Cekungan Kutai
-
Upload
anastra-celecia-deyan -
Category
Documents
-
view
98 -
download
15
description
Transcript of Cekungan Kutai
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2014
Cekungan Kutai merupakan salah satu cekungan berumur Tersier yang paling
ekonomis di Indonesia. Cekungan ini memiliki luas kurang lebih 60.000 km2 yang
terisi oleh batuan sedimen tersier dengan ketebalan hingga 14 km pada bagian yang
paling tebal. Cekungan ini merupakan cekungan yang paling luas dan paling dalam di
Indonesia bagian Barat yang memiliki cadangan minyak, batubara, dan gas yang besar
(Allen dan chambers, 1998 dalam Rienno Ismail, 2008).
Secara fisiografis, Cekungan Kutai terletak di bagian Timur dari paparan
Sundaland, yang merupakan perluasan lempeng kontinen Eurasia ke arah Tenggara.
Cekungan Kutai berbatasan di sebelah utara dengan Tinggian Mangkalihat, Zona
Sesar Bengalon, dan Sangkulirang. Di sebelah selatan berbatasan dengan Zona
Sesar Adang yang bertindak sebagai zona sumbu cekungan sejak akhir Paleogen
hingga sekarang (Moss dan Chamber, 1999). Di sebelah barat berbatasan dengan
Central Kalimantan Range yang dikenal sebagai Kompleks Orogenesa Kuching,
berupa metasedimen kapur yang telah terangkat dan telah terdeformasi. Di
bagian timur berbatasan dengan Selat Makassar.
Sejarah Geologi Cekungan Kutai
Cekungan Kutai dihasilkan oleh proses pemekaran (rift basin) yang terjadi
pada Eosen Tengah yang melibatkan pemekaran selat Makasar bagian Utara dan Laut
Sulawesi (Chambers & Moss, 2000 dalam Rienno Ismail, 2008). Selama Kapur
Tengah sampai Eosen Awal, pulau Kalimantan merupakan tempat terjadinya kolisi
dengan mikro-kontinen, busur kepulauan, penjebakan lempeng oceanic dan intrusi
granit, membentuk batuan dasar yang menjadi dasar dari Cekungan Kutai.
Nama : Anastra Celecia DeyanNIM : 111.110.005Plug : 5 1
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2014
Sedimentasi di Cekungan Kutai dapat dibagi menjadi dua yaitu, sedimen Paleogen
yang secara umum bersifat transgresif dan fasa sedimentasi Neogen yang secara
umum bersifat regresif (Allen dan Chambers, 1998 dalam Rienno Ismail, 2008).
Fasa sedimentasi Paleogen dimulai ketika terjadi fasa tektonik ekstensional
dan pengisian rift pada kala Eosen. Pada masa ini, Selat Makasar mulai mengalami
pemekaran serta Cekungan Barito, Kutai, dan Tarakan merupakan zona subsidence
yang saling terhubungkan, kemudian sedimentasi Paleogen mencapai puncak pada
fasa pengisian di saat cekungan tidak mengalami pergerakan yang signifikan,
sehingga mengendapkan serpih laut dalam secara regional dan batuan karbonat pada
Oligosen Akhir. Fasa sedimentasi Neogen dimulai pada Miosen Bawah dan masih
berlanjut terus sampai sekarang, meghasilkan endapan delta yang berprogradasi dan
terlampar di atas endapan fasa sedimentasi Paleogen.
Tektonik Cekungan Kutai
Kerangka tektonik di Kalimantan bagian timur dipengaruhi oleh perkembangan
tektonik regional yang melibatkan interaksi antara Lempeng Pasifik, Lempeng India-
Australia dan Lempeng Eurasia, serta dipengaruhi oleh tektonik regional di asia
bagian tenggara (Biantoro et al., 1992).
Nama : Anastra Celecia DeyanNIM : 111.110.005Plug : 5 2
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2014
Di Cekungan Kutai, gaya struktur saat ini terutama dicirikan oleh jalur-jalur
lipatan dan sesar yang sejajar berarah SSW-NNE atau N-S dari daratan sampai lepas
pantai. Jalur-jalur ini terkenal sebagai Jalur Antiklinorium Samarinda yang paralel
dengan garis pantai saat ini. Relief struktur semakin melemah ke arah lepas pantai. Di
lepas pantai, ciri struktur kompresi yang berhubungan dengan ekstensi karena
progradasi delta semakin menonjol. Asal kejadian Antiklinorium Samarinda telah
menjadi bahan pemikiran dan perdebatan sejak lama. Beberapa mekanisme yang
terjadi yaitu: akibat seretan dua sesar mendatar besar yang mengapit Cekungan Kutai,
akibat tekanan diapir dari bawah, akibat tekanan dari benturan mikrokontinen di
sebelah timur Sulawesi pada Neogen, dan akibat tektonik gravitasi berhubungan
dengan pengangkatan Tinggian Kuching pada Early Miocene di sebelah barat
Cekungan Kutai (gliding tectonics). Penelitian-penelitian terbaru menunjukkan bahwa
asal struktur ini adalah kombinasi antara gliding tectonics dan progradasi delta
(Satyana, 2006). Basement diinterpretasi (Guritno dan Chambers, 1999) terdiri dari
Jurassic hingga Cretaceous Oceanic Crust dan ditutupi oleh sequence turbidit yang
tebal.
Nama : Anastra Celecia DeyanNIM : 111.110.005Plug : 5 3
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2014
Stratigrafi Cekungan Kutai
Menurut Allen dan Chambers (1998), Cekungan Kutai tersusun atas endapan-endapan
sedimen berumur Tersier yang memperlihatkan endapan fase transgresi dan regresi
laut, yaitu:
1. Fase Transgresi Paleogen
Fasa sedimentasi Paleogen dimulai ketika terjadi fasa tektonik ekstensional
dan pengisian rift pada kala Eosen. Pada masa ini, Cekungan Barito, Kutai, dan
Tarakan merupakan zona subsidence yang saling terhubungkan (Chambers & Moss,
2000), kemudian sedimentasi Paleogen mencapai puncak pada fasa pengisian pada
saat cekungan tidak mengalami pergerakan yang signifikan, sehingga mengendapkan
serpih laut dalam secara regional dan batuan karbonat pada Oligosen Akhir.
Nama : Anastra Celecia DeyanNIM : 111.110.005Plug : 5 4
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2014
2. Fase Regresi Neogen
Fase ini dimulai pada Miosen Awal hingga sekarang, yang menghasilkan
progradasi delta (deltaic progradation) yang masih berlanjut hingga sekarang.
Sedimen regresi ini terdiri dari lapisan- lapisan sedimen klastik delta hingga laut
dangkal dengan progradasi dari barat kearah timur dan banyak dijumpai lapisan
batubara (lignite).
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Samarinda (Supriatna dkk., 1995) stratigrafi
Cekungan Kutai dibagi menjadi (dari tua ke muda):
Formasi Pamaluan
Batupasir kuarsa dengan sisipan batulempung, serpih, batugamping, dan
batulanau, berlapis sangat baik. Batupasir kuarsa merupakan batuan utama, kelabu
kehitam - kehitaman – kecoklatan, batupasir halus – sedang, terpilah baik, butiran
membulat – membulat tanggung, padat, karbon dan gampingan. Setempat dijumpai
struktur sedimen silang siur dan perlapisan sejajar, tebal lapisan anatara 1 – 25 m.
Batulempung tebal rata-rata 45 cm. Serpih kelabu kecoklatan kelabu tua, pada tebal
sisipan antara 10 – 20 cm. Batugamping kelabu, pejal, berbutir sedang – kasar,
setempat berlapis dan mengandung foraminifera besar. Batulanau kelabu tua-
kehitaman. Formasi pamaluan merupakan batuan paling bawah yang tersingkap di
lembar ini dan bagian atas formasi ini berhubungan menjari dengan Formasi Bebuluh.
Tebal Formasi ini kurang lebih 2000 meter.
Formasi Bebuluh
Batugamping terumbu dengan sisipan batugamping pasiran dan serpih, warna
kelabu, padat, mengandung forameinifera besar berbutir sedang. setempat
batugamping menghablur, tak beraturan. Serpih kelabu kecoklatan berselingan dengan
batupasir halus kelabu tua kehitaman. Foraminifera besar yang jumpai antara lain :
Lepidocycilina Sumatroenis, Myogipsina Sp, Operculina Sp, mununjukan umur
Miosen Awal – Miosen Tengah. Lingkungan pengendapan laut dangkal dengan
ketebalan sekitar 300 m. Formasi Babuluh tertindih selaras oleh Formasi Pulu Balang.
Formasi Pulau Balang
Perselingan antara Greywacke dan batupasir kwarsa dengan sisipan
batugamping, batulempung, batubara, dan tuff dasit, Batupasir greywacke, kelabu
kehijauan padat tebal lapisan antara 50-100 m. Batupasir kuarsa kelabu kemerahan
Nama : Anastra Celecia DeyanNIM : 111.110.005Plug : 5 5
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2014
setempat tuffan dan gampingan tebal lapisan antara 15-60 cm. Batugamping coklat
muda kekuningan, mengandung foraminifera besar batugamping ini terdapat sebagai
sisipan dalam batupasir kuarsa, dengan tebal antara 10-40 cm. Di sungai Loa Haur,
mengandung Foraminifera besar antara lain Austrotrilina howhici, Brelis Sp,
Lepidocycilina Sp, Myogipina Sp, menunjukan umur Miosen Tengah dengan
lingkungan pengendapan laut dangkal. Batulempung kelabu kehitaman dengan tebal
lapisan antara 1-2 cm, setempat berselingan dengan batubara dengan tebal ada yang
mencapai 4 m. Tufa dasit, putih merupakan sisipan dalam batupasir kuarsa.
Formasi Balikpapan
Perselingan batupasir dan batulempung dengan sisipan batulanau, serpih,
batugamping dan batubara. Batupasir kuarsa, putih kekuningan, dengan tebal 1-3 m
disisipi lapisan batubara dengan tebal 5-10 cm. Batupasir gampingan, coklat,
berstruktur sedimen lapisan bersusun dan silang siur tebal, lapisan 20-40 cm
mengandung foraminifera kecil disisipi lapisan tipis karbon. Lempung kelabu
kehitaman setempat mengandung sisa tumbuhan oksida besi yang mengisi rekahan-
rekahan setempat mengandung lensa-lensa batupasir gampingan. Lanau gampingan
berlapis tipis serpih kecoklatan berlapis tipis. Batugamping pasiran mengandung Fosil
menunjukan umur Moisen Akhir bagian bawah – Miosen tengah bagian atas.
Formasi Kampung Baru
Batupasir kuarsa dengan sisipan lempung, serpih, lanau, dan lignit, pada
umumnya lunak mudah hancur. Batupasir kuarsa, putih, setempat kemerahan atau
kekuningan, tidak berlapis, mudah hancur, setempat mengandung lapisan tipis oksida
besi atau kongresi, tuffan atau lanuan, dan sisipan batupasir konglomerat atau
konglomeratan dengan komponen kuarsa, kalsedon, serpih, dan lempung, diameter 5
– 1 cm mudah lepas, lempung kelabu kehitaman mengandung sisi tumbuhan,
kepingan batubara, koral, lanau kelabu tua, menyerpih laminasi, lignit dengan tebal 1-
2 m di duga berumur Miosen Akhir – Plio Plestosen. Lingkungan pengendapan delta
laut dangkal, tebal lebih dari 500 m. Formasi ini menindih selaras dan setempat tidak
selaras terhadap Formasi Balikpapan.
Nama : Anastra Celecia DeyanNIM : 111.110.005Plug : 5 6
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2014
Sistem Petroleum Cekungan Kutai
Batuan Induk
Batuan induk utama terdiri dari Formasi Pamaluan, Pulau Balang, dan
Balikpapan.Formasi Pamaluan, kandungan material organiknya cukup (1-2%), tetapi
hanya terdapat di bagian utara dari Cekungan Kutai. Pada Formasi Bebulu terdapat
kandungan material organik yang cukup dengan HI di atas 300. Formasi Balikpapan
merupakan batuan induk yang terbaik di Cekungan Kutai karena kandungan material
organiknya tinggi dengan HI lebih besar dari 400 dan matang. Formasi ini
ketebalannya mencapai lebih dari 3000 m, sehingga diperkirakan mampu
menghasilkan hidrokarbon dalam jumlah yang cukup banyak (Hadipandoyo, et al.,
2007).
Batuan Reservoar
Batuan reservoar terdapat pada formasi Kiham Haloq, Balikpapan, dan
Kampung Baru, tetapi yang produktif hanya Formasi Balikpapan dan Kampung Baru
(Hadipandoyo, et al., 2007). Porositas permukaan pasir literanitik berkisar <5% - 25%
dengan permeabilitas <10 mD - 200 mD.
Seal
Seal yang ada pada cekungan ini berasal dari serpih dan dijumpai hampir di
semua formasi yang berumur Miosen. Kelompok Balikpapan dan Formasi Kampung
Baru memiliki serpih yang sangat potensial sebagai seal.
Migrasi
Migrasi vertikal dari dapur Paleogen matang terjadi melalui jaringan sesar-
sesar menuju ke reservoar yang berumur Miosen Tengah dan Atas. Migrasi lateral
dari areal dapur matang oleh reservoar lapisan kemiringan ke timur menuju trap
stratigrafi ataupun struktur.
Perangkap
Jenis perangkap didominasi oleh perangkap struktur khususnya tutupan
(closure) four-way yang diikat oleh sesar. Perangkap stratigrafi menjadi perangkap
yang penting namun lebih sulit diidentifikasi keberadaannya bila dibandingkan
dengan perangkap struktur. Kombinasi dari perangkap struktur dan stratigrafi lebih
umum ditemukan pada Cekungan Kutai.
Nama : Anastra Celecia DeyanNIM : 111.110.005Plug : 5 7
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2014
Produksi dan eksplorasi Migas Cekungan Kutai
Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja
Muara Bakau ditandatangani pada 30 Desember 2002. Lokasi ini sangat ideal
untuk pengembangan proyek gas karena dekat dengan sistem pemipaan
Kalimantan Timur dan fasilitas LNG Bontang. Proyek ini dikembangkan oleh
Eni Muara Bakau b.v. Plan of Development (POD) lapangan ini disetujui
menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM) pada 29 November 2011.
Lapangan Jangkrik diharapkan bisa berproduksi tahun 2015.
Blok Telen berada di cekungan Kutai, di lepas pantai Provinsi Kalimantan
Timur. Blok ini berdekatan dengan wilayah Blok Offshore Mahakam yang
merupakan blok penghasil gas terbesar di Indonesia yang juga dioperasikan
Total E&P Indonesie.
Blok Mahakam merupakan blok yang telah lama berproduksi yang di kelola
oleh Total E&P Indonesie.
Lapangan Sangasanga Tarakan yang sekarang dikelola Oleh PT Pertamina EP
Alih kelola lapangan Sangasanga Tarakan dilakukan oleh Pertamina EP
seiring dengan berakhirnya kontrak TAC Pertamina - Medco Kalimantan.
Dicekungan Kutai juga terdapat Lapangan gas Laut dalam atau yang lebih
dikenal dengan IDD ( ndonesia Deep Water Development). Proyek IDD
sendiri dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company (Cico) di Cekungan
Kutai, Kalimantan Timur..
Nama : Anastra Celecia DeyanNIM : 111.110.005Plug : 5 8