Cerpen Penjaga Gerbang Kegelapan Bag.1

download Cerpen Penjaga Gerbang Kegelapan Bag.1

of 9

description

Cerpen

Transcript of Cerpen Penjaga Gerbang Kegelapan Bag.1

PENJAGA GERBANG KEGELAPAN Bagian 1: Sebuah Mimpi Buruk

Matahari yang terik mulai menemani perjalanannya, dari kampung Talang Waru ke SMA Negeri Harapan yang paling dia cintai. Dia kayuh pedal sepedanya dengan sekuat tenaga. Peluh dan keringat mulai mengalir bagai aliran sungai yang deras. Aduuuh, aduuuh. Aku telat lagi! Wajah nan pucat tergambar jelas dalam raut wajahnya. Seminggu belakangan ini, Petang memang selalu terlambat pergi kesekolah. Bukannya dia malas, akan tetapi mimpi buruk terus datang menghampirinya. Dengan kecepatan cahaya, sampailah dia ditikungan lap terakhir. Sebentar lagi dia akan sampai finish di lapangan parkir sekolahan. Gerbang sekolahan yang sedang menutuppun, dia terjang menggunakan kecepatan yang sangat tinggi dengan celah beberapa inci saja. Pak Satpam hanya bisa menatapnya dengan penuh kekaguman, bagai kerasukan arwah penasaran. Setelah memarkir sepedahnya dengan putaran tiga ratus enam puluh derajat, dia langsung berlari kekelas XII IPA 4. Dia berlari selangkah demi selangkah, dari kelas kelas dengan wajah pucat tak karuan. Sampai akhirnya sampailah dia dikelas paling pojok, kelas paling angker dari pada kelas lainnya. Saat dia memuka pintu yang tertutup, tiba-tiba dia terkejut dengan suara teriakan para sahabatnya. Kejutan, selamat ulang tahun!! teriak seluruh kelas XII IPA 4 dari sepenjuru isinya. Selamat ulang tahun Petang!! ucap gadis cantik jelita bernama Mulan sambil membawa kue tart ditangannya. Satuuuu, duaaaa, tigaaaaa!!! Teriak aba-aba dari Big Bos kami. Alunan melodi ulangtahun mulai mulai menggema dari setiap teman dikelas. terima kasih semuanya, kalianlah sahabat terbaikku. Ucap Petang dengan mata berkaca-kaca akan meniup tujuh belas lilin tersebut. Jangan lupa berdoa, saat meniup lilinnya yah! ucap Trio Brandal Andi, Ari dan Anza. semoga kita akan selalu bersahabat untuk selamanya. Ucap Petang dalam hati sambil meniup lilin yang berdiri tegap. ~"~ Malamnya petang bermimpi kembali, satu persatu sahabat kelas XII IPA 4nya tersedot oleh suatu gerbang hitam. Dia berlarian berusaha menyelamatkan sahabat-sahabatnya, tetapi kegelapan dengan brutal menelan setiap sahabatnya dengan cepat. Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak!!! Teriak Petang dengan kerasnya, sampai-sampai membangunkan seluruh penghuni kediamannya. Segera satu persatu Ayah, Ibu dan Adik petang tergesa-gesa keluar dari kamarnya. Mereka menuju ke Kamar Petang dengan hati yang gelisah berharap tidak ada sesuatu yang buruk terjadi pada Petang. Nak, bangun nak. Suara lembut dari Ibu Petang. Petaaang, Petaaaang. Suara dari Ayah Petang. Kak bangun kaaaak. Suara Caca adik petang. Petang masih terjebak didalam mimpinya, dia berlari menghampiri Mulan yang dikejar oleh Gerbang Kegelapan. Dialah yang terakhir dari ke tiga puluh enam teman kelas Petang yang sudah lenyap termakan. Diraihlah tangan kanan Mulan dan diajaklah dia berlari terus kearah sinar rembulan. Petang aku sudah tidak kuat, tinggalkanlah diriku suara lirih Mulan tersendat-sendat kelelahan. Tidak, aku tidak akan meninggalkanmu sendirian! seru Petang. Namun tiba-tiba Mulan terjatuh karena segumpalan batu yang ada dihadapannya. Gerbang Kegelapan mulai mendekat, keringat dinginpun mulai membanjiri Mulan. Tidak akan, aku tidak akan pernah mau meninggalkan sahabatku sendirian. Biarkanlah aku menghadapi kegelapan ini untukmu! Petang berlari menyongsong Gerbang Kegelapan. Petang berlari sambil mengambil sebuah tongkat yang seukuran dengan tingginya yang ada dihadapannya, lalu dilemparkan tongkat tersebut kearah Gerbang Kegelapan seperti para suku Indian di Amerika Serikat. Akan tetapi, lemparan ketepatan seratus persennya itu hanya dapat menyentuh sebuah mutiara indah diatas gerbang tersebut dan tongkat kayupun tersedot masuk kearah kegelapan. Mulan jangan takut, akan kututup gerbang itu! teriak Petang.Petang berlari dan melompat diudara menuju punggung gerbang iblis tersebut. Akan tetapi, tiba-tiba gerbang berputar seratus delapan puluh derajat kearah Petang. Aku tidak mau tersedot olehmu! teriak Petang. Petaaaaaaaaaaang, jangan meyerah! Seru Mulan. Tetapi daya sedot gerbang itu begitu kuat, seperti biji besi yang tersedot oleh magnet yang kuat. Petang terangkat terbang kearah gerbang tersebut, Akan tetapi dia berhasil berpegangan dengan mengerahkan seluruh tenaganya dipucuk pintu Gerbang Kegelapan. Aaaaaaaaaaaaaaaaah, apa aku akan berakhir seperti ini. Teriak petang dalam hati. Seluruh tenaga Petang telah habis, jari-jemari tangannya tidak kuat lagi menahan beban tubuhnya. Satu persatu, jari-jemari tangannya terlepas dan akhirnya Petang tersedot ke dalam Gerbang Kegelapan. Dimana ini? Oh iya, aku ada didalam perut Gerbang Kegelapan. Ucap Petang baru tersadar sambil terbaring melayang-layang didalam kegelapan. Semuanya Gelap, tak ada yang bisa aku lakukan. Mungkin inilah akhir dari hidupku. Ucap Petang pelan bercucuran air mata. Petaaaaaaaaaaaaaaaang, Petaaaaaaaaaaaaaaaaang, Jangan menyeraaaaaaaaaaaaaaaaaaah. Teriak suara Mulan dari luar Gerbang Kegelapan. Tiba-tiba Petang tersadar, seluruh mimpi-mimpinya belum terwujut. Dia masih ingin bersama seluruh keluarga dan sahabatnya lebih lama lagi. Aku tidak akan menyerah, aku akan hancurkan kegelapan ini. Akan kutaklukkan kamu dengan seluruh semangat dan seluruh persahabatan yang aku miliki. Ibu, Ayah, adik, Mulan dan seluruh sahabatku menungguku. Ucap petang Dia bangkit dari kegelapan, dilihatnya sebuah tongkat kayu yang sedang melayang. Diraihlah tongkat itu dan dia ayun-ayunkan kesana kemari dengan sekuat tenaga. Kabut kegelapan mulai menipis dan semakin lama semakin menghilang. Akan tetapi tongkat kayu yang dipegangnya malah semakin keras dan berkilau. Berani-beraninya kau menyedot kekuatan kegelapan diseluruh lorong gerbangku ini. Suara menggema tanpa wujut. Siapa kamu, tunjukkan wujutmu. Suara Petang menantang. Memangnya, apa kau berani melawanku? Tanya suara mengejek. Sebenarnya aku takut, tetapi demi menyelamatkan sahabat-sahabat yang aku sayangiiiiii. Akuuuu, Aku tak akan menyerah dengan ketakutanku. Jawab Petang Baiklah kalo itu maumu, aku akan membunuh kamu. Hahahahahahaaaa. Teriak suara mengerikan. Petang melihat sebuah mutiara indah yang tadinya ada di atas pintung Gerbang Kegelapan terbang dihadapannya. Mutiara itu berkilau dan terus berkilau memancarkan cahaya hitam kejahatan. Petang yang melihatnya hanya bisa berdiri tegap ketakutan. Cahaya hitam itu terus berkilau dan terus berkilau sehingga membuat lorong disekitarnya kembali penuh dengan kabut kegelapan. Apa ini, kabut kegelapan telah kembali! suara Petang terkejut. Kamu ingin melihat wujutku yang sebenarnya? Baiklah, akan kukabulkan permintaanmu! Hahahahahahaaaaa. Teriak suara itu kembali. Tiba-tiba dari balik kegelapan, munculah dua buah mata syetan merah yang sangat mengerikan. Kabut mulai berkumpul menjadi satu dan semakin lama semakin besar. Apa yang sebenarnya terjadi. Ucap Petang keheranan. Kabut kegelapan mulai memadat, memadat, memadat dan semakin lama terbentuklah suatu wujut. Petang tercengang, terlihatlah kucing hitam raksasa bermata merah yang sangat mengerikan. Inilah wujutku yang sebenarnya!!! Kalau kau bisa, kalahkan aku!! menyerang Petang dengan tangan kucingnya. Hyah. Dengan kecepatan bagai kilat Petang menghindar. Hahahahaha, apa kamu cuma bisa menghindar? Seranglah aku!! menyerang Petang dengan kedua tangannya, seperti kucing mempermainkan sang tikus. Bagaimana aku bisa melawan monster ini. Gumam Petang dalam hati. Petaaaaaaaaaaaaaaang, Petaaaaaaaaaaaaaaaaang, Petaaaaaaaaaaaaaang!!!!!!! Teriak Mulan luar Gerbang. Wajah kawatir terlukis jelas diraut wajah Mulan, didalam hatinya dia berdoa terus kepada sang pencipta agar Petang selamat. Gadis yang cantik! setelah membunuhmu, dialah mangsaku berikutnya. Senyum jahat sang kucing. Seketika itu juga Petang marah, dia meloncat tinggi berputar-putar dan memukul pantat kucing jahat itu. Aduuuuuuuuuuuuh, pantatku sakit bodoh! teriak Kucing kesakitan. Tidak ada yang boleh menyakiti sahabatku. Teriak Petang menggema keseluruh lorong. Kekuatan kegelapan mulai membara ditubuh Petang, dengan tongkat hitam yang ada ditangannya dia memukul kucing jahat itu bertubi-tubi. Hyaaaah, rasakan kucing nakal. Jangan pernah kamu sakiti sahabatku lagi. Dengan kencangnya memukul kepala kucing raksasa, lalu. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah! teriak kucing kesakitan. Sang Kucing raksasa akhirnya terkapar lemas tak berdaya, hampir seperti kucing mati saja. Berlahan kabut kegelapan terus keluar dari kucing tadi dan masuklah semuanya kedalam tubuh Petang. Gerbang kegelapan sedikit demi sedikit mulai retak dan pada akhirnya pecah seketika. Semuanya gelap, Petang tergeletak pingsan tak berdaya.