Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id ...
Transcript of Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id ...
1
Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id
RINGKASAN
Dalam era kompetisi industri lintas negara yang semakin ketat, sistem rantai pasok distribusi
barang yang efisien menjadi salah satu kunci keberhasilan industri manufaktur agar tetap
kompetitif. Oleh karena itu sangat diperlukan kordinasi yang optimal antar berbagai pihak yang
saling berkait dalam sebuah sistem ranti pasok produk manufaktur. Tujuan dari penelitian ini
adalah membangun sebuah metode algoritmis yang diterapkan pada sebuah program aplikasi
komputer untuk mendapatkan solusi terhadap persoalan kordinasi antara pihak supplier dan
buyer dalam jaringan sistem rantai pasok industri manufaktur di Indonesia. Dengan metode
yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, diharapkan menghasilkan sebuah solusi yang
optimal dalam kordinasi berbagai pihak dalam rantai pasok industri manufaktur. Metode
penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap. Pertama dilakukan obeservasi baik secara literatur
maupun survey lapangan terhadap persoalan yang dihadapi. Kedua adalah melakukan
formulasi matematis atas persoalan yang dihadapi, yang merupakan pengembangan atau
penyempurnaan atas metode-metode solusi yang pernah ada sebelumnya. Pada tahap ketiga,
formulasi tersebut diuji secara simulasi dan komparasi untuk mengetahui kinerjanya. Luaran
dari penelitian ini adalah sebuah solusi algoritmis dalam bentuk program aplikasi komputer
yang efisien untuk memberikan solusi kordinasi yang optimal, berupa penghematan, ketepatan
waktu, akurasi, serta value added, antar berbagai pihak dalam suatu jaringan rantai pasok
industri manufaktur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat terpublikasi pada jurnal
internasional terindeks dan prosiding seminar nasional.
Kata Kunci : supply-chain, inventory coordination, production planning, cost reduction,
information technology
Latar Belakang
Dalam tiga dekade terakhir, rantai pasok logistik di berbagai belahan dunia, termasuk di
Indonesa, tumbuh masif dengan pesatnya teknologi informasi dan telekomunikasi (ICT) serta
makin terbukanya batas ekonomi antar negara sehingga memunculkan kompetisi dalam-dan-
lintas negara yang semakin ketat. Tuntutan pelanggan yang semakin kuat akan waktu
pengiriman, terjaganya keamanan dan kualitas barang, serta persaingan biaya distribusi barang
semakin memerlukan perencanaan dan kordinasi antar pihak dalam suatu jaringan rantai pasok
yang optimal. Hal ini menjadi faktor penting berhasilnya bisnis berkompetisi secara profitable.
Bagaimana menentukan kebijakan kordinasi antar pihak dalam suatu sistem rantai pasok
industri manufaktur inilah yang menjadi dorongan penelitian ini untuk dikaji lebih mendalam.
Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan
dan tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan,
Kata Kunci Maksimal 5 Kata
Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan
permasalahan yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini
perlu dijelaskan uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
2
Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id
Gambar 1. Sistem logistik rantai pasok industri manufaktur.
Persoalan yang Diteliti
Pada Gambar 1 diperlihatkan sistem rantai pasok yang terdiri atas sejumlah supplier, beberapa
industri manufaktur yang saling berkompetisi, serta sejumlah peritel. Antara supplier dan
industri manufaktur terbentuk hubungan supplier-buyer, dimana industri manufaktur
memerlukan supplier bahan baku untuk memproduksi produk jadi. Demikian juga antara
industri manufaktur dan peritel terbentuk hubungan supplier-buyer, dimana produk jadi yang
dihasilkan industri didistribusikan kepada sejumlah peritel. Pada ujung akhir dari rantai pasok
adalah konsumen akhir yang membeli produk di peritel. Antara satu industri dengan dengan
yang lain terdapat persaingan, baik persaingan dalam ‘memperebutkan’ bahan baku dari
supplier maupun persaingan dalam mendapatkan pangsa konsumen.
Diantara tahapan rantai pasok umumnya terdapat buffer (persediaan) sebagai decouple untuk
mengatasi fluktuasi permintaan. Hubungan supplier-buyer yang terjalin di masa kini umumnya
mengikuti pola JIT (just-in-time), dimana arus barang dituntut untuk dapat ter-deliver dalam
waktu dan kuantitas yang tepat sesuai kesepakatan antara supplier dengan buyer. Dalam pola
JIT ini dibutuhkan akurasi informasi, timing, pricing yang tepat, delivery sizing yang efisien,
serta penentuan kebijakan buffer dan transhipping yang efisien. Hal ini adalah variabel-
variabel keputusan utama dalam manajemen kordinasi rantai pasok yang menjadi daya
kompetisi industri manufaktur masa kini. Jadi persoalan pokok penelitian ini adalah:
1. Variabel keputusan beserta parameter yang tepat dalam manajemen kordinasi rantai pasok
industri manufaktur.
2. Model formulasi kordinasi supplier-buyer yang representatif terhadap persoalan aktual
manajemen kordinasi rantai pasok.
3. Penerapan kebijakan dalam bentuk prosedur algoritmis aplikasi program kompter yang dapat
diterapkan secara efisien dan memberikan hasil optimal.
Tujuan Khusus Penelitian
1. Mengetahui variabel keputusan yang dominan serta rentang nilai parameter yang terkait
dalam persoalan kordinasi rantai pasok industri manufaktur.
3
Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id
2. Membuat formulasi yang representatif terhadap persoalan aktual manajemen kordinasi rantai
pasok supplier-buyer.
3. Membuat program aplikasi komputer untuk menerapkan metode solusi yang dirumuskan
dalam formulasi persoalan kordinasi rantai pasok.
Urgensi Penelitian
Dalam menghadapi persaingan antara industri yang semakin demanding di era keterbukaan
ekonomi, maka keunggulan sistem ranti-pasok kini menjadi salah satu andalan utama sebuah
bisnis menjadi kompetitif. Ketersediaan teknologi ICT, tekonologi transportasi, dan teknologi
mobile, serta infrastruktur yang makin tersedia hanyalah benda-benda mati tanpa adanya sistem
pengambilan keputusan operasional rantai pasok sebagai content enabler. Riset ini
mengembangkan suatu content enabler berupa sebuah metode kordinasi antara supplier-buyer
yang diterapkan dalam aplikasi program komputer, yang diharapkan menjadi sebuah alat
pengambilan keputusan yang optimal dalam mendukung daya kompetisi bisnis manufaktur.
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian mengenai kordinasi rantai pasok antara supplier-buyer banyak menjadi perhatian para
peneliti dan praktisi karena pentingnya peran optimasi rantai pasok sebagai keunggulan
kompetitif suatu bisnis. Banyak diantara para peneliti membuat model rantai pasok dalam pola
multi (dua/tiga) eselon supplier-buyer (single/multi) supplier dan retailer. Dalam kateggori ini
dikelompokkan lagi menjadi model deterministik antara lain oleh ([1], [2], [3], dan [4]) dan
model probabilistik, yaitu oleh ([5], [6], [7], dan [8]). Dari pengukuran level persediaan
continuous review telah dikaji oleh ( [5], [4] dan [7]), maupun EOQ (economic order quantity)
([3], [9], [10]) Dari aspek strategi solusi yang diterapkan dapat dibedakan menjadi model
closed-form ( [3], [11], [9], dan [8]) dan algoritmis ([1], [10], [12], [13], dan [14]). Masing-
masing model pendekatan ditujukan kepada spesifik persoalan yang terjadi serta memberikan
kontribusi bagi perkembangan kajian di bidang kordinasi rantai pasok, yang akan dipaparkan
pada bagian berikut.
State of the Art
Dalam tabel berikut ini dipaparkan state-of-the-art perkembangan kontribusi dalam kordinasi
logistik sistem rantai pasok industri manufaktur.
No. Penulis Key Development dalam Kordinasi Rantai Pasok
supplier-buyer
1 Sarker & Diponegoro,
2009. [1]
Sistem rantai pasok dua eselon yang tersentralisasi,
multiple-supplier, multiple-buyer, JIT delivery system,
perencanaan horison terbatas. Variabel bersifat
deterministik. Solusi heuristik yang sangat efisien
mendekati optimal.
2 Lin, 2009. [2] Sistem rantai pasok dua eselon yang tersentralisasi,
continuous review, single-supplier, single-buyer, diskon
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dan peta
jalan (road map) dalam bidang yang diteliti. Bagan dan road map dibuat dalam bentuk
JPG/PNG yang kemudian disisipkan dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang
relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang
terkini. Disarankan penggunaan sumber pustaka 10 tahun terakhir
4
Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id
No. Penulis Key Development dalam Kordinasi Rantai Pasok
supplier-buyer
harga backorder, investasi pada penurunan biaya ordering.
Variabel bersifat deterministik.
3 Chaharsooghi &
Heydari, 2010. [5]
Sistem rantai pasok dua eselon yang terdesentralisasi,
continuous review, single buyer-single supplier, continuous
review, horison perencanaan terbatas. Peritel dapat
mengajukan kredit pembelian. Variabel bersifat
probabilistik.
4 Arkan & Hejazi, 2012.
[6]
Sistem rantai pasok dua eselon yang tersentralisasi maupun
terdesentralisasi, single supplier, single-buyer, variabel
demand bersifat probabilistik, variabel periode kredit
dimungkinkan.
5 Glock, 2012. [7] (Q, s) review model, sistem single vendor-single buyer
yang terintegrasi, variabel lot size, permintaan dan lead
time bersifat probabilistik.
6 Ben-Daya, As'Ad, &
Seliaman, 2013. [3]
Sistem ranti pasok dua eselon yang tersentralisasi, multiple
supplier, multiple buyer, JIT delivery system, horison
perencanaan tidak terbatas, model solusi closed form.
7 Jauhari, 2014. [12] Sistem rantai pasok dua eselon, terdesentraslisasi, single
buyer, single supplier, variabel keputusan meliputi safety
factor, ordering quantity, production batch, frequency of
deliveries, dan process quality, permintaan bersifat
probabilistik. Solusi model algoritmis.
8 Dey & Giri, 2014. [4] Sistem rantai pasok dua eselon, tersentralisasi, single buyer,
single supplier, proses produksi imperfect, deterministic
variable.
9 Chern, Pan, Teng, Chan,
& Chen, 2013. [15]
Sistem rantai pasok multi eselon dengan
memperimbangkan trade credit, permissible delay, dan ada
persaingan model kesetimbangan stackelberg.
10 Çömez-Dolgan &
Fescioglu-Unver, 2015.
[16]
Sistem rantai-pasok multi eselon dengan transshipment
facility, perbandingan berbagai algoritma heuristik.
11 Lee, Wang, & Chen,
2017) [9]
JELS (joint economic lot sizing) dari sistem single-vendor,
single buyer, permintaan dipengaruhi jumlah persediaan,
maksimasi profir dari sistem kordinasi yang terbentuk,
12 Hossain, Ohaiba, &
Sarker, 2017. [11]
Lead time bersifat stokastik, rantai pasok dua eselon, single
supplier, single buyer yang terdesentralisasi, penalti
dierapkan atas keterlambatan pengiriman. Solusi yang
dikembangkan model closed form dan algoritmis.
5
Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id
No. Penulis Key Development dalam Kordinasi Rantai Pasok
supplier-buyer
13. Heydari, Zaabi-Ahmadi,
& Choi, 2018. [10]
Pengaturan LT (lead time) delivery sebagai insentif
transaksi, Kordinasi service level melalui kesepakatan
antara vendor-buyer.
14 Taleizadeh, Zarei, &
Sarker, 2019. [8]
Pengembangan model dasar EOQ dengan memasukkan
aspek probabilistik dalam interval delivery barang.
Distribusi probabilitas interval yang diujikan adalah
eksponensial dan uniform. Pembayaran transaksi
dimungkinkan mengalami delay.
15 Seyedhosseini,
Hosseini-Motlagh,
Johari, & Jazinaninejad,
2019. [14]
Dikembangkan kebijakan rantai pasok dua eselon yang
saling berkompetisi, terdiri dari manufaktur monopolistik
dan duopoli peritel besar. Industri manufaktur mamasukkan
aspek CSR (corporate soscial responsibility) yang ternyata
memberi dampak terhadap sensistivitas harga bagi
pelanggan.
Gap pada Penelitian Lampau
Melalui penelitian yang diajukan ini diharapkan memberikan kontribusi dalam mengisi
kesenjangan (gap) yang ada pada penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun yang dipandang
sebagai kesenjangan adalah hal-hal berikut ini. Pertama adalah faktor-faktor perkembangan
tuntutan global mutakhir seperti CSR dan green technology, masih sedikit menjadi perhatian
dan dibahas secara terpisah dalam menentukan operasional kordinasi rantai pasok. Penelitian
ini mengakomodasi faktor-faktor tersebut secara lebih terintegrasi. Kedua, ketidak-pastian
ekonomi berupa inflasi harga-harga barang yang mempengaruhi perdagangan masih kurang
mendapat perhatian peneliti dalam kajian keputusan operasional rantai pasok industri.
Sedangkan Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat inflasi harga yang relatif tinggi
di kawasan asia pasifik [17]. Faktor inflasi dipandang memberikan pengaruh signifikan pada
berbagai parameter variabel keputusan, khususnya yang terkait pada harga barang-barang.
Oleh karena itu dalam riset ini dikaji upaya memasukkan faktor inflasi dalam parameter
variabel keputusan operasional rantai pasok.
Roadmap Penelitian
Pada ilustrasi di bawah ini (Gambar 2) dipaparkan roadmap dalam bidang yang diteliti.
Terdapat bidang-bidang kajian yang ditekuni yang saling terkait satu dengan lainnya, yaitu JIT
(Just-in-time) supply chain, Facility & employee assignment, buyer-supplier coordination, dan
ABG (academic, business, government) coordination. Tujuan akhir jangka panjang dari
roadmap penelitian ini adalah memberi kontribusi untuk meningkatkan daya saing industri
manufaktur di tanah air di era pasar bebas.
6
Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id
(*) Model kordinasi ABG (Hibah PDUPT Tahun-II Kemenristek DIKTI, 2019)
Gambar 2 Roadmap Penelitian
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga bagian tahapan. Metode penelitian akan dipaparkan
sebagai berikut dan diringkas pada diagram alir Gambar 3. Tahap pertama (I) adalah
melakukan observasi. Pada tahap ini akan dikerjakan studi literatur dan survey lapangan, yang
bertujuan mendapatkan formulasi dasar yang sudah ada atas persoalan yang dikaji, data-data
yang diperlukan dalam mendefiniskan variabel-variabel keputusan, parameter-parameter
terkait, fungsi obyektif, serta konstrain terkait persoalan yang ada di lapangan. Metode yang
diterapkan adalah dengan wawancara dan pengumpulan data sekunder yang berasal dari
sejumlah industri manufaktur di kawasan jabodetabek, serta pengumpulan informasi dari
kajian literatur.
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600
kata. Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang
sudah dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format
diagram alir dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan
penahapan yang jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator
capaian yang ditargetkan. Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota
pengusul sesuai tahapan penelitian yang diusulkan.
7
Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id
Diagram Alir Penelitian
Gambar 3. Diagram Alir Metode Penelitian
Pada tahap kedua (II), informasi, data, dan formulasi dasar yang diperoleh dari tahap pertama
digunakan untuk menyempurnakan formulasi dasar yang telah ada di pasaran sehingga
terdefinisi formulasi matematis yang baru yang dapat lebih mewakili persoalan rantai pasok
pada industri manufaktur yang dihadapi saat ini. Selain menyempurnakan formulasi matematis
8
Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id
yang baru, digali sifat atau karakteristik yang terkait dengan formulasi persoalan yang dapat
dimanfaatkan dalam membangun solusi atas persoalan kordinasi rantai pasok yang dihadapi.
Metode yang digunaka pada tahap ini adalah cara analitis deduktif dan/induktif.
Pada Tahap ketiga (III) dilakukan pengembangan solusi algoritmis yang efisien untuk
menyelesaikan persoalan yang telah diformulasikan pada tahap sebelumnya secara optimal,
dimana juga digunakan karakteristik yang telah diidentifikasi. Untuk menguji kualitas solusi
yang telah dibangun dilakukan pengujian menggunakan simulasi komputer. Simulasi
dilakukan terhadap terhadap berbagai input dan parameter yang telah didapatkan dari survey.
Simulasi komputer dikembangkan dengan melakukan pemrogaman terhadap algoritma yang
telah dibangun. Hasil simulasi ini juga diuji-cobakan secara komparatif dengan output berbagai
model kordinasi ranti pasok yang telah beredar di pasaran. Setelah diuji coba dilakukan
evaluasi dan kemudian, berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, dilakukan perbaikan dan
penyempurnaan yang diperlukan terhadap metode solusi maupun terhadap penerapan aplikasi
komputer yang dibangun.
Penjelasan Jika diperlukan
Metodologi yang digunakan pada tahapan di atas adalah: (a) Tahap I dilakukan dengan studi
literatur dan survey ke beberapa kawasan industri di P. Jawa; (b) Tahap II dilakukan dengan
metode analitis induktif; (c) Tahap III dilakukan dengan metode analitis, statistik,
pemrograman dan kemudian simulasi komputer
Jadwal Penelitian
No Nama Kegiatan Bulan Ke.
1 2 3 4 5 6
2. Survey Industri X X
3. Analisis Data X X
4. Formulasi Program Optimsasi Sistem X X
5. Pemrograman dan simulasi komputer X X
6. Uji coba dan perbandingan. X X
7. Pelaporan X
Catatan;(informasi tambahan untuk menjelaskan kegiatan)
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan
pengutipan. Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam
Daftar Pustaka. Daftar Pustaka ditulis dengan menggunakan APA Style
9
Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sarker, B. R., & Diponegoro, A. (2009, 5). Optimal production plans and shipment
schedules in a supply-chain system with multiple suppliers and multiple buyers. European
Journal of Operational Research, 194, 753-773. doi:10.1016/j.ejor.2008.01.025
[2] Lin, Y. J. (2009, 5). An integrated vendor-buyer inventory model with backorder price
discount and effective investment to reduce ordering cost. Computers and Industrial
Engineering, 56, 1597-1606. doi:10.1016/j.cie.2008.10.009
[3] Ben-Daya, M., As'Ad, R., & Seliaman, M. (2013, 5). An integrated production
inventory model with raw material replenishment considerations in a three layer supply chain.
International Journal of Production Economics, 143, 53-61. doi:10.1016/j.ijpe.2010.10.024
[4] Dey, O., & Giri, B. C. (2014, 9). Optimal vendor investment for reducing defect rate in
a vendor-buyer integrated system with imperfect production process. International Journal of
Production Economics, 155, 222-228. doi:10.1016/j.ijpe.2014.02.004
[5] Chaharsooghi, S. K., & Heydari, J. (2010, 7). Supply chain coordination for the joint
determination of order quantity and reorder point using credit option. European Journal of
Operational Research, 204, 86-95. doi:10.1016/j.ejor.2009.10.007
[6] Arkan, A., & Hejazi, S. R. (2012, 2). Coordinating orders in a two echelon supply chain
with controllable lead time and ordering cost using the credit period. Computers and Industrial
Engineering, 62, 56-69. doi:10.1016/j.cie.2011.08.016
[7] Glock, C. H. (2012, 3). Lead time reduction strategies in a single-vendor–single-buyer
integrated inventory model with lot size-dependent lead times and stochastic demand.
International Journal of Production Economics, 136, 37-44. doi:10.1016/J.IJPE.2011.09.007
[8] Taleizadeh, A. A., Zarei, H. R., & Sarker, B. R. (2019). An optimal ordering and
replenishment policy for a vendor-buyer system under varying replenishment intervals and
delayed payment. European Journal of Industrial Engineering, 13, 264-298.
doi:10.1504/EJIE.2019.098520
[9] Lee, W., Wang, S. P., & Chen, W. C. (2017, 2). Forward and backward stocking
policies for a two-level supply chain with consignment stock agreement and stock-dependent
demand. European Journal of Operational Research, 256, 830-840.
doi:10.1016/j.ejor.2016.06.060
[10] Heydari, J., Zaabi-Ahmadi, P., & Choi, T. M. (2018, 12). Coordinating supply chains
with stochastic demand by crashing lead times. Computers and Operations Research, 100, 394-
403. doi:10.1016/j.cor.2016.10.009
[11] Hossain, M. S., Ohaiba, M. M., & Sarker, B. R. (2017, 6). An optimal vendor-buyer
cooperative policy under generalized lead-time distribution with penalty cost for delivery
lateness. International Journal of Production Economics, 188, 50-62.
doi:10.1016/j.ijpe.2017.03.015
[12] Jauhari, W. A. (2014). Integrated inventory model for single-vendor single-buyer with
imperfect production process. International Journal of Operational Research, 20, 283-300.
doi:10.1504/IJOR.2014.062451
[13] Jauhari, W. A., Sianipar, M., Rosyidi, C. N., & Dwicahyani, A. R. (2018, 10). A
vendor–buyer inventory model with imperfect production considering investment to reduce
10
Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id
lead time variability. (T. Peng, Ed.) Cogent Engineering, 5, 1-17.
doi:10.1080/23311916.2018.1531455
[14] Seyedhosseini, S. M., Hosseini-Motlagh, S. M., Johari, M., & Jazinaninejad, M. (2019,
9). Social price-sensitivity of demand for competitive supply chain coordination. Computers
and Industrial Engineering, 135, 1103-1126. doi:10.1016/j.cie.2019.05.019
[15] Chern, M. S., Pan, Q., Teng, J. T., Chan, Y. L., & Chen, S. C. (2013, 7). Stackelberg
solution in a vendor-buyer supply chain model with permissible delay in payments.
International Journal of Production Economics, 144, 397-404. doi:10.1016/j.ijpe.2013.03.008
[16] Çömez-Dolgan, N., & Fescioglu-Unver, N. (2015, 6). Managing transshipments in a
multi-retailer system with approximate policies. Journal of the Operational Research Society,
66, 947-964. doi:10.1057/jors.2014.59
[17] World Bank. (2019). (The World Bank) Retrieved October 13, 2019, from
https://data.worldbank.org/indicator/FP.CPI.TOTL.ZG?locations=Z4&most_recent_value_de
sc=true
[18] Diponegoro, A., & Rukman, F. (2017). Modeling of a Scheduling Method for
Organizing Training Assignments. Proceedings of the 2nd Annual International Seminar on
Transformative Education and Educational Leadership (AISTEEL 2017). Medan: Atlantis
Press. doi:10.2991/aisteel-17.2017.39
[19] Diponegoro, A., & Sarker, B. R. (2003). Flow distance reduction for a multi-product
flowline with sets of identical machines. European Journal of Operational Research, 147, 591-
612.
[20] Diponegoro, A., & Sarker, B. R. (2006, 8). Finite horizon planning for a production
system with permitted shortage and fixed-interval deliveries. Computers & Operations
Research, 33, 2387-2404. doi:10.1016/j.cor.2005.02.019
[21] Diponegoro, A. (2018). Enhancement method for assignments of staff in multiple
events. SHS Web of Conferences. 49, p. 02005. SHS Web. doi:10.1051/shsconf/20184902005
[22] Diponegoro, A., & Sarker, B. R. (2002, 5). Determining manufacturing batch sizes for
a lumpy delivery system with trend demand. International Journal of Production Economics,
77, 131-143. doi:10.1016/S0925-5273(02)00108-1
[23] Diponegoro, A., & Sarker, B. R. (2007). Operations policy for a supply chain system
with fixed-interval delivery and linear demand. Journal of the Operational Research Society,
58, 901-910. doi:10.1057/palgrave.jors.2602199
[24] Diponegoro, A., & Sarker, B. R. (2003). Machine assignment in a nonlinear multi-
product flowline. Journal of the Operational Research Society, 54, 472-489.
[25] Diponegoro, A. Multiple event employee assignment in an industrial environment.
working paper for Journal of the Operational Research Society. [Working Paper]
[26] Fitriani, S., Wahjusaputri, S., & Diponegoro, A. (2019). Success factors in triple helix
coordination: small-medium sized in western java. Etikonomi, 18(2). [Article in press]
11
Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id
Lampiran
Rencana Anggaran Penelitain
A. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
ATK
1 Rp 1,250,000 Rp 1,250,000
Bahan Penelitian Pencetakan
(Print/F.C./ Jilid)
1 Rp 500,000 Rp 500,000
Materai
15 Rp 10,000 Rp 150,000
Subtotal
Rp 1,900,000
B. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Survey 6 Industri
Jabodetabek
Transport Lokal
Jabodetabek (OK)
12 Rp 150,000 Rp 1,800,000
Analisis Data Survey Analisis Data 6
Industri
6 Rp 150,000 Rp 900,000
Konsumsi Survey Survey di 6 lokasi
(12 OH)
12 Rp 70,000 Rp 840,000
Transport konferensi
nasional
Tiket PP
Konferensi
Nasional Luar
Jawa
2 Rp 900,000 Rp 1,800,000
Penginapan Konferensi
Nasional
1 Rp 650,000 Rp 650,000
Subtotal
Rp 5,990,000
C. Biaya Sewa
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Internet & Telepon 6
bln
Komunikasi Data
dan Voice
6 Rp 135,000 Rp 810,000
Lisensi Ms Office
360 (1 thn)
Analisis data &
Penulisan Laporan
1 Rp 1,300,000 Rp 1,300,000
Subtotal
Rp 2,110,000
D. Biaya Publikasi
12
Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Pemrograman
aplikasi komputer
Simulasi Solusi
dengan Program
Komputer
1 Rp 1,250,000 Rp 1,250,000
Grammarly
Proofread
Proofread Publikasi
Intl.
1 Rp 1,250,000 Rp 1,250,000
Pendaftaran
Konferensi
Konferensi
Nasional / Intl.
1 Rp 2,750,000 Rp 2,750,000
Jurnal Internasional Biaya Publikasi 1 Rp 4,700,000 Rp 4,700,000
Subtotal
Rp 9,950,000
TOTAL ANGGARAN DIPERLUKAN Rp 19,950,000
Terbilang Sembilan belas juta Sembilan ratus lima puluh ribu rupiah
Lampiran Format Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas
No Nama / NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu
Alokasi Waktu (jam/mgg)
Uraian Tugas
1 Ahmad
Diponegoro,
Ph.D.
Prodi
Manajemen
SPS
10 1. Menyusun rencana kerja
penelitian dan menyiapkan
pelaksanaan
2. Menganalisis temuan observasi,
membangun formulasi, membuat
algoritma, dan menyususn program
aplikasi komputer
3. Membuat laporan penelitian
4. Membuat luaran penelitian 2
Surat Pernyataan Peneliti
Click or tap here to enter text.