DAFTAR ISI - maipark.com Report/MAIPARK Annual Report... · 4 Visi 5 Misi 6 Profil Perusahaan 8...
Transcript of DAFTAR ISI - maipark.com Report/MAIPARK Annual Report... · 4 Visi 5 Misi 6 Profil Perusahaan 8...
ContentsDAFTAR ISI
4 Visi
5 Misi
6 Profil Perusahaan
8 Ikhtisar Laporan Keuangan
10 Profil Premi dan Eksposur Risiko
12 Investasi
16 Sambutan Komisaris Utama
19 Laporan Direktur Utama
25 Daftar Reasuradur Utama dan
Pemegang Saham Mayoritas
26 Dewan Komisaris
27 Dewan Direksi
28 Divisi
38 Suplemen
Vision
Mission
Company’s Profile
Financial Highlight
Premium & Risk Exposure Profile
Investment
President Commisioner’s Message
President Director’s Report
List of Major Reinsurers & Shareholders
Board of Commissioners
Board of Directors
Divisions
Supplement
MAIPARK Annual Report 20114“
Visi
Menjadi pemimpin utama yang diakui secara internasional
dalam bidang reasuransi bencana alam, sebagai sebuah
“Centre of Excellence and Competence” dengan nama
yang melambangkan profesionalisme berstandar tertinggi.
Vision
To become an internationally recognized leader in catastrophe
reinsurance, a “Centre of Excellence and Competence”
with a name synonymous with professionalism
of the highest standards.
Vision and Mission
- Aristotle
VISI DAN MISI
“
Visi dan Misi / Vision and Mission
In all things of nature there is something of the marvelous.
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 5
Misi
Mission
Mengambil peran sebagai pionir dalam menyediakan perlindungan bagi rakyat Indonesia sebagai
tanggung jawab sosial, bekerjasama dengan Pemerintah dalam membangun skema asuransi gempa
bumi termasuk risiko tsunami dan tanah longsor bagi seluruh bangunan tempat tinggal yang terdaftar
beserta isinya.
Meningkatkan kemampuan meramalkan dan memantau dengan memperluas serta memperbaiki
jaringan seismologi dan sistem peringatan dini, pendidikan dalam pemahaman bencana alam,
kesiapsiagaan, keamanan serta peningkatan pedoman pembangunan gedung.
Meningkatkan kesadaran terhadap asuransi bencana alam dan menstimulasi kepadatan asuransi
(insurance density)
To assume a pioneering role in the social responsibility of providing security to the Indonesian citizens
in partnership with the Government by establishing an earthquake insurance scheme including cover
against tsunami and landslide for all registered buildings and household contents.
To improve forecasting and monitoring through extension and upgrading of seismological network
and early warning system, educational work on disaster understanding, preparedness, safety and
improvement of building code.
To increase the awareness towards insurance of natural disasters and stimulate the insurance density.
Visi dan Misi / Vision and Mission
MAIPARK Annual Report 20116
MAIPARK memiliki 54 staff dan manajer dengan integritas tinggi dan profesionalisme yang tidak diragukan lagi.
MAIPARK has 54 Staffs and managers endowed with high
integrity and a distinct professionalism.
Company’s ProfileProfil Perusahaan
Profil Perusahaan / Company's Profile
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 7
Profil Perusahaan Company’s Profile
Profil Perusahaan / Company’s Profile
Pada bulan Januari 2003, Pemerintah Indonesia mewajibkan
seluruh perusahaan asuransi dan reasuransi non jiwa yang
mempunyai ijin beroperasi di Indonesia untuk bekerjasama
dalam menanggung risiko-risiko khusus melalui suatu
bentuk kerjasama.
Wahana untuk usaha bersama ini adalah Pool Reasuransi
Gempa Bumi Indonesia (PRGBI). Keikutsertaannya adalah
wajib bagi semua perusahaan asuransi dan reasuransi non
jiwa. Pada saat yang bersamaan, sebuah tarif gempa bumi
diperkenalkan dan disahkan oleh Departemen Keuangan.
Di penghujung tahun 2003, PRGBI berubah menjadi sebuah
perusahaan swasta, yaitu PT Asuransi MAIPARK Indonesia.
MAIPARK adalah singkatan dari Maskapai Asuransi
Indonesia (MAI) Perusahaan Asuransi Risiko Khusus (PARK).
MAI yang merupakan perusahaan asuransi non-jiwa tertua
di Indonesia ini menawarkan ijinnya untuk dibeli oleh para
pemegang saham baru dalam Rapat Umum Pemegang
Saham tanggal 23 Desember 2003.
MAIPARK mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari 2004.
Meski MAIPARK mempunyai ijin usaha sebagai asuransi
kerugian, saat ini MAIPARK hanya memfokuskan diri pada
reasuransi gempa bumi dengan prioritas utama sebagai
berikut :
- Mempromosikan disiplin serta penanganan asuransi
gempa bumi yang baik dan benar di Indonesia
- Menetapkan acuan standar tarif asuransi gempa bumi
di Indonesia
- Mengolah data statistik dan bank data untuk
menghasilkan tarif gempa bumi nasional yang tepat, dan
teruji secara teknis
- Membangun kapasitas reasuransi nasional yang sehat
untuk asuransi gempa bumi bagi industri asuransi lokal.
Di akhir tahun 2011, MAIPARK memiliki 54 staff dan manajer
dengan integritas tinggi dan profesionalisme yang tidak
diragukan lagi. Tugas yang diemban oleh MAIPARK adalah
bertindak sebagai Reasuransi Risiko Khusus. MAIPARK
akan mengembangkan aktifitasnya ke dalam lini asuransi
lainnya secara bertahap.
In January 2003, the Indonesia Government required all
licensed non-life insurance and reinsurance companies
operating in Indonesia to co-operate in insuring special risks
through a joint undertaking.
The Vehicle for this undertaking was the Indonesian
Earthquake Reinsurance Pool (Pool Reasuransi Gempa
Bumi Indonesia - PRGBI). Participation was made
mandatory for all-non life insurance and reinsurance
companies. At the same time, an earthquake tariff was
introduced and endorsed by the Ministry of Finance.
End of 2003, PRGBI was transformed into a limited liability
company, PT. Asuransi MAIPARK Indonesia. MAIPARK
stands for Maskapai Asuransi Indonesia (MAI). Perusahaan
Asuransi Risiko Khusus (PARK). MAI was the oldest non-life
insurance company in Indonesia and volunteered to have
it’s license purchased by new shareholders at General
Shareholder Meeting on 23rd December 2003.
MAIPARK commenced it’s business operations effective
from 1st January 2004, Althought MAIPARK has a full-
fledged non-life Insurance license, it presently focuses on
earthquake reinsurance only with it’s immediate priorities
being :
- Promoting discipline and proper handling of earthquake
insurance in Indonesia
- Setting a benchmark for earthquake insurance pricing
in Indonesia
- Collating statistics and database to arrive at an appropriate
national earthquake tariff with technically justified
premium rates
- Building sound national reinsurance capacities for
earthquake insurance for the local insurance industry
At the end of 2011, MAIPARK has 54 Staffs and managers
endowed with high integrity and a distinct professionalism.
MAIPARK’s mandate is to act as Special Risk Reinsurer of
the market. Accordingly MAIPARK will gradually expand it’s
activities into other lines of insurance.
MAIPARK Annual Report 20118
Data keuangan tersebut diatas disajikan dari laporan keuangan PT Asuransi MAIPARK Indonesia, untuk tahun 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dan tahun 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Gani & Hidayat dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.
The above financial data are taken from the financial statement of PT Asuransi MAIPARK Indonesia, for the year of 2011 which has been audited by Registered Public Accountant Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan with Unqualified Opinion and year 2010 which has been audited by Registered Public Accountant Hendrawinata Gani & Hidayat with Unqualified Opinion.
Financial HighlightsIkhtisar Data Keuangan
Ikhtisar Data Keuangan / Financial Highlights
Jumlah Aktiva • Total Assets
Jumlah Investasi • Total Investment
Premi yang Belum Merupakan Pendapat • Unearned Premium
Estimasi Klaim Retensi Sendiri • Estimated Own Retention Claims
Ekuitas • Equity
Premi Bruto • Gross Premium
Premi Reasuransi Dibayar • Reinsurance Expense
Premi Neto • Net Premiums
Klaim Retensi Sendiri • Own Retention Claims
Hasil Underwriting • Underwriting Result
Hasil Investasi Neto • Net Investment Income
Laba Setelah Pajak • Profit After Tax
dalam juta rupiah * in million IDR
2011
131,219.06 113,299.03
32,873.20 34,151.96
3,040.23
141,737.95
416.07
123,671.34
7,717.13
11,143.40
5,387.13
11,355.18
72,393.63
217,732.03
56,729.43
180,415.66
62,083.49
28,957.45
51,972.15
22,691.77
34,544.00
150,783.26
27,435.34
122,664.62
2010
Rasio Solvabilitas • Solvency Ratio (RBC)
Rasio Solvabilitas Minimum • Minumum Solvency Ratio
Rasio Likuiditas • Liquidity Ratio
ROA • ROA
ROE • ROE
EPS • EPS
EBIT • EBIT
dalam juta rupiah * in million IDR
2011
820.57% 571.83%
120.00% 120.00%
15.87% 15.21%
76.76% 60.97%
275.95% 294.47%
22.91% 22.37%
44,106.98 35,083.78
2010
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 9
dalam juta rupiah * in million IDR
200.000
300.000
140.000
170.000
110.000
190.000
130.000
160.000
100.000
180.000
120.000
150.000
90.000
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
2011 2010
Ikhtisar Data Keuangan / Financial Highlights
Jumlah Aktiva • Total Assets
Jumlah Investasi • Total Investment
Ekuitas • Equity
Premi Bruto • Gross Premium
Hasil Underwriting • Underwriting Result
Profit After Tax • Laba Setelah Pajak
MAIPARK Annual Report 201110
Premium & Exposure Profile 2010-2011
Profil Premi & Eksposur 2010-2011
Premi berdasarkan CRESTA ZONE • Premium by CRESTA ZONE
2011 131,219 Juta Rupiah • Million
2010 113,299 Juta Rupiah • Million
Sumatera Utara • North Sumatera
Sumatera Utara • North Sumatera
9%
8%
29%
32%
4%
4%
18%
16%
15%
17%
9%
10%
5%
4%
10%
9%
DKI Jakarta & Jawa Barat • DKI Jakarta & West Java
DKI Jakarta & Jawa Barat • DKI Jakarta & West Java
DIY & Jawa Tengah • DIY & Central Java
DIY & Jawa Tengah • DIY & Central Java
Sumatera Selatan • South Sumatera
Sumatera Selatan • South Sumatera
Jawa Timur • East Java
Jawa Timur • East Java
Kalimantan • Kalimantan
Kalimantan • Kalimantan
Sulawesi • Sulawesi
Sulawesi • Sulawesi
Daerah Lain • Others
Daerah Lain • Others
9%
18%
29%
9%
15%
4%5% 10%
8%
16%
32%
10%
17%
4%4% 9%
Premi berdasarkan CRESTA ZONE / Premium by CRESTA ZONE
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 11
Akumulasi Risiko berdasarkan CRESTA ZONE • Exposure Accumulation by CRESTA ZONE
2011 101,557 Miliar Rupiah • Billion
2010 86,832 Miliar Rupiah • Billion
Sumatera Utara • North Sumatera
Sumatera Utara • North Sumatera
9%
9%
27%
31%
7%
5%
18%
16%
16%
17%
9%
10%
5%
4%
9%
8%
DKI Jakarta & Jawa Barat • DKI Jakarta & West Java
DKI Jakarta & Jawa Barat • DKI Jakarta & West Java
DIY & Jawa Tengah • DIY & Central Java
DIY & Jawa Tengah • DIY & Central Java
Sumatera Selatan • South Sumatera
Sumatera Selatan • South Sumatera
Jawa Timur • East Java
Jawa Timur • East Java
Kalimantan • Kalimantan
Kalimantan • Kalimantan
Sulawesi • Sulawesi
Sulawesi • Sulawesi
Daerah Lain • Others
Daerah Lain • Others
9%
16%
31%
10%
17%
5%4% 8%
9%
18%
27%
9%
16%
7%5% 9%
Premi berdasarkan CRESTA ZONE / Premium by CRESTA ZONE
MAIPARK Annual Report 201112
Investasi Berdasarkan JenisInvestment by Type
2011- IDR 141,737.95 Juta Rupiah • Million
Time Deposits
Government Bonds
Other Investment
Total
dalam juta rupiah * in million IDR
2011 %
Time Deposits
95.81 %
Total
100 %
Government Bonds
3.49 %
Other Investment0.71%
135,794.98
140,000
140,000
80,000
80,000
110,000
110,000
50,000
50,000
20,000
20,000
130,000
130,000
70,000
70,000
100,000
100,000
40,000
40,000
10,000
10,000
120,000
120,000
60,000
60,000
90,000
90,000
30,000
30,000
0
0
95.81% 95.19% 117,725.97
4,942.97 3.49% 4.20% 5,195.37
141,737.95 100.00% 100.00% 123,671.34
1,000.00 0.71% 0.61% 750.00
2010 %
2010- IDR 123.671.34 Juta Rupiah • Million
Time Deposits
Total
95.19 %
100 %
Government Bonds
4.20 %
Other Investment
0.61 %
Investasi / Investment
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 13
2011- IDR 141,737.95 Juta Rupiah • Million
IDR
95.81 %
Total
100 %
USD
3.49 %
EURO0.71%
140,000
140,000
80,000
80,000
110,000
110,000
50,000
50,000
20,000
20,000
130,000
130,000
70,000
70,000
100,000
100,000
40,000
40,000
10,000
10,000
120,000
120,000
60,000
60,000
90,000
90,000
30,000
30,000
0
0
2010- IDR 123.671.34 Juta Rupiah • Million
IDR
Total
95.19 %
100 %
USD
4.20 %
EURO
0.61 %
Investasi Berdasarkan Mata UangInvestment by Currency
IDR
USD
EURO
Total
dalam juta rupiah * in million IDR
2011 %
140,142.97 98.87% 94.08% 116,345.37
1,360.20 0.96% 5.73% 7,086.86
141,737.95 100.00% 100.00% 123,671.34
234.78 0.17% 0.19% 239.11
2010 %
Investasi / Investment
RISKTSUNAMI
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Letaknya yang berada di
pertemuan tiga lempeng utama bumi membuatnya sangat rawan gempa. Terlebih lagi
banyaknya sumber gempa dilepas pantai menambah ancaman bencana tsunami di
wilayah pesisir. UN telah menetapkan Indonesia sebagai negara paling terancam tsunami
MAIPARK Annual Report 201116
Komisaris UtamaPresident Commissioner
Kornelius Simanjuntak
Dewan Komisaris senantiasa melakukan peningkatan pelaksanaan
tugas-tugas pengawasan atas berjalannya perusahaan termasuk
terus memantau berbagai persiapan yang dilakukan oleh direksi
atas rencana strategis dari perusahaan
President Commissioner’s MessageSambutan Komisaris Utama
Sambutan Komisaris Utama / President Commissioner’s Message
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 17
Perekonomian nasional selama tahun 2011 cukup kondusif
bagi dunia usaha meskipun bayang-bayang dampak negatif
dari krisis keuangan Eropa tetap dirasakan. Pertumbuhan
ekonomi tahun 2011 tercatat 6,5% (BPS 2012). Industri
asuransi umum juga menunjukkan perkembangan yang
sangat baik tercermin dari pencapaian total premi bruto
selama tahun 2011 sebesar Rp. 34,3 triliun yang berarti
terjadi pertumbuhan sebesar 19,5% bila dibandingkan
dengan total premi bruto pada tahun 2010 sebesar Rp.
28,7 triliun. Yang lebih menggembirakan pertumbuhan premi
bruto tersebut dibarengi dengan penurunan claim ratio dari
sebelumnya 42,19% menjadi 37,24% di akhir tahun 2011
Pertumbuhan yang baik juga dicapai oleh perusahaan
selama 2011. Premi bruto mengalami pertumbuhan sebesar
15,8% menjadi Rp. 131,2 miliar dari tahun 2010 sebesar
Rp. 113,3 miliar. Keuntungan bersih perusahaan mencapai
Rp. 34,5 miliar, meningkat 25,9% dari sebelumnya
Rp. 27,4 miliar.
Pencapaian yang baik tersebut diatas disebabkan
pengelolaan yang baik dan prudent dan kita bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa bangsa kita tidak
dilanda bencana alam dengan skala kerusakan yang besar
pada 2011, meskipun menurut catatan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) selama tahun 2011 telah
terjadi 1.545 kejadian bencana di wilayah Indonesia. Akan
tetapi kejadian tersebut tidak menimbulkan kerugian
yang besar.
Berbagai bencana alam yang terjadi dalam dekade
terakhir ini seharusnya mendorong kesadaran masyarakat
dan juga pemerintah akan pentingnya kerjasama antara
seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan upaya
penanggulangan dampak kerugian akibat bencana
alam melalui skema asuransi bencana alam. MAIPARK
sebagai representasi dari industri asuransi umum dalam
penanganan risiko bencana alam gempa bumi, tsunami
dan letusan gunung berapi sangat menyadari hal ini,
oleh karena itu MAIPARK akan terus mengkampanyekan
penggunaan mekanisme asuransi sebagai salah satu upaya
penanggulangan dampak kerugian akibat bencana alam.
National economy in 2011 is quite conducive for business
despite the negative impact of the European financial
crisis still felt. The economic growth in 2011 recorded 6.5
% (BPS 2012). General insurance industry also shows
excellent progress reflected in the achievement of total gross
premiums for the year 2011 amounting to Rp. 34.3 trillion,
which means there is a growth of 19.5% compared to the
total gross premiums in 2010 amounting to Rp. 28.7 trillion.
Even more encouraging growth in gross premiums was
accompanied by a decrease in claims ratio to the previous
42.19% into 37.24 % in the end of 2011.
Encouraging growth was also achieved by the Company
during 2011. Gross premiums grew by 15.8% to Rp. 131.2
billion from the year 2010 amounted to Rp. 113.3 billion.
MAIPARK’s net profit was Rp. 34.5 billion, increasing by
25.9% from the previous Rp. 27.4 billion.
Good achievement above was caused by good and prudent
management and we thank God Almighty, that our nation
has not been hit by natural disasters with large-scale
damage in 2011, although according to the records of the
National Disasters Management Agency (BNPB) during
the year 2011 has occurred 1.545 disaster in numbers of
regions in Indonesia,but did not cause a great loss.
A variety of natural disasters that occurred in the last decade
should encourage public awareness and the Government
of the importance of cooperation among all stakeholders
to make efforts to control the impact of losses from natural
disasters through disaster insurance scheme. MAIPARK
as a representation of the general insurance industry in the
management of catastrophic risks of earthquakes, tsunami
and volcanic eruptions are very aware of this problem,
therefore MAIPARK shall continue campaigning for the use
of insurance mechanism to manage the impact of losses
from natural disasters.
Sambutan Komisaris Utama / President Commissioner’s Message
MAIPARK Annual Report 201118
Dewan Komisaris senantiasa melakukan peningkatan
pelaksanaan tugas-tugas pengawasan atas berjalannya
perusahaan termasuk terus memantau berbagai persiapan
yang dilakukan oleh direksi atas rencana strategis dari
perusahaan seperti rencana perubahan ijin usaha dari usaha
asuransi menjadi ijin usaha reasuransi, demikian juga kajian
atas rencana pengalihan kerjasama konsorsium dan pool
yang ada di industri asuransi umum ke MAIPARK.
Pada kesempatan ini, atas nama Dewan Komisaris, saya
mengucapkan terima kasih kepada para pemegang saham
dan mitra usaha atas dukungan yang telah diberikan kepada
MAIPARK serta kerjasama yang telah terjalin baik selama
tahun 2011.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada jajaran
direksi dan seluruh karyawan yang telah bekerja dengan
baik selama tahun 2011.
Saya yakin dengan kerjasama, kerja keras, dan kerja
cerdas dengan diiringi doa, ora et labora, kita akan dapat
mencapai tujuan MAIPARK.
Board of Commissioners has continually made
improvements to the implementation of supervisory
tasks to the Company including monitoring the
preparations by the directors for Company’s strategic
plan including the plan to change its business license
from the insurance business to reinsurance business
license, as well as a review of the planned transfer of
the consortium and pool cooperation in the general
insurance industry to MAIPARK.
On this occasion, on behalf of the Board of
Commissioners, I would like to thank our shareholders
and business partners for the support given to
MAIPARK and good cooperation during the year 2011.
We also thank the Board of Directors and all employees
who have worked hard during the year 2011.
I believe with cooperation, as well as hard and smart
work, accompanied by prayers, ora et labora, we shall
be able to achieve the goal of MAIPARK.
Sambutan Komisaris Utama / President Commissioner’s message
Kornelius Simanjuntak
Komisaris Utama President Commissioner
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 19
President Director’s ReportLaporan Direktur Utama
Direktur UtamaPresident Director
Frans Y. Sahusilawane
Keuntungan bersih meningkat 25,9% dari Rp 27,4
miliar menjadi Rp 34,5 miliar dan menghasilkan return of
equity (ROE) 23%
Laporan Direktur Utama / President Director’s Report
MAIPARK Annual Report 201120
Kami panjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena dalam usia 8 tahun, yang masih relatif muda
untuk sebuah perusahaan asuransi, MAIPARK telah
diberikanNYA kemampuan untuk mencapai beberapa hal
yang menjadi tujuan jangka panjang pendirian perusahaan
ini. Peningkatan Catastrophe (Earthquake) Model MAIPARK
yang diluncurkan 3 tahun lalu saat ini berhasil dirampungkan
di akhir 2011; sementara pembangunan Catastrophe (Flood)
Model MAIPARK telah memasuki tahap uji coba. Dalam
hal penyelenggaraan database nasional untuk asuransi
bencana, MAIPARK telah mulai memasuki
tahap-tahap berikut dalam hierarki data, yaitu mengolah
data menjadi informasi dan menyiapkan informasi menjadi
knowledge. Hal ini nantinya akan menjadi landasan bagi
perusahaan-perusahaan asuransi dan reasuransi nasional
untuk memasuki tahap-tahap berikutnya: competence,
creativity, dan wisdom, sehingga industri asuransi nasional
memasuki era mature.
Dari sisi penyelenggaraan usaha, pendapatan premi kotor
mengalami peningkatan sebesar 15,8% dari sebelumnya
Rp. 113,3 miliar menjadi Rp. 131,2 miliar. Keuntungan bersih
meningkat 25,9% dari Rp. 27,4 miliar menjadi Rp. 34,5
miliar dan menghasilkan return on equity (ROE) 23%.
Perolehan premi kotor Rp. 131,2 miliar ikut ditunjang oleh
pendapatan premi di luar sesi statistik sebesar Rp. 6,5
miliar, yang merupakan usaha manajemen meningkatkan
pendapatan perusahaan di luar sesi statistik, antara lain
mengembangkan kerjasama dengan beberapa perusahaan
asuransi dalam bisnis asuransi gempa bumi untuk nasabah
KPR dengan beberapa bank terkemuka, peningkatan
keikutsertaan pada Konsorsium Asuransi Risiko Khusus
(KARK), keikutsertaan pada Asian Catastrophe Pool (ACP),
serta penawaran bisnis fakultatif penutupan asuransi gempa
bumi kepada perusahaan asuransi. Langkah yang terakhir
We thank God Almighty, for in the age of 8 years,
which is still relatively young for an insurance company,
MAIPARK has been given ability to accomplish things
that become a long-term goal of the establishment of the
Company. Improvement of the MAIPARK Catastrophe
(Earthquake) model which has been launched 3 years ago
was completed in the end of 2011, while construction of
MAIPARK Catastrophe (Flood) model has entered the test
phase. In terms of implementation of a national database
for disaster insurance, MAIPARK has begun to enter the
following stages in the hierarchy of data : processing
data into information and preparing the information into
knowledge. This will be the basis for national insurance
and reinsurance companies to enter the next stages:
competence, creativity, and wisdom, so that the national
insurance industry entered the era of mature.
In terms of business operation, gross premium income
increased by 15.8% from IDR 113.3 billion to IDR 131.2
billion. Net profits increased by 25.9% from IDR 27.4 billion
to IDR 34.5 billion and generate return on equity (ROE)
of 23%.
The gross premium achievement of IDR 131.2 billion is also
supported by premium income from businesses outside
the statistical cession amounting IDR 6,5 billion, which is
the effort of management to increase corporate income
outside the statistical cession, among others, developing
partnerships with several insurance companies and leading
banks in the business of earthquake insurance for the
home ownership loan (KPR), increasing participation in the
Special Risk Insurance Consortium (KARK), participation
on Asian Catastrophe Pool (ACP), as well as earthquake
facultative business offering to insurance companies. The
Laporan Direktur Utama / President Director’s Report
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 21
disebutkan adalah sebagai bentuk respon perusahaan atas
kebutuhan pasar akan kapasitas reasuransi bencana yang
semakin terbatas dan harga yang meningkat menyusul
banyaknya kejadian bencana di dunia selama 2011.
Kami harapkan industri dapat memanfaatkan dengan
baik kapasitas yang disediakan oleh MAIPARK tersebut.
Meskipun jumlah klaim yang diselesaikan di tahun 2011
mencapai Rp. 34,04 miliar, berkat pengaturan reasuransi
yang baik, MAIPARK mencatat Hasil Underwriting Bersih
sebesar Rp. 62,08 miliar, meningkat 19,46% dari Rp. 51,97
miliar di tahun 2010.
Faktor lain yang juga menunjang pencapaian hasil usaha
2011 adalah meningkatnya hasil investasi sebesar 43,2%
dari Rp. 5,39 miliar menjadi Rp. 7,7 miliar. Investasi
tetap dilakukan dengan dasar kebijakan yang disusun
oleh Komite Investasi yang mengutamakan investasi
prudent untuk jangka pendek dan menengah dengan
tetap menjaga likuiditas. Total dana investasi tahun 2011
adalah Rp. 141,7 miliar atau meningkat 14,6% dari tahun
sebelumnya sebesar Rp. 123,7 miliar.
Untuk menjamin kelancaran sesi risiko dari perusahaan
asuransi, MAIPARK terus melakukan usaha peningkatan
layanan melalui kunjungan dan pertemuan dengan para
MRO (MAIPARK Relation Officers) di masing-masing
perusahaan asuransi. Melalui langkah ini kendala-kendala
teknis yang ada di lapangan dapat diatasi secara efektif
sehingga menghasilkan kemudahan dan kecepatan
pelaporan sesi.
Ditahun 2011 Divisi R&D melanjutkan penelitian tsunami
purba yang dimulai sejak tahun 2010. Hasil penelitian
ini telah disampaikan dalam Konferensi Himpunan Ahli
Geofisika yang diadakan di Makasar pada bulan November
2011. Menyadari pentingnya penggunaan pemodelan
bencana bagi pelaku industri asuransi, perusahaaan telah
last-mentioned initiative is the form of corporate response to
the market needs of catastrophe reinsurance capacity that
is now limited and the prices are increasing due to number
of disaster occurrences in the world during 2011. We do
hope industry can beneficially utilize the capacity provided
by MAIPARK.
Although the total claims resolved in 2011 amounted to
IDR 34.04 billion, due to well-arranged reassurance,
MAIPARK managed to gain net underwriting totaling
IDR 62.08 billion, an increase from IDR 51.97 billion in 2010.
Other factor that also support the 2011 achievement is
the increase of investment returns of 43.2% from IDR 5.39
billion to IDR 7.7 billion. Investment is made based on the
policy established by the Investment Committee which
prioritizes prudent investment for the short and medium
term while maintaining liquidity. Total investment fund in
2011 was IDR 141.7 billion or increasing 14.6% from the
previous year of IDR 123.7 billion.
To ensure the smoothness of risk cession from insurance
companies, MAIPARK continued efforts to improve
its services through visits and meetings with the MRO
(MAIPARK Relation Officers) in each of the insurance
company. Through this step the technical constraints that
exist in the field can be effectively solved which resulting in
easier and faster risk cession.
During 2011 R&D Division continued the study of ancient
tsunami, which began in 2010. The results of this study
have been presented in the Association of Geophysicists
Conference held in Makasar in November 2011.
Recognizing the importance of the use of catastrophe
modeling for the insurance industry, MAIPARK has carried
Laporan Direktur Utama / President Director’s Report
Total dana investasi tahun 2011 adalah Rp. 141,7 miliar atau
meningkat 14,6% dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 123,7 miliar.
MAIPARK Annual Report 201122
melaksanakan serangkaian Pelatihan Dasar Pemodelan
Kerugian Akibat Gempa Bumi dengan mengundang seluruh
perusahaan asuransi umum dan reasuransi. Kegiatan
tersebut selain mendapat sambutan yang baik dari industri
juga mendapat apresiasi dan dukungan dari regulator.
Pengembangan kualitas dan kompetensi karyawan menjadi
prioritas perusahaan dalam bidang SDM. Kami meyakini
betapa pentingnya SDM sebagai sumber daya utama
penciptaan nilai dan kinerja perusahaan yang unggul.
Upaya peningkatan kompetensi SDM dilakukan dengan
berbagai program pelatihan yang berkesinambungan. Seri
pelatihan Knowledge Management untuk seluruh karyawan
telah dilakukan sepanjang 2011 dan dilanjutkan dengan
penerapan langsung pada aktifitas kerja sehari-hari. Hasilnya
sungguh menggembirakan, seperti pencapaian yang
tercermin dalam laporan ini.
Tanggal 5 Desember 2011 MAIPARK resmi menempati
kantor baru di Multivision Tower lantai 8. Perpindahan ke
kantor baru dengan status strata title dari kantor sebelumnya
dengan status sewa ini merupakan langkah strategis
perusahaan. Selain untuk memastikan tersedianya tempat
dan lingkungan kerja yang baik bagi karyawan yang pada
akhirnya akan meningkatkan produktifitas serta akomodatif
out a series of Basic Training for Earthquake Loss Modeling
by inviting all general insurance and reinsurance companies.
This initiative is in addition received a good reception from
the industry also received appreciation and support from the
regulator.
Development of quality and competence of employees
become the company’s priorities in the field of human
resources. We believe in the importance of human
resources as the primary resource for value creation and
superior corporate performance. Effort to increase the
competence of human resources is done by continuous
training programs. Knowledge management training series
for all employees has been conducted throughout 2011 and
continued with direct application to daily work activities. The
results were encouraging, as reflected in the achievements
in this report.
On December 5, 2011, MAIPARK officially occupying its new
office at Multivision Tower 8th floor. The relocation to the
new office with status of strata title from the old office with
status of rent is a strategic plan of the company. In addition
to ensuring the availability of places and a good working
environment for employees that will ultimately increase
productivity and accommodate the future
Laporan Direktur Utama / President Director’s Report
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 23
terhadap perkembangan perusahaan dimasa mendatang,
tujuan utamanya adalah tercapainya peningkatan pelayanan
kepada mitra usaha sekaligus pemegang saham dan
sebagai langkah investasi serta penghematan biaya.
Pada sektor IT, selain pengembangan pada perangkat keras
dan lunak, dilakukan peningkatan kompetensi Sumber
Daya Manusia. Hal ini dilakukan melalui program-program
pelatihan, baik kursus, seminar & workshop di bidang
Asuransi, Teknologi Informasi, dan Management, dengan
tujuan membentuk SDM (brainware) yang siap dan mampu
melakukan perubahan seiring perkembangan teknologi &
industri yang terus bertumbuh. Menyusul perpindahan ke
kantor baru, saat ini Divisi IT MAIPARK memiliki sebuah
Server Room dengan spesifikasi yang telah memenuhi
Standard IT Audit Requirement. Proyek penting yang masih
terus dikerjakan adalah pembangunan sistim yang dikenal
dengan sebutan Database RingRoad (DBRR), yakni sebuah
sistim aplikasi yang memungkin terjadinya pengaliran data
yang terintegrasi yang dapat diakses oleh seluruh user yang
berhak, secara mudah dan realtime. Selain itu program rutin
Pelatihan Cara Pensesian Bordereaux yang baik dan benar
dengan menggunakan Web Aplikasi Sistem MAIPARK untuk
perusahaan asuransi juga terus dijalankan sepanjang tahun.
Terkait penerapan prinsip Good Corporate Governance,
komisaris dan direksi perusahaan telah menjalani penilaian
kemampuan dan kepatutan (fit & proper test) dan
kesemuanya telah dinyatakan lulus penilaian tersebut.
Selama 2011 Dewan Direksi dan Dewan Komisaris telah
memulai langkah persiapan pelaksanaan keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham Mei 2011 mengenai perubahan
status MAIPARK menjadi perusahaan reasuransi, hal mana
akan dilanjutkan di tahun 2012. Dalam langkah persiapan
pengalihan berbagai kerjasama pool ke MAIPARK,
sebagaimana yang telah diputuskan oleh Kongres Asosiasi
Asuransi Umum Indonesia 2011 dan Rapat Umum
Pemegang Saham Mei 2011, Dewan Direksi dan Dewan
Komisaris melihat bahwa diperlukan pembenahan industri
atas cabang bisnis asuransi properti agar pengelolaan
kerjasama pool tersebut di MAIPARK akan bermanfaat bagi
MAIPARK maupun industri asuransi pada umumnya.
Sebagai suplemen dalam Annual Report 2011 ini kami
sampaikan tulisan popular mengenai pemodelan bencana
atau lebih sering di sebut Catastrophe Modeling. Kami
harapkan tulisan tersebut akan membuat kita menjadi
lebih mengenal Cat Model yang penggunaanya tidak akan
terelakkan lagi dimasa mendatang
development of the company, its main purpose is to improve
better service to business partners and shareholders as well
as a measures of investment and cost savings.
In the Information and Technology sector, in addition to
enhancement of hardware and software, development
of human resource competence was done. It was
conducted by training programs, both courses, seminars
and workshops in the areas of Insurance, Information
Technology and Management, with the purpose to prepare
human resources (brainware) ready and able to make
changes as the industry and technology continues to grow.
Following the relocation to a new office, at the moment IT
division MAIPARK has a Server Room with specifications
that meet Standard IT Audit Requirement. Important
project that is still being done is the construction of the
system, known as Database Ringroad (DBRR), which is
an application system that enables integrated flow of data
that may be accessed by all permitted users easily and at
real time. Regular training of Bordereaux Cession using
MAIPARK Web Application system for insurance companies
was done throughout the year.
Related to the application of the principles of Good
Corporate Governance, Commissioners and Directors of the
company have undergone and passed fit and proper tests.
During 2011 the Board of Directors and the Board
of Commissioners has initiated preparation to the
implementation of the resolution of General Meeting of
Shareholders in May 2011 regarding the status changes of
MAIPARK into a reinsurance company, and will be continued
in 2012. In the preparatory step to the transfer of various
pool cooperation to MAIPARK, as having been decided
by the Congress of the General Insurance Association
of Indonesia (AAUI) in 2011 and the General Meeting of
Shareholders of MAIPARK in May 2011, the Board of
Directors and the Board of Commissioners have view that
industry need improvement in the property line of business
and the management of pool cooperation to be transferred
to MAIPARK for the benefit of MAIPARK and insurance
industry in general.
As a supplement to the Annual Report 2011 we have
prepared a popular writings on Catastrophe modeling or
more often called Cat Modeling. We hope this short writing
will make us become more familiar with Cat model that its
utilization will be a must in the near future.
Laporan Direktur Utama / President Director’s Report
MAIPARK Annual Report 201124
Atas pencapaian hasil usaha perusahaan tahun 2011 yang
baik ini Dewan Direksi mengucapkan terimakasih kepada
para pemegang saham yang juga sekaligus sebagai mitra
usaha atas dukungan dan kerjasama yang telah terjalin baik
selama tahun 2011. Semoga hubungan baik dan kerjasama
tersebut dapat terus ditingkatkan di waktu yang akan
datang.
Tidak lupa penghargaan dan terima kasih kami sampaikan
kepada Dewan Komisaris atas dukungan dan arahannya
dalam melakukan pengelolaan perusahaan. Komitmen tinggi
Dewan Komisaris untuk mendorong perkembangan dan
peningkatan peranan MAIPARK di dalam industri asuransi
sangat kami hargai.
Dewan Direksi juga menyampaikan penghargaan dan
terima kasih kepada seluruh karyawan yang dengan tulus
telah mencurahkan waktu, tenaga dan pikirannya demi
kemajuan perusahaan. Perusahaan menyadari sepenuhnya
bahwa karyawan adalah aset terpenting bagi perusahaan
dan berkomitmen untuk senantiasa mengedepankan
kesejahteraan bagi para karyawan.
Sebagai penutup, semoga segala keberhasilan dan
pencapaian pada tahun 2011 ini dapat terus dipertahankan
dan ditingkatkan ditahun-tahun mendatang dengan berbekal
kerjasama sama yang solid dari semua pihak .
Terima kasih.
Upon the good achievement of operating results in 2011
Board of Directors thanks the shareholders who have also
been business partners for their support and cooperation
that has existed well during the year 2011. May the good
relations and cooperation be improved in the future.
We also would like to convey our appreciation and thanks to
the Board of Commissioners for their supports and direction
in management of the Company. High commitment of
Board of Commissioners to enhance the development and
to improve the role of MAIPARK in the insurance industry is
much appreciated.
Board of Directors also expressed appreciation and
gratitude to all employees who genuinely have devoted
time, energy and thoughts for Company progress. We are
understand that employees are the most important assets
for a Company and committed to always prioritize the
welfare of the employees.
In the end, I hope all the success and achievements in 2011
may be maintained and improved during future years with a
solid cooperation from all parties.
Thank You
Frans Y. Sahusilawane
Direktur Utama President Director
Laporan Direktur Utama / President Director’s Report
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 25
Major Reinsurers
Major Shareholders
Major Reinsurers
1. Swiss Re
2. Munich Re
3. Odyssey Re
4. Tokio Marine Global Re (TMG Re)
5. Asia Capital Reinsurance Group (ACR)
6. General Insurance Corporation of India
1. PT. Maskapai Reasuransi Indonesia
2. PT. Reasuransi Nasional Indonesia
3. PT. Tugu Reasuransi Indonesia
18.57%
6.65%
5.61%
11.33%
5.68%
6.40%
45.76%
• PT Panin Insurance, TbK
• PT Asuransi Astra Buana
• PT Asuransi Ekspor Indonesia
• PT Tugu Pratama Indonesia
• PT Asuransi Jasa Indonesia
• PT Asuransi Central Asia
• Others (Ownership less than 5%)
List of Major Reinsurers and Shareholders
Local Overseas
Daftar Reasuradur Utama dan Pemegang Saham Mayoritas
Daftar Reasuradur & Pemegang Saham / List of Major Reinsurers & Shareholders
MAIPARK Annual Report 201126
Board of CommisionersDewan Komisaris
Dewan Komisaris / Board of Commissioners
Kornelius Simanjuntak
Aloysius Winoto Doeriat
Michael Brian Peat
Firdaus Djaelani
Muthu Arumugam
Wahyu Suswinto
Komisaris Utama President Commissioner
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Komisaris IndependenIndependent Commissioner
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 27
Board of DirectorsDewan Direksi
Frans Y. Sahusilawane
Direktur Utama President Director
Bisma Subrata
Direktur Director
Dewan Direksi / Board of Directors
MAIPARK Annual Report 201128
1. Imelda Siahaja 4. Prof. Mudaham Taufick Zen
Finance dan Accounting Research and Development Technical Administration and Statistic
Human Resource and General AffairsRisk Management and ServicesInformation and Technology
Actuary Consultant
Keuangan dan Akuntansi Penelitian dan Pengembangan Teknik Administrasi dan Statistik
Sumber Daya Manusia dan UmumManajemen Risiko dan PelayananTeknologi dan Informasi
Konsultan Aktuaria
2. Budiman Nataprawira 5. Laksmi W. Sidharta
3. Dumaria R. Tampubolon
6. Heddy Agus Pritasa
7. Rini Widyastuti
Vice Presidents
Kepala Divisi
1 2 3 4 5 6 7
Kepala Divisi / Vice Presidents
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 29
Corporate Secretary
Sekretaris Perusahaan
1. Bintoro Wisnu
2. Jyesta Amaranggana
3. Sari Budi Utami
Sekretaris Perusahaan / Corporate Secretary
1
23
MAIPARK Annual Report 201130
Finance and Accounting
Keuangan dan Akuntansi
Keuangan dan Akuntansi / Finance and Accounting
1. Imelda Siahaja
2. Indrianti Cahyaningrum
4. Caroline
7. Fenty Tri Febriana
3. Dewi Kartika Bramaputri
6. Daktian Priambodo
8. Gema Indria
9. Delon Volkhard (tidak ada dalam foto)
5. Aminatus Sadiyah
2
45
67 8
31
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 31
1. Budiman Nataprawira
2. Romauli Butarbutar
4. Roy Agunk
7. Adhimas Handoyo
3. Meiliana Atmadja
6. Ruben Manik
8. Chandra Harumhasmara
9. M. Riski Nasrullah (tidak ada dalam foto)
5. Vadila Winanda
Information and Technology
Teknologi dan Informasi
1
2 34 5 6 7
8
Teknologi dan Informasi / Information and Technology
MAIPARK Annual Report 201132
Research and Development
Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan Pengembangan / Research and Development
1. Prof. Mudaham Taufick Zen
2. Andriansyah 6. M. Pasca Nugraha
7. Ruben Damanik (tidak ada dalam foto)
3. Hengki Eko Putra
5. Fiza Wira Atmaja
4. Haikal Sedayo
12 3 4
5 6
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 33
Human Resources and General Affairs
Sumber Daya Manusia dan Umum
Sumber Daya Manusia dan Umum / Human Resources and General Affairs
1
2 3 4
5
1. Rini Widyastuti
2. Kartika Pangestuti
4. Rate Siliasari
3. Arief Budiono
5. Eko Yulianto
MAIPARK Annual Report 201134
Risk Management and Services
Manajemen Risiko dan Pelayanan
1
2
34
5 6
7 8
9
1. Laksmi W. Sidharta
2. Reza Fahbian
8. Rusly Achmadin
9. Ken Salindri Amandangi
3. Astuti Ika P.
4. Laksmi A. Sofyan
5. Sofiah Soraya
7. Maya Sandy
6. B. Riyani Krisnawati
Manajemen Risiko dan Pelayanan / Risk Management and Services
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 35
Technical Administration and Statistic
Teknik Administrasi dan Statistik
1. Heddy Agus Pritasa
2. Dwi Untari
8. Aline Febriyani 13. Satria Indra Putra
9. Rini Wulandari 14. Dennis
10. Fithri Apreleila
3. Arie Wahyuni
4. I Gede Surya Sempana
5. Ahmad Zaki Nur Ichsan
7. Arief Rosihan Sontani 12. Rokky Tri Prihantoro
6. Saladin 11. A. Roy Manalu
12
4
5 67 8 9 10 11
12 1314
3
Teknik Administrasi dan Statistik / Technical Administration and Statistic
Di wilayah Indonesia terdapat lebih dari 400 gunung, 129 diantaranya merupakan
gunung api aktif. Ancaman letusan gunung api bertambah besar mengingat kenyataan
bahwa banyak wilayah kaki dan lereng gunung merupakan daerah padat penduduk dan
area wisata. Dampak letusan yang terjadi dapat menjangkau wilayah yang sangat luas
mengingat abu vulkanik yang dapat menyebar hingga ratusan kilometer.
RISKVOLCANIC ERUPTION
MAIPARK Annual Report 201138
The Rationale Behind Cat ModelingAlasan di Balik Pemodelan Bencana
Prologue
“The King is the Thing” cried out Hamlet, implying that the reigning King was involved in the murder of his father, the former king of Denmark… indeed; Cat Modeling is the only means to quantify risk. At the same time it reveals to us how little do we know about the earth and the real values of the exposures around us. Based on Cat Models, decisions were made, and millions of dollars were gained or lost. It is therefore worth our while trying to look into this matter in order to understand what it is all about.
In 1987, losses due to natural disasters accounted for the large part of the total insured losses paid each year by
Kata Pendahuluan
“Raja adalah sesuatu” teriak Hamlet, menyiratkan bahwa Raja yang berkuasa terlibat dalam pembunuhan ayahnya, mantan raja Denmark ... memang, Pemodelan Bencana adalah sesuatu. Ini adalah satu-satunya alat untuk mengkuantifikasi risiko dengan baik. Pada saat yang sama menunjukkan kepada kita betapa sedikit yang kita ketahui tentang bumi dan nilai eksposur sebenarnya di sekitar kita. Berdasarkan Pemodelan Bencana, keputusan dibuat, dan jutaan dolar telah diperoleh ataupun hilang. Oleh karena itu sudah sepatutnya bila kita mencoba memperhatikan hal ini untuk dapat memahami tentang apa semua ini sebenarnya.
Pada tahun 1987, kerugian akibat bencana alam menyumbang sebagian besar dari total kerugian asuransi
M. T. ZenVice President and Head of R&D Division of Maipark
M. T. ZenVice President dan Kepala Divisi R & D Maipark
Suplemen / Suplement
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 39
insurers or Re-insurers. According to Swiss Re, in 2008, they presented 86% of the total insured losses. No matter these losses, insurers and Re-insurers need to estimate these losses in order to develop business plans and to set reserves. They cannot wait. At the meantime with the development of science and technology, Cat Modeling continues to evolve whereas underwrites needs become more complex every year, and the money involved reaches gigantic amounts.
The History of Cat Models and the Reason Why We Use It?
Catastrophy theories started appearing towards the end of last century. However Cat Modeling started entering into the real insurance industry only very recently, when accurate seismometers to record the magnitudes and the intensities of earthquakes more and more accurately and meteorologists also developed better and more accurate means to measure the speed and intensities of hurricanes, the anemometers. These two advances in the natural sciences enable the computer modelers to quantify the threat of the portfolios in a more accurate ways, and pushed the insurance industries to further boundaries of the human enterprise. At the same time earth scientists learned to read and understand the true meanings of satellite images while space engineers produced space images with higher and higher resolutions and at much lower prizes.
In the first part of the 20th century scientific measurements of natural hazards advanced very rapidly. But by the 1970th studies theorizing on the source of frequencies of natural hazards were published widely. Most important are the pioneering works the US Water Resources Council publications on flood hazards (USWRC, 1967), the Algermissen study on earthquake risks (Algermissen, 1969) and National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) hurricane forecasts (Neumann, 1972). These developments led US researches to compile hazards and loss studies, estimating impact of earthquakes, hurricanes, floods, and other natural disasters. Notable compilations include Brinkman’s summary of hurricane hazards and Steinbrugge’s anthology of losses from earthquakes, volcanoes, and tsunamis in the United States (1975).
Please note, there are two different things converting towards each other: mapping risk and measuring hazards came together in a definitive way in the late 1980th and early 1990th through catastrophe modeling as shown in fig. 1 and fig. 2. The computer based model for measuring catastrophe loss potential were developed by linking scientific studies of natural hazard’s measures and historical occurrences with advances in information technology and
yang dibayarkan setiap tahunnya oleh asuransi dan Re-asuransi. Menurut Swiss Re, pada tahun 2008, presentasinya 86% dari total kerugian yang diasuransikan. Tidak peduli seberapa kerugian tersebut, asuransi dan Re-asuransi perlu memperkirakan kerugian ini dalam rangka untuk mengembangkan rencana bisnis dan mengatur cadangan. Mereka tidak bisa menunggu. Sementara itu dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemodelan bencana terus berkembang sedangkan kebutuhan para underwriter menjadi lebih kompleks setiap tahun, dan uang yang terlibat mencapai jumlah yang sangat besar.
Sejarah Pemodelan Bencana dan Alasan Mengapa Kita Menggunakannya?
Teori Katastrofi mulai muncul menjelang akhir abad terakhir. Namun Pemodelan Bencana mulai masuk ke industri asuransi secara nyata baru-baru ini saja, ketika seismometer dapat mengukur secara lebih akurat kekuatan dan intensitas gempa bumi dan ahli meteorologi juga mengembangkan sarana yang lebih baik dan lebih akurat untuk mengukur kecepatan dan intensitas angin topan, anemometer. Dua kemajuan dalam ilmu alam ini memungkinkan pemodel komputer untuk mengukur ancaman terhadap portofolio dengan cara yang lebih akurat, dan mendorong industri asuransi untuk maju melewati batasan-batasan usaha manusia. Pada saat yang sama ilmuwan ilmu bumi belajar untuk membaca dan memahami makna sebenarnya dari gambar satelit sementara insinyur ruang angkasa menghasilkan gambar dengan resolusi lebih dan lebih tinggi lagi dengan harga yang jauh lebih terjangkau.
Pada awal abad ke-20 pengukuran ilmiah terhadap bahaya bencana alam maju sangat pesat. Namun pada tahun 1970-an penelitian teori sumber frekuensi bahaya bencana alam diterbitkan secara luas. Yang paling penting adalah pekerjaan yang dipelopori Dewan Sumber Daya Air Amerika Serikat yang mempublikasi tentang bahaya banjir (USWRC, 1967), studi Algermissen pada risiko gempa (Algermissen, 1969) dan Administrasi Nasional Kelautan dan Atmosfir (NOAA), perkiraan badai (Neumann, 1972). Pengembangan ini diikuti penelitian Amerika Serikat untuk mengkompilasi bahaya dan studi kerugian, memperkirakan dampak gempa bumi, angin topan, banjir, dan bencana alam lainnya. Kompilasi yang penting antara lain termasuk ringkasan Brinkman atas bahaya badai dan antologi Steinbrugge terhadap risiko kerugian akibat gempa bumi, gunung berapi, dan tsunami di Amerika Serikat (1975).
Perlu diketahui, ada dua hal berbeda yang saling bergantian satu sama lain: pemetaan risiko dan pengukuran bahaya menjadi satu dengan cara yang definitif di akhir tahun 1990-an dan di awal tahun 1980-an melalui pemodelan bencana seperti yang ditunjukkan pada gambar. 1 dan gambar. 2 Model berbasis komputer untuk mengukur potensi kerugian bencana dikembangkan dengan menghubungkan studi ilmiah pengukuran bahaya alam dan kejadian dimasa lalu dengan kemajuan teknologi informasi dan sistem informasi
Suplemen / Suplement
MAIPARK Annual Report 201140
geographic information systems (GIS). The models provided estimates of catastrophe losses by overlying the properties at risk with the potential natural hazard(s) sources in the geographic area. So, by the ability to store and manage vast amounts of spatially referenced information, GIS became an ideal environment for conducting easier and more cost-effective hazard and loss studies (Grossi et al, 2005).
Several Cat Modeling firms sprouted at around the same time (late 90th early 20th) like: AIR Worldwide (1987 in Boston); Risk Management Solutions (RMS) (1988, at Stanford University); and EQECAT (started in San Francisco- 1994) (see Fig. 3); when introduced to the market in the late 80th, the market is still reluctant to buy and to try it. But in 1989 two large disasters occurred which triggered and instigated a flurry of activity in the advancement and use of these models. Many scientists scramble and stumble around the problem of certainty or uncertainty.
geografis (SIG). Model ini menghitung perkiraan kerugian bencana dengan mengoverlay properti yang berisiko dengan potensi bahaya alam di wilayah geografis. Jadi, dengan kemampuan untuk menyimpan dan mengelola sejumlah besar informasi spasial yang direferensikan, GIS menjadi lingkungan yang ideal untuk melakukan studi kerugian dengan lebih mudah dan biaya yang lebih efektif (Grossi et al, 2005).
Gambar. 1. Sebuah wilayah besar (Oklahoma) hancur oleh badai. Ini akan sangat sulit untuk melakukan estimasi kerugian tanpa bantuan gambar satelit dan GIS
(sumber foto: www.jarvisconstruction.com)A large area (New Orleans) devastated by Hurricane Katrina. It will be very difficult to undertake a loss estimation without the help of satellite images
and GIS (image courtesy: www.jarvisconstruction.com)
Gambar. 2. Sebuah gambar satelit yang menunjukkan sebagian besar wilayah
Aceh (Sumatera Utara, Indonesia) hancur akibat tsunami Samudera Hindia 2006. Gambar di atas memberikan pandangan sebelum
tsunami dan di bawah adalah gambar yang sama setelah tsunami. Tidak mungkin untuk melakukan estimasi kerugian tanpa gambar
satelit dan GIS (http://ehsgeowiki.wikispaces.com/tsunami)A satellite image showing a large part of Aceh (North Sumatra,
Indonesia) devastated by the 2006 Indian Ocean tsunami. The image on top gives a view before the tsunami and below the same image
after the tsunami. It will be impossible to undertake a loss estimation without satellite images and GIS
(http://ehsgeowiki.wikispaces.com/tsunami)
Beberapa perusahaan pemodelan Bencana berkembang
pada waktu yang sama (akhir tahun-90 awal tahun 20an)
seperti: AIR Worldwide (1987 di Boston); Risk Management
Solutions (RMS) (1988, di Universitas Stanford University),
dan EQCAT (dimulai di San Francisco - tahun 1994) (lihat
Gambar 3), ketika diperkenalkan ke pasar akhir tahun 80-
an, pasar masih enggan untuk membeli dan mencobanya.
Tapi pada tahun 1989 dua bencana besar terjadi yang
memicu dan mendorong kemajuan dan penggunaan model
ini. Banyak ilmuwan berebut dan tersandung di sekitar
masalah kepastian atau ketidakpastian.
Suplemen / Suplement
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 41
Gambar. 3. Pengembangan pemodelan bencana (Grossi et al, 2005).Development of catastrophe modeling (Grossi et al, 2005).
Badai Hugo melanda pantai Selatan Carolina, menghancurkan kota Charleston dan pantai Myrtle. Perkiraan kerugian asuransi mencapai US $ 4 miliar sebelum badai bergerak melalui Carolina utara pada hari berikutnya (Informasi Institut Asuransi, 2000; dan Grossi et al, 2005).
Pada tanggal 7 Oktober 1989 gempa bumi Loma Prieta melanda sebelah Selatan dan semenanjung San Francisco. Kerusakan properti di wilayah teluk diperkirakan 6 miliar dolar amerika (Stover dan Coffman, 1993).
Kedua bencana benar-benar membuka mata para pelaku industri asuransi. Setelah kedua bencana ini, badai Andrew menerjang Florida Selatan pada bulan Agustus 1992. Dalam beberapa jam setelah badai Air Worldwide mengeluarkan faks kepada para kliennya yang menyatakan bahwa kerugian, seperti yang diperkirakan dengan pemodelan badai Air Worldwide, mungkin mencapai jumlah 13 miliar dolar amerika; beberapa bulan kemudian kantor layanan klaim properti mengeluarkan pernyataan bahwa akhir penghitungan kerugian adalah 15,5 miliar dolar amerika.
Setelah kejadian ini sembilan perusahaan asuransi menjadi bangkrut akibat kerugian mereka dari badai Andrew. Ini lebih atau kurang sebuah “coup de grace” untuk industri asuransi: asuransi dan re-asuransi menyadari bahwa, mereka membutuhkan metode untuk memperkirakan dan mengelola risiko bencana alam mereka dengan lebih tepat untuk dapat bertahan dalam bisnis.
Hal yang sama terjadi di Indonesia. Gempa Padang berkekuatan 7,8 pada tahun 2009 terjadi 14 bulan setelah PT Asuransi Maipark menyelenggarakan wake up call seminar melalui Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) untuk memperingatkan pemerintah dan institusi terkait
Hurricane Hugo hit the coast of South Carolina, devastating the towns of Charleston and Myrtle Beach. Insured loss estimates totaled US$4 billion before the storm moved through North Carolina the next day (Insurance Information Institute, 2000; and Grossi et al, 2005).
On October 7, 1989 the Loma Prieta Earthquake hit the Southern and of San Francisco Peninsula. Property damage in the Bay Area was estimated at US$6 billion (Stover and Coffman, 1993).
These two disasters really opened the eyes of many insurance industry people. Following the tails of these two disasters, Hurricanes Andrew made landfall in Southern Florida in August 1992. Within hours of landfall Air Worldwide issued a fax to its clients to the effect that losses, as estimated in real time the AIR Worldwide hurricane model, might reach the amount of US$13 billion; several months later the property claim services office issued that the final tally was US$15.5 billion.
Following this event nine insurers become insolvent as a result of their losses from Hurricane Andrew. This is more or less a ”coup de grace” to the insurance industry: insurers and re-insurers realized that, they need a method to estimate and manage their natural hazard risk more precisely in order to stay in business.
The same thing happened in Indonesia. The Padang Earthquake of 7.8 magnitude in 2009 happened 14 months after PT Asuransi Maipark Indonesia organized a wakeup call through the Indonesian Association of General Insurances to warn the government and the relevant
Information Technologyand Geographic
Information Systems
Scientific Studies ofNatural Hazards
Catastrophe Modeling
Open SourceProprietary
AIR WorldwideEQECATRMS, Inc.
HAZUS
Suplemen / Suplement
MAIPARK Annual Report 201142
institutions of the potential danger; that the West Coast of Sumatra is potentially very earthquake prone.
The great tsunamigenic earthquake in 2006 in Northern Sumatra has been for warned (Zen 1989). Indeed Indonesian scientists, like many other scientists all the world over have not been able to predict precisely the source parameters of earthquakes such as the time of occurrence, exact location, magnitudes, intensities, focal depth., Etc.
Notwithstanding that the government of Indonesia is still far too slow to act in real terms to apply the insurances as effective means to transfer its risk within the total framework of Indonesia’s National Risk Management System.
What is Cat Modeling ?
Definitions. The simplest, short and clear definition of Cat Modeling is as follows: Cat Modeling is an infrastructure of risk quantification. This is the most unambiguous definition for Cat Modeling. Due to its shortness it becomes the clearest, but many are not satisfied. We are dealing with quantification, that means we are speaking of numbers. This is important. Blaise Pascal once said: “Tout et numerous” (things are numbers), and Lord Kelvin even proclaimed that we can only say that we know about something if we can express it in numbers. They (Pascal and Kelvin), were talking about the same thing. The author of this paper agrees completely with the two fore mentioned statements, and what they imply.
To avoid any controversy, let us see other definitions: 1. Chavez-Lopez and Zolfaghari (2010): Catastrophe models are tools that generate different scenarios based on geographic and historical data, and calculate the probability of potential losses. They are based on the most recent scientific information of the hazard and buildings behavior to estimate the losses of a portfolio.
2. A computerized system that generates a robust set of simulated events and: i. Estimates the magnitude/intensity and location. ii. Determines the amount of damage. iii. Calculates the insured loss.
Therefore we can say that Cat Models are designed to answer:
i. Where the events can occur.ii. How big the events can be.iii. Expected frequency of events.iv. Potential damage and insured loss.
akan potensi bahaya, bahwa Pantai Barat Sumatera sangat berpotensi rawan gempa.
Gempa bumi tsunamigenic yang terkenal pada tahun 2006 di Sumatra Utara merupakan peringatan (Zen, 1989). Memang ilmuwan Indonesia, seperti kebanyakan ilmuwan lainnya di seluruh dunia belum memprediksikan secara tepat sumber parameter gempa seperti waktu kejadian, lokasi yang tepat, besaran, intensitas, fokus kedalaman, Dll.
Walaupun pemerintah Indonesia masih terlalu lambat untuk bertindak secara riil menerapkan asuransi sebagai cara yang efektif untuk mentransfer risiko dalam kerangka Sistem Manajemen Resiko Nasional Indonesia.
Apa itu Pemodelan Bencana ?
Definisi. Definisi yang paling sederhana, singkat dan jelas dari pemodelan Bencana sebagai berikut: pemodelan Bencana merupakan infrastruktur kuantifikasi resiko. Ini adalah definisi yang paling jelas untuk Pemodelan Bencana. Karena singkat maka menjadi jelas, tetapi banyak yang tidak puas. Kita berurusan dengan kuantifikasi, itu berarti kita berbicara tentang angka. Hal ini penting. Blaise Pascal pernah berkata: “Tout et numerous” (sesuatu berarti angka), dan Lord Kelvin pernah menyatakan bahwa kita hanya dapat mengatakan bahwa kita tahu tentang sesuatu jika kita dapat mengungkapkannya dalam angka. Mereka (Pascal dan Kelvin), berbicara tentang hal yang sama. Penulis makalah ini setuju sepenuhnya dengan dua pernyataan yang disebutkan didepan, dan apa yang mereka maksud.
Untuk menghindari kontroversi, mari kita lihat definisi lain:1. Chavez-Lopez dan Zolfaghari (2010): Model bencana adalah alat yang menghasilkan skenario yang berbeda berdasarkan data geografis dan historis, dan menghitung kemungkinan potensial kerugiaan. Hal ini didasarkan pada informasi ilmiah bahaya terbaru dan perilaku bangunan untuk memperkirakan kerugian sebuah portofolio.
2. Sebuah sistem komputerisasi yang menghasilkan simulasi peristiwa yang kuat dan: i. Perkiraan besarnya / intensitas dan lokasi. ii. Menentukan jumlah kerusakan. iii. Menghitung kerugian yang dipertanggungkan.
Oleh karena itu kita dapat mengatakan bahwa pemodelan Bencana dirancang untuk menjawab:
i. Dimana peristiwa dapat terjadi.ii. Seberapa besar peristiwa bisa terjadi.iii. frekuensi peristiwa yang diharapkan.iv. Potensi kerusakan dan kerugian yang dipertanggungkan.
Suplemen / Suplement
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 43
What are Cat Models For?
Cat models are used for many scientific research and investigations, but for the insurance industry it is used in: (1) to price catastrophe risk or to price the policies (not too high and not too low); (2) to control risk accumulation (“don’t put your eggs in one basket”); (3) to diversify the risk; (4) to make a correct estimation of the reserves in case of a loss; (5) to minimize the amount of capital required to cover the risks in their portfolios; (6) to transfer the risk.
In short, this is exactly what an insurance company needs in order to conduct a sound risk management and to construct a scientific base for a long-term business plan. It allows the industry to have a more refined and detailed exposure control; at the same time it helps to standardize risk control within the market, meaning: it gives objective risk assessment by relating insured to the physical event.
In general the best description on what Cat Models are used for is provided by Grossi et al 2005: “Cat Models are used on the analysis on each submission, to evaluate the impact of new business on present portfolio, to study the effect of modifying contractual conditions, and to evaluate trigger group consolidation analysis when allocated capacity will be all used (Partner Re, 2009).
The Steps within the Process of Cat ModelingThe computation in the process of Cat Modeling does not executed all at once but in various different steps. The problems are broken down into various phases (See Fig. 4 and 5).
Untuk apa pemodelan Bencana itu?
Pemodelan Bencana digunakan untuk penelitian ilmiah dan penyelidikan, tapi untuk industri asuransi digunakan dalam: (1) untuk menilai risiko atau untuk menentukan rate pertanggungan (tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah), (2) untuk mengontrol akumulasi risiko (“jangan menaruhtelur anda dalam satu keranjang”), (3) untuk diversifikasi resiko; (4) untuk membuat estimasi yang benar atas cadangan dalam hal kerugian, (5) untuk meminimalkan jumlah modal yang dibutuhkan untuk menutupi risiko dalam portofolio, (6) untuk mentransfer risiko.
Singkatnya, ini adalah apa yang dibutuhkan perusahaan asuransi untuk melakukan manajemen risiko yang sehat dan untuk membangun fondasi ilmiah atas rencana bisnis jangka panjang. Hal ini memungkinkan industri untuk memiliki kontrol eksposur yang lebih halus dan lebih rinci; pada saat yang sama membantu untuk standarisasi pengendalian risiko di pasar, yang berarti: memberikan penilaian risiko yang obyektif dengan mengaitkan pertanggungan dengan kejadian fisik.
Secara umum gambaran terbaik untuk pemodelan Bencana adalah oleh Grossi et al 2005: “Model Bencana digunakan untuk menganalisa setiap skenario, untuk mengevaluasi dampak dari bisnis baru pada protofolio yang ada saat itu, untuk mempelajari pengaruh memodifikasi kondisi kontrak, dan untuk mengevaluasi analisa kelompok konsolidasi pemicu apabila kapasitas yang dialokasikan digunakan semuanya (Re Mitra, 2009).
Langkah-langkah dalam proses pemodelan BencanaPerhitungan dalam proses Pemodelan Bencana tidak dilaksanakan sekaligus tetapi dalam langkah-langkah yang berbeda. Permasalahan dipecah menjadi berbagai tahapan (Lihat Gambar. 4 dan 5).
SeismogenicSource Model
Built EnvironmentExposure
Seismic HazardGenerator
VulnerabilityFunctions
ProbalisticAlgorithm
Financial Model
EconomicalDamage
Insured Losses
Gambar. 4. Berbagai komponen dari model risiko seismik berbasis asuransi
(Zolfaghri, 2009)The various components of an insurance based seismic risk model
(Zolfaghri, 2009)
Suplemen / Suplement
MAIPARK Annual Report 201144
Fig. 4 looks like a little bit complicated. In fact it is complicated since it involves many aspects of the gamut. Basically, and in general, an insurance based catastrophe risk model consists of several main components or steps. For simplification sake Grossi et al (2005) illustrates the whole thing as illustrated in fig. 5. It consists mainly of 4 components, the hazard component. This is a description on what type of hazard are there at a certain spot, like f.i. Mt. Merapi endangering Yogyakarta, Kaliurang, Magelang, Muntilan and Bojolali f.i. However, the eruption of Mt. Merapi could come from the glowing avalanches, or from rain lahars, or tephra fall (falling down of pyroclastics, lava bombs, or lava fragments from an explosion), or from glowing avalanches (Wedus Gembel).
Fluid lava flows like in Hawaii destroying small cities, towns, or villages do not occur during a Merapi eruption. The lava produced is always rather acid, viscous and very blocky. It solidifies immediately as soon as it is exposed to the ambient temperature. Merapi produces blocky lava in the form of lava domes which changes into lava-tongues.
It is very necessary to make an inventory of what are the elements which can be hazardous to men, and which endanger human properties. The next step to establish is the vulnerability. What are the number of properties which might be threatened by those volcanic activities. If the eruption really happens how big the damage it will cause, and translated into money how big will be the losses. The losses will be carefully calculated in the loss module. The same things go with earthquakes. We need to know the potential earthquake regime and also the exposures.
The Use and Importance of the Exceedance Probability Curve. Another important and additional offshoot of cat modeling is the idea of the Exceedance Probability curves (EP Curves).EP Curves are a graphic presentation of a probability that a certain level of loss will be surpassed in a given time period. See Fig. 6.
Gambar. 4 terlihat sedikit rumit. Kenyataannya ini karena melibatkan banyak cakupan. Pada dasarnya, dan secara umum, sebuah model bencana berbasis asuransi terdiri dari beberapa komponen utama atau langkah. Untuk penyederhanaan Grossi et al (2005) menggambarkan seluruh hal seperti yang diilustrasikan pada gambar. 5. Ini sebagian besar terdiri dari 4 komponen, komponen bahaya. Ini adalah deskripsi pada jenis bahaya yang ada di tempat tertentu, seperti f.i Gunung Merapi membahayakan Yogyakarta, Kaliurang, Magelang, Muntilan dan Boyolali f.i. Namun, letusan Gunung Merapi bisa berasal dari longsoran panas, atau dari lahar hujan, atau jatuhnya tephra (jatuhnya piroklastika, bom lava, atau fragmen lava dari ledakan), atau dari wedus gembel.
Aliran lava yang mengalir seperti di Hawaii menghancurkan kota-kota kecil, kota-kota, atau desa-desa tidak terjadi selama letusan Merapi. Lava yang dihasilkan selalu agak asam, kental dan sangat kuning. Lahar itu segera mengeras setelah terkena suhu lingkungan. Merapi menghasilkan lava kuning dalam bentuk kubah lava yang berubah menjadi lidah-lidah lava.
Sangat perlu untuk membuat inventarisasi elemen apa saja yang dapat berbahaya bagi manusia, dan yang membahayakan properti manusia. Langkah berikutnya yang harus dibangun adalah data kerentanan. Berapa jumlah properti yang mungkin terancam oleh aktifitas vulkanik. Jika letusan benar terjadi seberapa besar kerusakan akan terjadi, dan jika diterjemahkan ke dalam nilai uang berapa besar kerugiannya. Kerugian akan diperhitungkan secara hati-hati dalam modul kerugian. Hal yang sama berlaku untuk gempa bumi. Kita perlu tahu potensi daerah gempa bumi dan juga eksposurnya.
Penggunaan dan Pentingnya Kurva Exceedance ProbabilitasHal penting lainnya cabang dari pemodelan Bencana adalah Exceedance Probability curves (EP Curves).Kurva EP adalah tampilan grafik dari suatu kemungkinan bahwa tingkat kerugian tertentu akan terlampaui dalam periode waktu tertentu. Lihat Gambar. 6.
Gambar. 5.Langkah yang sama dalam proses pemodelan Bencana seperti di Gambar. 3 tetapi
disederhanakan oleh Grossi et al (2005)The same steps in a Cat Modeling process like in Fig. 3 but
simplified by Grossi et al (2005)
Vulnerability Loss
Hazard
Inventory
Suplemen / Suplement
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 45
Kurva Ep sangat berguna bagi perusahaan asuransi dan Re-asuransi untuk menentukan ukuran dan distribusi potensi kerugian portofolio mereka. Kurva EP harus dibaca seiring dengan peta yang menyertainya seperti peta Hazus Gambar. 7.
An Ep curve is particularly useful for insurers and Re-insurers to determine the size and distribution of their portfolio’s potential losses. The EP curve should be read hand in hand with the accompanying map like the Hazus map of Fig. 7.
Gambar. 6.Sebuah tampilan umum dari Exc. Pr. Curve.
Perhatian harus diberikan pada ujung bawah akhir dari ekor kurva. Itulah dimana kerugian terbesar
terletak (Grossi et al, 2005)A common appearance of an Exc. Pr. Curve.
Attention should be given to the lower end of the tail of the curve. That is where the largest losses
are situated (Grossi et al, 2005)
Long Beach. California Portfolio
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0.01
$0 $20$15 $40 $60 $80 $1000
Exc
ella
nce
Pro
babi
lity
Loss (in $ millions)
Gambar. 7.Output Model bencana : Peta kebutuhan tempat tinggal yang diprediksi oleh HAZUS untuk M = 7,3
peristiwa di Charleston, wilayah Carolina Selatan (Grossi et al, 2005).Catastrophe model output: Map of shelter requirements predicted by HAZUS for M=7.3 events in
Charleston, South Carolina region (Grossi et al, 2005).
Suplemen / Suplement
MAIPARK Annual Report 201146
Berdasarkan kurva EP, asuransi / re-asuransi dapat menentukan dengan lebih percaya diri jenis dan lokasi bangunan yang ingin mereka asuransikan, cakupan apa saja yang ditawarkan, dan tentu saja berapa harganya. Selain itu, untuk menjaga kemungkinan kebangkrutan pada tingkat yang masih dapat “diterima”, Penanggung dapat menggunakan kurva EP untuk menentukan berapa proporsi risiko mereka yang perlu ditransfer ke reasuransi atau ke pasar modal.
Analisis kurva EP ini berguna karena menyediakan gambaran asuransi dan reasuransi dari kemungkinan batas kerugian tertentu akan terlampaui.
Analisis semacam ini disebut juga analisis Probable Maximum Loss (PML). Ini adalah analisis umum yang digunakan oleh perusahaan asuransi / reasuransi, karena menunjukkan kemungkinan terlampauinya beberapa tingkat kerugian yang beragam. Secara singkat kurva EP digunakan dalam manajemen portofolio dan juga dalam pembuatan keputusan pembelian reasuransi. Dan itu semua adalah dunia asuransi.
Faktor Kerawanan.
Pada bulan Oktober 2010, saat Indonesia mengadakan pertemuan di Bali, seminar kecil diselenggarakan dengan topik berjudul: “Pemodelan Bencana: apakah sebuah Seni atau Ilmu Pengetahuan”. Itu adalah topik yang layak untuk dibahas. Wacana tersebut menyimpulkan bahwa pemodelan Bencana adalah subjek multidisiplin yang terdiri dari ilmu bumi (geologi, geofisika, seismologi), teknik sipil, ekonomi, matematika, dan keuangan. Selama perdebatan panas tentang matematika (dimana teori Gudel telah dibahas, diskusi menyimpulkan bahwa karena matematika adalah bukan ilmu pengetahuan tetapi lebih kepada bahasa atau bahkan seni para panelis menyimpulkan pemodelan Bencana sebuah subjek multidisipliner yang melibatkan ilmu bumi, teknik sipil, ekonomi dan keuangan, dan matematika. Dalam pemodelan Bencana yang harus dilakukan dengan empat komponen penting, yaitu: (i) Hazard, (ii) Inventory, (iii) Kerentanan dan (iv) Kerugian tidak ada kemungkinan untuk menghilangkan ketidakpastian sepenuhnya. Ketidakpastian akan tetap berada di sana, tetapi kita dapat mempersempit ke tingkat yang layak.
Bencana alam, tehnik ekonomi , dan ilmu bumi merupakan dasar untuk model bencana. Keterbatasan data dan asumsi untuk parameter model, dalam hazard, Inventory, dan modul kerentanan sangat banyak mempengaruhi hasil perkiraan model kerugian bencana ditambah ketidakpastian terkait dengan perkiraan ini. Ambil contoh ketidakpastian dalam modul kerentanan. Dalam hal ini sebuah bangunan besar tapi tua. Ia dirancang untuk menjadi kantor pemerintah, kemudian diubah menjadi kantor informasi turis, kemudian berubah menjadi sebuah gedung apartemen, kemudian direnovasi menjadi sebuah hotel,
Based on the EP curve, insurers/re-insurers can determine more confidently the types and locations of buildings they would like to insure, what coverage to offer, and of course what price to charge. Besides, to keep the probability of insolvency at an “acceptability” level, Insurers can use the EP curve to determine what proportion of their risk need to be transferred to either a reinsurer or to a capital market.
EP curves analysis is useful since it provides the insurer or re-insurer a picture of the probability that a certain loss threshold is exceeded.
This kind of analysis is also called the Probable Maximum Loss (PML) analysis. This is the common analysis used by insurers/reinsurers, since it shows the probability of exceeding various loss levels. In short EP curve analysis is used in portfolio management and also in reinsurance buying decisions. And that is what it is all about in the world of insurances.
The Factor of Insecurity.
In October 2010, during the Indonesia Rendezvous in Bali, a small seminar was held with a topic titled: “Cat Modeling: is it an Art or Science”. It was a worthy topic to be discussed. The discourse concluded that Cat Modeling is a multidisciplinary subject consisting of earth sciences (geology, geophysics, seismology), civil engineering, economics, mathematics, and finance. During a hot debate concerning mathematics (where Gudel’s theory was discussed, the discussion concluded that since mathematics was not a science but more a language or event an art the panel concluded to make do by calling cat model a multidisciplinary subject involving earth sciences, civil engineering, economics and finances, mathematics. In Cat Modeling one has to do with the four important components, these are: (i) Hazard; (ii) Inventory; (iii) Vulnerability and (iv) Loss. There is no possibility to eliminate uncertainty completely. Uncertainty will be there to stay, but we can narrow it down to a reasonably level.
Natural hazards, engineering economics, and earth sciences are the foundations for a Catastrophe Model. Limitations in data and of course assumptions about model’s parameters, in the hazard, inventory, and vulnerability modules affect very much a catastrophe model’s loss estimate plus the uncertainties associated with these estimates. Take f.i. the uncertainties in the vulnerability module. In this case a big but old building. It was designed to be a government office; then changed into a tourist information office; then changed into an apartment building, then it was renovated into a hotel,
Suplemen / Suplement
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 47
dan akhirnya diubah menjadi mal. Masing-masing memiliki fungsi sendiri dan kebutuhan yang khas.
Dalam membuat perkiraan kerugian suatu bangunan kita harus tahu:1. Bahan Konstruksi2. Teknik Konstruksi3. Kualitas Tenaga Kerja4. Lokasi Bangunan 5. Efisiensi Inspeksi6. Keterjangkauan Keuangan7. Lingkungan8. Tinggi9. rencana denah10. Usia11. Pemeliharaan12. Hunian
Semua parameter yang disebutkan akan bervariasi. Itu tergantung pada negara dan sumber daya yang tersedia untuk membangun struktur. Di atas semua itu sangat tergantung pada kualitas tenaga kerja. Ini adalah salah satu penyebab utama kegagalan struktural baik untuk struktur rekayasa dan non-rekayasa dengan beban berat.
Dalam setiap faktor yang disebutkan ada ketidakpastian. Desain struktur utama harus dirubah jika hunian bangunan berubah. Ingat Hotel Ambacang di Padang yang hancur akibat Gempa Padang. Hotel tersebut dirancang untuk tiga lantai, tapi berubah menjadi lima lantai. Kejadian telah membuktikan sendiri. Hal yang sama terjadi dalam skala yang lebih besar di kota Mexico saat gempa tahun 1985.
Perilaku struktur akan tergantung pada begitu banyak parameter. Tetapi informasi ini tidak akan mudah diperoleh oleh perusahaan asuransi dan re-asuransi, dan juga pemerintah. Ini adalah masalah yang sangat kompleks dan rumit. Oleh karena itu, mengingat semua faktor yang tidak diketahui tersebut maka ketidakpastian pasti akan tetap ada.
Kesimpulan
Model Bencana akan sangat berguna bagi negara berkembang dimana penetrasi asuransi rendah. Masalahnya menyerupai masalah ayam dan telur: apa yang lebih dulu. Pemodel Bencana akan sangat sulit untuk memperkenalkan model Bencana dimana penetrasi asuransinya rendah. Oleh karena itu sangat penting pemerintah memainkan peranan: mengasuransikan anggaran pemerintah dengan menggunakan pemodelan Bencana; mewajibkan industri untuk menggunakannya, atau menerapkan asuransi wajib.
Model Bencana akan terbukti sangat berguna untuk negara seperti Indonesia yang terletak pada pertemuan tiga lempeng utama dan lempeng kecil di tengah. 20% dari gempa bumi di dunia yang bermagnitudo M ≥ 5
and finally it was converted into a mall. Each has its own functions and characteristic needs.
In making loss estimate of one building we have to know:
1. Construction materials2. Construction techniques 3. Quality of labor4. Location of the structure5. Efficiency of the inspection6. Financial affordability7. Environment8. Height9. Floor plan10. Age11. Maintenance 12. Occupancy
All the mentioned parameters will vary. It depends on the country and the available resources to build the structure. Above all it depends very much on the quality of labor. This is one of the main causes of structural failure both for engineered and non-engineered structures under severe loads.
In each of the factors mentioned there are houses uncertainties. The structural main design will have to change if the occupancy of the building changes. Remember the Ambacang Hotel in Padang destroyed by the Padang Earthquake. It was designed for three floors, but changed in five floors. The result is self evident. The same thing happened in larger scale in Mexico City during the 1985 earthquake.
Behavior of structures will depend on so many parameters. But this information will not easily be obtained by insurers and re-insurers, and the government as well. This is a very complex and complicated matter. Therefore, considering all these unknown factors uncertainties will be there to stay.
Concluding Remarks
Cat models will be very useful for developing countries where the insurance penetration is low. The problem resembles the chicken and egg problem: what comes first. Cat modelers will find it very hard to introduce Cat Models where the insurance penetration is low. It is therefore imperative that the government plays a prominent role: insuring the government’s budget by using Cat Modeling; making obligatory for the industry to use it; or making insurances compulsory.
Cat Models will prove very useful for a country like Indonesia situated at the confluence of three major plates and a small one in the middle. 20% of the world’s earthquakesof magnitude M≥5 occur within Indonesia. Do we need a
Suplemen / Suplement
MAIPARK Annual Report 201148
terjadi di Indonesia. Apakah kita perlu gempa bumi M ≥ 7 tepat di atas Monas untuk meyakinkan pemerintah bahwa “mereka” harus secara riil mencegah terjadinya “tragedi kemanusiaan”?
Pemodelan Bencana Maipark
Penulis bergabung dengan PT Asuransi MAIPARK Indoneisa pada awal Februari 2007, atas inisiatif Mr Werner Bugl, CEO MAIPARK pada waktu itu.Mr.Bugl awalnya bermaksud memiliki ahli untuk ilmu bumi. Dia tidak berencana untuk memiliki Model Bencana “sendiri”. Bahkan ia tidak percaya Maipark akan dapat membuat Model Bencana.
Kemudian 2 orang lulusan geofisika ITB bergabung dengan R&D MAIPARK. Instruksi pertama untuk para ilmuwan yang baru direkrut adalah untuk mulai membangun sebuah katalog gempa untuk wilayah Indonesia (lihat Gmbr. 8). Itulah awal inisiatif pembuatan Model Bencana Gempa Bumi Maipark tanpa memberitahu Mr Bugl atas niat yang sebenarnya, tapi pada saat yang sama ia mulai mengumpulkan buku, makalah, dokumen Pemodelan Bencana, bahkan buku-buku tentang teori bencana teoritis, subjek teoritis murni dalam fisika. Dia menulis kepada Michel Spranger pada waktu itu dengan Munich Re. Michel memberikan beberapa petunjuk mengenai katalog gempa bumi, tidak banyak, tetapi merupakan sesuatu. Dia menulis kepada Benfield untuk menanyakan beberapa referensi literatur. Tidak ada tanggapan. Tapi setelah itu beberapa literatur muncul. Yang pertama adalah artikel Kun Reuthers. Dalam artikel ini Kun Reuther menyebutkan dengan singkat tetapi jelas:“Pemodelan Bencana adalah infrastruktur untuk mengkuantifikasi risiko”. Itulah yang ia butuhkan untuk memulai. Dari sebuah anak sungai kecil terbentuklah aliran air gunung kecil, kemudian menjadi sungai, dan akhirnya menjadi banjir bandang. Selama seminar di Hotel Borobudur pada tanggal 31 Oktober tahun 2007 penulis diminta oleh Mr. Arumugam dari AAUI untuk menyajikan makalah tentang “Eksposur Gempa bumi di Indonesia.” Selama sesi tanya-jawab penulis menyampaikan apa yang sedang dia kerjakan terkait Pemodelan Bencana, yang diawali dengan pembuatan Katalog Gempa bumi untuk membentuk basis data. Pada saat yang sama penulis menjanjikan kepada Mr.Bugl dan para peserta seminar bahwa ia akan menyelesaikan tahap pertama dari Model Bencana sebelum akhir tahun 2008 (lihat Gmbr. 9 dan 10).
Tahap pertama memang siap sebelum tahun 2008; jauh dari sempurna, tetapi dapat digunakan.
Pada tahun 2010 Maipark memperoleh bantuan dari Bank Dunia yang mengirim Prof Richard Scawthorn untuk memberikan masukan kepada tim Maipark untuk mengembangkan Model Bencananya. Bantuan tersebut sangat berguna bagi Maipark. Pada tahun 2012 Maipark menambah anggota dalam timnya, seorang spesialis TI yang kini hampir menyeselesaikan pengembangan lebih lanjut dari Model Bencana Maipark.
M ≥ 7 earthquake right at Monas to convince the government that the “they” must keep in real terms to avert a “human tragedy”?
Maipark’s Cat Model
The author joined PT Asuransi Maipark Indonesia in early February 2007, at the initiative of Mr. Werner Bugl, the CEO of Maipark at that time.Mr. Bugl initial intention was to have a resource person for earth sciences. He did not plan to have a cat Model “in house”. In fact he did not believe Maipark could ever deliver a Cat Model.
Very soon two other graduates from the Geophysical Department of ITB joined the author in the R&D Division of Maipark. The first instruction to the newly recruited scientists is to start building an earthquake catalogue for the Indonesian Region (see Fig. 8). That was the initiative initiation of Maipark’s Earthquake Cat Model without informing Mr. Bugl of his real intention, but at the same time he started collecting books, papers, documents on catastrophic modeling, even books on theoretical catastrophe theory, a pure theoretical subject in physics. He wrote to Michel Spranger at that time with Munich Re. Michel gave some hints concerning earthquake catalogue, not much, but something. He wrote Benfield to inquire for some literature references. No responses. But after that some literature appeared. The first was Kun Reuthers article. In this article Kun Reuther mentioned shortly but clearly:“Cat Modeling is an infrastructure for Risk Quantification”. That was what he needed to begin with. From a tiny rivulet came a small mountain stream; then it became a river, and finally a flash flood. During a seminar at Borobudur Hotel on October 31, in 2007 the author was requested by Mr. Arumugam from AAUI to present a paper on “The Earthquake Exposures in Indonesia.” During the question and answer period the author said that he was working on a Cat Model, starting with an Earthquake Catalogue to form its data base. At the same time the author promised Mr. Bugl and the audience that he will complete the first phase of the Cat Model before the end of 2008 (see Fig. 9 and 10).
The first phase was indeed ready before 2008; far from perfect, but useable.
In 2010 Maipark obtained the assistance of the World Bank which sent Prof. Richard Scawthorn to advise Maipark’s team to upgrade its Cat Model. The assistance helped Maipark a great deal. In 2012 maipark added another staff member in its team, an IT specialist who is now nearly completed the further upgrading of Maipark’s Cat Model.
Suplemen / Suplement
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 49
Gambar. 8.Tim R &D Maipark yang membangun model
bencana (minus Ruben Damanik yang sedang mengejar program pascasarjana di ITB).
Maipark’s R&D team who built its cat Model (minus Ruben Damanik who is pursuing a
graduate program at ITB).
Gambar. 9.Distribusi pusat gempa bumi dari 1599 hingga saat ini.
Katalog ini terus diperbaharui, disaring, dan “dibersihkan” meliputi rentang waktu lebih dari 400 tahun. Katalog Ini memiliki lebih dari 54000 entri, yang disusun dan
diterjemahkan dari Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, laporan Jepang
Distribution of earthquake epicenter from 1599 to the present. This catalogue is constantly upgraded, filtered, and
“cleaned” covering a time span of more than 400 years. It has more 54000 entries, composed and translated from Dutch, English, German, French, and Japanese reports
Gambar. 10.Gempa bumi dengan magnitudo mereka. Gambar ini adalah
lampiran untuk gambar katalog gempa Indonesia (2008) yang di kembangkan oleh Maipark (1599-2007).
The earthquakes with their magnitudes. This figure is annex to the figure of Indonesian earthquake catalogue (2008)
develop by Maipark (1599-2007).
Suplemen / Suplement
MAIPARK Annual Report 201150
Model Bencana Maipark adalah yang pertama dibuat di ASEAN. Model Bencana ini memiliki database yang kuat karena Maipark selalu mengirim tim penelitinya ke lapangan untuk melakukan penelitian dan mengumpulkan data yang relevan setelah gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, atau banjir untuk meningkatkan dan memperkaya database-nya. Maipark yakin bahwa tanpa dukungan data base yang “kuat” dan baik suatu model bencana bagaikan bebek yang sedang duduk.
Oleh karena itu di samping RMS, EQECAT, Air Worldwide, Model Bencana Maipark adalah yang pertama beroperasi di ASEAN, dan Model Bencana ini dibuat oleh enam ilmuwan Indonesia yang sangat muda yang dipimpin oleh seniornya.
Epilog
Hal ini ironis, memang sangat ironis bahwa manusia dapat mengirim robot ke permukaan Mars, mengambil gambar di atas permukaan Mars dan mengirim mereka kembali ke bumi untuk dipelajari dan dianalisis, Mars jaraknya 78 juta km dari bumi. Namun, kita tidak bisa memprediksi waktu terjadinya “ledakan” karena hubungan tegangan-regangan di bawah kerak bumi yang letaknya tidak lebih dalam dari 700 km dari permukaan. Apakah sekompleks itu? Atau kita tidak mengeluarkan usaha yang cukup karena satu atau lebih alasan politis..
Tidak peduli apapun, Pemodelan Bencana akan terus berkembang dan kita akan menuai kemajuan luar biasa dalam teknik Pemodelan Bencana meskipun (dalam kasus yang paling terburuk) bahwa ahli geofisika tidak akan dapat memprediksi waktu dan lokasi gempa bumi. Penulis yakin bahwa peModel Bencana akan dapat membuat faktor ketidakpastian terus berkurang.
Kami hanya berharap bahwa pemerintah cukup bijak untuk mendorong penggunaan model bencana dengan lebih luas sehingga industri asuransi akan dapat meningkatkan densitas asuransi dan penetrasi asuransi di seluruh negeri. Hanya melalui penggunaan asuransi yang luas kita dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kesejahteraan secara lebih luas ... dengan memberdayakan masyarakat.
Quod Erat Demonstrandum
Maipark’s cat Model is the first one produced within the Asean Region. It has a strong database since Maipark sent its research team to the field to do research and to collect relevant data after an earthquake, volcanic eruptions, landslides, or floods to improve and enrich its database. Maipark is convinced that without the support of a “strong” and sound data base a cat Model is a sitting duck.
Therefore next to RMS, EQECAT, Air Worldwide, Maipark’s Cat Model is the first one in operation within ASEAN, and this Cat Model is constructed by six very young Indonesia scientist led by its senior scientist.
Epilogue
It is ironical, indeed very ironical that humans can send robots to the surface of Mars, take pictures of Mars’s surface and sent them back to earth to be studied and analyzed, Mars is 78 million km away from earth. However, we cannot predict the timing of the “explosion” due to a stress-strain relationship release underneath the earth crust not deeper than 700km from the surface. Is it that complex? Or did not we spend enough effort through one or other political reasons.
No matter what Cat Modeling keeps evolving and we will reap incredible advances in the cat Modeling technique even though (in the most worst case) that geophysicists will not be able to predict the timing and location of earthquakes. The author is convinced that Cat Modelers will be able to make the uncertainty factor less and less significant.
We only hope that the government is wise enough to impose the use of Cat Models more widely so that the Insurance Industry will be able to increase the Insurance density and Insurance penetration throughout the nation. Only through a wide use of insurances can we increase the people’s welfare and well being more widely…by empowering the people.
Quod Erat Demonstrandum
Suplemen / Suplement
Laporan Tahunan 2011 MAIPARK 51
Cited References
Algermissen, S.T (1969). Seismic Risk Studies in the United States, 4th World Conference on Earthquake Engineering Proceedings.
Cover, C.W. and J.L Coffman (1527). Seismicity of the United States 1568-1989. US Ged. Survey Proffesional Paper, US Gut Printing Office Washington, D.C.
Chaves-Lopez, G and M. Zolfagri (2010), Natural Catastrophe Loss Modelling: 14th ECEE.
FEMA 249 (1994). Assesment of the State of the Art Earthquake Loss Estimation Methodologies, June.
FEMA 399, (1997). Report on cost and benefits of Natural Hazard Mitigation. Federal Emergency Management Agency. Washington D.C.
Grossi, Patricia and Howard Kunreuther, Editor (2005). Catastrophe Modeling : A New Approach to Managing Risk. Springer Science + Bussiness Media, New York.
Kleindorfer, P.R. and M.R. Sertel (2001). Mitigation and financing of Seismic Risk : Turkish and International Perspectives. Nato Scienceseries : Earth and Environmental Sciences, vol 3.
Munich Re (2002). Natural Catastrophe. Munich Re.
Neumman, C.J. (1972). An alternate to the HURRAN tropical cyclone forecast system. NOAA Tech Memo. NWS SR-62.
NOAA (1967). US Water Resources Council Publication on Flood Hazard, USWRC.
The Insurance Information Institute (2000). Catastrophe [online]. The Insurance Information Institute 10 June 2000 <http://www.iii.org/media/issues/catastrophes>.
Zen, M.T (2000). Benua Maritim Indonesia : Lebensraum Bagi Bangsa Indonesia. Ceramah Angkatan Laut Indonesia, Kebayoran Baru.
Suplemen / Suplement
This page intentionally left blankHalaman ini sengaja dikosongkan