DAFTAR ISI - Kabupaten Lampung Barat · kawasan agropolitan terjadi karena dua strategi yang saling...
Transcript of DAFTAR ISI - Kabupaten Lampung Barat · kawasan agropolitan terjadi karena dua strategi yang saling...
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan
Se Kabupaten Lampung Barat
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2.Tujuan Kajian ............................................................................................. 7
1.3.Sasaran ....................................................................................................... 7
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Agribisnis ............................................................................... 8
2.2. Teori Pembangunan dan Pengembangan Daerah ..................................... 9
2.3. Teori Pertumbuhan Daerah ..................................................................... 10
2.4. Teori Perubahan Struktur Ekonomi ......................................................... 11
2.5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ............................................. 12
2.6. Teori Pertumbuhan Ekonomi .................................................................. 12
2.7. Location Quotient (kuesion Lokasi) ....................................................... 13
2.8. Pengertian Komoditi Unggulan ............................................................... 14
BAB III. METODOLOGI
3.1. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 15
3.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 15
3.3. Metode Analisis ...................................................................................... 16
3.3.1. Analisis Komoditas Unggulan .............................................................. 16
3.3.2. Analisis Pengembangan Komoditas Unggulan .................................... 17
BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1. Kondisi Fisik dan Administrasi Wilayah ................................................. 19
4.2. Kondisi Demografis ................................................................................. 24
4.3. Kondisi Perekonomian ............................................................................. 25
4.3.1. Struktur Ekonomi .................................................................................. 27
4.3.2. Pertumbuhan Ekonomi ......................................................................... 28
4.3.3. PDRB Perkapita .................................................................................... 30
4.4. Kondisi Adat Istiadat................................................................................ 33
4.5. Potensi Pertanian ....................................................................................... 35
4.5.1. Pengembangan Padi/ Sawah ................................................................. 35
4.5.2. Pengembangan Tanaman Pangan .......................................................... 35
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan
Se Kabupaten Lampung Barat
4.5.3. Pengembangan Perkebunan .................................................................. 37
4.5.4. Pengembangan Peternakan.................................................................... 40
4.5.5. Pengembangan Perikanan .................................................................... 41
4.6. Potensi Pertambangan .............................................................................. 43
4.7. Potensi Kehutanan .................................................................................... 43
4.8. Potensi Industri ........................................................................................ 44
4.9. Potensi Pariwisata .................................................................................... 45
BAB V. KOMODITAS UNGGULAN KECAMATAN
5.1. Analisis Penentuan Komoditas Unggulan Kecamatan ............................. 46
5.1.1. Komoditas Unggulan Tanaman Pangan ................................................ 46
5.1.2. Komoditas Unggulan Hortikultura ........................................................ 48
5.1.3. Komoditas Unggulan Tanaman Perkebunan ......................................... 50
5.1.4. Komoditas Unggulan Peternakan .......................................................... 50
5.1.5. Komoditas Unggulan Peternakan .......................................................... 52
5.2. Analisis Pengembangan Komoditas Unggulan Kecamatan ..................... 53
5.2.1. Komoditas Tanaman Pangan (Tabama) ............................................... 53
5.2.2. Komoditas Tanaman Hortikultura Sayuran ......................................... 64
5.2.3. Komoditas Tanaman Hortikultura Buah ............................................... 70
5.2.4. Komoditas Tanaman Perkebunan ......................................................... 78
5.2.5. Komoditas Peternakan .......................................................................... 90
5.2.6. Komoditas Perikanan ........................................................................... 92
BAB IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Jumlah Produksi Komoditi Pada Setiap Kecamatan Di Kabupaten Lampung
Barat
2. Location Question (LQ) Pada Setiap Kecamatan Di Kabupaten Lampung
Barat
3. Komoditas Unggulan Tahunan Setiap Kecamatan Di Kabupaten Lampung
Barat.
4. Dokumentasi Survey Lapangan
1
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan pembangunan nasional adalah mensejahterakan masyarakat
dengan selalu mengupayakan perbaikan taraf hidup. Untuk dapat
mencapai tujuan pembangunan nasional tersebut, maka pembangunan
daerah menjadi suatu keniscayaan dilaksanakan seiring dengan
pembangunan nasional. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, pada Bab X Pasal 258 menyatakan bahwa
pembangunan daerah ditujukan untuk terwujudnya peningkatan dan
pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan
berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya
saing daerah. Selanjutnya pada Pasal 278 UU 23/2014 tersebut
menerangkan penyelenggaraan pemerintahan daerah melibatkan peran
serta masyarakat dan sektor swasta dalam pembangunan daerah. Pada
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tersebut jelas bahwa
pembangunan daerah memegang peranan yang sangat penting dalam
pembangunan nasional. Pemerintahan Pusat telah memberikan
kesempatan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus
daerahnya sendiri sesuai dengan asas Otonomi Daerah dan Tugas
Pembantuan. Asas otonomi daerah dan tugas pembantuan diarahkan
untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan, pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta
peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah tanpa
melupakan rasa nasionalisme sebagai satu kesatuan Republik Indonesia
(Perpustakaan RI, 2014).
2
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi daerah berdasarkan
prinsip efisiensi dan efektivitas dengan memperhatikan aspek- aspek
potensi daerah dan keanekaragaman daerah dalam menghadapi
tantangan persaingan global. Indonesia merupakan negara dengan
dominasi daerah perdesaan yang banyak. Dominasi perdesaan di
Indonesia tidak hanya di tunjukan oleh luasnya area kawasan perdesaan,
tetapi juga masih ditunjukkan oleh besarnya jumlah penduduk di kawasan
perdesaan. Kawasan perdesaan memiliki bentang alam dengan dominasi
pola ruang pertanian dengan mengandalkan mata pencaharian dari sumber
daya alam yang ada. Sebagian besar perdesaan memang masih bercorak
agraris yang dicirikan oleh mata pencaharian penduduknya yang bekerja
di bidang-bidang pertanian yang terdiri pertanian bahan makanan,
perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan.
Penataan ruang kawasan perdesaan dapat dilakukan berdasarkan
pertimbangan guna menciptakan keseimbangan pembangunan perdesaan-
perkotaan melalui pengembangan pusat pertumbuhan atau kawasan cepat
tumbuh di kawasan perdesaan yang salah satunya dengan kegiatan
berbasis pertanian. Dari perspektif ekonomi regional, menumbuhkan
pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan berbasis pertanian seperti
kawasan agropolitan terjadi karena dua strategi yang saling melengkapi:
strategi dari sisi supply/ produksi (supply- side strategy) dan strategi dari
sisi permintaan (demand-side strategy).
Strategi dari sisi supply adalah strategi dengan cara menumbuhkan atau
meningkatkan produktivitas. Hal ini dapat ditumbuhkan melalui tiga
pendekatan. Pertama, melalui pengembangan komoditas/ produk/ sektor
basis pertanian yang memiliki keunggulan komperatif dan kompetitif
(comparative and competitive advantages). Kedua, melalui
3
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
pengembangan komoditas/ produk/ sektor unggulan yang mampu
menciptakan multiplier effect terhadap pembangunan regional (khususnya
kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja) serta memiliki keterkaitan lintas
sektor yang tinggi. Ketiga, setiap sektor/ produk unggulan, sebisa
mungkin (sepanjang memenuhi kelayakan ekonomi) didiversifikasi hulu-
hilir sektor/ komoditas unggulan di perdesaan.
Ketiga pendekatan dalam rangka strategi sisi supply di atas akan
menciptakan akumulasi nilai tambah di kawasan perdesaan serta
mencegah terjadinya kebocoran wilayah (regional leakages). Salah satu
penyebab kawasan perdesaan menjadi relatif tidak berkembang,
disamping karena rendahnya aktivitas produksi (barang dan jasa), adalah
karena tingginya kebocoran wilayah. Syarat dasar agar kebocoran wilayah
tidak terjadi adalah penguasaan sebesar-besarnya sistem produksi oleh
penduduk di kawasan perdesaan, sehingga menjamin akumulasi nilai
tambah yang dihasilkan dan dapat dinikmati sebesar- besarnya oleh
masyarakat setempat (Rustiadi, 2009).
Strategi pembangunan yang hanya dilakukan dari sisi pendekatan pasokan
(supply), seringkali terhambat oleh adanya keterbatasan sisi permintaan
(demand trap) baik secara domestik maupun dari luar wilayah/kawasan.
Untuk itu, dalam perkembangan berikutnya, strategi pembangunan
kawasan juga harus dikembangkan berdasarkan atas dasar strategi
pengembangan sisi permintaan (demand - side startegy). Strategi demand
– side merupakan suatu strategi pengembangan kawasan yang diupayakan
melalui peningkatan sisi konsumsi rumah tangga perdesaan dan pertanian
sebagai bentuk peningkatan kesejateraannya. Strategi ini dikembangkan
melalui upaya - upaya mendorong tumbuhnya permintaan akan barang
dan jasa secara domestik melalui peningkatan kesejahteraan yang terdiri
4
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
atas peningkatan pendapatan, pendidikan, sosial-budaya, dan lain-lain
masyarakat (Rustiadi, 2011).
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2014
tentang Pedoman Pengembangan Produk Unggulan Daerah, dijelaskan
bahwa Produk Unggulan Daerah yang selanjutnya disingkat PUD
merupakan produk, baik berupa barang maupun jasa, yang dihasilkan oleh
koperasi, usaha skala kecil dan menengah yang potensial untuk
dikembangkan dengan memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki
oleh daerah baik sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya
lokal, serta mendatangkan pendapatan bagi masyarakat maupun
pemerintah yang diharapkan menjadi kekuatan ekonomi bagi daerah dan
masyarakat setempat sebagai produk yang potensial memiliki daya
saing, daya jual, dan daya dorong menuju dan mampu memasuki pasar
global (http:// bangda.kemendagri.go.id/).
Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Lampung dengan luas wilayah ± 3.368,14 km setara dengan 10,6 % dari
luas wilayah Provinsi Lampung. Wilayah Kabupaten Lampung Barat
merupakan daerah perbukitan punggung Bukit Barisan yang berada pada
ketinggian 50-1000 m.dpl. Letak Kabupaten Lampung Barat yang berada
di perbukitan menjadikan kabupaten ini mempunyai potensi sumber daya
alam yang melimpah terutama dibidang pertanian. Selama ini komoditi
pertanian sebagian besar dijual oleh masyarakat dalam bentuk bahan
mentah belum dalam bentuk bahan sementara atau jadi, sehingga
pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat belum optimal. Margin profit
yang dihasilkan dari produk sementara atau jadi, belum bisa dieksplorasi
oleh masyarakat karena belum adanya kajian yang tepat untuk
merumuskan produk yang menjadi potensi daerah tersebut. Berdasarkan
5
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
kondisi tersebut maka dibuatlah kajian komoditas unggulan kecamatan se-
Kabupaten Lampung Barat. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat
menginspirasi keinginan daerah yang saat ini sedang berupaya
meningkatkan pendapatan daerah dengan memanfaatkan potensi lokal
semaksimal mungkin serta dapat menunjang kebijakan percepatan
pegembangan sektor riil dan pemberdayaan UKM.
Peran pemerintah dalam membantu pola pengembangan komoditas
unggulan kecamatan dengan memfasilitasi dan membantu potensi yang
sudah ada menjadi lebih baik dan berkembang. Peran utama dalam
gerakan ini adalah para tokoh lokal daerah yang dijadikan panutan dan
juga penggerak bagi masyarakat lainnya supaya dapat membangun
daerahnya. Konsep dasar dari pengembangan kegiatan ini adalah adanya
interaksi antara pemerintah dan masyarakat, dimana peran masyarakat
sangat dominan sebagai pihak yang memiliki kemampuan dan keinginan
untuk mengembangkan produk atau potensi daerah yang dimilikinya.
Pemerintah yang memahami potensi dan kemampuan masyarakat harus
mampu memfasilitasi dengan memberikan informasi tentang potensi
pasar, membantu pengembangan produk supaya lebih menarik, membantu
memanfaatkan teknologi supaya produk yang dihasilkan dapat lebih baik
dan berkualitas serta membantu memberikan penyuluhan atau pelatihan
bagi masyarakat bagaimana seharusnya pengembangan produk dilakukan.
Satu hal lagi dan menjadi sangat penting adanya insentif serta
penghargaan yang mendukug sehingga lebih dapat memacu masyarakat
untuk menciptakan dan mengembangkan produk lainnya menjadi inovatif
dan kreatif. Konsep dasarnya dapat disampaikan dalam tiga hal, yaitu
pertama adanya konsentrasi dan kepadatan populasi di perkotaan sebagai
akibat pola urbanisasi dan menimbulkan menurunnya populasi penduduk
6
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
di daerah, sehingga daerah menjadi kehilangan penggerak dan gairah
untuk bisa menumbuhkan roda kegiatan ekonomi.
Kedua, untuk dapat menghidupkan kembali gerakan dan pertumbuhan
ekonomi di daerah, maka perlu dibangkitkan suatu roda kegiatan ekonomi
yang sesuai dengan skala dan ukuran kecamatan dengan cara
memanfaatkan potensi dan kemampuan yang ada di daerah tersebut serta
melibatkan para tokoh masyarakat setempat. Ketiga, mengurangi
ketergantungan masyarakat yang terlalu tinggi terhadap pemerintah
daerah maupun pemerintah pusat, maka perlu diciptakan inisiatif dan
semangat membangun dalam masyarakat, sehingga timbul rasa memiliki
dan ingin membangun menjadi lebih baik.
Memahami mengenai prioritas perencanaan pengembangan wilayah yang
diarahkan pada pengembangan komoditas unggulan di Kabupaten
Lampung Barat, maka identifikasi terhadap komoditas unggulan pada
sektor pertanian merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Terbitnya
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Pedoman Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PUD),
mengamanatkan kepada pemerintah daerah untuk menyusun dan
menetapkan Produk Unggulan Daerah (PUD) setiap tahun (Pasal 2 Ayat
1). PUD ditetapkan berdasarkan 12 (dua belas) kriteria normatif sebagai
tolak ukur. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, oleh pengambil
kebijakan di Kabupaten Lampung Barat perlu melihat, mengkaji dan
merumuskan kembali penetapan komoditas unggulan/PUD. Berdasarkan
uraian di atas, dengan menggunakan dua belas kriteria normatif
sebagai indikator penentuan komoditas unggulan di Kabupaten
Lampung Barat, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
7
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
1. Apakah yang menjadi subsektor unggulan daerah pada sektor pertanian
di Kabupaten Lampung Barat?
2. Apakah yang menjadi komoditas unggulan sektor pertanian di
Kabupaten Lampung Barat?
1.2. Tujuan Kajian
Tujuan yang ingin dicapai melalui kajian ini adalah :
1. Mengidentifikasi potensi 15 kecamatan di Kabupaten Lampung Barat;
2. Menganalisa potensi 15 kecamatan di Kabupaten Lampung Barat;
3. Merumuskan inovasi produk unggulan tiap kecamatan;
4. Menyusun dokumen kajian komoditas unggulan kecamatan.
1.3. Sasaran
Sasaran kegiatan dengan tersusunnya kajian komoditas unggulan
kecamatan, adalah sebagai berikut :
1. Teridenfikasinya potensi 15 kecamatan di Kabupaten Lampung Barat;
2. Analisa potensi 15 kecamatan di Kabupaten Lampung Barat;
3. Rumusan inovasi produk unggulan tiap kecamatan;
8
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Agribisnis
Kata “agribisnis” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti usaha
yang berhubungan dengan (tanah) pertanian. Keberhasilan sektor
pertanian sangat dipengaruhi oleh kesuksesan rantai agribisnis yang
dimulai dari hulu sampai hilir. Menurut Suryanto (2004), agribisnis
atau agribusiness adalah usaha pertanian dalam arti luas mencakup semua
kegiatan mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai
pada kegiatan budidaya produksi usahatani, kegiatan pengolahan hasil
dan kegiatan pemasarannya. Kegiatan agribisnis secara utuh mencakup
: (1) subsistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness) yaitu kegiatan
ekonomi yang menghasilkan dan menyalurkan sarana produksi; (2)
subsistem usaha budidaya usahatani (on-farm agribusiness) yaitu kegiatan
ekonomi yang menggunakan saprodi untuk menghasilkan produksi
primer; (3) subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness) yaitu
kegiatan ekonomi yang mengolah hasil pertanian primer menjadi
produk olahan yang siap dikonsumsi; (4) subsistem pemasaran
(marketing agribusiness) kegiatan memasarkan hasil pertanian primer dan
produk olahannya.
Menurut Subyakto (1996), tujuan dari kegiatan agribisnis adalah untuk
memperoleh keuntungan dimana keseluruhan investasi terkait dengan
aktivitas dari usahatani dimana tidak hanya semata-mata dalam
konteks pemenuhan kebutuhan masyarakat pedesaan, tetapi juga dalam
rangka memperoleh nilai tambah yang lebih besar, sehingga kegiatan
off-farm seperti agroindustri dan marketing menjadi sangat penting.
Penerapan manajemen dalam agribisnis erat kaitannya dengan kegiatan
9
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
operasinal pertanian. Proses inovasi teknologi sangat mendukung
penerapan teknologi yang menghasilkan produk dan jasa yang bermutu
tinggi. Teknologi adalah sumber daya buatan manusia yang bersifat
dinamis atau kompetitif, karena selalu mengalami perkembangan yang
cepat (Said dkk, 2001). Dijelaskan lebih Gaynor (1991) bahwa teknologi
adalah faktor penting satu-satunya yang mempengaruhi kinerja bisnis.
Teknologi mempunyai pengaruh sangat nyata bagi dunia agribisnis.
Selain manajemen teknologi yang baik dalam agribisnis, yang sangat
diperlukan adalah sumber daya yang merupakan komponen dalam
transformasi input menjadi output. Sumber daya yang dibutuhkan dalam
agribisnis dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk yaitu sumber daya
alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan manusia. Sumber
daya tersebut dipermukaan bumi meliputi tanah, hutan air dan
tanaman. Sumber daya tersebut perlu dilestarikan sehingga dapat
dikonsumsi dalam jangka panjang secara berkelanjutan (Said dkk,
2001).
Sumber daya manusia dalam hal ini para petani dapat ditingkatkan melalui
penyuluhan. Penyuluhan dalam bidang pertanian merupakan kegiatan
pendidikan non formal yang ditujukan kepada masyarakat tani untuk
membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan tujuan
meningkatkan taraf hidup melalui usaha tani sehingga petani mampu
meningkatkan better farming, better business dan better living
(Dwijatmiko dan Surtini, 2006).
2.2. Teori Pembangunan dan Pengembangan Daerah
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencakup
pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri
alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan
10
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
produk barang dan jasa yang baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu
pengetahuan dan pengembangan pasar baru (Arsyad, 1999). Dijelaskan
lebih lanjut oleh Kuncoro (2000) bahwa pembangunan regional
sebaiknya lebih memperhatikan keunggulan-keunggulan dan karakteristik
khusus suatu daerah. Pembangunan juga harus dapat meningkatkan
pendapatan per kapita dari penduduk tersebut dan akan meningkatkan
daya tarik daerah untuk menarik investor-investor baru untuk
menanamkan modalnya di daerah, yang pada akhirnya akan mendorong
kegiatan ekonomi yang lebih tinggi.
Tujuan pembangunan daerah akan tercapai jika kebijaksanaan utama yang
dilakukan adalah mengusahakan semaksimal mungkin agar prioritas
pembangunan daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerah
yang bersangkutan (Sjafrizal, 1997).
2.3. Teori Pertumbuhan Daerah
Menurut Djojohadikusumo (1994), bahwa pertumbuhan ekonomi ditandai
dengan tiga ciri pokok yaitu adanya laju pertumbuhan pendapatan
perkapita dalam arti nyata, persebaran angkatan kerja menurut sektor
kegiatan produksi yang menjadi sumber nafkahnya, serta pola
persebaran penduduk dalam masyarakat. Pertumbuhan suatu
perekonomian yang baik yaitu suatu perekonomian yang mampu
memberikan kesejahteraan bagi seluruh penduduk didaerah yang
bersangkutan.
Keberhasilan pembangunan ekonomi ditunjukkan oleh tiga hal pokok
yaitu (1) berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan pokoknya (basic need), (2) meningkatkan rasa harga diri (self
esteem), (3) meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih
11
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
(freedom from servitude) yang merupakan salah satu dari hak manusia.
Pertumbuhan ekonomi daerah merupakan proses kenaikan pendapatan
perkapita daerah tersebut dalam jangka panjang. Sumberdaya lokal yang
merupakan potensi ekonomi harus dapat dikembangkan secara optimal
sehingga memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi suatu
daerah.
Kemampuan pemerintah daerah untuk melihat sektor yang memiliki
keunggulan/kelemahan diwilayahnya menjadi semakin penting. Sektor
yang mempunyai keunggulan memiliki prospek yang lebih baik untuk
dikembangkan dan diharapkan dapat mendorong sektor-sektor lain untuk
berkembang (Tarigan, 2005).
2.4. Teori Perubahan Struktur Ekonomi
Menurut Sukirno (1985) dalam perubahan struktur ekonomi ditandai
dengan adanya perubahan persentase sumbangan berbagai sektor dalam
pengembangan ekonomi, yang disebabkan intensitas kegiatan
manusia dan perubahan teknologi secara umum. Perubahan struktur
ekonomi ini dapat dipahami dari proses perubahan ekonomi tradisional
ke arah ekonomi modern, dari ekonomi sub sisten ke ekonomi pasar dan
dari ketergantungan ke ekonomi pasar
Transformasi struktur ekonomi lazimnya ditandai dengan peralihan dan
pergeseran dari kegiatan di sektor produksi primer pertanian dan
pertambangan ke sektor produksi sekunder industri manufaktur dan
konstruksi dan sektor-sektor tersier (jasa-jasa) (Djojohadikusumo,
1994). Perubahan struktur perekonomian akan mempengaruhi pola
pembagian pendapatan antar penduduk dan antar sektor perekonomian,
serta akan menyebabkan pemindahan alokasi tenaga kerja dari sektor
12
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
yang produktivitasnya rendah ke sektor yang produktivitasnya tinggi.
2.5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah
seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh unit
ekonomi disuatu wilayah. Wilayah domestik suatu daerah yang
meliputi daratan dan lautan yang berada didalam batas-batas geografis
daerah tersebut. Pada PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada
setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai
tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun
tertentu sebagai dasar. Produk Domestik Bruto atas dasar harga pasar
adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor
diwilayah itu (Tarigan, 2005)
2.6. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju
pertumbuhan ekonomi disuatu wilayah ditentukan oleh besarnya kegiatan
ekspor diwilayah tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan menjadi
kegiatan basis dan non basis. Hanya kegiatan basis yang dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi wilayah (Tarigan, 2005). Ricardson (1991)
menjelaskan bahwa Teori basis ekonomi merupakan model yang relatif
sederhana. Teori ini menyederhanakan suatu perekonomian regional
terbagi menjadi dua sektor. Sektor pertama adalah sektor basis (sektor
ekspor) dan sektor kedua adalah sektor bukan basis (sektor lokal). Model
teori ini menjelaskan struktur perekonomian suatu daerah atas dua sektor
yaitu:
13
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
1. Sektor unggulan yaitu sektor atau kegiatan ekonomi yang melayani
baik pasar domestik maupun pasar luar daerah itu sendiri, ini berarti
daerah secara tidak langsung mempunyai kemampuan untuk
mengekspor barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor tersebut ke
daerah lain.
2. Sektor non unggulan yaitu sektor atau kegiatan yang hanya
mampu melayani pasar di daerah itu sendiri.
2.7. Location Quotient (Kuesion Lokasi)
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan
kegiatan basis dan bukan basis, diantaranya adalah teknik Location
Quotient (LQ). Pendekatan ini sering digunakan untuk mengukur basis
ekonomi. Dalam teknik LQ pengukuran dari kegiatan ekonomi secara
relatif berdasarkan nilai tambah bruto atau tenaga kerja. Analisis LQ
juga dapat digunakan untuk menetukan komoditas unggulan dari sisi
produksinya.
Asumsi yang digunakan dalam teknik ini adalah semua penduduk
disetiap daerah mempunyai pola permintaan yang sama dengan pola
permintaan pada tingkat regional/nasional (pola permintaan secara
geografis sama), produktivitas tenaga kerja, dan setiap industri
menghasilkan barang yang homogen pada setiap sektor (Arsyad, 1999).
Pendekatan LQ mempunyai dua kelebihan diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Memperhitungkan ekspor, baik secara langsung maupun tidak
lansung (barang antara).
b. Metode ini tidak mahal dan dapat diterapkan pada data diskrit
untuk mengetahui kecendrungan.
14
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Kelebihan analisis LQ yang lainnya adalah analisis ini bisa dibuat
menarik apabila dilakukan dalam bentuk time –series/trend, artinya
dianalisis selama kurun waktu tertentu. Dalam hal ini perkembangan LQ
bisa dilihat untuk suatu komoditi tertentu dalam kurun waktu yang
berbeda, apakah terjadi kenaikan atau penurunan (Tarigan, 2001).
2.8. Pengertian Komoditi Unggulan
Keunggulan komperatif suatu komoditi bagi suatu daerah adalah bahwa
komoditi itu lebih unggul secara relatif dengan komoditi lain di
daerahnya. Pengertian unggul dalam hal ini adalah dalam bentuk
perbandingan dan bukan dalam bentuk nilai tambah riil. Keunggulan
komperatif adalah suatu kegiatan ekonomi yang secara perbandingan
lebih menguntungkan bagi pengembangan daerah (Tarigan, 2001).
Sedangkan sektor unggulan menurut Tumenggung (1996) adalah sektor
yang memiliki keunggulan komperatif dan keunggulan kompetitif
dengan produk sektor sejenis dari daerah lain serta memberikan nilai
manfaat yang besar. Sektor unggulan juga memberikan nilai tambah
dan produksi yang besar, memiliki multiplier effect yang besar terhadap
perekonomian lain, serta memiliki permintaan yang tinggi baik pasar
lokal maupun pasar ekspor (Mawardi, 1997).
15
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
BAB III. METODOLOGI
3.1. Lokasi Penelitian
Kegiatan analisis komoditas unggulan sektor pertanian di wilayah
Kabupaten Lampung Barat ini lokasi penelitiannya meliputi seluruh
wilayah Kabupaten Lampung Barat yang terdiri dari 15 (lima belas)
kecamatan yaitu Lumbok Seminung, Balik Bukit, Sukau, Sekincau,
Belalau, Batu Brak, Pagar Dewa, Batu Ketulis, Suoh, Bandar Negeri
Suoh, Way Tenong, Gedung Surian, Kebun Tebu, Air Hitam, dan
Sumberjaya.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam kegiatan ini adalah data sekunder
yang bersumber dari Badan Pusat Statistik. Data sekunder tersebut
meliputi :
No Sub Sektor Data
1 Tanaman Pangan Produksi Padi, Jangung, Kedelai, Kacang Tanah,
Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar
2 Hortikultura Buah Produksi Duku/Langsat, Durian, Jambu Biji, Jeruk,
Mangga, Manggis, Nenas, Pepaya, Pisang,
Rambutan, Salak, dan Sawo
3 Hortikultura Sayur Produksi Bawang Merah, Cabai, Kentang, Kubis,
dan Petsai
4 Perkebunan Produksi Sawit, Karet, Kepala, Kopi, Lada, Kakao,
dan Tembakau
5 Peternakan Produksi Daging Ayam Kampung, Ayam
Petelur, Ayam Pedaging, Itik/Itik Manila, Sapi,
Kerbau, Kuda, Kambing
6 Perikanan Produksi Perikanan Perairan Umum,
Budidaya, Tangkap, Tambak, Kolam, Keramba,
Jaring Apung dan Sawah
16
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
3.3. Metode Analisis
3.3.1. Analisis Komoditas Unggulan
Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan komoditas unggulan yang
dimiliki oleh setiap wilayah kecamatan. Analisis yang digunakan dalam
penentuan komoditas unggulan adalah dengan cara menyajikan
perbandingan relatif antara kemampuan komoditas tertentu di suatu
wilayah dengan kemampuan komoditas yang sama pada wilayah yang
lebih luas. Adapun asumsi yang digunakan dalam metode Location
Quetion adalah :
a. Kualitas buruh yang sama pada tingkat kecamatan dan kabupaten b. Produktivitas pada sektor i sama pada tingkat kecamatan dan
kabupaten.
c. Pendapatan yang sama di tingkat kecamatan dan kabupaten
d. Setiap sektor akan menghasilkan produksi tunggal.
Selanjutnya untuk mengetahui komoditas yang unggul di setiap wilayah
kecamatan digunakan formulasi Location Quetion sebagaimana yang
pernah digunakan dalam penelitian Susanto dan Woyanti (2008). Dalam
penelitian formulasi Location Quetion adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Si = Jumlah produksi komoditi i di kecamatan i
S = Jumlah total produksi subsektor i di kecamatan i
Ni = Jumlah produksi komoditi i di kabupaten
N = Jumlah total produksi subsektor i di kabupaten
17
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Keputusan yang diambil dari hasil Location Quetion (LQ) untuk
menentukan apakah suatu komoditi unggul (basis) atau tidak unggul (non
basis), maka didasarkan pada jika nilai LQ > 1 berarti komoditi tersebut
unggul (basis) dan apabila nilai LQ < 1 berarti komoditi tersebut tidak
unggul (non basis). Sedangkan untuk menentukan keunggulan suatu
komoditi pada wilayah kecamatan maka digunakan nilai rata-rata LQ
dengan formulasi sebagai berikut :
Keterangan : LQi = Nilai LQ komoditi i pada setiap kecamatan
n = Jumlah kecamatan
Kemudian untuk mengetahui keunggulan subsektor pertanian yang
dimiliki oleh setiap kecamatan pada satu wilayah kabupaten digunakan
formulasi sebagai berikut :
Keterangan : LQi = Nilai LQ komoditi i di kecamatan
n = Jumlah komoditas di kecamatan
3.3.2. Analisis Pengembangan Komoditas Unggulan
Kegiatan ini dilakukan tidak sebatas pada penentuan jenis komoditas
unggulan semata, namun setelah diketahuinya jenis komoditas unggulan
pada suatu wilayah kecamatan dalam Kabupaten Lampung Barat
selanjutnya adalah merumuskan upaya pengembangan jenis komoditas
18
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
unggulan tersebut berdasarkan kondisi dan permasalah yang ada di
lapangan serta potensi dan peluang pengembangannya. Untuk maksud
dan tujuan tersebut maka teknik analisis yang digunakan adalah dengan
merumuskan strategi pengembangan berdasarkan analisis SWOT, yaitu
telaahan kondisi lingkungan internal meliputi kekuatan (strenghts) dan
kelemahan (weaknesses), serta kondisi lingkungan eksternal yaitu peluang
(opportunities), dan ancaman (threats). Dengan mengetahui keempat
faktor kondisi lingkungan tersebut, maka strategi pengembangan suatu
jenis komoditas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara dengan kekuatan (strengths) yang ada dapat
mengambil keuntungan (adventages) dari peluang (opportunities)
yang ada saat ini dan yang akan datang,
2. Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weakness) yang
menghambat pengembangan dalam mengambil keuntungan
(adventages) dari peluang (opportunities) yang ada,
3. Bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi berbagai
hambatan atau ancaman (treaths) yang ada, dan
4. Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weakness) yang mampu
membuat ancaman (threats) baru.
Data kondisi lingkungan untuk digunakan dalam analisis SWOT diperoleh
secara langsung dilapangan dengan teknik survei menggunakan instrumen
kuesioner tertutup dengan sasaran responden yang mewakili unsur
produsen (hulu), industri (pengolahan), dan pasar (hilir) untuk setiap jenis
komoditas (snowball sampling). Lokasi sampel ditentukan secara sengaja
(purposive sampling) mewakili kecamatan dimana telah diketahui banyak
masyarakat melakukan aktifitas budidaya suatu jenis komoditas
berdasarkan data sekunder yang sudah ada.
22
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1. Kondisi Fisik dan Geografis Wilayah
Sebagai daerah yang dibentuk pada tahun 1991, Kabupaten Lampung
Barat masih terus menata wilayahnya. Secara administratif sebelum tahun
2006 wilayah Kabupaten Lampung Barat terdiri dari 14 Kecamatan dan
terdiri dari 170 pekon dan 5 kelurahan dan sejak akhir tahun 2015 telah
terjadi pemekaran wilayah kecamatan menjadi 15 kecamatan. Pembagian
wilayah kabupaten berdasarkan kecamatan disajikan pada Tabel 4.1,
Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Tabel 4.1. Pembagian wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten
Lampung Barat
No. Nama Kecamatan Ibukota
Kecamatan
Luas
Wilayah
(Ha)
Jumlah
Pekon/Kelurahan
1. Balik Bukit Liwa 17.563 10
2. Sukau Buay Nyerupa 22.310 10
3. Lumbok Seminung Lumbok 2.24 11
4. Belalau Kenali 21.793 10
5. Sekincau Pampangan 11.828 4
6. Suoh Bandar agung 17.077 7
7. Batu Brak Kegeringan 26.155 11
8. Pagar Dewa Pagar Dewa 11.019 10
9. Batu Ketulis Bakhu 10.370 10
10. Bandar Negeri Suoh Suoh 17.085 10
11. Sumber Jaya Tugu Sari 19.538 5
12. Way Tenong Mutar Alam 11.667 8
13. Gedung Surian Gedung Surian 8.714 5
14. Kebun Tebu Pura Jaya 1.485 10
15. Air Hitam Sumber Alam 7.623 10
Sumber: Lampung Barat Dalam Angka, 2017
23
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Secara geografis Kabupaten Lampung Barat terletak antara 4o 47’ 16” - 5o
56’ 42” Lintang Selatan dan 103o 35’ 8” - 104o 33’ 51” Bujur Timur,
wilayah ini bervariasi antara dataran rendah dan dataran tinggi, yang
sebagian merupakan daerah berbukit sampai bergunung mengikuti lereng
Bukit Barisan, bagian Selatan meruncing dekat dengan sebuah teluk yang
besar yaitu Teluk Semangka. Potensi sumber daya alam yang dimiliki
Kabupaten Lampung Barat sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan
pertanian. Selain itu masih terdapat sumber daya alam yang potensial
untuk dikembangkan berupa bahan galian B dan bahan galian golongan
C. Di samping itu juga terdapat potensi energi gas/panas bumi yang
memungkinkan untuk dikembangkan menjadi energi listrik alternatif.
Secara morfologi wilayah Kabupaten Lampung Barat pada umumnya
merupakan daerah berbukit sampai pegunungan. Dataran ini hampir
meliputi sebagian besar wilayah kabupaten dengan ketinggian 600 - 2000
m di atas permukaan laut. Kabupaten Lampung Barat juga dialiri oleh
beberapa sungai lainnya diantaranya Way Besai dan Way Seputih. Proses
pembentukan tanah di Kabupaten Lampung Barat, sangat ditentukan oleh
faktor bahan induk dan iklim, sedangkan jenis tanahnya berkaitan erat
dengan keadaan bentuk lahan. Adapun jenis tanah yang terdapat di
Kabupaten Lampung Barat adalah entisol, inceptisol, dan ultisol. Formasi
geologi yang menyusun wilayah Lampung Barat meliputi formasi
aluvium, gamping koral, batuan gunung api kuarter, batuan gunung api,
bintuhan, ranau, semung, lemau, hulusimpang, batuan terobosan, lakitan,
simpang aur dan formasi seblat.
24
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Gambar 4.1. Peta Administrasi Kabupaten Lampung Barat
Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat, 2017
Gambar 4.2. Distribusi luas wilayah Kabupaten Lampung Barat
Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat, 2017
4.2. Kondisi Demografis
Penduduk Kabupaten Lampung Barat berdasarkan hasil registrasi
penduduk tahun 2017 adalah sebesar 298.286 jiwa, yang terdiri dari
158.381 jiwa penduduk laki-laki dan 139.905 jiwa penduduk perempuan.
Kepadatan penduduk Lampung Barat pada tahun 2017 sebesar 92-93 jiwa
25
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
per km2. Secara grafis kondisi demografis Kabupaten Lampung Barat per
kecamatan terlihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3. Distribusi penduduk menurut kecamatan
Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat, 2017
4.3. Kondisi Perekonomian
Pemulihan pertumbuhan ekonomi akibat krisis yang berlangsung sejak
tahun 1997 masih berjalan tersendat. Hal ini disebabkan para investor
asing masih enggan menanamkan modalnya di Indonesia karena
kurangnya jaminan stabilitas politik dan keamanan dari Pemerintah.
Disamping itu, Indonesia masih memiliki ketergantungan yang sangat
tinggi dari pihak asing untuk memperoleh pinjaman guna memenuhi
kebutuhan anggaran belanja negara. Akibat keadaan tersebut, meskipun
pertumbuhan ekonomi negara terus meningkat, namun belum mencapai
kondisi perekonomian sebelum krisis.
26
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Nilai PDRB Kabupaten Lampung Barat selama periode 2012-2016
mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
dalam volume produksi barang dan jasayang dihasilkan di Kabupaten
Lampung Barat. PDRB atas dasar harga berlaku mengalami
peningkatan secara periodik. Pada tahun 2012 PDRB atas dasar harga
berlaku mencapai 3,75 triliun. Kemudian meningkat pada tahun 2013
menjadi 4,15 triliun atau meningkat sebesar 10,59 persen dari tahun 2012.
Pada tahun 2014 PDRB atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan
menjadi 4,65 triliun rupiah atau meningkat 12,07 persen dari tahun
sebelumnya. Kemudian mengalami kenaikan 10,07 persen menjadi 5,12
triliun rupiah pada tahun 2015 dan kemba li naik sebesar 10,05 persen
menjadi 5,64 triliun rupiah pada tahun 2016. Dengan demikian, terjadi
peningkatan PDRB atas dasar harga berlaku rata-rata sebesar 10,70
persen per tahun selama tahun 2013-2016.
Hal yang sama juga terlihat pada PDRB atas dasar harga konstan (PDRB
riil). Kenaikan PDRB atas dasar konstan mampu menunjukkan adanya
peningkatan volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
Kabupaten Lampung Barat. Pada tahun 2013, PDRB riil menjadi 3,67
triliun rupiah, atau naik sebesar 236,31 miliyar dari tahun 2012.
Kemudian pada tahun 2014, PDRB riil meningkat menjadi 3,88 triliun
rupiah atau meningkat sebesar 204,57 miliyar rupiah. Tahun 2015,
PDRB riil menjadi 4,08 triliun rupiah dan tahun 2016 mencapai 4,29
triliun rupiah atau meningkat 5,01persen dari tahun sebelumnya.
Dengan begitu, terjadi kenaikan PDRB atas dasar harga konstan sebesar
5,69 persen per tahun selama 2013-2016.
27
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Gambar 4.4. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Barat 2012-2016
Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat, 2017
4.3.1. Struktur Ekonomi Besarnya peran masing-masing lapangan usaha dalam pembentukan total
PDRB mencerminkan struktur perekonomian wilayah yang bersangkutan.
Struktur perekonomian suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya
sumbangan suatu lapangan usaha dalam memproduksi barang dan jasa.
Struktur yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan masing-
masing lapangan usaha menggambarkan ketergantungan suatu daerah
terhadap kemampuan berproduksi dari masing-masing lapangan usaha.
Dengan demikian, berdasarkan peranan masing-masing lapangan usaha
terhadap total PDRB dapat mencerminkan lapangan usaha mana yang
memberikan peranan terbesar dan memiliki peran penting dalam
perkembangan perekonomian Kabupaten Lampung Barat. Struktur
perekonomian Kabupaten Lampung selama periode tahun 2012-2016
masih didominasi oleh 3 (tiga) lapangan usaha yang utama, yaitu
28
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
pertanian, kehutanan dan perikanan; perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor dan Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. Pertanian, kehutanan dan
perikanan pada tahun 2016 memiliki peranan sebesar 51,86 persen
terhadap total PDRB. Peranan terbesar kedua setelah pertanian,
kehutanan dan perikanan adalah perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor yang mencapai 11,40 persen pada tahun 2016.
Pertanian, kehutanan dan perikanan pada tahun 2016 memiliki peranan
sebesar 51,86 persen terhadap total PDRB.
Lapangan usaha terbesar ketiga yaitu Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 6,36 persen. Real estate
merupakan lapangan usaha terbesar keempat. Pada tahun 2016, peranan
real estate sebesar 4,48 persen. Industri Pengolahan merupakan lapangan
usaha terbesar kelima yang mencapai 4,35 persen pada tahun 2016.
4.3.2. Pertumbuhan Ekonomi
Pada tahun 2016, Kabupaten Lampung Barat mengalami perlambatan laju
pertumbuhan ekonomi menjadi 5,01 persen atau menurun sebesar 0,31
persen dari tahun sebelumnya. Perlambatan ini tak luput dari
melambatnya pertumbuhan tiga kategori utama penopang perekonomian
Lampung Barat yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan;
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.
29
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Gambar 4.5 Struktur Ekonomi Kabupaten Lampung Barat Tahun 2016
Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat, 2017
Pertumbuhan ekonomi tertinggi di tahun 2016 dicapai oleh kategori
pengadaan listrik dan gas sebesar 17,36 persen. Kategori yang
mengalami pertumbuhan tertinggi kedua adalah informasi dan
komunikasi sebesar 12,19 persen. Kemudian pertumbuhan tertinggi
ketiga adalah konstruksi sebesar 10,37 persen. Sedangkan kategori
ekonomi PDRB yang lain pada tahun 2016 mengalami pertumbuhan
positif.
Tabel 4.2. Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha
(persen), Tahun 2012-2016
Kategor
i U
r
2012 2013 2014 2015* 2016**
30
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
(1
) (
2
(3
) (4) (5) (6) (7)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -34,53 6,82 4,05 5,14 4,6
7 B Pertambangan dan Penggalian -56,71 8,38 7,47 12,48 6,5
8 C Industri Pengolahan -43,66 7,84 5,60 7,35 7,3
6 D Pengadaan Listrik dan Gas -25,05 11,54 47,96 14,73 17,3
6 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -22,17 1,72 5,14 2,37 6,5
8 F Konstruksi -44,10 5,49 7,61 2,29 10,3
7 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor -35,39 5,81 7,20 3,29 2,1
7 H Transportasi dan Pergudangan -12,38 7,83 9,26 13,95 8,1
5 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -42,18 9,65 9,34 10,90 6,1
9 J Informasi dan Komunikasi -22,73 9,75 8,57 8,55 12,1
9 K Jasa Keuangan dan Asuransi -30,73 4,69 2,35 3,61 2,7
5 L Real Estate -27,98 9,12 9,36 1,27 5,4
5 M,N Jasa Perusahaan -23,57 13,15 12,85 7,21 2,8
5 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib -30,97 5,32 5,59 5,02 4,5
4 P Jasa Pendidikan -30,07 8,76 9,19 7,03 4,3
0 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial -28,35 7,61 8,02 7,21 6,1
9 R,S,T,U Jasa lainnya -30,97 3,92 7,80 9,76 3,2
8 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO -34,72 6,87 5,56 5,32 5,0
1 * Angka sementara
** Angka sangat sementara
Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat, 2017
4.3.3. PDRB Perkapita
Tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum bisa ditunjukkan dari
meningkatnya tingkat pendapatan per kapita suatu wilayah. Semakin
tinggi tingkat perolehan pendapatan per kapita menunjukkan semakin
tinggi pula tingkat kesejahteraannya. Sebaliknya penurunan pada tingkat
pendapatan per kapita menunjukkan tingkat kesejahteraan yang semakin
menurun. Bila PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk
yang tinggal di daerah itu, maka akan dihasilkan suatu PDRB Per kapita.
PDRB Per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per
kepala atau per satu orang penduduk.
Tabel 4.3. PDRB Per Kapita Kabupaten Lampung Barat dan Provinsi
Lampung (Juta Rupiah), 2012-2016
Pemerintahan 2012 2013 2014 2015 2016
31
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat, 2017
Nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku masyarakat Kabupaten
Lampung Barat pada tahun 2012-2016 selalu mengalami peningkatan.
Meskipun angka perkapita ini bersifat global tanpa melihat nilai tersebut
benar-benar secara merata diterima oleh setiap individu di Kabupaten
Lampung Barat, namun dengan melihat perkembangannya dapat
diketahui adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Lampung Barat secara umum dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya. PDRB Per kapita Kabupaten Lampung Barat tahun 2016
adalah sebesar 19,08 juta rupiah dengan pertumbuhan sebesar 9,09
persen dibandingkan tahun 2015. Sedangkan di tahun 2015 PDRB
Perkapita Kabupaten Lampung Barat hanya sebesar 17,49 juta rupiah.
Peningkatan pendapatan perkapita di Kabupaten Lampung Barat juga
sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita Provinsi Lampung,
meskipun nilai PDRB perkapita untuk Kabupaten Lampung Barat selama
lima tahun terakhir masih berada dibawah angka PDRB perkapita
Provinsi Lampung. Pada tahun 2016, PDRB per kapita Provinsi Lampung
mencapai 34,26 juta rupiah dengan pertumbuhan sebesar 9,80 persen
dibandingkan tahun 2015. Sedangkan pada tahun 2015 hanya sebesar
31,20 juta rupiah. Berikut gambaran perbandingan PDRB Perkapita
Kabupaten Lampung Barat dan Provinsi Lampung tahun 2012-2016.
Lampung Barat 13,21 14,45 16,04 17,49 19,08
Lampung 23,91 25,77 28,76 31,2 34,26
32
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Gambar 4.6 Perbandingan PDRB Per Kapita Kabupaten Lampung Barat
dan Provinsi Lampung Tahun 2012-2016
Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat, 2017
Berdasarkan Gambar 4.6, dapat dilihat bahwa PDRB perkapita
Kabupaten Lampung Barat dan Provinsi Lampung selalu mengalami
peningkatan. Selama periode tahun 2012-2016, pendapatan perkapita
Kabupaten Lampung Barat masih berada dibawah pendapatan perkapita
Provinsi Lampung. Hal ini menunjukkan bahwa secara makro, rata-rata
pendapatan penduduk Lampung Barat masih berada dibawah rata-rata
Provinsi Lampung. Akan tetapi perlu diketahui bahwa indikator PDRB
per kapita tidak sepenuhnya menggambarkan tingkat kesejahteraan per
kapita penduduk. Indikator ini lebih tepat digunakan untuk menilai apakah
upaya pembangunan ekonomi di suatu wilayah mampu meningkatkan
capaian nilai tambah bagi masyarakat melalui hasil kreatifitas usaha
dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Meskipun demikian,
dengan segala keterbatasan indikator PDRB per kapita dapat
menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara makro dan tolak
ukur kemakmuran suatu daerah.
33
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
4.4. Kondisi Adat Istiadat
Penduduk Kabupaten Lampung Barat memiliki berbagai ragam latar
belakang budaya, kesukuan, dan agama. Hal ini merupakan salah satu
potensi besar dalam pelaksanaan pembangunan daerah untuk mencapai
kemajuan yang dicita-citakan. Akan tetapi, apabila hal ini tidak dikelola
dengan baik akan dapat menjadi sumber konflik yang kontra-produktif
dalam pembangunan Kabupaten Lampung Barat. Penduduk Kabupaten
Lampung Barat dibagi dalam dua kelompok, yaitu: kelompok penduduk
asli Lampung yang merupakan masyarakat adat Lampung dan kelompok
pendatang yang pada umumnya merupakan kelompok masyarakat Jawa.
Keberadaa kedua kelompok tersebut dengan sendirinya membentuk suatu
struktur sosial yang berdimensi multi kultural.
Masyarakat adat Lampung sendiri terbagi dalam dua kelompok besar yaitu
Peminggir dan Pepadun. Termasuk didalamnya kelompok pertama antara
lain : masyarakat adat Krui, masyarakat adat Ranau, Masyarakat adat
Komering, Masyarakat adat Kalianda, Masyarakat adat Kota Agung, dan
masyarakat Way Ratai. Dan yang termasuk kelompok kedua diantaranya
masyarakat adat Abung Siwo Mego, Masyarakat adat Pubian, masyarakat
Menggala Mego Pak dan masyarakat Adat Buai Lima. Struktur
masyarakat adat asli ini berbeda satu dengan yang lainnya.
Pada kelompok masyarakat adat Lampung, umumnya terdapat suatu ciri
geneologis yang sangat dominan, yaitu suatu ikatan masyarakat hukum
adat yang anggota-anggotanya didasarkan atas suatu pertalian keturunan,
baik karena ikatan darah maupun karena hubungan darah. Sistem
kekerabatan yang dikenal pada kedua kelompok masyarakat tersebut
34
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
adalah patrilineal, yaitu suatu sistem yang mengenal ahli waris utama
adalah anak laki-laki tertua. Pola pemilikan tanah di Kabupaten Lampung
Barat dibedakan atas tanah adat (milik marga) dan tanah milik negara.
Kedatangan kelompok masyarakat pendatang yang kemudian menetap di
daerah ini pada mulanya didahului dengan adanya perizinan perintisan
dari marga. Tetapi lama-kelamaan hubungan antara pendatang dengan
marga pemberi izin pembukaan tanah berangsur-angsur hilang. Hali ini
berdampak pada semakin meluasnya perambahan terhadap tanah adat dan
hutan negara tanpa izin.
Pada lambang Kabupaten Lampung Barat berbentuk perisai bersegi lima
menggambarkan bahwa masyarakat Kabupaten Lampung Barat sanggup
mempertahankan cita-cita Bangsa Indonesia dan melanjutkan
pembangunan serta memajukan daerah bedasarkan Pancasila. Seiring
perkembangan zaman di dalam masyarakat Lampung sudah menjadi
akulturasi budaya sejak zaman penjajahan Jepang dan hingga kini masih
terus berjalan. Proses tersebut dipercepat dengan adanya
pertukaran/perpindahan penduduk, dimana ada penduduk Lampung
pindah ke Jawa baik untuk menuntut ilmu maupun bekerja, dan sebaliknya
banyak penduduk Jawa atau daerah lain yang transmigrasi ke Lampung
dan khususnya ke Lampung Barat.
Proses akulturasi budaya mempengaruhi pembentukan pola-pola daerah
pemukiman. Perkampungan penduduk asli Lampung masih banyak di
jumpai mengikuti jalan, garis pantai, dan aliran sungai dengan pola linear
dan pola mengelompok secara sporadis pada wilayah-wilayah pertanian.
35
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Sedangkan penduduk pendatang umumnya bermukim pada kantong-
kantong pemukiman yang sudah terbentuk dengan dan atau tanpa
pengaturan seperti lahan transmigrasi dan pemukiman tradisional/
perkampungan.
4.5. Potensi Pertanian
Berdasarkan analisis kesesuaian lahan, pemanfaatan lahan pertanian di
wilayah Kabupaten Lampung Barat adalah sebagai berikut :
4.5.1. Pengembangan Padi/Sawah
▪ Alokasi : Pada satuan-satuan lahan di daerah fisiografi aluvial dan
dataran tuf masam meliputi luasan 13.443 ha.
▪ Kelas kesesuaian lahan : S2 dengan faktor pembatas utama adalah
kondisi perakaran, ketersediaan dan retensi hara yang rendah.
Perkembangan luas tanam padi sawah dan padi ladang tahun 2013-
2017 disajikan pada Tabel 4.4.
4.5.2. Pengembangan Tanaman Pangan
▪ Komoditas yang dikembangkan adalah :
- Tanaman Pangan : jagung, ubi jalar, ubi kayu, kacang tanah,
kedelai, kacang hijau.
- Tanaman Sayuran :Bawang merah, kentang, kubis, cabai, petsai,
- Tanaman Buah tahunan : Nanas, pepaya, pisang, durian, mangga,
dan jeruk.
Tabel 4.4. Perkembangan luas areal tanam padi di Kabupaten
Lampung Barat (dalam Hektar), 2013-2017
No. Kecamatan 2013 2014 2015 2016 2017
1 Kebun Tebu 1.514 1.229 1.456 1.408 1.458
2 Sumberjaya 944 944 907 1.003 695
3 Gedung Surian 918 881 877 882 776
4 Way Tenong 1.820 1.818 1.699 1.410 1.738
5 Air Hitam 313 431 260 398 541
6 Belalau 808 871 912 1.038 1.010
36
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat, 2017
▪ Alokasi : Satuan-satuan lahan didaerah fisiografi dataran dan tuf
masam.
▪ Kelas kesesuaian lahan : S2 dengan faktor pembatas utama adalah
retensi dan ketersediaan hara yang rendah, dan lereng agak curam.
Perkembangan luas tanaman pangan tahun 2013-2017 disajikan
pada Tabel 4.5, tanaman sayuran (Tabel 4.6) dan tanaman buah
(Tabel 4.7).
4.5.3. Pengembangan Perkebunan
▪ Komoditas yang dikembangkan adalah :
- Tanaman Perkebunan : Karet, Kelapa, Kelapa Sawit, Kopi, Lada,
Kakao, dan lainnya.
Tabel 4.5. Rata-rata luas areal tanaman pangan di Kabupaten Lampung
Barat (dalam Hektar), 2013-2017
No. Kecamatan Jagung Ubijalar Ubikayu Kedelai
1 Kebun Tebu 22 12 27 10
2 Sumberjaya 0 1 1 -
3 Gedung Surian 12 13 14 2
4 Way Tenong 11 13 15 -
5 Air Hitam 5 9 14 39
6 Belalau 5 4 3 4
7 Batu Ketulis 4 4 3 3
8 Batu Brak 10 9 6 -
37
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat, 2017
Tabel 4.6. Perkembangan luas areal tanaman sayuran di Kabupaten
Lampung Barat (dalam Hektar), 2013-2017
Tabel 4.6. Lanjutan
Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat, 2017
No. Jenis Komoditas 2013 2014 2015 2016 2017
15 Ketimun 236 132 76 108 106
16 Labu Siam 82 90 84 87 74
17 Kangkung 166 83 56 81 87
18 Bayam 158 77 62 75 77
Total Luas 4.785 4.018 2.810 3.701 3.600
No. Jenis Komoditas 2013 2014 2015 2016 2017
1 Bawang Merah 1 1 1 9 13
2 Bawang Daun 289 338 191 236 229
3 Kentang 46 36 32 33 29
4 Kubis 548 566 378 525 452
5 Kembang Kol 32 34 36 36 25
6 Petsai/Sawi 451 434 344 457 420
7 Wortel 369 347 292 338 319
8 Kacang Merah 125 116 79 98 73
9 Kacang Panjang 300 149 93 137 109
10 Cabe Besar 513 436 264 384 429
11 Cabe Rawit 258 152 99 162 264
12 Tomat 519 452 311 457 460
13 Terung 309 168 116 149 116
14 Buncis 383 407 296 329 318
38
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 4.7 Perkembangan luas areal tanaman buah di Kabupaten
Lampung Barat (dalam Hektar), 2013-2017
Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat, 2017
▪ Alokasi : Satuan-satuan lahan didaerah fisiografi dataran dan
dataran tuf masam, luas wilayah ini mencapai 65.320,98 ha. (luas
tanaman)
▪ Kelas kesesuaian lahan : S2 dengan pembatas utama retensi dan
ketersediaan hara yang rendah.
Perkembangan luas tanaman perkebunan tahun 2013-2017
disajikan pada Tabel 4.8.
No. Jenis Komoditas
1 Alpukat 258 273 164 290 180
2 Belimbing 30 12 10 9 22
3 Duku/Langsat 68 9 16 7 7
4 Durian 176 47 106 78 62
5 Jambu Biji 73 45 59 52 46
6 Jambu Air 37 52 15 50 8
7 Jeruk Siam/keprok 398 26 12 117 81
8 Jeruk Besar 2 1 2 3 5
9 Mangga 69 49 45 45 11
10 Manggis 102 86 29 25 9
11 Nangka/Cempedak 184 109 128 90 71
12 Nenas 287 123 91 87 73
13 Pepaya 2.235 2.020 1.500 1.626 1.335
14 Pisang 2.421 1.188 917 994 869
15 Rambutan 33 15 13 15 7
16 Salak 196 252 220 227 239
17 Sawo 115 91 56 57 42
18 Markisa 2 2 1 1 0
19 Sirsak 21 12 9 15 8
20 Sukun 71 11 9 30 16
21 Melinjo 179 19 13 11 12
22 Petai 138 30 51 36 21
23 Jengkol 57 19 27 18 24
Total Luas 7.152 4.490 3.494 3.885 3.148
2013 2014 2015 2016 2017
39
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 4.8. Perkembangan luas areal tanaman perkebunan di Kabupaten
Lampung Barat (dalam Hektar), 2013-2017
Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat, 2017
4.5.4. Pengembangan Peternakan
Komoditas ternak besar yang dikembangkan meliputi Sapi perah, Sapi
potong, Kerbau, Kuda, Kambing, dan Domba. Adapun jenis ternak kecil
(unggas) yang dikembangkan meliputi ayam kampung, ayam pedaging,
ayam potong, itik, dan itik manila.
Alokasi ruangnya mengikuti areal pengembangan tanaman pangan dan
No. Jenis Komoditas 2013 2014 2015 2016 2017
I Tanaman Tahunan
1 Aren 322 339 353 373 403
2 Kelapa Dalam 524 524 525 529 513
3 Kelapa Hibrida 16 15 15 13 13
4 Karet 114 124 124 124 128
5 Kelapa Sawit 29 27 27 37 31
6 Kemiri 77 79 81 81 92
7 Lada 7.634 7.683 7.686 7.692 7.603
8 Kayu Manis 930 806 801 775 747
9 Cengkeh 502 608 608 656 886
10 Vanili 12 13 13 5 5
11 Kopi Robusta 53.560 53.601 53.606 53.612 53.977
12 Kopi Arabika 6 4 4 4 4
13 Kakao 1.229 1.231 1.231 1.211 1.187
14 Pinang 106 105 105 106 109
JUMLAH I 65.060 65.157 65.178 65.218 65.698
II Tanaman Semusim
1 Tembakau 152 38 38 10 14
2 Nilam - - - - -
JUMLAH II 152 38 38 10 14
TOTAL I + II 65.212 65.195 65.216 65.227 65.712
40
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
holtikultura, karena pengembangan peternakan tidak dalam bentuk ranch,
tetapi dalam skala kecil dan dilaksanakan oleh petani, yang memanfaatkan
limbah tanaman pangan, sayuran, atau buah-buahan.
Tabel 4.9. Populasi ternak besar di Kabupaten Lampung Barat (dalam
ekor), 2017
Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat, 2017
Tabel 4.10. Populasi ternak unggas di Kabupaten Lampung Barat
(dalam ekor), 2017
No. KecamatanSapi
Perah
Sapi
PotongKerbau Kuda Kambing Domba
1 Balik Bukit - 1.159 12 44 4.958 627
2 Sukau - 1.619 67 56 3.663 426
3 Lumbok Seminung - 829 78 - 3.646 423
4 Belalau - 58 2 4 7.678 459
5 Sekincau 71 594 9 - 3.705 207
6 Suoh - 16 8 10 9.659 350
7 Batubrak - 82 2 6 4.731 240
8 Pagar Dewa - 233 25 - 3.703 207
9 Batu Ketulis - 253 4 - 7.678 459
10 Bandar Negeri Suoh - 114 72 - 5.594 176
11 Sumberjaya - 164 61 - 4.326 502
12 Way Tenong 5 269 6 - 5.217 411
13 Gedung Surian - 145 5 - 2.900 289
14 Kebun Tebu - 513 4 - 3.337 495
15 Air Hitam - 137 16 - 4.351 297
Lampung Barat 76 6.185 371 120 75.146 5.568
41
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Sumber: BPS Kabupaten Lampung Barat, 2017
4.5.5. Pengembangan Perikanan
Potensi sektor pertanian lain yang dikembangkan di Kabupaten Lampung
Barat adalah potensi pengembangan usaha perikanan, baik perikanan
tangkap maupun budidaya (Tabel 4.11).
No. KecamatanAyam
Kampung
Ayam
Petelur
Ayam
PedagingItik
Itik
Manila
1 Balik Bukit 195.809 5.000 - 4.194 2.714
2 Sukau 74.559 - - 2.009 1.303
3 Lumbok Seminung 49.748 - - 1.651 1.070
4 Belalau 87.863 - - 1.941 1.231
5 Sekincau 176.993 - - 4.801 3.113
6 Suoh 228.837 - - 5.569 3.612
7 Batubrak 103.946 - - 2.877 1.866
8 Pagar Dewa 117.266 - - 4.026 2.847
9 Batu Ketulis 58.579 - - 1.585 1.026
10 Bandar Negeri Suoh 152.879 - - 2.781 1.700
11 Sumberjaya 171.962 - - 6.095 3.951
12 Way Tenong 170.152 7.500 - 4.290 2.782
13 Gedung Surian 64.130 10.000 - 2.025 1.267
14 Kebun Tebu 257.937 2.000 30 000 6.093 3.948
15 Air Hitam 112.725 - - 8.745 3.401
Lampung Barat 2.023.385 24.500 - 58.682 35.831
42
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tab
el 4
.10.
K
erag
aan
usah
a p
erik
anan
di K
abup
aten
Lam
pun
g B
arat
201
52
01
62
01
520
16
12
34
51
23
45
1B
alik
Buk
it9
812
327
,9
2
8,4
31
20
03
06
61
81
29
,76
00
27
,21
56
,96
2S
ukau
10
811
525
,2
2
7,9
32
60
03
25
65
11
15
,87
00
28
,91
44
,77
3L
umb
ok
Sem
inun
g64
865
61
98
,3
22
6,1
46
61
52
42
24
64
,30
4,3
51
.41
7,8
8
4,3
1.4
30
,83
4B
elal
au20
710
212
,9
1
4,1
26
40
01
94
45
84
9,6
8
00
17
,26
6,8
8
5S
ekin
cau
84
88
8,7
9,1
25
80
01
79
43
74
4,8
0
00
15
,96
0,7
0
6S
uoh
27
611
521
,9
2
6,9
28
20
01
73
45
56
9,6
9
00
15
,48
5,0
9
7B
atu
Bra
k12
711
220
,8
2
3,4
28
40
01
98
48
26
9,9
7
00
17
,68
7,5
7
8P
agar
Dew
a12
69
28
,9
10
,92
92
04
16
74
63
74
,00
0
01
4,8
95
,20
9B
atu
Ket
ulis
77
94
11
,2
1
2,8
23
30
01
26
35
92
3,9
3
00
11
,23
5,1
3
10
Ban
dar
Neg
eri S
uoh
23
810
618
,3
2
2,7
27
00
01
52
42
25
9,8
0
00
13
,57
3,3
0
11
Sum
ber
Jay
a15
829
746
,6
4
9,2
48
40
01
12
59
61
.02
3,8
1
00
9,8
1.0
33
,61
12
Way
Ten
ong
94
98
9,2
9,7
28
50
01
94
47
91
47
,49
00
17
,21
64
,69
13
Ged
ung
Sur
ian
10
89
614
,6
1
6,4
23
80
01
36
37
41
42
,73
00
12
15
4,7
3
14
Kab
un T
ebu
90
10
819
,8
2
3,5
34
80
01
04
45
27
17
,56
00
9,2
72
6,7
6
15
Air
Hita
m9
47
98
,3
9,8
24
40
01
46
39
03
3,4
5
00
13
,24
6,6
5
2.5
33
2
.28
1
45
2,6
0
51
0,9
0
4.1
66
6
,00
1
56
2
.55
4
6.8
82
2
.70
6,8
4
4,3
5
1
.41
7,8
8
22
7,4
0
4.3
62
,87
1: K
ola
m
2: K
eram
ba
3: J
arin
g A
pun
g
4: S
awah
5: T
ota
l
Pro
duk
si
Per
ikan
an
Tan
gkap
(T
on)
Jum
lah
Rum
ah T
angg
a P
erik
anan
Bud
iday
aJu
mla
h P
rod
uksi
Per
ikan
an B
udid
aya
(To
n)
Lam
pun
g B
arat
Kec
amat
anN
o
Jum
lah
Rum
ah
Tan
gga
Per
ikan
an
43
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
4.6. Potensi Pertambangan
Berdasarkan literatur dan peta geologi, telah diinventarisir adanya bahan-
bahan tambang (endapan mineral) yang cukup potensial dan dapat
diusahakan untuk memajukan perekonomian wilayah. Bahan tambang
yang diduga cukup berpotensi untuk digali antara lain emas, perak,
tembaga, basalt, pasir trass, andesit, perlit dan batu apung. Kegiatan
eksploitasi yang sudah dan sampai saat ini masih terus dilakukan adalah
tambang emas dan perak. Endapan emas dan perak ini terdapat pada
singkapan masa granit disebelah hulu Way Pemerihan yang mengalir ke
pantai barat (Samudera Indonesia).
Sumber panas dan gas bumi yang berupa aktifitas vulkanisme air panas
serta mengandung belerang H2S dan CO2 dijumpai di lembah Suoh dan
Way Giham. Temperatur sumber air panas di lembah Suoh mencapai
950C. Sumber gas bumi di tempat ini telah diteliti lebih lanjut oleh
Direktorat Geologi dan dijelaskan pula bahwa potensi panas bumi yang
ada cukup besar untuk diusahakan.
4.7. Potensi Kehutanan
Kabupaten Lampung Barat merupakan suatu daerah yang mempunyai
wilayah hutan yang cukup luas sekitar 126.956,27 Ha atau sebesar 61,47
% dari luas wilayah administrasi Lampung Barat. Oleh sebab itu
pembangunan kehutanan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Barat
diarahkan untuk dapat memberikan manfaat bagi kemakmuran rakyat
dengan tetap menjaga kelestarian dan kelangsungan fungsi hutan,
44
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
memelihara tata air, serta untuk memperluas lapangan kerja dan
meningkatkan sumber pendapatan daerah.
Kawasan hutan Lampung Barat terdiri dari Taman Nasional Bukit Barisan
Selatan seluas 87.725 Ha, dan Hutan Lindung seluas 39.181,27 Ha.
Adapun pemanfaatan dari sektor kehutanan antara lain mencangkup kayu
rimba campuran yang mencapai sekitar 90%, kayu meranti, kayu indah,
rotan, bambu, madu dan gula aren.
4.8. Potensi Industri
Kabupaten Lampung Barat mempunyai potensi untuk dikembangkan
berbagai jenis industri terutama industri pengolahan hasil pertanian
(agroindustri), hal ini karena telah banyak berkembang usaha pertanian
tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan yang dapat
menyuplai bahan baku bagi agroindustri.
Sedangkan industri kecil telah menyebar di seluruh wilayah Kabupaten
Lampung Barat yang sampai tahun 2004 mencapai 331 unit usaha dengan
sebaran industri makanan 146 unit dengan jumlah tenaga kerja 439 orang,
industri pengolahan tanah liat dan perabotan kelengkapan rumah tangga
91 unit dengan jumlah tenaga kerja 363 orang, industri sandang dan bahan
dari kulit 40 unit dengan jumlah tenaga kerja 143 orang, dan industri
pengolahan lainnya 54 unit dengan jumlah tenaga kerja 111 orang.
4.9. Potensi Pariwisata
45
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Wisata alam merupakan potensi pariwisata yang dapat diandalkan untuk
masa mendatang. Disamping kesenian tradisional, potensi wisata tersebut
dapat dikelompokkan atas wisata bahari, wisata buru, wisata
pegunungan/petualangan, wisata danau dan wisata kesenian.
46
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
BAB V. KOMODITAS UNGGULAN KECAMATAN
5.1. Analisis Penentuan Komoditas Unggulan Kecamatan
Analisis penentuan komoditas unggulan setiap kecamatan dilakukan
dengan menghitung nilai indeks LQ untuk setiap jenis komoditas pada
setiap sub sektor pertanian. Metode LQ digunakan untuk mengetahui
sektor basis atau sektor potensial suatu daerah atau wilayah tertentu.
Metode ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan sektor di
daerah dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih luas
(Robinson Tarigan, 2005).
Asumsi yang digunakan dalam metode LQ adalah :
a. Kualitas buruh yang sama pada tingkat daerah dan nasional
b. produktivitas pada sektor i sama pada tingkat daerah dan nasional.
c. Pendapatan yang sama di tingkat daerah dan nasional.
d. Setiap sektor akan menghasilkan produksi tunggal.
5.1.1. Komoditas Unggulan Tanaman Pangan
Sektor pertanian memiliki peranan yang besar dalam upaya mewujudkan
ketahanan pangan terutama untuk memenuhi hak atas pangan. Indonesia
sebagai negara agraris, hampir separuh penduduknya menggantungkan
sumber pendapatannya dari sektor pertanian (Sumaryanto, 2002). Namun
demikian, pada umumnya petani tanaman pangan memiliki luas lahan
yang sempit dan ditandai ketidakmerataan struktur penguasaan lahan
47
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
pertanian (Nurmanaf, 2001). Berdasarkan hasil perhitungan nilai LQ rata-
rata selama kurun lima tahun (2013-2017), diperoleh jenis komoditas
tanaman pangan yang unggul di Kabupaten Lampung Barat adalah padi
(LQ = 1,053), jagung (LQ = 1,00), dan ubikayu (LQ = 1,072).
Tabel 5.1. Rata-rata nilai Location Quetion Tanaman Pangan Menurut
Kecamatan di Kabupaten Lampung Barat (2013-2017).
Sumber: Hasil analisis.
Dari tabel diatas diperoleh Kecamatan yang unggul untuk pengembangan
padi meliputi Bandar Negeri Suoh (LQ = 3,22), Suoh (LQ = 2,35),
Lumbok Seminung (LQ = 1,48), Gedung Surian (LQ = 1,04), Sumberjaya
(LQ = 1,04), dan Sukau (LQ = 1,03). Adapun kecamatan yang unggul
untuk pengembangan jagung meliputi Sekincau (LQ = 2,64), Batu Brak
(LQ = 1,64), Kebun Tebu (LQ = 1,34), Balik Bukit (LQ = 1,24), dan
Sukau (LQ = 1,22). Sedangkan kecamatan yang unggul untuk
pengembangan ubikayu adalah Sukau (LQ = 3,24), Kebun Tebu (LQ =
48
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
2,27), Gedung Surian (LQ = 2,24), Batu Brak (LQ = 1,79), Air Hitam (LQ
= 1,74), Lumbok Seminung (LQ = 1,43), dan Bandar Negeri Suoh (LQ =
1,16).
5.1.2. Komoditas Unggulan Hortikultura
Setiap wilayah memiliki karateristik berbeda-beda dan menyebabkan
berbagai jenis hortikultura dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan hasil
perhitungan LQ untuk tanaman hortikultura di Kabupaten Lampung Barat
menunjukkan bahwa hampir seluruh wilayah di Kabupaten Lampung
Barat unggul untuk dikembangkan sebagai wilayah pengembangan
hortikultura sayuran maupun buah. Adapun kecamatan yang unggul untuk
pengembangan hortikultura sayuran dan buah tersebut di atas disajikan
pada Tabel 5.2 dan Tabel 5.3.
Tabel 5.2. Rata-rata nilai Location Quetion Komoditas Hortikultura
Sayuran menurut Kecamatan di Kabupaten Lampung
Barat (2013-2017)
Tabel 5.2. Lanjutan
49
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Sumber: Hasil analisis.
Tabel 5.3. Rata-rata nilai Location Quetion Komoditas Hortikultura
Buah menurut Kecamatan di Kabupaten Lampung Barat
(2013-2017)
Sumber: Hasil analisis.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai LQ rata-rata selama kurun lima tahun
(2013-2017), diperoleh jenis komoditas hortikultura sayuran yang unggul
di Kabupaten Lampung Barat adalah bawang merah (LQ = 1,51) dan cabai
(LQ = 1,01) sedangkan hortikultura buah meliputi mangga (LQ = 1,16),
jeruk (LQ = 1,57), dan pisang (LQ = 1,23).
5.1.3. Komoditas Unggulan Tanaman Perkebunan
Berdasarkan hasil perhitungan LQ komoditas perkebunan di Kabupaten
Lampung Barat yang unggul meliputi Kelapa (LQ = 1,24), Kakao (LQ =
50
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
1,66), dan Kopi (LQ = 1,69). Wilayah kecamatan yang memiliki
keunggulan tersebut disajikan pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Rata-rata nilai Location Quetion Komoditas Tanaman
Perkebunan menurut Kecamatan di Kabupaten Lampung
Barat (2013-2017)
Sumber: Hasil analisis.
5.1.4. Komoditas Unggulan Peternakan
Wilayah di Kabupaten Lampung Barat yang memiliki keunggulan dalam
pengembangan ternak besar utamanya sapi pedaging/potong dengan nilai
LQ sebesar 1,16. Adapun untuk jenis ternak kecil (unggas) yang unggul
adalah itik manila dengan LQ sebesar 1,04. Sebaran kecamatan yang
memiliki keunggulan ternak besar dan unggas tersebut disajikan pada
Tabel 5.5 dan Tabel 5.6.
Tabel 5.5. Rata-rata nilai Location Quetion Komoditas Peternakan
Besar menurut Kecamatan di Kabupaten Lampung Barat
51
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
(2013-2017)
Sumber: Hasil analisis.
Tabel 5.6. Rata-rata nilai Location Quetion Komoditas Peternakan
Unggas menurut Kecamatan di Kabupaten Lampung
Barat (2013-2017)
52
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Sumber: Hasil analisis.
5.1.5. Komoditas Unggulan Perikanan
Kabupaten Lampung Barat berdasarkan analisis LQ untuk sektor
perikanan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa sub sektor perikanan
budidaya merupakan sub sektor basis dengan nilai LQ rata-rata selama
periode 2013-2017 sebesar 2,09. Adapun wilayah kecamatan yang
memiliki keunggulan perikanan tersebut meliputi Lumbok Seminung
dengan kegiatan budidaya keramba jaring apung (KJA), dengan nilai LQ
rata-rata sebesar 15,45; Sumberjaya dengan LQ sebesar 8,31; dan Batu
Brak dengan LQ sebesar 1,01.
Tabel 5.7. Rata-rata nilai Location Quetion Komoditas Perikanan
menurut Kecamatan di Kabupaten Lampung Barat (2013-
2017)
53
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Sumber: Hasil analisis.
5.2. Analisis Pengembangan Komoditas Unggulan Kecamatan
5.2.1. Komoditas Tanaman Pangan (Tabama)
1. Padi
a. Kondisi lingkungan Internal
a.1. Kekuatan (Strenghs)
1). Kegiatan budidaya padi baik padi sawah maupun padi lahan kering
sudah dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Lampung Barat secara
turun temurun dengan lama usahatani padi > 15 tahun,
2). Tingkat produktivitas padi dari tahun 2013 hingga 2017 menunjukkan
kecenderungan yang meningkat 4,80 hingga mencapai 5,24 ton/ha.
3). Kepemilikan lahan usahatani padi umumnya sudah milik sendiri
dengan luas garapan berkisar 1-2 ha, dan terletak di dalam wilayah
kecamatan sendiri (dalam pekon).
4). Kegiatan pengolahan tanah sudah dilakukan dengan menggunakan
alat mesin pertanian.
5). Penanganan hama dan penyakit tanaman sudah dilakukan secara
terstruktur.
6). Sebagian petani sudah menerapkan penggunaan pupuk organik dalam
kegiatan budidaya tanaman padinya.
NO. KECAMATANPerikanan
tangkap
Perikanan
BudidayaNO. KECAMATAN
Perikanan
tangkap
Perikanan
Budidaya
1 Balik Bukit 0,00 0,47 9 Batu Ketulis 0,00 0,88
2 Sukau 0,00 0,93 10 Bandar Negeri Suoh 0,00 0,59
3 Lumbok Seminung 0,00 15,45 11 Sumber Jaya 0,00 8,31
4 Belalau 0,00 0,68 12 Way Tenong 0,00 0,23
5 Sekincau 0,00 0,20 13 Gedung Surian 0,00 0,95
6 Suoh 0,00 0,52 14 Kebun Tebu 0,00 0,39
7 Batu Brak 0,00 1,01 15 Air Hitam 0,00 0,36
8 Pagar Dewa 0,00 0,42 Rerata 0 2,09
54
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
7). Terdapat industri penggilingan padi yang dilakukan oleh masyarakat
8). Keadaan geografis Kabupaten Lampung Barat yang berada pada
ketinggian 600-2.000 m.dpl
a.2. Kelemahan (Weakness)
1). Kegiatan budidaya belum ditunjang dengan sistem pengairan yang
teratur (non irigasi teknis)
2). Kegiatan panen masih dilakukan secara tradisional (belum mekanis)
3). Hasil panen (pasca panen) tidak dilakukan pengolahan kecuali
pengeringan dan penyimpanan untuk tujuan pemasaran.
4). Akses kepada permodalan dari perbankan masih cukup sulit bagi
sebagian besar petani padi.
b. Kondisi lingkungan Eksternal
b.1. Peluang (Opportunities)
1). Pertumbuhan perduduk menyebabkan konsumen/pelanggan akan
terus meningkat
2). Beras merupakan bahan pangan pokok masyarakat Indonesia, dan
permintaan beras organik semakin tahun (baik ekspor maupun dalam
negeri) semakin meningkat akibat semakin meningkatnya kesadaran
terhadap pola konsumsi dan hidup sehat.
3). Semakin meningkatnya teknologi budidaya padi pada gilirannya akan
berpengaruh pada penyediaan bahan baku gabah secara
berkesinambungan
4). Adanya kebijakan pemerintah tentang klasifikasi beras kedalam 4
(empat) tingkatan berbeda (Premium, Medium I, Medium II, dan
55
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Medium III), akan memacu industri perberasan untuk berupaya
menghasilkan produk dengan kualitas terbaik.
5). Pasar beras terbuka lebar, baik lokal, regional, nasional, maupun
internasional
b.2. Ancaman (Threaths)
1). Adanya kesadaran konsumen terhadap mutu beras
2). Adanya tingkat persaingan usaha yang cukup ketat
3). Daya saing dan citra produk meningkat
4). Akses permodalan petani masih lemah
5). Berkembangnya isu beras “bermasalah”
Berdasarkan analisis keempat kondisi lingkungan tersebut di atas, maka
strategi pengembangan komoditas unggulan padi di Kabupaten Lampung
Barat, dapat dikelompokkan kedalam empat strategi pengembangan
yaitu (1) strategi berorientasi produk, (2) strategi berorientasi pasar, (3)
kombinasi strategi berorientasi produk dan pasar, dan (4) strategi
penguasaan informasi.
1. Stategi berorientasi produk
Strategi utama yang harus dilakukan dalam usaha komoditas
unggulan padi/beras adalah strategi berorientasi produk dengan
penerapan teknologi produksi untuk menghasilkan beras bermutu.
Teknologi produksi beras dimulai dari pemilihan varietas padi yang
ditanam, modifikasi lingkungan tanam, cara pengelolaan lahan, dan
perilaku pasca panen.
2. Strategi berorientasi pasar
56
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Strategi yang dapat dikembangkan dalam upaya meraih peluang pasar
beras yang terbuka lebar antara lain:
(1) meningkatkan usaha kemitraan dalam menjaga ketersediaan
bahan baku gabah dari sentra produksi padi di Kabupaten
Lampung Barat, yaitu Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri
Suoh, serta daerah-daerah penghasil gabah lain di sekitarnya;
(2) melakukan usaha-usaha promosi dan perluasan promosi produk
beras unggulan Kabupaten Lampung Barat.
3. Kombinasi strategi berorientasi produk dan pasar
Strategi kombinasi orientasi produk dan orientasi pasar yang dapat
dilakukan antara lain adalah :
(1) meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) melalui jalur
informal untuk bidang produksi maupun pemasaran.
(2) Meningkatkan produksi/produktivitas untuk pemenuhan
kebutuhan pasar
4. Strategi Penguasaan Informasi
Strategi yang dapat dikembangkan dalam rangka perluasan
penguasaan informasi antara lain adalah:
(1). Mempersiapkan SDM yang berpendidikan untuk penguasaan
dan penerapan teknologi dan informasi
(2). Memperluas akses modal untuk menunjang kegiatan produksi
beras
(3). Meningkatkan kegiatan penyuluhan, pembinaan, dan
pengawasan mutu beras.
57
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
2. Jagung
a. Kondisi lingkungan Internal
a.1. Kekuatan (Strenghs)
1). Kabupaten Lampung Barat dengan ketinggian dataran berkisar 600
– 2.000 m.dpl dengan kontur lahan yang agak berbukit, curah hujan
bervariasi antara 2.000 – 2.500 mm/tahun, intensitas cahaya
matahari, suhu udara berkisar 26-32oC merupakan kondisi
agroklimat yang baik bagi komoditas jagung.
2). Petani-petani jagung di Kabupaten Lampung Barat telah
mengusahakan budidaya jagung dalam waktu yang lama yaitu
selama 8 – 34 tahun, dengan rataan selama 19,6 tahun.
3). Tersedianya tenaga kerja baik tenaga kerja dalam keluarga maupun
tenaga kerja luar keluarga dalam jumlah yang banyak.
4). Bahan/barang input produksi pertanian dapat diperoleh dari toko
yang menjual input produksi pertanian di ibukota-ibukota
kecamatan.
5). Jagung hasil petani di daerah sentra produksi sangat mudah untuk
dipasarkan (pedagang pengumpul datang dan membeli hasil panen).
a.2. Kelemahan (Weakness)
1). Kurang optimalnya penggunaan input produksi mengakibatkan hasil
produksi dari usahatani jagung masih tergolong rendah dan belum
optimal. Tingkat capaian produktivitas hasil hingga tahun 2017rata-
rata baru mencapai 4,30 ton/ha dari tingkat produktivitas potensial
benih yang digunakan berkisar 8-10 ton/ha.
58
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
2). Luas lahan usahatani jagung yang semakin sempit akibat harga
jagung yang menurun, produktivitas yang menurun, dan adanya
komoditas lain yang lebih menguntungkan.
3). Kurangnya pengetahuan petani akan manajemen usahatani yang
efisien dan baik membuat keuntungan petani menurun dan sedikit
dimana penggunaan input produksi yang telah digunakan tidaklah
efisien dan memberi hasil yang optimal.
b. Kondisi lingkungan Eksternal
b.1. Peluang (Opportunities)
1). Permintaan terhadap jagung masih cukup tinggi baik untuk pangan
maupun bahan baku industri, dan hasil produksi petani masih belum
mampu memenuhi permintaan tersebut.
2). Hasil produksi jagung oleh petani yang bebas dari serangan hama
penyakit dan bebas bau busuk, asam atau bau asing lainnya dan lebih
dari 90% warna bijinya berwarna menjadikan produk jagung petani
yang mudah dipasarkan.
3). Komoditas jagung merupakan salah satu jenis bahan baku yang
memiliki rantai/pohon industri yang banyak sehingga dapat diolah
menjadi produk olahan jagung yang bervariasi dan nilai tambah yang
diperoleh dapat lebih tinggi.
4). Komoditas jagung selalu ditanam sebanyak 2 musim oleh petani di
hampir semua wilayah kecamatan di Kabupaten Lampung Barat.
Hal ini menjamin kontinuitas produksi jagung dan ini menjadi
penting karna untuk memenuhi permintaan jagung yang tinggi.
59
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
b.2. Ancaman (Threaths)
Beberapa ancaman/tantangan yang diketahui pada usahatani jagung di
Kabupaten Lampung Barat antara ain adalah:
1). Harga jagung yang fluktuatif, dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti masa panen dan kondisi cuaca. Ketika masa panen terjadi
penurunan harga, tetapi ketika meliwati masa panen jagung
seringkali harga jauk naik. Selain itu harga jagung juga dipengaruhi
oleh sarana transportasi ke sentra produksi.
2). Adanya jenis komoditas lain yang lebih menguntungkan untuk
dibudidayakan.
3). Kurangnya lembaga pendukung usahatani jagung, seperti lembaga
permodalan, lembaga penyuluhan maupun kelompok tani tidak
berperan aktif bahkan tidak ada.
4). Perubahan kondisi iklim yang dapat memengaruhi hasil panen.
5). Prasarana dan sarana transportasi serta kondisi jalan produksi yang
buruk sangat mempengaruhi harga yang diterima oleh petani.
Berdasarkan analisis keempat kondisi lingkungan tersebut di atas, maka
strategi pengembangan komoditas unggulan jagung di Kabupaten
Lampung Barat, dapat dilakukan dengan strategi diversifikasi dengan
beberapa kebijakan mendukung strategi tersebut antara lain:
1). Meningkatkan pendapatan dengan diversifikasi usaha. Menghadapi
tantangan perubahan iklim memang tidak mudah. Perlu usaha serius
juga kreatif untuk menyikapi banyak perubahan yang terjadi di
sektor pertanian. Mengurangi ketergatungan pada satu komoditi
melalui upaya diverifikasi usahatani menjadi salah satu cara yang
bijak untuk menyelamatkan usahatani para petani.
60
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
2). Meningkatkan pendapatan petani dengan diversifikasi produk.
Diversifikasi produk merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
volume penjualan yang dapat dilakukan terutama jika usaha tersebut
telah berada dalam tahap kedewasaan. Dengan diversifikasi produk,
suatu usaha tidak akan bergantung pada satu jenis produknya saja,
akan tetapi juga dapat mengandalkan jenis produk lainnya (produk
diversifikasi).
3). Meningkatkan peran kelompok tani dan atau lembaga pendukung
usahatani jagung. Dengan aktifnya kelompok tani serta adanya
peran lemaga-lembaga pendukung usahatani jagung seperti lembaga
penyuluhan, lembaga permodalan, maka para petani dapat saling
bertukar pikiran dan membagi pengetahuan kepada petani lainnya.
Perbaikan kualitas SDM ditunjang dengan dukungan akses petani
terhadap permodalan yang bersumber dari lembaga perbankan atau
non perbankan diharapkan dapat memberikan pengaruh positif
terhadap kinerja petani jagung. Penerapan kebijakan ini dilakukan
sebagai upaya untuk meminimalkan ancaman atau tantangan yang
mungkin timbul dari adanya persaingan.
3. Ubikayu
a. Kondisi lingkungan Internal
a.1. Kekuatan (Strenghs)
1). Kegiatan budidaya ubikayu sudah dilakukan oleh masyarakat di
Kabupaten Lampung Barat secara turun temurun dengan lama
usahatani berkisar 11-20 tahun, dengan rata-rata pengalaman
sebanyak 6,4 tahun
61
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
2). Tingkat produktivitas ubikayu dari tahun 2013 hingga 2017
menunjukkan kecenderungan yang tetap (stabil) dengan rata-rata
berkisar 19.685 kg hingga mencapai 24 ton/ha.
3). Kepemilikan lahan usahatani umumnya sudah milik sendiri dengan
luas garapan berkisar 0,5 - 4,2 ha, dengan rata-rata luas 1,95 ha dan
terletak di dalam wilayah kecamatan sendiri (dalam pekon).
4). Umumnya petani ubikayu sudah menggunakan input produksi berupa
pupuk (urea, NPK, dan KCl) untuk menjaga kesuburan tanah,
herbisida untuk pengendalian gulma, dan jenis bibit atau klon ubikayu
yang baik.
a.2. Kelemahan (Weakness)
1). Kegiatan budidaya belum ditunjang dengan sistem pengairan yang
teratur (irigasi tadah hujan)
2). Kegiatan panen masih dilakukan secara tradisional (belum mekanis)
3). Hasil panen (pasca panen) tidak dilakukan pengolahan melainkan
langsung dijual ke pabrik atau ke pengepul.
4). Akses kepada permodalan dari perbankan masih cukup sulit bagi
sebagian besar petani ubikayu.
5). Belum ada manajemen perencanaan dan biaya usahatani yang
mengakibatkan kurang efisiennya penggunaan tenaga kerja dan biaya.
b. Kondisi lingkungan Eksternal
b.1. Peluang (Opportunities)
1). Banyaknya investor yang menanamkan modalnya dibidang
perindustrian seperti bio fuel atau bio ethanol membutuhkan pasokan
62
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
bahan baku ubikayu masyarakat menjadi peluang bagi petani ubikayu
untuk memproduksi ubikayu untuk kebutuhan industri yang lebih baik
lagi karena permintaan industri yang semakin bertambah.
2). Ubikayu merupakan salah satu bahan pangan pokok masyarakat
Indonesia, dan permintaan produk olahan ubikayu semakin meningkat
akibat semakin meningkatnya jumlah penduduk dan adanya
diversifikasi panganan masyarakat.
3). Semakin meningkatnya teknologi budidaya ubikayu pada gilirannya
akan berpengaruh pada penyediaan bahan baku bibit ubikayu yang
baik dengan produktivitas yang tinggi secara berkesinambungan
4). Pasar ubikayu dan produk olahan ubikayu terbuka lebar, baik lokal,
regional, nasional, maupun internasional
b.2. Ancaman (Threaths)
1). Adanya tingkat persaingan usaha yang cukup ketat
2). Usahatani tanaman tahunan merupakan ancaman bagi petani
ubikayu.
3). Akses permodalan petani masih lemah sementara harga ubikayu
lebih dominan ditentukan oleh pabrik atau pedagang pengepul.
4). Perubahan kondisi cuaca/iklim yang terjadi pada beberapa tahun
terakhir ini dapat memengaruhi produksi dan bahkan menyebabkan
kematian dan kegagalan panen.
Berdasarkan analisis keempat kondisi lingkungan tersebut di atas, maka
strategi pengembangan komoditas unggulan ubikayu di Kabupaten
Lampung Barat, dapat dikelompokkan kedalam empat strategi
pengembangan yaitu (1) strategi berorientasi produk, (2) strategi
63
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
berorientasi pasar, (3) kombinasi strategi berorientasi produk dan pasar,
dan (4) strategi penguasaan informasi, sebagaimana strategi yang
dikembangkan dalam upaya pengembangan komoditas unggulan padi,
yaitu:
(1). Strategi utama yang harus dilakukan dalam usaha komoditas
unggulan ubikayu adalah strategi berorientasi produk dengan
penerapan teknologi produksi untuk menghasilkan umbi bermutu.
Teknologi produksi ubikayu dimulai dari pemilihan bibit varietas
yang ditanam, modifikasi lingkungan tanam, cara pengelolaan
lahan, dan perilaku pasca panen.
(2). Meningkatkan usaha kemitraan dalam menjaga ketersediaan bahan
baku ubikayu dari sentra produksi di Kabupaten Lampung Barat,
yaitu Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh, serta daerah-
daerah penghasil ubikayu lain di sekitarnya;
(3). Melakukan usaha-usaha promosi dan perluasan promosi produk
unggulan berbasis ubikayu Kabupaten Lampung Barat.
(4). Meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) melalui jalur
informal untuk bidang produksi maupun pemasaran.
(5). Meningkatkan produksi/produktivitas untuk pemenuhan kebutuhan
pasar
(6). Mempersiapkan SDM yang berpendidikan untuk penguasaan dan
penerapan teknologi dan informasi
(7). Memperluas akses modal untuk menunjang kegiatan produksi
ubikayu dan produk olahan berbasis ubikayu
(8). Meningkatkan kegiatan penyuluhan, pembinaan, dan pengawasan
64
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
mutu produk berbasis ubikayu.
5.2.2. Komoditas Tanaman Hortikultura Sayuran
1. Bawang Merah
a. Kondisi lingkungan Internal
a.1. Kekuatan (Strenghs)
1). Kegiatan budidaya bawang merah dilakukan oleh masyarakat
khususnya di tiga wilayah kecamatan, yaitu Lumbok Seminung, Balik
Bukit, dan Way Tenong sekalipun dilakukan hanya dalam lahan yang
tidak luas (kurang dari 10 hektar) namun petani memiliki rasa
kebanggan dapat melakukan budidaya bawang merah yang mana tidak
semua petani dapat melakukannya.
2). Tingkat produktivitas bawang merah dari tahun 2013 hingga 2017
menunjukkan kecenderungan yang meningkat 1,10 hingga mencapai
1,30 ton/ha.
3). Kepemilikan lahan usahatani bawang merah umumnya sudah milik
sendiri dengan luas garapan yang sempit namun terletak di dalam
wilayah kecamatan sendiri (dalam pekon).
4). Kegiatan pengolahan tanah sudah dilakukan dengan menggunakan
alat mesin pertanian.
5). Penanganan hama dan penyakit tanaman sudah dilakukan secara
terstruktur.
6). Sebagian petani sudah menerapkan penggunaan pupuk organik dalam
kegiatan budidaya tanaman bawang merah.
7). Keadaan geografis Kabupaten Lampung Barat yang berada pada
ketinggian 600-2.000 m.dpl
65
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
a.2. Kelemahan (Weakness)
1). Terbatasnya ketersediaan jumlah benih bawang merah bersertifikasi
dan kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam hal
pengadaan benih bawang merah yang baik
2). Kegiatan budidaya belum ditunjang dengan sistem pengairan yang
teratur (non irigasi teknis)
3). Kegiatan panen masih dilakukan secara tradisional (belum mekanis)
4). Hasil panen (pasca panen) tidak dilakukan pengolahan kecuali
penyimpanan untuk tujuan pemasaran.
5). Akses kepada permodalan dari perbankan masih cukup sulit bagi
sebagian besar petani bawang merah.
c. Kondisi lingkungan Eksternal
b.1. Peluang (Opportunities)
1). Pertumbuhan perduduk menyebabkan konsumen/pelanggan bawang
merah akan terus meningkat
2). Bawang merah merupakan bahan pangan jenis sayuran pokok
masyarakat Indonesia, dan permintaan terhadap bawang merah tidak
akan menurun dan bahkan semakin tahun semakin meningkat karena
adanya permintaan bawang untuk kegiatan industri.
3). Semakin meningkatnya teknologi budidaya bawang merah pada
gilirannya akan berpengaruh pada penyediaan bahan baku bibit/benih
berkualitas secara berkesinambungan
4). Adanya dukungan kebijakan dari pemerintah tentang pengembangan
66
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
bawang merah secara nasional akan memacu usahatani bawang merah
untuk berupaya menghasilkan produk dengan kualitas terbaik.
5). Pasar bawang merah dan produk olahannya terbuka lebar, baik lokal,
regional, nasional, maupun internasional.
b.2. Ancaman (Threaths)
1). Fluktuasi harga bawang merah saat panen
2). Adanya tingkat persaingan usaha yang cukup ketat
3). Kegagalan panen akibat perubahan kondisi iklim dan cuaca yang
dapat memicu tumbuh dan berkembangnya hama dan penyakit
tanaman bawang merah utamanya ulat bawang, layu fusarium, trotol,
dan anthraknose.
Strategi pengembangan komoditas unggulan bawang merah di
Kabupaten Lampung Barat, seperti halnya dalam pengembangan padi
dan ubikayu, juga dapat dikelompokkan kedalam empat strategi
pengembangan yaitu strategi berorientasi produk, strategi berorientasi
pasar, kombinasi strategi berorientasi produk dan pasar, dan strategi
penguasaan informasi.
1) Strategi utama yang harus dilakukan dalam usaha komoditas
unggulan bawang merah adalah strategi berorientasi produk dengan
penerapan teknologi produksi untuk menghasilkan umbi bermutu.
Teknologi produksi bawang merah dimulai dari pengadaan
bibit/benih bermutu/bersertifikasi, modifikasi lingkungan tanam,
cara pengelolaan lahan, dan perilaku pasca panen.
2) Meningkatkan usaha kemitraan dalam menjaga ketersediaan
produksi dari sentra produksi di Kabupaten Lampung Barat, yaitu
67
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Kecamatan Lumbok Seminung, Balik Bukit, dan Way Tenong.
3) Meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) melalui jalur
informal untuk bidang produksi maupun pemasaran.
4) Meningkatkan produksi/produktivitas untuk pemenuhan kebutuhan
pasar.
5) Mempersiapkan SDM yang berpendidikan untuk penguasaan dan
penerapan teknologi dan informasi
6) Memperluas akses modal untuk menunjang kegiatan produksi benih
bawang merah yang berkualitas serta produk umbi bawang merah
yang berkesinambungan.
7) Meningkatkan kegiatan penyuluhan, pembinaan, dan pengawasan
mutu benih dan produk bawang merah.
2. Cabai
a. Kondisi lingkungan Internal
a.1. Kekuatan (Strenghs)
1). Kegiatan budidaya cabai baik cabai besar maupun cabai rawit sudah
dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Lampung Barat secara turun
temurun dengan pengalaman usahatani > 15 tahun dan dibudidayakan
pada hampir semua wilayah kecamatan di Kabupaten Lampung Barat,
2). Tingkat produktivitas cabai dari tahun 2013 hingga 2017 menunjukkan
kecenderungan yang meningkat dari 140,92 hingga mencapai 182,53
kuintal/ha.
3). Kepemilikan lahan usahatani padi umumnya sudah milik sendiri
dengan luas garapan berkisar 1-2 ha, dan terletak di dalam wilayah
kecamatan sendiri (dalam pekon).
4). Kegiatan budidaya cabai sudah dilakukan dengan teknik modifikasi
68
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
kondisi lingkungan tanah dan air yang baik
5). Sebagian petani sudah menerapkan penggunaan pupuk organik dalam
kegiatan budidaya tanaman padinya.
6). Keadaan geografis Kabupaten Lampung Barat yang berada pada
ketinggian 600-2.000 m.dpl
a.2. Kelemahan (Weakness)
1). Kegiatan budidaya belum ditunjang dengan sumber daya produksi
yang memadai (masih terbatas)
2). Masih tingginya tingkat serangan OPT terhadap tanaman cabai
3). Hasil panen (pasca panen) tidak dilakukan pengolahan kecuali
penyimpanan untuk tujuan pemasaran.
4). Produk cabai bersifat mudah rusak
5). Akses kepada permodalan dari perbankan masih cukup sulit bagi
sebagian besar petani cabai.
6). Belum adanya industri pengolahan hasil cabai
b. Kondisi lingkungan Eksternal
b.1. Peluang (Opportunities)
1). Pertumbuhan perduduk menyebabkan konsumen/pelanggan cabai
akan terus meningkat
2). Cabai merupakan bahan pangan pokok masyarakat Indonesia, dan
permintaan produk cabai (baik ekspor maupun dalam negeri) akan
semakin meningkat
3). Semakin meningkatnya teknologi budidaya cabai pada gilirannya
akan berpengaruh pada penyediaan bahan baku benih secara
berkesinambungan
69
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
4). Pasar produk pertanian berbasis cabai terbuka lebar, baik lokal,
regional, nasional, maupun internasional.
b.2. Ancaman (Threaths)
1). Fluktuasi harga cabai sangat tinggi
2). Adanya tingkat persaingan usaha yang cukup ketat
3). Daya saing dan citra produk meningkat
4). Akses permodalan petani masih lemah
Berdasarkan analisis keempat kondisi lingkungan tersebut di atas, maka
strategi pengembangan komoditas unggulan cabai di Kabupaten
Lampung Barat, juga dapat dikelompokkan kedalam empat strategi
pengembangan yaitu strategi berorientasi produk, strategi berorientasi
pasar, kombinasi strategi berorientasi produk dan pasar, dan strategi
penguasaan informasi.
1) Adanya kebijakan pemerintah dalam penyediaan sarana dan
prasarana yang menunjang kegiatan usahatani untuk meningkatkan
produksi dan produktivitas cabai sehingga mempunyai potensi dalam
pemasaran cabai dan memanfaatkan ketersediaan benih unggul untuk
memperoleh produktivitas cabai yang tinggi merupakan salah satu
strategi dalam rangka memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang
yang tersedia.
2) Adanya intervensi pemerintah daerah terhadap pembatasan luas areal
penanaman cabai guna menekan besarnya permintaan dan penawaran
yang menyebabkan jatuhnya harga cabai di pasaran (optimalisasi
penggunaan lahan).
3) Strategi untuk mengatasi sifat produk yang mudah rusak adalah
70
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
dengan penanganan pasca panen dan pengolahan yang dilakukan
dalam skala industri serta menggunakan sumber daya produksi yang
ada untuk mengembangkan dan meningkatkan produksi dan kualitas
cabai sehingga mampu bersaing dalam perdagangan global.
4) Keterbatasan informasi tentang harga cabai dipasaran
mengakibatkan kerugian bagi petani. Keterbatasan tersebut dapat
dimanfaatkan oleh pedagang untuk mencari keuntungan yang besar.
Untuk mengatasi keterbatasan informasi tersebut maka dibutuhkan
lembaga informasi pasar cabai. Lembaga informasi pasar cabai
tersebut juga akan dapat memperluas akses pasar cabai.
5.2.3. Komoditas Tanaman Hortikultura Buah
1. Mangga
a. Kondisi lingkungan Internal
a.1. Kekuatan (Strenghs)
1). Kegiatan budidaya hortikultur buah mangga merupakan salah satu
jenis komoditas buah yang disukai oleh masyarakat di beberapa
wilayah kecamatan di Kabupaten Lampung Barat dan sejak tahun
2013 hingga 2017 jumlah populasi pohon mangga semakin
meningkat.
2). Tingkat produktivitas mangga dari tahun 2013 hingga 2017
menunjukkan kecenderungan yang meningkat 0,58 kw/pohon hingga
mencapai 2,03 kw/pohon.
a.2. Kelemahan (Weakness)
1). Tanaman mangga kurang cocok untuk tumbuh pada daerah dataran
tinggian (lebih dari 500 m.dpl)
71
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
2). Kegiatan budidaya belum dilakukan secara intensif
3). Kegiatan panen masih dilakukan secara tradisional
4). Hasil panen (pasca panen) tidak dilakukan pengolahan kecuali sortasi
dan penyimpanan untuk tujuan pemasaran.
b. Kondisi lingkungan Eksternal
b.1. Peluang (Opportunities)
1). Pertumbuhan perduduk menyebabkan kebutuhan konsumen/
pelanggan terhadap panganan ringan akan terus meningkat
2). Buah mangga termasuk jenis kelompok buah batu (drupa) yang
berdaging dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda tergantung
macamnya. Dengan bentuk yang demikian menjadikan buah mangga
ini memiliki banyak keuntungan untuk dapat dilakukan berbagai
pengolahan (pasca panen).
3). Adanya kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat
menetapkan Lampung Barat sebagai kabupaten konservasi, kabupaten
literasi, dan kabupaten siaga bencana menjadikan pohon mangga
sebagai salah satu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk
tujuan konservasi lingkungan selain untuk memperoleh manfaat hasil
buah yang dapat digunakan oleh masyarakat.
4). Pasar panganan ringan basis komoditas buah terbuka lebar, baik lokal,
regional, nasional, maupun internasional
b.2. Ancaman (Threaths)
1). Adanya tingkat persaingan usaha yang cukup ketat
3). Daya saing dan citra produk meningkat
4). Akses permodalan petani masih lemah
72
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Berdasarkan analisis keempat kondisi lingkungan tersebut di atas, maka
strategi pengembangan komoditas unggulan buah mangga di Kabupaten
Lampung Barat, dapat dikelompokkan kedalam empat strategi
pengembangan yaitu (1) strategi berorientasi produk, (2) strategi
berorientasi pasar, (3) kombinasi strategi berorientasi produk dan pasar,
dan (4) strategi penguasaan informasi.
Strategi berorientasi produk yang dapat dikembangkan adalah
meningkatkan peran masyarakat dalam upaya meningkatkan daya
dukung lingkungan kawasan konservasi dengan penanaman pohon
mangga sebagai tanaman pelindung.
Pengolahan buah mangga menjadi beragam aneka produk industri
berbasis buah mangga (sirup mangga, juice mangga, selai mangga,
tepung biji mangga, keripik mangga, manisan mangga, dan pupuk
organik) merupakan strategi meningkatkan nilai tambah buah mangga.
Melibatkan peran swasta dalam perluasan pasar industri mangga
merupakan salah satu strategi kombinasi antara orientasi produk dan
orientasi pasar.
2. Jeruk
a. Kondisi lingkungan Internal
a.1. Kekuatan (Strenghs)
1). Kegiatan budidaya jeruk dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan
Suoh, Pagar Dewa, Sekincau, Batu Brak, Belalau, Gedung Surian,
73
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Sumber Jaya, dan Kebun Tebu dalam lima tahun berturut-turut dengan
jumlah pohon yang terus meningkat dari 3.648 pada tahun 2013
hingga 5.325 pohon pada tahun 2017.
2). Tingkat produktivitas jeruk siam dari tahun 2013 hingga 2017
menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari 0,17 hingga
mencapai 0,94 kw/pohon. Adapun tingkat produktivitas jeruk besar
dalam kurun waktu yang sama meningkat dari 1,8 kw/pohon menjadi
10,11 kw/pohon. Peningkatan produktivitas tanaman jeruk tersebut
menunjukkan adanya peningkatan penguasaan teknik budidaya
tanaman jeruk oleh masyarakat.
3). Keadaan geografis Kabupaten Lampung Barat yang berada pada
ketinggian 600-2.000 m.dpl masih merupakan tempat yang cocok
untuk budidaya tanaman jeruk siam maupun jeruk besar.
a.2. Kelemahan (Weakness)
1). Kegiatan budidaya belum ditunjang dengan sistem pengairan yang
teratur (non irigasi teknis)
2). Kegiatan panen masih dilakukan secara tradisional (belum mekanis)
3). Hasil panen (pasca panen) tidak dilakukan pengolahan kecuali
pengemasan dan penyimpanan untuk tujuan pemasaran.
4). Akses kepada permodalan dari perbankan masih cukup sulit bagi
sebagian besar petani jeruk.
b. Kondisi lingkungan Eksternal
b.1. Peluang (Opportunities)
1). Pertumbuhan perduduk menyebabkan kebutuhan konsumen/
pelanggan terhadap buah jeruk akan terus meningkat.
74
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
2). Buah jeruk merupakan salah satu sumber vitamin C yang penting bagi
tubuh manusia, oleh karena itu permintaan terhadap sumber vitamin
C ini akan semakin meningkat akibat semakin meningkatnya
kesadaran terhadap pola konsumsi dan hidup sehat.
3). Semakin meningkatnya teknologi pengolahan bahan pangan pada
gilirannya akan berpengaruh pada penyediaan bahan baku secara
berkesinambungan
4). Pasar jeruk dan hasil industri pengolahannya terbuka lebar, baik lokal,
regional, nasional, maupun internasional
b.2. Ancaman (Threaths)
1). Adanya kesadaran konsumen terhadap mutu dan cita rasa buah dan
produk industri berbahan baku buah yang semakin membaik
2). Adanya tingkat persaingan usaha yang cukup ketat
3). Daya saing dan citra produk meningkat
4). Akses permodalan petani masih lemah
Berdasarkan analisis keempat kondisi lingkungan tersebut di atas, maka
strategi pengembangan komoditas unggulan jeruk di Kabupaten
Lampung Barat, dapat dikelompokkan kedalam empat strategi
pengembangan yaitu (1) strategi berorientasi produk, (2) strategi
berorientasi pasar, (3) kombinasi strategi berorientasi produk dan pasar,
dan (4) strategi penguasaan informasi.
Strategi berorientasi produk dilakukan dengan meningkatkan
ketersediaan sarana dan prasarana on-farm (industri bibit unggul) serta
pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman jeruk.
75
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Strategi berorientasi pasar dilakukan dengan meningkatkan teknik
penanganan pasca panen (sortasi, penyimpanan, dan pengangkutan).
Pemanfaatan sisa-sisa bahan baku jeruk hasil industri hilir (kulit dan biji)
sebagai bahan baku minyak, pakan ternak, merupakan upaya
peningkatan nilai tambah komoditas jeruk. Sedangkan segmen tanpa biji
merupakan bahan baku industri minuman segar (sari murni), konsentrat,
sari buah siap saji, jam, jelly, tepung instan, pengalengan, dan
bioessence. Untuk skala usaha rumah tangga buah jeruk dapat dijadikan
manisan jeruk.
3. Pisang
a. Kondisi lingkungan Internal
a.1. Kekuatan (Strenghs)
1). Tanaman pisang (Musa sp) merupakan jenis tanaman yang dapat
tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan beriklim tropis panas dan
lembab, terutama di dataran rendah. Tanaman pisang juga dapat
tumbuh hingga ketinggian tempat 1.300 m.dpl. Tanaman ini dapat
berproduksi tanpa mengenal musim. Oleh sebab itu, tanaman ini
banyak dibudidaya oleh masyarakat baik secara intensif ataupun
hanya sebagai kegiatan sampingan.
2). Di Kabupaten Lampung Barat, pada tahun 2013 luas pertanaman
pisang mencapai 101.820 ha dengan produksi mencapai 38.254 ton
atau produktivitas 0,37 ton/ha. Pada tahun 2017 luas panen pisang
mengalami penurunan menjadi hanya 65.811 ha namun jumlah
produksi tercatat sebesar 82.778 ton atau produktivitas sebesar 1,26
ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa teknik budidaya pisang yang
76
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Lampung Barat sudah
semakin baik.
a.2. Kelemahan (Weakness)
1). Kegiatan budidaya belum ditunjang dengan sistem pengairan yang
teratur (non irigasi teknis)
2). Hasil panen (pasca panen) tidak dilakukan pengolahan kecuali
pengemasan untuk tujuan pemasaran.
3). Industri rumah tangga yang mengolah bahan baku pisang menjadi
produk olahan masih sedikit.
4). Akses kepada permodalan dari perbankan masih cukup sulit bagi
sebagian besar petani pisang.
b. Kondisi lingkungan Eksternal
b.1. Peluang (Opportunities)
1). Tanaman pisang merupakan salah satu jenis tumbuhan yang mana
semua bagian-bagian tanamannya (akar, hati, batang, pelepah, daun,
bunga/jantung, daging buah, dan kulit buah) dapat dipergunakan
untuk kepentingan kehidupan manusia maupun lingkungan.
2). Semakin meningkatnya teknologi budidaya pisang pada gilirannya
akan berpengaruh pada penyediaan sarana produksi secara
berkesinambungan.
3). Pasar buah segar dan industri berbahan baku buah pisang terbuka
lebar, baik lokal, regional, nasional, maupun internasional.
b.2. Ancaman (Threaths)
1). Adanya kesadaran konsumen terhadap mutu
2). Adanya tingkat persaingan usaha industri basis pisang yang cukup
77
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
ketat
3). Daya saing dan citra produk meningkat
Berdasarkan analisis keempat kondisi lingkungan tersebut di atas, maka
strategi pengembangan komoditas unggulan pisang di Kabupaten
Lampung Barat, dapat dikelompokkan kedalam empat strategi
pengembangan yaitu (1) strategi berorientasi produk, (2) strategi
berorientasi pasar, (3) kombinasi strategi berorientasi produk dan pasar,
dan (4) strategi penguasaan informasi.
Strategi pengembangan berorientasi produk dilakukan dengan
menerapkan teknik budidaya tanaman pisang yang sesuai dengan
anjuran, dimulai dari penyediaan bibit tanaman dengan varietas yang
unggul (toleran atau tahan terhadap hama dan penyakit penting pisang,
mampu berproduksi tinggi, serta mempunyai kualitas buah yang bagus
dan disukai masyarakat); pengolahan media tanam, pemeliharaan,
pengendalian OPT, pengendalian gulma, penanganan panen dan pasca
panen.
Strategi pengembangan yang berorientasi pasar didasarkan pada
pemikiran bahwa pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan
per kapita yang cukup tinggi akan mendorong permintaan pisang. Hal
ini menunjukkan bahwa pasar dalam negeri memiliki prospek cerah
dalam pengembangan pisang. Harga pisang ditingkat produsen terus
meningkat, sementara harga ekspor cenderung fluktuatif mengikuti
situasi perdagangan dunia. Perkembangan produksi dan ekspor pisang
dunia ternyata sedikit lebih rendah jika dibandingkan impor dan
konsumsinya. Hal ini merupakan peluang pasar bagi Indonesia.
78
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
5.2.4. Komoditas Tanaman Perkebunan
1. Kelapa
a. Kondisi lingkungan Internal
a.1. Kekuatan (Strenghs)
1). Tanaman kelapa merupakan salah satu jenis tanaman yang sudah
dikenal lama dan banyak disukai serta ditanam oleh masyarakat baik
pada skala usaha budidaya maupun sekedar pengisi lahan pekarangan.
2). Tingkat produktivitas padi dari tahun 2013 hingga 2017 menunjukkan
kecenderungan yang meningkat dari 1,2 ton/ha menjadi 1,23 ton/ha.
3). Tanaman kelapa umumnya sudah ditanam pada lahan milik sendiri
dengan luas garapan berkisar 1-2 ha, dan terletak di dalam wilayah
kecamatan sendiri (dalam pekon).
4). Terdapat industri rumah tangga yang dilakukan oleh masyarakat untuk
mengolah kelapa menjadi kopra.
a.2. Kelemahan (Weakness)
1). Kegiatan budidaya kelapa masih dilakukan dengan sistem monokultur
2). Kegiatan peremajaan tanaman kelapa yang sudah tua (tidak produktif)
masih jarang dilakukan oleh masyarakat
3). Masih banyak juga petani yang menjual hasil panen (pasca panen)
dalam bentuk buah kelapa.
b. Kondisi lingkungan Eksternal
b.1. Peluang (Opportunities)
79
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
1). Pertumbuhan perduduk menyebabkan permintaan pasar buah kelapa
akan terus meningkat.
2). Tanaman kelapa memiliki banyak kegunaan, setiap bagian dari
tanamannya dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia baik secara
langsung maupun setelah melalui suatu proses industri atau
pengolahan.
3). Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi pada
gilirannya akan berpengaruh pada penyediaan bahan baku kelapa
secara berkesinambungan
4). Pasar industri hasil olahan berbahan baku kelapa terbuka lebar, baik
lokal, regional, nasional, maupun internasional
b.2. Ancaman (Threaths)
1). Adanya tingkat persaingan usaha yang cukup ketat
2). Daya saing dan citra produk meningkat
3). Akses permodalan petani dan industri rumah tangga pengolahan
hasil kelapa masih lemah
Berdasarkan analisis keempat kondisi lingkungan tersebut di atas, maka
strategi pengembangan komoditas unggulan kelapa di Kabupaten
Lampung Barat, dapat dikelompokkan kedalam dua strategi
pengembangan yaitu (1) strategi berorientasi produk, dan (2) strategi
berorientasi pasar. Strategi berorientasi produk dalam upaya
meningkatkan produktivitas dan kualitas buah kelapa dapat dilakukan
dengan mendorong petani untuk meremajakan kembali tanaman kelapa
yang sudah tidak produktif dengan tanaman baru. Merubah sistem
pertanian kelapa monokultur ke pertanian kelapa polikultur
(diversifikasi) selain akan berpengaruh baik pada tanaman kelapa juga
80
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
akan menambah penghasilan dari penjualan produk sela tanaman kelapa.
Adapun strategi pengembangan berorientasi pasar adalah dengan
mendorong dan memfasilitasi masyarakat petani kelapa untuk dapat
memanfaatkan semua bagian dari tanaman kelapa untuk dapat diolah
menjadi produk yang bermanfaat untuk kehidupan manusia.
Aneka produk olahan dapat dibuat dari bagian tanaman kelapa. Daging
buah kelapa merupakan sumber bahan pangan yang mudah dicerna.
Buah yang sudah mengandung kalori, lemak, vitamin A dan mencapai
maksimal. Kandungan zat daging kelapa ini dapat diolah menjadi
produk kebutuhan rumah tangga berupa bumbu dapur, santan, kopra,
minyak kelapa dan kelapa parut kering.
Minyak kelapa dapat diolah sehingga dapat menghasilkan bioenergi dan
produk-produk oleokimia seperti fatty alcohol, fatty acid dan methyl
ester. Selain itu juga dapat digunakan sebagai bahan untuk margarin, es
krim, bahan pelumas, kembang gula, shampoo, cuci, dan minyak
rambut. Minyak kelapa kasar memiliki keunggulan dibandingkan
dengan CPO yang terletak dari hasil pemrosesan yaitu oleokimia
menjadi asam lemak (fatty acid), alkohol berlemak (fatty alkohol), dan
glicerin.
Bunga kelapa (mayang), bunga kelapa yang belum mekar dapat disadap
untuk menghasilkan nira kelapa. Nira ini digunakan sebagai bahan baku
produk antara lain gula kelapa, asam cuka, ragi, minuman beralkohol
dan juga untuk industri kerajinan hiasan dinding dan dekorasi. Pelepah
kelapa dapat dibuat sebagai industri kerajinan, seperti topi, kipas, gabus
dan bahan bakar. Air kelapa, selain dapat diminum langsung dapat
81
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
diolah menjadi sirop, nata de coco, kecap, minuman isotonik dan lain-
lain.
Tempurung kelapa dapat dimanfaatkan berbagai industri seperti arang
dan karbon yang berfungsi untuk mengabsorbsi gas selain sebagai
barang kerajinan, alat rumah tangga dan barang-barang seni lainnya,
seperti ikat pinggang, gelang, sendok, asbak, kancing dan hiasan
dinding. Sabut kelapa dapat dijadikan sebagai bahan baku aneka
industri, seperti karpet, sikat, bahan pengisi jok mobil, tali dan lain-lain.
Sabut gabus kelapa dapat dibuat pot bunga dan mulsa. Sabut berkaret
bisa dibuat batako, kasur, dan mebeler. Sabut kelapa juga dapat dibuat
pupuk dengan cara dibakar terlebih dahulu.
Akar kelapa telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku karya seni,
mebeler dan barang kerajinan. Akar kelapa ini juga dapat menghasilkan
obat-obatan dan zat warna. Batang kelapa yang sudah tua dapat
digunakan untuk bahan bangunan, jembatan, kerangka papan perahu,
atau kayu bakar. Daya tahan bahan bangunan dari batang kelapa ini
mencapai puluhan tahun. Batang kelapa juga dapat digunakan sebagai
bahan industri kerajinan seperti gagang cangkul, patung, tempat buah,
asbak, hiasan dinding dan mebeler rumah tangga. Daun kelapa yang
muda biasanya untuk kemasan masakan tradisional (ketupat) atau hiasan
janur. Daun kelapa yang sudah tua dimanfaatkan sebagai atap, sapu lidi,
tusuk sate dan berbagai manfaat lainnya, seperti tikar, topi, janur, dan
keranjang (Wagu 2007).
Industri pengolahan kelapa tersebut umumnya berupa industri
pengolahan tradisional dengan kapasitas industri yang masih sangat
82
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
kecil dibandingkan dengan potensi yang tersedia. Produksi buah kelapa
rata-rata dari 15,5 juta butir per tahun, total bahan ikutan yang dapat
diperoleh 3,75 juta ton air kelapa, 0,75 juta ton arang tempurung, 1,8
juta ton serat sabut dan 3,3 juta ton debu sabut. Angka-angka tersebut
menunjukkan bahwa potensi ketersediaan bahan baku untuk
membangun industri masih sangat besar (Sudjarmoko 2007).
Sekitar 90% dari bahan baku daging kelapa digunakan untuk
menghasilkan minyak kelapa kasar/ crude coconut oil dan sisanya dibagi
untuk produk lainnya, namun kecenderungan tersebut semakin
menurun, dan produk lainnya semakin meningkat. Sesuai dengan
dinamika pasar produk, kecenderungan untuk menghasilkan produk
oleokimia turunan dari crude coconut oil ini juga tampak semakin tinggi
(Sudjarmoko 2007).
2. Kopi
a. Kondisi lingkungan Internal
a.1. Kekuatan (Strenghs)
1). Kopi robusta ditetapkan sebagai produk unggulan daerah (PUD)
berdasarkan SK bupati Lampung Barat No B/336/KPTS/ III.2/2014
tanggal 11 September 2014 tentang produk unggulan daerah (PUD)
Kabupaten Lampung Barat. Selain itu perkebunan kopi robusta
Lampung Barat juga ditetapkan menjadi salah satu kawasan
perkebunan nasional oleh Menteri Pertanian melalui keputusan
menteri pertanian No.46/KPTS/PD.300/1/2015 tanggal 16 januari
2016 tentang penetapan kawasan perkebunan nasional.
83
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
2). Kopi robusta Lampung Barat telah mendapat Sertifikasi Indikasi
Geografis dari Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang di keluarkan ada
Tanggal 13 Mei 2014 dengan nama Kopi Robusta Lampung bersama
dengan kabupaten Way Kanan dan Tanggamus. Lampung Barat
merupakan produsen kopi robusta terbesar di Provinsi Lampung.
3). Usaha kopi robusta menjadi kekuatan ekonomi di Kabupaten
Lampung Barat (Kontribusi PDRB subsektor perkebunan terhadap
sektor pertanian sebesar 29%), usaha tani kopi obusta telah dilakukan
masyarakat Lambar secara turun temurun dan menyerap sekitar 70%
dari jumlah penduduk usiakerja di Lampung Barat.
4). Selanjutnya berdasarkan dari data ciri khas kopi robusta Lambar yaitu
perkebunan kopi rakyat yang dibudidayakan pada ketinggian 600
Sampai dengan 1.200 M dari permukaan laut (m dpl). Kondisi iklim
relatif basah dengan bulan kering hanya 2-3 bulan dan curah huhjan
2000-3000 mm pertahun, kondisi tanah mendukung cita rasa yang
khas , kategori very Good sampai Excellent, pola penanganan yang di
kelola oleh rakyat merupakan pola tradisional dengan ikatan
emosional teradap sosial dan budaya sangat melekat di masyarakat.
5). Potensi perkebunan kopi robusta di Kabupaten Lambar di luas
komoditas perkebunan di Kabupaten Lambar secara keseluruhan
65.125 Ha. Luas perkebunan kopi robusta 53.606 Ha (82% dari total
luas Komoditas Perkebunan), Jumlah Petani kopi 35.737 KK, jumlah
kelompok tani 995 kelompok (355 Kelompok telah bermitra dengan
eksportir).
84
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
6). Produktivitas rata-rata kopi tahun 2014 sebesar 853 kg/Ha/tahun,
produktivitas rata-rata tahun 2015 meningkat menjadi 1,050 ton/Ha,
beberapa petani dapat mencapai 3,5 ton/Ha. Pada tahun 2017
produktivitas kopi robusta masih relatif sama dengan tahun 2015,
yaitu sebesar 1,015 ton/ha.
a.2. Kelemahan (Weakness)
1). Dalam budidaya kopi tingkat serangan hama penyakit tanaman kopi
terutama penggerek buah masih cukup tinggi,
2). Pada umumnya petani kopi di Lampung Barat dalam usaha budidaya
kopi belum sepenuhnya menerapkan GAP (good Agricultural
Practices).
3). Mutu produksi sebagian besar masih rendah (baik dari segi grading
maupun citarasa).
4). Pendapatan petani kopi sebagian besar masih rendah disebabkan
rendahnya produktivitas dan kurang optimalnya pemanfaatan lahan
(penerapan Diversifikasi komoditas dan integrasi dengan ternak),
5). Minimnya modal usaha yang dimiliki petani, dan sarana prasarana
pendukung perkebunan serta kelembagaan petani kopi belum kuat.
b. Kondisi lingkungan Eksternal
b.1. Peluang (Opportunities)
1). Adanya kemitraan pemasaran kopi dari 5 perusahan dengan jumlah
kelompok tani Mitra 355 kelompok dengan kuota pembelian Suria
sebanyak 5.300 ton, yang tersebar di wilayah Kabupaten Lampung
Barat meliputi PT. Nestle (area Sumberjaya, Kebun Tebu, Gedung
85
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Surian, Air Hitam, Sukau, Batu Brak, Pagar Dewa, Belalau), PT.
Indocafco (area Sumber Jaya, Kebun Tebu, Gedung Surian, Air
Hitam, Sekincau, Way Tenong, Batu Ketulis, Pagar Dewa, Balik
Bukit), PT. Louis Dreyfus (area Batu Brak dan Belalau), PT.
Nedcoffe (area Sumberjaya dan Way Tenong), dan PT. Lampung
Robusta Coffe (area Batu Ketulis dan Belalau).
b.2. Ancaman (Threaths)
1). Kendala dan permasalahan produktivitas belum optimal disebabkan
karena cuaca ekstrim yaitu curah hujan tinggi menyebabkan
kerontokan bakal buah karena sebagian besar umur kopi di Lampung
sudah berumur tua.
2). Tofografi atau tingkat kelerengan cukup tinggi, sementara tingginya
degragasi lahan belum seimbang dengan perbaikan fungsi lahan, dan
pola budidaya petani.
3). Mata rantai pemasaran produk green bean sebagian besar masih
panjang dan pemasaran produk olahan kopi belum optmal.
Berdasarkan analisis keempat kondisi lingkungan tersebut di atas, maka
strategi pengembangan komoditas unggulan kopi di Kabupaten
Lampung Barat, dapat dikelompokkan kedalam empat strategi
pengembangan yaitu (1) strategi berorientasi produk, (2) strategi
berorientasi pasar, (3) kombinasi strategi berorientasi produk dan pasar,
dan (4) strategi penguasaan informasi. Strategi pengembangan
berorientasi produk dalam rangka peningkatan produksi dan
produktifitas dilakukan dengan peremajaan kopi, intensifikasi lahan,
86
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
konservasi lahan dan antisipasi anomali iklim penyiapan bibit unggul
bantuan alsintan dan penerapan GAP.
Peningkatan pendapatan melalui diversifikasi tanaman dan optimalisasi
lahan kopi (dengan komoditas lada, pala, cengkeh, pisang, cabe jawa),
serta mendorong adanya integritasi dengan ternak. Peningkatan mutu dan
nilai tambahan produk perkebunan dengan anjuran petik merah,
penanganan pasca panen dengan teknologi peralatan yang maju serta
pengembangan produk sekunder, pengembangan infrastruktur pertanian
seperti embung, jalan produksi dan bangunan konservasi lahan,
pemberdayaan dan penguatan kelembagaan kelompok tani melalui
pelatihan dan pendampingan.
Peningkatan kapasitas dan profesionalisme petugas perkebunan dalam
menjalankan peran dan tufoksinya terutama dalam membina kelompok
tani, mendorong minat investasi dan kemitraan usaha melalui promosi
yang intensif dan dukungan iklim usaha yang kondusif, peningkatan
keseimbangan ekositem dan pengendalian hama penyakit tanaman secara
terpadu.
Strategi pengembangan berorientasi pasar dapat dilakukan melalui
penguatan kelembagaan sistem informasi pasar, serta pengembangan
kemitraan dengan exportir dan pelaku usaha lainnya. Selanjutnya
mendukung pembangunan kawasan komoditas unggulan terpadu dengan
penerapan usaha tani produktif berbasis lembaga ekonomi masyarakat
yang berdaya saing tinggi di pasar lokal maupun inetrnasional serta
peningkatan dan penerapan manajemen pembangunan perkebunan yang
akuntabel dan Good Governance.
87
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Perluasan kemitraan dengan melibatkan sebanyak-banyaknya industri
kopi UMKM dalam menyerap produk kopi olahan yaitu kopi Biji (Green
Bean), Produk olahan (Kopi Bubuk robusta organik dan non organik, kopi
luwak mampu memproduksi 617 Kg/bulan dalam bentuk kopi bubuk).
Jumlah industi kopi meliputi industri Kopi bubuk 15 UKM, industri kopi
organik 2 UKM, industri Kopi luwak 20 UKM.
3. Kakao
a. Kondisi lingkungan Internal
a.1. Kekuatan (Strenghs)
1). Jumlah SDM yang terlibat dalam usaha komoditas kakao cukup
besar
2). Kegiatan budidaya kakao sudah dilakukan oleh masyarakat di
Kabupaten Lampung Barat secara turun temurun dengan lama
usahatani > 15 tahun,
3). Kepemilikan lahan usahatani padi umumnya sudah milik sendiri
dengan luas garapan berkisar 1-2 ha, dan terletak di dalam wilayah
kecamatan sendiri (dalam pekon).
4). Keadaan geografis Kabupaten Lampung Barat yang berada pada
ketinggian 600-2.000 m.dpl
a.2. Kelemahan (Weakness)
1). Kepemilikan lahan pertanian yang relatif sempit dan isu
pengalihfungsian lahan pertanian ke nonpertanian yang menyebabkan
semakin rentannya peningkatan produksi;
88
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
2). Tingkat produksi, produktivitas, dan mutu biji kakao kering yang
masih rendah; Tingkat produktivitas kakao (biji kering) dari tahun
2013 hingga 2017 menunjukkan kecenderungan yang menurun 0,927
hingga mencapai 0,882 ton/ha/tahun.
3). Diseminasi dan transfer teknologi fermentasi oleh petani masih
lamban;
4). Rendahnya akses petani pada sumber daya produktif, antara lain,
permodalan dan informasi;
5). Kelembagaan petani, termasuk penyuluhan, yang belum berkembang
baik;
6). Penanganan organisme pengganggu tanaman yang masih harus terus
ditingkatkan;
7). Hasil panen (pasca panen) tidak dilakukan pengolahan kecuali
pengeringan dan penyimpanan untuk tujuan pemasaran.
b. Kondisi lingkungan Eksternal
b.1. Peluang (Opportunities)
1). Komitmen pemerintah daerah dan pusat yang kuat dalam rangka
meningkatkan produksi kakao nasional dan industrialisasi kakao
dengan menerapkan Bea Keluar (BK) untuk komoditi kakao.
2). Permintaan dan kebutuhan biji kakao fermentasi sebagai bahan baku
industri di beberapa negara termasuk Indonesia yang semakin
meningkat
3). Pasar kakao dan industri berbasis kakao terbuka lebar, baik lokal,
regional, nasional, maupun internasional
b.2. Ancaman (Threaths)
89
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
1). Harga sarana produksi dan hasil pertanian masih fluktuatif;
2). Infrastruktur pertanian yang belum baik dan masih banyak yang perlu
diperbaiki;
3). Semakin tingginya frekuensi dan risiko bencana alam, yang antara lain
disebabkan oleh perubahan iklim yang berdampak pada produksi,
produktivitas, dan mutu hasil pertanian;
Berdasarkan analisis keempat kondisi lingkungan tersebut di atas, maka
strategi pengembangan komoditas unggulan kakao di Kabupaten
Lampung Barat, yang dapat dilakukan antara lain:
1) Insentif bagi pengembangan investasi industri pendukung pertanian
2) Peningkatan kualitas SDM petani kakao
3) Pengamanan produksi dan peningkatan produktivitas
4) Penguatan kelembagaan dan pembiayaan
5) Pengembangan infrastruktur pertanian
6) Mengembangkan industri pengolahan (fermentasi)
7) Investasi Integrated Farming antara peternakan sapi dengan
perkebunan kakao
5.2.5. Komoditas Peternakan
1. Sapi
a. Kondisi lingkungan Internal
a.1. Kekuatan (Strenghs)
1). Ketersediaan Tenaga kerja
2). Tersedianya lahan berupa padang rumput dan padang pengembalan
3). Tersedianya teknologi peternakan yang aplikatif (IB, ET, dll)
90
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
4). Fasilitas pendukung (kelembagaan)
5). Keadaan geografis Kabupaten Lampung Barat yang berada pada
ketinggian 600-2.000 m.dpl sangat mendukung untuk usaha ternak
sapi.
a.2. Kelemahan (Weakness)
1). Keterbatasan modal dan jangkauan pelayanan sistem kelembagaan
keuangan bagi masyarakat
2). Terbatasnya sumber daya manusia (SDM) peternakan (paramedis,
medis, dan penyuluh peternakan baik dari segi kuantitas maupun
kualitasnya.
3). Rendahnya pengetahuan dan keterampilan peternak
4). Kurangnya diversifikasi produk pengolahan hasil (penanganan pasca
panen)
5). Terbatasnya prasarana (poskeswan, pasar ternak, TPH, dan PPL) dan
sarana pendukung peternakan
b. Kondisi lingkungan Eksternal
b.1. Peluang (Opportunities)
1). Pertumbuhan perduduk menyebabkan permintaan akan daging sapi
segar akan terus meningkat
2). Daging sapi merupakan bahan pangan pokok masyarakat Indonesia,
dan permintaan akan daging semakin tahun (baik ekspor maupun
dalam negeri) semakin meningkat akibat semakin meningkatnya
kesadaran terhadap pola konsumsi dan hidup sehat.
3). Pasar ternak terbuka lebar, baik lokal, regional, nasional, maupun
internasional
91
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
b.2. Ancaman (Threaths)
1). Adanya penyakit SE (ngorok) pada hewan ternak sapi dan kerbau
yang bisa menjangkit secara sporadis
2). Adanya tingkat persaingan usaha yang cukup ketat
3). Akses permodalan peternak masih lemah
Berdasarkan analisis keempat kondisi lingkungan tersebut di atas, maka
strategi pengembangan komoditas unggulan ternak sapi potong di
Kabupaten Lampung Barat, dapat dikelompokkan kedalam empat
strategi pengembangan yaitu (1) strategi berorientasi produk, (2) strategi
berorientasi pasar, (3) kombinasi strategi berorientasi produk dan pasar,
dan (4) strategi penguasaan informasi.
1). Mengoptimalkan fungsi lahan yang tersedia untuk pengembangan
ternak sapi potong
2). Menciptakan usaha peternakan dengan memanfaatkan tenaga kerja
yang tersedia,
3). Menerapkan kawasan peternakan terpadu (cluster) yang ditunjang
oleh tersedianya subsistem-subsistem dalam usaha peternakan sapi
potong dari hulu hingga hilir serta jasa penunjang. Pengembangan
dan peningkatan kawasan peternakan terpadu sapi potong ini
dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, sehingga
mengarah kepada wilayah yang berkembang, mandiri dan memiliki
nilai ekonomis.
4). Mempermudah jangkauan pelayanan sistem kelembagaan keuangan
bagi masyarakat (peternak)
5). Menambah sarana dan prasarana
92
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
6). Pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam penguasaan
teknologi, kewirausahaan, dan kemampuan team work.
7). Mengatasi gangguan kesehatan ternak
8). Memanfaatkan potensi lahan tidur/tidak produktif sebagai lahan
pengembalaan bagi ternak rakyat.
5.2.6. Komoditas Perikanan
Keramba Jaring Apung
a. Kondisi lingkungan Internal
a.1. Kekuatan (Strenghs)
1). Kegiatan budidaya perikanan air tawar dengan keramba jaring apung
di perairan Danau Ranau sudah dilakukan oleh masyarakat di
Kabupaten Lampung Barat khususnya Kecamatan Lumbok Seminung
sejak sebelum tahun 2010 silam.
2). Tingkat produksi keramba rata-rata dari tahun 2014 hingga 2017
menunjukkan kecenderungan yang meningkat 30 ton/bulan hingga
mencapai 35,24 ton/bulan.
3). Kepemilikan keramba umumnya sudah milik sendiri dengan luas
keramba berkisar 0,01-0,4 ha dan terletak di dalam wilayah kecamatan
sendiri (dalam pekon).
4). Penanganan hama dan penyakit ikan sudah dilakukan secara
terstruktur.
6). Sebagian petani ikan sudah menerapkan penggunaan pakan organik
dalam kegiatan perikanannya namun pada umumnya masih
menggunakan pakan anorganik yang dibeli dari suplier.
93
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
a.2. Kelemahan (Weakness)
1). Kegiatan budidaya perikanan keramba jaring apung belum ditunjang
dengan sistem pengelolaan keramba yang modern (masih tradisional)
2). Kegiatan panen masih dilakukan secara tradisional (belum mekanis)
3). Hasil panen (pasca panen) tidak dilakukan pengolahan kecuali sortir
untuk tujuan pemasaran.
4). Akses kepada permodalan dari perbankan masih cukup sulit bagi
sebagian besar petani ikan.
b. Kondisi lingkungan Eksternal
b.1. Peluang (Opportunities)
1). Pertumbuhan perduduk menyebabkan permintaan pasar ikan akan
terus meningkat
2). Ikan merupakan salah bahan pangan pokok masyarakat Indonesia, dan
permintaan terhadap ikan semakin tahun (baik ekspor maupun dalam
negeri) akan semakin meningkat akibat semakin meningkatnya
kesadaran terhadap pola konsumsi dan hidup sehat.
3). Semakin meningkatnya teknologi perikanan pada gilirannya akan
berpengaruh pada penyediaan bahan baku dan sarana/prasarana
perikanan secara berkesinambungan.
4). Pasar perikanan budidaya terbuka lebar, baik lokal, regional, maupun
nasional.
b.2. Ancaman (Threaths)
1). Penggunaan pakan ikan anorganik secara terus menerus pada
gilirannya akan menimbulkan ancaman terhadap pencemaran dan
pendangkalan danau.
94
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
2). Adanya tingkat persaingan usaha yang cukup ketat
4). Akses permodalan petani masih lemah
Berdasarkan analisis keempat kondisi lingkungan tersebut di atas, maka
strategi pengembangan komoditas unggulan perikanan budidaya di
Kabupaten Lampung Barat, dapat dikelompokkan kedalam strategi
pengembangan berorientasi produk, dan strategi pengembangan
berorientasi pasar.
Strategi berorientasi produk yang dapat dikembangkan antara lain:
1). Meningkatkan kuantitas dan kualitas benih ikan, memelihara jenis
ikan yang beragaman (tidak satu jenis), menggunakan jenis pakan
ikan bermutu baik, serta menggunakan teknologi jaring apung
berlapis. Jaring apung berlapis dimaksud adalah sistem jaring yang
terdiri dari dua lapis ruang pemeliharaan ikan yang mana lapis dalam
untuk jenis ikan utama seperti ikan mas sedangkan jaring lapis luar
yang berukuran lebih luas untuk memelihara jenis ikan yang mampu
memanfaatkan atau mendapat sisa pakan dari jaring lapis dalam atau
pun yang dapat memakan lumut dan atau organisme yang menempel
di jaring. Ikan yang dipelihara dalam jaring lapis luar ini seperti ikan
nila.
2). Kegiatan budidaya ikan dalam keramba jaring apung pada perairan
terbuka seperti Danau Ranau, selain dapat ditingkatkan produksinya
melalui peningkatan jumlah keramba namun akan berdampak pada
penurunan kualitas air danau akibat masuknya bahan-bahan
anorganis dari pakan ke dalam lingkungan air, utamanya nitrogen
dan fosfor (Siagian, 2010). Unsur nitrogen dan fosfor tersebut akan
menjadi hara bagi fitoplankton. Dengan semakin tingginya intensitas
95
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
budidaya ikan di danau ini berarti akan semakin banyak nitrogen dan
fosfor yang masuk dan larut dalam perairan danau sehingga akan
semakin subur yang akhirnya akan mengalami penyuburan
(eutrofikasi). Hal ini akan memberi dampak negatif terhadap ikan
yang dibudidayakan dalam KJA. Agar budidaya ikan dalam KJA
dapat berkelanjutan maka dilakukan penyebaran ikan pemakan
fitoplankton secara rutin di sekitar areal KJA tersebut sehingga dapat
memanfaatkan fitoplankton dan mengkonversinya menjadi protein
ikan. Melalui cara ini akan diperoleh manfaat ganda yang positif
terhadap produksi perikanan tangkap di perairan danau.
3). Dalam hal pakan ikan bermutu atau kualitas baik adalah pakan yang
komponen utama penyusunnya terdiri dari protein (tepung ikan),
lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang dapat menunjang
pertumbuhan ikan yang baik. Pakan ikan bermutu baik tidak harus
berhubungan dengan harga pakan yang mahal. Pengembangan
pakan ikan bermutu baik namun murah dapat dilakukan dengan
memanfaatkan limbah protein asal tumbuhan dan memanfaatkan
minyak nabati dalam pembuatan pakan ikan ramah lingkungan
(Siagian, 2010).
Strategi berorientasi pasar yang dapat dikembangkan antara lain:
1). Meningkatkan kualitas dan kuantitas benih ikan bermutu baik. Agar
kebutuhan benih ini baik kuantitas mau pun kualitas terpenuhi, perlu
adanya pengadaan sarana dan fasilitas pembenihan oleh dinas
perikanan Kabupaten Lampung Barat, karena kebutuhan benih saat
ini banyak didatangkan dari luar Lampung Barat.
2). Membentuk kelompok tani ikan dan mengembangkan pola
96
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
kemitraan antara kelompok tani ikan dengan investor bidang
perikanan. Hal ini karena pada umumnya masyarakat petani ikan
tidak memiliki modal usaha yang cukup dan terbatasnya akses
pemasaran. Dengan adanya kelompok tani ikan juga dapat
memudahkan untuk melakukan pembinaan/penyuluhan dalam upaya
peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam teknologi
budidaya yang ada.
97
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
BAB VI. KESIMPULAN
6.1. Komoditas Unggulan Kecamatan
Berdasarkan hasil analisis penentuan komoditas unggulan menggunakan
pendekatan LQ (Location Question) dan jumlah produksi dari tahun
2013-2017 serta hasil survei lapangan di setiap kecamatan, dapat
disimpulkan jenis komoditas unggulan yang menjadi basis pada masing-
masing kecamatan di Kabupaten Lampung Barat adalah sebagai berikut:
1. Kecamatan yang memiliki jenis komoditas unggulan (LQ > 1,0)
meliputi:
1). Kecamatan Balik Bukit dengan komoditas unggulan Cabai,
Kubis dan Kentang.
2). Kecamatan Sukau dengan komoditas unggulan Pepaya dan
Padi.
3). Kecamatan Lumbok Seminung dengan komoditas unggulan
Perikanan Budidaya (KJA).
4). Kecamatan Belalau dengan komoditas unggulan Kopi,
Lada, Kentang dan Kambing.
5). Kecamatan Sekincau dengan komoditas unggulan Kopi,
Sapi Potong dan Kubis.
6). Kecamatan Suoh dengan komoditas unggulan Padi dan
Kakao.
7). Kecamatan Batu Brak dengan komoditas unggulan Kopi,
98
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Ubi kayu.
8). Kecamatan Pagar Dewa dengan komoditas unggulan Kopi
dan Lada.
9). Kecamatan Batu Ketulis dengan komoditas unggulan Kopi,
Pisang dan Kambing.
10). Kecamatan Bandar Negeri Suoh dengan komoditas
unggulan Padi dan Kakao.
11). Kecamatan Sumber Jaya dengan komoditas unggulan Kopi
dan Perikanan Budidaya.
12). Kecamatan Way Tenong dengan komoditas unggulan Kopi
dan Mangga..
13). Kecamatan Gedung Surian dengan komoditas unggulan
Kopi dan Jeruk.
14). Kecamatan Kebun Tebu dengan komoditas unggulan Kopi
dan Jagung.
15). Kecamatan Air Hitam dengan komoditas unggulan Kopi
dan Pisang.
2. Jenis komoditas unggulan di Kabupaten Lampung Barat (LQ > 1,0)
meliputi:
1). Sub Sektor Tanaman Pangan: Padi, Jagung, dan Ubikayu
2). Sub Sektor Hortikultura Sayur: Cabai, Kentang dan Kubis.
3). Sub Sektor Hortikultura Buah: Mangga, Jeruk, Pepaya dan
Pisang
4). Sub Sektor Perkebunan: Kopi, Lada dan Kakao
5). Sub Sektor Peternakan: Sapi potong dan Kambing.
6). Sub Sektor Perikanan: Budidaya Air tawar Dan Keramba
99
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Jaring Apung
6.2. Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan
Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor lingkungan internal (kekuatan
dan kelemahan) serta faktor lingkungan eksternal (peluang dan ancaman)
dalam upaya pengembangan komoditas unggulan menggunakan
pendekatan SWOT, strategi yang dapat digunakan pada umumnya dapat
dikelompokkan kedalam:
1) Strategi berorientasi produk
2) Strategi berorientasi pasar
3) Kombinasi strategi berorientasi produk dan pasar, dan
4) Strategi penguasaan informasi.
Strategi pengembangan komoditas unggulan berdasarkan keempat
orientasi pengembangan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan komoditas Padi melalui peningkatan produksi
melalui optimalisasi sumber daya pertanian; Penyebarluasan inovasi
budidaya untuk meningkatkan produktifitas dan mutu; Peningkatan
modal sosial melalui penggiatan kelompok tani dan pendampingan
intensif untuk mengurangi resistensi petani terhadap inovasi;
Membangun kemitraan dan memasyarakatkan Lumbung Desa/Pekon
Modern untuk meningkatkan manajemen stok dan posisi tawar
petani; Penguatan kelembagaan petani untuk meningkatkan kapasitas
dan produktifitas petani.
2) Pengembangan komoditas jagung melalui meningkatkan kualitas
dan kuantitas produk dengan meningkatkan keahlian SDM yang ada
100
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
melalui pembinaan dan pelatihan dalam pengelolaan lahan, input
dan teknik budidaya, serta meningkatkan hubungan antara kelompok
tani dengan perusahan mitra untuk memperluas pasar, meningkatkan
hubungan dengan berbagai pihak terutama dengan perusahaan mitra
dan pemerintah untuk memenuhi permodalan petani dan sarana
prasarana, serta meningkatkan manajemen usaha tani dengan
pembinaan secara berkelanjutan dengan perusahan mitra,
meminimalkan biaya yang dikeluarkan dengan masih memperhatikan
kualitas produk, diversivikasi pasar dengan mengoptimalkan kualitas
produk, mengadakan pertemuan rutin intra kelompok tani guna
mengantisipasi perubahan iklim, perhatikan waktu penanaman serta
pelatihan teknologi, manajemen, controling serta evaluasi secara
berkala setiap musim tanam untuk mengantisipasi perubahan iklim,
serta mengatur permodalan yang digunakan dalam usahatani.
3) Pengembangan komoditas ubikayu melalui meningkatkan kualitas
dan kuantitas produk untuk benih, meningkatkan keahlian SDM
petani ubikayu, pembinaan dan pelatihan dalam pengelolaan
usahatani ubikayu terutama teknik budidaya dan pasca panen, serta
meningkatkan hubungan antara kelompok tani dengan perusahan
mitra untuk memperluas pasar, meningkatkan hubungan dengan
perusahaan mitra/pengrajin berbasis ubikayu dan kebijakan
pemerintah untuk memenuhi permodalan dan sarana prasarana,
pembinaan secara berkelanjutan, meminimalkan biaya produksi dan
peningkatan kualitas produk, memperhatikan waktu penanaman yang
sering gagal karena kurangnya air di awal tanam terkait untuk
antisipasi perubahan iklim, serta mengatur permodalan yang
digunakan dalam usahatani.
101
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
4) Pengembangan komoditas bawang merah dan cabai melalui
meningkatkan kualitas dan kuantitas produk untuk benih/bibit,
meningkatkan keahlian SDM petani (bawang dan cabai), pembinaan
dan pelatihan dalam pengelolaan usahatani terutama teknik budidaya
dan pasca panen, serta meningkatkan hubungan antara kelompok tani
dengan perusahan mitra untuk memperluas pasar, kebijakan
pemerintah untuk memenuhi permodalan dan sarana prasarana,
pembinaan secara berkelanjutan, meminimalkan biaya produksi dan
peningkatan kualitas produk, memperhatikan waktu penanaman yang
sering gagal karena kurangnya air di awal tanam terkait untuk
antisipasi perubahan iklim, serta mengatur permodalan yang
digunakan dalam usahatani.
5) Pengembangan komoditas hortikultur buah (mangga, jeruk, dan
pisang) dilakukan dengan diversifikasi produk olahan berbahan baku
mangga, jeruk, dan pisang; Pengembangan budidaya secara intensif;
Peningkatan kinerja agroindustri olahan dan pengelolaan pasca panen
untuk menjaga mutu komoditi mangga, jeruk, dan pisang.
6) Pengembangan komoditas perkebunan kelapa dalam, kopi, dan
kakao dilakukan dengan peningkatan nilai tambah melalui
pengembangan ragam produk turunan, perbaikan kualitas SDM petani
untuk meningkatkan produktivitas, introduksi inovasi produk dan
teknologi produksi untuk meningkatkan mutu dan produktifitas, serta
optimalisasi dukungan pemerintah untuk meningkatkan mutu industri
hilir berbasis kelapa, kopi, dan kakao.
7) Pengembangan komoditas sapi potong dilakukan dengan
meningkatkan kualitas komoditi sapi dengan peningkatan kapasitas
peternak, perbaikan asupan pakan ternak melalui adopsi inovasi pakan,
102
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
meningkatkan kinerja peternakan dangan menjalin kemitraan dengan
pihak eksternal, memasyarakatkan Rumah Pintar Petani sebagai upaya
alternatif pemenuhan kebutuhan pakan dan peningkatan produksi,
meningkatan produksi untuk meningkatkan daya saing komoditi sapi,
meningkatan usaha breeding (pembibitan) untuk meningkatkan mutu
komoditi sapi.
8) Pengembangan komoditas perikanan melalui budidaya keramba
jaring apung dilakukan dengan pengembangan produk pakan ikan
yang murah dan berwawasan lingkungan, introduksi teknik jaring
apung berlapis, zonasi kawasan danau, dan pengembangan
kemitraan dalam permodalan dan pemasaran produk perikanan.
103
DAFTAR PUSTAKA
Ahdan 2015. Analisis Penentuan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian
Di Kabupaten Tolitoli. Pascasarjana Universitas Tadulako.
Annisah, K. 2007. Identifikasi Sektor Pertanian Dalam Penentuan
Sektor Unggulan di Kabupaten Cirebon. Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Al Alusi, A. 2005. Peranan Sektor Bahan Makanan Dalam
Perekonomian Wilayah Kabupaten Pemalang (Dengan
Pendekatan analisis Input-Output). Skripsi Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Arief, D. dan Yundy, H. 2010. Model-Model Kuantitatif. PT IPB
Press. Bogor.
Arsyad, L. 2005. Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Daerah. BPFE UGM. Yogyakarta.
A. Suresti dan R. Wati. 2013. Strategi Pengembangan Usaha
Peternakan Sapi Potong di Kabupaten Pesisir Selatan.
Jurnal Peternakan Indonesia. Padang.
Darsono, 2008. Peran Investasi dalam Kinerja Pertumbuhan Sektor
Pertanian. Jurnal Agribisnis dan Industri Pertanian,
Vol. 7 No. 3, Oktober 2008 (Terakreditasi Nasional).
Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Ernan, R. Juli – Agustus, 2009. Penataan Ruang Kawasan Perdesaan dan
Agropolitan Sebagai Strategi Pembangunan Perdesaan.
Tata Ruang: 28-33.
Ernan, R., Sunsun, S. dan Dyah R. P. 2011. Perencanaan dan
Pengembangan Wilayah. Jakarta. Crestpent Press dan
104
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Anggota IKAPI DKI
Jakarta.
Jefri Leo, 2014. Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian dengan
Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Jurnal Saintia
Matematika, Volume 02, Nomor 03 (2014), ISSN : 2337-
9197.
H er u Susanto. 2014. Kajian Komoditas Unggulan, Andalan Dan
P otensial Di Kabupaten Grobogan. Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Grobogan.
Iyan Ritayani. 2014. Analisis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian di
Wilayah Sumatera. Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan. Riau.
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria
Majemuk. Edisi Ketiga. PT Gramedia Widiasarana
Indonesia. Jakarta
Wulandari Nur I. 2010. Penentuan Agribisnis Unggulan Komoditi
Pertanian Berdasarkan Nilai Produksi Di Kabupaten
Grobogan. Universitas Diponegoro Semarang.
Semarang.
Istiqomah, 2005. Analisis Sektor Industri, Pertanian, dan Pariwisata
(INTANPARI) dalam Penentuan Sektor Unggulan di
Wilayah Kabupaten Karanganyar dengan Pendekatan
Ekonomi Basis. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta. (Tidak Dipublikasikan).
Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Umar, Husein. 2002. Strategic Management In Action. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Widjaja, HAW. 2004. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. PT.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
105
Widodo, T. 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era
Otonomi Daerah). UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Wiranto, T. 2007. Pembangunan Wilayah Pesisir dan Laut dalam
Kerangka Pembangunan Perekonomian Daerah.
http://www.bappenas.go.id. Diakses pada tanggal 9
September 2008 .
106
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
LAMPIRAN
107
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Lampiran 1. Jumlah Produksi Komoditi Pada Setiap Kecamatan Di Kabupaten
Lampung Barat
Tabel 1. Jumlah Produksi Komoditi Pada Setiap Kecamatan Tahun 2013
Balik bukit Sukau Lumbok seminung Belalau Sekincau Suoh Batu brak Pagar Dewa Batu ketulis
1
B a wa n g merah 0 0 6 0 0 0 0 0 0
Cabai 24066 20440 1210 6550 13315 781 1852 337 566
Kentang 0 1010 0 480 4250 250 0 0 240
Kubis 38419 31500 2650 1000 25425 0 0 0 810
Petsai chinese 23135 20700 2540 500 11455 0 170 0 630
2
Padi 1153 3616 1517 808 112 4335 439 542 334
Jagung 167 319 25 25 98 53 45 20 20
Kedelai 8 0 0 3 14 0 0 0 3
Kacang tanah 43 90 12 4 24 12 12 0 4
Kacang hijau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ubi kayu 42 914 187 21 0 62 145 0 0
Ubi jalar 1908 830 49 20 217 0 49 0 20
Mangga 0 25 351 0 3 52 85 8 0
Durian 0 300 298 0 135 560 410 0 0
Jeruk 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pisang 645 1200 1605 1155 2533 7140 1680 600 1204
Pepaya 2835 1000 4216 17 2623 127 1286 28 75
Nanas 15 1060 0 0 1 6 0 0 0
3
Karet 0 0 0 0 0 0 0 2 0
Kelapa 5 55 59 1 5 214 2 1 1
Kelapa sawir 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kopi 1410 2581 1763 4518 5417 1573 2335 7573 4185
Lada 93 16 12 467 356 124 99 401 551
kakao 22 36 33 28 28 101 58 20 28
4
Sapi perah - - - - - - - - -
Sapi potong - - - - - - - - -
Kerbau - - - - - - - - -
Kuda - - - - - - - - -
Kambing - - - - - - - - -
Domba - - - - - - - - -
Ayam kampung - - - - - - - - -
Ayam petelur - - - - - - - - -
Ayam pedaging - - - - - - - - -
Itik - - - - - - - - -
Itik manila - - - - - - - - -
- - - - - - - - -
5
Perikanan laut - - - - - - - - -
Perikanan umum - - - - - - - - -
93966 85691 16533 15596 66010 15391 8668 9533 8670Jumlah
HORTIKULTUR
TANAMAN PANGAN
PERKEBUNAN
PETERNAKAN
PERIKANAN
NO komuditiJumlah Produksi (Ton)
108
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 2. Lanjutan
Bandar Negeri suoh Sumber Jaya Way tenong Gedung surian Kebun Tebu Air hitam
1
B a wa n g merah 0 0 0 0 0 0 6
Cabai 53 730 8520 590 1150 473 80633
Kentang 0 0 0 0 0 0 6230
Kubis 0 0 4915 0 620 0 105339
Petsai chinese 0 0 2820 0 1400 0 63350
2
Padi 7203 944 1820 918 1514 313 25568
Jagung 69 8 65 12 82 0 1009
Kedelai 4 0 0 0 38 68 138
Kacang tanah 2 0 0 2 7 4 216
Kacang hijau 2 0 0 0 0 0 2
Ubi kayu 291 0 104 187 395 228 2576
Ubi jalar 30 0 89 89 178 69 3548
Mangga 0 0 2400 348 57 0 3329
Durian 78 410 1050 317 276 493 4327
Jeruk 0 67 0 84 26 0 177
Pisang 7054 9901 6040 2459 9500 9981 62697
Pepaya 69 251 9300 1089 43 0 22959
Nanas 3 5 2 60 20 0 1172
3
Karet 0 0 0 0 0 3 5
Kelapa 2 4 4 7 7 1 368
Kelapa sawir 0 0 0 0 0 0 0
Kopi 4206 1383 4266 2669 2828 4612 51319
Lada 527 54 536 110 56 488 3888
kakao 36 32 41 64 41 26 594
4
Sapi perah - - - - - - 0
Sapi potong - - - - - - 0
Kerbau - - - - - - 0
Kuda - - - - - - 0
Kambing - - - - - - 0
Domba - - - - - - 0
Ayam kampung - - - - - - 0
Ayam petelur - - - - - - 0
Ayam pedaging - - - - - - 0
Itik - - - - - - 0
Itik manila - - - - - - 0
5
Perikanan laut - - - - - - 0
Perikanan umum - - - - - - 0
19629 13790 41972 9006 18237 16760 439450
TANAMAN PANGAN
HORTIKULTUR
Jumlah Produksi (Ton) Jumlah Produksi
Kabupaten
Jumlah
PERIKANAN
PETERNAKAN
PERKEBUNAN
komuditiNO
109
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 3. Jumlah Produksi Komoditi Pada Setiap Kecamatan Tahun 2014
Balik bukit Sukau Lumbok seminung Belalau Sekincau Suoh Batu brak Pagar Dewa Batu ketulis
1
B a wa n g merah 0 0 6 0 0 0 0 0 0
Cabai 35453 20256 1271 4494 12512 1614 231 544 715
Kentang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kubis 232 283 240 266 275 0 0 0 270
Petsai chinese 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 TANAMAN PANGAN
Padi 7368 17184 7690 4181 379 21211 3797 2578 1310
Jagung 117 275 13 25 142 38 88 29 29
Kedelai 9 6 0 2 0 15 0 0 5
Kacang tanah 70 99 7 7 18 17 12 6 5
Kacang hijau 0 0 0 0 0 4 0 0 0
Ubi kayu 251 1922 104 125 522 146 167 104 125
Ubi jalar 1333 1217 68 48 763 19 116 39 48
Mangga 0 80 233 6 4 120 145 0 0
Durian 0 620 0 175 0 525 107 0 346
Jeruk 0 0 750 0 3 369 285 0 0
Pisang 380 2300 2764 652 2560 11165 1525 324 660
Pepaya 2055 8350 2761 24 1045 265 2065 67 138
Nanas 9 600 0 0 1 52 2 0 0
3 PERKEBUNAN
Karet 0 0 0 0 1 0 0 2 0
Kelapa 4 65 70 1 8 214 4 3 2
Kelapa sawir 0 0 0 0 0 56 0 0 0
Kopi 960 1918 2066 4518 6404 1255 2912 8638 4250
Lada 43 16 21 467 358 100 96 390 686
kakao 22 27 78 28 29 121 47 22 29
4 PETERNAKAN
Sapi perah - - - - - - - - -
Sapi potong - - - - - - - - -
Kerbau - - - - - - - - -
Kuda - - - - - - - - -
Kambing - - - - - - - - -
Domba - - - - - - - - -
Ayam kampung - - - - - - - - -
Ayam petelur - - - - - - - - -
Ayam pedaging - - - - - - - - -
Itik - - - - - - - - -
Itik manila - - - - - - - - -
5 PERIKANAN
Perikanan laut - - - - - - - - -
Perikanan umum - - - - - - - - -
48306 55219 18142 15019 25024 37306 11599 12745 8619Jumlah
HORTIKULTUR
NO komuditiJumlah Produksi (Ton)
110
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 4. Lanjutan
Bandar Negeri suoh Sumber Jaya Way tenong Gedung surian Kebun Tebu Air hitam
1 HORTIKULTUR
B a wa n g merah 0 0 0 0 0 0 6
Cabai 384 465 3770 1182 1515 1340 85746
Kentang 0 0 0 0 0 0 0
Kubis 0 0 176 0 198 22 1961
Petsai chinese 0 0 0 0 0 0 0
2 TANAMAN PANGAN
Padi 34642 4531 7872 4229 5904 2069 124944
Jagung 54 0 46 4 100 13 972
Kedelai 11 0 0 0 0 2 50
Kacang tanah 10 0 2 14 2 3 274
Kacang hijau 3 0 0 11 0 0 17
Ubi kayu 439 21 188 439 501 272 5326
Ubi jalar 97 10 58 155 116 126 4213
Mangga 15 0 2100 677 40 0 3420
Durian 108 300 1350 66 12 0 3609
Jeruk 0 195 0 1101 26 0 2728
Pisang 5804 2684 5850 5124 11517 14567 67877
Pepaya 171 213 4200 1650 86 1926 25017
Nanas 1 9 22 98 291 0 1084
3 PERKEBUNAN
Karet 0 1 0 1 2 3 10
Kelapa 227 13 9 14 635 3 1271
Kelapa sawir 0 0 0 0 56 0 112
Kopi 1336 1610 6215 3968 42748 6755 95552
Lada 120 57 580 113 351 515 3913
kakao 78 57 45 69 1231 26 1907
4 PETERNAKAN
Sapi perah - - - - - - 0
Sapi potong - - - - - - 0
Kerbau - - - - - - 0
Kuda - - - - - - 0
Kambing - - - - - - 0
Domba - - - - - - 0
Ayam kampung - - - - - - 0
Ayam petelur - - - - - - 0
Ayam pedaging - - - - - - 0
Itik - - - - - - 0
Itik manila - - - - - - 0
5 PERIKANAN
Perikanan laut - - - - - - 0
Perikanan umum - - - - - - 0
43498 10165 32483 18913 65332 27641 430010
Jumlah Produksi (Ton) Jumlah Produksi
Kabupaten
Jumlah
komuditiNO
111
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 5. Jumlah Produksi Komoditi Pada Setiap Kecamatan Tahun 2015
Balik bukit Sukau Lumbok seminung Belalau Sekincau Suoh Batu brak Pagar Dewa Batu ketulis
1
B a wa n g merah 7 0 0 0 0 0 0 0 0
Cabai 3439 403 124 36 402 83 9 12 34
Kentang 19 99 0 60 155 0 0 0 60
Kubis 4815 3100 155 147 1324 0 0 0 131
Petsai chinese 2708 1590 220 72 591 0 0 0 71
2 TANAMAN PANGAN
Padi 7282 18898 7376 4785 529 21540 3275 2858 1974
Jagung 150 225 21 17 171 29 29 13 21
Kedelai 59 0 238 6 12 8 0 0 4
Kacang tanah 43 90 12 4 24 12 12 0 4
Kacang hijau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ubi kayu 42 914 187 21 0 62 145 0 0
Ubi jalar 1908 830 49 20 217 0 49 0 20
Mangga 0 5 13 0 1 8 9 4 0
Durian 8 20 21 2 5 154 25 35 1
Jeruk 0 0 0 0 6 15 1 0 0
Pisang 20 30 50 28 48 212 4 28 29
Pepaya 72 50 9 1 12 3 12 1 3
Nanas 1 25 0 0 0 2 0 0 0
3 PERKEBUNAN
Karet 0 0 0 0 1 0 0 2 0
Kelapa 4 60 67 3 8 210 3 1 2
Kelapa sawir 64 0 0 0 0 0 0 0 0
Kopi 839 1662 1755 4078 5944 1083 2618 7519 3723
Lada 43 16 23 468 361 103 96 395 693
kakao 32 32 78 29 28 126 47 21 29
4 PETERNAKAN
Sapi perah - - - - - - - - -
Sapi potong - - - - - - - - -
Kerbau - - - - - - - - -
Kuda - - - - - - - - -
Kambing - - - - - - - - -
Domba - - - - - - - - -
Ayam kampung - - - - - - - - -
Ayam petelur - - - - - - - - -
Ayam pedaging - - - - - - - - -
Itik - - - - - - - - -
Itik manila - - - - - - - - -
5 PERIKANAN
Perikanan laut - - - - - - - - -
Perikanan umum - - - - - - - - -
21552 28048 10399 9776 9839 23648 6334 10888 6799Jumlah
HORTIKULTUR
NO komuditiJumlah Produksi (Ton)
112
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 6. Lanjutan
Bandar Negeri suoh Sumber Jaya Way tenong Gedung surian Kebun Tebu Air hitam
1 HORTIKULTUR
B a wa n g merah 0 0 15 0 0 0 22
Cabai 7 31 168 22 79 110 4957
Kentang 0 0 0 0 0 0 393
Kubis 0 0 549 0 0 0 10220
Petsai chinese 0 0 143 0 0 0 5395
2 TANAMAN PANGAN
Padi 32593 4942 10397 4780 7020 1309 129558
Jagung 17 0 29 0 50 33 805
Kedelai 2 0 0 0 0 126 455
Kacang tanah 2 0 0 2 7 4 216
Kacang hijau 2 0 0 0 0 0 2
Ubi kayu 291 0 104 187 395 228 2576
Ubi jalar 30 0 89 89 178 69 3548
Mangga 0 0 50 19 4 0 114
Durian 37 38 105 13 5 0 468
Jeruk 0 16 0 9 47 0 94
Pisang 369 495 300 255 185 135 2187
Pepaya 1 15 250 105 1 122 655
Nanas 0 1 1 3 0 0 33
3 PERKEBUNAN
Karet 0 2 0 1 3 3 12
Kelapa 230 13 6 14 9 1 630
Kelapa sawir 0 0 0 0 0 0 64
Kopi 1164 2026 5894 3816 4092 6436 52648
Lada 121 60 570 113 63 521 3644
kakao 79 33 44 69 42 25 713
4 PETERNAKAN
Sapi perah - - - - - - 0
Sapi potong - - - - - - 0
Kerbau - - - - - - 0
Kuda - - - - - - 0
Kambing - - - - - - 0
Domba - - - - - - 0
Ayam kampung - - - - - - 0
Ayam petelur - - - - - - 0
Ayam pedaging - - - - - - 0
Itik - - - - - - 0
Itik manila - - - - - - 0
5 PERIKANAN
Perikanan laut - - - - - - 0
Perikanan umum - - - - - - 0
34944 7671 18714 9497 12180 9122 219408
Jumlah Produksi (Ton) Jumlah Produksi
Kabupaten
Jumlah
komuditiNO
113
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 7. Jumlah Produksi Komoditi Pada Setiap Kecamatan Tahun 2016
Balik bukit Sukau Lumbok seminung Belalau Sekincau Suoh Batu brak Pagar Dewa Batu ketulis
1
B a wa n g merah 0 0 6 0 0 0 0 0 0
Cabai 37158 10860 1170 90 8218 102 445 0 80
Kentang 0 1010 0 480 4250 250 0 0 240
Kubis 38419 31500 2650 1000 25425 0 0 0 810
Petsai chinese 23135 20700 2540 500 11455 0 170 0 630
2 TANAMAN PANGAN
Padi 7295 8611 6819 5386 626 25711 4998 2766 2114
Jagung 129 223 60 9 155 43 17 0 9
Kedelai 8 0 0 3 14 0 0 0 3
Kacang tanah 43 90 12 4 24 12 12 0 4
Kacang hijau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ubi kayu 42 914 187 21 0 62 145 0 0
Ubi jalar 1908 830 49 20 217 0 49 0 20
Mangga 0 25 351 0 3 52 85 8 0
Durian 0 300 298 0 135 560 410 0 0
Jeruk 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pisang 645 1200 1605 1155 2533 7140 1680 600 1204
Pepaya 2835 1000 4216 17 2623 127 1286 28 75
Nanas 15 1060 0 0 1 6 0 0 0
3 PERKEBUNAN
Karet 0 0 0 0 1 0 0 2 0
Kelapa 4 65 70 1 8 214 4 3 2
Kelapa sawir 0 0 0 0 0 56 0 0 0
Kopi 960 1918 2066 4518 6404 1255 2912 8638 4250
Lada 43 16 21 467 358 100 96 390 686
kakao 22 27 78 28 29 121 47 22 29
4 PETERNAKAN
Sapi perah 0 0 0 0 71 0 0 0 0
Sapi potong 1159 1619 829 58 594 16 82 233 253
Kerbau 12 67 78 2 9 8 2 25 4
Kuda 44 56 0 4 0 10 6 0 0
Kambing 4958 3663 3646 7678 3705 9659 4731 3703 7678
Domba 627 426 423 459 207 350 240 207 459
Ayam kampung 195809 74559 49748 87863 176993 228837 103946 117266 58579
Ayam petelur 5000 0 0 0 0 0 0 0 0
Ayam pedaging 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Itik 4194 2009 1651 1941 4801 5569 2877 4026 1585
Itik manila 2714 1303 1070 1231 3113 3612 1866 2847 1026
5 PERIKANAN
Perikanan laut 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Perikanan umum 28 28 226 14 9 27 23 11 13
327206 164079 79870 112948 251980 283899 126130 140774 79753Jumlah
HORTIKULTUR
NO komuditiJumlah Produksi (Ton)
114
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 8. Lanjutan
Bandar Negeri suoh Sumber Jaya Way tenong Gedung surian Kebun Tebu Air hitam
1 HORTIKULTUR
B a wa n g merah 0 0 0 0 0 0 6
Cabai 0 360 2495 49 378 396 61801
Kentang 0 0 0 0 0 0 6230
Kubis 0 0 4915 0 620 0 105339
Petsai chinese 0 0 2820 0 1400 0 63350
2 TANAMAN PANGAN
Padi 37047 4729 6157 4599 7295 2149 126302
Jagung 9 0 30 4 95 17 800
Kedelai 4 0 0 0 38 68 138
Kacang tanah 2 0 0 2 7 4 216
Kacang hijau 2 0 0 0 0 0 2
Ubi kayu 291 0 104 187 395 228 2576
Ubi jalar 30 0 89 89 178 69 3548
Mangga 0 0 2400 348 57 0 3329
Durian 78 410 1050 317 276 493 4327
Jeruk 0 67 0 84 26 0 177
Pisang 7054 9901 6040 2459 9500 9981 62697
Pepaya 69 251 9300 1089 43 0 22959
Nanas 3 5 2 60 20 0 1172
3 PERKEBUNAN
Karet 0 2 0 1 3 3 12
Kelapa 227 13 9 14 8 3 644
Kelapa sawir 0 0 0 0 0 0 56
Kopi 1336 2150 6215 3968 4324 6755 57668
Lada 120 60 580 113 63 515 3628
kakao 78 33 45 69 41 26 693
4 PETERNAKAN
Sapi perah 0 0 5 0 0 0 76
Sapi potong 114 164 269 145 513 137 6185
Kerbau 72 61 6 5 4 16 371
Kuda 0 0 0 0 0 0 120
Kambing 5594 4326 5217 2900 3337 4351 75146
Domba 176 502 411 289 495 297 5568
Ayam kampung 152879 171962 170152 64130 257937 112725 2023385
Ayam petelur 0 0 7500 10000 2000 0 24500
Ayam pedaging 0 0 0 0 30000 0 30000
Itik 2781 6095 4290 2025 6093 8745 58682
Itik manila 1700 3951 2782 1267 3948 3401 35831
5 PERIKANAN
Perikanan laut 0 0 0 0 0 0 0
Perikanan umum 23 49 10 16 24 10 511
209689 205091 232892 94229 329118 150388 2788045
Jumlah Produksi (Ton) Jumlah Produksi
Kabupaten
Jumlah
komuditiNO
115
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 9. Jumlah Produksi Komoditi Pada Setiap Kecamatan Tahun 2017
Balik bukit Sukau Lumbok seminung Belalau Sekincau Suoh Batu brak Pagar Dewa Batu ketulis
1
B a wa n g merah 15 0 0 0 15 0 0 0 0
Cabai 7210 2277 213 27 1637 88 72 1 27
Kentang 0 138 12 24 160 0 0 0 36
Kubis 4296 2925 136 60 1248 0 0 0 80
Petsai chinese 2868 1810 236 40 331 0 0 0 30
2 TANAMAN PANGAN
Padi 8307 19444 11023 5411 844 26336 4496 2520 3241
Jagung 95 249 99 13 116 60 30 0 13
Kedelai 14 0 5 3 5 3 0 0 3
Kacang tanah 49 75 42 2 7 13 10 0 2
Kacang hijau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ubi kayu 249 1080 125 0 0 208 187 0 0
Ubi jalar 2105 949 59 20 168 0 79 0 20
Mangga 0 40 251 0 0 235 0 0 0
Durian 0 1260 0 85 10 755 542 0 170
Jeruk 0 0 0 310 1035 2585 0 0 0
Pisang 115 120 60 167 116 1378 97 243 234
Pepaya 134 320 502 3 204 22 62 3 21
Nanas 0 74 0 0 0 5 0 0 0
3 PERKEBUNAN
Karet 0 0 0 0 1 28 0 5 0
Kelapa 2 65 78 5 6 200 7 3 3
Kelapa sawir 49 0 0 0 0 24 0 0 0
Kopi 976 1547 2249 2944 4876 855 3265 7793 2528
Lada 43 9 22 217 345 94 85 379 494
kakao 19 27 80 28 27 122 36 22 34
4 PETERNAKAN
Sapi perah - - - - - - - - -
Sapi potong - - - - - - - - -
Kerbau - - - - - - - - -
Kuda - - - - - - - - -
Kambing - - - - - - - - -
Domba - - - - - - - - -
Ayam kampung - - - - - - - - -
Ayam petelur - - - - - - - - -
Ayam pedaging - - - - - - - - -
Itik - - - - - - - - -
Itik manila - - - - - - - - -
5 PERIKANAN
Perikanan laut - - - - - - - - -
Perikanan umum - - - - - - - - -
26548 32409 15190 9358 11152 33010 8968 10969 6935Jumlah
HORTIKULTUR
NO komuditiJumlah Produksi (Ton)
116
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 10. Lanjutan
Bandar Negeri suoh Sumber Jaya Way tenong Gedung surian Kebun Tebu Air hitam
1 HORTIKULTUR
B a wa n g merah 0 0 0 0 0 0 30
Cabai 10 91 120 11 118 84 11985
Kentang 0 0 0 0 0 0 369
Kubis 0 0 281 0 180 0 9206
Petsai chinese 0 0 127 0 162 0 5604
2 TANAMAN PANGAN
Padi 38023 3724 9310 4156 7808 2896 147539
Jagung 9 0 52 4 107 17 864
Kedelai 3 0 0 0 25 9 70
Kacang tanah 6 0 0 5 11 4 226
Kacang hijau 0 0 0 0 0 0 0
Ubi kayu 125 42 42 228 602 291 3179
Ubi jalar 0 20 59 109 247 20 3855
Mangga 47 0 0 520 60 0 1153
Durian 921 410 0 271 772 503 5699
Jeruk 3 101 365 378 485 0 5262
Pisang 575 955 605 85 1470 2060 8278
Pepaya 91 25 640 77 56 0 2160
Nanas 1 1 0 2 5 0 89
3 PERKEBUNAN
Karet 0 4 0 1 3 1 43
Kelapa 1487 12 7 14 9 3 1901
Kelapa sawir 0 0 0 0 0 0 73
Kopi 840 2156 6016 3530 4608 6768 50950
Lada 593 59 496 127 66 464 3491
kakao 755 37 42 71 44 27 1370
4 PETERNAKAN
Sapi perah - - - - - - 0
Sapi potong - - - - - - 0
Kerbau - - - - - - 0
Kuda - - - - - - 0
Kambing - - - - - - 0
Domba - - - - - - 0
Ayam kampung - - - - - - 0
Ayam petelur - - - - - - 0
Ayam pedaging - - - - - - 0
Itik - - - - - - 0
Itik manila - - - - - - 0
5 PERIKANAN
Perikanan laut - - - - - - 0
Perikanan umum - - - - - - 0
43488 7636 18160 9589 16837 13146 263394
Jumlah Produksi (Ton) Jumlah Produksi
Kabupaten
Jumlah
komuditiNO
117
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
2. Location Question (LQ) Pada Setiap Kecamatan Di Kabupaten
Lampung Barat
Tabel 11. Location Question (LQ) Pada Setiap Kecamatan Tahun 2013
Balik bukit Sukau Lumbok seminung Belalau Sekincau Suoh Batu brak Pagar Dewa Batu ketulis
1 HORTIKULTUR
B a wa n g merah 0.0000 0.0000 26.5809 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Cabai 1.3958 1.3000 0.3989 2.2889 1.0993 0.2766 1.1645 0.1927 0.3558
Kentang 0.0000 0.8314 0.0000 2.1710 4.5415 1.1458 0.0000 0.0000 1.9525
Kubis 1.7057 1.5335 0.6687 0.2675 1.6068 0.0000 0.0000 0.0000 0.3897
Petsai chinese 1.7079 1.6757 1.0658 0.2224 1.2038 0.0000 0.1361 0.0000 0.5040
2 TANAMAN PANGAN
Padi 0.2109 0.7253 1.5771 0.8905 0.0292 4.8410 0.8705 0.9772 0.6621
Jagung 0.7763 1.6195 0.6457 0.6845 0.6469 1.5027 2.2579 0.9332 1.0260
Kedelai 0.2711 0.0000 0.0000 0.6126 0.6754 0.0000 0.0000 0.0000 1.1018
Kacang tanah 0.9310 2.1368 1.4767 0.5218 0.7397 1.5862 2.8167 0.0000 0.9386
Kacang hijau 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Ubi kayu 0.0763 1.8196 1.9296 0.2297 0.0000 0.6872 2.8539 0.0000 0.0000
Ubi jalar 2.5150 1.1997 0.3671 0.1588 0.4072 0.0000 0.7002 0.0000 0.2857
Mangga 0.0000 0.0385 2.8026 0.0000 0.0060 0.4460 1.2945 0.1108 0.0000
Durian 0.0000 0.3556 1.8306 0.0000 0.2077 3.6952 4.8041 0.0000 0.0000
Jeruk 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Pisang 0.0481 0.0982 0.6805 0.5191 0.2690 3.2516 1.3585 0.0000 0.9733
Pepaya 0.5775 0.2234 4.8811 0.0209 0.7606 0.1579 2.8399 0.0562 0.1656
Nanas 0.0599 4.6382 0.0000 0.0000 0.0057 0.1462 0.0000 0.0000 0.0000
3 PERKEBUNAN
Karet 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 15.0326 0.0000
Kelapa 0.0572 0.7692 4.2414 0.1072 0.0849 16.6179 0.2974 0.1704 0.0902
Kelapa sawir 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Kopi 0.1285 0.2579 0.9133 2.4804 0.7027 0.8754 2.3072 6.8032 4.1329
Lada 0.1113 0.0210 0.0805 3.3815 0.6093 0.9137 1.2895 4.7488 7.1767
kakao 0.1748 0.3091 1.4902 1.3188 0.3093 4.8554 4.9698 1.5798 2.3934
4 PETERNAKAN
Sapi perah - - - - - - - - -
Sapi potong - - - - - - - - -
Kerbau - - - - - - - - -
Kuda - - - - - - - - -
Kambing - - - - - - - - -
Domba - - - - - - - - -
Ayam kampung - - - - - - - - -
Ayam petelur - - - - - - - - -
Ayam pedaging - - - - - - - - -
Itik - - - - - - - - -
Itik manila - - - - - - - - -
5 PERIKANAN
Perikanan laut - - - - - - - - -
Perikanan umum - - - - - - - - -
NO komuditiNILAI LQ
118
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 12. Lanjutan
Bandar Negeri suoh Sumber Jaya Way tenong Gedung surian Kebun Tebu Air hitam
1 HORTIKULTUR
B a wa n g merah 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Cabai 0.0147 0.2885 1.1063 0.3571 0.3437 0.1538
Kentang 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Kubis 0.0000 0.0000 0.4885 0.0000 0.1418 0.0000
Petsai chinese 0.0000 0.0000 0.4661 0.0000 0.5325 0.0000
2 TANAMAN PANGAN
Padi 6.3072 1.1766 0.7453 1.7520 1.4268 0.3210
Jagung 1.5409 0.2580 0.6782 0.5927 1.9511 0.0000
Kedelai 0.6489 0.0000 0.0000 0.0000 6.6351 12.9201
Kacang tanah 0.2073 0.0000 0.0000 0.4518 0.7809 0.4856
Kacang hijau 22.3883 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Ubi kayu 2.5291 0.0000 0.4227 3.5424 3.6949 2.3207
Ubi jalar 0.1893 0.0000 0.2626 1.2241 1.2089 0.5099
Mangga 0.0000 0.0000 7.5483 5.1011 0.4126 0.0000
Durian 0.4036 3.0196 2.5407 3.5750 1.5370 2.9874
Jeruk 0.0000 12.0631 0.0000 23.1583 3.5395 0.0000
Pisang 2.5189 5.0326 1.0087 1.9139 3.6511 4.1741
Pepaya 0.0673 0.3484 4.2411 2.3146 0.0451 0.0000
Nanas 0.0573 0.1360 0.0179 2.4982 0.4112 0.0000
3 PERKEBUNAN
Karet 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 17.6701
Kelapa 0.1204 0.3429 0.1152 0.8817 0.4681 0.0962
Kelapa sawir 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Kopi 1.8347 0.8589 0.8702 2.5379 1.3280 2.3566
Lada 3.0334 0.4426 1.4425 1.3856 0.3458 3.2936
kakao 1.3450 1.7329 0.7267 5.2762 1.6429 1.1350
4 PETERNAKAN
Sapi perah - - - - - -
Sapi potong - - - - - -
Kerbau - - - - - -
Kuda - - - - - -
Kambing - - - - - -
Domba - - - - - -
Ayam kampung - - - - - -
Ayam petelur - - - - - -
Ayam pedaging - - - - - -
Itik - - - - - -
Itik manila - - - - - -
5 PERIKANAN
Perikanan laut - - - - - -
Perikanan umum - - - - - -
komuditiNILAI LQ
NO
119
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 13. Location Question (LQ) Pada Setiap Kecamatan Tahun 2014
Balik bukit Sukau Lumbok seminung Belalau Sekincau Suoh Batu brak Pagar Dewa Batu ketulis
1 HORTIKULTUR
B a wa n g merah 0.0000 0.0000 23.7021 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Cabai 3.6806 1.8396 0.3513 1.5006 2.5075 0.2170 0.0999 0.2141 0.4160
Kentang 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Kubis 1.0531 1.1223 2.9004 3.8867 2.4083 0.0000 0.0000 0.0000 6.8685
Petsai chinese 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
2 TANAMAN PANGAN
Padi 0.5249 1.0710 1.4587 0.9580 0.0522 1.9568 1.1266 0.6960 0.5233
Jagung 1.0712 2.2055 0.3051 0.7371 2.5071 0.4451 3.3408 1.0134 1.4987
Kedelai 1.6650 0.9301 0.0000 1.1399 0.0000 3.5034 0.0000 0.0000 4.9661
Kacang tanah 2.2912 2.8258 0.6001 0.7248 1.1601 0.7295 1.5643 0.7118 0.8421
Kacang hijau 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 2.4267 0.0000 0.0000 0.0000
Ubi kayu 0.4189 2.8096 0.4647 0.6737 1.6847 0.3164 1.1631 0.6616 1.1740
Ubi jalar 2.8175 2.2505 0.3805 0.3283 3.1136 0.0529 1.0204 0.3095 0.5722
Mangga 0.0000 0.1821 1.6139 0.0502 0.0201 0.4044 1.5717 0.0000 0.0000
Durian 0.0000 1.3377 0.0000 1.3882 0.0000 1.6767 1.1012 0.0000 4.7831
Jeruk 0.0000 0.0000 6.5154 0.0000 0.0189 1.5579 3.8726 0.0000 0.0000
Pisang 0.0498 0.2639 0.9653 0.2750 0.6481 1.8960 0.8329 0.1611 0.4851
Pepaya 0.7312 2.5993 2.6162 0.0275 0.7178 0.1221 3.0603 0.0904 0.2752
Nanas 0.0739 4.3092 0.0000 0.0000 0.0158 0.5528 0.0684 0.0000 0.0000
3 PERKEBUNAN
Karet 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 1.0615 0.0000 0.0000 5.2106 0.0000
Kelapa 0.0259 0.4000 1.3070 0.0315 0.1041 1.9386 0.1196 0.0770 0.0903
Kelapa sawir 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 5.7376 0.0000 0.0000 0.0000
Kopi 0.0894 0.1563 0.5124 1.3536 1.1517 0.1514 1.1298 3.0502 2.2190
Lada 0.0976 0.0316 0.1296 3.4140 1.5721 0.2934 0.9133 3.3626 8.7467
kakao 0.1036 0.1090 0.9733 0.4174 0.2569 0.7315 0.9139 0.3822 0.7510
4 PETERNAKAN
Sapi perah - - - - - - - - -
Sapi potong - - - - - - - - -
Kerbau - - - - - - - - -
Kuda - - - - - - - - -
Kambing - - - - - - - - -
Domba - - - - - - - - -
Ayam kampung - - - - - - - - -
Ayam petelur - - - - - - - - -
Ayam pedaging - - - - - - - - -
Itik - - - - - - - - -
Itik manila - - - - - - - - -
5 PERIKANAN
Perikanan laut - - - - - - - - -
Perikanan umum - - - - - - - - -
NO komuditiNILAI LQ
120
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 14. Lanjutan
Bandar Negeri suoh Sumber Jaya Way tenong Gedung surian Kebun Tebu Air hitam
1 HORTIKULTUR
B a wa n g merah 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Cabai 0.0443 0.2294 0.5820 0.3134 0.1163 0.2431
Kentang 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Kubis 0.0000 0.0000 1.1879 0.0000 0.6628 0.1745
Petsai chinese 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
2 TANAMAN PANGAN
Padi 2.7409 1.5342 0.8341 0.7695 0.3110 0.2576
Jagung 0.5515 0.0000 0.6249 0.0976 0.6778 0.2003
Kedelai 2.0801 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.6194
Kacang tanah 0.3754 0.0000 0.1117 1.1512 0.0555 0.1969
Kacang hijau 1.5609 0.0000 0.0000 14.3594 0.0000 0.0000
Ubi kayu 0.8141 0.1659 0.4672 1.8724 0.6195 0.7931
Ubi jalar 0.2267 0.0970 0.1822 0.8343 0.1812 0.4639
Mangga 0.0436 0.0000 8.1279 4.5027 0.0770 0.0000
Durian 0.2958 3.5163 4.9517 0.4158 0.0219 0.0000
Jeruk 0.0000 3.0234 0.0000 9.1716 0.0627 0.0000
Pisang 0.8453 1.6728 1.1409 1.7163 1.1168 3.3388
Pepaya 0.0676 0.3609 2.2225 1.4992 0.0226 1.1980
Nanas 0.0068 0.3316 0.2686 2.0559 1.7664 0.0000
3 PERKEBUNAN
Karet 0.0000 4.4107 0.0000 3.2772 1.4231 4.9653
Kelapa 1.7614 0.4196 0.0885 0.2540 3.2889 0.0355
Kelapa sawir 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 3.3056 0.0000
Kopi 0.1382 0.7128 0.8611 0.9441 2.9446 1.0997
Lada 0.3042 0.6134 1.9615 0.6565 0.5909 2.0478
kakao 0.4034 1.2646 0.3110 0.8204 4.2494 0.2081
4 PETERNAKAN
Sapi perah - - - - - -
Sapi potong - - - - - -
Kerbau - - - - - -
Kuda - - - - - -
Kambing - - - - - -
Domba - - - - - -
Ayam kampung - - - - - -
Ayam petelur - - - - - -
Ayam pedaging - - - - - -
Itik - - - - - -
Itik manila - - - - - -
5 PERIKANAN
Perikanan laut - - - - - -
Perikanan umum - - - - - -
komuditiNILAI LQ
NO
121
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 15. Location Question (LQ) Pada Setiap Kecamatan Tahun 2015
Balik bukit Sukau Lumbok seminung Belalau Sekincau Suoh Batu brak Pagar Dewa Batu ketulis
1 HORTIKULTUR
B a wa n g merah 3.2393 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Cabai 7.0617 0.6365 0.5278 0.1607 1.8079 0.1550 0.0650 0.0468 0.2226
Kentang 0.4926 1.9621 0.0000 3.4292 8.8131 0.0000 0.0000 0.0000 4.9307
Kubis 4.7960 2.3728 0.3200 0.3217 2.8898 0.0000 0.0000 0.0000 0.4136
Petsai chinese 5.1103 2.3054 0.8604 0.2995 2.4427 0.0000 0.0000 0.0000 0.4247
2 TANAMAN PANGAN
Padi 0.572210242 1.1411 1.201264693 0.828939 0.0910519 1.54258 0.8756322 0.444543822 0.491696363
Jagung 1.8970 2.1865 0.5504 0.4740 4.7369 0.3342 1.2479 0.3254 0.8419
Kedelai 1.3201 0.0000 11.0369 0.2960 0.5881 0.1631 0.0000 0.0000 0.2837
Kacang tanah 2.0267 3.2594 1.1722 0.4156 2.4777 0.5155 1.9244 0.0000 0.5976
Kacang hijau 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Ubi kayu 0.1660 2.7756 1.5317 0.1830 0.0000 0.2233 1.9498 0.0000 0.0000
Ubi jalar 5.4747 1.8300 0.2914 0.1265 1.3639 0.0000 0.4784 0.0000 0.1819
Mangga 0.0000 0.3440 2.4867 0.0395 0.1961 0.6283 2.7419 0.7090 0.0000
Durian 0.1782 0.3340 0.9460 0.1054 0.2380 3.0505 1.8488 1.5058 0.0344
Jeruk 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 1.4234 1.4806 0.3685 0.0000 0.0000
Pisang 0.0927 0.1073 0.4825 0.2823 0.4895 0.8975 0.0634 0.2581 0.4280
Pepaya 1.1115 0.5972 0.2932 0.0274 0.4018 0.0383 0.6347 0.0154 0.1478
Nanas 0.2179 5.9806 0.0000 0.0000 0.0682 0.4540 0.1059 0.0616 0.0000
3 PERKEBUNAN
Karet 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 1.1436 0.0000 0.0000 2.5836 0.0000
Kelapa 0.0565 0.7447 2.2262 0.0997 0.2795 3.0898 0.1539 0.0448 0.1178
Kelapa sawir 10.1805 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Kopi 0.1622 0.2469 0.7033 1.7387 2.5175 0.1908 1.7225 2.8781 2.2821
Lada 0.1196 0.0337 0.1355 2.8800 2.2115 0.2610 0.9097 2.1838 6.1352
kakao 0.4510 0.3487 2.3162 0.9188 0.8785 1.6428 2.2922 0.5848 1.3165
4 PETERNAKAN
Sapi perah - - - - - - - - -
Sapi potong - - - - - - - - -
Kerbau - - - - - - - - -
Kuda - - - - - - - - -
Kambing - - - - - - - - -
Domba - - - - - - - - -
Ayam kampung - - - - - - - - -
Ayam petelur - - - - - - - - -
Ayam pedaging - - - - - - - - -
Itik - - - - - - - - -
Itik manila - - - - - - - - -
5 PERIKANAN
Perikanan laut - - - - - - - - -
Perikanan umum - - - - - - - - -
NO komuditiNILAI LQ
122
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 16. Lanjutan
Bandar Negeri suoh Sumber Jaya Way tenong Gedung surian Kebun Tebu Air hitam
1 HORTIKULTUR
B a wa n g merah 0.0000 0.0000 7.9940 0.0000 0.0000 0.0000
Cabai 0.0089 0.1789 0.3966 0.1021 0.2871 0.5313
Kentang 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Kubis 0.0000 0.0000 0.6292 0.0000 0.0000 0.0000
Petsai chinese 0.0000 0.0000 0.3108 0.0000 0.0000 0.0000
2 TANAMAN PANGAN
Padi 1.5796 1.0910 0.9409 0.8524 0.9761 0.2430
Jagung 0.1326 0.0000 0.4224 0.0000 1.1189 0.9860
Kedelai 0.0276 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 6.6607
Kacang tanah 0.0581 0.0000 0.0000 0.2139 0.5838 0.4454
Kacang hijau 6.2789 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Ubi kayu 0.7093 0.0000 0.4734 1.6771 2.7623 2.1289
Ubi jalar 0.0531 0.0000 0.2941 0.5795 0.9038 0.4678
Mangga 0.0110 0.0000 5.1559 3.9012 0.6338 0.0000
Durian 0.4893 2.3204 2.6283 0.6412 0.1923 0.0000
Jeruk 0.0000 4.8684 0.0000 2.2120 9.0072 0.0000
Pisang 1.0608 6.4752 1.6087 2.6912 1.5201 1.4851
Pepaya 0.0048 0.6420 4.4757 3.7182 0.0275 4.4770
Nanas 0.0192 0.4373 0.3585 2.2608 0.1653 0.0000
3 PERKEBUNAN
Karet 0.0000 5.1337 0.0000 2.7644 4.6191 6.3729
Kelapa 2.2922 0.5990 0.1116 0.4948 0.2572 0.0534
Kelapa sawir 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Kopi 0.1388 1.1006 1.3127 1.6745 1.4003 2.9403
Lada 0.2080 0.4694 1.8352 0.7145 0.3090 3.4401
kakao 0.6910 1.3192 0.7167 2.2380 1.0582 0.8430
4 PETERNAKAN
Sapi perah - - - - - -
Sapi potong - - - - - -
Kerbau - - - - - -
Kuda - - - - - -
Kambing - - - - - -
Domba - - - - - -
Ayam kampung - - - - - -
Ayam petelur - - - - - -
Ayam pedaging - - - - - -
Itik - - - - - -
Itik manila - - - - - -
5 PERIKANAN
Perikanan laut - - - - - -
Perikanan umum - - - - - -
komuditiNILAI LQ
NO
123
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 17. Location Question (LQ) Pada Setiap Kecamatan Tahun 2016
Balik bukit Sukau Lumbok seminung Belalau Sekincau Suoh Batu brak Pagar Dewa Batu ketulis
1 HORTIKULTUR
B a wa n g merah 0.0000 0.0000 34.9074 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Cabai 0.0009 2.9859 0.6609 0.0359 1.4713 0.0162 0.1592 0.0000 0.0453
Kentang 0.0000 2.7547 0.0000 1.9018 7.5480 0.3941 0.0000 0.0000 1.3467
Kubis 3.1077 5.0812 0.8782 0.2343 2.6706 0.0000 0.0000 0.0000 0.2688
Petsai chinese 3.1117 5.5523 1.3996 0.1948 2.0007 0.0000 0.0593 0.0000 0.3477
2 TANAMAN PANGAN
Padi 0.4921 1.1585 1.8846 1.0526 0.0548 1.9991 0.8747 0.4337 0.5851
Jagung 1.3740 4.7365 2.6181 0.2777 2.1438 0.5279 0.4697 0.0000 0.3933
Kedelai 0.4940 0.0000 0.0000 0.5366 1.1225 0.0000 0.0000 0.0000 0.7600
Kacang tanah 1.6963 7.0800 1.9393 0.4571 1.2294 0.5456 1.2280 0.0000 0.6474
Kacang hijau 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Ubi kayu 0.1389 6.0290 2.5340 0.2012 0.0000 0.2364 1.2442 0.0000 0.0000
Ubi jalar 4.5822 3.9750 0.4821 0.1391 0.6767 0.0000 0.3053 0.0000 0.1971
Mangga 0.0000 0.1276 3.6805 0.0000 0.0100 0.1534 0.5644 0.0476 0.0000
Durian 0.0000 1.1781 2.4041 0.0000 0.3452 1.2710 2.0945 0.0000 0.0000
Jeruk 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Pisang 0.0877 0.3252 0.8936 0.4547 0.4470 1.1184 0.5923 0.4486 0.6713
Pepaya 1.0522 0.7401 6.4101 0.0183 1.2641 0.0543 1.2381 0.0242 0.1142
Nanas 0.1091 15.3683 0.0000 0.0000 0.0094 0.0503 0.0000 0.0000 0.0000
3 PERKEBUNAN
Karet 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.5674 0.0000 0.0000 2.5391 0.0000
Kelapa 0.0489 1.7219 3.7973 0.0536 0.1322 3.2583 0.1406 0.0891 0.1248
Kelapa sawir 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 9.8206 0.0000 0.0000 0.0000
Kopi 0.1418 0.5652 1.2505 1.9337 1.2287 0.2138 1.1162 2.9667 2.5762
Lada 0.1008 0.0745 0.2059 3.1748 1.0919 0.2696 0.5874 2.1291 6.6105
kakao 0.2728 0.6543 3.9418 0.9896 0.4548 1.7137 1.4983 0.6169 1.4469
4 PETERNAKAN
Sapi perah 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 10.3366 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Sapi potong 1.5967 4.4479 4.6788 0.2315 1.0626 0.0254 0.2931 0.7461 1.4300
Kerbau 0.2756 3.0686 7.3390 0.1331 0.2684 0.2118 0.1192 0.9822 0.3769
Kuda 3.1243 7.9296 0.0000 0.8228 0.0000 0.8184 1.1052 0.0000 0.0000
Kambing 0.5622 0.8283 1.6937 2.5221 0.5455 1.2623 1.3916 0.9759 3.5719
Domba 0.9595 1.3000 2.6519 2.0349 0.4113 0.6173 0.9528 0.7363 2.8818
Ayam kampung 0.8246 0.6261 0.8583 1.0719 0.9679 1.1107 1.1356 1.1478 1.0121
Ayam petelur 1.7389 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Ayam pedaging 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Itik 0.6090 0.5817 0.9821 0.8165 0.9052 0.9320 1.0837 1.3588 0.9442
Itik manila 0.6454 0.6179 1.0424 0.8480 0.9613 0.9900 1.1512 1.5736 1.0010
5 PERIKANAN
Perikanan laut 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Perikanan umum 0.4737 0.9279 15.4484 0.6812 0.1971 0.5171 1.0124 0.4225 0.8758
NO komuditiNILAI LQ
124
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 18. Lanjutan
Bandar Negeri suoh Sumber Jaya Way tenong Gedung surian Kebun Tebu Air hitam
1 HORTIKULTUR
B a wa n g merah 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Cabai 0.0000 0.0792 0.4833 0.0235 0.0518 0.1188
Kentang 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Kubis 0.0000 0.0000 0.5586 0.0000 0.0499 0.0000
Petsai chinese 0.0000 0.0000 0.5329 0.0000 0.1872 0.0000
2 TANAMAN PANGAN
Padi 3.9000 0.5090 0.5836 1.0774 0.4893 0.3154
Jagung 0.1496 0.0000 0.4489 0.1479 1.0060 0.3940
Kedelai 0.3854 0.0000 0.0000 0.0000 2.3327 9.1352
Kacang tanah 0.1231 0.0000 0.0000 0.2740 0.2745 0.3433
Kacang hijau 13.2961 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Ubi kayu 1.5020 0.0000 0.4833 2.1479 1.2990 1.6409
Ubi jalar 0.1124 0.0000 0.3003 0.7422 0.4250 0.3605
Mangga 0.0000 0.0000 8.6306 3.0930 0.1450 0.0000
Durian 0.2397 1.2881 2.9050 2.1676 0.5403 2.1123
Jeruk 0.0000 5.1458 0.0000 14.0417 1.2444 0.0000
Pisang 1.4959 2.1468 1.1533 1.1604 1.2836 2.9513
Pepaya 0.0400 0.1486 4.8493 1.4034 0.0159 0.0000
Nanas 0.0340 0.0580 0.0204 1.5147 0.1446 0.0000
3 PERKEBUNAN
Karet 0 2.439980387 0 3.54042554 2.1721216 4.912049
Kelapa 4.673451913 0.265807919 0.157909535 0.65199776 0.110426294 0.083431
Kelapa sawir 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Kopi 0.3081 0.5068 1.2903 2.0357 0.6351 2.1714
Lada 0.4413 0.2252 1.9133 0.9216 0.1462 2.6323
kakao 1.4918 0.6528 0.7735 2.9357 0.5058 0.6818
4 PETERNAKAN
Sapi perah 0 0 0.787592137 0 0 0
Sapi potong 0.245070057 0.360459974 0.520663982 0.693651915 0.702629537 0.410646
Kerbau 2.58038014 2.235161086 0.193607555 0.398757979 0.091334493 0.799527
Kuda 0 0 0 0 0 0
Kambing 0.989786891 0.782588658 0.831112719 1.141840442 0.376182926 1.073421
Domba 0.420279827 1.225624385 0.883664799 1.53571953 0.753103583 0.988881
Ayam kampung 1.004602862 1.155332163 1.006707936 0.937769287 1.079900792 1.032829
Ayam petelur 0 0 3.664714436 12.07667021 0.691532591 0
Ayam pedaging 0 0 0 0 8.471274241 0
Itik 0.630116984 1.411957762 0.875179921 1.021018031 0.879579325 2.762751
Itik manila 0.630834006 1.498997826 0.92948665 1.046239174 0.933398194 1.759683
5 PERIKANAN
Perikanan laut 0 0 0 0 0 0
Perikanan umum 0.590765409 1.309127972 0.227290242 0.949776099 0.389655402 0.355612
komuditiNILAI LQ
NO
125
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 19. Location Question (LQ) Pada Setiap Kecamatan Tahun 2017
Balik bukit Sukau Lumbok seminung Belalau Sekincau Suoh Batu brak Pagar Dewa Batu ketulis
1 HORTIKULTUR
B a wa n g merah 4.9608 0.0000 0.0000 0.0000 11.8093 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Cabai 5.9689 1.5441 0.3074 0.0629 3.2262 0.0589 0.1767 0.0018 0.0846
Kentang 0.0000 3.0284 0.5639 1.8306 10.2091 0.0000 0.0000 0.0000 3.7054
Kubis 4.6301 2.5823 0.2562 0.1834 3.2009 0.0000 0.0000 0.0000 0.3301
Petsai chinese 5.0783 2.6251 0.7287 0.2009 1.3968 0.0000 0.0000 0.0000 0.2033
2 TANAMAN PANGAN
Padi 0.558621302 1.071075 1.295509437 1.0322363 0.1351102 1.42431 0.8950328 0.410151146 0.834317039
Jagung 1.090912657 2.342215 1.986868211 0.423485 3.1710046 0.55412 1.0198281 0 0.57146354
Kedelai 1.9843 0.0000 1.2386 1.2062 1.6870 0.3420 0.0000 0.0000 1.6277
Kacang tanah 2.1511 2.6971 3.2225 0.2491 0.7315 0.4590 1.2996 0.0000 0.3361
Kacang hijau 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Ubi kayu 0.7771 2.7611 0.6818 0.0000 0.0000 0.5221 1.7277 0.0000 0.0000
Ubi jalar 5.4176 2.0007 0.2654 0.1460 1.0293 0.0000 0.6019 0.0000 0.1970
Mangga 0.0000 0.2819 3.7748 0.0000 0.0000 1.6263 0.0000 0.0000 0.0000
Durian 0.0000 1.7969 0.0000 0.4198 0.0414 1.0571 2.7933 0.0000 1.1329
Jeruk 0.0000 0.0000 0.0000 1.6581 4.6456 3.9199 0.0000 0.0000 0.0000
Pisang 0.1376 0.1178 0.1246 0.5688 0.3321 1.3278 0.3442 0.7035 1.0718
Pepaya 0.6175 1.2043 4.0299 0.0430 2.2354 0.0805 0.8432 0.0311 0.3605
Nanas 0.0336 6.7986 0.0000 0.0000 0.0799 0.4588 0.0000 0.0271 0.0000
3 PERKEBUNAN
Karet 0 0 0 0 0.3303289 5.17071 0 2.742767612 0
Kelapa 0.010961323 0.279202 0.715199576 0.0666323 0.0770385 0.84041 0.1066184 0.037899637 0.057945604
Kelapa sawir 6.6597 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 2.6233 0.0000 0.0000 0.0000
Kopi 0.1901 0.2468 0.7654 1.6260 2.2604 0.1339 1.8822 3.6730 1.8848
Lada 0.1228 0.0214 0.1068 1.7520 2.3335 0.2139 0.7135 2.6057 5.3714
kakao 0.1405 0.1584 1.0076 0.5671 0.4724 0.7089 0.7719 0.3927 0.9483
4 PETERNAKAN
Sapi perah
Sapi potong
Kerbau
Kuda
Kambing
Domba
Ayam kampung
Ayam petelur
Ayam pedaging
Itik
Itik manila
5 PERIKANAN
Perikanan laut - - - - - - - - -
Perikanan umum - - - - - - - - -
NO komuditiNILAI LQ
126
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 20. Lanjutan
Bandar Negeri suoh Sumber Jaya Way tenong Gedung surian Kebun Tebu Air hitam
1 HORTIKULTUR
B a wa n g merah 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Cabai 0.0050 0.2625 0.1447 0.0250 0.1539 0.1401
Kentang 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Kubis 0.0000 0.0000 0.4427 0.0000 0.3059 0.0000
Petsai chinese 0.0000 0.0000 0.3290 0.0000 0.4509 0.0000
2 TANAMAN PANGAN
Padi 1.5609 0.8706 0.9152 0.7738 0.8279 0.3933
Jagung 0.0631 0.0000 0.8729 0.1272 1.9374 0.3942
Kedelai 0.2596 0.0000 0.0000 0.0000 5.5871 2.5761
Kacang tanah 0.1608 0.0000 0.0000 0.6077 0.7614 0.3546
Kacang hijau 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Ubi kayu 0.2382 0.4557 0.1916 1.9701 2.9625 1.8341
Ubi jalar 0.0000 0.1790 0.2220 0.7767 1.0023 0.1040
Mangga 0.2469 0.0000 0.0000 12.3884 0.8141 0.0000
Durian 0.9788 2.4816 0.0000 1.3062 2.1192 1.7685
Jeruk 0.0035 0.6621 1.0061 1.9732 1.4419 0.0000
Pisang 0.4205 3.9783 1.0592 0.2831 2.7785 4.9856
Pepaya 0.2555 0.4009 4.2983 0.9769 0.4020 0.0000
Nanas 0.0478 0.1944 0.0000 0.7123 0.9171 0.0000
3 PERKEBUNAN
Karet 0 3.216193445 0 0.896420678 1.130447068 0.51376
Kelapa 4.738135728 0.221392483 0.051124082 0.205207412 0.069956542 0.028461
Kelapa sawir 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Kopi 0.0999 1.4595 1.7125 1.9029 1.4148 2.6616
Lada 1.0288 0.5820 2.0591 0.9985 0.2949 2.6615
kakao 3.3383 0.9216 0.4426 1.4138 0.5059 0.3891
4 PETERNAKAN
Sapi perah - - - - - -
Sapi potong - - - - - -
Kerbau - - - - - -
Kuda - - - - - -
Kambing - - - - - -
Domba - - - - - -
Ayam kampung - - - - - -
Ayam petelur - - - - - -
Ayam pedaging - - - - - -
Itik - - - - - -
Itik manila - - - - - -
5 PERIKANAN
Perikanan laut - - - - - -
Perikanan umum - - - - - -
komuditiNILAI LQ
NO
127
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
3. 3. Komoditas Unggulan Tahunan Setiap Kecamatan Di Kabupaten
Lampung Barat.
Tabel 21. Komoditas Unggulan Pada Setiap Kecamatan Tahun 2013
No Kecamatan Komoditi Unggulan
1 Balik bukit Cabai, Kubis, Petsai Chinese,
2 Sukau Cabai, Kubis, Petsai chinese, Jagung, Kacang
tanah, Ubi kayu, Ubi jalar, Nanas,
3 Lumbok seminung
Bawang merah, Petsai chinese, Padi, Kacang
Tanah, Ubi Kayu, Mangga, Durian, Pepaya,
Kelapa, Kakao,
4 Belalau cabai, Kentang, Kopi, Lada, kakao
5 Sekincau Cabai, Kentang, Kubis, petsai chinese, Kopi,
Lada, kakao
6 Suoh kentang, Padi, jagung, kacang tanah, Durian,
Pisang, Kelapa, Kakao,
7 Batu brak cabai, jagung, kacang tanah, ubi kayu, mangga,
durian, pisang, pepaya, Kopi, lada, Kakao
8 Pagar Dewa Karet, Kopi, Lada, kakao.
9 Batu ketulis Kentang, jagung, kedelai, Kopi, Lada, Kakao,
10 bandar negeri suoh Padi, jagung, Kacang hijau, Ubi kayu, Pisang,
kopi, lada, Kakao,
11 Sumber Jaya padi, Durian, Jeruk, Pisang, kakao.
12 Way tenong cabai, Mangga, Durian, Pisang, Pepaya, Lada.
13 Gedung surian
Padi, Ubi kayu, ubi jalar, Mangga, Durian,
Jeruk, Pisang, Pepaya, Nanas, Kopi, lada,
Kakao.
14 Kenun Tebu padi, Jagung, Kedelai, Ubi kayu, ubi jalar,
durian, Jeruk, Pisang, kopi, kakao,
15 Air hitam kedelai, Ubi kayu, Durian, Pisang, Karet, Kopi,
Lada, kakao.
128
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 22. Komoditas Unggulan Pada Setiap Kecamatan Tahun 2014
No Kecamatan Komoditi Unggulan
1 Balik bukit Kubis, Jagung, kedelai, Kacang tanah, Ubi jalar,
2 Sukau Cabai, Kubis, Padi, Jagung, Kacang tanah, Ubi
kayu, Ubi jalar, Durian, pepaya, Nanas.
3 Lumbok seminung Bawang merah, kubis, Padi, Mangga, jeruk,
Pepaya, Kelapa.
4 Belalau cabai, kubis, kedelai, durian, Kopi, Lada,
5 Sekincau Cabai, Kubis, Jagung, Kacang tanah,ubi kayu, ubi
jalar, karet , Kopi, Lada,
6 Suoh Padi, kedelai, kacang hijau, Durian, jeruk, Pisang,
Kelapa, Kelapa sawit,
7 Batu brak padi, jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar,
mangga, durian, jeruk, pepaya, kelapa sawit,
8 Pagar Dewa jagung, Karet, Kopi, Lada,
9 Batu ketulis kubis, jagung, kedelai, ubi kayu, durian, Kopi,
Lada,
10 bandar negeri suoh Padi, kedelai, Kacang hijau, Kelapa,
11 Sumber Jaya Durian, Jeruk, Pisang, Karet,kakao,
12 Way tenong kubis, Mangga, Durian, Pisang, Pepaya, Kopi,
13 Gedung surian kacang tanah, kacang hijau, Ubi kayu, Mangga,
Jeruk, Pisang, Pepaya, Nanas, Karet,
14 Kenun Tebu Pisang, nanas, Karet, kelapa, kelapa sawit, kopi,
kakao
15 Air hitam Pisang, pepaya Karet, Kopi, Lada,
129
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 23. Komoditas Unggulan Pada Setiap Kecamatan Tahun 2015
No Kecamatan Komoditi Unggulan
1 Balik bukit
bawang merah cabai, Kubis, Petsai Chinese,
Jagung, kedelai, Kacang tanah, Ubi jalar, Pepaya,
kelapa sawit
2 Sukau Kentang, Kubis, Petsai chinese, Padi, Jagung,
Kacang tanah, Ubi kayu, Ubi jalar,
3 Lumbok seminung Padi,kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Mangga,
Kelapa, Kakao,
4 Belalau Kentang, Kopi, Lada,
5 Sekincau Cabai, Kentang, Kubis, petsai chinese, Jagung,
Kacang tanah, ubi jalar, jeruk, karet, Kopi, Lada,
6 Suoh Padi, Durian, jeruk, Kelapa,
7 Batu brak jagung, kacang tanah, ubi kayu, mangga durian,
Kopi, Kakao,
8 Pagar Dewa durian, Karet, Kopi, Lada,
9 Batu ketulis Kentang, Kopi, Lada, Kakao
10 bandar negeri suoh Padi, Kacang hijau, Pisang, Kelapa,
11 Sumber Jaya padi, Durian, Jeruk, Pisang, Karet, kelapa, kopi
kakao
12 Way tenong bawang merah, padi, Mangga, Durian, Pisang,
Pepaya, Kopi, Lada
13 Gedung surian ubi kayu, Mangga, Durian, Jeruk, Pisang, Pepaya,
Nanas, Karet, , Kakao,
14 Kenun Tebu Jagung, Kedelai, Ubi kayu, Pisang, Karet, kopi
kakao
15 Air hitam kedelai, Ubi kayu, Pisang, pepaya, Karet, Kopi,
Lada,
130
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 24. Komoditas Unggulan Pada Setiap Kecamatan Tahun 2016
No Kecamatan Komoditi Unggulan
1 Balik bukit Kubis, Petsai Chinese, Jagung, Kacang tanah, Ubi
jalar, Pepaya, Sapi potong, Kuda, Ayam petelur
2 Sukau
Cabai, Kentang, Kubis, Petsai chinese, Padi,
Jagung, Kacang tanah, Ubi kayu, Ubi jalar, Durian,
Nanas, Kelapa, Sapi potong, Kerbau, Kuda, Domba,
3 Lumbok
seminung
Bawang merah, Petsai chinese, Padi, Jagung,
Kacang Tanah, Ubi Kayu, Mangga, Durian, Pepaya,
Kelapa, Kopi, Kakao, Sapi potong, Kerbau,
Kambing, Domba, Itik, Itik manila, Perikanan
umum
4 Belalau Kentang, Padi, Kopi, Lada, Kambing, Domba,
Ayam kampung,
5 Sekincau
Cabai, Kentang, Kubis, petsai chinese, Jagung,
Kedelai, Kacang tanah, Pepaya, Kopi, Lada, Sapi
perah, Sapi potong,
6 Suoh Padi, Durian, Pisang, Kelapa, Kelapa sawit, Kakao,
Kambing, Ayam Kampung, Itik manila
7 Batu brak Kentang, Kopi, Kakao, Kuda, Kambing, Ayam
kampung, Itik, Itik manila, Perikanan umum.
8 Pagar Dewa Karet, Kopi, Lada, Ayam kampung, Itik, Itik
manila.
9 Batu ketulis Kentang, Kopi, Lada, Kakao, Sapi potong,
Kambing, Domba.
10 bandar negeri
suoh
Padi, Kacang hijau, Ubi kayu, Pisang, Kelapa,
Kakao, Kerbau, Kambing, Ayam kampung.
11 Sumber Jaya Durian, Jeruk, Pisang, Karet, Kerbau, Domba,
Ayam kampung, Itik, Itik manila.
12 Way tenong Mangga, Durian, Pisang, Pepaya, Kopi, Lada,
Ayam kampung, Ayam petelur.
13 Gedung surian
Padi, Ubi kayu, Mangga, Durian, Jeruk, Pisang,
Pepaya, Nanas, Karet, Kopi, Kakao, Kambing,
Domba, Ayam Petelur, Itik, Itik manila.
14 Kenun Tebu Jagung, Kedelai, Ubi kayu, Jeruk, Pisang, Karet,
Ayam kampung.
15 Air hitam Ubi kayu, Durian, Pisang, Karet, Kopi, Lada,
Kambing, Ayam kampung, Itik, Itik manila.
131
Kajian Komoditas Unggulan Kecamatan Se Kabupaten Lampung Barat
Tabel 25. Komoditas Unggulan Pada Setiap Kecamatan Tahun 2017
No Kecamatan Komoditi Unggulan
1 Balik bukit
Bawang merah, Cabai, Kubis Petsai chinese,
Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi JalarKelapa
Sawit
2 Sukau
Kentang, Kubis, Petsai chinese, Padi, Jagung,
Kacang tanah, UbimKayu, Ubi jalar, Durian,
Pepaya, Nanas.
3 Lumbok
seminung Mangga, Pepaya,Kakao.
4 Belalau Kentang, Padi, Kedelai, Jeruk, Kopi, Lada.
5 Sekincau
Bawang merah, Cabai, Kentang, Kubis, petsai
chinese, Jagung, Kedelai,Ubi Jalar, Jeruk, Pepaya,
Kopi, Lada.
6 Suoh Padi, Mangga, Durian, Jeruk, Pisang, Karet
7 Batu brak Jagung, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Durian, Kopi.
8 Pagar Dewa Karet, Kopi, Lada.
9 Batu ketulis Kentang, Kedelai, Durian, Pisang, Kopi, Lada.
10 bandar negeri
suoh Padi, Kelapa, Lada, Kakao
11 Sumber Jaya Durian, Kelapa, Lada, Kakao
12 Way tenong Jeruk, Pisang, Pepaya, Kopi, Lada
13 Gedung surian Ubi Kayu, Mangga, Durian, Jeruk, Kopi, Kakao
14 Kenun Tebu Jagung, Kedelai, Ubi kayu, Ubi Jalar, Durian Jeruk,
Pisang, Karet, Kopi
15 Air hitam Kedelai, Ubi Kayu, Durian, Pisang, Kopi, Lada
NO JENIS
KEGIATAN
FOTO KEGIATAN
1 Survei Produsen
Tanaman Pangan
Padi di Sukau
2 Survei Pengepul
Tanaman Pangan
Padi Kecamatan
Suoh
3 Survei Produsen
Tanaman
Hortikultura
Kecamatan
Sekincau.
Lampiran 4. Dokumentasi Survei Lapangan
Survei Produsen
Tanaman
Hortikultura pisang
Kecamatan Air
Hitam.
4 Survei Pengepul
Tanaman
Hortikultur di
Kecamatan
Sekincau.
5 Survei Industri
Tanaman
Hortikultur Pisang
di Kecamatan Air
Hitam
6 Survei Produsen
Tanaman
Perkebunan kopi
di Kecamatan
Sumber Jaya
7 Survei Pengepul
Tanaman
Perkebunan kopi
di Kecamatan Way
Tenong
8 Survei Industri
Tanaman
Perkebunan kopi di
Kecamatan Way
Tenong
9 Survei Produsen
Keramba Jaring
Apung Perikanan
Budidaya di
Kecamatan
Lumbok Seminung
10 Survei Pengepul
Keramba Jaring
Apung Perikanan
Budidaya di
Kecamatan
Lumbok Seminung
11 Survei Industri
Keramba Jaring
Apung Perikanan
Budidaya di
Kecamatan
Lumbok Seminung
12 Survei Produsen
Peternakan Sapi
Potong di
Kecamatan
Sekincau
13 Survei Industri
Tanaman
Perkebunan kopi di
Kecamatan Sumber
Jaya.
14 Survei Produsen
Potensial Getah
Pepaya di
Kecamatan Sukau.
15 Survei Produsen
Tanaman
Hortikultura Buah
Pepaya menjadi
Produk Olahan
Dodol Pepaya di
Kecamatan Sukau.