Chapter II
-
Upload
ahmad-fauzi -
Category
Documents
-
view
90 -
download
0
Transcript of Chapter II
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian – penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk
melakukan penelitian. Penelitian – penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah
pembagian kerja dan upah yang masing – masing berpengaruh terhadap prestasi
kerja, dan beberapa penelitian lain yang masih memiliki kaitan dengan variabel
dalam penelitian ini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2009), dengan judul
Analisis Pengaruh Deskripsi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT.
Astra International Tbk - Astraworld Kantor Perwakilan Sumatera. Batasan
operasional dalam penelitian tersebut menggunakan deskripsi kerja sebagai
variabel bebas (X) dan prestasi kerja sebagai variabel terikat (Y). Penelitian
menggunakan metode Analisis Regresi Sederhana serta Validitas dan reliabilitas.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Deskripsi Kerja memiliki
pengaruh terhadap Prestasi kerja secara signifikan dan di pengaruhi juga oleh
faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti seperti kemampuan individual,
gairah kerja, peluang untuk berprestasi, umpan balik kinerja dan imbalan dari
kinerja.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi (2005),
dengan judul Pengaruh Pembagian Kerja Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan
Pada Bagian Produksi PT. DUPANTEX Kabupaten Pekalongan. Batasan
operasional dalam penelitian tersebut menggunakan pembagian kerja sebagai
variabel bebas (X) dan efektivitas kerja karyawan sebagai variabel terikat (Y).
Universitas Sumatera Utara
Penelitian menggunakan metode Analisis Regresi Sederhana serta Validitas dan
reliabilitas.
Dari penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa variabel
pembagian kerja berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas kerja
karyawan bagian produksi PT. DUPANTEX Kabupaten Pekalongan sebesar 6,4%
dan hipotesis diterima
B. Pembagian Kerja
1. Pengertian pembagian kerja
Induk kajian pembagian kerja adalah analisis jabatan yang merupakan
suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang
harus melakukan tugas tersebut. Aktivitas ini adalah sebuah upaya untuk
menciptakan kualitas dari pekerjaan dan kualitas dari kinerja total suatu
perusahaan. Perusahaan akan baik jika sumber daya manusia didalamnya telah
mampu melaksanakan pekerjaan masing – masing dengan jelas, spesifik, serta
tidak memiliki peran ganda yang dapat menghambat proses pencapaian kinerja.
analisis jabatan perlu dilakukan agar dapt mendesain organisasi serta menetapkan
pembagian pekerjaan, spesipikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan.
Manurut Hasibuan (2007:28) “analisis pekerjaan adalah menganalisis dan
mendesain pekerjaan apa saja yang perlu dikerjakan, bagaimana mengerjakannya,
dan mengapa pekerjaan itu harus dilakukan. analisi pekerjaan adalah informasi
tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang harus dikerjakandalam suatu
perusahaan agar tujuan tercapai”.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat analisis pekerjaan akan memberikan informasi tentang aktivitas
pekerjaan, standar pekerjaan, konteks pekerjaan, persyaratan personalia, perilaku
manusia dan alat-alat yang akan digunakan.
Menurut Rivai (2004:107) ada beberapa pengertian tentang analisis
pekerjaan yaitu:
1) Analisis pekerjaan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang pekerjaan dan proses menentukan persyaratan yang harus
disiapkan, termasuk didalamnya sistematika rekrutmen, evaluasi atau
pengendalian, dan organisasi tau perusahaannya..
2) Analisis pekerjaan merupakan kegiatan atau proses
menghimpun dan menyususn bebagai informasi yang berkenaan denga
setiap pekerjaan, tugas-tugas, jenis pekerjaan, dan tanggung jawabnya
secara operasional untuk mewujudkan tujuan organisasi atau bisnis
sebuah perusahaan.
3) Analsis pekerjaan adalah usaha untuk mencari tahu tentang
jabatan atau pekerjaan yang berkaitan dengan tugas-tugas yang dilakukan
dalam jabatan tersebut.
Penelitian ini akan membahas produk utama dari analisis jabatan yaitu pembagian
kerja atau yang lebih dikenal dengan job description. pengertian pembagian kerja
(job description) menurut beberapa ahli :
1) Menurut Hasibuan (2007:33)
Pembagian kerja yaitu informasi tertulis yang menguraikan tugas dan
tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek
pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi.
Universitas Sumatera Utara
2) Menurut Rivai (2004:125)
Pembagian tugas adalah hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian
kegiatan atau proses menghimpun dan mengolah informasi mngenai
pekerjaan.
3) Menurut Pophal (2008:8 )
“Pembagian kerja adalah rekaman tertulis mengenai tanggung jawab dari
pekerjaan tertentu. Dokumen ini menunjukkan kualifikasi yang dibutuhkan
untuk jabatan tersebut dan menguraikan bagaimana pekerjaan tersebut
berhubungan dengan bagian lain dalam perusahaan”.
2. Manfaat pembagian kerja
Deskripsi kerja pertama-tama digunakan sebagai dasar untuk penilaian
jabatan, deskripsi kerja juga dikenal pimpinan sebagai dasar untuk memimpin.
Menurut Moekijat (1998:112) deskripsi kerja dapat berguna untuk menugaskan
karyawan-karyawan kepada jabatan-jabatan, dalam jabatan-jabatan mana uraian
jabatan itu membantu meyakinkan orang-orang perseorangan mengetahui apa
yang diharapkan dari mereka dan dapat dipergunakan sebagai checklist dalam
menunjukkan karyawan-karyawan tentang bagaimana mengerjakan pekerjaan
yang telah diserahkan.
Rivai (2004:125) menyatakan bahwa manfaat pembagian kerja untuk
menentukan:
1. Ringkasan pekerjaan dan tugas-tugas (job summary and duties)
2. situasi dan kondisi kerja (working condition)
3. Persetujuan (Approvals)
Universitas Sumatera Utara
3. Menyusun pembagian kerja
Menurut manullang (2001:46) pembagian kerja dapat disusun berdasarkan
keterangan yang didapat daripada analisis jabatan. Pada umumnya pembagian
kerja meliputi dua hal yaitu :
a. Sifat pekerjaan yang bersangkutan
b. Tipe pekerjaan yang cocok untuk jabatan itu
Manurut Hasibuan (2007:33) pembagian kerja harus menguraikan sebagai berikut:
1. Identifikasi pekerjaan atau jabatan, yaitu memberikan nama jabatan.
2. Hubungan tugas dan tanggung jawab, yakni perincian tugas dan tanggung
jawab secara nyata diuraikan secara terpisah agar jelas diketahui.
3. Standar wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan prestasi yang
harus dicapai oleh setiap pejabat harus jelas.
4. Syarat kerja harus diuraikan secara jelas.
5. Ringkasan pekerjaan atau jabatan, hendaknya menguraikan bentuk umum
pekerjaan dengan hanya mencantumkan fungsi-fungsi dan tugas utamanya.
6. Penjelasan tugas dibawah dan diatasnya, yakni harus dijelaskan jabatan
dari mana sipetugas dipromosikan dan kejabatan mana petugas akan
dipromosikan
4. Pentingnya pembagian kerja dalam perusahaan.
Pembagian kerja merupakan dokumen formal organisasi yang berisi
ringkasan informasi penting mengenai suatu jabatan untuk memudahkan dalam
membedakan jabatan yang satu dengan yang lain dalam suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Pembagian kerja tersebut disusun dalam suatu format yang terstruktur sehingga
informasi mudah dipahami oleh setiap pihak yang berkaitan di dalam perusahaan.
Pada hakikatnya, pembagian kerja merupakan bahan baku dasar dalam
pengelolaan sumberdaya manusia di organisasi, dimana suatu jabatan dijelaskan
dan diberikan batasan. Menurut Hariandja (2002:59) pembagian pekerjaan
merupakan pernyataan tertulis yang menggambarkan tugas – tugas, wewenang,
tanggung jawab, dan kondisi kerja serta aspek – aspek lain dari sebuah pekerjaan
yang biasanya ditulis dalam bentuk cerita.
Pembagian kerja akan memberikan ketegasan dan standar tugas yang
harus dicapai oleh seorang pejabat yang memegang jabatan tersebut. Pembagian
pekerjaan ini menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi
pekerjaan bagi pejabat yang memegang jabatan itu. Pembagian kerja yang kurang
jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui tugas dan tanggung
jawabnya. Hal ini mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak beres. Disinilah letak
pentingnya peranan pembagian kerja dalam setiap perusahaan atau organisasi
(Hasibuan, 2007:33).
5. Manfaat Dan Kelemahan Spesialisasi
Adam smith dalam bukunya Wealth of Nation mengatakan bahwa
spesialisai mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan efesiensi sumber
daya yg digunakan baik (Herujito, 2001:129). Manfaat dari spesialisai adalah :
a. Pekerja yang bekerja sesuai dengan keahliannya
b. Waktu yang digunakan untuk tahapan kerja lebih sedikit kecil dari
pekerjan tertentu
Universitas Sumatera Utara
Karl Marx dan Friedrich Engels memandang bahwa spesialisasi
pekerjaan itu paling umum, sekalipun merupakan sumber keterasingan dan
pembelengguan individu (Hermujito, 2001:129). Emile Durkheim, sosiolog
menuliskan bahwa spesialisasi pekerjaan membuat suatu pekerjaan menjemukan,
pekerjaan tersebut merusak moral pekerja (Hermujito 2001:130)
Indikator yang digunakan dalam spesialisai adalah :
1. Kemampuan dalam bekerja, kesesuain kemampuan keryawan dengan
pekerjaan atau bidang yang ia tempati saat ini.
2. Ketepatan dalam bekerja, ketepatan baik waktu dan biaya yang dilakukan
oleh karyawan, sehingga tidak membuang waktu dan biaya perusahaan
secara Cuma-Cuma.
3. Kecocokan dalam bekerja, karyawan merasa cocok dan tepat dengan
pekerjaan atau bidang yang saat ini mereka tempati, sehingga mereka
dapat bekerja secara efektif.
6. Beban Kerja
Adalah Tugas yang harus diselesaikan sesuai dengan tanggung jawab yg
dimiliki.
Indikator beban kerja dalam penelitian ini adalah :
a. Mendadak tidaknya suatu tugas
b. Tingkat kesulitan karyawan untuk menyelesaikan tugas
c. Ketercukupan waktu yang diberikan
d. Jumlah teman kerja yang bisa membantu
Universitas Sumatera Utara
C. Efektivitas Karyawan
a. Pengertian efektivitas
Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat pada sejauh
mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Pentingnya efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi, dan
efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi.
Etzioni dalam Tangkilisan (2005:139) “Efektivitas adalah tingkat sejauh
mana suatu organisasi yang merupakan system social dengan segala sumber daya
dan sarana tertentu yang tersedia memenuhi tujuan-tujuannya tanpa pemborosan
dan menghindai ketegangan yang tidak perlu diantara anggota-anggotanya”
Argris dalam Tangkilisan (2005:139) “Efektivitas adalah keseimbangan
atau pendekatan optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan, dan pemanfaatan
tenaga manusia” Jadi konsep tingkat efektivitas menunjukkan pada tingkat jauh
organisasi melaksanakan kegiatan atau fungi-fungsi sehingga tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai dengan menggunakan secara optimal alat-alat dan
sumber-sumber yang ada.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja
Menurut Strees dalam Tangkilisan (2005:151) ada 4 (empat) faktor yang
mempengaruhi efektivitas kerja yaitu:
1. Karakteristik organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi organisasi.
Struktur dan teknologi dengan berbagai cara. Struktur yang dimaksud
adalah hubungan yang relatif tetap sifatnya, seperti dijumpai dalam
organisasi, sehubungan dengan susunan sumber daya manusia.
Universitas Sumatera Utara
Struktur meliputi bagaimana cara organisasi menyusun orang-orang
atau mengelompokkan orang-orang didalam menyelesaikan pekerjaan.
Sedangkan yang dimaksud teknologi adalah mekanisme suatu
perusahaan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Dengan
teknologi yang tepat akan menunjang kelancaran organisasi didalam
mencapai sasaran, di samping itu juga dituntut adanya penempatan
orang yang tepat pada tempat yang tepat pula.
2. Karakteristik organisasi berpengaruh terhadap efektivitas di samping
lingkungan luar dan dalam telah dinyatakan berpengaruh terhadap
efektivitas. Lingkungan luar yang dimaksud adalah luar perusahaan
misalnya hubungan dengan masyarakat sekitar, sedang lingkungan
dalam lingkup perusahaan misalnya karyawan atau pegawai di
perusahaan tersebut. Keberhasilan hubungan organisasi lingkungan
tampaknya amat tergantung pada tiga variabel yaitu :
1) Tingkat keterdugaan keadaan lingkungan
2) Ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan
3) Tingkat rasionalitas organisasi.
Ketiga faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi
terhadap perubahan lingkungan makin tepat tanggapannya, makin
berhasil adaptasi yang dilakukan oleh organisasi.
3. Karakteristik pekerja
Pada kenyataannya, para karyawan atau pekerja perusahaan
merupakan faktor pengaruh yang paling penting atas efektivitas
karena prilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan
Universitas Sumatera Utara
memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi. Pekerja
merupakan sumberdaya yang langsung berhubungan dengan
pengelolaan semua sumber daya yang ada di dalam organisasi, oleh
sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan organisasi.
4. Kebijakan dan praktek manajemen
Dengan makin rumitnya proses teknologi serta makin rumit dan
kejamnya lingkungan, maka peranan manajemen dalam
mengkoordinasi orang dan proses demi keberhasilan organisasi
semakin sulit. Kebijaksanaan dan praktek manajemen dapat
mempengaruhi atau dapat merintangi pencapaian tujuan, ini
tergantung bagaimana kebijaksanaan dan praktek manajemen dalam
tanggung jawab terhadap para karyawan dan organisasi.
Ronald 0' Reilly (2003 : 119), mengemukakan faktor-faktor efektivitas kerja
adalah sebagai berikut:
1. Rancangan Tugas
Tim-tim kerja akan dapat berjalan dengaan baik apabila memiliki
kebebasan, kesempatan untuk memanfaatkan keterampilan-keterampilan
dan bakat-bakat yang berbeda-beda, kemampuan untuk menyelesaikan
tugas atau produk secara menyeluruh dan sebuah tugas atau proyek yang
memiliki dampak yang substansial terhadap pihak-pihak lain.
2. Komposisi
Kategori ini meliputi variabel-variabel yang berkaitan dengan bagaimana
karakter dari para staf tim kerja. Bagaimana kernampuan dan kepribadian
Universitas Sumatera Utara
dari para anggota tim kerja, ukuran tim kerja, fleksibilitas tim kerja dan
preferensi para anggota untuk bekerja secara tim.
3. Konteks
Tiga faktor konseptual yang signifikan berkaitan dengan kinerja tim
adalah kehadiran sumberdaya yang mencukupi, adanya kepemimpinan
yang efektif dan sebuah evaluasi kinerja dan sistem imbalan yang
menghargai sumbangan dari tim kerja.
4. Proses
Kategori yang terakhir berkaitan dengan efektivitas adalah variabel proses.
Ini meliputi komitmen anggota terhadap sebuah tujuan bersama, penetapan
tujuan ketetapan waktu dan yang terakhir adalah kelengkapan. Apabila
keempat hal tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh perusahaan, maka kualitas yang akan dicapai terpenuhi
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan.
c. Tolok ukur efektivitas kerja
Sharma dalam Tangkilisan (2005:140) memberikan kriteria atau ukuran
efektivitas organisasi yang menyangkut factor internal organisasi dan factor
eksternal organisasi, yang meliputi antara lain:
1. Produktivitas organisasi atau output
2. Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilannyamenyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan didalam dan dilur organisasi
3. Tidak adanya ketegangan didalam organisasiatau hambatan-
hambatankonflik diantara bagian-bagian organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Strees dalam Tangkilisan (2005:141) mengemukakan 5 (lima) kriteria dalam
pengukuran efektivitas, yaitu:
1. Produktivitas
2. Kemampuan adaptasi kerja
3. Kepuasan kerja
4. Kemampuan berlaba
5. Pencarian sumber daya
Sementara Gibson et al. dalam Tangkilisan (2005:141) mengatakan bahwa
efektivitas dapat pula diukur sebagai berikut:
1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai
2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan
3. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap
4. Perencanaan yang matang
5. Penyusunan program yang tepat
6. Tersedianya sarana dan prasarana
7. System pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik
Menurut Amsyah (2003:131), menyebutkan tolok ukur efektivitas kerja
sebagai berikut:
1. Volume Pekerjaan
2. Akurasi Hasil Pengolahan
3. Tepat Waktu
4. Peningkatan Biaya
d. Hubungan antara pembagian kerja dengan efektivitas kerja
Pembagian kerja berarti suatu pekerjaan yang harus diselesaikan, dipecah-
pecah dalam sejumlah bagian dan langkah-langkah perencanaan. Setiap
Universitas Sumatera Utara
bagian dan langkah pelaksanaan dilakukan orang-orang yang berbeda keahlian
dan tanggung jawab.
Setiap orang melakukan kerja dengan spesialisasi dalam bagian-bagian dari
suatu pekerjaan, tidak merupakan keseluruhan dari pekerjaan. Dengan
demikian pembagian kerja yang baik akan bermanfaat bagi organisasi yang
bersangkutan dalam penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang berarti juga
efektivitas dapat tercapai.
f. Indikator efektivitas kerja
Dalam penelitian ini menggunakan 4 indikator yaitu :
1 Kemampuan adaptasi kerja
Kemampuan kerja manusia terbatas baik fisik, waktu, tempat,
pendidikan serta faktor lain yang membatasi kegiatan manusia. Adanya
keterbatasan ini yang menyebabkan manusia melalui yang lain. Setiap orang
yang masuk ke dalam organisasi dituntut untuk menyesuaikan diri dengan
orang-orang yang bekerja di dalamnya maupun dengan tugas pekerjaan yang
ada dalam organisasi tersebut. Kemampuan menyesuaikan diri ini sangat
penting karena hal tersebut merupakan sarana tercapainya kerjasama antara
karyawan yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi.
2 Ketepatan waktu.
Yang merupakan tepat waktu dalam bekerja dan menyelesaikan tugas serta
mencapai sasaran yang telah dicapai.
Universitas Sumatera Utara
3 Kepuasan Kerja.
Kepuasan kerja adalah faktor yang berhubungan langsung dengan
Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai karyawan dalam pencapaian tujuan
organisasi. Kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan
seseorang atas peranan atau pekerjaan dalam organisasi. Tingkat rasa puas
individu, bahwa mereka dapat imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam
aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menarik kesimpulan tentang
pengertian kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan dalam melaksanakan
pekerjaan yang dibebankan sebagai akibat dari imbalan yang diterima untuk
memenuhi kebutuhan, bila kebutuhan karyawan terpenuhi maka mereka akan
merasa puas dan senang.
4. Pencapaian tujuan
Kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukann sebelumnya. Setiap perusahaan memilik tujuan yang berbeda-
beda, dan dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapainya dan tidak
semua perusahaan memiliki tujuan profit semata..
Universitas Sumatera Utara