DALAM WADAH BUDIDAYA. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan
-
Upload
trinhthuan -
Category
Documents
-
view
231 -
download
1
Transcript of DALAM WADAH BUDIDAYA. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan
torani Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin
(Surat Keputusan Akreditasi "Bn >"a. 26/DIKTI/ Kep/2005 Tgl. 30 Mei 2005)
PE ANGGUNG JAWAB Rektar Universitas Hasanuddin
PEMBINA
Ketua Wakil
Prof. Dr. Jr. l-I. M. Natsir Nessa, MS. Prof. Dr. Ir. H. Achmar Mallawa, DEA.
DEWAN PENYUNTING
Dr.Ir. Aisyah Farhum, M.Si. Prof. Dr. Ir. A. Niartiningsih, M.5i.
Praf. Dr. Ir. Syamsu Alam Ali, M.5. Dr. Ir. Yusran N ur Indar, M.Sc
Dr. Meta Mahendrata, M.Sc. Dr. Mahatma, ST, M.Sc
Dr.Ir. Amir H amzah, M.5i Dr.lr. Rahani, M.5i
Dr.Ir. Yusri Karim, M.5i Prof. Dr.Ir. Najamuddin,M.Sci
(Kapal Perikanan) (Budidaya Laut) (Pemanfaatan Wilayah Pesisir) (Pengelalaan Wilayah Pesisir) (Teknalagi Hasil Perikanan) (Fisika Oseanagrafi ) (pengideraan Jauh dan SIC) (Bialagi Perikanan) (Ekalogi Laut) (perikanan Tangkap)
REDAKTUR PELAKSANA Ketua Wakil Ketua Anggota
Prof. Dr. Jr. Sudirman, M.Pi. Prof. Dr. Ir. Chair Rani, M.5i. Dr. Jr. M. Farid Samawi, M.5i. Ahmad Faizal, ST. MSi. Dr. Ir. Rahani. A-R , .'vLSi. Asriani Ahmad
AL\""lAT REDAKS - P£.'\.tRBIT Fakultas hmu:' T~=::::L ~~ rec---'Jil?T :: ~ t:::si::a:::: }-:asa.TIuddin
Kampus Tami'!!ar:-ea.. ..... re· -... ~~ '-: ~!liassar90245 Telp/ Fax: ['"~~: : - - ~ ro-l..-r _~-_ ..... '"-:.clo.com
Toram; Vol 18(1) Maret 2008: 81 - 86 ISSN: 0853 -4489 7.~~'§;:='';''-'-~W'-=''/'''':_~'';-;~~/'''J!'1..-/...-;;v.'''''~,*,;'A..'7#/.;I!1!;l;2>4r/M~:4#.=~.I41:~p:';:!Ii<;eoo/&;~,",,"_~~~~/~~;.:I!{j:';;!,:,£".:¥-;;::'.;;:z,;;.r.~;ltO- .::::.o?"":_~'~;;:'p":G4f!''=~':JI
PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN OV ARI KUDA LAUT (Hippocampus barbouri) DALAMWADAH BUDIDAYA
The Effect of Temperature on Ovary Development of Sea Horse, Hippocampus barbouri in culture pond
Syajiuddin'J, M.Zairin, Jff), D. Jusadi'J, 0. Charman'J, R. Ajfand,s), D.D. Trijuno6
) dan Mutmainna 7)
1,6,7) Fakultas llmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar
2,3.4) Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan, Institut Pertanian Bogar, Bogar
Dilerima: 7 Januari 2008; Diserujui : 10 Fcbruari 2008
ABSTRACT
This experiment examined the effect of varying temperature on the ovary
development of Hippocampus barbouri. We demonstrated that ovary development,
gonadosomatic index (GSI) and female fecundity of sea horses varied significantly at
different temperatures (26, 28, 30 and 32 OC). The periods of ovary development also
differed sifnificantly at different temperatures (P < 0.01). This optimal temperature was 28
OC based on the shortes developmental duration to stage IV (13 ± 1.7 days). The GSI peaked
at 28 OC (7.2047 ± 2.1528%) and it displayed significantly higher than those of other three
trials (P < 0.01). The realationship between the GSI and the temperatures can be expressed
by the following formula: Y = -0.3295x2 + 18.734x - 259.9 (R2 = 0.62). The rea!ationship
between the fecundity and the temperatures can also be formulated : Y = -5.7083x2 +
327.72x - 4609.4 (R2 = 0.75). Based on this, the temperatur 28 OC was recommended for
ovary development and artificial reproduction of H. Barbouri.
Ke1j words: Hippocampus barbouri; Temperature, Gonadosomatic index (GSI)
PENDAHULUAN
Kuda laut (Hippocampus spp.) dapat dijumpai hampir di seluruh perairan dunia, termasuk
di perairan indonesia. 1<uda laut merupakan salah satu sumberdaya hayati laut yang memiliki
nilai komersial dan telah banyak diperdagangkan. Manfaat kuda laut adalah sebagai obat
tradisional, ikan akuarium, dan cinderamata. Obat Tradisional eina (TCM) merupakan pasar
terhesar untuk perdagangan kuda !aut (Lourie e/ al. 1999).
Dengan semakin merungkatnya eksploitasi kuda laut, maka kuda laut saat ini menjadi
salah satu komoditas yang terancam kelestariannya dan disinyalir telah mendekati kepunahan
(Lourie et al. 1999). Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian kuda laut tersebut
adalah dengan melakukan pengembangan ke arah budidaya.
Untuk menunjang kegiatan tersebut maka perlu disediakan benih secara massal dan tidak
bergantung pada musim. Benih yang dapat memenuhi kriteria ini hanya dapat diperoleh dari
J ) Contact Person: Ir. Syafiuddin, M.Si Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin 11. P. Kemerdekaan Km 10 Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar Telp. (04 \\) 587000
J urnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin 81
Torani, Vo!. 18(1) Maret 2008: 81 - 86 rSSN: 0853-4489 'I';.r;:tI'I-;:#/.t;';4i::JI<""''':=f;~~.!t!.,~_~/.:.;~,..,.,,,.,,::=o;{;;;~:..,,,,:w~ . .-;:eo;~'''':''~':~:;;:6.·~;rrr.s:~ .:;;-~~~ _:r=""'~'-'"7$?';=_"""A. __ ""';:!,~~·';:-;~J!'~:1iI';:."",,;:)'·,;r,:zr;,;:p:~~:.-;:tt;~""",""::*a
kegiatan pembenihan. Namun, penyediaan benih untuk budidaya masih menemukan banyak
kendala, diantaranya belum sepenuhnya induk kuda laut berhasil mencapai fase pemijahan karena
tingkat perkembangan gonad yang masih lambat. Untuk mempercepat proses perkembangan
gonad dan pematangan telur maka induk kuda laut perlu dipelihara pada lingkungan yang
optimal. Kondisi lingkungan sangat berperan dalam masa pertumbuhan reproduktif kuda laut,
selain agar sesuai dengan kebutuhan induk kuda laut juga untuk perkembangan gonad, dan
pematangan telur. Salah satu faktor lingkungan yang dominan berpengaruh terhadap
perkembangan dan pematangan gonad adalah suhu.
Suhu sangat besar pengaruhnya terhadap metabolisme, dimana suhu air yang terlalu
rendah akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan gonad. Sedangkan suhu yang terlalu
tinggi, dapat membuat induk menjadi stress dan aktif bergerak, sehingga akan mengeluarkan
banyak energi (AI Qodri et al. 2005). Selain itu, perubahan suhu dapat merangsang hlpotalamus
untuk melepaskan horrnon Gonadotropin Releazing Honnone (GnRH). Gonadotropin yang
dihasilkan rneliputi Folide Stimulating Honnone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) yang berperan
merangsang aktivitas perkernbangan gonad (Matty 1985).
Berdasarkan hal tersebut di atas rnaka perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh suhu
terhadap perkembangan ovari kuda laut (Hippocampus barbouri) dalam wadah budidaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu optimal untuk perkembangan ovari kuda laut (H.
barbO/in) dalam wadah budidaya.
METODE PENELITIAN
Sample kuda laut yang digunakan adalah induk kuda laut H. barbouri betina yang berasal
dari Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar yang merupakan hasil tangkapan dari alam. lnduk kuda
laut betina yang digunakan berukuran kisaran panjang 11 - 12.5 cm sebanyak 180 ekor. Wadah
percobaan yang digunakan adalah akuarium kaca berukuran 0,4 x 0,5 x 0,3 m3 sebanyak 12 buah.
Untuk mernbuat keragaman suhu media digunakan alat pemanas otomatis (automatic
waterheater). Aklimasi induk terhadap suhu, dilakukan dengan kecepatan 1 OC/12 jam atau 2
OC/hari. Setelah induk kuda laut diaklimasi selanjutnya dipelihara selama satu bulan dalam media
dengan kisaran salinitas 31-32 ppt pada suhu masing-masing perlakuan, yaitu 26, 28, 30, 32 OC.
Setiap akuarium diisi induk kuda laut sebanyak lima belas ekor. Selama percobaan berlangsung
induk kuda laut memperoleh pakan berupa udang jembret (Mesopodopsis sp) dalam bentuk
hldup / segar dan beku, dengan frekuensi tiga kali sehari (pukul 8:00, 13:00, dan 18:00) secara ad
satiation. Pengukuran parameter kualitas air dili.kukan secara harian, meliputi : suhu media diukur
dengan thermometer, salinitas dengan handrefractometer, Oksigen dengan DO meter, dan pH
dengan menggunakan pH meter.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4
perlakuan masing-masing suhu 26 OC, 28 OC, 30 OC, dan 32 OC. Peubah yang diamati adalah waktu
perkembangan ovari, indeks kematangan gonad (!KG) dan jumlah telur matang. Pengamatan
dilakukan setiap tiga hari sekali sampai percobaan berakhir.
Pengukuran indeks kematangan gonad dilakukan dengan cara mengambil hewan uji
masing-masing 3 ekor pada setiap perlakuan selanjutnya ditimbang dengan menggunakan
timbangan digital. Hewan uji tersebut kemudian dibedah dengan skalpel dan gunting untuk
diambil gonadnya dan ditimbang.
82 Syafiuddin
Toran;' Vol. 18(1) Maret 2008: 81 - 86 ISSN: 0853-4489 ''»='4i:-~~:,;;t;JI:',P,'''''=''~=;;:tl';;;;'"'':8: __ 4.'''4I'/1:~/;;;'674"~~.-l::;_"",= __ ~;''''''';-::'''''''~';6/~~,.ot:d::.<!'.~~:~",:""'·a:·.""OO-::""':;:,*,::-._~';;'_-'*,;~·;;;;;~~;'::'Nr.I'~iiE~_/~;~"",,:.y;;,;;_~
Indeks kematangan gonad dihitung berdasarkan persamaan yang dikernukakan oleh
Johnson (1971), yaitu :
IKG = BG/BT x 100%
Dimana : BG = Berat gonad (gram)
BT = Berat tubuh (gram)
Pengamatan perkembangan kematangan telur dilakukan dengan cara mengeluarkan telur
yang terdapat dalam ovari yang telah ditimbang kernudian mengukur diameter telur di bawah
mikroskop dengan menggunakan mikrometer. Jumlah telur matang diketahui dengan cara
menghitung jumlah telur matang yang terdapat daJam ovari induk kuda laut yang telah mencapai
TKGN.
Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap perkembangan ova ri kuda laut maka data
waktu matang gonad, inde ks kematangan gonad, dan jumlah telur dianalisis dengan menggunakan
sidik ragam, kemudian diuji seeara regresi korelasi. Karena perlakuan memberikan pengaruh yang
nyata, maka dilanjutkan dengan uji Tukey (Steel & Torrie, 1991).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Waktu Perkembangan Gvari
Waktu perkembangan ovari kuda laut (H. barbo"n) pada setiap perlakuan suhu disajikan
pada Tabell.
Tabel I. Rata-Rata Waktu Perkembangan Ovari (Hari) Kuda Laut (H. barbouTl) pada Setiap Perlakuan Suhu Selarna Penelitian
Perlakuan Waktu Perkernbangan Ovari (hari)
TKGII TKG III TKGIV
A (26 oC) 7 ± 1, 7'Jx 12 ±3' Jx 17 ± 1,7"
B (28 oC) 4 ± 1,7' 9 ± ()c 13 ± 1,7db
C (30 oC) 5 ± 1,71x 11 ± 1,71x 14±1,7,b
D (32 oC) 10 ± 1,7' 16 ±l,7- 23 ± 1,7-Keterangan . Huruf yang sarna dibelakang angka menunJukkan tidak berbeda nyata antar perlakuan
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perIakuan suhu yang berbeda selama penelitian
memberi pengaruh yang nyata terhadap waktu perkembangan ovari kuda laut (H. barboun) yang
dicobakan. Berdasarkan uji lanjut Tuckey dapat diketahui bahwa pada TKG IV, perlakuan A (26
0C) berbeda nyata dengan perlakuan D (32 oC) tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan B (28
oC) dan C (30 OC). Perlakuan B (28oC) berbeda nyata dengan perlakuan D (32 oC) tetapi tidak
berbeda nyata dengan perlakuan A (26 oC) dan C (30 oC). Perlakuan C (3O<>C) berbeda nyata
dengan periakuan D (32oC).
Rata-rata waktu perkembangan ovari (Tabell) mencapai TKG N tercepat diperoleh pada
perlakuan B (28oC) yaitu 13 hari dan waktu yang terlama diperoleh pad a perlakuan D (32oC)
yaitu 23 hari. Hasil ini hampir sarna dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lin, e/ 01. (2006),
yang menunjukkan suhu 280C merupakan suhu optimum untuk waktu perkembangan gonad kuda
laut (H. Kulin).
Waktu perkembangan ovari tercepat pada suhu 280C disebabkan suhu ini merupakan suhu
yang optimum bagi induk kuda laut untuk melakukan proses metabolisme dan perkembangan
Pengaruh Suhu Terhadap Perkembangan Ovari Kuda Laut (Hippocampus barbouri) 83
Torani, Va! 18(1) Maret 2008: 81 - 86 ISSN; 0853-4489 JO;~;~:.r:~/~_;""'1i<'J:3':"~'.o;~,JT~':Jl'/~iI>'/-::_;"-'~~-'~,,,,",,/""~;;r.,,,,,.,:!","';;:~/~'~~~~1!!',.,., .... ",~...,.".,.".";::;~~.,O;""'/.1:"";'4'rC,;;;;:,;:"'":"",,.:r.A7¥/,;;'!;"''/~'l'/';;'''''''"':~Whll:W/.J!!,;,;O::#:>=;1#/A!W/L:r,-~~
ovari dengan baik. Pada suhu 32OC, energi yang dibutuhkan oleh induk kuda laut semakin besar
karena aktifitasnya yang meningkat seperti melakukan adaptasi, tetapi pasokan energi yang
dihasilkan oleh tubuh dari makanan yang didapatkan tidak mencukupi kebutuhannya sehingga
energi yang diperoleh hanya digunakan untuk bertahan hidup saja dan tidak cukup untuk
perkembangan kematangan ovari seeara maksimal, hal ini menyebabkan lambatnya perkembangan
ovari. Menurut AI Qodri et al. (2005) bahwa kisaran suhu untuk pemeliharaan dan pematangan
induk kuda lout berkisar 28 - 30 OC. Suhu air yang terlalu rendah akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan gonad serta menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah
terserang penyakit. Sedangkan pada suhu yang terlalu tinggi, induk dapat stress dan banyak aktif
atau bergerak, sehingga akan mengeluarkan banyak energi. Ditambahkan oleh Lagler et al. (1977)
bahwa tahap pematangan akan terus berlangsung dan berkesinambungan selama fungsi
reproduksi ikan berjalan normal.
Hubungan suhu dengan waktu perkembangan ovari dinyatakan dengan persamaan: y = 0.8125x' - 46.175x + 668.45 dengan R2 = 0.88 dan titik optimum dieapai pada suhu 28.4OC. Nilai R2
tersebut menunjukkan adanya korelasi yang kuat, artinya suhu memberikan pengaruh terhadap
waktu perkembangan ovari sebesar 88%.
Indeks Kematangan Gonad (IKG)
Rata-rata Indeks kematangan gonad kuda lout (H. barbouri) pada setiap perlakuan selama
penelitian disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai Rata-Rata Indeks Kernatangan Gonad Kuda Laut (H. barboun) pada Setiap Tingkat Kernatangan Gonad pada Setiap Perlakuan
Perlakuan Indeks Kematangan gonad (IKG %)
TKGI TKGII TKG III TKGIV
A (26 <>C) 0.5808 ± 0.0785 2.1426 ± 0,1544- 3.2106 ± O.1462,b 4.6898 ± O.4568·b
S (28 <>C) 0.6132 ± 0.1055 2.5929 ± 0.2974- 4.0007 ± 0.3502- 7.2047 ± 2.1528'
C (30 0<:) 0.56M± 0.1708 2.3584 ± 0.37(J60 3.4119 ± 0.1574b 5.3271 ± 0.371()O
0(320<:) 0.5768 ± 0.1666 0.9173 ± O.0743b 1.8545 ± O.0764d 2.2372 ± 0.2086b
Kererangan . Hurul yang sarna dibelakang angka menUl1Jukkan "dak berbeda nyala antar perlakuan
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan suhu yang berbeda selama penelitian
memberikan pengaruh sangat nyata terhadap nilai Indeks Kematangan Gonad (IKG) TKG IV. Uji
lanjut Tuckey pada IKG TKG IV menunjukkan perlakuan A (26OC) tidak berbeda nyata dengan
perlakuan B (28OC), C (300c), dan perlakuan D (32OC). Perlakuan B (28OC) tidak berbeda nyata
dengan perlakuan C (300c) tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan D (32OC). Perlakuan C (260C)
berbeda nyata terhadap perlakuan D (32OC).
Rata-rata indeks kematangan gonad TKG IV (Tabel 2) terbesar diperoleh pada perlakuan B
(28OC) yaitu 7.2047 % dan terendah diperoleh pada perlakuan D (32OC) yaitu 2.2372%. Perbedaan
nilai IKG kuda laut (H. barboun) dapat disebabkan perubahan tingkat metabolisme pada suhu yang
berbeda. Dimana perbedaan suhu akan mempengaruhi tingkat metabolisme suatu organisme
budidaya. Hal ini sesuai pemyataan Masonjones (2001) bahwa tingkat metabolisme berhubungan
dengan suhu air, sehingga tingkat metabolisme kuda !aut akan menga!ami perubahan jika
dipelihara pada suhu yang berbeda (Porter 2001; Brodeur et al. 2001).
Hubungan suhu dengan indeks kematangan gonad TKG IV dinyatakan dengan
84 SyafilJddin
Toran;' Vo!. 18(1) Maret 2008: 81 - 86 rSSN: 0853-4489 ;.~~v,;;r,,,,,,~,.,.,;:;~;;:r/#/.~/~'JI.;.r..""I< .. __ ~!'.c:~<i;::!':"'~§,~/6/,e;;;;;;~~/.r;;~lI1:1H'/,I!";=:;'>;ao:c"l"I.d!<''''~'l.:'!<"';~/~~!'II,;;r,~~W/""'~I.~~,·..;T,W/~~of;~'.&'/"";'/61l!'/:,g;:..;;:...-:,:«~/ioJ::.tr:_""''"'/~/iI:I'/.;i;')*,"'~;':
persamaan: y = -O.3295x2 + 18.734x + 259.9 dengan R2 = 0.62 dan titik optimum dicapai pada suhu
28.4OC. Nilai R2 menunjukkan adanya korelasi sederhana, dimana suhu berpengaruh 62%
terhadap indeks kematangan gonad TKG IV.
Jumlah Telur Matang
Rata-rata jurnlah telur matang (butir) kuda laut (H. barbouri) pada setiap perlakuan selama
penelitian dapat dilihat pada Tabel3 di bawah ini.
Tabel 3. Rata-Rata lumlah Telur Matang (Butir) Kuda Laut (H. barboun) pada Setiap Perlakuan Suhu Selama Penelitian
Perlakuan Rata·rata Jumlah Telur (Butir)
A (26 oq 51 ± 7.57"<
B (28 oC) 97 ± 28.02'
C (30 oC) 79± 13.32'b
D (32 oC) 34± 4' Keterangan : Hurui yang sarna dibelakang angka ntenUfl]ukkan tidak berbeda nyata antar perlakuan
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan suhu yang berbeda selama penelitian
memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap jurnlah telur rna tang kuda laut (H. barbozm).
Hasil uji lanju! Tuckey menunjukkan bahwa perlakuan A (26 oC) tidak berbeda nyata terhadap
perlakuan C (30 oC) dan perlakuan D (32 oC), tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan B (28 oC).
Sedangkan perlakuan B (28 oC) tidak berbeda nyata terhadap perlakuan C (30 oC), tetapi berbeda
nyata terhadap perlakuan A (26 oC) dan perlakuan D (32 oC). Perlakuan C (3QoC) berbedaa nyata
dengan perlakuan D (32oC).
Jurnlah telm matang sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu. 5uhu yang
optimal dapat merangsang aktivitas reproduksi yang mendukung kematangan telm. Hal ini sesuai
pernyataan Weatherley and Gill (1989) bahwa variabel-variabel lingkungan seperti suhu dapat
merangsang sistem organ endokrin dan aktivitas reproduksi seperti sekresi hormon gonadotropin
oleh sel-sel pituitary yang mendukung perkembangan telur. Ditambahkan oleh Wooton (1990),
perubahan jumlah telur matang dapat pula dipengaruhi oleh faktor genetik dan atau faktor
lingkungan.
Hubungan suhu dengan jumlah telur matang dinyatakan dengan persamaan: y = -5.7083x2 + 327.72x - 4609.4 dengan R2 = 0.75, dan titik optimum dieapai pada suhu·28.7OC. Nilai R2
tersebut menunjukkan adanya korelasi yang kuat, dimana suhu memberikan pengaruh terhadap
jumlah telur matang sebesar 75%.
K ualitas Air
Kualitas air merupakan variabel yang mempengaruhi pengelolaan, kelangsungan hidup,
perkembangbiakan pertumbuhan suatu organisme budidaya (Boyd 1990). Kisaran kualitas air
(Tabel 4) yang diperoleh selama percobaan masib cukup ideal untuk kelangsungan hidup dan
perkembangan ovari kuda laut H. Barbouri.
Pengaruh Suhu Terhadap Perkembangan Ovari Kuda Laut (Hippocampus barbauri) 85
Torani, Vol 18(1) Maret 2008: 81 - 86 ISSN: 0853-4489 r"*,~"-~!It'~""''&I'/'''i..-r/-=~i6'/.,':,:o:-$~,.o;;~~·ifj'!~_':;''X.:'::6!~J;;'7I};;:'?''~:;¥,':'':';,,,,,;':-'_7S/_-:""",,w,;;.;.:-~/.:!',_c.;;;~_A;~-;III)I'.JIiIY::r;i6~,=~;zo;_2I'/.tI:""~/,.."':~'.:t':1iOVh,,;r/~::-,,;r,!,.../.:o:~~~/~4l';I._'"
Tabel 4. Kisaran Parameter Kualitas Air yang Diperoleh Selama Penelitian
Parameter Kualitas Air Parameter
Kisaran Pustaka
pH 7.78 -7.86 7 - 8 (AI Qodri dkk., 2005)
Salinitas 31.87 - 31.93 30 -32 (Ari dkk., 2005)
DO 6.70 -7.13 >5 (AI Qodri dkk., 2005)
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan suhu yang berbeda selama penelitian
memberikan pengaruh nyata terhadap perkembangan ovari kuda laut. Suhu 280(: merupakan
suhu yang optimum untuk waktu perkembangan ovari kuda laut (H. barboun), indeks kematangan
gonad dan jumlah telur matang.
DAFTAR PUSTAKA
AI Qodri AH, Sudjiharno, Hennawan A. 2005. Pemeliharaan Induk dan Pematangan Gonad. Oi Dalam: Pembenihan Kuda Laut (Hippocampus spp). Lampung: Deptan, Ditjedkan. Balai Budidaya Laut.
Ari WK, Anindiastuti, Al Qodri AH, dan Sudjiharno. 2005. Produksi Massal Kuda Laut (Hippocampus kuda) dalam Upaya Mendukung Pengembangan Ikan Hiss dan Industri Obat-Obatan Tradisional. Larnpung. DKP. Ditjedkan Budidaya BaJai Budidaya Laut Lampung.
Boyd CEo 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama : Alabama Agricultural Experiment Station, Auburn University.
Brodeur, J.C., Dixon, D.G., Mckinley, R.S. , 2001. Assessment of Cardiac Output As A Predictor of Metabolic Rate In Rainbow Trout. J. Fish Biology.
EtTendie, M.1. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara..
Johnson, J.E. 1971. Maturity and Fecundity of Threadfin Sbad? Dorosomapetenense (Gunther) In Central Arizona Reservoir. Trans. Amer. Fish. Soc.
Lagler KF, Bardach JE, Miller RH. 1977. lethyology. Canada. John Wiley and Sons. Inc. Toronto.
Lin.Q, Junyi.L, Yongli .G, Li.S, Jin.C, Jlmning L. 2006. The Effect of Temperature on Gonad, Embryonic Development and Survival Rate of Juvenil Seahorse, Hippocampus kuda Bleeker. Aquaculture 254.
Lourie S.A, Vincent A.C.J , Hall H.J. 1999. Seahorses: An Identification Guide to The World's Species and Their Concervation. London: Project Seahorse.
Matty A.l . 1985. Fish Endocrinology. Portland: Timber Press.
Masonjones, H.D., 2001. The Effect of Social Context and Reproductive Status on The Metabolic Rates of Dwarf Seahorse (Hippocampus zosierae). Compo Biochem. Physol. , Part A.
Porter, S.M.,200!' Effects of Size and Light on Respiration and Activity of Wan eye Pollock (Theragra chalcogramma) Larvae. J. Exp. Mar. Bio. IOcol.
Steel RGD, Tome J.H. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi ke·2. Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama
Weatherley, A.H. and Gill, H.S. 1989. The Biology of Fish Growth. Academic Press Ltd. London.
Wootton, R.l. 1990. Ecology of Teleost Fishes. Chapman and Hall. London-Newyork.
86 Syafiuddin