CR Dengue Fever
-
Upload
debby-astasya-annisa -
Category
Documents
-
view
223 -
download
9
description
Transcript of CR Dengue Fever
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. P
Nomor CM : 774371
Umur : 18 th
Alamat : Kp. Pasir Lewus, Cilawu
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Status Pernikahan : Belum menikah
Status Pekerjaan : Satpam
Tanggal Masuk : 29/05/2015
Tanggal Keluar : 04/06/2015
Jam Masuk : 18.22
Ruangan : Gedung Safir
II.Anamnesis
( Autoanamnesis )
A.Keluhan Utama :
Demam sejak 3 hari SMRS
B.Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD Dr. Slamet Garut diantar keluarganya dengan keluhan
demam sejak 3 hari SMRS. Pasien mengatakan demam naik turun sepanjang hari. Nyeri
tekan abdomen dirasakan di daerah epigastrium. Terdapa mual dan tidak ada muntah. Pasien
juga mengeluhkan sesak nafas dan terdapat riwayat gusi berdarah. Pasien sudah pernah
diobati dengan ibuprofen, histigo dan cefixime.
C.Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit terdahulu . Riwayat penyakit paru-paru
disangkal, riwayat penyakit asma disangkal, riwayat penyakit kolesterol disangkal, riwayat
penyakit kencing manis disangkal.
D.Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat penyakit serupa dikeluarga disangkal.
E.Riwayat Alergi :
Riwayat alergi obat, perubahan cuaca, makanan, debu, serbuk bunga, bulu binatang
disangkal pasien.
F.Keadaan Sosial – Ekonomi :
Pasien tinggal bersama ibu dan kedua adiknya. Pasien sehari hari bekerja sebagai
satpam dan termasuk kedalam kategori masyarakat kelas menengah karena dapat dilihat
dengan pasien menggunakan pembayaran BPJS kelas 2.
G.Anamnesis Sistem Organ Tubuh :
Kulit : Tidak ada keluhan
Kepala : Tidak ada keluhan
Mata : Tidak ada keluhan
Telinga : Tidak ada keluhan
Hidung : Tidak ada keluhan
Mulut : Tidak ada keluhan
Tenggorokan : Tidak ada keluhan
Leher : Tidak ada keluhan
Thoraks (Jantung/Paru) : Sesak (+), batuk (-)
Abdomen : Mual (+), muntah (-)
Saluran Kemih / Kelamin : Tidak ada keluhan
Saraf dan Otot : Nyeri sendi
Ekstremitas : Tidak ada keluhan
H.Pemeriksaan Fisik
Ukuran Antropometrik
Tinggi Badan : 160 cm
Berat badan : 65 Kg
BMI : 65/(1.70)2= 22.4 Kg/m2
(Normal weight)
Keadaan Gizi : Tampak normal
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/80
Nadi : 88 x / menit, regular, isi lemah
Respirasi : 20 x / menit
Suhu : 36,8o C
Sianosis : Tidak tampak sianosis
Edema : Asites (-), ekstremitas bawah (-), ektremitas atas (-)
Cara Berjalan : Normal
Mobilitas : Aktif (Pasien banyak bergerak di tempat tidur)
Aspek Kejiwaan : Tingakah laku : Wajar
: Alam Perasaan : Biasa
: Proses Berpikir : Wajar
Kulit : Warna : Sawo matang
: Jaringan Parut : Tidak ditemukan
: Pembuluh Darah : Tidak tampak melebar
: Keringat : Tampak umum
: Lapisan Lemak : Kurang
: Efloresensi : Tidak ditemukan
: Pigmentasi : Tidak ditemukan
: Suhu Raba : Hangat
: Kelembapan : Biasa
: Turgor : Baik
Kepala : Normocephal
: Ekspresi Wajah : Wajar
: Simetrisitas Muka : Simetris
: Rambut : Hitam, lurus.
Tidak mudah dicabut.
Pem. Darah temporal : Teraba
Mata : Exophthalmus : - / -
: Endophtalmus : - / -
: Kelopak : Tidak ada kelainan
: Conjungtiva Anemis : - / -
: Sklere Ikterik : - / -
: Lapang Penglihatan : Tidak diperiksa
: Deviatio Konjugae : Tidak diperiksa
: Lensa : Normal
: Visus : Tidak diperiksa
: Tekanan Bola Mata : Tidak diperiksa
Telinga : Lubang : Normal
: Serumen : Tidak diperiksa
: Selaput Pendengaran : Tidak diperiksa
: Cairan : Tidak tampak ada cairan
: Penyumbatan : Tidak tampak
: Perdarahan : Tidak tampak ada darah
Hidung : Pernafasan cuping hidung : Tidak tampak
Septum Deviasi : Tidak tampak
Sekret : Tidak tampak
Mulut : Bibir : Lembab
: Langit – Langit : Normal
: Faring : Tidak hiperemis
: Sianosis peroral : Tidak tampak
: Tonsil : T1 – T1
Leher : JVP : 5+2 cm H2O
Kelenjar tiroid : tidak teraba pembesaran
Kelenjar limfe : tidak ada keluhan
THORAX
Cor : Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat.
: Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS 4 sebelah
lateral garis midclavicula sinistra.
: Perkusi : Batas jantung kanan di linea sternalis
dextra ICS 4
Batas jantung kiri pada Linea axilaris
anterior ICS 5
Batas pinggang jantung pada linea
parasternalis sinistra ICS 3
: Auskultasi : Bunyi jantung S1 = S2 murni regular
: Murmur ( - ) Gallop ( - )
Pulmo (depan) : Inspeksi : Hemitoraks simetris pada keadaan statis
dan dinamis, tidak tampak adanya sikatrik,
massa dan fraktur pada kedua hemitoraks.
: Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris
: Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
: Auskultasi : VBS simetris di kedua hemitoraks
: Ronkhi ( - / - ) Wheezing ( - / - )
Pulmo (belakang) : Inspeksi : Hemitoraks simetris pada keadaan statis
dan dinamis, tidak tampak adanya sikatrik,
massa dan fraktur pada kedua hemitoraks.
: Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris
: Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
: Auskultasi : VBS simetris di kedua hemitoraks
: Ronkhi ( - / - ) Wheezing ( - / - )
Abdomen : Inspeksi : Datar normal
: Auskultasi : BU ( + ) 15 x / menit di 4 kuadran
: Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
: Palpasi : Nyeri tekan di epigastrium.
Pembesaran hepar tidak teraba
Pembesaran lien tidak teraba
Ekstremitas : Purpura : Tidak ditemukan
: Petechie : Tidak ditemukan
: Hematom : Tidak ditemukan
: Edema : Tidak tampak edema
: Varises : Tidak tampak varises pada ekstremitas
: Akral : Hangat
: Kelenjar getah bening
Axila : Tidak teraba pembesaran
Inguinal : Tidak teraba pembesaran
Pembuluh darah
Arteri Temporalis : Teraba
Arteri Karotis : Teraba
Arteri Brakhialis : Teraba
Arteri Radialis : Teraba
Arteri Femoralis : Tidak Diperiksa
Arteri Poplitea : Tidak Diperiksa
Arteri Tibialis Posterior : Tidak Diperiksa
H.Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien ini dilakukan :
1. Laboratorium
30/05/2015
a. Hematologi Klinik
Hemoglobin : 15,5 mg/dL
Hematokrit : 47%
Lekosit : 2.910/mm3
Trombosit : 42.000/mm3
Eritrosit : 5,14 juta/mm3
LED : 6/20
b. Kimia Klinik
SGOT : 117
SGPT : 76
Ureum : 35
Kreatinin : 1.1
GDP : 132
31/05/2015
Hematologi Klinik
Hemoglobin : 14,4 mg/dL
Hematokrit : 42%
Lekosit : 4.880/mm3
Trombosit : 109.000/mm3
Eritrosit : 5,14 juta/mm3
Imunoserologi
Dengue Fever Test
Dengue IgG : POSITIF
Dengue IgM : POSITIF
Darah rutin
01/06/2015
Hematologi Klinik
Hemoglobin : 10,2 mg/dL
Hematokrit : 30%
Lekosit : 5.980/mm3
Trombosit : 144.000/mm3
Eritrosit : 3,65 juta/mm3
I. Ringkasan Permasalah
Seorang laki-laki berusia 18 tahun demam 3 hari SMRS, perdarahan gusi (+), nyeri
epigastrium (+) disertai pusing, mual dan nyeri sendi.
J.Daftar Permasalahan
Dengue Fever
DD: Dengue Hemorrhagic Fever
K.Perencanaan
-Infus asering 500cc 20 gtt/menit
-Pantoprazole 40 mg 1x1 amp IV
-Dexametason 3x1 amp IV
-Paracetamol 500mg 3x1 PO
-Sanfuliq 1x1 PO
-Dehaf 3x1 sachet PO
K.Prognosis
Quo ad Vitam : ad bonam
Quo ad Fungsional : ad bonam
Quo ad Sanationam : ad bonam
L.Follow Up.
Tanggal. S O A P
30 Mei 2015
-Demam (+)
-Nyeri tekan abdomen (-)
-Sesak (+)
-Nyeri dada (-)
-Keluar darah dari gusi (+)
KU : SS
KS : CM
T : 120 / 90 mmHg
N : 64 x / menit
R : 20 x / menit
S : 36,8o C
Mata: CA - / -
: SI - / -
Hidung: PCH ( - )
Mulut: SPO ( - )
Cardio :
BJ I - II reg. M ( - ) G ( - )
Pulmo :
VBs (+) ki = ka Rh -/- Wh -/-
Abdomen :
BU ( + ) NT ( - )
Edema : atas -/- bawah -/-
Akral : Hangat
-Dengue Fever Pd :
-Lab Hematologi rutin
Pt :
-Infus asering 500cc 20gtt/menit
-Pantoprazole 40 mg 1x1 IV
-Dexametason 3x1 IV
-Paracetamol 500mg 3x1 PO
Tanggal. S O A P
1 Juni 2015
Demam naik turun, nyeri abdomen ( - ), pusing ( - ), sesak ( - ), keluar darah dari gusi ( - )
KU : SS T : 110 / 70 mmHg
KS : CM N : 60 x / menit
R : 16 x/menit S : 36,3 o C
Mata: CA - / -
: SI - / -
Hidung: PCH ( - )
Mulut: SPO ( - )
KGB: ( - )
Thorax:
Cardio :
BJ SI SII ( + ) normal reguler. M ( - ) G ( - )
Pulmo :
VBs ki = ka Rh -/- Wh -/-
Abdomen :
BU ( + ) NT ( + )
Edema : atas -/-, bawah -/-
Akral : Hangat
-Dengue Fever Pd :
IgG dan IgM dengue
Pt :
-Infus asering 20 gtt/menit
-Pantoprazole 1x40 mg IV
-Dexamethasone 3x1 IV
-PCT 3x1 p.o
-Santuliq 1x1 p.o
-Dehaf 3x1 p.o
Tanggal.
S O A P
2 Juni 2015
Demam naik turun, nyeri abdomen ( - ), pusing ( - ), sesak ( - ), keluar darah dari gusi ( - )
KU : SS
KS : CM
T : 110 / 70 mmHg
N : 60 x / menit.
R : 20 x / menit.
S : 35,2 o C
Mata: CA - / -
: SI - / -
Thorax
Cardio :
BJ SI SII ( + ) normal reguler. M ( - ) G ( - )
Pulmo :
VBs ki = ka Rh -/- Wh -/-
Abdomen :
BU ( + ) NT ( - )
Edema : atas -/-, bawah -/-
Akral : Hangat
Dengue Fever -Infus asering 20 gtt/menit
-Pantoprazole 1x40 mg IV
-Dexamethasone 3x1 IV
-PCT 3x1 p.o
-Santuliq 1x1 p.o
-Dehaf 3x1 p.o
Tanggal. S O A P
03 Juni 2014
Demam naik turun, nyeri abdomen ( - ), pusing ( - ), sesak ( - ), keluar darah dari gusi ( - )
KU : SR
KS : CM
T : 100 / 60 mmHg
N : 60 x / menit.
R : 16 x / menit.
S : 35,6 o C
Mata: CA - /-
: SI - / -
Cardio :
BJ SI -SII reg. M (-) G (-)
Pulmo :
VBs ki = ka Rh -/- Wh -/-
Abdomen :
BU ( + ) NT ( - )
Edema : atas -/-, bawah -/-
Akral : Hangat
- Dengue Fever Pd :
Pt :
-Infus asering 20 gtt/menit
-Pantoprazole 1x40 mg IV
-Dexamethasone 3x1 IV
-PCT 3x1 p.o
-Santuliq 1x1 p.o
-Dehaf 3x1 p.o
PERTANYAAN KASUS.
1. Bagaimana diagnosa pada pasien ini ?
Diagnosis pada pasien ini adalah dengue fever, karena terpenuhi kriteria presumptif
positif dengue, yaitu : aches and pain dan warning sign. Warning sign terdiri atas: Nyeri
tekan abdomen, muntah yang persisten, penumpukan cairan, perdarahan mukosa, letargi,
pembesaran hepar > 2cm, dan pada pemriksaan laboratorium didapatkan peningkatan
hematokrit dengan penurunan yang signifikan pada trombosit.
DEFINISI
Dengue Fever
1. Definisi
Dengue adalah penyakit virus dengan vektor nyamuk Aedes yang menyebar dengan cepat di
seluruh dunia pada kahir-akhir ini. Virus dengue ditransmisikan oleh nyamuk betina dari
spesia Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang akhir-akhir ini baru terdeteksi. Penyakit ini
dengan cepat menyebar secara luas, dengan faktor lingkungan yang mendukung yaitu curah
hujan yang meninggi, suhu sekitar, dan urbanisasi yang tidak terkontrol (WHO, 2015).
Penyakit ini disebabkan virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropoda Borne Virus
(Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan
mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN-4.
2. Klasifikasi, Manifestasi Klinis dan Diagnosis
Sumber: WHO, 2015
Probable Dengue Fever
Pasien yang tinggal di daerah yang endemis dengue memungkinan untuk terinfeksi
virus tersebut.
Kriteria yang termasuk dalam probable dengue fever demam dan dua gejala berikut:
a) Mual dan muntah
b) Ruam
c) Nyeri
d) Uji torniquet positif
e) Leukopeni
f) Adanya satu Warning Sign
Dengue Fever with Warning Sign
Dengue Fever dengan Warning Sign harus memenuhi kriteria dari Warning Sign itu
sendiri, yaitu:
a) Nyeri pada abdomen
b) Muntah yang persisten
c) Akumulasi cairan
d) Perdarahan mukosa
e) Letargi
f) Pembesaran hepar > 2cm
g) Peningkatan hematokrit dengan penurunan signifikan dari jumlah trombosit.
Severe Dengue
Severe Dengue adalah komplikasi yang berpotensi mematikan akibat kebocoran
plasma, akumulasi cairan, gangguan pernapasan, pendarahan masif, atau gangguan
fungsi organ. Warning sign muncul 3-7 hari setelah gejala pertama dengan penurunan
suhu (di bawah 38°C/100°F) dan meliputi: sakit parah perut, muntah terus menerus,
napas cepat, gusi berdarah, kelelahan, kegelisahan dan darah di muntah. 24-48 jam
berikutnya pada tahap kritis dapat menjadi mematikan; dan perawatan medis yang
tepat dibutuhkan untuk menghindari komplikasi dan risiko kematian yang ada.
a) Kebocoran plasma berat, yang dapat menyebabkan syok (DSS), akumulasi
cairan dengan distress pernafasan.
a. Perdarahan hebat, sesuai pertimbangan klinisi
b. Gangguan organ berat, hepar (AST atau ALT ≥ 1000, gangguan
kesadaran, gangguan jantung dan organ lain)
b) Untuk mengetahui adanya kecenderungan perdarahan dapat dilakukan uji
tourniquet, walaupun banyak faktor yang mempengaruhi uji ini tetapi sangat
membantu diagnosis, sensitivitas uji ini sebesar 30 % sedangkan
spesifisitasnya mencapai 82 %.
3. Epidemiologi
Dengue adalah penyakit dengan proses penyebaran paling cepat di dunia dengan vektor
nyamuk. Dalam 50 tahun terakhir, insiden meningkat 30 kali lipat dengan peningkatan
ekspansi geografis ke negara-negara baru dan dalam dekade ini, akibat dari urbanisasi yang
terjadi dimana-mana. Diperkirakan 50 juta infeksi dengue terjadi setiap tahunnya dan sekitar
2,5 miliar orang tinggal di negara-negara endemik dengue. World Health Assembly
Resolution mendesak komitmen untuk perubahan yang lebih besar untuk dengue oleh WHO
dan negara-negara anggota WHO. Dengue merupakan contoh penyakit yang dapat
menimbulkan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional
dengan implikasi untuk jaminan kesehatan karena gangguan dan epidemi yang cepat
menyebar di luar batas-batas negara.
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue
dan mengakibatkan spektrum manifestasi klinis yang bervariasi antara yang paling ringan,
demam dengue (DD), DBD dan demam dengue yang disertai renjatan atau dengue shock
syndrome (DSS). Dalam 50 tahun terakhir, kasus DBD meningkat 30 kali lipat dengan
peningkatan ekspansi geografis ke negara-negara baru dan, dalam dekade ini, dari kota ke
lokasi pedesaan. Penderitanya banyak ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan
subtropis, terutama Asia Tenggara, Amerika Tengah, Amerika dan Karibia. Virus dengue
dilaporkan telah menjangkiti lebih dari 100 negara, terutama di daerah perkotaan yang
berpenduduk padat dan pemukiman di Brazil dan bagian lain Amerika Selatan, Karibia, Asia
Tenggara, dan India. Jumlah orang yang terinfeksi diperkirakan sekitar 50 sampai 100 juta
orang, setengahnya dirawat di rumah sakit dan mengakibatkan 22.000 kematian setiap tahun
diperkirakan 2,5 miliar orang atau hampir 40 persen populasi dunia, tinggal di daerah
endemis DBD yang memungkinkan terinfeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk setempat.
Jumlah kasus DBD tidak pernah menurun di beberapa daerah tropik dan subtropik bahkan
cenderung terus meningkat dan banyak menimbulkan kematian pada anak, 90% di antaranya
menyerang anak di bawah 15 tahun. Di Indonesia, setiap tahunnya selalu terjadi KLB di
beberapa provinsi, yang terbesar terjadi tahun 1998 dan 2004 dengan jumlah penderita 79.480
orang dengan kematian sebanyak 800 orang lebih. Pada tahun-tahun berikutnya jumlah kasus
terus naik tapi jumlah kematian turun secara bermakna dibandingkan tahun 2004. Misalnya
jumlah kasus tahun 2008 sebanyak 137.469 orang dengan kematian 1.187 orang atau case
fatality rate (CFR) 0,86% serta kasus tahun 2009 sebanyak 154.855 orang dengan kematian
1.384 orang atau CFR 0,89%. Penderita DBD yang tercatat selama ini, tertinggi adalah pada
kelompok umur <15 tahun (95%) dan mengalami pergerseran dengan adanya peningkatan
proporsi penderita pada kelompok umur 15-44 tahun, sedangkan proporsi penderita DBD
pada kelompok umur >45 tahun sangat rendah seperti yang terjadi di Jawa Timur berkisar
3,64%.
4. Etiologi
Dengue fever adalah penyakit viral yang disebabkan oleh infeksi 1 dari 4 tipe virus
dengue (DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-4). Infeksi terhadap salah satu serotipe
DENV memberikan kekebalan terhadap serotipe tersebut seumur hidup, namun tidak untuk
serotipe yang lain. Dengue fever ditularkan dari individu ke individu melalui nyamuk Aedes
aegypti yang merupakan vektor primer dengue. Virus ini ditularkan pada manusia melalui
gigitan nyamuk betina. Setelah inkubasi selama 4-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat
menularkan virus tersebut seumur hidupnya.
Faktor etiologi yang berhubungan dengan dengue fever adalah faktor host (umur, jenis
kelamin, mobilitas), faktor lingkungan (kepadatan rumah, adanya tempat perindukan
nyamuk, tempat peristirahatan nyamuk, kepadatan nyamuk, angka bebas jentik, curah hujan),
faktor perilaku (pola tidur, kegiatan pemberantasan sarang nyamuk, menguras, membuang/
mengubur sarang nyamuk).
Manusia yang terinfeksi virus aedes aegypti merupakan karier dan pengganda virus,
sebagai sumber virus untuk nyamuk yang belum terinfeksi. Pasien yang telah terinfeksi virus
dengue dapat menularkan infeksi (untuk 4-5 hari; maksimum 12) melalui nyamuk Aedes
setelah munculnya gejala awal penyakit.
Nyamuk Aedes aegypti hidup di perkotaan dan berkembang biak pada wadah-wadah
bekas. Tidak seperti nyamuk lainnya, Aedes aegypti merupakan nyamuk yang menginfeksi
pada siang hari.
Aedes albopictus, merupakan vektor sekunder dengue di Asia, telah menyebar ke
Amerika Barat dan Eropa Aedes albopictus sangat adaptif dan dapat hidup di temperatur
dingin seperti di Eropa. Penyebarannya juga disebabkan mudahnya toleransi nyamuk pada
temperatur dibawah beku, hibernasi dan kemampuan hidupnya pada habitat yang mikro.
5. Patofisiologi
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam dengue adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relative disertai gambaran limfosit plasma biru.
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture) ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reserve Transcriptase Polymerase Chain Reaction), namun karena teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap dengue berupa antibody total, IgM maupun IgG.
Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain :
Leukosit: dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis relative (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru
(LPB) > 15% dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat. Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8. Hematokrit: Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan
hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam. Hemostasis: Dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP pada
keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah.
Protein/albumin: Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma. SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase): dapat meningkat. Ureum, Kreatinin: bila didapatkan gangguan fungsi ginjal. Elektrolit: sebagai parameter pemantauan pemberian cairan. Golongan darah: dan cross macth (uji cocok serasi): bila akan diberikan transfusi
darah atau komponen darah. Imuno serologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue.
IgM: terdeksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3, menghilang setelah 60-90 hari.IgG: pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke-2.
Uji III: Dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat pulang dari perawatan, uji ini digunakan untuk kepentingan surveilans. (WHO, 2006)
Hasil laboratorium unutk menegakan diagnosis dengue harus memenuhi minimal satu kriteria atau lebih :
1. Isolasi virus dengue dengan sample dari serum, plasma, leukosit ataupun biopsi
2. Peningkatan titer 4 kali IgG IgM antibodi dengue dengan dilakukan pemeriksaan diulang sebanyak dua kali
3. Ditemukannya antigen virus dengue pada pemeriksaan biopsi secara immunohistochemistry atau secara immunoflorescence atau pada pemeriksaan dengan menggunakan sampel serum dengan enzyme immunoassay
4. Mendeteksi genom dari virus tersebut dengan sampel dari biopsi jaringan, serologi, atau dari cairam serebrospinal dengan teknik PCR (polymerase chain reaction)
Hasil pemeriksaan lab pada demam dengue :1. Trombocytopenia ( <100.000 / dL)2. Leukopenia3. Peningkatan sedang sampai berat nilai SGOT dan SGPT.
Pada pasien dengan demam berdarah dengue, dapat muncul :1. Peningkatan nilai hematocrit2. Hiponatremia3. Peningkatan waktu protombin time4. Penurunan nilai fibrinogen5. Peningkatan jumlah fibrin degradasi produk
7. Penatalaksanaan