, ledeng tanpa meteran,
sumur bor, sumur, mata air)
88
2015
2018
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
DE
SA**
Akses penduduk desa
mem
iliki air untuk mandi
dan mencuci
55
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 warga desa
mem
iliki sumber air untuk mandi dan
mencuci layak (kem
asan, PAM, ledeng
tanpa meteran, sumur bor, sumur, mata
air, sungai)
Akses ke
sanitasi
Mayoritas penduduk desa
mem
iliki jamban
55
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 warga desa sudah
menggunakan jamban sendiri
Terdapat tempat
pem
buangan sampah
34
Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 warga desa sudah
menggali lubang untuk sampah atau
dibakar dan juga sudah ada unit tempat
pem
buangan sampah
Akses ke
listrik
Jumlah keluarga yang
telah mem
iliki aliran
listrik
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 sebanyak
1528 KK sudah menggunakan sumber
listrik dari PLN
Akses
Inform
asi dan
Komunikasi
Penduduk desa mem
iliki
telepon selular dan sinyal
yang kuat
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 warga desa
sudah dapat mem
peroleh sinyal yang
kuat dari berbagai opeator telepon
seluler
Terdapat siaran televisi
lokal, nasional, dan asing
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 karena
warga desa dapat menerima siaran
telivisi lokal, nasional dan asing
Terdapat akses internet
01
Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 karena warga desa dapat
mengakses internet
89
2015
2018
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
DE
SA**
2D
IME
NSI
K
ET
AH
AN
AN
E
KO
NO
MI
aE
kono
mi
Keragam
an
Produksi
Terdapat lebih dari satu
jenis kegiatan ekonomi
penduduk
33
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 karena sebagian
besar warga desa hidup dari hasil
tangkapan laut
Pusat layanan
perdagangan
Akses penduduk ke
pusat perdagangan
(pertokoan)
11
Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 karena hanya
terdapat 1 unit kelompok toko dengan
jarak tempuh 2 km
Akses penduduk ke
pusat perdagangan (pasar
permanen dan semi
permanen)
5Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 karena hanya terdapat 2
unit pasar
Terdapat sektor
perdagangan di
permukiman (warung)
25Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 sudah terdapat 240
unit warung
Terdapat sektor
perdagangan di
permukiman (minimarket)
0Terjadi perubahan, karena pada kurun
waktu 2015 dan 2018 sudah mulai
terdapat minimarket
Terdapat usaha kedai
makanan
35Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 sudah terdapat 1 unit
kedai makanan
Terdapat usaha restoran
1Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 sudah terdapat unit
restoran
90
2015
2018
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
DE
SA**
Terdapat usaha hotel
3
Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 sudah terdapat 1 unit
hotel dengan jarak tempuh 2 km dan
dapat diakses hanya dalam
waktu 10
menit ke hotel terdekat
Terdapat usaha
penginapan
1
Terjadi perubahan pada kurun waktu
2015 dan 2018 sudah terdapat 1 unit
penginapan dengan jarak tempuh 2 km
dan dapat diakses hanya dalam
waktu
10 menit ke hotel terdekat
Akses
distribusi
logistik
Terdapat kantor pos
00Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 belum ada kantor
pos
Terdapat jasa logistik
0Tidak terjadi perubahan pada kurun
waktu 2015 dan 2018 belum ada jasa
logistik
Akses ke
lembaga
keuangan dan
perkreditan
Tersedia lembaga
perbankan umum
(pem
erintah dan sw
asta)
10Terjadi perubahan, terdapat 1 unit bank
pem
erintah dan 1 unit bank sw
asta
dengan jarak 2 km ke bank terdekat
Tersedia BPR
Terdapat BPR
Akses penduduk ke
kredit
52
Terjadi perubahan, karena akses
penduduk hanya Kredit Usaha Rakyat
(KUR)
Lembaga
ekonomi
Tersedianya lembaga
ekonomi rakyat (
koperasi)
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 sudah ada 1
unit koperasi (BUMDes)
Keterbukaan
wilayah
Terdapat moda
transportasi umum
55Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 sudah
terdapat moda transportasi umum
91
2015
2018
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
DE
SA**
Terdapat trayek regular
moda transportasi umum
5
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 sudah
terdapat moda transportasi umum
dengan trayek tetap
Terdapat jam operasi
moda transportasi umum
5
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 sudah
terdapat moda transportasi umum
dengan jam operasi siang dan malam
hari
Jalan yang dapat dilalui
oleh kendaraan bermotor
roda em
pat atau lebih
(sepanjang tahun kecuali
musim hujan, saat
tertentu) (Keterbukaan
wilayah)
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 jalan sudah
dapat dilalui kendaraan roda em
pat
sepanjang tahun
Kualitas jalan desa (jalan
terluas di desa dengan
aspal, kerikil, dan tanah)
55
Tidak terjadi perubahan, karena pada
kurun waktu 2015 dan 2018 permukaan
jalan sudah berupa aspal/beton
3
DIM
EN
SI
KE
TA
HA
NA
N
EK
OLO
GI/
LIN
GK
UN
GA
N
aE
kolo
gi
Kualitas
lingkungan
Ada atau tidak adanya
pencemaran air
04Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada pencemaran
air
Ada atau tidak adanya
pencemaran tanah
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada pencemaran
tanah
92
2015
2018
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
DE
SA**
Ada atau tidak adanya
pencemaran udara
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada pencemaran
udara
Terdapat sungai yang
terkena limbah
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada sungai yang
terkena limbah
Potensi rawan
bencana dan
tanggap
bencana
Kejadian bencana alam
(longsor)
05Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kejadian
bencana alam
(longsor)
Kejadian bencana alam
(banjir)
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kejadian
bencana alam
(banjir)
Kejadian bencana alam
(banjir bandang)
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kejadian
bencana alam
(banjir bandang)
Kejadian bencana alam
(kebakaran hutan)
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 tidak ada kejadian
bencana alam
(kebakaran hutan)
Upaya/tindakan terhadap
potensi bencana alam
(tanggap bencana)
03Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 sudah ada kegiatan
tanggap bencana
Upaya/tindakan terhadap
potensi bencana alam
(jalur evakuasi)
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 sudah ada jalur
evakuasi jika terjadi bencana
93
2015
2018
PEN
DO
RO
NG
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
KE
ND
ALA
K
ON
TR
IBU
SI D
AN
A
DE
SA**
NO
PAR
AM
ET
ER
IND
IKA
TO
RSK
OR
ID
M*
ME
NG
APA
TE
RJA
DI
PE
RU
BA
HA
N**
KO
NT
RIB
US
I D
AN
A
DE
SA**
Upaya/tindakan terhadap
potensi bencana alam
(peringatan dini)
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 sudah ada upaya
terhadap peringatan dini bencana
Upaya/tindakan terhadap
potensi bencana alam
(ketersediaan peralatan
penanganan bencana)
0Terjadi perubahan karena pada kurun
waktu 2015-2018 sudah ada ketersediaan
peralatan penanganan bencana
Nil
ai I
DM
0.667
0.793
94
4.5 Faktor Pendorong Dan Penghambat Dalam Penggunaan Dana Desa Terkait Perkembangan Status Desa Menurut Dimensi IDM
4.5.1 Faktor Pendorong
A. Desa Ekasari
Desa Ekasari berada pada Kecamatan Melaya, desa ini merupakan salah satu desa yang mampu meningkatkan statusnya dari Desa Tertinggal menjadi Desa Maju. Kekuatan utama dari perubahan tersebut adalah melibatkan seluruh komponen yang ada di desa. Apalagi di Bali terdapat Desa Adat yang notabene menjadi kesatuan atau menyatu dengan Desa Dinas ( Pemerintah Desa) dalam satu wilayah. Factor pendorong tersebut terlihat dalam bagan di bawah ini :
Gambar 1.3 Faktor pendorong perkembangan status Desa Ekasari
Dana desa
•Pelatihan pengelolaan hasil pertanian dari ibu-bu PKK
• Subak Abian
proses
•Pembibitan sayuran
•penanaman sayuran di pekarangan
output
• Pelaksanaan Program GERMAS
• Menghemat pengeluaran dan meningkatkan perekonomian dijual di Pasar Desa;
• Penyuplai kebutuhan Esterin Taman Wana Resort
Outcome
• Peningkatan IKE 0,430 (2014) menjadi 0,755 (2018)
• Peningkatan IKS 0,6746 (2014) menjadi 0,7555
impact
•Perubahan status desa menjadi desa Maju
95
Keterlibatan masyarakat adat yaitu Subak Abian dalam pemberdayaan kelompok masyarakat adat tentunya akan memperkuat pelaksanaan dan pemanfaatan Dana Desa. Kemudian output dari kegiatan tersebut juga melibatkan banyak kelompok kepentingan di desa yaitu pelaku usaha. Sehingga outcome dari kegiatan tersebut lebih memperkuat atau meningkatkan Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Sosial.
B. Desa Pekutatan.
Desa Pekutatan merupakan desa yang mampu meningkatkan status desa dari Desa Berkembang menjadi Desa Maju. Factor pendorong dalam peningkatan status desa adalah perlibatan kelompok adat dalam penerapan teknologi pertanian pada tanaman kakao (lihat Bagan 1.2)
Gambar 1.4 Faktor pnghambat peningkatan status desa Pekutatan
Dana desa
•Peningkatan pertanian
•Pembinaan lembaga adat (subak abian)
proses
•Teknologi pertanian yaitu pengolahan Mikro Organisme Lokal (MOL) dan Teknik budidaya Tanaman Kakao
output
• peningkatan produksi kakao
• meningkatkan perekonomian masyarakat;
• Komoditi ekspor
Outcome
• Peningkatan IKL 0,6667 (2014) menjadi 0,813 (2018); IKE 0,6835 (2014) menjadi 0,7667 (2018)
• Peningkatan IKS 0,6517 (2014) menjadi 0,8667
impact
•Perubahan status desa menjadi desa Maju
96
4.5.2 Faktor Penghambat
A. Desa Medewi
Desa Medewi mempunyai skor IDM 0,667,sehingga tergolong pada status Desa Berkembang (0,5989<IDM < 0,7072). Skor IDM Desa Medewi dari tahun 2015 sebesar 0,63 menjadi 0,667 pada tahun 2018, tidak mengalami perubahan status.Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan indeks komposit dari Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indek Ketahanan Ekonomi (IKE) dan Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL). Kementerian Desa dalam memotret perkembangan kemandirian desa menggunakan IDM, diatur pada Permendes No. 2 Tahun 2016 tentang Indeks Desa Membangun. Pembangunan yang berkelanjutan menjadi dasar penyusunan demensi, aspek dan indikator pengukuran kemandirian desa. Kenaikan IDM yang terjadi (walaupun belum mampu mengubah status Desa Medewi menjadi Desa Maju) disebabkan oleh adanya peningkatan IKS, IKE, dan IKL.Adapun faktor penghambat dalam peningkatan status desa adalah sebagai berikut :
97
Peran BUMDes ternyata tidak terlalu signifikan dikarenakan belum sesuai dengan potensi yang dimiliki Desa Medewi sebagai daerah potensi wisata.
Gambar 1.5 Faktor penghambat perkembangan status desa
Gambar 1.6 Beras local Bumdes Medewi
Dana desa
•Pelatihan Manajemen Bumdes
proses
•Bumdes Dewi Lestari membeli gabah hasil panen petani, kemudian mengolah gabah menjadi beras
output
• Menjual beras lokal desa medewi (lihat gambar 1.2)
Outcome
• Penurunan IKL 0,6667 (2014) menjadi 0,6664(2018); IKE 0,6329 (2014) menjadi 0,5555 (2018)
• Peningkatan IKS 0,5898(2014) menjadi 0,6667
impact
•hanya mampu mempertahankan status desa berkembang
98
B. Desa Candikusuma
Desa Candikusuma merupakan desa yang termasuk dalam kategori Desa Maju pada Kabupaten Jembrana. Desa ini memiliki potensi yang cukup besar untuk meningkat menjadi desa dengan kategori Desa Mandiri. Potensi-potensi yang ada harus mampu dioptimalkan dengan inovasi-inovasi yang tepat guna. Akan tetapi berdasarkan hasil analisis terkait Dana Desesa Candikusuma dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur desa (lihat bagan 1.4).
Berdasarkan hal tersebut, yang mengalami penurunan adalah Indeks Ketahanan Sosial. Hal itu terjadi karena aksesibilitas terhadap pusat pelayanan kesehatan yang bertambah lama dan fasilitas yang diberikan semakin berkurang.
Dana desa
•Pembangunan infrastruktur desa
proses
•perlibatan masyarakat desa dalam pembangunan jalan desa, kantor desa dan lainnya
output
• fasilitas dan aksesibilitas meningkat
Outcome
•Peningkatan IKL 0,8667 (2014) menjadi 1 (2018); IKE 0,7215 (2014) menjadi 0,75 (2018)
•Penurunan IKS 0,6892(2014) menjadi 0,6457
impact
•hanya mampu mempertahankan status desa maju
Gambar. 1.7 Faktor penghambat perkembangan status desa Candikusuma
99
C. Desa Dangin Tukadaya
Desa Dangin Tukadaya adalah desa yang berada di Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana. Desa ini berada di Wilayah Tengah Kabupaten Jembrana. Walaupun berada perkotaan, Desa Dangin Tukadaya memiliki lahan persawahan yang cukup luas . Selain itu ada juga, warga desa yang menjadi peternak sapi, ayam, kerbau dan lainnya. Desa Dangin Tukadaya adalah salah satu yang tidak mengalami peningkatan nilai bahkan penurunan status. Adapun faktor penghambat dalam peningkatan nilai dan penurunan status adalah :
Penurunan tersebut terjadi ketika pengelolaan Dana Desa, masih kurang pada pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Dana desa
• lebih fokus kepada bidang pembangunan desa
proses
•perlibatan masyarakat desa dalam pembangunan desa
output
• lebih kepada penguatan infrastruktur desa dibandingkan masyarkat atau lemabag-lembaga di desa
Outcome
• Penurun IKL 0,8000 (2014) menjadi 0.794 (2018); IKE 0,6962 (2014) menjadi 0,567 (2018)
• Peningkatan IKS 0,567 (2014) menjadi 0.6957
impact
•Penurunan status dari desa maju menjadi desa berkembang
Gambar 1.8 Faktor penghambat perkembangan status Desa Dangin Tukadaya
101
V. INOVASI DESA
5.1 Kebutuhan Inovasi Desa Pada Desa Tidak Mengalami Peningkatan Status
A. Kebutuhan Inovasi Desa pada Desa Tidak Mengalami Peningkatan Status
Desa-desa yang tidak mengalami kenaikan status adalah Desa Candikusuma, Desa Dangin Tukadaya dan Desa Medewi. Dari hasil observasi dan analisis data, kebutuhan Inovasi Desa diukur dari komponen-komponen teknologi yang meliputi pemanfaatan Teknoware/Humanware/Infoware/ Orgaware.
a. Pemanfaatan teknoware pada desa-desa yang tidak mengalami peningkatan status adalah inovasi teknologi perkebunan (kelapa) seperti pembuatan virgin coconut oil (VCO), inovasi kain tenun, inovasi bidang peternakan dan inovasi daur ulang sampah plastik (dari bungkus kopi menjadi tas). Untuk lebih membantu inovasi itu diperlukan mesin-mesin yang dapat membantu inovasi proses pembuatan VCO, inovasi kambing ternak, pembuatan kain tenun dan mesin untuk daur ulang sampah plastik. Hal yang lebih penting lainnya adalah inovasi tekologi pemasaran produk tersebut seperti via website dengan memanfaatkan teknologi informasi.
b. Pemanfaatan humanware pada desa-desa yang tidak mengalami peningkatan status adalah pelatihan
102
sumber daya manusia/pengrajin peternak pada tingkat industri rumah tangga/petani untuk inovasi pembuatan virgin coconut oil (VCO), inovasi kain tenun, inovasi bidang peternakan kambing dan inovasi daur ulang sampah plastik (dari bungkus kopi menjadi tas). Inovasi humanware yang dapat dilakukan adalah pelatihan-pelatihan untuk peningkatan ketrampilan (skill) pengrajin/petani di dalam efisiensi proses produksi tapi dengan peningkatan produktifitas.
c. Pemanfaatan infoware adalah melalui pelatihan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat relevan digunakan untuk mendukung ketrampilan/skill pengrajin/petani/peternak. Pelatihan penggunaan internet sangat membantu para pengrajin/petani/peternak untuk memperoleh informasi terbaru terkait teknologi terbaru yang dapat digunakan untuk peningkatan produksi VCO, kain tenun, peternakan kambing dan daur ulang sampah plastik. Selain itu teknologi informasi sangat membantu dalam pembuatan website untuk aspek pemasaran dari produk-produk inovasi yang dihasilkan.
d. BUMDes dan perangkat desa sebagai bagian dari organware berfungsi sebagai fasilitator dan koordinator dari pemanfaatan teknoware, infoware dan humanware. BUMDes dapat memberikan pinjaman lunak bagi pengrajin/petani/peternak untuk pembelian mesin-mesin untuk peningkatan produksi. Dana Desa juga dapat digunakan untuk membiayai
103
pengadaan teknologi informasi baik perangkat lunak dan perangkat kerasnya untuk dapat digunakan oleh para pengrajin/petani/peternak untuk mengakses informasi-informasi yang relevan. Selain itu Dana Desa juga dapat dimanfaatkan bagi para pengrajin/petani/peternak untuk pelatihan-pelatihan peningkatan produksi dan pemasaran produk.
5.2 Inovasi Desa pada Desa dengan Kenaikan Status
Desa-desa yang mengalami kenaikan status adalah Desa Pekutatan dan Desa Ekasari.
a. Pemanfaatan teknoware yaitu dengan inovasi teknologi terkait dengan teknologi pada bidang pertanian dan pemasaran kakao. Terkait teknologi pertanian untuk peningkatan produksi kakao dengan pemanfaatan yaitu Mikro Organisme Lokal (MOL) dan teknologi budidaya Tanaman Kakao. Inovasi teknologi ini diperlukan dalam upaya untuk mengurangi penggunaan pestisida pupuk buatan di tingkat petani dan informasi pembudidayaan tanaman kakao sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Inovasi teknik budidaya kakao ini sangat berguna untuk menekan munculmya penyakit yang menyerang tanaman kakao sehingga petani tidak perlu khawatir dengan gagal panen. Inovasi di bidang pemasaran produksi kakao adalah dengan menjual dalam bentuk yang sudah jadi dengan dikemas (packaging) yang lebih menarik atau barang setengah jadi, sehingga
104
dijual tidak dalam bentuk mentahan lagi, agar produk mempunyai nilai tambah. Selain itu peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi pengumpul (pengepul) untuk hasil panen petani kakao skala kecil. Oleh karena itu, petani kecil memiliki kepastian pasar dan BUMDes bisa bersaing dengan pengepul besar yang sudah ada. Inovasi teknologi lainnya adalah pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Mikro Hidro (PTLMH) untuk memenuhi kebutuhan air, cuci dan mandi warga desa. Hal ini penting dilakukan selain sebagai pendukung sektor pertanian petani juga untuk untuk peningkatan kualitas kesehatan dan lingkungan warga.
b. Pemanfaatan humanware pada desa-desa yang mengalami peningkatan status adalah pelatihan petani untuk peningkatan produksi dan pemasaran kakao. Pelatihan-pelatihan untuk peningkatan ketrampilan (skill) petani di dalam efisiensi proses produksi kakao dan diiringi dengan peningkatan produktifitas. Pelatihan pengrajin juga untuk membantu pemasaran produk kakao dengan menggunakan aplikasi teknologi informasi.
c. Pemanfaatan infoware melalui teknologi informasi dan komunikasi yang sangat relevan digunakan untuk mendukung ketrampilan/skill petani. Pelatihan penggunaan internet sangat membantu para petani kakao untuk memperoleh informasi terbaru terkait teknologi terbaru yang dapat digunakan untuk
105
peningkatan produksi kakao. Selain itu teknologi informasi sangat membantu dalam pembuatan website untuk aspek pemasaran dari produk-produk kakao yang dihasilkan.
d. Pemanfaatan orgaware adalah melalui lembaga ekonomi desa seperti BUMDes serta perangkat desa yang berfungsi sebagai fasilitator dan koordinator dari pemanfaatan teknoware, infoware dan humanware. BUMDes melalui usaha simpan pinjam (USP) memberikan pinjaman lunak/bunga rendah untuk petani kakao. Pinjaman ini dapat digunakan oleh petani untuk pembiayaan pengadaan teknologi informasi baik perangkat lunak dan perangkat kerasnya untuk mengakses informasi-informasi yang relevan dengan produksi kakao. Selain itu dana desa juga dapat dimanfaatkan bagi para petani kakao untuk pelatihan-pelatihan peningkatan produksi dan pemasaran produk kakao.
107
VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1 Kesimpulan
Data status Indeks Desa Membangun (IDM) di Provinsi Bali dan Kabupaten Jembrana khususnya bahwa perkembangan atau perubahan status yang cukup besar terutama pada desa kategori Desa Maju. Kemudian juga yang signifikan adalah tidak ada lagi desa dengan kategori Desa Sangat Tertinggal dan Desa Tertinggal. Akan tetapi, kondisi tersebut menjadi tantangan dalam mempertahankan dan meningkatkan status desa menuju Desa Mandiri ke depannya. Apalagi terjadi penurunan status desa dari Desa Maju menjadi Desa Berkembang. Berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM) terlihat bahwa terjadi perununan menjadi tidak ada sama sekali desa di Provinsi Bali dengan kategori Desa Sangat Tertinggal dan Desa Tertinggal. Sedangkan Desa Berkembang mengalami peningkatan, kemudian prosentase Desa Maju mengalami peningkatan. Kondisi tersebut juga terjadi pada peningkatan signifikan terhadap desa dengan kategori Maju dalam IDM.
Beberapa kendala yang mungkin dihadapi adalah adanya dua desa ( Desa Dinas dan Desa Adat) sehingga perlu kolaborasi dan sinergitas antara kedua desa dalam pengelolaan Dana Desa demi mewujudkan pembangunan desa. Selain itu, adanya koordinasi dan kesepakatan antara semua komponen masyarakat desa terkait Lembaga Ekonomi Desa dengan Lembaga Ekonomi Desa Adat, seperti BUMDes dan LPD.
108
6.2 Rekomendasi
Upaya dan strategi pemecahan masalah penggunaan dan pemanfaatan Dana Desa di Kabupaten Jembrana adalah dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk akses informasi suatu produk atau suatu teknik/metode untuk peningkatan ketrampilan/ skill petani/peternak/pengrajin serta pemasaran produk seperti kakao. Selain itu, BUMDes dapat memberikan akses finansial kepada petani/pengrajin/peternak untuk pembelian mesin-mesin yang dapat digunakan untuk peningkatan produksi lokal.
Pelatihan-pelatihan bagi pengrajin/peternak/petani sebagai bagian dari pemanfaatan humanware sangat baik untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia baik untuk peningkatan kapasitas produksi maupun pemasaran. Pelatihan-pelatihan di bidang manajerial dan teknis juga sangat penting untuk peningkatan pengetahuan bagi perangkat desa dan perangkat BUMDes dan sebagai fasilitator/koordinator bagi aspek teknoware, Humanware dan infoware
109
LAMPIRAN
110
Foto dokumentansi di lapangan
111
112
113
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, Ivanovich, Fujiartanto, 2014. “Indeks Kemandirian Desa”.Yayasan Pustaka Obor.Jakarta
Arikunto, Suharsimi.2000.Manajemen Penelitian. Jakarta: Rinneka Cipta
Eko, Sutoro, et al.2014. “Desa Membangun Indonesia”.FPPD.Yogyakarta
Gunawan H, Daddi, et. .al.2013. “Jalan Baru Otonomi Desa” Mengembalikan Otonomi Masyarakat.Kemitraan. Jakarta
Mardiasmo, 2004, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Penerbit Andi.Yogyakarta.
Kurniawan, Borni. 2015. “Desa Mandiri Desa Membangun”. Kementrian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Trasmigrasi Republik Indonesia.Jakarta.,
Sidik, Fajar.2015. “Menggali Potensi Lokal Mewujudkan Kemandirian Desa”.JKAP.Yogyakarta
Sugiyono,Dr,2008, “Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”.Bandung: Alfabeta.
Sugiyono,Dr,2000. “Metode Penelitian Administrasi”.Bandung: Alfabeta.
Regulasi :
1. UU No.6 Tahun 20014_Otonomi Desa