DARAH LINI 2.ppt
-
Upload
dedik-apriyono -
Category
Documents
-
view
38 -
download
2
description
Transcript of DARAH LINI 2.ppt
DARAH
KOMPOSISI DARAH
Manusia :darah = ± 8 % BB
Terdiri :- sel – sel (eritrosit, leukosit,
platelet) & elemen seldalam- medium cair : plasma darah
(cairan pada darah beku = serum)
Elemen sel = hematokrit± 45 % total volume darah
FUNGSI DARAH
1. Transport
- O2 & CO2 ditransport dalam darah (respirasi)
- tempat pertukaran substansi antar organ (nutrisi)
- mentransport bahan sisa metabolik dari jaringan untuk diekskresikan melalui paru – paru, liver & ginjal (ekskresi)
- mendistribusikan hormon – hormon dalam tubuh
FUNGSI DARAH2. Homeostasis
- regulasi keseimbangan cairan tubuh (sistim vaskular, ruang intra & ekstraselluler)
- keseimbangan asam basa melalui paru – paru, liver & ginjal (buffer)
- regulasi suhu tubuh melalui transport panas dalam darah
FUNGSI DARAH3. Pertahanan tubuhMelawan patogen melalui :- cell mediated immune system- humoral immune system
4. Pembekuan darah- sistim penyumbatan aliran darah- proses koagulasiuntuk menghindari kehilangan
darah saat pembuluh darah terluka
- fibrinolisis : sistim disolusi sumbatan darah yang terbentuk
KOMPONEN PADAT / SELULER
1. Eritrosit (sel darah merah) : transport gas O2 & CO2
KOMPONEN PADAT / SELULER
2. Leukosit (sel darah putih) : granulosit, monosit & limfosit → untuk pertahanan tubuh
Granulosit neutrofil, monosit & makrofag : fagosit → mencerna & menghancurkan patogen yang masuk tubuh
Limfosit terbagi 2 kelompok : B → memproduksi antibodi ; T → meregulasi respon immun & menghancurkan sel – sel yang terinfeksi virus & tumor
Granulosit eosinofil & basofil → melawan parasit
KOMPONEN PADAT / SELULER
3. Trombosit (platelet) : proses hemostasis.
KOMPONEN CAIR / PLASMA
Plasma darah :- solusio cair- elektrolit, nutrien, metabolit, protein, vitamin, trace
elements & signaling substancesDarah yang membeku → bagian yang cair = serum darah
(tidak mengandung fibrin & faktor koagulasi)Lab :- elektrolit ion Na+, Ca2+ & Cl- kadar dalam plasma cukup
tinggi dibanding sitoplasma- kadar ion K+, Mg2+, fosfat & protein > di dalam selKomposisi elektrolit plasma hampir sama dengan air lautSolusio physiological saline (konsentrasi NaCl 0,15 mol/L)
hampir isotonic dengan plasma darah
KOMPONEN CAIR / PLASMA
Untuk menjaga agar tidak terlalu banyak cairan masuk ke ruang ekstravaskuler, tekanan hidrostatik dilawan oleh tekanan koloid osmotik yang ditimbulkan oleh protein plasma
Arteriol : tekanan hidrostatik 37 mmHg – tekanan ruang antar jaringan 1 mmHg – tekanan osmotik protein plasma 25 mmHg = 11 mmHg mendorong cairan ke ruang antar jaringan
Vena : tekanan hidrostatik 17 mmHg – tekanan ruang antar jaringan 1 mmHg – tekanan osmotik protein plasma 25 mmHg = 9 mmHg menarik cairan kembali ke sirkulasi
Disebut STARLING FORCES
Bila protein dalam plasma↓ → oedema
KOMPONEN CAIR / PLASMA
Metabolit – metabolit yang penting dalam plasma darah :
PROTEIN PLASMA
Protein → komponen terlarut terbanyak & terpenting dalam plasma
Konsentrasi : 60 – 80 g/L → ± 4 % total protein tubuhFungsi :- transport- regulasi keseimbangan cairan- hemostasis- pertahanan terhadap patogen
Elektroferesis → 5 fraksi : albumin, α1-, α2-, β-, γ-globulinDulu, pembagian berdasarkan perbedaan kelarutannya :- albumin larut dalam air murni- globulin terlarut jika terdapat kandungan garam
PROTEIN PLASMA
Protein plasma disintesis dalam hati (RER → SER → golgi → membran plasma → secretory vesicles) → plasma
Sebagian besar protein plasma adalah glikoprotein, kecuali albumin
Beberapa protein plasma menunjukkan polimorfisme, ex: golongan darah ABO
Tiap protein plasma memiliki half life yang berbeda, ex : albumin 20 hari, haptoglobin 5 hari
Half life meningkat pada penyakit Crohn’s disease / regional ileitis → banyak albumin yang terbuang lewat mukosa yang meradang
PROTEIN PLASMA
Protein plasma yang meningkat pada radang akut (acute phase proteins): C-Reactive Protein (CRP), α1-antitripsin, haptoglobin, α1-acid glicoprotein & fibrinogen
PROTEIN PLASMA
Tabel A : golongan plasma protein, bentuk protein, massa & fungsinya
PROTEIN PLASMA
ALBUMIN
Protein plasma terbanyak : ± 45 g/L, 60% total
40% dalam plasma, 60% dalam ruang ekstraseluler
Produksi liver 12 g/hari, mula-mula disintesis sbg Preprotein
Konsentrasi dalam serum dipengaruhi :
- sintesis & degradasinya
- distribusi intra-ekstracellular
- volume plasma
PROTEIN PLASMA
Menurun pada penyakit-penyakit :
- liver
- ginjal
- malnutrisi & malabsorbsi
- alkoholisme
- inflamasi kronik
Meningkat pada :
- dehidrasi
- shock
- hemokonsentrasi
PROTEIN PLASMA
Fungsi :- mempertahankan tekanan koloid osmotik darah- simpanan asam amino yang penting dalam tubuh- transport protein untuk asam lemak rantai panjang,
bilirubin, obat – obatan, beberapa hormon steroid & vitamin (karena mempunyai binding sites untuk substansi yang apolar)
- mengikat ion Ca2+ & Mg2+
- satu – satunya plasma protein penting yang tidak mengalami glikosilasi
- bersama dengan protein lain, mentransport hormone thyroxine & metabolitnya
- Preparat Albumin: shock hemorargik, combustio
PROTEIN PLASMA
GLOBULIN
Fungsi :- α- & β-globulins terlibat dalam transport lemak, hormon,
vitamin & ion metal- menyediakan faktor koagulasi, inhibitor protease &
protein untuk sistim komplemen- terdapat antibodi yang terlarut pada γ globulin yaitu
immunoglobulin
PROTEIN PLASMA
HAPTOGLOBIN
Glikoprotein Plasma berikatan dg hemoglobin extra corpuskuler melalui ikatan kompleks non-kovalen (Hp-Hb).
40 – 180 mg dari kapasitas ikatan Hb per dl.
BM Hp 1-1: 90.000 → Hb-Hp: 155.000 → terlalu besar utk dpt lewat Glomerolus → Hp melindungi Hb.
Hb → ginjal → presipitasi di tubulus & ekskresi urine → Fe hilang
Hb – Hp ≠ ginjal → dikatabolisme sel liver → Fe disimpan & digunakan lagi
PROTEIN PLASMA
Tdd 3 bentuk: Hp 1-1, Hp 2-1, Hp 2-2
Hp ↓: Anemia Hemolitik. Waktu paruh Hp: 5 hari. Kompleks Hb-Hp: 90 mnt → hepatosit
Hp ↑ : Radang
PROTEIN PLASMA
TRANSFERRIN
β1 globulin untuk transport Fe antar organ (2 mol Fe3+ / mol Tf) → Hb, Mb, sitokrom
Fe diarbsorbsi dari diet dalam bentuk Fe2+.Fe bila tdk diikat Tf → toksik → mengkatalisis
pembentukan “reactive oxygen species” (hidroksil radial) melalui Reaksi FENTON : Fe2+ + H
2O
2→ Fe3+ + OH• +
OH-
Lisosom : Fe disosiasi dg Tf krn pH asam → Tf keluar sel lewat reseptor → menangkap Fe yg baru, dst.
PROTEIN PLASMA
Tf dalam plasma: 300 mg/dl dapat mengikat 300 ug besi/dl → TIBC
Anemia kurang besi → TIBC↓
Besi ↑ : Hemokromatosis → saturasi ↑ → TIBC↑
PROTEIN PLASMA
Sirkulasi Besi
PROTEIN PLASMA
Transport Besi
PROTEIN PLASMA
PRIMARY HEMOKROMATOSIS
Kelainan autosomal resesif : penyimpanan Fe ↑ dalam jaringan → kerusakan jaringan
Penyebab: absorbsi mukosa usus ↑
Organ yang kena: Liver → Cirrhosis Hepatis, Kulit → Bronzed skin pigmentation disertai Pankreas → Bronzed DM
SECONDARY HEMOKROMATOSIS
Krn transfusi berulang, intake oral fe berlebihan, dll
PROTEIN PLASMA
Fe yang tidak digunakan untuk eritropoiesis ditransfer ke tempat penyimpanan yaitu ferritin & hemosiderin
FERRITINTdd 23% besi + apoferritin. Besi ↑→ Ferritin↑ di liver &
lienPengukuran paling baik utk mengetahui cadangan besi dg
RIA
HEMOSIDERINBagian dari degradasi Ferritin, namun masih mengandung
Fe
PROTEIN PLASMA
HEPCIDINSmall peptide yang menghambat absorbsi Fe dlm usus kecilKadar ↑ bila simpanan Fe ↑
PROTEIN PLASMA
CERULOPLASMIN
α2 globulin, kadar : 30 mg/dl.
Berwarna biru karena mengangkut 90% Cu dalam plasma
1 molekul ceruloplasmin dapat mengikat 6 atom Cu
10% Cu diangkut oleh albumin, dengan ikatan yang tidak sekuat ceruloplasmin → fungsi transport albumin lebih baik daripada ceruloplasmin
Fungsi Cu : kofaktor metal untuk sitokrom oksidase, tirosinase, superoksida dismutase
PROTEIN PLASMA
WILSON’S DISEASE /DEGENERASI HEPATOLENTIKULER
Normal: Cu → bile (Cu+Apoceruloplasmin → plasma ceruloplasmin)
Wilson’s disease : ↓ ekskresi ke dalam empedu (karena lisosom tidak dapat mengekskresi hasil degradasi ceruloplasmin ke dalam empedu) → Cu menumpuk dalam liver → menghambat ikatan Cu dengan ApoCeruloplasmin → ceruloplasmin dalam plasma ↓
Cu menumpuk dalam liver, otak, ginjal, eritrosit → Cu toksikosis → kerusakan organ
PROTEIN PLASMA
Gejala klinis tersering : Kayser-Fleischer ring (lingkaran pigmen hijau keemasan melingkari kornea karena penumpukan Cu pada membran descement)
Dx :
- plasma ceruloplasmin < 20 mg/dL
- Biopsi liver → Cu > 250 μg/g berat kering
Tx :
- Diet Cu ↓
- Penicillamine : mengikat Cu → urine
PROTEIN PLASMA
DEFISIENSI CU
Bersamaan dengan salah satu tipe Anemia
Sindroma MENKE:
- X-linked : kegagalan absorbsi usus (normal 2-4 mg/hari)
- Fatal, “kinky/steeely hair”, rambut mudah patah, pertumbuhan ↓, retardasi mental, aneurisma arteri
- Cu & ceruloplasmin plasma ↓
PROTEIN PLASMA
α1 - ANTITRIPSIN (α
1 – AT)
= α1-antiproteinase, komponen utama fraksi α
1 plasma
manusiaDisintesis dlm liverInhibitor protease utama, menghambat tripsin, elastase, & protease lain membentuk kompleks α
1 – AT
Sangat polimorfisDef. α
1 – AT ditemui pada 5% penderita emfisema
PROTEIN PLASMA
Elastase aktif + α1 – AT → elastase aktif - α
1 – AT (tidak
terjadi proteolisis paru, tidak terjadi kerusakan jaringan)Elastase aktif + α
1 – AT ↓ → elastase aktif → proteolisis
paru → kerusakan jaringan
α1 – AT berikatan dg elastase pada gugus metionin. Pd
perokok → metionin teroksidasi → metionin sulfoksida (inaktif) → tdk bisa menetralisis protease
PROTEIN PLASMA
Tx:- α
1 – AT iv
- “protein engineering” → mengganti residu metionin – 358 yg rusak dg gugus lain yg tdk bisa dioksidasi
Def. α1 – AT juga → cirrhosis hepatis
SINTESIS & DEGRADASI
Sebagian besar protein plasma disintesis liver, kecuali immunoglobulin disekresi limfosit B & hormon peptida dihasilkan kelenjar endokrin
Hampir seluruh protein plasma merupakan glikoprotein, kecuali albumin. Glikoprotein mengikat oligosakarida dengan ikatan N- & O-glikosilat
Asam N-acetylneuraminic (sialic acid) sering merupakan karbohidrat terakhir pada residu glukosa
Neuraminidases (sialidases) pada permukaan endotel vaskuler secara bertahap memutuskan ikatan residu sialic acid & melepaskan galaktosa pada permukaan protein
SINTESIS & DEGRADASI
Asialoglycoproteins (“asialo-” = tanpa sialic acid) dikenali & diikat oleh reseptor galaktosa pada hepatosit
Dengan cara ini liver mengambil protein plasma yang tua melalui endositosis & memecahnya
Oligosakarida pada permukaan protein menjadi penentu half life atau waktu paruh dari protein plasma dalam jangka waktu hari atau minggu
Pada manusia sehat, konsentrasi protein plasma adalah konstan
Penyakit yang menyerang organ – organ yang terlibat pada sintesis & degradasi protein, dapat menyebabkan pergeseran pada pola protein
ELEKTROFORESIS
Protein & makromolekul lain yang bermuatan listrik dapat dipisahkan menggunakan elektroforesis
Contoh metode carrier electrophoresis : dengan Cellulose Acetate Foil (CAF) :
- protein serum, yang pH nya sedikit alkali, bergerak menuju anoda karena muatan negatifnya
- terbagi jadi 5 fraksi- diwarna dengan cat- menghasilkan garis – garis (bands)- hitung kuantitas dengan densitometer
LIPOPROTEIN
Sebagian besar lemak tidak dapat larut dalam air & bersifat amfipatik
Dalam darah, triasilgliserol bebas akan menyatu menjadi butiran yang dapat menyebabkan emboli lemak
Sebaliknya, lipid yang amphipathic akan disimpan dalam membran sel darah & akan melarutkannya. Karena itu diperlukan pemeliharaan khusus terhadap transport lemak dalam darah.
Asam lemak rantai panjang terikat pada albumin, asam lemak rantai pendek terlarut dalam plasma, lemak yang lain ditransport ke kompleks lipoprotein yang terdapat di plasma darah dalam berbagai tipe, ukuran & komposisi.
LIPOPROTEIN
KOMPOSISI KOMPLEKS LIPOPROTEINLipoprotein adalah kesatuan berbentuk bulat atau
lempeng dari lemak & apoprotein.Terdiri : sebuah nukleus lemak apolar (triasilgliserol &
ester kolesterol) yang dikelilingi selapis dinding lemak amfipatik (fosfolipid & kolesterol) setebal 2 nm
Dinding, tempat apoprotein menempel, memberi permukaan partikel polar → mencegahnya bergabung ke partikel besar.
Semakin besar nukleus lemak dari suatu lipoprotein, misal semakin besar jumlah lemak apolar yang terkandung, semakin rendah densitasnya.
LIPOPROTEINGambar : bentukan LDL
LIPOPROTEINLipoproteins diklasifikasikan menjadi 5 kelompok.Dalam urutan ukuran (terbesar → terkecil) & densitas
(terendah → tertinggi) : chylomicrons, VLDLs (very-low-density lipoproteins), IDLs (intermediate-density lipoproteins), LDLs (lowdensity lipoproteins) & HDLs (high-density lipoproteins).
Proporsi apoprotein dalam nrentangan antara 1 % dalam chylomicrons sampai lebih dari 50 % dalam HDLs.
Lipoprotein tidak begitu berperan untuk kelarutan, tetapi lebih berfungsi sebagai molekul pengenal bagi reseptor membran & enzim yang terlibat dalam pertukaran lemak.
FUNGSI TRANSPORT LIPOPROTEIN
Kelompok lipoprotein tidak hanya dibedakan berdasar komposisinya, tetapi juga berdasar asal & fungsinya.
- Chylomicrons digunakan untuk transport triacylglycerols dari usus ke jaringan. Chylomicrons terbentuk di mukosa usus & masuk ke darah melalui sistim limfe.
- Pada pembuluh darah tepi ― terutama pada otot & jaringan adiposa ― lipoprotein lipase [1] pada permukaan endotel pembuluh darah menghidrolisa sebagian besar triasilgliserol.
FUNGSI TRANSPORT LIPOPROTEIN
- Pemecahan chylomicron diaktivasi oleh transfer apoproteins E & C dari HDL.
- Saat sel melepaskan asam lemak & mengambil gliserol, chylomicrons secara bertahap berubah menjadi chylomicrons remnants yang akhirnya dikeluarkan dari darah oleh liver.
FUNGSI TRANSPORT LIPOPROTEIN
- VLDL, IDL & LDL sangat berkaitan satu sama lain.- VLDL yang terbentuk di liver, mentransport
triacylglycerols, cholesterol & phospholipids ke jaringan lain.
- Seperti chylomicrons, juga secara bertahap akan diubah menjadi IDL & LDL oleh lipoprotein lipase [1]
- Proses ini juga distimulasi oleh HDL.- Sel – sel yang memerlukan cholesterol → mengikat LDL
dengan reseptor LDL & apoB-100nya → mengambil seluruh partikelnya melalui receptor mediated endocytosis.
FUNGSI TRANSPORT LIPOPROTEIN
- Jenis transport ini terjadi di cekungan membran yang bagian dalamnya terdapat protein clathrin.
- Setelah mengikat LDL, clathrin menyebabkan invaginasi cekungan & mengeluarkan vesikel → clathrin lepas & digunakan kembali ; vesikel berfusi dengan lisosom → LDL dipecah → kolesterol & lemak yang lain digunakan oleh sel
FUNGSI TRANSPORT LIPOPROTEIN
- HDL juga berasal dari liver.- Mengembalikan kelebihan kolesterol yang terbentuk di
jaringan ke liver.- Pada saat ditransport, kolesterol acylated dengan
lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT).- Kolesterol ester tidak lagi amphipathic & dapat
ditransport ke pusat lipoprotein.- HDL juga membantu sirkulasi chylomicron & VLDL
melalui pertukaran lemak & apoprotein.
HEMOGLOBIN
Tugas terpenting sel darah merah (eritrosit) adalah mentransport molekul oksigen (O2) dari paru – paru ke jaringan & karbon dioksida (CO2) dari jaringan kembali ke paru – paru.
Untuk mencapai hal ini, suatu organisme membutuhkan sistim transport yang lebih khusus, karena O2 sangat sulit larut dalam air. Kira – kira hanya 3.2 mL O2 larut dalam 1 L plasma darah.
Protein hemoglobin (Hb), yang terkandung dalam eritrosit, dapat mengikat maksimum 220 mL O2 per liter.
HEMOGLOBIN
Kadar Hb dalam darah : 140–180 g/L pada pria & 120–160 g/L pada wanita → 2x lebih banyak dari protein plasma yaitu 50–80 g/L.
Karena itu Hb juga bertanggung jawab untuk sebagian besar kapasitas pH buffer dari protein darah.
HEMOGLOBIN
STRUKTUR HEMOGLOBIN
Pada manusia dewasa, hemoglobin (HbA) berbentuk heterotetramer → terdiri dari 2 rantai α & 2 rantai β, yang masing – masing massanya kDa.
Rantai α & β mempunyai urutan yang berbeda, tetapi sama terlipat – lipat.
Beberapa 80% residu asam amino membentuk α-helix, yang diidentifikasi menggunakan huruf A–H.
Masing – masing subunit mengikat gugus heme, dengan ion besi bivalent sentral.
HEMOGLOBIN
Ketika O2 terikat ke heme iron (oksigenasi Hb) & ketika O2 dilepaskan (deoksigenasi), tahap oksidasi besi tidak berubah.
Oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ hanya terjadi kadang – kadang.
HEMOGLOBIN
Bentuk yang teroksidasi, methemoglobin, tidak dapat lagi mengikat O2.
Proporsi Met-Hb dipertahankan rendah melalui reduksi & biasanya hanya sekitar 1 – 2 %.
4 dari 6 tempat berikatan besi pada hemoglobin, ditempati oleh atom nitrogen cincin pirol & sisanya oleh residu histidin dari globin (proximal histidine).
Ke6 tempat berikatan besi berhubungan dengan O2 pada oxyhemoglobin & dengan H2O pada deoxyhemoglobin.
HEMOGLOBIN
EFEK ALLOSTERIC HEMOGLOBINHb terdapat dalam 2 konformasi yang berbeda : T form &
R form.T form (tense; gambar kiri) → mempunyai afinitas O2
jauh lebih rendah daripada R form (relaxed; gambar kanan).
Pengikatan O2 pada satu subunit T form → perubahan konformasi lokal → melemahkan hubungan antar subunit.
Peningkatan tekanan parsial O2 berarti semakin banyak molekul yang berubah menjadi R form yang memiliki afinitas lebih tinggi.
Interaksi antar subunit ini meningkatkan afinitas Hb terhadap O2 dengan meningkatkan konsentrasi O2 → kurva saturasi O2 berbentuk sigmoid.
Berbagai efektor allosterik mempengaruhi keseimbangan T & R form → mregulasi pengikatan O2 dr hemoglobin (panah kuning)
Efektor yang terpenting : CO2, H+ & 2,3-bisphosphoglycerate.
HEMOGLOBINSelain bentuk utama HbA1 (α2β2), pada manusia dewasa
juga terdapat sedikit bentuk kedua dengan afinitas O2 lebih tinggi dimana rantai β diganti dengan rantai δ (HbA2, α2δ2).
2 bentuk lain terdapat selama masa perkembangan embrio & fetus.
Pada 3 bulan pertama, hemoglobin embrionik terbentuk, dengan struktur ζ2ε2 and α2ε2.
Sampai masa kelahiran, hemoglobin fetus (HbF, α2γ2) mendominasi & akhirnya digantikan oleh HbA pada beberapa bulan awal kehidupan.
Hemoglobin embrionik & fetus mempunyai afinitas O2 lebih tinggi daripada HbA karena harus mengambil oksigen dari sirkulasi darah ibu.
HEMOGLOBIN ABNORMAL
- Dewasa normal : HbA1. Bayi: HbF → sd dewasa → Abnormal
- HbS : Anemia Sel Sabit (Sickle Cell Anemia) →α2β2S
HbA: Rantai β no. 6 dari ujung N adalah asam glutamat → HbS : ValinViskositas darah meningkatTx: Na/K – Sianat dan Urea
- HbA2 : α2δ2 → normal: 2,5%
As. Amino no. 16 dari ujung N pd rantai β adalah Arg → pd rantai δ adalah Glisin
- Lain-lain:
HbH → 4β, Hb Barts → 4γ
HbM, Hb Gunhill, Hb Sabin, Unstabel Hb, HbC, HbD, HbE dll.
ANTIOKSIDAN BIOLOGIS
Semua sel mengandung antioksidan untuk perlindungan terhadap ROS & radikal yang lain.
Antioksidan adalah agen pereduksi yang sangat mudah bereaksi dengan bahan oksidatif sehingga dapat melindungi molekul yang penting dari oksidasi.
Anti oksidan biologis termasuk vitamin C, vitamin E, coenzyme Q & beberapa carotenoids.
Bilirubin, yang terbentuk pada degradasi heme, juga memberikan perlindungan terhadap oksidasi.
HEMOSTASIS
Penghentian perdarahan akibat gangguan integritas pembuluh darah
Thrombosis terjadi jika endothelium pembuluh darah rusak
Meliputi:1. Konstriksi pembuluh darah : me↓ aliran darah distal luka2. Pembentukan sumbatan platelet pada tempat yang luka3. Pembentukan jala-jala fibrin yang mengikat sumbatan platelet4. Disolusi (penghancuran) bekuan/gumpalan/thrombus oleh plasmin
2 jalur pembentukan gumpalan fibrin : INTRINSIK & EKSTRINSIK→ bekerja sama
Jenis thrombus :- white thrombus : platelet + fibrin + sedikit eritrosit pada tempat pembuluh darah yang luka dimana banyak aliran darah
(arteri)- red thrombus : eritrosit + fibrin pada tempat pembuluh darah yang luka dimana kurang aliran darah
(vena)- fibrin deposit : pada kapiler / pembuluh darah yang sangat kecil
Intrinsic Pathway Trombin
PK/HK
Fibrinogen XIII
XII XIIA
HK Fibrin Monomer XIIIa
Ca Extrinsic Pathway
XI XIA VII
Fibrin Polimer Ca
IX IXa VIIa/Tissue Factor Ca
VIII VIIIa PL Cross Link
Fibrin Polimer
X Xa X
V Va PL & Ca
Protrombin Trombin XIII
Fibrinogen
Fibrin Monomer XIIIa
JALUR INTRINSIK
Sampai dengan produksi faktor Xa
- Diawali fase kontak : prekalikrein, HMW (high molecular weight) kininogen, faktor XI & XII terekspos pada negatively charged activating surface
- Faktor XII diaktifkan menjadi XIIa melalui proteolisis kalikrein
- Faktor XIIa mengaktivasi faktor XI menjadi XIa & juga melepas bradikinin dari HMW kininogen
- Faktor XIa dengan bantuan Ca2+ mengaktivasi faktor IX menjadi Ixa
- Hal tersebut menyebabkan lepasnya ikatan pada faktor X sehingga terbentuk 2 rantai serin protease yaitu faktor Xa → membutuhkan faktor IXa, X, Ca2+ & VIIIa
- Faktor VIII diaktifkan & dinonaktifkan oleh trombin
- Gugus GLA (γ-karboksiglutamat) pd faktor II, VII, IX & V berfungsi mengikat Ca2+
- Fosfolipid yang berperan adalah acidic/anionic phospholipid yaitu fosfatidil serin & fosfatidil inositol yang ada pada bagian dalam membran plasma platelet yang tidak aktif
- Phospholipid, Ca2+, VIIIa, Ixa, X disebut KOMPLEX TENASE
JALUR EKSTRINSIK
Juga mengaktifkan faktor X melalui jalur yang berbeda
- Faktor jaringan pada sel endothel & monosit yang terekspos mngaktifkan faktor VII menjadi VIIa
- Faktor jaringan juga menjadi kofaktor untuk faktor VIIa untuk mengaktifkan faktor X menjadi Xa
- Faktor jaringan & VIIa = TISSUE FACTOR COMPLEX
- Hubungan antara jalur intrinsik & ekstrinsik :1. paling utama : aktivasi faktor X menjadi Xa2. faktor jaringan & VIIa (ekstrinsik) mengaktivasi faktor IX (intrinsik)
menjadi trombin
JALUR BERSAMA
Aktivasi protrombin terjadi pd permukaan platelet yg tekah aktif, dan memerlukan Kompleks Protrombinase (PL + Ca2+ + Va + Xa + Pro-trombin)
Faktor V:
- Glikoprotein yg disintesis dlm liver, ginjal dan limpa → tdp dlm platelet & plasma.
- Berfungsi sbg kofaktor.
- Va dg bantuan trombin → terikat pd reseptor spesifik dari membran platelet
membentuk kompleks dg Xa & protrombin.
- Dpt dinonaktifkan oleh trombin → membatasi aktivasi protrombin menjadi trombin
HEMOFILIA
Defisiensi faktor VIII → Hemofilia A (X – linked); defisiensi faktor IX → Hemofilia B
Gejala hemofilia A hampir sama dengan B- severe/hebat : faktor VIII & IX < 1% N → episode pendarahan spontan
yang hebat sepanjang hidup- mild : faktor VIII & IX ± 5% N → jarang pendarahan spontan,
pendarahan hebat post op bila tx tidak baik- milder : faktor VIII & IX ± 10 – 30% N
Dx: Analisis DNA prenatal (sample: villus chorion)
Tx: - Faktor VIII donor (cryopresipitasi) sd 5000 orang- Teknologi DNA Rekombinan
DISOLUSI GUMPALAN FIRIN (FIBRINOLISIS)
Dilakukan oleh Plasmin yg dlm sirkulasi berbentuk Plasminogen. Plasmin adalah suatu protease serin. Plasmin menjadi inaktif dg adanya 2-Antiplasmin.
Plasminogen berikatan dg fibrinogen & fibrin, menjadi satu dlm gumpalan yg terbentuk, shg plasmin yang terbentuk tdk dpt bereaksi dg 2-Antiplasmin & tetap aktif
Plasmin diaktifkan oleh Aktivator Plasminogen Jaringan (Tissue Plasminogen Activator = TPA), dg cara memutus ikatan Arg-Val dalam plasminogen untuk membentuk 2 rantai protease serin yaitu plasmin
PLATELET
Peran pd hemostasis & trombosis → membentuk sumbatan hemostatik/trombus dengan cara :1. Mengikat kolagen pada pembuluh darah2. Mengeluarkan zat pembeku darah3. Agregasi
Pengikatan kolagen bisa dilakukan bila tdp Faktor Von Willebrand (glikoprotein yg disekresi oleh sel endotel ke dalam plasma)
Von Willebrand disease : hereditary bleeding disorder karena defisiensi faktor Von Willebrand
Aktivasi Platelet meliputi:- Perubahan bentuk - Peningkatan pergerakan- Pengeluaran zat hemostasis- Agregasi
THALASEMIA
Anemia yg ditandai dg tidak adanya sebagian (α+β+) atau seluruh (α0β0) rantai α atau β dari Hb.
Penyebab: 1. Mutasi gen struktural → kelainan Hb2. Mutasi gen regulator → Thalasemia(kecepatan sintesis terganggu, sedangkan urutan
asam amino tetap)Thalasemia α :
Represi sintesis rantai α → peningkatan sintesis rantai lain, misalnya : HbH → β4, Hb Barts → γ4
Thalasemia β :
Represi sintesis rantai β → rantai α yg berlebihan akan bergabung dg rantai lain, misalnya: HbA2: α2δ2, HbF: α2γ2
Thalasemia Major (Cooley’s Anemia): homozygotegejala : anemia berat, jaundice, leg ulcer, cholelithiasis, splenomegali,
pertumbuhan ↓
Thalasemia Minor: Heterozygote → kelainan elektroforesis tanpa kelainan klinik / asimptomatik
TRANSPORT O2 OLEH ERITROSITEritrosit dewasa tdk punya inti & struktur sub-seluler sitoplasma.
Metabolisme dpt berlangsung seluruhnya melalui glikolisis utk memperta-hankan konsentrasi asam 2,3 Bifosfogliserat (2,3 BPG) yg menyebabkan afinitas ikatan Hb thd O2 rendah (mudah dilepas).
Senyawa lain: ADP, Inositol heksafosfat (sedikit)
Peningkatan BPG akan menggeser P50 kekanan.
P50: tekanan parsial mmHg dimana Hb 50% jenuh
Ikatan BPG thd HbF < HbA.
Defisiensi Piruvat Kinase BPG 2X afinitas Hb thd O2 kurang dari normal O2 mudah lepas.
Defisiensi Heksokinase BPG turun sd 2/3 afinitas Hb thd O2 > normal O2 sukar lepas
Hipoksia jaringan mempengaruhi kadar BPGNaik 4500 m BPG (setelah 48 jam maksimal)
Bila turun mk 48 jam kmd BPG turun menjadi normal kembali.
Transfusi : Darah + asam sitrat – dextrosa BPG turun afinitas Infus i.v. Glukosa hipertonik (20% – 25%) BPG turun
2,3 Bifosfogliserat SIKLUS RAPAPORT
LUEBERING
2,3 Bifosafogliserat Bifosfogliserat
Fosfatase mutase
Fosfogliserat
kinase
3 Fosfogliserat 1,3 Bifosfogliserat
ATP ADP NADH NAD+
ANEMIA
Kadar Hb < 10 g%, krn:1. Kehilangan eritrosit : perdarahan2. Destruksi sel eritrosit : obat, racun, Hb abnormal3. Kecepatan produksi eritrosit :
- penyakit yg merusak jaringan eritropoetik: leukemia, anemia aplastik, Hodkin disease, dll.
- obat (benzen, Au, As)/radiasi/infeksi kronis merusak jaringan Eritropoetik.- kekurangan besi, kurang protein.- kekurangan Faktor Intrinsik Castle yg diproduksi oleh mukosa
lambung atau duodenum utk membantu absorbsi Vit. B12 di usus.
Vit. B12 diperlukan utk pematangan eritrosit. Def. Vit. B12 Anemia Megaloblastik.
Klasifikasi: 1. Ukuran : mikrositer, normositer, makrositer. 2. Kadar Hb: hipokrom, normokrom, hiperkrom.
KESEIMBANGAN ASAM BASADilakukan oleh Hb O2 diangkut dari Paru ke jaringan.
Hb + O2 HbO2 (oksi Hb)
Pengikatan/pelepasan tgt pO2
V. pulmonalis: pO2 = 104 mmHg saturasi Hb = 97% (jenuh)
A. pulmonalis: pO2 = 40 mmHg saturasi Hb = 70%
Kurva Sigmoid kooperativitas
Pengikatan/pelepasan 1 molekul
O2 akan mempermudah pengikatan
/pelepasan molekul O2 berikutnya.
Krn molekul Hb tdd 4 unit rantai
peptida yg masing2 punya heme.
Keseimbangan asam BasaBentuk kurva secara fungsional krn:
1. pO2 > 70 – 80 mmHg setiap perubahan pO2 meskipun besar
hanya akan menaikkan pelepasan O2 sedikit saja.
2. pO2 < 40 mmHg penurunan pO2 meningkatkan pelepasan
O2 yang lebih besar
Jadi, walaupun pO2 kenaikan kadar O2 dalam paru tidak besar
Bila pO2 pelepasan O2 kejaringan akan maksimal
Kurva bergeser ke kanan afinitas Hb pembebasan O2
Kurva bergeser ke kiri afinitas Hb pelepasan O2
Kurva bergeser ke kanan karena:
1. pH darah 2. pCO2 Geser ke kiri sebaliknya
3. Suhu 4. 2,3 BPG Eritrosit
TRANSPORT CO2 DALAM DARAH
70% dlm 10 – 20% berbentuk karbamino-CO2
bentuk ion bikarbonat 6% larut
Bentuk Larutan: CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3
-
Reaksi dikatalisis oleh enzim Karbonat anhidraseAdanya H+ sangat merugikan buffer Hb
H+ + HCO3- + KHb HHb + K+ + HCO3
-
HCO3- Cl- [Cl-] dalam eritrosit vena >
eritrosit arteri,
dimana pCO2 <
CHLORIDE SHIFT
Transport
Karbonat anhidrase dpt dihambat oleh Azetazolamid CO2 pCO2 bisa naik sd 70 – 80 mmHg
CO2 dapat berikatan dg Valin (asam amino terminal) dari ke 4 rantai polipeptida Hb dg ikatan kovalen (ikatan karbamino) kompetisi dg BPG
Karbamino-Hb tidak tergantung pada pCO2, tetapi dipengaruhi oleh derajat saturasi Hb oleh O2 Ikatan O2 pada Hb mendesak CO2 EFEK HALDANE
(Oksi-Hb adalah asam yg lebih kuat dp deoksi-Hb)
PENGENDALIAN KESEIMBANGAN ASAM BASA OLEH RESPIRASI
Dikendalikan oleh SSP lewat pCO2 dalam darah.
pCO2 > 40 mmHg ventilasi alveoli paru
pH cairan ekstrasel = 7.4, sedangkan pKa Buffer Bikarbonat-CO2 = 6.1
Kapasitas Buffer maksimal bila pH =pKa
[HCO3-] [HCO3
-]
pH = pKa + Log 7.4 = 6.1 + Log
[H2CO3] [H2CO3]
[HCO3-] [HCO3
-] 20
Log = 1.3 Jadi, =
[H2CO3] [H2CO3] 1
Pada pH 7.4 [HCO3-] adalah 20 X [H2CO3] teoritis tidak punya
kapasitas Buffer,
tetapi kadar kedua larutan dapat dikendalikan secara Fisiologis kapasitas Buffer yang kuat
PENGENDALIAN KESEIMBANGAN ASAM BASA OLEH RESPIRASI
Ventilasi CO2 ASIDOSIS RESPIRATORIK
Dapat diatasi dg ekskresi HCO3- oleh ginjal
Hiperventilasi CO2 ALKALOSIS RESPIRATORIK
Dapat diatasi dg ekskresi HCO3- oleh ginjal
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3
-
HCO3- ASIDOSIS METABOLIK Dapat diatasi dg ventilasi
HCO3- ALKALOSIS METABOLIK Dapat diatasi dg ventilasi
GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA1. ASIDOSIS METABOLIK:
- DM dg komplikasi Ketosis
- Payah Ginjal
- Keracunan Garam Asam, Metil Alkohol
- Kehilangan cairan usus (GEA)
2. ASIDOSIS RESPIRATORIK- Kalainan Paru: Pneumonia, PPOK/COPD- Kelainan Pusat Pernafasan: Morfin, Trauma Otak
3. ALKALOSIS METABOLIKa. Pemberian Alkali yg berlebihan (Ulkus Peptikum)b. Kehilangan Asam:
- Muntah, mengeluarkan asam lambung.- Pilorus Stenosis- Drainage cairan lambung berlebihan
Cl- yg hilang diganti HCO3- Alkalosis Hipokloremik
Sering disertai defisiensi K+ (Hipokalemia) krn tdk adanya H+ utk ditukar
dg Na+ dlm lumen Tubuli Ginjal.c. Hipokalemia berat
4. ALKALOSIS RESPIRATORIK- Kelainan Paru: Histeria, pemakaian Respirator yg salah- Kalainan Pusat nafas: Salisilat, Trauma Otak
THE END