PRODUSEN :PRODUK DAK BKKbN 2014~ Katalog produk juknis dak bkkbn 2014
dan diterbitkan Laporan Akuntabilitas Kinerja ... - BKKBN
Transcript of dan diterbitkan Laporan Akuntabilitas Kinerja ... - BKKBN
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
i
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat disusun
dan diterbitkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan Badan
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga Nasional (BKKBN) Provinsi Papua Tahun 2016.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini
merupakan media pertanggungjawaban yang dibuat secara
periodik yang berisi informasi mengenai kinerja instansi pemerintah dan bermanfaat
untuk mendorong instansi pemerintah agar menyelenggarakan tugas pokok dan
fungsinya secara lebih baik dan benar. Penyusunan LAKIP mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004
tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, serta Rencana Strategis Perwakilan Badan
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Provinsi Papua
Tahun 2016.
Sejalan dengan penerapan manajemen berbasis kinerja, setiap instansi
pemerintah wajib mempertanggungjawabkan kinerja instansinya sebagai wujud
akuntabilitas kepada para stakeholders. Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan
Badan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Provinsi
Papua Tahun 2016 merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja
pencapaian visi dan misi Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Tahun 2016, terdiri
atas kinerja program yang diukur dengan indikator hasil (outcome) dan kinerja
kegiatan yang diukur dengan indikator keluaran (output).
Untuk tujuan identifikasi peluang perbaikan kinerja pada tahun-tahun
mendatang, baik capaian kinerja yang memenuhi target program maupun yang tidak
memenuhi target, dianalisis dan digunakan sebagai dasar untuk perbaikan kinerja
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
ii
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
iii
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................... i i i
DAFTAR GAMBAR .................................................................. i v
DAFTAR TABEL ...................................................................... v
SISTIMATIKA PENULISAN .................................................... v i i
BAB I PENDAHULUAN...................................................... 1
1.1. Latar Belakang .............................................. 1
1.2. Sumber Daya ................................................ 9
1.3. Dasar Hukum ................................................ 10
1.4. Harapan dan Tantangan ................................ 11
BAB II PERENCANAAN & PERJANJIAN KERJA ..…………… 22
2.1. Rencana Strategis ......................................... 22
2.1.1. Visi, Misi dan Tujuan ..................................... 22
2.1.2. Sasaran Strategis dan Keg. Strategis .............. 24
2.2. Perjanjian Kinerja ......................................... 30
BAB III PEMBANGUNAN BERWAWASAN KEPENDUDUKAN 33
3.1. Upaya Program, Kegiatan dan Hasil Pencapaian 33
3.1.1. Pemanfaatan Indikator Kinerja Utama dan
Pengukuran Kinerja Untuk Pengendalian
dan Pemantauan Kinerja ............................... 33
3.1.2. Mekanisme Pengumpulan Data Pencapaian Kinerja 35
3.1.3. Upaya dan Kegiatan Strategis Program KKBPK 36
3.2. Akuntabilitas Kinerja ...................................... 142
3.2.1. Pengukuran Kinerja ....................................... 142
3.3. Akuntabilitas Keuangan ................................. 167
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
iv
3.3.1. Dukungan Anggaran Tahun 2016 ................... 167
3.3.2. Realisasi Anggaran Tahun 2016 ..................... 172
BAB IV PENUTUP .................................................................. 179
4.1. Pengukuran Kinerja ....................................... 179
4.2. Upaya Pemecahan Masalah ............................ 180
LAMPIRAN ............................................................................ 183
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perwakilan BKKBN Provinsi........... 9
Gambar 1.2. Profil Pegawai Perwakilan BKKBN
Provinsi Papua............................................................... 10
Gambar 1.3. Peta Pembagian 5 Wilayah Adat di Papua.................... 14
Gambar 1.4. Trend Angka Kelahiran Total (TFR) Provinsi Papua
Hasil SDKI 1994-2012................................................... 15
Gambar 1.5. Laju Pertumbuhan Penduduk Papua
Hasil SPI 1980 – 2010................................................... 16
Gambar 1.6. Sandingan Tingkat Pengetahuan KB Modern dan
Kesertaan Cara KB Modern........................................... 16
Gambar 1.7. Sandingan pemakain KB cara Modern dan Unmet........ 17
Gambar 1.8. CPR Wanita menurut SUPAS 2015 ...................... ........ 18
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
v
Gambar 3.1. Jumlah Penduduk dan LPP Papua 2010-2016 ..... ........ 143
Gambar 3.2. Perbandingan Pagu Perwakilan BKKBN Papua
Tahun 2015 dengan 2016 .................................... ........ 174
Gambar 3.3 Realisasi Anggaran Tahun 2016 per-jenis belanja ........ 176
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Target Pencapaian Berdasarkan Kontrak Kerja Provinsi
(KKP) Tahun 2016...................................................... . 31
Tabel 3.1. Jumlah Layanan Konseling dan Konsultasi Pusat Pelayanan
Keluarga Sejahtera PPKS
Waripoi...................................................... ................... 66
Tabel 3.2. Kontrak Kinerja Provinsi Bidang KSPK Tahun
2016...................................................... ........................ 76
Tabel 3.3. Capaian Anggota Poktan KS dari seluruh
tahapan..................................................... .................... 76
Tabel 3.4. Hasil Pelayanan Peserta KB Aktif dan Peserta KB Baru
Menurut Metode Kontrasepsi........ ............................... 91
Tabel 3.5. Pencapaian Rutin PA dan PB Total terhadap PPM menurut
Metode Kontrasepsi Tahun 2016 ......................... ........ 92
Tabel 3.6. Dana Alokasi Khusus Bidang KB (Dak Fisik)
Provinsi Papua Tahun 2016 ................................. ........ 97
Tabel 3.7. Dana Alokasi Khusus Bidang KB (Dak Operasional/BOKB
Fisik) Provinsi Papua Tahun 2016 ........................ ........ 99
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
vi
Tabel 3.8. Klaster yang berhasil dilakukan survey ................ ........ 135
Tabel 3.9. Klaster yang dapat dilakukan survey .................... ........ 137
Tabel 3.10. Capaian Sasaran strategis persentase Laju
Pertumbuhan Penduduk Tahun 2016 ................... ........ 144
Tabel 3.11. Perbandingan Capaian Sasaran strategis (Persentase
Laju Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan Penduduk
Tahun 2016 .......................................................... ........ 145
Tabel 3.12. Angka Kelahiran Total (TFR) per WUS (15-49)
Tahun 2016 .......................................................... ........ 147
Tabel 3.13. Angka Kelahiran Total (TFR) per WUS (15-49)
Tahun 2016 dengan Target 2019 dalam Renstra
2015-2019 ............................................................ ........ 148
Tabel 3.14. Persentase Pemakaian Kontrasepsi (CPR) Tahun........ 150
Tabel 3.15. Persentase pemakaian kontrasepsi (CPR) all method
tahun 2015 dengan target 2019 dalam Renstra 2015-2019 151
Tabel 3.16. Capaian Persentase Kebutuhan ber-KB yang tidak
terpenuhi Tahun 2016 .......................................... ........ 153
Tabel 3.17. Capaian Persentase Kebutuhan ber-KB yang tidak
terpenuhi Tahun 2016 .......................................... ........ 153
Tabel 3.18. Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi
(unmet need) tahun 2015 dengan Target 2019 dalam
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
vii
Renstra 2015-2019 .............................................. ........ 155
Tabel 3.19. Capaian angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun
(ASFR 15-19 tahun) ............................................. ........ 156
Tabel 3.20. Perbandingan capaian sasaran strategis Angka kelahiran
pada Remaja Usia 15-19 tahun (ASFR 15-19 tahun)
tahun 2015 dengan Target 2019 dalam Renstra
2015-2019 ............................................................ ........ 157
Tabel 3.21. Capaian persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari
WUS 15-19/49 tahun ............................................ ........ 159
Tabel 3.22. Persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS
15-19 tahun tahun 2015 dengan target 2019 dalam
Renstra 2015-2019 .............................................. ........ 160
Tabel 3.23. Hasil Pencapaian Indikator Kontrak Kinerja Provinsi (KKP)
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Tahun 2016 .. ........ 161
Tabel 3.24. Realisasi Anggaran Tahun 2016 per-output ......... ........ 175
Tabel 3.25. Realisasi Anggaran Tahun 2016 per-jenis balanja........ 176
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
viii
SISTIMATIKA PELAPORAN
Dalam laporan Kinerja Perwakilan BKKBN Papua Tahun 2016 ini akan fokus
menjelaskan pencapaian kinerja Perwakilan BKKBN Papua selama tahun
2016 dengan berbagai keberhasilan, hambatan dan tantangannya.
Sistematika penyajian laporan kinerja adalah sebagai berikut:
Pendahuluan
Berisi penjelasan secara ringkas mengenai latar belakang; tugas, fungsi, dan
wewenang; penerima manfaat; kedudukan dan fungsi; struktur organisasi
dan dasar hukum;
Perencanaan Kinerja
Berisi penjelasan rencana strategis BKKBN 2015-2019; visi, misi, tujuan,
sasaran strategis, kebijakan, strategi, perjanjian kinerja, monitoring dan
evaluasi pencapaian rencana strategis tahun 2016.
Akuntabilitas Kinerja
Berisi penjelasan pencapaian kinerja tahun 2016 beserta realisasi anggaran
serta perbandingan dengan pencapaian kinerja pada akhir tahun renstra.
Penutup
Berisi kesimpulan atas Laporan Kinerja BKKBN tahun 2016.
Lampiran
Berisi data dukung atas penjelasan dalam laporan ini.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
1
1.1. LATAR BELAKANG
Wujud transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, diawali dengan menyusun
Rencana Strategis (Strategic Plan), Rencana Kinerja (Performance Plan)
yang kemudian akan dievaluasi atau dinilai melalui Laporan
Pertanggungjawaban Kinerja (Performance Accountability Report).
Berdasarkan Undang-undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga telah mengamanatkan
pengelolaan program Kependudukan sebagai satu kesatuan dengan
program KB dalam satu organisasi.
Peran BKKBN tidak terbatas pada penyelenggaraan Program KB akan
tetapi juga meliputi Penyerasian Pengendalian Penduduk. Peran dan fungsi
baru BKKBN diperkuat dengan adanya Peraturan Presiden RI N0.62 Tahun
2010 tentang Badan Kependudukan dan KB Nasional, sesuai Peraturan
Kepala BKKBN No. 82 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Program
Kependudukan dan KBN di tangani oleh Perwakilan BKKBN yang ada di
Tingkat Provinsi diharapkan dapat lebih memperkokoh pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana dalam mendukung
pembangunan nasional jangka panjang menuju penduduk tumbuh seimbang
2025 dan mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Pelaksanaan pengelolaan Program KKBPK erat kaitannya dengan
upaya terhadap peningkatan angka kesertaaan ber-KB dan penurunan
angka kelahiran total. Untuk mencapai tujuan program KKBPK, peran
kelembagaan sangatlah menentukan, apalagi di era otonomi daerah dimana
keberadaan OPD-KB (Organisasi Perangkat Daerah-Keluarga Berencana)
sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh kebijakan masing-masing pemerintah
daerah. Begitu pula dengan sarana dan prasarana serta komponen-
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
2
komponen pendukung seperti jumlah petugas lapangan yang semakin
berkurang dari tahun ke tahun, APBD yang belum memadai serta kebutuhan
ketersediaan data yang tepat waktu dan akurat.
Sebagai salah satu Program Pembangunan Nasional, Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga,
mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya mewujudkan Manusia
Indonesia Sejahtera disamping pendidikan dan kesehatan. Undang- undang
nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga, mengamanatkan pencapaian sasaran peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia. Untuk mencapai kondisi tersebut RPJMN
2015-2019 diarahkan pada Pelaksanaan Pembangunan yang berwawasan
kependudukan, maka BKKBN turut memperkuat pelaksanaan pembangunan
kependudukan dengan upaya pengendalian kuantitas dan peningkatan
kualitas penduduk serta mengarahkan persebaran penduduk.
Pembangunan Kependudukan juga merupakan upaya untuk
mewujudkan keserasian kondisi yang berhubungan dengan perubahan
keadaan penduduk yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh
keberhasilan pembangunan berkelanjutan. Upaya pengendalian
pertumbuhan penduduk dilakukan melalui Program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dalam rangka
mewujudkan Norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera serta diharapkan
juga dapat memberikan kontribusi terhadap perubahan kuantitas penduduk
yang ditandai dengan perubahan jumlah struktur, komposisi dan persebaran
penduduk yang seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan, untuk mendukung terwujudnya Visi perwakilan BKKBN Provinsi
Papua Tahun 2015-2019. yaitu MENJADI “ Lembaga Yang handal Dalam
Mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang Serta Keluarga Berkualitas
menuju Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera “.
Untuk mengukur tingkat pencapaian Kinerja Program KB Nasional
tahun 2016 dalam lingkup BKKBN Provinsi Papua diperlukan adanya laporan
Akuntabilitas sebagai bentuk pertanggung jawaban dalam memberikan
gambaran mengenai keberhasilan ataupun kegagalan dari pelaksanaan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
3
kegiatan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga di Provinsi Papua dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai
sebagai mana tertuang dalam Visi tersebut maka disusunlah Misi sebagai
berikut:
a. Mengarusutamakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan;
b. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi
c. Memfasilitasi Pembangunan Keluarga dan Ketahanan Keluarga;
d. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara
konsisten;
e. Mengembangkan advokasi, komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
serta jejaring kemitraan dalam pengelolaan kependudukan keluarga
berencana dan pembangunan keluarga;
f. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) ini
disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Peraturan ini memberikan tuntutan kepada semua instansi
pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah sebagai bagian intergral dari siklus akuntabilitas kinerja yang
utuh yang dikerangkakan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Esensi dari sistem LAKIP bagi Perwakilan BKKBN Provinsi Papua
adalah perwujudan dari implementasi sistem pengendalaian manajemen
sektor publik. Sistem pengendalian ini merupakan infrastruktur bagi
manajemen pemerintahan untuk memastikan bahwa visi, misi, dan tujuan
strategis dapat dipenuhi melalui implementasi srategi pencapaiannya
(program dan kegiatan) yang selaras. Atas dasar tersebut , sistem siklus
LAKIP diawali dengan penyusunan Rencana Strategis yang mendefinsikan
visi, misi dan tujuan/ sasaran Strategi Perwakilan BKKBN Provinsi Papua .
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
4
Secara selaras setiap tahunnya ditetapkan program dan kegiatan
untuk dilaksanakan dalam rangka pemenuhan visi, misi dan tujuan / sasaran
Strategis tersebut. Sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan
untuk menilai sejauhmana capaian kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi
Papua. Pada setiap akhir periode pelaksanaan program/ kegiatan , capaian
kinerja yang berhasil diperoleh itu dikomunikasikan kepada para stakeholder
dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) memiliki
dua fungsi utama :
Pertama, laporan Akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi Perwakilan
BKKBN Provinsi Papua untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja
kepada seluruh stakeholders ( Gubernur, DPRD dan Masyarakat ).
Kedua, laporan Akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas
pencapaian kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi Papua sebagai upaya untuk
memperbaiki kinerja di masa yang akan datang. Dua fungsi utama LAKIP
tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan
penyampaian LAKIP oleh setiap Instansi pemerintah.
Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian
LAKIP Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Tahun 2016 mencakup hal-hal
berikut ini :
Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan organisasi, menjadi LAKIP
2016 sebagai sarana pertanggung jawaban Perwakilan BKKBN Provinsi
Papua atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun 2016.
Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauhmana
visi, misi dan tujuan/ sasaran Strategis telah dicapai selama tahun 2016.
Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadi
LAKIP 2016 sebagai saran evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua bagi upaya perbaikan kinerja di masa
mendatang. Untuk setiap permasalahan / kendala kinerja yang ditemukan,
manajemen Perwakilan BKKBN Provinsi Papua dapat merumuskan strategi
pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerja Perwakilan BKKBN
provinsi Papua dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
5
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua adalah salah satu komponen
dalam infrastruktur kelembagaan BKKBN, dan tanggung jawabnya
diarahkan sepenuhnya untuk memperlancar seluruh ruang lingkup tugas
pokok dan fungsi sebagai berikut :
1. Kedudukan dan Peran
Perwakilan BKKBN Provinsi diatur dalam Peraturan Kepala Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor
82/PER/B5/2011 menimbang Persetujuan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
B/1141/M. PAN-RB/04/2011 tanggal 29 April 2011. Perwakilan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi yang
selanjutnya disingkat Perwakilan BKKBN Provinsi berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional. Perwakilan BKKBN Provinsi dipimpin
oleh seorang Kepala. Kedudukan Perwakilan BKKBN Provinsi
merupakan kepanjangan tangan dari BKKBN Pusat, untuk
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk
dan penyelenggaraan keluarga berencana.
2. Tugas Pokok dan Fungsi
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua menyelenggarakan fungsi:
a. Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan
nasional di bidang pengendalian penduduk, penyelenggaraan
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera
dan pemberdayaan keluarga;
b. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang
pengendalianpenduduk,penyelenggaraan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera dan pemberdayaan
keluarga;
c. Pelaksanaan advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi,
penggerakan hubungan antar lembaga, bina lini lapangan
serta pengelolaan data dan informasi di bidang pengendalian
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
6
penduduk, penyelenggaraan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi, keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga;
d. Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan
pengembangan di bidang pengendalian penduduk,
penyelenggaraan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi,
keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga;
e. Pelaksanaan tugas administrasi umum;
f. Pengelolaan barang milik/ kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawabnya;
g. Pembinaan dan fasilitasi terbentuknya Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota.
3. Susunan Organisasi
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan
Peraturan Kepala BKKBN Nomor: 82/B5/2011 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Provinsi, dimana Perwakilan BKKBN Provinsi
Papua, termasuk dalam Perwakilan BKKBN Provinsi Tipe A, dengan
Susunan Organisasi terdiri dari 1 (satu) Sekretariat, 5 (lima) Bidang
dan 4 (empat) Kelompok Jabatan Fungsional dengan rincian sebagai
berikut :
a. Sekretariat, membawahi 5 (lima) Subbagian, yaitu :
1) Subbagian Perencanaan;
2) Subbagian Umum dan Hubungan Masyarakat;
3) Subbagian Keuangan dan Barang Milik Negara;
4) Subbagian Kepegawaian dan Hukum; dan
5) Subbagian Administrasi Pengawasan.
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi dilingkungan
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
7
b. Bidang Pengendalian Penduduk, membawahi 3 (tiga)
Subbidang, yaitu:
1) Subbidang Penyusunan Parameter Pengendalian Penduduk;
2) Subbidang Kerjasama Pendidikan Kependudukan; dan
3) Subbidang Analisa Dampak Kependudukan.
Bidang Pengendalian Penduduk mempunyai tugas
penyiapan, pembinaan, pembimbingan dan fasilitasi pelaksanaan
kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria serta
pemantauan dan evaluasi di bidang Pengendalian Penduduk.
c. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi,
membawahi 3 (tiga) Subbidang, yaitu :
1) Subbidang Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Wilayah
Pemerintah dan Swasta;
2) Subbidang Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur
Wilayah dan Sasaran Khusus; dan
3) Subbidang Kesehatan Reproduksi.
Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pembinaan,
pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis,
norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan
evaluasi di bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi.
d. Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga,
membawahi 3 (tiga) Subbidang, yaitu :
1) Subbidang Bina Keluarga Balita, Anak dan Ketahanan
Keluarga Lanjut Usia;
2) Subbidang Bina Ketahanan Remaja; dan
3) Subbidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga.
Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga,
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pembinaan,
pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis,
norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
8
evaluasi di bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan
Keluarga.
e. Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi, membawahi 3
(tiga) Subbidang yaitu :
1) Subbidang Advokasi dan Komunikasi, Informasi, edukasi;
2) Subbidang Hubungan Antar Lembaga dan Bina Lini Lapangan;
dan
3) Subbidang Data dan Informasi.
Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan
fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur
dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang Advokasi,
Penggerakan dan Informasi.
f. Bidang Pelatihan dan Pengembangan, membawahi 3 (tiga)
Subbidang yaitu :
1) Subbidang Tata Operasional;
2) Subbidang Program dan Kerjasama; dan
3) Subbidang Penyelenggaraan dan Evaluasi.
Bidang Pelatihan dan Pengembangan mempunyai tugas
melaksanakan pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan.
g. Kelompok Jabatan Fungsional, yang ada di Perwakilan
BKKBN Provinsi Papua terdiri dari 5 (lima) jabatan yaitu :
1) Jabatan Widyaiswara, sebanyak 4 (empat) orang;
2) Jabatan Auditor, sebanyak 1 (satu) orang;
3) Jabatan Arsiparis, sebanyak 2 (dua) orang;
4) Jabatan Pustakawan, sebanyak 1 (satu) orang;
5) Jabatan Pranata Komputer, sebanyak 1 (satu) orang.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing -
masing berdasarkan peraturan perundang-undangan dan secara
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
9
administrative dikoordinasikan oleh Sekretaris Perwakilan BKKBN
Provinsi.
1.2. Sumber Daya
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua merupakan instansi Vertikal yang
masih menginduk kepada BKKBN Pusat, dalam melakukan pengelolaan
Sumber Daya Manusia secara profesional dimana fungsi-fungsi SDM dari
perencanaan, analisis jabatan, rekruitmen, manajemen karir saling
terintegrasi yang masih merujuk pada tata aturan Pemerintah Pusat. Dalam
proses rekruitmen Pegawai dilingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Papua
dilaksanakan sesuai aturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh BKKBN
Pusat, sehingga dalam pelaksanaannya lebih transparan, akuntabel dan
berbasis kompetensi, Sampai dengan akhir tahun 2016, jumlah SDM yang
aktif di perwakilan BKKBN Provinsi Papua mencapai 64 orang.
Gambar: 1.1. Struktur Organisasi Perwakilan BKKBN Provinsi
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
10
Berikut adalah profil pegawai BKKBN:
1.3. Dasar Hukum
Dasar hukum dalam penyusunan LAKIP Perwakilan BKKBN Tahun
2016 adalah:
1) Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
Gambar: 1.2. Profil Pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Papua
Sumber: Subag Hukum & kepegawaian
Perw.BKKBN Papua
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
11
3) Peraturan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2013 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Kementerian;
4) Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan
Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001
tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah
Non Kementerian;
5) Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
6) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Reviu atas Laporan Kinerja;
7) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 72 Tahun 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional;
8) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 92 Tahun 2011 tentang Balai
Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga
berencana;
9) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 273/PER/B4/2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Kepala BKKBN Nomor
72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
1.4. Harapan dan Tantangan
Sesuai dengan Visi dan Misi Perwakilan BKKBN Provinsi Papua yang
tertuang didalam Renstra 2014-2019, bahwa akan menjadi Lembaga yang
handal dalam mewujudkan keluarga yang berkualitas menuju Papua Bangkit,
Mandiri dan Sejahtera, maka peluang untuk semakin maju dan berkembang
terbuka lebar. Hal ini ditunjang oleh dukungan regulasi dan meningkatnya
komitmen Presiden, yang tertuang dalam Nawa Cita, terutama terkait
Pembangunan Sumber Daya Manusia. Dengan diundangkannya Undang-
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
12
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan
bahwa urusan pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana merupakan
urusan wajib dan merupakan urusan bersama antara pemerintah pusat dan
daerah atau urusan konkuren.
Sebagaimana ditetapkan pada pasal 12 ayat 2 Undang-undang
Nomor 23 tahun 2014, bahwa urusan Pemerintahan Wajib terdiri atas Urusan
Pemerintahan yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan
Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar.
Penyelenggaraan urusan Bidang Pengendalian Penduduk dan KB termasuk
Urusan Pemerintahan Wajib namun yang tidak berkaitan dengan Pelayanan
Dasar. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, dalam lampiran huruf N, tentang pembagian urusan
pemerintahan pusat, provinsi dan kabupaten dan kota, urusan pengelolaan
PLKB/PKB menjadi kewenangan pusat. Kewenangan ini dimaknai sebagai
modal utama untuk penggerakan lini lapangan dan penataan kembali tenaga
PLKB/PKB, yang selama ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah
daerah. Selain kejelasan dalam penanganan PLKB/PKB, urusan sertifikasi
PLKB/PKB, standarisasi pelayanan KB dan penyediaan alat dan obat
kontrasepsi, dalam lampiran Undang-undang tersebut menjadi kewenangan
Pusat.
Prinsip otonomi daerah dalam penyelenggaraan urusan pengendalian
penduduk dan Keluarga Berencana merupakan langkah konkrit untuk
mengatasi rentang kendali manajemen pelayanan program KB antara
pemerintah dengan pemerintah daerah khususnya di Kabupaten dan Kota.
Hal ini tentunya dapat berjalan dengan baik apabila didukung dengan
peningkatan kualitas pelayanan pengendalian penduduk dan KB kepada
masyarakat, yang diindikasikan dengan adanya keberpihakan ketersediaan
infrastruktur, instrumen regulasi yang mendukung penyelenggaraan program,
penempatan personil Tenaga Penyuluh dan Pelayanan KB, Jika seluruh hal
tersebut dapat disinkronkan secara harmonis, maka dapat dipastikan bahwa
penyelenggaraan program akan semakin baik dan berkualitas.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
13
Selanjutnya, terkait dengan integrasi penduduk dengan pembangunan
diperlukan penguatan kebijakan dalam pembangunan berwawasan
kependudukan. Secara garis besar, pembangunan berwawasan
kependudukan adalah pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan
kondisi penduduk yang ada, dimana penduduk harus dijadikan titik sentral
dalam proses pembangunan, penduduk harus dijadikan subyek dan obyek
dalam pembangunan, dimana pembangunan dilaksanakan oleh penduduk
dan untuk penduduk. Selain itu pembangunan berwawasan kependudukan
merupakan pembangunan sumber daya manusia, dimana pembangunan
lebih menekankan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia
dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur semata.
Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan yang berwawasan
kependudukan, maka Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua, turut memperkuat
pelaksanaan pembangunan kependudukan dengan upaya pengendalian
kuantitas dan peningkatan kualitas penduduk, dan mengarahkan persebaran
penduduk. Pembangunan kependudukan juga merupakan upaya untuk
mewujudkan keserasian kondisi yang berhubungan dengan perubahan
keadaan penduduk yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh
keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan.
Upaya pengendalian pertumbuhan penduduk dilakukan melalui
Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) dalam rangka mewujudkan norma keluarga kecil, bahagia, dan
sejahtera, serta diharapkan juga dapat memberikan kontribusi terhadap
perubahan kuantitas penduduk yang ditandai dengan perubahan jumlah,
struktur, komposisi dan persebaran penduduk yang seimbang sesuai dengan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Khusus di Provinsi Papua terdapat pembagian 5 (lima) wilayah adat,
(a) Anim Ha yang terdiri dari 4 (empat) Kabupaten yaitu Merauke, Asmat,
Mappi, Boven Digul; (b) La Pago terdiri dari 6 (enam) Kabupaten yaitu:
Mimika, Nabire, Paniai, Dogiyai, Deiyai dan Intan Jaya; (c) Mamta terdiri dari
5 (lima) Kabupaten Yaitu: Kota Jayapura, Kab.Jayapura, Keerom, Sarmi dan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
14
Mamberamo Raya; (d) Saireri terdiri dari 4 (empat) Kabupaten yaitu: Biak
Numfor, Kepulauan Yapen, Waropen dan Supiori; (e) Mee Pago terdiri dari
10 (sepuluh) Kabupaten yaitu: Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Lanny
Jaya, Yahukimo, Tolikara, Yalimo, Nduga, Puncak Jaya, Mamberamo
Tengah dan Puncak.
Dengan memperhatikan pembagian menurut 5 (lima) wilayah adat
tersebut, maka Perwakilan BKKBN Provinsi Papua dalam melaksanakan
program KKBPK melalui pendekatan kewilayahan dan kearifan lokal,
sehingga tidak berbenturan dengan wilayah adat sebagai garapan
pelaksanaan program.
Di bawah ini adalah kondisi demografi Provinsi Papua yang menjadi
tantangan dalam pelaksanaan Program KKBPK oleh Perwakilan BKKBN
Provinsi Papua:
1. Masih tingginya jumlah anak yang diinginkan dari setiap keluarga
di Papua, yaitu sekitar 2,4 sampai dengan 2,5 anak menurut
Gambar: 1.3. Peta Pembagian 5 Wilayah Adat di Papua
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
15
SUSENAS, sementara menurut Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia tahun 2012 angka kelahiran total sebesar
3,50, angka ini mengalami kenaikan dibanding hasil SDKI tahun
2007 yaitu TFR 2,9.
Gambar: 1.4.
Trend Angka Kelahiran Total (TFR) Provinsi Papua
Hasil SDKI 1994-2012
2. Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia (SPI) 1980-2010, LPP
(Laju Pertumbuhan Penduduk) Provinsi Papua mengalami
peningkatan dari tahun ketahun, namun pada sensus penduduk
1990-2000 LPP Papua mengalami penurunan, sementara pada
sensus penduduk tahun 2000 LPP Provinsi Papua sebesar 3,27,
dan hasil sensus penduduk tahun 2010 LPP Papua sebesar
5,39, kalau dilihat dari hasil sensus penduduk sejak tahun 1980,
maka hasil sensus penduduk tahun 2010 peningkatan yang
paling tinggi.
SUMBER: BPS-PAPUA
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
16
Gambar: 1.5.
Laju Pertumbuhan Penduduk Papua
Hasil SPI 1980 - 2010
3. Pelaksanaan advokasi dan KIE belum efektif, yang ditandai
dengan hasil SDKI 2012, bahwa pengetahuan tentang KB dan
alat kontrasepsi sudah mencapai 56,7% dari PUS, namun tidak
diikuti dengan perilaku untuk menjadi peserta KB (19,1%).
Gambar: 1.6.
Sandingan Tingkat Pengetahuan KB Modern dan
Kesertaan Cara KB Modern
2,26
3,29 3,27
5,39
1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010
Laju Pertumbuhan Penduduk Papua
SUMBER: BPS PAPUA-SP 1980-2010
SUMBER: BPS
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
17
4. Angka pemakaian kontrasepsi cara modern tidak meningkat
secara signifikan, yaitu dari sebesar 41,3 persen pada tahun
1994 menjadi sebesar 50,4 persen pada tahun 1997, namun
pada pelaksanaan SDKI tahun berikutnya mengalami
penurunan, yaitu dari hasil SDKI 2007 sebesar 38,3 persen turun
menjadi 23,8 persen pada hasil SDKI 2012. Sementara itu,
kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) masih
tinggi, yaitu sebesar 15,8 persen berdasarkan SDKI 2007 dan
21,8 persen pada SDKI 2012.
Gambar: 1.7.
Sandingan pemakain KB cara Modern dan Unmet
Data lain menggambarkan CPR wanita di Papua Tahun 2015
sebesar 23,52 (SUPAS 2015). Hal ini menempatkan Provinsi
Papua pada posisi terendah dalam capaian CPR jika
dibandingkan dengan provinsi lainnya.
SUMBER: BPS
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
18
Gambar: 1.8.
CPR Wanita menurut SUPAS 2015
5. Kualitas pelayanan KB (supply side) belum sesuai standar, yaitu
berkaitan dengan ketersediaan dan persebaran fasilitas
kesehatan/klinik pelayanan KB, ketersediaan dan persebaran
tenaga kesehatan yang kompeten dalam pelayanan KB,
kemampuan bidan dan dokter dalam memberikan penjelasan
tentang pilihan metode KB secara komprehensif termasuk
mengenai efek samping alokon dan penanganannya, serta
komplikasi dan kegagalan.
SUMBER: SUPAS 2015
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
19
6. Angka kelahiran pada perempuan remaja usia 15-19 tahun
masih tinggi, yaitu 48 per 1.000 kelahiran (SDKI 2012), dan
remaja perempuan 15-19 tahun yang telah menjadi ibu dan atau
sedang hamil anak pertama meningkat dari sebesar 2,2 persen
menjadi sebesar 2,5 persen. Masih banyaknya perkawinan usia
muda, yang ditandai dengan median usia kawin pertama
perempuan yang rendah yaitu 19,9 tahun (usia ideal pernikahan
menurut kesehatan reproduksi adalah 21 tahun bagi perempuan
dan 25 tahun bagi pria)
Selain tantangan demografi yang telah dijabarkan di atas, selanjutnya
adalah beberapa hambatan / kendala terkait struktur dan dukungan
pemerintah daerah. Adapun yang menjadi hambatan / kendala dimaksud
antara lain sebagai berikut :
1. Kurangnya dukungan dan komitmen pemerintah daerah baik
tingkat Provinsi maupun Kabupaten dan Kota dalam
pelaksanaan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK). Kondisi ini dapat terlihat
dimana belum semua Kabupaten / Kota memasukan Program
KKBPK dalam RPJMD dan Restrada sehingga mempengaruhi
pengalokasian dukungan anggaran operasional Program
KKBPK baik di Tingkat Provinsi dan Kabupaten / Kota;
2. Belum kuatnya kompetensi SDM di jajaran SKPD KB Provinsi
Papua dan Kabupaten/Kota dalam bidang Kependudukan dan
Demografi baik Pengelola Program di SKPD-KB maupun tenaga
operasional Lini Lapangan atau Petugas Lapangan KB. Hal ini
dapat dilihat dari 29 Kabupaten dan Kota di provinsi Papua yang
memiliki Petugas Lapangan KB hanya 8 Kabupaten;
3. Sarana dan prasarana operasional pendukung, media dan
metode untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
kependudukan yang kurang memadai;
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
20
4. Di beberapa daerah terjadi mutasi dan pengalihan tugas dari
Petugas Lapangan KB ke tugas sektoral yang baru sesuai
dengan bentuk lembaga yang ada di daerah yang bersangkutan;
5. Dari 29 Kabupaten dan Kota di Provinsi Papua hanya terdapat 2
(dua) Kabupaten yang membentuk BKKBD sesuai amanah
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 yaitu Kabupaten Paniai
dan Kabupaten Sarmi;
6. Fluktuasi tenaga yang ada di SKPD KB, sehingga sangat
berpengaruh terhadap kesinambungan informasi Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga.
Dari berbagai permasalahan pencapaian demografi dan KB serta
permasalahan komitmen/ dukungan pemerintah daerah di atas memberikan
gambaran dan pelajaran berharga bagi Perwakilan BKKBN Provinsi Papua
untuk meningkatkan dukungan dan komitmen stakeholders di semua
tingkatan wilayah, penguatan kelembagaan dan SDM program KKBPK,
Peningkatan Koordinasi dan Komitmen antar sektor, terutama di tingkat
kabupaten dan kota. Berbagai kalangan terutama para pengambil Kebijakan,
perlu diyakinkan bahwa program KKBPK merupakan program strategis
pembangunan bangsa, yang berdampak ganda: (a) menyehatkan ibu, anak,
keluarga dan masyarakat; dan (b) menjamin keberlanjutan pembangunan
melalui penyeimbangan penduduk dengan pembangunan dan lingkungan,
yang berujung pada Pembangunan Berwawasan Kependudukan.
Beberapa harapan dan tantangan strategis yang dapat digunakan
sebagai peluang untuk memajukan program KKB ke depan adalah:
1. Komitmen dan dukungan stakeholders terhadap program KKBPK
di Daerah, yaitu terkait kelembagaan, kebijakan, perencanaan
program dan penganggaran, sesuai dengan amanat Undang-
undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga, tentang pembentukan
Kelembagaan KKB di Tingkat Kabupaten/Kota.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
21
2. Nomenklatur Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) Dinas Pengendalian Penduduk dan KB berdasarkan
amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, telah terbentuk baik tingkat Provinsi
maupun Kabupaten dan Kota dengan Type bervariasi ada yang
A, B, C bahkan Merger sesuai dengan kebutuhan Pemerintah
Daerah. Ditambah lagi penegasan kembali bahwa Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana menjadi urusan wajib bagi
pemerintah daerah, serta urusan pengelolaan PLKB/PKB;
penyediaan alat kontrasepsi; sertifikasi PLKB/PKB dan
standarisasi pelayanan KB sebagai urusan pemerintah pusat;
akan meningkatkan sinergitas pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah dalam penanganan urusan pengendalian
penduduk dan KB.
3. Pemanfaatan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa memberi peluang yang lebih besar untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dan pemerintahan desa dalam
mensinergikan dan mensukseskan program KKBPK,
Peningkatan anggaran desa oleh pemerintah melalui APBN
menjadi peluang untuk meningkatkan dinamika program KKBPK
sampai dilevel lini lapangan (dusun/kampung, RW, RT).
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
22
Dalam rangka meningkatkan kinerja dan sebagai upaya mewujudkan
visi, misi Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya tetap mengacu kepada Rencana Strategis Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Tahun
2015 – 2019.
2.1. RENCANA STRATEGIS
2.1.1. VISI, MISI DAN TUJUAN
a. Visi
Visi merupakan gambaran masa depan yang hendak diwujudkan dan
bersifat praktis, realistis untuk dicapai, memberikan tantangan serta
menumbuhkan motivasi yang kuat bagi pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi
Papua, Visi Perwakilan BKKBN Provinsi Papua sesuai yang tertuang dalam
Dokumen Rencana Strategis Tahun 2015-2019 adalah menjadi “ LEMBAGA
YANG HANDAL DALAM MEWUJUDKAN PENDUDUK TUMBUH
SEIMBANG SERTA KELUARGA BERKUALITAS MENUJU PAPUA
BANGKIT, MANDIRI SAN SEJAHTERA ” Visi tersebut merupakan salah
satu dari prioritas pembangunan nasional yaitu mewujudkan pertumbuhan
penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas, Visi ini bukan hanya
bertekad mewujudkan program kependudukan, keluarga berencana dan
pembangunan keluarga tetapi juga untuk mewujudkan Perwakilan BKKBN
Provinsi Papua sebagai lembaga negara yang handal dan memperoleh
kepercayaan dari berbagai mitra kerja dan stakeholder terutama
kepercayaan dari publik.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
23
b. Misi
Dalam rangka mendukung upaya perwujudan Visi Kelembagaan dan
Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
tersebut dilakukan melalui misi:
1. Mengarusutamakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan
2. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi
3. Memfasilitasi Pembangunan Keluarga dan Ketahanan Keluarga
4. Membangun dan Menerapkan Budaya Kerja Organisasi secara
konsisten,
5. Mengembangkan Advokasi, Komunikasi Informasi dan Edukasi
(KIE) serta jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
6. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
c. Tujuan
Secara garis besar Pembangunan Kependudukan meliputi 5 (lima)
aspek penting, yaitu: Pertama berkaitan dengan kuantitas penduduk, antara
lain jumlah, struktur dan komposisi penduduk, laju pertumbuhan penduduk,
serta persebaran penduduk. Kedua, berkenaan dengan kualitas penduduk
yang berkaitan dengan status kesehatan dan angka kematian, tingkat
pendidikan, dan angka kemiskinan. Ketiga adalah mobilitas penduduk,
seperti tingkat migrasi yang mempengaruhi persebaran penduduk antar
wilayah, baik antar pulau maupun antara perkotaan dan perdesaan. Keempat
adalah data dan informasi penduduk; dan kelima adalah penyerasian
kebijakan kependudukan.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi kelembagaan dan program
Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga, serta sesuai dengan tugas
/ fungsi Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, maka ditetapkan tujuan sebagai
berikut:
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
24
1. Meningkatkan pemahaman kebijakan Pembangunan Berwawasan
Kependudukan
2. Menguatkan akses pelayanan KB yang merata, berkualitas dengan
pola pendekatan Kesehatan Reproduksi dan Pengaturan Jarak
Kelahiran melalui program 1.000 hari pertama kehidupan.
3. Meningkatkan pembinaan Peserta KB, baik menggunakan MKJP
maupun non-MKJP.
4. Meningkatkan pembinaan ketahanan keluarga dan kesehatan
reproduksi remaja.
5. Meningkatkan komitmen stakeholder dan mitra kerja terhadap
program KKBPK.
6. Menguatkan tata kelola, penelitian, dan pengembangan bidang
keluarga berencana.
7. Menerapkan Budaya Kerja Organisasi Cerdas, Tangguh,
Kerjasama, Integritas, dan Ikhlas (CETAK TEGAS)
8. Menyiapkan kualitas Sumber Daya Manusia sejak dini menuju
perwujudan generasi emas Papua.
2.1.2. SASARAN STRATEGIS DAN KEGIATAN STRATEGIS
a. Sasaran
Berdasarkan visi, misi dan tujuan tersebut di atas, maka Sasaran
Strategis Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)
Provinsi Papua tahun 2015-2019 sebagai berikut:
1. Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk (LPP);
2. Mengendalikan angka kelahiran total (TFR) per WUS (15-49 tahun);
3. Meningkatkan pemakaian kontrasepsi (CPR);
4. Menurunkan kebutuhan ber-KB yg tidak terpenuhi (unmet need);
5. Menurunkan angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR
15-19 tahun);
6. Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15-49
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
25
tahun).
Untuk mendukung tercapainya sasaran strategis tersebut diatas maka
disusun kegiatan strategis dalam pengelolaan program KKBPK sebagai
berikut:
1. Promosi dan pelayanan KB MKJP di wilayah khusus transmigrasi
dan KB perkotaan
2. Pelayanan KB di Wilayah Kepulauan, pesisir Pantai Aliran
Sungai
3. Promosi Kesehatan Reproduksi Ibu dan Anak di wilayah
Pegunungan dan perbatasan
4. Kampanye Gerenasi Berencana (GenRe) Sosialisasi
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP )
5. Sosialisasi dan Promosi melalui PIK Remaja/mahasiswa dan
BKR (Bina keluarga remaja)
6. Sosialisasi BKB holistic integratitif
7. Fasilitasi penguatan dan pembinaan BKB Holistik
8. Sosialisasi dan fasilitasi Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL)
menjadi Lansia Tangguh
9. Sosialisasi promosi Pemberdayaan ekonomi keluarga /
Pembentukan dan pembinaan kelompok UPPKS
10. Fasilitasi kegiatan dan pembentukan PPKS disemua tingkatan
wilayah (Distrik)
11. Pembinaan kelompok BKL .
12. Sosialisasi dan desiminasi kebijakan dan strategi Dalduk.
13. Sosialisasi dampak Kependudukan dan pengembangan model
solusi trategik.
14. Peningkatan kerja sama pendidikan kependudukan .
15. Pendataan Keluarga Sejahtera
16. Penguatan Advokasi dan KIE
17. Penguatan Lini Lapangan dan Kelembagaan di daerah.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
26
b. Kebijakan
Arah kebijakan dalam pembangunan kependudukan dan keluarga
berencana yang tertera pada RPJMN 2015-2019, dimana yang menjadi
fokus dalam pelaksanaan program Kependudukan Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga selama lima tahunan adalah:
1. Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi yang merata dan berkualitas.
2. Penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan ketersediaan
alat dan obat kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas
kesehatan KB dan jejaring pelayanan, serta pemberdayaaan
fasilitas kesehatan untuk pelayanan KB
3. Peningkatan pelayanan KB dengan penggunaan MKJP untuk
mengurangi resiko drop-out maupun menggunaan non MKJP
dengan memberikan informasi secara berkesinambungan untuk
keberlangsungan kesertaan ber-KB serta pemberian
pelayanan KB lanjutan dengan mempertimbangkan prinsip
rasional, efektif dan efisien.
4. Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan
KB dan tenaga kesehatan pelayanan KB, serta penguatan
lembaga di tingkat masyarakat untuk mendukung penggerakan
dan penyuluhan KB.
5. Advokasi program kependudukan, keluarga berencana, dan
pembangunan keluarga kepada para pembuat kebijakan, serta
promosi dan penggerakan kepada masyarakat dalam
penggunaan alat dan obat kontrasepsi KB
6. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman kesehatan
reproduksi bagi remaja melalui pendidikan, sosialisasi mengenai
pentingnya wajib belajar 12 tahun dalam rangka pendewasaan
perkawinan, dan peningkatan intensitas layanan KB bagi
pasangan usia muda guna mencegah kelahiran usia remaja.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
27
7. Pembinaan ketahanan dan pemberdayaan keluarg melalui
kelompok kegiatan bina keluarga dalam rangka melestarikan
kesertaan ber-KB dan memberikan pengaruh kepada keluarga
calon akseptor untuk ber-KB
8. Penguatan tata kelola pembangunan kependudukan dan KB
melalui penguatan landasan hukum, kelembagaan, serta data
dan informasi kependudukan dan KB
9. Penguatan bidang KKB melalui penyediaan informasi dan hasil
penelitian/ kajian kependudukan, keluarga berencana dan
ketahanan keluarga serta peningkatan kerjasama penelitian
dengan universitas terkait pengembangan KKBPK.
c. Rencana Program Kerja Tahunan
Program prioritas Perwakilan BKKBN Provinsi Papua sesuai dengan
dokumen Renstra Tahun 2015-2019 adalah:
1. Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga dengan sasaran kegiatan (output)
Terlaksananya Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga diseluruh tingkatan wilayah dengan
Indikator Kinerja Kegiatan terdiri dari:
(1) Jumlah sosialisasi dan diseminasi kebijakan dan strategi
pengendalian penduduk yang dilaksanakan ditingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota
(2) Jumlah kegiatan penyerasian kebijakan pengendalian
penduduk dengan lintas sektor di tingkat Provinsi dan
Kab/Kota
(3) Jumlah sosialisasi kebijakan dampak kependudukan dan
pengembangan model solusi strategik dampak
kependudukan
(4) Peningkatan kerjasama pendidikan kependudukan
(5) Jumlah pelaksanaan Sosialisasi dan desiminasi kebijakan,
strategi operasional dan materi informasi tentang akses
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
28
dan peningkatan kualitas pembinaan kesertaan ber-KB
yang sesuai dengan standarisasi pelayanan KB
(6) Jumlah penggerakan pelayanan KB (PB MKJP),
pelayanan ganti cara (PA MKJP), pelayanan komplikasi
berat, Pencabutan Implant dan Kegagalan yang
ditindaklanjuti.
(7) Jumlah penggerakan pelayanan KB di wilayan Khusus
dan Galciltas
(8) Persentase Faskes dan jejaringnya (diseluruh tingkatan
wilayah) yang memberikan pelayanan KB dan KR sesuai
dengan standarisasi pelayanan
(9) Persentase Faskes yang melakukan promosi dan
konseling Kesehatan dan hak-hak Reproduksi di Provinsi
dan Kab/Kota
(10) Jumlah Provinsi yang mengembangkan manajemen
pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi, melalui
penguatan pelayanan MUYAN kecamatan, dan jaminan
ketersediaan Alokon dan sarana-prasarana KB
(11) Jumlah pelaksanaan sosialisasi dan diseminasi kebijakan
Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga
diseluruh tingkatan wilayah
(12) Jumlah Fasilitasi Kegiatan dan pembentukan PPKS
diseluruh tingkatan wilayah
(13) Jumlah provinsi yang melaksanakan BKB Holistic
Integrative
(14) Jumlah provinsi yang melaksanakan Pembinaan Genre
(PIK-R/M dan BKR) di Provinsi (Jumlah Penguatan
GenRe di seluruh tingkatan wilayah)
(15) Jumlah kelompok BKL yang terbentuk dan mendapat
pembinaan
(16) Jumlah kelompok UPPKS yang terbentuk dan mendapat
pembinaan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
29
(17) Jumlah Pembinaan dan sosialisasi kebijakan, strategi dan
materi advokasi dan KIE pembangunan KKB
(18) Jumlah Penayangan informasi KKB melalui berbagai
media cetak dan elektronik, media luar ruang dan seni dan
budaya/tradisional
(19) Jumlah Advokasi dan KIE program KKBPK melalui mupen
(20) Jumlah Penggerakan Pembinaan KKB bagi mitra kerja di
setiap tingkatan wilayah
(21) Jumlah Pembinaan mekanisme operasional dalam
penguatan pelayanan dasar masyarakat
(22) Persentase kesertaan stakeholder dan mitra kerja dalam
implementasi program KKBPK
(23) Jumlah pengelolaan data dan informasi program KKBPK
di provinsi
(24) Jumlah sistem informasi kependudukan dan keluarga
yang dimanfaatkan.
2. Program generik dan kegiatan prioritas yang ada di Perwakilan
BKKBN Provinsi Papua adalah sebagai berikut:
1) Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan
Pengelolaan Program KKBPK, terdiri dari kegiatan :
(1) Jumlah Pembinaan dan Pengembangan SDM (SDM
Aparatur dan tenaga Fungsional) diseluruh tingkatan
wilayah
(2) Jumlah hasil-hasil penelitian dan pengembangan program
KKBPK (KKB) yang dimanfaatkan
2) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis lainnya.
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua dengan sasaran kegiatan
(output) adalah terselenggaranya dukungan manajemen
pengelolaan program Kependudukan, KB serta Ketahanan dan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
30
Kesejahteraan Keluarga di Provinsi dengan Indikator Kinerja
Kegiatan yang terdiri dari:
(1) Persentase ketepatan Pembayaran Gaji dan uang makan
Pegawai (Perwakilan BKKBN Provinsi)
(2) Jumlah penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan
perkantoran
(3) Jumlah penyelenggaraan Manajemen di Provinsi
(Keuangan dan BMN, Perencanaan, Kepegawaian,
Umum, dan Ortala)
3. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
BKKBN dengan sasaran kegiatan (output) adalah terwujudnya
akuntabilitas pelaksanaan pengawasan lainnya di Provinsi; dengan
Indikator Kinerja Kegiatan terdiri dari:
(1) Jumlah peningkatan pelaksanaan pengawasan lainnya
dan penerapan ZI WBK.
2.2. PERJANJIAN KINERJA
Dokumen Perjanjian / Penetapan Kinerja merupakan suatu dokumen
pernyataan kinerja yang meliputi kesepakatan kinerja antara atasan dan
bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu. Pada tahun 2016
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua mendapat target kinerja pada sasaran
dan indikator sasaran sebagai upaya pengukuran perencanaan program dan
anggaran yang berbasis kinerja. Berikut sasaran dan target kinerja
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Tahun 2016 yang diberikan Kepala
BKKBN Pusat kepada Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua dan Hasil
Pencapaian sebagai berikut :
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
31
Tabel. 2.1
Target Pencapaian Berdasarkan Kontrak Kerja Provinsi (KKP) Tahun 2016
FORMULIR KKP TAHUN 2016
NO INDIKATOR KONTRAK KERJA PROVINSI
2016
Sasaran 2016
A. SASARAN STRATEGI
1 Angka Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi
(CPR)
21,3 %
2 Persentase Kebutuhan ber-KB yang tidak
terpenuhi (Unmed Need)
23,8 %
3 Angka Kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun
(ASFR 15-19 thn)
49 per 1000
perempuan
4 Persentase Peserta KB Baru MKJP 20,3 %
5 Persentase Peserta KB Aktif MKJP 33,3 %
A. SASARAN PROGRAM
1 Jumlah Peserta KB Baru 62.250
2 Jumlah Peserta KB Aktif 137.620
3 Persentase Kesertaan KB Pria (PA) (MOP +
Kondom)
2,0 %
4 Persentase PUS yg memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang semua jenis kontrasepsi
modern
9,6 %
5 Persentase PUS anggota poktan BKB, BKR,
BKL, UPPKS yg ber-KB
-
o BKB
o BKR
o BKL
40,7 %
64,4 %
42,3 %
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
32
o UPPKS 51,5 %
6 Indeks Pengetahuan Remaja Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR)
37,4 %
7 Persentase sasaran yang mendapatkan promosi
dan konseling Kesehatan Reproduksi
10,0 %
8 Persentase masyarakat yang mengetahui isu
kependudukan
45,0 %
9 Persentase Provinsi yang memasukan program
KKBPK dalam Musrenbang
100,0 %
10 Persentase Kab/Kota yang memasukan
program KKBPK dalam Musrenbang
40,0 %
11 Laporan Realisasi Triwulan Kab/Kota penerima
DAK 2016
100,0 %
12 Jumlah ketersediaan data dan informasi yg
akurat dan tepat waktu
100,0 %
13 Laporan keuangan dan pengelolaan BMN yg
dapat diselesaikan tepat waktu, akuntabel,
kredibel, dan memenuhi standar kepatutan
100,0 %
14 Persentase temuan eksternal dan internal yg
selesai ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan
100,0 %
15 Pemetaan urusan bidang pengendalian
penduduk dan KB di Kab/Kota dalam penguatan
Program KKBPK.
100,0 %
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
33
Akuntabilitas kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi Papua dimaksudkan
untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan program yang telah ditetapkan
melalui Renstra dan Rencana Kinerja/Penetapan Kinerja. Pelaporan
akuntabilitas kinerja ini dituangkan melalui evaluasi dan analisis kinerja atas
seluruh kegiatan yang dilaksanakan Perwakilan BKKBN Provinsi Papua.
Evaluasi kinerja bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi,
kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi agar
dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program dan
kegiatan di masa yang akan datang.
Sedangkan analisis kinerja bertujuan untuk mengetahui pencapaian
realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan misi agar
dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program dan
kegiatan di masa yang akan datang. Analisis dilaksanakan terhadap
perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi, serta penyebab untuk
mencari strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan. Analisis
akuntabilitas kinerja meliputi uraian keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan
dengan program dalam rangka mewujudkan program, tujuan, dan misi serta
visi sebagaimana ditetapkan dalam perencanaan strategis.
3.1. UPAYA PROGRAM, KEGIATAN DAN HASIL PENCAPAIAN
3.1.1. Pemanfaatan Indikator Kinerja Utama dan Pengukuran Kinerja
Untuk Pengendalian dan Pemantauan Kinerja
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua telah memanfaatkan Indikator
Kinerja Utama (IKU) dalam pengendalian dan pemantauan kinerja. IKU
merupakan akumulasi kinerja dari pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi
(KKP) tingkat Perwakilan BKKBN Provinsi dalam pengendalian dan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
34
pemantauan kinerja. Pengendalian dan pemantauan kinerja tersebut
dilakukan melalui 3 tahap yaitu bulanan, semesteran dan tahunan. Evaluasi
kinerja bulanan dilakukan melalui rapat pengendalian program dan anggaran
(RADALGRAM), yang dilaksanakan rutin setiap bulan.
RADALGRAM dipimpin langsung oleh Kepala Perwakilan BKKBN
Provinsi Papua. Hal itu menunjukkan komitmen pimpinan dan anggota
organisasi untuk mengendalikan pencapaian kinerja program dan organisasi.
Dalam RADALGRAM selain dibahas permasalahan-permasalahan program
juga dibicarakan strategi dan upaya pemecahan masalahnya serta rencana
tindak lanjutnya.
Pengendalian dan pemantauan kinerja semesteran (6 bulan)
dilakukan melalui REVIU atau telaah Pembangunan KKB, yang diikuti oleh
jajaran Perwakilan BKKBN Provinsi Papua dan SKPD KB Kab/Kota dengan
Mitra Kerja. Dalam pertemuan REVIU Pembangunan KKB tersebut
dievaluasi pencapaian kinerja dan realisasi anggaran enam bulan terakhir,
yang secara mendalam dianalisis dengan membandingkan pencapaian
dalam periode yang sama tahun sebelumnya, serta perbandingan
pencapaian antar provinsi. Selain itu, juga dibicarakan mengenai rencana
strategi operasional program KKB enam bulan ke depan serta kebijakan,
strategi, dan sasaran program tahun berikutnya.
Selanjutnya pengendalian dan pemantauan kinerja tahunan
dilaksanakan melalui penyelenggaraan Rapat Koordinasi Daerah
(RAKORDA) Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang dihadiri seluruh jajaran Perwakilan
BKKBN Provinsi Papua, SKPD KB Kab/Kota dan para stakeholder serta
mitra kerja terkait. Dalam RAKORDA dibahas evaluasi tahunan, arah
kebijakan dan strategi tahun berjalan serta penetapan kinerja melalui
penandatangan kontrak kinerja Kab/Kota melalui Penanda Tanganan Kinerja
SKPD KB Kab/Kota.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
35
3.1.2. Mekanisme pengumpulan data pencapaian kinerja
Terdapat berbagai sumber data untuk mengukur pencapaian kinerja
Program KKBPK di Provinsi Papua Tahun 2016. Sumber data tersebut
adalah Sistem Pencatatan dan Pelaporan Program KKBPK, survey intern
Perwakilan BKKBN, SDKI 2012, SUPAS 2015 dan SUSENAS 2016.
Sistem pencatatan dan pelaporan program KKBPK nasional
(mekanisme dan alur pelaporan terlampir) terdiri dari pencatatan dan
pelaporan pelayanan kontrasepsi (F/II/KB), pencatatan dan pelaporan
pengendalian lapangan (F/I/DALLAP), dan pendataan keluarga (R/I/KS dan
F/I/MDK). Pencatatan dan pelaporan Pelayanan Kontrasepsi, melalui F/II/KB,
dikumpulkan secara berjenjang setiap bulan mulai dari klinik KB yang berada
di tingkat kecamatan, kabupaten dan kota, provinsi dan pusat. Dalam formulir
F/II/KB terekam data antara lain jumlah peserta KB baru (per metode
kontrasepsi), data kegagalan dan komplikasi serta persediaan alat dan obat
kontrasepsi. F/II/KB merupakan sumber data untuk mengukur pencapaian
kinerja indikator-indikator (a) Jumlah Pencapaian Peserta KB Baru, (b)
Jumlah Peserta KB Baru mandiri, (c) Persentase Jumlah Peserta KB Baru
MKJP, (d) Persentase Peserta KB baru pria, (e) Jumlah Peserta KB baru
KPS dan KS I.
Pencatatan dan Pelaporan Pengendalian Lapangan, dengan
menggunakan formulir F/I/Dallap dikumpulkan bulanan secara berjenjang,
mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan kota, provinsi dan pusat.
Dalam formulir F/I/Dallap terekam data antara lain peserta KB aktif, ganti
cara, kelompok kegiatan BKB, BKR, BKL, UPPKS, dan KPS dan KS-I.
F/I/Dallap merupakan sumber data untuk mengukur pencapaian kinerja
indikator-indikator (a) Jumlah Peserta KB aktif, (b) Jumlah Peserta KB aktif
KPS dan KS I, (c) Persentase Peserta aktif mandiri, dan (d) Persentase
Peserta KB aktif MKJP.
Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga, dengan
menggunakan formulir R/I/KS, dikumpulkan dalam periode setahun sekali.
Data yang dikumpulkan melalui pendataan keluarga meliputi data demografi,
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
36
data kesertaan ber KB seperti unmet need dan peserta KB menurut jalur
pelayanan, serta data tahapan Keluarga Sejahtera. Pendataan keluarga
dilakukan oleh Kader Pendata terlatih yang mendapatkan pembinaan dan
supervisi oleh PLKB/PKB maupun oleh jajaran di atasnya, kecamatan,
kabupaten dan kota, provinsi dan pusat.
Survey intern BKKBN dalam hal ini Mini Survey dan Survey RPJMN
dilakukan setiap tahun untuk mengukur pencapaian kinerja indikator-indikator
(a) Persentase keluarga yang mempunyai balita, anak, remaja dan lansia
yang memahami dan melaksanakan pembinaan dan pengasuhan tumbuh
kembang balita dan anak serta ketahanan keluarga remaja dan lansia; (b)
Persentase PUS, WUS, remaja, dan keluarga yang mengetahui informasi
KKB melalui media massa cetak, elektronik dan media luar ruang.
Sementara itu data hasil Sensus Penduduk 2010 digunakan untuk
mengukur laju pertumbuhan penduduk, sedangkan data hasil SDKI 2012
digunakan untuk mengukur pencapaian kinerja indikator (a) Tingkat
kesertaan ber-KB pasangan usia subur (CPR) dan (b) Unmet Need.
3.1.3. Upaya dan Kegiatan Strategis Program KKBPK
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, upaya program dan kegiatan
yang dilakukan sepanjang tahun 2016 secara umum adalah melakukan
konsolidasi dan penyegaran kembali komitmen terhadap program KKBPK
nasional kepada seluruh penyelenggara negara, stakeholder terkait, dan
mitra kerja program. Secara khusus, upaya program yang dilakukan adalah
dengan merancang, menyusun, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
strategis sebagaimana yang telah diamanatkan dalam RPJMN 2015-2019
dan Rencana Strategis Program KKB Nasional 2015-2019.
Upaya pelaksanaan program dan kegiatan tersebut bertujuan untuk
pemantapan kelangsungan program dan kelembagaan, peningkatan kinerja
program di setiap tingkatan wilayah, serta pemenuhan permintaan
masyarakat akan pelayanan keluarga berencana yang menyeluruh dan
bermutu dalam rangka membantu terwujudnya keluarga kecil berkualitas.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
37
Gambaran pelaksanaan kinerja program KKB nasional yang merupakan
pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang tercantum dalam
Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2011 meliputi empat program pokok, yaitu
(1) Program Kependudukan dan KB; (2) Program Pelatihan dan
Pengembangan; (3) Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis
Lainnya; serta (4) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas
Aparatur.
Sebagai langkah awal dari pelaksanaan program KKBPK nasional,
maka pada setiap awal tahun selalu dilakukan penyegaran kembali
komitmen terhadap program KKBPK nasional dari para penyelenggara
negara, stakeholder, dan mitra kerja program melalui forum-forum yang
berskala nasional maupun regional, yaitu Rapat Kerja Nasional, Rapat Kerja
Daerah, dan Rapat Koordinasi Teknis.
Internal Perwakilan BKKBN Papua juga mempunyai mekanisme
dalam melakukan perencanaan, penggarapan dan pengendalian program
KKB melalui berbagai forum: Rakernas dan Rakorda, Konsultasi Bidang,
Konsultasi Seksi, Konsolidasi Perencanaan Program dan Anggaran I dan II,
Rapat Pengendalian Program dan Anggaran, Rapat Telaah/Reviu Program
KKB. Disamping itu untuk menguatkan dalam penggarapan program juga
dilakukan rapat-rapat yang bersifat koordinasi antar komponen secara rutin
setiap bulannya.
Melalui forum-forum pertemuan tersebut dilakukan sosialisasi dan
desiminasi visi, misi, kebijakan, strategi, dan pokok-pokok program serta
kegiatan dalam Rencana Strategis Program KKB Nasional tahun 2015-2019
dan disinkronkan dengan rencana aksi dan operasionalisasi kegiatan
prioritas.
Untuk mencapai target yang tercantum dalam RKP Perwakilan
BKKBN Provinsi Papua pada Tahun 2016 telah melaksanakan 12 (dua belas
) Output dengan 41 Komponen dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
38
1. Output : Pemaduan dan Sinkronisasi Kebijakan
Pemerintah dengan Pemerintah Daerah dalam rangka
Pengendalian Kuantitas Penduduk.
Output ini dibagi menjadi 4 sub output yang telah dijabarkan dibawah ini:
- Suboutput : Pelaksanaan Sosialisasi Dan Desiminasi Kebijakan
Dan Strategi Pengendalian
a. Pengembangan Materi Pengelolaan Data dan Informasi
Kependudukan serta Materi Advokasi dan KIE Perencanaan
Pengendalian Penduduk.
Dalam kegiatan ini dibentuk team penyusun materi sebagai bahan
referensi dan acuan dalam melakukan advokasi dan informasi
kepada para pengambil kebijakan, sektor terkait dan publik terkait
dengan informasi kependudukan dan perencanaan pengendalian
penduduk sampai ditingkat lini lapangan. Bentuk kegiatan yang
dilaksanakan adalah melakukan pertemuan untuk membahas
bahan-bahan dalam menyusun materi perencanaan Pengendalian
Penduduk, mengumpulkan bahan dan data dari sektor terkait,
menyusun materi dan sampai pada tingkat penggandaan hasil.
b. Sosialisasi dan desiminasi Kebijakan dan Strategi
Pengendalian Penduduk Tingkat Provinsi.
Melakukan Sosialisasi kepada Dinas Instansi terkait dan Mitra
Kerja tentang Program Kegiatan Pengendalian Penduduk,
sehingga dalam pelaksanaan kegiatan rutin pada setiap satuan
kerja baik ditingkat provinsi maupun di Tingkat Kab/Kota, kegiatan-
kegiatan dalam bidang kependudukan bisa terakomodir pada
sektor terkait, sekaligus berdiskusi untuk menyatukan dan
menyamakan persepsi dalam penanganan masalah
kependudukan di Papua sampai di tingkat lini lapangan demi
tercapainya penduduk tumbuh seimbang yang berkualitas.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
39
c. Penyusunan Analisis Parameter dan Profil penduduk
Kewilayahan Tk. Kab/Kota
Sebagai bahan informasi permasalahan yang terkait dengan
Kependudukan, maka dilaksanakan penyusunan analisis
Parameter dan Profil penduduk, tujuan dari penyusunan analisis
parameter dan profil penduduk ini adalah untuk memberikan
informasi kepada para pihak terkait dan masyarakat tentang
gambaran yang berkaitan dengan informasi tentang kondisi
kependudukan serta perkembangannya, yang diamati dari
berbagai aspek, diantaranya dari aspek kesehatan, pendidikan,
ketenagakerjaan, Keluarga Berencana dan sosial lainnya.
Dalam penyusunan analisis parameter dan profil penduduk ini
SKPD-KB, bermitra dengan Dinas Instansi dan Lintas sektor serta
para Tokoh Agama dan Tokoh Adat, dll.
d. Sosialisasi/ Desiminasi/ orientasi/ Sarasehan teknis
Penyusunan dan analisis Data Parameter Kependudukan
Tingkat Provinsi dan kab/Kota.
Melakukan pertemuan dalam rangka untuk menyusun dan
menetapkan parameter kependudukan baik di tingkat Provinsi
maupun tingkat kabupaten/Kota terjangkau, Penyusunan
Parameter Kependudukan sangat penting dan perlu sebagai data
dasar dalam penentuan kebijakan dan program kegiatan yang
akan dilaksanakan, dengan mengetahui parameter kependudukan
yang ada, program kegiatan yang akan dilaksanakan bisa lebih
jelas dan mempunyai sasaran dan target yang tepat.
Diharapkan dengan diadakannya pertemuan ini penyusunan
parameter kependudukan bisa lebih valid dan bisa disepakati oleh
semua sektor terkait dan bisa dianalisis dari data-data parameter
yang sudah ada, dengan diadakannya analisis ini diharapkan bisa
mendapatkan output yang bisa dijadikan sebagai solusi
pemecahan dalam penanganan masalah kependudukan, Kelurrga
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
40
Berencana dan Pembangunan Keluarga, dalam upaya
pengendalian pertumbuhan penduduk.
e. Penyusunan Polecy Brief
Bermitra dengan para pakar Kependudukan, Perguruan Tinggi,
Akademisi, Peneliti, dll, melakukan penyusunan Polecy Brief yang
terkait dengan Pengendalian Kuantitas penduduk sekaligus
kualitas penduduk, dalam penyusunan polecy brief ini berisikan
hasil kajian-kajian dan analisis di lapangan dan diolah sehingga
menghasilkan suatu artikel dan informasi terkait dengan
kependudukan, diharapkan dengan adanya penyusunan polecy
brief ini sebagai bahan advokasi, informasi dan masukan kepada
para pemangku kebijakan dalam menentukan program kegiatan
pada masa mendatang.
f. Penyusunan data parameter, Profil dan Buku saku
Kependudukan.
Data Parameter Kependudukan merupakan data utama yang
sangat diperlukan terkait dengan data-data kependudukan, karena
data parameter ini merupakan data dasar dalam menyususun dan
menganalisa didalam profil kependudukan dan sumber data dalam
penyusunan buku saku kependudukan, dalam penyusunan data
peremater kependudukan ini dilakukan pengumpulan data-data
dari berbagai sumber pada dinas dan instansi terkait, mengadakan
pertemuan untuk menyatukan persepsi dan penyamaan data-data
yang ada, selanjutnya dianalisis didalam penyusunan profil
kependudukan dan sebagai bahan advokasi/informasi yang
dituangkan didalam buku saku kependudukan. Tujuannya adalah
dengan adanya data parameter, profil dan buku saku
kependudukan ini sebagai masukan kepada para pengambil
kebijakan untuk bahan perencanaan program kegiatan dan
referensi sebagai rujukan dalam penentuan strategi program.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
41
g. Fasilitasi/ Pendampingan Penyusunan GDPK TK.kabupaten
/Kota.
Dalam kegiatan ini dilaksanakan pendampingan dalam
penyusunan GDPK secara intens, melakukan audiens dan
pertemuan dengan lintas sektor, pemda, dst, terkait dengan
penyusunan GDPK di Tingkat Kab/Kota, yang dikaitkan dengan
pembangunan sektor yang berwawasan kependudukan, kegiatan
ini merupakan penjabaran dari Grand Design Pengendalian
Kuantitas Penduduk Tingkat Nasional dan Provinsi. Peserta dalam
kegiatan ini adalah dari SKPDKB Kabupaten/Kota terjangkau dan
Mitra kerja terkait di Tingkat Kabupaten. Dengan dilaksanakannya
pertemuan ini Diharapkan para pengelola program KKBPK di
kabupaten bisa memahami dan mengetahui manfaat dari GDPK
tersebut, dan segera bisa menyusun Grand Design Pengendalian
Kuantitas bermitra dengan Pemerintah daerah dan Mitra kerja
terkait.
h. Peningkatan Intensifikasi Kemitraan dengan Mitrakerja (IPADI,
Koalisi Kependudukan, PSK, FAPSEDU).
Dalam upaya untuk meningkatkan kemitraan dengan organisasi
profesi, perlu dilakukan pertemuan koordinasi secara berkala,
berkaitan dengan itu Bidang DALDUK telah melakukan pertemuan
koordinasi kemitraan dengan IPADI, Koalisi Kependudukan, PSK,
Fapsedu, maksud dari pertemuan adalah untuk bisa memberikan
informasi dan gambaran lebih jauh tentang pelaksanaan Program
Pengendalian Penduduk, karena anggota dari mitrakerja tersebut
adalah para Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Pakar
Kependudukan, Akademisi, Mahasiswa, Generasi Muda, dan dinas
tehnis terkait, sehingga bisa memberikan saran masukan dan
solusi dalam pengelolaan program Pengendalian Kuantias
penduduk di papua. Disamping itu para anggota yang duduk
didalamnya bisa sebagai corong dari BKKBN untuk memberikan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
42
informasi, advokasi baik kepada para pemangku kebijakan, Tokoh
Adat dan masyarakat.
i. Pendampingan Pengintegrasian Parameter Kependudukan
kedalam Rentrada.
Kegiatan ini merupakan salah satu strategi dalam upaya
memasukan isu-isu parameter kependudukan kedalam Renstrada
di kabupaten/Kota selama lima tahun yang akan datang,
diharapkan isu-isu Parameter Kependudukan bisa
dimasukan/diintegrasikan kedalam penyusunan Renstrada
tersebut, maka BKKBN bermitra dengan SKPD-KB, Stake Holder,
dan Mitra kerja terkait baik ditingkat Provinsi dan di tingkat
Kabupaten/Kota untuk meng-advokasi kepada para pihak, agar
dalam menyusun RPJMD/Renstrada Kabupaten/Kota bisa
memasukan Isu-isu Parameter Kependudukan dalam Pelaksanaan
Program KKBPK di Tingkat Provinsi/Kab/Kota, sehingga kegiatan
operasional Program Kependudukan dan pengendalian Kuantitas
pendudukan bisa dijadikan program prioritas/strategis dan
dialokasikan anggarannya disetiap tahun anggaran.
j. Advokasi dan Sosialisasi hasil Penyerasian Kebijakan
Pembangunan Sektor dengan Pembangunan KKB Tk.
Provinsi, Kabupaten/Kota.
Melakukan Koordinasi dan kerjasama dengan Stakeholder dan
Mitra kerja, pengumpulan bahan-bahan terkait dengan kebijakan
pembangunan kependudukan disetiap sektor, sehingga kebijakan
kependudukan antar sektor bisa disinkronkan dan dikoordinasikan
dilaksanakan bersama-sama dan bermitra antar sektor terkait,
dengan diasakannya pertemuan ini kesepahaman dan
kepsepakatan antar sektor terkait dengan pelaksanaan program
KKBPK bisa berjalan dengan baik, seiring dengan visi misi BKKBN
dan disinergikan dengan visi misi Pemerintah daerah, sehingga
ego sektor bisa ditekan/dikurangi didalam pelaksanaan kegiatan
disemua sektor kegiatan.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
43
k. Inventaris Kebijakan Pembangunan yang berwawasan
Kependudukan Tk. Provinsi dan Kab/Kota.
Melakukan Inventarisasi Kebijakan Sektor Pembangunan
Kependudukan dan KB kepada sektor terkait, kebijakan tersebut
baik berupa Perda/Pergub/SK-Bupati/Perdasi/Perdasus, baik yang
mendukung maupun yang tidak mendukung tentang Pelaksanaan
Program KKBPK di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dengan
adanya inventarisasi Kebijakan Pembangunan yang berwawasan
Kependudukan tersebut sebagai acuan dan referensi dalam
pelaksanaan Program KKBPK dimasa yang akan datang.
Disamping itu kita juga menyamakan persepsi dan pandangan
serta kesepakatan bersama baik di Tingkat provinsi Papua
maupun di Tingkat Kabupaten/Kota, dalam menangani program
Kependudukan dan KB, peserta dalam pertemuan tersebut adalah
Dinas Instansi terkait serta Mitra kerja ditingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
- Suboutput : Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah
a. Penyusunan kajian/Model Solusi Strategis Analisa Dampak
Kependudukan Tingkat Provinsi.
Perspektif tokoh adat lokal dalam pelaksanaan program KB di
Provinsi Papua, sudah cukup baik yang secara tidak secara
langsung mendukung program KB berdasarkan pengalaman hidup
masa lalu, namun sebagai penggerak yang mendorong
masyarakat perlu ada pelibatan yang partisipatif semua pihak,
sehingga dapat mendorong pelaksanaan program KB secara
berkesinambungan. Keterlibatan para tokoh adat lokal dalam
pelaksanaan program KB sebagai penggerak dijadikan sebagai
motivator, namun pendekatan yang kontekstual perlu diberikan
ruang sesuai dengan situasi dan isu-isu lokal bagi kelangsungan
kehidupan yang normal dan lebih baik secara kualitas dan bukan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
44
saja secara kuantitas. Dampak dari pertumbuhan penduduk
tersebut perlu diadakan Koordinasi dengan Stake Holder dan Mitra
Kerja. Maka Untuk mendukung pembangunan nasional dalam
mewujudkan kesejahteraan rakyat perlu adanya pengendalian
kuantitas penduduk, sehingga perlu adanya dukungan dalam
terlaksananya program analisis kependudukan secara optimal di
semua tingkatan, perlu fasiltasi pembinaan bagi SKPD-KB
Kabupaten/Kota, sehingga program ini diharapkan dapat
digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan program analisis
dampak kependudukan dan tercapainya pengendalian
kependudukan guna mewujudkan pembangunan berwawasan
kependudukan.
- Suboutput : Pelaksanaan Sosialisasi Kebijakan Dampak
Kependudukan dan Pengembangan Model Solusi Strategik.
Kegiatan yang dilaksanakan yaitu :
a. Model solusi stategik analisis dampak kependudukan terhadap
sektor lain dan dampak paling penting terhadap kependudukan
berupa intervensi program yang mendarat di lapangan, dengan
kegiatan yang bersifat aplikatif dan langsung berdampak terhadap
penerima manfaat, yang diharapkan dapat menyelesaikan
masalah di wilayah setempat. Implementasi dari model solusi
stategik memerlukan kerjasama dan komitmen dari berbagai pihak,
baik stakeholder, mitra kerja, maupun masyarakat setempat dan
diharapkan tetap berlanjut di lapangan.
Untuk pelaksanaan di tingkat provinsi dilaksanakan dengan
penyusunan jurnal pengembangan model strategik dampak
kependuudukan di provinsi papua. Kegiatan - Kegiatan yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
b. Desiminasi Hasil Kajian Analisa dan Model Solusi Strategik.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah : Worksop dilaksanakan
dalam mengkaji hasil dan kajian tentang Perpektif tokoh adat lokal
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
45
tentang Keluarga Berencana di Provinsi papua, sebagai pembicara
atau nara sumber tim dari Pusat Studi Kependudukan UNCEN
dengan melibatkan aktivis dari perguruan tinggi, instansi terkait
dan mitra kerja. Keterlibatan para pemangku kepentingan lokal
dalam pelaksanaan program KB di Provinsi Papua sebagai
penggerak dengan menjadi motivator merupakan hal yang
menarik, namun pendekatan yang kontekstual perlu diberikan
ruang sesuai dengan situasi dan isu-isu lokal bagi kelangsungan
kehidupan yang normal dan lebih baik secara kualitas dan bukan
saja secara kuantitas. Pandangan positif yang mendorong
partisipasi dalam program KB karena dapat menjadikan hidup
keluarga berkualitas, namun dianggap merupakan tanggungjawab
dan urusan perempuan dengan tetap mempertimbangkan jumlah
anak yang akan dilahirkan sebagai keturunan suku. Dalam
pertemuan ini melibatkan peserta dari para Toga,Toma,Todat,
Remaja, Generasi Muda dan Stakeholder terkait.
c. Sosialisasi Isu Strategis Dampak Kependudukan yang
disesuaikan dengan kondisi wilayah Tingkat Provinsi.
Kegiatan ini melibatkan Para pemangku kepentingan, lintas sektor,
lintas bidang, para tokoh Adat, Agama, Pemuda, Perempuan,
Remaja, karena terkait dengan Isu strategis kependudukan di era
globalisasi ini lebih ditekankan kepada upaya mengendalikan
pertumbuhan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan kearifan lokal
disetiap wilayah, oleh sebab itu dari berbagai sasaran dan
kebijakan pembangunan kependudukan merupakan bagian
integral dari keseluruhan pembangunan baik kultural, ekonomi dan
social. Upaya mewujudkan pembangunan kependudukan yang
berkelanjutan diperlukan langkah dan upaya nyata dalam
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Kependudukan
merupakan permasalahan yang harus serius ditangani, karena
permasalahan kependudukan ini kalau tidak ditangani secara
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
46
serius dampaknya akan luas dan sangat berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakat, terutama jumlah pengangguran dan
kemiskinan yang semakin meningkat, dll.
d. Polecy Brief
Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui sejauh
mana pembangunan yang dilaksanakan mampu meningkatkan
kualitas hidup manusia (penduduk) sebagai obyek pembangunan
adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Walaupun tidak
semua aspek pembangunan manusia dapat diukur melalui
penghitungan IPM mengingat sangat luas dimensi pembangunan
manusia, tetapi paling tidak IPM dapat menggambarkan hasil
pelaksanaan pembangunan manusia menurut tiga komponen
indikator kemampuan manusia yang sangat mendasar yaitu :
derajat kesehatan, kualitas pendidikan serta akses terhadap
sumber daya ekonomi berupa pemerataan tingkat daya beli
masyarakat. Dengan berbekal berbagai informasi tersebut salah
satu sarana untuk memberikan informasi kepada para pemangku
kepentingan dan masyarakat salah satunya adalah dengan
menyebarluaskan Polecy Brief, BKKBN bekerjasama dengan Mitra
Kerja (Kolaisi, IPADI, BPS, PSK, dst) mencoba menyusun Polecy
Brief sebagai salah satu sarana untuk menyebarluaskan informasi
secara menyeluruh.
- Suboutput : Pelaksanaan Peningkatan Kerjasama Pendidikan
Kependudukan. Kegiatan yang sudah dilaksanakan pada tahun
anggaran 2016 adalah sebagai berikut :
a. Kuliah Umum Pembekalan Mahasiswa Baru Terkait Isu
Kependudukan. Pelaksanaan kegiatan pembekalan ditujukan
bagi mahasiswa dilingkungan perguruan tinggi negeri maupun
swasta, agar pemahaman tentang isu-isu kependudukan kepada
semua mahasiswa dengan latar belakang pendidikan yang
berbeda, agar bisa membantu menyampaikan informasi-informasi
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
47
tentang kependudukan kepada publik, baik institusi pemerintah
maupun dilingkungan kampus, masyarakat dan keluarganya.
Sasaran Kuliah Umum ditujukan kepada Para Mahasiswa
dilingkungan Universitas /
Perguruan Tinggi yang ada di Kabupaten Merauke diantaranya :
• Universitas Negeri Musamus
• UPP UNCEN
• Prodi D.III Keperawatan
• STISIPOL
• AKBID Yaleka
• Poliktehnik
• STIA (Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi) Karya Dharma
b. Workshop Modul Pendidikan Kependudukan Melalui Jalur
Formal, Non Formal dan Informal Bagi Mitra Kerja dan Stake
holder. Workshop ini dilaksanakan agar informasi materi
pendidikan kependudukan bagi para Stakeholder sehingga adanya
saran, usul dan masukan-masukan dari para stakeholder terkait
dengan penyusunan modul pendidikan kependudukan, sehingga
modul tersebut bisa dijadikan referensi bagi Dinas P & P, Guru-
guru, para siswa/i , para penyuluh agama serta mitra kerja terkait.
c. Kerjasama Pendidikan Kependudukan Melalui KKN Tematik
KKBPK
Pelaksanaan Pembekalan Materi Praktek Lapangan bagi
mahasiswa, berjumlah 15 kelompok diantaranya :
1. IPDN Kampus Papua 8 Kelompok
2. FKIP UNCEN 3 Kelompok
3. FISIP UNCEN 2 Kelompok
4. USTJ Jayapura 2 Kelompok
Dari 15 Kelompok yang dilaksanakan pada semester I ada 10
kelompok dan 5 kelompok dilaksanakan pada semester II. Tujuan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
48
dilaksanakannya Pembekalan Materi bagi Mahasiswa KKN
maupun yang akan mengikuti KKL adalah untuk meningkatan
peran bagi mahasiswa KKN / KKL dalam mensosialisasikan
program program pembangunan termasuk proram Kependudukan
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang
akan memberi manfaat ganda, yaitu bagi mahasiswa dan
masyarakat akan lebih memahami tentang isu-isu Kependudukan
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. Penanganan
masalah kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan
keluarga memerlukan sinergitas dari berbagai pihak, karena
negara kita masih menghadapi berbagai permasalahan yang
kompleks berkaitan dengan itu, seperti jumlah penduduk yang
besar dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Jumlah
penduduk yang besar akan memberikan beban yang berat kepada
wilayah yang bersangkutan termasuk masalah lingkungan seperti
kerusakan terumbu karang, masalah air bersih, sampah,
pendangkalan sungai, serta polusi udara.
d. Desiminasi Pendidikan Kependudukan Melalui Lomba Pidato
Tingkat Mahasiswa dan SLTA.
Masalah Kependudukan dan Keluarga Berencana merupakan
masalah bersama yang harus segera dipecahkan, karena memiliki
dampak yang besar dan pengaruh terhadap seluruh aspek
kehidupan. Jika jumlah penduduk tidak dapat dikendalikan dan
jumlahnya terus bertambah, maka akan mendatangkan masalah
didalam aspek kehidupan lainnya. Untuk dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, dalam meningkatkan pengetahuan,
responsive, sikap dan perilaku yang rasional, serta bertanggung
jawab dalam pembangunan yang berwawasan kependudukan,
maka Perwakilan BKKBN Provinsi Papua melaksanakan suatu
kegiatan dengan tujuan sebagai ajang untuk mencari bakat bagi
generasi penerus bangsa dalam memberikan informasi dan
memasyarakatkan pentingnya pendidikan kependudukan baik di
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
49
tengah-tengah keluarga maupun masyarakat serta dapat
mewujudkan generasi muda yang berkualitas. Untuk meningkatkan
kompetensi dan kualitas sehingga dapat memberikan kontribusi
yang nyata dan positif dengan suatu.pendekatan, salah satunya
adalah, melalui Sayembara Pidato Kependudukan dengan Tema “
Kependudukan Indonesia “ dan Topik “Pengaruh Pertambahan
Penduduk terhadap Keseimbangan Lingkungan dan
Kelestarian Alam.“
e. Kegiatan sayembara kependudukan ( Lomba Pidato ) Tk.
Provinsi Papua, diikuti oleh 25 orang peserta, yang terdiri dari : 15
peserta Kategori Remaja dan 10 peserta Kategori Dewasa Muda.
Berdasarkan hasil Surat Keputusan dewan juri Nomor : 1520
/KT.201/J2/2016 tanggal 4 Juni 2016 tentang Pemenang Lomba
Pidato Pendidikan Kependudukan :
Kategori Remaja dan Dewasa Muda Tk. Provinsi Papua Tahun
2016, ditetapkan sebagai berikut :
1. Kategori Remaja :
JUARA NAMA ASAL SEKOLAH
I Grace Suzan Kambuaya SMAN I Jayapura
II Citha Kurnia Amanda SMAN 4 Jayapura
III Brayen Herdin Indrawan SMAN 4 Jayapura
2. Kategori Dewasa Muda :
JUARA NAMA ASAL PT
I Emmilia Monica A. Sulistyo FKIP UNCEN Jayapura
II Dwi Rizka Witria Gewe IPDN Kampus Papua
III Alnoris Asmuruf IPDN Kampus Papua
Dari Hasil seleksi Lomba Kependudukan juara I Kategori Remaja
dan Dewasa Muda Tk. Provinsi Papua, diikut sertakan pada
seleksi Tk. Nasional, di Jakarta, pemenang Lomba Pidato
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
50
Kependudukan yang masuk seleksi sepuluh (10) besar Tk.
Nasional adalah an. Grace Suzan Kambuaya ( Kategori Remaja ),
diikut sertakan pada seleksi Tk. Nasional di Jakarta, bagi yang
masuk seleksi 10 besar dan meraih Juara III Tk Nasional,
sedangkan untuk Kategori Dewasa Muda, tidak masuk dalam
seleksi 10 besar Tk. Nasional.
f. Lomba Penulisan Blog
Pelaksanaan Lomba Penulisan kreatif dilaksanakan langsung
melalui Website dan hasilnya langsung diseleksi oleh Panitia
BKKBN Pusat, salah satunya yang masuk dalam seleksi 10 besar
yaitu dari Kabupaten Mimika Provinsi Papua :
“ An. Yusriani “, dan di ikut sertakan pada seleksi Tk. Nasional di
Jakarta meraih Juara,II Lomba Penulisan Blog Tk. Nasional Tahun
2016.
g. Desiminasi Materi Pendidikan Kependudukan Bagi PGRI
Sosialisasi Materi Kependudukan kepada guru-guru SLTP dan
SLTA untuk memberikan pemahaman tentang apa itu Keluarga
Berencana dan Pengendalian Penduduk, sehingga siswa/siswi
dapat mendidik serta merubah pola pikir dan karakternya untuk
memahami pentingnya keluarga sejak dini.
Guru harus memberikan pemahaman tentang membentuk sebuah
keluarga itu harus melalui sebuah perencanaan. Kegiatan
Desiminasi diikuti oleh Guru-guru dari berbagai sekolah dan mitra
yang dapat mendukung tersosialisasinya program KKBPK
(Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.
h. Pembekalan Materi Praktek Lapangan (KKN)
Pelaksanaan pembekalan materi praktek lapangan mempunyai
tujuan yang sama yaitu untuk mensosialisasikan program
kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga
bagi mahasiswa itu sendiri, keluarga dari mahasiswa yang
bersakutan dan masyarakat. Pembekalan materi hanya ada 1
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
51
paket, dilaksanakan kepada mahasiswa FKIP yang akan
melakukan KKN.
i. Penggandaan Pengembangan Adaftasi Modul Pendidikan
Kependudukan (SMP dan SMA).
Penggandaan Modul Pendidikan Kependudukan bertujuan untuk
memberikan informasi terkait masalah program Kependudukan
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga bagi guru-guru
dan siswa SMA dan SMP.
• Penggandaan Modul Pendidikan Kependudukan (SMP) : 320 bh
• Penggandaan Modul Pendidikan Kependudukan (SMA) : 320 bh.
j. Peningkatan Pengembangan Program Pendidikan
Tujuan kegiatan ini dimaksudkan agar pelaksana kegiatan
khususnya di Provinsi papua lebih memahami permasalahan, isu-
isu strategis kependudukan serta dampak kependudukan yang
ditimbulkan, wawasan dan pengetahuan akan pentingnya
kependudukan dan ikut aktif dalam mengkampanyekan masalah-
masalah kependudukan dalam upaya penerapan Prilaku Hidup
Berwawasan Kependudukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan di Jakarta bersamaan dalam rangka pelaksanaan
sayembara pidato kependudukan.
k. Pembinaan Pendidikan Kependudukan Tk. Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan pembinaan/bimbingan ke kab/kota dilaksanakan di
beberapa kabupaten/kota karena dana perjalanan dinas yang
terbatas.
Permasalahan dan Pemecahan Masalah (Output 1)
Permasalahan
Dalam melaksanakan berbagai kegiatan untuk mendukung
Pencapaian Output Pemaduan dan Sinkronisasi Kebijakan
Pemerintah dengan Pemerintah Daerah dalam rangka
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
52
Pengendalian Kuantitas Penduduk terdapat beberapa faktor yang
menjadi permasalahan antara lain sebagai berikut :
o Data Base Kependudukan belum tertata dengan baik, sehingga
terkadang menimbulkan ketidaksamaan jumlah penduduk antar
lembaga.
o Belum semua sektor memahami program kebijakan
kependudukan, sehingga masih ada ketidak sinkronan antar
sektor dalam penanganan kependudukan.
o Belum semua Kab/Kota yang ada terjangkau program kegiatan
Pengendalian Penduduk, dari 29 Kab/kota yang ada baru 11
kab/Kota (37,93%) yang ada dananya untuk kegiatan di
Kabupaten.
o Kuantitas dan kualitas SDM pengelola data kependudukan
masih harus ditingkatkan baik ditingkat provinsi maupun
Kabupaten/Kota.
o Kepedulian para pengambil kebijakan dan pemangku
kepentingan dalam program kegiatan kependudukan masih
belum maksimal, sehingga pemahaman pemerintah daerah
tentang pelaksanaan Program KKBPK belum menjadikan
kegiatan prioritas.
o Analisis dan kajian Dampak Kependudukan sebagai bahan
advokasi kepada publik masih sangat kurang, dan belum
semua lembaga memanfaatkannya sebagai acuan dalam
menyusun program kegiatan.
o Masih minimnya modul pembelajaran pendidikan
kependudukan mulai tingkat dasar sampai di PT, dan
sosialisasi/advokasi kepada tenaga pendidik.
o Keterbatasan tenaga pengelola dan kompetensi SDM,
sehingga Perlu adanya peningkatan SDM bagi pelaksana
kegiatan, melalui pelatihan-pelatihan, orientasi dll.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
53
o Dukungan sarana operasional pengelolaan Kependudukan
masih sangat terbatas, sehingga mengakibatan kurang
optimalnya pelaksanaan kegiatan.
Pemecahan Masalah
o Meningkatkan koordinasi dan kemitraan kepada penyedia data
dalam sinkronisasi data parameter kependudukan baik ditingkat
provinsi/kab/kota
o Mengikut sertakan dalam pelatihan/Orientasi untuk meningkatkan
Kompetensi pengelola Kependudukan
o Bermitra dengan lembaga Peneliti/ Survey/ PT, dalam
pelaksanaan kajian dampak kependudukan.
o Bermitra dengan Lembaga Pendidikan baik tingkat Kanwil (P&K,
kemenag) maupun PT dan Organsiasi/Lembaga Pendidikan, serta
organisasi profesia (IPADI, KK, FAPSEDU, PSK)
o Mengoptimalkan dana kegiatan program pendidikan
kependudukan bagi Kabupaten / Kota yang tersedia.
o Meningkatkan koordinasi dan advokasi kepada Pemerintah
Daerah, SKPD dan Mitra Kerja terkait tentang program pendidikan
kependudukan dari berbagai aspek.
o Peningkatan kompetensi dan kualitas SDM melalui pelatihan-
pelatihan dan orientasi.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
54
2. Output : Kesertaan Ber - KB melalui Peningkatan Akses
dan Kualitas Pelayanan KB - KR yang sesuai dengan
Standar Pelayanan.
Kegiatan – Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 untuk
mencapai Output tersebut diatas antara lain :
1. Sosialisasi Kebijakan , Strategi Operasional dan Materi Tentang
Akses dan Peningkatan Kualitas Pembinaan Kesertaan Ber-KB
2. Penggerakan dan Pemantapan Pelayanan KB baru MKJP (PB)
3. Penggerakan dan Pemantapan Pelayanan KB ganti Cara
4. Pelayanan Komplikasi Berat
5. Pelayanan Pencabutan Implant Kegagalan
6. Pelayanan KB Mobile di Wilayah Khusus dan Galciltas
7. Faskes KB (pemerintah dan Swasta) yang memberikan Pelayanan
KB Sesuai dengan SOP dan Kesehatan Reproduksi
8. Peningkatan Promosi Kesehatan dan Hak-Hak Reproduksi di
Provinsi dan Kab/Kota
9. Pengembangan Manajemen Pelayanan KB dan Kesehatan
Reproduksi Melalui Penguatan Pelayanan Muyan Kencana
Komponen tersebut diatas dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-
kegiatan oleh 3 (tiga) Sub Bidang / suboutput KB dan Kesehatan
Reproduksi sebagai berikut :
- Sub Bidang Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah dan Swasta
a. Sosialisasi Peningkatan Akses dan Kualitas Ber-KB
dilaksanakan di Kabupaten/Kota dengan sasaran Petugas
Lapangan dan Tenaga Medis yang melaksanakan pelayanan KB di
Puskesmas dan Pustu
b. Sosialisasi Standarisasi Pelayanan KB dilaksanakan di
Kabupaten/Kota dengan sasaran petugas medis yang melayani
program KB agar dapat sesuai dengan SOP (Standar Operasional
Prosedur)
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
55
c. Pengembangan dan Sosialisasi Jejaring Pelayanan KB Swasta
dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sasarannya adalah
Dokter Praktek Swasta dan Bidan Praktek Swasta
d. Peningkatan Sosialisasi Kesertaan MKJP dilaksanakan di
Kabupaten/Kota dengan sasaran Petugas Lapangan, Kader, dan
Petugas Medis
e. Sosialisasi Jaminan Ketersediaan Kontrasepsi dilaksanakan di
Kabupaten/Kota dengan sasaran Petugas Gudang/Bendahara
Materiil dan Bidan Koordinator di Puskesmas
f. Sosialisasi Tim Jaga Mutu, sasarannya Petugas Gudang dan
Medis yang melaksanakan pelayanan KB di Puskesmas dan Pustu
g. Penggerakan dan Pemantapan Pelayanan KB baru MKJP (PB)
1) Pelayanan MOP
2) Pelayabnan MOW dilaksanakan di Rumah Sakit Pemerintah
dan Swasta Tk. Kabupaten/Kota dengan sasaran akseptor
yang tidak ingin punya anak lagi yaitu Kota Jayapura,
Kabupaten Jayapura, Biak Numfor, Merauke, dan Nabire
3) Pelayanan IUD dilaksanakan di Rumah Sakit Pemerintah dan
swasta serta Puskesmas, Dokter dan Bidan Praktek Swasta di
Kabupaten/Kota
4) Pelayanan IMPLANT dilaksanakan di Rumah Sakit Pemerintah
dan swasta serta Puskesmas, Dokter dan Bidan Praktek
Swasta di Kabupaten/Kota
5) Pelayanan Komplikasi dilaksanakan di Rumah Sakit
Pemerintah dan swasta serta Puskesmas, Dokter dan Bidan
Praktek Swasta di Kabupaten/Kota
6) Pelayanan Pencabutan Implant dilaksanakan di Rumah Sakit
Pemerintah dan swasta serta Puskesmas, Dokter dan Bidan
Praktek Swasta di Kabupaten/Kota
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
56
- Sub Bidang Bina Kesertaan KB jalur Wilayah dan Sasaran
Khusus
Wilayah-wilayah sasaran khusus dengan tujuan menggerakkan dan
memotivasi kembali mekanisme operasional program KB di lini
lapangan yang bersinergi dengan mitra kerja dan Pemerintah Daerah
setempat untuk menjangkau wilayah sasaran khusus di setiap
kebupaten/kota di Provinsi Papua.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada sub-Bidang Bina Kesertaan
Wilayah dan Sasaran Khusus antara lain :
a. Sosialisasi Akses dan kualitas Pembinaan Kesertaan KB
Wilayah Khusus dan Sasaran Khusus untuk pemerataan
pelayanan KB yang berkualitas, dapat terjarkau masyarakat pada
Daerah legokan yang sulit serta mendorong partisipasi pria dalam
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di laksanakan di
Kabupaten Biak Numfor pada bulan Juli , peserta Bidan, Petugas
Lapangan KB , Kader Posyandu dan Tokoh Masyarakat sebanyak
40 orang.
b. Koordinasi Penggerakan Pelayanan KB Mobile di Wilayah dan
Sasaran Khusus Dengan Mitra terkait di kabupaten Biak Numfor
Mitra terkait Kodim Biak, Kabupaten Kerrom mitra terkait Kodim
jayapura . Jumlah cakupan akseptor KB MJKP 98 orang
c. Penggerakan Pelayanan KB Mobile di Wilayah dan Sasaran
Khusus dengan mitra terkait pada momentum Ulang tahun YKI
di laksanakan di Kabupaten Biak dan Kerrom peserta Kader
Posyandu petugas Lapangan KB, jumlah akseptor di layani 132
menggunakan alat kontrasepsi Implant
d. Evaluasi Penggarapan Pelayanan KB di Wilayah dan Sasaran
Khusus , Pegunungan di Kab. Jayawijaya, Transmigrasi Kab.
Merauke, Pesisir Pantai Kab. Sarmi, Kepulauan Kab. Kep Yapen
dan Perkotaan Kab. Jayapura. Hasil terwujudnya startegi
pelayanan KB di wilayah tersebut sesuai dengan kondisi wilayah.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
57
e. Peningkatan Kemitraan dalam Penggarapan KB dan KR di
Wilayah dan Sasaran Khusus kerjasama dengan TNI AL
dilaksanakan Distrik Depapre Kabupaten Jayapura dan Distrik
Japsel Kota jayapura. Pada kegiatan Bhaksos hari Armada jumlah
akseptor 67 peserta Implant
f. Penggerakan/Pembinaan Kesertaan KB dan KR di Wilayah
dan Sasaran Khusus tk Kabupaten di laksanakan di 23
kabupaten/Kota, Kabupaten yang tidak terjangkau Kab.
Mambramo Raya, Mambramo Tengah, Puncak jaya, Puncak, Intan
jaya dan Mappi karena alasan keamanan, dan transportasi ,
Peserta Tokoh – tokoh , Para medis, Pegawai lingkungan
SKPDKB , Petugas Lapangan KB dan Kader Pos yandu.
g. Penggerakan Pelayanan KB Mobile Berbasis Desa di Wilayah
tertinggal di laksanakan di Desa Padaido Kepulauan, Distrk
Bosnik Kab. Biak. Kepulaluan Aururi Dist Korido Kab. Supiori,
Kampung Yamna Distrik Betaf Kab. Sarmi, Sinar mas Distrik Lereh
Kab. Jayapura, Kampung Moso Distrik Muara Tami Kota Jayapura.
Jumlah cakupan akseptor 98 peserta
- Sub Bidang Kesehatan Reproduksi
Program penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi merupakan
program strategis dalam pelayanan Keluarga Berencana.
Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi adalah salah satu
upaya membantu pasangan suami istri untuk memiliki pengetahuan,
kesadaran, sikap dan perilaku tentang masalah Kesehatan
Reproduksi melalui kegiatan promosi, KIE dan konseling pencegahan
Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), Penanggulangan Infeksi Menular
Seksual (IMS), HIV dan AIDS, Penanggulangan Alat Reproduksi,
Peningkatan Perilaku Seksual yang sehat serta Penanggulangan
Infertilitas sekunder setelah penggunaan kontrasepsi. Dalam
operasionalnya dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan
sektor terkait seperti Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, atau LMA,
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
58
Kader dan Tokoh Pemuda dan masyarakat. Adapun kegiatan tersebut
telah dilaksanakan di Kabupaten Sarmi, Biak Numfor, Waropen,
Mimika, Kabupaten Merauke, Kabupaten Jayapura, dan Kabupaten
Keerom dengan bentuk kegiatan antara lain :
a. Sosialisasi KIE tentang kesehatan Reproduksi bagi Bidan,
Petugas Lapangan, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, dan
Kader di Kelompok-Kelompok Kegiatan serta melakukan Jejaring
kemitraan pelayanan KHIBA (Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan
Anak) di Kabupaten Biak Numfor, Kepulauan Yapen, Mimika,
Kabupaten Merauke, Kabupaten Jayapura, dan Kabupaten
Keerom. Kegiatan ini dilakukan agar provider dapat melakukan
advokasi kepada masyarakat di lingkungannya, adapun kegiatan
tersebut dilaksanakan pada bulan Februari, Maret, April dan
Oktober 2016
b. Promosi Program KHIBA dan PMKR dan IVA tingkat Provinsi
dilaksanakan di Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Papua.
Sedangkan papsmear dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 di
Rumah Sakit Angkatan Laut DR. Soedibjo Sardadi Jayapura diikuti
oleh 28 orang, di RS Kwaingga Kabupaten Keerom diikuti 127
orang, di Kabupaten Biak Numfor diikuti 71 orang, di Klinik PPKS
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua diikuti oleh 42 orang, sehingga
total keseluruhan berjumlah 268 orang dari target yang
direncanakan sebanyak 200 orang.
c. Kampanye PMPCT dalam rangka meningkatkan pemahaman
tentang tertularnya HIV/AIDS dari Ibu ke Anak di mako
Lantamal X Jayapura.
d. Kegiatan lain yang mendukung antara lain adalah KB Kencana.
Dalam rangka Pengembangan Manajemen Pelayanan KB dan
Kesehatan Reproduksi melalui penguatan Pelayanan Muyan
Kencana dan Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
59
perencanaan dan Advokasi Program KKBPK bagi stakeholder,
pengelola program KKB di Kabupaten / Kota.
Pokok-pokok kegiatan di Kabupaten Kota :
Meningkatkan manajemen Kinerja Tenaga Pengelola Program
Kependudukan Dan Pelayanan Keluarga Berencana di Daerah :
a. Penyusunan Dokumentasi Lesson learnt KB Kencana di
laksanakan di Kabupaten Biak, Nabire , dan Mimika diikuti oleh
Tim Kencana tingkat Kabupaten/Kota sebanyak 72 orang
b. Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor Oleh Tim Provinsi
Kabupaten/Kota di laksanakan di Kabupaten Merauke, Jayapura
dan Kota Jayapura jumlah peserta 67 orang
c. Pertemuan Advokasi di Kabupaten/Kota telah dilaksanakan di 5
kabupaten / kota ( Kota Jayapura, Merauke, Biak Numfor, Kab.
Jayapura, Nabire)
d. Pelayanan/Evaluasi dan Monitoring KB MKJP Provider di
laksanakan pada wilayah KKB Kencana dan Kabupaten sekitarnya
sehingga menjadi 13 Kabupaten/Kota dan hasil cakupan akseptor
173 peserta, tenaga provider 74 orang.
e. Pendekatan Pelayanan terutama KB MKJP di Daerah Fasilitas
Statis yang Minim dapat di kembangkan untuk menjangkau
kabupaten dengan tingkat kesulitan tinggi ( Pegunungan,
Kepulauan, Pesisir Pantai) di 8 Kabupaten jumlah cakupan 63
peserta MJKP.
f. Koordinasi/Pelayanan KB Mobile di Pegunungan pelaksanaanya
dapat menjangkau wilayah sasaran Kabupaten Nabire, Dogiyai,
Deiyai dengan koordinasi penjaringan akseptor pasca keguguran
dan melahirkan.
g. Koordinasi/Pelayanan KB MKJP di wilayah Khusus Transmigrasi
( Kabupaten Nabire, Keerom , Jayapura, Merauke, Sarmi,
Waropen, dan Timika ) merupakan daerah lumbung akseptor yang
strategis namun dengan minimnya petugas lapangan daerah tidak
tergarap dengan baik.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
60
h. Pelayanan TKBK ke Kabupaten/Kota sebagai salah satu upaya
sebagai pendukung program KKB Kencana pada daerah legokan
dan Strategis belum terjangkau kegiatan lainya.
Permasalahan dan Pemecahan Masalah (Output 2)
Permasalahan
Dalam melaksanakan kegiatan untuk mendukung Output
Kesertaan Ber-KB melalui peningkatan anses dan kualitas
Pelayanan KB-KR yang sesuai dengan Stardar Pelayanan
terdapat beberapa faktor yang menghambat dalam pencapaian
program antara lain adalah :
o Tenaga provider terlatih dan trampil masih kurang.
o Alat Kontrasepsi MKJP ( IUD, IMPLANT ) bulan Juni s/d
Nopember tidak tersedia.
o Motivator dan Penggerakan masyarakat dalam pelayanan KB
minim.
o Petugas Lapangan KB kurang.
o Pemahaman masyarakat tentang kesehatan reproduksi, dan
IMS kurang.
o Pemahaman Petugas Lapangan KB dan Provider tentang
PMKR kurang.
o Pemahaman masyarakat tentang program KB masih rendah
o Fasyankes yang melayani KB sangat jauh dari pemukiman
Pemecahan Masalah
Sehubungan dengan adanya faktor penghambat tersebut dalam
pencapaian target, maka untuk pelaksanaan Kegiatan tahun 2017
harus mencari solusi berupa Upaya Strategis apa yang dilakukan
untuk mendukung pencapaian Progranm KKBPK di Lini Lapangan
sebagai Faktor Penentu Pencapaian Program KKBPK di Papua.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
61
Adapun upaya - upaya yang perlu menjadi perhatian dalam
pelaksanaan di tahun 2017 adalah sebagfai berikut :
o Meningkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan Provider melalui
Penyegaran/Pelatihan ,Refreshing kerjasama dengan P2KS.
o Menggunakan alat kontrasepsi darurat dan bermitra dengan
distributor PBF (Pedagang Besar Farmasi ) mengajukan
dropping ke Pusat.
o Advokasi pada Provider, Kader Posyandu untuk membantu
memberikan KIE tentang Kespro dan KB , serta menggerakan
masyarakat untuk menjadi akseptor.
o Menambah volume kegiatan sosialisasi mendalam tentang
PMKR pada semua kelompok.
o Mengadakan pelayanan KB bergerak di tiap kabupaten/kota
yang terstruktur dan berjenjang.
o Melakukan Edukasi/Penyuluhan kepada masyarakat tentang
pencegahan Kanker Alat Reproduksi, resiko dan bahaya
penyakit menular (IMS, HIV/AIDS).
3. Output : Pembinaan Pembangunan Keluarga diseluruh
Tingkatan Wilayah.
Kegiatan Pada Output Pembinaan Pembangunan Keluarga di Seluruh
Tingkatan Wilayah melalui Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan
Keluarga dengan kegiatan Kelompok Tribina ( BKB, BKR, BKL ), PIK
R/M, UPPKS dan PPKS telah dilaksanakan dengan cukup baik walaupun
dengan berbagai kendala, tantangan dan permasalahan
Kegiatan - Kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2016 antara
lain :
- Suboutput : Sosialisasi dan Desiminasi Kebijakan Keluarga
Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga diseluruh tingkatan
wilayah melalui beberapa kegiatan yaitu :
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
62
a. Program Ekonomi Keluarga melalui kegiatan usaha ekonomi
produktif sebagai bagian dari proses pembelajaran usaha
ekonomi keluarga melalui kelompok UPPKS, untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga peserta KB terutama keluarga sejahtera
dan KS I anggota kelompok UPPKS melalui proses pembelajaran
usaha agar lebih kreatif , inovatif, maju, mandiri dan memiliki etos
kerja yang tinggi dalam rangka meningkatkan kesertaan ,
pembinaan dan kemandirian ber KB, kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang kader
UPPKS dari Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten
Keerom yang dilaksanakan di Aula Balatbang Kantor Perwakilan
BKKBN Provinsi Papua pada tanggal 24 Februari 2016.
- Suboutput : Fasilitasi Kegiatan Dan Pembentukan PPKS di
seluruh Tingkatan Wilayah.
Kegiatan – Kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2016 antara
lain :
a. Dukungan Kegiatan PPKS.
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS), merupakan wadah
berbasis institusi dengan kegiatan atau rangkaian kegiatan
pelayanan keluarga yang dilaksanakan dalam bentuk Komunikasi
Informasi dan Edukasi ( KIE ) , konsultasi dan konseling
pembinaan serta rujukan , kegiatan tersebut dikelola sebanyak 6
orang yaitu konselor 2 orang , pengelola /pelaksana 4 orang dan
di berikan Honor per bulan selama 12 bulan .
b. Sosialisasi PPKS di seluruh tingkatan wilayah pesertanya 20
orang terdiri dari pengelola/ pelaksana PPKS Kabupaten
Jayapura, Keerom dan Kota Jayapura.
c. Pengembangan Materi dan Media PPKS untuk disebarluaskan
keseluruh tingkatan wilayah yaitu penggandaan Leaflet PPKS
sebanyak 200 lembar dan Penggandaan Buku Seri Materi
Konsultasi dan Konseling PPKS sebanyak 15 paket, telah di
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
63
bagikan kepada peserta kegiatan PPKS dan di serahkan kepada
SKPD KB Kabupaten/Kota.
d. Fasilitasi Pembentukan PPKS Tingkat Kabupaten /Kota ( 1
Kecamatan Percontohan di setiap Kabupaten /Kota ) pesertanya
10 orang , dilaksanakan di 12 Kabupaten/Kota
e. Peningkatan Kapasitas SDM Pengelola PPKS di seluruh
Tingkatan Wilayah peserta 15 orang terdiri dari pengelola PPKS
Provinsi , Kota Jayapura.
f. Sosialisasi Optimalisasi Fungsi Balai Penyuluhan dalam
Pengembangan dan Pembinaan PPKS, peserta 10 orang dan
dilaksanakan di 12 Kabupaten/Kota.
- Suboutput : Fasilitasi Penguatan dan Pembinaan BKB Holistic
Integrative.
Kegiatan – Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 antara lain :
a. Sosialisasi BKB HI.
Sosialisasi BKB HI jumlah peserta 25 orang terdiri dari kelompok
BKB / SKPD KB Kabupaten Jayapura, Keerom dan Kota Jayapura.
b. Dukungan & Pendistribusian Sarana dan Prasarana Kelompok
BKB HI.
- Penggandaan Buku Pegangan kader menjadi orang tua hebat
sebanyak 50 buku telah di serahkan ke 17 Kabupaten yaitu
Kepulauan Yapen , Waropen, Asmat, Timika, Yalimo, Lany
Jaya, Nduga, Puncak Jaya, Supiori, Bovendigul, Biak Numfor,
Membramo Jaya, Dogiyai , Deiyai, Paniai, Sarmi dan
Mambramo Tengah.
- Pengadaan BKB KIT sebanyak 20 paket telah didistribusi ke
Kabupaten Merauke 2 pkt, Jayawijaya 1 pkt, Jayapura 3 paket ,
Nabire 1 pkt, Kepulauan Yapen 1 pkt, Biak Numfor 1 pkt, Mimika
1 pkt, Sarmi 1 pkt, Keerom 2 pkt, Supiori 1 pkt, Kota Jayapura 5
Paket dan di Provinsi 1 pkt.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
64
c. Dukungan Operasional , Pembinaan Kelompok BKB HI, sudah
diserahkan ke Kabupaten Kota yang ada kelompok BKB masih
aktif.
d. Capacity Building bagi Pengelola , Kader BKB dan PLKB Tk.
Kota Jayapura, Kabupaten Biak Numfor dan Kabupaten Nabire
yang masing-masing pesertanya 40 orang .
e. Promosi Program Bina Keluarga dalam Harganas Provinsi,
dilaksanakan pada tanggal 3 September 2016 dipusatkan di
Taman Imbi Kota Jayapura dan dibuka oleh Sekda Provinsi
Papua, Herry Dosinaen S.IP. M.KP mewakili Gubernur Provinsi
Papua, Puncak acara Hari Keluarga Nasional Tahun 2016,
kegiatannya diawali dengan jalan santai keluarga, istirahat
sejenak dilanjutkan dengan Sambutan Gubernur Provinsi Papua,
Ketua Panitia Harganas Tingkat Provinsi Papua dan di lanjutkan
dengan penarikan undian dorprize berupa : hadiah Utama ( I) ,
Hadiah Utama (II) , hadiah Utama (III) , hadiah hiburan lainnya ,
pesertanya kurang lebih 500 orang terdiri dari Mitra Kerja, PIK
Remaja , Kepala SKPD KB se Provinsi Papua, dan Masyarakat
Kota Jayapura.
f. Konsultasi Program Bina ketahanan Keluarga Balita telah
dilaksanakan konsultasi di BKKBN Pusat .
g. Dukungan Pendampingan Kelompok BKB HI, telah diserahkan
ke kelompok BKB di Kabupaten Jayapura, Keerom, Nabire,
Merauke , Jayawijaya dan Kota Jayapura.
h. Penilaian kader BKB dalam rangka Hari Ibu dan Keluarga
Harmonis .
Penilaiannya dilaksanakan di Perwakilan BKKBN Provinsi Papua
, keluarga terbaik yaitu pasangan Bapak Wahyudi Hercahyono dan
Nurhasanah/Constantina Sisilia Batipeme dari kabupaten Keerom
dan diikutkan kegiatan temu Keluarga Harmonis di Jakarta.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
65
i. Pusat Pelayanan Keluarga sejahtera (PPKS) Waripoi
Perwakjilan BKKBN Provinsi Papua.
Dalam rangka operasional Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera
(PPKS) Waripoi telah diterbitkan Surat Keputusan Kepala
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua tentang Tenaga Pelaksana dan
Tenaga Pengelola Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS)
Waripoi Nomor. 43 /KT.005/J/2016, Tanggal 13 Januari 2016,
tentang Tim Pengelola Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera
Waripoi dan Nomor. 44 /KT.005/J/2016, tanggal 13 Januari 2016,
tentang Tenaga Pelaksana Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera
PPKS Waripoi. Tujuan diselenggarakan Pusat Pelayanan
Keluarga Sejahtera Waripoi adalah dalam rangka
terselenggaranya layanan konseling keluarga yang meliputi
layanan konseling keluarga Balita dan Balita, Konseling Keluarga
Remaja dan Remaja, Konseling Pra Nikah, Konseling Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Konseling Keluarga
Harmonis, Konseling Keluarga Lansia dan Lansia dan Pembinaan
Usaha Ekonomi Keluarga, namun yang aktif berjalan yaitu
konseling Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi,
Konseling Balita, Pembinaan Usaha Ekonomi dan Konseling
Remaja, untuk tahun 2016 yang banyak klien adalah untuk
konseling KB dan KR sekaligus untuk pemasangan alat
kontrasepsi yang ditangani oleh Bidan dan Konseling untuk Balita
pada saat ada pelayanan Pos Yandu yang sekaligus untuk
konseling bagi balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang
yang ditangani oleh Dokter. Jumlah layanan yang sudah ditangani
adalah sebagai berikut :
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
66
Tabel 3.1
Jumlah Layanan Konseling dan Konsultasi
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera
PPKS Waripoi tahun 2016
NO
Tahun
Konsultasi & Konseling
Jml
Konsultasi & Konseling KBKR
Jml
Balita Remaja Pemb.
Ekonomi
Keluarga
Jenis Alat Kontrasepsi
IUD PIL KONDOM SUNTIK IMPLAN
1 2016 58 49 5 112 30 55 6 145 139 236
- Suboutput : Pembentukan dan Pembinaan PIK R/M di provinsi.
Kegiatan – Kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2016 antara
lain sebagai berikut :
a. Sosialisasi dan Promosi GenRe melalui PIK R/M dilaksanakan
tanggal 04 Maret 2016.
b. Rakornis Pembentukan dan Pengembangan Kelompok PIK
R/M, dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2016 bertempat di Aula
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua diikuti oleh 10 orang peserta.
c. Dalam rangka memberikan informasi dan pengetahuan
mengenai PIK Remaja dan Triad KRR telah diselenggarakan
Capacity Building Bagi Pengelola, Pendidik Sebaya dan Konselor
Sebaya yang diikuti oleh 30 orang peserta yang berasal dari
kelompok-kelompok PIK R yang telah dibentuk. Kegiatan
dimaksud dilaksanakan pada tanggal 12 – 14 April 2016 bertempat
di Aula Perwakilan BKKBN Provinsi Papua.
d. Pemberian Dukungan pembinaan dan pergerakan PIK R/M
guna operasional bagi kelompok-kelompok PIK R/M yang telah
dibentuk.
Bahwa remaja memerlukan sosok atau figur yang berasal dari
remaja yang nantinya menjadi row model, tokoh idola yang ideal
yang berperilaku sehat dan terhindar dari segala risiko-risiko
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
67
kenakalan remaja termasuk risiko TRIAD KRR maka perlu
diadakan Pemilihan Duta Mahasiswa GenRe Tingkat Provinsi
Papua untuk mencari figur dimaksud, puncak kegiatan tersebut
dilaksanakan tanggal 14 Mei 2016 bertempat di Hall Saga Mall
Abepura. Juara I Duta Mahasiswa GenRe Tingkat Provinsi Papua
adalah Dina Ludia Marwa (Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis dan
Manajemen Universitas Cenderawasih) dan William Abraham
Wadesong (Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Cenderawasih).
e. Pemilihan PIK R Mahasiswa Unggulan dilaksanakan untuk
memperoleh PIK/ R Mahasiswa yang memiliki komitmen tinggi
terhadap program GenRe (Generasi Berencana). Adapun yang
menjadi PIK/R unggulan adalah PIK Biru dari Stikom
Muhammadiyah.
f. GenRe Goes To School adalah kegiatan selebrasi yang
merupakan rangkaian dari kegiatan Pengembangan PIK R/M
melalui Dance For Life. Kegiatan ini diikuti oleh beberapa sekolah
tingkat SMP dan SMA di wilayah Kota Jayapura, Kab. Jayapura
dan Kab. Keerom dilaksanakan pada tanggal 08 Oktober 2016
bertempat di SMA YPPK Taruna Dharma Jayapura.
g. Lomba Duta Mahasiswa Tingkat Nasional merupakan rangkaian
dari kegiatan pemilihan Duta Mahasiswa Putra Putri GenRe
Tingkat Prov. Papua, Provinsi Papua mengirimkan 2 orang
peserta yaitu Ludia Marwa (Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis
dan Manajemen Universitas Cenderawasih) dan William Abraham
Wadesong (Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Cenderawasih). Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 21 – 25
November 2016 bertempat di High Land Park Resort Kota Bogor
Jawa Barat.
h. Ajang ngumpul / Jambore PIK Remaja Tingkat Nasional
dilaksanakan pada tanggal 27 – 30 September 2016 bertempat di
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
68
Hotel Kusuma Agro Wisata Batu Kab. Malang Provinsi Jawa
Timur. Diikuti oleh 4 orang peserta dan 1 orang pendamping.
i. Promosi Program GenRe Melalui Momentum Festival dialihkan
peruntukannya untuk kegiatan Remaja dalam rangka
memperingati Hari Keluarga Nasional ke XXIII Tahun 2016.
Adapun kegiatan dimaksud berupa
- GenRe Peduli dan Belajar (Senin, 27 Juni 2016)
- GenRe Menyapa (Selasa, 28 Juni 2016)
- GenRe On Air (Rabu, 29 Juni 2016)
j. Pengembangan PIK R/M melalui Dance For Life dilaksanakan
melalui jalur pendidikan dan jalur keagamaan yaitu SMP
Bonaventura Sentani, SMP Al – Ihsan Kotaraja, SMP N9 Jayapura,
MTs persiapan Koya Barat dan Gereja Kairos. Kegiatan
dilaksanakan mulai tanggal 03 Mei 2016.
k. Generasi Berencana (GenRe) Ceria merupakan program
penguatan Generasi Berencana agar remaja Indonesia menjadi
remaja yang tegar berperilaku sehat serta terhindar dari TRIAD
KRR, menunda nikah dini dengan upaya pendewasaan usia
perkawinan serta memiliki perencanaan kehidupan berkeluarga,
kegiatan tersebut dikemas dalam kegiatan yang menarik bagi
remaja berupa ajang unjuk kebolehan yang dimiliki oleh tiap-tiap
sekolah seperti tarian, musikalitas, puisi dan pertunjukan seni
lainnya. Kegiatan GenRe Ceria ini dilaksanakan pada tanggl 26 –
31 Oktober 2016 bertempat di SMA Advent Sentani, SMA N.1
Sentani, SMK 1 Kab. Keerom, MTs Yapis Kab. Keerom dan SMA
Muhammadiyah Kota Jayapura.
- Suboutput : Pembentukan Dan Pembinaan Kelompok BKR
a. Sosialisasi dan Promosi GenRe melalui BKR dilaksanakan
pada tanggal 10 Maret 2016 bertempat di Aula Perwakilan
BKKBN Provinsi Papua dan diikuti oleh 30 orang peserta.
b. Rakornis Pembentukan dan Pengembangan Kelompok BKR
dilaksanakan pada tanggal 04 April 2016 bertempat di Aula
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
69
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua dengan jumlah peserta
sebanyak 30 orang.
c. Capacity Building Bagi Kader Kelompok BKR dilaksanakan
pada tanggal 15 – 16 April 2016 bertempat di Aula Perwakilan
BKKBN Provinsi Papua diikuti oleh 30 orang peserta.
d. Pemberian Dukungan Pembinaan dan Pergerakan Kelompok
BKR berupa dana yang dapat digunakan sebagai penunjang
kegiatan operasional kepada kelompok-kelompok BKR yang telah
dibentuk
Kegiatan yang tidak dilaksanakan
- Fasilitasi Sarana dan Pra Sarana PIK R/M
- Lintas Bahari Remaja Nusantara
- Jambore Kreatifitas Remaja Ajang Ngumpul Remaja
- Pentaloka Saka Kencana
- Fasilitasi Sarana dan Pra Sarana BKR
Beberapa kegiatan di atas tidak dilaksanakan dikarenakan
efisiensi anggaran dan tidak ada surat pemanggilan dari pusat
untuk mengikuti kegiatan dimaksud (Lintas Bahari Remaja
Nusantara), Sedangkan untuk kegiatan pemutakhiran data baik
data kelompok PIK R/M maupun kelompok BKR untuk
mengupdate data kelompok baru terbentuk.
- Suboutput : Pembentukan dan Pembinaan Kelompok BKL.
Kegiatan yang di laksanakan sebagai berikut :
a. Sosialisasi Materi dan Informasi Pembinaan Pembangunan
Keluarga ( BKB,BKR,BKL dan PEK/UPPKS ) TK. Kabupaten
Kota yang dilaksanakan di 12 Kabupaten /Kota yaitu di
Kabupaten Jayapura, Keerom, Biak Numfor, Supiori, Kepulauan
Yapen, Nabire, Jayawijaya, Merauke, Timika , Yahukimo,
Bovendigoel dan Kota Jayapura.
b. Penyusunan Peta Kerja KSPK Kewilayahan di laksanakan di
12 Kabupaten dilaksanakan di Kabupaten Jayapura, Keerom,
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
70
Biak Numfor, Supiori, Kepulauan Yapen, Nabire, Jayawijaya,
Merauke, Timika , Yahukimo, Bovendigoel dan Kota Jayapura.
c. Fasilitasi dan Penyediaan Dukungan Pembinaan
Pembangunan Keluarga Tingkat kabupaten /Kota yang
dilaksanakan 11 Kabupaten/ Kota yaitu Kabupaten Jayapura,
Keerom, Biak Numfor, Supiori, Kepulauan Yapen, Nabire,
Jayawijaya, Merauke, Timika , Yahukimo, dan Kota Jayapura.
d. Pengembangan Kebijakan Pelaksanaan Kegiatan serta materi
dan Informasi Pembinaan Ketahanan Keluarga (
BKB,BKR,BKL & PEK/UPPKS ) yang sesuai dengan Kondisi
Kewilayahan di tingkat Provinsi.
e. Konsultasi dan Pemantapan Program KSPK di Jakarta
f. Konsultasi Program bagi Kabid KSPK di Jakarta
g. Penilaian Kelompok BKB ,BKL Pengelola PPKS di tingkat
Provinsi dan Juara I diikutkan pada temu Kader dan Pengelola
PPKS di Jakarta
- Juara I BKB dari Kabupaten Jayapura yaitu Kelompok Galatik
II Ketua Afga Minur
- Juara I BKL dari Kabupaten Jayapura yaitu Kelompok Pipit
Ketua Jubelina Tokoro.
- Pengelola PPKS terbaik yaitu PPKS Mimosa Kota Jayapura ,
Pengelola Aisyah Bustaman
h. Penyusunan Laporan Kegiatan
i. Konsolidasi dan Telaah Program KSPK
j. Sosialisasi Materi dan Informasi Pembinaan Pembangunan
Keluarga (BKB,BKR,BKL & PEK/UPPKS) Tingkat Kabupaten
/Kota dilaksanakan di Kabupaten Jayapura, Keerom, Biak Numfor,
Nabire dan Kota Jayapura.
- Suboutput : Pembentukan Kelompok UPPKS dan Pembinaan
PEK.
Kegiatan yang di laksanakan sebagai berikut :
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
71
a. Sosialisasi Materi dan Informasi Pembinaan Pembangunan
Keluarga ( BKB,BKR,BKL dan PEK/UPPKS ) TK. Kabupaten
Kota
b. Rakornis Pembentukan dan Pengembangan Kelompok
UPPKS.
Pembentukan Kelompok dan Pengembangan Kelompok UPPKS
sangat diperlukan guna menambah kelompok baru dan menambah
wawasan diantara anggota kelompok ke kelompok lainnya dalam
kegiatan Rakornis . Rakornis diikuti oleh Kabid KS dan Kabid KB
Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom
dengan jumlah peserta 10 orang yang dilaksanakan pada
tanggal 22 Maret 2016.
c. Fasilitasi Perolehan Modal Serta Sarana / Prasarana Kelompok
UPPKS pada Sektor Permodalan
Pada dasarnya setiap kelompok UPPKS diharapkan untuk mandiri,
Namun harus dilakukan pembinaan serta pendampingan dalam
rangka untuk kegiatan usaha maupun dalam mendapatkan
bantuan modal usaha yang bersumber dari berbagai pihak antara
lain Perbankan.
Untuk memperoleh modal usaha, Kelompok UPPKS harus
terdaftar dalam data basis UPPKS kegiatan tersebut di laksanakan
di Jayapura bekerjasama dengan BRI Abepura yang diikuti oleh
25 orang anggota Kelompok UPPKS yang ada di Kota Jayapura,
Kabupaten Jayapura dan Kabupten Keerom dilaksanakan pada
tanggal 15 Maret 2016.
d. Dukungan Pembinaan Kelompok UPPKS .
Pembinaan Kelompok UPPKS sangat penting untuk meningkatkan
produktifitas keluarga melalui pengembangan usaha, tenaga
trampil guna meningkatkan kesejahteraan keluarga peserta KB
terutama keluarga sejahtera dan KS I kelompok UPPKS yang ada
di Kabupaten / Kota sebanyak 33 Kelompok sesuai Target.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
72
Adapun dana bantuan pembinaan tersebut kami alokasikan di 7 (
Tujuh ) Kabupaten antara lain :
1. Kabupaten Jayawijaya sebanyak 5 kelompok
2. Kabupaten Biak Numfor sebanyak 5 kelompok
3. Kabupaten Supiori sebanyak 5 kelompok
4. Kabupaten Nabire sebanyak 5 kelompok
5. Kabupaten Merauke sebanyak 5 kelompok
6. Kabupaten Kepulauan Yapen sebanyak 4 kelompok
7. Kota Jayapura sebanyak 4 kelompok.
e. Fasilitasi Pergerakan Pembentukan dan Pembinaan Kelompok
UPPKS Terintegrasi dengan sector terkait.
Kelompok UPPKS melalui perangkat BKKBN didorong , diajak,
difasilitasi dan didampingi untuk memanfaatkan segala sumber
daya lokal untuk melakukan kegiatan pembelajaran dan atau
peningkatan kegiatan ekonomi produktif. Jumlah Peserta sebanyak
20 peserta yang dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2016 asal
peserta dari Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten
Keerom.
f. Pendampingan Kelompok UPPKS.
Alokasi biaya untuk kegiatan pendampingan Kelompok UPPKS
atau dukungan pengembangan kelompok UPPKS Tahun
Anggaran 2016 sebanyak 15 Kelompok dan telah dilaksanakan
Pembinaan langsung di Kabupaten Jayapura sebanyak 5
kelompok, Kota Jayapura sebanyak 5 kelompok dan Kabupaten
Keerom sebanyak 5 kelompok .
g. Monitoring Evaluasi dan Pembinaan Kelompok UPPKS
Kegiatan ini bertujuan untuk melihat langsung perkembangan
kelompok UPPKS yang ada di Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten
Supiori dan Kabupaten Jayawijaya dimana pada tahun 2016 ini
dana yang tersedia hanya di 3 ( tiga ) kabupaten dan digunakan
seefektif mungkin selama perjalanan dinas di tempat tersebut.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
73
h. Koordinasi / Fasilitasi dengan mitra kerja yang memiliki akses
peningkatan kualitas bagi kelompok UPPKS
Untuk meningkatkan jejaring kemitraan dalam program
pemberdayaan ekonomi keluarga maka perlu adanya kerjasama
dengan mitra kerja dalam meningkatkan pengembangan dan
kualitas kelompok melalui pendampingan dan peningkatan akses
sumber daya ekonomi bagi kelompok UPPKS dan kegiatan
tersebut telah dilaksanakan dengan jumlah peserta untuk
masing - masing kabupaten sebanyak 10 orang terdiri dari mitra
kerja, SPKD KB dan pengelola UPPKS
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kabupaten :
1. Kota Jayapura pada tanggal 23 Maret 2016
2. Kabupaten Jayapura pada tanggal 23 Maret 2016
3. Kabupaten Keerom pada tanggal 24 Maret 2016
4. Kabupaten Merauke pada tanggal 24 Maret 2016
5. Kabupaten Biak Numfor pada tanggal 29 Maret 2016
6. Kabupaten Nabire pada tanggal 04 Mei 2016
7. Kabupaten Supiori pada tanggal 03 Mei 2016
8. Kabupaten Kepulauan Yapen pada tanggal 03 Mei 2016
9. Kabupaten Mimika pada tanggal 03 Mei 2016
10. Kabupaten Yahukimo pada tanggal 23 Agustus 2016
11. Kabupaten Jayawijaya pada tanggal 24 Mei 2016
12. Kabupaten Sarmi pada tanggal 4 November 2016.
i. Temu Pengelola Kelompok UPPKS.
Dana Penilaian Kelompok UPPKS hanya tersedia di tingkat
Provinsi sedangkan Kabupaten /Kota tidak tersedia namun tetap
dilaksanakan di 14 Kabupaten/Kota yang sudah terbentuk
kelompok UPPKS dan hasil penilaiannya dikirim ke Provinsi, di
tingkat provinsi diadakan penilaian dan yang terpilih dan
memenuhi kriteria menjadi pengelola UPPKS terbaik adalah
UPPKS Melati yang diketuai oleh Ny. Luh Manik Jatiningsih dari
Kabupaten Keerom, sekaligus mewakili Provinsi Papua dalam
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
74
rangka temu Pengelola Kelompok UPPKS tingkat Nasional dalam
rangka Hari Keluarga, dilaksanakan di Hotel Kartika Chandra di
Jakarta pada tanggal 19 s/d 20 Juli tahun 2016 .
Sedangkan Juara II dan III Tingkat Provinsi Papua Yaitu :
o Juara II Kelompok UPPKS Mandiri yang diketuai oleh Ibu
Endah Nur Hartini dari Kota Jayapura
o Juara III Kelompok UPPKS Yamandai yang diketuai oleh Ibu
Agustina Hamong dari Kabupaten Jayapura.
j. Pameran UPPKS dalam rangka Hari Keluarga Tingkat Nasional
Pameran UPPKS dalam rangka Hari Keluarga ke XXIII Tahun
2016 dilaksanakan di Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT ) di
Kupang yang dilaksanakan pada tanggal 27 s/d 29 Juli 2016,
yang diikuti oleh SKPD-KB Kabupaten Keerom, Kabupaten
Jayawijaya dan Kabupaten Merauke, dengan memamerkan hasil-
hasil produk kelompok UPPKS . Promosi Produk UPPKS pada
Harganas Tingkat Provinsi .
Kegiatan Hari Keluarga ke XXIII Tingkat Provinsi Papua
dilaksanakan pada Hari Jum,at tanggal 2 September 2016, dengan
melibatkan mitra kerja dan stake holder se Kota Jayapura.
k. Pemutakhiran data basis UPPKS.
Pengelolaan data basis one line dilaksanakan setiap bulan
berjalan, dengan jumlah UPPKS yang terdaftar sebanyak 283
kelompok.
l. Fasilitasi Kegiatan Dan Pembentukan PPKS di seluruh
Tingkatan Wilayah.
m. Dukungan Kegiatan PPKS.
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS), merupakan wadah
berbasis institusi dengan kegiatan atau rangkaian kegiatan
pelayanan keluarga yang dilaksanakan dalam bentuk Komunikasi
Informasi dan Edukasi ( KIE ) , konsultasi dan konseling
pembinaan serta rujukan , kegiatan tersebut dikelola sebanyak 6
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
75
orang yaitu konselor 2 orang , pengelola /pelaksana 4 orang dan
di berikan Honor per bulan selama 12 bulan .
n. Sosialisasi PPKS di seluruh tingkatan wilayah pesertanya 20
orang terdiri dari pengelola/ pelaksana PPKS Kabupaten
Jayapura, Keerom dan Kota Jayapura.
o. Pengembangan Materi dan Media PPKS untuk disebarluaskan
keseluruh tingkatan wilayah yaitu penggandaan Leaflet PPKS
sebanyak 200 lembar dan Penggandaan Buku Seri Materi
Konsultasi dan Konseling PPKS sebanyak 15 paket, telah di
bagikan kepada peserta kegiatan PPKS dan di serahkan kepada
SKPD KB Kabupaten/Kota.
p. Fasilitasi Pembentukan PPKS Tingkat Kabupaten /Kota ( 1
Kecamatan Percontohan di setiap Kabupaten /Kota ) pesertanya
10 orang , dilaksanakan di 12 Kabupaten/Kota.
q. Peningkatan Kapasitas SDM Pengelola PPKS di seluruh
Tingkatan Wilayah peserta 15 orang terdiri dari pengelola PPKS
Provinsi , Kota Jayapura.
r. Sosialisasi Optimalisasi Fungsi Balai Penyuluhan dalam
Pengembangan dan Pembinaan PPKS, peserta 10 orang dan
dilaksanakan di 12 Kabupaten/Kota.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
76
Tabel 3.2
KONTRAK KINERJA PROVINSI
BIDANG KSPK TAHUN 2016
Bulan : Desember 2016
No Indikator Kontrak Kinerja Provinsi Sasaran
2016
Capaian % Ket
1. Persentase (%) PUS Anggota BKB
yang ber-KB
40,7 36,20 88,95
2. Persentase (%) PUS Anggota BKR
yang ber-KB
64,4 56,43 87,61
3. Persentase (%) PUS Anggota BKL
yang ber-KB
42,3 36,20 85,56
4. Persentase (%) PUS Anggota UPPKS
yang ber-KB
51,5 46,57 90,43
5. Angka Kelahiran pada Remaja 15-19
Tahun ( ASFR 15-19 ) tahun
49 Tahunan
Susenas
Tabel 3.3
Capaian Anggota Poktan KS dari seluruh tahapan
Bulan : Desember 2016
Kelp
Keg
Jml Keluarga
Anggota Anggota Poktan KS dari seluruh Tahapan
KKP
Status
PUS
% PUS Ber-
KB
%
(1) (2) (3) (4) (5) (6=5/3)
BKB 8102 7104 87,68 6319 88,95 40,7
BKR 1986 1017 51,20 891 87,61 64,4
BKL 2009 1067 53,11 913 85,56 42,3
UPPKS 2766 1903 68,79 1721 90,43 51,5
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
77
Permasalahan dan Pemecahan Masalah (Output 3)
Permasalahan
Sampai bulan desember 2016 Kontrak Kinerja Provinsi belum
tercapai 100 % seluruhnya, rata-rata diatas 85 %, ke atas cukup
baik, belum tercapainya kontrak kinerja ini disebabkan antara lain
kurang aktifnya kader dalam kegiatan poktan sehingga pencatatan
dan pelaporan kurang berjalan sebagaimana mestinya, disamping
itu adanya efisiensi anggaran sehingga tidak dapat melakukan
kegiatan dan pembinaan ke Kabupaten/Kota. Angka Kelahiran
pada Remaja ASFR (15-19 tahun ). Sasaran pada tahun 2016
sebesar 49, pada saat laporan ini dibuat belum ada data Susenas
berapa pencapaian ASFR (15-19) tahun.
o Terbatasnya tenaga program yang ada di lini lapangan yaitu
petugas lapangan dan kuantitas dan kualitas kader yang ada,
hal ini berpengaruh terhadap pelaksanaan program Pembinaan
Pembangunan Keluarga dalam Pembinaan dan Pendampingan
terhadap kelompok kegiatan yang ada ( BKB, BKR, BKL
maupun UPPKS ), diharapkan dengan adanya alih status
Petugas Lapangan menjadi Pegawai Pusat yang ada di
Provinsi maka semangat dan etos kerja menjadi meningkat
dalam pembinaan poktan-poktan bersama dengan kader yang
ada di Kabupaten/Kota
o Letak Geografis yang menjadi kendala karena transportasi
yang sulit terutama di daerah pegunungan yang hanya
menggunakan transportasi udara.
o Mekanisme pelaksanaan keterpaduan belum dilaksanakan
secara maksimal, terutama dengan Mitra-Mitra Kerja.
o Belum optimalnya pencatatan dan pelaporan hal ini dapat
terlihat dari pelaporan yang ada
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
78
4. Output : Penggerakan Stakeholder, Mitra Kerja serta
Perubahan Sikap dan Perilaku Masyarakat berdasarkan
Data dan Informasi yang berbasis IT dalam Program KKBPK.
Untuk mencapai Output tersebut maka terdapat 8 (delapan) Sub Output)
yang telah dilaksanakan pada tahun 2016 antara lain :
- Suboutput : Pembinaan dan Sosialisasi Kebijakan, Strategi dan
Materi Advokasi dan KIE Pembangunan KKB.
Kegiatan – Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain :
a. Pengembangan Advokasi dan KIE Belaow The Line Tentang
Keseluruhan Prograk KKBPK (seluruh Bidang ) Tk. Provinsi.
Bentuk Kegiatan diatas merupakan pertemuan yang dilaksanakan
di tk. Provinsi dalam rangka menentukan Bahan advokasi dan KIE
yang akan digunakan pada tahun 2016 berdasarkan hasil
pertemuan yang dilaksanakan di TK. Kab/Kota tentang media
Advokasi dan KIE yang sesuai dengan Kearifan Lokal.
b. Pengembangan Advokasi dan KIE Belaow The Line Tentang
Keseluruhan Prograk KKBPK (seluruh Bidang ) Tk. Kab/Kota.
Bentuk Kegiatan ini merupakan pertemuan yang dilaksanakan di
tk. Kab/Kota dalam rangka mengumpulkan bahan advokasi dan kie
yang sesuai dengan kearifan lokal kab/kota sehingga materi yang
dihasilkan tidak bertplok belakang dengan kearipan lokal. Kegiatan
ini dilaksanakan pada 29 kab/kota namun dengan adanya vaktor
kondisi dan situasi pelaksanaannya tidak sampai 29 kab/kota
tetapi ada beberapa kab/kota pelaksanaannya di integrasikan
dengan adanyanya pembentukan Kampung KB di TK Kab/Kota.
c. Pengembangan Koordinasi Kemitraan dengan Media Massa
Lokal Tk. Provinsi dan KB/Kota
Bentuk kegiatan ini merupakan pertemuan dengan Media
Massa/Pers baik pelaksanaannya di tingkat provinsi maupun di
tingkat kabupaten /kota, dengan adanya pertemuan dengan media
massa ini diharapkan media dalam menyampaikan pesan/berita
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
79
tentang program KKBPK sesuai dengan kondisi dilapangan
sehingga tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari.
Adapun Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan di tingkat Provinsi
1 kali dan Tk. Kab/Kota sebanyak 4 Kabupaten. Yaitu Kabupaten
Biak, Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura dan Kabupaten Nabire.
d. Sosialisasi KIE MKJP Diwilayah Galcitas dan Wilayah Kusus
dan Sosialisasi tentang jenis Jenis Alat Kontrasepsi yang di
gunakan dalam Pelayanan masyarakat dan manfaat dari program
KB bagi keluarga kegiatan ini dilaksanakan pada daerah
perbatasan dan terpencil sebayak 4 Kabupaten yaitu Kabupaten
Paniai, Dogiyei, Deiyai dan Kabupaten Keerom.
e. Sosialisasi dan Intensifikasi Informasi Penyebaran Media
Belaow the Line Tentang Seluruh Program ( Bagi Fayankes)
Kegiatan ini merupakan kegiatan Pencetakan Poster dan Leaflet
yang isi materinya adalah seruan untuk mengikuti program KB dan
Pelayanan KB bisa di peroleh di tempat pelayanan kesehatan,
Dalam Pelaksanaan Kegiatan ini juga ada jasa design untuk
menentukan materi yang akan di perbanyak melalui poster
maupun leaflet. Hasil dari pada pencetakan ini di distribusikan ke
363 Faskes yang tersebar di berbagai kab/kota se Provinsi Papua.
f. Pengembangan Kopetensi Pengelola MPC.
Kegiatan ini merupakan kegiatan perjalanan Dinas ke BKKBN
Pusat untuk peningkatan ketrampilan Pengelola Media Publik
Center (MPC) diantaranya adalah meningkatkan keterampilan
Edit gambar, Penambilan Gambar, Design Pertemuan/Dialog dan
berbagai Produksi yang melalui MPC. Kegiatan ini diikuti 2 Orang.
g. Advokasi dan KIE Program KKBPK TK. Kab/Kota
Kegiatan ini merupakan pertemuan bagi pengelola program KB di
TK. Kab/Kota dan Para PPKBD dan Sub. PPKBD guna
memberikan pencerahan tentang pentingnya program KB dalam
keluarga dan juga memberikan informasi tentang pelaksaan
program KB di tingkat kab/Kota Kegiatan ini dilaksanakan di
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
80
Tingkat Distrik. Adapun peserta kegiatan sebanyak 15 orang
Kegiatan ini juga merupakan dukungan pembentukan Kampung
KB di Tingkat Kab/Kota.
h. Pemberitaan Dalam Rangka Hari Keluarga Tk. Nasional di
provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kegiatan ini merupakan Perjalanan Dinas ke NTTdalam Rangka
keikutsertaan Upacara Hari Keluarga Nasional dan Pelaksanaan
Gelar Dagang dan Pameran Program KKBPK selama Tahun 2016.
i. Pembinaan Progrm KKBPK ke Kab/Kota
Mengadan Pembinaan Program KKBPK melaui Advokasi dan KIE
dengan Bentuk Pelaksanaan Kegiatan di Tk. Kab/Kota daqn
memantau jalannya pengelolaan Program KB di lapangan
j. Pengembangan Advokasi dan KIE TK. Kab/Kota
Pengembangan Materi KIE Baik di tingkat Kabupaten sampai tk.
Kecamatan, adapun bentuk kegiatan adalah pertemuan untuk
menentukan materi informasi program KKBPK di lini Lapangan,
diharapkan dengan adanya pertemuan ini Materi advokasi dan KIE
mampu diserap masyrakat setempat sehingga bermanfaat bagi
keluarga-keluarga.
- Suboutput : Penayangan Informasi KKB melalui berbagai Media
Cetak dan Elektronik, Media Luar Ruang dan Seni Budaya
Tradisional.
Kegiatan – Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 antara lain :
a. Pengembangan dan Produksi Media Advokasi KIE KKBPK
Melalui TV ( BKKBN MENAYAPA )
Kegiatan ini merupakan dialog tentang Program KKBPK di Media
TVRI, kegiatan ini dilaksanakan di TVRI Papua dengan tema
Sosialisasi Program Kampung KB di Provinsi Papua, Adapun
pemateri dari kegiatan ini terdiri dari Kaper BKKBN, Ka. Statistik,
Tokoh Agama, Tokoh Adat.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
81
b. Media Massa Cetak
Kegiatan ini merupakan Penyebaran Informasi prgram KKBPK di
Media Cetak yaitu di Cenderawasih Pos .
c. Media Luar Ruang ( BILLBOARD/SPANDUK )
Advokasi dan KIE program KKBPK melalui media Luar Ruang
diantaranya adalah Isi Pesan program KKBPK melalui Rol Up
Banner, Spanduk, Bilbord, dan Umbul- Umbul.
d. Sosialisasi Program KKBPK dengan Komunitas Remaja
Kegiatan ini merupakan Sosialisasi program KKBPK bagi
komunitas remaja yang pelaksanaannya di Universitas
Cenderawasih (FKIP) Jurusan Kimia, kegiatan ini dilaksanakan
secara bersama-sama antar Perwakilan BKKBN Provinsi Papua
dengan Universitas Cenderawasih yang pesan intinya antara lain
Penundaan Usia Perkawinan (PUP)
e. Media Elektronik (Sosialisasi Program KKBPK melalui Radio)
Talk Show dalam Rangka Pencanangan Kampung KB di
Kabupaten Merauke. Dan Pelaksanaan Kuliah Umum yang
disampaikan Kepala BKKBN Pusat dengan Tema Pentingnya
Program KB bagi Generasi Remaja.
f. Spot Iklan Program Melalui Radio TK. Provinsi dan Kab/Kota
Informasi PUP ( Penundaan Usia Perkawinan melalui Radio
Bahana sangka kala selama satu Tahun.
g. Media Elektronik (PEMBERITAAN PROGRAM KKBPK
MELALUI TV )
Penyangan pelaksanaan Program KKBPK melalui TVRI Papua
baik kegiatan maupun Iklan tentang program KKBPK secara
keseluruhan
h. Konsultasi Program KKBPK ke Pusat
Kegiatan ini merupakan kegiatan perjalanan dalam rangka
konsultasi pelaksanaan program kegiatan yang sifatnya kegiatan
prioritas Nasional, Perjalanan ini juga merupakan koordinasi
tentang pelaksanaan Advokasi dan KIE di Provinsi Papua.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
82
i. Pengembangan Bahan Publikasi Program KKBPK
Penyediaan Bahan- bahan Publikasi dan Dokumentasi
Pelaksanaan Program KKBPK diantarnya Toner, DVD, Kertas
Foto, Tinta Refil yang kesemuanya digunakan untuk kepentingan
Dokumentasi kegiatan yang telah dilaksankakan.
j. ROAD SHOW Dalam Rangka Hari Keluarga TK. Provinsi
Dukungan dalam rangka Hari Keluarga Nasional TK. Provinsi
diantaranya Penyediaan Spanduk Harganas, Rolup Baner tentang
Hari Keluarga Berencana Nasional TK. Provinsi Papua.
k. Konsultasi Program Advokasi dan KIE ke Pusat
Koordinasi tentang pelaksanaan Advokasi dan KIE sehingga
dalam pelaksanaan Advokasi dan KIE di Provinsi Papua bersinergi
dengan program-program nasional.
l. Pembinaan/Monitoring Advokasi dan KIE Program KKBPK ke
Kab/Kota
Mengadakan Pembinaan Program ke kab/Kota tentang
Pengelolaan Program Kb dan Advokasi dan KIE di Tk.
Kabupaten/Kota
- Suboutput : Pelaksanaan Advokasi dan KIE Program KKBPK
melalui Mupen.
Kegiatan yang telah dilaksanakan tahun 2016 adalah :
a. Peningkatan Penggerakan Mupen sebagai Sarana KIE
Pelaksanaan Kegiatan Advokasi dan KIE Melalui Mobil Unit
Penerangan (Pemutaran Film, Pertemuan, Koordinasi) tentang
pengembangan materi Advokasi dan KIE yang diharapkan mampu
meningkatkan Kemampuan pengelola Program KB di Tk. Kab/Kota
dan tersebarluaskan Program KKBPK di semua lapisan
Masyarakat.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
83
b. Peningkatan Penggerakan Mupen sebagai Sarana KIE
Peningkatan MKJP di TK. Kab/Kota.
Kegiatan ini merupakan kegiatan Advokasi dan KIE Program
KKBPK melalui MUPEN tK. Kab/Kota dalam Tahun Anggaran
2016 teralokasi 5 Kabupaten/Kota.
- Suboutput : Dukungan Penggerakan Pembinaan KKB Bagi Mitra
Kerja disetiap tingkatan Wilayah.
Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2016 adalah :
a. Pertemuan Lengkap IMP. Tk Desa/Kelurahan (Pertemuan
PPKBD dan Sub PPKBD Tk. Desa).
Kegiatan dalam rangka memaksimalkan program KB di kabupaten
khususnya di tingkat desa/kelurahan diadakan pertemuan yang
dihadiri Lurah, Bidan, Kader dan pihak terkait untuk menentukan
strategi yang akan dilaksanakan agar program KB sampai di
Masyarakat.
b. Fasilitasi Penggerakan Program KKBPK Bagi Penyuluh
KB/Tim Operasional Tk. Desa (TKBK)
Kegiatan memfasilitasi penyusunan kegiatan dan program KKBPK
di tingkat RT, RW dan Desa/Kelurahan.
c. Pembinaan KKBPK Bagi masyarakat Oleh PPKBD/Kader Tk.
Desa.
Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman dan pengetahuan
program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan
keluarga serta memberikan informasi dan penyuluhan.
d. Pembinaan Program KKBPK Tingkat Kab/Kota
Kegiatan pertemuan upaya pembinaan untuk mengembangkan
institusi masyarakat baik dari segi pengelolan program dan materi
program.
e. Konsultasi Lini Lapangan
Kegiatan ini adalah kegiatan perjalanan terkait program KKBPK
dan revitisasi lini lapangan.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
84
- Suboutput : Pembinaan Mekanisme Operasional Dalam
Penguatan Pelayanan Dasar Masyarakat.
Kegiatan yang telah dilaksanakan tahun 2016 adalah :
a. Pertemuan KKBPK Tingkat Kecamatan (Rakor Kec)
Kegiatan pertemuan terkait hasil penganalisaan dan penilaian
kegiatan yang telah terlaksana. Dan permasalahan yang dihadapi
serta membahas pelaksanaan program yang akan dilaksanakan.
b. Pertemuan KKBPK Tingkat Desa/Kelurahan (Rakor Des)
Kegiatan pertemuan dengan unsur dari SKPD-KB,
PPLKB/Koordinator Kecamatan, Kepala Desa, PLKB/PKB dan
Tokoh masyarakat serta tim operasional lainnya. Untuk melakukan
koordinasi, memberikan masukan/saran tentang kegiatan dan
pemecahan masalah yang dihadapi di lapangan.
c. Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Penggerakan
Mekanisme Operasional Lini Lapangan Oleh Provinsi
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kualitas program KKBPK dan
pemantapan komitmen serta pengembangan kegiatan di lini
lapangan pada tingkat provinsi.
- Peningkatan Kesertaan Stakeholder dan Mitra Kerja dalam
Implementasi Program KKBPK.
Kegiatan yang telah dilakukan tahun 2016 adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan Dukungan dan Fasilitasi Stakeholder dan Mitra
Kerja Tingkat Provinsi dan Kab/Kota Dalam Rangka
Penggerakan Operasional KKBPK di Lini Lapangan
(FABSEDU, TNI, PKK)
Salah satu upaya memperluas cakupan dalam menjalankan
program kesejahteraan keluarga yang berimplementasi pada
kualitas SDM dan kesehatan keluarga.
b. Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Kemitraan Tk. Provinsi
Kegiatan pertemuan untuk pembentukan kesepakatan
penggarapan program di tingkat provinsi yang diikuti oleh
pengelola dan pelaksana program KKBPK
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
85
c. Sosialisasi Penguatan Program KKBPK Meliputi
Kelembagaan, Program, Sarana, Prasarana dan SDM
Sosialisasi penguatan kemitraan, kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan informasi program. Dilakukan pemetaan yang jelas,
lokasi dari setiap fokus program dan kegiatan prioritas akan
dilaksanakan.
d. Orientasi Hubungan Antar Lembaga dan Lini Lapangan Tk.
Provinsi
Kegiatan Orientasi ini mengarah pada kebijakan dan strategi
program KKBPK di provinsi papua baik dari segi pengelolaan data
program, perencanaan program, membangun komitmen dan
operasional program di lini lapangan.
e. Peningkatan Kapasitas Mitra Kerja dan Stakeholders Tk.
Kab/Kota dalam Implementasi Program KKBPK Lini Lapangan
Kegiatan ini bertujuan meningkatan peran mitra kerja dan
stakeholders dalam memfasilitasi kelembagaan dan untuk
mendukung operasional program KKBPK serta peningkatan
kualitas PKB/PLKB dalam penyelenggaraan program KKBPK di lini
lapangan.
f. Pembentukan Jejaring Kemitraan KKBPK (Bupati/Walikota
dan DPRD). Melakukan upaya kerjasama kepada pemerintah
daerah untuk berkomitmen mendukung program KKBPK
g. Pembentukan Kampung KB
Kegiatan ini merupakan tindaklanjut dari program nasional
bertujuan untuk membangun manusia Indonesia yang cerdas dan
berkualitas. Dengan adanya kampung KB diharapkan manfaat
program KB dapat dirasaakan langsung oleh masyarakat terutama
di wilayah terpencil. Di provinsi Papua dari 29 kabupaten/kota
Pencanangan Kampung KB yang telah terlaksana di 10
kabupaten/kota. Yaitu :
o Kota Jayapura;
o Kabupaten Merauke;
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
86
o Kabupaten Keerom;
o Kabupaten Jayapura;
o Kabupaten Supiori;
o Kabupaten Waropen;
o Kabupaten Biak Numfor;
o Kabupaten Jayawijaya;
o Kabupaten Kepulauan Yapen dan;
o Kab. Nabire.
h. Konsolidasi Program KKBPK Lini Lapangan
Kegiatan ini bertujuan membangun sinergitas, koordinasi,
keterpaduan, komitmen dan dukungan, baik oleh pemerintah
pusat, provinsi, kabupaten/kota maupun seluruh mitra kerja dan
para pemangku kepentingan dalam memfasilitasi program KKBPK
di lini lapangan.
i. Konsultasi Kemitraan Lini Lapangan, PLKB, IMP, KB Lestari
Tk. Nasional
Merupakan kegiatan perjalanan dalam rangka konsultasi demi
menunjang pelaksanaan program dan kegiatan lini lapangan yang
sifatnya Nasional.
j. Integrasi Kampung KB dengan Mitra Kerja
Kegiatan ini merupakan bagian dari tindak lanjut pencanganan
kampung KB yang didukung oleh komitmen yang kuat dari
pemerintah daerah dan berbagai pihak dalam usaha peningkatan
program KB bersinergi dengan program pendidikan, kesehatan,
lingkungan sosial dan program lainnya.
Dengan melakukan sosialisasi, komunikasi, edukasi tentang
program KB kepada masyarakat serta pelayanan KB di tingakat
desa.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
87
Permasalahan dan Pemecahan Masalah (Output 4)
Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi untuk kegiatan Subid. Hubungan
Antar Lembaga dan Bina Lini Lapangan adalah :
o Komitmen Bupati/Walikota untuk program Kependudukan dan
KB masih belum maksimal.
o Pembentukan Kelembagaan BKKBD di Kabupaten/Kota masih
memerlukan Sosialisasi kepada Bupati/Walikota serta
Stakeholders lainnya.
o Terdapat Kabupaten, Kecamatan dan Desa yang sulit
dijangkau terutama di beberapa Kabupaten pemekaran.
o Tenaga pengelola program KKB (PLKB/PKB) di
Kabupaten/Kota dari 29 Kabupaten/Kota hanya terdapat 8
Kabupaten/Kota yang memiliki petugas lapangan antara lain :
- - Kab. Asmat, Jumlah Petugas Lapangan 12 Orang - - Kab.Biak Numfor, Jumlah Petugas Lapangan 13 Orang - - Kab. Jayapura, Jumlah Petugas Lapangan 1 Orang - - Kab.Jayawijaya, Jumlah Petugas Lapangan 1 Orang - - Kab.Kep. Yapen, Jumlah Petugas Lapangan 8 Orang - - Kab.Mimika, Jumlah Petugas Lapangan 3 Orang - - Kab.Nabire, Jumlah Petugas Lapangan 16 Orang - - Kota Jayapura Jumlah Petugas Lapangan 3 Orang.
Pemecahan masalah
o Melakukan pendekatan kepada para Bupati dan Walikota baik
secara formal maupun non formal.
o Melakukan sosialisasi terutama UU No. 52 tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga,
serta Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Pasa 12 ayat 2)
o Mengkoordinasikan dengan bidang terkait untuk dapat
mengusulkan anggaran khususnya anggaran sosialisasi
Program KKB ke 29 Kabupaten/Kota.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
88
- Suboutput : Jumlah Pengelolaan Data dan Informasi Program
KKBPK.
Kegiatan yang telah dilakukan tahun 2016 adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencatatan dan
Pelaporan. ( Pencetakan Formulir ).
Tujuan dari kegiatan ini adalah tercatatnya Fasyankes di tingkat
Kabupaten / Kota yang melakukan pelayanan KB SJSN / KB MKJP
dengan didukung oleh data-data yang ada sehingga memudahkan
pengelola data dalam menyusun hasil pencatatan dan pelaporan
yang mendukung data basis untuk kepentingan operasional
program KKBPK, dengan sasarannya adalah Fasyankes dan
jejaringnya di semua tingkatan wlayah.
b. Orientasi Bagi Petugas R/R Tingkat Provinsi.
Kegiatan ini diadakan 1 (satu) kali dalam setahun dalam bentuk
kegiatan pertemuan untuk kab/kota.
Sasaran kegiatan ini adalah Petugas Pengelola Data dan Informasi
KKB SKPD Kab/Kota, dengan tujuan untuk Menigkatkan
Pemahaman tentang pentingnya sitem informasi kependudukan
dan keluarga berbasis TIK bagi Petugas Pengelola Data Tk.
Kabupaten / Kota.
c. Monitoring/Pengamatan Pencatatan dan Pelaporan.
Pelaksanaan kegiatan ini di lakukan di 29 kab/kota, untuk
memonitoring jalannya pencatatan dan pelaporan dengan sasaran
para pengelola data di tk. Kab/kota. Dengan hasil yang diharapkan
adalah laporan pelayanan kb dan dallap perbulannya berjalan
dengan baik.
d. Pengolahan Perpustakaan KKB, merupakan kegiatan
mengumpulkan informasi dari surat kabar yang berguna sebagai
bahan referensi perpustakaan tentang informasi yang terupdate.
e. Pengolahan Data Hasil Pelayanan Kontrasepsi dan
Pengendalian lapangan, merupakan kegiatan tata laksana
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
89
mengolah data dari rekapan dari kabupaten/kota melalui
pengentrian data yang rutin dilaksanakan tiap bulan.
f. Temu Kerja Pencatatan dan Pelaporan (R/R), merupakan bentuk
kegiatan perjalanan dinas dalam rangka meningkatkan
pemahaman tentang pengolahan sistem pencatatan dan
pelaporan.
g. Sosialisasi Kebijakan Sistem Informasi Kependudukan dan
Keluarga Berbasis TIK Tk. Provinsi, yakni kegiatan pertemuan
dalam monitoring hasil pencapaian pelayanan KB dari kegiatan KB
sekali dalam setahun.
h. Updating Data Base Klinik Tingkat Kab/Kota, merupakan
kegiatan perjalanan ke beberapa kabupaten yang bertujuan untuk
memonitoring tercatatnya Fasyankes di tk. Kab/kota yang
melakukan pelayanan KB SJSN/KB MKJP.
i. Konsultasi Video Conference, yakni kegiatan konsultasi
mengenai video conference dan pengembangannya.
j. Evaluasi Deseminasi Pencatatan dan Pelaporan Tingkat
Kab/Kota, dilakukan untuk memonitoring hasil pencapaian
pelayanan KB di tk. Kabupaten/kota.
k. Konsultasi Program KKBPK Tingkat Nasional, merupakan
bentuk kegiatan perjalanan dinas ke pusat dalam rangka
meningkatkan pemahaman tentang pengolahan sistem pencatatan
dan pelaporan
Permasalahan dan Pemecahan Masalah (Output 4)
Permasalahan
o Pada sub sistem Pencatatan dan Pelaporan Pengendalian
Lapangan dan Pelayanan Kontrasepsi ( Statistik Rutin) masih
terdapat kendala-kendala, yakni klinik-klinik yang terdapat di
daerah yang sulit dijangkau tidak dapat melapor ke SKPD KB
Kab/Kota di karenakan kondisi geografis yang memang sulit
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
90
dilalui sehingga kadang 3 sampai 4 bulan baru dapat melapor,
ada juga yang sama sekali tidak melapor, sehingga laporan
satistik rutin di tk. Kabupaten/Kota maupun Provinsi tidak dapat
merekap semua laporan dari semua kilinik yang tersebar di
kab/kota tersebut.
o Jaringan yang lambat dan error seringkali menjadi penyebab
kab/kota yang sudah entry secara online tidak dapat membuka
aplikasi, sehingga pencatatan dan pelaporan statistik rutin
dapat tertunda.
o Beberapa kabupaten/kota terjadi pergantian pegawai si bagian
pengelola data KB, dapat dikatakan merupakan pegawai baru
sehingga mengakibatkan kurang pemahaman mengenai sistem
pencatatan dan pelaporan walaupun sudah dijelaskan
berulangkali.
Pemecahan Masalah
Dari rangkaian permasalahan yang ada, maa hal-hal yang
diperlukan dalam menangani permasalahan tersebut adalah :
o Pelaksanaan Advokasi, Komunikasi dan Edukasi melalui
Monitoring, Pembinaan, Sosialisasi yang berkesinambungan
kepada SKPD KB Kabupaten/Kota, Petugas Lapangan,
Petugas Medis yang menangani KB di tigkatan paling bawah
untuk lebih berkomitmen dalam pencatatan laporan
pengendalian lapangan dan hasil pelayanan kontrasepsi.
o Memantau dan memperbaiki secara tehnis perlengkapan IT
yang mendukung sistem pencatatan dan pelaporan secara
online, apabila jaringan mengalami gangguan dari sentral
(pusat), hendaknya segera dikomunikasikan agar cepat
terselesaikan dengan tetap menyediakan pencatatan dan
pelaporan secara fisik sebagai dokumentasi yang dapat di
arsipkan.
o Menghimbau kepada kabupaten/kota, apabila terdapat
gangguan jarinagn online, maka segera memberitahu ke tingkat
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
91
provinsi dan mengirimkan data fisik ke tk. Provinsi supaya
dapat di entry segera.
Apabila terjadi pergantian pengelola data lama ke pengelola data
yang baru, hendaknya di informasikan dengan segera untuk di
adakan pembinaan pencatatan dan pelaporan bagi pengelola data
yang baru.
Kesimpulan
o Meningkatnya pemahaman petugas pengelola data tentang
cara sistem pencatatan dan pelaporan pengendalian lapangan
dan pelayanan kontrasepsi.
o Meningkatnya koordinasi dan komunikasi secara eksternal
(dari tingkat Provinsi ke SKPD KB Kbupaten/Kota), sehingga
terjalin hubungan kerja yang efektif dalam menunjang program
kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga.
o Dari hasil Pembinaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan ke
tingkat kab/kota, maka pelaksanaan hasil pelayanan KB di
kabupaten dan kota yang berhasil tercatat dalam laporan pada
tahun 2016, sebagai berikut :
Tabel 3.4
Hasil Pelayanan Peserta KB Aktif dan Peserta KB Baru Menurut Metode
Kontrasepsi
No Metode Kontrasepsi
Peserta KB Aktif Peserta KB Baru
2015 2016 2015 2016
1. IUD 3291 4311 498 732
2. MOW 4592 6684 806 1.230
3. MOP 255 381 25 88
4. Kondom 34.979 23.274 16.991 3.998
5. Implant 11.877 22.908 2.539 4.628
6. Suntikan 71.109 131.371 15.218 17.679
7. PIl 23.325 36.787 4.703 7.042
Jumlah 149.428 225.716 40.780 35.397
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
92
Dari tabel diatas Metode yang banyak dipergunakan pada tahun
2016 adalah Suntikan yakni sejumlah 131.371 KB Aktif ( PA ) dan
17.679 KB Baru ( PB ). Sedangkan untuk Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang ( MKJP ) adalah Implant yakni sejumlah 22.908
KB Aktif ( PA ) dan 4.628 KB Baru ( PB ).
Dibandingkan data tahun 2015 pencapaian Peserta KB Aktif
sebesar 149.428 PA, pencapaian peserta aktif (PA) menurut
metode kontrasepsi tahun 2016 ini lebih meningkat yakni 225.716 (
PA ), sedangkan terjadi penurunan pada peserta KB Baru, dimana
pada tahun 2015 terdapat 40.780 PB, sedangkan pada tahun 2016
turun menjadi 35.397 PB.
Tabel 3.5
Pencapaian Rutin PA dan PB Total terhadap PPM menurut Metode
Kontrasepsi Tahun 2016
No
Metode Kontrasep
si
Pencapaian PPM %
PA PB PA PB PA PB
1. IUD 4311 732 2160 1290 199 56
2. MOW 6684 1.230 12.050 1810 55 67
3. MOP 381 88 240 90 158 97
4. Kondom 23.274 3.998 2560 900 909 444
5. Implant 22.908 4.628 31.320 9460 73 49
6. Suntikan 131.371 17.679 67.200 26.600 195 66
7. PIl 36.787 7.042 22.090 22.100 166 32
Total 225.716 35.397 137.620 62.250 164.02 57
Dari tabel di atas terlihat Pencapaian Persentase Total PA menurut
metode kontrasepsi terhadap PPM meningkat ( 164.02 % ),
sedangkan Pencapaian persentase Total PB terhadap PPM
menurun ( 57 % ), jika diperinci ada beberapa metode kontarsepsi
yang di bawah rata-rata PPM, yakni pencapaian persentase
penggunaan kontrasepsi PA MOW 55 % terhadap PPM dan
penggunaan Implant 73 %, sedangkan untuk penggunaan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
93
kontrasepsi pada PB total, yang dibawah rata - rata adalah Pil
sebesar 32 %.
Hasil pencapaian menurut metode kontrasepsi diatas, jika diamati
sangat beragam menunjukkan bahwa segala kegiatan Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) pada wilayah Kabupaten/Kota dengan Sumber Daya
Manusia ( SDM ) yang sangat terbatas, harus terus diperhatikan
dan mendapat bimbingan secara berkelanjutan dan terpadu,
sehingga setidaknya hasil pencapaian penggunaan kontrasepsi
terlihat seimbang dan seirama dengan program yang
dilaksanakan.
REKOMENDASI
o Perlu dilakukan upaya-upaya terhadap peningkatan pencatatan
dan pelaporan pada Kabupaten/Kota baik yang belum melapor
secara online maupun yang sudah melapor secara online
berupa bimbingan yang intensif, sehingga pencatatan dan
pelaporan di tingkat kabupaten/kota dapat berjalan secara
berkesinambungan.
o Perlu dihimbau secara berkelanjutan tentang pentingnya
pengumpulan dan pengolahan data tepat waktu pada tingkat
kab/kota.
o Perlu adanya komitmen semua pihak yang berkepentingan
dalam berkoordinasi, berkomunikasi, dan bekerjaama dalam
melaksanakan kegiatan baik dari tingkat Pusat, Provinsi sampai
kabupaten/kota perlu diperhatikan dan ditingkatkan sehingga
pelaksanaan program KKBPK di semua tingkatan wilayah
berjalan secara optimal.
o Pengolahan Data berbasis TIK masih harus disosialisasikan
pada tingkat kab/kota.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
94
Diharapkan wilayah yang pencapaiannya ekstrim tinggi, menjadi
perhatian dan sasaran untuk diteliti lebih lanjut, dan tidak terkesan
dibiarkan saja.
5. Output : Dukungan Manajemen Pengelolaan Program
KKBPK
Pada Output Dukungan Manajemen terdapat beberapa Komponen dan
Sub Komponen yang ditindak lanjuti dalam beberapa kegiatan antara
lain:
- Suboutput : Peningkatan Kualitas Perencanaan Program dan
Anggaran Program KKB / KKBPK yang mengacu pada
pendekatan kerangka pengeluaran jangka panjang,
penganggaran terpadu dan berbasis kinerja
Untuk meningkatkan Perencanaan Program dan Anggaran di yang
berkualitas dan dapat digunakan sebagai bahan Pengambilan
Kebijakan dalam Pelaksanaan Program Kependudukan, KB dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Provinsi Papua Tahun 2015,
maka ada beberapa upaya yang dilakukan yaitu :
a. Melakukan Sosialisasi Pengembangan Kebijakan dan Strategi
Perencanaan Program dan Anggaran
Kegiatan Sosialisasi ini melibatkan mitra kerja yang membidangi
Perencanaan Pembangunan dan Pengelolaan Keuangan dalam
hal ini Dirjen Anggaran. Selain itu melibatkan Para Pengelola
Anggaran, Perencana Komponen serta seluruh pegawai di
Lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Papua.
Tujuan kegiatan Sosialisasi ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan dalam menjabarkan Kebijakan dan
Strategi Sistem Perencanaan Program dan Anggaran Program
KKBPK.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
95
b. Menyusun Data Basis Perencanaan Program & Anggaran.
Untuk memperoleh Data Basis Perencanaan Program dan
Anggaran yang akurat dan dapat dijadikan bahan penyusunan dan
pengambil kebijakan maka upaya kegiatan yang dilakukan adalah
melalui Pengambilan Data secara langsung di masing-masing
Kabupaten dan Kota. Agar Data Basis Perencanaan Program dan
Anggaran akurat maka Proses Pengambilan dan Pengolahan Data
dalam 1 (satu) tahun dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada
Triwulan I sebagai Bahan Penyusunan Anggaran pada KOREN I
dan Triwulan II atau Semester I untuk digunakan sebagai data
dukung pada Penyusunan Anggaran KOREN II.
Adapun Tujuan disusunnya Data Basis Perencanaan ini adalah
selain untuk bahan Penyusunan Program dan Anggaran dapat
juga digunakan sebagai informasi untuk Pelaksanaan Program
KKBPK agar sesuai dengan sasaran yang diharapkan.
c. Menyusun Alokasi Jadwal Kegiatan (AJK)
Dalam rangka mendukung Pelaksanaan Kegiatan yang berkaitan
dengan Program dan Anggaran maka dibutuhkan Perencanaan
yang baik yang meliputi waktu pelaksanaan kegiatan, peserta,
anggaran yang dibutuhkan dan hasil yang diharapkan maka
Alokasi Jadwal Kegiatan (AJK) sangat dibutuhkan. Tujuan
disusunnya AJK ini adalah untuk menjadi acuan / pedoman dalam
mempersiapkan dan melaksanakan setiap kegiatan berdasarkan
Kertas Kerja RKA-KL yang ada. Tujuan lainnya adalah untuk
mempercepata pelaksanaan kegiatan, realisasi anggaran dan
mengurangi adanya revisi - revisi baik kegiatan maupun anggaran.
d. Melaksanakan Penguatan Tim DAK Tk.Provinsi
Untuk mendukung Pelaksanaan Program Kependudukan, KB dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Provinsi Papua dapat berjalan
maka melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang KB yang
diluncurkan sejak tahun 2008 sangat memberikan kontribusi
terhadap pencapaian program. Hal ini dikarenakan melalui DAK
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
96
Bidang KB sarana prasarana pendukung program disiapkan dan
semua Kabupaten dan Kota di Provinsi Papua memperolah DAK
Bidang KB. Maka dibentuk Penguatan TIM DAK Tk. Provinsi untuk
melaksanakan Monitoring DAK Ke Kabupaten/Kota. Tim DAK
Tahun 2016 melaksanakan tugas yang sangat maksimal hal
tersebut dapat terlihat dari kepatuhan dalam penyampain laporan.
Hasil penyampaian Laporan DAK Per Triwulan sebagai berikut :
o Triwulan I s/d III 28 Kabupaten dan 1 Kota Penyampaian
Laporan atau 100 %.
o Triwulan IV 26 Kabupaten dan 1 Kota melapor sedangkan 2
Kabupaten yaitu Kabupaten Mamberamo Raya dan Kab.
Nduga yang tidak menyampaikan laporan sehingga hanya
mencapai 80 %.
o Namun apabila dibandingkan dengan 2 tahun terakhir yaitu
2014 dan 2015 hasil pencapaian tahun 2016 sudah sangat
baik.
o Untuk itu Upaya dan strategi yang telah dilakukan pada tahun
2016 agar dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi termasuk
dari Proses Perencanaan dan Pelaksanaan agar dapat
disesuaikan dengan JUKNIS sehingga dapat mendukung
Pelaksanaan Program KKBPK.
o Tahun 2016 semua Kabupaten / Kota di Provinsi papua
mendapat Alokasi DAK Bidang KB baik DAK Fisik maupun
BOKB. Alokasi Dana DAK Fisik dan BOKB sebagai berikut :
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
97
Tabel 3.6
DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KB (DAK FISIK) PROVINSI PAPUA
TAHUN 2016
No Kab/Kota Pagu Awal Pagu Setelah Pemotongan
10%
Realisasi Pencairan
Dana
Persentase
Sisa Dana
Keuangan Fisik
1 Biak Numfor 3.079.840.000 2.771.856.000 2.771.676.000 100% 100% 180.000
2 Jayapura 674.910.000 600.510.000 600.510.000 100% 100% -
3 Jayawijaya 2.845.670.000 2.440.789.000 2.440.789.000 100% 100% -
4 Merauke 4.413.760.000 3.972.384.000 3.972.384.000 100% 100% -
5 Mimika 3.160.140.000 2.844.126.000 2.844.126.000 100% 100% -
6 Nabire 231.560.000 231.560.000 231.560.000 100% 100% -
7 Paniai 1.762.000.000 1.539.985.000 1.539.985.000 100% 100% -
8 Puncak Jaya 3.162.470.000 2.846.223.000 2.846.223.000 100% 100% -
9 Kep.Yapen 1.493.110.000 1.391.710.000 1.391.710.000 100% 100% -
10 Kota Jayapura 468.150.000 361.000.000 361.000.000 100% 100% -
11 Sarmi 3.205.660.000 2.886.660.000 2.886.660.000 100% 100% -
12 Keerom 231.560.000 231.560.000 231.560.000 100% 100% -
13 Yahukimo 1.703.790.000 1.497.658.511 1.497.658.511 100% 70% -
14 Peg. Bintang 2.171.030.000 1.953.927.000 1.953.927.000 100% 100% -
15 Tolikara 4.500.760.000 4.050.684.000 4.050.684.000 100% 100% -
16 Boven Digoel 434.997.000 434.997.000 434.997.000 100% 100% -
17 Mappi 1.815.030.000 1.815.030.000 1.815.030.000 100% 100% -
18 Asmat 2.163.010.000 320.700.000 320.700.000 0% 0% -
19 Waropen 1.761.720.000 1.567.662.000 1.567.662.558 100% 100% -
20 Supiori 231.560.000 208.404.000 208.404.000 100% 100% -
21 Mamberamo Raya
0 0% 0%
-
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
98
No Kab/Kota Pagu Awal Pagu Setelah Pemotongan
10%
Realisasi Pencairan
Dana
Persentase
Sisa Dana
Keuangan Fisik
22 Mam. Tengah 4.315.600.000 3.884.040.000 3.884.040.000 0% 0% -
23 Yalimo 4.155.380.000 2.140.930.000 2.140.930.000 100% 100% -
24 Lanny Jaya 4.362.680.000 3.656.340.000 3.656.340.000 100% 100% -
25 Nduga
- - 0% 0% -
26 Puncak 2.754.520.000 2.479.068.000 2.479.068.000 100% 100% -
27 Dogiyai 231.560.000 209.894.000 209.894.000 100% 100% -
28 Intan Jaya 1.380.230.000 951.564.000 951.564.000 100% 100% -
29 Deiyai 879.360.000 879.360.000 879.360.000 100% 100% -
Jumlah
57.590.057.000 48.168.621.511 48.168.442.069
180.000
Keterangan :
tidak melapor
Berdasarkan Dana Alokasi Anggaran tersebut diatas dapat dijelaskan
beberapa hal antara lain :
1. Kabupaten NDUGA Dana DAK Fisik tidak dicairkan dananya dari Bagian
Keuangan Pemda Kab. Nduga.
2. Pada Triwulan IV dari 29 Kabupaten dan Kota terdapat 2 (dua)
Kabupaten yang dananya tidak cair yaitu Kabupaten Mamberamo Raya.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
99
Tabel 3.7
DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KB (DAK OPERASIONAL / BOKB) PROVINSI PAPUA TAHUN
2016
No
Kab/Kota
Jumlah Keseluruhan
Total dana Realisasi Persentase Sisa Dana
(Rp) (Rp) (%) (Rp)
1 Biak Numfor 651.300.000 651.300.000 100% -
2 Jayapura 160.000.000 160.000.000 100% -
3 Jayawijaya 90.000.000 90.000.000 100% -
4 Merauke 114.480.000 114.480.000 100% -
5 Mimika - - - -
6 Nabire 96.330.000 96.330.000 100% -
7 Paniai 43.348.800 43.348.800 100% -
8 Puncak Jaya - - - -
9 Kep.Yapen 262.440.000 262.440.000 100% -
10 Kota Jayapura 245.265.000 245.265.000 100% -
11 Sarmi - - - -
12 Keerom 195.840.000 195.840.000 100% -
13 Yahukimo 144.360.000 144.360.000 100% -
14 Peg. Bintang - - - -
15 Tolikara - - 0% -
16 Boven Digoel 70.920.000 70.920.000 100% -
17 Mappi - - 0% -
18 Asmat
- 0% -
19 Waropen 88.100.000 88.100.000 100% -
20 Supiori
-
21 Mam. Raya - - 0% -
22 Mam. Tengah 46.400.000 46.400.000 100% -
23 Yalimo
-
24 Lanny Jaya 30.440.000 30.440.000 100% -
25 Nduga
- - 0% Tdk Melapor
26 Puncak 56.520.000 38.432.000 100% 18.088.000
27 Dogiyai
28 Intan Jaya 50.760.000 50.760.000 100% -
29 Deiyai - -
-
Jumlah
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
100
Keterangan :
1. Kabupaten yang Dana DAK Bidang KB melalui BOKB tidak
terakomodir dalam DIPA Kabupaten :
o Kabupaten Asmat
o Kabupaten Supiori
o Kabupaten Dogiyai.
2. Kabupaten yang Dana DAK Bidang KB melalui BOKB tidak / belum
cair dan tidak melapor :
o Kabupaten Mimika
o Kabupaten Puncak Jaya
o Kabupaten Sarmi
o Kabupaten Pegunungan Bintang
o Kabupaten Tolikara.
o Kabupaten Mappi
o Kabupaten Mamberamo raya
o Kabupaten Yalimo
o Kabupaten Nduga
o Kabupaten Dunia
e. Workshop Perencanaan Program dan Anggaran Tingkat
Provinsi.
Kegiatan Workhop Perencanaan Program dan Anggaran setiap
tahun dilaksanakan bagi Pejabat Eselon III, IV dan Pejabat
Fungsional serta Perencana Komponen di Lingkungan Perwakilan
BKKBN Provinsi Papua. Tujuan dilaksanakannya Workshop
Perencanaan dan Anggaran ini adalah untuk membahas dan
menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran tahun berikutnya.
Tindak lanjut dari kegiatan workshop ini akan digunakan sebagai
bahan masukan dan acuan dalam Kegiatan Konsolidasi
Penyusunan Program dan Anggaran KOREN I dan KOREN II
untuk menyusun Program dan Anggaran untuk tingkat Kabupaten
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
101
dan Kota serta kegiatan di tingkat provinsi. Workshop
Perencanaan Program dan Anggaran selalu dihadiri oleh Bapak
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua sebagai
penanggungjawab pelaksanaan Program dan Anggaran bahkan
melalui forum ini banyak permasalahan dapat diselesaikan.
f. Menyusun Revisi Program dan Anggaran
Dalam melaksanakan kegiatan dan apabila terjadi perubahan
aturan yang berkaitan dengan Perubahan Akun, Jenis Belanja,
Volume, dan Anggaran, maka perlu dilakukan Penyesuaian /
Revisi sesuai dengan aturan yang berlaku dan dengan adanya
revisi dapat mendukung pelaksanaan program dan anggaran.
Jenis Revisi yang dilakukan pada tahun 2016 adalah Revisi DIPA
dan Revisi Kertas Kerja RKA-KL dengan tujuan melakukan
penyesuian dokumen anggaran sehingga memberikan kemudahan
dalam pelaksanaan dan pertanggung jawaban kegiatan dan
anggaran. Pada tahun 2016 Proses Revisi dilakukan sebanyak 9
kali terdiri dari :
o DIPA 1 Revisi KPA;
o Revisi 2 POK
o Revisi 3 DIPA 2 Blokir Pertama;
o Revisi IV Pemotongan Anggaran dengan Re – Alokasi;
o Revisi 5 POK;
o Revisi 6 DIPA 4 Blokir Tahap – 2;
o Revisi 7 s.d 9 adalah Revisi POK.
g. Menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Untuk mengevaluasi Pelaksanaan Program Kependudukan, KB
dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Provinsi Papua setiap
tahun selalu dilakukan Monitoring dan Evaluasi Realisasi
Pencapaian Target dan Anggaran.
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) ini dilakukan per Triwulan dan
hasilnya disampaikan ke Biro Perencanaan untuk membuat
laporan Kementerian yang harus dipertanggungjawabkan kepa da
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
102
Presiden. Dalam Rencana Kerja Tahunan memuat Indikator
Kinerja, Target dan Realisasi / Pencapaian terhadap Target
Pelaksanaan Program termasuk Penyerapan Anggaran Triwulan I,
II, III dan IV. Tujuan di susunnya Rencana Kerja Tahunan ini
adalah untuk mengevaluasi Pencapaian Pelaksanaan Program
Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di
Provinsi Papua yang meliputi Indikator Kinerja Utama (IKU),
Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) dan Kontrak Kinerja Pendukung
lainnya yang juga turut mempengaruhi Pencapaian Sasaran
Strategis Pencapaian Provinsi.
h. Melakukan Sinkronisasi Perencanaan Program dan
Kegiatan Prioritas dengan pemda ( Provinsi dan Kab/kota
Fasilitasi Musrenbang )
Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) di Provinsi Papua dapat berjalan dengan baik karena
ada dukungan moril dari berbagai pihak baik interen BKKBN baik
BKKBN Pusat, Pegawai di Lingkungan Perwakilan BKKBN
Provinsi Papua. Dari unsur ekstern koordinasi selalu dilakukan
dengan Stakeholder, Mitra Kerja yang membidangi bidang
Perencanaan Pembangunan dan Anggaran. Tujuan
dilakukannnya Sinkronisasi Perencanaan Program ini adalah
untuk mendukung Penggarapan Pelaksanaan Program KKBPK
dapat berjalan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditentukan serta diharapkan dengan adanya sinkronisasi
Perencanaan Program yang dilakukan dapat memberikan
dukungan positif secara khusus untuk memberikan dukungan
anggaran yang membiayai kegiatan operasional di tingkat
Kabupaten dan Kota. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 20 – 23
Maret 2016 dengan Peserta
i. Kegiatan Lainnya yang dilakukan Kasubag. Perencanaan
Tahun 2016 adalah :
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
103
o Melakukan pertemuan/koordinasi dengan semua
Bidang/Komponen BKKBN Provinsi Untuk menyusun
Program kegiatan TA 2016;
o Melakukan analisis PPM PA/PB dan Sasaran KS
Kabupaten dan Kota dengan mengumpulkan bahan dari
Bidang KB KR dan ADPIN;
o Melakukan analisis struktur program dan kegiatan Tingkat
Provinsi yaitu dengan melibatkan seluruh Pejabat Eselon
III dan Perencana Komponen;
o Melakukan konsolidasi Perencanaan Program dan
Anggaran tk. Provinsi dengan melibatkan seluruh Pejabat
Eselon III dan IV serta Perencana Komponen untuk
mempersiapkan rencana dan kegiatan sebelum
pelaksanaan Koren I dan II.
o Menghimpun /Merekap semua masukan dari
Komponen / Bidang sebagai bahan masukan dalam
penyusunan RKAKL Tahun Anggaran 2017 dan
memasukkan ke dalam aplikasi DIPA 2017 sebagai
bahan untuk pelaksanaan (KOREN I dan II);
o Menyiapkan dan menghimpun data pendukung lainnya
dalam Penyusunan Program dan Anggaran antara lain
TOR,RAB,Data Inventaris Kendaraan Roda 4 (empat),
Daftar tagihan Listrik, Air dan Telepon, Rekening Koran
dan data pendukung Lainnya;
o Mengikuti Koren I dan II menyesuaikan usulan program
dan anggaran yang sudah dibuat Oleh Komponen/
Bidang dengan Struktur Program yang dibuat oleh
BKKBN Pusat;
o Menjelaskan kepada komponen /bidang hasil Koren I
dan II dan mengembalikan kepada Komponen/ Bidang
untuk dikoreksi / diperbaiki sesuai dengan petunjuk
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
104
kegiatan strategis/prioritas untuk dilaksanakan pada
Tahun 2017;
o Mengisi laporan Capaian Output yaitu data Realisasi
target volume, total realisasi volume dan total progres (%)
setiap bulan dan hasilnya disampaikan ke Biro
Perencanaan BKKBN Pusat untuk membuat laporan
kementerian yang harus dipertanggung jawabkan kepada
Presiden.
o Mengikuti Workshop Perencanaan di Bogor (Dana Pusat)
o Melaksanakan Perjalanan Dinas ke Kabupaten/Kota untuk
mengumpulkan Data Basis
o Melaksanakan Perjalanan Dinas ke Jakarta untuk
Konsultasi Perencanaan Anggaran .
- Suboutput : Peningkatan Kualitas Kompetensi Pegawai
Untuk meningkatkan Kualitas Kompetensi Pegawai di Lingkungan
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Tahun 2016 yang dapat
mendukung Pelaksanaan Program Kependudukan, KB dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Provinsi Papua Tahun 2016,
maka ada beberapa upaya yang dilakukan dalam beberapa kegiatan
yaitu :
a. Melakukan Sosialisasi Sistem Manajemen Kinerja
Kegiatan Sosialisasi Manajemen Kinerja ini sangat penting untuk
memberikan informasi berkaitan dengan Kinerja Pegawai Negeri
Sipil dan aturan - aturan tentang Hak dan Kewajiban sebagai PNS.
Informasi tentang Manajemen Kinerja selalu disampaikan oleh
Kepala dan Para Pejabat Eselon III pada setiap kegiatan antara
lain Apel Pagi dan Siang, Pertemuan RADALGRAM, Rapat
Pimpinan (RAPIM).
Pada tahun 2016 terdapat beberapa aturan yang harus
ditindaklanjuti dan mempengaruhi Kinerja Pegawai sehingga lewat
kegiatan Sosialisasi informasi-informasi tentang perubahan dapat
disampaikan, sehingga semua Pegawai dari Pejabat Eselon II, III,
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
105
IV, Fungsional dan Staf mempunyai pengetahuan dan pemahaman
yang sama tentang Manajemen Kinerja.
Tujuan melakukan Sosialisasi Manajemen Kinerja adalah untuk
memperlancar penyelenggaraan tugas pemerintahan untuk
memperlancar penyelenggaraan tugas pemerintahan agar
terlaksana secara efektif dan efisiensi. Untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan PNS sebagai Perangkat NKRI yang
profesional, netral, akuntabel dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
b. Melakukan Sosialisasi Peraturan Tentang Kepegawaian
Dalam rangka mewujudkan Pegawai Negeri Sipil BKKBN yang
handal, profesional, berkualitas dan bermoral sebagai
penyelenggara pemerintah, yang menerapkan prinsip-prinsip
pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance), maka
diperlukan adanya upaya yang sungguh-sungguh dan terus
menerus dalam pembinaan baik secara terstruktur maupun
pembinaan langsung oleh atasannya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua sangat memiliki
komitmen yang tinggi untuk mewujudkan pegawai yang
Disiplin,memiliki dedikasi, Jujur, Integritas bertanggungjawab dan
memiliki motivasi kerja. Karena dengan memiliki unsur-unsur
diatas dapat mempengaruhi etos kerja sehingga pelaksanaan
program yang akuntabel, transparan dan profesional.
Mengingat pentingnya mewujudkan pegawai yang memiliki
Disiplin, Integritas, Komitmen, Kerjasama, Orientasi Pelayanan
yang baik di Lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Papua,
maka setiap Aturan, Pedoman yang dapat mewujudkan pegawai
yang handal dan profesional selalu dilakukan. Pada tahun 2016
ada beberapa Aturan dan Pedoman Kepegawaian yang di
Sosialisasikan untuk seluruh pegawai yaitu :
o Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010 Tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
106
o Peraturan Pemerintah Nomor : 46 Tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai;
o Peraturan Kepala BKKBN Nomor : 273/PER/B2/2011
tentang Pedoman Penerapan Budaya Kerja Cerdas,
Ulet, Kemitraan (CUK);
o Peraturan Kepala BKKBN Nomor : 231/PER/B2/2011
tentang Pedoman Penerapan dan Penilaian Disiplin
Pegawai Dalam Rangka Pemberian Tunjangan Kinerja di
Lingkungan BKKBN.
c. Melakukan Perencanaan Kebutuhan Pegawai
Untuk mendukung tersedianya Pegawai yang memiliki kompetensi
dalam mendukung pelaksanaan Program Kependudukan, KB dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Provinsi Papua maka pada
tahun 2016 ada beberapa upaya yang dilakukan antara lain :
o Menyusun Data Urut Kepangakatan (DUK);
o Membuat Struktur Organisasi;
o Menginventarisasi Pegawai yang sudah mengikuti Diklat
Penjenjangan yaitu DIKLAT PRAJABATAN, PIM Tk. IV,
DIKLAT PIM Tk. III, DIKLAT PIM Tk. II;
o Menginventarisasi Pegawai yang sudah mengikuti
Assesment / Uji Kompetensi;
o Mengusulkan Pegawai untuk mengikuti Diklat
Penjenjangan dan Ujian Kompetensi bagi pegawai yang
belum pernah mengikuti termasuk Diklat Penjenjangan
bagi tenaga fungsional.
d. Melakukan Konsultasi Kepegawaian
Konsultasi Kepegawaian dilakukan oleh Kasubag. Kepegawaian
dan Hukum termasuk Staf Sub Bagian Kepegawain dan Hukum
baik dilakukan secara langsung / bertatap muka di Biro
Kepegawaian BKKBN di Jakarta, BAKN Wilayah IX Papua,
TASPEN, ASKES / BPJS serta Badan Kepegawaian Daerah
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
107
Provinsi Papua. Tujuan dilakukannya Konsultasi Kepegawaian
adalah untuk memperlancar Proses Kepegawaian antara lain:
o Usulan Kenaikan Pangkat Reguler dan Pilihan Periode
Bulan April dan Oktober;
o Usulan Promosi dan Mutasi Peningkatan Jabatan Eselon
IV;
o Penilaian Kinerja (Sasaran Kerja Pegawai);
o Proses Mutasi Wilayah Kerja;
o Ujian Dinas dan Ujian Penyesuaian Ijazah;
o Pembuatan Kartu Taspen, ASKES / BPJS;
o Proses Pengurusan Administrasi Kepegawaian yang lain.
e. Melakukan Pengusulan UKP dan Promosi Jabatan
Pada tahun 2016 untuk Pengusulan Usulan Kenaikan Pangkat
dilakukan dalam 3 (tiga) tahap yaitu Periode April 2016, Oktober
2016 dan Periode April 2017.
o Untuk Periode Bulan April 2016 terdapat 5 Pegawai yang
diusulkan untuk Kenaikan Pangkat dan sudah terealisasi.
o Usulan Kenaikan Pangkat Periode Oktober 2016
sebanyak 7 Pegawai dan sudah terealisasi semuanya.
o Usulan Kenaikan Pangkat Periode April 2017 sebanyak 7
pegawai belum terealisasi.
f. Menyelenggarakan Rapat Tim BAPERJAKAT.
Merujuk Peraturan Kepala BKKBN nomor : 253/PER/B2/2012
Tentang Pedoman Pengangkatan, Pemberhentian, dan
Pemindahan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural di
Lingkungan BKKBN pada BAB IV dijelaskan bahwa untuk
Pengangkatan, Pemberhentian, dan Pemindahan Pegawai Negeri
Sipil Dalam Jabatan Struktural serta untuk menjamin obyektifitas
dan kepastian dalam pengambilan keputusan Badan
Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (BAPERJAKAT).
Sehubungan dengan hal tersebut, maka setiap Pembahasan
Pengangkatan, Pemberhentian dan Pemindahan Pegawai Negeri
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
108
Sipil di Lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Papua selalu
dibahas dalam Tim Baperjakat Provinsi Papua dengan
memperhatikan peraturan yang berlaku.
g. Pengelolaan Data Pegawai
Pengelolaan Data Pegawai yaitu Daftar Urut Kepangkatan (DUK)
sudah dibuat, dengan data sebagai berikut :
o Jumlah PNS Perwakilan BKKBN Provinsi Papua sebanyak
64 (enam puluh empat) orang yang terdiri dari :
o PNS Wanita : 29 (dua puluh sembilan) orang dan PNS
Laki-Laki : 35 (tiga puluh lima) orang
o Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama : 1 (satu) orang
o Pejabat Administrator Definitif : 5 (lima) orang
o Pejabat Administrator (Plh) : 1 (satu) orang
o Pejabat Pengawas Definitif : 19 (sembilan belas)
orang
o Pejabat Pengawas (Plt) : 1 (satu) orang
o Pejabat Fungsional : 11(sebelas) orang
yang terdiri dari 4 (empat) orang Widyaiswara, 1 (satu)
orang Auditor, 3 (tiga) orang Arsiparis, 1 (satu) orang
Pustakawan, 1 (satu) orang Pranata Komputer dan 1
(satu) orang Pranata Humas.
o Pejabat Pelaksana : 28 (dua puluh
delapan) orang
h. Kenaikan Pangkat
Pada tahun 2016 terdapat 5 (lima) Pegawai yang naik pangkat
pada Periode April 2016, periode Oktober 2016 sebanyak 7 (tujuh)
pegawai dan periode April 2017 sebanyak 7 (tujuh) pegawai
antara lain :
o Pengusulan Kenaikan Pangkat Reguler dan Pilihan
periode April 2016 sebagai berikut :
Kenaikan Pangkat Reguler
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
109
1. Philmona M.Yarollo,S.Sos,M.Si dari VI/a ke- VI/b
2. Pernika Yanti, S.Pd dari III/b ke- III/c
3. Henny Agusta Pray,S.Sos dari III/b ke- III/c
4. Alosius Karubaba, S.Sos dari III/b ke- III/c
Kenaikan Pangkat Fungsional :
1. Dirkson Auparay, S.IP dari III/a ke- III/b
o Pengusulan Kenaikan Pangkat Reguler dan Pilihan
Periode Oktober 2016 sebagai berikut :
Kenaikan Pangkat Reguler
1. Sarwandi, SE dari VI/a ke IV
2. Drs. Djonny Suwuh dari IV/a ke IV/b
3. Anita Ludiyani, SH dari III/c ke III/d
4. Usman Ahmad, SH dari III/c ke III/d
5. Ahmad Soamole, SH dari III/c ke III/d
6. Ashar Jaya, SE dari III/a ke III/b
Kenaikan Pangkat Fungsional :
1. Josina JM.Nahumury,SE dari IV/a ke IV/b
o Pengusulan Kenaikan Pangkat untuk Periode April dan
Oktober 2016 sudah terealisasi semua.
i. Ijin Belajar dan Tugas Belajar
Sampai dengan akhir Bulan Desember 2016, jumlah Pegawai
Negeri Sipil Perwakilan BKKBN Provinsi Papua yang mendapat
Tugas Belajar sebanyak 2 (dua) orang atas nama :
1. Tirza Laura Itaar,S.Sos Program Studi Magister S2 Pendidikan
Dalam Negeri (UGM) sejak tahun 2014.
2. Swansy Sapulete,S.Sos Program Studi Magister S2 Pendidikan
Dalam Negeri (UGM) sejak tahun 2014.
- Suboutput : Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara.
Untuk meningkatkan Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara
di Lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Papua yang efisiensi dan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
110
dapat dipertanggungjawabkan, maka ada beberapa kegiatan yang
dilakukan antara lain :
a. Menyusun Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Satker Perwakilan BKKBN Provinsi Papua
dibuat setiap bulan, triwulan, semesteran dan tahunan. Sebelum
laporan keuangan dibuat agar laporan dapat dikatakan akurat,
maka terlebih dahulu dilakukan Rekonsiliasi Laporan Keuangan.
Tujuan dilakukannya Rekonsiliasi Laporan Keuangan dengan
Pihak KPKN adalah untuk menyamakan realisasi anggaran yang
meliputi Jenis Belanja, AKUN dan juga realisasi anggaran.
b. Melakukan Rekonsiliasi Data BMN dan SAK
Rekonsialisasi Data Barang Milik Negara (BMN) dan SAK
dilakukan setiap Bulan, Triwulan, Semester dan Tahunan. Tujuan
dilakukannya Rekonsiliasi ini untuk menyesuaikan Data BMN yang
ada di Satker Perwakilan BKKBN Provinsi Papua dengan KPPN
dan KPKN sehingga tidak terjadi kesalahan atau kekeliruan Proses
Pencatatan dan Pelaporan.
c. Membuat Laporan Gudang dan Stock Opname
Untuk mengetahui ketersediaan Alat Kontrasepsi di Gudang
Kabupaten dan Kota serta untuk mendukung Pelaksanaan
Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) di Provinsi Papua, maka informasi tentang ketersediaan
Alat Kontrasepsi sangat penting. Berkaitan dengan itu, maka
setiap tanggal 10 bulan berjalan Laporan Ketersediaan ALKON di
Laporkan ke Perwakilan BKKBN Provinsi dan pada tanggal 15
Laporan Gudang sudah disampaikan ke Biro Keuangan dan
Pengelolaan BMN, namun tidak maksimal karena yang rutin
mengirim paling banyak hanya 8 Kabupaten/Kota saja yaitu Kab,
Jayapura, Kota Jayapura,Kepulauan Yapen, Nabire, Biak Numfor,
Mimika , Merauke dan Dogiyai.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
111
Laporan Gudang ALKON dilaporkan setiap bulan, semester dan
tahunan. Hal ini berkaitan juga dengan Laporan Stock Opname
selalu di lakukan pada Semester I yaitu tanggal 30 Juni dan
Semester II pada tanggal 30 Desember 2016 .
d. Pengiriman Pendistribusian Alat Kontrasepsi.
Untuk mendukung Kegiatan Pelayanan KB, maka diharapkan
disetiap Tempat Pelayanan seperti Puskesmas, Pustu dan Klinik
selalu tersedia alat kontrasepsi. Untuk itu Perwakilan BKKBN
Provinsi Papua selalu melakukan Pengiriman dan Pendistribusian
ALKON secara rutin dan berkelanjutan. Penyaluran dan
Pengiriman ALKON ke kabupaten dan Kota serta tempat
pelayanan Target PPM yang telah disepakati namun juga
berdasarkan analisa / evaluasi permintaan ALKON dari Kabupaten
dan Kota serta Laporan Gudang.
e. Menyusun Laporan DAK Bidang KB
Untuk menjamin efektifitas dan efisiensi dalam Pengelolaan dan
Penggunaan Dana DAK Bidang KB perlu dilakukan Pengendalian
melalui Pelaporan, Pemantauan dan Evaluasi. Kegiatan Pelaporan
dilakukan agar penggunaan Dana DAK Bidang KB dilaksanakan
sesuai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Pelaporan DAK Bidang KB dilakukan secara berjenjang dan
berkala dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan
distribusi masing - masing Kabupaten dan Kota.
f. Kegiatan - kegiatan lain yang mendukung Peningkatan
Pengelolaan Keuangan dan BMN
o Sensus Pendataan BMN;
o Pengelolaan Penghapusan BMN;
o Penataan Barang Inventaris Ruangan;
Penyimpanan /penataan barang, sudah mengikuti sistim First
In First Out (FIFO) , namun standarisasi penyimpanan belum
sesuai ( IUD maks 250C, Kondom maks 250C,Pil maks 15 s/d
250C, Suntikan maks 15 s/d 250C,Implant maks 15 s/d 250C);
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
112
o Pembinaan dan Monitoring Alokon
o Pencatatan Barang Masuk (Penerimaan Kontrasepsi) sudah
dibuat Berita Acara Penerimaan Kontrasepsi (BAPK). Setiap
penerimaan kontrasepsi sudah dicatat kedalam Buku Barang
Masuk (BBM) kemudian dibuatkan SBBM. Sedangkan
Pencatatan barang keluar sudah dicatat kedalam Buku
Barang Keluar (BBK kemudian dibuatkan SBBK).
g. Pengelolaan Keuangan
Pada Tahun Anggaran 2016 , dalam Pengelolaan Anggaran /
Keuangan harus efektif, efisien, transparan dan akuntabel yang
mengacu pada :
- Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 134/PMK.06/2005
- Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan APBN
- Peraturan Direktur Jendral Perbendaharaan Nomor : PER-
66/PB/2005, tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran atas beban APBN, bahwa dalam pencairan
dana DIPA TA 2016, SPM (Surat Perintah Membayar)
diterbitkan oleh Kantor Satuan Kerja masing - masing
Kementerian, disamping itu penyusunan laporan Realisasi
Anggaran juga harus disusun dengan Laporan Akuntansi
dan Neraca.
Dengan demikian pada Bagian Keuangan melakukan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan anggaran agar efektif,
efisien, transparan dan akuntabel adalah sebagai berikut :
1. Mengikuti Sosialisasi Aplikasi SPM dengan DjPb Wilayah
XXX Jayapura di Jayapura;
2. Mengikuti Implementasi Pengelolaan Sistem Akuntasi
Instansi Semester II di Jakarta;
3. Mengikuti Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi Tata Cara
Revisi DIPA Tahun Anggaran 2016.
4. Mengikuti Pelatihan Perpajakan di Jayapura;
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
113
5. Melakukan Verifikasi SPP beserta bukti – buktinya untuk
diterbitkan SPM dan diajukan ke KPPN Jayapura untuk
dicairkan dananya;
6. Menerbitkan SPM (SPM UP, TUP,GU Nihil, LS) selama
kurun waktu 1 tahun anggaran 1 Januari sd 31 Desember
2016, SPM yang sudah diterbitkan dari Pejabat Penerbit
SPM sebanyak 542 SPM;
7. Membuat Laporan Realisasi Anggaran, baik Laporan
Bulanan,Tribulanan,Semester I, dengan menggunakan
Aplikasi Sistem Akuntansi Indonesia (SAI);
8. Melakukan Verifikasi dan Rekonsiliasi ke KPPN dengan
tujuan menyamakan/mencocokan data/dokumen dan
apabila datanya cocok dibuatkan Berita Acara
Rekonsiliasi.Rekonsiliasi dilakukan dengan tujuan
Laporan Keuangan dapat tersusun dengan lengkap, benar,
tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan;
9. Menyusun Laporan Mutasi Barang Tribulanan, Laporan
Barang Milik Negara (Semester) I Yaitu dari bulan Januari
s/d Desember 2016;
10. Mengikuti Rekonsilasi Laporan Keuangan Semester II
Periode Januari s/d Desember 2016.
11. Melakukan Pemantauan Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan yang oleh BPP dan Bendahara Pengeluaran,
sehingga Pengajuan pencairan dana tidak mengalami
hambatan (harus sesuai dengan rencana penarikan dan
sesuai dengan AJK yang telah disusun sebelumnya).
h. PENGADAAN BARANG DAN JASA Tahun 2016.
Pada Tahun Anggaran 2016 Perwakilan BKKBN Provinsi Papua
memiliki 20 Paket Pengadaan Barang dan Jasa dengan total pagu
sebesar Rp. 3.363.020.000,- nilai Kontrak Rp. 3.242.032.375,-.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
114
Dengan demikian Sisa Anggaran sebesar Rp. 120.987.625,-
dengan rincian sebagai berikut :
Pada Bidang Sekretariat
Nilai Pagu Rp. 844.925.000,-
Nilai Kontrak Rp. 838.165.500,-
Sisa Anggaran Rp. 6.759.500,-
Pada Bidang ADPIN
Nilai Pagu Rp.1.243.515.000,-
Nilai Kontrak Rp.1.235.409.375,-
Sisa Anggaran Rp. 8.105.625,-
Pada Bidang KS dan PK
Nilai Pagu Rp. 1.200.000.000,-
Nilai Kontrak Rp. 1.096.187.500,-
Sisa Anggaran Rp. 103.812.500,-
Pada Latbang
Nilai Pagu Rp. 74.580.000,-
Nilai Kontrak Rp. 72.270.000,-
Sisa Anggaran Rp. 2.310.000,-
i. Adapun Kegiatan Pengelolaan BMN pada tahun 2016 sebagai
berikut :
1. Penyaluran /pengiriman alkon dan non alkon
Sampai dengan bulan Desemberi 2016 telah dilaksanakan
penyaluran alokon sebanyak 4 Kali ke 29 Kabupaten/kota
sesuai rencana distribusi dan sesuai pembagian PPM per
Kabupaten/Kota yang telah dibuat oleh Bidang KB dan KR.
Selain itu juga penyaluran ke Kabupaten/Kota juga berdasarkan
analisa / evaluasi permintaan alokon dari Kabupaten/Kota ,
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
115
berdasarkan perhitungan persediaan minimum –maksimum
(min-mak) dan pull/push distribution System
2. Penyimpanan /penataan barang, sudah mengikuti sistim First In
First Out (FIFO) , namun standarisasi penyimpanan belum
sesuai ( IUD maks 250C, Kondom maks 250C,Pil maks 15 s/d
250C, Suntikan maks 15 s/d 250C,Implant maks 15 s/d 250C)
3. Pelaporan Laporan Bulanan Gudang (F/V/KB) yang
merupakan rekap laporan F/V /KB kabupaten/Kota dikirim ke
Biro Keuangan dan BMN BKKBN setiap bulan paling lambat
tanggal 15 bulan berikutnya harus sudah dikirim , namun tidak
maksimal karena yang rutin mengirim paling banyak hanya 8
Kabupaten/Kota saja yaitu Kab, Jayapura, Kota Jayapura,
Kepulauan Yapen, Nabire, Biak Numfor, Mimika , Merauke dan
Dogiyai.
4. Stock Opname, laporan stock opname Provinsi belum
mencakup semua Kabupaten/Kota, karena Kabupaten/Kota
tidak mengirimkan tepat waktu.
5. Pembinaan dan Monitoring Alokon dilaksanakan di Kabupaten
Jayapura, Jayawijaya, Merauke, Boven Digul, Nabire, Dogiyai,
Biak Numfor, Supiori, Keerom, Sarmi, Tolikara dan Kota
Jayapura.
6. Pencatatan barang masuk (penerimaan kontrasepsi) sudah
dibuat Berita Acara Penerimaan Kontrasepsi (BAPK) .Setiap
penerimaan kontrasepsi sudah dicatat kedalam Buku Barang
Masuk (BBM) kemudian dibuatkan SBBM. Sedangkan
Pencatatan barang keluar sudah dicatat kedalam Buku
Mengeluarkan Barang (BBK kemudian dibuatkan SBBK).
7. JKK, diupayakan agar mampu memenuhi harapan dan
meyakinkan klien tentang 6 tepat (yaitu tepat Produk/jenis,
tepat jumlah, tepat kondisi, tepat tempat, tepat waktu, dan tepat
biaya/harga) yang menjadi landasan JKK
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
116
8. Administrasi Gudang
Antara lain ATK, biaya foto copy, dan konsumsi petugas
Gudang.
9. Pendataan BMN/Sensus BMN
Untuk pendataan BMN telah membuat Daftar Barang Ruangan
(DBR) dan melaksanakan pendataan terhadap seluruh Barang-
barang Inventaris Milik Negara baik yang kondisinya masih baik
maupun yang sudah rusak berat.
Rekonsiliasi BMN semester II Tahun 2015 dan semester I
Tahun 2016 dengan KPKNL, DJPB dan BKKBN Pusat
j. Peningkatan NSPK dan Pengelolaan Organisasi Tata Laksana.
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 adalah sebagai
berikut :
1. Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan terkait
Bidang Pengendalian Penduduk dan KB;
2. Sosialisasi NSPK Bidang Pengendalian Penduduk dan KB;
3. Sosialisasi Pedoman Juklak Bidang Pengendalian
Penduduk dan KB;
4. Fasilitasi Bimbingan Teknis Pelaksanaan NSPK Bidang
Pengendalian Penduduk dan KB;
5. Fasilitasi Pembentukan Kelembagaan Urusan
Pemerintahan Bidang Pengendalian Penduduk dan KB
Provinsi di Kabupaten / Kota;
6. Pemetaan Urusan Bidang KKBPK di Kabupaten /
Kota sesuai UU Nomor 23 Tahun 2014;
7. Fasilitasi P2D PKB / PLKB sesuai Undang-Undang No.
23 Tahun 2014.
8. Berdasarkan Hasil Fasilitasi dan Pemetaan Kelembagaan,
telah terbentuk 9 OPD utuh, 20 OPD marger, 14 PPPA &
KB dan 5 PP&KB. (Data lengkap dapat dilihat di lampiran)
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
117
- Suboutput : Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Program
KKBPK Provinsi (MONEV)
Pada Output Monitoring, Evaluasi dan Pembinaan Pengelolaan
Pembangunan KKB / KKBPK terdapat beberapa Komponen dan Sub
Komponen yang ditindak lanjuti dalam beberapa kegiatan antara lain :
a. Mengikuti Kegiatan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)
Program KKB / KKBPK.
Kegiatan RAKERNAS Program KKBPK dilaksanakan pada
Triwulan I dengan tujuan untuk mengevaluasi Pelaksanaan dan
Pencapaian Sasaran Strategis Program yang dilaksanakan,
menginventarisir dan melakukan faktor Penghambat, Pendukung
da Peluang Pelaksanaan Program. Selain itu pada kegiatan
RAKERNAS dibahas dan disepakati Target dan Sasaran Strategis
Program yang menjadi tanggungjawab Perwakilan BKKBN
Provinsi yang meliputi Indikator Kinerja Utama, Kontrak Kerja
Provinsi dan Indikator Kinerja lainnya sebagai pendukung
Pencapaian Sasaran Strategis dan tujuan Program.
b. Melakukan Rapat Kerja Daerah (RAKORDA) dan Telaahan
Program (Review) Program KKBPK.
Sebagai tindak lanjut Pertemuan RAKORNAS dilaksanakan Rapat
Koordinasi Daerah Program Kependudukan, KB dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) di tingkat Provinsi. Peserta
dalam kegiatan RAKORDA adalah Kepala SKPD Pengelola
Program KB Kabupaten dan Kota, Stakeholder dan Mitra Kerja
Tingkat Provinsidan seluruh Para Pejabat Eselon II, III, IV dan
Pejabat Fungsional serta Staf Golongan III.
Thema Kegiatan RAKORDA Tahun 2016 adalah “ Sinergitas
Antara Pemerintah, PEMDA, Mitra Kerja dalam mendukung
Pembangunan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Guna mewujudkan Keluarga Berkualitas, Mandiri dan
Sejahtera”.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
118
RAKORDA Program KKBPK Provinsi Papua Tahun 2016
dilaksanakan tanggal 31 Agustus sampai dengan 3 Agustus 2016
di Hotel Grand Abe Kota Jayapura.
RAKORDA Program KKBPK Provinsi Papua bertujuan untuk
meningkatkan Sinergitas dan Komitmen antara BKKBN,
Pemerintah, PEMDA dan Mitra Kerja dalam mendukung
Pembangunan Bidang Pengendalian Penduduk, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga. Sementara Reviuw
Semester 1 dan Optimalisasi Semester II Program KKBPK Tahun
2016 bertujuan untuk meningkjatkan Komitmen Para Pengelola
Program KKBPK untuk mewujudkan Target Sasaran Tahun Ke – 2
RPJM dan Renstra BKKBN Tahun 2015 – 2019.
Pada Pembukaan Kegiatan RAKORDA telah ditanda tangani
Kesepahaman Bersama (MOU) Antara Perwakilan BKKBN
Provinsi Papua dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat
Kampung (BPMK) Provinsi Papua dan TP PKK Provinsi Papua.
Kesepahaman tersebut antara lain :
o Kesepahaman Bersama (MOU) Antara Perwakilan BKKBN
Provinsi Papua dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat
Kampung (BPMK) Provinsi Papua tentang Akselerasi Sinergitas
Program pembangunan Masyarakat Kampung dalam
Pelaksanaan Program KKBPK.
o Kesepahaman Bersama (MOU) Antara Perwakilan BKKBN
Provinsi Papua dengan TP. PKK Provinsi Papua tentang
Peningkatan Peran TP PKK dalam Pelaksanaan Program
KKBPK.
c. Menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)
Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga
Provinsi Papua Tahun 2015.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) ini
disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
119
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010
Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Esensi dari sistem LAKIP bagi Perwakilan BKKBN Provinsi Papua
adalah perwujudan dari implementasi system pengendalaian
manajemen sektor publik. Sistem pengendalian ini merupakan
infrastruktur bagi manajemen pemerintahan untuk memastikan
bahwa visi, misi, dan tujuan strategis dapat dipenuhi melalui
implementasi srategi pencapaiannya (program dan kegiatan) yang
selaras. Atas dasar tersebut , system siklus LAKIP diawali dengan
penyusunan Rencana Strategis yang mendefinsikan visi, misi dan
tujuan/ sasaran Strategi BKKBN Provinsi Papua .
d. Kegiatan – Kegiatan lain yang dilakukan untuk
Menyelenggarakan Monitoring, Evaluasi dan Pembinaan
Pengelolaan Pembangunan KKB / KKBPK.
Dalam rangka mendukung Pencapaian Program Kependudukan,
KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) maka pada tahun 2016
dilaksanakan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan 1).
Monitoring, Evaluasi dan Pembinaan bagi Pengelola Program
KKBPK, Mitra Kerja dan Masyarakat antara lain :
1. Monitoring dan Evaluasi Terpadu Pelaksanaan Program
KKBPK;
2. RAKORNAS Tingkat Nasional;
3. Review Program KKBPK Tingkat Nasional;
4. Rakorda dan Reviu Telaahan Program Semester I dan
Optimalisasi Semester II tahun 2016.
5. RAKORNIS Program KKBPK di BKKBN Pusat;
6. Evaluasi dan Pengelolaan dan Pelaporan DAK Bidang KB;
7. HARGANAS di NTT;
8. Monitoring dan Evaluasi Terpadu Lini Lapangan hanya
dilakukan di 1 (satu) Kabupaten karena Dana diefisiensi.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
120
Dalam menyelenggarakan Monitoring, Evaluasi dan Pembinaan
Pengelolaan Pembangunan Program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dilakukan oleh
Para Pejabat Eselon III, IV dan Fungsional dengan mengacu pada
Surat Keputusan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua
tentang Pemantauan, Strategi Pengelolaan Program KKBPK
Provinsi Papua melalui Pembina Wilayah.
- Suboutput : Layanan Perkantoran
Untuk meningkatkan Pelayanan Perkantoran kegiatan yang
dilaksanakan antara lain :
a. Gaji dan Tunjangan
Sistem Pembayaran Gaji Pegawai sejak bulan Januari s/d
Desember 2016 dibayarkan langsung ke rekening masing-masing
pegawai melalui BRI cabang Abepura, Khusus untuk
pengalokasian pembayaran gaji tahun 2016 tidak mengalami
masalah karena tidak terjadi kekurangan (minus) dana untuk
pembayaran gaji pegawai.
b. Pembayaran Tunjangan Kinerja/Renumerasi
Untuk mendukung tugas dan tanggung jawab PNS Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi
Papua Pemerintah telah memberikan Uang Tunjangan
Kenerja/Renumerasi sesuai dengan aturan yang berlaku dan
dibayar melaui nomor rekening masing – masing pada tahun 2012
sampai dengan sekarang tahun 2016 sedangkan Tenaga
Autsourcing juga mendapatkan pembayaran gaji 13 atau lebih satu
bulan gaji yang disebut tunjangan Hari Raya.
c. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan perkantoran.
Kegiatan yang dilaksanakan Pada Tahun 2016 untuk mendukung
Pelaksanaan Program KKBPK dilingkungan Kantor Perwakilan
BKKBN Provinsi Papua antara lain :
o Jamuan Delegasi Tamu;
o Pelayanan Birokrasi dan Publikasi (Kehumasan );
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
121
o Rapat Pimpinan (RAPIM);
o Keperluan Arsiparis;
o Fasilitasi Keprotokoleran;
o Outsourcing;
o Langganan Daya dan Jasa;
o Pemeliharaan Gedung, Bangunan, Gudang dan Balai Diklat;
o Pemeliharaan Halaman Kantor;
o Pemeliharaan Kendaraan Roda 4 dan 6;
o Pemeliharaan Inventaris Kantor;
o Honor Pengelola SATKER;
o Keperluan Standarisasi ATK Perkantoran;
o ATK Pengadaan barang dan Jasa;
o Sewa Jaringan;
d. Kendaraan Bermotor.
Pada Tahun 2016 Perwakilan BKKBN Provinsi Papua mendapat
Alokasi Anggaran untuk Pembelian Kendaraan Operasional 1
(satu) Unit dan sudah direalisasikan. Jenis Kendaraan yang dibeli
adalah 1 Unit Mobil Avanza.
Sementara ketersediaan Kendaraan Bermotor yang mendukung
pelaksanaan Program KKBPK belum terpenuhi sesuai kebutuhan.
Hal tersebut dapat dilihat dari Jumlah Kendaraan Operasional
yang ada masih terdapat 2 (dua) bidang yang belum memiliki
Kendaraan Operasional yaitu Bidang ADPIN dan Bidang Latbang
serta Kendaraan Dinas Jabatan untuk Pejabat eselon II karena
kondisi kendaraan sudah mencapai 10 tahun.
e. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran.
Kegiatan yang dilaksanakan Pada Tahun 2016 untuk mendukung
Pelaksanaan Program KKBPK dilingkungan Kantor Perwakilan
BKKBN Provinsi Papua antara lain :
o Pengadaan Mesin Babat Rumput ( 1 Unit )
o Pengadaan AC Ruangan ( 5 Unit )
o Pengadaan Camera NICON ( 1 Unit )
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
122
o Pengadaan SOUND SYSTEM ( 1 PKT )
o Pengadaan Proyektor ( 1 Unit )
o Pengadaan Printher EPSON ( 2 Unit ).
f. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Kegiatan yang dilaksanakan Pada Tahun 2016 untuk mendukung
Pelaksanaan Program KKBPK dilingkungan Kantor Perwakilan
BKKBN Provinsi Papua antara lain :
o Pengadaan Paving Blok (617 M2);
o Pengadaan sarana Diklat.
- Suboutput : Pengelolaan Program Pengawasan Provinsi.
Untuk meningkatkan Pengawasan Pelaksanaan Program
Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) ada 1
(satu) Sub Output yang mendukung Pencapaian Program KKBPK
yaitu Pengawasan Intern yang efektif efisien terhadap Pengelolaan
KKBPK melalui Peningkatan Pelaksanaan Pengawasan lainnya dan
Penerapan ZI WBK.
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 antara lain :
1). Pelaksanaan SPIP;
2). Uji Petik Kabupaten / Kota;
3). Fasilitasi Pemeriksaan Khusus;
Pelaksanaan Pengawasan dilakukan oleh Tim Pengawasan Terpadu
dari BKKBN Jakarta dilaksanakan pada tanggal 22 sampai dengan 30
November 2016 Tim Pusat berjumlah 4 (Empat) Orang oleh
Pengendali Teknis Hamzah, S.Pd dengan Ketua Tim Heri Heriman.
Pejabat yang ditemui adalah Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi
Papua, Pejabat Eselon III, IV dan Pengelola Keuangan Perwakilan
BKKBN Provinsi Papua dan Pejabat eselon II,III dan IV SKPD – KB
Kabupaten Jayawijaya.
Adapun kegiatan pengawasan / pembinaan yang dilakukan meliputi
Program, Ketenagaan, Administrasi Umum, Keuangan dan
Perbekalan. Dari hasil pemeriksaan tersebut terdapat beberapa
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
123
temuan yang perlu ditindak lanjuti baik secara administrasi maupun
penyetoran ke Kas Negara dan perbaikan langsung dilapangan.
a. Pengawasan Provinsi
Kegiatan yang dilakukan di provinsi mengacu pada Program Kerja
Pengawasan Tahunan (PKPT) yaitu terdiri 9 kegiatan pengawasan
di Kabupaten dan Provinsi. Dari 9 Pengawasan yang terealisasi
adalah 5 kegiatan yaitu : Provinsi, Kabupaten Sarmi, kabupaten
Tolikara, kabupaten Nabire dan Paniai, sedangkan 4 kegiatan di 4
Kabupaten tidak terealisasi namun digantikan dengan 4 kabupaten
lain yaitu Kabupaten Deiyai, Kota Jayapura, Kabupaten Wamena
dan Kabupaten Yalimo.
Selain melaksanakan Pengawasan di Provinsi Papua, Auditor juga
melaksanakan tugas-tugas diluar dengan Surat Tugas langsung
dari Irtama BKKBN berupa Sandu di Sulawesi Utara, Reviuw
laporan Keuangan 1 tahun 2 kali.
b. Sosialisasi Penerapan ZI WBK / Pameran Anti Korupsi;
c. Koordinasi dengan Mitra Kerja dengan Pengawasan
Eksternal;
Selama ini Koordinasi yang dilaksanakan dengan BPKP Provinsi
Papua dalam bentuk Surat menyurat, maupun berkonsultasi
langsung berkaitan dengan kegiatan Sosialisasi dan Workshop
SPIP, yang akan dilanjutkan pada tahun 2017. Review Laporan
Keuangan dengan BPK RI dilakukan setahun 2 kali.
d. Pengembangan Profesi Diklat Auditor;
Selama tahun 2016 Pelatihan Pengawasan sebanyak 2 kali yang
dibiayai oleh Provinsi dan Pusat.
e. Konsultasi APIP ke Pusat;
Kegiatan Konsolidasi APIP telah dilaksanakan BKKBN di
Kabupaten Bekasi Jawa Barat sedangkan Kegiatan Konsultasi
Provinsi ke Jakarta telah dilakukan untuk Penyelesaian Hasil
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
124
Temuan. Kegiatan Rakorwas dibiayai oleh Pusat dan
pelaksanaannya di Jakarta.
f. Konsultasi Administrasi Pengawasan;
g. Administrasi Pengawasan;
h. Pelaksanaan Workshop SPIP.
Kegiatan tambahan yang dilakukan adalah :
1). Review Laporan Keuangan
Kegiatan Revieu Laporan Keuangan oleh Auditor
pelaksanaannya 2 (dua) kali setahun yaitu dilaksanakan di
Bandung dan Solo dan di biayai oleh BKKBN Pusat.
2). Status Masalah
Sesuai Hasil Status Masalah (Statmas) yang di umpan balik
dari BKKBN Pusat ke Perwakilan BKKBN Provinsi Papua
Masih ada sisa hasil Temuan yang harus segera diselesaikan
yaitu Penyelesaian Rumah Dinas dan Ketenagaan.
Permasalahan dan Pemecahan Masalah (Output 5)
Permasalahan
Subag. Hukum dan Kepegawaian
a) Jabatan Eselon IV belum terisi semuanya dari 20 jabatan
masih terdapat 2 Jabatan yang belum ada Pejabat Definitif,
namun untuk mendukung Pelaksanaan Program
Kependudukan dan KB di Provinsi Papua telah ditunjuk
Pelaksana tugas (Plt). Dan telah diusulkan ke Biro
Kepegawaian BKKBN Pusat.
b) Pada tahun 2015 Perwakilan BKKBN Provinsi Papua telah
melakukan Assesment / Tes Kompetensi yang
dilaksanakan di Papua bekerja sama dgn PT. Ara. Jumlah
Pegawai / Peserta yang mengikuti Assesment sebanyak 2
(dua) orang.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
125
c) Berdasarkan Data Urut Kepangkatan (DUK) Tahun 2016
Jumlah Pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Papua
sebanyak 64 Pegawai. Namun apabila memperhatikan
jumlah Kabupaten / Kota yang cukup banyak 29 Kab / Kota
dengan Kondisi Geografis dan akses yang sangat sulit
maka Perwakilan BKKBN Provinsi Papua masih
membutuhkan Tambahan Pegawai.
Subag Perencanaan
a) Penyusunan Data basis perencanaan belum akurat karena
sebagian besar Kabupaten /Kota tidak menyampaikan
Data basis sesuai format yang diberikan.
b) Dalam penyusunan Program dan Anggaran dari komponen,
data pendukung (TOR,RAB,Spesifikasi Barang dan data
pendukung lainnya).
c) Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2016 tidak
berjalan dengan maksimal karena tidak mengacu kepada
Petunjuk Teknis (JUKNIS).
d) Proses Pengadaan Dana Alokasi Khusus (DAK)
dilaksanakan tidak tepat waktu .
Subag. Keuangan dan BMN
a) Pada tahun 2016 dana UP yang bisa diambil sudah sesuai
presentase jumlah pagu hanya maksimal Rp.500.000.000,-
sehingga dalam pelaksanaan kegiatan tidak bisa tepat
waktu.
b) Pengiriman Laporan Realisasi Anggaran ( F /II / Keu,
LKK ) setiap bulannya selalu mengalami
keterlambatan, sehingga dalam pengiriman Rekap
Laporan Bulanan ke BKKBN Pusat tidak tepat waktu.
c) Bukti-bukti definitif sebagai bahan verifikasi, tembusannya
belum semua disampaikan ke Subag. Keuangan dan BMN.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
126
d) Dalam pengajuan SPP untuk diterbitkan SPM, belum
semuanya mengikuti aturan yang berlaku.
e) Tidak semua Kabupaten / Kota mengirimkan Laporan
F/V/KB setiap bulan rutin dan tepat waktu
f) Biaya pengiriman alokon dari Provinsi hanya sampai ke
Kabupaten/Kota saja, sedangkan pengiriman dari
Kabupaten / Kota ke tempat / fasilitas pelayanan yang
jaraknya jauh dari ibu kota Kabupaten/Kota mengalami
kesulitan.
g) Tidak semua Kabupaten/Kota mengirimkan hasil Stock
opname baik semester I dan II tepat waktu.
h) Untuk keamanan/keawetan seperti yang tertulis pada masa
expire date alkon , belum bisa mengikuti standarisasi
penyimpanan alkon dengan benar sesuai suhu minimal-
maksimal suatu alkon, karena AC masih kurang.
Subag. Umum dan Humas
a) Tenaga Satpam sangat terbatas yaitu berjumlah 5 ( lima )
orang dengan luas kantor yang cukup luas.
b) Tenaga Clening Service juga terbatas yaitu berjumlah 3
(tiga) orang dan tugasnya cukup banyak yaitu
membersihkan ruang kerja Kepala dan semua komponen
termasuk membersihkan halaman kantor dan Asarama
Diklat.
c) Jumlah Staf Tata Usaha hanya 2 (dua) orang dan tidak
maksimal.
d) Tenaga arsiparis sebanyak 2 (dua) orang belum pernah
mengikuti capasity building
e) Dukungan dana sangat terbatas khususnya menyangkut
pemeliharaan, inventaris kantor, sarana arsip yang belum
memadai sehingga
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
127
f) Proses Pengarsipan belum dilaksanakan dan ditata dengan
baik sesuai aturan yang sebenarnya.
g) Dukungan Alokasi Anggaran untuk Urusan Hubungan
Masyarakat (Humas) tidak tersedia.
Subag. Administrasi Pengawasan Umum
Dukungan Anggaran Pengawasan pada tahun 2016 masih
terbatas sehingga ada beberapa kegiatan pengawasan yang tidak
dapat dilaksanakan antara lain Pengawasan Ekstern, Pembinaan
dan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Anggaran tidak dapat
dilaksanakan disemua Kabupaten.
Penyelesaian Permasalahan
Subag. Hukum dan Kepegawaian
a) Pada tahun 2016 Perwakilan BKKBN Provinsi Papua akan
mengusulkan ke Biro Kepegawaian dan Kepala PULAP
BKKBN agar 1 orang Pejabat Eselon IV yang belum
mengikuti Diklat PIM Tingkat IV untuk dapat diikutkan
Diklat PIM Tingkat IV.
b) Berdasarkan Hasil Assesment Tahun 2015 akan menjadi
acuan untuk mengusulkan Promosi Menduduki Jabatan
Eselon IV khususnya 5 Jabatan yang belum ada Pejabat
Definitif
c) Perwakilan BKKBN Provinsi Papua masih membutuhkan
Tambahan Pegawai, sehingga diusulkan agar apabila pada
tahun 2016 ada Pengadaan Formasi CPNS, maka Data
Urut Kepangkatan (DUK) Jumlah Pegawai Perwakilan
BKKBN Provinsi Papua sebanyak 63 Pegawai dan Pada
tahun 2015 ada tambahan Pegawai sebanyak 4 Pegawai
melalui Pengadaan Formasi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) Formasi semakin berkurang (karena mutasi dan
pensiun), sampai dengan akhir Desember Tahun 2015,
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
128
jumlah Pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Papua 67
orang. Staf Subag Hukum dan kepegawaian 2 (dua) orang.
Subag. Perencanaan
a) Data basis diupayakan semua Kabupaten yang sudah ada
Satuan kerja Perangkat Daerah Keluarga Berencana
(SKPD KB) akan mengirimkan data basis.
b) Dropping dana ke kab/Kota diprioritaskan bagi SKPD KB
aktif, bila tidak, dana tidak perlu di droping ke kabupaten,
namun Provinsi melaksanakan kegiatan di kabupaten
tersebut.
c) Diupayakan agar laporan realisasi anggaran bisa tepat
waktu sehingga laporan ke BKKBN Pusat tidak terlambat.
d) Dilakukan koordinasi dengan para penanggungjawab
kegiatan agar setiap pengajuan SPP mengikuti jadwal
alokasi anggaran dan jumlahnya sesuai jumlah penarikan
per bulannya sesuai aturan keuangan yang berlaku.
Subag. Keuangan dan BMN
a) Laporan Bulanan F/V/KB yang tidak rutin dan tidak tepat
waktu sudah berulang kali diingatkan melalui feedback
laporan ke Kabupaten/Kota , melalui telpon/sms ,
pembinaan dan monitoring langsung ke Kabupaten/Kota,
demikian pula halnya dengan laporan Stock Opname
Semester I dan Semester II.
b) Sudah diinformasikan ke Kaupaten/Kota bahwa biaya
pengiriman alkon dari Kabupaten/Kota ke tempat
pelayanan harus menjadi tanggung jawab SKPD-KB
Kabupaten/Kota.
c) Sudah diusulkan agar dimasukkan di RKAKL Tahun 2015
sesuai Surat Kabiro Perlengkapan Perbekalan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
129
d) Mengingat penambahan daya listrik belum dapat dipenuhi,
AC belum dapat dipasang, diupayakan ada pengatur suhu.
Subag .Umum dan Humas
a) Keterbatasan tenaga satpam, diupayakan memaksimalkan
tenaga cleaning servise yang ada
b) Masalah kendaraan roda 2 dan Roda 4, akan diusulkan
tambahan biaya perbaikan secara overholl
c) Masalah kekurangan tenaga, sementara mengupayakan
dan memaksimalkan tenaga yang ada termasuk
memaksimalkan tenaga staf untuk driver.
d) Akan dilakukan penertiban penghuni rumah dinas BKKBN
Provinsi Papua dengan menyurat ke penghuni lama,tentang
pembayaran biaya sewa dan pembayaran PBB
e) Untuk penambahan daya listrik BKKBN Provinsi Papua,
sudah diusulkan beberapa kali dan sudah dilakukan
pendekatan ke PLN cabang Jayapura, dan disarankan oleh
PLN agar BKKBN Provinsi Papua
membeli/menyelenggarakan travo/gardu sendiri.
f) Pada Tahun 2015 Perwakilan BKKBN Provinsi Papua akan
mengusulkan Penambahan Alokasi Anggaran secara
khusus Sub Output (002) Penyelenggaraan Operasional
dan Pemeliharaan Perkantoran.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
130
6. Output : Pendidikan dan Pelatihan Program KKBPK di
Provinsi
Dalam rangka mendukung Pencapaian Program KKBPK di Provinsi
Papua Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Papua
melaksanakan 2 Output.
Adapun Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan SDM yang telah
dilaksanakan pada tahun 2016 sebagai berikut :
a. Capacity Building Widyaiswara
Merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh widyaiswara, guna
meningkatkan kompetensi widyaiswara, memberikan penyegaran
maupun memberian informasi terbaru mengenai program KKBPK.
Pada Perwakilan BKKBN Provinsi Papua terdapat 4 (empat )
orang Widyaiswara, namun 1 orang WI sedang menempuh
pendidikan Magister.
b. Konsolidasi Kepala Bidang
Sebagai bentuk rapat untuk membahas dan menemukan formula
terbaru dan terbaik untuk kemajuan program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. Konsolidasi pun
diharapkan dapat menguatkan komitmen dari para kepala bidang
dalam mengoptimalakan pelayanan program KKBPK di provinsi
masing-masing.
c. Diklat PIM Tingkat IV
Merupkan kegiatan yang wajib diikuti bagi eselon IV yang telah
menduduki jabatan untuk meningkatkan kompetensi seorang ASN
dalam mengemban tugas jabatannya. Dan pada tahun 2016 Diklat
PIM IV diikuti oleh ibu Wiwin Suciyanti, S.Pd, M.Si, Kasubbid. Bina
Ketahanan Remaja, sejak Bulan Juli s/d November 2016.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
131
d. Identifikasi Kebutuhan Diklat
Adalah sebuah bentuk kegiatan untuk mengidentifikasi dan
menginfentarisir segala kegiatan yang merupakan kebutuhan pada
pelaksanaan Diklat.
e. Orientasi Pengelolaan Progra Bagi Tokoh Agama, Tokoh
Masyarakat dan (LSOM) Tokoh Adat
Orientasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan
pengetahuan kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat dan
tokoh adat mengenai keseluruhan program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Kegiatan orientasi ini berlangsung selama 2 (dua) hari, bertempat
di aula Balatbang. Dengan peserta berjumlah 85 orang yang
berasala dari Kb. Jayapura, Kab. Keerom dan Kota Jayapura.
f. Diklat Teknis Program KKBPK PLKB Non PNS
Kegiatan ini adalah pelatihan yang diperuntukan kepada Petugas
Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) non PNS, bertujuan untuk
memberikan pengetahuan mendalam dan terperinci mengenai
pelaksanaan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) di lapangan. Pelatihan
dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari, 08 Mei s/d 14 Mei 2016. Diikuti
oleh 9 orang yang berasala dari Kab. Sarmi, Kab. Jayawjaya, Kab.
Nabire, Kab. Merauke dan Kota Jayapura. Bertempat di Aula
Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Papua.
g. Refreshing PLKB (PNS dan Non PNS)
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penyengaran informasi
kepada para petugas lapangan KB, sehingga para petugas
lapangan, juga sebagai sarana berbagi pengalaman antara
sesama PLKB, mengenai karekteristik pelaksaan program di
tempat tugas masing – masing. Dengan demikian bisa
memberikan wawasan yang lebih luas kepada PLKB dalam
menjalankan tugas mereka di lapangan.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
132
Kegiatan berlangsung selama 5 (lima) hari, 18 s/d 22 Mei 2016,
bertempat di Aula Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Papua dan
diikuti oleh PLKB dari Kab. Biak Numfor, Kab. Nabire dan Kota
Jayapura.
h. Pelatihan Teknis Pembinaan Program KKBPK Bagi PPKBD
Pelatihan bertujuan untuk memberikan pembinaan dan menambah
informasi mengenai program KKBPK kepada para Pembantu
Penyuluh Keluarga Berencana Desa (PPKBD), terutama di daerah
Papua dimana tidak semua kebupaten memiliki PLKB, sehingga
PPKBD adalah unsur penting dalam kesuksesan pelaksanaan
program KKBPK.
Pelatihan berlangsung di Aula Perwakilan BKKBN Provinsi Papua,
selama 4 (empat) hari, 01 Mei s/d 04 Mei 2016. Diikuti oleh
PPKBD yang berasal dari Kab. Biak Numfor, Kab. Nabire, Kab.
Merauke, Kab. Jayawijaya, Kab. Jayapura, Kab. Sarmi, Kab.
Supiori, Kab. Mimika dan Kota Jayapura.
i. Pelatihan Teknis Advokasi Dan KIE Bagi Pengelola Program
KKBPK.
Advokasi merupakan kegiatan terpenting dalam menyebarluaskan
informasi mengenai program KKBPK, sehingga menjadi sebuah
kebutuhan untuk menyiapkan tenaga - tenaga pengelola program
yang sangat menguasai teknik advokasi dan KIE program KKBPK.
Salah satu upayanya adalah dengan Pelatihan Teknis Advokasi
dan KIE bagi pengelola Program KKBPK. Berlangsung selama 5
(lima) hari, 01 Mei s/d 05 Mei 2016. Di Perwakilan BKKBN Provinsi
Papua. Diikuti oleh para pengelola Program KKBPK dari Kab. Biak
Numfor, Kab. Nabire, Kab. Merauke, Kab. Jayawijaya, Kab.
Jayapura, Kab. Sarmi, Kab. Supiori, Kab. Mimika dan Kota
Jayapura.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
133
j. Pelatihan Teknis Komunikasi Perubahan Perilaku (BCC) Bagi
Mitra Kerja
Mitra kerja merupakan komponen utama dalam menyebarluaskan
program KKBPK kepada masyarakat, agar konsep mengenai
program KKBPK dapat dipahami seutuhnya oleh masyarakat maka
mitra kerja perlu mendapatkan pengetahuan tentang tknik
komunikasi yang dapat memberikan perubahan perilaku.
Demikianlah tujuan dari Pelatihan Teknis Komunikasi Perubahan
Perilaku (BCC) bagi mitra kerja, dilaksanakan di aula Latbang
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua pada tanggal 25 Februari s/d
01 Maret 2016 dan diikuti oleh 20 orang mitra kerja.
k. Pelatihan Medis Teknis CTU (IUD dan Implan) Bagi Bidan di
Kab. Merauke
Salah satu upaya peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB
adalah dengan meningkatkan kompetensi para tenaga medis
khususnya bidan. Oleh karena itu dilaksanakanlah Pelatihan Medis
Teknis CTU (IUD dan Implan), bertempat di kab. Merauke, dibagi
dalam 3 angkatan dengan total 45 bidan.
l. Konsultasi Pegawai Struktural Tentang Program KKBPK ke
Pusat.
Merupakan perjalanan dinas yang bermaksud untuk
mengkonsultasikan masalah – masalah yang timbul pada
pelaksanaan program KKBPK di lapangan, dengan harapan akan
mendapatkan solusi.
m. Pembinaan PKB PLKB Dan Pengelola Program KKBPK ke
Kabupaten
Merupakan kegiatan perjalanan dinas yang bertujuan untuk
memberikan pembinaan kepada PKB dan PLKB juga para
pengelola program, dalam melaksanakan program KKBPK di
tempat tugas masing - masing di kabupaten. Sehingga jika
ditemukan kendala pada pelaksanaan program dapat segera
ditindaklanjuti atau dicari solusi pemecahan masalahnya.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
134
n. Konsolidasi Perencanaan Bidang Latbang (Koren I dan II)
Adalah kegiatan pertemuan guna penyusunan anggarapan yang
berlangsung secara nasional. Sehingga penyusunan anggaran
dapat disusun sesuai aturan yang berlaku (Peraturan Kementrian
Keuangan).
o. Pembinaan Pasca Pelatihan Program KKBPK di Kabupaten
Merupakan bentuk perjalanan dinas guna memberikan pembinaan
secara menyeluruh dan komperhensif mengenai pelaksanaan
Program KKBPK di lapangan (kabupaten).
7. Output : Pendidikan dan Pelatihan (Penelitian dan
Pengembangan) Program KKBPK di Provinsi
Kegiatan yang telah dilaksanakan pata tahun 2016 sebagai berikut :
a. TOT Survey RPJMN Bagi Enumerator Di Provinsi
Merupakan kegiatan untuk memberikan pemahaman kepada
enumerator mengenai survey RPJMN, menyamakan persepsi
mengenaiisi quisioner (alat survei). agar survei dilaksanakan
sesuai SOP survei yang berlaku.
b. Pelatihan RPJMN Fasilitator dan Supervisor ke Pusat
Pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada fasilitator
dan supervisor mengenai prosedur survei RPJMN, dimana
FAsilitator dan Supervisor akan melakukan pelatihan kepada
enumerator di provinsi.
c. Survey RPJMN
Survey RPJMN ini merupakan sebuah survei yang bertujuan
mengukur keberhasilan pelaksanaan indikator Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) di lapangan. Dimana Program KKBPK merupakan salah
satu komponen pada Rencana Pebangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN). Pada Survei tahun 2016 ini juga mengukur
kualitas dari pelayanan KB di Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang
terdapat pada klaster yang menjadi sasaran survei.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
135
Survei RPJMN tahun 2016 untuk provinsi Papua berhasil
dilaksanakan pada 50 klaster dari 59 klaster yang telah ditetapkan.
Dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.8
Klaster yang berhasil dilakukan survey
No Nama Klaster Kabupaten
1. Bambu Pemaly Merauke
2. Waninggap Miraf Merauke
3. Rimba Jay Merauke
4. Jaya Makmur Merauke
5. Sota Merauke
6. Semangga Jaya Merauke
7. Mandala Merauke
8. Woslay Keerom
9. Ifia FIa Keerom
10. Wiyantri Keerom
11. Wamena Kota Jayawijaya
12. Napua Jayawijaya
13 Heatnem Jayawijaya
14. Wosiala Jayawijaya
15. Inauga Mimika
16. Koperapoka Mimika
17 Nawaripi Mimika
18. Kwamki Baru Mimika
19. Kamoro Jaya Mimika
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
136
20. Timika Jaya Mimika
21. Ongan Jaya Jayapura
22. Hamongkrang Jayapura
23. Dobonsolo Jayapura
24. Bambar Jayapura
25. Sereh Jayapura
26. Kep. Aruri SUpiori
27. Inggiri Biak Numfor
28. Saway Biak Numfor
29. Mandala Biak Numfor
30. Waroi Biak Numfor
31. Yenburwo Biak Numfor
32. Soryar BIak Numfor
33. Sumberker Biak Numfor
34. Burokop Biak Numfor
35. Rondepi Kep. Yapen
36. Tarau Kep.Yapen
37. Serui Jaya Kep. Yapen
38. Koya Timur Kota Jayapura
39. Asano Kota Jayapura
40. Abe Pantai Kota Jayapura
41. Yobe Kota Jayapura
42. Vim Kota Jayapura
43. Waena Kota Jayapura
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
137
44. Hedam Kota Jayapura
45. Hamadi Kota Jayapura
46. Guraesi Kota Jayapura
47. Entrop Kota Jayapura
48. Ardipura Kota Jayapura
49. Imbi Kota Jayapura
50. Bhayangkara Kota Jayapura
Tabel 3.9
Klaster yang dapat dilakukan survei
No. Klaster Kabupaten
1. Kalilam Merauke
2. Makaling Merauke
3. Yalinggume Jayawijaya
4. Siapma Jayawijaya
5. Lukaken Jayawijaya
6. Fanamo Mimika
7. Enggin Mimika
8. Windesi Kep. Yapen
9. Borabora Sarmi
d. Evaluasi dan Monitoring
Merupakan kegiatan untuk memonitor dan mengevaluasi
pelaksaan survei RPJMN di lapangan, agar survei yang
dilaksanakan dapat berjalan sesuai ketentuan survei. Dan masalah
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
138
yang timbul pada pelaksanaan survei segera menemukan solusi
pemecahannya.
Permasalahan dan Pemecahan Masalah (Output 7)
Permasalahan
1. Pada kegiatan pelatihan ada kalanya peserta yang akan
menjadi sasaran pelatihan tidak sesuai dengan peserta yang
dikirimkan oleh kabupaten sehingga menjadi kurang tepat
sasaran.
2. Pada pelaksanaan pelatihan yang menggunakan Asrama
Latbang, masih terdapat fasilitas yang belum dapat digunakan
secara maksimal. maupun fasilitas yang belum tersedia, seperti
genset dan ketersediaan air.
3. Honor untuk jasa narasumber yang sangat kecil, sehingga
menyulitkan kami untuk menggunakan tenaga profesional dari
luar satker. Sedangkan kami ingin lebih menggunakan tenga
profesional (sesuai jenis pelatihan) guna lebih menguatkan
pemberian materi pada pelatihan.
4. Pada Pelaksaanaan Penelitian, Survei RPJMN terdapat
eberapa permasalahan yakni
a. Masalah Keamanan
Untuk tiga klaster pada wilayah Jayawijaya, Yalinggume,
Siapma dan Lukaken, ketiga daerah tersebut merupakan
daerah dalam pengawasan aparat, sehingga memiliki resiko
yang cukup tinggi. Dan seringnya terjadi penembakan warga
sipil oleh kelompok – kelompok tertentu, Maka dari segi
keamanan ketiga klaster ini kurang kondusif untuk dikunjungi
apalagi melakukan survei di daerah yang dimaksud.
Sedangkan untuk klaster Bora Bora di Kabupaten Sarmi,
merupakan daerah yang cukup terpencil dan sering terjadi
pemalangan jalan menuju klaster tersebut. Dan hingga
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
139
berakhirnya survei atau hingga pada pertengahan Desember
2016, jalan menuju klaster tersebut masih ditutup oleh warga
setempat.
b. Masalah Transportasi
Terdapat beberapa klaster yang dari awal November hingga
akhir Desember sudah tidak ada transportasi yang melayani
daerah tersebut, dikarenakan seluruh penerbangan yang
merupakan penerbangan perintis sudah penuh atau sudah
dikhususkan hanya pada pengantaran logistik ke daerah
tersebut, beberapa daerah tersebut yakni, Kalilam dan
makaling.
Selanjutnya untuk wilayah Enggin, kami sudah mencoba
menghubungi perusahaan – perusahaan penerbangan perintis
yang melakukan penerbangan ke daerah itu, namun dari akhir
Oktober sudah tidak ada penerbangan menuju daerah sudah
terjadwal (penuh), dan kalaupun ada harus menyewa (carter)
pesawat sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) untuk
sekali jalan (itupun tidak selalu tersedia). kami pun telah
mencoba menghubungi PT. Freeport Indonesia meminta
bantuan transportasi menggunakan helikopter milik PT.
Freeport, akan tetapi ternyata setiap penerbangan apapun
hanya akan sampai di ibukota distrik yakni Alama, dan untuk
menuju Enggin harus ditempuh dengan berjalan kaki selama
tiga hari untuk tiba di klaster tersebut, juga memiliki resiko yang
cukup tinggi dikarenakan tempat tersebut berada di pedalaman
yang sangat terpencil. Penduduk setempat pun masih banyak
yang tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia. Sehingga
akan menyulitkan pada saat proses wawancara, maka kami
memutuskan untuk tidak melakukan survei di daerah tersebut.
Sedangkan untuk daerah Fanamo dan Windesi, mengingat
topologi daerah tersebut merupakan pulau terluar, sehingga
faktor cuaca juga sangat berpengaruh, dimana pada akhir tahun
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
140
seperti ini gelombang air laut cukup tinggi akibatnya para
penyedia speed boat sewaan tidak ada yang berani melaut
pada saat ini.
Pemecahan masalah
1. Untuk Tahun 2017, kami akan lebih selektif pada penentuan
peserta pelatihan (lebih terjabarkan pada surat pemanggilan)
mengenai kualiikasi peserta pelatihan, sehingga peatihan dapat
berlangsung tepat sasaran.
2. Untuk Sarana dan prasarana penggunaan asrama latbang,
latbang akan bekerjasama dengan bidan sekretariat untuk
melengkapi fasilitas pada asrama latbang.
3. Pada pelaksaan Survei RPJMN tahun 2017 beberapa hal yang
dapat kami sarankan pada Pusat Penelitian (PUSNA) yakni :
a) Pada pelaksanaan Survei RPJMN tahun 2017 Diharapkan
survei dapat dilakukan di awal tahun atau pertengahan tahun,
agar cuaca cukup aman bagi transportasi menuju klaster (baik
laut maupun udara), karena transportasi di wilayah Papua
sangat tergantung pada cuaca mengingat karekteristik medan
pada wilayah Papua. Faktor keamanan akhir tahun pun cukup
rawan di wilayah papua,berada pada kondisi siaga satu atau
dalam pengawasan aparat keamanan, karena sering sekali
terjadi kejadian yang mengganggu keamanan.
b) Diharapkan pada awal tahun sebelum proses pelaksanaan
RPJMN, sebaiknya sudah terdapat Juknis yang jelas dan terinci
dalam hal pelaksanaan survei, baik teknis pelaksanaan
maupun pendanaan, sehingga kami sudah dengan cepat
berkoordinasi dengan pihak Universitas, agar tidak berbenturan
dengan jadwal dari pihak Universitas.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
141
c) Diharapkan pula dengan juknis yang terinci serta jadwal yang
sudah pasti sejak awal tahun, akan sangat membantu kami
dan pihak Universitas dalam proses perekrutan enumerator.
d) Diharapkan pendanaan bisa lebih terinci, salah satunya
menyangkut pendanaan operasional enumerator di lapangan.
Khusus Propinsi Papua agar pembiayaan tak disamakan
dengan wilayah Tengah dan Barat, karena biaya di Papua
khususnya transportasi dan konsumsi (uang makan) cukup
tinggi, dibeberapa kabupaten uang makan mencapai Rp.
100.000,- sekali makan. Sehingga kami minta pusat dapat
memikirkan kembali honor enumerator dan supervisor sebesar
Rp. 80.000/hari untuk wilayah Papua yang dirasa kurang
mengakomodir kebutuhan di lapangan. Selanjutnya untuk
souvenir pada tahun ini teranggarkan Rp. 20.000,- per Rumah
tangga, sangat tidak representative jika dibandingkan dengan
biaya hidup yang sangat mahal di wilayah Papua. Padahal jika
dikaitkan dengan keadaan di Papua jika akan mengadakan
survei dan wawancara harus mengeluarkan biaya adat untuk
bisa melaksanakan kegiatan tersebut.
e) Diharapkan penentuan klaster sudah dapat diinformasikan dari
awal, karena pada survei tahun ini kami mendapatkan
kepastian klaster baru saat kami mengikuti pelatihan fasilitator
di Bekasi. Kami berharap bila kami mengetahui klaster kami
sejak awal, akan memudahkan kami melakukan persiapan di
lapangan. Karena sulitnya ketersediaan transportasi menuju
klaster. Dan jika diperbolehkan penentuan klaster didiskusikan
juga dengan Provinsi, agar survei lebih siap dilaksanakan.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
142
3.2. AKUNTABILITAS KINERJA
Pelaksanaan Program dan Kegiatan Perwakilan BKKBN Provinsi
Papua tahun 2016 difokuskan kepada sasaran yang telah ditetapkan
melalui Renstra 2015 - 2019 serta Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan
Kinerja 2016.
Untuk menentukan dan mengevaluasi Hasil Akuntabilitas Kinerja
terdapat 3 (tiga) aspek yang harus ditelaah antara lain Pengukuran Kinerja,
Evaluasi Pencapaian Kinerja dan Analis Akuntabilitas Kinerja.
3.2.1. Pengukuran Kinerja
Adapun hasil pengukuran kinerja yang telah dicapai Perwakilan
BKKBN Provinsi Papua pada Tahun 2016 baik berdasarkan Indikator Kinerja
Utama (IKU), Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) dan Rencana Kerja Tahunan
(RKT) Provinsi dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut :
o Pencapaian berdasarkan Indikator Utama / Sasaran Strategis
Berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang yang ditargetkan
untuk dicapai Perwakilan BKKBN Provinsi Papua pada tahun 2016 dan
sesuai Hasil Pencapaian sampai dengan bulan Desember 2016
menunjukkan bahwa dari beberapa indikator yang sudah ditargetkan, ada
indikator yang pencapaiannya melebihi target, sesuai dengan target bahkan
ada indikator yang pencapaiannya dibawah 50 %.
Secara umum Hasil Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sangat
menentukan Sasaran Strategis yang menjadi tugas dan tanggungjawab
BKKBN untuk merealisasikan Target yang termuat dalam Rencana Strategis
2015-2019.
Untuk lebih jelasnya Hasil Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
tersebut dapat diuraikan antara lain sebagai berikut :
1. Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
Sasaran strategis ini dimaksudkan agar Perwakilan BKKBN Papua
dapat menurunkan laju pertumbuhan penduduk karena laju
pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan tidak dikendalikan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
143
akan membebani Pemerintah yang menyebabkan pemerintah
menghadapi kesulitan dalam menyediakan kebutuhan dasar
penduduk seperti sandang, pangan, papan dan pekerjaan serta
pendapatan rakyat. Tingkat pendapatan rendah akan menyebabkan
bertambahnya pengangguran, kemiskinan dan keterbelakangan. Oleh
karenanya, pertumbuhan penduduk harus dikendalikan agar tidak
membahayakan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam
RENSTRA Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, LPP Tahun 2016
ditargetkan sebesar 4,82 %, sedangkan berdasarkan publikasi
Proyeksi Penduduk Kab/ Kota Provinsi Papua Tahun 2010 – 2020
oleh BPS Provinsi Papua, LPP Provinsi Papua Tahun 2016 sebesar
1,84 %. Hal ini artinya sasaran strategis untuk dapat menurunkan laju
pertumbuhan penduduk telah melampaui target yang telah tercantum
dalam RENSTRA Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Tahun 2016.
Gambar: 3.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Papua 2010-2016
Jika dilihat pada grafik di atas, walaupun jumlah penduduk secara
konsisten naik di tiap tahunnya, namun berbanding terbalik dengan
laju pertumbuhannya. Dari tahun 2010 hingga tahun 2016 LPP
Provinsi Papua selalu mengalami penurunan.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
144
Tabel: 3.10
Capaian Sasaran strategis persentase Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2016
Sasaran Strategis Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
Persentase Laju Pertumbuhan Penduduk
4,82 1,84 261,95 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat diartikan bahwa capaian sasaran
strategis Persentase Laju Pertumbuhan Penduduk pada tahun 2016
sudah bisa tercapai sangat baik yaitu 261,95%. Laju pertumbuhan
Penduduk sangat dipengaruhi oleh tingkat Kelahiran, Kematian dan
Migrasi Penduduk yang masuk dari luar daerah. LPP di Papua di
samping tingkat fertilitas merupakan faktor yang menyebabkan LPP,
namun tingkat migrasi penduduk dari luar Papua juga merupakan
faktor penyokong yang besar dalam LPP tersebut. Peran Perwakilan
BKKBN Papua dalam menekan dan berusaha menurunkan Laju
Pertumbuhan Penduduk lebih terfokus pada pengendalian tingkat
Kelahiran, sehingga perwakilan BKKBN Papua melakukan berbagai
upaya kegiatan dan strategi untuk bisa mengendalikan pertumbuhan
penduduk tersebut antara lain melalui:
a. Meningkatkan Advokasi, Promosi, Sosialisasi tentang
Peningkatan Usia Perkawinan (PUP) melalui Program
GenRe, kepada Remaja/Generasi Muda melalui PIK-R / PIK-
M, Mahasiswa, Koalisi Muda dan kelompok-kelompok
komunitas sebagai mitra kerja BKKBN.
b. Menjamin ketersediaan Alat dan Obat Kontrasepsi dan
memperlancar pendistribusiannya sampai di setiap
Fasyankes.
c. Peningkatan Pengetahuan masyarakat tentang isu-isu
Kependudukan, yang akan berdampak pada daya tampung
dan daya dukung lingkungan.
d. Peningkatan kualitas pelayanan Keluarga Berencana yang
berkualitas mulai dari daerah perkotaan sampai di pelosok
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
145
desa, yang dilaksanakan antara lain dengan: Peningkatan
Kompetensi Tenaga Pelayanan Keluarga Berencana
(Dokter, Bidan, Tenaga Medis); mengoptimalkan Pelayanan
Keluarga Berencana melalui Jaminan Kesehatan Nasional.
e. Peningkatan Advokasi dan KIE tentang Pembangunan
Berwawasan Kependudukan kepada pemangku
kepentingan, Pengambil Kebijakan, Tokoh Adat, Tokoh
Masyarakat, Tokoh Agama, dst
f. Peningkatan Cakupan Pembinaan kesertaan ber-KB bagi
PUS MUPAR, melalui sosialisasi, advokasi dan peningkatan
pelayanan KB yang berkualitas sesuai dengan standar
pelayanan.
Jika dibandingkan dengan target sasaran tahun 2019 dalam Rencana
Strategis tahun 2015-2019, realisasi tahun 2016 sebagaimana
tersebut di bawah
Tabel : 3.11
Perbandingan Capaian Sasaran strategis (Persentase Laju Pertumbuhan Penduduk)
Tahun 2016 dengan Target 2019 dalam Renstra 2015-2019
Sasaran Strategis
Target Real 2016
% Real 2016
dibanding Target 2019
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Laju Pertumbuhan Penduduk
5,37 4,82 4,33 3,89 3,49 1,84 189,6 %
Jika kita bandingkan antara realisasi tahun 2016 dengan target 2019,
realisasi tahun 2016 adalah 189,6 %, walaupun ini sudah
menunjukkan angka capaian di atas 100 %, namun untuk bisa
mencapai visi misi Penduduk Tumbuh Seimbang 2025 maka
Perwakilan BKKBN Papua berupaya terus meningkatkan pencapaian
sasaran strategis melalui strategis antara lain:
a. Pembinaan keberlangsungan penggunaan alat kontrasepsi
bagi peserta KB Baru/Aktif, dan meminimalkan angka putus
pakai kontrasepsi melalui kelompok Kegiatan (Poktan-
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
146
poktan), Kelompok Bina-bina (BKB, BKR, BKL, UPPKS),
memaksimalkan pemanfaatan ruang konseling di PPKS
(Pusat Pelayanan Keluarga sejahtera), baik di Provinsi,
Kabupaten, Distrik dan Desa/Kampung.
b. Memenuhi ketersediaan alat dan obat kontrasepsi bagi calon
akseptor/akseptor, dan menggiatkan pemberian informasi/
penyuluhan dalam penggunaan kontrasepsi, dan di arahkan
pada kontrasepsi MKJP pada PUS MUPAR.
c. Memberdayakan Petugas Penyuluh KB di lapangan, dengan
memaksimalkan petugas yang ada, memanfaatkan para
Kader (PPKBD, Sub PPKBD, Posyandu,) serta tenaga
Bidan/ Tenaga Medis dalam menyampaikan Program
Keluarga Berencana.
d. Meningkatkan kemitraan dengan organsisai profesi terkait
(IDI, IBI, dst.) serta organisasi yang sudah bermitra dengan
BKKBN (PKK, FAPSEDU, Koalisi Kependudukan, LSM,
TOGA, TODAT, dst) dalam menyampaikan
informasi/sosialisasi/advokasi tentang program KKBPK.
e. Mengintegrasikan parameter kependudukan dan isu-isu
kependudukan kedalam RPJMD dan Renstada tahun 2016-
2021 terutama kepada daerah yang baru selesai
melaksanakan Pilkada serentak tahun 2015 dan pimpinan
daerahnya sudah dilantik, serta memasukan isu-isu
kependudukan dalam penyusunan RKP dan pembahasan
dalam Rakorbangda di daerah.
2. Menurunya Angka Kelahiran Total (TFR) per WUS (15-49)
Sasaran Strategis dari Perwakilan BKKBN Papua ini dimaksudkan
untuk dapat menurunkan angka kelahiran total (TFR). Kalau
dibandingkan antara jumlah Penduduk dan luas wilayah, di Papua
masih sangat luas sesuai SP 2010 Rata-rata di Papua kepadatan
penduduk adalah 9 orang per kilometer persegi, ini artinya bahwa
untuk bisa membangun papua masih diperlukan penyebaran
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
147
penduduk yang merata di semua tingkatan wilayah. Namun kalau kita
merujuk pada Laju Pertumbuhan Penduduk hasil SP 2010 papua
mencapai angka 5,39 pertahun, dan TFR-nya sebesar 2,87, namun
kalau dibandingkan dari sensus ke sensus cenderung menurun.
Angka kelahiran total (TFR) adalah jumlah anak rata-rata yang akan
dilahirkan oleh seorang perempuan pada akhir masa reproduksinya
apabila perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas pada saat TFR
dihitung. TFR merupakan pengukuran sintetis yang menyatakan
fertilitas pada akhir masa reproduksi dari suatu kohor hipotetis
perempuan.
Angka Kelahiran total berdasarkan SUPAS 2015 sebesar 2,35 anak
perwanita di Papua, kalau dibandingkan dengan SDKI 2012 sebesar
3,50, mengalami penurunan. Sedangkan untuk TFR 2016 kami belum
mendapatkan angkanya.
Tabel: 3.12
Angka Kelahiran Total (TFR) per WUS (15-49) Tahun 2016
Sasaran Strategis Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2015
Angka Kelahiran Total (TFR) per WUS (15-49)
2,50 - -
Walaupun belum diketahui angka rata-rata kelahiran untuk tahun
2016, namun tetap perlu adanya intervensi program untuk mendorong
penurunan angka kelahiran, malalui program:
a. Peningkatan partisipasi penggunaan alat dan obat
kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur;
b. Peningkatan Pengetahuan Wanita tentang Pentingnya
Program KKBPK;
c. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman Pasangan
Usia Subur tentang Isu-Isu Kependudukan;
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
148
d. Peningkatan layanan akseptor KB secara sinergis
berdasarkan karakteristik penduduk dan jenis alat
kontrasepsi;
e. Pemberdayaan dan penguatan peran aktor dan potensi
lokal sebagai penggerak pelaksanaan program KB di tingkat
desa/kampung;
f. Peningkatan komitmen para pemangku kepentingan
terhadap pelaksanaan program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga di Wilayahnya;
g. Peningkatan Usia Kawin Pertama, 21 tahun bagi wanita, 25
tahun bagi pria, dan peningkatan promosi PUP bagi
Remaja;
Tabel : 3.13
Angka Kelahiran Total (TFR) per WUS (15-49) Tahun 2016 dengan Target 2019 dalam
Renstra 2015-2019
Sasaran Strategis
Target Real 2016
% Real 2016 dibanding Target
2019 2015 2016 2017 2018 2019
Angka Kelahiran Total (TFR)
2,50 2,50 2,49 2,48 2,47 - -
Dengan berpatokan pada angka tahun 2015, capaian TFR untuk
Provinsi Papua sudah memenuhi target rencana strategis tahun 2015-
2019, namun untuk mencapai visi misi BKKBN Penduduk Tumbuh
seimbang 2025, yang ditandai dengan TFR = 2,1 dan NRR = 1, maka
perwakilan BKKBN Papua harus terus melakukan berbagai upaya dan
strategi, diantaranya:
a. Pembinaan tingkat Kesertaan dan keberlangsungan peserta
KB untuk meminimalkan angka putus pakai kontrasepsi
(Drop Out);
b. Peningkatan pelayanan KB yang berkualitas disetiap
Fasyankes khususnya diwilayah Kepulauan, Pesisir Pantai,
Aliran Sungai, Pegunungan;
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
149
c. Peningkatan Penggarapan PUS belum ber-KB yang
termasuk resiko tinggi hamil dan melahirkan yaitu kelompok
Wanita Pasangan Usia Subur umur kurang dari 20 tahun
dan atau umur 35 tahun atau lebih, khusunya pada wilayah-
wilayah yang tingkat kesertaan ber-KB-nya masih rendah,
disesuaikan dengan kaondisi daerah dan kearifan lokal
darah setempat;
d. Memanfaatkan pada kegiatan-kegiatan momentum baik
momentum Nasional/Daerah/ dan lain sebagainya, sebagai
wahana dalam promosi dan pelayanan KB;
e. Strategi Penggarapan KIE dan pelayanan KB akan lebih
memfokuskan pada segmentasi wilayah sasaran pada
kelompok umur muda (20 – 34 tahun). Karena tingkat
kesertaan ber-KB pada kelompok umur muda akan besar
pengaruhnya terhadap penekanan tingkat Fertilitas secara
alami;
f. Promosi dan pelayanan KB pada wilayah Transmigrasi dan
perkotaan diarahkan pada Metoda Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP);
g. Kampanye Generasi Berencana (GENRE) dalam
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) melalui PIK
Remaja/Mahasiswa, karena dengan penundaan usia
perkawinan bagi seorang wanita, bisa menekan tingkat
Fertilitas.
3. Persentase pemakaian Kontrasepsi (CPR).
Permasalahan Kependudukan di Papua tidak jauh beda dengan
permaslahan kependudukan yang dialami secara Nasional, di Papua
walaupun wilayahnya masih luas dibandingkan dengan Provinsi-
provinsi lainnya di Indonesai, namun menurut hasil SP 2010 Laju
Pertumbuhan Penduduknya masih relatif sangat tinggi, penyebaran
penduduk antar wilayah yang tidak merata, struktur umur penduduk
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
150
muda dan kualitas penduduka yang masih sangat rendah. Upaya
untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk di Papua masih sangat
diperlukan, Peningkatan kesertaan ber-KB (CPR) merupakan salah
satu cara untuk bisa menekan tingkat fertilitas di papua, melalui
sasaran strategis ini perwakilan BKKBN Papua harus bisa
meningkatkan tingkat pemakaian kontrasepsi (CPR), karena salah
satu indikator penting dalam keberhasilan Program KKBPK adalah
tingkat prevalensi KB, capaian tingkat prevalensi penggunaan
Kontrasepsi pada tahun 2016 dari Target sasaran yang ditentukan
sebesar 25,67 %, bisa terealisasi sebesar 22,4% (Hasil Olahan
SUSENAS 2016), jika dibandingkan dengan target 2016, maka
pencapaian ini adalah sebesar 87,26%, hasil ini menandakan masih
perlu adanya peningkatan cakupan program keluarga berencana di
setiap wilayah Papua, sehingga bisa meningkatkan angka kesertaan
ber-KB dan memenuhi keinginan ber-KB yang tidak terlayani.
Tabel : 3.14.
Persentase Pemakaian Kontrasepsi (CPR) Tahun 2016
Sasaran Strategis Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
Persentase pemakaian kontrasepsi (CPR)
25,67 % all method
22,4 % all method
87,26 % all method
Selain masih rendahnya CPR Tahun 2016 di Provinsi Papua, perlu
diketahui juga kecenderungan pengguna KB di Papua didominasi oleh
penggunaan alat kontrasepsi non jangka panjang, sehingga harus
diantisipasi angka putus pakai yang mungkin akan banyak
mempengaruhi menurunnya besaran CPR di tahun berikutnya.
Apalagi kalau kita lihat pelayanan sampai ditingkat lini lapangan,
bahwa tingkat kesertaan ber-KB di Papua disokong oleh daerah-
daerah Eks Transmigrasi, Daerah perkotaan, sementara masih
banyak daerah-daerah Pegunungan, GALCILTAS belum semuanya
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
151
bisa terjangkau, karena terkendala dari berbagai Faktor (Transportasi,
Kondisi Wilayah/Keamanan, Politik, Tenaga, dll).
Tabel: 3.15
Persentase pemakaian kontrasepsi (CPR) all method tahun 2015 dengan target
2019 dalam Renstra 2015-2019
Sasaran Strategis
Target Real 2016
% Real 2015 dibanding
Target 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Pemakaian Kontrasepsi (CPR)
24,57 25,67 26,77 27,87 30,07 22,4 87,26
Kalau dilihat dari hasil tersebut, Perwakilan BKKBN Papua tetap harus
melakukan upaya-upaya perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan,
serta meningkatkan kualitas dan standar dalam pelayanan dan
pelaksanaan kegiatan, untuk itu beberapa upaya kegiatan yang harus
dilaksanakan pada periode mendatang dinataranya adalah:
a. Meningkatkan Advokasi dan KIE Program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga, melalui
berbagai media;
b. Meningkatkan kompetensi petugas pelayanan KB (Bidan,
Dokter, Tenaga Medis) dalam memberikan pelayanan KB
yang berkualitas sesuai dengan SOP, di setiap Fasyankes
sampai ditingkat desa ( Puskesman, Pustu, Klinik, dll),
melalui pelatihan medis pelayanan KB, Refresing Petugas
Medis;
c. Meningkatkan Pembinaan kesertaan ber-KB melalui
kelompok sasaran dan Fasyankes;
d. Mengoptimalkan pelayanan Keluarga Berencana pada
kantong-kantong aksepstor (daerah eks transmigrasi,
perkotaan);
e. Meningkatkan tingkat kesertaan ber-KB pasca persalian dan
pasca keguguran;
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
152
f. Meningkatkan tingkat kesertaan ber-KB melalui penggerakan
dalam pelayanan keluarga Berencana dan momentum;
4. Persentase Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need)
Kebutuhan pelayanan KB yang tidak terpenuhi (unmet need)
didefinisikan sebagai persentase wanita kawin yang tidak ingin punya
anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak
memakai alat/cara kontrasepsi. Wanita yang memerlukan KB dengan
tujuan untuk menjarangkan kelahiran mencakup wanita hamil yang
kehamilannya tidak diinginkan waktu itu, wanita yang belum haid
setelah melahirkan anak yang tidak diinginkan waktu itu, dan wanita
lain yang sedang tidak hamil atau belum haid setelah melahirkan dan
tidak memakai kontrasepsi tetapi ingin menunggu dua tahun atau lebih
sebelum kelahiran berikutnya. Wanita yang belum memutuskan
apakah ingin anak lagi atau ingin anak lagi tetapi belum tahun kapan
juga termasuk kelompok ini. Wanita yang memerlukan KB untuk
membatasi kelahiran mencakup wanita hamil yang kehamilannya tidak
diinginkan, wanita yang belum haid dan yang sudah haid setelah
melahirkan anak yang diinginkan, yang tidak diinginkan, yang tidak
memakai kontrasepsi lagi.
Pengukuran sasaran strategis ini dilakukan dengan cara
membandingkan jumlah perempuan yang kebutuhan ber-KB-nya tidak
terpenuhi dengan Jumlah Pasangan Usia Subur. Ukuran ini digunakan
untuk menilai sejauh mana Program Kependudukan Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga telah dapat memenuhi
kebutuhan. Apabila Program KKBPK telah berhasil mengatasi
kelompok unmet need KB, antara lain dengan pemberian layanan KIE
dan layanan KB maka diharapkan pencapaian kesertaan ber-KB akan
meningkat dan unmet need akan menurun.
Berdasarkan hasil olahan data SUSENAS Tahun 2016 unmet need
tahun 2016 adalah 52,7%, angka ini sangat tinggi dikarenakan
persentasi keikutsertaan KB yang juga masih rendah di Papua.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
153
Tabel 3.16
Capaian Persentase Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi
Tahun 2016
Sasaran strategis Target 2016
Realisasi 2016
Persentase kebutuhan ber-KB yang
tidak terpenuhi (Unmet need)
23,8 52,7
Tabel 3.17
Capaian Persentase Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi
Tahun 2016
Capaian peserta KB 2015 dan PUS pendataan 2014
Wanita Berpasangan
Total Unmet Need 52,7%
Penundaan 16,9%
Pembatasan 35,8%
Dengan demikian total persentase Unmet Need pada wanita berstatus
kawin usia 15-49 tahun di Papua adalah 52,7% dengan rincian 16,9%
untuk Penundaan kelahiran dan 35,8% untuk Pembatasan Kelahiran.
Beberapa hambatan dalam pencapaian sasaran strategis unmet need
di Papua, bahwa masyarakat di Papua khususnya di daerah
transmigrasi dan perkotaan yang sudah mempunyai wawasan yang
luas, untuk mengatur jarak kelahiran dalam keluarganya untuk
mencapai jumlah anggota keluarga yang ideal yang diinginkan, maka
mereka menggunakan alat kontrasepsi untuk penundaan kehamilan,
oleh karena itu unmetneed untuk penundaan kahamilan lebih tinggi
dibandingkan untuk pembatasan kelahiran.
Pada dekade masa sekarang unmetneed di Papua masih tinggi juga
disebabkan adanya statemen dari pengambil kebijakan tingkat
provinsi dan beberapa tingkat Kabupaten di papua yang masih belum
sepenuhnya mempunyai komitmen terhadap pelaksanaan program
KKBPK, sehingga program KKBPK belum dijadikan sebagai prioritas
program pembangunan di daerah, disamping itu terbatasnya
ketersediaan alat dan obat kontrasepsi yang diminati masyarakat,
serta akses keterjangkauan pelayanan KB yang berkualitas,
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
154
pendistribusian alokon sampai di fasyankes terutama di daerah
Pegunungan, Galciltas.
Kalau kita bandingkan dengan target Perwakilan BKKBN Papua tahun
2019, capaian sasaran strategis adalah 13,60% dengan kondisi yang
terjadi pada saat sekarang, maka diperlukannya berbagai inovasi dan
strategi program KKBPK agar angka unmet need dapat terus
diturunkan sampai target tahunan bisa tercapai, antara lain melalui:
a. Peningkatan Advokasi program kependudukan, keluarga
berencana, dan pembangunan keluarga kepada para
pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan, serta
promosi dan penggerakan kepada masyarakat dalam
penggunaan alat dan obat kontrasepsi KB;
b. Penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan
ketersediaan alat dan obat kontrasepsi yang memadai di
setiap fasilitas kesehatan KB dan jejaring pelayanan dengan
sistim cafetaria, serta pemberdayaaan fasilitas kesehatan
untuk pelayanan KB;
c. Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga
lapangan KB dan tenaga kesehatan pelayanan KB, serta
penguatan lembaga di tingkat masyarakat untuk mendukung
penggerakan dan penyuluhan KB;
d. Pemantapan pemetaan penggarapan program KKBPK
disesuaikan dengan situasi dan kondisi kewilayahan;
e. Peningkatan peran mitra dalam rangka perluasan jangkauan
dan kualitas pelayanan KB;
f. Peningkatan dan pemantapan keterpaduan penggarapan
program KKBPK dengan lintas sektor terkait melalui
Kampung KB, Kampung Siaga Kesehatan, Kampung Adat
berwawasan Kependudukan;
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
155
Tabel: 3.18
Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) tahun 2015
dengan Target 2019 dalam Renstra 2015-2019
Sasaran Strategis
Target Real 2016 2015 2016 2017 2018 2019
Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi
19,10 18,00 16,90 15,80 13,60 52,7%
5. Menurunya angka Kelahiran Pada Remaja Usia 15-19 tahun
(ASFR 15-19 tahun)
Wanita hamil pada usia masih muda yaitu pada usia kurang dari 20
tahun mempunyai resiko yang sangat tinggi karena secara fisik sesuai
dengan ilmu kedokteran dan antomi tubuh bahwa kondisi rahim dan
panggul belum berkembang optimal sehingga bisa mengakibatkan
resiko kesakitan dan kematian pada saat kemahilan, persalianan,
masa nifas serta beresiko kepada bayi yang dilahirkannya. Secara
mental wanita hamil pada usia terlalu muda belum siap menghadapi
perubahan yang terjadi saat kehamilan, menjalankan peran sebagai
seorang ibu yang harus mengasuh anaknya serta menghadapi
masalah rumah tangga, faktor fisik dan mental yang belum matang ini
akan mempengaruhi resiko terjadinya persalinan yang sulit dan
komplikasi medis.
Selaian beresiko pada kehamilan dan persalian, wanita melahirkan
pada usia muda juga akan mepengaruhi terhadap anak yang
dilahirkannya, baik itu dari segi fisik, mental dan intelegensi sehingga
kualitas anak sebagai generasi penerus tidak akan maksimal, dan
kalau hal ini tidak diatasi minimal dikurangi makan akan berakibat dan
berdampak pada kehidupan bernegara dan nberbangsa pada dekade
duapuluhan tahun yang akan datang. Oleh karena itu Perwakilan
BKKBN Papua bermitra dengan sektor terkait berusaha untuk bisa
menekan angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun.
Sasaran strategis ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya kelahiran
dari perempuan pada kelompok umur 15-19 tahun. Pada perhitungan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
156
ASFR ini masih bersumber pada hasil SUSENAS 2013, karena hasil
survey 2016 angkanya belum dipublikasikan, dan berdasarkan hasil
susenas 2013, ASFR 15-19 papua adalah 47/1000 kalhiran, bila
dibandingkan dengan target 2016 dimana ASFR 15-19 tahun adalah
47/1000 kelahiran, maka capaian pada tahun 2016 sebesar 100 %.
Walaupun sudah mencapai seratus persen namun data dasar hasil
capaian masih menggunakan hasil Susenas 2013, sehingga masih
belum tepat/pasti data capaian sebenarnya ASFR 15-19 tahun 2016
di Papua.
Tabel: 3.19
Capaian angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun
(ASFR 15-19 tahun)
Sasaran Strategis Target RENSTRA 2016
Realisasi 2015 (berdasarkan SUSENAS 2013
Capaian tahun
2016 2014 2013
Angka Kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19 tahun)
47/1000 kelahiran
47/1000 kelahiran
100 % - 100 %
Untuk mewujudkan dan meningkatkan capaian sasaran strategis
berbagai upaya program kegiatan yang telah dilakukan diantaranya:
a. Peningkatan dan pembinaan peran serta Kelompok Bina
Keluarga Remaja, dalam menopang keberhasilan program
dan kualitas BKR;
b. Memaksimalkan fungsi dan peran serta kelompok PIK R/M
baik melalui jalur pendidikan (Perguruan Tinggi, Sekolah),
dan melibatkan masyarakat serta mitra kerja terkait;
c. Menggiatkan advokasi program GenRe (Generasi
Berencana) bersama-sama dengan mitra kerja terkait,
melalui berbagai media (media elektronik, media masa,
media tradisionil, dll);
d. Pengembangan kebijakan dan strategi program GenRe
yang bersinergi dengan sektor terkait dan para pemangku
kepentingan dan pemangku kebijakan;
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
157
e. Pengembangan informasi/materi/modul pendidikan
kependudukan baik melalui jalur formal, informal, dan
nonformal;
f. Pengembangan dan pembinaan PUS anggota kelompok
BKR dengan meitrakerja dan sektor terkait;
Tabel: 3.20 Perbandingan capaian sasaran strategis Angka kelahiran pada Remaja
Usia 15-19 tahun (ASFR 15-19 tahun) tahun 2016 dengan Target 2019 dalam Renstra 2015-2019
Sasaran Strategis
Target Real 2016
% Real 2015
dibanding Target 2019
2015 2016 2017 2018 2019
Angka Kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19 thn)
47/1000 kelahiran
47/1000 kelahiran
46/1000 kelahiran
46/1000 kelahiran
45/1000 kelahiran
47/1000 kelahiran
100 %
Kendala dan tantangan yang dihadapi berkaitan dengan Angka
Kelahiran pada Remaja usia 15-19 tahun diantaranya adalah,
peningkatan pemahaman dan kesadaran remaja mengenai kesehatan
reproduksi, pendewasan usia perkawinan, menghindari seks pranikah,
narkoba, dalam rangka mewujudkan keluarga bahagia, sejahtera dan
berkualitas, maka perwakilan BKKBN Papua akan melakukan upaya-
upaya strategi program diantaranya:
a. Peningkatan advokasi, KIE dan konseling kesehatan
reproduksi remaja dengan melibatkan orang tua, teman
sebaya, toga/toma, sekolah, LSOM, instansi terkait dengan
memperhatikan perubahan paradigma masyarakat akan
pemahaman nilai-nilai pernikahan dan penanganan
kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja.
b. Peningkatan peran dan fungsi serta kualitas dan kuantitas
kegiatan PIK Remaja/Mahasiswa (PIK-R/M) dengan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
158
mendorong remaja/mahasiswa untuk mempunyai kegiatan
yang positif dengan memperoleh pendidikan, menjaga
kesehatan, meningkatkan ketrampilan hidup dan jiwa
kepemimpinan
c. Peningkatan sosialisasi program Generasi Berencana
(GenRe) kepada remaja melalui berbagai saluran
komunikasi, seperti media massa baik cetak maupun
elektronik, media sosial, komunitas, media tradisional;
d. Substansi program GenRe akan difokuskan pada kualitas
pengetahuan tentang pendewasaan usia perkawinan,
menghindari seks pranikah dan narkoba;
e. Peningkatan sosialisasi dan KIE GenRe kepada remaja
terutama tentang perencanaan usia menikah yang matang,
yaitu dari aspek kesehatan, kejiwaan, sosial, ekonomi
melalui berbagai media dan forum di masyarakat.
f. Pengembangan dan peningkatan fungsi dan peran kegiatan
kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) sebagai wahana
untuk meningkatkan kepedulian keluarga dalam
pengasuhan dan pembinaan remaja.
g. Khusus pada PUS muda usia resiko tinggi hamil dan
melahirkan, perlu pemberian KIE dan pelayanan KB, agar
mereka mau ber-KB untuk tujuan penundaan mempunyai
anak pertama hingga mereka memasuki usia reproduksi
sehat untuk hamil dan melahirkan.
6. Persentase Kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15-49
tahun)
Kehamilan yang tidak diinginkan adalah kehamilan yang dialami oleh
seorang wanita yang sebenarnya belum menginginkan atau sudah
tidak menginginkan hamil. Kehamilan yang tidak diiinginkan dari WUS
15-49 tahun adalah suatu kondisi pasangan yang tidak menghendaki
adanya kehamilan yang merupakan akibat dari suatu perilaku seksual
baik secara sengaja maupun tidak disengaja.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
159
Data tentang kehamilan yang tidak dihendaki sangat penting terhadap
pelaksanaan program KKBPK karena dapat digunakan untuk
mengukur pengaruh dari upaya pencegahan kelahiran yang tidak
diinginkan terhadap fertilitas alami. Kehamilan tidak diinginkan
berhubungan dengan meningkatnya risiko kematian ibu dan anak.
Tabel: 3.21
Capaian persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS 15-49 tahun
Sasaran Strategis Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
Persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS 15-19 tahun
11,6 % 7,03 165%
Namun demikian berbagai upaya dan kegiatan yang sudah
dilaksanakan dalam menurunkan persentase kehamilan yang tidak
diinginkan dari WUS 15-49 tahun antara lain:
a. Meningkatkan sosialisasi kepada Remaja Putri dan WUS
15-19 tahun tentang perilaku sehat Kesehatan Reproduksi;
b. Mensosialisaikan tentang efektivitas pemakaian alat dan
obat kontrasepsi dalam pensegahan kehamilan;
c. Bermitra dengan pemangku kepentingan dan sektor terkait
pentingnya perencanaan keluarga, mempunyai anak ideal;
d. Menjangkau kesemua fasyankes sampai pada daerah
pelosok dalam peyanan KB yang berkualitas.
e. Mengupayakan pendistribusian alat dan obat kontrasepsi
sampai ditempat-tempat fasyankes.
Dengan berbagai upaya kegiatan yang sudah dilakukan tersebut
dalam pelayanan KB namun belum seluruhnya bisa optimal dikarena
juga ada beberapa kendala yang dihadapi dilapangan diantaranya :
a. Masih sulitnya menjangkau pada daerah GALCILTAS,
sehingga akses pelayan KB belum maksimal ;
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
160
b. Kompetensi tenaga konseling di daerah masih sangat
minim sehingga mempengaruhi dalam memberikan
informasi terkait pelaksanaan JKN khususnya kontrasepsi;
c. Masih sering terbatasnya alat dan obat kontrasepsi di
fasyankes, khusunya didaerah-daerah pedalaman;
d. Program KKBPK belum sepenuhnya diketahui dan
dipahami oleh masyarakat secara menyeluruh sehingga
mengakibatkan bahwa program KKBPK tersebut akan
mengurangi dan memunahkan suatu kelompok etnis
tertentu;
e. Pada usia remaja masih terdapat kesenjangan pemahaman
tentang perilaku hidup yang sehat tentang kesehatan
reproduksi.
Tabel: 3.22
Persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS 15-49 tahun
tahun 2016 dengan target 2019 dalam Renstra 2015-2019
Sasaran
Strategis
Target Real 2016
% Real 2016
dibanding Target 2019
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase kahamilan yang tidak diinginkan dari WUS 15-19 tahun
11,7 % 11,6 % 11,6 % 10,8 % 10,3 % 7,03% 165%
Dalam tabel tersebut diatas tertuang target mulai tahun 2015-2019
dalam RENSTRA, yang disandingkan dengan capaian tahun 2016
yang dihitung dari hasil olahan data SUSENAS tahun 2016. Walaupun
capaian sudah di atas 100% namun tetap perlu melaksanakan
kegiatan-kegiatan dengan strategi dan inovasi yang disesuaikan
dengan kondisi daerah untuk terus menurunkan angka kehamilan
tidak diinginkan, diantaranya:
a. Peningkatan promosi jumlah anak ideal dalam satu rumah
tangga;
b. Peningkatan Advokasi dan KIE tentang Kesehatan
Reproduksi, bermitra dengan TOGA, TODAT, TOMAS;
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
161
c. Peningkatan Advokasi dan KIE tentang efektivitas alat dan
obat kontrasepsi dalam mencegah kehamilan;
d. Pemenuhan dan pelayanan kebutuhan ber5-KB yang
berkualitas, serta tersedianya alat dan obat kontrasepsi
disetiap fasyankes;
e. Pemanfaatan PPKS/PIK R/M, dalam menyampaikan
konseling kepada para Remaja.
o Pencapain berdasarkan Kontrak Kinerja Provinsi (KKP dan PPM)
Berdasarkan 20 Indikator yang menjadi target pelaksanaan di Provinsi
Papua pada Tahun 2016 sesuai Hasil Pencapaian dapat disimpulkan baik
karena terdapat beberapa 8 indikator yang mencapai target 100% atau lebih,
sedangkan ada 7 indikator masih dibawah 100 % pencapaiannya, dan 5
indikator lain belum tersedia datanya.
Tabel: 3.23
HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR KONTRAK KINERJA PROVINSI (KKP) PERWAKILAN BKKBN
PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
NO INDIKATOR KKP 2016 TARGET REALISASI
SASARAN STRATEGIS
1 Angka Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi (CPR) 21,3 % 22,4%
2 Persentase Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmed
Need)
23,8 % 57,6 %
3 Angka Kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19 thn) 49 per 1000
perempuan
4 Persentase Peserta KB Baru MKJP 20,3 % 18,9 %
5 Persentase Peserta KB Aktif MKJP 33,3 % 15,1 %
SASARAN PROGRAM
1 Jumlah Peserta KB Baru 62.250 35,006
2 Jumlah Peserta KB Aktif 137.620 225,381
3 Persentase Kesertaan KB Pria (PA) (MOP + Kondom) 2,0 % 1,2
4 Persentase PUS yg memiliki pengetahuan dan pemahaman
tentang semua jenis kontrasepsi modern
9,6 %
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
162
5 Persentase PUS anggota poktan BKB, BKR, BKL, UPPKS yg ber-KB
o BKB
o BKR
o BKL
o UPPKS
40,7 %
64,4 %
42,3 %
51,5 %
36,20
56,43
36,20
46,57
6 Indeks Pengetahuan Remaja Kesehatan Reproduksi Remaja
(KRR)
37,4 %
7 Persentase sasaran yang mendapatkan promosi dan konseling
Kesehatan Reproduksi
10,0 %
8 Persentase masyarakat yang mengetahui isu kependudukan 45,0 % 45,0 %
9 Persentase Provinsi yang memasukan program KKBPK dalam
Musrenbang
100,0 % 100,0 %
10 Persentase Kab/Kota yang memasukan program KKBPK dalam
Musrenbang
40,0 % 40 %
11 Laporan Realisasi Triwulan Kab/Kota penerima DAK 2016 100,0 % 93,10%
12 Jumlah ketersediaan data dan informasi yg akurat dan tepat
waktu
100,0 % 51,9%
13 Laporan keuangan dan pengelolaan BMN yg dapat diselesaikan
tepat waktu, akuntabel, kredibel, dan memenuhi standar
kepatutan
100,0 % 100%
14 Persentase temuan eksternal dan internal yg selesai
ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan
100,0 % 100 %
15 Pemetaan urusan bidang pengendalian penduduk dan KB di
Kab/Kota dalam penguatan Program KKBPK
100,0 % 100 %
Berdasarkan Hasil Pencapaian Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) Tahun
2016 seperti pada tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat target
indikator kinerja yang mencapai hasil sangat baik namun ada juga
yang mencapai dibawah standar / target yang diinginkan, bahkan ada
kegiatan yang tidak bisa terealisasi. Hal tersebut dapat terlihat antara
lain :
1) Angka Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi
Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi pada tahun 2016 ditargetkan
sebesar 21,3% , dengan bersinergi bersama-sama Mitra Kerja
terkait bisa terealisasi sebesar 22,4%. Walaupun sudah mencapai
target tahun 2016, namun perlu ada peningkatan kesertaan ber-
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
163
KB untuk dapat mencapai target rencana strategis 2015-2019
yaitu sebesar 30%.
2) Prevalensi Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet Need)
Berdasarkan sasaran/target 23,8%, capaian angka kebutuhan KB
yang tidak terpenuhi di tahun 2016 adalah 57,6. Angka tersebut
cukup tinggi karena angka kesertaan ber-KB yang juga masih
rendah di Papua. Banyak Pasangan Usia Subur (PUS) yang
ingin ber – KB tetapi sulit mencapai Fasilitas Kesehatan termasuk
PUS yang sudah tidak ingin memiliki anak tetapi tidak
menggunakan Alat Kontrasepsi atau menjadi Peserta KB.
Kelompok ini sangat tinggi sekali di Provinsi Papua secara khusus
pada daerah-daerah pemekaran yang memiliki keterbatasan
Tenaga Program Petugas Lapangan dan Tenaga Pengelola /
Tehnis Program KKBPK bahkan kondisi geografisnya sangat
sulit dijangkau sehingga akses informasi maupun pelayanan
terbatas. Di tambah lagi dengan alasan takut efek samping yang
tinggi di Papua menyebabkan kelompok yang ingin menunda
kelahiran ataupun tidak ingin mempunyai anak lagi enggan untuk
menggunakan alat kontrasepsi.
3) Angka kehamilan remaja (ASFR 15-19 tahun)
Angka ASFR Tahun 2016 belum tersedia namun, berdasarkan
SUSENAS 2013 angka ASFR adalah 47/1000 kelahiran, artinya
pada tahun 2013 target tersebut sudah bisa tercapai.
4) Pencapaian Peserta KB antara lain :
Jumlah Peserta KB Baru berdasarkan KKP yang ditargetkan
sebanyak 62.250 akseptor dan tercapai 35.006 akseptor atau
mencapai 56,2%;
5) Jumlah Peserta KB Aktif
Tingkat pencapaian KB Aktif melebihi target yang ada, yaitu dari
target sebesar 137,620 akseptor tercapai sebesar 225.381
akseptor atau sebesar 163,8%.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
164
6) Prosentase Peserta KB MKJP yang tercapai sebesar 15,1% dari
target sebesar 33,3%. Atau sebesar 45,34%.
7) Persentase Peserta KB Pria (PA) (MOP + KONDOM)
Persentase pencapaian peserta KB Pria dari target 2 % bisa
terealisasi sebesar 1,2%, atau sebesar 57,7%, pencapaian yang
sangat baik, namun demikian di Papua kondom berfungsi ganda
yaitu disamping berfungsi sebagai alkon untuk KB tapi juga
berfungsi untuk Pencegahan HIV/AIDS.
8) Persentase PUS yang memiliki pengetahuan dan pemahaman
tentang semua jenis kontrasepsi modern.
Angka realisasi dan persentase terhadap target belum didapatkan
karena belum tersedianya data dari berbagai sumber.
9) Persentase PUS anggota Poktan yang ber-KB
Kalau dilihat dari realisasinya semua PUS anggota Poktan sudah
ikut KB, rata-rata capaiannya sudah diatas 80 %, secara rinci yaitu
PUS anggota BKB target 40,7 %, realisasi 36,20 % atau tercapai
sebesar 88,95 %; PUS anggota BKR target sebesar 64,4 %,
realisasi sebesar 56,43% atau tercapai sebesar 87,61 %; PUS
anggota BKL target 42,3 %, realisasi sebesar 36,20 % atau
tercapai sebesar 85,56%; PUS anggota UPPKS target 51,5%,
realisasi sebesar 46,57 % atau tercapai sebesar 90,43%.
10) Indeks Pengetahuan Remaja tentang KRR
Dari target 37,4 % belum dapat diketahui berapa realisasi sampai
tahun 2016 karena tidak tersedianya data tersebut di tahun 2016.
11) Persentase sasaran yang mendapatkan Promosi dan Konseling
Kespro.
Dari target sebesar 50 % belum dapat diketahui berapa realisasi
sampai tahun 2016 karena tidak tersedianya data tersebut di
tahun 2016.
11) Persentase masyarakat yang mengetahui isu kependudukan.
Target KKP Tahun 2016 adalah 45% sedangkan realisasi pada
tahun yang sama sebesar 45% atau mencapai 100%.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
165
12) Persentase/Kabupaten/Kota yang memasukan isu kependudukan
kedalam Musrenbang.
Kalau dilihat dari dokumen RPJMD maupun Rentrada, sudah
sebagaian besar di Kabupaten bisa memasukan isu
kependudukan kedalam Renstrada, dari target sebesar 40 % dari
jumlah Kab/Kota/Prov. Di Papua bisa terealisasi sebesar 40%
atau tercapai sebesar 100 %. Ini menunjukkan bahwa kepedulian
Provinsi/Kabupaten/Kota terhadap Program KKBPK sudah sangat
baik.
13) Laporan realisasi triwulan Kab/Kota penerima DAK 2016.
Di papua target yang ditetapkan 100 % dari 29 Kabupaten yang
menerima DAK tersebut bisa melaporkan setiap triwulan realisasi
DAK adalah sebesar 93,1 %, capaian ini sudah cukup tinggi.
14) Target jumlah ketersediaan data dan informasi yang akurat dan
tepat waktu adalah 100% sedangkan realisasinya adalah 51,9%.
15) Laporan Keuangan dan BMN
Target capaian Laporan Keuangan dan BMN adalah 100 %, dan
bisa tercapai sebesar 100%, ini berarti harus lebih ditingkatkan
lagu baik kuantitas maupun kualitas, dan perlu adanya
pembenahan dalam pelaksanaan administrasinya.
16) Persentase temuan eksternal dan internal yang selesai
ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan.
Hasil tindak lanjut temuan team pemeriksa baik eksternal maupun
internal bisa tercapai 100 %, sehingga permasalahan-
permasalahan sudah bisa dituntaskan untuk diselesaikan sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
17) Pemetaan Urusan Bidang Pengendalian Penduduk dan KB dalam
Penguatan Program KKBPK
Target yang ditetapkan sebesar 100%, dan tercapai 100% atau
sebesar 100 %.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
166
Dalam pelaksanaan Program KKBPK di Papua, ada beberapa target
yang tidak mencapai 100 % disebabkan oleh beberapa faktor
penyebab antara lain :
o Pencatatan dan Pelaporan
o Pada Umumnya Klinik-Klinik yang terdapat didaerah yang sulit
dijangkau tidak dapat melapor ke SKPD-KB Kabupaten / Kota
dikarenakan kondisi geografis yang memang sulit dilalui, sehingga
Penyampaian Laporan Pelayanan KB disampaikan 3-4 bulan
bahkan ada yang tidak pernah melapor;
o Kondisi lain ada beberapa daerah – daerah tertentu di Kabupaten
/ Kota yang tidak tercover kebutuhan ber – KB - nya dalam arti
masyarakatnya ingin ber – KB tapi sulit mencapai Fasilitas
Kesehatan setempat yang melayani Pelayanan KB.
o Kesadaran masyarakat untuk ber – KB menggunakan Jenis
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) hanya terdapat pada
Kabupaten dan Kota yang mudah dijangkau dan merupakan
Kabupaten Penyangga Pencapaian Program KKB selain itu pada
umumnya masyarakatnya sudah memahami keunggulan
menggunakan MKJP;
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
167
3.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN
3.3.1. Dukungan Anggaran Tahun 2016
Pada Tahun Anggaran 2016 Perwakilan BKKBN Provinsi
Papua mendapat Dukungan Anggaran awal dengan Pagu sebesar Rp.
67.869.688.000,- (Enam Puluh Tujuh Milyard Delapan Ratus Enam Puluh
Sembilan Juta Enam ratus Delapan Puluh Delapan Ribu Rupiah).
Pagu Anggaran ini mengalami pemotongan Self Blocking sebanyak 2
(dua) kali yaitu yang pertama sebesar Rp. 5.905.758.000,- dan Efisiensi
kedua sebesar Rp. 17.446.632.000,- dengan total Dana Pemotongan Self
Blocking / Efisiensi sebesar Rp. 23.352.390.000,- ( Dua Puluh Tiga Milyard
Tiga ratus Lima Puluh Dua Juta Tiga Ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah).
Dengan demikian Sisa Pagu Anggaran yang digunakan untuk membiayai
Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Tahun
2016 di Provinsi Papua sebesar Rp. 44.517.298.000,- (Empat Puluh Empat
Milyard Lima Ratus Tujuh Belas Juta Dua Ratus Sembilan Puluh Delapan
Ribu Rupiah). Rp. 54.463.710.000,- (Lima puluh Empat Milyard Empat
Ratus Enam puluh tiga juta tujuh ratus sepuluh ribu).
Apabila dibandingkan dengan tahun 2015, maka dukungan
anggaran tahun 2016 awalnya mengalami kenaikan sebesar Rp.
23.352.390.000,- namun setelah adanya Pemotongan Self Blocking /
Efisiensi sebesar Rp. 23.352.390.000,- ( Dua Puluh Tiga Milyard Tiga ratus
Lima Puluh Dua Juta Tiga Ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah), maka Sisa
Pagu Anggaran sebesar Rp. Rp. 44.517.298.000,- (Empat Puluh Empat
Milyard Lima Ratus Tujuh Belas Juta Dua Ratus Sembilan Puluh Delapan
Ribu Rupiah).
Dukungan anggaran tahun 2016 ini dialokasikan untuk melaksanakan
program dan kegiatan sesuai indikator pada output kegitan sebagai berikut :
1. Dukungan anggaran untuk mencapai indikator kinerja pada
output kegiatan Pemaduan dan Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah
dengan Pemerintah Daerah dalam rangka Pengendalian Kuantitas
Penduduk sebesar Rp. 2.035.827.000,- Jika dibandingkan
dengan tahun anggaran 2015 Dukungan Anggaran untuk
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
168
mencapai indikator kinerja pada output kegiatan Rancangan Induk
Pengendalian Penduduk sebesar Rp. 1.135.300.000,-. Apabila
kita bandingkan dengan Pagu Anggaran tahun anggaran 2015
mengalami kenaikan dana sebesar Rp. 900.527.000,- (Sembilan
Ratus Juta Lima Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu rupiah atau 1,8 %.
2. Dukungan anggaran untuk mencapai indikator kinerja pada
output kegiatan Kesertaan Ber – KB melalui Peningkatan Akses dan
Kualitas Pelayanan KB - KR sebesar Rp. 6.550.720.000,-. Apabila
dibandingkan dengan Dukungan Anggaran Tahun 2015 untuk
mencapai Indikator Kinerja Kesertaan Ber - KB pada tahun 2015
sebesar mengalami penurunan dari 9.132.483.000,- mengalami
Penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar Rp. 2.581.763.000,-.
3. Dukungan anggaran untuk mencapai indikator pada output
kegiatan Pembinaan Pembangunan Keluarga di seluruh Tingkatan
wilayah sebesar Rp. 3.847.955.000,- Jika dibandingkan dengan tahun
anggaran 2015 pada output Pembinaan Ketahanan dan
Pemberdayaan Keluarga sebesar Rp. 6.203.300.000,- Jika
dibandingkan dengan tahun anggaran 2016 mengalami penurunan
yang sangat besar dan signifikan sebesar Rp. 2.355.345.000,-
4. Dukungan anggaran untuk mencapai indikator pada output
kegiatan Penggerakan Stakeholder, Mitra Kerja serta Perubahan
Sikap dan Perilaku Masyarakat, berdasarkan Data dan Informasi
yang Berbasais IT dalam Program KKBPK sebesar Rp.
14.939.579.000,- Dukungan Anggaran tersebut meliputi Indikator :
o Pembinaan dan Sosialisasi Kebijakan, Strategi dan Materi
advokasi dan KIE Pembangunan KKB dengan Jumlah
anggaran sebesar Rp. 770.868.000,-;
o Penanyangan Informasi KKB melalui Berbagai Media Cetak
dan Elektronik, Media Luar Ruang dan Seni Budaya tradisional
dengan Jumlah Anggaran sebesar Rp. 645.500.000,-;
o Pelaksanaan advokasi dan KIE Program KKBPK melalui
Mupen dengan Jumlah Anggaran sebesar Rp. 108.900.000,-;
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
169
o Dukungan Penggerakan Pembinaan KKB bagi Mitra Kerja
dalam Implementasi Program KKBPK dengan Jumlah
Anggaran sebesar Rp. 6.847.250.000,-;
o Pembinaan Mekanisme Operasional dalam Penguatan
Pelayanan dasar Masyarakat dengan Jumlah Anggaran
sebesar Rp. 3.294.900.000,-;
o Peningkatan Kesertaan stakeholder dan Mitra Kerja dalam
Implementasi Program KKBPK dengan Jumlah Anggaran
sebesar Rp. 1.695.435.000,-;
o Jumlah Pengelolaan Data dan Informasi Program KKBPK
dengan Jumlah Anggaran sebesar Rp. 909.418.000,-;
o Jumlah Sistem Informasi kependudukan dan Keluarga yang
dimanfaatkan dengan Jumlah Anggaran sebesar Rp.
667.308.000,-.
Sementara pada tahun anggaran 2015 Jumlah Anggaran Rp.
21.863.453.000,- atau mengalami Penurunan yang sangat
besar dengan Jumlah Dana sebesar Rp. 6.923.874.000,-
Sub Output yang didanai dari Indikator Penggerakan
Stakeholder, Mitra Kerja serta Perubahan Sikap dan Perilaku
Masyarakat, berdasarkan Data dan Informasi yang Berbasais
IT dalam Program KKBPK terdiri dari 5 (lima) output yaitu :
o Advokasi dan Penggerakan;
o Kerjasama dengan Mitra Kerja;
o Pengelolaan Data dan Informasi dan Pembangunan
KKB;
o Dukungan Operasional PPLKB, PLKB / PKB dan IMP;
o Penguatan Jejaring Mekanisme Operasional Program
KKB Lini Lapangan.
5. Dukungan anggaran untuk kegiatan Dukungan manajemen
Pengelolaan Program KKBPK di Provinsi sebesar Rp.
3.279.275.000,-. Dukungan Anggaran tersebut meliputi Indikator :
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
170
o Peningkatan Kualitas Perencanaan Prtogram dan anggaran
Program KKBPK yang mengacu pada Pendekataan Kerangka
Pengeluaran jangka Panjang, Penganganggaran terpadu dan
Berbasis Kinerja dengan Jumlah anggaran sebesar Rp.
820.491.000,-;
o Peningkatan kualitas Kompetensi Pegawai dengan Jumlah
anggaran sebesar Rop. 329.676.000,-;
o Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara yang
akuntabel, Kredibel, dan Memenuhi Standar Kepatuhan dengan
Jumlah anggaran sebesar Rp. 802.838.000,-;
o Peningkatan Pelaksanaan NSPK dan Pengelolaan Organisasi
Tata Laksana dengan Jumlah Anggaran sebesar Rp.
412.448.000,-;
o Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Program KKBPK Provinsi
(MONEV) dengan Jumlah anggaran sebesar Rp. 914.022.000,-
.
Sementara pada tahun anggaran 2015 Jumlah Anggaran Rp.
2.467.989.000, Dengan demikian pada tahun 2016 kegiatan
Dukungan manajemen Pengelolaan Program KKBPK di Provinsi atau
mengalami kenaikan yang cukup besar sebesar Rp. 811.286.000,-
atau 1,4 %.
Sub Output yang didanai dari Indikator Dukungan manajemen
Pengelolaan Program KKBPK di Provinsi terdiri dari 5 (lima) output
yaitu :
o Dokumen Perencanaan Program KKB dengan Jumlah
Anggaran sebesar Rp. 1.367.989.000,-;
o Monitoring, Evaluasi dan Pembinaan Pengelolaan
Pembangunan Kependudukan dengan Jumlah anggaran
sebesar Rp. 1.100.000.000,-
6. Dukungan anggaran kegiatan Layanan Perkantoran sebesar
Rp. 9.691.266.000,- terdiri dari :
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
171
o Gaji dan Tunjangan sebesar Rp. 8.163.763.000,-;
o Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan perkantoran
sebesar Rp. 1.527.503.000,-
Sementara pada tahun anggaran 2015 Jumlah Anggaran Rp.
8.289.785.000,- Dengan demikian mengalami kenaikan yang cukup
besar sebesar Rp. 1.401.481.000 ,- atau 1,2 %.
Kenaikan Anggaran tersebut untuk membiayai Alokasi anggaran
Tunjangan Keagamaan dan Tunjangan Kinerja.
o Dukungan anggaran kegiatan Kendaraan Bermotor
sebesar Rp. 214.525.000,- sedangkan pada tahun 2015
Pengadaan Kendaraan Bermotor sebesar Rp. 215.000.000,-
Pengadaan kendaraan Bermotor baik pada tahun 2015 dan
2016 masing-masing 1 Kendaraan Operasional.
o Dukungan anggaran Sub Kegiatan Peralatan dan Fasilitasi
Perkantoran sebesar Rp. 119.438.000,-
o Dukungan anggaran untuk Sub Kegiatan Gedung / Bangunan
sebesar Rp. 360.562.000,- untuk Pekerjaan Paving Blok
Halaman Kantor.
o Dukungan anggaran untuk kegiatan Pengawasan Intern yang
Efektif, Efisiensi terhadap Pengelolaan KKBPK sebesar Rp.
207.119.000,-
o Dukungan Anggaran Pelatihan Program KKBPK di provinsi
sebesar Rp. 3.271.032.000,- sementara tahun 2015 sebesar
Rp. 2.821.600.000,- terdiri dari Sub Output :
o SDM yang terdidik dan Terlantih dengan dukungan dana
sebesar Rp. 1.726.100.000,-;
o Penelitian Kependudukan dan KB dengan dukungan dana
sebesar Rp. 1.,095.500.000,-
Dengan demikian Dukungan anggaran tahun 2016 mengalami
kenaikan sebesar Rp. 449.432.000,- atau 0,2 %.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
172
3.3.2. Realisasi Anggaran Tahun 2016
Realisasi Anggaran Perwakilan BKKBN Provinsi Papua sampai
dengan bulan Desember 2016 telah terealisir sebesar Rp. 41.514.506.198,-
dari pagu Anggaran Rp. 44.517.298.000,- (93,25 %) sementara Sisa
Anggaran sebesar Rp. 3.003.791.802,-. atau 6,75 %. Apabila dibandingkan
dengan Tahun 2015 realisasinya anggaran sebesar 46.560.524.703,- dari
Pagu Anggaran Rp. 54.463.710.000,- (85,49 %), sehingga dengan
demikian ada sisa anggaran sebesar Rp. 7.903.185.297,- atau sekitar
14,51% dari anggaran yang tersedia.
Realisasi Anggaran tahun 2016 ini dialokasikan untuk melaksanakan
program dan kegiatan sesuai indikator pada output kegitan sebagai berikut :
o Dukungan anggaran untuk mencapai indikator kinerja
pada output kegiatan Pemanduan dan sinkronisasi kebijakan
pemerintah dengan pemerintah daerah dalam rangka
pengendalian kuantitas penduduk sebesar Rp. 2.035.827.000,-
realisasi sebesar Rp. 1.970.809.800,- atau mencapai 97%.
o Dukungan anggaran untuk mencapai indikator kinerja
pada output kegiatan Kesertaan Ber-KB melaui peningkatan
akses dan kualitas pelayanan KBKR yang sesuai dengan
standar pelayanan sebesar Rp. 6.550.720.000,- realisasi
anggaran sebesar Rp. 5.633.745.079,- atau mencapai 86%.
o Dukungan anggaran untuk mencapai indikator pada output
kegiatan - Pembinaan Pembangunan keluarga di seluruh
tingkatan wilayah sebesar Rp. 3.847.955.000,- realisasi
anggaran sebesar Rp. 3.656.090.550,- atau mencapai 95%.
o Dukungan anggaran untuk mencapai indikator pada output
kegiatan Penggerkan stakeholder, mitra kerja, serta perubahan
sikap dan perilaku masyarakat, berdasarkan data dan informasi
yang berbasis IT dalam Program KKBPK sebesar Rp.
14.939.579.000,- realisasi anggaran sebesar Rp
14.092.498.297,- atau mencapai 94%.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
173
o Dukungan anggaran untuk mencapai indikator pada output
kegiatan Dukungan manajemen pengelolaan Program KKBPK
di Provinsi sebesar Rp. 3.279.275.000,- realisasi anggaran
sebesar Rp. 3.271.941.018,- atau mencapai 100%.
o Dukungan anggaran untuk mencapai indikator pada output
kegiatan Layanan Perkantoran sebesar Rp.
9.691.266.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.
9.315.815.075,- atau mencapai 96%.
o Dukungan anggaran untuk mencapai indikator pada output
kegiatan Kendaraan Bermotor sebesar Rp. 214.525.000,-
Realisasi Anggarn sebesar Rp. 214.525.000,- atau mencapai
100%.
o Dukungan anggaran untuk mencapai indikator pada output
kegiatan Peralatan dan Fasilitasi Perkantoran sebesar
Rp.119.438.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.119.438.000,-
atau mencapai 100%.
o Dukungan anggaran untuk mencapai indikator pada output
kegiatan Gedung/Bangunan sebesar Rp. 360.562.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp. 360.562.000,- atau mencapai
100%.
o Dukungan anggaran untuk mencapai indikator pada output
kegiatan Pengawasan intern yang efektif efisien terhadap
pengelolaan KKBPK sebesar Rp. 207.119.000,- realisasi
anggaran sebesar Rp. 185.930.460,- atau mencapai 90%.
o Dukungan anggaran untuk mencapai indikator pada output
kegiatan Pendidikan dan pelatihan Program KKBPK di Provinsi
yang mendapat dukungan operasional sebesar Rp.
1.128.157.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.
1.051.616.500,- atau mencapai 93%.
o Dukungan anggaran untuk mencapai indikator pada output
kegiatan Pendidikan dan pelatihan Program KKBPK di Provinsi
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
174
sebesar Rp. 2.142.875.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.
1.607.709.503,- atau mencapai 75%.
Untuk lebih jelasnya Penyerapan / Realisasi Anggaran Tahun 2016
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Gambar: 3.2. Perbandingan Pagu Perwakilan BKKBN Papua
Tahun 2015 dengan 2016
Dilihat dari besaran PAGU di atas, PAGU Tahun 2016 mengalami
penurunan sebesar 9.946.412.000 dibandingkan dengan besaran PAGU
Tahun 2015. Perlu diketahui pula bahwa besaran PAGU Tahun 2016
mengalami efisiensi dan self blocking sehingga terjadi penurunan besaran
PAGU jika dibandingkan dengan PAGU awal tahun 2016.
Selanjutnya di bawah ini adalah besaran PAGU dan realisasi jika
dilihat berdasarkan output:
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
175
Tabel: 3.24 Realisasi Anggaran Tahun 2016 per-output
No. Output PAGU AWAL PAGU SETELAH PEMOTONGAN
TH. 2 Realisasi %
1
3331.075- Pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan pemerintah daerah dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk
2.814.621.000
2.035.827.000
1.970.809.800 97%
2 3331.076 - Kesertaan Ber-KB melaui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KBKR yang sesuai dengan standar pelayanan
10.190.325.000
6.550.720.000
5.633.745.079 86%
3 3331.077 - Pembinaan Pembangunan keluarga di seluruh tingkatan wilayah
4.552.700.000
3.847.955.000
3.656.090.550 95%
4
3331.078 - Penggerkan stakeholder, mitra kerja, serta perubahan sikap dan perilaku masyarakat, berdasarkan data dan informasi yang berbasis IT dalam Program KKBPK
27.245.512.000
14.939.579.000
14.092.498.297 94%
5 5297.001 - Dukungan manajemen pengelolaan Program KKBPK di Provinsi
3.963.875.000
3.279.275.000
3.271.941.018 100%
6 5297.994 - Layanan Perkantoran
8.815.421.000
9.691.266.000
9.315.815.075 96%
7 5297.995 - Kendaraan Bermotor
214.525.000
214.525.000
214.524.500 100%
8 5297.997 - Peralatan dan Fasilitasi Perkantoran
119.438.000
119.438.000
119.430.000 100%
9 5297.998 - Gedung/Bangunan
360.562.000
360.562.000
360.315.000 100%
10 5298.001 - Pengawasan intern yang efektif efisien terhadap pengelolaan KKBPK
207.119.000
207.119.000
185.930.460 90%
11 5299.001 - Pendidikan dan pelatihan Program KKBPK di Provinsi
1.336.957.000
1.128.157.000
1.051.616.500 93%
12 5299.002 - Pendidikan dan pelatihan Program KKBPK di Provinsi
2.142.875.000
2.142.875.000
1.607.709.503 75%
Total 61.963.930.000
44.517.298.000
41.480.425.782 93%
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
176
Di bawah ini adalah besaran PAGU setelah pemotongan tahap 2
dibandingkan dengan realisasi berdasarkan jenis belanjanya di Tahun 2016
Gambar: 3.3 Realisasi Anggaran Tahun 2016 per-jenis belanja
Data berikutnya adalah perbandingan besaran PAGU, realisasi dan
persentasi realisasi terhadap besaran PAGU Tahun 2015 dan Tahun 2016.
Tabel: 3.25
Realisasi Anggaran Tahun 2016 per-jenis belanja
Jenis Belanja Tahun 2015 Tahun 2016
PAGU REALISASI % PAGU REALISASI %
Belanja Pegawai 7.009.058.000 6.649.717.665 94,9% 8.163.763.000 7.847.714.810 96,13
Belanja Barang 44.843.852.000 37.323.030.788 83,2% 53.072.120.000 32.935.171.472 62,06
Belanja Modal 2.610.800.000 2.587.776.250 99,1% 728.047.000 697.539.500 95,81
Penyerapan anggaran yang rendah dikarenakan:
a. Adanya SE Menpan RB Nomor 10 Tahun 2014 tentang
Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi Kinerja Aparatur Negara;
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
177
b. Adanya SE Menpan RB Nomor 6 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pertemuan Rapat (RDK) sehingga mengakibatkan banyak terjadi
revisi aggaran;
Hambatan Dalam Pengelolaan Anggaran
Dukungan Anggaran Perwakilan BKKBN Provinsi Papua
tahun 2016 tersebut seluruhnya telah dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan dan peraturan yang
berlaku, namun dalam pelaksanaan Pengelolaan Anggaran
masih terdapat beberapa hambatan dan kendala antara lain :
a. Kegiatan belum dapat dilaksanakan sesuai Alokasi Jadwal
Kegiatan karena Perwakilan BKKBN Provinsi Papua dalam
melaksanakan kegiatan terkait dengan unit kerja lainnya
dalam hal ini Satuan Perangkat Pengelola Program KB (SKPD-
KB) Kabupaten / Kota;
b. Dukungan anggaran dalam pelaksanaan kegiatan sering
terlambat karena adanya peraturan dan mekanisme baru dalam
proses pencairan anggaran di KPPN ;
c. Penyerapan Anggaran 2016 tidak dapat terealisasi 100 %
dikarenakan keterlambatan pencairan dan dan pelaksanaan
kegiatan. Hal ini disebabkan ada beberapa output kegiatan yang
mengalami Efisiensi Anggaran, sehingga sangat berpengaruh
terhadap realsasi anggaran;
d. Dari Pagu Anggaran yang ada masih terdapat Dana yang tidak
dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan yang sudah
ditargetkan atau masih terdapat Sisa Anggaran sebesar Rp.
20.483.504.218,- Sisa Anggaran tersebut sebagian besar
bersumber dari Belanja Barang (52) yang telah di-self blocking
sehingga tidak dapat dicairkan sampai akhir tahun.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
178
Langkah - Langkah Antisipatif dalam Pemecahan Masalah.
Berdasarkan Hasil Penyerapan / Realisasi Anggaran Tahun Anggaran
2016 dan memperhatikan Faktor Penghambat / Permasalahan yang
mempengaruhi Penyerapan Anggaran, maka perlu menentukan
Langkah – Langkah Antisipatif sebagai upaya Pemecahan Masalah
dalam Pengelolaan Anggaran pada Tahun Anggaran 2016 sebagai
berikut :
a. Pelaksanaan Anggaran agar mengaju kepada Alokasi Jadwal
Kegiatan (AJK) yang telah dibuat, sehingga Penyerapan
Anggaran dapat terealisasi 100 % dan dapat mendukung
Pelaksanaan Kegiatan yang telah direncanakan;
b. Dalam Pengelolaan Anggaran perlu memperhatikan Pedoman /
Aturan yang berlaku agar dalam melaksanakan kegiatan,
khususnya Penggunaan Anggaran dapat dipergunakan dengan
sebaik mungkin secara efisien, efektif dan akuntabel;
c. Untuk mengantisipasi terjadinya Dana Blokir / Di Bintang, maka
semua data dukung yang dibutuhkan agar disiapkan secara
lengkap baik untuk Belanja Pegawai Belanja Barang dan
Belanja Modal berupa TOR, RAB dan data dukung lainnya.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
179
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Tahun
2016 Perwakilan BKKBN Provinsi Papua disusun dan dikembangkan dalam
rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi dari Bidang/Komponen dalam pengelolaan sumber daya untuk
mengelola dana yang handal dalam rangka mendukung tercapainya Visi dan
Misi BKKBN. berdasarkan Rencana Strategis Tahun 2015-2019 dan
Rencana Aksi Upaya Pencapaian Target/Sasaran RPJMN dan Rencana
Strategis BKKBN Tahun 2015-2019 melalui sasaran strategis, tahun ini
merupakan tahun pertama pengukuran rencana aksi upaya pencapaian
target/sasaran Renstra 2015-2019.
Laporan kinerja yang telah disusun dapat berperan sebagai alat
kendali, alat penilaian kualitas kerja dan alat pendorong terwujudnya good
governance dalam arti luas serta sebagai media pertanggungjawaban
melalui penyelenggaraan program dan kegiatan yang terlebih dahulu
dirumuskan dan ditetapkan melalui proses yang terarah bahkan teruji atau
terukur secara jelas baik atas penyelenggaraan maupun hasil akhirnya.
Laporan ini memberikan gambaran atas segala daya dan upaya BKKBN
dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi termasuk pula hambatan
dan tantangan.
4.1. PENGUKURAN KINERJA
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja yang dipaparkan dalam laporan
ini, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa indikator utama yang telah
mencapai target tahun 2016 seperti, LLP yang menurut proyeksi sudah
mencapai angka 1,84 dibandingkan dengan target pada RENSTRA
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Tahun 2015-2019 pada Tahun 2016 yaitu
4,82. Indikator utama lain yaitu CPR yang ditargetkan dalam RENSTRA
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
180
sebesar 25,67% terealisasi 22,4% di Tahun 2016, walaupun peningkatan
CPR belum mencapai target yang tertera di RENSTRA namun berdasarakan
KKP Tahun 2016 angka tersebut sudah melebihi 100% dari target KKP yaitu
21,3%.
Yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan program KB di Papua
adalah masih tingginya angka unmet need yaitu 52,7. Angka tersebut dirinci
menjadi 16,9 yang ingin anak tunda dan 35,8 yang tidak ingin anak lagi.
Kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh banyak PUS di Papua yang tidak ber-
KB dikarenakan alasan takut efek samping (berdasarkan Data PK 2015).
Sedangkan untuk Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) dari 20 kontrak
kinerja terdapat 8 indikator yang mencapai target 100% atau lebih,
sedangkan ada 7 indikator masih dibawah 100 % pencapaiannya, dan 5
indikator lain belum tersedia datanya. Hal ini sekaligus menunjukkan adanya
komitmen untuk mewujudkan Visi dan Misinya. Secara ringkas seluruh
capaian kinerja sasaran tersebut di atas, telah memberikan pelajaran yang
sangat berharga bagi Perwakilan BKKBN Provinsi Papua untuk
meningkatkan kinerja di masa-masa mendatang. Oleh karena itu telah
dirumuskan beberapa langkah penting sebagai strategi pemecahan masalah
yang akan dijadikan dasar memperbaiki kebijakan dan program yang dapat
memacu pembangunan di Provinsi Papua.
Sebagai bagian penutup dari LAKIP Perwakilan BKKBN Provinsi
Papua dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2016 hasil capaian kinerja
sasaran yang ditetapkan secara umum dapat belum memenuhi target dan
rencana yang telah ditetapkan. Meskipun demikian, berbagai pencapaian
target indikator kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi Papua memberikan
gambaran bahwa keberhasilan dalam pelaksanaan perencanaan
pembangunan daerah sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan
dukungan aktif segenap komponen aparatur negara, masyarakat, dunia
usaha dan civil society sebagai bagian integral dari sitem perencanan
pembangunan.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
181
4.2. UPAYA PEMECAHAN MASALAH
Problematika pelaksanaan Program Kependudukan, Keluarga
Berencana Nasional dan Pembangunan Keluarga di Provinsi Papua yang
merupakan salah satu daerah dengan pertumbuhan penduduk yang cukup
tinggi merupakan tantangan bagi Perwakilan BKKBN Provinsi Papua dalam
upaya untuk meningkatkan kinerja di masa yang akan datang. Untuk itu
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Dalam rangka memperkuat fungsi koordinasi pelaksanaan tugas di
pengendalian penduduk yang diemban oleh Perwakilan BKKBN
Provinsi Papua, perlu kiranya memperkuat peran kelembagaan
Perwakilan BKKBN Provinsi Papua sehingga dapat lebih efektif,
melalui:
a. Terus menerus meningkatkan dan mengembangkan kualitas
sumber daya aparatur pengelola program;
b. Meningkatkan kualitas pendataan dan analisa untuk mendukung
kualitas perencanaan program KKBPK;
c. Memberikan reward bagi Kab/Kota yang sukses
menyelenggarakan Program KKBPK;
d. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan mitra kerja dalam
pelaksanaan Program KKBPK di lapangan
2. Diperlukan terobosan baru agar pelaksanaan program kerja dan
anggaran menjadi lebih efektif berupa perubahan mekanisme
penyusunan program kerja/anggaran dari pola “top down” menjadi
“bottom up” dan sehingga mencerminkan kebutuhan organisasi.
3. Penyusunan rencana pelaksanaan program dan kegiatan guna
pencapaian target indikator kinerja yang telah ditetapkan akan
dilakukan secara lebih cermat dengan mempertimbangkan tujuan
organisasi secara tepat dan kemampuan sumber daya yang tersedia
serta kemampuan yang ada termasuk berbagai faktor yang
mempengaruhi perubahan alokasi anggaran tahun berjalan, langkah
percepatan pelaksanaan kegiatan pada awal tahun anggaran dan
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
182
perkembangan masalah-masalah aktual di bidang kependudukan,
keluarga berencana dan pembangunan keluarga;
4. Agar pelaksanaan program dan kegiatan dapat dilaksanakan secara
optimal sesuai dengan target indikator kinerja yang telah ditetapkan,
maka optimalisasi mekanisme manajemen internal organisasi di
lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Papua akan ditingkatkan
untuk secara pro aktif memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan
berbagai kegiatan yang dilaksanakan.
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
183
LAMPIRAN:...
FORMULIR RENCANA KINERJA
PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Real
%
Program
kegiatan
Anggaran
%
Pagu
Realisasi
Perwakilan
BKKBN Papua
44.517.298.000,-
41.514.506.198,-
93,25
1 Menurunya Laju
Pertumbuhan
Penduduk
1 Persentase Laju
Pertumbuhan
Penduduk
4,82 1,84 261,95
%
1. Pemaduan dan
Sinkronisasi
Kabijakan
Pemerintah
dengan
Pemerintah
Daerah dalam
rangka
Pengendalian
Kuantitas
Penduduk.
2. Kesertaan ber-
KB.
3. Pembinaan
Ketahanan &
Pemberdayaan
Keluarga.
4. Penggerkan
stakeholder,
mitra kerja,
serta perubahan
sikap dan
perilaku
masyarakat,
berdasarkan
data dan
informasi yang
berbasis IT
dalam Program
KKBPK.
5. Dukungan
manajemen
pengelolaan
Program
KKBPK di
Provinsi.
6. Layanan
Perkantoran.
7. Kendaraan
Bermotor.
2.035.827.000.-
6.550.720.000
3.847.955.000
14.939.579.000
3.279.275.000
9.691.266.000
214.525.000
1.970.809.000,-
5.633.745.079
3.656.090.550
14.092.498.297
3.271.941.018
9.315.815.075
214.524.500
97 %
86 %
95 %
94 %
100
%
96%
100
%
2 Menurunya
angka Kelahiran
Total (TFR)
WUS 15-19 thn
2 Persentase
menurunya
angka kelahiran
Total (TFR)
2,50 -
3 Meningkatnya
Pemakaian
Kontrasepsi
(CPR)
3 Persentase
Pemakaian
Kontrasepsi
(CPR)
25,67 all
method
22,4
% all
metho
d
87,26
% all
metho
d
4 Menurunya
Persentase
Kebutuhan ber-
KB yang tdk
terpenuhi
(Unmetneed)
4 Persentase
Kebutuhan ber-
KB yg tdk
terpenuhi
(Unmetneed)
23,80 % 52,7
%
45.1
%
5 Menurunya
Angka Kelahiran
pada Remaja
usia 15-19 thn
(ASFR 15-19
thn)
5 Angka Kelahiran
pada Remaja
usia 15-19 thn
(ASFR 15-19
thn)
47 per
1000
kelahiran
47 per
1000
kelahir
an
(SUSE
NAS
2013)
100 %
6 Menurunya
persentase
kehamilan yg tdk
diinginkan dari
WUS 15-19 thn
6 Persentase
kehamilan yg tdk
diinginkan dari
WUS 15-19 thn
11,6 7,03 165 %
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
184
8. Peralatan dan
Fasilitasi
Perkantoran.
9.Gedung/Bangun
an 10.Layanan
Perkantoran/
Kendaraan
Bermotor/
Gedung/
Bangunan.
10. Pengawasan
intern yang
efektif efisien
terhadap
pengelolaan
KKBPK.
11. Pendidikan
dan pelatihan
Program
KKBPK di
Provinsi.
12. Pendidikan
dan pelatihan
Program
KKBPK di
Provinsi
119.438.000
360.562.000
207.119.000
1.128.157.000
2.142.875.000
119.430.000
360.562.000
185.930.460
1.051.616.500
1.607.709.503
100
%
100
%
90%
93%
75%
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
185
PERKEMBANGAN PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
PROVINSI / KABUPATEN / KOTA
DI PAPUA
NO PROVINSI /
KABUPATEN/ KOTA
NOMENKLATUR PROV/KAB/KOTA
TIPOLOGI PELANTIKAN / PENGUKUHAN
KETERANGAN
1 Provinsi Dinas Pengendalian
Penduduk & KB B Belum Utuh
2 Biak Numfor Dinas PPPA dan KB A Sudah Merger
3 Jayapura Dinas Pengendalian
Penduduk & KB C Belum Utuh
4 Jayawijaya Dinas Pemberdayaan
Perempuan & KB A Belum Merger
5 Merauke Dinas PPPA dan KB A Belum Merger
6 Mimika Dinas PPPA & KB A Belum Merger
7 Nabire Dinas Pengendalian
Penduduk & KB A Belum Utuh
8 Paniai Dinas Pengendalian
Penduduk & KB A Belum Utuh
9 Puncak Jaya Dinas PPPA dan KB A Belum Merger
10 Kep.Yapen Dinas Pengendalian
Penduduk & KB A Belum Utuh
11 Kota Jayapura
Dinas PPPA & KB A Belum Merger
12 Sarmi Dinas Pengendalian
Penduduk & KB A Belum Utuh
13 Keerom Dinas Pengendalian
Penduduk & KB C Belum Utuh
14 Yahukimo Dinas Pengendalian
Penduduk & KB A Belum Utuh
15 Pegunungan Bintang
Dinas PPPA & KB A Sudah Merger
16 Tolikara Dinas Pemberdayaan
Perempuan & KB C Belum Merger
17 Boven Digoel Dinas Pengendalian
Penduduk & KB B Sudah Utuh
LAKIP PERWAKILAN BKKBN PROVINSI PAPUA TAHUN 2016
186
18 Mappi Dinas PPPA & KB C Belum Merger
19 Asmat Dinas Pemberdayaan
Perempuan & KB B Belum Merger
20 Waropen Dinas PPPA & KB A Belum Merger
21 Supiori Dinas PPPA & KB A Belum Merger
22 Mamberamo Raya
Dinas PPPA & KB B Belum Merger
23 Mamberamo Tengah
Dinas PPPA & KB B Belum Merger
24 Yalimo Dinas PPPA & KB B Belum Merger
25 Lanny Jaya Dinas Pemberdayaan
Perempuan & KB B Belum Merger
26 Nduga Dinas PPPA & KB A Belum Merger
27 Puncak Dinas Pemberdayaan
Perempuan & KB C Sudah Merger
28 Dogiyai Dinas PPPA & KB B Belum Merger
29 Intan Jaya Dinas Pengendalian
Penduduk & KB A Belum Utuh
30 Deiyai Dinas Pemberdayaan
Perempuan & KB C Belum Merger
KETERANGAN :
OPD Utuh : 9 TYPE : A = 6 B = 2 C = 2
OPD Merger : 20 A = 10 B = 6 C = 4
PPPA dan KB : 14 A = 9 B = 4 C = 1
PP&KB : 5 A = 1 B = 2 C = 2
PM : 0