Conflict and negotiation

34
CONFLICT AND NEGOTIATION PERILAKU KEORGANISASIAN Oleh : RAHMAD AGUNG NUGRAHA, S, Psi, M.Si

Transcript of Conflict and negotiation

Page 1: Conflict and negotiation

CONFLICT AND NEGOTIATION PERILAKU KEORGANISASIAN

Oleh : RAHMAD AGUNG NUGRAHA, S,

Psi, M.Si

Page 2: Conflict and negotiation

Definisi Konflik

• Konflik dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa suatu pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang diperhatikan pihak pertama.

Page 3: Conflict and negotiation

Konflik Merupakan Masalah Persepsi Suatu titik pada setiap kegiatan yang tengah

berlangsung bila suatu interaksi “bersilangan” dapat menjadi suatu konflik antar pihak.

Hal ini meliputi rentang yang luas dari konflik yang dialami seseorang dalam organisasi. Ketidakcocokan tujuan Perbedaan dalam penafsiran makna Ketidaksetujuan berdasarkan

pengharapan perilaku.

Konflik harus dipahami oleh pihak-pihak yang bersangkutan, apakah konflik ada atau tidak merupakan masalah persepsi.

Page 4: Conflict and negotiation

Konflik Fungsional Vs DisfungsionalKonflik Fungsional

Konflik yang mendukung tujuan dan memperbaiki kinerja kelompok

Konflik Disfungsional

Konflik yang mengganggu kinerja kelompok

Page 5: Conflict and negotiation

2 pandangan konflik

• Pandangan tradisional, dan

• Pandangan interaksionis

Page 6: Conflict and negotiation

Pandangan Tradisional

Penyebab :• Komunikasi yang buruk• Kurangnya keterbukaan• Kegagalan dalam

menafsirkan kebutuhan anggota organisasi

Penyebab :• Komunikasi yang buruk• Kurangnya keterbukaan• Kegagalan dalam

menafsirkan kebutuhan anggota organisasi

Pandangan Tradisional : Keyakinan bahwa semua konflik merugikan dan harus dihindari.

Page 7: Conflict and negotiation

Pandangan Interaksionis • Pandangan interaksionis

Keyakinan bahwa konflik tidak hanya merupakan sebuah paksaan yang positif dalam suatu kelompok tetapi juga sangat diperlukan bagi suatu kelompok untuk bekerja dengan lebih efektif.

• Pandangan interaksionis tidak berpendapat bahwa semua konflik adalah baik. Beberapa konflik mendukung tujuan kelompok dan memperbaiki kenerjanya, inilah ragam konflik yang konstruktif, fungsional tetapi ada juga konflik yang merintangi kinerja kelompok, ini adalah ragam konflik yang disfungsional atau destruktif.

Page 8: Conflict and negotiation

Tipe dan lokus konflik

Salah satu untuk memahami suatu konflik adalah mengidentifikasi tipe kesepakatan dan lokus konflik atau dimana konflik terjadi. Konflik dapat dikategorikan menjadi tiga kategori kesepakatan yaitu tugas, hubungan, proses.

Konflik tugas terkait dengan kandungan dan tujuan pekerjaan.

Konflik hubungan menitikberatkan pada hubungan interpersonal.

Konflik proses mengenai bagaimana menyelesaikan segala pekerjaan yang ada.

Page 9: Conflict and negotiation

Lokus Konflik

Sedangkan lokus konflik terdapat tiga tipe dasar lokus konflik

1. konflik dyadic yaitu konflik yang terjadi diantara dua orang

2. konflik intagrup yaitu konflik yang terjadi di dalam sebuah kelompok atau tim,

3. konflik antar kelompok yaitu konflik diantara kelompok atau tim yang berbeda.

Page 10: Conflict and negotiation

Konflik Bisa Dijadikan Seproduktif Mungkin.

• Dari definisi konflik, tipe dan lokusnya konflik dapat membantu untuk menyadari bahwa kemungkinan terjadinya suatu konflik takterelakkan dalam suatu organisasi, dan ketika itu terjadi di suatu organisasi hal ini bisa dijadikan seproduktif mungkin.

Page 11: Conflict and negotiation

Proses Konflik

Proses konflik memiliki lima tahap yaitu :

1. Pertentangan yang berpotensial atau ketidaksesuaian

2. Kognisi dan personalisasi3. Niat 4. perilaku, dan5. hasil.

Page 12: Conflict and negotiation

Proses Konflik

Komunikasi– Kesulitan dalam mengartikan kata, kesalahpahaman, dan gangguan dalam

komunikasi (termasuk juga overcommunication) Struktur

– Ukuran dan spesialisasi pekerjaan– Kejelasan yurisdiksi– Kecocokan anggota atau tujuan– Gaya kepemimpinan– Sistem penghargaan– Ketergantungan kelompok

Varibel Pribadi– Perbedaan sistem penilaian individu (e.g. kesan pertama)– Tipe kepribadian

Tahap I : Pertentangan yang berpotensial atau ketidaksesuaianTahap I : Pertentangan yang berpotensial atau ketidaksesuaian

Page 13: Conflict and negotiation

Tahap 2 : Kognisi dan Personalisasi

Konflik yang dipersepsikanKesadaran satu atau lebih pihak mengenai kondisi yang menciptakan kesempatan tumbuhnya konflik

Konflik yang dirasakanKeterlibatan emosional dalam suatu konflik yang menciptakan kegelisahan, ketegangan, frustasi dan permusuhan.

Page 14: Conflict and negotiation

Tahap 3 : NIAT

Berkompetisi

Keinginan untuk memuaskan kepentingan satu pihak dengan tidak mempedulikan dampaknya terhadap pihak lain.

Berkolaborasi

Situasi dimana pihak-pihak yang berkonflik, masing-masing ingin memuaskan sepenuhnya dari semua pihak.

Menghindari

Keinginan untuk menarik diri atau menekan konflik.

Mengakomodasi

Kesediaan dari satu pihak untuk mengutamakan kepentingan lawan.

Berkompromi

Situasi dimana tiap pihak dalam konflik bersedia untuk mengorbankan sesuatu

Page 15: Conflict and negotiation

LIMA GAYA PENANGANAN KONFLIK

ASSERTIF

TIDAK

KETEGUHAN

KOMPETISI KOLABORASI

KOMPROMI

MENGHINDAR AKOMODASI

TIDAK KOOPERATIFKERJA SAMA

Page 16: Conflict and negotiation

Tahap 4 : Perilaku

Manajemen KonflikPenggunaan teknik pemecahan dan perangsangan untuk mencapai tingkat konflik yang diinginkan.

Page 17: Conflict and negotiation

Tahap 5 : Hasil

• Hasil Fungsional – Meningkatkan kinerja kelompok

– Memperbaiki kualitas keputusan

– Merangsang kreativitas dan inovasi.

– Mendorong minat dan keingintahuan.

– Penyediaan sarana untuk penyelesaian masalah.

– Menciptakan lingkungan untuk evaluasi diri dan perubahan.

Hasil Disfungsional– Meningkatkan ketidakpuasan

– Menurunkan keefektifan kelompok

– Menghambat komunikasi

– Menurunkan kepaduan kelompok

– Pertengkaran antara anggota kelompok

Page 18: Conflict and negotiation

Bagaimana Menciptakan Konflik Fungsional?

• Reward and Punishment (e.g. HP)

HP memberikan rewards pada karyawannya yang memiliki dan mempertahankan pendapat/ide yang mereka yakini benar, walaupun pendapat/ide tersebut ditolak oleh pihak management.

Punishment dapat diberikan pada para avoiders.

• Formal system (e.g. Herman Miller Inc. & IBM)Herman Miller Inc. memiliki sistem formal, dimana para bawahan dapat memberikan evaluasi dan kritik pada para atasannya.

Page 19: Conflict and negotiation

Conflict and Unit

Performance

Page 20: Conflict and negotiation

Negoisasi

• Negoisasi dapat didefinisikan sebagai proses yang terjadi ketika dua atau lebih pihak memutuskan bagaimana mengalokasikan sumber daya yang langka.

Page 21: Conflict and negotiation

The Best Alternative To a Negotiated Agreement

• BATNA

• The Best Alternative To a Negotiated Agreement; Nilai terendah yang bisa diterima individu untuk mencapai kesepakatan dalam negoisasi.

Page 22: Conflict and negotiation

Strategi Tawar - MenawarTawar – Menawar Distributif

Perundingan yang mencoba membagi-bagikan sumber daya dalam jumlah tetap; suatu situasi kalah-menang.

Tawar – Menawar Integratif

Perundingan yang mencoba mencari satu penyelesaian atau lebih yang bisa menciptakan situasi menang-menang

Page 23: Conflict and negotiation

Tawar – Menawar Distributif vs Integratif

Bargaining Distributive IntegrativeCharacteristic Characteristic Characteristic

Available resources Fixed amount of Variable amount ofresources to be divided resources to be divided

Primary motivations I win, you lose I win, you win

Primary interests Opposed to each other Convergent or congruent

with each other

Focus of relationships Short term Long term

Source: Based on R. J. Lewicki and J. A. Litterer, Negotiation (Homewood, IL: Irwin, 1985), p. 280.

Page 24: Conflict and negotiation

Proses negoisasi

Page 25: Conflict and negotiation

Persiapan dan Perencanaan

• Apa sifat konflik• Munculnya peristiwa menuju negosiasi• Siapa yang terlibat dan apa yang mereka pikirkan• Apa yang Anda inginkan dari negosiasi• Apa tujuan Anda• Dan Sebagainya.

• Mengembangkan strategi seperti seorang ahli main catur.

Page 26: Conflict and negotiation

Definisi aturan main

• Siapa yang akan melakukan negosiasi• Dimana hal itu akan berlangsung• Kendala-kendala apa, waktu, dll• Membatasi masalah yang akan negosiasi

• Selama fase ini, para pihak juga akan bertukar proposal awal atau permintaan mereka.

Page 27: Conflict and negotiation

Klarifikasi dan Justifikasi

Ketika posisi awal telah ditukar, Anda dan pihak lain akan menjelaskan, memperkuat, memperjelas, mendukung dan membenarkan permintaan Anda.

Fase ini perlu tidak menjadi konfrontatif kesempatan ini untuk mendidik dan menginformasikan satu sama lain pada isu-isu.

Page 28: Conflict and negotiation

Bargaining dan Problem Solving

• Inti dari proses negosiasi adalah memberi dan mengambil sebenarnya mencoba untuk membicarakan kesepakatan.

• Pada fase ini, KONSESI yang ragu perlu dilakukan oleh kedua belah pihak..

Page 29: Conflict and negotiation

Closure dan Implementasi

• Membuat perjanjian• Mengembangkan prosedur untuk

melaksanakan dan monitoring

Page 30: Conflict and negotiation

ISU DALAM NEGOSIASI Peran mood dan Kepribadian dalam Negosiasi Negosiator yang berada di suasana hati yang positif menegosiasikan

hasil yang lebih baik daripada mereka yang berada di suasana hati yang kurang positif.

Perbedaan Gender Apakah laki-laki dan perempuan bernegosiasi berbeda Tidak mempengaruhi jenis kelamin hasil negosiasi Perbedaan budaya Italia, Jerman dan Perancis yang mengkritik sebelum mereka

melakukan pujian Eksekutif India digunakan untuk mengganggu satu sama lain Dan Sebagainya.

Page 31: Conflict and negotiation

Perundingan Pihak KetigaMediator

Pihak ketiga yang bersifat netral dan memfasilitasi penyelesaian perundingan dengan menggunakan penalaran, persuasi dan saran-saran sebagai alternatif.

Arbitrator

Pihak ketiga yang memiliki kewenangan untuk memaksakan kesepakatan.

Page 32: Conflict and negotiation

Konsultan

Pihak ketiga yang tidak memihak, terampil dalam manajemen konflik, yang mencoba memberikan penyeleseian keputusan yang kreatif melalui komunikasi dan analisis.

Pendamai

Pihak ketiga yang dipercayai dimana menyediakan sambungan komunikasi informal antara negosiator dan lawannya.

Page 33: Conflict and negotiation

Kelebihan dan kelemahan dalam chapter ini

Kelebihan • Chapter ini mendeskripsikan konflik yang

konstruktif maupun destruktif terhadap fungsi kelompok dan memberikan saran bahwa negoisasi diharapkan dilakukan secara terus-menerus dalam kelompok dan organisasi. Tawar menawar distributive dapat memecahkan persoalan atau pertentangan tetapi sering mempengaruhi secara negative kepuasan satu atau lebih negosiator karena difokuskan pada jangka pendek dan bersifat konfrontasional. Sebaliknya, tawar integrative cenderung memberikan hasil yang memuaskan semua pihak dan membina hubungan yang tahan lama.

kelemahan• Chapter ini kurang

memberikan penjabaran atau pembahasan mengenai memecahan konflik antar kelompok dan efektivitas pemecahan konflik serta perspektif perubahan perilaku /modifikasi perilaku dengan mempertimbangkan metode-metode mengelola hubungan antar kelompok.

Page 34: Conflict and negotiation

TERIMA KASIH