Cover

7
Program Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Proposal Perencanaan Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat RW 07 Kelurahan Babakan Surabaya Kecamatan Kiaracondong, Syarifah Melly Maulina _ 25713300 Anna Farahdiba _ 25713302 Fajar Nur Sentosa_ 25713303 Riski Rohmat _2571330 Rizki Rohmat _2571330

description

CoverCoverCoverCoverCoverCoverCoverCoverCover

Transcript of Cover

Proposal Perencanaan Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat

Latar BelakangSanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa kondisi sanitasi di Indonesia masih relatif buruk dan jauh tertinggal dari sektor-sektor pembangunan lainnya. Buruknya kondisi sanitasi ini berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya penyakit pada balita, turunnya daya saing maupun citra kota, hingga menurunnya perekonomian ditingkat daerah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pengelolaan sanitasi di daerah, terutama untuk menghindari dampak dari kondisi buruknya sanitasi di Indonesia. Beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah antara lain: a) Konferensi Sanitasi Nasional yang dilaksanakan bulan November tahun 2007, yang menghasilkan kesepakatan mengenai langkah-langkah penting bagi pembangunan sanitasi ke depan yang juga sejalan dengan pencapaian sasaran Millennium Development Goals (MDGs); dan b) Konvensi Strategi Sanitasi Perkotaan yang dilaksanakan bulan April tahun 2009. Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat dan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan semakin terasa dampaknya terhadap lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan secara terus-menerus menyudutkan masyarakat pada permasalahan degradasi lingkungan. Kualitas sanitasi, pengolahan sampah, keterbatasan lahan untuk ruang terbuka hijau dan kesadaran masyarakat atas perubahan iklim menjadi beberapa masalah yang harus diselesaikan oleh para pejabat kota di Indonesia. Karena itu, unsur utama yang harus dimiliki pelaku pemerintahan ini adalah kemampuan dan konsistensi identifikasi persoalan lingkungan.Berdasarkan kamus bahasa Indonesia, sanitasi diartikan sebagai pemelihara kesehatan. Pemeliharaan kesehatan lingkungan (sanitasi), merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Sanitasi merupakan salah satu tantangan yang paling utama bagi negara -negara berkembang. Karena menurut WHO, penyakit diare membunuh satu anak di dunia ini setiap 15 detik, karena access pada sanitasi masih terlalu rendah. Hal ini menimbulkan masalah kesehatanlingkungan yang besar, serta merugikan pertumbuhan ekonomi dan potensi sumber daya manusia pada skala nasional. Tidak memadainya sarana sanitasi akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan danlingkungan. Sebagai konsekuensinya pemerintah mendorong terpenuhinya kebutuhan itu walaupun hingga saat ini cakupan layanan sanitasi baik di perkotaan maupun perdesaan belum memadai. Salah satu layanan sanitasi yang belum memadai adalah penanganan air limbah permukiman terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah di lingkungan permukiman padat penduduk, kumuh dan rawan sanitasi di perkotaan.Peningkatan cakupan itu tidak mampu mengimbangi pertumbuhan penduduk dan permukiman yang demikian pesat. Akibatnya pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana sanitasi menjadi tertinggal. Banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini terjadi. Seperti minimnya kepedulian dari berbagai pihak antara lain pemerintah dan wakil rakyat akan persoalan sanitasi tercermin dari alokasi anggaran yang sangat sedikit untuk pembangunan fasilitas sanitasi dasar. Penyakit seperti diare dan malaria pun biasa muncul pada daerah dengan sanitasi buruk.Selain itu juga masih kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat akan kesehatan lingkungan terutama di daerah perdesaan, karena rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Hal ini menyebabkan banyaknya jamban yang tidak digunakan sebagaimana mestinya karena ketidakmengertian masyarakat. Keterlibatan dan komitmen pemangku kepentingan termasuk pemerintah, para wakil rakyat, dunia usaha (swasta), dan masyarakat masih jauh dari kemampuan untuk bersama-sama berembug dan bertindak sesuai kesepakatan peran dan kewajiban untuk mengelola air limbah.Pengalaman juga menunjukkan adanya sarana dan prasarana sanitasi terbangun yang tidak dapat beroperasi secara optimal. Salah satupenyebabnya adalah tidak dilibatkannya masyarakat sasaran baik tahap perencanaan, pembangunan ataupun pada kegiatan operasi dan pemeliharaan. Selain itu, pilihan teknologi yang terbatas mempersulit masyarakat untuk dapat menentukan prasarana dan sarana yang hendak dibangun dan digunakan di daerahnya yang sesuai dengan kebutuhan, budaya setempat, Kemampuan masyarakat untuk mengelola prasarana tersebut. Hal tersebut mengakibatkan prasarana dan sarana sanitasi yang terbangun menjadi tidak berkelanjutan, tidak dapat berfungsi dengan baik, dan tidak adanya perhatian masyarakat untuk menjaga pelayanan prasarana dan sarana. Di samping untuk mengejar ketertinggalan dari sector-sektor lain, perbaikan sanitasi juga dimaksudkan untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia memenuhi tujuan-tujuan Millenium Development Goals (MDGs). Khususnya yang terkait dengan butir 7 target ke-10 MDG, yakni mengurangi hingga setengahnya jumlah penduduk yang tidak punya akses berkelanjutan pada air yang aman diminum dan sanitasi yang layak pada tahun 2015. Target ini bisa dipenuhi secara kuantitatif, tetapi secara kualitatif layanan yang tersedia masih belum memadai. Kepadatan penduduk yang tinggi yang tidak sebanding dengan lahan yang tersedia untuk permukiman mengakibatkan ketidakteraturan dalam penataan tempat tinggal dan semakin tidak memadainya sarana dan prasarana dasar permukiman di Kelurahan Babakan Surabaya. Buruknya sanitasi lingkungan mempengaruhi keberlanjutan lingkungan hidup yang ada. Rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya sanitasi lingkungan permukiman yang sehat terlihat dari perilaku masyarakat yang kurang ramah pada lingkungannya. Hal ini ditandai dari masih adanya sebagian masyarakat yang melakukan pola hidup tidak sehat seperti memanfaatkan sungai sebagai sarana MCK dan air bersih untuk kebutuhan hidup, serta kebiasaan membuang limbah rumah tangga langsung ke sungai yang berpotensi sebagai penyebab penyebaran wabah penyakit. Pemerintah Kelurahan Babakan Surabaya sudah berusaha untuk memperbaiki kondisi ini melalui program-program perbaikan lingkungan permukiman dengan konsep pemberdayaan masyarakat. Namun, pada kenyataannya tidak semua program dapat berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan tidak semua masyarakat memiliki kepedulian terhadap lingkungannya. Berdasarkan pertemuan yang dilakukan dengan rw setempat pada tanggal 16 Februari 2015 di kecamatan kiaracondong kelurahan babakan surabaya, maka fokus penelitian kami terdapat pada RW 07 dimana merupakan daerah dengan kepadatan yang tinggi di kelurahan tersebut.Terdapat beberapa permasalahan mengenai air dan sanitasi yang terdapat pada RW 07 Kelurahan Babakan Surabaya mengenai sanitasi di lingkungan tersebut. Secara sektoral permasalahan yang ditemukan khusus untuk Kelurahan Babakan Surabaya RW 07 antara lain adalah: Drainase buruk menyebabkan air meluap (banjir) pada saat terjadi hujan, baik dikarenakan luapan dari air sungai maupun limpasan dari tepat lain yang memiliki kontur yang tinggi. kurangnya pengetahuan masyarakat akan pengelolaan sampah, hal ini dapat dilihat dari masih terdapatnya masyarakat yang membuang sampah sembarangan ,warga yang tidak peduli dengan pewadahan sampah, serta pengelolaan TPS yang tidak baik Permasalaan pada pengelolaan air,dimana air yang dikonsumsi masih dibawah baku mutu serta kebocoran air pipa air bersih. Perilaku hidup bersih dan sehat yang masih belum diterapkan oleh masyarakat diwilayah tersebut

Maksud TujuanMaksud penyusunan studi perencanaan infrastruktur air bersih dan sanitasi ini untuk mengetahui gambaran kondisi eksisting pengelolaan air minum, air limbah dan persampahan dan menyusun rencana pengembangannya berdasarkan pemilihan teknologi yang tepat guna.Adapun tujuannya adalah:1. Mengetahui kondisi eksisting mengenai pengelolaan air minum, serta membuat rencana sistem penyediaan air minum berdasarkan kondisi dari wilayah tersebut. 1. Mengetahui kondisi eksisting mengenai pengelolaan air limbah, baik domestik maupun non domestik serta merencanakan sistem IPAL yang dapat diterapkan didaerah tersebut.1. Mengetahui kondisi eksisting mengenai pengelolaan air limbah, baik domestik maupun non domestik serta merencanakan sistem IPAL yang dapat diterapkan didaerah tersebut.1. Mengetahui kondisi eksisting mengenai pengelolaan persampahan yang dilakukan oleh masyaraka serta menyusun rencana pengelolaan persampahan untuk kemudian dapa dijadikan sebagai energi alternatif untuk daerah tersebut selain mereduksi sampah dari sumber.1. Mengetahui karakteristik sosial budaya masyarakat di wilayah tersebut, untuk selanjutnya disusun program guna memberikan pengetahuan akan manfaat sanitasi yang baik bagi wilayah tersebut, serta mengarahkan masyarakat ke perilaku hidup bersih dan sehat. 1. Menyusun rencana pengembangan infrastruktur air bersih dan sanitasi dengan analisis sosial kemasyarakatan (pembangunan berbasis masyarakat).

Kegiatan Pemberdayaan Berbasis MasyarakatDalam kegiatan pemberdayaan berbasis masyarakat di Kelurahan Babakan Surabaya RW 07 akan dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :1. Melakukan survey ke lokasi studi untuk melihat kondisi eksisting di lokasi studi mengetahui kondisi atau kebiasaan tingkah laku masyarakat dalam bidang air minum, air limbah, dan persampahan serta pengetahuan masyarakat mengenai pola hidup bersih dan sehat (PHBS).1. Melakukan pertemuan dengan key person (dalam hal ini ketua RW) untuk mengetahui permasalahan umum yang terdapat di wilayah tersebut. 1. merumuskan permasalahan pengelolaan infrastuktur air bersih dan sanitasi yang terjadi di di Kelurahan Babakan surabaya RW 07, untuk rumuskan perencanaan mengenai infrastuktur air bersih dan sanitasi di kelurahan tersebut agar tepat guna.1. Melakukan pertemuan dengan warga guna merumuskan keinginan warga akan perbaikan lingkungan, serta mengukur pengetahuan warga mengenai pengelolaan air bersih, sampah serta limbah didaerah tersebut, serta pentingnya PHBS bagi warga guna menunjang perencanaan. 1. Melakukan program-program guna memberikan pengetahuan mengenai manfaat perbaikan sanitasi lingkungan serta pola hidup bersih dan sehat, sasaran kegiatan ini yakni anak-anak, remaja serta ibu-ibu rumah tangga, dengan cara yang sesuai dengan tingkat usia untuk tujuan yang sama.program tersebut yakni dengan membuat poster mengenai PHBS, membuat permainan dimana diselipkan pengetahuan tentang PHBS serta menonton video yang ada, mengenai pentinya PHBS yang dapat menunjang tingkat kesehatan masyarakat dan lingkungan di wilaya studi.1. Melakukan atau menyusun konsep pemberdayaan berbasis masyarakat yang bisa diterima dan dikerjakan oleh masyarakat kelurahan babakan surabaya RW 07 dalam memelihara lingkungan.1. Mengukur kembali tingkat pengetahuan warga sebagai indikator bahwa warga telah mengetahui pentingnya dari perbaikan sanitasi serta cara pengelolaan air bersih,sampah dan limbah yang baik dengan pola hidup bersih dan sehat.