Collaborative Workplace

19
COLLABORATIVE WORKPLACE STUDI KELAYAKAN BISNIS DITINJAU DARI ASPEK PASAR, TEKNIS, MANAJEMEN DAN KEUANGAN

Transcript of Collaborative Workplace

Page 1: Collaborative Workplace

COLLABORATIVE WORKPLACESTUDI KELAYAKAN BISNIS DITINJAU DARI ASPEK PASAR, TEKNIS, MANAJEMEN DAN KEUANGAN

Page 2: Collaborative Workplace

BACKGROUNDSTUDI KELAKAYAN BISNIS COLLABORATIVE WORKPLACE

Page 3: Collaborative Workplace

Peran pemerintah dalam mendukung ekonomi kreatif

Tahun Indonesia Kreatif 2009“Rencana pengembangan ekonomi kreatif indonesia 2009-2015”

serta “Rencana pengembangan 14 subsektor industri kreatif 2009-2015”

Stan "recycle experience" di arena Urbanfest 2008, Minggu (29/6), menampilkan hiasan dan mainan yang terbuat dari barang limbah.

Departemen perdagangan RI mengklasifikasi menjadi :14 subsektor industri kreatif

PeriklananArsitektur

Pasar seni dan barang antik Kerajinan

DesainFashion

Video-film dan fotografiPermainan interktif

MusikRiset dan pengembangan

Penerbtan dan percetakanLayanan komputer dan piranti lunak

Televisi dan radioSeni pertunjukan

PDB sektor ekonomi kreatif 6%

Page 4: Collaborative Workplace

Stan "recycle experience" di arena Urbanfest 2008, Minggu (29/6), menampilkan hiasan dan mainan yang terbuat dari barang limbah.

Bandung merupakan kota industri kreatif

Sebanyak tiga kota berkontribusi besar terhadap pertumbuhan industri kreatif. Bandung adalah kota yang kontribusinya tertinggi. Secara keseluruhan industri kreatif menyumbang

6 % (2008) dari PDB nasional- Mari Elka Pangestu -

Pilot project kota kreatif se-Asia Timur di Yokohama 2007

Peran pemerintah daerah dalam ekonomi kreatif Jabar

Jabar siap menjadi proyek percontohan dalam mengembangkan industri kreatif nasionalMerangkul komunitas-komunitas untuk menggelar kegiatan tahunan (KICK-fest)

Mengusulkan perlunya ruang bagi kawula muda untuk bereksperimen di kota Bandung

PDRB sektor ekonomi kreatif7.82% (Rp 257 triliun rupiah)

Pertumbuhan PDRB 4% hingga 5%

Page 5: Collaborative Workplace

APA ITU COLLABORATIVE WORKPLACE ?

Page 6: Collaborative Workplace

creative entreprenuer membutuhkan ruang kerja yang menunjang

untuk berkreasi

sisi biaya menjadi faktor penghambat untuk memiliki ruang kerja yang menunjang

industri kreatif creative entrepreneur

ekonomi kreatif

creative entrepreneur

“office accomodation is a costly resource, often the second largest behind labor cost”

Pole and Mackay (2009)

Page 7: Collaborative Workplace

Keunggulan Kelemahan

Cafe

Untuk kebutuhan meeting tempat relatif fleksibel Biaya variabel yang cukup tinggi setiap meeting

Mendapatkan atmosfir berbeda dalam meeting Fasilitas untuk meeting formal tidak selalu tersedia

Tingkat kegaduhan cenderung tinggi

Waktu meeting terbatas

Rumah, Kosan & Apartment

Biaya sewa cenderung rendah ataupun nihil Gangguan secara personal cukup tinggi

Waktu cenderung tidak terbatas jam kantor Kurang menimbulkan kesan profesionalitas

Kantor pada Umumnya

Kesan profesionalitas tinggi Biaya sewa tinggi dan cenderung tidak terjangkau

situasi cenderung kondusif untuk bekerja

collaborative workplace merupakan suatu ruang kerja kreatif lengkap dengan fasilitas pendukungnya yang diperuntukan bagi

para creative entrepreneur

Page 8: Collaborative Workplace

pelaku bisnis industri kreatif

usaha kecil dan mikro(start-up)

ruang kantor per meja (dedicated space)meeting roomalamat kantor (virtual office)

company cost (operation, HR, administration)event-eventmarketing

freelancer

word-of-mouth

ATL & BTL

komunitas industri kreatif

online services assistantoffline services assistant

komunitas pelaku bisnis

lokasi kantor

teknologi

provider internet

pelaku bisnis

premium serviceex : meeting room, coffee area, locker, unlimited internet access, virtual office

operasional harian

Page 9: Collaborative Workplace
Page 10: Collaborative Workplace

IDENTIFIKASI MASALAH & TUJUAN PENELITIANCOLLABORATIVE WORKPLACE

Page 11: Collaborative Workplace

Identifikasi Masalah

bagaimana studi kelayakan bisnis collaborative workplace bagi creative entrepreneur ditinjau dari sudut pandang aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen

dan aspek keuangan

Tujuan Penelitian

Mengukur kelayakan bisnis collaborative workplace bagi para pelaku bisnis yang bergerak dalam industri kreatif

di kota Bandung

Menghasilkan studi kelayakan bisnis collaborative workplace dilihat dari sudut pandang aspek pasar,

teknis, manajemen dan keuangan

Page 12: Collaborative Workplace

KERANGKA PEMIKIRAN & METODE PENELITIANCOLLABORATIVE WORKPLACE

Page 13: Collaborative Workplace

Collaborative workplace

Kerangka Pemikiran

GAGASAN BISNIS

Layak ?

ANALISA POTENSI BISNISLingkungan & Keunggulan

Bisnis

PERENCANAAN BISNIS

LayakLayakLayakLayak ?

START-UP

ASPEK PASARProyeksi penjualan &

rincian program pemasaran

ASPEK TEKNISDeskripsi operasiProses operasi

ASPEK MANAJEMEN

Struktur organisasiJob description

ASPEK KEUANGANCash flowLaba rugi

Ratio analysis

TIDAK

TIDAK

YA

YA

Page 14: Collaborative Workplace

Collaborative workplace

Metodologi Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif yang

kemudian dibandingkan dengan kriteria bisnis menurut Jeffry A.

Timmons

Page 15: Collaborative Workplace

VARIABEL PENELITIANCOLLABORATIVE WORKPLACE

Page 16: Collaborative Workplace

Collaborative workplace

Variabel Penelitian Variabel Konsep Indikator

Aspek Pasar Aspek pasar mencakup jenis Niat Pembelidan bentuk pasar yang akandituju dan bagaimana mengukurpermintaan dan penawaran daripasar, baik saat ini maupun saatyang akan datang

Aspek Pemasaran Aspek pemasaran mencakup Hargapenentuan segmentasi pasar, Produktarget segmen dan posisi di pasar Lokasiserta strategi bauran pemasaran

Aspek Teknis Aspek teknis mencakup masalah Masalah desainpenentuan desain, masalah Masalah operasionaloperasional dan layanan Layanan

Aspek Manajemen Mencakup masalah perencanaan, Perencanaanpengorganisasian dan pengendalian Pengorganisasiandari bisnis proses hingga SDM Pengendalian

Perencanaan SDMJob description & specSistem pengupahanLegalitas

Aspek Keuangan Mengetahui perkiraan pendanaan Kebutuhan danadan aliran kas dari bisnis yang Kebijakan aliran kasberjalan Penilaian rencana bisnis

Aspek Industri Menganalisis persaingan lingkungan Five Force Porterindustri dimana bisnis perusahaan berada dengan menggunakan konsepkompetitif strategi Michael Porter

Page 17: Collaborative Workplace

TAHAP PENELITIAN & EVALUASICOLLABORATIVE WORKPLACE

Page 18: Collaborative Workplace

ASPEK PASAR

Niat pembeliJumlah pemain dalam

pasarBagaimana

persaingan antar pemain

ASPEK TEKNIS

DesainOperasional

Jenis layanan

ASPEK MANAJEMEN

Perencanaan, pengorganisasian, dan

pengendalianSDM

ASPEK KEUANGAN

Kebutuhan danaCash flow

Penilaian rencana bisnis dan analisis

sensitivitas

ASPEK INDUSTRI

Five force porter (persaingan usaha sejenis, ancaman pendatng baru,

kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, produk

substitusi)

ASPEK PEMASARAN

KompetitorMarketing mix

STP

KRITERIA BISNIS

TIMMONS MODELS

Page 19: Collaborative Workplace

TERIMA KASIH