CNC.docx
-
Upload
abdul-rhovick -
Category
Documents
-
view
162 -
download
10
description
Transcript of CNC.docx
Laporan Akhir Praktikum
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perkembangan manufactur pada saat ini semakin berkembang,
salah satunya adalah penggunaan teknologi komputer ke dalam proses
manufactur. Penggunaan teknologi komputer yang mengalami kemajuan pesat
diantaranya adalah penggunaan mesin CNC (Computer Numerically Controlled),
yang mana cara pengoperasiannya menggunakan program yang dikontrol
langsung oleh computer dengan bantuan operator.
Dalam rangka menerapkan ilmu yang telah diperoleh dari mata kuliah
Mesin Perkakas CNC, tentang cara menggunakan mesin bubut TU-2A. Untuk
lebih memahami mengenai mesin bubut CNC maka mahasiswa perlu mengikuti
praktikum CNC yang lebih mendalam. Untuk dapat mengetahui bagian-bagian
dari mesin bubut TU-2A, proses yang dapat dilakukan oleh mesin bubut TU-2A,
dan cara pengoperasiannya merupakan bagian dari proses pembelajaran praktikum
CNC.
Dalam praktikum CNC ini mahasiswa dapat merancang suatu profil yang
dapat dikerjakan dengan bubut TU-2A, yang menjadikan pembelajaran dari teori-
teori yang didapat dari mata kuliah mesin perkakas CNC.
I.2 Tujuan Penulis
Memberikan gambaran tentang penggunaan mesin bubut TU-2A yang
berisi proses-proses yang dilakukan dan cara kerja mesin bubut TU2A.
Mengenalkan panel-panel yang ada pada mesin bubut TU-2A serta fungsi yang
ada pada panel tersebut dan menentukan variabel proses pemotongan. Membuat
listing sebagai langkah pertama untuk pemograman agar mesin bubut TU-2A
dapat bekerja.
Modul Bubut CNC TU-2A 1
Laporan Akhir Praktikum
I.3 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan akhir praktikum mesin bubut TU-2A,
penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang masalah yang melatar belakangi laporan akhir, tujuan penulisan dan
sistematika penulisan laporan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan praktikum CNC mesin bubut
TU-2A.
BAB III: PEMBAHASAN
Berisi tentang prosedur praktikum, proses pembuatan listing, gambar profil bubut,
serta cara menggunakan mesin bubut TU-2A.
BAB IV: ANALISA DAN KESIMPULAN
Berisi tentang tentang hasil yang diperoleh dari praktikum serta analisa yang
berhubungan dengan pelaksanaan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi buku dan sumber lainnya yang menjadi acuan dalam penulisan
laporan akhir ini.
LAMPIRAN
keterangan-keterangan yang berhubungan dengan penulisan laporan akhir ini.
Modul Bubut CNC TU-2A 2
Gambar II.1 Diagram Proses Pemesinan
Laporan Akhir Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikum ini bertujuan untuk memberikan gambaran pada praktikan
tentang penggunaan mesin bubut TU - 2A.
2. Pengenalan terhadap panel yang ada pada mesin bubut TU - 2A
3. Penentuan variable proses pemotongan.
II.2 PROSES PRODUKSI
Proses produksi adalah proses mengubah bahan dasar menjadi komponen
atau mendekati produk yang kita inginkan.
II.2.1 Diagram Proses Pemesinan
Manual TU-2A
Konvensional Semi Otomatis
Pemesinan Otomatis TU-3A
Non Konvensional
Keterangan :
1. Pemesinan adalah proses pembentukan material dengan cara membuang material
dalam bentuk geram akibat adanya gerak relatif pahat terhadap benda kerja.
2. Konvensional adalah proses pemesinan dimana pahat harus lebih keras dari benda
kerja.
3. Non konvensional adalah proses pemesinan dimana pahat tidak harus lebih keras
dari benda kerja.
4. Manual adalah hampir seluruh proses pemesinan dilakukan oleh operator.
5. Semi otomatis adalah proses pemesinan dilakukan sebagian oleh operator dan
sebagian oleh mesin.
Pada semi otomatis terbagi 2 :
Modul Bubut CNC TU-2A 3
Laporan Akhir Praktikum
a. TU-2A adalah Training Unit 2 Axsis.
b. TU-3A adalah Training Unit 3 Axsis.
6. Otomatis adalah hampir seluruh proses pemesinan dilakukan oleh mesin.
II.2.2 Pengertian Mesin Bubut
Mesin bubut adalah suatu alat yang mempermudah kita dalam proses
pembentukan material atau benda kerja dengan cara membuang sebagian material
dalam bentuk geram dengan adanya gerak relatif pahat terhadap benda kerja
dimana benda kerja diputar pada spindel dan pahat bergerak secara translasi.
Prinsip Kerja Mesin Bubut
1) Input
Penggerak dari mesin bubut adalah motor listrik. Daya dihaslkan terbagi
menjadi dua yaitu transmisi 1 dan 11. daya yang diteruskan melalui transmisi 1
akan menggerakan spindle, cekam dan benda bekerja. Sedangkan daya yang
diteruskan pada transmisi 11, diubah menjadi gerak translasi oleh poros pembawa.
2) Proses
Gerak potong dilakukan oleh benda kerja secara rotasi sedangkan gerak
makan dilakukan oleh pahat secara translasi.
3) Output
Proses dari mesin bubut menghasilkan :
a. Benda kerja yang sudah dibentuk sesuai dengan keinginan.
b. Geram (sisa hasil pemotongan).
Prinsip Kerja Proses
Pada proses bubut terdapat dua gerak, yaitu :
a. Gerak potong
Gerak potong dilakukan benda kerja secara rotasi, dan
b. Gerak makan
Gerak makan dilakukan oleh pahat secara translasi.
Operasi-operasi Yang Dapat Dilakukan Mesin Bubut
Modul Bubut CNC TU-2A 4
Laporan Akhir Praktikum
1. Pembubutan permukaan rata
Membubut silinder sering juga dilakukan dari bahan dasar dengan sekali
atau lebih pemakanan kasar. Kemudian baru pemakanan halus/akhir. Mesin harus
diperiksa agar pemaknan sejajar dan bila perlu sistem sebelum pengerjaan akhir.
Gambar II.2 Pembubutan Permukaan Rata
2. Pembubutan muka (Facing)
Adalah proses pembubutan untuk meratakan bagian muka atau ujung
benda kerja agar diperoleh permukaan yang rata dan halus.
Gambar II.3 Facing
3. Pembuatan lubang awal (Drilling)
Benda kerja dijepit pada chuck sedangkan mata bor dipasangkan pada
chuck drill yang terpasang pada tail stock dan dihantarkan pada benda kerja.
Modul Bubut CNC TU-2A 5
Laporan Akhir Praktikum
Gambar II.4 Drilling
4. Membuat tirus (Champering)
Membuat tirus dengan perlengkapan tirus
Benda dibautkan pada punggung mesin dan mempunyai batang pemandu
yang dapat dikunci pada sudut atau ketirusan yang diinginkan. Kereta luncur
bergerak disepanjang bed, sebuah peluncur diatas batang pahat bergerak masuk
atau keluar, sampai sesuai dengan pengunci ketirusan pada bahan yang ditiruskan
pada benda kerja.
Membuat tirus dengan perlengkapan majemuk
Perlengkapan majemuk memiliki dasar bulat dan dapat diputar ke
sembarang sudut yang diinginkan dari benda kerja. Kemudian pahat dihantarkan
pada benda kerja, melakukan pemakanan secara manual. Metode ini sesuai
dengan ketirusan pendek.
Gambar II.5 Membuat tirus
5. Pembuatan ulir (Threading)
Benda yang akan dibuat ulir harus dibubut dahulu. Pemasangan pada
mesin bubut dapat dijepit pada chuck diantara dua senter. Pada batas ulir dibuat
dahulu satu alur yang dalamnya sama dengan ulir yang akan kita buat. Guan alur
Modul Bubut CNC TU-2A 6
Laporan Akhir Praktikum
itu adalah agar dalamnya ulir pertama sampai akhir akan sama. Dan agar pahat
ulir tidak terjepit atau terbentur yang tidak dibuat ulir.
GambarII16.threading
6. Perluasan lubang bagian luar (Boring)
Untuk perputaran yang tepat bundar, lubang yang telah di drill harus
dibubut dengan pahat dalam, didalam benda kerja. Kepala dan gagang pahat
dalam harus dapat bergerak tanpa ada gesekan.
Modul Bubut CNC TU-2A 7
Laporan Akhir Praktikum
Gambar II.7 Boring
7. Perluasan lubang bagian dalam (Reaming)
Lubang yang dibuat dengan pengeboran atau pembubutan mutu
permukaannya kurang baik. Dan harus dikerjakan lagi dengan proses perluasan
sehingga lubang akan mendapatkan ukuran yang tepat dan pas dengan mutu.
Proses ini sering disebut dengan reaming.
Gambar II.8 Reaming
8. Knurling
Knurling adalah suatu proses menonjolkan permukaan dari benda kerja
dengan menggunakan alat knurling. Bagian dari suatu mesin seperti tuas, knob,
handle diknurling agar tidak slip pada saat digenggam oleh tangan. Knurling dapat
juga berfungsi sebagai ornamen atau hiasan
Modul Bubut CNC TU-2A 8
Laporan Akhir Praktikum
Gambar II. 9 Knurling
II.2.3 Jenis-jenis Mesin Bubut
II.2.3.1 Mesin Bubut Manual
Jenis-jenis mesin bubut manual diantaranya yaitu :
Mesin bubut pistol ( Revolver ).
Mesin ini bekerja lebih ekonomis, penyayatan dengan beberapa
perkakas secara bersama-sama dimungkinkan juga, lebih menguntungkan
untuk produksi untuk jumlah kecil.
Gambar II.10 Mesin bubut Pistol ( Revolver )
Mesin bubut otomatis
Modul Bubut CNC TU-2A 9
Laporan Akhir Praktikum
Mesin ini bekerja secara otomatis, pada pembuatan benda kerja
yang dibubut dari bahan tangan, pekerjaan yang tidak dilakukan secara
otomatis hanyalah pemasangan batang-batang yang baru dan menyalurkan
produk-produk yang telah dikerjakan, oleh sebab itu satu pekerja dapat
mengawasi beberapa buah mesin otomatis dengan mudah.
Gambar II.11 Mesin bubut otomatis
Mesin bubut kepala.
Sebuah mesin bubut terutama digunakan untuk membubut benda
kerja berbentuk piringan yang besar. Benda-benda kerjanya dikencangkan
dengan cakar-cakar yang dapat distel pada sebuah pelat penyetel yang
besar, tidak terdapat kepala lepas.
Gambar II.12 Mesin bubut kepala
Mesin bubut korsel.
Modul Bubut CNC TU-2A 10
Laporan Akhir Praktikum
Gunanya untuk mengerjakan benda-benda kerja yang sama
seperti mesin bubut kepala, tetapi karena letak pelat stelnya horizontal,
pengencanganya benda kerjanya jauh lebih mudah dan benda kerja yang
lebih tinggi dapat dibubutnya.
Gambar II.13 Mesin Bubut Korsel
Penggolongan yang sesuai dari mesin bubut masih sulit, karena terdapat
keanekaragaman dalam ukuran, desain metode pergerakkan dan kegunaan. Pada
umumnya jenis-jenis mesin bubut diberi nama sesuai dengan karakteristik desain
yang menonjol.
Penggolongan mesin bubut adalah sebagai berikut :
A. Pembubut kecepatan
1. Pengerjaan kayu
2. Pemesinan logam
3. Pengolesan
B. Pembubutan mesin
C. Penggerak pulley kerucut bertingkat
4. Penggerak roda gigi tangan
5. Penggerak kecepatan variabel
B. Pembubut bangku
Modul Bubut CNC TU-2A 11
Laporan Akhir Praktikum
C. Pembubut ruang perkakas
D. Pembubut kegunaan khusus
E. Pembubut Turret
1. Horizontal
a. Jenis Ram
b. Jenis Sadel
2. Vertikal
a. Stasiun tunggal
b. Stasiun banyak
G. Pembubut otomatis
H. Mesin ulir otomatis
a. Spindle tunggal
b. Spindle banyak
Modul Bubut CNC TU-2A 12
Laporan Akhir Praktikum
A. Pembubut kecepatan (Speed Lathe)
Pembubut kecepatan merupakan mesin yang paling sederhana dari segala
mesin bubut, terdiri atas bangku, kepala tetap, ekor tetap dan peluncur yang dapat
diatur untuk mendukung pahat. Biasanya digerakkan oleh motor kecepatan
variabel yang dipasangkan ke dalam kepala tetap. Dengan menggunakan pahat
tangan dan pemotong sedikit, maka pembubut digerakkan pada kecepatan tinggi
dan benda kerja dipegang diantara pusatnya atau dipasangkan pada pelat muka
yang ada kepala tetap. Pembubut kecepatan terutama digunakan dalam pembuatan
kayu, memberikan pusat pada silinder logam sebelum dikerjakan lebih lanjut pada
pembubut mesin dan pemesinan logam.
Gambar II.14 Pembubut Kecepatan
Modul Bubut CNC TU-2A 13
Laporan Akhir Praktikum
B. Pembubut mesin (Engine Lathe)
Pembubut mesin mendapatkan namanya dari pembubut lama yang
mendapatkan daya dari mesin. Yang membedakan dari pembubut kecepatan
adalah memiliki ciri tambahan untuk mengendalikan kecepatan spindle dan untuk
menyangga dan mengendalikan hantaran dari pemotong tetap. Terdapat beberapa
variabel dalam desain dari kepala tetap yang merupakan perantara pemberi daya
kepada mesin.
Gambar II.15 Engine Lathe
C. Pembubut bangku (Bench Lathe)
Nama pembubut bangku diberikan pada pembubut kecil yang dipasangkan
pada bangku kerja. Dalam desainnya mempunyai ciri yang sama dengan
pembubut kecepatan atau pembubut mesin, hanya berbeda dalam ukuran dan
Modul Bubut CNC TU-2A 14
Laporan Akhir Praktikum
pemasangannya. Disesuaikan untuk benda kerja yang kecil mempunyai kapasitas
putaran maksimum sebesar 250 mm.
Gambar II.16 Bench Lathe
D. Pembubut ruang perkakas (Tool Room Lathe)
Pembubut mesin ruang perkakas dilengkapi dengan segala perlengkapan
yang teliti. Merupakan pembubut kepala beroda gigi yang digerakkan secara
tersendiri dengan kecepatan spindle yang jangkauannya sangat luas. Dilengkapi
dengan peletakan steady pusat, roda gigi perubah cepat, ulir pengarah batang
hantaran, perlengkapan penirus, piringan ulir, pencekam, indicator dan pompa
untuk media pendingin.
Modul Bubut CNC TU-2A 15
Laporan Akhir Praktikum
Gambar II.17 Tool Room Lathe
E. Pembubut mesin tugas berat (Heavy Duty Lathe)
Pembubut berkepala roda gigi ini mendapatkan daya pada kepala tetap
melalui sabuk V dari motor yang dipasang dibawah. Dari pengendali pada sisi
kepala tetap salah satu dari 27 kecepatan, yang diatur dalam kemajuan geometris
yang logis. Dilengkapi dengan pencekam dan rem listrik untuk start,
menghentikan atau menyentakkan benda kerja.
Ekor tetap dari pembubut dapat disetel sepanjang meja (bed) dari
pembubut untuk menampung panjang stock yang berbeda. Dilengkapi dengan
pusat yang dikeraskan yang dapat digerakkan masuk keluar oleh penyetel roda
dan dengan ulir pengencang didasarnya yang digunakan untuk menyetel
penyebarisan pusatnya dan untuk pembubutan tirus.
Sekrup pengarah adalah poros panjang yang diulir dengan baik, terletak
agak dibawah dan sejajar terhadap jalur bangku, memanjang dari kepala tetap
sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dengan cara
sedemikian rupa sehingga dapat diputar balik dan dipasangkan pada rakitan kereta
luncur supaya dapat dihubungkan atau dilepaskan dari kereta luncur selama
Modul Bubut CNC TU-2A 16
Laporan Akhir Praktikum
operasi pemotongan. Ulir pengarah hanya untuk memotong ulir saja dan harus
dipisahkan tidak dipakai untuk mempertahankan ketepatannya.
Gambar II.18 Heavy Duty Lathe
F. Mesin bubut turret (Turret Lathe)
Mesin bubut turret memiliki ciri khusus yang terutama menyesuaikan
kepada produksi. “Keterampilan Kerja” dibuat dalam mesin ini sehingga
memungkinkan bagi operator yang sangat terampil dan mengambil waktu lebih
lama untuk memproduksi kembali suku cadang yang dimensinya sama.
Karakteristik utama dari mesin bubut golongan ini adalah bahwa pahat untuk
operasi yang berurutan dapat disetel dalam kesiagaan untuk penggunaan dalam
urutan yang sesuai. Meskipun diperlukan keterampilan yang sangat tinggi untuk
mengunci dan mengatur pahat dengan tepat tetapi sekali sudah benar, maka hanya
sedikit keterampilan untuk mengoperasikannya, dan banyak suku cadang dapat
diproduksi sebelum penyetelan diperlukan kembali. Penggolongan dari mesin
bubut turret adalah :
a. Mesin bubut turret horizontal (Turret Lathe Horizontal)
Mesin bubut jenis ini dibuat dalam dua rancangan umum, keduanya
hampir serupa dan kesemuanya dapat dipakai untuk pekerjaan batang atau
pencekam.
Modul Bubut CNC TU-2A 17
Laporan Akhir Praktikum
Gambar II.19 Turret Lathe Horizontal
Mesin bubut turret jenis ram
Dinamakan demikian karena caranya turret dipasangkan. Turret
ditempatkan pada peluncuran ram yang bergerak kebelakang dan kemuka pada
sebuah sadel yang diapitkan kepada mesin bubut.
GambarII.20Mesin bubut turret jenis ram
Mesin bubut turret jenis sadel
Mempunyai turret yang dipasangkan langsung pada sadel yang bergerak
maju mundur dengan turret.
Modul Bubut CNC TU-2A 18
Laporan Akhir Praktikum
Mesin bubut turret horizontal otomatis
Mesin ini mirip dengan jenis sadel standar tetapi operasi. Mesin ini
dijalankan secara otomatis sehingga memudahkan operator dalam proses
pengoperasiannya.
b. Mesin bubut turret vertikal (Turret Lathe Vertical)
Mesin bubut vertikal adalah sebuah mesin yang mirip pengebor vertikal,
tetapi memiliki karakteristik pengaturan turret untuk memegang pahat. Terdiri
atas pencekam atau meja putar dalam kedudukan horizontal, dengan turret yang
dipasangkan diatas rel penyilang sebagai tambahan, terdapat paling tidak satu
kepala samping yang dilengkapi dengan turret bujur sangkar untuk memegang
pahat. Semua pahat yang dipasangkan pada turret atau kepala samping
mempunyai perangkat penghenti masing-masing, sehingga panjang pemotong
dapat sama dalam baut mesin yang berurutan. Pengaruhnya adalah sama seperti
bubut turret yang berdiri pada ujung kepala tetap. Mempunyai segala ciri yang
diperlukan untuk memudahkan pemuat, pemegang dan pemesinan dari suku
cadang yang diameternya besar dan berat. Pada mesin ini hanya dilakukan
pekerjaan pencekaman.
Gambar II.21 Turret Lathe Vertical
Modul Bubut CNC TU-2A 19
Laporan Akhir Praktikum
G. Mesin bubut otomatis (Automatic
Lathe)
Mesin bubut otomatis dikenal sebagai mesin bubut yang perkakasnya
secara otomatis dihantarkan kepada benda kerja dan mundur setelah daurnya
diselesaikan. Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya adalah dilengkapi dengan
mesin hantaran sehingga jumlah suku cadang dapat dimesin.
Gambar II.22 Automatic Lathe
H. Mesin bubut turret yang
dikendalikan oleh pita
Mesin ini dirancang khusus untuk tugas berat. Kendali numerisnya
memberikan perintah otomatis pada spindle hantaran gerakan meluncur,
pengarahan turret dan alat tambahan lainnya.
I. Mesin bubut pencekam vertikal stasiun majemuk
Mesin ini dirancang untuk produksi tinggi dan biasanya dilengkapi
dengan lima atau sembilan stasiun kerja.
Modul Bubut CNC TU-2A 20
Laporan Akhir Praktikum
J. Mesin ulir otomatis (Automatic
Threading Lathe)
Sebuah mesin ulir otomatis pada dasarnya adalah mesin bubut turret yang
dirancang untuk menggunakan stock batang baja. Dinamakan demikian karena
mesin pertama dari jenis ini terutama digunakan untuk memproduksi baut dan
sekrup. Sedangkan disebut otomatis karena dapat memproduksi suku cadang
secara berurutan dengan sedikit pengawasan dari operator.
Gambar II.23 Automatic Threading Lathe
a. Spindle Tunggal Otomatis
Mesin ulir jenis ini dirancang untuk benda kerja berdiameter kecil. Mesin
ini memiliki sebuah peluncur melintang yang mampu membawa pahat didepan
dan dibelakangnya dan sebuah turret yang terpasang dalam kedudukan vertikal
pada peluncur dengan gerakan longitudinal. Dua cakram yang mengendalikan
peluncur menyilang terletak langsung dibawahnya dan digerakkan oleh poros
penggerak depan. Tiga buah pembawa berbentuk cakram juga terpasang tungkai.
Menghubungkan berbagai tuas pelompat untuk mengendalikan operasi
mesin. Segala operasi pemesinan biasa dapat dilakukan pada mesin ini. Jenis stock
batang yang digunakan misal bulat, segi empat atau beberapa bentuk lainnya,
ditentukan oleh penampang melintang yang dipilih dalam hasil yang disesuaikan.
Modul Bubut CNC TU-2A 21
Laporan Akhir Praktikum
b. Spindle Banyak Otomatis
Mesin spindle banyak otomatis adalah jenis yang paling cepat dari mesin
produksi untuk pekerjaan batang. Mereka adalah otomatis sepenuhnya dalam
operasinya dan dibuat dalam berbagai model dengan dua, empat, lima, enam atau
delapan spindle. Dalam mesin ini benda kerja dipisahkan sehingga setiap
bagiannya dilakukan pada masing-masing dari beberapa stasiun secara serentak
sehingga memperpendek waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu suku
cadang, Satu suku cadang diselesaikan setiap satu pahat dimundurkan dan spindle
diarahkan.
Spindle yang membawa stock batang seluruhnya dipegang dan diputar
dalam rel stock. Didepan spindle terdapat sebuah peluncur pahat ujung untuk
tempat meletakkan pahat segaris dengan masing-masing spindle dari mesin.
Peluncur pahat tidak mengarah atau berputar bersama pembawa spindle,
melainkan bergerak maju mundur untuk membawa ujung pahat pengerjaan
bersinggungan dengan batang atau stock yang berputar. Bagian perpatahan juga
mencakup satu peluncur menyilang untuk setiap kedudukan spindle sebagaimana
terlihat pada gambar. Semua peluncur dioperasikan secara tak tergantung dan
digunakan dalam hubungan dengan pahat peluncur ujung untuk jenis operasi
seperti membubut, membuat knob, menggilas ulir, membuat celah dan memotong
putus. Pahat untuk jenis operasi seperti menggurdi dan mengulir dipasangkan
pada peluncur pahat ujung.
Suku cadang yang dapat diproduksi oleh spindle banyak sangat beraneka
ragam, faktor yang membatasi hanya kapasitas dari mesin. Baik spindle banyak
otomatis maupun mesin turret tangan memiliki pengaplikasian yang luas, dan
dalam pekerjaan yang berjalanb singkat dan menengah, terbukti ekonomis dalam
operasi.
Modul Bubut CNC TU-2A 22
Laporan Akhir Praktikum
K. Mesin pencekam otomatis Spindle
tunggal
Mesin jenis ini menggunakan dua peluncur menyilang dan turret segi lima
diatas kepala untuk memegang pahat. Semua operasi ini dijalankan oleh cekam
yang distel secara otomatis.
Gambar II.24Mesin pencekam spindle tunggal
L. Mesin bubut duplikat otomatis
(Copy Lathe)
Mesin jenis ini biasanya dilengkapi dengan sistem kendali numeris titik ke
titik yang memiliki masukkan dial desimal. Unit penduplikasiannya merupakan
sebuah sistem elektromekanis yang tersusun atas sebuah penguat listrik, penguat
daya mekanis dan sebuah jarum sayat (stylus).
Jenis mesin bubut pada garis besarnya diklasifikasikan dalam empat
kelompok, yaitu :
1. Mesin bubut ringan
Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk
peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda
kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas mesin bubut bangku dan model
Modul Bubut CNC TU-2A 23
Laporan Akhir Praktikum
lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut bangku dan model lantai,
konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut yang besar dan berat.
2. Mesin bubut sedang (Medium Lathe)
Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan
peralatan khusus. Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang lebih
banyak variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk menghasilkan atau
memperbaiki perkakas secara produksi.
Gambar II.25 Medium Lathe
3. Mesin bubut standar (Standard Lathe)
Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang
dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam pembuatan
mesin-mesin bubut pada umumnya.
Modul Bubut CNC TU-2A 24
Laporan Akhir Praktikum
Gambar II.26 Standard Lathe
4. Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe)
Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan lainnya.
Gambar II.27 Long Bed Lathe
Modul Bubut CNC TU-2A 25
Laporan Akhir Praktikum
Secara prinsip lain mesin bubut dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu :
1. Mesin bubut pistol (Revolver
Lathe)
Mesin ini bekerja lebih ekonomis, penyayatannya dengan beberapa perkakas
secara bersama-sama memungkinkan. Lebih menguntungkan untuk produksi
dalam jumlah kecil.
Gambar II.28 Revolver Lathe
2. Mesin bubut kepala (Head Lathe)
Sebuah mesin bubut terutama digunakan untuk membubut benda kerja
berbentuk piringan yang besar. Benda-benda kerjanya dikencangkan dengan
cakar-cakar yang dapat disetel pada sebuah plat penyetel yang besar, tidak
terdapat kepala lepas.
Gambar II.29 Head Lathe
Modul Bubut CNC TU-2A 26
Laporan Akhir Praktikum
3. Mesin bubut korsel (Carrousel
Lathe)
Gunanya untuk mengerjakan benda-benda kerja yang sama seperti mesin
bubut kepala, tetapi karena letak plat setelnya horizontal, pengencangnya benda
kerjanya jauh lebih tinggi dapat dibubutnya.
Gambar II.30 Carrousel Lathe
4. Mesin bubut profil (Profil Lathe)
Pada mesin ini dipasang sebuah mal dengan profil yang dikehendaki, mal
ini diraba oleh pena atau rol peraba. Peraba ini dipasang pada eretan melintang.
Bila sekarang ingsutan memanjang yang otomatis dijalankan, pahat mengikuti
gerakan peraba melalui mal.
Gambar II.31 Profil Lathe
Modul Bubut CNC TU-2A 27
Laporan Akhir Praktikum
5. Mesin bubut penyalin (Copy
Lathe)
Digunakan untuk dapat membubut poros bertingkat dengan bantuan sebuah
mal. Eretan ini memanjangnya terdapat dibawah poros utama dan eretan
penyalinnya membuat susut 60o.
Gambar II.32 Copy Lathe
Mesin perkakas CNC sebenarnya serupa dengan mesin perkakas biasa atau
non CNC, jenisnya juga bermacam-macam. Perbedaaan yang mendasar antara
mesin CNC dengan mesin non CNC adalah pada proses pengarahan atau
pengaturan gerakan relative antara benda kerja dan pahat ( gerakan pembentukan
profil maupun gerakan pemotongan ).
Gambar II. 33 Bagian-bagian Mesin Bubut
Modul Bubut CNC TU-2A 28
Laporan Akhir Praktikum
Gambar diatas merupakan mesin bubut manual. Pada dasarnya antara mesin bubut
manual dengan mesin bubut CNC memiliki prinsip kerja yang sama yaitu :
Terjadi gerak relatif antara pahat dengan benda kerja yang mana pada benda kerja
terjadi gerak potong secara rotasi (m/min) sedangkan pada pahat terjadi gerak
translasi (mm/min) yang merupakan gerak pemakanan.
II.2.3.2 Mesin Semi Otomatis
Mesin - mesin perkakas NC adalah mesin perkakas yang di lengkapi dengan
perangkat elektronik yang mampu menerima, menghitung data mengubahnya
dalam bentuk kode instruksi, sehingga pergerakan meja atau eretan, perputaran
spindel utama, aliran air pendingin maupun pengganti alat – alat potong dan lain –
lain dapat dikontrol secara teliti dan tepat. Dengan sistem operasi ini, maka akan
dapatkan kemudahan dalam mengerjakan benda – benda kerja yang rumit dengan
ketelitian yang cukup tinggi.
Mesin – mesin yang dapat dikontrol secara manual telah dikenal beberapa
tahun silam, tetapi mesin yang dikontrol berdasarkan sejumlah angka dan huruf
baru dikenal beberapa tahun belakangan ini
Suatu mesin perkakas dikontrol dengan sejumlah angka apabila mesin
tersebut direncanakan untuk mengerjakan keseluruhan maupun bagian program
kerja secara otomatis, sesuai dengan informasi yang diberikan dalam bentuk
angka sebagai berikut:
1. Suatu mesin yang pemakannya berdasarkan sejumlah huruf dan angka (data
input).
2. Suatu mesin yang mengerti data melalui proses perhitungan (data
processing).
3. Suatu mesin yang bekerja berdasarkan data yang telah diubah dalam bentuk
instruksi.
Secara singkat, mesin NC dapat diartikan sebagai konsep pemesinan dengan
sejumlah angka, sebagai pengganti kemahiran (keterampilan dari seseorang yang
berpengalaman dalam memanipulasi atau mengatur kontrol – kontrol mesin
beserta roda – roda.
Modul Bubut CNC TU-2A 29
Laporan Akhir Praktikum
Evaluasi mesin – mesin perkakas telah dimulai saat – saat pertama revolusi
industri. Mesin uap James Watt menghasilkan atau menyediakan tenaga untuk
mesin – mesin dalam mengawali otomatisasi. Pada awal 1725 mesin – mesin
perajut di Inggris telah dapat dikontrol dengan menggunakan kartu – kartu
berlubang sama seperti pola pakaian yang dapat di tenun menurut satu set kartu –
kartu berlubang yang dimasukan ke dalam mesin tenun. Sampai akhir 1940
perkembangan mesin NC belum di mulai, Jhon C. Person dari Parsons
Corporation di Michigan tidak dapat membuat suatu pola atau mal template yang
dapat mengerjakan rotor helicopter yang cukup berat. Dia memikirkan suatu cara
untuk menggabungkan perlengkapan komputer dengan suatu jig bor, dimana
computer tersebut menggunakan kartu – kartu berlubang. Sejak saat itulah
sebenarnaya mesin NC lahir lalu diperlukan tambahan – tambahan yang baru.
Pada 1949, Us Air Material Commant menyadari bagian-bagian jet-jet
kecepatan tinggi dan pesawat missil yang baru menjadi lebih kompleks sehingga
angkatan udara memberikan suatu kesempatan berupa kontrak belajar kepada
Parson Corporation Laboratorium Seruo Mechanics Institute Technologi
Massachusetts juga dilibatkan dalam penelitian ini. Baru pada tahun 1952 model
(prototik) mesin NC sekarang ini dapat didemontrasikan secara gemilang.
Dalam 1959 sejumlah besar pabrik – pabrik mesin perkakas memproduksi
generasi mesin – mesin ini. Dan untuk mesin – mesin ini perlu dibuatkan suatu
kode pita yang dibakukan (distandarisasi). Sejak dari pengenalan mesin Person
Coporation (1947 – 1959), ada empat belas kode yang berbeda telah di
kembangkan, tetapi masih saja timbul terjadinya kekacauan antara keinginan
pelanggan dengan pembuatan mesin – mesin perkakas, sehingga pada 1959/1960
Electronic Industries Assosiation (EIA) menetapkan suatu standarisasi pita yang
dapat digunakan di pabrik – pabrik di seluruh dunia.
Pengembangan dan perbaikan – perbaikan terus dilakukan sehingga pada
1970 International Standarisasi Organitation (ISO), melalui persetujuan
internasiaonal menetapkan kode pita. Kode inilah hampir seluruhnya diterima
untuk setiap pemakaian pita berubah.
Dengan pita ini melalui komputer dapat dilakukan perubahan – perubahan
informasi secara mudah. Pada awal tahun 1960 mesin – mesin NC ini sudah mulai
Modul Bubut CNC TU-2A 30
Laporan Akhir Praktikum
diperkenalkan dalam pabrik – pabrik industri Pemerintah. Sementara itu
perusahaan swasta belum mampu disebabkan harga pembelian yang cukup tinggi.
Mesin – mesin NC ini terus berkembang semakin kompak dan canggih,
sehingga beberapa tahun terakhir ini penggunaannya tidak lagi untuk logam
semata tetapi juga untuk non metal seperti industri pakaian, kayu dan lain – lain.
Mesin – mesin perkakas NC dimaksudkan sebagai suatu mesin yang teknik
pengoperasiannya adalah secara otomatis melalui industri – industri Numerically
yang dinyatakan dalam bentuk kode. Instruksi – instruksi atau program – program
ini selalu disiapkan lebih dahulu kemudian direkamkan ke dalam pita – pita yang
berlubang dan atau dengan cara langsung melalui tombol – tombol pada papan
penampil (cara yang terakhir ini khusus berlaku untuk mesin bubut compact 5),
kemudian diteruskan ke memori penyimpan. Instruksi yang berbentuk kode ini
dapat mengontrol urutan operasi pemesinan. Posisi mesin, kecepatan spindel dan
arah putaran, jarak dan arah pergerakan pahat atau benda kerja, aliran air
pendingin, meja pembagi dan bahkan memilih /set alat potong yang tepat untuk
setiap operasi. Pita ditempatkan pada unit kontrol yang mempunyai suatu sistem
peralatan penerjemah elektronik.
Unit kontrol tersebut dapat menggerakkan mesin perkakas melalui instruksi
– instruksi yang diprogramkan dan bahkan pergerakan – pergerakan tanpa campur
tangan operator dapat mengubah intruksi dengan cara menggantikan pita pada unit
kontrol atau memori menyisipkan data yang baru.
Secara umum NC dapat dibagi dalam dua golongan, yakni CNC (Computer
Numerically Controlled) dan DNC (Direct Numerically Controlled).
II.3 Pengertian CNC
Mesin perkakas CNC sebenarnya serupa dengan mesin perkakas biasa atau
non CNC. Jenisnya juga bermacam-macam. Perbedaan yang mendasar antara
mesin CNC dengan mesin non CNC adalah pada proses pengarahan atau
pengaturan gerakan relatif antara benda kerja dan pahat (gerakan pembentukan
profil maupun gerakan pemotongan).
Pada mesin non CNC semua gerakan tersebut diatur secara manual oleh
operator sehingga keterampilan (skill) dan kondisi operator mesin sangat
Modul Bubut CNC TU-2A 31
Laporan Akhir Praktikum
berpengaruh pada hasil akhir proses pemesinan sedangkan pada mesin CNC
semua gerakan tersebut diatur dan dikontrol oleh pemogram melalui program
yang dibuat dan diterjemahkan oleh komputer pengontrol yang ada pada mesin
CNC tersebut. Sebagai akibatnya maka proses pemesinan menggunakan mesin
CNC mempunyai keterulangan yang tinggi atas suatu proses pemesinan dengan
kata lain mesin perkakas CNC mempunyai ketepatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan mesin perkakas biasa.
II.3.1 Sejarah Perkembangan CNC
Awal lahirnya mesin CNC (Computer Numerically Controlled) bermula dari
1952 yang dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut Teknologi
Massachusetts, atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat. Semula proyek
tersebut diperuntukkan untuk membuat benda kerja khusus yang rumit. Semula
perangkat mesin CNC memerlukan biaya yang tinggi dan volume unit pengendali
yangbesar.
Pada tahun 1973, mesin CNC masih sangat mahal sehingga masih sedikit
perusahaan yang mempunyai keberanian dalam mempelopori investasi dalam
teknologi ini. Dari tahun 1975, produksi mesin CNC mulai berkembang pesat.
Perkembangan ini dipacu oleh perkembangan mikroprosesor, sehingga volume
unitpengendalidapatlebihringkas.
Dewasa ini penggunaan mesin CNC hampir terdapat di segala bidang. Dari
bidang pendidikan dan riset yang mempergunakan alat-alat demikian dihasilkan
berbagai hasil penelitian yang bermanfaat yang tidak terasa sudah banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat banyak.
Modul Bubut CNC TU-2A 32
Laporan Akhir Praktikum
II.3.2 Jenis-jenis Mesin CNC
Berdasarkan posisi spindle utama ada 3 jenis, antara lain :
1. Mesin milling vert
Gambar II.34 Mesin milling vertikal
2. Mesin milling horisontal
Gambar II.35 Mesin milling horizontal
Modul Bubut CNC TU-2A 33
Laporan Akhir Praktikum
3. Mesin milling universal
Gambar II.36 Mesin milling universal
Berdasarkan fungsi penggunaannya, antara lain :
1. Mesin milling copy
Gambar II.37 Mesin milling copy
Modul Bubut CNC TU-2A 34
Laporan Akhir Praktikum
Merupakan mesin milling yang digunakan untuk mengerjakan bentukan
yang rumit. Maka dibuat master / mal yang dipakai sebagai referensi untuk
membuat bentukan yang sama.
Mesin ini dilengkapi 2 head mesin yang fungsinya sebagai berikut :
a. Head yang pertama berfungsi untuk mengikuti bentukan masternya.
b. Head yang kedua berfungsi memotong benda kerja sesuai bentukan masternya.
Antara head yang pertama dan kedua dihubungkan dengan menggunakan
sistem hidrolik. Sitem referensi pada waktu proses pengerjaan adalah sebagai
berikut :
a. Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan guide pada head pertama ke arah master
adalah 1 arah.
b. Sistem menuju 1 titik, yaitu tekanan guide tertuju pada satu titik dari master.
2. Mesin milling hobbing
Gambar II.38 Mesin milling hobbing
Modul Bubut CNC TU-2A 35
Laporan Akhir Praktikum
Merupakan mesin milling yang digunakan untuk membuat roda gigi /
gear dan sejenisnya ( sprocket dll ). Alat potong yang digunakan juga spesifik,
yaitu membentuk profil roda gigi ( Evolvente ) dengan ukuran yang presisi.
3. Mesin milling gravier
Gambar II.39 Mesin milling gravier
Merupakan mesin yang digunakan untuk membuat gambar atau tulisan
dengan ukuran yang dapat diatur sesuai keinginan dengan skala tertentu.
4. Mesin milling planer
Gambar II.40 Mesin milling planer
Merupakan mesin yang digunakan untuk memotong permukkan ( face
cutting ) dengan benda kerja yang besar dan berat.
Modul Bubut CNC TU-2A 36
Laporan Akhir Praktikum
5. Mesin milling CNC
Gambar II.41 Mesin milling CNC
Merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan
bentukan – bentukan yang lebih komplek. Meruapakan penggangi mesin milling
copy dan gravier. Semua control menggunakan sistem electronic yang komplek
( rumit ). Dibutuhkan operator yang ahli dalam menjalankan mesin ini. Harga
mesin CNC ini sangat mahal.
II.4 PENGERTIAN MESIN BUBUT TU2A
TU-2A (training unit dua aksis) mesin bubut yang hanya memiliki sumbu
koordinat x dan z.
II.4.1 Spesifikasi Dasar Bubut TU-2A
Motor penggerak sumbu utama atau spindel adalah motor arus searah
dengan kecepatan putar yang dapat bervariasi.
Spesifikasi TU-2A adalah sebagai berikut :
Merk : EMCO TU-2A
Jenis : Bubut CNC
Spindel utama : 600 – 4000 rpm
Jumlah pahat : 3Pahat luar + 3 Pahat dalam, penampang pahat
maksimum 12x12 mm
Modul Bubut CNC TU-2A 37
Laporan Akhir Praktikum
Benda kerja : Diameter maksimum 80 mm, Panjang maksimu 300 mm
Daya spindel utama : Input 500 W, Output 300 W
II.4.2 Varible Proses Pemotongan
Variabel proses pemotongan ditentukan oleh kombinasi benda kerja dan
pahat yang digunakan serta kualitas hasil pengerjaan yang diinginkan. Variabel
proses pemotongan adalah:
a dalam pemotongan (depth of cut) ; mm
n putaran poros spindel, ; rpm
f pemakanan, asutan (feeding), ; mm/putaran
Vf kecepatan pemakanan ; mm/menit
Vc kecepatan potong (cutting speed) ; m/menit
Pemilihan harga variabel proses harus memperhatikan kamampuan mesin
yang akan digunakan. Apakah hasil yang diinginkan dan pemilihan variabel
proses tersebut dapat dipenuhi atau tidak oleh mesin yang digunakan.
Spesifikasi mesin CNC TU - 2A :
1. Pahat : Karbida
2. Kecepatan potong : Pembubutan 150 – 200 m/menit
: Pemotongan 60 – 80 m/menit
3. Besar asutan : Pembubutan 0,02 – 0,1 mm/menit
: Pemotongan0,01– 0,02 mm/putaran
Batasan batasan diatas yang merupakan kemampuan mesin TU - 2A, harus
dipertimbangkan oleh seorang pemrogram jika ia hendak menggunakan mesin TU
- 2A ini.
Modul Bubut CNC TU-2A 38
Laporan Akhir Praktikum
II.4.3 Menentukan Variabel Proses Pemotongan
Variabel proses pemotongan yang akan ditentukan disini adalah gerak
pemotongan, yang terdiri dan gerak makan (feeding, feeding speed) dan kecepatan
potong (cutting speed).
II.4.3.1 Menentukan kecepatan potong, Vc
Kecepatan potong dapat ditentukan dengan dua cara , perhitungan atau
dengan kurva hubungan antara putaran dengan diameter benda kerja.
Dengan perhitungan:
Vc : kecepatan potong (m/menit)
d: diameter benda kerja (mm)
n: putaran (rpm)
Dengan mengetahui diameter benda kerja dan merencanakan besarnya
kecepatan potong maka besarnya putaran dapat dicari dengan rumus diatas.
Dengan menggunakan kurva :
Gambar II.42 Kecepatan Potong
Modul Bubut CNC TU-2A 39
V c (m /menit )=π×d (mm )×n (rpm)1000
Laporan Akhir Praktikum
Gambar II.41 berikut menyatakan hubungan antara cutting speed,
diameter benda kerja dan putaran.
Contoh perhitungan:
Diameter benda kerja : 40 mm
Kecepatan potong :150 m/menit
maka :
Dengan perhitungan :
n=1000.Vc
π . d=1000 .150
3,14 x 40=1200 rpm
Dengan menggunakan grafik:
Sumbu datar adalah diameter benda kerja, tarik garis lurus vertikal pada
angka 40 mm sehingga memotong garis cutting speed 150 m/min, kemudian
melalui titik potongnya tarik garis lurus horizontal kekiri sehingga momotong
sumbu vertikal atau sumbu putaran. Titik potong pada sumbu vertikal
menunjukkan besarnya putaran yang dianjurkan yaitu 1200 rpm.
II.4.3.2 Menentukan kecepatan pemakanan
Hubungan antara kecepatan putar dan feeding adalah:
Vf (mm/menit) = f (mm/put) x n(rpm) x Zph
Dengan mengetahui harga putaran dan merencanakan besarnya asutan
(feeding) maka harga kecepatan pemakanan dapat dicari. Harga kecepatan
pemakanan dapat juga dicari dengan melihat kurva hubungan antara putaran dan
asutan (feeding). Hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
Contoh perhitungan kecepatan pemakanan :
Jumlah putaran : 1200 rpm
Asutan : 0,06 mm/put
Maka kecepatan pemakanan = 72 mm/min.
Dari grafik bisa juga didapatkan dengan cara:
Modul Bubut CNC TU-2A 40
Laporan Akhir Praktikum
Tarik garis tegak lurus pada sumbu horizontal melalui titik 1200 rpm,
kemudian tari garis horizotal lurus kekanan melalui titik 0,06 mm/put sehingga
berpotongan dengan garis yang vertikal tadi. Titik potong tersebut menunjukkan
besarnya kecepatan pemakanan. Pada contoh sekitar 70 mm/min. (Lihat gambar -
2)
Gambar II.43 Kecepatan Makan
II.4.4 Sistem Persumbuan
Koordinat pada mesin CNC adalah koordinat ruang sehingga ada tiga
sumbu x, y dan z tatapi pada mesin bubut gerakan yang terjadi hanya dua sumbu
saja. Sumbu x merupakan ukuran diameter benda kerja dan sumbu z merupakakn
arah longitudinal benda kerja. Sedangkan sumbu y tidak ada sebab tidak akan
mengalami perubahan harga selama permesinan.
Sistem koordinat pada mesin bubut TU-2A, positif dan negatifnya dapat
dilihat pada gambar berikut:
.
Gambar II.44 Sistem persumbuan mesin
Modul Bubut CNC TU-2A 41
Laporan Akhir Praktikum
II.4.4.1 Koordinat Mesin CNC
1. Sistem koordinat mesin
Sistem koordinat mesin mengacu pada titik yang terletak pada mesin yang
letak titik tersebut dibuat atau ditetapkan oleh pembuat mesin tersebut. Sehingga
mesin tersebut tidak bisa dipindahkan oleh pembuat program CNC. Mesin TU-2A
ini tidak mempunyai hardisk atau media penyimpan data didalam komputer
mesin sehingga tidak bisa menyimpan memori maka oleh pembuat mesin ini
ditetapkan bahwa titik nol adalah titik tempat kedudukan saat mode manual mulai
diaktifkan sehingga setiap kita memulai mode manual selalu harga koordinat yang
ditujukan mesin (0,0).
2. Sistem koordinat benda kerja
Letak titik nol biasanya direncanakan oleh pembuat program dan hal ini harus
dicantumkan atau didefinisikan diawal program, tentu saja hal ini harus
dikomunikasikan dengan operator, seandainya pemograman tidak sama dengan
operator.
Selain kedua sistem kordinat diatas bentuk dan posisi pahat harus juga
dikomunikasikan pada mesin supaya profil yang direncanakan sesuai dengan yang
dihasilkan mesin.
Koordinat pada mesin CNC adalah koordinat ruang sehingga ada tiga sumbu
x, y dan z tetapi pada mesin bubut gerakan yang terjadi hanya dua sumbu saja.
Sumbu x merupakan ukuran diameter benda kerja dan sumbu z merupakan arah
longitudinal benda kerja. Sedangkan sumbu y tidak ada sebab tidak akan
mengalami perubahan harga selama permesinan.
Sistem koordinat pada mesin bubut TU-2A, positif dan negatifnya dapat
dilihat pada gambar berikut:
Modul Bubut CNC TU-2A 42
Laporan Akhir Praktikum
Gambar II.45 Sistem Sumbu Pada Bubut
Sistem koordinat benda kerja ada dua yaitu :
1. Sistem Koordinat Absolute
Titik referensi ditentukan oleh perpotongan sumbu x dan sumbu y. Jadi
koordinat semua titik mengacu pada titik (0,0).
Gambar II.46 Sistem koordinat Absolute
2. Sistem Koordinat Inkramental
Titik referensi ditentukan oleh koordinat titik sebelumnya. Dimana titik
sebelumnya dianggap titik (0,0) dan koordinat titik selanjutnya dihitung dari titik
sebelumnya tersebut.
Modul Bubut CNC TU-2A 43
Laporan Akhir Praktikum
Gambar II.47 Sistem Koordinat Inkramental [3]
II.4.4.2 Cara penentuan titik nol koordinat manual maupun CNC
Hidupkan mesin, aktikan mode manual dan perhatikan harga x dan z, titik
pada saat kedudukan mulai diaktifkan mode manual titik tersebutlah yang
dianggap oleh mesin sebagai titik nol. Letak titik nol benda kerja direncanakan
dan dinformasikan pada mesin melalui kode G92, penentuan letak nol benda
kerja.
Penentuan sumbu x
Gerakan pahat searah sumbu x secara manual diluar benda kerja dan
jangan sampai terjadi proses pemotongan kemudian nolkan sumbu x dengan
menekan DEL.
Gambar II.48 Penentuan sumbu X [3]
Penentuan sumbu z
Sentuhkan pahat pada benda kerja dengan cara menggerakan sumbu z
secara manual. Pada kedudukan tersebut tekan tombol DEL sehingga kedudukan
tersebut dianggap sebagai titik nol oleh mesin.
Modul Bubut CNC TU-2A 44
Laporan Akhir Praktikum
Gambar II.49 Penentuan sumbu Z [3]
II.4.5 Spesifikasi dan Jenis Pahat yang Digunakan
Proses permesinan dengan mesin bubut arah gerak pemahanan pahat harus
diperhatikan. Kesalahan arah gerak pemakanan ini dapat mengakibatkan pahat
tidak memotong benda kerja tetapi hanya membenturnya saja, sebab bukan mata
potong yang melakukan pemakanan tetapi punggung pahat.
Berdasarkan arah gerak pemakanan pahat dapat dibedakan menjadi pahat
kanan dan pahat kiri, Pahat kanan memiliki arah gerak kekiri, sedangkan pahat
kiri memiliki arah gerak kekanan. Dari letak mata potongnya dapat ditentukan
jenis pahat tersebut yaitu apabila telapak tangan ditelungkupkan diatas pahat dan
ibu jari terletak pada sisi yang ada mata potongnya maka pahat tersebut dikatakan
pahat kanan, apabila sebaliknya dapat dikatakan pahat kiri.
II.4.5.1 Kegunaan Dan Cara Penggunaan Pahat Pada Proses Pemesinan
1. Pahat Kanan
Gambar II.50Pahat kanan dan pemakanan
Pahat kanan dan pemakanan
Contoh Pengunaan
Modul Bubut CNC TU-2A 45
Laporan Akhir Praktikum
Sudut pemasangan γ = 930 pahat dipasang lurus (γ = 930).
A.Pembubutan memanjang, melintang menyudut.
Sampai dengan γ = 9
Catatan :
Dalam pemotongan “a” pada pembubutan melintang tidak boleh di program
melebihi 0,3 mm. Jika tidak, jalannya pahat sangat buruk.
Gambar II51Pembubutan memanjang
B.Pembubutan bentuk
Pembubutan bentuk tidak boleh melebihi 300 jika tidak, tidak ada sudut bebas.
GambarII52 Pembubutan Bentuk
Modul Bubut CNC TU-2A 46
Laporan Akhir Praktikum
C. Radius
GambarII.53 Radius
2. Pahat Kiri
GambarII.54 Pahat kiri dan pemakanan
Pahat kiri dan pemakanan
A. Pembubutan memanjang melintang tirus
Dengan γ=93° dalamnya pemotongan tidak boleh melebihi 0,3 mm karena
ujung potong tidak lagi memotong.
GambarII.55 Pahat kiri
Modul Bubut CNC TU-2A 47
Laporan Akhir Praktikum
B. Membubut bentuk Minimal 2 ° , maksimal 30 ° .
GambarII.56 Pembubutan Bentuk
C. Radius
GambarII57 Radius
Selain kedua jenis pahat diatas ada jenis pahat yang lain yaitu pahat netral yang
dapat makan kearah kiri dan kanan, pahat ulir untuk membuat ulir serta pahat alur
yang berguna untuk membuat alur atau memotong benda kerja.
Selain pengolongan tersebut, ada juga pembagian jenis lain yaitu pahat luar untuk
pemotongan luar dan pahat dalam untuk pemotongan dalam.
Modul Bubut CNC TU-2A 48
Laporan Akhir Praktikum
Gambar II.58Pahat Netral
GambarII.59 Pahat Netral
3. Pahat Netral
A. Pembubutan memanjang menyudut
Modul Bubut CNC TU-2A 49
Laporan Akhir Praktikum
Gambar II.60Pembubutan memanjang dan menyudut
B. Pembubutan bagian radius
GambarII.61 Pembubutan bagian radius
II.4.6 Kegunaan Tombol-Tombol
"H/C" : tombol pengalihan fungsi.
Modul Bubut CNC TU-2A 50
Laporan Akhir Praktikum
"START" : tombol ini harus diaktifkan saat program CNC akan
dirunning.
"0" sampai "9" : untuk memasukkan kombinasi angka dan address
G/X/Z/F/H.
"INP" : adalah input atau return pada keyb~srdd komputer
PC.
"DEL" : untuk menghapus.
"REV" : untuk kembali kebaris sebelumnya.
"FWD" : untuk melompatke bans berikutnya.
"-" : memasukan harga minus.
"M" : berfungsi untuk memasukan harga M dan dapat juga
untuk uji matematik jika "M" diaktifkan pada blok N
00.
"INP" + "FWD" : berhenti pada saat program sedang dirunning. Jika
"START" : diaktifkan lagi maka program akan dilanjutkan lagi
pada langkah berikutnya.
"INP" + "REV" : berguna untuk mengagalkan program, bila distart lagi
akan dimulai diawal program lagi. Dapat juga untuk menghapus alarm.
"DEL" + "INP" : untuk menghapus program.
"~" + "INP" : menyisipkan blok.
"~" + "DEL" : menghapus blok.
"1", "2", ... "Start" : pelayanan blok tunggal
II.4.6.1 Fungsi Dan Cara Penggunaan Tombol-Tombol Pelayanan CNC
Modul Bubut CNC TU-2A 51
Laporan Akhir Praktikum
GambarII.62 Unsur-unsur Pelayanan dan Pengendali CNC
Keterangan :
1. Saklar utama dengan kunci dapat ditarik. Dengan demikian maka jika
dimatikan memori akan ikut terhapus.
2. Lampu kontrol (menunjukkan sumber tenaga untuk mesin dan pengendali on
atau off).
3. Tombol darurat dengan pengunci, kunci dapat dilepas dengan memutar tombol
kekiri. Untuk menghidupkan mesin dimatikan dulu melalui saklar utama
kemudian baru dihidupkan kembali.
4. Tampilan untuk menunjukkan putaran sumbu utama.
5. Saklar untuk menghidupkan spindel dengan cara CNC atau manual.
6. Saklar untuk memilih satuan inchi atau metrik.
7. Amperemeter untuk menunjukkan beban motor utama.
8. Driver untuk kaset.
9. Tombol pengalihan mode H/C
10. Lampu kontrol tanda mode CNC aktif.
11. Tombol start.
12. Daerah tombol untuk pemasukkan program CNC.
Modul Bubut CNC TU-2A 52
Laporan Akhir Praktikum
13. Tampilan untuk menunjukkan jumlah harga masing-masing kata dan berbagai
alarm.
14. Tanda untuk huruf address input, N/G,M/X,I/Z,K/F.K,L/H.
II.4.7 Fungsi Kode G dan M
Bahasa yang digunakan pada mesin bubut TU-2A adalah bahasa kode G yang
umumnya dikenali oleh hampir semua mesin CNC. Dengan demikian pemahaman
mengenai bahasa ini merupakan syarat utama bagi pemrograman CNC.
Tata bahasa program CNC umumnya berdasarkan standart ISO R 1056-58
(International Organization of Standardization). Dalam kenyataannya aturan ini
telah dikembangkan menjadi aturan yang lebih spesifik yang diterapkan oleh
setiap pabrik pembuat komputer pengontrol mesin CNC.
Kode M : Merupakan perintah untuk pergerakan pada motor, baik pada
spindelnya maupun dimejanya.
Kode G : Merupakan perintah untuk pergerakan pahat.
Kode-kode yang digunakan pada mesin bubut TU-2A
G00 : Bergerak cepat tanpa ada pemotongan atau pemakanan.
G01 : Gerak pemakanan lurus.
G02 : Gerak pemotongan melingkar searah jarum jam.
G03 : Gerak pemotongan melingkar berlawanan arah jarum jam.
G64 : Motor asutan tidak berarus.
G84 : Siklus pemotongan.
G90 : Sumbu absolute.
G91 : Sumbu Inkramental.
G92 : Penentuan referensi.
M03 : Spindel berputar searah jarum jam.
M05 : Mesin berhenti sementara, untuk pertukaran pahat.
M06 : Pergantian pahat.
M30 : Program selesai.
Modul Bubut CNC TU-2A 53
Laporan Akhir Praktikum
Ii.5 Mesin Non-Konvensional
Modul Bubut CNC TU-2A 54
Laporan Akhir Praktikum
II.5.1 EDM ( Electro Discharge Machining )
Membuang sebagian bahan dengan cara membangkitkan bunga api antara
benda kerja dengan elektroda atau benda kerja dicelupkan di dalam larutan
dielektrik.
Gambar II.63 EDM
Modul Bubut CNC TU-2A 55
Laporan Akhir Praktikum
Bagian-bagian EDM :
a. Tools yang mampu meneruskan arus listrik.
b. Sumber listrik dengan tegangan tinggi.
GambarII.64 Electric Discarge Machining
• Bentuk permukaan akhir bendakerja dihasilkan oleh elektrode pembentuk;
• Pelepasan muatan listrik terjadi pada celah antara elektrode dan permukaan
bendakerja;
• Proses EDM harus dilakukan dalam suatu media fluida dielektrik, yang
merupakan penghantar untuk setiap pelepasan muatan listrik (discharge) karena
fluida akan menjadi terionisasi di dalam celah
• Pelepasan muatan listrik dihasilkan oleh catu daya listrik arus searah yang
dihubungkan dengan bendakerja dan elektrode.
• Pelepasan muatan listrik terjadi pada dua permukaan yang terdekat;
• Ionisasi fluida dielektrik pada lokasi tersebut merupakan penghantar untuk
pelepasan muatan;
• Pada daerah tempat terjadinya pelepasan muatan listrik tersebut akan timbul
panas dengan temperatur sangat tinggi sehingga bagian kecil permukaan
bendakerja secara tiba-tiba menjadi lebur dan terlepas;
Modul Bubut CNC TU-2A 56
Laporan Akhir Praktikum
Gambar II.65EDM
• Aliran fluida kemudian membersihkan partikel kecil (serpihan) tersebut;
• Melepasnya bagian kecil dari permukaan bendakerja menyebabkan jarak dari
elektrode perkakas menjadi lebih jauh, sehingga bagian lain yang lebih dekat akan
mengalami proses yang sama dengan sebelumnya;
• Demikian seterusnya sampai semua daerah mengalami pengurangan yang sama;
• Walupun pelepasan muatan listrik secara individual melepaskan bagian demi
bagian dari bendakerja, tetapi hal ini terjadi ratusan bahkan ribuan kali per detik
sehingga pengikisan secara bertahap akan terjadi pada semua bagian permukaan
dalam daerah celah tersebut.
Modul Bubut CNC TU-2A 57
Laporan Akhir Praktikum
• Bila salah satu parameter ini meningkat, maka laju pelepasan material juga akan
meningkat;
• Kekasaran permukaan juga dipengaruhi oleh arus dan frekuensi;
• Permukaan akhir yang paling baik dihasilkan dalam EDM dengan pengoperasian
pada frekuensi yang tinggi dan arus pelepasan muatan listrik yang rendah.
• Karena perkakas memberikan penetrasi pada bendakerja, maka ini berarti telah
terjadi proses pemesinan lubang pada bendakerja diluar ukuran perkakas
(perkakas tidak menyentuh bendakerja);
Modul Bubut CNC TU-2A 58
Laporan Akhir Praktikum
• Jarak antara perkakas dengan bendakerja pada saat pemesinan lubang terjadi
disebut overcut;
Keausan perkakas
• Temperatur bunga api yang tinggi tidak hanya menyebabkan meleburnya
bendakerja tetapi juga melebur perkakas, sehingga akan terjadi rongga kecil pada
permukaan yang berhadapan dengan rongga yang dihasilkan pada bendakerja;
• Keausan perkakas biasanya diukur sebagai rasio antara material yang dilepaskan
pada bendakerja dengan material yang dilepaskan pada perkakas;
• Rasio ini berkisar antara 1,0 sampai 100 atau sedikit di atasnya, tergantung pada
kombinasi material bendakerja dengan material elektrode perkakas.
Elektrode perkakas biasanya dibuat dari :
• grafit,
• tembaga,
• kuningan
• tembaga tungsten,
• perak tungsten,
• material yang lain
Laju pelepasan material (Material Remove Rate) :
• Kekerasan dan kekuatan material bendakerja bukan merupakan faktor dalam
EDM, karena prosesnya tidak melalui persentuhan antara perkakas dengan
bendakerja;
• Tetapi titik lebur material bendakerja adalah merupakan sifat yang sangat penting,
dan laju pelepasan material dapat dihubungkan secara pendekatan dengan titik
lebur, dengan menggunakan rumus empiris
Karakteristik EDM :
Keunggulan
Pemegang benda kerja dengan gaya sangat rendah.
Proses pemotongan/daya potong kecil.
Modul Bubut CNC TU-2A 59
Laporan Akhir Praktikum
Toleransi rendah.
Mampu menghasilkan bentuk yang rumit.
Keausan pahat rendah.
Ramah lingkungan.
Mampu memotong benda kerja yang keras.
Kelemahan
Hanya cocok untuk logam.
Biaya perkakas tinggi
Keausan perkakas tinggi
Modal investasi kurang baik (mahal)
Material removal rendah
II.5.2 WJM ( Water Jet Machining )
Proses ini konstruksinya mirip dengan AJM kecuali fluidanya tidak diberi
material butiran abrasive tetapi hanya air saja. Karena hanya berupa air,
kemampuan buang bahan ditingkatkan dengan cara menerapkan kecepatan fluida
yang sangat tinggi bila perlu melebihi kecepatan suara. Dengan kecepatan yang
tinggi air mampu memotong logam yang sangat keras bahkan keramik. Karena
sifat air juga higienis, WJC bisa diterapkan untuk memotong makanan, daging,
ikan, buah, sayuran, kue, dengan menggunakan mesin yang dikendalikan dengan
numerik. Untuk komponen teknik mesin yang biasanya dari logam, WJC
digunakan pada komponen pipih yang dipotong dalam dua dimensi.
Modul Bubut CNC TU-2A 60
Laporan Akhir Praktikum
Gambar II.66Water Jet Machining (WJM)
GambarII.67 Water Jet Nozzle
Bagian-bagian WJM/WJC :
a. Nozzle
Untuk mengubah air tekanan tinggi menjadi air dengan kecepatan sangat tinggi
(melebihi kecepatan suara).
b. Katup
Katup berfungsi sebagai pengatur aliran fluida
Modul Bubut CNC TU-2A 61
Laporan Akhir Praktikum
c. Pompa
Untuk menaikkan tekanan air
Karakteristik WJM/WJC :
Gambar II.68WJM
Keunggulan
Cocok untuk semua jenis material.
Dapat digunakan untuk memotong makanan ( buah, sayur, dll).
Biaya perkakas rendah.
Efisiensi proses tinggi.
Keausan perkakas rendah.
Kelemahan
Perlu nozzle yang sangat keras dari batu sapphire yang mahal.
Kecepatan penghasilan geram rendah.
Hanya dapat memotong benda yang pipih.
Biaya investasi tinggi.
Hanya dapat memotong benda kerja dengan menembus benda kerja.
Modul Bubut CNC TU-2A 62
Laporan Akhir Praktikum
II.5.3 PAM ( Plasma Arc Machining )
Busur plasma mesin (PAM) menggunakan jet kecepatan tinggi suhu
tinggi gas untuk menggantikan bahan meleleh. Disebut PAM, ini adalah
metode pemotongan logam dengan busur plasma, atau tungsten gas lembam-
busur, obor. Obor menghasilkan jet kecepatan tinggi suhu tinggi gas
terionisasi yang disebut plasma yang memotong dengan pelelehan dan
menghapus materi dari benda kerja. Suhu dalam kisaran zona plasma
dari 20.000 ° sampai 50.000 ° F (11.000 ° sampai 28.000 ° C).
Gambar II69PAM
Hal ini digunakan sebagai alternatif untuk memotong oxyfuel-
gas, menggunakan busur listrik pada suhu yang sangat tinggi
untuk mencairdan menguapkan logam.
Suatu proses yang digunakan sebagai alternatif untuk memotong oxyfuel-
gas,menggunakan busur listrik pada suhu setinggi 27.800 ° C sampai mencair dan
menguapkan aplikasi metal. PAM adalah bahan dipotong oleh PAM umum
Modul Bubut CNC TU-2A 63
Laporan Akhir Praktikum
nya mereka yang sulit untuk di potong oleh cara lain, seperti baja tahan karat dan
paduan aluminium. Ini memiliki akurasi sekitar 0,008 ".
II.5.4 CHM ( Chemical Machining )
Proses yang dilakukan yaitu benda kerja dicelupkan dalam cairan kimia,
bagian yang tidak dibuang ditutupi dengan masker (spidol).
Bagian-bagian CHM :
Larutan kimia
Untuk membuang sebagian benda kerja dengan cara dilarutkan.
a. Pelindung/lapisan pelindung
Untuk mencegah permukaan yang tidak dibuang terhadap reaksi kimia.
b. Pemanas/pendingin
Untuk memindahkan energi thermal supaya temperatur larutan relatif tetap.
c. Pengaduk
Untuk menyeragamkan suhu larutan.
GambarII.70 Chemical Machining
Karakteristik CHM :
Keunggulan
Instalasinya sangat sederhana.
Ketelitian tinggi bila pengaturan pelarutan teliti/teratur.
Keausan perkakas sangat rendah
Modul Bubut CNC TU-2A 64
Laporan Akhir Praktikum
Biaya listrik besar
Material removal sangat besar
Kelemahan
Tidak cocok untuk semua jenis material. Harus ada pasangan antara benda kerja
dan pelarutnya yang menjamin pembuangan bahan melalui pelarutan.
Contohnya : Baja paduan dan Alumunium.
Pengaturan pelarutan lebih sulit, tidak sesederhana pemesinan biasa/proses yang
lain.
Kecepatan pembuangan bahan rendah.
Modal investasi sangat tinggi
Efisiensi proses rendah
Modul Bubut CNC TU-2A 65
Laporan Akhir Praktikum
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Prosedur Praktikum Bubut TU-2A
1. Nyalakan mesin dengan saklar utama yang berupa kunci.
2. Rubah mode ke mode manual dan pasangkan benda kerja, lalu cari titik
nolnya dan tekan del jika sudah pas.
3. Pindah kembali ke mode CNC dan masukkan data pemrograman.
4. Lakukan pengecekan dengan menekan tombol M yang ditahan untuk uji
matematis pada data program.
5. Nyalakan mesin CNC dan cobalah pemrograman tersebut pada sebuah lotter
dengan diatas kertas sehingga dapat diketahui apakah hasil dari pemrograman
tersebut sudah dianggap benar.
6. Pasanglah benda kerja dan jalankan sesuai dengan pemrograman yang telah
dimasukkan.
7. Benda kerja telah selesai sesuai dengan yang diinginkan.
8. Matikan mesin melalui kunci utama.
9. Bersihkan geram dari mesin bubut TU-2A
Modul Bubut CNC TU-2A 66
Laporan Akhir Praktikum
III.2 Listing program CNC Bubut TU-2A
III.2.1 Gambar
GAMBAR II.71 PROFIL
GAMBAR II.72 PROFIL
Modul Bubut CNC TU-2A 67
Laporan Akhir Praktikum
III.2.1 Listing CNC
NO G X Z F H
00 92 2600 200
01 M03
02 00 2200 200
03 84 2050 -400 50 25
04 00 2050 200
05 84 1750 -3950 50 25
06 00 1800 -575 50
07 01 1700 -575 50
08 01 1700 -3925 50
09 00 1750 -650
10 00 1650 -650 50
11 01 1650 -3925 50
12 00 1700 -725
13 01 1600 -725 50
14 01 1600 -3900 50
15 00 1650 -800
16 01 1550 -800 50
17 01 1550 -3850 50
18 00 1600 -875
19 01 1500 -875 50
20 01 1500 -3800 50
21 00 1550 -950 50
22 01 1450 -950 50
23 01 1450 -3750 50
24 00 1500 -975
25 01 1400 -975 50
26 01 1400 -3750 50
27 00 1459 -1000
Modul Bubut CNC TU-2A 68
Laporan Akhir Praktikum
28 01 1350 -1000 50
29 01 1350 -3700 50
30 00 2600 200
31 00 1700 200
32 01 1700 -500 25
33 01 1300 -1000 25
34 01 1300 -3625 25
35 02 2050 -4050 25
36 01 2200 -4050 25
37 00 2600 200
38 M05
39 M30
III.2.2 Proses Pengerjaan
1. Membuat gambar profil pada kertas grafik.
2. Membuat listing program profil tersebut.
3. Menghidupkan mesin.
4. Memasukan data pada mesin.
5. Pengujian matematis.
6. Pembuatan ploter pada kertas.
7. Setting nol.
8. Perubahan ke fungsi CNC.
9. Proses pangerjaan profil.
10. Matikan mesin.
Modul Bubut CNC TU-2A 69
Laporan Akhir Praktikum
BAB IV
ANALISIS DAN KESIMPULAN
IV.1 Analisis
Gambar goresan ploter pada kertas putih yang digunakan untuk mengecek alur
pahat sebelum dilakukan proses permesinan pada benda kerja dilakukan sebanyak
tiga kali.
- Goresan Pada Ploter pertama, proses pemakanannya terlalu dalam pada arah
sumbu X dengan masih terlihatnya garis putih dan pada arah sumbu negative Z
masih kurang dengan masih terlihatnya garis putih (pada plotter lekukan)
- Goresan pada plotter kedua, proses pemakanan pada arah sumbu X sudah baik
(tidak terlalu dalam), tetapi pada arah sumbu negative Z masih terlihat garis
putihnya.
- Goresan pada plotter ketiga, proses pemakanannya sudah bagus, baik pada arah
sumbu X ataupun arah sumbu Z
Goresan pada plotter ketiga sudah dianggap cukup bagus dan dapat langsung
dilakukan pengerjaan terhadap benda kerja
1. Melihat benda kerja yang dihasilkan kekasaran benda kerja dianggap
cukup kasar untuk ukuran sebuah mesin CNC. Hal ini dikarenakan pahat
yang digunakan sudah tidak tajam lagi, selain itu dipengaruhi oleh
kecepatan putaran (mm/put) yang terlalu tinggi.
2. Dilihat dari geram yang dihasilkan bahwa geram tidak kontinu, hal ini
dikarenakan benda kerja yang digunakan merupakan Alumunium.
Modul Bubut CNC TU-2A 70
Laporan Akhir Praktikum
IV.2 Kesimpulan
Setelah melihat kemampuan dari mesin CNC dapat diambil kesimpulan bahwa
mesin CNC jauh lebih baik dari pada mesin non CNC (manual), hal ini
dikarenakan:
1. Dari segi keterulangan, bahwa mesin CNC memiliki keterulangan yang
sangat tinggi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih baik dan teliti.
2. Dari segi keamanan, bahwa mesin CNC lebih aman sebab pada saat proses
permesinan, campur tangan manusia tidak begitu diperlukan lagi sehingga
mesin benar – benar berjalan sesuai dengan program yang telah
dimasukan. Tetapi walaupun ada masalah dengan program sehingga
membuat alarm berbunyi kita dapat menghindarinya dengan menekan
tombol darurat.
3. Efesiensi dan efektifitas mesin CNC lebih tinggi, hal tersebut dapat dilihat
dari waktu proses pemotongan total dan jumlah geram yang dihasilkan.
4. Dalam mesin CNC tidak diperlukan keterampilan (pengalaman) dari
operator yang terlalu tinggi selama dia bisa membuat program dan tahu
cara mengunakannya dinilai sudah cukup untuk menjalankan mesin CNC.
Selain itu mesin CNC juga memiliki banyak kerugian dan kekurangan, bahwa
setiap produk yang dihasilkan cenderung lebih mahal. Hal tersebut dikarenakan
biaya untuk produksi untuk mesin CNC memang lebih mahal ( mesin CNC
memiliki harga yang relatif lebih mahal untuk jenis yang sama dengan mesin non
CNC /manual )
Modul Bubut CNC TU-2A 71
Laporan Akhir Praktikum
DAFTAR PUSTAKA
1. Rochim, Toufiq. “Proses Pemesinan” Institut Teknologi Bandung.
2. Modul praktikum CNC
3. Modul praktikum Proses Produksi
4. Catatan kuliah CNC
5. Sharil Sayuti. “Buku Petunjuk Praktikum CNC” Institut Teknologi
Nasional 2003.
Modul Bubut CNC TU-2A 72
Laporan Akhir Praktikum
LAMPIRAN
Kode G dan Kode M
Kode-kode yang digunakan pada mesin bubut TU-2A :
G Code
G00 : Pergerakan pahat tanpa pemakanan.
G01 : Pergerakan pahat dengan pemakanan.
G02 : Pergerakan pahat searah jarum jam.
G03 : Pergerakan pahat berlawanan arah jarum jam.
G64 : mematikan motor asutan.
G84 : Pemakanan secara berulang
G91 : Sistem koordinat Inkramental.
G92 : Sistem koordinat absolute.
M Code
M03 : Menghidupkan motor spindel
M05 : Mematikan motor spindel
M30 : Program berakhir
Modul Bubut CNC TU-2A 73