Dampak pembiaran guru

5
Dampak Pembiaran Guru di saat Siswa Nyontek By. Agus Gunawan, S.Pd. Dunia pendidikan di Indonesia telah berkembang. Kalau beberapa tahun sebelumnya, untuk masuk sekolah saja harus mengeluarkan dana yang besar untuk kualitas sekolah yang baik. Maka saat ini, bersekolah telah menjadi jaminan pemerintah bagi tiap warga negara, baik yang mampu maupun tidak. Ditunjang dengan pembiayaan lainnya, sehingga untuk bersekolah tidak ada kata sulit. Setelah sekolah berjalan dengan kemajuannya dalam masalah biaya dan masalah lainnya, ternyata tidak serta merta meninggalkan kemunduran sebab ada persoalan yang muncul. Persoalannya berkaitan dengan dekadensi moral yang terjadi dalam dunia pendidikan. Dekadensi moral dapat diterjemahkan sebagai kemorosatan atau kemunduran akhlaq, budi pekerti dan tata susila. Dekadensi moral merupakan arah yang bersebrangan dengan ajaran mengenai baik buruk yang diterima secara umum oleh masyarakat, apabila terjadi akan berpengaruh terhadap proses sosialisasi. Dekadensi moral dalam dunia pendidikan berarti kemerosotan akhlaq yang terjadi di dunia pendidikan. Lalu bagaimana agar dekadensi moral yang terjadi di dunia pendidikan dapat dihilangkan ? seperti masalah tawuran pelajar, plagiat karya akademik, jual beli gelar akademik, nyontek saat ujian, bolos nitip absen, dsb.

description

Permisif saat ujian haruskah ?

Transcript of Dampak pembiaran guru

Page 1: Dampak pembiaran guru

Dampak Pembiaran Guru di saat Siswa Nyontek

By. Agus Gunawan, S.Pd.

Dunia pendidikan di Indonesia telah berkembang. Kalau beberapa tahun

sebelumnya, untuk masuk sekolah saja harus mengeluarkan dana yang besar untuk

kualitas sekolah yang baik. Maka saat ini, bersekolah telah menjadi jaminan

pemerintah bagi tiap warga negara, baik yang mampu maupun tidak. Ditunjang

dengan pembiayaan lainnya, sehingga untuk bersekolah tidak ada kata sulit.

Setelah sekolah berjalan dengan kemajuannya dalam masalah biaya dan

masalah lainnya, ternyata tidak serta merta meninggalkan kemunduran sebab ada

persoalan yang muncul. Persoalannya berkaitan dengan dekadensi moral yang terjadi

dalam dunia pendidikan.

Dekadensi moral dapat diterjemahkan sebagai kemorosatan atau

kemunduran akhlaq, budi pekerti dan tata susila. Dekadensi moral merupakan arah

yang bersebrangan dengan ajaran mengenai baik buruk yang diterima secara umum

oleh masyarakat, apabila terjadi akan berpengaruh terhadap proses sosialisasi.

Dekadensi moral dalam dunia pendidikan berarti kemerosotan akhlaq yang terjadi di

dunia pendidikan.

Lalu bagaimana agar dekadensi moral yang terjadi di dunia pendidikan dapat

dihilangkan ? seperti masalah tawuran pelajar, plagiat karya akademik, jual beli gelar

akademik, nyontek saat ujian, bolos nitip absen, dsb.

Pembiaran, pintu menuju dekadensi

Salah satu sikap yang melanggengkan dekadensi ini adalah sikap permisif.

Ketika seseorang serba membolehkan suatu hal bisa jadi dia telah bersikap permisif.

Membolehkan hal-hal yang dianggap kecil, padahal hal tersebut salah. Sikap lunak

terhadap perbuatan salah yang dilakukan oleh orang lain karena dianggap bahwa

perbuatan tersebut tidak merusak dan berdampak besar, ini pun dapat berarti

pembiaran atau permisif.

Page 2: Dampak pembiaran guru

Padahal sikap permisif atau pembiaran terhadap hal-hal yang kecil dapat

berdampak besar. Dampaknya mungkin tidak dirasakan saat itu, tetapi pada saat

mendatang. Salah satu dampaknya adalah keyakinan adanya pembolehan terhadap

hal yang dilarang. Kalau dampak ini sudah muncul, maka hal yang salah bisa jadi

disalah tafsirkan, bahwa perbuatan tersebut diizinkan untuk dilakukan.

Apabila sikap permisif dan dampak yang terjadi dibiarkan berlarut-larut, maka

karakteristik yang baik akan pudar sedikit demi sedikit. Hal – hal yang menurut

norma adalah baik akan tergantikan oleh kebiasaan yang jelek. Apabila dampak dari

sikap permisif menjadi sebuah kebiasaan maka begitu luar biasa kemunduran dunia

pendidikan di Indonesia ini.

Contohnya saja apabila siswa ada yang dibiarkan menyontek, sedangkan guru

itu tahu bahwa menyontek itu melanggar nilai, akan tetapi dibiarkan. Maka

menyontek akan disalahtafsirkan menjadi suatu perbuatan yang diizinkan dan

dibolehkan. Dan yang terburuk apabila “menyontek” menjadi suatu kebiasaan.

Apabila ada ulangan atau pekerjaan rumah terasa tidak nyaman dan tidak percaya

diri, penuh kekhawatiran kalau ulangan atau PR-nya salah.

Kebiasaan untuk bisa menawar perilaku yang salah menjadi suatu hal yang

terlihat baik. Inilah yang akan terjadi di kemudian hari dan menyebar ke ranah yang

lainnya. Masalah sosial seperti korupsi, nepotisme, menyerobot antrian, suap

menyuap, salah satu penyebabnya adalah sikap permisif yang tertanam dalam benak

sejak lama. Dimana hal ini diperkuat tidak hanya dalam dunia pendidikan, tapi dunia

rumah tangga, politik, peradilan, dsb. Dalam ranah rumah tangga, sering terjadi

segala masalah dianggap sepele, berlarut-larut dibiarkan dan akhirnya masalah yang

kecil pun menjadi besar. Dalam politik, berlaku hitung-hitungan masalah dana, siapa

mampu dapat maju, tidak cukup mau saja. Sedangkan dalam bidang peradilan, jual

beli hukum sudah menjadi konsumsi harian, bahwa peraturan bisa diatur sedemikian

rupa, sehingga yang salah bisa menjadi benar.

Page 3: Dampak pembiaran guru

Guru Jangan Awali Pembiaran

Pendidikan begitu erat kaitannya dengan pembentukan karakter masa depan

bangsa dan negara. Elemen penting pendidikan diantaranya adalah guru. Guru

sebagai contoh yang ditiru oleh siswa. Apabila guru melakukan tindakan yang salah

maka siswa akan merasa ada pembenaran kalau mengikuti perbuatan salah. Alasan

mereka, karena guru pun melakukan itu.

Seorang guru terkadang tidak sadar sedang melakukan suatu tindakan yang

salah. Dan tindakan yang salah yang tidak disadari, salah satunya pembiaran atau

sikap permisif terhadap suatu hal yang dianggap kecil. Contohnya adalah menyontek,

di saat guru membiarkan siswa-siswinya menyontek, berarti guru tersebut memberi

sinyal bahkan memberikan pengakuan bahwa hal tersebut dibolehkan. Tentu hal ini,

mengakibatkan siswa merasa memiliki kebebasan bahkan menjadi kebiasaan, ketika

tidak mampu menjawab soal, boleh menyontek karena sudah dibolehkan.

Hal luar biasa yang terjadi, apabila sikap permisif dibiarkan terus menerus,

maka siswa menghayati bahwa hal yang jelek, hal yang bertabrakan dengan nilai-nilai

mulia, boleh dilakukan asalkan guru tidak menganggap hal tersebut dilarang. Di saat

inilah terjadi dekadensi moral, yang dampak terbesarnya akan merambat ke setiap

lini kehidupan siswa di kemudian hari.

Sudah sepatutnya, kalau guru mengubah kesadarannya untuk tidak bersikap

permisif. Karena permisif atau pembiaran bisa mengakibatkan dampak yang luar

biasa bagi kemaslahatan bangsa dan negara di masa depan. (Dari berbagai sumber).