Chapter I

10
BAB I PENDAHULUAN I.1. UMUM Secara umum struktur perkerasan dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur perkerasan kaku (Rigid Pavement). Pengelompokkan struktur perkerasan tersebut pada umumnya lebih didasarkan pada bahan perkerasan yang digunakan. Struktur perkerasan lentur umumnya menggunakan lapisan aspal sebagai lapisan permukaan. Sedangkan struktur perkerasan kaku menggunakan pelat beton semen sebagai komponen struktur utamanya (1). Struktur perkerasan lentur terdiri dari lapisan permukaan (surface course), lapisan pondasi (base course) , lapisan pondasi bawah (subbase course) dan lapisan tanah dasar (subgrade) (6) . Lapisan permukaan yang umumnya menggunakan bahan campuran aspal (aspal dan agregat) dapat dibedakan menjadi 2 lapisan, yaitu : lapisan penutup (wearing) dan lapisan utama (binder). Bahan lapisan utama seringkali dibuat sama dengan bahan lapisan penutup, tetapi terkadang lapisan utama menggunakan ukuran nominal agregat yang lebih besar. Lapisan pondasi atas dan lapisan pondasi bawah dapat menggunakan bahan agregat dengan atau tanpa bahan pengikat (seperti : aspal,semen atau kapur) (1) , dimana bagian lapisan pondasi atas (base course) khususnya agregat kelas A merupakan hal akan dibahas dalam Tugas Akhir ini. Bahan untuk perkerasan lentur (Flexible Pavement), yaitu : a. Bahan untuk tanah pendasar yang terdiri dari : Tanah timbuan yang dipadatkan Universitas Sumatera Utara

description

bab 1

Transcript of Chapter I

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. UMUM

    Secara umum struktur perkerasan dapat dikelompokkan ke dalam 2

    golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur

    perkerasan kaku (Rigid Pavement). Pengelompokkan struktur perkerasan tersebut

    pada umumnya lebih didasarkan pada bahan perkerasan yang digunakan. Struktur

    perkerasan lentur umumnya menggunakan lapisan aspal sebagai lapisan

    permukaan. Sedangkan struktur perkerasan kaku menggunakan pelat beton semen

    sebagai komponen struktur utamanya (1).

    Struktur perkerasan lentur terdiri dari lapisan permukaan (surface course),

    lapisan pondasi (base course) , lapisan pondasi bawah (subbase course) dan

    lapisan tanah dasar (subgrade) (6). Lapisan permukaan yang umumnya

    menggunakan bahan campuran aspal (aspal dan agregat) dapat dibedakan menjadi

    2 lapisan, yaitu : lapisan penutup (wearing) dan lapisan utama (binder). Bahan

    lapisan utama seringkali dibuat sama dengan bahan lapisan penutup, tetapi

    terkadang lapisan utama menggunakan ukuran nominal agregat yang lebih besar.

    Lapisan pondasi atas dan lapisan pondasi bawah dapat menggunakan bahan

    agregat dengan atau tanpa bahan pengikat (seperti : aspal,semen atau kapur) (1),

    dimana bagian lapisan pondasi atas (base course) khususnya agregat kelas A

    merupakan hal akan dibahas dalam Tugas Akhir ini.

    Bahan untuk perkerasan lentur (Flexible Pavement), yaitu :

    a. Bahan untuk tanah pendasar yang terdiri dari :

    Tanah timbuan yang dipadatkan

    Universitas Sumatera Utara

  • Tanah asli yang dipadatkan

    b. Bahan untuk lapisan pondasi bawah (Sub Base Course)

    Agregat batu pecah/kerikil alam dengan gradasi tertentu

    Batu belah/alam dengan balas pasir

    c. Bahan untuk lapis pondasi (Base Course)

    Agregat batu pecah/kerikil alam dengan gradasi tertentu

    d. Bahan untuk lapis resap pengikat/perekat (Prime Coat/Tack Coat)

    Aspal keras

    Aspal cair

    Aspal emulsi

    e. Bahan untuk lapis permukaan (Surface Course)

    Aspal campuran panas

    Aspal campuran dingin

    Lapisan penetrasi Macadam

    Lapisan as buton agregat

    Agregat/batuan didefinisikan secara umum sebagai formasi kulit bumi

    yang keras dan penyal (solid) (6). ASTM 74 mendefinisikan batuan sebagai suatu

    bahan yang terdiri dari mineral padat, berupa masa berukuran besar ataupun

    berupa fragmen-fragmen. Agregat/batuan merupakan komponen utama dari

    lapisan perkerasan jalan yaitu mengandung 90-95% agregat berdasarkan

    persentase berat atau 75-85% agregat berdasarkan persentase volume (6). Sifat dan

    kualitas agregat menentukan kemampuannya dalam memikul beban lalu lintas.

    Agregat dengan kualitas dan sifat yang baik dibutuhkan untuk lapisan permukaan

    yang langsung memikul beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan di

    Universitas Sumatera Utara

  • bawahnya. Hal-hal yang mempengaruhi kekuatan (strength) lapisan perkerasan

    berdasarkan sifat agregatnya, yaitu : gradasi, ukuran maksimum, kadar lempung,

    kekerasan dan ketahanan, bentuk butir dan tekstur permukaan. Daya dukung,

    keawetan dan mutu perkerasan jalan ditentukan dari sifat agregat dan hasil

    campuran agregat dengan material lain (6).

    Negara Indonesia setiap tahunnya terus melaksanakan pembangunan di

    segala bidang. Segala kegiatan pemerintahan, perdagangan, perindustrian,

    pendidikan dan sebagainya yang berkembang sedemikian pesatnya menuntut

    penyediaan sarana dan prasarana yang baik dan cukup demi menunjang segala

    aktifitas. Salah satu sarana yang paling penting sebagai penunjang berbagai

    kegiatan tersebut yaitu sarana jalan. Pada kenyataannya sarana jalan tidak dapat

    mengimbangi pertumbuhan kendaraan bermotor. Mengakibatkan timbulnya

    masalah baru yaitu masalah perkerasan jalan yang umur rencananya tidak sesuai

    lagi dari perkiraan awal. Dimana umur rencana dari suatu jalan menjadi lebih

    pendek dari perencanaan perhitungan.

    Prasarana jalan merupakan fasilitas yang sangat penting dalam menunjang

    kehidupan dan kualitas hidup masyarakat. Sejumlah bagian jalan banyak dijumpai

    dalam kondisi rusak dengan berbagai jenis tingkatannya. Sesuai dengan kondisi

    alam, daerah-daerah di Indonesia mengalami musim hujan, sehingga kerusakan

    jalan sering dikaitkan dengan fenomena alam ini. Perbaikan sulit dilakukan

    khususnya konstruksi jalan lentur, sedangkan Negara Indonesia hampir delapan

    puluh persen menggunakan aspal sebagai bahan pembuatan jalan. Kerusakan

    mengakibatkan lumpuhnya perekonomian, meningkatnya biaya transportasi

    karena waktu perjalanan menjadi lebih lama, kerusakan kendaraan akibat

    Universitas Sumatera Utara

  • guncangan pada jalan berlubang, dan meningkatnya jumlah kecelakaan lalulintas

    khususnya kendaraan roda dua karena terjebak oleh kondisi jalan rusak dan

    berlubang. Kerusakan jalan disebabkan juga oleh beban lalulintas yang berlebih.

    I.2. MASALAH

    Pembangunan konstruksi jalan lentur dengan menggunakan bahan dasar

    batuan, membutuhkan perencanaan yang proporsional agar campuran berfungsi

    sesuai rencana. Agregat yang tidak sesuai spesifikasi berakibat menurunkan

    kualitas dalam arti kekuatan dan kemampuan dalam menanggulangi beban

    lalulintas kendaraan. Komposisi agregat atau gradasi harus sesuai dengan jenis

    penggunaanya, apakah untuk lapisan pondasi atas atau lapisan pondasi bawah.

    Kontrol kualitas karakteristik pada agregat, yaitu : ukuran butiran, bentuk,

    ketahanan mekanik, keseragaman. Kebutuhan untuk meningkatkan keseragaman

    sangat diperlukan, karena kualitas akan semakin baik. Material yang tersedia

    dapat berupa agregat yang tidak seragam (nonuniform). Dengan adanya material

    yang tidak seragam (nonuniform) maka akan menghasilkan kualitas yang beragam

    pula (nonuniform). Untuk mendapatkan agregat seragam, pengetahuan yang bagus

    mengenai deposit sangat diperlukan, tempat yang ada harus disurvei. Beberapa

    daerah harus dihapuskan dan kontrol harus dilakukan dengan seksama ketika

    suatu daerah diragukan proses pekerjaannya. Kelas agregat ditentukan

    berdasarkan hasilnya sesuai dengan tipe mesin crusher yang digunakan. Agregat

    halus bisa dihilangkan sebelum atau sesudah penghancuran pertama. Hal ini

    dilakukan untuk kebersihan. Dalam tahap ini, kontrol yang dilakukan harus

    Universitas Sumatera Utara

  • dipastikan bahwa keputusan penolakan yang diambil merupakan keputusan yang

    baik (11). Berdasarkan Standard Operating Procedure, keberadaan quarry juga

    sangat berpengaruh. Quarry yang memiliki kapasitas besar atau kecil

    mempengaruhi dalam uji test di laboratorium (10).

    Lapis pondasi atas atau Base Course adalah bagian perkerasan yang

    terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan permukaan. Fungsi dari lapis

    pondasi atas ini antara lain, yaitu :

    1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya lintang dari

    beban roda.

    2. Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah.

    3. Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan.

    Bahan baku yang digunakan untuk lapisan pondasi atas sama dengan bahan yang

    digunakan untuk bahan lapisan pondasi bawah tetapi mempunyai persyaratan

    yang lebih tinggi karena lapisan pondasi konstruksinya harus lebih kuat

    berhubung letaknya lebih diatas. Bahan pondasi olahan yang umum digunakan

    untuk itu adalah agregat kelas A dengan persyaratan yang dikeluarkan oleh Bina

    Marga versi 2006 sebagai berikut :

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 1.1. Gradasi Lapis Pondasi Agregat

    Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos

    ASTM (mm) Kelas A Kelas B

    2 50 100

    1 37,5 100 88-95

    1 25,0 79-85 70-85

    83 9,50 44-58 30-65

    No.4 4,75 29-44 25-55

    No.10 2,0 17-30 15-40

    No.40 0,425 7-17 8-20

    No.200 0,075 2-8 2-8 Sumber : Bina Marga (2006). Div.5, Hal 4.(8)

    Tabel 1.2. Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat

    Sifat-Sifat Kelas A Kelas B Abrasi dari Agregat Kasar ( SIN 03-2417-1990) 0-40% 0-40%

    Indeks Plastisitas (SIN 03-1966-1990) 0-6 0-10

    Hasil Kali Indeks Plastisitas dgn % Lolos Ayakan No.200 Maks. 25 -

    Batas Cair (SNI 03-1967-1990) 0-25 0-35 Bagian Yang Lunak (SK SIN M-01-1994-03) 0-5% 0-5% CBR (SIN 03-1744-1989) Min. 90% Min. 60% Sumber : Bina Marga (2006). Div.5, Hal 5.(8)

    Proses pemecahan agregat ada yang secara manual (sumber daya manusia)

    dan juga ada yang menggunakan alat (mesin). Namun sebaiknya proses

    pemecahan agregat menggunakan mesin pemecah batu (crusher stone) sehingga

    ukuran partikel-partikel yang dihasilkan dapat terkontrol (6).

    Adapun bentuk-bentuk agregat yang dihasilkan dari proses pemecahan dan

    digunakan dilapangan, yaitu : bulat (rounded), pipih (flaky) (6).Gradasi akan

    Universitas Sumatera Utara

  • memberikan rongga yang perlu diisi oleh aspal sebagai bahan pengikat atau ruang

    tempat aspal mencair pada suhu permukaan tinggi. Gradasi agregat merupakan hal

    yang penting dalam menentukan stabilitas perkerasan (2). Gradasi agregat dapat

    dibedakan atas :

    1. Gradasi seragam (uniform graded)

    Agregat dengan ukuran yang sama/sejenis. Agregat ini menghasilkan lapisan

    perkerasan dengan sifat permeabilitas tinggi, stabilitas kurang, dan berat

    volume kecil.

    Gambar 1.1. Gradasi Seragam (Uniform Graded)

    2. Gradasi rapat (dense graded)

    Campuran agregat kasar dan halus dalam porsi yang berimbang,sehingga

    disebut juga agregat bergradasi baik (well graded). Dikatakan baik jika

    persen yang lolos setiap lapis dari sebuah gradasi memenuhi, yaitu :

    P = 100(d/D)0,45

    Universitas Sumatera Utara

  • Agregat dengan gradasi ini akan menghasilkan lapisan perkerasan dengan

    stabilitas tinggi, kurang kedap air, sifat drainase jelek dan berat volume

    besar.

    Gambar 1.2. Gradasi Rapat (Dense Graded)

    Dalam Tugas Akhir ini dilakukan uji quality control terhadap data yang

    ada dengan menggunakan statistik distribusi normal untuk dapat melihat kontrol

    kualitasnya . Penulis membatasi masalah pengendalian kualitas agregat ( base

    course ) yang sesuai dengan spesifikasi Bina Marga versi 2006 (8). Dalam hal ini

    penulis menggunakan metode Quality Control dengan statisik.

    I.3. TUJUAN PENULISAN

    Penulisan tugas akhir ini dilakukan bertujuan untuk :

    1. Mengetahui uji pengendalian mutu yang dilakukan untuk lapis pondasi

    agregat pada base course.

    2. Penjelasan mengenai quality control uniform dan nonuniform.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3. Melakukan uji quality control dengan menggunakan perhitungan statitik

    dalam kondisi data yang seragam (uniform) dan tidak seragam (nonuniform)

    I.4. METODOLOGI PEMBAHASAN

    Metode pembahasan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini

    adalah :

    1. Studi literatur (literature review) yakni pengumpulan data-data yang

    berhubungan dengan tugas akhir ini yang bersumberkan buku-buku serta

    referensi lainnya sebagai pendekatan teori maupun sebagai perbandingan

    untuk mengkaji penulisan ini.

    2. Pengambilan data.

    3. Masukkan dari dosen pembimbing.

    4. Kesimpulan dan saran.

    I.5. SISTEMATIKA PENULISAN

    Untuk memperjelas tahapan yang dilakukan dalam studi ini, di dalam

    penulisan tugas akhir ini dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bab dengan

    sistematika pembahasan sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Merupakan bingkai studi atau rancangan yang akan dilakukan

    meliputi tinjauan umum, perumusan masalah, pembatasan masalah,

    tujuan penulisan, metodologi dan sistematika penulisan.

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB II QUALITY CONTROL TERKADAP KINERJA

    PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA

    Merupakan kajian berbagai literatur serta hasil sudi yang relevan

    dengan pembahasan ini. Diuraikan bagaimana kontrol kualitas

    mempengaruhi kinerja suatu jalan dan berkaitan dengan material

    yang digunakan,yaitu agregat pada Base Course.

    BAB III QUALITY CONTROL UNIFORM & NONUNIFORM

    Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai kontrol kualitas

    seragam dan tidak seragam. Diharapkan dengan pembahasan ini

    dapat diketahui perbedaan kontrol kualitas dalam kondisi seragam

    dan tidak seragam.

    BAB IV APLIKASI DAN PENGGUNAAN

    Penggunaan data-data yang diperoleh untuk dilakukan kontrol

    kualitas dengan menggunakan statistik.

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Merupakan penutup yang berisikan kesimpulan yang telah

    diperoleh dari pembahasan pada bab sebelumnya dan saran

    mengenai hasil penulisan yang dapat dijadikan masukkan.

    Universitas Sumatera Utara