communicare” yang berarti communication yang berarti sama...

21
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Interpersonal 2.1.1. Pengertian Komunikasi Interpersonal Komunikasi berasal dari Bahasa Latin communicare” yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan/pertukaran pikiran. Istilah communication bersumber dari communis, yang berarti sama, maksudnya kesamaan makna. Jadi komunikasi terjadi bila adanya kesamaan makna, dan sebaliknya bila tidak ada kesamaan makna, maka komunikasi itu tidak akan berlangsung. Lebih jauh lagi dijelaskan pengertian komunikasi sebagai pengalihan informasi dari 1 orang/kelompok kepada yang lain, dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Komunikasi interpersonal merupakan salah satu dari beberapa bentuk kegiatan komunikasi yang ada. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai komunikasi interpersonal adalah seperti berikut ini: Myers dan Myers (1992) menyatakan bahwa komunikasi dengan orang lain disebut dengan komunikasi interpersonal yang didefinisikan sebagai suatu hubungan interaksi antara individu dengan lingkungannya yang mencakup orang lain sebagai teman-teman, keluarga, anak-anak, rekan sekerja dan bahkan orang asing. Keunikan komunikasi interpersonal adalah suatu hubungan yang timbal balik atau selalu transaksi antara pemberi dan penerima pesan. Littlejhon (1999) memberikan definisi komunikasi antar pribadi (interpersonal comunication) adalah komunikasi antara individu individu. Agus M. Hardjana (

Transcript of communicare” yang berarti communication yang berarti sama...

Page 1: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Komunikasi Interpersonal

2.1.1. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi berasal dari Bahasa Latin “communicare” yang berarti

berpartisipasi atau memberitahukan/pertukaran pikiran. Istilah communication

bersumber dari communis, yang berarti sama, maksudnya kesamaan makna. Jadi

komunikasi terjadi bila adanya kesamaan makna, dan sebaliknya bila tidak ada

kesamaan makna, maka komunikasi itu tidak akan berlangsung. Lebih jauh lagi

dijelaskan pengertian komunikasi sebagai pengalihan informasi dari 1

orang/kelompok kepada yang lain, dengan menggunakan simbol-simbol tertentu.

Komunikasi interpersonal merupakan salah satu dari beberapa bentuk kegiatan

komunikasi yang ada. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai

komunikasi interpersonal adalah seperti berikut ini:

Myers dan Myers (1992) menyatakan bahwa komunikasi dengan orang lain

disebut dengan komunikasi interpersonal yang didefinisikan sebagai suatu hubungan

interaksi antara individu dengan lingkungannya yang mencakup orang lain sebagai

teman-teman, keluarga, anak-anak, rekan sekerja dan bahkan orang asing. Keunikan

komunikasi interpersonal adalah suatu hubungan yang timbal balik atau selalu

transaksi antara pemberi dan penerima pesan.

Littlejhon (1999) memberikan definisi komunikasi antar pribadi (interpersonal

comunication) adalah komunikasi antara individu – individu. Agus M. Hardjana (

Page 2: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

8

2003) mengatakan, komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua

atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung

dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula.

Menurut Devito, J.A. (1989) yang dikutip oleh Effendi O.U. (1993), komunikasi

interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua

orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan

beberapa umpan balik seketika. Pentingnya komunikasi interpersonal di bidang kerja

hasil penelitian Jones (dalam Sutarto, 2000) mengatakan bahwa ternyata alasan

utama para pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya adalah mendapatkan

apresiasi orang lain atas apa yang telah dikerjakannya, yang kedua adalah respek,

kemudian alasan yang ketiga adalah uang. Apresiasi dan respek merupakan alasan

yang lebih penting.

Sedangkan Taylor, dkk. (1986) mengungkapkan bahwa komunikasi

interpersonal terjadi ketika seseorang berkomunikasi secara langsung dengan orang

lain dalam situasi one-to-one atau dalam kelompok-kelompok kecil.

Berdasarkan beberapa uraian mengenai pengertian komunikasi interpersonal

dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah suatu proses adanya

timbal balik informasi antara pemberi dan penerima pesan yang mencerminkan

suasana saling keterbukaan, adanya kehangatan serta adanya dukungan selama

terjalinnya komunikasi. Umpan balik ini akan memberikan informasi kepada

individu mengenai dirinya, orang lain dan dunia sekitar.

Page 3: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

9

2.1.2. Aspek –aspek Komunikasi Interpersonal

Secara sederhana dapat dikemukakan suatu asumsi bahwa proses komunikasi

interpersonal akan terjadi apabila ada pengiriman menyampaikan informasi berupa

lambang veral maupun non verbal kepada penerima dengan menggunakan medium

suara manusia (human voice), maupun dengan medium. Berdasarkan asumsi ini

maka dapat dikatakan bahwa dalam proses komunikasi interperonal terdapat aspek –

aspek komunikasi yang secara integratif saling berperan sesuai dengan

karakteristikaspek itu sendiri.aspek – aspek tersebut yaitu ;

Menurut Devito efektivitas komunikasi interpersonal dimulai dengan lima

kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu:

1. Keterbukaan (Openness)

Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi

interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada

orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan

segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi

biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk

membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya

disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.

Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk

bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis,

dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan.

Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita

berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan,

Page 4: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

10

bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan

keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap

orang lain.

Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran. Terbuka dalam

pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan

adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. 55

2. Empati (empathy)

Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang

untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari

sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak

lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan

berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di

kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama. Orang

yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan

sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.

3. Sikap mendukung (supportiveness)

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap

mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan

berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat

berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap

mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan

strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.

Page 5: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

11

4. Sikap positif (positiveness)

Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan

sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong

orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya

dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi 56 interpersonal

terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.

Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting

untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada

berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi

secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5. Kesetaraan (Equality)

Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin

lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang

lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas

dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya

setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-

sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu

yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang

ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai

upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan

untuk menjatuhkan pihak lain. Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan

menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain.

Page 6: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

12

Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal tersebut digambarkan dalam suatu

bagan atau model, maka akan menunjukan sebuah model komunikasi interpersonal .

model komunikasi ini dimaksudkan untuk mengambarkan secara sederhana

mengenai proses komunikasi interpersonal supaya lebih mudah dipahami.

2.1.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

Pengertian komunikasi interpersonal tersebut tidak terlepas dari adanya faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi interpersonal antara individu. Suranto

(2011) mengemukakan 12 faktor-faktor yang memepengaruhi komunikasi

interpersonal adalah sebagai berikut :

a) Toleransi

Toleransi menghendaki adanya kemauan dari masing masing pihak untuk

menghargai dan menghormati perasaan pihak lain. Toleransi menjadi faktor

komunikasi interpersonal, karena disebabakan dengan dikembangkannya sikap

toleran atau tenggang rasa, maka seandainya imbul perbedaan kepentingan

kedua belah pihak dapat saling menghargai, sehingga perebedaan kepentingan

itu tidak berkembang sebagai kendala kebersamaan.

b) Kesempatan-kesempatan yang seimbang

Artinya rasa memperoleh keadilan dari interaksi akan menentukan kadar

hubungan interpersonal. Ketika seseorang merasa memperoleh kesempatan yang

seimbang, peluang yang adil, maka akan mendorong orang tersebut

mempertahankan kebersamaan.

Page 7: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

13

c) Sikap menghargai orang lain

Sikap ini menghendaki adanya pemahaman bahwa setiap orang memilki

martabat. Sikap yang baik untuk mendukung kadar hubungan interpersonal

adalah sikap menghargai martabat orang lain, oleh karaena itu seseorang tidak

boleh melecehkan orang lain,maka dilakukan dengan cara-cara yang santun

contohnya:

Pengakuan langsung , apabila merasa sepaham dengan orang lain “saya tahu

anda berkata benar”

Pernyataan perasaan positif”itu gagasan yang sangat bagus”

Respon yang menjelaskan,”saya dapat menjelaskan masalah ini”

Respon menghibur,”saya tahu bagaimana perasaan anda”

d) Sikap mendukung, bukan sikap bertahan

Sikap mendukung (sportif) bearti memberikan persetjuan terhadap orang lain.

Sedangkan sikapbertahan, apalagi slah satu pihak lain, maka ada kemungkinan

karakteristikhubungan menjadi renggang.

e) Sikap terbuka

Sikap terbuka adalah sikap untuk membuka diri,mengatakan tentang keadaan

dirinya secara terbuka dan apa adanya. Keterbukaan dalam komunikasi akan

menghilangkan kesalah pahaman dan kecurangan. keadaan seperti inilah yang

akan menciptakan hubungan interpersonal yang baik.

f) Pemilik bersama atas informasi

Kualitas hubungan intersonal juga dipengaruhi oleh pemilikan bersama atas

informasi. Pemilikan bersama atas informasi dapat dilihat dari aspek”keluasan”

Page 8: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

14

dan“ke dalaman”menunjukan keintiman apa yang dikomunikasi,bahkan

menyangkut persoalan pribadi.

g) Kepercayaan

Kepercayaan adalah perasaan bahwa tidak ada bahaya dari orang lain dalam satu

hubungan. Kepercayaan berkaitan berkaitan dengan keteramalan (prediksi),

artinya ketika kita dapat meramalkan bahwa seseorang tidak akan menghianati

dan dapat bekerja sama dengan baik,maka kepercayaan kita pada orang tersebut

lebih besar.

h) Keakraban

Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang, kedekatan, dan

kehangatan. Hubungan interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak

sepakat tentang tingat keakraban yang diperlukan. Hubungan dua orang sahabat

sudah akrab,diwarnai oleh kesepakatan batas-batas keakraban itu. Misalnya

diantara dua orang itu sepakat untuk salain bertukar sepeda motor. Selain

itu,suasanaakarab juga ditunjukkan dengan kesepakatan memanggil satu sama

lain. Ketika berkenalan seseorang memanggil kaka dan sebaliknya pihak teman

memanggil adik namun kalau sudah akrab mereka hanya memanggil adik.

i) Kesejajaran

Kesejajaran,atau posisi yang sama bagi kedua belah pihak. Keadaan yang

menunjukkan kesejajaran ini, menunjukkan kesejajaran ini, terlihat pada makna

dua pepatah “duduk sama redah berdiri sama tinggi” . “berat sama dipikul,

ringan sama dijinjing” .tidak ada satu pihak yang mendominasi terhadap pihak

Page 9: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

15

lain. Kesejajaran adalah perekat terpeliharanya hubungan interpersonal yang

harmonis, karena dalam kesejajaran itu akan dijunjung tinggi keadilan.

j) Kontrol atau Pengawasan

Kontrol atau Pengawasan.agar hubungan interpersonal terjaga dengan baik,

maka perlu pengawasan berupa kepedulian. Biasanya kedua belah pihak

bersepakat tentang bentuk-bentuk kontrol. Contoh, dokumen sms pada telepon

seluler secara normatif merupakan dokumen pribadi, sehingga seseorang tidak

etis membaca sms yang ada di telepon seluler temannya. Namun apabila sudah

terjadi kesepakatan menjadi tidak bermasalah. Justru menjadi cara untuk saling

mengontrol. Pola pengontrolan juga perlu kesepakatan.

k) Respon

Respon yaitu ketepatan dalam memberikan tanggapan. Hukum alam mengatakan

kalau ada aksi maka akan ada reaksi. Hukum dalam berkomunikasi,

menyepakati kalau ada pertanyaan maka perlu ada jawaban, lelucon dengan

tertawa, permintaan keterangan dengan kejelasan. Ketika mendapatkan sms atau

pesan perlu di balas. Respon ini bukan untuk pesan-pesan verbal saja, melainkan

dengan respon non verbal juga.

l) Suasana Emosional

Suasana emosional adalah keserasian suasana emosional ketika komunikasi

sedang berlangsung ditunjukkan dengan ekspresi yang relevan. Misalnya ketika

seseorang mengucapkan selamat atas keberhasilan sahabatnya secara verbal,

maka juga harus didukung oleh ekspresi nonverbal, seperti, senyum bahagia atau

tepukan bahu penuh kebanggaan. Sebaliknya ketika seorang sahabat sedang

Page 10: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

16

mengalami penderitaan, maka suasana emosinal yang diperlukan adalah ucapan

motivasi, serta artikulasi pesan verbal artikulasi pesan verbal yang menegaskan

adanya perasaan turut bersedih, serta kesedihan untuk mencari solusi.

Sebagai mahluk sosial,setiap orang merasa perlu berhubungan dengan orang

lain. Sehingga Dari ke 12 faktor tersebut, masing-masing dapat memberikan

pengaruh terhadap kadar hubungan interpesonal secara positif, artinya semkin baik

kualitas faktor-faktor tersebut maka akan semakin baik pula kadar hubungan

interpersonal.

2.2. Kepercayaan Diri

2.2.1. Pengertian Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berfungsi untuk

mendorong individu dalam meraih kesuksesan yang terbentuk melalui proses belajar

individu dalam interaksinya dengan lingkungan. Dalam interaksinya, individu

mendapat umpan balik yang dapat berupa reward dan punishment.

Dan kemudian Lauster (1978) menjelaskan kepercayaan diri merupakan suatu

sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang

bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan – tindakannya, dapat merasa bebas

melakukan hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya.

Kepercayaan diri atau self confidence oleh Bandura (1997) didefinisikan sebagai

suatu keyakinan individu untuk mampu berperilaku sesuai yang diharapkan.

Waterman (1988) mengemukakan bahwa individu yang mempunyai rasa

kepercayaan diri adalah individu yang mampu bekerja secara efektif, dapat

melaksanakan tugas dengan baik dan bertanggung jawab.

Page 11: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

17

Percayaan diri merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap

kemampuan pada dirinya sendiri dengan menerima secara apa adanya baik positif

maupun negatif yang dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan

untuk kebahagiaan dirinya. Seseorang yang percaya diri dapat menyelesaikan tugas

atau pekerjaan yang sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik, merasa

berharga, mempunyai keberanian, dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya,

mempertimbangkan berbagai pilihan, serta membuat keputusan sendiri merupakan

perilaku yang mencerminkan percaya diri (Lie, 2003).

Berdasar beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan

diri merupakan salah satu aspek kepribadian individu yang berfungsi mendorong

individu dalam meraih kesuksesan melalui hasil interaksi antara individu dengan

lingkungannya untuk berperilaku sesuai dengan yang diharapkan, bekerja secara

efektif serta dapat melaksanakan tugas dengan baik dan tanggung jawab.

2.2.2.Ciri-ciri Individu yang Memiliki Rasa Kepercayaan Diri

Guilford (1959) mengemukakan ciri-ciri orang yang mempunyai rasa percaya

diri adalah:

a. Merasa yakin terhadap apa yang individu lakukan

b. Merasa dapat diterima oleh kelompoknya

c. Percaya pada diri sendiri serta memiliki ketenangan sikap (tidak merasa

gugup bila melakukan sesuatu)

Sejalan dengan pendapat Guilford, Lauster (1978) mengatakan ciri-ciri individu

yang memiliki rasa kepercayaan diri diantaranya adalah tidak mementingkan diri

sendiri, cukup toleransi, tidak begitu memerlukan dukungan orang lain, memiliki

Page 12: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

18

rasa optimisme dan gembira. Sementara itu Taylor, dkk (1986) mengatakan bahwa

orang yang percaya diri memiliki sikap yang positif pada diri sendiri.

Suryanto (2000) mengatakan bahwa remaja atau orang dewasa yang memiliki

rasa percaya diri yang kuat biasanya populer dalam lingkungan keluarga maupun

pergaulannya. Individu tersebut sering diminta menjadi pimpinan kelompok yang

bersikap mawas diri. Proyeksi ambisinya ke arah keberhasilan, sehingga masa

depannya akan penuh keberhasilan. Rasa percaya diri dapat berpengaruh pada hasil

prestasi belajar, penerimaan oleh lingkungan, penampilan dan budi pekerti.

Sebaliknya pada anak yang gagal, rasa percaya dirinya rendah, individu kurang

populer dalam pergaulan, lebih senang mengucilkan diri atau jadi pembuat keributan.

Individu tersebut mengalami kesulitan untuk berperan dalam lingkungan, bahkan

mungkin seolah-olah dikucilkan di lingkungannya. Individu dengan kepercayaan diri

yang rendah tersebut sering bersikap menyalahkan orang lain atas kegagalannya.

Prestasi akademiknya menurun dan akhirnya menjadi individu yang mudah

mengalami frustasi, agresif, murung dan bingung.

Aziz 1988 (dalam Kumara, 1988) mengemukakan ciri-ciri orang yang kurang

percaya diri diantaranya adalah: merasa tidak aman, ada rasa takut, tidak bebas, ragu-

ragu, di hadapan orang lain lidah seperti terkunci, murung, pemalu dan kurang

berani, pengecut, cenderung menyalahkan suasana luar sebagai penyebab masalah

yang dihadapi. Individu yang memiliki rasa percaya diri akan percaya pada

kemampuan yang dimiliki, sanggup bekerja sendiri, bersikap optimis dan dinamis

Sukardi (dalam Eliyawati, 1989).

Page 13: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

19

Brennecke dan Amick (1988)menyatakan bahwa orang yang percaya diri tidak

memerlukan orang lain sebagai standar karena dapat menentukan standar sendiri dan

selalu mampu mengembangkan motivasinya karena merasa cukup aman dan tenang

serta mempunyai ukuran sendiri mengenai kegagalan dan kesuksesannya.

Sejalan dengan pendapat Brennecke 1988 (dalam Kumara, 1988) bahwa orang

yang percaya diri mengemukakan bahwa orang yang percaya diri memiliki ciri-ciri

mampu bekerja secara efektif, mampu melaksanakan tugas-tugas dengan baik dan

secara relatif bertanggung jawab serta merencanakan masa depan.

Berdasarkan beberapa ciri individu yang memiliki rasa kepercayaan diri tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki rasa kepercayaan diri adalah

individu yang tidak mementingkan diri sendiri, cukup toleran, tidak begitu

memerlukan individu lain, memiliki sense of efficacy pada tugas (dalam arti mampu

untuk bekerja secara efektif yang didukung dengan memiliki kemampuan diri) serta

biasanya populer dalam lingkungan keluarga atau pergaulannya.

2.2.3.Aspek-aspek Kepercayaan Diri

Berikut aspek – aspek kepercayaan diri menurut para ahli :

Anthony (Irawati, 2002) mengemukakan ciri-ciri orang yang memiliki

kepercayaan diri meliputi:

a. Bertanggung jawab berarti mau menerima dan menanggung resiko dari

perbuatannya.

b. Rasa aman berarti tidak memiliki ketakutan dan kecemasan yang menghambat

kepercayaan dirinya.

Page 14: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

20

c. Harga diri berarti mampu menyadari segala kekurangan dan kelebihan sehingga

tidak memiliki perasaan rendah diri.

d. Mandiri berarti hidup tidak tergantung pada orang lain dan selalu dapat

mengembangkan atau mengerjakan sesuatu tanpa menunggu bantuan orang lain.

e. Optimis berarti menyadari kemampuan yang dimiliki dan berusaha untuk

memperoleh yang terbaik dalam kehidupannya.

f. Tidak mudah putus asa berarti memiliki mental yang kuat untuk dapat

menghadapi hal-hal yang terburuk dan berani mencoba lagi setelah mengalami

kegagalan.

Kemudian menurut Lauster (1997) menjelaskan kepercayaan diri merupakan

suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang

bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan – tindakannya, dapat merasa bebas

melakukan hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya.orang

yang memiliki kepercayaan diri yang positif adalah :

Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya

bahwa mengerti sungguh sungguh akan apa yang dilakukannya.

Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam

menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan.

Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala

sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi

atau menurut dirinya sendiri.

Bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu

yang telah menjadi konsekuensinya.

Page 15: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

21

Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu

kejadian dengan mengunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai

dengan kenyataan. Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap suatu masalah,

suatu hal, sesuatu kejadian dengan mengunakan pemikiran yang diterima oleh

akal dan sesuai dengan kenyataan

Berdasar uraian mengenai aspek-aspek kepercayaan diri tersebut dapat

disimpulkan bahwa aspek-aspek kepercayaan diri yang dimiliki individu adalah

adanya memiliki perasaan aman, yakin pada kemampuan diri sendiri, tidak

mementingkan diri sendiri dan toleran, bertanggung jawab, mandiri serta memiliki

rasa optimis dalam dirinya.

2.2.4.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri

Buss (dalam Kumara, 1988) berpendapat bahwa pembentukan percaya diri

berkaitan dengan pengenalan seseorang terhadap kondisi fisiknya. Waterman (dalam

Kumara, 1988) menyatakan bahwa faktor lingkungan turut berperan dalam

membentuk percaya diri.

Sebuah artikel di surat kabar Pikiran Rakyat oleh Evie Lirpandhari (16-8-1998)

menyatakan faktor penyebab timbulnya rendah diri yang mengakibatkan rasa tidak

percaya diri, misalnya:

1. Perlakuan keluarga yang keras, yang lebih banyak mencela daripada memuji.

2. Kurangnya pergaulan, sejak kecil tidak pernah bergaul dengan orang lain.

Misalnya karena lingkungan rumah terpencil.

Page 16: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

22

3. Sejak kecil sudah salah memilih teman (salah pergaulan) lebih banyak bergaul

dengan teman yang tidak sebaya, sehingga menyerap nilai-nilai sosial yang tidak

sesuai dengan usia.

4. Selalu mempunyai rasa ingin menyaingi (mengungguli) orang lain (iri-dengki),

terutama dari segi materi dan penampilan, padahal kemampuan dirinya tidak

memungkinkan.

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi rasa percaya diri dan tingkat

konformitas adalah tingkat keyakinan orang tersebut pada kemampuannya sendiri

untuk menampilkan suatu reaksi (David O. Sears, dkk, edisi ke-2).

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi percaya diri bersumber dari dalam dan dari luar individu.

Faktor-faktor dalam diri adalah:

a. Jenis kelamin

Instone, dkk. (1983) menyatakan bahwa perempuan tingkat percaya dirinya lebih

rendah daripada laki-laki. Hal tersebut disebabkan karena perempuan lebih

cenderung memakai perasaan tidak berdaya daripada laki-laki dan perempuan

kurang memiliki usaha untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.

b. Harga diri

Semakin kuat tingkat harga diri, semakin kita berani mengambil arah tertentu

yang kita putuskan sendiri, semakin pula kita dapat bertoleransi dengan

perbedaan yang ada pada pihak lain.

Page 17: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

23

c. Kondisi fisik

(Jawa Pos, 31-1-2001) mengemukakan yang membuat remaja kurang percaya

diri, ternyata kebanyakan mengatakan karena merasa punya kekurangan dalam

hal tampilan fisiknya. Entah itu kurang tinggi (vertically challenged), atau

horizontally traubled (terlalu gemuk). Dari penyebab tidak percaya diri karena

kekurangan fisiknya sekitar 33,9 % (dari responden 420 siswa SMA, SMK dan

perguruan tinggi).

d. Pengalaman hidup. Lauster (1997) mengatakan bahwa kepercayaan diri

diperoleh dari pengalaman yang mengecewakan adalah paling sering menjadi

sumber timbulnya rasa rendah diri. Lebih lebih jika pada dasarnya seseorang

memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan kurang perhatian.

Faktor dari luar individu adalah:

a. Lingkungan

Kurang pergaulan membuat diri kurang pandai menyesuaikan diri dalam

pergaulan. Tidak percaya diri disebabkan lingkungan sekitar 23,5% dari 420

siswa responden SMA, SMK dan perguruan tinggi

b. Persahabatan

Semakin luas lingkup persahabatan individu makin kaya kehidupan sosialnya.

Hasil polling deteksi (Jawa Pos, 31-01-2001) menunjukkan kalau sebagian besar

responden memilih untuk mengungkapkan rasa tidak percaya diri ke orang lain

(67 %). Karena merasa bahwa teman dekat lebih memahami dan dapat

memberikan bantuan (solusi).

Page 18: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

24

c. Pendidikan

Semakin tinggi tingkat keahlian pendidikan/pengetahuan semakin tinggi tingkat

kepercayaan diri dan penghargaan individu terhadap orang lain (David O. Sears,

dkk. edisi 2, 1988).

2.2.5.Usaha-usaha guna membangun Kepercayaan Diri

Dari artikel Evie Lirpandhani (Pikiran Rakyat, 16-8-1998) yang harus dilakukan

para remaja untuk meraih prestasi dengan percaya diri adalah:

a). Usahakan selalu bersyukur akan karunia Tuhan pada diri kita. Karunia fisik,

psikis, materi akan lebih baik, bila kita sering-sering menengok kaum yang tidak

beruntung, misalnya cacat fisik, gila, miskin dan lain-lain.

b). Belajar menyukai apa yang ada pada diri sendiri. Amati penampilan dirimu

dalam setiap kesempatan, dan temukan penampilanmu yang terbaik, yang dapat

membuatmu merasa percaya diri.

c). Tumbuhkan terus sikap menyenangi penampilan diri sendiri. Kita akan

menghargai diri sendiri dan berpikir positif tentang penampilan sendiri.

d). Bersihkan hati dari sikap iri, dengki dan cemburu pada orang lain. Setiap

manusia punya faktor positif dan kebaikan yang khas masing-masing, jangan

sibuk mencari-cari kelemahan orang lain karena itu akan menghalangi kita

menemukan kelebihan diri sendiri.

Para ahli memberikan teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri yaitu :

a). Berani menerima tanggung jawab

Gerald Kushel, Ed. D., direktur The Institute of Effective, pernah mengadakan

penelitian terhadap sejumlah manajer. Dari penelitian tersebut, Kushel

Page 19: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

25

menyimpulkan bahwa ia menemukan sifat terpenting yang dimiliki oleh hampir

semua manajer yang memiliki kinerja tinggi. Jadi rasa tanggung jawab

mendorong mereka untuk tampil sempurna tanpa peduli pada hambatan apapun

yang menghadang.

b). Kembangkan nilai positif. Jalan menuju kepercayaan diri akan semakin cepat

manakala kita mengembangkan nilai-nilai positif pada diri sendiri. Menurut

Psikolog Robert Anthony, salah satu cara mengembangkan nilai-nilai positif

adalah dengan menghilangkan ungkapan-ungkapan yang mematikan dan

menggantinya dengan ungkapan-ungkapan kreatif.

c). Bacalah potensi diri

Karena sangat banyak potensi yang dimiliki tanpa disadari, sehingga tidak

berhasil digali.

d). Berani mengambil resiko

Sebab daripada menyerah pada rasa takut alangkah lebih baik belajar mengambil

resiko yang masuk akal, cari dukungan sebanyak mungkin. Orang yang gagal

adalah orang yang tak pernah mencoba.

e). Tolaklah saran negatif

Sebagian dari orang yang ada di sekitar individu mungkin berpikiran negatif

yang akan melunturkan rasa percaya dirinya.

f). Ikuti saran positif

Rasa percaya diri merupakan sifat “menular” artinya jika individu dikelilingi

oleh orang-orang yang memiliki cara pandang positif, bersemangat optimis, dan

Page 20: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

26

sebagainya, maka individu memiliki kecenderungan untuk meniru sifat tersebut,

carilah lingkungan yang bisa memotivasi untuk sukses.

g). Jadikan keresahan sebagai kawan

Daripada menyia-nyiakan energi untuk kecemasan yang sia-sia, lebih baik

menghadapi tantangan itu secara tegas dan efektif. Selanjutnya kepercayaan diri

akan bertambah dengan memperkokoh ibadah dan doa, karena doa dan ibadah

dapat mengundang pertolongan Tuhan dengan keyakinan pertolongan dari

Tuhan akan meningkatkan percaya diri.

2.3. Kajian yang relevan

Hasil penelitian Siska, Sudardjo, dan Esti (UGM), pada mahasiswa Program

Studi Manajemen Fakultas Ekonomi (UKRIM) menghasilkan koefisien korelasi

sebesar r = -0,725 dengan P < 0,01 yang berarti ada hubungan yang negatif

signifikan antara kepercayaan diri dengan komunikasi interpersonal. Berarti semakin

rendah kepercayaan diri, maka semakin tinggi komunikasi interpersonalnya, dan juga

sebaliknya. .Hasil penelitian lain yang relevan adalah dengan hasil penelitian

Hermadi Fajar arifin dengan judul penelitian pengaruh kepercayaan diridengan

komunikasi interpersonal yaitu dengan koefisien regresi 0.572 , dengan p< 0.05

(2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Jawa Pos tahun 2001 tentang percaya diri,

menunjukkan bahwa setengah dari responden yang berjumlah 420 siswa SMA /

SMK dan Perguruan Tinggi mengaku pernah mengalami rasa rendah diri disebabkan

kekurangan dalam hal tampilan fisiknya yaitu sekitar 33,9 % karena perbedaan cara

berfikir, 24,3 % dan yang ketiga karena faktor lingkungan 23,5 %.

Page 21: communicare” yang berarti communication yang berarti sama ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3560/3/T1_132008058_BAB II.pdf · Apabila aspek-aspek komunikasi interpersonal

27

2.4.Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah

Berdasarkan beberapa penemuan di atas maka peneliti mengajukan hipotesis ada

hubungan yang siginifikan antara kepercayaan diri dengan komunikasi interpersonal

pada siswa SMA Negeri Kertek I X1 Wonosobo.