Catatan Dm Forensik

11
[CATATAN DOKTER MUDA FORENSIK] April 20, 2013 Daftar Isi 1 Pengantar Teknik Pemeriksaan Jenazah..................... 2 FKIK UNWAR ANGKATAN 2009 |IB Suryadi Putra Dwipayana [0970121023] 1

description

Forensik

Transcript of Catatan Dm Forensik

[CATATAN Dokter muda forensik]

[CATATAN Dokter muda forensik]April 20, 2013

Daftar Isi1 Pengantar Teknik Pemeriksaan Jenazah

2

1. Pengantar Teknik Pemeriksaan Jenazah

dr. Dudut Rustyadi, SpF ; dr. Kunthi Yulianti, SpF

Pemeriksaan Jenazah meliputi:

1. Pemeriksaan luar (PL)

2. Pemeriksaan dalam (otopsi)

3. Pemeriksaan penunjang (toksikologi, histopatologi, laboratorium lain)

Perhatikan Sebelum Pemeriksaan: SPV, Label, surat pernyataan

Ingat! Saat pemeriksaan jenazah harus telanjang, temuan objektif (bukan opini)

Pemeriksaan Luar, tujuan:

1. Identifikasi:

Label: dari kepolisian, lokasi temuan, bahan dan warna, tulisan terlampir

bungkus jenazah: jenis pembungkus/tutup jenazah, bahan, warna, corak/tuliasan

benda samping jenazah: sebatas brangkar/keranda, dalam kantong jenazah, patokan truncus, termasuk tempayak/belatung (warna, umur terbesar)

pakaian: jenis, bahan, warna, corak, merek, ukuran, robekan, pengotoran.

perhiasan: jenis, bahan, warna, lokasi temuan, motif (lepas dan simpan dalam kantong plastik serta beri label)

mata: terbuka/tertutup; selaput bening; teleng; tirai mata; selaput mata; selaput kelopak mata.

rambut

hidung dan telinga: bentuk, kelainan tertentu (tindik)

gigi-geligi: atas bawah 8 7 6 5 4 3 2 1 | 1 2 3 4 5 6 7 81: gigi seri pertama rahang atas samping kanan

3: gigi taring rang atas samping kiri

5: gigi geraham depan kedua rahang bawah samping kiri

8: gigi geraham belakang ketiga rahang bawah samping kanan antropometri: identifikasi umum (jenis kelamin, ras/kebangsaang, umur, warna kulit, status gizi, panjang badan, berat badan, zakar disunat.tidak)

jenis kelamin

lubang pelepasan

ciri khusus: tatto, cacat, jaringan parut/bekas luka/operasi, kelainan kongenital2. Jenis perlukaan Sistematika pemeriksaan: jenis perlukaan (memar, lecet, terbuka); lokasi regio anatomi & koordinat (absis, ordinat), gambaran luka, ukuran luka, sekitar luka.

Regio & koordinat: anggota gerak atas (siku/pergelangan tangan), anggota gerak bawah (lutut/tumit)

Gambaran luka

Luka terbuka: tepi luka rata/tidak rata; sudut luka tajam/tumpul; dasar luka; bentuk bila dirapatkan; arah luka

1) Contoh, luka terbuka pada pipi kiri, 8 cm dari GPD, 7 cm di bawah sudut mata bagian luar, tepi luka tidak rata, kedua sudut luka tumpul, dasar luka otot, bila dirapatkan membentuk garis lengkung dengan ukuran panjang 8 cm

2) Contoh luka tajam, luka terbuka tepat pada pergelangan tangan kiri bagian belakang, tepi luka rata, kedua sudut lancip, dasar luka otot, bila dirapatkan membentuk garis lurus dengan arah miring dari kiri bawah ke kanan atas, dengan panjang 6 cm.

3) Contoh diskripsi luka tembak, luka terbuka pada dahi samping kanan 2 cm dari garis pertengahan tubuh, 5 cm di bawah susut mata bagian luar, 152 cm di atas tumit, bentuk luka tidak teratur terdiri dari 5 sudut tumpul, tepi luka tidak rata tampak berwarna kehitaman, dasar luka beluk dapat ditentukan dari pemeriksaan luar, dengan ukuran 2,5 cm x 2 cm. Disekitar luka tidak terdapat jelaga dan tottoase.4) Contoh patah tulang terbuka, tampak patah tulang tungkai bawah kanan sepertiga bagian tengah.

5) Contoh tulang tertutup, teraba patah tulang lengan bawah kanan sepertiga bagian bawah, jaringan kulit disekitarnya terdapat memar berwarna kebiruan.

Memar: warna

Contoh, luka-luka memar pada paha kiri bagian depan, 20 cm di atas lutut dengan tepi luka warna kuning, meliputi daerah seluas 20 cm x 15 cm, ukuran terbesar 10 cm x 7 cm dan ukuran terkecil 5 cm x 1,5 cm.

Luka lecet:

Contoh luka jejas gantung, luka lecet tekan perabaan keras dan kaku seperti perkamen, warna merah kecoklatan, melingkari leher secara tidak penuh, dengan arah miring dari dari depan bawah ke belakang atas, sebagai berikuta) Pada bagian depan tepat pada GPD, 2 cm di atas jakun, lebar luka 1 cm

b) Pada samping kanan, 12 cm dari GPD, 10 cm di bawah lubang telinga, lebar luka 1 cm

c) Pada samping kiri 12 cm dari GPD, 9 cm di bawahn lubang telinga, lebar luka 1 cm

d) Pada leher bag. Belakang samping kanan luka menghilang pada 7 cm GPB tepat pada batas tumbuh rambut bag. Belakang, lebar luka 1 cm

e) Pada leher bag. Belakang samping kiri luka menghilang pada 8 cm GPB tepat pada batas tumbuh rambut bag. Belakang, lebar luka 1 cm

f) Panjang seluruh luka 29 cmContoh, luka lecet pada perut melintang terhadap GPD, 10 cm di bawah puting susu, ukuran 20 cm x 12 cm)3. Jenis kekerasan

4. Perkiraan waktu kematian dievaluasi dari perubahan postmortem Lebam mayat

Distribusi pada tubuh bagian paling bawah

Warna normal: merah kebiruan/keunguan. Bila lebih gelap (asfiksia), merah terang (keracunan CO,CN), coklat (methemoglobinemia).

Luas: meluas (asfiksia, jantung, stroke, narkoba), minim (perdarahan)

Hilang/tidak pada penekanan (tidak hilang ( (8-12 jam)

Kaku mayat ( menggerakan persendian

Masih lemas ( kurang dari 2 jam

Kaku tidak sempurna, mudah dilawan ( sudah meninggal 2-12 jam

Kaku sempurna, sukar dilawan ( sudah meninggal 12-24 jam

Kaku tidak sempurna ( tanda perut kanan bawah warna hijau, bau (> 24 jam)

Tanda pembusukan5. Perkiraan mekanisme kematian

6. Perkiraan penyebab kematian 7. Perkiraan cara kematian

Jenis Otopsi

1. Otopsi forensik: untuk kepentingan peradilan; dasar (KUHAP pasal 133,134); ijin keluarga tidak mutlak; instruksi KAPLORI (mati tidak wajar harus otopsi); hasilnya VER

Tujuan Otopsi Forensik: identifikasi; mencari sebab kematian pasti; mekanisme kematian; perkiraan saat kematian; mengenali benda bukti penyebab.

2. Otopsi Klinik: dasar hukum (PP no. 18 tahun 1961 tentang Otopsi Anatomik,Otopsi Klinik dan transplantasi organ; pelaksana (SpPA, SpF); prinsip pemeriksaan (otopsi lengkap); diperlukan ijin keluarga; hasil (laporan otopsi) apabila ditemukan tanda kekerasan/keracunan lapor polisi ( menjadi Otopsi Forensik

Ijin keluarga: pasangan nikah; anak; orang tua; saudara; tertinggi pemerintah (pada wabah/KLB)

Tujuan Otopsi Klinik: mencari sebab kematian pasti; diagnosis klinik = diagnosis postmortem?; efektifitas pengobatan; perjalanan penyakit.

3. Otopsi Anatomik

Kasus keracunan

Penekanan dinding dada, uap dari mulut dan hidung dihirup ( bau minyak (racun serangga), bau manis (alkohol)

Perhatikan sekat hidung ( serbuk putih, mimisan dan luka (narkotik)

Lengan ( luka suntik baru, needle tract, tatto (narkoba)

Busa dan darah dari hidung dan mulut

[pemeriksaan] usapan kapas lidi dari mukosa hidung, ambil darah vena 5 cc, pakai heparin/EDTA, lakukan Supra Pubic Puncture (SPP) ( ambil sebanyak mungkin, kalau perlu bilas dengan aquadest (utk strip tes), kalau perlu lakukan tes narkoba di tempat.

TanatologiArti kata: thanatos (yang berhubungan dengan kematian); logos (ilmu). Bagian dari ilmu Kedokteran Forensik yang mempelajari kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.

Istilah mati

1) Mati somatis (mati klinis): akibat terhentinya fungsi tiga sistem penunjang kehidupan (SSP, sitem kardiovaskuler & sistem pernapasan, yang menetap (irreversible)2) Mati suri (suspended animation, apparent death): terhentinya tigas sistem di atas yang ditentukan dengan alat kedokteran sederhana. Ditemukan pada kasus keracunan obat tidur, tersengat listrik dan tenggelam.3) Mati seluler (mati molekuler): kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis. Contoh: Susunan saraf pusat dalam waktu 4 menit

Otot masih dapat dirangsang listrik sampi 2 jam pasca mati; mati seluler setelah 4 jam.

Dilatasi pupil terjadi dengan pemberian adrenalin 0.1% / suntik sulfas atropin 1% ke dalam kamera okuli anterior pilokarpin 1% / fisostigmin 0.5% ( miosis hingga 20 jam pascamati.

Kulit masih dapat berkeringat > 8 jam dengan menyuntikkan subkutan pilokapin 2% atau asetilkolin 20%. Spermatoza masih bertahan hidup dalam beberapa hari di dalam epididimis.

Kornea masih dapat ditransplantasikan dan darah dapat dipakai untuk tranfusi sampai 6 jam pasca mati.

4) Mati serebral: kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversible kecuali batang otak dan serebelum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitu sistem pernapasan dan kardiovaskuler masih berfungsi dengan alat bantu.5) Mati otak (batang otak): terjadi kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang irreversibel, termasuk batang otak dan serebelum.Tanda Kematian Tidak Pasti

Tanda Kematian Pasti

1) Lebam mayat (livor mortis),

Lebam muncul 20-30 menit pasca mati, makin lama intensitas bertambah menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam. Sebelum menetap lebam dapat hilang (memucat) dengan penekanan dan dapat berpindah pada perubahan posisi mayat. Pucatnya lebam lebih cepat dan sempurna dalam 6 jam. Setalah 24 jam , darah masih cukup cair sehingga dapat membentuk lebam pada tempat yang baru. Menetapnya lebam mayat akibat bertimbunnanya sel-sel darah merah hingga sulit berpindah lagi, selain itu karena kekakuan otot dinding pembuluh darah. Eritrosit menempati tempat terbawah (gaya gravitasi), mengisi vena dan venula, membentuk bercak warna merah ungu (livide), kecuali pada bagian tubuh yang tertekan keras. Darah tetap cair karena aktivitas fibrinolisin dari endotel pembuluh darah. Kadang dijumpai bercak pendarahan warna biru kehitaman akibat pecahnya pembuluh darah

Dapat digunakan untuk mengetahu penyebab kematian, seperti:

Lebam mayat warna merah terang pada keracunan CO atau sianida (CN)

Lebam mayat warna kecoklatan pada keracunan anilin, nitrit, nitrat, sulfonal

Bedakan antara lebam mayat dan resapan darah akibat trauma (ekstravasasi), dengan cara mengiris pada daerah tersebut dan disiram air, maka warna merah darah pada resapan akan pudar.2) Kaku mayat (rigor mortis) [Definisi] Penggumpalan aktin dan miosin yang menyebabkan otot menjadi kaku, karena habisnya cadangan energi dari glikogen untuk merubah ADP menjadi ATP. [Pemeriksaan] dilakukan dengan pemeriksaan sendi, mulai terjadi setelah 2 jam mati klinis dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah dalam (sentripetal), menjadi lengkap setelah 12 jam dan menghilang dalam urutan yang sama. Teori lama menyebutkan kaku mayat terjadi craniokaudal.

Faktor-faktor mempercepat kekakuan,aktivitas fisik sebelum mati, suhu tubuh yang tinggi, bentuk tubuh kurus dengan otot-otot kecil, dan suhu lingkungan.

Macam kekakuan mayat

a. Cadeveric spasm: bentuk kekakuan otot yang terjadi saat kematian dan menetap dengan intensitas sangat kuat tanpa didahului relaksasi primer. Penyebabnya adalah akibat habisnya cadangan glikogen dan ATP yang bersifat setempat saat mati klinis karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum meninggal. Cadeveric spasm menunjukkan sikap terakhir masa hidupnya.b. Heat stiffeing: kekakuan otot akibat koagulasi protein otot oleh panas, menyebabkan serabut-serabut otot memendek sehingga terjadi fleksi leher, siku, paha, dan lutut membentuk sikap petinuju (pugilistic attitude). Sifat otot berwarna merah muda, kaku, tetapi rapuh (mudah robek). Keadaan ini dijumpai pada korban mati terbakar. Perubahan ini tidak menunjukan sikap korban sebelum mati, intravitalitas, penyebab atau cara kematian.c. Cold stiffening: kekakuan tubuh akibat lingkungan dingin, sehingga terjadi pembekuan cairan tubuh, termasuk cairan sendi, pemadatan jaringan lemak subkutan dan otot. Bila persendian ditekuk akan terdengan pemcehan es.3) Penurunan suhu tubuh (algor mortis) Terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu benda ke benda yang lebih dingin, melalui radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksi.4) Pembusukkan (decomposition, putrefaction) [definisi] Proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri

[pemeriksaan]

a. Larva lalat ditemukan setelah pembentukan gas, 36-48 jam pasca mati.b. Kulit ari terkelupas / membentuk gelembung berisi cairan kemerahan berbau busuk.

asd 5) Adiposera

[definisi] terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak atau berminyak, berbau tengik yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh pasca mati.

[struktur & proses pembentukan] terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh yang terbentuk oleh hidrolisis lemak dan mengalami hidrogenisasi sehingga terbentuk asam lemak jenuh pasca mati yang tercampur dengan sisa-sisa otot, jaringan ikat, jaringan saraf yang termumifikasi dan kristal-kristal sferis dengan gambaran radial.

[pemeriksaan]

Faktor-faktor pembentukan: kelembaban dan lemak tubuh yang cukup, sedangkan yang menghambat adalah air yang mengalir yang membuang elektrolit.

6) Mummifikasi

[definisi] 0

-FKIK UNWAR ANGKATAN 2009 |IB Suryadi Putra Dwipayana [0970121023]4