Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah
-
Upload
abdul-mufti-putra -
Category
Education
-
view
1.417 -
download
14
Transcript of Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM :
“PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN MIKROORGANISME
LOKAL SEBAGAI UPAYA PEMELIHARAAN KESUBURAN TANAH
UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN”
BIDANG KEGIATAN :
PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan Oleh:
Abdul Mufti Putra 13011037 2013
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2014
PENGESAHAN USULAN PKM-KEWIRAUSAHAAN
1. Judul Kegiatan : Pembuatan Pupuk Organik Cair Dengan Mikroorganisme Lokal Sebagai Upaya Pemeliharaan Kesuburan Tanah Untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman
2. Bidang Kegiatan : PKM-K3. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a. Nama Lengkap : Abdul Mufti Putrab. NIM : 13011037c. Jurusan : Agroteknologid. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Mercu Buana Yogyakartae. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Lampung Tengah, 0857 6998 6998f. Alamat email : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 5 orang5. Dosen Pendamping :
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Dian Astriani, SP., MPb. NIDN : 0516036401c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Yogyakarta, 0812 1301 1037
6. Biaya Kegiatan Total :a. Dikti :b. Sumber lain : -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Yogyakarta, 1 Mei 2014
Menyetujui :Ketua Program Studi,
(Ir. Dian Astriani, SP., MP.)NIP : 0516036401
Ketua Pelaksana Kegiatan,
(Abdul Mufti Putra)NIM : 13011037
Rektor,
(Dr. Alimatus Sahrah, M.Si., MM.)NIP : 0516047512
Dosen Pendamping,
(Ir. Dian Astriani, SP., MP.)NIP : 0516036401
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
RINGKASAN......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Judul Program................................................................................. 1
1.2 Latar Belakang Masalah................................................................ 1
1.3 Perumusan Masalah........................................................................ 2
1.4 Tujuan.............................................................................................. 3
1.5 Luaran yang diharapkan................................................................ 4
1.6 Kegunaan Program......................................................................... 4
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA....................................... 5
BAB III METODE PELAKSANAAN................................................................ 6
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RINGKASAN
Seiring kemajuan zaman, penggunaan bahan-bahan kimia dalam dunia pertanian dianggap sudah sangat biasa oleh para petani pada umumnya. Tanpa disadari mereka telah mencicil untuk merusak lingkungan yang selama ini dijadikan tempat tinggal para petani itu sendiri khususnya. Oleh sebab itu, perlu adanya kesadaran untuk merubah kebiasaan buruk tersebut menuju pertanian yang ramah lingkungan dan bebas polusi akibat penggunaan bahan-bahan kimia.
Pupuk organik merupakan pilihan tepat untuk mereduksi bahan-bahan kimia yang banyak digunakan oleh para petani. Salah satunya yaitu pupuk organik cair. Penggunaan pupuk organik cair ini tidak meninggalkan residu yang membahayakan bagi kehidupan. Pengaplikasiannya mampu memperkaya sekaligus mengembalikan ketersediaan unsur hara bagi tanah dan tumbuhan dengan aman serta tidak mencemari lingkungan.
Pembuatan pupuk organik cair salah satunya menggunakan mikroorganisme lokal. Mikroorganisme yang digunakan adalah koloni bakteri dan atau fungi yang hidup di rhizosfer (kira-kira kedalaman 5 cm di dalam tanah). Pada dasarnya di lingkungan pertanian atau perkebunan sudah terdapat mikroorganisme, hanya saja karena kondisi tertentu misalnya kurangnya bahan organik (dibawah 2%) dapat menyebabkan populasi mikroorganisme menjadi sangat sedikit sehingga tidak bisa memberikan nutrisi dan berbagai senyawa bermanfaat bagi tanaman. Maka dari itu dibuatlah inovasi pembuatan pupuk organik cair berbahan mikroorganisme lokal yang dikombinasikan dengan senyawa-senyawa bernutrisi dari sampah organik sehingga memiliki kandungan nutrisi yang tinggi untuk pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah serta penunjang pertumbuhan tanaman.
Pupuk Organik Cair (POC) di daerah Yogyakarta memang bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Namun keberadaannya masih banyak dicari oleh masyarakat yang peduli dan mengerti akan pentingnya menjaga kesuburan tanah dan lingkungan.
Tahapan – tahapan dalam melakukan usaha ini adalah menyewa tempat usaha untuk rumah produksi, pengadaan alat dan bahan baku, produksi, pengemasan serta pemasaran dan penjualan.
Produk pupuk organik cair ini akan diberi nama “Agrolizer” yang berasal dari kata Agroteknologi dan Biofertilizer. Diharapkan dengan nama produk yang sederhana ini, suatu hari nanti dapat semakin berkembang dan semakin besar hingga dapat mencapai pasar nasional.
Banyak sekali produk sejenis yang beredar di Yogyakarta, maka tidak dipungkiri produk kami akan bersaing dengan produk lain yang sejenis. Oleh sebab itu, untuk tahap awal penjualan harga yang dipatok tidak terlalu tinggi dan disesuaikan, mengingat produk ini masih baru dan perlu promosi untuk menarik minat konsumen.
Lokasi penjualan dan pemasaran pupuk organik cair ini akan diawali dengan menjualnya kepada para petani dipedesaan, seperti petani disekitar kampus UMBY, Bantul, Kulon Progo dan sekitarnya. Langkah selanjutnya yaitu produk akan dijual ke toko-toko pertanian yang akan diajak kerjasama agar bersedia menerima supply pupuk organik cair dari produk kami. Dalam satu bulan, target penjualan pupuk organik cair ini minimal terjual sebanyak 150 botol.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Judul Program
Pembuatan Pupuk Organik Cair Dengan Mikroorganisme Lokal Sebagai
Upaya Pemeliharaan Kesuburan Tanah Untuk Meningkatkan Produktivitas
Tanaman.
1.2. Latar Belakang Masalah
Setiap tahun ribuan hektar lahan yang subur berkurang akibat
penggunaan pupuk kimia. Sungguh ironis, menggunakan racun untuk
meningkatkan produksi pangan bagi kehidupan. Tidak heran bila kesehatan dan
daya tahan tubuh manusia terus merosot.
Pada era sekarang ini, penggunaan pupuk organik makin meningkat
sejalan dengan berkembangnya pertanian organik. Untuk menyediakan pupuk
organik dalam jumlah besar diperlukan tenaga yang banyak sehingga akan
meningkatkan biaya tenaga kerja, meskipun pupuk organik dapat diproduksi
sendiri oleh petani. Agar aplikasi pupuk organik lebih hemat dan penggunaan
tenaga kerja lebih murah, salah satu alternatifnya adalah dengan meningkatkan
kandungan haranya, terutama hara makro seperti nitrogen, kalium, dan fosfor.
Pemanfaatan pupuk kandang atau pupuk organik padat menyulitkan
aplikasinya di lapang, karena jumlah yang diberikan harus banyak sehingga
membutuhkan banyak tenaga. Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap
tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih
dahulu. Pupuk cair menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia.
Kehidupan binatang di dalam tanah juga terpacu dengan penggunaan pupuk
cair.
Penggunaan pupuk organik tidak meninggalkan residu yang
membahayakan bagi kehidupan. Pengaplikasiannya mampu memperkaya
sekaligus mengembalikan ketersediaan unsur hara bagi tanah dan tumbuhan
dengan aman.
Pada tanaman padi atau sayuran, misalnya, untuk menekan penggunaan
pupuk anorganik (kimia) hingga 50%, diperlukan pupuk organik 2,0-2,5 t/ha.
Jika penggunaan pupuk anorganik akan ditekan hingga 25% maka keperluan
pupuk organik menjadi 3,5 t/ha atau lebih. Pada tanaman perkebunan, apabila
sumber hara hanya mengandalkan pupuk organik maka kebutuhan pupuk
mencapai 15 t/ha. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk sejumlah itu diperlukan
pemeliharaan 24-28 ekor domba/kambing atau 3-4 ekor sapi. Pupuk cair
organik merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran.
Pupuk cair organik kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut
sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N,
P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Berdasarkan hal
tersebut maka perlu diadakan pembuatan pupuk organik cair sehingga kita
dapat memahami cara pembuatan pupuk dan memanfaatkan limbah pertanian.
1.3. Perumusan Masalah
Seiring kemajuan zaman, penggunaan bahan-bahan kimia dalam dunia
pertanian dianggap sudah sangat biasa dan merupakan suatu hal yang wajib
diterapkan oleh para petani pada umumnya. Tanpa disadari mereka telah
mencicil untuk merusak lingkungan yang selama ini dijadikan tempat tinggal
para petani itu sendiri khususnya. Oleh sebab itu, perlu adanya kesadaran untuk
merubah kebiasaan buruk tersebut menuju pertanian yang ramah lingkungan
dan bebas polusi akibat penggunaan bahan-bahan kimia.
Pupuk organik merupakan pilihan tepat untuk mereduksi bahan-bahan
kimia yang banyak digunakan oleh para petani. Salah satunya yaitu pupuk
organik cair. Penggunaan pupuk organik cair ini tidak meninggalkan residu
yang membahayakan bagi kehidupan. Pengaplikasiannya mampu memperkaya
sekaligus mengembalikan ketersediaan unsur hara bagi tanah dan tumbuhan
dengan aman serta tidak mencemari lingkungan.
Pembuatan pupuk organik cair salah satunya menggunakan
mikroorganisme lokal. Mikroorganisme yang digunakan adalah koloni bakteri
dan atau fungi yang hidup di rhizosfer (kira-kira kedalaman 5 cm di dalam
tanah). Pada dasarnya di lingkungan pertanian atau perkebunan sudah terdapat
mikroorganisme, hanya saja karena kondisi tertentu misalnya kurangnya bahan
organik (dibawah 2%) dapat menyebabkan populasi mikroorganisme menjadi
sangat sedikit sehingga tidak bisa memberikan nutrisi dan berbagai senyawa
bermanfaat bagi tanaman. Maka dari itu dibuatlah inovasi pembuatan pupuk
organik cair berbahan mikroorganisme lokal yang dikombinasikan dengan
senyawa-senyawa bernutrisi dari sampah organik sehingga memiliki
kandungan nutrisi yang tinggi untuk pemeliharaan dan peningkatan kesuburan
tanah serta penunjang pertumbuhan tanaman.
1.4. Tujuan
Seperti telah dikemukakan pada ulasan-ulasan sebelumnya, program
kewirausahaan ini tak sekedar untuk memperoleh keuntungan saja, namun juga
membangun kesadaran sebagai petani akan pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan agar dapat terus dapat menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi
manusia yang bebas polusi bahan-bahan kimia. Adapun beberapa tujuan yang
ingin dicapai dalam program ini adalah sebagai berikut:
1. Mereduksi penggunaan bahan-bahan kimia dalam dunia pertanian sebagai
upaya untuk melestarikan lingkungan.
2. Memelihara kesuburan tanah untuk meningkatkan produktivitas tanaman
dengan menggunakan pupuk organik cair berbahan dasar mikroorganisme
lokal.
3. Menumbuhkan motivasi penelitian dan berwirausaha dikalangan
mahasiswa.
4. Membangun sikap mental wirausaha: percaya diri, sadar akan jati dirinya,
bermotivasi untuk meraih suatu cita-cita, pantang menyerah, mampu
bekerja keras, kreatif, inovatif, berani mengambil resiko dengan
perhitungan, berperilaku pemimpin dan memiliki kemampuan empati dan
keterampilan sosial.
5. Meningkatkan kecakapan dan keterampilan para mahasiswa khususnya
sense of science dan business.
6. Menumbuh-kembangkan wirausaha-wirausaha baru yang berpendidikan
tinggi.
1.5. Luaran yang diharapkan
Luaran yang diharapkan adalah diproduksi dan dipasarkannya pupuk
organik cair berbahan dasar mikroba dan sampah organik ini sehingga dapat
diterima dan digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat khususnya petani.
Diharapkan dalam jangka panjang dapat dijadikan rujukan untuk memproduksi
pupuk organik cair yang bermutu dengan harga yang relative murah sehingga
bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan petani khususnya.
1.6. Kegunaan Program
Program ini sangatlah berkaitan dengan bidang yang diambil pengusul
program dan merupakan sebuah pengembangan awal bagi seorang mahasiswa
pertanian untuk lebih merasakan bagaimana menjadi petani yang sebenarnya
tanpa harus terus mendengarkan teori dasar yang diberikan oleh dosennya.
Adapun beberapa poin terkait dengan kegunaan program ini, diantaranya
adalah:
1. Memberikan kesadaran kepada para petani bahwa betapa pentingnya
menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak mengotori Bumi ini dengan
bahan-bahan kimia pertanian.
2. Mengembangkan usaha pupuk organik cair sebagai langkah awal untuk
menjadi petani sekaligus wirausahawan yang sukses.
3. Menciptakan pupuk yang eco-friendly, murah dan bebas polusi bahan kimia
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Kondisi masyarakat Yogyakarta yang mayoritas petani membuat prospek
produksi pupuk organik cair ini sangat menjanjikan. Bahan baku yang diperlukan
dalam pembuatan pupuk ini pun tak sulit untuk didapatkan. Sisa sayuran dan buah-
buahan yang tidak digunakan atau busuk bisa didapatkan dipasar-pasar tradisional di
Yogyakarta.
Pupuk Organik Cair (POC) di daerah Yogyakarta memang bukanlah suatu hal
yang baru di kalangan masyarakat. Namun keberadaannya masih banyak dicari oleh
masyarakat yang peduli dan mengerti akan pentingnya menjaga kesuburan tanah dan
lingkungan.
Tahapan – tahapan dalam melakukan usaha ini adalah menyewa tempat usaha
untuk rumah produksi, pengadaan alat dan bahan baku, produksi, pengemasan serta
pemasaran dan penjualan
Produk pupuk organik cair ini akan diberi nama “Agrolizer” yang berasal dari
kata Agroteknologi dan Biofertilizer. Diharapkan dengan nama produk yang
sederhana ini, suatu hari nanti dapat semakin berkembang dan semakin besar hingga
dapat mencapai pasar nasional.
Banyak sekali produk sejenis yang beredar diyogyakarta, maka tidak
dipungkiri produk kami akan bersaing dengan produk lain yang sejenis. Oleh sebab
itu, untuk tahap awal penjualan harga yang dipatok tidak terlalu tinggi dan
disesuaikan, mengingat produk ini masih baru dan perlu promosi untuk menarik
minat konsumen.
Lokasi penjualan dan pemasaran pupuk organik cair ini akan diawali dengan
menjualnya kepada para petani dipedesaan, seperti petani disekitar kampus UMBY,
Bantul, Kulon Progo dan sekitarnya. Langkah selanjutnya yaitu produk akan dijual
ke toko-toko pertanian yang akan diajak kerjasama agar bersedia menerima supply
pupuk organik cair dari produk kami. Dalam satu bulan, target penjualan pupuk
organik cair ini minimal terjual sebanyak 150 botol.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan ini di
lakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Penyewaan rumah produksi
Tahap awal yang perlu dilakukan adalah menyewa sebuah tempat untuk
rumah produksi pupuk organik cair ini. Tempat yang digunakan untuk produksi
ini harus sudah mendapatkan izin dari warga sekitar.
2. Pengadaan alat dan bahan baku
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik cair ini
adalah :
a. Alat
1) Drum plastik kapasitas 100 liter yang bisa ditutup rapat.
2) Bak dengan diameter 50 cm + penutup.
3) Pengaduk dari kayu.
4) Kantong jaring
5) Ember
6) Gayung
7) Saringan
8) Corong
b. Bahan
1) Mikroorganisme Lokal
2) Serasah/daun bambu
3) Sampah organik (sisa sayuran dan buah-buahan)
4) Dedak
5) Sekam
6) Gula Merah
7) Air
8) Botol kemas
3. Produksi
a. Proses Mengumpulkan Mikroorganisme
1) Campurkan bahan-bahan dengan komposisi berikut:
3 kg tanah (diambil dari daerah rhizosfer pohon bambu)
3 kg daun bambu.
10 kg sekam.
6 kg dedak.
2) Aduk hingga tercampur merata, lalu lembabkan dengan disiram air.
3) Selanjutnya campuran itu dimasukkan ke dalam bak, di tengah-tengah
campuran buat ceruk sebagai ventilasi juga untuk mengurangi panas yang
dihasilkan mikroorganisme aerob.
4) Tutup dan taruh bak di tempat yang teduh dan berfentilasi baik. Setiap 4
hari campuran di bolak-balik campuran, sebelum di tutup jangan lupa
buat ceruk ventilasi di tengah-tengah.
5) Mikroorganisme siap untuk dikultur setelah 20 hari ditandai dengan
munculnya hifa berwarna putih (benang-benang halus yang di keluarkan
fungi)
b. Proses Membuat Larutan Kultur Mikroba
Pada bagian ini memerlukan bahan-bahan dengan komposisi:
1/2 kg biang mikroorganisme.
15 liter gula merah
75 liter air.
1) Masukkan biang mikroorganisme ke dalam kantong jaring
2) Kemudian kantong jaring berisi biang mikroorganisme, gula merah dan
air dimasukkan ke dalam drum
3) Aduk secara searah hingga gula merah benar-benar larut. Jangan
mengaduk dengan arah bolak-balik atau mengaduk terlalu kencang karena
akan mengganggu pertumbuhan mikroorganisme.
4) Jika larutan sudah benar-benar tercampur tutup rapat drum biarkan selama
30 hari.
5) Setelah 30 hari larutan Pupuk Organik Cair Dengan Mikroorganisme
Lokal sudah jadi dan siap digunakan, ditandai dengan munculnya biofilm
di permukaan larutan dan larutan beraroma seperti ragi (Yeasty).
c. Proses Menambah Nutrisi Pada Pupuk Organik Cair
Larutan pupuk Organik yang dihasilkan proses sebelumnya itu hanya
larutan yang banyak mengandung mikroba dengan nutrisi masih sedikit.
Untuk menghasilkan pupuk Organik yang bernutrisi tinggi sekaligus
mengandung mikroorganisme masih ada 1 proses lagi.
Komposisi bahan-bahan:
10 liter Pupuk Organik cair.
10 liter gula merah.
10 liter air.
15 kg cacahan sisa sayur dan buah-buahan yang dipadatkan (1/3 drum)
1) Air, gula merah dan pupuk organik cair dimasukkan ke dalam drum, lalu
aduk searah sehingga tercampur rata.
2) Kemudian masukkan cacahan sayur dan aduk searah lagi. Setelah rata
tutup drum dan biarkan 15 hari.
3) Setelah 15 hari pupuk Organik cair bernutrisi siap untuk digunakan, tanda
jika pupuk matang cacahan sayur benar-benar larut, beraroma ragi dan
alkohol.
4. Pengemasan
1. Pupuk organik cair yang sudah siap digunakan disaring dan ditempatkan pada
drum yang berbeda.
2. Ambil menggunakan gayung pupuk organik cair tersebut, lalu dimasukkan
kedalam botol kemas dengan bantuan corong.
3. Botol Pupuk Organik Cair diberi label
NB : Dalam sekali produksi, dihasilkan 2 drum POC. Setiap 1 drum POC yang telah disaring menghasilkan 75 liter POC, kemudian dari 75 liter POC menghasilkan 150 botol pupuk organik cair kemas yang masing-masing botol berisi 500cc pupuk.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
Uraian JumlahHarga Satuan
(Rp)Total(Rp.)
I. Peralatan
1 Sewa Tempat - 500.000 500.000
2 Drum Kapasitas 100 liter 4 bh 130.000 520.000
3 Bak 2 bh 70.000 140.000
4 Ember 2 bh 35.000 70.000
5 Pengaduk dari kayu 2 bh 20.000 40.000
6 Kantong Jaring 10 meter 7.000 70.000
7 Gayung 2 6.000 12.000
8 Saringan 1 10.000 10.000
9 Corong 1 lusin 25.000 25.0000
Subtotal 1.612.000
II. Bahan Habis Pakai
1 Gula Merah 40 kg 15.000 600.000
2 Sekam 20 kg 500 10.000
3 Dedak 20 kg 1.000 20.000
4 Dedaunan (bambu) 10 kg 500 5.000
5 Sisa sayuran 30 kg 500 15.000
6 Label - 150.000 150.000
7 Botol Kemas 200 bh 7.000 1.200.000
Subtotal 2.000.000
III. Perjalanan
1Membeli peralatan dan bahan baku
- 100.000 100.000
2 Pemasaran dan penjualan - 300.000 300.000
Subtotal 400.000
IV. Lain-lain
1 Alat Tulis Kantor - 30.000 30.000
2 Pembuatan Laporan - 150.000 150.000
3 Foto Copy, dll - 100.000 100.000
Subtotal 280.000
Total ( I + II + III + IV ) 4.292.0004.2. Jadwal Kegiatan
Rincian KegiatanBulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan Program
Pengadaan Alat dan bahan bakuPenataan Pra-Produksi
Produksi
Pemasaran dan Penjualan
Evaluasi Program
Penyusunan Laporan
4.3. Analisis Laba
- Setiap 1 kali produksi membutuhkan dana Rp. 2.000.000
- Setiap 1 kali produksi menghasilkan 300 botol POC (@500cc)
- 1 botol POC dijual dengan harga Rp. 15.000
Pendapatan = 300 x Rp. 15.000
= Rp. 4.500.000
- Laba yang diperoleh = Pendapatan - Biaya Produksi
= Rp. 4.500.000 – Rp. 2.000.000
= Rp. 2.500.000
- Persen Laba = Pendapatan−Biaya Produksi
Biaya Produksi x 100%
= 2.500.0002.000.000 x 100 %
= 125 %
- Dengan persen laba sebesar 125 %, maka program ini layak untuk
dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, M. 1977. Soil Microbiology. 2 nd ed. John Wiley and Sons. Inc. New York. 472 p.
Anas, I., K. Widyastuti, A.A.I. Kesumadewi dan G. Kirana. 1998. Mikroba Penambat Nitrogen dan Pelarut Fosfat dari Rhizosfer Padi dan Tanah Rawa Kawasan PLG Satu Juta Hektar, Kalimantan Tengah. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Permi, Bandar Lampung, 14-15 Desember 1998. h: 582-591.
James, E.K., F.L. Olivares, A.L.M. de Oliviera., F.B. dos Reis J.r., L.G. da Silva and V.M. Reis. 2001. Further Observations on The Interaction Between Sugarcane And Gluconacetobacter Diazotrophicus Under Laboratory And Greenhouse Condition. J. Exp. Botany 52: 547- 760. Kirchhof, G., V.M. Reis, J.L. Baldani., B. Eckert., J.
Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroorganisme di Laboratorium. P.T. Raja Grafindo Persada. 168 h.
Prayitno. J., J.J. Weinman., M.A. Djordjevic dan B.G. Rolfe. 2000. Pemanfaatan Protein Pendar Hijau (Green Fluorescent Protein) Untuk Mempelajari Kolonisasi Bakteri Rhizobium. Prosiding Seminar Nasional Biologi XVI. Institut Tehnologi Bandung, Bandung, 26-27 Juli 2000. pp. 272-377.
Saono, S. 1981. Mikrobiologi di Indonesia. Kumpulan Makalah Konggres Nasional Mikrobiologi III, Jakarta, 26-28 Nopember 1981.pp. 348-354.
Saraswati, R dan D.N. Susilowati. 1999. Mikroorganisme Lokal dan Pemanfaatannya Sebagai Pupuk Hayati. Seminar sehari Workshop Peranan Culture Collection dan Preservasi Mikroorganisme. Jurusan FMIPA UI, Jakarta 8-9 Maret 1999. 13 h