hubungan tingkat pendidikan orang tua dan prestasi belajar dengan ...
Contoh Tugas Akhir Bahasa Indonesia SMA : Pengaruh Orang Tua Terhadap Prestasi Dan Keefektifitasan...
-
Upload
yakhdi-perari-pinem -
Category
Documents
-
view
843 -
download
11
Transcript of Contoh Tugas Akhir Bahasa Indonesia SMA : Pengaruh Orang Tua Terhadap Prestasi Dan Keefektifitasan...
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Yakhdi Perari Pinem
NIS : 9927376394
M E D A N
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap manusia di bumi ini memiliki hak untuk mendapatkan
pengajaran. Pengajaran tersebut dapat diperoleh dengan cara belajar.
Secara lebih lengkap, Winkel. WS ( 1996 : 2 ) mengatakan, Belajar
merupakan suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Siswa merupakan individual yang baik artinya tidak ada dua orang
siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang
lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan
sifat – sifatnya. Perbedaan individual ini menyebabkan perbedaan prestasi
belajar siswa.
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup kesehatan,
intelegensi dan bakat, minat dan motivasi. Faktor eksternal mencakup
keluarga, sekolah dan lingkungan sekitarnya ( Dalyono, 2001 : 55 ).
Berdasarkan uraian diatas, tampak bahwa salah satu faktor
eksternal dari prestasi belajar siswa adalah keluarga. Secara lebih
lengkap, Winkel. WS ( 1996 : 4 ) mengatakan, Keluarga adalah suatu
kumpulan yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak yang memiliki fungsi
masing – masing.
1
Sebagai orang yang melahirkan anaknya, orang tua memiliki
kewajiban untuk dapat membuat kehidupan anaknya menjadi baik. Sering
peran orang tua di ibaratkan seperti pelari marathon. Bila pelari tersebut
terlalu cepat dalam mengambil langkah awal, maka pelari akan kehabisan
tenaga sebelum mencapai garis finish. Karenanya, orang tua seharusnya
sudah mengatur segalanya dalam mendidik anak dari dini.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi sukses.
Untuk mencapai hal tersebut, maka seharusnya orang tua dan anaknya
harus banyak belajar. Belajar untuk mengenal kekuatan dan kelemahan
diri mereka sendiri, serta untuk mengenal kekuatan dan kelemahan anak –
anak mereka maupun orang tua mereka sendiri. Hal itu dapat diperoleh
dari orang terdekat, kerabat dan sahabat, serta dari berbagai buku dan
seminar mengenai parenting.
Dengan cara belajar dan terus belajar, maka orang tua dan anak
tersebut akan mendapatkan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang
sangat penting dalam membesarkan buah hatinya maupun dalam
berhubungan dengan orang tuanya. Tak jarang kita lihat, kini banyak
orang tua yang menyesal akhirnya karena kurang dalam mempersiapkan
diri dalam membesarkan anak. Dan sudah tak jarang juga kita lihat, kini
banyak anak yang menyesal karena kurangnya menghargai orang tua
mereka setelah orang tua mereka meninggal.
1.2 Perumusan Masalah
Penulis membuat beberapa rumusan masalah untuk makalah ini,
seperti berikut :
Apa sajakah faktor – faktor yang mempengaruhi
keefektifitasan 2
belajar siswa?
Bagaimanakah hubungan antara orang tua terhadap
perkembangan prestasi anak?
Mengapa peran orang tua sangat penting dalam
mengembangkan
tingkat keefektifitasan belajar siswa?
Bagaimanakah pengaruh orang tua terhadap pembentukan
konsep
diri seseorang?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
(1.2.1.) Mengetahui seberapa besar pengaruh orang tua terhadap
keefektifitasan belajar siswa.
(1.2.2.) Mengetahui penyebab terjadinya penurunan
keefektifitasan belajar siswa ataupun factor – factor
yang mempengaruhinya.
(1.2.3.) Memberikan informasi kepada khalayak ramai dalam
menambah wawasan di bidang psikologi terutama
dalam hubungan orang tua dan anak.
1.4. Ruang Lingkup Permasalahan
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis membuat batasan
permasalahan yang akan di bahas yang menjelaskan tentang peranan
orang tua terhadap prestasi dan keefektifitasan belajar siswa.
1.5 Sistematika Penulisan
3
Untuk mempermudah penulisan karya ini dan untuk lebih mudah
dipahami penulis membuat sistematika penulisan yang di bagi
menjadi 6 ( enam ) bab. Adapun sistematika penulisannya adalah
BAB I : Berisikan pendahuluan yang memuat tentang
latar belakang permasalahan, tujuan
penelitian,
ruang lingkup penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : Berisikan uraian teoritis yang menjelaskan
tentang pengertian belajar,strategi belajar,cara
–
cara belajar, peranan orang tua terhadap
kehidupan Anaknya, serta peranan Orang tua
terhadap perkembangan konsep diri pada
pelajar.
BAB III : Berisikan proses penelitian makalah ini,
seperti
masalah sampel, lokasi penelitian, cara
pengambilan data, dan cara menganalisis data.
BAB IV : Berisikan hasil penelitian, berupa kesimpulan
butir – butir soal angket dan wawancara.
BAB V : Berisikan kesimpulan dan saran – saran dari
hasil
makalah ini.
BAB VI : Berisikan lampiran makalah ini, seperti butir
soal
angket dan wawancara.
4
B A B II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Belajar
Belajar dalah tugas utama para siswa. Tetapi, sebenarnya apakah
arti
“belajar“ itu sendiri ? Pengertian belajar sering diartikan sangat sempit,
yaitu membaca buku ataupun mendengarkan penjelasan guru di kelas.
Padahal, seseorang siswa yang melihat suatu kejadian ataupun melakukan
sesuatu juga di sebut belajar. Jadi, pengertian belajar secara luas adalah
suatu proses adaptasi seseorang secara teus menerus sebagai hasil dari
suatu pengalaman hidup.
Belajar tidak selamanya harus melalui buku. Belajar juga dapat di
laksanakan dengan cara mempraktekkannya. Dengan melihat, ataupun
terjun langsung kemasyarakat juga di katakan belajar. Sharing dan
berdiskusi dengan Orang Tua kita juga di keatakan belajar, karena dengan
saling berdiskusi maka kita akan melatih kemampuan berbicara kita. Dan
seperti kata pepatah kuno, Pengalaman adalah guru terbaik. Karena
pengalaman selalu mengajarkan pelajaran hidup, nilai – nilai kehidupan.
5
Untuk lebih memperjelasnya, pada bab – bab selanjutnya penulis akan
menjelaskannya.
Adapun pokok – pokok pikiran dan pengertian yang terkandung
dalam belajar secara lebih lengkap F. Witting ( 1996 : 38 ) mengatakan
sebagai berikut :
a. Belajar merupakan proses berlangsung dalam diri seseorang.
Proses ini mempunyai aspek internal ( berlangsung di dalam diri
sendiri ) dan aspek external ( berlangsung di luar diri atau
tampak dalam kegiatan nyata seseorang individu ).
b. Kegiatan belajar sekarang dipengaruhi oleh faktor – faktor
pengalaman belajar masa lampau, kemampuan yang dimiliki
sekarang, dan tugas/bahan yang dipelajari atau metode belajar-
mengajar yang dipakai.
c. Proses belajar membawa hasil berupa perolehan pengetahuan,
pengertian, sikap nilai, dan keterampilan.
d. Belajar berlangsung sejak individu hadir di dunia ( mulai dari
masih berbentuk janin di rahim ibu ) sampai meninggal dunia.
Hal itu sesuai dengan pepatah Indonesia yang berbunyi
“Tuntutlah ilmu dari kecil hingga ke liang lahat.”
2.2 Strategi Belajar
Sebagai seorang siswa hendaknya kita selalu belajar secara optimal
agal meraih prestasi yang gemilang di dunia akademik. Untuk itu, ada
baiknya sebelum siap untuk “berperang”, kita harus sudah
mempersiapkan strategi penyerangan. Begitu juga dengan belajar, Para
ahli psikolog dan ahli pendidikan menyebutkan bahwa strategi belajar
6
seharusnya memperhatikan hal – hal yang termasuk dalam persiapan
belajar dan cara – cara belajar. Berikut adalah penjabarannya.
2.2.1. Persiapan Belajar
Dalam buku Kunci Sukses Belajar karangan Al – Falasany
dan Fauzan Naif, di sebutkan beberapa hal yang harus di
perhatikan dalam mempersiapkan suatu pembelajaran
antara
lain sebagai berikut:
a. Kesehatan Jasmani
Kesehatan jasmani sangat mutlak diperlukan dalam
belajar. Untuk itu, setiap pelajar perlu menekan sekecil
mungkin gangguan kesehatan. Serta harus dapat
mengatur waktu untuk berbagai aktivitas penting, seperti
makan , istirahat, olah raga, tidur, dan rekreasi. Hal itu
bertujuan agar stamina tubuh tetap segar dan siap untuk
melakukan aktivitas selanjutnya, belajar contohnya.
b. Kesehatan Rohani
Setiap pelajar perlu menjaga ketenangan jiwa dan
pikiran agar terhindar dari rasa khawatir, dendam, takut,
benci, cemas, dan sejenisnya. Setiap masalah yang
menimpa kita ada baiknya seharusnya cepat dituntaskan,
karena dengan memperlama jalannya masalah tersebut,
maka pikiran kita akan semakin terganggu dan
kelancaran atau keefektifitasan belajar kita semakin
berkurang. Dan untuk menenangkannya, kita sebagai
umat beragama seharusnya senantiasa berdoa kepada
Tuhan baik sebelum ataupun sesudah belajar.7
c. Tempat dan Suasana
Setiap pelajar hendaknya selalu berupaya agar tempat
belajarnya memenuhi syarat – syarat kesehatan, seperti
udara yang bersih, memiliki ventilasi, ataupun memiliki
penerangan yang cukup.
d. Waktu
Setiap pelajar semestinya memiliki jadwal belajar yang
terencana, sehingga dapat memanfaatkan waktu seefisien
mungkin. Setiap pelajar hendaknya memiliki prinsip
belajar. Prinsip tersebut seperti setiap hari harus efektif
sekolah, mereka harus belajar yang tekun, baik ada
ulangan atau tidak ada ulangan, selalu mengulangi materi
pelajaran yang telah di beri guru ataupun tentor baik di
sekolah ataupun di bimbingan, serta selalu
mempersiapkan materi pelajaran yang akan diterangkan
berikutnya. Prinsip di atas merupakan prinsip belajar
siswa yang ideal. Siswa juga harus memiliki dorongan
hati yang kuat untuk mencapai prestasi yang di inginkan.
Contohnya, perhatikan baik – baik Standart Ketuntasan
Belajar Minimal ( SKBM ) yang di miliki siswa, setiap
mata pelajaran sudah menargetkan nilai kelulusan. Hal
tersebut menandakan bahwa siswa kini tak boleh lagi
membuang – buang waktu. Selain itu, waktu belajar yang
di lakukan siswa juga harus diperhatikan. Secara umum,
Pelajar yang ideal memiliki waktu belajar sekitar 2
sampai 3 jam belajar di rumah setiap hari efektif.
e. Alat / Sarana 8
Peralatan yang akan di gunakan oleh siswa seperti buku,
alat tulis, dan sumber belajar yang di perlukan hendaknya
dipersiapkan sebaik mungkin dan jangan ada yang
terlewatkan.
f. Dukungan Orang Tua / Kerabat Terdekat
Sebagai orang yang terdekat dan telah membesarkan
kita dari kecil, hendaknya kita sebagai anaknya selalu
meminta dukungan dan doa restu dari orang tua kita
dalam melaksanakan segala aktifitas. Hal tersebut dapat
di artikan sebagai bentuk hormat dan cinta kita kepada
beliau. Karena seperti kata orang kuno, orang tua
bagaikan Tuhan yang nyata, dan do’a mereka lebih
dimuliakan dibandingkan yang lainnya.
2.2.2. Cara – Cara Belajar
Setiap pelajar memliki metode belajar sendiri – sendiri.
Lebih lanjut, Al – Falasany dan Naif menyebutkan cara –
cara belajar sebagai berikut.
a. Cara mengikuti pelajaran di kelas .
Metode ini menyuruh kepada semua pelajar agar
seyogyanya berkonsentrasi mengikuti kegiatan belajar.
Karena dengan adanya konsentrasi dan kemauan yang
kuat, maka informasi dan pengetahuan akan semakin
mudah di dapatkan.
b. Cara membaca buku .
Metode ini, menuntun siswa agar selalu berkonsentrasi
dan membuat dirinya agar seperti tenggelam dalam apa
yang di bacanya. Dengan berfikir akan menyatukan 9
pembaca dengan apa yang di bacanya merupakan cara
membaca yang efektif dan efesien. Siswa juga dapat
mengulangi kata – kata yang penting dari buku yang di
bacanya sehingga seluruh indra yang di milikinya serta
daya ingatnya menjadi aktif.siswa dapat
menggarisbawahi hal – hal yang di anggap penting,
dengan car itu siswa dapat menjadi lebih paham, bukan
hanya sekedar menghafal. Metode yang demikian
alangkah lebih baik jika didukung oleh buku yang baik
dan mendukung kemauan belajar siswa.
c. Cara Menghafal.
Cara belajar dengan pemahaman yang baik, tidak
selamanya dapat digunakan. Ada beberapa pelajaran yang
justru menuntut siswa untuk menghafalnya.
Kebanyakan ahli psikologi menyebutkan tiga komponen
ingatan, yaitu: sensory register, short-term memory, dan
long-term memory.
Sensory register merupakan pintu masuk informasi
melalui panca indera. Sensory register ini memiliki
kapasitas untuk menangkap informasi yang sangat besar.
10
Hanya saja, tidak semua informasi yang ditangkap tidak
bertahan lama atau akan di proses lebih lanjut ke short-
term memory atau long-term memory untuk informasi
visual hanya mampu bertahan selama kurang dari 1 detik.
Sedangkan informasi yang berupa audiotoris hanya
mampu bertahan selama 2-3 detik. Untuk menanggulangi
permasalahan tersebut, dan sekaligus agar informasi yang
ditangkap oleh panca indera bertahan lebih lama, maka
informasi tersebut harus diproses lebih lanjut ke short-
term memory/long-term memory,
d. Cara Membuat Ringkasan Pelajaran .
Dengan membuat ringkasan, kamu akan memiliki
catatan praktis yang berisi rangkuman hal – hal penting
dari suatu materi. Walaupun di buku – buku pelajaran
kadangkala ada semacam rangkuman, namun catatan
akan memilki kelebihan tersendiri karena telah dibuat
dengan tangan sendiri dengan menggunakan jalan pikiran
kita sendiri. Karya tulisan sendiri, akan mempermudah
kita untuk memahami kembali materi tersebut.
e. Cara Mengulangi setiap Pelajaran .
Mengulangi kembali pelajaran dari sekolah perlu
dilakukan semua pelajar, karena mempelajari sesuatu hal
lebih dari sekali akan memberikan hasil yang lebih baik.
Hal tersebut di sebabkan karena kemampuan serap atau
kecerdasan seseorang setiap siswa itu berbeda-beda.
Seperti yang kita ketahui kecerdasan pada manusia itu
terbagi menjadi tiga macam, yaitu IQ (Intelligence
Quotient), EQ (Emotional Quotient), dan SQ (Spiritual
Quotient).
11
Secara lebih lengkap, dalam tulisan berjudul Paradigma
Baru Kecerdasan Manusia, karya Eko Iman, dinyatakan
bahwa memasuki abad ke-21, anggapan bahwa
kecerdasan Intelektual (IQ) merupakan satu – satunya
tolak ukur kecerdasan dan kesuksesan manusia mulai
surut dengan munculnya konsep kecerdasan emosional
(EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).
Bahkan, menurut Steven R. Covey, dalam hidup
manusia ada 4 dimensi kecerdasan. Yaitu, IQ, EQ, SQ,
dan PQ (Physical Quetient). Dan Paul G. Stoltz (1997)
juga berpendapat, dalam menyeimbangkan keempat
kecerdasan tersebut, dibutuhkan kemampuan yang dapat
mengubah hambatan menjadi peluang, dan ini disebut
kecerdasan nasib (AQ = Adversity Quotient).
f. Cara belajar di luar sekolah/les ( Non-Formal ).
Sebenarnya, dengan belajar yang tekun di sekolah ,
maka prestasi yang di dapatkan siswa juga maksimal.
Tapi seiring berjalannya zaman, untuk menunjang
prestasi siswa tersebut, kini makin banyak lembaga –
lembaga bimbingan test/studi ataupun lembaga – lembaga
les privat yang menawarkan jasanya. Belajar di luar
sebenarnya bagus sekali, karena dengan adanya
pendidikan di luar, maka kecerdasan yang telah diterima
si anak di sekolah akan semakin mantap ditambah lagi si
anak mendapat dukungan dari orangtuanya. Namun,
sungguh sangat kasihan bagi siswa yang mendaftarkan
diri di bimbingan test/studi ataupun di les privat yang
hanya bertujuan untuk menambah teman semata dan
bersenang- senang, ditambah lagi si siswa tersebut kurang
mendapatkan perhatian kedua orang tuanya. Kondisi ini, 12
kian banyak di masyarakat. Meskipun sangat ironi, tapi
itulah kenyataannya pada masyarakat. Jadi, pada intinya,
pemberian bimbingan studi/test kepada siswa sebenarnya
bagus, tapi alangkah lebih baiknya jika si siswalah yang
memiliki kemauan belajar, bukan karena dipaksa orang
tua untuk mengikuti les. Dan seharusnya, orang tua juga
ambil bagian dalam mengembangkan prestasi anak. Jadi
interaksi antara satu dengan yang lainnya terlaksana dan
berhubungan timbale – balik.
g. Cara belajar setiap harinya dan mempersiapkan diri
sebelum mengikuti ujian atau ulangan umum.
Ketika ulangan umum atau ujian tiba, maka siswa
biasanya akan menyadari pentingnya penatan catatan
yang baik dengan menambahkan referensi. Siswa juga
akan merasakan manfaat mengulang pelajaran setiap
harinya. Dan ketika itu juga, banyak siswa yang menyesal
karena telah membuang – buang waktu selama ini. Dan
seperti kata pepatah, memang penyesalan itu datangnya
selalu terlambat.
2.3 Peranan Orang Tua terhadap kehidupan Anak
Untuk mendukung kerja keras pelajar dalam mencapai cita –
citanya, maka peran dan pengaruh orang tua sangat diperlukan. Orang
tua yang baik akan selalu berada di dekat anaknya, walau dalam kondisi
bagaimanapun. Dan biasanya peran orang tua sangat diperlukan anak
ketika si anak telah menghabiskan waktunya di sekolah untuk menuntut
ilmu, dimana ketika itu sang anak mempunyai banyak waktu untuk
melakukan kegiatan – kegiatan yang bermanfaat. Dengan bermain
13
bersama orang tua, si anak dapat memperoleh ilmu yang sangat berguna
untuk hidupnya.
Setiap waktu yang dimiliki setiap anak adalah waktu yang berguna,
baik itu untuk menambah pengetahuannya maupun untuk menambah
pengalamannya yang kelak berguna dalam menjalani hidup ini. Waktu
dapat dikatakan sebagai waktu yang berguna bila digunakan dengan cara
yang tepat dan benar. Sebaliknya, waktu dapat terbuang dengan percuma
karena tidak digunakan dengan kegiatan yang bermanfaat.
Adapun nilai – nilai yang biasanya diberikan orang tua dalam
kehidupan anaknya adalah :
Nilai kekuasaan
Nilai cinta kasih
Nilai keindahan
Nilai keadaan fisik
Nilai rasa sejahtera
Nilai tanggung jawab
Nilai Sosial
Nilai kesehatan
Nilai kedisiplinan
Nilai altruisme
Nilai keteladanan
Nilai kepemimpinan
Nilai cinta tanah air
Dll.
Orang tua yang selaku orang yang sangat bertanggung jawab
terhadap anaknya, seharusnya dapat membantu dan mengarahkan anak
untuk memanfaatkan waktu yang ada dengan beberapa kegiatan yang
bermanfaat. Adapun beberapa kegiatannya seperti :
14
1. Memberikan anak pendidikan non-formal, seperti : kursus –
kursus atau berbagai pelajaran tambahan.
Mengingat zaman yang semakin bersaing ini, seharusnya orang
tua sudah terfikirkan untuk memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat
kepada si Anak. Bahkan, fikiran yang seperti ini seharusnya sudah harus
dipikirkan oleh orang tua sejak anak ini berada di kandungan.
Banyak tempat – tempat kursus kini yang menawarkan berbagai
pelajaran – pelajaran tambahan bagi anak. Mulai dari pelajaran yang
biasanya menjadi beban bagi anak di sekolah, seperti Matematika,
Fisika, Kimia, Bahasa Inggris, hingga kepada kursus yang berkaitan
dengan pengembangan bakat anak, seperti belajar bermain musik, menari,
melukis, berenang, dan olahraga bela diri.
Bahkan program sempoa, kumon, dan berbagai jenis metode
baru yang berguna membantu anak untuk berhitung pun kini banyak
diajarkan sebagai pelajaran tambahan yang terpenting bagi anak agar
mereka cerdas dalam berhitung dan dapat menyelesaikan soal – soal
matematikanya ataupun yang lainnya di sekolah dengan cepat dan tepat.
Beranekaragamnya kursus yang tersedia di luar terkadang
membuat banyak orang tua bingung untuk memilih kursus mana yang
paling penting dan yang baik untuk anaknya. Hal tersebut sebenarnya
dapat diselesaikan dengan beberapa cara dan selalu berprinsip bahwa
semua kursus yang di tawarkan bagus dan bersifat edukatif.
Ada beberapa hal yang sebaiknya diingat orang tua sebelum
memberikan kursus. Yakni sebagai berikut :
1. Jeli melihat bakat dan minat, serta kepintaran Anak.
Pada zaman sekarang, banyak orang tua yang memasukkan
anaknya ke dalam suatu kursus tambahan sebagai bentuk rasa gengsi atau
sekedar ikut – ikutan dengan arus yang ada di masyarakat.Yang paling
gawatnya lagi, kini anaknya sendiri yang meminta untuk mengikuti
15
kursus yang rata – rata di sebabkan karena gengsi kepada teman –
temannya. Paradigma seperti ini seharusnya di buang jauh – jauh.
Misalnya, ada anak tetangga yang ikut kursus piano, orang
tua yang memiliki rasa gengsi pasti akan memasukkan anaknya juga agar
anaknya tidak kalah pintar dibandingkan dengan anak tetangga. Menurut
hasil riset, Bermain piano sangat bagus untuk mengasah otak dan
kecerdasan anak. Dengan berlatih bermain piano, anak – anak akan
melatih otaknya dengan optimal. Contohnya, Wolfgang Amadeus Mozart
yang sangat pandai dalam memainkan piano dan hingga kini tetap
menjadi idola banyak orang.Tetapi, dalam kasus ini berbeda. Karena,
orang tua tersebut belum tahu apa minat anaknya. Dan perlu ditekankan
bahwa mengamati minat anak sangat perlu sebagai langkah awal
mengarahkan anak menambah ilmu. Banyak terjadi anak yang dari dulu
tidak menyukai musik (contohnya) dipaksa mengikuti kursus musik agar
menjadi lebih pintar dalam bermain musik. Akibatnya anak yang tidak
menyenangi pilihan orangtuanya, tidak bersemangat untuk berlatih.
Karena takut dimarahi, akhirnya anak tersebut tetap bermain musik.
Tetapi proses belajar yang dijalani oleh anak yang terpaksa itu sangat
tidak menyenangkan, dan untuk dapat mempelajarinya saja biasanya anak
itu akan menghabiskan waktu yang banyak. Dan memang pada akhirnya
anak tersebut akan dapat memainkan musik, tetapi keahlian yang
dimilikinya tidak optimal. Dan dapat di pastikan ketika itu, anak tersebut
akan sangat puas terhadap dirinya dan terfikir untuk berhenti kursus,
karena pada akhirnya anak tersebut telah berhasil membuktikan dan
mencapai “target” sesuai yang di inginkan orang tua dan dirinya, tanpa
berusaha untuk mencintai pelajaran tersebut.
Dari kasus di atas dapat di simpulkan bahwa sebelum
memberikan sebuah kursus tambahan kepada anak, orang tua seharusnya
sudah melihat/tahu minat apa yang sangat di sukai anak, jika orang tua
tetap memaksakan kehendaknya kepada anaknya, maka justru pemberian 16
kursus yang di berikannya tersebut akan menjadi boomerang kepadanya
sendiri kelak ketika anak tersebut telah dewasa. Karena, selain telah
menghabiskan uang dan waktu banyak, juga dapat menghancurkan masa
depan anak.
Orang tua sangat berperan dalam menentukan masa depan
anaknya. karena orang tualah yang paling mengetahui apa sebenarnya
bakat dan potensi anaknya. Dan orang tua selalu memantau dan melihat
perkembangan anak dari hari ke hari. Orang tua jugalah yang paling
mengetahui kelemahan dan kelebihan anak – anaknya, serta sifat dan
karakternya. Minat dan potensi anak akan optimal jika mendapatkan
perhatian orang tua yang cukup.
2. Sudah mengatur waktu yang sesuai untuk anak.
Terkadang, sering kita jumpai orang tua yang terlalu
bersemangat dalam mengarahkan anaknya, sehingga tanpa sadar telah
memberikan beraneka ragam pelajaran tambahan kepada anak.
Akibatnya, hampir setiap hari waktu anak akan terhabis untuk kegiatan
tersebut. Bahkan, tak jarang dalam sehari anak akan melakukan lebih dari
satu macam kursus dan pelajaran tambahan.
Padatnya kegiatan tambahan yang diterima oleh anak
sebaiknya dinilai kembali oleh orang tua. Karena, hal tersebut dapat
membuat mereka menjadi kelelahan dan berkurangnya daya konsentrasi
sehingga pelajaran tambahan tidak dapat di serap dengan baik. Bahkan,
tak jarang hal ini dapat mengganggu konsentrasi anak dalam pelajaran
sekolahnya karena kurangnya jam istirahat.
Jadi, dari kasus ini dapat kita simpulkan bahwa setiap
kegiatan memang penting dan bermanfaat, tetapi buatlah yang prioritas.
Ambillah salah satu kegiatan yang benar – benar di minati dan sangat
berpotensi. Istirahat yang cukup sangat di butuhkan oleh anak agar bisa
belajar dengan baik.17
3. Selalu mengadakan evaluasi kursus kepada anak.
Hasil kursus pun harus diperhatikan oleh orang tua karena
hasil kursus ini menunjukkan bagaimana perkembangan anak terhadap
kegiatan tambahan yang di berikan.Apakah anak tersebut memang
berminat dan berbakat di bidang tersebut atau justru tidak.
Orang tua yang memiliki sifat untuk memajukan anaknya
pasti akan sering ikut berpartisipasi dalam kegiatan – kegiatan yang di
lakukan anak, baik di sekolah ataupun di kegiatan tambahan. Adanya
perhatian orang tua terhadap kegiatan anak, akan memberikan semangat,
motivasi atau dorongan kepada anak tersebut agar selalu melakukan
segala sesuatunya dengan baik dan dapat membanggakan orang tuanya.
2. Mengadakan Rekreasi Keluarga
Rekreasi adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang ketika memiliki waktu luang untuk menyegarkan kembali
pikiran dan badan, atau sebagai hiburan setelah menjalani rutinitas yang
menjenuhkan.
Anak – anak juga mengalami rutinitas yang tak kalah hebatnya
dengan orang tua. Mereka pun membutuhkan sebuah rekreasi untuk
menyegarkan kembali pikiran dan badannya, dan memerlukan hiburan.
Beberapa cara rekreasi yang dapat dilakukan anak-anak:
1. Rekreasi Sejarah, misalnya : berekreasi ke museum.
2. Rekreasi Study Lapangan, misalnya : berekreasi ke kebun
teh.
3. Rekreasi Kreatif, misalnya : Belajar membuat beraneka jenis
kue.
4. Rekreasi Sosial, misalnya : berekreasi ke panti asuhan.
5. Rekreasi Alam, misalnya : Berekreasi ke lereng gunung
ataupun ke puncak gunung.18
3. Bermain
Tanpa disadari, orang tua seringkali ambisius terhadap anak –
anaknya. Orang tua berusaha agar anak – anaknya menjadi sepintar
mungkin dengan memasukkan mereka pada berbagai kursus dan
pelajaran tambahan untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan anak.
Banyak orang tua yang menganggap bermain adalah kegiatan
yang membuang waktu secara percuma saja. Bahkan adapula orangtua
yang berpendapat bahwa anak yang banyak bermain, hanya akan menjadi
anak yang malas bekerja, malas belajar, tidak kreatif dan bodoh. Pendapat
yang seperti itu, sebaiknya harus di buang jauh – jauh. Dengan
memanfaatkan waktu luang kepada anak yaitu dengan cara memberi
pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk beragam permainan kepada
anak, maka akan memperat hubungan antara orang tua dan anak. Selain
itu, juga lebih berguna karena si anak di tuntun langsung oleh orang
tuanya bertindak sehingga kenangan si anak terhadap peristiwa itu akan
sangat kuat dibandingkan hanya selalu memberikan nasihat ataupun teori.
Dengan bermain, kreativitasan anak juga semakin berkembang.
Saat bermain, anak – anak akan mendapatkan ide – ide yang cemerlang
untuk dapat menikmati permainan yang dilakukannya. Misalnya, ada
seorang anak yang sedang asyik bermain menikmati mobil-mobilannya
tiba – tiba berganti haluan dengan saling menabrakkan mobil –
mobilannya, kemudian bagian – bagian mainan tersebut terlepas. Ketika
itulah, anak – anak akan berimajinasi untuk menjadi montir dan berusaha
mereparasi mobil – mobilan yang telah rusak tersebut. Jadi, dengan
bermain, anak juga akan memperoleh ilmu yang berguna.
Manfaat dari bermain adalah sebagai berikut:
1. Belajar menganalisis
19
Selain dari contoh diatas, contoh permainan yang dapat mengasah
kemampuan menganalisis anak adalah balok – balok. Seorang anak
yang bermain balok akan berusaha untuk membuat sebuah bangunan,
contohnya menara. Mereka akan berusaha agar menara tersebut dapat
berdiri tegak. Namun, biasanya menara tersebut akan goyah dan
runtuh.Kemudian mereka akan mengulangi membangun menara itu
dan begitu seterusnya. Dari peristiwa runtuhnya menara tersebut
biasanya anak akan mengambil kesimpulannya mengapa menara itu
bisa runtuh. Untuk mendapat jawabannya, anak akan melakuakan
percobaan analisis. Sehingga, mereka akan tahu dan akan berhati –
hati dalam bertindak agar tidak akan mengulangi kesalahannya jika
ingin membangun sebuah menara lagi.
2. Belajar membangun keterampilan Sosial
Sebagai makhluk yang sosial, orang tua seharusnya sudah
menanamkan hal tersebut di dalam diri anaknya sejak kecil.
Contohnya mengajak anaknya untuk berinteraksi kepada teman
sebayanya baik yang di sekolah maupun di lingkungannya. Dari
pertemanan tersebut anak akan belajar bahwa ternyata teman
sebayanya dapat bergerak sendiri dan tidak diam seperti halnya
boneka ataupun mobil – mobilan mereka miliki yang merupakan
kawan akrabnya di rumah. Temannya bisa protes jika temannya di
ambil dan juga bisa menolak bermain dengannya. Dari bermain
bersama teman, anak akan mempelajari beberapa hal seperti, belajat
bersikap berbagi (tidak egois), sabar dalam menunggu giliran, dan
yang paling penting belajar untuk menghargai orang lain. Faktor ini
sangat penting bagi kehidupan si anak karena peristiwa ini akan selalu
berlangsung hingga si anak itu meningal dunia, Karenanya peran orng
tua sangat penting. Sebab, itu akan menentukan konsep diri anak
tersebut dalam bersosialisasi, jika sejak dari kecil tidak di ajari dengan
20
baik makan akan terus terbawa – bawa bahkan tidak akan bisa di ubah
di masa akan datang.
3. Melatih pengolahan perasaan anak.
Setiap hari, anak akan mengalami berbagai perasaan. Seperti takut,
senang, sedih, marah, dll. Dengan bermain anak juga dapat melatih
mengelola perasaannya. Misalnya, anak takut terhadap dokter. Dengan
mengajaknya bermain dokter-dokteran, dia akan belajar untuk
mengolah rasa ketakutannya.Dan dia bias belajar untuk berperan
menjadi dokter dengan mengikutsertakan teman – temannya ataupun
bonekanya yang yang berpura – pura sakit.Dengan begitu, anak akan
belajar untuk tidak takut kepada dokter dan mengolah perasaannya itu.
4. Melatih kemampuan bahasa anak.
Selama bermain seorang anak akan banyak menggunakan kata –
kata, dan sebagian besar kata tersebut akan banyak diulang dalam
masa bermainnya. Dengan mengulang – ulang kata tersebut, akan
membuat anak mempercepat perkembangan bahasa anak. Misalnya,
Ayo Budi, loncat!, Ini punya Mama, Nina., ke atas!, ke bawah!, dll.
5. Merangsang kreativitasan anak
Masa anak – anak masa yang penuh dengan imajinasi yang unik.
Dengan bermain, akan melatih anak untuk mengembangkan imajinasi
anak dan akhirnya ia pun menjadi kreatif.
Misalnya, dengan mengajak anak bermain membangun menara di
kotak pasir. Si anak akan berusaha untuk mengembangkannya,
misalnya dengan membangun sebelah perumahan di samping menara
tersebut. Hal tersebut akan mengembangkan kreativitas dan daya
khayal anak.
6. Melatih dan mengembangkan kemampuan motorik anak.
Anak yang aktif terkadang akan merepotkan orang tua. Gerakannya
yang lincah, seperti berlari, melompat, melempar, dll. adalah gerakan
yang dapat melatih kemampuan motoriknya.21
2.4 Pengaruh dan Peranan Orang Tua terhadap Pengembangan
Konsep Diri Anak
2.4.1. Pengertian Konsep diri
Setiap orang mungkin sering melakukan penilaian terhadap diri
sendiri. “Apa, siapa, dan bagaimana diri saya?” mungkin begitulah
pertanyaan yang sering kita berikan. Sebenarnya, pertanyaan apakah itu?
Pertanyaan semacam itu merupakan suatu bentuk pencarian konsep diri.
Konsep diri akan menentukan prilaku kita dalam memandang sesuatu
ataupun orang lain, terutama mencerminkan kita dalam menyelesaikan
masalah yang kita alami.
Para psikolog dan ahli komunikasi memberikan rumusan tentang
konsep diri sebagai berikut.
Konsep diri adalah gambaran, pandangan, keyakinan, dan
penghargaan, atau perasaan seseorang tentang dirinya
sendiri. (R.H. Dj. Sinurat)
Konsep diri adalah penghargaan diri, nilai diri, atau
penerimaan
diri. Konsep diri meliputi semua keyakinan dan penilaian
tentang diri sendiri. Hal ini akan menentukan siapa kita
dalam kenyataan, tapi juga menentukan siapa kita menurut
pikiran sendiri, apa yang dapat kita lakukan menurut pikiran
sendiri, dan menjadi apa menurut pikiran sendiri. (Burns)
Kita dapat melihat konsep diri dari empat sudut pandang.
Konsep diri positif (tinggi) dan konsep diri negatif
(rendah). Sudut pandang ini digunakan untuk
membedakan apakah kita memandang diri sendiri
baik (positif) atau buruk (negatif).22
Konsep diri fisik dan konsep diri sosial. Sudut
pandang ini membedakan pandangan diri kita
sendiri atas pribadi kita dan pandangan masyarakat
atas pribadi kita.
Konsep diri emosional dan konsep diri akedemis.
Dengan sudut pandang ini kita bisa membedakan
pandangan diri sendiri yang dipengaruhi oleh
perasaan / faktor psikologis dan yang secara
ilmiah bisa dibuktikan.
Konsep diri riil dan konsep diri ideal. Sudut
pandang ini membedakan diri kita yang nyata dan
yang dicita-citakan.
2.4.2. Proses pembentukan Konsep Diri
Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak kecil hingga
dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang
terbentuk. Sikap atau respon orang tua dan lingkungan akan menjadi
bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh sebab itu,
seringkali, anak – anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh
yang keliru dan negatif, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif.
Hal ini disebabkan sikap orang tua yang misalnya : suka memukul,
menghina, melecehkan, kurang memperhatikan di anggap sebagai
hukuman akibat kekurangan, kesalahan, atau pun kebodohan dirinya.
Jadi anak menilai dirinya berdasarkan apa yang ia alami dan
dapatkan dari lingkungan.
2.4.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengembangan
konsep diri
23
Konsep diri bukanlah bawaan lahir, melainkan hasil belajar.
Semenjak manusia mengenal lingkungan hidupnya, Sejak itu pula
manusia tersebut belajar banyak tentang kehidupan.
Berdasarkan pengalaman hidupnya, sseorang akan menetapkan
konsep dirinya berdasarkan berbagai faktor. Menurut E.B. Hurlock, ahli
psikolog, faktor – faktor itu adalah bentuk tubuh, cacat tubuh, pakaian,
nama dan julukan, intelegensi kecerdasan, taraf aspirasi/ cita – cita,
emosi, jenis/gengsi sekolah, status sosial, keluarga, lingkungan
pergaulan, dan tokoh – tokoh yang berpengaruh.
Apabila berbagai faktor itu cenderung menimbulkan perasaan
positif (bangga, senang), maka muncullah konsep diri yang positif. Pada
masa kanak – kanak, seseorang cenderung lebih menganggap benar
perkataan orang lain. Jika seorang anak tersebut mrasa diterima dengan
baik dan dihargai, maka anak itu juga akan menghargai dan mencintai
dirinya
(terbentuklah konsep diri yang positif). Namun jika orang yang menjadi
lawan bicara anak tersebut bersifat meremehkannya,mempermalukannya,
ataupun merendahkannya maka ia juga akan bersikap demikian
(terbentuklah konsep diri yang negatif).
Adapun faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah :
1. Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua seperti sudah di uraikan di atas, merupakan
sebuah faktor yang signifikan dalam mempengaruhi konsep diri. Sikap
positif orang tua akan menumbuhkan konsep dan pemikiran positif serta
menghargai diri sendiri bagi anak. Dan begitu juga sebaliknya, anak akan
menimbulkan asumsi negatif jika orang tuanya juga menunjukkan sikap
yang negatif kepadanya.
24
2. Kegagalan
Kegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan
pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir pada kesimpulan bahwa
semua penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan akan
membuat seseorang menjadi merasa tidak berguna.
3. Depresi
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran
yang cenderung negatif dalam memandang segala ssuatu, termasuk
kepada diri sendiri. Segala situasi yang netral akan dipersepsi secara
negatif. Misalnya, ketika ia tidak diundang oleh temannya yang lebih
kaya ke sebuah pesta, maka ia akan berfikiran bahwa hal itu karena ia
“miskin” sehingga tidak layak untuk di undang. Orang yang depresi
biasanya akan sulit melihat apakah dirinya akan mampu untuk survive
(bertahan) menjalani kehidupan selanjutnya. Dan orang yang depresi
akan menjadi supersensitif dan cenderung mudah tersinggung atas
ucapan orang lain.
4. Kritik Internal
Terkadang mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk
menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik
terhadap diri sendiri akan berfungsi menjadi regulator ataupun rambu
– rambu dalam bertindak adab berprilaku agar keberadaan kita
diterima masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.
5. Mengubah Konsep Diri
Seringkali kita sendirilah yang menyebabkan persoalan bertamabh
rumit dengan berfikir yang tidak – tidak terhadap suatu keadaan atau
terhadap diri kita sendiri. Namun, dengan sifatnya yang dinamis,
konsep diri dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih positif. 25
Langkah – langkah yang perlu diambil untuk memiliki konsep diri
yang positif adalah sebagai berikut:
a. Bersikap Objektif dalam Mengenali Diri Sendiri
b. Menghargai Diri Sendiri
c. Jangan Memusuhi Diri Sendiri
d. Selalu berfikir rasional dan Positif
BAB III
26
PROSES PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dilakukan dengan cara menyebarkan angket
kepada para siswa SMA Negeri 17 Medan kelas XI IA – 1. Pengisisan
angket dilakukan disertai dengan wawancara.
Responden ini dipilih sesuai dengan syarat yang diajukan oleh Guru,
dan berjumlahkan 40 orang.
3.1. Lokasi Penelitian
Pengambilan lokasi responden dilakukan harus berada di SMA
Negeri 17 Medan dan khususnya harus siswa XI IA-1.
3.2. Cara Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan melalui 2 cara yakni Angket dan
Wawancara.
3.3. Cara Menganalisis Data
3.3.1. Angket
Analisis data pada angket dengan cara mengelompokkan
jawaban sampel menjadi 3 yaitu:
A B C
Isi dari option di atas akan berbeda pada beberapa soal. Setelah itu,
setiap soalnya, penulis akan menyimpulkannya sesuai hasil
persentase jawaban sampel dengan rumus sebagai berikut:
27
Banyaknya sampel memilih Option
Persentase Jawaban = x 100%
Jumlah total Sampel
3.3.2. Wawancara
Analisis data pada wawancara merupakan dengan
mengelompokkan jawaban menjadi 2 kelompok, yaitu:
Kelompok yang jawabannya terbaik dan Kelompok yang
jawabannya terburuk.
Dari penggolongan itu, penulis akan lebih menyaring
jawaban yang terbaik dan dari sana penulis akan
menyimpulkan jawaban para sampel.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Hasil angket
Berdasarkan hasil penelitian selama ini, maka penulis
menyimpulkan hasil angketnya sebagai berikut:
No
Urut.
No. Butir
soal angket
Option
KET.A B C
% org % org % org
1. 1 57,5% 23 org 37,5% 15 org 5% 2 org
Ternyata, siswa masih
sering melakukan sharing
bersama keluarga.
2. 2 30% 12 org 70% 28 org 0% 0 orgTernyata, siswa jarang
melakukan rekreasi dengan
3. 3 52,5% 21 org 47,5% 19 org 0% 0 org
Ternyata, siswa masih
sering berbeda pendapat
dengan orang tua masing –
masing.
4. 4 92,5% 37 org 5% 2 org 2,5% 1 org
Ternyata, orang tua siswa
masih sering memberikan
kritik – kritik, semangat
dan motivasi kepada siswa.
5. 5 67,5% 27 org 22,5% 9 org 10% 4 org
Ternyata, orang tua siswa
mempercayakan anaknya
untuk mengikuti berbagai
pendidikan informal di luar
sana, seperti kursus
ataupun bimbingan.
6. 6 0% 0 org 15% 6 org 85% 34 org Ternyata, orang tua yang
29
dimiliki siswa merupakan
orang tua yang baik.
Karena mereka tidak
pernah memaki ataupun
memberikan sumpah
serapah kepada anaknya.
7. 7 5% 2 org 90% 36 org 5% 2 org
Ternyata, siswa merasa
bahwa waktu yang
diberikan orang tua masing
– masing kepadanya
cukup.
8. 8 90% 36 org 7,5% 3 org 2,5% 1 org
Ternyata, motivasi yang
diberikan orang tua masing
– masing telah membuat
prestasi siswa semakin
meningkat dan
perkembangan diri mereka
semakin membaik.
9. 9 50% 20 org 45% 18 org 5% 2 org
Ternyata, sebagian
orangtua siswa masih
sering menanyakan
mengenai pelajaran
anaknya, sedangkan
sebagian lainnya jarang.
10. 10 100% 40 org 0% 0 org 0% 0 org
Ternyata, semua siswa
bersyukur karena telah
diberikan oleh Tuhan Yang
Maha Esa orang tua yang
kini dimilikinya.
11. 11 42,5% 17 org 52,5% 21 org 5% 2 org Ternyata, sebagian orang
tua siswa jarang
menanyakan tugas – tugas
dan ujian anaknya, namun
sebagian lainnya masih
30
sering dilakukannya.
12. 12 72,5% 29 org 22,5% 9 org 5% 2 org
Ternyata, orang tua siswa
masih sering mengatur
ataupun sekedar
mengingatkan waktu
belajar dan tidur siswa.
13. 13 27,5% 11 org 67,5% 27 org 5% 2 org
Ternyata, siswa jarang
membangkang perintah
orang tuanya.
14. 14 87,5% 35 org 12,5% 5 org 0% 0 org
Ternyata, kritik dan saran
yang dilayangkan orang tua
masing – masing kepada
anaknya memiliki
pengaruh terhadap
perkembangan prestasi
anaknya
15. 15 90% 36 org 10% 4 org 0% 0 org
Ternyata siswa menilai
sikap dan peran orang
tuanya selama ini baik dan
masih sesuai dengan yang
di harapkannya.
16. 16 22,5% 9 org 47,5% 19 org 30% 12 org
Ternyata, sebagian siswa
jarang merasa iri kepada
saudara kandungnya, dan
sebagian lainnya merasa
tidak pernah merasa iri
kepada saudaranya.
17. 17 77,5% 31 org 22,5% 9 org 0% 0 org Ternyata, siswa masih
sering menyadari ataupun
sekedar terfikir bahwa
prestasi yang dimilikinya
hingga kini, tak lain dan
tak bukan merupakan hasil
kerja keras orang tuanya
31
juga.
18. 18 80% 32 org 20% 8 org 0% 0 org
Ternyata, orang tua siswa
amsih sering memberikan
kritikan yang membangun
kepada anaknya. Hal itu,
membuktikan bahwa orang
tuanya tersebut masih cinta
kepada anaknya.
19. 19 15% 6 org 82,5% 33 org 2,5% 1 org
Ternyata, siswa merasa
bahwa kasih sayang yang
telah di berikan orangtua
hingga kini cukup
20. 20 60% 24 org 35% 14 org 5% 2 org
Ternyata, sebagian siswa
masih sering meminta izin
kepada orang tuanya
sebelum melakukan
sesuatu, namun
sebagiannya lagi jarang
meminta izin ataupun do’a
kepada orang tuanya.
4.2. Hasil wawancara
1. Butir soal ke-1
Jawab :
Masalah mendapatkan perhatian tidak perlu dipermasalahkan, karena
setiap orang tua pasti menyanyangi anaknya dan mereka akan selalu
berusaha untuk dapat membahagian anaknya. Dan begitu pula anaknya
terhadap orang tua, anak – anak akan selalu berusaha menjadi kebanggan
orang tuanya. Jadi pada intinya, keduanya akan saling membutuhkan.
32
Masalah cara mengungkapkannya, biarlah pribadi masing – masing yang
mengetahuinya. Karena metode setiap orang akan berbeda.
2. Butir soal ke-2
Jawab :
Secara umum, para sampel memilih kedua orang tuanya, dan hal tersebut
memang sesuai seperti yang di prediksi penulis. Mereka berpendapat
bahwa keduanya memberikan kontribusi positif terhadapnya. Masalah
memilih di antara ibu dan ayah sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan.
Karena keduanya akan selalu menyayangi dan memberikan yang terbaik
kepada anak – anaknya. Jadi, keduanya sangat berperan penting terhadap
kehidupan anak. Tanpa mereka atau bahkan satu diantara mereka, anak
pasti tidak akan baik dalam menjalankan kehidupannya. Namun, selain
memilih keduanya sampel juga memberikan jawaban lain seperti 25 %
memilih ayah dan 25% nya lagi memilih ibu.
3. Butir soal ke-3
Jawab :
Penyebab terjadinya pertengkaran antara orang tua dan anak, biasanya
disebabkan karena:
Salah paham & perbedaan pendapat
Kurang menghargai pendapat
Adanya sifat keras kepala di antara keduanya
Adanya sifat egois
Karena sedang tidak tepat waktu dalam berbicara
Membangkang perintah orang tua atau melawannya
Adanya perasaan kurang di perhatikan dari si anak
4. Butir soal ke-4
Jawab :33
Fasilitas yang di berikan orang tua:
Pada umumnya,
Buku pelajaran dan kamus
Handphone
Komputer
Flashdisk
Les / bimbingan studi
Dll.
Prestasi yang di dapatkan sampel pada umumnya belum banyak.
Jadi, dari hasil wawancara dapat di simpulkan bahwa prestasi yang telah
diberikan sampel selama ini belum sesuai dengan apa yang telah
dikorbankan orang tua kepadanya.
5. Butir soal ke-5
Jawab :
Nilai – Nilai yang telah ditanamkan orang tua pada sampel pada
umumnya adalah :
Nilai tanggung jawab, nilai sosial, nilai menghargai orang lain, nilai budi
pekerti, dll.
Dan menurut para sampel, mereka belum mempraktekkan ataupun
menanamnya pada diri mereka dengan baik. Dan menurut mereka, hal
tersebut masih dalam proses penanaman pada diri.
6. Butir soal ke-6
Jawab:
Menurut para sampel, mereka sangat bersyukur sekali karena telah diberi
orang tua seperti sekarang ini. Karena orang tua yang mereka miliki kini,
menurut mereka adalah orang tua yang terbaik yang telah mencintai
34
anaknya apa adanya dan selalu membuat anaknya bahagia dengan selalu
berkorban tanpa memikirkan diri mereka sendiri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama ini, diperoleh
hasil sebagai berikut.
1. Orang tua mempunyai arti dan peranan penting terhadap
perkembangan dan kehidupan anak.
2. Seburuk – buruknya orang tua memarahi anak, semuanya
itu
memiliki tujuan untuk mensukseskan anaknya.
3. Tidak ada di dunia ini orang tua yang membenci anaknya.
4. Semua yang telah diberikan orang tua kepada anaknya
sangat banyak dan tidak dapat di gantikan. Orang tua
tidak
meminta semuanya itu kembali, tetapi biasanya orang tua
hanya menginginkan anaknya menjadi sukses suatu saat
nanti.
5. Dengan bermain dengan orang tua juga termasuk kepada
35
suatu proses pembelajaran.
5.2. Saran – saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan :
1. Agar selalu mengingat kerja keras para orang tua yang
telah banyak berkorban demi kehidupan kita.
2. Selalu berusaha untuk dapat membahagiakan orang tua
kita.
3. Hendaknya kita selalu mengingat jasa orang tua kita, jika
kita sukses kelak.
4. Selalu lah bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena masih diberikan kehidupan hingga kini dan orang
tua seperti sekarang ini.
36
BAB VI
LAMPIRAN
6.1. Sampel
Para sampel yang terpilih adalah Siswa kelas XI IA – 1, yaitu :
No. Nama Siswa No. Nama Siswa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Amri Perdana G.
Andre Agassi
Andre Sebastiano
Andriani Putri A.S.
Angeline V.A. Rosalia
Anna Rinanta G.
Artha Naomi
Bernard A.C. Ginting
Dame Maria
Devi Carolina
Dewi Narti
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Fhiliya Himasari
Hesti Surbakti
Ivo Deka V.T.
Liani Ginting
Monalisa Sima Sebayang
Monica Gracia P.
Muhammad Iqbal
Puti Rista Yeni
Rina Ardillah
Rini Asmita S.
Riri Astika
37
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18
19.
20.
Dini Kristi
Eigto Matinus
Elli Nova
Endaiyana Libertita P.
Erviany R. Saragih
Esra Simanjuntak
Fanussian V.A. Dachi
Fatmawati G.
Feliks Sipahutar
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
Santa Mayretta
Sarika Permata
Sonia Octaviana
Wenny Sri Melinda
Yenni Yosevine
Yeshika Regina
Yohanna Siregar
Yolanda S.B.
Yuni Helvi A.Tarigan
6.2. Butir soal angket
Angket tugas bahasa indonesia“Makalah Yakhdi “
Nama : ___________________________________________ Kelas : XI IA1
Pilihlah jawaban di bawah ini, sesuai dengan pengalaman yang Anda alami dengan jawaban yang sejujur-jujurnya. Isilah jawabannya pada kolom yang terletak di sampingnya!
1. Seringkah Anda dan orang tua Anda melakukan sharing atau diskusiantara satu dengan yang lainnya?
A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah
2. Seringkah Anda dan orang tua Anda melakukan refreshing/rekreasi keluarga? A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah
3. Seringkah Anda dan orang tua Anda berbeda pendapat dalam memandang suatu hal?A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah
4. Seringkah orang tua Anda memberikan semangat – semangat,motivasi ataupun kritikan – krtikan dan saran kepada Anda?A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah
5. Seringkah orang tua Anda memberikan pendidikan informal( seperti: les privat ataupun bimbingan test ) kepada Anda?A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah
6. Seringkah orang tua Anda memberikan sumpah serapah kepada Anda jika sedang terjadi konflik atau permasalahan di antara Anda
38
dengan orang tua Anda?A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah
7. Bagaimanakah menurut Anda, mengenai waktu yang telahdi curahkan orang tua Anda kepada Anda?A. Kelebihan B. Cukup C. Kekurangan
8. Adakah pengaruh yang Anda rasakan dari motivasi – motivasi yang telah di berikan orang tua Anda terhadap prestasi dan diri anda?A. Ada B. Biasa saja C.Tidak ada
9. Seringkah orang tua Anda menanyakan kepada Anda mengenai pelajaran – pelajaran yang telah Anda pelajari baik di sekolah maupun di bimbingan test?A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah
10. Bersyukurkah Anda kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah di berikan orang tua yang Anda miliki sekarang?A. Ya B. Biasa saja C. Tidak
11. Seringkah orang tua Anda menanyakan tugas – tugas harian dan ujian harian Anda?A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah
12. Seringkah orang tua Anda mengatur atau sekedar mengingatkanwaktu tidur dan belajar Anda?A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah
13. Seringkah Anda membangkang ataupun melawan perintah orang tua Anda?A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah
14. Adakah pengaruh yang Anda rasakan terhadap kritikan dan saranyang dikirimkan orang tua Anda kepada Anda guna untuk mening-katkan prestasi yang Anda miliki?A. Ada B. Biasa saja C.Tidak ada
15. Bagaimanakah menurut Anda, mengenai peran dan sikap yang telah di berikan orang tua Anda terhadap Anda selama ini?A. Baik B. Biasa saja C. Buruk
16. Seringkah Anda merasa iri terhadap saudara kandung Anda jika di berikan perhatian yang lebih dari orang tua Anda?A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah
17. Seringkah Anda sadari dan renungkan bahwa orang tua Anda sangat berpengaruh dan berjasa terhadap prestasi yang Anda milikihingga kini?A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah
18. Seringkah orang tua Anda melakukan perhatian – perhatian khusus 39
( seperti: memberikan kritik yang membangun) guna untuk meningkatkan prestasi yang anda miliki ?A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah
19. Bagaimanakah menurut Anda, mengenai curahan kasih sayang yang telah diberikan orang tua Anda kepada Anda selama ini ?A. Kelebihan B. Cukup C. Kekurangan
20. Seringkah Anda meminta izin dan do’a restu kepada orang tua Anda dalam melakukan segala sesuatu hal?A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah
---- TERIMA KASIH ----
6.3. Butir soal wawancara
--W A W A N C A R A--“Makalah Yakhdi”
Nama : ___________________________________________ Kelas : XI IA1
Jawablah soal di bawah ini, sesuai dengan pengalaman yang anda alami dengan jawaban yang sejujur-jujurnya. Isilah jawabannya pada tempat yang telah di sediakan. N.B. : jika tempat jawabannya tidak cukup, jawabannya dapat di tulis pada halaman yang berada di
belakang soal.
1. Setiap anak pasti menginginkan perhatian orang tua dan begitu pula sebaliknya orang tua juga pasti menginginkan agar lebih dekat dengan anak – anaknya dan cara keduanya pastilah berbeda dengan yang lainnya. Dari, pernyataan di atas, jelaskan bagaimana pula metode atau cara yang Anda lakukan agar mendapatkan perhatian orang tua Anda ? Biasanya, siapakah yang memulainya? Anda atau orang tua Anda ? Jawab :
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
40
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
2. Jika disuruh, manakah yang Anda pilih: ayah Anda atau ibu Anda, yang lebih memberikan kontribusi positif dalam perkembangan prestasi dan kesuksesan studi Anda hingga kini? Jelaskan dan berikan alas an Anda!Jawab :
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
3. Setiap hubungan antara orang tua dan anak pasti pernah mengalami perselisihan dan pertengkaran. Dari pernyataan di atas, bagaimana pula dengan Anda dan orang tua Anda, biasanya apa sajakah faktor – faktor penyebab perselisihan tersebut terjadi ? Jelaskan!Jawab :
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
41
4. Apa saja kah fasilitas yang telah di berikan orang tua Anda kepada Anda dalam mengembangkan prestasi Anda dan kemudian apa saja pula prestasi yang sudah Anda berikan kepada orang tua Anda hingga kini? Bandingkanlah dan berilah kesimpulan Anda sendiri! ( N.B. : kesimpulannya berupa pernyataan Anda yang isinya menyatakan bahwa sudah sesuai
atau tidak antara prestasi yang Anda berikan terhadap pengorbanan yang telah di berikan orang tua Anda. )Jawab :
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
5. Sifat dan sikap anak tidak jauh dari orang tuanya. Dari pernyataan tersebut, bagaimana pula dengan Anda? Nilai – nilai apa sajakah yang telah di berikan orang tua Anda kepada Anda dari kecil hingga kini ? Sudahkah nilai tersebut Anda pegang teguh dan di praktekkan dalam kehidupan bermasyarakat ? Jelaskan!( N.B. : Nilai – nilai yang di maksud di sini adalah nilai – nilai hidup, seperti nilai kedisiplinan, nilai tanggung jawab, nilai kepemimpinan, nilai sabar, nilai social, nilai budi pekerti, nilai menghargai orang lain, dll. )Jawab :
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
42
_________________________________________________________________
6. Jika Anda ditanya, bersyukur dan bangga kah Anda terhadap keberadaan orang tua yang Anda miliki sekarang ? Jelaskan dan beri alasan Anda!Jawab :
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________ _________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
== T E R I M A K A S I H==
43
Mulyaningtyas, Renita dan Yusup Purnomo. 2007. Bimbingan dan Konseling 2. Jakarta: ESIS.
Mulyaningtyas, Renita dan Yusup Purnomo. 2007. Bimbingan dan Konseling 1. Jakarta: ESIS.
Graha, Chainniza. 2007. Keberhasilan Anak tergantung Orang Tua. Jakarta: Gramedia.
Yuwono, Trisno dan Pias Abdullah. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis. Bandung: Arkola.
Mafrukhi dan Wahono. 2006. Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Falasany, Al dan Fauzan Naif. 2006. Kunci Sukses Belajar. Jakarta :Angkasa.
Munandar, Utami.1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitasan Anak di Sekolah. Jakarta : Gramedia.
Reilley, willyam J.1998. Mencapai Cita – Cita. Jakarta: Mitra Utama.Gordon, Thomas.1994. Menjadi Orang tua Efektif. Jakarta: Gramedia.
44
DAFTAR PUSTAKA…