CEDERA KEPALA
-
Upload
anggraeni-citra-s -
Category
Documents
-
view
219 -
download
1
description
Transcript of CEDERA KEPALA
ila ada gambar di lampiran ini, gambar tersebut tidak akan ditampilkan. LAPORAN
PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. AK DENGAN
HIPERTENSI PADA Ny. S DI RT 04 RW 10 KELURAHAN TULUSREJO Disusun Untuk
Memenuhi Tugas Profesi Departement Komunitas dan Keluarga Oleh : HARRI SUSANTI NIM.
135070209111001 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 LAPORAN
PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. AK DENGAN
HIPERTENSI PADA Ny. S Kunjungan ke : Sembilan (9) Tanggal : 30 Maret 2015 1. Latar
Belakang Keluarga Tn. AK (59 tahun) adalah keluarga yang dapat disebut sebagai keluarga yang
harmonis. Dirumahnya Tn. AK hanya tinggal dengan isteri yaitu Ny. S (54 tahun) dan anaknya
yang paling kecil yaitu An. I (26 tahun). Tn. AK adalah seorang pekerja swasta yang setiap
harinya beliau selalu berjualan tempe kepasar, sementara Ny. S adalah seorang ibu rumah tangga
sedangkan An. I kesehariannya menjaga counter pulsa yang ada diruangan depan rumah. Kedua
orang tua Ny. S sudah meninggal, dan ibunya meninggal karena penyakit hipertensi, Kakak Ny.
S juga meninggal karena hipertensi dan penyakit jantung. Ny. S menderita hipertensi sejak
kurang lebih 7 tahun yang lalu, Ny. S tidak pernah mengobati penyakitnya. Waktu pertama kali
beliau tahu tekanan darah tinggi pada saat kelahiran cucu pertama tanggal 29 januari 2009 dan
itupun beliau secara tidak sengaja untuk minta tensi ke perawat yang ada di rumah bersalin
tersebut, saat itu tekanan darahnya 190/100 mmHg namun beliau tidak pecaya dengan tekanan
darahnya yang tinggi karena beliau merasa badannya masih sehat bugar dan tidak ada keluhan
apapun. Tn. AK mengatakan mungkin penyebab penyakitnya Ny. S adalah karena terlalu sering
mengkonsumsi kopi. Menurut data angket kebiasaan mengkonsumsi kopi Ny. S setiap harinya
sebanyak 3x/hari.Ny. S mengatakan tidak mengetahui hubungan mengkonsumsi kopi dengan
penyakit hipertensinya. Keluarga Tn. AK mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit
hipertensi (pengertian, penyebab, tanda gejala dan pencegahannya).Pada bulan Juli 2014, di
wilayah RW 10 pernah diadakan pengobatan gratis oleh salah satu partai dan pada saat itu Ny. S
mencoba untuk mengontrol tekanan darahnya, tekanan darah Ny. S yaitu 190/100 mmHg dan
beliau mendapat obat dari dokter yang memeriksa saat itu yaitu Nifedipine 10 mg 2 x ½ tab,
furosemide 2 x 1 tab tetapi obat itu hanya diminum satu kali saja karena Ny. S mengeluh setiap
kali minum obat tersebut beliau selalu sering kencing, akhirnya beliau memutuskan untuk
berhenti minum obat tersebut. Keluarga tidak tahu jenis obat dan manfaat obat yang pernah
dikonsumsi oleh Ny. S. Ny. S ingin mengetahui diet apa yang cocok untuknya karena selama ini
Ny. S tidak mengkonsumsi obat, Ny. S juga mengatakan tindakan apa yang harus dilakukan
selain minum obat hipertensi supaya tekanan darahnya bisa kembali normal. Pada saat
pengkajian Ny. S mengatakan kepalanya agak pusing, TD nya 190/100 mmHg. Sebelumnya
beberapa bulan yang lalu Ny. S juga mengatakan pernah mencoba berobat kepuskesmas namun
beliau tidak diberikan obat hipertensi hanya mendapatkan Paracetamol tablet dan vitamin.
Semenjak saat itu hingga hari pengkajian Ny. S belum pernah kontrol lagi ke puskesmas.
Semenjak kunjungan pertama hingga kunjungan ke enam, petugas sudah membantu klien dan
keluarga untuk menyelasaikan masalah kesehatan yang sedang dihadapi oleh Ny. S. Petugas
sudah melakukan penyuluhan tentang hipertensi, diet hipertensi, terapi alternatif selain hipertensi
dan senam hipertensi. Hingga kunjungan ke enam keluarga dan klien bisa mengerti dan
memahami tentang apa yang sudah di suluhkan oleh petugas, Ny. S juga memilih untuk
melanjutkan meminum obat hipertensinya, Ny. S juga memutuskan untuk menggunakan terapi
alternatif lain untuk di lakukan selain minum obat hipertensi yaitu makan mentimun sebanyak 2
biji satu kali dalam sehari, melakukan senam hipertensi tiga kali dalam 1 minggu yaitu pada hari
senin, rabu dan jum’at dan melakukan relaksasi nafas dalam. Saat ini pada kunjungan ke
sembilan mahasiswa akan melakukan evaluasi akhir tentang pemahaman keluarga mengenai
penyakit hipertensi mulai dari pengertian hingga diet hipertensi yang dijalani, mengevaluasi
perkembangan terapi yang dijalani (baik terapi medis maupun terapi alternatif) dan pemanfaatan
fasilitas kesehatan yang ada. 1. Proses keperawatan 1. Diagnosis keperawatan keluarga
1. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik b.d kurangnya kepatuhan terhadap terapi
2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri 1. Tujuan Umum Keluarga mampu untuk
menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi saat ini. 1. Tujuan khusus Diharapkan
keluarga mampu untuk : 1. Menjelaskan kembali pengertian dari hipertensi 2.
Menyebutkan kembali penyebab dari hipertensi 3. Menyebutkan kembali tanda dan gejala
dari hipertensi (3 dari beberapa tanda dan gejala hipertensi) 4. Menjelaskan kembali cara
terapi hipertensi 5. Menjelaskan kembali diet hipertensi 6. Menjelaskan kembali beberapa
terapi alternatif lain selain konsumsi obat hipertensi 7. Menjelaskan kembali waktu untuk
kontrol ke puskesmas 1. Implementasi dan Tindakan Keperawatan 1. Metode : Diskusi dan
tanya jawab 1. Alat : Alat tulis 2. Waktu : Senin, 30 Maret 2014 jam 12.30 3. Tempat :
Di kediaman Tn. AK 1. Evaluasi 1. Struktur : keluarga atau Ny. S hadir pada saat diskusi
dan tanya jawab, persiapan diskusi dan tanya jawab tersedia dengan lengkap yaitu alat tulis,
mahasiswa dan dosen hadir tepat waktu. 1. Proses : pada saat berlangsungnya diskusi dan tanya
jawab keluarga dengan antusias dan berperan aktif mengikuti sesi diskusi dan tanya jawab
guna mengevaluasi hasil intervensi yang sudah dilakukan pada keluarga Tn. AK. Dosen
institusi juga menanyakan tentang beberapa penyebab yang menyebabkan hipertensi dan
keluarga mampu untuk menjawab. 2. Kriteria hasil : Keluarga Tn. AK mampu: -
Menjelaskan kembali pengertian dari hipertensi yaitu tekanan darah yang lebih dari 140/90
mmHg - Menyebutkan kembali penyebab dari hipertensi yaitu stress, makan makanan
yang asin berlebihan, minum kopi yang banyak dan kegemukan - Menyebutkan kembali
tanda dan gejala dari hipertensi (3 dari beberapa tanda dan gejala hipertensi) yaitu pusing,
pundak terasa kaku, susah tidur. - Menjelaskan kembali cara terapi hipertensi yaitu
dengan minum obat teratur, yang saat ini sedang dikonsumsi adalah nifedipine 10 mg setiap
hari dengan dosis 2 x ½ tablet dan furosemide 2x1 tablet. - Menjelaskan kembali diet
hipertensi, yaitu saat ini klien memakai patokan diet yang ada di leaflet diet hipertensi tapi
untuk hari ini klien tidak masak. - Menjelaskan kembali beberapa terapi alternatif lain
selain konsumsi obat hipertensi, saat ini klien masih rutin mengikuti senam anti stroke
setiap hari minggu pagi dan senam hipertensi kadang-kadang dilakukan 2 atau 3 kali dalam
seminggu, klien juga masih rutin untuk mengkonsumsi mentimun sebanyak 1-2 biji sehari
atau dibuat jus mentimun. - Menjelaskan kembali waktu untuk kontrol ke puskesmas, klien
mengatakan klo sesuai dengan jadwal kontrol yang di infokan maka klien akan kontrol
sebulan kemudian tapi klien mengatakan akan kontrol lagi pada hari rabu tanggal 1 april
karena obat hipertensi klien akan habis dalam 2 hari kedepan. LAPORAN INDIVIDU
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. AK DENGAN HIPERTENSI PADA Ny. S DI
RT 04 RW 10 KELURAHAN TULUSREJO Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi
Departement Komunitas dan Keluarga Oleh : HARRI SUSANTI NIM. 135070209111001
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
BRAWIJAYA MALANG 2015 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA 1. FORMAT
PENGKAJIAN KELUARGA A. Data Umum 1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. AK 2.
Umur KK : 59 tahun 3. Alamat : Kendalsari Gang III No. 72 RT 04 RW 10 Tulusrejo,
Malang 4. No. Telephon : 085102440990 5. Pekerjaan : Wiraswasta 6.
Pendidikan : SMP 7. Susunan Anggota Keluarga : No. Nama Jenis Kelamin Hub dgn KK
Umur Pendidikan Pekerjaan 1. Ibu U P Istri 54 thn SMP IRT 2. An. I P Anak 26 thn SMA
Wiraswasta Genogram : Keterangan Genogram : Ibu Ny. S telah meninggal karena penyakit
hipertensi, Ny. S mengatakan tidak mengetahui penyebab kematian ayahnya. Kakak dari Ny. S
juga meninggal karena penyakit hipertensi dan jantung. 1. Tipe keluarga Tipe keluarga dalam
keluarga ini adalah Nuclear family. 1. Latar belakang kebudayaan (etnik) Keluarga ini
merupakan suku jawa, dalam keluarga sehari-harinya menggunakan bahasa jawa dan bahasa
indonesia, Tn. AK dan Ny. S sama-sama berasal dari kota malang. Budaya yang berhubungan
dengan kesehatan yaitu jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, diperiksakan ke
Puskesmas. 1. Identifikasi religius Keluarga menganut agama islam dan keluarga melakukan
sholat 5 waktu. Tn. AKterkadang sholat berjamaah di masjid. Ny. S dan An. I terbiasa sholat
dirumah. 1. Status sosial ekonomi keluarga : Keluarga Tn. AK berada dalam tahapan keluarga
Sejahtera III, yang mencari nafkah adalah Tn. AK. Keluarga tidak pernah menerima bantuan
dalam memenuhi kebutuhannya karena keluarga menganggap pendapatan mereka cukup
memadai, uang pemberian dari Tn. AK dikelola oleh Ny. S untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga dan sebagai modal untuk penjualan tempe. 1. Mobilitas kelas sosial Keluarga Tn. AK
termasuk kedalam kategori kelas sosial menengah. Tn. AK adalah salah seorang ketua RT di
wilayah RW 10 dan cukup disegani oleh warganya. Tn. AK merupakan warga asli dari daerah
kendalsari. 1. Aktivitas rekreasi keluarga Keluarga kadang-kadang mengadakan kegiatan
rekreasi keluar rumah bersama anak dan cucunya ke pantai. Terkadang Ny.S mengikuti rekreasi
bersama warganya ke tempat-tempat Wali. Hiburan yang dimiliki keluarga adalah dengan
menonton televisi. Selain itu, hiburan yang dimiliki oleh An. I adalah dengan keluar bermain
dengan teman sebayanyasetiap hari sabtu sore. B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga dengan melepas anak dewasa muda.
Tugas perkembangan keluarga Tn. AK pada tahapan ini yaitu: 1. Memperluas keluarga inti
menjadi keluarga besar. Anak pertama dan anak kedua dari Tn. AK dan Ny. S sudah
menikah dan mereka saat ini sudah mempunyai rumah masing-masing. Tn. AK
mempunyai lima orang cucu (3 orang cucu dari anak pertama dan 2 orang cucu dari
anak kedua). Saat ini yang tinggal dengan Tn. AK adalah anak yang paling kecil
yaitu An. I. 2. Mempertahankan keintiman pasangan. Tn. AK dan Ibu S sering
mendiskusikan bila ada masalah, khususnya masalah ekonomi keluarga. Ny. S jarang
mengeluh dengan keadaannya sekarang, semua diterima dengan ikhlas sebagai
konsekuensi menikah dengan orang yang disayanginya. Ketika ada masalah, Tn. AK
dan Ny. S sering saling menasihati dan mengingatkan antara satu dan lainnya.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua. An. I dulunya pernah bekerja di salah satu bank
negeri, tapi sekarang sudah berhenti dan aktifitas sehari-harinya menjaga counter pulsa yang
dibuka di ruang depan rumah keluarga Tn. AK. An. I sering mengingatkan ibunya untuk
menjaga pola makanannya karena An. I tahu kalau ibunya mempunyai riwayat penyakit darah
tinggi. An. I juga sering membantu ibunya untuk mengurus pekerjaan rumah tangga. 1.
Membantu anak untuk mandiri di masyarakat. Ny. S sering mengikuti kegiatan-kegiatan yang
ada di masyarakat, terkadang An. I juga dilibatkan oleh Ny. S dalam kegiatan warga salah satu
contohnya yaitu An. I terkadang menjadi instruktur senam pada saat ada kegatan senam di
wilayah RT 04. 1. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga. Tugas ini sudah
terpenuhi karena seluruh keluarga Tn. AK sudah melakukan perannya masing-masing. Kegiatan
rumah tangga diselesaikan oleh NY. S dan An. I. 1. Tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi Tidak ada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi 1. Riwayat keluarga
inti Tn. AK berasal dari Kendalsari, dan Ny. S U berasal dari Candipanggung. Mereka menikah
pada tahun 1978. Keduanya bertemu waktu dulu Tn. AK sering main ke rumah Ny. S karena Tn.
AK adalam teman main dari kakak Ny. S. Setelah Ny. S dan Tn. AK menikah mereka kemudian
tinggal terpisah dari orang tua. 1. Riwayat keluarga sebelumnya Keluarga Tn. AK berasal dari
kendalsari dan keluarga Ny.S berasal dari candipanggung. Karena kedua-duanya sama-sama
berasal dari wilayah seputaran malang jadi tidak terjadi konflik budaya antara keluarga Tn. AK
dan Ny. S. Hubungan antara keluarga besar Tn. AK dan Ny. S pun terbina dengan baik. Biasanya
keluarga besar Tn. AK dan Ny. S sering berkumpul saat hari raya Idul Fitri. C. Lingkungan 1.
Karakteristik rumah 1. Luas rumah: 15 x5,5 m2 2. Kepemilikan: sendiri 3.
Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 4 kamar 4. Ventilasi/cendela: ventilasi ada 5.
Pemanfaatan ruangan: ruang tamu, ruang tengah, 4 kamar tidur, dapur, kamar mandi.
6. Septic tank: ada 7. Sumber air minum: PDAM 8. Kamar mandi/WC: ada
kamar mandi, ada WC 9. Sampah:di buang di tempat sampah tertutup di depan rumah
dan setiap hari ada petugas sampah yang mengambil. 10. Kebersihan lingkungan:
ruangan cukup bersih, tidak ada barang berserakan di lantai, namun di dapur tampak
kurang rapi. Denah rumah : Lantai 1 Lantai 2 1. Karakteristik tetangga dan
komunitas : Pemukiman termasuk dalam perumahan yang sangat padat penduduk. Rumah antar
warga umumnya sempit, saling berdekatan dan jarang yang mempunyai halaman. Tetangga
mayoritas adalah keluarga sendiri, ada warga sekitar rumah Tn. AKyang merupakan warga
pendatang sehingga terdiri dari berbagai macam suku (mayoritas adalah Jawa danMadura).
Sebagian besar warga beragama Islam dan mempunyai status sosial ekonomi yang cukup. 1.
Mobilitas geografis keluarga Keluarga Tn. AK dari pertama kali menikah hingga hari ini tidak
pernah pindah tempat tinggal, selama tinggal di kendalsari sampai hari ini mengalami
peningkatan taraf hidup yang lebih baik dari kehidupan sebelumnya. Sejak menikah hingga saat
ini kurang lebih selama 36 tahun, keluarga tinggal di RT. 04/RW. 10 Kel. Tulusrejo. Keluarga
memiliki alat transportasi pribadi, sehingga jarang menggunakan angkutan umum untuk pergi ke
suatu tempat. 1. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyakarat Keluarga sering
mengikuti kegiatan yang diadakan di RT ataupun di RW dan biasanya mengikuti rekreasi ke
tempat wali bersama dengan warga lainnya. Keluarga aktif mengikuti pengajian yang ada di
lingkungan sekitar. Tn. AK merupakan ketua RT 04 dan beliau aktif mengikuti pertemuan rutin
RT setiap bulannya, tahlilan di RT 04 setiap hari minggu malam bada’ isya, Ny. S juga selalu
mengikuti tahlilan ibu-ibu di RT 04 setiap hari jumat bada magrib, tibaan setiap hari seninbada’
magrib serta masih aktif mengikuti kegiatan PKK, dan kegiatan posyandu. 1. Sistem
pendukung keluarga Setiap ada masalah, semua anggota keluarga berkumpul kemudian
memusyawarahkan secara bersama-sama dalam mencari solusinya. D. Struktur Keluarga 1.
Pola komunikasi keluarga Komunikasi dilakukan secara dua arah. Tn. AK dan Ny. S sering
membicarakan masalah keluarga secara pribadi berdua. Tn. AK dan Ny. S adalah tipe orang
yang periang dan cepat bisa bergaul dengan orang lain. An. I adalah anak yang mudah untuk
bergaul. An. I sering bercerita tentang masalah pribadinya dengan Ny. S dan An. I juga kadang-
kadang sering meminta masukan dari Tn. Ak dan kakak perempuannya Ny. K. 1. Struktur
kekuatan keluarga Pengambil keputusan tertinggi adalah ayah. Untuk urusan kehidupan sehari-
hari, keputusan diambil oleh ibu. Misalnya pengambilan keputusan terkait hal-hal yang sedang
dihadapi An. Imaupun kegiatan di rumah. Bila Ny. S sudah tidak mampu mengambil keputusan,
biasanya Ny. S berkonsultasi dengan Tn. AK untuk meminta masukan. 1. Struktur peran
keluarga Peran formal: Tn. AK berperan sebagai kepala keluarga yang bertugas untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari keluarga. Ny. S berperan sebagai ibu rumah tangga, yang mengatur
keuangan yang ada serta mendidik dan mengasuh anak. An. I bertugas untuk membantu Ny. S
dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Peran informal: Sejak berhenti bekerja di salah satu
bank negeri, An. I kesehariannya sibuk menjaga counter pulsa yang telah dibuatkan oleh Tn. AK
di depan rumahnya. Bila ada masalah dalam keluarga, biasanya Ny. S yang berusaha untuk
memecahkan masalah dengan mengajak diskusianaknya. 1. Nilai dan norma budaya Keluarga
tidak mempunyai pantangan makanan selain yang dilarang oleh Agama Islam. Semua anggota
keluarga makan dengan menu yang sama hanya Tn. AK tidak suka makan labu siam. Tidak
terdapat peraturan khusus di rumah Tn. AK, misalnya jam tidur siang, jam belajar, atau
pendampingan saat nonton televisi bagi anak-anak. E. Fungsi Keluarga 1. Fungsi afektif Semua
anggota keluarga saling menyayangi dan menghargai. Ny. S mengatakan bahwa semua anak
lebih dekat kepadanya dibanding suaminya. 1. Fungsi sosialisasi Kerukunan hidup dalam
keluarga selalu dijaga agar keluarga tetap rukun satu sama lain. Interaksi dan hubungan dalam
keluarga tetap terjalin, antara Ny. S Tn. AK dan An. I sering mengobrol. Anggota keluarga yang
dominan dalam pengambilan keputusan yaitu Tn. AK selaku kepala keluarga. Kegiatan keluarga
diwaktu senggang yaitu berkumpul dengan anggota keluarga yang lainnya, terutama Ny. S setiap
harinya beliau berkunjung ke rumah anaknya yang paling besar untuk menimang cucu.
Partisipasi keluarga dalam kegiatan social yaitu keluarga selalu mengikuti tahlilan, tiba’an,
arisan, Kegiatan PKK dan posyandu di Desa. 1. Fungsi perawatan keluarga Ny. S mengatakan
menderita hipertensi sejak kurang lebih 7 tahun yang lalu, Ny. S tidak pernah mengobati
penyakitnya. Waktu pertama kali beliau tahu tekanan darah tinggi pada saat kelahiran cucu
pertama tanggal 29 januari 2009 dan itupun beliau secara tidak sengaja untuk minta tensi ke
perawat yang ada di rumah bersalin tersebut, saat itu tekanan darahnya 190/100 mmHg namun
beliau tidak pecaya dengan tekanan darahnya yang tinggi karena beliau merasa badannya masih
sehat bugar dan tidak ada keluhan apapun. Di keluarga Ny. S memang mempunyai keturunan
penyakit hipertensi karena ibu dari Ny. S meninggal karena penyakit hipertensi sedangkan
kakaknya meninggal karena penyakit hipertensi dan jantung. Keluarga Tn. AK mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakit hipertensi (pengertian, penyebab, tanda gejala dan pencegahannya).
Tn. AK mengatakan mungkin penyebab penyakitnya Ny. S adalah karena terlalu sering
mengkonsumsi kopi. Menurut data angket kebiasaan mengkonsumsi kopi Ny. S setiap harinya
sebanyak 3x/hari.Ny. S mengatakan tidak mengetahui hubungan mengkonsumsi kopi dengan
penyakit hipertensinya. Pada bulan Juli 2014, di wilayah RW 10 pernah diadakan pengobatan
gratis oleh salah satu partai dan pada saat itu Ny. S mencoba untuk mengontrol tekanan
darahnya, tekanan darah Ny. S yaitu 190/100 mmHg dan beliau mendapat obat dari dokter yang
memeriksa saat itu yaitu Nifedipine 10 mg 2 x ½ tab, furosemide 2 x 1 tab tetapi obat itu hanya
diminum satu kali saja karena Ny. S mengeluh setiap kali minum obat tersebut beliau selalu
sering kencing, akhirnya beliau memutuskan untuk berhenti minum obat tersebut. Keluarga tidak
tahu jenis obat dan manfaat obat yang pernah dikonsumsi oleh Ny. S. Ny. S ingin mengetahui
diet apa yang cocok untuknya karena selama ini Ny. S tidak mengkonsumsi obat, Ny. S juga
mengatakan tindakan apa yang harus dilakukan selain minum obat hipertensi supaya tekanan
darahnya bisa kembali normal.Pada saat pengkajian Ny. S mengatakan kepalanya agak pusing,
TDnya 190/100 mmHg. Sebelumnya beberapa bulan yang lalu Ny. S juga mengatakan pernah
mencoba berobat kepuskesmas namun beliau tidak diberikan obat hipertensi hanya mendapatkan
Paracetamol tablet dan vitamin. Semenjak saat itu hingga hari pengkajian Ny. S belum pernah
kontrol lagi ke puskesmas. 1. Terapi komplementer dan alternatif Ny. S tidak pernah mencoba
terapi komplementer maupun terapi alternatif. 1. Sumber Pembiayaan Keluarga Tn. AK tidak
mempunyai asuransi kesehatan, jika ada anggota keluarga yang sakit maka dibawa berobat ke
puskesmas dengan status umum (bayar). F. Stres dan Koping Keluarga 1. Stressor jangka
pendek Ny. S mengatakan bahwa saat ini beliau sedang menikmati kebersamaan bersama cucu-
cucunya jadi saat ini tidak ada hal yang membuat beliau merasa stress. 1. Kemampuan
keluarga berespons terhadap masalah Di dalam keluarga Tn. AK jika ada masalah, keluarga
selalu belajar untuk terbuka antara satu sama lain. Kalau ada masalah dengan An. I, biasanya An.
I sering menceritakan masalahnya dan meminta solusi dengan ibunya. 1. Strategi koping yang
digunakan Keluarga berusaha dengan maksimal memenuhi kebutuhan keluarga. Bila keuangan
kurang, keluarga mengutamakan kebutuhan makan. Ny. S dan Tn. AK adalah orang yang sangat
supel, selama pengkajian bapak dan ibu sering membuat suasana penuh dengan tawa dan humor.
1. Strategi adaptasi disfungsional Sampai saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional. G.
Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga Keluarga berharap perawat dapat
membantu menyelesaikan masalah kesehatan Ny. Sdan Ny. S mempunyai keinginan untuk
menangani penyakitnya dan berharap perawat mau membantu untuk menjelaskan lebih detail
tentang penyakit hipertensi. 1. Pemeriksaan fisik PEMERIKSAAN FISIK Tnk. AK Ny.S An.
I UMUM 1. Penampilan Umum - Kesadaran Compos mentis Compos mentis Compos
mentis - Cara berpakaian Rapih, bahan pakaian dari katun dan tidak ketat Rapih, bahan
pakaian dari katun dan tidak ketat Rapih, bahan pakaian dari katun dan tidak ketat - Kebersihan
personal Bersih Bersih Bersih - Postur dan cara berjalan Tegak, berjalan seimbang tidak
sempoyongan Tegak, berjalan seimbang tidak sempoyongan Tegak, berjalan seimbang tidak
sempoyongan - Bentuk dan ukuran tubuh TB : 170 cm, BB :79 kg IMT : 27,3 Kategori gemuk
TB : 150 cm, BB : 62 kg IMT : 27, 6 Kategori gemuk TB : 152 cm, BB : 45 kg IMT : 19, 5
Kategori Normal - Tanda-tanda vital Tgl : 10Maret 2015 TD : 130/90 mmHg Nadi : 88
x/menit RR : 20 x/menit Tgl : 10 Maret 2015 TD : 190/100 mmHg Nadi : 100 x/menit RR
: 20 x/menit Tgl : 10 Maret 2015 TD : 110/80 mmHg Nadi : 72x/menit RR : 20 x/menit 1.
Status mental dan cara berbicara - Status emosi Stabil Stabil Stabil - Orientasi Dapat
mengenal waktu, tempat, dan orang Dapat mengenal waktu, tempat, dan orang Dapat mengenal
waktu, tempat, dan orang - Proses berfikir Tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap
dalam berkomunikasi Tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap dalam berkomunikasi
Tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap dalam berkomunikasi - Gaya bicara Bicara
dengan gerakan dan lancar Bicara dengan gerakan dan lancar Bicara dengan gerakan dan
lancar KEPALA - Bentuk & sensori Muka simetris, warna kulit sawo matang,tidak ada
benjolan dan rasa sakit pada otot. Sensasi klien normal (N.V), dimana klien merasakan sentuhan
dengan menggunakan kapas, tidak nyeri baik pada dahi, pipi dan rahang, gerakan muka normal
(N.V dan VI) dimana, dapat menggembungkan pipi, alis terangkat, dahi berkerut Muka simetris,
warna kulit sawo matang,tidak ada benjolan dan rasa sakit pada otot. Sensasi klien normal (N.V),
dimana klien merasakan sentuhan dengan menggunakan kapas, tidak nyeri baik pada dahi, pipi
dan rahang, gerakan muka normal (N.V dan VI) dimana, dapat menggembungkan pipi, alis
terangkat, dahi berkerut Muka simetris, warna kulit sawo matang, tidak ada benjolan dan rasa
sakit pada otot. Sensasi klien normal (N.V), dimana klien merasakan sentuhan dengan
menggunakan kapas, tidak nyeri baik pada dahi, pipi dan rahang, gerakan muka normal (N.V
dan VI) dimana, dapat menggembungkan pipi, alis terangkat, dahi berkerut - Rambut Rambut
dan kulit kepala bersih, warna hitam bercampur putih, distribusi menyebar dan rata. Tidak
ditemukan lesi pada kulit kepala, rambut tidak mudah dicabut dan rambut lurus Rambut dan kulit
kepala bersih, warna hitam bercampur putih, distribusi menyebar dan rata. Tidak ditemukan lesi
pada kulit kepala, rambut kadang-kadang rontok dan rambut lurus Rambut dan kulit kepala
bersih, warna hitam, distribusi menyebar dan rata. Tidak ditemukan lesi pada kulit kepala,
rambut tidak mudah dicabut dan rambut lurus - Mata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah
gerakkan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pulit + 2 mm, reaksi cahaya +/+,
konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikhterik, kadang memakai kacamata Isokor, bola mata
dapat mengikuti arah gerakkan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pulit + 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva agak anemis, kornea tidak ikhterik, kadang memakai kacamata
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan,
diameter pulit + 2 mm, reaksi cahaya+/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikhterik, tidak
memakai kacamata - Hidung Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau cairan, tes kepatenan baik yaitu klien dapat menghembuskan kapas dengan
kuat, terdapat sedikit bulu hidung, mukosa hidung merah dan lembab. Tes penciuman normal
dimana klien bisa membedakan bau kopi dengan obat gosok (N I) Bentuk simetris, warna kulit
sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, tes kepatenan baik yaitu klien dapat
menghembuskan kapas dengan kuat, terdapat sedikit bulu hidung, mukosa hidung merah dan
lembab. Tes penciuman normal dimana klien bisa membedakan bau kopi dengan obat gosok (N
I) Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, tes
kepatenan baik yaitu klien dapat menghembuskan kapas dengan kuat, terdapat sedikit bulu
hidung, mukosa hidung merah dan lembab. Tes penciuman normal dimana klien bisa
membedakan bau kopi dengan obat gosok (N I) - Telinga Daun telinga simetris kiri dan
kanan,bersih, tidak ada benjolan , tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan pada masteudeus, tidak
ada serumen, obstruksi dan cairan yang ke luar. Klien dapat mendengar bisikan dan detik jarum
jam Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih, tidak ada benjolan , tidak bengkak, tidak ada
nyeri tekan pada masteudeus, tidak ada serumen, obstruksi dan cairan yang ke luar. Klien dapat
mendengar bisikan dan detik jarum jam Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih, tidak ada
benjolan , tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan pada masteudeus, tidak ada serumen, obstruksi
dan cairan yang ke luar. Klien dapat mendengar bisikan dan detik jarum jam - Mulut Bibir
simetrisi. Mukosa bibir lembab berwarna merah muda, simetris, tekstur lembut tidak terdapat
lesi. Gusi berwarna merah. Lidah tidak tremor (N XII), dalam tenggorokkan terlihat uvula dalam
keadaan baik, tidak membengkok kepinggir. Klien bisa merasakan rasa manis, asam, asin dan
pahit Bibir simetrisi. Mukosa bibir lembab berwarna merah muda, simetris, tekstur lembut tidak
terdapat lesi. Gusi berwarna merah. Lidah tidak tremor (N XII), dalam tenggorokkan terlihat
uvula dalam keadaan baik, tidak membengkok kepinggir. Klien bisa merasakan rasa manis,
asam, asin dan pahit Bibir simetrisi. Mukosa bibir lembab berwarna merah muda, simetris,
tekstur lembut tidak terdapat lesi. Gusi berwarna merah. Lidah tidak tremor (N XII),dalam
tenggorokkan terlihat uvula dalam keadaan baik, tidak membengkok kepinggir. Klien bisa
merasakan rasa manis, asam, asin dan pahit - Leher Leher simetris, warna kulit sama
denganwarna kulit sekitarnya, arteri karotis teraba, tidak ada peningkatan JVP. ROM leher dapat
digerakkan ke segala arah dan rotasi. Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid. Leher simetris,
warna kulit sama denganwarna kulit sekitarnya, arteri karotis teraba, tidak ada peningkatan JVP.
ROM leher dapat digerakkan ke segala arah dan rotasi. Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.
Leher simetris, warna kulit sama denganwarna kulit sekitarnya, arteri karotis teraba, tidak ada
peningkatan JVP. ROM leher dapat digerakkan ke segala arah dan rotasi. Tidak ada pembesaran
kelenjar thyroid. DADA - Paru Inspeksi : Bentuk dada normal dan payudara simetris. Tidak
ada retraksi otot-otot rongga dada. Palpasi : Taktil fremitus vibrasi dirasakan sama di setiap
daerah dada posterior. Auskultasi: Tidak ada suara nafas tambahan, irama pernafasan reguler.
Perkusi : resonan pada setiap daerah punggung klien. Inspeksi : Bentuk dada normal dan
payudara simetris. Tidak ada retraksi otot-otot rongga dada. Palpasi : Taktil fremitus vibrasi
dirasakan sama di setiap daerah dada posterior. Auskultasi: Tidak ada suara nafas tambahan,
irama pernafasan reguler. Perkusi : resonan pada setiap daerah punggung klien. Inspeksi : Bentuk
dada normal dan payudara simetris. Tidak ada retraksi otot-otot rongga dada. Palpasi : Taktil
fremitus vibrasi dirasakan sama di setiap daerah dada posterior. Auskultasi: Tidak ada suara
nafas tambahan, irama pernafasan reguler. Perkusi : resonan pada setiap daerah punggung klien.
- Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak. Palpasi: Ictus cordis terasa di ICS V linea mid
clavicula sinistra Auskultasi: Suara jantung murni. Perkusi : suara dullness di atas jantung.
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak. Palpasi: Ictus cordis terasadi ICS V linea mid clavicula
sinistra Auskultasi: Suara jantung murni. Perkusi : suara dullness di atas jantung. Inspeksi : Ictus
cordis tidak tampak. Palpasi: Ictus cordis terasa di ICS V linea mid clavicula sinistra Auskultasi:
Suara jantung murni. Perkusi:suara dullness di atas jantung. ABDOMEN - Perut Inspeksi :
Perut buncit. Palpasi : Perut terasa lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar
tidak teraba. Auskultasi : Bising usus 12 x/menit. Perkusi : suara timpani. Inspeksi : Perut datar .
Palpasi : Perut terasa lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba.
Auskultasi : Bising usus 12 x/menit. Perkusi : suara timpani. Inspeksi: Perut cekung Palpasi :
Perut terasa lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba.
Auskultasi : Bising usus 12 x/menit. Perkusi: suara timpani. EKSTREMITAS - Kulit Warna
kulit sawo matang (sesuai dengan warna sekitarnya), tidak tercium bau badan, tidak ada
hiperpigmentasi,elastis. Tidak ditemukan suhu yang abnormal sekitar tubuh. Tidak terdapat
lesi.Klien dapat merasakandengan baik pada saat diberikan tes dengan menggunakan kapas,
benda runcing. Warna kulit sawo matang (sesuai dengan warna sekitarnya), tidak tercium bau
badan, tidak ada hiperpigmentasi, elastis. Tidak ditemukan suhu yang abnormal sekitar tubuh.
Tidak terdapat lesi.Klien dapat merasakan dengan baik pada saat diberikan tes dengan
menggunakan kapas, benda runcing. Warna kulit sawo matang (sesuai dengan warna sekitarnya),
tidak tercium bau badan, tidak ada hiperpigmentasi, elastis. Tidak ditemukan suhu yang
abnormal sekitar tubuh.Tidak terdapat lesi.Klien dapat merasakan dengan baik pada saat
diberikan tes dengan menggunakan kapas, benda runcing. - Kuku Kuku bersih dan bentuk
kuku rata, warna pink di bawah kuku, capillary refill time< 2 detik (normal), sudut 160 derajat,
kuku merekat dengan kuat. Kuku bersih dan bentuk kuku rata, warna pink di bawah kuku,
capillary refill time< 2 detik (normal), sudut 160 derajat, kuku merekat dengan kuat. Kuku
bersih dan bentuk kuku rata, warna pink di bawah kuku, capillary refill time< 2 detik (normal),
sudut 160 derajat, kuku merekat dengan kuat. - Ekstremitas Ekstremitas dapat bergerak bebas,
tidak ada bengkak dan lesi Kekuatan otot : Ekstremitas dapat bergerak bebas, tidak ada bengkak
dan lesi Kekuatan otot : Ekstremitas dapat bergerak bebas, tidak ada bengkak dan lesi Kekuatan
otot : GENETALIA DAN ANUS tidak dikaji tidak dikaji tidak dikaji 1. ANALISA DATA No
Data Masalah 1 DS : - Ny. S mempunyai riwayat keturunan penyakit hipertensi - Ny. S
mengatakan tidak pernah mengobati penyakitnya - Keluarga Tn. AK mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakit hipertensi (pengertian, penyebab, tanda gejala dan
pencegahannya) - Berdasarkan hasil data angket, setiap hari Ny. S mengkonsumsi kopi
sebanyak 3 kali sehari - Ny. S pernah mendapatkan obat hipertensi pada bulan Juli 2014 tapi
hanya diminum 1 kali saja karena Ny. S mengeluh setiap kali minum obat itu beliau selalu
sering kencing dan sejak saat itu Ny. S memutuskan untuk berhenti minum obat hipertensi -
Keluarga tidak tahu jenis obat dan manfaat obat yang pernah dikonsumsi oleh Ny. S - Ny. S
jarang kontrol tekanan darahnya ke puskesmas - Ny. S berharap perawat mau membantu untuk
menjelaskan lebih detail tentang penyakit hipertensi DO : - TD: 190/1000 mmHg - Nadi:
100 x/menit - RR: 20 x/menit Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik (00080) 2 DS :
- Ny. S mengatakan sudah lama menderita hipertensi sejak kurang lebih 7 tahun yang lalu -
Ny. S mempunyai keinginan untuk bisa menangani penyakitnya - Keluarga Tn. AK berharap
perawat dapat membantu untuk menyelesaikan masalah kesehatan Ny. S - Ny. S ingin
mengetahui diet apa yang cocok untuknya karena selama ini Ny. S tidak mengkonsumsi obat
hipertensi - Ny. S juga mengatakan tindakan apa yang harus dilakukan selain minum obat
hipertensi DO : - TD: 190/100 mmHg - Nadi: 100 x/menit - RR: 20 x/menit Kesiapan
meningkatkan manajemen kesehatan diri (00162) 1. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.
Prioritas Masalah 1. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutikb.d kurangnya kepatuhan
terhadap terapi Kriteria Skor Pembenaran 1. Sifat masalah - Ancaman Kesehatan
2à2/3x1=2/3 Keadaan ini merupakan ancaman jika dibiarkan terus menerus karena akan
mengganggu status kesehatan klien. 2. Kemungkinan masalah dapat diubah - Hanya sebagian
1à1/2x2=1 Tingkat pengetahuan keluarga yang kurang dan Ny. S tidak pernah mau mengobati
penyakitnya, tetapi keluarga sudah berusaha untuk mengingatkan. 3. Potensial masalah dapat
dicegah - Cukup 2à2/3x1=2/3 Pencegahan ini dapat dilakukan, namun factor kebiasaan yang
dominan masih sulit untuk diubah. Kebisaaan mengkonsumsi kopi memang sulit langsung
dihentikan, namun dapat dikurangi sedikit demi sedikit. 4. Menonjolnya masalah - Masalah
tidak perlu segera ditangani 1à1/2x1=1/2 Ny. S merasa badannya tidak sakit dan selama ini tidak
ada gangguan yang spesifik yang harus segera dilakukan tindakan.Keluarga mengatakan jika
tidak ada dampak yang ditimbulkan dari masalah. Total 2 5/6 1.
Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri Kriteria Skor Pembenaran 1. Sifat masalah
- Keadaan sejahtera 1à1/3x1=1/3 Keadaan ini merupakan sesuatu yang baik karena Ny. S
mempunyai keinginan untuk bisa menangani penyakitnya 1. Kemungkinan masalah dapat
diubah - Hanya sebagian 1à1/2x2=1 Keluarga berharap petugas kesehatan mau membantu
untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami oleh Ny. S 1. Potensi masalah untuk
dicegah - Cukup 2à2/3x1= 2/3 Dapat dicegah jika keluarga mampu memberikan perawatan
dengan benar kepada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. 1. Menonjolnya
masalah. - Masalah tidak perlu segera ditangani 0à0/2x1=0 Keluarga mengatakan jika tidak
ada dampak yang ditimbulkan dari masalah kesehatan yang dialami oleh Ny. S saat ini. Total
2 1. Daftardiagnosaberdasarkanprioritas No. Dx TANGGAL MUNCUL DIAGNOSA
KEPERAWATAN 1. 10 Maret 2015 1. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik b.d
kurangnya kepatuhan terhadap terapi 1. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri
1. RENCANA INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Dx Keperawatan
Tujuan Umum TujuanKusus Kriteria Evaluasi Intervensi Kriteria Standar Domain 1 Promosi
Kessehatan Kelas 2 Manajemen Kesehatan - Ketidak-efektifan manajemen regimen terapetik
(00080) - Kesiapan meningkat-kan manajemen kesehatan diri (00162) Keluarga memiliki
manaje-men keseha-tan yang adaptif Setelah dilakukan kunjungan rumah sebanyak 2 x 45 menit
keluarga mampu mengenal tentang: - Penyakit hipertensi (pengertian, penyebab, tanda gejala,
pencegahan, komplikasi) - Diet hipertensi - Penyakit yang sedang dialami anggota keluarga
Kognitif Kognitif Afektif 1. Keluarga mampu mengenal Level 1 Domain IV Pengetahuan
kesehatan dan perilaku Level 2 Kelas S: Pengetahuan kesehatan Level 3 Outcomes: -
Pengetahuan proses penyakit (1803): keluarga dapat menjelaskan tentang pengertian,
penyebab, tanda gejala, efek penyakit terhadap dirinya maupun keluarga dan pencegahan
terhadap komplikasi dari hipertensi - Pengetahuan regimen pengobatan (1813): keluarga
mampu menjelaskan proses penyakit hipertensi secara spesifik, keluarga mampu menjelaskan
tentang regimen pengobatan dan menjelaskan tentang diet hipertensi. 1. Keluarga mampu
mengenal Level 1 Domain 3: Perilaku Level 2 Kelas S: Edukasi klien Level 3 Intervensi: 1.
Pengajaran proses penyakit yang dialami (5602): - Nilai tingkat pengetahuan klienyang
berhubungan dengan proses penyakit nya - Jelaskan pengertian,etiologi, tanda-tanda umum
dan gejala penyakit, yang sesuai - Jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana kaitannya
dengan anatomi dan fisiologi, serta kemungkinan komplikasi kronis, yang sesuai -
Diskusikan dengan klien apa yang telah dilakukan untuk mengelola gejala penyakit yang
dialami - Identifikasi perubahan kondisi fisik klien - Diskusikan terapi / pilihan pengobatan
- Diskusikan mengenai dampak akibat ketidakpatuhan dalam pengobatan - Jelaskan alasan
proses manajemen terapi / pengobatan yang direkomendasi kan - Motivasi klien untuk
mengeksplorasi pilihan / mendapatkan pendapat kedua, yang sesuai atau yang diindikasikan -
Jelaskan kepada klien langkah-langkah untuk mencegah agar klien tidak jatuh kedalam kondisi
yang lebih parah / efek samping dari pengobatan untuk penyakit ini - Anjurkan klien jika ada
tanda dan gejala yang lebih parah untuk melaporkan kepada penyedia layanan kesehatan Level
1 Domain 6: Sistem Kesehatan Level 2 Kelas b: Managemen Informasi Level 3 Intervensi: 1.
Prescribing: Pengobatan Non Farmakologi (8086): - Tentukan tanda-tanda dan gejala masalah
kesehatan saat ini - Kaji riwayat pengobatan masa lalu, obat-obatan, alergi, dan tes diagnostik
masa lalu yang berkaitan dengan kondisi saat ini - Kaji perawatan terapi saat ini untuk masalah
kesehatan yang dihadapi, termasuk alasan untuk menghentikan pengobatan - Identifikasi
perawatan nonfarmakologis (misalnya, olahraga, diet, terapi fisik, terapi okupasi, panas dan
pengobatan dingin) yang diindikasikan untuk masalah kesehatan saat ini - Berikan klien dan
anggota keluarga alasan untuk pengobatan yang di anjurkan, hasil yang diharapkan, dan durasi
pengobatan - Diskusikan yang berhubungan dengan diagnosis dan pengobatan dan
memberikan alternatif untuk pengobatan - Pantau efek samping dari pengobatan - Pastikan
untuk menindaklanjuti untuk menilai respon terhadap pengobatan - Jaga pengetahuan tentang
perawatan yang biasa digunakan dalam praktek, termasuk pemikiran, alternatif, standar
perawatan, praktik berbasis bukti, efek samping, pemantauan, dan peraturan negara atau isu-isu
kebijakan Setelah dilakukan kunjungan rumah sebanyak 2 x 45 menit keluarga dapat mengambil
keputusan untuk mengatasi manajemen kesehatan didalam keluarganya Kognitif dan Afektif 1.
Keluarga mampu memutuskan Level 1 Domain IV: Pengetahuan kesehatan dan perilaku Level 2
Kelas Q: Perilaku kesehatan Level 3 Outcomes: - 1606 Berpartisipasi dalam memutuskan
perawatan kesehatan : keluarga dapat mengambil keputusan dan menentukan pilihan untuk
menangani masalah kesehatan yang ada di dalam keluarga Level 2 Kelas R: Keyakinan
kesehatan Level 3 Outcomes: - 1700 Keyakinan kesehatan : keluarga dapat merasakan
pentingnya penanganan kesehatan 1. Keluarga mampu memutuskan Level 1 Domain 3:
Perilaku Level 2 Kelas O: Terapi Perilaku Level 3 Intervensi: 1. Commendation (4364): -
Bantu individu untuk mewujudkan kekuatan pribadi, potensi, dan kemampuan mereka - Bina
hubungan kolaboratif dengan individu atau keluarga - Berikan umpan balik positif untuk
mendorong dan mempertahankan perilaku yang baru - Perkuat perilaku keluarga untuk
meningkatkan kemungkinan hasil yang akan dipertahankan - Fasilitasi dan motivasi untuk
melanjutkan perubahan perilaku agar ditingkatkan untuk mencapai tujuan utama - Terapkan
strategi untuk memperkuat pembelajaran - Berikan pujian kepada keluarga dan individu atas
apa yang sudah dilakukan Level 2 Kelas R: Bantuan Koping Level 3 Intervensi: 1.
Membangun harapan (5310): - Bantu klien / keluarga untuk mengidentifikasi area harapan
dalam hidup - Tunjukkan harapan kepada klien dengan mengenali penyakitnya - Libatkan
klien secara aktif dalam perawatan mandiri - Kembangkan rencana perawatan yang melibatkan
tingkat pencapaian tujuan, bergerak dari yang sederhana dengan tujuan yang lebih kompleks
- Bina hubungan terapeutik dengan orang lain - Ajarkan keluarga tentang aspek-aspek positif
dari harapan (misalnya, mengembangkan tema percakapan bermakna yang mencerminkan
kasih sayang dan kebutuhan klien) - Berikan klien kesempatan / keluarga untuk terlibat
dengan kelompok pendukung Level 1 Domain 6: Sistem Kesehatan Level 2 Kelas Y: Mediasi
Sistem Kesehatan Level 3 Intervensi: 1. Dukungan membuat keputusan (5250) - Bantu
keluara untuk menentukan apakah ada perbedaan antara pandangan keluarga mengenai
masalah kesehatan yang dihadapi dengan pandangan dari petugas k esehatan - Informasikan
kepada keluarga tentang pandangan alternative atau solusi secara jelas yang dapat mendukung
- Bantu klien mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif - Hormati
hak klien untuk menerima atau tidak menerima informasi - Berikan informasi yang diminta
oleh keluarga mengenai terapi alternatif yang dilakukan - Berikan pengetahuan yang
diperlukan untuk keluarga yang akan membantu mereka untuk membuat keputusan tentang
perawatan klien - Dorong pengambilan keputusan keluarga dalam perencanaan perawatan
jangka panjang klien - Akui pemahaman keputusan keluarga tentang perawatan klien -
Bantu keluarga untuk memperoleh pengetahuan yang diperlukan, keterampilan dan peralatan
untuk mempertahankan keputusan mereka tentang perawatan klien Level 1 Domain 3: Perilaku
Level 2 Kelas S: Edukasi klien Level 3 Intervensi: 1. Pengajaran proses penyakit yang dialami
(5602): - Berikan informasi tentang langkah-langkah diagnostik yang tersedia, yang sesuai
- Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di
masa depan dan / atau mengontrol proses penyakit Setelah dilakukan kunjungan rumah
sebanyak 2 x 45 menit keluarga dapat menunjukkan perilaku yang adaptif dalam merawat
anggota keluarga Afektif dan psikomotor 1. Keluarga mampu merawat Level 1 Domain I:
Kesehatan fungsional Level 2 Kelas D: Perawatan diri Level 3 Outcomes: - 0303 Perawatan
diri: Makanan: keluarga mampu menjaga makanan yang dimakan, keluarga dapat
memodifikasi makanan yang sesuai dengan diet hipertensi Level 1 Domain IV: Pengetahuan
Kesehatan dan perilaku Level 2 Kelas Q: Perilaku Kesehatan Level 3 Outcomes: - 1601
Perilaku yang sesuai: keluarga dapat menerima masalah yang dihadapi, mendiskusikan
regimen pengobatan dengan tenaga kesehatan,mmelaporkan perubahan gejala yang dialami,
memonitor efek dari pengobatan, modifikasi regimen pengobatan dengan tenaga kesehatan
professional Level 1 Domain VI: Kesehatan Keluarga Level 2 Kelas W: Penampilan Caregiver
Level 3 Outcomes: - 2204 Hubungan Caregiver dengan Klien: dapat terjalin komunikasi yang
efektif, keluarga dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk menyelesaikan masalah
yang dialami Level 2 Kelas X: Keluarga Sejahtera Level 3 Outcomes: - 2609 Dukungan
Keluarga Selama Perawatan: keluarga dapat berpartisipasi dalam membantu klien untuk
menangani masalah kesehatan yang dihadapi, keluarga meminta informasi tentang kondisi
klien, keluarga dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan untuk menetukan perawatan
selanjutnya. 1. Keluarga mampu merawat Level 1 Domain 1: Fisiologi dasar Level 2 Kelas D:
Dukungan nutrisi Level 3 Intervensi: 1. Konseling gizi (5246) - Berikan informasi tentang
modifikasi diet sesuai dengan kebutuhan: berat badan, pembatasan natrium, penurunan
kolesterol, pembatasan cairan, dan sebagainya. - Berikan posting materi panduan makanan
untuk dirumah klien (yaitu, panduan piramida makanan) - Diskusikan tentang pilihan dan
persepsi klien mengenai diet yang dianjurkan - Tentukan sikap dan keyakinan keluarga yang
signifikan tentang makanan, makan, dan perubahan nutrisi klien dibutuhkan - Evaluasi
kemajuan tujuan modifikasi diet secara berkala - Bantu klien dalam menyatakan perasaan dan
kekhawatiran tentang pencapaian tujuan yang telah disepakati 1. Managemen nutrisi (1100)
- Ajarkan klien tentang kebutuhan nutrisi (yaitu, membahas pedoman diet dan piramida
makanan) - Atur pola makan, yang diperlukan (yaitu, menyediakan makanan berprotein
tinggi, menyarankan menggunakan bumbu dan rempah-rempah sebagai alternatif untuk
pengganti garam atau garam yang rendah natrium) - Ajarkan klien tentang kebutuhan diet dan
modifikasi diet yang diperlukan sesuai dengan keadaan penyakitnya Level 2 Kelas A: Aktifitas
dan Managemen Latihan Level 3 Intervensi: 1. Promosi Latihan (0200): - Informasikan
keluarga tentang manfaat kesehatan dan efek fisiologis dari latihan fisik yang dilakukan -
Ajarkan keluarga tentang latihan fisik yang sesuai dengan umur dan penyakit yang dialami -
Ajarkan keluarga tentang teknik untuk menghindari cedera saat melakukan latihan fisik -
Diskusikan dengan keluarga tentang frekuensi, durasi dan intensitas program latihan yang
diinginkan - Motivasi klien untuk memulai atau melanjutkan latihan - Bantu keluarga untuk
menjadwalkan periode reguler untuk program latihan ke dalam perencanaan rutinitas mingguan
- Lakukan latihan dengan klien dan kolaborasi dengan anggota keluarga dalam perencanaan,
pengajaran yang memantau rencana latihan guna mempertahankan program latihan - Bantu
klien untuk mempersiapkan dan mempertahankan kemajuan grafik/bagan untuk memotivasi
kepatuhan dengan program latihan yang akan dilakukan Level 1 Domain 2: Fisiologi komplek
Level 2 Kelas H: Managemen Obat Level 3 Intervensi: 1. Managemen Pengobatan (2380) -
Tentukan kemampuan klien untuk mengobati dirinya sendiri - Pantau klien terhadap efek terapi
obat, tanda dan gejala toxycity obat dan efek samping obat - Pantau interaksi obat non terapi
- Pantau respon klien terhadap perubahan dalam rejimen pengobatan - Tentukan pengetahuan
klien tentang obat-obatan - Monitor kepatuhan klien terhadap regimen pengobatan yang
dilakukan - Kembangkan strategi dengan klien untuk meningkatkan kepatuhan terhadap
regimen obat yang telah diresepkan - Ajarkan klien dan / atau anggota keluarga tentang
metode pemberian obat - Bantu klien dan anggota keluarga untuk menyesuaikan gaya hidup
yang diperlukan berhubungan dengan obat-obatan yang dikonsumsi - Anjurkan klien kapan
harus mencari bantuan medis Level 1 Domain 5: Keluarga Level 2 Kelas X: Lifespan Care Level
3 Intervensi: 1. Dukungan Keluarga (7140): - Nilai reaksi emosional keluarga dengan kondisi
klien - Fasilitasi komunikasi keprihatinan / perasaan antara klien dan keluarga atau antara
anggota keluarga - Bina hubungan saling percaya dengan keluarga - Terima nilai keluarga
dengan cara tidak menghakimi - Jawab semua pertanyaan anggota keluarga atau membantu
mereka untuk mendapatkan jawaban - Identifikasi kesesuaian antara harapan klien, keluarga
dan harapan tenaga kesehatan profesional - Berikan umpan balik bagi keluarga tentang cara
mereka mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi - Ajarkan rencana medis dan
keperawatan perawatan untuk keluarga Setelah dilakukan kunjungan rumah sebanyak 1 x 45
menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang dapat membantu meningkatkan
manajemen kesehatan keluarga untuk beradaptasi merawat anggota keluarga yang sakit Afektf
dan Psiko-motor 1. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan Level 1 Domain IV:
Pengetahuan Kesehatan dan Perilaku Level 2 Kelas T: Kontrol Resiko dan Keamanan Level 3
Outcomes: - 1902 Pengendalian Faktor Resiko: dapat mengidentifikasi faktor resiko,monitor
lingkungan dari faktor resiko, mengenali perubahan status kesehatan Level 1 Domain V:
Kesehatan yang Dirasakan Level 2 Kelas U: Kesehatan dan Kualitas Hidup Level 3 Intervensi:
- 2013 Keseimbangan Gaya Hidup: mengenali kebutuhan untuk keseimbangan gaya hidup,
mencari informasi tentang strategi keseimbangan dalam aktifitas, strategi untuk mengurangi
stress 1. Keluarrga Mampu Memodifikasi Lingkungan Level 1 Domain 3: Perilaku Level 2
Kelas T: Meningkatkan Kenyaman Psikologi Level 3: Intervensi: 1. Distraksi (5900): -
Motivasi keluarga dan klien untuk memilih teknik distraksi yang diinginkan (misalnya, musik,
humor atau latihan napas dalam) - Motivasi agar keluarga dapat berbartisipasi memberikan
pengajaran dan pemantauan terhadap teknik distraksi yang ingin dilakukan - Sarankan
kepada keluarga agar klien dapat konsisten terhadap teknik distraksi yang dipilih -
Identifikasi dengan pasien daftar kegiatan yang menyenangkan (misalnya, olahraga, pergi
untuk jalan-jalan, mandi gelembung, berbicara dengan teman-teman atau keluarga) Level 1
Domain 4: Kenyamanan Level 2 Kelas V: Managemen Resiko Level 3 Intervensi: 1. Monitor
Vital Sign (6680) - Pantau tekanan darah, denyut nadi dan status pernafasan - Monitor
tekanan darah setelah pasien mengkonsumsl obat - Identifikasi kemungkinan penyebab
perubahan tanda-tanda vital 1. Managemen Lingkungan: Kenyamanan (6486): -
Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, berdasarkan tingkat fungsi fisik dan kognitif -
Identifikasi bahaya keamanan di lingkungan (misalnya, fisik, biologi, dan kimia) -
Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan risiko - Pantau lingkungan untuk
perubahan status keamanan Setelah dilakukan kunjungan keluarga sebanyak 2 x 45 menit
keluarga dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk membantu meningkatkan
manajemen kesehatan keluarga dalam merawat anggota keluarganya Afektif dan psikomotor 1.
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan Level 1 Domain V Kesehatan
yang Dirasakan Level 2 Kelas EE: Kepuasan Dalam Merawat Level 3 Outcomes: - 3000
Kepuasan Klien: Akses Menuju Sumber Pelayanan: adanya tenaga kesehatan (perawat),
keluarga dapat berkoordinasi dengan tenaga kesehatan 1. Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan Level 1 Domain 6: Sistem Kesehatan Level 2 Kelas b: Managemen
Informasi Level 3 Intervensi: 1. Rujukan (8100): - Lakukan pemantauan untuk menentukan
kebutuhan akan rujukan - Identifikasi perawatan yang dibutuhkan - Tentukan apakah
perawatan suportif yang tepat tersedia di rumah atau komunitas - Evaluasi kekuatan dan
kelemahan yang signifikan dari keluarga atau orang lain untuk tanggung jawab perawatan klien
- Evaluasi aksesibilitas kebutuhan lingkungan bagi pasien di rumah atau komunitas - Berikan
pasien atau anggota keluarga dengan salinan informasi rujukan, yang sesuai - Diskusikan
rencana perawatan klien dengan dokter berikutnya 1. CATATAN PERKEMBANGANf No
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Tanggal/TT 1 1,2 TUK 1: Keluarga mampu
mengenal 1. Membina hubungan terapeutik dan hubungan saling percaya dengan keluarga
2. Menilai tingkat pengetahuan klien berhubungan dengan proses penyakitnya 3. Menentukan
kebiasaan asupan makanan yang dimakan oleh klien 4. Mengidentifikasi perilaku makan yang
menjadi perubahan status gizi dan faktor yang dapat memperberat penyakit klien 5. Menilai
keyakinan individu tentang kesehatan latihan fisik 6. Mengeksplorasi pengalaman latihan
sebelumnya 7. Mendengarkan kekhawatiran keluarga dan perasaannya tentang penyakit yang
dialami oleh klien 8. Menjawab semua pertanyaan anggota keluarga atau membantu mereka
untuk bisa mendapatkan jawaban S: Keluarga mengatakan kurang memahami tentang penyakit
yang dialami oleh Ny. S, keluarga jarang memperhatikan asupan makanan yang dimakanoleh
Ny. S, Ny. S masih belum bisa berhenti untuk minum kopi, klien menganggap latihan fisik itu
baik untuk kesehatan, sebelumnya klien pernah mengikuti senam aerobik tapi setelah beberapa
tahun ini klien sudah tidak pernah senam lagi, keluarga terutama suami Ny.S terkadang merasa
khawatir dengan penyakit yang dialami oleh Ny. S O: Ny. S Keadaan Umum: baik,
Kesadaran: Composmentis, TD: 180/90 mmHg, N: 88 x/menit, RR: 20 x/menit Keluarga Tn. AK
sangat welcome dengan kedatangan petugas dirumahnya, keluarga tampak kooperatif ketika
diajak berdiskusi A: Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan 12 Maret 2015 2 1,2 TUK
1 Keluarga mampu mengenal 1. Menjelaskan tentang pengertian, etiologi, tanda-tanda umum
dan gejala penyakit hipertensi 2. Menjelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana
kaitannya dengan anatomi dan fisiologi, serta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi 3.
Menjelaskan alasan proses manajemen terapi/ pengobatan yang direkomendasikan 4.
Menjelaskan kepada klien langkah-langkah untuk mencegah agar klien tidak jatuh kedalam
kondisi yang lebih parah / efek samping dari pengobatan untuk penyakit ini 5.
Mengidentifikasi kesesuaian antara klien, keluarga dan harapan tenaga kesehatan yang
profesional 6. Mendiskusikan dengan klien apa yang telah dilakukan untuk mengelola gejala
penyakit yang dialami 7. Mendiskusikan mengenai dampak akibat ketidakpatuhan dalam
pengobatan 8. Menerima nilai keluarga dengan cara tidak menghakimi 9. Memberikan
informasi tentang kebutuhan kesehatan bagi modifikasi diet: berat badan, pembatasan natrium,
dan sebagainya S: Keluarga mengatakan mengerti tentang apa itu hipertensi, penyebabnya,
tanda dan gejala, klien juga memahami kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi pada
penderita hipertensi dan pencegahan yang dapat dilakukan agar klien tidak jatuh kedalam kondisi
yang lebih parah, klien mulai memahami proses manajemen therapi untuk hipertensi, keluarga
sangat berharap tenaga kesehatan dapat membantu menyelesaikan masalah kesehatan Ny. S,
klien mau untuk melanjutkan minum obat hipertensi yang masih tersisa dirumahnya (Nifedipine
2 x 1/2 tab) O: Keluarga tampak antusias ketika mendengarkan apa yang dijelaskan oleh petugas
dan Ny. S juga mengajak tetangganya untuk mendengarkan apa yang petugas sampaikan,
keluarga juga mampu untuk menjelaskan ulang penyebab dan gejala hipertensi A: Masalah
teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi 14 Maret 2015 3 1,2 TUK 2: Keluarga mampu
memutuskan 1. Memberikan informasi tentang langkah-langkah diagnostik yang tersedia 2.
Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi
dimasa depan dan atau mengontrol proses penyakitnya 3. Mengajarkan rencana medis dan
keperawatan kepada keluarga untuk membantu klien dalam mengatasi penyakitnya 4.
Membantu keluarga untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan peralatan yang
diperlukan keluarga, yang dapat membantu mereka untuk membuat keputusan dan
mempertahankan keputusan mereka tentang perawatan klien 5. Mendiskusikanpengetahuan
dan persepsi klien tentang modifikasi diet yang yang dibutuhkan/ diet yang dianjurkan 6.
Melakukan pemeriksaan kadar gula darah dan uric acid 7. Mendiskusikan tentang nilai normal
asam urat dan gula darah bersama keluarga Tn. AK S: Keluarga memahami dan mengerti
tentang diet yang dapat diberikan kepada penderita hipertensi, Ny. S mau mencoba untuk pilihan
menu yang ada di leaflet. O: Ny. S TD: 180/90 mmHg N : 100 x/menit
RR: 20 x/menit GDS : 111 mg/dl Uric Acid : 7,1 mg/dl Tn. AK
TD: 130/90 mmHg N : 88 x/menit RR: 20 x/menit
GDS : 119 mg/dl Uric Acid : 6, 3 mg/dl An.I TD: 120/80 mmHg
N : 80 x/menit RR: 20 x/menit A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi
dilanjutkan 16 Maret 2015 4 1,2 TUK 2: Keluarga mampu memutuskan 1. Membantu keluarga
untuk menentukan apakah ada perbedaan antara pandangan keluarga mengenai masalah
kesehatan yang dihadapi dengan pandangan dari petugas kesehatan 2. Menginformasikan
kepada keluarga tentang pandangan alternatif atau solusi secara jelas yang dapat mendukung
untuk penyakit hipertensi 3. Membantu klien mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari
masing-masing alternatif yang telah disampaikan 4. Memberikan informasi yang diminta oleh
keluarga mengenai terapi alternatif yang dapat dilakukan untuk penyakit hipertensi 5.
Mendiskusikan terapi atau pilihan pengobatan untuk Ny. S 6. Menghormati hak klien untuk
menerima ataupun menolak informasi yang disampaikan S: Keluarga Ny. S memilih
alternative pengobatan untuk hipertensi dengan menggunakan mentimun, klien juga masih tetap
melanjutkan minum obat hipertensinya O: Keluarga tampak antusias ketika mendengarkan apa
yang dijelaskan oleh petugas - Keadaan umum baik - Kesadaran: composmentis -
TD : 180/100 mmHg - N : 88 x/menit - RR : 20 x/menit A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi 19 Maret 2015 5 1,2 TUK 3: Keluarga mampu merawat 1. Melakukan
pantauan atas terapi alternative yang dilakukan oleh Ny. S 2. Memberikan posting materi
panduan makanan untuk di rumah klien (yaitu panduan piramida makanan) 3. Menentukan
sikap dan keyakinan keluarga yang signifikan dalam menentukan makanan dan perubahan
nutrisi yang dibutuhkan oleh klien 4. Membantu keluarga dalam menyatakan perasaan dan
kekhawatirannya tentang pencapaian tujuan yang telah disepakati 5. Mendiskusikan dengan
keluarga tentang alternative lain yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah
(senam hipertensi) 6. Menjelaskan kepada keluarga tentang kondisi yang bagaimana untuk
segera membawa klien ke fasilitas layanan kesehatan 7. Menghormati dan memberi dukungan
yang adaptif dalam mengatasi mekanisme yang digunakan oleh keluarga 8. Mendelegasikan
intervensi kepada keluarga agar program yang disepakati dapat tetap berjalan S: Klien
mengatakan akan berusaha agar tujuan untuk mengatasi masalah kesehatannya dapat tercapai,
klien mengatakan akan menempelkan piramida makanan yang diberikan di dapur agar klien
dapat dengan mudah melihatnya ketika akan memasak ataupun makan, Ny. S juga menyetujui
alternatif lain untuk menurunkan tekanan darahnya (Senam Hipertensi), keluarga mengerti kapan
harus membawa klien ke fasilitas layanan kesehatan, klien mengatakan sudah mulai mengurangi
konsumsi kopi menjadi 1 gelas sehari O: - Klien tampak senang - Klien tampak menempelkan
piramida makanan di dapurnya - K/U : baik - Kesadaran: composmentis - Ny. S =TD:
180/90 mmHg N: 80 x/menit RR: 20 x/menit A: Masalah teratasi sebagian I:
Intervensi dilanjutkan 21 Maret 2015 6 1,2 TUK 3: Keluarga mampu merawat 1. Mendorong
pengambilan keputusan keluarga dalam perencanaan perawatan Ny.S jangka panjang 2.
Menginformasikan keluarga tentang manfaat kesehatan dan efek fisiologis dari latihan fisik
yang dilakukan 3. Mengajarkan keluarga tentang latihan fisik yang sesuai dengan umur dan
penyakit yang dialami oleh Ny. S 4. Mengajarkan keluarga tentang teknik untuk menghindari
cedera saat melakukan latihan fisik 5. Mendiskusikan dengan keluarga tentang frekuensi,
durasi dan intensitas program latihan yang diinginkan 6. Memotivasi klien untuk memulai
atau melanjutkan latihan 7. Membantu keluarga untuk menjadwalkan periode reguler untuk
program latihan Ny. S ke dalam perencanaan rutinitas mingguan 8. Melakukan latihan
dengan klien dan kolaborasi dengan anggota keluarga dalam perencanaan, pengajaran yang
memantau rencana latihan guna mempertahankan program latihan 9. Membantu klien untuk
mempersiapkan dan mempertahankan kemajuan grafik/bagan untuk memotivasi kepatuhan
dengan program latihan yang akan dilakukan S: Klien mengatakan menyukai latihan fisik
yang diajarkan karena latihannya jauh lebih santai dan gerakannya ringan, keluarga menyepakati
membuat jadwal senam hipertensi bagi Ny. S yaitu tiga kali dalam 1 minggu (senin, rabu dan
jum’at) dan anggota keluarga rutin mengikuti senam setiap hari minggu di wilayah RW 10 O: -
Klien tampak rileks - Klien nampak menempelkan prosedur senam hipertensi di tembok lantai
2 rumahnya - K/U : baik - Kesadaran: composmentis - Ny. S =TD: 170/90 mmHg
N: 80 x/menit RR: 20 x/menit A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi
dilanjutkan 23 Maret 2015 7 1,2 TUK 4: Keluarga mampu memodifikasi lingkungan 1.
Memantau lingkungan keluarga untuk perubahan status keamanan 2. Momodifikasi lingkungan
untuk meminimalkan bahaya dan resiko 3. Membantu keluarga untuk meningkatkan kenyaman
psikologis misalnya dengan tehnik distraksi 4. Memotivasi keluarga untuk memilih teknik
distraksi (misalnya: musik, humor atau latihan nafas dalam) 5. Memotivasi agar keluarga
dapat berpartisipasi memberikan pengajaran dan pemantauan terhadap tehnik distraksi yang
ingin dilakukan 6. Mengajarkan individu teknik pernapasan yang tepat untuk memaksimalkan
penyerapan O2 selama latihan fisik (relaksasi nafas dalam) 7. Memantau vital sign S:
Keluarga memilih tehnik distraksi nafas dalam, dan tehnik ini dapat diberikan kepada penderita
hipertensi, Ny. S mau mencoba untuk pilihan tehnik distraksi ini dan Ny. S merasa lebih mudah
untuk mempraktekkan tehnik distraksi ini karena bisa dilakukan dimana saja. O: Ny. S tampak
memperagakan tehnik relaksasi nafas dalam dan dilakukan sebanyak 10 kali dalam waktu 15
menit Ny. S TD: 160/90 mmHg N : 80 x/menit RR: 20
x/menit Tn. AK TD: 130/90 mmHg N : 88 x/menit RR: 20
x/menit An.I TD: 110/80 mmHg N : 80 x/menit RR: 20
x/menit A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan 26 Maret 2015 8 TUK 5:
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan 1. Mengidentifikasi perubahan
kondisi klien 2. Membantu klien untuk mengembangkan program latihan yang tepat untuk
memenuhi kebutuhannya 3. Memberikan umpan balik bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada dikeluarganya 4. Memotivasi klien untuk mengeksplorasi pilihan/
mendapatkan pendapat kedua yang sesuai dan yang diindikasikan 5. Menganjurkan klien
untuk selalu kontrol ke puskesmas terdekat 6. Memberikan pujian bagi klien dan keluarga atas
upaya yang dilakukan oleh klien dan keluarga untuk mencapai tujuannya S: Keluarga
mengatakan bahwa Ny. S belum sempat kontrol ke puskesmas karena masih sibuk mengurus
cucunya yang baru lahir O: - K/U : baik - Klien tampak mencoba teknik relaksasi nafas dalam
yang diajarkan - Ny. S =TD: 160/90 mmHg N: 80 x/menit RR: 20
x/menit A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan 28 Maret 2015 9 1,2 TUK 5:
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan 1. Motivasi keluarga dalam
mengoptimalkan tugas keluarga sebagai pemberi perawatan bagi anggota keluarga yang sakit
2. Memantau kepatuhan dan respon klien dalam melaksakan program yang telah disepakati 3.
Mengevaluasi kemajuan diet dan therapi yang dijalankan oleh klien 4. Menganjurkan kepada
klien ataupun keluarga jika ada tanda dan gejala yang lebih parah agar segera membawa ke
fasilitas layanan kesehatan 5. Mendiskusikan dengan keluarga tentang rencana kontrol untuk
Ny. S 6. Motivasi klien untuk menyempatkan waktunya agar kontrol ke fasilitas layanan
kesehatan S: Keluarga mengatakan bahwa Ny. S akan kontrol ke puskesmas insha allah besok
pagi, keluarga juga mengatakan walaupun belum sempat ke puskesmas tapi Ny. S tetap
menjalankan diet dan terapi alternatif yang sudah diajarkan O: - Keadaan umum: Baik -
Kesadaran: Composmentis - Ny. S =TD: 160/90 mmHg N: 80 x/menit
RR: 20 x/menit A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan 30 Maret 2015 1.
EVALUASI AKHIR/TERMINASI KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA Kesimpulan
1. Menerima petugas puskesmas 2. Menerima yankes sesuai rencana 3.
Menyatakan maslaah kesehatan secara benar 4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran 6. Melaksanakan tindakan
pencegahan secara aktif 7. Melaksanakan tind
simpulan 1. Menerima petugas puskesmas 2. Menerima yankes sesuai rencana
3. Menyatakan maslaah kesehatan secara benar 4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran 6. Melaksanakan tindakan
pencegahan secara aktif 7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif Kemandirian I :
Jika memenuhi kriteria 1&2 Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d 5 Kemandirian III :
jika memenuhi kriteria 1 s.d 6 Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7