Dasar Teori Mrt

download Dasar Teori Mrt

of 36

Transcript of Dasar Teori Mrt

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    1/36

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Salah satu cabang keilmuan di teknik sipil yang terus mengalami

    perkembangan adalah bidang transportasi. Terutama dikota besar, masalah

    pengaturan system transportasi sudah menjadi masalah umum yang dialami

    sebagian besar penduduk kota. Sebagai contoh adalah kota Malang. Kemacetan

    tidak hanya timbul di ruas-ruas jalan, namun juga dipersimpangan jalan. Sebagai

    perencana transportasi, kita dituntut untuk mencari pemecahan dari adanya

    masalah tersebut dengan aman, nyaman dan efisien.

    Hal tersebut diataslah yang melatar belakangi survey yang kami lakukan di

    persimpangan !" # $S% # kayu tangan pada tanggal &' (pril )**+ yang lalu.

    %ntuk selanjutnya dari data survei tersebut, kami mencoba menganalisa

    persimpangan dengan data asli. Setelah itu bila harga derajad kejenuhan yang

    didapatkan lebih dari satu, maka perlu dilakukan penyesuaian yterhadap simpang

    tersebut diantaranya dengan

    &. (nalisa simpang dengan perubahan fase

    ). (nalisa simpang dengan perubahan reen Time

    . (nalisa simpang dengan perbahan /aktu siklus

    '. (nalisa simpang dengan pelebaran jalan

    Sebenarnya pihak pemerintah kota juga telah melakukan pengaturan

    simpang, yaitu dengan adanya median untuk memisahkan kendaraan yang masuk

    dan keluar simpang , lampu lalu-lintas dan larangan belok ke kanan untuk

    mencegah adanya konflik antara kendaraan yang akan belok ke kanan dengan

    kendaraan yang lurus. "amun bila dari hasil perhitungan data lapangan

    didapatkan harga derajad kejenuhan lebih besar dari satu, hal ini kemungkinan

    dapat disebabkan karena bnyak hal. 0iantaranya adalah kurangnya lebar jalan,

    tidak tepatnya penentuan green time, fase, /aktu siklus, dan lain-lain. %ntuk itu

    perlu dicari penerapan pengaturan yang paling sesuai untuk simpang tersebut,

    sehingga banyak pihak yang akan diuntungkan, karena dapat menghemat /aktu

    tempuh, mengurangi tundaan, dan meminimalkan potensi terjadinya konflik antar

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    2/36

    kendaraan yang sering kali menimbulkan korban baik kendaraan maupun pemakai

    jalan.

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Maksud dari survei yang kami laksanakan pada tanggal &' (pril )**+ di

    persimpangan !" # $S% # Kayu tangan pada pukul *1.**-*+.** dan pukul

    &2.**-&3.** adalah untuk mengetahui besarnya volume kendaraan yang

    memasuki simpang tersebut dari tiga arah yaitu barat, utara dan selatan.

    Sedangkan tujuan dari survey analisa volume kendaraan di persimpangan

    adalah sebagai berikut

    &. Mengetahui dan menganalisa karakteristik utama dan sekunder dari

    arus lau-lintas.

    ). Mengetahui karakteristik simpang dengan data lapangan yang ada.

    4ila hasil perhitungan data lapangan yang dilakukan ternyata

    menghasilkan harga derajad kejenuhan yang lebih besar dari satu, maka perlu

    dilakukan perubahan analisa simpang dengan berbagai metode yang bertujuan

    untuk

    &. Mengetahui analisa simpang bila dilakukan pelebaran jalan pada

    simpang yang bersangkutan.

    ). Mengetahui analisa simpang bila dilakukan perubahan green time

    terhadap lampu lalu-lintas yang ada.

    . Mengetahui analisa simpang bila dilakuakan perubahan fase di

    simpang tersebut.

    '. Mengetahui analisa simpang bila dilakukan perubahan terhadap /aktu

    siklus pada lampu lalu-lintas yang ada.2. Mengetahui analisa simpang yang paling efektif dan sesuai untuk

    diterapkan pada simpang tersebut.

    1.3 Rumusan Masala

    ermasalahan transportasi yang ada saat ini sangatlah luas. %ntuk itu perlu

    dilakukan perumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan ini agar masalah

    yang akan diidentifikasi menjadi jelas dan terfokus, sehingga dapat dicari

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    3/36

    alternatif penyelesaian yang paling tepat sasaran. $umusan masalah dalam survei

    (nalisa Simpang yang kami lakukan pada tanggal &' (pril )**+ di persimpangan

    !" adalah untuk mengetahui besarnya volume kendaraan yang masuk ke

    persimpangan tersebut dan bila dari hasil perhitungan data didapatkan harga

    derajad kejenuhan lebih besar dari satu, maka dilakukan analisis terhadap simpang

    yang ada dengan pelebaran jalan, perubahan green time, perubahan /aktu siklus,

    dan perubahan fase.

    1.! Batasan Masala

    Survey lalu-lintas tentang analisa simpang yang kami lakuakan pada

    tanggal &' (pril )**+ di persimpangan !" pada pukul *1.**-*+.** dan pukul

    &2.**-&3.** difokuskan pada masalah yang sesuai dengan materi yang sedang

    kami pelajari pada matakuliah Teknik !alu-!intas, yaitu sebagai berikut

    &. Survey volume kendaraan yang masuk ke simpang pada kisaran jam

    *1.**-*+.** serta jam &2.**-&3.**, dimana survei tersebut dilakukan oleh

    kelompok 566.

    ). engamatan dilakukan terhadap semua jenis kendaraan, baik kendaraan

    berat 7bus, truk besar, truk sedang8, kendaraan ringan 7termasuk angkutan

    kota dan taksi8, maupun kendaraan tak bermotor 7tidak termasuk jumlah

    pejalan kaki8 dan survei dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia

    serta dengan menggunakan alat bantu.

    . Survei analisa simpang dilakukan untuk semua jenis kendaraan yang

    masuk ke simpang dari semua arah 7utara, selatan dan barat8.

    1." L#ngku$ Permasalaanada pelaksanaan survei lau-lintas, kami juga mendapatkan data mengenai

    bentuk penampang simpang meliputi ukuran jalan, median, kemiringan, lebar

    jalur untuk belok ke kiri, panjang lengkung jalan yang ada akibat kendaraan yang

    belok ke kanan, dan lain-lain. Hal pertama yang dilakukan terhadap data yang ada

    adalah menghitung volume kendaraan total dari masing-masing arah, yang

    kemudian memasukkan data tersebut pada S6 yang ada untuk dilakukan

    pengolahan dan perhitungan terhadap data volume dan penampang jalan yanga

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    4/36

    ada 7pada S6 6 # S6 98. 4ila erhitungan data lapangan sudah dilakukan, kami

    mencoba melakukan analisa terhadap simpang dengan melakukan perubahan-

    perubahan terhadap simpang seperti perubahan pelebaran jalan, perubahan /aktu

    siklus, perubahan fase yang ada, dan perubahan green time. 0ari berbagai

    perubahan yang dilakukan, kita dapat mengetahui analisa simpang yang paling

    baik untuk diterapkan.

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    5/36

    1.% Pr&sedur Per#tungan

    4agan alir prosedur perhitungan digambarkan seperti diba/ah

    PERUBAHAN

    %bah penentuan fase

    sinyal, lebar pendekat,aturan membelok, dsb

    LAN'(AH A ) DATA MA*U(AN

    (-& eometrik, pengaturan lalu lintas dan

    kondisi lingkungan.

    (-) Kondisi arus lalu lintas

    LAN'(AH E ) TIN'(AT (INER+A

    :-& ersiapan

    :-) anjang antrian

    :- Kendaraan terhenti

    :-' Tundaan

    LAN'(AH D ) (APA*ITA*

    0-& Kapasitas

    0-) Keperluan untuk perubahan

    LAN'(AH , ) PENENTUAN -A(TU

    *INAL

    ;-& Tipe pendekat

    ;-) !ebar pendekat efektif

    ;- (rus jenuh dasar;-' aktu siklus dan /aktu hijau

    LAN'(AH B ) *INALI*A*I4-& enentuan fase sinyal

    4-) >aktu pengosongan dan /aktu hilang

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    6/36

    BAB II

    MET/D/L/'I UNTU( ANALI*A

    2.1 'e&metr#

    erhitungan dikerjakan secara terpisah untuk setiap pendekat. Satu lengan

    simpang dapat terdiri lebih dari satu pendekat, yaitu dpisahkan menjadi dua atau

    lebih dari satu pendekat, yaitu dipisahkan menjadi dua atau lebih sub-pendekat.

    Hal ini terjadi jika gerakan belok kanan dan=atau belok kiri mendapat sinyal hijau

    pada fase yang berlainan dengan lalu-lintas yang lurus, atau jika dipisahkan secara

    fisik dengan pulau-pulau laulintas dalam pendekat.

    %ntuk masing-masing pendekat atau sub-pendekat lebar efektif 7>e8

    ditetapkan dengan mempertimbangkan denah dari bagian masuk keluar suatu

    simpang dan distribusi dari gerakan-gerakan membelok.

    2.2 Arus Lalu L#ntas

    erhitungan dilakukan per satuan jam untuk satu atau lebih periode,

    misalnya didasrkan pada kondisi arus lalu-lintas rencana jam puncak pagi, siang

    dan sore.

    (rus lalu-lintas 7?8 untuk setiap gerakan 7belok kiri ?!T, lurus ?ST, dan belok

    kanan ?$T8 dikonversi dari kendaraan per jam menjadi satuan mobil penumpang

    7smp8 per jam dengan mengunakan ekivalen kendaraan penumpang 7emp8 untuk

    masing-masing pendekat terlindung dan terla/an

    @enis Kendaraan:mp untuk tipe pendekat

    Terlindung Terla/an

    Kendaraan $ingan 7!98

    Kendaraan 4erat 7H98

    Sepeda Motor 7M;8

    &,*

    &,

    *,)

    &,*

    &,

    *,'

    ;ontoh ? A ?!9B ?H9C empH9 B ?M; C empM;

    2.3 M&del Dasar

    Kapasitas pendekat simpang bersinyal dapat dinyatakan sebagai berikut

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    7/36

    g=cS; =

    7&8

    0imana

    ; A Kapasitas 7smp=jam8

    S A (rus @enuh, yaitu arus berangkat rata-rata dari antrian dalam pendekat

    selama sinyal hijau 7smp=jam hijau A smp per-jam hijau8

    g A >aktu hijau 7det8

    c A >aktu siklus, yaitu selang /aktu untuk urutan perubahan sinyal yang

    lengkap 7yaitu antara dua a/al hijau yang berurutan pada fase yang

    sama8

    Dleh karena itu perlu diketahui atau ditentukan /aktu sinyal dari simpang agar

    dapat menghitung kapasitas dan ukuran perilaku lalu-lintas lainnya.

    ada rumus 7&8 diatas, arus jenuh dianggap tetap selama /aktu hijau.

    Meskipun demikian dalam kenyataannya, arus berangkat mulai dari * pada a/al

    /aktu hijau dan mencapai nilai puncaknya setelah &* # &2 detik. "ilai ini akan

    menurun sedikit sampai akhir /aktu hijau.

    ermulaan arus berangkat menyebabkan terjadinya apa yang disebut sebagai

    Ekehilangan a/alF dari /aktu hijau efektif, arus berangkat setelah akhir /aktu

    hijau menyebabkan suatu Etambahan akhirF dari /aktu hijau efektif. @adi besarnya

    /aktu hijau efektif, yaitu lamanya /aktu hijau dimana arus berangkat terjadi

    dengan besaran tetap sebesar S, kemudian dapat dihitung sebagai berikut

    Waktu hijau efektif = Tampilan waktu hijau Kehilangan awal + Tambahan akhir

    7)8

    Melalui analisa data lapangan dari seluruh simpang yang disurvey telah

    ditarik kesimpulan bah/a rata-rata besarnya Kehilangan a/al dan Tambahan

    akhir, keduanya mempunyai nilai sekitar ',+ detik. Sesuai dengan rumus 7&8 diatas

    untuk kasus standar, besarnya /aktu hijau efektif menjadi sama dengan /aktu

    hijau yang ditampilkan. Kesimpulan dari analisa ini adalah bah/a tampilan /aktu

    hijau dan besar arus jenuh puncak yang diamati dilapangan untuk masing-masing

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    8/36

    lokasi, dapat digunakan pada rumus 7&8 diatas, untuk menghitung kapasitas

    pendekat tanpa penyesuaian dengan Kehilangan a/al dan Tambahan (khir.

    (rus jenuh 7S8 dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian dari arus jenuh dasar 7S*8

    yaitu arus jenuh pada keadaan standar, dengan faktor penyesuaian 7

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    9/36

    (rus jenuh dasar ditentukan sebagai fungsi dari lebar efektif pendekat

    7>e8 dan arus lalu-lintas belok kanan pada pendekat tersebut dan juga pada

    pendekat yang berla/anan, karena pengaruh dari faktor-faktor tersebut tidak

    linier. Kemudian dilakukan penyesuaian untuk kondisi sebenarnya sehubungan

    dengan ukuran kota, hambatan samping, kelandaian dan parkir sebagaimana

    dengan rumus 7)8 diatas.

    2.! Penentuan -aktu *#n0al

    enentuan /aktu sinyal untuk keadaan dengan kendali /aktu tetap

    dilakukan berdasarkan metode >ebster 7&I118 untuk meminimumkan tundaan

    total pada suatu simpang. ertama-tama ditentukan /aktu siklus 7c8, selanjutnya

    /aktu hijau 7gi8 pada masing-masing fase 7i8.

    WAKTU SIKLUS

    c A 7&.2 C !T6 B 28 = 7& - aktu siklus sinyal 7detik8

    !T6 A @umlah /aktu hilang per siklus 7detik8

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    10/36

    0imana

    giA Tampilan /aktu hijau pada fase 6 7detik8

    Kinerja suatu simpang bersinyal pada umumnya lebih peka terhadap kesalahan-

    kesalahan dalam pembagian /aktu hijau daripada terhadap terlalu panjangnya

    /aktu siklus. enyimpangan kecilpun dari rasio hijau 7g=c8 yang ditentukan dari

    rumus 2 dan 1 diatas menghasilkan bertambah tingginya tundaan rata-rata pada

    simpang tersebut.

    2." Derajat (ejenuan

    Kapasitas pendekat 7;8 diperoleh dengan perkalian arus jenuh dengan rasio

    hijau 7g=c8 pada masing-masing pendekat, lihat $umus 7&8 di atas.

    0erajat kejenuhan 70S8 diperoleh sebagai

    g8C7S

    c8C7?

    ;

    ?0S ==

    2.% T#ngkat (#nerja

    4erbagai ukuran tingkat kinerja dapat ditentukan berdasarkan pada arus lalu-

    lintas 7?8, derajat kejenuhan 70S8 dan /aktu sinyal 7c dan g8 sebagaimana

    diuraikan di ba/ah

    A!JA!" A!T#IA!

    @umlah rata-rata antrian smp pada a/al sinyal hijau "? dihitung sebagai

    jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya "?, ditambah jumlah smp

    yang datang selama fase merah 7"?)8

    "? A "?&B "?)

    "?&A *,)2 C ; C ( )

    ( )

    ++ ;

    *,20SC+

    &0S&80S

    )

    @ika 0S J *,2 selain dari itu "?&A *

    "?)A .1**

    ?C

    0SC-$&

    -$&Cc

    dimana

    "?& A jumlah smp yang tertinggal dari fase hijau sebelumnya.

    "?) A jumlah smp yang datang selama fase merah.

    0S A derajat kejenuhan

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    11/36

    $ A rasio hijau

    c A /aktu siklus 7det8

    ; A kapasitas 7smp=jam8 A arus jenuh kali rasio hijau 7S C $8

    ? A arus lalu-lintas pasda pendekat tersebut 7smp=det8

    %ntuk keperluan perencanaan, Manual memungkinkan untuk penyesuaian dari

    nilai rata-rata ini ketingkat peluang pembebanan lebih yang dikehendaki.

    anajang antrian ?! diperoleh dari perkalian "? dengan luas rata-rata yang

    dipergunakan per smp 7)* m)8 dan pembagian dengan lebar masuk.

    M(S%K

    M(5>

    )*C"??!=

    A!"KA H$!TI

    (ngka henti 7"S8 yaitu sejumlah berhenti rata-rata perkendaraan

    7termasuk berhenti terulang dalam antrian8 sebelum mele/ati suatu simpang,

    dihitung sebagai

    "S A *,I C .1**CcC?

    "?

    0imana c adalah /aktu siklus 7det8 dan ? arus lalu-lintas 7smp=jam8 dari pendekat

    yang ditinjau.

    #ASI% K$!&A#AA! T$#H$!TI

    $asio kendaraan terhenti p'(, yaitu rasio kendaraan yang harus berhenti

    akibat sinyal merah sebelum mele/ati suatu simpang, 6 dihitung sebagai berikut

    7"S,&8minpsv =

    dimana "S adalah angka henti dari suatu pendekat.

    TU!&AA!

    Tundaan 0 pada suatu simpang dapat terjadi karena dua hal

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    12/36

    &. T%"0((" !(!% !6"T(S 70T8 karena interaksi lalu-lintas dengan gerakan

    lainnya pada suatu simpang.

    ). T%"0((" :DM:T$6 708 karena perlambatan dan percepatan saat

    membelok pada suatu simpang dan = atau terhenti karena lampu merah.

    Tundaan rata-rata untuk suatu pendekat j dihitung sebagai

    0j A 0TjB 0j

    dimana

    0j A Tundaan rata-rata untuk pendekat 7det=smp8

    sv A $asio kendaraan terhenti pada suatu pendekat

    T A $asio kendaraan membelok pada suatu pendekat.

    2. Dam$ak Bentuk Pengaturan *#n0al

    - Hijau a/al dapat menambah jumlah kecelakaan

    - (rus berangkat terlindung akan mengurangi jumlah kecelakaan dibandingkan

    dengan arus berangkat terla/an.

    - enambahan antara hijau akan mengurangi jumlah kecelakaan.

    2. Pert#mangan L#ngkungan

    Tidak ada data empiris dari 6ndonesia tentang emisi kendaraan pada saat

    pembuatan manual ini. (sap kendaraan dan emisi kebisingan umumnya berkurang

    dalam keadaan-keadaan berikut

    - engaturan sinyal terkoordinasi dan = atau sinyal aktuasi kendaraan akan

    mengurangi asap kendaraan dan emisi kebisingan bila dibandingkan dengan

    pengaturan sinyal /aktu tetap untuk simpang terisolir.

    - >aktu sinyal yang efisien akan mengurangi emisi.

    BAB III

    DATA DAN ANALI*A

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    13/36

    3.1. Data Umum L&kas# *ur4e#

    a8 "ama Simpang @l. 4ogor # @l. 4ogor # @l. 4andung #

    @l. 9eteran

    b8 Tipe @alan ) @alur ) arah tak terbagi

    c8 !ebar @alur (rah 4arat +.2 meter

    d8 !ebar @alur (rah timur 3.3 meter

    e8 !ebar @alur (rah Selatan 1.3 meter

    f8 !ebar @alur (rah %tara 3.& meter

    g8 @enis Kedaraan yang le/at Kendaraan 4erat, Kendaraan $ingan, Sepeda

    Motor dan Kendaraan Tak 4ermotor

    3.2. Tata 'una Laan

    !okasi simpang @l.4ogor # @l.4ogor # @l.4andung # @l. 9eteran secara

    umum digunakan sebagai lokasi bisnis dan perdagangan, oleh sebab itu kondisi

    lingkungan pada simpang tersebut bisa digolongkan sebagai daerah komersial

    7;DM8.

    3.3. 'amar L&kas#

    ambar lokasi survei berupa lay out simpang disajikan pada halaman

    berikutnya.

    3.!. Langka 5 langka $er#tungan

    &. !("K(H ( 0(T( M(S%K("

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    14/36

    LA!"KAH A ) * "$%$T#IK $!"ATU#A! LALU LI!TAS &A! K%!&ISI

    LI!"KU!"A! ,-.rmulir SI" I/

    6nformasi untuk diisi pada bagian atas

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    15/36

    dibagi oleh pulau lalu lintas menjadi dua pendekat atau lebih, missal "7!T B

    St8, "7$T8. ;ara yang sama digunakan jika gerakan # gerakan lalu lintas pada

    pendekat tersebut mempunyai lampu hijau yang berbeda fase

    Tipe lingkungan jalan 7kolom )8

    Masukkan tipe tikungan jalan 7;DM A komersial $:S A pemukiman $( A

    (kses terbatas8 untuk tiap pendekat

    Tingkat hambatan samping 7kolom 8

    Masukkan tingkat hambatan samping

    Tinggi besar arus berdasarkan pada tempat masuk dan keluar berkurang

    oleh karena aktivitas disamping jalan pada pendekat seperti

    angkutan umum berhenti pejalan kaki berjalan sepanjang atau

    melintas pendekat, keluar masuk halaman disamping jalan tersebut

    $endah besar arus berangkat pada tempat masuk dan keluar tidak

    berkurang oleh hambatan samping dari jenis # jenis yang disebut

    diatas

    Tingkat hambatan samping 7kolom 8

    Masukkan tingkat hambatan samping

    Tinggi 4esar arus berangkat pada tempat masuk dan ke luar berkuranng

    oleh karena aktivitas di samping jalan pada pendekat seperti

    angkutan umum berhenti, pejalan kaki berjalan sepanjang atau

    melintas pendekat, keluar # masuk halaman disamping jalan dsb.

    $endah 4esar arus berangkat pada tempat masuk dan keluar tidak

    berkurang oleh hambatan samping dari jenis # jenis yang disebut

    diatas.

    Median 7kolom '8

    Masukkan jika terdapat median pada bagian kanan dari garis henti dalam pendekat

    7 ya=Tidak8

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    16/36

    Kelandaian 7kolom 28

    Masukkan kelandaian dalam 7naik A B turun A -8

    4elok kiri langsung 7kolom 18

    Masukkan jika belok kiri langsung 7!TD$8 diijinkan 7a=Tidak8 pada pendekat

    tersebut 7tambahan untuk menunjukkan hal ini dalam diagram fase sebagaimana

    diuraikan di atas8.

    @arak ke kendaraan parkir 7kolom 38

    Masukkan jarak normal antara garis # henti dan kendaraan pertama yang diparkir

    disebelah hulu pendekat, untuk kondisi yang dipelajari.

    !ebar pendekat 7kolom +-&&8

    Masukkan, dari sketsa, lebar 7ketelitian sampai sampai sepersepuluh meter

    terdekat8 bagian yang diperkeras dari masing # masing pendekat 7hulu dari titik

    belok untuk !TD$8, belok # kiri langsung, tempat masuk 7pad garis henti, lihat

    juga ambar ;-)&8 dan tempat keluar 7bagian tersempit setelah mele/ati jalan

    melintang8.

    ;atatan

    ;atat pada lembar terpisah informasi lainnya yang anda pikir dapat

    mempengaruhi kapasitas pendekat tersebut.

    LA!"KAH A 0 * K%!&ISI A#US LALU LI!TAS , -.rmulir SI" II/

    @ika data lalu lintas rinci dengan distribusi jenis kendaraan untuk masing #

    masing gerakan beloknya tersedia, maka

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    17/36

    7"ilai normal data masukkan lalu lintas lihat bagian ).).) diatas8

    4eberapa kumpulan data arus lalu lintas mungkin diperlukan untuk

    menganalisa periode # periode lainnya, seperti jam puncak pagi, jam # puncak

    siang, jam # puncak sore, jam # le/at puncak dsb.

    erhatian Semua gerakan lalu # lintas didalam simpang harus dicatat pada

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    18/36

    8=7

    8=7

    jam'mpT.tal

    jam'mpLTLT=

    8=7

    8=7

    jam'mpT.tal

    jam'mp#T#T =

    bernilai sama untuk pendekst terla/an dan terlindungi

    Hitung rasio kendaraan tak bermotor dengan membagi arus kendaraan tak

    bermotor ?%Mkend.=jam pada kolom 7&38 dengan arus kendaraan bermotor

    ?M9kend.=jam pada kolom 7&)8.

    U = 1U2 13

    ). !("K(H 4 :"%"((" S6"(!

    LA!"KAH 4 ) * -AS$ SI!5AL ,-.rmulir SI" I3/

    @ika perhitungan akan dikerjakan untuk rencana fase sinyal yang lain dari yang

    digambarkan pada alau demikian, mungkin diperlukan demi

    keselamatan lalu # lintas dalam keadaan tertentu.

    ambar fase sinyal yang dipilih dalam kotak yang disediakan pada

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    19/36

    LA!"KAH 460* WAKTU A!TA# HIJAU &A! WAKTU HILA!" ,-.rmulir SI"

    III/

    Tentukan /aktu merah semua yang diperlukan untuk pengosongan pada

    setiap akhir fase dan hasil /aktu antar hijau 768 per fase.

    Tentukan /aktu hilang 7!T68 sebagai jumlah dari /aktu antar hijau per

    siklus, dan masukkan hasilnya ke dalam bagian ba/ah kolom ' pada

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    20/36

    M:$(H S:M%(( )

    maC

    +=

    A3

    A3

    $3

    $3$3

    3

    L

    3

    LL

    0imana

    !:9,!(9 A jarak dari garis henti ke titik konflik masing # masing untuk kendaraan

    yang berangkat dan yang datang 7m8

    !:9 A anjang kendaraan yang berangkat 7m8

    9:9,9(9 A Kecepatan masing # masing kendaraan untuk kendaraan yang

    berangkat dan yang datang 7m=det8

    ambar 4-)& Menggambarkan kejadian dengan titik # titik konflik kritis yang

    diberi tanda bagi kendaraan # kendaraan maupun para pejalan kaki yang

    memotong jalan.

    "ilai # nilai yang dipilih untuk 9:9,9(9 9:9,9(9 dan !:9 tergantung dari

    komposisi lalu lintas dan kondisi kecepatan pada lokasi. "ilai # nilai sementara

    berikut dapat dipilih dengan ketiadaan aturan di 6ndonesia akan hal ini.

    Kecepatan kendaraan yang datang 9(9 &* m=det 7kend . bermotor8

    Kecepatan kendaraan yang datang 9:9 &* m=det 7kend . bermotor8

    m=det 7kend. Tak bermotor8

    &,) m=det 7pejalan kaki8

    anjang kendaraan yang berangkat !:9 2 m 7!9 atau H98

    ) m 7M; atau %M8

    erhitungan dilakukan dengan

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    21/36

    . !("K(H ; :":"T%(" >(KT% S6"(!

    !angkah ; meliputi faktor # faktor sebagai berikut

    ;-& Tipe pendekat

    ;-) !ebar pendekat efektif

    ;- (rus jenuh dasar

    ;-' aktu siklus dan /aktu hijau

    erhitungan # perhitungan dimasukan ke dalam

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    22/36

    S6 # 697pilih hasil yang sesuai untuk kondisi terlindung 7Tipe 8 atau

    terla/an 7Tipe D8 sebagaimana tercatat pada kolom 8

    Masukkan rasio kendaraan berbelok 7!TDr atau !T,$T8 untuk setiap

    pendekat 7 dari

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    23/36

    >rA Min

    +ASUK

    LT%#A

    W

    WW

    !angkah ( ) eriksa lebar keluar 7hanya untuk pendekat tipe 8

    @ika >K:!%($N >rC 7 6-$T8 >$sebaiknya diberi nilai baru sama dengan >K:!%($,dan analisa selanjutnya untuk pendekat ini dilakukan hanya untuk bagian lalu #

    lintas lurus saja 7 yaitu ? A ?STpada !TD$ N )m 0alam hal ini dianggap bah/a kendaraan !TD$ tidak dapat

    mendahului antrian kendaraan lainnya dalam pendekat

    selama sinyal merah.

    !angkah 4 & Sertakan ?!TD$pada perhitungan selanjutnya.

    >rA Min

    ( )

    +

    +

    LT%#LT%#A

    LT%#+ASUK

    A

    W8W

    WW

    W

    &

    !angkah 4 ) eriksa lebar keluar 7hanya untuk pendekat tipe 8

    @ika >K:!%($ N >rC 7 6-$T-!TD$8 >$sebaiknya diberi nilai baru sama dengan

    >K:!%($ , dan analisa selanjutnya untuk pendekat ini dilakukan hanya untuk

    bagian lalu # lintas lurus saja 7 yaitu ? A ?STpada

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    24/36

    Tentukan arus jenuh dasar 7So8 untuk setiap pendekat seperti diuraikan

    diba/ah , dan masukkan hasilnya pada kolom &*

    a8 untuk pendekat tipe 7 arus terlindung8

    SoA 1** C >esmp=jam hijau lihat ambar ;-&

    b8 %ntuk pendekat tipe D 7arus berangkat terla/an8

    So ditentukan dari ambar ; # ) 7untuk pendekat tanpa lajur belok #

    kanan terpisah8 dan dari ambar ;-7untuk pendekat dengan lajur belok

    kanan terpisah8 sebagai fungsi >e, ?$tdan ?$TD

    unakanlah gambar # gambar tersebut untuk mendapatkan nilai arus jenuh

    pada keadaan dimana lebar pendekat lebih besar dan lebih kecil daripada

    >e sesungguhnya dan hitung hasilnya dengan interpolasi.

    !ihat saran diba/ah sehubungan dengan penanganan keadaan yang

    mempengaruhi arus belok kanan lebih besar daripada yang terdapat dalam

    diagram.

    ;ontoh

    Tanpa lajur belok kanan terpisah ?$TA&)2 smp=jam ?rtoA &** smp=jam.

    >e sesungguhnya A 2,' m

    0ari gambar ;-) diperoleh

    S1.*A *** S2.* A )''*

    Hitung

    S2,'A 72,' # 2,*8 C 7S1.*- S2.*8 B S2.* A *,' 7 *** # )''* 8 B )''*

    A )11' )11*

    jika gerakan belok kanan lebih besar dari )2* smp=jam, fase sinyal

    terlindung harus dipertimbangkan, artinya rencana fase sinyal harus

    diganti. ;ara pendekatan berikut dapat digunakan untuk tujuan analisaoperasional misalnya peninjauan kembali /aktu sinyal suatu simpang.

    !ajur belok kanan tidak terpisah

    a8 @ika ?rto J )2* smp=jam

    - ?$TN )2* &. Tentukan Sprovpada ?rto A )2*

    ). Tentukan S sesungguhnya sebagai

    S A Sprov# P7?$TD# )2*8 C + Q smp=jam

    - ?$TJ )2* &. Tentukan Sprovpada ?rto and ?$TA )2*

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    25/36

    ). Tentukan S sesungguhnya sebagai

    S A Sprov# P7?$TDB ?$T# 2**8 C ) Q smp=jam

    b8 @ika ?rto N )2* smp=jam dan ?$T J )2* smp=jam Tentukan S seperti

    pada ?$TA )2*

    !ajur belok kanan terpisah

    a8 @ika ?rto J )2* smp=jam

    - ?$TN )2* &. Tentukan S dari ambar ; # dengan

    eCtrapolasi

    - ?$TJ )2* &. Tentukan Spro9pada ?$TD and ?$TA )2*

    b8 @ika ?rto N )2* smp=jam dan ?$T J )2* smp=jam Tentukan S dari

    ambar ;- dengan eCtrapolasi

    LA!"KAH 76: * -AKT%# $!5$L$SAIA!

    &. Tentukan faktor penyesuaian berikut untuk nilai arus jenuh

    dasar untuk kedua tipe pendekat dan D sebagai berikut

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    26/36

    jika hambatan samping tidak diketahui, dapat dianggap sebagai tinggi agar

    tidak menilai kapasitas terlalu besar.

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    27/36

    tengah jalan sebelum meli/ati garis henti ketika menyelesaikan belokannya. Hal

    ini menyebabkan peningkatan rasio belok kanan yang tinggi pada arus jenuh.

    LA!"KAH 76;* #ASI% A#US2#ASI% J$!UH

    Masukkan arus lalu lintas yang sesuai untuk masing-masing pendekat 7?8

    dari keluarIlihat langkah ;-), perihal )8 hanya gerakan lurus

    saja yang dimasukkan dalam nilai ? dalam kolom &+.

    c8 @ika suatu pendekat mempunyai sinyal hijau dalam ) fase, yang satu

    untuk arus terla/an 7D8 dan yang lainnya arus terlindung 78, gabungan

    arus lalu lintas sebaiknya dihitung sebagai smp rata-rata berbobot untuk

    kondisi terla/an dan terlindung dengan cara yang sama pada perjitungan

    arus jenuh sebagaimana diuraikan dalam langkah ;-' di atas. Hasilnya

    dimasukkan kedalam baris untuk fase gabungan tersebut.

    Hitung $asio (rus 7

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    28/36

    LA!"KAH 76>* WAKTU SIKLUS &A! WAKTU HIJAU

    a8 >aktu siklus sebelum penyesuaian

    Hitung /aktu siklus sebelum penyesuaian 7;ua8 untuk pengendalian /aktu

    tetap, dan masukkan hasilnya ke dalam kotak dengan tanda E/aktu siklusF

    pada bagian terba/ah Kolom &* dari aktu siklus sebelum penyesuaian sinyal 7det8

    LTI = >aktu hilang total per siklus 7det8

    70ari sudt kiri ba/ah pada formulir S6-698

    I-# =$asio arus simpang L7aktu siklus sebelum penyesuaian juga dapat diperoleh dari gambar ;-1&

    diba/ah.

    @ika alternatif rencana fase sinyal dievaluasi, maka yang menghasilkan

    nilai terendah dari 76aktu siklus yang layak

    7det8

    engaturan dua-fase

    engaturan tiga-fase

    engaturan empat-fase

    '* - 2*

    2* # &**

    +* - &*

    "ilai-nilai yang lebih rendah dipakai untuk simpang dengan lebar jalan

    N&* m, nilai yang lebih tinggi untuk jalan yang lebih lebar. >aktu siklus

    yang lebih rendah dari nilai yang disarankan, akan menyebabkan kesulitan

    bagi pejalan kaki untuk menyeberang jalan. >aktu siklus yang melebihi

    &* detik harus dihindari, kecuali pada kasus sangat khusus 7simpang

    sangat besar8 karena hal ini sering kali menyebabkan kerugian dalam

    kapasitas keseluruhan.

    @ika perhitungan menghasilkan /aktu siklus yang jauh lebih tinggi dari

    pada batas yang disarankan, maka hal ini menandakan bah/a kapasitas

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    29/36

    dari denah simpang tersebut adalah tidak mencukupi. ersoalan ini

    diselesaikan dengan langkah : diba/ah.

    b8 >aktu hijau

    Hitung /aktu hijau 7g8 untuk masing-masing fase

    gi= ,ua LTI/ 8 #i

    dimana

    gi = Tampilan /aktu hijau pada fase 6 7det8

    ua =>aktu siklus sebelum penyesuaian 7det8

    LTI = >aktu hilang total per siklus 7bagian terba/ah Kolom '*

    #iA $asio fase

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    30/36

    '. !("K(H 0 K((S6T(S

    !angkah 0 meliputi penentuan kapasitas masing-masing pendekatdan

    pembahasan mengenai perubahan-perubahan yang harus dilakukan jika kapasitas

    tidak mencukupi.

    erhitungan-perhitungan dimasukkan ke dalam

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    31/36

    @ika pendekat dengan arus berangkat terla/an 7tipe D8 dan rasio belok kanan

    7$T8 tinggi menunjukkan nilai fr kritis yang tinggi 7frJ*,+8, suatu rencana fase

    alternatif dengan fase terpisah untuk lalu lintas belok-kanan mungkin akan

    sesuai. !ihat bagian &.) di atas untuk pemilihan fase sinyal. enerapan fase

    terpisah untuk lalu-lintas belok kanan mungkin harus disertai dengan tindakan

    pelebaran juga.

    c8 elarangan gerakan-gerakan belok-kanan

    elarangan bagi satu atau lebih gerakan belok-kanan biasanya menaikkan

    kapasitas terutama jika hal itu menyebabkan pengurangan jumlah fase yang

    diperlukan. >alaupun demikian perancangan manajemen lalu-lintas yang

    tepat, perlu untuk memastikan agar perjalanan oleh gerakan belok kanan yang

    akan dilarang tersebut dapat diselesaikan tanpa jalan pengalih yang terlalu

    panjang dan mengganggu simpang yang berdekatan.

    2. !("K(H : T6"K(T K6":$@(

    !angkah : meliputi penentuan tingkat kinerja dari simpang bersinyal dalam hal

    panjang antrian, jumlah kendaraan terhenti dan tundaan. erhitungan-perhitungan

    dikerjakan dengan menggunakan

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    32/36

    Hitung rasio hijau 7$ A g=c8 untuk masing-masing pendekat dari hasil

    penyesuaian pad

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    33/36

    ;atatan @ika lebar keluar jalur lalu lintas dan arus lalulintas telah digunakan

    pada penentuan /aktu sinyal 7lihat langkah ;) dan ;28, arus

    yang dicata pada Kolom ) pada

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    34/36

    dari "? 7Kolom +8 dibagi dengan /aktu siklus 7dari formulir S6-698.

    Masukkan hasilnya pada Kolom &&.

    !S = ?B 8 .1**818=

    !1

    0imana

    c /aktu siklus 7det8

    ? arus lalu lintas 7smp=jam8

    Hitung jumlah kendaraan terhenti "svuntuk masing-masing pendekat dan

    masukkan hasilnya pada Kolom 7&)8.

    !'(= 1 8 !S 7smp=jam8

    Hitung laju henti rata-rata untuk seluruh simpang dengan cara membagi

    jumlah kendaraan terhenti pada seluruh pendekat dengan arus simpang total ?

    dalam kend=jam dan masukkan hasilnya pada bagian terba/ah Kolom &)

    !ST%T =T%T

    '(

    1

    !

    LA!"KAH $6:* TU!&AA!

    &8 Hitung untuk setiap pendekat tundaan lalu lintas rata-rata 70T8

    akibat pengaruh timbal balik dari gerakan-gerakan lainnya pada simpang

    sebagai berikut 7berdasarkan pada (kcelik &I++8, dan masukkan hasilnya pada

    Kolom &.

    &T = 8 A +7

    8!1 .1**&

    0imana

    0T A Tundaan lalu lintas rata-rata 7det=smp8

    c A /aktu siklus yang disesuaikan 7det8 dari

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    35/36

    )8 Tentukan untuk masing-masing pendekat tundaan geometri rata-

    rata 708 akibat perlambatan dan percepatan ketika menunggu giliran pada

    suatu simpang dan =atau ketika dihentikan oleh lampu merah

    &"j = ,) '(/ 8 r8 > + ,'(8 :/

    0imana

    &"j = tundaan geometri rata-rata untuk pendekat j 7det=smp8

    '( = rasio kendaraamn terhenti pada pendekat A Min 7"s,l8

    r A rasio kendaraan berbelok pada pendekat dari

  • 7/25/2019 Dasar Teori Mrt

    36/36