D0213052.docx · Web viewBermula dari usaha keluarga, PT Bintang Toedjoe perlahan bertransformasi...
Click here to load reader
Transcript of D0213052.docx · Web viewBermula dari usaha keluarga, PT Bintang Toedjoe perlahan bertransformasi...
JURNAL
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT BINTANG TOEDJOE
(Studi Deskriptif Kualitatif Aktivitas Corporate Social Responsibility Oleh Divisi
CCCM (C3M) Di PT Bintang Toedjoe Dalam Partisipasi Memelihara Lingkungan
dan Melestarikan Tanaman Herbal)
Oleh:
Irene Putri Damayanti Sugiarto
D0213052
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERTSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT BINTANG TOEDJOE
(Studi Deskriptif Kualitatif Aktivitas Corporate Social Responsibility Oleh
Divisi CCCM (C3M) Di PT Bintang Toedjoe Dalam Partisipasi Memelihara
Lingkungan dan Melestarikan Tanaman Herbal)
Irene Putri Damayanti Sugiarto
Tanti Hermawati
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
C3M Division (Conim, CARA, CSV, Management System) is one of the divisions in PT Bintang Toedjoe. This division has a role as Public Relations and is in charge of carrying out corporate social responsibility. As one of the pharmaceutical companies, PT Bintang Toedjoe participates in maintaining the environment through CSR (Corporate Social Responsibility) activities.
This study aims to find out how CSR activities conducted by the C3M division in PT Bintang Toedjoe participate in maintaining the environment and preserving the herbs through the cultivation of red ginger. Based on these objectives, this study uses the theory disclosed by Untung that CSR is a commitment of the company to contribute in sustainable economic development with emphasis on economic, social, and environmental balance.
This research is a qualitative descriptive research, with data collection using in-depth interview technique and literature study. Informants were selected based on purposive sampling. The process of data analysis using interactive analysis model Miles and Huberman, namely data collection, data reduction, data presentation, and withdrawal of conclusions.
The results of research conducted in PT Bintang Toedjoe show that (1) CSR activities run by C3M division of PT Bintang Toedjoe not only seek profit but also realize corporate social responsibility to society by participating in environmental maintenance, and educating and giving training to the community related to the cultivation of herbal plants so that the community can preserve these herbal plants; (2) in the implementation of CSR activities, there are supportive factors, such as government support and those that hinder the success of CSR activities, coming from the community, such as the lack of awareness and the active role of the community towards CSR activities of PT Bintang Toedjoe.
Keywords: Public Relations, CSR Activities, Company
Pendahuluan
1
Di tengah masyarakat dunia yang semakin kritis dan peduli terhadap
keberlangsungan lingkungan dalam jangka panjang dan menjunjung nilai-nilai
etika, Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi keharusan bagi setiap
perusahaan saat ini. Jika diperhatikan, masyarakat sekarang hidup dalam kondisi
yang dipenuhi beragam informasi dari berbagai bidang, serta dibekali
kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pola seperti ini mendukung
terbentuknya cara pikir, gaya hidup, dan tuntutan masyarakat yang lebih tajam.
CSR tidak hanya bermanfaat bagi komunitas yang dilayani saja, tetapi juga
individu-individu di perusahaan yang berpartisipasi di dalamnya dan karenanya
program tersebut penting dalam hal sumber daya manusia (Butterick, 2013: 96).
PT Bintang Toedjoe sebagai salah satu perusahaan farmasi terbesar di
Indonesia, juga turut membuat program-program CSR demi menunjang
kebutuhan masyarakat dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Kegiatan
CSR diyakini sebagai penghubung antara PT Bintang Toedjoe dan masyarakat
untuk memaksimalkan pelayanan pada masyarakat, sekaligus menjaga citra
terhadap pelayanan yang diberikan.
Di PT Bintang Toedjoe sendiri, fungsi PR dilaksanakan oleh Divisi
CCCM (CONIM, CSV, CARA, dan Management System), atau yang lebih dikenal
dengan Divisi C3M. Pada Divisi C3M inilah yang identik dengan tugas-tugas PR.
Divisi ini bertugas untuk membuat program-program CSR (di PT Bintang
Toedjoe lebih dikenal dengan nama CSV), mengelola manajemen resiko dan
continuous improvement (CONIM) perusahaan, serta ikut mengelola sistem
manajemen Kalbe (induk perusahaan). Pada divisi C3M, perencanaan hingga
evaluasi kegiatan CSR dilakukan. Hal ini dikarenakan struktur organisasi Divisi
C3M yang berada dibawah President Director dan kegiatan CSR menjadi
komitmen langsung dari President Director (Presdir) PT Bintang Toedjoe. CSR,
menurut Presdir PT Bintang Toedjoe, menjadi salah satu kegiatan penting bagi
perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, serta
untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.
Bermula dari usaha keluarga, PT Bintang Toedjoe perlahan
bertransformasi mewujudkan cita-cita menjadi produsen obat herbal dan
2
farmasi. Didirikan sejak tahun 1946, PT Bintang Toedjoe terus berkembang
dengan cara membangun kepercayaan masyarakat melalui produk-produk
berkualitas dan inovatif berbahan dasar tanaman herbal. PT Bintang Toedjoe
bahkan saat ini tengah mengembangkan jahe merah yang merupakan herbal asli
Indonesia, untuk bahan baku salah satu produknya, yaitu Bintang Toedjoe Masuk
Angin.
Tingginya kepercayaan masyarakat terhadap khasiat jamu tradisional dan
minat masyarakat dalam mengkonsumsi jamu tradisional, membuat PT Bintang
Toedjoe berupaya untuk memproduksi produk obat-obatan yang menggunakan
bahan-bahan herbal. Untuk itu, PT Bintang Toedjoe ingin membuat program CSR
yang berhubungan dengan lingkungan, dimana perusahaan juga ingin memberikan
pengetahuan kepada masyarakat bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk
memproduksi produk-produk di PT Bintang Toedjoe adalah dengan menggunakan
bahan baku herbal. Yang artinya, bahan baku terbuat dari bahan-bahan
alami/tanaman herbal.
Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia tentu
menjadi tempat bagi sektor industri tumbuh dan berkembang, termasuk industri
farmasi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan-perusahaan tersebut
dapat menyebabkan pencemaran bagi lingkungan, baik pencemaran tanah,
pencemaran udara, maupun pencemaran air. Hal tersebut yang membuat sulitnya
menemukan pemandangan hijau dan asri di Jakarta.
Ditengah pembangunan Kota Jakarta yang semakin maju, Pemprov
(Pemerintah Provinsi) DKI Jakarta selalu berupaya untuk menjadikan Ibukota
menjadi tempat yang nyaman bagi penduduknya. Salah satu upaya Pemprov
adalah dengan membuat ruang terbuka hijau di beberapa sudut Ibukota. Sampai
saat ini, telah banyak dijumpai taman-taman yang asri dan menarik untuk
dikunjungi, mulai dari Taman Menteng hingga Taman Kalijodo. Taman tersebut
dibangun untuk memenuhi keinginan warga dan Pemprov DKI Jakarta. Hal
tersebut membuktikan bahwa Pemprov mulai membenahi Kota Jakarta agar
memiliki ruang terbuka untuk penghijauan. Tak terkecuali bagi PT Bintang
Toedje yang juga turut serta membuat taman di berbagai wilayah di Jakarta.
3
Pembuatan taman tersebut juga menjadi salah satu program CSR yang dilakukan
oleh PT Bintang Toedjoe, yaitu Taman Herbal Bejo.
Di sisi lain, banyaknya perusahaan farmasi di Indonesia dan di era
kompetisi sekarang ini, PT Bintang Toedjoe melihat bahwa kegiatan CSR
diperlukan dan harus dilakukan secara berkelanjutan. Selain itu, tetap melakukan
maintenance terhadap program CSR yang telah dijalankan. Melihat fenomena
CSR diatas, peneliti ingin meneliti aktivitas CSR yang dilakukan oleh PT Bintang
Toedjoe sebagai wujud dari tanggung jawab sosial perusahaan.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana aktivitas Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh PT
Bintang Toedjoe dalam turut serta berpartisipasi memelihara lingkungan dan
melestarikan tanaman herbal di DKI Jakarta?
2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam aktivitas CSR yang
dilakukan oleh PT Bintang Toedjoe?
Tinjauan Pustaka
1. Komunikasi
Dalam buku yang berjudul Ilmu Komunikasi, dipaparkan mengenai
bagaimana cara menjelaskan komunikasi, atau yang biasanya dikenal sebagai
paradigma Lasswell, yaitu: Who Says What In Which Channel To Whom With
What Effect. Dari paradigma tersebut dapat diketahui lima unsur komunikasi,
yaitu: komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek (Effendy, 1986: 13).
Berdasarkan unsur tersebut, Lasswell menjelaskan bahwa komunikasi adalah
suatu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui
media sehingga menimbulkan efek tertentu.
Publikasi merupakan salah satu cara penyampaian pesan kepada publik.
Dalam buku yang berjudul Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, publikasi sendiri
memiliki saluran komunikasi yang terbagi menjadi tiga yakni: (a) media cetak
(brosur, pamflet, dan lain sebagainya); (b) media elektronik (radio, televisi,
4
internet, telekonferensi, dan lain-lain); (c) komunikasi tatap muka (Fajar, 2009:
55).
2. Public Relations
Public Relations (PR) berasal dari dua kata, yaitu public dan relations.
Menurut Abdurracham (2001: 28-29) dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar
Public Relations, mendefinisikan public sebagai sekelompok orang, dalam jumlah
sedikit maupun banyak, yang memiliki perhatian, minat, dan keinginan pada suatu
hal yang sama. Sedangkan relations dapat diartikan sebagai hubungan timbal
balik (two-way communication) antar individu maupun sekelompok orang.
Dalam buku yang berjudul Dasar-Dasar Public Relations, diungkapkan
mengenai lima pokok tugas Public Relations, yaitu:
1) Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi, baik
lisan maupun tertulis, kepada publik, supaya publik mempunyai pengertian
yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang di-
lakukan.
2) Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum
atau masyarakat.
3) Memperbaiki citra perusahaan dengan menunjukkan kepada masyarakat
bahwa perusahaan/organisasi tersebut dapat dipercaya, memiliki kekuatan,
mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka
untuk dikontrol dan dievaluasi.
4) Tanggung jawab sosial terhadap semua kelompok yang berhak mendapat
tanggung jawab tersebut.
5) Komunikasi (Rumanti, 2002: 39-42).
Dalam menjalankan fungsinya, Public Relations dituntut untuk terus menjaga
agar relasi antara perusahaan dan masyarakat dapat tetap berjalan dengan baik.
Hubungan tersebut bukan hanya bersifat jangka pendek melainkan juga membina
hubungan dalam jangka waktu yang panjang. Praktisi PR juga diharapkan dapat
menjadi kepanjangan tangan perusahaan kepada masyarakat, sehingga harus
mampu mengkomunikasikan dengan baik visi dan misi yang dimiliki oleh
perusahaan. Disamping itu, perusahaan harus melihat dengan jeli, apa saja yang
5
dibutuhkan dan diharapkan oleh stakeholder dan cocok atau sesuai dengan visi –
misi (tujuan) perusahaan, sehingga masyarakat sebagai stakeholder eksternal
perusahaan dapat memberi manfaat timbal balik ke perusahaan itu sendiri.
3. CSR sebagai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Dalam buku yang berjudul Corporate Social Responsibility, kegiatan
corporate social responsibility (CSR) didefinisikan sebagai komitmen perusahaan
atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang
berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan
menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis,
sosial dan lingkungan (Untung, 2009: 1).
Ambadar (2008: 102) dalam bukunya yang berjudul Corporate Social
Responsibility dalam Praktek di Indonesia, mendefinisikan kegiatan CSR sebagai
salah satu upaya perusahaan untuk menciptakan keberlangsungan usaha dan
memelihara keseimbangan antara mencetak keuntungan, fungsi-fungsi sosial, dan
pemeliharaan lingkungan hidup (triple bottom line). Konsep triple bottom line
tersebut hendaknya diterapkan oleh perusahaan-perusahaan dalam menjalankan
kegiatan CSRnya, dimana lingkungan (planet), sosial (people), dan keuntungan
perusahaan (profit) harus saling berkaitan satu sama lain.
Kegiatan CSR yang dilaksanakan saat ini juga menggunakan konsep
sustainable development, dimana konsep tersebut menghendaki hubungan yang
harmonis antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) telah menjadi komitmen setiap individu
atau kelompok yang bergelut di bidang pembangunan. Kemajuan suatu bangsa
hanya dapat dicapai dengan melaksanakan pembangunan di segala bidang, ke arah
yang lebih baik. Keberhasilan penerapan memerlukan kebijakan, perencanaan dan
proses pembelajaran sosial yang terpadu.
Dalam buku yang berjudul Public Relations Practice, dipaparkan peran
praktisi PR dalam program Corporate Social Responsibility yang meliputi:
1) Perencanaan dan pengadaan ruang terbuka atau perjalanan.
6
2) Merencanakan dan membantu melaksanakan kegiatan khusus seperti
peresmian fasilitas baru, perubahan lokasi, perayaan ulang tahun, reuni,
pertemuan dan pameran.
3) Mempersiapkan publikasi untuk masyarakat.
4) Menjadi wakil perusahaan dalam segala aktivitas sukarela termasuk sokon-
gan dana.
5) Mempersiapkan iklan yang ditujukan pada masyarakat atau pemerintah
setempat.
6) Menasihati manajemen dalam hal kontribusi karyawan sebagai tenaga
sukarela, mengatur pemakaian fasilitas kantor yang dilakukan oleh
masyarakat sekitar.
7) Menjalankan fungsi sebagai perantara perusahaan dengan pemerintah
setempat, rakyat kecil, pendidikan berkaitan dengan perubahan, masalah
sosial dan perayaan.
8) Mengeluarkan berita tentang kepentingan masyarakat dan menyediakan in-
formasi kepada pejabat tinggi perusahaan tentang status hubungan dengan
masyarakat sekitar.
9) Mengatur fungsi kontribusi, memberikan donasi jika itu perusahaan,
menambah jumlah dana jika itu lembaga non profit (Center & Jackson,
1995: 83).
4. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan CSR
Kegiatan CSR dilakukan sebagai sarana penghubung perusahaan terhadap
masyarakat. Komunikasi CSR adalah salah satu cara penyampaian dampak sosial,
lingkungan, dan ekonomi kepada masyarakat. Selain untuk menyampaikan
informasi, komunikasi CSR juga berhubungan dengan citra positif yang
diharapkan mampu membangun kesadaran, komitmen, melindungi hingga
meningkatkan mutu produk perusahaan melalui stakeholder.
Komunikasi CSR sendiri memiliki fungsi yang penting, yaitu sebagai berikut:
(a) meningkatkan reputasi perusahaan; (b) melayani tuntunan pemangku
kepentingan; (c) membantu perusahaan dalam membuat keputusan; (d)
memudahkan investor memahami kinerja perusahaan (Rusdianto, 2013: 25).
7
Metode Penelitian
Penelitian ini dikategorikan dalam penelitian deskriptif kualitatif, dengan
menggunakan model pengambilan purposive sampling. Teknik pengambilan data
menggunanan wawancara mendalam (in-depth interview) dan studi pustaka.
Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis
interaktif dari Miles dan Huberman, yaitu (1) pengumpulan data, (2) reduksi data,
(3) penyajian data, (4) penarikan kesimpulan.
Penyajian Data
1. Aktivitas CSR PT Bintang Toedjoe
Berbagai jenis kegiatan CSR dilakukan oleh PT Bintang Toedjoe sebagai
tanggung jawab sosial perusahaan dan salah satu cara untuk lebih dekat dengan
masyarakat, mulai dari lingkungan, kesehatan, hingga bencana alam. Adapun
aktivitas CSR yang dilakukan oleh PT Bintang Toedjoe adalah:
a. Taman Herbal Bejo
CSR ini merupakan salah satu program CSR yang dibuat oleh PT Bintang
Toedjoe terkait lingkungan dan tanaman herbal. CSR Taman Herbal Bejo sendiri
sampai saat ini masih dijalankan oleh perusahaan. Aktivitasnya berupa
pembuatan taman yang dinamakan Taman Herbal Bejo dan pengadaan lomba.
Pembuatan taman oleh PT Bintang Toedjoe yang diberi nama Taman Herbal
Bejo, sudah dilakukan di 3 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Medan, dan
Surabaya. Sedangkan lomba Taman Herbal Bejo sendiri telah dilaksanakan di 5
kota besar di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan
Semarang.
Tidak hanya pemberian bibit jahe merah, PT Bintang Toedjoe juga
memberikan bantuan berupa edukasi kepada masyarakat terkait penanaman
tanaman herbal yang baik dan benar, khususnya jahe merah. Hal ini diharapkan
agar masyarakat dapat mengetahui cara-cara budidaya tanaman herbal.
Herawati Anwar selaku staff pelaksana CSR Taman Herbal Bejo
mengungkapkan dasar dalam pelaksanaan CSR lomba Taman Herbal Bejo
sebagai berikut:
8
“Kita ada 3 nilai yang mau kita angkat. Pertama, perusahaan ingin masyarakat mendapatkan edukasi, artinya dari taman yang dibuat, masyarakat dapat mengetahui jenis-jenis tanaman herbal dan apa manfaatnya. Kedua, ada nilai ekonomisnya. Nah dari tanaman-tanaman yang ditanam ini dapat diambil atau dimanfaatkan sebagai obat-obatan dan juga hasil panen tanaman herbal tersebut dapat dijual kembali. Dan yang ketiga, nilai lingkungan. Dengan adanya Taman Herbal Bejo dapat memberikan udara yang lebih sejuk lagi di sekitar lingkungan tempat tinggal masyarakat” (Herawati Anwar, wawancara 6/6/2017).
Dalam mempromosikan lomba Taman Herbal Bejo, PT Bintang Toedjoe
bekerjasama dengan event organizer (EO), yaitu Tribun Group. Tribun Group
inilah yang nantinya akan melakukan publikasi terkait lomba, baik melalui
media online maupun media cetak dari Tribun Group sendiri.
b. #GREENERATIONBLEND
Program CSR #GREENERATIONBLEND, atau yang biasa dikenal dengan
CSR Bank Sampah, merupakan salah satu gerakan penghijauan yang digalakkan
di sekolah-sekolah, baik SMP, SMA, hingga universitas. Program Greeneration
Blend merupakan salah satu program CSR yang dibuat oleh PT Bintang Toedjoe
dan telah berjalan sejak tahun 2015 hingga awal tahun 2017. CSR Greeneration
Blend ini merupakan salah satu program CSR peduli lingkungan, khususnya
kepedulian akan sampah. Dengan menyasar generasi muda, PT Bintang Toedjoe
menggunakan produk Extra Joss Blend sebagai brand image dari CSR tersebut.
Dalam menjalankan aktivitasnya, Rosalita Hutagalung selaku staff pelaksana
CSR PT Bintang Toedjoe, melakukan berbagai macam publikasi, baik melalui
sosial media maupun website dari PT Bintang Toedjoe.
Greeneration Blend Team, atau yang disingkat GBT, merupakan salah satu
strategi dan harapan dari PT Bintang Toedjoe dalam menjalankan aktivitas CSR
agar dapat berkelanjutan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Rosalita lebih lanjut:
“Pengurus yang dibentuk ini terdiri dari siswa-siswi maupun mahasiswa yang dengan sukarela mau bergabung menjadi GBT. GBT ini lah yang nantinya diharapkan mampu menjadi penerus program Greeneration Blend agar dapat berkelanjutan dan dapat menjadi wadah bagi para generasi muda yang peduli lingkungan. Disamping itu, para siswa juga diharapkan dapat secara aktif menggalakkan gerakan Greeneration Blend kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya generasi muda yang lain” (Rosalita Hutagalung, wawancara 6/6/2017).
9
Kegiatan CSR Greeneration Blend ini diharapkan dapat berkelanjutan. PT
Bintang Toedjoe juga membuat tim yang terdiri dari siswa-siswi maupun
mahasiswa-mahasiswi perwakilan sekolah/kampusnya yang dengan sukarela
menjadi pengurus GBT atau Greeneration Blend Team tersebut.
c. RPTRA Cibesut
RPTRA atau Ruang Publik Terpadu Ramah Anak, merupakan salah satu
program inisiasi Pemprov (Pemerintah Provinsi) DKI Jakarta dibawah
kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Pembangunan RPTRA ini
menggunakan dana CSR dari perusahaan-perusahaan di Indonesia. Pemprov
sendiri menyiapkan lahan yang akan dijadikan RPTRA. PT Bintang Toedjoe
selaku perusahaan yang mendukung pemeliharaan lingkungan turut ambil bagian
dalam program Pemprov tersebut.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat CSR PT Bintang Toedjoe
Faktor pendukung dalam pelaksanaan CSR di PT Bintang Toedjoe yang
paling utama adalah adanya support atau dukungan, baik dari perusahaan,
masyarakat, hingga dari pemerintah. Pemerintah, khususnya Pemprov DKI
Jakarta sendiri, secara penuh mendukung dan mengapresiasi perusahaan-
perusahaan yang membuat dan menjalankan aktivitas CSR di bidang lingkungan.
Pemprov DKI Jakarta turut mengapresiasi perusahaan yang telah
menyelenggarakan program CSR sebagai wujud tanggung jawab terhadap
lingkungan masyarakat.
Disamping itu, ada pula hambatan yang dialami dalam pelaksaan CSR.
Hambatan yang sering kali ditemui antara lain, masyarakat yang masih kurang
peduli terhadap lingkungan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Herawati
Anwar, sebagai berikut:
“Kadang pas di lapangan ya ada aja hambatannya dari masyarakat. Misalnya aja Taman Herbal Bejo yang kita bangun di Medan itu. Sekarang udah rusak. Tanaman-tanamannya pada ilang. Padahal kita udah monitoring terus ke sana. Tiap orang kita cek kesana, pasti tanamannya ilang. Kita rapihin lagi tamannya, terus gak lama rusak lagi. Kita juga udah evaluasi terkait itu, ada rencana kita pindah taman, buat lagi yang baru di beda lokasi. Tapi sebenernya, mau kita bangun berapa pun kalo emang dari masyarakatnya gak
10
peduli, gak ikut merawat juga, ya susah ya” (Herawati Anwar, wawancara 6/6/2017).
Selain kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, hambatan
lainnya adalah banyak masyarakat yang masih kurang tahu mengenai PT Bintang
Toedjoe sebagai salah satu perusahaan farmasi dan kegiatan-kegiatan CSR yang
dilakukan.
Analisis Data
1. Aktivitas CSR PT Bintang Toedjoe
Aktivitas CSR yang dilakukan oleh PT Bintang Toedjoe adalah sebagai
berikut:
a. Menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat, terutama masyarakat
yang menjadi sasaran dari program CSR PT Bintang Toedjoe.
b. PT Bintang Toedjoe ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan dengan
membuat program CSR yang memperhatikan lingkungan, yaitu pembuatan
ruang terbuka hijau, atau yang disebut dengan “Taman Herbal Bejo”, dimana
dalam taman tersebut berisikan berbagai macam tanaman herbal.
c. Memberikan edukasi dan pengetahuan kepada masyarakat terkait pelestarian
tanaman herbal, serta memberi pelatihan pembudidayaan jahe merah.
d. Melakukan publikasi kegiatan-kegiatan CSR PT Bintang Toedjoe, baik
melalui media cetak maupun media online.
e. Ikut berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat,
baik memberikan bantuan dana hingga menjadi fasilitator dalam acara yang
dibuat oleh masyarakat.
Peran divisi C3M dalam aktivitas CSR PT Bintang Toedjoe sudah sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Center & Jackson dalam bukunya yang berjudul
Public Relations Practice, yaitu pada poin ke 1, 2, 3, 4, dan 7, yakni sebagai
berikut:
a. Perencanaan dan pengadaan ruang terbuka atau perjalanan.
11
b. Merencanakan dan membantu melaksanakan kegiatan khusus seperti
peresmian fasilitas baru, perubahan lokasi, perayaan ulang tahun, reuni, perte-
muan dan pameran.
c. Mempersiapkan publikasi untuk masyarakat.
d. Menjadi wakil perusahaan dalam segala aktivitas sukarela termasuk sokongan
dana.
e. Menjalankan fungsi sebagai perantara perusahaan dengan pemerintah setem-
pat, rakyat kecil, pendidikan berkaitan dengan perubahan, masalah sosial dan
perayaan (Center & Jackson: 1995: 83).
Setiap aktivitas CSR yang dilakukan, PT Bintang Toedjoe melakukan pub-
likasi, baik melalui media online maupun media cetak. Publikasi sendiri memiliki
saluran komunikasi yang terbagi menjadi tiga, yaitu: media cetak, media elek-
tronik, dan komunikasi tatap muka (Fajar, 2009: 55). Pelaksanaan CSR yang di-
lakukan oleh PT Bintang Toedjoe mengundang rekan-rekan media untuk mem-
publikasikan aktivitas CSRnya.
Publikasi dilakukan agar masyarakat luas juga dapat mengetahui aktivitas-ak-
tivitas CSR yang dilakukan oleh PT Bintang Toedjoe, sehingga masyarakat luas
turut serta lebih peduli pada lingkungan sekitar.
Aktivitas CSR yang dilakukan oleh divisi C3M di PT Bintang Toedjoe meni-
tikberatkan pada pemeliharaan lingkungan dan pelestarian tanaman herbal. Dalam
turut serta berpartisipasi memelihara lingkungan dan melestarikan tanaman herbal,
PT Bintang Toedjoe mengadakan aktivitas CSR berupa lomba pembuatan taman
dan budidaya jahe merah. Pemberian bibit jahe merah sendiri dipilih oleh PT Bin-
tang Toedjoe dikarenakan tanaman tersebut merupakan tanaman asli Indonesia
dan saat ini sudah mulai sulit didapatkan. Dari aktivitas CSR tersebut, PT Bintang
Toedjoe juga dianggap membantu pemerintah, khususnya Pemprov DKI Jakarta,
dalam membangun ruang terbuka untuk penghijauan, mengingat saat ini banyak
sekali pencemaran udara yang terjadi di Indonesia.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat CSR PT Bintang Toedjoe
Dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan, setiap perusahaan terkadang
dihadapkan pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut, baik faktor penghambat
12
maupun faktor pendukung, dapat mempengaruhi pencapaian tujuan. Begitupula
dengan kegiatan CSR yang juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar
kegiatan tersebut dapat berhasil dan berjalan dengan lancar. Adanya faktor
pendukung dapat semakin mempermudah keberhasilan suatu aktivitas CSR,
sedangkan faktor penghambat akan menghambat pencapaian keberhasilan
aktivitas tersebut.
Dalam pelaksanaan CSR, PT Bintang Toedje tidak lepas dari adanya faktor-
faktor yang mendukung maupun yang menghambat. Support menjadi salah satu
kunci utama kegiatan CSR dapat berjalan lancar, baik support dari perusahaan
hingga support pemerintah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Head of CSR
PT Bintang Toedjoe, Agus Setyawan, bahwa pemerintah, khususnya Pemprov
DKI Jakarta, juga ikut men-support kegiatan-kegiatan CSR perusahaan di bidang
lingkungan. PT Bintang Toedjoe juga turut memberikan support terhadap
kegiatan CSR melalui penyediaan dana untuk mendukung pelaksanaan CSR.
Tidak hanya faktor pendukung, PT Bintang Toedjoe juga mengalami
hambatan-hambatan dalam menjalankan aktivitas CSRnya. Faktor penghambat
tersebut adalah kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Hal ini
menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat terhadap kegiatan CSR PT
Bintang Toedjoe yang umumnya didominasi oleh kegiatan di bidang lingkungan.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mubyarto (1984: 35) bahwa kesediaan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan CSR perusahaan turut membantu
keberhasilan CSR tersebut. Untuk itu, kurangnya partisipasi masyarakat dalam
aktivitas CSR PT Bintang Toedjoe menjadi penghambat pelaksanaan CSR.
Namun adanya faktor penghambat tersebut tidak menjadi penghalang bagi PT
Bintang Toedjoe melakukan kegiatan CSR. Hambatan tersebut membuat PT
Bintang Toedjoe semakin gencar dalam menggalakkan gerakan peduli lingkungan
kepada masyarakat melalui kegiatan CSR.
Faktor pendukung dan penghambat tersebut menjadi acuan bagi PT Bintang
Toedjoe untuk melakukan evaluasi terhadap setiap aktivitas CSR yang dilakukan.
Dengan melakukan evaluasi, PT Bintang Toedjoe dapat memperbaiki aktivitas
13
maupun kinerja saat pelaksanaan kegiatan CSR, serta sebagai acuan untuk
menjalankan aktivitas CSR kedepannya.
Kesimpulan
1. Aktivitas CSR PT Bintang Toedjoe
Pembinaan hubungan baik dengan masyarakat, terutama masyarakat yang
menjadi sasaran kegiatan CSR PT Bintang Toedjoe, dapat membentuk citra
positif perusahaan di mata masyarakat, dalam hal ini peranan divisi C3M PT
Bintang Toedjoe adalah sebagai pelaksana kegiatan CSR sekaligus pembentuk
citra perusahaan.
Dalam pelaksanaan aktivitas CSRnya, PT Bintang Toedjoe juga menjalankan
tugas-tugas sebagai Pubilc Relations, sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Rumanti (2002: 39-42), yaitu melakukan tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap semua kelompok masyarakat dan juga melakukan komunikasi terhadap
stakeholder perusahaan. Selain itu, aktivitas CSR PT Bintang Toedjoe juga
dilakukan berdasarkan komunikasi dua arah, antara perusahaan dengan
masyarakat yang menjadi sasaran program CSR PT Bintang Toedjoe.
Komunikasi dua arah tersebut menghasilkan citra positif bagi perusahaan dimana
masyarakat menjadi lebih mengenal PT Bintang Toedjoe sebagai perusahaan
yang peduli pada lingkungan dan tanaman herbal; dan juga manfaat bagi
masyarakat terkait budidaya tanaman herbal.
PT Bintang Toedjoe lebih mengutamakan aktivitas CSR yang berhubungan
dengan lingkungan. Aktivitas CSR tersebut berupa edukasi mengenai sampah dan
pemilahannya, pembuatan taman yang diberi nama “Taman Herbal Bejo”, serta
lomba pembuatan taman dan budidaya jahe merah sebagai tanaman herbal asli
Indonesia. Selain itu, terdapat publikasi dalam aktivitas CSR yang dilakukan oleh
C3M. Publikasi dilakukan melalui berbagai media agar kegiatan CSR PT Bintang
Toedjoe dapat diketahui oleh masyarakat luas. CSR yang dibuat oleh PT Bintang
Toedjoe juga dibuat agar dapat berkelanjutan (sustainable). Selain itu, PT
Bintang Toedjoe sendiri melakukan maintenance terhadap aktivitas CSR yang
sudah dijalankan.
14
Berdasarkan hasil yang diperoleh, bisa menjadi bukti bahwa PT Bintang
Toedjoe dalam aktivitas CSRnya tidak hanya mencari keuntungan saja,
melainkan juga mewujudkan tanggung jawab sosial nya kepada masyarakat, turut
serta berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan, serta mengedukasi dan
memberi pelatihan kepada masyarakat terkait budidaya tanaman herbal.
2. Faktor pendukung dan faktor penghambat CSR PT Bintang Toedjoe
Dalam menjalankan aktivitas CSR, divisi C3M mendapatkan dukungan
penuh dari perusahaan, seperti memberikan dukungan dana terhadap program-
program CSR. Disamping itu, dukungan juga diberikan oleh pemerintah terhadap
perusahaan-perusahaan yang menjalankan CSRnya terkait dengan lingkungan,
khususnya PT Bintang Toedjoe. Hal ini dikarenakan program CSR tersebut
memberikan efek dan dampak yang baik kepada masyarakat dan juga lingkungan
sekitar. Dukungan dari pemerintah tersebut berupa turut serta dalam undangan
yang diberikan PT Bintang Toedjoe untuk hadir dalam kegiatan CSR.
Selain faktor pendukung, ada hal yang menjadi hambatan aktivitas CSR, yaitu
kurangnya kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan CSR yang
berhubungan dengan lingkungan. Masyarakat juga kurang mengetahui apa saja
kegiatan-kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT Bintang Toedjoe. Hal ini
dikarenakan terbatasnya sasaran dari aktivitas CSR (hanya kalangan tertentu).
Saran
5. Sebaiknya kegiatan CSR di PT Bintang Toedjoe lebih sering diselenggarakan
bagi masyarakat luas (umum). Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat
yang kurang mengenal program-program CSR PT Bintang Toedjoe, sehingga
keterlibatan masyarakat terhadap kegiatan CSR tersebut masih kurang.
Misalnya, sasaran CSR Taman Herbal Bejo tidak hanya Ibu-ibu PKK saja,
tetapi mengajak masyarakat umum untuk ikut dalam kegiatan CSR tersebut.
6. PT Bintang Toedjoe perlu memperhatikan keberlangsungan program CSR
dengan terus meningkatkan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan
kepada masyarakat. Sehingga tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat
terhadap lingkungan juga semakin meningkat. Hal ini karena masih terdapat
15
masyarakat yang kurang terlibat secara aktif dalam kegiatan CSR lingkungan
PT Bintang Toedjoe.
7. Penelitian yang dilakukan setelah ini sebaiknya mengambil sudut pandang
penelitian yang berbeda. Hal ini karena masih banyak terdapat sudut pandang
lain yang dapat diteliti, sehingga lebih memperkaya hasil penlitian
sebelumnya. Misalnya saja adalah penelitian mengenai persepsi masyarakat
terhadap kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT Bintang Toedjoe.
Daftar PustakaAbdurrachman, O. (2001). Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya
Bakti.Ambadar, J. (2008). Corporate Social Responsibility dalam Praktek di Indonesia.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Butterick, K. (2013). Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.Center, A. H., & Jackson, P. (1995). Public Relation Practice. New Jersey:
Prentice Hall.Effendy, O. U. (1986). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya.Fajar, M. (2009). Ilmu Komunikasi Teori & Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mubyarto. (1984). Strategi Pembangunan Pedesaan. Yogyakarta: P3PK UGM.Rumanti, M. A. (2004). Dasar-Dasar Public Relations: Teori dan Praktek.
Jakarta: Rineka Citra.Rusdianto, U. (2013). CSR communication A Framework for PR Practitioners.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Sutopo. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.Untung, H. B. (2009). Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika.
16